ANALISIS KONDISI GEOGRAFI DAN TOPOGRAFI PADA PRA-SURVEI DI PULAU BANGKA
|
|
- Widyawati Irawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS KONDISI GEOGRAFI DAN TOPOGRAFI PADA PRA-SURVEI DI PULAU BANGKA Bansyah Kironi dan Kurnia Anzhar (PPEN) BATAN Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan Jakarta Telp/Faks. (021) ABSTRAK ANALISIS KONDISI GEOGRAFI DAN TOPOGRAFI PADA PRA-SURVEI DI PULAU BANGKA. Aspek Studi Geografi dan Topografi merupakan salah satu aspek yang dipertimbangkan dalam studi tapak PLTN. Data Topografi dan Geografi akan digunakan sebagai dasar dalam analisis struktur Geologi, Meteorologi, dispersi Radionuklida serta risiko terhadap penduduk, rencana tata letak PLTN untuk mengantisipasi kejadian eksternal yang ekstrim. Kegiatan dilakukan dengan cara mengumpulkan data sekunder, melakukan peninjauan lapangan untuk mengumpulkan data tapak terkini dan interpretasi peta. Hasil dari kegiatan ini adalah tersedianya informasi geografi dan topografi di wilayah studi berbasis sistem informasi geografi dengan peta skala regional. Daerah Teluk Mangris, Muntok, Kabupaten Bangka Barat dan Tanjung Berani, Desa Sebagin, Kabupaten Bangka Selatan adalah yang terbaik dari pertimbangan aspek geografi dan Topografi. Kata kunci : Tapak, Geografi, Topografi. ABSTRACT ANALYSES OF TOPOGRAPHIC AND GEOGRAPHIC CONDITION IN PRE-SURVEY IN BANGKA ISLAND. Aspect of Topography and Geography is one of the aspects which is taken into consideration in NPP site study. Topography and Geography Data will be used as a basic data for Geology structure analyses, Meteorology, Radionuclide dispersion and risk for public, NPP lay out plan, to anticipate extreme external events. Activity is done by secondary data collection, field visit for the actual site data collection and map interpretation. The result of this activity is the availability of information data Topography and Geography in the study area in form of Geographical Information System (GIS) in regional scale. Mangrís Bay, Muntok, District of West Bangka and Berani Cape, Sebagin Village, South Bangka District, are the best locations from Topography and Geography consideration aspects. Keywords : Site, Topography and Geography. 1. PENDAHULUAN Pulau Bangka merupakan pulau yang sangat potensial untuk tapak PLTN, mengingat kondisi geologi yang cukup stabil dan jauh dari ancaman gunung berapi. Kendala yang ada saat ini adalah PLTN merupakan produsen listrik dengan kapasitas yang cukup besar, sehingga tidak sesuai dengan kebutuhan listrik di Provinsi Bangka Belitung. Namun pemikiran jangka panjang adalah Provinsi Bangka Belitung menjadi lumbung energi masa depan terutama untuk PLTN, dan listriknya dapat dialirkan ke Sumatera dan Jawa. Rencana pembangunan jembatan Selat Sunda yang telah dibahas dalam forum Gubernur se- Sumatera Bagian Selatan diharapkan dapat mendukung hal tersebut. Pada tahap awal dilakukan kegiatan pra survei tapak untuk mendapatkan daerah-daerah interes di Pulau Bangka, dengan melakukan pengumpulan data sekunder dan konfirmasi lapangan. Provinsi Bangka Belitung merupakan provinsi yang belum lama terbentuk namun perkembangan industrinya yang cukup pesat. Kegiatan industri tersebut sangat membutuhkan energi listrik. ISSN
2 Kegiatan penyiapan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) jangka panjang dilakukan melalui inventarisasi tapak-tapak PLTN di seluruh Indonesia. Kegiatan yang telah berjalan adalah di Wilayah Semenanjung Muria Jawa Tengah, Banten, dan Kalimantan Timur. Selanjutnya adalah tahap survei tapak yang terdiri dari tiga kegiatan utama yaitu analisis regional, penapisan, dan pembandingan dan pemeringkatan. Dalam kegiatan penapisan mencakup kegiatan desk work, analisis peta (skala lebih rinci yaitu 1/ s.d. 1/50.000, dan bila dianggap perlu dapat menggunakan peta yang lebih rinci), kegiatan lapangan, pengukuran, analisis data primer, pemetaan dan evaluasi berdasarkan parameter yang telah ditetapkan dengan tujuan untuk mendapatkan kandidat tapak PLTN terseleksi. Tapak potensial yang tidak memenuhi kriteria yang ditetapkan akan dikeluarkan (di reject) dari daftar kandidat tapak terseleksi. Oleh karena itu kegiatan Pra-Survei tapak PLTN untuk mencari lokasi calon tapak yang memenuhi syarat keamanan perlu dilaksanakan. Kondisi geografi dan topografi merupakan aspek penting untuk dipertimbangkandalam studi tapak, baik pada tahap pra-survei, maupun survei tapak (regional analyses, near regional, site vicinity dan site area). Secara