BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Jagung Sebagai Komoditi Unggulan Provinsi Gorontalo Jagung merupakan produk unggulan Provinsi Gorontalo, yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat khususnya petani sekaligus menjadi penggerak utama pembangunan ekonomi daerah. Penerapan program agropolitan tersebut didasarkan atas pertimbangan bahwa persentase penduduk yang bekerja di bidang pertanian adalah sebesar 45,45%, (Lihawa, 2009: 3). Menurut Muhammad dan Akuba ( 2007 : 46) mengemukakan bahwa penetapan jagung sebagai entry point pada program Agropolitan telah mendorong peningkatan produksi di Provinsi Gorontalo dari tahun ke tahun. Sebelum dicanangkan program Agropolitan, produksi jagung pada tahun 2000 adalah ton. Setelah adanya program Agropolitan produksi jagung pada Tahun 2002 sebesar ton dengan luas lahan ha. Pada tahun 2004 produksi jagung sebesar ton pada luas lahan ha. Pada tahun 2008 peningkatan produksi jagung mencapai ton pada luas lahan ha. Peningkatan luas lahan pertanian jagung dan produksi jagung merupakan suatu kekuatan dan peluang untuk mengembangkan agribisnis jagung di Provinsi Gorontalo yang memberikan pengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan. Akan tetapi hal tersebut juga akan merupakan suatu kelemahan dan ancaman bagi kelestarian sumberdaya lahan di Provinsi Gorontalo. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan suatu kajian sebagai upaya evaluasi pelaksanaan program Agropolitan berbasis jagung. Kajian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang kondisi nyata program Agropolitan di Provinsi Gorontalo, kelemahan-kelemahan, ancaman, peluang serta tantangan terhadap penerapan program Agropolitan. Berdasarkan kajian tersebut maka akan diperoleh suatu strategi dalam pengelolaan program Agropolitan yang berwawasan lingkungan. 1

2 Isnaeni (2006) dalam Muhammad dan Akuba (2007 : 39), mengemukakan jagung sebagai komoditas unggulan di Provinsi Gorontalo dilihat dari tiga pertimbangan yaitu : 1) Pertimbangan akademik, 2) Pertimbangan ekonomik, 3) Pertimbangan politik. 1. Jagung pilihan akademik Potensi areal untuk pengembangan jagung di Provinsi Gorontalo seluas ha. Potensi terbesar terdapat di Kabupaten Pohuwato yang mencapai ha, areal yang telah diamanfatkan seluas ha. Adapun kesesuaian lahan dalam usaha pertanian jagung, iklim menentukan tanaman yang ditaman, cuaca menentukan hasil yang diperoleh. Wilayah Kabupaten Pohuwato sangat cocok untuk pengembangan jagung sesuai klasifikasi mega lingkungan jagung. 2. Jagung pilihan ekonomik Jagung dipilih menjadi komoditi unggulan Provinsi Gorontalo, karena komoditi ini banyak diusahakan secara luas oleh masyarakat, memiliki peluang pasar yang luas di dalam maupun di luar negeri. Jagung adalah komoditi yang diusahakan secara luas oleh masyarakat Provinsi Gorontalo secara turun temurun. Dengan demikian, pertimbangan peluang pasar menjadi prasyarat utama. 3. Jagung pilihan politik Pemilihan komoditas tanaman untuk dikembangkan di suatu daerah didasarkan pada beberapa aspek, yaitu pencapaian tujuan agronomis yaitu produktivitas tanaman yang tinggi pada kondisi lingkungan yang ada, kelayakan ekonomi, penerimaan sosial, dan praktis untuk diterapkan sesuai kondisi sosial petani. Jagung pada saat ini merupakan tanaman yang ditanam oleh sebagian besar masyarakat sehingga dukungan dari rakyat dalam pengembangan jagung diharapkan besar. Program-program pembangunan yang didukung rakyat lebih berpeluang untuk berhasil. Pertimbangan akademis dan ekonomis tersebut telah mendorong pemerintah Provinsi Gorontalo menetapkan jagung sebagai komoditas unggulan. Pemilihan satu komoditas pertanian sebagai unggulan dimaksudkan agar program pembangunan 2

3 pertanian terfokus. Focus program diperlukan sebagai pertimbangan keterbatasan dana, sumberdaya aparatur dan agar program lebih terarah, sehingga pelaksanaannya lebih efektif dan efisien. B. Konsep Nilai Tambah Setiawan (2008 : 3) dalam tulisannya mengungkapkan bahwa nilai tambah diartikan sebagai: 1) besarnya output suatu usaha setelah dikurangi pengeluaran/biaya antaranya; 2) Jumlah nilai akhir dari suatu produk yang bertambah pada setiap tahapan produksi; 3) nilai output dikurangi dengan nilai input bahan baku yang dibeli dan nilai depresiasi yang disisihkan oleh perusahaan. Sebagai contoh, nilai tambah dari produk roti adalah nilai dari produk roti tersebut (nilai output) dikurangi dengan nilai dari tepung dan input lain yang dibeli dari perusahaan lain/nilai input. Nilai tambah merupakan selisih nilai penjualan dikurangi harga bahan baku dan pengeluaran lain yang bersifat internal. Secara ekonomis Setiawan (2008 : 7) juga mengungkapkan, pengembangan nilai tambah suatu barang dapat dilakukan melalui perubahan bentuk (form utility), perubahan tempat (place utility), perubahan waktu (time utility), dan perubahan kepemilikan (potition utility). 1. Melalui perubahan bentuk (form utility) suatu produk akan mempunyai nilai tambah ketika barang tersebut mengalami perubahan bentuk. Misal biji jagung berubah menjadi bentuk makanan ringan keripik jagung. 2. Melalui perubahan tempat (place utility) suatu barang akan memperoleh nilai tambah apabila barang tersebut mengalami perpindahan tempat. Misalnya jagung ketika berada di desa hanya dimanfaatkan sebagai makanan yang dikonsumsi sebagai jagung rebus saja, tetapi ketika jagung tersebut dibawa ke industri tepung (kota) akan dijadikan tepung. 3. Melalui perubahan waktu (time utility) suatu barang akan memperoleh nilai tambah ketika dipergunakan pada waktu yang berbeda. 3

