UTP-U/J DAN UST REGU BAB I PENDAHULUAN
|
|
- Farida Ida Susman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDRAL UTP-U/J DAN UST REGU BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Mutu dan kesiapan tempur suatu satuan sangat ditentukan oleh kemampuan dan kesiapan personel untuk melaksanakan tugas-tugas sesuai fungsi, pangkat dan jabatannya. Oleh karenanya, kemampuan perorangan harus senantiasa dibina dan ditingkatkan, agar setiap saat dapat dicapai kondisi yang optimal untuk dapat melaksanakan tugas pokoknya. Disamping latihan, salah satu perangkat kendali pembinaan kemampuan perorangan yang penting adalah Uji Terampil Perorangan. Dengan Uji Terampil Perorangan ini, maka setiap perorangan diharapkan dapat diketahui secara pasti atas pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, guna diarahkan pada tujuan pembinaan dan penggunaan selanjutnya. b. Kesulitan terbesar di dalam menguji kemampuan yang bersifat perorangan adalah menjamin obyektivitas dan validitas penilaian, penentuan kriteria, serta penentuan materi dan cara pengujian yang tepat. Dengan demikian Uji Terampil Perorangan yang diterapkan dalam Yonif dalam rangka kesiapan tempur satuan tersebut harus berkaitan dengan SJM dan Sisbinlat berupa Proglatsi yang diterapkan dalam Yonif tersebut. 2. Maksud dan Tujuan. a. Maksud. Naskah ini disusun dengan maksud untuk dijadikan salah satu bahan ajaran bagi pendidikan Dasar Kecabangan (Diksarcab). b. Tujuan. Agar Perwira Siswa mengerti dan dapat menyelenggarakan UTP-U/J dan UST Regu. 3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Ruang lingkup Naskah ini dibatasi pada ketetntuan umum dan pelaksanaan UTP Umum dan Jabatan disusun dengan tata urut sebagai berikut : a. Pendahuluan. b. Hubungan antara UTP dengan SJM Pola Karier dan Sisbinlat. c. Ketentuan Umum UTP. d. Pelaksanaan UTP. e. Ketentuan Umum Gar UST f. Pelaksanaan UST g. Penutup.
2 2 BAB II HUBUNGAN ANTARA UTP DENGAN SJM, POLA KARIER DAN SISBINLAT 4. Umum. a. Untuk dapat menyusun suatu peranti lunak UTP yang tepat dan efektif, perlu diketahui letak dan hubungan perangkat kendali ini dengan keseluruhan sistem pembinaan kemampuan perorangan yang berlaku di lingkungan TNI AD. Dengan demikian akan dapat direalisasi salah satu filosofi latihan kita yang berbunyi Apa yang akan dilaksanakan di daerah operasi, itulah yang kita latihkan. Dan apa yang kita latihkan, itulah yang akan diujikan. b. Mengingat UTP ini mempunyai kepentingan, baik yang berkaitan dengan perorangan maupun organisasi, berikut ini akan dibahas hubungan antara UTP dengan Spesialisasi Jabatan Militer dan Sistem Pembinaan Latihan. 5. Hubungan UTP dengan Spesialisasi Jabatan Militer. a. SJM adalah identifikasi dari kelompok kedudukan jabatan militer yang mempunyai hubungan fungsional sedemikian dekatnya, Sehingga terdapat derajat tukar menukar yang tinggi diantara mereka yang berkualifikasi SJM tersebut. SJM menjelaskan spesialisasi dan pengetahuan yang diperlukan untuk pelaksanaan jabatan militer dengan baik. b. Sementara itu, dalam rangka pembinaan Karier Bintara dan Tamtama TNI AD telah dirumuskan adanya Pola dan Tingkatan Keterampilan Perorangan dalam SJM. Pola ini mengatur dan sekaligus mempersyaratkan keterampilanketerampilan perorangan yang harus dimiliki pada tingkat kepangkatan tertentu, periode dan tingkatan keterampilan ditetapkan sebagai berikut : TINGKAT KETERAMPILAN PANGKAT TINGKAT SJM 1 Prada DASAR 2 Pratu- Praka 3 Kopda Koptu- Kopka Serda- Sertu Serka- Serma Pelda- Peltu L A N J U T A N KELOMPOK KARIER, AWAK Penembak Senapan Lintas datar Lintas lengkung Lintas datar Lintas lengkung Lintas datar Lintas lengkung Lintas datar Lintas lengkung Lintas datar Lintas lengkung KODE SJM 101 A1 101 B2 101 C2 101 B3 101 C3 101 B4 101 C4 101 B5 101 C5 101 B6 101 C6 BPUP PUNCAK Pengawas 101 Z7 7 c. Berdasarkan tingkatan keterampilan dalam SJM ini ditentukan kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap personel. Kemampuan ini meliputi 2 aspek, yaitu pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan dan keterampilan ini diformulasikan dalam tugas-tugas yang harus dapat dilaksanakan dalam standar tertentu
3 3 Seluruh personel harus memiliki kemampuan pada tingkat keterampilan -1 dan dapat dinaikkan ke tingkat keterampilan yang lebih tinggi bila ia memiliki kemampuan atau dapat melaksanakan tugas-tugas pada tingkat keterampilan sebelumnya. Sebagai contoh : Seorang prajurit berpangkat Kopral Dua, maka ia harus menguasai tingkat keterampilan -1 dan 2, serta keterampilan pada tingkatnya yang sekarang yaitu tingkat keterampilan -3 d. Seluruh keterampilan pengetahuan dan keterampilan yang ditetapkan dalam setiap tingkat ini merupakan keterampilan pokok dalam SJM masing-masing dengan titik berat pada tugas-tugas umum dan tugas-tugas khusus. Selanjutnya dikaitkan dengan fungsi jabatan dan kedudukan dalam organisasi. Tugas-tugas tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Tugas Umum. Dalam tugas umum sesuai SJM ini buku yang digunakan sebagai pedoman dalam melatih dan menguji prajurit adalah Buku Pedoman Umum Prajurit Infanteri sesuai tingkat keterampilan dan keterampilannya (BPUP-1 s.d BPUP-7). Contoh : Semua Prajurit yang berpangkat Prada harus berpedoman dan dapat melaksanakan tugas dalam Buku Pedoman Umum Prajurit-1. 2) Tugas Khusus. Dalam tugasnya berpedoman pada Buku Pedoman Khusus Jabatan, kalau dia Pejabat di Rupan, maka dia harus berpedoman pada Buku Pedoman Khusus Jabatan di Kipan. Bagan di bawah ini dapat menjelaskan bagaimana totalitas suatu tugas perorangan dalam jabatan : JABATAN WADAN RUPAN DANCUK MO.60 KETERANGAN PANGKAT KOPDA/KOPTU KOPDA/KOPTU (SJM 101 B3) (SJM 101 C3) Keterampilan 3 3 Keterampilan di umum yang bawahnya harus dikuasai Keterampilan (tugas umum) (Lintas Datar) (Lintas umum pada Lengkung) tingkatan SJM Keterampilan Tik Rupan Mengatasi Keterampilan khusus yang gangguan Mo.60 spesifik harus dikuasai Menembak SO Menembak Tugas khusus (tugas khusus) Mo.60 pejabat di bawahnya e. Dengan telah ditetapkannya keterampilan (pengetahuan dan keterampilan) perorangan sesuai dengan tingkat keterampilan dalam SJM masing-masing, maka UTP yang diselenggarakan harus menguji pengetahuan dan keterampilan yang bersifat umum dan yang terkait dengan jabatan untuk mendapatkan kepastian, apakah tugas-tugas yang telah ditentukan itu dapat dilaksanakan sesuai dengan standar yang berlaku. Dengan demikian UTP yang dilaksanakan meliputi UTP Umum, UTP Jabatan (UTPJ) untuk menguji pengetahuan dan keterampilan yang berkait dengan jabatan.
4 f. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa : 4 1) SJM merupakan suatu sistem yang menyelaraskan antara pembinaan karier dan pembinaan latihan dengan tujuan agar setiap prajurit yang menduduki suatu jabatan militer dalam kelompok karier sesuai spesialisasinya, memiliki profesionalisme yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya. 2) Dalam konsep SJM, setiap jabatan militer memiliki persyaratan pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap pejabat untuk itu pejabat yang menduduki jabatan militer harus dilatih agar memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dipersyaratkan dan setelah itu diuji untuk mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan dan keterampilan tersebut telah diketahui. 3) Uji Terampil Perorangan adalah sarana untuk menguji pengetahuan dan keterampilan perorangan setiap prajurit yang telah melalui tahapan latihan perorangan. Materi latihan dalam latihan perorangan meliputi materi umum dan jabatan. Berkait dengan hal tersebut pengujiannya dilaksanakan sebagai berikut : (a) Untuk menguji materi yang bersifat umum melalui Uji Terampil Perorangan Umum (UTP Umum). (b) Untuk menguji materi yang berkait dengan pengetahuan dan keterampilan jabatan melalui Uji Terampil Perorangan Jabatan (UTPJ). 4) Uji Terampil Perorangan adalah sarana untuk menguji tingkat pemahaman prajurit sesuai tingkat keterampilannya dalam menduduki suatu jabatan militer terhadap tugas-tugas umum dan jabatan yang dipersyaratkan dalam SJM. 6. Hubungan UTP dengan Pola Karier. Bagi prajurit yang mempunyai jabatan tidak jelas dalam pola karier sebagai awak lintas datar maupun awak lintas lengkung, seperti Taban Jurlis, Ta Pesuruh, Ta Pelayan Radio, Ta pemasak dan lain-lain baik yang berada di Kipan, Kima maupun Kiban, maka harus menentukan diri, apakah dalam UTP akan mengikuti jalur lintas datar atau jalur lintas lengkung. Penentuan ini berdasarkan pertimbangan perorangan dan hasil konseling dengan Komandannya serta melihat kebiasaan tugas yang pernah dialami. Penentuan ini sebaiknya sudah sejak mulai berpangkat Pratu. Pola karier harus sudah dimengerti oleh para prajurit, sehingga dapat menjadi pancangan penentuan karier yang harus diikuti dan tugas apa yang harus dikuasai. Dengan demikian dalam UTP dia sudah tahu apa yang harus dilaksanakan. Dalam pola karier terlihat jabatan yang ada dibawahnya dan disampingnya dalam rangka menuju puncak karier, berarti kemampuannya harus dikuasai dan kemampuan tersebut kalau keluar dalam UTP sesuai jabatan harus dapat dikerjakan juga. Pada prinsipnya prajurit yang jabatannya lebih tinggi harus dapat melaksanakan tugas jabatan yang dibawahnya. Oleh karena itu soal UTP yang dikerjakan oleh bawahannya dapat pula dijadikan soal UTP untuk yang bersangkutan. Hierarki jabatan ini dapat terlihat pada pola karier.
