PENGUATAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

Transkripsi

1 I.221 PENGUATAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL Mohamad Arifin, Dudi Hidayat, Sri Mulatsih, Prakoso Bhairawa Putera, Setiowiji Handoyo, Galuh Syahbana Pusat Penelitian Perkembangan Iptek - LIPI 2012

2 LATAR BELAKANG INOVASI Penguatan inovasi yang berorientasi pada spesialisasi kewilayahan kunci keberhasilan pengembangan riset & aplikasinya. 1. SDM terdidik, kreatif, & terampil 2. Infrastruktur komunikasi yang dinamis 3. Sistem inovasi yang efektif 4. Pemerintahan, insentif ekonomi & rejim kelembagaan mendukung Ketersediaan sumber daya lokal: termasuk pangan Inovasi berbasis sumberdaya lokal: industri makananminuman (Ketahanan Pangan) Kesejahteraan/Kemakmuran & Peradaban Bangsa Daya Saing & Pembangunan Perekonomian Industri makanan dan minuman memberikan kontribusi signifikan terhadap PDB Indonesia. Pada tahun 2008 nilai tambah industri makanan dan minuman mencapai Rp miliar atau kontribusinya 17,26% Menyerap tenaga kerja paling besar diantara industri manufaktur lainnya. Pada 2010, menyerap tenaga kerja sebesar 3,6 juta orang atau meningkat sebesar 3,28% dibandingkan Survei inovasi oleh Papipptek-LIPI (2009) ada 274 industri makanan dan minuman yang tersebar di Jawa: 66 industri di Jateng, dan 103 di Jatim. OTONOMI DAERAH menempatkan daerah (sebagai suatu unit wilayah) salah satu ujung tombak pembangunan nasional. Otonomi Daerah memberikan angin segar menjalankan pengelolaan pemerintah daerah & memungkinkan peningkatan nilai tambah sumberdaya daerah (Sulaeman, 2007) Otonomi daerah membuka peluang baru bagi peningkatan kegiatan pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan iptek secara lebih terarah berbasis potensi daerah yang terdayagunakan secara optimum (Zuhal, 2008) Kecenderungan dan Tantangan Isu ketahanan pangan ini. Isu ini tidak lagi dipandang dari sisi ketersediaan dan kemandiriannya saja, tetapi diharapkan dapat mendorong terciptanya pengembangan ekonomi lokal (PEL) 1

3 PERMASALAHAN Dalam pengembangan ekonomi lokal, dituntut untuk mampu mengoptimalkan sumberdaya sesuai dengan kondisi dan potensinya masing-masing Inovasi berbasis sumberdaya lokal: industri makanan-minuman (Ketahanan Pangan) NAMUN TIDAK SEMUA UKM MAMPU MENGOPTIMALKAN INOVASI TEKNOLOGI UKM di Indonesia (Umumnya) dihadapkan pada kendala: 1) keterbatasan akses finansial; 2) keterbatasan kepemilikan teknologi; 3) kemampuan manajerial rendah; 4) keterbatasan jaringan pemasaran; dan 5) resistensi kepada lembaga keuangan perbankan Rumusan Masalah Signifikansi Bagaimana potensi daerah (industri makanan & minuman) dalam pemanfaatan teknologi inovasi dan mampu mendukung PEL? IDENTIFIKASI POTENSI Apa Kebutuhan Inovasi Teknologi bagi (industri makanan & minuman dalam mendukung PEL ANALISIS KEBUTUHAN & SOLUSI INOVASI TEKNOLOGI Memberikan gambaran (identifikasi) atas potensi, kebutuhan & solusi inovasi teknologi bagi UKM yang belum mampu mengoptimalkan potensi. Model penguatan kemampuan inovasi bagi UKM dalam mendukung PEL 2

4 METODOLOGI Indikator Inovasi Penemuan Teknologi Baru Aplikasi Teknologi Baru Keinovatifan Kapasitas Berinovasi Gana (2003) dan Hurley & Hult (1998) Komponen diferensiasi dalam inovasi yang digunakan perusahaan agar memperoleh keunggulan bersaing. - Bharadwaj et al. (1993) - DIFERENSIASI PRODUKSI NILAI TAMBAH INOVASI (Hartini, 2012) Kinerja industri ataupun perekonomian suatu wilayah ataupun negara tidak dapat dipisahkan dari peran inovasi. IKM DIFERENSIASI METODE/ PROSES DIFERENSIASI MANAJEMEN Percepatan pembangunan ekonomi suatu wilayah diwujudkan oleh kemampuan bersaing perusahaanperusahaan (industri) yang berkembang di wilayah bersangkutan dalam menghasilkan barang atau jasa baik di pasar lokal maupun global. - Triyono, (2000) - MENDUKUNG PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL TAHAP 1 Inventarisasi Regulasi Inovasi Daerah, Identifikasi Permasalahan Inovasi di daerah,dll Pra Penelitian Pencarian dokumen dan data dari berbagai literatur, internet, jurnal dll Pada tahapan ini melakukan pra survei untuk mendapatkan segala regulasi inovasi di keempat wilayah studi kasus, selain itu juga dipetakan permasalahan inovasi di daerah. TAHAP 2 Inventarisasi Indikator Inovasi Survei Lapangan di Malang, Trenggalek, Pasuruan, & Salatiga Analisis potensi daerah (industri makanan & minuman) dalam pemanfaatan teknologi inovasi dan mampu mendukung PEL IDENTIFIKASI POTENSI TAHAP 3 Kondisi riil dari wilayah studi kasus tentang keadaan kekinian dari implementasi inovasi, Wawancara mendalam, FGD, Data sekunder, Observasi Analisis Kebutuhan dan Solusi Inovasi Teknologi yang diperlukan oleh IKM dalam mendukung Pengembangan Ekonomi Lokal (Model Pengembangan) Data/Informasi yang Dibutuhkan Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data 3

5 SINERGI KOORDINASI Sentra Pengembangan Agribisnis Terpadu (SPAT Indonesia) UKM Balitbang Kabupaten Malang, BPTP, 6 IKM Dinas UKM Salatiga + 1 IKM Bapeda Kab. Trenggalek, Koperasi Gemah Ripah, PT. Bangkit Cassava 4

6 PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN STUDI KASUS BAHAN BAKU INOVASI PRODUK INOVASI PROSES/ TEKNOLOGI Sentra Pengembangan Ubi jalar/ telo bakpia dan bakpao telo Beberapa teknologi Agribisnis Terpadu (SPAT), sudah dibuat Pasuruan sendiri dan beberapa masih dibeli dari luar Agaricus Sido Makmur Sentosa, Malang Koperasi Gemah Ripah Loh Jinawi dan PT. Bangkit Cassava Mandiri (PT BCM). Jamur Singkong Agaric Tea (campuran teh dan jamur dewa), Agaric Pure 100 (bentuk kapsul), Exclusive Tea, Agaric Diabetes Drop, kripik jamur, nugget dan sosis jamur tiram putih tepung singkong, dan produk turunannya (kue kering, kue lapis, brownies, & panganan lainnya UKM Sehati kedelai Kedelai goreng rendah lemak, kedelai goreng tepung, dan kedelai serbuk/bubuk Tekn kultur jaringan bibit jamur masih di pasok dari luar Peralatan/mesin beberapa membuat sendiri Modifikasi mesinmesin bekas KENDALA PENGEMBANGAN Pemasaran produk Pemasaran masih terbatas Packaging kurang menarik DUKUNGAN PEMDA Hampir tdk ada Tidak ada Kurang difasilitasi Masih terbatas 5

7 POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN Rencana ke depan ± 350 UKM Makanan & Minuman di Malang, Pasuruan, Trenggalek & Kota Salatiga lemah dalam inovasi pengemasan produk PELATIHAN KHUSUS TEKNOLOGI PACKAGING & BRANDING Tahapan & Strategi TAHAP I Pelatihan Pengemasan Produk: (3-5 Hari) + pendampingan 3-4 Minggu desain kemasan pendaftaran merek / ikut merek ASIMAS / SPAT? bantuan pemodalan untuk implementasi perbankan, dinas perindustrian & UKM, dll TAHAP II Pelatihan Pemasaran On-Line: (3-5 Hari) + pendampingan 3-4 Minggu Desain blog atau online shop Updating informasi + produk Transaksi online Dll Perguruan Tinggi, Balitbangda, Badan Promosi Daerah, dll Rencana diseminasi Oktober Akhir 2012: Pemaparan Hasil Riset di Kabupaten Malang Nov 2012 : Presentasi Makalah Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) X Nov Des 2012 : Penulisan Buku Inovasi Teknologi & Pengembangan Ekonomi Lokal Jan 2013 : Submit Paper Jurnal Ilmiah 6

8 FOTO KEGIATAN 7

9 TERIMA KASIH Mohamad Arifin, Dudi Hidayat, Sri Mulatsih, Prakoso Bhairawa Putera, Setiowiji Handoyo, Galuh Syahbana