BAB 2 DATA DAN ANALISA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 DATA DAN ANALISA"

Transkripsi

1 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data-data yang diperoleh dalam bab ini didapat melalui beberapa metode seperti yang dijabarkan sebagai berikut : 1. Data Sumatif : Berasal dari survey dan artikel internet 2. Data Formatif : Berasal dari literatur seperti buku, internet dan wawancara langsung dengan narasumber. Seperti dengan pengurus Planetarium dan Observatorium Jakarta Bapak Syamsudin, Bapak Widya selaku narrator pertunjukan dan dari beberapa pengunjung. 2.2 Data Umum Definisi Planetarium Planetarium adalah gedung teater untuk memperagakan simulasi susunan bintang dan bendabenda langit. Atap gedung biasanya berbentuk kubah setengah lingkaran. Di planetarium, penonton bisa belajar mengenai pergerakan benda-benda langit di malam hari dari berbagai tempat di bumi dan sejarah alam semesta. Planetarium berbeda dari observatorium. Kubah planetarium tidak bisa dibuka untuk meneropong bintang. Di dalam ruang pertunjukan terdapat sumber gambar berupa proyektor planetarium yang umumnya diletakkan di tengah ruangan. Proyektor dapat memperagakan pergerakan bendabenda langit sesuai dengan waktu dan lokasi. Pertunjukan berlangsung dengan narasi yang diiringi musik. Kursi memiliki sandaran bisa direbahkan agar penonton bisa melihat ke layar di bagian dalam langit-langit kubah. Layar berbentuk setengah bola, dan biasanya disusun dari panel aluminum. Materi pertunjukan bisa berbeda-beda bergantung kepada judul pertunjukan dan jadwal. 2.3 Profil Planetarium Jakarta Planetarium Jakarta merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta sesuai pasal 3-4 bab III Keputusan gubernur No. 118 tahun 2002 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknik di lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta. Planetarium Jakarta melaksanakan penyebarluasan Ilmu Pengetahuan Astronomi & keantariksaan kepada siswa, sekaligus inovasi teknologi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa kepada siswa/peserta didik dan masyarakat umum.

2 Planetarium Jakarta selain sebagai sarana pendidikan dan wisata ilmiah juga sebagai pengayaan mata pelajaran yang ada di sekolah yang merupakan bagian terpadu proses pendidikan/pembelajaran untuk merangsang minat pelajar/peserta didik dan masyarakat umum mendalami bidang sains & teknologi keastronomi-an. Planetarium berfungsi antara lain: 1. Menyelenggarakan pertunjukan teater bintang (simulasi penampakan benda-benda dan peristiwa langit) dengan menggunakan starball. (Proyektot Bintang), 2. Melaksanakan pameran gambar dan model tentang Bumi, benda-benda langit, wahana antariksa dan peralatan astronomi. 3. Melaksanakan peneropongan benda langit untuk umum. 4. Melaksanakan rekaman berbagai peristiwa astronomis dan mendokumentasikannya. 5. Menyelenggarakan penyuluhan dan bimbingan mengenai Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa kepada guru, siswa dan mahasiswa dalam proses belajar mengajar. 6. Melaksanakan kerjasama dengan lembaga sejenis, lembaga astronomi dan lembaga terkait lainnya. 7. Menyebarluaskan informasi pengetahuan tentang astronomi, promosi, dan publikasi. Pertunjukan di Planetarium tidak hanya memperlihatkan keadaan langit pada satu tempat di Bumi saja, tetapi keadaan langit juga dapat diubah menurut waktu, sehingga alat/proyektor dapat menunjukan masa yang telah lampau maupun masa yang dapat menetapkan waktu dan tempat pada simulasi langit. Simulasi pertunjukan Planetarium juga sangat efektif membantu tercapainya maksud dan tujuan pembelajaran ilmu Astronomi, baik untuk tingkat dasar maupun tingkat menengah. Dalam kiprahnya Planetarium Jakarta menyelenggarakan acara pertunjukan untuk rombongan siswa sekolah maupun masyarakat umum. Untuk acara siswa sekolah dikemas sedemikian rupa yang dikaitkan dengan pelajaran geografi, fisika, meteorologi dan astronomi sesuai dengan kurikulum di sekolah. Oleh karena itu Planetarium Jakarta mempunyai peranan yang sangat penting dalam pencapaian pemahaman ilmu tersebut, sekaligus melaksanakan praktek melihat simulasi alam semesta. Dan semua ini karena Planetarium memiliki alat visualisasi kejadian di langit yang tidak mungkin dilakukan guru-guru di ruang kelas saja. Materi pertunjukan untuk siswa tingkat Dasar dan Sekolah Menengah Pertama hampir sama yaitu meliputi pengenalan benda-benda langit, perubahan fase Bulan, gerhana Matahari dan gerhana Bulan, gerak semu Matahari, planet-planet, Bumi sebagai planet, Tata Surya, bintang, galaksi Bima Sakti dan galaksi lainnya. Selain siswa Sekolah Dasar dan Lanjutan, banyak juga Sekolah Menengah Atas, bahkan mahasiswa dari seluruh wilayah di Indonesia ingin berkunjung dan belajar Astronomi di Planetarium Jakarta. Sedangkan materi yang disampaikan disesuaikan dengan jurusan dan mata kuliah mahasiswa yang bersangkutan. 2.4 Data Planetarium Jakarta Planetarium dan Observatorium Jakarta adalah satu dari tiga wahana simulasi langit di Indonesia selain di Kutai, Kalimantan Timur, dan Surabaya, Jawa Timur. Planetarium tertua ini

3 letaknya di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Planetarium Jakarta merupakan sarana wisata pendidikan yang dapat menyajikan pertunjukan / peragaan simulasi perbintangan atau bendabenda langit. Pengunjung diajak mengembara di jagat raya untuk memahami konsepsi tentang alam semesta melalui acara demi acara. Planetarium Jakarta berdiri tahun 1964 diprakarsai Presiden Soekarno dan diserahkan ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada Di tempat ini juga tersedia ruang pameran bendabenda angkasa yang menyuguhkan berbagai foto serta keterangan lengkap dari berbagai bentuk galaksi, teori-teori pembentukan galaksi disertai pengenalan tokoh-tokoh di balik munculnya teori. Di ruang pameran ini, ada juga pajangan baju antariksa yang digunakan mengarungi angkasa, termasuk mendarat di bulan. Beberapa peralatan lain untuk pengamatan antariksa turut dipamerkan. Selain pertunjukan Teater Bintang dan multimedia / citra ganda, Planetarium & Observatorium Jakarta juga menyediakan sarana prasarana observasi benda-benda langit melalui peneropongan secara langsung, untuk menyaksikan fenomena / kejadian-kejadian alam lainnya, seperti gerhana bulan, gerhana matahari, komet dan lain-lain. Planetarium dan Observatorium Jakarta menyajikan 9 judul film yang diputar secara bergantian. Setiap pertunjukkan berlangsung selama kurang lebih 60 menit dengan narasi yang disampaikan secara langsung dan diiringi suara musik. Berikut adalah judul film yang disajikan di Planetarium: 1. Tata Surya : Berisi pengenalan tentang Tata Surya dan perkembangan pemahaman manusia tentang alam semesta. 2. Penjelajah Kecil di Tatasurya : Membahas tentang komet, asteroid, materi antarplanet dan benda-benda lain yang sering disebut sebagai penjelajah kecil di tatasurya. 3. Pembentukan Tata Surya : Membahas tentang berbagai teori pencerahan yang dilakukan untuk menyingkap tabir permukaan Tata Surya. 4. Planet Biru Bumi : Membahas tentang bumi dan asal-usulnya. 5. Dari Ekuator Sampai ke Kutub : Berisi tentang penampakkan dan gerak harian benda langit yang terlihat dari bumi. 6. Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan : Membahas tentang gerhana, Termasuk mitos-mitos yang menyertainya. 7. Galaksi Kita Bima Sakti : Membahas tentang galaksi Bima Sakti 8. Riwayat Hidup Bintang : Membahas tentang proses kelahiran, perkembangan, dan kematian sebuah bintang. 9. Bintang Ganda dan Bintang Variabel : Membahas tentang sistem Bintang Jadwal Pertunjukan Bintang Dalam satu minggu, Pertunjukan Planetarium di Teater Bintang berlangsung selama enam hari, mulai dari hari Selasa sampai dengan Minggu. Pada hari Senin ditutup, untuk mengistirahatkan dan merawat mesin/peralatan. Namun demikian kegiatan perkantoran tetap