spesifik, kondisi topografi erat kaitannya dengan aspek keselamtan. Belajar dari pengalaman kecelakan PLTN Fukushima Jepang (Maret 2011), kondisi topografi yang kurang memadai gagal mengantisipasi bahaya gelombang tsunami yang melebihi desain basisnya. Adanya permukaan yang tinggi di tepi pantai akan lebih menguntungkan dalam penempatan sistem-sistem yang terkait dengan keselamatan PLTN. Kondisi Geografi, antara lain penggunaan lahan, pola ruang dan sistem transportasi akan menjadi pertimbangan dalam pemilihan tapak PLTN, terutama dari kompatibilitas dalam rencana konstruksi dan operasi PLTN. Kondisi geografi lain yakni kependudukan merupakan aspek yang dipertimbangkan karena terkait dengan keselamatan radiologi. Maksud kegiatan ini adalah untuk penilaian awal kesesuaian topografi dan geografi daerah-daerah yang ditinjau untuk penentuan daerah interes PLTN. Tujuan umum dari kegiatan adalah untuk mendapatkan daerah-daerah interes khususnya di Pulau Bangka. Daerah-daerah interes ini secara umum sudah terbebas dari faktor eksklusi (faktor penolak sesuai kriteria yang ditetapkan). Hasil kegiatan ini akan menjadi bahan masukan untuk tahapan survei tapak selanjutnya. Ruang lingkup, Aspek Geografi dan Topografi, wilayah studi diprioritaskan daerah pantai pada zona mulai dari titik pantai menuju ke arah daratan dalam radius 3 5 Km. Lokasi kegiatan meliputi seluruh Kabupaten/Kota di Pulau Bangka. Kegiatan mencakup koordinasi, pengumpulan data lapangan, studi pustaka, pengolahan data, analisis, konsultasi, interpretasi, pemetaan, dan evaluasi serta peninjauan lapangan untuk konfirmasi lapangan. Sumber informasi data sekunder berasal dari Bappeda Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, Bakosurtanal dan sumber lainnya. Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada bulan Maret - Desember 2010 yang berlokasi di Kabupaten Bangka Barat dan Provinsi Bangka Belitung. Lokasi dapat ditempuh dengan semua jenis kendaraan sehingga pengambilan data tidak mengalami kendala yang berarti. 2. METODOLOGI Metode Penelitian adalah mengkaji karakteristik geografi dan topografi terhadap daerah yang ditinjau. Data topografi dan geografi menggunakan data sekunder dan di kombinasi melalui tinjau lapangan. Kemudian daerah-daerah yang ditinjau di peringkatkan berdasarkan kriteria yang ditetapkan. ISSN
3 2.1. Kriteria umum Cakupan daerah interes akan dibatasi mulai garis pantai ke arah darat maksimum 3,0 km, dengan pertimbangan kebutuhan pasokan air pendingin yang berkesinambungan (menerus) sepanjang tahun. Selain itu tapak tidak berada dalam kawasan hutan lindung (terutama cagar alam, suaka margasatwa, dan cagar budaya) Kriteria Khusus 1. Daerah interes yang memiliki ketinggian lebih dari 5 m di atas permukaan laut mempunyai nilai yang lebih tinggi, semakin dekat dengan garis pantai untuk kontur ketinggian 5 m, maka daerah yang ditinjau semakin baik. 2. Daerah pantai yang semakin dekat dengan Pulau Sumatera untuk infrastruktur jaringan transmisi semakin baik. 3. Daerah semakin jauh dengan lokasi pemukiman, semakin baik. 3. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Kegiatan dilakukan melalui pengumpulan data sekunder, pengolahan peta geografi dan topografi, dilanjutkan konfirmasi lapangan dan pemeringkatan. Bab ini membahas pelaksanaan, hasil analisis dan evaluasi data sekunder yang didapat dan dikonfirmasi/survei lapangan di daerah Pulau Bangka Geografi dan Topografi Secara geografis, Bangka-Belitung terletak pada Bujur Timur (BT) dan L:intang Selatan (LS), dengan batas batas wilayah sebelah barat dengan selat Bangka, sebelah timur dengan selat karimata, sebelah utara dengan laut Natuna dan di sebelah selatan dengan laut Jawa. Wilayah provinsi Kepulauan Bangka Belitung terbagi menjadi wilayah daratan dan wilayah lautan yang totalnya ± 81,725,14 Km 2. Luas daratan ± 16,424,14 Km 2 atau 20,10 % dari total wilayah, dan luas laut ± 65,301 Km 2 atau 79,9 % dari total wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Wilayah daratan terbagi dari 6 kabupaten dan 1 kota, yaitu Kabupaten Bangka dengan luas wilayah 2,950,68 Km 2, Bangka Barat dengan luas 2,820,61 Km 2, Bangka Tengah dengan luas 2,155,77 Km 2,, dengan luas wilayah 3,607,08 Km 2, kabupaten Belitung luas wilayah 2,506 Km 2, Belitung Timur 2,506,91 Km 2 dan Kota Pangkalpinang dengan luas wilayah 89,40 KM 2, (Gambar 1). Gambar 1. Peta Administrasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ISSN
