ANALISA BISING LATAR BELAKANG, DISTRIBUSI TINGKAT TEKANAN BUNYI DAN WAKTU DENGUNG DI RUANG SIDANG FISIKA FMIPA (G-202) ITS SURABAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA BISING LATAR BELAKANG, DISTRIBUSI TINGKAT TEKANAN BUNYI DAN WAKTU DENGUNG DI RUANG SIDANG FISIKA FMIPA (G-202) ITS SURABAYA"

Transkripsi

1 ANALISA BISING LATAR BELAKANG, DISTRIBUSI TINGKAT TEKANAN BUNYI DAN WAKTU DENGUNG DI RUANG SIDANG FISIKA FMIPA (G-202) ITS SURABAYA RB Muhammad Kadarisman; Suyatno, M.Si Jurusan Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya ; Abstrak Penelitian tugas akhir ini untuk menganalisa distribusi tingkat tekanan bunyi, bising latar belakang dan waktu dengung di ruang sidang Fisika FMIPA (G-202) ITS. Parameter-parameter akustik tersebut diukur dengan menyalakan semua peralatan mekanikal-elektrikal dalam ruang, tanpa adanya pendengar dan dengan variasi peletakan sumber bunyi. Dari hasil penelitian diperoleh distribusi TTB yang merata bila sumber bunyi ditempatkan pada kanan-kiri panggung pada frekuensi 1, 2 KHZ dan 4 dibandingkan pada frekuensi 250 Hz dan 500 Hz. Nilai tingkat bising latar belakang yaitu NC-45 s/d NC-49 yang melampaui nilai kebisingan dari ruang percakapan. Waktu dengung yang terukur lebih mengarah kepada kondisi ruang sebagai ruang musik. Hasil simulasi menunjukkan penyimpangan 6,59% untuk frekuensi 1 bila dibandingkan dengan hasil pengukuran. Kata kunci: distribusi, TTB, bising latar belakang, waktu dengung Abstract This final project objective is to analyze the distribution of sound pressure level, noise background and the reverberation time in Physics ITS court room (g-202). Those acoustic parameters were measured by turning on all the mechanical-electrical equipment in the room, without audience and with variation of the sources location. The result shows an almost uniform SPL when the sources placed on either side of the stage at frequency 1, 2 and 4 compared at frequency of 250 Hz and 500 Hz. The value of the background noise level between NC-45 and NC-49 that exceeds the value of speech room criteria. The result of reverberation time is more acceptable as the concert room condition. The simulation results showed at frequency 1 have deviation of 6,59% when compared with the measurement. Keywords: distribution, SPL, noise background, reverberation time. 1. Pendahuluan Suatu ruang yang mempunyai sifat akustik yang baik salah satu kriteria dasarnya adalah distribusi bunyi di dalam ruang yang merata. Untuk mengetahui kualitas akustik ruang yang baik dilakukan pengukuran 3 (tiga) parameter objektif yaitu tingkat bising latar belakang (background noise level), distribusi tingkat tekanan bunyi (TTB) dan respon impuls ruang yang diantaranya berupa waktu dengung dan waktu peluruhan (early decay time- EDT). Pengukuran background noise level dilakukan untuk mengetahui besaran noise criteria (NC) terhadap kondisi kebisingan lingkungan baik dari dalam maupun luar gedung. Pengukuran distribusi TTB untuk mengetahui penyebaran suara dalam ruang tersebut. Pengukuran respon impuls ruang untuk menilai parameter akustik objektif ruang seperti waktu dengung dan cacat-cacat akustik yang berhubungan dengan pemilihan bahan-bahan pelapis pada elemen interiornya (Sabine, 1993). Dalam penelitian tugas akhir ini digunakan software ECOTECT v5.60 untuk mensimulasikan waktu dengung dalam ruangan. Dari software ini diharapkan dapat digunakan sebagai alat simulasi perhitungan waktu dengung yang menunjukkan kesesuaian dengan hasil pengukuran. Tingkat kesesuaian ini bisa dijadikan acuan untuk dipakai sebagai alat simulasi pada penelitian selanjutnya. 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Tingkat Tekanan Bunyi Besaran TTB ini adalah nilai logaritmik dari tekanan bunyi yang diukur relatif terhadap tekanan bunyi referensinya, secara matematis dirumuskan sebagai berikut: 10 (2.1) Dalam sebuah ruang, bunyi belum tentu berperilaku seperti ketika dalam medan bebas.

2 Karena di dalam ruangan bunyi akan mengalami berbagai macam kemungkinan. Tentang hal ini akan dijelaskan lebih lanjut di Bab 2.2. Untuk perumusan TTB di dalam ruang secara matematis ditulis sebagai berikut: 10 9,9 (2.2) 2.2 Perambatan Bunyi Dalam Ruang Gelombang bunyi dalam sebuah ruang akan merambat lurus hingga gelombang itu membentur suatu permukaan atau benda. Ketika gelombang bunyi tersebut mengenai suatu permukaan maka terjadi beberapa kemungkinan, diantaranya bunyi akan dipantulkan, diserap, ditransmisikan atau bunyi akan didifraksikan. Untuk lebih jelasnya bagaimana kemungkinan bunyi yang ada dalam ruang bisa dilihat pada Gambar 2.1. Adanya pemantulan dan penyerapan bunyi menentukan keadaan medan bunyi dalam ruang. Semakin kecil pemantulannya berarti semakin besar penyerapan bunyi di dalam ruang, begitu juga sebaliknya. Gelombang bunyi yang dapat menembus ke luar atau ke dalam ruangan merupakan transmisi bunyi yang berhubungan dengan daya isolasi ruang. Daya isolasi yang baik dapat mengisolasi bunyi dari luar ke dalam ruangan atau sebaliknya. Sedangkan difraksi bunyi pada tepi-tepi permukaan ruang menentukan keacakan bunyi pada ruang atau difusitas ruangan sehingga bunyi dapat terdistribusi lebih merata. (Sumber: Lea Prasetio, 2003) Gambar 2.1 Perambatan bunyi dalam ruang Bunyi yang diterima oleh seorang pendengar di dalam ruangan tidak hanya berasal dari bunyi langsung, tetapi juga berasal dari bunyi yang mengalami pemantulan-pemantulan yang disebut bunyi pantul. Pada bunyi pantul dipengaruhi oleh banyak hal, misalnya bahan penyusun ruang (berkaitan dengan koefisien absorpsi bahan), bentuk dan volume ruang serta penempatan speaker (sumber bunyi). Oleh karena di dalam ruang, maka titik-titik yang jauh dari sumber bunyi belum tentu akan mempunyai TTB yang lebih kecil dibandingkan TTB yang lebih dekat ke sumber. Hal ini terjadi karena pada titik tersebut banyak bunyi pantul yang tiba meskipun bunyi langsungnya berkurang, sehingga TTB dapat tetap tinggi di titik tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.2. (Sumber: Joko Sarwono) Gambar 2.2 Bunyi langsung dan bunyi pantul dalam ruang 2.3 Waktu Dengung dan Koefisien Penyerapan Pada umumnya waktu dengung dipengaruhi oleh jumlah energi pantulan yang terjadi dalam ruangan. Semakin banyak energi pantulan, maka semakin panjang waktu dengung ruangan, dan sebaliknya. Energi pantulan dalam ruangan sangat berkaitan dengan karakteristik bahan material yang digunakan semua permukaan ruang. Menurut Sabine, hubungan matematis antara waktu dengung, volume ruang dan penyerapan bunyi dirumuskan sebagai berikut:, (2.3) dengan, T : waktu dengung, (sekon) V : volume ruang, (m 3 ) A : penyerapan ruang total, (sabine) M : koefisien penyerapan udara, (sabin/m 3 ). Setiap permukaan yang didatangi oleh gelombang suara akan memantulkan, menyerap dan meneruskan energi suara yang datang. Koefisien serap per definisi adalah perbandingan energi suara yang diserap oleh material terhadap energi suara yang datang padanya. Penyerapan suatu permukaan diperoleh dengan mengalikan luas permukaan S dengan koefisien penyerapan (α). Jika pada ruangan terdiri dari banyak koefisien penyerapan (α) maka penyerapan ruang total (A) diperoleh dengan menjumlahkan perkalian-perkalian ini. Secara matematik dapat dituliskan: (2.4) dengan, =luas masing-masing permukaan,(m 2 ) =koefisien penyerapan masing-masing permukaan. Pada kondisi pengukuran waktu dengung di lapangan, bunyi yang dihasilkan dari sumber sangat sulit untuk meluruh sebanyak 60 db. Hal ini dikarenakan tingkat bising latar belakang ruangan yang terlalu tinggi. Untuk itu digunakan beberapa metode untuk mendekati waktu dengung yaitu dengan cara mengambil data peluruhan beberapa db awal, kemudian mengekstrapolasi hasilnya sehingga 2