4 4. Melalui perubahan kepemilikan (position utility) barang akan memperoleh nilai tambah ketika kepemilikan akan barang tersebut perpindah dari satu pihak ke pihak yang lainnya. Misalnya ketika jagung berada pada tangan petani maka jagung tersebut hanya dijual dalam bentuk jagung pipilan, tetapi ketika jagung tersebut berada ditangan konsumen maka akan dimanfaatkan sebagai konsumsi. Menurut Coltrain, et, al. (2000) dalam Setiawan (2008 : 6) terdapat dua jenis nilai tambah, yaitu inovasi dan koordinasi. Kegiatan dari inovasi merupakan aktivitas yang memperbaiki proses yang ada, prosedur, produk dan pelayanan atau menciptakan sesuatu yang baru dengan menggunakan atau memodifikasi konfigurasi organisasi yang telah ada. Sedangkan pengertian dari koordinasi merupakan harmonisasi fungsi dalam keseluruhan bagian sistem. Hal tersebut merupakan peluang dalam meningkatkan koordinasi produk, pelayanan informasi dalam proses produksi pertanian untuk menciptakan imbalan yang nyata dan meningkatkan nilai produk dalam setiap tahap proses produksi pertanian. Sebab jika dalam koordinasi produk terjadi kesenjangan koordinasi maka akan menimbulkan bullwhip effect atau fluktuasi dalam pesanan, yang pada akhirnya akan mengakibatkan peningkatan biaya. Tipe nilai tambah koordinasi difokuskan pada hubungan vertikal dan horisontal diantara produsen, pengolahan, perantara, distributor dan pengecer. Sehubungan dengan keberadaan jagung di Provinsi Gorontalo Baruwadi (2007:2) mengemukakan, Provinsi Gorontalo yang mencanangkan Program Agropolitan dengan entri point jagung, sebaiknya tidak semata-mata menggantungkan pada on-farm. Hal ini disebabkan dengan cara ini nilai tambah yang diperoleh dari komoditas jagung relatif kecil sehingga berpengaruh pada kesejahteraan petani. Agroindustri merupakan jawaban yang tepat dalam rangka meningkatkan nilai tambah jagung di Provinsi Gorontalo. 4

5 C. Penetapan Strategi Pengembangan Jagung Menurut Stoner, et. all. (1995) dalam Tjiptono (2008 : 3), konsep stategi dapat didefinisikan berdasarkan dua perspektif yang berbeda, yaitu dari perspektif apa yang suatu organisasi ingin lakukan (intends to do), dan dari perspektif apa yang organisasi akhirnya lakukan (eventually does). Berdasarkan perspektif yang pertama strategi dapat didefinisikan sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan mengimplementasikan misinya. Makna yang terkandung dalam strategi ini adalah bahwa para menager memainkan peranan yang aktif, sadar dan rasional dalam merumuskan strategi organisasi. Dalam lingkungan yang turbulen dan selalu mengalami perubahan, pandangan ini lebih banyak diterapkan. Berdasarkan perspektif kedua, strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Pada definisi ini, setiap organisasi pasti memiliki strategi, meskipun strategi tersebut tidak pernah dirumuskansecara eksplisit. Pandangan ini diterapkan bagi para manager yang bersifat reaktif, yaitu hanya menanggapi dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan secara pasif manakala dibutuhkan. Pearce dan Robinson (1997 : 21) juga mengemukakan bahwa strategi merupakan sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran perusahaan. Sedangkan Hunger dan Wheleen (2003 : 27) manajemen strategi merupakan serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja organisasi dalam jangka panjang. Pernyataan strategi secara eksplisit merupakan kunci keberhasilan dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis. Strategi memberikan suatu arah bagi semua anggota organisasi. Bila konsep strategi tidak jelas, maka keputusan yang diambil akan bersifat subjektif atau berdasarkan intuisi belaka dengan mengabaikan keputusan yang lain. 5

6 Pengembangan komoditas unggulan di daerah dengan menggunakan strategis tertentu akan membuka peluang usaha bagi masyarakat terutama di pedesaan. Menurut Basri (2003 : 12), suatu peluang usaha akan menjadi sumber pendapatan yang memberikan tambahan penghasilan kepada masyarakat jika mampu menangkap peluang usaha yang potensial dikembangkan menjadi suatu kegiatan usaha yang nyata. Dengan demikian kemampuan masyarakat memanfaatkan peluang yang ada akan dipengaruhi oleh kemampuan masyarakat dalam menangkap peluang itu sendiri. Hal kedua adalah kemampuan mengorganisir sumberdaya yang dimiliki sedemikian rupa sehingga peluang yang potensial menjadi usaha yang secara aktual dapat diopersikan. Silvia (2006 : 9) mengungkapkan, pengembangan usaha menyebabkan mata pencaharian masyarakat tidak lagi berbatas pada sektor primer dalam memenuhi kebutuhan keluarganya, tetapi telah memperluas ruang gerak usahanya pada sektor tertier. Kegiatan ini menimbulkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di sekitarnya. Manfaat kegiatan agribisnis ini terhadap aspek ekonomi pedesaan, antara lain memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha, meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar, serta memberikan konstribusi terhadap pembangunan daerah. Menurut Saragih (1998 : 31), pengembangan industri atau nilai tambah sangat layak menjadi salah satu andalan utama sebab bagaimanapun kita masih sulit melepaskan ketergantungan pembangunan sektor pertanian daerah. Sama halnya dengan pengembangan nilai tambah jagung di Kabupaten Pohuwato, dimana jagung yang menjadi komoditi unggulan jika di kembangkan ke sektor industri lebih memberikan peningkatan pendapatan, selain itu juga lebih menjamin perluasan kesempatan kerja bagi masyarakat. Dalam strategi pengembangan usaha yang dapat memberikan nilai tambah bagi petani atau industri, baik dilihat dari segi ekonomi dan manfaat dilakukan dengan menganalisi lingkungan internal maupun eksternal. 6

7 1. Analisis Faktor Internal Selain mengetahui peluang yang menarik dalam lingkungan, perusahaan, organisasi maupun masyarakat secara individu perlu memiliki keahlian yang dibutuhkan untuk bersaing dalam peluang tersebut. Untuk itu setiap perusahaan organisasi maupun masyarakat secara individu harus mengevaluasi kekuatan dan kelemahannya secara periodik. Menurut Kotler (1997) dalam Yunus (2012 : 11), pengedintifikasian faktor internal dapat memberikan gambaran kondisi suatu usaha. Ada dua bagian yang dapat menentukan posisi usaha, yaitu faktor kekuatan dan kelemahan. Suatu usaha dapat menghindari ancaman yang berasal dari faktor eksternal melalui kekuatan yang dimilikinya dari faktor internal. Sedangkan kelemahannya dari faktor internal dapat diminimalkan dengan melihat peluang dari faktor eksternalnya. Aspek yang ditinjau untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan internal, yaitu potensi komoditi, profil usaha yang meliputi tujuan dari usaha yang dijalankan, sumberdaya produksi, manusia, keuangan, dan pemasaran. Aspek-aspek ini saling mempengaruhi satu sama lain dan saling mendukung dengan aktifitas usaha. Adapun aspek-aspek tersebut menurut Menurut Kotler (1997) dalam Yunus (2012 : 11) adalah sebagai berikut : a. Potensi Komoditi Jagung Potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan, kekuatan maupun kesanggupan/daya. Sedangkan komoditas adalah suatu benda nyata atau produk yang relatif mudah diperdagangkan, dapat diserahkan secara fisik, dapat disimpan dalam jangka waktu tertentu, dan dapat dipertukarkan dengan produk lainnya dengan jenis maupun niali yang sama. Menurut Baruwadi (2007 : 8) potensi komoditas jagung dilihat dari beberapa aspek, antara lain potensi lahan yang cukup memadai, luas pertanaman jagung yang terus meningkat dari tahun ke tahun, sebagian besar penduduk berkecimpung dalam usaha tersebut, dan yang lebih utama usaha tersebut mendapat dukungan/apresiasi dari Pemerintah Provinsi setempat. 7

