Chapter 9 Software testing strategies

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Chapter 9 Software testing strategies"

Transkripsi

1 Chapter 9 Software testing strategies Testing software adalah tool pertama untuk menjamin kualitas software yang diterapkan untuk mengontrol kualitas produk software sebelum pengiriman atau instalasi di tempat pelanggan. Pada awalnya, testing terbatas pada tahap akhir pembangunan, setelah seluruh paket telah selesai. Kemudian, pentingnya deteksi dini terhadap cacat pada software menyebabkan konsep jaminan kualitas berubah. Prara profesional SQA didorong untuk memperluas kegiatan testing terhadap coding pada setiap bagian proses produksi, yang menyebabkan adanya testing setiap unit dari modul software dan testing terintegrasi seluruh modul. Umumnya semua kegiatan testing adalah dengan cara menjalankan aplikasi mereka langsung dari kodenya, tidak dengan cara meninjau dokumentasi pembangunan. Beberapa penulis cenderung untuk memperluas lingkup testing lebih jauh dan mempertimbangkan bahwa semua siklus hidup jaminan kualitas software difungsikan sebagai suatu jenis kegiatan testing. Testing software tidak diragukan lagi sebagai konsumen terbesar dari sumber daya jaminan kualitas software. Dalam sebuah survei yang dilakukan pada bulan November 1994, Perry (1995) menemukan bahwa rata-rata, 24% dari anggaran pembangunan proyek dialokasikan untuk testing. Selain itu, 32% dari anggaran manajemen proyek direncanakan untuk kegiatan testing. Sehubungan dengan sumber daya waktu, rata-rata 27% dari waktu proyek adalah berupa jadwal untuk testing. Peserta survei juga menunjukkan bahwa mereka berencana untuk mengalokasikan waktu yang lebih substansial (rata-rata 45%) untuk testing tetapi karena beberapa tekanan yang biasanya timbul menjelang akhir proyek, maka manajer proyek umumnya terpaksa mengurangi waktu testing yang sudah dijadwalkan. Jenis testing ini tentunya bukan satu-satunya tool SQA yang diterapkan terhadap kode software. Tool lainnya misalnya dengan inspeksi dan penelusuran terhadap kode yang dicetak terlebih dahulu, tanpa benar-benar menjalankan program. Prosedur-prosedur seperti ini disinyalir menghasilkan hasil yang baik dalam mengidentifikasian cacat kode. Namun demikian, cara ini tidak pernah dapat menggantikan fungsi testing sebelumnya, yang dapat meneliti fungsi produk software dalam kondisi yang benar-benar digunakan oleh pelanggan. 9.1 Definisi dan tujuan Berbagai definisi untuk software testing yang ditemukan dalam literatur mengungkapkan lingkup proses yang bervariasi, yang mungkin terbatas atau diperluas. Definisi (klasik) menurut Myers (1979, Bab 10) "Testing adalah proses eksekusi program dengan maksud untuk menemukan kesalahan. " Definisi yang agak inklusif, kegiatan mulai dari pemeriksaan kode yang dilakukan oleh seorang pemimpin tim, uji coba menjalankan software yang dilakukan oleh seorang rekan, serta tes dyang ilakukan oleh unit testing, semua dapat dianggap kegiatan testing. Dua definisi testing oleh IEEE Std 610,12 (IEEE, 1990): (1) Proses mengoperasikan suatu sistem atau komponen dalam kondisi tertentu, mengamati atau hasil rekaman, dan membuat evaluasi dari beberapa aspek dari sistem atau komponen.

2 (2) Proses menganalisa item software untuk mendeteksi perbedaan antara kondisi yang ada dan yang diperlukan (suatu bug) dan mengevaluasi fitur dari setiap item software. Perlu dicatat bahwa menurut definisi kedua, menjalankan program sebagai bagian dari proses testing adalah tidak diperlukan. Definisi yang diterapkan dalam buku ini menekankan karakteristik operasi testing secara formal. Lihat Bingkai 9.1. Bingkai 9.1. Software tes - definisi Software tesing adalah proses formal yang dilakukan oleh tim pengujian khusus di mana suatu unit perangkat lunak, beberapa unit perangkat lunak yang terintegrasi atau seluruh paket perangkat lunak diperiksa dengan menjalankan program pada komputer. Semua tes yang terkait dilakukan sesuai dengan prosedur pengujian yang disetujui pada kasus uji yang disetujui. Kata-kata dan frase ditekankan dalam definisi tersebut memungkinkan kita untuk membandingkan karakteristik kunci dari testing software dengan orang software sebagai alat-alat jaminan kualitas siklus hidup: Formal - rencana uji Software merupakan bagian dari pengembangan proyek dan rencana kualitas, dijadwalkan terlebih dahulu dan sering menjadi item sentral dalam pengembangan kesepakatan yang ditandatangani antara pelanggan dan pengembang. Dengan kata lain, pemeriksaan software secara ad hoc oleh rekan atau pemeriksaan teratur oleh pemimpin tim pemrograman tidak dapat dianggap sebagai tes software. Tim testing khusus. Sebuah tim independen atau konsultan eksternal yang mengkhususkan diri dalam testing ditugaskan untuk melakukan tugas-tugas ini terutama dalam rangka untuk menghilangkan bias dan untuk menjamin testing yang efektif oleh para profesional terlatih. Selain itu, secara umum diterima bahwa testing yang dilakukan oleh pengembang sendiri akan menghasilkan hasil yang buruk, seperti orang-orang yang mengembangkan produk asli akan sulit untuk mengungkapkan kesalahan yang mereka tidak dapat mengidentifikasi sebelumnya. Menjalankan program - Segala bentuk kegiatan jaminan kualitas yang tidak melibatkan kegiatan menjalankan software, misalnya pemeriksaan kode, tidak dapat dianggap sebagai dari kegiatan testing. Persetujuan prosedur testing. Proses testing dilakukan sesuai dengan rencana dan prosedur testing yang telah disetujui sebagai suatu prosedur SQA yang diadopsi oleh organisasi yang sedang mengembangkan software. Persetujuan kasus uji. Kasus uji untuk diperiksa dan didefinisikan secara penuh dalam perencanaan uji. Tidak ada kelalaian atau penambahan yang diharapkan terjadi selama testing. Dengan kata lain, setelah prosesuji dimulai, tester tidak diperkenankan untuk mengambil kebijaksanaan dengan cara menghilangkan kasus uji yang anggapnya berlebihan atau menambahkan sebuah kasus uji baru, meskipun mungkin menjanjikan. Tujuan testing ini ditampilkan dalam Bingkai 9.2 Bingkai 9.2 Tujuan software testing Tujuan langsung