3 menjadi 60 db, dan menggunakan waktu hasil ekstrapolasi tersebut sebagai waktu dengung. Umumnya dikenal tiga jenis parameter pendekatan waktu dengung, yaitu: 1. EDT (Early Decay Time): ekstrapolasi data peluruhan mulai 0 db sampai dengan 10 db. 2. T(20): ekstrapolasi data peluruhan mulai 5 db sampai dengan 25 db. 3. T(30): ekstrapolasi data peluruhan mulai 5 db sampai dengan 35 db. 3 Hotel / motel 30 s/d 35 a) Kamar b) Ruang pertemuan 35 s/d 40 c) Hall, Lobi, Koridor 40 s/d 45 d) Area pelayanan 4 Perkantoran a) Ruang konferensi 30 s/d 35 b) Ruang karyawan c) Ruang perlengkapan dan komputer 40 s/d 45 5 Rumah Sakit dan puskesmas a) Ruang pasien b) Bangsal 30 s/d s/d 40 c) Ruang operasi 35 s/d 40 d) Koridor 35 s/d 40 e) Area publik 6 Tempat Ibadat 7 Sekolah a) Ruang kelas/kuliah b) Ruang seminar 8 Perpustakaan 35 s/d 40 9 Ruang konser 5 s/d Ruang teater 20 s/d Studio rekaman 10 s/d Bioskop 30 s/d 35 Gambar 2.3 Pembacaan EDT, T(20) dan T(30) Dengan menggunakan perangkat lunak pengolah data akustik (seperti YMEC dan sample champion pro), ketiga parameter tersebut maupun T(60) dapat ditampilkan sekaligus setelah melakukan pengukuran dengan sinyal respon impulse dalam ruang. 2.4 Kriteria Bising Ruangan Bising latar belakang merupakan tingkat bising pada ruangan yang bukan aktivitas manusia tetapi karena pengaruh bising dari dalam ruangan (misalkan lampu dan AC) maupun dari luar seperti bising jalan raya. Tingkat bising latar belakang maksimum yang diperbolehkan untuk berbagai jenis dan fungsi ruangan telah ditetapkan dalam bilangan NC dan bisa dilihat pada Tabel 2.1. Untuk mengetahui bilangan NC suatu ruangan maka terlebih dahulu dilakukan pengukuran tingkat bising latar belakang untuk setiap frekuensi tengah 1/1 oktaf. Hasil pengukuran kemudian diplot pada kurva NC standar seperti pada Gambar 2.4 berikut, untuk ditentukan besar bilangan NC-nya. Tabel 2.1. Bilangan NC untuk berbagai jenis ruangan (Sumber : Marshall Long, 2006) No Jenis Area Bilangan NC 1 Tempat tinggal 2 Apartemen (Sumber : Marshall Long, 2006) Gambar 2.4 Kurva NC standar Bilangan NC dari suatu ruangan adalah nilai dari kurva NC tertinggi yang menyinggung titik hasil plot tingkat bising latar belakang. Dari gambar dapat dilihat adanya toleransi yang cukup tinggi untuk bising pada frekuensi rendah. Hal ini dikarenakan pada awalnya NC dikembangkan untuk memperhitungkan pengaruh bising dari penyejuk udara (AC), dimana karakter bising dominan terletak pada frekuensi rendah. 3. Diagram/Skema Kerja Pada penelitian tugas akhir ini akan diukur parameter-parameter kualitas akustik ruang yang sesuai dengan penggunaan ruang sebagai ruang percakapan. Objek penelitian adalah ruang sidang Fisika FMIPA yang akan dicari kesesuaian antara hasil pengukuran dengan hasil simulasi. Pelaksanaan 3

4 penelitian dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: Tahap persiapan dan pengenalan peralatan Tahap pengukuran Tahap simulasi Tahap pengolahan dan analisa data Laporan akhir Gambar 3.1 Diagram alir metodologi penelitian 3.2 Tahap Pengukuran Ruang sidang Fisika FMIPA digunakan sebagai ruang perrcakapan (speech) sehingga frekuensi yang dominan adalah frekuensi pembicaraan ( 250 Hz sampai dengan 4000 Hz). Pengukuran dilakukan dalam kondisi ruang tanpa audience namun seluruh peralatan mekanikal-elektrikal dinyalakan agar sesuai dengan kondisi ketika ada kegiatan. (Sumber : Analisa penulis, 2010) Gambar 3.2 Skema posisi sumber bunyi dan titik-titik ukur Titik ukur di ruang sidang Jurusan Fisika diambil sebanyak 20 titik (Gambar 3.2) dengan beda jarak tiap titiknya adalah 2 meter. Ketinggian SLM (sound level meter) diatur 120 cm. Loudspeaker pada tugas akhir ini diletakkan pada ketinggian 180 cm di beberapa tempat dalam ruangan yaitu: o Di depan panggung sebelah kanan. o Di depan panggung sebelah kiri. o Di depan panggung sebelah kanan dan kiri. Tujuan peletakan loudspeaker ini adalah agar bunyi tersebut menyebar ke segala arah secara merata. Pengukuran dilakukan tanpa merubah furniture-furniture yang terdapat dalam ruangan. 3.3 Tahap Ssimulasi Data input yang harus dipersiapkan dan dimasukkan untuk menjalankan simulasi model 3D auditorium dan analisis program ECOTECT v5.60 yaitu: 1. Data Bangunan, meliputi data material atau bahan-bahan pelapis interior auditorium yang akan dipergunakan, data dan letak speaker dalam ruangan, data akurat mengenai besaran dan ukuran ruang auditorium yang akan dianalisis (biasanya didapat dari gambar kerja proyek), serta jumlah kapasitas maksimum ruangan (occupancy). 2. Model Auditorium, gambar penyederhanaan ruang auditorium yang dimasukkan ke dalam program ECOTECT v5.60. Tujuan membuat model ini untuk menentukan: (a) Ukuran secara detail, yaitu berupa data ukuran ruang auditorium mulai dari gambar denah, ketinggian ruang, penutup atap (plafon), pembukaan jendela dan pintu, serta pembagian area dengan bahan-bahan penutup yang berbeda. (b) Material, yaitu bahan yang akan dipakai dalam tiap-tiap pelapis bidang permukaan interior. (c) Speaker, yaitu menentukan arah hadap dan kuat frekuensi tiap speaker sebagai sumber suara yang akan dianalisis. Model auditorium dibuat pada program ECOTECT v5.60 melalui Modelling Toolbar dan Additional Toolbar, dimana tiap-tiap bagian dapat dipakai untuk menciptakan tipe yang berbeda. Program ECOTECT v5.60 secara otomatis memberikan tipe elemen interior dan material standar. Untuk tipe bahan dan elemen interior yang lain dapat ditentukan sendiri melalui menu Control Panel dan Material Assignments Panel atau Selection Information Panel. 3. Control Panel dipakai untuk perlakuan model dan tujuan analisis yang berbeda. Control Panel yang dapat dipergunakan dalam pengamatan lingkungan akustik adalah: (a) Selection Information, berisi informasi dan setting dalam obyek atau zona yang sedang dipilih. Hal yang umum diamati yaitu luas, volume, bahan, dan elemen interior obyek yang dipilih. (b) Zone Management, berisi daftar zona yang ada dalam model yang telah dibuat. (c) Material Assignment, berisi daftar material yang tersedia dalam program ECOTECT v5.60 dan digunakan dalam obyek sketsa yang dipilih. (d) Rays & Particles, berisi menu control untuk analisis EDT dan penyebaran acoustic rays dalam model. 4. Material Library, memungkinkan untuk mengorganisir dan mengatur material dalam model. Data material library program ECOTECT v5.60 4

5 dapat diakses dari Main Toolbar dan Material Library. Setelah data-data input dimasukkan maka proses simulasi dapat dilakukan. Simulasi perhitungan dan analisis RT menggunakan program ECOTECT v.5.20 sebagai berikut: 1. Dengan model auditorium yang ada, dipilih keseluruhan zona dan pelingkup ruang yang akan masuk dalam proses analisis. Zona yang dipilih akan tampak jelas pada layar tampilan. 2. Dari Control Panel dan Selection Information, dipilih Move Object(s) to Zone dari Selection Option untuk menyatukan seluruh zona pelingkup ke dalam 1 (satu) zona. Dalam penelitian ini, penulis memilih zona Auditorium sebagai zona pemrosesan data akustik. 3. Dilakukan perhitungan volume (m³) ruang yang akan dianalisis melalui Main Menu, Calculate, dan Zone Volumes. 4. Setelah volume (m³) ruang auditorium diketahui, dilakukan proses perhitungan RT (Reverberation Time) melalui Main Menu, Calculate dan Statistical Reverberation. 5. Hasil akhir tampilan sebagai berikut: (a) Selected Zone, zona yang dipilih untuk proses analisis akustik, akan nampak volume keseluruhan ruang auditorium dimana pembacaan volume ruang yang akurat dengan cara menyatukan keseluruhan zona dalam 1(satu) zona. (b) Auditorium Seating, perlu dimasukkan data kapasitas tempat duduk ruang auditorium, memilih bahan tempat duduk yang dipakai, dan tingkat pengguna ruang (occupancy). (c) Calculation, dipilih jenis pemrosesan untuk menentukan RT, di mana dalam penelitian ini menggunakan rumus Sabine. (d) Recalculate merupakan eksekusi simulasi RT yang terakhir. 4.1 Data Ruang Sidang Fisika FMIPA Ruang sidang Fisika FMIPA merupakan ruang yang sering digunakan sebagai ruang untuk rapat. Penggunaan ruangan bisa diklasifikasikan sebagai ruang percakapan (speech). Ruang ini mempunyai volume sebesar 421,18 m 3 dan luas permukaan total sebesar 525,98 m 2. Gambar 4.1 Gambar ruang sidang Fisika FMIPA Berdasarkan Tabel 2.1 di Bab 2 bahwa nilai NC untuk tingkat kebisingan ruangan yang diperbolehkan pada ruang seminar adalah NC-30. Untuk itu dilakukan pengukuran terhadap ruang sidang dengan kondisi peralatan mekanikal-elektrikal dinyalakan. Dari hasil pengukuran didapatkan data tingkat bising ruangan seperti pada Tabel 4.1, sedangkan data selengkapnya bisa dilihat pada Lampiran II. Tabel 4.1 Data tingkat bising sekitar Frekuensi (Hz) All frekuensi Tingkat bising ruangan (db) Sesuai dengan hasil pengukuran, terlihat pada Gambar 4.2 bahwa nilai NC yang diukur rentang frekuensi 250 Hz sampai 4000 Hz. Nilai yang dibaca adalah nilai dari kurva NC tertinggi yang menyinggung titik hasil plot tingkat bising latar belakang. Dari Gambar 4.3 juga didapatkan nilai NC tertinggi berada pada titik 4 dalam pengukuran yang bernilai NC-49. Angka NC-49 muncul karena data pada frekuensi 1000 Hz menyinggung titik plot pada nilai NC-49, meskipun untuk frekuensi yang lain menunjukkan angka dibawahnya. NC-49 Gambar 4.2 Kurva NC tertinggi pada ruang sidang Fisika MIPA Dari Gambar 4.3 juga menunjukkan nilai terendah pada titik 11 dan bernilai NC-45. Terlihat pada frekuensi 1000 Hz menunjukkan nilai tertinggi ketika diplot pada kurva NC. Secara lengkap dari Lampiran III dapat dilihat, nilai tingkat kebisingan tertinggi terletak pada titik 3 dan titik 4, hal ini dikarenakan pada titik-titik tersebut letaknya dekat dengan penyejuk udara (AC). Sedangkan nilai terendah terletak pada titik 11 yang letaknya dibagian 5

