Disusun oleh: SAIFUL AMIEN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Disusun oleh: SAIFUL AMIEN"

Transkripsi

1 ANALISIS MODEL UNTUK PEMBELAJARAN PAI Disusun oleh: SAIFUL AMIEN

2 JOICE & WEIL:

3 KELOMPOK MODEL PEMROSESAN INFORMASI:

4 TEORI-TEORI PSIKOLOGI KOGNITIF: Menekankan pada bagaimana seseorang berpikir, mengingat dan mengetahui

5 Aplikasi cabang psikologi ini membantu seseorang dalam memahami, mengingat dan membuat koneksi antargagasan dan antarpemikiran.

6 Kecakapan memproses informasi cara meningkatkan penguasaan thd informasi

7 Cara orang memperkuat dorongan internal untuk memahami dunia dengan menggali dan mengorganisasi data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan pemecahannya serta menggembangkan bahasa (verbal/nonverbal) untuk mengungkapkannya

8 «Sebagian dari model ini fokus pada kemampuan pebelajar dalam menyelesaikan masalah (berpikir produktif), dan sebagian lagi fokus pada kemampuan intelektual secara umum»

9 NO MODEL TEORITISI UTAMA 1. MODEL BERPIKIR INDUKTIF (INDUCTIVE THINKING MODEL) 2. MODEL LATIHAN PENELITIAN (INQUIRY TRAINING MODEL) 3. MODEL PENELITIAN ILMIAH (SCIENTIFIC INQUIRY) HILDA TABA RICHARD SUCHMAN JOSEPH J. SCHWAB (SEBAGIAN BESAR GERAKAN REFORMASI KURIKULUM TAHUN 1960AN) MISI/TUJUAN dirancang terutama untuk pengembangan proses mental induktif dan penalaran akademis atau bangunan teori, tetapi pelbagai kapasitas ini berguna untuk tujuan pribadi juga sosial. dirancang untuk mengajarkan sistem penelitian disiplin, tapi juga diharapkan memiliki efek dalam domain lainnya (metode sosiologis bisa diajarkan dalam rangka meningkatkan pemahaman sosial dan memecahkan masalah sosial)

10 NO MODEL TEORITISI UTAMA MISI/TUJUAN 3. MODEL PEMEROLEHAN/ PENCAPAIAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) 4. MODEL PERTUMBUHAN KOGNITIF (COGNITIVE GROWTH) 5. MODEL PEMANDU AWAL (ADVANCE ORGANIZER) 6. MODEL MEMORISASI (MEMORIZATION) JEROME BRUNER JEAN PIAGET IRVING SIGEL EDMUND SULLIVAN LAWRENCE KOHLBERG DAVID AUSUBEL HARRY LORAYNE JERRY LUCAS Dirancang terutama untuk mengembangkan penalaran induktif, tetapi juga untuk mengembangkan konsep dan analisis. dirancang untuk meningkat-kan perkembangan intelektual umum, terutama penalaran logis, tetapi dapat diterapkan untuk penguatan aspek sosial dan moral. Dirancang untuk meningkat-kan efisiensi kapasitas pemrosesan informasi untuk menyerap dan berhubungan badan pengetahuan. Dirancang untuk meningkatkan kapasitas ingatan

11 KELOMPOK MODEL PERSONAL:

12 TEORI-TEORI PSIKOLOGI HUMANISTIK: konsen pada penguasaan kecakapan hidup tiap orang untuk menemukan dan mengekspresikan potensi maksimalnya

13 ia menekankan pada kesadaran, martabat kemanusiaan dan kapasitas untuk mengatur takdir (nasib) diri.

14 Individu Pengembangan diri

15 Proses di mana seseorang mampu mengkonstruk dan mengorganisir realitas keunikannya. Kebanyakan model ini memberikan perhatian berlebih pada kehidupan emosional.

16 Fokusnya pada pemberian bantuan bagi seseorang agar mampu mengembangkan hubungan yang produktif dengan lingkungannya; dan

17 memandang diri sebagai orang yang kapabel juga diharapkan dapat menghasilkan hubungan interpersonal yg lebih kaya dan kemampuan pemrosesan informasi yang lebih efektif.

18 NO. MODEL TEORITISI UTAMA 1. MODEL PENGAJARAN TANPA-ARAHAN (NONDIRECTIVE TEACHING) 2. MODEL LATIHAN KESADARAN (AWARENESS TRAINING) 3. MODEL SINEKTIK (SYNECTICS) CARL ROGERS FRITZ PERLS WILLIAM SCHUTZ WILLIAM GORDON MISI/TUJUAN Menekankan pada upaya membangun kapasitas pengembangan personal dalam terma: kesadaran diri, pemahaman, kemandirian, dan konsep diri. Meningkatkan kapasitas seseorang untuk eksplorasi dan kesadaran diri. Sangat menekankan pada pengembangan kesadaran interpersonal, pemahaman dan juga kesadaran badan dan sensory. Pengembangan kreativitas personal dan penyelesaian masalah yang kreatif

19 NO. MODEL TEORITISI UTAMA 4. MODEL SISTEM KONSEPTUAL (CONCEPTUAL SYSTEM) 5. MODEL PERTEMUAN KELAS (CLASSROOM MEETING) DAVID HUNT WILLIAM GLASSER MISI/TUJUAN Dirancang untuk meningkatkan kompleksitas dan fleksibelitas personal Pengembangan pemahaman diri dan tanggungjawab kepada seseorang maupun kelompok sosialnya

20 KELOMPOK MODEL INTERAKSI SOSIAL:

21 Menekankan pada hubungan individu dengan masyarakat atau orang lain; Fokusnya pada proses di mana realitas merupakan negosiasi sosial.