5 5 7. Hubungan UTP dengan Sisbinlat. a. Dalam Sisbinlat TNI AD dikenal Latihan Perorangan dan Latihan Satuan. Ditinjau dari tugasnya, Latihan Perorangan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan teknis dan taktis perorangan agar ia dapat melaksanakan pekerjaannya masing-masing dalam hubungan Satuan. Selanjutnya latihan satuan meneruskan kondisi tersebut untuk diarahkan kepada pencapaian tugas pokok satuan. Dengan demikian jelaslah bahwa latihan perorangan memiliki arti penting berhubung pada akhirnya ia sangat mewarnai kualitas satuan, sehingga sangat menentukan berhasil tidaknya pencapaian tugas pokok satuan tersebut. b. Pada prinsipnya latihan perorangan harus dilaksanakan secara bertingkat, bertahap dan berlanjut, latihan perorangan harus merupakan anak tangga awal dari keseluruhan proses penyelenggaraan latihan. c. Di dalam Buku Petunjuk tentang Proglatsi Kipan dan Yonif, telah diatur halhal sebagai berikut : 1) Latihan terdiri dari latihan perorangan dan latihan satuan. Latihan meliputi latihan dasar (Umum), latihan perorangan tingkat Bintara dan latihan perorangan tingkat Perwira. Sedangkan latihan satuan meliputi latihan tingkat kelompok, Regu, Peleton dan Kompi. Materi latihan perorangan meliputi materi teknik dan taktik yang berkaitan dan mendukung langsung pelaksanaan tugas satuan, yang ditentukan dalam latihan satuan. 2) Pentahapan latihan diatur sebagai berikut : a) Latihan perorangan = 9 minggu. b) Latihan Tk. Ru/Pok/Si = 6 minggu. c) Latihan Tk. Ton = 6 minggu. d) Latihan Tk. Ki = 3 minggu. e) Latihan Tk. Yonif = 3 minggu. Waktu tersebut sudah termasuk untuk UST masing-masing tahap. Jumlah waktu adalah 27 minggu. Setiap tahap latihan tidak akan berhasil apabila masing-masing perorangan belum lulus dalam UTP. Waktu untuk UTP diluar Proglatsi sendiri adalah 1 minggu. Dengan demikian waktu UTP, Proglatsi UST dan UTJ sebanyak 28 minggu dalam 1 tahun. 3) Pola Proglatsi bila dihubungkan dengan UTP dapat digambarkan sebagaiberikut :
6 6 SIKLUS LATIHAN TINGKAT BATALYON DIAG NOS TIK TEST LATOR LAN UTP TAJA LATOR SAR LAT UTP UTP UMUM LATOR JAB RU UTJ RU LAT TIS RU UST RU LATOR JAB TON UTJ TON TAJA BARU 9 MINGGU 6 MINGGU GLAPET, MOD, MED DRILL NIS, TIS, PUR dan GLALAP 6 MINGGU GLA LAP YON LAT TIS YON UTJ YON LATOR JAB YON UST KI LAT TIS KI UTJ KI LATOR JAB KI UST TON LAT TIS TON 3 MINGGU 3 MINGGU BAB III KETENTUAN UMUM UTP 8. Umum. a. Guna menunjang efisiensi dan efektifitas dalam latihan dan pengujian maka perumusan kebijaksanaan dan peranti lunak dilaksanakan secara terpusat, sedangkan kegiatan latihan dan pengujian tersebut dilaksanakan secara tersebar (desentralisasi). Disamping kita menginginkan agar para Komandan Satuan yang telah menyelenggarakan latihan bagi anggotanya, sekaligus dapat mengujinya. Dengan demikian dapat diketahui sejauh mana latihan yang diberikan dapat mencapai sasaran, untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai penyempurnaan latihan-latihan berikutnya. b. Agar tujuan, sasaran dan hal-hal yang penting dari UTP ini dapat dipahami oleh para pembina/dansat yang akan menyelenggarakan UTP, perlu diberikan petunjuk umum tentang UTP tersebut. 9. Tujuan dan Sasaran UTP. a. Tujuan. 1) Menguji prajurit dalam melaksanakan tugas sesuai jabatan dalam rangka mendukung tugas pokok satuan. 2) Didapatkannya suatu data kuantitatif yang valid tentang pemahaman dan kekuasaan prajurit terhadap pengetahuan dan keterampilan umum serta jabatan sesuai tingkat keterampilannya untuk kepentingan pembinaan personel dan pembinaan latihan. b. Sasaran.
7 10. Kegunaan UTP. 7 1) Mekanisme pengujian dapat dilaksanakan secara sistematis dengan dilandasi prinsip-prinsip pengujian yang berlaku dalam Sisbinlat TNI AD dalam rangka mendapatkan hasil yang obyektif. 2) Dapat diketahui tingkat pemahaman prajurit tentang tugas dan jabatannya yang pada akhirnya dapat digolongkan menjadi tiga kategori : a. Bagi Mabesad. a) Personel yang mempunyai kecakapan yang melebihi/diatas tingkat kecakapannya dalam SJM (sesuai fungsi dan jabatannya). b) Personel yang mempunyai kecakapan sesuai dengan tingkat kecakapannya dalam SJM (sesuai fungsi dan jabatannya) personel ini dapat dipertahankan pada jabatannya, karena ia dapat memelihara kecakapan yang dipersyaratkan. c) Personel yang memiliki kecakapan yang kurang/dibawah tingkat kecakapannya dalam SJM (sesuai fungsi dan jabatannya) pada personel ini harus diberikan latihan secara intensif atau perintah untuk meningkatkan keterampilannya dengan berlatih sendiri (di bawah pengawasan dan bimbingan) agar ia dapat dimasukkan dalam kategori dua setelah diadakan UTP Ulang. Bagi personel yang memiliki kecakapan sangat kurang dibawah tingkat keterampilan dalam SJM (sesuai fungsi dan jabatannya), walaupun sudah mengikuti UTP Ulang dan dari hasil pengamatan Komandan langsungnya ternyata yang bersangkutan tidak dapat lagi ditingkatkan kemampuannya, maka terhadap personel tersebut harus diganti dan ditempatkan di bagian lain sesuai dengan kemampuannya. 1) Menentukan kelompok-kelompok karier yang memungkinkan penggunaan personel Ba dan Ta sesuai SJM serta pengembangan karier selanjutnya. 2) Menyusun dan menerapkan kebijaksanaan dan prosedur yang setepat-tepatnya tentang seleksi klasifikasi, penugasan dan promosi. 3) Memberikan kesempatan dengan mengadakan pendidikan dan latihan militer untuk memungkinkan pengembangan karier. 4) Memberikan informasi pada waktunya kepada prajurit dan Komandan melalui sarana publikasi tentang kesempatan untuk pengembangan karier. b. Bagi Komandan Satuan. 1) Memberikan penugasan dan menggunakan setiap individu prajurit sesuai SJM-nya.
8 8 2) Memberikan kesempatan bagi setiap individu untuk mengikuti pendidikan dan latihan untuk pengembangan agar senantiasa dapat melaksanakan tugas yang dihadapi. 3) Memberikan saran/nasehat, menilai dan memberikan motivasi kepada setiap individu dengan memperhatikan sasaran karier kemajuan yang dicapai serta titik penentuan karier yang diharapkan dengan konsultasi/konseling. c. Bagi Pejabat Personel. 1) Memberikan saran kepada Komandan Satuan tentang penggunaan personel Ba dan Ta. 2) Menyusun dan melaksanakan program untuk pemberian saran dan nasehat kepada setiap prajurit tentang pengembangan karier, profesionalisme dan pendidikan serta membantu yang bersangkutan mencapai sasaran kariernya. d. Bagi Individu yang Bersangkutan. Seorang prajurit harus mengambil keputusan yang akan menentukan nasibnya dikemudian hari. Sehubungan dengan itu yang bersangkutan harus benar-benar mengetahui SJM yang dimiliki, kepangkatan, komposisi SJM serta kesempatan yang tersedia untuk mengikuti pendidikan dan latihan. Secara grafis hal ini dapat dilihat dipola karier. Perencanaan karier adalah tanggung jawab individu disamping Mabes TNI AD, Komandan dan Pejabat Personel. Adapun partisipasi yang dapat dilaksanakan setiap individu adalah dengan cara : 1) Melaksanakan setiap tugas yang dibebankan dengan sebaik-baiknya. Beban tugas tersebut berupa tugas umum dan tugas khusus. 2) Berusaha mengetahui tentang kesempatan yang ada untuk mengikuti pendidikan dan latihan serta untuk maju. 3) Menentukan potensi untuk maju pada SJM yang sesuai dengan cara minta saran kepada Komandan Satuan Langsung dengan melalui sarana sistim penilaian Ba/Ta yaitu hasil pengujian SJM (hasil UTP) yang dimasukkan dalam Buku Penilaian. 4) Menentukan sasaran karier yang ingin dicapai. 5) Menilai kemampuan yang telah dicapai secara periodik dan pada titik pencapaian karier diperlukan perhatian. 6) Menunjukkan kapasitas perkembangan dengan menyelesaikan sebaik-baiknya pendidikan dan latihan yang diperlukan. e. Bagi Pembinaan Satuan. Hasil UTP akan sangat bermanfaat untuk menentukan sampai dimana tingkat keterampilan/kemampuan perorangan ditinjau dari tugas umum maupun tugas khusus, sehingga bila digabungkan kondite dan hasil jasmani, serta kesehatan, maka akan terlihat siapa yang mempunyai kemampuan yang terbaik secara perorangan. Di Kompi kemampuan ini sudah dapat ditentukan.