3 Untuk mengidentifikasi dan mengungkapkan kesalahan sebanyak mungkin dalam software yang diuji. Untuk membawa software yang yang diuji ke tingkat kualitas yang dapat diterima, setelah kesalahan yang diidentifikasi dikoreksi dan di testing ulang. Untuk melakukan tes yang diperlukan secara efisien dan efektif, dalam keterbatasan anggaran dan penjadwalan. Tujuan tidak langsung Untuk mengkompilasi catatan kesalahan software untuk digunakan dalam pencegahan kesalahan (oleh tindakan koreksi dan pencegahan). Myers (1979) dengan rapi meringkas masalah ini: "Jika tujuan Anda adalah untuk menunjukkan tidak adanya kesalahan Anda tidak akan menemukan banyak. Jika tujuan Anda adalah untuk menunjukkan adanya kesalahan, Anda akan menemukan sebagian besar dari mereka. " Kata-kata dari tujuan kedua mencerminkan fakta bahwa software yang bebas bug adalah merupakan aspirasi yang utopis. Oleh karena itu, kami lebih memilih ungkapan "tingkat kualitas yang dapat diterima ", yang berarti bahwa persentase tertentu dari bug, dapat ditoleransi untuk pengguna, akan tetap tidak teridentifikasi setelah instalasi software. Persentase ini jelas bervariasi oleh paket software dan pengguna, tetapi harus lebih rendah untuk paket risiko kegagalan yang tinggi. 9.2 Strategi testing software Meskipun metodologi testing dapat bervariasi, seringkali jauh, ini diterapkan dalam kerangka dua strategi testing dasar: Untuk menguji software secara keseluruhan, setelah paket selesai tersedia; atau dikenal sebagai "testing big bang". Untuk menguji software sedikit demi sedikit, dalam modul yang sudah selesai (unit test), kemudian untuk menguji kelompok modul terintegrasi dengan modul yang baru selesai (tes integrasi). Proses ini berlanjut sampai semua modul paket telah diuji. Setelah fase ini selesai, seluruh paket diuji secara keseluruhan (uji sistem). Strategi testing biasanya disebut "testing incremental". Selanjutnya, testing incremental juga dilakukan menurut dua strategi dasar: bottom-up dan top-down. Kedua strategi testing incremental berasumsi bahwa paket software dibangun dari hirarki modul software. Dalam testing top-down, modul pertama diuji adalah modul utama, modul tingkat tertinggi dalam struktur software; modul terakhir yang diuji adalah modul tingkat terendah. Di bottom-up testing, urutan testing dibalik: modul tingkat terendah diuji pertama, dengan modul utama diuji terakhir. Gambar 9.1 mengilustrasikan testing top-down dan bottom-up dari sebuah proyek pengembangan software yang sama terdiri dari 11 modul. Pada bagian atas, Gambar 9.1 (a), proses pengembangan software dan testing selanjutnya dilakukan bottom-up, dalam empat tahap, sebagai berikut: Tahap 1: tes unit modul 1 sampai 7. Tahap 2: Tes Integrasi A dari modul 1, dan 2 dikembangkan dan diuji di tahap 1, dan terintegrasi dengan modul 8, yang dikembangkan pada tahap saat ini. Tahap 3: Dua tes integrasi terpisah, B, pada modul 3, 4, 5 dan 8, terintegrasi dengan modul 9, dan C, untuk modul 6 dan 7, terintegrasi dengan modul 10.

4 Tahap 4: Sistem testing dilakukan setelah B dan C telah terintegrasi dengan modul 11, yang dikembangkan pada tahap saat ini. Pada Gambar 9.1 (b), pengembangan software dan testing dilakukan top-down dalam enam tahap. Ini harus jelas bahwa perubahan strategi testing memperkenalkan perubahan besar dalam jadwal tes. Testing akan dilakukan sebagai berikut: Tahap 1: testing unit modul 11. Tahap 2: tes integrasi sebuah modul terintegrasi dengan modul 11 9 dan 10, yang dikembangkan pada tahap saat ini. Tahap 3: uji Integrasi B dari A terintegrasi dengan modul 8, yang dikembangkan pada tahap saat ini. Tahap 4: uji Integrasi C B terintegrasi dengan modul 6 dan 7, yang dikembangkan pada tahap saat ini. Tahap 5: tes Integrasi D C terintegrasi dengan modul 1, dan 2 dikembangkan di tahap saat ini.

