BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Boron Neutron Capture Therapy (BNCT) Boron Neutron Capture Therapy (BNCT) merupakan teknik pengobatan yang melibatkan akumulasi selektif 10 B pada kanker dan diikuti dengan iradiasi neutron termal. Inti 10 B akan menangkap neutron dan menghasilkan partikel α dan inti hasil 7 Li. Partikel α dan inti hasil 7 Li yang dipancarkan tersebut memiliki Linear Energy Transfer (LET) yang tinggi, yaitu masing-masing sebesar 150 kev/µm dan 175 kev/µm (Sauerwein et al., 2012). LET merupakan besarnya energi yang ditranster suatu partikel tiap satuan panjang materi yang dilaluinya. Karena LET yang besar, jangkauan maksimal partikel α dan inti hasil 7 Li adalah sebesar (8-10) µm dan (4,5-5) µm, lebih pendek dibanding sel tunggal penyusun tubuh yang berdiameter µm akan membatasi kerusakan hanya di dalam selsel yang mengandung 10 B. Dengan cara ini, BNCT akan menargetkan jaringan secara selektif, sehingga kerusakan pada jaringan normal dapat diminimalkan (Garabalino et al, 2011) dan (IAEA, 2001).. Reaksi nuklir yang terjadi antara neutron dan 10 B ditunjukan pada Gambar 2.1. Gambar 2.1 Reaksi nuklir dalam BNCT (IAEA, 2001) 8

2 9 Reaksi tangkapan neutron oleh inti 10 B akan menghasilkan 11 B* yang selanjutnya akan mencapai keadaan stabilnya dengan memancarkan partikel α dan menghasilkan inti hasil 7 Li dengan dua kemungkinan. Kemungkinan pertama dengan probabilitas 6,1%, 11 B* akan memancarkan partikel α dan menghasilkan inti hasil 7 Li dengan energi yang terkait sebesar 2,79 MeV. Pada reaksi kemungkinan kedua, dengan probabilitas 93,9% 7 Li* akan mencapai kestabilannya dengan memancarkan partikel γ berenergi 0,48 MeV. Mekanisme yang diuraikan dapat dituliskan seperti persamaan (2.1) (Sauerwein et al., 2012). 10 5B n 5 B 4 7 2He + 3Li + 2,79 MeV 6,1 % 4 7 2He + 3Li + 2,31 MeV 93,9% 7 3Li 7 3 Li + γ (0,48 MeV) (2.1) Senyawa 10 B yang digunakan untuk BNCT adalah senyawa Borocaptate Sodium (BSH) dengan rumus kimia Na 2 B 12 H 11 SH atau Boronphenylalanine (BPA) dengan rumus kimia C 9 H 12 BNO 4 (Barth et al., 2012). Bukan hanya 10 B yang bereaksi dengan neutron, terdapat beberapa reaksi lain akibat senyawa pembawa boron yang diinjeksikan ke jaringan tubuh. Reaksi yang dipaparkan dibatasi untuk senyawa BPA. Reaksi neutron dengan jaringan tubuh yang telah diberi BPA pada dasarnya ada tiga: 10 B (n, α) 7 Li; 14 N (n, p) 14 C; dan 1 H (n,γ) 2 H. Dengan dua reaksi terakhir menghasilkan dosis yang tak terelakkan ke jaringan sehat dengan konsekuensi bahwa dosis tambahan dengan kontaminasi dengan neutron cepat dan radiasi gamma harus diminimalkan (Wagner, 2012) Sumber Neutron untuk BNCT Kyoto University Research Reactor Institute (KURRI) dan Sumitomo Heavy Industries, Ltd. (SHI) mengembangkan cyclotron HM-30 yang dapat menghasilkan proton hingga energi maksimum 30 MeV dengan arus proton operasional 1 ma yang dapat ditingkatkan sampai 2 ma. Cyclotron ini

3 10 mempercepat ion hidrogen negatif (H - ) hingga energi tertentu, yang selanjutnya akan diambil 2 elektronnya, sehingga dihasilkan proton. Proton hasil inilah yang selanjutnya akan dimanfaatkan untuk menghasilkan neutron dalam pengobatan dengan BNCT (Mitsumoto et al., 2013). Reaksi yang dapat mnghasilkan neutron antara lain dengan menembakan proton ke target 9 Be. Dengan proton berenergi 30 MeV, terdapat dua kemungkinan reaksi yang terjadi, yakni 9 Be(p, n) 9 B dan 9 Be(p, 2n+p) 7 B (Soppera et al., 2012). Neutron yang dihasilkan dari interaksi tersebut memiliki energi yang tidak sama, yaitu neutron termal, neutron epitermal, dan neutron cepat, dengan energi neutron maksimum 28 MeV. Ketika neutron tersebut berinteraksi dengan materi akan dihasilkan efek yang tidak sama pula. Hal ini begantung dari komponen penyusun materi dan energi neutron yang berinteraksi. Oleh karena itu IAEA mengelompokan neutron kedalam tiga kelompok energi (IAEA, 2001) : a. Neutron termal, memiliki rentang energi maksimum sebesar 1 ev. b. Neutron epitermal, memiliki rentang energi antara 1 ev 10keV. c. Neutron cepat, memiliki energi lebih dari 10 kev. Untuk keperluan BNCT, idealnya menggunakan neutron epitermal. Hal ini dikarenakan daya tembus maksimum untuk neutron termal hanya mencapai permukaan kulit dan berhenti, sehingga tidak dapat mencapai lokasi kanker. Sedangkan untuk neutron epitermal mencapai fluks maksimum pada jarak 2-3 cm dari permukaan kulit dan kemudian mengalami penurunan secara eksponensial (IAEA, 2001). Kondisi ini ditunjukkan pada gambar 2.2.

4 11 Gambar 2.2. Akumulasi fluks neutron termal dan neutron epitermal pada kedalaman panthom (IAEA, 2001) Untuk pengobatan BNCT, IAEA telah memberikan parameter berkas neutron yang dapat digunakan. Parameter berkas neutron tersebut ditunjukan pada Tabel 2.1 Tabel 2.1 Parameter berkas neutron untuk BNCT yang disarankan IAEA (IAEA, 2001) Parameter Notasi (Satuan) Rekomendasi Satuan IAEA Fluks neutron epitermal epitermal >10 9 (n. cm 2. s 1 ) Rasio fluks neutron termal termal / epitermal < 0,05 terhadap epitermal Rasio dosis neutron cepat D f/ epitermal <2, (Gy. cm 2. n 1 ) terhadap fluks neutron epitermal Rasio laju dosis gamma D γ/ epitermal <2, (Gy. cm 2. n 1 ) terhadap fluks neutron epitermal Rasio arus neutron total J total / total >0,7 terhadap fluks neutron total