6 d tengah ruuangan dan paada titik 19 yanng letaknya dekat dengan pintu belakangg ruangan. NC--45 Gambar 4.3 Kurva NC terendah t pada ruang r sidang Fiisika MIPA (b) Kontur diistribusi TTB pada frekuensi 1 Gambar 4.5 Distrribusi TTB untuuk speaker kanaan menyala 4.2 Datta Tingkat Teekanan Bunyii Dataa hasil pengukkuran untuk TTB T pada massingmasing tiitik ukur dapaat dilihat padaa Gambar 4.4 s.d. Gambar dibawah inni. (a) Graffik rekapitulasi distribusi TTB B (a) Grafik rekaapitulasi distribbusi TTB (b) Kontur diistribusi TTB pada frekuensi 1 Gambar G 4.6 disttribusi TTB unttuk speaker kirii menyala (b) Kontur K distribussi TTB pada freekuensi 1 Gambaar 4.4 Distribussi TTB untuk 2 speaker menyaala (a) Grafik rekaapitulasi distribbusi TTB Dari Gambbar 4.4 ketikka terdapat 2 sumber bun nyi, atau dari Gambar G 4.5 ddan Gambar 4..6 ketika 1 sum mber bunyi dinyalakan, d teerlihat bahwa distribusi TTB B di ruang siidang cukup m merata. Ketik ka speaker kan nan dinyalakaan terlihat jiika distribusii TTBnya kurrang merata jikka dibandingkkan dengan sp peaker kiri yan ng menyala. Hal H ini dikarrenakan oleh beberapa fak ktor diantaranyya: 1. Faktor keterarahan dari speakeer. Secara umum terlihat t jika keeterarahan daari speaker kiri lebiih besar dari speaker kanaan. Dalam tugas akkhir ini tidakk akan dibahaas tentang faktor keterarahan k daari speaker. 2. Faktor perbedaan dinding yang y ada disebelaah kiri maupuun kanan ruaang sidang tidak saama, karena aadanya tonjolaan dinding 6

7 sejauh 126 cm pada dinding sebelah kanan, dan sejauh 36 cm pada dinding sebelah kiri. 3. Bahan penyusun dinding tidak sama. dimana pada dinding sebelah kiri didominasi oleh tembok, sedangkan pada dinding sebelah kanan didominasi oleh plywood dan juga kaca jendela. 4. Faktor isi ruangan (furniture), diantaranya meja dan kursi yang memenuhi ruangan. Meja-meja tersebut bertindak sebagai pengacak bunyi dan sifatnya memantulkan bunyi yang sampai di permukaannya. Dalam ruangan juga terlihat sedikit sekali bahan penyerap bunyi yang ada. Kursi yang diharapkan mampu menyerap bunyi (sebagai absorber) berkurang fungsinya ketika ditempatkan bersama meja, karena kursi-kursi terhalang oleh meja. 4.3 Data Waktu Dengung Pengukuran waktu dengung adalah metode untuk mengetahui koefisien absorbsi bahan dalam ruangan. Dari pengukuran waktu dengung yang telah dilakukan menggunakan software YMEC, didapatkan data seperti pada Tabel 4.2 Dari Tabel 4.2 terlihat bahwa hasil respon impuls ruang untuk aktivitas ruang percakapan (speech) masih belum memenuhi persyaratan kenyamanan akustik. Hasil analisa pengukuran waktu dengung dan EDT rata-rata pada frekuensi 500 Hz sebesar 1,53 detik dan 1,56 detik. Hasil ini menunjukkan bahwa ruang sidang belum memenuhi persyaratan sebagai ruang speech, kondisi waktu dengung dari ruang sidang lebih mengarah kepada kondisi ruang sebagai ruang musik. Dari subbab 2.3 didapatkan pengertian dari EDT sehingga EDT digunakan mengingat kondisi dilapangan tidak memungkinkan bagi bunyi untuk meluruh sebesar 60 db, karena tingkat bising latar belakang dengan TTB penelitian berselisih db. Dari pengukuran didapatkan EDT pada frekuensi 500 Hz sebesar 1,56 detik. Hal ini berarti bahwa dalam ruang sidang energi yang diberikan akan meluruh dan membutuhkan waktu sebesar 1,56 detik untuk kembali ke keadaan awalnya. Titik ukur all frek 250 Hz Tabel 4.2 Data waktu dengung ruang sidang T 60 (detik) EDT (detik) 500 Hz ,10 1,84 1,49 2,08 1,94 1,88 2,06 1,32 1,46 1,89 1,89 1,45 2 1,95 1,69 1,70 1,76 1,71 1,73 1,75 1,11 1,22 1,70 1,68 1,43 3 1,84 1,37 1,71 1,48 1,59 1,63 1,66 0,99 2,06 1,43 1,71 1,32 4 1,88 1,62 1,72 1,64 1,68 1,64 1,60 1,32 1,66 1,63 1,58 1,21 5 1,85 1,56 1,36 1,76 1,68 1,61 1,59 1,14 1,64 1,52 1,54 1,26 6 1,98 1,70 1,66 1,69 1,91 1,76 1,79 1,26 1,69 1,71 1,77 1,31 7 2,04 1,53 1,71 1,74 1,83 1,84 1,90 1,40 1,33 1,75 1,76 1,39 8 1,99 1,52 1,56 1,84 1,80 1,74 1,76 1,49 1,71 1,64 1,58 1,36 9 1,84 1,45 1,44 1,68 1,74 1,57 1,56 1,37 1,45 1,58 1,49 1, ,91 1,35 1,61 1,66 1,86 1,69 1,56 0,97 1,51 1,58 1,56 1, ,02 1,91 1,66 1,76 1,91 1,76 1,97 1,58 1,85 1,87 1,80 1, ,07 1,56 1,70 1,84 1,83 1,81 1,86 1,13 1,57 1,66 1,61 1, ,05 1,65 1,55 1,74 1,91 1,72 1,78 1,45 1,61 1,47 1,65 1, ,88 1,31 1,45 1,74 1,66 1,63 1,59 1,12 1,28 1,41 1,42 1, ,88 1,56 1,42 1,57 1,80 1,63 1,55 1,15 1,70 1,49 1,57 1, ,28 1,97 1,66 1,97 2,20 2,10 2,26 1,46 1,65 2,18 2,09 1, ,04 1,48 1,65 1,84 1,79 1,83 1,77 1,18 1,71 1,61 1,70 1, ,41 1,14 1,26 1,25 1,30 1,29 1,12 1,18 1,49 1,39 1,24 1, ,32 1,15 1,27 1,18 1,23 1,17 1,13 1,25 1,39 1,28 1,18 1, ,29 1,15 1,01 1,17 1,20 1,16 1,13 1,03 1,32 1,28 1,23 1,06 rata2 1,88 1,53 1,53 1,67 1,73 1,66 1,67 1,25 1,56 1,60 1,60 1,28 deviasi 0,26 0,24 0,19 0,24 0,25 0,23 0,30 0,17 0,21 0,22 0,22 0,13 % deviasi 13,70 15,48 12,56 14,44 14,27 13,83 17,72 13,97 13,14 13,63 13,89 9,90 all frek 250 Hz 500 Hz

8 4.4 Hasil Perhitungan dan Simulasi Simulasi perhitungan waktu dengung di lapangan dilakukan dengan memasukkan semua data material, seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 4.3 kecuali data jenis kursi penonton (upholstered) dan jumlah penonton yang harus dimasukkan langsung pada tampilan grafik statistical reverberation. Adapun rekapitulasi dari waktu dengung hasil simulasi dengan software ECOTECT ini bisa dilihat pada Gambar 4.7 beserta perbandingannya dengan waktu dengung hasil pengukuran. Dari Gambar 4.7 juga terlihat jika perbandingan antara hasil yang diperoleh dari pengukuran dengan hasil simulasi dengan sumber materialnya dari ECOTECT selisihnya tidak terlalu jauh pada frekuensi 5000 Hz dan 1. Sedangkan pada hasil dengan sumber material dari literatur-literatur akustik dicapai kesesuaian pada frekuensi 250 Hz dan 500 Hz. Gambar 4.7 Perbandingan waktu dengungg hasil pengukuran dengan hasil simulasi Secara keseluruhan terjadi selisih yang cukup besar utamanya pada frekuensi 2 dan 4, hal ini dikarenakan adanya beberapaa faktor, diantaranya: 1. Penyederhanaan dalam pembuatan model yang harus dilakukan karena keterbatasan software untuk membaca gambar yang lebih kompleks. Akibatnya model yang digunakan tidak identik lagi dengan bentuk di lapangan. 2. Perbedaan variabel bahan-bahan penyusun interiorr ruangan yang ada di lapangan dengann pemilihan bahan permodelan yang diambil langsung dari material library yang disediakan software. 3. Kriteria bahan dari literatur tidak sesuai dengann bahan-bahan pada kondisi di lapangan sehingga kemungkinan nilai koefisien penyerapannya berbeda. 5. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian Tugas Akhir ini adaa beberapa hal, yaitu: 1. Dengan 2 speaker yang menyala bersamaan memiliki distribusi TTB yang lebih merata dibandingkan dengan penggunaan 1 speaker. Tabel 4.3 Data luasan interior dan koefisien absorbsi Elemen Pendekatan Luasan Koef. Pendekata Koef. Interior ruang bahan pelapis tafsir Abs. n interior Abs. sidang elemen interior (m 2 ) α pada 500 literatur α 500 Lantai keramik Plafon ConcFlr Suspended Plaster Suspended Tiles Joist 140,45 140,45 0,02 0,10 Lantai keramik Langit- langit 0,02 0,04 Pintu 1 & 2 Hollow Core 5,64 0,25 Pintu kayu 0,05 Plywood Jendela Single Glazed 5,17 0,03 Kaca tebal 0,04 Timber Frame Dinding 3 sisi (timur, selatan & barat) Dinding utara Framed Timber Plaster Brick plaster 121,76 31,41 0,11 0,02 Plywood 9mm Tembok bata, dicat 0,17 0,02 Meja 31 buah Frame plywood partition 69,44 0,07 Papan kayu 0,05 Panggung Frame plywood 11,66 0,07 Papan 0,05 Partition kayu Total luasan: 525,98 m 2 8