4 Lokasi survei di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan gugusan dua pulau yaitu Pulau Bangka dan Belitung yang sekitarnya dikelilingi oleh pulau - pulau kecil, antara lain Pulau Nangka, Penyu, Burung, Lepar, Pongok, Gelasa, Panjang, dan Pulau Tujuh, sedangkan Pulau Belitung dikelilingi Pulau-pulau kecil antara lain Pulau Lima, Lengkuas, Selindung, Pelanduk, Seliu, Nadu, Mendanau, Batu, Dinding, Sumedang dan Pulau Kecil lainnya. Gambar 2, menunjukkan lokasi survei dan konfirmasi lapangan. Sungai Gusung, Desa Rias, Toboali Sukadamai, Desa Rias, Toboali Gambar 2. Lokasi Survei dan Konfirmasi Lapangan 3.2 Perangkingan berdasarkan Aspek Geografi dan Topografi Berdasarkan kajian semua aspek dilakukan pemeringkatan untuk mendapatkan urutan daerah interes. Pertimbangkan utama adalah aspek jarak dari daerah interes sampai Pulau Sumatera sehingga untuk faktor ini diberi bobot yang lebih tinggi dibandingkan dengan aspek yang lain serta rencana kawasan industri (Gambar 3, 4 dan 5). Hasil pemeringkatan daerah interes dapat dilihat pada Tabel 1, 2 dan 3. Hasil pemeringkatan diperoleh 2 (dua) daerah interes di bagian barat Pulau Bangka (Gambar 6). Daerah Interes I (pertama) berada di Teluk Mangris, Kecamatan Muntok Kabupaten Bangka Barat. Sedangkan Daerah Interes II (kedua) berada di Tanjung Berani- Tanjung Krasak Desa Sebagin Kecamatan Simpang Rimba Kabupaten. Pemilihan 2 (dua) lokasi daerah interes ini adalah agar kegiatan studi tapak selanjutnya manageable. ISSN
5 Nilai Nilai Nilai Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Gambar 3. Peta Topografi dan Batimetri di Provinsi Bangka Belitung Gambar 4. Peta Transportasi Darat Gambar 5. Peta Tataguna Lahan No Lokasi 1 Tanjung (Tj) Merun, Penutuk, Pulau Lepar, 2 Sukadamai, Rias, Toboali, Bangka Selatan Tabel 1. Hasil Pemeringkatan Parameter Infrastruktur Topografi Tataguna lahan Jarak sampai P. Sumatera; (Km) 30% 50% 20% 100% Jarak dari garis pantai sampai ketinggian 5 m Jarak sampai permukiman terdekat (km) TOTAL 79, ,40 47, ,08 1 1,00 ISSN
6 Nilai Nilai Nilai Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 No Lokasi Infrastruktur Topografi Tataguna lahan Jarak sampai P. Sumatera; (Km) 30% 50% 20% 100% Jarak dari garis pantai sampai ketinggian 5 m Jarak sampai permukiman terdekat (km) TOTAL 3 Sungai Gusung, Rias, Toboali, 37, ,3 3 2,20 4 Tj. Berani & Tj. Kerasak, Sebagin, Simpang Rimba, 13, ,8 3 2,50 5 Tj. Berdaun, Radjik, Simpang Rimba, 15, ,1 3 2,20 6 Teluk Mangris, Muntok, Muntok, Bangka Barat 24, ,9 3 2,70 7 Pantai Penganak, Puput, Jebus, Bangka Barat 78, ,3 3 1,40 8 Tj. Pala, Teluk Limo, Jebus, Bangka Barat ,13 1 2,00 9 Tj. Penyusuk, Belinyu, Belinyu, ,3 1 1,00 Bangka 10 Tj. Tuing, Pugul, Belinyu, Bangka 95, ,2 1 2,00 Tabel 2. Lokasi daerah interes untuk dilakukan konfirmasi lapangan terbatas. No Lokasi Kecamatan Kabupaten 1 Tanjung Merun, Desa Penutuk Lepar Pongok 2 Sukadamai, Desa Rias Toboali 3 Sungai Gusung, Desa Rias Toboali 4 Tanjung Berani & Tanjung Kerasak, Desa. Sebagin Simpang Rimba 5 Tanjung Berdaun, Desa Radjik, Simpang Rimba 6 Teluk Mangris, Desa Muntok Muntok Bangka Barat 7 Pantai Penganak, Desa Puput Jebus Bangka Barat 8 Tanjung Pala, Teluk Limo, Jebus Bangka Barat 9 Tj. Penyusuk, Desa Belinyu Belinyu Bangka 10 Tj. Tuing, Desa Pugul Belinyu Bangka ISSN
7 Tabel 3. Analisis Ketingginan daerah yang ditinjau No Daerah yang ditinjau Jarak kontur 5m dari garis pantai Keterangan 1 Tanjung Merun, Desa Penutuk Lepar Pongok Bangka 20 m Selatan 2 Sukadamai, Desa Rias Toboali, 120 m 3 Sungai Gusung, Desa Rias Toboali 60 m 4 Tanjung Berani & Tanjung Kerasak, Desa. Sebagin Simpang Rimba Bangka Selatan 5 Tanjung Berdaun, Desa Radjik, Simpang Rimba Bangka Selatan 100 m 80 m 6 Teluk Mangris, Desa Muntok Muntok Bangka Barat 25 m 7 Pantai Penganak, Desa Puput Jebus Bangka Barat 120 m 8 Tanjung Pala, Teluk Limo, Jebus Bangka Barat 20 m 9 Tj. Penyusuk, Desa Belinyu Belinyu Bangka 300 m 10 Tj. Tuing, Desa Pugul Belinyu Bangka 30 m Inter Inter Gambar 6. Daerah-daerah Interes di Pulau Bangka Data dan peta tersebut digabung (overlay) untuk mendapatkan daerah yang diterima/daerah interes (Gambar 6). Berdasarkan analisis data sekunder telah diidentifikasi 10 daerah interes untuk dilakukan konfirmasi lapangan. Lokasi-lokasi tersebut meliputi Kabupaten, Bangka Barat dan Bangka (Tabel 1. 2 dan 3), yang telah memenuhi syarat kriteria keselamatan. Bukit-bukit atau gunung-gunung berada di pusat Pulau Bangka dengan ketinggian 675 m pada gunung di bagian utara Pulau Bangka. Secara Umum, kemiringan di tengah Pulau Bangka antara 5% sampai 40%, sementara di dekat pantai relatif datar. ISSN
8 4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis aspek Geografi dan Topografi, pemeringkatan daerah interes diperoleh daerah interes pertama yaitu Teluk Mangris, Desa Muntok, Muntok, Bangka Barat dan daerah interes kedua yaitu Tanjung Berani - Tanjung Kerasak, Desa. Sebagin, Simpang Rimba, Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut di kedua daerah interes ini, yang meliputi survei tapak skala regional, dan evaluasi tapak, guna mendapatkan data tapak-tapak potensial di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. DAFTAR PUSTAKA [1]. IAEA, Code on The Safety of Nuclear Power Plants : Siting Safety Series No. 50-C-S (Rev.1), 1988 [2]. IAEA, Quality Assurance for Safety in Nuclear Power Plants, Safety Series No. 50- C/SG-Q. IAEA Vienna, 1996 [3]. BAPPEDA, Prov. Kep Bangka Belitung, Rencana Tata Ruang Wilayah Prov.Bangka Belitung Tahun , Pangkal Pinang, [4]. BATAN,Glosarium Ilmu Dan Teknologi Nuklir, BATAN, Jakarta, 1998 ISSN
KAJIAN AWAL KONDISI KEGEMPAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SEBAGAI CALON TAPAK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)
KAJIAN AWAL KONDISI KEGEMPAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SEBAGAI CALON TAPAK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) Kurnia Anzhar, Sunarko Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta kurnia_a@batan.go.id;sunarko@batan.go.id
Lebih terperinciEksplorium ISSN Volume 35 No. 1, Mei 2014: 57-68
Eksplorium ISSN 0854 1418 Volume 35 No. 1, Mei 2014: 57-68 IDENTIFIKASI DAERAH INTERES CALON TAPAK PLTN KALIMANTAN BARAT BERDASARKAN KRITERIA UMUM IDENTIFICATION OF INTERESTING AREAS FOR CANDIDATE SITE
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DAERAH INTERES UNTUK TAPAK PLTN DI PULAU BANGKA
IDENTIFIKASI DAERAH INTERES UNTUK TAPAK PLTN DI PULAU BANGKA Sunarko, Hadi Suntoko - BATAN, Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan Jakarta 12710 Telepon: 021 5204243, Email: sunarko@yahoo,com ABSTRAK IDENTIFIKASI
Lebih terperinciB.74 SEBARAN UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA SEKITAR TAPAK POTENSIAL KRAMATWATU SEBAGAI PERTIMBANGAN DALAM EVALUASI TAPAK PLTN BANTEN TIM PENELITI: Dr.
B.74 SEBARAN UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA SEKITAR TAPAK POTENSIAL KRAMATWATU SEBAGAI PERTIMBANGAN DALAM EVALUASI TAPAK PLTN BANTEN TIM PENELITI: Dr. June Mellawati, M.Si Dra. Heni Susiati, M.Si Ir. Hadi Suntoko
Lebih terperinciPENENTUAN TAPAK POTENSIAL PLTN DENGAN METODE SIG DI WILAYAH PESISIR PROPINSI KALIMANTAN BARAT
Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Volume 16, Nomor 2, Desember 2014 PENENTUAN TAPAK POTENSIAL PLTN DENGAN METODE SIG DI WILAYAH PESISIR PROPINSI KALIMANTAN BARAT Heni Susiati Pusat Kajian Sistem Energi
Lebih terperinciSTUDI RONA AWAL LINGKUNGAN PADA TAHAP PRA- SURVEI TAPAK DI DUA DAERAH INTERES UNTUK PLTN DI PULAU BANGKA
STUDI RONA AWAL LINGKUNGAN PADA TAHAP PRA- SURVEI TAPAK DI DUA DAERAH INTERES UNTUK PLTN DI PULAU BANGKA Heni Susiati, June Mellawati, Yarianto SBS dan Fepriadi BATAN Jalan Kuningan Barat, Mampang Prapatan,
Lebih terperinciIDENTIFIKASI SUMBER KEJADIAN AKIBAT KEGIATAN MANUSIA PADA PRA-SURVEI TAPAK PLTN DI PULAU BANGKA
IDENTIFIKASI SUMBER KEJADIAN AKIBAT KEGIATAN MANUSIA PADA PRA-SURVEI TAPAK PLTN DI PULAU BANGKA June Mellawati, Fepriadi, Yarianto, SBS - BATAN Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan Jakarta 12710, Email:
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung secara geografis terletak pada 104 0 50 sampai 109 0 30 Bujur Timur dan 0 0 50 sampai 4 0 10 Lintang
Lebih terperinciAPLIKASI DATA PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG) DALAM PEMILIHAN TAPAK POTENSIAL PLTN KALIMANTAN BARAT
Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Volume 17, Nomor 2, Desember 2015 APLIKASI DATA PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG) DALAM PEMILIHAN TAPAK POTENSIAL PLTN KALIMANTAN BARAT Heni Susiati,
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM
Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Jaringan jalan merupakan salah satu prasarana untuk meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian suatu daerah. Berlangsungnya kegiatan perekonomian
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BANGKA SELATAN, KABUPATEN BANGKA TENGAH, KABUPATEN BANGKA BARAT, DAN KABUPATEN BELITUNG TIMUR DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Infrastruktur menurut American Public Works Association (Stone,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infrastruktur Pengertian Infrastruktur menurut American Public Works Association (Stone, 1974 Dalam Kodoatie, R., 2005), adalah fasilitas-fasilitas fisik yang dikembangkan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik. Konsekuensi tumbukkan lempeng tersebut mengakibatkan negara
Lebih terperinciLAPORAN PEMILIHAN LOKASI RENCANA PEMBANGUNAN PLTU NIAS SELATAN 2x3 MW
LAPORAN PEMILIHAN LOKASI RENCANA PEMBANGUNAN PLTU NIAS SELATAN 2x3 MW PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA MARET 2010 LAPORAN PEMILIHAN LOKASI RENCANA PEMBANGUNAN PLTU NIAS SELATAN 2x3 MW KABUPATEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bentuk Tugas Akhir yang dilaksanakan adalah Tugas Akhir A yang berupa penelitian lapangan. Daerah penelitian Tugas Akhir berlokasi di Desa Cadasmalang, Sukabumi, Jawa
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF STUDI KELAYAKAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) DI BANGKA BARAT
RINGKASAN EKSEKUTIF STUDI KELAYAKAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) DI BANGKA BARAT BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta, 12710, Telp. (021) 5251109 Faks:
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciLAPORAN PEMILIHAN LOKASI RENCANA PEMBANGUNAN PLTU NATUNA 2X7 MW
LAPORAN PEMILIHAN LOKASI RENCANA PEMBANGUNAN PLTU NATUNA 2X7 MW PT PLN (PERSERO) WILAYAH RIAU DAN KEPULAUAN RIAU MARET 2010 Hal 1 LAPORAN PEMILIHAN LOKASI RENCANA PEMBANGUNAN PLTU NATUNA 2X7 MW KABUPATEN
Lebih terperinciKAJIAN MATERIAL BAWAH PERMUKAAN PADA PRA-SURVEI TAPAK PLTN DI PULAU BANGKA
KAJIAN MATERIAL BAWAH PERMUKAAN PADA PRA-SURVEI TAPAK PLTN DI PULAU BANGKA Hadi Suntoko, Sunarko, June Mellawati - BATAN Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan12710 Email: suntoko@yahoo.com
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BANGKA SELATAN, KABUPATEN BANGKA TENGAH, KABUPATEN BANGKA BARAT, DAN KABUPATEN BELITUNG TIMUR DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 25, 2003 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4268) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciGenerated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bentuk Tugas Akhir yang dilaksanakan adalah Tugas Akhir A yakni berupa penelitian lapangan. Daerah penelitian Tugas Akhir berlokasi di Desa Bantargadung, Sukabumi,
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah
IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kota Bandar Lampung Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah yang dijadikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BANGKA SELATAN, KABUPATEN BANGKA TENGAH, KABUPATEN BANGKA BARAT, DAN KABUPATEN BELITUNG TIMUR DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA
Lebih terperinci(Kurnia Anzhar dan Yarianto SBS)'
Po/a Angin Laut dan Angin Darat di Daerah Ujung Lemah Abang, Semenanjung Muria (Kumia Anzhar dan Yarianto SBS.) POLA ANGIN LAUT DAN AN GIN DARAT DI DAERAH UJUNG LEMAHABANG, SEMENANJUNG MURIA (Kurnia Anzhar
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BANGKA SELATAN, KABUPATEN BANGKA TENGAH, KABUPATEN BANGKA BARAT, DAN KABUPATEN BELITUNG TIMUR DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA
Lebih terperinciKONDISI GEOMORFOLOGI DAN KARAKTERISTIK SEDIMEN DASAR LAUT DI WILAYAH PERAIRAN SEBAGIN UNTUK EVALUASI TAPAK PLTN DI BANGKA SELATAN
Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Volume 17, Nomor 2, Desember 2015 KONDISI GEOMORFOLOGI DAN KARAKTERISTIK SEDIMEN DASAR LAUT DI WILAYAH PERAIRAN SEBAGIN UNTUK EVALUASI TAPAK PLTN DI BANGKA SELATAN Yuliastuti,
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI
BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI IV.1 Gambaran Umum Kepulauan Seribu terletak di sebelah utara Jakarta dan secara administrasi Pulau Pramuka termasuk ke dalam Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Provinsi
Lebih terperinciKETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;
Lampiran III : Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor : 21 Tahun 2012 Tanggal : 20 Desember 2012 Tentang : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2012 2032 KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pantai adalah daerah di tepi perairan yang dipengaruhi oleh air pasang tertinggi dan air surut terendah. Garis pantai adalah garis batas pertemuan antara daratan dan
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batubara merupakan bahan galian yang strategis dan salah satu bahan baku energi nasional yang mempunyai peran yang besar dalam pembangunan nasional. Informasi mengenai sumberdaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 TINJAUAN UMUM Jembatan sebagai sarana transportasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi kelancaran pergerakan lalu lintas. Dimana fungsi jembatan adalah
Lebih terperinciBAB I GEOGRAFI GEOGRAPHY
BAB I GEOGRAFI GEOGRAPHY Berau Dalam Angka 2013 Page 1 Berau Dalam Angka 2013 Page 2 Kalimantan Timur Terdiri dari 4 Kota Madyah dan 10 Kabupaten diantaranya adalah Kabupaten Berau yang letaknya berada
Lebih terperinciDATA DASAR PUSKESMAS PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG
DATA DASAR PUSKESMAS PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG KONDISI DESEMBER 2015 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA JAKARTA, 2016 JUMLAH PUSKESMAS MENURUT KABUPATEN/KOTA KEADAAN 31 DESEMBER 2015 PROVINSI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 I d e n t i f i k a s i P e r u b a h a n R u m a h T r a d i s i o n a l D e s a K u r a u, K e c. K o b a
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman budaya baik berupa fisik maupun non fisik. Budaya yang berupa fisik Salah satunya adalah arsitektur tradisional. Rumah tradisional
Lebih terperinciRekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha)
Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha) Kawasan Hutan Total No Penutupan Lahan Hutan Tetap APL HPK Jumlah KSA-KPA HL HPT HP Jumlah Jumlah
Lebih terperinciPENGARUH KECELAKAAN PLTN FUKUSHIMA DAIICHI TERHADAP PENERIMAAN PLTN OLEH MASYARAKAT DI BANGKA BELITUNG
PENGARUH KECELAKAAN PLTN FUKUSHIMA DAIICHI TERHADAP PENERIMAAN PLTN OLEH MASYARAKAT DI BANGKA BELITUNG Fera Wahyuningsih 1), Aldan Djalil 1), Mersyana Tri A.T. 2), Mudjiono 2) 1) Dinas Pertambangan dan
Lebih terperinciJUMLAH PUSKESMAS MENURUT KABUPATEN/KOTA (KEADAAN 31 DESEMBER 2013)
JUMLAH MENURUT KABUPATEN/KOTA (KEADAAN 31 DESEMBER 2013) PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KAB/KOTA RAWAT INAP NON RAWAT INAP JUMLAH 1901 BANGKA 2 10 12 1902 BELITUNG 2 7 9 1903 BANGKA BARAT 5 3 8 1904
Lebih terperinciKAJIAN AWAL BAHAYA GEOTEKNIK PONDASI PLTN: STUDI KASUS PADA CALON TAPAK DI PULAU BANGKA
KAJIAN AWAL BAHAYA GEOTEKNIK PONDASI PLTN: STUDI KASUS PADA CALON TAPAK DI PULAU BANGKA Basuki Wibowo, Imam Hamzah, Eko Rudi I, Bansyah Kironi -BATAN Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta 12710
Lebih terperinciC I N I A. Pemetaan Kerentanan Tsunami Kabupaten Lumajang Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Dosen, FTSP, Teknik Geofisika, ITS 5
C I N I A The 2 nd Conference on Innovation and Industrial Applications (CINIA 2016) Pemetaan Kerentanan Tsunami Kabupaten Lumajang Menggunakan Sistem Informasi Geografis Amien Widodo 1, Dwa Desa Warnana
Lebih terperinciPemodelan Tinggi dan Waktu Tempuh Gelombang Tsunami Berdasarkan Data Historis Gempa Bumi Bengkulu 4 Juni 2000 di Pesisir Pantai Bengkulu
364 Pemodelan Tinggi dan Waktu Tempuh Gelombang Tsunami Berdasarkan Data Historis Gempa Bumi Bengkulu 4 Juni 2000 di Pesisir Pantai Bengkulu Rahmad Aperus 1,*, Dwi Pujiastuti 1, Rachmad Billyanto 2 Jurusan
Lebih terperinciKEADAAN UMUM. 4.1 Letak Geografis
III. KEADAAN UMUM 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bangka Selatan, secara yuridis formal dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA
BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA 3.1 TINJAUAN UMUM WILAYAH YOGYAKARTA 3.1.1 Kondisi Geografis dan Aministrasi Kota Yogyakarta terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa dengan luas 32,50 km2. Kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tugas akhir merupakan persyaratan utama untuk mendapatkan gelar sarjana strata satu (S-1) di Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut
Lebih terperinciSistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG)
Sistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG) 24/09/2012 10:58 Sistem (komputer) yang mampu mengelola informasi spasial (keruangan), memiliki kemampuan memasukan (entry), menyimpan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kawasan pesisir merupakan prioritas utama sebagai pusat pengembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan pesisir merupakan prioritas utama sebagai pusat pengembangan kegiatan industri, pariwisata, agribisnis, agroindustri, permukiman, transportasi, dan pelabuhan.
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH KONDISI GEOGRAFIS Kota Batam secara geografis mempunyai letak yang sangat strategis, yaitu terletak di jalur pelayaran dunia internasional. Kota Batam berdasarkan Perda Nomor
Lebih terperinciBAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI
BAB I KONDISI FISIK A. GEOGRAFI Kabupaten Lombok Tengah dengan Kota Praya sebagai pusat pemerintahannya merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara
Lebih terperinciSIMULASI SEBARAN PANAS DI PERAIRAN TELUK MENGGRIS, LOKASI TAPAK PLTN BANGKA BARAT
Simulasi Sebaran Panas di Perairan Teluk Menggris Lokasi Tapak PLTN Bangka Barat (Heni Susiati, June Mellawati) SIMULASI SEBARAN PANAS DI PERAIRAN TELUK MENGGRIS, LOKASI TAPAK PLTN BANGKA BARAT Heni Susiati,
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penciptaan energi nuklir menarik untuk dikaji karena dalam setiap pembelahan inti akan terjadi pelepasan energi yang besar. Contohnya, pada pembelahan satu inti uranium
Lebih terperinciTINGKAT KERAWANAN BENCANA TSUNAMI KAWASAN PANTAI SELATAN KABUPATEN CILACAP
TINGKAT KERAWANAN BENCANA TSUNAMI KAWASAN PANTAI SELATAN KABUPATEN CILACAP Lailla Uswatun Khasanah 1), Suwarsito 2), Esti Sarjanti 2) 1) Alumni Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pulau Jawa merupakan busur gunungapi memanjang barat-timur yang dihasilkan dari pertemuan lempeng Eurasia dan Hindia-Australia. Kondisi geologi Pulau Jawa ditunjukkan
Lebih terperinciBAB II KONDISI UMUM LOKASI
6 BAB II KONDISI UMUM LOKASI 2.1 GAMBARAN UMUM Lokasi wilayah studi terletak di wilayah Semarang Barat antara 06 57 18-07 00 54 Lintang Selatan dan 110 20 42-110 23 06 Bujur Timur. Wilayah kajian merupakan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Tinjauan Umum
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum Jembatan sebagai sarana transportasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi kelancaran pergerakan lalu lintas. Dimana fungsi jembatan adalah menghubungkan rute/lintasan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PEMINDAHAN PUSAT PEMERINTAHAN KOTA PADANG DARI WILAYAH KECAMATAN PADANG BARAT KE WILAYAH KECAMATAN KOTOTANGAH KOTA PADANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu wilayah rawan bencana.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu wilayah rawan bencana. Berbagai potensi bencana alam seperti gempa, gelombang tsunami, gerakan tanah, banjir, dan
Lebih terperinciMEMORANDUM PROGRAM SANITASI Program PPSP 2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Tolitoli merupakan suatu tahapan antara, yaitu setelah penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Tolitoli (SSK)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Hasil penelitian ini digambarkan dalam bentuk:
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan Maksud dari penelitian tugas akhir ini adalah untuk melakukan pemetaan geologi di Desa Karangpucung dan sekitarnya, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Purbalingga,
Lebih terperinciRGS Mitra 1 of 5 PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
RGS Mitra 1 of 5 PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG I. UMUM Propinsi Sumatera Selatan dengan luas wilayah 109.254
Lebih terperinciMITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran
K-13 Kelas X Geografi MITIGASI BENCANA ALAM II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami banjir. 2. Memahami gelombang pasang.
Lebih terperinciBab PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Letak geografis Negara Indonesia berada pada daerah tropis yang terdiri dari kepulauan yang tersebar dan memiliki sumber daya alam yang sangat menguntungkan, antara
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
22 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Inventarisasi Tahap inventarisasi merupakan tahap yang dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang mendukung dan dibutuhkan pada perencanaan jalur hijau jalan ini. Berdasarkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. menggunakan Analisis Tidak Langsung berdasarkan SNI Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah
PENDAHULUAN 1.1 Judul Penelitian Penelitian ini berjudul Pemetaan Zona Kerentanan Gerakan Tanah menggunakan Analisis Tidak Langsung berdasarkan SNI 13-7124-2005 Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang STUDI KELAYAKAN POTENSI WISATA PEMANFAATAN JASA LINGKUNGAN KABUPATEN BELITUNG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Belitung terletak antara 107 08 BT sampai 107 58 BT dan 02 30 LS sampai 03 15 LS dengan luas seluruhnya 229.369 Ha atau ±2.293,69 Km2. Pada peta dunia Pulau
Lebih terperinciANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN PEMUKIMAN (STUDI KASUS DAERAH WADO DAN SEKITARNYA)
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN PEMUKIMAN (STUDI KASUS DAERAH WADO DAN SEKITARNYA) Nandian Mareta 1 dan Puguh Dwi Raharjo 1 1 UPT. Balai Informasi dan Konservasi Kebumian Jalan Kebumen-Karangsambung
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PEMINDAHAN PUSAT PEMERINTAHAN KOTA PADANG DARI WILAYAH KECAMATAN PADANG BARAT KE WILAYAH KECAMATAN KOTOTANGAH KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Pada daerah pertemuan
Lebih terperinciInterpretasi Peta Tentang Bentuk dan Pola Muka Bumi. Bab
Bab IX Interpretasi Peta Tentang Bentuk dan Pola Muka Bumi Sumber: hiemsafiles.wordpress.com Gb.9.1 Lembah dan pegunungan merupakan contoh bentuk muka bumi Perlu kita ketahui bahwa bentuk permukaan bumi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BAB I. Pendahuluan 1
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Pengembangan wilayah pada dasarnya merupakan usaha untuk memanfaatkan potensi sumberdaya lahan semaksimal mungkin untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat
Lebih terperinciTPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN BERBASIS MITIGASI BENCANA
TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN PERTEMUAN 13 PERENCANAAN TATA RUANG BERBASIS MITIGASI BENCANA GEOLOGI 1. Pendahuluan Perencanaan tataguna lahan berbasis mitigasi bencana geologi dimaksudkan untuk mengantisipasi
Lebih terperinciRANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN
RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan upaya semua komponen bangsa yang dilaksanakan dalam rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang dilewati oleh dua jalur pegunungan muda dunia sekaligus, yakni pegunungan muda Sirkum Pasifik dan pegunungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banjarnegara merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Banjarnegara merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki daerah dengan potensi gerakan massa yang tinggi. Salah satu kecamatan di Banjarnegara,
