INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI
|
|
- Yanti Susman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI Disusun Oleh : ERMAWATI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA
2 ABSTRAK Dalam mendesain semua sistem nuklir, pelindung radiasi, generator isotop, sangat tergantung dari jalan interaksi radiasi nuklir dengan materi. Jika neutron menumbuk inti, inti akan terbelah atas bagian bagian, yang disebut mengalami fisi. Rekasi ini adalah merupakan sumber prinsip dari energi nuklir untuk penggunaan praktis. Reaksi fisi dapat membentuk reaksi berantai tak terendali yang memilii daya leda yang dahsyat dan dapat dibuat dalam bentuk bom nuklir. Faktor faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih bahan nuklir adalah karakteristik inti target, penampang lintang neutron. Inti dan dipakai dalam jumlah yang besar pada beberapa reaktor nuklir. Oleh Ermawati 2
3 PENDAHULUAN Untuk mendesain semua sistem nuklir, pelindung radiasi, generator isotop, sangat tergantung dari jalan interaksi radiasi nuklir dengan materi. Dalam tulisan ini interaksi tersebut di diskusikan untuk neutron, sinar ɣ dan berbagai partikel bermuatan dengan energi sekitar 20 Mev. Sebagian besar dari radiasi yang terjadi dalam peralatan nuklir dengan energi 20 Mev. 1. Interaksi interaksi Neutron Neutron adalah partikel yang tidak mempunyai muatan, oleh karena itu interaksinya dengan materi sangat berbeda dengan interaksi partikel bermuatan. Neutron bebas dari pengaruh medan listrik coulomb,,akibatnya neutron bebas mendekati bahkan masuk ke inti atom dan menembusnya. Jika suatu neutron masuk menembus inti dan keluar lagi, maka hanya terjadi peristiwa hamburan (scattering). Hamburan ini dapat berupa hamburan elastis dan in elastis. Neutron dapat berinteraksi dengan inti dalam berbagai acara sebagai berikut : Hamburan elastis Neutron menumbuk inti yang terletak dalam keadaan diam, kemudian neutron keluar dari inti dan meninggalkan inti dalam keadaan seperti semula (tak mengalami eksitasi). Interaksi ini disingkat dengan simbol (n,n). Ringkasnya hamburan dikatakan elastis, jika keadaan sistem tetap seperti semula (unexcited). Hamburan inelastis Hamburan menjadi inelastis, jika inti yang ditinggalkan setelah terjadi interaksi dalam keadaan tereksitasi. Karena energi diterima oleh inti, ini merupakan interaksi endotermik. Hamburan inelastis ini disimbolkan dengan (n,n ). Inti yang dalam keadaan tereksitasi tersebut dalam meluruh dengan mengemissi sinar ɣ. dalam peristiwa ini, karena sinar ɣ berasal dari hamburan inelastis maka sinar tersebut disebut sinar ɣ inelastis. Penangkapan Radiasi 3
4 Dalam hal ini neutron ditangkap oleh inti dan mengemissi satu atau lebih sinar ɣ yang disebut capture ɣ - rays. Peristiwa ini adalah interaksi eksotermik dan disimbolkan dengan (n, ɣ). Karena neutron asli tersebut diserap, proses ini adalah salah satu contoh dari bentuk interaksi yang dikenal dengan reaksi penyerapan. Reaksi reaksi partikel bermuatan Neutron neutron yang hilang sebagai hasil dari reaksi penyerapan tipe (n,α) dan (n,p). Reaksi reaksi tersebut dapat berupa reaksi eksotermik atau endotermik. Reaksi reaksi penghasil neutron Reaksi reaksi dari tipe (n,2n) dan (n,3n) terjadi dengan neutron yang energitic. Reaksi reaksi tersebut merupakan reaksi endotermik, karena di dalam reaksi (n,2n) didapat 1 neutron dan dari (n,3n) diperoleh 2 neutron dari inti yang tertumbuk. Reaksi tipe (n,2n) sangat penting dalam reaktor yang mengandung air berat atau Berilium, karena dan mempunyai neutron yang terikat lemah, sehingga dapt dengan mudah di injeksi. Fisi (pembelahan) Jika neutron menumbuk inti, inti akan terbelah atas bagian bagian, yang disebut mengalami fisi. Reaksi ini adalah merupakan sumber prinsip dari energi nuklir untuk penggunaan praktis. 2. Penampang Lintang Interaksi netron netron dengan inti inti atom dapat dilukiskan secara kuantitatif dengan menggunakan pengertian penampang lintang. Hal tersebut didefenisikan oleh eksperimen berikut. Jika berkas dari netron netron yang mono energi bertumbukan dengan target yang tipis dengan ketebalannya X dan luas Q. Jika n adalah netron per cm³ dan v adalah kecepatan netron netron maka Intensitas berkas adalah : I = n v...(2.1) Karena netron bergerak dengan jarak v dalam 1 detik sehingga semua netron netron dalam volume vq didepan target akan menumbuk target dalam 1 detik, 4
5 sehingga : nvq = IQ, IQ/Q = I, adalah merupakan jumlah netron netron yang menumbuk target per cm² / detik. Karena inti kecil dan target dianggap tipis, maka sebagian besar netron netron yang bertumbukan dengan target pada umumnya melewati target tanpa berinteraksi dengan beberapa inti. Jumlah dari netron yang bertumbukan berbanding lurus dengan intensitas berkas, kerapatan atom N target dan luas Q, serta ketebalan target X. Berdasarkan hasil penyelidikan dapat disimpulkan dengan persamaan sebagai berikut: Jumlah tumbukan per detik = σinqx...(2.2) (dalam seluruh target) Dengan σ adalah konstanta pembanding yang disebut dengan penampang lintang. Faktor NQX dalam persamaan 2.2 adalah jumlah total inti dalam target. Jumlah tumbukan per detik dengan satu inti adalah tepat sama dengan σi. Maka σ adalah sama dengan jumlah tumbukan per detik dengan satu inti per satuan intensitas berkas. Ada cara lain untuk membuat konsep penampang lintang. Total netron netron yang bertumbukan perdetik adalah IQ. Sedangkan interaksinya dengan beberapa inti adalah σi, maka dapat disimpulkan untuk itu adalah : σ = σ... (2.3) Adalah probabilitas berkas netron yang menumbuk inti. Dari persamaan akan terlihat bahwa σ mempunyai satuan luas. Sesungguhnya, σ adalah tidak lebih dari luas penampang lintang yang efektif yang disebut dengan penampang lintang, dilambangkan dengan σ. Penampang lintang netron dinyatakan dalam satuan barn yang disimbolkan dengan huruf b, 1 barn sama dengan cm². Dianggap berkas netron menumbuk seluruh target. Walaubagaimanapun juga, dalam beberapa eksperimen bahwa sesungguhnya berkas netron mempunyai diameter 5
