P U T U S A N Nomor : 27/PID.SUS/2015/PT.PBR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "P U T U S A N Nomor : 27/PID.SUS/2015/PT.PBR"

Transkripsi

1 P U T U S A N Nomor : 27/PID.SUS/2015/PT.PBR DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Pekanbaru, yang mengadili perkara-perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah menjatuhkan Putusan sebagai berikut dibawah ini dalam perkara atas nama Terdakwa : Nama Lengkap : PT. NATIONAL SAGO PRIMA ; Nomor dan Tanggal Akta : Berdasarkan Akta Nomor : 4 Tanggal 10 Maret Pendirian Korporasi 2009 dihadapan Notaris NANDA FAUS IWAN, beserta Perubahannya. SH. MKn., yang berkedudukan di Jakarta Selatan Sesuai dengan Keputusan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor : AHU AH Tahun 2009 Tanggal 07 April 2009 Tentang Pengesahan Badan Hukum Perseroan, sebagaimana diubah antara lain dengan Akta Nomor : 35 Tanggal 26 Desember 2013 yang telah mendapat pengesahan Menteri Hukum dan HAM RI No. : AHU-AH tanggal 06 Maret 2014, dan Perubahan Terakhir dengan Akta Nomor : 20 tanggal 18 Juli Sedangkan perubahan susunan Direksi dan Dewan Komisaris terakhir berdasarkan Akta Nomor : 12 Tanggal 26 Agustus 2014 yang dibuat dihadapan Notaris LIESTIANI WANG, SH. MKn., berkedudukan di Jakarta Selatan; Nomor dan tanggal Akta : Berdasarkan Akta Nomor : 35 Tanggal 26 Korporasi pada saat Desember 2013 yang dibuat dihadapan peristiwa pidana. Notaris LIESTIANI WANG, SH.,MKn, berkedudukan di Jakarta Selatan; Tempat Kedudukan. : Sampoerna Strategic Square North Tower, 28th Floor Jl. Jenderal Sudirman KAV 45 Jakarta Indonesia / Kantor Perwakilan PT. NATIONAL SAGO PRIMA (NSP) di Jalan Tebing Tinggi Nomor :66 Selat Panjang Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau;-- Hal 1 dari 69 hal.put.no.27/pid.sus/2015/pt.pbr

2 Kebangsaan. : Indonesia; Jenis/Bidang Usaha. : Pertanian, Perindustrian, Perdagangan, Pengangkutan Darat; NPWP. : Tanggal 28 Juli 2010;---- Yang diwakili oleh Pengurus/Kuasa, bertindak untuk dan atas nama Terdakwa yaitu : Nama : ERIS ARIAMAN, SH.; Tempat Lahir : Ciamis; Umur / Tanggal Lahir : 35 Tahun / 07 Nopember 1978; Tempat tinggal : Jl. Arun I Nomor : 28 RT/RW 008/004 Kelurahan Ujung Menteng Kecamatan Cakung Jakarta Timur; Jenis kelamin : Laki-laki; Kebangsaan : Indonesia; Agama : Islam; Terdakwa tidak ditahan; PENGADILAN TINGGI tersebut ; Setelah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Pekanbaru tanggal 23 Maret 2015 Nomor 27/PID.SUS/2015/PT.PBR, Tentang Penunjukan Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara Terdakwa tersebut diatas ; Setelah membaca berkas perkara dan surat-surat yang bersangkutan serta salina resmi Putusan Pengadilan Negeri Bengkalis Nomor 547 / Pid.Sus / 2014 / PN.Bls tanggal 22 Januari 2015, dalam perkara Terdakwa tersebut di atas ; Menimbang, bahwa berdasarkan Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum tanggal 24 Nopember 2014 Nomor Register Perkara PDM-245/BKS/11/2014, Terdakwa diajukan ke persidangan dengan dakwaan sebagai berikut : KESATU PRIMAIR Bahwa Terdakwa PT. NATIONAL SAGO PRIMA, sebagai Badan Usaha yang bergerak di bidang usaha pertanian, perindustrian, perdagangan dan pengangkutan darat didirikan berdasarkan Akta Nomor : 4 Tanggal 10 Maret 2009 dihadapan Notaris NANDA FAUS IWAN, SH. MKn., yang berkedudukan di Jakarta Selatan dan Pengesahannya Sesuai dengan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU AH Tahun 2009 Tanggal 07 April 2009 Tentang Pengesahan Badan Hukum Perseroan sebagaimana diubah antara lain dengan Akta Nomor : 35 Hal 2 dari 69 hal.put.no.27/pid.sus/2015/pt.pbr

3 Tanggal 26 Desember 2013 yang telah mendapat pengesahan Menteri Hukum dan HAM RI No. : AHU-AH tanggal 06 Maret 2014, dan Perubahan Terakhir dengan Akta Nomor : 20 tanggal 18 Juli Sedangkan perubahan susunan Direksi dan Dewan Komisaris terakhir berdasarkan Akta Nomor : 12 Tanggal 26 Agustus 2014 yang dibuat dihadapan Notaris LIESTIANI WANG, SH. MKn., berkedudukan di Jakarta Selatan, pada hari yang tidak dapat ditentukan lagi secara pasti sekira tanggal 30 Januari 2014 sampai dengan pertengahan bulan Maret tahun 2014 atau setidak tidaknya pada waktu-waktu lain masih dalam tahun 2014, bertempat di lahan areal IUPHH-BK (Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu) PT. NATIONAL SAGO PRIMA berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : SK.77/Menhut-II/2013 Tanggal 4 Februari 2013 Tentang Penetapan Batas Areal Kerja Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (IUPHH-BK) Pada Hutan Tanaman Industri Dalam Hutan Tanaman (Sagu) PT. NATIONAL SAGO PRIMA Seluas (dua puluh satu ribu empat ratus delapan belas) Hektar di Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau tepatnya pada Petak K 26, K 25, K 24, J 26, J 25, Petak X 8, Y 13, Blok IX, X, XI dan XII, Petak A 36, Blok IV dan VI, Blok 1 Desa Kepau Baru, Desa Teluk Buntal, Desa Tanjung Sari, Desa Lukun, Desa Tanjung Gadai dan Desa Batin Suir, Kecamatan Tebing Tinggi Timur, Kabupaten Kepulauan Meranti atau setidak-tidaknya pada tempattempat lain di mana Pengadilan Negeri Bengkalis berwenang mengadilinya, melakukan pembakaran lahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 69 ayat (1) huruf h, yakni melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar. Perbuatan tersebut Terdakwa lakukan dengan cara-cara sebagai berikut : - Bahwa Terdakwa PT. NATIONAL SAGO PRIMA (PT. NSP), sebagai Badan Usaha yang bergerak di bidang usaha Pertanian, Perindustrian, Perdagangan, Pengangkutan Darat berdasarkan Akta Nomor : 4 Tanggal 10 Maret 2009 yang dibuat dihadapan Notaris NANDA FAUS IWAN, SH. MKn., berkedudukan di Jakarta Selatan yang sudah mendapat pengesahan badan hukum berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU AH Tahun 2009 Tanggal 07 April 2009 Tentang Pengesahan Badan Hukum Perseroan dengan susunan pengurus perseroan sebagai berikut : Direktur Utama Tuan Soenarijo, Direktur Hadi Antono dan Komisaris Utama Heriyanto; Bahwa Terdakwa PT. NSP melakukan perubahan Angaran Dasar berdasarkan : Akta Nomor 54 tanggal 13 April 2010 yang dibuat dihadapan Notaris MALA MUKTI, SH. LLM., Akta Nomor 16 tanggal 10 Mei 2010 yang dibuat dihadapan Notaris MALA MUKTI, SH. LLM., Akta Nomor 71 tanggal Hal 3 dari 69 hal.put.no.27/pid.sus/2015/pt.pbr

4 26 Juli 2010 yang dibuat dihadapan Notaris MALA MUKTI, SH. LLM., Akta Nomor 24 tanggal 7 September 2010 yang dibuat dihadapan Notaris MALA MUKTI, SH. LLM., Akta Nomor 108 tanggal 18 Mei 2011 yang dibuat dihadapan Notaris MALA MUKTI, SH. LLM., Akta Nomor 29 tanggal 04 Februari 2013 yang dibuat dihadapan Notaris TINTIN SURTINI, SH. MH. MKn., Akta Nomor 35 Tanggal 26 Desember 2013 yang dibuat dihadapan Notaris LIESTIANI WANG, SH.,MKn., Akta Nomor 31 tanggal 14 Maret 2014 yang dibuat dihadapan Notaris LIESTIANI WANG, SH. MKn., Akta Nomor 9 tanggal 16 Juni 2014 yang dibuat dihadapan Notaris LIESTIANI WANG, SH. MKn., Akta Nomor 20 tanggal 18 Juli 2014 yang dibuat dihadapan Notaris LIESTIANI WANG, SH. MKn. Sedangkan perubahan susunan Direksi dan Dewan Komisaris terakhir berdasarkan Akta Nomor 12 tanggal 26 Agustus 2014 yang dibuat dihadapan Notaris LIESTIANI WANG, SH. MKn., yang berkedudukan di Jakarta Selatan, dengan susunan pengurus Perseroan sebagai berikut : Direktur Utama Tuan Eris Ariaman, Direktur Tuan Bona Ranto Pasaribu, Tuan Arief, Tuan Erwin, dan Komisaris Tuan Eka Dharmajanto Kasih; Bahwa berdasarkan Akta Nomor 71 tertanggal 26 Juli 2010 Terdakwa PT. NSP mendirikan Cabang Perseroan di Selat Panjang Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau. Kegiatan usaha Kantor Cabang melakukan segala kegiatan kerja yang sama dengan kantor pusat, dengan maksud dan tujuan : a. Menjalankan usaha pemanfaatan hasil hutan bukan kayu pada hutan tanaman industri dalam hutan tanaman (sagu); b. Menjalankan usaha budidaya tanaman sagu; c. Menjalankan usaha industri pengolahan hasil hutan tanaman industri dalam hutan tanaman sagu; d. Menjalankan usaha perdagangan hasil hutan tanaman industri dalam hutan tanaman sagu.; e. Menjalankan usaha pengusahaan hutan ; f. Mendirikan perusahaan atau melakukan penyertaan pada perusahaan lain untuk mendukung maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan;--- - Bahwa areal Terdakwa PT. NSP tersebut semula berasal dari areal PT. National Timber and Forest Product sesuai Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.353 / Menhut-II / 2008 Tanggal 24 September 2008 Tentang Pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu Pada Hutan Tanaman Industri Dalam Hutan Tanaman (Sagu) Kepada PT. National Timber and Forest Product Atas Areal Hutan Produksi Seluas ± (dua puluh satu ribu enam ratus dua puluh) Hektar di Provinsi Riau; Hal 4 dari 69 hal.put.no.27/pid.sus/2015/pt.pbr

