TESIS CLOUD COMPUTING IMPLEMENTATION USING ROADMAP FOR CLOUD COMPUTING ADOPTION MODEL (ROCCA) ON EDUCATIONAL INSTITUTION (SEMARANG UNIVERSITY)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TESIS CLOUD COMPUTING IMPLEMENTATION USING ROADMAP FOR CLOUD COMPUTING ADOPTION MODEL (ROCCA) ON EDUCATIONAL INSTITUTION (SEMARANG UNIVERSITY)"

Transkripsi

1 TESIS IMPLEMENTASI CLOUD COMPUTING MENGGUNAKAN MODEL ADOPSI ROADMAP FOR CLOUD COMPUTING ADOPTION (ROCCA) PADA INSTITUSI PENDIDIKAN (STUDI KASUS UNIVERSITAS SEMARANG) CLOUD COMPUTING IMPLEMENTATION USING ROADMAP FOR CLOUD COMPUTING ADOPTION MODEL (ROCCA) ON EDUCATIONAL INSTITUTION (SEMARANG UNIVERSITY) Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh derajat Master of Computer Science MOHAMMAD SANI SUPRAYOGI 09/292187/PPA/03059 PROGRAM STUDI S2 ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2014

2 HALAMAN PENGESAHAN i

3 PERNYATAAN ii

4 HALAMAN PERSEMBAHAN What is courage? This is courage... Buat kamu, yang selalu untukku...terima kasih : ) iii

5 KATA PENGANTAR Segala puji, syukur, hormat dan kemuliaan penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas anugrah, karunia dan berkat-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul: Implementasi Cloud Computing Menggunakan Model Adopsi Roadmap For Cloud Computing Adoption (ROCCA) Pada Institusi Pendidikan (Studi Kasus Universitas Semarang). Penyusunan tesis ini untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh derajat Master of Computer Science pada Program Studi Pasca Sarjana Ilmu Komputer, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada. Penulis menyadari bahwa pada tesis ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan sehingga diharapkan adanya kritikan dan saran yang membangun untuk penyempurnaan tesis ini dimasa yang akan datang. Penulis juga menyadari bahwa tesis ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil, sehingga pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada: 1. Kedua orang tuaku yang terkasih, papah Mohammad Adib, MM dan mamah Siti Kuniarsih, MM atas segala curahan kasih sayang yang tulus, perhatian serta doa yang tiada hentinya. 2. Adikku drh. Rosita Permatasari atas segala dukungan semangat selama studi S2 dan penyelesaian tesis ini. 3. Bapak Dr. Techn. Ahmad Ashari, M.Kom sebagai pembimbing Tesis sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan lancar. 4. Bapak Drs. Tri Kuntoro Priyambodo, M.Sc; Bapak Drs. Suprapto, M.Ikom; Bapak Drs. Widodo Prijodiprodjo, M.Sc., EE selaku penguji yang telah membantu penulis meningkatkan kemampuan. 5. Seluruh staf pengajar Program Studi Pasca Sarjana Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada yang yang telah memberikan bekal ilmu bagi penulis sehingga bermanfaat serta bernilai guna yang tinggi dalam penyempurnaan penulisan tesis ini. iv

6 6. Seluruh staf administrasi Program Studi Pasca Sarjana Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada terkhusus kepada bapak Sugeng dan ibu Rini yang dengan tulus ikhlas melayani keperluan penulis selama menjalani studi dan penulisan tesis ini. 7. Rekan-rekan pengajar di Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Semarang yang terus memberikan dukungan selama penulisan tesis. 8. Rekan-rekan seperjuangan MMI angkatan 2009, kenangan belajar kelompok setiap menjelang ujian dan refreshing bersama tak akan terlupakan bagi penulis. 9. Ayu Amalia, M.Si yang telah memberikan dukungan luar biasa selama ini. 10. Sahabat-sahabatku dimanapun kalian berada yang selalu memberi perhatian dan support selama penulis menjalani studi S2 dan dalam penyelesaian tesis ini. Akhirnya dengan penuh kesungguhan hati, penulis berharap agar Allah SWT senantiasa melimpahkan berkat-nya dan membalas semua budi baik yang telah diberikan kepada penulis. Yogyakarta, Januari 2014 Penulis, Mohammad Sani Suprayogi v

7 DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... i PERNYATAAN... ii HALAMAN PERSEMBAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... x INTISARI... xi ABSTRACT... xii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Keaslian Penelitian Metodologi Penelitian Sistematika Penulisan... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perbandingan Tinjauan Pustaka... 9 vi

8 BAB III LANDASAN TEORI Cloud Computing Roadmap for Cloud Computing Adoption (ROCCA) Aturan Perundangan Pemanfaatan TI di Pendidikan BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN Analisis terhadap Cloud Computing Analisis terhadap ROCCA Analisis Fase Analisis Analisis Fase Perancangan Analisis Fase Adopsi Analisis Fase Migrasi Analisis Fase Pengelolaan Cloud Computing untuk Institusi Pendidikan Perancangan Model Adopsi ROCCA Untuk Insitusi Pendidikan BAB V IMPLEMENTASI Tahap Analisis Pengumpulan Data Analisis SWOT Strategi Strength Opportunity Strategi Strength Threat Strategi Weakness Opportunity Strategi Weakness Threat Tahap Perancangan vii

9 5.2.1 Pemilihan Teknologi Cloud Perancangan Anggaran Perancangan Adopsi dan Migrasi Tahap Adopsi Pelaksanaan Rencana Adopsi Tahap Migrasi Tahap Pengelolaan BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Implementasi Cloud Computing Model Adopsi ROCCA BAB VII PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA viii

10 DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Manajemen Cloud Dengan VI Manager (Dukaric and Juric, 2013). 15 Gambar 3.2 Unified Taxonomy of IaaS Architectures (Dukaric and Juric, 2013) 15 Gambar 3.3 IaaS Architectural Framework (Dukaric and Juric, 2013) Gambar 3.4 Karakteristik Cloud Computing (Khajeh-Hosseini et al., 2010) Gambar 3.5 Fase Tahapan ROCCA (Shimba, 2010) Gambar 4.1 Model Adopsi ROCCA (Shimba, 2010) Gambar 4.2 Modifikasi Model Adopsi ROCCA Gambar 5.1 Skema Rancangan Private Cloud USM Gambar 5.2 Cluster Node Proxmox Gambar 5.3 Membuat Virtual Server Gambar 5.4 Remote SSH Virtual Server Gambar 6.1 Arsitektur Sebelumnya Pada Ruang Server Gambar 6.2 Arsitektur Cloud Pada Ruang Server Gambar 6.3 Dashboard Proxmox VE (Virtual Environment) Gambar 6.4 Live Migration Virtual Server ke Node Berbeda ix

11 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Perbandingan Tinjauan Pustaka Tabel 3.1 Model Cloud Computing (Mell and Grance, 2011) Tabel 3.2 Tantangan Adopsi Pada Tiap Fase ROCCA (Shimba, 2010) Tabel 4.1 Analisis Fase Analisis pada ROCCA Tabel 4.2 Analisis Fase Perancangan pada ROCCA Tabel 4.3 Analisis Fase Adopsi pada ROCCA Tabel 4.4 Analisis Fase Migrasi pada ROCCA Tabel 4.5 Analisis Fase Pengelolaan pada ROCCA Tabel 5.1 Daftar Layanan TI di Universitas Semarang Tabel 5.2 Matriks Analisis SWOT Implementasi Cloud Computing di USM Tabel 5.3 Model Layanan Cloud Computing (Hamzah, 2012) Tabel 5.4 Detail Aplikasi Pada Tahap Adopsi dan Migrasi Tabel 5.5 Rekomendasi Spesifikasi Server (Proxmox, 2013d) Tabel 5.6 Spesifikasi Server Cloud Universitas Semarang Tabel 6.1 Perbandingan Cloud Computing USM dengan Pihak Ketiga x

12 INTISARI IMPLEMENTASI CLOUD COMPUTING MENGGUNAKAN MODEL ADOPSI ROADMAP FOR CLOUD COMPUTING ADOPTION (ROCCA) PADA INSTITUSI PENDIDIKAN (STUDI KASUS UNIVERSITAS SEMARANG) Oleh : MOHAMMAD SANI SUPRAYOGI 09/292187/PPA/ Implementasi cloud computing pada sektor pendidikan masih belum banyak diteliti, padahal cloud computing merupakan sebuah pengembangan infrastruktur Teknologi Informasi yang dapat memberikan solusi atas keterbatasan kemampuan universitas swasta dalam menyediakan perangkat server yang akan terus bertambah. Penelitian ini meneliti model adopsi Roadmap for Cloud Computing Adoption (ROCCA) yang digunakan untuk implementasi cloud computing di Universitas Semarang (USM). Model adopsi ini dirasa perlu untuk diteliti karena sebelumnya ROCCA baru diteliti pada sektor industri dan pemerintahan, sedangkan institusi pendidikan memiliki karakteristik yang berbeda dengan kedua sektor tersebut. Penelitian ini akan menganalisis cloud computing beserta setiap fase pada ROCCA dan dibandingkan dengan kondisi pada institusi pendidikan. Hasil penelitian ini berupa modifikasi model adopsi ROCCA, yang terdiri dari 5 (lima) tahapan, yaitu tahap Analisis, Perancangan, Adopsi, Migrasi, dan Pengelolaan. Kemudian menghasilkan implementasi cloud computing dengan model implementasi Private Cloud dan layanan Infrastructure as a Service (IaaS) untuk institusi pendidikan, dalam hal ini pada Universitas Semarang. Kata kunci : cloud computing, private cloud, IaaS, model adopsi, ROCCA xi

13 ABSTRACT CLOUD COMPUTING IMPLEMENTATION USING ROADMAP FOR CLOUD COMPUTING ADOPTION MODEL (ROCCA) ON EDUCATIONAL INSTITUTION (SEMARANG UNIVERSITY) By: MOHAMMAD SANI SUPRAYOGI 09/292187/PPA/03059 Implementation of cloud computing in the education sector is still not widely studied, whereas cloud computing is a development of IT infrastructure that can provide a solution to the limited ability for the private universities to provide a server that will continue to grow. This study examines the adoption model Roadmap for Cloud Computing Adoption (ROCCA) are used for implementing cloud computing at the Semarang University (USM). The adoption model is necessary to study, because previous ROCCA implementation previously researched in industry and government sectors, while educational institutions have different characteristics from the two sectors mentioned earlier. This study will analyze the cloud computing along with every phase of ROCCA and compared with the conditions of an educational institution. The results of this study are modifications ROCCA adoption model, which consists of 5 (five) stages, there are: the Analysis, Design, Adoption, Migration, and Management. Continued by generating the implementation of cloud computing implementation model and service Private Cloud Infrastructure as a Service (IaaS) for educational institutions, in this case at the Semarang University. Keywords: cloud computing, private cloud, IaaS, adoption model, ROCCA xii