9 9 Dalam pelaksanaan UTP didalam Proglatsi maupun di luar proglatsi, Mabesad mempercayakan pelaksanaan UTP kepada Kotama, Kotama secara hirarkhis s.d Yon dan Yon mempercayakan kepada Kompi. Sepenuhnya kesuksesan ada pada Kompi. Danki dapat membiarkan anggotanya tidak terlatih kemudian pada saat akan UTP baru dilatih sekedarnya dan diluluskan, akan tetapi hal ini akan menjadi bumerang bagi para Danki dan Penilai karena adanya kewajiban mempertahankan prestasi selamanya, dan peroranganpun tidak akan mau diluluskan karena hal yang tidak benar dan harus mempertahankan prestasi. Apabila terjadi perorangan sengaja tidak mau untuk lulus, terpaksa harus berpikir panjang karena UTP ini berpengaruh terhadap karier. Dari laporan hasil UTP yang sampai Mabesad akan dapat ditentukan perorangan yang terbaik sesuai tingkat keterampilan. Demikian juga Kotama, tanpa hal ini dilaksanakan lomba. 11. Waktu Pelaksanaan UTP. a. UTP dalam rangka Proglatsi. Adalah UTP yang dilaksanakan sebelum tiap-tiap tahap latihan dari Proglatsi. Dalam satu tahun anggaran hanya direncanakan mulai bulan pertama setiap tahun anggaran (Januari) dan selesai satu bulan sebelum akhir tahun anggaran (Nopember). Tujuannya adalah untuk meningkatkan keterampilan personel dalam melaksanakan fungsi dan jabatan, dengan cara mengukur kesiapan perorangan untuk latihan dalam hubungan tim, sebab Tim tidak akan berhasil kalau perorangannya belum baik. b. UTP diluar Proglatsi. Adalah UTP yang dilaksanakan 1 (satu) kali dalam satu tahun anggaran oleh Mabesad. Waktunya adalah setelah selesai Proglatsi yaitu pada bulan terakhir tahun anggaran (Desember). Tujuannya adalah untuk meningkatkan keterampilan personel sesuai tingkat keterampilan dalam SJM, dengan cara mengukur kesiapan perorangan, sehingga didapatkan hasil sampai dimana efektifitas tempur Satuan. Kotama, Korem, Brigif, Yonif dapat melakukan UTP di luar Proglatsi terhadap anggotanya baik yang lama maupun yang baru kapan saja dalam satu tahun anggaran, demikian juga lembaga pendidikan maupun kesatuan yang membutuhkan. c. Pengaturan. Dari SUAD akan turun program latihan. Sudah atau belum turun program, maka Kotama menurunkan direktif tentang UTP pada bulan ke satu tahun anggaran (Januari). Sedangkan UTP paling awal dimulai pada bulan ketiga tahun anggaran (Maret). Dengan turunnya direktif kotama, secara hirarkhis direktif akan sampai ke tingkat Kompi. Penurunan direktif harus memperhatikan mekanisme turunnya direktif sampai dengan diterimanya oleh Kompi yang dislokasinya terjauh dan memperhatikan kegiatan/tugas Kompi yang akan melaksanakan UTP sehingga Kompi yang sedang ada kegiatan/tugas, ataupun yang dislokasinya terjauh tetap dapat mempersiapkan/ melaksanakan UTP sampai berhasil lulus seluruhnya, dengan pengaturan waktu sebagai berikut : 1) Dalam rangka Proglatsi. a) Latihan dan Persiapan UTP. Diterimanya direktif Kotama oleh pelaksana UTP, sampai dengan pelaksanaan awal UTP ada selisih waktu selama 2 (dua) bulan. Waktu ini digunakan untuk :
10 10 (1) Latihan. Bagi calon peserta UTP baik latihan sendiri maupun latihan yang terjadwal. Latihan ini meliputi latihan dalam rangka menghadapi seluruh UTP sesuai direktif Kotama, yaitu UTP umum dan UTP Jabatan. Walaupun demikian pada tiap tahap UTP Jabatan harus pula disiapkan waktu latihan sendiri, guna penyegaran. (2) Persiapan. Bagi calon-calon penguji UTP, waktu ini dipergunakan untuk menyiapkan kondisi dalam pengujian, latihan menguji, sehingga UTP berjalan lancar, serta digunakan untuk perencanaan dan latihan Proglatsi. (3) Walaupun sudah dipersiapkan latihan dan persiapan UTP, pada tiap tahap akan melaksanakan UTP Jabatan juga harus disediakan waktu untuk latihan dan persiapan, lama waktunya ditentukan oleh Yonif/Kompi berdasarkan perkiraan banyaknya peserta yang tidak akan lulus. b) UTP. Waktu UTP ditentukan sebagai berikut : (1) UTP Umum = 2 hari. (2) UTP Jabatan = 5 hari. Dari UTP akan didapat hasil, siapa yang memenuhi standar adalah yang lulus, yang tidak memenuhi standar tidak lulus. c) Latihan Ulang UTP. Pada prinsipnya bagi peserta UTP harus lulus seluruhnya sebab kalau tidak lulus maka tahap latihan berikutnya tidak akan tercapai. Oleh karena itu : (1) Peserta yang tidak lulus. Mengikuti latihan ulang UTP, khusus materi yang tidak lulus. Sehingga nantinya dia harus mengikuti UTP ulang. (2) Peserta yang lulus. Dapat digunakan sebagai pembantu pelatih. Dari UTP akan dapat dinyatakan siapa yang lulus dan yang tidak lulus UTP. Hasil ini untuk menentukan apakah harus ada latihan ulang UTP dalam rangka menghadapi latihan Proglatsi atau tidak. Cara menentukan peserta latihan ulang UTP dan UTP ulang diambil dari hasil rekapitulasi dgn contoh sebagai berikut: Rekapitulasi UTP Pratu Amin : NO TUGAS LULUS TIDAK 1. Menentukan koordinasi X - 2. Melempar granat - X 3. Memasang bobbytrap - X d.s.t 15. Menyiapkan radio X - Jumlah 10 5
11 11 Dari hasil rekapitulasi tersebut dapat disimpulkan Pratu Amin Tidak Lulus UTP. Dia harus mengikuti latihan ulang UTP dan mengikuti UTP ulang sebanyak 5 materi, pada 10 materi lainnya dia tidak mengikuti latihan ulang dan UTP ulang. Waktu untuk latihan ulang UTP ditentukan oleh Yon/Kompi. d) UTP Ulang. Adalah waktu dan kegiatan yang digunakan dalam UTP (Formal) serta bagi mereka yang dalam pelaksanaan latihan serta kegiatan telah nyata mengabaikan/menyimpang dari hasil yang dinyatakan lulus. Contoh Si A telah dinyatakan lulus menyamar dalam UTP, tetapi ternyata dalam keadaan sehari-hari, dalam latihan yang menyangkut menyamar menunjukkan hal yang diluar standar menyamar. Oleh karena itu Si A tersebut dalam Buku Penilaian Keterampilannya diberi keterangan yang menyertakan Menyimpang disertai tanggal/waktu dan siapa yang menyaksikan penyimpangan tersebut. Si A tersebut berkewajiban mengikuti UTP ulang dan dapat dinyatakan lulus atau tidak sesuai standar. Hasil tersebut tidak dapat menjadikan catatan dalam buku Penilaian pada lembar catatan khusus dicoret atau tidak berlaku. Apabila ternyata tidak lulus, maka dilacak mulai dari formulir UTP, siapa yang menguji, kebenaran hasil dalam ujian. Hal tersebut dilaporkan dalam laporan khusus. Bagi mereka yang menyimpang dari hasil sebelumnya tetapi dikarenakan cacat jasmani ataupun pengaruh usia, yang mengakibatkan nyata terhadap kemunduran keterampilan serta mata menjadi rabun sehingga keterampilan menembak turun dan lain-lain, secara nyata dapat diyakinkan atau ada keterangan, maka tidak berpengaruh negatip walaupun harus UTP ulang. Waktu pelaksanaan UTP ulang bagi yang menyimpang atau mengabaikan dalam kegiatan sehari-hari diatur oleh Komandan yang bersangkutan. Standar yang digunakan dalam latihan ulang UTP tetap, akan tetapi standar dalam UTP ulang diperingan dari segi waktu dan jumlah serta penyimpangannya dari standar yang ada, tetapi urutan pelaksanaan, kebenaran tetap. 2) UTP di Luar Proglatsi. a) UTP diluar Proglatsi yang dilaksanakan satu kali oleh Mabesad pengaturannya sama dengan dalam rangka Proglatsi, tetapi hanya pada latihan dan persiapan UTP saja. Latihan ulang UTP dan UTP ulang tidak ada. UTP nya sendiri dilaksanakan dalam waktu maksimal satu minggu. Pemberitahuan UTP oleh Mabesad dalam hal ini Pussenif diberitahukan pada bulan delapan atau sembilan pada tahun anggaran, tepatnya bulan Agustus atau September. d. Hubungan Waktu. 1) UTP b) UTP di luar Proglatsi yang dilaksanakan oleh Kotama, Korem, Brigif, Yonif waktunya ditentukan oleh yang bersangkutan.
12 12 a) Dalam rangka Proglatsi = 1 minggu. b) Di luar Proglatsi = 1 minggu. 2) Proglatsi/UST/UTJ + 27 minggu. Dengan demikian jumlah waktu seluruhnya 28 minggu. 12. UTP Ulang. UTP ulang dilaksanakan apabila setelah pelaksanaan UTP dan kemudian dilaksanakan pendataan terhadap personel yang mempunyai nilai di bawah standar (65) dan dinyatakan tidak lulus oleh penilai (sesuai dalam penilaian BPKU). Dengan demikian yang bersangkutan diharuskan untuk melaksanakan UTP Ulang sampai dengan mendapatkan nilai di atas standar dan dinyatakan lulus oleh penilai. Dalam pelaksanaannya diatur sebagai berikut : a. Latihan Ulang UTP. Sebelum melaksanakan UTP ulang wajib melaksanakan latihan terlebih dahulu terhadap materi penugasan yang tidak lulus. b. Waktu Pelaksanaan. Waktu pelaksanaan ditentukan oleh Komandan Satuan setelah selesai latihan ulang sesuai dengan jumlah personel yang melaksanakan UTP ulang. c. Penguji. Terdiri dari Perwira dan Bintara serta disesuaikan dengan tingkat personel yang melaksanakan UTP ulang. 13. Peserta UTP. a. UTP dalam rangka Proglatsi. 1) Pelaku UTP. a) UTP Umum. Semua Bintara dan Tamtama. b) UTP Ulang. (Umum dan jabatan). Bagi pelaku yang tidak lulus dalam UTP yang bersangkutan dan yang menunjukkan nyata menggambarkan/ menyimpang dalam latihan atau kegiatan seharihari. c) UTP Jabatan. Pejabat sesuai pada tingkat jabatan yang akan dilatihkan dalam Proglatsi. Pejabat yang dimaksudkan adalah bila akan : (1) Latihan tingkat Regu. (a) Tabak Pan-3, 4, 5 dan 6. (b) (c) (d) Tabak SO. Tabak Pan 1,2/Taipan. Taban SO.
13 13 (e) (f) Wadanru. Danru. 2) Penguji UTP. (2) Latihan tingkat Ton. Semua pejabat yang ada di Koton. (3) Latihan tingkat Kompi. Semua pejabat yang ada di Koki. a) UTP Umum. Perwira atau Bintara. b) UTP Jabatan. Perwira atau Bintara. c) UTP Ulang. Perwira atau Bintara serta dibantu pelaku yang telah lulus. b. UTP Di luar Proglatsi. 1) Pelaku. a) UTP tingkat keterampilan-1. Semua prajurit yang berpangkat Prada (SJM 101 A1). b) UTP tingkat keterampilan-2. Semua prajurit yang berpangkat Pratu s.d Praka, awak lintas datar (SJM 101 B2) dan awak lintas lengkung (SJM 101 C2). c) UTP tingkat keterampilan-3. Semua prajurit yang berpangkat Kopda, awak lintas datar (SJM 101 B3) dan awak lintas lengkung (SJM 101 C3). d) UTP tingkat keterampilan-4. Semua prajurit yang berpangkat Koptu-Kopka, awak lintas datar (SJM 101 B4) dan awak lintas lengkung (SJM 101 C4). e) UTP tingkat keterampilan-5. Semua prajurit yang berpangkat Serda-Sertu, awak lintas datar (SJM 101 B5) dan awak lintas lengkung (SJM 101 C5). f) UTP tingkat keterampilan-6. Semua prajurit yang berpangkat Serka-Serma, awak lintas datar (SJM 101 B6) dan awak lintas lengkung (SJM 101 C6). e) UTP tingkat keterampilan-7. Semua prajurit yang berpangkat Pelda Peltu (SJM 101 Z7). 2) Penguji. UTP tingkat keterampilan-1 s.d. 7 oleh Perwira atau Bintara yang ditunjuk.
14 Materi UTP. a. UTP Dalam Rangka Proglatsi. 1) Soal Pengetahuan. a) Pada UTP umum. (1) Tingkat keterampilan-1 s.d 4 sebanyak 3 soal meminta penjelasan tentang APA persoalan pada tingkat keterampilan- 1. (2) Tingkat keterampilan-5, sebanyak 3 soal meminta penjelasan tentang BAGAIMANA caranya melaksanakan tugas pada tingkat keterampilan -1. (3) Tingkat keterampilan -6. dan 7. Sebanyak 3 soal meminta penjelasan tentang MENGAPA dilaksanakan tugas tingkat keterampilan-1. b) Pada UTP Jabatan. (1) UTP Jabatan di Regu. Untuk Danru sebanyak 3 soal yang meminta penjelasan tentang BAGAIMANA caranya melaksanakan salah satu tugas dari masing-masing tugas anggotanya. (2) UTP Jabatan di Komando Peleton. Untuk Baton sebanyak 3 soal yang meminta penjelasan tentang MENGAPA dilaksanakan sebagai Baton dan Danru dan tugas pada jabatannya. (3) UTP Jabatan di Komando Kompi. Untuk Batih, Bamin, Bamak, Bafurir. Sebanyak 3 soal yang meminta penjelasan tentang MENGAPA dilaksanakan tugas pada jabatannya. c) Pelaksanaan ujian Pengetahuan adalah ujian tertulis/lisan bagi Prajurit yang memiliki tingkat keterampilan 1 s.d 4, sedangkan bagi tingkat keterampilan 5 s.d 7 melaksanakan praktek mengajar keterampilan, dengan demikian pelaku bertindak sebagai Komandan / Guru. d) Waktu ujian tiap persoalan 15 menit. 2) Soal Keterampilan. a) UTP Umum. Diambilkan dari tingkat keterampilan-1 sebanyak tugas. b) UTP Jabatan. Paling banyak 5 tugas diambilkan dari tugas spesifik, yaitu yang tercantum dalam Buku Penilaian Khusus Jabatan.
15 15 Sisa tugas spesifik yang belum diujikan dijadikan materi UTP di luar Proglatsi oleh kesatuan dan pelaksanaannya sebelum UTP jabatan. Catatan : Tugas khusus yang spesifik adalah tugas pokok sesuai jabatannya tanpa melihat tugas khusus jabatan disamping ataupun dibawahnya. b. UTP di luar Proglatsi. 1) Soal Pengetahuan. a) Tingkat keterampilan-1 sebanyak 3 soal. Meminta jawaban tugas pada tingkat keterampilan-1 b) Tingkat keterampilan-2, sebanyak 3 soal (1) 2 soal meminta jawaban tugas pada tingkat keterampilan. (2) 1 soal meminta jawaban tugas pada tingkat keterampilan-2. c) Tingkat keterampilan-3, sebanyak 3 soal (1) 2 soal meminta jawaban tugas pada tingkat keterampilan. (2) 1 soal meminta jawaban tugas pada tingkat keterampilan-3. d) Tingkat keterampilan-4, sebanyak 3 soal (1) 2 soal meminta jawaban tugas pada tingkat keterampilan-1 s.d 3. (2) 1 soal meminta jawaban tugas pada tingkat keterampilan-4. e) Tingkat keterampilan-5, sebanyak 3 soal. (1) 2 soal meminta penjelasan BAGAIMANA cara melaksanakan tugas pada tingkat keterampilan-1 s.d 4. (2) 1 soal meminta penjelasan BAGAIMANA cara melaksanakan tugas tingkat keterampilan-5. f) Tingkat keterampilan-6, sebanyak 3 soal. (1) 2 soal meminta penjelasan MENGAPA dilaksanakan tugas tingkat keterampilan-1 s.d 5.
16 16 (2) 1 soal meminta penjelasan BAGAIMANA cara melaksanakan tugas pada tingkat keterampilan-6. g) Tingkat keterampilan-7, sebanyak 3 soal. (1) 2 soal meminta penjelasan MENGAPA dilaksanakan tugas tingkat keterampilan-1 s.d 6. (2) 1 soal meminta penjelasan BAGAIMANA cara melaksanakan tugas pada tingkat keterampilan-7. h) Soal pengetahuan ini pelaksanaan ujiannya sama dengan UTP pengetahuan dalam rangka Proglatsi. j) Waktu ujian tiap persoalan 15 menit. 2) Soal keterampilan. Tugas umum sesuai tingkat keterampilan dalam SJM banyaknya soal tugas. c. Macam Materi UTP. Meliputi : 1) Teknik Pertempuran. 2) Intelijen. 3) Senjata. 4) Ilmu Medan. 5) Komunikasi. 6) Pionir. 7) Longmalap. 8) Taktik. 9) Jasmil 10) Prosedur pimpinan Pasukan 11) Latihan 12) Dinas Staf Seksi. 13) Kegiatan Teritorial. 15. Pokok-Pokok Pengujian dan Penilaian. a. Sarana dan Prasarana Pengujian. 1) Blanko penilaian (cheklist).
17 17 2) Tim Penilai yang disahkan oleh perintah Komandan Satuan. 3) Lokasi pengujian yang mempunyai fasilitas sesuai kebutuhan penilaian. 4) Materi yang dibutuhkan untuk pengujian, baik materi militer umum maupun materi kecabangan Infanteri yang bersifat pengetahuan dan keterampilan. b. Teknik Pengujian. 1) Tertulis. Teknik yang digunakan untuk pengujian pengetahuan. a) Untuk Tamtama pertanyaan tidak bersifat uraian. b) Untuk Bintara pertanyaan bersifat uraian/penjelasan. c) Pelaksanaan pengujian dilaksanakan dimasing-masing pos pengujian. 2) Praktek. Teknik yang digunakan untuk menguji keterampilan dan pelaksanaan tugas-tugas yang bisa dilaksanakan oleh perorangan. c. Harga Nilai. a) Untuk Tamtama tugas yang diberikan tanpa uraian/penjelasan tambahan. b) Untuk Bintara tugas yang diberikan disertai dengan uraian/penjelasan secara lisan. c) Pelaksanaan pengujian dilaksanakan setelah pelaku melaksanakan ujian tertulis dengan metode praktek. 1) Harga nilai pengetahuan dan keterampilan menggunakan angka yang digolongkan sebagai berikut : a) : Baik Sekali. b) 75 - < 85 : Baik. c) 65 - < 75 : Cukup. d) 40 - < 65 : Kurang. e) < 40 : Kurang Sekali. 2) Nilai akhir UTP Umum dan UTP Jabatan dihitung secara kuantitatif dengan nilai terendah 0 dan nilai tertingi 100. Nilai akhir ini merupakan gabungan antara nilai pengetahuan dan nilai keterampilan setelah dijumlahkan, kemudian hasilnya dibagi dengan jumlah materi yang diujikan atau yang harus dilaksanakan.
18 18 Contoh : Pratu Kardiman mempunyai nilai UTP Keterampilan 60 dan nilai UTP Pengetahuan 50, maka nilai akhir UTP Pratu Kardiman adalah : = 55 (lima puluh lima ). 2 d. Kriteria/Standar Penilaian. 1) Sesuai dengan sasaran diselenggarakan UTP Umum dan Jabatan bagi Tamtama dan Bintara Infanteri adalah seperti yang telah diuraikan pada Bab yang terdahulu, maka nilai akhir UTP Umum dan Jabatan Tamtama dan Bintara digolongkan menjadi : a) Baik Sekali (BS) dengan nilai b) Baik (B) dengan nilai 75 - < 85. c) Cukup (C) dengan nilai 65 - < 75. d) Kurang (K) dengan nilai 40 - < 65. e) Kurang Sekali (KS) dengan nilai < 40. 2) Kriteria Nilai Pengetahuan dan Keterampilan. a) Pengetahuan. (1) Standar menguasai : apabila dapat menjelaskan, menerangkan, menguraikan secara mendalam tentang apa, mengapa, perlu apa, apa akibatnya jika dilakukan, apa latar belakang, apa faktor-faktor yang mempengaruhi, bisa memberi contoh melaksanakan dan memberi supervisi serta dapat mengajarkan tentang bagaimana cara melaksanakan. (2) Standar memahami : apabila dapat menjelaskan, menerangkan, menguraikan secara mendalam tentang apa, mengapa, perlu apa, apa akibat bila dilakukan dan tahu cara bagaimana mengerjakannya. (3) Standar mengerti : apabila dapat menjelaskan, menerangkan, menguraikan tidak mendalam tentang apa dan bagaimana cara mengerjakannya atau melaksanakannya. (4) Standar mengetahui : apabila dapat menyebutkan, mengidentifikasikan, memilih, menyalahkan atau membenarkan bagian-baian besar serta kegunaannya secara garis besar. b) Keterampilan. (1) Standar mahir : apabila dapat melakukan, melaksanakan suatu kegiatan atau proses kegiatan, pekerjaan atau tindakan dengan cepat dan tepat, tanpa suatu kesalahan yang kecil sekalipun.