22 Memberikan prioritas pada peningkatan kemampuan seseorang dalam: membangun relasi dengan yang lain; merencanakan proses demokratik; dan bekerja secara produktif di masyarakat.

23 NO. MODEL TEORITISI UTAMA 1. MODEL INVESTIGASI KELOMPOK (GROUP INVESTIGATION) 2. MODEL PENELITIAN MASYARAKAT (SOCIAL INQUIRY) 3. MODEL METODE LABORATORIS (LABORATORY METHOD) HERBERT THELEN JOHN DEWEY BYRON MASSIALAS BENJAMIN COX NATIONAL TRAINING LABORATORY (NTL) BETHEL, MAINE MISI/TUJUAN Mengembangkan keterampilan berpartisipasi dalam proses sosial yang demokratis melalui penekanan pada kombinasi skill interpersonal (berkelompok) dengan skill penelitian akademik. Menyelesaikan permasalahan sosial terutama melalui penelitian akademik dan penalaran logis. Mengembangkan skill interpersonal dan berkelompok, serta melalui ini, kesadaran dan fleksibilitas personal

24 NO. MODEL 4. MODEL PENELITIAN JURISPRUDENSI (JURISPRUDENTI AL INQUIRY) TEORITISI UTAMA DONALD OLIVER JAMES P. SHAVER MISI/TUJUAN Dirancang terutama untuk mengajarkan referensi frame jurisprudensi sebagai cara berpikir dan menyelesaikan isu-isu sosial. 5. MODEL BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) FANNIE SHAFTEL GEORGE SHAFTEL Dirancang untuk mendorong siswa mau menyelidiki nilainilai pribadi dan sosial, dengan perilaku dan nilainilai sendiri yang menjadi sumber penyelidikan mereka

25 NO. MODEL 6. MODEL SIMULASI SOSIAL (SOCIAL SIMULATION) TEORITISI UTAMA SARENE BOOCOCK, HAROLD GUETZKOW MISI/TUJUAN Dirancang untuk membantu siswa mengalami beragam proses sosial dan realitas, serta untuk menguji reaksi mereka terhadap realitas tersebut, juga untuk membekali skill membuat konsep dan keputusan.

26 KELOMPOK MODEL SISTEM PRILAKU:

27 Semua model dalam kelompok ini menggunakan basis teori yang sama, suatu bangunan pengetahuan yang biasanya disebut dengan teori prilaku.

28 Istilah lain seperti teori belajar, teori belajar sosial, modifikasi prilaku, dan terapi prilaku juga seringkali digunakan..

29 Kepercayaan umum dari kelompok model ini adalah penekanannya pada pengubahan perilaku yang tampak dari pebelajar dan bukan pada struktur psikologis yang mendasari, juga bukan pada perilaku yang tidak teramati.

30 NO. MODEL TEORITISI UTAMA 1. MODEL MANAJEMEN KONTINGENSI (CONTINGENCY MANAGEMENT) 2. MODEL KONTROL DIRI (SELF-CONTROL LEARNING) 3. MODEL RELAKSASI (RELAXATION) 4. MODEL PENGURANGAN TEKANAN (STRESS REDUCTION) MISI/TUJUAN B. F. SKINNER Fakta, konsep, skill B. F. SKINNER Prilaku/skill sosial RIMM & MASTERS WOLPE RIMM & MASTERS WOLPE Tujuan personal (mengurangi stress, kecemasan) Pengganti relaksasi dari kecemasan terhadap situasi sosial

31 NO. MODEL TEORITISI UTAMA 5. MODEL LATIHAN ASERTIF (ASSERTIVE TRAINING) 2. MODEL KONTROL DIRI (SELF-CONTROL LEARNING) 3. MODEL RELAKSASI (DESENT) 4. MODEL PENGURANGAN TEKANAN (STRESS REDUCTION) MISI/TUJUAN B. F. SKINNER Fakta, konsep, skill B. F. SKINNER Prilaku/skill sosial RIMM & MASTERS WOLPE RIMM & MASTERS WOLPE Tujuan personal (mengurangi stress, kecemasan) Pengganti relaksasi dari kecemasan terhadap situasi sosial

32 UNSUR-UNSUR MODEL:

33 1. Sintakmatik tahap-tahap kegiatan dari model itu 2. Sistem Sosial: situasi atau suasana dan norma yang berlaku dalam model tersebut

34 3. Prinsip reaksi: pola kegiatan yang menggambarkan bagaimana seharusnya pengajar melihat dan memperlakukan peserta didik, termasuk bagaimana seharusnya pengajar memberi respon terhadap mereka.

35 4. Sistem pendukung: segala sarana, bahan dan alat yang diperlukan untuk melaksanakan model tersebut.

36 5. Dampak instruksional & pengiring: Dampak Instruksional: hasil belajar yang dicapai langsung dengan cara mengarahkan peserta didik pada tujuan yang diharapkan Dampak pengiring: hasil belajar lainnya yang dihasilkan oleh suatu proses pembelajaran

37 CONTOH MODEL PEMBELAJARAN:

38 Model Pencapaian Konsep 1. Sintakmatik (ada tiga tahap kegiatan) Penyajian data dan Identifikasi konsep Mengetes pencapaian konsep Menganalisis strategi berfikir 2. Sistem Sosial, memiliki struktur yang moderat, pengajar melakukan pengendalian terhadap aktivitas tetapi dapat dikembangkan menjadi dialog bebas.

39 3. Prinsip reaksi/pengelolaan Berikan dukungan dengan menitikberatkan sifat hipotesis Berikan bantuan pada peserta didik dalam mempertimbangkan hipotesis Pusatkan perhatian peserta didik terhadap contoh yang spesifik Beri bantuan peserta didik dalam mendiskusikan dan menilai strategi berfikir yang dipakai.

40 4. Sistem pendukung, berupa bahanbahan dan data yang terpilih dan terorganisasi untuk memberikan contoh-contoh. 5. Dampak Instruksional dan Pengiring

41 Hakekat Konsep Kepekaan terhadap penalaran logis dalam komunikasi Toleransi terhadap Ketidaktentuan dengan apresiasi Terhadap logika Strategi Pembentukan Konsep Konsep-konsep Yang spesifik Kesadaran akan Pilihan pandangan Penalaran induktif

42 Bagaimana dgn pembelajaran PAI? Model apakah yang tepat?

43 Analisislah.. 1. Tujuan Pembelajaran 2. Karakteristik Materi ajar 3. Karakteristik Pebelajar (siswa)nya 4. Kendala Pembelajaran

44 Ingat! 1. (Tujuan) PAI mencakup pelbagai domain: kognitif, Afektif dan Psikomotorik

45 Ingat! 2. Materi PAI, tipenya amat bervariasi: fakta, konsep, prinsip, nilai, prosedural, skill dll.

46 Ingat! 3. Pebelajar PAI, karakteristiknya juga perlu dipertimbangkan: umur, psikologi perkembangan kognitif, keterampilan prasyarat dll.

47 Ingat! 4. Kendala Pembelajaran PAI: sarana, waktu (jam belajar: pagi/siang/ malam), dana dll.

48 Syukran! SEE YOU

49 SUMBER: Joyce, Bruce & Marsha Weil Models of Teaching. Prentice- Hall. New Jersey Degeng, Nyoman Sudana, Teori Pembelajaran 2: Terapan (Draft). Program Magister Manajemen-Pendidikan Universitas Terbuka. Hiryanto, Model-model Pembelajaran (Slide Power Point) Instructional Approaches A Framework for Professional Practice dalam The Final Report. Saskatchewan Education, February 1984 (p. 5) Britt Tatman Ferguson, Conceptual Framework and Models of Teaching: Understanding Origins of Teaching Methods and Approaches. Minnosota State University Moorhead, Reaching Out to Learners Project (Slide Powerpoint)

ANALISIS STRATEGI UNTUK PEMBELAJARAN PAI

ANALISIS STRATEGI UNTUK PEMBELAJARAN PAI ANALISIS STRATEGI UNTUK PEMBELAJARAN PAI Disusun oleh: Saiful Amien TARBIYAH LABORATORY UMM Kerangka Kerja Pembelajaran TARBIYAH LABORATORY UMM Sekadar Mengingatkan.. TARBIYAH LABORATORY UMM TARBIYAH LABORATORY

Lebih terperinci

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN. Slamet Suyanto FMIPA UNY

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN. Slamet Suyanto FMIPA UNY MODEL-MODEL PEMBELAJARAN Slamet Suyanto FMIPA UNY A. Pengertian Model pembelajaran dikembangkan menggunakan ISD (Instructional System Design), suatu ilmu yang mempelajari sistem instruksional (Reigeluth,

Lebih terperinci

Pengelompokkan model 1. Pengolahan Informasi 2. Interaksi Sosial atau Social Models 3. Personal atau Personal Models 4. Sistem Prilaku atau

Pengelompokkan model 1. Pengolahan Informasi 2. Interaksi Sosial atau Social Models 3. Personal atau Personal Models 4. Sistem Prilaku atau Model Mengajar Merupakan suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan pembelajaran dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Pengelompokkan model 1. Pengolahan

Lebih terperinci

PAKET 4 MODEL PEMBELAJARAN

PAKET 4 MODEL PEMBELAJARAN PAKET 4 MODEL PEMBELAJARAN Pendahuluan Paket ini secara spesifik membahas tentang model-model pembelajaran yang merupakan bahasan lanjutan setelah memahami konsep dasar strategi pembelajaran, teori-teori

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI. Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN, DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK DASAR OTOMOTIF KELAS X DI SMKN 1 SEDAYU BANTUL SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Teknik

Lebih terperinci

RUMPUN MODEL PEMBELAJARAN Oleh Novi Resmini

RUMPUN MODEL PEMBELAJARAN Oleh Novi Resmini RUMPUN MODEL PEMBELAJARAN Oleh Novi Resmini Melihat adanya beragam model mengajar, ada beberapa kemungkinan tanggapan yang diberikan oleh guru. Ada yang bergumam, alangkah berat menjadi guru jika harus

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN SASTRA INKUIRI

MODEL PEMBELAJARAN SASTRA INKUIRI 102 MODEL PEMBELAJARAN SASTRA INKUIRI Dwi Desi Fajarsari STKIP Bina Mutiara Sukabumi Jl. Pembangunan (Salakaso) Desa Pasir Halang Kotak Pos 01 Kec. Sukaraja Sukabumi Telp: (0266) 6243531 desifajarsari@gmail.com

Lebih terperinci

Perencanaan Pembelajaran Fisika: MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

Perencanaan Pembelajaran Fisika: MODEL-MODEL PEMBELAJARAN Perencanaan Pembelajaran Fisika: MODEL-MODEL PEMBELAJARAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA Modul PENULIS DR. INDRAWATI, M. PD. Staf Pengajar Prodi Pendidikan Fisika PMIPA FKIP Universitas Jember