14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Institusi pendidikan, dalam rangka melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat), sudah mulai memanfaatkan Teknologi Informasi. Namun dalam praktiknya masih menemui beberapa hambatan. Cenka et al. (2012) dalam penelitiannya menyebutkan ada beberapa faktor penghambat, antara lain infrastruktur yang kurang memadai, layanan yang tidak terintegrasi, kurangnya kompetensi dalam memanajemen, dan perlunya standarisasi dalam strategi implementasi IT. Di saat yang bersamaaan, cloud computing sedang menjadi topik hangat. Shuai et al. (2010) menyatakan cloud computing merupakan pengembangan Grid Computing yang memaksimalkan penggunaan sejumlah perangkat Teknologi Informasi sekaligus menurunkan konsumsi energi. Apabila dimanfaatkan untuk sektor pendidikan, maka hal ini sesuai dengan pernyataan Cenka et al. (2012) bahwa pemanfaatan cloud computing di sektor pendidikan masih merupakan topik yang menarik dan memiliki peluang yang besar untuk diteliti lebih lanjut, dan diharapkan dapat mengurangi hambatan dalam pemanfaatan Teknologi Informasi. Universitas Semarang (USM) adalah universitas swasta di kota Semarang yang akan menerapkan teknologi cloud computing. USM telah memiliki beberapa dedicated server yang digunakan untuk menjalankan aplikasi yang dikembangkan oleh programmer PSIT dan peneliti LPPM. Saat ini USM membutuhkan tambahan server untuk proses pengembangan. Sebagai universitas swasta dengan sumber dana mandiri tentu akan kesulitan jika harus terus menambah kapasitas server, oleh karena itu diperlukan cara untuk memanfaatkan server yang tersedia dengan lebih maksimal. Selain itu karena keamanan data adalah hal terpenting, maka data yang dimiliki USM harus selalu berada di USM. 1

15 2 Cloud computing adalah cara baru dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Hamzah (2012) dalam tesisnya mengatakan cloud computing merubah paradigma investasi infrastruktur komputasi. Sebelum adanya cloud computing, investasi di bidang infrastruktur komputasi dipandang sebagai aset, namun setelah adanya cloud computing maka investasi komputasi dipandang sebagai sebuah layanan (services). Perubahan paradigma ini berdampak langsung pada biaya pengadaan infrastruktur komputasi. Pada komputasi yang tidak berbasis cloud computing, pengadaan insfrastruktur komputasi membutuhkan biaya yang tinggi. Sedangkan komputasi berbasis cloud computing, pengadaan infrastruktur komputasi membutuhkan sedikit atau bahkan tidak ada biaya investasi sama sekali (little or no upfront cost) (Shimba, 2010). Proses adopsi cloud computing sebaiknya dilakukan secara sistematis, sehingga dibutuhkan model adopsi untuk menganalisis dan memberikan langkah tahapan proses penerapan cloud computing. Hanya saja menurut Shimba (2010) belum ada satu modelpun yang diterima secara luas sebagai model adopsi cloud computing. Maka dari itu perlu melakukan analisis terhadap model adopsi yang tersedia dan melakukan modifikasi supaya cocok diimplementasikan pada sektor pendidikan. Model adopsi yang akan dijadikan acuan adalah Roadmap for Cloud Computing Adoption (ROCCA). Menurut Shimba (2010), Roadmap for Cloud Computing Adoption (ROCCA) adalah model generik yang didasarkan pada riset terhadap hal-hal terkait adopsi cloud computing. Karena bersifat generik, model ini dapat diaplikasikan pada beberapa domain cloud computing, di organisasi manapun, serta platform dan infrastruktur Cloud apapun. Sehingga hal ini membuka peluang untuk memanfaatkan kerangka ROCCA dalam berbagai bentuk organisasi termasuk institusi pendidikan, dalam hal ini Universitas Semarang (USM).

16 3 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimana mengimplementasikan Cloud Computing pada Universitas Semarang (USM)? 2. Apakah model adopsi Roadmap for Cloud Computing Adoption (ROCCA) sesuai digunakan sebagai acuan pada institusi pendidikan? 1.3 Batasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini diterapkan pada Universitas Semarang. 2. Penelitian ini mengacu pada model adopsi Roadmap for Cloud Computing Adoption (ROCCA). 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk membangun Cloud Computing dengan mengacu pada model adopsi Roadmap for Cloud Computing Adoption (ROCCA) yang diimplementasikan di Universitas Semarang (USM).

17 4 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Yayasan Alumni Undip dan Universitas Semarang dapat menghemat anggaran untuk pengadaan server dan pendukungnya 2. Bagi unit Pusat Komputer (PUSKOM) dapat mempermudah perawatan dan pengelolaan server milik Universitas Semarang. 3. Bagi civitas akademika USM yang membutuhkan server, dapat memperoleh sesuai dengan konfigurasi yang diinginkan. 1.6 Keaslian Penelitian Beberapa penelitian di Indonesia yang membahas penerapan cloud computing di Indonesia sudah dilakukan. Model adopsi ROCCA baru diteliti pada sektor UMKM dan Pemerintahan. Tesis ini akan meneliti pada institusi pendidikan, dengan studi kasus pada Universitas Semarang. 1.7 Metodologi Penelitian Metode penelitian yang mengikuti model adopsi ROCCA (Shimba, 2010) adalah sebagai berikut : a. Pengumpulan Data Tahap ini untuk mengumpulkan pustaka dan mempelajari tentang cloud computing, ROCCA, dan sistem operasi Proxmox dengan cara membeli buku, mengunjungi ruang Tesis-Disertasi Perpustakaan Pusat UGM dan universitas lain, mengakses jurnal Internasional seperti IEEE dan IEEE Xplore serta jurnal Nasional melalui GARUDA Dikti, mendapatkan prosiding dari seminar nasional seperti Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) UII Yogyakarta.

18 5 b. Analisa dan Perancangan Pada tahap ini akan terbagi menjadi dua tahap, yakni tahap analisa dan tahap perancangan. a. Tahap Analisis Pada tahap ini, melakukan analisis untuk menentukan kebutuhan dan kelayakan untuk melakukan migrasi dari infrastruktur yang berjalan sekarang ke cloud computing. Pertimbangan-pertimbangan dilakukan dalam hal memaksimalkan kelebihan dan peluang, meminimalkan kelemahan dan hambatan, meminimalkan dampak kepada struktur, proses, dan budaya organisasi, dan biaya adopsi, serta memastikan kegunaan dan akses ke sumberdaya cloud. Selain itu dipertimbangkan pula kebijakan dalam hal keamanan. Penggunaan alat analisis SWOT dimungkinkan untuk menilai manfaat dan resiko yang akan dihadapi. Pada tahap ini pula mengindentifikasi kandidat sistem atau aplikasi yang akan dimigrasikan ke cloud. b. Tahap Perancangan Pada tahap ini, memilih platform dan infrastruktur cloud yang sesuai dengan hasil analisis dan aplikasi yang dimiliki. Langkah berikutnya adalah membuat rancangan pembiayaan. Langkah terakhir adalah menyusun rancangan pelaksanaan adopsi dan migrasi yang akan dilakukan pada tahapan selanjutnya. c. Implementasi Tahap ini akan terbagi menjadi dua tahap, yakni tahap adopsi dan tahap migrasi yang merupakan implementasi dari tahap perancangan. a. Tahap Adopsi Tahap ini melakukan persiapan integrasi aplikasi berbasis cloud computing dengan insfrastruktur IT pada Universitas Semarang. Secara teknis tahap ini menyiapkan infrastruktur cloud dimulai dari instalasi, clustering, hingga routing ke jaringan intranet

19 6 Universitas Semarang. Integrasi ini merupakan langkah awal sebelum aplikasi dapat beroperasional. b. Tahap Migrasi Pada tahap ini, memulai proses migrasi aplikasi dan data ke cloud setelah memastikan tahap adopsi selesai dilakukan.. Dukungan terhadap pengguna diberikan selama proses migrasi. Selain itu dilakukan proses monitoring dan pengendalian dari proyek migrasi yang dijalankan. d. Pengelolaan Pada tahap ini, mulai menggunakan aplikasi yang telah berjalan di cloud. Pada tahap awal pengoperasian sistem cloud ini, memberikan dukungan terhadap pengguna, serta review terhadap pelaksanaan migrasi. 1.8 Sistematika Penulisan Penulisan tesis ini dibagi menjadi 7 bab. Pembagian tersebut dapat dijelaskan dengan struktur sebagai berikut: a. BAB I. PENDAHULUAN Bab I mengenai latar belakang dari permasalahan yang akan dibahas, pembatasan masalah, tujuan, dan manfaat yang diperoleh dari penulisan, metode yang digunakan, dan gambaran umum tiap bab serta sistematika penulisan. b. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Bab II berisi tentang sumber-sumber teori yang dijadikan acuan dalam penulisan tesis yang memuat uraian sistematis tentang informasi hasil penelitian yang disajikan dalam pustaka dan menghubungkannya dengan masalah penelitian yang sedang diteliti. c. BAB III. LANDASAN TEORI Bab III ini menguraikan secara garis besar beberapa teori yang menjadi dasar tesis, diantaranya: cloud computing dan ROCCA.

20 7 d. BAB IV. ANALISIS DAN PERANCANGAN Bab IV melakukan analisis terhadap model adopsi ROCCA dengan kondisi lingkungan penelitian pada sektor pendidikan, selanjutnya melakukan perancangan modifikasi model adopsi ROCCA yang akan kemudian akan digunakan pada proses implementasi. e. BAB V. IMPLEMENTASI Bab V menguraikan tentang proses implementasi cloud computing pada Universitas Semarang (USM) menggunakan modifikasi model adopsi ROCCA yang dilakukan pada bab sebelumnya. f. BAB VI. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab VI menyajikan informasi ilmiah yang diperoleh dalam penelitian yang disusun secara sistematis disertai alasan yang rasional tentang masalah penelitian. Pembahasan terhadap hasil penelitian yang diperoleh disajikan dalam bentuk uraian teoritik. g. BAB VII. PENUTUP Bab VII berisi kesimpulan berdasarkan dari uraian-uraian yang diperoleh sebelumnya dan berupa saran untuk perbaikan serta pengembangan lebih lanjut.

21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Strategi adopsi cloud computing di Indonesia belum banyak diteliti, menurut Nimoko (2012) beberapa model yang tersedia baru dibangun dalam konteks perusahaan skala besar atau lembaga pemerintahan. Khamidah et al. (2010) pernah meneliti wacana penerapan cloud computing pada Universitas Islam Indonesia (UII) namun belum menggunakan model adopsi. Sedangkan Cenka et al. (2012) mengenalkan konsep aristektur cloud computing untuk lingkungan pendidikan, dikombinasikan dengan pendidikan berbasis ICT dan cloud computing, namun masih berupa prototipe yang perlu dikembangkan lagi. Cenka et al. (2012) dalam penelitiannya mengatakan bahwa penerapan cloud computing pada sektor pendidikan (Cloud Education) merupakan topik penelitian yang sedang hangat, juga merupakan solusi bagi institusi pendidikan yang memiliki dana terbatas untuk meningkatkan layanan berbasis Teknologi Informasi secara efektif. Hal ini dikarenakan institusi pendidikan memiliki karakteristik yang sedikit berbeda dengan instansi lain dalam menerapkan cloud computing yang antara lain keterbatasan dalam hal IT Governance dan IT Infrastrucure. Terdapat beberapa penelitian mengenai model adopsi Roadmap for Cloud Computing Adoption (ROCCA) di Indonesia yaitu pada sektor UKM dan UMKM (Fardani and Surendro, 2011, Hamzah, 2012) serta sektor Pemerintahan pada Pemerintah Daerah Magelang oleh Nimoko (2012), dimana pada penelitian tersebut menggabungkan model Decision Framework for Cloud Migration (DFCM) yang memang ditujukan untuk sektor Pemerintahan (Kundra, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh Nimoko (2012) telah menunjukkan analisa perbandingan untuk penggunaan model adopsi ROCCA pada organisasi komersial dengan pemerintah daerah. Disini ditemukan bahwa institusi pendidikan memiliki 8

22 9 kombinasi gabungan antara keduanya, sehingga memerlukan penelitian lebih lanjut untuk melakukan implementasi menggunakan model adopsi ROCCA pada institusi pendidikan. Maka dari itu, tesis ini akan meneliti mengenai implementasi cloud computing pada institusi pendidikan dengan menggunakan model adopsi ROCCA. Selain itu diteliti kemungkinan implementasi Private Cloud dan layanan Infrastructure as a Service (IaaS) pada Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang dalam penelitian ini adalah Universitas Semarang (USM), yang memiliki keterbatasan dalam pengadaan server dan keterbatasan personel seperti yang dikatakan oleh Cenka et al. (2012). 2.1 Perbandingan Tinjauan Pustaka Beberapa penelitian mengenai implementasi cloud computing di Indonesia sudah dilakukan, adapun perbedaan masing-masing penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1.

23 Tabel 2.1 Perbandingan Tinjauan Pustaka No Penulis Judul Model Implementasi Model Layanan Model Adopsi Objek 1 Khamidah et al. (2010) Wacana Cloud Computing di Universitas Islam Indonesia Private Cloud IaaS Tidak Ada Universitas 2 Fardani and Strategi Adopsi Teknologi Public Cloud SaaS ROCCA UKM Surendro Informasi Berbasis Cloud (2011) Computing Untuk Usaha Kecil dan Menengah di 3 Hamzah (2012) 4 Nimoko (2012) 5 Cenka et al. (2012) 6 Suprayogi (2013) Indonesia Studi Kasus Penerapan Roadmap for Cloud Computing Adoption (ROCCA) Pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kerangka Pemanfaatan Cloud Computing di Pemerintah Daerah The Architecture of Cloud Computing for Educational Environment in Indonesia Implementasi Cloud Computing Menggunakan Model Adopsi Roadmap for Cloud Computing Adoption (ROCCA) Pada Institusi Pendidikan (Studi Kasus Universitas Semarang) Hybrid Cloud SaaS ROCCA UMKM Public Cloud IaaS DFCM & ROCCA Tidak ada Tidak ada Nan Cenka Architecture Pemda Universitas Private Cloud IaaS ROCCA Universitas 10

24 BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dituliskan teori pendukung penelitian yang antara lain membahas mengenai Cloud Computing, kerangka ROCCA, dan Pendidikan Tinggi di Indonesia. 3.1 Cloud Computing Cloud computing atau komputasi awan merupakan istilah baru dalam dunia komputasi sehingga memiliki banyak definisi. Namun begitu, definisi dari The US National Institute of Standards and Technology (NIST) sepertinya paling mencakupi aspek-aspek umum dari cloud computing yang disetujui oleh berbagai pihak. NIST mendefinisikan cloud computing sebagai Cloud computing is a model for enabling ubiquitous, convenient, on-demand network access to a shared pool of configurable computing resources (e.g., networks, servers, storage, applications, and services) that can be rapidly provisioned and released with minimal management effort or service provider interaction. (Mell and Grance, 2011). Model layanan berbasis cloud computing dapat berupa Software as a Services (SaaS), Platform as a Services (PaaS), dan Infrastructure as a Services (IaaS). Sedangkan model implementasi berbasis cloud computing dapat berupa Private Cloud, Community Cloud, Public Cloud, dan Hybrid Cloud (Mell and Grance, 2011) Model cloud computing terdiri dari 5 karakteristik, 3 model layanan, dan 4 model implementasi seperti tampak pada Tabel

25 12 Tabel 3.1 Model Cloud Computing (Mell and Grance, 2011) Karakteristik Layanan Implementasi On-demand self-service Software as a Services (SaaS) Private Cloud Broad network access Platform as a Service (PaaS) Community Cloud Resource pooling Infrastructure as a Service (IaaS) Public Cloud Rapid elasticity Measured service Hybrid Cloud On-demand self-service berarti pengguna dapat mengatur kapabilitas layanan, seperti waktu layanan dan kapasitas penyimpanan, yang ingin digunakan secara mandiri dan otomatis tanpa ada interaksi dengan penyedia layanan. Broad network access berarti kapabilitas layanan dapat diakses melalui jaringan menggunakan berbagai perangkat sebagai client, misalnya PC, smartphone, laptop, dan PDA. Resource pooling berarti sumberdaya komputasi yang dimiliki oleh penyedia layanan dikumpulkan untuk melayani banyak pengguna dengan model multi-tenan. Rapid elasticity berarti kapabilitas dari layanan dapat ditingkatkan dengan cepat dan fleksibel. Measured service berarti sumberdaya yang digunakan dapat dikendalikan dan dioptimasi secara otomatis menggunakan suatu mekanisme pengukuran tertentu. Software as a Services (SaaS) adalah layanan yang diberikan kepada pengguna berupa aplikasi yang berjalan pada infrastruktur penyedia layanan. Pengguna dari layanan ini tidak memiliki kendali atas infrastruktur yang ada dibawah layer aplikasi, sehingga pengguna hanya dapat melakukan pengaturan sebatas pada aplikasi yang disediakan (Mell and Grance, 2011). Aplikasi tersebut biasanya berbasis web, sehingga dapat diakses melalui web browser dari perangkat apapun dan pengguna hanya membayar biaya pemakaian saja. Contoh penyedia layanan SaaS yang cukup populer adalah Google Apps 1. Pengguna cukup membayar biaya sebesar USD $5 per user per bulan, maka sudah dapat memanfaatkan layanan Google seperti Gmail, Calendar, Drive, Docs, Hangouts, Sites, Vaults, dan lain sebagainya. Google Apps ini dapat dikustomisasi sesuai 1 Google Apps -

26 13 dengan keinginan pengguna dan memiliki kapasitas penyimpanan yang lebih besar dibandingkan layanan Google yang versi gratis (Google, 2013a). Contoh penyedia layanan SaaS yang lain adalah Dropbox 2 yang merupakan layanan penyimpanan model awan (cloud storage). Pengguna akan mendapatkan tempat penyimpanan dengan kapasitas mulai 2 GB hingga 18 GB untuk yang versi gratis, selebihnya pengguna dapat membayar jika ingin memiliki kapasitas penyimpanan yang lebih besar. File yang tersimpan dapat diakses dari berbagai perangkat seperti laptop dan smartphone dan saling tersinkronisasi setelah sebelumnya menginstall aplikasi Dropbox di masing-masing perangkat, pengguna juga dapat berbagi file dengan orang lain menggunakan layanan ini (Dropbox, 2013). Platform as a Service (PaaS) adalah layanan yang diberikan kepada pengguna berupa platform yang disediakan untuk membangun atau menjalankan aplikasi yang dibuat sendiri oleh pengguna dengan bahasa pemrograman, library, API, SDK, atau tools yang didukung oleh penyedia layanan (Mell and Grance, 2011). Google Cloud Platform 3 adalah salah satu contoh produk PaaS milik Google, layanan ini memungkinkan pengguna untuk membangun aplikasi menggunakan bahasa Java, Phyton, Go, dan PHP. Selain itu juga disediakan Google Cloud SQL dan Google Cloud Storage untuk dukungan penyimpanan data (Google, 2013b). Contoh lain adalah Facebook Platform 4 yang juga merupakan salah satu penyedia layanan PaaS, programmer dapat mengintegrasikan layanan Facebook kedalam aplikasi mobile, web, atau game dengan SDK yang telah disediakan, Facebook juga mendukung dalam hal pembuatan, pendistribusian, dan promosi aplikasi (Facebook, 2013). Infrastructure as a Service (IaaS) adalah layanan yang diberikan kepada pengguna berupa sumberdaya komputasi fundamental (prosesor, storage, networks) untuk menjalankan software, termasuk sistem operasi, yang spesifikasi dibuat atau ditentukan sendiri oleh pengguna (Mell and Grance, 2011). Contoh 2 Dropbox 3 Google Cloud Platform Facebook Platform -

27 14 dari layanan IaaS ini adalah Amazon Web Services (AWS) 5, divisi dari grup Amazon yang fokus pada bisnis Cloud Computing. Salah satu produk yang populer dari AWS adalah Amazon Elastic Compute Cloud (Amazon EC2) yang memungkinkan pengguna untuk mengatur sendiri spesifikasi server yang dibutuhkan dengan biaya yang minimal karena pengguna hanya dibebankan biaya penggunaan saja perbulannya, selain itu proses setup sangat cepat dan dapat mengatur konfigurasi dengan mudah. Amazon EC2 juga telah menyediakan sistem operasi siap pakai (instan) sehingga pengguna tidak perlu melakukan proses instalasi secara manual (Amazon, 2013). Microsoft sebagai salah satu raksasa teknologi juga memiliki produk serupa yakni Windows Azure 6, ini merupakan solusi bagi pengguna yang ingin menggunakan server dengan produk dari Microsoft seperti Windows Server, Microsoft SQL Server, SharePoint Server, dan lain sebagainya (Microsoft, 2013). Selain itu, pengguna juga dapat membangun layanan IaaS sendiri secara private dengan menggunakan Linux seperti Proxmox 7 dan Ubuntu 8. Layanan ini memanfaatkan sejumlah server untuk dijadikan dalam satu grup server, atau sering disebut dengan nama Grid Computing. Dalam perkembangannya, Grid Computing berubah menjadi Cloud Computing yang berfungsi untuk menyatukan banyak CPU yang bekerja secara paralel untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu, yang bisa dilakukan dalam sebuah network local atau internetworking. Seperti halnya Internet yang sering digambarkan seperti awan (cloud) (Artha and Utami, 2011). Dukaric and Juric (2013) mengatakan bahwa kunci utama dalam membangun layanan IaaS adalah hal manajemen sumberdaya fisik maupun virtual seperti servers, storages, dan networks. Maka dari itu kita dapat menggunakan virtual infrastructure (VI) manager yang akan mengontrol semua sumberdaya yang tersedia seperti yang terlihat pada Gambar Amazon Web Services Windows Azure Proxmox Virtual Environment Ubuntu OpenStack -

28 15 Gambar 3.1 Manajemen Cloud Dengan VI Manager (Dukaric and Juric, 2013) Sedangkan mekanisme untuk melakukan implementasi layanan IaaS, misalnya untuk melakukan identifikasi dan klasifikasi komponen fundamental dari layanan IaaS, Dukaric and Juric (2013) membuat sebuah taksonomi untuk layanan IaaS yang terbagi menjadi 7 (tujuh) layer seperti yang terlihat pada Gambar 3.2. Gambar 3.2 Unified Taxonomy of IaaS Architectures (Dukaric and Juric, 2013)

29 16 Untuk keperluan mendefinisikan struktur relasi, pengorganisasian, dan ketergantungan dari masing-masing layer, maka Dukaric and Juric (2013) juga membuat IaaS Architectural Framework seperti yang terlihat pada Gambar 3.3. Gambar 3.3 IaaS Architectural Framework (Dukaric and Juric, 2013) Private Cloud adalah infrastruktur cloud yang dimiliki dan digunakan sendiri oleh sebuah organisasi meskipun pengelolaannya dapat diserahkan pada pihak ketiga. Organisasi yang akan menerapkan model ini setidaknya memiliki anggaran untuk pembelian server atau sudah memiliki server yang memadai. Selain itu sebaiknya juga memiliki divisi IT yang berpengalaman dalam hal implementasi cloud computing, atau setidaknya memiliki anggaran untuk merekrut personel untuk memperkuat divisi IT. Dalam hal deployment project, kecepatan tidak menjadi prioritas karena nantinya divisi IT akan dapat melakukan peninjauan terlebih dahulu untuk menentukan kebutuhan sumberdaya yang sesuai. Implementasi ini cocok untuk organisasi yang mengutamakan keamanan data, dimana nantinya data akan selalu tersimpan di datacenter milik organisasi (Canonical, 2012). Community Cloud adalah infrastruktur cloud yang dimiliki dan digunakan oleh sekumpulan organisasi yang tergabung dalam satu komunitas tertentu meskipun pengelolaannya dapat diserahkan pada pihak ketiga (Mell and Grance, 2011).

