ANALISIS MARKET DEMAND FUNCTION PADA KOMODITAS SEPEDA MOTOR BEKAS DI KOTA BANJARMASIN. Akhmad Rivai ABSRAKSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS MARKET DEMAND FUNCTION PADA KOMODITAS SEPEDA MOTOR BEKAS DI KOTA BANJARMASIN. Akhmad Rivai ABSRAKSI"

Transkripsi

1 ANALISIS MARKET DEMAND FUNCTION PADA KOMODITAS SEPEDA MOTOR BEKAS DI KOTA BANJARMASIN. Akhmad Rivai ABSRAKSI Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini Untuk mengetahui secara parsial Faktor Psikologis dan Faktor Lingkungan Sosial yang mempengaruhi Market Demand Function Pada Pasar Komoditas Sepeda Motor Bekas di Kota Banjarmasin, Untuk mengetahui secara simultan Faktor Psikologis dan Faktor Lingkungan Sosial yang mempengaruhi Market Demand Function Pada Pasar Komoditas Sepeda Motor Bekas di Kota Banjarmasin; dan Untuk mengetahui dinamika pengaruh faktor psikologis dan faktor lingkungan dalam Market Demand Function Pada Pasar Komoditas Sepeda Motor Bekas di Kota Banjarmasin Dengan menggunakan sampel sebanyak 96 responden dan menggunakan analisis regresi linear berganda peneliti bermaksud untuk membuktikan hepotesis kerja yang telah dibangun dalam penelitian ini. Hasil penelitian merekomendasikan bahwa Secara parsial pengaruh faktor psikologis dan faktor lingkungan sosial signifikan terhadap market demand function pada komoditas Sepeda Motor Bekas Di Kota Banjarmasin; hal ini dibuktikan secara statistik nilai t hitung masing-masing faktor nilai t tabel alpha 5%;; Secara simultan pengaruh faktor psikologis dan faktor lingkungan sosial signifikan terhadap market demand function pada komuditas Sepeda Motor Bekas Di Kota Banjarmasin, hal ini dibuktikan secara statistik nilai F hiutngnya > nilai F tabel dengan alpha 5%; dan Secara total pengaruh faktor psikologis dan faktor lingkungan sosial cukup erat terhadap market demand function pada komoditas Sepeda Motor Bekas Di Kota Banjarmasin, hal ini dibuktikan dengan nilai R 2 mendekati angka 1. Kata Kunci : Psikologis, Lingkungan Sosial, dan Market Demand Functio PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional yang sedang giat-giatnya dilaksanakan oleh pemerintah dengan segenap keikutsertaan lapisan masayarakat tentunya tidak lain dengan tujuan akhir untuk mencapai masyarakat adil dan makmur. Dengan pembangunan nasional secara bertahap dan gradual ini diharapkan secara jangka panjang terwujud tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam suasana kehidupan kesejahteraan rakyat yang semakin tinggi. Banyaknya berbagai kemudahan yang didapat rakyatnya atas alat pemuas kebutuhan hidup menunjukkan semakin maju dan modernisasinya kondisi dan situasi ekonomi bangsa. Sangat peka dirasakan oleh sebagian kehidupan bangsa kita hari ini, dimana banyak rakyat Indonesia yang kehidupannya jauh dari cita-cita bangsa atau dengan kata lain masih berkutik dalam kemiskinan dan hidup dalam garis kemiskinan. Inilah tantangan bangsa kita bisakah membawa mereka yang miskinmiskin itu keluar dari belenggu kehidupan yang serba terbatas menuju sejahtera lahir dan batin. Ini semua membutuhkan energi yang besar untuk berubah dengan caracara atau berpikir positif Thinking for Change. Oleh karenanya peran serta seluruh lapisan masyarakat Indonesia dalam perekonomian In saat ini sudah menjadi keharusan dalam rangka menggerakkan roda ekonomi nasional dalam mewujudkan ekonomi yang stabil. Peran pemerintah, 51

2 52 swasta dan piranti ekonomi lainnya tidak bisa diabaikan begitu saja. Apalagi menyangkut dinamika peran swasta dalam perekonomian nasional dan daerah saat ini yang dirasa sangat menentukan nasib kebanyakan pekerja Indonesia. Banyak rakyat Indonesia yang menaruhkan kehidupannya berprofesi sebagai usaha swasta dan pekerja swasta. Agar perannya secara jangka panjang dapat dinamis dan membawa keberlangsungan survival usahanya, tentunya pelaku bisnis swasta harus memiliki cara pandang tersendiri mengenai bisnis masa depan yang membutuhkan peramalan bisnis yang tepat termasuk didalamnya bagaimana memprediksi permintaan pasar di masa datang. Disinilah ketertarikan peneliti mencoba menelaah fenomena bisnis yang ada kaitanya dengan pasar komoditas sepeda motor bekas di kota Banjarmasin, diman pelaku bisnis swasta harus mampu menganalisis market demand functionnya secara akurat. Perumusan Masalah 1. Secara parsial apakah Faktor Psikologis dan Faktor Lingkungan Sosial yang mempengaruhi Market Demand Function Pada Pasar Komoditas Sepeda Motor Bekas di Kota Banjarmasin 2. Secara simultan apakah Faktor Psikologis dan Faktor Lingkungan Sosial yang mempengaruhi Market Demand Function Pada Pasar Komoditas Sepeda Motor Bekas di Kota Banjarmasin. 3. Bagaimanakah dinamika pengaruh faktor psikologis dan faktor lingkungan dalam Market Demand Function Pada Pasar Komoditas Sepeda Motor Bekas di Kota Banjarmasin Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui secara parsial Faktor Psikologis dan Faktor Lingkungan Sosial yang mempengaruhi Market Demand Function Pada Pasar Komoditas Sepeda Motor Bekas di Kota Banjarmasin 2. Untuk mengetahui secara simultan Faktor Psikologis dan Faktor Lingkungan Sosial yang mempengaruhi Market Demand Function Pada Pasar Komoditas Sepeda Motor Bekas di Kota Banjarmasin. 3. Untuk mengetahui dinamika pengaruh faktor psikologis dan faktor lingkungan dalam Market Demand Function Pada Pasar Komoditas Sepeda Motor Bekas di Kota Banjarmasin TINJAUAN PUSTAKA Definisi Demand Sejalan dengan kajian market demand function, tentunya kajian ilmiah mengenai demand function itu sendiri harus dijabarkan secara jelas dan mendasar melalui pendapat berbagai pijakan yang ilmiah. Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu. Permintaan berkaitan dengan keinginan konsumen akan suatu barang dan jasa yang ingin dipenuhi. Dan kecenderungan permintaan konsumen akan barang dan jasa tak terbatas. 1 Permintaan mencerminkan perilaku konsumen dalam membeli barang/jasa. Interaksi antara konsumen dan produsen akan menciptakan kesepakatan harga diantara keduanya yang disebut dengan keseimbangan harga. Permintan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu pula. 2 Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu. Secara periode permintaan dari seorang individu atau masyarakat terhadap suatu barang ditentukan oleh antara lain harga barang yang dimaksud, tingkat pendapatan, jumlah penduduk, selera dan ramalan di masa yang akan datang dan harga barang lain atau subtitusi. Analisis teori permintaan memfokuskan hubungan antara permintaan dan perubahan harga, sedangkan faktor lainnya dianggap tetap (ceteris paribus). 3 Permintan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada

3 53 tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu. 4 Dengan adanya berbagai pendapat secara ilmiah di atas dapatlah ditarik benang merah mengenai definsi demand sebagai banyaknya jumlah barang yang diminta pada tingkat harga tertentu dalam pasar tertentu pula yang berkaitan erat dengan hukum keseimbangan pasar. Hukum Permintaan Sejalan dengan definisi permintaan yang diuraikan secara jelas pada deskripsi di atas, maka untuk menambah pemahaman sehubungan dengan market demand function tentunya perlu sekali diketengahkan mengenai hukum permintaan. Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik jumlah barang yang diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang diminta meningkat 5. Dengan demikian hukum permintaan berbunyi : Semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang tersedia diminta, dan sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang bersedia diminta. Disini berlaku asumsi ceterus paribus. Hukum permintaan berbunyi : jumlah produk yang diminta berbanding terbalik dengan harga, artinya : jika harga barang naik maka jumlah permintaannya akan turun dan sebaliknya 2. Kenaikan harga barang akan menyebabkan berkurangnya jumlah barang yang diminta, hal ini dikarenakan : 1). Naiknya harga menyebabkan turunnya daya beli konsumen dan akan berakibat berkurangnya jumlah permintaan, 2). Naiknya harga barang akan menyebabkan konsumen mencari barang pengganti yang harganya lebih murah. Pada hakikatnya hukum permintaan menyatakan bahwa ketika harga produk per unit mengalami kenaikan, akan menyebabkan jumlah produk yang diminta mengalami penurunan, dan jika harga produk per unit turun dari harga semula, berarti jumlah produk yang diminta akan mengalami peningkatan. Dengan kata lain permintaan berbanding terbalik dengan harga 3. Dimana hukum permintaan ini hanya berlaku jika asumsinya ceteris paribus. Hukum permintaan berbunyi harga suatu barang berbanding terbalik terhadap jumlah barang yang diminta. 5 Sering dikenal The law of demanishing demand artinya hukum permintaan yang menurun, yang bunyinya Apabila harga suatu barang dinaikkan, maka semakin berkurang jumlah yang diminta. Keduanya mempunyai pengertian yang sama, maksudnya adalah harga merupakan perubah bebas, sedangkan jumlah barang yang diminta merupakan perubah tergantung. Dengan memahami beberapa pendapat di atas yang mereferensikan mengenai hukum permintaan, maka dapatlah disimpulkan bahwa hukum permintaan menyatakan adanya hubungan yang terbalik antara barang yang diminta dengan harga, dimana hukum permintaan memberlakukan asumsi ceterus paribus. Secara mendasar dengan melihat definisi permintaan dan hukum permintaan tentunya permintaan yang dimaksud dalam kaidah ekonomi mikro memiliki berbagai macam permintaan. Ada pendapat yang membagi permintaan menjadi 5 macam yaitu : 1. Permintaan Absolut : Permintaaan yang tidak disertai daya beli. 2. Permintaan Potensial : Permintaan potensial adalah permintaan yang sudah didukung oleh daya beli, namun belum terdapat keinginan untuk membeli. 3. Permintaan efektif : Permintaan efektif adalah permintaan terhadap barang dan jasa yang disertai kemampuan membeli 4. Permintaan Individu : Permintaan individu adalah permintaan yang hanya dilakukan oleh salah seorang konsumen saja. 5. Permintaan Pasar : Permintaan pasar adalah permintaan yang dilakukan oleh konsumen secara keseluruhan dalam pasar.

4 54 Faktor Yang Mempengaruhi Demand Permintaan yang individual maupun pasar sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang menjadi pertimbangan konsumen melakukan pembelian terhadap produk. Adapun faktor yang mempengaruhi demand diantaranya : harga barang itu sendiri, harga barang substitusi (pengganti), harga barang komplementer (pelengkap), jumlah pendapatan, selera konsumen, intensitas kebutuhan konsumen, perkiraan harga di masa depan, jumlah penduduk. Pendapat yang senada juga diketengahkan dalam uraian ini, dimana faktor-faktor yang mempengaruhi demand adalah perilaku/selera konsumen, ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap, pendapatan/ penghasilan konsumen, perkiraan harga di masa depan dan banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen. 3 Permintaan seseorang atau suatu masyarakat kepada suatu barang ditentukan oleh faktor-faktor, diantaranya : 1). Harga barang itu sendiri (Px), 2). Harga barang lain ( Py), 3). Pendapatan konsumen (Inc), 4). Cita rasa (T), 5). Iklim (S), 6). Jumlah penduduk (Pop), 7). Ramalan masa yang akan datang (F). Teori Permintaan atau Teori Perilaku Konsumen Untuk memberikan dasar berpikir yang ilmiah dalam kajian riset terhadap fenomena ekonomi mikro, tentunyam kajian teori permintaan perlu sekali dijabarkan secara komprehensif. Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan yaitu : 1. Pendekatan nilai guna (Untiliti) Kardinal atau sering disebut dengan teori nilai subyektif: dianggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitif. 2. Pendekatan nilai guna ordinal atau sering juga disebut analisis Kurva indeference: manfaat yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsikan barang-barang tidak kuantitif. Teori ekonomi kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seorang dari mengkonsumsikan barang-barang dinamakan nilai guna atau untiliti. Nilai guna dibedakan diantara dua pengertian ; 1). Nilai guna total : jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu, dan 2). Nilai guna marginal : pertambahan (pengurangan) penggunaan suatu unit barang tertentu. Secara histories, teori nilai guna (untiliti) merupakan teori yang lebih dahulu dikembangkan untuk menerangkan kelakuan individu dalam memilih barangbarang yang akan dikonsumsinya. Analisa ini dikenal sebagai analisisa kepuasan sama, yang meliputi penggambaran dan macam kurva, yaitu kurva kepuasan sama dan garis anggaran pengeluaran. Garis anggaran pengeluaran (budget line) yang menunjukan berbagai gabungan barangbarang yang dapat dibeli oleh sejumlah pendapatan tertentu. Syarat mencapai kepuasan sama, Seorang konsumen akan mencapai kepuasan yang maksimum apabila ia mencapai garis anggaran pengeluaran menyinggung kurva kepuasan sama. Pendekatan untuk mempelajari perilaku konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang meliputi 1). Pendekatan Kardinal dan 2). Pendekatan Ordinal. Asumsi : Konsumen bersikap rasional Dengan anggaran yang tersedia, konsumen berusaha memaksimalkan kepuasan totalnya dari barang yang dikonsumsinya. Pendekatan Kardinal 1. Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan ukur. 2. Makin banyak barang dikonsumsi makin besar kepuasan 3. Terjadi hukum The law of deminishing Marginal Utility pada tambahan kepuasan setiap satu satuan. Setiap tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap unit tambahan konsumsi semakin kecil. (Mula mula kepuasan akan naik sampai dengan titik tertentu atau saturation point tambahankepuasan

5 55 akan semakin turun). Hukum ini menyebabkan terjadinya Downward sloping MU curva. Tingkat kepuasan yang semakin menurun ini dikenal dengan hokum Gossen. 4. Tambahan kepuasan untu ktambahan konsumsi 1 unit barang bias dihargai dengan uang, sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya. Jika konsumen memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau membayar mahal, sebaliknya jika kepuasan yang dirasakan konsumen redah maka dia hanya akan mau membayar dengan harga murah. Pendekatan cardinal biasa disebut sebagai Dayaguna marginal. Skedul Utiliti Total Qx TUx MUx Keseimbangan konsumen tercapai ijika konsumen memperoleh kepuasan maksimum dari mengkonsumsi suatu barang. Syarat Keseimbangan : 1.MUx/Px = MUy/Py =.= MUn/Pn 2.PxQx + Py QY + + PnQn = M MU = marginal utility P = harga M = pendapatankonsumen Q MUx MUy Diketahui : Px = 2, Py = 1, M = 12 Syarat Equilibrium: 1. MUx / Px =MUy / Py 12 / 2 = 6 / 1 2. PxQx + PyQY =MPxQx + Py QY = M (2) (3) + (1) (6) = 12 Total Utility = MUx QX + MUy QY = (12) (3) + (6) (6) = 72 Pendekatan Ordinal Kelemahan pendekatan cardinal terletak pada anggapan yang digunakan bahwa kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan kepuasan. Pada kenyataannya pengukuran semacam ini sulit dilakukan. Pendekatan ordinal mengukur kepuasan konsumen dengan angka ordinal (relatif). Tingkat kepuasan konsumen dengan menggunakan kurva indiferens (kurva yg menunjukkan tingkat kombinasi jumlah barang yang dikonsumsi yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama). Ciri-ciri kurva indiferens : Mempunyai kemiringan yang negatif, konsumen akan mengurangi konsumsi barang yang satu apabila ia menambah jumlah barang lain yang di konsumsi, cembung kearah titik origin, menunjukkan adanya perbedaan proporsi jumlah yang harus ia korbankan untuk mengubah kombinasi jumlah masingmasing barang yang dikonsumsi, tidak saling berpotongan, tidak mungkin diperoleh kepuasan yang sama pada suatu kurva indiferens yang berbeda. Perbedaan antara pendekatan cardinal dengan ordinal Pandangan antara besarnya utility menganggap bahwa besarnya utility dapat dinyatakan dalam bilangan/angka.

6 56 Sedangkan analisis ordinal besarnya utility dapat dinyatakan dalam lbilangan/angka. Analisis cardinal mengunakan alat analisis yang dinamakan marginal utiliy (pendekatan marginal). Sedangkan analisis ordinal menggunakan analisis indifferent curve atau kurva kepuasan sama. Model Perilaku Konsumen Dalam pasar sasaran konsumen yang selalu mencari kepuasannya dalam meraih alat pemuas kebutuhan hidup tentunya selalu mentendensikan perilakunya dalam sebuah model yang umum dilakukan. Umumnya perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor dalam model di bawah ini : 1. Konsumen Individu Pilihan merek dipengaruhi oleh ; (1). Kebutuhan konsumen, (2). Persepsi atas karakteristik merek, dan (3). Sikap kearah pilihan. Sebagai tambahan, pilihan merek dipengaruhi oleh demografi konsumen, gaya hidup, dan karakteristik personalia. 2. Pengaruh Lingkungan Lingkungan pembelian konsumen ditunjukkan oleh (1). Budaya (Norma kemasyarakatan, pengaruh kedaerahan atau kesukuan), (2). Kelas sosial (keluasan grup sosial ekonomi atas harta milik konsumen), (3). Grup tata muka (teman, anggota keluarga, dan grup referensi) dan (4). Faktor menentukan yang situasional ( situasi dimana produk dibeli seperti keluarga yang menggunakan mobil dan kalangan usaha). 3. Marketing strategy Merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam memberitahu dan mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya adalah (1). Barang, (2). Harga, (3). Periklanan dan (4). Distribusi yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan keputusan. Pemasar harus mengumpulkan informasi dari konsumen untuk evaluasi kesempatan utama pemasaran dalam pengembangan pemasaran. Kebutuhan ini memberikan informasi kepada organisasi pemasaran mengenai kebutuhan konsumen, persepsi tentang karakteristik merek, dan sikap terhadap pilihan merek. Strategi pemasaran kemudian dikembangkan dan diarahkan kepada konsumen. Ketika konsumen telah mengambil keputusan kemudian evaluasi pembelian masa lalu sebagai umpan balik kepada konsumen individu. Selama evaluasi, konsumen akan belajar dari pengalaman dan pola pengumpulan informasi mungkin berubah, evaluasi merek, dan pemilihan merek. Pengalaman konsumsi secara langsung akan berpengaruh apakah konsumen akan membeli merek yang sama lagi. Umpan balik mengarah kembali kepada organisasi pemasaran. Pemasar akan mengiikuti responsi konsumen dalam bentuk saham pasar dan data penjualan. Tetapi informasi ini tidak menceritakan kepada pemasar tentang mengapa konsumen membeli atau informasi tentang kekuatan dan kelemahan dari merek pemasar secara relatif terhadap saingan. Karena itu penelitian pemasaran diperlukan pada tahap ini untuk menentukan reaksi konsumen terhadap merek dan kecenderungan pembelian dimasa yang akan datang. Informasi ini mengarahkan pada manajemen untuk merumuskan kembali strategi pemasaran kearah pemenuhan kebutuhan konsumen yang lebih baik. METODOLOGI Definisi Operasional Variabel 1. Market Demand Function adalah fungsi atau persamaan permintaan pasar yang diekuvalensikan dengan persamaan regresi linear berganda, dimana variabel yang memberi pengaruh pada permintaan pasar ditentukan oleh faktor psikologis dan faktor lingkungan konsumen. 2. Faktor psikologis adalah faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam bertindak memiliki sepeda motor bekas diantaranya dibentuk oleh sub faktor

7 57 yaitu persepsi, keperibadian, pengalaman dan motivasi konsumen. 3. Faktor lingkungan adalah faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam bertindak memiliki sepeda motor bekas diantaranya dibentuk oleh sub faktor yaitu kelas sosial, tingkat pendapatan, dan kelompok referensi konsumen. Populasi Dan Sampel Populasi adalah konsumen yang memiliki pembelajaran dalam membeli sepeda motor bekas di kota Banjarmasin. Berhubung proporsi penduduk yang pernah membeli dan yang tidak sulit diketahui datanya secara pasti, maka proporsi yang dipakai 8 adalah 50% : 50% dengan probabilitas 95% dan standarr error 10% berarti sampel yang ditarik sebanyak 96 orang dengan formulasi sebagai berikut : +/- 1,96 σ p = +/- 10 (1,96) = 50/ n == 10 98/ n = 10 9,8 = n 96 = n Untuk pemerataan area tanggapan konsumen, sampel sebanyak 96 orang tersebut ditetapkan sebagai sampel berdasaarkan cluster sampling per kecamatan yang ada di kota Banjarmasin dengan pembagian sampel secara proporsional sebagai berikut : 1. Kec. Banjarmasin Utara 19 unit 2. Kec. Banjarmasin Selatan 19 unit 3. Kec. Banjarmasin Timur 19 unit 4. Kec. Banjarmasin Barat 19 unit 5. Kec. Banjarmasin Tengah 20 unit Jenis data Karena penelitian ini dikembangkan dengan tehnik survei, maka jenis data yang digunakan sepenuhnya memakai data primer dengan menerapkan studi angket dimana faktor yang menjadi unit analisis dibuatkan perwakilan pertanyaan yang dianggap mewakili dengan menggunakan skala ekstrim setuju dengan nilai 1 dan tidak setuju dengan nilai 0. Tehnik Pengumpulan Data Ada beberapa tehnik pengumpulan data yang digunakan peneliti menyangkut studi pustaka, studi observasi, dan studi angket. Dengan studi pustaka, peneliti mengilhami penelitian ini secara ilmiah dengan menelusuri referensi ilmiah yang dianggap masih relevan sebagai dasar pijakan berpikir. Melalui studi observasi, peneliti mengamati secara dekat dinamika mekanisme pasar sepeda motor bekas di kota Banjarmasin. Dalam pengumpulan data ini, peneliti memiliki konsekuensi untuk melakukan uji coba instrumen penelitian. Uji coba instrumen penelitian yang akan digunakan menggunakan uji validitas dan reliabilitas data. Vailiditas data dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh sebuah instrumen mampu mengukur yang yang seharusnya diukur. Secara ukuran statistik peneliti mengkonotasikan koefisien validitas dengan besaran korelasi yang terbentuk dari masing-masing instrumen atau ( r ) instrumen. Suatu instrumen dapat dikatakan valid apabila r instrumen > atau = 0,300. Formulasi yang digunakan untuk menguji validitas ini adalah : r = N ( XY ) ( XY ) ((NX 2 -(X 2 )) (NY 2 - (Y) 2 ) Dimana : r = korelasipearson X = skortiap item Y = skor total N = jumlahsubyek yang diteliti Dengan menggunakan SPSS versi 16 dapatlah disarikan hasil pengujian validitas sebagai berikut :

8 58 Memperhatikan nilai Corrected Item-Total Correlation masing-masing faktor mulai faktor X1 yang memiliki r sebesar 0,879, faktor X2 sebesar 0,798, dan faktor Y dengan r sebesar 0,927; karena nilai r masing-masing instrumen > atau = 0,300, maka dapat dipastikan bahwa faktor X1, faktor X2, dan faktor Y melalui uji validitas dapat dikatakan valid. Setelah dilakukan uji validitas data, selanjutnya peneliti akan melaksanakan pengujian reliabilitas data. Uji reliabilitas data dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh instrumen konsisten mengukur apa yang seharusnya diukur.sebuah isntrumen dapat dikatakan reliabel apabilan nilai alphanya > atau = 0,500. Untuk menguji kadar reliabilitas data digunakan formulasi sebagai berikut : α = r. 1+(k-1)r = keandalan alpha cronbach k = jumlah pernyataan dalam skala r = rata-rata korelas idiantara butir pernyataan Melalui SPSS versi 16 dapatlah disarikan hasil uji reliabilitas, dimana berdasarkan Item-Total Statistic di atas pada kolom Cronbach s Alpha If Item Deletednilai alpha faktor X1 sebesar 0,894, faktor X2 sebesar 0,963, dan faktor Y sebesar 0,859 > alpha standar 0,500; hal ini dapat dikatakan bahwa seluruh instrumen penelitian dapat berstatus reliabel (dapat dipercaya). Tehnik Analisis Data Untuk menentukan market demand function, peneliti menggunakan persamaan regresi berganda yang mendeksripsikan garis estimasi permintaan pasar pada komoditas sepeda motor bekas di kota Banjarmasin dengan persamaan : Y = b0 + b1x1 + b2x2 + e 9 Dimana : Y = permintaan pasar b0 =konstanta b1 =pengaruh X1 terhadap Y b2 =pengaruh X2 terhadap Y e =penganggu Dalam mendeteksi pengaruh yang signifikan secara parsial antara faktor X1 dan faktor X2 terhadap Y digunakan analisis uji t 9 dimana rumusannya sebagai berikut : t hitung = Sd = Se bi = n n- 1 bi = rata-rata beda Se bi = kesalahan standar beda rata-rata beda Sd = stabdar deviasi. ( bi) 2 bi 2 n dimana apabila t hitung > t tabel (Ha diterima) Uji Anova atau uji F 10 akan digunakan untuk mendeteksi pengaruh yang signifikan secara simultan antara faktor X1 dan faktor X2 terhadap Y dengan rumusan sebagai berikut : 2 R f k ; apabila F hitung > dimana : 2 1 R n k 1 Ftabel (Ha diterima) R 2 = Koefisien Korelasi K = Banyak Variabel N = Banyak Sampel HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS PEMBAHASAN Hasil Penelitian Untuk mengetahui dinamika tanggapan responden sebanyak 96 sampel

9 59 konsumen yang pernah membeli sepeda motor bekas di kota Banjarmasin, dalam hasil penelitian ini dirasa perlu dijabarkan secara jelas. Tanggapan responden terhadap faktor X1 dapat dipastikan dalam statistik inferen, dimana responden yang memberikan jawaban berbobot 1 sebanyak 3,1%, jawaban berbobot 2 sebanyak 30,2%, dan memberikan jawaban berbobot 3 sebanyak 66,7%. Karena jumlah pertanyaan dari faktor ini diwakili hanya 3 buah pertanyaan dengan skoring setuju = 1 dan tidak setuju =0, maka dapat dipastikan sebagian besar responden (66,7%) setuju terhadap faktor X1 ini. Tanggapan responden terhadap faktor X2 dapat dipastikan berdasarkan statistik inferen, dimana yang memberikan jawaban berbobot 1 sebanyak 5,2%, yang memberikan jawaban berbobot 2 sebanyak 34,4%, dan yang memberikan jawaban berbobot 3 sebanyak 60,4%. Karena faktor X2 diwakili oleh 3 (tiga) buah pertanyaan dengan tersedia tanggapan dengan skoring setuju = 1 dan tidak setuju = 0, maka dapat dikatakan bawah tanggapan responden terhadap faktor X2 sebagian besar pada setuju. Histogram Faktor X1 Sumber Data : Print Out SPSS Versi 16, Tahun 2012 Berdasarkan histogram di atas terlihat jelas bawah mean faktor X1 = 2,64, sedangkan Deviasi Standarnya = 0,545. Untuk mengetahui dinamika nilai responden terhadap faktor X1 dapatlah disarikan batas toleransi nilai faktor X1 dengan memadukan meannya +//- SD dengan kisarnya : 1. Batas Bawah = 2,64 (0,545) = 2, Batas Atas = 2,64 + (0,545) = 3,000 Histogram Faktor X2 Sumber Data : Print Out SPSS Versi 16, Tahun 2012 Berdasarkan histogram faktor X2 di atas dapatlah disarikan dinamika tanggapan responden dengan batas toleransi dimana meanya = 2,55 dan deviasi standarnya = 0,596. Dengan demikian dapatlah dideskripsikan batas toleransi tanggapan responden terhadap faktor X2 sebagai berikut : 1. Batas Bawah = Mean Deviasi Standar = 2,55 0,596 = 1, Batas Atas = Mean + Deviasi Standar

10 60 = 2,55 + 0,596 = 3,000 Tanggapan responden terhadap faktor Y dapat dijabarkan berdasarkan statistik inferen faktor Y, dimana responden yang memberi tanggapan berbobot 1 sebanyak 2,1%, yang memberikan jawaban berbobot 2 sebanyak 34,4%, dan yang memberikan jawaban berbobot 3 sebanyak 63,5%. Karena faktor Y diwakili dengan 3 (tiga) buah pertanyaan dengan skor jawaban setuju = 1 dan tidak setuju = 0, maka dapat dipastikan sebagian besar responden (63,5%) menyatakan setuju dengan faktor Y ini. Analisis Pembahasan Pengujian Secara Parsial Pengujian secara parsial dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh yang signifikan secara sendiri-sendiri antara faktor X1 terhadap Y dan pengaruh faktor X2 terhadap Y. Untuk kebutuhan pengujian tersebut diaplikasikan penggunaan SPSS versi 16 yang membantu pengolahan data analisis dalam rangka melahirkan hasil uji coefficients, dimana hasil uji yang tertera di bawah ini mendeskripsikan bahwa nilai t hitung untuk faktor X1 sebesar 13,994 dan nilai t hitung untuk faktor X2 sebesar 4,985. Histogram Faktor Y Sumber Data : Print Out SPSS Versi 16, Tahun 2012 Untuk melihat dinamika tanggapan responden terhadap faktor Y, dimana berdasarkan batas toleransi atau dengan Mean +/- deviasi standar, maka dapat dipastikan bawah batas toleransinya sebagai berikut : 1. Batas bawah = 2,61 0,531 = 2, Batas Atas = 2,61 + 0,531 = 3,000 Proses untuk mengetahui adanya pengaruh yang signifikan secara parsial perlu diketahui nilai t tabel dengan alpha 5%. Dimana apabila nilai t hitung > nilai t tabel dengan alpha 5%, maka keputusan terima Ha. Untuk mencari nilai t tabel dengan alpha 5% dibutuhkan besaran degree of freedom (df) = n-k-1 ; dimana n adalah jumlah sampel 96 unit dan k adalah jumlah faktor yang dianalisis pada uji t sebanyak 2 buah, dengan demikian df = = 93. Dan dapatlah ditelusuri nilai t tabel alpha 5% dengan df sebesar 93 yang bernilai 1,66 (lihat tabel t kiritis alpha 5% di bawah ini. Tabel t dengan alpha 5% Degree of freedom Nilai t hitung dengan alpha 5%

11 Sumber Data : SPSS versi 16; dimana (nk-1) = = 92 t tabel 1,66. Karena nilai t hitung untuk faktor X1 sebesar 13,994 > nilai t tabel dengan alpha 5% sebesar 1,66, maka dapat dikatakan pengaruh faktor X1 secara parsial terhadap Y signifikan (nyata) dengan level alpha 0,000. Karena nilai t hitung untuk faktor X2 sebesar 4,985 <> nilai t tabel dengan alpha 5% sebesar 1,66, maka dapat dikatakan pengaruh faktor X2 secara parsial terhadap Y signifikan (nyata) dengan level alpha 5%. Pengujian Secara Simultan Pengujian pengaruh secara simultan antara faktor X1 dan X2 terhadap Y secara statistik dapat dilakukan melalui aplikasi SPSS versi 16, dimana hasil uji Anovanya terilustrasi sebagai berikut : Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan secara simultan kriterianya nilai F hitung > nilai F tabel dengan alpha 5%, maka keputusannya terima Ha. Proses lebih lanjut nilai F tabel dengan alpha 5% harus ditelusuri pada tabel F kritis alpha 5% dengan menggunakan degree of freedom (df) = (k-1) dan (n-k) = (3-1) dan (96-3) = 2 dan 93. Dengan menelusuri df sebesar itu pada tabel F kritis di bawah ini, maka diketahuilah besaran nilai F tabel dengan alpha 5% sebesar 3,09. Tabel F dengan alpha 5% dengan (k-1) = 3-1 = 2 Degree of freedom Nilai F hitung dengan alpha 5% dengan (k-1) = Sumber Data : SPSS versi 16; dimana (k- 1) dan (n-k) = 2 dan 93 dgn f tabel 3,09 Karena nilai F hitung sebesar 379,959 > nilai F tabel dengan alpha 5% sebesar 3,09, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh faktor X1 dan faktor X2 secara simultan terhadap Y signifikan (nyata). Pengujian Kekuatan Pengaruh Secara Total Untuk mengetahui kekuatan pengaruh total dari faktor X1 dan faktor X2 terhadap Y, dibutuhkan analisis koefisien determinasi (R 2 ), dimana hasil uji data melalui SPSS

12 62 versi 16 dengan model Summary di bawah ini diketahui bahwa nilai R Square hitung sebesar 0,891 mendekati angka 1, artinya pengaruh faktor X1 dan faktor X2 secara total atau bersama-sama dapat dikatakan kuat (erat). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Secara parsial pengaruh faktor psikologis dan faktor lingkungan sosial signifikan terhadap market demand function pada komoditas Sepeda Motor Bekas Di Kota Banjarmasin; hal ini dibuktikan secara statistik nilai t hitung masing-masing faktor nilai t tabel alpha 5%. 2. Secara simultan pengaruh faktor psikologis dan faktor lingkungan sosial signifikan terhadap market demand function pada komuditas Sepeda Motor Bekas Di Kota Banjarmasin, hal ini dibuktikan secara statistik nilai F hiutngnya > nilai F tabel dengan alpha 5%. 3. Secara total pengaruh faktor psikologis dan faktor lingkungan sosial cukup erat terhadap market demand function pada komoditas Sepeda Motor Bekas Di Kota Banjarmasin, hal ini dibuktikan dengan nilai R 2 mendekati angka 1. Saran-Saran Sehubungan dengan hasil penelitian ini dimana pengaruh faktor psikologis dan faktor lingkungan sosial terhadap market demand function baik secara parsial dan simultan dianggap signifikan dan cukup kuat pengaruhnya secara total, maka saran yang perlu disikapi yaitu perhatian yang memadai terhadap faktor psikologis dan faktor lingkungan sosial ini dalam upaya menentukan estimasi market demand function untuk kelangsungan usaha pada komoditas Sepeda Motor Bekas di Kota Banjarmasin DAFTAR PUSTAKA ngertian-permintaan-penawaranhukum.html /pengertian-hukum-permintaan/ 9/te-mik-2.pdf n-hamidah.pdf Koentjaraningrat, 2005, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Penerbit PT. Gramedia,Jakarta. Algifari, 1997, Statistika Induktif,, Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta Sugiyono, 2002, Metode Penelitian Bisnis, Penerbit Alfa Beta, Bandung. Suhartini Arikunto, 2002, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Bandung

Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa Menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai

Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa Menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa Menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai barang dan jasa tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan

Lebih terperinci

Pengantar ekonomi mikro. Modul ke: 05FEB. Teori prilaku konsumen. Fakultas. Erwin Nasution S,E MM. Program Studi Manajement S1

Pengantar ekonomi mikro. Modul ke: 05FEB. Teori prilaku konsumen. Fakultas. Erwin Nasution S,E MM. Program Studi Manajement S1 Pengantar ekonomi mikro Modul ke: Teori prilaku konsumen Fakultas 05FEB Erwin Nasution S,E MM. Program Studi Manajement S1 Teori prilaku konsument Template Modul Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan

Lebih terperinci

Qx TUx MUx

Qx TUx MUx PERILAKU KONSUMEN PENDEKATAN PERILAKU KONSUMEN Ada 3 Pendekatan untuk mempelajari Tingkah Laku Konsumen : 1. Pendekatan Cardinal ( Marginal Utility ) 2. Pendekatan Ordinal ( Indefference Curve ) 3. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB IV TEORI PERILAKU KONSUMEN

BAB IV TEORI PERILAKU KONSUMEN BAB IV TEORI PERILAKU KONSUMEN 4.1. Pendahuluan Konsumen adalah setiap pemakai atau pengguna barang atau jasa baik untuk kepentingan diri sendiri dan atau kepentingan orang lain. Namun secara sederhana

Lebih terperinci

BAB 2 - TEORI PERILAKU KONSUMEN

BAB 2 - TEORI PERILAKU KONSUMEN BAB 2 - TEORI PERILAKU KONSUMEN 1. PENDEKATAN KARDINAL Pengertian dan Asumsi Umum Penilaian seseorang terhadap suatu barang akan mempengaruhi pola perilakunya dalam berkonsumsi. Tujuan utama dari konsumen

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro

Pengantar Ekonomi Mikro Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis Menjelaskan Teori Tingkah Laku Konsumen, Karakteristik Prilaku Konsumen dan Konsep Implementasi Cardinal Utility Approach Abdul Gani, SE MM

Lebih terperinci

Teori Perilaku Konsumen MILA SARTIKA, SEI MSI

Teori Perilaku Konsumen MILA SARTIKA, SEI MSI Teori Perilaku Konsumen MILA SARTIKA, SEI MSI Teori Perilaku Konsumen Adalah analisis yang menerangkan : 1. Alasan para pembeli/konsumen untuk membeli lebih banyak barang atau jasa pada harga yang lebih

Lebih terperinci

TEORI KONSUMSI (PERILAKU KONSUMEN)

TEORI KONSUMSI (PERILAKU KONSUMEN) TEORI KONSUMSI (PERILAKU KONSUMEN) Prof. Dr. Ir. Zulkifli Alamsyah, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi TEORI KONSUMSI: Pendekatan Kardinal: UTILITY Definisi Utility (Total

Lebih terperinci

Model Utilitas Kardinal dan teori permintaan

Model Utilitas Kardinal dan teori permintaan Model Utilitas Kardinal dan teori permintaan Asumsi dalam Model Utilitas Kardinal Kepuasan konsumen pada suatu barang dapat diukur dengan satuan uang. Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan total. MUx

Lebih terperinci

PENGAUH KUALITAS PRODUK, HARGA, CITRA MEREK DAN DESAIN PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL JENIS MPV MEREK TOYOTA. Risnandar

PENGAUH KUALITAS PRODUK, HARGA, CITRA MEREK DAN DESAIN PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL JENIS MPV MEREK TOYOTA. Risnandar PENGAUH KUALITAS PRODUK, HARGA, CITRA MEREK DAN DESAIN PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL JENIS MPV MEREK TOYOTA AVANZA DI KOTA DEPOK Risnandar 16212478 Latar Belakang Di jaman modern seperti sekarang

Lebih terperinci

Teori Perilaku Konsumen (lanjutan) Bab IV Model Kurva Indiferens

Teori Perilaku Konsumen (lanjutan) Bab IV Model Kurva Indiferens Teori Perilaku Konsumen (lanjutan) Bab IV Model Kurva Indiferens Asumsi-asumsi model kurva indiferens Model utilitas secara ordinal (kepuasan konsumen tidak dapat diukur dalam satuan apapun) Utilitas Konsumen

Lebih terperinci

Teori Permintaan Konsumen: Pendekatan Utiliti (Nilai guna / Kepuasan)

Teori Permintaan Konsumen: Pendekatan Utiliti (Nilai guna / Kepuasan) Teori Permintaan Konsumen: Pendekatan Utiliti (Nilai guna / Kepuasan) Teori permintaan konsumen dg pendekatan utiliti 1. Kandungan analisis 2. Macam pendekatan 3. Asumsi Pokok dan Asumsi Umum 4. Hipotesa

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan data dalam menguji validitas dan reliabilitas faktor-faktor dan variabel penelitian Kepuasan Kerja karyawan ini dilakukan memakai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. diteliti dapat diklasifikasikan sebagai penelitian yang menggunakan hipotesis.

III. METODE PENELITIAN. diteliti dapat diklasifikasikan sebagai penelitian yang menggunakan hipotesis. III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah serta karakteristik obyek yang diteliti dapat diklasifikasikan sebagai penelitian yang menggunakan hipotesis.

Lebih terperinci

Pertemuan Ke 4. Teori Tingkah Laku Konsumen

Pertemuan Ke 4. Teori Tingkah Laku Konsumen Pertemuan Ke 4 Teori Tingkah Laku Konsumen Ada dua pendekatan 1. Pendekatan nilai guna (Utiliti) kardinal Yaitu kenikmatan konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif 2. Pendekatan nilai guna (Utiliti)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. responden disetiap rangkap kuesioner yang terdiri dari :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. responden disetiap rangkap kuesioner yang terdiri dari : BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Subyek Penelitian Sebelum melakukan pengujian statistik terlebih dahulu penelitit melihat profil remaja sebagai responden. Peneliti menyertakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Variabel Bebas Variabel bebas (X) dalam

Lebih terperinci

L/O/G/O TEORI PERILAKU KONSUMEN

L/O/G/O TEORI PERILAKU KONSUMEN L/O/G/O TEORI PERILAKU KONSUMEN Secara indivudial atau perilaku pelaku pelaku ekonomi, tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan kegiatan ekonomi adalah terpenuhinya setiap kebutuhan hidup dengan menggunakan

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMEN. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen ada dua yaitu faktor eksternal dan faktor internal

PERILAKU KONSUMEN. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen ada dua yaitu faktor eksternal dan faktor internal PERILAKU KONSUMEN Perilaku konsumen adalah perilaku yang konsumen tunjukkan dalam mencari, menukar, menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang mereka anggap untuk memuaskan kebutuhan mereka.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 40 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data 3.1.1 Penelitian Kepustakaan 1. Study literatur atau studi kepustakaan, yaitu dengan mendapatkan berbagai literatur dan referensi tentang manajemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian hubungan sebab akibat dengan alat penelitian memakai survei, yaitu pengumpulan informasi secara sistematik

Lebih terperinci

Prinsip Dasar Kepuasaan Konsumen

Prinsip Dasar Kepuasaan Konsumen PERILAKU KONSUMEN PERILAKU KONSUMEN Prinsip Dasar Kepuasaan Konsumen Tujuan utama dari konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk adalah memaksimumkan kepuasan total (total satisfaction) atau Utilitas total

Lebih terperinci

Teori Tingkah Laku Konsumen dan Teori Nilai Guna (Utility) Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB

Teori Tingkah Laku Konsumen dan Teori Nilai Guna (Utility) Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB Teori Tingkah Laku Konsumen dan Teori Nilai Guna (Utility) Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB Pokok Bahasan Teori nilai guna (utility) Pemaksimuman nilai guna Teori nilai guna dan teori permintaan Paradoks

Lebih terperinci

TEORI PERILAKU KONSUMEN

TEORI PERILAKU KONSUMEN TEORI PERILAKU KONSUMEN Teori Konsumsi adalah teori yang mempelajari bagaimana manusia / konsumen itu memuaskan kebutuhannya dengan pembelian / penggunaan barang dan jasa. Perilaku konsumen adalah bagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di beberapa perusahaan dagang dan jasa di Jakarta yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan mengambil sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendahuluan Bagian ini membahas jenis dan sumber data, kerangka sampel, teknik pengumpulan data, definisi operasional, teknik pengujian dan pengukuran instrument penelitian,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian explanatory research. Jenis penelitian

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian explanatory research. Jenis penelitian 21 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian explanatory research. Jenis penelitian explanatory research adalah jenis penelitian yang menyoroti hubungan antar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. independen di sini adalah Kualitas Pelayanan (X)

BAB III METODE PENELITIAN. independen di sini adalah Kualitas Pelayanan (X) 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel penelitian ada dua yaitu variabel independen dan variabel dependen. 1. Variabel independen atau variabel bebas adalah

Lebih terperinci

Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Produk Kopi Merk Kapal Api di Kantor Mabes Polri Jakarta Selatan. Nama : Muhammad Arif Adriansyah NPM :

Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Produk Kopi Merk Kapal Api di Kantor Mabes Polri Jakarta Selatan. Nama : Muhammad Arif Adriansyah NPM : Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Produk Kopi Merk Kapal Api di Kantor Mabes Polri Jakarta Selatan Nama : Muhammad Arif Adriansyah NPM : 14210639 LATAR BELAKANG Pada era globalisasi yang merupakan gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Variabel dependen, yaitu loyalitas konsumen

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Variabel dependen, yaitu loyalitas konsumen BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Variabel dependen, yaitu loyalitas konsumen. Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah masyarakat baik pria maupun wanita di sekitar

BAB III METODA PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah masyarakat baik pria maupun wanita di sekitar 27 BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Lingkup Penelitian Subjek penelitian ini adalah masyarakat baik pria maupun wanita di sekitar daerah operasi perusahaan yakni di daerah kampung Sakarum, Nasef, Malabam,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang digunakan untuk mengetahui nilai variabel X yakni keunggulan asosiasi merek,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Dan Sumber Data Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dimana penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang menggunakan analisis data yang berbentuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Instrumen Data Validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur yang dipergunakan untuk mengukur apa yang diukur. Adapun caranya adalah dengan mengkorelasikan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan pelaksanaan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kota Gorontalo Kecamatan Kota Timur Kelurahaan Ipilo dan Heledulaa Utara selama 2 bulan yaitu bulan Mei sampai Juni tahun

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 KARAKTERISTIK RESPONDEN Dalam penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 100 dari konsumen Sophie Martin yang datang berkunjung. Salah satu teknik pengumpulan data yang

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro

Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 05 Pusat Pengantar Ekonomi Mikro Teori Perilaku Konsumen Bahan Ajar dan E-learning TEORI PERILAKU KONSUMEN (Pendekatan Kardinal) 2 Pengertian dasar Perilaku konsumen dianalisa untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Definisi konseptual, Operasional dan Pengukuran Variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Definisi konseptual, Operasional dan Pengukuran Variabel BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi konseptual, Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Definisi Konseptual Menurut teori teori yang di uraikan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT. Dinamika Berkah Solusindo yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di salah satu perusahaan yang bergerak di sektor jasa yaitu PT SIAPTEK. Penelitian dilakukan dari bulan Maret 2015 hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama memasuki abad 21 ini, menuntut setiap perusahaan untuk selalu inovatif dalam mengembangkan usahanya.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian Kuantitatif adalah suatu penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah di Jakarta Barat yang juga merupakan kota tempat tinggal peneliti,

BAB III METODE PENELITIAN. adalah di Jakarta Barat yang juga merupakan kota tempat tinggal peneliti, BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini direncanakan selama empat bulan yang dimulai dari bulan Maret sampai Juni 2015. Sedangkan tempat dilaksanakannya penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya 44 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bandung. Dalam penelitian ini terdapat

Lebih terperinci

memberikan kepuasan konsumen jangka panjang.

memberikan kepuasan konsumen jangka panjang. BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 1.1. Analisis Kualitatif Analisis kualitatif ditujukan untuk mendapatkan informasi tentang berbagai kondisi lapangan yang bersifat tanggapan dan pandangan terhadap penerapan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah explanative research. Menurut

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah explanative research. Menurut 34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah explanative research. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) penelitian explanasi merupakan penelitian untuk menjelaskan

Lebih terperinci

Nama : Iksannur Hidayatullah Npm : Kelas : 3EA01

Nama : Iksannur Hidayatullah Npm : Kelas : 3EA01 PENGARUH PERSEPSI DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MODEM INTERNET SMARTFREN di KALANGAN MAHASISWA GUNADARMA Nama : Iksannur Hidayatullah Npm : 12209315 Kelas : 3EA01 Latar Belakang Dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. gambaran penjelasan mengenai hasil penelitian serta penelitian ini. dari responden dengan menggunakan kuesioner.

BAB III METODE PENELITIAN. gambaran penjelasan mengenai hasil penelitian serta penelitian ini. dari responden dengan menggunakan kuesioner. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yakni pendekatan penelitian dengan menyajikan data-data yang bersifat deskriptif berupa gambaran penjelasan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Survei Untuk memperoleh data dari responden digunakan lembaran kuesioner yang disebar mulai bulan Agustus 2005 hingga September 2005. Adapun contoh kuesioner

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian A. Objek / Subjek Peneletian Objek dalam penelitian ini adalah situs Traveloka, subjek adalah satu anggota dari sampel, sebagaimana elemen adalah satu anggota dari populasi (Sekaran,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka jenis penelitian ini termasuk

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka jenis penelitian ini termasuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Sugiyono (007:06) menyatakan bahwa statistik deskriptif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang dijadikan responden dalam penelitian ini ialah nasabah PT Bank Lampung Kantor Cabang Utama yang memiliki Tabungan Siger Mas. 3.2 Jenis dan Sumber

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. dilakukan adalah persiapan penelitian sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. dilakukan adalah persiapan penelitian sebagai berikut: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Sebelum mengadakan studi penelitian, langkah awal yang perlu dilakukan adalah persiapan penelitian sebagai

Lebih terperinci

Zakiah Jamal /4EA03 Manajemen

Zakiah Jamal /4EA03 Manajemen Zakiah Jamal 18212005/4EA03 Manajemen Prof.Dr.Ir.Euphrasia Susy Suhendra, M.S. Pengaruh Bauran Pemasaran 4P Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus pada Konsumen Produk Merek Enzoro Toko

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total. 27. Tabel 4.1 Uji Validitas Variabel kekayaan (X 1 ) dan Moral (X 2 )

BAB IV ANALISIS DATA. valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total. 27. Tabel 4.1 Uji Validitas Variabel kekayaan (X 1 ) dan Moral (X 2 ) 57 BAB IV ANALISIS DATA A. Hasil Uji Validitas Variable X 1. Uji validitas Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrument dalam mengukur apa yang ingin diukur. Dalam penentuan layak atau tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian A. Obyek/Subyek Penelitian Obyek yang digunakan adalah kartu pra bayar IM3 Indosat. Subyek yang digunakan adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, yang beralamat,

Lebih terperinci

TEORI PERILAKU KONSUMEN. Pertemuan 4 & 5 Izzani Ulfi

TEORI PERILAKU KONSUMEN. Pertemuan 4 & 5 Izzani Ulfi TEORI PERILAKU KONSUMEN Pertemuan 4 & 5 Izzani Ulfi Kandungan Analitis 1. Sebab-sebab konsumen membeli lebih banyak komoditi pada harga rendah dan mengurangi pembeliannya pada harga tinggi 2. Bagaimana

Lebih terperinci

PENGARUH KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH BANK

PENGARUH KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH BANK PENGARUH KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH BANK Yulisa Gardenia Email : yulisa_gardenia@yahoo.com Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100 Depok. ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hipotesis Gambar 4.1 Hubungan variabel bebas dan variabel terikat Keterangan : X 1 = Kompensasi X 2 = Iklim Organisasi Y = Kepuasan Kerja Hipotesis : 1. H 0 : r y1 = 0 H

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Profil Responden 4.1.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian adalah suatu proses penyelidikan secara sistematis yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah-masalah Cooper dan Emory

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. sebab-akibat antara variable-variabel dalam penelitian ini, yaitu antara munculnya

BAB 3 METODE PENELITIAN. sebab-akibat antara variable-variabel dalam penelitian ini, yaitu antara munculnya 23 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian Kausal, yaitu hubungan sebab-akibat antara variable-variabel dalam penelitian ini, yaitu antara munculnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. membagikannya ke pihak lain. Hal ini dikarenakan menurut web Kementrian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. membagikannya ke pihak lain. Hal ini dikarenakan menurut web Kementrian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah orang yang menggunakan internet untuk mencari informasi dan membagikannya ke pihak lain. Sampel dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. diperoleh dari kuesioner diolah menggunakan program SSPS 19 dengan kriteria

BAB IV HASIL PENELITIAN. diperoleh dari kuesioner diolah menggunakan program SSPS 19 dengan kriteria BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Uji Validitas Hasil perhitungan uji validitas menggunakan data 86 responden dan data yang diperoleh dari kuesioner diolah menggunakan program SSPS 19 dengan kriteria penentuan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Responden Berdasarkan data yang telah disebar kepada pelanggan Alfamart dengan total 100 kuesioner yang diberikan langsung kepada para pelanggan Alfamart.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peniliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang

BAB III METODE PENELITIAN. peniliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara utama yang digunakan peniliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Di Jalan Lingkar Selatan, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55183. B. Jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Menurut Sugiyono (2010, hlm. 38) menyatakan bahwa objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi keinginan dari konsumen. Perkembangan teknologi informasi memberikan

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi keinginan dari konsumen. Perkembangan teknologi informasi memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan konsumen semakin penting dalam hubungannya dengan organisasi atau perusahaan, konsumen menuntut tidak terbatas terpenuhinya kebutuhan tetapi juga yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menguraikan sejauh mana kualitas website mempengaruhi kepuasan pengguna.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menguraikan sejauh mana kualitas website mempengaruhi kepuasan pengguna. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Karakteristik Responden Penelitian ini menggunakan 100 responden yang digunakan untuk menguraikan sejauh mana kualitas website

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi adalah sekelompok elemen yang lengkap yang biasanya berupa orang, obyek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah konsumen di rumah makan Mie Ayam Oplosan Kedai Shoimah. Responden yang menjadi objek penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan verifikatif. Analisis deskriptif ini menyatakan variabel penyebab dan varibel

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel 3.1 Desain Penelitian Jenis dan Metode Tujuan Penelitian Unit Analisis Time Horison T 1 Kausalitas Survei Individu Responden Cross Section T 2 Kausalitas

Lebih terperinci

Kasus dan Soal-soal Teori Perilaku Konsumen Halaman 1

Kasus dan Soal-soal Teori Perilaku Konsumen Halaman 1 Contoh Soal Kasus Kasus 3.1 Seorang konsumen mengkonsumsi dua macam barang, yaitu barang X dan barang Y. Harga barang X per unit () adalah Rp. 2 dan harga barang Y per unit (Py) adalah Rp. 1. Anggaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif melalui analisis regresi linier berganda. Menurut. menguji hipotesis yang akan ditetapkan.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif melalui analisis regresi linier berganda. Menurut. menguji hipotesis yang akan ditetapkan. BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif melalui analisis regresi linier berganda. Menurut sugiyono (2008:8) metode kuantitatif diartikan

Lebih terperinci

BAB V PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Instrumen dan Data Penelitian yang dilakaukan pada variabel ini menggunakan data primer dengan menggunakan instrument salah satunya kuesioner, untuk itu

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro

Pengantar Ekonomi Mikro Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 06Fakultas Ekonomi & Bisnis Menjelaskan Teori Tingkah Laku Konsumen, Konsep Cardinal Utility Approach, Kurva Indeference Abdul Gani, SE MM Program Studi Manajemen TEORI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1. Variabel Penelitian (00:61) Definisi variabel menurut Indriantoro dan Supomo Variabel adalah segala sesuatu yang dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah deskriptif (explanatory) dengan verifikatif

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah deskriptif (explanatory) dengan verifikatif 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif (explanatory) dengan verifikatif (quantitative). Adapun tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di wilayah Kelurahan Merjosari RW 12,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di wilayah Kelurahan Merjosari RW 12, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini bertempat di wilayah Kelurahan Merjosari RW 12, Kecamatan Lowokwaru, kota Malang. Pemilihan lokasi dilakukan dengan pertimbangan karena lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. April sampai bulan Mei Penelitian ini dilaksanakan pada setiap trip My

BAB III METODE PENELITIAN. April sampai bulan Mei Penelitian ini dilaksanakan pada setiap trip My 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini direncanakan selama dua bulan yang dimulai dari bulan April sampai bulan Mei 2015. Penelitian ini dilaksanakan pada setiap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2015) objek penelitian merupakan suatu atribut atau penilaian orang, subjek atau kegiatan yang mempunyai variasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus Berdasarkan jenis masalah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus Berdasarkan jenis masalah yang 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kudus. Penelitian ini dimulai dari bulan Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus 2013. Berdasarkan jenis masalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Motor Air Tiris, Kec. Kampar jln. Pekanbaru-Bangkinang KM.48 Psr. Air

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Motor Air Tiris, Kec. Kampar jln. Pekanbaru-Bangkinang KM.48 Psr. Air 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Lokasi penelitian dilakukan pada show room sepeda motor CV. Suci Motor Air Tiris, Kec. Kampar jln. Pekanbaru-Bangkinang KM.48 Psr. Air Tiris.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/subjek Penelitian 1. Objek Suharismi Arikunto (2001) menyatakan objek penelitian merupakan ruang lingkup atau hal-hal yang menjadi pokok persoalan dalam suatu penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada PT. Spirit Attitude Integrity ( SAI) Indonesia Cabang Pekanbaru yang berlokasi di Jalan Tuanku Tambusai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. dengan menggunakan bantuan program SPSS, sebagaimana telah diketahui

BAB IV ANALISIS DATA. dengan menggunakan bantuan program SPSS, sebagaimana telah diketahui BAB IV ANALISIS DATA A. Pengujian Hipotesis Sebelum menjabarkan tentang analisis data dalam bentuk perhitungan dengan menggunakan bantuan program SPSS, sebagaimana telah diketahui hipotesapenelitian sebagai

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. karyawan. Data yang digunakan berupa jawaban responden yang pada dasarnya

BAB II METODE PENELITIAN. karyawan. Data yang digunakan berupa jawaban responden yang pada dasarnya BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan regresi linier dengan maksud mencari pengaruh antara variabel independent (X) yaitu gaya kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT. Aditma Graha Lestari yang beralamat di Komplek Ruko Puri Kembangan Indah No. 168 D, Kembangan Selatan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yang rasional, empiris, dan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yang rasional, empiris, dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Menurut Sugiyono (2005;01), Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, dan penelitian

Lebih terperinci

Mukhaer Pakkanna Dosen STIE Ahmad Dahlan Jakarta

Mukhaer Pakkanna Dosen STIE Ahmad Dahlan Jakarta Mukhaer Pakkanna Dosen STIE Ahmad Dahlan Jakarta 1 Buku Acuan: 1. Paul A. Samuelson & William D. Nordhaus, Economics, MgGraw-Hill International editions, 1992 2. Gemmill & Blodgett Economics: Principles

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pelalawan yang terletak di jalan Lintas Timur Ukui Satu. Penelitian ini dimulai pada

BAB III METODE PENELITIAN. Pelalawan yang terletak di jalan Lintas Timur Ukui Satu. Penelitian ini dimulai pada BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun yang menjadi objek penelitian dalam penulisan proposal ini adalah PT. Hamparan Orion Hasil Optimal ( PT. HOHO ) di Kecamatan Ukui Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Suatu proses penelitian dapat di lakukan dengan macam-macam desain atau metode tergantung metode mana yang akan digunakan yang di anggap cocok. Sesuai

Lebih terperinci