Lebih terperinci

Model Pembelajaran *) Oleh Ani Pinayani

Model Pembelajaran *) Oleh Ani Pinayani Model Pembelajaran *) Oleh Ani Pinayani Pengantar Makalah dan sajian lisan yang menyertainya ini, menguraikan beberapa pemikiran awal tentang bagaimana praktek mengajar di perguruan tinggi khususnya program

Lebih terperinci

disusun oleh: Saiful Amien Page 1

disusun oleh: Saiful Amien Page 1 POSISI METODE DALAM PEMBELAJARAN PAI disusun oleh: Saiful Amien Page 1 METODE? Page 2 way, system, Cara,طريقت,مىهج dll. BAHASA: Page 3 a particular way of doing something Collin Cobuild Advanced Leaner

Lebih terperinci

B. Landasan Kegiatan C. Tujuan Kegiatan

B. Landasan Kegiatan C. Tujuan Kegiatan PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI DAN KOPERASI MELALUI PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN EKONOMI BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Pemikiran Mutu

Lebih terperinci

Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Tujuan Pembelajaran Mahasiswa diharapkan dapat: Menjelaskan Pengertian Pembelajaran Menjelaskan ciri-ciri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan Pendidikan Sejarah dalam Era Globalisasi. disikapi dari sudut pandang pendidikan, termasuk pendidikan sejarah.

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan Pendidikan Sejarah dalam Era Globalisasi. disikapi dari sudut pandang pendidikan, termasuk pendidikan sejarah. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Tantangan Pendidikan Sejarah dalam Era Globalisasi Perkembangan informasi dan iptek yang pesat pada era globalisasi perlu disikapi dari sudut pandang pendidikan,

Lebih terperinci

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN DAN PEMEFOLEHAN BAHASA KEDUA/ASING

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN DAN PEMEFOLEHAN BAHASA KEDUA/ASING MODEL-MODEL PEMBELAJARAN DAN PEMEFOLEHAN BAHASA KEDUA/ASING Hanna Sundari Universitas Indraprasta PGRI Jakarta Pos-el: Hanna.sundari@gmail.com Telepon: 085714778192 ABSTRACT Models of language learning

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GI (GROUP INVESTIGATION)

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GI (GROUP INVESTIGATION) MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GI (GROUP INVESTIGATION) A. Pengertian Group Investigation Model Group investigation seringkali disebut sebagai metode pembelajaran kooperatif yang paling kompleks. Hal

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh : Elisabet Mirna Melina Jovita NIM :

SKRIPSI. Disusun Oleh : Elisabet Mirna Melina Jovita NIM : UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATERI MEMBUAT JURNAL UMUM PADA PERUSAHAAN JASA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS XI IPS 3 SMA PANGUDI

Lebih terperinci

Materi-8. Pendekatan & Model Pembelajaran. A. Pendahuluan

Materi-8. Pendekatan & Model Pembelajaran. A. Pendahuluan Materi-8 PENDEKATAN DAN MODEL PEMBELAJARAN Dr. Rusman, M.Pd. A. Pendahuluan Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran dan Metode Pembelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran dan Metode Pembelajaran BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran dan Metode Pembelajaran a. Pengertian Pembelajaran Konsep komunikasi dan perubahan sikap akan selalu dilakukan dalam pembelajaran oleh guru maupun

Lebih terperinci

Achmad Samsudin, M.Pd. JurusanPendidikanFisikaFPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia

Achmad Samsudin, M.Pd. JurusanPendidikanFisikaFPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Achmad Samsudin, M.Pd. JurusanPendidikanFisikaFPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia KategoriModel Pembelajaran (Joyce, Weil, & Calhoun, 2000) Families Models The Social Family 1. Partners in learning

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN DAN PENDEKATANNYA. Oleh: Wawan Danasasmita

MODEL PEMBELAJARAN DAN PENDEKATANNYA. Oleh: Wawan Danasasmita MODEL PEMBELAJARAN DAN PENDEKATANNYA Oleh: Wawan Danasasmita 1 Pendahuluan Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara komponen komponen system pembelajaran. Pembelajaran memiliki makna luas dari

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI. Nuryani Y. Rusataman: FPMIPA UPI

MODEL PEMBELAJARAN DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI. Nuryani Y. Rusataman: FPMIPA UPI MODEL PEMBELAJARAN DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI Nuryani Y. Rusataman: FPMIPA UPI A. PENDAHULUAN 1. Kompeten dan Kompetensi Kompeten merupakan hasil belajar (outcomes) yang diwujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hands Pendidikan kejuruan merupakan latihan sederhana untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. hands Pendidikan kejuruan merupakan latihan sederhana untuk menguasai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan atau yang disebut SMK yaitu bagian terpadu dari Sistem Pendidikan Nasional, yang mempunyai peranan penting didalam menyiapkan dan

Lebih terperinci

MODELS OF TEACHING AND LEARNING (Model-model Pengajaran)

MODELS OF TEACHING AND LEARNING (Model-model Pengajaran) MODELS OF TEACHING AND LEARNING (Model-model Pengajaran) Where Do They Come From and How Are They Used? Model merupakan gambaran mental yang membantu kita untuk menjelaskan sesuatu dengan lebih jelas terhadap

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. TEORI BELAJAR Menurut Lindgren (1976) fokus sistem pendidikan mencakup tiga aspek yaitu: 1. Mahasiswa, merupakan sasarandari proses pembelajaran 2. Proses pembelajaran meliputi,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses memperoleh ilmu pengetahuan, baik diperoleh sendiri maupun dengan bantuan orang lain. Belajar dapat dilakukan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana strategis untuk meningkatkan kualitas suatu bangsa, karenanya kemajuan suatu bangsa dapat diukur dari kemajuan pendidikannya.

