BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA"

Transkripsi

1 65 BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA Pada bab ini akan membahas mengenai sistem pendistribusian yang dilakukan oleh PT. Parit Padang Logistics. Pertama kali dilakukan pengumpulan data yang berhubungan dengan proses pendistribusian, kemudian akan dilanjutkan pada tahap yang kedua yaitu pengembangan model perhitungan yang akan memberikan penjelasan perhitungan beserta formula yang digunakan di dalam pengolahan data. Pada tahap yang ketiga akan menjelaskan mengenai penggunaan bilangan fuzzy. Selanjutnya pada tahap yang terakhir, akan menjelaskan mengenai penerapan model perhitungan dengan menggunakan bilangan fuzzy pada variabel-variabel yang dipilih. Perhitungan yang dilakukan ini menggunakan program Micrrosoft Excel sebagai alat bantu. 4.1 Pengumpulan Data PT. Parit Padang Logistics merupakan peusahaan logistik yang akan mendistribusikan barang ke konsumen. Pada proses pendistribusiannya PT. Parit Padang Logistics menjalin kerjasama dengan beberapa Principal. Proses pendistribusian atau pengirrman barang yang dilakukan adalah dari Principal akan dikirimkan ke Warehouse di Jakarta, kemudian dari Warehouse Jakarta akan dikirim ke cabang-cabang PT. Parit Padang Logistics yang tersebar di seluruh Indonesia. Kemudian dari cabang yang akan dikirimkan ke outlet

2 66 ataupun ke konsumen yang memberikan permintaan (demand) kepada cabang yang bersangkutan. Proses pendistribusian yang dilakukan dapat terlihat pada gambar 4.1. Proses pengiriman yang dilakukan langsung ketika barang dari produsen (Principal) datang ke inventori pusat. Gambar 4.1 Gambar Proses Pendistrian yang dilakukan oleh PT. Parit Padang Logistics Arus pengiriman barang yang sudah dilakukan oleh PT. Parit Padang Logistics ini merupakan rantai lurus, yang tidak akan memberikan kerugian walaupun dengan hanya memiliki satu Warehouse saja. Rantai lurus disini seperti yang diterapkan pada metode 3-tier yaitu rantai pengiriman yang dilakukan dengan menggunakan supply point (Warehouse). PT. Parit Padang Logistics ini merupakan sebuah perusahan yang bergerak di bidang logistics sehingga hanya mempunyai Warehouse dan tidak melakukan proses produksi. Warehouse yang dimiliki selama ini memiliki fungsi sebagai crosdock. Sehigga ketika barang yang tiba dari Principal ke Warehouse akan langsung dilakukan pengiriman.

3 67 Proses pengendalian dan pengaturan permintaan akan dilakukan oleh PT. Parit Padang Logistics pusat, yang akan memberikan informasi dan melakukan permintaan kepada Principal. PT. Parit Padang Logistics pusat juga akan memberikan informasi kepada cabang-cabang yang tersebar di seluruh Indonesia yang terdapat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Cabang-Cabang PT. Parit Padang Logistics yang Tersebar di Seluruh Indonesia No. Kota Cabang 1 Bandung 2 Cirebon 3 Semarang 4 Yogyakarta 5 Solo 6 Surabaya 7 Malang 8 Denpasar 9 Bandar Lampung 10 Palembang 11 Jambi 12 Padang 13 Pekan Baru 14 Medan 15 Makasar No. Kota Cabang 16 Banjarmasin 17 Pontianak 18 Samarinda 19 Manado PT. Parit Padang Logistics juga menggunakan teknologi informasi untuk mempermudah proses pendistribusian, pengontrolan dan pengamatan

4 68 terhadap permintaan, perubahan pasar yang terjadi. Penggunaan teknologi informasi ini berupa penggunaan internet sebagai saran untuk penyampaian informasi kepada seluruh cabang, sehingga dapat mempermudah pengiriman dan dapat mengetahui secara cepat dan mudah seluruh informasi mengenai perubahan pasar di setiap cabang, tinggi rendahnya permintaan di masingmasing cabang sehingga mempermudah didalam membuat keputusan pengalokasian barang. Principal yang menjalin kerjasama dengan PT. Parit Padang Logistics tidak seluruhnya terletak di Jakarta, ada yang terletak di luar Jakarta dan tidak di produksi di Indonesia sehingga harus didatangkan langsung dari luar negeri dan sebagai tempat pertemuan barang antara pihak Principal dan PT. Parit Padang Logistics adalah pelabuhan Tanjung Priok. Sehingga diperlukan sebuah kesepakatan kerja pula yang akan mengatur mengenai proses pengiriman barang dari Principal maupun dari pelabuhan menuju Warehouse PT. Parit Padang Logistics. Beberapa Principal tersebut seperti yang terdapat pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Principal dari PT. Parit Padang Logistics No. Nama Principal 1 PT. ASTRAZENECA INDONESIA 2 PT. B.BRAUN MEDICAL INDONESIA 3 BAUSCH & LOMB (S) LTE.LTD 4 PT. ETHICA INDUSTRI PHARMASI 5 PT. JORDAN 6 PT. KIMBERLY INDONESIA

5 69 No. Nama Principal 7 PT. KIMBERLY LEVEL INDONESIA 8 PT. MAHAKAM BETA FARMA 9 PT. MENARA JOPURIN 10 MERISANT 11 PT. NESTLE INDONESIA 12 PT. PFIZER INDONESIA 13 PT. SOHO INDUSTRI PHARMASI 14 PT. NESTLE INDONESIA 15 REGENT MEDICAL OVERSEAS LIMITED 16 PHARMAINDO ASIA 17 PT. INDO SEHAT LESTARI 18 PT. DAYA MUDA AGUNG 19 PT. SUNTHI SEPURI 20 PT. OTSUKA INDONESIA 21 PT. DIPA PHARMALAB INTERSAINS 22 PT. SPLASH INDONESIA 23 PT. TRIPLE ACE COPORATION 24 PT. OSOTSPA ABC INDONESIA 25 PT. GALA DJAJA RAYA 26 PT. WISWADWARAPUTRA MITRA JAYA 27 PT. RODA MAS 28 PT. MEIJI INDONESIA 29 PT. COMBIPHAR 30 PT. HEPTASARI UNGGUL PT. Parit Padang Logistics mempunyai rencana untuk melakukan investasi dengan membangun Warehouse baru di Surabaya sebagai Warehouse kedua. Warehouse ini dimaksudkan untuk membantu didalam proses pendistribusian, observasi pasar dan mempermudah proses pemantauan dan

6 70 membuat keputusan untuk melakukan alokasi barang dari satu cabang ke cabang yang lain. Warehouse kedua ini akan memiliki fungsi yang sama dengan warehouse I yang membedakan hanyalah faktor kapasitas yang lebih kecil dan sejumlah kota yang akan dibawahi. Relokasi barang ke cabang lain yang terjadi dimungkinkan, dengan kondisi: o Expired date masih jauh o Barang tidak laku di pasar Warehouse ini nantinya akan direncanakan untuk mengontrol beberapa kota di Indonesia bagian timur diantaranya adalah Surabaya I Denpasar Ujung Pandang Samarinda Banjarmasin Manado Di dalam melakukan proses pengiriman barang dari Warehouse PT. Parit Padang Logistics yang terletak di Jakarta, PT. Parit Padang Logistics bekerjasama dengan jasa transporter yang akan mengirimkan barang ke cabang-cabang PT. Parit Padang Logistics yang tersebar di seluruh Indonesia. PT. Parit Padang Logistics hanya bekerjasama dengan jasa transporter untuk melakukan pengiriman ke cabang-cabang yang terletak di luar Jakarta, bila ada

7 71 konsumen yang terletak di Jakarta maka selama dapat dillakukan pengiriman dengan menggunakan transport yang dimiliki maka tidak akan menggunakan jasa transporter. Untuk pemilihan jasa transporter yang akan digunakan, pemilihan dilakukan berdasarkan biaya termurah yang diberikan oleh jasa transporter, biaya tersebut seperti yang terdapat pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Daftar Biaya untuk satu kali pengiriman ke cabang-cabang PT. Parit Padang Logistics Kota Cabang Darat Laut Udara Bandung 1,306 2,525 Cirebon 1,306 4,628 Semarang 1,798 3,182 Yogyakarta 1,837 9,633 Solo 1,837 15,002 Surabaya 2,323 6,467 Malang 2,506 3,366 Denpasar 2,403 12,211 Bandar Lampung 1,972 5,437 Palembang ,604 Jambi 3,880 15,066 Padang 2, Pekan Baru 4,344 6,765 Medan 1,592 12,463 Makasar 2,285 13,172 Banjarmasin 3,222 14,869 Pontianak 1,778 6,144 Samarinda 3,079 12,941 Manado 4,318 14,224

8 Pengembangan Model Perhitungan Untuk melakukan perhitungan yang ingin mengetahui apakah proyek investasi yang dilakukan layak atau tidak dilakukan pembagian yang akan mempermudah perhitungan. Perhitungan ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pertama perhitungan yang dilakukan untuk menghitung Total Cost transportation dari Principal ke Warehouse PT. Parit Padang Logistics. Kemudian tahap yang kedua adalah perhitungan untuk menghitung Total Cost transportation dari Warehouse ke cabang-cabang PT. Parit Padang Logistics yang tersebar di seluruh Indonesia. Asumsi asumsi yang dibuat untuk membantu perhitungan, antara lain: o Untuk perhitungan jarak dari Principal ke Warehouse, diasumsikan untuk barang yang dikirim melalui import akan diambil melalui pelabuhan Tanjung Priok. o Diasumsikan semua biaya pengiriman dan pengambilan barang ditanggung oleh PT. Parit Padang Logistics Model Perhitungan untuk Tahap I Total Cost berdasarkan berat : Berat barang (Kg) yang dikirim per tahun * Biaya / Kg (Rp)

9 73 Perhitungan Total Cost berdasarkan berat ini digunakan untuk menghitung total biaya yang dibebankan untuk melakukan pengiriman barang dari Principal ke Warehouse. Untuk biaya / kg (Rp) tidak akan berubah dalam periode waktu yang singkat, karena tidak akan mengalami perubahan yang drastis. Namun berbeda dengan sejumlah berat barang (Kg) yang dikirim dalam tiap tahunnya. Variabel ini akan selalu mengalami fluktuatif, akan selalu berubah bergantung kepada keadaan pasar yang menjadi target, serta tingkat penjualan dari produk yang dijual di pasar. Jika keadaan pasar kurang baik atau produk yang dijual kurang mendapatkan respon dari pasar maka jumlah berat barang (Kg) yang akan dikirim akan mengalami penurunan, begitu pula sebaliknya. Cost per shipment * Number of Shipment : Jarak C xrp.50,000 Keterangan : Jarak Jarak yang pengiriman dari Principal ke Warehouse (Km) atau jarak yang ditempuh untuk melakukan pengiriman dari Principal ke PT. Parit Padang Logistics.

10 74 C C adalah sebuah konstanta berupa angka 240 yang merupakan jarak maksimal untuk melakukan satu kali pengiriman. Jika jarak yang harus ditempuh melebihi 240 maka akan dikenakan biaya untuk dua kali pengiriman. Sedangkan untuk jumlah jarak yang merupakan kelipatan 240 maka akan dikenakan biaya sesuai dengan kelipatannya. Contoh untuk 480 dihitung dua kali pengiriman, untuk 720 dihitung tiga kali pengiriman. Rp. 50,000 Merupakan biaya yang dibebankan untuk melakukan satu kali pengiriman dari Principal ke Warehouse PT. Parit Padang Logistics. Perhitungan ini dimaksudkan untuk menghitung besarnya biaya yang akan dibebankan untuk melakukan satu kali pengiriman. Perhitungan ini diasumsikan menggunakan jarak maksimal untuk melakukan satu kali pengiriman. Variabel yang sangat berpengaruh dalam perhitungan ini adalah jarak yang harus ditempuh untuk melakukan pengiriman. Semakin jauh jarak yang harus ditempuh biaya yang dibebankan akan semakin besar.

11 75 Total Cost Total Cost = (Cost per shipment * Number of Shipment * Frequency Pengiriman dalam Satu Tahun) + Total Cost Berdasarkan Berat Merupakan jumlah dari seluruh biaya transportasi untuk melakukan pengiriman dari Principal ke Warehouse PT. Parit Padang Logistics. Perhitungan ini merupakan perhitungan akhir untuk menghitung total biaya transportasi yang dibebankan ke PT. Parit Padang Logistics, biaya yang akan diperoleh di sini baru total biaya transportasi yang dibebankan untuk melakukan pengiriman dari masing-masing Principal ke Warehouse Model Perhitungan untuk Tahap II Cost Berdasarkan Berat Perhitungan ini dipisahkan berdasarkan jenis transportasi yang digunakan yaitu darat, laut, dan udara. Cost Berdasarkan Berat = Biaya satu kali kirim * Berat Barang (Kg) yang dikirim dalam satu tahun * Frequency Pengiriman dalam Satu Tahun

12 76 Perhitungan ini dipisahkan berdasarkan jenis transportasi yang digunakan dengan maksud untuk dapat mengetahui biaya transportasi yang digunakan untuk masing-masing jenis transportasi, begitu pula untuk Cost Berdasarkan Volume. Perhitungan Cost Berdasarkan Berat hamper sama dengan perhitungan Cost Berdasarkan Volume, yang membedakan hanyalah satuan untuk menghitung jumlah barang yang akan dikirim. Pada kedua perhitungan ini variabel yang sangat berpengaruh adalah jumlah barang yang akan dikirim (dalam satuan berat (Kg) ataupun volume (Cm 3 ) dan Frequency pengiriman yang dilakukan dalam jangka waktu satu tahun. Kedua variabel ini akan bergantung pada keadaan pasar dan produk yang dijual (apakah produk tersebut mendapatkan respon yang baik dari konsumen atau tidak). Cost Berdasarkan Volume Perhitungan ini dipisahkan berdasarkan jenis transportasi yang digunakan yaitu darat, laut, dan udara. Cost Berdasarkan Volume = Biaya satu kali kirim * Volume Barang (Cm 3 ) yang dikirim dalam satu tahun * Frequency Pengiriman dalam Satu Tahun

13 Penggunaan Bilangan Fuzzy Alasan Pemilihan Menggunakan Bilangan Fuzzy Sebuah peramalan dilakukan untuk memperkirakan berbagai hal yang akan terjadi untuk periode yang akan datang. Beberapa model telah banyak dikembangkan dan ditemukan, diantanya dengan menggunakan teori probabilitas. Model-model ini ditujukan untuk mengantisipasi akan terjadinya ketidakpastian. Pada kenyataannya, hasil peramalan yang diperoleh bagi perusahaan diterjemahkan dalam bentuk perkiraan tertentu seperti interval tertentu tanpaa ada sebuah kepastian untuk setiap periode. Hal ini akan memberikan permasalahan bagi perusahaan. Pemilihan penggunaan bilangan fuzzy ini didasarkan kepada proses peramalan terhadap variable tertentu dalam penelitian ini yaitu : jumlah berat barang (Kg) yang dikirim tiap tahunnya, jumlah Volume barang (Cm 3 ) yang dikirim tiap tahunnya dan Frequency pengiriman. Variabel-variabel ini akan selalu dilakukan peramalan setiap periode waktu tertentu, untuk mendapatkan sebuah prediksi atau perkiraan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel ini memiliki nilai yang tidak pasti. Untuk dapat membantu merepresentasikan dan mendeskripsikan ketidakpastian ini maka digunakanlah bilangan fuzzy ini.

14 78 Penggunaan bilangan fuzzy pada penelitian ini ditujukan untuk merepresentasikan dua hal : 1. Untuk mengetahui nilai dari konsekuensi tidak tepatnya hasil peramalan yang dilakukan. Ketidak tepatan ini diakibatkan ketidaksesuaian hasil peramalan dengan tingkat penjualan pada keadaan nyatanya. 2. Untuk dapat melihat dan mengetahui variasi yang mungkin akan terjadi pada hasil peramalan yang sudah dilakukan. Variasi ini akan terlihat besarnya nilai keuntungan atau kerugian yang akan diperoleh perusahaan tergantung kepada respon pasar. Pada penelitian ini bilangan fuzzy yang digunakan adalah bilangan fuzzy segitiga (triangular fuzzy number). Di dalam perhitungan bilangan fuzzy segitiga ini digunakan untuk memperlihatkan berapakah nilai keuntungan yang akan diperoleh untuk tiap alternatif yang berbeda. Namun tidak seluruh alternatif akan menghasilkan keuntungan, ada kemungkinan ada alternatif yang akan menghasilkan nilai yang negatif sehingga menghasilkan kerugian bagi perusahaan. Kemudian dari tiap alternatif ini akan dibandingkan satu dengan yang lainnya untuk melihat berbagai rencana yang akan dilakukan dan pada akhirnya akan membantu membuat keputusan alternatif mana yang sebaiknya harus diambil.

15 Variabel yang Dipilih untuk Diterapkan dengan Bilangan Fuzzy Variabel yang dipilih untuk tahap I (Pengiriman yang dilakukan dari Principal ke Warehouse ) adalah : o Berat barang (Kg) yang dikirim per tahun o Frequency pengiriman yang dilakukan tiap tahunnya Variabel yang dipilih untuk tahap II (Pengiriman yang dilakukan dari Warehouse ke cabang-cabang PT. Parit Padang Logistics) adalah : o Jumlah Volume (Cm 3 ) barang yang dikirim tiap tahunnya o Jumlah berat (Kg) barang yang dikirim tiap tahunnya o Frequency pengiriman yang dilakukan tiap tahunnya Pemilihan variabel ini dipilih dikarenakan merupakan variabel yang dapat berubah, dan yang akan mempengaruhi Total Cost transportation yang dibebankan kepada PT. Parit Padang Logistics. Perubahan yang dimaksud di sini merupakan perubahan yang tergantung kepada pasar atau konsumen. Sehingga tidak ada nilai yang pasti untuk variabel ini. Variabel-variabel ini akan bersifat fluktuatif ataupun bisa akan mengalami keadaan yang tidak berubah atau datar. Jika tidak mengalami perubahan menandakan bahwa produk tersebut tidak mengalami pertumbuhan, karena memiliki nilai yang hamper sama atau mungkin memiliki nilai yang sama. Begitu pula sebaliknya, jika

16 80 mengalami fluktuatif maka akan terlihat sirklus kehidupan dari produk tersebut, dan dapat mengetahui apakah produk tersebut mendapatkan respon yang baik atau tidak di pasar. Untuk jarak yang harus ditempuh untuk melakukan pengiriman baik untuk tahap I (Pengiriman yang dilakukan dari Principal ke Warehouse ) maupun tahap II (Pengiriman yang dilakukan dari Warehouse ke cabang-cabang PT. Parit Padang Logistics) tidak akan berubah, begitu juga Cost per shipment * Number of Shipment yang tergantung jarak yang akan ditempuh untuk melakukan pengiriman, dan sama halnya dengan biaya yang dibebankan untuk melakukan satu kali pengiriman baik untuk pengiriman baik untuk tahap I (Pengiriman yang dilakukan dari Principal ke Warehouse ) maupun tahap II (Pengiriman yang dilakukan dari Warehouse ke cabang-cabang PT. Parit Padang Logistics) tidak akan berubah. Karena PT. Parit Padang Logistics bekerja sama dengan jasa transporter lain didalam proses pengiriman untuk biaya satu kali pengiriman ini diputuskan dengan memilih jasa transporter yang memberikan harga yang paling murah Metode fuzzifikasi Dengan menggunakan bilangan fuzzy segitiga maka harus ada tiga point yang akan menjadi titik point yaitu a,b, dan c. Point a adalah point yang melambangkan nilai pesimis yang akan mungkin terjadi,

17 81 point b merupakan point yang melambangkan nilai yang paling mungkin terjadi berdasarkan keyakinan, dan untuk point c adalah point yang melambangkan nilai yang paling optimis yang paling mungkin terjadi. Untuk point b tidak berubah untuk variabel berat barang (Kg) yang akan dikirim tiap tahunnya, dan Frequency pengiriman tiap tahunnya untuk tahap I (Pengiriman yang dilakukan dari Principal ke Warehouse). Sedangkan untuk tahap II yang juga tidak berubah adalah variabel Volume barang (Cm 3 ) dan Berat barang yang akan dikirim tiap tahunnya, serta Frequency pengiriman yang dilakukan tiap tahunnya. Bilangan fuzzy yang digunakan dalam perhitungan ini diperoleh berdasarkan tingkat keyakinan yang ditentukan oleh pihak peramal dari perusahaan. Untuk point a variabel-variabel tersebut akan memiliki nilai yang lebih kecil dari variabel-variabel pada point b, baik pada tahap I seperti pada tabel 4.4 dan pada tahap II seperti pada tabel 4.5. Pada tahap I (Pengiriman dari Principal ke Warehouse) dan tahap II (Pengiriman dari Principal ke Warehouse)variabel-variabel pada point a akan lebih kecil dari semua variabel pada point b dan c sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut : a < b < c

18 82 Nama Principal PT. ASTRAZENECA INDONESIA PT. B.BRAUN MEDICAL INDONESIA BAUSCH & LOMB (S) LTE.LTD PT. ETHICA INDUSTRI PHARMASI Tabel 4.4 Bilangan Fuzzy untuk Point a untuk Tahap I Lokasi Principal Berat Barang (Kg) yang dikirim per tahun Frequency pengiriman dalam setahun Malang 5, Cakung 7, Import, Amerika 5, Jakarta 8, PT. JORDAN Import, Malaysia 4, PT. KIMBERLY Import, dari INDONESIA Pelabuhan 5, PT. KIMBERLY Import, dari LEVEL Pelabuhan INDONESIA 4, PT. MAHAKAM BETA FARMA Pulo Gadung, Jakarta MERISANT Import PT. NESTLE INDONESIA Cikarang 5, PT. PFIZER INDONESIA Cimanggis 1, PT. SOHO INDUSTRI PHARMASI Pulo Gadung, Jakarta 5, PT. DAYA MUDA AGUNG PT. SUNTHI SEPURI PT. OTSUKA INDONESIA Jakarta Tangerang 7, Malang 2,000 10

19 83 Nama Principal PT. DIPA PHARMALAB INTERSAINS PT. TRIPLE ACE COPORATION PT. OSOTSPA ABC INDONESIA PT. MEIJI INDONESIA PT. COMBIPHAR PT. HEPTASARI UNGGUL PIPA PHARMALAT INTERTAINT METROPOLIS CITRA KARYA Lokasi Principal Berat Barang (Kg) yang dikirim per tahun Frequency pengiriman dalam setahun Jakarta Tangerang 3, Tangerang 4, Jakarta 3, Bandung Surabaya 3, Jakarta 3, Jakarta 4,000 30

20 84 No. Tabel 4.5 Bilangan Fuzzy untuk Point a untuk Tahap II Kota Cabang Volume Produk (Cm3) Berat Barang (Kg) Frequency Pengiriman 1 Bandung 1, Cirebon 3,000 2, Semarang 1,000 1, Yogyakarta 7,000 6, Solo 12,000 10, Surabaya 4,000 4, Malang 1,000 1, Denpasar 9,000 8, Bandar Lampung 3,000 3, Palembang 9,000 8, Jambi 12,000 10, Padang Pekan Baru 5,000 4, Medan 10,000 8, Makasar 10,000 9, Banjarmasin 12,000 10, Pontianak 4,000 3, Samarinda 10,000 9, Manado 11,000 10, Untuk point c variabel-variabel tersebut akan lebih besar dari variabelvariabel pada point a dan b. Pada tahap I (Pengiriman dari Principal ke Warehouse) variabelvariabel pada point c > b > a, seperti pada tabel 4.6.

21 85 Tabel 4.6 Bilangan Fuzzy untuk Point c untuk Tahap I Nama Principal PT. ASTRAZENECA INDONESIA PT. B.BRAUN MEDICAL INDONESIA BAUSCH & LOMB (S) LTE.LTD PT. ETHICA INDUSTRI PHARMASI Lokasi Principal Berat Barang (Kg) yang dikirim per tahun Frequency pengiriman dalam setahun Malang 7, Cakung 9, Import, Amerika 7, Jakarta 10, PT. JORDAN Import, Malaysia 6, PT. KIMBERLY Import, dari INDONESIA Pelabuhan 7, PT. KIMBERLY LEVEL Import, dari INDONESIA Pelabuhan 6, PT. MAHAKAM BETA Pulo Gadung, FARMA Jakarta MERISANT Import 2, PT. NESTLE INDONESIA Cikarang 7, PT. PFIZER INDONESIA Cimanggis 3, PT. SOHO INDUSTRI Pulo Gadung, PHARMASI Jakarta 7, PT. DAYA MUDA AGUNG Jakarta 2, PT. SUNTHI SEPURI Tangerang 9, PT. OTSUKA INDONESIA Malang 4, PT. DIPA PHARMALAB INTERSAINS Jakarta

22 86 Nama Principal Lokasi Principal Berat Barang (Kg) yang dikirim per tahun Frequency pengiriman dalam setahun PT. TRIPLE ACE COPORATION Tangerang 5, PT. OSOTSPA ABC INDONESIA Tangerang 6, PT. MEIJI INDONESIA Jakarta 6, PT. COMBIPHAR Bandung PT. HEPTASARI UNGGUL Surabaya 5, PIPA PHARMALAT INTERTAINT Jakarta 5, METROPOLIS CITRA KARYA Jakarta 6, Pada tahap II (Pengiriman dari Warehouse ke cabang-cabang PT. Parit Padang Logistics) variabel-variabel pada point c > b > a, seperti pada tabel 4.7. No. Tabel 4.7 Bilangan fuzzy untuk point c untuk Tahap II Kota Cabang Volume Produk (Cm3) Berat Barang (Kg) Frequency Pengiriman 1 Bandung 3,000 2, Cirebon 5,000 4, Semarang 3,000 3, Yogyakarta 9,000 8, Solo 14,000 12, Surabaya 6,000 6, Malang 3,000 3, Denpasar 11,000 10,000 50

23 87 No. Kota Cabang Volume Produk (Cm3) Berat Barang (Kg) Frequency Pengiriman 9 Bandar Lampung 5,000 5, Palembang 11,000 10, Jambi 14,000 12, Padang 1,000 1, Pekan Baru 7,000 6, Medan 12,000 11, Makasar 12,000 11, Banjarmasin 14,000 12, Pontianak 6,000 5, Samarinda 12,000 11, Manado 13,000 12, Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut a < b < c, hal ini berlaku untuk seluruh variabel dalam tahap I dan tahap II. 4.4 Penerapan Model Perhitungan Perhitungan pertama yang dilakukan adalah menghitung Total Cost untuk pengiriman dari Principal ke Warehouse (Tahap I) dan dari Warehouse ke cabang-cabang PT. Parit Padang Logistics (Tahap II). Perhitungan ini menggambarkan kegiatan pengiriman yang sudah dilakukan. Perhitungan yang dilakukan ini dibagi menjadi empat macam alternatif, untuk keterangan masingmasing alternatif dapat diketahui melalui tabel 4.8. Pada perhitungan ini diasumsikan perluasan pasar yang akan terjadi sebesar 30% dari pasar yang sudah ada sekarang ini.

24 88 Tabel 4.8 Jenis Alternatif dengan perluasan pasar 30% Jenis Alternatif Proses distribusi yang dilakukan PT. Parit Padang Logistics tetap memiliki Alternatif 1 satu buah Warehouse dengan ada perluasan pasar sebesar 30% di sekitar Surabaya PT. Parit Padang Logistics memiliki dua buah Warehouse dengan adanya perluasan pasar sebesar 30%, untuk Principal yang Alternatif 2 berada di sekitar Jakarta akan langsung disalurkan ke WH I di Jakarta, untuk Principal yang berada di sekitar Surabaya akan langsung disalurkan ke WH II di Surabaya

25 89 Jenis Alternatif Proses distribusi yang dilakukan PT. Parit Padang Logistics memiliki satu buah Warehouse dengan adanya perluasan pasar sebesar 30%, untuk Principal yang berada di Alternatif 3 sekitar Jakarta akan langsung disalurkan ke WH I di Jakarta, kemudian akan dilanjutkan dengan menyalurkan kembali ke WH II. Pada alternatif ini diasumsikan bahwa produk impor hanya melalui WH I di Jakarta saja. PT. Parit Padang Logistics memiliki dua buah Warehouse dengan adanya perluasan pasar Alternatif 4 sebesar 30%, untuk Principal yang berada di sekitar Jakarta dan Surabaya akan langsung disalurkan ke WH I di Jakarta dan disalurkan ke WH II di Surabaya

26 90 Untuk memperjelas proses pendistribusian yang dilakukan oleh PT. Parit Padang Logistics dapat dijelaskan melalui gambar dari masing-masing alternatif di bawah ini. o Proses pendistribusian pada alternatif 1 Gambar 4.2 Proses pendistribusian pada alternatif 1 o Proses pendistribusian pada alternatif 2 Gambar 4.3 Proses pendistribusian pada alternatif 2

27 91 o Proses pendistribusian pada alternatif 3 Gambar 4.4 Proses pendistribusian pada alternatif 3 o Proses pendistribusian pada alternatif 4 Gambar 4.5 Proses pendistribusian pada alternatif 4 Untuk perhitungan alternatif pertama, perhitungan yang dilakukan adalah menghitung total biaya transportasi untuk masing-masing tahap. Alternatif ini akan menjadi acuan untuk menghitung total biaya transportasi pada alternatif-alternatif yang lain. Pada alternatif pertama ini

28 92 diasumsikan bahwa sudah ada perluasan pasar sebesar 30%. Perhitungan ini dapat dilihat pada tabel 4.9 hingga tabel Variabel-variabel yang sangat berpengaruh pada perhitungan total cost transportation, yaitu : Variabel pada tahap I (Pengiriman yang dilakukan dari Principal ke Warehouse ) o Berat barang (Kg) yang dikirim per tahun o Frequency pengiriman yang dilakukan tiap tahunnya Variabel pada tahap II (Pengiriman yang dilakukan dari Warehouse ke cabang-cabang PT. Parit Padang Logistics), yaitu : o Jumlah Volume (Cm 3 ) barang yang dikirim tiap tahunnya o Jumlah berat (Kg) barang yang dikirim tiap tahunnya o Frequency pengiriman yang dilakukan tiap tahunnya Variabel-variabel dalam perhitungan ini diperoleh dari peramalan yang sudah dilakukan oleh peramal dari pihak planner / perencana. Peramalan tersebut yang akan menjadi acuan di dalam pengembangan metode fuzzifikasi.

29 93 Tabel 4.9 Perhitungan Total Cost Transportation dari Principal ke Warehouse dengan perluasan pasar 30% Nama Principal PT. ASTRAZENECA INDONESIA PT. B.BRAUN MEDICAL INDONESIA BAUSCH & LOMB (S) LTE.LTD PT. ETHICA INDUSTRI PHARMASI PT. JORDAN PT. KIMBERLY INDONESIA PT. KIMBERLY LEVEL INDONESIA PT. MAHAKAM BETA FARMA Lokasi Principal Jarak Principal ke WH I (Km) Berat Barang (Kg) yang dikirim per tahun Biaya / Kg (Rp) Frequency pengiriman dalam setahun Total Cost berdasarkan berat Cost per shipment * Number of Shipment Total Cost Malang , , ,340, ,000 14,403, Cakung , ,346, ,000 2,632, Import, Amerika , , ,000 1,772, Jakarta , ,468, ,000 2,321, Import, Malaysia Import, dari Pelabuhan Import, dari Pelabuhan Pulo Gadung, Jakarta , , ,000 1,728, , , ,000 2,610, , , ,000 1,574, , ,000 2,537, MERISANT Import , , ,000 1,178,929.86

30 94 Nama Principal PT. NESTLE INDONESIA PT. PFIZER INDONESIA PT. SOHO INDUSTRI PHARMASI PT. DAYA MUDA AGUNG PT. SUNTHI SEPURI PT. OTSUKA INDONESIA PT. DIPA PHARMALAB INTERSAINS PT. TRIPLE ACE COPORATION PT. OSOTSPA ABC INDONESIA PT. MEIJI INDONESIA Lokasi Principal Jarak Principal ke WH I (Km) Berat Barang (Kg) yang dikirim per tahun Biaya / Kg (Rp) Frequency pengiriman dalam setahun Total Cost berdasarkan berat Cost per shipment * Number of Shipment Total Cost Cikarang , ,544, ,000 3,432, Cimanggis , , ,000 2,547, Pulo Gadung, Jakarta , , ,000 2,347, Jakarta , , ,000 1,020, Tangerang , ,278, ,000 2,553, Malang , , ,905, ,000 8,896, Jakarta , ,000 2,203, Tangerang , , ,000 2,074, Tangerang , , ,000 1,706, Jakarta , , ,000 2,130,730.90

31 95 Nama Principal PT. COMBIPHAR PT. HEPTASARI UNGGUL PIPA PHARMALAT INTERTAINT METROPOLIS CITRA KARYA Potensi Perluasan Pasar Lokasi Principal Jarak Principal ke WH I (Km) Berat Barang (Kg) yang dikirim per tahun Biaya / Kg (Rp) Frequency pengiriman dalam setahun Total Cost berdasarkan berat Cost per shipment * Number of Shipment Total Cost Bandung , ,000 5,071, Surabaya , ,706, ,000 9,591, Jakarta , , ,000 2,104, Jakarta , , ,000 3,310, Various (terutama di Jatim) , ,347, ,000 60,247, Total 139,998,214.36

32 96 Tabel 4.10 Data Pengiriman Yang Dilakukan dari Warehouse ke Cabang-Cabang PT. Parit Padang Logistics No. Kota Cabang Darat Laut Udara Volume Produk Berat Barang Frequency (Cm3) (Kg) Pengiriman 1 Bandung 1,306-2, Cirebon 1,306-4, Semarang 1,798-3, Yogyakarta 1,837-9, Solo 1,837-15, Surabaya 2,323-6, Malang 2,506-3, Denpasar - 2,403 12, Bandar Lampung - 1,972 5, Palembang , Jambi - 3,880 15, Padang - 2, Pekan Baru - 4,344 6, Medan - 1,592 12, Makasar - 2,285 13, Banjarmasin - 3,222 14, Pontianak - 1,778 6, Samarinda - 3,079 12, Manado - 4,318 14,

33 97 Tabel 4.11 Perhitungan Total Cost Transportation dari Warehouse ke Cabang-Cabang PT. Parit Padang Logistics No. Cost berdasarkan berat (Rp) Cost berdasarkan Volume (Rp) darat laut udara darat laut Udara 1 96,265, ,158, ,357, ,543, ,157, ,050, ,738, ,651, ,684, ,645, ,512, ,809, ,494, ,098,653, ,810, ,236,664, ,235, ,664,276, ,217, ,998,959, ,815, ,086, ,152, ,279, ,002, ,606, ,297, ,659, ,013, ,471,826, ,560, ,033,573, ,237, ,797, ,315, ,498, ,744, ,656,910, ,590, ,990,669, ,706,927, ,628,370, ,921,349, ,461,020, ,849, ,949, ,996, ,958, ,011, ,116, ,761, ,057,086, ,565, ,329,105, ,945, ,621,685, ,867, ,751,313, ,123,218, ,473,788, ,713, ,140,903, ,224, ,535,461, ,383, ,072,664, ,373, ,207,412, ,062, ,379,104, ,170, ,677,965, ,260,419, ,152,046, ,418,752, ,673,623, Total 1,372,654, ,852,797, ,816,585, ,545,085, ,839,258, ,818,309,063.81

34 98 Untuk perhitungan biaya transportasi dari Warehouse ke cabangcabang PT. Parit Padang Logistics terdapat dua macam jenis perhitungan untuk satuan barang yang akann dikirim, yaitu berdasarkan berat (Kg) dan berdasarkan volume (Cm 3 ). Oleh karena itu setelah mendapatkan jumlah biaya yang dibebankan untuk masing-masing satuan, diasumsikan untuk satuan berdasarkan berat (Kg) akan digunakan dalam kenyataan sebesar 40% dari Total Cost yang dibebankan kepada PT. Parit Padang Logistics. Sedangkan untuk satuan berdasarkan volume (Cm 3 ) akan digunakan dalam kenyataan sebesar 60% dari Total Cost yang dibebankan kepada PT. Parit Padang Logistics. Tabel 4.12 Perhitungan persentase satuan untuk barang yang akan dikirim dari Warehouse ke cabang-cabang PT. Parit Padang Logistics berat (Kg) Volume (Cm 3 ) Pulau jawa menggunakan darat dan udara 6,874,131, ,737,653, Luar pulau jawa menggunakan laut dan udara 42,167,906, ,465,000, Jumlah 49,042,037, ,202,653, Persentase ukuran yang digunakan Total Cost 52,738,407,219.17

35 Penerapan Bilangan fuzzy pada Jumlah Barang yang Didistribusikan dan Frequency Pengiriman Perhitungan ini dimulai dengan menghitung Total Cost pada tahap I terlebih dahulu kemudian menghitung untuk Total Cost pada tahap II. Setelah diperoleh dijumlahkan Total Cost pada tahap I dan II untuk kemudian dihitung tingkat pengembaliannya dengan menggunakan metode NPV dengan tingkat pertumbuhan 6% tiap tahunnya selama 30 tahun. Perhitungan ini dapat diringkas untuk seluruh alternatif pada tabel 4.13 Ketiga nilai (pada point a,b, dan c) dalam tiap alternatif bergantung kepada tingkat penjualan yang diperoleh oleh PT. Parit Padang Logistics dalam tiap tahunnnya. Setiap alternatif mempunyai tiga poin yaitu : Point a, yang merupakan nilai pesimis dari bilangan fuzzy. Point b, yang merupakan nilai yang diyakini akan terjadi pada kenyataan. Point c, yang merupakan nilai optimis dari bilangan fuzzy. Pemilihan metode NPV ini dimaksudkan untuk menghitung tingkat pengembalian yang akan diperoleh oleh PT. Parit Padang

36 100 Logistics dalam jangka waktu 30 tahun. Periode 30 tahun ini juga merupakan asumsi yang dilakukan untuk mengasumsikan periode yang akan dibutuhkan untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang diinginkan.

37 101 Tabel 4.13 Perhitungan untuk Total Cost Transportation dengan perluasan pasar 30% Point Tahap I Tahap II NPV Alternatif 1 Rp. 85,966, Rp. (731,725,327,416.40) a Alternatif 2 Rp. 55,426, Rp. 21,403,018, Rp. (732,106,597,557.38) Alternatif 3 Rp. 137,566, Rp. (731,081,138,180.16) Alternatif 4 Rp. 145,116, Rp. (730,986,881,809.35) Alternatif 1 Rp. 139,998, Rp. (339,850,782,757.50) b Alternatif 2 Rp. 83,686, Rp. 52,738,407, Rp. (340,553,800,430.30) Alternatif 3 Rp. 227,551, Rp. (338,757,739,669.17) Alternatif 4 Rp. 240,326, Rp. (338,598,250,841.75) Alternatif 1 Rp. 188,494, Rp. 143,096,675, c Alternatif 2 Rp. 108,794, Rp. 91,374,333, Rp. 142,101,678, Alternatif 3 Rp. 311,494, Rp. 144,632,243, Alternatif 4 Rp. 330,744, Rp. 145,044,403,847.69

38 Gambar 4.6 Hasil Perhitungan dengan Bilangan fuzzy pada Perluasan Pasar 30% 102

39 103 Tabel 4.14 Keterangan Gambar Hasil Perhitungan dengan Bilangan fuzzy pada Perluasan Pasar 30% Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Alternatif 4 Garis warna Merah Garis warna Biru Garis warna Hijau Garis warna Merah Muda Dari bagan diatas penulis menyimpulkan jika PT. Parit Padang Logistics melakukan investasi dengan membuat Warehouse baru di Surabaya akan memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan tetap dengan memiliki satu warehouse saja. Dan dapat diketahui bahwa alternatif yang memberikan keuntungan lenbih besar adalah dengan memilih alternatif 4. Terbukti dengan nilai Rp. 145,044,403, adalah nilai optimis yang dipercaya akan mungkin terjadi pada kenyataan. Nilai ini akan diperoleh jika pasar yang ada meningkat dalam hal berat barang yang dikirimkan dan Frequency pengiriman yang dilakukan tiap tahunnya. Jika proses pengiriman mengalami penurunan pada variabel berat barang dan Frequency pengiriman yang dilakukan akan turun hingga bernilai Rp. (730,986,881,809.35), nilai ini menunjukkan

40 104 nilai yang paling pesimis. Nilai Rp. (338,598,250,841.75) menunjukkan untuk nilai yang dipercaya akan terjadi pada kenyataan oleh pihak PT. Parit Padang Logistics berdasarkan pasar yang ada sekarang ini. Sehingga berdasarkan analisa ini memberikan bahan pertimbangan bagi perusahaan, yaitu perusahaan harus mengejar tingkat penjualan yang lebih tinggi dibandingkan dengan hasil peramalan yang dilakukan oleh pihak perusahaan. Jika tidak dapat melebihi maka tidak akan memberikan keuntungan bagi perusahaan.

41 Penerapan Bilangan fuzzy pada Perluasan Pasar yang akan terjadi Tabel 4.15 Penerapan Bilangan fuzzy dengan Perluasan Pasar 10% Point Tahap I Tahap II NPV Alternatif 1 Rp. 61,616, Rp. (732,029,323,698.67) a Alternatif 2 Rp. 46,436, Rp. 21,403,018, Rp. (732,218,835,183.28) Alternatif 3 Rp. 113,216, Rp. (731,385,134,462.43) Alternatif 4 Rp. 120,766, Rp. (731,290,878,091.63) Alternatif 1 Rp. 99,833, Rp. (340,352,210,449.59) b Alternatif 2 Rp. 71,669, Rp. 52,738,407, Rp. (340,703,813,507.44) Alternatif 3 Rp. 187,387, Rp. (339,259,167,361.25) Alternatif 4 Rp. 200,162, Rp. (339,099,678,533.84) Alternatif 1 Rp. 133,471, Rp. 142,409,741, c Alternatif 2 Rp. 91,571, Rp. 91,374,333, Rp. 141,886,649, Alternatif 3 Rp. 256,471, Rp. 143,945,308, Alternatif 4 Rp. 275,721, Rp. 144,185,631,176.51

42 Gambar 4.7 Hasil Perhitungan dengan Metode Fuzzy pada Perluasan Pasar 10% 106

43 107 Tabel 4.16 Keterangan gambar Hasil perhitungan dengan bilangan fuzzy pada perluasan pasar 10% Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Alternatif 4 Garis warna Biru Garis warna Merah Muda Garis warna Merah Garis warna Hijau Ketika menggunakan bilangan fuzzy pada nilai perluasan yang akan terjadi menjadi 10% maka besarnya keuntungan dan kerugian yang akan diperoleh perusahaan akan memiliki nilai perbandingan yang hampir sama, walaupu nilai yang diperoleh besarnya berbeda. Alternatif yang sebaiknya dipilihpun sama, yaitu alternative 4.

44 108 Tabel 4.17 Penerapan Bilangan fuzzy dengan Perluasan Pasar 50% Point Tahap I Tahap II NPV Alternatif 1 Rp. 61,616, Rp. (731,421,331,134.13) a Alternatif 2 Rp. 46,436, Rp. 21,403,018, Rp. (731,994,359,931.48) Alternatif 3 Rp. 113,216, Rp. (730,777,141,897.89) Alternatif 4 Rp. 120,766, Rp. (730,682,885,527.08) Alternatif 1 Rp. 99,833, Rp. (339,349,355,065.42) b Alternatif 2 Rp. 71,669, Rp. 52,738,407, Rp. (340,365,453,431.81) Alternatif 3 Rp. 187,387, Rp. (338,256,311,977.08) Alternatif 4 Rp. 200,162, Rp. (338,096,823,149.67) Alternatif 1 Rp. 133,471, Rp. 143,783,610, c Alternatif 2 Rp. 91,571, Rp. 91,374,333, Rp. 142,316,706, Alternatif 3 Rp. 256,471, Rp. 145,319,177, Alternatif 4 Rp. 275,721, Rp. 145,559,500,357.71

45 Gambar 4.8 Hasil Perhitungan dengan Metode Fuzzy pada Perluasan Pasar 50% 109

46 110 Tabel 4.18 Keterangan Gambar Hasil Perhitungan dengan Bilangan Fuzzy Pada Perluasan Pasar 50% Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Alternatif 4 Alternatif 5 Garis warna Hitam Garis warna Merah Muda Garis warna Biru Garis warna Merah Garis warna Hijau Ketika menggunakan bilangan fuzzy pada nilai perluasan yang akan terjadi menjadi 50% maka besarnya keuntungan dan kerugian yang akan diperoleh perusahaan akan memiliki nilai perbandingan yang hampir sama, walaupu nilai yang diperoleh besarnya berbeda. Alternatif yang sebaiknya dipilihpun sama, yaitu alternative Metode Defuzzifikasi Setelah diperoleh nilai fuzzy NPV kemudian dilakukan proses defuzzifikasi, metode yang digunakan adalah metode Mean of Maxima. Sehingga rumus tersebut akan menjadi seperti berikut: a + b + c 3, ketika diterapkan pada penelitian ini. Proses defuzzifikasi ini dilakukan untuk masing-

47 111 masing alternatif dan pada perluasan pasar yang terjadi baik 10%, 30% dan 50%. Proses defuzzifikasi ini digunakan untuk membuat penyimpulan dari setiap proses fuzzifikasi yang telah dilakukan. Berikut ini akan memperlihatkan hasil perhitungan untuk metode defuzzifikasi masing-masing alternatif dati tabel 4.19 sampai tabel Tabel 4.19 Hasil Perhitungan Defuzzifikasi pada Perluasan Pasar 10% Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Alternatif 4 Fuzzy NPV Rp. (732,029,323,698.67) Rp. (340,352,210,449.59) Rp. 142,409,741, Rp. (732,218,835,183.28) Rp. (340,703,813,507.44) Rp. 141,886,649, Rp. (731,385,134,462.43) Rp. (339,259,167,361.25) Rp. 143,945,308, Rp. (731,290,878,091.63) Rp. (339,099,678,533.84) Rp. 144,185,631, Defuzzifikasi Rp (309,990,597,624.01) Rp (310,345,333,020.59) Rp (308,899,664,394.00) Rp (308,734,975,149.65)

48 112 Tabel 4.20 Hasil Perhitungan Defuzzifikasi pada Perluasan Pasar 30% Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Alternatif 4 Fuzzy NPV Rp. (731,725,327,416.40) Rp. (339,850,782,757.50) Rp. 143,096,675, Rp. (732,106,597,557.38) Rp. (340,553,800,430.30) Rp. 142,101,678, Rp. (731,081,138,180.16) Rp. (338,757,739,669.17) Rp. 144,632,243, Rp. (730,986,881,809.35) Rp. (338,598,250,841.75) Rp. 145,044,403, Defuzzifikasi Rp (309,493,144,769.03) Rp (310,186,239,945.51) Rp (308,402,211,539.02) Rp (308,180,242,934.47) Tabel 4.21 Hasil Perhitungan Defuzzifikasi pada Perluasan Pasar 50% Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Alternatif 4 Fuzzy NPV Rp. (731,421,331,134.13) Rp. (339,349,355,065.42) Rp. 143,783,610, Rp. (731,994,359,931.48) Rp. (340,365,453,431.81) Rp. 142,316,706, Rp. (730,777,141,897.89) Rp. (338,256,311,977.08) Rp. 145,319,177, Rp. (730,682,885,527.08) Rp. (338,096,823,149.67) Rp. 145,559,500, Defuzzifikasi Rp (308,995,691,914.04) Rp (310,014,368,896.64) Rp (307,904,758,684.03) Rp (307,740,069,439.68)

49 Analisa Hasil Penerapan Model Perhitungan Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan bilangan fuzzy pada jumlah berat barang (Kg) dan Frequency pengiriman tiap tahunnya pada tahap I maupun jumlah berat barang (Kg), Volume barang (Cm 3 ) yang akan dikirim dan Frequency pengirimannya, diperoleh bahwa investasi yang akan dilakukan oleh PT. Parit Padang Logistics dengan membangun satu Warehouse yang baru di Surabaya tidak akan mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. Dapat diketahui bahwa dengan satu Warehouse saja PT. Parit Padang Logistics sudah dapat mengatasi dan melakukan proses pengiriman dengan baik. Setelah dilakukan perhitungan untuk seluruh alternatif yang dibuat ternyata hasil yang diperoleh, alternatif yang paling baik untuk dipilih adalah alternatif 1, PT. Parit Padang Logistics tidak perlu melakukan investasi untuk membuat gudang baru. Hal ini juga didukung dengan melakukan pengembangan model dengan menggunakan bilangan fuzzy yang mengkaburkan variabel-variabel yang berpengaruh terhadap total biaya transportasi dan perluasan yang akan terjadi dari perluasan pasar 10%, 30% hingga 50% dengan memiliki satu Warehouse saja, PT. Parit Padang Logistics dapat melakukan pengiriman tanpa menghadapi kendala. Dan jika mendapatkan respon pasar yang positif akan PT. Parit Padang Logistics akan memperoleh keuntungan yang besar.

50 114 Pada proses pengembangan model dengan menggunakan metode fuzzifikasi untuk masing-masing alternatif, tiap alternatif akan memiliki tiga poin, kemudian pengambilan keputusan dengan metode ini berdasarkan titik berat yang dimiliki oleh masing-masing segitiga yang menggambarkan masingmasing alternatif. Berdasarkan gambar gambar 4.6 sampai 4.8 dapat terlihat bahwa ada jarak yang memisahkan antar alternatif. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: o Nilai investasi Nilai investasi yang diberikan untuk penelitian ini diasumsikan sebesar Rp. 1,000,000,000,000.00, nilai ini hanyalah asumsi. Pada kenyataannya ada kemungkinan nilai investasi yang akan diberikan tidaklah sebesar ini. Nilai ini juga akan berdasarkan dengan kapasitas yang akan dibangun. o Umur Gudang Umur untuk gudang yang akan baru dibuat di Surabaya diasumsikan selama 30 tahun baru akan memberikan pengembalian yang sesuai dengan nilai investasi yang dilakukan. Pada kenyataannya ada kemungkinan umur gudang yang akan diinvestasikan akan lebih singkat. o Variabel-Variabel yang berpengaruh Variabel-variabel yang sangat berpengaruh pada perhitungan total cost transportation, yaitu :

51 115 Variabel pada tahap I (Pengiriman yang dilakukan dari Principal ke Warehouse ) Berat barang (Kg) yang dikirim per tahun Frequency pengiriman yang dilakukan tiap tahunnya Variabel pada tahap II (Pengiriman yang dilakukan dari Warehouse ke cabang-cabang PT. Parit Padang Logistics), yaitu : Jumlah Volume (Cm 3 ) barang yang dikirim tiap tahunnya Jumlah berat (Kg) barang yang dikirim tiap tahunnya Frequency pengiriman yang dilakukan tiap tahunnya Untuk penelitian ini diasumsikan semua biaya ini dibebankan kepada pihak PT. Parit Padang Logistics. Namun pada kenyataannya hal ini berdasarkan kesepakatan kerja yang dibuat oleh pihak terkait. Sehingga akan ada beberapa variabel yang tidak akan menjadi beban PT. Parit Padang Logistics. Pengambilan keputusan akhir adalah dengan menggunakan metode defuzzifikasi, metode ini akan menyimpulkan perhitungan dengan metode fuzzifikasi. Melalui metode ini dari seluruh alternatif yang dimiliki dan dilakukan perhitungan pada perluasan pasar 10%, 30%, dan 50% maka disimpulkan bahwa alternatif 4 adalah yang terbaik, karena dapat memberikan

52 116 keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan alternatif yang lain. Namun alternatif ini pun akan memberikan keuntungan jika dapat mencapai tingkat penjualan yang lebih tinggi dari nilai yang diperoleh dari peramalan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 55 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian yang dilakukan bermula studi pendahuluan, berupa berbagai ilmu dan teori yang diperoleh pada proses perkuliahan kemudian akan menemukan berbagai masalah

Lebih terperinci

UANG PENGINAPAN, UANG REPRESENTASI DAN UANG HARIAN PERJALANAN DINAS KELUAR DAERAH DAN DALAM DAERAH

UANG PENGINAPAN, UANG REPRESENTASI DAN UANG HARIAN PERJALANAN DINAS KELUAR DAERAH DAN DALAM DAERAH LAMPIRAN III TENTANG PERUBAHAN ATAS NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA NO. TUJUAN UANG PENGINAPAN, UANG REPRESENTASI DAN UANG HARIAN PERJALANAN DINAS

Lebih terperinci

LIST PENGADILAN TINGGI YANG SUDAH KIRIM SOSIALISASI ( PER TANGGAL 31 JANUARI 2017 JAM 14:10)

LIST PENGADILAN TINGGI YANG SUDAH KIRIM SOSIALISASI ( PER TANGGAL 31 JANUARI 2017 JAM 14:10) 1 PT Banda Aceh - tgl 26 Januari 2017 via ) 2 PT Medan (Lengkap) 3 PT Padang (Lengkap) 4 PT Pekanbaru 5 PT Jambi - 6 PT Palembang (Lengkap) tgl 31 Januari 2017 via ) 7 PT Bangka Belitung 8 PT Bengkulu

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PROSES PRODUKSI JENIS MIE KERING PADA PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK

MEMPELAJARI PROSES PRODUKSI JENIS MIE KERING PADA PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK MEMPELAJARI PROSES PRODUKSI JENIS MIE KERING PADA PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK Oleh : Muhamad Triwibowo (34412832) Pembimbing : Dr. Ir. Hotniar Siringoringo, M.Sc Latar Belakang PENDAHULUAN Proses

Lebih terperinci

PATRANS CARGO PATRANS CARGO

PATRANS CARGO PATRANS CARGO FREIGHT FORWADING, LAND TRUCKING, AIR CARGO SERVICE PT. PELITA ABADI TRANS Profil PT. PELITA ABADI TRANS didirikan pada tanggal, 20 April 2012 dengan nama PT. PELITA ABADI TRANS sesuai dengan akte notaris

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA SISTEM DISTRIBUSI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MANAJEMEN RANTAI PASOK/ SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

TUGAS AKHIR ANALISA SISTEM DISTRIBUSI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MANAJEMEN RANTAI PASOK/ SUPPLY CHAIN MANAGEMENT TUGAS AKHIR ANALISA SISTEM DISTRIBUSI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MANAJEMEN RANTAI PASOK/ SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (Studi Kasus PT. Jumbo Power International Cabang Solo) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL SOSIALISASI SIWAS DARI PENGADILAN TINGGI ( PER TANGGAL 31 JANUARI 2017 JAM 16:00 WIB FIX)

PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL SOSIALISASI SIWAS DARI PENGADILAN TINGGI ( PER TANGGAL 31 JANUARI 2017 JAM 16:00 WIB FIX) 1 PT Banda Aceh Lengkap 2 PT Medan Lengkap 3 PT Padang Lengkap 4 PT Pekanbaru Belum Lengkap - 5 PT Jambi Belum Lengkap - 6 PT Palembang Lengkap tgl 31 Januari 2017 via ) tgl 31 Januari 2017 via ) 7 PT

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 4 ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA 43 BAB 4 ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang di peroleh dari perusahaan berasal dari departemen logistic dan purchasing. Adapun data-data yang di kumpulkan adalah data permintaan

Lebih terperinci

PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL SOSIALISASI SIWAS DARI PENGADILAN TINGGI ( PER TANGGAL 1 FEBRUARI 2017)

PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL SOSIALISASI SIWAS DARI PENGADILAN TINGGI ( PER TANGGAL 1 FEBRUARI 2017) 1 PT Banda Aceh Lengkap 2 PT Medan Lengkap 3 PT Padang Lengkap 4 PT Pekanbaru Belum Lengkap - 5 PT Jambi Belum Lengkap - 6 PT Palembang Lengkap 7 PT Bangka Belitung Belum Lengkap - - 8 PT Bengkulu Belum

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Keputusan Presiden No. 2 Tahun 1997 Tentang : Pembentukan Pengadilan Tata Usaha Negara Banda Aceh, Pakanbaru, Jambi, Bengkulu, Palangkaraya, Palu, Kendari, Yogyakarta, Mataram, Dan Dili Oleh : PRESIDEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan dan perusahaan mempunyai hubungan dimana keduanya saling

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan dan perusahaan mempunyai hubungan dimana keduanya saling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terwujudnya keberhasilan sebuah perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak terlepas dari peran karyawan. Meskipun sebagian besar pekerjaan sudah diambil alih oleh teknologi,

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. sebuah sarana penerangan luar negeri (Over Seas Broadcasting System) yang telah

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. sebuah sarana penerangan luar negeri (Over Seas Broadcasting System) yang telah BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1. Profil Perusahaan Siaran Luar Negri Radio Republik Indonesia (SLN-RRI) yang lebih dikenal dengan nama Suara Indonesia atau The Voice Of Indonesia adalah sebuah sarana

Lebih terperinci

PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL SOSIALISASI SIWAS DARI PENGADILAN TINGGI ( PER TANGGAL 16 FEBRUARI 2017)

PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL SOSIALISASI SIWAS DARI PENGADILAN TINGGI ( PER TANGGAL 16 FEBRUARI 2017) 1 PT Banda Aceh Lengkap 2 PT Medan Lengkap 3 PT Padang Lengkap 4 PT Pekanbaru Lengkap Notulen dikirim tanggal 2 Februari 2017 jam 16:58 WIB 5 PT Jambi Belum Lengkap - 6 PT Palembang Lengkap 7 PT Bangka

Lebih terperinci

Indeks Harga Konsumen di 66 Kota (2007=100),

Indeks Harga Konsumen di 66 Kota (2007=100), Umum Banda Aceh 216,59 246,43 278,90 295,67 112,07 139,01 172,41 190,86 109,37 115,47 119,06 124,90 127,19 Lhokseumawe 217,73 242,90 273,06 295,55 111,38 124,28 143,10 154,71 108,33 116,24 121,61 130,52

Lebih terperinci

LIST PENGADILAN TINGGI YANG SUDAH KIRIM SOSIALISASI ( PER TANGGAL 27 JANUARI 2017 )

LIST PENGADILAN TINGGI YANG SUDAH KIRIM SOSIALISASI ( PER TANGGAL 27 JANUARI 2017 ) 1 PT Banda Aceh Email Informasi - 2 PT Medan Email Helpdesk - - - - - 3 PT Padang tgl 26 Januari 2017 via Email Berupa Pemberitahuan telah melakukan sosialisasi (Kekurangan sudah diberitahukan via Email

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT. Muna Artha Sejahtera merupakan sebuah perusahaan swasta yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dan bergerak dalam bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi air minum dalam kemasan (AMDK) bermerek AQUA. PT. Tirta

BAB I PENDAHULUAN. produksi air minum dalam kemasan (AMDK) bermerek AQUA. PT. Tirta BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Tirta Sibayakindo merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi air minum dalam kemasan (AMDK) bermerek AQUA. PT. Tirta Sibayakindo memiliki rantai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini begitu banyak perusahaan yang berdiri di tengah kehidupan masyarakat. Berdirinya suatu perusahaan di tengah-tengah kehidupan masyarakat mempunyai tujuan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR SEPTEMBER 2013

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR SEPTEMBER 2013 BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR No. 01/10/53/Th. XVI, 1 Oktober 2013 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR SEPTEMBER 2013 Bulan September 2013: Provinsi Nusa Tenggara

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR APRIL 2013

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR APRIL 2013 BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR No. 01/05/53/Th. XVI, 1 Mei PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR APRIL Bulan : Provinsi Nusa Tenggara Timur mengalami deflasi sebesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Tirta Sibayakindo merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi air minum dalam kemasan (AMDK) bermerek AQUA. PT. Tirta Sibayakindo memiliki rantai

Lebih terperinci

DAFTAR KANTOR PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) PENERIMA PENGALIHAN PENGELOLAAN KLBI DALAM RANGKA KREDIT PROGRAM

DAFTAR KANTOR PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) PENERIMA PENGALIHAN PENGELOLAAN KLBI DALAM RANGKA KREDIT PROGRAM Lampiran 1 DAFTAR KANTOR PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) PENERIMA PENGALIHAN PENGELOLAAN KLBI DALAM RANGKA KREDIT PROGRAM No. KANTOR PT. BANK RAKYAT INDONESIA BANK INDONESIA 1. Kantor Cabang Koordinator

Lebih terperinci

2017, No Penyesuaian dan Penetapan Kembali Pensiun Pokok Pensiunan Hakim dan Janda/Dudanya, serta Orang Tua dari Hakim yang Tewas dan Tidak Men

2017, No Penyesuaian dan Penetapan Kembali Pensiun Pokok Pensiunan Hakim dan Janda/Dudanya, serta Orang Tua dari Hakim yang Tewas dan Tidak Men No.979, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKN. Penetapan Format Nomor Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN

Lebih terperinci

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada bulan Juni 2013 Juni 2013 mengalami kenaikan sebesar 5,4 poin. Hal ini

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada bulan Juni 2013 Juni 2013 mengalami kenaikan sebesar 5,4 poin. Hal ini PESIMIS OPTIMIS Juni 2013 Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada bulan Juni 2013 mengalami kenaikan sebesar 5,4 poin. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan konsumsi rumah tangga Optimisme konsumen diperkirakan

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. Juli 2017

SURVEI KONSUMEN. Juli 2017 SURVEI KONSUMEN Juli 2017 Survei Konsumen Bank Indonesia mengindikasikan optimisme konsumen meningkat, sebagaimana tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Juli 2017 yang naik 1,0 poin dari

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN PROVINSI RIAU

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN PROVINSI RIAU No. 16/04/14/Th. XIV, 1 April PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN PROVINSI RIAU MARET, PEKANBARU INFLASI 0,04 PERSEN DAN DUMAI DEFLASI 0,01 PERSEN Bulan, Kota Pekanbaru mengalami inflasi sebesar 0,04 persen

Lebih terperinci

PEMANTAUAN KUALITAS UDARA AMBIEN DENGAN METODE PASSIVE SAMPLER TAHUN 2016

PEMANTAUAN KUALITAS UDARA AMBIEN DENGAN METODE PASSIVE SAMPLER TAHUN 2016 PEMANTAUAN KUALITAS UDARA AMBIEN DENGAN METODE PASSIVE SAMPLER TAHUN 2016 Jakarta, Maret 2016 DIREKTORAT PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

LAPORAN REKAPITULASI PENERIMAAN PNBP Imigrasi TANGGAL : S/D NO. NAMA BIAYA BIAYA JUMLAH SUB TOTAL

LAPORAN REKAPITULASI PENERIMAAN PNBP Imigrasi TANGGAL : S/D NO. NAMA BIAYA BIAYA JUMLAH SUB TOTAL DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM RI DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI JL. H.R. RASUNA SAID KAV 8-9 KUNINGAN 021-5225034 021-5208531 LAPORAN REKAPITULASI PENERIMAAN PNBP Imigrasi TANGGAL : 01-05-2012 S/D 31-05-2012

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR No. 01/09/53/Th. XIV, 5 September PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Bulan Provinsi Nusa Tenggara Timur mengalami Inflasi sebesar 0,46

Lebih terperinci

Model Pengangkutan Crude Palm Oil

Model Pengangkutan Crude Palm Oil TUGAS AKHIR Model Pengangkutan Crude Palm Oil (CPO) Untuk Domestik Oleh : Wahyu Aryawan 4105 100 013 Dosen Pembimbing : Ir. Setijoprajudo, M.SE. Bidang Studi Transportasi Laut dan Logistik Jurusan Teknik

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1995 TENTANG PEMBENTUKAN PENGADILAN TINGGI AGAMA DI BENGKULU, DI PALU, DI KENDARI, DAN DI KUPANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1995 TENTANG PEMBENTUKAN PENGADILAN TINGGI AGAMA DI BENGKULU, DI PALU, DI KENDARI, DAN DI KUPANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1995 TENTANG PEMBENTUKAN PENGADILAN TINGGI AGAMA DI BENGKULU, DI PALU, DI KENDARI, DAN DI KUPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berawal dari nama PT. Asia Victory Industry, Ltd. (AVI), PCI resmi berganti nama menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Berawal dari nama PT. Asia Victory Industry, Ltd. (AVI), PCI resmi berganti nama menjadi BAB I PENDAHULUAN I.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Platinum Ceramics Industry (PCI) merupakan sebuah perusahaan keluarga yang didirikan pada tahun 1971 di Jalan Karang Pilang nomor 201 Surabaya,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 012/03/63/Th. XVII, 1 Maret PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KALIMANTAN SELATAN BULAN FEBRUARI KOTA BANJARMASIN INFLASI 0,43 PERSEN Pada bulan Kota Banjarmasin mengalami inflasi sebesar 0,43

Lebih terperinci

MASALAH TRANSPORTASI

MASALAH TRANSPORTASI MASALAH TRANSPORTASI Transportasi pada umumnya berhubungan dengan distribusi suatu produk, menuju ke beberapa tujuan, dengan permintaan tertentu, dan biaya transportasi minimum. Transportasi mempunyai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI PAPUA BARAT

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI PAPUA BARAT BADAN BPS PROVINSI PUSAT STATISTIK PAPUA BARAT No. 24/06/91 Th. VII, 03 Juni PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI PAPUA BARAT Pada bulan Provinsi Papua Barat mengalami inflasi gabungan sebesar

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 24/M-DAG/PER/5/2010 TANGGAL : 24 Mei 2010 DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 24/M-DAG/PER/5/2010 TANGGAL : 24 Mei 2010 DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA : 24/M-DAG/PER/5/2010 DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN I : INSTANSI PENERBIT SKA LAMPIRAN II : INSTANSI PENERBIT SKA YANG MELAKSANAKAN PENERBITAN SKA DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Peningkatan persaingan industri baik industri manufaktur maupun industri jasa akibat adanya perdagangan bebas menyebabkan seluruh industri berusaha untuk melakukan

Lebih terperinci

KOTA BANDAR LAMPUNG, OKTOBER 2017 INFLASI 0,11

KOTA BANDAR LAMPUNG, OKTOBER 2017 INFLASI 0,11 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI LAMPUNG KOTA BANDAR LAMPUNG, OKTOBER INFLASI 0,11 Kelompok Bahan Makanan mengalami inflasi tertinggi sebesar 0,44 persen pada Oktober Oktober, Kota Bandar Lampung mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas seluruh permasalahan perkotaan. Permasalahan kota yang

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas seluruh permasalahan perkotaan. Permasalahan kota yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Munculnya Indeks Kota Cerdas Indonesia 2015 dilatarbelakangi upaya untuk mengelola kota dengan cerdas yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan serta kualitas

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR No. 01/08/53/Th. XIV, 1 Agustus PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Bulan Juli Provinsi Nusa Tenggara Timur mengalami Inflasi sebesar

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pengumpulan Data

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pengumpulan Data BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilaksanakan selama 1 bulan, terhitung mulai tanggal 28 Mei 2013 sampai 28 Juni 2013, sesuai dengan izin yang diberikan oleh Kepala Cabang PT. Mega

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN OKTOBER 2011 KOTA PEKANBARU MENGALAMI INFLASI 0,54 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN OKTOBER 2011 KOTA PEKANBARU MENGALAMI INFLASI 0,54 PERSEN l No. 45/11/14/Th. XII, 1 November PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN OKTOBER KOTA PEKANBARU MENGALAMI INFLASI 0,54 PERSEN Dengan menggunakan Tahun Dasar 2007=100, pada bulan Kota Pekanbaru mengalami inflasi

Lebih terperinci

SELAMA BULAN MARET 2010 KOTA PEKANBARU MENGALAMI DEFLASI SEBESAR 0,34 PERSEN

SELAMA BULAN MARET 2010 KOTA PEKANBARU MENGALAMI DEFLASI SEBESAR 0,34 PERSEN No. 12/04/14/Th. XI, 1 April SELAMA BULAN MARET KOTA PEKANBARU MENGALAMI DEFLASI SEBESAR 0,34 PERSEN Dengan menggunakan Tahun Dasar 2007=100, pada bulan Kota Pekanbaru mengalami deflasi (inflasi negatif)

Lebih terperinci

BULAN DESEMBER 2009 KOTA PEKANBARU MENGALAMI DEFLASI SEBESAR 0,10 PERSEN

BULAN DESEMBER 2009 KOTA PEKANBARU MENGALAMI DEFLASI SEBESAR 0,10 PERSEN No. 01/01/14/Th. XI, 4 Januari 2010 BULAN DESEMBER 2009 KOTA PEKANBARU MENGALAMI DEFLASI SEBESAR 0,10 PERSEN Dengan menggunakan tahun dasar 2007=100, pada bulan Desember 2009 Kota Pekanbaru mengalami deflasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI PAPUA BARAT

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI PAPUA BARAT BADAN BPS PROVINSI PUSAT STATISTIK PAPUA BARAT No. 05/02/91 Th. VII, 01 Februari 2013 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI PAPUA BARAT Pada bulan 2013 Provinsi Papua Barat mengalami deflasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI 2016 BULUKUMBA INFLASI SEBESAR 0,30 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI 2016 BULUKUMBA INFLASI SEBESAR 0,30 PERSEN No. 01/01/7302/Th.III, 4 Januari 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BULUKUMBA INFLASI SEBESAR 0,30 PERSEN DESEMBER Pada, terjadi sebesar 0,30 persen dengan Indeks Harga Konsumen () sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI PAPUA BARAT

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI PAPUA BARAT BADAN BPS PROVINSI PUSAT STATISTIK PAPUA BARAT No. 44/11/91 Th. VII, 01 November PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI PAPUA BARAT Pada bulan Provinsi Papua Barat mengalami deflasi gabungan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI INFLASI KOTA PONTIANAK BULAN JUNI 2011 SEBESAR 0,80 PERSEN No. 32/07/61/Th. XIV, 1 Juli 2011 Pada bulan Juni 2011 Di Kota Pontianak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah The Council of Logistics Management (CLM), organisasi pelopor logistik di Amerika Serikat yang memiliki anggota sekitar 15.000 orang mendefinisikan Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perubahan gaya hidup yang terjadi pada masyarakat Indonesia khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perubahan gaya hidup yang terjadi pada masyarakat Indonesia khususnya di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup yang terjadi pada masyarakat Indonesia khususnya di daerah perkotaan belakangan ini memberikan dampak perubahan selera dan persepsi konsumen. Laju

Lebih terperinci

Profil Responden Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags

Profil Responden Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Agustus 2013 1 2 3 4 A. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) 1) - Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) - Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) - Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Indeks Kondisi Ekonomi saat ini -

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN No. 06/06/1271/Th.XII, 01 Juni 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN MEI 2015 SIBOLGA INFLASI 1,57 PERSEN Bulan Mei 2015, Sibolga mengalami inflasi sebesar 1,57 persen atau terjadi kenaikan nilai Indeks

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 42/11/51/Th. X, 5 Nopember 2010 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI OKTOBER DENPASAR DEFLASI 0,08 PERSEN Pada bulan Oktober 2010 di Kota Denpasar terjadi deflasi sebesar 0,08 persen. Laju inflasi

Lebih terperinci

SATUAN BIAYA UANG HARIAN LUAR DAERAH / DALAM DAERAH LUAR KOTA

SATUAN BIAYA UANG HARIAN LUAR DAERAH / DALAM DAERAH LUAR KOTA LAMPIRAN I BIAYA PERJALANAN DINAS DALAM DAERAH DAN LUAR DAERAH UNTUK GUBERNUR/WAKIL GUBERNUR, PIMPINAN/ANGGOTA DPRD/PNS/TOKOH MASYARAKAT/ANGGOTA MASYARAKAT DAN PEGAWAI TIDAK TETAP SATUAN BIAYA UANG HARIAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI SEPTEMBER 2017 INFLASI SEBESAR 0,23 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI SEPTEMBER 2017 INFLASI SEBESAR 0,23 PERSEN BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI SEPTEMBER 2017 INFLASI SEBESAR 0,23 PERSEN Kota Bandar Lampung menempati peringkat ke-22 dan Kota Metro peringkat ke-39,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN JULI 2011 KOTA PEKANBARU MENGALAMI INFLASI 0,91 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN JULI 2011 KOTA PEKANBARU MENGALAMI INFLASI 0,91 PERSEN l No. 32/08/14/Th. XII, 1 Agustus PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN JULI KOTA PEKANBARU MENGALAMI INFLASI 0,91 PERSEN Dengan menggunakan Tahun Dasar 2007=100, pada bulan Kota Pekanbaru mengalami inflasi

Lebih terperinci

BPS PROVINSI LAMPUNG APRIL 2017 INFLASI GABUNGAN SEBESAR 0,21 PERSEN PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI APRIL 2017 DEFLASI SEBESAR 0,21 PERSEN

BPS PROVINSI LAMPUNG APRIL 2017 INFLASI GABUNGAN SEBESAR 0,21 PERSEN PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI APRIL 2017 DEFLASI SEBESAR 0,21 PERSEN BPS PROVINSI LAMPUNG No. 14/05/18/Th.IV, 2 Mei 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI APRIL 2017 DEFLASI SEBESAR 0,21 PERSEN April 2017, IHK Gabungan Lampung mengalami penurunan indeks dari 129,93

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK No. 06/02/Th. XIV, 1 Februari 2011 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JANUARI 2011 INFLASI 0,89 PERSEN Pada bulan terjadi inflasi sebesar 0,89 persen dengan Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI No.75/11/21/Th. III, 3 Nopember PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA TANJUNGPINANG BULAN OKTOBER DEFLASI 0,22 PERSEN Pada Bulan Oktober di Kota Tanjungpinang

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN

I-1 BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara kepulauan, peranan pelayaran sangat penting bagi kehidupan ekonomi, sosial, pemerintahan, pertahanan/keamanan. Bidang kegiatan pelayaran

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR No. 01/04/53/Th. XVII, 1 April 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI MARET 2014 NUSA TENGGARA TIMUR DEFLASI 0,14 PERSEN Pada Maret 2014 terjadi deflasi sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI ahk BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 31/05/64/Th.XIX, 2 Mei 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ DI KOTA TARAKAN BULAN APRIL 2016 0,45 PERSEN Kota Tarakan pada bulan April 2016 mengalami Inflasi sebesar

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan I 8 Baik secara triwulanan maupun tahunan, harga Properti Residensial Triwulan I-8 mengalami kenaikan. Kenaikan harga diperkirakan masih akan berlanjut pada Triwulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK No. 20/04/Th. XIII, 1 April 2010 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI MARET 2010 DEFLASI 0,14 PERSEN Pada bulan terjadi deflasi sebesar 0,14 persen dengan Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

Mei Divisi Statistik Sektor Riil 1. Metodologi PESIMIS OPTIMIS

Mei Divisi Statistik Sektor Riil 1. Metodologi PESIMIS OPTIMIS PESIMIS OPTIMIS Mei 2012 Pasca penundaan kenaikan harga BBM, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada bulan Mei 2012 mulai meningkat dari 102,5 menjadi 109,0 atau meningkat sebesar 6,5 poin. Persepsi mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. logistik yang pekerjaan hariannya menyatukan data-data persediaan bahan baku,

BAB I PENDAHULUAN. logistik yang pekerjaan hariannya menyatukan data-data persediaan bahan baku, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. HM Sampoerna dalam perkembangan operasional hariannya mengalami banyak kesulitan. Salah satu departemen yang mengalaminya adalah departemen logistik yang pekerjaan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI AGUSTUS 2017 BULUKUMBA INFLASI SEBESAR 0,39 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI AGUSTUS 2017 BULUKUMBA INFLASI SEBESAR 0,39 PERSEN No. 01/09/7302/Th.III, 04 September PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI AGUSTUS BULUKUMBA INFLASI SEBESAR 0,39 PERSEN Pada, terjadi sebesar 0,39 persen dengan Indeks Harga Konsumen () sebesar 136,39

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. logistik sudah digunakan untuk mengatasi berbagai jenis kebutuhan manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. logistik sudah digunakan untuk mengatasi berbagai jenis kebutuhan manusia dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Logistik bukanlah hal yang baru di dunia industri. Sepanjang sejarah logistik sudah digunakan untuk mengatasi berbagai jenis kebutuhan manusia dan mengirimkannya ke

Lebih terperinci

Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Kalimantan Timur Bulan September 2017

Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Kalimantan Timur Bulan September 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Kalimantan Timur Bulan September 2017 Selama September 2017, terjadi deflasi sebesar 0,01 persen di Kalimantan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN Yth. (Daftar terlampir) SURAT EDARAN NomorSE- 2./PB/2018 TENTANG BATAS MAKSIMUM PENCAIRAN DANA DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI ahk BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 50/07/64/Th.XIX, 1 Juli 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BULAN JUNI 2016 1,10 PERSEN Provinsi Kalimantan Timur pada bulan Juni

Lebih terperinci

2015, No Kepegawaian Negara Untuk Menetapkan Keputusan Penyesuaian dan Penetapan Kembali Pensiun Pokok Pensiunan Pegawai Negeri Sipil dan Janda

2015, No Kepegawaian Negara Untuk Menetapkan Keputusan Penyesuaian dan Penetapan Kembali Pensiun Pokok Pensiunan Pegawai Negeri Sipil dan Janda BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1381, 2015 BKN. Keputusan Penyesuaian. Penetapan Kembali. Pensiun Pokok. PNS. Janda/Duda. Format Nomor. Keputusan Kepala BKN. Pencabutan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

UU 20/1992, PEMBENTUKAN PENGADILAN TINGGI AGAMA DI YOGYAKARTA, DI BANDAR LAMPUNG, DAN DI JAMBI

UU 20/1992, PEMBENTUKAN PENGADILAN TINGGI AGAMA DI YOGYAKARTA, DI BANDAR LAMPUNG, DAN DI JAMBI Copyright 2002 BPHN UU 20/1992, PEMBENTUKAN PENGADILAN TINGGI AGAMA DI YOGYAKARTA, DI BANDAR LAMPUNG, DAN DI JAMBI *8279 Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 20 TAHUN 1992

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL Yth. (Daftar terlampir) SURAT EDARAN Nomor SE- 7 /PB/2018 TENTANG BATAS MAKSIMUM PENCAIRAN DANA DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENERIMAAN

Lebih terperinci

Tingkat konsumsi rumah tangga pada bulan Maret 2013 Maret 2013 relatif stabil. Hal ini tercermin dari Indeks

Tingkat konsumsi rumah tangga pada bulan Maret 2013 Maret 2013 relatif stabil. Hal ini tercermin dari Indeks PESIMIS OPTIMIS Maret 2013 Tingkat konsumsi rumah tangga pada bulan Maret 2013 relatif stabil. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang tidak mengalami perubahan dibandingkan bulan sebelumnya

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL TRIWULAN I-2005 Harga properti residensial meningkat Pada triwulan mendatang diperkirakan peningkatan harga mengalami perlambatan Perkembangan Harga Properti Residensial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan di dunia industri saat ini, menuntut perusahaan untuk dapat memuaskan konsumen dalam berbagai sisi mulai dari kualitas produk hingga pelayanan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK No. 20/04/Th. XIV, 1 April 2011 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI MARET 2011 DEFLASI 0,32 PERSEN Pada bulan terjadi deflasi sebesar 0,32 persen dengan Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah dalam penelitian dan sistematika penulisan pada penelitian ini.

Lebih terperinci

Sisi Permintaan. Sisi Penawaran

Sisi Permintaan. Sisi Penawaran SURVEI KONSUMEN Sisi Permintaan Perkembangan Sektor Riil Pengeluaran Konsumsi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran TUJUAN SURVEI KONSUMEN Merupakan survei bulanan yang bersifat mikro, bertujuan untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK No. 60/10/Th. XIV, 3 Oktober 2011 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI SEPTEMBER 2011 INFLASI 0,27 PERSEN Pada 2011 terjadi inflasi sebesar 0,27 persen dengan Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

Logistics BHL. Introduction. Visi BHL Logistics mempunyai visi Menjadi perusahaan terdepan dalam hal solusi Logistik diwilayah Sumatera

Logistics BHL. Introduction. Visi BHL Logistics mempunyai visi Menjadi perusahaan terdepan dalam hal solusi Logistik diwilayah Sumatera BHL Logistics Introduction BHL Logistics (CV. Bumi Hijau Lestari) adalah perusahaan Logistik yang potensial, dinamis dan berkembang dengan spesialisasi pada bidang Logistik. Pertumbuhan ekonomi di Sumatera

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI 2016 BULUKUMBA INFLASI SEBESAR 0,59 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI 2016 BULUKUMBA INFLASI SEBESAR 0,59 PERSEN No. 01/12/7302/Th.III, 2 Desember PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BULUKUMBA INFLASI SEBESAR 0,59 PERSEN NOVEMBER Pada, terjadi sebesar 0,59 persen dengan Indeks Harga Konsumen () sebesar 129,85

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN No. 02/02/1271/Th.II, 01 Februari PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN JANUARI SIBOLGA INFLASI 1,82 PERSEN Bulan, Sibolga mengalami inflasi sebesar 1,82 persen atau terjadi kenaikan nilai Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI ahk BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 30/05/64/Th.XIX, 2 Mei 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BULAN APRIL 2016 DEFLASI -0,34 PERSEN Provinsi Kalimantan Timur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional) pada proyek pembangunan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional) pada proyek pembangunan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Badan Usaha Milik Negara yakni Perum Perumnas (Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional) pada proyek pembangunan

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY Triwulan IV - 2005 Harga properti residensial meningkat Pada triwulan mendatang diperkirakan harga properti masih meningkat Perkembangan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Provinsi Kalimantan Timur Bulan Oktober 2017 No. 85/64/Th.XX, 1 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Perkembangan

Lebih terperinci

Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Indonesia. Sekretariat: Tlp: , , , dan ext Fax:

Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Indonesia. Sekretariat: Tlp: , , , dan ext Fax: Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Indonesia Sekretariat: Tlp: 021-32963655, 02132963665, 7864126, 78841818 dan 7867222 ext100022 Fax:021-7270158 Kinerja UI World Asia Asean 2007 395 2008 287 50 6 2009

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi No. 27/04/Th. XXI, 2 April 2018 BERITA RESMI STATISTIK Perkembangan Indeks Harga Konsumen/ Inflasi Maret 2018 inflasi sebesar 0,20 persen. Inflasi tertinggi terjadi

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY Triwulan II 2006 Harga properti residensial di triwulan II melambat Pada triwulan III mendatang diperkirakan harga properti akan meningkat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR No. 01/06/53/Th. XVII, 2 Juni 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI MEI 2014 NUSA TENGGARA TIMUR INFLASI 0,08 PERSEN Pada Mei 2014, Nusa Tenggara Timur terjadi

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM

BAB III TINJAUAN UMUM BAB III TINJAUAN UMUM Dalam penyusunan skripsi ini yang menjadi obyek penelitian adalah sebuah perusahaan dagang yang bergerak di bidang perdagangan telepon seluler. Dalam pengumpulan data untuk penulisan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK No. 30/04/Th. XIX, 01 April 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI MARET 2016 INFLASI 0,19 PERSEN Pada terjadi inflasi sebesar 0,19 persen dengan Indeks Harga Konsumen ()

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BATAM

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BATAM - BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No.108/05/21/Th. IV, 1 Mei PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BATAM A. BULAN APRIL DEFLASI 0,61 PERSEN Pada Bulan April di Kota Batam terjadi deflasi sebesar

Lebih terperinci

No. 01/06/7302/Th.II, 1 Juni PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Mei BULUKUMBA INFLASI SEBESAR 0,28 PERSEN Pada Mei, terjadi sebesar 0,28 persen dengan Indeks Harga Konsumen () sebesar 124,77 persen.

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI No.74/11/21/Th. III, 3 Nopember PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BATAM BULAN OKTOBER INFLASI PERSEN Pada Bulan Oktober di Kota Batam terjadi inflasi

Lebih terperinci

BPS PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2017 DEFLASI GABUNGAN SEBESAR 0,38 PERSEN

BPS PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2017 DEFLASI GABUNGAN SEBESAR 0,38 PERSEN BPS PROVINSI LAMPUNG No. 14/09/18/Th.IV, 4 September 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI AGUSTUS 2017 DEFLASI SEBESAR 0,38 PERSEN Agustus 2017, IHK Gabungan Lampung mengalami penurunan indeks

Lebih terperinci

Cara Pemesanan: Spesifikasi: Customer Support: Harga : Rp

Cara Pemesanan: Spesifikasi: Customer Support: Harga : Rp www.indoanalisis.co.id Spesifikasi: Tipe Laporan : Laporan Industri Terbit : Januari 2014 Halaman : 112 Format : Hardcopy (Book Full Colour) Softcopy (Data Grafik Excel) Harga : Rp 6.750.000 Cara Pemesanan:

Lebih terperinci

BPS PROVINSI LAMPUNG MARET 2017 DEFLASI GABUNGAN SEBESAR 0,10 PERSEN PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI MARET 2017 DEFLASI SEBESAR 0,10 PERSEN

BPS PROVINSI LAMPUNG MARET 2017 DEFLASI GABUNGAN SEBESAR 0,10 PERSEN PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI MARET 2017 DEFLASI SEBESAR 0,10 PERSEN BPS PROVINSI LAMPUNG No. 14/04/18/Th. IV, 3 April 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI MARET 2017 DEFLASI SEBESAR 0,10 PERSEN Maret 2017, IHK Gabungan Lampung mengalami penurunan indeks dari

Lebih terperinci