BAB II PEMAHAMAN TERHADAP TOKO MODERN BAHAN BANGUNAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PEMAHAMAN TERHADAP TOKO MODERN BAHAN BANGUNAN"

Transkripsi

1 BAB II PEMAHAMAN TERHADAP TOKO MODERN BAHAN BANGUNAN Secara garis besar pada Bab II akan dibahas pemahaman teori Toko Modern, teori Bahan Bangunan, pemahaman proyek sejenis yaitu Depo Bangunan di Kota Denpasar, Depo Bagoes Bangunan di Kabupaten Gianyar, dan Mitra 10 di Kota Denpasar, dan spesifikasi umum Toko Modern Bahan Bangunan Teori Toko Modern Bahan Bangunan Pemahaman Teori Toko Modern Bahan Bangunan meliputi Pengertian teori Toko Modern, dan Pengertian teori Bahan Bangunan. Berikut merupakan penjelasan dari masing masing pengertiannya : Pengertian Toko Modern Toko adalah tempat dimana konsumen melakukan pembelian yang terencana maupun yang tidak terencana (Tirmizi et al, 2009). Menurut J.D. Benyamin (1996:58), 9

2 definisi toko adalah adalah bangunan yang digunakan sebagai tempat berusaha, tempat menjual barang dan jasa yang menghasilkan pendapatan bagi pemiliknya. Jadi pengertian toko itu sendiri adalah salah satu public space yang dipergunakan sebagai tempat berbisnis yang sifatnya sendiri adalah sebagai aktifitas memajang, menyimpan dan menjual, juga sebagai area pertemuan antara pengusaha dengan konsumen yang mampu membuat keuntungan bagi pengelola maupun pemiliknya. Toko Modern (Perpres No 112 Tahun 2007) adalah toko dengan sistem pelayanan mandiri, menjual berbagai jenis barang secara eceran yang berbentuk Minimarket, Supermarket, Department Store, Hypermarket ataupun grosir yang berbentuk perkulakan. Batasan toko modern dalam hal luas lantai penjualan digolongkan sebagai berikut: 1. Minimarket, kurang dari 400 m2 (empat ratus meter per segi); 2. Supermarket, 400 m2 (empat ratus meter per segi) sampai dengan m2 (lima ribu meter per segi); 3. Hypermarket, diatas m2 (lima ribu meter per segi); 4. Department Store, diatas 400 m2 (empat ratus meter per segi); 5. Perkulakan, diatas m2 (lima ribu meter per segi). A. Fungsi Toko Modern Secara umum toko modern berfungsi sebagai tempat atau wadah untuk memasarkan produk dan dengan memperkenalkan harga yang bersahabat serta kualitas yang bersaing (Tirmizi et al, 2009). 1. Sebagai lahan menawarkan produk dan jasa, 2. Sebagai tempat bertemunya antara penjual dan pembeli, 3. Sebagai tempat penyedia kebutuhan, 4. Sebagai tempat untuk memperkenalkan produk, 5. Sebagai tempat bertukar informasi, 6. Sebagai lahan investas, 7. Sebagai tempat belajar secara langsung. 10

3 B. Jenis Jenis Toko Modern Ketiga jenis toko modern, minimarket, supermarket, dan hypermarket, mempunyai karakteristik yang sama dalam model penjualan, yaitu dilakukan secara eceran langsung pada konsumen akhir dengan cara swalayan, artinya pembeli mengambil sendiri barang dari rak-rak dagangan dan membayar di kasir. Kesamaan lain, barang yang diperdagangkan adalah berbagai macam kebutuhan rumah tangga termasuk kebutuhan sehari-hari. Perbedaan diantara ketiganya, terletak pada jumlah item dan jenis produk yang diperdagangkan, luas lantai usaha dan lahan parkir, dan mudal usaha yang dibutuhkan. Ketiga jenis toko modern tersebut akan tergambarkan lebih jelas dari deskripsi berikut (Pandin, 2009) : Minimarket Minimarket adalah toko berukuran relatif kecil yang merupakan pengembangan dari Mom & Pop Store, dimana pengelolaannya lebih modern, dengan jenis barang dagangan lebih banyak. Mom & Pop Store adalah toko berukuran relatif kecil yang dikelola secara tradisional, umumnya hanya menjual bahan pokok / kebutuhan sehari - hari yang terletak di daerah perumahan / pemukiman, biasa dikenal sebagai toko kelontong. (Tambunan dkk, 2004:4) Pada kelompok Minimarket, hanya terdapat 2 pemain besar yaitu Indomaret dan Alfamart. Minimarket merupakan jenis pasar modern yang agresif memperbanyak jumlah gerai dan menerapkan sistem franchise dalam memperbanyak jumlah gerai. Dua jaringan terbesar Minimarket yakni Indomaret dan Alfamart juga menerapkan sistem ini. Tujuan minimarket dalam memperbanyak jumlah gerai adalah untuk memperbesar skala usaha (sehingga bersaing dengan skala usaha Supermarket dan Hypermarket), yang pada akhirnya memperkuat posisi tawar ke pemasok (Pandin, 2009). Supermarket Supermarket adalah bentuk toko yang operasinya cukup besar, berbiaya rendah, margin rendah, volume penjualan tinggi, terkelompok berdasarkan lini produk, self - service, dirancang untuk memenuhi kebutuhan konsumen, seperti daging, hasil produk olahan, makanan kering, makanan basah, serta item-item produk non-food seperti mainan, majalah, toiletris, dan sebagainya (Sopiah,2008:50-51). Pada kelompok Supermarket, terdapat 6 pemain utama yakni Hero, Carrefour, Superindo, Foodmart, Ramayana, dan Yogya + Griya Supermarket. (Pandin, 2009) Dalam 11

4 perkembangannya, format Supermarket tidak terlalu favourable lagi. Sebab, dalam hal kedekatan lokasi dengan konsumen, Supermarket kalah bersaing dengan Minimarket (yang umumnya berlokasi di perumahan penduduk), sementara untuk range pilihan barang, Supermarket tersaingi oleh Hypermarket (yang menawarkan pilihan barang yang jauh lebih banyak) (Pandin, 2009) Hypermarket Hipermarket merupakan toko yang dijalankan dengan mengkombinasikan model discount store, supermarket, dan warehouse store di satu tempat. Barang - barang yang ditawarkan meliputi produk grosiran, minuman, hardware, bahan bangunan, perlengkapan automobile, perabot rumah tangga, dan juga furniture. (Sopiah,2008:52) Pada kelompok Hypermarket hanya terdapat 5 peritel dan 3 diantaranya menguasai 88,5% pangsa omset Hypermarket di Indonesia. Tiga pemain utama tersebut adalah Carrefour yang menguasai hampir 50% pangsa omset hypermarket di Indonesia, Hypermart (Matahari Putra Prima) dengan pangsa 22,1%, dan Giant (Hero Grup) dengan 18,5%. (Pandin, 2009) Hypermarket menawarkan pilihan barang yang lebih banyak dibanding Supermarket dan Minimarket, sementara harga yang ditawarkan Hypermarket relatif sama, bahkan pada beberapa barang bisa lebih murah daripada Supermarket dan Minimarket (Pandin, 2009) Pengertian Bahan Bangunan Bahan bangunan ( adalah setiap bahan yang digunakan untuk tujuan konstruksi. Banyak bahan alami, seperti tanah liat, pasir, kayu dan batu, bahkan ranting dan daun telah digunakan untuk membangun bangunan. Selain dari bahan alami, produk buatan banyak digunakan, dan beberapa lagi kurang sintetik. Industri pembuatan bahan bangunan didirikan di banyak negara dan penggunaan bahan - bahan tersebut biasanya dibagi ke dalam perdagangan khusus tertentu, seperti pertukangan, pipa, atap dan pekerjaan isolasi. Acuan ini berhubungan dengan tempat tinggal manusia dan struktur termasuk rumah. A. Jenis Material Bahan Bangunan Dalam pelaksanaan pembangunan baik itu rumah, gedung maupun bangunan struktur lainya kita membutuhkan material bangunan sebagai bahan untuk pelaksanaanya. Untuk dapat membangun sebuah bangunan berkualitas maka diperlukan 12

5 upaya khusus dalam memilih bahan bangunan yang bagus ( - memanjakan - konsumen bahan - bangunan/) : 1. Batu bata Batu bata merupakan salah satu bahan material sebagai bahan pembuat dinding. Batu bata terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna kemerah merahan. 2. Beton Dalam konstruksi, beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi aggregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan air. 3. Tripleks Plywood atau sering disebut tripleks adalah sejenis papan pabrikan yang terdiri dari lapisan kayu (veneer kayu) yang direkatkan bersama-sama.. Plywood biasanya digunakan untuk menggunakan kayu solid karena lebih tahan retak, susut, atau bengkok. 4. Elitrikal Yang termasuk lingkup pekerjaan elektrikal seperti instalasi listrik dan titik lampu. 5. Mekanikal Pekerjaan yang meliputi mekanikal dalam sebuah gedung seperti mesin lift, mesin pompa air, mesin air conditioner, dll 6. Kawat benrat Kawat benrat digunakan untuk mengikat besi beton,pada saat pembuatan beton 7. Paku Paku adalah sebagai alat perekat antara kayu dengan beton atau dengan material lainnya 8. Kayu Kayu adalah bahan bangunan yang berasal dari pohon yang mempunyai banyak kegunaan seperti pembuatan dinding, sebagai tiang penyangga,sebagai pembuat reng pada atap dan masih banyak lagi kegunaannya 9. Pipa paralone Yaitu sebagai tempat saluran air bersih dan pembuangan. 13

6 2.2 Pemahaman Standar / Aturan Toko Modern Bahan Bangunan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007 dan Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 07 Tahun 2012 Tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisonal, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Memutuskan tentang luasan lahan, luasan banguan dan kelengkapan sarana dan prasarana, yaitu sebagai berikut : A. Luasan Lahan Lokasi pendirian Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern wajib mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, dan Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten / Kota, termasuk peraturan zonasinya (Perpres No 112 Tahun 2007). Pendirian Toko Modern harus memenuhi ketentuan sebagai berikut (Perda Kab. Badung No. 07 Tahun 2012) : 1. memperhitungkan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan keberadaan Pasar Tradisional, Usaha Kecil dan Usaha Menengah yang ada di wilayah Daerah; 2. memperhitungkan jarak antara Hypermarket dengan Pasar Tradisional yang telah ada sebelumnya; 3. menyediakan areal parkir paling sedikit seluas kebutuhan parkir 1 (satu) buah kendaraan roda empat untuk setiap 60 m2 (enam puluh meter per segi) luas lantai penjualan Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern; dan 4. menyediakan fasilitas yang menjamin Pasar Modern yang bersih, sehat (hygienis), aman, tertib, dan ruang publik yang nyaman. 5. Penyediaan areal parkir dapat dilakukan berdasarkan kerjasama antara pengelola Pasar Toko Modern dengan pihak lain. Pendirian Toko Modern harus memperhatikan persyaratan berlokasi pada sistem jaringan jalan di daerah. Persyaratan lokasi pada Sistem Jaringan Jalan sebagaimana adalah : 1. Pasar Tradisional berlokasi pada setiap sistem jaringan jalan, termasuk system jaringan jalan lokal atau jalan lingkungan pada kawasan pelayanan bagian kota atau lokal atau lingkungan (perumahan) didalam kota; 2. Perkulakan atau grosir berlokasi pada akses sistem jaringan jalan arteri atau kolektor primer atau sekunder; 14

7 3. Hypermarket dan Pusat Perbelanjaan : berlokasi pada akses sistem jaringan jalan arteri atau kolektor; dan tidak boleh berada pada kawasan pelayanan lokal atau lingkungan di dalam kota/perkotaan. 4. Supermarket, Toko Modern, Swalayan dan Departement Store : a. tidak boleh berlokasi pada sistem jaringan jalan lingkungan; dan b. tidak boleh berada pada kawasan pelayanan lingkungan di dalam kota/perkotaan. 5. Minimarket berlokasi pada setiap sistem jaringan jalan, termasuk system jaringan jalan lingkungan pada kawasan pelayanan lingkungan (perumahan) di dalam kota/perkotaan B. Luasan Bangunan Batasan luas lantai penjualan Toko Modern (Perpres No 112 Tahun 2007) adalah sebagai berikut: 1. Minimarket, kurang dari 400 m2 (empat ratus per segi) 2. Supermarket, 400 m2 (empat ratus meter per segi) sampai dengan m2 (lima ribu meter per segi); 3. Hypermarket, diatas m2 (lima ribu meter per segi); 4. Department Store, diatas 400 m2 (empat ratus meter persegi); 5. Perkulakan, diatas m2 (lima ribu meter per segi). 2.3 Pemahanan Proyek Sejenis Pemahaman terhadap proyek sejenis merupakan kajian terhadap suatu proyek yang dianggap mempunyai beberapa potensi kesamaan terhadap kajian yang direncanakan sebagai bahan perbandingan serta contoh. Kajian ini dilakukan dengan melakukan pencarian data pada kenyataan dan melakukan pemilahan data terkait toko modern bahan bangunan dengan pendekatan fasilitas sejenis, kesamaan spesifikasi, serta kemiripan fungsi lainnya. 15

8 2.3.1 Depo Bangunan Di Kota Denpasar A. Lokasi Depo Bangunan Di Kota Denpasar JL. Teuku Umar Barat, No. 338 Denpasar, Bali, Indonesia Gambar 2.1 Peta Lokasi Depo Bangunan Di Kota Denpasar B. Tujuan dan Fungsi Depo Bangunan Di Kota Denpasar Depo Bangunan adalah Supermarket Bahan Bangunan yang menyediakan kebutuhan membangun dan merenovasi rumah mulai dari bahan bangunan hingga perlengkapan rumah tangga. Depo Bangunan adalah pioneer yang memperkenalkan cara berbelanja bahan bangunan dengan konsep one stop shopping, dimana orang dapat berbelanja segala kebutuhan bahan bangunan dan perlengkapan rumah tangga dalam satu atap, lengkap, nyaman dan harga relatif murah dengan kualitas terjamin. 16

9 C. Fasilitas Depo Bangunan Di Kota Denpasar Pada tanggal 26 Maret 2011, Depo Bangunan dengan pertama kalinya meluaskan diri keluar Jawa, dengan pembukaan gerai Denpasar, Bali, dibangun diatas lahan m2, dengan luas toko m2, tempat parkir yang luas mampu menampung lebih dari 400 mobil, gudang, kantin, mushola dan tempat bermain anak. Depo Bangunan menyediakan produk - produk lebih dari item baik lokal maupun impor dari mancanegara dengan pilihan kualitas GOOD-BETTER-BEST. Untuk melayani kebutuhan pelanggannya, Depo Bangunan juga menyediakan Attendant terlatih yang siap memberikan pelayanan dan pengarahan teknis atas produk-produk yang tersedia. Depo Bangunan berusaha memenuhi segala kebutuhan masyarakat dari berbagai lapisan dan profesi mulai dari Tukang Bangunan, Kontraktor, Arsitek, Desainer, Real Estate, Developer, sampai Ibu rumah tangga. Pengelompokkan Barang di gerai Depo Bangunan : 1. Handtools, Perkakas tangan atau alat-alat pertukangan, seperti palu, gergaji, perkakas, dan sebagainya. 2. Powertools, Perkakas bertenaga listrik seperti Impact Drill, Planner, Jig Saw, Aksesoris Bor. 3. Fasteners, Pengikat mekanik seperti lem kayu, sekrup, mur, baut, dynabott, rivet, paku dan sebagainya. 4. Paint & Sundries, Cat serta perangkat pengecatan seperti cat tembok, besi, kayu, kuas dan sebagainya. Untuk mendukung kegiatan-kegiatannya, Depo Bangunan di Kota Denpasar memiliki sejumlah fasilitas seperti : 1. Tempat Penitipan Barang Tempat penitipan barang berada disebelah kanan pintu masuk, berfungsi sebagai penitipan barang barang konsumen bahan bangunan. 2. R. Harga Promo Ruang harga promo berada didepan kasir, berfungsi memanjang material bahan bangunan yang sedang banyak dicari konsumen. 17

10 3. Kasir Kasir berada tepat didepan pintu masuk, berfungsi menerima pembayaran dari konsumen secara langsung. 4. Food Center Food Center berada di sebelah kiri pintu masuk, berfungsi sebagai pelayanan untuk konsumen yang ingin bersantap sambil menunggu bahan bangunan yang sedang dipesan. 5. Stand penjualan pada lantai 1 dan lantai 2 Stand penjulan pada lantai 1 dan lantai 2 merupakan tempat material bahan bangunan yang diperlukan oleh konsumen 6. Areal Parkir Depo Bangunan menyediakan area parkir yang luas untuk meningkatkan kepuasan dan kenyamanan para pelanggan dalam berbelanja. 7. Gudang Gudang berada di area bawah toko bahan bangunan, berfungsi sebagai tempat menyimpan material bahan banguna. 8. ATM Depo Bagoes Bangunan menyediakan fasilitas mesin ATM dari beberapa bank nasional di Indonesia. Fasilitas ATM bersifat realtime online sehingga layanan ATM dapat diakses kapan saja 24 jam sehari 7 hari seminggu. 9. Ruang Tunggu Ruang tunggu berada di kanan luar pintu masuk, berfungsi sebgai tempat menunggu bahan bangunan yang sudah dipesan. Berikut merupakan foto foto ruangan pada Depo Bangunan di Kota Denpasar : Foto 2.1 Ruang Ruang Depo Bangunan di Kota Denpasar 18

11 2.3.2 Depo Bagoes Bangunan Di Kabupaten Gianyar A. Lokasi Depo Bagoes Bangunan Di Kabupaten Gianyar Jl. Raya Semebaung No 18 Gianyar, Bali Gambar 2.2 Peta Lokasi Depo Bagoes Bangunan Di Kabupaten Gianyar B. Tujuan dan Fungsi Depo Bagoes Bangunan Di Kabupaten Gianyar PT. Bagoes Baliindo Jaya, adalah pengembangan dari perusahaan PT. Harum Jaya Indah yang bergerak sebagai distributor bahan bangunan. Dengan pengetahuan atas produk bahan bangunan serta mempunyai pelanggan yang tersebar di wilayah Gianyar khususnya dan Bali pada umumnya, PT. Bagoes Baliindo Jaya memanfaatkan kekuatan bisnis perusahaan induk untuk memulai bisnis retail bahan bangunan dan menjadi pelopor dalam bisnis ini. Pada tahun 2009, PT. Bagoes Baliindo Jaya mendirikan supermarket bahan bangunan pertama di Bali Timur dengan nama Depo Bagoes Bangunan 19

12 C. Fasilitas Depo Bagoes Bangunan Di Kabupaten Gianyar Depo Bagoes Bangunan dengan luas area m2 dan luas bangunan m2. Fasilitas Depo Bagoes Bahan Bangunan, yaitu : 1. Informasi Ruang informasi berada depan kanan pintu masuk Depo Bagoes Bahan Bangunan, yang berfungsi sebagai member informasi dan menerima complaint dari pelanggan. 2. Kasir Kasir berada tepat didepan pintu masuk, berfungsi menerima pembayaran dari konsumen secara langsung. 3. Stand Penjualan Pada Lantai 1 dan Lantai 2 Stand penjulan pada lantai 1 merupakan tempat material bahan bangunan yang diperlukan oleh konsumen secara umum, sedangkan pada lantai 2 merupakan tempat material bahan bangunan secara khusus. 4. Kasir Delivery Kasir Delivery berada dibelakang stand penjulan dan berdekatan dengan gudang, berfungsi sebagai menerima pembayaran dari konsumen yang melakukan delivery material bahan bangunan. 5. Area Parkir Depo Bagoes Bangunan menyediakan area parkir yang memadai untuk meningkatkan kepuasan dan kenyamanan para pelanggan dalam berbelanja. 6. ATM Depo Bagoes Bangunan menyediakan fasilitas mesin ATM dari beberapa bank nasional di Indonesia, termasuk BCA, Bank Mega, BRI dan BNI. Fasilitas ATM bersifat realtime online sehingga layanan ATM dapat diakses kapan saja 24 jam sehari 7 hari seminggu. 7. Gudang Gudang berada di area belakang toko bahan bangunan, berfungsi sebagai tempat menyimpan material bahan banguna. 20

13 Gianyar : Berikut merupakan foto ruang ruang pada Depo Bagoes Bangunan di Kabupaten Foto 2.2 Ruang Ruang Depo Bagoes Bangunan Di Kabupaten Gianyar Mitra 10 Di Kota Denpasar A. Lokasi Mitra 10 Di Kota Denpasar Jl. Gatot Subroto Barat No.405 Denpasar Gambar 2.3 Peta Lokasi Mitra 10 di Kota Denpasar 21

14 B. Tujuan dan Fungsi Mitra 10 Di Kota Denpasar Demi memberikan kepuasan dan pelayanan yang lebih baik lagi kepada pelanggan, Mitra10 melakukan relaunching toko Mitra10 Bypass Bali. Di toko dengan tampilan yang baru ini, Mitra10 hadir dengan area yang lebih luas, produk yang lebih lengkap, dan suasana belanja yang jauh lebih nyaman. 1. VISI Menjadi Perusahaan Nasional terdepan dibidang Distribusi & Logistik, dan Ritel di Indonesia dan Asia Tenggara 2. MISI a. Mengutamakan kepentingan bersama bagi semua pihak terkait, b. Memberikan pelayanan terbaik, c. Meningkatkan manajemen supply chain dan inovasi produk secara berkesinambungan, d. Kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat e. Mengoptimalkan sumber daya manusia C. Fasilitas Mitra 10 Di Kota Denpasar Mitra10 telah bekerjasama dengan mitra usaha lokal maupun dari luar negeri untuk menyediakan pilihan produk-produk berkualitas. Varian produk yang dimiliki oleh Mitra10 sangat berkembang dengan pesat, kini Mitra10 telah dapat menyediakan lebih jenis produk berkualitas untuk kepuasan pelanggannya.untuk memenuhi kepuasan pelanggan dalam pemenuhan kebutuhan produk, Mitra10 membagi produk menjadi 9 produk kategori, yaitu : 1. Paint & Sundries 2. Flooring 3. Bath & Kitchen 4. Door & Window 5. Plumbing 6. Building Material 7. Electrical & Lighting 8. Hardware 9. Tools & Hobbies 22

15 Luas area toko yang baru ini mencapai lebih dari m 2 diatas lahan seluas m 2. Fasilitas Mitra 10, yaitu : 1. Area Harga Promo Area harga promo berfungsi menampilkan produk produk material bahan bangunan yang dijual dengan harga promo. 2. Kasir Kasir berada tepat didepan pintu masuk, berfungsi menerima pembayaran dari konsumen secara langsung. 3. Stand Penjualan Stand penjulan merupakan tempat material bahan bangunan yang diperlukan oleh konsumen. 4. Kasir Delivery Kasir Delivery berada disamping stand penjulan dan kasir serta berdekatan dengan layanan sales & desain consultation, berfungsi sebagai menerima pembayaran dari konsumen yang melakukan delivery material bahan bangunan. 5. Layanan Sales & Desain Consultation Layanan sales & desain consultation berada diatara kasir cash dan kasir delivery, berfungsi sebagai tempat konsultasi konsumen untuk desain bangunan yang diinginkan. 6. Area parkir Mitra 10 menyediakan area parkir yang luas untuk meningkatkan kepuasan dan kenyamanan para pelanggan dalam berbelanja. 7. ATM Mitra 10 menyediakan fasilitas mesin ATM dari beberapa bank nasional di Indonesia. Fasilitas ATM bersifat realtime online sehingga layanan ATM dapat diakses kapan saja 24 jam sehari 7 hari seminggu. 8. Gudang Gudang berada di area belakang toko bahan bangunan, berfungsi sebagai tempat menyimpan material bahan banguna. 23

16 Berikut merupakan foto ruang ruang pada Mitra 10 di Kota Denpasar : Foto 2.3 Ruang Ruang Mitra 10 Di Kota Denpasar Kesimpulan Studi banding Proyek Sejenis Dari hasil survey yang telah dilakukan di 3 tempat diatas, yaitu Depo Bangunan di Kota Denpasar, Depo Bagoes Bangunan di Kabupaten Gianyar, dan Mitra 10 di Kota Denpasar. Maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 2.1 Kesimpulan Study banding Proyek Sejenis NO KRITERIA DEPO DEPO BAGOES MITRA 10 DI BANGUNAN BANGUNAN KOTA DI KOTA DI KAB. DENPASAR DENPASAR GIANYAR KESIMPULAN 1. Lokasi Ditengah kota (tempat pertumbuhan pembangunan) Ditengah kota (tempat pertumbuhan pembangunan) Ditengah kota (tempat pertumbuhan pembangunan) Ditengah kota (tempat pertumbuhan pembangunan) 2. Luas Areal m m m 2 ± m 2 3. Luas Bangunan m m m 2 ± m 2 4. Jumlah lantai 1 gedung lantai 1 gedung lantai 2 1 gedung lantai 1 gedung lantai Kepemilikan Swasta Swasta Swasta Swasta 24

17 6. Fasilitas R. Pemimpin R. Pemimpin R. Pemimpin R. Pemimpin R. Kasir R. Kasir R. Kasir R. Kasir R. Stand Bahan R. Stand Bahan R. Stand Bahan R. Stand Bahan Bangunan Bangunan Bangunan Bangunan 7. Civitas Konsumen, Konsumen, Konsumen, Konsumen, Pemilik, Pemilik, Pemilik, Pemilik, Manajer, Manajer, Manajer, Manajer, Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan 8. Pengelompokan Tempat Penitipan Informasi, Area Harga Ruang Pemilik, Ruang Barang, Kasir, Promo, Ruang Manajer, R. Harga Promo, Stand Penjualan Kasir, Ruang Pusat Kasir Pada Lantai 1 Stand Penjualan, Informasi, Food Center, dan Lantai 2 Kasir Delivery, Ruang Kasir, Stand penjualan Kasir Delivery Layanan Sales & Ruang pada lantai 1 dan Area Parkir Desain Penjualan, lantai 2, ATM Consultation, Ruang Harga Areal Parkir, Gudang Area parkir, Promo, Gudang, ATM, Ruang Duduk, ATM Gudang, Ruang 3 Ruang Tunggu. (dimensi), Ruang drive true, Pura, Gudang, Toilet (WC), Loker, Kantin, Parkir, 9. Funiture Meja kasir Meja kasir Meja kasir Meja kasir Kursi Kursi Kursi Kursi Rak penjualan Rak penjualan Rak penjualan Rak penjualan Sumber: Hasil Analisa,

18 2.4 Spesifikasi Umum Toko Modern Bahan Bangunan Toko modern bahan bangunan adalah toko bangunan yang menyediakan kebutuhan membangun dan merenovasi rumah mulai dari bahan bangunan hingga perlengkapan rumah tangga. Toko modern bahan bangunan adalah pioneer yang memperkenalkan cara berbelanja bahan bangunan dengan konsep one stop shopping, dimana orang dapat berbelanja segala kebutuhan bahan bangunan dan perlengkapan rumah tangga dalam satu atap, lengkap, nyaman dan harga relatif murah dengan kualitas terjamin. Salah satu bisnis yang saat ini berkembang pesat yaitu bisnis properti, kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal menjadikan peluang usaha ini dicari masyarakat. Saat ini peluang usaha properti, tidak hanya fokus membangun rumah dan menjualnya saja. Masih banyak peluang dalam binis properti yang dapat dicoba, salah satu bisnis yang mendukung kebutuhan properti seperti bisnis bahan bangunan juga memiliki prospek pasar yang cukup besar. Karena selama masih ada pembangunan rumah, kantor, sekolah, serta gedung lainnya, bahan bangunan seperti besi, semen, cat, keramik, dan kayu akan terus dibutuhkan pasar. Bahan bangunan yang paling sering dibutuhkan pasar antara lain pasir, genteng, batu bata, besi, semen, paku, kayu, triplek, cat, pipa, dan masih banyak lagi bahan bangunan yang diminati pasar. Produk yang beredar dipasaran pun memiliki berbagai macam merek, dengan harga jual yang bervariasi sesuai dengan kualitas bahan bangunan tersebut. A. Luas Lahan Toko Modern Bahan Bangunan Luas lahan yang akan digunakan oleh toko modern bahan bangunan sesuai dengan peraturan yang ada, maka akan dibangun pada lahan sebagai berikut : 1. tidak memilih berlokasi pada sistem jaringan jalan lingkungan 2. tidak berada pada kawasan pelayanan lingkungan di dalam kota/perkotaan. 3. memperhitungkan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan keberadaan Pasar Tradisional, Usaha Kecil dan Usaha Menengah yang ada di wilayah daerah Kabupaten Badung. 26

19 4. menyediakan areal parkir paling sedikit seluas kebutuhan parkir 1 (satu) buah kendaraan roda empat untuk setiap 60 m2 (enam puluh meter per segi) luas lantai penjualan toko modern bahan bangunan Dengan demikian luas lahan yang akan digunakan oleh toko modern bahan bangunan di Kabupaten Badung adalah kurang lebih m 2 pada kawasan perkembangan pembangunan dan pariwisata yang sangat meningkat. B. Luas Bangunan Toko Modern Bahan Bangunan Luas bangunan yang akan digunakan oleh toko modern bahan bangunan sesuai dengan peraturan yang ada, maka akan dibangun pada lahan sebagai berikut : Supermarket, 400 m2 (empat ratus meter per segi) sampai dengan m2 (lima ribu meter per segi); Dengan demikian luas lahan yang akan digunakan oleh toko modern bahan bangunan di Kabupaten Badung adalah kurang lebih m 2 pada kawasan perkembangan pembangunan dan pariwisata yang sangat meningkat. C. Kunci Sukses Toko Modern Bahan Bangunan Kunci sukses dari toko modern bahan bangunan adalah : 1. Kualitas Kualitas yang diperhatikan oleh toko modern bahan bangunan agar mencapai sukses di antaranya adalah kualitas barang. Barang yang diperdagangkan pun harus telah melalui pengendalian kualitas yang ketat dari tangan supplier. Dalam hal ini meskipun sebagian besar barang dagangan merupakan barang konsinyasi, namun eceran modern memiliki kekuatan untuk menentukan standar kualitas produk yang dapat ditampilkan di toko modern bahan bangunan 2. Kelengkapan barang Daya tarik dari toko modern bahan bangunan adalah kelengkapan barang pabrikan, serta beragamnya jenis dari bahan bangunan penunjang seperti berbagai jenis bahan bangunan dari keramik (ubin keramik, sanitair), baik dalam hal pilihannya yang meliputi kualitas dan merek yang berbeda. Begitu juga dengan berbagai jenis cat yang langka dan mahal (berkualitas tinggi) bahkan berbagai bahan finishing perlengkapan sanitair dan listrik juga bisa diperoleh di toko modern ini. Dengan beragam merek dan kualitas yang bisa di pilih oleh konsumen, membuat konsumen 27

20 mudah untuk memilih sekaligus membeli barang-barang yang dibutuhkannya (one stop shopping). 3. Penetapan harga Selain kelengkapan barang, konsumen yang datang ke toko modern bahan bangunan juga didorong oleh harga yang ditetapkan toko tersebut relatif tidak lebih tinggi dibandingkan dengan yang dijual di toko tradisional. Dalam hal ini adalah perbandingan harga berdasarkan kualitas dan merek yang sama. 4. Layanan Layanan yang diberikan merupakan perluasan dari hanya sekedar toko modern bahan bangunan, namun berkembang toko modern bahan bangunan yang berkualitas dengan harga yang pantas. Layanan juga menyangkut keramahan membantu pengemasan, mengangkut hingga ke tempat parkir, serta bisa memberikan antaran gratis bilamana pembelian yang dilakukan konsumen memenuhi kriteria partai besar. 5. Sumber daya manusia Karyawan - karyawan yang bekerja pada toko modern bahan bangunan modern harus telah melalui seleksi yang ketat sebelum diterima bekerja. Di samping itu juga diberikan pelatihan-pelatihan sebelum terjun untuk melayani konsumennya, agar layanan yang diberikan memiliki standar dan berkualitas baik dengan tujuan untuk dapat memberikan kepuasan bagi konsumen. 6. Lokasi Penentuan lokasi toko modern bahan bangunan merupakan salah satu kunci sukses. Lokasi yang strategis dalam artian mudah dijangkau oleh kendaraan umum dan pribadi, serta ketersediaan lahan parkir yang memadai menjadi salah satu pertimbangan dari masyarakat ketika akan mengunjungi ritel bahan bangunan modern. 7. Kenyamanan Kenyamanan dari lay out ruangan, selain memanfaatkan penyejuk ruangan yang standar, juga menyangkut kepadatan (sebagai perbandingan luas gerai dengan barang dagangan, serta antara luas gerai dengan banyaknya karyawan yang tersedia), visual display yang menarik sesuai dengan produk yang dipajang. 28

21 Untuk toko modern bahan bangunan, faktor sukses lebih berkaitan dengan kepiawaian manajemen untuk bisa bisa menarik pelanggan sebanyak - banyaknya, agar volume penjualan secara ekonomis menguntungkan. Sangat berperannya faktor manajemen tersebut, karena toko modern memiliki sistem pengadaan barang dan pemasaran yang lebih kompleks. Toko modern bahan bangunan yang berupa jaringan gerai di berbagai lokasi strategis, akan lebih memungkinkan bertahan dengan pesaing toko modern bahan bangunan sejenis di lokasi yang sama, karena dengan sistem subsidi silang akan bisa menerapkan harga barangnya lebih efisien untuk menekan penjualan dari pihak pesaingnya. D. Keuntungan dan Kendala Toko Modern Bahan Bangunan Toko modern bahan bangunan memiliki keuntungan dan kendala adalah : 1. Keuntungan Toko Modern Bahan Bangunan Meningkatnya pembangunan yang saat ini banyak bermunculan, memberikan prospek besar bagi toko modern bahan bangunan. Karena selama masih ada pembangunan, selama itu pula bahan bangunan akan dibutuhkan masyarakat. Disamping itu bahan bangunan tidak memiliki masa kadaluarsa seperti bahan makanan, sehingga stok barang dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama dengan resiko kerugian barang rusak yang tidak terlalu besar dibandingkan usaha lainnya. 2. Kendala Toko Modern Bahan Bangunan Meningkatnya minat pasar, menjadikan banyak pelaku bisnis yang membuka bisnis toko modern bahan bangunan. Sehingga persaingan pasar semakin ketat, dengan menawarkan harga yang sangat bersaing. Selain itu selera konsumen akan produk bahan bangunan juga cepat berpindah sesuai dengan kondisi pasar dan perkembangan dunia properti, sehingga konsumen akan mencari produk bahan bangunan yang tipenya lebih baru sesuai mode perumahan saat ini. E. Fungsi Toko Modern Bahan Bangunan Toko modern bahan bangunan ini merupakan fasilitas jual - beli yang diperuntukan untuk konsumen bahan bangunan. Fungsi dari Toko modern bahan bangunan ini adalah : 1. Sebagai tempat pelayanan jual - beli bagi konsumen bahan bangunan. 29

22 2. Sebagai tempat wadah bagi konsumen untuk bertukar pikiran mengenai suatu produk dengan suasana yang nyaman dan fleksibel. 3. Sebagai tempat penyedia kebutuhan terhadap bahan bangunan. F. Sarana dan Prasarana Toko Modern Bahan Bangunan Sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat penting dalam mewujudkan fasilitas toko modern bahan bangunan agar dapat berfungsi secara optimal oleh pengelola, maupun pengunjung. Saranan dan prasarana yang dibutuhkan antara lain : 1. R. Pusat informasi 2. R. Kasir 3. R. Stand Penjualan 4. R. Promo 5. R. 3 Dimensi 6. Kantin 7. Pura 8. Parkir 9. R. Drive-true 10. Gudang 11. R. Pemilik 12. R. Manajer 13. R. Cleaning Service 14. R. Peralatan 15. Loker 16. Pos Satpam 17. Tempat Pembuangan Sampah Sementara 18. R. Cleaning Service G. Produk Toko Modern Bahan Bangunan Varian produk material sangat berkembang dengan pesat dan bervaraiasi, untuk memenuhi kepuasan pelanggan dalam pemenuhan kebutuhan produk bahan bangunan pada toko modern bahan bangunan, maka produk pada toko modern bahan bangunan akan dikategorikan sebagai berikut: 30

23 1. Paint & Sundries Cat serta perangkat pengecatan seperti cat tembok, besi, kayu, kuas dan sebagainya 2. Flooring Penutup lantai maupun dinding dari berbagai bahan seperti keramik lantai dan dinding, lantai kayu, parquet dan sebagainya 3. Bath & Kitchen Peralatan & perelengkapan yang diperlukan pada dapur dan kamar mandi seperti bath up, kompor dinding, oven, dan sebagainya. 4. Door & Window Peralatan dan perlengkapan pintu dan jendela dari berbagai bahan plastik dan aluminium. 5. Plumbing Peralatan dan perlengkapan pembuangan air kotor serta sanitasi seperti kran, pipa ledeng, closet, wastafel, bak mandi dan sebagainya. 6. Building Material Perkakas tangan atau alat-alat pertukangan, seperti palu, gergaji, perkakas, dan sebagainya 7. Electrical & Lighting Peralatan dan perlengkapan kelistrikan serta lampu hias seperti kabel, steker, saklar, lampu gantung, bohlam, dan sebagainya 8. Building Hardware Perlengkapan bangunan seperti kunci pintu, lamskar, gembok, engsel, genteng dan sebagainya 9. Tools & Hobbies Pengikat mekanik seperti lem kayu, sekrup, mur, baut, dynabolt, rivet, paku dan sebagainya. 31

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Secara umum pada bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, manfaat, teknik perancangan, dan sistematika penulisan dalam perancangan Toko Modern

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PASAR TRADISIONAL, PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERLINDUNGAN, PEMBINAAN PASAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis ritel dewasa ini semakin meningkat. Peningkatan persaingan bisnis ritel dipicu oleh semakin menjamurnya bisnis ritel modern yang sekarang banyak

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN, PEMBERDAYAAN PASAR TRADISIONAL, DAN PENATAAN PASAR MODERN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang memerlukan barang untuk kebutuhan pribadi dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang memerlukan barang untuk kebutuhan pribadi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya setiap orang memerlukan barang untuk kebutuhan pribadi dan kebutuhan rumah tangga yang mereka beli di tempat berbelanja yang dikenal dengan nama pasar,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PASAR TRADISIONAL PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PASAR TRADISIONAL PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PASAR TRADISIONAL PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis seperti kios, pasar modern/tradisional, department store, butik dan lain-lainnya

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis seperti kios, pasar modern/tradisional, department store, butik dan lain-lainnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis ritel adalah penjualan barang secara langsung dalam berbagai macam jenis seperti kios, pasar modern/tradisional, department store, butik dan lain-lainnya termasuk

Lebih terperinci

PRATAMA SUPERMARKET BANGUNAN - BUILD START HERE COMPANY PROFILE.

PRATAMA SUPERMARKET BANGUNAN - BUILD START HERE COMPANY PROFILE. COMPANY PROFILE PRATAMA SUPERMARKET BANGUNAN - BUILD START HERE OUR HISTORY GREETING Sejak berdiri pada tahun 1997, dengan motto Build Starts Here, Pratama Supermarket Bangunan terus berupaya untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan perusahaan dagang yang bergerak pada bidang perdagangan barang

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan perusahaan dagang yang bergerak pada bidang perdagangan barang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan dibidang perekonomian selama ini telah banyak membawa akibat perkembangan yang pesat dalam dunia bisnis. Sejalan dengan hal tersebut banyak bermunculan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 12 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN WARALABA, PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PASAR TRADISIONAL, PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PASAR TRADISIONAL, PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PASAR TRADISIONAL, PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini persaingan bisnis antar industri ritel sangat ketat, baik di pasar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini persaingan bisnis antar industri ritel sangat ketat, baik di pasar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini persaingan bisnis antar industri ritel sangat ketat, baik di pasar domestik maupun di pasar internasional. Industri ritel yang

Lebih terperinci

PEDAGANG KECIL WARUNG DALAM GEMPURAN RITEL MODERN. Maria Madgalena Minarsih ) Abstrak

PEDAGANG KECIL WARUNG DALAM GEMPURAN RITEL MODERN. Maria Madgalena Minarsih ) Abstrak PEDAGANG KECIL WARUNG DALAM GEMPURAN RITEL MODERN Maria Madgalena Minarsih ) Abstrak Persaingan industri ritel tradisional dan ritel modern menimbulkan ketimpangan ekonomi dan terpuruknya ritel tradisional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peritel tetap agresif melakukan ekspansi yang memperbaiki distribusi dan juga

BAB I PENDAHULUAN. peritel tetap agresif melakukan ekspansi yang memperbaiki distribusi dan juga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan industri modern ritel dewasa ini semakin pesat, baik pemain lokal maupun asing semakin agresif bermain dalam pasar yang empuk tersebut. Prospek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnisnya menunjukan perkembangan yang cukup pesat, namun tidak

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnisnya menunjukan perkembangan yang cukup pesat, namun tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bisnis Ritel di Indonesia makin hari dirasakan semakin berkembang dan persaingan bisnisnya menunjukan perkembangan yang cukup pesat, namun tidak menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dengan tujuan

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dengan tujuan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dengan tujuan mensejahterahkan masyarakat dan mengurangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bergerak dibidang perdagangan eceran (retail) yang berbentuk toko,

BAB I PENDAHULUAN. yang bergerak dibidang perdagangan eceran (retail) yang berbentuk toko, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dibidang ekonomi selama ini telah banyak membawa perkembangan yang pesat dalam bidang usaha. Dengan banyaknya perkembangan di bidang usaha banyak bermunculan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan oleh konsumen dan tidak mengetahui bagaimana cara

I. PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan oleh konsumen dan tidak mengetahui bagaimana cara I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan hal yang sangat penting seiring dengan semakin tinggi dan meningkatnya kebutuhan hidup masyarakat. Jika perusahaan tidak peka terhadap apa yang dibutuhkan

Lebih terperinci

satu yang bisa disebut sukses adalah Hero Supermarket. Dengan jumlah cabang

satu yang bisa disebut sukses adalah Hero Supermarket. Dengan jumlah cabang 2 Dari beberapa Supermarket besar yang dimiliki oleh pengusaha lokal, salah satu yang bisa disebut sukses adalah Hero Supermarket. Dengan jumlah cabang tersebar di berbagai kota di Indonesia, Hero Supermarket

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SEBARAN MINIMARKET DI KELURAHAN TIGARAKSA KECAMATAN TIGARAKSA, KABUPATEN TANGERANG ABSTRAK

IDENTIFIKASI SEBARAN MINIMARKET DI KELURAHAN TIGARAKSA KECAMATAN TIGARAKSA, KABUPATEN TANGERANG ABSTRAK IDENTIFIKASI SEBARAN MINIMARKET DI KELURAHAN TIGARAKSA KECAMATAN TIGARAKSA, KABUPATEN TANGERANG Oleh : Alvianie Nurul Marilys 1), Janthy T. Hidayat 2), Ichwan Arief 3) ABSTRAK Perkembangan suatu kota dan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN, PEMBERDAYAAN PASAR TRADISIONAL, DAN PENATAAN PASAR MODERN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. beberapa temuan untuk dijadikan kesimpulan. Kesimpulan berdasrkan pada hasil

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. beberapa temuan untuk dijadikan kesimpulan. Kesimpulan berdasrkan pada hasil BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil pengolahan data di bab IV, penelitian menghasilkan beberapa temuan untuk dijadikan kesimpulan. Kesimpulan berdasrkan pada hasil temuan dari analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor yang memiliki prospektif peluang besar dimasa sekarang maupun

BAB I PENDAHULUAN. sektor yang memiliki prospektif peluang besar dimasa sekarang maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dunia bisnis yang terjadi seperti saat ini, para pelaku bisnis dituntut untuk memiliki strategi agar tetap dapat bertahan dalam menghadapi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG Dicabut dengan Perda Nomor 1 Tahun 2014 PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 28 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DI KOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minimarket Indomaret, Alfamart, dan toko-toko tidak berjejaring lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. minimarket Indomaret, Alfamart, dan toko-toko tidak berjejaring lainnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di Indonesia yang semakin berkembang dan pertumbuhan ekonomi serta industri telah banyak mengalami kemajuan yang sangat pesat. Seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Circle K

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Circle K BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pengambilan objek studi dalam penelitian ini adalah minimarket yang memiliki konsep convenience store di Kota Bandung. Menurut data dari Dinas KUKM

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN, PEMBERDAYAAN PASAR TRADISIONAL, DAN PENATAAN PASAR MODERN DI KABUPATEN MAJENE DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PENATAAN TOKO SWALAYAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PENATAAN TOKO SWALAYAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PENATAAN TOKO SWALAYAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : a. bahwa seiring dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri ritel merupakan salah satu industri yang strategis di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Industri ritel merupakan salah satu industri yang strategis di Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri ritel merupakan salah satu industri yang strategis di Indonesia. Industri ini merupakan sektor kedua terbesar dalam hal penyerapan tenaga kerja,

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat - 1 - Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PASAR

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA TENGAH

BUPATI BANGKA TENGAH BUPATI BANGKA TENGAH SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN, PENATAAN DAN PEMBINAAN PASAR TRADISIONAL, PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan PT Trans Retail Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan PT Trans Retail Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan PT Trans Retail Indonesia PT Trans Retail Indonesia atau Carrefour adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa retail/bergerak

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh pihak pemasar kepada

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh pihak pemasar kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia pemasaran dewasa ini sangat pesat, yang ditunjukkan dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh pihak pemasar kepada konsumen. Kemudahan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia. Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU),

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia. Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri ritel merupakan industri yang strategis bagi perkembangan ekonomi Indonesia. Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Industri ini merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agribisnis merupakan suatu mega sektor karena mencakup banyak sektor, baik secara vertikal (sektor pertanian, perdagangan, industri, jasa, keuangan, dan sebagainya), maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat para pelaku bisnis harus mampu bersaing. Persaingan yang terjadi tidak

BAB I PENDAHULUAN. membuat para pelaku bisnis harus mampu bersaing. Persaingan yang terjadi tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dan persaingan dalam bisnis yang semakin lama semakin ketat membuat para pelaku bisnis harus mampu bersaing. Persaingan yang terjadi tidak hanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TENTANG PASAR MODERN

BAB II TINJAUAN TENTANG PASAR MODERN BAB II TINJAUAN TENTANG PASAR MODERN 2.1 Pengertian Umum Tentang Pasar 1 Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan. Industri ritel dibagi menjadi 2 yaitu ritel tradisional dan ritel

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan. Industri ritel dibagi menjadi 2 yaitu ritel tradisional dan ritel 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan industri ritel belakangan ini menunjukkan kemajuan yang begitu berarti ditandai dengan makin banyaknya toko ritel modern di perkotaan. Industri ritel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan modernisasi peralatan elektronik telah menyebabkan perubahan yang sangat mendasar didalam aktivitas manusia sehari-hari, dimana manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah ritel di Indonesia tahun sebesar 16% dari toko menjadi

BAB I PENDAHULUAN. jumlah ritel di Indonesia tahun sebesar 16% dari toko menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri ritel berkembang sangat pesat di Indonesia terlebih sejak dibukanya peraturan yang memperbolehkan ritel asing memasuki pasar di Indonesia. Menurut hasil survey

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN, PEMBERDAYAAN PASAR TRADISIONAL DAN PENATAAN PASAR MODERN DI KABUPATEN BURU SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum bidang usaha ritel atau pengecer modern di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum bidang usaha ritel atau pengecer modern di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum bidang usaha ritel atau pengecer modern di Indonesia mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari jumlah dan variasi ritel modern yang

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG 1 BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PASAR TRADISIONAL, PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Bisnis waralaba telah berkembang dengan pesat pada saat ini. Hal tersebut memberikan pengaruh besar bagi perekonomian negara dan terlebih lagi dengan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang cukup positif. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang cukup positif. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri ritel merupakan salah satu dari sekian banyak industri yang mengalami perkembangan yang cukup positif. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo)

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMPUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa pasar tradisional merupakan

Lebih terperinci

Hypermarket ataupun grosir yang berbentuk Perkulakan. (Perpres hukum.unsrat.ac.id/pres/perpres_112_2007.pdf. Diakses Tanggal 25 November 2015

Hypermarket ataupun grosir yang berbentuk Perkulakan. (Perpres hukum.unsrat.ac.id/pres/perpres_112_2007.pdf. Diakses Tanggal 25 November 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi yang terjadi dari waktu ke waktu, membuat pemikiran manusia pun menjadi semakin modern dan kritis, utamanya dalam hal berbelanja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tiap tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. tiap tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perdagangan pada pasar modern di Indonesia mengalami perkembangan dan persaingan yang sangat ketat. Pada saat ini perkembangannya diperkirakan tiap tahun

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 831 Tahun : 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENATAAN WARALABA, PUSAT PERBELANJAAN, TOKO MODERN, DAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Warung Tradisional Jenis usaha yang dilakukan oleh pedagang kecil di kota Salatiga beraneka ragam. Dari hasil observasi ditemukan bermacam usaha

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, - 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN TOKO SWALAYAN DAN PUSAT PERBELANJAAN SERTA PASAR RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bisnis ritel atau eceran mengalami perkembangan cukup pesat, ditandai dengan semakin banyaknya bisnis ritel tradisional yang mulai membenah diri menjadi bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun Pada era 1970 s/d 1980-an, format bisnis ini terus berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun Pada era 1970 s/d 1980-an, format bisnis ini terus berkembang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ritel modern pertama kali hadir di Indonesia saat Toserba Sarinah didirikan pada tahun 1962. Pada era 1970 s/d 1980-an, format bisnis ini terus berkembang.

Lebih terperinci

BAB III STUDI LAPANGAN

BAB III STUDI LAPANGAN BAB III STUDI LAPANGAN A. Perpustakaan Grhatama Pustaka Berlokasi di Jl. Janti, Banguntapan Bantul, D.I. Yogyakarta. Jam layanan untuk hari Senin-Jumat : 08.00 s.d. 22.00 WIB, hari Sabtu : 08.00 s.d. 16.00

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjual. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 53/M-DAG/PER/12/2008

BAB I PENDAHULUAN. penjual. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 53/M-DAG/PER/12/2008 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar merupakan tempat berlangsungnya transaksi antara pembeli dan penjual. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 53/M-DAG/PER/12/2008 tentang Pedoman Penataan

Lebih terperinci

BUPATI MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBINAAN PASAR TRADISIONAL

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 14 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 14 TAHUN 2011

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 14 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 14 TAHUN 2011 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 14 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENATAAN TOKO MODERN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bisnis retail (perdagangan eceran) di Indonesia pada akhirakhir

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bisnis retail (perdagangan eceran) di Indonesia pada akhirakhir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan bisnis retail (perdagangan eceran) di Indonesia pada akhirakhir ini semakin berkembang. Hal ini ditandai dengan semakin banyak investor yang melakukan investasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA INFORMAN KUNCI (PEMILIK USAHA) 1. Lingkungan Internal Aspek Keuangan 1. Berapakah modal awal yang dimiliki untuk menjalankan usaha swalayan ini? 2. Apakah Bapak pernah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin modern perkembangan zaman menyebabkan timbulnya berbagai. usaha bisnis yang tentu mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin modern perkembangan zaman menyebabkan timbulnya berbagai. usaha bisnis yang tentu mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin modern perkembangan zaman menyebabkan timbulnya berbagai usaha bisnis yang tentu mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Salah satu bisnis yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Berkembangnya bisnis ritel modern/besar sebagai perwujudan perubahan gaya hidup masyarakat, khususnya di kota kota besar sudah mulai tampak pertumbuhannya. Kehadiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam lima tahun terakhir peningkatan omset ritel moderen di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam lima tahun terakhir peningkatan omset ritel moderen di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lima tahun terakhir peningkatan omset ritel moderen di Indonesia cukup pesat, di mana hal ini juga didukung oleh pertumbuhan jumlah ritel yaitu mencapai 18.152

Lebih terperinci

PUSAT DESAIN DAN PEMBUATAN MEBEL

PUSAT DESAIN DAN PEMBUATAN MEBEL PUSAT DESAIN DAN PEMBUATAN MEBEL JURNAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian Program S 1 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda OLEH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM II.1. Gambaran Umum Proyek Judul proyek : Pasar Rumput Lokasi tapak : Jl. Raya Sultan Agung No.4 Kel. Pasar Manggis Kec.Setiabudi Jakarta Selatan Luas tapak : ± 3,1 Ha,terkena rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis ritel di Indonesia terus berkembang dari tahun ke tahun. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis ritel di Indonesia terus berkembang dari tahun ke tahun. Berdasarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis ritel di Indonesia terus berkembang dari tahun ke tahun. Berdasarkan informasi dari www.sentananews.com (2015) Abdullah Mansuri selaku ketua umum Ikatan Pedagang

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Perilaku yang biasa dilakukan oleh konsumen Toserba Griya Margahayu berdasarkan roda analisis konsumen: Tujuan berbelanja tidak sekalian untuk rekreasi sebanayak

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PENATAAN TOKO SWALAYAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bisnis modern maupun munculnya bisnis ritel modern yang baru seperti

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bisnis modern maupun munculnya bisnis ritel modern yang baru seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Sekarang ini perkembangan bisnis ritel semakin diminati oleh masyarakat, hal ini ditandai semakin banyaknya bisnis ritel tradisional yang membenahi diri menjadi bisnis

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PASAR RAKYAT, PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO SWALAYAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. besar dalam perkembangan pasar di Indonesia. Hal ini terlihat dari adanya

I. PENDAHULUAN. besar dalam perkembangan pasar di Indonesia. Hal ini terlihat dari adanya I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan menguatnya pengaruh era globalisasi telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan pasar di Indonesia. Hal ini terlihat dari adanya perubahan yang mendasar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan BAB I PENDAHULUAN 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan

Lebih terperinci

PERENCANAAN FASILITAS SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RIAU

PERENCANAAN FASILITAS SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RIAU PERENCANAAN FASILITAS SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RIAU DAGANGANE ISIH MAS?? Aktifitas Perencanaan Produk Perencanaan Lokasi Usaha Perencanaan Tata Letak Perencanaan Sistem Material Handling Tujuan Perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan pasar modern di Indonesia saat ini menunjukkan angka yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan pasar modern di Indonesia saat ini menunjukkan angka yang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pertumbuhan pasar modern di Indonesia saat ini menunjukkan angka yang cukup fantastis. Berbagai jenis pasar modern seperti supermarket, hypermarket maupun mall-mall

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lapangan Usaha * 2011** Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan

I. PENDAHULUAN. Lapangan Usaha * 2011** Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perdagangan merupakan salah satu sektor yang berperan penting sebagai penggerak dalam pembangunan ekonomi nasional (Hartati, 2006). Tabel 1 menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALI TANGERANG SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN DAN PEMBINAAN PASAR TRADISIONAL, PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan kondisi pasar juga menuntut peritel untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan kondisi pasar juga menuntut peritel untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bisnis ritel atau eceran mengalami perkembangan cukup pesat, ditandai dengan semakin banyaknya bisnis ritel tradisional yang mulai membenahi diri menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyaknya bisnis ritel tradisional yang mulai membenahi diri menjadi bisnis ritel

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyaknya bisnis ritel tradisional yang mulai membenahi diri menjadi bisnis ritel BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bisnis ritel eceran saat ini mengalami perkembangan cukup pesat, ditandai dengan semakin banyaknya bisnis ritel tradisional yang mulai membenahi diri menjadi

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Berdirinya Perusahaan Mini Market Indomaret. kebutuhan pokok sehari-hari karyawan, maka pada tahun 1988

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Berdirinya Perusahaan Mini Market Indomaret. kebutuhan pokok sehari-hari karyawan, maka pada tahun 1988 BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Berdirinya Perusahaan Mini Market Indomaret Berawal dari pemikiran untuk mempermudah penyediaan kebutuhan pokok sehari-hari karyawan, maka pada tahun 1988 didirikanlah

Lebih terperinci

Bisnis Warung Kelontong Modal Kecil

Bisnis Warung Kelontong Modal Kecil Bisnis Warung Kelontong Modal Kecil Mungkin benar bila modal uang merupakan salah satu hal yang dibutuhkan dalam memulai usaha. Namun memiliki modal uang yang terbatas, bukan menjadi satu alasan bagi Anda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri ritel nasional yang semakin berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri ritel nasional yang semakin berkembang dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri ritel nasional yang semakin berkembang dengan pesat, dilihat dari indikasi pertumbuhan ritel modern yang keberadaannya semakin populer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Kota Garut merupakan salah satu Kabupaten Kota yang baik dalam menjalankan sektor properti. Kebutuhan akan hunian yang nyaman di Kabupaten Kota Garut mengalami

Lebih terperinci

BAB 2 PRODUK. Anugerah adalah penduduk asli dan pendatang baru yang ada di kota

BAB 2 PRODUK. Anugerah adalah penduduk asli dan pendatang baru yang ada di kota BAB 2 PRODUK 2.1 Spesifikasi Rincian Produk Sesuai dengan target pasar yang di rencanakan oleh CV. Griya Indah Anugerah adalah penduduk asli dan pendatang baru yang ada di kota Payakumbuh. Usaha CV. Griya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis ritel di Indonesia mengalami perkembangan yang begitu pesat. Bukan hanya Supermarket atau Department Store saja, melainkan adanya lembaga lain, yakni Koperasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Perdagangan Nomor 23/MPP/KEP/1/1998 tentang Lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. dan Perdagangan Nomor 23/MPP/KEP/1/1998 tentang Lembaga-lembaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan masyarakat dalam sebuah pemukiman tidak dapat dilepaskan dari kebutuhan akan berbagai fasilitas pendukung yang dibutuhkan warga setempat. Fasilitas umum yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia, terdapat beberapa bentuk badan usaha. Badan usaha sendiri dapat didefinisikan kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis retail Indonesia saat ini berada di peringkat 12 dunia dalam Indeks

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis retail Indonesia saat ini berada di peringkat 12 dunia dalam Indeks BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis retail di Indonesia mengalami perkembanganan yang cukup baik. Bisnis retail Indonesia saat ini berada di peringkat 12 dunia dalam Indeks Pembangunan Ritel Global

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat sebagian besar rakyat Indonesia terjun ke bisnis ritel. Bisnis ritel

BAB I PENDAHULUAN. membuat sebagian besar rakyat Indonesia terjun ke bisnis ritel. Bisnis ritel BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri ritel merupakan industri yang strategis bagi perkembangan ekonomi Indonesia. Karakteristik industri ritel yang tidak begitu rumit membuat sebagian besar

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 6 Kesimpulan dan Saran BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap Toko Harum, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk dalam bidang ritel yang saat ini tumbuh dan berkembang pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk dalam bidang ritel yang saat ini tumbuh dan berkembang pesat seiring BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dunia usaha di Indonesia semakin ketat, setiap perusahaan bersaing untuk menarik pelanggan dan mempertahankan eksistensinya di pasar. Termasuk

Lebih terperinci

Workshop Selling and Financing BAB 1 PENDAHULUAN

Workshop Selling and Financing BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN Berkembangnya dunia bisnis dan perdagangan di Indonesia menunjukkan peningkatan yang signifikan pada periode pasca krisis moneter yang diawali sekitar pertengahan tahun 1997. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA 7 BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM Pelaksanaan konstruksi merupakan rangkaian kegiatan atau bagian dari kegiatan dalam pekerjaan konstruksi mulai dari persiapan lapangan sampai dengan penyerahan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. toko yang pertama dibangun yang berlokasi di Jl. Guru H. Isa Cianjur. Pemiliknya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. toko yang pertama dibangun yang berlokasi di Jl. Guru H. Isa Cianjur. Pemiliknya BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Awal mula usaha ini berdiri yang berupa toko sederhana yaitu jongko pada tahun 1975. Tokonya tersebut diberi nama Berdikari, toko ini merupakan toko

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern menyebabkan banyaknya. pembangunan toko ritel yang berkonsep swalayan. Beberapa tahun terakhir,

I. PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern menyebabkan banyaknya. pembangunan toko ritel yang berkonsep swalayan. Beberapa tahun terakhir, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jaman yang semakin modern menyebabkan banyaknya pembangunan toko ritel yang berkonsep swalayan. Beberapa tahun terakhir, toko berkonsep swalayan banyak bermunculan,

Lebih terperinci

DAFTAR ANALISA PEKERJAAN

DAFTAR ANALISA PEKERJAAN DAFTAR ANALISA PEKERJAAN SATUAN HARGA Harga Harga I PEKERJAAN PERSIAPAN 1.4 1 M' Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank 0.012 M 3 Kayu 5/7 kelas III 0.020 Kg Paku Biasa 0.007 M 3 Kayu Papan 3/20 0.100 Oh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan kota terpadat di Indonesia dengan berbagai aktifitas setiap harinya. Hal ini terbilang wajar sehubungan dengan statusnya sebagai ibukota negara.

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Industri ritel memegang peranan penting dalam perekonomian suatu negara., terutama berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Seiring dengan pesatnya

Lebih terperinci

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN STUDI PENGARUH TATA RUANG TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN DI MALIOBORO MALL, GALERIA MALL DAN AMBARRUKMO PLAZA, YOGYAKARTA 2014 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

Lebih terperinci