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI SOSIAL. MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH MODEL MODEL PEMBELAJARAN Yang dibina oleh Bapak Dedi Kuswandi, Dr. M.

MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI SOSIAL. MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH MODEL MODEL PEMBELAJARAN Yang dibina oleh Bapak Dedi Kuswandi, Dr. M. MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI SOSIAL MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH MODEL MODEL PEMBELAJARAN Yang dibina oleh Bapak Dedi Kuswandi, Dr. M.Pd Oleh RIZKI AL YUSRA 140121807631 UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai salah satu disiplin ilmu yang berhubungan dengan dunia pendidikan yang dapat mengembangkan kemampuan untuk berargumentasi, memberi kontribusi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Landasan Teori 1. Hakikat Belajar Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa

Lebih terperinci

Konsep dan Makna Belajar

Konsep dan Makna Belajar Konsep dan Makna Belajar 1. Konsep Belajar. Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi).

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KURIKULUM INTEGRATIF PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH MENUJU PEMBELAJARAN EFEKTIF SEBUAH ANALISIS KRITIS. Yusuf Hadijaya

PENGEMBANGAN KURIKULUM INTEGRATIF PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH MENUJU PEMBELAJARAN EFEKTIF SEBUAH ANALISIS KRITIS. Yusuf Hadijaya PENGEMBANGAN KURIKULUM INTEGRATIF PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH MENUJU PEMBELAJARAN EFEKTIF SEBUAH ANALISIS KRITIS Yusuf Hadijaya Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sumatera Utara Abstrak:Kurikulum

Lebih terperinci

ASSIGNMENT. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN, ICT, & TEFL 1 Model of Teaching ANDI RIZAL SANI

ASSIGNMENT. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN, ICT, & TEFL 1 Model of Teaching ANDI RIZAL SANI ASSIGNMENT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN, ICT, & TEFL 1 Model of Teaching ANDI RIZAL SANI 414116 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

Bahan Belajar Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Seni Rupa

Bahan Belajar Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Seni Rupa Bahan Belajar Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Seni Rupa Tipe-tipe Kegiatan Belajar 8 tipe belajar (Gagne:1970) 1. Signal Learning (belajar tanda dan isyarat) 2. Stimulus-response learning (belajar

Lebih terperinci

DEFINISI, POSISI DAN FUNGSI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN PAI

DEFINISI, POSISI DAN FUNGSI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN PAI DEFINISI, POSISI DAN FUNGSI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN PAI Disusun oleh: SAIFUL AMIEN DEFINISI MEDIA BAHASA Berasal dari bahasa latin, medium, yang berarti between antara atau perantara Merupakan saluran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa Indonesia. Disana dipaparkan bahwa belajar diartikan sebagai perubahan yang relatif permanen

Lebih terperinci

MODEL IKOL: INOVASI MODEL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA

MODEL IKOL: INOVASI MODEL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA MODEL IKOL: INOVASI MODEL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA Gallant Karunia Assidik Mahasiswa PPs Unnes gallantkarunia@gmail.com Abstrak Model IKOL merupakan perpaduan dua model

Lebih terperinci

METODOLOGI PEMBELAJARAN INOVATIF. blog: Pendidikan Ilmu Komputer Universitas Pendidikan Indonesia

METODOLOGI PEMBELAJARAN INOVATIF. blog:  Pendidikan Ilmu Komputer Universitas Pendidikan Indonesia METODOLOGI INOVATIF dedir@upi.edu blog: http://dedi.staf.upi.edu Pendidikan Ilmu Komputer Universitas Pendidikan Indonesia Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) PBL merupakan model pembelajaran yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya terutama fisiologi hewan (Mulyani, 2009). Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya terutama fisiologi hewan (Mulyani, 2009). Berdasarkan hasil 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep sistem saraf dalam mata pelajaran Biologi SMA merupakan materi yang kompleks dan memiliki banyak keterkaitan dalam informasi didalamnya. Materi sistem saraf

Lebih terperinci

Drs. Rudi Susilana, M.Si Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan - FIP - UPI

Drs. Rudi Susilana, M.Si Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan - FIP - UPI Tujuan Pembelajaran Menjelaskan Pengertian Model Pembelajaran Menjelaskan Ciri-ciri Model Pembelajaran Menjelaskan empat pola pembelajaran Pengertian Model Pembelajaran A. Pengertian Model Kerangka konseptual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap orang membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Undang- Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

Lebih terperinci

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF Dr. Heru Kuswanto Pendahuluan Sesuai dengan jiwa otonomi, pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk mengembangkan silabus dan sistem penilaiannya berdasarkan standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama dalam proses pendidikan di sekolah. Pembelajaran matematika merupakan suatu proses belajar mengajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh sehingga anak lebih dewasa. Berbagai upaya telah dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh sehingga anak lebih dewasa. Berbagai upaya telah dilakukan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam

Lebih terperinci

MENDEFINISIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL. Oleh. Sudrajat. Mahasiswa Prodi Pendidikan IPS PPS Universitas Negeri Yogyakarta

MENDEFINISIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL. Oleh. Sudrajat. Mahasiswa Prodi Pendidikan IPS PPS Universitas Negeri Yogyakarta MENDEFINISIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Oleh Sudrajat Mahasiswa Prodi Pendidikan IPS PPS Universitas Negeri Yogyakarta A. Muqadimah Bagi kebanyakan siswa IPS merupakan mata pelajaran yang membosankan. Mereka

Lebih terperinci

HOW STUDENTS LEARN + COGNITIVE LEARNING THEORY Modul Keterampilan Pembelajaran dan Berfikir Kritis

HOW STUDENTS LEARN + COGNITIVE LEARNING THEORY Modul Keterampilan Pembelajaran dan Berfikir Kritis HOW STUDENTS LEARN + COGNITIVE LEARNING THEORY Modul Keterampilan Pembelajaran dan Berfikir Kritis Putri R. Ayuningtyas putrir.ayuningtyas@unissula.ac.id PENDAHULUAN Mahasiswa diharapkan dapat memahami

Lebih terperinci

PENGARUHMODEL PEMBELAJARANINQUIRY TRAINING TERHADAPHASILBELAJARSISWA PADAMATERI POKOK ELASTISITAS KELAS XI SEMESTER I DI MAN 1 MEDAN T.

PENGARUHMODEL PEMBELAJARANINQUIRY TRAINING TERHADAPHASILBELAJARSISWA PADAMATERI POKOK ELASTISITAS KELAS XI SEMESTER I DI MAN 1 MEDAN T. Vol., No., Mei PENGARUHMODEL PEMBELAJARANINQUIRY TRAINING TERHADAPHASILBELAJARSISWA PADAMATERI POKOK ELASTISITAS KELAS XI SEMESTER I DI MAN MEDAN T.P 3/ Fitriani dan Alkhafi Maas Siregar Program Studi

Lebih terperinci

KONSEP UMUM PSIKOLOGI BELAJAR PAI

KONSEP UMUM PSIKOLOGI BELAJAR PAI KONSEP UMUM PSIKOLOGI BELAJAR PAI PSIKOLOGI BELAJAR Adalah ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip perilaku manusia dalam penerapannya bagi belajar dan pembelajaran Psikologi Belajar memberi kontribusi bagi

Lebih terperinci

Satuan Acara Pembelajaran (SAP)

Satuan Acara Pembelajaran (SAP) SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI PSIKOLOGI F- 0621 Tgl Berlaku : Februari 2014 Issue/Revisi : --- Jml Halaman : 17 Satuan Acara Pembelajaran (SAP) Nama/Kode Mata Kuliah Sistem Kredit Semester

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dalam bertindak, sedangkan sifat tanggung jawab diperlihatkan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dalam bertindak, sedangkan sifat tanggung jawab diperlihatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kompetensi yang diharapkan setelah menempuh Pendidikan Kewarganegaraan adalah dimilikinya seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dari seorang warga

Lebih terperinci

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran 1. Pengertian Belajar Belajar adalah modifikasi atau mempeteguh kelakuan melalui pengalaman, belajar adalah proses dan bukan suatu hasil Belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dwi Widi Andriyana,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dwi Widi Andriyana,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan bergulirnya era globalisasi dalam segala bidang banyak hal berpengaruh terhadap segala aspek kehidupan termasuk pendidikan. Pendidikan merupakan salah

Lebih terperinci

Sunardi, S.S., M.Pd. Alamat Jl. Borobudur Selatan III No. 10 Semarang Barat 50148

Sunardi, S.S., M.Pd. Alamat Jl. Borobudur Selatan III No. 10 Semarang Barat 50148 & Nama Sunardi, S.S., M.Pd. Alamat Jl. Borobudur Selatan III No. 10 Semarang Barat 50148 Pekerjaan Pendidikan Pelatihan Tenaga Pendidik di Program Studi Sastra Inggris Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS)

Lebih terperinci

MODEL SIMULASI DALAM MATA KULIAH STRATEGI PEMBELAJARAN FISIKA

MODEL SIMULASI DALAM MATA KULIAH STRATEGI PEMBELAJARAN FISIKA MODEL SIMULASI DALAM MATA KULIAH STRATEGI PEMBELAJARAN FISIKA Satutik Rahayu Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Mataram Mataram, Indonesia E-mail: satuti4977@yahoo.co.id Abstract The simulation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal senada pun diungkapkan oleh Gunawan (2013, hlm. 48) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Hal senada pun diungkapkan oleh Gunawan (2013, hlm. 48) menyatakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia selain sebagai makhluk individu, juga disebut sebagai makhluk sosial, artinya manusia memerlukan kebutuhan dan kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode ceramah adalah sebagai berikut:

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode ceramah adalah sebagai berikut: Nama : Hana Meidawati NIM : 702011109 1. Metode Ceramah Penerapan metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan tidak asing lagi dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi informasi dan komunikasi berkembang secara cepat seiring dengan globalisasi sehingga interaksi dan penyampaian informasi akan berkembang dengan cepat.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Hasil Belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

IV. Rancangan Kegiatan Pembelajaran :

IV. Rancangan Kegiatan Pembelajaran : SILABUS I. Identitas Mata Kuliah: A. Matakuliah : TEKNOLOGI PEMBELAJARAN BIOLOGI B. Kode/SKS : PBL 03/ C. Semester : 4 D. MK. Prasyarat : E. Dosen : Surachman, MS., dkk. II. Kompetensi : Mahasiswa mampu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Kelompok Menurut Thomas (dalam Bell, 1978), pembelajaran metode proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu tujuan dari pendidikan pada era modern saat ini adalah untuk mengajarkan siswa bagaimana cara untuk mendapatkan informasi dari suatu penelitian, bukan hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Danty (2002:21) menyatakan Manusia yang berkualitas berarti manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Danty (2002:21) menyatakan Manusia yang berkualitas berarti manusia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan Sains dan Teknologi telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan (Nicholl, 2002:17). Pendidikan sains khususnya fisika sebagai bagian dari

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 43 B. TUJUAN 44 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 44 D. UNSUR YANG TERLIBAT 44 E. REFERENSI 44 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 44

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 43 B. TUJUAN 44 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 44 D. UNSUR YANG TERLIBAT 44 E. REFERENSI 44 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 44 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 43 B. TUJUAN 44 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 44 D. UNSUR YANG TERLIBAT 44 E. REFERENSI 44 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 44 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 46 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Salah satu indikator kerusakan lingkungan tersebut didasarkan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Salah satu indikator kerusakan lingkungan tersebut didasarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aspek lingkungan pada dekade ini terus menjadi perhatian utama, perhatian tersebut didasarkan pada kerusakan lingkungan yang semakin meningkat. Salah satu indikator

Lebih terperinci

SILABUS JUDUL MATA KULIAH : KESEHATAN MENTAL NOMOR KODE/SKS : / 2 SKS SEMESTER : 5 DOSEN :

SILABUS JUDUL MATA KULIAH : KESEHATAN MENTAL NOMOR KODE/SKS : / 2 SKS SEMESTER : 5 DOSEN : SILABUS JUDUL MATA KULIAH : KESEHATAN MENTAL NOMOR KODE/SKS : 02075226 / 2 SKS SEMESTER : 5 DOSEN : DESKRIPSI SINGKAT : Mata kuliah ini ruang lingkup, konsep, prinsip, dan batasan mental serta berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Suatu bangsa dikatakan cerdas apabila penduduk dalam suatu bangsa tersebut mampu memajukan negaranya dan ikut berpartisipasi aktif dalam dunia pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengkaji berbagai aspek kehidupan masyarakat secara terpadu, karena memang

I. PENDAHULUAN. mengkaji berbagai aspek kehidupan masyarakat secara terpadu, karena memang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah IPS atau Social Studies adalah salah satu mata pelajaran di sekolah yang mempunyai tugas mulia dan menjadi fondasi penting bagi pengembangan kecerdasan personal,

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN

PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN Dra. Indrawati, M.Pd Drs. Wanwan Setiawan, M.M PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN UNTUK GURU SD Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN SELF CONCEPT SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

MENGEMBANGKAN SELF CONCEPT SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT MENGEMBANGKAN SELF CONCEPT SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT Tina Sri Sumartini Abstrak Dalam pembelajaran, siswa masih kurang memiliki self concept yang positif. Salah satu model pembelajaran

Lebih terperinci

Classroom Meeting sebagai Alternatif Model Pembelajaran dan Pelaksanaannya

Classroom Meeting sebagai Alternatif Model Pembelajaran dan Pelaksanaannya Classroom Meeting sebagai Alternatif Model Pembelajaran dan Pelaksanaannya E. Sulyati, Dra., M.Pd. Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris STBA Sebelas April Sumedang E-mail : e_suly@yahoo.com A. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture. a. Pengertian Model Pembelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture. a. Pengertian Model Pembelajaran 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture 1. Model Pembelajaran a. Pengertian Model Pembelajaran Istilah model sudah sering dipergunakan dalam berbagai bidang kehidupan

Lebih terperinci

Jakarta, Juni 2017 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Hamid Muhammad, Ph.D NIP

Jakarta, Juni 2017 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Hamid Muhammad, Ph.D NIP SAMBUTAN Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan KebuKurikulum 2013 dikembangkan untuk mempersiapkan peserta didik agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan moral bukanlah sebuah gagasan baru. Sebetulnya, pendidikan moral sama tuanya dengan pendidikan itu sendiri. Sejarah di negara-negara di seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi. Untuk mendapat out-put belajar-mengajar yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi. Untuk mendapat out-put belajar-mengajar yang berkualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan belajar-mengajar berlangsung dengan suatu proses pembelajaran dan evaluasi. Untuk mendapat out-put belajar-mengajar yang berkualitas diharapkan kedua proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan alam atau sains adalah pengetahuan yang bersifat rasional dan objektif tentang alam semesta beserta isinya. Pelajaran sains merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan memilih menggunakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak guru yang telah melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak guru yang telah melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Banyak guru yang telah melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui kegiatan diskusi. Diskusi ini biasanya dibangun

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Salah satu tujuan pembelajaran matematika pada sekolah menengah atas adalah siswa memiliki kemampuan memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE PADA MATA PELAJARAN PEKERJAAN MEKANIK DASAR KELISTRIKAN KELAS X DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA SKRIPSI

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE PADA MATA PELAJARAN PEKERJAAN MEKANIK DASAR KELISTRIKAN KELAS X DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA SKRIPSI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE PADA MATA PELAJARAN PEKERJAAN MEKANIK DASAR KELISTRIKAN KELAS X DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN (MIPA) Disampaikan Dalam Seminar Nasional. Pengembangan Pembelajaran MIPA Dan Implementasinya Pada Pelaksanaan KBK

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN (MIPA) Disampaikan Dalam Seminar Nasional. Pengembangan Pembelajaran MIPA Dan Implementasinya Pada Pelaksanaan KBK PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN (MIPA) Disampaikan Dalam Seminar Nasional Pengembangan Pembelajaran MIPA Dan Implementasinya Pada Pelaksanaan KBK Oleh : Nuryani Y. Rustaman (Pengajar FPMIPA Universitas

Lebih terperinci

E-LEARNING PERENCANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PERT-3. Oleh Nanang Khuzaini, S.Pd.Si

E-LEARNING PERENCANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PERT-3. Oleh Nanang Khuzaini, S.Pd.Si E-LEARNING PERENCANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PERT-3 Oleh Nanang Khuzaini, S.Pd.Si PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 2015 KONSEP

Lebih terperinci

BAB II PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING KAITANYA DENGAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA

BAB II PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING KAITANYA DENGAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA 7 BAB II PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING KAITANYA DENGAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA A. Teori Belajar Dan Prestasi Belajar 1. Teori Belajar Menurut Gagne (Dahar, 1996: 11) Belajar dapat didefinisikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pendekatan pembelajaran. (Uno, Hamzah : 2008) dikemukakan oleh para ahli pembelajaran, diantaranya sebagai berikut :

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pendekatan pembelajaran. (Uno, Hamzah : 2008) dikemukakan oleh para ahli pembelajaran, diantaranya sebagai berikut : 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah pola yang digunakan dalam proses pembelajaran yang berisi berbagai teori pelaksanaan pembelajaran yang berkenaan dengan strategi

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMBELAJARAN YANG KREATIF PADA MATA PELAJARAN SAINS FISIKA DI SMP NEGERI 3 KARTASURA

MANAJEMEN PEMBELAJARAN YANG KREATIF PADA MATA PELAJARAN SAINS FISIKA DI SMP NEGERI 3 KARTASURA MANAJEMEN PEMBELAJARAN YANG KREATIF PADA MATA PELAJARAN SAINS FISIKA DI SMP NEGERI 3 KARTASURA Oleh : ROSITA BUDI INDARYANTI NIM : Q. 100040125 Program : Magister Manajemen Pendidikan Konsentrasi : Manajemen

Lebih terperinci

MAKALAH MODEL-MODEL PEMBELAJARAN MODEL PEMBELAJARAN KONSEP

MAKALAH MODEL-MODEL PEMBELAJARAN MODEL PEMBELAJARAN KONSEP MAKALAH MODEL-MODEL PEMBELAJARAN MODEL PEMBELAJARAN KONSEP Dosen Pengampu : Dr. H. Ekawarna, M.Psi Disusun oleh :... PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS DAN KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Aktivitas Belajar Slameto (2001 : 36) berpendapat bahwa penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi difikirkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan No.81a Tahun 2013 Lampiran IV tentang Pedoman

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan No.81a Tahun 2013 Lampiran IV tentang Pedoman 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.81a Tahun 2013 Lampiran IV tentang Pedoman Umum Pembelajaran, pada prinsipnya

Lebih terperinci

KONSEP PENDEKATAN SAINTIFIK

KONSEP PENDEKATAN SAINTIFIK KONSEP PENDEKATAN SAINTIFIK PPT 2.1 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Esensi Pendekatan Saintifik Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat penting dalam rangka meningkatkan serta

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat penting dalam rangka meningkatkan serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia dan tidak bisa terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan merupakan suatu hal yang memiliki

Lebih terperinci

KONSEP KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

KONSEP KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN KONSEP KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN Bicara Kurikulum, Bicara tentang Pendidikan Apa itu Pendidikan? Apa Tujuan Pendidikan? Apa Fungsi Pendidikan? Masalah Apa yang Dihadapi Pendidikan? Bagaimana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar Kegiatan pembelajaran meliputi belajar dan mengajar yang keduanya saling berhubungan. Kegiatan belajar merupakan kegiatan aktif siswa untuk membangun makna atau pemahaman

Lebih terperinci

Kata Kunci : Model Interaktif dan Pembelajaran IPS

Kata Kunci : Model Interaktif dan Pembelajaran IPS MODEL INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN IPS Tin Rustini ABSTRAK Salah satu pembelajaran tujuan IPS yang ingin dikembangkan adalah membentuk siswa menjadi warga negara yang aktif. Dalam hal ini diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber daya manusia merupakan aspek yang dominan terhadap kemajuan suatu bangsa. Manusia dituntut

Lebih terperinci

Program Pascasarjana - UNY TEORI BELAJAR. (Learning Theory) Oleh. Dr. H. MUKMINAN. PPs. UNY /

Program Pascasarjana - UNY TEORI BELAJAR. (Learning Theory) Oleh. Dr. H. MUKMINAN. PPs. UNY / Program Pascasarjana - UNY TEORI BELAJAR (Learning Theory) Oleh Dr. H. MUKMINAN PPs. UNY - 2015/2016 Email: mukminan@yahoo.co.id HP: 08157956800 1 Hand-Out Untuk Perkuliahan Program Doktor (S3) Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu hal penting yang harus dikembangkan dalam upaya meningkatkan kualitas individu. Untuk meningkatkan kualitas tersebut, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Bab I Pasal I Ayat 1 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Bab I Pasal I Ayat 1 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam peningkatan sumber daya manusia dan salah satu kunci keberhasilan dalam pembangunan nasional di Indonesia.

Lebih terperinci

KURIKULUM PROGRAM STUDI PSIKOLOGI PENDIDIKAN JENJANG MAGISTER (S2) SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KURIKULUM PROGRAM STUDI PSIKOLOGI PENDIDIKAN JENJANG MAGISTER (S2) SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KURIKULUM PROGRAM STUDI PSIKOLOGI PENDIDIKAN JENJANG MAGISTER (S2) SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA OLEH TIM PENYUSUN KURIKULUM PROGRAM STUDI PSIKOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci