BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
|
|
- Sudomo Budiaman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi Pada masa berakhirnya tahun anggaran, setiap instansi pemerintah wajib menyusun Laporan Kinerja yang berisi progres kinerja atas mandat dan pemanfaatan sumber daya yang digunakan. Hal ini dilakukan sebagai tindak lanjut atas pelaksanaan PP 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan tata cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam rangka melakukan evaluasi keberhasilan atas pencapaian tujuan dan sasaran organisasi sebagaimana yang telah ditetapkan pada perencanaan jangka menengah, skala pengukuran yang digunakan adalah sebagai berikut : Tabel 3.1 Skala Pengukuran Kinerja Laporan Kinerja Instansi Pemerintah NO SKALA CAPAIAN KINERJA KATEGORI 1 Lebih dari 100% Sangat Baik % Baik % Cukup 4 Kurang dari 55 % Kurang Pada tahun 2016, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah telah melaksanakan seluruh program dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan Perjanjian Kinerja Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016, 22
2 Rencana Strategis Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun dan Surat Edaran Plh. Sekda Nomor 900/ tanggal 20 Mei 2016 perihal Tindak Lanjut Rasionalisasi Belanja Langsung TA yang dituangkan dalam APBD-P TA. 2016, setidaknya terdapat 4 (empat) sasaran strategis yang harus diwujudkan, yaitu : 1. Sasaran 1 : Terwujudnya peningkatan produktivitas pemanfaatan pertambangan dan air tanah dan terkendalinya kerusakan lingkungan. Dalam rangka perwujudan Misi Meningkatkan Pengelolaan Pertambangan Dan Air Tanah Melalui Optimalisasi Pendayagunaan Dengan Mempetimbangkan Azas Konservasi yang bertujuan untuk mengoptimalkan pengelolaan pemanfaatan pertambangan dan air tanah, dengan sasaran strategis yaitu terwujudnya peningkatan produktivitas pemanfaatan pertambangan dan air tanah dan terkendalinya kerusakan lingkungan, terdapat 2 (dua) indikator kinerja yang harus dicapai hingga tahun 2018, yaitu : a. Persentase luasan pertambangan tanpa ijin yang ditertibkan. b. Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB. Kedua indikator kinerja dalam Sasaran 1 ini merupakan indikator kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah yang telah diamanatkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 4 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Untuk mengukur capaian kinerja pada Sasaran 1 dimaksud, maka dilakukan pengukuran kinerja sebagai berikut : 23
3 Sasaran Strategis Tabel 3.2 Pengukuran Kinerja Sasaran 1 Tahun 2016 Indikator Kinerja Realisasi 2015 Target 2016 Realisasi 2016 % Capaian 2016 % Capaian Tahun 2015 % Capaian terhadap Target Akhir Renstra (2018) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Terwujudnya peningkatan produktivitas pemanfaatan pertambangan dan air tanah dan terkendalinya kerusakan lingkungan Persentase luasan pertambangan tanpa ijin yang ditertibkan. Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB 86,7% 87% 87,2% 100,23 99,66 100,23 1,13 *) 2% **) 2,27% ***) 1,14% 1,37 *) 2,24% **) 2,46% ***) 120, ,13 Rata-rata capaian 110,20 Sangat Baik Keterangan : *) = Menggunakan ADHK Tahun Dasar 2000 **) = Menggunakan ADHK Tahun Dasar 2010 ***) = Menggunakan ADHB Tahun Dasar 2010 Sementara bila dilihat dalam kerangka triwulan, perbandingan antara rencana dan realisasi kinerja untuk Sasaran 1 adalah sebagai berikut : Sasaran Strategis Tabel 3.3 Realisasi dan Capaian Kinerja Sasaran 1 Tahun 2016 per Triwulan Indikator Kinerja Target Tahunan Triwulan Target Realisasi Persentase Terwujudnya peningkatan Persentase luasan 87% TW I 87% 36,08% 41,47% TW II 87% 61,99% 71,25% 24
4 produktivitas pemanfaatan pertambangan dan air tanah dan terkendalinya kerusakan lingkungan pertambangan tanpa ijin yang ditertibkan. Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB TW III 87% 76,26% 87,65% TW IV 87% 87,2% 100,23% 1,14% TW I 1,14% 1,06% 92,98% TW II 1,14% 1,09% 95,61% TW III 1,14% 1,37% 120,17% TW IV 1,14% 1,37% 120,17% Secara umum capaian indikator pada sasaran Terwujudnya peningkatan produktivitas pemanfaatan pertambangan dan air tanah dan terkendalinya kerusakan lingkungan tercapai melebihi target. Untuk indikator kinerja Persentase luasan pertambangan tanpa ijin yang ditertibkan tercapai 100,23%, melebihi target yang telah ditetapkan yaitu 87% tercapai 87,2%. Sementara untuk indikator kinerja Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB terdapat 3 (tiga) cara perhitungan yaitu menggunakan ADHK tahun dasar 2000, ADHK tahun dasar 2010 dan ADHB tahun dasar Apabila menggunakan ADHK tahun dasar 2010, tercapai sebesar 2,24% dan jika menggunakan ADHB tahun dasar 2010, tercapai 2,46%. Capaian kinerja pada Sasaran Strategis 1, rata-rata capaian kinerja Tahun 2016 apabila dibandingkan dengan Tahun 2015 mengalami penurunan, untuk tahun 2016 tercapai 110,20% (menggunakan ADHK tahun dasar 2000 untuk perhitungan PDRB), sedangkan tahun 2015 tercapai 100,41% dan tahun 2014 tercapai 100,29%). 25
5 100,00% 50,00% 0,00% Persentase luasan pertambangan tanpa ijin yang ditertibkan. Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB Tahun 2015 Tahun ,70% 87,20% 1,13% 1,37% Gambar 3.1 Capaian Indikator Kinerja Sasaran 1 Tahun ,00% 110,00% 108,00% 106,00% 104,00% 102,00% 100,00% 98,00% 96,00% 94,00% Rata-rata capaian kinerja Sasaran Strategis 1 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun ,29% 100,41% 110,20% Gambar 3.2 Rata rata Capaian Kinerja Sasaran Strategis 1 Tahun Untuk realisasi kinerja sampai dengan tahun 2016 apabila dibandingkan dengan target jangka menengah yang telah ditetapkan dalam perencanaan strategis Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral 26
6 Provinsi Jawa Tengah, indikator Persentase luasan pertambangan tanpa ijin yang ditertibkan telah tercapai 100,23%, meningkat dibandingkan target tahun 2015 yaitu 99,66%. Sedangkan untuk indikator Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB telah tercapai 99,13% dan sesuai dengan target (menggunakan ADHK tahun dasar 2000 untuk perhitungan PDRB). Penyebab meningkatnya capaian kinerja pada tahun 2016 ini dikarenakan tercapainya capaian kegiatan-kegiatan yang mendukung pencapaian 2 (dua) indikator kinerja diatas antara lain : a. Terlaksananya pengawasan 180 obyek pemegang IUP dan kegiatan pertambangan tanpa izin di 35 kab./kota. b. Terlaksananya pemberian bantuan 2 unit alat pengolahan bahan tambang di Kab. Purbalingga dan Kebumen. c. Terlaksananya 4 kali pameran promosi pertambangan di Jawa Tengah, DKI Jakarta dan Nusa Tenggara Barat. d. Terlaksananya Pembuatan Film Potensi ESDM "Potensi Pasir Besi di Jawa Tengah". e. Terlaksananya Pembuatan Profil Mineral Batuan Pasir, Andesit, Tanah Urug, Sirtu (Penunjang Infrastruktur) di Jawa Tengah. f. Penerbitan rekomendasi teknik Ijin Usaha Pertambangan di Jawa Tengah, yang terbagi : 1) Rekomendasi Wilayah Ijin Usaha Pertambangan (WIUP) : 402 rekomendasi; 2) Rekomendasi IUP Eksplorasi : 350 rekomendasi; 3) Rekomendasi IUP Operasi Produksi : 192 rekomendasi; 4) Rekomendasi IUP OP untuk Penjualan : 32 rekomendasi: 5) Rekomendasi IUP OP untuk Pengolahan/ Pemurnian : 17 rekomendasi: 6) Rekomendasi Ijin Usaha Jasa Penunjang (IUJP) Pertambangan : 4 rekomendasi; 7) Rekomendasi Surat Keterangan Terdaftar (SKT) : 3 rekomendasi. 27
7 g. Terbangunnya 17 unit sumur bor dan tower air di Kab. Pekalongan, Grobogan, Kudus, Rembang, Semarang, Jepara, Wonosobo, Purworejo, Kendal dan Kota Semarang. h. Terbangunnya 2 unit sumur eksplorasi di Kab. Kendal dan Boyolali. i. Terbangunnya 25 unit sumur gali untuk pertanian di Kab. Grobogan. j. Terbangunnya 26 unit sumur pasak untuk pertanian di Kab. Karanganyar, Kendal, Batang, Sragen, Purbalingga dan Pati. k. Tersusunnya kajian Cekungan Air Tanah Sumowono. l. Terlaksananya pemetaan potensi air tanah pada Cekungan Air Tanah Kendal dan CAT Jepara. m. Terlaksananya reklamasi lahan bekas pertambangan di Kabupaten Temanggung dan Boyolali. n. Terbangunnya sumur pantau air tanah di Kab. Semarang, Demak, Kudus, Purbalingga dan Kota Pekalongan. o. Tersusunnya sistem jaringan sumur pantau di Cekungan Air Tanah (CAT) Karanganyar-Boyolali dan CAT Magelang-Temanggung. p. Terbangunnya sumur resapan dalam di Kab. Karanganyar dan Banjarnegara. 28
8 Foto 3.1 Bantuan sumur bor dan tower air di Kabupaten Jepara Foto 3.2 Bantuan sumur bor dan tower air di Kabupaten Wonosobo Foto 3.3 Reklamasi lahan bekas pertambangan di Kabupaten Temanggung Foto 3.4 Reklamasi lahan bekas pertambangan di Kabupaten Boyolali Selain itu pencapaian target kegiatan diatas, juga karena sumber daya manusia yang mendukung dan sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan, adanya peningkatan kesadaran para pelaku penambangan untuk melakukan pengurusan perijinan tambang, adanya peningkatan pengawasan PETI dengan Tim Terpadu Pengawasan Pertambangan yang melibatkan instansi berbagai instansi terkait termasuk Polri dan TNI, serta makin tingginya permintaan dan tingkat kebutuhan terhadap hasil sumberdaya ESDM untuk pembangunan infrastruktur. 29
9 Meskipun mencapai target, baik IKU maupun Sasaran Strategis, namun masih terdapat permasalahan pertambangan yang perlu diselesaikan. Luasan area penambangan liar semakin tahun semakin meningkat disebabkan karena bersifat setempat setempat dan tidak berkelanjutan, sehingga perlu pengawasan yang lebih ketat dan berkelanjutan. Selain itu masih kurangnya pemahaman para pelaku usaha pertambangan terkait kaidah Good Minning Practice dan kurangnya kesadaran para pelaku usaha (kontraktor) infrastruktur untuk memakai bahan tambang dari lokasi yang sudah berijin juga merupakan permasalahan yang harus segera diselesaikan. Hingga tahun 2016, luas area penambangan liar seluas 593 ha dan yang telah ditertibkan seluas 517,10 ha atau 87,2%. Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian Sasaran 1, adalah sebesar Rp ,- atau 96,56% dari total pagu sebesar Rp ,-. Hal ini berarti terdapat efisiensi penggunaan sumber daya sebesar 3,43% dari pagu yang ditentukan. Keberhasilan pencapaian Sasaran 1 sesungguhnya tidak terlepas dari pelaksanaan 4 program dan 18 kegiatan, yaitu : a. Program Pengembangan Pertambangan dan Air Tanah 1) Kegiatan Pembuatan Profil Investasi di Jateng serta Peningkatan Kerjasama dan Promosi Pertambangan 2) Kegiatan Pengawasan dan Penertiban Usaha Pertambangan di Jawa Tengah 3) Kegiatan Peningkatan Teknologi Pengolahan Bahan Tambang bagi Pertambangan Rakyat 4) Kegiatan Peningkatan Pelayanan Perizinan/Rekomendasi Air Tanah 5) Kegiatan Pembangunan Sumur Bor di Daerah Rawan Kering 6) Kegiatan Pengawasan dan Penertiban Air Tanah di Jawa Tengah 7) Kegiatan Peningkatan Pelayanan Perizinan/Rekomendasi Usaha Pertambangan 30
10 8) Kegiatan Pembuatan Sumur Gali/Pasak di Jawa Tengah 9) Kegiatan Penyusunan Zona Pemanfaatan dan Konservasi Air Tanah pada Cekungan Air Tanah (CAT) di Jawa Tengah 10) Kegiatan Penyusunan Potensi serta Neraca Sumberdaya dan Cadangan Mineral di Jawa Tengah. 11) Kegiatan Pembinaan Usaha Pertambangan di Jawa Tengah 12) Kegiatan Sinkronisasi dan Perencanaan Program Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral b. Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumberdaya Alam 1) Kegiatan Reklamasi Lahan Bekas Pertambangan 2) Kegiatan Pembangunan Sumur Pantau Air Tanah di Jawa Tengah 3) Kegiatan Pembangunan Sumur Resapan Dalam di Jawa Tengah 4) Kegiatan Penyusunan DED Reklamasi Lahan Bekas Pertambangan c. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan 1) Kegiatan Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis d. Program Perencanaan Tata Ruang 1) Kegiatan Kajian Potensi Geowisata di Jawa Tengah 2. Sasaran 2 : Peningkatan Rasio Elektrifikasi Dalam rangka perwujudan Misi Meningkatkan Pengelolaan Dan Pendayagunaan Ketenagalistrikan Dan Migas, Untuk Menjamin Ketersediaan Energi Melalui Peningkatan Infrastruktur Dan Diversifikasi Energi yang bertujuan untuk mengoptimalkan pengelolaan pemanfaatan ketenagalistrikan dan migas, dengan sasaran strategis yaitu peningkatan Rasio Elektrifikasi (RE), terdapat 1 (satu) indikator kinerja yang harus dicapai hingga tahun 2018, yaitu Rasio Elektrifikasi (RE). Untuk mengukur capaian kinerja pada Sasaran 2 dimaksud, maka dilakukan pengukuran kinerja sebagai berikut : 31
11 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Tabel 3.4 Pengukuran Kinerja Sasaran 2 Tahun 2016 Capaian 2015 Target 2016 Realisasi 2016 % Capaian 2016 % Capaian Tahun 2015 % Capaian terhadap Target Akhir Renstra (2018) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Peningkatan Rasio Elektrifikasi Rasio Elektrifikasi (%) 91,10% 90,01% 93,51% 103,88 104,21 101,42 Rata-rata capaian 103,88 Sangat Baik Sementara bila dilihat dalam kerangka triwulan, perbandingan antara rencana dan realisasi kinerja untuk Sasaran 2 adalah sebagai berikut : Sasaran Strategis Tabel 3.5 Realisasi dan Capaian Kinerja Sasaran 2 Tahun 2016 per Triwulan Indikator Kinerja Target Tahunan Triwulan Target Realisasi Persentase Peningkatan Rasio Elektrifikasi Rasio Elektrifikasi (%) 90,01% TW I 90,01% 91,21% 101,33% TW II 90,01% 91,84% 102,03% TW III 90,01% 91,92% 102,12% TW IV 90,01% 93,51% 103,88% Secara umum capaian indikator pada sasaran Peningkatan Rasio Elektrifikasi dapat dicapai melebihi target. Indikator kinerja Rasio Elektrifikasi (%) tercapai melebihi target (103,88%), dari target yang ditetapkan yaitu 90,01%, tercapai 93,51%. Capaian kinerja pada Sasaran Strategis 2, meskipun realisasi diatas target yang ditetapkan dalam Renstra, akan tetapi secara kinerja Tahun 32
12 2016 apabila dibandingkan dengan Tahun 2015 dan Tahun 2014, mengalami penurunan, untuk tahun 2016 tercapai 103,88%, sedangkan tahun 2015 tercapai 104,21% dan tahun 2014 tercapai 103,94%. 94,00% 92,00% 90,00% 88,00% 86,00% 84,00% 82,00% 80,00% Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Rasio Elektrifikasi 85,29% 88,37% 91,10% 93,51% Gambar 3.3 Capaian Indikator Kinerja Sasaran 2 Tahun ,50% 104,00% 103,50% 103,00% 102,50% Rata-rata capaian kinerja Sasaran Strategis 2 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun ,13% 103,94% 104,21% 103,88% Gambar 3.4 Rata rata Capaian Kinerja Sasaran Strategis 2 Tahun
13 Untuk realisasi kinerja sampai dengan tahun 2016 apabila dibandingkan dengan target jangka menengah yang telah ditetapkan dalam perencanaan strategis Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah, indikator Rasio Elektrifikasi (%) telah tercapai 93,51%, melampaui target yang telah ditetapkan yaitu 92,20%. Pencapaian Rasio Elektrifikasi (RE) Jawa Tengah pada tahun 2016 sebesar 93,51%, di atas RE Nasional yaitu sebesar 89,10%. Penyebab meningkatnya capaian kinerja karena pada tahun 2016 ini, beberapa capaian kegiatan yang mendukung pencapaian indikator Rasio Elektrifikasi antara lain : a. Terlaksananya pembangunan jaringan listrik pedesaan sepanjang 3,209 kms di Kab. Brebes. b. Terlaksananya pekerjaan sambungan listrik sebanyak 1075 KK di Kab. Grobogan, Rembang, Blora, Jepara, Brebes, Pemalang, Boyolali, Klaten, Sragen, Kebumen dan Banyumas. Selain itu juga karena adanya sumber daya manusia yang mendukung dan sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan, adanya usulan kegiatan dari Kab./Kota, adanya kerjasama yang baik antara instansi yang menangani energi dan sumber daya mineral di provinsi maupun kab/kota dengan stakeholder (BUMN, swasta, kelompok masyarakat/ormas, LSM dan perguruan tinggi). 34
14 Foto 3.5 Pembangunan jaringan listrik pedesaan di Kab. Brebes Foto 3.6 Pembangunan jaringan listrik pedesaan di Kab. Brebes Foto 3.7 Bantuan sambungan rumah di Desa Kemadohabtur Kab. Grobogan Foto 3.8 Bantuan sambungan rumah di Desa Sidanegara Kab. Cilacap Meskipun target, baik IKU maupun Sasaran Strategis, telah tercapai, namun masih terdapat permasalahan ketenagalistrikan yang perlu diselesaikan, yaitu terdapat 8,76% atau sekitar KK di Jawa 35
15 Tengah yang belum berlistrik. Selain itu, belum termanfaatkannya potensi panas bumi sebagai salah satu sumber energi alternatif juga merupakan salah satu permasalahan di sektor ketenagalistrikan, padahal potensi panas bumi di Jawa Tengah secara hipotetik diperkirakan sebesar MW atau 5,7 % dari seluruh cadangan Nasional sebesar MW. Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian Sasaran 2, adalah sebesar Rp ,- atau 88,13% dari total pagu sebesar Rp ,-. Hal ini berarti terdapat efisiensi penggunaan sumber daya sebesar 11,87% dari pagu yang ditentukan. Keberhasilan pencapaian Sasaran 2 sesungguhnya tidak terlepas dari pelaksanaan Program Pengembangan Ketenagalistrikan dan Migas dan 6 (enam) kegiatan didalamnya, yaitu : 1) Kegiatan Pembangunan Jaringan Listrik Pedesaan 2) Kegiatan Pengawasan dan pengendalian Usaha Jasa SPBU, Agen dan Pangkalan Minyak Tanah serta LPG di Jawa Tengah 3) Kegiatan Evaluasi dan Penyusunan Rencana Umum Ketenagalistrikan Daerah 4) Kegiatan Pengawasan Manajemen dan Operasional Listrik Pedesaan dan Captive Power di Jawa Tengah 5) Kegiatan Peningkatan Pelayanan Usaha Ketenagalistrikan 6) Kegiatan Pengembangan Listrik Murah dan Hemat di Jawa Tengah 3. Sasaran 3 : Meningkatkan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan dalam Bauran Energi Dalam rangka perwujudan Misi Mengembangkan Potensi Energi Baru Dan Terbarukan Melalui Optimalisasi Penerapan Teknologi Tepat Guna Secara Mandiri yang bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan sebagai energi alternatif dengan sasaran strategis yaitu meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan dalam bauran energi, terdapat 1 (satu) indikator kinerja yang harus dicapai 36
16 hingga tahun 2018, yaitu Persentase pemanfaatan Energi Baru Terbarukan dalam Bauran Energi. Untuk mengukur capaian kinerja pada Sasaran 3 dimaksud, maka dilakukan pengukuran kinerja sebagai berikut : Tabel 3.6 Pengukuran Kinerja Sasaran 3 Tahun 2016 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Capaian 2015 Target 2016 Realisasi 2016 % Capaian 2016 % Capaian Tahun 2015 % Capaian terhadap Target Akhir Renstra (2018) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Meningkatkan pemanfaatan Energi Terbarukan Baru dalam Bauran Energi Persentase pemanfaatan Energi Baru Terbarukan dalam Bauran Energi 7,80% 8,54% 8,85% 103,63 100,78 86,76 Rata-rata capaian 103,63 Sangat Baik Sementara bila dilihat dalam kerangka triwulan, perbandingan antara rencana dan realisasi kinerja untuk Sasaran 3 adalah sebagai berikut : Sasaran Strategis Tabel 3.7 Realisasi dan Capaian Kinerja Sasaran 3 Tahun 2016 per Triwulan Indikator Kinerja Target Tahunan Triwulan Target Realisasi Persentase Meningkatkan pemanfaatan Persentase pemanfaatan 7,80% TW I 7,80% 7,80% 100% TW II 7,80% 7,80% 100% 37
17 Energi Baru Terbarukan dalam Bauran Energi Energi Baru Terbarukan dalam Bauran Energi TW III 7,80% 7,80% 100% TW IV 7,80% 8,85% 103,63% Secara umum capaian indikator pada sasaran Meningkatkan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan dalam Bauran Energi dapat dicapai melebihi target. Indikator kinerja Persentase pemanfaatan Energi Baru Terbarukan dalam Bauran Energi tercapai melebihi target (103,63%), dari target yang ditetapkan yaitu 7,80%, tercapai 8,85%. Capaian kinerja pada Sasaran Strategis 3, rata-rata capaian kinerja Tahun 2016 apabila dibandingkan dengan Tahun 2013, 2014 maupun Tahun 2015 mengalami kenaikan, untuk tahun 2016 tercapai 103,63%, sedangkan tahun 2015 tercapai 100,78%, tahun 2014 tercapai 101,30% dan tahun 2013 tercapai 100%. 10,00% 8,00% 6,00% 4,00% 2,00% 0,00% Persentase pemanfaatan Energi Baru Terbarukan dalam Bauran Energi Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun ,10% 7,01% 7,80% 8,85% Gambar 3.5 Capaian Indikator Kinerja Sasaran 3 Tahun