5 Interaksi Partikel Radiasi pada BNCT Di dalam terapi BNCT setidaknya terdapat partikel neutron, partikel alpha, partikel gamma dan inti hasil reaksi Li Interaksi Neutron pada BNCT Neutron merupakan partikel yang tidak bermuatan, sehingga tidak dipengaruhi oleh medan listrik yang berasal dari inti. Oleh karena itulah neutron mampu mendekati inti atom, bahkan menembus inti atom yang dilewatinya. Ketika menumbuk materi, neutron akan dihamburkan atau akan diserap (Lamarsh & Baratta, 2001). Reaksi hamburan terjadi ketika satu inti ditembak dengan satu neutron, neutron diserap inti dan mengemisikan kembali neutron tunggal. Dengan kata lain neutron yang memasuki inti akan keluar kembali. Reaksi hamburan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu hamburan elastis dan hamburan inelastis. Pada hamburan elastis, tidak ada energi yang ditransfer dari neutron ke inti target untuk eksitasi inti. Momentum dan energi kinetik pada sistem tetap, meskipun ada energi kinetik yang ditransfer dari neutron ke inti target yang menyebabkan energi kinetik neutron berkurang (DOE-HDBK.1993). Pada hamburan inelastis, ketika neutron mengenai inti target, neutron akan diserap dan membentuk inti gabung. Selanjutnya inti gabung ini akan memancarkan neutron dengan energi kinetik yang lebih rendah, dan inti target berada pada keadaan tereksitasi karena sebagian energi kinetik neutron ditransfer untuk eksitasi inti. Inti target akan menuju ke keadaan dasarnya dengan memancarkan radiasi gamma (DOE-HDBK.1993). Pada reaksi serapan neutron diserap inti target dan tidak keluar lagi. Inti target akan menjadi inti baru yang bersifat radioaktif yang selanjutnya akan memancarkan radiasi. Secara garis besar, yang termasuk reaksi serapan adalah radiative capture, particle ejection dan fission (DOE-HDBK.1993). Radiative capture terjadi ketika neutron diserap inti target sehingga membentuk inti gabung yang tereksitasi. Inti ini selanjutnya kembali ke keadaan dasar dengan disertai pemancaran radiasi gamma. Persamaan (2.2) merupakan

6 13 contoh reaksi dari peritiwa radiative capture dengan hidrogen dari BSH atau BPA ataupun dari penyusun jaringan tubuh (DOE-HDBK,1993 dan Rasouli & Masoudi, 2012) n + 1H 1 H H + 0γ + 2,2 MeV (2.2) Peristiwa partikel ejection merupakan peristiwa dimana neutron diserap inti target, yang selanjutnya membentuk inti gabung dalam keadaan eksitasi dengan tingkat energi yang cukup untuk menghasilkan inti baru dengan disetai dengan pemancaran partikel radiasi tertentu misalkan proton, alfa ataupun neutron. Inti baru yang dikeluarkan dapat berada pada keadaan eksitasi ataupun berada dalam keadaan dasar. Persamaan (2.3a) dan (2.3b) merupakan reaksi dari peristiwa partikel ejection (DOE-HDBK.1993) n + B B Li + α (2.3a) n + N C + H + 0,6 MeV (2.3b) Interaksi Foton pada BNCT Radiasi foton (gamma) tidak lain adalah radiasi elektromagnetik. Foton dapat berperilaku sebagai partikel dengan berinteraksi dengan senyawa dalam tubuh. Tiga interaksi utama foton dengan atom materi yaitu efek fotolistrik, hamburan Compton dan produksi pasangan (Beiser, 1995). Efek fotolistrik merupakan peristiwa terlepasnya elektron dalam atom karena ditumbuk oleh foton. Semua tenaga foton diberikan kepada elektron, sebagian untuk melepaskan diri dari orbit atom dan sisanya digunakan untuk bergerak sebagai tenaga kinetik (Beiser, A, 1995). Pada hamburan Compton, foton menabrak elektron bebas atau elektron yang terikat sangat lemah dalam atom. Energi foton sebagian diberikan kepada elektron dan foton terhambur. Tenaga foton berkurang dan arahnya berubah dengan sudut hambur tertentu. (Beiser, 1995). Produksi pasangan adalah ketika suatu foton berenergi minimal 1,02 MeV bergerak mendekati inti atom. Foton akan lenyap dan sebagai gantinya akan terbentuk pasangan elektron dan positron. Kedua partikel ini memiliki massa sama namun berbeda muatannya (Krane, 1992).

7 Interaksi Elektron pada BNCT Dari paparan mengenai interaksi foton dengan BNCT, dapat disimpulkan bahwa semua interaksi foton dengan senyawa menghasilkan elektron. Elektron dapat menyebabkan atom tereksitasi dan atau terionisasi sehingga dihasilkan foton dan ion. Interaksi akan terus berlanjut hingga energi foton dan elektron habis. Interaksi tersebut dapat terjadi pada sel kanker maupun sel sehat Inti sel dalam tubuh manusia menandung struktur biologis yang sangat komplek yang disebut dengan kromosom. Kromosom memegang peranan penting dalam penyimpanan informasi genetika yang berhubungan dengan karakter dasar dan keturunan manusia. Kromosom mengandung ribuan gen yang merupakan rantai pendek dari Deoxyribonucleic acid (DNA) (Batan, 2014). Interaksi radiasi dengan material biologis diawali dengan adanya proses ionisasi yang menyebabkan elektron dalam atom tereksitasi. Elektron tersebut selanjutnya dapat menyebabkan interaksi langsung maupun tidak langsung. Interaksi secara langsung terjadi ketika elektron langsung diserap oleh DNA. Interaksi tidak langsung terjadi ketika terjadi interaksi radiasi dengan molekul air (H 2 O) yang selanjutnya menghasilkan radikal bebas H + dan OH - yang sangat reaktif bersifat toksik. Akibat interaksi ini terjadi perubahan struktur DNA atau bahkan putusnya salah satu atau kedua untaian DNA (Batan, 2013). Putusnya DNA ini akan menyebabkan kerusakan atau bahkan kematian dari sel yang tersusun atas untaian DNA tersebut. Adalah suatu hal yang penting mempelajari dosis foton yang diterima oleh setiap organ pada pengobatan BNCT yang disebut dosimetri. Dosis serap didefinisikan sebagai rerata energi (de) yang diserap materi tiap satuan massa materi tersebut (dm). Dosis serap disimbolkan dengan D, secara matematis dapat dituliskan sebagai: D = de dm Satuan internasional dosis serap adalah joule/kg atau gray (Gy) (Batan, 2013). (2.4)