8 b. Tujuan Usaha Setiap unit usaha perlu mendefinisikan tujuan spesifiknya dalam lingkup usahanya yang lebih luas. Pada pendirian suatu usaha, selain menentukan tujuan maupun arah juga harus menentukan lokasi yang layak menjadi tempat usaha. Dengan adanya penjenjangan manajemen, maka pembagian wewenang dan kekuasaan tidak saling tumpang tindih antara satu jabatan dengan jabatan lainnya. c. Politik dan Hukum Sejumlah keputusan dalam pengembangan usaha sangat dipengaruhi oleh perkembangan lingkungan politik dan hukum. Lingkungan itu dibentuk oleh hukum, badan pemerintah dan kelompok penekanan yang mempengaruhi dan membatasi beragam organisasi dan individu. Kadang-kadang peraturan-peraturan hukum itu juga menciptakan peluang baru bagi dunia bisnis. Contohnya, peraturan wajib daur ulang dan memacu penciptaan puluhan perusahaan baru yang membuat produk baru dari bahan-bahan yang bisa di daur ulang. Dua tren utama itu berhadapan dengan meningkatnya legislasi bisnis dan pertumbuhan kelompok minat khusus. Hal ini harus diperhatikan perusahaan untuk menjaga keamanan perusahaan dan demi kelangsungan usaha. d. Sumberdaya Produksi Suatu usaha harus mengetahui tentang pengadaan produksi, metode produksi yang digunakan, jumlah produksi. Perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan komoditas pertanian memproduksi produknya sesuai dengan permintaan dari planggan. Selain itu suatu usaha juga harus menyesuaikan pemenuhan kebutuhan pasar dengan peluang pasar yang dimilikinya. e. Sumberdaya Manusia Manusia merupakan sumberdaya yang berperan penting dalam usaha organisasi demi mencapai keberhasilan dalam suatu kegiatan usahanya. Sumberdaya manusia dengan kaya, bakat, kreatifitas, dan dorongan. Betapapun sempurnanya aspek teknologi dan ekonomi, tanpa manusia sulit kiranya tujuan-tujuan organisasi dapat dicapai. Sumberdaya manusia merupakan aset yang tidak sangat bernilai namun 8

9 hasilnya dapat dinikmati perusahaan. Kajian mengenai sumberdaya ini pada suatu perusahaan dengan sistem manajemen, hubungan staf dengan karyawan, dan tingkat produktifitas tenaga kerja. f. Sumberdaya Keuangan Salah satu kekuatan usaha adalah kondisi keuangan yang baik. Sumberdaya keuangan digunakan oleh suatu usaha untuk melihat pengaruh tingkat pertumbuhan penjualan dan struktur modal usaha terhadap perolehan laba yang dihasilkan. g. Pemasaran Suatu usaha melakukan teknik penjualan dengan tujuan agar dapat menjual seluruh hasil produksinya kepada pelanggan, sehingga dapat mendatangkan keuntungan. Teknik penjualan ini harus didukung dengan teknik pemasaran atau strategi pemasaran yang baik. Sebelum memasarkan seluruh hasil produksinya, perusahaan haruslah mengetahui terlebih dahulu mengenai pangsa pasar, tingkat penjualan atau tingkat harga yang berlaku, kualitas produk, media promosi, tingkat produktifitas penjualan, dan saluran distribusi penjualan. h. Pengembangan Industri Pembangunan industri yang didukung oleh pertanian yang tangguh menjadi titik berat pembangunan ekonomi daerah maupun nasional. Pembangunan Agroindustri dapat menjamin meningkatnya pendapatan masyarakat. 2. Analisis Faktor Eksternal Perumusan strategi pengembangan nilai tambah didasarkan analisis yang menyeluruh terhadap pengaruh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal suatu usaha. Lingkungan eksternal dalam usaha setiap saat dapat berubah dengan cepat sehingga melahirkan berbagai peluang dan ancaman baik yang datang dari pesaing utama maupun yang datang dari iklim bisnis yang senantiasa berubah. Konsekuensi dari perubahan faktor eksternal tersebut juga menghasilkan perubahan faktor internal suatu usaha seperti perubahan terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimiliki usaha tersebut (Rangkuti, 2001 : 82). 9

10 Menurut Kotler dan Kevin (2007) dalam Yunus (2012 : 14) Setiap unit usaha memiliki misinya masing-masing. Untuk mencapai arah dan tujuannya, maka suatu usaha harus memperhatikan bagian-bagian lingkungan atau faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi unit usaha tersebut. Umumnya, pengamatan faktor eksternal dilakukan dengan mengidentifikasi kekuatan lingkungan makro, pelaku lingkungan mikro, dan kekuatan lingkungan industri yang dapat bersaing. a. Lingkungan Makro Lingkungan makro merupakan situasi dan kondisi di luar suatu usaha yang dapat mempengaruhi kinerjanya dalam situasi global yang selalu berubah dengan cepat, suatu usaha harus membantu beberapa kekuatan utama dalam lingkungan makro. Pada penelitian ini aspek lingkungan makro yang akan dikaji dari aspek politik pemerintah, ekonomi, sosial budaya, dan teknologi. Setiap komponen tersebut dapat mempengaruhi suatu usaha dalam menghadapi iklim persaingan yang dinamis. i. Ekonomi Aspek ekonomi lebih berfokus pada kegiatan jual beli dalam suatu pasar. Kekuatan jual beli tidak terlepas dari kemampuan daya beli. Daya beli yang tersedia dari suatu perekonomian tergantung pada penghasilan, harga, tabungan, utang, dan ketersedian kredit terkini. Oleh karena itu para pemasar harus memperhatikan dengan cermat trend utama yang mempengaruhi pembelian tren-tren itu bisa berdampak pada bisnis, khususnya perusahaan-perusahaan yang produknya diangkat kekonsumen yang peka terhadap harga dan pendapatan tinggi. ii. Teknologi Teknologi dapat mempengaruhi aktifitas produksi dan pemasaran karena teknologi memungkinkan adanya perubahan cara hidup dan pola konsumsi manusia. Teknologi baru menciptakan konsekuensi jangka panjang yang tidak selalu dapat diduga. Teknologi baru yang memberikan nilai terunggul dalam memuaskan kebutuhan akan mengrangsang kebutuhan dan ekonomi. Teknologi baru merupakan kekuatan yang sangat membatu perkembangan perusahaan pertanian. Perusahaan dapat menciptakan inovasi baru, seperti menciptakan produk baru, maupun 10

