PEMBUATAN MODEL SEDERHANA PENGARUH GAS CO,SO DAN NO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBUATAN MODEL SEDERHANA PENGARUH GAS CO,SO DAN NO"

Transkripsi

1 PEMBUATAN MODEL SEDERHANA PENGARUH GAS CO,SO DAN NO TERHADAP TINGKAT KEASAMAN AIR HUJAN Agusta Kurniawan Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang BMKG Jl. Raya BukittinggiMedan Km.17, Palupuh, Kab.Agam, Sumatera Barat ABSTRAK Telah dilakukan pembuatan model sederhana menggunakan pengaruh gas CO,SO dan NO terhadap tingkat keasaman (ph) air hujan. Pengukuran gas Co, SO dan NO dilakukan dengan metode monitoring terusmenerus. Gas CO diukur dengan instrumen Picarro analyzer G1301 dengan metode CRDS, gas NO diukur dengan instrumen TS4TL dengan metode Chemiluminescence, sedangkan gas SO diukur dengan instrumen TS43i TLE dengan metode UV Fluorescence.Dari tiga macam gas tersebut muncul 7 macam skenario model. Besarnya pengaruh gas CO, SO dan NO dihitung, kemudian dibandingkan dengan ph air hujan observasi. Besarnya nilai Korelasi Pearson digunakan sebagai indikator pemilihan skenario model yang sesuai. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tingkat keasaman air hujan di SPAG Bukit Kototabang pada bulan April 009 dipengaruhi oleh campuran gas CO dan gas NO, pada bulan Mei 009 dipengaruhi oleh gas CO saja, pada bulan Juni 009 dipengaruhi oleh campuran gas CO dan gas SO. Data tingkat keasaman air hujan bulan April, Mei dan Juni 009 dibandingkan dengan model ini mengkonfirmasi bahwa kondisi udara di lingkungan sekitar SPAG Bukit Kototabang masih bersih. Kata Kunci : CO,SO NO, CRDS, Chemiluminance, ABSTRACT Simple model has been created using effect of CO, SO and NO on the level of rain water acidity (ph). Measurement of gases (CO, SO and NO ) are conducted using continuous monitoring program. CO is measured by Picarro G1301 analyzer with CRDS method, NO is measured by TS4TL analyzer with Chemiluminescence method, while SO gas is measured with TS43iTLE analyzer with UV Fluorescence method.three kinds of gas make 7 different scenario models. The amount of the influence of CO, SO and NO is calculated, then acidy result from calcutation compared with its observation. Pearson correlation value is used as an indicator of an appropriate selection of model scenarios. The results show that acidity level of rainwater in GAW Bukit Kototabang Station in April 009 was influenced by a mixture of CO and NO gases, in May 009 was affected by CO alone, in June 009 was influenced by a mixture of CO and SO gas.the Data of acidity level of rain water in April, May and June 009 compared with this model confirmed that air condition in environment around of Bukit Kototabang GAW Station still cleanness. Keyword : CO,SO, NO, CRDS, Chemiluminance Naskah masuk : 16 Februari 011 Nasakah diterima : Mei 011 PEMBUATAN MODEL SEDERHANA PENGARUH GAS CO...Agusta Kurniawan 43

2 I. PENDAHULUAN Stasiun Pemantau Atmosfer Global (SPAG) Bukit Kototabang merupakan salah satu stasiun pengamatan referensi udara bersih. Secara geografi Stasiun Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang terletak pada bujur timur, 0.0 lintang selatan dan pada ketinggian meter di atas permukaan laut. Stasiun ini terletak pada lokasi yang jauh dari pemukiman dan aktivitas manusia agar udara yang diukur benarbenar alami sehingga dapat dijadikan dijadikan referensi udara bersih. Air hujan menjadi komponen pokok pada siklus hidrologi dan memegang peranan penting dalam siklus pelarutan bahanbahan kimia di alam. Air hujan juga berperan sebagai pencuci berbagai polutan yang ada di atmosfer, dengan cara membawa polutan tersebut dari udara ke permukaan tanah dan ke permukaan air. Salah satu parameter air hujan yang diukur adalah ph. ph didenifisikan sebagai logaritma negatif aktivitas ion hidrogen. 10 ph = log ah (1) Untuk larutan encer, aktivitas ion H, sama dengan konsentrasi ion H. Air hujan termasuk dalam larutan encer, sehingga ph dikatakan sebagai logaritma negatif konsentrasi H. 10 ph = log [H ] () 1) 1.1. Kelarutan gas dalam air Kelarutan gas dalam larutan berair dinyatakan dengan konstanta Hukum Henry atau biasa dikenal dengan Konstanta Henry. Besarnya Konstanta Henry dirumuskan dimana = [Gas] (aq) / P Gas, (3) P Gas= X x Ptot : Konstanta Henry pada keadaan standar [Gas] (aq) : Konsentrasi gas dalam fasa larutan (M=Molar) P Gas : Tekanan parsial gas (atm) X Ptot : Fraksi mol gas disini digunakan persen (%) : Tekanan total gas = disini digunakan tekanan udara ambien (atm) 1.. P e n g a r u h a b s o r b s i G a s C O ) (Karbondioksida) Secara kimia absorpsi CO di atmosfer oleh air hujan adalah CO (g) H O (l) HCO 3(aq) (4) Konstanta Henry (konstanta pelarutan gas) didefinisikan K H= [HCO 3]/ PCO (5) K 1 3(aq) (aq) 3 (aq) H CO H HCO (6) Konstanta Disosiasi K 1 didefinisikan K = [H ] x [HCO 3 ] /[HCO 3] (7) 1 K 1 3 (aq) (aq) 3 (aq) HCO H CO (8) Konstanta Disosiasi K didefinisikan K = [H ] x [CO ] /[HCO ] (9) 3 3 Disamping itu air sendiri mengalami reaksi disossiasi O (l) (aq) (aq) H O H OH (10) Konstanta Disosiasi Air O didefinisikan KH O= [H ] x [OH ] /[H O ] (11) Dimana= [ ] : simbol untuk konsentrasi : simbol untuk muatan positif : simbol untuk muatan negatif P CO : Tekanan Parsial CO : Konstanta Henry =Konstanta pelarutan gas K 1 : Konstanta Disossiasi HCO3 K : Konstanta Disossiasi HCO3 (l) : simbol berwujud cair/khusus untuk air (g) : simbol substansi kimia (ion, olekul,dll) berwujud gas (aq) : simbol substansi kimia (ion, molekul, dll) berada dalam larutan D ari k esemua reaksi itu terjadi keseimbangan muatan, karena larutan bersifat netral: Muatan positif = Muatan negatif [H ] = [OH ] [HCO 3 ] [CO 3 ] (1) Karena larutan bersifat asam, maka konsentrasi ion hidroksi [OH ] dapat dieliminasi: [H ] << [OH ] (13) Dapat kita pertimbangkan bahwa konsentrasi ion karbonat [CO 3 ] jauh sangat kecil dibandingkan dengan ion bikarbonat [HCO 3 ], JURNAL METEOROLOGI DAN GEOFISIKA VOLUME 1 NOMOR 1 TAHUN 011:

3 karena nilai K << K1, maka konsentrasi ion karbonat dapat dihilangkan [CO 3 ] << [HCO 3 ] Dengan menghilangkan komponen ion hidroksi [OH ] dan ion karbonat [CO 3 ], maka keseimbangan muatan larutan menjadi [H ] = [HCO 3 ] Oleh karena itu K 1 (konstanta disossiasi HCO 3) dapat dinyatakan sebagai K = [H ] x [HCO ] /[H CO ] = [H ] / [H CO ] [H ]= ( K1 x [HCO 3] )...(a) Besarnya konsentrasi [H CO ] dapat dicari 3 dari konstanta Henry K = [H CO ]/ CO maka H 3 P, [H CO ] = K x Co... (b) 3 H P Oleh karena itu besarnya konsentrasi H dapat dicari dengan cara melakukan substitusi persamaan b ke persamaan a menjadi [H ]= ( K1 x KH x P CO )...(c) Besarnya konsentrasi H akibat absorpsi gas CO dalam air hujan ( K1x KHx P CO ) 1.3. P e n g a r u h a b s o r b s i G a s S o 3) (Sulfurdioksida) Sulfur Dioksida (SO ) terdapat dalam kadar kecil di atmosfer, tetapi memiliki konstanta dissosiasi dan kelarutan dalam air yang besar. Pengaruh absorpsi gas SO di atmosfer terhadap ph air hujan secara kimia: SO (g) H O (l) HSO3(aq) Konstanta Henry = = [HSO 3]/ P SO K 1 HSO3(aq) H (aq) HSO3 (aq) Konstanta Disosiasi K K 3 (aq) (aq) 3 (aq) = [H ] x [HSO ] /[H SO ] HSO H SO Konstanta Disosiasi K = [H ] x [SO 3 ] /[HSO 3 ] Disamping itu air sendiri mengalami reaksi disossiasi O (l) (aq) (aq) H O H OH Konstanta Disosiasi Air O = [H ] x [OH ] /[HO] dimana [ ] : simbol untuk konsentrasi : simbol untuk muatan positif : simbol untuk muatan negatif P SO : Tekanan Parsial SO : Konstanta Henry = Konstanta pelarutan gas K 1 : Konstanta Disossiasi HSO3 K : Konstanta Disossiasi HSO 3 Dengan menggunakan analogi yang sama pada pelarutan gas CO dalam air hujan (lihat persamaan c) maka pelarutan gas SO dalam air hujan didapatkan konsentrasi H sebesar [H ]= ( K x K x SO )...(d) 1 H P Besarnya konsentrasi H akibat absorpsi gas SO dalam air hujan menjadi HSO3 adalah (K1 x H P K x SO ) Bila kondisi lingkungan memungkinkan, akan terjadi oksidasi secara sempurna maka seluruh HSO3akan berubah menjadi HSO 4, sesuai dengan reaksi SO H O H SO (g) (l) 3(aq) H SO 4(aq) Asam sulfat HSO 4 tergolong asam kuat dan di dalam air akan terdisossiasi membentuk dua proton H, sesuai dengan reaksi H SO H SO 4(aq) (aq) 4 (aq) Sehingga konsentrasi proton sama dengan dua kali konsentrasi asam sulfat [H ]= x H dari [H SO ]...(e) 4 Pada reaksi oksidasi sempurna seluruh H SO akan 3 berubah menjadi H SO maka secara konsep mol 4, PEMBUATAN MODEL SEDERHANA PENGARUH GAS CO...Agusta Kurniawan 45

4 kimia, 1 mol H SO setara atau ekuivalen dengan 1 4 mol H SO 3 [H SO ] [H SO ] 4 3 Sehingga persamaan e akan dapat dimodifikasi menjadi [H ]= x H dari [H SO ]...(f) 3 oleh karena itu besarnya konsentrasi H dapat dicari dengan cara melakukan substitusi persamaan d ke persamaan f menjadi [H ]= x ( K x K x SO...(g) 1 H P ) Besarnya konsentrasi H akibat absorpsi gas SO dalam air hujan menjadi HSO4 adalah x (K1 x K x SO ) H P 1.4. P e n g a r u h a b s o r b s i G a s N O (Nitrogendioksida) No dihasilkan oleh pembakaran, degradasi bahan organik, dan oksidasi NO. Gas ini adalah salah satu jenis gas sedikit berwarna dan memberikan ciri warna kecoklatan ke udara tercemar. Hal ini akan terlihat pada konsentrasi minimal 1 ppmv. NO akan teroksidasi menjadi HNO di atmosfer. 3 NO H O HNO (g) (l) 3(aq) Konstanta Henry = K = [HNO ]/ NO H 3 P NO sedikit larut dalam air. (Konstanta Henry untuk pelarutan gas NO dalam air adalah 7) 1.0x10 mol / atm). Tekanan parsial NO di 9 atmosfer x10 atm. Asam nitrat HNO 3 tergolong asam kuat dan di dalam air akan terdisossiasi membentuk satu proton H. Sesuai dengan reaksi HNO3(aq) H (aq) NO3 (aq) Berbeda dengan dua gas sebelumnya, yaitu gas CO dan SO, gas ini dalam air hujan langsung membentuk asam kuat bukan asam lemah. Untuk asam kuat konsentrasi H akan sama dengan dengan konsentrasi asamnya. [H ]= [HNO ]...(h) 3 Maka untuk mencari konsentrasi H dikembalikan dengan menggunakan hukum Henry (Hukum pelarutan gas) NO H O HNO (g) (l) 3(aq) Konstanta Henry = K = [HNO ]/ NO H 3 P [HNO ]= K / No 3 H P...(i) oleh karena itu besarnya konsentrasi H dapat dicari dengan cara melakukan substitusi persamaan i ke persamaan h menjadi [H ]= K / NO...(j) H P Besarnya konsentrasi H akibat absorpsi gas NO dalam air hujan menjadi HNO3 adalah / PNO 1.5. Design Model Sederhana absorpsi gas di atmosfer 10 ph = log [H ] [H ]=f (gasgas, asam organik, aerosol anorganik) Konsentrasi proton atau ion Hidrogen dipengaruhi oleh gasgas terlarut dan berbagai aerosol/garamgaram anorganik terlarut dan asamasam organik. Model ini dibuat sederhana sehingga hanya gasgas yang berperanan terhadap keasaman air hujan, sehingga [H ]=[H ] f (Co, SO,NO, asam karboksilat ) Pengukuran asamasam karboksilat dalam udara ambien tidak dilakukan sehingga pada model ini diabaikan. Pada model ini hanya melihat pengaruh tingkat keasaman air hujan karena pengaruh gas CO, SO dan NO. [H ]=[H ] f (CO, SO,NO ) II. METODOLOGI PENELITIAN 3).1. Air hujan dan tingkat keasaman (ph) Sampel air hujan diambil satu hari sekali menggunakan penakar hujan Observasi (Obs). Sampel hujan ini selanjutnya diukur ph nya. Pengukuran ph dilakukan dengan menggunakan alat ph meter inolab ph Level 1. Pengukuran ph air hujan dilakukan dengan cara mencelupkan elektroda ph meter ke dalam sampel, nilai ph akan terbaca pada display alat. Pengukuran curah hujan JURNAL METEOROLOGI DAN GEOFISIKA VOLUME 1 NOMOR 1 TAHUN 011:

5 menggunakan Gelas Ukur 5 mm standar BMKG (untuk corong 100 cm ). Untuk menjaga kualitas data hasil pengukuran, minimal seminggu sekali sebelum pengukuran ph, instrumen dikalibrasi dengan larutan buffer ph 4,0 dan ph 7,0, dengan tanpa ada pengaturan suhu larutan. (Kalibrasi instrumen ph meter inolab ph Level 1, dengan metode 4) automatis Kalibrasi). Caranya larutan buffer ph 7,0 dimasukkan ke dalam gelas piala, lalu dicatat ph dan tegangan (mv), kemudian larutan buffer ph 4,0 dimasukkan ke dalam gelas piala, lalu dicatat ph dan tegangan (mv). Instrumen ph meter inolab ph Level 1 masih berfungsi dengan baik jika slope mv/ph berada dalam kisaran range 6 sampai 58. Selama proses kalibrasi slope mv/ph selalu terbaca dalam range 6 sampai 58, dan dari kalibrasi terakhir nilai slope mv/ph terbaca 59.Penggunaan akuades sebagai bahan pelarut dan pencuci alatalat gelas dikontrol dengan ketat. Untuk menjaga kebersihan dan menghindari kontaminasi dari alatalat, akuades yang digunakan merupakan hasil pemrosesan dari alat Ultra Pure Water System 1 dengan konduktivitas sampai 0,055 ìscm, sehingga kontaminasi sangat diminimalkan... Pengukuran konsentrasi gas Konsentrasi gas CO diperoleh dari instrumen Picarro G1301. Rawdata merupakan data ratarata 1 menitan kemudian diolah menjadi agregat harian. Metode pengukuran yang digunakan adalah Cavity Ring Down Spectrofotometer (CRDS). Untuk menjaga kualitas data yang dihasilkan instrumen ini dilengkapi dengan sistem kalibrasi otomatis dan gas Standar 1) CO. Konsentrasi gas SO diperoleh dari instrumen TS43iTrace Level Enhance. Prinsip kerja instrumen ini dengan metode UV Fluorescence. Data gas SO merupakan data dengan resolusi 5 menit, data ini kemudian diolah menjadi agregat harian. Rawdata diambil dari instrumen menggunakan software iport dengan kabel RS3. Instrumen ini dilengkapi dengan sistem kalibrasi (Dynamic Gas Calibrator TS146i dan Zero Air Supply TS111) serta gas Standar SO. Konsentrasi gas NO diperoleh dari instrumen TS4iTrace Level. Prinsip kerja instrumen ini Chemiluminescent. Data gas NO merupakan data dengan resolusi 5 menit, kemudian data ini diolah menjadi agregat harian. Rawdata diambil dari instrumen menggunakan software iport dengan kabel RS3. Instrumen ini dilengkapi dengan sistem kalibrasi (Dynamic Gas Calibrator TS146i dan Zero Air Supply TS111) serta gas Standar NO.. Kondisi Udara Ambien Kondisi udara ambien, yaitu tekanan diperoleh dari data MAWS Vaisala. Rawdata dengan resolusi 1 menitan diolah menjadi agregat data harian..3 Skenario model Karena dalam model sederhana ini hanya ada tiga parameter gas yang berpengaruh, berarti ada 7 macam skenario. Keenam macam skenario itu adalah tingkat keasaman air hujan dipengaruhi oleh CO saja. tingkat keasaman air hujan dipengaruhi oleh NO saja. tingkat keasaman air hujan dipengaruhi oleh SO saja. tingkat keasaman air hujan dipengaruhi oleh CO dan NO. tingkat keasaman air hujan dipengaruhi oleh CO dan SO. tingkat keasaman air hujan dipengaruhi oleh SO dan NO. tingkat keasaman air hujan dipengaruhi oleh CO, SO dan NO. Sampel air hujan dari Penakar Hujan Observasi (OBS) digunakan sebagai data validator. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang digunakan pada perhitungan model ini adalah data dimana semua parameter tersedia didalamnya, artinya saat terjadi hujan, tersedia data konsentrasi gas CO, SO, NO dan parameter. Data yang digunakan pada penelitian ini ada data ratarata / aggregat harian. Pengolahan data dilakukan dengan mengasumsikan bahwa semua gas terlarut ke dalam air hujan sesuai dengan hukum Henry dan tekanan Parsial Gas masingmasing Skema Besar Penelitian Air hujan akan melarutkan gasgas, dalam hal ini adalah gas CO, NO, SO, Air hujan dapat PEMBUATAN MODEL SEDERHANA PENGARUH GAS CO...Agusta Kurniawan 47

6 dikatakan mencuci atmosfer (washing out), sehingga akan mempengaruhi tingkat keasaman air hujan. Pemilihan tiga bulan tersebut berdasarkan atas ketersediaan atau kelengkapan semua parameter. Tabel 1. Data Bulan April 009 Gambar 1. Skema Besar Penelitian 3.. Tahapan pengolahan data Gambar. Tahapan Pengolahan Data Tabel. Data Bulan Mei 009 Data mixing ratio gas dalam ppb/ppm harus diubah dulu menjadi fraksi mol dalam persen. Nilai tekanan parsial masingmasing gas diperoleh dengan mengalikan fraksi mol gas dengan tekanan udara saat itu. Data tekanan udara diperoleh dari MAWS Vaisala dan dibuat aggregat harian. Fase gas diubah menjadi fase larutan dengan menggunakan Hukum Henry, memanfaatkan 5) Konstanta Henry yang kemudian akan diperoleh konsentrasi ion hidrogen dalam larutan. Tingkat keasaman biasanya dinyatakan dengan ph=log (H ) Data penelitian Data yang digunakan dalam artikel adalah data tiga bulan, bulan April 009, Mei 009 dan Juni 009. Data diambil dari Logbook ph dan Konduktivitas air hujan Stasiun GAW Bukit Kototabang. 48 JURNAL METEOROLOGI DAN GEOFISIKA VOLUME 1 NOMOR 1 TAHUN 011: 43 5

7 Tabel 3. Data Bulan Juni 009 [H ]= K / NO H P 3. Tingkat keasaman (ph) air hujan hanya dipengaruhi oleh konsentrasi gas SO di udara. Gas SO bila larut ke dalam air hujan akan dapat menghasilkan suatu asam lemah (H SO ) dan 3 bila dalam kondisi memungkinkan akan teroksidasi menjadi asam kuat (HSO 4). Asam sulfat selain merupakan asam diprotik menghasilkan dua proton, juga termasuk oksidator kuat. Bila air hujan sampai membentuk asam ini akan berbahaya bagi lingkungan biotik maupun lingkungan abiotik. [H ]= x ( K x K x SO ) 1 H P 3.4. Analisa data Data yang digunakan pada perhitungan ini adalah data yang lengkap, artinya saat terjadi hujan, ada data tingkat keasaman (ph) dan ada data dari mixing ratio dari gas yang bersangkutan. Berdasarkan model yang dirancang dari skema besar penelitian dan pengolahan data, ada tujuh macam skenario, yaitu: 1. Tingkat keasaman (ph) air hujan hanya dipengaruhi oleh konsentrasi gas CO di udara. Skenario ini menunjukkan bahwa kondisi lokasi penempatkan sampel adalah daerah yang bersih. [H ]= ( K x K x CO ) 1 H P. Tingkat keasaman (ph) air hujan hanya dipengaruhi oleh konsentrasi gas NO di udara. Gas NO bila larut ke dalam air hujan akan dapat menghasilkan asam nitrat (HNO ). Asam ini 3 merupakan salah satu jenis asam kuat, yang berbahaya bagi lingkungan biotik maupun lingkungan abiotik. 4. Tingkat keasaman (ph) air hujan dipengaruhi oleh konsentrasi gas CO dan gas NO di udara. 1 H P [H ]= [H ] CO [H ] NO [H ]= ( K x K x CO ) (/ P NO ) 5. Tingkat keasaman (ph) air hujan dipengaruhi oleh konsentrasi gas CO dan gas SO di udara. 1 H P 1 H P [H ]= [H ] CO [H ] SO [H ]= ( K x K x CO ) ( x ( K x K x SO ) ) 6. Tingkat keasaman (ph) air hujan dipengaruhi oleh konsentrasi gas NO dan gas SO di udara. PEMBUATAN MODEL SEDERHANA PENGARUH GAS CO...Agusta Kurniawan 49

8 [H ]= (/ PNO ) 1 H P [H ]= [H ] NO [H ] SO ( x ( K x K x SO ) ) 7. Tingkat keasaman (ph) air hujan hanya dipengaruhi oleh konsentrasi gas CO, gas NO dan gas SO di udara. 1 H P [H ]= [H ] CO [H ] NO [H ] SO [H ]= ( K x K x CO ) (/ P NO ) ( x ( K x K x SO ) ) 1 H P Data bulan April, Mei, dan Juni 009 Untuk melihat kesesuaian pengaruh gas CO, gas NO dan gas SO terhadap tingkat keasaman air hujan, penulis menggunakan metode korelasi Pearson/ nilai (r), antara nilai ph perhitungan dengan ph pengukuran (observasi). Bila nilai r paling mendekati 1/1, menunjukkan pengaruh yang paling besar. Data Bulan April 009 Tabel 4. Pengolahan Data Bulan April 009 Parameter Gas Jumlah Baris Data Nilai r CO NO SO CO NO CO SO NO SO CO NO SO Pada bulan April 009, berdasarkan hasil perhitungan dan nilai korelasi Pearson, menunjukkan bahwa tingkat keasaman air hujan di SPAG Bukit Kototabang dipengaruhi oleh campuran Gas CO dan gas NO. Data Bulan Mei 009 Tabel 5. Pengolahan Data Bulan Mei 009 Parameter Gas Jumlah Baris Data Nilai r CO NO SO CO NO CO SO Gambar 3. Penilaian Kesesuaian Model Skenario NO SO CO NO SO Pada bulan Mei 009, berdasarkan hasil perhitungan dan nilai korelasi Pearson, menunjukkan bahwa tingkat keasaman air hujan di SPAG Bukit Kototabang dipengaruhi oleh Gas Co. JURNAL METEOROLOGI DAN GEOFISIKA VOLUME 1 NOMOR 1 TAHUN 011:

9 Data Bulan Juni 009 Tabel 4. Pengolahan Data Bulan Juni 009 Parameter Gas Jumlah Baris Data Nilai r CO teroksidasi seluruhnya menjadi asam sulfat (HSO 4). Kita ambil contoh kondisi udara tercemar, misal tekanan udara 1 atm, gas SO 9 dengan tekanan parsial 5 x 10 atm dan semuanya teroksidasi menjadi asam sulfat (H SO ), maka ph air hujan dapat dihitung 4 menjadi 3,4. NO SO CO NO CO SO NO SO CO NO SO Pada bulan Juni 009, berdasarkan hasil perhitungan dan nilai korelasi Pearson, menunjukkan bahwa tingkat keasaman air hujan di SPAG Bukit Kototabang dipengaruhi oleh campuran Gas CO dan Gas SO Evaluasi Data bulan April, Mei, dan Juni 009 Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa tingkat keasaman air hujan ternyata tidak hanya dipengaruhi oleh satu skenario model saja, namun bervariasi. Pada bulan April 009 pengaruh campuran Gas CO dan gas NO (skenario model 4) lebih dominan. Pada bulan Mei 009 pengaruh gas CO saja (skenario model 1) lebih dominan. Pada bulan Juni 009 (skenario model 5) lebih dominan. Dengan model ini diharapkan dapat memberikan gambaran awal kondisi udara suatu 3) tempat. Kita ambil beberapa kondisi lingkungan : kondisi lingkungan dengan udara bersih (air hujan hanya dipengaruhi oleh absorpsi CO saja).kita ambil contoh tekanan udara 1 atm, fraksi gas CO sebesar 0,036%, temperatur udara 5 C, maka ph air hujan dapat dihitung menjadi 5,6. Kondisi lingkungan tercemar sedikit, kita ambil contoh tekanan udara 1 atm, fraksi SO di udara 7 sebesar 5 x 10 %, maka ph air hujan dapat dihitung menjadi 4,85. Kondisi lingkungan terkena polusi udara yang parah, semua gas SO yang larut dalam air tadi Gambar 4. Gambaran kondisi udara terhadap ph air 3) hujan Gambar 4. Tingkat Keasaman (ph) Air Hujan di SPAG Bukit Kototabang pada Bulan April, Mei, Juni 009 Dengan mengetahui data tingkat keasaman air hujan bulan April, Mei dan Juni 009 hasil observasi di Stasiun Pemantau Atmosfer Global (SPAG) Bukit Kototabang, dan dibandingkan dengan terhadap model ini serta gambaran kondisi udara ph air hujan, dapat dikonfirmasikan bahwa kondisi udara ambien di lingkungan Stasiun Pemantau Atmosfer Global (SPAG) Bukit Kototabang masih bersih. Penjelasan tersebut sangat sesuai atau cocok dengan fungsi Stasiun Pemantau Atmosfer Global (SPAG) Bukit Kototabang sebagai stasiun referensi udara bersih. PEMBUATAN MODEL SEDERHANA PENGARUH GAS CO...Agusta Kurniawan 51

10 IV.KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa model sederhana, maka dapat diambil kesimpulan Tingkat keasaman air hujan di SPAG Bukit Kototabang pada bulan April 009 dipengaruhi oleh campuran Gas CO dan gas NO. Tingkat keasaman air hujan di SPAG Bukit Kototabang pada bulan Mei 009 dipengaruhi oleh Gas CO saja. Tingkat keasaman air hujan di SPAG Bukit Kototabang pada bulan Juni 009 dipengaruhi oleh campuran Gas CO dan gas SO. Dari hasil data tingkat keasaman air hujan dibandingkan dengan model dapat dipastikan bahwa kondisi udara ambien di lingkungan Stasiun Pemantau Atmosfer Global (SPAG) Bukit Kototabang masih bersih V. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih penulis ucapkan kepada rekanrekan SPAG Bukit Kototabang yang telah melakukan pengukuran tingkat keasaman (ph) harian dari penakar hujan Obs, terutama kepada Alberth CN dan Firda AM yang telah melakukan kalibrasi terhadap instrumen CO, NO, SO analyzer. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dr.Sc.Nat. Jöerg Klausen (sekarang bekerja di MeteoSwiss) yang telah membantu mengaudit, membimbing dan melakukan setting terhadap CO Analyzer Picarro G1301. VI. DAFTAR PUSTAKA 1) Agusta, K. (011). Penggunaan Hukum Henry Untuk Menghitung Pengaruh Gas CO Terhadap Tingkat Keasaman Air Hujan Di SPAG Bukit Kototabang. Megasains, (1),3549. ) Miroslav, R. & Vladimir, B. N. (001). Practical Environmental Analysis, Cambridge: The Royal Society of Chemistry. 3) Agusta, K. (009). Pengaruh Gas CO dan SO di Atmosfer terhadap ph Air Hujan di Bukit Kototabang. Megasains,, ) WTW GmbH & Co. KG. (00). Operation Laboratory ph Meter Inolab ph Level 1,Germany:Weilheim. 5) Rolf, S. (1999). Compilation of Henry's Law Constants for Inorganic and Organic Species of Potential Importance in Environmental Chemistry, Germany: Air Chemistry Department, MaxPlanck Institute of Chemistry (Version 3). JURNAL METEOROLOGI DAN GEOFISIKA VOLUME 1 NOMOR 1 TAHUN 011:

Studi Tingkat Keasaman Air Hujan Berdasarkan Kandungan Gas CO 2, SO 2 Dan NO 2 Di Udara (Studi Kasus Balai Pengamatan Dirgantara Pontianak)

Studi Tingkat Keasaman Air Hujan Berdasarkan Kandungan Gas CO 2, SO 2 Dan NO 2 Di Udara (Studi Kasus Balai Pengamatan Dirgantara Pontianak) Studi Tingkat Keasaman Air Hujan Berdasarkan Kandungan Gas CO 2, SO 2 Dan NO 2 Di Udara (Studi Kasus Balai Pengamatan Dirgantara Pontianak) Nurul Kusuma Wardhani 1), Andi Ihwan 1*), Nurhasanah 1) 1) Program

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH LETUSAN ABU VULKANIK GUNUNG MARAPI DI SUMATERA BARAT TERHADAP PENGUKURAN GAS (SO 2 ) DAN PARTIKEL (PM 10

ANALISA PENGARUH LETUSAN ABU VULKANIK GUNUNG MARAPI DI SUMATERA BARAT TERHADAP PENGUKURAN GAS (SO 2 ) DAN PARTIKEL (PM 10 ANALISA PENGARUH LETUSAN ABU VULKANIK GUNUNG MARAPI DI SUMATERA BARAT TERHADAP PENGUKURAN GAS (SO 2 ) DAN PARTIKEL (PM 10 DAN SPM) DI STASIUN PEMANTAU ATMOSFER GLOBAL BUKIT KOTOTABANG THE ANALYSIS OF EFFECT

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA JAWABAN (DOKUMEN NEGARA) UjianTeori. Waktu: 100 menit

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA JAWABAN (DOKUMEN NEGARA) UjianTeori. Waktu: 100 menit OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA JAWABAN (DOKUMEN NEGARA) UjianTeori Waktu: 100 menit Kementerian Pendidikan Nasional Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Managemen Pendidikan Dasar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena II. TINJAUAN PUSTAKA A. Defenisi Hujan Asam Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena keragamannya sangat tinggi baik menurut waktu dan tempat. Hujan adalah salah satu bentuk

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS UDARA STASIUN GLOBAL ATMOSPHERE WATCH (GAW) BUKIT KOTOTABANG KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT

ANALISIS KUALITAS UDARA STASIUN GLOBAL ATMOSPHERE WATCH (GAW) BUKIT KOTOTABANG KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT ANALISIS KUALITAS UDARA STASIUN GLOBAL ATMOSPHERE WATCH (GAW) BUKIT KOTOTABANG KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT Parana Ari Santi paranaarisanti@gmail.com Emilya Nurjani n.emilya@yahoo.com Abstract Global

Lebih terperinci

Agusta Kurniawan. Stasiun Pemantau Atmosfer Global (SPAG) Bukit Kototabang Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika-Sumatra Barat.