5 Dan kemudian menjadi areal Terdakwa PT. NSP berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.380/Menhut- II/2009 tanggal 25 Juni 2009 Tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.353/Menhut-II/2008 tanggal 24 September 2008 tentang Pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu Pada Hutan Tanaman Industri Dalam Hutan Tanaman (Sagu) Kepada PT. National Timber And Forest Product Atas Areal Hutan Produksi Seluas ± (dua puluh satu ribu enam ratus dua puluh) Hektar di Provinsi Riau; Bahwa pada tahun 2011 terhadap luasan areal IUPHH-BK dalam Hutan Tanaman (Sagu) Terdakwa PT. NSP seluas ± hektar tersebut dilakukan penataan batas temu gelang sebagaimana laporan TBT No. 1536, sehingga luasan konsesi Terdakwa PT. NSP menjadi seluas (dua puluh satu ribu empat ratus delapan belas) hektar sesuai Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor SK-77/Menhut-II/2013, tanggal 4 Februari 2013; Bahwa berdasarkan Pasal 36 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup : Setiap usaha dan atau kegiatan yang wajib memiliki AMDAL atau UKL-UPL wajib memiliki Izin Lingkungan, dan berdasarkan Pasal 2 ayat (2) jo Lampiran I huruf c Bidang Pertanian Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Amdal, yakni jenis kegiatan yang wajib memiliki AMDAL adalah jenis kegiatan budidaya tanaman pangan dengan atau tanpa unit pengolahannya skala / besaran 2000 ha ; Dengan demikian Terdakwa PT. NSP yang bergerak di bidang Hutan Tanaman Industri jenis Sagu dengan luas lahan lebih dari 2000 hektar yakni seluas hektar tersebut wajib memiliki AMDAL dan Izin Lingkungan. Namun dalam melakukan kegiatannya Terdakwa PT. NSP menggunakan Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri Murni Sagu Milik atas nama PT. National Timber and Forest Product yang disetujui dan disahkan oleh Komisi Pusat AMDAL Departemen Kehutanan dan Perkebunan untuk PT. National Timber and Forest Product dengan surat Nomor 134/DJ-P/ANDAL/99 Tanggal 31 Agustus Dengan kata lain, AMDAL PT. National Timber and Forest Product hanya untuk PT. National Timber and Forest Product karena pemrakarsanya adalah PT. National Timber and Forest Product.; Bahwa Terdakwa PT. NSP tidak melakukan prakarsa untuk merevisi AMDAL dari yang semula AMDAL PT. National Timber and Forest Product menjadi AMDAL PT. NSP sendiri, karena sesungguhnya PT. NSP belum memiliki AMDAL; Hal 5 dari 69 hal.put.no.27/pid.sus/2015/pt.pbr

6 - Bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2001 Tentang Pengendalian Kerusakan dan atau Pencemaran Lingkungan Hidup yang Berkaitan dengan Kebakaran Hutan dan Lahan, dalam melakukan pembukaan lahan harus mempersiapkan : 1. Sistem deteksi dini untuk mengetahui terjadinya kebakaran hutan dan atau lahan; Alat pencegahan kebakaran hutan dan atau lahan; Prosedur operasi standar untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya kebakaran hutan dan atau lahan; Perangkat organisasi yang bertanggungjawab dalam mencegah dan menanggulangi terjadinya kebakaran hutan dan atau lahan; Pelatihan penanggulangan kebakaran hutan dan atau lahan secara berkala; Sarana dan prasarana pencegahan terjadinya kebakaran hutan dan atau lahan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pengendalian Kebakaran Hutan, meliputi : 1. Peralatan tangan; Perlengkapan perorangan; Pompa air dan perlengkapannya; Peralatan telekomunikasi; Pompa bertekanan tinggi; Peralatan mekanis; Peralatan transportasi; Peralatan logistik, medis dan Sarana Gedung; Sarana dan prasarana pencegahan terjadinya kebakaran hutan dan atau lahan sebagaimana yang dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan ; pemilik izin pemanfaatan hutan melakukan kegiatan : 1. Melakukan inventarisasi lokasi rawan kebakaran hutan; Mengiventarisasi faktor penyebab kebakaran; Menyiapkan regu-regu pemadam kebakaran; Membuat prosedur tetap pemadaman kebakaran hutan; Mengadakan sarana pemadaman kebakaran hutan, dan; Membuat sekat bakar; Penanggungjawab usaha juga wajib menyediakan : a. Fasilitas dan peralatan penyuluhan dan penyebarluasan informasi baik untuk menyiapkan bahan-bahan maupun untuk menyajikan informasi seperti audio visual (Komputer, kamera, radio, televisi, tape dan video recorder, film projektor), sarana pusat informasi dan lain-lain, fasilitas dan Hal 6 dari 69 hal.put.no.27/pid.sus/2015/pt.pbr

7 peralataan tersebut harus dimiliki oleh setiap Brigdalkarhut pada tiap tingkatan; b. Fasilitas dan peralatan untuk peringatan dan pendeteksian kebakaran seperti menara pengamat api dan perlengkapan pendukungnya misalnya kompas, rang finder (penentu arah dan pengukur jarak), teropong, petapeta, stasiun penerima dan pengolah data dan informasi citra satelit, global positioning system (GPS); Bahwa pembukaan lahan dengan cara Land Clearing pada areal IUPHH-BK Terdakwa PT. NSP dengan menyerahkan pekerjaan tersebut antara lain kepada PT. Nuansa Pertiwi dan PT. Sumatera Multi Indah dimulai sejak bulan Maret 2011 sampai dengan bulan Desember 2013 yang luas secara keseluruhan yang sudah dilakukan land clearing lebih kurang (tujuh ribu) hektar dengan membuat petak-petak blok dan membuat parit/kanal serta jalan disisi kanal dengan ukuran satu petak yaitu lebih kurang 1000 meter X 500 meter = 50 hektar, dengan cara melakukan imas tumbang (secara manual/tebang pakai mesin potong maupun parang dan alat berat berupa exavator) kemudian potongan kayu tersebut dirumpuk sesuai dengan jalur rumpukan yang ditentukan selanjutnya untuk dapat dilakukan penanaman sagu; Bahwa pada tanggal 31 Januari 2014 sekira pukul Wib saksi Suparno (karyawan Terdakwa PT. NSP) mendapat telpon dari saksi Pandumaan Siregar, SP., agar kembali ke lokasi PT. NSP untuk memadamkan api di lokasi Blok J 26 dan K 26, sehingga saksi Suparno membawa 7 (tujuh) orang anggota pemadam dari Blok XI dan XII dan 1 (satu) unit mesin air merek Robin, namun setelah dilakukan upaya pemadaman, api tetap menyala pada lokasi Blok J 26 dan semakin mendekat dengan areal tanaman sagu masyarakat karena angin mengarah ke areal tanaman sagu masyarakat; Bahwa pada tanggal 02 Februari 2014 sekira pukul Wib saksi Reinhard Simbolon, SP., (karyawan Terdakwa PT. NSP) bertemu dengan saksi Padumaan Siregar, SP., di dermaga parit I yang menginformasikan di areal PT. NSP tepatnya di Blok IX dan X terjadi kebakaran sambil menunjuk kearah sumber asap dan setelah didekati oleh saksi Reinhard Simbolon, SP., ternyata sumber asap tersebut berada di Petak X8 areal PT. NSP, sehingga saksi Reinhard Simbolon, SP., bersama beberapa orang karyawan Terdakwa PT. NSP lainnya dengan menggunakan peralatan berupa ember, cangkul dan parang berusaha memadamkan api ternyata tidak bisa dipadamkan. Selanjutnya pada tanggal 03 Februari 2014 ternyata pada Petak U9, U10, U11, U12, V8, V9, V10, V11, V12, V13, W8 dan X8 juga ditemukan adanya kebakaran lahan; Hal 7 dari 69 hal.put.no.27/pid.sus/2015/pt.pbr