8 Interaksi Partikel Bermuatan pada BNCT Bila radiasi pengion berinteraksi dengan materi maka energi radiasi akan berkurang. Partikel bermuatan listrik akan memiliki kecenderungan untuk berinteraksi langsung. Interaksi yang terjadi adalah peristiwa ionisasi dan eksitasi (DOE-HDBK, 1993). Ionisasi adalah peristiwa terbentuknya atom bermuatan ketika atom tersebut terkena radiasi. Elektron terluar atom akan menjadi elektron bebas (ion negatif), sehingga atom yang kekurangan elektron menjadi ion positif. Sedangkan eksitasi adalah peristiwa berpindahnya elektron ketingkat energi yang lebih tinggi, yang menyebabkan atom-atom yang awalnya stabil menjadi atom yang tidak stabil (DOE-HDBK, 1993) Glioblastoma Multiformis (GBM) Glioblastoma multiformis (GBM) merupakan salah satu kanker otak yang berasal dari sel glial/ sel glue (ABTA, 2014). Pada dasarnya, otak memiliki dua jenis sel, yaitu neuron dan sel glial. Neuron berfungsi untuk mengirimkan sinyal dari tubuh ke bagian otak tempat sinyal diproses. Sedangkan sel glial mendukung neuron dan membantu mengatur transmisi sinyal tersebut. Sel glial terdapat pada otak besar (cerebrum), namun kasus GBM biasanya terjadi pada lobus frontalis dan lobus temporalis (Rulseh et al., 2012). Penyakit ini termasuk salah satu jenis kanker otak yang masih menjadi masalah yang sulit dipecahkan bagi para ahli medis maupun non-medis yang menangani pasien dengan kanker tersebut. GBM termasuk kanker ganas yang menjadi penyebab kematian terbesar pada kasus kanker otak (Markert, 2005). GBM dapat menyerang segala usia, termasuk anak- anak. Namun, usia rentan dari penyakit ini adalah antara usia 65 hingga 75 tahun. Kanker ini tampaknya memiliki kecenderungan jenis kelamin penderitanya, dengan kasus dengan penderita pria 40% lebih tinggi dari wanita. Kanker ini dapat terjadi dimanapun, tetapi paling sering pada hemisfer serebri dan sering menyebar ke sisi yang berlawanan melalui korpus kalosum (Ray, 2010).

9 16 Gioblastoma multiformis termasuk kanker otak primer (astrositoma) yang berdiferensiasi sangat buruk, sehingga asal mula sel yang membelah tak terkendali tidak mungkin ditemukan. Pertumbuhan kanker inipun sangat cepat dan prosedur pembedahan justru akan menyebabkan kecacatan dan tidak memperbaiki ketahanan pasien. Oleh karena itulah BNCT dipilih sebagai metode paling efektif untuk memperpanjang ketahanan hidup pasien tanpa memberikan rasa sakit dan tersiksa pada pasien (Davey, 2005). Pada penderita kanker otak, termasuk glioblastoma multiformis, terdapat sel yang mengalami pembelahan tak terkendali dan mengakibatkan adanya benjolan ataupun seperti pendarahan pada otak. Gambar 2.3. menunjukan perbedaan kenampakan hasil foto MRI otak normal dan otak yang terkena kanker. BNCT dirasa lebih efektif untuk penanganan kanker otak karena kanker menyebarkan sel-sel kanker ini dengan sangat cepat di otak. Aliran darah di otak memungkinkan untuk senyawa boronated untuk selektif menembus ke kanker bahkan jika senyawa tersebut tidak memiliki kecenderungan khusus untuk membentuk ikatan kimia (berinteraksi) dengan sel kanker (Wagner, 2012). (a) (b) Gambar 2.3. (a) Hasil foto MRI otak normal, (b) Hasil foto MRI otak penderita glioblastoma

10 MCNP MCNP memiliki informasi standar tentang permasalahan dari stimulasi Monte Carlo dan memiki kemampuan dalam membuat hasil keluaran yang diinginkan. Informasi ini dibuat dalam bentuk tally. File masukan dari MCNP terdiri atas bagian- bagian cell card, surface card dan data card yang memuat informasi spesifikasi geometri, deskripsi material, lokasi dan karakteristik dari sumber partikel, serta tipe tally (perhitungan) yang diinginkan. Salah satu fiture yang disediakan dalam MNCP untuk perhitungan terkait fenomena teknik nuklir adalah tally. Perintah tally dipergunakan untuk mencari nilai dari arus partikel, fluks, energi dan dosis radiasi yang melewati satu unit volume ataupun suatu permukaan. Pada MCNP disediakan tally sebagaimana tertera dalam Tabel 2.2. Tabel 2.2. Jenis Tally yang digunakan pada MCNP (Thomas, E.,et.,al., 2003). Tally Jenis Partikel Satuan Deskripsi F1 :N, :P, :E Particles Arus permukaan F2 :N, :P, :E Particles/ cm 2 Fluks rerata yang yang melewati surface F4 :N, :P, :E Particles/ cm 2 Fluks rerata yang yang melewati cell F5 :N, :P Particles/ cm 2 Fluks pada titik F6 :N, :P, :N,P Mev/ gr Energi disposisi rerata yang melewati cell F7 :N Mev/ gr Energi disposisi fisi dalam cell F8 :N, :P, :E, :P,E Pulsa Distribusi pulsa energi pada detektor Surface yang dimaksud dalam tabel adalah batas suatu geometri, sedangkan cell adalah volume geometri yang dibatasi oleh surface. N,P dan E mewakili jenis radiasi yang disimulasikan neutron, foton dan elektron. Metode Monte Carlo mengikuti jejak kejadian partikel yang sebenarnya dari partikel hidup ketika dilepaskan dari sumbernya sampai partikel mati, kerena terserap, terhambur atau karena lolos keluar dari sistem sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2.4. Metode ini memanfaatkan probabilitas distribusi sampel secara acak menggunakan data transport untuk menggambarkan perjalanan partikel.

11 18 Pada dasarnya semua kemungkinan perjalanan partikel dihitung oleh MCNP. Pada Gambar 2.4. ditunjukan perjalanan neutron berinteraksi dengan suatu materi. Pada titik 1 ditunjukkan kejadian pertama neutron menumbuk atom didalam materi. Pada kejadian pertama ini terjadi peristiwa hamburan inelastis, karena disertai dengan pemancaran radiasi gamma. Pada titik 2 menunjukan kejadian kedua, dimana neutron yang terhambur dari kejadian pertama kemudian menumbuk atom dan terjadi peristiwa hamburan elastis. Pada titik 3, menunjukan neutron yang terhambur dari kejadian kedua kemudian diserap oleh inti atom sehingga neutron lenyap. MCNP hanya menghtung neutron yang lolos dalam artian neutron tidak hilang/ lenyap (Thomas et al., 2003). Gambar 2.4. Perjalanan neutron berinteraksi dengan suatu materi (X-5 Monte Carlo Team, 2003). Keterangan Gambar Hamburan neutron, menghasilkan foton 2. Reaksi fisi, menghasilkan foton 3. Serapan neutron 4. Kebocoran neutron, neutron keluar dari sistem 5. Hamburan foton 6. Kebocoran foton 7. Serapan foton (X-5 Monte Carlo Team, 2003).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker merupakan suatu penyakit dimana pembelahan sel tidak terkendali dan akan mengganggu sel sehat disekitarnya. Jika tidak dibunuh, kanker dapat menyebar ke bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di seluruh dunia, kanker merupakan penyakit mematikan pada urutan kedua setelah penyakit kardiovaskular. Pada tahun 2012, penelitian yang dilakukan oleh International

Lebih terperinci

1BAB I PENDAHULUAN. sekaligus merupakan pembunuh nomor 2 setelah penyakit kardiovaskular. World

1BAB I PENDAHULUAN. sekaligus merupakan pembunuh nomor 2 setelah penyakit kardiovaskular. World 1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat baik di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 21% dari seluruh kematian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kanker Kanker merupakan suatu gangguan pertumbuhan sel yang tidak terkontrol atau abnormal. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit kanker yaitu faktor genetik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah penyakit yang timbul karena adanya pertumbuhan yang tidak normal pada sel jaringan tubuh. Disebut tidak normal, karena sel-sel tumbuh dengan cepat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi di bidang kesehatan juga semakin berkembang. Saat ini yang mendapatkan perhatian khusus di dunia kesehatan adalah tumor.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Sel-sel kanker ini dapat menyebar ke

Lebih terperinci

BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi

BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi Radiasi adalah pancaran energi yang berasal dari proses transformasi atom atau inti atom yang tidak stabil. Ketidak-stabilan atom dan inti atom mungkin

Lebih terperinci

BORON NEUTRON CAPTURE THERAPY (BNCT)

BORON NEUTRON CAPTURE THERAPY (BNCT) BAB 3 BORON NEUTRON CAPTURE THERAPY (BNCT) Boron Neutron Capture Therapy (BNCT), merupakan terapi kanker dengan memanfaatkan reaksi penangkapan neutron termal oleh isotop boron-10 yang kemudian menghasilkan

Lebih terperinci

DOSIS SERAP DI SEKITAR BATAS DISTRIBUSI BORON

DOSIS SERAP DI SEKITAR BATAS DISTRIBUSI BORON BAB 4 DOSIS SERAP DI SEKITAR BATAS DISTRIBUSI BORON Metode perhitungan dosis serap pada bab 3 dapat digunakan untuk melihat sebaran energi serap di sekitar batas daerah yang mengandung boron dan daerah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Komputasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret, Surakarta dengan

Lebih terperinci

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ).

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ). PELURUHAN GAMMA ( ) Peluruhan inti yang memancarkan sebuah partikel seperti partikel alfa atau beta, selalu meninggalkan inti pada keadaan tereksitasi. Seperti halnya atom, inti akan mencapai keadaan dasar

Lebih terperinci

INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI NANIK DWI NURHAYATI,S.SI,M.SI

INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI NANIK DWI NURHAYATI,S.SI,M.SI INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI NANIK DWI NURHAYATI,S.SI,M.SI suatu emisi (pancaran) dan perambatan energi melalui materi atau ruang dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau partikel 2 3 Peluruhan zat

Lebih terperinci

FISIKA ATOM & RADIASI

FISIKA ATOM & RADIASI FISIKA ATOM & RADIASI Atom bagian terkecil dari suatu elemen yang berperan dalam reaksi kimia, bersifat netral (muatan positif dan negatif sama). Model atom: J.J. Thomson (1910), Ernest Rutherford (1911),

Lebih terperinci

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional 1 Pokok Bahasan STRUKTUR ATOM DAN INTI ATOM A. Struktur Atom B. Inti Atom PELURUHAN RADIOAKTIF A. Jenis Peluruhan B. Aktivitas Radiasi C. Waktu

Lebih terperinci

VII. PELURUHAN GAMMA. Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi

VII. PELURUHAN GAMMA. Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi VII. PELURUHAN GAMMA Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi 7.1. PELURUHAN GAMMA TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Setelah mempelajari Sub-pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Tubuh manusia selalu mengalami pembelahan sel yang dikendalikan oleh gen. Keberadaan zat karsinogen dalam tubuh menyebabkan gen tidak bisa mengendalikan pembelahan

Lebih terperinci

TEORI DASAR RADIOTERAPI

TEORI DASAR RADIOTERAPI BAB 2 TEORI DASAR RADIOTERAPI Radioterapi atau terapi radiasi merupakan aplikasi radiasi pengion yang digunakan untuk mengobati dan mengendalikan kanker dan sel-sel berbahaya. Selain operasi, radioterapi

Lebih terperinci

REAKSI NUKLIR NANIK DWI NURHAYATI,S.SI, M.SI

REAKSI NUKLIR NANIK DWI NURHAYATI,S.SI, M.SI REAKSI NUKLIR NANIK DWI NURHAYATI,S.SI, M.SI nanikdn.staff.uns.ac.id nanikdn.staff.fkip.uns.ac.id 081556431053 / (0271) 821585 REAKSI INTI Reaksi Inti adalah proses perubahan yang terjadi dalam inti atom

Lebih terperinci

BAB II RADIASI PENGION

BAB II RADIASI PENGION BAB II RADIASI PENGION Salah satu bidang penting yang berhubungan dengan keselamatan radiasi pengukuran besaran fisis radiasi terhadap berbagai jenis radiasi dan sumber radiasi. Untuk itu perlu perlu pengetahuan

Lebih terperinci

KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA. Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif

KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA. Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif Oleh : Arif Novan Fitria Dewi N. Wijo Kongko K. Y. S. Ruwanti Dewi C. N. 12030234001/KA12 12030234226/KA12 12030234018/KB12 12030234216/KB12

Lebih terperinci

BAB II Besaran dan Satuan Radiasi

BAB II Besaran dan Satuan Radiasi BAB II Besaran dan Satuan Radiasi A. Aktivitas Radioaktivitas atau yang lebih sering disingkat sebagai aktivitas adalah nilai yang menunjukkan laju peluruhan zat radioaktif, yaitu jumlah inti atom yang

Lebih terperinci

Jumlah Proton = Z Jumlah Neutron = A Z Jumlah elektron = Z ( untuk atom netral)

Jumlah Proton = Z Jumlah Neutron = A Z Jumlah elektron = Z ( untuk atom netral) FISIKA INTI A. INTI ATOM Inti Atom = Nukleon Inti Atom terdiri dari Proton dan Neutron Lambang Unsur X X = nama unsur Z = nomor atom (menunjukkan banyaknya proton dalam inti) A = nomor massa ( menunjukkan

Lebih terperinci

INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI

INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI Disusun Oleh : ERMAWATI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 1999 1 ABSTRAK Dalam mendesain semua sistem nuklir, pelindung radiasi, generator isotop, sangat tergantung dari jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya sel-sel yang membelah secara abnormal tanpa kontrol dan mampu menyerang jaringan sehat lainnya. Data

Lebih terperinci

DOSIS BORON NEUTRON CAPTURE THERAPY

DOSIS BORON NEUTRON CAPTURE THERAPY Dosis Boron Neutron (Ahdika Setiyadi) 65 DOSIS BORON NEUTRON CAPTURE THERAPY (BNCT) PADA KANKER KULIT (MELANOMA MALIGNA) MENGGUNAKAN MCNPX-CODE DENGAN SUMBER NEUTRON DARI BEAMPORT TEMBUS REAKTOR KARTINI

Lebih terperinci

PELURUHAN SINAR GAMMA

PELURUHAN SINAR GAMMA PELURUHAN SINAR GAMMA Pendahuluan Radioaktivitas disebut juga peluruhan radioaktif, yaitu peristiwa terurainya beberapa inti atom tertentu secara spontan yang diikuti dengan pancaran partikel alfa (inti

Lebih terperinci

FISIKA MODERN UNIT. Radiasi Benda Hitam. Hamburan Compton & Efek Fotolistrik. Kumpulan Soal Latihan UN

FISIKA MODERN UNIT. Radiasi Benda Hitam. Hamburan Compton & Efek Fotolistrik. Kumpulan Soal Latihan UN Kumpulan Soal Latihan UN UNIT FISIKA MODERN Radiasi Benda Hitam 1. Suatu benda hitam pada suhu 27 0 C memancarkan energi sekitar 100 J/s. Benda hitam tersebut dipanasi sehingga suhunya menjadi 327 0 C.

Lebih terperinci

Metode Monte Carlo adalah metode komputasi yang bergantung pada. pengulangan bilangan acak untuk menemukan solusi matematis.

Metode Monte Carlo adalah metode komputasi yang bergantung pada. pengulangan bilangan acak untuk menemukan solusi matematis. Bab II. Teori Dasar II.1. Metode Monte Carlo Metode Monte Carlo adalah metode komputasi yang bergantung pada pengulangan bilangan acak untuk menemukan solusi matematis. Metode ini sering digunakan untuk

Lebih terperinci

Spesifikasi Teknis Teras Reaktor Nuklir Kartini dan Eksperimental Setup Fasilitas Uji In-vitro dan In-vivo Metode BNCT

Spesifikasi Teknis Teras Reaktor Nuklir Kartini dan Eksperimental Setup Fasilitas Uji In-vitro dan In-vivo Metode BNCT Spesifikasi Teknis Teras Reaktor Nuklir Kartini dan Eksperimental Setup Fasilitas Uji In-vitro dan In-vivo Metode BNCT Drs. Widarto Peneliti Madya Reaktor Riset Kartini Tipe TRIGA (Training Riset Isotop

Lebih terperinci

SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA)

SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) Veetha Adiyani Pardede M0209054, Program Studi Fisika FMIPA UNS Jl. Ir. Sutami 36 A, Kentingan, Surakarta, Jawa Tengah email: veetha_adiyani@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

PELURUHAN RADIOAKTIF

PELURUHAN RADIOAKTIF PELURUHAN RADIOAKTIF Inti-inti yang tidak stabil akan meluruh (bertransformasi) menuju konfigurasi yang baru yang mantap (stabil). Dalam proses peluruhan akan terpancar sinar alfa, sinar beta, atau sinar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama kematian akibat keganasan di dunia, kira-kira sepertiga dari seluruh kematian akibat

BAB I PENDAHULUAN. utama kematian akibat keganasan di dunia, kira-kira sepertiga dari seluruh kematian akibat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah sel yang pertumbuhan dan penyebarannya tidak terkontrol. Pertumbuhannya menyebar ke sekitar jaringan dan dapat bermetasis pada tempat yang jauh. Penyakit

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Soal Fismod 1

Xpedia Fisika. Soal Fismod 1 Xpedia Fisika Soal Fismod 1 Doc. Name: XPPHY0501 Version: 2013-04 halaman 1 01. Pertanyaan 01-02 : Sebuah botol tertutup berisi 100 gram iodin radioaktif. Setelah 24 hari, botol itu berisi 12,5 gram iodin

Lebih terperinci

MODEL ATOM. Atom : bagian terkecil suatu elemen yg merupakan suatu partikel netral, dimana jumlah muatan listrik positif dan negatif sama.

MODEL ATOM. Atom : bagian terkecil suatu elemen yg merupakan suatu partikel netral, dimana jumlah muatan listrik positif dan negatif sama. BAB.19 ATOM ATOM Atom : bagian terkecil suatu elemen yg merupakan suatu partikel netral, dimana jumlah muatan listrik positif dan negatif sama. MODEL ATOM J.JTHOMSON ( 1910 ) ERNEST RUTHERFORD ( 1911 )

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Soal Fismod 2

Xpedia Fisika. Soal Fismod 2 Xpedia Fisika Soal Fismod Doc. Name: XPPHY050 Version: 013-04 halaman 1 01. Peluruhan mana yang menyebabkan jumlah neutron di inti berkurang sebanyak satu? 0. Peluruhan mana yang menyebabkan identitas

Lebih terperinci

Partikel sinar beta membentuk spektrum elektromagnetik dengan energi

Partikel sinar beta membentuk spektrum elektromagnetik dengan energi Partikel sinar beta membentuk spektrum elektromagnetik dengan energi yang lebih tinggi dari sinar alpha. Partikel sinar beta memiliki massa yang lebih ringan dibandingkan partikel alpha. Sinar β merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Radiasi nuklir merupakan suatu bentuk pancaran energi. Radiasi nuklir dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan kemampuannya mengionisasi partikel pada lintasan yang dilewatinya,

Lebih terperinci

Dualisme Partikel Gelombang

Dualisme Partikel Gelombang Dualisme Partikel Gelombang Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung agussuroso10.wordpress.com, agussuroso@fi.itb.ac.id 19 April 017 Pada pekan ke-10 kuliah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 3 BAB II STRUKTUR DAN INTI ATOM 5 A Struktur Atom 6 B Inti atom 9 1. Identifikasi Inti Atom (Nuklida) 9 2. Kestabilan Inti Atom 11 Latihan 13 Rangkuman Bab II. 14 BAB III PELURUHAN

Lebih terperinci

PERTEMUAN KEEMPAT FISIKA MODERN TEORI KUANTUM TENTANG RADIASI ELEKTROMAGNET TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MULAWARMAN

PERTEMUAN KEEMPAT FISIKA MODERN TEORI KUANTUM TENTANG RADIASI ELEKTROMAGNET TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MULAWARMAN PERTEMUAN KEEMPAT FISIKA MODERN TEORI KUANTUM TENTANG RADIASI ELEKTROMAGNET TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MULAWARMAN TEORI FOTON Gelombang Elektromagnetik termasuk cahaya memiliki dwi-sifat (Dualisme)

Lebih terperinci

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si.

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si. PENEMUAN RADIOAKTIVITAS Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id APA ITU KIMIA INTI? Kimia inti adalah ilmu yang mempelajari struktur inti atom dan pengaruhnya terhadap kestabilan inti serta reaksi-reaksi

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN. Dr. Fahru Nurosyid, S.Si., M.Si

HALAMAN PENGESAHAN. Dr. Fahru Nurosyid, S.Si., M.Si HALAMAN PENGESAHAN Skripsi dengan judul: PERHITUNGAN LAJU DOSIS FOTON PADA PENGOBATAN KANKER OTAK GLIOBLASOMA MULTIFORMIS DENGAN BORON NEUTRON CAPTURE THERAPY MENGUNAKAN METODE MONTE CARLO Yang ditulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Radiasi merupakan suatu bentuk energi. Ada dua tipe radiasi yaitu radiasi partikulasi dan radiasi elektromagnetik. Radiasi partikulasi adalah radiasi yang melibatkan

Lebih terperinci

SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA)

SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) Veetha Adiyani Pardede M2954, Program Studi Fisika FMIPA UNS Jl. Ir. Sutami 36 A, Kentingan, Surakarta, Jawa Tengah email: veetha_adiyani@yahoo.com ABSTRAK Aras-aras inti dipelajari

Lebih terperinci

REAKSI NUKLIR NANIK DWI NURHAYATI,S.SI, M.SI. nanikdn.staff.uns.ac.id nanikdn.staff.fkip.uns.ac.id / (0271)

REAKSI NUKLIR NANIK DWI NURHAYATI,S.SI, M.SI. nanikdn.staff.uns.ac.id nanikdn.staff.fkip.uns.ac.id / (0271) REAKSI NUKLIR NANIK DWI NURHAYATI,S.SI, M.SI nanikdn.staff.uns.ac.id nanikdn.staff.fkip.uns.ac.id 081556431053 / (0271) 821585 REAKSI INTI Reaksi Inti adalah proses perubahan yang terjadi dalam inti atom

Lebih terperinci

Oleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS

Oleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS Oleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS 1 - Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang - " Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan

Lebih terperinci

2. Dari reaksi : akan dihasilkan netron dan unsur dengan nomor massa... A. 6

2. Dari reaksi : akan dihasilkan netron dan unsur dengan nomor massa... A. 6 KIMIA INTI 1. Setelah disimpan selama 40 hari, suatu unsur radioaktif masih bersisa sebanyak 0,25 % dari jumlah semula. Waktu paruh unsur tersebut adalah... 20 hari 8 hari 16 hari 5 hari 10 hari SMU/Ebtanas/Kimia/Tahun

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi. PERCOBAAN R2 EKSPERIMEN RADIASI β DAN γ Dosen Pembina : Drs. R. Arif Wibowo, M.

Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi. PERCOBAAN R2 EKSPERIMEN RADIASI β DAN γ Dosen Pembina : Drs. R. Arif Wibowo, M. Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi PERCOBAAN R2 EKSPERIMEN RADIASI β DAN γ Dosen Pembina : Drs. R. Arif Wibowo, M.Si Septia Kholimatussa diah* (891325), Mirza Andiana D.P.*

Lebih terperinci

Fisika Modern (Teori Atom)

Fisika Modern (Teori Atom) Fisika Modern (Teori Atom) 13:05:05 Sifat-Sifat Atom Atom stabil adalah atom yang memiliki muatan listrik netral. Atom memiliki sifat kimia yang memungkinkan terjadinya ikatan antar atom. Atom memancarkan

Lebih terperinci

BAB IV INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI

BAB IV INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI BAB IV INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI 1. ION POSITIF a. Mekanisme Hilangnya Energi Radiasi Selama melewati materi, ion positif terutama kehilangan energi akibat berinteraksi dengan eletron atom penyusun

Lebih terperinci

CROSS SECTION REAKSI INTI. Sulistyani, M.Si.

CROSS SECTION REAKSI INTI. Sulistyani, M.Si. CROSS SECTION REAKSI INTI Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id Tampang Lintang (Cross Section) Reaksi Nuklir Kemungkinan terjadinya reaksi nuklir disebut penampang lintang (σ) yang mempunyai dimensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Runusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Runusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kimia inti adalah ilmu yang mempelajari struktur inti atom dan pengaruhnya terhadap kestabilan inti serta reaksi-reaksi inti yang terjadi pada proses peluruhan radio

Lebih terperinci

RADIASI BETA (β) RINGKASAN

RADIASI BETA (β) RINGKASAN RADIASI BETA (β) RINGKASAN Pemancaran elektron (β - ) atau positron (β + ), atau penangkapan elektron pada orbit terluar oleh inti induk (tangkapan elektron), disebut pemancaran radiasi β. Pada pemancaran

Lebih terperinci

5. KIMIA INTI. Kekosongan elektron diisi elektron pada kulit luar dengan memancarkan sinar-x.

5. KIMIA INTI. Kekosongan elektron diisi elektron pada kulit luar dengan memancarkan sinar-x. 1 5. KIMIA INTI A. Unsur Radioaktif Unsur radioaktif secara sepontan memancarkan radiasi, yang berupa partikel atau gelombang elektromagnetik (nonpartikel). Jenis-jenis radiasi yang dipancarkan unsur radioaktif

Lebih terperinci

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si.

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si. PENEMUAN RADIOAKTIVITAS Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id SINAR KATODE Penemuan sinar katode telah menginspirasi penemuan sinar-x dan radioaktivitas Sinar katode ditemukan oleh J.J Thomson

Lebih terperinci

PELURUHAN RADIOAKTIF. NANIK DWI NURHAYATI,S.Si,M.Si nanikdn.staff.uns.ac.id

PELURUHAN RADIOAKTIF. NANIK DWI NURHAYATI,S.Si,M.Si nanikdn.staff.uns.ac.id PELURUHAN RADIOAKTIF NANIK DWI NURHAYATI,S.Si,M.Si nanikdn.staff.uns.ac.id 081556431053 Istilah dalam radioaktivitas Perubahan dari inti atom tak stabil menjadi inti atom yg stabil: disintegrasi/peluruhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, bahkan bisa dikatakan tanpa kesehatan yang baik segala yang dilakukan tidak akan maksimal.

Lebih terperinci

INTI DAN RADIOAKTIVITAS

INTI DAN RADIOAKTIVITAS KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA INTI DAN RADIOAKTIVITAS Disusun oleh Kelompok A 1: Siti Lailatul Arifah 12030234021/ KB 2012 Nuril Khoiriyah 12030234022/ KB 2012 Nurma Erlita Damayanti 12030234204/ KB 2012 Amardi

Lebih terperinci

BAB II PROSES-PROSES PELURUHAN RADIOAKTIF

BAB II PROSES-PROSES PELURUHAN RADIOAKTIF BAB II PROSES-PROSES PELURUHAN RADIOAKTIF 1. PROSES PROSES PELURUHAN RADIASI ALPHA Nuklida yang tidak stabil (kelebihan proton atau neutron) dapat memancarkan nukleon untuk mengurangi energinya dengan

Lebih terperinci

Dasar Fisika Radiasi. Daftar Isi

Dasar Fisika Radiasi. Daftar Isi Dasar Fisika Radiasi (Hendriyanto Haditjahyono) Daftar Isi I. Pendahuluan... 2 II. Struktur Atom dan Inti Atom... 4 II.1 Struktur Atom...5 II.2 Inti Atom...8 III. Peluruhan Radioaktif... 13 III.1 Jenis

Lebih terperinci

Materi. Radioaktif Radiasi Proteksi Radiasi

Materi. Radioaktif Radiasi Proteksi Radiasi Fisika Radiasi Materi Radioaktif Radiasi Proteksi Radiasi PENDAHULUAN kecil dan berbeda, sama atom- Perkembanagn Model Atom : * Model Atom Dalton: - Semua materi tersusun dari partikel- partikel yang sangat

Lebih terperinci

PERCOBAAN PEMBELOKAN RADIASI SINAR BETA OLEH MEDAN MAGNET

PERCOBAAN PEMBELOKAN RADIASI SINAR BETA OLEH MEDAN MAGNET PANDUAN PENGGUNAAN KIT ATOM-INTI Oleh : Sukardiyono dan Yusman Wiyatmo Disampaikan pada Pelatihan Kepala Laboratorium Fisika SMA Kabupaten Kebumen dan Purworejo 11 Agustuas 2012 PERCOBAAN PEMBELOKAN RADIASI

Lebih terperinci

adukan beton, semen dan airmembentuk pasta yang akan mengikat agregat, yang

adukan beton, semen dan airmembentuk pasta yang akan mengikat agregat, yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Beton adalah campuran antara semen portland, air, agregat halus, dan agregat kasar dengan atau tanpa bahan-tambah sehingga membentuk massa padat. Dalam adukan beton, semen

Lebih terperinci

BAB III Efek Radiasi Terhadap Manusia

BAB III Efek Radiasi Terhadap Manusia BAB III Efek Radiasi Terhadap Manusia Tubuh terdiri dari berbagai macam organ seperti hati, ginjal, paru, lambung dan lainnya. Setiap organ tubuh tersusun dari jaringan yang merupakan kumpulan dari sejumlah

Lebih terperinci

REAKSI INTI. HAMDANI, S.Pd

REAKSI INTI. HAMDANI, S.Pd REAKSI INTI HAMDANI, S.Pd Reaktor atom Matahari REAKSI INTI Reaksi Inti adalah proses perubahan yang terjadi dalam inti atom akibat tumbukan dengan partikel lain atau berlangsung dengan sendirinya. isalkan

Lebih terperinci

SIMULASI PENGUKURAN EFFISIENSI DETEKTOR HPGe DAN NaI (Tl) MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO MCNP5

SIMULASI PENGUKURAN EFFISIENSI DETEKTOR HPGe DAN NaI (Tl) MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO MCNP5 ABSTRAK SIMULASI PENGUKURAN EFFISIENSI DETEKTOR HPGe DAN NaI (Tl) MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO MCNP5 Annisatun Fathonah dan Suharyana Jurusan Fisika FMIPA Universitas Sebelas Maret Jl. Ir Sutami No.36

Lebih terperinci

RADIOKIMIA Tipe peluruhan inti

RADIOKIMIA Tipe peluruhan inti LABORATORIUM KIMIA FISIK Departemen Kimia Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) RADIOKIMIA Tipe peluruhan inti Drs. Iqmal Tahir, M.Si., Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-16

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-16 MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-122 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-16 CAKUPAN MATERI 1. INTI ATOM 2. BILANGAN ATOM DAN BILANGAN MASSA 3. MASS DEFECT 4. RADIOAKTIVITAS 5. WAKTU PARUH

Lebih terperinci

PENENTUAN DOSIS SERAP RADIASI- 99m Tc PADA TUMOR PARU-PARU DALAM TAHAP DIAGNOSIS MENGGUNAKAN SOFTWARE MONTE CARLO N-PARTICLE X VEETHA ADIYANI

PENENTUAN DOSIS SERAP RADIASI- 99m Tc PADA TUMOR PARU-PARU DALAM TAHAP DIAGNOSIS MENGGUNAKAN SOFTWARE MONTE CARLO N-PARTICLE X VEETHA ADIYANI PENENTUAN DOSIS SERAP RADIASI- 99m Tc PADA TUMOR PARU-PARU DALAM TAHAP DIAGNOSIS MENGGUNAKAN SOFTWARE MONTE CARLO N-PARTICLE X Disusun oleh: VEETHA ADIYANI M0209054 SKRIPSI JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

METODE X-RAY. Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :

METODE X-RAY. Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut : METODE X-RAY Kristalografi X-ray adalah metode untuk menentukan susunan atom-atom dalam kristal, di mana seberkas sinar-x menyerang kristal dan diffracts ke arah tertentu. Dari sudut dan intensitas difraksi

Lebih terperinci

Kecepatan Korosi Oleh 3 Bahan Oksidan Pada Plat Besi

Kecepatan Korosi Oleh 3 Bahan Oksidan Pada Plat Besi Jurnal Gradien Vol. 2 No. 2 Juli 2006 : 161-166 Kecepatan Korosi Oleh 3 Bahan Oksidan Pada Plat Besi Zul Bahrum Caniago Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Bengkulu,

Lebih terperinci

Kunci dan pembahasan soal ini bisa dilihat di dengan memasukkan kode 5976 ke menu search. Copyright 2017 Zenius Education

Kunci dan pembahasan soal ini bisa dilihat di  dengan memasukkan kode 5976 ke menu search. Copyright 2017 Zenius Education 01. Batas ambang frekuensi dari seng untuk efek fotolistrik adalah di daerah sinar ultraviolet. Manakah peristiwa yang akan terjadi jika sinar-x ditembakkan ke permukaan logam seng? (A) tidak ada elektron

Lebih terperinci

Kimia Inti dan Radiokimia

Kimia Inti dan Radiokimia Kimia Inti dan Radiokimia Keradioaktifan Keradioaktifan: proses atomatom secara spontan memancarkan partikel atau sinar berenergi tinggi dari inti atom. Keradioaktifan pertama kali diamati oleh Henry Becquerel

Lebih terperinci

Copyright all right reserved

Copyright  all right reserved Latihan Soal UN SMA / MA 2011 Program IPA Mata Ujian : Fisika Jumlah Soal : 20 1. Gas helium (A r = gram/mol) sebanyak 20 gram dan bersuhu 27 C berada dalam wadah yang volumenya 1,25 liter. Jika tetapan

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS 2 Doc. Name: AR12FIS02UAS Version : 2016-09 halaman 1 01. Batas ambang frekuensi dari seng untuk efek fotolistrik adalah di daerah sinar ultraviolet. Manakah peristiwa

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Fisika Kuantum - Latihan Soal Doc. Name: AR12FIS0799 Version: 2012-09 halaman 1 01. Daya radiasi benda hitam pada suhu T 1 besarnya 4 kali daya radiasi pada suhu To, maka T 1

Lebih terperinci

FISIKA MODERN. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika,, FMIPA, IPB

FISIKA MODERN. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika,, FMIPA, IPB FISIKA MODERN Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika,, FMIPA, IPB 1 MANFAAT KULIAH Memberikan pemahaman tentang fenomena alam yang tidak dapat dijelaskan melalui fisika klasik Fenomena alam yang berkaitan

Lebih terperinci

PENGUKURAN RADIASI. Dipresentasikan dalam Mata Kuliah Pengukuran Besaran Listrik Dosen Pengajar : Dr.-Ing Eko Adhi Setiawan S.T., M.T.

PENGUKURAN RADIASI. Dipresentasikan dalam Mata Kuliah Pengukuran Besaran Listrik Dosen Pengajar : Dr.-Ing Eko Adhi Setiawan S.T., M.T. Dipresentasikan dalam Mata Kuliah Pengukuran Besaran Listrik Dosen Pengajar : Dr.-Ing Eko Adhi Setiawan S.T., M.T. Oleh : ADI WIJAYANTO 1 Adi Wijayanto Badan Tenaga Nuklir Nasional www.batan.go.id CAKUPAN

Lebih terperinci

KARTINI SKRIPSII. Oleh

KARTINI SKRIPSII. Oleh ANALISIS DOSIS BORON NEUTRON CAPTURE THERAPY (BNCT) PADA KANKER OTAK (GLIOBLASTOMA MULTIFORM) MENGGUNAKAN MCNPX-CODE DENGAN SUMBER NEUTRON DARI KOLIMATOR KOLOM TERMAL REAKTORR KARTINI SKRIPSII Diajukan

Lebih terperinci

EKSPERIMEN HAMBURAN RUTHERFORD

EKSPERIMEN HAMBURAN RUTHERFORD Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi PERCOBAAN R3 EKSPERIMEN HAMBURAN RUTHERFORD Dosen Pembina : Herlik Wibowo, S.Si, M.Si Septia Kholimatussa diah* (080913025), Mirza Andiana

Lebih terperinci

RADIOAKTIF Oleh Arif Yachya, M.Si

RADIOAKTIF Oleh Arif Yachya, M.Si RADIOAKTIF Oleh Arif Yachya, M.Si Sub bab : Radioaktivitas Tipe Radiasi Peluruhan Radioaktif Efek negatif & positif Radiasi I. Radioaktivitas Atom-atom dengan nomor atom sama & nomor massa berbeda Isotop

Lebih terperinci

Fungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1.

Fungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1. Fungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1. Hasil perhitungan klasik ini dikenal sebagai Hukum Rayleigh-

Lebih terperinci

Kurikulum 2013 Kelas 12 Fisika

Kurikulum 2013 Kelas 12 Fisika Kurikulum 2013 Kelas 12 Fisika Persiapan UAS 2 Fisika Kelas 12 Kurikulum 2013 Doc. Name: K13AR12FIS02UAS Version: 2016-04 halaman 1 01. Batas ambang frekuensi dari seng untuk efek fotolistrik adalah di

Lebih terperinci

DETEKTOR RADIASI INTI. Sulistyani, M.Si.

DETEKTOR RADIASI INTI. Sulistyani, M.Si. DETEKTOR RADIASI INTI Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id Konsep Dasar Alat deteksi sinar radioaktif atau sistem pencacah radiasi dinamakan detektor radiasi. Prinsip: Mengubah radiasi menjadi

Lebih terperinci

Radioaktivitas dan Reaksi Nuklir. Rida SNM

Radioaktivitas dan Reaksi Nuklir. Rida SNM Radioaktivitas dan Reaksi Nuklir Rida SNM rida@uny.ac.id Outline Sesi 1 Radioaktivitas Sesi 2 Peluruhan Inti 1 Radioaktivitas Tujuan Perkuliahan: Partikel pembentuk atom dan inti atom Bagaimana inti terikat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. radionuklida, pembedahan (surgery) maupun kemoterapi. Penggunaan radiasi

BAB 1 PENDAHULUAN. radionuklida, pembedahan (surgery) maupun kemoterapi. Penggunaan radiasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Radioterapi merupakan salah satu jenis terapi untuk penyakit tumor atau kanker, pengobatan kanker dilakukan dengan menggunakan radiasi pengion atau radionuklida, pembedahan

Lebih terperinci

TARGET BERILIUM SEBAGAI SUMBER NEUTRON PADA BORON NEUTRON CAPTURE THERAPY

TARGET BERILIUM SEBAGAI SUMBER NEUTRON PADA BORON NEUTRON CAPTURE THERAPY PERANCANGAN PEMANDU BERKAS NEUTRON HASIL REAKSI PROTON 30 MeV PADA TARGET BERILIUM SEBAGAI SUMBER NEUTRON PADA BORON NEUTRON CAPTURE THERAPY (BNCT) MENGGUNAKAN SOFTWARE MCNPX Disusun oleh : Dian Novitasari

Lebih terperinci

CHAPTER III INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS

CHAPTER III INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS CHAPTER III INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS CHAPTER iii INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS -Inti atom atau nukllida terdiri atas neutron (netral) dan proton (muatan positif) -Massa neutron sedikit lebih besar

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi TEORI ATOM A. TEORI ATOM DALTON B. TEORI ATOM THOMSON

FISIKA. Sesi TEORI ATOM A. TEORI ATOM DALTON B. TEORI ATOM THOMSON FISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 11 Sesi NGAN TEORI ATOM A. TEORI ATOM DALTON 1. Atom adalah bagian terkecil suatu unsur yang tidak dapat dibagi lagi.. Atom suatu unsur serupa semuanya, dan tak

Lebih terperinci

MAKALAH APLIKASI NUKLIR DI INDUSTRI

MAKALAH APLIKASI NUKLIR DI INDUSTRI MAKALAH APLIKASI NUKLIR DI INDUSTRI REAKSI NUKLIR FUSI DISUSUN OLEH : Mohamad Yusup ( 10211077) Muhammad Ilham ( 10211078) Praba Fitra P ( 10211108) PROGAM STUDI FISIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2013

Lebih terperinci

SIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

SIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5 290 Simulasi Efisiensi Detektor Germanium Di Laboratorium AAN PTNBR Dengan Metode Monte Carlo MCNP5 ABSTRAK SIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

Lebih terperinci

KIMIA (2-1)

KIMIA (2-1) 03035307 KIMIA (2-1) Dr.oec.troph.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Kuliah ke-4 Kimia inti Bahan kuliah ini disarikan dari Chemistry 4th ed. McMurray and Fay Faperta UNMUL 2011 Kimia Inti Pembentukan/penguraian

Lebih terperinci

PENGUKURAN FAKTOR KOMPENSASI DETEKTOR RENTANG DAYA KNK 50 UNTUK TERAS RSG-GAS. A.Mariatmo, Ir. Edison dan Heri Prijanto

PENGUKURAN FAKTOR KOMPENSASI DETEKTOR RENTANG DAYA KNK 50 UNTUK TERAS RSG-GAS. A.Mariatmo, Ir. Edison dan Heri Prijanto PENGUKURAN FAKTOR KOMPENSASI DETEKTOR RENTANG DAYA KNK 50 UNTUK TERAS RSG-GAS A.Mariatmo, Ir. Edison dan Heri Prijanto ABSTRAK PENGUKURAN FAKTOR KOMPENSASI DETEKTOR RENTANG DAYA KNK 50 UNTUK TERAS RSG-GAS.

Lebih terperinci

CHAPTER iii INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS

CHAPTER iii INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS CHAPTER iii INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS -Inti atom atau nukllida terdiri atas neutron (netral) dan proton (muatan positif) -Massa neutron sedikit lebih besar daripada massa proton -ukuran inti atom berkisar

Lebih terperinci

Inti atom Radioaktivitas. Purwanti Widhy H, M.Pd

Inti atom Radioaktivitas. Purwanti Widhy H, M.Pd Inti atom Radioaktivitas Purwanti Widhy H, M.Pd bagian terkecil suatu unsur yg mrpkn suatu partikel netral, dimana jumlah muatan listrik positif dan negatif sama. Bagian Atom : Elektron Proton Netron Jumlah

Lebih terperinci

BAB FISIKA ATOM I. SOAL PILIHAN GANDA

BAB FISIKA ATOM I. SOAL PILIHAN GANDA FISIK TOM I. SOL PILIHN GND 0. Pernyataan berikut yang termasuk teori atom menurut Dalton adala... agian terkecil suatu atom adala elektron. lektron dari suatu unsur sama dengan elektron dari unsure lain.

Lebih terperinci

SIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

SIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5 SIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5 Rasito, P. Ilham Y., Muhayatun S., dan Ade Suherman Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri

Lebih terperinci

RADIOKIMIA Pendahuluan Struktur Inti

RADIOKIMIA Pendahuluan Struktur Inti LABORATORIUM KIMIA FISIK Departemen Kimia Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) RADIOKIMIA Pendahuluan Struktur Inti Drs. Iqmal Tahir, M.Si., Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20 PREDIKSI UN FISIKA 2013 1. Perhatikan gambar berikut Hasil pengukuran yang bernar adalah. a. 1,23 cm b. 1,23 mm c. 1,52mm d. 1,73 cm e. 1,73 mm* 2. Panjang dan lebar lempeng logam diukur dengan jangka

Lebih terperinci