DIKTAT KULIAH FAAL PSIKOLOGIFAAL DISUSUN OLEH : dr. EUIS HERYATI, M.Kes dr. NUR FAIZAH R, M.Kes FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DIKTAT KULIAH FAAL PSIKOLOGIFAAL DISUSUN OLEH : dr. EUIS HERYATI, M.Kes dr. NUR FAIZAH R, M.Kes FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN"

Transkripsi

1 DIKTAT KULIAH FAAL PSIKOLOGIFAAL DISUSUN OLEH : dr. EUIS HERYATI, M.Kes dr. NUR FAIZAH R, M.Kes FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2008

2 KATA PENGANTAR Psikologi fisiologi atau psikologi-faal sebagai salah satu cabang ilmu psikologi yang meminati interrelasi dari sistem saraf dan endokrin dengan proses tingkah laku dan proses mental, merupakan salah satu mata kuliah yang diajarkan di Prodi Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia. Mata kuliah ini dimaksudkan untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan mengenai dasar-dasar fisiologi tubuh manusia dalam mempelajari perilaku atau proses interaksi individu dengan lingkungannya. Dengan disusunnya diktat psikologi-faal ini diharapkan dapat membantu mempermudah mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan. Selain itu dengan penyusunan diktat ini diharapakan juga agar tim pengajar bisa saling berinteraksi mengenai pokok bahasan mana pada saat perkuliahan sedang berjalan, sehingga pengajar lain yang akan menyambung perkuliahan tidak kesulitan melanjutkannya. Materi yang disajikan dalam diktat ini hanya sebagian kecil dari kajian ilmu fisiologi secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan demikian luasnya kajian ilmu fisiologi, sementara waktu perkuliahan terbatas. Materi-materi yang disajikan dalam diktat ini merupakan rangkuman sederhana yang dipertimbangkan oleh penyusun sebagai materi-materi yang penting untuk disampaikan dalam perkuliahan psikologifaal dalam rangka menunjang pemahaman mahasiswa tentang proses-proses perilaku manusia. Demikian sederhananya diktat ini, maka tentu masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu komentar dan saran demi perbaikan isi diktat ini sangat diharapkan. Dan akhirnya, puji syukur tiada terhingga kehadirat Illahi Rabbi, karena penyusun dapat menyelesaikan diktat ini. Alhamdulillahi rabbila lamiin.. Bandung, 01 Februari 2008 sepertiga akhir malam euis uisheryati

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI PENDAHULUAN SISTEM SARAF Struktur Sel pada Sistem saraf a. Neuron b. Sel Glia Fisiologi Sinaps a. Struktur Sinaps b. Konduksi Aksonal c. Transmisi Sinaptik Susunan dan Fungsi Sistem Saraf a. Susunan Sistem Saraf b. Struktur Hirarki Otak c. Struktur dan Fungsi Otak d. Medulla Spinalis e. Sistem Saraf Tepi Susunan Saraf Fungsional a. Sistem Motorik b. Sistem Sensorik c. Sistem Retikuler d. Fungsi Kortikal; Korteks Cerebri e. Fungsi Perilaku; Sistem Limbik Aspek Biokimia Perilaku a. Neurotransmitter b. Obat yang Mempengaruhi Perilaku SISTEM ENDOKRIN a. Gambaran Umum b. Kelenjar Hipofisis c. Klenjar Adrenal d. Kelenjar Tiroid SISTEM NEUROHORMONAL a. Hubungan Sistem Saraf dan Sistem Hormon b. Aktivitas Biologis Sistem Saraf dan Hormon c. Aksis atau Poros HPA

4 SISTEM PENGLIHATAN a. Anatomi Mata b. Gerakan Mata dan Pengaturannya c. Fisiologi Penghatan d. Sususnan Optik Mata e. Lantang Pandang f. Fotokimia Penglihatan g. Penghatan Warna h. Lintas Saraf Penglihatan i. Ganngguan Persepsi Visual SISTEM PENDENGARAN a. Anatomi Telinga b. Dasar-dasar Psikoakustik c. Fisiologi Pendenagnran d. Gagguan Pendengaran SISTEM PENGHIDU (PENCIUMAN) a. Anatomi dan Fisiologi b. Gangguan Fungsi Penciuman SISTEM PENGECAPAN a. Anatomi dan Fisiologi b. Gangguan Fungsi Pengecapan DAFTAR PUSTAKA

5 PENDAHULUAN Secara umum psikologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, baik tingkah laku yang dapat diamati seperti gerak tangan dan cara berbicara ataupun tingkah laku yang berhubungan dengan perubahan kejiwaan. Psikologi juga mempelajari bagaimana manusia berperilaku dan berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam menjelaskan perilaku maupun kejiwaan manusia tersebut, psikologi tidak terlepas dari hubungannya dengan ilmu-ilmu pengetahuan yang lain. Salah satu cabang ilmu pengetahuan yang memiliki keterkaitan erat dengan psikologi adalah ilmu fisiologi atau ilmu faal, yaitu ilmu yang mempelajari cara bekerja atau berfungsinya struktur dan sistem organ di dalam tubuh manusia. Kajian fisiologi dapat menjelaskan sifat-sifat spesifik dan berbagai mekanisme dalam tubuh manusia sehingga bermakna kehidupan. Perilaku manusia, mulai dari mengedipkan mata sampai bermain tennis atau memecahkan soal-soal ujian, tergantung pada integrasi berbagai proses dalam tubuh. Integrasi ini dilakukan oleh sistem saraf dengan bantuan sistem endokrin (sistem hormon). Karena dalam banyak aspek perilaku manusia dan kejiwaan manusia tidak dapat dipahami sepenuhnya tanpa adanya dasar pengetahuan mengenai proses biologis ataupun fisiologis, maka mempelajari dan memahami perilaku manusia tidak akan terlepas dari kedua faktor tersebut. Selain itu, mekanisme fisiologi kadangkala dapat menerangkan berbagai proses psikologis yang terjadi. Hubungan ini terlihat jelas pada fenomena-fenomena kompleks seperti : proses bahasa, memori, mood, dan lainnya, yang mungkin masih sulit diterangkan secara psikologis. Sebagai contoh kerusakan bagian otak tertentu dapat menyebabkan gangguan bahasa pada seseorang. Oleh karena keterkaitan itulah maka muncul psikologi fisiologi (psikologi faal), suatu bagian dari ilmu psikologi yang mempelajari perilaku atau proses interaksi individu dengan lingkungannya melalui pemahaman dasar-dasar fisiologinya, sehingga psikologi faal ini merupakan cabang psikologi yang meminati interrelasi dari sistem saraf dan endokrin dengan proses tingkah laku dan proses mental. Dalam psikologi faal ini akan dibahas mengenai berbagai fungsi sistem organ dalam tubuh manusia, seperti sistem saraf, sistem endokrin (hormon), sistem pancaindera, dan lainnya, yang semua itu diharapkan dapat membantu mempermudah pemahaman tentang fungsi perilaku manusia dan interaksinya dengan lingkungan.

6 PENDAHULUAN Secara umum psikologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, baik tingkah laku yang dapat diamati seperti gerak tangan dan cara berbicara ataupun tingkah laku yang berhubungan dengan perubahan kejiwaan. Psikologi juga mempelajari bagaimana manusia berperilaku dan berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam menjelaskan perilaku maupun kejiwaan manusia tersebut, psikologi tidak terlepas dari hubungannya dengan ilmu-ilmu pengetahuan yang lain. Salah satu cabang ilmu pengetahuan yang memiliki keterkaitan erat dengan psikologi adalah ilmu fisiologi atau ilmu faal, yaitu ilmu yang mempelajari cara bekerja atau berfungsinya struktur dan sistem organ di dalam tubuh manusia. Kajian fisiologi dapat menjelaskan sifat-sifat spesifik dan berbagai mekanisme dalam tubuh manusia sehingga bermakna kehidupan. Perilaku manusia, mulai dari mengedipkan mata sampai bermain tennis atau memecahkan soal-soal ujian, tergantung pada integrasi berbagai proses dalam tubuh. Integrasi ini dilakukan oleh sistem saraf dengan bantuan sistem endokrin (sistem hormon). Karena dalam banyak aspek perilaku manusia dan kejiwaan manusia tidak dapat dipahami sepenuhnya tanpa adanya dasar pengetahuan mengenai proses biologis ataupun fisiologis, maka mempelajari dan memahami perilaku manusia tidak akan terlepas dari kedua faktor tersebut. Selain itu, mekanisme fisiologi kadangkala dapat menerangkan berbagai proses psikologis yang terjadi. Hubungan ini terlihat jelas pada fenomena-fenomena kompleks seperti : proses bahasa, memori, mood, dan lainnya, yang mungkin masih sulit diterangkan secara psikologis. Sebagai contoh kerusakan bagian otak tertentu dapat menyebabkan gangguan bahasa pada seseorang. Oleh karena keterkaitan itulah maka muncul psikologi fisiologi (psikologi faal), suatu bagian dari ilmu psikologi yang mempelajari perilaku atau proses interaksi individu dengan lingkungannya melalui pemahaman dasar-dasar fisiologinya, sehingga psikologi faal ini merupakan cabang psikologi yang meminati interrelasi dari sistem saraf dan endokrin dengan proses tingkah laku dan proses mental. Dalam psikologi faal ini akan dibahas mengenai berbagai fungsi sistem organ dalam tubuh manusia, seperti sistem saraf, sistem endokrin (hormon), sistem pancaindera, dan lainnya, yang semua itu diharapkan dapat membantu mempermudah pemahaman tentang fungsi perilaku manusia dan interaksinya dengan lingkungan.

7 SISTEM SARAF STRUKTUR SEL PADA SISTEM SARAF Sistem saraf memiliki dua tipe sel saraf, yaitu neuron dan sel-sel pendukung atau sel glia. a. Neuron Neuron adalah sel saraf yang merupakan unit dasar sistem saraf dan berfungsi untuk menghantarkan impuls yang membawa informasi dari lingkungan. Neuron juga dapat mengontrol kontraksi/gerakan otot dan berkomunikasi satu sama lain. Neuron berbeda-beda dalam ukuran dan bentuknya tergantung pada tugas khusus yang harus dilakukannya, namun secara umum setiap neuron terdiri dari: badan sel (perikarion/soma), nucleus (inti sel), axon, dendrit, dan tombol terminal. Setiap neuron memiliki sebuah badan sel yang berisi nucleus yang di dalamnya terdapat kromosom (DNA). Dari badan sel menjulur prosesus-prosesus (tonjolan) yang disebut axon dan dendrit. Axon merupakan prosesus yang menghantarkan impuls dari badan sel ke tombol terminal dan jumlahnya biasanya satu. Sedangkan dendrit merupakan prosesus yang menghantarkan impuls menuju badan sel dan jumlahnya biasanya banyak. Gambar. Struktur neuron Axon dari sebagian besar neuron diselimuti oleh selaput tipis berlemak yang disebut selubung myelin yang berfungsi mengisolasi axon. Jika selubung myelin

8 bersambungan, konduksi dapat dihindari, tetapi selubung myelin ini selalu terhalang oleh sambungan yang disebut nodus Ranvier yang ada pada hampir setiap 2 mm, dimana myelin itu sangat tipis atau sama sekali tidak ada. Konduksi dalam benang bermyelin berlangsung lebih cepat daripada dalam benang yang tidak bermyelin. Dalam evolusi, perkembangan selubung myelin itu lambat. Kenyataan bahwa pembentukan selubung myelin dalam banyak bagian otak belum sempurna sampai beberapa waktu setelah lahir, menunjukan bahwa pematangan sensorik dan kemampuan motorik bayi berhubungan dengan proses pembentukan myelin yang lambat. Ada 3 jenis neuron, yaitu : Neuron sensorik = neuron aferen Fungsinya mengirimkan impuls yang diterima reseptor ke saraf pusat (otak). Reseptor itu merupakan sel khusus dalam organ penginderaan, otot, kulit, serta sendi yang mendeteksi adanya perubahan lingkungan. Neuron motorik = neuron eferen Fungsinya membawa isyarat atau impuls yang keluar dari otak/medulla spinalis menuju ke organ efektor terutama otot dan kelenjar sehingga terjadi respon motorik. Interneuron = neuron-neuron asosiatif Fungsinya menerima isyarat atau impuls dari neuron sensorik dan mengirimkan impuls ke interneuron lain atau ke neuron motorik. b. Sel Glia (neuroglia) Di antara neuron-neuron terdapat sel glia (neuroglia) yang merupakan sel-sel pendukung (supporting cells) untuk keefektifan kerja neuron. Sel glia ini dapat membantu neuron melekat pada tempatnya dan memberinya nutrisi. Macammacam sel glia yaitu : 1. Astrocyte (star cell), berfungsi mengikat neuron-neuron dengan pembuluh darah, mengatur larutan kimia dalam cairan yang mengelilingi neuron, menyokong dan memproteksi sistem saraf. 2. Oligodendrocyte, berfungsi mengikat neuron-neuron dengan jarikngan ikat, membentuk selubung myelin di sekitar axon pada SSP. 3. Microglia, berfungsi sebagai fagosit pada proses fagositosis sel-sel mati di jaringan otak yang rusak.

