Penciptaan Komposisi Musik Baru Sebagai Alternatif Dalam Meningkatkan Kreativitas dan Pengalaman Musikal Mahasiswa PGSD

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penciptaan Komposisi Musik Baru Sebagai Alternatif Dalam Meningkatkan Kreativitas dan Pengalaman Musikal Mahasiswa PGSD"

Transkripsi

1 See discussions, stats, and author profiles for this publication at: Penciptaan Komposisi Musik Baru Sebagai Alternatif Dalam Meningkatkan Kreativitas dan Pengalaman Musikal Mahasiswa PGSD CONFERENCE PAPER NOVEMBER 2012 DOI: /RG AUTHOR: Julia - Universitas Pendidikan Indonesia Kampus 10 PUBLICATIONS 0 CITATIONS SEE PROFILE Available from: Julia - Retrieved on: 25 January 2016

2 Penciptaan Komposisi Musik Baru Sebagai Alternatif Dalam Meningkatkan Kreativitas dan Pengalaman Musikal Mahasiswa PGSD Julia Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang Abstrak Tulisan ini mendeskripsikan tentang pembelajaran pendidikan seni musik pada mahasiswa PGSD. Pengkajian dilatarbelakangi oleh masalah mahasiswa PGSD yang secara umum tidak memiliki kompetensi musikal, sehingga diperlukan suatu alternatif pembelajaran yang relatif cepat dalam meningkatkan kreativitas dan pengalaman-pengalaman musikal mereka. Metode pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan langsung terhadap pembelajaran mata kuliah pendidikan seni musik selama satu semester. Berdasarkan hasil kajian diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran seni musik melalui penciptaan komposisi musik baru dapat menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan kreativitas dan pengalaman musikal mahasiswa PGSD, karena dalam penggarapan komposisi musik diperlukan imajinasi dan pemikiran-pemikiran kreatif. Kata kunci: komposisi, musik baru, kreativitas, pengalaman musikal. Pendahuluan Masalah yang muncul dalam proses pembelajaran musik di jurusan atau program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di UPI Kampus Sumedang antara lain sulitnya menentukan materi musik yang tepat bagi mahasiswa berhubung kompetensi musik yang dimiliki mereka pada umumnya sangat minim. Jangankan menguasai unsur-unsur musik seperti ritmik dan tangga nada, memperoleh pengalaman musikal pun mayoritas sangat kurang, sehingga pada saat dilakukan tes bakat dan wawasan musik pada awal perkuliahan, pada umumnya tidak tahu banyak tentang istilah-istilah musik baik istilah dalam musik daerah (karawitan) maupun musik barat, tidak tahu pasti maksud dari istilah musik yang sudah dikenal, tidak dapat membaca notasi baik notasi daerah setempat (damina) maupun notasi barat (not balok), kurang memiliki kepekaan rasa musikal sehingga kurang baik dalam melantunkan melodi lagu, dan pada umumnya kurang terampil dalam bernyanyi bahkan lagu-lagu daerah setempat pun tidak dikuasai.

3 Kondisi di atas kiranya cukup untuk ditafsirkan bahwa pada umumnya mahasiswa tidak mendapatkan pengalaman musikal yang memadai yang dapat menumbuhkembangkan kompetensi musikal mereka. Padahal, kemampuan dasar musik dapat dilatih sejak usia dini melalui pengalaman-pengalaman musik yang alamiah dari lingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah. Seperti dituturkan oleh Dieter Mack (2010:9), bahwa dalam proses belajar musik, kegiatan menyanyi dan menari/bergerak merupakan alat paling dasar untuk mengembangkan representasi-representasi musikal sejati. Dengan demikian, dangkalnya kompetensi musik dapat disebabkan karena minimnya melakukan kegiatan-kegiatan yang bersentuhan dengan unsur musik seperti bernyanyi dan menari sejak kecil, karena menari pun alat dasar untuk merasakan unsur-unsur musik. Bahkan dalam penelitian psikologi musik, anak-anak usia prasekolah sudah bisa dilatih dengan pengalaman-pengalaman musikal karena dalam usia tersebut anak sudah bisa merespon terhadap suara atau bunyi-bunyian, belajar mengenal pitch nada, dan belajar ritmik-ritmik sederhana. Sementara pada tingkat Sekolah Dasar (SD), kompetensi musik mulai berkembang pada tahapan mengapresiasi konsep konsonan dan disonan, mengembangkan lagu dalam tonalitas, pengembangan ritmik dan melodi, dan merasakan harmonisasi. Maka dari itu, bagaimana kompetensi musik anak-anak SD bisa berkembang, jika mahasiswa PGSDnya pun sebagai calon pendidik mereka, tidak memiliki kompetensi musikal, sehingga tidak tahu apa yang harus dilakukan terhadap anak didik mereka supaya kemampuan musikalnya berkembang. Akibatnya seringkali anak didik dibiarkan saja tidak dibekali dengan kompetensikompetensi musikal. Untuk membentuk mahasiswa PGSD yang notabene dinilai agak telat dalam mendapatkan kompetensi dan pengalaman musikal supaya kemampuan musiknya meningkat dan pengalaman musiknya bertambah, maka telah diupayakan suatu konsep pembelajaran musik melalui jalur penciptaan komposisi musik baru (kontemporer) sebagai alternatif dalam penambahan dan pengembangan pengalaman-pengalaman musikal termasuk untuk memicu dan memancing sisi-sisi kreativitasnya. Untuk itu, tulisan ini merupakan pendeskripsian dari pembelajaran seni musik yang telah dilakukan pada program studi PGSD UPI Kampus Sumedang, sehingga sumber data pun adalah mahasiswa PGSD semester genap yang dikaji melalui pengamatan langsung selama satu semester.

