3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD"

Transkripsi

1 BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Potensi permasalahan pembangunan daerah pada umumnya timbul dari kekuatan yang belum didayagunakan secara optimal, kelemahan yang tidak diatasi, peluang yang tidak dimanfaatkan, dan ancaman yang tidak diantisipasi. Untuk mendapatkan gambaran awal bagaimana permasalahan infrastruktur dapat dipecahkan dan diselesaikan dengan baik, tiap-tiap permasalahan juga diidentifikasi faktor-faktor penentu keberhasilannya dimasa datang. Faktorfaktor penentu keberhasilan adalah faktor kritis, hasil kinerja, dan faktorfaktor lainnya yang memiliki daya ungkit yang tinggi dalam memecahkan permasalahan pembangunan atau dalam mewujudkan keberhasilan penyelenggaraan urusan pemerintahan. Isu-isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah karena dampaknya yang signifikan bagi daerah dengan karakteristik bersifat penting, mendasar, mendesak, berjangka panjang, dan menentukan tujuan penyelenggaraan pemerintahan daerah dimasa yang akan datang. Upaya untuk mewujudkan tujuan pembangunan daerah telah dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui serangkaian kebijakan dan program serta sumber pendanaan secara sinergis dan berkelanjutan. Berdasarkan hasil evaluasi, terdapat berbagai aspek pembangunan yang telah mengalami kemajuan atau keberhasilan, namun di sisi lain terdapat pula berbagai permasalahan dan tantangan 45 RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun

2 yang masih dihadapi dan perlu ditangani melalui serangkaian kebijakan dan program secara terencana, sinergis, dan berkelanjutan. Permasalahan-permasalahan pembangunan bidang Energi dan Sumber Daya Mineral akan diuraikan untuk mengetahui faktor-faktor, baik secara internal maupun eksternal, yang menjadi pendorong munculnya permasalahan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Bidang Geologi, Mineral dan Batubara a. Belum adanya penetapan Wilayah Pertambangan (WP) oleh Pemerintah dan belum optimalnya pelaksanaan prinsip good mining practices yang berakibat meningkatnya PETI; b. Perlunya peningkatan nilai tambah bahan galian non logam dan logam; c. Masih perlunya peningkatan upaya mitigasi bencana alam geologi, dengan sosialisasi, pemantauan maupun pemasanagan alat pantau bencana alam geologi; d. Pengembangan wilayah khususnya untuk persampahan, kawasan industri dan kawasan permukiman belum memperhatikan daya dukung bawah permukaan (geologi). e. Kawasan lindung geologi yang ada di Jateng terancam fungsinya; f. Ancaman degradasi lingkungan akibat pemanfaatan sumber daya geologi (penurunan muka air tanah, berkurangnya daerah resapan, kegiatan penambangan); g. Masih banyaknya usaha pertambangan rakyat yang tidak melaksanakan reklamasi untuk pengembalian fungsi lahan pertambangan. 2. Bidang Air Tanah dan Panas Bumi a. Perlunya upaya peningkatan konservasi air tanah, pengendalian pengambilan air tanah dan perbaikan degradasi air tanah; 46 RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun

3 b. Penurunan fungsi daerah imbuhan air tanah sehingga diperlukan optimalisasi informasi higrogeologi untuk menunjang penataan ruang; c. Beralihnya fungsi wilayah resapan (catchmen area) menjadi kawasan perumahan; d. Masih banyaknya daerah rawan kekeringan sehingga masyarakat sulit mendapatkan air bersih baik untuk kebutuhan sehari-hari atau pengairan pertanian pada setiap musim kemarau datang; e. Belum optimalnya pengelolaan pemanfaatan potensi panas bumi di Jawa Tengah; f. Keperlibatan pembangunan dan pemanfaatan sumur gali/pasak untuk pertanian belum mencerminkan keadilan gender. 3. Bidang Ketenagalistrikan a. Masih perlunya peningkatan Rasio Elektrifikasi dengan melistriki dusun belum berlistrik di Jawa Tengah; b. Perlunya pengembangan sumber energi listrik dari potensi energi baru terbarukan seperti air, surya, dan gelombang arus laut; c. Masih banyaknya bencana kebakaran yang diakibatkan oleh instalasi listrik yang tidak laik, karena instalasi listrik belum bersertifikasi laik operasional sesuai PUIL 2000, masyarakat belum memahami tentang keselamatan listrik, banyak dijumpai Instalatur liar dan peralatan/material listrik non SNI; d. Pembangunan pembangkit listrik terkendala kesulitan dalam pengadaan lahan dan pembangunan jaringan listrik terkendala pada lahan kawasan hutan; e. Belum efisiennya konservasi energi, yang ditandai dengan masih rendahnya budaya hemat energi dan kemampuan SDM yang masih terbatas; f. Rendahnya minat perbankan domestik untuk menanamkan modalnya dalam pembangunan infrastruktur energi. 47 RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun

4 4. Bidang Minyak dan Gas Bumi a. Belum optimalnya pengembangan sumber bahan bakar yang berasal dari pengembangan potensi energi baru terbarukan disebabkan karena rendahnya kesadaran dan pengetahuan akan pemanfaatan serta pengoperasian energi baru terbarukan; b. Masih dijumpai kelangkaan dan penyimpangan distribusi BBM bersubsidi/lpg 3 kg; c. Hasil produksi migas/lifting belum dapat dirasakan kemanfaatannya di Jawa Tengah; d. Produk bahan bakar nabati (biofuel), biomass dan biogas belum optimal; e. Disparitas harga BBM subsidi dan Non subsidi termasuk BBN yang tinggi. 5. Sekretariat a. Manajemen perencanaan dan evaluasi, pengelolaan keuangan, SDM serta pengelolaan aset belum optimal; b. Kapasitas pengendalian dan evaluasi terhadap hasil-hasil pelaksanaan program dan kegiatan Dinas belum optimal; c. Belum efektifnya penyelenggaraan good governance untuk mengimbangi tuntutan masyarakat yang semakin tinggi terhadap transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan pembangunan; d. Perlunya peningkatan pengembangan kapasitas SDM untuk mendukung perubahan peran ke depan yang diharapkan berubah dari yang semula lebih dominan sebagai operator regulator menjadi dominan regulator-fasilitator. 48 RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun

5 3.2. Telaah Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah V i s i MENUJU JAWA TENGAH SEJAHTERA DAN BERDIKARI Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi Visi Pembangunan Provinsi Jawa Tengah ini diharapkan akan mewujudkan keinginan dan amanat masyarakat Provinsi Jawa Tengah dengan tetap mengacu pada pencapaian tujuan nasional seperti diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 khususnya bagi masyarakat Provinsi Jawa Tengah, selaras dengan RPJM Nasional Tahun , dan RPJPD Provinsi Jawa Tengah Tahun Visi Pembangunan Provinsi Jawa Tengah tersebut harus dapat diukur keberhasilannya dalam rangka mewujudkan Provinsi Jawa Tengah yang Sejahtera dan Berdikari. Makna yang terkandung dalam Visi tersebut dijabarkan sebagai berikut : Sejahtera Jawa Tengah Sejahtera merupakan suatu kondisi masyarakat yang terpenuhi kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, perumahan, air bersih, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan fisik maupun non fisik, lingkungan hidup dan sumber daya alam, berpartisipasi dalam kehidupan sosial dan politik, mempunyai akses terhadap informasi serta hiburan terselenggara; terciptanya hubungan antar rakyat Jawa Tengah yang dinamis, saling menghargai, bantu membantu, saling pengertian dan tepo seliro; serta tersedia sarana dan prasarana publik terkait dengan supra dan infrastruktur pelayanan publik, transportasi dan teknologi yang mencukupi, nyaman dan terpelihara dengan baik. 49 RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun

6 Pemenuhan kebutuhan dasar rakyat bersifat dinamis, dari waktu ke waktu akan mengalami perubahan sesuai dengan aspirasi dan tuntutan yang berkembang dalam masyarakat. Untuk itu prasarana dan sarana, know-how, supra dan infrastruktur dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyat baik secara fisik maupun non-fisik serta sosial dan politik harus secara terus menerus mengikuti dinamika perubahan yang ada di dalam masyarakat serta dibuka ruang yang seluas-luasnya untuk mencapai kemajuan dan perkembangan bagi kehidupan yang lebih baik secara berkesinambungan. Berdikari Berdikari merupakan tindakan yang didasarkan pada kekuatan sendiri atau berposisi berdiri di atas kaki sendiri. Artinya membangun Jawa Tengah berdasarkan kekuatan yang ada di Jawa Tengah dan mengekplorasi seluruh potensi yang dapa t digunakan, baik di Jawa Tengah, Nasional, maupun Internasional. Untuk laku kerjanya, berdaulat dalam kemitraan dengan para pihak, menjadi sendi gerak kerja bersama yang saling menghormati. Ketika kekuatan belum memadai, maka ada tiga hal yang dapat dilakukan, yaitu: 1. Membangun berdasarkan kekuatan dan sumber daya yang ada di Jawa Tengah, agar terhindar dari jebakan ketergantungan dengan pihak eksternal; 2. Mengekplorasi seluruh potensi baik ilmu dan pengeta huan, teknologi, kearifan lokal, sumber daya alam dan lingkungan, serta SDM Jawa Tengah dimanapun bermukim, untuk mendukung dan meningkatkan kekuatan sendiri; 3. Melakukan kerjasama dengan para pihak, dalam dan luar negeri secara berdaulat, saling menghormati dan menguntungkan. Kerjasama yang mengikat keterpaksaan, 50 RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun

7 ketergantungan, dan merugikan Jawa Tengah baik secara langsung mapun tidak langsung, serta jangka pendek maupun jangka panjang harus ditolak dengan tegas. Jawa Tengah Sejahtera dan Berdikari Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi merupakan instrumen untuk menciptakan nilainilai kesejahteraan yang setara (equal) bagi segenap komponen masyarakat Jawa Tengah dan mewujudkan kondisi Jawa Tengah yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian secara sosial budaya, yang dapat dimanifestasikan dalam bentuk sikap maupun perbuatan, dengan tindakan dan perilaku Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi. Guna mewujudkan harapan/keinginan Rakyat Jawa Tengah menjadi sejahtera tentunya diperlukan kerja keras dari seluruh komponen, baik dari pihak pemerintah daerah maupun dari seluruh lapisan masyarakat yang ada di Provinsi Jawa Tengah untuk dapat mendayagunakan dan mengoptimalkan segenap potensi sumber daya alam yang dimiliki dengan tetap mengacu pada prinsip pembangunan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Misi 1) Membangun Jateng berbasis Trisakti Bung Karno berdaulat di bidang Politik, berdikari di bidang Ekonomi, & berkepribadian di bidang Kebudayaan. 2) Mewujudkan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan, penanggulangan kemiskinan & pengangguran. 3) Mewujudkan Penyelenggaraan pemerintahan yg bersih, jujur & transparan mboten korupsi & mboten ngapusi. 4) Memperkuat kelembagaan sosial masyarakat untuk meningkatkan persatuan & kesatuan. 51 RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun

8 5) Memperkuat partisipasi masyarakat dlm pengambilan keputusan & proses pembangunan yg menyangkut hajat hidup orang banyak. 6) Meningkatkan kualitas yan publik utk penuhi kebutuhan dasar masyarakat. 7) Meningkatkan infrastruktur untuk mempercepat pembangunan Jateng yg berkelanjutan & ramah lingkungan. Sebelas Program Unggulan 1) Meningkatkan dan memperluas pendidikan politik masyarakat untuk mewujudkan demokrasi yang berkualitas 2) Melaksanakan reformasi birokrasi berbasis kompetensi 3) Memperkuat sistem pelayanan publik secara cepat, murah, transparan & terintegrasi. 4) Mewujudkan desa mandiri. 5) Meningkatkan kesejahteraan buruh. 6) Rakyat sehat. 7) Optimalisasi fasilitas penyelenggaraan pendidikan dasar & menengah 8) Peningkatan keadilan gender. 9) Infrastruktur & sarana transportasi. 10) Ijo royo-royo. 11) Peningkatan fungsi & peran seni budaya Jawa. Dari ketujuh Misi Provinsi Jawa Tengah tersebut di atas, maka Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah harus mendukung pencapaian misi kedua, dengan tujuan mewujudkan desa mandiri / berdikari melalui kedaulatan pangan dan kedaulatan energi. Sasaran yang akan dicapai yaitu terjaminnya ketersediaan energi dengan potensi lokal, dengan indikator sasaran berupa meningkatnya rasio elektrifikasi dan meningkatnya persentase pemanfaatan energi baru terbarukan terhadap total konsumsi energi. 52 RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun

9 Tabel 3.1 Misi yang harus diimplementasikan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral dalam mewujudkan visi Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih Misi Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Misi-2 Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat yang Berkeadilan, Menanggulangi Kemiskinan dan Pengangguran Mewujudkan Desa Mandiri/Berdikari melalui Kedaulatan Pangan dan Kedaulatan Energi Terjaminnya ketersediaan energi dengan potensi lokal 1) Rasio Elektrifikasi 2) Persentase pemenfaatan EBT terhadap total konsumsi energi 3.3. Telaahan Renstra Kementerian dan Renstra Kabupaten/Kota Analisis Renstra K/L dan SKPD kabupaten/kota (yang masih berlaku) ditujukan untuk menilai keserasian, keterpaduan, sinkronisasi, dan sinergitas pencapaian sasaran pelaksanaan Renstra SKPD provinsi terhadap sasaran Renstra K/L dan Renstra SKPD kabupaten/kota sesuai dengan urusan yang menjadi kewenangan masing-masing SKPD. Renstra Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Peraturan Menteri ESDM Nomor: 04 tahun 2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral Tahun Visi Kementerian ESDM Visi Kementerian ESDM merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang ingin dicapai pada akhir periode perencanaan pada tahun Adapun Visi tersebut adalah : Terwujudnya ketahanan dan kemandirian energi serta peningkatan nilai tambah energi dan mineral yang berwawasan lingkungan untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. 53 RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun

10 Misi Kementerian ESDM Misi Kementerian ESDM merupakan rumusan umum mengenai upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi Kementerian ESDM, yakni: 1. Meningkatkan keamanan pasokan energi dan mineral dalam negeri; 2. Meningkatkan aksesbilitas masyarakat pada energi, mineral dan informasi geologi; 3. Mendorong keekonomian harga energi dan mineral; 4. Meningkatkan kemampuan dalam negeri mengelola energi, mineral, dan geologi; 5. Meningkatkan nilai tambah energi dan mineral; 6. Meningkatkan pembinaan, pengelolaan dan pengendalian usaha energi dan mineral; 7. Meningkatkan kemampuan kelitbangan dan kediklatan ESDM; 8. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia sektor ESDM; 9. Melaksanakan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) Tujuan dan Sasaran Strategis Tujuan dan Sasaran merupakan penjabaran Visi dan Misi Kementerian ESDM yang merupakan kondisi yang ingin diwujudkan selama periode 5 tahun (di akhir tahun 2014) adalah sebagai berikut : Tabel 3.2. Tujuan dan Sasaran Strategis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral No Tujuan Sasaran 1. Terjaminnya pasokan energi dan bahan baku domestik 1) Meningkatnya kemampuan pasokan energi untuk domestik 2) Meningkatnya kemampuan pasokan bahan baku untuk domestik 3) Meningkatnya pengembangan berbagai sumber energi dalam rangka diversifikasi energi 4) Meningkatnya pembangunan 54 RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun

11 2. Terwujudnya peningkatan investasi sektor ESDM 3. Terwujudnya peran penting sektor ESDM dalam penerimaan negara 4. Terwujudnya peningkatan peran ESDM dalam pembangunan daerah 5. Terwujudnya pengurangan beban subsidi di BBM dan Listrik 6. Terwujudnya peran penting sektor ESDM dalam peningkatan surplus neraca perdagangan dengan mengurangi impor 7. Terwujudnya peningkatan efek berantai/ketenagakerjaan infrastruktur energi dan mineral 5) Peningkatan efisiensi pemekaian dan pengolahan energi Meningkatnya investasi sektor ESDM Terwujudnya peran penting sektor ESDM dalam penerimaan negara Terwujudnya peningkatan peran ESDM dalam pembangunan daerah 1) Jumlah subsidi BBM 2) Jumlah subsidi listrik Optimalnya ekspor dan impor sektor ESDM 1) Terwujudnya penyerapan tenaga kerja; 2) Terwujudnya pemberdayaan nasional; 3) Peningkatan nilai tambah; 4) Peningkatan industri jasa dan industri yang berbahan baku Kondisi Energi dan Sumberdaya Mineral Kondisi yang dikemukakan oleh Kementerian ESDM yang mempengaruhi kondisi Provinsi Jawa Tengah di antaranya adalah : a. Bauran Energi Nasional masih didominasi oleh BBM; b. Belum optimalnya pengembangan energi alternatif pengganti BBM; c. Belum optimalnya investasi untuk pengembangan sektor energi dan sumberdaya mineral, dikarenakan tumpang tindihnya wilayah pertambangan dengan kehutanan, perkebunan, lamanya pinjam pakai wilayah kehutanan; d. Keterbatasan kemampuan penyediaan tenaga listrik untuk memenuhi pertumbuhan beban akibat investasi untuk penambahan kapasitas terpasang relatif kecil, diakibatkan oleh keterbatasan pendanaan ketenagalistrikan oleh pemerintah; e. Rasio elektrifikasi sebesar 85,29% sehingga, masih 14,71% KK yang belum mempunyai akses tenaga listrik; 55 RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun

12 f. Masih banyaknya perizinan Kawasan Pertambangan di daerah yang tidak mengikuti kaidah pertambangan yang baik dan benar, serta masih maraknya aktivitas pertambangan rakyat yang ilegal; g. Konservasi air tanah di cekungan air tanah menghadapi kendala dengan makin maraknya aktivitas pengambilan air tanah tanpa izin, serta pengambilan air tanah yang kurang terkendali terutama di kawasan perindustrian dan kota besar. Sesuai tugas pokok dan fungsi Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, maka terkait dengan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kementerian ESDM yang harus diselaraskan sesuai dengan tujuan dan sasaran Kementerian ESDM adalah sebagai berikut : 1. Terjaminnya pasokan energi dan bahan baku domestik, dengan upaya kemandirian energi di Jawa Tengah memalui pengembangan energi baru terbarukan; 2. Terwujudnya peningkatan peran ESDM dalam pembangunan daerah, dengan upaya peningkatan infrastruktur sektor ESDM; 3. Terwujudnya pengurangan beban subsidi di BBM dan Listrik, dengan pengembangan energi baru terbarukan dan konservasi energi; 4. Terwujudnya peningkatan efek berantai/ketenagakerjaan, diharapkan pembangunan sektor ESDM dapat memberikan efek berentai dengan mengurangi kemiskinan dan pengangguran. Terkait dengan program yang terdapat dalam Renstra Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah Tahun , perlu ditelaah sasaran pada Renstra Kementerian ESDM dan Renstra Kabupaten/Kota yang diidentifikasi sebagaimana yang dijabarkan pada Tabel 3.3. dan Tabel 3.4. berikut. 56 RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun

13 Tabel 3.3. Faktor Penghambat dan Pendorong dari Pelayanan Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah berdasarkan Telaahan Sasaran Renstra Kementerian ESDM NO. Sasaran Jangka Menengah Renstra Kementerian ESDM Permasalahan Pelayanan Dinas ESDM Penghambat Faktor Pendorong 1. Terwujudnya Peningkatan Investasi Sektor ESDM 2. Terwujudnya Peran Penting Sektor ESDM Dalam Penerimaan Negara 3. Terwujudnya Peran Penting Sektor ESDM Dalam Pembangunan Daerah 4. Terwujudnya Peningkatan Efek Berantai/Ketenagakerjaan - Belum tersedianya data dan informasi secara terukur - Belum optimalnya pembinaan pengawasan pengendalian sektor ESDM - Konflik lintas sektoral dalam penetapan (Kehutanan,dan Lingkungan Hidup) WIUP - Rendahnya Kualitas dan Kuantitas Pengetahuan Pertambangan SD Manusia yang ada - Belum disusun dan - Ketersediaan dana ditetapkannya Wilayah APBD dan APBN Izin Usaha Pertambangan (WIUP) - Potensi dan sebaran Lintas Kabupaten/Kota. Energi dan Sumberdaya mineral yang menyebar dan cukup tingi - Konflik kepentingan antara Kabupaten/Kota dengan Provinsi serta SKPD terkait (Kehutanan dan Lingkungan Hidup serta Pemerhati Lingkungan Hidup) - Kurangnya ketaatan masyarakat penambang terhadap aturan PerUU dan kurangnya jumlah pejabat pengawas - Rentannya Kepastian Hukum bagi pelaku usaha - Kegiatan Pertambangan rentan menimbulkan kerusakan lingkungan hidup - Masih rendahnya kesejahteraan masyarakat di lingkar tambang - Minat investor cukup tinggi - Meningkatnya kebutuhan ESDM - Luas wilayah cakupan pengawasan dan jumlah pemegang IUP yang cukup besar - Investasi sektor ESDM berpotensi besar membangkitakan MULTIFLIYER EFEK - Terdapat perguruan tinggi yang berbasis pertambangan dan geologi 57 RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun

14 No Tabel 3.4. Faktor Penghambat dan Pendorong dari Pelayanan Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah berdasarkan Telaahan Sasaran Renstra Kabupaten/Kota Sasaran Jangka Menengah terkait Renstra Kabupaten/ Kota Permasalahan Pelayanan Dinas ESDM Penghambat Faktor Pendorong Program Rencana Sebaran potensi Pemahaman Tetap Makro dan ESDM tidak dibatasi Stakeholder tersedianya pemantapan wilayah wilayah administrasi terhadap konsep dana APBN dan ESDM sebaran potensi APBD dan ESDM dan Sumberdaya pelaksanaannya Manusia masih rendah Tabel 35. Komparasi Capaian Sasaran Renstra Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral terhadap Sasaran Renstra SKPD kabupaten/kota No Indikator Kinerja Capaian Sasaran Renstra SKPD Provinsi 1. Pertambangan tanpa ijin Terwujudnya yang ditertibkan; peningkatan produktivitas pemanfaatan pertambangan dan air tanah dan terkendalinya kerusakan lingkungan 2. Persentase partisipasi Tingkat partisipasi perempuan dalam perempuan dalam pemanfaatan sumur gali pemanfaatan sumur dan sumur pasak; gali/pasak untuk pertanian 3. Persentase Kajian Jumlah Kajian Cekungan Air Tanah Cekungan Air Tanah (CAT) (CAT), dalam rangka konservasi air tanah 4. Rasio Elektrifikasi Peningkatan rasio elektrifikasi 5. Persentase pemanfaatan Energi baru Terbarukan dalam Bauran Energi. 6. Persentase upaya pencegahan resiko bencana alam geologi Meningkatnya pemanfaatan energi baru terbarukan dalam bauran energi Meningkatnya upaya pencegahan resiko bencana alam geologi Sasaran pada Renstra kabupaten/kota Sasaran pada Renstra K/L Pembinaan, pelayanan, pelaksanaan kegiatan pertambangan mineral, batubara, panas bumi yang profesional. ( -) ( -) ( - ) ( - ) Meningkatnya elektrifikasi dengan 80 % rasio samapi Sosialisasi mitigasi bencana alam geologi dan kajian pemetaan daerah rawan bencana geologi Sosialisasi mitigasi bencana alam geologi dan kajian pemetaan daerah rawan bencana geologi Menyediakan tenaga listrik dalam jumlah cukup, Kualitas baik dan harga yang wajar, serta meningktanya pemanfaatan energi baru terbarukan adn penrapan konservasi energi Pengungkapan potensi geologi, untuk kesejahteraan dan perlindungan masyarakat Pengungkapan potensi geologi, untuk kesejahteraan dan perlindungan masyarakat 58 RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun

15 3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Telaahan RTRW Tugas Pokok dan Fungsi Dinas pelaksanaan tugas di bidang geologi, mineral dan batubara, air tanah dan panas bumi, ketenagalistrikan, minyak dan gas bumi, telah tertuang dan sesuai Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun , sebagai berikut : 1). Kawasan Tanah Longsor Kawasan rawan tanah longsor di Jawa Tengah berada di Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Magelang, Boyolali, Klaten, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Grobogan, Blora, Rembang, Pati, Kudus, Jepara, Semarang, Temanggung, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, Kota Semarang. 2). Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi (Vulkanik) Kawasan rawan letusan gunung berapi, berada di kawasan Gunung Merapi dan Kawasan Gunung Slamet, meliputi Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Magelang, Boyolali, Klaten, Pemalang, Tegal, Brebes, Kota Magelang dan Kota Tegal. 3). Kawasan Rawan Gempa Bumi Kawasan rawan gempa bumi, berada di Kabupaten Cilacap, Kebumen, Purworejo, Klaten, dan Wonogiri. 4). Kawasan Rawan Tsunami Kawasan rawan tsunami berada di Kabupaten Cilacap, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Wonogiri. 5). Kawasan Rawan Kekeringan 59 RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun

16 Kawasan rawan kekeringan dilihat dari aspek ketersediaan air berada di Kabupaten Cilacap, Kebumen, Purworejo, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen, Grobogan, Jepara, Kudus, Blora, Rembang, Pati, Demak, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes. 6). Kawasan Rawan Gas Beracun Kawasan Rawan Gas Beracun berada di Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. 7). Kawasan Lindung Geologi a. Kawasan Lindung Kars : Kawasan Karsa Sukolilo meliputi Kabupaten Pati, Grobogan, Blora; kawasan kars Pracimantoro Kabupaten Wonogiri; kawasan kars Gombong Kabupaten Kebumen, Banyumas. b. Kawasan cagar alam geologi terletak di Karangsambung Kabupaten Kebumen dan Bayat Kabupaten Klaten. c. Kawasan Imbuhan Air, meliputi kawasan resapan air tanah pada Cekungan Majenang, Cekungan Sidareja, Cekungan Nusa Kambangan, Cekungan Cilacap, Cekungan Kroya, Cekungan Banyumudal, Cekungan Purwokerto Purbalingga, Cekungan Kebumen - Purworejo, Cekungan Wonosobo, Cekungan Magelang Temanggung, Cekungan Karanganyar - Boyolali, Cekungan Belimbing, Cekungan Eromoko, Cekungan Giritontro, Cekungan Semarang Demak, Cekungan Randublatung, Cekungan Watuputih, Cekungan Lasem, Cekungan Pati Rembang, Cekungan Kudus, Cekungan Jepara, Cekungan Ungaran, Cekungan Sidomulyo, Cekungan Rawapening, Cekungan Salatiga, Cekungan Kendal, Cekungan Subah, Cekungan Karang Kobar, Cekungan Pekalongan Pemalang, Cekungan Tegal Brebes, Cekungan Lebaksiu. 60 RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun

17 8). Kawasan Peruntukan Pertambangan Kawasan peruntukan pertambangan meliputi : a. Kawasan pertambangan mineral logam, bukan logam, batuan dan batubara, terletak di : (1). Kawasan Majenang - Bantarkawung di Kabupaten Cilacap, Banyumas dan Brebes; (2). Kawasan Serayu - Pantai Selatan di Kabupaten Cilacap, Banyumas, Kebumen, Purworejo dan Wonosobo; (3). Kawasan Gunung Slamet terletak di Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes; (4). Kawasan Sumbing - Sindoro - Dieng di Kabupaten Bajarnegara, Wonosobo, Magelang, Temanggung, Batang, Pekalongan, dan Pemalang; (5). Kawasan Merapi - Merbabu - Ungaran di Kabupaten Magelang, Boyolali, Klaten, Semarang dan Kota Salatiga; (6). Kawasan Gunung Muria di Kabupaten Pati, Kudus, dan Jepara; (7). Kawasan Pegunungan Kendeng Utara di Kabupaten Grobogan, Blora, Rembang, Pati, dan Kudus; (8). Kawasan Kendeng Selatan di Kabupaten Boyolali, Sragen, Grobogan, dan sedikit wilayah Kabupaten Blora; (9). Kawasan Gunung Lawu di Kabupaten Wonogiri, Karanganyar, Sukoharjo dan Sragen; (10). Kawasan Pegunungan Selatan di Kabupaten Wonogiri; (11). Kawasan Serayu Pantai Utara di Kabupaten Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, dan Brebes b. Kawasan pertambangan panas bumi, terletak di : (1). Wilayah Kerja Pertambangan panas bumi Dieng di Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo; 61 RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun

18 (2). Wilayah Kerja Pertambangan panas bumi Gunung Telomoyo di Kabupaten Magelang dan Semarang; (3). Wilayah Kerja Pertambangan panas bumi Gunung Ungaran di Kabupaten Semarang dan Kendal; (4). Kawasan panas bumi Gunung Lawu di Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sragen; (5). Wilayah Kerja Pertambangan panas bumi Baturraden di Kabupaten Banyumas, Tegal, Brebes, Purbalingga, Pemalang; (6). Wilayah Kerja Pertambangan panas bumi Guci di Kabupaten Tegal, Brebes, dan Pemalang; dan (7). Wilayah Kerja Pertambangan panas bumi lain yang akan ditetapkan kemudian. c. Kawasan pertambangan minyak dan gas bumi, terdiri dari : (1). Wilayah Kerja Migas yang meliputi Kabupaten Cilacap, Banyumas, Kebumen, Purworejo, Boyolali, Klaten, Sragen, Karangayar, Blora, Rembang, Pati, Jepara, Grobogan, Demak, Semarang, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, Kota Semarang, Salatiga, Pekalongan, Kota Tegal; dan (2). Pengembangan Sumur Tua/Marjinal yang tersebar di Kabupaten Blora, Grobogan dan Kendal. Permasalahan Pelayanan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral berdasarkan telaahan rencana tata ruang dan wilayah, antara lain terjadinya tumpang tindih tata ruang ESDM dengan sektor lainnya (sektor kehutanan dan lingkungan hidup) yang berkaitan dengan pemanfaatan lahan. Faktor penghambatnya adalah belum tersedianya data yang akurat terhadap pemanfaatan lahan berdasarkan kepentingan sektor, sedangkan faktor pendorongnya adalah meningkatnya kebutuhan meterial galian yang memberi peluang investasi sektor ESDM. 62 RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun

19 Telaah Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Mengacu Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 67 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategus dalam Penyusunan atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah, Bab V tentang KLHS dalam penyusunan Rencana Strategis SKPD, pada prinsipnya meletakkan langkah-langkah telaah KLHS sebagai berikut : 1. Pembentukan Tim Penyusun Renstra SKPD untuk melaksanakan KLHS dalam penyusunan Renstra SKPD yang berpotensi menimbulkan dampak dan/atau resiko lingkungan hidup berdasarkan rekomendasi KLHS RPJMD dengan Surat Keputusan Gubernur. 2. Selanjutnya Tim Penyusun Renstra SKPD bertugas untuk : a. Melakukan pengkajian pengaruh rencana program terhadap isu strategis RPJMD yang relevan hasil rekomendasi proses KLHS RPJMD. b. Mendeskripsikan hasil pengkajian pengaruh rencana program terhadap isu strategis RPJMD. c. Tim Penyusun Renstra SKPD kemudiaan merumuskan langkah-langkah mitigasi/adaptasi dan/atau alternatif. d. Tim Penyusun Renstra SKPD kemudiaan merumuskan rekomendasi berupa rangkuman langkah-langkah mitigasi/adaptasi dan/atau akternatif rencana program SKPD. 63 RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun

20 e. Tim Penyusun Renstra SKPD melakukan penyempurnaan rencana program dan kebutuhan pendanaan berdasarkan rekomendasi Pembentukan Tim Penyusun Renstra Dinas ESDM Tim Penyusun Renstra Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah sebagaimana terlampir Proses KLHS Renstra ESDM Berdasarkan rekomendasi KLHS RPJMD bahwa ada 3 (tiga) program ESDM yang dinilai berpotensi menimbulkan dampak dan/atau resiko lingkungan hidup, yaitu: (1) Program Pengembangan Pertambangan dan Air Tanah; (2) Program Pengembangan Ketenagalistrikan dan Migas; dan (3) Program Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi. 1) Program Pengembangan Pertambangan dan Air Tanah Fokus kegiatan program pengembangan pertambangan dan air tanah meliputi : peningkatan pelayanan rekomendasi teknis penerbitan ijin pengusahaan dan pemanfaatan air tanah, peningkatan pembinaan, penertiban dan pengawasan, penyediaan data maupun peta, promosi, pengembangan dan konservasi sumber daya mineral termasuk air tanah, serta sinkronisasi perencanaan program dan penanganan daerah rawan kering. Kegiatan pertambangan dan pengambilan air yang tidak sesuai dengan peruntukan dan peraturan yang berlaku akan berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Dampak yang ditimbulkan pada program ini adalah : (a) Meningkatkan pencemaran dengan adanya aktivitas pengembangan pertambangan; (b) Pertambangan yang tidak memperhatikan cara penambangan yang baik akan mengakibatkan kerusakan lingkungan (lahan kritis, erosi, banjir) bencana longsor; (c) dapat menurunkan 64 RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun

21 cadangan air tanah; (d) dapat menurunkan permukaan air tanah; (e) munculnya konflik sosial dan antar sektor. Langkah-langkah mitigasi dan alternatif yang harus dilakukan adalah: (a) Penegakan peraturan dan pengawasan dari kegiatan pengembangan pertambangan dan air tanah; (b) Optimalisasi IPAL dari limbah kegiatan pertambangan; (c) Penanaman pohon di daerah tangkapan air (konservasi); (d) Pembuatan sumur resapan dangkal dan dalam; (e) Pengetatan pemberian rekomendasi perizinan dan pengawasan pengambilan air tanah (kabupaten/kota); (f) Reklamasi lahan bekas tambang; (g) Pemantapan mengenai masalah wilayah pertambangan; dan (h) Penyediaan air baku dari air permukaan yang murah. Rekomendasi adalah Program Pengembangan Pertambangan dan Air Tanah dilakukan dengan mempertimbangkan konservasi sumber daya air tanah dan reklamasi wilayah bekas pertambangan. 2) Program Pengembangan Ketenagalistrikan dan Migas Fokus kegiatan program pengembangan ketenagalistrikan dan migas meliputi : peningkatan rasio elektrifikasi, penyediaan infrastruktur energi (listrik dan migas), pengawasan manajemen listrik pedesaan dan captive power, pengawasan distribusi BBM subsidi dan LPG 3 kg, pengembangan listrik pedesaan, penyusunan rencana umum kelistrikan daerah. Penyediaan infrastruktur energi dalam rangka meningkatkan rasio elektrifikasi yang dilaksanakan akan menimbulkan dampak lingkungan karena tumpang tindih peruntukan lahan. Dampak yang ditimbulkan akibat pelaksanaan program ini adalah munculnya konflik sosial dan antar sektor serta merubah pola permukiman. 65 RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun

22 Diperlukan upaya mitigasi dan alternatif sebagai berikut : (a) Penegakan hukum dan pengawasan terhadap pemanfaatan minyak dan gas bumi; (b) Optimasi IPAL serta manajemen pengelolaan lingkungan; (c) Penegakan peraturan terkait baku mutu lingkungan; (d) Sosialisasi program terhadap masyarakat terkait dengan manfaat dan resiko kemungkinan terjadi; (e) Pengembangan ketenagalistrikan berbasis sumber daya ramah lingkungan; (f) Optimalisasi sumur tua; (g) Jalur pipa yang standar; (h) Penyesuaian trase jalur pengembangan ketenagalistrikan dan migas; dan (i) Pengembangan perangkat insentif dan disinsentif. Rekomendasi : Program Pengembangan Ketenagalistrikan dan Migas memperhatikan penggunaan sistem teknologi ramah lingkungan, pengelolaan dan optimasi sumber daya, jalur pengembangan dan peraturan zonasi serta kemanfaatan bagi kesejahtraan masyarakat 3) Program Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Fokus kegiatan pada program ini meliputi pengembangan energi baru terbarukan baik pemanfaatan maupun diversifikasi energi, pelaksanaan lelang dan pengawasan WKP Panas Bumi, efisiensi energi, kemandirian energi, serta kajian potensi energi baru terbarukan. Dampak yang ditimbulkan timbul pencemaran lingkungan dari buangan aktivitas pengembangan energi seperti panas dan munculnya konflik sosial dan antar pemanfaatan ruang. Diperlukan upaya mitigasi dan alternatif sebagai berikut : (a) Menggunakan teknologi ramah lingkungan dan tepat guna; (b) Mendorong pelaksanaan gerakan hemat energi; (c) Menggali potensi energi baru terbaharukan yang dapat dikembangkan dengan kearifan lokal; (d) Pengembangan dan pemanfaatan energi ramah lingkungan dengan mengembangkan potensi energi lokal; (e) 66 RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun

23 Memperkuat kelembagaan masyarakat pengelola EBT; (f) Perencanaan dan penetapan lingkungan kerja dan lingkungan kepentingan energi terbaharukan. Rekomendasi : Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi dilakukan dengan memperhatikan manajemen lingkungan berupa teknologi ramah lingkungan dan penetapan wilayah kerja dan wilayah kepentingan dan penguatan kelembagaan pengelolaan pengembangan EBT Penentuan Isu-Isu Strategis Isu isu strategis diidentifikasi melalui kebijakan dan kegiatan pembangunan masa lalu yang mempengaruhi visi, misi, output, biaya dan atau manajemen. Cara mengidentifikasi dan memilih selanjutnya mempengaruhi keputusan bagaimana Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah melakukan perencanaan, realisasi dan pengawasan pembangunan sektor energi dan sumber daya mineral. Upaya untuk mewujudkan tujuan pembangunan daerah telah dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui serangkaian kebijakan dan program serta sumber pendanaan secara sinergis dan berkelanjutan. Berdasarkan hasil evaluasi, terdapat berbagai aspek pembangunan yang telah mengalami kemajuan atau keberhasilan, namun di sisi lain terdapat pula berbagai permasalahan dan tantangan yang masih dihadapi dan perlu ditangani melalui serangkaian kebijakan dan program secara terencana, sinergis, dan berkelanjutan. Permasalahan pembangunan daerah yang ada di Jawa Tengah adalah sebagai Perencanaan pembangunan daerah, khususnya di SKPD, dilaksanakan dalam kerangka keterpaduan perencanaan pembangunan nasional, regional maupun sektoral. Oleh karena itu tahap awal dari perencanaan pembangunan daerah di SKPD dimulai dengan melakukan analisis terhadap lingkungan strategis, baik pada skala 67 RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun

24 nasional maupun regional. Tujuannya adalah agar perencanaan pembangunan daerah di SKPD dapat bersinergi dan memberikan kontribusi dalam pemecahan permasalahan pembangunan, baik tingkat nasional maupun regional Faktor Lingkungan Internal Beberapa kekuatan (strength) yang perlu diperhatikan, antara lain : 1. Instansi yang menangani energi dan sumber daya mineral, kegeologian, migas di provinsi maupun kab/kota; 2. Tersedianya sumber daya manusia yang mendukung dan sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan; 3. Peraturan perundang-undangan bidang ESDM yang mendukung; 4. Hasil-hasil pembangunan di bidang ESDM yang selama ini telah dilaksanakan menjadi modal utama pembangunan; 5. Sarana dan prasarana kerja berupa kantor dan meubeler; 6. Model manajemen birokrasi Dinas ESDM yang terstruktur dan sistematis; 7. Jaringan kerja dan stakeholder (swasta, kelompok masyarakat/ormas, LSM dan perguruan tinggin) berjalan dengan baik. Beberapa kendala/kelamahan (weakness), antara lain : 1. Belum maksimalnya kesejahteraan masyarakat lokal sekitar potensi tambang; 2. Distribusi manfaat pembangunan sektor ESDM belum merata dan berkeadilan; 3. Pemanfaatan sumber daya manusia sektor ESDM belum optimal; 4. Kepastian hukum dan pelayanan usaha Sektor ESDM masih rendah; 5. Penyelenggaraan pembangunan sektor ESDM kurang sinergi dan terkoordinasi; 68 RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun

25 6. Peraturan perundang-undangan Sektor ESDM belum sepenuhnya dapat diterapkan 7. Terbatasnya sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan sektor ESDM; 8. Kedisiplinan sumber daya manusia aparatur belum optimal; 9. Keterbatasan anggaran; 10. Belum adanya jabatan fungsional khusus sektor ESDM di Jawa Tengah Faktor Lingkungan Eksternal Beberapa peluang (opportunities) yang dapat dimanfaatkan, antara lain : 1. Potensi pemanfaatan sektor ESDM; 2. Komitmen dalam negeri untuk menyelenggarakan pengelolaan sektor ESDM berkelanjutan yang cukup tinggi; 3. Dukungan Internasional yang besar untuk pengembangan bidang energi baru terbarukan yang berkelanjutan; 4. Keberadaan potensi ESDM, stakeholder dan peran serta masyarakat yang tinggi dalam mendukung pembangunan nasional; 5. Ketergantungan terhadap potensi ESDM; 6. Permintaan dan tingkat kebutuhan terhadap hasil sumberdaya ESDM; 7. Meningkatnya kemajuan IPTEK; 8. Adanya kebijakan provinsi dan pusat yang berpihak kepada msyarakat sekitar; 9. Pendanaan dari APBN dan APBD yang cukup memadai; 10. Sistem perizinan pemanfatan ESDM cukup selektif; 11. Keterlibatan perempuan dalam pembangunan dan pemanfaatan sektor ESDM. 69 RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun

26 Beberapa ancaman (threats) yang perlu diantisipasi, antara lain : 1. Pertambangan tanpa izin belum sepenuhnya mampu diatasi, sehingga berpotensi menimbulkan kerusakan lahan bekas pertambangan; 2. Penetapan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) untuk Mineral Logam dan Batubara belum ditetapkan; 3. Adanya tupang tindih kebijakan dengan instansi lain dalam perizinan; 4. Penempatan aparat pengawas yang tidak sesuai dengan bidang tugasnya; 5. Penyediaan lapangan kerja sektor ESDM masih rendah; 6. Tumpang tindih pemanfaatan lahan untuk berbagai kepentingan kebijakan investasi dalam pengembangan usaha sektor ESDM berubah-ubah; 7. Intervensi kepentingan sosial politik hukum dan HAM; 8. Minat investor Luar Negeri di sektor ESDM yang tinggi. Memperhatikan kekuatan, kendala, peluang dan ancaman maka dirumuskan isu-isu strategis Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, yang terkait dengan beberapa hal yang menjadi fokus perencanaan pembangunan Provinsi Jawa Tengah periode tahun yang tercantum dalam dokumen RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun Isu strategis Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral akan diselaraskan dengan isu strategis dalam RPJMD yaitu isu kelima tentang Kedaulatan Energi. Isu-isu strategis yang teridentifikasi berdasarkan permasalahan yang ada di sektor ESDM adalah : 1. Masih luasnya kegiatan pertambangan tanpa ijin; Penambangan tanpa ijin menjadi permasalahan yang masih dihadapi Provinsi Jawa Tengah. Luas area penambangan liar di 70 RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun

27 Jawa Tengah mencapai 43,67Ha, menurun dari tahun-tahun sebelumnya. Karakter pertambangan tanpa ijin adalah sporadis dan bersifat setempat-tempat sehingga luas area tidak bisa ditetapkan secara pasti. 2. Perlunya upaya konservasi pemanfaatan air tanah; Untuk pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat terutama di daerah sulit air (rawan kekeringan) dan penurunan kualitas dan kuantitas air tanah maka diperlukan upaya peningkatan konservasi air tanah, pengendalian pengambilan air tanah dan perbaikan degradasi air tanah 3. Masih banyaknya KK yang belum berlistrik; Pencapaian pembangunan terkait dengan energi, terlihat dari pencapaian indikator Rasio Elektrifikasi (RE) yang menunjukkan jumlah KK yang sudah berlistrik. Sampai dengan Tahun 2013, RE Jawa Tengah telah mencapai sebesar 85,29% telah melampaui target RPJMD sebesar 77,19%. 4. Masih diperlukannya upaya mitigasi bencana alam geologi bagi masyarakat; Provinsi Jawa Tengah merupakan daerah yang memiliki potensi bencana alam di seluruh kabupaten/kota dengan beberapa bencana alam, mulai dari angin puting beliung, banjir, tanah longsor, gempa baik tektonik maupun vulkanik hingga banjir bandang. Usaha untuk mengurangi resiko atau korban dari bencana dilakukan dengan tindakan preventif yaitu mitigasi bencana dengan sosialisasi dan pemantauan secara berkala. 5. Masih rendahnya pemanfaatan energi baru dan terbarukan dalam bauran energi; Pengembangan energi baru terbarukan di Provinsi Jawa Tengah diperlukan sebagai upaya mengurangi ketergantungan energi fosil yang masih cukup tinggi. Sampai dengan tahun 2012 energi bauran di Jawa Tengah mencapai 4,42 %, 71 RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun

28 6. Masih diperlukannya peningkatan kinerja pelayanan publik bidang ESDM. Pemerintah yang bersih dan baik saat ini menjadi isu nasional, yang juga terjadi di Provinsi Jawa Tengah. Sebagai salah satu upaya mewujudkan penyelenggaraan pemerintah yang baik serta memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat, maka diperlukan peningkatan kinerja pelayanan publik bidang ESDM. 72 RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun

DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH

DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH PROGRAM DAN KEGIATAN Penyelenggaraan urusan Energi dan Sumber Daya Mineral dalam rangka mewujudkan desa mandiri/berdikari melalui kedaulatan energi,

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RPJMD PROVINSI JAWA TENGAH Sebagai upaya mewujudkan suatu dokumen perencanaan pembangunan sebagai satu kesatuan yang utuh dengan sistem perencanaan pembangunan nasional, maka

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran 2018

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran 2018 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran 2018 Formulir RKA SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan : 3.03. Energi dan Sumber Daya Mineral Organisasi

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi Pada masa berakhirnya tahun anggaran, setiap instansi pemerintah wajib menyusun Laporan Kinerja yang berisi progres kinerja atas mandat dan pemanfaatan

Lebih terperinci

Daya Mineral yang telah diupayakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah pada periode sebelumnya.

Daya Mineral yang telah diupayakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah pada periode sebelumnya. BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi Dan Misi Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral VISI Memasuki era pembangunan lima tahun ketiga, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA RENCANA STRATEGIS Rencana strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun dengan

Lebih terperinci

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Halaman : 1 DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2015 Formulir DPA SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan Organisasi : 2.0. ENERGI DAN SUMBER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tanggal 7 Juni 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaah Terhadap Kebijakan Nasional Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2018, Kementerian PPN/Bappenas memangkas prioritas nasional agar lebih fokus menjadi

Lebih terperinci

ALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN 2015 DINAS ESDM PROVINSI JAWA TENGAH

ALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN 2015 DINAS ESDM PROVINSI JAWA TENGAH ALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN 2015 DINAS ESDM PROVINSI JAWA TENGAH KODE REKENING/ KEGIATAN U R A I A N JUMLAH ANGGARAN (Rp) REALISASI ANGGARAN (Rp.) Persentase (%) 1 2 3 4 5 5 BELANJA DAERAH 85.763.726.000

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semarang, Pebruari 2014 KEPALA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH

KATA PENGANTAR. Semarang, Pebruari 2014 KEPALA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 disusun dalam rangka memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun

Lebih terperinci

ALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN 2014

ALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN 2014 ALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN 2014 KODE REKENING/ KEGIATAN U R A I A N JUMLAH ANGGARAN (Rp) REALISASI ANGGARAN (Rp.) Persentase (%) 1 2 3 4 5 5 BELANJA DAERAH 82.723.809.000 79.547.819.863 96,16 5 1

Lebih terperinci

Jumlah Anggaran , , , ,00 BELANJA BARANG DAN JASA

Jumlah Anggaran , , , ,00 BELANJA BARANG DAN JASA - 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH SKPD : 2.03.01. - DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 Kode Rekening Uraian Jumlah

Lebih terperinci

ALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN 2016 DINAS ESDM PROVINSI JAWA TENGAH

ALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN 2016 DINAS ESDM PROVINSI JAWA TENGAH ALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN 2016 DINAS ESDM PROVINSI JAWA TENGAH KODE REKENING/ KEGIATAN U R A I A N JUMLAH ANGGARAN (Rp) REALISASI ANGGARAN (Rp.) Persentase (%) 1 2 3 4 5 5 BELANJA DAERAH 66.458.723.000

Lebih terperinci

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Halaman : 1 DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 201 Formulir DPPA - SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan : 2.03. - ENERGI DAN SUMBER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan

BAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertanian merupakan salah satu basis perekonomian Indonesia. Jika mengingat bahwa Indonesia adalah negara agraris, maka pembangunan pertanian akan memberikan

Lebih terperinci

RAPAT TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2016

RAPAT TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2016 SAMBUTAN DAN ARAHAN KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH RAPAT TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2016 Surakarta, 29 s.d. 30 Oktober 2015 TUJUAN Mengkoordinasikan

Lebih terperinci

Rincian Realisasi Pelaksanaan Dokumen Perubahan Pelaksanaan Anggaran Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2013

Rincian Realisasi Pelaksanaan Dokumen Perubahan Pelaksanaan Anggaran Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2013 Rincian Realisasi Pelaksanaan Dokumen Perubahan Pelaksanaan Anggaran Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Tahun Anggaran 2013 KODE REKENING/ KEGIATAN U R A I A N JUMLAH (Rp) REALISASI (Rp.) SISA

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SETDA PROVINSI JAWA TENGAH

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SETDA PROVINSI JAWA TENGAH BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SETDA PROVINSI JAWA TENGAH A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan Setda Provinsi Jawa Tengah Dengan memperhatikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS A. Permasalahan Pembangunan Dari kondisi umum daerah sebagaimana diuraikan pada Bab II, dapat diidentifikasi permasalahan daerah sebagai berikut : 1. Masih tingginya angka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses saat pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumber daya yang ada dan selanjutnya membentuk suatu pola kemitraan antara

Lebih terperinci

1. Tugas, Fungsi, Dan Struktur Organisasi

1. Tugas, Fungsi, Dan Struktur Organisasi GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 1. Tugas, Fungsi, Dan Struktur Organisasi Dinas ESDM dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tanggal 7 Juni 2008 tentang Organisasi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semarang, Februari 2018 KEPALA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH

KATA PENGANTAR. Semarang, Februari 2018 KEPALA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH 1 KATA PENGANTAR Laporan Tahunan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017 disusun dalam rangka memenuhi kewajiban ketentuan Undang Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan

Lebih terperinci

No NAMA PROGRAM DAN KEGIATAN ANGGARAN (Rp.) KELUARAN KEGIATAN VOLUME KET

No NAMA PROGRAM DAN KEGIATAN ANGGARAN (Rp.) KELUARAN KEGIATAN VOLUME KET 1 Program Pengembangan Pertambangan dan Air Tanah - Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral 1 Kegiatan Sinkronisasi dan Perencanaan Program Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral 548.144.000 548.144.000 1)

Lebih terperinci

VIII. Target Fisik Kegiatan yang Dilaksanakan :

VIII. Target Fisik Kegiatan yang Dilaksanakan : VIII. Target Fisik Kegiatan yang Dilaksanakan : No NAMA KEGIATAN ANGGARAN (Rp.) 1 Penyediaan jasa surat menyurat - DINAS ENERGI & SUMBER DAYA MINERAL 2 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA TAHUN DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TIMUR

PROGRAM KERJA TAHUN DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TIMUR PROGRAM KERJA TAHUN 2014 2019 DINAS ENERGI SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TIMUR TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM KEGIATAN MISI 1 : Mengembangkan diversifikasi energi pedesaan berbasis sumber

Lebih terperinci

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUPOKSI

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUPOKSI BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUPOKSI RENSTRA BADAN KETAHANAN PANGAN 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

RENCANA UMUM PENGADAAN (RUP) MELALUI PENYEDIA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA UMUM PENGADAAN (RUP) MELALUI PENYEDIA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2015 RENCANA UMUM PENGADAAN (RUP) MELALUI PENYEDIA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN NO KEGIATAN NAMA PAKET JENIS BELANJA JENIS PENGADAAN METODE PENGADAAN VOL. PAGU SUMBER

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD TAHUN 2017 DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS RFK 1S

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD TAHUN 2017 DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS RFK 1S LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD TAHUN 2017 DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS RFK 1S NO. 1 Sinkronisasi dan Perencanaan Program Bidang Energi dan Sumber

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Berdasarkan penyelenggaraan pelayanan pada Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD TAHUN 2017 DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH BULAN JULI RFK 1S

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD TAHUN 2017 DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH BULAN JULI RFK 1S LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD TAHUN 2017 DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH BULAN JULI RFK 1S NO. 1 Sinkronisasi dan Perencanaan Program Bidang Energi dan Sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah untuk melengkapi tahapan-tahapan yang telah

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. STRUKTUR ORGANISASI

LAMPIRAN A. STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN A. STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN B. ALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN Alokasi dan Realisasi APBD Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran KODE REKENING/ KEGIATAN

Lebih terperinci

SINKRONISASI OPERASIONAL KEGIATAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2017

SINKRONISASI OPERASIONAL KEGIATAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2017 PAPARAN SEKRETARIS DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH SINKRONISASI OPERASIONAL KEGIATAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2017 Ungaran, 19 Januari 2017 Struktur Organisasi

Lebih terperinci

Rencana Strategis

Rencana Strategis kesempatan kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas adalah pertumbuhan ekonomi yang diharapkan mampu menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Bina Marga Kabupaten Grobogan. Permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Wonosobo tahun 2012 merupakan periode tahun kedua dari implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Dalam periode Tahun 2013-2018, Visi Pembangunan adalah Terwujudnya yang Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berwawasan Lingkungan dan Berakhlak Mulia. Sehingga

Lebih terperinci

BAB IV TUJUAN DAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV TUJUAN DAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV TUJUAN DAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. VISI DAN MISI DAERAH Visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah adalah sebagai berikut: Visi : MENUJU JAWA TENGAH SEJAHTERA DAN BERDIKARI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tolok ukur keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi dan semakin kecilnya ketimpangan pendapatan antar penduduk, antar daerah dan antar sektor. Akan

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah yang bersangkutan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Dengan adanya pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD TAHUN 2017 DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH BULAN MARET RFK 1S

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD TAHUN 2017 DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH BULAN MARET RFK 1S LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD TAHUN 2017 DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH BULAN MARET RFK 1S NO. 1 Sinkronisasi dan Perencanaan Program Bidang Energi dan Sumber

Lebih terperinci

REGULASI DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR ENERGI UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

REGULASI DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR ENERGI UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah REGULASI DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR ENERGI UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Penerima Penghargaan Energi Prabawa Tahun 2011 S A R I Pemerintah Provinsi Jawa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS 4.1 Permasalahan Pembangunan Capaian kinerja yang diperoleh, masih menyisakan permasalahan dan tantangan. Munculnya berbagai permasalahan daerah serta diikuti masih banyaknya

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 78 TAHUN 2013 TAHUN 2012 TENTANG PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAPPEDA Planning for a better Babel DISAMPAIKAN PADA RAPAT PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2018 PANGKALPINANG, 19 JANUARI 2017 BAPPEDA RKPD 2008 RKPD 2009 RKPD 2010 RKPD 2011 RKPD 2012 RKPD 2013 RKPD