9 FISIOLOGI SINAPS a. Struktur Sinaps Informasi yang dijalarkan dalam sistem saraf berbentuk impuls saraf ynag melewati serangkaian neuron-neuron, dari satu neuron ke neuron berikutnya melalui penghubung antar neuron (interneuronal junctions) yang disebut sebagai sinaps. Gambar. Struktur Sinaps (penghubung antar neuron) Fungsi sinaps ini menghubungkan tombol terminal pada ujung axon sebuah neuron dengan membran neuron yang lain. Membran pada tombol terminal dikenal sebagai membran presinaps, sedangkan membran pada neorron penerima dikenal sebagai membran postsinaps. Kedua membran tersebut dipisahkan oleh suatu celah sinaps (synaptic cleft) yang lebarnya ± angstrom. Ujung presinaps mempunyai 2 struktur dalam yang berguna untuk penerus rangsang atau penghambat sinaps, yaitu kantong sinaps (synaptic vesicle) dan mitokondria. Sebagian besar ujung presinaps bersifat mudah dirangsang (excitatory) dan akan mensekresi suatu bahan yang merangsang neuron postsinaps, sedangkan yang lainnya bersifat mudah dihambat (inhibitory) dan akan mensekresi suatu bahan yang dapat menghambat neuron.

10 Kantong sinaps mengandung bahan transmitter (neurotransmiter) yang bila dilepaskan ke dalam celah sinaps dapat merangsang atau menghambat neuron tergantung reseptor pada membran neuron. Mitokondria akan menyediakan ATP yang dibutuhkan untuk mensintesa bahan-bahan transmitter baru. b. Konduksi Aksonal Penjalaran impuls saraf terjadi di sepanjang axon. Jika axon terkena rangsangan pada pusatnya, axon itu akan mengeluarkan impuls ke salah satu arah, yaitu menuju badan sel atau menjauhi badan sel. Gerakan impuls saraf ini bersifat elektrokimiawi. Selaput tipis yang menghubungkan protoplasma sel daya tembusnya tidak sama terhadap berbagai jenis muatan ion listrik yang biasanya mengapung dalam protoplasma dan cairan sekeliling sel. Dalam keadaan istirahat, selaput sel mengeluarkan muatan ion sodium positif (Na+) dan memberi jalan masuk ion potassium (K+) serta klorida(cl-). Akibatnya terdapat kekuatan listrik lemah, atau perbedaan voltase di seberang selaput. Di bagian dalam sel saraf lebih negatif daripada di bagian luar. Keadaan demikian disebut potensi istirahat (resting potential). Jika axon terkena rangsangan, kekuatan elektrik di seberang selaput berkurang tepat pada waktu adanya rangsang. Jika pengurangan potensi itu cukup besar, daya tembus selaput sel mengalami perubahan sehingga ion sodium memasuki sel, proses ini disebut depolarisasi, dan sekarang bagian luar selaput sel menjadi lebih negatif dibanding dengan bagian luar sel. Fenomena ini disebut potensial aksi(action potential) sebagai lawan dari potensi istirahat. c. Transmisi Sinaptik Hubungan sinaps antar neuron merupakan hal yang sangat penting karena di sanalah sel saraf mengantar isyarat sebuah neuron dilepaskan atau dibakar, ketika stimulus menyentuhnya melalui banyak axon yang melampaui tahap gerbang tertentu. Aksi potensial pada neuron mengikuti asas semuanya atau tidak sama sekali (all or none). Terbakar atau tidaknya neuron itu tergantung pada potensi bertahap yang ada dalam dendrit dan badan sel. Potensi bertahap itu digerakan oleh rangsangan dari neuron di seberang sinaps, dan ukuran potensi itu berubah mengikuti jumlah dan jenis kegiatan yang masuk. Ketika jumlah potensi bertahap menjadi cukup besar, depolarisasi yang memadai dikeluarkan untuk menggerakan aksi potensial yang bersifat all or none, sehingga informasi dapat dihantarkan. Misalnya neuron yang menanggapi peregangan otot akan terbakar dalam ukuran

11 yang sesuai dengan jumlah peregangan, makin panjang peregangan makin banyak neuron yang terbakar. SUSUNAN DAN FUNGSI SISTEM SARAF a. Susunan Sistem Saraf Secara keseluruhan kerja sistem saraf adalah mengatur aktivitas sensorik dan motorik, perilaku instingtif dan dipelajari, organ dalam dan sistem-sistem lain dalam tubuh. Sistem saraf terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Berikut disajikan diagram susunan pembagian sistem saraf. Sistem Saraf Sistem Saraf Pusat (SSP) Sistem Saraf Tepi (SST) otonom Otak Medulla spinalis Saraf somatik Saraf Batang otak Otak kecil Otak besar Saraf cranial Saraf spinal -Saraf simpatis -Diencefalon -S.Cervikalis -Saraf Parasimpatis -Mesencefalon N. Olfactorius -S.Thorakalis -Pons varolii N. Opticus -S.Lumbalis -Medulla oblongata N. Occulomotorius -S.Sacralis N. Trochlearis -S.Coccigeus N. Trigeminus N. Abdusens N. Fasialis N. Statoacusticus N. Glossopharingeus N. Vagus N. Acessorius N.Hipoglosus Selain susunan sistem saraf di atas, terdapat pula pembagian lain dari Sistem Saraf Pusat (SSP) berdasarkan letak otak,yaitu :

12 Sistem Saraf Pusat (SSP) Otak (brain) Medulla spinalis Forebrain Midbrain Hindbrain (otak depan) (otak tengah) (otak belakang) Telencephalon Diencephalon -Tectum -Cerebellum -Tegmentum -Pons varolii -Cortex cerebri -Talamus -Medulla oblongata -Sistem limbik -Hipotalamus -Ganglia basalis b. Struktur Hirarki Otak Struktur hirarki otak manusia dapat dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu : Bagian bawah; batang otak Bagian tengah; sistem limbik Bagan atas; korteks cerebri (neokorteks) Para ilmuwan terutama kaum evolusionis mempercayai bahwa otak manusia merupakan produk evolusi yang tak terhitung lamanya, sehingga ke-3 tingkatan otak di atas diidentikkan berdasarkan tahapan evolusinya sebagai otak reptil untuk batang otak, otak mamalia untuk sistem limbik, dan otak primata untuk korteks. Gambar. Struktur Hirarki Otak dan Tahap Evolusinya

13 Batang otak berfungsi sebagai pengatur fungsi vegetatif dan refleks. Bagian otak ini mengendalikan fungsi-fungsi kehidupan yang sederhana tapi penting (vital), seperti : pernapasan, pencernaan, sirkulasi, dan refleks. Sistem limbik memiliki fungsi pengenali emosi, perilaku instinktif, drives, dan motivasi. Sistem limbik terkait dengan proses penetapan nilai emosional atau isi berbagai objek dan pengalaman serta mengekspresikan emosi ini sebagai perilaku, sehingga secara singkat sistem limbic dapat dikatakan sebagai wilayah emosi dan selera. Selera untuk makanan dan seks, emosi-emosi rasa gembira, marah, sedih, cinta dan sayang timbul di dalam sistem limbik. Korteks cerebri atau disebut juga neokorteks karena evolusinya yang lebih muda, memiliki fungsi yang lebih tinggi (fungsi luhur) agar makhluk adaptif terhadap perubahan lingkungan. Korteks cerebri mempunyai area sensorik, motorik, dan asosiasi untuk memproses input dari setiap indera dan bereaksi terhadapnya. Korteks cerebri memungkinkan manusia memiliki kemampuan yang membedakannya dari makhluk lain, seperti dapat membuat persepsi kompleks, eksekusi gerak motorik terampil, dan fungsi luhur lainnya (belajar, berpikir, aspek logika dan intelgensi, introspeksi dan perencanaan). Struktur Hirarki Otak dan Fungsinya Tingkatan otak Tahap evolusi Fungsi Aspek Perilaku Bagian atas Primata Logika, inteligensi, Kognitif (korteks) fungsi adaptif dan otak terampil Bagian tengah (sistem limbic) Mamalia Pengendali emosi dan selera (drives) Afektif Bagian bawah Reptil Fungsi vegetatif, Psikomotor (batang otak) pengendali sebagian besar fungsi naluriah tubuh c. Struktur dan Fungsi Otak

14 Otak terletak di dalam tengkorak. Secara anatomis terdiri dari otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum), dan batang otak. Batang otak terletak di ujung atas medulla spinalis dan terdiri dari medulla oblongata, pons, otak tengah, talamus, dan hipotalamus. Otak besar (cerebrum) manusia terdiri dari hemisfer cerebri yang mempunyai 2 belahan setangkup tapi tidak simetris., yaitu hemisfer kiri dan hemisfer kanan. Kedua hemisfer kiri dan kanan dihubungkan oleh struktur padat yaitu corpus calosum. Hemisfer cerebri terdiri dari korteks cerebri yang merupakan bagian paling luar terdiri dari berbagai macam sel neuron yang secara makroskopis tampak berwarna kelabu sehingga disebut substantia nigra. Bagian di bawahnya (subkortikal) terdiri dari lanjutan sel neuron berupa axon dan dendrit sehingga kumpulannnya tampak berwarna lebih putih dan disebut substatia alba. Selain itu terdapat juga ganglia basalis. Area terbesar dari korteks terdiri atas lekukan (sulcus) dan tonjolan (girus). Korteks cerebri dibagi atas 4 lobus yaitu : lobus frontalis, lobus parietalis, lobus temporalis, dan lobus oksipitalis. Cerebellum (otak kecil) menempati bagian belakang batang otak, melekat pada otak tengah, dan berfungsi untuk mengkoordinasikan gerakan. Nuklei pusat motorik somatik di otak tengah mengatur gerakan waktu berjalan, postur tubuh, gerak kepala dan bola mata. Struktur batang otak berkaitan dengan fungsi vital somatik, otonomik, dan refleks yang merupakan fungsi vegetatif agar manusia dapat bertahan hidup dan memelihara kehidupannya. Pusat pengawasan sistem respirasi, kardiovaskular dan pencernaan terletak di medulla, bagian otak yang paling primitif. Pons bertugas untuk mengatur inhibisi pusat pernapasan, pons dan cerebellum bersama-sama mengatur gerakan motorik. Nuklei retikular di pons dan medulla merupakan pusat pengatur tidur dan eksitasi struktur otak besar di atasnya. Hipotalamus mempunyai beberapa pusat (nuclei) untuk mengatur keseimbangan internal atau homeostasis, termasuk suhu tubuh, kadar gula darah, lapar dan kenyang, perilaku seksual dan hormon. Talamus merupakan suatu struktur kompleks tempat integrasi sinyal sensori dan memancarkannya ke struktur otak di atasnya, terutama ke korteks cerebri. d. Medulla Spinalis