19 19 Biasanya kecepatan melakukan kegiatan tersebut melebihi kecepatan kerja normal. Kegiatan tersebut harus dapat dilakukan sekali jadi dengan waktu yang minimal. Mahir juga berarti dapat memberi contoh, mengerjakan sendiri tanpa bantuan, memberi supervisi, melatihkannya kepada orang lain dan memberi koreksi. (2) Standar mampu : apabila dapat melakukan, melaksanakan suatu kegiatan pekerjaan atau tindakan dengan cepat dan tepat, tanpa suatu kesalahan yang berarti. Kegiatan tersebut dilakukan tanpa bantuan dan dengan batas waktu tertentu. Kegiatan ini dilakukan biasanya sesuai, sama dengan kecepatan kerja normal. Mampu juga berarti mengerjakan sendiri tanpa bantuan serta tahu mana yang benar. (3) Standar dapat : apabila dapat melakukan, melaksanakan suatu kegiatan, proses kegiatan, pekerjaan atau tindakan dengan benar, dan ada beberapa kesalahan kecil tetapi hasil pekerjaan sudah dapat dibenarkan. Kegiatan ini dilakukan tanpa ada bantuan, kesalahankesalahan yang dilakukan dapat diketahui dan diperbaiki sendiri. Biasanya waktu untuk pelaksanaan ini dibawah kecepatan normal. Dapat berarti bisa melakukannya sendiri walaupun lambat dan belum sempurna tetapi masih bisa diterima. (4) Standar dapat terbatas : apabila dapat melakukan suatu kegiatan, pekerjaan atau tindakan dengan bimbingan, bantuan orang lain, bantuan buku petunjuk, atau bantuan bisa mengerjakan secara garis besar (prosedur yang rutin) pekerjaan, kegiatan detail pada umumnya belum bisa dilakukan. 3) Kriteria/Standar Materi. a) Untuk UTP Umum. Materi diambil dari BPUP-1 (tingkat keterampilan-1). b) Untuk UTP Jabatan. Materi diambil dari BPKJ Infanteri, sesuai dengan tugas jabatan dari personel tersebut. Contoh : (1) Apabila yang diuji adalah prajurit berpangkat Koptu dengan jabatan sebagai Wadanru, maka materi UTP Jabatan diambil dari BPKJ-4 Infanteri. (2) Apabila yang diuji adalah prajurit berpangkat Serka dengan jabatan sebagai Batih, maka materi UTP Jabatan diambil dari BPKJ-6 Infanteri. 16. Organisasi, Tugas dan Tanggung Jawab Penyelenggaraan UTP. a. Pengorganisasian.
20 20 1) UTP diselenggarakan oleh Batalyon Infanteri, yang diawasi dan dikendalikan langsung dari Korem/Brigade yang bersangkutan. Pelaksanaan UTP itu sendiri bisa ditangani oleh Kompi-Kompi. 2) Untuk golongan Bintara dan Tamtama, pelaksana UTP adalah Kompi yang dipimpin langsung oleh Danki. 3) Pada prinsipnya personel yang bertindak sebagai Penguji, adalah harus memiliki Tingkat keterampilan dalam SJM atau jabatan yang lebih tinggi dari personel yang diuji. Penguji serendah-rendahnya adalah Baton atau tingkat keterampilan-6, sedangkan untuk pembantu penguji paling rendah adalah Danru atau setingkat keterampilan-5 dalam SJM. 4) Organisasi pelaksana UTP adalah sebagai berikut : a) UTP Yon. PIMPINAN UTP DANYON PADAL UTP WADAN YON STAF UTP YON K A S I PIMPINAN UTP KOMPI MARKAS DANKIMA PIMPINAN UTP KOMPI SENAPAN DANKIPAN PIMPINAN UTP KOMPI BANTUAN DANKIBAN Keterangan : (1) : Garis Komando. (2) : Garis Staf.
21 21 b) UTP Kompi. PIMPINAN UTP DANKI PADAL UTP DANTON BADAL UTP KI BATIH PENGUJI PENGUJI PENGUJI P E L A K U U T P Keterangan : (1) : Garis Komando. (2) : Garis Staf. (3) : Garis Pengujian. b. Tugas dan Tanggung Jawab. Di bawah ini diuraikan tugas dan tanggung jawab para pejabat yang duduk di dalam organisasi penyelenggara UTP di Batalyon, sebagai berikut : 1) Danyon (Pimpinan UTP Yon). a) Bertanggung jawab atas penyelenggaraan UTP di satuannya, sesuai jumlah dan macam materi ujian yang dikeluarkan oleh Kotama. b) Menjamin obyektivitas dan validitas penilaian dalam UTP. c) Mengolah hasil pelaksanaan UTP beserta hasil nilai perorangan. d) Mengolah hasil UTP bagi kepentingan pembinaan personel para anggotanya, disesuaikan dengan kepentingan organisasi. 2) Wadanyon (Perwira Pengendali UTP Yon). a) Bertanggung jawab atas penyelengaraan UTP, dimulai dari tahap perencanaan dan persiapan, tahap pelaksanaan pengujian, hingga tahap pencatatan dan laporan hasil UTP.
22 22 b) Menjamin terlaksananya UTP sesuai dengan waktu, jumlah personel yang diuji serta jumlah dan macam persoalan/tugas, yang direncanakan sebelumnya. c) Mengawasi pelaksanaan UTP di satuan penguji (Kompi- Kompi), untuk menjamin terlaksananya UTP secara tepat dan sesuai petunjuk yang telah diberikan oleh pimpinan (Danyon). 3) Kasi Yon (Staf UTP Yon). a) Merencanakan, menyiapkan, membantu mengendalikan pelaksanaan UTP keseluruhan. b) Mengawasi pelaksanaan UTP. c) Menyiapkan laporan ke atas. 4) Danki (Pimpinan UTP Kompi). a) Bertanggung jawab atas terlaksananya UTP bagi Bintara dan Tamtama di Kompinya, secara obyektif dan valid. b) Merencanakan, menyiapkan dan mengendalikan pelaksanaan UTP Ba dan Ta di Kompinya. c) Mengorganisasikan dan menunjuk Padal UTP, Badal UTP, Penguji dan Pembantu Penguji. d) Memimpin pelaksanaan UTP di tempat pengujian. e) Melaporkan hasil UTP anggota Kompinya kepada Padal UTP Yon (Wadanyon). 5) Danton yang ditunjuk (Padal UTP Kompi). a) Bertanggung jawab atas pelaksanaan UTP secara teknis di Kompinya. b) Menyiapkan prasarana dan sarana pengujian. c) Memberikan petunjuk, pembagian tugas dan mengawasi pelaksanaan tugas para penguji. 6) Batih (Badal UTP Kompi). a) Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas para penguji. b) Mengeluarkan blanko/formulir UTP, dan menghimpun kembali setelah diisi oleh para penguji dan memasukkan dalam Buku Penilaian Umum/Khusus Jabatan. c) Membantu rantai Komando di dalam pengaturan para anggota yang akan diuji.
23 Pengaruh UTP. 7) Baton (Penguji). a) Menguji tiap-tiap orang sesuai dengan macam persoalan/tugas yang telah ditetapkan dalam UTP. b) Mengisi dan menanda tangani hasil UTP masing-masing personel. 8) Danru (Pembantu penguji). a) Membantu penguji dalam mengatasi dan menilai pelaku dalam mengerjakan tugas. b) Mengatur giliran ujian. a. UTP Dalam Rangka Proglatsi. 1) Bagi pelaku yang lulus, hasilnya didata dan dimasukkan ke dalam blanko pendataan selanjutnya dicatat dalam buku saku prajurit. 2) Bagi prajurit yang tidak lulus, hasilnya didata untuk melaksanakan uji ulang dan selanjutnya hasilnya dimasukkan ke dalam lembar catatan khusus serta buku saku prajurit. b. UTP Diluar Proglatsi. Bagi pelaku yang lulus/tidak lulus sebagai pertimbangan dalam penempatan jabatan baru di satuan. 18. Pengawasan dan Asistensi. Guna menjamin obyektivitas dan kelancaran penyelenggaraan UTP, maka perlu dilaksanakan pengawasan dan asistensi yang diatur sebagai berikut : a. Mabesad. 1) Merencanakan, menyiapkan, mengawasi, pelaksanaan program latihan sesuai rencana. 2) Menyiapkan soal pengetahuan dan keterampilan 4 bulan sebelum akhir tahun anggaran untuk UTP diluar proglatsi (Bulan September/Oktober) dalam hal ini Pussenif. 3) Mengadakan pengawasan dan asistensi latihan dan pengujian. b. Kotama. 1) Merencanakan, menyiapkan, mengawasi pelaksanaan program latihan sesuai rencana di Kotama. 2) Staf Operasi Kotama menyiapkan soal pengetahuan dan keterampilan setiap awal bulan (Januari) pada tahun anggaran untuk UTP dalam rangka Proglatsi.
24 24 3) Mengadakan pengawasan dan asistensi latihan dan pengujian serta melaporkan hasil UTP. c. Yonif, Korem/Brigade. 1) Merencanakan, menyiapkan, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan program latihan. 2) Melatih dan menyiapkan satuan agar mencapai hasil yang maksimal. 3) Menegaskan dan menegakkan peraturan UTP. 4) Melatih calon-calon penguji. 5) Memperbanyak soal. 6) Menggugah kompetisi antar kompi dengan aturan menilai satuan sendiri. 7) Melaporkan hasil ke Kotama, tembusan Pussenif disertai hasil UTP. d. Komandan/Atasan. Kewajiban bagi setiap Komandan dan atasan untuk melatih bawahannya agar mencapai hasil yang optimal, caranya dapat dilaksanakan dalam rangka UTP ini antara lain : 1) Melatih secara intensif. 2) Memberikan fasilitas, kondisi yang diperlukan dalam rangka ujian untuk belajar sendiri maupun kelompok. BAB IV PELAKSANAAN UTP 19. Umum. a. Permasalahan terbesar di dalam penyelenggaraan suatu UTP adalah bagaimana menjamin hasil UTP tersebut secara obyektif dan valid. Meskipun di dalam petunjuk dan pedoman UTP telah disusun suatu metode, teknik prosedur dan norma yang diharapkan tidak memberi peluang adanya ketidakjujuran penilaian, namun pada akhirnya akan banyak ditentukan oleh peserta ujian dan penguji itu sendiri. Oleh karena itu di dalam tahap pelaksanaan UTP, kejujuran setiap penguji disertai pengawasan yang efektif dari pejabat dan Komandan, sangat menentukan obyektifitas dan validitas hasil penilaian. b. Mengingat teknik pelayanan pengujian materi yang bersifat pengetahuan akan berbeda dengan materi yang bersifat keterampilan serta materi keterampilan teknis akan berbeda dengan materi keterampilan taktis, maka perlu diadakan pengaturan di dalam pelaksanaan pengujian materi-materi tersebut.
25 Tahap Perencanaan UTP. a. Setelah menerima direktif UTP, maka Komandan UTP yang ditunjuk melaksanakan kegiatan : 1) Mempelajari direktif UTP tentang : a) Tujuan dan sasaran UTP. b) Macam materi UTP. c) Peserta UTP. d) Waktu dan tempat UTP. 2) Membuat rencana garis besar (RGB) UTP. 3) Paparan rencana garis besar UTP. 4) Menyempurnakan rencana garis besar UTP. 5) Menyusun rencana UTP bersama staf perencana UTP yang lain. 6) Menyusun rencana lapangan yang dilakukan oleh penguji tiap-tiap materi. 7) Distribusi rencana lapangan kepada penyelenggara UTP lain. b. Memberitahukan tentang rencana pelaksanaan UTP kepada seluruh peserta, agar melaksanakan persiapan awal (format terlampir). c. Koordinasi dengan satuan/instansi terkait. 21. Tahap Persiapan UTP. a. Persiapan Penyelenggara. 1) Menyusun komando UTP. 2) Memberikan briefing kepada pelaku, penguji dan penilai serta pendukung yang lain. 3) Penataran penguji UTP. 4) Menyiapkan tempat UTP, sarana dan prasarana yang akan digunakan. 5) Menyiapkan peranti lunak dan referensi terhadap materi yang akan diujikan. 6) Pengecekan akhir.
26 26 b. Persiapan Pelaku. 1) Menerima briefing dari Komando UTP. 2) Mempersiapkan alat perlengkapan yang akan digunakan dalam UTP. 3) Mempersiapkan diri dalam hal penguasaan materi yang akan diujikan dalam UTP. 22. Tahap Pelaksanaan UTP. a. Pengujian Materi Pengetahuan. 1) Meskipun telah diusahakan untuk menguji kemampuan perorangan yang hanya bersifat keterampilan, namun masih tetap ada materi yang dapat diujikan sebagai pengetahuan. 2) Pembuatan dan Pengeluaran Persoalan. a) Pembuatan persoalan. UTP dalam rangka Proglatsi maupun UTP di luar Proglatsi, pembuatan persoalannya mengikuti pasal 15 (Materi UTP). b) Pengeluaran persoalan. Naskah ujian pengetahuan dikeluarkan oleh Kotama bersama dengan soal keterampilan diserahkan kepada padal UTP Yon. Yonif memperbanyak sesuai kebutuhan Kompi. Penyerahan naskah ke Yon diatur waktunya sehingga memungkinkan memperbanyak dan pendistribusian sampai ke Kompi-Kompi yang terjauh dan tepat waktu dalam pelaksanaannya. c) Pengeluaran persoalan baik dalam rangka Proglatsi dan di luar Proglatsi sama pelaksanaannya.. 3) Pelaksanaan Ujian. a) Pengujian materi pengetahuan dilaksanakan di pos pengujian. (contoh : untuk materi komunikasi dilaksanakan di pos pengujian komunikasi). b) Pelaksanaan pengujian pengetahuan dilaksanakan sebelum pelaku pelaksanakan ujian keterampilan di pos tersebut. c) Pengujian didasarkan kepada tingkat keterampilan masingmasing pelaku, oleh karena itu pelaku harus diorganisir menjadi kelompok-kelompok yang sama tingkat keterampilannya. d) Pengujian pengetahuan dilaksanakan secara tertulis, kemudian hasilnya harus dinilai secepatnya untuk kemudian dicatat dalam formulir UTP.
27 27 e) Tata cara ujian seperti yang berlaku dalam lembaga pendidikan. Sebelum ujian dimulai diberi penjelasan tentang : 4) Penilai. (1) Jumlah persoalan. (2) Waktu yang tersedia. (3) Ketentuan ujian lainnya. a) Penilai terdiri dari Perwira/Bintara yang berada pada pos yang ditentukan. b) Penilaian harus segera dilakukan setelah ujian selesai dengan mengacu kepada lembar jawaban yang telah ditentukan. c) Hasil ujian harus segera diumumkan, selambat-lambatnya satu hari menjelang ujian perbaikan. d) Jawaban harus dikeluarkan pada akhir ujian (setelah UTP selesai) sehingga meskipun nilai belum diumumkan, setiap peserta akan dapat mengetahui jawaban-jawaban yang benar. Sebaliknya bagi yang merasa membuat kesalahan akan mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian perbaikan (UTP Ulang). 5) Standar Penilaian. a) Dinyatakan Lulus. (1) Baik Sekali (BS) dengan nilai 85 s.d 100 dengan menjawab seluruh persoalan. (2) Baik (B) dengan nilai 75 s.d < 85 dengan menjawab 80% persoalan. (3) Cukup (C) dengan nilai 65 s.d < 75 dengan menjawab 70% persoalan. b) Dinyatakan Tidak Lulus (TL). b. Pengujian Materi Keterampilan. (1) Kurang (K) dengan nilai 40 s.d < 65 dengan menjawab 50% persoalan. (2) Kurang Sekali (KS) dengan nilai < 40 dengan menjawab 30% persoalan. 1) Pengujian materi yang bersifat keterampilan memerlukan pengaturan waktu dan tempat yang lebih luas jika dibandingkan dengan pengujian pengetahuan.
28 28 Mengingat pembuat soal adalah Kotama dan SUAD yang dibuat oleh Pussenif, serta kebutuhan yang berbeda dari tiap-tiap Kotama dalam rangka menghadapi latihan Proglatsi, ada kemungkinan persoalan keterampilan yang dibuat oleh Kotama akan berlainan. 2) Penentuan Persoalan. a) Dalam rangka Proglatsi. Pemberitahuan oleh Kotama telah ditentukan jumlah dan macam persoalan UTP yang bersifat keterampilan. Penentuan macam persoalan harus jelas dan bersumber pada BPUP dan BPKJ. (1) UTP Umum. Persoalan diambilkan dari tugas-tugas sesuai pada tingkat keterampilan-1 (satu) saja, sedangkan penggunaannya untuk seluruh Bintara dan Tamtama, persoalan dapat merupakan tes diagnostik yaitu tes untuk memeriksa bidang-bidang yang lemah, ataupun sesuai kebutuhan berdasarkan perkiraan Kotama. Kerangka tugas perorangan hanya memuat Nomor tugas, Nama tugas, Tingkat keterampilan dan pelaksanaannya. Sedangkan dalam melaksanakan tugas tersebut kemungkinan ada beberapa cara, cara-cara tersebut tertuang pada Buku Pedoman Umum Prajurit. Penentuan persoalan dapat melihat kode pada Buku pedoman atau kode pada Buku Penilaian Keterampilan. Dalam penentuan ini apakah caranya harus ditentukan dengan cara ke 1, 2 atau ke 3 atau dibebaskan menggunakan cara yang dikuasai, tergantung kondisi yang disiapkan. Jangan sampai misalnya harus melaksanakan tugas nomor 0150 (menaksir jarak), kondisi yang disiapkan pada waktu malam hari, sipelaku mempelajari salah satu saja tetapi yang siang hari. Sebaiknya untuk menghindari hal yang demikian ditentukan saja tugas dan nomor berapa Buku Pedoman Umum Prajurit dapat digunakan untuk menentukan kode persoalan. Pemberian persoalan cukup dengan nomor tugas yang terdapat pada Buku Pedoman Umum. Contoh : Dst. Dengan demikian isi pemberitahuan cukup singkat. (2) UTP Jabatan. Persoalan diambil dari tugas-tugas sesuai jabatan dan disesuaikan tingkat latihan yang dihadapi dalam Proglatsi. Penentuan persoalan dengan menggunakan nomor kode pada BPUP maupun dari BPKJ, sedangkan teknisnya sama dengan penentuan persoalan pada UTP Umum. (3) Contoh bagian pembuatan persoalan UTP dalam rangka Proglatsi yang dibuat oleh Kotama, pengujian pengetahuan maupun keterampilan.
29 29 b) Di luar Proglatsi. Persoalan diambil dari tugas-tugas sesuai tingkat keterampilan masing-masing dalam SJM. Penggunaan sesuai tingkat keterampilan. Penentuan persoalan seperti penentuan UTP dalam rangka Proglatsi pada UTP Umum. 3) Pembuatan Persoalan. a) Ada 4 naskah yang harus disiapkan oleh Yon setelah menerima pemberitahuan UTP dari Kotama dan sebelumnya. (1) Formulir UTP. (2) Persoalan keterampilan. (3) Persoalan pengetahuan. (4) Penginventarisasian peserta ujian. b) Formulir UTP. Formulir ini merupakan pegangan bagi peserta ujian, yang berisi identitas pelaku, penguji, macam tugas, kondisi dan standar ujian keterampilan serta hasil yang dicapai. Penjelasan tentang formulir UTP ini termasuk tata cara penggunaannya akan dijelaskan dalam metode dan teknik pengujian. c) Persoalan Keterampilan. (1) Berdasarkan kondisi medan serta prasarana dan sarana pengujian yang ada, Yon/Ki harus segera membuat persoalanpersoalan guna menyebarkan tugas, kondisi dan standar tiap materi yang diujikan. Apabila Kotama menghendaki 15 tugas/keterampilan yang akan diujikan, maka ke 15 tugas tersebut harus disiapkan persoalannya. Guna menjamin standarisasi dan obyektivitas penilaian, hendaknya persoalan tersebut sama bagi seluruh peserta UTP, dalam Yon tersebut. (2) Tugas-tugas/keterampilan yang sudah cukup jelas tidak perlu dijabarkan lagi. Misalnya, tugas Tindakan Keamanan dan Bongkar pasang senapan panjang tidak perlu dijabarkan lagi. Sebaiknya yang agak bersifat umum (belum bersifat aplikasi) harus dijabarkan lagi. Sebagai contoh, salah satu tugas dalam keterampilan Ilmu Medan, berbunyi : Menentukan Koordinat, harus dijabarkan dalam persoalan sesuai dengan peta yang akan digunakan dalam ujian tersebut. (3) Dengan mengambil contoh keterampilan Ilmu Medan di atas, yakni menentukan koordinat, maka cara pembuatan persoalan sebagai berikut : (a) Setelah tahu tugas yang harus dilaksanakan, cari kondisi dan standar keterampilan tersebut dalam Buku Pedoman.
RAHASIA SISTEM PEMBINAAN LATIHAN BAB I PENDAHULUAN
RAHASIA TENTARA NASIONAL INDONESIA ANGKATAN DARAT KODIKLAT Lampiran III Keputusan Dankodiklat TNI AD Nomor : Kep / 106 / III / 2010 Tanggal : 10 Maret 2010 SISTEM PEMBINAAN LATIHAN BAB I PENDAHULUAN 1.
Lebih terperinciLAMPIRAN. Hasil wawancara. 1. Apakah proses manajemen logistik antara TNI AD, AU, AL sama, dan bagaimana. Purnawirawan TNI
L1 LAMPIRAN Hasil wawancara Person Purnawirawan TNI Tanggal wawancara 31 Oktober 2012 Jam wawancara 12.00-13.00 1. Apakah proses manajemen logistik antara TNI AD, AU, AL sama, dan bagaimana struktur organisasinya?
Lebih terperinciRAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL NIKGARLAT SATSIKMIL BAB I PENDAHULUAN
RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010 NIKGARLAT SATSIKMIL BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Setiap komandan
Lebih terperinciRAHASIA PENGETAHUAN BINTEMAN BAB I PENDAHULUAN
KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL RAHASIA Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010 PENGETAHUAN BINTEMAN BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Sumber daya
Lebih terperincia. Maksud. Naskah departemen ini disusun dengan maksud untuk dijadikan salah satu bahan ajaran bagi pendidikan dasar kecabangan Ajen.
RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010 LAPORAN KEKUATAN BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Tata cara laporan
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi
1 BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi : Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat mempertahankan kemerdekaan, banyak orang Indonesia berjuang untuk membentuk pasukan mereka sendiri atau badan perjuangan Masyarakat. Tradisi keprajuritan
Lebih terperinciTEKNIK PENYELENGARAAN LATIHAN BAB I PENDAHULUAN
KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL TEKNIK PENYELENGARAAN LATIHAN BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. Seorang Pelatih harus menguasai tentang Pembinaan latihan disatuaannya sehingga mutu
Lebih terperinciP U T U S A N No. 52 K/MIL/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G
P U T U S A N No. 52 K/MIL/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara pidana militer dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam
Lebih terperinciStaf 2 / Operasi. Fungsi Umum. digariskan oleh Komandan. oleh Komandan. Kapten Kav Budiman
Staf 2 / Operasi Kapten Kav Budiman FUNGSI UMUM, FUNGSI ORGANIK, TANGGUNG JAWAB, DAN TUGAS POKOK STAF 2 / OPS Fungsi Umum. 1. Mengumpulkan dan meyediakan keterangan tentang keadaan taktis. 2. Mengadakan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,
PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciStaf 3 / Personil. Kapten Kav Nasrokin FUNGSI UMUM, FUNGSI ORGANIK, TANGGUNG JAWAB, DAN TUGAS POKOK STAF 3 / PERS
Staf 3 / Personil Kapten Kav Nasrokin FUNGSI UMUM, FUNGSI ORGANIK, TANGGUNG JAWAB, DAN TUGAS POKOK STAF 3 / PERS Fungsi Umum. 1. Mengumpulkan keterangan yang diperlukan tentang personel. 2. Membuat perkiraan
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor : 07-K / PM I-07 / AD / I / 2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PENGADILAN MILITER I-07 BALIKPAPAN P U T U S A N Nomor : 07-K / PM I-07 / AD / I / 2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN MILITER I-07 BALIKPAPAN, yang bersidang di Balikpapan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,
PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciRAHASIA UJIAN AKADEMIK DIKTUKPA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILUM WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 22 SEPTEMBER 2014
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT PANITIA PUSAT SELEKSI CASIS DIKTUKPA/BA TNI AD TA 2015 UJIAN AKADEMIK DIKTUKPA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILUM WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 22 SEPTEMBER 2014 PETUNJUK
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor : 53-K / PM I-07 / AD / VII / 2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PENGADILAN MILITER I-07 BALIKPAPAN P U T U S A N Nomor : 53-K / PM I-07 / AD / VII / 2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer I-07 Balikpapan, yang bersidang di Balikpapan
Lebih terperinciPERTURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT GOTONG ROYONG REPUBLIK INDONESIA Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 1960 Tanggal 12 Juli 1960
PERTURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT GOTONG ROYONG REPUBLIK INDONESIA Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 1960 Tanggal 12 Juli 1960 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa perlu diadakan Peraturan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri
Lebih terperinciLAPORAN SURVEI SOSIAL/PENELITIAN
SEKOLAH TINGGI HUKUM MILITER BAGIAN PENELITIAN LAPORAN SURVEI SOSIAL/PENELITIAN TENTANG PENERAPAN SANKSI ADMINISTRASI DI LINGKUNGAN TNI ANGKATAN DARAT JAKARTA 2016 1 PENERAPAN SANKSI ADMINISTRASI DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Pendidikan dan Pelatihan Jabatan
Lebih terperinciPENGADILAN MILITER III-16 M A K A S S A R DAFTAR : RENCANA SIDANG PENGADILAN MILITER III-16 MAKASSAR BULAN MARET 2016 DI MAKASSAR.
PENGADILAN MILITER III-16 M A K A S S A R DAFTAR : RENCANA SIDANG PENGADILAN MILITER III-16 MAKASSAR BULAN MARET 2016 DI MAKASSAR. N HARI NAMA, PANGKAT, NRP., NO. REG PERKARA PASAL DIDAKWAKAN NO. TAPSID
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai mahluk sosial, manusia akan senantiasa berinteraksi dengan mahluk lain sehingga aktivitas-aktivitas sosial mereka dapat terpenuhi. Interaksi sosial yang menjadi
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LANDAK
PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, Menimbang
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. Pasca perang kemerdekaan Indonesia maka TNI / ABRI berusaha membenahi
IV. GAMBARAN UMUM A. Sejarah Singkat Batalyon Infanteri 143 Pasca perang kemerdekaan Indonesia maka TNI / ABRI berusaha membenahi organisasi disesuaikan dengan kebutuhan sesuai dengan instruksi KSAD NO:2/KSAD/Instr/52
Lebih terperinciRAHASIA POSMIL BAB I PENDAHULUAN
RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor Kep / / / 2010 Tanggal 2010 POSMIL BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Pembinaan administrasi umum
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor : 66-K / PM I-07 / AD / X / 2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PENGADILAN MILITER I-07 BALIKPAPAN P U T U S A N Nomor : 66-K / PM I-07 / AD / X / 2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN MILITER I-07 BALIKPAPAN, yang bersidang di Balikpapan
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor : 60 -K/PM I-07/AD/ IX / 2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PENGADILAN MILITER I-07 BALIKPAPAN P U T U S A N Nomor : 60 -K/PM I-07/AD/ IX / 2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer I-07 Balikpapan yang bersidang di Balikpapan dalam
Lebih terperinciRAHASIA UJIAN AKADEMIK DIKTUKBA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB INF WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT PANITIA PUSAT SELEKSI CASIS DIKTUKPA/BA TNI AD TA 2015 UJIAN AKADEMIK DIKTUKBA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB INF WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014 PETUNJUK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut tersedianya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut tersedianya sumber daya manusia (yang selanjutnya disebut personel) yang handal, menempatkan Perwira
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sesuai dengan UU no 3 th 2002 tentang Pertahanan Negara memperjelas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. Sesuai dengan UU no 3 th 2002 tentang Pertahanan Negara memperjelas tugas dan tanggung jawab institusi Tentara Nasional Indonesia, lebih diperkuat lagi dengan
Lebih terperinciBAB II DISKRIPSI INSPEKTORAT JENDERAL TNI
8 BAB II DISKRIPSI INSPEKTORAT JENDERAL TNI 2.1. Sejarah Inspektorat Jenderal TNI 2.1.1. Struktur Organisasi Organisasi Inspektorat Jenderal Tentara Nasional Indonesia dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden
Lebih terperinciPENGADILAN MILITER III-16 M A K A S S A R DAFTAR : RENCANA SIDANG PENGADILAN MILITER III-16 MAKASSAR BULAN MARET 2015 DI MAKASSAR.
PENGADILAN MILITER III-16 M A K A S S A R DAFTAR : RENCANA SIDANG PENGADILAN MILITER III-16 MAKASSAR BULAN MARET 2015 DI MAKASSAR. NO HARI NAMA, PANGKAT, NRP., NO. REG PERKARA TGL SIDANG JABATAN, KESATUAN
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PENGANGKATAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA YANG TELAH SELESAI MENUNAIKAN MASA DINASNYA MENJADI ANGGOTA CADANGAN TENTARA NASIONAL INDONESIA (Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1981 Tanggal 5 Oktober
Lebih terperinciKAJIAN TENTANG KEBERHASILAN KOMANDAN BATALYON DALAM RANGKA MENDUKUNG TUGAS TNI AD BAB I PENDAHULUAN
dalam Rangka Mendukung Tugas TNI AD 1 KAJIAN TENTANG KEBERHASILAN KOMANDAN BATALYON DALAM RANGKA MENDUKUNG TUGAS TNI AD BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Pada era globalisasi diharapkan setiap prajurit memiliki
Lebih terperinciRAHASIA 1 TEHNIK PENYELENGARAAN LATIHAN BAB I PENDAHULUAN
RAHASIA 1 PUSAT KESENJATAAN INFANTER PUSAT PENDIDIKAN INFANTERI Lampiran III Keputusan Danpusdikif Nomor : Kep/ 55 / XII / 2011 Tanggal : 18 Desember 2011 TEHNIK PENYELENGARAAN LATIHAN BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 34 TAHUN 1964 TENTANG PERATURAN PENGHASILAN ANGGAUTA ANGKATAN DARAT, ANGKATAN LAUT DAN ANGKATAN UDARA DI PROPINSI IRIAN BARAT PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dengan Peraturan Presiden
Lebih terperinciPERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL
PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 21 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciWALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU
WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 110 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA KOTA PEKANBARU
Lebih terperinciDAFTAR PERKARA PUTUS KEJAHATAN BULAN FEBRUARI TAHUN Pasal Yang Didakwakan. Ket Jabatan / Kesatuan Tanggal Register
PENGADILAN MILITER I-04 PALEMBANG DAFTAR PERKARA PUTUS KEJAHATAN BULAN FEBRUARI TAHUN 2016 Nama / Pangkat / Nrp / Nomor Dan No. Pasal Yang Didakwakan Tanggal Sikap Oditur Amar Putusan Ket Jabatan / Kesatuan
Lebih terperinciRAHASIA UJIAN AKADEMIK DIKTUKPA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB CHK WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT PANITIA PUSAT SELEKSI CASIS DIKTUKPA/BA TNI AD TA 2015 UJIAN AKADEMIK DIKTUKPA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB CHK WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014 PETUNJUK
Lebih terperinciBAB III ORGANISASI MILITER DAN SIASAT GERILYA TII. Pada tanggal 15 Januari 1950, pihak NII telah berhasil mengubah dan
BAB III ORGANISASI MILITER DAN SIASAT GERILYA TII A. Organisasi Militer TII Pada tanggal 15 Januari 1950, pihak NII telah berhasil mengubah dan menyempurnakan angkatan perang TII. Sejak waktu itu susunan
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor : 35 - K/ PM.I-07 / AD / V / 2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PENGADILAN MILITER I-07 BALIKPAPAN P U T U S A N Nomor : 35 - K/ PM.I-07 / AD / V / 2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer I-07 Balikpapan yang bersidang di Balikpapan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk
Lebih terperinciWALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR PERPUSTAKAAN UMUM DAN ARSIP DAERAH
WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR PERPUSTAKAAN UMUM DAN ARSIP DAERAH WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut ketentuan
Lebih terperinci2015, No e. bahwa berdasarkan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pertahanan tentang
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1847, 2015 KEMENHAN. Pegawai. Diklat. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 2014 TENTANG PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Lebih terperinciNAMA/PANGKAT/NRP JABATAN/KESATUAN. Ahmad Dadi Pracipto. Prada/ Tabak Pan-4 Ru-3 Ton I Ki C, Yonif 143/Twej.
PENGADILAN MILITER I-04 PALEMBANG DAFTAR PERKARA MASUK KEJAHATAN BULAN APRIL TAHUN 2016 NO. TANGGAL MASUK BERKAS PERKARA NOMOR DAN TANGGAL REGISTER NAMA/PANGKAT/NRP JABATAN/KESATUAN SESUAI PASAL KET 1.
Lebih terperinciP U T U S A N NOMOR: PUT / 65-K / PM.II-10 / AD / I / 2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PENGADILAN MILITER II-10 S E M A R A N G P U T U S A N NOMOR: PUT / 65-K / PM.II-10 / AD / I / 2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN MILITER II-10 Semarang yang bersidang di
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 31 TAHUN 1981 TENTANG PENGANGKATAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA YANG TELAH SELESAI MENUNAIKAN MASA DINASNYA MENJADI ANGGOTA CADANGAN TENTARA NASIONAL INDONESIA PRESIDEN,
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II CIREBON
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II CIREBON NOMOR 15 TAHUN 1995 SERI D. 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II CIREBON NOMOR 11 TAHUN 1994 TENTANG ORGANIS ASI DAN T AT A KERJA KANT OR ARSIP
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2002 NOMOR : 52 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 25 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN
Lebih terperinciP U T U S A N NOMOR: PUT / 60-K / PM.II-10 / AD / IX / 2009
PENGADILAN MILITER II-10 S E M A R A N G P U T U S A N NOMOR: PUT / 60-K / PM.II-10 / AD / IX / 2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. PENGADILAN MILITER II-10 Semarang yang bersidang
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan.
No.175, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 09 TAHUN 2009 TENTANG POKOK-POKOK PEMBINAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DEPARTEMEN
Lebih terperinciOPTIMALISASI PERAN KOMANDAN PELETON GUNA MENDUKUNG PELAKSANAAN PEMBINAAN SATUAN BATALYON INFANTERI
1 OPTIMALISASI PERAN KOMANDAN PELETON GUNA MENDUKUNG PELAKSANAAN PEMBINAAN SATUAN BATALYON INFANTERI Pembinaan satuan bertujuan agar semua unsur satuan dapat dikembangkan sesuai dengan fungsi masing-masing,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk mengisi formasi yang lowong dan mendapatkan Pegawai
Lebih terperinciPENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 Tanggal 15 Mei 1979 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 Tanggal 15 Mei 1979 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka usaha menjamin obyektivitas
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 2009 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA I. UMUM TNI merupakan suatu profesi Warga Negara yang mengaktualisasikan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Pertahanan. Komunikasi dan Elektronika. Negara.
No.110, 2008 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Pertahanan. Komunikasi dan Elektronika. Negara. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM KOMUNIKASI DAN ELEKTRONIKA
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka usaha menjamin obyektivitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1. Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2005:40), biaya merupakan kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Komando Operasi Angkatan Udara I atau Koopsau I sebagai salah satu
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Komando Operasi Angkatan Udara I atau Koopsau I sebagai salah satu Kotama pelaksana, TNI Angkatan Udara mempunyai tugas melakukan pembinaan prajurit untuk mendukung tugas
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1988 tentang Prajurit Angkatan Bersenjata
Lebih terperinciBUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH
Lebih terperinciPENGARUH PEMBINAAN MENTAL, KESAMAPTAAN JASMANI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PERSONIL LANUMAD AHMAD YANI PUSPENERBAD
PENGARUH PEMBINAAN MENTAL, KESAMAPTAAN JASMANI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PERSONIL LANUMAD AHMAD YANI PUSPENERBAD Tesis Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Magister Manajemen
Lebih terperinciSURAT EDARAN Nomor : SE / 15 / III / tentang
SURAT EDARAN Nomor : SE / 15 / III / 2012 tentang PEMBUATAN DAN PENGIRIMAN LAPORAN PERSONEL (BENTUK KU-102) MENURUT DAFTAR PEMBAYARAN PENGHASILAN (DPP) DI LINGKUNGAN ANGKATAN DARAT 1. Dasar : a. Surat
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN : 2002 NOMOR : 30 KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 16 TAHUN 2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN
Lebih terperinciKEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 64 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA TASIKMALAYA
WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 64 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk melaksanakan Undang-undang
Lebih terperinciRAHASIA UJIAN AKADEMIK DIKTUKPA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB INF WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT PANITIA PUSAT SELEKSI CASIS DIKTUKPA/BA TNI AD TA 2015 UJIAN AKADEMIK DIKTUKPA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB INF WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014 PETUNJUK
Lebih terperinciDAFTAR PERKARA PUTUS KEJAHATAN BULAN MARET TAHUN Sikap Oditur No. Pasal Yang Didakwakan. Ket
PENGADILAN MILITER I-04 PALEMBANG DAFTAR PERKARA PUTUS KEJAHATAN BULAN MARET TAHUN 2016 Nama / Pangkat / Nrp / Nomor Dan Tanggal Sikap Oditur No. Pasal Yang Didakwakan Amar Putusan Jabatan / Kesatuan Tanggal
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN
SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS CIPTA KARYA, TATA RUANG DAN PERUMAHAN KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinci2016, No perkembangan peraturan perundang-undangan sehingga perlu diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
No.1393, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Hukuman Disiplin. Penjatuhan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENJATUHAN HUKUMAN
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:a. bahwa pertahanan negara
Lebih terperinciPENGADILAN MILITER II-08 J A K A R T A P U T U S A N NOMOR : 257/K/PM II-08/AD/X/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer II-08 Jakarta yang bersidang di Jakarta dalam
Lebih terperinciPerencanaan Strategis Pengendalian Manaajemen Pengendalian Operasi
Oleh: Bambang Moertijoso Manajemen sebagai proses atau kegiatan yang menjelaskan apa yang dilakukan manajer pada operasional organisasi mereka untuk merencanakan, meng organisasikan, memprakarsai, mengendalikan
Lebih terperinciMEDAN BULAN OKTOBER TAHUN 2017
PENGADILAN MILITER I-02 DAFTAR RENCANA SIDANG DILMIL I-02 MEDAN MEDAN BULAN OKTOBER TAHUN HARI TANGGAL NAMA / PANGKAT / NRP / KESATUAN PASAL YANG DILANGGAR NO RENSID KETERANGAN 1. NOFRIZAL Serda/ 31020033440980
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 1997 TENTANG HUKUM DISIPLIN PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 1997 TENTANG HUKUM DISIPLIN PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH 15 TAHUN 1994 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH 15 TAHUN 1994 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan pembinaan Pegawai Negeri Sipil
Lebih terperinciB U P A T I S R A G E N
B U P A T I S R A G E N PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 39 TAHUN 2009 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN SRAGEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN
Lebih terperinci2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGAWASAN OPERASI KEPOLISIAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 D
No.909, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN. Operasi. Kepolisian. Pengawasan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN OPERASI
Lebih terperinciWALIKOTA TASIKMALAYA
WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 23 TAHUN 2003 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT BADAN PENGAWASAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a.
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 50 TAHUN 2013 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 50 2013 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 50 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI PEMERINTAHAN
Lebih terperinciGUBERNUR KEPULAUAN RIAU
GUBERNUR KEPULAUAN RIAU PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU NOMOR 27 TAHUN 2007 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS KANTOR DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU GUBERNUR KEPULAUAN RIAU, Menimbang : a.
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor : 06 K / PM.III-12 / AD / I / 2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PENGADILAN MILITER III-12 SURABAYA P U T U S A N Nomor : 06 K / PM.III-12 / AD / I / 2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer III-12 Surabaya yang bersidang di Sidoarjo
Lebih terperinciSikap Oditur No. Pasal Yang Didakwakan. Amar Putusan Jabatan / Kesatuan Tanggal Register. Ket
PENGADILAN MILITER I-04 PALEMBANG DAFTAR PERKARA PUTUS KEJAHATAN BULAN OKTOBER TAHUN 2016 Nama / Pangkat / NRP / Nomor Dan Tanggal Sikap Oditur No. Pasal Yang Didakwakan Amar Putusan Jabatan / Kesatuan
Lebih terperinciM E D A N BULAN SEPTEMBER TAHUN 2016
PENGADILAN MILITER I-02 DAFTAR RENCANA SIDANG DILMIL I-02 MEDAN M E D A N BULAN SEPTEMBER TAHUN HARI TANGGAL NAMA / PANGKAT / NRP / KESATUAN PASAL YANG DILANGGAR NO RENSID KETERANGAN 1. JOHAN WAHYUDI Kopda/
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor : 76 K / PM.III-12 / AD / VI / 2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PENGADILAN MILITER III-12 S U R A B A Y A P U T U S A N Nomor : 76 K / PM.III-12 / AD / VI / 2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer III-12 Surabaya yang bersidang di
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG
PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEMUDA OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN LANDAK
PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, Menimbang : a.
Lebih terperinciK/PM.lll- 14/AD/Vl/ Barang siapa dengan sengaja dan terbuka melanggar kesusilaan
PENGILAN MILITER III-14 DENPASAR JL. YOS SUDARSO NO. 1 DENPASAR Telp(0361) 262946 FAX. (0361) 262946 Web;dilmil-denpasar.go.id dan Email : denpasar@dilmil.org DAFTAR : NOMINATIF PERKARA KEJAHATAN DIPUTUS/DISELESAIKAN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,
PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Lebih terperinciBUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG
1 BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS BADAN PEMADAM KEBAKARAN PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR 6 TAHUN 1988 TENTANG KOORDINASI KEGIATAN INSTANSI VERTIKAL DI DAERAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1988 TENTANG KOORDINASI KEGIATAN INSTANSI VERTIKAL DI DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka tertib penyelenggaraan
Lebih terperinciBUPATI KUDUS TENTANG BUPATI KUDUS,
BUPATI KUDUS KEPUTUSAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKOLAH MENENGAH UMUM KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana
Lebih terperinci