BAB II KAJIAN PUSTAKA
|
|
- Johan Benny Sudirman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Ilmu Pengetahuan Sosial Bidang studi IPS yang masuk ke Indonesia adalah berasal dari Amerika Serikat, yang di negara asalnya disebut Social Studies. Pertama kali Social Studies dimasukkan dalam kurikulum sekolah adalah di Rugby (Inggris) pada tahun 1827, atau sekitar setengah abad setelah Revolusi Industri (abad 18). Kemudian istilah IPS di Indonesia mulai dikenal dari tahun 1970-an sebagai hasil kesepakatan komunitas akademik dan secara formal mulai digunakan dalam sistem pendidikan nasional dalam Kurikulum Lingkup pendidikan IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti geografi, sosiologi, antropologi, sejarah, ekonomi, politik, dan psikologi. Ilmu pengetahuan sosial merupakan bidang studi yang mempelajari mengenai fenomena dan kenyataan yang terjadi di lingkungan sosial masyarakat. Hakikat IPS menurut Gunawan (2011:93) adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan (Akbar & Sriwiyana, 2011:78). Menurut Sapriyadi (2009: ) mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. 7
2 8 d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan kompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a. Manusia, Tempat, dan Lingkungan. b. Waktu, Berkelanjutan, dan Perubahan. c. Sistem Sosial dan Budaya. d. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan (Akbar & Sriwiyana, 2011:78) Model Pembelajaran Model dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan. Model mengajar dapat dipahami sebagai kerangka konseptual yang mendeskripsikan dan melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perencanaan bagi para guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran (Sagala, 2008: ). Menurut Suprijono, (2012:45-46) model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas. Menurut Trianto (2010:51) model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Berdasarkan dari pendapat-pendapat para ahli tersebut maka dapat disimpulkan model pembelajaran yaitu suatu pedoman yang direncanakan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran didalam kelas Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Sanjaya (2006:29) Cooperative Learning merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok. Model pembelajaran
3 9 kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Menurut Slavin (2010:4) pembelajaran kooperatif merupakan proses pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok dengan struktur yang heterogen guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan belajar secara berkelompok diharapkan siswa dapat lebih nyaman dalam belajar dan dapat menyampaikan pendapat atau pengetahuan mereka dengan lebih leluasa. Menurut Isjoni (2011:14) pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran dengan strategi kelompok dengan anggota kelompok yang kecil dengan kemampuan yang berbeda-beda, dimana setiap anggota bertanggung jawab atas anggota lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Berdasarkan pendapat-pendapat dari para ahli mengenai pembelajaran kooperatif tersebut maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif yaitu pedoman dalam melaksanakan pembelajaran yang menekankan adanya kelompok belajar dan pada setiap kelompok saling bekerja sama untuk menyelesaikan tugas. Karakteristik model pembelajaran kooperatif yaitu sebagai berikut: 1. Pembelajaran secara tim. 2. Didasarkan pada manajemen kooperatif. 3. Kemauan untuk bekerja sama. 4. Keterampilan bekerja sama (Rusman, 2010: 207) Model Pembelajaran Course Review Horay (CRH) Menurut Aqib (2013: 28) model pembelajaran Course Review Horay adalah suatu metode pembelajaran dimana guru memberikan kesempatan siswa untuk tanya jawab secara individu dengan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab dengan benar dapat berteriak Horay. Menurut Huda (2013: 229), model pembelajaran Course Review Horay merupakan model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab benar diwajibkan berteriak horee!! atau yel-yel lainnya yang disukai.