15 Medulla spinalis memanjang dalam columna intervertebralis (tulang belakang) mulai dari leher sampai panggul bawah, panjangnya kira-kira cm. Medulla spinalis merupakan struktur penting dari SSP yang menerima sinyal sensorik dari semua bagian tubuh (kecuali sebagian besar kepala) dan mengirimkan sinyal motorik ke otot rangka volunter untuk gerakan tubuh, anggota gerak dan kepala, dan juga sinyal motorik involunter ke otot polos organ viscera. Melalui fungsi sensorik dan motoriknya, medulla spinalis melakukan komunikasi antara tubuh dan otak. Medulla spinalis juga bertindak sebagai pusat integratif mandiri bagi refleks spinal yang bersifat involunter. e. Sistem Saraf Tepi Sistem saraf tepi terdiri atas saraf yang bekerja somatik dan otonomik. Saraf tepi menghubungkan SSP dengan reseptor sensorik dan efektor motorik. Saraf Kranialis (Nervus cranialis) Serabut saraf tepi berhubungan dengan otak dan medulla spinalis. Saraf yang langsung keluar dari otak disebut saraf cranialis atau saraf otak, dan jumlahnya ada 12 pasang. N. I (Nervus Olfactorius) Merupakan saraf sensorik, berfungsi untuk penciuman (pembauan) N.II (Nervus Opticus) Merupakan saraf sensorik, berfungsi untuk penglihatan N.III (Nervus Occulomotorius) Merupakan saraf motorik, berfungsi untuk mempersarafi otot-otot penggerak bola mata : m. rektus superior/inferior/medialis, m. oblikus inferior, dan m. levator palpebra N.IV (Nervus Trochlearis) Berfungsi untuk mempersarafi otot penggerak bola mata : m. oblikus superior N.V (Nervus Trigeminus) Merupakan saraf sensorik utama,walaupun memiliki komponen motorik. -Fungsi motorik : mempersarafi otot yang mengatupkan mulut -Fungsi sensorik : -mengurus sensibilitas wajah ( cabang maksilaris) -mengurus sensibilitas kornea ( cabang oftalmikus) -mengurus sensibilitas rongga mulut ( cabang mandibularis) N.VI (Nervus Abducens)

16 Berfungsi untuk mempersarafi otot penggerak bola mata : m. rektus lateralis N.VII (Nervus Fasialis) Merupakan saraf motorik utama yang mengurus otot-otot wajah, walaupun memiliki komponen untuk sensorik. - Fungsi motorik : mengurus otot-otot wajah, mempersarafi glandula lakrimalis, mempersarafi m. tensor timfani - Fungsi sensorik : mempersarafi 2/3 bagian lidah depan N. VIII (Nervus Statoacusticus) Memiliki dua komponen, yaitu cochlearis untuk saraf pendengaran dan vestibularis untuk saraf keseimbangan. N.IX (Nervus Glossopharingeus) Komponen motorik berfungsi untuk mempersarafi otot yang menggerakan stilofaringeus faring ke atas. Komponen sensorik berfungsi untuk mengurus perasaan bagian belakang mulut, palatum molle, faring, laring, dan epiglotis. Selain itu menghantarkan rasa kecap 1/3 lidah bagian belakang. Komponen parasimpatis berfungsi merangsang sekresi kelenjar ludah dan kelanjar parotis. N.X (Nervus Vagus) Komponen motorik berfungsi untuk mempersarafi otot-otot faring dan otot-otot yang menggerakan pita suara. Komponen sensorik berfungsi mengurus perasaan bagian bawah faring. Komponen parasimpatis mempersarafi sebagian besar organ-organ viscera seperti paru-paru, jantung, ginjal, hepar, lien dan lain-lain. N.XI (Nervus Acessorius) Merupakan saraf motorik yang mengurus otot-otot laring, otot sternokleidomastoideus untuk menggerakan kepala menoleh ke kiri atau kanan dan otot travezius untuk mengangkat bahu. N.XII (Nervus Hipoglosus) Merupakan saraf motorik yang mengurus otot-otot yang menggerakan lidah dan bagian belakang musculus biventer yang berfungsi untuk membuka mulut.

17 Saraf Spinal Saraf spinal adalah saraf yang keluar dari medulla spinalis dan merupakan persatuan kelompok serabut dari dua akar spinal. Akar dorsal membawa serabut sensorik, akar ventral membawa serabut motorik. Saraf spinal berjumlah 31 pasang, terdiri dari : 8 pasang saraf cervical, mengurus daerah lengan, leher, dan bahu 12 pasang thoracal, menguruh badan 5 pasang lumbal, mengurus tungkai 5 pasang sacral, mengurus daerah pelvis dan sekitar pangkal paha 1 pasang coccigeal, mengurus daerah pelvis dan sekitar pangkal paha Saraf Otonom Fungsi utama dari sistem saraf otonom adalah untuk mengatur kerja organ-organ viscera yang umumnya bersifat involunter. Sistem saraf otonom terdiri dari saraf simpatis dan parasimpatis. Hipotalamus merupakan pusat kendali dari kedua sistem tersebut, namun dapat juga diaktifkan oleh pusat-pusat yang terletak di medulla spinalis dan batang otak. 1. Saraf simpatis Saraf simpatis keluar dari serabut saraf spinal daerah thoracal dan lumbal. Neuron simpatis postganglionik dikendalikan oleh neuron simpatis preganglionik yang dibungkus myelin, yang terletak pada cornu lateral medulla spinalis dan mengirimkan axonnya ke ganglia simpatis. Neuron dari rantai simpatis dihubungkan oleh interneuron. Ganglia simpatis lainnya terletak di viscera yang berhubungan dengan nervus splanhnicus yang bersifat otonom. Ganglia simpatis ini mengurus organ target seperti lambung dan medulla adrenal. Serabut saraf simpatis mengurus hampir semua organ viscera dan pembuluh darahnya. 2. Saraf parasimpatis Saraf parasimpatis berhubungan hanya dengan saraf cranial tertentu seperti N.III, V, X, dan saraf spinal dari sacral. Saraf parasimpatis yang paling menonjol adalah nervus vagus (N.X). Nervus vagus mengurus organ paru-paru, jantung, dan saluran cerna. Serabut saraf parasimaptis bersifat preganglionik, badan selnya berada di nuclei motorik batang otak atau medulla spinalis daerah sacral. Neuron postganglionik pendek, keluar dari ganglia perifer di dekat

18 organ target. Inervasi parasimpatik organ viscera bersifat selektif. Beberapa organ target seperti jantung, sistem pencernaan menerima inervasi banyak, sedangkan organ lain seperti ginjal menerima sedikit. Efek Saraf Otonom pada Berbagai Organ Tubuh Organ Efek Simpatis Efek Parasimpatis Pupil Midriasis (melebarkan) Miosis (mengecilkan) Jantung Mempercepat denyut jantung (takhikardi) Melambatkan denyut jantung (bradikardi) Kelenjar keringat Sekresi keringat yang pekat Sekresi keringat yang encer Kelenjar ludah Pembentukan ludah menurun Pembentukan ludah meningkat Bronchus paru-paru Dilatasi (melebarkan) Konstriksi (menciutkan) Peristaltik usus Menurunkan Meningkatkan Pembuluh darah -Splachnicus dan kulit -Coronaria Vasokonstriksi Vasodilatasi Vasodilatasi Vasokonstriksi Kandung kemih Inhibisi m. detrusor Kontraksi m. detrusor Sfincter ani Kontraksi Relaksasi Penis Ejakulasi Ereksi SUSUNAN SARAF FUNGSIONAL a. Sistem Motorik Sistem motorik merupakan sistem yang mengatur segala gerakan pada manusia. Gerakan diatur oleh pusat gerakan yang terdapat di otak., diantaranya yaitu area motorik di korteks, ganglia basalis, dan cerebellum. Jaras untuk sistem motorik ada 2 yaitu : traktus piramidal dan ekstrapiramidal. Traktus piramidal merupakan jaras motorik utama yang pusatnya di girus presentralis (area 4 Broadmann), yang disebut juga korteks motorik primer. Impuls motorik dari pusat motorik disalurkan melalui traktus piramidal ke saraf perifer menuju ke otot. Area motorik lain yang terletak di depan korteks motorik primer adalah korteks premotorik (area 6 Broadmann). Area ini merupakan area asosiasi

19 korteks motorik yang membangkitkan pola gerakan untuk disampaikan ke korteks motorik primer. Contoh : Orang tertusuk duri sensasi diteruskan ke korteks sensorik; dianalisa korteks sensorik asosiasi; diterjemahan korteks premotorik; program dan pola korteks motorik primer; eksekusi gerakan otot; kontraksi. Kerusakan korteks motorik primer atau traktus piramidal dapat menyebabkan paralysis (kelumpuhan) ataupun parese (kelemahan gerakan). Selain traktus piramidal, jaras sistem motorik ada juga yang melalui traktus ekstrapiramidal (system ekstrapiramidal). Jaras ini melibatkan ganglia basalis dan berfungsi untuk mengatur gerakan volunter kasar dan tidak terampil, seperti mengendalikan posisi berdiri, gerakan tangan pada waktu berjalan, gerak lambaian tungkai dan lengan. Kerusakan pada ganglia basalis dapat menimbulkan gangguangangguan gerak seperti : gejala-gejala pada penyakit Parkinson (kekakuan otot atau rigiditas, tremor, akinesia), hemibalismus, chorea, dan atetosis. Bagian otak yang juga penting pada pengaturan gerakan adalah cerebellum (otak kecil). Cerebellum sangat penting untuk mengatur ketepatan dan kelancaran koordinasi aktivitas motorik volunter. Gangguan cerebellum dapat menyebabkan : postur tubuh buruk, tidak seimbang dan ataksia (kehilangan koordinasi gerak), langkah kaki lebar dan gontai seperti orang mabuk, bicara cadel, gerakan volunter diikuti dengan gemetaran dan dismetria. b. Sistem Sensorik Sistem sensorik pada manusia berhubungan dengan kemampuan mempersepsi suatu rangsang. Sistem ini sangat penting karena berfungsi terutama untuk proteksi tubuh. Sistem ini dapat juga dimaknai sebagai perasaan tubuh atau sensibilitas. b.1 Reseptor Reseptor adalah sel atau organ yang berfungsi menerima rangsang atau stimulus. Dengan alat ini sistem saraf mendeteksi perubahan berbagai bentuk energi di lingkungan dalam dan luar. Setiap reseptor sensoris mempunyai kemampuan mendeteksi stimulus dan mentranduksi energi fisik ke dalam sinyal (impuls) saraf. Menurut letaknya, reseptor dibagi menjadi: Exteroseptor ; perasaan tubuh permukaan (kulit), seperti sensasi nyeri, suhu, dan raba

20 Proprioseptor ; perasaan tubuh dalam, seperti pada otot, sendi, dan tendo. Interoseptor ; perasaan tubuh pada alat-alat viscera atau alat-alat dalam, seperti jantung, lambung, usus, dll. Menurut tipe atau jenis stimulus, reseptor dibagi menjadi : Mekanoreseptor ; kelompok reseptor sensorik untuk mendeteksi perubahan tekanan, memonitor tegangan pada pembuluh darah, mendeteksi rasa raba atau sentuhan. Letaknya di kulit, otot rangka, persendn dna organ visceral. Contoh reseptornya : corpus Meissner (untuk rasa raba ringan), corpus Merkel dan badan Paccini (untuk sentuhan kasar dan tekanan). Thermoreseptor ; reseptor sensoris unuk mendeteksi perubahan suhu. Contohnya : bulbus Krause (untuk suhu dingin), dan akhiran Ruffini (untuk suhu panas). Nociseptor ; reseptor sensorik untuk mendeteksi rasa nyeri dan merespon tekaan yang dihasilkan oleh adanya kerusakan jaringan akibat trauma fisik maupun kimia. Contoh reseptornya berupa akhiran saraf bebas (untuk rasa nyeri) dan corpusculum Golgi (untuk tekanan). Chemoreseptor ; reseptor sensorik untuk mendeteksi rangsang kimiwa, seperti : bu-bauan yang diterima sel reseptor olfaktorius dalam hidung, rasa makanan yang diterima oleh sel reseptor pengecap di lidah, reseptor kimiawi dalam pembuluh darah untuk mendeteksi oksigen, osmoreseptor untuk mendeteksi perubahan osmolalitas cairan darah, glucoreseptor di hipotalamus mendeteksi perubahan kadar gula darah. Photoreseptor ; reseptor sensorik untuk mendeteksi perbahan cahaya, dan dilakukan oleh sel photoreceptor (batang dan kesrucut) di retina mata. b.2 Rasa gabungan (combined sensation) Rasa gabungan atau dikenal juga dengan istilah rasa somestesia luhur adalah perasaan tubuh yang mempunyai sifat diskriminatif dan sifat tiga dimensi. Rasa gabungan melibatkan komponen kortikal yaitu lobus parietalis untuk menganalisis serta mensistesis tiap jenis perasaan, mengkorelasi serta mangintegrasi impuls, mengenal dan menginterpretasi rangsang. Jadi yang diutamakan disini adalah fungsi persepsi dan fungsi diskriminatif. Yang termasuk rasa gabungan diantaranya yaitu :