9 2. Berdasarkan perbedaan frekuensi diperoleh untuk frekuensi 1000 Hz, 2000 Hz dan 4000 Hz memiliki distribusi yang lebih merata dibandingkan dengan frekuensi 250 Hz dan 500 Hz. 3. Perbandingan antara pengukuran waktu dengung dan simulasi waktu dengung memiliki selisih yang kecil, untuk frekuensi 500 Hz (penyimpangan 7,84%) dan 1000 Hz (penyimpangan 6,59%). Sedangkan pada frekuensi 250 Hz, 2 dan 4 memiliki perbedaan yang cukup besar (penyimpangan >19%). 4. Nilai kriteria bising latar belakang ruang sidang Fisika FMIPA adalah NC-45 s/d NC Daftar Pustaka Sabine, W.C Design for Good Acoustics. Collected Papers on Acoustics. Trade Cloth ISBN Peninsula Publishing. Los Altos. U.S. Asmoro, W.A Analisa Signal to Noise Ratio Berkaitan dengan Speech Intelligibility pada Ruang Auditorium. Jurnal Teknik Fisika, vol 1 Februari Universitas Kristen Petra. Surabaya. Marsh, Andrew Ecotect v5.20. Cardiff: Welsh School of Architecture at Cardiff University. Long, Marshall Architectural Acoustics. Elsevier Academic Press Inc. Smith, B.J., R.J. Peters dan Stephanie Owen Acoustics and Noise Control. Addison Wesley Longman Limited. Beranek, Leo L Acoustics. Mc Graw-Hill Book Company Inc. Prasetio, Lea Akustik. Diktat Fisika FMIPA ITS. Surabaya. Doelle, L.L Environmental Acoustic. Mc Graw-Hill Book Company Inc. ustik-ruang-percakapan-room-for-speech 9

APLIKASI MODEL KOMPUTER DALAM ANALISIS KINERJA AKUSTIK RUANG AUDITORIUM UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA

APLIKASI MODEL KOMPUTER DALAM ANALISIS KINERJA AKUSTIK RUANG AUDITORIUM UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA APLIKASI MODEL KOMPUTER DALAM ANALISIS KINERJA AKUSTIK RUANG AUDITORIUM UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA Hedy C. Indrani Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra -

Lebih terperinci

PERANCANGAN AKUSTIK RUANG MULTIFUNGSI PADA TEATER A ITS DENGAN DESAIN MODULAR

PERANCANGAN AKUSTIK RUANG MULTIFUNGSI PADA TEATER A ITS DENGAN DESAIN MODULAR PERANCANGAN AKUSTIK RUANG MULTIFUNGSI PADA TEATER A ITS DENGAN DESAIN MODULAR Oleh : Yuniar Syahadhatin / 2407100075 Pembimbing 1 : Andi Rahmadiansah, ST, MT NIP. 19790517 200312 1 002 Pembimbing II :

Lebih terperinci

KAJIAN PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP AKUSTIK STUDI KASUS: RUANG AUDITORIUM MULTIFUNGSI GEDUNG P1 DAN P2 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

KAJIAN PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP AKUSTIK STUDI KASUS: RUANG AUDITORIUM MULTIFUNGSI GEDUNG P1 DAN P2 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA KAJIAN PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP AKUSTIK STUDI KASUS: RUANG AUDITORIUM MULTIFUNGSI GEDUNG P1 DAN P2 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA Andy Sutanto 1, Jimmy Priatman 2, Christina E. Mediastika 3 ABSTRAK: Faktor

Lebih terperinci

Evaluasi Kinerja Akustik Dari Ruang Kedap Suara Pada Laboratorium Rekayasa Akustik Dan Fisika Bangunan Teknik Fisika ITS

Evaluasi Kinerja Akustik Dari Ruang Kedap Suara Pada Laboratorium Rekayasa Akustik Dan Fisika Bangunan Teknik Fisika ITS 1 Evaluasi Kinerja Akustik Dari Ruang Kedap Suara Pada Laboratorium Rekayasa Akustik Dan Fisika Bangunan Teknik Fisika ITS Ferry Setyo Kurniawan, Wiratno Argo Asmoro Jurusan Teknik Fisika- Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-144

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-144 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-144 Desain Ulang Meeting Room P3AI ITS untuk Perbaikan Kualitas Akustik Video Conference Danarjati Wisnu Wardhana dan Wiratno

Lebih terperinci

Ujian Tengah Semester. Akustik TF Studi Analisis Kualitas Akustik Pada Masjid Salman ITB

Ujian Tengah Semester. Akustik TF Studi Analisis Kualitas Akustik Pada Masjid Salman ITB Ujian Tengah Semester Akustik TF-3204 Studi Analisis Kualitas Akustik Pada Masjid Salman ITB Oleh : Muhamad Reza Hediyono 13306017 Program Studi Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

Penilaian Karakteristik Akustik Bangunan. Masjid Salman ITB

Penilaian Karakteristik Akustik Bangunan. Masjid Salman ITB Penilaian Karakteristik Akustik Bangunan Masjid Salman ITB Dibuat sebagai Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Akustik TF3204 Disusun oleh : Rianda Adiputra 13306073 Program Studi Teknik Fisika Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

AKUSTIKA RUANG KULIAH RUANG SEMINAR 5 LANTAI 4 TEKNIK FISIKA. Dani Ridwanulloh

AKUSTIKA RUANG KULIAH RUANG SEMINAR 5 LANTAI 4 TEKNIK FISIKA. Dani Ridwanulloh AKUSTIKA RUANG KULIAH RUANG SEMINAR 5 LANTAI 4 TEKNIK FISIKA Dani Ridwanulloh 13306037 LATAR BELAKANG Kondisi akustik ruangan yang baik sesuai fungsi ruangan diperlukan agar penggunaan ruangan tersebut

Lebih terperinci

PENGARUH BENTUK PLAFON TERHADAP WAKTU DENGUNG (REVERBERATION TIME)

PENGARUH BENTUK PLAFON TERHADAP WAKTU DENGUNG (REVERBERATION TIME) PENGARUH BENTUK PLAFON TERHADAP WAKTU DENGUNG (REVERBERATION TIME) Yunita A.Sabtalistia 1 1 Jurusan Arsitektur, Universitas Tarumanagara, Jl. Let. Jend S. Parman No.1 Jakarta 11440 Email: yunitas@ft.untar.ac.id

Lebih terperinci

DESAIN AKUSTIK RUANG KELAS MENGACU PADA KONSEP BANGUNAN HIJAU

DESAIN AKUSTIK RUANG KELAS MENGACU PADA KONSEP BANGUNAN HIJAU DESAIN AKUSTIK RUANG KELAS MENGACU PADA KONSEP BANGUNAN HIJAU Kukuh Darmawan 2410105001 Pembimbing I Pembimbing II : Ir. Heri Joestiono, MT : Ir. Wiratno Argo Asmoro, M.Sc. LatarBelakang Sebagaimana fungsinya,

Lebih terperinci

Evaluasi kinerja Akustik dari Ruang Kedap Suara pada Laboratorium Rekayasa Akustik dan Fisika Bangunan Teknik Fisika -ITS

Evaluasi kinerja Akustik dari Ruang Kedap Suara pada Laboratorium Rekayasa Akustik dan Fisika Bangunan Teknik Fisika -ITS Evaluasi kinerja Akustik dari Ruang Kedap Suara pada Laboratorium Rekayasa Akustik dan Fisika Bangunan Teknik Fisika -ITS Ir. Wiratno Argo Asmoro, MSc. NIPN. 196002291987011001 Latar Belakang Akustik Ruang

Lebih terperinci

UTS Akustik (TF-3204) Dosen : Joko sarwono. Kriteria Akustik Gedung Serba Guna Salman ITB

UTS Akustik (TF-3204) Dosen : Joko sarwono. Kriteria Akustik Gedung Serba Guna Salman ITB UTS Akustik (TF-3204) Dosen : Joko sarwono Kriteria Akustik Gedung Serba Guna Salman ITB Nama Rizki Febrian Nim 13307111 Kelas 01 Program Studi Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

MAKALAH UNTUK MEMENUHI NILAI UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH TF-3204 AKUSTIK

MAKALAH UNTUK MEMENUHI NILAI UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH TF-3204 AKUSTIK MAKALAH UNTUK MEMENUHI NILAI UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH TF-3204 AKUSTIK Evaluasi Kondisi Akustik Ruang 9311 Lokasi: Gedung T.P. Rachmat Lantai Satu OLEH: THOMAS JUNIOR SEMBIRING 13307125 PROGRAM

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG RUANG AULA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO DARI SEGI AKUSTIK

PERANCANGAN ULANG RUANG AULA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO DARI SEGI AKUSTIK PERANCANGAN ULANG RUANG AULA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO DARI SEGI AKUSTIK Mahasiswa : Aziz Rizaldy R Dosen Pembimbing : Ir. Tutug Dhanardono Ir. Wiratno Argo Asmoro,

Lebih terperinci

TAKE HOME TEST AKUSTIK TF MASJID dan AKUSTIK RUANG

TAKE HOME TEST AKUSTIK TF MASJID dan AKUSTIK RUANG TAKE HOME TEST AKUSTIK TF 3204 MASJID dan AKUSTIK RUANG oleh: TRI PUJI HERIYANTO 13307003 PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2010 LATAR BELAKANG Masjid merupakan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMASANGAN ABSORBER DI LANGIT-LANGIT TERHADAP PERFORMANSI AKUSTIK DI RUANG RAPAT P213 GEDUNG P UNIVERSITAS TELKOM

PENGARUH PEMASANGAN ABSORBER DI LANGIT-LANGIT TERHADAP PERFORMANSI AKUSTIK DI RUANG RAPAT P213 GEDUNG P UNIVERSITAS TELKOM PENGARUH PEMASANGAN ABSORBER DI LANGIT-LANGIT TERHADAP PERFORMANSI AKUSTIK DI RUANG RAPAT P213 GEDUNG P UNIVERSITAS TELKOM THE EFFECT OF CEILING ABSORBER INSTALLATION TO ACOUSTIC PERFORMANCE IN MEETING

Lebih terperinci

Evaluasi Subjektif Kondisi Akustik Ruangan Utama Gedung Merdeka

Evaluasi Subjektif Kondisi Akustik Ruangan Utama Gedung Merdeka Evaluasi Subjektif Kondisi Akustik Ruangan Utama Gedung Merdeka Gedung Merdeka pada awalnya diperuntukan sebagai tempat pertemuan Societeit Concordia, sebuah perkumpulan beranggotakan orang-orang Belanda

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI DAN ALAT PENGUKURAN

BAB V METODOLOGI DAN ALAT PENGUKURAN BAB V METODOLOGI DAN ALAT PENGUKURAN A. Pengukuran Kenyamanan Termal 1. Titik Ukur Untuk pengukuran temperatur dan kelembaban udara, maka disiapkan denah untuk menentukan titik dimana kita akan melakukan

Lebih terperinci

BAB II PARAMETER PARAMETER AKUSTIK RUANGAN

BAB II PARAMETER PARAMETER AKUSTIK RUANGAN BAB II PARAMETER PARAMETER AKUSTIK RUANGAN Pada bab ini akan dibahas teori apa saja yang menunjang untuk mendeskripsikan bagaimana keadaan akustik dari BU UKSW. Dengan teori teori yang akan dibahas di

Lebih terperinci

RUANGAN 9231 GKU TIMUR ITB

RUANGAN 9231 GKU TIMUR ITB UTS TF-3204 AKUSTIK RUANGAN 9231 GKU TIMUR ITB oleh CHAIRINNAS 13307099 PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2010 A. Latar Belakang Ruangan merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia perkuliahan, proses belajar mengajar diadakan di dalam suatu ruang kelas atau ruang serbaguna. Dalam proses tersebut terjadi interaksi antara pembicara

Lebih terperinci

STUDI PENERAPAN SISTEM AKUSTIK PADA RUANG KULIAH AUDIO VISUAL

STUDI PENERAPAN SISTEM AKUSTIK PADA RUANG KULIAH AUDIO VISUAL STUDI PENERAPAN SISTEM AKUSTIK PADA RUANG KULIAH AUDIO VISUAL Hedy C. Indrani dan Citra Cahyawati Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra Surabaya e-mail: cornelli@petra.ac.id

Lebih terperinci

Perancangan Ulang Akustik pada Auditorium STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto

Perancangan Ulang Akustik pada Auditorium STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Perancangan Ulang Akustik pada Auditorium STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto Aziz Rizaldy R, Ir. Tutug Dhanardono, MT,dan Ir. Wiratno A. Asmoro, Msc Jurusan

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PENGARUH PROSENTASE LUBANG TERHADAP DAYA ABSORPSI BUNYI

STUDI TENTANG PENGARUH PROSENTASE LUBANG TERHADAP DAYA ABSORPSI BUNYI STUDI TENTANG PENGARUH PROSENTASE LUBANG TERHADAP DAYA ABSORPSI BUNYI Lea Prasetio, Suyatno, Rista Dwi Permana Sari Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA AKUSTIK PADA RUANG AUDITORIUM MONO-FUNGSI (STUDI KASUS RUANG JELANTIK JURUSAN ARSITEKTUR ITS)

ANALISIS KINERJA AKUSTIK PADA RUANG AUDITORIUM MONO-FUNGSI (STUDI KASUS RUANG JELANTIK JURUSAN ARSITEKTUR ITS) Jurnal INTEKNA, Tahun XI, No. 2, Nopember 2011 : 119-126 ANALISIS KINERJA AKUSTIK PADA RUANG AUDITORIUM MONO-FUNGSI (STUDI KASUS RUANG JELANTIK JURUSAN ARSITEKTUR ITS) Yuswinda Febrita (1) (1) Staf Pengajar

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM AKUSTIK PADA RUANG AUDITORIUM BALAI SIDANG DI SURAKARTA

PENERAPAN SISTEM AKUSTIK PADA RUANG AUDITORIUM BALAI SIDANG DI SURAKARTA PENERAPAN SISTEM AKUSTIK PADA RUANG AUDITORIUM BALAI SIDANG DI SURAKARTA Pandu Kartiko 1, Sumaryoto 2, Moh. Muqoffa 3 Prodi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta 1,2,3 pandukartiko@live.com

Lebih terperinci

Desain Akustik Ruang Kelas Mengacu Pada Konsep Bangunan Hijau

Desain Akustik Ruang Kelas Mengacu Pada Konsep Bangunan Hijau 1 Desain Akustik Ruang Kelas Mengacu Pada Konsep Bangunan Hijau Kukuh Darmawan, Ir. Heri Joestiono, MT dan Ir. Wiratno Argo Asmoro, M.Sc Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Penilaian Akustika Ruang Kuliah TVST B Institut Teknologi Bandung

Penilaian Akustika Ruang Kuliah TVST B Institut Teknologi Bandung Penilaian Akustika Ruang Kuliah TVST B Institut Teknologi Bandung Oleh : Amir Wibowo / 13304001 Mata Kuliah : Akustika TF3204 Dosen : R. S. Joko Sarwono Kelas : Ganjil A. Latar Belakang Makalah ini merupakan

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PENGARUH RONGGA TERHADAP DAYA ABSORPSI BUNYI

STUDI TENTANG PENGARUH RONGGA TERHADAP DAYA ABSORPSI BUNYI STUDI TENTANG PENGARUH RONGGA TERHADAP DAYA ABSORPSI BUNYI Lea Prasetio, Suyatno, Rizki Armandia Mahardika Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN AKUSTIK PADA RUANGAN SERBA GUNA YANG TERLETAK DI JALAN ELANG NO 17. Disusun Oleh: Wymmar

STUDI KELAYAKAN AKUSTIK PADA RUANGAN SERBA GUNA YANG TERLETAK DI JALAN ELANG NO 17. Disusun Oleh: Wymmar STUDI KELAYAKAN AKUSTIK PADA RUANGAN SERBA GUNA YANG TERLETAK DI JALAN ELANG NO 17 Disusun Oleh: Wymmar 13307045 Fakultas Teknologi Industri Program Studi Teknik Fisika Institut Teknologi Bandung Bandung

Lebih terperinci

STUDI PENERAPAN SISTEM AKUSTIK PADA RUANG KULIAH AUDIO VISUAL

STUDI PENERAPAN SISTEM AKUSTIK PADA RUANG KULIAH AUDIO VISUAL STUDI PENERAPAN SISTEM AKUSTIK PADA RUANG KULIAH AUDIO VISUAL Hedy C. Indrani, Citra Cahyawati Program Studi Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra Surabaya e-mail: cornelli@petra.ac.id

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN AKUSTIK RUANG 9311 ditujukan untuk memenuhi nilai UTS mata kuliah TF3204 Akustik. Oleh : Muhammad Andhito Sarianto

LAPORAN PENELITIAN AKUSTIK RUANG 9311 ditujukan untuk memenuhi nilai UTS mata kuliah TF3204 Akustik. Oleh : Muhammad Andhito Sarianto LAPORAN PENELITIAN AKUSTIK RUANG 9311 ditujukan untuk memenuhi nilai UTS mata kuliah TF3204 Akustik Oleh : Muhammad Andhito Sarianto 13306011 PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT

Lebih terperinci

Pengukuran Transmission Loss (TL) dan Sound Transmission Class (STC) pada Suatu Sampel Uji

Pengukuran Transmission Loss (TL) dan Sound Transmission Class (STC) pada Suatu Sampel Uji LABORATORIUM AKUSTIK (11154) PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM 17 1 Pengukuran Transmission Loss (TL) dan Sound Transmission Class () pada Suatu Sampel Uji Mohammad Istajarul Alim, Maslahah, Diky Anggoro Departemen

Lebih terperinci

STUDI SUBJEKTIF KELAYAKAN GEDUNG KESENIAN DAN KEBUDAYAAN RUMENTANG SIANG BANDUNG DARI SEGI AKUSTIK

STUDI SUBJEKTIF KELAYAKAN GEDUNG KESENIAN DAN KEBUDAYAAN RUMENTANG SIANG BANDUNG DARI SEGI AKUSTIK UJIAN TENGAH SEMESTER TF3204 AKUSTIK STUDI SUBJEKTIF KELAYAKAN GEDUNG KESENIAN DAN KEBUDAYAAN RUMENTANG SIANG BANDUNG DARI SEGI AKUSTIK Disusun Oleh: Ahmad Rifqi Muchtar (13305086) PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER TF 3204 AKUSTIK (TAKE HOME TEST ) Kondisi Akustik Ruang Kuliah ITB Oktagon 9026

UJIAN TENGAH SEMESTER TF 3204 AKUSTIK (TAKE HOME TEST ) Kondisi Akustik Ruang Kuliah ITB Oktagon 9026 UJIAN TENGAH SEMESTER TF 3204 AKUSTIK (TAKE HOME TEST ) Kondisi Akustik Ruang Kuliah ITB Oktagon 9026 Disusun oleh Samuel Rivai Sitindaon 13306069 PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

TF4041- TOPIK KHUSUS A

TF4041- TOPIK KHUSUS A TF4041- TOPIK KHUSUS A UPI s Amphitheatre Building OLEH: Laksmana Hanif Nugroho - 13310097 PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Kebutuhan untuk belajar telah

Lebih terperinci

Perancangan Tata Suara Balairung Utama Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga

Perancangan Tata Suara Balairung Utama Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga Perancangan Tata Suara Balairung Utama Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga Teguh Santoso 1, Joe Boby Soegiarto 2, Matias H. W. Budhiantho 3 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika

Lebih terperinci

EVALUASI KONDISI AKUSTIK BANGUNAN KOST STUDI KASUS KOST DI JALAN CISITU LAMA NO. 95/152C

EVALUASI KONDISI AKUSTIK BANGUNAN KOST STUDI KASUS KOST DI JALAN CISITU LAMA NO. 95/152C EVALUASI KONDISI AKUSTIK BANGUNAN KOST STUDI KASUS KOST DI JALAN CISITU LAMA NO. 95/152C MAKALAH AKUSTIK TF3204 Oleh : Rakhmat Luqman Ghifari 13305040 PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

PEMBUATAN ALAT UKUR DAYA ISOLASI BAHAN

PEMBUATAN ALAT UKUR DAYA ISOLASI BAHAN PEMBUATAN ALAT UKUR DAYA ISOLASI BAHAN Ferdy Ansarullah 1), Lila Yuwana, M.Si 2) Dra. Lea Prasetio, M.Sc 3) Jurusan Fisika Fakultas Metematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

OPTIMASI MATERIAL AKUSTIK UNTUK PENINGKATAN KUALITAS BUNYI PADA RUANG AUDITORIUM MULTI-FUNGSI

OPTIMASI MATERIAL AKUSTIK UNTUK PENINGKATAN KUALITAS BUNYI PADA RUANG AUDITORIUM MULTI-FUNGSI LANTING Journal of Architecture, Volume 2, Nomor 1, Februari 2013, Halaman 29-35 ISSN 2089-8916 OPTIMASI MATERIAL AKUSTIK UNTUK PENINGKATAN KUALITAS BUNYI PADA RUANG AUDITORIUM MULTI-FUNGSI Yuswinda Febrita

Lebih terperinci

PENGARUH LAY OUT BANGUNAN DAN JENIS MATERIAL SERAP PADA KINERJA AKUSTIK RUANG KELAS SEKOLAH DASAR DI SURABAYA TITI AYU PAWESTRI

PENGARUH LAY OUT BANGUNAN DAN JENIS MATERIAL SERAP PADA KINERJA AKUSTIK RUANG KELAS SEKOLAH DASAR DI SURABAYA TITI AYU PAWESTRI PENGARUH LAY OUT BANGUNAN DAN JENIS MATERIAL SERAP PADA KINERJA AKUSTIK RUANG KELAS SEKOLAH DASAR DI SURABAYA TITI AYU PAWESTRI 3208204001 Latar belakang pelebaran jalan akibat perkembangan kota mengakibatkan

Lebih terperinci

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi UTS TF 3204 Akustik) Khanestyo

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi UTS TF 3204 Akustik) Khanestyo PARAMETER KUALITAS AKUSTIK DI GEDUNG TEATER INDOOR DAGO TEA HOUSE Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi UTS TF 3204 Akustik) Khanestyo 13306039 Bab 1 Pendahuluan 1. Latar belakang Dago tea house terletak

Lebih terperinci

Kondisi akustik ruangan 9231 GKU Timur ITB

Kondisi akustik ruangan 9231 GKU Timur ITB PENINJAUAN AKUSTIK RUANG 9231 GKU Timur ITB Chrisman K. Panggabean / 133070977 PROGRAM STUDI TEKNIKK FISIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Kondisi akustik ruangan 9231 GKU Timur ITB 1. Latar Belakang Ruangan

Lebih terperinci

Kajian tentang Kemungkinan Pemanfaatan Bahan Serat Ijuk sebagai Bahan Penyerap Suara Ramah Lingkungan

Kajian tentang Kemungkinan Pemanfaatan Bahan Serat Ijuk sebagai Bahan Penyerap Suara Ramah Lingkungan Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 7, No. 2, hal. 94-98, 2009 ISSN 1412-5064 Kajian tentang Kemungkinan Pemanfaatan Bahan Serat Ijuk sebagai Bahan Penyerap Suara Ramah Lingkungan Zulfian*, Muhammad

Lebih terperinci

Penilaian Kondisi Akustik Ruangan TVST B pada Gedung TVST ITB Secara Subjektif

Penilaian Kondisi Akustik Ruangan TVST B pada Gedung TVST ITB Secara Subjektif Penilaian Kondisi Akustik Ruangan TVST B pada Gedung TVST ITB Secara Subjektif Widyawan A. Widarto 1 1 Peserta Kuliah TF3204 Akustik 2010, NIM 13307005 Kelas Ganjil Dosen : Sugeng Joko Sarwono Intisari

Lebih terperinci

PERANCANGAN AKUSTIK RUANG MULTIFUNGSI PADA TEATER A ITS DENGAN DESAIN MODULAR

PERANCANGAN AKUSTIK RUANG MULTIFUNGSI PADA TEATER A ITS DENGAN DESAIN MODULAR PERANCANGAN AKUSTIK RUANG MULTIFUNGSI PADA TEATER A ITS DENGAN DESAIN MODULAR Yuniar Syahadhatin, Andi Rahmadiansah, S.T, M.T, Dr. Dhany Arifianto, S.T, M.Eng Jurusan Teknik Fisika- Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENGENDALIAN BISING PADA RUANG BACA dan LABORATORIUM REKAYASA INSTRUMENTASI TEKNIK FISIKA ITS

PERANCANGAN PENGENDALIAN BISING PADA RUANG BACA dan LABORATORIUM REKAYASA INSTRUMENTASI TEKNIK FISIKA ITS PERANCANGAN PENGENDALIAN BISING PADA RUANG BACA dan LABORATORIUM REKAYASA INSTRUMENTASI TEKNIK FISIKA ITS Bising Tingkat kebisingan yang berlebihan Besarnya TTB di ruang sumber dan di titik titik lain

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PEMASANGAN ABSORBER DAN DIFFUSOR TERHADAP KINERJA AKUSTIK PADA DINDING AUDITORIUM (KU )

ANALISIS PENGARUH PEMASANGAN ABSORBER DAN DIFFUSOR TERHADAP KINERJA AKUSTIK PADA DINDING AUDITORIUM (KU ) ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 666 ANALISIS PENGARUH PEMASANGAN ABSORBER DAN DIFFUSOR TERHADAP KINERJA AKUSTIK PADA DINDING AUDITORIUM (KU3.08.11) ANALYSIS OF

Lebih terperinci

Analisis Kebocoran Bunyi pada Ruang Mini Pengukuran Transmission Loss pada Pita 1/3 Oktaf Dengan Menggunakan Sound Mapping

Analisis Kebocoran Bunyi pada Ruang Mini Pengukuran Transmission Loss pada Pita 1/3 Oktaf Dengan Menggunakan Sound Mapping 1 Analisis Kebocoran Bunyi pada Ruang Mini Pengukuran Transmission Loss pada Pita 1/3 Oktaf Dengan Menggunakan Sound Mapping Wildan Ahmad MB., Andi Rahmadiansah, ST, MT Jurusan Teknik Fisika, Fakultas

Lebih terperinci

PERBAIKAN KUALITAS AKUSTIK RUANG MENGGUNAKAN PLAFON VENTILASI BERDASARKAN WAKTU DENGUNG STUDI KASUS RUANG KELUARGA PADA RUMAH TIPE 70

PERBAIKAN KUALITAS AKUSTIK RUANG MENGGUNAKAN PLAFON VENTILASI BERDASARKAN WAKTU DENGUNG STUDI KASUS RUANG KELUARGA PADA RUMAH TIPE 70 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 PERBAIKAN KUALITAS AKUSTIK RUANG MENGGUNAKAN PLAFON VENTILASI BERDASARKAN WAKTU DENGUNG STUDI KASUS RUANG KELUARGA PADA RUMAH TIPE 70 Daniel Alfa Rabi,

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG UTS TF AKUSTIK [NARENDRA PRATAKSITA ]

LATAR BELAKANG UTS TF AKUSTIK [NARENDRA PRATAKSITA ] LATAR BELAKANG Suara maupun pendengaran merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Perkembangan manusia dimulai dengan proses mendengar dan berkomunikasi secara verbal antara

Lebih terperinci

OPTIMALISASI KINERJA PARAMETER AKUSTIK DENGAN MEMODIFIKASI KONFIGURASI DISTRIBUSI SPEAKER PADA MASJID SYAMSUL ULUM

OPTIMALISASI KINERJA PARAMETER AKUSTIK DENGAN MEMODIFIKASI KONFIGURASI DISTRIBUSI SPEAKER PADA MASJID SYAMSUL ULUM ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 689 OPTIMALISASI KINERJA PARAMETER AKUSTIK DENGAN MEMODIFIKASI KONFIGURASI DISTRIBUSI SPEAKER PADA MASJID SYAMSUL ULUM OPTIMALIZATION

Lebih terperinci

Keadaan Akustik Ruang TVST 82

Keadaan Akustik Ruang TVST 82 Keadaan Akustik Ruang TVST 82 TVST merupakan salah satu gedung di Insititut Teknologi Bandung (ITB) yang rutin dipakai untuk kuliah. Kebanyakan mahasiswa ITB dari jurusan manapun pasti pernah mengalami

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-156

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-156 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-156 Peningkatan Insulasi Akustik Dinding Luar Kamar Hotel Studi Kasus Di Dalam Bandar Udara Benny Adi Nugraha, Andi Rahmadiansah,

Lebih terperinci

Pengaruh Penambahan Bahan Redam pada Kebocoran Alat Ukur Daya Isolasi Bahan

Pengaruh Penambahan Bahan Redam pada Kebocoran Alat Ukur Daya Isolasi Bahan JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 9, NOMOR 2 JUNI 2013 Pengaruh Penambahan Bahan Redam pada Kebocoran Alat Ukur Daya Isolasi Bahan Didiek Basuki Rahmat, Alpha Hambally Armen, dan Gontjang Prajitno Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA AKUSTIK PADA RUANG AUDITORIUM MULTIFUNGSI Studi kasus: Auditorium Universitas Kristen Petra, Surabaya

ANALISIS KINERJA AKUSTIK PADA RUANG AUDITORIUM MULTIFUNGSI Studi kasus: Auditorium Universitas Kristen Petra, Surabaya ANALISIS KINERJA AKUSTIK PADA RUANG AUDITORIUM MULTIFUNGSI Studi kasus: Auditorium Universitas Kristen Petra, Surabaya Hedy C. Indrani Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain, Universitas Kristen

Lebih terperinci

PENILAIAN KUALITATIF KONDISI AKUSTIK RUANG KONFERENSI ASIA AFRIKA

PENILAIAN KUALITATIF KONDISI AKUSTIK RUANG KONFERENSI ASIA AFRIKA UTS TF3204 Akustik Nama : Puput Nomundi S. NIM : 13307039 PENILAIAN KUALITATIF KONDISI AKUSTIK RUANG KONFERENSI ASIA AFRIKA I. KETERANGAN RUANGAN 1. Nama ruangan: Ruang Konferensi Asia Afrika 2. Letak:

Lebih terperinci

ANALISIS GANGGUAN BISING JALAN GANESHA TERHADAP AKUSTIK RUANGAN UTAMA MASJID SALMAN ITB

ANALISIS GANGGUAN BISING JALAN GANESHA TERHADAP AKUSTIK RUANGAN UTAMA MASJID SALMAN ITB UJIAN TENGAH SEMESTER TF 3204 AKUSTIK EVALUASI KONDISI AKUSTIK MASJID SALMAN ITB: ANALISIS GANGGUAN BISING JALAN GANESHA TERHADAP AKUSTIK RUANGAN UTAMA MASJID SALMAN ITB Disusun Oleh: NAMA: FIKRI FERDIANA

Lebih terperinci

Evaluasi Kondisi Akustik di Gedung Konferensi Asia Afrika

Evaluasi Kondisi Akustik di Gedung Konferensi Asia Afrika Evaluasi Kondisi Akustik di Gedung Konferensi Asia Afrika Take Home Test Mata Kuliah Akustik Oleh : Kutsiah 13306021 PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2010