11 penyempurnaan dalam teknik produksi jika didukung dengan menggunakan teknologi yang modern, sehingga produk pertanian yang dihasilkan lebih baik. iii. Sosial/ Budaya Aspek sosial budaya selalu mengalami perubahan sebagai akibat upaya manusia dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Masyarakat membentuk keyakinan, nilai, dan norma kita. Manusia menyerap, hampir secara tidak sadar, pandangan dunia yang mengrumuskan hubungan mereka dengan dirinya sendiri, dengan sesama, dengan organisasi, dengan masyarakat, dengan alam sekitar, dan dengan alam semesta. b. Lingkungan Mikro Lingkungan eksternal mikro yaitu lingkungan yang mempunyai pengaruh langsung terhadap kegiatan manajemen. Lingkungan mikro terdiri dari para pelanggan, pesaing, dan pemasok. Hal ini perlu dilakukan karena pelaku lingkungan mikro utama mampu mempengaruhi kemampuan memperoleh laba. i. Pelanggan, mereka yang secara langsung memanfaatkan, menggunakan, dan mengajukan permintaan atas barang atau jasa yang ditawarkan oleh organisasi. ii. Pesaing, adalah organisasi bisnis lain yang menjalankan bisnis yang sama dengan organisasi yang kita jalankan. iii. Pemasok adalah individu yang menyediakan sumberdaya yang dibutuhkan oleh suatu usaha. 3. Analisis SWOT Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Menurut Wheelen dan Hunger (2003 : 193), bahwa SWOT adalah akronim Strengths yang memaksimalkan kekuatan-kekuatan, dan Opportunities memaksimalkan peluang, Weaknesses secara bersamaan meminimalkan kelemahan-kelemahan, dan Threats meminimalkan ancamanancaman dari organisasi, yang semuanya merupakan faktor strategis. Jadi analisis SWOT harus mengidentifikasi kompetensi langkah (distinctive competence) 11

12 perusahaan, yaitu keahlian tertentu dan sumber-sumber yang dimiliki oleh sebuah perusahaan dan cara unggul yang mereka gunakan. Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dapat dipertimbangkan dalam analisis SWOT. Analisis SWOT adalah alat analisis untuk mengidentifikasi serta menentukan strategi berdasarkan gambaran lingkungan eksternal dan internal. Analisis SWOT salah satu cara mengidentifikasi dan menyimpulkan faktor-faktor strategis yaitu mendaftarkan item-item EFAS-IFAS yang paling penting dalam kolom faktor strategis kunci dengan menunjukkan mana yang merupakan kekuatan (S), kelemahan (W), peluang (O), ancaman (T), tinjaulah bobot yang diberikan untuk faktor-faktor dalam tabel EFAS-IFAS, dan sesuaikan jika perlu sehingga jumlah total pada kolom bobot EFAS dan IFAS mencapai angka 1,00, kemudian masukkan pada kolom peringkat/rating, peringkat yang diberikan manajemen perusahaan terhadap setiap faktor dati table EfAS dan IFAS dan kalikan bobot dengan peringkat untuk menghasilkan jumlah pada kolom skor terbobot (Wheelen dan Hunger (2003 : 193). Contoh IFAS dan EFAS sebagaimana ditunjukan Tabel 1 dan 2. Tabel 1. IFAS (Internal Strategic Faktors Summary) Penentuan Faktor-Faktor Internal Lingkungan (Kekuatan dan Kelemahan) Faktor Strategis Internal Bobot Rating B X R Skor Terbobot Daftarkan 5-10 kekuatan dan kelemahan lingkungan internal yang di teliti. Berikan bobot setiap indikator kekuatan dan kelemahan Berikan rating di setiap item indikator kekuatan dan kelemahan Kemudian kalikan hasil bobot dan rating Ket Jumlah Total Sumber : (Hunger dan Wheelen, 2003) 12

13 Tabel 2. EFAS (Eksternal Strategic Faktors Summary) penentuan faktor-faktor eksternal lingkungan (peluang dan ancaman) Faktor Strategis Eksternal Daftarkan 5-10 peluang dan ancama lingkungan internal yang di teliti. Bobot Peringkat B X R Terbobot Berikan Berikan Kemudian bobot rating kalikan setiap di setiap hasil indikator item bobot Peluang indikator dan dan peluang dan rating Ancaman ancaman Ket Jumlah Total Sumber : (Hunger dan Wheelen, 2003) Berdasarkan Tabel 1, dan 2 diatas yaitu indentifikasi faktor internal (kekuatan dan Kelemahan) dan menindentifikasi faktor eksternal (peluang dan ancaman dengan memeberikan bobot dari item yang di daftarkan, rating dan dikalikan bobot dan rating sehingga jumlah total bisa didapat. Kemudian untuk mencari selisih faktor internal dan eksternal antara lain sebagai berikut : 1. Faktor Internal = (Kekuatan Kelemahan) = Sumbu Y Horizontal 2. Faktor Eksternal = (Peluang Ancaman) = Sumbu X Vertikal Menurut Pearce dan Robinson (2008), pada Gambar 2, perusahaan akan berada pada satu posisi strategi dari empat posisi strategi yang ada, yaitu : 1. Kuadran I adalah mendukung strategi yang agresif atau strategi SO (strengthsopportunities), pengambil keputusan menggabungkan dua situasi dimana perusahaan memiliki posisi yang kuat, yang ditunjukkan oleh kekuatan dan peluang yang dimiliki perusahaan. 2. Kuadran II adalah mendukung strategi diversifikasi atau strategi ST (strengthsthreats). Meskipun menghadapi berbagai ancaman, organisasi masih memiliki kekuatan dari segi internal untuk menghidari ancaman tersebut, biasanya decision maker melakukan mobilisasi sumberdaya organisasi. 13

14 3. Kuadran III adalahmendukung strategi yang berorientasi pada perubahan atau strategi WO (weaknesses-opportunities). Organisasi menghadapi peluang yang sangat besar, tetapi di lain pihak ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi organisasi ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang yang lebih baik. 4. Kuadran IV adalah adalah mendukung strategi yang definsif atau strategi WT (weaknesses-threats), menunjukkan situasi yang sangat merusak organisasi. Dalam kuadran IV, organisasi harus menghadapi fakta-fakta yang kurang menyenangkan. Harapan yang paling baik adalah membuat strategi atau taktik untuk menanggulangi kehancuran. Peluang (Eksternal) Kelemahan (Internal) III Mendukung strategi yang berorientasi pada perubahan I Mendukung strategi yang agresif Kekuatan (Internal) IV Mendukung strategi yang defensif II Mendukung strategi diversifikasi Ancaman (Eksternal) Gambar 2. Diagram Analisis SWOT (Pearce dan Robinson, 2008) 14