21 Rasa diskriminasi ; rasa ini melibatkan kemampuan taktil dari kulit, dan terdiri dari : diskriminasi intensitas (kemampuan menilai kekuatan stimulus, seperti tekanna benda ke permukaan kulit), dan diskriminasi spasial atau diskrimisani dua titik (kemampuan membedakan lokasi atau titik asal rangsang). Barognosia ; kemampuan untuk mengenal berat benda yang dipegang. Stereognosia ; kemampuan untuk mengenal bentuk benda dengan meraba, tanpa melihat. Topognosia (topostesia) ; kemampuan untuk melokalisasi tempat dari rasa raba. Grafestesia ; kemampuan untuk mengenal huruf atau angka yang ditulis pada kulit, dengan mata tertutup. b.3 Jaras somatosensorik Jaras somatosensorik yang dilalui oleh sistem sensorik adalah sebagai berikut : Untuk rasa permukaan (eksteroseptif) seperti rasa nyeri, raba, tekan, dan suhu : sinyal diterima reseptor dibawa ke ganglion spinale melalui radiks posterior menuju cornu posterior medulla spinalis berganti menjadi neuron sensoris ke-2 lalu menyilang ke sisi lain medulla spinalis membentuk jaras yang berjalan ke atas yaitu traktus spinotalamikus menuju thalamus di otak berganti menjadi neuron sensoris ke-3 menuju korteks somatosensorik yang berada di girus postsentralis (lobus parietalis). Untuk rasa dalam (proprioseptif) seperti perasaan sendi, otot dan tendo : sinyal diterima reseptor ganglion spinale radiks posterior medulla spinalis lalu naik sebagai funiculus grasilis dan funiculus cuneatus berakhir di nucleus Goll berganti menjadi neusron sensoris ke-2 menyilang ke sisi lain medulla spinalis menuju thalamus di otak berganti menjadi neuron sensoris ke-3 menuju ke korteks somatosensorik di girus postsentralis (lobus parietalis). c. Sistem Retikuler Seluruh daerah perpanjangan batang otak yaitu medulla, pons, dan mesensefalon merupakan daerah yang mengandung kumpulan neuron-neuron yang tersebar dan

22 dikenal sebagai formasio retikularis. Perangsanan listrik secara tersebar pada daerah mesensefalon dan pontile formasio retikularis dapat menimbulkan aktivitas yang segera dan jelas pada korteks cerebri dan bahkan dapat membangunkan binatang yang sedang tidur. Seluruh sistem ini disebut sistem aktivasi retikuler. Sistem ini berhubungan dengan proses aktivasi otak sehingga dapat menimbulkan keadaan siaga (waspada) ataupun sebaliknya menimbulkan keadaan tidur (Guyton, 1994). Stimulus utama yang dapat meningkatkan aktivitas system retikuler : Stimulus sensorik dari sebagian besar tubuh, seperti : impuls sakit, impuls somatic proprioseptif Stimulus retrograde dari cerebrum, yang terutama akan merangsang bagian mensensefalon formasio retikularis Jika seseorang sedang tidur dan tiba-tiba ada sinyal sensorik yang sesuai masuk ke dalam sistem aktivasi retikuler, maka orang tersebut akan segera terbangun. Keadaan ini disebut reaksi terbangun (arousal reaction). Perangsangan sistem aktivasi retikuler oleh korteks cerebri akan dijalarkan melewati jaras-jaras serabut saraf yang menuju ke formasio retikularis dari semua bagian cerebrum, yaitu : korteks somatosensorik, korteks motorik, korteks frontalis, ganglia basalis, hipokampus, hipotalamus, dan struktur limbic lainnya. Serabut saraf dari bagian motorik korteks cerebri yang menuju formasio retikularis cukup banyak, sehingga aktivitas motorik dikaitkan dengan adanya aktivasi retikuler yang sangat tinggi, inilah yang menerangkan pentingnya bergerak kian kemari agar seseorang tetap dalam keadaan siaga. d. Fungsi Kortikal; korteks cerebri Otak manusia paling berkembang hemisfer cerebri-nya dibanding makhluk lain. Korteks cerebri merupakan bagian otak yang berhubungan dengan fungsi intelektual. Korteks cerebri terdiri dari 4 lobus yaitu : lobus frontalis, lobus parietalis, lobus temporalis, dan lobus oksipitalis. Gambar. Cerebrum dan Keempat Lobusnya

23 Korteks cerebri mengandung ± 100 milyar neuron terdiri dari 3 tipe sel yaitu stellata, fusiform, dan pyramidal yang masing-masing mempunyai axon dan dendrit yang membentuk sinaps. Tiap bagian dari korteks mempunyai fungsi spesifik yang dalam kerjanya akan berintegrasi sehingga menghasilkan suatu aktivitas tubuh. Berdasarkan fungsi dan histologisnya Broadmann membagi korteks menjadi 47 area. Beberapa area yang terkenal diantaranya : area 4 dan 6 (area motorik dan premotorik), area 17, 18, dan 19 (area penglihatan primer dan asosiasi), area 41 dan 42 (area pendengaran primer dan asosiasi). Gambar. Korteks Cerebri dan Area Fungsionalnya

24 Kedua hemisfer cerebri tidak simetris baik dalam ukuran maupun fungsinya, masing-masing hemisfer mendapat rangsang atau menerima impuls dari sisi tubuh yang kontralateral. Hemisfer kiri dan kanan dihubungkan oleh corpus calosum. Hemisfer (otak) kiri mempunyai ukuran yang lebih besar dan mengatur fungsi : Berbahasa Logika Angka Analisis Daya ingat Rasionalitas Sedangkan hemisfer kanan mengatur fungsi : Visuo-spatial Intonasi/irama Musik Imajinasi/lamunan Dimensi Tiap bagian dari korteks cerebri ini saling berhubungan antar lobus dalam satu hemisfer melalui jaras asosiasi, dan antar hemisfer melalui jaras tranversa atau

25 kommisural, sedangkan hubungan korteks cerebri dengan bagian otak di bawahnya sampai medulla spinalis melalui jaras proyeksi. Lobus Frontalis Merupakan bagian korteks yang terbesar. Mempunyai bagian-bagian : Girus presentralis atau korteks motorik, merupakan pusat gerakan motorik kontralateral Area Broca, merupakan pusat bicara ekspresif Area suplementer motorik, merupakan pusat pergerakan konjugasi kepala dan mata Area prefrontal, merupakan pusat kepribadian dan inisiatif Area paracentralis merupakan pusat inhibisi untuk fungsi miksi dan defekasi Gangguan pada lobus frontalis dapat menimbulkan gejala-gejala : Monoplegi atau hemiplegi Disfasia motorik (disfasia ekspresif) Perubahan kepribadian dengan perilaku antisosoial, kehilangan inisiatif, akinetik mutism Inkontinensia urine et alvi. Lobus Parietalis Mempunyai bagian-bagian : Girus postsentral berfungsi untuk menerima jaras aferen untuk rasa posisi, raba, dan gerakan pasif Girus supramarginal dan angular hemisfer dominan untuk area reseptif untuk bahasa dimana komprehensi anatara aspek pendengaran dan visual berintegrasi Selain itu berfungsi juga untuk: kemampuan kalkulasi, kemampuan untuk konstruksi tubuh, dan pada hemisfer dominan untuk konsep body image dan kesiagaan terhadap lingkungan eksternal. Gangguan pada lobus parietalis dapat menyebabkan : Gangguan rasa posisi Gangguan sensorik gerakan pasif Gangguan rasa halus Gangguan two point discrimination Astereognosia (gangguan mengenal bentuk melalui perabaan) Afasia reseptif atau afasia sensorik

26 Kelainan pada sisi dominan akan didapatkan Gerstmann Syndrom dengan gejala-gejala : tak dapat membedakan ekstremitas kiri dan kanan, kesulitan mengenal jari tangan (finger agnosia), gangguan berhitung (akalkuli), gangguan menulis (agrafia). Kelainan pada sisi nondominan akan didapatkan gejala : anosognosia (tak mengenal ekstremitas kontralateral dan tak mengakui kelumpuhannya), apraxia (kesulitan melakukan suatu tindakan yang kompleks, seperti memakai baju, menalikan sepatu), geographical agnosia( tidak mengenal lokasi tempat), apraksia konstruksional ( tak dapat meniru gambar-gambar geometris) Lobus Temporalis Terdapat korteks audotorik,pada sisi dominan berfungai untuk pusat pendengaran dalam bahasa dan pada sisi nondominan untuk pendengaran dari suara, irama,dan musik. Pada girus temporalis media dan inferior berhubungan dengan proses belajar dan memori. Lobus limbik merupakan media dari sensasi olfaktorik, emosi, dan perilaku afektif. Gangguan pada lobus temporalis dapat menyebabkan : Tuli sensorik Gangguan pendengaran irama (amusia) Gangguan belajar dan ingatan Kelainan pada sistem limbik : halusinasi olfaktorik, perilaku agresif dan antisosial, gangguan ingatan jangka pendek Kelainan pada hemisfer dominan akan menimbulkan disfasia Wernicke atau disfasia reseptif. Lobus oksipitalis Terdapat korteks visual yang berhubungan dengan fungsi persepsi visual yang terletak pada sulkus calcarina (korteks striata) yang diapit oleh korteks parastriata. Korteks striata (area 17) merupakan korteks visual primer dan korteks parastriata (area18&19) merupakan korteks asosiasi visual. Gangguan pada lobus oksipitalis dapat menyebabkan: Gangguan lapang pandang Buta kortikal bila kelainannya di korteks striata (area17) Gangguan interpretasi visual bila kerusakannya di korteks striata dan parastriata

27 e. Fungsi Perilaku; Sistem limbik Sistem limbik merupakan bagian otak yang berkaitan dengan emosi dan instink. Dalam struktur hirarki otak sistem limbik berada di tengah, antara diensefalon (batang otak) dengan cerebrum. Sistem limbik mempunyai fungsi pengendali emosi, perilaku instinktif, drives, motivasi, dan perasaan. Baik korteks cerebri maupun sistem limbik, keduanya mempunyai akses ke area motorik batang otak, sehingga memungkinkan manusia belajar beradaptasi dan mengontrol perilaku instinktif mereka. Menurut Dictionary of Psychology, Drever (Adam & Victor, 1993), Emotion is a complex state of the organism involving certain types of bodily changes (mainly visceral and under control of the autonomic nervous system) in association with a mental state of excitement or perturbation and leading usually to an impulse to action or to certain types of behavior. Dari pengertian tersebut, dapat diambil pemahaman bahwa emosi merupakan perasaan kompleks (menyenangkan atau tidak menyenangkan) pada organisme, melibatkan perubahan aktivitas organ tubuh terutama organ visceral, berada di bawah kontrol sistem saraf otonom, yang mendorong munculnya respon atau perilaku tertentu. Komponen-komponen emosi diantaranya : Stimulus (real atau khayalan) Afek atau perasaan (feeling) Perubahan aktivitas otonom organ visceral Dorongan aktivitas atau perilaku tertentu Emosi dasar seperti rasa senang, marah, takut, dan kasih sayang, memiliki fungsi untuk mempertahankan hidup dan jenis suatu organisme (manusia dan hewan). Sebagai contoh, bila seseorang melihat harimau yang akan menyerang, maka akan timbul rasa takut sehingga orang tersebut berlari atau mencari perlindungan untuk menyelamatkan diri. Bangunan utama sistem limbik : -amigdala -septum (dinding) -hipokampus -girus singulatus -thalamus anterior dan hipotalamus