30 17 Public Cloud adalah infrastruktur cloud yang disediakan untuk publik atau sekumpulan organisasi dalam satu industri. Infrastruktur ini dimiliki oleh sebuah organisasi penyedia layanan cloud. Model implementasi ini cocok bagi organisasi yang memiliki keterbatasan anggaran pengadaan server atau ingin melakukan implementasi dengan biaya seminimal mungkin. Selain itu tidak memiliki atau tidak dapat membangun divisi IT yang berkompeten dalam bidang cloud computing. Sedangkan untuk deployment project menginginkan waktu sesingkat mungkin (instan) dan tidak keberatan apabila data diletakkan diluar organisasi (Canonical, 2012). Hybrid Cloud adalah infrastruktur cloud yang berupa komposisi antara Private Cloud, Community Cloud, dan Public Cloud. Dalam Hybrid Cloud, ketiga model infrastruktur lainnya merupakan entitas yang unik namun disatukan oleh suatu standar tertentu. Organisasi yang akan menggunakan model implementasi ini sudah memiliki perangkat server yang memadai dan memiliki anggaran untuk pengadaan server baru, namun ada kalanya infrastruktur yang tersedia tidak sanggup melayani permintaan dari client di organisasi. Organisasi biasanya sudah memiliki divisi IT yang berkompeten, namun juga ingin mendapatkan kemudahan akses apabila divisi IT tidak mampu menangani masalah daripada harus merekrut personel baru. Dalam hal deployment project dapat menyesuaikan dengan kondisi, prosesnya bisa instan atau bisa juga harus melalui proses peninjauan terlebih dahulu oleh divisi IT. Untuk masalah privasi data cukup ketat, dimana data harus selalu berada di dalam organisasi, namun memiliki kebijakan lunak jika aplikasi front-end dan business logic berada diluar sedangkan data tetap berada didalam. Di masa mendatang juga memiliki keinginan supaya organisasi dapat dengan mudah berpindah baik project atau layanan dari penyedia layanan cloud (Canonical, 2012).

31 18 Gambar 3.4 Karakteristik Cloud Computing (Khajeh-Hosseini et al., 2010) Dari Gambar 3.4 dapat terlihat bahwa ketiga model layanan cloud (SaaS, PaaS, IaaS) dapat diaplikasikan pada keempat model implementasi (private cloud, community cloud, public cloud, atau hybrid cloud) (Khajeh-Hosseini et al., 2010). Selain karakteristik yang telah didefinisikan oleh NIST, terdapat beberapa karakteristik lain dari cloud computing yang telah dirangkum oleh Shimba (2010) dari beberapa literatur, yaitu ketersediaan kapabilitas komputasi dan penyimpanan yang sangat besar, homogenitas, penggunaan teknologi virtualisasi, komputasi bersifat fleksibel, model pembayaran pay-as-you-go, biaya infrastruktur yang rendah atau bahkan tidak ada, pusat data, yang disebut dengan Cloud, yang terdistribusi secara geografis dengan biaya yang rendah untuk administrasi personel dan pengeluaran tambahan lainnya. Penggunaan teknologi virtualisasi sendiri bisa diartikan sebagai pembuatan sebuah bentuk atau versi virtual dari sesuatu yang bersifat fisik, misalnya sistem operasi, perangkat storage / penyimpanan data atau sumber daya jaringan (Artha and Utami, 2011).

32 Roadmap for Cloud Computing Adoption (ROCCA) ROCCA adalah model generik yang didasarkan pada riset terhadap hal-hal terkait adopsi cloud computing. Karena bersifat generik, model ini dapat diaplikasikan pada beberapa domain cloud computing, di organisasi manapun, serta platform dan infrastruktur Cloud apapun (Shimba, 2010). Model adopsi ini mengintegrasikan hal-hal yang menjadi fokus dalam adopsi cloud computing pada organisasi. Hal-hal tersebut meliputi : 1. Kepercayaan (trust) 2. Keamanan (security) 3. Kesesuaian aturan legal (legal and compliance) 4. Faktor organisasional (organitational issue) Menurut Shimba (2010), sebuah organisasi yang akan menerapakan cloud computing perlu menjalani 5 tahap (fase) adopsi, yaitu tahap analisis, perencanaan, adopsi, migrasi, dan manajemen. Gambar 3.5 Fase Tahapan ROCCA (Shimba, 2010)

33 20 Seperti yang terlihat pada Gambar 3.5 proses adopsi cloud computing di dalam ROCCA terbagi menjadi 5 fase sebagaimana yang dijelaskan oleh Nimoko (2012) pada tesisnya. 1. Analisis Fase ini bertujuan untuk memahami kebutuhan pengguna untuk melihat apakah suatu project dapat dijalankan. Di dalam fase ini kondisi sistem saat ini, sisi hukum, efek kepada budaya kerja, proses bisnis, struktur bisnis, biaya yang diperlukan, dan hal lain yang berkaitan perlu diperhitungkan. 2. Perancangan Dalam fase ini ditentukan tolok ukur permasalahan keamanan, hukum dan kepatuhan. Tolok ukur ini harus dapat merefleksikan best practice, kebijakan, dan standar dalam organisasi dan bagaimana ini semua dapat dicapai setelah migrasi ke cloud computing. Dalam fase ini sudah harus ditentukan infrastruktur cloud computing mana yang akan digunakan, perencanaan anggaran, serta perencanaan proses adopsi dan migrasi. 3. Adopsi Dalam fase ini persiapan proses migrasi dilakukan dengan mengintegrasikan dan menyesuaikan aplikasi dan data yang akan dimigrasikan dengan platform dan infrastruktur yang dituju. Fase ini harus bisa memastikan bahwa aplikasi akan dapat berfungsi dalam infrastruktur yang baru, dan tetap dapat beroperasi dengan aplikasi yang tidak ikut dimigrasi. Strategi outsourcing dan penentuan SLA juga harus ditentukan. 4. Migrasi Tergantung dari hasil ketiga fase sebelumnya, proses migrasi dapat dilaksanakan. Seluruh proses migrasi harus selalu diatur dan diawasi. Selain itu perlu disediakan dukungan terhadap pemakai. 5. Pengelolaan Setelah proses migrasi, perlu tetap dilakukan pengawasan terhadap kontrak dan penyedia layanan dalam pemenuhan SLA dengan

34 21 menggunakan alat ukur yang telah ditentukan di fase sebelumnya. Selain itu perlu tetap disediakan dukungan terhadap pemakai dan dilakukan peninjauan secara berkala. Hamzah (2012) menambahkan bahwa aspek atau masalah penting yang harus dipertimbangkan dalam adopsi cloud computing adalah kepercayaan, keamanan, kesesuaian aturan legal, serta faktor organisasional. Dalam kerangka ROCCA, aspek-aspek tersebut dibahas di dalam sebagian tahapan adopsi seperti terlihat dalam Tabel 3.2 Tabel 3.2 Tantangan Adopsi Pada Tiap Fase ROCCA (Shimba, 2010) Tantangan Kepercayaan (trust) Keamanan data (security) Kesesuaian aturan legal Faktor Organisasional Fase Analisis, Perencanaan, Adopsi, Migrasi Analisis, Perencanaan, Migrasi Analisis, Perencanaan Analisis, Perencanaan, Adopsi, Migrasi 3.3 Aturan Perundangan Pemanfaatan TI di Pendidikan Berdasarkan pasal 48 PP RI No 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, disebutkan bahwa dalam menyelenggarakan dan mengelola sistem pendidikan nasional di satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan pendidikan yang didirikan masyarakat mengembangkan dan melaksanakan sistem informasi pendidikan berbasis teknologi informasi. Sistem informasi pendidikan tersebut merupakakan subsistem dari sistem informasi pendidikan nasional dimana fungsinya memberikan akses informasi administrasi pendidikan dan akses sumber pembelajaran kepada satu dan atau program pendidikan (Presiden, 2010). Selain itu dalam Peraturan Mendiknas No 38 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional, disebutkan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) diwajibkan untuk membentuk unit khusus yang bertugas melaksanakan Peraturan Mendiknas tersebut (Mendiknas, 2008), sedangkan untuk Perguruan Tinggi Swasta (PTS)

35 22 tidak termasuk dalam Peraturan Mendiknas, sehingga dalam penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi di lingkungan PTS, tergantung dari kebijakan masingmasing pimpinan Perguruan Tinggi yang bersangkutan.

36 BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1 Analisis terhadap Cloud Computing Infrastruktur TIK (jaringan, server, data center) milik institusi pendidikan biasanya terpusat di kompleks kampus tersebut. Indonesia rawan akan bencana sehingga ada baiknya data dan aplikasi yang ada dibuatkan cadangannya. Keuntungan cloud computing bahwa lokasi penyimpanan data yang bisa dimana saja dapat dimanfaatkan bila terjadi force majeur di lokasi pemilik data berada. Walaupun mengakibatkan kerusakan infrastruktur yang parah, data yang terletak di cloud tetap aman. Selain itu cloud computing memungkinkan pemulihan layanan dengan cepat tanpa harus menunggu perbaikan infrastruktur selesai (Nimoko, 2012). Pemanfaatan cloud computing memiliki resiko lock-in terhadap penyedia jasa. Pada IaaS resiko lock-in masih kecil karena masih memungkinkan pengguna untuk mengontrol sebagian besar lapisan teknologi. Pada PaaS resiko lock-in menjadi lebih besar, karena dalam hal ini pengguna mengembangkan aplikasi dengan memanfaatkan platform yang disediakan. Apabila aplikasi tersebut dikembangkan dengan dokumentasi yang baik, maka perpindahan ke penyedia jasa lain hanya perlu mengubah kode yang berhubungan dengan platform tersebut. SaaS memiliki resiko lock-in terbesar karena pengguna langsung memanfaatkan aplikasi yang disediakan oleh penyedia jasa, seringkali data yang tersimpan berbentuk format proprietary milik penyedia jasa. Untuk aplikasi yang sensitif, pengguna memiliki pilihan untuk memanfaatkan on-premise private cloud yang memungkinkan pengguna memiliki kontrol penuh terhadap infrastruktur cloud, aplikasi, dan datanya. Sementara bila dilihat dari sisi kemudahan, pengguna dapat memanfaatkan external cloud sebab 23