4 10 Berdasarkan beberapa pengertian dari ahli, peneliti menyimpulkan bahwa Course Review Horay merupakan model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana dalam kelas menjadi meriah dan menyenangkan. Karena setiap kelompok yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar yang diberikan oleh guru maka siswa dalam kelompok tersebut diwajibkan berteriak Horay!. Melalui model pembelajaran CRH siswa diharapkan dapat menjadi lebih kompak dalam menyelesaikan masalah di kelompok, namun dengan suasana yang menyenangkan atau tidak tegang. Sehingga siswa dapat meraih hasil dengan nilai yang tinggi. Berikut merupakan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe course review horay menurut Hamid (2011: 223): 1) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai. 2) Guru mendemonstrasikan/ menyajikan materi. 3) Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai kebutuhan dan tiap kotak diisi angkan sesuai dengan selera masing-masing siswa. 4) Guru membacakan soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya telah disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar ( ) dan salah diisi tanda silang (x). 5) Siswa yang sudah mendapat tanda ( ) vertikal atau horizontal, atau diagonal harus berteriak hore atau yel-yel lainnya. 6) Nilai siswa dihitung dari jawaban benar dan jumlah hore yang diperoleh. 7) Penutup. Selain menurut Hamid, berikut merupakan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe course review horay menurut Huda (2013: 227): a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, b. Guru menyajikan atau mendemonstrasikan materi dengan tanya jawab, c. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil 4-5 orang dalam satu kelompok, d. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kartu atau kotak sesuai dengan kebutuhan dan diisi dengan nomor yang ditentukan guru, e. Guru membaca soal secara acak dan siswa menuliskan jawabannya didalam kartu atau kotak yang nomornya disebutkan guru, f. Setelah pembacaan soal dan jawaban siswa telah ditulis didalam kartu atau kotak, guru dan siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan tadi, g. Bagi yang benar,siswa memberi bintang dan langsung berteriak horay atau menyanyikan yel-yelnya,
5 11 h. Nilai siswa dihitung dari jawaban yang benar dan yang banyak berteriak horay, i. Guru memberikan reward pada yang memperoleh nilai tinggi atau yang banyak memperoleh horay, j. Penutup. Langkah-langkah dari model pembelajaran kooperatif tipe course review horay dapat disimpulkan secara singkat yaitu dengan pemberian materi dari guru kemudian pembentukkan kelompok kecil, dan pemberian soal secara acak. Kelompok yang dapat menjawab dengan benar langsung berteriak hore, karena inilah ciri khas dari model pembelajaran kooperatif tipe course review horay. Dapat dikatakan bahwa model pembelajaran ini dikemas dalam suatu permainan. Setelah penjabaran tentang langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe course review horay tentu terdapat kelebihan dan kelemahan pada model ini. Tabel 2.1 Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe course review horay No. Langkah-langkah Penjelasan 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. Kompetensi ini disampaikan dengan maksud agar pembelajaran lebih terarah tujuannya. 2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi. Siswa diberi penjelasan sesuai dengan materi yang diajarkan. 3. Siswa dibagi dalam kelompokkelompok kecil 4-5 orang. Agar terjadi kerjasama antar siswa dalam proses pembelajaran. 4. Untuk menguji pemahaman, siswa diminta membuat tempat jawaban. Tempat jawaban disini berbentuk tabel (kotak) sesuai kebutuhan. Tabel (kotak) dapat dapat berisi 9, 16 atau 25. Banyaknya kotak tempat jawaban disesuaikan dengan kebutuhan dan tiap kotak jawaban diisi angka sesuai dengan selera masing-masing kelompok.
6 12 No. Langkah-langkah Penjelasan 5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menuliskan jawaban didalam kotak yang nomornya telah disebutkan guru. Soal yang telah dibacakan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar ( ) dan salah diisi tanda silang (x). Disini dibutuhkan kejujuran dari siswa yang telah menjawab salah ataupun benar. 6. Kelompok yang sudah mendapat tanda ( ) secara vertikal atau horizontal, atau diagonal harus segera berteriak horay atau yel-yel lainnya. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa ciri khas dari model pembelajaran kooperatif tipe course review horay ini adalah berteriak horay atau yel-yel lainnya, yang menandakan bahwa kelompok tersebut dapat menjawab soal dengan benar. 7. Nilai dihitung dari jawaban benar dan jumlah horay yang diperoleh. Dari nilai yang diperoleh, guru memberikan reward kepada kelompok yang mendapatkan nilai tinggi. 8. Penutup Berupa kesimpulan yang dilakukan oleh siswa dibimbing guru. Berikut merupakan kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay menurut Huda (2013:231): a) Strukturnya yang menarik dan dapat mendorong siswa untuk dapat terjun kedalamnya. b) Metode yang tidak monoton karena diselingi dengan hiburan, sehingga suasana tidak menegangkan. c) Semangat belajar yang meningkat karena suasana pembelajaran berlangsung menyenangkan. d) Skill kerjasama antar siswa yang semakin terlatih.
7 13 Berikut merupakan kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay menurut Huda (2013:231): a) Antara siswa yang aktif dan pasif nilainya cenderung sama, sulit untuk memberi nilai. b) Adanya peluang untuk curang (menyontek pekerjaan teman sebelah). c) Menggangu suasana belajar kelas lain. Berdasarkan kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay yang dikutip dari Miftahul Huda, peneliti menarik kesimpulan bahwa model ini lebih menarik siswa dalam mengikuti pembelajaran dan membuat interaksi antar sesama siswa lebih dekat terutama dalam bekerja sama. Meski kekelemahannya akan mengganggu suasana belajar kelas lain, dan dalam pemberian nilai karena ini dalam kelompok jadi hasil antara siswa yang aktif maupun pasif cenderung sama Model Pembelajaran Snowball Throwing Menurut Suprijono (2011:8) Snowball Throwing adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana murid dibentuk dalam beberapa kelompok yang heterogen kemudian masing-masing kelompok dipilih ketua kelompoknya untuk mendapat tugas dari guru lalu masing-masing murid membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) kemudian dilempar ke murid lain yang masing-masing murid menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh. Menurut Ismail, (2008:27) Snowball Throwing berasal dari dua kata yaitu snowball dan throwing. Kata snowball berarti bola salju, sedangkan throwing berarti melempar, jadi Snowball Throwing adalah melempar bola salju. Pembelajaran Snowball Throwing merupakan salah satu model dari pembelajaran kooperatif. Pembelajaran Snowball Throwing merupakan model pembelajaran yang membagi murid di dalam beberapa kelompok, yang dimana masing-masing anggota kelompok membuat bola pertanyaan. Dalam pembuatan kelompok, siswa dapat dipilih secara acak atau heterogen. Hal ini diungkapkan oleh para ahli berikut ini. Berdasarkan pengertian dari para ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing (melempar bola salju) merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang didesain seperti permainan
8 14 melempar bola. Bola yang dimaksut yaitu merupakan kertas yang berisi pertanyaan. Metode ini bertujuan untuk memancing kreatifitas dalam membuat soal sekaligus menguji daya serap materi yang disampaikan oleh ketua kelompok. Karena berupa permainan, siswa harus dikondisikan dalam keadaan santai tetapi tetap terkendali tidak ramai. Berikut merupakan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing menurut Riyanto (2010: 276): 1) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan. 2) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi. 3) Masing-masing ketua kelompok kembali kekelompoknya masingmasing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya. 4) Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok. 5) Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama kurang lebih ± 15 menit. 6) Setelah siswa mendapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian. 7) Evaluasi. 8) Penutup. Tabel 2.2 Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing No. Langkah-langkah Penjelasan 1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan. Materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang sedang berlangsung. 2. Siswa dibagi dalam kelompokkelompok kecil 4-5 orang. Guru memanggil masing-masing ketua kelompok untuk maju kedepan. Dibuat berkelompok agar terjadi kerjasama antar siswa dalam proses pembelajaran. Masing-masing ketua kelompok diberi penjelasan tentang materi.
9 15 No. Langkah-langkah Penjelasan 3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masingmasing. Masing-masing ketua kelompok kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada teman-teman sekelompoknya. 4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja. Lembar kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok. 5. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit. Seperti namanya, model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing yaitu melempar bola soal. Untuk saling bertukar lembar kertas kerja (soal) yang sudah dibuat masing-masing siswa. 6. Setelah siswa dapat satu bola diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola Untuk melatih keberanian pada siswa menjawab pertanyaan secara langsung. Dan menambah wawasan bagi siswa lain. tersebut secara bergantian. 7. Penutup Berupa kesimpulan yang dilakukan oleh siswa dibimbing guru. Seperti model pembelajaran kooperatif lainnya, tipe Snowball Throwing ini pun memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing menurut Huda (2013:227) yaitu untuk melatih kesiapan siswa dan saling memberikan pengetahuan. Sedangkan menurut Safitri (2011:19) kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing antara lain:
10 16 1. Melatih kesiapan murid dalam merumuskan pertanyaan dengan bersumber pada materi yang diajarkan serta saling memberikan pengetahuan. 2. Murid lebih memahami dan mengerti secara mendalam tentang materi pelajaran yang dipelajari. Hal ini disebabkan karena murid mendapat penjelasan dari teman sebaya yang secara khusus disiapkan oleh guru serta mengerahkan penglihatan, pendengaran, menulis dan berbicara mengenai materi yang didiskusikan dalam kelompok. 3. Dapat membangkitkan keberanian murid dalam mengemukakan pertanyaan kepada teman lain maupun guru. 4. Melatih murid menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya dengan baik. 5. Merangsang murid mengemukakan pertanyaan sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan dalam pelajaran tersebut. 6. Dapat mengurangi rasa takut murid dalam bertanya kepada teman maupun guru. 7. Murid akan lebih mengerti makna kerjasama dalam menemukan pemecahan suatu masalah. 8. Murid akan memahami makna tanggung jawab. 9. Murid akan lebih bisa menerima keragaman atau heterogenitas suku, sosial,budaya, bakat dan intelegensia. 10. Murid akan terus termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya. Terdapat pula kelemahan pada model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing ini, yaitu karena pengetahuan yang diberikan tidak terlalu luas dan hanya berkisar pada apa yang telah diketahui siswa (Miftahul Huda, 2013:228). Berdasarkan penjelasan kelebihan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat disimpulkan bahwan model ini siswa menjadi lebih berpikir kritis, memiliki tanggung jawab, melatih kerja sama, membuat pembelajaran lebih bermakna. Namun dalam penyampaian materi kurang luas Hasil Belajar Menurut Sudjana (2010:3) hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku seseorang. Hasil belajar seseorang dapat berupa pengetahuan, keterampilan, serta sikap. Menurut Arikunto (2010:133) hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat diamati, dan dapat diukur. Hasil belajar menurut Suprijono
11 17 (2009:7) adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Menurut Slameto (2010:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Hamalik (2004:16) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar maka akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut. Misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Peneliti menarik kesimpulan berdasarkan dari beberapa pendapat para ahli bahwa hasil belajar merupakan suatu proses pembelajaran dari pengalaman atau lingkungannya yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku pada individu tersebut. 2.2 Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan Penelitian ini tentu tidak dapat terlepas dari penelitian-penelitan yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Dessy Anggraeni (2011) dengan judul, Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sekaran 01 Semarang, menunjukkan hasil penelitian Hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Persentase ketuntasan belajar pada siklus I sebesar 44%, pada siklus II sebesar 67%, dan pada siklus III sebesar 93%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran IPS mengalami peningkatan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay. Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Lita Riswati (2012) dengan judul, Keefektifan Penggunaan Pendekatan Cooperative Learning Dengan Metode Snowball Throwing Dalam Pembelajaran IPS Peserta Didik Kelas IV SD Gugus Kenanga Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang, menujukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar untuk pembelajaran dengan menggunakan pendekatan cooperative learning metode
12 18 snowball throwing dengan metode pertanyaan berantai. Hasil belajar yang cukup signifikan pada mata pelajaran IPS dengan nilai rata-rata 78,71 dan 65,67 yang diketahui dari probabilitas signifikansi 0,002 < 0,005. Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan cooperative learning dengan metode snowball throwing efektif dalam pembelajaran IPS peserta didik kelas IV SD Gugus Kenanga Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang. 2.3 Kerangka Berpikir Model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay dan Snowball Throwing merupakan model pembelajaran alternatif yang dapat digunakan guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siswa. Diharapkan siswa menjadi lebih mudah memperoleh informasi dan memahaminya, karena siswa aktif menemukan sendiri pengetahuannya melalui kerja sama didalam kelompok. Selain itu siswa juga dapat berbagi informasi dengan teman satu kelompok maupun dengan kelompok lain melalui diskusi. Kelas Eksperimen Berikut ini skema dari kerangka pikir penelitian: Kelas Kontrol Pretest Tidak boleh ada perbedaan yang signifikan Pretest Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CRH Posttest Terdapat perbedaan signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing Posttest Gambar 2.1
13 Hipotesis Penelitian Hipotesis dari perumusan masalah diatas adalah ada perbedaan keefektifan antara model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay (X 1 ) dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing (X 2 ), untuk meningkatkan hasil belajar IPS (Y) siswa kelas IV SD Gugus Kartini tahun ajaran 2015/2016.
Oleh : SUBIARTI A
KEEFEKTIFAN METODE PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY DIBANDING SNOWBALL THROWING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN KELAS VII SEMESTER GANJIL DI SMP NEGERI 2 KARTASURA SKRIPSI
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Hakekat Belajar
2.1 Hakekat Belajar BAB II KAJIAN TEORI Belajar menurut Gagne adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI 2.1 Bahasa Indonesia Pembelajaran Bahasa Indonesia Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
4 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Bahasa Indonesia 2.1.1 Pembelajaran Bahasa Indonesia Yunanto (2004: 55) menyebutkan bahwa bahasa Indonesia merupakan materi belajar yang melibatkan anak dalam ketrampilan-ketrampilan
Lebih terperinciMETODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING
METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING A. Pengertian dari model pembelajaran Snowball Throwing Snowball secara etimologi berarti bola salju, sedangkan throwing artinya melempar. Snowball Throwing secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terdidik itu sangat penting. Sebuah efek langsung pendidikan adalah. membentuk pendapat dan mengembangkan sudut pandang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan manusia, ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 04 dan SD Negeri Mangunsari 07 tahun ajaran 2015/2016. Pemilihan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Landasan Teori. 1. Hakekat Motivasi Belajar. a. Pengertian Motivasi Belajar
BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Hakekat Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi merupakan faktor penggerak maupun dorongan yang dapat memicu timbulnya rasa semangat dan juga mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari di semua jenjang pendidikan terutama di sekolah dasar. Bahasa Indonesia merupakan mata
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS. 1. Model Pembelajaran Course Review Horay (CRH) a. Definisi Model Pembelajaran Course Review Horay (CRH)
14 BAB II KAJIAN TEORETIS A. Kajian Teori 1. Model Pembelajaran Course Review Horay (CRH) a. Definisi Model Pembelajaran Course Review Horay (CRH) Menurut Dwitantra (2010) Model pembelajaran Course Review
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Model Pembelajaran Snowball Throwing
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Model Pembelajaran Snowball Throwing 2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Snowball Throwing Menurut Ismail, (2008:27) Snowball Throwing berasal dari dua kata yaitu snowball dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Slameto
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Pembelajaran Matematika Pembelajaran berasal dari kata ajar yang mendapat awalan ber dan akhiran an sehingga menjadi pembelajaran. Dilihat dari segi arti kata, kata pembelajaran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses memperoleh ilmu pengetahuan, baik diperoleh sendiri maupun dengan bantuan orang lain. Belajar dapat dilakukan berdasarkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1.Hakikat Matematika Menurut Johnson dan Myklebust (Abdurrahman, 2003: 252), matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengapresiasikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Snowball throwing menurut asal katanya berarti bola salju bergulir dapat diartikan sebagai metode pembelajaran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Model Pembelajaran Snowball Throwing 1. Pengertian Model Pembelajaran Snowball Throwing Menurut Arahman (2010:3) mengemukakan bahwa model pembelajaran Snowball
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengalaman dan latihan terjadi melalui interaksi antara individual dan
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar Belajar merupakan perkembangan yang dialami seorang menuju kearah yang lebih baik. Menurut Azis Wahab ( 2009: 2 ) belajar merupakan proses perubahan tingkah laku pada diri
Lebih terperincihidup, baik secara formal, maupun non-formal.
II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Model Pembelajaran 1. Pengertian Belajar Seiring dengan perkembangan zaman, pengertian belajar pun mengalami banyak perkembangan. Belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu proses yang mengubah kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu proses yang mengubah kehidupan manusia menjadi lebih baik. Manusia memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran
12 BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoretis 1. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang paling penting dalam kehidupan kita. Seorang guru dalam pendidikan memegang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang paling penting dalam kehidupan kita. Seorang guru dalam pendidikan memegang peranan yang penting, oleh karena itu majunya pendidikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab II kajian pustaka berisi tentang kajian teoriyang menjelaskan tentang pembelajaran,pengertian dari IPA sebagai ilmu pengetahuan yang berisi tentang alam semesta. Hasil belajar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dengan demikian akan menimbulkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Kooperatif Menurut Nurulhyati dalam Rusman (2012:203) pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam
Lebih terperinciPeningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Course Review Horay Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Inpres Sintuwu
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Course Review Horay Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Inpres Sintuwu Jusman Lapatta, Siti Nuryanti, dan Yusuf Kendek Mahasiswa Program Guru Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting. Penguasaan kosakata akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas keterampilan berbahasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam mempelajari suatu bahasa, penguasaan kosakata mempunyai peranan yang sangat penting. Penguasaan kosakata akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas keterampilan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan 2.1.1.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Indonesia mengalami perkembangan dari masa-ke
Lebih terperinciPenerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN USAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciUCEJ, Vol. 2 No. 1, Desember 2017, Hal Untirta Civic Education Journal ISSN : e-issn :
Untirta Civic Education Journal PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BERBASIS COURSE REVIEW HORAY (Penelitian Deskriptif di Kelas XI SMA PGRI 2 Bandung) (Diterima 25 September 2017; direvisi 11 Desember
Lebih terperinciBAB II MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI MATERI KONSEP KONSEP GEOGRAFI
BAB II MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI MATERI KONSEP KONSEP GEOGRAFI A. Model Pembelajaran Course Review Horay 1. Pengertian Model Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan seperti yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar tahun 1945 pasal 31 ayat (1) yang berbunyi bahwa
Lebih terperinciBAB II Kajian Pustaka
4 BAB II Kajian Pustaka 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar 2.1.2.1 Pengertian Hasil Belajar Belajar adalah proses kegiatan dan bukan hasil suatu tujuan (Oemar Hamalik, 2008). Hasil belajar menunjukkan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS Ani Rosidah anirosidah.cjr@gmail.com Universitas Majalengka ABSTRAK Penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran yang berkualitas adalah pembelajaran yang mampu meletakkan posisi guru dengan tepat sehingga guru mampu memainkan perannya dengan tepat sesuai dengan kebutuhan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dasar dalam melakukan penelitian ini. Penulis menjelaskan kajian sumber-sumber
BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan memaparkan mengenai kajian pustaka yang menjadi dasar dalam melakukan penelitian ini. Penulis menjelaskan kajian sumber-sumber kepustakaan yang relevan dengan
Lebih terperinciPENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY Triyanti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo
Lebih terperinciSriwinda Mana a, Bonifasius Saneba, dan Anthonius Palimbong
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Pembelajaran Koperatif Tipe Numbered Heads Together di Kelas IV SDN Lalong Kecamatan Tinangkung Utara Kabupaten Banggai Kepulauan
Lebih terperinciJumiah Abd. Rasul, Jamaludin, dan Hasdin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Pembelajaran Koperatif Tipe Numbered Heads Together di Kelas IV SDN 2 Inpres Okumel Jumiah Abd. Rasul, Jamaludin, dan Hasdin Mahasiswa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
13 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Peneliti menggunakan desain PTK model Kemmis dan Mc. Taggart. 3.2 Setting dan Karakteristik
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Cooperative Learning a. Pengertian Cooperative Learning Agus Suprijono (2015, hlm. 73), mendefinisikan pembelajaran kooperatif adalah konsep
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Materi dalam pembelajaran IPS mengandung konsep-konsep yang lebih
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan di sekolah dasar. IPS menjadi pelajaran yang penting karena melalui IPS siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses untuk mengembangkan potensi dirinya agar memiliki kekuatan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut UU No. 20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY
ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY PADA MATERI LISTRIK DINAMIS KELAS X.BSMA FERDY FERRY PUTRA JAMBI OLEH: 1. ESTI NURMA
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya. Selain itu menurut
1 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Belajar Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara siswa dengan guru, antar sesama siswa, serta antara guru dan siswa terhadap lingkunganya. Slameto (20010:2)
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang. (Slameto, 2003) berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasan.
5 BAB II KAJIAN TEORI A. Minat Belajar 1. Pengertian Minat belajar a. Pengertian minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE COURSE REVIEW HORAY
PENGGUNAAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS TENTANG PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KARANGSARI TAHUN AJARAN 2013/2014 May Winarsih 1, H. Setyo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang telah menuntut manusia untuk selalu berpikir dan mencari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia sangatlah penting. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang telah menuntut manusia untuk selalu
Lebih terperinciYessi Malisa 1), Ngadino Y 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MASALAH SOSIAL DALAM MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Yessi Malisa 1), Ngadino Y 2), Hasan Mahfud
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian ini dari Amelliyani Salsabil, mahasiswa fakultas ilmu pendidikan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitan Terdahulu Penelitian ini dari Amelliyani Salsabil, mahasiswa fakultas ilmu pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia dengan judul
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VB SD NO. 2 DALUNG
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VB SD NO. 2 DALUNG Ni Md. Seriani 1, I Kt. Dibia 2 1,2 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA Atik Dwi Kurniati Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail: atikdwi_kurniati@gmail.com
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Hakekat Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan
Lebih terperinciPROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TINAMBUNG 1 Fitrah Razak, 2 Rezki Amaliyah AR 1,2 Universitas Sulawesi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan ilmu pengetahuan sosial merupakan proses mendidik dan memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk
Lebih terperinciPENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA MATERI MATA UANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE COURSE REVIEW HORAY
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA MATERI MATA UANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE COURSE REVIEW HORAY Nita Eka Prastuti 1), M. Shaifuddin 2), Usada 3) PGSD FKIP Universitas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Kajian teori mencakup pengertian-pengertian dari judul penelitian agar didapat satu pengertian yang utuh dan tidak menimbulkan salah tafsir diantara pembaca. Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diistilahkan dengan proses belajar mengajar. Hal ini dikarenakan, dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembicaraan sehari- hari masalah pembelajaran selalu diistilahkan dengan proses belajar mengajar. Hal ini dikarenakan, dalam pembelajaran selalu terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benyamin (dalam Haris, 2006: 18) menyatakan bahwa IPA atau sains adalah sebuah pertanyaan mengenai pengetahuan tentang alam melalui suatu metode seperti metode observasi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Model Pembelajaran Course Review Horay (CRH), Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika, Pembelajaran Konvensional, dan Sikap 1. Model Pembelajaran Course Review
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. (Dalam bukunya Purwanto,
8 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar (Winkel,1965 : 51) Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. (Dalam bukunya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. bagaimana bentuk pembelajaran yang akan dilaksanakan. Menurut Trianto. dalam kelas atau pembelajaran dalam tutorial.
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan salah satu komponen dari kegiatan pembelajaran, dimana dari model pembelajaran ini guru dapat memahami bagaimana bentuk pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan untuk mengembangkan dan menggali potensi yang dimiliki oleh manusia untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunikasi belajar merupakan salah satu hal yang sangat diperlukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi belajar merupakan salah satu hal yang sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Karena komunikasi dapat mempermudah interaksi antara guru dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar (SD). IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu
Lebih terperinciPENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KEKHASAN BANGSA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KEKHASAN BANGSA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY Rhoma Dhona Siswo Saputro 1), Siti Istiyati 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya, dengan demikian akan menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan
Lebih terperinciWahyu Ari Wibowo Rosalia Susila Purwanti Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY (CRH) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI TEGALSARI PURWOSARI GIRIMULYO KULON PROGO Wahyu Ari
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran IPA 2.1.1 Definisi Pembelajaran Menurut Susanto (2013: 19) pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan guru agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI SAWAH 2 CIPUTAT
PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI SAWAH 2 CIPUTAT Mirna Herawati Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yaitu
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CRH Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yaitu antara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena usaha individu yang bersangkutan. Menurut Winataputra (2008: 1.4)
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar 1. Hakikat Belajar Hakikat belajar adalah suatu aktivitas yang mengharapkan perubahan tingkah laku pada diri individu yang belajar. Perubahan tingkah laku terjadi karena
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT BAHASA JERMAN SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY (CRH)
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT BAHASA JERMAN SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY (CRH) Astuti 1 dan Misnah Mannahali 2 Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1991: 62) berpendapat. bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa.
BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses yang ditandai adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek yang mendasar bagi pembangunan suatu bangsa. Dalam penyelenggaraan pendidikan, dikembangkan bibit-bibit sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan memiliki peran penting dalam kemajuan suatu negara. Dengan pendidikan dibentuk SDM yang berkualitas. Untuk mewujudkan hal itu dibutuhkan pendidik
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya tentang model pembelajaran Snowball Throwing
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya tentang model pembelajaran Snowball Throwing yaitu: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Ruly Aryuning Santi, dengan judul Penerapan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Arti make a match adalah mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Make a Match 2.1.1 Arti Make a Match Arti make a match adalah mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban soal sebelum habis waktu yang ditentukan. Menurut Lie (2002:30) bahwa,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian dari pendapat beberapa ahli yang mendukung penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama yang mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan berbagai macam komponen, antara lain: siswa, guru, kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan. Di sinilah peran seorang
Lebih terperinciIs Us Zainab Arrahmah 1), Suharno 2), Sadiman 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta. 1
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP JASA DAN PERANAN TOKOH-TOKOH KEMERDEKAAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR Is Us Zainab Arrahmah 1), Suharno 2), Sadiman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang diberikan mulai dari tingkat sekolah dasar. Pendidikan Ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari tingkat sekolah dasar. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan
Lebih terperinciPENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY POKOK BAHASAN SEGI EMPAT
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY POKOK BAHASAN SEGI EMPAT (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII SMP Negeri I Tulung Klaten) SKRIPSI Untuk Memenuhi
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY
PENGARUH PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 43 SUNGAI SAPIH KECAMATAN KURANJI KOTA PADANG ARTIKEL Ditulis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV semester genap SD Negeri Wringinputih 02 yang berjumlah 30 siswa dan SD Negeri
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di dalam Al-Qur an, manusia menyandang tiga predikat dalam kehidupan yaitu sebagai khalifah, makhluk biologis, dan makhluk sosial. Untuk menjalani kehidupan, manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dinamik yang harus selalu diserasikan dengan proses kehidupan berbangsa dan bernegara di tengah-tengah kehidupan internasional. Pendidikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD. social studies, seperti di Amerika. Sardjiyo (repository. upi.
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD 1. Pengertian IPS Ilmu pengetahuan sosial (IPS) secara resmi mulai dipergunakan di Indonesia sejak tahun 1975 merupakan istilah
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE COURSE REVIEW HORAY (CRH) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 29 PADANG
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE COURSE REVIEW HORAY (CRH) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 29 PADANG Afrida Yani 1, Fazri Zuzano 1, Niniwati 1 1 Jurusan Pendidikan Matematika
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE COURSE REVIEW HORAY (CRH)
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE COURSE REVIEW HORAY (CRH) Juitaning Mustika Pendidikan Matematika, STKIP Kumala Lampung Metro email:
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI VARIASI MODEL THINK PAIR AND SHARE
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI VARIASI MODEL THINK PAIR AND SHARE DAN MODEL COURSE REVIEW HORAY PADA KELAS IV SDN KURIPAN 1 BANJARMASIN Nada Fauzana
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE SNOWBALL THROWING DISERTAI PENGGUNAAN PETA KONSEP UNTUK MELIHAT KEAKTIFAN SISWA
Vol. 9 No.2 Juni 2017 Halaman 144-149 http://dx.doi.org/10.22202/jp.2017.v9i2.1883 Website: ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/pelangi IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE SNOWBALL THROWING DISERTAI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi kondusif agar siswa mampu menyerap materi yang diberikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) berperan sangat penting karena proses belajar mengajar sengaja diciptakan untuk kepentingan siswa.
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI PANAS DAN ENERGI BUNYI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI PANAS DAN ENERGI BUNYI Nur Rosyidatul Lathifah ), Endang Sri Markamah ), Matsuri ), Peduk Rintayati 4)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan oleh penulis di kelas XII-A SMK 45 Lembang, baik wawancara dengan guru maupun siswa, diketahui bahwa
Lebih terperinciDesra Putri Devi. Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IIS 2 SMA N 8 SURAKARTA TAHUN 2014/2015 Desra Putri
Lebih terperinci