MODEL PEMBELAJARAN mengkons-truksikan Inkuiri bertanya. masyarakat belajar model refleksi penilaian nyata

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODEL PEMBELAJARAN mengkons-truksikan Inkuiri bertanya. masyarakat belajar model refleksi penilaian nyata"

Transkripsi

1 MODEL PEMBELAJARAN Model pembelajaran merupakan suatu kerangka berpikir yang dipakai sebagai panduan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Macam model pembelajaran meliputi : 1. Pembelajaran Kontekstual ( Contextual Teaching Learning/ CTL) Pembelajaran Kontekstual adalah konsep pembelajaran yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata peserta didik. Dan juga mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Langkah-langkah Pembelajaran Kontekstual ; a. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri dan mengkons-truksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan Inkuiri (menemukan) untuk semua topik. c. Kembangkan sifat ingin tahu peserta didik dengan bertanya. d. Ciptakan masyarakat belajar ( belajar dalam kelompok-kelompok). e. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran. f. Lakukan refleksi di akhir penemuan. g. Lakukan penilaian nyata/yang sebenarnya dengan berbagai cara 2. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Pembelajaran kooperatif, merupakan model pembelajaran dengan peserta didik bekerja sama dalam kelompok kecil yang memiliki kemampuan heterogen. Mereka saling membantu menyelesaikan permasalahan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif dilaksanakan mengikuti tahapan-tahapan sebagai berikut : a. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan perlengkapan pembelajaran. b. Menyampaikan informasi. c. Mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok-kelompok belajar. d. Membantu peserta didik belajar dan bekerja dalam kelompok. e. Evaluasi atau memberikan umpan balik. f. Memberikan penghargaan. 3. Belajar Memecahkan Masalah Dan Penemuan (Problem Solving, Discovery Inquiri) Model pembelajaran ini menerapkan pendekatan berbasis masalah (problem-based approach). Kegiatan pembelajaran model ini dengan jalan melatih peserta didik menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. Strategi instruksional yang digunakan dalam model ini, pada dasarnya bertolak dari esensi strategi : - Problem Solving Learning (Belajar Pemecahan Masalah) - Discovery Learning (Belajar Penemuan menekankan pada pemecahan masalah) - Inquiry Learning (Belajar Inquiri menekankan pada proses investigasi masalah) Dalam hal ini ditetapkan langkah-langkah sebagai berikut: a. Mengidentifikasi Masalah Kebijakan Publik Dalam Masyarakat b. Memilih Suatu Masalah Untuk Dikaji Oleh Kelas c. Mengumpulkan Informasi Yang Terkait Pada Masalah Itu d. Mmengembangkan Portofolio Kelas e. Menyajikan Portofolio f. Melakukan Refleksi Pengalaman Belajar 4. Pembelajaran BerbasisMasalah (Problem Based Learning) Pembelajaran Berbasis Masalah adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga peserta didik dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki ketrampilan untuk memecahkan masalah. Problem Based Learning memadukan berbagai disiplin ilmu dalam memecahkan masalah.

2 Langkah-langkah model Pembelajaran Berbasis Masalah: a. Orientasi peserta didik kepada masalah b. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar (mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas yang berhubungan dengan masalah) c. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya (seperti laporan video dan model) e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Macam-Macam Pembelajaran Berdasarkan Masalah : Pembelajaran Berdasarkan Proyek (Project-Based Learning) melalui proyek tertentu Pembelajaran Berdasarkan Pengalaman (Experience-Based Learning) melalui praktik kerja terstruktur dan penempatan kerja Belajar Otentik (Authentic Learning) melalui tugas-tugas otentik. Pembelajaran Bermakna (Anchored Instruction) melalui kegiatan bermakna Pembelajaran Berbasis Kerja (Work Based Learning) merasakan dunia kerja 5. Resource based learning (Pembelajaran Berbasis Sumber) Terdiri atas : a. Open Learning (Belajar Terbuka) Belajar yang bebas dalam hal waktu, tempat, langkah, cara belajar serta terbuka bagi semua orang, semua umur tanpa terkecuali b. Distance Learning (Belajar Jarak Jauh) Belajar dimana terdapat jarak antara peserta didik dengan penyaji materi belajar. Sumber belajar yang digunakan bisa berupa buku, video, komputer, dll c. Fleksible Learning (Belajar Fleksibel) Cara belajar dengan segala bentuk sumber belajar untuk tujuan tertentu. 6. Quantum Learnuing Pembelajaran Quantum merupakan pembelajaran dengan menciptakan interaksi didalam dan disekitar momen belajar yang menyenangkan, konstruktif, komunikatif, bermakna, serta mengedepankan unsur : kebebasan, santai, menakjubkan, menggairahkan. Prinsip Pembelajaran Quantum : a. Bawalah dunia mereka (pembelajar) ke dalam dunia kita (pengajar), dan antarkan dunia kita (pengajar) ke dalam dunia mereka (pembelajar) b. Segalanya berbicara (semua hal mengirimkan pesan pembelajaran) c. Segalanya betujuan (semua yang terjadi dalam proses pengubahan mempunyai tujuan) d. Berangkat dari pengalaman e. Hargai setiap usaha yang dilakukan dalam pembelajaran f. Rayakan setiap keberhasilan Kerangka pembelajaran quantum menggunakan konsep TANDUR yang merupakan akronim dari : Tumbuhkan : minat dengan mengatakan Apa manfaatnya bagiku? Alami : ciptakan pengalaman umun yang dapat dimengerti semua peserta didik Namai : sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi, sebuah masukan Demonstrasikan : sediakan kesempatan peserta didik untuk menunjukkan bahwa mereka tahu. Ulangi : tunjukkan kepada peserta didik cara mengulang materi dan menegaskan aku tahu bahwa aku memang tahu. Rayakan : pengakuan untuk suatu penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan pengetahuan dan ketrampilan. 7. Model pembelajaran langsung Pembelajaran langsung atau direct instruction dikenal dengan sebutan active teaching atau juga whole class teaching. Penyebutan tersebut mengacu pada gaya mengajar dimana guru terlibat aktif dalam mengusung isi pembelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya secara langsung kepada seluruh kelas. Ciri-Ciri pada Pembelajaran Langsung Model pembelajaran langsung mempunyai ciri-ciri, antara lain : Proses pembelajaran didominasi oleh keaktifan guru. Suasana kelas ditentukan oleh guru sebagai perancang kondisi. Lebih mengutamakan keluasan materi ajar daripada proses terjadinya pembelajaran. Materi ajar bersumber dari guru.

3 Langkah : a. Fase establising set : menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik b. Fase domonstrating : mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan c. Fase giuded practice : merencanakan dan memberi pelatihan awal d. Fase feed back : mengecek pemahaman kemudian memberi umpan balik e. Fase extended practice : memberi kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dalam kahidupan 8. Student Teams-Achievement Division (STAD) STAD atau Tim Pebelajar-Kelompok Prestasi, merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Dalam STAD pebelajar dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dengan anggota 4-5 orang, dan setiap kelompok haruslah heterogen. Pembelajar menyajikan pelajaran, dan kemudian pebelajar bekerja di dalam tim mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh peserta didik dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu. Dalam STAD, penghargaan kelompok didasarkan atas skor yang didapatkan oleh kelompok dan skor kelompok ini diperoleh dari peningkatan individu dalam setiap kuis. Sumbangan poin peningkatan peserta didik terhadap kelompoknya didasarkan atas ketentuan Skor Kuis Poin peningkatan > 10 point di bawah skor dasar 1-10 point di bawah skor dasar Skor dasar - 10 poin di atas skor dasar > 10 poin di atas skor dasar Hasil sempurna (tidak mempertimbangkan skor dasar) 30 Skor kelompok untuk setiap kelompok didasarkan pada sumbangan poin peningkatan yang diperoleh oleh setiap anggota kelompok yaitu dengan menjumlah seluruh poin peningkatan anggota kelompok dibagi dengan jumlah anggota kelompok. Satu periode penilaian (3 4 minggu) Secara singkat langkah-langkah pembelajaran STAD terdiri atas: a. Membentuk kelompok heterogen a 4-5 orang anggotanya b. Guru menyajikan pelajaran c. Guru memberi tugas kelompok d. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat menjawab kuis, tidak dibolehkan peserta didik saling membantu. e. Memberi evaluasi f. Penghargaan kelompok g. Kesimpulan 9. Teams-Gamnes-Tournaments (TGT) Dalam Kooperatif tipe TGT atau Pertandingan-Permainan-Tim, pebelajar memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin pada skor tim mereka. Tiaptiap pebelajar akan mengambil sebuah kartu yang diberi angka dan berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka tersebut. Ada 5 (lima) komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu: a. Penyajian kelas Pada awal pembelajaran pembelajar menyampaikan materi dalam penyajian kelas b. Kelompok (team) Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang pebelajar yang anggotanya heterogen. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi / mengerjakan tugas bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game. c. Game Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat pebelajar dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Game dilakukan padatiap meja tournament. Secara bergiliran peserta didik mengambil sebuah kartu nomor dan membacakan soal tersebut. Peserta didik yang membaca soal mendapatkan kesempatan pertama untuk menjawab pertanyaan tersebut. Peserta didik lain (sebagai penantang) yang berada disebelah

4 kirinya jika menganggap jawaban yang diberikan tadi salah, maka ia boleh menantang dan memberikan jawaban yang berbeda. kemudian jawaban peserta didik dicocokkan dengan kunci jawaban yang telah tersedia dimeja tournament. Pemain yang memberikan jawaban yang benar menyimpan kartu tersebut. Apabila tidak ada satu pun jawaban yang benar, kartu tersebut dikembalikan ketumpukan permainan berlanjut sampai waktu yang ditetapkan guru, sampai jam pelajaran habis atau tumpukan kartu habis. d. Turnamen Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah pembelajar melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Pada turnamen pertama pembelajar membagi pebelajar ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga pebelajar tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga pebelajar selanjutnya pada meja II dan seterusnya. e. Team Recognize (penghargaan kelompok) Pembelajar kemudian mengumumkan kelompok yang menang (total skor tertinggi/kartu terbanyak dari perolehan anggota di tiap meja turnamen) dan memberikan penghargaan/hadiah 10. Jigsaw (Tim Ahli) Dalam penerapan kooperatif tipe jigsaw, peserta didik dibagi berkelompok dengan lima atau enam anggota kelompok belajar heterogen. Setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari, menguasai bagian tertentu bahan yang diberikan kemudian menjelaskan pada anggota kelompoknya. Para anggota dari kelompok lain yang bertugas mendapat topik yang sama berkumpul dan berdiskusi tentang topik tersebut. Kelompok ini disebut kelompok ahli. Kemudian anggota tim ahli kembali ke kelompok asal dan mengajarkan apa yang telah dipelajarinya dan didiskusikan didalam klompok ahlinya untuk diajarkan kepada teman kelompoknya sendiri. Secara singkat, langkah-langkah pembelajaran Jigsaw terdiri atas : a. Peserta didik dikelompokkan menjadi beberapa kelompok heterogen a 4-5 orang b. Tim anggota dalam kelompok/tim diberi bagian materi yang berbeda c. Anggota dari tim tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka d. Jika kelompok ahli selesai mendiskusikan tugasnya, maka anggota kelompok kembali ke kelompok asal/semula (home teams) untuk mengajar anggota lainnya pada kelompok semula tentang sub bab yang ia diskusikan. e. Tiap kelompok/tim ahli mempresentasikan hasil diskusi f. Guru memberi kesimpulan 11. Think-Pair-Share (TPS) Kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) atau berpikir-berpasangan-berbagi memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi pebelajar waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain. Think Pair Share terdiri dari 3 tahapan yakni : Tahap-1: Thinking (berpikir), Tahap-2: Pairing (berpasangan), Tahap-3: Sharing (berbagi). Ada beberapa variasi dari model think pair share ini yakni : Export to think : menekankan pada kegiatan berfikir Write pair share : menekankan pada kegiatan menulis berpasangan Think pair square : menekankan pada berfikir oleh 4 orang Write pair square : menekankan pada menulis oleh 4 orang a. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai b. Peserta didik secara individu diminta untuk berfikir tentang materi/ permasalahan yang disampaikan guru c. Peserta didik diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing d. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok membagikan / mengemukakan hasil diskusinya e. Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para peserta didik f. Guru memberi kesimpulan

5 12. Group Investigation (GI) Pada model kooperatif tipe group investigation, sejak awal peserta didik dilibatkan mulai dari tahap perencanaan baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Pengelompokan peserta didik dapat didasarkan pada kesenangan berteman atau kesamaan minat. Para peserta didik memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti/melakukan investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan. Secara singkat langkah-langkah group investigation adalah sbb. : a. Guru membagi kelas dalam beberapa 5-6 orang secara heterogen b. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok c. Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain d. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif yang bersifat penemuan. e. Setelah selesai mengumpulkan informasi dan berdiskusi, juru bicara kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompok. f. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan 13. Numbered-Head-Together (NHT) Numbered-Head-Together (NHT) atau Penomoran-Berpikir-Bersama merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang sejenis dengan TPS. Sebagai gantinya mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, pembelajar menggunakan 4 tahap dalam NHT yakni : Tahap Penomoran, Tahap Mengajukan Pertanyaan, Tahap Berpikir Bersama., Tahap Menjawab. a. Peserta didik dibagi dalam kelompok, setiap peserta didik dalam setiap kelompok mendapat nomor b. Guru memberikan tugas (pertanyaan) dan masing-masing kelompok mengerjakannya c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/ mengetahui jawabannya d. Guru memanggil salah satu nomor peserta didik dan peserta didik yang nomornya dipanggil melaporkan hasil kerjasama diskusi kelompoknya atau menjawab pertanyaan dari guru. e. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain, dst f. Kesimpulan 14. Kepala Bernomor Struktur Pembelajaran kooperatif yang merupakan modifikasi dari Numbered-Head-Together (NHT) a. Peserta didik dibagi dalam kelompok. Setiap peserta didik dalam setiap kelompok mendapat nomor b. Penugasan diberikan kepada setiap peserta didik berdasarkan nomor terhadap tugas yang berangkai. Misalnya : peserta didik nomor satu bertugas mencatat soal. Peserta didik nomor dua mengerjakan soal dan peserta didik nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya. c. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Peserta didik disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa peserta didik bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini peserta didik dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka d. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain e. Kesimpulan 15. Kancing gemerincing (talking chips) Model kooperatif ini mengembangkan hubungan timbal balik antara angota kelompok dengan didasari adanya kepentingan yang sama. Tiap anggota mendapatkan chips yang berbeda yang harus digunakan setiap l kali mereka ingin berbicara mengenai ; menyatakan keraguan, menjawab pertanyaan, bertanya, mengungkapkan ide, mengklarifikasi peryataan, mengklarifikasi ide, merangkum, mendorong partisipasi angota lainnya. Model ini juga bisa diterapkan pada peserta didik secara individu. Tiap peserta didik diberi 2-3 chips yang nantinya dapat digunakan sampai beberapa kali pertemuan pembelajaran.

6 Langkah-langkah Pelaksanaan Tipe kancing gemerincing a. Pengelompokan peserta didik suatu kelas menjadi kelompok-kelompok kecil anak) b. Menyiapkan satu kotak berisi benda-benda kecil seperti potongan sedotan, kelereng kecil, dan sebagainya yang berfungsi sebagai tanda untuk anggota kelompok yang akan mengemukakan pendapat. c. Membagikan benda-benda kecil tersebut dengan jumlah yang sama kepada tiap anggota kelompok. Jumlahnya tergantung pada tingkat kesulitan tugas yang diberikan d. Memulai proses belajar mengajar Pada proses ini setiap kali peserta didik mengeluarkan pendapat dalam kelompoknya, dia harus menyerahkan salah satu benda yang dipegangnya dengan diletakan ditengah-tengah kelompok. Apabila benda yang dipegang seorang peserta didik telah habis, maka dia tidak bisa mengemukakan pendapat lagi sampai semua temannya dalam kelompok tersebut menghabiskan benda yang dipegang mereka. Jika semua benda yang dipegang sudah habis sedangkan tugas belum selesai, maka kelompok bisa mengambil kesepakatan untuk membagi kembali bendabenda kecil tersebut dan mengulangi prosedurnya kembali tanpa mengabaikan waktu pengajaran. Guru pada proses ini berperan sebagai fasilitator dan motivator. e. Presentasi hasil diskusinya di depan kelas. f. Melakukan evaluasi 16. The Power of Two Model belajar kekuatan berdua (the power of two) termasuk bagian dari belajar kooperatif dimana pebelajar belajar dalam kelompok kecil dengan menumbuhkan kerja sama secara maksimal dengan anggota dua orang (berpasangan) untuk mencapai kompentensi dasar". Prosedur model pembelajaran ini sebagai berikut: a. Guru memberi peserta didik satu atau lebih pertanyaan yang membutuhkan refleksi dan pikiran. b. Guru meminta peserta didik untuk menjawab pertanyaan sendiri-sendiri c. Setelah semua melengkapi jawabannya, guru membentuk peserta didik ke dalam pasangan dan meminta mereka untuk berbagi (sharing) jawabannya dengan jawaban yang dibuat teman yang lain. d. Guru meminta pasangan tadi untuk membuat jawaban baru untuk masing-masing pertanyaan dengan memperbaiki respons masing-masing individu. e. Ketika semua pasangan selesai menulis jawaban baru, guru membandingkan jawaban dari masing-masing pasangan ke pasangan yang lain. f. Kesimpulan 17. TS-TS (Two Stay Two Stray) Pembelajaran Two Stay Two Stray (2 Tinggal-2 Tamu) adalah dengan cara peserta didik berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan kelompok lain. 2 anak sebagai tamu bertugas mencari informasi/materi dari kelompok lain lalu melaporkannya ke kelompok mereka, sementara 2 sisanya membagikan hasil kerja kelompok mereka ke tamu dari kelompok lain a. Peserta didik bekerja sama dalam kelompok yang berjumlah 4 (empat) orang b. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing menjadi tamu kedua kelompok yang lain c. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi ke tamu mereka d. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain e. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka f. Kesimpulan 18. Talking stik Talking stick termasuk salah satu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah peserta didik mempelajari materi pokoknya. Langkah-langkah penerapannya dapat dilakukan sebagai berikut. a. Guru membentuk kelompok yang terdiri atas 5 orang.

7 b. Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya 20 cm. c. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pelajaran. d. Peserta didik berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam wacana. e. Setelah kelompok selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru mempersilahkan anggota kelompok untuk menutup isi bacaan. f. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu anggota kelompok, setelah itu guru memberi pertanyaan dan anggota kelompok yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru. g. Peserta didik lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika anggota kelompoknya tidak bisa menjawab pertanyaan. h. Guru memberikan kesimpulan. 19. Inside-outside-circle /IOC Model pembelajaran dengan mengajak peserta didik membentuk lingkaran kecil dan lingkaran besar. Peserta didik saling membagi informasi pada saat yang bersamaan, dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur a. Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar b. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke dalam c. Dua orang peserta didik yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan d. Kemudian peserta didik yang berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara peserta didik yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam. e. Sekarang giliran peserta didik yang berada di lingkaran besar yang membagi informasi. Demikian seterusnya 20. Tari Bambu (Bamboo Dancing) Model ini hampir sama dengan model insid-outside circle. Perbedaannya hanya pada cara mebuat jajaran. Pada tali bambu jajaran tidak berbentuk lingkaran luar dan dalam melainkan menbentuk garis yang sejajar a. Separuh kelas atau seperempat jika jumlah peserta didik terlalu banyak berdiri berjajar. Jika ada cukup ruang mereka bisa berjajar di depan kelas. Kemungkinan lain adalah peserta didik berjajar di sela-sela deretan bangku. Cara yang kedua ini akan memudahkan pembentukan kelompok karena diperlukan waktu relatif singkat. b. Separuh kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang pertama c. Dua orang peserta didik yang berpasangan dari kedua jajaran berbagi informasi. d. Kemudian satu atau dua peserta didik yang berdiri di ujung salah satu jajaran pindah ke ujung lainnya di jajarannya. Jajaran ini kemudian bergeser. Dengan cara ini masing-masing peserta didik mendapat pasangan yang baru untuk berbagi. Pergeseran bisa dilakukan terus sesuai dengan kebutuhan 21. Time Token Model ini digunakan untuk melatih dan mengembangkan keterampilan sosial agar peserta didik tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali. Langkahnya adalah kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi, tiap peserta didik diberi kupon bahan pembicaraan (1 menit), peserta didik berbicara (pidato-tidak membaca) berdasarkan bahan pada kupon, setelah selesai kupon dikembalikan. a. Kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative learning / CL) b. Tiap peserta didik diberi kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik. Tiap peserta didik diberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan. c. Bila telah selesai bicara kupon yang dipegang peserta didik diserahkan. Setiap bebicara satu kupon.

8 d. Peserta didik yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Yang masih pegang kupon harus bicara sampai kuponnya habis. e. Sehingga semua peserta didik memiliki hak bicara yang sama, dan sampai semua peserta didik berbicara ( berpendapat) f. Guru dan peserta didik membuat kesimpulan bersama dari hasil diskusi 22. Make-A Match (Mencari pasangsan) Model Pembelajaran Make a Match artinya model pembelajaran Mencari Pasangan. Setiap peserta didik mendapat sebuah kartu (bisa soal atau jawaban), lalu secepatnya mencari pasangan yang sesuai dengan kartu yang ia pegang. a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban b. Setiap peserta didik mendapat satu kartu c. Tiap peserta didik memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang d. Setiap peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban) e. Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin f. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya. g. Kesimpulan 23. Bertukar pasangan Model pembelajaran bertukar pasangan memungkinkan peserta didik untuk melakukan pertukaran informasi sehingga mendapatkan informasi tambahan tentang suatu materi dari pasangan yang lain. Biasanya materi yang cocok untuk model ini adalah materi-materi yang memerlukan pertukaran informasi dan membahas informasi serta membahas konsep-konsep. a. Setiap peserta didik mendapat satu pasangan (guru bisa menunjuk pasangannya atau peserta didik memilih sendiri pasangannya). b. Guru memberikan tugas dan peserta didik mengerjakan tugas dengan pasangannya. c. Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain. d. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban mereka. e. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula. f. Penutup 24. Pair Checks Model pembelajaran dengan Peserta didik berkelompok berpasangan sebangku, salah seorang berperan menyajikan persoalan dan nantinya mengecheck kebenaran jawaban, dan teman satunya mengerjakan. Kemudian dilanjutkan dengan pertukaran tugas/peran a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai b. Peserta didik berkelompok berpasangan sebangku c. Dalam 1 kelompok, salah satu peserta didik sebagai penyaji soal dan satunya lagi sebagai yang mengerjakan. d. Penyaji soal bertugas menyajikan persoalan serta mengecheck kebenaran jawaban dari peserta didik yang mengerjakan e. Kemudian kedua peserta didik salang bertukar peran f. Guru membuat kesimpulan. 25. Keliling Kelompok Model Pembelajaran Round Club Atau Keliling Kelompok adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerjasama saling membantu mengkontruksi konsep. Menyelesaikan persoalan atau inkuiri. Setiap anggota kelompok wajib mengungkapkn hasil pemikiran secara bergantian

9 Langkah-langkah a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompotensi dasar b. Guru membagi peserta didik menjadi kelompok c. Guru memberikan tugas atau lembar kerja d. Salah satu peserta didik dalam masing-masing kelompok menilai dengan memberikan pandangan dan pemikiran mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan e. Peserta didik berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya f. Demikian seterusnya giliran bicara bisa dilaksanakan arah perputaran jarum jamk atau dari kiri ke kanan 26. Rotating trio exchange Model ini merupakan cara peserta didik untuk mendiskusikan permasalahan dengan beranggotakan tiga orang. Penerapan tehnik merotasi pertukaran pendapat kelompok tiga orang ini diarahkan pada materi pelajaran (kompetensi dasar)yang akan diajarkan dikelas. Prosedur pelaksanaan Rotating Trio Exchange antara lain: a. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai b. Pembentukan kelompok oleh guru yang terdiri dari 3 orang peserta didik.masing-masing diberi simbol 0,1, dan 2. Setelah terbentuk kelompok maka guru memberikan bahan diskusi untuk dipecahkan trio tersebut. c. Selanjutnya berdasarkan waktu maka peserta didik yang mempunyai simbol 1 berpindah searah jarum jam dan simbol 2 sebaliknya,berlawanan jarum jam. Sedangkan nomor 0 tetap di tempat. d. Guru memberikan pertanyaan baru untuk didiskusikan oleh triobaru tersebut e. Rotasikan kembali peserta didik seusai setiap pertanyaan yang disiapkan. f. Penyajian hasil diskusi oleh kelompok g. Menyimpulkan 27. Group resume Biasanya resume menggambarkan hasil yang telah dicapa oleh individu. Melalui model ini peserta didik akan lebih saling mengenal serta resume harus mencakuop informasi yang menjual kelompok. Data resume dapat berupa : latar belakang pendidikan, kursus yang diikuti, pemahaman tentang mapel yang dikuasai, pengalaman kerja, ketrampilan, hobi, bakat, dll Langkah-langkahnya antara lain: a. Kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok yang terdiri dari 3-6 orang peserta didik. b. Guru memberikan penekanan bahwa mereka adalah kelompok yang bagus,baik bakat ataupun kemampuannya di kelas. c. Kelompok-kelompok tersebut membuat kesimpulan yang di dalamnya terdapat data-data latar belakang pendidikan, pengetahuan akan isi kelas,pengalaman kerja, kedudukan yang dipegang sekarang, keterampilan,hobby, bakat dan lain-lain. d. Setiap kelompok mempresentasikan 28. Listening team Dalam kegiatan ini,dibentuk kelompok-kelompok kecil yang bertanggung jawab menjelaskan materi pembelajaran sesuai tugas masing-masing kelompok, hampir sama dengan Model Jigsaw, namun dalam Listening Team disini tidak ada pertukaran anggota tim. Berikut ini adalah prosedur proses pembelajaran dari Listening Team a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai b. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa c. Bagi seluruh peserta didik menjadi minimal 4 Tim. Masing-masing tim mempunyai peran dan tugas masing-masing - Penanya, Tugasnya : Setelah pelajaran yang umumnya dipenuhi oleh kegiatan Ceramah, paling tidak penanya menyuguhkan 2 pertanyaan tentang apa yang baru saja mereka dengarkan. - Pendukung : Tugasnya : Menanyakan poin-poin mana yang mereka sepakati. ( seluruh anggota tim "Orang yang Setuju" ini harus memang benar-benar setuju terhadap poin yang akan mereka utarakan. Dan juga mereka harus mengutakan alasan "mengapa kami setuju" - Penentang : Tugasnya : Sama tugasnya dengan tim "Orang Yang Setuju", hanya saja terhadap poin yang tidak mereka setujui.

10 - Pemberi Contoh, tugasnya : memberikan contoh-contoh khusus atau aplikasi dari materi yang telah di ceramahakan oleh guru - Pembagian tugas juga dapat berupa : team penanya, penjawab 1, penjawab 2 (dengan perspektif yang berbeda, pengambil kesimpulan d. Tiap kelompok diberikan Lembar kerja untuk dikerjakan sesuai tugas kelompok mereka. e. Setelah selesai beri waktu Tim untuk menyelesaikan tugas mereka masing masing, minta tiap kelompok menyajikan hasil pekerjaan mereka 29. Cooperative Script (Skrip kooperatif) Model belajar dimana peserta didik bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari a. Guru membagi peserta didik untuk berpasangan b. Guru membagikan wacana/materi tiap peserta didik untuk dibaca dan membuat ringkasan c. Guru dan peserta didik menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar d. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar : Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap; Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya e. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas. f. Kesimpulan Peserta didik bersama-sama dengan guru 30. Role Playing (Bermain Peran) adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan peserta didik. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan peserta didik dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Pembelajaran ini lebih menekankan terhadap masalah yang diangkat dalam pertunjukan, dan bukan pada kemampuan pemain dalam melakukan permainan peran a. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan b. Menunjuk beberapa peserta didik untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum KBM c. Guru membentuk kelompok peserta didik yang anggotanya 5 orang d. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai e. Memanggil para peserta didik yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan f. Masing-masing peserta didik berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan g. Setelah selesai ditampilkan, masing-masing peserta didik diberikan lembar kerja untuk membahas penampilan masing-masing kelompok. h. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya i. Guru memberikan kesimpulan secara umum 31. Examples Non Examples Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contohcontoh dapat dari kasus / gambar/diagram/tabel yang relevan dengan KD. sajikan gambar ditempel atau pakai OHP, dengan petunjuk guru peserta didik mencermati sajian, Strategi model ini dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari example dan non-example dari suatu definisi konsep yang ada Example memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi. Non-example memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas. a. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran b. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP/In Focus

11 c. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada peserta didik untuk memperhatikan/menganalisa gambar d. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas e. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya f. Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai g. Kesimpulan 32. Artikulasi Model pembelajaran Artikulasi merupakan model yang prosesnya seperti pesan berantai, artinya apa yang telah diberikan Guru, seorang peserta didik wajib meneruskan menjelaskannya pada peserta didik lain (pasangan kelompoknya). Pada model pembelajaran ini. Peserta didik dituntut untuk bisa berperan sebagai penerima pesan sekaligus berperan sebagai penyampai pesan. Peserta didik dibentuk menjadi kelompok kecil yang masing-masing peserta didik dalam kelompok tersebut mempunyai tugas mewawancarai teman kelompoknya tentang materi yang baru dibahas. a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai b. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa c. Untuk mengetahui daya serap peserta didik, dibentuklah kelompok berpasangan dua orang d. Menugaskan salah satu peserta didik dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya e. Menugaskan peserta didik secara bergiliran / diacak menyampaikan penjelasan teman pasangannya. Sampai sebagian peserta didik sudah menyampaikan penjelasannya f. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami peserta didik g. Kesimpulan 33. Picture And Picture Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis. langkah-langkah : a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai b. Menyajikan materi sebagai pengantar c. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi d. Guru menunjuk / memanggil peserta didik secara bergantian memasang/ mengurutkan gambargambar menjadi urutan yang logis e. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut f. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai g. Kesimpulan/rangkuman 34. Snowball Throwing Model Snowball Throwing (Bola Salju Bergulir) merupakan salah satu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pendekatan kontekstual (CTL). Snowball Throwing dapat diartikan sebagai model pembelajaran dengan menggunakan bola pertanyaan dari kertas yang digulung bulat berbentuk bola kemudian dilemparkan secara bergiliran di antara sesama anggota kelompok a. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan b. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi c. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya d. Masing-masing peserta didik diberi satu lembar kertas, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok

12 e. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu peserta didik ke peserta didik yang lain selama ± 5 menit f. Setelah peserta didik dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian g. Kesimpulan 35. Concept Sentence Consepct sentence merupakan salah satu teknik dari cooperative Learning,dimana peserta didik belajar dengan kelompoknya untuk membuat beberapa kalimat sesuai dengan kata kunci yang telah diberikan oleh guru kepada peserta didik.pembentukan kelompok didasarkan pada kartu kata yang dimiliki oleh setiap peserta didik. a. Guru menyampaikan kompentensi yang ingin dicapai. b. Guru menyajikan materi secukupnya. c. Guru membentuk kelompok yang anggotanya ± 4 orang secara heterogen. d. Guru menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi yang disajikan. e. Tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal 4 kata kunci setiap kalimat. f. Hasil diskusi kelompok didiskusikan kembali secara pleno yang dipandu oleh Guru. g. Kesimpulan. 36. Complette Sentence Model pembelajaran complete sentence adalah model pembelajaran dimana peserta didik belajar melengkapi paragraf yang belum sempurna dengan menggunakan kunci jawaban yang tersedia. Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut : a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. b. Guru Menyampaikan materi secukupnya atau peserta didik disuruh membacakan buku atau modul dengan waktu secukupnya. c. Guru membentuk kelompok 2 atau 3 orang secara heterogen. d. Guru membagikan lembar kerja berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap. e. Peserta didik berdiskusi untuk melengkapi kalimat dengan kunci jawaban yang tersedia. f. Peserta didik berdiskusi secara berkelompok. g. Setelah jawaban didiskusikan, jawaban yang salah diperbaiki. Tiap peserta membaca sampai mengerti atau hafal. h. Kesimpulan. 37. Mind Mapping Peta pikiran ( mind Mapping ) adalah satu teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual. Peta pikiran memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belah otak, maka akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, symbol, bentuk dan sebagainya. Peta pikiran yang dibuat oleh peserta didik dapat divariasikan setiap hari. a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai b. Guru mengemukakan konsep /permasalahan yang akan ditanggapi oleh peserta didik dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban c. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang d. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi e. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru f. Dari data-data di papan peserta didik diminta membuat kesimpulan atau guru memberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru 38. Tebak Kata

13 Model pembelajaran tebak kata adalah model pembelajaran yang menggunakan media kartu teka-teki yang berpasangan dengan kartu jawaban teka-teki. Permainan tebak kata dilaksanakan dengan cara peserta didik menjodohkan kartu soal teka-teki dengan kartu jawaban yang tepat. Media : Buat kartu ukuran 10 X 10 cm dan isilah ciri-ciri atau kata-kata lainnya yang mengarah pada jawaban (istilah) pada kartu yang ingin ditebak. Buat kartu ukuran 5 X 2 cm untuk menulis kata-kata atau istilah yang mau ditebak (kartu ini nanti dilipat dan ditempel pada dahi atau diselipkan di telinga). a. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai atau materi ± 45 menit. b. Guru menyuruh peserta didik berdiri berpasangan di depan kelas c. Seorang peserta didik diberi kartu yang berukuran 10 x 10 cm yang nanti dibacakan pada pasangannya. Seorang peserta didik yang lainnya diberi kartu yang berukuran 5 x 2 cm yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau diselipkan ditelinga. Peserta didik yang membawa kartu 10 x 10 cm membacakan kata-kata yang tertulis didalamnya sementara pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10 x 10 cm. Jawaban tepat bila sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan tsb. d. Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu) maka pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan, peserta didik boleh mengarahkan dengan katakata lain asal jangan langsung memberi jawabannya. e. Dan seterusnya Contoh Kartu - 1 Aku sebuah perusahaan Tanggung-jawabku tidak terbatas Aku dimiliki oleh 1 orang Struktur organisasiku tidak resmi Bila untung dimiliki, diambil sendiri NAH SIAPA AKU? JAWAB : Perusahan Perseorangan LATAR BELAKANG TIMBULNYA KOPERASI INDONESIA Kata Konsep Penjajahan UU Kep/stb NO 91 Tahun 1992 Penderitaan Asas Demokrasi Kemiskinan Ekonomi Rakyat Solidaritas Alat Distribusi Organisasi Koperasi Asas Pancasila Aria Wirya Atmaja UUD 1945 Pasal 23 Bank Penolong & tabungan UU No 12 Tahun 1997 Koperasi Simpan Pinjam UU No 25 Tahun 1992 Budi Utomo Serikat Dagang Islam Tugas : a. Buatlah sekurang-kurangnya lima kalimat menurut pendapatmu sendiri. Secara ringkas harus mencakup paling sedikit 4 kata dari daftar di atas dan setiap kata dapat dipakai berulang-ulang b. Kerja kelompok : Diskusikanlah kalimat-kalimat anda apabila kalimat anda sudah benar c. Hasil diskusi kelompok. Didiskusikan kembali untuk mendapatkan Kesimpulan 39. Word Square Model Pembelajaran Word Square merupakan model pembelajaran yang memadukan kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokan jawaban pada kotakkotak jawaban. Mirip seperti mengisi Teka-Teki Silang tetapi bedanya jawabannya sudah ada namun disamarkan dengan menambahkan kotak tambahan dengan sembarang huruf/angka penyamar atau pengecoh.

14 Media : * Buat kotak sesuai keperluan * Buat soal sesuai kompetensi yang ingin dicapai Langkah-langkah Model Pembelajaran Word Square adalah sebagai berikut : a. Guru menyampaikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai. b. Guru membagikan lembaran kegiatan sesuai contoh. c. Peserta didik menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban secara vertikal, horizontal maupun diagonal. d. Berikan poin setiap jawaban dalam kotak. CONTOH JAWABAN (Untuk Mapel PKn) S Y E N I E K K K A G U A N D M E N N B A R T I R T D G A N R N R S U S U D G T U T G R Z I O O L S A I U I N R P A I P A N F I A S O L I O A U S R I N H B C N U Contoh Soal : 1. Asas dalam menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan tempat orang tersebut dilahirkan disebut asas 2. Negara Indonesia memakai asas kewarganegaraan berdasarkan keturunan yang disebut asas ius 3. Seseorang yang mempunyai dua kewarganegaraan dari dua Negara yang berbeda disebut Hak dimiliki seseorang untuk memilih kewarganegaraannya disebut hak Penentuan kewarganegaraan seseorang berdasarkan kelahiran dan 40. Scramble Model pembelajaran scramble tampak seperti model pembelajaran word square, bedanya jawaban soal tidak dituliskan di dalam kotak-kotak jawaban, tetapi sudah dituliskan, namun dengan susunan yang acak, jadi peserta didik bertugas mengoreksi (membolak-balik huruf) jawaban tersebut sehingga menjadi jawaban yang tepat / benar. Media : 1. Buatlah pertanyaan yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai 2. Buat jawaban yang diacak hurufnya a. Guru menyajikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai b. Membagikan lembar kerja sesuai contoh Susunlah huruf-huruf pada kolom B sehingga merupakan kata kunci (jawaban) dari pertanyaan kolom A. Contoh lembar kerja siswa : Susunlah huruf-huruf pada kolom sehingga merupakan kata kunci (jawaban) dari pertanyaan kolom A. No A B Sebuah benda langit berupa bola gas (hydrogen dan helium) yang bercahaya / berpijar dan mempunyai suhu sekitar 6000 o C, disebut Peredaran planet mengelilingi matahari, disebut.. Planet yang merupakan planet paling dekat dengan matahari, yaitu. Ratamhai Olusicer Suirukrem

15 4 Planet apa yang disebut juga planet merah, yaitu. Arms 41. Take And Give Model Pembelajaran menerima dan memberi (Take and Give) merupakan model pembelajaran yang menuntut peserta didik mampu memahami materi pelajaran yang diberikan guru dan teman sebayanya (peserta didik lain) melalui media kartu. Media : Kartu ukuran ± 10 x 15 cm sejumlah peserta. Tiap kartu berisi sub materi (yang berbeda dengan kartu yang lainnya), materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai Kartu contoh sejumlah peserta didik Contoh Kartu : a. Siapkan kelas sebagaimana mestinya b. Jelaskan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai c. Untuk memantapkan penguasaan peserta tiap peserta didik diberi masing-masing satu kartu untuk dipelajari (dihapal) lebih kurang 5 menit d. Semua peserta didik disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling memberi informasi. Tiap peserta didik harus mencatat nama pasangannya pada kartu contoh. e. Demikian seterusnya sampai tiap peserta dapat saling memberi dan menerima materi masingmasing (take and give). f. Untuk mengevaluasi keberhasilan berikan peserta didik pertanyaan yang tak sesuai dengan kartunya (kartu orang lain). g. Strategi ini dapat dimodifikasi sesuai keadaan h. Kesimpulan 42. Student Facilitator and Explaining Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining merupakan model pembelajaran dimana peserta didik / peserta didik belajar mempresentasikan ide atau pendapat pada rekan peserta didik lainnya. a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai b. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi c. Memberikan kesempatan peserta didik untuk menjelaskan kepada peserta didik lainnya misalnya melalui bagan/peta konsep. d. Guru menyimpulkan ide/pendapat dari peserta didik. e. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu. f. Penutup 43. Course Review Horay Model course review horay merupakan suatu metode pembelajaran dengan pengujian pemahaman peserta didik menggunakan soal dimana jawaban soal dituliskan pada kartu atau kotak yang telah dilengkapi nomor dan untuk peserta didik atau kelompok yang mendapatkan jawaban atau tanda dari jawaban yang benar terlebih dahulu harus langsung berteriak horay atau menyanyikan yel-yel kelompoknya. a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai b. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi c. Memberikan kesempatan peserta didik tanya jawab d. Guru membagi peserta didik dalam kelompok-kelompok. e. Untuk menguji pemahaman, peserta didik disuruh membuat kotak sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing peserta didik

16 f. Guru membaca soal secara acak dan peserta didik menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar ( ) dan salah diisi tanda silang (x) g. Peserta didik yang sudah mendapat tanda ( ) vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak horay atau yel-yel lainnya h. Nilai peserta didik dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh i. Kesimpulan 44. Explicit Instruction Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan cara belajar peserta didik tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. a. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik b. Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan c. Membimbing pelatihan d. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik e. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan f. Kesimpulan g. Evaluasi 45 Debat Kegiatan yang menekankan pada keaktifan peserta didik untuk memberikan argumen atau mempertahankan argumennya ataupun kelompoknya. Melalui model ini peserta didik dituntut untuk dapat berfikir secara kritis dan saling bekerja sama dalam kelompok untuk mempertahankan pendapat kelompok. a. Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yang lainnya kontra b. Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh kedua kelompok di atas c. Setelah selesai membaca materi, Guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara saat itu, kemudian ditanggapi oleh kelompok kontra. Demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik bisa mengemukakan pendapatnya. d. Sementara peserta didik menyampaikan gagasannya, guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan sampai mendapatkan sejumlah ide yang diharapkan. e. Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap f. Dari data-data yang diungkapkan tersebut, guru mengajak peserta didik membuat kesimpulan/ rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai. 46. Problem Based Introductuon/ PBI (Pembelajaran Berdasarkan Masalah) Problem Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupannya yang bermakna bagi peserta didik, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan. Memotivasi peserta didik terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih. b. Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.) c. Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah. d. Guru membantu peserta didik dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya e. Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan f. Kesimpulan

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN yang EFEKTIF

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN yang EFEKTIF Departemen Pendidikan Nasional MODEL-MODEL PEMBELAJARAN yang EFEKTIF CONTOH DAPAT DARI KASUS/GAMBAR YANG RELEVAN DENGAN KD 1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran 2. Guru

Lebih terperinci

KUMPULAN SINTAKS MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF

KUMPULAN SINTAKS MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF KUMPULAN SINTAKS MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF Arranged by: Aini Maskuro, S.Pd 1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran 2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui

Lebih terperinci

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN yang EFEKTIF

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN yang EFEKTIF Departemen Pendidikan Nasional MODEL-MODEL PEMBELAJARAN yang EFEKTIF CONTOH DAPAT DARI KASUS/GAMBAR YANG RELEVAN DENGAN KD Langkah-langkah : 1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran

Lebih terperinci

TUGAS MACAM-MACAM METODE PEMBELAJARAN

TUGAS MACAM-MACAM METODE PEMBELAJARAN TUGAS MACAM-MACAM METODE PEMBELAJARAN Disusun oleh : Wahyu Setyoasih A 210110072 PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 MACAM-MACAM METODE PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

CONTOH DAPAT DARI KASUS/GAMBAR YANG RELEVAN DENGAN KD

CONTOH DAPAT DARI KASUS/GAMBAR YANG RELEVAN DENGAN KD CONTOH DAPAT DARI KASUS/GAMBAR YANG RELEVAN DENGAN KD 1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran 2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP 3. Guru memberi

Lebih terperinci

CONTOH DAPAT DARI KASUS/GAMBAR YANG RELEVAN DENGAN KD

CONTOH DAPAT DARI KASUS/GAMBAR YANG RELEVAN DENGAN KD CONTOH DAPAT DARI KASUS/GAMBAR YANG RELEVAN DENGAN KD Langkah-langkah : 1.Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran 2.Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui

Lebih terperinci

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN 1. EXAMPLES NON EXAMPLES Contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan dengan KD 1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran. 2. Guru menempelkan gambar

Lebih terperinci

Model Pembelajaran Terbaru. Model-model Pembelajaran terbaru dapat dilihat dibawah ini :

Model Pembelajaran Terbaru. Model-model Pembelajaran terbaru dapat dilihat dibawah ini : Model Pembelajaran Terbaru Model-model Pembelajaran terbaru dapat dilihat dibawah ini : Metode 1. Lesson Study 2. Examples Non Examples 3. Picture and Picture 4. Numbered Heads Together 5. Cooperative

Lebih terperinci

EXAMPLES NON EXAMPLES CONTOH DAPAT DARI KASUS/GAMBAR YANG RELEVAN DENGAN KD Langkah-langkah :

EXAMPLES NON EXAMPLES CONTOH DAPAT DARI KASUS/GAMBAR YANG RELEVAN DENGAN KD Langkah-langkah : EXAMPLES NON EXAMPLES CONTOH DAPAT DARI KASUS/GAMBAR YANG RELEVAN DENGAN KD 1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran 2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui

Lebih terperinci

Cambridge Indonesia

Cambridge Indonesia Cambridge Indonesia www.pendidikaninggris.com KRITERIA KOMPETEN MAMPU MEMAHAMI KONSEP YANG MENDASARI STANDAR KOMPETENSI YANG HARUS DIKUASAI/DICAPAI. MAMPU MELAKUKAN PEKERJAAN SESUAI DENGAN TUNTUTAN STANDAR

Lebih terperinci

SOSIALISASI MODEL-MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA SMA NEGERI 4 KOTA TERNATE

SOSIALISASI MODEL-MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA SMA NEGERI 4 KOTA TERNATE SOSIALISASI MODEL-MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA SMA NEGERI 4 KOTA TERNATE Marwia Tamrin B. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Khairun ABSTRAK Kegiatan ini merupakan kegiatan pengabdian

Lebih terperinci

STUDENT BASED LESSON PLAN

STUDENT BASED LESSON PLAN STUDENT BASED LESSON PLAN ( Rencana Pembelajaran Berbasis Siswa )( Tarmo Gholik ) Student Based Lesson Plan adalah suatu langkah dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang berbasis siswa dan

Lebih terperinci

SILABUS, RPP DAN EVALUASI OLEH: YANI KUSMARNI

SILABUS, RPP DAN EVALUASI OLEH: YANI KUSMARNI SILABUS, RPP DAN EVALUASI OLEH: YANI KUSMARNI APA ITU SILABUS? SILABUS ADALAH RENCANA PEMBELAJARAN PADA SUATU DAN ATAU KELOMPOK MATA PELAJARAN/TEMA TERTENTU YANG MENCAKUP STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI

Lebih terperinci

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN SEJARAH

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN SEJARAH MODEL-MODEL PEMBELAJARAN SEJARAH STRATEGI INKUIRI SOSIAL Strategi inkuiri sosial merupakan perkembangan pemikiran Hilda Taba dan T Richard Suchman, yang kemudian dikembangkan lebih jauh oleh Byron Massialas

Lebih terperinci

33 MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF & VARIATIF

33 MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF & VARIATIF 33 MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF & VARIATIF Sebagai berikut : 1. Lesson Study 2. Examples Non Examples 3. Picture and Picture 4. Numbered Heads Together 5. Cooperative Script 6. Pembelajaran Berdasarkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR MELALUI CD INTERAKTIF DI TKA KIBAR MAULADI BANDUNG

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR MELALUI CD INTERAKTIF DI TKA KIBAR MAULADI BANDUNG PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR MELALUI CD INTERAKTIF DI TKA KIBAR MAULADI BANDUNG Yunia Mulyani Azis yuniams@yahoo.com Susinah Kuntadi susikuntadi@gmail.com Dede Ropik dede.ropik@ekuitas.ac.id SEKOLAH

Lebih terperinci

CARA MUDAH MELAKSANAKAN

CARA MUDAH MELAKSANAKAN CARA MUDAH MELAKSANAKAN (Classroom Action Research) Drs. Dédé Kosasih, M.Si. Bahasa Daerah FPBS UPI 081321199673 dekosbdg@yahoo.com Mengidentifikasi Masalah Coba temukan 5 (lima) masalah yang Ibu/Bapak

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KELOMPOK/KOOPERATIF

PEMBELAJARAN KELOMPOK/KOOPERATIF Unit 9 2.1.2.5 PEMBELAJARAN KELOMPOK/KOOPERATIF (5X45 MENIT) A. Pengantar Belajar kelompok merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan pembelajaran yang aktif,kreatif,efektif dan menyenangkan. Selama ini

Lebih terperinci

Paket 9 STRATEGI PEMBELAJARAN TEMATIK

Paket 9 STRATEGI PEMBELAJARAN TEMATIK Paket 9 STRATEGI PEMBELAJARAN TEMATIK Pendahuluan 9-1 Rencana Pelaksanaan Perkuliahan Pembelajaran Tematik 9-2 9-3 9-4 9-5 9-6 Lembar Kegiatan 9.1A 9-7 Lembar Kegiatan 9.1B 9-8 9-9 Uraian Materi 9.2 9-10

Lebih terperinci

BAB III MODEL-MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB III MODEL-MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAB III MODEL-MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA Model pembelajaran memiliki ragam yang banyak, namun tidak semua model dapat diterapkan pada materi, sehingga diperlukan cara untuk memilihnya yang sesuai dengan

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi waktu : SMA/MA : Ekonomi : XI/1 : 4 x 4JP I. Kompetensi Inti : 3 4 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan

Lebih terperinci

MODEL PENDEKATAN CTL

MODEL PENDEKATAN CTL MODEL PENDEKATAN CTL Dalang Gerakan 30 September 1965 adalah PKI Pembawa agama Islam ke Indonesia adalah para pedagang dari China pada abad ke XI Reading Guide (Penuntun Bacaan) Tentukan bacaan yang akan

Lebih terperinci

COOPERATIVE LEARNING. (Pembelajaran. Kooperatif) Yuni Wibowo

COOPERATIVE LEARNING. (Pembelajaran. Kooperatif) Yuni Wibowo COOPERATIVE LEARNING (Pembelajaran Kooperatif) Yuni Wibowo Pendahuluan Refleksi praktik-praktik pembelajaran disekolah Bersifat kompetisi Bersifat individual Bersifat kooperatif KOMPETISI MENGAPA TIDAK

Lebih terperinci

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN Pemampu: Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE., MP Dra. Mitri Irianti, MSi FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU Disampaikan pada: : PLPG 2008 Rayon V 1 Model Pembelajaran

Lebih terperinci

CARA MUDAH MELAKSANAKAN P K P Bahasa Daerah FPBS UPI 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

CARA MUDAH MELAKSANAKAN P K P Bahasa Daerah FPBS UPI 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >> CARA MUDAH MELAKSANAKAN P K P 081321199673 dekosbdg@yahoo.com Drs. Dédé Kosasih, M.Si. Bahasa Daerah FPBS UPI Hakekat/Pengertian PKP PKP adalah program kegiatan yang memberikan pengalaman belajar untuk

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN AKTIF DALAM TUTORIAL

PEMBELAJARAN AKTIF DALAM TUTORIAL Pelatihan Tutor TTM 2015 PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH Membuka Akses Pendidikan Tinggi bagi Semua Making Higher Education Open to All PEMBELAJARAN AKTIF DALAM TUTORIAL Tujuan Latihan Pembelajaran Aktif

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemahaman konsep, konsep luas persegi panjang, model pembelajaran kooperatif

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemahaman konsep, konsep luas persegi panjang, model pembelajaran kooperatif BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Uraian pada Bab II menyajikan kajian teoritis tentang pengertian pemahaman konsep, konsep luas persegi panjang, model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN IPA YANG KREATIF, AKTIF DAN MENYENANGKAN

PEMBELAJARAN IPA YANG KREATIF, AKTIF DAN MENYENANGKAN PEMBELAJARAN IPA YANG KREATIF, AKTIF DAN MENYENANGKAN Survei Tahun 1999 2000 2003 2006 2007 2009 TIMMS Matematika 34 (38) - 35 (46) - 36 (49) - Sains 32 (38) - 37 (46) - 35 (49) - PISA Literasi Matematika

Lebih terperinci

BELAJAR KELOMPOK/KOOPERATIF

BELAJAR KELOMPOK/KOOPERATIF BELAJAR KELOMPOK/KOOPERATIF 1 TUJUAN Pada akhir sesi, peserta diharapkan dapat: 1. mengidentifikasi kegiatan belajar/tugas yang cocok dengan kerja kelompok 2. mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan belajar

Lebih terperinci

STKIP. Bobot Semester. : V (lima) menerapkan. M.Pd. : Afid Burhanuddin, Media yang diperlukan Powerpoint, hand out. Kompetensi No dasar

STKIP. Bobot Semester. : V (lima) menerapkan. M.Pd. : Afid Burhanuddin, Media yang diperlukan Powerpoint, hand out. Kompetensi No dasar STKIP PGRI PACITAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH SILABUS MATA KULIAH Mata kuliah/sks Bobot : Belajar Peman 2 : 2 Sks Semester : V (lima) Standar kompetensi Dosen Pengampu : Mahasiswa dapat konsep :

Lebih terperinci

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN BIOLOGI

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL-MODEL PEMBELAJARAN BIOLOGI PENDEKATAN, STRATEGI Pendekatan pembelajaran: sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran Strategi pembelajaran : perencanaan yang berisi tentang

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN AKTIF INOVATIF KREATIF MENYENANGKAN [PAIKEM] DI MADRASAH IBTIDAIYAH

PEMBELAJARAN AKTIF INOVATIF KREATIF MENYENANGKAN [PAIKEM] DI MADRASAH IBTIDAIYAH PEMBELAJARAN AKTIF INOVATIF KREATIF MENYENANGKAN [PAIKEM] DI MADRASAH IBTIDAIYAH MI DAN PAIKEM Proses manajemen: 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan 3. Evaluasi/pengawasan Kebijakan Madrasah Usaha Pokok: Proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada penelitian ini diawali dengan perencanaan pembelajaran yang meliputi pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI Model pembelajaran kooperatif tipe GI merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. Oleh: Dr. Marzuki (FIS UNY)

MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. Oleh: Dr. Marzuki (FIS UNY) MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Oleh: Dr. Marzuki (FIS UNY) 1 MODEL PEMBELAJARAN 1. COOPERATIVE LEARNING 2. PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH 3. PEMBELAJARAN TEKNIK KLARIFIKASI NILAI ATAUVALUE CLARIFICATION

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Pelaksanaan Tindakan 1.1.1 Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIS. Pengertian belajar dan pembelajaran ini banyak diungkapkan beberapa ahli dalam

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIS. Pengertian belajar dan pembelajaran ini banyak diungkapkan beberapa ahli dalam II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIS A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar dan Pembelajaran Pengertian belajar dan pembelajaran ini banyak diungkapkan beberapa ahli dalam pandangan yang berbeda-beda. Adapun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. aktivitas untuk mencapai kemanfaatan secara optimal. yang bervariasi yang lebih banyak melibatkan peserta didik.

BAB II KAJIAN TEORI. aktivitas untuk mencapai kemanfaatan secara optimal. yang bervariasi yang lebih banyak melibatkan peserta didik. BAB II KAJIAN TEORI A. Partisipasi dan Prestasi Belajar Matematika 1. Partisipasi Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI : 2007) partisipasi adalah turut berperan serta dalam suatu kegiatan (keikutsertaan/

Lebih terperinci

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 2 Nomor 2, Juni 2017

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 2 Nomor 2, Juni 2017 Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Vol. 2, No. 2, Juni 2017 ISSN 2541-0393 (Media Online) 2541-0385 (Media Cetak ) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA SD Negeri

Lebih terperinci

PTK. kegiatan guru dalam peningkatan mutu PBMnya. Kegiatan pengembangan profesi guru MODEL TINDAKAN

PTK. kegiatan guru dalam peningkatan mutu PBMnya. Kegiatan pengembangan profesi guru MODEL TINDAKAN PTK Kegiatan pengembangan profesi guru kegiatan guru dalam peningkatan mutu PBMnya bab 12 1 bab 12 2 A L U R P I K I R I L M I A H MASALAH TUJUAN TEORI BBRP ALTERNATIF IDE / GAGASAN MENCOBA I PENALARAN

Lebih terperinci

II. KERANGKA TEORITIS. 2.1 Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) yang efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk

II. KERANGKA TEORITIS. 2.1 Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) yang efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk II. KERANGKA TEORITIS A. Tinjauan Pustaka 2.1 Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang efektif untuk kelompok kecil. Model

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kata komunikasi berasal dari bahasa latincommunicare, berarti. merupakan proses informasi ilmu dari guru kepada siswa.

BAB II LANDASAN TEORI. Kata komunikasi berasal dari bahasa latincommunicare, berarti. merupakan proses informasi ilmu dari guru kepada siswa. 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Komunikasi Matematis Kata komunikasi berasal dari bahasa latincommunicare, berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Menurut Toda (Liliweri, 1997) komunikasi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah kemampuan berbicara. Mereka diharapkan mampu mengembangkan

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang II. KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, kreatif, terampil, dan produktif. Hal tersebut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah memperoleh. pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah memperoleh. pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran Matematika Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah

Lebih terperinci

PEMETAAN PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PADA PELAKSANAAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN ( PPL ) MAHASISWA FKIP UNS SURAKARTA

PEMETAAN PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PADA PELAKSANAAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN ( PPL ) MAHASISWA FKIP UNS SURAKARTA SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar dan Pembelajaran Matematika Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam proses pembelajaran adalah teori belajar konstruktivisme.

Lebih terperinci

Classroom Action Research. Aan Komariah UPI

Classroom Action Research. Aan Komariah UPI Classroom Action Research Aan Komariah UPI 1 Mengapa AR diminati? 2 AR adalah penelitian tindakan untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas, sehingga fokus pada proses belajarmengajar yang terjadi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Untuk SMA/MA Kelas X Mata Pelajaran : Ekonomi Jl. Permai 28 No. 100 Margahayu Permai, Bandung (40218) email:yrama.redaksi@gmail.com (Redaksi) yramawidya@indo.net.id (Penjualan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benyamin (dalam Haris, 2006: 18) menyatakan bahwa IPA atau sains adalah sebuah pertanyaan mengenai pengetahuan tentang alam melalui suatu metode seperti metode observasi

Lebih terperinci

di susun dari berbagai sumber oleh

di susun dari berbagai sumber oleh di susun dari berbagai sumber oleh Model pembelajaran kerangka konseptual dan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu. serta berfungsi

Lebih terperinci

MODEL MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF

MODEL MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF MODEL MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF TUJUAN Mendeskripsikan beberapa model pembelajaran yang dapat diterapkan pada pembelajaran di kelas. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan langkah-langkah

Lebih terperinci

Fasilitator dosen. CI / Preseptorship. Peserta didik

Fasilitator dosen. CI / Preseptorship. Peserta didik Fasilitator dosen CI / Preseptorship Peserta didik Aktivitas ini harus sistematis dan sistemik artinya harus berjalan secara teratur, saling bergantung dan berkesinambungan Agar dapat berlangsung harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan suatu proses yang berkelanjutan. Pendidikan merupakan pengulangan yang perlahan tetapi pasti dan terus-menerus sehingga sampai pada bentuk yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa dapat belajar lebih santai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat berperan dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat berperan dalam upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat berperan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dengan adanya peningkatan sumber daya manusia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurul Qomar, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurul Qomar, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 (BSNP, 2006:140), salah satu tujuan umum mempelajari matematika pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Sekolah Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Noborejo 01 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga semester II tahun pelajaran 2012/2013 dengan subjek penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi proses peningkatan kemampuan dan daya saing suatu bangsa. Menjadi bangsa yang maju tentu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. Pada kajian teori akan dipaparkan teori dari beberapa ahli yang

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. Pada kajian teori akan dipaparkan teori dari beberapa ahli yang BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori Pada kajian teori akan dipaparkan teori dari beberapa ahli yang berhubungan dengan variabel dalam penelitian ini. Teori-teori tersebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Sosial Bidang studi IPS yang masuk ke Indonesia adalah berasal dari Amerika Serikat, yang di negara asalnya disebut Social Studies. Pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam ilmu pengetahuan sebagai penggerak utama perubahan menuntut pendidikan untuk terus maju melakukan adaptasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

Macam-Macam Model Pembelajaran

Macam-Macam Model Pembelajaran Medel pembelajaran kel.5 1. `Pembelajaran Istilah pembelajaran sama dengan proses belajar mengajar. Dalam konteks pembelajaran terdapat dua komponen penting, yaitu guru dan peserta didik yang saling berinteraksi.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. menjalankan pembelajaran di kelas. Ngalimun (2013: 28) mengatakan bahwa

II. TINJAUAN PUSTAKA. menjalankan pembelajaran di kelas. Ngalimun (2013: 28) mengatakan bahwa II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran dapat di artikan sebagai pedoman atau acuan dalam menjalankan pembelajaran di kelas. Ngalimun (2013: 28) mengatakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Belajar bukan hanya sekedar mengetahui, tetapi

Lebih terperinci

Pembelajaran Inovatif?

Pembelajaran Inovatif? Pembelajaran Inovatif Afid Burhanuddin, M.Pd. Pembelajaran Inovatif? Pembelajaran Interaksi siswa dengan guru untuk mencapai tujuan Inovatif Upaya continous improvement (Terus menerus ada improvisasi)

Lebih terperinci

oleh : YOGI RAHAYU NPM : P

oleh : YOGI RAHAYU NPM : P PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA POKOK BAHASAN SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS XI DI MAN KEDIRI

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF

PEMBELAJARAN KOOPERATIF 1 PEMBELAJARAN KOOPERATIF Karakteristik Pembelajaran kooperatif telah dikembangkan secara intensif melalui berbagai penelitian, tujuannya untuk meningkatkan kerjasama akademik antar mahasiswa, membentuk

Lebih terperinci

Kelompok Materi : Materi Pokok

Kelompok Materi : Materi Pokok Silabus Pelatihan Silabus Pelatihan Kelompok Materi : Materi Pokok 87 Materi Pelatihan Alokasi Waktu :. d. Inspirasi Pembelajaran melalui Tayangan Video : JP (90 menit) No Kompetensi Uraian Materi Kegiatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Pemecahan Masalah Pada dasarnya tujuan akhir pembelajaran adalah menghasilkan siswa yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah yang dihadapi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus (Kondisi Awal) Berdasarkan hasil observasi di SD Negeri Jogosuran 68 Kecamatan Pasarkliwon Surakarta khususnya di kelas 5 pada mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas X Kompetensi Keahlian 2 SMK Negeri 1 Salatiga, peneliti berhasil mengidentifikasi permasalahan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1991: 62) berpendapat. bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa.

BAB II KAJIAN TEORI. Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1991: 62) berpendapat. bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa. BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses yang ditandai adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING A. Pengertian dari model pembelajaran Snowball Throwing Snowball secara etimologi berarti bola salju, sedangkan throwing artinya melempar. Snowball Throwing secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Slameto

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang I. PENDAHULUAN Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

Lebih terperinci

BAB II UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ANAK PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI BELAJAR KELOMPOK

BAB II UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ANAK PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI BELAJAR KELOMPOK 1 BAB II UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ANAK PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI BELAJAR KELOMPOK A. Belajar dan Pembelajaran 1. Belajar Menurut Drs. A. Tabrani Rusyan (1993:9) Belajar menurut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran TGT Ismail (2002:12) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran mengutamakan adanya kerja sama, yakni

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tanggung jawab, kejujuran, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tanggung jawab, kejujuran, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. KAJIAN TEORI 2.1.1. Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa dapat belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah proses sepanjang hayat dari perwujudan pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi dalam rangka pemenuhan semua komitmen manusia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. hidup manusia sebagai makhluk sosial. Pembelajaran kooperatif merupakan. semua mencapai hasil belajar yang tinggi.

II. TINJAUAN PUSTAKA. hidup manusia sebagai makhluk sosial. Pembelajaran kooperatif merupakan. semua mencapai hasil belajar yang tinggi. 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoretis 1. Pembelajaran Kooperatif Kerjasama merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia sebagai makhluk sosial. Pembelajaran kooperatif

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF

STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF Cooperative Learning DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH LEMBAGA PENJAMIN MUTU PENDIDIKAN JAWA TENGAH RASIONAL 1. Pemberlakuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang SMK Negeri 1 Salatiga merupakan salah satu sekolah kejuruan di Salatiga yang mempunyai banyak prestasi. Prestasi siswa tentu tidak mungkin diperoleh begitu saja

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan nasional di era globalisasi seperti saat ini menghadapi

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan nasional di era globalisasi seperti saat ini menghadapi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional di era globalisasi seperti saat ini menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bagian pelaksanaan tindakan, akan diuraikan empat subbab yaitu kondisi awal, siklus 1, siklus 2 dan pembahasan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan oleh manusia untuk mencapai suatu perkembangan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan oleh manusia untuk mencapai suatu perkembangan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat diperlukan oleh manusia untuk mencapai suatu perkembangan dan pembentuk sikap dalam bertingkah laku, memperoleh pengetahuan dan mengembangkan

Lebih terperinci

Pengertian dan Definisi Pembelajaran

Pengertian dan Definisi Pembelajaran Pengertian dan Definisi Pembelajaran Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak

Lebih terperinci

Pertemuan 14 dan 15. Materi 1: Problem Based Learning. A. Pengertian Problem Based Learning (PBL)

Pertemuan 14 dan 15. Materi 1: Problem Based Learning. A. Pengertian Problem Based Learning (PBL) Pertemuan 14 dan 15 Materi 1: Problem Based Learning A. Pengertian Problem Based Learning (PBL) Problem Based Learning (PBL) adalah kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR EFEKTIF DAN INOVATIF

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR EFEKTIF DAN INOVATIF KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR EFEKTIF DAN INOVATIF PENDAHULUAN Kegiatan belajar mengajar adalah bentuk peyelenggaraan pendidikan, memadukan secara sistematis dan berkesinambungan kegiatan pendidikan didalam

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING Oleh: Novrianti Yusuf.

MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING Oleh: Novrianti Yusuf. MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING Oleh: Novrianti Yusuf. Ada banyak ragam model pembelajaran yang dapat menjadi pilihan kita dalam memberikan pembelajaran di kelas pada peserta didik, yang tujuan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : Kelas / Semester : XI/ 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : Kelas / Semester : XI/ 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : Mata Pelajaran : EKONOMI Kelas / Semester : XI/ 2 Alokasi Waktu : 4 x 45 menit ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) 1. PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENDIDIKAN IPS DI SMP 1.1. Latar Belakang Pembelajaran Kontekstual Ada kecenderungan dewasa ini utnuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Aktivitas Belajar Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya di lingkungan itu" (Piaget dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang siswa harus memiliki minat dan kemauan yang tinggi untuk

BAB I PENDAHULUAN. seorang siswa harus memiliki minat dan kemauan yang tinggi untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses untuk mempengaruhi siswa agar memiliki akhlak yang mulia. Sedangkan inti dari pendidikan sendiri adalah belajar dan pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tersebut akan diuraikan sebagai berikut. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian A.1 Hasil Uji Validitas Validitas LKS ini dilakukan pada tiga bagian, yakni validitas materi, validitas konstruksi dan validitas bahasa. Adapun hasil validasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk menumbuhkembangkan potensi SDM melalui

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk menumbuhkembangkan potensi SDM melalui I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha untuk menumbuhkembangkan potensi SDM melalui kegiatan pembelajaran. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2002 (UU Sisdiknas,

Lebih terperinci