4 berjalan sebagaimana biasanya. Pertunjukan pada hari kerja yaitu dari hari Selasa sampai dengan Jumat pada pagi dan siang hari diperuntukkan bagi sekolah khususnya rombongan pelajar ataupun masyarakat yang berkunjung secara rombongan. Bagi pengunjung perorangan disediakan waktu pada hari kerja sore hari, dan hari Sabtu dan Minggu mulai pagi sampai dengan sore hari.berikut ini adalah jadwal pertunjukan Teater Bintang untuk rombongan dan perorangan: Ketentuan untuk Rombongan Dari segi biaya, harga karcis kunjungan dalam bentuk rombongan lebih murah dari pada untuk pengunjung perorangan. Peminat dalam bentuk rombongan harus memenuhi ketentuan yang berlaku, diantaranya adalah : rombongan terlebih dahulu mendaftar pada waktu jam kerja kantor dan jumlah anggota rombongan minimum 100 orang. Rombongan yang bukan siswa sekolah, surat permohonannya dari organisasi atau lembaganya yang bersangkutan. Untuk pendaftaran rombongan disediakan souvenir berupa poster, peta bulan, peta bintang, buku panduan, stiker, dll, selama persediaan masih ada. Gambar 2.1: Jadwal Pertunjukan Planetarium Jakarta Sejarah Planetarium Jakarta dibangun dan dihadiahkan kepada rakyat Indonesia, khususnya masyarakat Jakarta, oleh Pemerintah Indonesia atas gagasan Presiden Soekarno. Dasar filosofis

5 pendiriannya ialah agar ilmu pengetahuan bangsa Indonesia bertambah, khususnya tentang Jagad Raya (astronomi) dan sedikit demi sedikit menghilangkan tahyul. Presiden berharap Planetarium dapat menjadi salah satu sarana untuk mengejawantahkan program Nation Building. Berkat sumbangan dana Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI) dan lembaga pemerintah, Planetarium dibangun di tempat bekas Kebun Binatang Taman Raden Saleh (Cikini Jakarta Pusat, yang kini di lokasi Taman Ismail Marzuki - TIM). Peralatan berupa proyektor dengan segala kelengkapannya termasuk teleskop (teropong bintang) guna pembangunan observatorium, dibeli dari perusahaan optik Carl Zeiss - Jena (Jerman). Sedangkan arsitekturnya adalah karya putra Indonesia. Saat pemancangan batu pertama (9 September 1964), Bung Karno di akhir pidato berkata, "Lapangan politik kita kejar, lapangan ilmu pengetahuan kita kejar, agar supaya kita benar-benar dalam waktu yang singkat bisa bernama bangsa Indonesia yang besar!". Dalam sambutannya (17 Agustus 1965), Santoso Nitisastro dari Observatorium Bosscha Lembang pun mengatakan, "Semoga Planetarium Jakarta ini dapat merupakan alat yang ampuh bagi revolusi rakyat Indonesia dalam perjuangannya mengemban amanat penderitaan rakyatnya!". Sayang pembangunannya terhenti saat pecah peristiwa G30S/PKI, tetapi akhir 1967 dilanjutkan lagi dan selesai 20 November Pengelolaannya diserahkan kepada Gubernur Jakarta yang saat itu dijabat oleh Bang Ali. Direkturnya ditunjuk oleh Presiden yang akhirnya terpilih Santoso Nitisastro. Beliau bisa dianggap sebagai direktur pertama Planetarium Jakarta yang mulai dibuka untuk umum pada tanggal 1 Maret 1969 (dianggap sebagai hari ulang tahun Planetarium Jakarta) Logo Planetarium Jakarta Gambar 2.2: Logo Planetarium Jakarta Arti Logo yang digunakan Planetarium Jakarta adalah perpaduan antara jalur ekliptika dan ekuator langit dari ibu kota Jakarta. Sebagaimana maksud dari jalur ekliptika dan ekuator langit adalah: Ekliptika adalah jalur yang dilalui oleh suatu benda dalam mengelilingi suatu titik pusat sistem koordinat tertentu. Ekliptika pada benda langit merupakan suatu bidang edar berupa garis

6 khayal yang menjadi jalur lintasan benda-benda langit dalam mengelilingi suatu titik pusat sistem tata surya. Seandainya bumi dijadikan sebagai titik pusat sistem koordinat, maka ekliptika merupakan bidang edar yang dilalui oleh benda-benda langit seperti planet dan matahari untuk mengelilingi bumi. Dan bila matahari dijadikan sebagai titik pusat sistem koordinat, maka ekliptika merupakan bidang yang terbentuk sebagai lintasan orbit bumi yang berbentuk elips dengan matahari berada pada titik pusat elips tersebut. Sedangkan ekuator langit adalah suatu lingkaran besar semu, yang dapat dibuat dengan membesarkan ekuator Bumi sampai berpotongan dengan bola langit. Ekuator langit mempunyai inklinasi sebesar ~23.5, terhadap bidang ekliptika; sebagai hasil dari kemiringan sumbu Visi Terwujudnya Planetarium & Observatorium Jakarta sebagai sarana pengayaan sains dan teknologi dunia antariksa, sekaligus obyek wisata ilmiah (edutainment) yang menarik, menakjubkan, dan mencerdaskan Misi 1. Peningkatan kualitas SDM pengelola. 2. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pertunjukan & observatorium. 3. Peningkatan kualitas & kuantitas materi pertunjukan. 4. Peningkatan kualitas pengamatan benda langit dan pendokumentasian. 5. Peningkatan kualitas layanan pendidikan astronomi kepada guru, pelajar, dan masyarakat umum Foto-foto Bangunan Eksterior Planetarium Jakarta

7 Gambar 2.3: Gedung Planetarium Jakarta tampak depan & papan penunjuk arah Gambar 2.4: Patung Ismail Marzuki & bus Planetarium Jakarta Gambar 2.5: Gedung Planetarium Jakarta tampak samping Foto-foto Bangunan Interior Planetarium Jakarta

8 Gambar 2.6: Ruang tungggu pengunjung Gambar 2.7: Tempat pembelian sovenir & pintu masuk pertunjukan planetarium Gambar 2.8: Ruang pertunjukan planetarium & tempat kerja operator Fasilitas Dalam gedung pertunjukan utama (planetarium) berkapasitas sekitar 300 kursi, penonton

9 dapat melihat peragaan/simulasi langit baik langit siang maupun malam hari. Wajah langit tiruan ini diproyeksikan ke kubah setengah bola bergaris tengah 22 meter di atas penonton melalui proyektor Universarium Model IX. Gambar 2.9: Universarium Model IX Sebagai penunjang pertunjukan planetarium, terdapat ruang pameran dimana disajikan materi dalam ujud lukisan, foto, film video, miniatur benda langit ataupun wahana antariksa, dsb. Bagi pengunjung juga disediakan perpustakaan dengan materi yang tentunya berkaitan erat dengan masalah astronomi. Namun, hanya dibuka pada jam kerja kantor: - Senin s.d Kamis : pukul WIB WIB - Jum'at : pukul WIB WIB - Sabtu dan Minggu tutup. Mulai tahun 1998 direncanakan menambah fasilitas pertunjukan alternatif yaitu slide-show yang menggunakan fasilitas multimedia di dalam gedung pertunjukan baru. Animasi dinamika alam semesta ditampilkan dengan suasana mirip bioskop. Namun untuk masa mendatang bukan hanya slide-show saja, melainkan digabung dengan video film, laser disk, dan CD-ROM. Planetarium Jakarta juga memiliki fasilitas kelas untuk menjalin interaksi lebih aktif antara pengunjung dan staf dalam penyebarluasan astronomi secara populer. Fasilitas kelas ini pula yang memungkinkan planetarium menyelenggarakan kegiatan lain seperti seminar dan penataran astronomi. Adanya 3 teleskop memungkinkan mengadakan kegiatan pengamatan benda langit sebagai fungsi ke-observatorium-annya. Baik dalam bentuk penelitian (observasi ilmiah skala kecil), kegiatan khusus untuk masyarakat umum/awam (peneropongan umum), maupun gabungan keduanya sebagai partisipasi aktif untuk memupuk minat masyarakat. Dalam hal ini, fungsi BP Planetarium & Observatorium adalah sebagai tempat wisata ilmiah (edutainment : pendidikan dan hiburan).

10 Lainnya adalah bimbingan karya tulis, membina kerja sama dengan instansi lain seperti Jurusan Astronomi Institut Teknologi Bandung, Observatorium Bosscha Lembang, LAPAN, Departemen Agama, institut terkait dari manca negara; serta tidak lupa untuk membina organisasi amatir astronomi dimana siapapun dapat bergabung didalamnya (Himpunan Astronomi Amatir Jakarta/HAAJ) Ruang Pameran Ruang pameran Planetarium dan Observatorium Jakarta memuat gambar-gambar astronomi dan model-model miniatur wahana antariksa yang dapat memberikan wawasan ilmu pengetahuan mengenai benda-benda langit. Jarak pemisah yang amat jauh dan luasnya alam semesta ini serta keterbatasan mata memandang, membuat kita tidak tahu banyak tentang benda langit yang sebenarnya. Oleh karena itu gambar-gambar yang dipotret atau dideteksi oleh peralatan astronomi baik yang dilakukan di Bumi maupun yang berada di luar angkasa dan model-model miniatur wahana antariksa tersebut dapat membantu menjelaskan rupa, bentuk, dan dimensi benda-benda langit. Ruang pameran dapat dikunjungi oleh masyarakat sebelum pertunjukan di Teater Bintang berlangsung, tanpa dipungut biaya Peneropongan Umum Jadwal peneropongan umum biasanya disusun bersamaan dengan jadwal pertunjukan malam hari dan tentu saja dengan mempertimbangkan kondisi cuaca (idealnya cerah, tak berawan). Setiap bulan diadakan 2 kali dan tidak dipungut biaya apapun. Namun, tidak menutup kemungkinan mengadakan kegiatan ini di luar jadwal yang telah ada - semisal ada peristiwa astronomis yang menarik seperti gerhana Matahari/Bulan, penampakan komet, dsb Pertunjukan Citra Ganda Kegiatan pertunjukan di Planetarium dan Observatorium Jakarta sejak tahun 1997 bertambah lagi dengan diadakannya pertunjukan citra ganda (slide show). Citra atau gambar itu berasal dari slide yang diproyeksikan pada layar datar, seperti layar bioskop pada umumnya dengan menggunakan 6 buah proyektor dan gambar yang disajikan dalam format animasi, agar dapat lebih menarik. Pertunjukannya diiringi narasi dan musik yang semuanya disajikan dari hasil rekaman. Hal ini berbeda dengan pertunjukan di teater bintang. Bagi Planetarium dan Observatorium Jakarta upaya memulai hal itu merupakan jawaban terhadap tantangan kekosongan ketika dilaksanakan renovasi ruang pertunjukan Teater Bintang dan pemutakhiran proyektor pertunjukan yang memakan waktu sekitar dua tahun. Dengan kapasitas tempat duduk 150 buah, pertunjukan ini berlangsung lebih kurang 40

11 menit. Secara periodik, materi yang disajikan meliputi : Tata Surya, Penjelajah Kecil di Tata Surya, dan Gerhana Matahari & Gerhana Bulan. 2.5 Target Audience Target Premier Demografi - Jenis kelamin : Pria dan wanita - Usia : 6 11 tahun - Status Ekonomi : Menengah bawah - Pendidikan : Anak-anak SD - Kewarganegaraan : WNI - Geografi : Sekolah-sekolah di Ibu kota Jakarta - Psikografi : Senang dengan dunia sains, semangat tinggi Target Sekunder Demografi - Jenis kelamin : Pria dan wanita - Usia : 12 Tahun Keatas - Status Ekonomi : Menengah bawah - Pekerjaan : Siswa, guru, pekerja, mahasiswa - Kewarganegaraan : WNI - Geografi : Ibu kota Jakarta - Psikografi : Meminati dunia astronomi, senang mengikuti perkembangan teknologi dan sains

12 2.6 SWOT Strength (Kekuatan) Makna logo sangat erat dengan dunia astronomi. Bentuk logo bermakna dalam. Bentuk logo simple dan mudah diingat. Weakness (Kelemahan) Bentuk logo masih terlalu abstrak dan sulit dimengerti. Pengaplikasian logo terhadap media, belum konsisten. Desain logo tidak sesuai dengan target audience utama Planetarium Jakarta. Opportunity (Peluang) Banyak masyarakat yang belum mengetahui logo Planetarium Jakarta secara pasti. Belum adanya logo di semua Planetarium di Indonesia. Threat (Ancaman) Banyak tempat wisata lain dengan logo yang lebih menarik yang dapat meyakinkan masyarakat untuk datang. Banyak landmark lain yang menawarkan excitement yang lebih dapat diterima oleh masyarakat umum. 2.7 Data Pengunjung Planetarium Tahun

13 Gambar 2.10: Diagram Batang Data Pengunjung Gambar 2.11: Tabel Data Pengunjung 2.8 Data Kompetitor

14 2.8.1 Planetarium Jagad Raya Tenggarong Gambar 2.12: Gedung Planetarium Jagad Raya Tenggarong Planetarium, tempat dimana kita bisa menyaksikan susunan tata surya dan alam semesta ternyata tidak hanya ada di kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Di kota Tenggarong, Kutai Kartanegara, terdapat planetarium dengan peralatan yang tidak kalah canggih. Planetarium merupakan teater bintang atau alam semesta. Disebut demikian karena planetarium memperlihatkan isi alam semesta dan susunan tata surya. Planetarium Tenggarong dibangun sejak tahun 2000 dan diresmikan tanggal 16 April 2003 oleh Wakil Presiden saat itu Hamzah Haz. Oleh Bupati Kutai Kartanegara Syaukani HR, planetarium ini kemudian diberi nama Planetarium Jagat Raya Tenggarong. Planetarium Jagad Raya terletak di Jalan Pangeran Diponegoro, di sebelah kiri bangunan Museum Mulawarman. Tempat ini merupakan sarana wisata ilmu pengetahuan untuk menikmati keindahan alam semesta berupa bintang-bintang, planet dan segala sesuatu di angkasa luar. Planetarium Angkatan laut di surabaya yang berfungsi sebagai sarana pendidikan astronomi bagi publik. Planetarium ini merupakan tempat Teater Bintang atau teater alam, karena dapat memperlihatkan isi alam semesta serta susunannya. Planetarium Tenggarong dibangun menggunakan dana anggaran pembangunan daerah Kutai Kartenegara senilai 18 miliar. Didalam planetarium ini terdapat alat peraga berupa proyektor Skymaster ZKP 3 buatan Jerman dan dilengkapi lebih dari 100 lensa untuk memproyeksikan berbagai bentuk benda langit. Alat peraga yang digunakan berupa Proyektor Skymaster ZKP 3 buatan perusahaan Carl Zeiss Jerman, dengan tinggi maksimum 2750 mm dan berat mencapai 250 kg, lensa yang

15 dimilikinya adalah 100 lensa. Memproyeksikan gambar matahari, bulan, komet, meteor, bintang, rasi, galaksi dan lain-lain. Selain proyektor utama, pada Skymaster ZKP 3 juga terdapat pendukung lainnya berupa proyektor effect dan 8 buah proyektor slide yang berfungsi untuk memproyeksikan gambar. Ruang yang di gunakan sebagai ruang peragaan memuat 92 kursi yang ditempatkan melingkari proyektor dan saat pertunjukan dimulai, ruangan tertutup rapat sehingga tidak ada cahaya yang masuk dan sirkulasi udara di atur dengan pendingin ruangan. Tarif masuk : - Dewasa : Rp.7.500,- - Anak- anak : Rp.5.000, Clark Planetarium Gambar 2.13: Gedung Planetarium Clark, Utah Amerika Planetarium Clark adalah salah satu pusat terkemuka di dunia untuk ruang agkasa dan pendidikan sains. Misinya adalah untuk membuat dan menyajikan informasi pencerahan yang menginspirasi keajaiban dalam mempelajari ruang angkasa dan ilmu pengetahuan. Planetarium Clark terletak dalam Kabupaten Gateway di persimpangan 400 dan 100 Barat Selatan di pusat kota Salt Lake City, Utah, USA. Planetarium Clark dibuka pada bulan April 2003, menggantikan planetarium sebelumnya yaitu Planetarium Hansen di bawah hibah dari Yayasan Clark yang bekerja sama dengan Salt Lake. Planetarium Clark memiliki ruangan yang bertema tentang eksplorasi. Mempunyai fasilitas-fasilitas yang unik dan luas areanya mampu menghibur hingga 800 tamu. Fasilitasnya antara lain; Pertunjukan teater menggunakan teknologi IMAX 3D the ATK, memiliki banyak ruangan kelas untuk yang ingin lebih mempelajari astronomi secara dalam dan ruangan pameran yang luasnya meter persegi.

16 Harga reguler untuk tiket pertunjukan adalah sebagai berikut: $ 8,00 untuk orang dewasa / remaja / senior $ 6,00 untuk anak-anak umur 12 tahun kebawah

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain :

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain : BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data dan Literatur Sumber-sumber data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain : 1. Literatur : buku, majalah, artikel

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN PLANETARIUM TIM JAKARTA

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN PLANETARIUM TIM JAKARTA LAPORAN HASIL KUNJUNGAN PLANETARIUM TIM JAKARTA MITOLOGI YUNANI Oleh: Rizqa Ridina 0906642790 Kelas B Sastra Prancis FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS INDONESIA DAFTAR ISI Daftar Isi... 2 BAB

Lebih terperinci

PERANCANGAN IDENTITAS VISUAL PLANETARIUM JAKARTA

PERANCANGAN IDENTITAS VISUAL PLANETARIUM JAKARTA PERANCANGAN IDENTITAS VISUAL PLANETARIUM JAKARTA Mochamad Rifqi Fairus Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Abstrak Planetarium Jakarta merupakan tempat wisata dibidang astronomi, Planetarium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 P e n d a h u l u a n

BAB I PENDAHULUAN. 1 P e n d a h u l u a n BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Astronomi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan murni yang melibatkan pengamatan dan penjelasan tentang kejadian yang terjadi di luar bumi dan atmosfernya.

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sejak dahulu manusia memiliki beragam pertanyaan mengenal langit, antariksa, planet, bintang dan galaksi. Ketertarikan manusia terhadap pergerakan benda-benda langit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan dalam segala bidang. Pesatnya laju pembangunan di Indonesia menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mengalami kemajuan pesat sejak Perang Dunia ke 2. Salah satu bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang mengalami kemajuan

Lebih terperinci

PLANETARIUM SEMARANG TA 118 BAB I PENDAHULUAN

PLANETARIUM SEMARANG TA 118 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Astronomi sebenarnya sudah dikenal luas oleh manusia sejak masa sebelum masehi, namun dalam perkembanganya astronomi menjadi ilmu pengetahuan yang hanya diketahui dan

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Mari Menjelajah Mars, Fakta Paling Top - Alam Semesta,

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Mari Menjelajah Mars, Fakta Paling Top - Alam Semesta, 5 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Data dan Literatur Sumber data: - Kepustakaan : - Buku : Mari Menjelajah Mars, Fakta Paling Top - Alam Semesta, Jagat Raya - Rahasia Tata Surya - Artikel web : http://www.google.com/mars/

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH UMUM

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH UMUM DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH UMUM Tes Seleksi Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2004 Materi Uji : ASTRONOMI Waktu :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PLANETARIUM SEMARANG Bentara Alam Gumilang / L2B LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. PLANETARIUM SEMARANG Bentara Alam Gumilang / L2B LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Semarang memiliki cukup banyak fasilitas pendidikan. Dari taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA),

Lebih terperinci

Astronomi Sabar Nurohman, M.Pd

Astronomi Sabar Nurohman, M.Pd Astronomi Sabar Nurohman, M.Pd Sabar Nurohman Dafatar Isi Bumi dalam Bola Langit Tata Surya Sistem Bumi-Bulan Gerak Planet dan Satelit Fisika Bintang Evolusi Bintang Galaksi Struktur Jagad Raya Bumi dan

Lebih terperinci

GERAK BUMI DAN BULAN

GERAK BUMI DAN BULAN MATERI ESENSIAL IPA SEKOLAH DASAR (Pengayaan Materi Guru) KONSEP ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA GERAK BUMI DAN BULAN Agus Fany Chandra Wijaya DIGITAL LEARNING LESSON STUDY JAYAPURA 2010 GERAK BUMI

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber data Data data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini akan diambil dari berbagai sumber, diantaranya: 1. Literatur: artikel dari media elektronik

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN JUDUL

PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN JUDUL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN JUDUL Judul laporan Studio Konsep Perancangan Arsitektur yang dipilih ialah Solo Baru Planetarium Education Center. Untuk mengetahui pengertian dan definisi dari judul

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana dan Penguji II.