28 Bagian-bagian sistem limbik saling berhubungan secara kompleks dan beberapa membentuk lingkaran, contoh yang terkenal adalah lingkaran Papez. Menurut Papez, 1958 (dalam Mardiati, 1996), bagian otak yang mengurus fungsi emosi adalah : hipokampus, amigdala, corpus mamillare, nuclei anterior thalamus dan girus singulatus. Fungsi spesifik bagian-bagian sistem limbik : Hipotalamus ; merupakan pusat rasa ganjaran dan rasa hukuman. Perangsangan kuat di nuclei anterior dan nuclei ventromedial hipotalamus menimbulkan rasa senang, rasa puas, ketenangan (placidity), dan kejinakan (tameness) pada binatang. Sementara perangsangan di zona periventrikuler hipotalamus menimbulkan rasa tidak senang, takut, panik, dan rasa terhukum. Pada hewan kucing rangsangan listrik di area tersebut membangkitkan pola perilaku ketakutan dan agresifitas. Amigdala ; bagian sistem limbik yang apabila mendapat rangsangan dapat menimbulkan respon agresifitas atau mengamuk, sementara pengangkatan amigdala dapat menyebabkan respon pasif dan pemalu. Hipokampus ; merupakan struktur sistem limbik yang menonjol dan berperan penting dalam proses belajar dan memori, mencatat informasi, melakukan

29 penyimpanan awal memori jangka panjang dan menguatkan kembali informasi yang baru dipelajari. Kerusakan hipokampus bilateral dapat menyebabkan amnesia anterograd. Girus singulatus ; merupakan bagian sistem limbik yang berperan dalam pengaturan perlaku sosial, seperti pengasuhan anak. Beberapa stimuli (seperti bau-bauan, suara asing, senyum bayi) akan membangkitkan emosi dan respon tubuh (misal perasaan senang, respon motorik instinktual seperti senyum, dan efek visceral sepeti debar jantung). Respon ini diintegrasikan oleh sistem limbik, termasuk hipotalamus sebagai pintu tempat keluaran utama. Jadi sinyal untuk reaksi motorik senyum dikirim ke pusat motorik batang otak, untuk efek motorik visceral debar jantung ke pusat saraf otonom, dan untuk efek neurohormonal ke sistem endokrin (kelenjar hipofisis). Perasaan diintegrasikan ke fungsi otak luhur (korteks cerebri), sementara hipokampus terlibat dalam proses belajar dan memori tentang stimulus-stimulus di atas. ASPEK BIOKIMIA PERILAKU a. Neurotransmitter Komunikasi antar neuron terjadi melalui penghubung antar neuron atau sinaps. Sebuah sinaps bukan merupakan hubungan langsung, tetapi terdapat celah pemisah (celah sinaps) yang harus dilewati oleh impuls yang dihantarkan. Meskipun dalam beberapa bagian sistem saraf kegiatan elektrik satu neuron dapat langsung merangsang neuron lainnya, namun pada sejumlah besar kasus terdapat senyawa kimia yang berfungsi sebagai agen pengantar. Ketika sebuah impuls saraf mencapai ujung axon, suatu senyawa kimia yang disebut neurotransmitter dilepaskan dan masuk ke dalam celah sinaps. Neurotransmiter terikat pada reseptor khusus pada selaput sel penerima dan mengubah daya tembusnya ke arah depolarisasi. Jika depolarisasi menjadi cukup besar untuk dapat melampaui titik rangsang, maka sel itu membakar aksi potensial melalui axonnya untuk mempengaruhi neuron lain. Proses ini terjadi pada sinaps eksitatori, tetapi ada juga sinaps inhibitori yang bekerja bersamaan tetapi dengan cara berlawanan. Secara umum neurotransmitter dibagi dalam 4 klas, yaitu : Klas I : Asetilkholin

30 Klas II : Monoamin, contohnya : epinefrin, norepinefrin, dopamine, serotonin Klas III : Asam amino, contohnya : GABA, Glisin,glutamat Klas IV : Peptida, contohnya : endorfin, somatostatin, ACTH, enkefalin, substansi P, neurotensin, dan lain-lain. Asetilkholin (ACh) Disekresi oleh neuron-neuron di sebagian besar otak dan ganglia basalis, neuronmotorik yang menginervasi otot skelet, neuron preganglion sistem saraf otonom, neuron postganglion saraf parasimpatik dan sebagian saraf simpatik. Pada sebagian besar kasus, asetilkholin mempunyai efek eksitasi, namun dapat juga berefek inhibisi pada beberapa ujung saraf parasimpatik perifer,misalnya pada otot jantung. ACh yang disekresikan oleh neuron motorik pada otot skelet bertanggung jawab terhadap kontraksi atau gerakan otot. Obat-obatan tertentu seperti toksin botulinum atau curare dapat menghalangi pengaliran ACh dari tombol terminal pada ujung axon, sehingga menyebabkan kelumpuhan otot. ACh yang ditemukan di otak berhubungan dengan proses belajar dan memori, sehingga bila ada gangguan pada neurotransmitter ini diduga berhubungan dengan penyakit Alzheimer yang memiliki salah satu gejala berupa gangguan memori. Norepinefrin (NE) Disekresi oleh sebagian besar neuron yang ada di batang otak dan hipotalamus, membantu pengaturan seluruh aktivitas dan suara hati dari pikiran /kehendak. Pada sebagian besar daerah ini mungkin terjadi eksitasi, namun pada daerah lain terjadi inhibisi. NE juga disekresikan oleh neuron postgangglion sistem saraf simpatis. NE diduga berfungsi untuk merekam informasi dalam jangka panjang dan membantu mengembangkan sinaps baru yang berhubungan dengan memori. NE dilepaskan karena adanya rangsangan simpatetis, seperti dalam gejala fight or flight. Hal ini dapat menjelaskan mengapa seseorang kadang dapat mengingat informasi secara sangat jelas ketika terkejut, takut, atau marah. Dopamin Disekresikan oleh neuron-neuron yang berasal dari substansia nigra. Pengaruh dopamine biasanya inhibisi. Jumlah dopamine yang meningkat di otak (lobus

31 frontalis dan sistem limbik) diduga kuat berhubungan dengan gejala-gejala schizofrenia. Serotonin Disekresikan oleh nucleus yang berasal dari batang otak dan berproyeksi di sebagian besar area otak. Serotonin dapat bekerja sebagai penghambat jaras rasa sakit dalam medulla spinalis, dan juga dianggap dapat membantu pengaturan kehendak/hati nurani seseorang. Serotonin yang menurun berhubungan dengan gejala depresi, dari penelitian dengan alat pencitraan otak terdapat penurunan jumlah reseptor postsinaps 5-HT1A dan 5-HT2a pada pasien denagn depresi berat. Adanya gangguan serotonin dapat menjadi penanda kerentanan terhadap kekambuhan depresi. Kadar serotonin rendah didapat pada penderita yang agresif dan bunuh diri (Bhagwagar 2002, Thase ME 2000, dalam Amir, N 2005). Sementara jumlah yang meningkat diduga dapat menyebabkan tidur dan relaksasi. Enkefalin Diduga disekresikan oleh ujung saraf di medulla spinalis, batang otak, thalamus, dan hipotalamus. Bahan ini bekerja sebagai transmitter eksitasi yang merangsang sistem lain untuk menghambat penjalaran rasa nyeri. GABA (asam gamma-aminobutirat) Disekresikan oleh ujung saraf dalam medulla spinalis, serebelum, ganglia basalis, dan korteks. Bahan ini dianggap menyebabkan efek inhibisi. Jumlah GABA yang menurun ditambah serotonin yang kurang berhubungan dengan tindakan kekerasan dan agresifitas. Bila GABA dan serotonin meningkat diduga berhubungan dengan perilaku pasif. Endorfin Zat ini semacam morfin di dalam otak, dan sering disebut sebagai opiat endogen. Fungsinya sebagai penenang dan penghilang rasa sakit. Zat ini dapat dilepaskan karena ada rasa nyeri, latihan relaksasi, latihan yang berat, dan makan cabai yang sangat pedas. b. Obat-obat yang Mempengaruhi Perilaku

32 Beberapa obat yang mempengaruhi proses transmisi sinaps dapat berakibat pada perubahan aktivitas mental dan perilaku. Berikut ini penggolongan beberapa obat yang mempengaruhi perilaku yaitu : Obat yang menyebabkan sedasi : Barbiturat Antianxietas (misalnya benzodiazepin) Ethyl alcohol Obat menyebabkan eksitasi : Caffein Nicotin Amphetamin dan cocain Obat yang mempengaruhi persepsi/menimbulkan halusinasi LSD (misal : marijuana) Mescalin Obat psikoterapetik Antischizofren Antidepressan (misal: litium carbonat) Obat Analgesik Opiat Aspirin

33 SISTEM ENDOKRIN a. Gambaran Umum Sistem endokrin atau sistem hormon merupakan salah satu sistem pengatur utama kerja tubuh. Kebanyakan sistem endokrin dikontrol oleh hormon yang dihasilkan sel-sel di hipotalamus. Hormon-hormon hipotalamus disekresikan oleh sel-sel spesifik yang disebut sel neurosekretori (neurosecretory cell) yang letaknya di dekat tangkai hipofisis bagian bawah. Hormon adalah bahan kimia yang dihasilkan oleh sebuah sel atau sekelompok sel dan disekresikan ke dalam pembuluh darah serta dapat mempengaruhi pengaturan fisiologi sel-sel tubuh lain. Sifat kerja hormon ada 2, yaitu : 1. Hormon setempat : hormon yang kerjanya menimbulkan efek setempat sekitar kelenjar hormon tersebut 2. Hormon umum : hormon yang kerjanya menimbulkan efek menyeluruh atau pada hampir seluruh sel tubuh Contoh hormon setempat adalah asetilkolin yang dilepaskan oleh serat parasimpatis dan ujung saraf rangka, sekretin yang dilepaskan oleh dinding duodenum untuk menimbulkan sekresi pankreas yang encer. Contoh hormon umum adalah epinefrin dan norepinefrin yang dilepaskan oleh medulla adrenal karena perangsangan simpatis. Hormon ini diangkut oleh darah menuju seluruh tubuh dan menimbulkan berbagai reaksi. Secara kimiawi, hormon terdiri dari tiga tipe dasar yaitu : 1. Hormon steroid; struktur kimianya mirip dengan kolesterol. Contoh : kortisol, aldosteron, estrogen, progesterone, testosterone. 2. Asam amino; merupakan derivate asam amino tiroksin. Contoh : hormon tiroid, epinefrin dan norepinefrin. 3. Protein atau peptide; hormon-hormon ini dibuat oleh kelenjar buntu yang berasal dari jaringan alat-alat pencernaan. Contoh : hormon antidiuretik, oksitosin, insulin, glukagon dan parathormon. Kelenjar-kelenjar atau organ tubuh yang menghasilkan hormon diantaranya adalah : Hipotalamus, hipofisis atau kelenjar pituitari, tiroid dan paratiroid, pancreas, kelenjar adrenal, kelenjar tymus, testis dan ovarium.

Sistem saraf. Kurnia Eka Wijayanti

Sistem saraf. Kurnia Eka Wijayanti Sistem saraf Kurnia Eka Wijayanti Sistem saraf SSP SST Otak Medula spinalis Saraf somatik Saraf Otonom Batang otak Otak kecil Otak besar Diencephalon Mesencephalon Pons Varolii Medulla Oblongata Saraf

Lebih terperinci

Kurnia Eka Wijayanti

Kurnia Eka Wijayanti Kurnia Eka Wijayanti Mengatur gerakan Diatur oleh pusat gerakan di otak : area motorik di korteks, ganglia basalis, dan cerebellum Jaras untuk sistem motorik ada 2 yaitu : traktus piramidal dan ekstrapiramidal.

Lebih terperinci

A. MEKANISME KOORDINASI DAN PENGENDALIAN

A. MEKANISME KOORDINASI DAN PENGENDALIAN BAB III Mekanisme Koordinasi dan Pengendalian Sistem Saraf A. MEKANISME KOORDINASI DAN PENGENDALIAN PADA SEL SARAF Otak manusia mengatur dan mengkordinir, gerakan, perilaku dan fungsi tubuh, homeostasis

Lebih terperinci

Menjelaskan Jaras Motorik dan Sensorik. 1. Motorik

Menjelaskan Jaras Motorik dan Sensorik. 1. Motorik Menjelaskan Jaras Motorik dan Sensorik 1. Motorik Sistem motorik merupakan sistem yang mengatur segala gerakan pada manusia. Gerakan diatur oleh pusat gerakan yang terdapat di otak, diantaranya yaitu area

Lebih terperinci

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar.

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar. Pengertian Sistem saraf adalah sistem yang mengatur dan mengendalikan semua kegiatan aktivitas tubuh kita seperti berjalan, menggerakkan tangan, mengunyah makanan dan lainnya. Sistem Saraf tersusun dari

Lebih terperinci

Sistem Saraf Otonom dan Fungsi Luhur

Sistem Saraf Otonom dan Fungsi Luhur Sistem Saraf Otonom dan Fungsi Luhur Struktur Sistem Saraf Otonom Mengatur perilaku otomatis dari tubuh. Terbagi menjadi dua subsistem: Sistem saraf simpatetik. Sistem saraf parasimpatetik Sistem saraf

Lebih terperinci

Anesty Claresta

Anesty Claresta Anesty Claresta 102011223 Skenario Seorang perempuan berusia 55 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan berdebar sejak seminggu yang lalu. Keluhan berdebar ini terjadi ketika ia mengingat suaminya yang

Lebih terperinci

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf BAB II Struktur dan Fungsi Syaraf A. SISTEM SARAF Unit terkecil dari system saraf adalah neuron. Neuron terdiri dari dendrit dan badan sel sebagai penerima pesan, dilanjutkan oleh bagian yang berbentuk

Lebih terperinci

NEUROTRANSMITTER. Kurnia Eka Wijayanti

NEUROTRANSMITTER. Kurnia Eka Wijayanti NEUROTRANSMITTER Kurnia Eka Wijayanti Neurotransmitter Merupakan senyawa pengantar impuls dari sebuah saraf ke target organ Dilepaskan dari ujung axon dan masuk ke celah sinaps Jenis neurotransmitter Klas

Lebih terperinci

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI SISTEM SARAF SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI 1. SEL SARAF SENSORIK. 2. SEL SARAF MOTORIK. 3. SEL SARAF INTERMEDIET/ASOSIASI. Sel Saraf Sensorik Menghantarkan impuls (pesan) dari reseptor ke sistem

Lebih terperinci

A. Bagian-Bagian Otak

A. Bagian-Bagian Otak A. Bagian-Bagian Otak 1. Cerebrum (Otak Besar) Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan bagian otak

Lebih terperinci

biologi SET 17 SISTEM SARAF DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. PEMBAGIAN SUSUNAN SARAF

biologi SET 17 SISTEM SARAF DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. PEMBAGIAN SUSUNAN SARAF 17 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 17 SISTEM SARAF Segala aktivitas tubuh manusia dikoordinasi oleh sistem saraf dan sistem hormon (endokrin). Sistem saraf bekerja atas

Lebih terperinci

Sistem Saraf. Dr. Hernadi Hermanus

Sistem Saraf. Dr. Hernadi Hermanus Sistem Saraf Dr. Hernadi Hermanus Neuron Neuron adalah unit dasar sistem saraf. Neuron terdiri dari sel saraf dan seratnya. Sel saraf memiliki variasi dalam bentuk dan ukurannya. Setiap sel saraf terdiri

Lebih terperinci

FUNGSI LUHUR. Mata Kuliah: ANATOMI OTAK; Pertemuan ke 9&10; Jurusan PLB

FUNGSI LUHUR. Mata Kuliah: ANATOMI OTAK; Pertemuan ke 9&10; Jurusan PLB FUNGSI LUHUR Oleh : dr. Euis Heryati Mata Kuliah: ANATOMI OTAK; Pertemuan ke 9&10; Jurusan PLB FUNGSI LUHUR FUNGSI YANG MEMUNGKINKAN MANUSIA DAPAT MEMENUHI KEBUTUHAN JASMANI DAN ROHANI SESUAI DENGAN NILAI

Lebih terperinci

Sistem Saraf pada Manusia

Sistem Saraf pada Manusia Sistem Saraf pada Manusia Apa yang dimaksud dengn sistem saraf? Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh

Lebih terperinci

SISTEM SARAF. Sel Saraf

SISTEM SARAF. Sel Saraf SISTEM SARAF Sel Saraf Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistemn ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf mempunyai

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF)

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF) BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF) Standar Kompetensi : Sistem koordinasi meliputi sistem saraf, alat indera dan endokrin mengendalikan aktivitas berbagai bagian tubuh. Sistem saraf yang meliputi saraf

Lebih terperinci

Modul ke: Anatomi Sistem Saraf. Fakultas PSIKOLOGI. Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI

Modul ke: Anatomi Sistem Saraf. Fakultas PSIKOLOGI. Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI Modul ke: Anatomi Sistem Saraf Fakultas PSIKOLOGI Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id Susunan Umum Sistem Saraf Sistem saraf terdiri atas 2 bagian yaitu central

Lebih terperinci

1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah

1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah 1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah A. Selaput mielin B. Sel schwann C. Nodus ranvier D. Inti sel Schwann E. Tidak ada jawaban yang benar Jawaban : A Selaput

Lebih terperinci

Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal

Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal Perbandingan antara Sistem syaraf Somatik dan Otonom Sistem

Lebih terperinci

BAB IX SISTEM KOORDINASI SISTEM SYARAF SISTEM ENDOKRIN

BAB IX SISTEM KOORDINASI SISTEM SYARAF SISTEM ENDOKRIN BAB IX SISTEM KOORDINASI SISTEM SYARAF SISTEM ENDOKRIN A. SISTEM SARAF Otak Besar Otak Otak kecil Sistem saraf S.S Pusat Medula Spinalis Saraf Penghubung S.Cranial S.S. Tepi S. Spinal S. Otonom Saraf simpatis

Lebih terperinci

SISTEM SARAF MANUSIA

SISTEM SARAF MANUSIA SISTEM SARAF MANUSIA skema sistem saraf manusia m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti SEL SARAF Struktur sel saraf neuron: Badan sel, Dendrit Akson Struktur

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.1 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.1 1. Perhatikan gambar berikut! Sel yang ditunjukkan gambar diatas adalah... neuron nefron neurit nucleus Kunci Jawaban : A

Lebih terperinci

SISTEM SARAF & INDRA PADA MANUSIA

SISTEM SARAF & INDRA PADA MANUSIA SISTEM SARAF & INDRA PADA MANUSIA Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013 Sistem Saraf Manusia ; neuron Sistem saraf PENGATUR fungsi tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan seseorang untuk menjawab sesuatu rangsangan secara sadar dan terkendali, dihitung mulai saat rangsangan diberikan sampai dengan

Lebih terperinci

Special Educational Needs

Special Educational Needs HAMBATAN SENSORI DAN PERSEPSI Oleh : DR. Zaenal Alimin M.Ed dr. Euis Heryati MK. HAMBATAN KONSENTRASI, ATENSI, PERSEPSI, DAN MOTORIK; PERTEMUAN 1-3 KONSEP DASAR HAMBATAN HAMBATAN HAMBATAN INTERNAL (Faktor

Lebih terperinci

Jenis hormon berdasarkan pembentuknya 1. Hormon steroid; struktur kimianya mirip dengan kolesterol. Contoh : kortisol, aldosteron, estrogen,

Jenis hormon berdasarkan pembentuknya 1. Hormon steroid; struktur kimianya mirip dengan kolesterol. Contoh : kortisol, aldosteron, estrogen, SISTEM ENDOKRIN Hormon adalah bahan kimia yang dihasilkan oleh sebuah sel atau sekelompok sel dan disekresikan ke dalam pembuluh darah serta dapat mempengaruhi pengaturan fisiologi sel-sel tubuh lain.

Lebih terperinci

ANATOMI OTAK. BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng, M.Psi

ANATOMI OTAK. BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng, M.Psi ANATOMI OTAK BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng, M.Psi www.unita.lecture.ub.ac.id Bagian Otak 1. Otak Bagian Belakang (hindbrain) 2. Otak Bagian Tengah (midbrain) 3. Otak Bagian Depan (forebrain) Hindbrain

Lebih terperinci

Kinestetik dibedakan dari proprioseptik berdsarkan aspek keseimbangan (balance). Contoh :

Kinestetik dibedakan dari proprioseptik berdsarkan aspek keseimbangan (balance). Contoh : PERSEPSI KINESTETIK DAN PERSEPSI TAKTUAL Oleh : dr. Euis Heryati, M.Kes MK. HAMBATAN KONSENTRASI, ATENSI, PERSEPSI, DAN MOTORIK BEBERAPA PERISTILAHAN PERSEPSI KINESTETIK PERSEPSI PROPRIOSEPTIK (Propriosepsi)

Lebih terperinci

SISTEM KOORDINASI RITA WAHYUNINGSIH SMA NEGERI 5 MATARAM

SISTEM KOORDINASI RITA WAHYUNINGSIH SMA NEGERI 5 MATARAM SISTEM KOORDINASI RITA WAHYUNINGSIH SMA NEGERI 5 MATARAM SISTEM KOORDINASI 1. SISTEM SARAF 2. SISTEM ENDOKRIN 3. SISTEM INDERA 4. SISTEM KOORDINASI PADA HEWAN SISTEM SARAF PADA MANUSIA Sistem saraf tersusun

Lebih terperinci

DIENCEPHALON. Letak: antara telencephalon dan midbrain, dan mengelilingi ventrikel ketiga. Dua struktur utama: Thalamus Hipothalamus

DIENCEPHALON. Letak: antara telencephalon dan midbrain, dan mengelilingi ventrikel ketiga. Dua struktur utama: Thalamus Hipothalamus DIENCEPHALON Letak: antara telencephalon dan midbrain, dan mengelilingi ventrikel ketiga Dua struktur utama: Thalamus Hipothalamus THALAMUS Thalamos = ruangan di dalam Letaknya di bagian dorsal diencephalon

Lebih terperinci

FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar Endokrin Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai susunan mikroskopis sangat

Lebih terperinci

Sistem Saraf. Sumsum. Sumsum Lanjutan

Sistem Saraf. Sumsum. Sumsum Lanjutan Sistem Saraf Sistem Saraf Pusat Sistem Saraf Tepi Otak Sumsum Sistem Saraf Aferen Sistem Saraf Eferen Lobus Frontalis Lobus Temporalis Otak Besar Lobus Oksipitalis Lobus Parietalis Otak Kecil Sumsum Lanjutan

Lebih terperinci

SISTEM KOORDINASI 1 : SISTEM SARAF. by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta

SISTEM KOORDINASI 1 : SISTEM SARAF. by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta SISTEM KOORDINASI 1 : SISTEM SARAF by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta ea/sistem saraf/sma/2013 1 Sistem Koordinasi 1. Sistem saraf 2. Sistem hormon 3. Sistem indera ea/sistem saraf/sma/2013

Lebih terperinci

PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON)

PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON) Bio Psikologi Modul ke: PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON) 1. Penemuan Transmisi Kimiawi pada Sinapsis 2. Urutan Peristiwa Kimiawi pada Sinaps 3. Hormon Fakultas Psikologi Firman Alamsyah, MA Program Studi

Lebih terperinci

1.1PENGERTIAN NYERI 1.2 MEKANISME NYERI

1.1PENGERTIAN NYERI 1.2 MEKANISME NYERI 1.1PENGERTIAN NYERI Nyeri merupakan sensasi yang terlokalisasi berupa ketidaknyamanan, kesedihan dan penderitaan yang dihasilkan oleh stimulasi pada akhiran saraf tertentu. Nyeri terjadi sebagai mekanisme

Lebih terperinci

BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF. Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain

BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF. Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF 2.1 Ganglia basalis dan subthalamik nukleus Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain dalam menghasilkan gerakan motorik terutama

Lebih terperinci

SISTEM SARAF PADA MANUSIA

SISTEM SARAF PADA MANUSIA TUGAS ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA SISTEM SARAF PADA MANUSIA Disusun oleh: Iis Nur Aisyah 24101020 Santi Nursamsiyah 24101048 SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG 2013 1. Sistem saraf Sistem saraf merupakan salah

Lebih terperinci

SISTEM SARAF OTONOM KELAS IIID FORMU14SI 014

SISTEM SARAF OTONOM KELAS IIID FORMU14SI 014 SISTEM SARAF OTONOM KELAS IIID FORMU14SI 014 PENGERTIAN SISTEM SARAF Merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh Merupan

Lebih terperinci

BESAR/ CEREBRUM KECIL / CEREBELLUM OTAK DIENCEPHALON, MESENCEPHALON, PONS, MEDDULLA OBLONGATA BATANG OTAK SSP STB/ MEDULLA SPINALIS LCS

BESAR/ CEREBRUM KECIL / CEREBELLUM OTAK DIENCEPHALON, MESENCEPHALON, PONS, MEDDULLA OBLONGATA BATANG OTAK SSP STB/ MEDULLA SPINALIS LCS BESAR/ CEREBRUM OTAK KECIL / CEREBELLUM SSP BATANG OTAK DIENCEPHALON, MESENCEPHALON, PONS, MEDDULLA OBLONGATA STB/ MEDULLA SPINALIS LCS NERVI CRANIALIS = 12 PASANG SST SOMATIS NERVI SPINALIS = 31 PASANG

Lebih terperinci

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. JARINGAN HEWAN Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. A. JARINGAN EPITEL Jaringan epitel merupakan jaringan penutup yang melapisi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ASPEK MOTORIK

PERKEMBANGAN ASPEK MOTORIK HAMBATAN MOTORIK Oleh : dr. Euis Heryati M.Kes MK. HAMBATAN KONSENTRASI, ATENSI, PERSEPSI, DAN MOTORIK; JURUSAN PLB PERKEMBANGAN ASPEK MOTORIK PRINSIP PERKEMBANGANNYA: - Proksimal distal - Fleksi ekstensi

Lebih terperinci

Gambaran Umum Sistem Saraf Sistem saraf mempunyai tiga fungsi yang saling tumpang-tindih, yaitu input sensoris, integrasi, dan output

Gambaran Umum Sistem Saraf Sistem saraf mempunyai tiga fungsi yang saling tumpang-tindih, yaitu input sensoris, integrasi, dan output SISTEM SARAF Gambar SEM kesepadanan antara sebuah sel saraf (neuron) dan mikroprossesor (chip) - 1 cm kubik otak > 50 juta sel saraf - sistem saraf dan sistem endokrin bekerjasama dan berinteraksi dalam

Lebih terperinci

Formatio Reticularis & Sistem Limbik. Oleh Prof dr Ahmad Effendi AAI dr Sufitni M.Kes

Formatio Reticularis & Sistem Limbik. Oleh Prof dr Ahmad Effendi AAI dr Sufitni M.Kes Formatio Reticularis & Sistem Limbik Oleh Prof dr Ahmad Effendi AAI dr Sufitni M.Kes Formatio Reticularis Jaring yang membentang sepanjang sumbu susunan saraf pusat dari medulla spinalis sampai cerebrum

Lebih terperinci

Otak dan Saraf Kranial. By : Dyan & Aulia

Otak dan Saraf Kranial. By : Dyan & Aulia Otak dan Saraf Kranial By : Dyan & Aulia Struktur Otak Otak Tengah (Mesencephalon) Otak (Encephalon) Otak Depan (Proencephalon) Otak Belakang (Rhombencephalon) Pons Serebellum Medulla Oblongata Medula

Lebih terperinci

SEL-SEL L S ISTE T M P ERS R YAR A A R F A A F N

SEL-SEL L S ISTE T M P ERS R YAR A A R F A A F N Pembagian Sistem Saraf 1. Sistem Saraf Pusat System = CNS) (Central Nervous Prepared by : MUKHLASIN, AMK., S.Pd.,., SKM., MKM. 2. Sistem Saraf Perifer (Peripheral Nervous System = PNS) Fungsi Sistem Persarafan

Lebih terperinci

SYSTEMA NERVOSUM (Sistem saraf)

SYSTEMA NERVOSUM (Sistem saraf) SYSTEMA NERVOSUM (Sistem saraf) Systema Nervosum mempunyai 3 fungsi yaitu: 1. sebagai penerima rangsang dan reseptor sensoris (baik yang berasal dari luar atau dalam organ/tubuh) yang kemudian dibawa ke

Lebih terperinci

DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF

DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF Sistem syaraf bertanggung jawab dalam mempertahankan homeostasis tubuh (kesetimbangan tubuh, lingkungan internal tubuh stabil) Fungsi utamanya adalah untuk:

Lebih terperinci

ANATOMI DAN FISIOLOGI

ANATOMI DAN FISIOLOGI ANATOMI DAN FISIOLOGI Yoedhi S Fakar ANATOMI Ilmu yang mempelajari Susunan dan Bentuk Tubuh FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) dari Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) dari alat atau jaringan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Definisi Traktus Spinotalamikus Anterior Traktus Spinotalamikus Lateral Daftar Pustaka

DAFTAR ISI. Definisi Traktus Spinotalamikus Anterior Traktus Spinotalamikus Lateral Daftar Pustaka DAFTAR ISI Definisi 2 Traktus Spinotalamikus Anterior 2 Traktus Spinotalamikus Lateral 4 Daftar Pustaka 8 1 A. Definisi Traktus Spinotalamikus adalah traktus yang menghubungkan antara reseptor tekanan,

Lebih terperinci

OTAK Otak berperan dalam gerakan sadar, interpretasi dan integrasi sensasi, kesadaran dan fungsi kognitif

OTAK Otak berperan dalam gerakan sadar, interpretasi dan integrasi sensasi, kesadaran dan fungsi kognitif Sistem Syaraf Pusat OTAK Otak berperan dalam gerakan sadar, interpretasi dan integrasi sensasi, kesadaran dan fungsi kognitif BAGIAN DAN ORGANISASI OTAK Otak orang dewasa dibagi menjadi: Hemisfere serebral

Lebih terperinci

A. SEL-SEL PADA SISTEM SARAF

A. SEL-SEL PADA SISTEM SARAF A. SEL-SEL PADA SISTEM SARAF 1. Neuron Neuron adalah unit fungsional sistem syaraf yang terdiri dari badan sel dan perpanjangan sitoplasma, dengan komponen-komponennya antara lain: a. Badan sel Berfungsi

Lebih terperinci

Akar Biologi dalam Ilmu Psikologi. Dra. Rahayu Ginintasasi,M.Si

Akar Biologi dalam Ilmu Psikologi. Dra. Rahayu Ginintasasi,M.Si Akar Biologi dalam Ilmu Psikologi Dra. Rahayu Ginintasasi,M.Si Sistem Saraf Sistem Saraf Sistem saraf berfungsi untuk mengumpulkan dan memproses informasi, memberikan reaksi terhadap berbagai rangsangan,

Lebih terperinci

TINGKAT KONTROL SISTEM SARAF OTONOM

TINGKAT KONTROL SISTEM SARAF OTONOM TINGKAT KONTROL SISTEM SARAF OTONOM Sistem Saraf manusia Tubuh manusia dapat dilihat sebagai suatu sistem saraf yang dapat berubah-ubah kinerjanya bergantung antara lain pada perubahan rangsangan dari

Lebih terperinci

Sistem Saraf Tepi (perifer)

Sistem Saraf Tepi (perifer) SISTIM SYARAF TEPI Sistem Saraf Tepi (perifer) Sistem saraf tepi berfungsi menghubungkan sistem saraf pusat dengan organ-organ tubuh Berdasarkan arah impuls, saraf tepi terbagi menjadi: - Sistem saraf

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM SARAF

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM SARAF JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM SARAF Sistem saraf adalah sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul saraf ke susunan

Lebih terperinci

Bio Psikologi. Firman Alamsyah, MA. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Bio Psikologi. Firman Alamsyah, MA. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Bio Psikologi Modul ke: Fakultas Psikologi SISTEM SENSORI MOTOR 1. Tiga Prinsip Fungsi Sensorimotor 2. Korteks Asosiasi Sensorimotor 3. Korteks Motorik Sekunder 4. Korteks Motorik Primer 5. Serebelum dan

Lebih terperinci

TUGAS 3 SISTEM PORTAL

TUGAS 3 SISTEM PORTAL TUGAS 3 SISTEM PORTAL Fasilitator : Drg. Agnes Frethernety, M.Biomed Nama : Ni Made Yogaswari NIM : FAA 113 032 Kelompok : III Modul Ginjal dan Cairan Tubuh Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya

Lebih terperinci

Rijalul Fikri FISIOLOGI ENDOKRIN

Rijalul Fikri FISIOLOGI ENDOKRIN Rijalul Fikri FISIOLOGI ENDOKRIN Kemampuan suatu sel atau jaringan untuk berkomunikasi satu sama lainnya dimungkinkan oleh adanya 2 (dua) sistem yang berfungsi untuk mengkoordinasi semua aktifitas sel

Lebih terperinci

Reflex adalah rangkaian gerakan yang dilakukan secara cepat, involunter dan tidak direncanakan sebagai respon terhadap suatu stimulus

Reflex adalah rangkaian gerakan yang dilakukan secara cepat, involunter dan tidak direncanakan sebagai respon terhadap suatu stimulus Reflex adalah rangkaian gerakan yang dilakukan secara cepat, involunter dan tidak direncanakan sebagai respon terhadap suatu stimulus Merupakan fungsi integratif Lengkung reflex (reflex arc) adalah jalur

Lebih terperinci

Kamis, 12 Februari 2009

Kamis, 12 Februari 2009 Kamis, 12 Februari 2009 makalah cdrg PERAN DAN KINERJA SISTEM SARAF OTONOM DALAM TUBUH MANUSIA Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Fisiologi Pada Fakultas Kedokteran Gigi

Lebih terperinci

Sel fungsional yang bekerja pada sistem saraf

Sel fungsional yang bekerja pada sistem saraf FISIOLOGI VETERINER Sistem Saraf merupakan serangkaian mekanisme kerja yang kompleks dan berkesinambungan, yang bertugas menghantarkan impuls listrik yang terbentuk akibat adanya suatu stimulus (rangsang).

Lebih terperinci

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel ORGANISASI KEHIDUPAN Sel Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Ukuran sangat kecil untuk melihat harus dibantu dengan mikroskop. Kata sel berasal dari bahasa latin cellulae, yang berarti bilik kecil.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dunia perkuliahan seringkali mahasiswa-mahasiswi mengalami stres saat mengerjakan banyak tugas dan memenuhi berbagai tuntutan. Terbukti dengan prevalensi

Lebih terperinci

FISIOLOGI HORMON STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN

FISIOLOGI HORMON STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN FISIOLOGI HORMON Fisiologi hormon By@Ismail,S.Kep, Ns, M.Kes 1 STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN Sistem endokrin terdiri dari kelenjarkelenjar endokrin Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses belajar memerlukan proses memori (daya ingat), yang terdiri dari tiga tahap ; yaitu mendapatkan informasi (learning), menyimpannya (retention), dan mengingat

Lebih terperinci

SENSASI PERSEPSI Biopsikologi

SENSASI PERSEPSI Biopsikologi SENSASI PERSEPSI Biopsikologi UNITA WERDI RAHAJENG www.unita.lecture.ub.ac.id Sensasi: Sensasi dan Persepsi Deteksi energi fisik yg dihasilkan /dipantulkan oleh bendabenda fisik Persepsi Sekumpulan tindakan

Lebih terperinci

SUSUNAN NEUROMUSKULAR

SUSUNAN NEUROMUSKULAR SUSUNAN NEUROMUSKULAR Learning Objective: 1. Mahasiswa memahami sistem neuromuscular yang mendukung sistem musculoskeletal yang menghasilkan hasil akhir berupa gerakan 2. Mahasiswa memahami sistem motorik

Lebih terperinci

EMOSI, STRES DAN KESEHATAN. Unita Werdi Rahajeng, M.Psi., psi

EMOSI, STRES DAN KESEHATAN. Unita Werdi Rahajeng, M.Psi., psi EMOSI, STRES DAN KESEHATAN Unita Werdi Rahajeng, M.Psi., psi unita@ub.ac.id http://www.youtube.com/watch?v=4kbsrxp0wik JW Papez mengajukan ide bahwa respon emosional tergantung oleh sistem di forebrain

Lebih terperinci

Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik. Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf

Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik. Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : IOF 220 : Perkembangan Motorik Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik Sistem Syaraf Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf

Lebih terperinci

BAB 1 PENGANTAR PSIKOLOGI FAAL 1

BAB 1 PENGANTAR PSIKOLOGI FAAL 1 Dattar Isi BAB 1 PENGANTAR PSIKOLOGI FAAL 1 A. PENGERTIAN 2 B. PENDEKATAN BIOPSIKOLOGI 3 c. PERILAKU BIOLOGIS 6 D. PERKEMBANGAN PERILAKU (INTERAKSI ANTARA FAKTOR GENETIK DAN PENGALAMAN) 10 BAB 2 SISTEM

Lebih terperinci

ANATOMI SISTEM SARAF DAN PERANANNYA DALAM REGULASI KONTRAKSI OTOT RANGKA

ANATOMI SISTEM SARAF DAN PERANANNYA DALAM REGULASI KONTRAKSI OTOT RANGKA ANATOMI SISTEM SARAF DAN PERANANNYA DALAM REGULASI KONTRAKSI OTOT RANGKA Dr. LITA FERIYAWATI NIP. 132295736 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENDAHULUAN Sistim saraf manusia adalah suatu

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN Kode dan nama mata kuliah : PG 422 (3 sks) Topik bahasan : Psikodiagnostik III Wawancara Tujuan pembelajaran umum : Mahasiswa memahami orientasi perkuliahan (membahas tentang silabus, peraturan kelas,

Lebih terperinci

Sensasi dan Persepsi

Sensasi dan Persepsi SENSASI Sensasi dan Persepsi Sensasi: Deteksi energi fisik yg dihasilkan /dipantulkan oleh benda-benda fisik Persepsi Sekumpulan tindakan mental yg mengatur impulsimpuls sensorik mjd 1 pola bermakna Proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Aktivitas Fisik a. Definisi Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik

Lebih terperinci

Peningkatan atau penurunan kemampuan pemecahan masalah dan kreativitas

Peningkatan atau penurunan kemampuan pemecahan masalah dan kreativitas Lobus Otak dan Fungsinya Lobus Frontal Lobus frontal adalah rumah bagi pemikiran kognitif kita, dan itu adalah proses yang menentukan dan membentuk kepribadian seorang individu. Pada manusia, lobus frontal

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN BAB I : KONSEP DASAR PSIKOLOGI FAAL 1

HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN BAB I : KONSEP DASAR PSIKOLOGI FAAL 1 Daftar Isi Hal. HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN i iii iv ix xi xii BAB I : KONSEP DASAR PSIKOLOGI FAAL 1 A. Pemahaman tentang Biopsikologi 1 B. Area Kajian

Lebih terperinci

Bio Psikologi. Firman Alamsyah, MA

Bio Psikologi. Firman Alamsyah, MA Bio Psikologi Modul ke: Konduksi Neural / Sinapsis: 1. Konsep sinapsis 2. Peristiwa kimiawi pada sinapsis 3. Obat-obatan dan sinapsis Fakultas Psikologi Firman Alamsyah, MA Program Studi Psikologi Konsep

Lebih terperinci

JARINGAN PADA HEWAN & MANUSIA

JARINGAN PADA HEWAN & MANUSIA JARINGAN PADA HEWAN & MANUSIA TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menjelaskan pengertian dan fungsi jaringan embrional 2. Menjelaskan ciri dan fungsi jaringan epitelium 3. Menjelaskan ciri dan fungsi jaringanjaringan

Lebih terperinci

NEURON & HORMON. Unita Werdi Rahajeng Psikologi-FISIP UB

NEURON & HORMON. Unita Werdi Rahajeng Psikologi-FISIP UB NEURON & HORMON Unita Werdi Rahajeng Psikologi-FISIP UB unita@ub.ac.id www.unita.lecture.ub.ac.id SISTEM SARAF Sistem saraf tersusun oleh 2 tipe sel : 1. Neuron 2. Glia NEURON Neuron adalah sel khusus

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM. Indera Rasa Kulit

LAPORAN PRAKTIKUM. Indera Rasa Kulit LAPORAN PRAKTIKUM Indera Rasa Kulit OLEH : ANGGUN OCTAVIEARLY P. 121610101042 LABORATORIUM FISIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2012 BAB I DASAR TEORI INDERA RASA KULIT Pada kulit kita

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tekanan mental atau beban kehidupan. Dalam buku Stress and Health, Rice (1992)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tekanan mental atau beban kehidupan. Dalam buku Stress and Health, Rice (1992) BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stres 2.1.1 Definisi Stres dan Jenis Stres Menurut WHO (2003) stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap tekanan mental atau beban kehidupan. Dalam buku Stress and Health,

Lebih terperinci

FISIOLOGI VETERINER FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN 2018

FISIOLOGI VETERINER FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN 2018 FISIOLOGI VETERINER FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN 2018 Sistem Saraf merupakan serangkaian mekanisme kerja yang kompleks dan berkesinambungan, yang bertugas menghantarkan impuls listrik yang terbentuk akibat

Lebih terperinci

Sistem Koordinasi Neuron dan Impuls

Sistem Koordinasi Neuron dan Impuls Sistem Koordinasi Neuron dan Impuls Sebelum mempelajari tentang neuron secara tersendiri mari kita amati secara garis besar aliran informasi pada tubuh hewan. Di sini akan digunakan contoh pada gurita

Lebih terperinci

FUNGSI KORTIKAL LUHUR

FUNGSI KORTIKAL LUHUR FUNGSI KORTIKAL LUHUR PENDAHULUAN Otak merupakan organ untuk berfikir yang dapat terganggu oleh berbagai sebab seperti stroke. Bagian tertentu otak mernpunyai fungsi khusus, fungsi luhur dalam keadaan

Lebih terperinci

BAHASAN SEKITARNYA YANG MERUPAKAN DASAR ADANYA GERAK DARI GERAK SISTEM OTOT TULANG TUBUH FUNGSIONAL LOKAL / KESELURUHAN

BAHASAN SEKITARNYA YANG MERUPAKAN DASAR ADANYA GERAK DARI GERAK SISTEM OTOT TULANG TUBUH FUNGSIONAL LOKAL / KESELURUHAN HAMBATAN MOTORIK BAHASAN 1. SISTEM OTOT TULANG, SENDI DAN OTOT SEKITARNYA YANG MERUPAKAN DASAR ADANYA GERAK 2. SISTEM OTOT SARAF : MENGENDALIKAN FUNGSI DARI GERAK SISTEM OTOT TULANG 3. SISTEM OTOT, TULANG,

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi setiap aspek kehidupan sehari-hari, manusia tidak terlepas dari proses stimulus dan respon. Setiap gerakan yang disadari selalu berkaitan dengan stimulus

Lebih terperinci

SISTEM SARAF. Oleh Dr. KATRIN ROOSITA, SP.MSi. DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT, FEMA, IPB

SISTEM SARAF. Oleh Dr. KATRIN ROOSITA, SP.MSi. DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT, FEMA, IPB SISTEM SARAF Oleh Dr. KATRIN ROOSITA, SP.MSi. DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT, FEMA, IPB FUNGSI SISTEM SARAF Menerima informasi dari dalam dan luar tubuh Mengkoordinasikan informasi Memberikan respon terhadap

Lebih terperinci

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Pendahuluan Dasarnya : neurofarmakologi studi ttg obat yang berpengaruh terhadap jaringan saraf Ruang lingkup obat-obat SSP: analgetik, sedatif, antikonvulsan, antidepresan,

Lebih terperinci

Karakteristik Organisme Hidup. UNSYIAH Universitas Syiah Kuala 9/28/2016. Tema-tema dalam Mempelajari Kehidupan. Organisasi Biologi

Karakteristik Organisme Hidup. UNSYIAH Universitas Syiah Kuala 9/28/2016. Tema-tema dalam Mempelajari Kehidupan. Organisasi Biologi UNSYIAH Universitas Syiah Kuala Pengantar Biologi MPA-107, 3 (2-1) Kuliah 10 STRUKTUR & PERKEMBANGAN: HEWAN Tim Pengantar Biologi Jurusan Biologi FMIPA Unsyiah Keanekaragaman hewan dengan berbagai modifikasi

Lebih terperinci

Peristiwa Kimiawi (Sistem Hormon)

Peristiwa Kimiawi (Sistem Hormon) Modul ke: Peristiwa Kimiawi (Sistem Hormon) Fakultas PSIKOLOGI Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id Pengertian Hormon Hormon berasal dari kata hormaein yang berarti

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Perut terisi makanan lambung diperintah untuk mencerna

PENDAHULUAN. Perut terisi makanan lambung diperintah untuk mencerna SISTEM SENSORIK PENDAHULUAN Sistem sensorik memungkinkan kita merasakan dunia Bertindak sebagai sistem peringatan Nyeri indikasi menghindari rangsangan yang membahayakan Mengetahui apa yang terjadi dalam

Lebih terperinci

Sistem Koordinasi dan Indra pada Manusia

Sistem Koordinasi dan Indra pada Manusia Sistem Koordinasi dan Indra pada Manusia Sistem Koordinasi Tubuh kita terdiri dari banyak organ yang kesemuanya bekerja tanpa saling mengganggu antara organ satu dengan yang lainnya. Hal ini dapat terjadi

Lebih terperinci

Pengaturan sistem pencernaan oleh saraf dan hormon Sistem yang fungsinya itu dapat mengatur dan mengendalikan kerja alat tubuh agar tubuh dapat

Pengaturan sistem pencernaan oleh saraf dan hormon Sistem yang fungsinya itu dapat mengatur dan mengendalikan kerja alat tubuh agar tubuh dapat Pengaturan sistem pencernaan oleh saraf dan hormon Sistem yang fungsinya itu dapat mengatur dan mengendalikan kerja alat tubuh agar tubuh dapat bekerja dengan serasi dan sesuai dengan fungsinya dan itu

Lebih terperinci

Jaringan Otot dan Saraf Sebuah Karya Presentasi Kelompok 4

Jaringan Otot dan Saraf Sebuah Karya Presentasi Kelompok 4 Jaringan Otot dan Saraf Sebuah Karya Presentasi Kelompok 4 DOSEN Pengampu : Eva Tyas Utami,S.Si,M.Si Disusun Oleh : Laili Nur Azizah Lutfi (131810401004) Novita Nur Kumala (161810401003) Desy Lutfianasari

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Sistem Saraf Pusat Sebagai Pengendali Gerak Refleks yang disusun oleh: Nama :

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Sistem Saraf Pusat Sebagai Pengendali Gerak Refleks yang disusun oleh: Nama : LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (SISTEM SARAF PUSAT SEBAGAI PENGENDALI GERAK REFLEKS) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI A KELOMPOK : IV (Empat) LABORATORIUM

Lebih terperinci

PSIKOLOGI. Sistem Sensorimotor MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh. Mampu menjelaskan sistem sensorimotor

PSIKOLOGI. Sistem Sensorimotor MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh. Mampu menjelaskan sistem sensorimotor MODUL PERKULIAHAN Sistem Sensorimotor Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh PSIKOLOGI PSIKOLOGI 11 MK61045 Abstract Membahas tentang sistem sensorimotor Kompetensi Mampu menjelaskan sistem

Lebih terperinci

Jaras Desenden oleh Evan Regar,

Jaras Desenden oleh Evan Regar, Jaras Desenden oleh Evan Regar, 0906508024 Pendahuluan Telah diketahui bahwa terdapat serabut saraf yang terletak di substansia alba medulla spinalis mengandung dua arah pembawaan informasi, yakni arah

Lebih terperinci

Reseptor taktil terdapat di beberapa ujung saraf bebas yang dapat ditemukan di dalam kulit dan di dalam banyak jaringan lain serta dapat mendeteksi

Reseptor taktil terdapat di beberapa ujung saraf bebas yang dapat ditemukan di dalam kulit dan di dalam banyak jaringan lain serta dapat mendeteksi Pada kulit kita terdapat beberapa jenis reseptor rasa. Mekanisme sensoris pada reseptorreseptor tersebut dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan philogenesis, jalurjalur syaraf spinal, dan daerah cortex

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas motorik atau pergerakan yang normal sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari (Miller, 2011). Gerak adalah suatu proses

Lebih terperinci