8 - Oleh karena kebakaran diareal Terdakwa PT. NSP tersebut tidak dapat dipadamkan maka pada tanggal 5 sampai dengan tanggal 6 Maret 2014 areal kebakaran sudah mencapai Petak N23, N22, N21, N20, N19, P22, P21, P20, P19, O22, O21, O20, O19, dan upaya pemadaman berlangsung sampai tanggal 11 Maret 2014 dengan menggunakan 2 (dua) unit mesin Robin sehingga luas kebakaran lahan milik Terdakwa PT. NSP secara keseluruhan lebih kurang (dua ribu dua ratus) hektar; Bahwa meskipun upaya kegiatan pemadaman dilakukan pada lokasi-lokasi kebakaran lahan diatas tetapi itu dilakukan ketika api hampir menuntaskan tugasnya membakar lahan yang menyisakan abu dan arang yang menumpuk pada lokasi telah terbakar yang relatif merata. Hal inilah yang memang diharapkan Terdakwa PT. NSP agar supaya tidak timbul bagian-bagian yang tidak terbakar yang nantinya justru akan merugikan karena merupakan sarang hama dan penyakit yang akan menyerang tanamannya; Bahwa terjadinya kebakaran diareal PT. NSP, dan kemudian api menjadi tidak terkendali sehingga turut membakar areal kebun masyarakat yang berada disekitar areal konsesinya, disebabkan karena Terdakwa PT. NSP membiarkan tidak dilengkapinya syarat-syarat pencegahan untuk menanggulangi kebakaran tersebut sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2001 Tentang Pengendalian Kerusakan dan atau Pencemaran Lingkungan Hidup yang Berkaitan dengan Kebakaran Hutan dan Lahan, Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 Tentang Perlindungan Hutan, dan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pengendalian Kebakaran Hutan; Bahwa areal Terdakwa PT. NSP dengan luas (dua puluh satu ribu empat ratus delapan belas) hektar tersebut dengan rincian sebagai berikut : a. Tanaman sagu produktif seluas lebih kurang 4000 (empat ribu) hektar dengan tahun tanam 1996 yaitu pada Blok I, II, III dan IV sesuai dengan petak kerja dan areal tersebut yang terbakar yaitu Blok I seluas 200 (dua ratus) hektar, Blok II seluas 200 (dua ratus) hektar dan Blok IV seluas 400 (empat ratus) hektar; b. Tanaman sagu yang harus ditanam ulang seluas 7000 (tujuh ribu) hektar yaitu Blok V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, XII dan sebagian Blok XIII, areal tersebut pada umumnya sudah ditanam tanaman sagu dengan tahun tanam setelah dilakukan imas tumbang dan land clearing dengan luas yang terbakar lebih kurang (seribu dua ratus) hektar yaitu pada Blok VI dan Blok VII seluas 200 (dua ratus) hektar dan Blok X- XII seluas 1000 (seribu) hektar; Hal 8 dari 69 hal.put.no.27/pid.sus/2015/pt.pbr

9 c. Areal semak belukar seluas lebih kurang 3000 (tiga ribu) hektar yaitu Blok XIV dan Blok XV, areal ini tidak ada yang terbakar; d. Areal yang berupa kawasan lindung seluas 2000 (dua ribu) hektar berupa areal yang wajib dialokasikan sebesar 10 % dari luasan konsesi yang diperuntukkan sebagai hutan penyangga, kawasan pelindung satwa dan flora, areal ini tidak ada yang terbakar; e. Tanaman kehidupan, tanaman unggulan setempat dan sarana dan prasarana seluas 5000 (lima ribu) hektar dengan rincian yang sudah ditanam sagu seluas 70 (tujuh puluh) hektar sedangkan yang terbakar lebih kurang 1 (satu) hektar; f. Sarana dan prasarana meliputi sekat bakar berupa reparian dengan kondisi hutan yang luasnya 550 (lima ratus lima puluh) hektar, dan yang terbakar lebih kurang 130 (seratus tiga puluh) hektar; Bahwa pada tanggal 9 sampai dengan tanggal 10 Maret 2014 Tim Penyidik dari Dit Reskrimsus Polda Riau dengan didampingi oleh ahli kebakaran hutan dan lahan Prof. DR. Ir. Bambang Hero Saharjo, M.Agr., ahli perusakan lingkungan melalui pembakaran DR. Ir. Basuki Wasis, M.Si., ahli kehutanan dari Dinas Kehutanan Kabupaten Kepulauan Meranti Kaselan, S.Hut., yang turut dihadiri oleh yang mewakili dari Terdakwa PT. NSP (Setyo Budi Utomo), telah dilakukan pengambilan sampel tanah bekas terbakar di lahan Terdakwa PT. NSP, sebagaimana Berita Acara Pengambilan Sampel tanggal 11 Maret Pengambilan sampel dilakukan sesuai titik koordinat yang telah diambil dengan menggunakan alat Global Position System (GPS) oleh Kaselan, S.Hut; Bahwa berdasarkan Surat Keterangan Ahli Kebakaran Hutan dan Lahan Prof. DR. Ir. Bambang Hero Saharjo, M.Agr., tanggal 7 April 2014, dari hasil analisa Laboratorium yang dilakukan terhadap barang bukti/sampel berupa tanah gambut bekas terbakar, arang bekas terbakar, abu hasil pembakaran, bahan bakar bekas terbakar, tanah tidak terganggu terbakar, tanah tidak terbakar di hutan alam, umbi bibit tanaman sagu di areal bekas terbakar dan fakta-fakta yang dikumpulkan dilapangan dapat disimpulkan bahwa telah terjadi pembakaran dengan sengaja dan sistimatis di konsesi Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu PT. NSP dengan alasan sebagai berikut : a. Berdasarkan pengamatan lapangan khususnya pada areal yang disampling ditemukan areal yang telah terbakar nyaris sempurna karena seluruh areal terbakar dan menghitam akibat permukaannya ditutupi oleh arang bekas kebakaran, pada areal bekas terbakar tersebut ditemukan Hal 9 dari 69 hal.put.no.27/pid.sus/2015/pt.pbr

10 pula telah ditanam sagu khususnya pada lokasi tanaman sagu belum produktif. Kebakaran yang terjadi dapat dinyatakan nyaris sempurna karena tampak tidak ada upaya untuk menahan laju api yaitu melalui tindakan pemadaman bahkan tampak dibiarkan; b. Berdasarkan data hotspot (titik panas) yang berhasil terdeteksi khususnya pada priode waktu 31 Januari 2014 hingga 10 Maret 2014 pada petakpetak bekas terbakar tersebut tampak berkelompok dan terjadi pada priode dan blok-blok tertentu saja. Hasil analisa data hotspot modis (Terra Aqua) memastikan bahwa titik hotspot yang terdeteksi tersebut benar titik api artinya memang benar telah terjadi kebakaran. Hal tersebut menegaskan kembali bahwa seluruh titik api yang terdeteksi di PT. NSP berasal dari dalam kawasan yaitu terdapat di dalam IUPHHBK-HTI Tanaman Sagu PT. NSP; c. Pergerakan hotspot yang terus bergerak dari hari ke hari baik yang melanjutkan hotspot hari sebelumnya maupun timbulnya hotspot baru dilain petak memastikan bahwa upaya pengendalian kebakaran yang dilakukan oleh PT. NSP nyaris hampir tidak dilakukan, kalaupun dilakukan itu diduga dilakukan ketika api akan menuntaskan tugasnya menghanguskan isi petak tersebut, hal itu terjadi karena sarana dan prasarana pengendalian kebakaran seperti early warning system, early detection system, system komunikasi, peralatan pemadaman, personil pemadaman tidak tersedia dalam jumlah yang cukup dan sesuai peruntukkannya, hal tersebut didukung pula oleh alat transportasi, akses jalan yang tidak memadai sehingga upaya pengendalian nyaris tidak dilakukan dan akhirnya dibiarkan; d. Sebagian besar tanaman yang tidak produktif yang telah terbakar adalah tanaman sagu muda dan daerah yang sedang di land clering artinya petakpetak tanaman tersebut sesungguhnya dalam keadaan sensitif terhadap ancaman kemungkinan terjadinya kebakaran yang disebabkan baik oleh karena kesengajaan maupun akibat kelalaian, dan oleh karena itu maka sudah sepantasnya petak-petak tersebut mendapatkan perlindungan yang optimal oleh perusahaan dari ancaman bahaya kebakaran selama potensi terjadinya kebakaran cukup tinggi; e. Fakta lapangan memastikan bahwa tanaman sagu yang telah terbakar terbukti hidup kembali baik pada petak-petak tanaman sagu yang belum produktif yang telah terbakar maupun pada petak-petak tanaman sagu yang produktif yang juga telah terbakar. Khususnya pada petak-petak tanaman sagu yang produktif yang telah terbakar menunjukkan bahwa Hal 10 dari 69 hal.put.no.27/pid.sus/2015/pt.pbr