Lebih terperinci

DENDY D. PUTRA 1, Drs. SUWANDI, M.Si 2, M. SALADIN P, M.T 3. Abstrak

DENDY D. PUTRA 1, Drs. SUWANDI, M.Si 2, M. SALADIN P, M.T 3. Abstrak PENGARUH PEMASANGAN DIFFUSOR PADA DINDING RUANG P316 TERHADAP NILAI PARAMETER AKUSTIK THE EFFECT OF DIFFUSOR INSTALLMENT TO P316 WALL ON ACOUSTIC PARAMETER LEVEL DENDY D. PUTRA 1, Drs. SUWANDI, M.Si 2,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Leslie L.Doelle dan L. Prasetio, Akustik Lingkungan, 1993, hlm. 91

BAB I PENDAHULUAN. 1 Leslie L.Doelle dan L. Prasetio, Akustik Lingkungan, 1993, hlm. 91 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perancangan interior suatu ruang berfungsi untuk memberikan kenyamanan bagi penghuninya, baik secara fisik maupun non-fisik. Salah satu kenyamanan tersebut adalah kenyamanan

Lebih terperinci

NILAI KUALITAS AKUSTIK RUANG PADA MASJID-MASJID DI DAERAH PERMUKIMAN DENGAN BENTUK PLAFON YANG BERBEDA

NILAI KUALITAS AKUSTIK RUANG PADA MASJID-MASJID DI DAERAH PERMUKIMAN DENGAN BENTUK PLAFON YANG BERBEDA NILAI KUALITAS AKUSTIK RUANG PADA MASJID-MASJID DI DAERAH PERMUKIMAN DENGAN BENTUK PLAFON YANG BERBEDA Jurusan Arsitektur, Universitas Islam Negeri Malang Jurusan Arsitektur, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

ANALISA AKUSTIK RUANG KULIAH 9222 GKU TIMUR ITB UTS TF 3204-AKUSTIK. Disusun Oleh: Suksmandhira H ( )

ANALISA AKUSTIK RUANG KULIAH 9222 GKU TIMUR ITB UTS TF 3204-AKUSTIK. Disusun Oleh: Suksmandhira H ( ) ANALISA AKUSTIK RUANG KULIAH 9222 GKU TIMUR ITB UTS TF 3204-AKUSTIK Disusun Oleh: Suksmandhira H (13307011) FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2010 A. Latar

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH CELAH PERMUKAAN BAHAN KAYU LAPIS (PLYWOOD) TERHADAP KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK

PENGARUH JUMLAH CELAH PERMUKAAN BAHAN KAYU LAPIS (PLYWOOD) TERHADAP KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK PENGARUH JUMLAH CELAH PERMUKAAN BAHAN KAYU LAPIS (PLYWOOD) TERHADAP KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK Ade Oktavia, Elvaswer Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN PARAMETER AKUSTIK DAN ANALISA

BAB IV HASIL PENGUKURAN PARAMETER AKUSTIK DAN ANALISA BAB IV HASIL PENGUKURAN PARAMETER AKUSTIK DAN ANALISA Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk mengetahui kondisi akustik dari gedung BU UKSW. Untuk itu perlu dilakukan pengukuran parameter akustik sesuai

Lebih terperinci

OPTIMASI ELEMEN INTERIOR UNTUK PENINGKATAN AKUSTIK PADA RUANG AUDITORIUM MONO-FUNGSI Studi Kasus Ruang Jelantik Jurusan Arsitektur ITS

OPTIMASI ELEMEN INTERIOR UNTUK PENINGKATAN AKUSTIK PADA RUANG AUDITORIUM MONO-FUNGSI Studi Kasus Ruang Jelantik Jurusan Arsitektur ITS LANTING Journal of Architecture, Volume 1, Nomor 1, Februari 2012, Halaman 30-39 ISSN 2089-8916 OPTIMASI ELEMEN INTERIOR UNTUK PENINGKATAN AKUSTIK PADA RUANG AUDITORIUM MONO-FUNGSI Studi Kasus Ruang Jelantik

Lebih terperinci

Studi Perbaikan Sistem Tata Suara Gedung Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada S. S. Utami, R. F. Fela Universitas Gadjah Mada, Jurusan Teknik Fisika, Yogyakarta, 55821, Indonesia. Abstract Graha

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh: Candra Budi S : Andi Rahmadiansah, ST. MT Pembimbing II : Dyah Sawitri. ST. MT

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh: Candra Budi S : Andi Rahmadiansah, ST. MT Pembimbing II : Dyah Sawitri. ST. MT SEMINAR TUGAS AKHIR STUDI KUALITAS AKUSTIK BERDASARKAN WAKTU DENGUNG DAN BISING LATAR BELAKANG MASJID MASJID BESAR DI SURABAYA Pembimbing I Oleh: Candra Budi S 2409 105 034 : Andi Rahmadiansah, ST. MT

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3892

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3892 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3892 PENGARUH PEMASANGAN MATERIAL ABSORBER DAN DIFUSOR PADA LANGIT-LANGIT TERHADAP PARAMETER AKUSTIK ROOM FOR SPEECH PADA GEDUNG

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER TF3204 AKUSTIK

UJIAN TENGAH SEMESTER TF3204 AKUSTIK UJIAN TENGAH SEMESTER TF3204 AKUSTIK ANALISIS KARAKTERISTIK AKUSTIK GRAHA BHAYANGKARA CICENDO BANDUNG oleh Nama : Albert Angkasa NIM : 13307117 PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Bahan dan Materi Penelitian. Dikarenakan objek studi masih dalam rupa desain prarancangan maka bahan

METODE PENELITIAN. A. Bahan dan Materi Penelitian. Dikarenakan objek studi masih dalam rupa desain prarancangan maka bahan III. METODE PENELITIAN A. Bahan dan Materi Penelitian Dikarenakan objek studi masih dalam rupa desain prarancangan maka bahan dan materi yang terkait dengan penelitian berupa dokumentasi desain sementara

Lebih terperinci

Kondisi Akustik TVST B

Kondisi Akustik TVST B UTS TF-3204 AKUSTIK Kondisi Akustik TVST B oleh Bayu Sentany 13307077 PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2010 LATAR BELAKANG Aktifitas (kegiatan) manusia

Lebih terperinci

PENENTUAN KOEFISIEN ABSORBSI DAN IMPEDANSI MATERIAL AKUSTIK RESONATOR PANEL KAYU LAPIS (PLYWOOD) BERLUBANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE TABUNG

PENENTUAN KOEFISIEN ABSORBSI DAN IMPEDANSI MATERIAL AKUSTIK RESONATOR PANEL KAYU LAPIS (PLYWOOD) BERLUBANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE TABUNG PENENTUAN KOEFISIEN ABSORBSI DAN IMPEDANSI MATERIAL AKUSTIK RESONATOR PANEL KAYU LAPIS (PLYWOOD) BERLUBANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE TABUNG Sonya Yuliantika, Elvaswer Laboratorium Fisika Material, Jurusan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DARI BAHAN AMPAS TEBU DENGAN METODE RUANG AKUSTIK KECIL. Oleh: Arif Widihantoro NIM: TUGAS AKHIR

PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DARI BAHAN AMPAS TEBU DENGAN METODE RUANG AKUSTIK KECIL. Oleh: Arif Widihantoro NIM: TUGAS AKHIR PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DARI BAHAN AMPAS TEBU DENGAN METODE RUANG AKUSTIK KECIL Oleh: Arif Widihantoro NIM: 192008023 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ( X Print) B-101

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ( X Print) B-101 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) 2337-3520 (2301-928X Print) B-101 Kebisingan di Dalam Kabin Masinis Lokomotif Tipe CC201 Tri Sujarwanto, Gontjang Prajitno, dan Lila Yuwana Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

Perbaikan Kualitas Akustik Lapangan Futsal Indoor Pertamina ITS Menggunakan Panel Akustik Gantung

Perbaikan Kualitas Akustik Lapangan Futsal Indoor Pertamina ITS Menggunakan Panel Akustik Gantung JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Perbaikan Kualitas Akustik Lapangan Futsal Indoor Pertamina ITS Menggunakan Panel Akustik Gantung Mohammad Romy Hidayat, Andi Rahmadiansah, ST. MT. Jurusan

Lebih terperinci

RUANG 9231 GKU TIMUR ITB

RUANG 9231 GKU TIMUR ITB UTS TF - 3204 AKUSTIK RUANG 9231 GKU TIMUR ITB Oleh : Wahyu Pitoyo NIM : 13307073 PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2010 BAB I LATAR BELAKANG Untuk menciptakan

Lebih terperinci

STUDI AWAL PENGUKURAN KOEFISIEN HAMBURAN DIFUSER MLS (MAXIMUM LENGTH SEQUENCES) Oleh : M Farid Ardhiansyah

STUDI AWAL PENGUKURAN KOEFISIEN HAMBURAN DIFUSER MLS (MAXIMUM LENGTH SEQUENCES) Oleh : M Farid Ardhiansyah STUDI AWAL PENGUKURAN KOEFISIEN HAMBURAN DIFUSER MLS (MAXIMUM LENGTH SEQUENCES) 1101000110 Oleh : M Farid Ardhiansyah 1106100039 Latar Belakang Ruang berukuran kecil dan berdinding beton Colouration Difuser

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang Setiap ruangan harus memiliki 3 aspek yang harus diperhatikan, akustik, thermal dan pencahayaan. Aspek-aspek ini memiliki

1.1. Latar Belakang Setiap ruangan harus memiliki 3 aspek yang harus diperhatikan, akustik, thermal dan pencahayaan. Aspek-aspek ini memiliki BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap ruangan harus memiliki 3 aspek yang harus diperhatikan, akustik, thermal dan pencahayaan. Aspek-aspek ini memiliki kriteria yang harus dipenuhi untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembahasan Tugas Akhir yang berjudul Penilaian Kualitas Akustik Auditorium

BAB I PENDAHULUAN. pembahasan Tugas Akhir yang berjudul Penilaian Kualitas Akustik Auditorium BAB I PENDAHULUAN Bab satu ini akan membahas latar belakang masalahan, tujuan, dan sistematika pembahasan Tugas Akhir yang berjudul Penilaian Kualitas Akustik Auditorium Multifungsi : Balairung Utama UKSW.

Lebih terperinci

PENGUKURAN ABSORPSI BAHAN ANYAMAN ENCENG GONDOK DAN TEMPAT TELUR DENGAN METODE RUANG AKUSTIK KECIL

PENGUKURAN ABSORPSI BAHAN ANYAMAN ENCENG GONDOK DAN TEMPAT TELUR DENGAN METODE RUANG AKUSTIK KECIL PENGUKURAN ABSORPSI BAHAN ANYAMAN ENCENG GONDOK DAN TEMPAT TELUR DENGAN METODE RUANG AKUSTIK KECIL Aska 1, Andreas Setiawan 1,2, Adita Sutresno 1,2,* 1 Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN AKUSTIK RUANG 9231 GKU TIMUR

LAPORAN PENELITIAN AKUSTIK RUANG 9231 GKU TIMUR LAPORAN PENELITIAN AKUSTIK RUANG 9231 GKU TIMUR ditujukan untuk memenuhi nilai UTS mata kuliah TF3204 Akustik oleh : Nama : Riza Hakam NIM : 13307001 PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

Perbaikan Kualitas Akustik Ruang Ibadah di Gereja Mawar Sharon House of Victory Surabaya

Perbaikan Kualitas Akustik Ruang Ibadah di Gereja Mawar Sharon House of Victory Surabaya Halaman Judul TUGAS AKHIR - TF 141581 Perbaikan Kualitas Akustik Ruang Ibadah di Gereja Mawar Sharon House of Victory Surabaya HUGO ALBERIGO ERNANTO NRP 2412 100 074 Dosen Pembimbing Ir. Tutug Dhanardono,

Lebih terperinci

KEMAMPUAN PEREDAMAN SUARA DALAM RUANG GENSET DINDING BATA DILAPISI DENGAN VARIASI PEREDAM YUMEN

KEMAMPUAN PEREDAMAN SUARA DALAM RUANG GENSET DINDING BATA DILAPISI DENGAN VARIASI PEREDAM YUMEN KEMAMPUAN PEREDAMAN SUARA DALAM RUANG GENSET DINDING BATA DILAPISI DENGAN VARIASI PEREDAM YUMEN Raissa Caecilia 1, Monica Papricilia 2, Prasetio Sudjarwo 3, Januar Buntoro 4 ABSTRAK : Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SPEECH INTELLIGIBIITY SUARA WANITA DAN TINGKAT TEKANAN BUNYI BACKGROUND NOISE

HUBUNGAN ANTARA SPEECH INTELLIGIBIITY SUARA WANITA DAN TINGKAT TEKANAN BUNYI BACKGROUND NOISE HUBUNGAN ANTARA SPEECH INTELLIGIBIITY SUARA WANITA DAN TINGKAT TEKANAN BUNYI BACKGROUND NOISE ABSTRAK Oleh Suyatno, M.Si **), Dra. Lea Prasetio, MSc **), Fariz Farianto *) *Mahasiswa: Jurusan Fisika, FMIPA-ITS

Lebih terperinci

AKUSTIKA RUANG KULIAH

AKUSTIKA RUANG KULIAH AKUSTIKA RUANG KULIAH Ruang Kuliah GKU Barat UTS TF 3204 AKUSTIK Akbar Aidil Sardi 13306003 LATAR BELAKANG Setiap ruangan, baik tertutup maupun terbuka, tidak terlepas dari akustik ruang. Akustik ruang

Lebih terperinci

TINGKAT REDAM BUNYI SUATU BAHAN (TRIPLEK, GYPSUM DAN STYROFOAM)

TINGKAT REDAM BUNYI SUATU BAHAN (TRIPLEK, GYPSUM DAN STYROFOAM) 138 M. A. Fatkhurrohman et al., Tingkat Redam Bunyi Suatu Bahan TINGKAT REDAM BUNYI SUATU BAHAN (TRIPLEK, GYPSUM DAN STYROFOAM) M. Aji Fatkhurrohman*, Supriyadi Jurusan Pendidikan IPA Konsentrasi Fisika,

Lebih terperinci

Nama : Beni Kusuma Atmaja NIM : Kelas : 02 Topik : Ruang Konser

Nama : Beni Kusuma Atmaja NIM : Kelas : 02 Topik : Ruang Konser Nama : Beni Kusuma Atmaja NIM : 13307080 Kelas : 02 Topik : Ruang Konser Gedung Konser adalah bangunan yang digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan konser musik. Gedung konser adalah hasil inovasi arsitektur

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN KHUSUS

BAB 3 TINJAUAN KHUSUS BAB 3 TINJAUAN KHUSUS 3.1. Tinjauan Tema Proyek 3.1.1. pengertian Akustik Akustik adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan bunyi atau suara dan cara mengendalikan bunyi supaya nyaman bagi telinga

Lebih terperinci

EVALUASI AKUSTIK RUANG PADA RUANG SIDANG FISIKA ITS SEBAGAI CONFERENCE ROOM

EVALUASI AKUSTIK RUANG PADA RUANG SIDANG FISIKA ITS SEBAGAI CONFERENCE ROOM TUGAS AKHIR SF 141501 EVALUASI AKUSTIK RUANG PADA RUANG SIDANG FISIKA ITS SEBAGAI CONFERENCE ROOM FANNISA RAHMAN NRP 1113100027 Dosen Pembimbing Dr. Suyatno Gontjang Prajitnno, M.Si DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

Model Analitik Penghalang Bising (Noise Barrier) Lapis Tunggal Pada Indoor

Model Analitik Penghalang Bising (Noise Barrier) Lapis Tunggal Pada Indoor 1 Model Analitik Penghalang Bising (Noise Barrier) Lapis Tunggal Pada Indoor Maheswara Arsa Pradipta, Wiratno A. Asmoro. Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

REDESAIN INTERIOR GEDUNG SENI PERTUNJUKAN CAK DURASIM SURABAYA BERDASARKAN AKUSTIK RUANGAN

REDESAIN INTERIOR GEDUNG SENI PERTUNJUKAN CAK DURASIM SURABAYA BERDASARKAN AKUSTIK RUANGAN REDESAIN INTERIOR GEDUNG SENI PERTUNJUKAN CAK DURASIM SURABAYA BERDASARKAN AKUSTIK RUANGAN Dea Smita Pangesti, Jusuf Thojib, Indyah Martiningrum Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT. Krisman, Defrianto, Debora M Sinaga ABSTRACT

PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT. Krisman, Defrianto, Debora M Sinaga ABSTRACT PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT Krisman, Defrianto, Debora M Sinaga Jurusan Fisika-Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru,

Lebih terperinci

UTS TF-3204 AKUSTIK PENILAIAN DAN OBSERVASI RUANG TVST C ITB

UTS TF-3204 AKUSTIK PENILAIAN DAN OBSERVASI RUANG TVST C ITB UTS TF-3204 AKUSTIK PENILAIAN DAN OBSERVASI RUANG TVST C ITB Nama : Rizky Fadilla Nim : 13307051 PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2010 I. Latar Belakang

Lebih terperinci

PENGARUH LEBAR DIFUSER TERHADAP POLA HAMBURAN DENGAN TIPE DIFUSER Heru Widakdo, Drs. Gontjang Prajitno, M.Si

PENGARUH LEBAR DIFUSER TERHADAP POLA HAMBURAN DENGAN TIPE DIFUSER Heru Widakdo, Drs. Gontjang Prajitno, M.Si PENGARUH LEBAR DIFUSER TERHADAP POLA HAMBURAN DENGAN TIPE DIFUSER 0101010101 Heru Widakdo, Drs. Gontjang Prajitno, M.Si Laboratorium Akustik dan Fisika Bangunan Jurusan Fisika FMIPA Institut Teknologi

Lebih terperinci

UTS TF-3204 AKUSTIK ANALISIS KARAKTERISTIK AKUSTIK GEDUNG AULA BARAT ITB. Oleh. Vebi Gustian

UTS TF-3204 AKUSTIK ANALISIS KARAKTERISTIK AKUSTIK GEDUNG AULA BARAT ITB. Oleh. Vebi Gustian UTS TF-3204 AKUSTIK ANALISIS KARAKTERISTIK AKUSTIK GEDUNG AULA BARAT ITB Oleh Vebi Gustian 13307065 PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG I Latar Belakang Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi telah memberikan manfaat yang besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi telah memberikan manfaat yang besar terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi telah memberikan manfaat yang besar terhadap manusia karena dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam aktifitas sehari-hari. Namun kemajuan

Lebih terperinci

OPTIMASI DESAIN INTERIOR UNTUK PENINGKATAN KUALITAS AKUSTIK RUANG AUDITORIUM MULTI-FUNGSI (Studi kasus Auditorium Universitas Kristen Petra, Surabaya)

OPTIMASI DESAIN INTERIOR UNTUK PENINGKATAN KUALITAS AKUSTIK RUANG AUDITORIUM MULTI-FUNGSI (Studi kasus Auditorium Universitas Kristen Petra, Surabaya) OPTIMASI DESAIN INTERIOR UNTUK PENINGKATAN KUALITAS AKUSTIK RUANG AUDITORIUM MULTI-FUNGSI (Studi kasus Auditorium Universitas Kristen Petra, Surabaya) Hedy C. Indrani Fakultas Seni dan Desain, Jurusan

Lebih terperinci

Optimalisasi Kenyamanan Akustik Ruang pada JX International Surabaya

Optimalisasi Kenyamanan Akustik Ruang pada JX International Surabaya Optimalisasi Kenyamanan Akustik Ruang pada JX International Surabaya Alfa Nanda Ramadhan 1, M. Satya Adhitama 2, Agung Murti Nugroho 2 1 Jurusan Arsitektur/Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya 2 Dosen

Lebih terperinci

PENERAPAN ELEMEN-ELEMEN AKUSTIKA RUANG DALAM PADA PERANCANGAN AUDITORIUM MONO-FUNGSI, SIDOARJO - JAWA TIMUR

PENERAPAN ELEMEN-ELEMEN AKUSTIKA RUANG DALAM PADA PERANCANGAN AUDITORIUM MONO-FUNGSI, SIDOARJO - JAWA TIMUR PENERAPAN ELEMEN-ELEMEN AKUSTIKA RUANG DALAM PADA PERANCANGAN AUDITORIUM MONO-FUNGSI, SIDOARJO - JAWA TIMUR Ika Budi Setya Zuyyinati 1, Jusuf Thojib 2, Nurrachmad Sujudwijono 3 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Lebih terperinci