Lebih terperinci

BAB II RENCANA KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II RENCANA KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II RENCANA KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA Pada Tahun 2015 sesuai RENSTRA Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah bermaksud memfokuskan pencapaian sasaran utama yaitu : 1. Meningkatnya kinerja pengelolaan

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 71 A TAHUN 201356 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI DEFINITIF DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS

BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS 3.1 Identifikasi Faktor Lingkungan Berdasarkan Kondisi Saat Ini sebagaimana tercantum dalam BAB II maka dapat diidentifikasi faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN KENDAL. 0 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN KENDAL. 0 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal LP2KD Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Kendal TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN KENDAL TAHUN 2012 0 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 56 TAHUN 201256 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI SEMENTARA DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DERAH

KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DERAH TARGET INDIKATOR LKPD YANG OPINI WTP Dalam Perpres No 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019 telah ditetapkan prioritas nasional pencapaian

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, Kota Medan tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota metropolitan baru di Indonesia, serta menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Longsorlahan merupakan perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah atau mineral campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Tengah 1. Peta Provinsi Jawa Tengah Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah 2. Kondisi Geografis Jawa Tengah merupakan

Lebih terperinci

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUPOKSI

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUPOKSI BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUPOKSI RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. World Bank dalam Whisnu, 2004), salah satu sebab terjadinya kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. World Bank dalam Whisnu, 2004), salah satu sebab terjadinya kemiskinan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan suatu keadaan di mana masyarakat yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dan kehidupan yang layak, (menurut World Bank dalam Whisnu, 2004),

Lebih terperinci

KETERKAITAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN PENATAAN RUANG Oleh : Deddy Koespramoedyo, MSc. Direktur Tata Ruang dan Pertanahan, Bappenas

KETERKAITAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN PENATAAN RUANG Oleh : Deddy Koespramoedyo, MSc. Direktur Tata Ruang dan Pertanahan, Bappenas KETERKAITAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN PENATAAN RUANG Oleh : Deddy Koespramoedyo, MSc. Direktur Tata Ruang dan Pertanahan, Bappenas I. Pendahuluan UU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sejahtera, mandiri maju dan kokoh kekuatan moral dan etikanya.

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sejahtera, mandiri maju dan kokoh kekuatan moral dan etikanya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat yang dilaksanakan secara berkelanjutan berdasarkan pada kemampuan nasional, dengan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH 3.1 Keadaan Geografis dan Pemerintahan Propinsi Jawa Tengah adalah salah satu propinsi yang terletak di pulau Jawa dengan luas

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK A. Gambaran Umum Objek/Subjek Penelitian 1. Batas Administrasi. Gambar 4.1: Peta Wilayah Jawa Tengah Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit oleh dua

Lebih terperinci

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Iklim Usaha Kondusif 1. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Mendukung terciptanya kesempatan

Lebih terperinci

SAMBUTAN/PENGARAHAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PADA MUSRENBANG RKPD PROVINSI JAMBI TAHUN 2016

SAMBUTAN/PENGARAHAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PADA MUSRENBANG RKPD PROVINSI JAMBI TAHUN 2016 MENTERI DALAM NEGERI SAMBUTAN/PENGARAHAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PADA MUSRENBANG RKPD PROVINSI JAMBI TAHUN 2016 Disampaikan oleh : MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Jambi, 7 April

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD 3.1.1 Permasalahan Infrastruktur Jalan dan Sumber Daya Air Beberapa permasalahan

Lebih terperinci

BAB III VISI DAN MISI

BAB III VISI DAN MISI BAB III VISI DAN MISI 3.1 Visi Pembangunan di Jawa Barat pada tahap kedua RPJP Daerah atau RPJM Daerah tahun 2008-2013 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan yang belum terselesaikan,

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2016 BELANJA LANGSUNG

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2016 BELANJA LANGSUNG PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2016 BELANJA LANGSUNG NO DPA SKPD 2.03 01 82 05 5 2 URUSAN PEMERINTAHAN 2.03. 2.03 Urusan Pilihan Energi dan Sumberdaya

Lebih terperinci

BAB I DATA KONDISI UMUM

BAB I DATA KONDISI UMUM BAB I DATA KONDISI UMUM 1. DASAR PEMBENTUKAN DINAS a. Peraturan Gubernur Jawa Tengah, No. 49 tahun 2008, tanggal 20 Juni 2008, tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan Teknis pada Dinas Bina

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah 36 BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 4.1 Kondisi Geografis Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di tengah Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi Jawa Tengah terletak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk mencapai social welfare (kemakmuran bersama) serta

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk mencapai social welfare (kemakmuran bersama) serta 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap negara atau wilayah di berbagai belahan dunia pasti melakukan kegiatan pembangunan ekonomi, dimana kegiatan pembangunan tersebut bertujuan untuk mencapai social

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL VISI: Terwujudnya pengelolaan energi yang berdasarkan prinsip berkeadilan, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan guna terciptanya kemandirian energi dan ketahanan energi nasional untuk mendukung pembangunan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN. 2.1 Sejarah Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN. 2.1 Sejarah Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN 2.1 Sejarah Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat Berdasarkan undang-undang Nomor 22 tahun 1999 pasal 60 Sekretariat Daerah merupakan salah satu unsur perangkat Daerah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor industri mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor industri mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor industri mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Industrialisasi pada negara sedang berkembang sangat diperlukan agar dapat tumbuh

Lebih terperinci

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengangguran merupakan masalah yang sangat kompleks karena mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berinteraksi mengikuti pola yang

Lebih terperinci

Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran

Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran Visi Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Visi tersebut harus bersifat dapat dibayangkan (imaginable), diinginkan oleh

Lebih terperinci

Profil Tata Ruang. Provinsi Jawa Tengah

Profil Tata Ruang. Provinsi Jawa Tengah Profil Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Profil Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah Direktorat

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

TABEL 4.1 KETERKAITAN VISI, MISI DAN STRATEGI DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

TABEL 4.1 KETERKAITAN VISI, MISI DAN STRATEGI DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TABEL 4. KETERKAITAN VISI, MISI DAN STRATEGI DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Visi Pengelolaan energi dan mineral yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

Oleh : BAPPEDA KABUPATEN MALANG

Oleh : BAPPEDA KABUPATEN MALANG Oleh : BAPPEDA KABUPATEN MALANG 1 Bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemerintahan daerah, yang mengatur

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1 Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Untuk Masing masing Misi Arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Lamongan tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Fisik Daerah Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit oleh dua Provinsi besar, yaitu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia sedang dilanda krisis Energi terutama energi fosil seperti minyak, batubara dan lainnya yang sudah semakin habis tidak terkecuali Indonesia pun kena

Lebih terperinci

PADA MUSRENBANG RKPD PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN Drs. REYDONNYZAR MOENEK, M. Devt.M

PADA MUSRENBANG RKPD PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN Drs. REYDONNYZAR MOENEK, M. Devt.M MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PADA MUSRENBANG RKPD PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2017 Disampaikan oleh: DIREKTUR JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH Drs. REYDONNYZAR MOENEK, M. Devt.M Samarinda,

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH TAHUN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2014

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Berdasarkan penyelenggaraan pelayanan pada Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi

Lebih terperinci

Agenda dan Prioritas Pembangunan Jawa Timur

Agenda dan Prioritas Pembangunan Jawa Timur IV Agenda dan Prioritas Pembangunan Jawa Timur IV.1 Agenda Pembangunan Berdasarkan visi, misi, dan strategi pembangunan, serta permasalahan pembangunan yang telah diuraikan sebelumnya, maka disusun sembilan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Pada bab sebelumnya telah diuraikan gambaran umum Kabupaten Kebumen sebagai hasil pembangunan jangka menengah 5 (lima) tahun periode yang lalu. Dari kondisi yang telah

Lebih terperinci

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih menuju maju dan sejahtera Misi I : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dasar hidup sehari-hari. Padahal sebenarnya, kemiskinan adalah masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dasar hidup sehari-hari. Padahal sebenarnya, kemiskinan adalah masalah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan seringkali dipahami dalam pengertian yang sangat sederhana yaitu sebagai keadaan kekurangan uang, rendahnya tingkat pendapatan dan tidak terpenuhinya kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci