BAB I PENDAHULUAN. 1 P e n d a h u l u a n

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1 P e n d a h u l u a n"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Astronomi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan murni yang melibatkan pengamatan dan penjelasan tentang kejadian yang terjadi di luar bumi dan atmosfernya. Tidak ada bidang ilmu pengetahuan yang membangkitkaan khayal umat manusia yang beradab sebesar ilmu astronomi dan ilmu pengetahuan ruang angkasa. Pada awalnya ilmu astronomi hanya digunakan untuk melakukan pengamatan dan ramalan gerakan benda di langit untuk menentukan waktu, tanggal, musim, navigasi dan teori fisika. Sejak sekian lama manusia hidup dan tinggal di bumi, manusia menyadari bahwa bumi hanyalah bagian kecil dari beribu-ribu benda langit yang ada di jagat raya. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia melakukan berbagai macam penelitian dan penyelidikan untuk mengetahui alam semesta secara luas dan dalam hal ini ilmu astronomi sangat berperan penting dalam melakukan berbagai penelitian dan ekspedisi luar angkasa. Bidang ilmu astronomi juga memiliki keterkaitan dengan berbagai bidang ilmu lainnya seperti fisika, kimia, matematika, geologi, biologi, seni dan bidang ilmu lainnya. Di Indonesia, ilmu astronomi sudah digunakan sejak jaman dahulu dengan melakukan pengamatan langit yang berguna dalam bidang pertanian dan pelayaran. Namun dikarenakan keterbatasan pengetahuan masyarakat Indonesia, kebanyakan pengamatan yang dilakukan hanya untuk kepentingan astrologi. Di era modern, ilmu astronomi semakin berkembang setelah pada tahun 1928 seorang pengusaha perkebunan teh di daerah Malabar, Karel Albert Rudolf Bosscha memasang beberapa teleskop besar di Lembang, Jawa Barat, yang menjadi awal terbentuknya Observatorium Bosscha. Sejak saat itu perkembangan ilmu astronomi di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup pesat dan astronomi di Indonesia juga dihargai reputasinya oleh komunitas internasional dengan semakin banyaknya pakar astronomi dari Indonesia yang terlibat dalam kegiatan astronomi di seluruh dunia. Minat 1 P e n d a h u l u a n

2 masyarakat Indonesia juga terlihat dari banyaknya siswa Indonesia yang menjuarai Olimpiade Astronomi Internasional maupun Olimpiade Astronomi Asia Pasifik. Namun kebutuhan akan hal tersebut masih kurang mendapatkan fasilitas yang memadai. Oleh karena itu diperlukan sebuah wadah yang dapat menunjang kegiatan yang berhubungan dengan dunia astronomi baik sebagai tempat untuk belajar, bermain, maupun berinteraksi dengan suatu komunitas sosial khususnya astronomi. Planetarium merupakan salah satu sarana wisata pendidikan simulasi perbintangan dan benda-benda langit yang menawarkan pembelajaran mengenai alam semesta melalui tayangan video yang disorotkan secara 360 o ke langit-langit ruangan berbentuk kubah. Planetarium memiliki kelebihan tersendiri dalam nilai pendidikan dibandingkan pendidikan yang diberikan secara formal. Planetarium dapat menjelaskan secara mendalam tentang astronomi dengan penyajian yang lebih atraktif. Berdasarkan jenisnya, planetarium terbagi tiga yaitu planetarium formal, planetarium lengkap dan planetarium khusus. Planetarium lengkap merupakan jenis planetarium dimana planetarium itu menjadi bagian dari sebuah museum atau science center. Planetarium khusus merupakan planetarium yang terdapat pada sekolah atau universitas yang digunakan hanya untuk tujuan edukasi. Sedangkan planetarium formal adalah planetarium yang menjadi bangunan utama namun tetap ditunjang dengan fasilitas lain yang saling mendukung agar fasilitas yang direncanakan akan lebih menarik dan lebih informatif. Maka dari itu planetarium formal merupakan jenis planetarium yang paling sesuai untuk menjadi sarana wisata edukasi yang berfokus pada bidang ilmu astronomi dengan cara yang atraktif. Namun hingga saat ini keberadaan planetarium di Indonesia masih sangat sedikit. Di Indonesia saat ini hanya terdapat tiga planetarium yaitu Planetarium Jakarta yang berada di Taman Ismail Marzuki, Planetarium Jagad Raya Tenggarong di Kutai, Kalimantan Timur dan Planetarium Angkatan Laut Surabaya di Jawa Timur. Hal tersebut sangat disayangkan kerena menurut Thomas Jamaludin seorang peneliti astronomi dan sains dari LAPAN, setidaknya di setiap pulau besar di Indonesia terdapat tiga planetarium untuk menunjang kebutuhan masyarakat karena planetarium 2 P e n d a h u l u a n

3 memiliki potensi yang sangat besar dalam peran meningkatkan kemajuan ilmu astronomi dan pemanfaatan teknologi antariksa. Kota Bandung sebagai kota terbesar keempat di Indonesia memiliki peranan penting dalam kebangkitan ilmu astronomi karena kota Bandung merupakan pionir lahirnya fasilitas astronomi di Indonesia dengan keberadaan Bosscha. Akan tetapi Bosscha lebih diutamakan sebagai tempat penelitian bagi para astronom sedangkan di sisi lain masyarakat juga perlu mengetahui ilmu astronomi. Lingkungan Bosscha tidak sepatutnya untuk dijadikan tempat rekreasi melainkan lebih diprioritaskan sebagai tempat penelitian, oleh karena itu perlu adanya planetarium sebagai sarana pendidikan dan rekreasi, serta untuk memperkenalkan ilmu astronomi kepada masyarakat khususnya kota Bandung di luar lingkungan Bosscha. Kota Baru Parahyangan merupakan proyek berskala kota pertama di area Bandung Raya yang akan menampung segala fasilitas dan fungsi perkotaan. Kota satelit ini memiliki visi dan spirit sebagai kota pendidikan yang akan memberikan kontribusi kepada seluruh penghuni dan masyarakat Bandung. Lokasi yang startegis dengan aksesibilitas Tol Purbaleunyi arah Bandung dan Tol Cipularang arah Jakarta juga menjadi kelebihan tersendiri. Oleh karena itu dengan adanya planetarium di lokasi ini akan semakin melengkapi fasilitas pendidikan dan hiburan di Kota Baru Parahyangan sekaligus akan mudah diakses oleh masyarakat secara luas. Planetarium yang ada di Indonesia masih memiliki banyak kekurangan khususnya planetarium yang berada di kota Jakarta yaitu Planetarium Jakarta. Bagi kalangan pemerhati ilmu astronomi keberadaan gedung Planetarium Jakarta termasuk salah satu planetarium yang telah berkiprah beberapa dekade dan tercatat dalam sejarah dunia astronomi. Namun pengembangan yang dilakukan masih memiliki banyak kekurangan seperti pengorganisasian ruang yang kurang baik, sirkulasi yang tidak terarah, sistem pencahayaan yang kurang optimal, fasilitas wisata dan edukasi yang masih minim, desain yang kaku, suasana ruang yang kurang menarik, dan lain sebagainya. Hal ini sangat disayangkan karena sarana wisata edukasi yang cukup memiliki banyak peminat ini kurang diperhatikan dari segi desain interiornya sehingga dapat mengganggu tercapainya tujuan dari planetarium itu sendiri yaitu 3 P e n d a h u l u a n

4 sebagai sarana pendidikan dan wisata ilmiah atau edutainment yang menarik dan mencerdaskan. Berdasarkan hal tersebut, maka perancangan Planetarium di Kota Baru Parahyangan sangat penting untuk mewadahi kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap sarana pendidikan yang juga memberikan hiburan (edutainment) dalam bidang astronomi. Selain itu Planetarium di Kota Baru Parahyangan ini diharapkan menjadi sarana wisata edukasi yang layak untuk dikunjungi dengan memperhatikan fasilitas, kenyamanan dan penataan interior dalam bangunannya agar tampil lebih menarik dan berfungsi secara efektif sebagai sarana wisata yang berbasis pendidikan Identifikasi Masalah Berikut ini adalah permasalahan-permasalahan yang dapat ditemukan berdasarkan latar belakang di atas: 1. Kurangnya sarana wisata pendidikan ilmu astronomi di Indonesia khususnya untuk para pelajar. 2. Kurangnya fasilitas pendukung lain agar planetarium lebih menarik dan lebih informatif. 3. Suasana antariksa pada interior planetarium di Indonesia kurang teraplikasikan khususnya pada penerapan lighting Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan yang akan diselesaikan dalam perancangan ini, di antaranya: 1. Bagaimana cara menciptakan planetarium yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat khususnya para pelajar? 2. Fasilitas pendukung apa saja yang dapat menunjang fungsi planetarium? 3. Penerapan lighting apa yang sesuai untuk menciptakan suasana antariksa di dalam planetarium? 4 P e n d a h u l u a n

5 1.4. Tujuan dan Sasaran Perancangan Tujuan dan sasaran dari perancangan Planetarium ini adalah: 1. Menciptakan suatu wadah ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang astronomi agar masyarakat Bandung, khususnya para pelajar memiliki ketertarikan di bidang astronomi. - Membangun planetarium di Kota Baru Parahyangan yang berguna untuk pengenalan dan pengembangan ilmu astronomi secara atraktif. 2. Menyediakan tempat rekreasi yang bersifat edutainment, yaitu edukatif (pendidikan) dan entertainment (hiburan) di Kota Baru Parahyangan. - Merancang fasilitas pendukung berupa ruang-ruang yang edukatif sekaligus memberikan hiburan bagi pengunjung. - Melengkapi fasilitas ruang pendukung untuk memenuhi kebutuhan pengunjung Planetarium. 3. Menciptakan Planetarium yang dapat menghadirkan suasana antariksa dengan penerapan lighting yang sesuai. - Menggunakan teknologi LED light jenis strip light yang dapat diterapkan pada lantai, dinding, maupun langit-langit Planetarium Batasan Perancangan Perancangan Planetarium ini dibatasi oleh beberapa hal sebagai berikut: 1. Definisi dari planetarium itu sendiri adalah sarana wisata pendidikan simulasi perbintangan dan peragaan benda-benda langit sebagai wadah masyarakat untuk mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan ilmu astronomi. Tempat ini bukan hanya sebagai tempat belajar, tetapi juga dapat digunakan sebagai sarana rekreatif karena ilmu astronomi diberikan secara atraktif dan menarik. 2. Jenis planetarium yang dirancang adalah planetarium formal dimana planetarium merupakan fungsi utama namun tetap didukung dengan fungsi lainnya seperti ruang pameran dan perpustakaan. 3. Lokasi proyek perancangan berada di Kota Baru Parahyangan dengan luas bangunan sekitar m 2. 5 P e n d a h u l u a n

6 4. Klasifikasi pengunjung difokuskan pada pelajar dan mahasiswa. 5. Ilmu pengetahuan astronomi yang disajikan dalam program simulasi hanya berupa ilmu pengetahuan dasar astronomi, sedangkan kajian mendalam berada pada fasilitas khusus seperti ruang seminar dan ruang kelas. 6. Perancangan Planetarium berfokus pada aplikasi lighting dimana lighting sangat berperan penting dalam penciptaan suasana dalam Planetarium. 7. Perancangan ini difokuskan kepada penerapan desain futuristik karena dunia astronomi selalu dikaitkan dengan sesuatu yang bersifat masa depan Metodologi Perancangan Tahapan metodologi desain yang dilakukan dalam perancangan Planetarium ini adalah: 1. Pengumpulan data Perancangan ini menggunakan beberapa metode dalam pengumpulan data sebagai referensi yang mendukung proses desain selanjutnya. Beberapa metode tersebut di antaranya: a. Pengumpulan data primer 1) Observasi Metode ini dilakukan dengan cara mengamati secara langsung tentang kondisi di lapangan, baik yang berupa kondisi ruang maupun aktifitas pengguna yang terjadi selama berlangsungnya penelitian. Dalam pengertian sempit observasi berarti pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang diselidiki. Dalam desain ini pengumpulan data dimulai dengan mengamati langsung ke Planetarium Jakarta. 2) Wawancara Metode ini dilakukan dengan cara melakukan wawancara kepada pengunjung, karyawan dan masyarakat sekitar secara langsung ke Planetarium Jakarta untuk mendapatkan data dan gambaran tentang planetarium. 6 P e n d a h u l u a n

7 3) Dokumentasi Pengumpulan data melalui teknik ini dimaksudkan untuk melengkapi hasil data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi. Dengan analisis dokumentasi ini diharapkan data yang diperlukan menjadi benar-benar valid. Dokumentasi yang dijadikan sumber antara lain foto, laporan penelitian, buku-buku yang sesuai dengan penelitian, dan data tertulis lainnya yang didapatkan dari hasil observasi di Planetarium Jakarta. b. Pengumpulan data sekunder 1) Studi Pustaka Mencari referensi Planetarium maupun ilmu-ilmu astronomi dan standar acuan perancangan melalui buku mengenai ilmu astronomi dan desain interior, jurnal dan Tugas Akhir mengenai perancangan planetarium dan website sebagai referensi planetarium yang ada di dunia guna membantu pengerjaan perancangan. 2) Studi Banding Melakukan perbandingan terhadap planetarium yang telah ada baik di Indonesia maupun di luar Indonesia untuk mengetahui standar diameter dan kapasitas planetarium, fasilitas pendukung planetarium jega kelebihan dan kekurangan dari planetarium yang sudah ada. 2. Analisa data Data yang telah didapatkan baik melalui pengumpulan data secara primer maupun sekunder terkait dengan perancangan Planetarium ini kemudian dianalisa berdasarkan jenis pengguna, jenis kegiatan, kebutuhan ruang, layout ruang, sirkulasi, penghawaan, pencahayaan, tata suara, furniture, penggunaan material dan pemilihan warna sesuai dengan standar ergonomi dan standar bangunan Planetarium. 3. Tema dan Konsep Konsep yang digunakan pada perancangan Planetarium ini adalah futuristik dengan tema space trek yang berfokus pada aplikasi lighting. Konsep futuristik diambil karena dunia astronomi sering dikaitkan dengan masa depan yang 7 P e n d a h u l u a n

8 cenderung menggunakan teknologi tinggi. Tema space trek sendiri mempunyai arti perjalanan luar angkasa dimana pengunjung dapat merasakan suasana perjalanan di luar angkasa yang penuh dengan misteri dan menakjubkan. Tema dan konsep tersebut diterapkan pada layout, furniture, penghawaan, pencahayaan, warna, dan elemen interior lainnya. Lighting sendiri sangat berperan penting dalam penciptaan suasana antariksa yang menakjubkan di dalam Planetarium ini. 4. Output Perancangan Hasil yang ingin diciptakan pada perancangan Planetarium ini adalah terciptanya sarana pendidikan untuk pengenalan, pembelajaran dan pemahaman tentang dunia astronomi secara rekreatif dan menyenangkan sehingga pengunjung dapat berwisata sekaligus mendapatkan pengetahuan baru seputar dunia astronomi di Indonesia dimana masih sangat sedikit tempat wisata yang juga memberikan pengenalan ilmu astronomi. Dari segi interior, hasil yang ingin ditampilkan pada Planetarium yang berlokasi di Kota Baru Parahyangan ini adalah suasana antariksa yang penuh dengan misteri sekaligus menakjubkan dengan penataan interior yang menarik. 8 P e n d a h u l u a n

9 Space Trek Kota Baru Parahyangan Teater Bintang sebagai fasilitas utama dan didukung oleh fasilitas lainnya Formal Futuristik Lokasi Lengkap Lighting Tema dan Konsep Planetarium Jenis Khusus Hi-Tech Pengunjung Fasilitas Utama Fasilitas Pendukung Perpustakaan Pra Sekolah- SMA Teater Bintang Toko Cendramata Mahasiswa Komunitas & Ahli Astronomi Gudang Kantor Ruang Pameran Restoran Ruang Seminar Lobby Ruang Seminar Gambar 1.1. Kerangka Berpikir Sumber: Pribadi 9 P e n d a h u l u a n

10 Permasalahan - Kurangnya sarana wisata pendidikan ilmu astronomi di Indonesia khususnya untuk para pelajar - Kurangnya fasilitas pendukung lain agar planetarium lebih menarik dan lebih informatif. - Suasana antariksa pada interior planetarium di Indonesia kurang teraplikasikan khususnya pada penerapan lighting. Tujuan Perancangan Pengumpulan data - Menciptakan suatu wadah ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang astronomi agar masyarakat Bandung, khususnya para pelajar memiliki ketertarikan di bidang astronomi. - Menyediakan tempat rekreasi yang bersifat edutainment, yaitu edukatif (pendidikan) dan entertainment (hiburan) di Kota Baru Parahyangan. - Menciptakan Planetarium yang dapat menghadirkan suasana antariksa dengan penerapan lighting yang sesuai. Aktivitas Fasilitas Kebutuhan ruang Site plan Layout ruang Sirkulasi Penghawaan Pencahayaan Tata suara Furniture Material Warna Primer (fisik) Observasi Wawancara Dokumentasi Analisa Data Tema dan Konsep Desain Perancangan Planetarium Gambar kerja 3D Rendering Maket Sekunder (non fisik) Studi Pustaka Studi Banding - Tema space trek mempunyai arti perjalanan luar angkasa dimana pengunjung dapat merasakan suasana perjalanan di luar angkasa yang penuh dengan misteri dan menakjubkan. - Konsep futuristik sesuai dengan dunia astronomi sering dikaitkan dengan masa depan yang cenderung menggunakan teknologi tinggi. - Fokus pada aplikasi lighting yang sangat berperan penting dalam penciptaan suasana antariksa dan menakjubkan di dalam Planetarium. Gambar 1.2. Kerangka Penulisan Sumber: Pribadi 10 P e n d a h u l u a n

11 1.7. Sistematika Penulisan Secara keseluruhan isi dari proposal ini diuraikan sebagai berikut: BAB I Pendahuluan Berisi penjabaran latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan perancangan, batasan perancangan, metodologi perancangan, mind map, kerangka berpikir, dan sistematika penulisan mengenai topik perancangan interior Planetarium. BAB II Kajian Literatur dan Analisa Data Berisi uraian tentang kajian literatur yang relevan digunakan sebagai dasar untuk mencapai tujuan perancangan, data dan analisa proyek yang akan dirancang, dan analisa perancangan interior Planetarium. BAB III Konsep Perancangan Desain Interior Berisi penjelasan tentang tema dan konsep perancangan yang digunakan pada perancangan Planetarium yang terdiri dari konsep gaya, konsep sirkulasi dan organisasi ruang, konsep bentuk, konsep material, konsep warna, konsep pencahayaan, konsep penghawaan, konsep pengkondisian suara dan konsep keamanan. BAB IV Konsep Perancangan Denah Khusus Merupakan penjabaran konsep denah terpilih disertai dengan uraian konsepkonsep yang mendukungnya yang berisi pemilihan denah khusus, konsep tata ruang, persyaratan teknis ruang dan penyelesaian elemen interior yang lebih detail. BAB V Kesimpulan dan Saran Berisi kesimpulan perancangan yang mencakup hal-hal yang menjadi permasalahan, solusi, dan tahapan-tahapan pada perancangan interior Planetarium. 11 P e n d a h u l u a n

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dunia telah mengalami perkembangan ilmu pengetahuan dengan sangat pesat. Penemuan-penemuan teknologi baru terus berkembang dari masa ke masa demi kesejahteraan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan dalam segala bidang. Pesatnya laju pembangunan di Indonesia menyebabkan

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sejak dahulu manusia memiliki beragam pertanyaan mengenal langit, antariksa, planet, bintang dan galaksi. Ketertarikan manusia terhadap pergerakan benda-benda langit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mengalami kemajuan pesat sejak Perang Dunia ke 2. Salah satu bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang mengalami kemajuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat yang banyak menyimpan berbagai sejarah serta memiliki kekayaan

Lebih terperinci

PLANETARIUM SEMARANG TA 118 BAB I PENDAHULUAN

PLANETARIUM SEMARANG TA 118 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Astronomi sebenarnya sudah dikenal luas oleh manusia sejak masa sebelum masehi, namun dalam perkembanganya astronomi menjadi ilmu pengetahuan yang hanya diketahui dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung merupakan salah satu kota besar di pulau Jawa. Di kota ini banyak terjadi sejarah penting seperti kebakaran besar Bandung Lautan Api, Konfrensi Asia Afrika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PLANETARIUM SEMARANG Bentara Alam Gumilang / L2B LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. PLANETARIUM SEMARANG Bentara Alam Gumilang / L2B LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Semarang memiliki cukup banyak fasilitas pendidikan. Dari taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Pesatnya perkembangan zaman kearah yang lebih modern dan diikuti dengan perkembangan teknologi serta ilmu pengetahuan, kian menuntut masyarakat memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Olahraga merupakan kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh. Kegiatan ini dalam perkembangannya dapat

Lebih terperinci

MUSEUM ANTARIKSA INDONESIA

MUSEUM ANTARIKSA INDONESIA Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain MUSEUM ANTARIKSA INDONESIA Yogi Biondy Dr. Imam Santosa M.sn Program Studi Sarjana Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email: biondyogi@gmail.com

Lebih terperinci

Museum Antariksa Indonesia

Museum Antariksa Indonesia Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain Museum Antariksa Indonesia Yogi Biondy Dr. Imam Santosa, M.Sn Program Studi Sarjana Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email: biondyogi@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Galeri merupakan sebuah bangunan yang memiliki fungsi mirip dengan museum dan memiliki kegiatan utama yang sama yaitu kegiatan pameran. Galeri memiliki fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pencahayan merupakan sebuah elemen penting dalam desain interior. Hal ini dikarenakan peran cahaya sebagai penampil wujud warna, bentuk, tekstur, dan material

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Taman Pintar Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Taman Pintar Tahun BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek Yogyakarta adalah salah satu destinasi wisata di Indonesia yang terdiri atas ragam budaya, alam, pendidikan, sejarah, dan seni. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Projek Observatorium Astronomi. masyarakat umum. Hal ini tidak lepas dari keterbatasan fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Projek Observatorium Astronomi. masyarakat umum. Hal ini tidak lepas dari keterbatasan fasilitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Projek Observatorium Astronomi Perkembangan ilmu astronomi di Indonesia kurang dikenal oleh masyarakat umum. Hal ini tidak lepas dari keterbatasan fasilitas pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, masyarakat menggunakan pencahayaan karena dianggap sebagai sarana pokok dalam berbagai kegiatan, misalnya memasak, membaca, menulis dan juga dapat menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Permainan tradisional merupakan permainan yang diciptakan oleh leluhur kita, mereka membuat permainan dari benda benda atau tumbuhan yang terdapat di alam sekitar.

Lebih terperinci

PROPOSAL MUSEUM SAINS DAN TEKNOLOGI DI SURABAYA

PROPOSAL MUSEUM SAINS DAN TEKNOLOGI DI SURABAYA PROPOSAL MUSEUM SAINS DAN TEKNOLOGI DI SURABAYA 1. Judul Museum Sains dan Teknologi Di Surabaya 2. Latar Belakang Kota Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Surabaya merupakan kota terbesar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sejak tahun 2013, depok mencanangkan dirinya sebagai kota layak anak (kla). Kota layak anak adalah sebuah kebijakan yang selalu mengutamakan hak-hak anak dalam segala

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karaoke adalah satu bentuk nyanyian yang mengeluarkan suara dalam bentuk minus one seperti yang terdapat dalam video karaoke. Sekarang ini karaokecukup canggih, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior Peningkatan kualitas hidup suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya, hal tersebut dapat dikembangkan melalui pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. Dengan berolahraga, maka hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. Dengan berolahraga, maka hidup BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Olahraga merupakan gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. Dengan berolahraga, maka hidup akan menjadi semakin sehat

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR FAMILY KARAOKE PROPOSAL PENGAJUAN TEMA TUGAS AKHIR

PERANCANGAN INTERIOR FAMILY KARAOKE PROPOSAL PENGAJUAN TEMA TUGAS AKHIR PERANCANGAN INTERIOR FAMILY KARAOKE PROPOSAL PENGAJUAN TEMA TUGAS AKHIR Oleh: Arianoo Ivan Setiawan 1501175911 School of Design Interior Design Department Universitas Bina Nusantara Jakarta 2015 BAB 1

Lebih terperinci

Mereka pun sering mewakili Indonesia sebagai duta negara ke mancanegara untuk memamerkan karya dan keahlian seni pahat mereka. 1 Dalam membuat suatu M

Mereka pun sering mewakili Indonesia sebagai duta negara ke mancanegara untuk memamerkan karya dan keahlian seni pahat mereka. 1 Dalam membuat suatu M BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku Asmat adalah suku terbesar di Irian Jaya yang terkenal dengan seni pahatan kayunya. Uniknya, ketika mereka membuat ukiran tersebut, mereka tidak membuat sketsa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN JUDUL

PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN JUDUL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN JUDUL Judul laporan Studio Konsep Perancangan Arsitektur yang dipilih ialah Solo Baru Planetarium Education Center. Untuk mengetahui pengertian dan definisi dari judul

Lebih terperinci

BAB LATAR BELAKANG

BAB LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Lego merupakan permainan bongkah plastik dengan beraneka warna dan bentuk yang dapat disusun untuk menghasilkan sebuah bentuk tertentu. Peminat dan penikmat Lego diseluruh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas merupakan tempat pendidikan tinggi pada perguruan tinggi setelah masa sekolah menengah atas telah diselesaikan. Pendidikan menjadi kebutuhan pokok dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung merupakan kota metropolitan dan kota wisata, yang perekonominnya berkembang pesat. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ><

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang >< BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan adalah sesuatu yang tidak dipisahkan dari negara Indonesia yang terkenal akan keanekaragamannya. Keanekaragaman ini menjadi unsur perekat kesatuan dan persatuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dipelajari, baik secara formal maupun nonformal/otodidak), benda angkasa. Penemuan lain, ilmu informasi dan komunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dipelajari, baik secara formal maupun nonformal/otodidak), benda angkasa. Penemuan lain, ilmu informasi dan komunikasi, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Fotografi merupakan teknologi dan bidang ilmu yang sedang berkembang. Keberadaan ilmu fotografi untuk mensupport bidang ilmu yang membutuhkan prinsip fotografi maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masakan Indonesia merupakan pencerminan beragam budaya dan tradisi yang berasal dari kepulauan Nusantara yang terdiri dari sekitar 6.000 pulau dan memegang peran penting

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat di Indonesia pasti telah merasakan bahwa teknologi saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, dan teknologi maju ini telah memasuki segala aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu negara tidak akan lepas dalam kerjasama dengan negara lain dalam memperat hubungan antar negara, kerjasama tersebut terutama dalam hal politik dan kebudayaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini bisnis pariwisata sudah menjadi suatu trend, kebutuhan, serta sumber pemasukan yang besar bagi para pengusaha dan negara. Di Indonesia, Bandung merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang dikeluarkan oleh negara serta mencatat pengeluaran negara secara detail. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang dikeluarkan oleh negara serta mencatat pengeluaran negara secara detail. Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang membaik dan terus mengalami peningkatan, maka Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki pembangunan yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut beberapa data statistik dan artikel di berbagai media, pariwisata di Indonesia sejauh ini dapat dikatakan kurang dikenal di mancanegara, maupun di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Pos Indonesia yang selanjutnya disebut Kantor Pos merupakan badan usaha milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang layanan sarana komunikasi seperti mengirimkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan seni dan budayanya. Hal itu telihat dari keberagaman suku yang dimiliki Bangsa Indonesia, mulai dari cara hidup

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Lampu saat ini telah menjadi kebutuhan hidup manusia. Manusia dapat melakukan banyak kegiatan dengan adanya lampu, mereka dapat membaca, menulis, memasak, belajar dan masih banyak lagi kegiatan

Lebih terperinci

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG -BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berlibur merupakan salah satu kebutuhan yang harus terpenuhi bagi masyarakat urban pada saat ini guna melepas kejenuhan dari padatnya aktivitas perkotaan. Banyaknya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bandung merupakan salah satu kota yang memiliki masyarakat yang aktif dalam hal bersosialisasi dan berkreasi. Aktif bersosialisasi dapat dilihat dari banyaknya jumlah

Lebih terperinci

MUSEUM SAINS & TEKNOLOGI di YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

MUSEUM SAINS & TEKNOLOGI di YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Eksistensi proyek Indonesia termasuk negara yang rata-rata tingkat pendidikannya rendah. Sementara di sisi lain sering terdengar prestasi siswa-siswi indonesia di

Lebih terperinci

wine. 2 Tempat seperti ini dapat digolongkan sebagai wine house atau wine lounge. Tempat yang di dalamnya terdapat sarana sarana pendukung yang dapat

wine. 2 Tempat seperti ini dapat digolongkan sebagai wine house atau wine lounge. Tempat yang di dalamnya terdapat sarana sarana pendukung yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pola dan gaya hidup manusia merupakan salah satu aspek yang mengalami perkembangan yang pesat. Salah satu contoh perkembangan gaya dan pola hidup adalah mulai masuk

Lebih terperinci

2. Bagi keluarga pasien dan pegunjung Tenang dan percaya akan kemampuan rumah sakit dalam menangani pasien yang menyatakan tersirat dalam interiornya.

2. Bagi keluarga pasien dan pegunjung Tenang dan percaya akan kemampuan rumah sakit dalam menangani pasien yang menyatakan tersirat dalam interiornya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan rumah sakit sebagai suatu lembaga yang menyediakan pelayanan jasa kesehatan sering kali menimbulkan tekanan psikologis dan ekonomi bagi konsumennya. Selama

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup untuk bertahan dan hidup. Tanpa makanan, manusia tidak dapat bertahan karena manusia menempati urutan teratas dalam

Lebih terperinci

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR MUSEUM KOPI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR MUSEUM KOPI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN 1 PERANCANGAN DESAIN INTERIOR MUSEUM KOPI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin maju dan modern, serta meningkatnya kemajuan akan ilmu pengetahuan menuntut manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permainan tradisional atau sering disebut dengan permainan rakyat yang merupakan permainan anak yang sudah ada pada zaman nenek moyang kita dan kemudian turun menurun

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain :

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain : BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data dan Literatur Sumber-sumber data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain : 1. Literatur : buku, majalah, artikel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang menjadi salah satu anggota dari ASEAN, para pemimpin ASEAN setuju dengan peraturan baru yang disahkan pada akhir desember 2015

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Musik merupakan suatu seni yang tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari. Melalui Musik bisa menjadi salah satu sarana untuk mengekspresikan perasaan yang kita rasakan,dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara kepulauan terbesar dengan 13.466 pulau 1, yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke. Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) salah satunya disebabkan oleh pelayanan sarana kesehatan yang belum memadai. Dengan memperbaiki pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan di bidang teknologi, ekonomi ataupun sosial. Pendidikan sangat diperlukan untuk pengembangan satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju dan berkembangnya teknologi informasi dan globalisasi membuat pola hidup masyarakat di negara maju lambat laun mulai memasuki kehidupan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BlueBird adalah sebuah perusahaan yang awalnya bergerak dalam bidang penyedia layanan transportasi umum berupa taxi reguler berdiri pada tahun 1972, lalu berkembang

Lebih terperinci

1.4 Metodologi Penelitian

1.4 Metodologi Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior Seni dan desain (art and design) dipandang sebagai dua elemen menyatu yang tidak terpisahkan. Tiap perkembangan seni selalu diikuti oleh visualisasi

Lebih terperinci

Galeri Fotografi Pelukis Cahaya yang Berlanggam Modern Kontemporer dengan Sentuhan Budaya Lombok. Ni Made Dristianti Megarini

Galeri Fotografi Pelukis Cahaya yang Berlanggam Modern Kontemporer dengan Sentuhan Budaya Lombok. Ni Made Dristianti Megarini Galeri Fotografi Pelukis Cahaya yang Berlanggam Modern Kontemporer dengan Sentuhan Budaya Lombok Ni Made Dristianti Megarini 3407100128 Potensi perkembangan kreatifitas dan seni Lombok sangat pesat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Proyek Pembangunan perekonomian Jakarta sebagai ibu kota semakin meningkat.seiring dengan pembangunan ini telah menjadikan jakarta dan menuntut ibu kota ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan adalah kekayaan warisan yang harus tetap dijaga, dan dilestarikan dengan tujuan agar kebudayaan tersebut bisa bertahan terus menerus mengikuti perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batik merupakan kain khas masyarakat Indonesia. Batik ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 yang juga ditetapkan sebagai

Lebih terperinci

mereka dalam masyarakat. Anak-anak juga dapat mendorong orang tua dan orang dewasa lainnya untuk memanfaatkannya.nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn

mereka dalam masyarakat. Anak-anak juga dapat mendorong orang tua dan orang dewasa lainnya untuk memanfaatkannya.nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masa anak-anak merupakan periode penting dalam tumbuh kembang seseorang. Pada periode itu anak belajar banyak mengenai segala hal. Proses pembelajaran bisa dimulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Budaya merupakan cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh kelompok masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbetuk dari banyak unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman yang semakin berkembang dengan pesat, tak heran jika pendidikan di Indonesia berkembang dengan sangat pesat pula. Dari mulai pendidikan yang berbasis murni

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sumedang merupakan salah satu daerah kabupaten di provinsi Jawa Barat yang terletak 6 o 44-70 o 83 LS dan 107 o 21-108 o 21 BT dengan luas wilayah 152.220 Ha yang terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ludruk merupakan sebuah drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang di gelar di panggung. Pertunjukan kesenian yang berasal dari Jombang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan kualitas hidupnya pun semakin berkembang. Hal paling dasar yang

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan kualitas hidupnya pun semakin berkembang. Hal paling dasar yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman, kebutuhan manusia akan peningkatan kualitas hidupnya pun semakin berkembang. Hal paling dasar yang dapat menunjang kualitas hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taman kanak-kanak adalah salah satu jenjang pendidikan formal untuk anak usia 4-6 tahun. Santrock: 2005, menyebutkan bahwa anak usia pra-sekolah yaitu tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi bentuk kesenian keramik sampai saat ini. 1. Menurut The Concise Colombia Encyclopedia (1995) kata keramik berasal

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi bentuk kesenian keramik sampai saat ini. 1. Menurut The Concise Colombia Encyclopedia (1995) kata keramik berasal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah sebuah negara yang dikenal dengan keanekaragaman tradisi dan kebudayaan, salah satu keragaman yang dimiliki oleh Indonesia adalah tradisi pembuatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi saat ini terus melakukan inovasi baru yaitu dengan menggunakan konsep ekonomi kreatif di mana yang menjadi penopang utama dalam konsep ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan suatu hal yang penting dilakukan secara rutin untuk menjaga kesehatan dan kualitas hidup manusia. Berlari merupakan salah satu jenis olahraga yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Banyak daerah-daerah di Indonesia yang memiliki potensi pariwisata yang dapat diolah dan dikembangkan untuk dikenalkan kepada wisatawan mancanegara bahwa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar sebagai media seni rupa. Peninggalan manusia sejak masa prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan memasak timbul karena adanya kebutuhan manusia yang tidak bisa lepas akan makanan. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow menjelaskan bahwa makhluk hidup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggal, seperti ruang tidur, ruang makan, dan kamar mandi. Karena bersifat

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggal, seperti ruang tidur, ruang makan, dan kamar mandi. Karena bersifat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perancangan Hotel merupakan fasilitas akomodasi yang menyediakan sarana penginapan sekaligus pelayanan makanan dan minuman yang bersifat komersil. Secara umum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda KONSERVASI PARTISIPASI KOMUNITAS SUNDA TAMAN BUDAYA SUNDA METODE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Sebagian besar manusia menghabiskan lima puluh persen dari hidup mereka dengan melakukan berbagai kegiatan di dalam lingkungan indoor. (Sundstrom dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan ujung tombak bagi kemajuan perekonomian negara. Pariwisata juga bertanggung jawab untuk membawa citra bangsa ke dunia Internasional. Semakin tinggi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Semakin maju peradaban suatu tempat maka semakin maju juga pola pikir masyarakatnya. Hal ini terbukti dengan adanya fenomena gaya hidup sehat masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang astronomi dan sudah dikenal sekitar 3000 tahun sebelum jaman

BAB I PENDAHULUAN. bidang astronomi dan sudah dikenal sekitar 3000 tahun sebelum jaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Bidang ilmu sains yang paling awal dalam peradaban manusia adalah bidang astronomi dan sudah dikenal sekitar 3000 tahun sebelum jaman Babilonia kuno. Pada jaman

Lebih terperinci

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi pada zaman ini sudah sangat pesat, tidak perlu puluhan tahun teknologi sudah bisa berkembang sangat jauh. Berkembangnya teknologi, membuat orang-orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Rekreasi dan hiburan merupakan aktivitas yang positif dan merupakan suatu kegiatan yang bisa menyegarkan tubuh dan pikiran, untuk bisa memulihkan semangat bagi tiap

Lebih terperinci

banyaknya peninggalan sejarah dan kehidupan masyarakatnya yang memiliki akar budaya yang masih kuat, dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya

banyaknya peninggalan sejarah dan kehidupan masyarakatnya yang memiliki akar budaya yang masih kuat, dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bangsa memiliki ciri dan kebiasaan yang disebut kebudayaan, menurut Koentjaraningrat (1974), Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia

Lebih terperinci

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR TK ISLAM BAB I PENDAHULUAN

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR TK ISLAM BAB I PENDAHULUAN 1 PERANCANGAN DESAIN INTERIOR TK ISLAM BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok yang diperlukan bagi setiap manusia dalam memperoleh ilmu dan wawasan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Penjelasan konsep dibagi menjadi dua bagian yaitu: A. Konsep Tapak yang meliputi: a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi b. Sirkulasi e. Orientasi c. Lingkungan f. Skyline

Lebih terperinci

ENTERTAINMENT CENTER DI PURWODADI

ENTERTAINMENT CENTER DI PURWODADI TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( DP3A ) ENTERTAINMENT CENTER DI PURWODADI Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan suku Sasak yang beragam dan menjadi ciri khas tersendiri bagi suku Sasak tersebut. Suku Sasak yang memiliki kebudayaan, adat isitiadat bahkan struktur ruang,

Lebih terperinci

MUSEUM ASTRONOMI DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain RICHARD MEIER

MUSEUM ASTRONOMI DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain RICHARD MEIER LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR MUSEUM ASTRONOMI DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain RICHARD MEIER Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan memiliki tubuh yang sehat, bugar dan penampilan yang semangat tentunya kita akan merasa senang dan lebih percaya diri. Terlebih lagi jika ditunjang oleh pikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Informasi yang dibutuhkan manusia begitu banyak dan tidak dapat dipisahkan dari keseharian kehidupan. Akan tetapi, pada kenyataannya, tidak semua masyarakat di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pada saat ini action figure sudah banyak diminati oleh masyarakat di Indonesia khusus nya di kota Bandung mulai dari kalangan anak kecil sampai orang dewasa.

Lebih terperinci

PLANETARIUM BANDUNG LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER II TAHUN 2007/2008

PLANETARIUM BANDUNG LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER II TAHUN 2007/2008 PLANETARIUM BANDUNG LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER II TAHUN 2007/2008 Sebagai Prasyarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Oleh Ni Made Suksmayani 15203059 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. bab 1

BAB I PENDAHULUAN. 1. bab 1 1. bab 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin berubah setiap waktu berdampak dengan semakin berkembang luasnya gaya hidup manusia. Sebuah trend yang sedang populer

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Pengertian olahraga menurut ensiklopedia Indonesia adalah gerak tubuh yang dilakukan oleh satu orang atau lebih yang merupakan kumpulan dari suatu kelompok. Namun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi gaya hidup di kota-kota besar memaksa orang untuk bekerja lebih keras. Beban pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Jepang merupakan salah satu negara yang mempunyai kebudayaan dan tradisi yang cukup dikenal oleh negara lain. Kebudayaan Jepang berhasil disebarkan ke berbagai negara

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. data-data sesuai dengan yang sebenarnya kemudian data-data tersebut disusun,

BAB III METODE PERANCANGAN. data-data sesuai dengan yang sebenarnya kemudian data-data tersebut disusun, BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Perancangan Perancangan adalah adalah aktivitas kreatif menuju sesuatu yang baru dan berguna yang tidak ada sebelumnya (http://ocw.gunadarma.ac.id). Terdapat bermacam-macam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pusat Perawatan Hewan Peliharaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pusat Perawatan Hewan Peliharaan BAB 1 PENDAHULUAN Munculnya tren atau gaya hidup memelihara hewan peliharaan sudah bukan hal baru bagi kalangan masyarakat Jakarta. Bahkan tidak jarang, banyak orang yang sekedar ingin mengikuti tren yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di zaman yang serba bergerak cepat ini, manusia dituntut selalu aktif dan produktif untuk memenuhi tuntutan hidup. Kehidupan yang serba sibuk dengan rutinitas pekerjaan

Lebih terperinci