6 lebih kecil dari diameter target. Rumus 2.3 masih dipakai hanya saja sekarang Q merupakan daerah berkas sebagai ganti daerah target. Dan defenisi dari penampang lintang tetap sama. Masing masing proses yang digambarkan dalm seksi 2.1 yang merupakan interaksi netron netron dengan inti, ditunjukan oleh karkteristik penampang lintang. Hamburan elastis digambarkan oleh penampang lintang elastis ( σ ѕ), hamburan inelastis oleh penampanglintang in-elastis (σi), reaksi (n,ɤ) atau penangkapan radiasi oleh penampang lintang penangkapan, fisi oleh penampang lintang fisi σ dan sebagainya. Jumlah dari semua penampang lintang untuk semua kemungkinan terjadinya interaksi yang disebut penampang lintang total disimbolkan dengan σ yaitu : = (2.4) Penampang lintang total adalah ukuran ukuran dari berbagai interaksi yang akan terjadi ketika netron menumbuk target. Jumlah penampang lintang dari semua reaksi penyerapan yang disebut penampang lintang penyerapan, disimbolkan dengan σ, Yaitu sebagai berikut : = (2.5) Dengan adalah penampang lintang reaksi (n,p), dan adalah penampang lintang reaksi (n,α). penyerapan. Fisi yang terdapat pada persamaan (2.5) dinyatakan sebagai suatu proses Dengan yang telah diuraikan sebelumnya, penampang lintang ini jumlah probabilitas suatu tumbukan dari berbagai tipe yang terjadi. Karena QX adalah volume total target, jika persamaan dibagi dengan volume total ini akan menghasilkan kerapatan tumbukan ( F ) yang diberikan dengan rumus : 6
7 F = I N...(2.7) Hasil kali kerapatan atom dengan penampang lintang seperti yang terdapat pada persamaan diatas sering ditemui dalam persamaan (2.7) teknik nuklir, dengan N σ = Ʃ yang disebut penampang lintang makroskopik, sedangkan N = adalah penampang lintang hamburan makroskopik dan lain lainnya. Karena N satuannya dan σ adalah cm² maka satuannya Ʃ adalah. Dalam bentuk penampang lintang makroskopik maka persamaan dapat ditulis sebagai berikut : F = I... (2.8) 2.3 ATENUASI NETRON Dalam seksi ini digunakan target tebal, dengan ketebalan X yang diletakkan dalam satu arah berkas dengan intensitas, dan sebuah detektor netron diletakkan di belakangnya dengan jarak tertentu. Dengan anggapan bahwa target dan detektor begitu kecil, dan detektor membentuk sudut kecil terhadap target. Dalam peristiwa ini setiap netron yang bertumbukan di dalam target akan melepaskan cahaya, dan hanya netron tersebut yang tidak berinteraksi, kemudian masuk ke detektor. Jika I (X) intensitas dari neutron neutron yang tak bertumbukan setelah masuk ketarget sejauh x. Kemudian dalam melewati pertambahan jarak dx intensitas berkas yang tidak bertumbukan akan dikurangi oleh jumlah neutron neutron yang bertumbukan dalam target tipis dengan luasnya 1 cm² dan mempunyai ketebalan dx. Dalam persamaan (2.2) pengurangan intensitas diberikan oleh - d I (x) = N I (x) dx = I (x) dx... (2.9) Persamaan (2.9) dapat diintegrasi menghasilkan I (X) =... (2.10) Intensitas neutron neutron yang tidak bertumbukan menurun secara eksponensial terhadap jarak dalam target. Intensitas berkas dari neutron neutron yang tidak bertumbukan yang muncul dari target adalah 7
8 I (X) =... (2.11) Intensitas inilah yang diukur oleh detektor. Jika target sangat tebal seperti pada pelindung radiasi, yang menyebabkan hampir semua neutron datang akan mempunyai sekurang kurangnya satu tumbukan dalam target, sehingga bagian terbesar dari neutron neutron yang muncul akan mengalami hamburan dengan target. Karena neutron neutron tertentu saja yang dapat memenuhi persamaan Jadi persaman ini tidak dapat dipakai untuk menghitung keefektivitas dari sebuah pelindung (shield). Dan juga akan dapat mengabaikan bagian terbesar komponen terpenting dari radiasi yang muncul yaitu neutron neutron yang dihamburkan. Jika persamaan (2.9) dibagi dengan I (x), maka akan diperoleh sbb : - = dx... (2.12) Kuantitas di (x) adalah jumlah intensitas netron diluar jumlah I (x) yang bertumbukkan dalam dx, sedangkan di (x) /I (x) adalah probabilitas netron yang tidak mengalami tumbukkan sampai ketebalan x, dan yang akan mengalami tumbukkan dalam dx berikutnya. Oleh karena itu dx pada persamaan (1.12) adalah probabilitas netron yang akan mengalami tumbukkan dalam dx berikutnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa adalah probabilitas suatu netron per satuan panjang jejak yang akan mengalami tumbukkan selama netron tersebut bergerak dalam medium. Perbandingan I(x) / = adalah probabilitas netron sampai ketebalan x tanpa mengalami tumbukan. Kuantitas p(x) dx adalah probabilitas netron yang mempunyai tumbukkan pertamanya dalam dx setelah x. Hal ini sama dengan probabilitas netron yang bertumbukan dalam dx dikali dengan probabilitas netron yang tanpa mengalami tumbukkan sampai ketebalan x. p(x) diberikan oleh : 8
9 P (x) dx =. dx = dx adalah probabilitas netronper satuan panjang jejak. Jarak rata rata dari satu netron yang bergerak diantara tumbukan tumbukan disebut jalan bebas rata rata ( mean free path ). Kuantitas ini disimbolkan dengan λ, adalah sama dengan harga rata rata x, jarak yang ditempuholeh satu netron tanpa mengalami satu tumbukan. Fungsi probabilitas adalah : λ = x p (x) dx = x dx = 1/... (1.13) Berikutnya satu campuran homogen dari dua macam inti x dan y yang kerapatannya dan atom/cm³, dan mempunyai penampang lintang dan untuk beberapa interaksi tertentu. Probabilitas per unit path dari satu netron yang bertumbukan dengan inti, untuk tipe pertama adalah =. Dan untuk inti tipe kedua adalah =. Jadi probabilitas total per unit path dari interaksi satu netron dengan inti yang pertama maupun terhadap inti yang kedua, adalah Ʃ = + = +... (2.14) Jika inti atom atom tersebut terikat dalam satu molekul maka persamaan (2.14) dapat digunakan untuk mendefenisikan suatu penampang lintang ekivalen untuk molekul. Hal ini dapat dikerjakan dengan sederhana yaitu dengan jalan membagi penampang lintang makroskopik dari campuran tersebut dengan jumlah molekul per satuan volume. N adalah molekul molekul per cm³, sedangkan = mn dan = n N dan dari persamaan 2.14 maka penampang lintang untuk molekul adalah : 9
