Workshop Deteksi Dini dan Diagnosis Gangguan Spektrum Autisme Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan XV

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Workshop Deteksi Dini dan Diagnosis Gangguan Spektrum Autisme Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan XV"

Transkripsi

1 0

2 PEDOMAN PELATIHAN DETEKSI DINI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN SPEKTRUM AUTISME (GSA) Soetjiningsih I Gusti Ayu Trisna Windiani I Gusti Agung Ngurah Sugitha Adnyana UKK Tumbuh Kembang-Pediatri Sosial Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK UNUD- Sanglah Denpasar

3 2

4 DETEKSI DINI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN SPEKTRUM AUTISME (GSA) PENDAHULUAN Autisme merupakan salah satu gangguan perkembangan, sebelumnya dikenal dengan gangguan perkembangan pervasif. Berdasarkan Diagnostic Manual of Mental Disorder-IV- Text Revision (DSM-IV-TR), autisme terdiri dari 5 subdiagnosis yaitu: 1) Gangguan autistik, 2) Sindrom Asperger, 3) Gangguan perkembangan pervasif yang tidak spesifik (Pervasive Developmental Disorder-Not Otherwise Specified/PDD-NOS),4) Gangguan disintegratif masa anak (Childhood Disintegrative Disorder/Sindrom Heller) dan 5) Sindrom Rett. Gangguan tersebut ditandai dengan tiga gejala utama yaitu: 1) defisit kemampuan interaksi sosial, 2) defisit kemampuan komunikasi, dan 3) perilaku berulang serta minat yang terbatas. 1,2 Pada tahun 2013, American Psychiatric Association 3 melakukan perubahan DSM-IV- TR menjadi Diagnostic Manual of Mental Disorder-5 (DSM-5). Istilah gangguan perkembangan pervasif tidak lagi digunakan, diganti dengan autism spectrum disorders (ASD) atau gangguan spektrum autisme (GSA). Berdasarkan DSM-5 gejala GSA hanya dibagi menjadi 2 yaitu: 1) gangguan komunikasi sosial atau interaksi sosial, 2) adanya perilaku restriktif (terbatas) dan repetitive (berulang-ulang). Gangguan spektrum autisme, mencermikan karakteristik klinis yang luas, tidak lagi dibagi menjadi beberapa subtipe. Gangguan spektrum autisme sampai saat ini belum diketahui penyebabnya. Beberapa penelitian mendapatkan berbagai faktor yang saling terkait, baik faktor genetik maupun nongenetik. 3-5 Sebagian besar GSA didiagnosis sekitar usia 2 tahun, dimana prevalens GSA lebih besar pada lelakidibandingkan perempuan yaitu berkisar 3:1 sampai 6,5:1. 3,6 Prevalens GSA di Eropa dan Amerika Utara diperkirakan 6/ Studi terakhir mendapatkan prevalens GSA pada negara di Amerika Serikat(AS) dan non-as mencapai 1% populasi, dengan perkiraan pada anak dan dewasa sama. 6 Prevalens GSA pada kunjungan Poliklinik Tumbuh Kembang RSUP Sanglah, usia bulan sebesar 9,7%, dimana lelaki 4,7 kali lebih banyak dibandingkan perempuan. 7 Prevalens gangguan perkembangan pervasif sebesar 63,7/ Angka tersebut berdasarkan kalkulasi prevalens gangguan autistik, PDD-NOS, dan sindrom Asperger. Prevalens gangguan autistik meningkat dalam tahun terakhir. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dipublikasi sejak tahun 1987, prevalens gangguan autistik diperkirakan sekitar 7/ Berdasarkan 18 penelitian yang telah dipublikasi sejak tahun 2000, prevalens gangguan autistik meningkat rata-rata sekitar 20,6/ Prevalens gangguan autistik berkisar dari 0,7/ sampai 72,6/ Perbandingan lelaki dan perempuan sebesar 4,2:1. Indonesia diwakili oleh Yogjakarta mendapatkan prevalens gangguan autistik sebesar 11,7/10.000, besar sampel 5.120, usia 4-7 tahun. Prevalens PDD-NOS diperkirakan 1,8 kali dibandingkan gangguan autistik, yaitu sekitar 37,1/ Prevalens sindrom Asperger tetap konsisten lebih rendah dibandingkan gangguan autistik yaitu diperkirakan sekitar 6/10.000, 1/3 sampai ¼ dari prevalens gangguan autistik. 8 Tingginya angka prevalensi tersebut belum jelas apakah berhubungan dengan ekspansi kriteria diagnosis dari DSM-IV yang memasukkan kasus subthreshold, peningkatan 3

5 kewaspadaan, perbedaan metodologi, atau memang peningkatan sebenarnya dari GSA. 3 Berbagai alasan yang disampaikan untuk menjelaskan terjadinya peningkatan prevalens GSA yaitu: peningkatan anak yang dirujuk ke layanan spesialis; pola rujukan yang lebih baik; ketersediaan layanan kesehatan spesialis;peningkatan kepedulian masyarakat dan tenaga profesional; perubahan konsep diagnostik/perubahan kriteria diagnostik; peningkatan efisiensi dalam metode identifikasi kasus; perbedaan metode penelitian yang digunakan, baik jumlah sampel, waktu atau tempat penelitian. 8,9 Gejala klinis GSA tampak pada usia 18 bulan, terutama adanya defisit komunikasi verbal dan non verbal. Beberapa anak dengan GSA menunjukkan regresi pada kemampuannya pada usia 15 bulan dan 24 bulan, jarang terjadi regresi setelah usia 24 bulan. Berdasarkan hal tersebut American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar melakukan skrining GSA pada usia 18 bulan dan 24 bulan, namunhanya sedikit dokter anak yang menggunakan instrumen skrining GSA. 2,10 Berbagai alasan yang dikemukakan antara lain: memerlukan waktu yang lama; ketersediaan intrumen skrining; ketrampilan melakukan skrining. Alat atau instrumen deteksi dini (skrining) yang baik harus memiliki sensitifitas yang sangat tinggi, meskipun spesifisitasnya sedikit rendah. 11 Instrumen yang telah teruji validitasnya, sebagai skrining GSA adalah Modified-Checklist for Autism in Toddler (M- CHAT) dengan sensitifitas 0,85 dan spesifisitas 0,93-1,0. 2,12,13 Skrining GSA dengan M- CHAT versi bahasa Indonesia yang telah diterjemahkan oleh Soetjiningsih memiliki validitas yang baik. Deteksi dini GSA ini perlu dilakukan agar dapat melakukan identifikasi dini, intervensi intensif sehingga dapat memperbaiki luaran perkembangan, perilaku dan adaptif yang baik pada GSA. 10 Diagnosis GSA sampai saat ini masih sangat terlambat, rata-rata pada saat usia 60 bulan jika dilakukan oleh bukan tenaga profesional, dan usia 13 bulan oleh tenaga profesional. 6 PENYEBAB Penyebab pasti GSA sampai saat ini belum jelas diketahui. Berbagai faktor yang saling terkait diduga sebagai penyebab GSA. Penelitian mengenai faktor risiko GSA diteliti sejak 40 tahun yang lalu, beberapa faktor yang dihubungkan dengan kejadian GSA: 5,14 1. Faktor genetik Peran genetik sebagai penyebab GSA cukup signifikan yaitu sekitar 37-90%. Lebih dari 15% kasus GSA dihubungkan dengan adanya mutasi genetik. 3 Adanya satu saudara kandung dengan GSA merupakan faktor risiko paling kuat untuk kejadian GSA pada anak. Kejadian GSA meningkat 50% pada saudara kandung jika dalam keluarga mempunyai dua atau lebih anak GSA. Saudara kandung anak GSA juga mempunyai risiko yang meningkat untuk mengalami gangguan komunikasi dan keterampilan sosial. Pada kembar monozigot risiko terjadinya GSA sebesar 96%, sedangkan kembar dizigot 27%, namun faktor lingkungan perinatal dan genetik berperan dalam terjadinya GSA. 2,15 Pada GSA terjadi peningkatan kadar serotonin platelet (5-HT). Jenis kelamin juga berperan dalam terjadinya GSA karena keterlibatan kromosom X. Suatu studi mendapatkan adanya bukti gen yang terlibat terjadinya GSA pada kromosom 2,3,7,15,16,17,22. Beberapa sindrom yang sering dihubungkan dengan GSA adalah sindrom fragile-x, sindrom fetal alcohol, sindrom Angelman, sindrom Smith-Lemli-Opitz, sindrom Rett, fenilketonuria, dan gangguan neurokutaneus. 6,14,15 4

6 2. Faktor imunologik Beberapa penelitian melaporkan adanya ketidakcocokan imunologi (immunological incompatibility) dimana limfosit anak GSA bereaksi dengan antibodi ibu, yang meningkatkan kemungkinan terjadi kerusakan jaringan saraf embrionik. Hipotesis ini masih dalam penelitian Faktor prenatal, perinatal, dan postnatal Beberapa faktor risiko prenatal terjadinya GSA yang telah diteliti adalah: diabetes dalam kehamilan, dimana anak dua kali lipat lebih banyak mengalami GSA; perdarahan dalam kehamilan, 81% terjadi peningkatan risiko kejadian GSA; penggunaan obat-obatan selama kehamilan 46% meningkatkan risiko GSA; usia ibu lebih dari 30 tahun, 27% meningkatkan risiko GSA; usia ayah lebih tua, dimana setiap peningkatan 5 tahun usia ayah, terjadi peningkatan 3,6% risiko GSA. 5,16 Hasil yang berbeda-beda antar penelitian didapatkan untuk infeksi selama kehamilan, nausea/vomit, perdarahan, penambahan berat badan ibu, usia ibu saat melahirkan, usia ayah saat anak dilahirkan, urutan kehamilan, merokok selama hamil, dan preeklampsia. 16 Abnormalitas otak selama trimester pertama dan kedua (periode prenatal) sering dihubungkan dengan kejadian GSA pada anak, hal ini terutama berkaitan dengan pengaruh lingkungan (misalnya, thalidomide yang bersifat teratogen, asam valproat, atau pengaruh infeksi seperti rubella dan cytomegalovirus). 2,5,16 Beberapa faktor risiko perinatal yang dikaitkan dengan kejadian GSA, dari berbagai meta-analisis yaitu: presentasi abnormal dalam kandungan; komplikasi plasenta; gawat janin; trauma lahir; gemelli; perdarahan ibu; berat badan lahir rendah (BBLR); intrauterine growth retardation (IUGR); skor Apgar buruk; aspirasi mekoneum; kelainan kongenital; anemia neonatal; inkompatibilitas ABO atau rhesus; hiperbilirubinemia. Pengaruh berat badan lahir, usia kehamilan, dan proses persalinan banyak diteliti, namun belum ada hasil penelitian yang konsisten. 5,17 Faktor postnatal seperti pemberian vaksin measles, mumps, rubella (MMR) dan vaksin yang mengandung merkuri tidak terbukti secara valid berhubungan dengan kejadian GSA. 2,6 Hasil meta-analisis mendapatkan tidak cukup bukti untuk menyatakan satu faktor perinatal atau neonatal sebagai penyebab GSA, walaupun beberapa penelitian menyatakan paparan beberapa faktor perinatal dan neonatal secara bersama-sama meningkatkan risiko GSA. 2,6,18 GEJALA Gejala klinis GSA dapat diketahui sejak dini, namun sering tidak jelas (substle), dan sulit diketahui oleh orangtua. Gejala klinis GSA tampak pada usia 18 bulan, sehingga sebagian besar dibawa orangtuanya ke tenaga kesehatan pada saat usia 15 bulan atau 18 bulan dengan keluhan keterlambatan bicara. 2,6 Onset usia GSA bervariasi dan sering berhubungan dengan beratnya gangguan. Gejala dijumpai lebih awal dari 12 bulan bila gejala yang dialami terlalu berat, atau lebih dari 24 bulan bila gejala ringan.beberapa anak dengan GSA menunjukkan regresi pada kemampuannya pada usia 15 bulan dan 24 bulan, jarang terjadi regresi setelah usia 24 bulan. Ciri awal GSA adalah gangguan perhatian yang berupa tidak bisa menunjuk, menyatakan, atau menunjukkan benda untuk berbagi kepada orang lain, atau gagal mengikuti perintah seseorang atau kontak mata. 15 5

7 Gangguan spektum autisme memiliki gambaran yang sangat luas dan bersifat individual. Gambaran patognomonis GSAtidak ada, namun adanya defisit sosial merupakan gambaran dini yang dijadikan red flags GSA. Gambaran inti GSA adalah defisit kemampuan komunikasi dan interaksi sosial, restriktif (terbatas), repetitif (diulang-ulang), pola perilaku, minat, aktivitas dan ketertarikan yang stereotipi. Gambaran klinis anak GSA berbeda satu anak dengan anak lainnya. Anak dapat dikeluhkan berbeda pada awal-awal kehidupan, keluhan keterlambatan perkembangan bahasa pada usia 2 tahun. Normal atau regresi dan kehilangan kemampuan setelah usia 1 tahun. Pada usia sekolah gurunya mengeluh anak kesulitan berinteraksi dengan teman sebayanya. 2,6,10 Defisit sosial ditandai dengan gangguan pada kemampuan sosial resiprokal (timbal balik) dan interaksi sosial non verbal. Anak tidak memiliki hubungan dengan lingkungan sekitar, mereka lebih suka sendiri, tidak menanggapi panggilan orangtua, sangat jarang memberikan atensi, dan kurang menunjukkan gesture (bahasa tubuh) dan vokalisasi. Pada saat bayi tidak bisa memberikan senyum sosial, dan makin besar usia bayi akan makin tampak jelas gejala. Pada anak yang lebih besar tidak menunjukkan kontak mata. Perkembangan sosial pada masa berikutnya ditandai dengan perlekatan yang atipikal, namun bukan benar-benar menghilang. Anak tidak dapat membedakan orang-orang terdekat, seperti orangtua atau pengasuh, dan tidak berespon lebih bila bertemu dengan orang asing. Anak seringkali menunjukkan gejala kecemasan bila kegiatan yang sedang mereka lakukan dihentikan serta kesulitan melakukan permainan kelompok. 2,6 Keterlambatan bicara, bahasa yang diulang-ulang, meniru ucapan seseorang tanpa tujuan komunikasi (ekolali), kata yang terlepas tiba-tiba, dan kata tertentu yang disukai merupakan presentasi klasik dari gejala GSA. Defisit pre-speech dapat muncul sebelum munculnya gejala klasik tersebut, meliputi: 1) kurangnya gerak tubuh yang sesuai, 2) kurangnya ekspresi tubuh yang menunjukkan kehangatan, 3) kurangnya interaksi terhadap vokalisasi yang biasa diucapkan antara orangtua dan bayi (yang biasanya sudah dikenali bayi pada anak usia 6 bulan), 4) Anak kurang mengenali ibunya (atau ayah, atau pengasuh), 5) tidak memedulikan panggilan, 6) belum babbling pada usia 9 bulan, 7) tidak ada atau menurunnya gesture pre-speech, 8) kurangnya ekspresi diri, 9) kurang tertarik atau respon terhadap situasi/pernyataan sehari-hari. 2 Anak GSA pada usia sekolah dan menjalani pendidikan formal akan mengalami peningkatan kemampuan sosial. Kejanggalan yang ditemukan biasanya hanya pada saat permainan spontan dengan teman sebayanya. Anak pada usia yang lebih besar seringkali dikatakan berperilaku aneh oleh teman-teman sebayanya. Pada usia yang lebih besar lagi, anak dengan GSA seringkali berperilaku sebagai anak pendiam. Anak GSA dalam bidang kognitif, anak dengan GSA sering menunjukkan kemampuan lebih pada perintah visual-spasial, namun menunjukkan kekurangan pada kemampuan verbal. Anak kesulitan menunjukkan tahapan emosi dan seringkali tidak dapat menunjukkan empati. Anak GSA sebenarnya menginginkan hubungan pertemanan dengan orang lain, atau pada penderita GSA dengan kemampuan fungsionalnya yang lebih baik, penderita dapat merasa bahwa kemampuan sosialnya seringkali menjadi penghalang dalam membangun pertemanan. 2,6,15 Pada tahun pertama kehidupan, anak GSA seringkali kehilangan kemampuan untuk bermain yang bersifat eksploratif. Pada saat bermain anak tidak mengeluarkan suara. Boneka atau alat permainan seringkali tidak dimainkan dengan cara yang lazim dan permainan yang 6

8 dilakukan sering bersifat ritual atau terus diulang. Anak GSA juga tidak menunjukkan perilaku meniru seperti teman sebayanya. Anak GSA memperlihatkan bahasa tubuh yang kaku, berulang, dan monoton pada saat bermain. Perilaku ritual (terus diulang) dan kompulsif muncul pada usia anak-anak dini. Anak GSA seringkali menikmati spinning (berputar), banging (memukul-mukul barang), dan sangat suka permainan menyiram air. Perilaku obsesif kompulsif seringkali ditemukan, seperti menderetkan barang, dan seringkali anak yang lebih besar memiliki keterikatan dengan benda kesayangannya. Anak GSA dengan gangguan intelektual berat seringkali memiliki perilaku membahayakan diri sendiri. Perilaku stereotipi, tidak mampu berperilaku santun, dan menunjukkan ekspresi negatif bila berhadapan dengan lingkungan yang tidak disukai. Mengubah susunan perabotan, pindah ke rumah baru, atau bahkan mengubah waktu makan atau mandi dapat menyebabkan kepanikan atau tantrum. Perilaku stereotipi atau repetitif termasuk stereotipi motorik sederhana (misalnya bertepuk tangan, mengibaskan jemari), penggunaan obyek repetitif (misalnya memutar koin, menyusun mainan), dan bicara repetitif (misalnya ekolali). 2,6 Defisit motorik sering dijumpai, seperti gaya berjalan aneh, janggal, dan kelainan motorik lainnya (misalnya berjalan jinjit). Perilaku melukai diri sendiri (misalnya membenturkan kepala, siku), perilaku merusak, dan gangguan intelektual lebih sering dijumpai. 3 Gambaran fisik yang berkaitan dengan GSA Anak GSA seringkali tidak menampakkan adanya gambaran fisik yang patognomonis. Pada anak GSA seringkali memiliki kelainan fisik minor seperti kelainan pada telinga, dan memiliki kelainan bagian otak sejak intrauterin. Sebagian besar anak GSA tidak mengalami dominansi tangan dan lateralisasi pada waktunya. Pada GSA terjadi peningkatan volume otak, dimana 15-20% mengalami makrosefali saat usia 5 tahun. 15 NEUROPATOLOGI DAN NEUROIMAGING Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui neurobiologi GSA. Pada GSA terdapat perbedaan mendasar pertumbuhan otak dibandingkan dengan anak normal. Beberapa kelainan yang terjadi meliputi: penurunan sel-sel Purkinje di serebelum; abnormalitas maturasi pada sistem limbik yaitu penurunan ukuran neuron, densitas sel meningkat, penurunan kompleksitas neurofil; abnormalitas kortek frontal dan temporal; perubahan ukuran dan jumlah sel di nukleus diagonal Broca, nukleus serebelar dan olive inferior; abnormalitas batang otak dan malformasi neokortikal. 2 Pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI) mendukung adanya peningkatan volume otak pada GSA, dimana 90% anak GSA mempunyai volume otak lebih besar dibandingkan anak normal. Hal ini yang menyebabkan lingkar kepala anak GSA di atas ratarata sampai makrosefali. 2,6 Bukti pemeriksaan MRI menguatkan adanya gangguan konektivitas antar berbagai area korteks di otak, terjadi hipoaktif girus fusiformis, yang berfungsi mengenal wajah dan fungsi eksekutif. Beberapa kelainan didapatkan dari pemeriksaan neuroimaging namun pemeriksaan neuroimaging rutin pada GSA tidak direkomendasikan. 2 SURVEILENS DAN SKRINING Surveilens perkembangan adalah monitoring rutin dan menelusuri milestone perkembangan spesifik anak pada kunjungan anak sehat (well-child visit). 10 Surveilens merupakan 7

9 serangkaian proses memantau perkembangan, yang bersifat fleksibel, longitudinal dan berkelanjutan, dilakukan oleh tenaga medis terlatih. 2,10,13 Surveilens merupakan proses untuk mengidentifikasi anak yang mungkin mempunyai risiko mengalami keterlambatan perkembangan. Surveilens meliputi beberapa komponen yaitu: menanyakan kekhawatiran orangtua terhadap perkembangan anaknya; mendapatkan riwayat perkembangan, melakukan observasi yang akurat terhadap anak; identifikasi faktor risiko yang ada dan faktor protektif yang dimiliki anak; dan mendokumentasi proses dan semua informasi yang didapat. 2,6 Hasil surveilens ini dipakai sebagai dasar untuk melakukan skrining atau rujukan untuk evaluasi diagnosis. 10 Skrining adalah deteksi dini adanya risiko keterlambatan perkembangan dengan menggunakan instrumen terstandarisasi, pada interval waktu tertentu, untuk mendukung dan memperbaiki faktor risiko. Skrining dilakukan pada saat usia tertentu pada populasi umum atau apabila pada saat surveilens perkembangan rutin mengindikasikan adanya risiko gangguan perkembangan. 10 Skrining perkembangan bertujuan untuk mengidentifikasi anak-anak yang membutuhkan evaluasi secara menyeluruh. Evaluasi tersebut meliputi penegakan diagnosis definitif, perencanaan penanganan komprehensif, dan pengawasan selanjutnya jika diperlukan. 2,13 American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan untuk melakukan skrining pada semua anak dengan menggunakan instrumen terstandarisasi pada interval waktu tertentu (usia 9 bulan, 18 bulan dan 24 bulan atau usia 30 bulan saat kunjungan ke tempat kesehatan). 2,6 Surveilens GSA dimulai dengan menggali informasi apakah ada anggota keluarga khususnya saudara kandung yang didiagnosis GSA. Keluarga yang mempunyai anak GSAmempunyai risiko 10 kali lebih sering mengalami GSA pada saudara kandungnya. 2 Apabila tenaga medis mencurigai terjadinya GSA, pemeriksaan klinis saja tidak cukup untuk melakukan penilaian, harus digunakan instrumen skrining yang sesuai.american Academy of Pediatrics merekomendasikan melakukan skrining GSA pada usia 18 bulan dan 24 bulan. Pada anak dengan hasil skrining normal pada kunjungan 18 bulan, dilakukan skrining kembali pada usia 24 bulan karena dapat terjadi regresi perkembangan pada anak dengan GSA setelah usia bulan. 2,6 The American Academy of Neurology and Society 3 merekomendasikan mengikuti red flag yang merupakan indikasi absolut untuk dilakukan evaluasi segera yaitu: tidak bisa babbling atau menunjuk atau mengenal isyarat lain saat usia 12 bulan; tidak bisa mengucapkan 1 kata saat usia 16 bulan; tidak bisa mengucapkan 2 kata secara spontan (bukan ekolali) saat usia 24 bulan; dan kurangnya kemampuan bahasa atau sosial pada umur berapa saja. Parameter praktis dalam skrining autisme dapat dilihat pada gb.1. Alat skrining dikatakan baik jika memiliki sensitifitas, spesifisitas, dan reliabilitas yang baik. Alat skrining perkembangan yang masih dapat diterima jika memiliki sensitifitas lebih dari 70% dan spesifisitas 70-80%. 19,20 Beberapa instrumen skrining dapat digunakan untuk mendeteksi GSA, dimana angka sensitifitas dan spesifisitas ditentukan dari sampel klinis atau gabungan sampel populasi dan klinis. 2 Perbandingan sensitifitas dan spesifisitas beberapa instrumen skrining GSA dapat dilihat pada tabel 1 (lampiran). Instrumen skrining perkembangan umum yang dapat digunakan antara lain: Developmental Profile II (DP II); Ages and Stages Questionnaire (ASQ), 2 nd Edition; Brigance Screen Infant and Toddler; Early Preschool Screen; Brigance Inventory of Early Development, 8

10 Revised; Child Development Inventory (Ireton). 13 Instrumen skrining khusus untuk GSA baik intrumen skrining level 1 dan level 2 dapat dilihat pada tabel 4 (lampiran). American Academy of Pediatrics menyatakan belum ada instrumen skrining untuk anak usia kurang dari 18 bulan yang telah divalidasi oleh AAP, namun Infant/Toddler Checklist from the Communication and Symbolic Behavior Scales Developmental Profile merupakan instrumen skrining yang disarankan oleh AAP, dan dapat digunakan untuk anak usia 6-24 bulan. 2 Setelah usia 18 bulan banyak instrumen skrining yang dapat digunakan. Algoritme surveilens dan skrining GSA dapat dilihat pada gambar 2 dan gambar 3. Instrumen skrining GSA level 1 digunakan untuk semua anak dan dipakai untuk membedakan anak yang berisiko mengalami GSA, pada populasi umum, terutama pada anak yang mempunyai perkembangan normal. Instrumen skrining GSA level 2 sering dipakai sebagai program intervensi dini atau di klinik perkembangan, yang menangani berbagai masalah perkembangan. Instrumen skrining level 2 digunakan untuk membedakan anak dengan risiko GSA dengan anak yang mengalami gangguan perkembangan lain seperti Global Developmental Delayed (GDD) atau gangguan berbahasa spesifik. Instrumen skrining level 2 membutuhkan lebih banyak waktu dan keahlian untuk menggunakan, dapat digunakan sebagai salah satu bagian dari alat diagnosis, namun tidak dapat digunakan untuk alat diagnosis tunggal. Hingga saat ini tidak ada instrumen skrining level 1 yang direkomendasikan oleh WHO. 2 Checklist for Autism in Toddlers (CHAT) salah satu instrumen skrining GSA mudah dikerjakan, singkat dan tidak memerlukan biaya mahal. Sensitifitas CHAT sangat rendah yaitu 0,18-0,38 pada sampel populasi dan 0,65 pada sampel klinis, sehingga dilakukan revisi menjadi Modified-Checklist for Autism in Toddler (M-CHAT). 21 Sensitifitas M-CHAT di Amerika dilaporkan sebesar 0,85 pada sampel populasi dan klinis, sedangkan spesifisitas sebesar 0,93-1,0. 22 Sensitifitas M-CHAT di Indonesia sebesar 82,35% dan spesifisitas 89,68%. 7 Berbagai perbandingan sensitivitas dan spesifisitas dapat dilihat pada tabel 5 (lampiran). Modified Checklist for Autism in Toddler, Revised with Follow-up (M-CHAT-R/F) diperkenalkan dengan beberapa perubahan yaitu: tiga item pada M-CHAT dihilangkan karena menimbulkan bias; dua puluh item sisanya diorganisir lebih baik; tujuh item (best 7) yang mendeskripsikan GSA diletakkan pada 10 item pertama; bahasa yang digunakan lebih jelas dan diberikan contoh untuk mempermudah pertanyaaan; dapat dilakukan sendiri oleh orangtua. 22 Orangtua dapat diberikan lembar isian M-CHAT-R/F, memerlukan waktu 5-10 menit, berisi 20 pertanyaan ya atau tidak yang mudah dimengerti pada anak usia bulan. Orangtua diminta menjawab pertanyaan lanjutan jika anak terskrining positif untuk menambah informasi dan mendapatkan contoh perilaku berisiko. Sensitifitas M-CHAT-R/F di Amerika dilaporkan sebesar 0,854 pada sampel populasi dan klinis, sedangkan spesifisitas sebesar 0, ,22,24 Uji validitas M-CHAT-R/F belum pernah dilakukan di Indonesia. Level 1: surveilans perkembangan rutin Oleh seluruh layanan kesehatan pada kunjungan rutin anak sehat, mis: PEDS, ASQ, CDI, atau BRIGANCE Indikasi absolut untuk evaluasi segera ada babbling, atau menunjuk, atau gesture pada usia 12 bulan ada satu kata yang diucapkan pada usia 16 bulan ada 2 kata spontan (tidak ekolali) pada usia 24 bulan Kehilangan kemampuan bahasa dan kemampuan sosial pada usia berapapun Workshop Deteksi gagal Dini dan Diagnosis Gangguan Spektrum Autisme pass Pemeriksaan Laboratorium: Pemeriksaan pendengaran, bila ada pica lakukan pemeriksaan Skrining ulang pada kunjungan berikutnya 9

11 Gambar 1. Parameter praktis: skrining dan diagnosis autisme 23 1a: Pasien anak pada kunjungan preventif 1b: Kunjungan tambahan untuk permasalahan terkait autisme, adanya faktor risiko GSA, atau gangguan perkembangan/ perilaku yang lain Skor = 2+ 2: Lakukan surveilans Beri skor 1 untuk masing-masing faktor risiko: - Saudara kandung dengan GSA - Kekhawatiran orang tua - Kekhawatiran pengasuh yang lain - Kekhawatiran dokter anak 3: Berapa total skor? Skor = 0 4: Apakah ini merupakan kunjungan pada usia 18 atau 24 10

12 Gambar 2. Algoritme surveilans dan skrining GSA 2,6 1a: Pasien anak pada kunjungan preventif 1a adanya kecurigaan masalah perkembangan, termasuk kemampuan sosial, harus diperiksa sebagai salah satu pemeriksaan rutin di ruang praktek dokter anak pada anak usia balita (ke tahap2). 1b: Kunjungan tambahan untuk autisme- atau yang terkait, faktor risiko GSA, atau kelainan perkembangan/ perilaku 1b adanya permintaan orangtua, atau apabila terdapat kecurigaan pada kunjungan sebelumnya, anak dapat dijadwalkan untuk kunjungan klinik berdasarkan target masalah karena ada kecurigaan GSA. Orangtua khawatir berdasarkan pengamatan 11

13 2: Melakukan surveilans Berikan skor 1 untuk masing-masing faktor risiko: - Saudara kandung dengan ASD - Adanya kekhawatiran orang tua - Adanya kekhawatiran pengasuh - Adanya kekhawatiran dokter anak 3: Berapa skornya perilaku defisit sosial atau bahasa, keluhan pengasuh, atau kekhawatiran mengenai GSA di media (ke tahap 2). 2- Surveilans perkembangan merupakan suatu proses yang fleksibel, longitudinal, kontinyu, dan kumulatif, dimana layanan kesehatan profesional dapat mengidentifikasi anak dengan masalah perkembangan. Lima komponen surveilans perkembangan yaitu: memperhatikan kekhawatiran orangtua mengenai perkembangan anak, mendokumentasikan riwayat perkembangan, membuat observasi anak secara akurat, mengidentifikasi faktor risiko dan proteksi, penyimpanan data yang akurat, dan mendokumentasikan semua proses dan temuan yang ada. Kekhawatiran orangtua, pengasuh, maupun dokter anak harus diperhitungkan dalam menentukan keputusan, apakah anak memiliki risiko untuk GSA. Selain itu, adik dari pasien dengan GSA harus dimasukkan dalam kelompok berisiko, karena 10 kali lebih mungkin untuk mengalami GSA dibandingkan dengan anak yang tidak memiliki saudara kandung GSA.Faktor risiko akan menentukan langkah berikutnya (ke tahap 3). 3- Skoring faktor risiko: - Apabila anak tidak memiliki saudara kandung GSA dan tidak didapatkan kekhawatiran orangtua, pengasuh, atau dokter anak: Skor = 0 (ke tahap 4) - Apabila anak memiliki 1 faktor risiko, dengan saudara kandung GSA atau didapatkan kekhawatiran orangtua, pengasuh, atau dokter anak: Skor =1 (ke tahap 3a) - Apabila anak memiliki 2 atau lebih faktor risiko: Skor 2+ (ke tahap 8) 3a: Apakah usia anak > 18 3a- - Apabila usia anak <18 bulan, ke tahap 5a - Apabila usia anak 18 bulan, ke tahap 5b 4- Apabila tidak didapatkan faktor risiko atau kekhawatiran orangtua (skor=0), instrumen skrining GSA spesifik level 1 harus dikerjakan pada saat kunjungan usia bulan (ke Tahap 5c). Apabila ini bukan merupakan kunjungan usia bulan (ke Tahap 7b) Catatan: dalam kebijakan AAP, melakukan identifikasi dari bayi dan anak dengan permasalahan perkembangan di rumah: Algoritme untuk Surveilans dan Skrining Perkembangan. Skrining perkembangan umum direkomendasikan pada kunjungan usia 9, 18, dan 24 atau 30 bulan dan skrining GSA direkomendasikan pada kunjungan usia 18 bulan. Laporan klinis juga merekomendasikan skrining GSA pada usia kunjungan 24 bulan untuk mengidentifikasikan anak yang mengalami regresi perkembangan setelah usia 18 bulan. 5a: Evaluasi kemampuan komunikasi sosial 5a- apabila anak berusia <18 bulan, dokter anak harus menggunakan instrumen khusus yang menilai karakteristik klinis GSA seperti kemampuan 5b: Berikan instrumen skrining GSA 5b- apabila anak berusia 18 bulan, dokter anak harus menggunakan instrumen skrining GSA 5c: Berikan instrumen skrining GSA spesifik 5c- apabila anak berusia (tanpa memperhitungkan faktor risiko) bulan, dokter anak harus menggunakan instrumen skrining 12

14 komunikasi-sosial (ke tahap 6a) spesifik (ke tahap 6a) GSA spesifik (ke Tahap 6b) 6a: Apakah hasilnya positif atau mengkhawatirkan? 6a- apabila hasil skrining negatif (ke tahap 7a) Apabila hasil skrining positif (ke Tahap 8) 6b: Apakah hasilnya positif atau mengkhawatirkan? 6b- apabila hasil skrining GSA negatif (pada usia bulan) (ke tahap 7b) Apabila hasil skrining GSA (pada usia bulan) positif (ke Tahap 8) 7a: 1. Berikan edukasi pada orang tua 2. Jadwalkan kunjungan tambahan dalam waktu 1 bulan 3. Kembali ke algoritme 1b 7a: apabila anak menunjukkan risiko namun dengan hasil skrining negatif, maka informasi mengenai kemungkinan GSA harus dijelaskan pada orangtua. Dokter anak harus membuat daftar kunjungan tambahan dalam 1 bulan untuk memeriksa ulang adanya GSA atau gangguan perilaku/perkembangan. Anak kemudian kembali ke algoritme 1b. Pendekatan wait &see dilakukan. Apabila satu-satunya faktor risiko adalah saudara kandung dengan GSA maka dokter anak harus tetap melakukan perhatian khusus dan mengamati gejala GSA pada tiap kunjungan bulanan, namun kunjungan follow-up dalam 1 bulan tidak diperlukan kecuali apabila didapatkan kekhawatiran orangtua. 8: 1. Berikan edukasi pada orangtua 2. Rujukan simultan ke: a. Evaluasi GSA komprehensif b. Intervensi dini/ layanan edukasi dini c. Evaluasi audiologi 3. Jadwalkan kunjungan follow-up 4. Kembali ke algoritme 1b 7a: 1. Jadwalkan kunjungan berikutnya 2. Kembali ke algoritme 1b Anak kemudian kembali ke algoritme 1a. 7b- Apabila ini bukan merupakan kunjungan pada 18- atau 24 bulan, atau apabila hasil skrining GSA negatif, dokter anak dapat memberikan informasi pada orangtua dan menjadwalkan kunjungan rutin berikutnya. 8- Apabila hasil skrining positif untuk GSA pada tahap 6a atau 6b, dokter anak harus menyediakan per reviewed dan/atau berbagai bahan mengenai GSA. Hasil skrining positif tidak dapat menegakkan diagnosis GSA, anak harus menjalani evaluasi GSA komprehensif, untuk intervensi dini/edukasi anak dini (tergantung pada usia anak), dan evaluasi audiologi. Diagnosis kategorikal tidak dibutuhkan dalam intervensi. Program ini sering menyediakan evaluasi dan bahkan layanan lain bahkan sebelum diagnosis medis lengkap. Rujukan ke layanan intervensi atau sekolah juga diindikasikan apabila didapatkan adanya gangguan perilaku. Rujukan ke layanan intervensi atau sekolah juga diindikasikan apabila didapatan adanya gangguan perilaku yang lain walaupun hasil skrining GSA negatif. Anak juga harus dijadwalkan untuk kunjungan follow-up dan kemudian kembali ke algoritme 1b. Seluruh komunikasi ke tempat rujukan dan dokter anak harus dalam satu koordinasi. Gambar 3. Penjelasan algoritme surveilans dan skrining GSA 2,6 Pada algoritme surveilans dan skrining GSA, bila hasil skrining menunjukkan hasil yang negatif, jadwalkan kunjungan 1 bulan kemudian (7a). Bila hasil skrining positif maka perlu dilakukan tatalaksana komprehensif subspesialistik. 2 Pada anak dengan faktor risiko multipel atau anak dengan hasil skrining yang positif (8): 1. Sediakan kesempatan edukasi orangtua 13

15 Apabila anak dicurigai mengalami gangguan perkembangan, maka berikan informasi dan materi pada orangtua, terutama dalam bentuk bacaan yang dapat dibaca di rumah. 2. Evaluasi komprehensif GSA Pergunakan DSM untuk diagnosis. Diagnosis sebaiknya ditegakkan oleh tim. Tim terdiri atas psikolog anak, terapis wicara, terapis okupasional, pekerja sosial untuk anak dengan GSA. Tes pendengaran dan bicara, tes perkembangan umum, dan uji psikometri diperlukan. Pemeriksaan tambahan kadang diperlukan, seperti pemeriksaan kariotip atau DNA pada anak yang dicurigai dengan suatu sindrom, pemeriksaan neurologi atau pemeriksaan penyakit yang mendasari (8.2a). 3. Intervensi dini/ pemberian pendidikan dini anak Segera setelah anak terdiagnosis, maka anak perlu segera dirujuk untuk program intervensi dini. Setelah anak berusia 3 tahun, anak mungkin membutuhkan protokol intervensi GSA, dimana terapi pada anak dengan GSA bersifat individual (8.2b). 4. Evaluasi pendengaran Setiap anak dengan gangguan berbahasa, termasuk anak dengan kecurigaan GSA harus menjalani tes pendengaran (8.2c). 5. Jadwalkan kunjungan berikutnya Anak harus dijadwalkan kunjungan berikutnya dalam 1 bulan (8.3 dan 8.4). INSTRUMEN SKRINING GSA 1. Modified Checklist for Autism in Toddlers (M-CHAT) Modified Checklist for Autism in Toddlers (M-CHAT) dapat digunakan oleh dokter umum atau spesialias anak untuk skrining GSA dengan memberikan lembar isian pada orang tua, dan hanya memerlukan 5-10 menit. Instrumen ini merupakan revisi CHAT karena mempunyai nilai sensitifitas sangat rendah yaitu 0,18-0,38 pada sampel masyarakat dan 0,65 pada sampel klinis. 21 Sensitifitas M-CHAT di Amerika dilaporkan sebesar 0,85 pada sampel populasi dan 13,22, 25 klinis, dan sensitifitas sebesar 0,93-1,0. Modified Checklist for Autism in Toddlers (M-CHAT) merupakan alat skrining GSA level 1, digunakan untuk usia bulan, terdiri atas 23 pertanyaan dimana 6 pertanyaan adalah item kritits. Anak dikatakan gagal M-CHAT jika terdapat 2 atau lebih pertanyaan kritis dengan jawaban tidak, atau gagal menjawab benar pada 3 pertanyaan apa saja dari 23 pertanyaan ya atau tidak. Jawaban ya atau tidak tersebut menggambarkan respon lulus atau gagal. Anak yang gagal M-CHAT tidak semua memenuhi kriteria diagnosis GSA. Anak yang gagal M-CHAT harus dievaluasi lebih mendalam oleh dokter atau dirujuk ke spesialis anak untuk evaluasi perkembangan lebih lanjut. 12,13 Modified Checklist for Autism in Toddlers (M-CHAT) Usahakan menjawab setiap pertanyaan yang ada. Jika perilaku tersebut jarang (misalnya anda hanya melihatnya satu atau dua kali) jawablah seolah-olah anak anda tidak melakukannya 1. Apakah anak anda senang (menikmati) bila diayun-ayun, diguncang- guncang diatas kedua lutut anda, dll? 2. Apakah anak anda tertarik untuk bermain dengan anak lain? 3. Apakah anak anda suka memanjat benda-benda, misalnya tangga? Apakah anak anda senang bila diajak bermain cilukba atau petak umpet? 5. Apakah anak anda pernah bermain pura-pura, misalnya berbicara menggunakan telepon atau merawat boneka-bonekanya atau bermain

16 Skoring M-CHAT : Anak gagal M-CHAT bila 2 atau lebih ITEM KRITIS gagal atau bila gagal pada 3 item apa saja. Jawaban / menggambarkan respon Lulus/Gagal. Huruf besar yang dicetak tebal adalah item KRITIS. semua anak yang gagal terhadap checklist memenuhi kriteria diagnosis autisme. Anak yang gagal terhadap checklist, harus dievaluasi lebih dalam oleh dokter atau dirujuk ke spesialis yang berkompeten untuk mengevaluasi perkembangan lebih lanjut.berikut ini adalah daftar respon gagal dari tiap item pada M-CHAT TIDAK 7. TIDAK TIDAK TIDAK 14. TIDAK TIDAK Modified Checklist for Autism in Toddlers-Revised (M-CHAT-R) dan Modified Checklist for Autism in Toddlers-Revised / Follow-Up (M-CHAT-R/F) Pada M-CHAT-R dilakukan beberapa perubahan dari M-CHAT yaitu: 1) tiga item dihilangkan karena dilaporkan performed poorly, 2) Item yang tersisa (20 item) diorganisir untuk menghilangkan bias, 3) Tujuh item (best 7) yang mendeskripsikan GSA diletakkan pada 10 item pertama, 4) Bahasa yang digunakan diperjelas, 5) Diberikan contoh untuk mempermudah pertanyaan. 24 Modified Checklist for Autism in Toddlers Revised (M-CHAT-R) dapat digunakan saat anak yang datang untuk kontrol sehari-hari, dan dapat digunakan oleh dokter spesialis atau profesional lainnya untuk menilai risiko GSA. Modified Checklist for Autism in Toddlers, Revised (M-CHAT-R) valid digunakan untuk skrining balita usia bulan. Tujuan utama M-CHAT-R ini adalah untuk memaksimalkan sensitifitas, yaitu mendeteksi sebanyak mungkin kasus GSA. Hasil positif palsu M-CHAT-R cukup tinggi, dimana tidak semua anak yang mempunyai skor positif berisiko didiagnosis GSA. Berdasarkan hal tersebut, dikembangkan pertanyaan Follow-Up (M-CHAT-R/F). Anak yang secara signifikan mempunyai nilai M- CHAT-R positif, namun tidak terdiagnosis GSA, dapat berisiko mengalami gangguan atau keterlambatan perkembangan lainnya, oleh karena itu, follow-up harus dilakukan pada anak yang diskrining positif. The Modified Checklist for Autism in Toddlers, Revised with Follow- Up M-CHAT-R/F didisain untuk digunakan bersama M-CHAT-R. 24 Modified Checklist for Autism in Toddlers, Revised with Follow-Up (M-CHAT-R/F; Robins, Fein, & Barton, 2009) adalah alat skrining tahap kedua berdasarkan laporan orang tua untuk mengevaluasi risiko GSA. Modified Checklist for Autism in Toddlers, Revised with Follow-Up (M-CHAT-R/F) tersedia untuk diunduh secara gratis untuk klinisi, penelitian dan tujuan pendidikan. Instrumen ini dapat diunduh di 15

17 Modified Checklist for Autism in Toddlers, Revised with Follow-Up (M-CHAT-R/F) adalah instrumen dengan hak cipta, dan penggunaan M-CHAT-R/F harus mengikuti aturan berikut ini: 1) Pencetakan atau produksi kembali M-CHAT-R/F ini harus menyertakan hak cipta Fein, & Barton). ada modifikasi yang boleh dilakukan pada pertanyaan, instruksi atau urutan pertanyaan tanpa seijin penulis. 2) Modified Checklist for Autism in Toddlers, Revised with Follow-Up (M-CHAT-R/F) harus digunakan seluruhnya. Bukti menunjukkan, penggunaan pertanyaan secara terpisah, tidak menunjukkan sifat psikometrik yang memadai. 3) Pihak-pihak yang tertarik untuk mereproduksi M-CHAT-R/F dalam bentuk cetak (misalnya buku atau artikel jurnal) atau secara elektronik (seperti bagian dari rekam medis digital atau berbentuk software lainnya) harus menghubungi Diana Robins untuk mengajukan ijin 4) Jika anda bagian dari praktek medis, dan ingin mencantumkan pertanyaan M-CHAT-R tahap pertama pada rekam medis elektronik di praktek anda, anda diperbolehkan melakukannya. Namun, jika anda ingin mendistribusikan rekam medis elektronik anda di luar praktek pribadi, hubungi Diana Robins untuk mengajukan perjanjian lisensi. Aturan Penggunaan M-CHAT-R Modified Checklist for Autism in Toddlers, Revised (M-CHAT-R) dapat dilakukan kurang dari 2 menit. Aturan skoring dapat diunduh Algoritme Skoring Semua pertanyaan kecuali 2, 5, dan 12, respon TIDAK mengindikasikan risiko GSA; untuk pertanyaan 2,5, dan 12, YA mengindikasikan risiko GSA. Interpretasi M-CHAT-R: RISIKO RENDAH: Skor total 0-2; jika anak lebih muda dari 24 bulan, lakukan skrining lagi setelah ulang tahun kedua. ada tindakan lanjutan yang diperlukan, kecuali surveilans untuk mengindikasikan risiko GSA RISIKO MEDIUM: Skor total 3-7; lakukan Follow-up (M-CHAT-R/F tahap kedua) untuk mendapat informasi tambahan tentang respon berisiko. Skrining positif jika skor M-CHAT-R/F 2 atau lebih. Tindakan yang diperlukan: adalah rujuk anak untuk evaluasi diagnostik dan evaluasi eligibilitas untuk intervensi awal. Skrining negatif jika skor M-CHAT-R/F 0-1. ada tindakan lanjutan yang diperlukan, kecuali surveilans untuk mengindikasikan risiko GSA. Anak harus diskrining ulang saat datang kembali. RISIKO TINGGI: Skor total 8-20; Follow-up dapat tidak dilakukan dan pasien dirujuk segera untuk evaluasi diagnostik dan evaluasi eligibilitas untuk intervensi awal. 16

18 Formulir M-CHAT-R TM Mohon jawab pertanyaan berikut ini tentang anak anda. Pikirkan bagaimana perilaku anak anda biasanya. Jika pernah melihat anak anda melakukan tindakan itu beberapa kali, namun dia tidak selalu melakukannya, maka jawab tidak. Lingkari ya atau tidak pada setiap pertanyaan Jika anda menunjuk sesuatu di ruangan, apakah anak anda melihatnya? (Misalnya, jika anda menunjuk hewan atau mainan, apakah anak anda melihat ke arah hewan atau mainan yang anda tunjuk?) 2 Pernahkah anda berpikir bahwa anak anda tuli? 3 Apakah anak anda pernah bermain pura-pura? (Misalnya, berpura-pura minum dari gelas kosong, berpurapura berbicara menggunakan telepon, atau menyuapi boneka atau boneka binatang?) 4 Apakah anak anda suka memanjat benda-benda? (Misalnya, furniture, alat-alat bermain, atau tangga) 5 Apakah anak anda menggerakkan jari-jari tangannya dengan cara yang tidak biasa di dekat matanya? (Misalnya, apakah anak anda menggoyangkan jari dekat pada matanya?) 6 Apakah anak anda pernah menunjuk dengan satu jari untuk meminta sesuatu atau untuk meminta tolong? (Misalnya, menunjuk makanan atau mainan yang jauh dari jangkauannya) 7 Apakah anak anda pernah menunjuk dengan satu jari untuk menunjukkan sesuatu yang menarik pada anda? (Misalnya, menunjuk pada pesawat di langit atau truk besar di jalan) 8 Apakah anak anda tertarik pada anak lain? (Misalnya, apakah anak anda memperhatikan anak lain, tersenyum pada mereka atau pergi ke arah mereka) 9 Apakah anak anda pernah memperlihatkan suatu benda dengan membawa atau mengangkatnya kepada anda tidak untuk minta tolong, hanya untuk berbagi (Misalnya, memperlihatkan anda bunga, binatang atau truk mainan) 10 Apakah anak anda memberikan respon jika namanya dipanggil? (Misalnya, apakah anak anda melihat, bicara atau bergumam, atau menghentikan apa yang sedang dilakukannya saat anda memanggil namanya) 11 Saat anda tersenyum pada anak anda, apakah anak anda tersenyum balik? 12 Apakah anak anda pernah marah saat mendengar suara bising sehari-hari? (Misalnya, apakah anak anda berteriak atau menangis saat mendengar suara bising seperti vacuum cleaner atau musik keras) 13 Apakah anak anda bisa berjalan? 14 Apakah anak anda menatap mata anda saat anda bicara padanya, bermain bersamanya, atau saat memakaikan pakaian? 15 Apakah anak anda mencoba meniru apa yang anda lakukan? (Misalnya, melambaikan tangan, tepuk tangan atau meniru saat anda membuat suara lucu) 16 Jika anda memutar kepala untuk melihat sesuatu, apakah anak anda melihat sekeliling untuk melihat apa yang anda lihat? 17 Apakah anak anda mencoba utuk membuat anda melihat kepadanya? (Misalnya, apakah anak anda melihat anda untuk dipujiatau berkata lihat atau lihat aku ) 18 Apakah anak anda mengerti saat anda memintanya melakukan sesuatu? (Misalnya, jika anda tidak menunjuk, apakah anak anda mengerti kalimat letakkan buku itu di atas kursi atau ambilkan saya selimut ) 19 Jika sesuatu yang baru terjadi, apakah anak anda menatap wajah anda untuk melihat perasaan anda tentang hal tersebut? (Misalnya, jika anak anda mendengar bunyi aneh atau lucu, atau melihat mainan baru, akankah dia menatap wajah anda?) 20 Apakah anak anda menyukai aktivitas yang bergerak? (Misalnya, diayun-ayun atau dihentak-hentakkan pada lutut anda) Skor 2009 Diana Robins, Deborah Fein, & Marianne Barton M-CHAT-R/F ini diterjemahkan oleh Soetjiningsih, Trisna Windiani, Sugitha Adnyana, & Apik Lestari,

19 Aturan PenggunaanM-CHAT-R Follow-Up (M-CHAT-R/F) TM The Modified Checklist for Autism in Toddlers, Revised with Follow-Up (M-CHAT-R/F; Robins, Fein, & Barton, 2009) dirancang untuk melengkapi M-CHAT-R, dapat diunduh dari Setelah orang tua selesai mengisi M-CHAT-R, lakukan skoring sesuai panduan, jika anak terskrining positif, pilih pertanyaan pada Follow-Up berdasarkan pertanyaan mana yang anak gagal pada M-CHAT-R, hanya pertanyaan itu yang perlu dilakukan wawancara menyeluruh. Setiap halaman pada wawancara sesuai dengan satu pertanyaan pada M-CHAT-R. Ikuti format pada bagan, terus bertanya sampai didapatkan hasil atau GAGAL. Harus menjadi catatan bahwa orang tua bisa menjawab mungkin sebagai jawaban pertanyaan selama wawancara. Jika orang tua menjawab mungkin, tanyakan apakah jawaban lebih sering ya atau tidak, dan lanjutkan pertanyaan sesuai dengan respon tersebut. Jika ada jawaban yang berupa respon lainnya, pewawancara harus menggunakan penilaian sendiri untuk memutuskan apakah respon tersebut termasuk lulus atau tidak. Berikan skor untuk setiap pertanyaan pada lembar skoring M-CHAT-R/F (yang memuat pertanyaan yang sama seperti pada M-CHAT-R, namun ya/tidak diganti dengan lulus/gagal). Hasil wawancara dianggap positif bila anak gagal 2 pertanyaan pada Follow-up. Jika anak terskrining positif pada M-CHAT-R/F, sangat direkomendasikan merujuk anak untuk intervensi awal atau tes diagnostik secepatnya. Sebagai catatan apabila petugas kesehatan atau orang tua memiliki kecurigaan ke arah ASD, anak harus dirujuk untuk evaluasi terlepas dari skor M-CHAT-R atau M-CHAT-R/F. 18

20 Formulir M-CHAT-R Follow-Up TM Catatan: / telah diganti dengan Lulus/Gagal 1 Jika anda menunjuk sesuatu di ruangan, apakah anak anda melihatnya? (Misalnya, jika anda menunjuk hewan atau mainan, apakah anak anda melihat ke arah hewan atau mainan yang anda tunjuk?) 2 Pernahkah anda berpikir bahwa anak anda tuli? Lulus Gagal 3 Apakah anak anda pernah bermain pura-pura? (Misalnya, berpura-pura minum dari gelas kosong, berpura-pura berbicara menggunakan telepon, atau menyuapi boneka atau boneka binatang?) 4 Apakah anak anda suka memanjat benda-benda? (Misalnya, furniture, alat-alat bermain, atau tangga) 5 Apakah anak anda menggerakkan jari-jari tangannya dengan cara yang tidak biasa di dekat matanya? (Misalnya, apakah anak anda menggoyangkan jari dekat pada matanya?) 6 Apakah anak anda pernah menunjuk dengan satu jari untuk meminta sesuatu atau untuk meminta tolong? (Misalnya, menunjuk makanan atau mainan yang jauh dari jangkauannya) 7 Apakah anak anda pernah menunjuk dengan satu jari untuk menunjukkan sesuatu yang menarik pada anda? (Misalnya, menunjuk pada pesawat di langit atau truk besar di jalan) 8 Apakah anak anda tertarik pada anak lain? (Misalnya, apakah anak anda memperhatikan anak lain, tersenyum pada mereka atau pergi ke arah mereka) 9 Apakah anak anda pernah memperlihatkan suatu benda dengan membawa atau mengangkatnya kepada anda tidak untuk minta tolong, hanya untuk berbagi? (Misalnya, memperlihatkan anda bunga, binatang atau truk mainan) 10 Apakah anak anda memberikan respon jika namanya dipanggil? (Misalnya, apakah anak anda Lulus Gagal melihat, bicara atau bergumam, atau menghentikan apa yang sedang dilakukannya saat anda memanggil namanya) 11 Saat anda tersenyum pada anak anda, apakah anak anda tersenyum balik? Lulus Gagal 12 Apakah anak anda pernah marah saat mendengar suara bising sehari-hari? (Misalnya, apakah anak anda berteriak atau menangis saat mendengar suara bising seperti vacuum cleaner atau musik keras) 13 Apakah anak anda bisa berjalan? Lulus Gagal 14 Apakah anak anda menatap mata anda saat anda bicara padanya, bermain bersamanya, atau saat Lulus Gagal memakaikan pakaian? 15 Apakah anak anda mencoba meniru apa yang anda lakukan? (Misalnya, melambaikan tangan, tepuk tangan atau meniru saat anda membuat suara lucu) 16 Jika anda memutar kepala untuk melihat sesuatu, apakah anak anda melihat sekeliling untuk melihat apa yang anda lihat? 17 Apakah anak anda mencoba utuk membuat anda melihat kepadanya? (Misalnya, apakah anak anda melihat anda untuk dipujiatau berkata lihat atau lihat aku ) 18 Apakah anak anda mengerti saat anda memintanya melakukan sesuatu? (Misalnya, jika anda tidak menunjuk, apakah anak anda mengerti kalimat letakkan buku itu di atas kursi atau ambilkan saya selimut ) 19 Jika sesuatu yang baru terjadi, apakah anak anda menatap wajah anda untuk melihat perasaan anda tentang hal tersebut? (Misalnya, jika anak anda mendengar bunyi aneh atau lucu, atau melihat mainan baru, akankah dia menatap wajah anda?) 20 Apakah anak anda menyukai aktivitas yang bergerak? (Misalnya, diayun-ayun atau dihentakhentakkan pada lutut anda) Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Gagal Gagal Gagal Gagal Gagal Gagal Gagal Gagal Gagal Gagal Gagal Gagal Gagal Gagal Gagal Skor 2009 Diana Robins, Deborah Fein, & Marianne Barton M-CHAT-R/F ini diterjemahkan oleh Soetjiningsih, Trisna Windiani, Sugitha Adnyana, & Apik Lestari,

21 1. Jika anda menunjuk sesuatu di ruangan, apakah melihatnya? Berikan contoh bagaimana anak anda berespon jika anda menunjuk sesuatu (Jika orang tua tidak memberi contoh seperti dibawah, tanyakan masing-masing secara individu) Jika anda menunjuk sesuatu, apa yang biasanya dilakukan anak anda? Contoh Melihat objek Menunjuk objek Melihat dan berkomentar Melihat jika orang tua menunjuk dan berkata lihat Contoh GAGAL Mengabaikan orang tua Melihat sekeliling ruangan Melihat jari orang tua hanya pada contoh pada kedua contoh dan GAGAL hanya pada contoh GAGAL ng mana paling sering dilakukan anak anda? GAGAL Paling sering contoh Paling sering contoh GAGAL 2009 Diana Robins, Deborah Fein, & Marianne Barton M-CHAT-R/F ini diterjemahkan oleh Soetjiningsih, Trisna Windiani, Sugitha Adnyana, & Apik Lestari,

22 2. Anda menjawab bahwa anda berpikir anak anda tuli. Apa yang membuat anda berpikir demikian? Apakah anak anda. Sering mengabaikan suara Sering mengabaikan orang lain TIDAK untuk keduanya untuk salah satunya GAGAL Apakah anak anda pernah di tes pendengaran? JUGA TANYAKAN PADA SEMUA ANAK Apakah hasil tes pendengarannya? (pilih salah satu) Pendengaran dalam batas normal Pendengaran di bawah normal Hasil tidak meyakinkan atau tidak 2009 Diana Robins, Deborah Fein, & Marianne Barton M-CHAT-R/F ini diterjemahkan oleh Soetjiningsih, Trisna Windiani, Sugitha Adnyana, & Apik Lestari,

23 3. Apakah bermain pura-pura? Berikan contoh bagaimana anak anda bermain pura-pura (Jika orang tua tidak memberi contoh seperti dibawah, tanyakan masing-masing secara individu) Apakah anak anda pernah.. Berpura-pura minum dari cangkir mainan? Berpura-pura makan dari sendok atau garpu mainan? Berpura-pura berbicara di telepon Berpura-pura memberi makan boneka atau binatang mainan dengan makanan sungguhan atau khayalan? Mendorong mobil-mobilan seperti sedang berada di jalan? Meletakkan panci mainan di atas kompor? Meletakkan mainan atau boneka ke dalam mobil-mobilan atau truk seolah-olah sebagai sopir atau penumpang? Berpura-pura memvakum karpet, mengelap lantai atau memotong rumput? Lainnya (jelaskan) untuk salah satunya untuk semua 2009 Diana Robins, Deborah Fein, & Marianne Barton M-CHAT-R/F ini diterjemahkan oleh Soetjiningsih, Trisna Windiani, Sugitha Adnyana, & Apik Lestari,

24 4. Apakah suka memanjat benda-benda? Berikan contoh sesuatu yang anak anda suka panjat (Jika orang tua tidak memberi contoh seperti dibawah, tanyakan masing-masing secara individu) Apakah anak anda suka memanjat.. Tangga? Kursi? Furniture? Alat-alat bermain? salah satu di atas semuanya GAGAL 23

25 5. Apakah menggerakkan jari-jari tangannya dengan cara yang tidak biasa di dekat matanya? Jelaskan gerakan-gerakan ini. (Jika orang tua tidak memberi contoh seperti dibawah, tanyakan masing-masing secara individu) Apakah anak anda pernah.. (Berikut merupakan contoh ) Melihat tangannya? Menggerakkan jari Saat bermain cilukba? Apakah anak anda pernah.. (Berikut merupakan contoh GAGAL) Menggoyangkanjari di dekat matanya? Memegang tangan mendekati matanya? Memegang tangannya ke sisi matanya? Menepuk tangannya didekat matanya? Lainnya (jelaskan) salah satu di atas semua di atas salah satu di atas Apakah hal ini terjadi lebih dari dua kali seminggu? 2009 Diana Robins, Deborah Fein, & Marianne Barton M-CHAT-R/F ini diterjemahkan oleh Soetjiningsih, Trisna Windiani, Sugitha Adnyana, & Apik Lestari,

26 6. Apakah pernah menunjuk dengan satu jari untuk meminta sesuatu atau meminta tolong? Jika ada sesuatu yang diinginkan anak anda tetapi di luar jangkauan, seperti makanan ringan atau mainan yang diluar jangkauan, bagaimana ia mendapatkannya? (Jika orang tua tidak memberi contoh seperti dibawah, tanyakan masing-masing secara individu) Apakah anak anda.. (Berikut merupakan contoh GAGAL) Menjangkau objek tersebut dengan kedua tangannya? Membimbing anda ke objek tersebut? Mencoba menggapai objek tersebut? Memintanya menggunakan kata atau suara? salah satu di atas semua di atas Jika anda berkata tunjukkan padaku, apakah anak anda menunjuk objek tersebut? 2009 Diana Robins, Deborah Fein, & Marianne Barton M-CHAT-R/F ini diterjemahkan oleh Soetjiningsih, Trisna Windiani, Sugitha Adnyana, & Apik Lestari,

27 7. Jika pewawancara hanya menanyakan pertanyaan #6, mulai disini: Kami hanya membicarakan tentang menunjuk untuk meminta sesuatu, TANYAKAN SEMUA Apakah anak anda pernah menunjuk dengan satu jari untuk memperlihatkan sesuatu yang menarik? \ Berikan contoh sesuatu yang anak anda mungkin tunjuk untuk memperlihatkannya pada anda (Jika orang tua tidak memberi contoh seperti dibawah, tanyakan masing-masing secara individu) Apakah anak anda pernah meminta anda melihat sesuatu yang menarik seperti. Pesawat terbang di langit? Mobil truk di jalan? Serangga di lantai? Hewan di halaman? Bagaimana anak anda menarik perhatian anda pada objek tersebut? Apakah anak anda menunjuk dengan satu jari? salah satu di atas semua di atas GAGAL Apakah ini untuk menujukkan ketertarikannya, bukan untuk meminta pertolongan? GAGAL ATAU keduanya untuk menunjukkan ketertarikan dan meminta 2009 Diana Robins, Deborah Fein, & Marianne Barton M-CHAT-R/F ini diterjemahkan oleh Soetjiningsih, Trisna Windiani, Sugitha Adnyana, & Apik Lestari,

28 8. Apakah tertarik pada anak lain? Apakah anak anda tertarik pada anak lain yang bukan kakak atau adiknya? Saat anda di tempat bermain atau swalayan, apakah anak anda biasanya berespon pada anak lain? Bagaiman respon anak anda? (Jika orang tua tidak memberi contoh seperti dibawah, tanyakan masingmasing secara individu) Apakah anak anda Bermain dengan anak lain? Bicara dengan anak lain? Berceloteh atau membuat suara vokal? Menatap anak lain? Tersenyum pada anak lain? Bertingkah malu awalnya kemudian tersenyum? Bersemangat dengan anak lain? semua di atas GAGAL salah satu di atas Apakah anak anda berespon pada anak lain lebih dari setengah waktu tersebut? 2009 Diana Robins, Deborah Fein, & Marianne Barton M-CHAT-R/F ini diterjemahkan oleh Soetjiningsih, Trisna Windiani, Sugitha Adnyana, & Apik Lestari,

29 9. Apakah pernah memperlihatkan suatu benda dengan membawa atau mengangkatnya kepada anda tidak untuk minta tolong, hanya untuk berbagi? Berikan benda yang anak anda mungkin bawa atau angkat untuk memperlihatkannya pada anda (Jika orang tua tidak memberi contoh seperti di bawah, tanyakan masingmasing secara individu) Apakah anak anda kadang-kadang membawakan anda.. Foto atau mainan hanya untuk memperlihatkan pada anda? Gambar yang dibuatnya? Bunga yang dipetiknya? Serangga yang ditemukannya di rumput? Balok yang disusunnya? Lainnya (jelaskan) salah satu di atas Apakah hal ini kadang hanya untuk memperlihatkan pada anda, tidak untuk minta tolong? 2009 Diana Robins, Deborah Fein, & Marianne Barton M-CHAT-R/F ini diterjemahkan oleh Soetjiningsih, Trisna Windiani, Sugitha Adnyana, & Apik Lestari,

30 10. Apakah memberikan respon jika namanya dipanggil? Berikan contoh bagaimana anak anda berespon jika anda memanggil namanya (Jika orang tua tidak memberi contoh seperti di bawah, tanyakan masing-masing secara individu) Jika anak anda tidak sedang terlibat sesuatu yang menyenangkan atau menarik, apa yang anak anda lakukan jika anda memanggil namanya? (Jika orang tua tidak memberi contoh seperti di bawah, tanyakan masing-masing secara individu) Apakah anak anda.. (di bawah ini adalah respon) Menatap kita? Bicara atau berceloteh? Menghentikan yang sedang dilakukannya? Melihat jika orang tua Apakah anak anda.. (di bawah ini adalah respongagal) berespon? Seperti mendengar tapi mengacuhkan orang tua? Berespon hanya jika orang tua berada di depan wajahnya? Berespon hanya jika disentuh? hanya pada contoh pada kedua contoh dan GAGAL hanya pada contoh GAGAL ng mana paling sering dilakukan anak anda? Respon Respon GAGAL 2009 Diana Robins, Deborah Fein, & Marianne Barton M-CHAT-R/F ini diterjemahkan oleh Soetjiningsih, Trisna Windiani, Sugitha Adnyana, & Apik Lestari,

31 11. Saat anda tersenyum pada, apakah anak anda balik tersenyum? Apa yang membuat tersenyum? (Jika orang tua tidak memberi contoh seperti di bawah, tanyakan masing-masing secara individu) Apakah anak anda.. (di bawah ini adalah respon) Apakah anak anda.. (di bawah ini adalah respongagal) Tersenyum saat anda tersenyum? Tersenyum saat anda memasuki ruangan? Tersenyum saat anda kembali dari bepergian? Apakah anak anda selalu tersenyum? Apakah anak anda tersenyum pada mainan atau aktivitas favoritnya? Apakah anak anda tersenyum sendiri atau tidak spesifik? hanya pada contoh pada kedua contoh dan GAGAL hanya pada contoh GAGAL ng mana paling sering dilakukan anak anda? Respon Respon GAGAL 2009 Diana Robins, Deborah Fein, & Marianne Barton M-CHAT-R/F ini diterjemahkan oleh Soetjiningsih, Trisna Windiani, Sugitha Adnyana, & Apik Lestari,

32 12. Apakah marah saat mendengar suara bising sehari-hari? Apakah anak anda bereaksi negatif terhadap suara Mesin pencuci baju? Bayi menangis? Penyedot debu? Pengering rambut? Kemacetan? Bayi yang menangis atau berteriak? Musik keras? Telepon/bel pintu? Tempat ramai seperti swalayan atau tempat makan? Lainnya (jelaskan) untuk dua atau lebih Bagaiman reaksi anak anda terhadap suara bising tesebut? (Jika orang tua tidak memberi contoh seperti di bawah, tanyakan masingmasing secara individu) Apakah anak anda.. (di bawah ini adalah respon) Pelan-pelan menutup telinganya? Memberitahu anda dia tidak suka suara ribut tersebut? Apakah anak anda.. (di bawah ini adalah respongagal) Berteriak? Menangis? Menutup telinganya sambil marah? hanya pada contoh pada kedua contoh dan GAGAL hanya pada contoh GAGAL ng mana paling sering dilakukan anak anda? Respon Respon GAGAL 2009 Diana Robins, Deborah Fein, & Marianne Barton M-CHAT-R/F ini diterjemahkan oleh Soetjiningsih, Trisna Windiani, Sugitha Adnyana, & Apik Lestari,

33 13. Apakah bisa berjalan? Apakah anak anda berjalan tanpa bertumpu pada apapun? 2009 Diana Robins, Deborah Fein, & Marianne Barton M-CHAT-R/F ini diterjemahkan oleh Soetjiningsih, Trisna Windiani, Sugitha Adnyana, & Apik Lestari,

34 14. Apakah menatap mata anda saat anda bicara padanya, bermain bersamanya, atau memakaikannya pakaian? Berikan contoh kapan anak anda menatap mata anda? (Jika orang tua tidak memberi contoh seperti di bawah, tanyakan masingmasing secara individu) Apakah anak anda menatap mata anda. Saat anak anda butuh sesuatu? Saat anda bermain dengannya? Selama makan? Selama mengganti popok? Saat anda membacakan dongeng? Saat anda bicara padanya? dua atau lebih hanya satu semua Apakah anak anda menatap mata anda setiap hari? GAGAL Satu hari saat anda bersama seharian, apakah anak anda menatap mata anda setidaknya 5 kali? 2009 Diana Robins, Deborah Fein, & Marianne Barton M-CHAT-R/F ini diterjemahkan oleh Soetjiningsih, Trisna Windiani, Sugitha Adnyana, & Apik Lestari,

35 15. Apakah mencoba meniru apa yang anda lakukan? Berikan contoh sesuatu yang anak anda mungkin tiru (Jika orang tua tidak memberi contoh seperti di bawah, tanyakan masing-masing secara individu) Apakah anak anda mencoba meniru jika anda Menjulurkan lidah anda? Membuat suara lucu? Melambaikan tangan? Bertepuk tangan? Meletakkan jari anda di mulut untuk memberi sinyal Shhh? Memberi kecupan? Lainnya (Jelaskan) dua atau lebih salah satu atau tidak semuanya 2009 Diana Robins, Deborah Fein, & Marianne Barton M-CHAT-R/F ini diterjemahkan oleh Soetjiningsih, Trisna Windiani, Sugitha Adnyana, & Apik Lestari,

36 16. Jika anda memutar kepala untuk melihat sesuatu, apakah melihat sekeliling untuk melihat apa yang anda lihat? Apa yang dilakukan anak anda saat anda memutar kepala untuk melihat sesuatu? (Jika orang tua tidak memberi contoh seperti di bawah, tanyakan masing-masing secara individu) Apakah anak anda.. (di bawah ini adalah respon) Apakah anak anda.. (di bawah ini adalah respongagal) Melihat kearah benda yang anda lihat? Menunjuk kearah benda yang anda lihat? Melihat sekeliling untuk mencari apa yang anda lihat? Mengabaikan anda? Menatap wajah anda? hanya pada contoh pada kedua contoh dan GAGAL hanya pada contoh GAGAL ng mana paling sering dilakukan anak anda? Respon Respon GAGAL 2009 Diana Robins, Deborah Fein, & Marianne Barton M-CHAT-R/F ini diterjemahkan oleh Soetjiningsih, Trisna Windiani, Sugitha Adnyana, & Apik Lestari,

37 17. Apakah mencoba utuk membuat anda melihat kepadanya? Berikan contoh bagaimana anak anda mencoba untuk membuat anda melihat kepadanya (Jika orang tua tidak memberi contoh seperti di bawah, tanyakan masing-masing secara individu) Apakah anak anda Mengatakan lihat atau lihat aku? Berceloteh atau membuat suara agar anda melihat yang dilakukannya? Menatap anda untuk mendapat pujian atau komentar? Tetap menatap untuk memastikan apakah anda menatap? Lainnya (Jelaskan) salah satunya semuanya 2009 Diana Robins, Deborah Fein, & Marianne Barton M-CHAT-R/F ini diterjemahkan oleh Soetjiningsih, Trisna Windiani, Sugitha Adnyana, & Apik Lestari,

38 18. Apakah mengerti saat anda memintanya melakukan sesuatu? Berikan contoh bagaimana anda tahu anak anda mengerti Jika contoh tersebut mengindikasikan anak dapat mengerti perintah sederhana tanpa petunjuk nonverbal GAGAL Jika contoh tersebut mengindikasikan anak dapat mengerti perintah sederhana tanpa petunjuk nonverbal Jika saat sedang makan malam dan makanan ada di atas meja, dan anda meminta anak anda untuk duduk, apakah anak anda duduk? Jika dalam suatu situasi anak anda diberi isyarat, bisakah anak anda mengikuti perintah? Contohnya jika anda sedang berganti pakaian untuk pergi keluar dan anda meminta anak anda mengambil sepatunya, apakah anak anda mengerti? Jika dalam suatu situasi anak anda tidak diberi isyarat, dapatkah anak anda mengikuti perintah? Contoh... (tanyakan sampai mendapatkan ya atau gunakan semua contoh) (1) Jika anda berkata, Tunjukkan padaku sepatumu tanpa menunjuk, membuat gerakan, atau memberi petunjuk (saat anda tidak sedang berganti pakaian atau pergi keluar), apakah anak anda menunjukkan sepatunya? (2) Jika anda berkata, Ambilkan aku selimut atau meminta objek lainnya tanpa menunjuk, membuat gerakan, atau memberi petunjuk, apakah anak anda mengambilkannya untuk anda? (3) JIka anda berkata, Letakkan buku itu di atas kursi, tanpa menunjuk, membuat gerakan, atau memberi petunjuk, apakah anak anda meletakkan buku itu di atas kursi? GAGAL semuanya salah 2009 Diana Robins, Deborah Fein, & Marianne Barton M-CHAT-R/F ini diterjemahkan oleh Soetjiningsih, Trisna Windiani, Sugitha Adnyana, & Apik Lestari,

39 19. Jika sesuatu yang baru terjadi, apakah menatap wajah anda untuk melihat perasaan anda tentang hal tersebut? Jika anak anda mendengar suara yang aneh atau menakutkan, akankah anak anda menatap anda sebelum memberi respon? Apakah anak anda menatap anda jika seseorang baru mendekat? Apakah anak anda menatap andajika ia berhadapan dengan sesuatu yang tidak familial atau sedikit menakutkan 2009 Diana Robins, Deborah Fein, & Marianne Barton M-CHAT-R/F ini diterjemahkan oleh Soetjiningsih, Trisna Windiani, Sugitha Adnyana, & Apik Lestari,

Modified Checklist for Autism in Toddlers, Revised with Follow-Up (M-CHAT-R/F) TM

Modified Checklist for Autism in Toddlers, Revised with Follow-Up (M-CHAT-R/F) TM Modified Checklist for Autism in Toddlers, Revised with Follow-Up (M-CHAT-R/F) TM Penghargaan: Kami berterima kasih kepada Joaquin Fuentes, M.D. untuk hasil karyanya mengembangkan skema bagan yang digunakan

Lebih terperinci

SAMPUL LUAR... i SAMPUL DALAM...ii. PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

SAMPUL LUAR... i SAMPUL DALAM...ii. PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii DAFTAR ISI Halaman SAMPUL LUAR... i SAMPUL DALAM....ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v ABSTRAK... vi ABSTRACT...

Lebih terperinci

Is There Any Specific Measurement to Monitor Growth and Development in Infant Born with Small for Gestational Age

Is There Any Specific Measurement to Monitor Growth and Development in Infant Born with Small for Gestational Age Is There Any Specific Measurement to Monitor Growth and Development in Infant Born with Small for Gestational Age DR. Dr. Hartono Gunardi, SpA (K) Menurut data WHO tahun 2013, prevalensi bayi yang lahir

Lebih terperinci

Oleh TIM TERAPIS BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KHUSUS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH

Oleh TIM TERAPIS BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KHUSUS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH Oleh TIM TERAPIS BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KHUSUS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH Pendahuluan Tidak ada anak manusia yang diciptakan sama satu dengan lainnya Tidak ada satupun manusia tidak memiliki

Lebih terperinci

AUTISM. Mata Kuliah PENDIDIKAN ANAK AUTIS

AUTISM. Mata Kuliah PENDIDIKAN ANAK AUTIS AUTISM Mata Kuliah PENDIDIKAN ANAK AUTIS AUTISM DAN PDD PDD = ASD Leo Kanner,1943 Early Infantile Autism Hans Asperger, 1944 Asperger Syndrome Autism Asperger Syndrome Rett Syndrome CDD PDD-NOS Mental

Lebih terperinci

Seri penyuluhan kesehatan

Seri penyuluhan kesehatan Seri penyuluhan kesehatan Penyakit Autisme Klinik Umiyah Jl. Lingkar Utara Purworejo, Jawa Tengah, Indonesia Pengertian dan gejala Autisme Autisme adalah salah satu dari sekelompok masalah gangguan perkembangan

Lebih terperinci

PERVASIVE DEVELOPMENTAL DISORDER (lanjutan) Dr. Ika Widyawati, SpKJ(K)

PERVASIVE DEVELOPMENTAL DISORDER (lanjutan) Dr. Ika Widyawati, SpKJ(K) PERVASIVE DEVELOPMENTAL DISORDER (lanjutan) Dr. Ika Widyawati, SpKJ(K) SINDROMA RETT DEFINISI Suatu kondisi progresif yang berkembang setelah beberapa bulan perkembangan normal. Lingkar kepala waktu lahir:

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fisiologi Tumbuh Kembang Anak Usia 0-5 tahun Pada tahun pertama kehidupan ditandai dengan pertumbuhan fisik, maturasi, kemampuan yang semakin terasah, dan reorganisasi psikologis.

Lebih terperinci

SEKOLAH UNTUK ANAK AUTISTIK

SEKOLAH UNTUK ANAK AUTISTIK SEKOLAH UNTUK ANAK AUTISTIK Oleh Augustina K. Priyanto, S.Psi. Konsultan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus dan Orang Tua Anak Autistik Berbagai pendapat berkembang mengenai ide sekolah reguler bagi anak

Lebih terperinci

Skizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia?

Skizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia? Skizofrenia Skizofrenia merupakan salah satu penyakit otak dan tergolong ke dalam jenis gangguan mental yang serius. Sekitar 1% dari populasi dunia menderita penyakit ini. Pasien biasanya menunjukkan gejala

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks pada anak, mulai tampak sebelum usia 3 tahun. Gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks pada anak, mulai tampak sebelum usia 3 tahun. Gangguan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Autisme dipandang sebagai kelainan perkembangan sosial dan mental yang disebabkan oleh gangguan perkembangan otak akibat kerusakan selama pertumbuhan fetus, atau saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentunya akan menjadikan penerus bagi keturunan keluarganya kelak. Setiap anak

BAB I PENDAHULUAN. tentunya akan menjadikan penerus bagi keturunan keluarganya kelak. Setiap anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kelahiran buah hati pasti sudah sangat berarti bagi orang tua, yang tentunya akan menjadikan penerus bagi keturunan keluarganya kelak. Setiap anak pasti melalui

Lebih terperinci

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG (DDTK)

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG (DDTK) DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG (DDTK) KONSEP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DEFINISI Pertumbuhan Berkembangnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluler Bertambah ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penjelasan dari individu dengan gejala atau gangguan autisme telah ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penjelasan dari individu dengan gejala atau gangguan autisme telah ada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penjelasan dari individu dengan gejala atau gangguan autisme telah ada sejak sekitar abad 18, namun titik kritis dalam sejarah keilmuan gangguan autisme adalah pada

Lebih terperinci

Pendahuluan. Leo Kanner 1943 : Anggapan sebenarnya : 11 kasus anak dgn kesulitan berkomunikasi. Tidak berhubungan dgn retardasi mental

Pendahuluan. Leo Kanner 1943 : Anggapan sebenarnya : 11 kasus anak dgn kesulitan berkomunikasi. Tidak berhubungan dgn retardasi mental AUTISME Pendahuluan Leo Kanner 1943 : 11 kasus anak dgn kesulitan berkomunikasi Disebut Autisme infantil Tidak berhubungan dgn retardasi mental Anggapan sebenarnya : 75 80% ada retardasi mental Istilah

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Pembahasan : Tumbuh Kembang Anak dan Cara Deteksi Dini menggunakan KPSP Sasaran : Keluarga Bapak S Hari/Tanggal : Senin, 01 Agustus 2016 Tempat : Rumah Bapak S Waktu : Pukul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. bayi dengan faktor risiko yang mengalami ketulian mencapai 6:1000 kelahiran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. bayi dengan faktor risiko yang mengalami ketulian mencapai 6:1000 kelahiran BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Tuli kongenital merupakan masalah yang cukup serius dalam dunia kedokteran saat ini. Diperkirakan dalam 1000 bayi baru lahir terdapat 1 bayi menderita tuli kongenital

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain dengan tujuan tertentu. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan merupakan

Lebih terperinci

Analisis Kemampuan Berkomunikasi Verbal dan Nonverbal pada Anak Penderita Autis (Tinjauan psikolinguistik)

Analisis Kemampuan Berkomunikasi Verbal dan Nonverbal pada Anak Penderita Autis (Tinjauan psikolinguistik) Analisis Kemampuan Berkomunikasi Verbal dan Nonverbal pada Anak Penderita Autis (Tinjauan psikolinguistik) Oleh Kartika Panggabean Drs. T.R. Pangaribuan, M.Pd. ABSTRAK Anak Autisme merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang juta diantaranya terdapat di Asia Tenggara. Dari hasil WHO Multi Center

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang juta diantaranya terdapat di Asia Tenggara. Dari hasil WHO Multi Center BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendengaran sebagai salah satu indera, memegang peranan yang sangat penting karena perkembangan bicara sebagai komponen utama komunikasi pada manusia sangat tergantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan bagian dari keluarga, dimana sebagian besar kelahiran disambut bahagia oleh anggota keluarganya, setiap orang tua mengharapkan anak yang sehat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting. Untuk menilai tumbuh kembang anak banyak pilihan cara. Penilaian

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting. Untuk menilai tumbuh kembang anak banyak pilihan cara. Penilaian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Deteksi dini untuk mengetahui masalah atau keterlambatan tumbuh kembang sangat penting. Untuk menilai tumbuh kembang anak banyak pilihan cara. Penilaian pertumbuhan

Lebih terperinci

Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi

Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi Autism aritnya hidup sendiri Karakteristik tingkah laku, adanya defisit pada area: 1. Interaksi sosial 2. Komunikasi 3. Tingkah laku berulang dan terbatas A. Adanya gangguan

Lebih terperinci

Meyakinkan Diagnosis Infeksi HIV

Meyakinkan Diagnosis Infeksi HIV ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) IV. Meyakinkan Diagnosis Infeksi HIV Bagian ini merangkum usulan WHO untuk menentukan adanya infeksi HIV (i) agar memastikan

Lebih terperinci

Anak Penyandang Autisme dan Pendidikannya. Materi Penyuluhan

Anak Penyandang Autisme dan Pendidikannya. Materi Penyuluhan Anak Penyandang Autisme dan Pendidikannya Materi Penyuluhan Disajikan pada Penyuluhan Guru-guru SD Citepus 1-5 Kecamatan Cicendo, Kota Bandung Dalam Program Pengabdian Masyarakat Dosen Jurusan PLB, FIP,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang tua yang mendambakannya. Para orang tua selalu. di karuniai anak seperti yang diharapkan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang tua yang mendambakannya. Para orang tua selalu. di karuniai anak seperti yang diharapkan tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan suatu karunia yang diberikan oleh Tuhan kepada setiap orang tua yang mendambakannya. Para orang tua selalu menginginkan anaknya berkembang menjadi

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang BAB II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Kedaruratan Psikiatri Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang membutuhkan intervensi terapeutik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sumber daya yang berkualitas tidak hanya dilihat secara fisik namun

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sumber daya yang berkualitas tidak hanya dilihat secara fisik namun BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan harapan masa depan bangsa yang perlu dipersiapkan agar menjadi sumber daya yang berkualitas tidak hanya dilihat secara fisik namun sehat mental dan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kandungan. Kelainan penyerta yang timbul pada bayi baru lahir akan menghambat

BAB I PENDAHULUAN. kandungan. Kelainan penyerta yang timbul pada bayi baru lahir akan menghambat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembentukan manusia yang berkualitas dimulai sejak masih di dalam kandungan. Kelainan penyerta yang timbul pada bayi baru lahir akan menghambat proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Pada awal tahun 1990-an, jumlah penyandang autisme diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Pada awal tahun 1990-an, jumlah penyandang autisme diperkirakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, jumlah kasus autisme mengalami peningkatan yang signifikan di seluruh dunia. Pada awal tahun 1990-an, jumlah penyandang autisme diperkirakan sekitar

Lebih terperinci

dr. Ika Widyawati, SpKJ(K)

dr. Ika Widyawati, SpKJ(K) dr. Ika Widyawati, SpKJ(K) Hendaya kualitatif dalam interaksi sosial Hendaya dalam komunikasi Pola perilaku at minat repetitif & stereotipik yg terbatas Prevalensi: 0,08% (0,02-0,3%) Onset: sebelum usia

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN RETARDASI MENTAL. Disusun Oleh : Hadi Ari Yanto

LAPORAN PENDAHULUAN RETARDASI MENTAL. Disusun Oleh : Hadi Ari Yanto LAPORAN PENDAHULUAN RETARDASI MENTAL Disusun Oleh : Hadi Ari Yanto 101018 D III KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN 2012 / 2013 RETARDASI MENTAL 1. PENGERTIAN Retardasi mental adalah kemampuan mental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kejadian anak yang mengalami keterlambatan bicara (speech delay) cukup tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. kejadian anak yang mengalami keterlambatan bicara (speech delay) cukup tinggi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterlambatan bicara (speech delay) adalah salah satu penyebab gangguan perkembangan yang paling sering ditemukan pada anak. Gangguan ini semakin hari tampaknya semakin

Lebih terperinci

Sistem Pakar untuk Mendiagnosis Autisme

Sistem Pakar untuk Mendiagnosis Autisme Sistem Pakar untuk Mendiagnosis Autisme Muhammad Aldrin 1, Zainudin Zukhri 2, Andhik Budi Cahyono 3 Jurusan Teknik Informatika, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Indonesia muhamad.aldrin.1337@gmail.com

Lebih terperinci

MODUL 25 TYPE A UMUR 4 6 BULAN (3 BULAN 16 HARI 6 BULAN 15 HARI)

MODUL 25 TYPE A UMUR 4 6 BULAN (3 BULAN 16 HARI 6 BULAN 15 HARI) MODUL 25 TYPE A UMUR 4 6 BULAN (3 BULAN 16 HARI 6 BULAN 15 HARI) G25.1 NAMA ANAK: NO ART:[ ] [ ] G25.1B G25.2 G25.3 G25.4 G25.5 G25.6 Apakah [ANAK] lahir lebih Berapa minggu [ANAK] lahir lebih awal HITUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. UNESCO pada tahun 2014 mencatat bahwa jumlah anak autis di dunia mencapai

BAB I PENDAHULUAN. UNESCO pada tahun 2014 mencatat bahwa jumlah anak autis di dunia mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak-anak autis di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Data UNESCO pada tahun 2014 mencatat bahwa jumlah anak autis di dunia mencapai 35 juta jiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Autis adalah suatu gejala psikosis pada anak-anak yang unik dan menonjol yang sering disebut Sindrom Kanner yang dicirikan dengan ekspresi wajah yang kosong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian setiap orang. Ketika menikah, tentunya orang berkeinginan untuk mempunyai sebuah keluarga yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak adalah karunia yang diberikan oleh Tuhan kepada umatnya. Setiap orang yang telah terikat dalam sebuah institusi perkawinan pasti ingin dianugerahi seorang anak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hasil survei Badan Pusat Statistik pada tahun 2010 menyatakan bahwa dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hasil survei Badan Pusat Statistik pada tahun 2010 menyatakan bahwa dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil survei Badan Pusat Statistik pada tahun 2010 menyatakan bahwa dari 237.641.326 jiwa total penduduk Indonesia, 10% diantaranya yaitu sebesar + 22.960.000 berusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Istilah autisme sudah cukup familiar di kalangan masyarakat saat ini, karena media baik media elektronik maupun media massa memberikan informasi secara lebih

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Buku Deteksi dan Stimulasi Perkembangan Anak Usia 0-36 bulan ini dikembangkan oleh peneliti untuk dijadikan pedoman bagi kader posyandu dalam rangka mengamati perkembangan

Lebih terperinci

B i n t o r o Abdi Negoro arsitektur universitas mercu buana. Utara : RS MMC. Timur : GOR Sumantri Brojonegoro. Barat : Kantor swasta

B i n t o r o Abdi Negoro arsitektur universitas mercu buana. Utara : RS MMC. Timur : GOR Sumantri Brojonegoro. Barat : Kantor swasta BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Gambaran Umum Proyek Judul proyek Tema Proyek Lokasi Proyek Peruntukkan lahan Sifat Proyek Pemilik/Pengelola Luas Lahan : Autisme : Arsitektur Hijau : Jl. HR. Rasuna Said : Bangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelainan kongenital adalah penyebab utama kematian bayi di negara maju

BAB I PENDAHULUAN. Kelainan kongenital adalah penyebab utama kematian bayi di negara maju BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelainan kongenital adalah penyebab utama kematian bayi di negara maju maupun negara berkembang. 1 Kelainan kongenital pada bayi baru lahir dapat berupa satu jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan tiga kriteria utama, yaitu gangguan fungsi intelektual secara bermakna,

BAB I PENDAHULUAN. dengan tiga kriteria utama, yaitu gangguan fungsi intelektual secara bermakna, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Disabilitas intelektual (dahulu dikenal dengan retardasi mental) didiagnosis dengan tiga kriteria utama, yaitu gangguan fungsi intelektual secara bermakna, gangguan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. pada awalnya mungkin menimbulkan sedikit gejala, sementara komplikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. pada awalnya mungkin menimbulkan sedikit gejala, sementara komplikasi BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) tipe 2 merupakan kondisi yang progresif meskipun pada awalnya mungkin menimbulkan sedikit gejala, sementara komplikasi diabetes menimbulkan beban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan mendengar dan berkomunikasi dengan orang lain. Gangguan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan mendengar dan berkomunikasi dengan orang lain. Gangguan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telinga adalah organ penginderaan yang berfungsi ganda untuk pendengaran dan keseimbangan dengan anatomi yang kompleks. Indera pendengaran berperan penting dalam

Lebih terperinci

Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian neonatus, yaitu : 1. Hipotermia 2. Asfiksia

Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian neonatus, yaitu : 1. Hipotermia 2. Asfiksia Pendahuluan Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak negara berkembang, yaitu : 1. Perdarahan pasca persalinan 2. Eklampsia 3. Sepsis 4. Keguguran 5. Hipotermia

Lebih terperinci

Salah satu keluhan terbanyak dari orang tua. Mengapa terlambat? Apa penyebabnya? Boleh ditunggu, sampai umur berapa? Perlu terapi?

Salah satu keluhan terbanyak dari orang tua. Mengapa terlambat? Apa penyebabnya? Boleh ditunggu, sampai umur berapa? Perlu terapi? Yazid Dimyati Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUSU RSHAM Medan Terlambat bicara Salah satu keluhan terbanyak dari orang tua Mengapa terlambat? Apa penyebabnya? Boleh ditunggu, sampai umur berapa? Perlu

Lebih terperinci

Brain Development in Infant Born with Small for Gestational Age

Brain Development in Infant Born with Small for Gestational Age Brain Development in Infant Born with Small for Gestational Age DR. Dr. Hardiono D. Pusponegoro, SpA (K) Bayi yang lahir dengan small for gestational age (SGA) mempunyai beberapa implikasi pada pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Pendengaran adalah salah satu indera yang memegang peran sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Pendengaran adalah salah satu indera yang memegang peran sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pendengaran adalah salah satu indera yang memegang peran sangat penting karena perkembangan bicara sebagai komponen utama komunikasi. Kesehatan indera pendengaran

Lebih terperinci

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PROGRAM SON-RISE PADA KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU OFF-TASK PADA ANAK AUTIS

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PROGRAM SON-RISE PADA KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU OFF-TASK PADA ANAK AUTIS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Autis bukan sesuatu hal yang baru lagi bagi dunia, pun di Indonesia, melainkan suatu permasalahan gangguan perkembangan yang mendalam di seluruh dunia termasuk

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya Perinatologi dan Neurologi. 4.. Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berbagai macam vitamin, gizi maupun suplemen dikonsumsi oleh

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berbagai macam vitamin, gizi maupun suplemen dikonsumsi oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah suatu titipan Tuhan yang sangat berharga. Saat diberikan kepercayaan untuk mempunyai anak, maka para calon orang tua akan menjaga sebaik-baiknya dari mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan di seluruh dunia. Jumlah penyandang autis di Indonesia naik delapan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan di seluruh dunia. Jumlah penyandang autis di Indonesia naik delapan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, prevalensi anak penyandang autisme telah mengalami peningkatan di seluruh dunia. Jumlah penyandang autis di Indonesia naik delapan kali lipat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara berkembang, Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup pesat, terutama di beberapa daerah tertentu. Pertumbuhan ini juga diikuti dengan perubahan dalam

Lebih terperinci

INTERVENSI DINI (EARLY INTERVENTION) ANAK MDVI (MULTIPLE DISABILITY VISUALY IMPAIRMENT) Sukinah

INTERVENSI DINI (EARLY INTERVENTION) ANAK MDVI (MULTIPLE DISABILITY VISUALY IMPAIRMENT) Sukinah INTERVENSI DINI (EARLY INTERVENTION) ANAK MDVI (MULTIPLE DISABILITY VISUALY IMPAIRMENT) Sukinah Apa yang kita lakukan? BAGAIMANA CARANYA Melalui asesmen : PAVII (Parents and Visually Impairment Infants)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berbagai komplikasi yang dialami oleh ibu hamil mungkin saja terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berbagai komplikasi yang dialami oleh ibu hamil mungkin saja terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai komplikasi yang dialami oleh ibu hamil mungkin saja terjadi dan memiliki peluang untuk terjadi pada semua ibu hamil. Komplikasikomplikasi ini bila dapat dideteksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. suatu rumah tangga. Keluarga inti terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. deteksi dan intervensi dini (Soetjiningsih, 2014).

BAB II TINJAUAN TEORI. suatu rumah tangga. Keluarga inti terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. deteksi dan intervensi dini (Soetjiningsih, 2014). digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pendampingan Orangtua Keluarga merupakan suatu ikatan antara dua orang atau lebih yang terikat dalam kelahiran, perkawinan, atau adopsi dan

Lebih terperinci

Salah satu keluhan terbanyak dari orang tua

Salah satu keluhan terbanyak dari orang tua Salah satu keluhan terbanyak dari orang tua Mengapa terlambat? Apa penyebabnya? Boleh ditunggu, sampai umur berapa? Perlu terapi? Leung dan Kao. Am Fam Physician 1999; 59: 3121-39 Maturasi sinap Wernicke:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan setiap manusia pasti diikuti dengan beberapa macam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan setiap manusia pasti diikuti dengan beberapa macam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan setiap manusia pasti diikuti dengan beberapa macam perkembangan, mulai dari perkembangan kognisi, emosi, maupun sosial. Secara umum, seorang individu

Lebih terperinci

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Apakah yang dimaksud dengan ABK (exceptional children)? a. berkaitan dengan konsep/istilah disability = keterbatasan b. bersinggungan dengan tumbuh kembang normal--abnormal, tumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disabilitas intelektual dapat belajar keterampilan baru tetapi lebih lambat

BAB I PENDAHULUAN. disabilitas intelektual dapat belajar keterampilan baru tetapi lebih lambat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Disabilitas intelektual ditandai dengan gangguan fungsi kognitif secara signifikan dan termasuk komponen yang berkaitan dengan fungsi mental dan keterampilan fungsional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Autisme merupakan suatu kumpulan gejala (sindrom) yang diakibatkan oleh kerusakan saraf. Gejalanya sudah tampak sebelum anak mencapai usia tiga tahun. Penyandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan anak merupakan sebuah proses yang indah di mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan anak merupakan sebuah proses yang indah di mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan anak merupakan sebuah proses yang indah di mata orang tua. Karena anak merupakan buah cinta yang senantiasa ditunggu oleh pasangan yang telah menikah.

Lebih terperinci

JOURNAL READING GANGGUAN GEJALA SOMATIK. Diajukan Kepada : dr. Rihadini, Sp.KJ. Disusun oleh : Shinta Dewi Wulandari H2A012001

JOURNAL READING GANGGUAN GEJALA SOMATIK. Diajukan Kepada : dr. Rihadini, Sp.KJ. Disusun oleh : Shinta Dewi Wulandari H2A012001 JOURNAL READING GANGGUAN GEJALA SOMATIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Jiwa Diajukan Kepada : dr. Rihadini, Sp.KJ Disusun oleh : Shinta Dewi Wulandari

Lebih terperinci

BAB I DEFENISI A. LATAR BELAKANG

BAB I DEFENISI A. LATAR BELAKANG BAB I DEFENISI A. LATAR BELAKANG Rumah sakit merupakan tempat pelayanan kesehatan secara bio,psiko,sosial dan spiritual dengan tetap harus memperhatikan pasien dengan kebutuhan khusus dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh setiap pasangan suami istri karena sebuah kesempurnaan bila seorang

BAB I PENDAHULUAN. oleh setiap pasangan suami istri karena sebuah kesempurnaan bila seorang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah anugerah yang paling indah yang selalu diidam-idamkan oleh setiap pasangan suami istri karena sebuah kesempurnaan bila seorang laki-laki menjadi ayah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Gangguan perkembangan pervasif (Pervasive Developmental Disorder) merupakan kelompok kondisi serius yang berasal dari masa kecil yang mempengaruhi perkembangan fisik,

Lebih terperinci

Pedoman Penyusunan Lembar Penjelasan kepada Calon Subyek

Pedoman Penyusunan Lembar Penjelasan kepada Calon Subyek Pedoman Penyusunan Lembar Penjelasan kepada Calon Subyek Calon subyek dapat berasal dari masyarakat (penelitian komunitas) atau pasien (penelitian klinis). Lembar penjelasan harus cukup jelas dan mudah

Lebih terperinci

Asuhan Kebidanan Koprehensif..., Dhini Tri Purnama Sari, Kebidanan DIII UMP, 2014

Asuhan Kebidanan Koprehensif..., Dhini Tri Purnama Sari, Kebidanan DIII UMP, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuhan kebidanan komprehensif merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium dan konseling. Asuhan kebidanan komprehensif

Lebih terperinci

BAB VIII. Manajemen Penunjang Layanan Klinis

BAB VIII. Manajemen Penunjang Layanan Klinis BAB VIII Manajemen Penunjang Layanan Klinis Pelayanan Laboratorium Standar 8.1. Pelayanan Laboratorium Tersedia Tepat Waktu untuk Memenuhi Kebutuhan Pengkajian Pasien, serta Mematuhi Standar, Hukum dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak. Autis pertama kali ditemukan oleh Kanner pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak. Autis pertama kali ditemukan oleh Kanner pada tahun 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Istilah autis sudah cukup populer di kalangan masyarakat, karena banyak media massa dan elektronik yang mencoba untuk mengupasnya secara mendalam. Autisme

Lebih terperinci

PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM TERAPI PADA ANAK AUTISME. Oleh. Edi Purwanta

PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM TERAPI PADA ANAK AUTISME. Oleh. Edi Purwanta PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM TERAPI PADA ANAK AUTISME Oleh Edi Purwanta Abstrak Orangtua, sebagai orang yang paling bertanggung jawab terhadap perkembangan anak, perlu mempersiapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ada, maupun timbulnya perubahan karena unsur-unsur yang baru. 1

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ada, maupun timbulnya perubahan karena unsur-unsur yang baru. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan adalah suatu proses yang berlangsung secara teratur dan terus menerus, baik perubahan itu berupa bertambahnya jumlah atau ukuran dari hal-hal yang telah

Lebih terperinci

DETEKSI DINI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS. dr. Atien Nur Chamidah PLB FIP UNY

DETEKSI DINI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS. dr. Atien Nur Chamidah PLB FIP UNY DETEKSI DINI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS dr. Atien Nur Chamidah PLB FIP UNY 1 Bagus, seorang anak laki-laki berusia 30 bulan. Ibunya merasa bahwa putranya berbeda dg anak lainnya, perkembangan bicara & bahasanya

Lebih terperinci

MENGENAL ANAK ASPERGER Oleh : L. Rini Sugiarti, M.Si, psikolog*

MENGENAL ANAK ASPERGER Oleh : L. Rini Sugiarti, M.Si, psikolog* MENGENAL ANAK ASPERGER Oleh : L. Rini Sugiarti, M.Si, psikolog* Mengapa ada anak yang tampak menyendiri, ketika anak anak lain sebayanya sedang asyik bermain? Mengapa ada anak yang tampak sibuk berbicara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. US Preventive Service Task Force melaporkan bahwa prevalensi gangguan

BAB I PENDAHULUAN. US Preventive Service Task Force melaporkan bahwa prevalensi gangguan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan pendengaran dapat terjadi pada neonatus. Prevalensi gangguan pendengaran bilateral kongenital sedang sampai sangat berat pada neonatus berkisar antara 1 dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diarahkan pada meningkatnya mutu SDM yang berkualitas. Salah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diarahkan pada meningkatnya mutu SDM yang berkualitas. Salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) mengamanatkan bahwa pembangunan diarahkan pada meningkatnya mutu SDM yang berkualitas. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementrian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tabel keputusan

Lampiran 1. Tabel keputusan Lampiran 1 Tabel keputusan No 1. Umur (U) DIAGNOSA/SPEKT GEJALA (G) RUM (S) Interval Gejala umum (keseluruhan) S1 S2 S3 S4 S 5 Bayi tampak terlalu tenang ( jarang menangis) Terlalu sensitif, cepat terganggu/terusik

Lebih terperinci

DDST (DENVER DEVELOPMENT SCREENING TEST)

DDST (DENVER DEVELOPMENT SCREENING TEST) DDST (DENVE DEVELOPMENT SCEENING TEST) PENDAHULUAN Perkembangan anak menggambarkan peningkatan kematangan fungsi individu, dan merupakan indicator penting dalam menilai kualitas hidup anak. Oleh karena

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETRAMPILAN KOMUNIKASI PADA ANAK AUTIS ADRIANA S. GINANJAR

MENINGKATKAN KETRAMPILAN KOMUNIKASI PADA ANAK AUTIS ADRIANA S. GINANJAR MENINGKATKAN KETRAMPILAN KOMUNIKASI PADA ANAK AUTIS ADRIANA S. GINANJAR Masalah Komunikasi Salah satu ciri utama pada gangguan autistik adalah hambatan yang besar dalam berkomunikasi dan berbicara Orangtua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat berkembang secara baik atau tidak. Karena setiap manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat berkembang secara baik atau tidak. Karena setiap manusia memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Setiap orang tua menginginkan anaknya lahir secara sehat sesuai dengan pertumbuhannya. Akan tetapi pola asuh orang tua yang menjadikan pertumbuhan anak tersebut dapat

Lebih terperinci

BULAN BAKTI IKATAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA 2014 KESEHATAN IBU DAN ANAK

BULAN BAKTI IKATAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA 2014 KESEHATAN IBU DAN ANAK BULAN BAKTI IKATAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA 2014 KESEHATAN IBU DAN ANAK I. Latar belakang Sebagai Mahasiswa Kedokteran, isu mengenai Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) tentu tidak asing lagi. Isu

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Obstetri dan Ginekologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di bagian Obstetri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehadiran anak merupakan saat yang ditunggu-tunggu dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehadiran anak merupakan saat yang ditunggu-tunggu dan sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehadiran anak merupakan saat yang ditunggu-tunggu dan sangat menggembirakan bagi pasangan suami istri. Kehadirannya bukan saja mempererat tali cinta pasangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meninggal sebelum usia lima tahun didominasi oleh kelahiran prematur dan kelahiran bayi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meninggal sebelum usia lima tahun didominasi oleh kelahiran prematur dan kelahiran bayi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi yang memungkinkan bayi lahir dalam keadaan tidak normal dan berisiko meninggal sebelum usia lima tahun didominasi oleh kelahiran prematur dan kelahiran

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Definisi gagap yang disetujui belum ada. Menurut World Health Organization (WHO) definisi gagap adalah gangguan ritme bicara dimana seseorang tahu apa yang mau dibicarakan,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT 4.1 Metode Pengujian Tujuan pengujian ini adalah untuk membuktikan apakah sistem yang diimplementasikan telah memenuhi spesifikasi yang telah direncanakan sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang berbeda-beda, diantaranya faktor genetik, biologis, psikis dan sosial. Pada setiap pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi RSUP Dr. Kariadi/FK Undip Semarang 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

12/3/2010 YUSA HERWANTO DEPARTEMEN THT-KL FK USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN FISIOLOGI PENDENGARAN

12/3/2010 YUSA HERWANTO DEPARTEMEN THT-KL FK USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN FISIOLOGI PENDENGARAN YUSA HERWANTO DEPARTEMEN THT-KL FK USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN FISIOLOGI PENDENGARAN 1 Skala vestibuli, berisi perilimf Helikotrema Skala tympani, berisi perilimf Foramen rotundum bergetar Menggerakkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya. Pengetahuan juga merupakan hasil mengingat

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH NOMOR : 096/SK-Dir/RSB-A/II/2016

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH NOMOR : 096/SK-Dir/RSB-A/II/2016 Jl. Jend. A. Yani No.52 Telp. (0725) 49200, Fax. (0725) 41928 Kota Metro, Kode Pos 34111 KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH NOMOR : 096/SK-Dir/RSB-A/II/2016 TENTANG KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN KELUARGA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala utama

BAB I PENDAHULUAN. terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala utama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Disabilitas intelektual (DI) adalah keadaan dengan inteligensi yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya Sub Bagian Neurologi dan Sub Bagian Infeksi dan Penyakit Tropik. 3.2. Tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial, tidak bisa mengamati dan mengolah informasi. Orang

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial, tidak bisa mengamati dan mengolah informasi. Orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Autisme merupakan gangguan dalam perkembangan komunikasi, interaksi sosial, tidak bisa mengamati dan mengolah informasi. Orang dengan Autisme Spectrum Disorder (ASD)

Lebih terperinci

Pedologi. Attention Deficit and Hyperactivity Disorder (ADHD) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Pedologi. Attention Deficit and Hyperactivity Disorder (ADHD) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI Pedologi Attention Deficit and Hyperactivity Disorder (ADHD) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id ADHD (Attention Deficit Hyperactive

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Autisme berasal dari kata auto yang berarti sendiri. Kelainan ini dikenal dan

BAB I PENDAHULUAN. Autisme berasal dari kata auto yang berarti sendiri. Kelainan ini dikenal dan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Autisme berasal dari kata auto yang berarti sendiri. Kelainan ini dikenal dan diperkenalkan tahun 1943 oleh seorang psikolog anak di Amerika Serikat bernama Leo Kanner

Lebih terperinci