STUDI BANDING KONDUKTIFITAS PANAS ANTARA GABUS (STYROFOAM) DENGAN SEKAM PADI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI BANDING KONDUKTIFITAS PANAS ANTARA GABUS (STYROFOAM) DENGAN SEKAM PADI"

Transkripsi

1 STUD BANDNG KONDUKTFTAS PANAS ANTARA GABUS (STYROFOAM) DENGAN SEKAM PAD Hary Wibowo Jurusan Teknik Mesin, FT, ST AKPRND Yogyakarta ABSTRACT Rice husk is a waste of agriculture still have a potentional to functioned again as heat insulation materials. Traditionally, this potentiial looked at exploiting rice husk with tradisional way of for preventing log ice not melt faster this potention needs researched the value of density good using as insulation materials or not. The thermal conductivity value of the rice husk particle board was knew. One of research of the thermal conductivity is ASTM method that modified. The solid comparison are variated: 6-1, 5-1, 4-1, 3-1 for knowing the best materials insulation. The best of the thermal conductivity value of the rice husk particle board with the density 3-1 is 0,133 w/m C with 70 watt heat source and 0,103 w/m C at 80 watt heat source.the thermal conductivity value of 6-1 with comparison is 0,096 w/m C with 70 watt heat source and 0,082 w/m C at 80 watt heat source. Keywords: rice husk,board, density comparison, the thermal conductivity value NTSAR Sekam padi yang merupakan limbah dari pertanian masih mempunyai potensi untuk difungsikan lagi sebagai bahan isolator panas. Secara tradisional hal ini terlihat pada pemanfaatan sekam padi untuk mencegah es balok tidak mencair lebih cepat. Adanya potensi tersebut maka sekam padi tersebut perlu diteliti angka konduktivitas termalnya. Papan partikel sekam padi perlu diteliti angka konduktivitas termalnya. Salah satu pengujian konduktivitas termal dapat dilakukan dengan menggunakan metode ASTM yang sudah di modifikasi. Kepadatan papan dengan perbandingan kepadatan tebal 6 cm dipadatkan menjadi 1 cm (6-1), berturut-turut bervariasi 5-1, 4-1, dan 3-1, unutk mengetahui bahan isolasi terbaik. Nilai konduktivitas thermal terbaik diperoleh pada papan partikel sekam padi dengan kepadatan 3-1 diperoleh angka konduktivitas termal 0,133 W/m C dengan sumber kalor 70 watt dan 0,103 W/m C dengan sumber kalor 80 watt. Angka konduktivitas termal pada kepadatan 6-1 dengan angka konduktivitas termal sebesar 0,096 W/m C pada sumber kalor 70 watt dan 0,082 W/m C pada sumber kalor 80 watt. Adapun angka konduktivitas perpindahan kalor papan gabus (Styrofoam) rata-rata diperoleh sebesar 0,095 W/m C. Kata kunci: sekam padi, papan, perbandingan kepadatan, angka konduktivitas thermal PENDAHULUAN Sekam yang merupakan limbah pertanian saat ini sebagian besar masih dimanfaatkan langsung sebagai bahan bakar konvensional. Pengolahan lanjut sekam menjadi bahan material, selain itu sekam padi juga dapat digunakan sebagai bahan isolator panas, belum dilakukan secara optimal. Sekam padi dapat dimanfaatkan sebagai papan partikel dengan mencampurkan bahan pengikat tertentu. Sekam padi yang dibentuk menjadi papan partikel perlu diketahui komposisi campuran dan proses pemadatannya agar dihasilkan papan yang baik. Dengan berbagai variasi campuran sekam padi dan bahan pengikat serta berbagai variasi pemadatan (compression ratio) akan menghasilkan karakter tertentu, sehingga selain sifat fisik dan mekanisnya, nilai konduktivitas termalnya dengan berbagai variasi tersebut perlu diteliti untuk mengetahui sifat isolator panasnya. Sifat isolator sekam padi yang dibentuk menjadi papan partikel tersebut akan dibandingkan dengan bahan gabus yang merupakan produk pabrikan. Dengan diketahuinya konduktifitas termal kedua bahan tersebut, diharapkan papan partikel sekam padi dapat menggantikan papan bahan gabus. Pemanfaatan selanjutnya dapat digunakan dalam komponen bangunan rumah, peredam panas, dan tempat penyimpanan. Aplikasi papan partikel sekam padi antara lain untuk membuat meja, ceiling, cold strorage maupun fire wall. Dari hasil penelitian nantinya dapat dihasilkan data-data 112

2 teknik yang berkenaan dengan pemanfaatan tersebut, sehingga dapat dipertanggung-jawabkan kegunaannya. Sekam padi (gambar 1.) yang akan diteliti dalam bentuk papan partikel (gambar 2.) secara umum mempunyai spesifikasi sebagai berikut: 1. Mempunyai Specific Gravity 0, Mempunyai Modulus Kekuatan Tarik 13,400 Psi. 3. Modulus Elastisitas 1,64 x 10 6 Psi. 4. Kekuatan Penekanan Sejajar arah serat 6540 Psi. 5. Kekuatan Penekanan Tegak lurus arah Serat 1000 Psi. 6. Gaya geser Maksimal 1850 Psi. Semua spesifikasi ini diukur pada keadaan sekam padi yang kering, dengan kadar air kurang dari 3 % (Sumber: Encyclopedia of wood, Sterling Publishing Co) Gambar 1. Sekam padi Gambar 2: Papan partikel sekam padi Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui konduktivitas panas papan partikel sekam padi berpengikat resin dengan berbagai komposisi campuran, serta pengaruh dari ratio pemadatan dan untuk mengetahui besarnya perbandingan angka konduktivitas kalor dengan bahan gabus (Styrofoam) serta untuk mengetahui kelayakan penggunaan papan partikel sekam padi sebagai material penyekat kalor (isolator) Sekam padi yang akan diuji terlebih dulu dibentuk papan seperti yang diuraikan dalam metode pembuatan papan partikel di bawah ini. Adapun bahan lain yang akan dibandingkan, yaitu gabus (Styrofoam) adalah produk pabrik yang ada di pasaran dengan ketebalan 1 cm, 1,5 cm, dan 2 cm. Campuran yang telah homogen dilakukan pengepresan dengan menggu-nakan mesin pres, perbandingan rasio pemadatan adalah 1, 2, 3 dan 4, skema rasio pemadatan dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah ini. Rasio pemadatan adalah r = h1: h2. Setelah pengepresan didiamkan beberapa saat agar papan partikel mengeras, setelah itu papan partikel dilepas dari cetakan. Papan partikel (seperti terlihat pada gambar 2) dan siap di uji. P Cetakan P h2 h1 Gambar 3: Perbandingan pemadatan papan partikel sekam padi Metode pengujian berdasarkan Standard Test Method for Steady-State Heat Flux Measurements and Thermal Transmission Properties by Means of the Guarded-Hot-Plate Apparatus, dan dijabarkan dalam spesifikasi ASTM C (ASTM, 1994b). Untuk menentukan nilai 113

3 konduktifitas termal digunakan persamaan (7), dengan q adalah besarnya sumber kalor (Watt). Dalam penelitian ini lingkungan diisolir dengan temperatur dan tekanan tertentu, untuk lebih jelas lihat Gambar 4. Gambar 4: Kotak pengujian konduktivitas panas metode ASTM yang dimodifikasi Keterangan: 1. sumber panas yang terukur nilai kalornya 2. ruang isolasi sumber panas 3. lempeng panas (titik pengukuran suhu sumber panas) 4. titik pengukuran suhu pada benda uji (untuk menentukan gradient temperatur. 5. ruang isolasi 6. benda uji (papan partikel sekam) Adapun prosedur pengujian sebagai berikut: 1. Sumber panas ditempatkan pada ruang terisolasi (2). 2. Dilakukan pengukuran temperatur pada lempeng logam panas (3) dan permukaan bahan uji(4), untuk menentukan gradient temperatur. Pengujian dan pengukuran dilakukan pada masing-masing benda uji.adapun bentuk alat uji koduktivitas seperti terlihat pada gambar di bawah ini (gambar 5) Gambar 5: Kotak pengujian Konduktivitas Termal Horisontal, ukuran 30x40cm Sebagaimana tumbuh-tumbuhan lain, sekam padi juga mempunyai kandungan silika yang tinggi. Konsentrasi silika dapat ditemukan pada keadaan sekam padi atau tumbuhan kering, yang besarnya tergantung dari jenis tanah tempat tumbuhan padi tumbuh, jenis tanaman dan juga tergantung dari iklim dimana tumbuhan padi tumbuh. Konsentrasi silika pada sekam kering berkisar 21, 5 % dari berat, dan 12 % pada daun keringnya (Sumber: MF de souza, PS Batista; Rice hullderived silica: Application in portland cement and mullite whiskers). 114

4 Total konsentrasi dari oksida inorganik lain yang berikatan dengan silika mendekati 5 %. Sekam padi mempunyai berat sekitar 20 % dari bagian kering yang keras dari padi; maka total jumlah silika dalam sekam padi dapat mencapai 4 % dari total berat padi kering. Setiap tahunnya produksi sekam padi dunia mencapai 80 juta ton, maka silika yang dihasilkan per tahunnya adalah 3,2 juta ton. (Sumber: MF de souza, PS Batista; Rice hull-derived silica: Application in portland cement and mullite whiskers) Pada pengujian konduktivitas termal disini perbandingan kompresi berpengaruh sekali, karena apabila semakin padat suatu papan partikel maka akan cenderung menunjukan kegetasan dari papan, tetapi sebaliknya jika kepadatannya proporsional maka keelastisitasannya akan lebih baik. Perbandingan kompresi hampir tidak berpengaruh terhadap kekuatan tarik, hal ini menunjukan kepada kita bahwa perbandingan kompresi apabila tidak dibarengi dengan perbandingan komposisi yang tinggi, maka tidak akan meningkatkan kekuatan tariknya. (Nugroho, 2005: 42). Perpindahan kalor adalah ilmu yang mempelajari tentang perpindahan kalor dan tidak hanya menjelaskan bagaimana energi kalor itu dipindahkan dari satu benda ke benda yang lain, tetapi juga dapat meramalkan laju perpindahan kalor dan konduktivitas termal bahan. (Kreith, 1986: 1). Perlu dibedakan antara temperatur dan kandungan kalor suatu bahan. Temperatur adalah level aktivitas termal sedangkan kandungan kalor adalah energi termal. Pada umumnya perpindahan panas mengenal tiga cara perpindahan, yaitu: Konduksi (hantaran), Konveksi (ilian), Radiasi (sinaran). Perpindahan panas konduksi atau hantaran adalah perpindahan energi dari bagian yang bersuhu tinggi ke bagian yang bersuhu rendah didalam media diam (padat atau cair) dengan melintasi media tersebut terdapat perbedaan temperatur atau temperatur gradien. Kerugian energi yang diakibatkan oleh perpindahan panas konduksi melalui dinding yang sebagai pemisah antara ruangan dengan udara luar. Untuk mengetahui besarnya proses perpidahan kalor digunakan persamaan ini untuk menghitung besarnya energi yang dipindahkan persatuan waktu. Untuk konduksi persamaan perpindahan kalor tersebut dikenal dengan hukum Fourier untuk dinding datar satu dimensi dan arahnya seperti terlihat pada gambar 6. di bawah ini. Gambar 6: Perpindahan Panas Konduksi Satu Dimensi (ncropera & David, 1987: 4) Konduktivitas suatu bahan merupakan sifat termofisik yang berupa sifat transpor untuk transfer kalor. Konduktivitas termal merupakan suatu nilai konstanta dari suatu bahan yang menunjukkan kemampuan untuk mentransfer kalor dan dapat memberikan keterangan ketahanan panas dari suatu benda. Persamaan Fourier merupakan persamaan dasar tentang konduktivitas termal, yang mana dengan persamaan tersebut dapat dilakukan perhitungan dalam percobaan untuk menentukan konduktivitas thermal suatu benda. Nilai konduktivitas termal menunjukan seberapa cepat kalor mangalir dalam bahan tertentu. Hukum Fourier yang merupakan presentasi persamaan laju perpindahan kalor konduksi (q) berasal dari fenomena fisik. Laju perpindahan kalor konduksi suatu bahan berbanding lurus dengan beda temperatur, seperti ditunjukkan pada persamaan di bawah ini: ΔT q x A (1) Δx dalam hal ini: A = luas permukaan yang dilewati kalor (konstan) ΔT=T 1 -T 2 115

5 Apabila pada persamaan tersebut dimasukkan koefisien yang terkait dengan sifat bahan (k), maka persamaan (1) menjadi: dt q x = ka (2) dx dt dengan adalah gradien temperatur. dx Apabila pada suatu dinding datar dimana pada suatu sisinya terdapat fluida panas A, dan pada sisi lainnya fluida B yang lebih dingin. Perpindahan kalor dinyatakan oleh ka q = h1 A( TA T1 ) = ( T1 T2 ) = h2 A( T2 T B ) (3) Δx Proses perpindahan kalor dapat digambarkan dengan jaringan tahanan seperti pada gambar 7. dibawah. Perpindahan kalor menyeluruh dihitung dengan jalan membagi beda suhu menyeluruh dengan jalan membagi beda suhu menyeluruh dengan jumlah tahanan termal: TA TB q = (4) 1 / h A+ Δx / ka+ 1 h A 1 / 2 Gambar 7: Perpindahan kalor menyeluruh melalui dinding datar (Holman, 1997: 33) Nilai 1/hA digunakan disini untuk menunjukan tahanan konveksi. Aliran kalor menyeluruh sebagai hasil gabungan proses konduksi dan konveksi bisa dinyatakan dengan koefisien perpindahan kalor menyeluruh U, yang dirumuskan dalam hubungan q = UAΔT menyeluruh (5) Dalam hal ini A adalah luas bidang aliran kalor. Sesuai dengan persamaan (5), koefisien perpindahan kalor menyeluruh dipatkan: 1 U = 1/ h1 + Δx / k + 1/ h (6) Untuk mencari koefisien yang terkait dengan sifat bahan (=angka 2 konduktivitas bahan) k, perlu mengetahui temperatur permukaan bahan dari arah sumber panas (T 1 ) dan temperatur T 2. Sumber kalor (q) melalui bahan uji dengan tebal (L) dan luas penampang (A) pada temperatur (T)dapat dihitung dengan persamaan yang telah disesuaikan dengan permasalahan berdasar Holman (1997:27) sebagai berikut: Lsekam x Asekam k = (7) T1 T2 LPlat x APlat q kplat Dengan: q = Laju perpindahan panas (W) k = Konduktivitas termal baha (W/m o C ) A = Luas penampang benda = P x L (m) T,T 1 2 = Temperatur muka dinding ( o C ) L = Tebal dinding (benda uji dan lempeng panas) (m) 116

6 HASL DAN PEMBAHASAN Data-data dari hasil penelitian menunjukkan perbandingan nilai temperatur yang berbeda berdasarkan variasi kepadatan bahan papan. Hasil pengujian rata-rata angka konduktivitas termal papan sekam ditunjukkan pada gambar 8 (sumber kalor 80 watt) dan 9 (sumber kalor 70 watt) di bawah ini. ANGKA KONDUKTVTAS TERMAL KEPADATAN Gambar 8: Grafik angka konduktivitas termal papan sekam padi dengan sumber kalor 80 watt Dari grafik nilai rata-rata angka konduktivitas termal sumber kalor 80 watt tersebut dapat diketahui angka konduktivitas termal tertinggi sebesar 0,103 w/m C pada kepadatan 3-1 dan angka konduktivitas termal terendah sebesar 0,082 w/m C pada kepadatan 6-1. Kepadatan 6-1 berarti pana sekam beasal dari ketebalan 6 cm yang kemudian dipadatkan menjadi ketebalan 1 cm, atau paling padat dari keempat variasi kepadatan tersebut. Dapat ditarik kesimpulan bahwa papan partikel sekam padi yang terpadat (6-1) merupakan bahan isolator yang terbaik karena mempunyai angka konduktivitas termal terendah. Gambar berikutnya (5.2.) menunjukkan nilai rata-rata angka konduktivitas termal sumber kalor 70 watt yang tertinggi sebesar 0,133 W/m. C pada kepadatan 3-1 dan angka konduktivitas termal terendah sebesar 0,096 W/m C pada kepadatan 6-1. Hal ini juga menunjukkan bahwa variasi kepadatan pada ketebalan sama berpengaruh pada angka konduktivitas papan sekam. ANGKA KONDUKTVTAS TERMAL KEPADATAN Gambar 9: Grafik angka konduktivitas termal papan sekam padi dengan sumber kalor 70 watt Hasil pengujian pada bahan pembanding yaitu papan gabus (Styrofoam) ditunjukkan pada gambar di bawah ini (Gambar 10) menunjukkan hasil rata-rata nilai konduktifitas termal dari styrofoam dengan variasi ketebalan. 117

7 0.2 NLA k cm 1,5 cm 2 cm TEBAL STYROFOAM Gambar 10: Grafik angka konduktivitas termal papan gabus dengan sumber kalor 80 watt Dari grafik nilai rata-rata angka konduktivitas termal gambar 5-3 diatas dapat diketahui bahwa angka konduktivitas termal tertinggi sebesar 0,19 w/m C pada ketebalan 2 cm dan angka konduktivitas termal terendah sebesar 0,095 W/m C pada ketebalan 1cm. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan gabus sebagai isolator yang terbaik adalah gabus dengan tebal 1 cm. Hal ini menunjukkan bahwa ketebalan berpengaruh terhadap kemampuan isolasi bahan. Hasil penelitian studi banding yang telah dilakukan menunjukkan bahwa papan sekam padi pada kepadatan 6-1 dengan ketebalan 2 cm mempunyai angka konduktivitas 0,096 W/m C dibandingkan dengan papan gabus sebesar 0,095 W/m C. KESMPULAN Angka konduktivitas perpindahan kalor yang paling besar diperoleh pada papan partikel sekam padi dengan kepadatan 3-1 yaitu sebesar 0,133 W/m C (sumber kalor 70 Watt) dan 0,103 W/m C (sumber kalor 80 watt). 1. Angka konduktivitas perpindahan kalor yang terendah pada papan partikel sekam padi dengan kepadatan 6-1 yaitu sebesar 0,096 w/m C (sumber kalor 70 watt) dan 0,082 W/m C (sumber kalor 80 watt). 2. Angka konduktivitas perpindahan kalor papan gabus (Styrofoam) rata-rata diperoleh sebesar 0,095 W/m C. 3. Papan sekam padi mempunyai angka konduktivitas termal yang dapat bersaing dengan papan gabus dengan kelebihan bahwa papan sekam padi merupakan bahan yang ramah lingkungan dibanding papan gabus. DAFTAR PUSTAKA, 1980, The Encyclopedia of wood pp 68-75, Sterling Publishing Co,,1991. ASTM Standard Flexural Strength of advanced Ceramics at Ambient Temperature, ASTM Standard C1161, American Society for Testing Materials, Philadelpia, PA.,1994., ASTM Standard Test Method for Steady-State Heat Flux Measurements and Thermal Transmission Properties by Means of the Guarded-Hot-Plate Apparatus, dan dijabarkan dalam spesifikasi ASTM C American Society for Testing Materials, Philadelpia, PA. De souza, M.F,dan PS Batista, 2004 Rice hull-derived silica: Application in Portland Cement and Mullite Whiskers. Holman, J. P., 1997, Perpindahan Kalor, edisi keenam, (Alih Bahasa: E, Jasjfi), Erlangga, Jakarta. ncropera, Frank P. & Dewitt, David P., 1990, Fundamentel of Heat and Mass Transfer, John Wiley & Sons. nc., New York. Kreith, F., 1976, Prinsip-prinsip Perpindahan Panas, Terjemahan A Prijono, edisi 3, Penerbit Erlangga, Jakarta. Nugroho, A. T., 2005, Kekuatan Tarik Dan Bending Papan Partikel Dari Resin Dan Sekam Padi, Tugas Akhir, Teknik Mesin, nstitut Sains Dan Teknologi Akprind Yogyakarta. William, Smith F., 2000 Principles of Materials And Engineering 3 rd Edition,Mc Graw Hill nternational Edition. 118

Pengaruh Kepadatan dan Ketebalan Terhadap Sifat Isolator Panas Papan Partikel Sekam Padi

Pengaruh Kepadatan dan Ketebalan Terhadap Sifat Isolator Panas Papan Partikel Sekam Padi Pengaruh Kepadatan dan Ketebalan Terhadap Sifat Isolator Panas Hary Wibowo, Toto Rusianto, dan Manarul Ikhsan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Sains & Teknologi KPRIND Yogakarta

Lebih terperinci

Studi Komparasi Perpindahan Kalor pada Ceiling Papan Partikel Sekam Padi dan Gypsum

Studi Komparasi Perpindahan Kalor pada Ceiling Papan Partikel Sekam Padi dan Gypsum Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 2, No.1, Novemberi 2010 47 Studi Komparasi Perpindahan Kalor pada Ceiling Papan Partikel Sekam Padi dan Gypsum Khairul Muhajir Jurusan Teknik Mesin, Institut Sains & Teknologi

Lebih terperinci

P I N D A H P A N A S PENDAHULUAN

P I N D A H P A N A S PENDAHULUAN P I N D A H P A N A S PENDAHULUAN RINI YULIANINGSIH APA ITU PINDAH PANAS? Pindah panas adalah ilmu yang mempelajari transfer energi diantara benda yang disebabkan karena perbedaan suhu Termodinamika digunakan

Lebih terperinci

steady/tunak ( 0 ) tidak dipengaruhi waktu unsteady/tidak tunak ( 0) dipengaruhi waktu

steady/tunak ( 0 ) tidak dipengaruhi waktu unsteady/tidak tunak ( 0) dipengaruhi waktu Konduksi Tunak-Tak Tunak, Persamaan Fourier, Konduktivitas Termal, Sistem Konduksi-Konveksi dan Koefisien Perpindahan Kalor Menyeluruh Marina, 006773263, Kelompok Kalor dapat berpindah dari satu tempat

Lebih terperinci

Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02

Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02 MODUL PERKULIAHAN Perpindahan Panas Secara Konduksi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Teknik Teknik Mesin 02 13029 Abstract Salah satu mekanisme perpindahan panas adalah perpindahan

Lebih terperinci

PENGANTAR PINDAH PANAS

PENGANTAR PINDAH PANAS 1 PENGANTAR PINDAH PANAS Oleh : Prof. Dr. Ir. Santosa, MP Guru Besar pada Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas Padang, September 2009 Pindah Panas Konduksi (Hantaran)

Lebih terperinci

MENENTUKAN JUMLAH KALOR YANG DIPERLUKAN PADA PROSES PENGERINGAN KACANG TANAH. Oleh S. Wahyu Nugroho Universitas Soerjo Ngawi ABSTRAK

MENENTUKAN JUMLAH KALOR YANG DIPERLUKAN PADA PROSES PENGERINGAN KACANG TANAH. Oleh S. Wahyu Nugroho Universitas Soerjo Ngawi ABSTRAK 112 MENENTUKAN JUMLAH KALOR YANG DIPERLUKAN PADA PROSES PENGERINGAN KACANG TANAH Oleh S. Wahyu Nugroho Universitas Soerjo Ngawi ABSTRAK Dalam bidang pertanian dan perkebunan selain persiapan lahan dan

Lebih terperinci

LABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012

LABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012 i KONDUKTIVITAS TERMAL LAPORAN Oleh: LESTARI ANDALURI 100308066 I LABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012 ii KONDUKTIVITAS

Lebih terperinci

SIFAT ISOLATOR PANAS PAPAN SEKAM PADI DENGAN VARIASI RESIN DAN UKURAN PARTIKEL

SIFAT ISOLATOR PANAS PAPAN SEKAM PADI DENGAN VARIASI RESIN DAN UKURAN PARTIKEL SIFAT ISOLATOR PANAS PAPAN SEKAM PADI DENGAN VARIASI RESIN DAN UKURAN PARTIKEL 1 Sri Handani, 1 Iwan Aprion, 1 Sri Mulyadi dan 2 Elvis Adril 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas 2 Politeknik Padang

Lebih terperinci

KAJI EKSPERIMENTAL ALAT UJI KONDUKTIVITAS TERMAL BAHAN

KAJI EKSPERIMENTAL ALAT UJI KONDUKTIVITAS TERMAL BAHAN KAJI EKSPERIMENTAL ALAT UJI KONDUKTIVITAS TERMAL BAHAN Afdhal Kurniawan Mainil Program Studi Teknik Mesin Universitas Bengkulu e-mail: Afdhal_km@yahoo.com Abstract Based on heat transfer properties, materials

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN.

BAB III PERANCANGAN. BAB III PERANCANGAN 3.1 Beban Pendinginan (Cooling Load) Beban pendinginan pada peralatan mesin pendingin jarang diperoleh hanya dari salah satu sumber panas. Biasanya perhitungan sumber panas berkembang

Lebih terperinci

PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA

PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA DIKTAT KULIAH PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 009 DIKTAT KULIAH PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

BAB II PENERAPAN HUKUM THERMODINAMIKA

BAB II PENERAPAN HUKUM THERMODINAMIKA BAB II PENERAPAN HUKUM THERMODINAMIKA 2.1 Konsep Dasar Thermodinamika Energi merupakan konsep dasar termodinamika dan merupakan salah satu aspek penting dalam analisa teknik. Sebagai gagasan dasar bahwa

Lebih terperinci

Analisa Performansi Kolektor Surya Pelat Bergelombang untuk Pengering Bunga Kamboja

Analisa Performansi Kolektor Surya Pelat Bergelombang untuk Pengering Bunga Kamboja Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV Analisa Performansi Kolektor Surya Pelat Bergelombang untuk Pengering Bunga Kamboja Ketut Astawa1, Nengah Suarnadwipa2, Widya Putra3 1.2,3

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS 2.1 Konsep Dasar Perpindahan Panas Perpindahan panas dapat terjadi karena adanya beda temperatur antara dua bagian benda. Panas akan mengalir dari

Lebih terperinci

PEMBUATAN ALAT UKUR KONDUKTIVITAS PANAS BAHAN PADAT UNTUK MEDIA PRAKTEK PEMBELAJARAN KEILMUAN FISIKA

PEMBUATAN ALAT UKUR KONDUKTIVITAS PANAS BAHAN PADAT UNTUK MEDIA PRAKTEK PEMBELAJARAN KEILMUAN FISIKA Edu Physic Vol. 3, Tahun 2012 PEMBUATAN ALAT UKUR KONDUKTIVITAS PANAS BAHAN PADAT UNTUK MEDIA PRAKTEK PEMBELAJARAN KEILMUAN FISIKA Vandri Ahmad Isnaini, S.Si., M.Si Program Studi Pendidikan Fisika IAIN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PSIKROMETRI Psikrometri adalah ilmu yang mengkaji mengenai sifat-sifat campuran udara dan uap air yang memiliki peranan penting dalam menentukan sistem pengkondisian udara.

Lebih terperinci

Studi Konduktivitas Panas pada Papan Partikel

Studi Konduktivitas Panas pada Papan Partikel Studi Konduktivitas Panas pada Papan Partikel Ramadlan 1, Ahmad Syuhada 2, Zahrul Fuadi 2 1) Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh Jl. Cot Tgk.Nie Reulet Aceh Utara E-mail: rizkiramadanaputra@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Konduksi Mantap 2-D. Shinta Rosalia Dewi

Konduksi Mantap 2-D. Shinta Rosalia Dewi Konduksi Mantap 2-D Shinta Rosalia Dewi SILABUS Pendahuluan (Mekanisme perpindahan panas, konduksi, konveksi, radiasi) Pengenalan Konduksi (Hukum Fourier) Pengenalan Konduksi (Resistensi ermal) Konduksi

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH ILMU MATERIAL UMUM THERMAL PROPERTIES

TUGAS MATA KULIAH ILMU MATERIAL UMUM THERMAL PROPERTIES TUGAS MATA KULIAH ILMU MATERIAL UMUM THERMAL PROPERTIES Nama Kelompok: 1. Diah Ayu Suci Kinasih (24040115130099) 2. Alfiyan Hernowo (24040115140114) Mata Kuliah Dosen Pengampu : Ilmu Material Umum : Dr.

Lebih terperinci

PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR BOLA BASAH, TEMPERATUR BOLA KERING PADA MENARA PENDINGIN

PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR BOLA BASAH, TEMPERATUR BOLA KERING PADA MENARA PENDINGIN PENGARUH KECEPATAN UDARA. PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR BOLA BASAH, TEMPERATUR BOLA KERING PADA MENARA PENDINGIN A. Walujodjati * Abstrak Penelitian menggunakan Unit Aliran Udara (duct yang

Lebih terperinci

PERCOBAAN PENENTUAN KONDUKTIVITAS TERMAL BERBAGAI LOGAM DENGAN METODE GANDENGAN

PERCOBAAN PENENTUAN KONDUKTIVITAS TERMAL BERBAGAI LOGAM DENGAN METODE GANDENGAN PERCOBAAN PENENTUAN KONDUKTIVITAS TERMA BERBAGAI OGAM DENGAN METODE GANDENGAN A. Tujuan Percobaan. Memahami konsep konduktivitas termal. 2. Menentukan nilai konduktivitas termal berbagai logam dengan metode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Dasar Perpindahan Kalor Perpindahan kalor terjadi karena adanya perbedaan suhu, kalor akan mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat suhu rendah. Perpindahan

Lebih terperinci

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT UNTUK MENENTUKAN KONDUKTIVITAS PLAT SENG, MULTIROOF DAN ASBES

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT UNTUK MENENTUKAN KONDUKTIVITAS PLAT SENG, MULTIROOF DAN ASBES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT UNTUK MENENTUKAN KONDUKTIVITAS PLAT SENG, MULTIROOF DAN ASBES Ersi Selparia *, Maksi Ginting, Riad Syech Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

UJI ISOLATOR PANAS PAPAN SEKAM DENGAN VARIASI UKURAN PARTIKEL DAN KEPADATAN

UJI ISOLATOR PANAS PAPAN SEKAM DENGAN VARIASI UKURAN PARTIKEL DAN KEPADATAN UJI ISOLATOR PANAS PAPAN SEKAM DENGAN VARIASI UKURAN PARTIKEL DAN KEPADATAN Sri Mulyadi (1), Elvis Adril (2), Iwan Apriono (1) (1) Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Andalas Padang. (2) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA COOLANT PADA RADIATOR

ANALISIS KINERJA COOLANT PADA RADIATOR ANALISIS KINERJA COOLANT PADA RADIATOR Alexander Clifford, Abrar Riza dan Steven Darmawan Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara e-mail: Alexander.clifford@hotmail.co.id Abstract:

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. ke tempat yang lain dikarenakan adanya perbedaan suhu di tempat-tempat

BAB II DASAR TEORI. ke tempat yang lain dikarenakan adanya perbedaan suhu di tempat-tempat BAB II DASAR TEORI 2.. Perpindahan Panas Perpindahan panas adalah proses berpindahnya energi dari suatu tempat ke tempat yang lain dikarenakan adanya perbedaan suhu di tempat-tempat tersebut. Perpindahan

Lebih terperinci

TOPIK: PANAS DAN HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA. 1. Berikanlah perbedaan antara temperatur, panas (kalor) dan energi dalam!

TOPIK: PANAS DAN HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA. 1. Berikanlah perbedaan antara temperatur, panas (kalor) dan energi dalam! TOPIK: PANAS DAN HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA SOAL-SOAL KONSEP: 1. Berikanlah perbedaan antara temperatur, panas (kalor) dan energi dalam! Temperatur adalah ukuran gerakan molekuler. Panas/kalor adalah

Lebih terperinci

PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL

PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL A. TUJUAN 1. Mengukur konduktivitas termal pada isolator plastisin B. ALAT DAN BAHAN Peralatan yang digunakan dalam kegiatan pengukuran dapat diperhatikan pada gambar 1.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Perpindahan panas adalah perpindahan energi yang terjadi pada benda atau material yang bersuhu tinggi ke benda atau material yang bersuhu rendah, hingga tercapainya kesetimbangan

Lebih terperinci

Pemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga

Pemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga Pemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga Wafha Fardiah 1), Joko Sampurno 1), Irfana Diah Faryuni 1), Apriansyah 1) 1) Program Studi Fisika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

PENDINGIN TERMOELEKTRIK

PENDINGIN TERMOELEKTRIK BAB II DASAR TEORI 2.1 PENDINGIN TERMOELEKTRIK Dua logam yang berbeda disambungkan dan kedua ujung logam tersebut dijaga pada temperatur yang berbeda, maka akan ada lima fenomena yang terjadi, yaitu fenomena

Lebih terperinci

Studi Eksperimental Sistem Pengering Tenaga Surya Menggunakan Tipe Greenhouse dengan Kotak Kaca

Studi Eksperimental Sistem Pengering Tenaga Surya Menggunakan Tipe Greenhouse dengan Kotak Kaca JURNAL TEKNIK POMITS Vol.,, (03) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) B-30 Studi Eksperimental Sistem Pengering Tenaga Surya Menggunakan Tipe Greenhouse dengan Kotak Kaca Indriyati Fanani Putri, Ridho Hantoro,

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI KETEBALAN ISOLATOR TERHADAP LAJU KALOR DAN PENURUNAN TEMPERATUR PADA PERMUKAAN DINDING TUNGKU BIOMASSA

PENGARUH VARIASI KETEBALAN ISOLATOR TERHADAP LAJU KALOR DAN PENURUNAN TEMPERATUR PADA PERMUKAAN DINDING TUNGKU BIOMASSA PENGARUH VARIASI KETEBALAN ISOLATOR TERHADAP LAJU KALOR DAN PENURUNAN TEMPERATUR PADA PERMUKAAN DINDING TUNGKU BIOMASSA Firmansyah Burlian, M. Indaka Khoirullah Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT PRAKTIKUM KONDUKTIVITAS TERMAL. Jl. Menoreh Tengah X/22, sampangan, semarang

PERANCANGAN ALAT PRAKTIKUM KONDUKTIVITAS TERMAL. Jl. Menoreh Tengah X/22, sampangan, semarang PERANCANGAN ALAT PRAKTIKUM KONDUKTIVITAS TERMAL Fajar Sidik Irianto 1*, M.Dzulfikar 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Jl. Menoreh Tengah X/22, sampangan, semarang

Lebih terperinci

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI II DSR TEORI 2. Termoelektrik Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 82 oleh ilmuwan Jerman, Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah rangkaian. Di antara kedua

Lebih terperinci

WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian

WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian 1.1 Tujuan Pengujian WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN a) Mempelajari formulasi dasar dari heat exchanger sederhana. b) Perhitungan keseimbangan panas pada heat exchanger. c) Pengukuran

Lebih terperinci

Pengaruh Tebal Plat Dan Jarak Antar Pipa Terhadap Performansi Kolektor Surya Plat Datar

Pengaruh Tebal Plat Dan Jarak Antar Pipa Terhadap Performansi Kolektor Surya Plat Datar Pengaruh Tebal Plat Dan Jarak Antar Pipa Terhadap Performansi Kolektor Surya Plat Datar Philip Kristanto Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin - Universitas Kristen Petra Yoe Kiem San Alumnus Fakultas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Berikut adalah diagram alir penelitian konduksi pada arah radial dari pembangkit energy berbentuk silinder. Gambar 3.1 diagram alir penelitian konduksi

Lebih terperinci

ANALISA KONDUKTIVITAS THERMAL MATERIAL KOMPOSIT SERAT AMPAS TEBU DENGAN STYROFOAM SEBAGAI MATRIKS. Hafid Al Imam, Burmawi, Kaidir*

ANALISA KONDUKTIVITAS THERMAL MATERIAL KOMPOSIT SERAT AMPAS TEBU DENGAN STYROFOAM SEBAGAI MATRIKS. Hafid Al Imam, Burmawi, Kaidir* ANALISA KONDUKTIVITAS THERMAL MATERIAL KOMPOSIT SERAT AMPAS TEBU DENGAN STYROFOAM SEBAGAI MATRIKS Hafid Al Imam, Burmawi, Kaidir* Program Studi Teknik Mesin-Fakultas Teknologi Industri-Universitas Bung

Lebih terperinci

KAJI EKSPERIMENTAL POLA PENDINGINAN IKAN DENGAN ES PADA COLD BOX. Rikhard Ufie *), Stevy Titaley **), Jaconias Nanlohy ***) Abstract

KAJI EKSPERIMENTAL POLA PENDINGINAN IKAN DENGAN ES PADA COLD BOX. Rikhard Ufie *), Stevy Titaley **), Jaconias Nanlohy ***) Abstract KAJI EKSPERIMENTAL POLA PENDINGINAN IKAN DENGAN ES PADA COLD BOX Rikhard Ufie *), Stevy Titaley **), Jaconias Nanlohy ***) Abstract The research was conducted to study the characteristic of chilling of

Lebih terperinci

Momentum, Vol. 9, No. 1, April 2013, Hal ISSN ANALISA KONDUKTIVITAS TERMAL BAJA ST-37 DAN KUNINGAN

Momentum, Vol. 9, No. 1, April 2013, Hal ISSN ANALISA KONDUKTIVITAS TERMAL BAJA ST-37 DAN KUNINGAN Momentum, Vol. 9, No. 1, April 213, Hal. 13-17 ISSN 216-7395 ANALISA KONDUKTIVITAS TERMAL BAJA ST-37 DAN KUNINGAN Sucipto, Tabah Priangkoso *, Darmanto Jurusan Teknik Mesin Fakultas TeknikUniversitas Wahid

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Wire Cut adalah Suatu mesin potong dengan cara menggunakan tembaga untuk pembakaran. Tembaga tersebut dialirkan panas untuk memotong baja sehingga. Air adalah media yang berguna sebagai

Lebih terperinci

Analisis Performa Kolektor Surya Pelat Bersirip Dengan Variasi Luasan Permukaan Sirip

Analisis Performa Kolektor Surya Pelat Bersirip Dengan Variasi Luasan Permukaan Sirip Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol. 4 No.2. Oktober 2010 (88-92) Analisis Performa Kolektor Surya Pelat Bersirip Dengan Variasi Luasan Permukaan Sirip Made Sucipta, I Made Suardamana, Ketut Astawa Jurusan

Lebih terperinci

BAB II PERPINDAHAN PANAS DALAM PENDINGINAN DAN PEMBEKUAN

BAB II PERPINDAHAN PANAS DALAM PENDINGINAN DAN PEMBEKUAN BAB II PERPINDAHAN PANAS DALAM PENDINGINAN DAN PEMBEKUAN 2.1 Pendahuluan Pendinginan dan pembekuan pada dasamya merupakan fenomena perpindahan panas. Oleh karena itu perlu dibahas kembali metode perpidahan

Lebih terperinci

MODIFIKASI SEBUAH PROTOTIPE KALORIMETER BAHAN BAKAR (BOMB CALORIMETRY) UNTUK MENINGKATKAN AKURASI PENGUKURAN NILAI KALOR BAHAN BAKAR CAIR

MODIFIKASI SEBUAH PROTOTIPE KALORIMETER BAHAN BAKAR (BOMB CALORIMETRY) UNTUK MENINGKATKAN AKURASI PENGUKURAN NILAI KALOR BAHAN BAKAR CAIR MODIFIKASI SEBUAH PROTOTIPE KALORIMETER BAHAN BAKAR (BOMB CALORIMETRY) UNTUK MENINGKATKAN AKURASI PENGUKURAN NILAI KALOR BAHAN BAKAR CAIR Bambang Herlambang, Djuhana Program Studi Teknik Mesin, Fak. Teknik,

Lebih terperinci

Pengaruh Tebal Isolasi Termal Terhadap Efektivitas Plate Heat Exchanger

Pengaruh Tebal Isolasi Termal Terhadap Efektivitas Plate Heat Exchanger Pengaruh Tebal Isolasi Thermal Terhadap Efektivitas Plate Heat Exchanger (Ekadewi Anggraini Handoyo Pengaruh Tebal Isolasi Termal Terhadap Efektivitas Plate Heat Exchanger Ekadewi Anggraini Handoyo Dosen

Lebih terperinci

SIFAT SIFAT TERMIS. Pendahuluan 4/23/2013. Sifat Fisik Bahan Pangan. Unit Surface Conductance (h) Latent heat (panas laten) h =

SIFAT SIFAT TERMIS. Pendahuluan 4/23/2013. Sifat Fisik Bahan Pangan. Unit Surface Conductance (h) Latent heat (panas laten) h = /3/3 Pendahuluan SIFAT SIFAT TERMIS Aplikasi panas sering digunakan dalam proses pengolahan bahan hasil pertanian. Untuk dapat menganalisis proses-proses tersebut secara akurat maka diperlukan informasi

Lebih terperinci

Soal Suhu dan Kalor. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!

Soal Suhu dan Kalor. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! Soal Suhu dan Kalor Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1.1 termometer air panas Sebuah gelas yang berisi air panas kemudian dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air dingin. Pada

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian serta di dalam rumah tanaman yang berada di laboratorium Lapangan Leuwikopo,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.4 Umum 3.5 Alat dan Bahan 3.6 Proses pembuatan sampel 3.6.1 Tahap persiapan material 3.6.2 Tahap pencetakan dan pembakaran 3.6.3 Tahap pengujian Bab ini akan menjelaskan

Lebih terperinci

PENENTUAN KUALITAS BATU BATA MERAH BERDASARKAN KONDUKTIVITAS TERMAL

PENENTUAN KUALITAS BATU BATA MERAH BERDASARKAN KONDUKTIVITAS TERMAL PENENTUAN KUALITAS BATU BATA MERAH BERDASARKAN KONDUKTIVITAS TERMAL Rika Utari 1, Sugianto 2, Erman Taer 3 1 Mahasiswa Program Studi S1 Fisika 2 Bidang Fisika Lingkungan Jurusan Fisika 3 Bidang Fisika

Lebih terperinci

Karakteristik Perpindahan Panas dan Pressure Drop pada Alat Penukar Kalor tipe Pipa Ganda dengan aliran searah

Karakteristik Perpindahan Panas dan Pressure Drop pada Alat Penukar Kalor tipe Pipa Ganda dengan aliran searah Karakteristik Perpindahan Panas dan Pressure Drop pada Alat Penukar Kalor tipe Pipa Ganda dengan aliran searah Mustaza Ma a 1) Ary Bachtiar Krishna Putra 2) 1) Mahasiswa Program Pasca Sarjana Teknik Mesin

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Mei 2013 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Mei 2013 di 25 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Mei 2013 di Laboratorium Fisika Material FMIPA Universitas Lampung. Karakterisasi sampel

Lebih terperinci

STUDI HEAT LOSSES PADA ISOBARIC ZONE REAKTOR HYL III DIRECT REDUCTION PLANT PT. KRAKATAU STEEL

STUDI HEAT LOSSES PADA ISOBARIC ZONE REAKTOR HYL III DIRECT REDUCTION PLANT PT. KRAKATAU STEEL STUDI HEAT LOSSES PADA ISOBARIC ZONE REAKTOR HYL III DIRECT REDUCTION PLANT PT. KRAKATAU STEEL Nur Aklis Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl.A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura nur_aklis@ums.ac.id

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PAPAN PARTIKEL SEKAM PADI VARIASI CAMPURAN DEDAK (SEKAM PADI GILING) DAN RASIO KOMPAKSI

KARAKTERISTIK PAPAN PARTIKEL SEKAM PADI VARIASI CAMPURAN DEDAK (SEKAM PADI GILING) DAN RASIO KOMPAKSI ISSN Cetak : 2541-2361 ISSN Online : 2541-358 KARAKTERISTIK PAPAN PARTIKEL SEKAM PADI VARIASI CAMPURAN DEDAK (SEKAM PADI GILING) DAN RASIO KOMPAKSI Mohammad Nurhilal Program Studi Teknik Mesin, Politeknik

Lebih terperinci

PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE

PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE Harini Program Studi Teknik Mesin Universitas 17 agustus 1945 Jakarta yos.nofendri@uta45jakarta.ac.id

Lebih terperinci

SISTEM DISTILASI AIR LAUT TENAGA SURYA MENGGUNAKAN KOLEKTOR PLAT DATAR DENGAN TIPE KACA PENUTUP MIRING

SISTEM DISTILASI AIR LAUT TENAGA SURYA MENGGUNAKAN KOLEKTOR PLAT DATAR DENGAN TIPE KACA PENUTUP MIRING SISTEM DISTILASI AIR LAUT TENAGA SURYA MENGGUNAKAN KOLEKTOR PLAT DATAR DENGAN TIPE KACA PENUTUP MIRING Mulyanef 1, Marsal 2, Rizky Arman 3 dan K. Sopian 4 1,2,3 Jurusan Teknik Mesin Universitas Bung Hatta,

Lebih terperinci

Analisa Performa Kolektor Surya Pelat Datar Bersirip dengan Aliran di Atas Pelat Penyerap

Analisa Performa Kolektor Surya Pelat Datar Bersirip dengan Aliran di Atas Pelat Penyerap Jurnal Ilmiah Teknik Mesin CakraM Vol. 4 No.1. April 2010 (7-15) Analisa Performa Kolektor Surya Pelat Datar Bersirip dengan Aliran di Atas Pelat Penyerap I Gst.Ketut Sukadana, Made Sucipta & I Made Dhanu

Lebih terperinci

Sujawi Sholeh Sadiawan, Nova Risdiyanto Ismail, Agus suyatno, (2013), PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 44-48

Sujawi Sholeh Sadiawan, Nova Risdiyanto Ismail, Agus suyatno, (2013), PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 44-48 PENGARUH SIRIP CINCIN INNER TUBE TERHADAP KINERJA PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER Sujawi Sholeh Sadiawan 1), Nova Risdiyanto Ismail 2), Agus suyatno 3) ABSTRAK Bagian terpenting dari Heat excanger

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA ALAT PENUKAR KALOR JENIS PIPA GANDA

ANALISA KINERJA ALAT PENUKAR KALOR JENIS PIPA GANDA ANALISA KINERJA ALAT PENUKAR KALOR JENIS PIPA GANDA Oleh Audri Deacy Cappenberg Program Studi Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta ABSTRAK Pengujian Alat Penukar Panas Jenis Pipa Ganda Dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. parafin dengan serbuk logam sebagai heat storage materials penulis dapat

BAB V KESIMPULAN. parafin dengan serbuk logam sebagai heat storage materials penulis dapat 80 BAB V KESIMPULAN Dari uraian-uraian dan analisa pada bab-bab sebelumnya untuk eksperimen penyimpan kalor dengan menggunakan parafin dan variasi campuran parafin dengan logam sebagai heat storage materials

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah dan Pengenalan Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 1821 oleh seorang ilmuwan Jerman, Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah

Lebih terperinci

PERANCANGAN TANGKI PEMANAS AIR TENAGA SURYA KAPASITAS 60 LITER DAN INSULASI TERMALNYA

PERANCANGAN TANGKI PEMANAS AIR TENAGA SURYA KAPASITAS 60 LITER DAN INSULASI TERMALNYA PERANCANGAN TANGKI PEMANAS AIR TENAGA SURYA KAPASITAS 60 LITER DAN INSULASI TERMALNYA Rasyid Atmodigdo 1, Muhammad Nadjib 2, TitoHadji Agung Santoso 3 Program Studi S-1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN B. Tahapan Proses Pembuatan Papan Serat 1. Pembuatan Matras a. Pemotongan serat Serat kenaf memiliki ukuran panjang rata-rata 40-60 cm (Gambar 18), untuk mempermudah proses pembuatan

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. analitik dengan metode variabel terpisah. Selanjutnya penyelesaian analitik dari

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. analitik dengan metode variabel terpisah. Selanjutnya penyelesaian analitik dari BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas penurunan model persamaan panas dimensi satu. Setelah itu akan ditentukan penyelesaian persamaan panas dimensi satu secara analitik dengan metode

Lebih terperinci

Latar Belakang Kualitas ikan buruk pada saat sampai di tempat pelelangan, sehingga harga jual rendah, Kapal-kapal kecil yang di operasikan oleh nelaya

Latar Belakang Kualitas ikan buruk pada saat sampai di tempat pelelangan, sehingga harga jual rendah, Kapal-kapal kecil yang di operasikan oleh nelaya Latar Belakang Kualitas ikan buruk pada saat sampai di tempat pelelangan, sehingga harga jual rendah, Kapal-kapal kecil yang di operasikan oleh nelayan umumnya didalam cooler box nya disimpan es, Untuk

Lebih terperinci

PENGARUH BAHAN INSULASI TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA TANGKI PENYIMPANAN AIR UNTUK SISTEM PEMANAS AIR BERBASIS SURYA

PENGARUH BAHAN INSULASI TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA TANGKI PENYIMPANAN AIR UNTUK SISTEM PEMANAS AIR BERBASIS SURYA ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3845 PENGARUH BAHAN INSULASI TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA TANGKI PENYIMPANAN AIR UNTUK SISTEM PEMANAS AIR BERBASIS SURYA

Lebih terperinci

HEAT TRANSFER METODE PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL

HEAT TRANSFER METODE PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL HEAT TRANSFER METODE PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL KELOMPOK II BRIGITA O.Y.W. 125100601111030 SOFYAN K. 125100601111029 RAVENDIE. 125100600111006 JATMIKO E.W. 125100601111006 RIYADHUL B 125100600111004

Lebih terperinci

DINDING BETON BUSA SEBAGAI ISOLATOR TERMAL UNTUK EFISIENSI ENERGI BANGUNAN. Abdul Munir 1

DINDING BETON BUSA SEBAGAI ISOLATOR TERMAL UNTUK EFISIENSI ENERGI BANGUNAN. Abdul Munir 1 DINDING BETON BUSA SEBAGAI ISOLATOR TERMAL UNTUK EFISIENSI ENERGI BANGUNAN Abdul Munir 1 1 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Email: munirsyadi@unsyiah.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Perpindahan Kalor Perpindahan panas adalah ilmu untuk memprediksi perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan suhu diantara benda atau material. Perpindahan

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK ANTAR PIPA PADA KOLEKTOR TERHADAP PANAS YANG DIHASILKAN SOLAR WATER HEATER (SWH)

PENGARUH JARAK ANTAR PIPA PADA KOLEKTOR TERHADAP PANAS YANG DIHASILKAN SOLAR WATER HEATER (SWH) TURBO Vol. 6 No. 1. 2017 p-issn: 2301-6663, e-issn: 2477-250X Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo PENGARUH JARAK ANTAR PIPA PADA KOLEKTOR TERHADAP

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PENGERINGAN IKAN DENGAN SISTEM TRAY DRYING

PENINGKATAN KUALITAS PENGERINGAN IKAN DENGAN SISTEM TRAY DRYING PENINGKATAN KUALITAS PENGERINGAN IKAN DENGAN SISTEM TRAY DRYING Bambang Setyoko, Seno Darmanto, Rahmat Program Studi Diploma III Teknik Mesin Fakultas Teknik UNDIP Jl. Prof H. Sudharto, SH, Tembalang,

Lebih terperinci

PERPINDAHAN KALOR J.P. HOLMAN. BAB I PENDAHULUAN Perpindahan kalor merupakan ilmu yang berguna untuk memprediksi laju perpindahan

PERPINDAHAN KALOR J.P. HOLMAN. BAB I PENDAHULUAN Perpindahan kalor merupakan ilmu yang berguna untuk memprediksi laju perpindahan Nama : Ahmad Sulaiman NIM : 5202414055 Rombel :2 PERPINDAHAN KALOR J.P. HOLMAN BAB I PENDAHULUAN Perpindahan kalor merupakan ilmu yang berguna untuk memprediksi laju perpindahan energi yang berpindah antar

Lebih terperinci

Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: ABSTRAK

Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: ABSTRAK PENGARUH VARIASI UKURAN PANJANG SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BATAKO The effect of the addition of coconut fiberto compressive strength and flexural strength on brick. Sitti Hajrah

Lebih terperinci

PENGARUH PERBANDINGAN TANPA SIRIP DENGAN SIRIP LURUS DENGAN ALIRAN AIR BERLAWANAN TERHADAP EFISIENSI PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER ABSTRAK

PENGARUH PERBANDINGAN TANPA SIRIP DENGAN SIRIP LURUS DENGAN ALIRAN AIR BERLAWANAN TERHADAP EFISIENSI PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER ABSTRAK PENGARUH PERBANDINGAN TANPA SIRIP DENGAN SIRIP LURUS DENGAN ALIRAN AIR BERLAWANAN TERHADAP EFISIENSI PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER Bayu Anggoro 1, Nova R. Ismail 2, Agus Suyatno 3 ABSTRAK Bagian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokompsit Departemen Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan, Laboratorium Kekuatan Bahan dan Laboratorium

Lebih terperinci

Gambar 2. Profil suhu dan radiasi pada percobaan 1

Gambar 2. Profil suhu dan radiasi pada percobaan 1 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Penggunaan Kolektor Terhadap Suhu Ruang Pengering Energi surya untuk proses pengeringan didasarkan atas curahan iradisai yang diterima rumah kaca dari matahari. Iradiasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN I. Tes Hasil Belajar Observasi Awal

LAMPIRAN I. Tes Hasil Belajar Observasi Awal 64 LAMPIRAN I Tes Hasil Belajar Observasi Awal 65 LAMPIRAN II Hasil Observasi Keaktifan Awal 66 LAMPIRAN III Satuan Pembelajaran Satuan pendidikan : SMA Mata pelajaran : Fisika Pokok bahasan : Kalor Kelas/Semester

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan tentang aplikasi sistem pengabutan air di iklim kering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan tentang aplikasi sistem pengabutan air di iklim kering 15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Tinjauan tentang aplikasi sistem pengabutan air di iklim kering Sebuah penelitian dilakukan oleh Pearlmutter dkk (1996) untuk mengembangkan model

Lebih terperinci

Konduksi Mantap Satu Dimensi (lanjutan) Shinta Rosalia Dewi

Konduksi Mantap Satu Dimensi (lanjutan) Shinta Rosalia Dewi Konduksi Mantap Satu Dimensi (lanjutan) Shinta Rosalia Dewi SILABUS Pendahuluan (Mekanisme perpindahan panas, konduksi, konveksi, radiasi) Pengenalan Konduksi (Hukum Fourier) Pengenalan Konduksi (Resistensi

Lebih terperinci

Kata kunci : pemanasan global, bahan dan warna atap, insulasi atap, plafon ruangan, kenyamanan

Kata kunci : pemanasan global, bahan dan warna atap, insulasi atap, plafon ruangan, kenyamanan Variasi bahan dan warna atap bangunan untuk Menurunkan Temperatur Ruangan akibat Pemanasan Global Nasrul Ilminnafik 1, a *, Digdo L.S. 2,b, Hary Sutjahjono 3,c, Ade Ansyori M.M. 4,d dan Erfani M 5,e 1,2,3,4,5

Lebih terperinci

Alat Peraga Pembelajaran Laju Hantaran Kalor

Alat Peraga Pembelajaran Laju Hantaran Kalor Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke-6 2015 270 Alat Peraga Pembelajaran Laju Hantaran Kalor Konduksi Intan Nurul Rokhimi 1, Pujayanto 2 Program Studi Pendidikan Fisika PMIPA

Lebih terperinci

STUDI BAHAN ISOLATOR BERBAHAN DASAR LIMBAH BATUBARA BOTTOM ASH

STUDI BAHAN ISOLATOR BERBAHAN DASAR LIMBAH BATUBARA BOTTOM ASH STUDI BAHAN ISOLATOR BERBAHAN DASAR LIMBAH BATUBARA BOTTOM ASH La Ode Ahmad Barata Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo, Kendari E-mail: ahmadbarata@gmail.com Abstrak Tujuan

Lebih terperinci

PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI MINYAK CENGKEH PADA SISTEM PENYULINGAN KONVENSIONAL

PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI MINYAK CENGKEH PADA SISTEM PENYULINGAN KONVENSIONAL PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI MINYAK CENGKEH PADA SISTEM PENYULINGAN KONVENSIONAL Budi Santoso * Abstract : In industrial clove oil destilation, heat is the main energy which needed for destilation process

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin pendingin atau kondensor adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari dalam ruangan ke luar ruangan. Adapun sistem mesin pendingin yang

Lebih terperinci

VERIFIKASI ULANG ALAT PENUKAR KALOR KAPASITAS 1 kw DENGAN PROGRAM SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER DESIGN

VERIFIKASI ULANG ALAT PENUKAR KALOR KAPASITAS 1 kw DENGAN PROGRAM SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER DESIGN VERIFIKASI ULANG ALAT PENUKAR KALOR KAPASITAS 1 kw DENGAN PROGRAM SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER DESIGN Harto Tanujaya, Suroso dan Edwin Slamet Gunadarma Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. i ii iii iv v vi

DAFTAR ISI. i ii iii iv v vi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN PERSEMBAHAN INTISARI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN i ii iii iv v vi viii x xii

Lebih terperinci

Pengaruh Jarak Kaca Ke Plat Terhadap Panas Yang Diterima Suatu Kolektor Surya Plat Datar

Pengaruh Jarak Kaca Ke Plat Terhadap Panas Yang Diterima Suatu Kolektor Surya Plat Datar JURNA TEKNIK MESIN Vol. 3, No. 2, Oktober 2001: 52 56 Pengaruh Jarak Kaca Ke Plat Terhadap Panas Yang Diterima Suatu Kolektor Surya Plat Datar Ekadewi Anggraini Handoyo Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KECEPATAN UDARA (V) TERHADAP KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA PELAT DATAR. Rikhardus Ufie * Abstract

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KECEPATAN UDARA (V) TERHADAP KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA PELAT DATAR. Rikhardus Ufie * Abstract STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KECEPATAN UDARA (V) TERHADAP KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA PELAT DATAR Rikhardus Ufie * Abstract Effect of air velocity on heat transfer characteristics of

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH KARAKTERISTIK KOMPOSIT SERBUK KAYU JATI DENGAN FRAKSI VOLUME 25%, 30%, 35% TERHADAP UJI BENDING, UJI TARIK DAN DAYA SERAP BUNYI UNTUK DINDING PEREDAM SUARA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU TERHADAP PERPINDAHAN PANAS PADA MATERIAL YANG BERBEDA. Idawati Supu, Baso Usman, Selviani Basri, Sunarmi

PENGARUH SUHU TERHADAP PERPINDAHAN PANAS PADA MATERIAL YANG BERBEDA. Idawati Supu, Baso Usman, Selviani Basri, Sunarmi Jurnal Dinamika, April 2016, halaman 62-73 ISSN 2087-7889 Vol. 07. No. 1 PENGARUH SUHU TERHADAP PERPINDAHAN PANAS PADA MATERIAL YANG BERBEDA Idawati Supu, Baso Usman, Selviani Basri, Sunarmi Pogram Studi

Lebih terperinci

ANALISA ISOLATOR PIPA BOILER UNTUK MEMINIMALISIR HEAT LOSS SALURAN PERMUKAAN PIPA UAP PADA BOILER PABRIK KRUPUK YARKASIH

ANALISA ISOLATOR PIPA BOILER UNTUK MEMINIMALISIR HEAT LOSS SALURAN PERMUKAAN PIPA UAP PADA BOILER PABRIK KRUPUK YARKASIH ANALISA ISOLATOR PIPA BOILER UNTUK MEMINIMALISIR HEAT LOSS SALURAN PERMUKAAN PIPA UAP PADA BOILER PABRIK KRUPUK YARKASIH Fashfahish Shafhal Jamil 1*, Qomaruddin 1, Hera Setiawan 2 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh batako beton ringan sekam

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh batako beton ringan sekam 43 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh batako beton ringan sekam padi terhadap kekuatan komposit beton ringan tersebut dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1. Hot Water Heater Pemanasan bahan bakar dibagi menjadi dua cara, pemanasan yang di ambil dari Sistem pendinginan mesin yaitu radiator, panasnya di ambil dari saluran

Lebih terperinci

KINERJA PIPA KALOR DENGAN STRUKTUR SUMBU FIBER CARBON dan STAINLESS STEEL MESH 100 dengan FLUIDA KERJA AIR

KINERJA PIPA KALOR DENGAN STRUKTUR SUMBU FIBER CARBON dan STAINLESS STEEL MESH 100 dengan FLUIDA KERJA AIR KINERJA PIPA KALOR DENGAN STRUKTUR SUMBU FIBER CARBON dan STAINLESS STEEL MESH 100 dengan FLUIDA KERJA AIR I Wayan Sugita Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta e-mail

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-91

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-91 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (214) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) B-91 Studi Eksperimen Pengaruh Variasi Kecepatan Udara Terhadap Performa Heat Exchanger Jenis Compact Heat Exchanger (Radiator)

Lebih terperinci

Satuan Operasi dan Proses TIP FTP UB

Satuan Operasi dan Proses TIP FTP UB Satuan Operasi dan Proses TIP FTP UB Pasteurisasi susu, jus, dan lain sebagainya. Pendinginan buah dan sayuran Pembekuan daging Sterilisasi pada makanan kaleng Evaporasi Destilasi Pengeringan Dan lain

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaman Judul i Pengesahan ii Persetujuan iii ABSTRAK iv ABSTRACT v KATA PENGANTAR vi DAFTAR ISI viii DAFTAR TABEL xi DAFTAR GAMBAR xiii DAFTAR LAMPIRAN xv DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN xvi BAB

Lebih terperinci

PERMASALAHAN. Cara kerja evaporator mesin pendingin absorpsi difusi amonia-air

PERMASALAHAN. Cara kerja evaporator mesin pendingin absorpsi difusi amonia-air LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Cara kerja evaporator mesin pendingin absorpsi difusi amonia-air Pengaruh inputan daya heater beban pada kapasitas pendinginan, koefisien konveksi, dan laju alir massa refrigeran.

Lebih terperinci