KATA PENGANTAR. Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana dan Penguji II. KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena berkat dan karunia-nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Landasan Konseptual untuk Seminar Tugas Akhir dengan

Lebih terperinci

Oleh : Kunjaya TPOA, Kunjaya 2014

Oleh : Kunjaya TPOA, Kunjaya 2014 Oleh : Kunjaya Kompetensi Dasar X.3.5 Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam teknologi X.4.5 Menyajikan ide / gagasan terkait gerak melingkar Pengertian

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015 HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015 Bidang Astronomi Waktu : 150 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB II DATA DAN ANALISA BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi yang dipakai dalam pembuatan tugas akhir ini dapat diperoleh dari beberapa sumber, antara lain : 1. Data Sumatif : Berasal dari beberapa artikel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Projek Observatorium Astronomi. masyarakat umum. Hal ini tidak lepas dari keterbatasan fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Projek Observatorium Astronomi. masyarakat umum. Hal ini tidak lepas dari keterbatasan fasilitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Projek Observatorium Astronomi Perkembangan ilmu astronomi di Indonesia kurang dikenal oleh masyarakat umum. Hal ini tidak lepas dari keterbatasan fasilitas pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK II.1 Tinjauan Umum Proyek II.1.1 Tinjauan Proyek Judul : Pusat Pendidikan Budaya Betawi Tema : Arsitektur Betawi Lokasi : Jalan Bulungan Raya, Jakarta Selatan Luas Lahan : ±

Lebih terperinci

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TUGAS AKHIR

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TUGAS AKHIR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PLANETARIUM DI YOGYAKARTA LANGGAM CUBISME SEBAGAI TITIK TOLAK DALAM PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas

Lebih terperinci

IPA TERPADU KLAS VIII BAB 14 BUMI, BULAN, DAN MATAHARI

IPA TERPADU KLAS VIII BAB 14 BUMI, BULAN, DAN MATAHARI IPA TERPADU KLAS VIII BAB 14 BUMI, BULAN, DAN MATAHARI KOMPETENSI INTI 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

A. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta

A. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta A. Peta Dalam kehidupan sehari-hari kamu tentu membutuhkan peta, misalnya saja mencari daerah yang terkena bencana alam setelah kamu mendengar beritanya di televisi, sewaktu mudik untuk memudahkan rute

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak lepas dari komunikasi. Komunikasi dapat dipahami

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak lepas dari komunikasi. Komunikasi dapat dipahami 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia tidak lepas dari komunikasi. Komunikasi dapat dipahami sebagai proses penyampaian pesan, ide, atau informasi kepada orang lain dengan menggunakan sarana tertentu

Lebih terperinci

seperti sebuah bajak, masyarakat Cina melihatnya seperti kereta raja yang ditarik binatang, dan masyarakat Jawa melihatnya seperti bajak petani.

seperti sebuah bajak, masyarakat Cina melihatnya seperti kereta raja yang ditarik binatang, dan masyarakat Jawa melihatnya seperti bajak petani. GALAKSI Pada malam yang cerah, ribuan bintang dapat kamulihat di langit. Sesungguhnya yang kamu lihat itu belum seluruhnya, masih terdapat lebih banyak lagi bintang yangtidak mampu kamu amati. Di angkasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Taman Pintar Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Taman Pintar Tahun BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek Yogyakarta adalah salah satu destinasi wisata di Indonesia yang terdiri atas ragam budaya, alam, pendidikan, sejarah, dan seni. Hal ini

Lebih terperinci

SOAL PILIHAN GANDA ASTRONOMI 2008/2009 Bobot nilai masing-masing soal : 1

SOAL PILIHAN GANDA ASTRONOMI 2008/2009 Bobot nilai masing-masing soal : 1 SOAL PILIHAN GANDA ASTRONOMI 2008/2009 Bobot nilai masing-masing soal : 1 1. [SDW] Tata Surya adalah... A. susunan Matahari, Bumi, Bulan dan bintang B. planet-planet dan satelit-satelitnya C. kumpulan

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR. Halaman

DAFTAR GAMBAR. Halaman DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1 Kerangka Berpikir... 9 Gambar 1.2 Kerangka Penulisan... 10 Gambar 2.1 Ilustrasi Alam Semesta... 15 Gambar 2.2 Stonehenge... 16 Gambar 2.3 Teleskop Galileo... 16 Gambar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung merupakan salah satu kota besar di pulau Jawa. Di kota ini banyak terjadi sejarah penting seperti kebakaran besar Bandung Lautan Api, Konfrensi Asia Afrika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak sejarah dan setiap daerah memiliki sejarah masing-masing. Bukti sejarah Indonesia dapat dilihat dari peninggalan

Lebih terperinci

PETA KONSEP. Revolu si. Rotasi. Mataha ri TATA SURYA. satelit buata n. satelit. alami. satelit. Bulan. palapa. Kalender Masehi. Revolu si.

PETA KONSEP. Revolu si. Rotasi. Mataha ri TATA SURYA. satelit buata n. satelit. alami. satelit. Bulan. palapa. Kalender Masehi. Revolu si. PETA KONSEP TATA SURYA Matahar i Planet Asteroi d Komet Meteor id Pusat Tata Surya Merkuri us Venus Bumi Mars Jupiter Saturnus Uranus Neptunu s Rotasi Revolu si satelit buata n satelit alami Pembagi an

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN Fakta Kunci. Fakta kunci mengenai Animasi Edukasi Exploring Space :

BAB 4 KONSEP DESAIN Fakta Kunci. Fakta kunci mengenai Animasi Edukasi Exploring Space : 21 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi Dengan melihat tema mengenai luar angkasa beserta benda-benda luar angkasa merupakan tema edukasi yang akan menjadi media untuk memperkenalkan

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Umum 2.1.1 Observatorium Bosscha Observatorium Bosscha (dahulu bernama Bosscha Sterrenwacht) dibangun oleh Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) atau Perhimpunan

Lebih terperinci

Cladius Ptolemaus (abad 2) Geosentris

Cladius Ptolemaus (abad 2) Geosentris ROTASI DAN REVOLUSI BUMI Cladius Ptolemaus (abad 2) Geosentris Bumi sebagai pusat tata surya Planet-planet (termasuk Mth.) berputar mengelilingi bumi Sambil mengelilingi Bumi, planet-planet bergerak melingkar

Lebih terperinci

PLANETARIUM BANDUNG LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER II TAHUN 2007/2008

PLANETARIUM BANDUNG LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER II TAHUN 2007/2008 PLANETARIUM BANDUNG LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER II TAHUN 2007/2008 Sebagai Prasyarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Oleh Ni Made Suksmayani 15203059 PROGRAM

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang Observatorium Bosscha merupakan salah satu peninggalan pemerintahan kolonial Belanda, yang dibangun pada tahun 1923-1928. Pada tahun 1959, Observatorium Bosscha telah

Lebih terperinci

Sabar Nurohman Prodi Pendidikan IPA FMIPA UNY

Sabar Nurohman Prodi Pendidikan IPA FMIPA UNY Sabar Nurohman Prodi Pendidikan IPA FMIPA UNY Dafatar Isi Bumi dalam Bola Langit Tata Surya Sistem Bumi-Bulan Gerak Planet dan Satelit Fisika Bintang Evolusi Bintang Galaksi Struktur Jagad Raya Bumi dan

Lebih terperinci

KELOMPOK 1 Anggi Juliansa ( ) Reza AlFajri ( )

KELOMPOK 1 Anggi Juliansa ( ) Reza AlFajri ( ) BUMI DAN TATA SURYA KELOMPOK 1 Anggi Juliansa (121020220001) Reza AlFajri (121020220008) Alam semesta ini terdiri dari semua materi termasuk tenaga dan radiasi serta hal yang telah diketahui dan baru dalam

Lebih terperinci

GERHANA MATAHARI DAN GERHANA BULAN

GERHANA MATAHARI DAN GERHANA BULAN GERHANA MATAHARI DAN GERHANA BULAN Tanpa disadari sebenarnya kita selalu berputar dimuka bumi ini sesuai dengan bumi dan tata surya. Sistem tata surya kita yang terdiri dari 9 planet, bulan, komet (asteroid)

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori

BAB 2 Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Definisi Planetarium dan Observatorim Planetarium adalah gedung teater untuk memperagakan simulasi susunan bintang dan benda-benda langit. Atap gedung biasanya

Lebih terperinci

ALAM SEMESTA BUKTI NYATA CIPTAAN ALLAH

ALAM SEMESTA BUKTI NYATA CIPTAAN ALLAH ALAM SEMESTA BUKTI NYATA CIPTAAN ALLAH ع ل يم ع ز يز ال له ا ذ ل ك ت ق د ير ال س ت ق ر وال شم س ت ج ر ي لم Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 3. Mengenal Planet Bumilatihan soal 3.2

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 3. Mengenal Planet Bumilatihan soal 3.2 SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 3. Mengenal Planet Bumilatihan soal 3.2 1. Pergerakan bumi sebagai benda angkasa yang menempuh waktu 365 hari disebut. gerak presesi gerak rotasi gerak revolusi gerak

Lebih terperinci

ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA

ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa I. DESKRIPSI Mata kuliah ini adalah Mata Kuliah Keahlian Program Studi (MKKPS) yang merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa prodi

Lebih terperinci

ZAARI BIN MOHAMAD HBSC4203_V2 - EARTH AND SPACE / BUMI DAN ANGKASA BUMI DAN ANGKASA A. PENDAHULUAN

ZAARI BIN MOHAMAD HBSC4203_V2 - EARTH AND SPACE / BUMI DAN ANGKASA BUMI DAN ANGKASA A. PENDAHULUAN BUMI DAN ANGKASA A. PENDAHULUAN Seperti yang kita ketahui, selain planet bumi, di alam semesta terdapat banyak lagi benda-benda lain di langit. Kenampakan objek-objek samawi lain di langit yang umumnya

Lebih terperinci

1. Fenomena Alam Akibat Perubahan Kedudukan Bumi, Bulan, terhadap Matahari. Gerhana Matahari

1. Fenomena Alam Akibat Perubahan Kedudukan Bumi, Bulan, terhadap Matahari. Gerhana Matahari 1. Fenomena Alam Akibat Perubahan Kedudukan Bumi, Bulan, terhadap Matahari Gerhana Matahari Peristiwa gerhana matahari cincin (GMC) terlihat jelas di wilayah Bandar Lampung, Lampung, pada letak 05.21 derajat

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. berasal dari buku dan sebagian lagi diambil dari website-website. c. Survey lapangan yang dilakukan di Dunia Fantasi

BAB 2 DATA DAN ANALISA. berasal dari buku dan sebagian lagi diambil dari website-website. c. Survey lapangan yang dilakukan di Dunia Fantasi 4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data dan Literatur Data untuk menunjang tugas akhir ini didapat dari berbagai sumber antara lain: a. Data literatur berupa artikel elektronik maupun non-elektronik. Sebagian

Lebih terperinci

JAWABAN DAN PEMBAHASAN

JAWABAN DAN PEMBAHASAN JAWABAN DAN PEMBAHASAN 1. Dalam perjalanan menuju Bulan seorang astronot mengamati diameter Bulan yang besarnya 3.500 kilometer dalam cakupan sudut 6 0. Berapakah jarak Bulan saat itu? A. 23.392 km B.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kepariwisataan di Indonesia tahun terakhir ini makin terus digalakkan dan ditingkatkan dengan sasaran sebagai salah satu sumber devisa andalan di samping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penelitian mengenai kecerahan langit adalah suatu studi yang penting dalam menjaga tata kehidupan manusia, dan memelihara ekosistem yang hidup di malam

Lebih terperinci

Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa

Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa I. DESKRIPSI Mata kuliah ini adalah Mata Kuliah ahlian Program Studi (MKKPS) yang merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa prodi Pendidikan Fisika, pilihan bagi mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Interior Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi individu maupun kelompok di tempat dan waktu tertentu, biasanya memiliki

Lebih terperinci

BAB 2 DATA 2.1 STATE OF THE ART

BAB 2 DATA 2.1 STATE OF THE ART BAB 2 DATA 2.1 STATE OF THE ART Animasi berasal dari bahasa latin, anima, yang artinya jiwa, hidup, nyawa dan semangat. Animasi adalah gambar dua dimensi yang seolaholah bergerak. Animasi ialah suatu seni

Lebih terperinci

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Komet

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Komet Komet Apakah komet membawa sial? Pada zaman purbakala, komet yang terang merupakan suatu kejadian yang menakutkan. Kemunculan komet dianggap sebagai lambang suatu bencana seperti penyakit pes, kelaparan,

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.2. Pernyataan tersebut yang termasuk ciri ciri dari bumi di tunjukkan pada nomor...

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.2. Pernyataan tersebut yang termasuk ciri ciri dari bumi di tunjukkan pada nomor... SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.2 1. Perhatikan pernyataan berikut! 1. Melakukan revolusi terhadap matahari 2. Memiliki satelit berupa cincin 3. Mengelilingi matahari pada orbitnya

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SDN Pesantren Mata Pelajaran : IPA Kelas / Semester : VI / 2 Tahun Pelajaran : 2011/2012 Alokasi Waktu Standar Kompetensi : 30 x 30 menit : 9. Memahami matahari sebagai

Lebih terperinci

MUSEUM ANTARIKSA INDONESIA

MUSEUM ANTARIKSA INDONESIA Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain MUSEUM ANTARIKSA INDONESIA Yogi Biondy Dr. Imam Santosa M.sn Program Studi Sarjana Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email: biondyogi@gmail.com

Lebih terperinci

C. Manajemen Pengelolaan Pelayanan

C. Manajemen Pengelolaan Pelayanan STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN KUNJUNGAN RUMAH PINTAR PEMILU BOENDA TANAH MELAYU KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU A. Latar Belakang Rumah Pintar Pemilu (RPP)

Lebih terperinci

Satuan Besaran dalam Astronomi. Dr. Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB

Satuan Besaran dalam Astronomi. Dr. Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB Satuan Besaran dalam Astronomi Dr. Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB Kompetensi Dasar X.3.1 Memahami hakikat fisika dan prinsipprinsip pengukuran (ketepatan, ketelitian dan aturan angka penting) X.4.1 Menyajikan

Lebih terperinci

Gambar tata sury, alam 98

Gambar tata sury, alam 98 TATA SURYA Jika kita terbang mengarungi ruang angkasa meninggalkan bumi. Dari suatu tempat akan dapat melihat bumi bersama delapan planet lainnya bergerak mengedari matahari. Planetplanet (planetai = pengembara)

Lebih terperinci

Makalah Rotasi dan Revolusi bumi

Makalah Rotasi dan Revolusi bumi 1 Makalah Rotasi dan Revolusi bumi Guna memenuhi Tugas Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Disusun oleh Ketua Anggota : Syalmi : Yola Prawita Oti Mulyani Anggi Mutia Kelas : VII.4 SMP NEGERI 2 TOBOALI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak zaman prasejarah yang paling awal, manusia sudah memiliki perhatian terhadap langit dan merenungkan benda-benda langit yang terbentang pada langit malam. Sebelum

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1. Pengertian Tema 3.1.1. Pengertian Ruang Ruang mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia. Ruang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia baik secara psikologis emosional

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN OBSERVATORIUM BOSSCHA DI LEMBANG

PENGEMBANGAN OBSERVATORIUM BOSSCHA DI LEMBANG LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN OBSERVATORIUM BOSSCHA DI LEMBANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh : Yohanes

Lebih terperinci

: Menjelajah Angkasa Luar : Keteraturan yang Menakjubkan. Mata Pelajaran. Alokasi Waktu. Materi Pembelajaran Hak,

: Menjelajah Angkasa Luar : Keteraturan yang Menakjubkan. Mata Pelajaran. Alokasi Waktu. Materi Pembelajaran Hak, Tema 9 Subtema 1 : Menjelajah Angkasa Luar : Keteraturan yang Menakjubkan Mata PPKn Bahasa Indonesia 3.2 Memahami hak, kewajiban dan tanggung jawab sebagai warga dalam kehidupan seharihari di rumah, sekolah,

Lebih terperinci

II. METODOLOGI. A. Kerangka Berpikir Studi

II. METODOLOGI. A. Kerangka Berpikir Studi II. METODOLOGI A. Kerangka Berpikir Studi Kerangka berpikir studi diatas merupakan tahap dari konsep berpikir penulis, berikut penjelasan secara singkat: 1. Passing note Judul dari film pendek yang diangkat

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN W ALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 66 TAHUN 2017

WALIKOTA YOGYAKARTA, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN W ALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 66 TAHUN 2017 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN W ALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 66 TAHUN 2017 TENTANG TARIF TIKET PER ZONA DI TAMAN PINTAR YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Museum Indonesia mempunyai banyak tempat bersejarah dan banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. Museum Indonesia mempunyai banyak tempat bersejarah dan banyak sekali BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Museum Indonesia mempunyai banyak tempat bersejarah dan banyak sekali ditemukan benda-benda kuno yang berharga. Benda-benda tersebut dikoleksi dan dikumpulkan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dunia telah mengalami perkembangan ilmu pengetahuan dengan sangat pesat. Penemuan-penemuan teknologi baru terus berkembang dari masa ke masa demi kesejahteraan manusia

Lebih terperinci

Materi Bumi dan Antariksa)

Materi Bumi dan Antariksa) (Pendalaman Materi Bumi dan Antariksa) Hari/Tanggal : Rabu & Kamis,, 19 & 20 Sep 2007 Waktu : 13.55 11. 45 Penyaji : Drs. Yamin Winduono, M.Pd Tempat : Ruang Plato Brainstorming / Diskusi /Tanya jawab

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Umum Perancangan BAB V KONSEP PERANCANGAN Gambar 1 Bagan Pemikiran Umum Konsep Sumber : Pemikiran Penulis Kegiatan yang ada di dalam Planetarium secara umum dapat dibagi menjadi 3 aktivitas

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Proses pembagian kuesioner di sekolah Sumber : Dokumentasi pribadi

Gambar 3.1 Proses pembagian kuesioner di sekolah Sumber : Dokumentasi pribadi BAB III STRATEGI KOMUNIKASI 3.1 Analisis 3.1.1 Hasil Penelitian 3.1.1.1 Hasil Kuesioner Kuesioner di bagikan di 3 Sekolah Dasar kepada para siswa kelas 5 dan 6 dengan total 106 siswa, dengan rincian :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN DATA 2.1 Data Literatur 2.1.1 Tinjauan Umum Peraturan Perundang Undangan 2.1.1.1 Peraturan Menteri Pembangunan Tata Kota DKI Jakarta A. Tentang Pembangunan Tata Kota Pasal 1 Dalam Peraturan

Lebih terperinci

JUDUL PROPOSAL (MAKSIMAL 12 KATA)

JUDUL PROPOSAL (MAKSIMAL 12 KATA) JUDUL PROPOSAL (MAKSIMAL 12 KATA) Konsep Proposal Tugas Akhir diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mengikuti perkuliahan Tugas Akhir Program Studi Desain Komunikasi Visual Semester Ganjil 2014/2015

Lebih terperinci

MENGENAL GERAK LANGIT DAN TATA KOORDINAT BENDA LANGIT BY AMBOINA ASTRONOMY CLUB

MENGENAL GERAK LANGIT DAN TATA KOORDINAT BENDA LANGIT BY AMBOINA ASTRONOMY CLUB MENGENAL GERAK LANGIT DAN TATA KOORDINAT BENDA LANGIT BY AMBOINA ASTRONOMY CLUB A. Gerak Semu Benda Langit Bumi kita berputar seperti gasing. Ketika Bumi berputar pada sumbu putarnya maka hal ini dinamakan

Lebih terperinci

Pendahuluan. Tata surya

Pendahuluan. Tata surya Pendahuluan Pada langit malam yang cerah (dan tidak mendung), cobalah lihat ke langit. Maka anda akan melihat bintang-bintang di langit yang jumlahnya tergantung pada kualitas langit tempat kita berada.

Lebih terperinci

BAB 4. Analisa. Berdasarkan studi banding dan studi literatur, dapat disimpulkan beberapa bagian fungsional seperti berikut:

BAB 4. Analisa. Berdasarkan studi banding dan studi literatur, dapat disimpulkan beberapa bagian fungsional seperti berikut: BAB 4 Analisa 4.1 Analisa Fungsional Berdasarkan studi banding dan studi literatur, dapat disimpulkan beberapa bagian fungsional seti berikut: 1. Fungsi pameran Yaitu fungsi kegiatan yang memtunjukan/memlihatkan

Lebih terperinci

Museum Antariksa Indonesia

Museum Antariksa Indonesia Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain Museum Antariksa Indonesia Yogi Biondy Dr. Imam Santosa, M.Sn Program Studi Sarjana Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email: biondyogi@gmail.com

Lebih terperinci

Kenalkan Anak dengan Science Fiction Redaksi Sebagai satu-satunya astronot terpilih dari Indonesia, kehidupan Dr Pratiwi Puji Lestari Sudarmono Phd

Kenalkan Anak dengan Science Fiction Redaksi Sebagai satu-satunya astronot terpilih dari Indonesia, kehidupan Dr Pratiwi Puji Lestari Sudarmono Phd Kenalkan Anak dengan Science Fiction Redaksi Sebagai satu-satunya astronot terpilih dari Indonesia, kehidupan Dr Pratiwi Puji Lestari Sudarmono Phd tentunya tidak jauh-jauh dari dunia astronomi. Nyaris

Lebih terperinci

TATA KOORDINAT BENDA LANGIT. Kelompok 6 : 1. Siti Nur Khotimah ( ) 2. Winda Yulia Sari ( ) 3. Yoga Pratama ( )

TATA KOORDINAT BENDA LANGIT. Kelompok 6 : 1. Siti Nur Khotimah ( ) 2. Winda Yulia Sari ( ) 3. Yoga Pratama ( ) TATA KOORDINAT BENDA LANGIT Kelompok 6 : 1. Siti Nur Khotimah (4201412051) 2. Winda Yulia Sari (4201412094) 3. Yoga Pratama (42014120) 1 bintang-bintang nampak beredar dilangit karena bumi berotasi. Jika

Lebih terperinci

Jumlah total besaran luas fasilitas umum Pengunjung = Pengelola = 176 Total =

Jumlah total besaran luas fasilitas umum Pengunjung = Pengelola = 176 Total = a. Penentuan konsep besaran ruang (1) Kebutuhan dan besaran ruang parkir - Pengunjung Kapasitas pengunjung yang datang perhari, serta luasan tapak untuk menampung kendaraan yang diparkir, maka : 30 % menggunakan

Lebih terperinci

Laporan Perjalanan PLS IPA 2016

Laporan Perjalanan PLS IPA 2016 Laporan Perjalanan PLS IPA 2016 [Admin, SMA TARAKANITA GADING] - Berita Umum Laporan Perjalanan PLS IPA 2016 Pada hari Senin tanggal 24 Oktober 2016 kemarin, kami siswa-siswi kelas 11 IPA SMA Tarakanita

Lebih terperinci

Klik. Korona pada Matahari

Klik. Korona pada Matahari Klik Korona pada Matahari Klik Kromosfer pada Matahari Klik TATA SURYA Susunan Matahari dan anggota tata surya yang mengitarinya. Anggota Tata Surya 1. Planet 2. Asteroid 3. Satelit 4. Meteoroid 5. Komet

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and BAB 3 METODE PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and Exhibition Center di Kota Batu ini menggunakan penelitian dengan metode analisis dan sintesis. Metode tersebut

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. dalam studi Arsitektur, yang dilakukan secara runtun mulai dari munculnya ide

BAB 3 METODE PERANCANGAN. dalam studi Arsitektur, yang dilakukan secara runtun mulai dari munculnya ide BAB 3 METODE PERANCANGAN Merupakan rangkaian ataupun kerangka berpikir dalam sebuah perancangan dalam studi Arsitektur, yang dilakukan secara runtun mulai dari munculnya ide perancangan, setelah itu mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini, Indonesia mengalami krisis moneter yang

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini, Indonesia mengalami krisis moneter yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Beberapa tahun belakangan ini, Indonesia mengalami krisis moneter yang menyebabkan bisnis di Indonesia melemah bahkan jatuh. Dampak dari krisis moneter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangunan tua yang berada di kota Bandung merupakan cagar budaya yang harus dilestarikan oleh masyarakat maupun pemerintah yang terkait sebagai salah satu bentuk

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PROYEK

BAB III PERENCANAAN PROYEK BAB III PERENCANAAN PROYEK 3.2.1 Deskripsi Proyek Judul : Taman Budaya Sunda Lokasi : Wilayah Pasirlayung Cimenyan, Bandung Sifat Proyek : Non Institusional semi komersial Status : Fiktif, dikelola oleh

Lebih terperinci

Bintang Ganda DND-2006

Bintang Ganda DND-2006 Bintang Ganda Bintang ganda (double stars) adalah dua buah bintang yang terikat satu sama lain oleh gaya tarik gravitasi antar kedua bintang tersebut. Apabila sistem bintang ini lebih dari dua, maka disebut

Lebih terperinci

EVALUASI WISATA TIRTA DAN SEJARAH KARANG SETRA WATERLAND BANDUNG

EVALUASI WISATA TIRTA DAN SEJARAH KARANG SETRA WATERLAND BANDUNG BAB II EVALUASI WISATA TIRTA DAN SEJARAH KARANG SETRA WATERLAND BANDUNG II.1 Obyek Wisata II.1.1 Pengertian Obyek Wisata Menurut Chafid Fandeli (2000 : 58), Obyek Wisata adalah perwujudan dari pada ciptaan

Lebih terperinci

BAB 13 STRUKTUR BUMI DAN STRUKTUR MATAHARI

BAB 13 STRUKTUR BUMI DAN STRUKTUR MATAHARI BAB 13 STRUKTUR BUMI DAN STRUKTUR MATAHARI Tujuan Pembelajaran Kamu dapat mendeskripsikan struktur bumi. Bila kita berada di suatu tempat yang terbuka, umumnya dataran sekeliling kita akan terlihat rata.

Lebih terperinci

Analisis Materi IPBA dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Analisis Materi IPBA dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Analisis Materi IPBA dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Seminar Nasional Fisika ITB 5 6 Februari 2008 Winny Liliawati, S.Pd, M.Si Mimin Iryanti, M.Si Kurikulum 2004 Profil IPBA Untuk SMP,

Lebih terperinci

BAB 2 DATA & ANALISA

BAB 2 DATA & ANALISA 3 BAB 2 DATA & ANALISA 2.1 Data 2.1.1 Sumber Data Di bawah ini merupakan beberapa sumber data yang mendukung untuk membuat laporan ini. Diantaranya: - www.yubiomex.com - Observasi ke pabrik PT. Yubi Citra

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Diponegoro merupakan salah satu Universitas terkemuka di Indonesia serta termasuk ke dalam lima besar Universitas terbaik seindonesia, terletak di provinsi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN Kerangka kajian yang digunakan dalam proses perancangan Hotel Resort Batu ini secara umum, diuraikan dalam beberapa tahap antara lain: 3.1 Pencarian Ide/Gagasan Tahapan kajian

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : 1 kali pertemuan 2 35 menit. Memahami matahari sebagai pusat tata surya dan interaksi bumi dalam tata surya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : 1 kali pertemuan 2 35 menit. Memahami matahari sebagai pusat tata surya dan interaksi bumi dalam tata surya RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran Kelas Semester Alokasi waktu : Ilmu Pengetahuan Alam : VI (enam) : 2 (dua) : 1 kali pertemuan 2 35 menit Standar Kompetensi Memahami matahari sebagai pusat

Lebih terperinci

BAB II BANGUNAN BOSSCHA

BAB II BANGUNAN BOSSCHA BAB II BANGUNAN BOSSCHA 2.1 Bangunan Bersejarah Bangunan Bersejarah identik dengan rumah, atau infrastruktur dalam kedaan cukup lama berdiri dan mempunyai silsilah yang kuat sebelum awal didirikannya terkait

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (DP3A) PLANETARIUM TAWANGMANGU (Penekanan Pada Citra Arsitektur Futuristik)

TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (DP3A) PLANETARIUM TAWANGMANGU (Penekanan Pada Citra Arsitektur Futuristik) TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (DP3A) PLANETARIUM TAWANGMANGU (Penekanan Pada Citra Arsitektur Futuristik) Diajukan sebagai pelengkap dan syarat guna mengambil gelar sarjana

Lebih terperinci

TATA SURYA Susunan Matahari dan anggota tata surya yang mengitarinya. Anggota Tata Surya:

TATA SURYA Susunan Matahari dan anggota tata surya yang mengitarinya. Anggota Tata Surya: TATA SURYA Susunan Matahari dan anggota tata surya yang mengitarinya. Anggota Tata Surya: 1. Planet 2. Asteroid 3. Satelit 4. Meteorid 5. Komet Planet Planet adalah benda langit yang tidak dapat memancarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai pada Tugas Akhir ini adalah menghasilkan game

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai pada Tugas Akhir ini adalah menghasilkan game BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Tujuan yang ingin dicapai pada Tugas Akhir ini adalah menghasilkan game bergenre vehicular combat game tentang pengetahuan rasi bintang sebagai media pembelajaran

Lebih terperinci