10 σ = = m + n...(2.15) Persamaan 2.14 dan 2.15 berdasarkan pada asumsi bahwa inti X dan Y bergerak sendiri sendiri satu sama lainnya bila mereka berinteraksi dengan netron. Ini berlaku untuk semua interaksi netron kecuali hamburan elastis oleh molekul dan zat padat. Penampang lintang hamburan energi rendah untuk zat zat seperti ini harus diperoleh melalui percobaan. 2.4 Data Penampang Lintang Netron Semua penampang lintang netron adalah fungsi dari energi netron datang, karakteristik inti target. Faktor faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam memilih bahan bahan nuklir. Kebanyakan data penampang lintang yang dibutuhkan untuk kegunaan umum, diperoleh dari BNL 325. Sebelumnya diterangkan dulu tentang data, karena data penting untuk memikirkan mekanisme interaksi netron dengan inti. Pembentukan Inti Gabungan Kebanyakan interaksi netron diawali dengan dua langkah, netron datang, tumbukan netron dengan inti target membentuk inti gabungan. Jika inti target adalah, inti gabungan menjadi. Inti gabungan tersebut dapat meluruh dalam berbagai cara. Misalnya jika netron dengan energi 1 MeV menumbuk target, inti gabungan akan menjadi. Dan inti gabungan ini akan melurh dengan jalan mengemissi netron elastis atau netron inelastis. Satu ciri atau bentuk tumbukkan dari interaksi yang menghasilkan inti gabungan adalah penampang lintangnya dalam keadaan maxima pada energi tertentu dari netron datang, maxima seperti itu disebut Resonansi. Selanjutnya jika netron menumbuk inti akan terbentuk inti gabungan dalm suatu keadaan tereksitasi yang mempunyai energi sama dengan energi kinetik netron 10
11 datang ditambah dengan energi pemisahan atau energi ikat netron dalam inti gabungan. Hamburan Elastis Penampang lintang hamburan elastis sebagai fungsi energi netron datang dapat dibagi dalam 3 daerah yang berbeda beda. Pertama, daerah energi rendah, mendekati konstan. Hamburan dalam daerah ini tidak terjadi oleh pembentukan inti gabungan, hanya saja karena ada gaya dari inti target sewaktu dilewati netron. Penampang lintang untuk potensial hamburan adalah : (potensial hamburan) = 4Л R²... (2.16) dengan R adalah jari jari inti. Diatas daerah potensial hamburan adalah daerah resonansi selama pembentukan inti gabungan. Pada saat energi masih lebih tinggi, resonansi berkumpul sampai sedemikian besar yang mana masing masing resonansi tidak dapat lagi dipecahkan dan dalam daerah inti Turun dengan lambat setiap pertambahan energi. FISI (Pembelahan) Ketika netron menumbuk inti fisile, hasilnya akan selalu mengalami fisi. Sudah umum terjadi jika netron berinteraksi dengan inti mungkin dihamburkan secara elastis, netron netron ini mungkin diserap dalam penangkapan radiasi dan sebagainya. Suatu inti yang mengalami fisi, akan membelah menjadi dua atau lebih. Kenyataannya fisi simetri jarang terjadi. Fisi adalah a simetri sehingga massa kedua bagian tersebut, pada dasarnya sangat berbeda, dimana medan hasil fisi adalah persentase dari fragmen fragmen fisi yang dihasilkan dengan nomor massa, adalah ditunjukkan sebagai fungsi dari A, untuk fisi yang disebabkan oleh netron termal dalam. dengan meningkatnya energi netron datang, fisi menjadi lebih simetri. Ketika hasil fisi terbentuk pertama kalinya, hasil ini secara berturut turut menghasilkan netron, yaitu mereka mengandung lebih banyak netron dari pada yang dibutuhkan untuk stabilitasnya, sehingga akibatnya mereka meluruh dengan 11
12 mengemisi berturut turut sinar, yang diikuti oleh sinar ɤ. Contohnya isotop (palladium- 115) dihasilkan langsung dalam fisi dan meluruh secara berantai. Ag Cd In (stabil). Banyak hasil fisi yang meluruh secara berantai dari macam ini telah dapat diidentifikasikan dan dapat ditarik kesimpulan dari data pada daftar nuklida nuklida. 12
13 KESIMPULAN 1. Jika inti yang ditinggalkan setelah terjadi interaksi dengan neutron mengalami eksitasi maka dapat meluruh dengan mengemisi sinar γ. Emisi sinar γ dapat merusak DNA, mengakibatkan luka bakar, merusak jaringan sel sehatdan mengakibatkan kerusakan organ dan menyebabkan kematian. Selain dampak negative, terdapat dampak positif yaitu dapat membunuh mikroorganisme yang bisa memperpanjang tempo penyimpanan makanan kaleng atau makanan yang dikemas, penyembuhan kanker, serta sebagai bahan senjata nuklir. 2. Keradioaktifan hasil hasil fisi adalah penyebab dari sejumlah masalah dalam pemanfaatan energi nuklir. Untuk suatu hal, hasil hasil fisi terakumulasi dalam suatu operating reaktor sebagai bahan bakar yang mengalami fisi, dan perluasan dalam tindakan pencegahan harus menjamin bahwa unsur unsur yang radioaktif tersebut tidak akan menyebar ke lingkungan sekitarnya. Selanjutnya panas yang dilepaskan oleh hasil fisi yang meluruh dapat sangat besar, sehingga reaktor harus didinginkan setelah shutdown untuk mencegah kerusakan bahan bakar. 3. Emisi radiasi yang terus menerus dari hasil hasil fisi juga cenderung untuk menjadi bagian dari reaktor yang tidak dapat teratasi setelah reaktor shutdown, karena hasil hasil fisi menyimpan bahan bakar yang radioaktifnya tinggi. Ketika dipindahkan dari reaktor harus didinginkan yang biasanya memakan waktu yang cukup lama sebelum dapat di proses. 13
14 DAFTAR PUSTAKA Burcham, W.E., Nuclear Physics. New York : Mc Graw-Hill, 1963,Part D. Foderaro, A., The Elements of Neutron Interaction Theory. Cambridge, Mass: MIT Press, Glasstone, S., And A. Sesonske, Nuclear Reactor Engineering. New York: Van Nostrand, 1967, Chapter 2. Lamarsh, J.R., Introduction to Nuclear Reactor Theory, Reading Mass., : Addison-Wesley, 1966, Chapter 2 and 3. 14
CROSS SECTION REAKSI INTI. Sulistyani, M.Si.
CROSS SECTION REAKSI INTI Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id Tampang Lintang (Cross Section) Reaksi Nuklir Kemungkinan terjadinya reaksi nuklir disebut penampang lintang (σ) yang mempunyai dimensi
Lebih terperinciPELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ).
PELURUHAN GAMMA ( ) Peluruhan inti yang memancarkan sebuah partikel seperti partikel alfa atau beta, selalu meninggalkan inti pada keadaan tereksitasi. Seperti halnya atom, inti akan mencapai keadaan dasar
Lebih terperinciBAB II RADIASI PENGION
BAB II RADIASI PENGION Salah satu bidang penting yang berhubungan dengan keselamatan radiasi pengukuran besaran fisis radiasi terhadap berbagai jenis radiasi dan sumber radiasi. Untuk itu perlu perlu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi
BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi Radiasi adalah pancaran energi yang berasal dari proses transformasi atom atau inti atom yang tidak stabil. Ketidak-stabilan atom dan inti atom mungkin
Lebih terperinciPusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional 1 Pokok Bahasan STRUKTUR ATOM DAN INTI ATOM A. Struktur Atom B. Inti Atom PELURUHAN RADIOAKTIF A. Jenis Peluruhan B. Aktivitas Radiasi C. Waktu
Lebih terperinciKIMIA INTI DAN RADIOKIMIA. Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif
KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif Oleh : Arif Novan Fitria Dewi N. Wijo Kongko K. Y. S. Ruwanti Dewi C. N. 12030234001/KA12 12030234226/KA12 12030234018/KB12 12030234216/KB12
Lebih terperinciREAKSI NUKLIR NANIK DWI NURHAYATI,S.SI, M.SI
REAKSI NUKLIR NANIK DWI NURHAYATI,S.SI, M.SI nanikdn.staff.uns.ac.id nanikdn.staff.fkip.uns.ac.id 081556431053 / (0271) 821585 REAKSI INTI Reaksi Inti adalah proses perubahan yang terjadi dalam inti atom
Lebih terperinciINTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI NANIK DWI NURHAYATI,S.SI,M.SI
INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI NANIK DWI NURHAYATI,S.SI,M.SI suatu emisi (pancaran) dan perambatan energi melalui materi atau ruang dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau partikel 2 3 Peluruhan zat
Lebih terperinciREAKSI INTI. HAMDANI, S.Pd
REAKSI INTI HAMDANI, S.Pd Reaktor atom Matahari REAKSI INTI Reaksi Inti adalah proses perubahan yang terjadi dalam inti atom akibat tumbukan dengan partikel lain atau berlangsung dengan sendirinya. isalkan
Lebih terperinci: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-16
MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-122 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-16 CAKUPAN MATERI 1. INTI ATOM 2. BILANGAN ATOM DAN BILANGAN MASSA 3. MASS DEFECT 4. RADIOAKTIVITAS 5. WAKTU PARUH
Lebih terperinciBab 2 Interaksi Neutron
Bab 2 Interaksi Neutron 2.1 Pendahuluan Perilaku neutron fisi ketika berinteraksi dengan bahan menentukan fenomena reaksi neutron berantai yang terjadi. Untuk dapat mempertahankan reaksi berantai, minimal
Lebih terperinciRADIOKIMIA Tipe peluruhan inti
LABORATORIUM KIMIA FISIK Departemen Kimia Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) RADIOKIMIA Tipe peluruhan inti Drs. Iqmal Tahir, M.Si., Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Lebih terperinciVII. PELURUHAN GAMMA. Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi
VII. PELURUHAN GAMMA Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi 7.1. PELURUHAN GAMMA TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Setelah mempelajari Sub-pokok
Lebih terperinciFISIKA ATOM & RADIASI
FISIKA ATOM & RADIASI Atom bagian terkecil dari suatu elemen yang berperan dalam reaksi kimia, bersifat netral (muatan positif dan negatif sama). Model atom: J.J. Thomson (1910), Ernest Rutherford (1911),
Lebih terperinciXpedia Fisika. Soal Fismod 2
Xpedia Fisika Soal Fismod Doc. Name: XPPHY050 Version: 013-04 halaman 1 01. Peluruhan mana yang menyebabkan jumlah neutron di inti berkurang sebanyak satu? 0. Peluruhan mana yang menyebabkan identitas
Lebih terperinciPartikel sinar beta membentuk spektrum elektromagnetik dengan energi
Partikel sinar beta membentuk spektrum elektromagnetik dengan energi yang lebih tinggi dari sinar alpha. Partikel sinar beta memiliki massa yang lebih ringan dibandingkan partikel alpha. Sinar β merupakan
Lebih terperinciPELURUHAN SINAR GAMMA
PELURUHAN SINAR GAMMA Pendahuluan Radioaktivitas disebut juga peluruhan radioaktif, yaitu peristiwa terurainya beberapa inti atom tertentu secara spontan yang diikuti dengan pancaran partikel alfa (inti
Lebih terperinciCATATAN KULIAH ATOM, INTI DAN RADIOAKTIF. Diah Ayu Suci Kinasih Departemen Fisika Universitas Diponegoro Semarang 2016
CATATAN KULIAH ATOM, INTI DAN RADIOAKTIF Diah Ayu Suci Kinasih -24040115130099- Departemen Fisika Universitas Diponegoro Semarang 2016 FISIKA NUKLIR Atom, Inti dan Radioaktif 1. Pekembangan Teori Atom
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Geometri Aqueous Homogeneous Reactor (AHR) Geometri AHR dibuat dengan menggunakan software Visual Editor (vised).
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini telah dilakukan dengan membuat simulasi AHR menggunakan software MCNPX. Analisis hasil dilakukan berdasarkan perhitungan terhadap nilai kritikalitas (k eff )
Lebih terperinciCHAPTER III INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS
CHAPTER III INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS CHAPTER iii INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS -Inti atom atau nukllida terdiri atas neutron (netral) dan proton (muatan positif) -Massa neutron sedikit lebih besar
Lebih terperinciadukan beton, semen dan airmembentuk pasta yang akan mengikat agregat, yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Beton adalah campuran antara semen portland, air, agregat halus, dan agregat kasar dengan atau tanpa bahan-tambah sehingga membentuk massa padat. Dalam adukan beton, semen
Lebih terperinciOleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS
Oleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS 1 - Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang - " Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan
Lebih terperinciHasbullah, M.T. Electrical Engineering Dept., Energy Conversion System FPTK UPI 2009
Hasbullah, M.T Electrical Engineering Dept., Energy Conversion System FPTK UPI 2009 Konversi Energi (Energy Conversion) : Perubahan bentuk energi dari yang satu menjadi bentuk energi lain. Hukum konservasi
Lebih terperinci2. Dari reaksi : akan dihasilkan netron dan unsur dengan nomor massa... A. 6
KIMIA INTI 1. Setelah disimpan selama 40 hari, suatu unsur radioaktif masih bersisa sebanyak 0,25 % dari jumlah semula. Waktu paruh unsur tersebut adalah... 20 hari 8 hari 16 hari 5 hari 10 hari SMU/Ebtanas/Kimia/Tahun
Lebih terperinciREAKSI NUKLIR NANIK DWI NURHAYATI,S.SI, M.SI. nanikdn.staff.uns.ac.id nanikdn.staff.fkip.uns.ac.id / (0271)
REAKSI NUKLIR NANIK DWI NURHAYATI,S.SI, M.SI nanikdn.staff.uns.ac.id nanikdn.staff.fkip.uns.ac.id 081556431053 / (0271) 821585 REAKSI INTI Reaksi Inti adalah proses perubahan yang terjadi dalam inti atom
Lebih terperinciDAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 3 BAB II STRUKTUR DAN INTI ATOM 5 A Struktur Atom 6 B Inti atom 9 1. Identifikasi Inti Atom (Nuklida) 9 2. Kestabilan Inti Atom 11 Latihan 13 Rangkuman Bab II. 14 BAB III PELURUHAN
Lebih terperinciJumlah Proton = Z Jumlah Neutron = A Z Jumlah elektron = Z ( untuk atom netral)
FISIKA INTI A. INTI ATOM Inti Atom = Nukleon Inti Atom terdiri dari Proton dan Neutron Lambang Unsur X X = nama unsur Z = nomor atom (menunjukkan banyaknya proton dalam inti) A = nomor massa ( menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin bertambah dari tahun ke tahun, sementara sumber yang ada masih berbanding terbalik dengan kebutuhan. Walaupun energi radiasi matahari (energi
Lebih terperinciPendahuluan. Setelah mempelajari bab 1 ini, mahasiswa diharapkan
1 Pendahuluan Tujuan perkuliahan Setelah mempelajari bab 1 ini, mahasiswa diharapkan 1. Mengetahui gambaran perkuliahan. Mengerti konsep dari satuan alamiah dan satuan-satuan dalam fisika partikel 1.1.
Lebih terperinciCHAPTER iii INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS
CHAPTER iii INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS -Inti atom atau nukllida terdiri atas neutron (netral) dan proton (muatan positif) -Massa neutron sedikit lebih besar daripada massa proton -ukuran inti atom berkisar
Lebih terperinciMAKALAH APLIKASI NUKLIR DI INDUSTRI
MAKALAH APLIKASI NUKLIR DI INDUSTRI REAKSI NUKLIR FUSI DISUSUN OLEH : Mohamad Yusup ( 10211077) Muhammad Ilham ( 10211078) Praba Fitra P ( 10211108) PROGAM STUDI FISIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2013
Lebih terperinciKimia Inti dan Radiokimia
Kimia Inti dan Radiokimia Keradioaktifan Keradioaktifan: proses atomatom secara spontan memancarkan partikel atau sinar berenergi tinggi dari inti atom. Keradioaktifan pertama kali diamati oleh Henry Becquerel
Lebih terperinciBORON NEUTRON CAPTURE THERAPY (BNCT)
BAB 3 BORON NEUTRON CAPTURE THERAPY (BNCT) Boron Neutron Capture Therapy (BNCT), merupakan terapi kanker dengan memanfaatkan reaksi penangkapan neutron termal oleh isotop boron-10 yang kemudian menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker merupakan suatu penyakit dimana pembelahan sel tidak terkendali dan akan mengganggu sel sehat disekitarnya. Jika tidak dibunuh, kanker dapat menyebar ke bagian
Lebih terperinciRadioaktivitas dan Reaksi Nuklir. Rida SNM
Radioaktivitas dan Reaksi Nuklir Rida SNM rida@uny.ac.id Outline Sesi 1 Radioaktivitas Sesi 2 Peluruhan Inti 1 Radioaktivitas Tujuan Perkuliahan: Partikel pembentuk atom dan inti atom Bagaimana inti terikat
Lebih terperinciSYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA
SYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA PENDAHULUAN Disamping sebagai senjata nuklir, manusia juga memanfaatkan energi nuklir untuk kesejahteraan umat manusia. Salah satu pemanfaatan energi nuklir secara
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Neutron adalah zarah elementer penyusun inti atom yang tidak mempunyai
A. Kajian Teoritis BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Neutron Neutron adalah zarah elementer penyusun inti atom yang tidak mempunyai muatan listrik. Atom tersusun dari proton, neutron dan elektron. Proton dan neutron
Lebih terperinciRENCANA PERKULIAHAN FISIKA INTI Pertemuan Ke: 1
Pertemuan Ke: 1 Mata Kuliah/Kode : Fisika Semester dan : Semester : VI : 150 menit Kompetensi Dasar : Mahasiswa dapat memahami gejala radioaktif 1. Menyebutkan pengertian zat radioaktif 2. Menjelaskan
Lebih terperinciBAHAN AJAR. Hubungan Usaha dengan Energi Potensial
BAHAN AJAR Hubungan Usaha dengan Energi Potensial Untuk bertahan hidup kita membutuhkan energi yang diperoleh dari makanan. Setiap kendaraan membutuhkan energi untuk bergerak dan energi itu diperoleh dari
Lebih terperinciRADIOAKTIF. Oleh : I WAYAN SUPARDI
RADIOAKTIF Oleh : I WAYAN SUPARDI PENDAHULUAN Fluoresensi yakni perpendaran suatu bahan selagi disinari cahaya. Fosforecensi yaitu berpendarnya suatu bahan setelah disinari cahaya, jadi berpendar setelah
Lebih terperinciJurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007
PERHITUNGAN PEMBUATAN KADMIUM-109 UNTUK SUMBER RADIASI XRF MENGGUNAKAN TARGET KADMIUM ALAM Rohadi Awaludin Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), BATAN Kawasan Puspiptek, Tangerang, Banten ABSTRAK PERHITUNGAN
Lebih terperinciPENDAHULUAN RADIOAKTIVITAS TUJUAN
PENDAHULUAN RADIOAKTIVITAS TUJUAN Maksud dan tujuan kuliah ini adalah memberikan dasar-dasar dari fenomena radiaktivitas serta sumber radioaktif Diharapkan agar dengan pengetahuan dasar ini kita akan mempunyai
Lebih terperinciUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A RENCANA PELAKSANAAN PERKULIAHAN RPP/KIM SKM 229/ 01-02 5 September 2012 1. Fakultas/ Program Studi : FMIPA/Kimia 2. Matakuliah/Kode : Radioanalisis
Lebih terperinciPERHITUNGAN INTEGRAL RESONANSI PADA BAHAN BAKAR REAKTOR HTGR BERBENTUK BOLA DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM VSOP
PERHITUNGAN INTEGRAL RESONANSI PADA BAHAN BAKAR REAKTOR HTGR BERBENTUK BOLA DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM VSOP Elfrida Saragi PPIN BATAN Kawasan PUSPIPTEK Serpong, Tangerang Selatan, Indonesia 15310 Email
Lebih terperinciTUGAS MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)
TUGAS MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) Di Susun Oleh: 1. Nur imam (2014110005) 2. Satria Diguna (2014110006) 3. Boni Marianto (2014110011) 4. Ulia Rahman (2014110014) 5. Wahyu Hidayatul
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Boron Neutron Capture Therapy (BNCT) Boron Neutron Capture Therapy (BNCT) merupakan teknik pengobatan yang melibatkan akumulasi selektif 10 B pada kanker dan diikuti dengan
Lebih terperinciPELURUHAN RADIOAKTIF
PELURUHAN RADIOAKTIF Inti-inti yang tidak stabil akan meluruh (bertransformasi) menuju konfigurasi yang baru yang mantap (stabil). Dalam proses peluruhan akan terpancar sinar alfa, sinar beta, atau sinar
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Struktur atom Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom mengandung campuran
Lebih terperinciARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996
ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Kelompok besaran berikut yang merupakan besaran
Lebih terperinci5. KIMIA INTI. Kekosongan elektron diisi elektron pada kulit luar dengan memancarkan sinar-x.
1 5. KIMIA INTI A. Unsur Radioaktif Unsur radioaktif secara sepontan memancarkan radiasi, yang berupa partikel atau gelombang elektromagnetik (nonpartikel). Jenis-jenis radiasi yang dipancarkan unsur radioaktif
Lebih terperinci1. Dua batang logam P dan Q disambungkan dengan suhu ujung-ujung berbeda (lihat gambar). D. 70 E. 80
1. Dua batang logam P dan Q disambungkan dengan suhu ujung-ujung berbeda (lihat gambar). Apabila koefisien kondutivitas Q, logam P kali koefisien konduktivitas logam Q, serta AC = 2 CB, maka suhu di C
Lebih terperinciLEMBAR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER TAHUN (UTAMA) Mata Pelajaran (Beban) : Fisika 4 ( 4 sks) Hari/Tanggal : Rabu, 01 Desembar 2010
J A Y A R A Y A PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 78 JAKARTA Jalan Bhakti IV/1 Komp. Pajak Kemanggisan Telp. 527115/5482914 JAKARTA BARAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) telah banyak dibangun di beberapa negara di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) telah banyak dibangun di beberapa negara di dunia, yang menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang besar. PLTN
Lebih terperinciGANENDRA, Vol. V, No. 1 ISSN ANALISIS DAN PENENTUAN DISTRIBUSI FLUKS NEUTRON SALURAN TEMBUS RADIAL UNTUK PENDAYAGUNAAN REAKTOR KARTINI
ANALISIS DAN PENENTUAN DISTRIBUSI FLUKS NEUTRON SALURAN TEMBUS RADIAL UNTUK PENDAYAGUNAAN REAKTOR KARTINI Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Maju ABSTRAK ANALISIS DAN PENENTUAN DISTRIBUSI FLUKS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. umat manusia kepada tingkat kehidupan yang lebih baik dibandingkan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat dewasa ini, termasuk juga kemajuan dalam bidang teknologi nuklir telah mengantarkan umat manusia kepada
Lebih terperinci1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dibawah ini adalah.
1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dibawah ini adalah. 1 A. 5, 22 mm B. 5, 72 mm C. 6, 22 mm D. 6, 70 mm E. 6,72 mm 5 25 20 2. Dua buah vektor masing-masing 5 N dan 12 N. Resultan kedua
Lebih terperinciFisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003
Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 UAN-03-01 Perhatikan tabel berikut ini! No. Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg. ms 1 [M] [L] [T] 1 2 Gaya kg. ms 2 [M] [L] [T] 2 3 Daya kg. ms 3 [M] [L] [T] 3 Dari
Lebih terperinciNUCLEAR CHEMISTRY & RADIOCHEMISTRY
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta Lecture Presentation NUCLEAR CHEMISTRY & RADIOCHEMISTRY By : NANIK DWI NURHAYATI, S,Si, M.Si Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan
Lebih terperinciPENGENALAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)
PENGENALAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) Masyarakat pertama kali mengenal tenaga nuklir dalam bentuk bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki dalam Perang Dunia II tahun 1945. Sedemikian
Lebih terperinciRADIOAKTIF 8/7/2017 IR. STEVANUS ARIANTO 1. Oleh : STEVANUS ARIANTO TRANSMUTASI PENDAHULUAN DOSIS PENYERAPAN SIFAT-SIFAT UNSUR RADIOAKTIF REAKSI INTI
RADIOAKTIF Oleh : STEVANUS ARIANTO PENDAHULUAN SIFAT-SIFAT UNSUR RADIOAKTIF PANCARAN SINAR RADIOAKTIF SINAR,, HVL BAHAN STRUKTUR INTI ATOM ENERGI IKAT INTI KESTABILAN INTI ATOM HUKUM PERGESERAN WAKTU PARUH
Lebih terperinciENERGI & PROSES FISIOLOGI TUMBUHAN
ENERGI & PROSES FISIOLOGI TUMBUHAN Contoh: Bahan bakar minyak digunakan sebagai sumber energi untuk kendaraan bermotor. Proses Pertumbuhan Tanaman : Merupakan kumpulan dari berbagai aktivitas mulai dari
Lebih terperinciFisika Modern (Teori Atom)
Fisika Modern (Teori Atom) 13:05:05 Sifat-Sifat Atom Atom stabil adalah atom yang memiliki muatan listrik netral. Atom memiliki sifat kimia yang memungkinkan terjadinya ikatan antar atom. Atom memancarkan
Lebih terperinciFisika EBTANAS Tahun 1994
Fisika EBTANAS Tahun 1994 EBTANAS-94-01 Diantara kelompok besaran di bawah ini yang hanya terdiri dari besaran turunan saja adalah A. kuat arus, massa, gaya B. suhu, massa, volume C. waktu, momentum, percepatan
Lebih terperinciENERGI & PROSES FISIOLOGI TUMBUHAN
ENERGI & PROSES FISIOLOGI TUMBUHAN ENERGI & PROSES FISIOLOGI TUMBUHAN Contoh: Bahan bakar minyak digunakan sebagai sumber energi untuk kendaraan bermotor. Proses Pertumbuhan Tanaman : Merupakan kumpulan
Lebih terperinciLATIHAN UJIAN NASIONAL
LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka
Lebih terperinciLEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD 01) FISIKA INTI
A. Materi Pembelajaran : Struktur Inti LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD 01) FISIKA INTI B. Indikator Pembelajaran : 1. Mengidentifikasi karakterisrik kestabilan inti atom 2. Menjelaskan pengertian isotop,isobar
Lebih terperinciXpedia Fisika. Soal Fismod 1
Xpedia Fisika Soal Fismod 1 Doc. Name: XPPHY0501 Version: 2013-04 halaman 1 01. Pertanyaan 01-02 : Sebuah botol tertutup berisi 100 gram iodin radioaktif. Setelah 24 hari, botol itu berisi 12,5 gram iodin
Lebih terperinciDasar Fisika Radiasi. Daftar Isi
Dasar Fisika Radiasi (Hendriyanto Haditjahyono) Daftar Isi I. Pendahuluan... 2 II. Struktur Atom dan Inti Atom... 4 II.1 Struktur Atom...5 II.2 Inti Atom...8 III. Peluruhan Radioaktif... 13 III.1 Jenis
Lebih terperinciInti atom Radioaktivitas. Purwanti Widhy H, M.Pd
Inti atom Radioaktivitas Purwanti Widhy H, M.Pd bagian terkecil suatu unsur yg mrpkn suatu partikel netral, dimana jumlah muatan listrik positif dan negatif sama. Bagian Atom : Elektron Proton Netron Jumlah
Lebih terperinciPROGRAM PERHITUNGAN PENGARUH REAKTIVITAS FEEDBACK TERHADAP DINAMIKA REAKTOR MENGGUNAKAN METODA MONTE CARLO. Dra. Dwi Purwanti, MS ABSTRAK
2 Jurnal Teknik Elektro Vol. 3 No. PROGRAM PERHITUNGAN PENGARUH REAKTIVITAS FEEDBACK TERHADAP DINAMIKA REAKTOR MENGGUNAKAN METODA MONTE CARLO Dra. Dwi Purwanti, MS ABSTRAK Daya reaktor sebanding dengan
Lebih terperinciPENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si.
PENEMUAN RADIOAKTIVITAS Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id APA ITU KIMIA INTI? Kimia inti adalah ilmu yang mempelajari struktur inti atom dan pengaruhnya terhadap kestabilan inti serta reaksi-reaksi
Lebih terperinciKEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Program Studi : Pendidikan Fisika/Fisika Nama Mata Kuliah :Fisika Inti Kode
Lebih terperinciBAB II Besaran dan Satuan Radiasi
BAB II Besaran dan Satuan Radiasi A. Aktivitas Radioaktivitas atau yang lebih sering disingkat sebagai aktivitas adalah nilai yang menunjukkan laju peluruhan zat radioaktif, yaitu jumlah inti atom yang
Lebih terperinciBAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR DAN PENDINGIN Pb-Bi
BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR DAN PENDINGIN Pb-Bi 3.1 Konfigurasi Teras Reaktor Spesifikasi utama dari HTTR diberikan pada tabel 3.1 di bawah ini. Reaktor terdiri
Lebih terperinciPR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)
PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) 1. Gambar di samping ini menunjukkan hasil pengukuran tebal kertas karton dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil pengukurannya adalah (A) 4,30 mm. (D) 4,18
Lebih terperinciBAB I INTI ATOM 1. STRUKTUR ATOM
BAB I INTI ATOM 1. STRUKTUR ATOM Untuk mengetahui distribusi muatan positif dan negatif dalam atom, maka Rutherford melakukan eksperimen hamburan partikel alpha. Adapun eksperimen tersebut adalah sebagai
Lebih terperinciDualisme Partikel Gelombang
Dualisme Partikel Gelombang Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung agussuroso10.wordpress.com, agussuroso@fi.itb.ac.id 19 April 017 Pada pekan ke-10 kuliah
Lebih terperinciSOAL LATIHAN PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 PEKAN VIII
SOAL LATIHAN PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 PEKAN VIII 1. Tumbukan dan peluruhan partikel relativistik Bagian A. Proton dan antiproton Sebuah antiproton dengan energi kinetik = 1,00 GeV menabrak proton
Lebih terperinciAntiremed Kelas 12 Fisika
Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS 2 Doc. Name: AR12FIS02UAS Version : 2016-09 halaman 1 01. Batas ambang frekuensi dari seng untuk efek fotolistrik adalah di daerah sinar ultraviolet. Manakah peristiwa
Lebih terperinci11/25/2013. Teori Kinetika Gas. Teori Kinetika Gas. Teori Kinetika Gas. Tekanan. Tekanan. KINETIKA KIMIA Teori Kinetika Gas
Jurusan Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) KINETIKA KIMIA Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika,, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada,
Lebih terperinciPENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si.
PENEMUAN RADIOAKTIVITAS Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id SINAR KATODE Penemuan sinar katode telah menginspirasi penemuan sinar-x dan radioaktivitas Sinar katode ditemukan oleh J.J Thomson
Lebih terperinciBab 1 Reaksi Nuklir. Bab 1 : Reaksi Nuklir Page ev = 1.6 x Joule = 3.8 x kalori
Bab 1 Reaksi Nuklir 1.1 Pendahuluan Formula E=mc 2 yang diungkap oleh Albert Einstein merupakan formula ilmiah yang paling dikenal di era modern. Formula ini memaparkan hubungan antara energi, masa dan
Lebih terperinciAnalisis dan Penentuan Distribusi Fluks Neutron Thermal Arah Aksial dan Radial Teras Reaktor Kartini dengan Detektor Swadaya
Jurnal Sains & Matematika (JSM) ISSN 0854-0675 Volume14, Nomor 4, Oktober 006 Artikel Penelitian: 155-159 Analisis dan Penentuan Distribusi Fluks Neutron Thermal Arah Aksial dan Radial Teras Reaktor Kartini
Lebih terperinci1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini.
1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini. 1 Diameter maksimum dari pengukuran benda di atas adalah. A. 2,199 cm B. 2,275 cm C. 2,285 cm D. 2,320 cm E. 2,375 cm 2.
Lebih terperinciEVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89. Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali
Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. 13 No. 1, April 2016 EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89 Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali ABSTRAK
Lebih terperinciFisika Umum (MA 301) Topik hari ini. Fisika Atom & Inti
Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini Fisika Atom & Inti 8/14/2007 Fisika Atom Model Awal Atom Model atom J.J. Thomson Bola bermuatan positif Muatan-muatan negatif (elektron)) yang sama banyak-nya menempel
Lebih terperinciBAB III PERSAMAAN PELURUHAN DAN PERTUMBUIIAN RADIOAKTIF
BAB III PERSAMAAN PELURUHAN DAN PERTUMBUIIAN RADIOAKTIF 1. PELURUHAN EKSPONENSIAL Proses peluruhan merupakan statistik untuk nuklida yang cukup banyak, maka banyaknya peluruhan per satuan waktu (dn/dt)
Lebih terperinciRADIOKIMIA Pendahuluan Struktur Inti
LABORATORIUM KIMIA FISIK Departemen Kimia Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) RADIOKIMIA Pendahuluan Struktur Inti Drs. Iqmal Tahir, M.Si., Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciLEMBAR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER (UTAMA) Mata Pelajaran (Beban) : Fisika 4 ( 4 sks) Hari/Tanggal : Senin, 30 Nopember 2009
J A Y A R A Y A PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 78 JAKARTA Jalan Bhakti IV/1 Komp. Pajak Kemanggisan Telp. 527115/5482914 JAKARTA BARAT
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP 01 )
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP 0 ) Sekolah : SMA Advent Makassar Kelas / Semester : XII/ 2 Mata Pelajaran : FISIKA Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit I. Standar Kompetensi 4. Menunjukkan penerapan konsep
Lebih terperinciPREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20
PREDIKSI UN FISIKA 2013 1. Perhatikan gambar berikut Hasil pengukuran yang bernar adalah. a. 1,23 cm b. 1,23 mm c. 1,52mm d. 1,73 cm e. 1,73 mm* 2. Panjang dan lebar lempeng logam diukur dengan jangka
Lebih terperinciTUGAS. Di Susun Oleh: ADRIAN. Kelas : 3 IPA. Mengenai : PLTN
TUGAS Mengenai : PLTN Di Susun Oleh: ADRIAN Kelas : 3 IPA MADRASAH ALIYAH ALKHAIRAT GALANG TAHUN AJARAN 2011-2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat pertama kali mengenal tenaga nuklir dalam
Lebih terperinciKIMIA (2-1)
03035307 KIMIA (2-1) Dr.oec.troph.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Kuliah ke-4 Kimia inti Bahan kuliah ini disarikan dari Chemistry 4th ed. McMurray and Fay Faperta UNMUL 2011 Kimia Inti Pembentukan/penguraian
Lebih terperinciKecepatan Korosi Oleh 3 Bahan Oksidan Pada Plat Besi
Jurnal Gradien Vol. 2 No. 2 Juli 2006 : 161-166 Kecepatan Korosi Oleh 3 Bahan Oksidan Pada Plat Besi Zul Bahrum Caniago Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Bengkulu,
Lebih terperinciPenentuan Dosis Gamma Pada Fasilitas Iradiasi Reaktor Kartini Setelah Shut Down
Berkala Fisika ISSN : 141-9662 Vol.9, No.1, Januari 26, hal 15-22 Penentuan Dosis Gamma Pada Fasilitas Iradiasi Reaktor Kartini Setelah Shut Down Risprapti Prasetyowati (1), M. Azam (1), K. Sofjan Firdausi
Lebih terperinci2. Prinsip kerja dan Komponen Utama PLTN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) DAN JENIS-JENIS REAKTOR PLTN (Yopiter L.A.Titi, NRP:1114201016, PascaSarjana Fisika FMIPA Institut Teknologi Sepuluh November (ITS Surabaya) 1. Pendahuluan Nuklir
Lebih terperinciDISTRIBUSI FLUKS NEUTRON SEBAGAI FUNGSI BURN-UP BAHAN BAKAR PADA REAKTOR KARTINI
Youngster Physics Journal ISSN : 2303-7371 Vol. 3, No. 2, April 2014, Hal 107-112 DISTRIBUSI FLUKS NEUTRON SEBAGAI FUNGSI BURN-UP BAHAN BAKAR PADA REAKTOR KARTINI Fatkhiyatul Athiqoh 1), Wahyu Setia Budi
Lebih terperinciBab II. Prinsip Fundamental Simulasi Monte Carlo
Bab II Prinsip Fundamental Simulasi Monte Carlo Metoda monte carlo adalah suatu metoda pemecahan masalah fisis dengan menirukan proses-proses nyata di alam memanfaatkan bilangan acak/ random. Jadi metoda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi di bidang kesehatan juga semakin berkembang. Saat ini yang mendapatkan perhatian khusus di dunia kesehatan adalah tumor.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penduduk dunia yaitu sekitar 7 miliar pada tahun 2011 (Worldometers, 2012),
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman dan semakin meningkatnya jumlah penduduk dunia yaitu sekitar 7 miliar pada tahun 2011 (Worldometers, 2012), maka peningkatan kebutuhan
Lebih terperinci