Arah Pengembangan Strategis: PENGUATAN INOVASI NASIONAL DALAM UPAYA MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN DAN DAYA SAING BANGSA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Arah Pengembangan Strategis: PENGUATAN INOVASI NASIONAL DALAM UPAYA MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN DAN DAYA SAING BANGSA"

Transkripsi

1 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA Arah Pengembangan Strategis: PENGUATAN INOVASI NASIONAL DALAM UPAYA MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN DAN DAYA SAING BANGSA Disampaikan dalam Rapat Kerja Nasional IPTEK Tahun 2016 Dr. Ir. Jumain Appe, M.Si Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti Jakarta, 01 Februari

2 1 2 3 PENDAHULUAN PERAN IPTEK-DIKTI DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL DAYA SAING DAN INOVASI 4 STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN INOVASI 5 Rekomendasi Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti 31/01/

3 1 PENDAHULUAN 3 3

4 Isu-Isu Strategis Globalisasi : merupakan produk perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan daya inovasi, yang semakin mengecilkan arti tapal batas politik dan geografi, serta ekonomi sebagai penggerak utama era saat ini. Middle Income Trap : a situation whereby a middle income trap country is falling to transition to a high-income economy due to rising costs and declining competitiveness. Bonus Demografi : Rasio ketergantungan dari usia non produktif terhadap usia produktif berada pada titik rendah. Green Growth : growth balanced with environmental protection; quality oriented, low-carbon, energy efficient growth with a focus on creating value through clean technology and innovation in market for environmental goods and services. 4 4

5 Perkembangan Lingkungan Strategis Masyarakat Ekonomi Asean Trans-Pacific-Partnership Pergeseran ekonomi global; East Asian Economies and the Chinese Engine. Perkembangan teknologi dan inovasi yang sangat cepat; information and communication technology, aerospace, nano-technology, advance material. 5 5

6 2 PERAN IPTEK-DIKTI DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL 6 6

7 Arahan RPJPN Visi: INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR MISI: 1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila. 2. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing. 3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum. 4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu. 5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan 6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari 7 7

8 RPJMN Tahun Menata kembali NKRI, membangun Indonesia yg aman dan damai, yg adil dan demokratis dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik Arah Pembangunan Nasional Jangka Panjang Penciptaan nilai tambah berbasis keunggulan kompetitif (SDA + SDM + IPTEK) RPJMN Tahun Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan iptek, memperkuat daya saing perekonomian RPJMN Tahun Memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan iptek VISI Pembangunan 2025 RPJMN Tahun Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di segala bidang dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif 8 8

9 9 (Sembilan) Agenda Prioritas Pembangunan (Nawa Cita) 1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara; 2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya; 3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan; 4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya; 5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia; 6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional; 7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi domestik; 8. Melakukan revolusi karakter bangsa; 9. Memperteguh ke-bhinneka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. 9 9

10 Arah Kebijakan Nasional VISI-MISI PRESIDEN RI Nawa Cita ke-6: Membangun sejumlah Science dan Techno Park di daerah-daerah, politeknik dan SMK-SMK dengan prasana dan sarana dengan teknologi terkini Membangun sejumlah science and techno park di daerah, kawasan politeknik dan SMK-SMK dengan Sarpras teknologi terkini Mewujudkan penguatan teknologi melalui kebijakan penciptaan sistem inovasi nasional Memprioritaskan pembiayaan penelitian yang menunjang iptek

11 Arah Kebijakan Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK (P3-IPTEK) 1. Peningkatan daya saing sektor produksi Penyelenggaraan Litbang (Riset), Layanan Perekayasaan dan Teknologi, Layanan Infrastruktur Mutu, Layanan Pengawasan Tenaga Nuklir, Penguatan kerjasama Swasta- Pemerintah-Perguruan Tinggi 2. Peningkatan dukungan iptek bagi keberlanjutan dan pemanfaatan sumber daya alam Sumber Daya Hayati (Bioresources), Sumberdaya Nirhayati, Penginderaan Jauh, Mitigasi Perubahan Iklim 3. Pembangunan masyarakat Indonesia menuju kehidupan global yang maju dan modern menyelenggarakan riset sosial dan kemanusiaan 4. Peningkatan dukungan bagi riset dan pengembangan dasar (1) peningkatan kualitas dan kuantitas SDM iptek; (2) Pembangunan sarpras Iptek - revitalisasi Puspiptek, (3) Pembangun repository dan diseminasi informasi iptek; serta (4) Peningkatan jaringan iptek melalui konsorsium riset. 5. Pengembangan Taman Tekno dan Taman Sains Pembangunan Taman Sains dan Teknologi Nasional (National S&T Park) Pembangunan Taman Sains Provinsi Pembangunan Taman Tekno Kabupaten/Kota RPJMN

12 Arah Kebijakan Kemenristek Dikti Arah: 1. Meningkatkan tenaga terdidik dan terampil berpendidikan tinggi. 2. Meningkatkan kualitas pendidikan tinggi dan lembaga litbang. 3. Meningkatkan sumber daya litbang dan pendidikan tinggi yang berkualitas. 4. Meningkatkan produktivitas penelitian dan pengembangan. 5. Meningkatkan inovasi bangsa. Fokus bidang utama : 1. Pangan, 2. Energi, 3. Teknologi dan Manajemen Transportasi, 4. Teknologi Infomasi dan Komunikasi, 5. Teknologi Pertahanan dan Keamanan, 6. Teknologi Kesehatan dan Obat, dan 7. Material Maju

13 RIPTEK dalam Sistem Pembangunan Nasional 13 13

14 Kerangka Logis Rencana Strategis Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi LEMBAGA YANG BERKUALITAS INOVASI PENELITIAN DAN PENEMBANGAN DAYA SAING SUMBERDAYA BERKUALITAS TENAGA KERJA TERAMPIL DIKTI Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti 31/01/

15 Struktur Organisasi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 1. Bidang Akademik; 2. Bidang Infrastruktur 3. Bidang Relevansi dan Produktivitas STAF AHLI MENTERI RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI Referensi : Peraturan Menteri Ristek Dikti No. 15/2015 Inspektorat Jenderal Sekretariat Jenderal Inspektorat I Inspektorat II Inspektorat III Sekretariat Inspektorat Jenderal Biro Perencanaan Biro SDM Biro Keuangan dan Umum Biro Hukum dan Organisasi Biro Kerjasama dan Komunikasi Publik Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Sekretariat Direktorat Jenderal Sekretariat Direktorat Jenderal Sekretariat Direktorat Jenderal Sekretariat Direktorat Jenderal Sekretariat Direktorat Jenderal Direktorat Pembelajaran Direktorat Lembaga Penelitian dan Pengembangan Direktorat Karier dan Kompetensi SDM Direktorat Sistem Riset dan Pengembangan Direktorat Sistem Inovasi Direktorat Kemahasiswaan Direktorat Kawasan Sains dan Teknologi dan Lembaga Penunjang Lainnya Direktorat Kualifikasi SDM Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Inovasi Industri Direktorat Penjaminan Mutu Direktorat Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi Direktorat Sarana dan Prasarana Direktorat Pengembangan Teknologi Industri Direktorat Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi Direktorat Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi Direktorat Pengelolaan Kekayaan Intelektual Kelompok Jabatan Fungsional Pusat Data dan Informasi Pusat Penelitian Iptek Pusat Pendidikan Direktorat 31/01/2016 Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Iptek Dikti Ristek dan Dikti dan Pelatihan PT LLPT/ LBM Kopertis EIJKMAN PP Iptek

16 Pendekatan Kesisteman Pengorganisasian Penguatan Inovasi Nasional Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Sekretariat Direktorat Jenderal Direktorat Sistem Inovasi Direktorat Inovasi Industri Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi Sistem Inovasi Inovasi Industri Dukungan Manajemen Penciptaan Nilai Tambah dan produktifitas Ekonomi, Publik dan Akademik untuk peningkatan daya saing bangsa Direktorat Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi Penguatan Inovasi Nasional dikelola secara holistik dan integratif sebagai sebuah sistem yang beroperasi berdasarkan roadmap pengembangan yang terarah secara fokus, konsisten serta berkelanjutan untuk mendukung penciptaan nilai tambah menuju penguatan daya saing dan kemandirian bangsa