Agusta Kurniawan. Stasiun Pemantau Atmosfer Global (SPAG) Bukit Kototabang Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika-Sumatra Barat. Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 5 No. 1 April 2014: 19-38 Pengaruh letusan Gunung Sinabung pada 15 September 2013 terhadap pengukuran deposisi asam di SPAG Bukit Kototabang The impact of Mount

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA SOAL. UjianTeori. Waktu: 100 menit

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA SOAL. UjianTeori. Waktu: 100 menit OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA SOAL UjianTeori Waktu: 100 menit Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pollution Monitoring Network (BAPMoN) tahun 1960, Global Atmosphere Watch

BAB I PENDAHULUAN. Pollution Monitoring Network (BAPMoN) tahun 1960, Global Atmosphere Watch BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alat pemantau kualitas udara di Indonesia dilatarbelakangi oleh adanya Global Ozone Observating System (GO3OS) pada tahun 1950, Background Air Pollution Monitoring

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA 1 Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan kadar natrium karbonat dan natrium hidrogen karbonat dengan titrasi

Lebih terperinci

PERCOBAAN 3 REAKSI ASAM BASA

PERCOBAAN 3 REAKSI ASAM BASA PERCOBAAN 3 REAKSI ASAM BASA I. Teori Dasar Kita sering menjumpai asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari. Buah-buahan, seperti jeruk, apel, dll., mengandung asam. Amonia rumah tangga, bahan pembersih,

Lebih terperinci

2/14/2012 LOGO Asam Basa Apa yang terjadi? Koma Tulang keropos Sesak napas dll

2/14/2012 LOGO Asam Basa Apa yang terjadi? Koma Tulang keropos Sesak napas dll LOGO Bab 08 Asam Basa Apa yang terjadi? - Koma - Tulang keropos - Sesak napas - dll 1 Ikhtisar Teori Asam Basa Sifat Asam-Basa dari Air ph-suatu ukuran keasaman Kesetimbangan Asam-Basa Lemah dan Garam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan makhluk hidup serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan makhluk hidup serta dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencemaran udara adalah kehadiran substansi fisik, kimia atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan makhluk hidup serta dapat merusak benda-benda

Lebih terperinci

TEORI ASAM BASA Secara Umum :

TEORI ASAM BASA Secara Umum : TEORI ASAM BASA Secara Umum : Asam Basa : : Cairan berasa asam dan dapat memerahkan kertas lakmus biru Cairan berasa pahit dan dapat membirukan kertas lakmus merah Garam : Cairan yang berasa asin TEORI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota terbesar di Pulau Sumatera. Secara geografis Kota Medan terletak pada 3 30'

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) LEMBARAN SOAL 4 Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006

SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006 SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006 Soal 1 ( 13 poin ) KOEFISIEN REAKSI DAN LARUTAN ELEKTROLIT Koefisien reaksi merupakan langkah penting untuk mengamati proses berlangsungnya reaksi. Lengkapi koefisien reaksi-reaksi

Lebih terperinci

PRESENTASI POWERPOINT PENGAJAR OLEH PENERBIT ERLANGGA DIVISI PERGURUAN TINGGI. BAB 16. ASAM DAN BASA

PRESENTASI POWERPOINT PENGAJAR OLEH PENERBIT ERLANGGA DIVISI PERGURUAN TINGGI. BAB 16. ASAM DAN BASA PRESENTASI POWERPOINT PENGAJAR OLEH PENERBIT ERLANGGA DIVISI PERGURUAN TINGGI. BAB 16. ASAM DAN BASA Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Bab 16 Asam dan Basa Asam

Lebih terperinci

KIMIa ASAM-BASA II. K e l a s. A. Kesetimbangan Air. Kurikulum 2006/2013

KIMIa ASAM-BASA II. K e l a s. A. Kesetimbangan Air. Kurikulum 2006/2013 Kurikulum 2006/2013 KIMIa K e l a s XI ASAM-BASA II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami kesetimbangan air. 2. Memahami pengaruh asam

Lebih terperinci

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan

Lebih terperinci

Penurunan Bikarbonat Dalam Air Umpan Boiler Dengan Degasifier

Penurunan Bikarbonat Dalam Air Umpan Boiler Dengan Degasifier Penurunan Bikarbonat Dalam Air Umpan Boiler Dengan Degasifier Ir Bambang Soeswanto MT Teknik Kimia - Politeknik Negeri Bandung Jl Gegerkalong Hilir Ciwaruga, Bandung 40012 Telp/fax : (022) 2016 403 Email

Lebih terperinci

Wardaya College IKATAN KIMIA STOIKIOMETRI TERMOKIMIA CHEMISTRY. Part III. Summer Olympiad Camp Kimia SMA

Wardaya College IKATAN KIMIA STOIKIOMETRI TERMOKIMIA CHEMISTRY. Part III. Summer Olympiad Camp Kimia SMA Part I IKATAN KIMIA CHEMISTRY Summer Olympiad Camp 2017 - Kimia SMA 1. Untuk menggambarkan ikatan yang terjadi dalam suatu molekul kita menggunakan struktur Lewis atau 'dot and cross' (a) Tuliskan formula

Lebih terperinci

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar LOGO Stoikiometri Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar Konsep Mol Satuan jumlah zat dalam ilmu kimia disebut mol. 1 mol zat mengandung jumlah partikel yang sama dengan jumlah partikel dalam 12 gram C 12,

Lebih terperinci

PENGARUH HUJAN TERHADAP TEGANGAN LEWAT DENYAR ISOLATOR PIRING TERPOLUSI

PENGARUH HUJAN TERHADAP TEGANGAN LEWAT DENYAR ISOLATOR PIRING TERPOLUSI PENGARUH HUJAN TERHADAP TEGANGAN LEWAT DENYAR ISOLATOR PIRING TERPOLUSI Alfonso Manogari Siregar, Syahrawardi Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera

Lebih terperinci

1. Isilah Biodata anda dengan lengkap (di lembar Jawaban) Tulis dengan huruf cetak dan jangan disingkat!

1. Isilah Biodata anda dengan lengkap (di lembar Jawaban) Tulis dengan huruf cetak dan jangan disingkat! Petunjuk : 1. Isilah Biodata anda dengan lengkap (di lembar Jawaban) Tulis dengan huruf cetak dan jangan disingkat! 2. Soal Teori ini terdiri dari dua bagian: A. 30 soal pilihan Ganda : 60 poin B. 5 Nomor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO 3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air.

Lebih terperinci

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 3, Juli 2014 ISSN

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 3, Juli 2014 ISSN ANALISIS PENGARUH INTENSITAS RADIASI MATAHARI, TEMPERATUR DAN KELEMBABAN UDARA TERHADAP FLUKTUASI KONSENTRASI OZON PERMUKAAN DI BUKIT KOTOTABANG TAHUN 2005-2010 Mairisdawenti 1, Dwi Pujiastuti 1, Asep

Lebih terperinci

KIMIA LARUTAN LARUTAN ELEKTROLIT ASAM DAN BASA

KIMIA LARUTAN LARUTAN ELEKTROLIT ASAM DAN BASA KIMIA LARUTAN Pada topik ini larutan yang dimaksud dibatasi pada larutan dengan pelarut air (aqueous solution). Air merupakan pelarut universal, tersedia melimpah, mudah untuk dimurnikan dan tidak beracun.

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia Stoikiometri Larutan - Soal Doc. Name: RK13AR11KIM0601 Doc. Version : 2016-12 01. Zat-zat berikut ini dapat bereaksi dengan larutan asam sulfat, kecuali... (A) kalsium

Lebih terperinci

SUMMARY. ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO

SUMMARY. ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO SUMMARY ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO Oleh : Yuliana Dauhi Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan Universitas

Lebih terperinci

Beberapa Sifat Kimia Tanah antara lain :

Beberapa Sifat Kimia Tanah antara lain : SIFAT KIMIA TANAH Beberapa Sifat Kimia Tanah antara lain : 1. Derajat Kemasaman Tanah (ph) Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai ph. Nilai ph menunjukkan

Lebih terperinci

BAB VI KINETIKA REAKSI KIMIA

BAB VI KINETIKA REAKSI KIMIA BANK SOAL SELEKSI MASUK PERGURUAN TINGGI BIDANG KIMIA 1 BAB VI 1. Padatan NH 4 NO 3 diaduk hingga larut selama 77 detik dalam akuades 100 ml sesuai persamaan reaksi berikut: NH 4 NO 2 (s) + H 2 O (l) NH

Lebih terperinci

GALAT TITRASI. Ilma Nugrahani

GALAT TITRASI. Ilma Nugrahani GALAT TITRASI Ilma Nugrahani Galat Titrasi Adalah galat yang terjadi karena indikator berubah warna sebelum atau sesudah titik setara ditunjukkan dari kurva titrasi titik akhir titik ekivalen. Dapat disebabkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hujan asam terjadi akibat polutan udara khususnya gas sulfur oksida (SOx) dan gas nitrogen oksida (NOx). Polutan ini bersumber dari alam maupun dari aktivitas manusia

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN ASAM BASA

KESEIMBANGAN ASAM BASA LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA NAMA PRAKTIKAN : Fani Nuryana Manihuruk (NIM 147008013) Mesrida Simarmata (NIM 147008011) HARI/TGL. PRAKTIKUM : Selasa, 10 Maret 2015 TUJUAN

Lebih terperinci

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA 1. Larutan Elektrolit 2. Persamaan Ionik 3. Reaksi Asam Basa 4. Perlakuan Larutan

Lebih terperinci

Penentuan parameter kualitas air secara kimiawi. oleh: Yulfiperius

Penentuan parameter kualitas air secara kimiawi. oleh: Yulfiperius Penentuan parameter kualitas air secara kimiawi oleh: Yulfiperius Pendahuluan Alat-alat ukur : ph meter, oksigen meter, dan pengukur (probe) amonia. Alat-alat diatas amatlah berguna namun tidak murah.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surabaya, 24 Februari Penulis. Asiditas dan Alkalinitas Page 1

KATA PENGANTAR. Surabaya, 24 Februari Penulis. Asiditas dan Alkalinitas Page 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadiran allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahnya kepada kita, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah Asiditas dan Alkalinitas.

Lebih terperinci

Gambar 8. Peta Kontur Ketinggian Stasiun Pemantauan Kualitas Udara Bandung

Gambar 8. Peta Kontur Ketinggian Stasiun Pemantauan Kualitas Udara Bandung 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Daerah Kajian Stasiun pemantauan kualitas udara (fix station) yang terdapat di Bandung ada lima stasiun dan masing-masing mewakili daerah dataran tinggi, pemukiman

Lebih terperinci

A. D. Rosalia, et al., ALCHEMY jurnal penelitian kimia, vol. 11 (2015), no. 1, hal

A. D. Rosalia, et al., ALCHEMY jurnal penelitian kimia, vol. 11 (2015), no. 1, hal KAJIAN EMPIRIS MEKANISME REAKSI HIDROGEN PEROKSIDA DENGAN IODIDA PADA SUASANA ASAM (AN EMPIRICAL STUDY ON THE HYDROGEN PEROXIDE REACTION WITH IODIDE IN ACID CONDITION) Ayuni Dita Rosalia, Patiha, Eddy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dietil eter merupakan salah satu bahan kimia yang sangat dibutuhkan dalam industri dan salah satu anggota senyawa eter yang mempunyai kegunaan yang sangat penting.

Lebih terperinci

Kesetimbangan Kimia. Chapter 9 P N2 O 4. Kesetimbangan akan. Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi

Kesetimbangan Kimia. Chapter 9 P N2 O 4. Kesetimbangan akan. Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Kesetimbangan adalah suatu keadaan di mana tidak ada perubahan yang terlihat seiring berjalannya waktu. Kesetimbangan kimia

Lebih terperinci

DERAJAT KEASAMAN (ph)

DERAJAT KEASAMAN (ph) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR DERAJAT KEASAMAN (ph) DISUSUN OLEH FAISAL ARSYAD (13513128) NURUL FIKRI (13513136) JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Lebih terperinci

Dinamika Atmosfer Bawah (Skala Ketinggian dan Mixing Ratio)

Dinamika Atmosfer Bawah (Skala Ketinggian dan Mixing Ratio) Dinamika Atmosfer Bawah (Skala Ketinggian dan Mixing Ratio) Abdu Fadli Assomadi Laboratorium Pengelolaan Pencemaran Udara dan Perubahan Iklim karakteristik tinggi skala (scale height) Dalam mempelajari

Lebih terperinci

PENENTUAN KOMPOSISI KIMIA AIR HUJAN DI TEPI CEKUNGAN BANDUNG

PENENTUAN KOMPOSISI KIMIA AIR HUJAN DI TEPI CEKUNGAN BANDUNG PENENTUAN KOMPOSISI KIMIA AIR HUJAN DI TEPI CEKUNGAN BANDUNG Dessy Gusnita, Tuti Budiwati, Iis Sofiati dan Wiwiek Setyawati Bidang Pengkajian Ozon dan Polusi Udara Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan

Lebih terperinci

BAB II KESETIMBANGAN KIMIA

BAB II KESETIMBANGAN KIMIA BAB II KESETIMBANGAN KIMIA TIU : 1. Memahami definisi kimia dan mengidentifikasi keadaan kimia. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kimia: Prinsip Le Chatelier. Memahami aplikasi kimia dalam perolehan

Lebih terperinci

BAB V KIMIA AIR. 5.1 Tinjauan Umum

BAB V KIMIA AIR. 5.1 Tinjauan Umum BAB V KIMIA AIR 5.1 Tinjauan Umum Analisa kimia air dapat dilakukan untuk mengetahui beberapa parameter baik untuk eksplorasi ataupun pengembangan di lapangan panas bumi. Parameter-parameter tersebut adalah:

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di 30 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. (CH 2 O)n + n O 2 n CO 2 + n H 2 O + e - (1) mikrob (CH 2 O)n + nh 2 O nco 2 + 4n e - + 4n H + (2)

HASIL DAN PEMBAHASAN. (CH 2 O)n + n O 2 n CO 2 + n H 2 O + e - (1) mikrob (CH 2 O)n + nh 2 O nco 2 + 4n e - + 4n H + (2) HASIL DAN PEMBAHASAN Dinamika Eh dan ph Ketika tanah digenangi, air akan menggantikan udara dalam pori tanah. Pada kondisi seperti ini, mikrob aerob tanah menggunakan semua oksigen yang tersisa dalam tanah.

Lebih terperinci

Kesetimbangan Kimia. Bab 4

Kesetimbangan Kimia. Bab 4 Kesetimbangan Kimia Bab 4 Standar Kompetensi 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang memengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri Kompetensi

Lebih terperinci

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra BAHAN BAKAR KIMIA Ramadoni Syahputra 6.1 HIDROGEN 6.1.1 Pendahuluan Pada pembakaran hidrokarbon, maka unsur zat arang (Carbon, C) bersenyawa dengan unsur zat asam (Oksigen, O) membentuk karbondioksida

Lebih terperinci

PENENTUAN SIFAT LISTRIK AIR PADA WADAH ALUMINIUM DAN BESI BERDASARKAN PENGARUH RADIASI MATAHARI

PENENTUAN SIFAT LISTRIK AIR PADA WADAH ALUMINIUM DAN BESI BERDASARKAN PENGARUH RADIASI MATAHARI PENENTUAN SIFAT LISTRIK AIR PADA WADAH ALUMINIUM DAN BESI BERDASARKAN PENGARUH RADIASI MATAHARI Yusuf Syetiawan, Sugianto, Riad Syech Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.40 Badan Standardisasi

Lebih terperinci

REDOKS dan ELEKTROKIMIA

REDOKS dan ELEKTROKIMIA REDOKS dan ELEKTROKIMIA Overview Konsep termodinamika tidak hanya berhubungan dengan mesin uap, atau transfer energi berupa kalor dan kerja Dalam konteks kehidupan sehari-hari aplikasinya sangat luas mulai

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS PRIMER DAN SEKUNDER BAB 1. PENDAHULUAN

PRODUKTIVITAS PRIMER DAN SEKUNDER BAB 1. PENDAHULUAN PRODUKTIVITAS PRIMER DAN SEKUNDER BAB 1. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Suatu ekosistem dapat terbentuk oleh adanya interaksi antara makhluk dan lingkungannya, baik antara makhluk hidup dengan makhluk hidup

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian Bahan-bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini antara lain bubuk magnesium oksida dari Merck, bubuk hidromagnesit hasil sintesis penelitian

Lebih terperinci

Studi hujan asam yang dilakukan di Indonesia masih menggunakan automatic wet and dry deposition sampler type ARS 721 dan I.

Studi hujan asam yang dilakukan di Indonesia masih menggunakan automatic wet and dry deposition sampler type ARS 721 dan I. 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udara merupakan faktor yang penting dalam unsur kehidupan, dengan peningkatan pembangunan kota dan pusat industri mengakibatkan adanya penurunan kualitas udara. Secara

Lebih terperinci

II. PRINSIP Elektroda gelas yang mempunyai kemampuan untuk mengukur konsentrasi H + dalam air secara potensio meter.

II. PRINSIP Elektroda gelas yang mempunyai kemampuan untuk mengukur konsentrasi H + dalam air secara potensio meter. ph I. TUJUAN Tujuan praktikum ini adalah mengetahui tingkat keasaman (nilai ph) suatu sampel air,konsetrasi H + yang terkandung dalam sampel air dengan menggunakan elektroda gelas yang melakukan pengukuran

Lebih terperinci

D. beta dan alfa E. alfa dan beta

D. beta dan alfa E. alfa dan beta 1. Pada peluruhan menjadi kemudian meluruh menjadi, partikel-partikel yang dipancarkan berturut-turut adalah... A. foton dan beta B. foton dan alfa C. beta dan foton Reaksi peluruhan : D. beta dan alfa

Lebih terperinci

Reaksi dalam larutan berair

Reaksi dalam larutan berair Reaksi dalam larutan berair Drs. Iqmal Tahir, M.Si. iqmal@gadjahmada.edu Larutan - Suatu campuran homogen dua atau lebih senyawa. Pelarut (solven) - komponen dalam larutan yang membuat penuh larutan (ditandai

Lebih terperinci

KESETIMBANGAN KIMIA SOAL DAN PEMBAHASAN

KESETIMBANGAN KIMIA SOAL DAN PEMBAHASAN KESETIMBANGAN KIMIA SOAL DAN PEMBAHASAN 1. Suatu reaksi dikatakan mencapai kesetimbangan apabila. A. laju reaksi ke kiri sama dengan ke kanan B. jumlah koefisien reaksi ruas kiri sama dengan ruas kanan

Lebih terperinci

SMA Negeri 6 Denpasar Alamat Jalan Raya Sanur Tlp : 0361(247843) Denpasar

SMA Negeri 6 Denpasar Alamat Jalan Raya Sanur Tlp : 0361(247843) Denpasar RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Mata Pelajaran : Kimia Materi : Reaksi Asam Basa dan Perhitungannya Kelas / Smt : XI / 2 Oleh : I Wayan Subaga SMA Negeri 6 Denpasar Alamat Jalan Raya Sanur Tlp

Lebih terperinci

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5 1. Pada suhu dan tekanan sama, 40 ml P 2 tepat habis bereaksi dengan 100 ml, Q 2 menghasilkan 40 ml gas PxOy. Harga x dan y adalah... A. 1 dan 2 B. 1 dan 3 C. 1 dan 5 Kunci : E D. 2 dan 3 E. 2 dan 5 Persamaan

Lebih terperinci

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab 16. Asam dan Basa

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab 16. Asam dan Basa Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Bab 16 Asam dan Basa Asam Memiliki rasa masam; misalnya cuka mempunyai rasa dari asam asetat, dan lemon serta buah-buahan sitrun

Lebih terperinci

I. LARUTAN BUFFER. 1. Membuat Larutan Buffer 2. Mempelajari Daya Sanggah Larutan Buffer TINJAUAN PUSTAKA

I. LARUTAN BUFFER. 1. Membuat Larutan Buffer 2. Mempelajari Daya Sanggah Larutan Buffer TINJAUAN PUSTAKA I. LARUTAN BUFFER II. TUJUAN 1. Membuat Larutan Buffer 2. Mempelajari Daya Sanggah Larutan Buffer III. TINJAUAN PUSTAKA Larutan penyangga atau larutan buffer atau larutan dapar merupakan suatu larutan

Lebih terperinci

kimia KTSP & K-13 KESETIMBANGAN KIMIA 1 K e l a s A. Reaksi Kimia Reversible dan Irreversible Tujuan Pembelajaran

kimia KTSP & K-13 KESETIMBANGAN KIMIA 1 K e l a s A. Reaksi Kimia Reversible dan Irreversible Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 kimia K e l a s XI KESETIMBANGAN KIMIA 1 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi reaksi kimia reversible dan irreversible..

Lebih terperinci

TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR

TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR I. TUJUAN 1. Memahami prinsip kerja dari percobaan. 2. Menentukan konsentrasi dari NaOH dan Na 2 CO 3. 3. Mengetahui kegunaan dari titrasi dengan indikator

Lebih terperinci

KIMIA (2-1)

KIMIA (2-1) 03035307 KIMIA (2-1) Dr.oec.troph.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Kuliah ke-9 Teori Asam Basa Bahan kuliah ini disarikan dari Chemistry 4th ed. McMurray and Fay Faperta UNMUL 2011 Pengertian Asam dan

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN ASAM BORAT (H 3 BO 3 ) TERHADAP SOLUBILITAS CO 2 DALAM LARUTAN K 2 CO 3 Pembimbing : Dr. Ir. Kuswandi, DEA Ir.

PENGARUH PENAMBAHAN ASAM BORAT (H 3 BO 3 ) TERHADAP SOLUBILITAS CO 2 DALAM LARUTAN K 2 CO 3 Pembimbing : Dr. Ir. Kuswandi, DEA Ir. PENGARUH PENAMBAHAN ASAM BORAT (H 3 BO 3 ) TERHADAP SOLUBILITAS CO 2 DALAM LARUTAN K 2 CO 3 Pembimbing : Dr. Ir. Kuswandi, DEA Ir. Winarsih Oleh : Maeka Dita Puspa S. 2306 100 030 Pritta Aprilia M. 2306

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Penelitian Secara Umum

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Penelitian Secara Umum BAB 3 METODOLOGI 3.1 Penelitian Secara Umum Dalam bab ini menjelaskan cara penelitian yang dilakukan untuk menaikkan kualitas air hujan dengan batu kapur, baru kapur yang dipanaskan 400 C, karbon aktif

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011 di Laboratorium Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Organik

Lebih terperinci

ASAM DAN BASA. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

ASAM DAN BASA. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. ASAM DAN BASA Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. Tujuan Pembelajaran 1.Mahasiswa memahami konsep dasar asam dan basa 2.Mahasiswa mampu mendefinisikan dan membedakan sifat-sifat asam dan basa 3.Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar

BAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar Kimia XI SMA 179 BAB 6 Larutan Penyangga Tujuan Pembelajaran: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian larutan penyangga dan komponen penyusunnya. 2. Merumuskan persamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran, yaitu masuknya zat pencemar yang berbentuk gas, partikel kecil atau aerosol ke dalam udara (Soedomo,

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Kimia

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Kimia K1 Revisi Antiremed Kelas 10 Kimia Stoikiometri - Soal Doc. Name:RK1AR10KIM0901 Version : 2016-10 halaman 1 1. Jika diketahui massa atom C-12= p gram dan massa 1 atom unsur X adalah a gram. Massa atom

Lebih terperinci

02. Jika laju fotosintesis (v) digambarkan terhadap suhu (T), maka grafik yang sesuai dengan bacaan di atas adalah (A) (C)

02. Jika laju fotosintesis (v) digambarkan terhadap suhu (T), maka grafik yang sesuai dengan bacaan di atas adalah (A) (C) Pengaruh Kadar Gas Co 2 Pada Fotosintesis Tumbuhan yang mempunyai klorofil dapat mengalami proses fotosintesis yaitu proses pengubahan energi sinar matahari menjadi energi kimia dengan terbentuknya senyawa

Lebih terperinci

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri ICS 13.040.40 Badan Standardisasi Nasional

Lebih terperinci

1. Dari pengujian larutan dengan kertas lakmus diperoleh data berikut:

1. Dari pengujian larutan dengan kertas lakmus diperoleh data berikut: SOAL-SOAL BAB 5 LARUTAN ASAM BASA/ Kimia Erlangga 2B 1. Dari pengujian larutan dengan kertas lakmus diperoleh data berikut: No Larutan yang diuji Warna lakmus Merah Biru 1 X Merah Biru 2 Y Merah Merah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menit tiap percobaan, didapatkan data tekanan gas pada tabel berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menit tiap percobaan, didapatkan data tekanan gas pada tabel berikut : BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Tekanan gas Dari hasil eksperimen sebanyak 27 kali dalam rentan waktu satu menit tiap percobaan, didapatkan data tekanan gas pada tabel berikut : No Luas

Lebih terperinci

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 1. Semua pernyataan berikut benar, kecuali: A. Energi kimia ialah energi

Lebih terperinci

BAB 7. ASAM DAN BASA

BAB 7. ASAM DAN BASA BAB 7. ASAM DAN BASA 7. 1 TEORI ASAM BASA 7. 2 TETAPAN KESETIMBANGAN PENGIONAN ASAM DAN BASA 7. 3 KONSENTRASI ION H + DAN ph 7. 4 INDIKATOR ASAM-BASA (INDIKATOR ph) 7. 5 CAMPURAN PENAHAN 7. 6 APLIKASI

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang pengaruh elektrodisinfeksi terhadap Coliform dan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang pengaruh elektrodisinfeksi terhadap Coliform dan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tentang pengaruh elektrodisinfeksi terhadap Coliform dan E.Coli dalam air dengan menggunakan elektroda platina-platina (Pt/Pt) dilakukan di Laboratorium Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara merupakan komponen yang sangat penting untuk keberlangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Tingkat pencemaran udara di Kota Padang cukup tinggi. Hal

Lebih terperinci

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG )

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG ) PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG ) Antonius Hermawan Permana dan Rizki Satria Hirasmawan Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 11 Kimia

Antiremed Kelas 11 Kimia Antiremed Kelas 11 Kimia Stoikiometri Larutan - Latihan Soal Doc. Name: AR11KIM0699 Doc. Version : 2012-07 01. Zat-zat berikut ini dapat bereaksi dengan larutan asam sulfat, kecuali... (A) kalsium oksida

Lebih terperinci

Oksigen memasuki udara melalui reaksi fotosintesis tanaman : CO 2 + H 2 O + hv {CH 2 O} + O 2 (g)

Oksigen memasuki udara melalui reaksi fotosintesis tanaman : CO 2 + H 2 O + hv {CH 2 O} + O 2 (g) Bahan Kimia dan Reaksi-Reaksi Fotokimia Dalam Atmosfer REAKSI-REAKSI OKSIGEN ATMOSFER Reaksi umum dari perubahan oksigen dalam atmosfer, litosfer, hidrosfer, dan biosfer. Siklus oksigen sangat penting

Lebih terperinci

Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit larutan adalah campuran homogen (serba sama) dari dua macam zat atau lebih. Jumlah zat yang paling banyak dalam suatu larutan disebut pelarut (solvent), sedangkan

Lebih terperinci

DETOKSIFIKASI SIANIDA PADA TAILING TAMBANG EMAS DENGAN NATRIUM METABISULFIT (Na 2 S 2 O 5 ) DAN HIDROGEN PEROKSIDA (H 2 O 2 )

DETOKSIFIKASI SIANIDA PADA TAILING TAMBANG EMAS DENGAN NATRIUM METABISULFIT (Na 2 S 2 O 5 ) DAN HIDROGEN PEROKSIDA (H 2 O 2 ) DETOKSIFIKASI SIANIDA PADA TAILING TAMBANG EMAS DENGAN NATRIUM METABISULFIT (Na 2 S 2 O 5 ) DAN HIDROGEN PEROKSIDA (H 2 O 2 ) Mariska Margaret Pitoi 1, Audy D. Wuntu 1 dan Harry S. J. Koleangan 1 1 Jurusan

Lebih terperinci

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom Standar Nasional Indonesia Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom ICS 13.040.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar

Lebih terperinci

LEMBAR SOAL. Mata pelajaran : Kimia. Kelas/Program : XI/IPA Hari, tanggal : Selasa, 8 April 2008 Alokasi waktu : 90 Menit

LEMBAR SOAL. Mata pelajaran : Kimia. Kelas/Program : XI/IPA Hari, tanggal : Selasa, 8 April 2008 Alokasi waktu : 90 Menit DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN KIMIA Gedung D6. Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229 Telp. 8508035 LEMBAR SOAL Mata

Lebih terperinci

Analisis Fisiko Kimia

Analisis Fisiko Kimia Analisis Fisiko Kimia POTENSIOMETRI Oleh : Dr. Harmita Tujuan Penetapan kadar secara volumetri dengan menggunakan potensiometer sebagai penunjuk titik akhir titrasi. Teori Potensiometri adalah cabang ilmu

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI PENANGGUNGJAWAB PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA. : Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran. Lingkungan

STANDAR KOMPETENSI PENANGGUNGJAWAB PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA. : Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran. Lingkungan Lampiran Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 04 Tahun 2011 Tanggal : 14 September 2011 STANDAR KOMPETENSI PENANGGUNGJAWAB PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA 1. Kualifikasi : Penanggung Jawab Pengendalian

Lebih terperinci

BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012

BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012 BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012 Hal-0 Instruksi Pastikan bahwa nama dan kode peserta Anda sudah tertulis pada halaman pertama lembar soal dan lembar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Umum Air Air merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, pertanian,

Lebih terperinci

8. ASIDI-ALKALINITAS

8. ASIDI-ALKALINITAS Asidialkalinitas 8. ASIDIALKALINITAS 8.1. Umum Pengertian asiditas adalah kemampuan air untuk menetralkan larutan basa, sedangkan alkalinitas adalah kemampuan air untuk menetralkan larutan asam. Asidialkalinitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam

I. PENDAHULUAN. Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan

Lebih terperinci

KIMIA TERAPAN DALAM PRESPEKTIF AGRO INDUSTRI

KIMIA TERAPAN DALAM PRESPEKTIF AGRO INDUSTRI Deskripsi Perkuliahan KIMIA TERAPAN DALAM PRESPEKTIF AGRO INDUSTRI Mata kuliah ini bertujuan membangun pemahaman dasar tentang berbagai aplikasi kimia dalam agroindustri. Setelah mengikuti perkuliahan

Lebih terperinci

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT I. Tujuan Percobaan ini yaitu: PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT Adapun tujuan yang ingin dicapai praktikan setelah melakukan percobaan 1. Memisahkan dua garam berdasarkan kelarutannya pada suhu tertentu

Lebih terperinci

PETA KONSEP. Larutan Penyangga. Larutan Penyangga Basa. Larutan Penyangga Asam. Asam konjugasi. Basa lemah. Asam lemah. Basa konjugasi.

PETA KONSEP. Larutan Penyangga. Larutan Penyangga Basa. Larutan Penyangga Asam. Asam konjugasi. Basa lemah. Asam lemah. Basa konjugasi. PETA KONSEP Larutan Penyangga mempertahankan berupa ph Larutan Penyangga Asam mengandung Larutan Penyangga Basa mengandung Asam lemah Basa konjugasi Asam konjugasi Basa lemah contoh contoh contoh contoh

Lebih terperinci

PERILAKU ZAT PENCEMAR DI ATMOSFER

PERILAKU ZAT PENCEMAR DI ATMOSFER PERILAKU ZAT PENCEMAR DI ATMOSFER Pengantar Pencemaran udara dapat didefinisikan sebagai kondisi atmosfer yang terdiri atas senyawa-senyawa dengan konsentrasi tinggi diatas kondisi udara ambien normal,

Lebih terperinci

Larutan dan Konsentrasi

Larutan dan Konsentrasi Larutan dan Konsentrasi Tujuan Pembelajaran Mahasiswa memahami konsep larutan Mahasiswa memahami konsep perhitungan konsentrasi Pentingnya perhitungan konsentrasi Pentingnya memahami sifat larutan dan

Lebih terperinci