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN TESIS 2013 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Proses-proses geologi yang terjadi selama dan setelah pembentukan batuan mempengaruhi sifat massanya (rock mass properties), termasuk sifat keteknikan (engineering
Lebih terperinciGeologi dan Analisis Struktur Daerah Cikatomas dan Sekitarnya, Kabupaten Lebak, Banten. BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tugas Akhir adalah matakuliah wajib dalam kurikulum pendidikan sarjana strata satu di Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jenis Bencana Jumlah Kejadian Jumlah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bencana banjir berdasarkan data perbandingan jumlah kejadian bencana di Indonesia sejak tahun 1815 2013 yang dipublikasikan oleh Badan Nasional Penanggulangan
Lebih terperinciPEMETAAN SEGMENTASI SASARAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA
PEMETAAN SEGMENTASI SASARAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI...ii I. PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan sumber daya air merupakan usaha untuk mengembangkan pemanfaatan, pelestarian, dan perlindungan air beserta sumber-sumbernya dengan perencanaan yang terpadu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Menerapkan ilmu geologi yang telah diberikan di perkuliahan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geomorfologi adalah salah satu hal yang menjadi dasar dalam ilmu geologi, karena geomorfologi dapat dijadikan panduan dalam pemetaan geologi, selain itu pengamatan
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Batimetri Selat Sunda Peta batimetri adalah peta yang menggambarkan bentuk konfigurasi dasar laut dinyatakan dengan angka-angka suatu kedalaman dan garis-garis yang mewakili
Lebih terperinciPROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPUTUSAN BUPATI BANGKA SELATAN NOMOR : 188
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPUTUSAN BUPATI BANGKA SELATAN NOMOR : 188.45/252/BP3MD/2014 TENTANG PENETAPAN LOKASI PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH DI KABUPATEN BANGKA SELATAN BUPATI BANGKA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. geologi secara detail di lapangan dan pengolahan data di studio dan laboratorium.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian pada tugas akhir ini berjudul Geologi dan Analisis Struktur Untuk Karakterisasi Sesar Anjak Daerah Cijorong dan Sekitarnya, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 11 TAHUN 2002 KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU DI TELUK KELABAT B U P A T I B A N G K A,
SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 11 TAHUN 2002 T E N T A N G KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU DI TELUK KELABAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA B U P A T I B A N G K A, Menimbang : a.
Lebih terperinciRONA AWAL LINGKUNGAN CALON TAPAK PLTN STUDI KASUS MUNTOK, KAB. BANGKA BARAT
RONA AWAL LINGKUNGAN CALON TAPAK PLTN STUDI KASUS MUNTOK, KAB. BANGKA BARAT Lilin Indrayani Direktorat Inspeksi Instalasi dan Bahan Nuklir -BAPETEN ABSTRAK RONA AWAL LINGKUNGAN CALON TAPAK PLTN STUDI KASUS
Lebih terperinciHome : tedyagungc.wordpress.com
Email : tedyagungc@gmail.com Home : tedyagungc.wordpress.com Subagyo 2003, Permukaan bumi merupakan suatu bidang lengkung yang tidak beraturan, sehingga hubungan geometris antara titik satu dengan titik
Lebih terperinciBAB 1 MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) KOTA TERNATE BAB PENDAHULUAN
PENDAHULUAN. Latar Belakang Aspek Sanitasi adalah sebagai salah satu aspek pembangunan yang memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat karena berkaitan dengan kesehatan, pola
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 16 ayat (2) Undangundang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang perlu
Lebih terperinciPemetaan Potensi Rawan Banjir Berdasarkan Kondisi Fisik Lahan Secara Umum Pulau Jawa
Pemetaan Potensi Rawan Banjir Berdasarkan Kondisi Fisik Lahan Secara Umum Pulau Jawa puguh.draharjo@yahoo.co.id Floods is one of the natural phenomenon which happened in jawa island. Physical characteristic
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1046, 2014 KEMENPERA. Bencana Alam. Mitigasi. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN
Lebih terperinciGeologi dan Endapan Batubara Daerah Pasuang-Lunai dan Sekitarnya Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menunjang pembangunan di Indonesia, dibutuhkan sumber energi yang memadai, hal ini harus didukung dengan ketersediaan sumber daya alam yang cukup. Indonesia merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi berdasarkan sumber Badan Pusat Statistik sebesar 1,49% pada tahun 2015 dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga masyarakat yang terkena harus menanggapinya dengan tindakan. aktivitas bila meningkat menjadi bencana.
BAB I BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang sangat rawan bencana. Hal ini dibuktikan dengan terjadinya berbagai bencana yang melanda berbagai wilayah secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. MPS Kabupaten Pesawaran Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP) merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan akses terhadap sanitasi layak perkotaan dimana didalamnya setiap
Lebih terperinciSTASIUN METEOROLOGI PANGKALPINANG
BMKG BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BALAI BESAR METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH II STASIUN METEOROLOGI PANGKALPINANG Bandar Udara Depati Amir Bangka, PangkalPinang 33171 P.O.
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN
PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN TUKAK SADAI DAN KECAMATAN PULAU BESAR BESERTA PENATAAN KECAMATAN DI KABUPATEN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tingkat kepadatan penduduk nomor empat tertinggi di dunia, dengan jumlah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara kepulauan dengan tingkat kepadatan penduduk nomor empat tertinggi di dunia, dengan jumlah penduduk lebih
Lebih terperinci2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah
2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang
Lebih terperinci