BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN Berdasarkan kajian dari permasalahan penelitian, metode yang akan digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau yang juga dikenal sebagai Classroom Action Research. Hal ini disebabkan penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan (Hopkins dalam Wiriaatmadja, 2012:11). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan bagian dari penelitian yang sifatnya kualitatif. Dalam Wiriaatmadja (2012:4) dijelaskan bahwa, salah satu bentuk kajian inkuiri yang termasuk kualitatif adalah penelitian emansipatoris tindakan yang merupakan studi mikro untuk membangun ekspresi konkret dan praktis aspirasi perubahan di dunia sosial (khususnya pendidikan) untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas kinerja para praktisinya. Menurut Hopkins (1993), penelitian kelas (classroom research) yang kemudian disebutnya dengan classroom action research adalah penamaan lain dari penelitian emansipatoris. Selain digunakan dalam masalah-masalah sosial, penelitian tindakan juga digunakan dalam menghadapi permasalahan pendidikan. Manfaat dalam penelitian tindakan kelas menjadi suatu hal yang sangat penting sebab jika dilihat dari pengertian-pengertian tersebut, maka memperbaiki berlangsungnya pendidikan di kelas menjadi sorotan utama. Maka dari itu seseorang yang melakukan penelitian tindakan kelas akan berpikir manfaat apa yang akan dapat diraih melalui upaya perbaikan dalam tindakan. Berbeda dengan penelitian pendidikan lainnya, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki beberapa karakteristik yang diungkapkan Sukardi (2003: 211) sebagai berikut: 1. Problem yang dipecahkan merupakan persoalan praktis yang dihadapi peneliti dalam kehidupan profesi sehari-hari. 49

2 (PTK) 2. Peneliti memberikan perlakuan atau treatment yang berupa tindakan yang terencana untuk memecahkan permasalahan dan sekaligus meningkatkan kualitas yang dapat dirasakan implikasinya oleh subjek yang diteliti. 3. Langkah-langkah penelitian yang direncanakan selalu dalam bentuk siklus, tingkatan atau daur yang memungkinkan terjadinya kerja kelompok maupun kerja mandiri secara intensif. 4. Adanya langkah berpikir reflektif atau reflective thinking dari peneliti baik sesudah maupun sebelum tindakan. Karakteristik diatas memperlihatkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan oleh seorang peneliti memiliki manfaat untuk memperbaiki keadaan di lapangan berdasarkan permasalahan yang ada sehingga hasil penelitian dapat dirasakan langsung. Maka dari itu pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tidak dapat disepelekan sebab harus memperhatikan langkah-langkah tertentu demi meningkatkan kualitas yang diharapkan. Selain karakteristik diatas, dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas ini, Arikunto (2006:6-8) mengungkapkan beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh para peneliti yaitu: 1. Kegiatan nyata dalam situasi rutin, maksudnya bahwa penelitian tindakan dilakukan oleh peneliti tanpa mengubah situasi rutin. Oleh sebab itu penelitian tidak perlu mengadakan waktu khusus, tidak mengubah jadwal yang sudah ada. 2. Adanya kesadaran diri untuk memperbaiki kinerja, maksudnya guru melakukan penelitian tindakan karena telah menyadari adanya kekurangan pada dirinya, artinya pada kinerja yang dilakukan, dan sesudah itu tentunya ingin melakukan perbaikan. 3. SWOT (strength, weaknesses, opportunity, threat) sebagai dasar berpijak, maksudnya penelitian dimulai dengan melakukan analisis SWOT yang terdiri dari unsur-unsur strength (kekuatan) dan weaknesses (kelemahan) yang ada pada diri peneliti dan subjek tindakan yang diidentifikasi sebelum mengidentifikasi yang lain, serta opportunity (kesempatan) dan 50

3 threat (ancaman) yang diidentifikasi dari luar diri peneliti atau subjek penelitian. 4. Upaya empirik dan sistemik, yaitu berkaitan dengan pengalaman serta berpijak pada unsur-unsur yang terkait dengan keseluruhan sistem yang terkait dengan objek yang sedang digarap. 5. Ikuti prinsip SMART, yaitu Spesific (khusus, tidak terlalu umum), Managable (dapat dikelola, dilaksanakan), Acceptable (dapat diterima lingkungan) dan Achievable (dapat dicapai), Realistic (operasional, tidak diluar jangkauan) serta Time-bound (diikat oleh waktu, terencana) Pada dasarnya tujuan utama dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ialah memperbaiki praktek pembelajaran guru di kelas dan bukan untuk menghasilkan pengetahuan atau teori (Wiriaatmadja, 2012:75). Selain karakteristik dari Sukardi di atas, Wiriaatmadja (2012 : 75) juga mengungkapkan beberapa hal yang berkaitan dengan sifat Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu : 1. Tujuan dasar Penelitian Tindakan Kelas adalah memperbaiki praktek pembelajaran guru di kelas atau dosen di ruang perkuliahan, dan bukan untuk menghasilkan pengetahuan atau teori. 2. Refleksi yang merupakan kegiatan yang mewarnai seluruh tindakan merupakan refleksi dalam tataran etik filosofis, dan bukan dalam pengertian penalaran yang bersifat sangat teknis yaitu ada masalah ada solusi. Refleksi di sini adalah dalam memilih arah tindakan dalam kondisi tertentu dengan memperhatikan nilai-nilai yang berlaku. Apabila nilai-nilai menjadi sangat relevan dalam arah tindakan, maka refleksi mencakup juga upaya perubahan dan hasilnya. Nilai-nilai yang dilibatkan dalam refleksi jelas menunjukan bahwa upaya-upaya perbaikan itu etis sifatnya, dan hal ini berada pada tataran filosofis. 3. Penelitian Tindakan kelas mengupayakan peningkatan praktek pembelajaran dengan mengembangkan kapasitas para guru atau dosen dalam membedakan dan menilai berbagai situasi kemanusiaan yang kompleks. Agar mampu melakukannya dengan tepat maka para praktisi perlu mengembangkan peran 51

4 profesionalnya, menampilkan performans yang baik, dan melaksanakan inkuiri sebanyak mungkin. Bentuk inkuiri yang mengakui kenyataan keseharian yang demikian kompleks, cenderung untuk melakukan cara yang sederhana dengan mengabstraksikan teori dan mengaplikasikannya pada kondisi tersebut, kemudian menghasilkan generalisasi atau teori yang menjelaskan signifikansinya hanya pada aspek-aspek penting dalam kasus tersebut. Dalam Penelitian Tindakan Kelas pemahaman dan fungsinya disubordinasikan kepada apresiasi dan kebutuhan yang menyeluruh yang holistik sifatnya. 4. Kandungan misi menyetarakan dan membebaskan guru dan dosen yang dicapai dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (Hopkins dalam Wiriatmadja, 2012 : 77). Selama ini guru atau dosen harus melakukan ini dan itu sesuai dengan petunjuk dari atas. Apabila hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan kredibel dan menunjukan arah yang sebaliknya maka kebenaran yang berasal dari akar rumput (grass roots, atau grounded) harus diperhatikan. Hal ini akan menumbuhkan kesadaran tentang keharusan memiliki semangat kemandirian (guru atau dosen sebagai pengembang kurikulum atau curriculum developer di kelas dibenarkan kemandiriannya, mengurangi ketergantungan guru/dosen, dan keberanian mengambil prakarsa akan menumbuhkan rasa percaya diri. Rasa percaya diri yang dibuktikan oleh kemampuan meneliti menunjukan meningkatnya pengetahuan dan keterampilan atau professional skills para pendidik. Hal ini akan mengembalikan wibawa mereka dan kepercayaan masyarakat pengguna lembaga pendidikan. Penelitian Tindakan Kelas yang juga dikenal dengan sebutan penelitian tindakan emansipatoris memiliki makna (dari kata emansipasi) perbaikan nasib, peningkatan status atau perjuangan kesetaraan. Penelitian tindakan kelas bersifat emansipatoris dan membebaskan (liberating) karena penelitian ini mendorong kebebasan berpikir dan berargumen pada pihak siswa, dan mendorong guru untuk bereksperimen, meneliti dan menggunakan kearifan dalam mengambil keputusan. (Hopkins dalam Wiriaatmadja, 2012:25). 52

5 Upaya perbaikan, selain meningkatkan kesejahteraan guru, yang sangat penting adalah meningkatkan kemampuan dan keterampilan mereka. Penelitian tindakan kelas adalah salah satu jalan yang terbuka untuk para pendidik yang ingin menambah ilmu pengetahuan, melatih praktek pembelajaran di kelas dengan berbagai model yang akan mengaktifkan guru dan siswa, mencoba melakukan penelitian untuk secara reflektif melakukan kritik terhadap kekurangan dan berusaha memperbaikinya agar pendidikan benar-benar dapat menjadi bidang profesi. (Wiriaatmadja, 2012:29-30). Penggunaan metode penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini dilakukan dalam siklus yang terdiri dari empat langkah. Empat langkah penting yang harus dilakukan adalah pengembangan plan (perencanaan), act (tindakan), observe (pengamatan) dan reflect (perenungan) yang dilakukan secara intensif dan sistematis. (Sukardi, 2003: ) Melalui penggunaan metode penelitian ini maka guru akan memiliki kebebasan untuk melakukan perbaikan pembelajaran di dalam kelas sesuai dengan permasalahan yang dirasakan. Selain itu guru akan lebih mandiri dalam menemukan kekurangan dirinya ketika melaksanakan peran sebagai fasilitator serta mengupayakan perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajarannya. A. Desain Penelitian Model desain penelitian tindakan kelas, salah satunya adalah model siklus (cycle). Siklus dalam penelitian ini dikembangkan berulang sampai pada suatu kondisi tujuan yang diinginkan tercapai. Sebelum tahap-tahap putaran siklus dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan studi pendahuluan melalui observasi, wawancara dengan tujuan mengkaji permasalahan permasalahan dan sekaligus mencari solusi secara bersama dengan guru mitra terhadap permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran di kelas. Hasil studi pendahuluan secara umum diperoleh gambaran bahwa : 1. Pembelajaran tidak bervariatif cenderung monoton 2. Pembelajaran kurang menantang dan belum memanfaatkan sumber belajar alternatif 53

6 3. Pembelajaran berorientasi mengejar ketuntasan materi pelajaran untuk mempersiapkan ujian akhir sekolah 4. Pembelajaran belum dikembangkan ke arah hakikat belajar yaitu mengembangkan nilai kebermaknaan hasil belajar pada diri peserta didik sendiri. Dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas ini sebagai salah satu upaya untuk memperbaiki kelemahan dan sekaligus mengembangkan pendekatan lain sebagai alternatif pembelajaran yang learning active, sebagai subjek pembelajar. 54 peserta didik Model siklus yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk spiral yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2012:66; Hopkins,1993: 48) yang melalui tahapan perencanaan (plan), tahap tindakan (act), tahap pengamatan (observe), dan tahap refleksi (reflect). Menjelaskan tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas penelitian difokuskan pada strategi pembelajaran sains. yang dilakukannya. Pernasalahan bertanya kepada siswa dalam Keputusan ini timbul dari pengamatan terhadap awal yang menunjukan bahwa siswa belajar sains dengan cara menghafal dan bukan dalam proses inkuiri. Dalam diskusi dipikirkan cara untuk mendorong inkuiri siswa, apakah dengan mengubah kurikulum, atau mengubah cara bertanya pada siswa?. Akhirnya diputuskan untuk menyusun strategi bertanya. Maka dirancanglah strategi bertanya untuk mendorong siswa untuk menjawab pertanyaan sendiri. Semua kegiatan ini dilakukan pada tahap perencanaan (plan). Pada kotak tindakan (act), mulai diajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk mendorong mereka mengatakan apa yang mereka pahami, dan apa yang mereka minati. Pada kotak pengamatan (observe), pertanyaan-pertanyaan dan jawaban siswa dicatat atau direkam untuk melihat apa yang sedang terjadi. Pengamat juga membuat catatan dalam buku hariannya. Dalam kotak (reflect), ternyata kontrol kelas yang terlalu ketat menyebabkan tanya jawab kurang lancar dilaksanakan sehingga tidak mencapai hasil yang baik, dan perlu perbaiki.

7 berikut : Siklus tindakan model Kemmis dan Taggart digambarkan sebagai Siklus Tindakan Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Sosial Gambar 3.1. Model Spiral Kemmis dan Taggart (sumber : Dimodifikasi dari Model Spiral Kemmis dan Taggart, 1988; dalam Wiriaatmadja, 2012 : 66) Keterangan Siklus Penelitian Tindakan Model Kemmis dan Taggart untuk aplikasi penerapan model inkuiri sosial dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 1 MAN Cililin Kabupaten Bandung Barat. Penelitian ini diawali dengan orientasi lapangan, yaitu kegiatan melalui observasi dan wawancara berbagai pihak komponen sekolah tentang lingkungan sekolah, kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru di kelas, dan kegiatan pembelajaran / aktivitas belajar peserta didik. 55

8 Orientasi lapangan sebagai dasar / bahan refleksi awal untuk menjadi rujukkan kepada teori yang mendukung penelitian ini, guna menetapkan langkah pada perencanaan siklus tindakan pertama (Wiriaatmadja, 2012:186). B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas XI IPS 1 Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Cililin Kabupaten Bandung Barat mulai tanggal 1 Mei 2013 sampai dengan 30 Mei C. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa-siswa kelas XI IPS 1 Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Cililin Kabupaten Bandung Barat semester genap tahun akademik 2012/2013. Objek penelitian meliputi seluruh proses pembelajaran sejarah saat peserta didik menerapkan model pembelajaran inkuiri sosial berlangsung. Penelitian dilaksanakan di MAN Cililin yang beralamat di Jalan Raya Cililin Utara Desa Sukatani Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat merupakan latar situasi sosial sebagai unsur tempat. Sedangkan yang dimaksud unsur pelaku dalam penelitian ini adalah guru dan peserta didik kelas XI IPS 1 Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Cililin 56 Kabupaten Bandung Barat yang berjumlah 33 orang orang terdiri dari 16 orang peserta didik putra dan 17 orang peserta didik putri. Sementara itu yang dimaksud unsur kegiatan adalah proses pembelajaran sejarah yang dilakukan oleh guru bersama peserta didik di kelas XI IPS 1 Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Cililin Kabupaten Bandung Barat. Pemilihan salah satu kelas dalam penelitian ini sesuai dengan karakteristik dari penelitian tindakan kelas yang memang pada intinya ingin memperbaiki proses belajar mengajar dalam kelas penelitian berdasarkan permasalahan yang timbul di kelas tersebut. Sementara itu pemilihan kelas XI IPS 1 MAN Cililin Kabupaten Bandung Barat sebagai kelas penelitian disebabkan peneliti merasa kelas ini memiliki potensi yang cukup baik dalam pembelajaran sejarah tetapi sayangnya potensi ini kurang tergali. Minat mereka terhadap pembelajaran sejarah sangat tergantung pada metode yang digunakan guru.

9 Pada saat peneliti melakukan pengamatan awal, peneliti melihat kelas ini menjadi kurang kondusif jika guru hanya menerangkan fakta sejarah. Hal ini berbeda ketika guru menggunakan metode yang lebih menarik sebab peserta didik terlihat lebih antusias dalam belajar, walaupun pemaknaan dari pembelajaran sejarah itu sendiri belum dapat tercapai. Selanjutnya subjek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah hal, peristiwa, manusia, dan situasi yang dapat diobservasi. Dalam penelitian ini subjek penelitian adalah kinerja guru serta aktifitas peserta didik kelas XI IPS 1 MAN Cililin, proses interaksi antara guru dengan peserta didik, dan interaksi antara peserta didik peserta didik sendiri dalam proses belajar mengajar sejarah. D. Langkah-langkah Penelitian Secara rinci langkah-langkah penelitian dijelaskan berikut ini : 1. Studi Pendahuluan Studi pendahuluan merupakan langkah pertama yang dilakukan peneliti dalam penelitian tindakan kelas (PTK) 57 ini. Tujuan studi pendahuluan ini adalah untuk mengetahui lebih mendalam permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran sejarah selama ini. Hasil studi pendahuluan dijadikan acuan untuk mengembangkan model pembelajaran yang relevan digunakan dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 1 Madrasah aliyah Negeri (MAN) Cililin Kabupaten Bandung Barat. Kegiatan yang dilakukan dalam studi pendahuluan ini adalah : a. Studi literatur : mengkaji teori-teori yang berkaitan dengan model pembelajaran inkuiri sosial dari berbagai literatur, serta mengkaji hasil-hasil penelitian terdahulu yang dianggap relevan dengan pengembangan model pembelajaran inkuiri sosial. Hasil studi literatur sebagai dasar-dasar penelitian ini. pengetahuan serta landasan teoritis dalam b. Studi lapangan (pra-survey), dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Cililin Kabupaten Bandung Barat tempat dilaksanakan

10 penelitian ini. Studi lapangan dilakukan untuk mengetahui kondisi rill yang ada di lapangan tentang : proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran sejarah, kondisi guru dan siswa, kondisi sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pembelajaran dan perencanaan pembelajaran yang dibuat guru (silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, alat evaluasi), serta materi yang diajarkan. Hasil dari studi lapangan ini digunakan sebagai landasan empiris untuk menjadi bahan pertimbangan 58 dalam membuat perencanaan pembelajaran dalam rangka implementasi model pembelajaran sejarah untuk mrningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik. 2. Perencanaan dan Penyusunan Draf Model Pembelajaran Inkuiri Sosial Penyusunan draf model dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini diarahkan pada penerapan model pembelajaran inkuiri sosial pada mata pelajaran sejarah. Berdasarkan hasil kajian literatur pada studi pendahuluan diketahui bahwa secara teoritis terdapat langkah-langkah pembelajaran inkuiri sosial yang dikemukakan para ahli. Namun pada penelitian ini, peneliti menggunakan langkah-langkah inkuiri sosial menurut Hasan (1996 : 13) yang meliputi langkah-langkah a. Perumusan masalah b. Pengembangan hipotesis c. Pengumpulan data d. Pengolahan data e. Pengujian hipotesis f. Penarikan kesimpulan Alasan peneliti menggunakan langkah-langkah tersebut adalah proses model pembelajaran sistematis. inkuiri sosial tergambar secara utuh dan Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran inkuiri sosial yang akan dikembangkan dalam penelitian ini, selanjutnya disusun draft model perencanaan pembelajaran dengan tujuan implementasi model

11 pembelajaran inkuiri sosial pada mata pelajaran sejarah untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik, yang difokuskan pada : perencanaan, implementasi dan evaluasi. a. Perencanaan Model Pembelajaran Inkuiri Sosial Berdasarkan hasil studi di lapangan disusun perencanaan pembelajaran sebagai pedoman dalam mencapai tujuan pembelajaran. Penyusunan perencanaan pembelajaran dalam penelitian ini mengikuti langkah-langkah yang dikemukakan dari : 59 Sanjaya (2012 ) yang terdiri 1. Merumuskan Tujuan Pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan sebagai target pencapaian hasil belajar yang diharapkan dapat dikuasai peserta didik setelah pembelajaran sejarah melalui model inkuiri sosial diterapkan. Seperti diketahui bahwa dalam setiap pembelajaran mencakup tiga domain, yaitu : domain kognitif, domain afektif dan domain psikomotorik (Sanjaya, 2012). Demikian pula dalam pada standar kelulusan (SKL) mata pelajaran sejarah, pengembangan tujuan pembelajaran mencakup dua aspek, yaitu aspek substansi dan aspek skill. Merujuk pada substansi tersebut, maka perumusan tujuan pembelajaran ini diarahkan pada aspek substansi atau pengetahuan materi sejarah yang harus dikuasai peserta didik juga diarahkan pada pada aspek keterampilan berpikir kritis peserta didik. Aspek keterampilan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keterampilan non fisik. Sebagaimanan dikatakan Sanjaya (2012) keterampilan non fisik adalah keterampilan seseorang (peserta didik) dalam menggunakan otak sebagai alat utama dalam mengerjakan dan memecahkan suatu permasalahan. 2. Menentukan pengalaman belajar. Langkah kedua yang dilakukan dalam merencanakan pembelajaran adalah memeilih pengalaman belajar yang harus dilakukan peserta didik selama proses pembelajaran sejarah sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dalam

12 penelitian ini, pengalaman belajar yang ditentukan diarahka pada pengembangan langkah-langkah pembelajaran inkuiri sosial pada mata pelajaran sejarah. 3. Kegiatan belajar mengajar. Langkah selanjutnya setelah pengalaman belajar ditentukan adalah 60 menentukan kegiatan belajar mengajar dalam pembelajaran sejarah. Kegiatan belajar yang direncanakan dalam pembelajaran inkuiri sosial ini dirancang dengan menggunakan kelompok atau klasikal, dimana setiap peserta didik akan belajar secara berkelompok baik dalam kelompok besar atau kelompok kecil. Peneliti menggunakan kegiatan belajar melalui pendekatan belajar kelompok dengan alasan untuk mencapai target tujuan pembelajaran yang lebih khusus yaitu peningkatan keterampilan berpikir kritis peserta didik pada mata pelajaran sejarah. Melalui kegiatan belajar kelompok sesuai dengan langkah-langkah inkuiri sosial diyakini dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik, sebab langkah-langkah pembelajaran inkuiri sosial merupakan suatu prosedur pembelajaran yang sistematis dan menantang ;peserta didik untuk berpikir kritis. 4. Menentukan peran guru mitra dalam pembelajaran. Peran guru mitra dalam pembelajaran sejarah dalam penelitian ini adalah sebagai pengelola pembelajaran. Dalam pelaksanaannya peran guru mitra sebagai pembimbing dan pemberi petunjuk pada peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Agar guru mitra dapat melaksanakan fungsi ini dengan baik, maka sebelumnya peneliti dan guru telah melakukan diskusi tentang model pembelajaran inkuiri sosial. Tujuannya untuk menyamakan pengetahuan berkenaan dengan pembelajaran inkuiri sosial yang akan dikembangkan pada mata pelajaran sejarah. 5. Menentukan bahan dan sumber belajar yang digunakan. Bahan dan sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran ini terdiri

13 dari modul dan lembar kerja siswa (LKS), serta media powerpoint yang telah disediakan oleh guru mitra. Modul dan LKS dikembangkan sesuai materi pembelajaran yang akan diajarkan pada peserta didik. Berdasarkan studi pendahuluan diperoleh informasi bahwa dalam kurikulum mata pelajaran IPS khususnya pada kelas XI IPS semester 2, materi yang akan dipelajari, meliputi : Perkembangan sejarah dunia yang mempengaruhi sejarah bangsa Indonesia dari abad ke-18 sampai dengan abad ke Revolusi Amerika 2. Revolusi Perancis 3. Revolusi Rusia 4. Revolusi Industri di Eropa. 6. Merencanakan alat evaluasi yang digunakan. Langkah terakhir dalam kegiatan perencanaan adalah memilih alat evaluasi yang digunakan dalam model pembelajaran inkuiri sosial pada mata pelajaran sejarah. Melihat pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui penerapan model inkuiri sosial, yaitu untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik pada meta pelajaran sejarah, maka alat evaluasi yang dipilih peneliti adalah tes bentuk uraian. Tes ini digunakan dengan tujuan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran atau untuk mengetahui peningkatan keterampilan berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran sejarah setelah model pembelajaran inkuiri sosial diterapkan. b. Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Sosial Implementasi adalah tahapan proses pelaksanaan pembelajaran yang telah direncanakan. Proses pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah yang umumnya digunakan guru mitra, yang terbagi dalam tiga tahapan pembelajaran, yaitu : 1. Kegiatan awal atau pendahuluan 61

14 2. Kegiatan inti 3. Kegiatan akhir atau penutup Ketiga tahapan pembelajaran tersebut di dalamnya telah tercakup didalamnya langkah-langkah inkuiri sosial yang dikembangkan dalam penelitian ini. Secara garis besar implementasi pembelajaran inkuiri sosial yang telah direncanakan sesuai tahapan pembelajarandi uraian berikut ini : 1. Tahap kegiatan awal atau pendahuluan. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan guru adalah melakukan orientasi, yaitu membina suasana atau iklim pembelajaran yang resfonsif, mengkondisikan peserta didik untuk siap melaksanakan proses pembelajaran, dan memberikan motivasi agar peserta didik 62 termotivasi untuk belajar. Selain itu, pada tahap ini guru menyampaikan topik materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai oleh peserta didik, serta menjelaskan langkahlangkah kegiatan yang harus dilakukan peserta didik mulai dari merumuskan masalah sampai dengan penarikan kesimpulan. Setelah itu guru membagi peserta didik dikelas dengan enam kelompok yang terdiri dari lima sampai dengan enam peserta didik dalam setiap kelompoknya. 2. Tahap kegiatan inti. Pada tahap ini peserta didik melakukan kegiatan belajar secara kelompok dan mengerjakan tugas yang telah disiapkan dalam Lembar Kegiatan Kelompok. Setiap kelompok diarahkan untuk mengerjakannya sesuai dengan langkah-langkah inkuiri sosial, yang dimulai dari merumuskan masalah, mengembangkan hipotesis, mengumpulkan data, mengolah data, pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan. Pada tahap perumusan masalah, peserta didik diarahkan untuk membuat rumusan masalah sesuai dengan tugas yang diberikan. Rumusan permasalahan dirumuskan dalam bentuk pertanyaan. Pada tahapan perumusan hipotesis, peserta didik diarahkan untuk

15 membuat jawaban sementara dari pertanyaan yang dirumuskan sebelumnya. Kemudian dilanjutkan dengan tahapan pengumpulan data dan pengolahan data. Pada tahap ini siswa melakukan pengujian dari modul yang dipersiapkan guru mitra atau bukubuku lain yang di miliki peserta didik berkenaan dengan materi yang dipelajari. Selain itu siswa melakukan diskusi-diskusi dikelompoknya dalam rangka mengumpulkan informasi dan data yang diperlukan dalam rangka pengujian hipotesis. Pada tahap pengujian hipotesis peserta didik diarahkan untuk membuktikan jawaban melalui penyajian data-data yang mendukung dan dengan logika pengetahuan yang rasional sesuai konsep. Penyajian data dilakukan melalui kegiatan presentasi di depan kelas, sehingga tercipta diskusi antar kelompok. Pada tahap ini, setiap kelompok secara bergiliran menyajikan hasil pekerjaannya di depan kelas, dan kelompok lain memberikan tanggapan atau pendapat. Pada tahapan kegiatan inti ini, peran guru mitra adalah sebagai fasilitator dan motivator proses pembelajaran, yang memberikan bimbingan dan petunjuk kepada peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. 3. Tahap Kegiatan Penutup. Kegiatan yang dilakukan pada tahap adalah membuat kesimpulan dan refleksi, dan melakukan evaluasi. Pada tahap penarikan kesimpulan, guru mendorong peserta didik untuk dapat membuat kesimpulan atas kegiatan belajar mengajar yang baru dilakukan. Selanjutnya, guru melakukan evaluasi (tes) dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan berpikir kritis dalam pembelajaran sejarah. Pada tahap refleksi, guru mitra mencatat hal-hal penting yang menjadi masukan untuk perbaikan perencanaan pembelajaran sejarah pada siklus berikutnya. 63

16 c. Evaluasi Model Pembelajaran Inkuiri Sosial Evaluasi yang dimaksud dalam tahap ini adalah tahap melakukan terhadap penilaian draf awal model pembelajaran yang telah disusun. Evaluasi merupakan tahap penting untuk dilakukan, sebab penemuan model pembelajaran inkuiri sosial yang cocok untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik di madrasah Aliyah Negeri (MAN) Cililin Kabupaten Bandung Barat didasarkan atas hasil evaluasi terhadap implementasi dari rencana yang telah dibuat. Kegiatan evaluasi akan dilakukan baik terhadap rencana maupun implementasi model pembelajaran, sebab rencana pembelajaran disusun oleh guru dengan beberapa masukan dari peneliti, maka evaluasi juga dilakukan bersama-sama peneliti dan guru. Penilaian juga dilakukan setelah rencana pembelajaran tersebut dilaksanakan untuk melihat kecocokan antara rencana dengan implementasinya, baik yang berkenaan dengan tujuan pembelajaran, materi, metode, media dan sumber belajar, serta evaluasi. Berkenaan dengan tujuan pembelajaran yang dinilai adalah kesesuaiannya dengan kompetensi dasar yang meliputi aspek substansi (pengetahuan) dan keterampilan berpikir kritis. E. Prosedur Penelitian Siklus Satu a. Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi: 1. Penyusunan desain pembelajaran yang mencakup penentuan jenis dan topik yang akan dijadikan model pembelajaran inkuiri sosial 2. Membuat instrumen penelitian dan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. 3. Sosialisasi kepada peserta didik mengenai model pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri sosial. 64

17 b. Tindakan Pada tahap ini Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun diterapkan dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang dlaksanakan di kelas ini adalah model pembelajaran inkuiri sosial, kegiatan belajar yang direncanakan dalam pembelajaran inkuiri sosial ini dirancang dengan menggunakan pendekatan kelompok atau klasikal, dimana setiap individu (peserta didik) akan belajar secara kelompok baik dalam kelompok besar atau kecil. Melalui kegiatan belajar kelompok yang disesuaikan dengan langkah-langkah inkuiri sosial diyakini dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik, sebab langkahlangkah pembelajaran inkuiri sosial merupakan suatu prosedur pembelajaran yang sistematis dan menantang peserta didik untuk berpikir kritis. Tahapan model pembelajaran ini meliputi: 1. Perumusan masalah 2. Tahap pengembangan hipotesis 3. Tahap pengumpulan data 4. Tahap pengolahan data 5. Tahap pengujian hipotesis 6. Tahap perumusan kesimpulan c. Observasi Selama kegiatan pembelajaran dengan model inkuiri soaial, peneliti yang dibantu guru sejarah (guru mitra) dikelas XI IPS 1 MAN Cililin, melakukan observasi. Observasi yang dilaksanakan berupa monitoring dan mendokumentasikan segala aktivitas peserta didik di kelas. d. Refleksi Pada akhir siklus dilakukan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran berdasarkan hasil dari kegiatan pada tahapan tindakan dan observasi. Hasil dari kegiatan pada tahapan tindakan dan observasi yang dianalisis sebagai bahan untuk merefleksi apakah pembelajaran yang 65

18 dilaksanakan sebelumnya sesuai dengan yang direncanakan dan diharapkan. Siklus Dua Hasil refleksi pada siklus I kemudian di tindak lanjuti dengan pelaksanaan siklus ke II. Tahapan-tahapan yang dilaksanakan pada siklus ini meliputi : a. Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi: 1. Penyusunan desain pembelajaran yang mencakup penentuan jenis dan topik yang akan dijadikan model pembelajaran inkuiri sosial 2. Membuat instrumen penelitian dan menyusun RPP. 3. Sosialisasi kepada peserta didik mengenai model pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri sosial. b. Tindakan Pada tahap ini Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun diterapkan dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang dlaksanakan di kelas ini adalah model pembelajaran inkuiri sosial, kegiatan belajar yang direncanakan dalam pembelajaran inkuiri sosial ini dirancang dengan menggunakan pendekatan kelompok atau klasikal, dimana setiap individu (peserta didik) akan belajar secara kelompok baik dalam kelompok besar atau kecil. Melalui kegiatan belajar kelompok sesuai dengan langkah-langkah inkuiri sosial diyakini dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik, sebab langkah-langkah pembelajaran inkuiri sosial merupakan suatu prosedur pembelajaran yang sistematis dan menantang siswa untuk berpikir kritis. Tahapan model pembelajaran ini meliputi: 1. Perumusan masalah 2. Tahap pengembangan hipotesis 3. Tahap pengumpulan data 4. Tahap pengolahan data 5. Tahap pengujian hipotesis 66

19 6. Tahap perumusan kesimpulan c. Observasi Selama kegiatan pembelajaran dengan model inkuiri sosial, peneliti yang dibantu guru sejarah dikelas XI IPS 1 MAN Cililin, melakukan observasi. Observasi yang dilaksanakan berupa monitoring dan mendokumentasikan segala aktivitas siswa di kelas. d. Refleksi Pada tahap ini peneliti membandingkan hasil pada siklus II dengan hasil pada siklus I. F. Instrumen Penelitian Ada empat instrumen dalam penelitian ini, yaitu: 1. Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Lembar observasi yang digunakan yaitu lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran di dalam pelaksanaan model pembelajaran inkuiri sosial. Lembar observasi tersebut digunakan sebagai pedoman melakukan observasi atau pengamatan untuk memeroleh informasi bagaimana proses dengan model pembelajaran inkuiri sosial yang dilaksanakan di kelas XI IPS 1 Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Cililin Kabupaten Bandung Barat. (ada pada lampiran) 2. Rubrik Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis. Rubrik penilaian kemampuan berpikir kritis disusun berdasarkan aspek dan indikator berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian ini. Interval skor rubrik ini ada lima yaitu 0, 1, 2, 3, 4. Terdapat kriteria yang telah ditentukan untuk setiap skor tersebut. (lihat lampiran 14) 3. Angket Respons Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Angket respons terhadap pelaksanaan model pembelajaran inkuiri sosial berdasarkan indikator-indikator model pembelajaran inkuiri sosial. Angket ini disusun untuk mengetahui respons siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk setiap siklus. (lihat lampiran 9). 67

20 4. Tes Tertulis Tes terdiri dari dua jenis yaitu tes kemampuan awal dan tes akhir siklus. Tes kemampuan awal diberikan pada awal siklus pertama dan bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis awal siswa. Sedangkan tes akhir siklus untuk mengukur peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan model inkuiri soaial. Dalam penelitian ini dilaksanakan dua kali tes akhir siklus yaitu: tes akhir siklus I dan tes akhir siklus II. 5. Dokumentasi Dokumentasi yang digunakan adalah foto-foto kegiatan siswa selama proses pembelajaran inkuiri sosial. Foto-foto ini digunakan sebagai alat bantu untuk menggambarkan apa yang terjadi di kelas pada waktu pembelajaran berlangsung. G. Validasi Instrumen Validasi instrumen pada penelitian ini menggunakan jenis validitas isi, di mana instrumen memiliki kesesuaian isi dalam mengungkap atau mengukur indikator yang diamati. Instrumen memuat hal-hal yang sesuai dengan aspek dan indikator berpikir kritis berdasarkan pustaka yang dikaji oleh peneliti. Penentuan validitas instrumen dilakukan oleh ahli pada bidang berpikir kritis. H. Teknik Pengumpulan Data Data penelitian yang akan digunakan meliputi komunikasi, dokumen, serta berlangsungnya pembelajaran yaitu aktifitas guru dan peserta didik kelas XI IPS 1 MAN Cililin Kabupaten Bandung Barat yang dapat diobservasi dalam proses belajar mengajar sejarah. Data penelitian yang telah disebutkan di atas akan diperjelas dalam uraian berikut ini. 1. Komunikasi interaktif ini terjadi antara guru dengan peserta didik antara peserta didik dengan peserta didik lainnya. Pengumpulan data yang berupa komunikasi atau interaksi ini dilakukan dengan observasi langsung terhadap pelaksanaan pembelajaran sejarah di dalam kelas. dan juga selama diskusi balikan yang dilakukan peneliti dengan kolaborator. 68

21 2. Dokumen dalam penelitian ini adalah catatan atau bahan tertulis yang dibuat oleh peneliti bersama kolaborator atau juga hasil kerja peserta didik secara tertulis, misalnya tugas peserta didik. Catatan yang pada akhirnya akan digunakan dan diobservasi adalah catatan yang berkaitan dengan pembelajaran yang dilakukan peserta didik di kelas maupun yang dibuat guru atau peneliti berhubungan dengan permasalahan penelitian. 3. Aktifitas yaitu interaksi antara guru dengan peserta didik serta antara peserta didik dengan peserta didik, tindakan yang dilakukan guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran serta melihat bagaimana respon peserta didik terhadap tindakan guru tersebut. Data ini diperoleh melalui observasi langsung yang dilakukan peneliti dan kolaborator. Data-data dalam penelitian ini diambil melalui instrumen lembar observasi, tes, angket, dan dokumentasi. Selama pelaksanaan pembelajaran inkuiri sosial berlangsung, peneliti mencatat segala informasi dengan menggunakan lembar observasi. Lembar observasi yang digunakan yaitu lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran saat melaksanakan model pembelajaran inkuiri sosial. Di setiap akhir siklus dilaksanakan tes tertulis yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dan pengisian angket respons terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri sosial yang bertujuan untuk mengetahui respons peserta didik pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk setiap siklus. I. Teknik Analisis Data 69 terhadap Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi teknik kuantitatif dan teknik kualitatif. Teknik kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan keterlaksanaan rencana tindakan, menggambarkan hambatanhambatan yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran dan mendeskripsikan aktivitas atau partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran serta kemampuan berpikir kritis peserta didik sesuai dengan hasil pengamatan. Sedangkan teknik kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan tentang efektivitas dari pembelajaran yang meliputi hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa.

22 Penentuan hasil belajar berdasarkan hasil soal akhir siklus, dan partisipasi peserta didik dalam pembelajaran. Kemampuan berpikir kritis peserta didik ditentukan dari hasil penilaian kemampuan menyelesaikan soal dengan baik berdasarkan rubrik penilaian yang disusun. Peningkatan pembelajaran ditentukan berdasarkan pencapaian pada aspek-aspek hasil belajar dan kemampuan berpikir siswa. Berikut analisis data yang digunakan dalam penelitian ini. 1. Penyajian data Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menyusun informasi secara sistematis dari tahap reduksi data sehingga mempermudah dalam membaca data. 2. Triangulasi Triangulasi data dilakukan dengan memadukan data yang diperoleh dari hasil lembar observasi, angket, tes, dan dokumentasi untuk mempermudah dalam penarikan kesimpulan. 3. Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan adalah pemberian makna pada data yang diperoleh dari penyajian data. Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan hasil data yang telah diperoleh. a. Analisis Data Hasil Observasi Data hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran melalui model pembelajaran inkuiri sosial. b. Analisis Hasil Tes Analisis hasil tes dilakukan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri soaial. Data hasil tes dianalisis berdasarkan pedoman penilaian yang telah dibuat oleh peneliti. Pedoman penilaian hasil test berdasarkan rubrik skor berpikir kritis. Adapun perhitungannya bisa dilihat dalam rumus berikut : 1. Penskoran per Indikator Kemampuan Berpikir Kritis dalam Tes x 100 % 70

23 Keterangan: Jumlah skor nomor soal 1 pada indikator. Jumlah skor nomor soal 2 pada indikator. Jumlah skor nomor soal 3 pada indikator. Jumlah skor nomor soal 4 pada indikator. Jumlah skor nomor soal 5 pada indikator. = Persentase per indikator berpikir kritis siswa. 2. Penskoran per Indikator Aspek Kemampuan Berpikir Kritis dalam Tes Keterangan: = persentase berpikir kritis indikator ke-k, dengan k = 1,2,3,, n n = banyaknya indikator per aspek = Persentase kemampuan berpikir siswa per aspek 3. Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis Siswa secara Klasikal Keterangan: = persentase berpikir kritis siswa per aspek ke-i, dengan i = 1,2,3, = persentase kemampuan berpikir kritis secara klasikal Setelah diperoleh hasil persentase kemampuan berpikir kritis siswa, peneliti menentukan kategori kemampuan berpikir kritis siswa. Pemberian kategori bertujuan untuk mengetahui kualifikasi persentase kemampuan berpikir kritis siswa. (Slameto,1996 :189). 71

24 Tabel 3.1 Tabel Kriteria Berpikir Kritis Siswa Skor Kriteria 89 % < X 100 % Sangat Tinggi 78 % < X 89 % Tinggi 64 % < X 78 % Sedang 55 % < X 64 % Rendah 0 % < X 55 % Sangat Rendah J. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas XI IPS 1 MAN Cililin Kabupaten Bandung Barat tergolong ke dalam kategori tinggi atau sangat tinggi, yaitu 78 % < X 89 %. 72

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian menurut Nana Sudjana menekankan kepada cara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian menurut Nana Sudjana menekankan kepada cara BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian menurut Nana Sudjana menekankan kepada cara bagaimana memperoleh data yang menekankan pada strategi, proses dan pendekatan dalam memilih

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dimaksudkan sebagai suatu kajian, refleksi diri, serta tindakan terhadap proses pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dari Kemmis dan Taggart dalam Pargito (2011: 37), yaitu: (1) plan

BAB III METODE PENELITIAN. dari Kemmis dan Taggart dalam Pargito (2011: 37), yaitu: (1) plan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan penelitian Rancangan model penelitian tindakan kelas ini adalah model spiral atau siklus dari Kemmis dan Taggart dalam Pargito (2011: 37), yaitu: (1) plan (perencanaan),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran sehari-hari dikelas, maka jenis penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran sehari-hari dikelas, maka jenis penelitian ini adalah Penelitian 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Permasalahan yang muncul pada penelitian ini berasal dari kegiatan pembelajaran sehari-hari dikelas, maka jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dalam penelitian mengenai penerapan asesmen kinerja untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dalam penelitian mengenai penerapan asesmen kinerja untuk 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan menyajikan dan mendeskripsikan metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian mengenai penerapan asesmen kinerja untuk menumbuhkan keterampilan menganalisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research (CAR). Menurut (Arikunto dkk, 2009,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. suatu data dan informasi dengan tujuan tertentu. Menurut Sugiyono (2006 : 3)

BAB III METODE PENELITIAN. suatu data dan informasi dengan tujuan tertentu. Menurut Sugiyono (2006 : 3) 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pengertian Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan untuk memperoleh suatu data dan informasi dengan tujuan tertentu. Menurut Sugiyono (2006

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian menurut Furchan dalam Hatimah, I (2007:81) adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan, guna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya pemecahan masalah atau perbaikan yang dirancang menggunakan metode penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjaya (2009: 26) mengemukakan penelitian tindakan kelas merupakan proses

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjaya (2009: 26) mengemukakan penelitian tindakan kelas merupakan proses BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Wina Sanjaya (2009: 26) mengemukakan penelitian tindakan kelas merupakan proses pengkajian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Suharsimi (2012: 3) mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang dipilih adalah Penelitian Tindakan atau Classroom Action Research maksudnya adalah kegiatan penelitian untuk mendapatkan kebenaran dan manfaat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan kuantitatif. Hal ini dikarenakan dalam penelitian, peneliti membuat deskripsi

BAB III METODE PENELITIAN. dan kuantitatif. Hal ini dikarenakan dalam penelitian, peneliti membuat deskripsi BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Hal ini dikarenakan dalam penelitian, peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya 31 BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan penulis adalah berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian adalah tempat melakukan penelitian dengan tujuan memperoleh data yang berasal dari subjek penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pelaksanaan penelitian ini adalah di SDNegeri Cimanggu yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pelaksanaan penelitian ini adalah di SDNegeri Cimanggu yaitu 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi pelaksanaan penelitian ini adalah di SDNegeri Cimanggu yaitu terletak di jalan patrol cimanggu Kelurahan Cimanggu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Sukardi dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Sukardi dalam 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Berdasarkan kajian dari permasalahan penelitian, penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Sukardi dalam buku Metodologi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK ini adalah penelitian tindakan yang memiliki arah dan tujuan yang jelas yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi Penelitian Dalam melaksanakan penelitian, peneliti menggunakan subjek populasi di kelas XI IPS 3, SMA Pasundan 1 Bandung. Ada beberapa alasan peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas. Menurut John Elliot (1982) PTK ialah kajian tentang situasi sosial dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Data yang diperoleh melalui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Data yang diperoleh melalui 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Kegiatan penelitian didasarkan pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII 4 RSBI SMPN 1 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII 4 RSBI SMPN 1 Bandar 28 III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII 4 RSBI SMPN 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011. Jumlah siswa adalah 24 siswa yang terdiri dari 9 siswa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam Bab ini peneliti akan menguraikan tentang metodologi penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam Bab ini peneliti akan menguraikan tentang metodologi penelitian 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam Bab ini peneliti akan menguraikan tentang metodologi penelitian yang akan digunakan sebagai alat uji dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh peneliti sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Istilah penelitian tindakan kelas dipakai untuk menekankan kelas sebagai setting dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di kelas VII A di SMP Kartika XIX-1 Bandung, yang beralamat di Jalan Bangka No. 3,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas. Dalam penelitian ini penelitian difokuskan pada situasi kelas, di

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas. Dalam penelitian ini penelitian difokuskan pada situasi kelas, di 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian ini penelitian difokuskan pada situasi kelas,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab III ini memaparkan mengenai Metodologi Penelitian. Dalam kajian ini meliputi lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional,

Lebih terperinci

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) Dra. Siti Sriyati, M.Si, Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung Penelitian Tindakan Kelas atau biasa disebut PTK atau dalam dalam bahasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam penerapan metode tanya jawab untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa. Pembahasan mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau CAR (Classroom Action Research) yaitu penelitian yang pada hakikatnya merupakan rangkaian

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Kecakapan Personal Siswa Melalui Metode Learning Journals Dalam Pembelajaran Sosiologi Kelas XI IPS 1 SMA Muhammadiyah 1 Muntilan

Upaya Meningkatkan Kecakapan Personal Siswa Melalui Metode Learning Journals Dalam Pembelajaran Sosiologi Kelas XI IPS 1 SMA Muhammadiyah 1 Muntilan Upaya Meningkatkan Kecakapan Personal Siswa Melalui Metode Learning Journals Dalam Pembelajaran Sosiologi Kelas XI IPS 1 SMA Muhammadiyah 1 Muntilan Oleh Lely Suci Rahmawati dan Poerwanti Hadi Pratiwi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Wetan Kabupaten Karawang. SDN Cilamaya I merupakan sekolah tempat penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Wetan Kabupaten Karawang. SDN Cilamaya I merupakan sekolah tempat penulis BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Cilamaya I Kecamatan Cilamaya Wetan Kabupaten Karawang. SDN Cilamaya I merupakan sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Sugiono (2012: 3) secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerapan teori-teori pendidikan pada masa ini adalah hal yang marak dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai pendidikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. empat komponen, yaitu perencanaan (plan), tindakan (action), observasi, terkait. Siklus PTK dapat digambarkan sebagai berikut;

III. METODE PENELITIAN. empat komponen, yaitu perencanaan (plan), tindakan (action), observasi, terkait. Siklus PTK dapat digambarkan sebagai berikut; III. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Dan Prosedur Penelitian. Dalam penelitian ini akan digunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart yang terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian 1. Metode Penelitian Penggunaan metode penelitian ini termasuk kedalam kelompok Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan gabungan antara data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Fokus pada bab ini adalah membahas mengenai metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Fokus pada bab ini adalah membahas mengenai metode penelitian yang 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Fokus pada bab ini adalah membahas mengenai metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitiannya dan menggambarkan tindakan penelitian yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang memfokuskan pada proses belajar di kelas. Peserta didik menjadi subjek

BAB III METODE PENELITIAN. yang memfokuskan pada proses belajar di kelas. Peserta didik menjadi subjek BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Penelitian Tindakan Kelas Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang memfokuskan pada proses belajar di kelas. Peserta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Istilah metode penelitian terdiri atas dua kata, yaitu kata metode dan kata penelitian. Kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. maupun cara penyajiannya agar memperoleh hasil yang diakui dan bermartabat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. maupun cara penyajiannya agar memperoleh hasil yang diakui dan bermartabat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian adalah merupakan proses ilmiah yang mencakup sifat formal dan intensif. Karakter formal dan intensif karena terikat dengan aturan, urutan maupun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Skripsi ini membahas tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan informasi bagaimana tindakan yang tepat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 06 November sampai 28 November 2009. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Ebbut (dalam Wiriaatmadja, 2005: 12) mengungkapkan: Metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang berarti kajian sistematik dari upaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Data Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Hal ini dikarenakan dalam penelitian, peneliti membuat diskripsi secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam penelitian ini peneliti berupaya meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan classroom action research atau sering disebut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan classroom action research atau sering disebut BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan classroom action research atau sering disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di SMP Pasundan 6 Bandung yang terletak di Jalan Sumatera No. 41 Bandung. Kolaborator peneliti adalah guru mata

Lebih terperinci

15. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.

15. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. KOMPETENSI INTI 15. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. KONSEP DASAR DAN PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Konsep Dasar Penelitian Tindakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam 35 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian tindakan merupakan jenis penelitian yang pada umumnya digunakan untuk memecahkan masalah atau dengan kata lain digunakan untuk melakukan suatu perbaikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau Classroom Action Research (CAR). Pendekatan PTK dipilih karena

BAB III METODE PENELITIAN. atau Classroom Action Research (CAR). Pendekatan PTK dipilih karena BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Pendekatan PTK dipilih karena pendekatan ini

Lebih terperinci

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan oleh peneliti secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada Bab III mendeskripsikan metode, model, subjek penelitian, prosedur, alat instrumen, dan analisis data pada penerapan model cooperative learning tipe Numbered Heads Together

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kepada situasi kelas atau Classroom Action Research dengan tujuan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kepada situasi kelas atau Classroom Action Research dengan tujuan untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang difokuskan kepada situasi kelas atau Classroom Action Research dengan tujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi tempat mengadakan penelitian ini adalah SDN Cibenda yang terletak di Dusun Cibenda Desa Cikahuripan Kecamatan Cimanggung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Model PTK yang digunakan

Lebih terperinci

B. Model Penelitian Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari beberapa model yaitu: Model PTK Kurt Lewin Model PTK Kemmis dan Mc Taggart

B. Model Penelitian Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari beberapa model yaitu: Model PTK Kurt Lewin Model PTK Kemmis dan Mc Taggart BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan latar belakang dan bidang kajian yang akan diteliti, maka metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Metode tersebut digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penilitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) Suharsimi Arikunto (2012: 3) mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action BAB III METODE PENELITIAN A Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) atau biasa disingkat PTK. PTK adalah suatu penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). PTK merupakan penelitian berupa tindakan yang dilakukan guru di dalam kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Lokasi Penelitian Subjek penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah siswa kelas XI IPS di SMA PGII 2 Bandung. Sekolah tersebut terletak di Jalan Pahlawan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Negeri 7 Surakarta, yang terdiri dari 30 kelas, yakni kelas X MIPA berjumlah 5 dan X IPS berjumlah 5 kelas, kelas XI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut juga Classroom Action Research. Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian 1. Prosedur Penelitian Menurut pendapat Igak Wardhani dan Kuswaya Wihardit (2008:1.7) pengertian tindakan kelas yang merupakan terjemahan dari bahasa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan peneliti adalah jenis kualitatif yaitu penelitian tindakan kelas. Adapun model PTK yang akan peneliti adopsi pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Kemmis (1988) Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Action

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Action BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat melakukan perbaikan pembelajaran, oleh karena itu metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Action Research

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode penelitian, model penelitian, lokasi, waktu dan subjek penelitian, prosedur penelitian dan pengolahan analisis data. A. Metode Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Muhammadiyah 1 Kalianda kelas VII

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Muhammadiyah 1 Kalianda kelas VII III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Muhammadiyah 1 Kalianda kelas VII semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011. Siswa dibagi menjadi 7 kelompok yang terdiri

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kolaboratif realistis terhadap permasalahan-permasalahan dari penerapan suatu

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kolaboratif realistis terhadap permasalahan-permasalahan dari penerapan suatu BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji, merefleksi secara kritis dan kolaboratif realistis terhadap permasalahan-permasalahan dari penerapan suatu tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian dengan menggunakan teknik dan alat tertentu. Metode penelitian adalah suatu cara untuk

Lebih terperinci

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan 1 PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA SUB POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS VIII-7 SMP NEGERI 1 KREMBUNG SIDOARJO SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMPN 8 Bandar Lampung

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMPN 8 Bandar Lampung 27 III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMPN 8 Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 2010/2011. Jumlah siswa VIII A adalah 36 siswa, terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 9 Metro Barat. Penelitian dilaksanakan di kelas IVA semester ganjil Tahun. pelaksanaan sampai dengan tahap penyimpulan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 9 Metro Barat. Penelitian dilaksanakan di kelas IVA semester ganjil Tahun. pelaksanaan sampai dengan tahap penyimpulan. 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan peneliti secara kolaboratif antara peneliti dengan guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SDN 9

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli Jeane Santi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode BAB III METODE PENELITIAN Jenis-jenis metode penelitian tergantung pada bidang, tujuan, metode, tingkat eksplanasi dan waktu. Dalam pembahasan ini, penelitian yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas metode dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas metode dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas metode dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti mengenai penerapan media peta konsep untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa. Adapun sub bab

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENEL ITIAN

BAB III METODOLOGI PENEL ITIAN 42 BAB III METODOLOGI PENEL ITIAN 3.1.Metode Pendekatan Penelitian Berdasarkan kajian dari permasalahan penelitian, penelitian ini menggunakan pendekatan pendidikan dengan metode yang digunakan ialah metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian SMA Negeri 3 Bantul beralamat di Gaten, Kelurahan Trirenggo, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul (55763), Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan 24 BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini dirancang dengan penelitian tindakan kelas yang merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa Inggris sering disebut dengan istilah Classroom Action Research

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa Inggris sering disebut dengan istilah Classroom Action Research 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas, atau dalam bahasa Inggris sering disebut dengan istilah Classroom Action Research (CAR). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Menurut Kasbolah (1998) Penelitian tindakan (action research) merupakan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Menurut Kasbolah (1998) Penelitian tindakan (action research) merupakan BAB III METODELOGI PENELITIAN Menurut Kasbolah (1998) Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya pemecahan masalah atau perbaikan yang dirancang menggunakan metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian tindakan kelas ini di SD Negeri Ketib yang berada di Jalan Drs Supian Iskandar Desa Ketib Kecamatan Sumedang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri Situraja yang terletak di Jalan. Kaum No. 14 Situraja Kabupaten Sumedang. Sekolah ini memiliki 27 ruangan kelas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas.penelitian tindakan kelas merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kata-kata atau pernyataan-pernyataan (yang diperoleh melalui wawancara,

BAB III METODE PENELITIAN. kata-kata atau pernyataan-pernyataan (yang diperoleh melalui wawancara, BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yaitu kualitatif deskriptif. Akbar (2009:13)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) model Kemmis dan Taggart. Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (classroom action BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 7 Bandung yang beralamat di Jalan Ambon No.23 Bandung. Peneliti merasa di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Wonoharjo, Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Wonoharjo, Kecamatan BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Wonoharjo, Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen. Sekolah ini terdiri dari enam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada mata pelajaran TIK di MTs Al-

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada mata pelajaran TIK di MTs Al- BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada mata pelajaran TIK di MTs Al- Musyawarah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas XI MIA 6 (Imersi) SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2015/2016. SMA Negeri 1 Karanganyar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Penelitian tindakan kelas (PTK). PTK merupakan salah satu jenis penelitian yang dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas secara kolaboratif antara guru kelas 6 dan peneliti. Peran guru kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMA Pasundan 1 Cianjur yang beralamat di Jalan Pasundan No. 31 Telp (0263) 271602 Cianjur 43281. Adapun subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Action Research,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan 1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research, yaitu penelitian kualitatif yang dilakukan

Lebih terperinci