4 Komposisi Musik Baru dan Kompetensi Musikal Persoalan yang dipaparkan dalam bahasan ini yakni apakah secara teoretis mempelajari komposisi musik baru dapat meningkatkan kompetensi musikal mahasiswa? Jawaban atas pertanyaan ini setidaknya dapat dijelaskan melalui beberapa hal berikut. - Komposisi Musik Baru sebagai Kegiatan Kreasi Seni Batiniah Sama halnya dengan menciptakan jenis-jenis musik lainnya atau karya-karya seni pada umumnya, menciptakan komposisi musik baru pada dasarnya adalah kegiatan kreasi seni yang bersifat batiniah. Soehardjo (2005:174) menerangkan bahwa perangkat batiniah ini terdiri dari rangkaian kegiatan yang kinerjanya berupa pembentukan ide-seni. Hal inilah yang tidak bisa lepas dari proses menciptakan komposisi baru, yakni menghadirkan gagasan-gagasan melalui alam pikir sehingga terbentuklah ide-ide seni. Sementara itu, kehebatan ide seni dapat terbentuk sesuai dengan pengalaman dan latarbelakang budaya pemikirnya, sehingga sebenarnya, karya yang terbentuk merupakan perwujudan dari pengalaman-pengalaman musikal terdahulu yang pernah didapatkan dari seluruh rangkaian kehidupannya. Hanya saja, karena ditambah dengan pengalaman-pengalaman baru, maka karya yang diciptakan berupaya untuk muncul pula dalam bentuk yang relatif baru, yakni baru dalam pengertian sesuai dengan kemampuan penciptanya dalam membuat kebaruan. Artinya, karena pengalaman setiap orang berbeda-beda, maka baru menurut kita belum tentu baru menurut orang lain, dan sebaliknya, baru menurut orang lain belum tentu baru di hadapan kita. Dieter Mack (2004:42) mengatakan, setiap manusia adalah individu, dan individualitas ini senantiasa bisa dituangkan ke dalam proses menciptakan sebuah karya seni yang bisa berdiri sendiri. Oleh sebab itu, semakin dalam pengalaman dan keluasan wawasan seseorang, maka semakin unik dan berbeda pula karya yang dapat diciptakan. Sampai di sini, nampaknya sudah dapat ditarik kesimpulan bahwa menciptakan komposisi baru tidak dapat lepas dari kompetensi musikal karena mencipta merupakan bagian dari keterampilan dalam seni musik. Semakin bagus dan berbeda dari karya yang telah ada, serta unik dan menarik karya musik yang diciptakan, maka semakin kompeten pula penciptanya dalam dunia seni musik. - Komposisi Musik Baru sebagai Kegiatan Kreasi Seni Lahiriah

5 Jika kegiatan kreasi seni batiniah terletak pada rangkaian pembentukan ide-seni, maka kegiatan kreasi seni lahiriah menurut Soehardjo (2005:174) adalah rangkaian mewujudkan ide-seni tersebut. Kegiatan mewujudkan ide-seni tersebut dilakukan melalui serangkaian aktivitas yang melibatkan fisik atau anggota badan, seperti mencari atau memilih alat-alat yang akan digunakan, menentukan siapa saja pemain yang akan dilibatkan, dan lain-lain. Yang mana aktivitas-aktivitas tersebut merupakan kunci utama dalam mewujudkan suatu karya yang diinginkan oleh penciptanya. Artinya, demi mewujudkan suatu bentuk karya musik yang masih berada dalam dunia ide penciptanya, diperlukan sejumlah perjuangan yang sudah pasti melibatkan aktivitas-aktivitas lahiriah supaya karya yang terlahir ke dunia fisik benar-benar sesuai dengan yang diharapkan, atau setidaknya mirip dan tidak meleset dari segala sesuatu yang dirancang dalam dunia ide. Maka dari itu, setidaknya ada dua mazhab komponis yang berupaya melakukan aktivitas-aktivitas lahiriah demi menciptakan suatu karya musik yang relatif baru. Mazhab pertama, yakni komponis yang mencari kebaruan dengan cara menciptakan alat-alat musik yang baru atau menggabungkan alat-alat musik, sehingga didapatkan warna bunyi baru, namun gramatika musiknya bisa relatif baru dan bisa juga tidak baru. Hal ini pernah diutarakan oleh Iwan Gunawan (2009), bahwa bagi pemahaman sebagian orang, musik kontemporer selalu dikaitkan dengan konsep penggunaan alat musiknya. Yang paling trend adalah ketika suatu karya musik menggunakan campuran alat modern dan tradisional dapat memberi penegasan bahwa itulah musik kontemporer. Walaupun pada kenyataannya banyak karya musik kontemporer menggunakan campuran alat musik seperti yang disebutkan di atas, akan tetapi konsep atau ide dengan campuran alat musik tersebut sebenarnya belum dapat menjamin bahwa karya musik tersebut adalah musik kontemporer. Mazhab kedua, yaitu komponis yang mencari kebaruan dengan mengeksplorasi bunyi dari alat yang sudah ada, sehingga berupaya mencari gramatika musik yang benar-benar baru dan segar. Bagi para pencari kebaruan sejati, konsep kedua ini lebih berarti bila dibandingkan dengan konsep yang pertama, karena konsep baru bukan berarti harus mengkolaborasikan atau menghadirkan alat-alat baru, tapi justru hadir

6 dari konsep garap musiknya sebagai representasi dari penghayatan dan pemikiran segar penciptanya. - Komposisi Musik Baru sebagai Media Kreativitas Widjaja (2011) memaparkan bahwa musik kontemporer dapat dikenali dengan beberapa ciri yang hampir senantiasa melekat dalam kehadirannya, yakni sebagai berikut. Judul: Karya musik kontemporer lazim menggunakan judul yang aneh dan bahkan asing... Tema: Dalam musik yang lazim dikenal, tema yang diangkat umumnya berkisar pada cinta, duka, gembira. Musik kontemporer mengusung tema yang seringkali baru... Instrumentasi: Dalam musik kontemporer, bukan hanya instrumen musik yang lazim dikenal saja, melainkan juga digunakan benda-benda yang menghasilkan bunyi... Partitur: Untuk musik kontemporer, notasi balok dan/atau angka, tidaklah cukup. Konsep musik dalam musik kontemporer seringkali harus disertai petunjuk yang detail tentang gambaran bunyi dan cara memproduksi bunyi tersebut... Teknik garapan: Seringkali, komponis musik kontemporer membuat sendiri tata gramatika dan idiom musiknya. Juga susunan dan struktur harmoni yang baru. Ide garapan dapat saja menggunakan idiom dan tata gramatik musik tradisi... Berdasarkan paparan di atas, dapat dijelaskan kembali bahwa membuat komposisi musik baru tidaklah sederhana, namun justru terkesan lebih menantang karena menuntut karya yang benar-benar baru dalam segala hal, mulai dari penjudulan, penggunaan alat, sampai pada gramatika musiknya. Iwan Gunawan (2009) menegaskan, istilah kontemporer yang melekat pada kata musik itu bukanlah menjelaskan tentang jenis (genre), aliran atau gaya musik, akan tetapi lebih spesifik pada sikap atau cara pandang senimannya yang tentunya tersirat dalam konsep serta gramatik musiknya yang memiliki nilai-nilai kekinian. Dengan demikian, menciptakan musik baru memerlukan kreativitas yang disertai dengan ide-ide segar sehingga menjelma menjadi bentuk karya yang relatif baru. Maka dari itu, idealnya pemain dan pencipta musik baru adalah mereka para musisi atau komposer profesional yang sudah biasa berkecimpung dalam dunia musik, sehingga akan menjadi luarbiasa jika kalangan amatir mampu membuat atau memainkan karya-karya musik baru.

7 Penciptaan Komposisi Musik Baru Dalam pelaksanaan penciptaan komposisi musik, ada dua tahapan utama yang dilalui, yaitu tahap proses penciptaan dan penyajian produk. - Proses Penciptaan Pada tahap ini pembelajaran terbagi ke dalam beberapa tahapantahapan kegiatan sebagai berikut. 1. Pengayaan Unsur Dasar Musik Pada tahap ini, mahasiswa diberikan pemahaman ihwal unsur dasar musik yang urgen untuk dikuasai, yakni ritmik dan tangga nada. Pembelajaran mengenai ritmik dilaksanakan selama empat kali pertemuan dari pertemuan kesatu sampai keempat. Sasaran dalam pembelajaran ini adalah mahasiswa dapat membaca ritmik dengan tepat dan merasakan durasi dari tiap ritmik yang dipelajari dengan cara membaca notasi balok. Dalam tahap ini pembelajaran ritmik masih bersifat netral, artinya ritmik tidak dicampuri dengan tingkatan-tingkatan nada seperti do-re-mi, namun menggunakan suku kata yang berbedabeda, bisa berupa kata-kata bebas atau berupa hitungan-hitungan, sehingga penulisan ritmik pun belum menggunakan garis paranada, namun hanya menggunakan garis tunggal (percussion line) saja yang terbagi ke dalam beberapa bar dalam birama 4/4. Contohnya seperti berikut. Contoh 1 Contoh 2 Sementara pembelajaran tentang tangganada dilaksanakan selama tiga kali pertemuan setelah pembelajaran ritmik selesai, yakni dari pertemuan kelima sampai ketujuh. Sasaran dalam pembelajaran tangganada ini adalah agar mahasiswa dapat merasakan perbedaan interval-interval nada, membunyikan nada secara tepat, dan mengisi ritmik-ritmik dengan nada-nada. Artinya, mahasiswa dituntut untuk

8 mengaplikasikan nada ke dalam not balok. Hanya saja, pembelajaran ini masih bersifat sederhana sehingga pengaplikasian nada belum diterapkan pada garis paranada, tapi masih menggunakan garis tunggal. Tangganada yang digunakan adalah tangganada fentatonis atau da-mi-na-ti-la. Ini dimaksudkan supaya mahasiswa lebih mengenal tonalitas musik daerah sendiri walaupun pembelajarannya hanya sesaat. Berikut contoh dari pengembangan pola ritmik di atas yang mulai di isi dengan nada-nada da-mi-na-ti-la. Contoh 3 Contoh 4 2. Demonstrasi Pada tahap ini didemonstrasikan beberapa kebutuhan mendasar untuk membuat komposisi musik baru melalui dua kegiatan pembelajaran yang terdiri atas kegiatan eksplorasi bunyi dan teknik garap. Tahap ini cukup dilakukan satu pertemuan saja, yakni pada pertemuan ke sembilan (setelah UTS membaca ritmik dan tangganada). Berikut paparan bentuk aktivitas dari masing-masing kegiatan. a. Eksplorasi Bunyi Eksplorasi bunyi dilakukan dengan cara mencoba mengeskplor bunyibunyi yang bisa dihasilkan dari media sebagai bahan alat musik yang tersedia di kelas dan media yang sengaja dihadirkan ke kelas melalui penugasan ke mahasiswa. Media ini terdiri atas benda-benda yang tersedia di lingkungan sekitar sehingga mudah didapatkan dimana saja, misalnya botol minuman, kentongan, gelas, piring, galon, ember, dan lainlain. Beberapa hal yang dipelajari di sini adalah bagaimana potensi bunyi yang dapat dihasilkan oleh masing-masing alat atau media, seperti bagaimana jenis-jenis bunyi yang bisa dihasilkan, bagaimana karakter bunyi yang dihasilkan, dan bagaimana teknik memainkannya supaya

9 didapatkan aneka bunyi. Mahasiswa juga mencoba mengeskplor bunyibunyi dari media yang dibawanya. Di sini mahasiswa mulai diperkenalkan pada bunyi-bunyi yang atonal, sehingga mereka bebas untuk mengekspresikan imajinasinya tanpa harus memikirkan lagi tonalitas yang notabene masih mentah dikuasai. b. Teknik Garap Pada tahap ini mahasiswa diberikan dasar-dasar untuk membuat komposisi melalui penulisan sistem notasi. Persoalan yang muncul adalah terkadang mereka bingung harus mulai dari mana, bagaimana cara menghapal komposisi, dan bagaimana cara membagi-bagi tugas kepada para pemain musiknya. Penyelesaian terhadap masalah tersebut dilakukan dengan cara-cara berikut. Pertama, mahasiswa dibagi ke dalam beberapa kelompok atau dibuat menjadi musik ensemble. Kedua, diberikan contoh pengkomposisian yang diperjelas dan sekaligus diperkenalkan pada tema musik, layer musik, tempo dan dinamika. Setiap alat yang digunakan ditulis ke dalam garis tunggal sehingga banyaknya garis bergantung pada banyaknya alat. Penulisan dengan mengunakan simbol not balok dan simbol-simbol bebas disesuaikan dengan bentuk komposisi yang dibuat. Jika komposisi berbentuk metris atau memiliki ketukanketukan tetap dan memiliki tonalitas, maka digunakan simbol not balok, namun jika komposisi berbentuk bunyi-bunyi bebas atau atonal, maka digunakan simbol-simbol bebas. Ketiga, mahasiswa mencoba menyajikan komposisi musik yang telah dibuat ke dalam bentuk notasi. Pada tahap menyajikan ini tidak terlalu bermasalah sebab mahasiswa telah dibekali dengan pemahaman bagaimana cara membaca ritmik di awal pertemuan, dan tentunya karena komposisinya masih bersifat sangat sederhana. Berikut contoh penggalan penulisan komposisi musik yang dibuat pada tahap ini. Contoh 5

10 Melalui salah satu contoh komposisi di atas, mahasiswa diarahkan untuk membaca ritmiknya dengan cara mengaplikasikannya secara bergiliran pada media bunyi yang mereka bawa. Tahapannya adalah membaca dengan tepat, kemudian diolah dengan menggunakan berbagai tempo dan dinamika. Dengan demikian, mahasiswa dapat secara langsung memahami konsep musik, dan merasakan unsur-unsur musik, bahkan dapat memberikan ide-ide untuk membuka ruang imajinasinya sehingga muncul potensi-potensi bentuk musik lainnya, setidaknya bentuk musik yang baru dalam pengalaman musikal mereka. 3. Penggarapan Tahap ini merupakan tahap pengaplikasian dari wawasan dan pengalaman yang diperoleh dari pertemuan kesatu sampai kesembilan dan ditunjang oleh pengalaman-pengalaman musikal sebelumnya. Di sini pula yang menentukan tingkat kreativitas dan imajinasi dalam membuat komposisi musik dari tiap individu yang tergabung ke dalam beberapa kelompok. Penggarapan dilaksanakan selama lima kali pertemuan, yaitu dari pertemuan ke-11 sampai ke-15. Dalam penggarapannya setiap kelompok menyebar ke luar kelas sehingga tidak mengganggu proses pembuatan antara satu dengan yang lainnya, dan di setiap akhir jam pelajaran dilakukan evaluasi terhadap seluruh kelompok. Evaluasi ini lebih bersifat merapihkan tidak bersifat mengubah keorisinalitasan karya mahasiswa. Beberapa hal yang menjadi objek pembenahan antara lain masalah kekompakan, ketepatan saat dalam membunyikan alat sesuai dengan notasi yang dibuat, atau ada juga yang dibenahi notasinya karena tidak sesuai dengan pola ritmik yang diharapkan, dan penegasan pengolahan ekspresi seperti dinamika bunyi supaya karya lebih hidup dan dinamis. Kematangan karya terbukti sangat ditentukan pula oleh intensitas latihan kelompok di luar jam kuliah. - Penyajian Produk Ini merupakan tahap final dalam dua tahapan utama setelah tahap proses penciptaan. Aktivitas yang dilakukan di sini adalah setiap kelompok menyajikan hasil karya cipta mereka. Penyajian ditata ke dalam satu bentuk pertunjukan kecil di dalam kelas dengan dibumbui oleh dekorasi sederhana, kostum sederhana, dan di apresiasi oleh kelompok-kelompok lainnya. Ini juga merupakan suatu pembelajaran bagi mahasiswa tentang bagaimana mempersiapkan sebuah pertunjukan, dari mulai persiapan

11 yang bersifat fisik atau material sampai pada persiapan mental. Berikut dokumentasi pada kegiatan pertunjukan tersebut. Gambar 1 Penyajian Komposisi Musik Hasil Karya Mahasiswa Gambar 2 Penyajian Komposisi Musik Hasil Karya Mahasiswa Kesimpulan Berdasarkan hasil paparan di atas dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut. Pertama, penciptaan komposisi musik baru dapat menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan kreativitas dan pengalaman musikal mahasiswa PGSD, karena dalam penggarapan komposisi musik diperlukan imajinasi dan pemikiran-pemikiran kreatif, serta dituntut melibatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Kedua, konsep penggunaan alat musik dari media yang bebas dan tersedia di lingkungan sekitar lebih cocok bagi mahasiswa PGSD yang notabene mayoritas tidak dapat memainkan alat musik, sementara jika belajar alat musik tidak akan efektif karena waktu yang dibutuhkan relatif lama, dan alat musik yang tersedia senantiasa terbatas jumlahnya. Ketiga, konsep penggarapan musik ensemble dapat meningkatkan pula aspek kerjasama

12 di antara mahasiswa, karena karya musik terbentuk atas kerja bersama dan saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya. Daftar Pustaka Gunawan, Iwan. (2009, 7 Juni). Musik Kontemporer Di Daerah Sunda Sebagai Upaya Pengembangan Musik Lokal Yang Berwawasan Global. Artikel diposting ke [29 Oktober 2012]. Mack, Dieter. (2004). Musik Kontemporer & Persoalan Interkultural. Tanpa tempat. Penerbit: Arti. Mack, Dieter. (2010). Pendidikan Seni: Representasi Mental serta Konteks Budaya. Dalam Narawati, T & Masunah, J (Ed). (2010). Quo Vadis Seni Tradisional V: Meningkatkan Pemahaman Silang Budaya Melalui Pendidikan Seni. Bandung: Prodi Pendidikan Seni SPs UPI. Soehardjo, A. J. (2005). Pendidikan Seni Dari Konsep Sampai Program. Malang: Balai Kajian Seni dan Desain Jurusan Pendidikan Seni dan Desain Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Widjaja, M. G. (2011, 19 Januari). Sekilas Musik Kontemporer di Indonesia. Kompasiana [online], kolom hiburan. Tersedia: [28 Oktober 2012]. Makalah disajikan dalam seminar internasional (Forum Ilmiah VIII) Innovative Ideas in the Study of Language, Literature, Arts, and their Learning pada tanggal 20 November 2012 di FPBS UPI Bandung

Membangun Kerjasama Kelompok Melalui Pembelajaran Ensemble Angklung Pada Mahasiswa PGSD

Membangun Kerjasama Kelompok Melalui Pembelajaran Ensemble Angklung Pada Mahasiswa PGSD See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/291774943 Membangun Kerjasama Kelompok Melalui Pembelajaran Ensemble Angklung Pada Mahasiswa

Lebih terperinci

Pendidikan Musik di Sekolah Dasar (Menuju Implementasi Kurikulum 2013)

Pendidikan Musik di Sekolah Dasar (Menuju Implementasi Kurikulum 2013) See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/291830599 Pendidikan Musik di Sekolah Dasar (Menuju Implementasi Kurikulum 2013) CONFERENCE

Lebih terperinci

Menggali Jati Diri Melalui Estetika Seni Tradisi

Menggali Jati Diri Melalui Estetika Seni Tradisi See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/291766349 Menggali Jati Diri Melalui Estetika Seni Tradisi CONFERENCE PAPER NOVEMBER 2012 DOI:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Musik adalah pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya berupa melodi, irama (ritmik), dan harmoni dengan unsur pendukung berupa gagasan, sifat

Lebih terperinci

Bahan Ajar BAB I KONSEP, DAN PENTINGNYA SENI MUSIK

Bahan Ajar BAB I KONSEP, DAN PENTINGNYA SENI MUSIK Bahan Ajar BAB I KONSEP, DAN PENTINGNYA SENI MUSIK A. Pendahuluan Pendidikan seni musik bukanlah sekedar hiburan untuk memancing siswa menjadi semangat dalam belajar, seperti yang didengungkan sebagian

Lebih terperinci

Strategi Membangun Kompetensi Profesional Guru Musik SD

Strategi Membangun Kompetensi Profesional Guru Musik SD See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/291776285 Strategi Membangun Kompetensi Profesional Guru Musik SD WORKING PAPER JANUARY 2013

Lebih terperinci

Oleh Imam Ghozali (PBS, Pendidikan Seni, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak)

Oleh Imam Ghozali (PBS, Pendidikan Seni, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak) KETERAMPILAN MEMBACA NOTASI BALOK DENGAN PENDEKATAN LAGU MODEL MAHASISWA PGSD FKIP UNTAN PONTIANAK Oleh Imam Ghozali (PBS, Pendidikan Seni, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak) E-mail: syamsu_ghz@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Universitas Pendidikan Indonesia merupakan salah satu Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan yang mempunyai Jurusan Pendidikan Seni Musik. Di dalam kurikulum Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan, dan mengembangkan peradabannya. Pendidikan mencakup

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan, dan mengembangkan peradabannya. Pendidikan mencakup 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan usaha manusia untuk mewariskan, mempertahankan, dan mengembangkan peradabannya. Pendidikan mencakup kegiatan-kegiatan terarah dalam rangka mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pelaku seni khususnya dibidang seni musik, baik sebagai seorang seorang pengajar, praktisi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang merupakan bentuk ungkapan atau ekspresi keindahan. Setiap karya seni biasanya berawal dari ide atau

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI KELAS I KOMPETENSI INTI 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah bangsa yang besar. Terdiri dari 33 Provinsi, 17.508 Pulau dan 238 juta penduduk, Indonesia dikenal di mata dunia memiliki kekayaan serta keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan seni pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya berupa melodi, irama, dan harmoni, dengan unsur pendukung berupa bentuk gagasan,

Lebih terperinci

Inovasi Pembelajaran Kacapi Tembang Melalui Penerapan Sistem Notasi

Inovasi Pembelajaran Kacapi Tembang Melalui Penerapan Sistem Notasi See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/291765638 Inovasi Pembelajaran Kacapi Tembang Melalui Penerapan Sistem Notasi CONFERENCE PAPER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Musik gamelan telah menjadi identitas budaya masyarakat Indonesia, karena telah hidup membudaya dan menjadi tradisi pada kehidupan masyarakat dalam kurun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Musik adalah salah satu karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik, yang mengungkapakan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsurunsur musik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek kepribadian anak yang perlu dikembangkan adalah kreativitas. Maslow & Roger (dalam Sujiono & Sujiono, 2010, hlm. 40) memandang bahwa kreativitas

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Program Semester. : SMA Negeri 6 Yogyakarta : Seni Budaya ( Seni Musik) : X / Umum : 2 (Dua) : 3 x 45 menit A. Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah

BAB I PENDAHULUAN. media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan cabang dari seni. Seni musik juga termasuk salah satu media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pelaku seni khususnya di bidang seni musik, baik sebagai seorang pengajar, praktisi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Komposisi Musik Musik memiliki lima unsur yaitu: ritme, melodi, harmoni, ekspresi dan bentuk. Pembagian kelima unsur-unsur musik disini sesuai dengan pendapat Jamalus 1

Lebih terperinci

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Gending Karatagan wayang adalah gending pembuka pada pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya

Lebih terperinci

2015 PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG

2015 PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berhasilnya suatu proses kegiatan belajar mengajar itu dapat tercermin salah satunya dari minat belajar siswa mengikuti proses kegiatan tersebut. Sejalan

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MUSIK

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MUSIK STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MUSIK DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN PELATIHAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2011 A. Latar Belakang Musik

Lebih terperinci

PROSES PENCIPTAAN DALAM PENGALAMAN DIRI

PROSES PENCIPTAAN DALAM PENGALAMAN DIRI P. Ance Panggabean Proses Penciptaan dalam Pengalaman Diri PROSES PENCIPTAAN DALAM PENGALAMAN DIRI P. Ance Panggabean Tulisan ini membahas pengaplikasian materi materi intuitif dalam konteks proses penciptaan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Kelas Mata Pelajaran Semester Alokasi Waktu : SMP / MTs : IX : Seni Budaya / Seni Musik : 1 (satu) : 2 x 40 menit Standar kompetensi : 3. Mengapresiasi karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi dan informasi memiliki pengaruh besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi dan informasi memiliki pengaruh besar terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan teknologi dan informasi memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan manusia. Manusia yang tidak kreatif akan mudah tersisihkan oleh orang

Lebih terperinci

Pelatihan Dasar Seni Musik Untuk Guru Musik Sekolah Dasar

Pelatihan Dasar Seni Musik Untuk Guru Musik Sekolah Dasar Yulisetiana Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Seni Budaya Universitas Negeri Surabaya Yulisetiana73@yahoo.com Abstrak Melihat pentingnya pendidikan seni musik untuk siswa Sekolah Dasar, maka guru musik

Lebih terperinci

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A) 53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1 PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1 1 Standar Kompetensi : 1. Mengapresiasi karya seni rupa PROGRAM SEMESTER SENI RUPA Kompetensi Dasar Indikator Materi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah secara umum memiliki tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah secara umum memiliki tujuan pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah secara umum memiliki tujuan pembelajaran yang sama, meskipun implementasi pembelajarannya berbeda. Hal ini dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun manusia yang memiliki kepribadian. Hal ini juga diwujudkan oleh pemerintah, dengan membangun

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan Kelas/Semester : 5/2 Standar Kompetensi : Seni Rupa 9. Mengapresiasi karya seni rupa. Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekayaan kesenian tradisi di Indonesia sangat banyak dan beragam, oleh karena itu amat disayangkan jika kesenian tersebut punah. Oleh karena itu, sudah sepatutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menyanyi dapat dikatakan sebagai aktifitas bermusik yang paling mudah

BAB I PENDAHULUAN. Menyanyi dapat dikatakan sebagai aktifitas bermusik yang paling mudah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyanyi dapat dikatakan sebagai aktifitas bermusik yang paling mudah dilakukan oleh semua orang karena praktis dan tidak memerlukan media untuk melakukannya. Walaupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Oxford University, 1997), Dieter Mack, Apresiasi Musik Musik Populer (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama,

BAB I PENDAHULUAN. Oxford University, 1997), Dieter Mack, Apresiasi Musik Musik Populer (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu elemen yang tidak bisa dilepaskan dalam keseharian. Musik juga memberi ketenangan ketika seseorang sedang mengalami permasalahan,

Lebih terperinci

2015 MODEL PEMBELAJARAN TARI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN RITME GERAK DAN RASA MUSIKAL BAGI GURU SENI BUDAYA DI PROVINSI JAWA BARAT

2015 MODEL PEMBELAJARAN TARI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN RITME GERAK DAN RASA MUSIKAL BAGI GURU SENI BUDAYA DI PROVINSI JAWA BARAT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beragam bentuk dan sajian tari, tidak hanya konvensional tetapi ada pula pertunjukan secara komersil maupun kompetisi. Sajiannya pun beragam, ada tari tradisional, tari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai fungsi melatih

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai fungsi melatih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai fungsi melatih kepekaan dan keterampilan melalui media suara. Unsur-unsur musik menurut Jamalus (1998 :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk diikuti. Pendidikan musik kini menjadi sesuatu yang penting bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN. untuk diikuti. Pendidikan musik kini menjadi sesuatu yang penting bagi manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kehidupan musik dan dunia pendidikan musik di Indonesia, akhir-akhir ini menunjukkan kemajuan yang sangat pesat dan sangat menarik untuk diikuti.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses

Lebih terperinci

https://sekolahsenibudaya.wordpress.com 7

https://sekolahsenibudaya.wordpress.com 7 B. Simbol Musik (Lanjutan) 53. Hampir setiap karya musik di dalamnya mengandung unsur-unsur musik. Terdapat dua pemaknaan dalam menyikapi unsur-unsur tersebut salah satu nya adalah urutan pengelompokan

Lebih terperinci

TEORI DAN PENGGUNAAN AKOR

TEORI DAN PENGGUNAAN AKOR TEORI DAN PENGGUNAAN AKOR BUKU PELAJARAN ILMU HARMONI (II) GUSTAV STRUBE Diterjemahkan oleh: A.Gathut Bintarto T., S.Sos., S.Sn., M.A. Dibiayai dari dana DIPA ISI Yogyakarta: No. 042.01.2.400980/ 2016

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah Kelas / Semester Mata Pelajaran Standar : SMP : VII (Tujuh) / 1 (Satu) : SENI BUDAYA : SENI RUPA 1. Mengapresiasi Karya Seni Rupa 1.1. Mengindentifikasi jenis karya seni rupa

Lebih terperinci

MAKALAH SENI BUDAYA MENGENAI ARANSEMEN MUSIK. Disusun oleh : Bella Annesha Sherly Melinda Kelas : XI-IPS 1

MAKALAH SENI BUDAYA MENGENAI ARANSEMEN MUSIK. Disusun oleh : Bella Annesha Sherly Melinda Kelas : XI-IPS 1 MAKALAH SENI BUDAYA MENGENAI ARANSEMEN MUSIK Disusun oleh : Bella Annesha Sherly Melinda Kelas : XI-IPS 1 SMA NEGERI 4 BOGOR 2014 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Aransemen berasal dari kata arrangement

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi. Pendidikan Seni Budaya diharapkan mampu mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi. Pendidikan Seni Budaya diharapkan mampu mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Seni Budaya merupakan satu mata pelajaran yang dituntut oleh kurikulum untuk diajarkan atau diberikan kepada peserta didik mulai tingkat TK sampai dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Campursari karya Manthous dapat hidup menjadi musik. industri karena adanya kreativitas dari Manthous sebagai pencipta

BAB V KESIMPULAN. Campursari karya Manthous dapat hidup menjadi musik. industri karena adanya kreativitas dari Manthous sebagai pencipta BAB V KESIMPULAN Campursari karya Manthous dapat hidup menjadi musik industri karena adanya kreativitas dari Manthous sebagai pencipta produk dan kreativitas dari penyelenggara produk atau produser. Kreativitas

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP... Mata Pelajaran : Seni Budaya (Seni Rupa) Kelas / Semester : VII (tujuh) / (satu) Standar Kompetensi :. Mengapresiasikan Karya Seni Rupa Kompetensi

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah :... Kelas/Semester : IX (sembilan) / I (satu) Mata Pelajaran : Seni Budaya/Seni Rupa Standar : 1. Mengapresiasi karya seni rupa. 1.1 Mengidentifikasi seni rupa murni yang diciptakan di daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran manusia. Dalam musik terdapat lirik lagu dan alunan musik yang harmonis, dapat membawa seseorang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN A. KESIMPULAN

BAB V KESIMPULAN A. KESIMPULAN BAB V KESIMPULAN A. KESIMPULAN Seni Rudat adalah sejenis kesenian tradisional yang semula tumbuh dan berkembang di lingkungan pesantren. Rudat merupakan jenis seni pertunjukan yang terdiri dari seni gerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menggunakan berbagai jenis alat musik sebagai satu kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. yang menggunakan berbagai jenis alat musik sebagai satu kesatuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik gamelan merupakan salah satu seni tradisional di Indonesia yang menggunakan berbagai jenis alat musik sebagai satu kesatuan musikal. Didalam Kamus Besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang ditengah-tengah kehidupan manusia, karena pada dasarnya seni

BAB I PENDAHULUAN. berkembang ditengah-tengah kehidupan manusia, karena pada dasarnya seni BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seni musik merupakan bidang seni yang banyak diminati dikalangan apapun, sebab musik merupakan media yang sangat efektif. Secara umum, musik merupakan kegiatan kesenian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai ciri keanekaragaman budaya yang berbeda tetapi tetap satu. Indonesia juga memiliki keanekaragaman agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dituangkan melalui instrumen atau suara dengan unsur dasar melodi,

BAB I PENDAHULUAN. yang dituangkan melalui instrumen atau suara dengan unsur dasar melodi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu karya seni yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, musik salah satu cabang kesenian yang merupakan sarana dalam menyampaikan

Lebih terperinci

Unsur Musik. Irama. Beat Birama Tempo

Unsur Musik. Irama. Beat Birama Tempo Unsur- Unsur Musik Unsur Musik Bunyi Irama Notasi Melodi Harmoni Tonalitas Tekstur Gaya musik Pitch Dinamika Timbre Beat Birama Tempo Musik adalah bagian dari bunyi, namun bunyi dalam musik berbeda dengan

Lebih terperinci

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006 (SK) dan (KD) Mata Pelajaran Sumber: KTSP 2006 52. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bahan pembelajaran yang disajikan dalam sub pokok bahasan Wawasan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bahan pembelajaran yang disajikan dalam sub pokok bahasan Wawasan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis pada Bab IV, peneliti menyimpulkan bahwa bahan pembelajaran yang disajikan dalam sub pokok bahasan Wawasan Karawitan, Sejarah Karawitan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan Kelas/Semester : 4/2 Standar Kompetensi : Seni Rupa 9. Mengapresiasi karya seni rupa. Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Tari Polostomo Untuk Meningkatkan Motivasi Siswa Dalam Pembelajaran Tari Di SMPN 22 Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Tari Polostomo Untuk Meningkatkan Motivasi Siswa Dalam Pembelajaran Tari Di SMPN 22 Bandung BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fitri Chintia Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fitri Chintia Dewi, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tari adalah ekspresi jiwa yang media ungkapnya gerak tubuh. Gerak yang digunakan untuk mengekspresikan isi hati merupakan gerak yang sudah diolah sehingga sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan seni yang menghasilkan suara terampil dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan seni yang menghasilkan suara terampil dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan seni yang menghasilkan suara terampil dan menyenangkan, untuk menggabungkan rangkaian musik dengan baik bahkan mempesona sehingga bunyi merdu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang pendidikan musik, umumnya yang terbayangkan

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang pendidikan musik, umumnya yang terbayangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara tentang pendidikan musik, umumnya yang terbayangkan pertama kali dalam pikiran adalah berbagai macam aktivitas yang berhubungan dengan seni musik dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seni juga mengalami perkembangan. Seni bahkan menyatu dengan kemajuankemajuan

BAB I PENDAHULUAN. seni juga mengalami perkembangan. Seni bahkan menyatu dengan kemajuankemajuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah salah satu sarana hiburan bagi masyarakat. Baik itu seni musik, seni rupa, seni tari maupun seni teater. Seiring dengan kemajuan zaman, seni juga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam tujuan kurikulum 2013, proses belajar pembelajaran di Sekolah Menengah Atas bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Theodor & Hanns Eisler. Composing For The Films (New York: Oxford University Press, 1947), 40.

BAB I PENDAHULUAN. Theodor & Hanns Eisler. Composing For The Films (New York: Oxford University Press, 1947), 40. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu media untuk menyampaikan pesan, pengalaman dan ekspresi kepada orang lain. Ekspresi dalam musik memiliki batasan yang luas, tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Azzela Mega Saputri, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Azzela Mega Saputri, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membangun pembelajaran kreatif dalam sebuah proses pembelajaran merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru untuk dapat memotivasi dan memunculkan kreativitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak Usia Dini adalah anak yang berada pada rentang usia dari 0 sampai dengan usia 8 tahun (Solehudin, 1997 : 23). Dan usia ini juga disebut dengan golden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 1

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 1 PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 1 1 MATA PELAJARAN : SBK Standar Kompetensi : 1. Mengapresiasi karya seni rupa PROGRAM SEMESTER SENI RUPA Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) Sekolah :... Mata Pelajaran : Seni Budaya / Seni Rupa Kelas/Semester : IX ( sembilan ) / 2 (dua) Pertemuan ke : 1 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. peneliti merumuskan beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban dari

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. peneliti merumuskan beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban dari 1 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada pembahasan sebelumnya, peneliti merumuskan beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian

Lebih terperinci

Kompetensi Materi Kegiatan. Dasar Pembelajaran Pembelajaran Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Belajar. Indikator SILABUS. Penilaian Alokasi Sumber

Kompetensi Materi Kegiatan. Dasar Pembelajaran Pembelajaran Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Belajar. Indikator SILABUS. Penilaian Alokasi Sumber Silabus SBK SD 11 Standar Kompetensi : Seni Rupa 9. Mengapresiasi karya seni rupa 9.1.Menjelaskan makna seni rupa murni. Karya seni rupa murni. Siswa diminta menyebutkan 9.1.1. Menjelaskan definisi Tes

Lebih terperinci

BAB III Analisis. Gambar III.1 Rancangan Pemrosesan

BAB III Analisis. Gambar III.1 Rancangan Pemrosesan BAB III Analisis Bab ini memuat analisis yang dilakukan dalam penulisan Tugas Akhir, berupa analisis terhadap rancangan pemrosesan, yang dibagi menjadi bagian Preprosesor, Algoritma Genetika, dan bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakangMasalah. Pembelajaran merupakan suatu usahan tindakan yang dilakukan seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakangMasalah. Pembelajaran merupakan suatu usahan tindakan yang dilakukan seorang BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah Pembelajaran merupakan suatu usahan tindakan yang dilakukan seorang guru sebagai pendidik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan anak didik dimana pembelajaran berfungsi

Lebih terperinci

2014 PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA

2014 PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dunia pendidikan tidak terlepas dari proses pembelajaran dan pembelajaran erat kaitannya dengan perubahan tingkah laku dan pola pikir seseorang. Pembelajaran

Lebih terperinci

Kompetensi Materi Kegiatan. Dasar Pembelajaran Pembelajaran Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Belajar. Indikator SILABUS. Penilaian Alokasi Sumber

Kompetensi Materi Kegiatan. Dasar Pembelajaran Pembelajaran Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Belajar. Indikator SILABUS. Penilaian Alokasi Sumber Silabus SBK SD 17 SILABUS Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan Kelas/Semester : 5/2 Standar Kompetensi : Seni Rupa 9. Mengapresiasi seni rupa 9.1.Mengidentifikasi jenis motif hias pada seni rupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seseorang dapat bertutur dengan bahasa tertentu secara tiba-tiba dalam situasi penuturan baik bersifat formal maupun yang bersifat informal. Mengganti bahasa diartikan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah :... Mata Pelajaran : Seni Budaya / Seni Rupa Kelas/Semester : IX / I Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Satandar Kompetensi : 1 Mengapresiasi karya seni rupa Kompetensi

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas siswa menjadi yang lebih baik. Sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini sudah mulai memaknai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni musik merupakan bidang seni yang sangat diminati, sebab musik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni musik merupakan bidang seni yang sangat diminati, sebab musik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni musik merupakan bidang seni yang sangat diminati, sebab musik merupakan media hiburan yang sangat efektif. Secara umum, musik merupakan kegiatan kesenian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkenaan dengan pendidikan seni dalam Permendiknas no.22 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Berkenaan dengan pendidikan seni dalam Permendiknas no.22 tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkenaan dengan pendidikan seni dalam Permendiknas no.22 tahun 2006 tentang Standar Isi Kurikulum 2006 dijelaskan bahwa mata pelajaran Seni Budaya pada dasarnya merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari di sekolah, antara lain disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: 1) cara belajar siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik Minimalis merupakan salah satu seni kontemporer yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. Musik Minimalis merupakan salah satu seni kontemporer yang ada pada BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Musik Minimalis merupakan salah satu seni kontemporer yang ada pada saat ini yang berangkat dari sebuah gaya eksperimental dengan konsep minimal namun hasil

Lebih terperinci

LAPORAN KARYA SEN1 I: (UNIVERSITAS NEGERI PADANG) Oleh: Erfan Lubis,SPd. NlP FAKULTAS BAHASA SASTRA DAN SEN1

LAPORAN KARYA SEN1 I: (UNIVERSITAS NEGERI PADANG) Oleh: Erfan Lubis,SPd. NlP FAKULTAS BAHASA SASTRA DAN SEN1 LAPORAN KARYA SEN1 : - -.--,,.. "'?. PENCPTAAN LAGU MARS UNP "- :..,; 7.. (UNVERSTAS NEGER PADANG) Oleh: Erfan Lubis,SPd. NlP.131632921 FAKULTAS BAHASA SASTRA DAN SEN1 UNlFERSlTAS NEGER PADANG DAFTAR S1

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai

Lebih terperinci

`BAB I PENDAHULUAN. yang berpindah-pindah kemungkinan memberikan mereka inspirasi untuk

`BAB I PENDAHULUAN. yang berpindah-pindah kemungkinan memberikan mereka inspirasi untuk `BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik diperkirakan telah lahir sejak kehadiran manusia modern homo sapien yaitu sekitar 180.000 hingga 100.000 tahun yang lalu. Kehidupan mereka yang berpindah-pindah

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : MTsN Bantul Kota Kelas : VII ( tujuh ) Mata Pelajaran : SENI BUDAYA / SENI MUSIK Semester : (satu) Alokasi Waktu : x 40 menit Standar Kompetensi :. Mengapresiasikan

Lebih terperinci

ANALISIS MUSIK CALEMPONG (LAGU MUARA TAKUI) DI KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG KABUPATEN KAMPAR RIAU

ANALISIS MUSIK CALEMPONG (LAGU MUARA TAKUI) DI KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG KABUPATEN KAMPAR RIAU ANALISIS MUSIK CALEMPONG (LAGU MUARA TAKUI) DI KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG KABUPATEN KAMPAR RIAU Sri Martini Guru SMP Negeri 2 Singingi srimartini173@gmail.com ABSTRAK Seni musik calempong Kampar merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam versi yang lain seni disebut. mempunyai unsur transendental atau spiritual.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam versi yang lain seni disebut. mempunyai unsur transendental atau spiritual. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Seni 1. Pengertian Seni Menurut Soedarso (1988: 16-17) bahwa kata seni berasal dari bahasa Sansekerta sani yang berarti pemujaan, palayanan, donasi, permintaan atau mata pencaharian

Lebih terperinci

2014 PEMBELAJARAN TARI YUYU KANGKANG DALAM PROGRAM LIFE SKILL DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA

2014 PEMBELAJARAN TARI YUYU KANGKANG DALAM PROGRAM LIFE SKILL DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan sebagai pondasi diri seseorang dalam kehidupan, mampu merubah kehidupan seseorang untuk berkembang. Pendidikan merupakan proses menuju perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara spesifikasi. Tindakan tersebut dinamakan dengan analisis.

BAB I PENDAHULUAN. secara spesifikasi. Tindakan tersebut dinamakan dengan analisis. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Musik tidak terlepas peranannya dalam kehidupan manusia. Setiap orang pasti memiliki pengalaman musik yang berbeda-beda tergantung seberapa sering seseorang mendengar

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan disajikan pembahasan pada produk final hasil

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan disajikan pembahasan pada produk final hasil BAB V PEMBAHASAN Pada bab V ini akan disajikan pembahasan pada produk final hasil pengembangan, di mana wujud akhir dari produk yang dikembangkan setelah direvisi perlu dikaji secara objektif dan tuntas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rachmayanti Gustiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rachmayanti Gustiani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara yang ditempuh untuk memberikan pengetahuan kepada anak didik melalui pembelajaran, seperti definisi pendidikan menurut Kamus Besar

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP/ MTs Kelas : VIII Mata Pelajaran : Seni Budaya / Seni Musik Semester : 1 (satu / Gasal ) Alokasi Waktu : 4 x 40 menit Standar kompetensi : Mengapresiasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak lepas dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak lepas dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak lepas dan tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) : SMP Negeri 2 Gerokgak

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) : SMP Negeri 2 Gerokgak RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) Sekolah : SMP Negeri 2 Gerokgak Mata Pelajaran : Seni Budaya / Seni Rupa Kelas/Semester : IX / I Pertemuan ke : 1-2 Alokasi Waktu : 4 x 40 menit Satandar

Lebih terperinci

Mendidik Melalui Seni

Mendidik Melalui Seni See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/291830624 Mendidik Melalui Seni CONFERENCE PAPER OCTOBER 2009 DOI: 10.13140/RG.2.1.3608.6806

Lebih terperinci

2015 KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING

2015 KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siswa-siswi Sekolah Menengah Atas (SMA), adalah usia di mana seorang individu yang berada pada masa peralihan. Masa peralihan yang dimaksudkan, adalah di mana siswa

Lebih terperinci