37 24 tidak perlu menyiapkan dan melakukan perawatan pada infrastruktur. Li et al. (2009) menentukan ciri-ciri aplikasi yang cocok untuk external cloud : 1. Bukan merupakan keunggulan kompetitif. 2. Tidak mission-critical. 3. Bukan aplikasi bisnis inti. 4. Hanya mengandung sedikit data sensitif. 5. Tidak terpengaruh jaringan yang lambat maupun bandwidth. SaaS lebih cocok bila ada aplikasi untuk hal yang umum dimanfaatkan oleh banyak pihak dan ada banyak pengguna yang memiliki model kebutuhan yang sama atau paling tidak sangat mirip. Untuk institusi pendidikan, SaaS lebih cocok untuk aplikasi seperti atau website. Lebih lanjut Li et al. (2009) juga menyebutkan ciri-ciri tambahan untuk aplikasi yang cocok untuk SaaS : 1. Memang sudah saatnya didesain ulang. 2. Hanya perlu sedikit penyesuaian. 3. Memiliki alur kerja yang umum dan standar. Model layanan PaaS pada dasarnya adalah IaaS yang dilengkapi dengan tools dan library yang dikembangkan dan disediakan oleh penyedia layanan sehingga terikat pada satu penyedia platform yang digunakan. Perpindahan aplikasi dari satu penyedia ke penyedia PaaS yang lain selain memerlukan migrasi data juga memerlukan perubahan maupun pemrograman ulang pada aplikasi. Model layanan IaaS merupakan yang paling mudah diimplementasikan karena secara teknis pemanfaatan sebuah instance IaaS mirip dengan server tunggal yang berdiri sendiri. Bila diperlukan, sistem operasi dan aplikasi yang terpasang dalam IaaS dapat dipindah ke IaaS lain maupun server fisik lainnya. Strategi pemanfaatan cloud computing yang disusun oleh perusahaan Intel, ditekankan pembuatan internal cloud sebagai langkah awal, yaitu dengan mengubah infrastruktur yang telah ada menjadi cloud dan mengubah semua layanan yang ada menjadi layanan berbasis cloud. Setelah transisi menjadi

38 25 internal cloud selesai maka mulai direncanakan migrasi layanan, baik yang baru maupun yang ada ke external cloud (Li et al., 2009). Melihat bahwa salah satu dasar dari cloud computing adalah virtualisasi, maka alternatif pemanfaatan yang dapat diambil oleh institusi pendidikan adalah sebagai berikut : 1. Membuat private cloud di lokasi milik sendiri 2. Menjalankan aplikasi dalam server virtual. 4.2 Analisis terhadap ROCCA ROCCA merupakan roadmap yang menggambarkan langkah yang perlu diambil dalam mengadopsi cloud computing. Selain ROCCA, terdapat model adopsi lain seperti Decision Framework for Cloud Migration yang ditujukan bagi pemerintahan (Kundra, 2011). Meskipun ditargetkan bagi perusahaan atau pemerintahan namun kedua roadmap ini memiliki beberapa langkah yang dapat dimanfaatkan organisasi manapun (Kundra, 2011, Shimba, 2010). Pemilihan model adopsi ROCCA untuk institusi pendidikan lebih disebabkan karena langkah adopsi dalam ROCCA lebih banyak dan detail daripada Decision Framework for Cloud Migration. Fase analisis dan fase perencanaan dalam ROCCA mirip dengan fase pemilihan dalam Decision Framework for Cloud Migration. Fase adopsi dan fase migrasi dalam ROCCA mirip dengan fase pengadaan dalam Decision Framework for Cloud Migration. Fase pengelolaan dalam ROCCA mirip dengan fase pengelolaan dalam Decision Framework for Cloud Migration Analisis Fase Analisis Fase analisis ditujukan untuk mengenali kebutuhan pemakai, kondisi organisasi, dan aspek lain yang mungkin relevan. Hal ini perlu dilakukan supaya teknologi yang dipilih benar-benar tepat guna. Perbedaan kondisi antara organisasi komersial, pemerintah daerah, dan institusi pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.1.

39 26 Tabel 4.1 Analisis Fase Analisis pada ROCCA Langkah Analisis kondisi TIK dan organisasi Analisis keamanan dan kepatuhan hukum Analisis usabilitas dan aksesibilitas Analisis kesiapan organisasi Organisasi Komersial Ada divisi yang khusus menangani TIK. Kebutuhan muncul sebagai inovasi untuk kelangsungan bisnis. Faktor keamanan dan kepatuhan hukum sangat diperhatikan. Berbagai tingkat ketergantungan dan interoperabilitas antar sistem. Kesiapan sangat penting karena proses bisnis tidak boleh terganggu karena beresiko mengancam kelangsungan organisasi. Pemerintah Daerah Ada SKPD yang Tupoksi-nya pengelolaan TIK namun tiap SKPD memiliki kemandirian. Sebagian besar kebutuhan muncul karena ada petunjuk dari pusat atau tuntuan perundangan. Tingkat pemahaman akan kebutuhan keamanan berbedabeda. Bila pemerintah daerah tidak memiliki standar keamanan, maka keamanan tergantung pada penyedia layanan. Kepatuhan hukum melihat peraturan perundangan lokal dan nasional. Jarang ada ketergantungan antar sistem Kesiapan penting, namun apapun yang terjadi pemerintahan tetap ada. Institusi Pendidikan Ada unit Puskom yang bertanggung jawab atas infrastruktur TIK. Kebutuhan muncul atas permintaan atasan dan pengguna, serta juga sebagai nilai tambah Universitas. Faktor keamanan sangat diperhatikan. Belum ada ketergantungan antar sistem, terpisah dalam server dan konfigurasi yang berbeda. Kesiapan sangat penting, karena Proses Belajar- Mengajar (PBM) tidak boleh terganggu. ROCCA mencontohkan matriks SWOT untuk mengidentifikasikan kondisi organisasi dan aplikasi yang akan dimigrasi, namun tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan metode lain. Analisis ini dapat berguna bagi institusi pendidikan untuk mengenali kondisi sistem dan aplikasi yang dimilikinya dan

40 27 kesiapan organisasi. Framework ini juga mengasumsikan bahwa Puskom memiliki kontrol penuh dalam pengelolaan infrastruktur TIK dalam organisasi Analisis Fase Perancangan ROCCA tidak menjelaskan fase ini secara detail, namun hanya pokok pikirannya saja. Untuk institusi pendidikan yang belum begitu memahami cloud computing, penyusunan rencana ini mungkin memerlukan bantuan ataupun konsultasi dengan pihak lain. Perbedaan kondisi antara organisasi komersial, pemerintah daerah, dan institusi pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Analisis Fase Perancangan pada ROCCA Langkah Penentuan tolok ukur Pemilihan infrastruktrur cloud Perancangan Anggaran Perancangan kepatuhan hukum Perancangan proses adopsi dan migrasi Organisasi Komersial Menentukan best practice dan kebijakan. Tidak dijelaskan pertimbangan pemilihan. Ada perencanaan anggaran namun lebih fleksibel dengan keadaan. Menentukan best practice yang harus dipenuhi. Menentukan apakah akan melakukan prototype atau pilot project terlebih dahulu. Pemerintah Daerah - - Harus sudah memilih ketika akan melakukan pengadaan. Anggaran annual, setelah ditetapkan harus dilaksanakan. Operasional dilakukan oleh penyedia sehingga pelaksanaannya lebih tergantung pada bagaimana penyedia mematuhi peraturan. Dari awal sudah harus menentukan lingkup yang akan dicapai. Institusi Pendidikan Berdasarkan analisis kebutuhan, kemudahan pengelolaan, dan faktor biaya. Anggaran bersifat kontrak yang diajukan di awal pengerjaan. -. Menentukan apakah akan melakukan prototype atau pilot project terlebih dahulu.

41 Analisis Fase Adopsi Dalam fase ini institusi pendidikan disarankan untuk melakukan implementasi cloud computing secara mandiri tanpa melibatkan pihak ketiga, sehingga perbedaan kondisi antara organisasi komersial, pemerintah daerah, dan institusi pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Analisis Fase Adopsi pada ROCCA Langkah Integrasi aplikasi dan data Outsourcing SLA dan kebijakan lain. Pembuatan kontrak dengan penyedia Organisasi Komersial Aplikasi yang dimigrasi harus tetap dapat berfungsi dengan aplikasi yang tidak dimigrasi. Outsourcing ditentukan berdasarkan evaluasi penyedia. Organisasi bisa memilih penyedia yang memiliki SLA yang sesuai. Pemerintah Daerah Belum terlalu mementingkan interoperabilitas karena tiap aplikasi cenderung berdiri sendiri-sendiri. Outsourcing ditentukan dari pemenang lelang pengadaan, kecuali pada penunjukan langsung. Ditentukan dengan pemenang lelang, kecuali pada penunjukan langsung. Institusi Pendidikan Belum terlalu mementingkan interoperabilitas karena tiap aplikasi cenderung berdiri sendiri-sendiri. Outsourcing dilakukan bila sumberdaya di institusi pendidikan tidak memadai. Menentukan SLA sendiri tanpa membuat kontrak dengan pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Institusi pendidikan, dalam rangka melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat), sudah mulai memanfaatkan

Lebih terperinci

CLOUD COMPUTING TECHNOLOGY

CLOUD COMPUTING TECHNOLOGY CLOUD COMPUTING TECHNOLOGY FITRIANA FAJRIN S1 Teknik Informatika STMIK Tasikamalaya Powered by LibreOffice 4.2 2014 Daftar Isi 21.12.14 Fitriana Fajrin 2 1. Pengenalan Cloud Computing 2. Model Layanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Institusi perguruan tinggi, baik dengan inisiatif sendiri maupun karena petunjuk dari pusat mulai memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) secara intensif.

Lebih terperinci

Definisi Cloud Computing

Definisi Cloud Computing Definisi Cloud Computing Secara sederhana, Cloud Computing dapat kita bayangkan seperti sebuah jaringan listrik. Apabila kita membutuhkan listrik, apakah kita harus punya pembangkit listrik sendiri? Tentu

Lebih terperinci

Cloud Computing Windows Azure

Cloud Computing Windows Azure Cloud Computing Windows Azure CLOUD COMPUTING John mccarthy,1960 suatu hari nanti komputasi akan menjadi infrastruktur public seperti halnya listrik dan telepon. Larry Ellison, 1995 kita tidak harus menerangkan

Lebih terperinci

Konferensi Nasional Sistem Informasi 2013, STMIK Bumigora Mataram Pebruari 2013

Konferensi Nasional Sistem Informasi 2013, STMIK Bumigora Mataram Pebruari 2013 1 Dipublikasikan Tahun 2013 oleh : STMIK BUMIGORA MATARAM Mataram-Indonesia ISBN : 978-602-17488-0-0 Panitia tidak bertanggung jawab terhadap isi paper dari peserta. 2 Makalah Nomor: KNSI-295 PEMETAAN

Lebih terperinci

KOMPUTASI AWAN ( CLOUD COMPUTING ) Disusun Oleh Arbiyan Tezar Kumbara ( )

KOMPUTASI AWAN ( CLOUD COMPUTING ) Disusun Oleh Arbiyan Tezar Kumbara ( ) KOMPUTASI AWAN ( CLOUD COMPUTING ) Disusun Oleh Arbiyan Tezar Kumbara (10.12.4406) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 BAB I CLOUD COMPUTING Cloud Computing atau komputasi awan adalah gabungan pemanfaatan teknologi

Lebih terperinci

S-1 TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO JAWA TENGAH

S-1 TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO JAWA TENGAH MUHAMAD EDWIN ALBAB 21060112130115 S-1 TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO JAWA TENGAH ABSTRAK Tuntutan akan media penyedia layanan penyimpanan data semakin hari semakin besar. Berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Komputer pada dasarnya adalah sebuah mesin yang digunakan untuk menyelesaikan perhitungan matematis atau komputasi matematis. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI CLOUD COMPUTING UNTUK MEMAKSIMALKAN LAYANAN PARIWISATA