17 DAYA 3 SAING DAYA SAING DAN INOVASI 17 17

18 DEFINISI DAYA SAING Daya saing adalah kesatuan/keterpaduan antar lembaga, kebijakan, dan faktor faktor yang menentukan tingkat produktivitas dari suatu negara Sedangkan tingkat produktivitas adalah tingkat kesejahteraan yang dapat dicapai dalam ekonomi. Tingkat Produktivitas juga menentukan tingkat pengembalian investasi dalam suatu ekonomi yang selanjutnya merupakan penggerak utama tingkat pertumbuhan

19 GLOBAL COMPETITIVE INDEX INDONESIA Rank at 37 of 140 Countries 1st pillar: Institutions 4.1 2nd pillar: Infrastructure 4.2 3rd pillar: Macroeconomic environment 5.5 4th pillar: Health and primary education 5.6 5th pillar: Higher education and training 4.5 6th pillar: Goods market efficiency 4.4 7th pillar: Labor market efficiency 3.7 8th pillar: Financial market development 4.2 9th pillar: Technological readiness th pillar: Market size th pillar: Business sophistication th pillar: Innovation

20 INDONESIA AND SELECTED ASEAN COUNTRIES 9th Pilar: Technology Readi Avail. of the Latest Techn. Firm Level Techn. Adoption FDI Technology Transfer Rank Country Value Rank Country Value Rank Country Value Rank Country Value 47 Malaysia Malaysia Malaysia Malaysia Thailand Indonesia Philippines Thailand Philippines Thailand Indonesia Philippines Indonesia Philippines Thailand Indonesia th Pilar: Business Sophist Local Supplier Quality Value Chain Breadth State of Cluster Rank Country Value Rank Country Value Rank Country Value Rank Country Value 13 Malaysia Malaysia Malaysia Malaysia Thailand Thailand Indonesia Indonesia Indonesia Philippines Thailand Thailand Philippines Indonesia Philippines Philippines 4 12th Pilar: Innovation Quality of R&D Inst University Industri Collaboration Patent Application Per Million Pop Rank Country Value Rank Country Value Rank Country Value Rank Country Value 20 Malaysia Malaysia Malaysia Malaysia Indonesia Indonesia Indonesia Thailand Philippines Thailand 4 45 Thailand 4 85 Philippines Thailand Philippines Philippines Indonesia

21 Pilar: Technological Readiness dan Innovation Indicators Score Ranking Indicators Score 9th pillar: Technological readiness Rankin g th pillar: Innovation Availability of latest technologies Capacity for innovation Firm-level technology absorption Quality of scientific research institutions FDI and technology transfer Company spending on R&D University-industry collaboration in R&D Gov t procurement of advanced tech products Availability of scientists and engineers PCT patents, applications/million pop.*

22 DEFINISI INOVASI DAN SISTEM INOVASI DEFINISI INOVASI Everett M. Rogers (1983), Mendefinisikan bahwa inovasi adalah suatu ide, gagasan, praktek atau objek/benda yang disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi. Stephen Robbins (1994), Mendefinisikan, inovasi sebagai suatu gagasan baru yang diterapkan untuk memprakarsai atau memperbaiki suatu produk atau proses dan jasa

23 DEFINISI INOVASI DAN SISTEM INOVASI Schumpeter (1947), Inovasi merupakan suatu sumber dari perubahan ekonomi sedangkan inovasi teknologi merupakan suatu sumber dari siklus bisnis. Oleh karena itu, inovasi merupakan fenomena yang terjadi pada satu atau lebih dari lima hal di bawah ini : Pengenalan Produk Baru Pengenalan Metode Produksi Baru Penetrasi Pasar yang Baru Menemukan Sumber Baru Suplai Bahan Baku atau Produk Antara Implementasi Bentuk Baru Organisasi 23 23

24 Definisi Sistem Inovasi Nasional.jaringan lembaga di sektor publik dan swasta yang interaksinya memprakarsai, mengimpor (mendatangkan), memodifikasi dan mendifusikan teknologi-teknologi baru. (Freeman, 1987)..elemen dan hubungan-hubungan yang berinteraksi dalam menghasilkan, mendifusikan dan menggunakan pengetahuan yang baru dan bermanfaat secara ekonomi.... suatu sistem nasional yang mencakup elemen-elemen dan hubungan-hubungan bertem-pat atau berakar di dalam suatu batas negara. (Lundvall, 1992) :..sehimpunan aktor yang secara bersama memainkan peran penting dalam mempengaruhi kinerja inovatif (Nelson dan Rosenberg, 1993), sistem inovasi merupakan suatu sistem dari lembaga-lembaga yang saling berkaitan untuk menciptakan, menyimpan, dan mengalihkan pengetahuan, keterampilan dan artifacts yang menentukan teknologi baru. (Metcalfe, 1995). himpunan lembaga-lembaga pasar dan non-pasar di suatu negara yang mempengaruhi arah dan kecepatan inovasi dan difusi teknologi. (OECD, 1999) Adanya jejaring interaksi di antara berbagai komponen dalam sistem kegiatan inti dari jejaring adalah proses inovasi dan pembelajaran (Edquist, 1996) Sumber: OECD (1997) Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 31/01/2016 Kementerian Ristek dan Dikti 24 24

25 KERANGKA SISTEM INOVASI NASIONAL PENGIKAT (Kebijakan Nasional) Potensi Nasional (Litbang, SDA, SDM dll) Inovasi Menjadi pendorong kekuatan ekonomi nasional. KESAMAAN LANGKAH (INSENTIF) academia Industri Masyarakat BUMD/BUMN Investor TRIGGER (INSENTIF) PT LPNK Lemlit KEUANGAN, BAPENAS SEKTOR RISTEKDIKTI Perindustrian dll 25 25

26 KESENJANGAN INDUSTRI, PEMERINTAH, AKADEMISI (ABG) LITBANG PEMERINTAH & PERGURUAN TINGGI o Misi dan kultur lembaga litbang o Profesionalisme pelayanan jasa teknologi o Penelitian tidak sesuai kebutuhan industri. o Ketidak jelasan kebijakan pemilikan HKI/lisensi o Rendahnya Anggaran Litbang PEMERINTAH o Rendahnya koherensi kebijakan antarsektor o Political Wiil - rendahnya pemihakan pemerintah terhadap pendayagunaan hasil litbang o Kebijakan lembaga & peraturan anggaran pemerintah tidak menunjang o Sedikitnya insentif pemerintah o o o Lemahnya Saluran transaksi dan partnership Perbedaan kepentingan Hambatan komunikasi dan fasilitasi (sistem informasi hasil-litbang dan information clearing house) INDUSTRI o Didominasi oleh perusahaan-perusahaan dengan permintaan atau daya serap inovasi rendah o Mahalnya sarana litbang o Keterbatasan SDM litbang 26 26

27 Perbedaan Kepentingan Perguruan Tinggi Vs Industri Pengetahuan untuk Pengetahuan PERGURUAN TINGGI INDUSTRI Pengetahuan untuk profit Pendidikan Litbang Pengabdian Masyarakat Pembangunan Ekonomi Komersialisasi Teknologi Baru & Tepat Guna Profit Litbang Produk Kebebasan Akademis Open Disclousure Source: Louis P. Berneman, 1999 Kerahasiahan Limited Public Disclosure Kementerian 31/01/2016 RISTEK dan DIKTI Sustainable prosperity and nation s civilization

28 Sinkronisai & koherensi kebijakan: Pelaksanaan UU terkait iptek dan turunannya Pengarusutamaan iptek Kebijakan alih teknlogi Kebijakan HKI dan publikasi Penyelarasan ukuran kinerja Roadmap kompetensi dan litbang ALTERNATIF INSTRUMEN KEBIJAKAN PENGUATAN SISTEM INOVASI Meletakkan lembaga litbang pemerintah & perguruan tinggi untuk memperkuat daya dukung inovasi PEMERINTAH Memperkuat fungsi memotivasi, menstimulasi, memfasilitasi, dan menciptakan iklim yang kondusif bagi penguatan sistem inovasi LITBANG dan PT INDUSTRI PPBT Pemanfaatan kebutuhan pemerintah dan BUMN Prototyping center Testing and certification center Program litbang strategis Aliansi strategis lembaga litbang dengan perusahaan Dukungan start up capital melalui kapital ventura Menstimulasi perkembangan kemampuan dan investasi perusahaan dalam kegiatan inovasi Insentif perpajakan Pendampingan kredit perbankan (matching fund) Jaminan kredit perbankan (loan guarantee Lembaga Intermediasi STP, inkubator, pusat alih teknologi, pusat p iptek, pusat kemitraan 28 28

29 4 STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN INOVASI 29 29

30 Pergeseran Orientasi Riset Mentransformasi Uang Menjadi Pengetahuan Konsekwensi: o o Pekerjaan belum selesai di riset Pekerjaan selesai, saat riset menghasilkan inovasi yang bermanfaat bagi pngguna* Inovasi Mentransformasi Pengetahuan Menjadi Uang * Bamelis, Bayer

31 Lingkup Peran Penguatan Inovasi Nasional Temuan baru Penguatan Inovasi EKSPLORASI UJI ALPHA (α) UJI BETA (β) DIFUSI 1. Ide/Konsep 2. Riset Eksplorasi 3. Feasibility/Scanning 1. Pengembangan purwarupa (prototype) 2. Replikasi 3. Uji laboratorium 1. Uji Lapangan (lingkungan pengguna/nyata) 2. Pengembangan Lanjut 1. Aplikasi di pengguna 2. Komersialisasi awal 3. Pengembangan pasar 4. Komersialisasi lanjut Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti 31/01/

32 AGENDA PENGUATAN INOVASI IPTEK 2025 (Iptek Membangun) Kondisi Saat Ini 2015 (Pembangunan Iptek) 1. Flagship Program dan Konsorsium Inovasi 2. Harmonisasi Kebijakan dan Program 3. Pengembangan Instrumen Kebijakan (Innovation Support) 4. Diseminasi dan Intermediasi 5. Kerjasama Internasional Peran /PendanaanPemerintah Penciptaan Nilai Tambah Penguasaan IPTEK 5 (Lima) Agenda Utama Penguat an Inovasi Tingkat Ketergantungan Impor 32 32

33 STRATEGI INOVASI: Balanced Demand Driven dan Supply Push Demand Driven Take to market Market identified Supply Push Basic Research Tecnology Product Development Take to market Market to be identified Research grants Technology grants Many years of R&D Innovation Support: sertifikasi, uji, standarisasi, pilot scale, trial productin, insentif, regulasi 2-3 Years 33 33

34 PROGRAM NASIONAL SEBAGAI PENGGERAK INOVASI (DEMAND PULL) Instansi Program Jumlah Kementerian Perhubungan (Transportasi) Kementerian ESDM (Energi) Kementerian Kesehatan (Obat dan Kesehatan) Pengadaan ATP Sarana Bantu navigasi pelayaran Vesel Trafic System Kapal patroli Kapal negara kenavigasian Peralatan dan fasilitas keamanan transportasi udara Penggunaan EBT Penggunaan Minyak Penggunaan Gas Penggunaan Batubara Penambahan kapasitas pembangkit Kapasitas terpasang pembangkit EBT (Panas bumi, Bioenergi, Air, Surya, Hibrid, Laut) Bahan baku obat dan obat tradisional serta alkes yang diproduksi di dalam negeri (Program kefarmasian dan alkes) Alkes yang diproduksi dalam negeri (Peningkatan produksi dan distribusi alkes) Bahan baku obat dan obat tradisional yang diproduksi dalam negeri 17 Unit Unit 69 Unit 599 Unit 105 Unit Unit 14% 26% 26% 40% MW MW Sumber: Diolah RPJM

35 PROGRAM NASIONAL SEBAGAI PENGGERAK INOVASI (DEMAND PULL) Instansi Program Jumlah Kementerian Pertanian (Pangan) Kementerian Komunikasi dan Informatika Penangkar Benih Desa Mandiri Benih (??) Nawacita Pengadaan Alsintan Rumah Kompos Usaha Pengolahan hasil peternakan (Nawacita) Radio Keselamatan Nelayan (basis data KKP) BTS di daerah tertinggal. Implementasi Aplikasi Sistem Informasi Desa dan Kawasan Palapa Ring ribu Unit 575 Unit 1000 Desa 51 Kab/Kota Kemenperin (All Sectors) Sumber: Diolah RPJM Prototype yang mendukung industri permesinan dan alat pertanian Industri permesinan dan alat mesin pertanian green industry Prototype teknologi industri alat transportasi darat Peralatan proses pupuk organik yang dioptimalisasi Pabrik Methanol berbasis gasifikasi batubara Pabrik Bahan Baku Obat Pabrik NPK Pembangunan Pilot Plant pemanfaatan logam tanah jarang Peralatan produksi Industri Makanan, Hasil Laut 5 unit 5 unit 5 unit 8 unit 1 unit 3 unit 1 unit 1 unit 8 unit

36 POTENSI PENGUATAN INOVASI (SUPPLY PUSH) 1. Produk, Sub-Produk, Teknologi yang Digunakan, Inisiatif Penguatan Inovasi, Keluaran "Nilai Tambah" 36 36

37 POTENSI PENGUATAN INOVASI (SUPPLY PUSH) 2. Produk, Sub-Produk, Teknologi yang Digunakan, Inisiatif Penguatan Inovasi, Keluaran "Kesiapan sebagai lini usaha" dan "Aspek Kemandirian/Daya Saing 37 37

38 POTENSI PENGUATAN INOVASI (SUPPLY PUSH) 3. Produk, Sub-Produk, Teknologi yang Digunakan, Inisiatif Penguatan Inovasi, Keluaran "Pelaksana" dan "Mitra Penguatan Inovasi" 38 38

39 POTENSI PENGUATAN INOVASI (SUPPLY PUSH) 4. Produk, Sub-Produk, Teknologi yang Digunakan, Inisiatif Penguatan Inovasi, Keluaran "Calon Pengguna yang Potensial" dan "Referensi" 39 39

40 No Rekapitulasi (Uji Coba) Potensi Penguatan Inovasi Nasional (berdasarkan pengambilan data : 26 & 27 Januari 2016) Lembaga Perguruan Tinggi Lembaga Litbang Pemerintah Daerah Industri Masyarakat Pangan dan Pertanian Energi, Energi Baru dan Terbarukan Kesehatan dan Obat Bidang Fokus Penguatan Inovasi Transportasi Telekomunikasi, Informasi dan Komunikasi Teknologi Pertahanan dan Keamanan Material Maju Maritim dan Kelautan Penanggulangan bencana dan pengurangan risiko bencana (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) 1. Institut Teknologi Bandung Institut Pertanian Bogor Universitas Gajah Mada Universitas 11 Maret Institut Teknologi 10 Nov Universitas Brawijaya Univ. Pemb Nasional (UPN) Balitbangda Prov. Jatim Universitas Indonesia Universitas Diponegoro Sosial Humaniora Inisiatif penguatan yang bersifat integratif

41 ILUSTRASI : Hasil Pemetaan Potensi Penguatan Inovasi Bidang Kesehatan (Universitas Sebelas Maret Surakarta) Budidaya dan pemeliharaan tanaman obat herbal Pelestarian Pule Pandak Pen Tulang Sintetis Pengaktifan oto dan syaraf yang disfungsi 41 41

42 Potensi Pengembangan Basis Keterkaitan Antar Unsur Inovasi (hanya sebagai contoh dari berbagai potensi yang telah terpetakan) Kondisi Saat Ini (berdasarkan data yang masuk) Metode pengolahan kontoran unggas menjadi pakan ikan lele yang berkualitas Perikanan Univ. Brawijaya Disain dan teknik pemasangan alat pengumpul kerang hijau Pencetak pelet kontinyu dengan pengaturan ukuran produk UNS Solo UPN Surabaya Potensi Kemitraan dalam Penguatan Inovasi Pendidikan/Academic: Lembaga Litbang : Dunia Usaha/Business: Masyarakat/Community: Pemerintah/Government : Sekolah Tinggi Perikanan Institut Pertanian Bogor Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Perum PERIKANAN PT Centra Proteina Prima PT JAPFA Comfeed Masyarakat PERIKANAN Kelompok Budidaya Ikan Air Tawar Kementerian Pertanian Kementerian Kelautan dan Perikanan Pemprov Jawa Timur Pemprov Jawa Tengah 42 42

43 Potensi Jejaring Kolaborasi dalam Penguatan Inovasi (Keterkaitan Antar Unsur Inovasi) hanya sebagai contoh dari berbagai potensi yang telah terpetakan Mobil Listrik 1. Pembuatan mobil listrik minus engine 2. Pembuatan motor listrik minus engine 1. Sistem kendali bahan bakar (mobil dan motor) Fuel & Engine Control 1. Kontrol kecepatan motor AC dengan menggunakan inverter 1. Pengembangan Mobil Menggunakan Baterai Litium 1. Model Perahu Nelayan Berbasis Energi Alternatif Perahu Nelayan Energi Alternatif 1. Sepeda Listrik PUSNAS Sepeda Listrik 43 43

44 M A N A G E P R O D U C E REGULATING Perumusan dan penetapan kebijakan EXECUTING Penyelenggaraan percontohan inovasi Kerangka Kerja Konseptual Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi EMPOWERING Fasilitasi, pengembangan kapasasitas Pengelolaan anggaran Pengelolaan sarana dan prasarana kerja Perumusan dan pelaksanaan kebijakan Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan Pengelolaan data, informasi dan pengetahuan P R O V I D E Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi Pengelolaan SDM ASN Tatakelola dan tatalaksana A P P LY Kebijakan nasional dan kebijakan teknis dalam penguatan inovasi nasional Terbangunnya sistem inovasi nasional yang didukung dengan : keandalan jaringan dan hubungan interaktif antar unsur inovasi Koordinasi dan sinkroninsasi lintas pemangjku kepentingan dalam pelaksanaan kebijakan dan sistem inovasi nasional Terbangunnya iklim kondusif inovasi nasional dalam 7 bidang riset dengan peningkatan hasil penciptaan nilai tambah Keterpaduan pengelolaan data dan informasi penguatan inovasi nasional yang dapat diakses dan dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan utama Ketersediaan anggaran Perencanaan Pengukuran Kinerja 44 44

45 Matriks Pemetaan Inisiatif Penguatan Inovasi Nasional (Benih Padi IPB 3S) Benih Padi IPB 3S Inisiatif Penguatan Inovasi Regulating Executing Empowering Kerangka Regulasi Penyesuaian berbagai peraturan dan regulasi dalam rangka kemudahn periizinan, pelepasan varietas, eksporimpor, pemanfaatan benih penangkar Benih varietas-varietas publik diproduksi dan diedarkan oleh masyarakat atas pengawasan pemerintah Peningkatan kapasitas sumber daya dan infrastruktur perbenihan. Kaidah Pelaksanaan Kerangka Kelembagaan Kerangka Pendanaan Penguatan Balai Benih yang ada di berbagai daerah Program kecukupan benih (kemandirian) benih bagi masyarakat menjadi tanggungjawab pemerintah melalui berbagai program insentif. Produksi benih sebar dilakukan oleh produsen benih baik BUMN,PT, swasta dan penangkar. Penjaminan risiko produksi benih Membangun pola kemitraan dalam rangka produksi dan pemasaran benih (Public Private Patrnership) Mendorong lembaga keuangan untuk terlibat dalam investasi/ pendanaan produksi benih dengan suku bunga rendah Kerangka Evaluasi Mekanisme evaluasi untuk mengukur kecukupan benih bagi masyarakat secara nasional Mekanisme sertifikasi dan standardisasi benih Fasilitasi sertifikasi dan standardisasi benih 45 45

46 Matriks Pemetaan Inisiatif Penguatan Inovasi Nasional (Pembibitan Sapi) Perbibitan Sapi Inisiatif Penguatan Inovasi Regulating Executing Empowering Kaidah Pelaksanaan Kerangka Regulasi Kerangka Kelembagaan Kerangka Pendanaan Penyesuaian berbagai peraturan dan regulasi dalam rangka kemudahan perizinan, ekspor-impor, pemotongan dan pemanfaatan bibit sapi unggul di daerah Penguatan Dinas/Balai Peternakan sapi, kelompok ternak yang ada di daerah Program kecukupan bibit sapi menjadi tanggungjawab pemerintah melalui berbagai program kegiatan Bibit sapi dari berbagai galur diproduksi, diterapkan, dan dikembangkan oleh masyarakat di daerah dengan pengawasan pemerintah Produksi bibit sapi dilakukan oleh produsen bibit baik BUMN dan swasta Penjaminan risiko produksi bibit sapi Peningkatan kapasitas sumber daya dan infrastruktur perbibitan. Membangun pola kemitraan dalam rangka produksi dan pemasaran bibit sapi (Public Private Patrnership) Mendorong lembaga keuangan untuk terlibat dalam investasi/ pendanaan produksi bibit sapi dengan suku bunga rendah Kerangka Evaluasi Mekanisme evaluasi untuk mengukur ketersediaan bibit sapi bagi masyarakat secara nasional Mekanisme sertifikasi dan standardisasi bibit sapi Fasilitasi sertifikasi dan standardisasi bibit sapi 46 46

47 Matriks Pemetaan Inisiatif Penguatan Inovasi Nasional (Pengembangan dan Produksi Radar Nasional) Pengembangan dan Produksi Radar Nasional Kaidah Pelaksanaan Kerangka Regulasi Kerangka Kelembagaan Kerangka Pendanaan Kerangka Evaluasi Inisiatif Penguatan Inovasi Regulating Executing Empowering Penataan regulasi penggunaan radar cuaca dari Kemenhub dan radar surveilance dari Kemenhan Konsorsium Penguatan Inovasi antar kelembagaan terkait Sharing pendanaan antar lembaga. Pendanaan untuk pengadaan barang pre komersial Pedoman pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Harmonisasi dan koordinasi pelaksanaa Kebijakan Radar Cuaca dan surveilance Dokumen User Requirement Research Design, Pengujian dan Standardisasi, Rekayasa Manufaktur dan Integrasi, Sarpras, Komersialisasi Produk Insentif inovasi Perguruan tinggi dan Inovasi Industri Monitoring dan Evaluasi efisiensi, efektifitas, kebutuhan, manfaat dan dampak program atau kegiatan Sosialisasi Regulasi Fasilitasi Uji coba di Lokasi Radar Cuaca yang dimiliki BMKG Pilot Project Penggunaan Radar Cuaca dan surveilance Memperkuat kompetensi pengguna yang ada di daerah 47 47

48 KESIAPAN REGULASI ALIH TEKNOLOGI UU 18 Tahun 2002 (Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Iptek) UU 13 Tahun 2003 (Ketenagakerjaan) Alih teknologi merupakan pengalihan kemampuan memanfaatkan dan menguasai iptek antar lembaga, badan, atau orang, di lingkungan dalam negeri maupun dari luar negeri ke dalam negeri dan sebaliknya. Kewajiban alih teknologi dan alih keahlian dari tenaga kerja asing melalui pendidikan dan pelatihan kerja bagi tenaga kerja Indonesia pendamping tenaga kerja asing. UU 1 Tahun 1967 & UU 25 Tahun 2007 (Penanaman Modal) Alih teknologi dilaksanakan melalui mekanisme technical assistance. Perusahaan modal asing berkewajiban menyelenggarakan dan/atau menyediakan fasilitas latihan dan pendidikan bagi tenaga kerja Indonesia. UU 3 Tahun 2014 (Perindustrian) Dalam keadaan tertentu alih teknologi dilakukan melalui proyek putar kunci (turnkey project) Keadaan dimana kebutuhan pembangunan industri sangat mendesak namun teknologi belum dikuasai. Proyek putar kunci adalah pengadaan teknologi dengan membeli paket teknologi lengkap (pengkajian/asesmen, rancang bangun dan perekayasaan, pengoperasian, dan penyerahan dalam kondisi siap digunakan), termasuk pelatihan dan dukungan operasional berkelanjutan

49 KESIAPAN REGULASI ALIH TEKNOLOGI UU No. 18 Tahun 2012 Tentang Pangan Pasal 117: Penelitian dan pengembangan Pangan dilakukan untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi Pangan serta menjadi dasar dalam merumuskan kebijakan Pangan yang mampu meningkatkan Kedaulatan Pangan, Kemandirian Pangan, dan Ketahanan Pangan. Pasal 118: (1) Penelitian dan pengembangan Pangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 117 diarahkan untuk menjamin penyediaan, penyimpanan, pengolahan, dan distribusi Pangan agar mendapatkan bahan Pangan yang bermutu dan aman dikonsumsi bagi masyarakat Permenhan No 15 Tahun 2009 tentang Pembinaan Teknologi dan Industri Pertahanan Pasal 18: (1) Pengguna wajib menggunakan produk dalam negeri untuk kepentingan pertahanan negara. (2) Dalam hal produk dalam negeri belum dapat memenuhi kebutuhan, pengguna dapat menggunakan produk luar negeri. (3) Penggunaan produk luar negeri harus melibatkan industri nasional serta diikuti program alih teknologi, muatan lokal, dan memperhatikan kemampuan keuangan negara PP No. 79 Tahun 2014 Tentang Kebijakan Energi Nasional Kegiatan litbangrap teknologi energi diarahkan untuk mendukung industri energi nasional Dana kegiatan litbangrap teknologi energi difasilitasi sampai kepada tahap komersial oleh (a) pemerintah dan/atau pemda sesuai dengan kewenangannya dan (b) badan usaha Pemerintah dan/atau pemda mendorong terciptanya iklim pemanfaatan dan keberpihakan terhadap hasil litbangrap teknologi energi nasional Pemerintah dan/atau pemda melakukan penguatan bidang litbangrap energi paling sedikit melalui (a) penyiapan dan peningkatan kemampuan SDM dalam penguasaan dan penerapan teknologi serta keselamatan di bidang energi, dan/atau (b) peningkatan penguasaan teknologi energi dalam negeri melalui litbangrap teknologi energi yang efisien 49 49

50 5 Rekomendasi 50 50

51 KEBIJAKAN (REGULATING) Mobility Peneliti/Perekayasa/Dosen ke Industri Insentif Fiskal dan Non Fiskal Double Tax Deduction Pengadaan Pemerintah untuk pre komersial produk hasil RnD Nasional Penjaminan Resiko/Asuransi Teknologi Pengaturan Royalti atas Paten Dalam Negeri Reward bagi Peneliti/Perekayasa/Dosen yang bekerjasama dengan industri dalam komersialisasi KI menjadi produk Inovasi Flexibility pendanaan riset, pengembangan dan inovasi melaui skema Block Grant Harmonisasi Kebijakan Sektoral 51 51

52 EXECUTING 1. Pengembangan Roadmap Produk Inovasi sebagai National Flagship pada 7 Bidang Fokus, utamanya (pangan, energi, Kesehatan) dengan memperkuat: a. Mata rantai Industri Inti b. Substitusi Impor c. Enabler Technology (ICT, Bioteknologi, Nanoteknologi, Material Maju) 2. Fasilitasi Pendanaan Inovasi a. Penerapan Teknologi di Industri b. Inovasi Perguruan Tinggi di Industri c. Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi d. Inovasi Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi di Perguruan Tinggi 3. Pengembangan Teaching Industri 4. Pengembangan Konsorsium Inovasi 5. Pengembangan Wahana Interaksi Lembaga Litbang, Peguruan Tinggi dan Industri (STP, Klaster Inovasi) 52 52

53 EMPOWERING Pengembangan/Penguatan unit-unit Intermediasi/ (Technology Transfer Office TTO): Sentra HKI, Inkubator Teknologi, dll. Pengembangan Pusat Pusat Pelatihan Penguatan Standarisasi berbasis hasil RnD Nasional Memperkuat kolaborasi dengan BUMN dan Industri sebagai penggerak inovasi Pengembangan Help Desk untuk konsultasi inovasi bagi IKM Penguatan kegiatan difusi dan diseminasi; pameran dan promosi; Business Gathering and Matching. Pengembangan database dan sistem informasi inovasi untuk mempermudah akses informasi iptek bagi industri Penguatan Kerjasama Internasional (G to G; B to B) Penguatan Lembaga Uji dan Sertifikasi 53 53

54 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA Arah Pengembangan Strategis: PENGUATAN INOVASI NASIONAL DALAM UPAYA MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN DAN DAYA SAING BANGSA TERIMAKASIH Dr. Ir. Jumain Appe, M.Si Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti Jakarta, 01 Febuari

RUMUSAN RAKERNAS RISTEKDIKTI KOMISI V Penguatan Inovasi Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Bangsa

RUMUSAN RAKERNAS RISTEKDIKTI KOMISI V Penguatan Inovasi Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Bangsa KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA RUMUSAN RAKERNAS RISTEKDIKTI KOMISI V Penguatan Inovasi Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Bangsa Tim Perumus Serpong, 01 Februari

Lebih terperinci

Dr. Jumain Appe Direktur Jenderal Penguatan Inovasi

Dr. Jumain Appe Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Dr. Jumain Appe Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Sidang Paripurna III Dewan Riset Nasional (DRN) Workshop dan Temu Bisnis Jakarta, 11 Desember 2015 Pergeseran Orientasi Riset Mentransformasi Uang Menjadi

Lebih terperinci

INOVASI DAN NILAI TAMBAH DALAM PRAKTEK KEINSINYURAN

INOVASI DAN NILAI TAMBAH DALAM PRAKTEK KEINSINYURAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA INOVASI DAN NILAI TAMBAH DALAM PRAKTEK KEINSINYURAN Disampaikan dalam Seminar dan Lokakarya Rapat Pimpinan Nasional (RAPIMNAS) PII

Lebih terperinci

PENGUATAN SISTEM INOVASI UNTUK DAYA SAING BANGSA

PENGUATAN SISTEM INOVASI UNTUK DAYA SAING BANGSA KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PENGUATAN SISTEM INOVASI UNTUK DAYA SAING BANGSA Disampaikan dalam Seminar Nasional Dewan Riset Nasional Sinergi Pendidikan Tinggi,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN UMUM PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM IPTEK NASIONAL

KEBIJAKAN UMUM PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM IPTEK NASIONAL KEBIJAKAN UMUM PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM IPTEK NASIONAL DIREKTORAT KARIR DAN KOMPETENSI SDM DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA IPTEK DAN DIKTI TAHUN 2017 ULTIMATE GOAL PEMBANGUNAN NASIONAL INDONESIA 2014

Lebih terperinci

Revitalisasi Poltek, STP, PUI dan World Class Unversity

Revitalisasi Poltek, STP, PUI dan World Class Unversity KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA Revitalisasi Poltek, STP, PUI dan World Class Unversity Disampaikan dalam Rakernas Kemenristekdikti 2017 Dr. Ir. Jumain Appe, M.Si

Lebih terperinci

PENGUATAN INOVASI BERBASIS R&D MENUJU DAYA SAING BANGSA YANG KUAT Disampaikan pada rapat koordinasi LPPM dan Lemlitbang 2016

PENGUATAN INOVASI BERBASIS R&D MENUJU DAYA SAING BANGSA YANG KUAT Disampaikan pada rapat koordinasi LPPM dan Lemlitbang 2016 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PENGUATAN INOVASI BERBASIS R&D MENUJU DAYA SAING BANGSA YANG KUAT Disampaikan pada rapat koordinasi LPPM dan Lemlitbang 2016 DR. Jumain

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAPASITAS APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING

PENGEMBANGAN KAPASITAS APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING PEMBEKALAN PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA LABORATORIUM PENDIDIKAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI PENGEMBANGAN KAPASITAS APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING

Lebih terperinci

9 AGENDA NAWACITA. 2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya; 8. Melakukan revolusi karakter bangsa;

9 AGENDA NAWACITA. 2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya; 8. Melakukan revolusi karakter bangsa; 9 AGENDA NAWACITA 1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara; 2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis

Lebih terperinci

Menuju Undang undang Inovasi Untuk Kemandirian dan Daya Saing Nasional

Menuju Undang undang Inovasi Untuk Kemandirian dan Daya Saing Nasional Menuju Undang undang Inovasi Untuk Kemandirian dan Daya Saing Nasional Dewan Riset Nasional Sidang Paripurna DRN Makassar, 9 Agustus 2017 09/08/2017 1 TUJUAN NASIONAL PEMBUKAAN UUD 1945 1. Memajukan Kesejahteraan

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 216 A. KEMENTRIAN : (19) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. 2. Mewujudkan kolaborasi riset lembaga litbang dengan industri;

KATA PENGANTAR. 2. Mewujudkan kolaborasi riset lembaga litbang dengan industri; KATA PENGANTAR Penguatan Sistem Inovasi Nasional (SINas) merupakan salah satu program yang ditetapkan dalam Rencana Strategis Kementerian Riset dan Teknologi 2010-2014, dimana jaringan Iptek, merupakan

Lebih terperinci

RPJMN dan RENSTRA BPOM

RPJMN dan RENSTRA BPOM RPJMN 2015-2019 dan RENSTRA BPOM 2015-2019 Kepala Bagian Renstra dan Organisasi Biro Perencanaan dan Keuangan Jakarta, 18 Juli 2017 1 SISTEMATIKA PENYAJIAN RPJMN 2015-2019 RENCANA STRATEGIS BPOM 2015-2019

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL RENCANA KERJA PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN Nomor : 01/PUI/P-Teknis/Litbang/2016

PANDUAN TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL RENCANA KERJA PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN Nomor : 01/PUI/P-Teknis/Litbang/2016 PANDUAN TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL RENCANA KERJA PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2016 Nomor : 01/PUI/P-Teknis/Litbang/2016 DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB 22 PENINGKATAN KEMAMPUAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

BAB 22 PENINGKATAN KEMAMPUAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI BAB 22 PENINGKATAN KEMAMPUAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI Pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) pada hakekatnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam rangka membangun

Lebih terperinci

RAPAT KERJA PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK 2016

RAPAT KERJA PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK 2016 RAPAT KERJA PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK 2016 Disampaikan oleh: Wawan Bayu PWS Kepala Sub Bidang Energi dan Transportasi Direktorat Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi Jakarta, 18 Februari 2016 Kementerian

Lebih terperinci

SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI

SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI KEMENTERIAN DALAM NEGERI PERSPEKTIF PEMERINTAHAN JOKOWI DAN JK 2015-2019 ( 9 AGENDA PRIORITAS ) Nomor PRIORITAS 1 Perlindungan

Lebih terperinci

PENGUATAN PERAN B2TKE TERHADAP BPPT

PENGUATAN PERAN B2TKE TERHADAP BPPT PENGUATAN PERAN B2TKE TERHADAP BPPT Disampaikan pada Pra Raker B2TKE, 30 Maret 2017 Clean Energy for a Brighter Future PENDAHULUAN PERAN BPPT & PENGUATANNYA PERAN B2TKE TERHADAP BPPT & PENGUATANNYA PENDAHULUAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SOSIALISASI RAPERMENRISTEKDIKTI TENTANG MANAJEMEN INOVASI PERGURUAN TINGGI

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SOSIALISASI RAPERMENRISTEKDIKTI TENTANG MANAJEMEN INOVASI PERGURUAN TINGGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SOSIALISASI RAPERMENRISTEKDIKTI TENTANG MANAJEMEN INOVASI PERGURUAN TINGGI URGENSI PENYELENGGARAAN MANAJEMEN INOVASI DI PERGURUAN TINGGI

Lebih terperinci

PELATIHAN REVIEWER PENELITIAN NASIONAL Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

PELATIHAN REVIEWER PENELITIAN NASIONAL Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi PELATIHAN REVIEWER PENELITIAN NASIONAL Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Bandung, 21 Nopember 2017 1. Pendahuluan Visi Misi Pembangunan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.4, 2014 EKONOMI. Pembangunan. Perindustrian. Perencanaan. Penyelenggaraan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara

KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN 2015-2019 Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara Jakarta, 16 Februari 2016 I. TUJUAN KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL 2 I. TUJUAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 99/M-IND/PER/8/2010 TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIS PEMETAAN PERKEMBANGAN HILIRISASI PRODUK UNGGULAN PUI TAHUN Nomor : 19/PUI/P-Teknis/Litbang/2016

PANDUAN TEKNIS PEMETAAN PERKEMBANGAN HILIRISASI PRODUK UNGGULAN PUI TAHUN Nomor : 19/PUI/P-Teknis/Litbang/2016 PANDUAN TEKNIS PEMETAAN PERKEMBANGAN HILIRISASI PRODUK UNGGULAN PUI TAHUN 2016 Nomor : 19/PUI/P-Teknis/Litbang/2016 DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini

Lebih terperinci

DEWAN RISET NASIONAL

DEWAN RISET NASIONAL DEWAN RISET NASIONAL Sekretariat Gedung I BPPT Lantai 1 Jl. M.H. Thamrin No. 8, Jakarta 10340 Telepon : (021) 3905126 / 3168046 Fax : (021) 3905126 / 3926632 URL : www.drn.go.id Email : sekretariat@drn.go.id

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL Dalam Mendukung KEMANDIRIAN PANGAN DAERAH

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL Dalam Mendukung KEMANDIRIAN PANGAN DAERAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL Dalam Mendukung KEMANDIRIAN PANGAN DAERAH Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan Disampaikan dalam Rapat Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi Aplikasi SAK BLU 2015 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Banten di The Royale Krakatau Hotel - Cilegon

Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi Aplikasi SAK BLU 2015 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Banten di The Royale Krakatau Hotel - Cilegon ARAH DAN SASARAN PEMBINAAN PENGELOLAAN APBN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISTEK DAN DIKTI Oleh : Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH, M.Hum. Inspektur Jenderal Kemenristekdikti Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi

Lebih terperinci

KOORDINASI DAN SINKRONISASI

KOORDINASI DAN SINKRONISASI 2 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA KOORDINASI DAN SINKRONISASI INTEGRASI RENCANA INDUK RISET NASIONAL (RIRN) KEDALAM PROGRAM PEMBANGUNAN NASIONAL PROF.

Lebih terperinci

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014 ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014 OUTLINE 1. LINGKUNGAN STRATEGIS 2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 2 1. LINGKUNGAN STRATEGIS 3 PELUANG BONUS DEMOGRAFI Bonus Demografi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR A. KONDISI UMUM Sebagai motor penggerak (prime mover) pertumbuhan ekonomi, sektor industri khususnya

Lebih terperinci

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR A. KONDISI UMUM Sebagai motor penggerak (prime mover) pertumbuhan ekonomi, sektor industri khususnya industri pengolahan nonmigas (manufaktur) menempati

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN BAB V. PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah (Pemilukada)

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DAN LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PERATURAN PELAKSANAANNYA

UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DAN LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PERATURAN PELAKSANAANNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DAN LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PERATURAN PELAKSANAANNYA Disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Dalam acara Rapat Kerja Kementerian Perindustrian tahun

Lebih terperinci

Written by Danang Prihastomo Friday, 06 February :22 - Last Updated Wednesday, 11 February :46

Written by Danang Prihastomo Friday, 06 February :22 - Last Updated Wednesday, 11 February :46 RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2015 Jakarta, 5 Februari 2015 Rapat Kerja Menteri Perindustrian Tahun 2015 dengan tema Terbangunnya Industri yang Tangguh dan Berdaya Saing Menuju

Lebih terperinci

1. Laporan Kegiatan DRN Rencana Kegiatan 2017: 3. Naskah Akademik DRIN. 1) Laporan Tahunan 2016 (Administratif) 2) Laporan Substantif 2016

1. Laporan Kegiatan DRN Rencana Kegiatan 2017: 3. Naskah Akademik DRIN. 1) Laporan Tahunan 2016 (Administratif) 2) Laporan Substantif 2016 25/01/2017 1 1. Laporan Kegiatan DRN 2016 1) Laporan Tahunan 2016 (Administratif) 2) Laporan Substantif 2016 2. Rencana Kegiatan 2017: 1) Struktur Anggaran DRN 2017 2) Rencana Kegiatan SP, BP, Komtek,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis 1 Pendahuluan (1) Permintaan terhadap berbagai komoditas pangan akan terus meningkat: Inovasi teknologi dan penerapan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Dalam periode Tahun 2013-2018, Visi Pembangunan adalah Terwujudnya yang Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berwawasan Lingkungan dan Berakhlak Mulia. Sehingga

Lebih terperinci

BAB I I TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I I TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN Rencana Kinerja (Renja) BPPTPM Prov.Kep.Babel TA.2016 BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi Visi BKPM dalam periode 2015-2019 adalah sebagai

Lebih terperinci

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAPPEDA Planning for a better Babel DISAMPAIKAN PADA RAPAT PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2018 PANGKALPINANG, 19 JANUARI 2017 BAPPEDA RKPD 2008 RKPD 2009 RKPD 2010 RKPD 2011 RKPD 2012 RKPD 2013 RKPD

Lebih terperinci

Roadmap Keuangan Syariah Indonesia

Roadmap Keuangan Syariah Indonesia Roadmap Keuangan Syariah Indonesia 2015-2019 Keselarasan Nilai Ekonomi Syariah Nilai-nilai ekonomi syariah memiliki kesamaan dengan nilai-nilai luhur dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia 7 Keselarasan

Lebih terperinci

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas Sektor industri merupakan salah satu sektor yang mampu mendorong percepatan

Lebih terperinci

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Iklim Usaha Kondusif 1. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Mendukung terciptanya kesempatan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

Page 1 of 15 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

Sistem In vasi Administrasi Negara

Sistem In vasi Administrasi Negara Dr. Tri Widodo W. Utomo, MA Deputi Inovasi Administrasi Negara LAN http://inovasi.lan.go.id Sistem In vasi Administrasi Negara Urgensinya dalam Akselerasi Nawa Cita 2015-2016 16 Kab/Kota 1.969 inovasi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI Nomor Tahun 2015

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI Nomor Tahun 2015 LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI Nomor Tahun 2015 DAFTAR NAMA JABATAN STRUKTURAL, KELAS JABATAN, DAN PERSEDIAAN PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI,

Lebih terperinci

Abstrak Pembicara Utama

Abstrak Pembicara Utama Abstrak Pembicara Utama PERAN TEKNOLOGI AGRONOMI DALAM PERCEPATAN PENCIPTAAN DAN HILIRISASI INOVASI PERTANIAN Dr. Muhammad Syakir, MS (Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian) Agronomi saat

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 DIREKTORAT TANAMAN SEMUSIM DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 0 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerapan sistem akuntabilitas kinerja instansi

Lebih terperinci

PEGURUAN TINGGI SEBAGAI PUSAT INOVASI DAN UNGGULAN RISET DALAM MENDUKUNG PUSAT PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL MAUPUN NASIONAL

PEGURUAN TINGGI SEBAGAI PUSAT INOVASI DAN UNGGULAN RISET DALAM MENDUKUNG PUSAT PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL MAUPUN NASIONAL PEGURUAN TINGGI SEBAGAI PUSAT INOVASI DAN UNGGULAN RISET DALAM MENDUKUNG PUSAT PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL MAUPUN NASIONAL GUSTI MUHAMMAD HATTA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI DISAMPAIKAN PADA SEMINAR

Lebih terperinci

Kebijakan Pengembangan SDM, Iptek dan Budaya Maritim dalam Mendukung Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia

Kebijakan Pengembangan SDM, Iptek dan Budaya Maritim dalam Mendukung Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG KEMARITIMAN TAHUN 2017 Jakarta, 4 Mei 2017 Kebijakan Pengembangan SDM, Iptek dan Budaya Maritim dalam Mendukung Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia Safri Burhanuddin

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA RAPAT KERJA PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2016

KERANGKA ACUAN KERJA RAPAT KERJA PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2016 KERANGKA ACUAN KERJA RAPAT KERJA PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2016 Latar Belakang

Lebih terperinci

PENINGKATAN KOMPETENSI SDM BIDANG PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI MEA

PENINGKATAN KOMPETENSI SDM BIDANG PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI MEA PENINGKATAN KOMPETENSI SDM BIDANG PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI MEA PROF. DR. IR. PURWANTO, DEA DIREKTUR PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO www.saramarberry.com

Lebih terperinci

ARAH PENGUATAN SISTEM INOVASI NASIONAL UNTUK MENINGKATKAN KONTRIBUSI ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI TERHADAP PEMBANGUNAN NASIONAL

ARAH PENGUATAN SISTEM INOVASI NASIONAL UNTUK MENINGKATKAN KONTRIBUSI ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI TERHADAP PEMBANGUNAN NASIONAL SALINAN Lampiran Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Nomor : 246 /M/Kp/IX/2011 Tanggal : 30 September 2011 ARAH PENGUATAN SISTEM INOVASI NASIONAL UNTUK MENINGKATKAN KONTRIBUSI ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Ringkasan Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak sangat ketatnya persaingan, dan cepatnya terjadi perubahan lingkungan

Lebih terperinci

Oleh : Iman Sugema. Membangun Ekonomi Mandiri & Merata

Oleh : Iman Sugema. Membangun Ekonomi Mandiri & Merata Oleh : Iman Sugema Membangun Ekonomi Mandiri & Merata Pertumbuhan melambat, ketimpangan melebar, & kalah dagang GDP Growth 7.00 6.81 6.50 6.00 5.99 6.29 5.81 6.44 6.58 6.49 6.44 6.33 6.34 6.21 6.18 6.03

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Kreatif,

Lebih terperinci

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN (Dalam miliar Rupiah) Prioritas/ Rencana Prakiraan Rencana.

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN (Dalam miliar Rupiah) Prioritas/ Rencana Prakiraan Rencana. MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 Bidang: SUMBER DAYA ALAM dan LINGKUNGAN HIDUP I Prioritas: Ketahanan Pangan dan Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan A Fokus Prioritas:

Lebih terperinci

DR.IR. BAMBANG SETIADI, IPU KETUA DEWAN RISET NASIONAL ANGGOTA DEWAN PERGURUAN TINGGI

DR.IR. BAMBANG SETIADI, IPU KETUA DEWAN RISET NASIONAL ANGGOTA DEWAN PERGURUAN TINGGI DR.IR. BAMBANG SETIADI, IPU KETUA DEWAN RISET NASIONAL ANGGOTA DEWAN PERGURUAN TINGGI VISI KEMENRISTEKDIKTI Terwujudnya Pendidikan Tinggi Yang Bermutu Serta Kemampuan Iptek Dan Inovasi Untuk Mendukung

Lebih terperinci

PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS SESI PANEL MENTERI - RAKERNAS BKPRN TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Jakarta, 5 November 2015 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN Disampaikan pada Rapat Koordinasi Teknis Tahun 2017 Makassar, 28 Februari 2017 PENGUATAN PERAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH DI WILAYAH

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN IPTEK & INOVASI BIDANG MATERIAL MAJU UNTUK INDUSTRI

PERKEMBANGAN IPTEK & INOVASI BIDANG MATERIAL MAJU UNTUK INDUSTRI PERKEMBANGAN IPTEK & INOVASI BIDANG MATERIAL MAJU UNTUK INDUSTRI Dr.Ir. Utama H. Padmadinata Ketua Komtek Material Maju DRN Anggota Pokja Industri Strategis & Teknologi Tinggi Komite Ekonomi dan Industri

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.44, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Industrialisasi. Kelautan. Perikanan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.27/MEN/2012

Lebih terperinci

PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL Endah Murniningtyas Deputi Bidang SDA dan LH Kementerian PPN/Bappenas Lokakarya Mengarusutamakan Adaptasi Perubahan Iklim dalam Agenda

Lebih terperinci

JAKARTA, 14 NOVEMBER 2016

JAKARTA, 14 NOVEMBER 2016 TAYANGAN KEYNOTE SPEECH MENRISTEKDIKTI PADA SEMINAR NASIONAL MENCARI TEROBOSAN UNTUK PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN DAYA SAING INDUSTRI NASIONAL JAKARTA, 14 NOVEMBER 2016 @muh.dimyati BACKGROUND q Undang-Undang

Lebih terperinci

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI Lampiran I 1. Jumlah pusat unggulan Iptek Mengukur kinerja kelembagaan Iptek 2. Jumlah peneliti per 1 juta penduduk Mengukur kualitas SDM Iptek 3. Jumlah kekayaan intelektual hasil litbangyasa Iptek Mengukur

Lebih terperinci

KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT MATERI PAPARAN DIREKTUR BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR FASILITASI PENGUSAHAAN JALAN DAERAH KENDARI, 10 11 MEI 2016 VISI DAN 9

Lebih terperinci

Tahun terakhir RPJMN

Tahun terakhir RPJMN 1 2 3 4 2 1 DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA Nawacita 5 Revolusi Mental Nawacita 8 & 9 Pendidikan Kesehatan Perumahan (Nawacita 4) Kepastian dan Penegakan Hukum RKP 2015*) Melanjutkan Reformasi bagi Percepatan

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA UNRAM YANG MAJU, RELEVAN DAN BERDAYA SAING

PROGRAM KERJA UNRAM YANG MAJU, RELEVAN DAN BERDAYA SAING PROGRAM KERJA 2017 2021 UNRAM YANG MAJU, RELEVAN DAN BERDAYA SAING 1 landasan pikir ProgramProfYusufAkhyarS2013 2 PRIORITAS NASIONAL RPJP (2005-2025) RPJM 1 (2005-2009) Menata Kembali NKRI, membangun Indonesia

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1 Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Untuk Masing masing Misi Arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Lamongan tahun

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 21 Maret 2011 Kepada, Nomor : 050 / 883 / SJ Yth. 1. Gubernur. Sifat : Penting 2. Bupati/Walikota. Lamp : Satu berkas di - Hal : Pedoman Penyusun Program

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA KEMENRISTEKDIKTI 2018

KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA KEMENRISTEKDIKTI 2018 KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA KEMENRISTEKDIKTI 2018 Bandung, 11 Januari 2018 Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 1 A. Program Kerja 2018 2 Visi-Misi Pembangunan 2015-2019 VISI : Terwujudnya

Lebih terperinci

URAIAN RUPMD BAB I PENDAHULUAN

URAIAN RUPMD BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG RENCANA UMUM PENANAMAN MODAL DAERAH URAIAN RUPMD BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran Pemerintah Daerah dalam memfasilitasi perkembangan

Lebih terperinci

BAB 3 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KELEMBAGAAN

BAB 3 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KELEMBAGAAN BAB 3 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KELEMBAGAAN Agenda pembangunan dalam RPJMN ke-3 (2015-2019) diarahkan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN RENCANA KERJA

PENYUSUNAN RENCANA KERJA PENYUSUNAN RENCANA KERJA PUSAT UNGGULAN IPTEK Panduan Teknis Nomor 01/PUI/P-Teknis/Litbang/2017 DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2017

Lebih terperinci

Kegiatan Prioritas Tahun 2010

Kegiatan Prioritas Tahun 2010 Kementerian Perindustrian pada Tahun Anggaran 2010 mendapat alokasi pagu definitif sebesar Rp.1.665.116.721.000. Kegiatan Prioritas Tahun 2010 Pembangunan sektor industri tahun 2010 akan difokuskan pada

Lebih terperinci

kelembagaan yang satu ke unsur kelembagaan yang lain. Dengan demikian, sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara efektif.

kelembagaan yang satu ke unsur kelembagaan yang lain. Dengan demikian, sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara efektif. P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI I. UMUM Ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN 1 (satu) bulan ~ paling lama Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang Industri sebagaimana

Lebih terperinci

DALAM RANGKA PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG SISTEM NASIONAL ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

DALAM RANGKA PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG SISTEM NASIONAL ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI LAPORAN KUNJUNGAN KERJA PANITIA KHUSUS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG SISTEM NASIONAL ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI KE PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM DALAM RANGKA PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

Pengembangan Kerjasama Perguruan Tinggi Menuju Internasionalisasi Pendidikan Tinggi

Pengembangan Kerjasama Perguruan Tinggi Menuju Internasionalisasi Pendidikan Tinggi Pengembangan Kerjasama Perguruan Tinggi Menuju Internasionalisasi Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek Dikti Global Competitiveness

Lebih terperinci

AKSELERASI HILIRISASI HASIL PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN KAJIAN SEPTEMBER TAHUN 2016

AKSELERASI HILIRISASI HASIL PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN KAJIAN SEPTEMBER TAHUN 2016 AKSELERASI HILIRISASI HASIL PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN KAJIAN SEPTEMBER TAHUN 2016 2013 1 STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN DIKTI Staf Ahli*) Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan

Lebih terperinci

SINERGISITAS PEMERINTAH DAERAH DAN PERGURUAN TINGGI DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN. OLEH BUPATI BANGKA Ir. H. TARMIZI. H. SAAT, MM

SINERGISITAS PEMERINTAH DAERAH DAN PERGURUAN TINGGI DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN. OLEH BUPATI BANGKA Ir. H. TARMIZI. H. SAAT, MM SINERGISITAS PEMERINTAH DAERAH DAN PERGURUAN TINGGI DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN OLEH BUPATI BANGKA Ir. H. TARMIZI. H. SAAT, MM TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH DAERAH DI BIDANG PENDIDIKAN (UU SISDIKNAS) PEMERINTAH

Lebih terperinci

DUKUNGAN PROYEK SREGIP DALAM PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL

DUKUNGAN PROYEK SREGIP DALAM PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL DUKUNGAN PROYEK SREGIP DALAM PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL Disampaikan Oleh: Depu0 Bidang Pengembangan Regional Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Dalam Acara Seminar Penutupan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2016, No Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.793, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Tata Laksana. Penataan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PENATAAN TATALAKSANA KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi BAB V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 5.1 Visi Visi merupakan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang (clarity of direction). Visi juga menjawab

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI *) 1. STAF AHLI PANGAN DAN PERTANIAN 2. STAF AHLI ENERGI DAN MATERIAL MAJU 3. STAF AHLI TEKNOLOGI INFORMASI, KOMUNIKASI DAN TRANSPORTASI 4. STAF AHLI KESEHATAN DAN OBAT 5. STAF AHLI PERTAHANAN DAN KEAMANAN

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN RENCANA INDUK KELITBANGAN OLEH KEPALA BALITBANG PROV. SUMBAR BUKITTINGGI, TANGGAL 25 APRIL 2018

ARAH KEBIJAKAN RENCANA INDUK KELITBANGAN OLEH KEPALA BALITBANG PROV. SUMBAR BUKITTINGGI, TANGGAL 25 APRIL 2018 ARAH KEBIJAKAN RENCANA INDUK KELITBANGAN OLEH KEPALA BALITBANG PROV. SUMBAR BUKITTINGGI, TANGGAL 25 APRIL 2018 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROVINSI SUMATERA BARAT DASAR PENYUSUNAN RIK 1. UU No. 18

Lebih terperinci

Energy Conservation in the Industry by Utilizing Renewable Energy or Energy Efficiency and Technology Development. Jakarta, 19 Agustus 2015

Energy Conservation in the Industry by Utilizing Renewable Energy or Energy Efficiency and Technology Development. Jakarta, 19 Agustus 2015 MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA Energy Conservation in the Industry by Utilizing Renewable Energy or Energy Efficiency and Technology Development Jakarta, 19 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016 TAHUN ANGGARAN 6 () () (..) PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DAN KEBIJAKAN INDUSTRI SATUAN KERJA (43) Badan Penelitian dan Pengembangan Industri PROPINSI () DKI JAKARTA () KOTA JAKARTA PUSAT PERHITUNGAN TAHUN 6

Lebih terperinci

RENSTRA BALAI BESAR TEKNOLOGI ENERGI

RENSTRA BALAI BESAR TEKNOLOGI ENERGI RENSTRA BALAI BESAR TEKNOLOGI ENERGI 2010-2014 KATA PENGANTAR Balai Besar Teknologi Energi (B2TE) merupakan lembaga pemerintah yang mempunyai peran dan tugas melaksanakan pengkajian, pengujian, pengembangan,

Lebih terperinci

Roadmap Perbankan Syariah Indonesia

Roadmap Perbankan Syariah Indonesia Roadmap Perbankan Syariah Indonesia 2015-2019 UIKA Bogor, 15 Maret 2016 Departemen Perbankan Syariah AGENDA I. Pendahuluan II. Dasar Pemikiran Ekonomi dan Perbankan Syariah III. Kondisi dan Isu Strategis

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR 009 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

PERATURAN NOMOR 009 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI B (BPPT) A D A N P PERATURAN E N KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN G TEKNOLOGI K NOMOR 009 TAHUN 2015 A TENTANG J I ORGANISASI DAN TATA KERJAA N BADAN PENGKAJIAN

Lebih terperinci