15 Matriks SWOT (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats) Setelah melakukan analisis lingkungan eksternal dan internal maka akan diperoleh peluang dan ancaman sebagai faktor strategis eksternal serta kekuatan dan kelemahan sebagai faktor strategis internal. Setelah diketahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman untuk masing-masing faktor kemudian dilakukan analisis SWOT. Dalam mengembangkan alternatif strategi Hunger dan Whleen (2003), menyatakan untuk membantu dalam melakukan pencocokkan adalah matriks SWOT antara kekuatan dan peluang (strategi SO), kekuatan dan ancaman (strategi ST), peluang dan kelemahan (strategi WO) serta kelemahan dan ancaman (strategi WT). Matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3.Matriks SWOT Faktor Eksternal Faktor Internal PELUANG (OPPORTUNITIES) KEKUATAN (STRENGTH) Strategi S-O Menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang KELEMAHAN (WEAKNESS) Strategi W-O Mengatasi kelemahan untuk memanfaatkan peluang ANCAMAN (THREATS) Strategi S-T Strategi W-T Sumber : (Hunger dan Wheelen, 2003) Menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman Mengatasi kelemahan untuk menghindari ancaman Berdasarkan Tabel 3 perusahaan dapat membuat strategi dalam mengantisipasi peluang maupun tantangan dengan mencoba memanfaatkan kekuatan yang ada. Atau perusahaan dapat memperkuat atau menggunakan kelemahan 15

16 perusahaannya untuk mengejar peluang maupun mengantisipasi ancaman terhadap perusahaan, brand ataupun produknya. Menurut Rangkuti (2002 : 224) matrik SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimikinya. Selain itu matrik ini dapat mengasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi Kekuatan dan Peluang (SO Srategi), strategi Kekuatan dan Ancaman (ST Strategi), strategi Kelemahan dan peluang (WO Strategi), dan strategi kelemahan dan ancaman atau WT Strategi. 1. Srategi SO : Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan perusahaan untuk merebut dan mendapatkan peluang sebesar-besarnya dari lingungan eksternal. 2. Strategi ST : Strategi ini berusaha untuk menggunakan kekuatan internal yang dimiliki perusahaan untuk menghindari atau mengatasi ancaman dari lingkungan eksternal. 3. Strategi WO : Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada di lingkungan eksternal dengan cara meminimalkan kelemahan internal yang dimiliki perusahaan. 4. Strategi WT : Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive (bertahan) dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. D. Penelitian Terdahulu Studi sebelumnya yang dilakukan oleh para peneliti yang berhubungan dengan penelitian ini, antara lain dilakukan oleh Muhidong dan Baruwadi (2007), dalam penelitiannya yang berjudul Strategi Pengembangan Agroindustri Jagung Di Provinsi Gorontalo Dengan Pendekatan SWOT. Dengan metode yang digunakan adalah metode survey, dimana pengkajian diutamakan dengan memperhatikan keadaan saat ini dan kondisi yang diharapkan. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa untuk mendapatkan nilai tambah yang tinggi dalam usahatani jagung, strategi yang 16

17 dilakukan sebaiknya tidak semata-mata menggantungkan pada on-farm. Jika dilakukakan dengan cara ini nilai tambah yang diperoleh dari komoditi jagung relatif kecil sehingga berpengaruh pada kesejahteraan petani. Agroindustri merupakan jawaban yang paling tepat dalam rangka meningkatkan nilai tambah jagung. Penelitian lain dilakukan oleh Awami, dkk (2012), tentang Analisis Nilai Tambah dan Strategi Pengembangan Industri Rumah Tangga Olahan Jagung di Kabupaten Grobogan. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini, analisis nilai tambah menurut Hayami, analisis kelayakan usaha, analisis regresi linier berganda dengan model fungsi produksi Cobb Douglas untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tambah olahan jagung dan Analisis SWOT. Nilai tambah dari proses pengolahan jagung menjadi emping adalah sebesar Rp per kilogram dan untuk marning sebesar Rp per kilogram. Total penerimaan rata-rata selama produksi 1 bulan untuk usaha olahan emping jagung sebesar Rp dengan keuntungan rata-rata adalah sebesar Rp Faktor yang mempengaruhi nilai tambah pengembangan olahan jagung di Kabupaten Grobogan adalah usia pengusaha, lama usaha dan jenis usaha. Persentase kontribusi pendapatan olahan jagung di Kabupaten Grobogan terhadap total pendapatan Rumah Tangga pengusaha termasuk tinggi. Strategi pengembangan industri Rumah Tangga olahan jagung di Kabupaten Grobogan atas dasar lingkungan strategik berada pada Kuadran I, yaitu mendayagunakan semua kekuatan yang dimiliki untuk meraih peluang sebesarbesarnya. Selanjutnya penelitian Yunus (2012), dengan judul Analisis Strategi Pengembangan Pemasaran Keripik Pisang Di UKM Flamboyan Kota Gorontalo. Jenis penelitian ini adalah menggunakan metode survei, dimana metode survei ini terdapat 2 jenis penelitian untuk mengambil data yaitu data primer dan data sekunder. Teknik analisa data menggunakan analisis SWOT dalam pengelolaan analisis deskriptif secara kualitatif, dengan menentukan strategi pengembangannya. Hasil penelitian menunjukan, strategi yang dapat dimanfaakan UKM Flamboyan adalah startegi (S-O) : (1).Pengembangan produk sesuai keinginan pasar dan 17

18 mempertahankan kualitas produk keripik pisang. (2). Memperluas wilayah pemasaran. Strategi (W-O) : (1). Perlu memperbaiki sistem manajemen usaha, menambah jumlah SDM dengan mengusahakan pengembangan dan pelatihan. (2). Kerjasama dengan investor dalam mengatasi permodalan. Strategi (S-T): (1). Melakukan diferensiasi produk dan meningkatkan kualitas produk dan citra usaha untuk menciptakan keunggulan diantara pesaing. (2). Melakukan promosi tentang keunggulan dan kualitas produk. Strategi (W-T) : (1). Melakukan riset dan mengembangkan agar produk yang dijual tidak ketinggalan dari pesaing. Menurut Hapsari, dkk (2008), tentang Peningkatan Nilai Tambah Dan Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Salak Mamonjaya di Tasikmalaya. Metode yang digunakan adalah survey deskriptif. Responden penelitian ini adalah para pengrajin dan pedagang produk olahan salak di Tasikmalaya. Data dianalisis dengan analisis nilai tambah, rasio penerimaan terhadap biaya, dan analisis faktor internal dan eksternal. Penelitian ini menunjukan hasil bahwa pengolahan buah salak mamonjaya dapat nilai jual buah dan pendapatan produsen. Metode yang digunakan adalah survei deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa produksi dodol, manisan dan keripik salak menciptakan nilai tambah sebesar masing-masing Rp ,65/kg, Rp ,23/kg, dan Rp ,33/kg. Faktor internal kelemahan dan kekuatan usaha pengolahan buah salak, dan juga faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman telah diinventarisasi. Strategi untuk pengembangan usaha pengolahan buah salak di Mamonjaya dengan menggunakan SWOT adalah mempertahankan dan memelihara penetrasi pasar serta diversifikasi produk olahan Penelitian Manek 2007 berjudul Analisis Strategi Pengembangan Agroindustri Jagung Berbasis Pengembangan Produk di PT. Ade Agro Industri, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Analisis yang dilakukan meliputi analisis profitabilitas, nilai tambah, kelayakan finansial dan SWOT. Hasil analisis menunjukkan total pendapatan per tahun sebesar Rp dengan nilai R/C ratio 1,17. Nilai tambah produk jagung pipil kering sebesar Rp. 314,13 per kg dan rasio nilai tambah sebesar 0,18 %. BEP dalam rupiah sebesar Rp

19 dan BEP dalam unit sebesar kg. Profitabilitas sebesar 14,23 % menunjukkan tingkat keuntungan tergolong rendah. Analisis kelayakan finansial meliputi PBP, NPV, IRR, Net B/C Ratio, ROI dan PI menunjukkan usaha jagung pipil kering layak dikembangkan namun kemampuan menghasilkan laba rendah. Analisis terhadap produk bioetanol menunjukkan total pendapatan per tahun sebesar Rp dan R/C Ratio sebesar 2,36. Nilai Tambah produk sebesar Rp per liter dan rasio nilai tambah sebesar 71,91 %. BEP dalam rupiah produk bioetanol sebesar Rp , dan BEP dalam unit adalah liter. Profitabilitas 57,69 menunjukkan kemampuan mendatangkan keuntungan. Analisis kelayakan finansial meliputi PBP, NPV, IRR, Net B/C Ratio, ROI dan PI menunjukkan usaha produksi bioetanol layak dikembangkan karena sangat prospektif. Dengan analisi SWOT diperoleh Alternatif kebijakan pengembangan usaha dilakukan dengan pengembangan produk, produksi dan kemitraan/kelembagaan usaha dan implementasi program yaitu pengembangan produk bioetanol, peningkatan produksi, pengembangan kemitraan usaha bersama. Penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2010), tentang Analisis Strategi Pengembangan Usaha Kecil Keripik Pisang Kondang Jaya di Kota Bogor. Metode penelitian adalah survey dan jenis data diolah dengan menganalisi deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penggabungan matriks IFES dan EFAS dalam matriks SWOT dan Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam pengembangan usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya menghasilkan beberapa alternatif strategi yang sama yaitu sebagai berikut: (1) Mempertahankan kualitas produk keripik pisang yang berbahan baku alami, bermutu dan bergizi tinggi untuk memenuhi permintaan keripik pisang (2) Meningkatkan dan memperkuat jaringan pemasaran (3) Memperbaiki sistem manajemen usaha (4) Mengupayakan ketersediaan bahan baku utama secara kontinu; (5) Melakukan efisiensi biaya produksi (6) Melakukan mengembangan atau diversifikasi produk untuk menghadapi barang subtitusi yang tinggi (7) Memperbaiki bentuk kemasan serta mengupayakan sertifikasi halal dan izin Depkes untuk meningkatkan image produk. 19

20 E. Kerangka Pemikiran Untuk mendapatkan proses manajemen strategi yang akan diterapkan di Kabupaten Pohuwato melalui analisis SWOT dengan memperhatikan lingkungan eksternal dan lingkungan internal mengenai isu-isu yang mempengaruhi strategi pengembangan nilai tambah jagung di Kabupaten Pohuwato. Secara sistematis kerangka pemikiran teoritis strategi pengembangan nilai tambah jagung di Kabupaten Pohuwato dapat dilihat pada Gambar 1. KOMODITI UNGGULAN PERTANIAN JAGUNG AGRIBISNIS ON FARM OFF FARM STRATEGI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN NILAI TAMBAH PENDAPATAN PETANI PENINGKATAN KESEJAHTERAAN Gambar 1. Kerangka Pikir Teoritis Penelitian Strategi Pengembangan Nilai Tambah Jagung di Kabupaten Pohuwato 20

21 Berdasarkan Gambar 1 dapat dilihat bahwa Provinsi Gorontalo mempunyai komoditi unggulan yang menjadi salah satu faktor yang mendukung maju dan meningkatnya pembangunan di Provinsi Gorontalo, baik dari segi ekonomi maupun sosial budaya. Adapun komoditi unggulan pertanian di Provinsi Gorontalo yaitu komoditi jagung. Komoditi ini dikembangkan seiring dengan program agropolitan dalam mencapai nilai tambah yang lebih baik, karena jagung berpotensi untuk dikembangkan terutama di Kabupaten Pohuwato. Jagung di Provinsi Gorontalo saat ini semata-mata belum menekankan pada penawaran atau penjualan hasil produk olahan yang memberikan nilai tambah, melainkan hanya produksi yang dikembangkan pada kegiatan pemasaran hasil dalam bentuk mentah. Usahatani jagung di Provinsi Gorontalo masih mengutamakan pada pertanian primer atau 0n-farm, sehingga nilai tambah yang diperoleh dari komoditi jagung relatif kecil. Untuk mendapatkan nilai tambah yang tinggi kegiatan pengelolaan kasil pertanian primer atau off farm perlu diubah untuk meningkatkan produksi dan pendapatan petani. Dengan hal tersebut maka diperlukan alternatif strategi kebijakan yang baru dengan menggunakan beberapa alat analisis, yaitu : analisis faktor eksternal dan analisis internal usaha tersebut diharapkan dapat menambah nilai tambah sehingga pendapatan petani akan lebih meningkat dan akan memberikan kesejatraan bagi petani. Penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan alternatif strategi kebijakan pemerintah Provinsi Gorontalo untuk pengembangan nilai tambah jagung di Kabupaten Pohuwato, dan diharapkan dapat diterapkan oleh petani yang menjalankan usaha dan intervensi pemerintah dalam memberikan dukungan berupa moral maupun moril yang menguatkan pengembangan usaha tersebut. Adapun kegiatan usaha baik kegiatan on farm maupun off farm yang dilakukan dengan maksud untuk memberikan tambahan penghasilan atau pendapatan petani yang meningkat, sehingga kesejahteraan masyarakat tanipun mengalami peningkatan. 21

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu suatu metode yang meneliti suatu objek pada masa sekarang (Nazir,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Analisis Usaha Keberhasilan usaha dapat dilihat dengan cara melakukan analisis pendapatan. Komponen yang digunakan adalah biaya investasi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Menurut Kotler (2008:58), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usahatani Cabai Merah BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Samadi (2007 : 28), cabai (Capsicum annuum, L) merupakan salah satu komoditi hortikultura yang tergolong tanaman semusim. Tanamannya berbentuk perdu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tanaman Salak Tanaman salak memiliki nama ilmiah Salacca edulis reinw. Salak merupakan tanaman

Lebih terperinci

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT 32 Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT Kuadran 1: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Strategi Pemasaran Strategi Pemasaran ialah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Kelompok Tani Kelompok tani diartikan sebagai kumpulan orang-orang tani atau petani yang terdiri atas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk 56 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data 19 III. METODE KAJIAN Kajian ini dilakukan di unit usaha Pia Apple Pie, Bogor dengan waktu selama 3 bulan, yaitu dari bulan Agustus hingga bulan November 2007. A. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lokasi unit usaha pembenihan ikan nila Kelompok Tani Gemah Parahiyangan yang terletak di Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang, Jawa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan 36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Stanton dalam Tambajong (2013:1293), pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan 36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan menciptakan data akurat yang akan dianalisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura ANALISIS STRATEGI SWOT UNTUK MEMPERLUAS PEMASARAN PRODUK KURMA SALAK UD BUDI JAYA BANGKALAN Moh. Sirat ) 1, Rakmawati) 2 Banun Diyah Probowati ) 2 E-mail : rakhma_ub@yahoo.com dan banundiyah@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 31 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga Agustus 2013 di kelompok pembudidaya Padasuka Koi Desa Padasuka, Kecamatan Sumedang Utara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING 3.1 SWOT UNTUK FORMULASI STRATEGI Analisis SWOT didasarkan pada logika, yaitu memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT e-j. Agrotekbis 1 (3) : 282-287, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMA DI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Business

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau Sagela Pengucapaan yang sering di pakai masyarakat Gorontalo ini, terletak

BAB III METODE PENELITIAN. atau Sagela Pengucapaan yang sering di pakai masyarakat Gorontalo ini, terletak 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar Belakang Penelitian Kelompok Usaha Ikan Asap atau yang sering di kenal dengan ikan Roa atau Sagela Pengucapaan yang sering di pakai masyarakat Gorontalo ini, terletak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknis pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan teknik survei, yaitu cara

Lebih terperinci

PROPOSAL LAPORAN AKHIR

PROPOSAL LAPORAN AKHIR IDENTIFIKASI STRATEGI PEMASARAN CIRCLE SHOP DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT PROPOSAL LAPORAN AKHIR Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Administrasi Bisnis Program

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Konsep Strategis Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan dalam perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2010), tentang Analisis Strategi Pengembangan Usaha Kecil Keripik Pisang Kondang Jaya di Kota Bogor. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian Priyanto (2011), tentang Strategi Pengembangan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan di Kabupaten Rembang Jawa Tengah dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang 35 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian yang dilakukan ini didasarkan pada suatu pemikiran bahwa perlu dilaksanakan pengembangan agroindustri serat sabut kelapa berkaret. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI Kerangka pemikiran teoritis memberikan beberapa teori untuk pemecahan masalah yang akan dilakukan. Oleh karena itu pada bagian dibawah ini akan dikemukakan teori teori yang menggambarkan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang III. METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung, dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta Strategi pengembangan pada Industri Biofarmaka D.I.Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Penelitian ini berlokasi pada obyek wisata alam Pantai Siung yang ada di Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul,

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Dimana : TR = Total penerimaan, TC = Total biaya, NT = Biaya tetap, dan NTT = Biaya tidak tetap.

LANDASAN TEORI. Dimana : TR = Total penerimaan, TC = Total biaya, NT = Biaya tetap, dan NTT = Biaya tidak tetap. 7 II. LANDASAN TEORI 1. Konsep Pendapatan Pendapatan tunai adalah selisih antara penerimaan tunai dan pengeluaran tunai. Pendapatan tunai merupakan ukuran kemampuan usaha dalam menghasilkan uang tunai.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel

III. METODE PENELITIAN Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel 45 III. METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel Penjelasan mengenai definisi operasional dan variabel pengukuran perlu dibuat untuk menghindari kekeliruan dalam pembahasan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL KERIPIK PISANG KONDANG JAYA BINAAN KOPERASI BMT AL-IKHLAASH KOTA BOGOR

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL KERIPIK PISANG KONDANG JAYA BINAAN KOPERASI BMT AL-IKHLAASH KOTA BOGOR ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL KERIPIK PISANG KONDANG JAYA BINAAN KOPERASI BMT AL-IKHLAASH KOTA BOGOR Oleh: Faisal Onassis Siregar A14105670 Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. BMT Berkah dan mampu bersaing dalam dunia bisnis. ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented

BAB V PEMBAHASAN. BMT Berkah dan mampu bersaing dalam dunia bisnis. ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented 91 BAB V PEMBAHASAN A. Strategi Bersaing Bisnis Dengan Menggunakan Analisa SWOT Pada BMT Berkah Trenggalek BMT Berkah Trenggalek pada penilaian peneliti berada pada posisi kuadran I yaitu dengan menerapkan

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH "AL MIHRAB" DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH AL MIHRAB DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH "AL MIHRAB" DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT Dalam upaya pengembangan dakwah melalui jurnalistik yang telah dilakukan oleh pengelola majalah "Al-Mihrab",

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar BAB III METODOLOGI 3.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini digunakan data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar harga

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Variabel. Konsep dasar dan definisi operasional variabel adalah pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Variabel. Konsep dasar dan definisi operasional variabel adalah pengertian yang 53 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Variabel Konsep dasar dan definisi operasional variabel adalah pengertian yang diberikan kepada variabel sebagai petunjuk dalam memperoleh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perkebunan karet rakyat di Kabupaten Cianjur mempunyai peluang yang cukup besar untuk pemasaran dalam negeri dan pasar ekspor. Pemberdayaan masyarakat perkebunan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN BENANG KARET (RUBBER THREAD) PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA

STRATEGI PEMASARAN BENANG KARET (RUBBER THREAD) PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA STRATEGI PEMASARAN BENANG KARET (RUBBER THREAD) PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA (Jl. Medan-Tanjung Morawa Km. 9,5 Medan) Dicky Tri I.P. *), Iskandarini **) dan Salmiah **) *) Alumni Fakultas Pertanian USU

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian 36 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian dipilih secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa daerah

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU

STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU e-j. Agrotekbis 1 (5) : 457-463, Desember 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU Cassava Chips Balado Development Strategy In UKM "Pundi Mas"

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada metodologi akan dijelaskan mengenai metode pendekatan studi, metode analisa dan metode pengumpulan data yang akan digunakan pada saat menyusun laporan Strategi Pengembangan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara umum. Sedangkan untuk kajian detil dilakukan di kecamatan-kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pengembangan bisnis pada PT.Griya Nutrisi Bandung yang beralamat di Jl. Sampurna No. 5 Bandung. Adapun

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis Strategi merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi akan memaksimalkan keunggulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian.

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian. 29 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU Almasdi Syahza Pusat Pengkajian Koperasi dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (PPKPEM) Universitas Riau Email: asyahza@yahoo.co.id:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat dimana peneliti akan memperoleh atau mencari suatu data yang berasal dari responden yang akan diteliti oleh

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan berkembang. Tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN JAGUNG HIBRIDA DI DESA JANTI KECAMATAN PAPAR KABUPATEN KEDIRI

STRATEGI PEMASARAN JAGUNG HIBRIDA DI DESA JANTI KECAMATAN PAPAR KABUPATEN KEDIRI STRATEGI PEMASARAN JAGUNG HIBRIDA DI DESA JANTI KECAMATAN PAPAR KABUPATEN KEDIRI Ida Syamsu Roidah ABSTRAK Tulisan ini bertujuan untuk (1). Menganalisis strategi pemasaran jagung di Desa Janti. (2). Menganalisis

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY Nama : Doddy Muhammad Tri Widodo Npm : 11011 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Sebuah perusahaan tidak terlepas dari berbagai macam perubahan yang bersumber dari lingkungan eksternal maupun lingkungan internal. Perubahan yang

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Investasi Investasi merupakan suatu tindakan pembelanjaan atau penggunaan dana pada saat sekarang dengan harapan untuk dapat menghasilkan dana di masa datang yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Dalam penelitian ini, lokasi yang dipilih adalah Objek Wisata Air Terjun Lepo, Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Lokasi penelitian dilaksanakan pada perusahaan CV Septia Anugerah Jakarta, yang beralamat di Jalan Fatmawati No. 26 Pondok Labu Jakarta Selatan. CV Septia Anugerah

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik Manajemen Strategi

2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik Manajemen Strategi 2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Sayuran Organik Pertanian organik adalah salah satu teknologi pertanian yang berwawasan lingkungan serta menghindari penggunaan bahan kimia dan pupuk yang bersifat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Studi kelayakan yang juga sering disebut dengan feasibility study merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak

Lebih terperinci

ANALISIS SWOT. Analisis Data Input

ANALISIS SWOT. Analisis Data Input ANALISIS SWOT Dalam menyusun suatu strategi pengembangan wilayah, sebelumnya perlu dilakukan suatu analisa yang mendalam. Pada penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah dengan Analisis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan, baik yang datang dari dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan, baik yang datang dari dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Strategi Pemasaran 2.1.1 Pengertian Strategi Pemasaran Perusahaan tidak bisa terlepas dari hambatan-hambatan dalam memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan, baik yang datang

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL. Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah

BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL. Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL A. Data Temuan Menara suci Tabel 4.1 Data Temuan Travel Shafira Tahun Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP)

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP) 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica Buah carica atau pepaya gunung merupakan rumpun buah pepaya yang hanya tumbuh di dataran tinggi. Di dunia, buah carica hanya tumbuh di tiga negara yaitu Amerika Latin,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN 152 III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir ini dilaksanakan di Pengolahan Ikan Asap UKM Petikan Cita Halus yang berada di Jl. Akar Wangi

Lebih terperinci

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Tahap pemasukan data ( The Input Stage ) Tahap pertama setelah identifikasi faktor internal dan eksternal yang dirumuskan menjadi kekuatan, kelemahan, peluang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO A. Penentuan Strategi Pemasaran sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing di CV. Global Warna Sidoarjo

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA (Studi Kasus pada PT. Pacific Eastern Coconut Utama di Desa Sukaresik Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran) Oleh : Aan Mahaerani 1, Dini Rochdiani

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. UKM Saat ini, di Indonesia terdapat 41.301.263 (99,13%) usaha kecil (UK) dan 361.052 (0,86%) usaha menengah (UM). Kedua usaha tersebut atau dikenal sebagai Usaha Kecil Menengah

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pengembangan Pariwisata Sekitar Pantai Siung Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan pariwisata sekitar Pantai Siung diarahkan pada analisis SWOT.

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini membahas tentang : konsep strategi, manajemen strategi, analisis faktor internal dan eksternal serta

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak: Perubahan lingkungan industri dan peningkatan persaingan

Lebih terperinci

KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SILO JAGUNG di GAPOKTAN RIDO MANAH KECAMATAN NAGREK KABUPATEN BANDUNG

KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SILO JAGUNG di GAPOKTAN RIDO MANAH KECAMATAN NAGREK KABUPATEN BANDUNG LAMPIRAN 83 Lampiran 1. Kuesioner kelayakan usaha KUESIONER PENELITIAN KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SILO JAGUNG di GAPOKTAN RIDO MANAH KECAMATAN NAGREK KABUPATEN BANDUNG SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan 25 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 29 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Ciri-ciri metode deskriptif analitis adalah memusatkan pada pemecahan

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kerangka yang digunakan untuk mengukur efektivitas pengelolaan penerimaan daerah dari sumber-sumber kapasitas fiskal. Kapasitas fiskal dalam kajian ini dibatasi

Lebih terperinci

4. IDENTIFIKASI STRATEGI

4. IDENTIFIKASI STRATEGI 33 4. IDENTIFIKASI STRATEGI Analisis SWOT digunakan dalam mengidentifikasi berbagai faktor-faktor internal dan eksternal dalam rangka merumuskan strategi pengembangan. Analisis ini didasarkan pada logika

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. pengorganisasian, dan pengendalian atas keputusan-keputusan atau tindakan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. pengorganisasian, dan pengendalian atas keputusan-keputusan atau tindakan 123 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategis Manajemen dalam suatu organisasi meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian, dan pengendalian atas keputusan-keputusan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN ASNAF FAKIR DAN MISKIN MELALUI BANTUAN MODAL ZAKAT YAYASAN DANA SOSIAL AL-FALAH (YDSF) SURABAYA

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN ASNAF FAKIR DAN MISKIN MELALUI BANTUAN MODAL ZAKAT YAYASAN DANA SOSIAL AL-FALAH (YDSF) SURABAYA BAB IV ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN ASNAF FAKIR DAN MISKIN MELALUI BANTUAN MODAL ZAKAT YAYASAN DANA SOSIAL AL-FALAH (YDSF) SURABAYA A. Analisis Strategi Yang Digunakan Untuk Mengembangkan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. wawancara di lokasi penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun

BAB III METODE PENELITIAN. wawancara di lokasi penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian adalah tempat dimana seorang peneliti melakukan penelitiannya dari proses survei, pengambilan atau pencarian data, dan wawancara

Lebih terperinci

Nama : Sakinah Adik Alfeta NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Neltje F Katuuk S.H, M.M

Nama : Sakinah Adik Alfeta NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Neltje F Katuuk S.H, M.M Nama : Sakinah Adik Alfeta NPM : 19214943 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Neltje F Katuuk S.H, M.M Perkembangan ekonomi pada saat ini semakin pesat, salah satunya perkembangan di dunia bisnis di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek/ Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah UMKM Kipas Bambu yang terletak di Desa Jipangan Bangunjiwo Kasihan Bantul. Kemudian subjek dari penelitian ini

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengetahui visi, misi dan tujuan Perum Pegadaian. Kemudian dilakukan analisis lingkungan internal

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN 37 IV. METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Loka Farm yang terletak di Desa Jogjogan, Kelurahan Cilember, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi ini

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti seni berperang. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema

Lebih terperinci

kurang penting sama penting lebih penting

kurang penting sama penting lebih penting 54 LAMPIRAN 55 Lampiran 1. Kuesioner kajian strategi pemasaran dan pengembangan usaha perdagangan boneka untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal oleh manajemen perusahaan

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan data B. Metode Analisis

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan data B. Metode Analisis III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer melalui survei lapangan, wawancara dengan pemilik perusahaan, karyawan,

Lebih terperinci

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan dan kebijakan. dalam pengembangan industri dodol durian.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan dan kebijakan. dalam pengembangan industri dodol durian. 2. Sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan dan kebijakan dalam pengembangan industri dodol durian. 3. Sebagai bahan referensi dan studi bagi pihak-pihak yang membutuhkan. BAB II LANDASAN

Lebih terperinci