11 daun/pelepah tanaman sagu telah ditebas/di potong sebelum kebakaran terjadi; f. Ditemukan badan jalan yang tidak terbakar meskipun blok yang berada disebelah kiri-kanan badan jalan tersebut telah terbakar dengan merata, ini menunjukkan bahwa kebakaran tidak bergerak bebas seperti layaknya api yang menjalar bebas; g. Terjadinya penumpukan abu dan arang pada lokasi telah terbakar yang relatif merata, hal ini memang yang diharapkan agar supaya tidak timbul bagian-bagian yang tidak terbakar yang nantinya justru akan merugikan karena merupakan sarang hama dan penyakit yang akan menyerang tanamannya, kebakaran yang terjadi seperti ini tidak mungkin terjadi bila kebakarannya adalah kebakaran normal, hanya kebakaran yang dikendalikan dan dibiarkan berlangsung hingga usailah yang ditargetkan karena mempunyai tujuan tertentu dibalik pembakaran tersebut; h. Dari hasil pengamatan (Investigasi) yang dilakukan dilokasi IUPHHBK- HTI PT. NSP yang terletak di konsesi izin usaha pemanfaatan hasil hutan bukan kayu PT. NSP di Kepulauan Meranti Provinsi Riau pada tanggal 9 maret, 10 maret dan 22 maret 2014 menunjukkan memang penyiapan lahan dengan pembakaran sengaja dilakukan, hal tersebut dilapangan terlihat dengan jelas dimana areal terbakar penuh dengan arang dan abu hasil pembakaran dan masih menghitam pada log yang membakar. Kebakaran hanya terjadi pada tempat-tempat tertentu saja, hal ini dilakukan selain untuk memudahkan dalam melakukan pekerjaan/pengolahan lahan berikutnya juga untuk mendapatkan abu hasil pembakaran yang kaya mineral yang dapat berfungsi sebagai pengganti pupuk sementara untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman; i. Areal land clearing yang terbakar pada umumnya pada bagian rumpukan bekas steking yang menjadi salah satu bahan bakar terjadinya kebakaran tersebut; j. Diareal bekas terbakar tersebut tidak ditemukan adanya tower pemantau api sebagai sarana dan prasarana deteksi dini pengendalian kebakaran. Akibat dari tidak bekerjanya early warning system dan early detection system yang didukung oleh tidak tersedianya sarana dan prasarana pendukung sistem tersebut bekerja serta didukung pula oleh sarana pendukung lainnya termasuk personil dan struktur organisasi yang jelas dan operasional, disokong pula oleh akses jalan dan sarana transportasi yang tidak memadai membuat upaya pengendalian kebakaran di PT. NSP menjadi tumpul atau dapat dikatakan nyaris tidak dilakukan bahkan dibiarkan. Hal ini terbukti ketika verifikasi lapangan dilakukan dan diketahui Hal 11 dari 69 hal.put.no.27/pid.sus/2015/pt.pbr

12 terdapat kebakaran pada berbagai lokasi, namun upaya pengendalian khususnya pemadaman tidak dilakukan, meskipun air tersedia cukup banyak di dalam kanal yang bersebelahan dengan petak yang sedang terbakar; Berdasarkan hasil verifikasi lapangan dengan menggunakan data hotspot dari satelit Modis (Terra Aqua) maka petak yang telah terbakar di areal PT. NSP pada priode 31 Januari 2014 hingga 10 Maret 2014 adalah sebagai berikut : Pada petak tanaman sagu belum produktif meliputi : Petak X5, X6, X7, X8, X9, X10, X11, X12, X13, Y10, Y11, Y12, Y13, W5, W6, W7, W8, W9, W10, W11, W12, W13, V5, V6, V7, V8, V9, V10, V11, V12, V13, U5, U6, U7, U8, U9, U10, U11, U12, U13, sementara untuk petak tanaman produktif meliputi Petak P17, P19, P20, P21, P22, Q17, Q18, Q19, Q20, Q21, Q22, N19, N20, N21, N22, K25, K26, J25, J26, H28, H29, H30, G28, G29, G30; Bahwa dalam rangka pemulihan lahan gambut yang rusak akibat kebakaran lahan diareal IUPHHBK-HTI Tanaman Sagu PT NSP. Seluas Ha melalui pemberian kompos, serta biaya yang harus dikeluarkan untuk memfungsikan faktor ekologis yang hilang maka dibutuhkan biaya sebesar Rp ,- (Satu Trilyun Empat Puluh Enam Milyar Delapan Belas Juta Sembilan Ratus Dua puluh Tiga Ribu Rupiah). - Bahwa dari kegiatan pembukaan lahan di areal konsesi PT. NSP tempat terjadinya kebakaran, Terdakwa PT. NSP sengaja membiarkan terjadinya kebakaran pada petak-petak yang terbakar dan tidak mempunyai itikad baik dalam melindungi areal kegiatan usaha dari ancaman bahaya kebakaran, karena kebakaran tersebut sesungguhnya memang diharapkan dalam rangka penyiapan lahan; Perbuatan Terdakwa PT. NSP sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 108 jo Pasal 69 ayat (1) huruf h jo Pasal 116 ayat (1) huruf a Undang- Undang RI Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; SUBSIDIAIR Bahwa Terdakwa PT. NATIONAL SAGO PRIMA, sebagai Badan Usaha yang bergerak di bidang usaha pertanian, perindustrian, perdagangan dan pengangkutan darat didirikan berdasarkan Akta Nomor : 4 Tanggal 10 Maret 2009 dihadapan Notaris NANDA FAUS IWAN, SH. MKn., yang berkedudukan di Jakarta Selatan dan Pengesahannya Sesuai dengan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU AH Tahun 2009 Tanggal 07 April 2009 Tentang Pengesahan Badan Hal 12 dari 69 hal.put.no.27/pid.sus/2015/pt.pbr

13 Hukum Perseroan sebagaimana diubah antara lain dengan Akta Nomor : 35 Tanggal 26 Desember 2013 yang telah mendapat pengesahan Menteri Hukum dan HAM RI No. : AHU-AH tanggal 06 Maret 2014, dan Perubahan Terakhir dengan Akta Nomor : 20 tanggal 18 Juli Sedangkan perubahan susunan Direksi dan Dewan Komisaris terakhir berdasarkan Akta Nomor : 12 Tanggal 26 Agustus 2014 yang dibuat dihadapan Notaris LIESTIANI WANG, SH. MKn., berkedudukan di Jakarta Selatan, pada hari yang tidak dapat ditentukan lagi secara pasti sekira tanggal 30 Januari 2014 sampai dengan pertengahan bulan Maret tahun 2014 atau setidak tidaknya pada waktu-waktu lain masih dalam tahun 2014, bertempat di lahan areal IUPHH-BK (Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu) PT. NATIONAL SAGO PRIMA berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : SK.77/Menhut-II/2013 Tanggal 4 Februari 2013 Tentang Penetapan Batas Areal Kerja Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (IUPHHBK) Pada Hutan Tanaman Industri Dalam Hutan Tanaman (Sagu) PT. NATIONAL SAGO PRIMA Seluas (dua puluh satu ribu empat ratus delapan belas) Hektar di Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau tepatnya pada Petak K 26, K 25, K 24, J 26, J 25, Petak X 8, Y 13, Blok IX, X, XI dan XII, Petak A 36, Blok IV dan VI, Blok 1 Desa Kepau Baru, Desa Teluk Buntal, Desa Tanjung Sari, Desa Lukun, Desa Tanjung Gadai dan Desa Batin Suir, Kecamatan Tebing Tinggi Timur, Kabupaten Kepulauan Meranti atau setidak-tidaknya pada tempattempat lain di mana Pengadilan Negeri Bengkalis berwenang mengadilinya, dengan sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup. Perbuatan tersebut Terdakwa lakukan dengan cara-cara sebagai berikut : - Bahwa Terdakwa PT. NATIONAL SAGO PRIMA (PT. NSP), sebagai Badan Usaha yang bergerak di bidang usaha Pertanian, Perindustrian, Perdagangan, Pengangkutan Darat berdasarkan Akta Nomor : 4 Tanggal 10 Maret 2009 yang dibuat dihadapan Notaris NANDA FAUS IWAN, SH. MKn., berkedudukan di Jakarta Selatan yang sudah mendapat pengesahan badan hukum berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU AH Tahun 2009 Tanggal 07 April 2009 Tentang Pengesahan Badan Hukum Perseroan dengan susunan pengurus perseroan sebagai berikut : Direktur Utama Tuan Soenarijo, Direktur Hadi Antono dan Komisaris Utama Heriyanto; Bahwa Terdakwa PT. NSP melakukan perubahan Angaran Dasar berdasarkan ; Akta Nomor : 54 tanggal 13 April 2010 yang dibuat dihadapan Notaris MALA MUKTI, SH. LLM., Akta Nomor : 16 tanggal 10 Mei 2010 yang Hal 13 dari 69 hal.put.no.27/pid.sus/2015/pt.pbr

14 dibuat dihadapan Notaris MALA MUKTI, SH. LLM., Akta Nomor : 71 tanggal 26 Juli 2010 yang dibuat dihadapan Notaris MALA MUKTI, SH. LLM., Akta Nomor : 24 tanggal 7 September 2010 yang dibuat dihadapan Notaris MALA MUKTI, SH. LLM., Akta Nomor : 108 tanggal 18 Mei 2011 yang dibuat dihadapan Notaris MALA MUKTI, SH. LLM., Akta Nomor : 29 tanggal 04 Februari 2013 yang dibuat dihadapan Notaris TINTIN SURTINI, SH. MH. MKn., Akta Nomor : 35 Tanggal 26 Desember 2013 yang dibuat dihadapan Notaris LIESTIANI WANG, SH.,MKn., Akta Nomor : 31 tanggal 14 Maret 2014 yang dibuat dihadapan Notaris LIESTIANI WANG, SH. MKn., Akta Nomor : 9 tanggal 16 Juni 2014 yang dibuat dihadapan Notaris LIESTIANI WANG, SH. MKn., Akta Nomor : 20 tanggal 18 Juli 2014 yang dibuat dihadapan Notaris LIESTIANI WANG, SH. MKn. Sedangkan perubahan susunan Direksi dan Dewan Komisaris terakhir berdasarkan Akta Nomor : 12 tanggal 26 Agustus 2014 yang dibuat dihadapan Notaris LIESTIANI WANG, SH. MKn., yang berkedudukan di Jakarta Selatan, dengan susunan pengurus Perseroan sebagai berikut : Direktur Utama Tuan Eris Ariaman, Direktur Tuan Bona Ranto Pasaribu, Tuan Arief, Tuan Erwin, dan Komisaris Tuan Eka Dharmajanto Kasih; Bahwa berdasarkan Akta Nomor : 71 tertanggal 26 Juli 2010 Terdakwa PT. NSP mendirikan Cabang Perseroan di Selat Panjang Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau. Kegiatan usaha Kantor Cabang melakukan segala kegiatan kerja yang sama dengan kantor pusat, dengan maksud dan tujuan : a. Menjalankan usaha pemanfaatan hasil hutan bukan kayu pada hutan tanaman industri dalam hutan tanaman (sagu). b. Menjalankan usaha budidaya tanaman sagu. c. Menjalankan usaha industri pengolahan hasil hutan tanaman industri dalam hutan tanaman sagu. d. Menjalankan usaha perdagangan hasil hutan tanaman industri dalam hutan tanaman sagu. e. Menjalankan usaha pengusahaan hutan. f. Mendirikan perusahaan atau melakukan penyertaan pada perusahaan lain untuk mendukung maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan. - Bahwa areal Terdakwa PT. NSP tersebut semula berasal dari areal PT. National Timber and Forest Product sesuai Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.353/Menhut-II/2008 Tanggal 24 September 2008 Tentang Pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu Pada Hutan Tanaman Industri Dalam Hutan Tanaman (Sagu) Kepada PT. National Timber and Forest Product Atas Areal Hutan Produksi Seluas ± (dua puluh satu ribu enam ratus dua puluh) Hektar di Provinsi Riau. Hal 14 dari 69 hal.put.no.27/pid.sus/2015/pt.pbr

15 Dan kemudian menjadi areal Terdakwa PT. NSP berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.380/Menhut- II/2009 Tanggal 25 Juni 2009 Tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.353/Menhut-II/2008 Tanggal 24 September 2008 Tentang Pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu Pada Hutan Tanaman Industri Dalam Hutan Tanaman (Sagu) Kepada PT. National Timber And Forest Product Atas Areal Hutan Produksi Seluas ± (dua puluh satu ribu enam ratus dua puluh) Hektar di Provinsi Riau. - Bahwa pada tahun 2011 terhadap luasan areal IUPHH-BK dalam Hutan Tanaman (Sagu) Terdakwa PT. NSP seluas ± hektar tersebut dilakukan penataan batas temu gelang sebagaimana laporan TBT No. 1536, sehingga luasan konsesi Terdakwa PT. NSP menjadi seluas (dua puluh satu ribu empat ratus delapan belas) hektar sesuai Keputusan Menteri Kehutanan RI No. : SK-77/Menhut-II/2013, tanggal 4 Februari Bahwa berdasarkan Pasal 36 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup : Setiap usaha dan atau kegiatan yang wajib memiliki AMDAL atau UKL-UPL wajib memiliki Izin Lingkungan, dan berdasarkan Pasal 2 ayat (2) jo Lampiran I huruf c Bidang Pertanian Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Amdal, yakni jenis kegiatan yang wajib memiliki AMDAL adalah jenis kegiatan budidaya tanaman pangan dengan atau tanpa unit pengolahannya skala / besaran 2000 ha. Dengan demikian Terdakwa PT. NSP yang bergerak di bidang Hutan Tanaman Industri jenis Sagu dengan luas lahan lebih dari 2000 hektar yakni seluas hektar tersebut wajib memiliki AMDAL dan Izin Lingkungan. Namun dalam melakukan kegiatannya Terdakwa PT. NSP menggunakan Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri Murni Sagu Milik atas nama PT. National Timber and Forest Product yang disetujui dan disahkan oleh Komisi Pusat AMDAL Departemen Kehutanan dan Perkebunan untuk PT. National Timber and Forest Product dengan surat Nomor : 134/DJ-P/ANDAL/99 Tanggal 31 Agustus Dengan kata lain, AMDAL PT. National Timber and Forest Product hanya untuk PT. National Timber and Forest Product karena pemrakarsanya adalah PT. National Timber and Forest Product. - Bahwa Terdakwa PT. NSP tidak melakukan prakarsa untuk merevisi AMDAL dari yang semula AMDAL PT. National Timber and Forest Product menjadi Hal 15 dari 69 hal.put.no.27/pid.sus/2015/pt.pbr

16 AMDAL PT. NSP sendiri, karena sesungguhnya PT. NSP belum memiliki AMDAL. - Bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2001 Tentang Pengendalian Kerusakan dan atau Pencemaran Lingkungan Hidup yang Berkaitan dengan Kebakaran Hutan dan Lahan, dalam melakukan pembukaan lahan harus mempersiapkan : 1. Sistem deteksi dini untuk mengetahui terjadinya kebakaran hutan dan atau lahan. 2. Alat pencegahan kebakaran hutan dan atau lahan. 3. Prosedur operasi standar untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya kebakaran hutan dan atau lahan. 4. Perangkat organisasi yang bertanggungjawab dalam mencegah dan menanggulangi terjadinya kebakaran hutan dan atau lahan. 5. Pelatihan penanggulangan kebakaran hutan dan atau lahan secara berkala. Sarana dan prasarana pencegahan terjadinya kebakaran hutan dan atau lahan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : 12 Tahun 2009 tentang Pengendalian Kebakaran Hutan, meliputi : 1. Peralatan tangan. 2. Perlengkapan perorangan. 3. Pompa air dan perlengkapannya. 4. Peralatan telekomunikasi, 5. Pompa bertekanan tinggi, 6. Peralatan mekanis, 7. Peralatan transportasi, 8. Peralatan logistik, medis dan Sarana Gedung. Sarana dan prasarana pencegahan terjadinya kebakaran hutan dan atau lahan sebagaimana yang dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan ; pemilik izin pemanfaatan hutan melakukan kegiatan : 1. Melakukan inventarisasi lokasi rawan kebakaran hutan; Mengiventarisasi faktor penyebab kebakaran; Menyiapkan regu-regu pemadam kebakaran; Membuat prosedur tetap pemadaman kebakaran hutan; Mengadakan sarana pemadaman kebakaran hutan, dan ; Membuat sekat bakar; Penanggungjawab usaha juga wajib menyediakan : a. Fasilitas dan peralatan penyuluhan dan penyebarluasan informasi baik untuk menyiapkan bahan-bahan maupun untuk menyajikan informasi Hal 16 dari 69 hal.put.no.27/pid.sus/2015/pt.pbr

17 seperti audio visual (Komputer, kamera, radio, televisi, tape dan video recorder, film projektor), sarana pusat informasi dan lain-lain, fasilitas dan peralataan tersebut harus dimiliki oleh setiap Brigdalkarhut pada tiap tingkatan; b. Fasilitas dan peralatan untuk peringatan dan pendeteksian kebakaran seperti menara pengamat api dan perlengkapan pendukungnya misalnya kompas, rang finder (penentu arah dan pengukur jarak), teropong, petapeta, stasiun penerima dan pengolah data dan informasi citra satelit, global positioning system (GPS); Bahwa pembukaan lahan dengan cara land clearing pada areal IUPHH-BK Terdakwa PT. NSP dengan menyerahkan pekerjaan tersebut antara lain kepada PT. Nuansa Pertiwi dan PT. Sumatera Multi Indah dimulai sejak bulan Maret 2011 sampai dengan bulan Desember 2013 yang luas secara keseluruhan yang sudah dilakukan land clearing lebih kurang (tujuh ribu) hektar dengan membuat petak-petak blok dan membuat parit/kanal serta jalan disisi kanal dengan ukuran satu petak yaitu lebih kurang 1000 meter X 500 meter = 50 hektar, dengan cara melakukan imas tumbang (secara manual/tebang pakai mesin potong maupun parang dan alat berat berupa exavator) kemudian potongan kayu tersebut dirumpuk sesuai dengan jalur rumpukan yang ditentukan selanjutnya untuk dapat dilakukan penanaman sagu; Bahwa pada tanggal 31 Januari 2014 sekira pukul Wib saksi Suparno (karyawan Terdakwa PT. NSP) mendapat telpon dari saksi Pandumaan Siregar, SP., agar kembali ke lokasi PT. NSP untuk memadamkan api di lokasi Blok J 26 dan K 26, sehingga saksi Suparno membawa 7 (tujuh) orang anggota pemadam dari Blok XI dan XII dan 1 (satu) unit mesin air merek Robin, namun setelah dilakukan upaya pemadaman, api tetap menyala pada lokasi Blok J 26 dan semakin mendekat dengan areal tanaman sagu masyarakat karena angin mengarah ke areal tanaman sagu masyarakat; Bahwa pada tanggal 02 Februari 2014 sekira pukul Wib saksi Reinhard Simbolon, SP., (karyawan Terdakwa PT. NSP) bertemu dengan saksi Padumaan Siregar, SP., di dermaga parit I yang menginformasikan di areal PT. NSP tepatnya di Blok IX dan X terjadi kebakaran sambil menunjuk kearah sumber asap dan setelah didekati oleh saksi Reinhard Simbolon, SP., ternyata sumber asap tersebut berada di Petak X8 areal PT. NSP, sehingga saksi Reinhard Simbolon, SP., bersama beberapa orang karyawan Terdakwa PT. NSP lainnya dengan menggunakan peralatan berupa ember, cangkul dan parang berusaha memadamkan api ternyata tidak bisa dipadamkan. Selanjutnya pada tanggal 03 Februari 2014 ternyata Petak U9, U10, U11, Hal 17 dari 69 hal.put.no.27/pid.sus/2015/pt.pbr

18 U12, V8, V9, V10, V11, V12, V13, W8 dan X8 juga ditemukan adanya kebakaran lahan; Bahwa oleh karena kebakaran diareal Terdakwa PT. NSP tersebut tidak dapat dipadamkan maka pada tanggal 5 sampai dengan tanggal 6 Maret 2014 areal kebakaran sudah mencapai Petak N23, N22, N21, N20, N19, P22, P21, P20, P19, O22, O21, O20, O19, dan upaya pemadaman berlangsung sampai tanggal 11 Maret 2014 dengan menggunakan 2 (dua) unit mesin Robin sehingga luas kebakaran lahan milik Terdakwa PT. NSP secara keseluruhan lebih kurang (dua ribu dua ratus) hektar; Bahwa meskipun upaya kegiatan pemadaman dilakukan pada lokasi-lokasi kebakaran lahan diatas tetapi itu dilakukan ketika api hampir menuntaskan tugasnya membakar lahan yang menyisakan abu dan arang yang menumpuk pada lokasi telah terbakar yang relatif merata. Hal inilah yang memang diharapkan Terdakwa PT. NSP agar supaya tidak timbul bagian-bagian yang tidak terbakar yang nantinya justru akan merugikan karena merupakan sarang hama dan penyakit yang akan menyerang tanamannya; Bahwa terjadinya kebakaran diareal PT. NSP, dan kemudian api menjadi tidak terkendali sehingga turut membakar areal kebun masyarakat yang berada disekitar areal konsesinya, disebabkan karena Terdakwa PT. NSP membiarkan tidak dilengkapinya syarat-syarat pencegahan untuk menanggulangi kebakaran tersebut sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2001 Tentang Pengendalian Kerusakan dan atau Pencemaran Lingkungan Hidup yang Berkaitan dengan Kebakaran Hutan dan Lahan, Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 Tentang Perlindungan Hutan, dan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pengendalian Kebakaran Hutan; Bahwa areal Terdakwa PT. NSP dengan luas hektar tersebut dengan rincian sebagai berikut : a. Tanaman sagu produktif seluas lebih kurang 4000 (empat ribu) hektar dengan tahun tanam 1996 yaitu pada Blok I, II, III dan IV sesuai dengan petak kerja dan areal tersebut yang terbakar yaitu Blok I seluas 200 (dua ratus) hektar, Blok II seluas 200 (dua ratus) hektar dan Blok IV seluas 400 (empat ratus) hektar; b. Tanaman sagu yang harus ditanam ulang seluas 7000 (tujuh ribu) hektar yaitu Blok V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, XII dan sebagian Blok XIII, areal tersebut pada umumnya sudah ditanam tanaman sagu dengan tahun tanam setelah dilakukan imas tumbang dan land clearing dengan luas yang terbakar lebih kurang (seribu dua ratus) hektar Hal 18 dari 69 hal.put.no.27/pid.sus/2015/pt.pbr

19 yaitu pada Blok VI dan Blok VII seluas 200 (dua ratus) hektar dan Blok X- XII seluas 1000 (seribu) hektar; c. Areal semak belukar seluas lebih kurang 3000 (tiga ribu) hektar yaitu Blok XIV dan Blok XV, areal ini tidak ada yang terbakar; d. Areal yang berupa kawasan lindung seluas 2000 (dua ribu) hektar berupa areal yang wajib dialokasikan sebesar 10 % dari luasan konsesi yang diperuntukkan sebagai hutan penyangga, kawasan pelindung satwa dan flora, areal ini tidak ada yang terbakar; e. Tanaman kehidupan, tanaman unggulan setempat dan sarana dan prasarana seluas 5000 (lima ribu) hektar dengan rincian yang sudah ditanam sagu seluas 70 (tujuh puluh) hektar sedangkan yang terbakar lebih kurang 1 (satu) hektar; f. Sarana dan prasarana meliputi sekat bakar berupa reparian dengan kondisi hutan yang luasnya 550 (lima ratus lima puluh) hektar, dan yang terbakar lebih kurang 130 (seratus tiga puluh) hektar; Bahwa pada tanggal 9 sampai dengan tanggal 10 Maret 2014 Tim Penyidik dari Dit Reskrimsus Polda Riau dengan didampingi oleh ahli kebakaran hutan dan lahan Prof. DR. Ir. Bambang Hero Saharjo, M.Agr., ahli perusakan lingkungan melalui pembakaran DR. Ir. Basuki Wasis, M.Si., ahli kehutanan dari Dinas Kehutanan Kabupaten Kepulauan Meranti Kaselan, S.Hut., yang turut dihadiri oleh yang mewakili dari Terdakwa PT. NSP (Setyo Budi Utomo), telah dilakukan pengambilan sampel tanah bekas terbakar di lahan Terdakwa PT. NSP sebagaimana Berita Acara Pengambilan Sampel tanggal 11 Maret Pengambilan sampel dilakukan sesuai titik koordinat yang telah diambil dengan menggunakan alat Global Position System (GPS) oleh Kaselan, S.Hut; Bahwa berdasarkan Surat Keterangan Ahli Kebakaran Hutan dan Lahan Prof. DR. Ir. Bambang Hero Saharjo, M.Agr., tanggal 7 April 2014, dari hasil analisa Laboratorium yang dilakukan terhadap barang bukti/sampel berupa tanah gambut bekas terbakar, arang bekas terbakar, abu hasil pembakaran, bahan bakar bekas terbakar, tanah tidak terganggu terbakar, tanah tidak terbakar di hutan alam, umbi bibit tanaman sagu di areal bekas terbakar dan fakta-fakta yang dikumpulkan dilapangan dapat disimpulkan bahwa telah terjadi pembakaran dengan sengaja dan sistimatis di konsesi Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu PT. NSP dengan alasan sebagai berikut : a. Berdasarkan pengamatan lapangan khususnya pada areal yang disampling ditemukan areal yang telah terbakar nyaris sempurna karena seluruh areal terbakar dan menghitam akibat permukaannya ditutupi oleh Hal 19 dari 69 hal.put.no.27/pid.sus/2015/pt.pbr

BAB III PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KORBAN PENCEMARAN ASAP YANG DILAKUKAN KORPORASI YANG MENGAKIBATKAN ADANYA KORBAN JIWA

BAB III PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KORBAN PENCEMARAN ASAP YANG DILAKUKAN KORPORASI YANG MENGAKIBATKAN ADANYA KORBAN JIWA BAB III PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KORBAN PENCEMARAN ASAP YANG DILAKUKAN KORPORASI YANG MENGAKIBATKAN ADANYA KORBAN JIWA A. Latar Belakang Pencemaran Asap yang Dilakukan Korporasi Kejadian

Lebih terperinci

KONDISI UMUM PERUSAHAAN

KONDISI UMUM PERUSAHAAN KONDISI UMUM PERUSAHAAN Sejarah Kebun PT. National Sago Prima dahulu merupakan salah satu bagian dari kelompok usaha Siak Raya Group dengan nama PT. National Timber and Forest Product yang didirikan pada

Lebih terperinci

BAB IV. Pasal 46 UU No.23 tahun 1997 dinyatakan bila badan hukum terbukti melakukan tindak

BAB IV. Pasal 46 UU No.23 tahun 1997 dinyatakan bila badan hukum terbukti melakukan tindak BAB IV ANALISIS YURIDIS PERTANGGUNGJAWABAN KORPORASI TERHADAP TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN PADA PENGADILAN TINGGI PEKANBARU NOMOR 235/PID.SUS/2012/PTR Tindak Pidana dan Tanggung Jawab Korporasi di Bidang

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 73/PID/2011/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR : 73/PID/2011/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA 1 P U T U S A N NOMOR : 73/PID/2011/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ----- PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara perkara pidana dalam tingkat banding, telah

Lebih terperinci

P U T U S A N 10/PID.SUS-LH/2017/PT.PBR

P U T U S A N 10/PID.SUS-LH/2017/PT.PBR Nomor P U T U S A N 10/PID.SUS-LH/2017/PT.PBR DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Pekanbaru yang mengadili perkara-perkara pidana pada peradilan tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 57/PID.SUS/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 57/PID.SUS/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 57/PID.SUS/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 763/PID/2014/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 763/PID/2014/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 763/PID/2014/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah

Lebih terperinci

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR : 251 /PID/2012/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ------ PENGADILAN TINGGI DI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana dalam peradilan tingkat

Lebih terperinci

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 03/KPPU/PDPT/II/2013 TENTANG

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 03/KPPU/PDPT/II/2013 TENTANG VERSI PUBLIK PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 03/KPPU/PDPT/II/2013 TENTANG PENILAIAN PENGAMBILALIHAN (AKUISISI) SAHAM PERUSAHAAN PT HUTAN KETAPANG INDUSTRI OLEH PT SUNGAI MENANG I. LATAR

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti secara geografis terletak pada koordinat antara sekitar 0 42'30" - 1 28'0" LU dan 102 12'0" - 103 10'0" BT, dan terletak

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KERUSAKAN DAN ATAU PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP YANG BERKAITAN DENGAN KEBAKARAN HUTAN DAN ATAU LAHAN

PENGENDALIAN KERUSAKAN DAN ATAU PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP YANG BERKAITAN DENGAN KEBAKARAN HUTAN DAN ATAU LAHAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG PENGENDALIAN KERUSAKAN DAN ATAU PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP YANG BERKAITAN DENGAN KEBAKARAN HUTAN DAN ATAU LAHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG USAHA PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG USAHA PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG USAHA PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG Menimbang : a. bahwa Usaha Industri merupakan salah satu sektor pembangunan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2003 NOMOR : 70 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERIJINAN USAHA PERKEBUNAN DI KABUPATEN BERAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang

Lebih terperinci

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 365/Kpts-II/2003 TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU (IUPHHK) PADA HUTAN TANAMAN KEPADA PT. BUKIT BATU HUTANI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa industri merupakan salah satu sektor pembangunan

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR 310/PID.SUS/2016/PT.PBR. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA;

P U T U S A N NOMOR 310/PID.SUS/2016/PT.PBR. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA; P U T U S A N NOMOR 310/PID.SUS/2016/PT.PBR. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA; Pengadilan Tinggi Pekanbaru yang mengadili perkara-perkara pidana dalam pengadilan tingkat banding, telah

Lebih terperinci

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA. NOMOR 30 /KPPU Pat /X/2017 TENTANG PENILAIAN

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA. NOMOR 30 /KPPU Pat /X/2017 TENTANG PENILAIAN PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 30 /KPPU Pat /X/2017 TENTANG PENILAIAN PEMBERITAHUAN ATAS PENGAMBILALIHAN (AKUISISI) SAHAM PERUSAHAAN PT ANUGERAH PALM INDONESIA OLEH PT USAHA AGRO INDONESIA

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR: 537/PID/2015/PT MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR: 537/PID/2015/PT MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR: 537/PID/2015/PT MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara pidana pada pengadilan tingkat banding telah

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 174/PID.B/2014/PT.PBR. sebagai berikut dibawah ini dalam perkara atas nama Terdakwa : : AWALUDIN Alias AWAL Bin MUSTAFA;

P U T U S A N NOMOR : 174/PID.B/2014/PT.PBR. sebagai berikut dibawah ini dalam perkara atas nama Terdakwa : : AWALUDIN Alias AWAL Bin MUSTAFA; P U T U S A N NOMOR : 174/PID.B/2014/PT.PBR DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA; Pengadilan Tinggi Pekanbaru yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara pidana dalam peradilan tingkat banding,

Lebih terperinci

2017, No kelestarian keanekaragaman hayati, pengaturan air, sebagai penyimpan cadangan karbon, penghasil oksigen tetap terjaga; c. bahwa revisi

2017, No kelestarian keanekaragaman hayati, pengaturan air, sebagai penyimpan cadangan karbon, penghasil oksigen tetap terjaga; c. bahwa revisi BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.900, 2017 KEMEN-LHK. Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut. Fasilitasi Pemerintah. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 06 TAHUN 2009 SERI E NOMOR 02 PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 06 TAHUN 2009 TENTANG HUTAN KOTA Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI, : a. bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG IRIGASI DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG IRIGASI DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG IRIGASI DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARMASIN

WALIKOTA BANJARMASIN WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN, PENGATURAN PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI DAN BEKAS SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 12/Menhut-II/2009 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 12/Menhut-II/2009 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN, PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 12/Menhut-II/2009 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 22, Pasal 23, Pasal

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG PENGENDALIAN KERUSAKAN DAN ATAU PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP YANG BERKAITAN DENGAN KEBAKARAN HUTAN DAN ATAU LAHAN Menimbang : PRESIDEN

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN P U T U S A N NOMOR 577/PID.SUS/2017/PTMDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang mengadili perkara-perkara pidana dalam tingkat banding menjatuhkan putusan sebagai

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 72/PID/2011/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 72/PID/2011/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 72/PID/2011/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA DI MEDAN, yang mengadili perkara perkara Pidana dalam peradilan tingkat banding

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 27 TAHUN 2004 T E N T A N G SURAT IJIN USAHA INDUSTRI, IJIN PERLUASAN DAN TANDA DAFTAR INDUSTRI DI KABUPATEN LUMAJANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

2 Pemberantasan Korupsi Tahun 2013, maka perlu pengaturan kembali mengenai Tata Cara Pemberian dan Peluasan Areal Kerja Izin Usaha Pemanfaatan Hasil H

2 Pemberantasan Korupsi Tahun 2013, maka perlu pengaturan kembali mengenai Tata Cara Pemberian dan Peluasan Areal Kerja Izin Usaha Pemanfaatan Hasil H No.688, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUT. Izin Usaha. Pemanfaatan. Hutan Kayu. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.31/Menhut-II/2014 TENTANG TATA

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 192/PID.SUS/2015/PT.PBR

P U T U S A N Nomor 192/PID.SUS/2015/PT.PBR P U T U S A N Nomor 192/PID.SUS/2015/PT.PBR DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Pekanbaru yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara Pidana pada peradilan tingkat banding

Lebih terperinci

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 444/KPTS-II/1997 TENTANG PEMBERIAN HAK PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI POLA TRANSMIGRASI ATAS AREAL HUTAN SELUAS ± 21.870 (DUA

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN P U T U S A N Nomor : 306/PID.SUS/2016/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG PENGENDALIAN KERUSAKAN DAN ATAU PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP YANG BERKAITAN DENGAN KEBAKARAN HUTAN DAN ATAU LAHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR 514 / PID.SUS / 2014 / PT-MDN. Umur / tanggal lahir : 37 Tahun/ 15 Februari 1974; Terdakwa dalam perkara ini tidak ditahan;

P U T U S A N NOMOR 514 / PID.SUS / 2014 / PT-MDN. Umur / tanggal lahir : 37 Tahun/ 15 Februari 1974; Terdakwa dalam perkara ini tidak ditahan; P U T U S A N NOMOR 514 / PID.SUS / 2014 / PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang mengadili perkara-perkara pidana dalam peradilan tingkat banding menjatuhkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 5 Tahun : 2012 Seri : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI,

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN P U T U S A N Nomor: 416/PID/2016/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana dalam pengadilan tingkat banding,

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 362/Pid/2014/PT-Mdn. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. I. 1. Nama lengkap : FRENGKI TARIGAN ;

P U T U S A N Nomor : 362/Pid/2014/PT-Mdn. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. I. 1. Nama lengkap : FRENGKI TARIGAN ; P U T U S A N Nomor : 362/Pid/2014/PT-Mdn. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ----- PENGADILAN TINGGI MEDAN, mengadili perkara pidana dalam peradilan tingkat banding, telah menjatuhkan putusan

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 315/PID/2012/PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR : 315/PID/2012/PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR : 315/PID/2012/PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ------ PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana dalam peradilan tingkat banding

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 104/PID.SUS/2015/PT.PBR

P U T U S A N Nomor 104/PID.SUS/2015/PT.PBR P U T U S A N Nomor 104/PID.SUS/2015/PT.PBR DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Pekanbaru yang memeriksa dan mengadili perkara perkara pidana pada peradilan tingkat banding,

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 551/PID/2012/PT-MDN.

P U T U S A N Nomor : 551/PID/2012/PT-MDN. P U T U S A N Nomor : 551/PID/2012/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI MEDAN di Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding,

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 445/PID/2013/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

P U T U S A N NOMOR : 445/PID/2013/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. P U T U S A N NOMOR : 445/PID/2013/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. ------ PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana dalam tingkat banding,

Lebih terperinci

P U T U S A N NO : 168/PID/2013/PT.MDN.-

P U T U S A N NO : 168/PID/2013/PT.MDN.- P U T U S A N NO : 168/PID/2013/PT.MDN.- DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ------- PENGADILAN TINGGI DI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam peradilan tingkat banding

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 03 TAHUN 2004 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI DI KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 03 TAHUN 2004 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI DI KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 03 TAHUN 2004 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI DI KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO UTARA Menimbang : a. bahwa dengan telah

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 391 /PID/2012/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR : 391 /PID/2012/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR : 391 /PID/2012/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ------ PENGADILAN TINGGI DI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana dalam peradilan tingkat

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN P U T U S A N Nomor : 167/PID.SUS/2016/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 234/Pid/2014/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

P U T U S A N. Nomor : 234/Pid/2014/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. P U T U S A N Nomor : 234/Pid/2014/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Tinggi Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara Pidana dalam tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KEBUN. Sejarah Kebun. Letak Geografis dan Administratif Kebun

KEADAAN UMUM KEBUN. Sejarah Kebun. Letak Geografis dan Administratif Kebun KEADAAN UMUM KEBUN Sejarah Kebun PT National Timber and Forest Product merupakan anak perusahaan PT Siak Raya Group yang berkedudukan di Provinsi Riau. PT National Timber and Forest Product pada tahun

Lebih terperinci

A. Kasus Posisi. Pengadilan Negeri Sumedang yang mengadili perkara pidana dengan

A. Kasus Posisi. Pengadilan Negeri Sumedang yang mengadili perkara pidana dengan BAB III PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SUMEDANG Nomor 13/Pid.B/2015/PN.Smd DALAM PERKARA PIDANA EKSPLOITASI SUMBER DAYA AIR OLEH PT.COCA COLA BOTTLING INDONESIA (PT. CCBI) SUMEDANG A. Kasus Posisi Pengadilan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR: 5 TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR: 5 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR: 5 TAHUN 2013 TENTANG IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang : a. bahwa sebagai upaya pengendalian agar penggunaan tanah dalam

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DI KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DI KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN Nomor 17/C, 2001 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DI KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. bahwa kondisi

Lebih terperinci

KETENTUAN MENGENAI PELAKSANAAN PENGUSAHAAN HUTAN PT. DAYA SAKTI TIMBER CORPORATION

KETENTUAN MENGENAI PELAKSANAAN PENGUSAHAAN HUTAN PT. DAYA SAKTI TIMBER CORPORATION LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 369/Kpts-IV/1985 TANGGAL : 7 Desember 1985 KETENTUAN MENGENAI PELAKSANAAN PENGUSAHAAN HUTAN PT. DAYA SAKTI TIMBER CORPORATION KETENTUAN I : TUJUAN PENGUSAHAAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 106 /KPTS-II/2000 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 106 /KPTS-II/2000 TENTANG MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 106 /KPTS-II/2000 TENTANG PENGGABUNGAN HAK PENGUSAHAAN HUTAN ALAM PT. SUKA JAYA MAKMUR UNIT I YANG DIBERIKAN BERDASARKAN KEPUTUSAN

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN NOMOR 377 K/PID.SUS/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa dan mengadili perkara pidana khusus pada tingkat kasasi memutuskan sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU, Menimbang : a. bahwa pengelolaan limbah

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 412 /PID/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Umur / Tgl. Lahir : 40 tahun / 22 Februari 1972.

P U T U S A N NOMOR : 412 /PID/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Umur / Tgl. Lahir : 40 tahun / 22 Februari 1972. P U T U S A N NOMOR : 412 /PID/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA lan Tinggi ------ PENGADILAN TINGGI DI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana dalam peradilan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 267/PID.B/2012/PTR DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 267/PID.B/2012/PTR DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 267/PID.B/2012/PTR DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Pekanbaru di Pekanbaru, telah memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam tingkat banding dalam

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 138/PID.SUS/2015/PT.PBR

P U T U S A N Nomor 138/PID.SUS/2015/PT.PBR P U T U S A N Nomor 138/PID.SUS/2015/PT.PBR DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Pekanbaru, yang mengadili perkara-perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.17/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NOMOR P.12/MENLHK-II/2015

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 382/PID/2013/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Umur / Tgl. lahir : 15 tahun / 8 Desember 1997;

P U T U S A N. Nomor : 382/PID/2013/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Umur / Tgl. lahir : 15 tahun / 8 Desember 1997; P U T U S A N Nomor : 382/PID/2013/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA P U T U S A N NOMOR : 109/PID.SUS/2017/PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara pidana pada peradilan tingkat banding

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 1 TAHUN 2007

PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 1 TAHUN 2007 PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN USAHA INDUSTRI (IUI), TANDA DAFTAR INDUSTRI (TDI) DAN IZIN PERLUASAN (IP) BUPATI ACEH UTARA Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI Menimbang : a. bahwa berdasarkan Undang-Undang

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 07 /PID/2012/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR : 07 /PID/2012/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR : 07 /PID/2012/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ------ PENGADILAN TINGGI DI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana dalam peradilan tingkat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2002 NOMOR : 43 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 16 TAHUN 2002 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN SURAT IZIN USAHA PERGADANGAN ( SIUP ) DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 7 TAHUN : 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PERSEROAN TERBATAS SELO ADIKARTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N Nomor 330/Pid.B/2014/PN.Sbg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Sibolga yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama

Lebih terperinci

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR : 52 /PID/2012/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ------ PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA DI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana dalam peradilan

Lebih terperinci

2016, No provinsi/kabupaten/kota ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hur

2016, No provinsi/kabupaten/kota ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hur No.110, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Alokasi Dana. Kurang Bayar. Pajak Bumi dan Bangunan. Tahun Anggaran 2016. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PMK.07/2016 TENTANG

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR: 93/PID/2016/PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR: 93/PID/2016/PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR: 93/PID/2016/PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara Pidana pada peradilan tingkat banding telah

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 573/PID/2013/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Umur/Tgl lahir : 44 tahun / 02 Mei 1969;

P U T U S A N. Nomor : 573/PID/2013/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Umur/Tgl lahir : 44 tahun / 02 Mei 1969; P U T U S A N Nomor : 573/PID/2013/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN P U T U S A N Nomor : 153/PID.SUS/2016/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, PEMERINTAH KOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 4 TAHUN 2006 PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURABAYA NOMOR 9 TAHUN 1995 PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS (PT)

Lebih terperinci

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR : 294 /PID/2012/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ------ PENGADILAN TINGGI DI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana dalam peradilan tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 441/PID.SUS/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 441/PID.SUS/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 441/PID.SUS/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 368/PID/2012/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 368/PID/2012/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 368/PID/2012/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI MEDAN di Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding,

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG KETENTUAN PEMBERIAN IZIN USAHA INDUSTRI, IZIN PERLUASAN DAN TANDA DAFTAR INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM,

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN P U T U S A N NOMOR: 192/PID/2016/PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara Pidana pada peradilan tingkat banding telah

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 523/PID/2013/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 523/PID/2013/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 523/PID/2013/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 58 PK/Pid.Sus/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara pidana khusus pada pemeriksaan Peninjauan Kembali

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN KEWENANGAN PADA BIDANG MINYAK DAN GAS BUMI

PENYELENGGARAAN KEWENANGAN PADA BIDANG MINYAK DAN GAS BUMI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN KEWENANGAN PADA BIDANG MINYAK DAN GAS BUMI Menimbang Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATANG HARI, : a.

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN 1 P U T U S A N Nomor : 353/PID/2017/PT MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah

Lebih terperinci

Menimbang : Mengingat :

Menimbang : Mengingat : 1 PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TEKNIK RUANG KOTA KAWASAN 7 ULU DAN SEKITARNYA KECAMATAN SEBERANG ULU I PALEMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALEMBANG,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 11 TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 11 TAHUN - 1 - PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN SERTA PERMUKIMAN DARI PENGEMBANG KEPADA PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR 101/PID.SUS/2015/PT.PBR

P U T U S A N NOMOR 101/PID.SUS/2015/PT.PBR P U T U S A N NOMOR 101/PID.SUS/2015/PT.PBR DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA; Pengadilan Tinggi Pekanbaru yang mengadili perkara-perkara pidana dalam peradilan tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 282 /PID/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR : 282 /PID/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR : 282 /PID/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ------ PENGADILAN TINGGI DI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana dalam peradilan tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 208/PID.SUS/2014/PT.PBR

P U T U S A N Nomor 208/PID.SUS/2014/PT.PBR P U T U S A N Nomor 208/PID.SUS/2014/PT.PBR DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Pekanbaru yang mengadili perkara-perkara pidana dalam tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN KEADAAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Pengusahaan Berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 1083/Menhut-IV/1995 tanggal 24 Juli 1995 Kelompok Hutan Teluk Kepau disetujui menjadi Hutan Tanaman Industri (HTI) Sagu

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 10 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN P U T U S A N Nomor : 30/Pid.Sus.Anak/2017/PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang mengadili perkara pidana Khusus pada pengadilan tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 15 /PID/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR : 15 /PID/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR : 15 /PID/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ------ PENGADILAN TINGGI DI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana dalam peradilan tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR 300/PID.SUS/2014/PT.PBR DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR 300/PID.SUS/2014/PT.PBR DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR 300/PID.SUS/2014/PT.PBR DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Pekanbaru yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara pidana dalam peradilan tingkat banding,

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN P U T U S A N Nomor : 103/PID.SUS/2016/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR :108/Pid.Sus/2015/PT.PBR DEMI MEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR :108/Pid.Sus/2015/PT.PBR DEMI MEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR :108/Pid.Sus/2015/PT.PBR DEMI MEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Pekanbaru yang memeriksa dan mengadili perkara- perkara pidana khusus pada peradilan tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 785/PID/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 785/PID/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 785/PID/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah

Lebih terperinci

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa pemanfaatan

Lebih terperinci

Nomor : 159/PID/2015/PT.BDG.

Nomor : 159/PID/2015/PT.BDG. P U T U S A N Nomor : 159/PID/2015/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana dalam tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 06/Pid/2013/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

P U T U S A N. Nomor : 06/Pid/2013/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. P U T U S A N Nomor : 06/Pid/2013/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. PENGADILAN TINGGI BANDUNG, yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara pidana dalam tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG IZIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN KAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG IZIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN KAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG IZIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN KAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO UTARA, Menimbang : a. bahwa semangat penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI, IZIN PERLUASAN DAN TANDA DAFTAR INDUSTRI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI, IZIN PERLUASAN DAN TANDA DAFTAR INDUSTRI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI, IZIN PERLUASAN DAN TANDA DAFTAR INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci