UANG DAN INFLASI DI INDONESIA: ANALISIS JANGKA PANJANG. Oleh: Aliasuddin ABSTACT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UANG DAN INFLASI DI INDONESIA: ANALISIS JANGKA PANJANG. Oleh: Aliasuddin ABSTACT"

Transkripsi

1 UANG DAN INFLASI DI INDONESIA: ANALISIS JANGKA PANJANG Oleh: Aliasuddin Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh ABSTACT Most of studies on long-run neutrality of money proved that money does not play a significant role in increase the output (income). A few of the studies do not support the long-run neutrality of money. According to these, this study tries to find out the role of money on inflation in Indonesia. The model of Fisher and Seater is used in this study. This study uses the monthly data of inflation and money supply in Indonesia over the period to The results of the study show that money supply has a significant effect on increase inflation in the long-run in Indonesia. The effects of money supply increase the inflation month to month, indicates that money push the inflation up continuously and increasingly. The effect of money supply becomes bigger and bigger until the end of the last month. The coefficients of M1 and M2 go to one in the long-run. According to the results, central bank should take into account the money supply in every monetary policy in order to avoid inflation in the long-run. Keywords: money, inflation, monetary policy.

2 PENDAHULUAN Tiga kebijakan pemerintah di bidang moneter yang dilakukan oleh bank sentral menggunakan jumlah uang beredar (JUB) sebagai variabel antara yang paling utama. Ketiga kebijakan tersebut adalah pengaturan cadangan wajib minimum bank-bank umum (cash ratio atau reserve requirement RR), jual-beli surat-surat berharga (open market operation OMO), dan pengaturan tingkat suku bunga (rediscount rate policy RRP). Ketiga variabel ini dikenal dengan istilah variabel kebijakan (policy variables). Tujuan utama kebijakan ini adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi (output dan pendapatan), stabilitas harga (inflasi), dan perluasan kesempatan kerja. Ketiga variabel ini dikenal dengan nama variabel target. Bank sentral dapat menggunakan variabel kebijakan ini secara parsial atau simultan untuk mencapai target yang lebih optimal. Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi, bank sentral dapat menurunkan RR agar bank-bank umum mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk menambah JUB melalui pemberian kredit kepada dunia usaha sehingga dunia usaha dapat meningkatkan kemampuan usahanya. Peningkatan ini akan menambah jumlah kesempatan kerja yang pada gilirannya mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Peningkatan pendapatan masyarakat berarti peningkatan perekonomian. Namun, penurunan RR ini bisa berakibat pada peningkatan harga-harga karena peningkatan JUB diiringi oleh peningkatan permintaan, jika jumlah barang yang ada tidak seimbang dengan pertambahan JUB dan peningkatan permintaan tersebut. Jika terjadi peningkatan harga-harga umum maka akan terjadi inflasi. Begitu pula sebaliknya, peningkatan RR menyebabkan menurunnya kemampuan bank-bank umum untuk menciptakan kredit sehingga JUB

3 menurun dan harga-harga menuju posisi keseimbangan seperti sebelum terjadi kenaikan harga-harga. OMO dapat pula digunakan untuk mencapai target yang ditetapkan oleh pemerintah. Peningkatan penjualan surat-surat berharga kepada bank-bank umum yang dilakukan oleh bank sentral akan menarik dana yang tersedia di bank-bank umum. Karena dana masyarakat di bank-bank umum berkurang, maka bank-banak umum berusaha menarik dana lainnya dari masyarakat melalui peningkatan suku bunga. Akibatnya, JUB berkurang dan harga-harga menurun. Bila keadaan sebaliknya, pembelian surat-surat berharga dari bank-bank umum akan menambah JUB. Peningkatan JUB berakibat pada peningkatan daya beli masyarakat yang pada gilirannya mampu mendorong harga-harga pada tingkat harga yang lebih tinggi. Terakhir, piranti ketiga yang dapat digunakan oleh bank sentral adalah pengaturan tingkat suku bunga. Pada saat inflasi yang disebabkan oleh peningkatan JUB maka bank sentral dapat meningkatkan suku bunga. Peningkatan suku bunga akan menarik minat masyarakat untuk menyimpan uangnya di bank-bank umum sehingga JUB mengalami penurunan. Penurunan JUB mengakibatkan penurunan harga-harga umum (inflasi). Sebaliknya, JUB dapat ditingkatkan melalui penurunan tingkat suku bunga. Penurunan suku bunga menyebabkan adanya penarikan simpanan masyarakat yang ada di bank-bank umum sehingga JUB meningkat dan harga-harga kembali pada posisi normal. Namun di Indonesia dewasa ini, kebijakan tersebut tidak dilakukan secara langsung oleh bank sentral karena bank sentral telah memberikan kebebasan kepada bank-bank umum untuk mengatur tingkat suku bunga sendiri sesuai dengan persaingan antar-bank. Kebijakan ini mulai berlaku sejak 1 Juni 1983 melalui

4 kebijakan deregulasi perbankan. Penentuan suku bunga tersebut harus dalam batasbatas yang masih dijamin oleh bank sentral bila bank tersebut ditutup atau dibekukan oleh pemerintah. Berdasarkan uraian ini diketahui ada satu variabel perantara yang berperan sangat penting dalam kebijakan moneter yaitu JUB. Pengaturan JUB sangat penting karena melalui JUB variabel target dapat dicapai atau gagal sama sekali. Kelompok Keynes meyakini bahwa uang sangat berperan dalam perekonomian sedangkan kaum klasik menyatakan sebaliknya, uang tidak berperan sama sekali dalam jangka panjang, justru uang adalah faktor penyebab terjadinya kenaikan harga-harga. Perbedaan pandangan antara kedua kelompok ini harus dijelaskan secara empiris untuk mengatahui secara pasti bagaimana fungsi uang ini terhadap variabel-variabel target ini. Kegagalan uang dalam meningkatkan output (pendapatan) telah banyak dibuktikan oleh penelitian empiris di banyak negara. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lucas (1980), Mills (1982), Geweke (1982, 1986) menyatakan bahwa uang tidak berperan terhadap produksi. Friedman dan Schawartz (1982), Anderson dan Karnovsky (1972), Kormendi dan Meguire (1984) menyimpulkan hasil yang sama dengan penelitian terdahulu. Wallace (1999), Fisher dan Seater (1993) mendukung kesimpulan terdahulu. Hanya sedikit yang tidak mendukung netralitas uang terhadap output. Studi Leong dan McAleer (2000), misalnya, yang dilakukan di Australia memperoleh hasil yang bertolak belakang dengan penelitian terdahulu. Perbedaan hasil penelitian juga ditemukan dalam studi yang dilakukan oleh Olekanls (1996). Aliasuddin (2002) telah berusaha mengkaji seberapa besar pengaruh uang terhadap output (pendapatan) dalam jangka panjang di Indonesia. Hasil studinya

5 memperlihatkan bahwa uang tidak mempunyai peran terhadap output dalam jangka panjang di Indonesia. Uang hanya berperan dalam meningkatkan pendapatan pada jangka pendek saja dan pengaruhnya semakin mengecil dan tidak berpengaruh lagi setelah tahun ke-empat. Kajian tersebut dilakukan untuk periode dari tahun 1965 hingga Berdasarkan pada hasil ini ternyata bahwa sangat banyak kajian yang mendukung bahwa uang tidak berperan terhadap produksi dalam jangka panjang. Karena peningkatan JUB tidak diikuti oleh peningkatan pendapatan (output), maka peningkatan JUB bisa berakibat pada peningkatan harga-harga umum (inflasi). Oleh karena itu, kajian tentang peranan uang terhadap inflasi sangat perlu mengingat JUB adalah variabel antara kebijakan yang utama. Ada kemungkinan peningkatan uang justru meningkatkan inflasi. Hal ini sangat beralasan karena Irving Fisher telah menyatakan bahwa JUB proporsional dengan harga. Peningkatan JUB sebesar 10 persen akan berakibat pada peningkatan harga sebesar 10 persen pula. Hubungan ini telah umum dikenal dan dinyatakan dalam persamaan berikut MV = PT (1) Persamaan (1) menyatakan bahwa nilai output yang dihasilkan sama dengan JUB dikali transaksi yang terjadi. Diasumsikan bahwa V konstan karena pola kebiasaan pembayaran relatif sama. Bila persamaan (1) dinyatakan dalam bentuk hubungan antara JUB dan harga, maka persamaan tersebut menjadi P = MV/T (2) Karena V diasumsikan tetap dan bila T juga diasumsikan tetap maka hubungan harga dan JUB adalah proporsional seperti yang dinyatakan oleh Irving Fisher.

6 Kenaikan JUB proporsional terhadap kenaikan harga (inflasi). Berdasarkan persamaan (2) jelas bahwa JUB bersifat inflasioner dan untuk itu perlu pembuktian terhadap pernyataan tersebut melalui penelitian empiris. Penelitian tentang peran uang terhadap inflasi relatif sedikit dibandingkan dengan peranan uang terhadap output. Kebanyakan studi memfokuskan pada pengaruh kebijakan moneter atau fiskal terhadap variabel-variabel sektor keuangan. Berdasarkan kondisi seperti ini maka tulisan ini bermaksud membahas peranan uang terhadap inflasi dalam jangka panjang di Indonesia. METODE PENELITIAN Model Fisher dan Seater (1993) telah banyak digunakan oleh peneliti-peneliti di banyak negara untuk menguji netralitas uang dalam jangka panjang, karena model ini sangat sesuai dan mudah untuk diestimasi dengan OLS. Oleh karena itu, penelitian ini juga menggunakan model yang dikemukan oleh Fisher dan Seater (1993). Kajian difokuskan pada M1 dan M2 dalam jangka panjang dan pengaruhnya terhadap inflasi. Data inflasi yang digunakan adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). Misalkan m sebagai log JUB dan π sebagai inflasi, maka model kajian ini dapat dinayatakan sebagai: a(l) (m) m t = b(l) (π) π t + u t d(l) ( π) π t = c(l) ( m) m t + w t (3) dengan L sebagai operator lag, a(l), b(l), c(l) dan d(l) sebagai polinomial lag terdistribusi (distributed lag polynomial), dan (m) dan (π) adalah order integrasi JUB

7 dan inflasi. Vektor (u t dan w t ) diasumsikan terdistribusi secara identik dan bebas (iid) dengan rata-rata sama dengan nol dan kovarians. Jika suatu variabel stasioner sekitar trend deterministik, maka akan diperlakukan sebagai I(0). Untuk lag terdistribusi a(l) dan d(l), ditentukan pembatasannya sama dengan a 0 =d 0 =1, dan b 0 dan c 0 tidak dibatasi. Parameter-parameter bagian kedua persamaan (3) mengindikasikan nilai-nilai stasioner π selama periode penelitian yang dijelaskan oleh stasioneritas nilai-nilai m antar-waktu. Pendefinisian netralitas uang jangka panjang terhadap inflasi (NUJPTI) dapat dilakukan dengan menggunakan derivasi ( π) π t (LRD) terhadap perubahanperubahan pada (m) m t. Derivasi tersebut dapat dinyatakan sebagai: LRD, m k lim 0 ) ( ) t k / ut ( m mt k / ut di mana penyebut dari persamaan di atas diasumsikan tidak sama dengan nol. LRD π,m dapat didefinisikan sebagai efek permanen jangka panjang m terhadap π dibagi dengan efek permanen jangka panjang terhadap m itu sendiri. Nilai tertentu dari LRD π,m tergantung pada (m) dan (π). Jika (m) 1 dan (π) 1, maka terdapat perubahanperubahan permanen pada m t dan π t. Jika kedua variabel mempunyai integrasi yang sama, (m)=( π), maka LRD π,m dapat diperlakukan sebagai elastisitas jangka panjang π terhadap m dan dapat dievaluasi dengan menggunakan respon impuls seperti pada persamaan (3). Kasus khusus terjadi jika (m)=( π)=1, maka LRD y,m = c(1)/d(1). Uang bersifat netral terhadap inflasi dalam jangka panjang jika LRD y,m =, di mana =1 jika π merupakan variabel nominal dan =0 jika π merupakan variabel riil.

8 Jika variabel pengganggu (error terms) u t dan w t dalam model ARIMA tidak berkorelasi, atau jika uang eksogen, maka c(1)/d(1) adalah koefisien frekuensi-nol dalam regresi (π) π t terhadap (m) m t. Nilai c(1)/d(1) dapat diestimasi dengan menggunakan estimator Barlett dari koefisien regresi frekuensi-nol. Estimator tersebut diberikan oleh lim k k, di mana k adalah koefisien slope pada regresi berikut: k k ( ) ( m) t j k k mt j kt j0 j0 (4) Jika (m)=(π)=1, adalah kasus yang memungkinkan pengujian NUJPTI, maka persamaan (4) diestimasi dengan model: (π t π t-k-1 ) = k + k (m t m t-k-1 ) + kt (5) Estimasi terhadap persamaan (5) dilakukan dengan menggunakan data bulanan JUB (M1 dan M2) dan IHK digunakan sebagai variabel inflasi. Data tersebut dimulai dari bulan Januari 1990 hingga Desember Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Data tersebut diubah ke dalam bentuk logaritma alamiah, karena datanya berbentuk nominal, maka pengujian netralitas dilakukan terhadap =1. Hasil Uji Unit Root HASIL PENELITIAN Pengujian pengaruh JUB terhadap inflasi dapat dilakukan jika persyaratan teoritis terhadap nonstasioneritas telah terpenuhi. Model yang digunakan mensyaratkan bahwa

9 variabel-variabel yang digunakan dalam model tersebut harus paling tidak terintegrasi dengan order satu dan semua variabel mempunyai integrasi yang sama. Untuk memenuhi persyaratan tersebut, maka dilakukan uji unit root. Hasil uji data normal menunjukkan bahwa baik M1, M2 maupun IHK tidak stasioner. Oleh karena itu, dilakukan pendeferensian satu kali dan diperoleh hasil bahwa dengan menggunakan uji Phillips-Perron (PP) hasilnya cukup baik karena data sudah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Hasil uji ini disajikan di Tabel 1. Variabel M1 M2 IHK Tabel 1. Hasil Uji Unit Root Nilai Statistik Unit Root Tanpa Trend Dengan Trend -2,70* -4,24* -8,36* -4,27* -4,65* -8,32* * Nilai kritis untuk α = 5%, masing-masing sebesar -2,57 untuk tanpa trend dan -3,13 dengan trend. Tabel 1 memperlihatkan bahwa hasil uji masing-masing data yang telah dideferensiasikan satu kali signifikan baik dengan maupun tanpa trend karena nilai absolut statistik unit root lebih besar dari nilai kritisnya. Dengan demikian, persamaan (5) dapat digunakan untuk mengestimasi pengaruh JUB terhadap inflasi dalam jangka panjang di Indonesia. Hasil Estimasi Estimasi pengaruh JUB terhadap inflasi dilakukan dengan menggunakan persamaan (5). Estimasi dilakukan, pertama, antara inflasi dengan M1, kedua, inflasi dengan M2. Penentuan jumlah k dilakukan sesuai dengan persyaratan teoritis dari

10 model itu sendiri, yaitu sebanyak sepertiga dari jumlah sampel. Karena sampel ini dari Januari 1990 hingga Desember 2001, maka jumlah sampel sebanyak 144. Dengan demikian maka jumlah k dalam penelitian ini sebanyak 48. Hasil estimasi selengkapnya disajikan di Tabel 2. k Tabel 2. Hasil Estimasi Pengaruh JUB terhadap Inflasi Inflasi M1 P- β k Value 0, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Inflasi M2 P- β k Value 0, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , k Inflasi M1 P- β k Value 0, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Inflasi M2 P- β k Value 0, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Hasil estimasi memperlihatkan bahwa JUB sangat signifikan terhadap inflasi, baik M1 maupun M2. M1 mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap inflasi dibandingkan dengan M2. Pengaruh M1 terhadap inflasi mengalami peningkatan dari bulan pertama hingga bulan ke-48. Bila pada bulan pertama koefisien pengaruh M1 terhadap inflasi sebesar 0,3957 mengalami peningkatan secara terus menerus dan

11 mencapai 0,4796 pada bulan terakhir. Pengaruh M1 ini sangat signifikan karena P- value dari semua koefisien sama dengan nol, di mulai dari bulan pertama hingga bulan terakhir. Hasil ini memperlihatkan bahwa M1 sangat berpengaruh terhadap inflasi dalam jangka panjang di Indonesia. Sementara itu, M2 juga berpengaruh terhadap inflasi walaupun koefisien M2 ini relatif lebih kecil dibandingkan dengan M1. Pengaruh M2 ini juga mengalami peningkatan secara terus menerus dari bulan pertama hingga bulan terakhir. Koefisien M2 ini mengalami percepatan peningkatan melebihi M1. Bila pada bulan pertama M2 mempunyai koefisien sebesar 0,2815 yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan koefisien M1, tetapi pada bula terakhir perbedaan koefisien antara M1 dan M2 tidak begitu besar. Hal ini memperlihatkan bahwa kemampuan M2 lebih besar sebagai faktor penyebab inflasi dibandingkan dengan M1. Ada hal relatif baik bahwa penyataan Fisher bahwa JUB proporsional dengan inflasi tidak terbukti karena koefisien M1 dan M2 inelastis, sedangkan Fisher menyatakan proporsional (unitary elastic). Walaupun demikian, ada kecenderungan JUB ini menuju ke koefisien sama dengan satu terutama dalam jangka panjang karena sifat koefisien M1 dan M2 divergen. Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Model pengaruh JUB terhadap inflasi dapat digunakan karena persyaratan dari model tersebut dipenuhi. Karena model tersebut dapat digunakan dalam estimasi dan

12 hasilnya juga signifkan baik secara teori maupun secara statistik maka model tersebut dapat digunakan sebagai alat estimasi dan hasilnya dapat diinterpratasikan dan disimpulkan. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa JUB sangat berpengaruh terhadap inflasi di Indonesia dalam jangka panjang. Pengaruh JUB tidak hanya berasal dari M1 tetapi juga M2. Pengaruh tersebut semakin lama semakin besar. Hal ini terlihat dari koefisien M1 dan M2 yang semakin besar pada akhir periode. Dengan demikian maka pengaturan JUB sangat signifikan terhadap inflasi. Peningkatan JUB diikuti secara langsung oleh inflasi, sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Irving Fisher. Saran Karena uang sangat signifikan dalam meningkatkan inflasi maka bank sentral harus lebih berhati-hati dalam mengatur JUB karena kelebihan JUB berakibat pada peningkatan harga-harga sedangkan pendapatan tidak mengalami peningkatan. Berbagai kebijakan yang dilakukan oleh bank sentral harus memperhitungkan pengaruh JUB ini terhadap inflasi karena kenaikan pendapatan yang lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga-harga menyebabkan pendapatan riil masyarakat mengalami penurunan yang signifikan. KEPUSTAKAAN Aliasuddin Pengujian netralitas uang jangka panjang di Indonesia. Mon Mata. 45, Anderson, L. and D. Karnovsky The appropriate time frame for controlling monetary aggregates: The St. Louis evidence. In Federal Reserve Bank of Boston (ed.) Controlling Monetary Aggregate II: The implementation, Conference Series No. 9. Boston: Federal Reserve Bank of Boston.

13 Bank Indonesia. Beberapa penerbitan. Jakarta: BI. Statistik Ekonomi dan Keuanan Indonesia. Fisher, M.E. and J.J. Seater Long-run neutrality and superneutrality in an ARIMA framework. American Economic Review, 83, Friedman, M. and A.J. Schawartz The definition of money: Theoretical and empirical problems. Journal of Money, Credit and Banking, 1(1), Monetary Trends in the United State and the United Kingdom. Chicago: University of Chicago Press. Geweke, J Measurement of linear dependence and feedback between multiple time series. Journal of the American Statistical Association, 77, The implementation of money in the United States: An interpretation of the evidence. Econometrica, 54, Kormedi, R.C. and P.G. Meguire Cross-regime evidence of macroeconomic rationality. Journal of Political Economy, 92, Leong, K. and M. McAleer Testing long-run neutrality using intra-year data. Applied Economics, 32, Lucas, R.E., Jr Two illustration of the quantity theory of money. American Economic Review, 70, Mills, T.C Signal extraction and two illustration of the quantity theory. American Economic Review, 72, Olekalns, N Some further evidence on the long-run neutrality of money. Economics Letters, 50, Phillips, P.C.B. and P. Perron Testing for a unit root in time series regression. Biometrica, 75(2), Wallace, F.H Long-run neutrality of money in the Mexican economy. Applied Economics Letters, 6,

Kebijakan Moneter & Bank Sentral

Kebijakan Moneter & Bank Sentral Kebijakan Moneter & Bank Sentral Pengertian Umum Kebijakan moneter adalah salah satu dari kebijakan ekonomi yang bisa dibuat oleh pemerintah Kebijakan moneter berkaitan dan berfokus pada pasokan uang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang 30 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Laporan Bank Indonesia, Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia,

Lebih terperinci

ANALISIS KAUSALITAS GRANGER ANTARA JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI PERIODE Disusun Oleh : NURING TYAS KUSUMO WARDANI B

ANALISIS KAUSALITAS GRANGER ANTARA JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI PERIODE Disusun Oleh : NURING TYAS KUSUMO WARDANI B ANALISIS KAUSALITAS GRANGER ANTARA JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI PERIODE 2015.7-2017.12 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan

Lebih terperinci

PENGARUH KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI Oleh : Mahdi, Hasdi Aimon, Efrizal Syofyan ABSTRACT

PENGARUH KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI Oleh : Mahdi, Hasdi Aimon, Efrizal Syofyan ABSTRACT PENGARUH KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI Oleh : Mahdi, Hasdi Aimon, Efrizal Syofyan ABSTRACT This study aims to analyze and determine the effect of: (1) government

Lebih terperinci

BAB VI INFLATION, MONEY GROWTH & BUDGET DEFICIT

BAB VI INFLATION, MONEY GROWTH & BUDGET DEFICIT BAB VI INFLATION, MONEY GROWTH & BUDGET DEFICIT A. INFLASI Adalah kecederungan tingkat perubahan harga secara terus menerus, sementara tingkat harga adalah akumulasi dari inflasi inflasi terdahulu. π =

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (timeseries) yang

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (timeseries) yang 38 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (timeseries) yang didapat dari Bank Indonesia dan melalui pengolahan data yang dihitung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Kebijakan Moneter Kebijakan moneter adalah kebijakan yang diambil oleh otoritas moneter untuk mempengaruhi langkah dan arah aktivitas ekonomi secara keseluruhan. Tujuan utama

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AGREGAT DI SUMATERA BARAT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AGREGAT DI SUMATERA BARAT ISSN : 2302 1590 E-ISSN : 2460 190X ECONOMICA Journal of Economic and Economic Education Vol.5 No.2 (151-157 ) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AGREGAT DI SUMATERA BARAT Oleh Nilmadesri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Laporan Kebijakan Moneter, Laporan Perekonomian Indonesia, Badan Pusat

III. METODE PENELITIAN. Laporan Kebijakan Moneter, Laporan Perekonomian Indonesia, Badan Pusat 49 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari data publikasi Bank Indonesia berupa Statistik Ekonomi Moneter, Laporan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini 51 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis Vector Error Correction (VEC) yang dilengkapi dengan dua uji lag structure tambahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada BAB III METODE PENELITIAN Menurut Sugiyono (2013), Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi pada bank umum di Indonesia.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang 53 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Dan Sumber Data Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang diperoleh dari data Bank Indonesia (BI), Badan Pusat Statistik (BPS) dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. landasan teori yang digunakan dalam penelitian yaitu mengenai variabel-variabel

BAB II TINJAUAN TEORI. landasan teori yang digunakan dalam penelitian yaitu mengenai variabel-variabel BAB II TINJAUAN TEORI Bab ini membahas mengenai studi empiris dari penelitian sebelumnya dan landasan teori yang digunakan dalam penelitian yaitu mengenai variabel-variabel dalam kebijakan moneter dan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN 1995-2014 ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

PENGARUH PDB, BI RATE, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN NILAI TUKAR TERHADAP INFLASI DI INDONESIA PERIODE

PENGARUH PDB, BI RATE, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN NILAI TUKAR TERHADAP INFLASI DI INDONESIA PERIODE PENGARUH PDB, BI RATE, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN NILAI TUKAR TERHADAP INFLASI DI INDONESIA PERIODE 2008 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tingkat harga umum, pendapatan riil, suku bunga, dan giro wajib minimum. Data

III. METODE PENELITIAN. tingkat harga umum, pendapatan riil, suku bunga, dan giro wajib minimum. Data 47 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang terdiri dari satu variabel terikat yaitu Ekses Likuiditas dan empat variabel

Lebih terperinci

Memasukkan beberapa aset sebagai alternatif dari uang

Memasukkan beberapa aset sebagai alternatif dari uang 1. a-c a. apa saja berbedaan dari kedua teori tersebut? INDIKATOR Memasukkan beberapa aset sebagai alternatif dari uang Subtitusi Rumus (persamaan saldo uang riil) / Kesimpulan penting MILTON FRIEDMAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series 51 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series yang didapat dari Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik dan melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebijakan Moneter Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Sentral dari suatu Negara. Pada dasarnya kebijakan ini bertujuan untuk mengendalikan perekonomian

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: economy, inflation, government spending, tax, interest rate, money supply and wage.

ABSTRACT. Keywords: economy, inflation, government spending, tax, interest rate, money supply and wage. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT INFLASI DAN KINERJA PEREKONOMIAN DI INDONESIA Oleh : Loly Mulvita, Syamsul Amar, Idris ABSTRACT This study aims to analyze and determine (1) the influence

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini 43 III.METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2006) yang

Lebih terperinci

= Inflasi Pt = Indeks Harga Konsumen tahun-t Pt-1 = Indeks Harga Konsumen tahun sebelumnya (t-1)

= Inflasi Pt = Indeks Harga Konsumen tahun-t Pt-1 = Indeks Harga Konsumen tahun sebelumnya (t-1) Inflasi adalah kecendrungan meningkatnya harga-harga barang secara umum dan terus menerus. Kenaikkan harga satu atau dua barang tidak bisa disebut sebagai inflasi, kecuali jika kenaikkan harga barang itu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000 28 III. METODE PENELITIAN 3.1. Data 3.1.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENILITIAN

BAB III METODE PENILITIAN 44 BAB III METODE PENILITIAN 3.1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari lembaga-lembaga atau instansi-instansi antara lain Bank

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Ekonomi Makro, Return IHSG, Inflasi, BI Rate, Nilai Tukar

ABSTRAK. Kata Kunci : Ekonomi Makro, Return IHSG, Inflasi, BI Rate, Nilai Tukar ABSTRAK Pasar modal memiliki tujuan sebagai penunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan, dan stabilitas ekonomi nasional ke arah peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

Permintaan dan Penawaran Uang

Permintaan dan Penawaran Uang Permintaan dan Penawaran Uang Teori Permintaan Uang 1. Quantity Theory of Money 2. Liquidity Preference Theory 3. Milton Friedman Theory Quantity Theory of Money...1 Dikembangkan oleh Irving Fisher Menjelaskan

Lebih terperinci

(T.2) PENERAPAN THRESHOLD VECTOR ERROR CORRECTION MODEL (TVECM) PADA DATA INFLASI DAN SUKU BUNGA

(T.2) PENERAPAN THRESHOLD VECTOR ERROR CORRECTION MODEL (TVECM) PADA DATA INFLASI DAN SUKU BUNGA (T.2) PENERAPAN THRESHOLD VECTOR ERROR CORRECTION MODEL (TVECM) PADA DATA INFLASI DAN SUKU BUNGA Widiyantono 1), Budi Nurani R 2), Gumgum Darmawan 3) 1)Mahasiswa Program Magister Statistika Terapan Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi, 391 III. METODE PENELITIAN Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi, dan Suku Bunga Luar Negeri Terhadap Nilai Impor Non Migas di Indonesia (Periode 2001:I 2012:IV)

Lebih terperinci

ANALISIS DETERMINASI INFLASI DI INDONESIA TAHUN Oleh: Anggun Sundari

ANALISIS DETERMINASI INFLASI DI INDONESIA TAHUN Oleh: Anggun Sundari ANALISIS DETERMINASI INFLASI DI INDONESIA TAHUN 2005 2014 Oleh: Anggun Sundari 123401014 Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi (Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya PO BOX

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Perhitungan PDB Tujuan PDB adalah meringkas aktivitas ekonomi dalam suatu nilai uang tertentu selama periode waktu tertentu. Menurut Mankiw (2007), ada dua cara untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang melambat ditandai dengan meningkatnya angka inflasi dan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. yang melambat ditandai dengan meningkatnya angka inflasi dan kenaikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian di dasari oleh dua indikator ekonomi makro yaitu tingkat bunga (BI Rate) dan inflasi. Pertumbuhan ekonomi yang melambat ditandai dengan meningkatnya

Lebih terperinci

THE INFLUENCE OF CAPITAL, LIQUIDITY AND EFFICIENCY TOWARDS CREDIT DISTRIBUTION RATE AT PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), TBK

THE INFLUENCE OF CAPITAL, LIQUIDITY AND EFFICIENCY TOWARDS CREDIT DISTRIBUTION RATE AT PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), TBK THE INFLUENCE OF CAPITAL, LIQUIDITY AND EFFICIENCY TOWARDS CREDIT DISTRIBUTION RATE AT PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), TBK Anggita Intanisa Septiani D2D004223 ABSTRACT As a financial institution,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data 23 III. METODE PENELITIN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember 2009. Data

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH UPAH DAN PENGANGGURAN TERHADAP JUMLAH PENCARI KERJA DI INDONESIA

ANALISIS PENGARUH UPAH DAN PENGANGGURAN TERHADAP JUMLAH PENCARI KERJA DI INDONESIA Journal JOURNAL Of Economic OF ECONOMIC Management MANAGEMENT & Business - Vol. 14, & No. BUSINESS 4, Oktober 2013 385 Volume 14, Nomor 4, Oktober 2013 ISSN: 1412 968X Hal. 385-390 ANALISIS PENGARUH UPAH

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan hasil estimasi dapat diketahui bahwa secara parsial variabel

V. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan hasil estimasi dapat diketahui bahwa secara parsial variabel V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil perhitungan dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu : 1. Berdasarkan hasil estimasi dapat diketahui bahwa secara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series sekunder. Data-data tersebut diperoleh dari berbagai sumber, antara lain dari

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

METODE PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang 45 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Sumber Data Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang diperoleh dari data Bank Indonesia (BI) dan melalui pengolahan data yang dihitung

Lebih terperinci

ekonomi K-13 KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL K e l a s A. PENGERTIAN KEBIJAKAN MONETER Tujuan Pembelajaran

ekonomi K-13 KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL K e l a s A. PENGERTIAN KEBIJAKAN MONETER Tujuan Pembelajaran K-13 ekonomi K e l a s XI KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Menjelaskan jenis dan instrumen

Lebih terperinci

PERMINTAAN UANG. Adil Fadillah dan Mumuh Mulyana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan

PERMINTAAN UANG. Adil Fadillah dan Mumuh Mulyana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan PERMINTAAN UANG Adil Fadillah dan Mumuh Mulyana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Pendahuluan Uang telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan, terlebih pada aspek perekonomian. Begitu pentingnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya Undang-Undang No. 23 tahun 1999, kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya Undang-Undang No. 23 tahun 1999, kebijakan moneter 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan adanya Undang-Undang No. 23 tahun 1999, kebijakan moneter yang sebelumnya mempunyai sasaran ganda (pencapaian inflasi yang rendah dan peningkatan kesempatan

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS MODEL APT PADA SAHAM SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI ANALISIS MODEL APT PADA SAHAM SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI ANALISIS MODEL APT PADA SAHAM SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH SWY LASTRI M. PURBA 080501128 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI MEDAN

Lebih terperinci

SISTEM EKONOMI DAN KEBIJAKAN

SISTEM EKONOMI DAN KEBIJAKAN SISTEM EKONOMI DAN KEBIJAKAN Pengertian Sistem Sistem menunjuk kepada suatu kumpulan tujuan, gagasan, kegiatan yang dipersatukan oleh beberapa bentuk saling hubungan dan adanya ketergantungan yang teratur

Lebih terperinci

PEMILIHAN MODEL REGRESI NONPARAMETRIK TERBAIK UNTUK ANALISIS DATA INFLASI DI JAWA TENGAH SKRIPSI. Oleh: ELYAS DARMAWAN NIM.

PEMILIHAN MODEL REGRESI NONPARAMETRIK TERBAIK UNTUK ANALISIS DATA INFLASI DI JAWA TENGAH SKRIPSI. Oleh: ELYAS DARMAWAN NIM. PEMILIHAN MODEL REGRESI NONPARAMETRIK TERBAIK UNTUK ANALISIS DATA INFLASI DI JAWA TENGAH SKRIPSI Oleh: ELYAS DARMAWAN NIM. 24010210130061 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

PENGUJIAN NETRALITAS UANG DAN INFLASI JANGKA PANJANG DI INDONESIA

PENGUJIAN NETRALITAS UANG DAN INFLASI JANGKA PANJANG DI INDONESIA Pengujian Netralitas Uang dan Inflasi Jangka Panjang Di Indonesia 79 PENGUJIAN NETRALITAS UANG DAN INFLASI JANGKA PANJANG DI INDONESIA Arintoko 1 Abstract This paper investigates long-run neutrality of

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS NETRALITAS UANG TERHADAP INFLASI DAN OUTPUT RIIL JANGKA PANJANG DI INDONESIA OLEH. Yahya Imansyah Girsang

SKRIPSI ANALISIS NETRALITAS UANG TERHADAP INFLASI DAN OUTPUT RIIL JANGKA PANJANG DI INDONESIA OLEH. Yahya Imansyah Girsang SKRIPSI ANALISIS NETRALITAS UANG TERHADAP INFLASI DAN OUTPUT RIIL JANGKA PANJANG DI INDONESIA OLEH Yahya Imansyah Girsang 100501039 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam studi ini adalah data sekunder runtut waktu

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam studi ini adalah data sekunder runtut waktu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam studi ini adalah data sekunder runtut waktu (timeseries) bulanan dari periode 2008:04 2013:12 yang diperoleh dari laporan Bank

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Dalam penelitian ini, obyek yang diamati yaitu inflasi sebagai variabel dependen, dan variabel independen JUB, kurs, BI rate dan PDB sebagai variabel yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asia Tenggara tahun 2008 sampai tahun 2010 kurang stabil (lihat tabel 1.1 dan

BAB I PENDAHULUAN. Asia Tenggara tahun 2008 sampai tahun 2010 kurang stabil (lihat tabel 1.1 dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dari data Asian Development Bank tahun 2010 kondisi perekonomian Asia Tenggara tahun 2008 sampai tahun 2010 kurang stabil (lihat tabel 1.1 dan 1.2). Hal ini

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan data sekunder berdasarkan runtun waktu (time series)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan data sekunder berdasarkan runtun waktu (time series) 41 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini mengunakan data sekunder berdasarkan runtun waktu (time series) periode Januari 2001- Desember 2008 yang diperoleh dari publikasi resmi,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock 40 III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock kredit perbankan, pembiayaan pada lembaga keuangan non bank dan nilai emisi saham pada pasar modal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Asumsi Klasik Untuk menghasilkan hasil penelitian yang baik, pada metode regresi diperlukan adanya uji asumsi klasik untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder yang terdiri dari nilai tukar Rupiah terhadap Dolar yang bergerak dari

Lebih terperinci

Perekonomian Indonesia

Perekonomian Indonesia MODUL PERKULIAHAN Perekonomian Indonesia Sistem Moneter Indonesia Fakultas Program Studi Pertemuan Kode MK Disusun Oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akuntansi 13 84041 Abstraksi Modul ini membahas tentang

Lebih terperinci

SILABUS MATAKULIAH. Mahasiswa dapat mengetahui aturan main dalam perkuliahan serta moneter dan peranan bank sentral

SILABUS MATAKULIAH. Mahasiswa dapat mengetahui aturan main dalam perkuliahan serta moneter dan peranan bank sentral GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN SILABUS MATAKULIAH Judul Mata Kuliah Ekonomi Moneter Nomor Kode EKO 611 Kredit 3 Semester 2 Deskripsi Tujuan umum perkuliahan Mata kuliah ini didisain untuk membangun

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series)

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) 48 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang didapat dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) Bank Indonesia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis III. METODE PENELITIAN A.Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh inflasi, pertumbuhan ekonomi, reformasi pengawasan perpajakan

Lebih terperinci

Suku Bunga dan Nilai Waktu Uang

Suku Bunga dan Nilai Waktu Uang Suku Bunga dan Nilai Waktu Uang Pengertian Suku Bunga Suku bunga merupakan harga yang dibayar untuk dana atau modal Pergerakan Suku Bunga Suku Bunga S f Teori Loanable Funds Fokus teori ini ada pada penawaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap suatu perekonomian,

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap suatu perekonomian, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan moneter memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap suatu perekonomian, sehingga dalam tatanan perekonomian suatu negara diperlukan pengaturan moneter yang disebut

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MONETER DALAM PEMBANGUNAN

KEBIJAKAN MONETER DALAM PEMBANGUNAN KEBIJAKAN MONETER DALAM PEMBANGUNAN DISUSUN OLEH : SANTI CAROLINA NIM : 012008043 UJIAN AKHIR SEMESTER MANAGEMENT STRATEGIC Dosen : Prof.Ir. Rudy C.Tarumingkeng, Ph.D PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN JURUSAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis faktor-faktor yang diduga mempengaruhi deposito mudharabah bank syariah di Indonesia. Ada beberapa faktor

Lebih terperinci

TEORI KUANTITAS UANG DAN IMPLIKASINYA DALAM JANGKA PANJANG PERIODE : STUDI KASUS DI INDONESIA

TEORI KUANTITAS UANG DAN IMPLIKASINYA DALAM JANGKA PANJANG PERIODE : STUDI KASUS DI INDONESIA TEORI KUANTITAS UANG DAN IMPLIKASINYA DALAM JANGKA PANJANG PERIODE 1984-2014: STUDI KASUS DI INDONESIA DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI DEPARTEMEN ILMU

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang 52 II. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang didapat dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) Bank Indonesia

Lebih terperinci

Bab IV. Metode dan Model Penelitian

Bab IV. Metode dan Model Penelitian Bab IV Metode dan Model Penelitian 4.1 Spesifikasi Model Sesuai dengan tinjauan literatur, hal yang akan diteliti adalah pengaruh real exchange rate, pertumbuhan ekonomi domestik, pertumbuhan ekonomi Jepang,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang

METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang 43 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar mengambang seperti uang beredar, suku bunga Indonesia(BI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. periode amatan antara tahun Alasan pemilihan pemilihan tahun yang

BAB III METODE PENELITIAN. periode amatan antara tahun Alasan pemilihan pemilihan tahun yang BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga SBI, serta IHSG yang dibatasi pada penutupan tiap akhir bulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam 48 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI VARIABEL MAKRO EKONOMI YANG BERPENGARUH PADA PERMINTAAN UANG DI INDONESIA

IDENTIFIKASI VARIABEL MAKRO EKONOMI YANG BERPENGARUH PADA PERMINTAAN UANG DI INDONESIA Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 15, Nomor 1, April 2014, hlm.64-70 IDENTIFIKASI VARIABEL MAKRO EKONOMI YANG BERPENGARUH PADA PERMINTAAN UANG DI INDONESIA Hida Supriyanto Pusat Pengembangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang III. METODE PENELITIAN A. Deskripsi Data Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Cadangan Devisa di Indonesia Periode 2000-2014 adalah cadangan

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No. 1 Februari 2017: 73-83

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No. 1 Februari 2017: 73-83 PENGARUH SEKTOR RIIL DAN SEKTOR KEUANGAN TERHADAP INFLASI DI INDONESIA Armayanti 1*, Cut Zakia Rizki 2 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh e-mail: armayanti223@gmail.com

Lebih terperinci

PENGUKURAN INFLASI. Dalam menghitung Inflasi secara umum digunakan rumus: P P

PENGUKURAN INFLASI. Dalam menghitung Inflasi secara umum digunakan rumus: P P INFLASI Minggu 15 Pendahuluan Inflasi adalah kecendrungan meningkatnya harga-harga barang secara umum dan terus menerus. Kenaikkan harga satu atau dua barang tidak bisa disebut sebagai inflasi, kecuali

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas Dalam mendapatkan estimasi model VECM, tahap pertama yang harus dilakukan pada pengujian data adalah dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi namun faktor-faktor ini di luar kontrol

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi namun faktor-faktor ini di luar kontrol BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kebijakan Moneter Menurut Nopirin (1987: 51) kebijakan moneter merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan metode purposive sampling diperoleh sampel sebanyak 12 BUS. B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. dengan metode purposive sampling diperoleh sampel sebanyak 12 BUS. B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Objek dalam penelitian ini adalah BUS (Bank Umum Syariah) di Indonesia. Pengambilan sampel dengan metode

Lebih terperinci

ekonomi Kelas X KEBIJAKAN MONETER KTSP A. Kebijakan Moneter Tujuan Pembelajaran

ekonomi Kelas X KEBIJAKAN MONETER KTSP A. Kebijakan Moneter Tujuan Pembelajaran KTSP Kelas X ekonomi KEBIJAKAN MONETER Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami instrumen kebijakan moneter. 2. Memahami kebijakan

Lebih terperinci

Permintaan dan Penawaran Agregat. Copyright 2004 South-Western

Permintaan dan Penawaran Agregat. Copyright 2004 South-Western Permintaan dan Penawaran Agregat 33 Fluktuasi Ekonomi Jangka Pendek Kegiatan ekonomi berfluktuasi dari tahun ke tahun. Dalam beberapa tahun sebagian besar produksi barang dan jasa naik. Rata-rata selama

Lebih terperinci

ANALISIS SUKU BUNGA KPR: ACUAN DAN FAKTOR PENENTUNYA BERDASARKAN JENIS BANK

ANALISIS SUKU BUNGA KPR: ACUAN DAN FAKTOR PENENTUNYA BERDASARKAN JENIS BANK ANALISIS SUKU BUNGA KPR: ACUAN DAN FAKTOR PENENTUNYA BERDASARKAN JENIS BANK JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Heru Dwi Prasetya 105020100111081 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

Pengertian Suku Bunga. Suku bunga merupakan harga yang

Pengertian Suku Bunga. Suku bunga merupakan harga yang Suku Bunga dan Nilai Waktu Uang Pengertian Suku Bunga Suku bunga merupakan harga yang dibayar untuk dana atau modal Pergerakan Suku Bunga Teori Loanable Funds Fokus teori ini i ada pada penawaran (supply)

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. investasi yang dilakukan oleh pihak korporasi (perusahaan).

IV. METODOLOGI PENELITIAN. investasi yang dilakukan oleh pihak korporasi (perusahaan). 91 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Kerangka Analisis 4.1.1. Pilihan Alat Analisis Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis fenomena ekonomi makro seperti liberalisasi keuangan dan kebijakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun 2010 sampai tahun

Lebih terperinci

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.3 Agustus 2017:

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.3 Agustus 2017: PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DAN PENDAPATAN PER KAPITA TERHADAP PERMINTAAN KREDIT DI INDONESIA Sinta Rahayu 1*, Ikhsan 2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Suku Bunga Acuan, Nilai Kurs Tengah, dan Return Saham.

ABSTRAK. Kata Kunci: Suku Bunga Acuan, Nilai Kurs Tengah, dan Return Saham. ABSTRAK Inflasi merupakan salah satu fenomena yang mengindikasikan adanya kebijakan moneter yang tidak tepat sasaran atau krisis moneter yang memang sedang terjadi. Hal tersebut dapat memacu melemahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak kebijaksanaan pemerintah yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. moneter akan memberi pengaruh kepada suatu tujuan dalam perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. moneter akan memberi pengaruh kepada suatu tujuan dalam perekonomian. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transmisi kebijakan moneter merupakan proses, dimana suatu keputusan moneter akan memberi pengaruh kepada suatu tujuan dalam perekonomian. Perencanaan dalam sebuah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi, BAB III 3.1. Jenis dan Sumber Data METODE PENELITIAN 3.1.1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan adalah data yang dicatat secara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Nilai Tukar Riil dan Nilai Tukar Nominal

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Nilai Tukar Riil dan Nilai Tukar Nominal BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Nilai Tukar Riil dan Nilai Tukar Nominal Nilai tukar suatu negara menunjukkan harga dari satu mata uang dalam mata uang yang lain(mishkin, 2009:107). Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam implementasi kebijakan moneter, otoritas moneter (OM) tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam implementasi kebijakan moneter, otoritas moneter (OM) tidak dapat BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Dalam implementasi kebijakan moneter, otoritas moneter (OM) tidak dapat melakukan kontrol langsung atas penawaran uang (Iljas, 1997). Implementasi kebijakan moneter

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Sampel, Sumber Data dan Pengumpulan Data Penelitian kali ini akan mempergunakan pendekatan teori dan penelitian secara empiris. Teori-teori yang dipergunakan diperoleh

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu data yang diukur dalam skala

BAB III. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu data yang diukur dalam skala BAB III Metode Penelitian A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu data yang diukur dalam skala numerik, berdasarkan data time series yang berhubungan dengan inflasi,suku

Lebih terperinci

INFLATION. Izza Mafruhah, SE, MSi

INFLATION. Izza Mafruhah, SE, MSi INFLATION Izza Mafruhah, SE, MSi INFLASI Adalah kecederungan tingkat perubahan harga secara terus menerus, sementara tingkat harga adalah akumulasi dari inflasi inflasi terdahulu. π = Pt P(t-1) Pt-1 Pt

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari tiga motif. Motif pertama adalah motif transaksi. Ada dua hal yang

BAB I PENDAHULUAN. dari tiga motif. Motif pertama adalah motif transaksi. Ada dua hal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Permintaan akan uang yang terjadi di masyarakat merupakan cerminan dari tiga motif. Motif pertama adalah motif transaksi. Ada dua hal yang mempengaruhi permintaan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Jumlah Uang Beredar Jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) atau broad money merupakan merupakan kewajiban sistem moneter (bank sentral)

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. hubungan antar variabel tersebut dirumuskan dalam hipotesis penelitian, yang akan diuji

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. hubungan antar variabel tersebut dirumuskan dalam hipotesis penelitian, yang akan diuji BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksplanatif asosiatif, di mana hubungan antar variabel tersebut dirumuskan dalam hipotesis penelitian,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Hasil analisa dari regresi model yang didasarkan pada persamaan model Iljas

BAB V PENUTUP. Hasil analisa dari regresi model yang didasarkan pada persamaan model Iljas BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Hasil analisa dari regresi model yang didasarkan pada persamaan model Iljas (1997) mendapatkan hasil yang cukup baik dimana persamaan dapat menjelaskan secara umum mengenai

Lebih terperinci

PENGARUH KREDIT PERBANKAN DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH

PENGARUH KREDIT PERBANKAN DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH ISSN 2302-0172 11 Pages pp. 31-41 PENGARUH KREDIT PERBANKAN DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH Lianti 1), Abubakar Hamzah 2), Muhammad Nasir 3) 1) Magister Ilmu Ekonomi Pascasarjana

Lebih terperinci

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA 4.1. Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia 4.1.1. Uang Primer dan Jumlah Uang Beredar Uang primer atau disebut juga high powered money menjadi sasaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di Indonesia pada tahun 2007M01 2016M09. Pemilihan pada periode tahun yang digunakan adalah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bank Indonesia: Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI), Badan Pusat

METODE PENELITIAN. Bank Indonesia: Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI), Badan Pusat III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Bank Indonesia: Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI), Badan Pusat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 46 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Perkembangan Jumlah Deposito Berjangka, Suku Bunga Deposito dan Inflasi 4.1.1 Perkembangan Jumlah Deposito Berjangka Pada periode pengamatan, yaitu Januari 2004

Lebih terperinci