IMPLEMENTASI CLOUD COMPUTING UNTUK MEMAKSIMALKAN LAYANAN PARIWISATA IMPLEMENTASI CLOUD COMPUTING UNTUK MEMAKSIMALKAN LAYANAN PARIWISATA Tri Wahyudi AMIK BSI YOGYAKARTA Jl. Ringroad Barat, Ambar Ketawang, Gamping Email:tri.twi@bsi.ac.id Abstrak Semakin pesatnya wisatawan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI EYE OS MENGGUNAKAN METODE LOAD BALANCING DAN FAILOVER PADA JARINGAN PRIVATE CLOUD COMPUTING DENGAN LAYANAN IAAS DAN SAAS

IMPLEMENTASI EYE OS MENGGUNAKAN METODE LOAD BALANCING DAN FAILOVER PADA JARINGAN PRIVATE CLOUD COMPUTING DENGAN LAYANAN IAAS DAN SAAS IMPLEMENTASI EYE OS MENGGUNAKAN METODE LOAD BALANCING DAN FAILOVER PADA JARINGAN PRIVATE CLOUD COMPUTING DENGAN LAYANAN IAAS DAN SAAS TUGAS AKHIR Sebagai Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata 1

Lebih terperinci

PEMANFAATAN DAN PELUANG KOMPUTASI AWAN PADA SEKTOR BISNIS DAN PERDAGANGAN

PEMANFAATAN DAN PELUANG KOMPUTASI AWAN PADA SEKTOR BISNIS DAN PERDAGANGAN PEMANFAATAN DAN PELUANG KOMPUTASI AWAN PADA SEKTOR BISNIS DAN PERDAGANGAN Oleh : EKA PUTRA MAHARDIKA P, ST, MTI Dosen Manajemen Informatika Universitas Suryadarma ABSTRAK Model komputasi telah berkembang

Lebih terperinci

Sementara itu, model mencakup formula, logika, dan cara menampilkan data.

Sementara itu, model mencakup formula, logika, dan cara menampilkan data. Sementara itu, model mencakup formula, logika, dan cara menampilkan data. Agar para pengguna bisa mengambil banyak manfaat dari sistem yang dibangun beberapa syarat agar sistem informasi bisa tetap dipakai

Lebih terperinci

Pengantar Cloud Computing Berbasis Linux & FOSS

Pengantar Cloud Computing Berbasis Linux & FOSS Pengantar Cloud Computing Berbasis Linux & FOSS Rusmanto Maryanto (rusmanto@gmail.com) Pemred Majalah InfoLINUX (rus@infolinux.co.id) Direktur LP3T-NF (rus@nurulfikri.co.id) Topik Utama Istilah Terkait

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi saat ini sangat pesat, terutama dalam bidang teknologi komputer. Kemajuan teknologi yang sangat pesat tersebut mengakibatkan komputer-komputer

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Contoh laporan billing di Windows Azure

Gambar 1.1 Contoh laporan billing di Windows Azure Komputasi Awan Saat ini telah berkembang sebuah teknologi yang dikenal dengan Cloud Computing atau juga dikenal dengan nama teknologi Komputasi Awan. Tujuan adanya Komputasi Awan ini sebenarnya adalah

Lebih terperinci

PENGGUNAAN CLOUD COMPUTING DI DUNIA PENDIDIKAN MENENGAH DALAM PENDEKATAN TEORITIS. Maria Christina

PENGGUNAAN CLOUD COMPUTING DI DUNIA PENDIDIKAN MENENGAH DALAM PENDEKATAN TEORITIS. Maria Christina Media Informatika Vol. 15 No. 1 (2016) PENGGUNAAN CLOUD COMPUTING DI DUNIA PENDIDIKAN MENENGAH DALAM PENDEKATAN TEORITIS Maria Christina Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir.

Lebih terperinci

BAB 1 INTRODUKSI. faktor pendorong perekonomian di negara berkembang, misalnya Indonesia.

BAB 1 INTRODUKSI. faktor pendorong perekonomian di negara berkembang, misalnya Indonesia. BAB 1 INTRODUKSI 1.1 Latar Belakang Kemajuan pada bidang Teknologi Informasi (TI) merupakan salah satu faktor pendorong perekonomian di negara berkembang, misalnya Indonesia. Berbagai pihak telah menggunakan

Lebih terperinci

CLOUD-BASED INFORMATION COMMUNICATION TECHNOLOGY - LEARNING MANAGEMENT SYSTEM SOLUTIONS

CLOUD-BASED INFORMATION COMMUNICATION TECHNOLOGY - LEARNING MANAGEMENT SYSTEM SOLUTIONS Open Educational Resources (OER) is licensed under a Creative Commons Attribution-Non Commercial 4.0 International License. Based on a work at http://denipradana.edublogs.org/ CLOUD TECHNOLOGY OVERVIEW

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI CLOUD COMPUTING UNTUK MEMAKSIMALKAN LAYANAN PARIWISATA

IMPLEMENTASI CLOUD COMPUTING UNTUK MEMAKSIMALKAN LAYANAN PARIWISATA Implementasi Untuk Memaksimalkan Layanan Pariwisata IMPLEMENTASI CLOUD COMPUTING UNTUK MEMAKSIMALKAN LAYANAN PARIWISATA Tri Wahyudi Program Studi Manajemen Informatik, AMIK BSI Yogyakarta Jl. Ringroad

Lebih terperinci

RANCANGAN NETWORK MONITORING SYSTEM UNTUK PEMANTAUAN SUMBER DAYA VIRTUAL SERVER PADA JARINGAN CLOUD COMPUTING UNIVERSITAS SEMARANG

RANCANGAN NETWORK MONITORING SYSTEM UNTUK PEMANTAUAN SUMBER DAYA VIRTUAL SERVER PADA JARINGAN CLOUD COMPUTING UNIVERSITAS SEMARANG RANCANGAN NETWORK MONITORING SYSTEM UNTUK PEMANTAUAN SUMBER DAYA VIRTUAL SERVER PADA JARINGAN CLOUD COMPUTING UNIVERSITAS SEMARANG Febrian Wahyu Christanto 1, Mohammad Sani Suprayogi 2 1,2 Program Studi

Lebih terperinci

Manajemen Kunci Pada Mekanisme Akses Kontrol Sistem Ujian Online Program Penerimaan Mahasiswa Baru Menggunakan Untrusted Public Cloud

Manajemen Kunci Pada Mekanisme Akses Kontrol Sistem Ujian Online Program Penerimaan Mahasiswa Baru Menggunakan Untrusted Public Cloud SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 T 5 Manajemen Kunci Pada Mekanisme Akses Kontrol Sistem Ujian Online Program Penerimaan Mahasiswa Baru Menggunakan Untrusted Public Cloud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pendidikan Tinggi di Indonesia terdiri atas 81 perguruan tinggi negeri (PTN) dan tercatat lebih kurang 2.236 perguruan tinggi swasta (PTS) (HELTS, 2004: 24). Berdasarkan

Lebih terperinci

Adiharsa Winahyu Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Adiharsa Winahyu Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Adiharsa Winahyu Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Definisi Mobile Computing Mobile computing merupakan paradigma baru dari teknologi yang mampu melakukan operasional kerja

Lebih terperinci

Layanan Cloud Computing Setelah dijabarkan mengenai lima karakteristik yang terdapat di dalam sistem layanan Cloud

Layanan Cloud Computing Setelah dijabarkan mengenai lima karakteristik yang terdapat di dalam sistem layanan Cloud Cloud Computing Cloud computing adalah komputasi berbasis internet, dimana server yang dibagi bersama menyediakan sumber daya, perangkat lunak, dan informasi untuk komputer dan perangkat lain sesuai permintaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kampus Telkom Applied Science School memiliki sejumlah peminatan, salah satunya Network Programming. Beberapa matakuliah di peminatan tersebut yaitu Lingkungan dan

Lebih terperinci

PENGENALAN CLOUD COMPUTING

PENGENALAN CLOUD COMPUTING PENGENALAN CLOUD COMPUTING IRAWAN AFRIANTO, S.T., M.T. Definisi Cloud Computing Cloud Computing : Awan (internet) : Proses komputasi Teknologi komputasi komputer dengan memanfaatkan internet sebagai terminal

Lebih terperinci

1.2. Rumusan Masalah Batasan Masalah

1.2. Rumusan Masalah Batasan Masalah BAB I PENDAHULUAN Komputasi awan beberapa tahun belakangan menjadi topik yang menarik. Komputasi awan adalah generasi lanjut dalam pengelolaan sumber daya (resource). Saat ini komputasi awan mulai berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cloud computing dalam pengertian bahasa Indonesia yang diterjemahkan

BAB I PENDAHULUAN. Cloud computing dalam pengertian bahasa Indonesia yang diterjemahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cloud computing dalam pengertian bahasa Indonesia yang diterjemahkan menjadi komputasi awan, beberapa tahun terakhir ini telah menjadi "Hot word" di dunia teknologi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Komputasi Awan Berdasarkan Layanan Infrastructure as a Services (IaaS) Platform as a Service (PaaS)

BAB II DASAR TEORI 2.1. Komputasi Awan Berdasarkan Layanan Infrastructure as a Services (IaaS) Platform as a Service (PaaS) BAB II DASAR TEORI Komputasi awan (Cloud Computing) adalah sebuah teknologi yang menyediakan layanan terhadap sumber daya komputasi melalui sebuah jaringan. Dalam hal ini, kata awan atau cloud melambangkan

Lebih terperinci

CLOUD COMPUTING PENGANTAR KOMPUTER & TI 1A :

CLOUD COMPUTING PENGANTAR KOMPUTER & TI 1A : PENGANTAR KOMPUTER & TI 1A : CLOUD COMPUTING Isram Rasal S.T., M.M.S.I, M.Sc. Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma 1 Cloud Computing 2 Cloud Computing Cloud

Lebih terperinci

Analisis dan Desain Sistem Jaringan

Analisis dan Desain Sistem Jaringan Analisis dan Desain Sistem Jaringan Analisis dan Desain Terminal Server dan Cloud Computing Oleh: Halida Yanti (1106998) 1. Terminal Server Program Studi Pendidikan Teknik Infrmatika Jurusan Teknik Elektronika

Lebih terperinci

2012 Pengantar Cloud Computing

2012 Pengantar Cloud Computing 2012 Pengantar Cloud Computing Alex Budiyanto alex.budiyanto@cloudindonesia.org http://alexbudiyanto.web.id/ Lisensi Dokumen:.ORG Seluruh dokumen di CloudIndonesiA.ORG dapat disalin, disebarkan, dimodifikasi

Lebih terperinci

Model Implementasi Centralized Authentication Service pada Sistem Software As A Service

Model Implementasi Centralized Authentication Service pada Sistem Software As A Service JNTETI, Vol. 03, No. 1, Februari 2014 13 Model Implementasi Centralized Authentication Service pada Sistem Software As A Service Muhammad Arfan 1 Abstract The usage of cloud computing as continuously growing

Lebih terperinci

perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Firewall : Suatu sistem perangkat lunak yang mengizinkan lalu lintas jaringan yang dianggap aman

perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Firewall : Suatu sistem perangkat lunak yang mengizinkan lalu lintas jaringan yang dianggap aman DAFTAR ISTILAH APJII : Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. Merupakan asosiasi yang bertujuan untuk mengatur tarif jasa internet yang ada di Indonesia BPPT : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.

Lebih terperinci

Waktu yang lebih efisien. Lebih Aman. Memahami dan Memilih Tool Manajemen Network

Waktu yang lebih efisien. Lebih Aman. Memahami dan Memilih Tool Manajemen Network Memahami dan Memilih Tool Manajemen Network Mengapa memahami dan memilih Tool Manajemen network begitu penting? antara pemakaian dan performa berbagai macam tool manajemen network dalam grafik ditunjukkan

Lebih terperinci

Implementasi Cloud Computing Menggunakan Metode Pengembangan Sistem Agile

Implementasi Cloud Computing Menggunakan Metode Pengembangan Sistem Agile Scientific Journal of Informatics, Vol. 1, No. 1, Mei 2014 ISSN 2407-7658 Implementasi Cloud Computing Menggunakan Metode Pengembangan Sistem Agile Much Aziz Muslim 1 & Nur Astri Retno 2 1 Program Studi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan teknologi informasi. Cloud computing adalah transformasi

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan teknologi informasi. Cloud computing adalah transformasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cloud computing atau komputasi awan merupakan salah satu contoh perkembangan teknologi informasi. Cloud computing adalah transformasi teknologi informasi dan komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah pengguna aktif layanan internet selalu meningkat dari tahun ke tahun terlihat dari peningkatan lalu lintas data internet setiap tahunnya. Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan 1.2. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan 1.2. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan Merancang dan merealisasikan infrastruktur komputasi awan ( Cloud Computing) berupa layanan yang dapat melakukan kegiatan komputasi dan apabila salah satu koneksi database

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin pesatnya perkembangan jaman, kemajuan tekonologi saat ini mengalami pekembangan yang sangat pesat menuju kemudahan dan kenyamanan bagi pengguna teknologi.hal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan perkembangan teknologi informasi telah membuat proses dan startegi bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan perkembangan teknologi informasi telah membuat proses dan startegi bisnis BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan perkembangan teknologi informasi telah membuat proses dan startegi bisnis berubah dengan cepat. Penggunaan perangkat teknologi informasi tidak lagi menjadi

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INTEGRASI DAN MIGRASI SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI TI024329

TUGAS MAKALAH INTEGRASI DAN MIGRASI SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI TI024329 TUGAS MAKALAH INTEGRASI DAN MIGRASI SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI TI024329 Integrasi dan Migrasi Data Pendidikan Antar Instansi Sekolah Berbasis Cloud Computing dengan Menggunakan Smart Learning Guna Menyetarakan

Lebih terperinci

2012 Pengantar Cloud Computing

2012 Pengantar Cloud Computing 2012 Pengantar Cloud Computing Alex Budiyanto alex.budiyanto@cloudindonesia.org http://alexbudiyanto.web.id/ Editor: Ivan Lanin Mulkan Fadhli Lisensi Dokumen:.ORG Seluruh dokumen di CloudIndonesiA.ORG

Lebih terperinci

CLOUD COMPUTING DAN PEMANFAATAN DALAM OFFICE AUTOMATION

CLOUD COMPUTING DAN PEMANFAATAN DALAM OFFICE AUTOMATION CLOUD COMPUTING DAN PEMANFAATAN DALAM OFFICE AUTOMATION Oleh : 1. Muhammad Zakariyya A.143040268 2. Septika Maulida Ornasiswi 14304028 3. Azmi Fahrun Nisa 143040290 MATERI CLOUD COMPUTING?? CONTOH CLOUD

Lebih terperinci

DESIGN AND IMPLEMENTATION OF GRID COMPUTING MANAGEMENT RESOURCE SYSTEM ON INFRASTRUCTURE AS A SERVICE (IAAS) USING NATIVE HYPERVISOR

DESIGN AND IMPLEMENTATION OF GRID COMPUTING MANAGEMENT RESOURCE SYSTEM ON INFRASTRUCTURE AS A SERVICE (IAAS) USING NATIVE HYPERVISOR PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI MANAGEMENT RESOURCE DALAM SISTEM GRID COMPUTING PADA LAYANAN INFRASTRUCTURE AS A SERVICE (IAAS) MENGGUNAKAN NATIVE HYPERVISOR DESIGN AND IMPLEMENTATION OF GRID COMPUTING MANAGEMENT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya tingkat kebutuhan akan teknologi, memicu perkembangan teknologi itu sendiri untuk memenuhi perannya sebagai media yang mampu membantu manusia dalam berkegiatan

Lebih terperinci

LAYANAN PENYIMPANAN DATA INTEGRASI BERBASIS OWNCLOUD NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Rizki Mandala Pratama

LAYANAN PENYIMPANAN DATA INTEGRASI BERBASIS OWNCLOUD NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Rizki Mandala Pratama LAYANAN PENYIMPANAN DATA INTEGRASI BERBASIS OWNCLOUD NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Rizki Mandala Pratama 12.11.6619 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2014 PENGEMBANGAN MODEL INSTRUMENTASI PENGUKURAN ONLINE BERBASIS CLOUD

PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2014 PENGEMBANGAN MODEL INSTRUMENTASI PENGUKURAN ONLINE BERBASIS CLOUD PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2014 JUDUL KEGIATAN: PENGEMBANGAN MODEL INSTRUMENTASI PENGUKURAN ONLINE BERBASIS CLOUD I. Keterangan Umum: 1.Fungsi dan Sub Fungsi Program RPJMN : 2.Program RPJMN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat relasi yang sangat kuat antara internet dan cloud computing karena

BAB I PENDAHULUAN. terdapat relasi yang sangat kuat antara internet dan cloud computing karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan internet yang sangat signifikan memberikan sinyal positif bagi terciptanya sebuah model komputasi yaitu komputasi awan, tidak salah jika terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Perkembangan mobile communication saat ini semakin cepat dan menjadi hal yang tidak bisa dihindarkan lagi. Dalam Santoso (2016), Michael Facemire berdasarkan

Lebih terperinci

Bermain dengan Infrastruktur Virtual : VMware vsphere (Tulisan Pertama)

Bermain dengan Infrastruktur Virtual : VMware vsphere (Tulisan Pertama) 2012 Bermain dengan Infrastruktur Virtual : VMware vsphere (Tulisan Pertama) Berkah I. Santoso berkahs@cloudindonesia.or.id http://www.mislinux.org/ Lisensi Dokumen:.or.id Seluruh dokumen di CloudIndonesiA.or.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I. 1 Statistik Penggunaan Internet di Indonesia. Sumber: (APJII, 2012)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I. 1 Statistik Penggunaan Internet di Indonesia. Sumber: (APJII, 2012) BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Teknologi Internet saat ini telah mengubah pola bekerja manusia dengan perkembangan sistem komputasi secara terdistribusi yang dapat memudahkan orang bekerja dengan komputer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan komputasi awan atau Cloud Computing

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan komputasi awan atau Cloud Computing BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dewasa ini penggunaan komputasi awan atau Cloud Computing berkembang dengan signifikan. Perusahaan-perusahaan besar yang berorientasi terhadap penggunaan teknologi

Lebih terperinci

INTRO TO CLOUD COMPUTING

INTRO TO CLOUD COMPUTING INTRO TO CLOUD COMPUTING Kelompok 2 Adha Akbar (H1G112055) Rika Wahyuni (H1G112057) Ryan Hidayat (H1G112059) Nandang Eko Yulianto (H1G112063) Fahrizal Syahri Ramadhan (H1G11206 Cloud Computing Apa itu

Lebih terperinci

Komputasi Awan (Cloud Computing)

Komputasi Awan (Cloud Computing) Komputasi Awan (Cloud Computing) Pergeseran media penyimpan Kecenderungan Komputer Ketersambungan / Interconnectivity Kemampuan sharing / berbagi Non stop operation / 24/7/365 Mengecil tapi menyebar Jadi...komputer

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Pada penelitian sebelumnya yang berjudul Pengembangan Model Arsitektur Enterprise Untuk Perguruan Tinggi dilakukan pengembangan model arsitektur enterprise untuk

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. 1BAB I Pendahuluan

BAB I Pendahuluan. 1BAB I Pendahuluan BAB I Pendahuluan 1BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Suatu sistem dan layanan yang berbasis jaringan saat ini makin terintegrasi ke dalam serat-serat kehidupan penggunanya, baik secara personal maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan yang sangat penting bagi banyak orang. Dengan internet kita dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan yang sangat penting bagi banyak orang. Dengan internet kita dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya teknologi informasi saat ini, internet menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi banyak orang. Dengan internet kita dapat mengakses dan bertukar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi terus berkembang, berawal dari dibuatnya komputer dengan ukuran yang sangat besar hingga memasuki zaman virtualisasi dan cloud computing. Berkembangnya

Lebih terperinci

PERCOBAAN 10 CLOUD COMPUTING (Network Attached Storage)

PERCOBAAN 10 CLOUD COMPUTING (Network Attached Storage) PERCOBAAN 10 CLOUD COMPUTING (Network Attached Storage) 12.1 TUJUAN PEMBELAJARAN: Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep cloud computing Mengenalkan pada mahasiswa tentang konfigurasi FreeNAS pada jaringan.

Lebih terperinci

Bermain dengan Infrastruktur Virtual : VMware vsphere (Tulisan Pertama)

Bermain dengan Infrastruktur Virtual : VMware vsphere (Tulisan Pertama) 2012 Bermain dengan Infrastruktur Virtual : VMware vsphere (Tulisan Pertama) Berkah I. Santoso berkahs@cloudindonesia.or.id http://www.mislinux.org/ Lisensi Dokumen:.OR.ID Lisensi Atribusi-Berbagi Serupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan untuk penerapan pendidikan yang berbasis TI (Teknologi Informasi) semakin menjadi tren saat ini. Akan tetapi penerapan pendidikan TI dalam bidang tersebut

Lebih terperinci

Analisis Overhead Server Cloud Infrastructure pada Proxmox VE Hypervisor

Analisis Overhead Server Cloud Infrastructure pada Proxmox VE Hypervisor Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Analisis Overhead Server Cloud Infrastructure pada Proxmox VE Hypervisor I Gusti Ngurah Wikranta Arsa Sistem Komputer, STMIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media penyimpanan digunakan untuk menyimpan file. File yang disimpan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Media penyimpanan digunakan untuk menyimpan file. File yang disimpan dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era teknologi dan informasi ini media penyimpanan sangatlah dibutuhkan. Media penyimpanan digunakan untuk menyimpan file. File yang disimpan dapat berupa file dokumen,

Lebih terperinci

ANALISIS PEMANFAATAN LAYANAN BERBASIS CLOUD MENGGUNAKAN MICROSOFT AZURE

ANALISIS PEMANFAATAN LAYANAN BERBASIS CLOUD MENGGUNAKAN MICROSOFT AZURE ANALISIS PEMANFAATAN LAYANAN BERBASIS CLOUD MENGGUNAKAN MICROSOFT AZURE TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pasundan

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1. PENDAHULUAN Bab ini mendeskripsikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pembahasan, ruang lingkup kajian, sumber data dan sistematika penyajian. 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI CLOUD COMPUTING BERBASIS WEB EYEOS DI UNIVERSITAS MUSI RAWAS

IMPLEMENTASI CLOUD COMPUTING BERBASIS WEB EYEOS DI UNIVERSITAS MUSI RAWAS IMPLEMENTASI CLOUD COMPUTING BERBASIS WEB EYEOS DI UNIVERSITAS MUSI RAWAS PROPOSAL PENELITIAN Diajukan guna melakukan penelitian skripsi OLEH: IIN AKBAR 08142114 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan layanan software, media pentimpanan (storage), platform

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan layanan software, media pentimpanan (storage), platform BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komputasi awan atau cloud computing merupakan salah satu contoh perkembangan teknologi informasi. Komputasi awan adalah transformasi teknologi informasi dan komunikasi

Lebih terperinci

TOPIK. Standards and Controls Cloud Forensics Solid State Drives Speed of Change

TOPIK. Standards and Controls Cloud Forensics Solid State Drives Speed of Change 11. LOOKING AHEAD TOPIK Standards and Controls Cloud Forensics Solid State Drives Speed of Change STANDARD DAN KONTROL Standard Sampel disiapkan yang memiliki sifat yang sudah diketahui yang digunakan

Lebih terperinci

PENERAPAN LAYANAN PRIVATE CLOUD COMPUTING PADA LABORATORIUM KOMPUTER UNIVERSITAS BINA DARMA PALEMBANG

PENERAPAN LAYANAN PRIVATE CLOUD COMPUTING PADA LABORATORIUM KOMPUTER UNIVERSITAS BINA DARMA PALEMBANG PENERAPAN LAYANAN PRIVATE CLOUD COMPUTING PADA LABORATORIUM KOMPUTER UNIVERSITAS BINA DARMA PALEMBANG Maria Ulfa 1, Helda Yudiastuti 2 Dosen Universitas Bina Darma Jl. A. Yani No. 3 Plaju Palembang Sur-el:

Lebih terperinci

Sistem Terdistribusi. S1 Sistem Komputer Musayyanah, S.ST, M.T

Sistem Terdistribusi. S1 Sistem Komputer Musayyanah, S.ST, M.T Sistem Terdistribusi S1 Sistem Komputer Musayyanah, S.ST, M.T 1 2 3 Overview Model Sistem Terdistribusi Trends in Distributed System Pengenalan Cloud Computing 4 Model Sistem Terdistribusi Sistem Client

Lebih terperinci

Cloud and Cloud Worker. Nur Imam Febrianto MCTS - Technical Specialist /

Cloud and Cloud Worker. Nur Imam Febrianto MCTS - Technical Specialist / Cloud and Cloud Worker Nur Imam Febrianto MCTS - Technical Specialist nurimam@skyline.id / nurimam@sti-group.co.id Profil Nama : Nur Imam Febrianto Email : nurimam@skyline.id / nurimam@sti-group.co.id

Lebih terperinci

CLOUD COMPUTING DALAM PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN. Wiwin Hartanto 1

CLOUD COMPUTING DALAM PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN. Wiwin Hartanto 1 CLOUD COMPUTING DALAM PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN Wiwin Hartanto 1 wiwinhartanto@unej.ac.id Abstract: The development of technology requires a variety of activities that can be easily accessible regardless

Lebih terperinci

Cloud Computing dan Strategi TI Modern

Cloud Computing dan Strategi TI Modern 2012 Cloud Computing dan Strategi TI Modern Berkah I. Santoso berkahs@cloudindonesia.or.id http://www.mislinux.org/ Lisensi Dokumen: Copyright 2012 CloudIndonesiA.or.id Seluruh dokumen di CloudIndonesiA.or.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah instansi perguruan tinggi, terutama yang memiliki jumlah mahasiswa dan karyawan yang banyak, kebutuhan teknologi informasi dan komunikasi sudah menjadi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan teknologi internet didunia semakin meningkat. Setiap orang pasti telah menikmati layanan internet. Dahulu internet hanya digunakan oleh para pekerja

Lebih terperinci

MEMBANGUN SERVER CLOUD COMPUTING BERBASIS WEB MENGGUNAKAN RASPBERRY PI 3 TUGAS AKHIR FACHRIZA AGUNG

MEMBANGUN SERVER CLOUD COMPUTING BERBASIS WEB MENGGUNAKAN RASPBERRY PI 3 TUGAS AKHIR FACHRIZA AGUNG MEMBANGUN SERVER CLOUD COMPUTING BERBASIS WEB MENGGUNAKAN RASPBERRY PI 3 TUGAS AKHIR FACHRIZA AGUNG 142406027 PROGRAM STUDI D3 TEKNIK INFORMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perkembangannya sistem penyediaan layanan komputasi terpusat, centralized computing service, sudah dikembangkan sejak awal tahun 1960 hingga sampai saat ini.

Lebih terperinci

PENGANTAR DATA CENTER

PENGANTAR DATA CENTER Modul ke: 01 Hariesa Fakultas FASILKOM PENGANTAR DATA CENTER B.P, ST, MM Program Studi Sistem Informasi Pokok Bahasan Deskripsi pusat data. Pemilihan lokasi, layout dan setting gedung pusat data. Data

Lebih terperinci

Kusuma Wardani

Kusuma Wardani Penerapan Cloud Computing di Instansi Pemerintah Kusuma Wardani manis.dani88@gmail.com http://kusumawardani2008.blogspot.com Lisensi Dokumen: Copyright 2003-2007 IlmuKomputer.Com Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Three Layers of Computing Dasar dari penggunaan komputer adalah Three Layers of Computing. Pada tingkatan yang paling dasar, terdiri dari hardware dengan processor, chip memory,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Perubahan lingkungan bisnis memaksa organisasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Perubahan lingkungan bisnis memaksa organisasi untuk BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Teknologi informasi telah berkembang dengan cepat dan mempengaruhi berbagai aspek dalam organisasi baik pemerintah maupun lingkungan bisnis. Perubahan lingkungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Cloud computing merupakan teknologi yang menggunakan jaringan intenet untuk mengakses layanannya. Layanan yang disediakan seperti Software as Service (SaaS), Platform

Lebih terperinci

PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR IT DAN APLIKASI E-LEARNING IPB

PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR IT DAN APLIKASI E-LEARNING IPB PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR IT DAN APLIKASI E-LEARNING IPB ARSITEKTUR LAYANAN JARINGAN IPB (I-SONA) TOPOLOGI IPB THREE HIERARCHICAL & ENTERPRISE COMPOSITE MODEL BEBERAPA LAYANAN ICT UNTUK MENDUKUNG PROSES

Lebih terperinci

Pemrograman Aplikasi Berbasis Sistem Komputer. KTP Online. Nama : Andreas NIM : Departemen Teknologi Informasi

Pemrograman Aplikasi Berbasis Sistem Komputer. KTP Online. Nama : Andreas NIM : Departemen Teknologi Informasi Pemrograman Aplikasi Berbasis Sistem Komputer KTP Online Nama : Andreas NIM : 1313004 Departemen Teknologi Informasi INSTITUT TEKNOLOGI HARAPAN BANGSA 2014 Kata Pengantar Puji Syukur kepada Tuhan karena

Lebih terperinci

RANCANGAN MODEL ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI SISTEM PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA TOGAF

RANCANGAN MODEL ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI SISTEM PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA TOGAF RANCANGAN MODEL ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI SISTEM PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA TOGAF Ibrahim 1, Lela Nurpulaela 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Singaperbangsa Karawang

Lebih terperinci

MOBILE CLOUD BERBASIS VIRTUAL SMARTPHONE OVER IP

MOBILE CLOUD BERBASIS VIRTUAL SMARTPHONE OVER IP MOBILE CLOUD BERBASIS VIRTUAL SMARTPHONE OVER IP Ferrianto Gozali (1) dan Rizki Abrar (2) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti Jalan Kiai Tapa, Grogol, Jakarta, Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Kampus Universitas Telkom Fakultas Ilmu Terapan tersedia salah satu jenis layanan cloud computing Infrastructure As A Service ( Iaas ) atau biasa disebut juga suatu

Lebih terperinci

@UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

@UKDW BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk teknologi yang sedang berkembang di era digital ini adalah teknologi clouds. Aplikasi Clouds sudah banyak digunakan untuk berbagai keperluan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Perancangan yang dilakukan pada penelitian ini bersifat simulasi, karena jaringan Cloud

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Perancangan yang dilakukan pada penelitian ini bersifat simulasi, karena jaringan Cloud BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Simulasi Jaringan Cloud Computing Perancangan yang dilakukan pada penelitian ini bersifat simulasi, karena jaringan Cloud Computing yang dirancang belum pasti akan diimplementasikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan medis di sebuah rumah sakit. Tingkat ketersediaan peralatan radiologi mutakhir

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan medis di sebuah rumah sakit. Tingkat ketersediaan peralatan radiologi mutakhir BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi telah membawa dampak pada peningkatan kualitas pelayanan medis. Tidak terkecuali dalam bidang radiologi, yang merupakan salah satu bagian

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Komputasi Awan (Cloud Computing) Perkembangan informasi teknologi dalam beberapa dekade terakhir ini mengalami kemajuan yang sangat siginifikan. Sebut saja cloud computing, big

Lebih terperinci

TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN STUDI KASUS KOMPUTASI AWAN (CLOUD COMPUTING)

TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN STUDI KASUS KOMPUTASI AWAN (CLOUD COMPUTING) TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN STUDI KASUS KOMPUTASI AWAN (CLOUD COMPUTING) Disusun Oleh: 1. Lintang Puspa Risa (F0314054) 2. Rhein Nur Darnadia (F0314084) Dosen: Adi Firman Ramadhan, SE, M.Ak, Ak. JURUSAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. istilah Cloud Computing pada mulanya berasal dari penggunaan gambar awan untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. istilah Cloud Computing pada mulanya berasal dari penggunaan gambar awan untuk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah dan Perkembangan Menurut http://www.cloudindonesia.org/apa-itu-cloud-computing.html : Asal usul istilah Cloud Computing pada mulanya berasal dari penggunaan gambar awan

Lebih terperinci

Manajemen Kunci Pada Mekanisme Akses Kontrol Komunikasi Grup Pada Untrusted Public Cloud

Manajemen Kunci Pada Mekanisme Akses Kontrol Komunikasi Grup Pada Untrusted Public Cloud Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, 2-3 November 2015 Manajemen Kunci Pada Mekanisme Akses Kontrol Komunikasi Grup Pada Untrusted Public Cloud Muhamad Al Fikri 1),Caesario Oktanto Kisty 2), Hendrik

Lebih terperinci

PENERAPAN CLOUD COMPUTING SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN SISWA

PENERAPAN CLOUD COMPUTING SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN SISWA PENERAPAN CLOUD COMPUTING SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN SISWA Gunawan Budi Sulistyo 1), Chandra Agustina 2) 1) Manajemen Informatika AMIK BSI Yogyakarta Jl. Ringroad Barat, Ambarketawang, Gamping, Sleman,

Lebih terperinci

Linux with CloudComputing UbuntuOne. Kelompok Studi Linux UNG 2013

Linux with CloudComputing UbuntuOne. Kelompok Studi Linux UNG 2013 Linux with CloudComputing UbuntuOne. Kelompok Studi Linux UNG 2013 About KSL Kelompok Studi Linux adalah sebuah Kelompok Belajar yang dibentuk untuk mempelajari tentang perangkat lunak OpenSource / Linux.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Virtualisasi aplikasi merupakan salah satu dari delapan jenis teknik virtualisasi (Murphy, 2016). Teknik virtualisasi yang berpusat pada

Lebih terperinci