18 104% 103% 102% 101% 100% 99% 98% Rata-rata capaian kinerja Sasaran Strategis 3 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun % 101,30% 100,78% 103,63% Gambar 3.6 Rata rata Capaian Kinerja Sasaran Strategis 3 Tahun Pencapaian persentase pemanfaatan Energi Baru Terbarukan dalam Bauran Energi Jawa Tengah pada tahun 2016 sebesar 8,85%, di atas persentase pemanfaatan Energi Baru Terbarukan dalam Bauran Energi Nasional yaitu sebesar 6,2%. Penyebab meningkatnya capaian kinerja karena pada tahun 2016 ini, beberapa capaian kegiatan yang mendukung pencapaian indikator Persentase pemanfaatan Energi Baru Terbarukan dalam Bauran Energi antara lain : a. Terlaksananya pembangunan 272 unit PLTS PJU di Kab. Kebumen, Purworejo, Purbalingga, Boyolali, Wonosobo, Kendal dan Sragen b. Terlaksananya rehabilitasi/perbaikan 2 unit PLTMH di Kab. Pekalongan. c. Terlaksananya pembangunan 9 unit demplot biogas di Kab. Jepara, Grobogan, Magelang, Banjarnegara dan Kebumen. d. Terlaksananya audit energi pada 3 gedung Pemerintah (Dinas Perkebunan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, dan Dinas Pertanian dan TPH) Provinsi Jawa Tengah di di Kab. Semarang. 39
19 Selain itu karena terdapat sumber daya manusia yang mendukung dan sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan, adanya usulan kegiatan dari Kab./Kota, meningkatnya pemanfaatan EBT dari biogas dan pembangkit listrik tenaga mikro hidro, serta meningkatnya minat investor dan dukungan Internasional untuk pengembangan bidang energi baru terbarukan yang berkelanjutan. Foto 3.9 Pemasangan PLTS PJU di Kab. Boyolali Foto 3.10 Pemasangan PLTS PJU di Kab. Kebumen Foto 3.11 Pengukuran pada Lomba Audit Energi Foto 3.12 Pembangunan digester biogas di Kab. Banjarnegara 40
20 Foto 3.13 Pembangunan digester biogas di Ds. Windusari, Kab. Magelang Foto 3.14 Pembangunan digester biogas di Kab. Grobogan Meskipun target, baik IKU maupun Sasaran Strategis, telah tercapai, namun masih terdapat permasalahan energi baru terbarukan yang perlu diselesaikan, yaitu pemanfaatan energi baru terbarukan masih cukup rendah, sekitar angka 8,85% pada bauran energi, dan belum optimalnya konservasi energi. Rendahnya pemanfaatan energi baru terbarukan disebabkan antara lain karena sumber dayanya masih bersifat intermittent (ketersediaannya putus putus), seperti debit air yang tidak stabil pada musim kemarau lebih rendah dibandingkan saat musim penghujan. Selain itu juga karena beberapa jenis teknologi energi baru terbarukan masih relatif mahal sehingga produk yang dihasilkan juga lebih mahal dibandingkan produk dari bahan bakar fosil dan belum dapat bersaing dengan teknologi energi komersial. Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian Sasaran 3, adalah sebesar Rp ,- atau 98,55% dari total pagu sebesar Rp ,-. Hal ini berarti terdapat efisiensi penggunaan sumber daya sebesar 1,45% dari pagu yang ditentukan. Keberhasilan pencapaian Sasaran 3 sesungguhnya tidak terlepas dari pelaksanaan Program Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi dan 6 (enam) kegiatan didalamnya, yaitu : 1) Kegiatan Pembangunan PLTS SHS di Jawa Tengah 2) Kegiatan Pengembangan Desa Mandiri Energi di Jawa Tengah 41
21 3) Kegiatan Pembangunan PLTMH di Jawa Tengah 4) Kegiatan Penyusunan Detail Engineer Design (DED) PLTMH di Jawa Tengah 5) Kegiatan Audit Energi Gedung Perkantoran Pemerintah Provinsi Jawa Tengah 6) Kegiatan Kajian Potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) di Jawa Tengah Keberhasilan tersebut telah mengantarkan Provinsi Jawa Tengah menjadi Pemenang I Kategori Penghematan Energi dan Air Pada Pemerintah Daerah dalam Penghargaan Efisiensi Energi Nasional Tahun Sasaran 4 : Meningkatnya upaya pencegahan resiko bencana alam geologi Dalam rangka perwujudan Misi Meningkatkan Upaya Pencegahan Resiko Bencana Alam Geologi Menuju Masyarakat Sadar Resiko Bencana Geologi yang bertujuan untuk menurunkan resiko bencana alam geologi dengan sasaran strategis yaitu meningkatnya upaya pencegahan resiko bencana alam geologi, terdapat 1 (satu) indikator kinerja yang harus dicapai hingga tahun 2018, yaitu Persentase upaya pencegahan resiko bencana alam geologi. Untuk mengukur capaian kinerja pada Sasaran 4 dimaksud, maka dilakukan pengukuran kinerja sebagai berikut : Sasaran Strategis Indikator Kinerja Tabel 3.8 Pengukuran Kinerja Sasaran 4 Tahun 2016 Capaian Target Realisasi % Capaian 2016 % Capaian Tahun 2015 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Meningkatnya upaya Persentase upaya % Capaian terhadap Target Akhir Renstra (2018) 18,97% 19,6% 21,61% 110,26 108,59 110,26 42
22 pencegahan resiko bencana alam geologi mitigasi bencana alam geologi Rata-rata capaian 110,26 Sangat Baik Sementara bila dilihat dalam kerangka triwulan, perbandingan antara rencana dan realisasi kinerja untuk Sasaran 4 adalah sebagai berikut : Sasaran Strategis Tabel 3.9 Realisasi dan Capaian Kinerja Sasaran 4 Tahun 2016 per Triwulan Indikator Kinerja Target Tahunan Triwulan Target Realisasi Persentase Meningkatnya upaya pencegahan resiko bencana alam geologi Persentase upaya mitigasi bencana alam geologi 19,6% TW I 19,6% 20,94% 106,83% TW II 19,6% 21,05% 107,39% TW III 19,6% 21,42% 109,28% TW IV 19,6% 21,61% 110,26% Secara umum capaian indikator pada sasaran Meningkatnya upaya pencegahan resiko bencana alam geologi dapat dicapai sesuai target. Indikator kinerja Persentase upaya mitigasi bencana alam geologi tercapai 110,26%, melebihi target yang ditetapkan yaitu 19,6%, tercapai 21,61%. Capaian kinerja pada Sasaran Strategis 4, rata-rata capaian kinerja Tahun 2016 apabila dibandingkan dengan Tahun 2015, Tahun 2014 dan Tahun 2013, mengalami kenaikan, untuk tahun 2016 tercapai 110,26%, tahun 2015 tercapai 108,59% sedangkan tahun 2014 dan 2013 tercapai 100%. 43
23 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00% Persentase upaya mitigasi bencana alam geologi Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun ,60% 15,51% 18,97% 21,61% Gambar 3.7 Capaian Indikator Kinerja Sasaran 4 Tahun % 110% 108% 106% 104% 102% 100% 98% 96% 94% Rata-rata capaian kinerja Sasaran Strategis 4 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun % 100% 108,59% 110,26% Gambar 3.8 Rata rata Capaian Kinerja Sasaran Strategis 4 Tahun Untuk realisasi kinerja sampai dengan tahun 2016 apabila dibandingkan dengan target jangka menengah yang telah ditetapkan dalam perencanaan strategis Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral 44
24 Provinsi Jawa Tengah, indikator Persentase upaya mitigasi bencana alam geologi telah tercapai 19,6%, melebihi target yang telah ditetapkan yaitu 21,61%. Penyebab meningkatnya capaian kinerja karena pada tahun 2016 ini, beberapa capaian kegiatan yang mendukung pencapaian indikator Persentase upaya mitigasi bencana alam geologi antara lain : a. Tersusunnya Kajian Geologi Tata Lingkungan pada 10 lokasi di 4 (empat) Kabupaten, yaitu Kab. Banajrnegara, Wonosobo, Kebumen dan Temanggung. b. Terlaksananya sosialisasi mitigasi bencana alam geologi pada 28 lokasi yang diikuti 1450 peserta. Meskipun target, baik IKU maupun Sasaran Strategis, telah tercapai, namun masih terdapat permasalahan kebencanaan sub urusan geologi yang perlu diselesaikan, yaitu : Semakin bertambahnya titik lokasi daerah rawan bencana geologi di Jawa Tengah, seiring meningkatnya aktivitas budaya manusia yang mengakibatkan beralihnya fungsi lahan. Masih kurangnya pemahaman masyarakat di daerah rawan bencana terkait tanda-tanda akan terjadinya bencana alam geologi (bencana longsor). Kewenangan pengelolaan kebencanaan sub urusan geologi, sesuai UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, menjadi kewenangan pemerintah pusat. Namun dalam pelaksanaannya, pemerintah pusat tidak dapat menjangkau secara detail seluruh wilayah rawan bencana geologi. Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian Sasaran 4, adalah sebesar Rp ,- atau 96,15% dari total pagu sebesar Rp ,-. Hal ini berarti terdapat efisiensi penggunaan sumber daya sebesar 3,85% dari pagu yang ditentukan. 45
25 Keberhasilan pencapaian Sasaran 4 sesungguhnya tidak terlepas dari pelaksanaan Program Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi dan 2 (dua) kegiatan didalamnya, yaitu : 1) Kegiatan Pemetaan Geologi Tata Lingkungan di Jawa Tengah 2) Kegiatan Sosialisasi dan Pemantauan Mitigasi Bencana Alam Geologi Dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, terdapat 3 (tiga) program yang bersifat pendukung operasional yaitu : 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 2. Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur 3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Keberhasilan dalam pelayanan informasi publik, Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah meraih predikat Terbaik VIII dari 59 (lima puluh sembilan) SKPD Provinsi Jawa Tengah. B. Realisasi Anggaran Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah, pada tahun anggaran 2016 didukung dengan anggaran sebesar Rp ,- yang bersumber dari APBD (Belanja Langsung sebesar Rp ,- dan Belanja Tidak Langsung sebesar Rp ,-), secara ringkas komposisi penggunaan sebagai berikut : 1. Anggaran APBD Provinsi Jawa Tengah a. Belanja Tidak Langsung No Uraian Jumlah Realisasi % Anggaran (Rp) Anggaran (Rp) Realisasi 1. Gaji dan Tunjangan ,84 2. Tambahan Penghasilan PNS ,98 Total Belanja Pegawai ,92 46
26 b. Belanja Langsung No Uraian Jumlah Realisasi % Anggaran (Rp) Anggaran (Rp) Realisasi 1. Belanja Pegawai ,04 2. Belanja Barang dan ,08 Jasa 3. Belanja Modal ,50 Total Belanja ,31 Adapun realisasi anggaran APBD (Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung) sebesar Rp ,- atau tercapai 97,08%. Penggunaan anggaran tersebut apabila diperinci dalam mendukung pencapaian sasaran adalah sebagai berikut : Tabel 3.10 Realisasi Anggaran per Sasaran per Program Tahun 2016 Sasaran Program Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (%) Terwujudnya peningkatan produktivitas pemanfaatan pertambangan dan air tanah dan terkendalinya kerusakan lingkungan Program Pengembangan Pertambangan dan Air Tanah Program Rehabilitasi Pemulihan Cadangan dan Sumberdaya Alam Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Program Perencanaan Tata Ruang , , , ,04 47
27 Peningkatan Rasio Elektrifikasi Meningkatkan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan dalam Bauran Energi Meningkatnya upaya pencegahan resiko bencana alam geologi Program Pengembangan Ketenagalistrikan dan Migas Program Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Program Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi , ,15 2. Pendapatan Jumlah Penerimaan % Realisasi Uraian Target (Rp) Realisasi (Rp) Pendapatan Daerah , ,- 138,99 Retribusi Penggantian , ,- 316,52 Biaya Cetak Peta Sewa / Penggunaan , ,- 111,47 Laboratorium Sewa Lahan PT. SMP , ,- 104,27 Dilihat dari sisi penyerapan anggaran Tahun 2016, apabila dibandingkan Tahun 2015 terjadi peningkatan sebesar 3,62% (Tahun 2016 sebesar 97,08% sedangkan Tahun 2015 sebesar 93,46%). Hal ini disebabkan karena : Meningkatnya efisiensi pengadaan barang/jasa. 48
28 Meningkatnya efisiensi belanja telepon, belanja listrik dan belanja kawat/faksimil/internet pada Sekretariat, Balai ESDM Wilayah Serayu Selatan, Balai ESDM Wilayah Kendeng Muria dan Balai ESDM Wilayah Solo. Meningkatnya efisiensi perjalanan dinas. 49
ALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN 2016 DINAS ESDM PROVINSI JAWA TENGAH
ALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN 2016 DINAS ESDM PROVINSI JAWA TENGAH KODE REKENING/ KEGIATAN U R A I A N JUMLAH ANGGARAN (Rp) REALISASI ANGGARAN (Rp.) Persentase (%) 1 2 3 4 5 5 BELANJA DAERAH 66.458.723.000
Lebih terperinciDINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH
DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH PROGRAM DAN KEGIATAN Penyelenggaraan urusan Energi dan Sumber Daya Mineral dalam rangka mewujudkan desa mandiri/berdikari melalui kedaulatan energi,
Lebih terperinciALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN 2015 DINAS ESDM PROVINSI JAWA TENGAH
ALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN 2015 DINAS ESDM PROVINSI JAWA TENGAH KODE REKENING/ KEGIATAN U R A I A N JUMLAH ANGGARAN (Rp) REALISASI ANGGARAN (Rp.) Persentase (%) 1 2 3 4 5 5 BELANJA DAERAH 85.763.726.000
Lebih terperinciALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN 2014
ALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN 2014 KODE REKENING/ KEGIATAN U R A I A N JUMLAH ANGGARAN (Rp) REALISASI ANGGARAN (Rp.) Persentase (%) 1 2 3 4 5 5 BELANJA DAERAH 82.723.809.000 79.547.819.863 96,16 5 1
Lebih terperinciJumlah Anggaran , , , ,00 BELANJA BARANG DAN JASA
- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH SKPD : 2.03.01. - DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 Kode Rekening Uraian Jumlah
Lebih terperinciRENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran 2018
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran 2018 Formulir RKA SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan : 3.03. Energi dan Sumber Daya Mineral Organisasi
Lebih terperinciVIII. Target Fisik Kegiatan yang Dilaksanakan :
VIII. Target Fisik Kegiatan yang Dilaksanakan : No NAMA KEGIATAN ANGGARAN (Rp.) 1 Penyediaan jasa surat menyurat - DINAS ENERGI & SUMBER DAYA MINERAL 2 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
Lebih terperinciRincian Realisasi Pelaksanaan Dokumen Perubahan Pelaksanaan Anggaran Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2013
Rincian Realisasi Pelaksanaan Dokumen Perubahan Pelaksanaan Anggaran Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Tahun Anggaran 2013 KODE REKENING/ KEGIATAN U R A I A N JUMLAH (Rp) REALISASI (Rp.) SISA
Lebih terperinciNo NAMA PROGRAM DAN KEGIATAN ANGGARAN (Rp.) KELUARAN KEGIATAN VOLUME KET
1 Program Pengembangan Pertambangan dan Air Tanah - Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral 1 Kegiatan Sinkronisasi dan Perencanaan Program Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral 548.144.000 548.144.000 1)
Lebih terperinciIV. Program dan Kegiatan yang dilaksanakan Tahun Anggaran 2016 :
IV. Program dan Kegiatan yang dilaksanakan Tahun Anggaran 2016 : No NAMA PROGRAM DAN KEGIATAN ANGGARAN (Rp.) KELUARAN KEGIATAN VOLUME KET A Program Pelayanan Administrasi Perkantoran - DINAS ENERGI & SUMBER
Lebih terperinciDOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
Halaman : 1 DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2015 Formulir DPA SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan Organisasi : 2.0. ENERGI DAN SUMBER
Lebih terperinciLampiran 1. IDENTIFIKASI PROGRAM/KEGIATAN KETERKAITANNYA DENGAN ISU-ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Lampiran 1. IDENTIFIKASI PROGRAM/KEGIATAN KETERKAITANNYA DENGAN ISU-ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN No Program Pengembangan Pertambangan dan Air Tanah 1. 2. 3. 4. 5. 6. Kegiatan Pembuatan Profil Investasi
Lebih terperinciBAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA RENCANA STRATEGIS Rencana strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun dengan
Lebih terperinciLAMPIRAN A. STRUKTUR ORGANISASI
LAMPIRAN A. STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN B. ALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN Alokasi dan Realisasi APBD Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran KODE REKENING/ KEGIATAN
Lebih terperinciRENCANA UMUM PENGADAAN (RUP) MELALUI PENYEDIA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2015
RENCANA UMUM PENGADAAN (RUP) MELALUI PENYEDIA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN NO KEGIATAN NAMA PAKET JENIS BELANJA JENIS PENGADAAN METODE PENGADAAN VOL. PAGU SUMBER
Lebih terperinciLAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD TAHUN 2017 DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH BULAN MARET RFK 1S
LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD TAHUN 2017 DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH BULAN MARET RFK 1S NO. 1 Sinkronisasi dan Perencanaan Program Bidang Energi dan Sumber
Lebih terperinciLAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD TAHUN 2017 DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS RFK 1S
LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD TAHUN 2017 DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS RFK 1S NO. 1 Sinkronisasi dan Perencanaan Program Bidang Energi dan Sumber
Lebih terperinciLAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD TAHUN 2017 DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH BULAN JULI RFK 1S
LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD TAHUN 2017 DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH BULAN JULI RFK 1S NO. 1 Sinkronisasi dan Perencanaan Program Bidang Energi dan Sumber
Lebih terperinciDOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
Halaman : 1 DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 201 Formulir DPPA - SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan : 2.03. - ENERGI DAN SUMBER
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Semarang, Pebruari 2014 KEPALA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH
KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 disusun dalam rangka memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun
Lebih terperinciVII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan :
VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan : No NAMA KEGIATAN DAN SUB KEGIATAN ANGGARAN (Rp.) 1 Penyediaan jasa surat menyurat - DINAS ENERGI & SUMBER DAYA MINERAL 34.500.000 Paket swakelola penyediaan jasa surat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tanggal 7 Juni 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Lebih terperinciProgram Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Pemeliharaan
Nomor : 050/5766 Tanggal : 24 Desember 2013 PA/KPA Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi Lainnya (K/L/D/I) : Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Alamat : Jl. Madukoro AA-BB No.
Lebih terperinciMONITORING PENGADAAN BARANG/JASA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2017
MONITORING PENGADAAN BARANG/JASA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2017 NO KEGIATAN NAMA PAKET JENIS BELANJA JENIS PENGADAAN LOKASI PENGADAAN METODE PENGADAAN VOL.
Lebih terperinciV. Paket Pekerjaan dan Jadwal Pelaksanaan :
V. Paket Pekerjaan dan Jadwal Pelaksanaan : JADWAL PELAKSANAAN 1 Penyediaan jasa surat menyurat - DINAS ENERGI & SUMBER DAYA MINERAL a. Paket swakelola penyediaan jasa surat menyurat 2 Penyediaan jasa
Lebih terperinciRENCANA KERJA (RENJA) DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH. Tahun 2017
Energi & Mineral Sumber daya Untuk Kesejahteraan Rakyat RENCANA KERJA (RENJA) DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH Tahun 2017 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS ENERGI DAN SUMBER
Lebih terperinciDaya Mineral yang telah diupayakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah pada periode sebelumnya.
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi Dan Misi Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral VISI Memasuki era pembangunan lima tahun ketiga, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Semarang, Februari 2018 KEPALA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH
1 KATA PENGANTAR Laporan Tahunan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017 disusun dalam rangka memenuhi kewajiban ketentuan Undang Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Lebih terperinciREALISASI PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA MELALUI PENYEDIA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2015
REALISASI PELAKSANAAN BARANG DAN JASA MELALUI PENYEDIA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2015 NO KEGIATAN NAMA PAKET BELANJA 1 Penyediaan Peralatan Rumah Tangga 2
Lebih terperinciRENCANA KERJA OPERASIONAL (RKO) PELAKSANAAN APBD TAHUN 2016 DINAS ENERGI & SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH
RENCANA KERJA OPERASIONAL (RKO) PELAKSANAAN APBD TAHUN 2016 DINAS ENERGI & SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH I. Visi dan Misi SKPD 1. Visi: Menuju Masyarakat Sejahtera Melalui Penguatan Pengelolaan
Lebih terperinciBAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF 5.1. Rencana Program dan Dan Indikator Kinerja Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih
Lebih terperinciPROGRAM KERJA TAHUN DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TIMUR
PROGRAM KERJA TAHUN 2014 2019 DINAS ENERGI SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TIMUR TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM KEGIATAN MISI 1 : Mengembangkan diversifikasi energi pedesaan berbasis sumber
Lebih terperinciBAB II PERENCANAAN KINERJA
BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RPJMD PROVINSI JAWA TENGAH Sebagai upaya mewujudkan suatu dokumen perencanaan pembangunan sebagai satu kesatuan yang utuh dengan sistem perencanaan pembangunan nasional, maka
Lebih terperinciPENETAPAN DAFTAR INFORMASI PUBLIK PADA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAW A TENGAH TAHUN 201 7
1 LAMPIRAN KEPUTUSAN PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMBANTU DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR : 487.22/259/DIP/IV Tahun 2017 TANGGAL : 17 April 2017 PENETAPAN
Lebih terperinciTABEL 4.1 KETERKAITAN VISI, MISI DAN STRATEGI DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
TABEL 4. KETERKAITAN VISI, MISI DAN STRATEGI DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Visi Pengelolaan energi dan mineral yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 IKHTISAR EKSEKUTIF Pelaporan kinerja pemerintah melalui penyusunan LkjIP Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017 merupakan wujud akuntabilitas pencapaian kinerja dan pelaksanaan Rencana Strategis
Lebih terperinci1. Tugas, Fungsi, Dan Struktur Organisasi
GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 1. Tugas, Fungsi, Dan Struktur Organisasi Dinas ESDM dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tanggal 7 Juni 2008 tentang Organisasi
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI BANTEN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2016 BELANJA LANGSUNG
PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2016 BELANJA LANGSUNG NO DPA SKPD 2.03 01 82 05 5 2 URUSAN PEMERINTAHAN 2.03. 2.03 Urusan Pilihan Energi dan Sumberdaya
Lebih terperinciPRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH
No. 56/08/33 Th.IX, 3 Agustus 2015 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 167,79 RIBU TON, CABAI RAWIT SEBESAR 107,95 RIBU TON,
Lebih terperinciPRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013
No. 50/08/33/Th. VIII, 4 Agustus 2014 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 145,04 RIBU TON, CABAI RAWIT 85,36 RIBU TON, DAN BAWANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara
Lebih terperinciVII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan :
VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan : No NAMA KEGIATAN DAN SUB KEGIATAN ANGGARAN 1 Kegiatan Penyediaan Jasa Surat Menyurat Sekretariat Dinas ESDM - Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral 37.500.000 Belanja
Lebih terperinciMONITORING PENGADAAN BARANG/JASA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2017
MONITORING PENGADAAN BARANG/JASA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 17 Periode : Juli 17 NO KEGIATAN NAMA PAKET JENIS BELANJA JENIS PENGADAAN LOKASI PENGADAAN METODE
Lebih terperinciDinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Tengah
DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Disampaikan oleh: FORUM GABUNGAN SKPD ERMAL SUBHAN, ST, MT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Kepala Dinas Palangka Raya, 15 Oktober 2016 Realisasi Pendapatan
Lebih terperinciBAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaah Terhadap Kebijakan Nasional Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2018, Kementerian PPN/Bappenas memangkas prioritas nasional agar lebih fokus menjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang dinamakan dengan nawacita.
Lebih terperinciSINKRONISASI OPERASIONAL KEGIATAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2017
PAPARAN SEKRETARIS DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH SINKRONISASI OPERASIONAL KEGIATAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2017 Ungaran, 19 Januari 2017 Struktur Organisasi
Lebih terperinciTERM OF REFERENCE (KERANGKA ACUAN KERJA) KEGIATAN PEMBUATAN PROFIL INVESTASI DI JATENG SERTA PENINGKATAN KERJASAMA DAN PROMOSI PERTAMBANGAN
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Jl. Madukoro AA-BB No. 44, Semarang 50144 Telepon : (024) 7608203, 7610121, 7610122 / Fax: (024) 7608379 www.esdm.jatengprov.go.id TERM
Lebih terperinciTENTANG PENETAPAN DAFTAR INFORMASI PUBLIK PADA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017
1 KEPUTUSAN PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMBANTU DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR : 487.22/259/DIP/IV Tahun 2017 TENTANG PENETAPAN DAFTAR INFORMASI PUBLIK
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA RINCIAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN
Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : 5 TAHUN 2015 23 Oktober 2015 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA RINCIAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 78 TAHUN 2013 TAHUN 2012 TENTANG PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
Lebih terperinciBerdasarkan susunan organisasi Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, rincian komposisi Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut :
Dinas ESDM dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah. Struktur organisasi ini merupakan hasil penataan kembali SOTK
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
Lebih terperinciGambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah
36 BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 4.1 Kondisi Geografis Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di tengah Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi Jawa Tengah terletak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertanian merupakan salah satu basis perekonomian Indonesia. Jika mengingat bahwa Indonesia adalah negara agraris, maka pembangunan pertanian akan memberikan
Lebih terperinciKEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DERAH TARGET INDIKATOR LKPD YANG OPINI WTP Dalam Perpres No 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019 telah ditetapkan prioritas nasional pencapaian
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 71 A TAHUN 201356 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI DEFINITIF DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH TAHUN
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Tengah 1. Peta Provinsi Jawa Tengah Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah 2. Kondisi Geografis Jawa Tengah merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bertujuan untuk mencapai social welfare (kemakmuran bersama) serta
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap negara atau wilayah di berbagai belahan dunia pasti melakukan kegiatan pembangunan ekonomi, dimana kegiatan pembangunan tersebut bertujuan untuk mencapai social
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah yang bersangkutan dengan
Lebih terperinciDOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD )
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN ( DPA SKPD ) DINAS ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL TAHUN ANGGARAN 203 NAMA FORMULIR DPA SKPD DPA SKPD DPA SKPD 2. Ringkasan Dokumen Pelaksanaan
Lebih terperinciBAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH
BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH 3.1 Keadaan Geografis dan Pemerintahan Propinsi Jawa Tengah adalah salah satu propinsi yang terletak di pulau Jawa dengan luas
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI JAWA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses saat pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumber daya yang ada dan selanjutnya membentuk suatu pola kemitraan antara
Lebih terperinciKEGIATAN PADA BIDANG REHABILITASI SOSIAL TAHUN 2017 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH
KEGIATAN PADA BIDANG REHABILITASI SOSIAL TAHUN 2017 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH No Program Anggaran Sub Sasaran Lokasi 1. Program Rp. 1.000.000.000 Pelayanan dan Sosial Kesejahteraan Sosial Penyandang
Lebih terperinciDOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
Halaman : 1 DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2015 Formulir DPPA - SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan : 1.21. - KETAHANAN PANGAN
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 56 TAHUN 201256 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI SEMENTARA DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH
Lebih terperinciTRI WULAN BELANJA LANGSUNG
PENGELUARAN PER BULAN 7.342.1 35.949.9 61.751.8 61.644.6 37.83.9 59.384.4 36.525.3 6.284.4 38.73.9 62.54.4 35.463.1 29.642.2 59.. TRI WULAN 168.43.8 158.832.9 135.513.6 127.69.7 59.. 31 Kegiatan Peningkatan
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN SUMBAWA
PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Fisik Daerah Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit oleh dua Provinsi besar, yaitu
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2014
Lebih terperinciRENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
Halaman : RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran 0 Formulir RKA-SKPD. Urusan Pemerintahan :.0. - PERTANIAN Organisasi :.0.0. - Dinas Peternakan
Lebih terperinciMATRIK USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2014
MATRIK USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2014 SKPD : DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KAB. SIJUNJUNG NO. PROGRAM/ KEGIATAN SASARAN TARGET SUMBER DANA (APDB, APBD I, APBN) (Rp.) 1 2 3 4 5 6 7 I. PROGRAM PELAYANAN
Lebih terperinciRINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN
Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : 01 Tahun 2015 12 Januari 2015 PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN
Lebih terperinciDOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN Kode Rekening Uraian Jumlah (Rp)
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2017 1Halaman : 1 Formulir DPA-SKPD Urusan Pemerintahan Organisasi : 2.03. - Lingkungan Hidup :
Lebih terperinciRENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2017
Halaman : 1 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2017 Formulir RKA-SKPD Urusan Pemerintahan : 2.03 - Lingkungan Hidup Organisasi : 2.03.01
Lebih terperinciPROGRAM DAN KEGIATAN SUBID ANALISA AKSES DAN HARGA PANGAN TA BADAN KETAHANAN PANGAN PROV. JATENG
PROGRAM DAN KEGIATAN SUBID ANALISA AKSES DAN HARGA PANGAN TA. 2016 BADAN KETAHANAN PANGAN PROV. JATENG 1 I.Program Peningkatan Ketahanan Pangan (APBD) Peningkatan Akses Pangan Masyarakat dan Pemantauan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan ke arah desentralisasi. Salinas dan Sole-Olle (2009)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama beberapa dekade terakhir terdapat minat yang terus meningkat terhadap desentralisasi di berbagai pemerintahan di belahan dunia. Bahkan banyak negara
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK A. Gambaran Umum Objek/Subjek Penelitian 1. Batas Administrasi. Gambar 4.1: Peta Wilayah Jawa Tengah Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit oleh dua
Lebih terperinciTABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN
TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN No Kelompok Pola Harapan Nasional Gram/hari2) Energi (kkal) %AKG 2) 1 Padi-padian 275 1000 50.0 25.0 2 Umbi-umbian 100 120 6.0
Lebih terperinciBUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 89 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 89 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN ENERGI, SUMBER DAYA MINERAL KABUPATEN PURWOREJO DENGAN
Lebih terperinci: ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL ORGANISASI : DINAS ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL Halaman. 362.
URUSAN PEMERINTAHAN : 2.03. - ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL ORGANISASI : 2.03.01. - DINAS ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL Halaman. 362 Jumlah 2.03.2.03.01.00.00.4. PENDAPATAN 2.03.2.03.01.00.00.4.1. PENDAPATAN
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 53 TARUN 2116 PERUBAHANPERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 63 TAHUN2015 KEBUTUHAN DAN HARGAECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIANDI
Lebih terperinciRUANG LINGKUP KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH
RUANG LINGKUP KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA TENGAH
BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 05/01/33/Th.II, 2 Januari 2008 KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2007 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Tengah pada Agustus 2007 adalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia. Menurut Rachmat dan Sri (2009) sejak tahun
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia. Menurut Rachmat dan Sri (2009) sejak tahun 2000-an kondisi agribisnis tembakau di dunia cenderung
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA TENGAH
BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 05/12/33/Th.III, 1 Desember 2009 KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2009 Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) dilaksanakan dua kali dalam setahun,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tahun Budidaya Laut Tambak Kolam Mina Padi
1 A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Indonesia memiliki lahan perikanan yang cukup besar. Hal ini merupakan potensi yang besar dalam pengembangan budidaya perikanan untuk mendukung upaya pengembangan perekonomian
Lebih terperinciEVALUASI DAERAH PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH
EVALUASI DAERAH PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH Rapat Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Penanganan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah Surakarta, 9 Februari 2016 Kemiskinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor industri mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor industri mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Industrialisasi pada negara sedang berkembang sangat diperlukan agar dapat tumbuh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tolok ukur keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi dan semakin kecilnya ketimpangan pendapatan antar penduduk, antar daerah dan antar sektor. Akan
Lebih terperinciREALISASI TARGET CAPAIAN TARGET INDIKATOR KINERJA URUSAN/BIDANG URUSAN. RENSTRA 2011 s/d THN 2015 CATATAN DAN TINGKAT 2015) TAHUN 2013
I. 2. A. 2.03. 1. 2.03.2.03.01.01. Tabel 2.1. : REKAPITULASI HASIL EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA DINAS ENERGI SUMBER DAYA MINERAL PEN RENCANA STRATEGIS SAMPAI DENGAN TAHUN 2015 PERKIRAAN KINERJA KINERJA
Lebih terperinciB. KEDUDUKAN DAN STRUKTUR ORGANISASI
Bab 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) merupakan hal yang wajib dibuat oleh pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. Hal itu juga berlaku
Lebih terperinciNeraca Sumberdaya dan Cadangan Mineral di Provinsi Jawa Tengah Dalam Rangka Peningkatan Penerimaan Pajak dan Investasi
Neraca Sumberdaya dan Cadangan Mineral di Provinsi Jawa Tengah Dalam Rangka Peningkatan Penerimaan Pajak dan Investasi Alieftiyani Paramita Gobel 1, Marcia Violetha Rikumahu 2 Program Studi Teknik Pertambangan,
Lebih terperinciKata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah
P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2014 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2015 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji
Lebih terperinciDinas Bina Marga Sumber Daya Air Energi dan Sumberdaya Mineral. Sekretariat. Bidang Bina Marga. Bidang PSDA Bidang Geologi Sumber Daya Mineral
Dinas Bina Marga Sumber Daya Air Energi dan Sumberdaya Mineral Sekretariat Bidang Bina Marga Bidang PSDA Bidang Geologi Sumber Daya Mineral Bidang Energi & Ketenagalistrikan UPTD : 1. UPTD Wilayah Ciamis
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.68, 2014 KEMEN ESDM. Dana Alokasi Khusus. Perdesaan. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG
Lebih terperinci3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Potensi permasalahan pembangunan daerah pada umumnya timbul dari kekuatan
Lebih terperinci