PERBANDINGAN DAN PERBEDAAN ANTARA INFORMATION WARFARE DAN CYBER WARFARE 1
|
|
- Ari Tan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERBANDINGAN DAN PERBEDAAN ANTARA INFORMATION WARFARE DAN CYBER WARFARE 1 Istilah Information Warfare (Peperangan Informasi) digunakan secara luas saat ini oleh berbagai pihak. Information Warfare di definisikan sebagai : Actions taken to achieve information superiority by affecting adversary information, nformation-based processes, information systems, and computer-based networks; while defending one's own information, information-based processes, information systems, and computer-based networks 2. Sementara itu sistem informasi di definisikan sebagai, Information Systems. The entire infrastructure, organization, personnel, and ccomponents that collect, process, store, transmit, display, disseminate, and act oninformation. Pada medan perang, teknologi informasi saat ini digunakan untuk membuat senjata menjadi semakin lebih cerdas dan untuk meminimalkan korban di pihak sendiri dengan menyediakan pasukan dengan teknologi gelombang ketiga pada sistem gelombang sejata ke dua. Doktrin yang digunakan pada umumnya adalah Airland Battle dan struktur komando yang terdiri Komando, Kendali, Komunikasi dan Informasi (C3I) atau dengan menambahkan Komputer (C4I). Perang lunak digunakan untuk mengacaukan pasukan musuh dengan mengirimkan informasi yang salah dan program televisi yang bermetamorfosis. Dengan kata lain peperangan informasi, mengaburkan dan memodifikasi informasi yang sebenarnya, menggunakan beberapa media, untuk memberikan efek penyesatan pada lawan. Di sebagian besar negara cyberwar dipandang sebagai subbagian dari Information Warfare. Pengendalian informasi selalu menjadi bagian dari operasi militer. Informasi Warfare adalah bangunan yang berkembang dari sejarah.pada akhir tahun 1970, AS melihat bahwa munculnya perang Informasi dan dan Komando serta Pengendalian peperangan sebagai medan tempur AS dalam membangun, dan mengintegrasikan beragam kemampuan. Hal ini kemudian 1 Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Cyber Security Policy and Strategy. Disusun oleh Indah Novitasari Mahasiswa Cohort 2, Prodi Peperangan Asimetris NPM Diakses dari Information Warfare an Introduction, Reto A. Haeni, George Washington University, Pada Tanggal 12 Februari 2014 Pk WIB 1
2 berkembang menjadi apa yang disebut militer sebagai Operasi Informasi, yang merupakan unsure kekuatan nasional pada masa damai, konflik hingga perang. Saat ini, sebagian besar angkatan bersenjata melihat Informasi Operasional sebagai inti dari kompetensi militer. Mereka meliha bahwa informasi dapat menjadi senjata ataupun target dalam peperangan. Dan siapa yang memiliki superioritas dalam pengetahuan dan informasi dapat memenangkan banyak perang. Nilai informasi ditingkatkan oleh teknologi, seperti adanya jaringan, sistem teknologi Informasi (IT), dan database komputer. Hal ini memungkinkan kelompok militer untuk menciptakan tingkat yang lebih tinggi terhadap kesadaran situasional bersama; untuk lebih menyatukan komando, kontrol, dan kecerdasan; dan untuk menerjemahkan keunggulan informasi menjadi kekuatan tempur. Dengan adanya senjata yang semakin mengandalkan data dan informasi teknis - seperti amunisi cerdas yang menggunakan Global Positioning System (GPS) bimbingan kelompok militer mengharapkan informasi menjadi lebih relevan dalam peperangan masa depan. Dalam metode peperangan, teknologi telah komputer dan teknologi komunikasi telah menyebabkan peningkatan dalam tempo operasi melalui peningkatan kemampuan untuk mengkoordinasikan tindakan, dan integrasi sensor telah membuat senjata menjadi lebih tepat, cepat dan mematikan. Informasi Warfare mencakup bidang yang lebih luas dari tindakan daripada cyberwarfare. Untuk pelaksanaan Informasi Operasi, angkatan bersenjata yang besar - meskipun tidak semua memiliki doktrin yang sama perlu memiliki lima kemampuan inti, yaitu : (1) Operasi Psikologis, (2) Desepsi militer, (3) Operasi Keamanan, (4) Operasi Jaringan Komputer, dan (5) peperangan elektronik. Kemampuan ini saling bergantung, dan semakin terintegrasi untuk menghasilan efek tertentu. Informasi Operasi yang diinginkan didefinisikan sebagai "kemampuan yang terintegrasi dengan kapabilitas inti memusatkan pada hal yang spesifik dan tekait dengan kemampuan, untuk mempengaruhi, mengganggu, merusak atau merampas hubungan di antara manusia dan secara otomatis mempengaruhi proses pembuatan keputusan, sekaligus melindungi diri sendir 3 i. Operasi Psikologis ( PSYOP ) adalah operasi untuk menyampaikan informasi yang sengaja dipilih kepada sasaran yaitu audience asing untuk mempengaruhi emosi 3 Fred Schereier, On Cyberwar. DCAF Horizon 2015 Working Paper No.7, Hal 23. 2
3 mereka, motif, penalaran obyektif, dan akhirnya mempengaruhi perilaku pemerintah asing, organisasi, kelompok dan individu. Militer Deception (MILDEC) memandu musuh untuk membuat kesalahan dengan menghadirkan informasi palsu, gambar, atau pernyataan. Deception didefinisikan sebagai " tindakan yang dengan sengaja menyesatkan musuh dalam mengambil, sehingga menyebabkan musuh untuk mengambil - atau gagal untuk mengambil tindakan spesifik tindakan yang akan memberikan kontribusi bagi keberhasilan operasi militer lawan. Operasi Keamanan (OPSEC) didefinisikan sebagai proses identifikasi informasiyang sangat penting untuk operasi dan yang dapat memungkinkan musuh untuk menyerang kerentanan operasional. Operasi Jaringan Komputer (CNO) termasuk kemampuan untuk menyerang dan mengganggu jaringan komputer, mempertahankan informasi sendiri dan sistem komunikasi, dan mengeksploitasi jaringan komputer musuh melalui pengumpulan intelijen, biasanya dilakukan melalui penggunaan kode komputer dan aplikasi computer Peperangan Elektronik (EW) didefinisikan sebagai setiap tindakan militer yang melibatkan ] kontrol energi spektrum elektromagnetik yang digunakan untuk menipu atau menyerang musuh. Energi elektromagnetik dalam kadar tinggi dapat digunakan sebagai alat untuk membebani atau mengganggu sirkuit listrik dari hampir semua peralatan yang menggunakan transistor, mikro - sirkuit, atau kabel logam. Senjata energi diarahkan memperkuat, atau mengganggu, kekuatan dari medan elektro - magnetik dengan memproyeksikan energi yang cukup panas dan permanen kerusakan sirkuit, atau mengalahkan, dan menyesatkan pengolahan dalam sistem komputerisasi. Pengaruh Operasi Informasi (Peperangan Informasi) pada umum memakan waktu lebih untuk dicapai, dan lebih sulit untuk diukur dibandingkan dengan operasi konvensional. Oleh karena itu, komitmen jangka panjang untuk secara efektif menggunakan informasi untuk mempengaruhi perilaku sasaran sangat penting. Rencana Kerjasama Keamanan adalah bagian penting dari upaya ini. Menunggu sampai krisis terjadi dan kemudian memulai Operasi Informasi pada saat krisi adalah sia-sia. Demikian juga, gagasan menggunakan operasi tempur 3
4 yang menentukan dalam satu area, sementara melakukan Operasi Informasi lain di bidang ekonomi ukuran kekuatan, adalah sebuah penyalahgunaan operasi informasi. Operasi Informasi yang efektif memanfaatkan kekuatan informasi untuk melengkapi instrument lain dari kekuatan nasional, sehingga tujuan nasional dapat dicapai dengan sedikit darah dan biaya (tanpa perang). Tapi Pertanyaan yang abadi dari operasi (peperangan) informasi adalah: manakah yang lebih baik dari menyangkal, menipu, menghancurkan, atau memanfaatkan? Jawaban yang terbaik dalam konteks militer adalah mungkin: dengan mengumpulkan, menganalisis, dan memindahkan informasi sendiri lebih cepat dari lawan untuk mendapatkan keunggulan, untuk memotong sumber informasi lawan, mendistorsi proses informasi, atau mencegah lawan untuk memberikan komando atau perintah; dan untuk melawan perang di dalam sirkuit senjata atau dalam kepala komandan musuh (ide). Secara potensi, Peperangan Informasi adalah senjata ampuh dengan lingkup mulai dari medan perang hingga pada fungsi di masyarakat. meskipun, area terdepan medan perang, dan area tanggung jawab tidak lagi dapat tepat didefinisikan. Revolusi informasi melemahkan hirarki dan memperkuat jaringan, yang adalah lateral dalam alam. Jaringan ini menipiskan struktur hirarkis tradisional pada angkatan bersenjata. Pada saat yang sama, operasi (peperangan) informasi juga menyamaratakan tingkatan. Aktor non-negara mendapatkan tingkat yang sama sebagai suatu organ yang sah dalam suatu negara. Ketika disandingkan terhadap perang tradisional, Operasi Informasi menunjukkan perbedaan sebagai berikut, yaitu perang tradisional yang memiliki tempat ditetapkan secara geografis dari perang, sementara Information Operations tidak mengenal batas geografis; dan pengambilan keputusan dalam peperangan tradisional didefinisikan matriks: strategis, operasional, dan taktis, tapi ada ada matriks keputusan yang jelas dalam Operasi Informasi. Selain itu, dalam Operasi Informasi, tidak ada perbedaan yang jelas antara perang dan damai, keadaan seperti perang dan tindakan kriminal, perbuatan tidak menyenangkan dan kondisi normal dalam suatu negara. Tapi yang paling penting sementara itu adalah mungkin untuk mencapai resolusi konflik dengan perang tradisional, hal ini tidak dapat dipastikan hanya dengan Operasi Informasi. Dengan kata lain, dengan Informasi Operasi kita dapat memulai suatu perang, tetapi dengan Operasi Informasi, kita tidak dapat memenangkan peperangan secara eksklusif. 4
5 Klaim yang dibuat oleh penggemar Informasi Warfare tentang kesuksesan Operasi Informasi tampaknya sering dibesar-besarkan atau tidak sesuai dengan kenyataan. Bila teori ini diuji hasilnya tampak jelas terdapat percampuran. pada tingkat strategis, hasilnya paling meyakinkan, kalau dilihat dari keadaan saat ini pada Perang Teror. Tapi praktek yang sebenarnya dari Information Warfare juga sulit untuk menarik diri tingkat operasional - taktis. Ada beberapa prestasi nyata,di samping kesadaran bahwa Information Warfare adalah pedang yang memotong cara dimana pemberontak juga diuntungkan dari revolusi. Meskipun mendapatkan keuntungan dari segi teknologi, angkatan bersenjata Barat sering dirugikan. Sebagian besar permasalahan ini terjadi karena keterbukaan yang relatif besar dari negara yang bersangkutan, fakta bahwa mereka diharapkan untuk memberikan sejumlah besar informasi yang akurat dari rezim yang tidak demokratis, dan juga bahwa mereka memiliki harapan dan ekspektasi yang besar untuk bertemu. Masalah terbesar dengan peperangan atau operasi informasi adalah adalah kurangnya, atau ketidakcukupan, pemerintahan yang demokratis, khususnya mengenai kontrol, pengawasan, dan hal transparansi. Seperti keamanan cyber pada umumnya, tantangan pengawasan diperburuk oleh kompleksitas jaringan, teknis dan kompleksitas hukum,oleh heterogenitas aktor yang terlibat, oleh persepsi mandat Adanya kecepatan dengan yang masalah keamanan yang melampauikemampuan kontro, pengawasa, dan badan pengawas untuk menahan angkatan bersenjata danpertanggungjawaban pemerintah mengkhawatirkan terutama ketika seseorang mempertimbangkan implikasintuk hak atas privasi, kebebasan berekspresi dan berserikat. Peraturan nasional dalam hal penggunaan terbatas dalam melindungi pengguna dari alat komunikasi tanpa batas. Dengan demikian, diperlukank strategi umum dan norma-norma bersama di tingkat internasional. Namun, ada pertanyaan yang tetap belum terjawab tentang apa pendekatan dan norma-norma internasional dibayangkan dan diperlukan, dan siapa yang harus memimpin dalam masalah ini. Operasi Informasi dapat mengubah cara di mana pemerintah dana angkatan bersenjata melakukan bisnis. Tapi operasi syber tidak identik dengan Operasi Informasi. Operasi Informasi adalah seperangkat operasi yang dapat dilakukan di dunia siber dan domain lainnya. Operasi di dunia siber dapat memberikan dukungan langsung pada operasi informasi, dan Operasi informasi yang berbasis bukan siber bisa mempengaruhi operasi operasi 5
6 siber. Kegiatan di dunia maya dapat mengaktifkan kebebasan bertindak untuk kegiatan di domain lainnya, dan kegiatan di domain lainnya dapat membuat efek dalam dan melalui dunia siber. Jadi kesimpulannya perbedaan yang signifikan antara Peperangan Informasi dan Peperangan Cyber adalah Peprangan Informasi memiliki konteks yang lebih luas dibandingkan dengan peperangan siber. Peperangan Siber merupakan salah satu strategi, media atau alat untuk melaksanakan peperangan informasi. Peperangan (operasi) informasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik dengan mengandalkan media modern hingga tradisional. Peperangan Informasi ditujukan untuk membentuk opini, mengaburkan atau menyesatkan opini pihak lain sehingga memberikan kerugian dan kekealahan pada pihak lawan. Sebagaimana disebutkan diatas, operasi syber tidak identik dengan Operasi Informasi. Operasi Informasi adalah seperangkat operasi yang dapat dilakukan di dunia siber dan domain lainnya. Operasi di dunia siber dapat memberikan dukungan langsung pada operasi informasi, dan Operasi informasi yang berbasis bukan siber bisa mempengaruhi operasi operasi siber. Kegiatan di dunia maya dapat mengaktifkan kebebasan bertindak untuk kegiatan di domain lainnya, dan kegiatan di domain lainnya dapat membuat efek dalam dan melalui dunia siber. 6
CYBER WAR. (Memahami Perang Cyber)
CYBER WAR (Memahami Perang Cyber) LATAR BELAKANG Laju berkembangnya perkembangan teknologi informasi dewasa ini,menyebabkan penguna fasilitas catting,twitter,facebook,dan jaringan sosial media lainya di
Lebih terperincimengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea
BAB V PENUTUP Tesis ini menjelaskan kompleksitas keamanan kawasan Asia Timur yang berimplikasi terhadap program pengembangan senjata nuklir Korea Utara. Kompleksitas keamanan yang terjadi di kawasan Asia
Lebih terperinciTabel 1. Potensi Ancaman Perang Asimetris di Indonesia Ditinjau dari Berbagai Aspek Pelaku Sasaran Skala Metode Motif Dampak
PERANG ASIMETRIS (Disarikan dari Nugraha, A & Loy, N 2013, Pembangunan Kependudukan untuk Memperkuat Ketahanan Nasional dalam Menghadapi Ancaman Asymmetric War, Direktorat Analisis Dampak Kependudukan,
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA I. UMUM Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea keempat menyebutkan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semenjak Arab Saudi didirikan pada tahun 1932, kebijakan luar negeri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semenjak Arab Saudi didirikan pada tahun 1932, kebijakan luar negeri Arab Saudi pada dasarnya berfokus pada kawasan Timur Tengah yang dapat dianggap penting dalam kebijakan
Lebih terperinciKomputer dan Masyarakat: Studi Sosial Komputer
Komputer dan Masyarakat: Studi Sosial Komputer Adam Joyo Pranoto URL. http://adaminstitute.blogspot.com Email. adam_info@yahoo.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan,
Lebih terperincimemperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.
BAB V PENUTUP Kebangkitan Cina di awal abad ke-21tidak dapat dipisahkan dari reformasi ekonomi dan modernisasi yang ia jalankan. Reformasi telah mengantarkan Cina menemukan momentum kebangkitan ekonominya
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan kesimpulan dari pembahasan di atas mengenai. perlindungan pihak ICRC ditinjau dari Konvensi Jenewa 1949 dan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan kesimpulan dari pembahasan di atas mengenai perlindungan pihak ICRC ditinjau dari Konvensi Jenewa 1949 dan Protokol tambahannya serta sumber hukum lain yang menguatkan
Lebih terperinciPengantar. Sekilas E-Bisnis. Fungsi E-Bisnis. Komponen-komponen E-Bisnis. Hubungan E-Bisnis dengan E-Commerce
Pengantar Sekilas E-Bisnis E-bisnis menghubungkan semua karyawan, pelanggan, pemasok, dan stakeholders lainnya tanpa pandang wilayah geografis. E-bisnis pakai standar data elektronik umum dan otomatisasi
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK I. UMUM Pemanfaatan Teknologi Informasi, media, dan komunikasi telah mengubah baik perilaku
Lebih terperinciPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA Disusun Oleh: I Gusti Bagus Wirya Agung, S.Psi., MBA UPT. PENDIDIKAN PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA U N I V E R S I T A S U D A Y A N A B A L I 2016 JUDUL: PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan
BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Analisa penelitian ini ditujukan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan membuktikan jawaban awal yang telah dirumuskan. Penelitian ini menjelaskan alasan Venezeula menggunakan
Lebih terperinciKemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat
Kesimpulan Amerika Serikat saat ini adalah negara yang sedang mengalami kemunduran. Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat relatif; karena disaat kemampuan ekonomi dan
Lebih terperinciMENILIK URGENSI PEMBENTUKAN BADAN SIBER NASIONAL: TINJAUAN DARI SATU SUDUT PERSPEKTIF AKADEMIK
MENILIK URGENSI PEMBENTUKAN BADAN SIBER NASIONAL: TINJAUAN DARI SATU SUDUT PERSPEKTIF AKADEMIK Oleh: Mayor Laut (E) Ditya Farianto, M.T. 1 Menilik urgensi pembentukan Badan Siber (Cyber) Nasional (BSN/BCN)
Lebih terperincidalam membangun kekuatan pertahanan mengedepankan konsep pertahanan berbasis kemampuan anggaran (capability-based defence) dengan tetap
BAB V PENUTUP Sejak reformasi nasional tahun 1998 dan dilanjutkan dengan reformasi pertahanan pada tahun 2000 sistem pertahanan Indonesia mengalami transformasi yang cukup substansial, TNI sebagai kekuatan
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008
BAB IV PENUTUP A.Kesimpulan Sangat jelas terlihat bahwa Asia Tengah memerankan peran penting dalam strategi China di masa depan. Disamping oleh karena alasan alasan ekonomi, namun juga meluas menjadi aspek
Lebih terperinciDEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR..TAHUN TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK I. UMUM Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. Kennedy hanya menjalankan jabatan kepresidenan selama dua tahun yakni
BAB VI KESIMPULAN Kennedy hanya menjalankan jabatan kepresidenan selama dua tahun yakni sejak tahun 1961 hingga 1963, akan tetapi Kennedy tetap mampu membuat kebijakan-kebijakan penting yang memiliki dampak
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANGUNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK
PENJELASAN ATAS UNDANGUNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK I. UMUM Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 F disebutkan bahwa
Lebih terperinci2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tamb
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.423, 2016 KEMHAN. Telekomunikasi Khusus. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI
Lebih terperinciNo Bahwa secara umum ruang lingkup dalam pengaturan Pengklasifikasian Informasi Publik yaitu mengenai: 1. ketentuan umum; 2. asas dan tujuan
No.15 TAMBAHAN BERITA NEGARA R.I KI. Pengklasifikasian Informasi Publik (Penjelasan Atas Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 429) PENJELASAN ATAS PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan teknologi informasi, media dan komunikasi telah. mengubah baik perilaku masyarakat maupun peradaban manusia secara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemanfaatan teknologi informasi, media dan komunikasi telah mengubah baik perilaku masyarakat maupun peradaban manusia secara global. Perkembangan teknologi
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.996, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Manajemen Risiko. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR
Lebih terperinciinternasional. Kanada juga mulai melihat kepentingannya dalam kacamata norma keamanan manusia. Setelah terlibat dalam invasi Amerika di Afghanistan
BAB V KESIMPULAN Dalam bab terakhir ini, penulis akan menyimpulkan jawaban atas pertanyaan pertama yaitu mengapa Kanada menggunakan norma keamanan manusia terhadap Afghanistan, serta pertanyaan kedua yaitu
Lebih terperinciPeranan Geographic Information System (GIS) pada Operasi Udara
1 Peranan Geographic Information System (GIS) pada Operasi Udara Oleh : Mayor Lek Arwin D.W. Sumari, S.T. Kasubdep Sislek Deplek AAU Bayangkan betapa mudahnya bila hanya dengan menekan tombol atau me-klik
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA TENTANG KERANGKA KERJA SAMA KEAMANAN (AGREEMENT BETWEEN THE REPUBLIC OF INDONESIA
Lebih terperinciTAK KENAL MAKA TAK SAYANG
TAK KENAL MAKA TAK SAYANG STRATEGI MENGHADAPI ANCAMAN DAN TANTANGAN CYBER PERKEMBANGAN GLOBAL 1 JUMLAH PENGGUNA INTERNET DI INDONESIA 2 Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengungkapkan
Lebih terperinciMicrowave dan keistimewaannya
Microwave dan keistimewaannya Begitu mendengar namanya saja, kita pasti langsung mengasosiasikan istilah ini dengan alat elektronik yang biasa dipakai di rumah untuk memasak dalam waktu singkat. Microwave.
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan
BAB IV KESIMPULAN Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan kebijakan politik luar negeri Rusia terhadap keberadaan
Lebih terperinciPenerapan Algoritma Greedy pada Permainan Fire Emblem
Penerapan Algoritma Greedy pada Permainan Fire Emblem Chairul Ichsan - 13508082 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung
Lebih terperinciMateri 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team
Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Anda mungkin memiliki banyak pengalaman bekerja dalam kelompok, seperti halnya tugas kelompok, tim olahraga dan lain sebagainya. Kelompok kerja merupakan
Lebih terperinciSAMBUTAN KETUA UMUM FKPPI DALAM ACARA RAPIMPUS FKPPI 2014 "POLA PIKIR FKPPI DALAM MENGABDI PADA KEPENTINGAN RAPAT PIMPINAN PUSAT FKPPI 2014
SAMBUTAN KETUA UMUM FKPPI DALAM ACARA RAPIMPUS FKPPI 2014 "POLA PIKIR FKPPI DALAM MENGABDI PADA KEPENTINGAN 1 / 6 BANGSA KHUSUSNYA TENTANG PERLUNYA BERPARTISIPASI AKTIF PADA PEMILU 2014" Proses Demokratisasi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP Kesimpulan
BAB V PENUTUP Bab ini bertujuan untuk menjelaskan analisa tesis yang ditujukan dalam menjawab pertanyaan penelitian dan membuktikan hipotesa. Proses analisa yang berangkat dari pertanyaan penelitian dimulai
Lebih terperinciBABII LANDASAN TEORI
BABII LANDASAN TEORI 1.1 Perkembangan Bisnis Persaingan adalah satu kata penting di dalam menjalankan perusahaan pada saat ini. Hal ini ditunjang dengan perkembangan teknologi komunikasi yang semakin pesat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) di Dunia sangat dirasakan manfaatnya dalam berbagai sektor Industri, Perbankan maupun Usaha Kecil-Menengah
Lebih terperincinegara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk
BAB IV KESIMPULAN Sejak berakhirnya Perang Dingin isu-isu keamanan non-tradisional telah menjadi masalah utama dalam sistem politik internasional. Isu-isu keamanan tradisional memang masih menjadi masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia sebagai anggota organisasi dalam melakukan proses pekerjaan akan sangat dipengaruhi oleh kepribadian yang berbeda-beda, misalnya sifat, sikap, nilai-nilai,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Berbagi Pengetahuan Berbagi pengetahuan adalah kegiatan bekerjasama yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar tercapai tujuan individu
Lebih terperinciINFORMATION SYSTEM AND SOCIAL ETHICS
INFORMATION SYSTEM AND SOCIAL ETHICS Chapter 5 Management Information Systems, 10th Edition, Raymond McLeod,Jr, George P. Schell, Pearson Education Pokok Bahasan Hubungan SI dengan isu-isu etika dan sosial
Lebih terperinciPERENCANAAN Tujuan Instruksional Materi Pembahasan
PERENCANAAN Tujuan Instruksional Memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai perencanaan, proses pembuatan rencana dan tingkat rencana organisasi serta hambatan-hambatan dalam perencanaan. Materi Pembahasan
Lebih terperinciSAN REMO MANUAL TENTANG HUKUM PERANG DI LAUT BAB I KETENTUAN UMUM. Bagian I Ruang Lingkup Penerapan Hukum
Catatan : Naskah ini adalah terjemahan yang dikerjakan oleh Tim TNI AL dan ICRC (Perbanyakan dan penggandaan hanya dapat dilakukan atas ijin team penterjemah) SAN REMO MANUAL TENTANG HUKUM PERANG DI LAUT
Lebih terperincipenjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.
BAB V KESIMPULAN Keadaan umum Kebumen pada masa kemerdekaan tidak jauh berbeda dengan wilayah lain di Indonesia. Konflik atau pertempuran yang terjadi selama masa Perang Kemerdekaan, terjadi juga di Kebumen.
Lebih terperinciOleh : Uci Sanusi, SH., MH
Oleh : Uci Sanusi, SH., MH PENGERTIAN BELA NEGARA Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada awal tahun 1957 dengan dukungan dari Amerika Serikat. 1 Pada saat itu
BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Iran meluncurkan program pengembangan energi nuklir pertamanya pada awal tahun 1957 dengan dukungan dari Amerika Serikat. 1 Pada saat itu Iran dan Amerika Serikat memang
Lebih terperinci- 1 - PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENGKLASIFIKASIAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
- 1 - PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENGKLASIFIKASIAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI INFORMASI PUSAT, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Undang-Undang
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEAMANAN NASIONAL
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KEAMANAN NASIONAL Jakarta, 16 Oktober 2012 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KEAMANAN NASIONAL DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciTINJAUAN HUKUM HUMANITER MENGENAI PERLINDUNGAN HAK ASASI MANUSIA BAGI PERSONIL MILITER YANG MENJADI TAWANAN PERANG
TINJAUAN HUKUM HUMANITER MENGENAI PERLINDUNGAN HAK ASASI MANUSIA BAGI PERSONIL MILITER YANG MENJADI TAWANAN PERANG Oleh: Ivan Donald Girsang Pembimbing : I Made Pasek Diantha, I Made Budi Arsika Program
Lebih terperinci"Indonesia Bisa Jadi Masalah Baru Bagi Asia"
H T T P : / / U S. A N A L I S I S. V I V A N E W S. C O M / N E W S / R E A D / 2 8 4 0 2 5 - I N D O N E S I A - B I S A - J A D I - M A S A L A H - B A R U - B A G I - A S I A "Indonesia Bisa Jadi Masalah
Lebih terperinciSerikat (telah menandatangani, namun belum bersedia meratifikasi), menguatkan keraguan akan perjanjian ini.
BAB V KESIMPULAN Melalui perjalanan panjang bertahun-tahun, Majelis Umum PBB berhasil mengadopsi Perjanjian Perdagangan Senjata (Arms Trade Treaty/ATT), perjanjian internasional pertama yang menetapkan
Lebih terperinciinternet. Setelah didapatkan materi yang dibutuhkan selanjutnya adalah dilakukan pemahaman materi yang menyeluruh pada materi tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengisian induktif atau biasa dikenal wireless charging adalah sebuah metode pengisian baterai yang cara kerjanya adalah dengan menggunakan medan elektromagnetik untuk
Lebih terperinciKONFLIK SOSIAL Drg. Handari Yektiwi, M.Kes.
KONFLIK SOSIAL Drg. Handari Yektiwi, M.Kes. Saat ini kita bangsa Indonesia dihadapkan pada suatu masalah yang tiba2 saja berpotensi menjadi konflik berkepanjangan dan sulit dideteksi penyebabnya sehingga
Lebih terperinciMENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL
MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL Resolusi disahkan oleh konsensus* dalam Sidang IPU ke-128 (Quito, 27 Maret 2013) Sidang ke-128 Inter-Parliamentary
Lebih terperinciBAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME
BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME A. KONDISI UMUM Keterlibatan dalam pergaulan internasional dan pengaruh dari arus globalisasi dunia, menjadikan
Lebih terperinciHUKUM HUMANITER INTERNASIONAL KONFLIK BERSENJATA NON-INTERNASIONAL
HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL KONFLIK BERSENJATA NON-INTERNASIONAL Malahayati Kapita Selekta Hukum Internasional October 10, 2015 Kata Pengantar Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya.
Lebih terperinciKeterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris. dalam Genosida 65
Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris dalam Genosida 65 Majalah Bhinneka April 2, 2016 http://bhinnekanusantara.org/keterlibatan-pemerintah-amerika-serikat-dan-inggris-dalam-genosida-65/
Lebih terperinciTeknik Penulisan Karya Ilmiah. Nama : Ridho Ilham Renaldo NIM : Kelas : SK 2 A Jurusan : Sistem Komputer
Teknik Penulisan Karya Ilmiah Nama : Ridho Ilham Renaldo NIM : 09011181520021 Kelas : SK 2 A Jurusan : Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya 2016 Mind Mipping The Internet of Things:
Lebih terperinciTENTARA NASIONAL INDONESIA MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT TERM OF REFERENCE (TOR)
TENTARA NASIONAL INDONESIA MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Lampiran Surat Kasad Nomor B / 2295 / VII / 2015 Tanggal 27 Juli 2015 TERM OF REFERENCE (TOR) PENGARUH MODERNISASI ALUTSISTA TNI AD TERHADAP KEMAMPUAN
Lebih terperinciStrategi Operasi Kontra Intelijen Cyber Sebagai Upaya Peningkatan Ketahanan Negara Indonesia
Strategi Operasi Kontra Intelijen Cyber Sebagai Upaya Peningkatan Ketahanan Negara Indonesia Elsa Vinietta - 23215130 Abstrak Operasi Kontra Intelijen Cyber menjadi hal yang penting untuk dapat diterapkan
Lebih terperinciBAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.
BAB 4 KESIMPULAN Korea Utara sejak tahun 1950 telah menjadi ancaman utama bagi keamanan kawasan Asia Timur. Korea Utara telah mengancam Korea Selatan dengan invasinya. Kemudian Korea Utara dapat menjadi
Lebih terperinciBAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME
BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME A. KONDISI UMUM Keterlibatan dalam pergaulan internasional dan pengaruh dari arus globalisasi dunia, menjadikan Indonesia secara langsung maupun tidak langsung
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai
BAB V PENUTUP Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai hubungan antara kebangkitan gerakan politik Islam dalam pergolakan yang terjadi di Suriah dengan persepsi Amerika Serikat, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan. dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional.
BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Ketahanan nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciKebebasan Berpendapat dan Berekspresi di Internet
Kebebasan Berpendapat dan Berekspresi di Internet Oleh Asep Mulyana Revolusi teknologi informasi yang ditandai oleh kehadiran Internet telah mengubah pola dan gaya hidup manusia yang hidup di abad modern,
Lebih terperinciBab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara
Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara Pasal 104 Makar dengan maksud untuk membunuh, atau merampas kemerdekaan, atau meniadakan kemampuan Presiden atau Wakil Presiden memerintah, diancam dengan pidana
Lebih terperincikami. Apabila pekerjaan cetak tidak bersponsor, maka anda harus membayar biaya cetak langsung ke toko percetakan. KETENTUAN PENGGUNAAN
KETENTUAN PENGGUNAAN Selamat Datang di REVOPRINT! Terima kasih telah menggunakan layanan yang disediakan oleh diri kami sendiri, PT Revo Kreatif Indonesia (REVOPRINT), dengan alamat terdaftar kami di Kemang
Lebih terperinciKetahanan nasional. Geostrategi Indonesia Pelaksanaan Geopolitik dalam negara Suatu cara atau pendekatan dalam memanfaatkan kondisi lingkungan
Ketahanan nasional Geostrategi Indonesia Pelaksanaan Geopolitik dalam negara Suatu cara atau pendekatan dalam memanfaatkan kondisi lingkungan Ketahanan Nasional sebagai Kondisi Keadaan yang seharusnya
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciSTRATEGI MANAJEMEN. Oleh : I Kadek Martha Prayoga ( )
STRATEGI MANAJEMEN Oleh : I Kadek Martha Prayoga (2016081017) UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA TAHUN AJARAN 2016/2017 Soal 1. Apa yang engkau peroleh? Bahas dan jelaskan! 2. Guru adalah panutan bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah ini menjadi sangat penting setelah selama ribuan tahun perempuan berada. ideologi yang mendunia dan dianggap kodrat Tuhan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini wanita menjadi topik pembicaraan yang penting, terlebih setelah munculnya gerakan emansipasi wanita dengan pandangan yang berbeda-beda. Masalah ini menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya di takdirkan untuk menjadi seorang pemimpin atau leader, terutama
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemimpin atau seorang Leader tentu sudah tidak asing di telinga masyarakat pada umumnya, hal ini disebabkan karena setiap manusia yang diciptakan didunia ini
Lebih terperinciDUA BELAS FAKTA DAN KEKELIRUAN TENTANG KONVENSI MUNISI TANDAN (Convention on Cluster Munitions)
Fakta dan Kekeliruan April 2009 DUA BELAS FAKTA DAN KEKELIRUAN TENTANG KONVENSI MUNISI TANDAN (Convention on Cluster Munitions) Kekeliruan 1: Bergabung dengan Konvensi Munisi Tandan (CCM) menimbulkan ancaman
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciPerkebunan produktif di lereng pegunungan
Khofiffah Mudjiono: Perkebunan produktif di lereng pegunungan Bayangkan anda tengah berada di lereng pegunungan. Sejauh mata anda memandang, terlihat hamparan perkebunan berbagai komoditas. Mungkin teh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan kajian pustaka yang berkaitan mengenai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kajian Pustaka Penelitian ini menggunakan kajian pustaka yang berkaitan mengenai respon negara terhadap terorisme serta upaya-upaya yang dilakukan negara untuk menangani terorisme.
Lebih terperincihttp://www.warungbaca.com/2016/12/download-undang-undang-nomor-19-tahun.html UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI
Lebih terperinciPERANG & DAMAI Pengantar: Causes of War. Artanti Wardhani
PERANG & DAMAI Pengantar: Causes of War Artanti Wardhani Definisi PERANG vs.konflik adanya pengerahan kekuatan dari militer (1000 personel) dan memakai kekuatan bersenjata contention / disputation antara
Lebih terperinciBAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA
BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA Pada bab ini penulis akan bercerita tentang bagaimana sejarah konflik antara Palestina dan Israel dan dampak yang terjadi pada warga Palestina akibat dari
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.251, 2016 KOMUNIKASI. INFORMASI. Transaksi. Elektronik. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5952) UNDANG-UNDANG REPUBLIK
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN. Berdasakan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV, maka
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasakan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagi berikut. 1. Pandangan Hukum Humaniter Internasional
Lebih terperinciANALISIS SISTEMATIS TERHADAP INFORMASI MANAJEMEN LABORATORIUM Oleh Luh Putu Ary Sri Tjahyanti, S.T., M.Kom. 8
ANALISIS SISTEMATIS TERHADAP INFORMASI MANAJEMEN LABORATORIUM Oleh Luh Putu Ary Sri Tjahyanti, S.T., M.Kom. 8 Abstrak: Abad ke-21 adalah abad Informasi dan Era Internet. Dengan pesatnya perkembangan teknologi
Lebih terperinciyang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan
Bab V Kesimpulan Hal yang bermula sebagai sebuah perjuangan untuk memperoleh persamaan hak dalam politik dan ekonomi telah berkembang menjadi sebuah konflik kekerasan yang berbasis agama di antara grup-grup
Lebih terperinciPara filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.
Tiga Gelombang Demokrasi Demokrasi modern ditandai dengan adanya perubahan pada bidang politik (perubahan dalam hubungan kekuasaan) dan bidang ekonomi (perubahan hubungan dalam perdagangan). Ciriciri utama
Lebih terperinciNKRI dan kemungkinan menghadapi perang
NKRI dan kemungkinan menghadapi perang Jumat, 23 Maret 2018 16:21 WIB Dokumentasi Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu (tengah), berfoto bersama peserta pelatihan Bela Negara asal Papua di Pusdiklat Bela
Lebih terperinciFakultas Ekonomi Manajemen Universitas Narotama Surabaya 2017
MAKALAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEORANG MANAGER TERHADAP PERILAKU KARYAWAN Oleh : Setiyowati 01214030 Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Narotama Surabaya 2017 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dunia
Lebih terperincicambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan
BAB V KESIMPULAN Arab Saudi merupakan negara dengan bentuk monarki absolut yang masih bertahan hingga saat ini. Namun pada prosesnya, eksistensi Arab Saudi sering mengalami krisis baik dari dalam negeri
Lebih terperinciPENGERTIAN CYBER CRIME
PENGERTIAN CYBER CRIME Taufan Aditya Pratama Taufan@raharja.info Abstrak Perkembangan teknologi semakin pesat saja. Dengan semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat mengenai teknologi informasi dan komunikasi,
Lebih terperinciMELINDUNGI PENGGUNA INTERNET DENGAN UU ITE
MELINDUNGI PENGGUNA INTERNET DENGAN UU ITE DIREKTORAT PEMBERDAYAAN INFORMATIKA DIREKTORAT JENDERAL APLIKASI INFORMATIKA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 1 The World We Are Facing Today A Borderless,
Lebih terperinciPROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA
PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA Negara-Negara Pihak pada Protokol ini, Didorong oleh dukungan penuh terhadap Konvensi tentang Hak-Hak Anak, yang
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk terwujudnya tujuan nasional negara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI TINDAK PIDANA CYBER CRIME (MAYANTARA)
BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI TINDAK PIDANA CYBER CRIME (MAYANTARA) A. Pengertian Cyber Crime Membahas masalah cyber crime tidak lepas dari permasalahan keamanan jaringan komputer atau keamanan informasi
Lebih terperinciDASAR HUKUM INFORMATIKA DAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN. dr. Irma Khrisnapandit, Sp.KP
DASAR HUKUM INFORMATIKA DAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN dr. Irma Khrisnapandit, Sp.KP ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat berdampak peradaban manusia membentuk pola dan perilaku masyarakat. Kemajuan
Lebih terperinciSemester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan. Caca E. Supriana, S.Si.,MT.
Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan Caca E. Supriana, S.Si.,MT. caca.e.supriana@unpas.ac.id Data Data adalah sumber daya berharga yang dapat menerjemahkan menjadi
Lebih terperinciPeranan hamas dalam konflik palestina israel tahun
Peranan hamas dalam konflik palestina israel tahun 1967 1972 Oleh: Ida Fitrianingrum K4400026 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian seperti yang diuraikan pada
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. sekaligus (Abdullah, 2006: 77). Globalisasi telah membawa Indonesia ke dalam
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Perubahan yang terjadi di Indonesia selama setengah abad ini sesungguhnya telah membawa masyarakat ke arah yang penuh dengan fragmentasi dan kohesi sekaligus (Abdullah,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008
SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
DAFTAR ISI Daftar Isi Bab 1 Pendahuluan A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan masalah Bab 2 Pembahasan A. Pengertian Teknologi Informasi B. Perkembangan TI dan Perubahan Doktrin C. Teknologi Informasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. membentuk negara-negara kecil baru, namun secara umum masih mempunyai
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pada tahun 1991 Pecahnya Uni Soviet, banyak bagian bagian wilayah darinya membentuk negara-negara kecil baru, namun secara umum masih mempunyai kawasan yang
Lebih terperinci