5 Tahap 6: uji sstem D terintegrasi dengan modul 3, 4 dan 5, yang dikembangkan pada tahap saat ini. Jalur tambahan yang ditunjukkan pada Gambar 9.1 hanya dua dari banyak kemungkinan jalur. Jalur yang ada pada contoh adalah "horizontal berurutan", meskipun dapat memilih jalan yang "vertikal berurutan" ("kedalaman pertama"). Jika kita mengubah jalur horizontal berurutan dari urutan atas-bawah ditunjukkan pada Gambar 9.1 (b), untuk urutan vertikal, testing akan dilakukan seperti berikut: Tahap 1: Unit testing modul 11. Tahap 2: Tes Integrasi A integrasi dari modul 11 dengan modul 9, yang dikembangkan pada tahap saat ini. Tahap 3: Integrasi uji B dari A dengan modul 8, yang dikembangkan pada tahap saat ini. Tahap 4: Integrasi uji C B dengan modul 1 dan 2, yang dikembangkan pada tahap saat ini. Tahap 5: Integrasi tes D C dengan modul 10, dikembangkan di saat panggung. Tahap 6: Integrasi uji T dari integrasi D dengan modul 6 dan 7, yang dikembangkan pada tahap saat ini. Tahap 7: Sistem testing dilakukan setelah E telah terintegrasi dengan modul 3, 4, dan 5 dikembangkan dalam tahap saat ini. Bottom-up vs top-down strategi Keuntungan utama dari strategi bottom-up adalah kinerjanya yang relatif mudah, sedangkan kerugian utama adalah keterlambatan di mana program secara dapat diamati pada tahap testing modul terakhir. Keuntungan utama dari strategi top-down adalah adanya kemungkinan untuk menunjukkan fungsi seluruh program segera setelah selsai modul tingkat paling atas. Dalam banyak kasus, ini karakteristik memungkinkan untuk melakukan identifikasi lebih darin hasil analisis dan kesalahan desain yang berhubungan dengan algoritma, persyaratan fungsional, dan sejenisnya. Kerugian utama dari strategi ini adalah kesulitan relatif mempersiapkan stub yang diperlukan, yang sering membutuhkan pemrograman yang sangat rumit. Kerugian lain adalah kesulitan yang relatif dalam menganalisis hasil tes. Ahli testing terus memperdebatkan strategi mana yang lebih baik - bottom-up atau top-down. Sementara posisi yang diambil bervariasi, tampaknya bahwa strategi yang dipilih sebenarnya ditentukan oleh pengembang, apakahbottom-up atau top-down. Jelas, penguji harus mengikuti pendekatan pengembang karena sangat penting bahwa testing akan dilakukan segera setelah modul telah dikodekan. Pelaksanaan strategi testing yang berbeda dari strategi pembangunan akan menyebabkan penundaan substansial dalam penjadwalan tes. Big bang vs testing incremental Penerapan strategi testing big bang berdampak pada kerugian yang sangat parah, kecuali program yang di test berukuran sangat kecil dan sederhana. Identifikasi kesalahan menjadi cukup rumit sehubungan dengan jumlah software yang besar. Meskipun sumber daya telah diinvestasikan, efektivitas pendekatan ini relatif sedikit. Selain itu, ketika dihadapkan dengan seluruh paket software, koreksi kesalahan seringkali merupakan tugas yang berat, membutuhkan pertimbangan yang matang atas kemungkinan efek samping dari proses koreksi pada beberapa modul pada satu dan waktu yang sama. Kendala ini jelas membuat estimasi sumber daya testing yang diperlukan dan jadwal testing menjadi tidak jelas. Berbeda dengan testing big bang, bahwa esting incremental menyajikan beberapa keuntungan, yang utama adalah sebagai berikut:

6 (1) Incremental testing biasanya dilakukan pada modul-modul software yang relatif kecil, seperti unit atau tes integrasi. Hal ini membuat lebih mudah untuk mengidentifikasi persentase kesalahan bila dibandingkan dengan testing pada seluruh paket software. (2) Identifikasi dan koreksi kesalahan akan jauh lebih sederhana dan membutuhkan sumber daya yang lebih sedikit karena itu dilakukan pada volume yang terbatas dari software. Singkatnya, dalam incremental testing, sebagian besar dari kesalahan dapat diidentifikasi dan dikoreksi pada tahap awal pengembangan dan testing, yang mencegah lolosnya kecacatan ke tahap pengembangan yang lebih kompleks, di mana mereka akan memerlukan sumber daya lebih signifikan untuk koreksi. Kerugian utama dari testing incremental adalah jumlah sumber daya pemrograman yang diperlukan untuk persiapan stubs dan driver untuk unit dan tes integrasi. Kelemahan utama lain adalah kebutuhan untuk melaksanakan beberapa operasi testing untuk program yang sama (testing big bang hanya membutuhkan operasi testing tunggal) Klasifikasi testing software Tes software dapat diklasifikasikan menurut konsep testing atau klasifikasi persyaratan yang berlaku (lihat Bab 3) Klasifikasi menurut konsep testing Ada sebuah perdebatan atas apakah fungsi testing software semata-mata hanya dengan melihat output yang cukup sesuai sebagai tingkat kualitas yang dapat diterima. Beberapa menyatakan bahwa struktur internal software dan perhitungan (yaitu, struktur matematika yang mendasari, juga dikenal sebagai "mekanisme" software) harus dimasukkan ke dalam proses testing. Berdasarkan dua konsep atau pendekatan yang berbeda, dua jenistesting telah dikembangkan: Black Box Testing (fungsionalitas). Mengidentifikasi bug suatu software dengan melihat output yang salah. Testing black box mengabaikan jalur internal perhitungan dan pengolahan yang dilakukan. White Box Testing (struktural). Memeriksa jalur perhitungan internal untuk mengidentifikasi bug. Bingkai 9.3 Black Box and white Box Testing - IEEE definisi Black box testing : (1) Testing yang mengabaikan mekanisme internal sistem atau komponen dan fokus semata-mata pada output yang dihasilkan dalam menanggapi input yang dipilih dan kondisi eksekusi. (2) Testing dilakukan untuk mengevaluasi pemenuhan sistem atau komponen dengan kebutuhan fungsional yang ditentukan. White box testing : Testing yang memperhitungkan mekanisme internal sistem atau komponen. Karena pertimbangan biaya, sebagian besar testing dilakukan saat ini testing black box, yang relatif lebih murah.

7 9.3.2 Klasifikasi sesuai dengan kebutuhan Bab 3 menyajikan model klasik McCall untuk klasifikasi persyaratan kualitas software. Modelnya telah ditambahkan pada klasifikasi tes yangakan dilakukan untuk memastikan proses testing mencakup seluruh persyaratan masing-masing. Persyaratan dan tes yang sesuai ditunjukkan dalam Tabel 9.1. Penerapan white box dan black box testing dalam tes persyaratan kinerja telah mengungkapkan keuntungan dan kerugian dari setiap konsep testing. Lebih khusus, seperti yang sudah tersirat, white box menguji pengolahan data dan ketepatan perhitungan sedangkan black box menguji output yang benar. Tes maintainability dapat diimplementasikan oleh kedua white box dan black box tes, sebagai temuan dari masing-masing konsep testing saling melengkapi. 9.4 White box testing Realisasi dari konsep testing white box memerlukan verifikasi dari setiap pernyataan program dan komentar. Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 9.2, testing white box memungkinkan tes kinerja pengolahan data dan perhitungan ketepatan, tes software kualifikasi, tes pemeliharaan dan tes usabilitas. Dalam rangka untuk melakukan tes kebenaran data yang pengolahan dan perhitungan, setiap operasi komputasi dalam urutan operasi yang diciptakan oleh masing-masing kasus uji harus diperiksa. Beralih ke kualifikasi software, fokus test ini bergeser ke pemeriksaan kode software (termasuk komentar) sesuai dengan standar coding dan instruksi kerja. Maintainability test mengacu pada fitur-fitur khusus, seperti yang dipasang untuk mendeteksi penyebab kegagalan, modul struktur yang mendukung adaptasi software dan perbaikan software, dll. Tes reusability memeriksa sejauh bahwa reused software dapat dimasukkan dalam paket dan adaptasi dilakukan dalam rangka membuat bagian-bagian dari software saat ini agar dapat digunakan kembali untuk paket software masa depan Tes kebenaran pengolahan data dan perhitungan Menerapkan konsep testing white box, yang didasarkan pada pemeriksaan pengolahan data untuk setiap kasus uji. Dua pendekatan alternatif telah muncul: Cakupan jalur - rencana uji untuk menutupi semua jalur yang mungkin, di mana cakupan diukur dengan persentase jalan tertutup. Cakupan baris - merencanakan tes untuk menutup semua baris kode program, di mana cakupan diukur dengan persentase garis tertutup.

8 9.4.2 Kebenaran tes dan cakupan jalur Jalur yang berbeda dalam sebuah modul software yang diciptakan oleh pilihan dalam pernyataan bersyarat, seperti IF-THEN-ELSE atau DO WHILE atau DO UNTIL. Testing jalan adalah dimotivasi oleh aspirasi untuk mencapai cakupan yang lengkap dari sebuah program dengan menguji semua path yang mungkin. Oleh karena itu, " line coverage" metrik mengukur kelengkapan tes jalan adalah didefinisikan sebagai persentase dari jalur program yang dijalankan selama uji (diaktifkan oleh uji kasus termasuk dalam prosedur testing ) Kebenaran cakupan tes dan baris Konsep cakupan line memerlukan bahwa, untuk cakupan baris penuh, setiap baris kode akan dieksekusi setidaknya sekali selama proses testing. Cakupan metrik baris untuk kelengkapan testing baris ("testing jalur dasar") rencana diidefinisikan sebagai persentase dari baris memang dijalankan selama testing. Untuk lebih memahami esensi testing jalur dasar dari sebuah program, referensi ke flow chart dan grafik aliran program dapat membantu. Dalam diagram alir, daimon menyajikan pilihan yang dicakup oleh pernyataan bersyarat (keputusan), sedangkan empat persegi panjang atau persegi panjang suksesi merupakan bagian software menghubungkan pernyataan bersyarat mereka. Dalam grafik aliran program, node mewakili bagian software dan dengan demikian menggantikan persegi aliran satu atau lebih tabel. Tepi mengindikasikan urutan dari bagian software. Node yang memiliki dua atau lebih ujung meninggalkan mewakili pernyataan bersyarat. Contoh berikut menunjukkan flow chart dan grafik aliran program untuk modul software Argometer yang menghitung tarif taksi. Sumber: Software Quality Assurance From theory to implementation by Daniel Galin Terjemahan: Dadang Latif, M.Kom

TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 1 TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM Pendahuluan Ruang Lingkup Testing dan Implementasi Sistem. Sasaran Pembelajaran Testing dan Implementasi

Lebih terperinci

Chapter 6. Development and quality plans

Chapter 6. Development and quality plans Chapter 6 Development and quality plans 6.1 Sasaran Rencana Pengembangan dan Kualitas Perencanaan, sebagai suatu proses, memiliki beberapa tujuan, yang dimaksudkan untuk mempersiapkan landasan yang kuat

Lebih terperinci

Chapter 11 Assuring the quality of software maintenance components

Chapter 11 Assuring the quality of software maintenance components Chapter 11 Assuring the quality of software maintenance components Bagian utama dari siklus hidup perangkat lunak adalah periode operasional, biasanya berlangsung selama 5 sampai 10 tahun, meskipun beberapa

Lebih terperinci

Chapter 1 The software quality challenge

Chapter 1 The software quality challenge Chapter 1 The software quality challenge 1.1 The uniqueness of software quality assurance Pemeriksaan jaminan yang ditawarkan oleh pengembang perangkat lunak umumnya mengungkapkan pola yang sama. Pengembang

Lebih terperinci

chapter 7 Integrating quality activities in the project life cycle Empat model proses pengembangan perangkat lunak akan dibahas dalam bagian ini:

chapter 7 Integrating quality activities in the project life cycle Empat model proses pengembangan perangkat lunak akan dibahas dalam bagian ini: chapter 7 Integrating quality activities in the project life cycle 7.1 Metodologi Pengembangan Perangkat Lunak Classic dan Lainnya Empat model proses pengembangan perangkat lunak akan dibahas dalam bagian

Lebih terperinci

Chapter 2 What is Software Quality?

Chapter 2 What is Software Quality? Chapter 2 What is Software Quality? 2.1 Definisi Software Software: Program komputer, prosedur, dan dokumentasi dan data yang berkaitan dengan pengoperasian suatu sistem komputer. Keempat komponen yang

Lebih terperinci

Chapter 5. Contract Review

Chapter 5. Contract Review Chapter 5 Contract Review 5.2 Review kontrak proses dan tahapannya Beberapa situasi dapat memimpin perusahaan perangkat lunak ("pemasok") untuk menandatangani kontrak dengan pelanggan. Yang paling umum

Lebih terperinci

SOFTWARE QUALITY ASSURANCE

SOFTWARE QUALITY ASSURANCE SOFTWARE QUALITY ASSURANCE Software Testing TKB5351 Penjaminan Mutu Perangkat Lunak Chalifa Chazar www.script.id chalifa.chazar@gmail.com Perbandingan Formal Design Review, Inspection dan Walkthrough REVIEW

Lebih terperinci

Reviews. Chapter Tujuan Review

Reviews. Chapter Tujuan Review Chapter 8 Reviews Proses pengembangan sebuah produk perangkat lunak secara umum, terutama dalam fase analisis dan fase desain, adanya sebuah dokumen desain di mana kemajuan pekerjaan pembangunan yang dilakukan

Lebih terperinci

Komponen-komponen dari Sistem Penjaminan Kualitas Software

Komponen-komponen dari Sistem Penjaminan Kualitas Software Komponen-komponen dari Sistem Penjaminan Kualitas Software 4.1 Sistem SQA - Arsitektur SQA Sebuah sistem SQA selalu menggabungkan berbagai komponen SQA, yang semuanya digunakan untuk menantang sumber-sumber

Lebih terperinci

Pertemuan 12 dan 13 SQA TIK : Menjelaskan konsep dan strategi Software Quality Assurance

Pertemuan 12 dan 13 SQA TIK : Menjelaskan konsep dan strategi Software Quality Assurance 1 Pertemuan 12 dan 13 SQA TIK : Menjelaskan konsep dan strategi Software Quality Assurance 1. Pengertian SQA Jaminan kualitas perangkat lunak (Software Quality Assurance / SQA) adalah aktivitas pelindung

Lebih terperinci

MANAJEMEN KUALITAS PROYEK

MANAJEMEN KUALITAS PROYEK MANAJEMEN KUALITAS PROYEK 1. Manajemen Mutu Proyek Proyek Manajemen Mutu mencakup proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa proyek akan memenuhi kebutuhan yang dilakukan. Ini mencakup "semua aktivitas

Lebih terperinci

Pengujian dan Implementasi Sistem Informasi

Pengujian dan Implementasi Sistem Informasi Pengujian dan Implementasi Sistem Informasi Strategi Testing (Integration Testing, Validation Testing, dan System Testing) dan Seni Debugging Strategi Testing Strategi testing software mengintegrasikan

Lebih terperinci

DESAIN TEST CASE. Tugas ke 11 Rekayasa Perangkat Lunak

DESAIN TEST CASE. Tugas ke 11 Rekayasa Perangkat Lunak DESAIN TEST CASE Tugas ke 11 Rekayasa Perangkat Lunak Dibuat oleh : Dekha Sundhawati (41813120217) Dosen Pengampu : Wachyu Hari Haji, S.Kom,MM JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Dibuat Oleh : 1. Andrey ( )

Dibuat Oleh : 1. Andrey ( ) Dibuat Oleh : 1. Andrey (41813120186) FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2015 Definisi Test Case Test case merupakan suatu tes yang dilakukan berdasarkan

Lebih terperinci

Chapter 3 Software Quality Factors

Chapter 3 Software Quality Factors Chapter 3 Software Quality Factors 3.1 Pentingnya Definisi Komprehensif dari Persyaratan Ada suatu kebutuhan untuk definisi yang komprehensif dari persyaratan yang akan mencakup semua atribut dari perangkat

Lebih terperinci

JAMINAN KUALITAS PERANGKAT LUNAK

JAMINAN KUALITAS PERANGKAT LUNAK JAMINAN KUALITAS PERANGKAT LUNAK Jaminan kualitas perangkat lunak (Software Quality Assurance I SQA) adalah aktivitas pelindung yang diaplikasikan pada seluruh proses perangkat lunak. SQA meliputi : Pendekatan

Lebih terperinci

ABSTRAKSI DEKOMPOSISI PENGUJIAN Dalam REKAYASA PERANGKAT LUNAK

ABSTRAKSI DEKOMPOSISI PENGUJIAN Dalam REKAYASA PERANGKAT LUNAK Mata Kuliah : Perancangan Perangkat Lunak LANJUT Dosen : Dr. Karmilasari ABSTRAKSI DEKOMPOSISI PENGUJIAN Dalam REKAYASA PERANGKAT LUNAK Program Pasca Sarjana Universitas Gunadarma REKAYASA PERANGKAT LUNAK

Lebih terperinci

TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 4 TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM Dasar-dasar Pengujian Perangkat Lunak Dasar-dasar Pengujian Perangkat Lunak. Pengujian White Box.

Lebih terperinci

TESTING & IMPLEMENTASI SISTEM 4KA. Mengukur Produktivitas Perangkat Lunak. helen.staff.gunadarma.ac.id

TESTING & IMPLEMENTASI SISTEM 4KA. Mengukur Produktivitas Perangkat Lunak. helen.staff.gunadarma.ac.id TESTING & IMPLEMENTASI SISTEM 4KA Mengukur Produktivitas Perangkat Lunak Overview Produktivitas Pengukuran Perangkat Lunak Size-oriented Metrics Function-oriented Metrics Produktivitas Produktivitas pengembangan

Lebih terperinci

Teknik Informatika S1

Teknik Informatika S1 Teknik Informatika S1 SOFTWARE QUALITY AND TESTING Strategi Pengujian Disusun Oleh: Egia Rosi Subhiyakto, M.Kom, M.CS Teknik Informatika UDINUS egia@dsn.dinus.ac.id +6285740278021 SILABUS MATA KULIAH 1.

Lebih terperinci

TEKNIK PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK (Software Testing Techniques)

TEKNIK PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK (Software Testing Techniques) TEKNIK PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK (Software Testing Techniques) Ujicoba software merupakan elemen yang kritis dari SQA dan merepresentasikan tinjauan ulang yang menyeluruh terhadap spesifikasi,desain dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Perangkat lunak diartikan sebagai kumpulan instruksi yang membentuk suatu program komputer yang apabila dijalankan akan memberikan hasil

Lebih terperinci

Kualitas Software dan Pengujian

Kualitas Software dan Pengujian Kualitas Software dan Pengujian Pendahuluan Kualitas (dalam bahasa Inggris: quality, berasal dari bahasa latin: qualitas) merupakan konsep yang selalu dicari pada setiap apapun yang dibuat oleh manusia.

Lebih terperinci

Teknik Pengujian Perangkat Lunak By : Afijal. M.Kom

Teknik Pengujian Perangkat Lunak By : Afijal. M.Kom Rekayasa Perangkat Lunak Teknik Pengujian Perangkat Lunak By : Afijal. M.Kom Pengembangan sistem perangkat lunak melibatkan sederetan aktivitas produksi di mana peluang terjadinya kesalahan manusia sangat

Lebih terperinci

KONTROL KUALITAS PADA PERANGKAT LUNAK

KONTROL KUALITAS PADA PERANGKAT LUNAK Media Informatika Vol. 9 No. 2 (2010) KONTROL KUALITAS PADA PERANGKAT LUNAK Rini Astuti Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. H. Juanda 96 Bandung 40132 riniastuti@likmi.ac.id

Lebih terperinci

BAB 3 PENGUJIAN DALAM SIKLUS PENGEMBANGAN

BAB 3 PENGUJIAN DALAM SIKLUS PENGEMBANGAN BAB 3 PENGUJIAN DALAM SIKLUS PENGEMBANGAN Pengujian perangkat lunak dilakukan untuk mendapatkan suatu perangkat unak yang layak untuk digunakan. Suatu perangkat lunak yang telah selesai diujikan harus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Herlambang dan Tanuwijaya (2005: 116) definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan secara prosedur dan pendekatan secara komponen. Berdasarkan

Lebih terperinci

Tugas Rekayasa Perangkat Lunak

Tugas Rekayasa Perangkat Lunak Tugas Rekayasa Perangkat Lunak Disusun Oleh : M Ikhsan Ariya Girinata 41813120052 Dosen : Wachyu Hari Haji, S.Kom, MM FAKULTAS ILMU KOMPUTER JURUSAN SISTEM INFORMASI Mata Kuliah : REKAYASA PERANGKAT LUNAK

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK pengembangan perangkat lunak (PL) dapat dianggap sebagai lingkaran pemecahan masalah. Untuk menyelesaikan masalah besar, dipecah menjadi kecil terus-menerus sampai paling kecil,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK. Setia Wirawan

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK. Setia Wirawan PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK Setia Wirawan Pengembangan Perangkat Lunak Pengembangan Perangkat Lunak Perancangan Perangkat Lunak Pengkodean Perangkat Lunak Pengujian Perangkat Lunak Sumber Perangkat Lunak

Lebih terperinci

PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK. Muhammad Riza Hilmi, ST.

PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK. Muhammad Riza Hilmi, ST. PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK Muhammad Riza Hilmi, ST. http://learn.rizahilmi.com saya@rizahilmi.com Terminologi Reliability: Ukuran kesuksesan yang digunakan untuk mengukur kesesuaian antara perilaku yang

Lebih terperinci

TESTING PROGRAM. Pertemuan Nurul Adhayanti

TESTING PROGRAM. Pertemuan Nurul Adhayanti TESTING PROGRAM Pertemuan - 04 Nurul Adhayanti Proses Testing 01 System Testing Pengujian terhadap integrasi sub-system, yaitu keterhubungan antar sub-system. 02 Acceptance Testing Pengujian terakhir sebelum

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum, diketahui bahwa dalam suatu siklus pengembaangan perangkat lunak selalu terdapat empat proses utama, yaitu :

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum, diketahui bahwa dalam suatu siklus pengembaangan perangkat lunak selalu terdapat empat proses utama, yaitu : BAB 1 PENDAHULUAN Secara umum, diketahui bahwa dalam suatu siklus pengembaangan perangkat lunak selalu terdapat empat proses utama, yaitu : Gambar Siklus Pengembangan secara umum Penamaan untuk empat proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses belajar setiap individu memiliki cara sendiri. Kemajuan teknologi saat ini banyak mendukung berbagai aspek kebutuhan salah satunya dalam memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

136 Pemeliharaan Perangkat Lunak

136 Pemeliharaan Perangkat Lunak 8.1 Pengertian Pemeliharaan Pemeliharaan perangkat lunak merupakan proses memodifikasi sistem perangkat lunak atau komponennya setelah penggunaan oleh konsumen untuk memperbaiki kerusakan, meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Disya adalah butik yang memproduksi berbagai macam model baju, terletak di Balubur Town Square Bandung yang dimiliki oleh Ibu Dini Kania. Disya memiliki lima pegawai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah lembaga pendidikan memiliki banyak fasilitas pendukung kegiatan operasional. Fasilitas-fasilitas tersebut berupa ruang kelas, perpustakaan, ruang pertemuan,

Lebih terperinci

Nama : Rendi Setiawan Nim :

Nama : Rendi Setiawan Nim : Nama : Rendi Setiawan Nim : 41813120188 Desain Test Case Definisi Test Case Test case merupakan suatu tes yang dilakukan berdasarkan pada suatu inisialisasi, masukan, kondisi ataupun hasil yang telah ditentukan

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN TERSTRUKTUR

PEMROGRAMAN TERSTRUKTUR PEMROGRAMAN TERSTRUKTUR I. SEJARAH PENGEMBANGAN PROGRAM - PROGRAM BANYAK BERISI INSTRUKSI GOTO - BERISI PROSES YANG MELOMPAT MUNDUR KEBARIS SEBELUMNYA Mulai : GOTO Hitung Hitung : GOTO Hitung IDE-IDE :

Lebih terperinci

TESTING & IMPLEMENTASI SISTEM 4KA. Teknik Pengujian Perangkat Lunak. helen.staff.gunadarma.ac.id

TESTING & IMPLEMENTASI SISTEM 4KA. Teknik Pengujian Perangkat Lunak. helen.staff.gunadarma.ac.id ESING & IMPLEMENASI SISEM 4KA eknik Pengujian Perangkat Lunak Overview WHIE BOX ESING - Basis Path esting - Loop esting BLACK BOX ESING - Equivalence Partitioning White Box VS Black Box esting WHIE BOX

Lebih terperinci

PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK (SOFTWARE TESTING)

PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK (SOFTWARE TESTING) PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK (SOFTWARE TESTING) Di Susun Oleh : Linda Liana 41813120100 Dosen Pengampu : Wahyu Hari Haji M.Kom FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDY SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS MERCU BUANA

Lebih terperinci

Testing dan Implementasi Sistem Informasi

Testing dan Implementasi Sistem Informasi Modul ke: Testing dan Implementasi Sistem Informasi Pada dasarnya, pengujian merupakan satu langkah dalam proses rekayasa perangkat lunak yang dapat dianggap sebagai hal yang merusak daripada membangun

Lebih terperinci

Rekayasa Perangkat Lunak

Rekayasa Perangkat Lunak Rekayasa Perangkat Lunak Pertemuan 10 Strategi Pengujian Perangkat Lunak.: Erna Sri Hartatik :. Memudahkan para perancang untuk menentukan keberhasilan system yg telah dikerjakan Karakteristik strategi

Lebih terperinci

SOFTWARE QUALITY ASSURANCE

SOFTWARE QUALITY ASSURANCE SOFTWARE QUALITY ASSURANCE What is SQA? TKB5351 Penjaminan Mutu Perangkat Lunak Chalifa Chazar www.script.id chalifa.chazar@gmail.com Pendahuluan Apa itu software? Apa itu aplikasi? Definisi Software (IEEE)

Lebih terperinci

A. Pengujian Perangkat Lunak

A. Pengujian Perangkat Lunak A. Pengujian Perangkat Lunak Pengujian perangkat lunak adalah elemen kritis dari jaminan kualitas perangkat lunak dan merepresentasikan spesifikasi, desain dan pengkodean. Meningkatnya visibilitas (kemampuan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermutu pada tingkat pendidikan. Hal ini dianggap oleh sebagian orang sebagai sebuah kendala

BAB I PENDAHULUAN. bermutu pada tingkat pendidikan. Hal ini dianggap oleh sebagian orang sebagai sebuah kendala BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini pemerintah Indonesia ingin memajukan mutu dan kualitas sumber daya manusia di Indonesia, khususnya generasi muda yang sedang mengenyam pendidikan dibangku

Lebih terperinci

Pendahuluan. Tes Implementasi System. Yahya Erdipasa, ST., M.Kom (candidate) Teknik Informatika

Pendahuluan. Tes Implementasi System. Yahya Erdipasa, ST., M.Kom (candidate) Teknik Informatika Pendahuluan Tes Implementasi System Yahya Erdipasa, ST., M.Kom (candidate) About Me Yahya Erdipasa, ST., M. Kom Contact: Mail erdipasayahya@gmail.com Phone/SMS/Whatsapp 0815 7881 5423 Education: Bachelor

Lebih terperinci

SOFTWARE TESTING. Ratna Wardani

SOFTWARE TESTING. Ratna Wardani SOFTWARE TESTING Ratna Wardani Capaian Memahami pentingnya Software Testing Memahami teknik dalam Software Testing Dasar-dasar Software Testing Teknik-teknik dalam Software Testing Here we go... Dasar-dasar

Lebih terperinci

MAKALAH DESAIN TEST CASE. NAMA : RANI JUITA NIM : DOSEN : WACHYU HARI HAJI. S.Kom.MM

MAKALAH DESAIN TEST CASE. NAMA : RANI JUITA NIM : DOSEN : WACHYU HARI HAJI. S.Kom.MM MAKALAH DESAIN TEST CASE NAMA : RANI JUITA NIM : 41813120165 DOSEN : WACHYU HARI HAJI. S.Kom.MM JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2015 PENGUJIAN PERANGKAT

Lebih terperinci

Manajemen Proyek Minggu 2

Manajemen Proyek Minggu 2 Project Management Process Manajemen Proyek Minggu 2 Danny Kriestanto, S.Kom., M.Eng Initiating / Requirement :...awal siklus! Planning : perencanaan... Executing : Lakukan! Monitoring and Controlling

Lebih terperinci

BAB 9 FASE PEMROGRAMAN 2. LANGKAH-LANGKAH PEMROGRAMAN (THE PROGRAMMING STEPS)

BAB 9 FASE PEMROGRAMAN 2. LANGKAH-LANGKAH PEMROGRAMAN (THE PROGRAMMING STEPS) BAB 9 FASE PEMROGRAMAN AKTIVITAS Aktifitas-aktifitas pada fase ini adalah menulis program. Kejadian pentingnya adalah menguji program, Rencana Tes Sistem, dan paling tidak mulai pada Dokumentasi User.

Lebih terperinci

Implementasi Sistem dan Maintenace Sistem. Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013

Implementasi Sistem dan Maintenace Sistem. Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013 Implementasi Sistem dan Maintenace Sistem Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013 IMPLEMENTASI SISTEM Pengembangan Perangkat Lunak Pengembangan perangkat lunak (Software Development) merupakan

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN PERANGKAT LUNAK (SOFTWARE MAINTENANCE)

PEMELIHARAAN PERANGKAT LUNAK (SOFTWARE MAINTENANCE) PEMELIHARAAN PERANGKAT LUNAK (SOFTWARE MAINTENANCE) Di Susun Oleh : Linda Liana 41813120100 Dosen Pengampu : Wahyu Hari Haji M.Kom FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDY SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS MERCU

Lebih terperinci

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal.

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal. 2. BAB II LANDASAN TEORI Dalam merancang dan membangun aplikasi, sangatlah penting untuk mengetahui terlebih dahulu dasar-dasar teori yang digunakan. Dasar-dasar teori tersebut digunakan sebagai landasan

Lebih terperinci

3/17/16 Testing dan Audit Perangkat Lunak - Universitas Mercu Buana Yogyakarta

3/17/16 Testing dan Audit Perangkat Lunak - Universitas Mercu Buana Yogyakarta Dosen Pengampu: Anief Fauzan Rozi, S.Kom., M.Eng. Phone/WA: 0856 4384 6541 PIN BB: 29543EC4 Email: anief.umby@gmail.com Website: http://anief.mercubuana- yogya.ac.id 3/17/16 Testing dan Audit Perangkat

Lebih terperinci

TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 7 TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM Strategi Pengujian Perangkat Lunak Pendekatan Strategis terhadap Pengujian Perangkat Lunak. Pengujian

Lebih terperinci

TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM Pengembangan Perangkat Lunak Bagian 2 Mengukur Produktivitas dalam Pengembangan Perangkat Lunak.

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 6

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 6 ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 6 Implementasi Sistem ERP Dimensi dan faktor yang mempengaruhi implementasi ERP Isu pada manajemen proyek Estimasi waktu, penentuan skala prioritas, fleksibilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mempengaruhi peradaban yang memugkinkan pekerjaan-pekerjaan di dalam suatu organisasi dapat diselesaikan secara

Lebih terperinci

Bab 10 Manajemen Komunikasi Proyek

Bab 10 Manajemen Komunikasi Proyek Bab 10 Manajemen Komunikasi Proyek (Sumber : Buku PMBOK, 2000) Manajemen Komunikasi Proyek termasuk proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa informasi dalam proyek dibuat dengan tepat dan cepat, baik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tools yang akan digunakan untuk merancang aplikasi generator denah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tools yang akan digunakan untuk merancang aplikasi generator denah 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat Penelitian Alat penelitian berupa perangkat keras dan perangkat lunak sebagai tools yang akan digunakan untuk merancang aplikasi generator

Lebih terperinci

PENJAMINAN KUALITAS SOFTWARE pada SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PROTOTYPING

PENJAMINAN KUALITAS SOFTWARE pada SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PROTOTYPING PENJAMINAN KUALITAS SOFTWARE pada SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PROTOTYPING M. Nasrullah (5209100704) Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. harapan akan memperoleh laba dari adanya transaksi-transaksi tersebut dan. atas barang atau jasa dari pihak penjual ke pembeli.

BAB II LANDASAN TEORI. harapan akan memperoleh laba dari adanya transaksi-transaksi tersebut dan. atas barang atau jasa dari pihak penjual ke pembeli. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penjualan Definisi penjualan menurut Mulyadi (2008:202), penjualan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh penjual dalam menjual barang atau jasa dengan harapan akan memperoleh

Lebih terperinci

Pengembangan Perangkat Lunak. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Univesitas Gunadarma

Pengembangan Perangkat Lunak. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Univesitas Gunadarma Pengembangan Perangkat Lunak Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Univesitas Gunadarma Tujuan Pembelajaran Memahami langkah-langkah agar dapat mengorganisir pengembangan

Lebih terperinci

Adrian Nugraha Putra

Adrian Nugraha Putra SIDANG TUGAS AKHIR Adrian Nugraha Putra 5209100057 Judul tugas akhir : Penyusunan Perangkat Kontrol Kualitas Perangkat Lunak Pada Aplikasi School Social Network (SSN) Berdasarkan ISO 25030 Studi Kasus

Lebih terperinci

Manajemen Proyek Sistem Informasi DAY-1. Wiratmoko Yuwono, ST

Manajemen Proyek Sistem Informasi DAY-1. Wiratmoko Yuwono, ST Manajemen Proyek Sistem Informasi DAY-1 Wiratmoko Yuwono, ST Manajemen Dari Kata Manage : Yang Berarti Menata,Merencanakan, Mengatur, Mengendalikan, Mengelola. Orang yang berkecimpung dalam manajemen disebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pembelian dilakukan dengan mengubah bentuk barang. 2003). Menurut Soemarso S.R (1994) kegiatan pembelian dalam perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. pembelian dilakukan dengan mengubah bentuk barang. 2003). Menurut Soemarso S.R (1994) kegiatan pembelian dalam perusahaan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pembelian Pembelian adalah usaha pengadaan barang-barang untuk perusahaan. Dalam perusahaan dagang pembelian dilakukan dengan dijual kembali tanpa mengadakan perubahan bentuk

Lebih terperinci

Proses PL dan Metrik Proyek

Proses PL dan Metrik Proyek Proses PL dan Metrik Proyek N Tri Suswanto Saptadi Teknik Informatika http://trisaptadiuajmacid 02/28/11 nts/rs/tiuajm 1 PROSES PL DAN METRIK PROYEK Pengukuran, Metrik, dan Indikator Pengukuran PL Pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang Hal ini dilakukan guna meningkatkan taraf hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang Hal ini dilakukan guna meningkatkan taraf hidup dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan pembangunan disegala bidang mulai dirasakan, terutama di Negara berkembang Hal ini dilakukan guna meningkatkan taraf hidup dan kesejateraan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran merupakan dasar dari setiap disiplin rekayasa dan berlaku juga dalam perekayasaan perangkat lunak. Untuk mengevaluasi performa suatu sistem atau proses

Lebih terperinci

Penyusunan Perangkat Kontrol Kualitas Perangkat Lunak Pada Aplikasi School Social Network (SSN) Berdasarkan ISO 25030

Penyusunan Perangkat Kontrol Kualitas Perangkat Lunak Pada Aplikasi School Social Network (SSN) Berdasarkan ISO 25030 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Penyusunan Perangkat Kontrol Kualitas Perangkat Lunak Pada Aplikasi School Social Network (SSN) Berdasarkan ISO 25030 Adrian

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Sistem setelah dianalisis dan dirancang, maka sistem tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap implementasi adalah tahap dimana sistem informasi telah digunakan oleh

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap Implementasi Sistem

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap Implementasi Sistem BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Setelah tahap penganalisaan dan perancangan, maka langkah selanjutnya dalam membangun sebuah sistem informasi adalah menguji apakah sistem tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian. Secara garis besar ada dua kelompok pendekatan, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian. Secara garis besar ada dua kelompok pendekatan, yaitu: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Kusrini dan Koniyo (2007), Sistem mempunyai beberapa pengertian. Secara garis besar ada dua kelompok pendekatan, yaitu: 1. Pendekatan sistem yang menekankan pada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Enterprise Resource Planning (ERP)

BAB 2 LANDASAN TEORI Enterprise Resource Planning (ERP) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Enterprise Resource Planning (ERP) Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan sistem yang mengintegrasikan antara perancangan, manajemen, dan semua sumber daya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada umumnya membuat sebuah task list masih dibuat dengan cara manual, yaitu mencatatkan daftar tugas yang akan kita lakukan pada sebuah kertas. Pengecekan waktu juga

Lebih terperinci

BAB 4 PROSES PERANGKAT LUNAK & METRIK PROYEK

BAB 4 PROSES PERANGKAT LUNAK & METRIK PROYEK Rekayasa Perangkat Lunak B4 Hal : 1 BAB 4 PROSES PERANGKAT LUNAK & METRIK PROYEK Lord Kelvin berkata : Bila Anda dapat mengukur apa yg sedang Anda bicarakan dan mengekspresikannya dalam angka, berarti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi Bina Sejahtera Paguyuban Keluarga Bogem terletak di Kelurahan Kebonjayanti Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung yang beralamat di Jl. Kebonjayanti No. 39 Kota

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK

METODE PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK METODE PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Rekayasa Perangkat Lunak Dosen Pembimbing : Wachyu Hari Haji, S.Kom, MM Disusun Oleh : Fadhilla Eka Hentino / 41813120051 UNIVERSITAS MERCU

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Herlambang (2005), definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan,

Lebih terperinci

ANALISIS, DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI

ANALISIS, DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI ANALISIS, DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI Cobalah untuk tidak menjadi seorang orang yang sukses, tetapi menjadi seorang yang bernilai, Albert Einstein Dosen: Heru Prasetyo, Mkom DEFINISI DATA:

Lebih terperinci

Chapter 4 SOFTWARE QUALITY ASSURANCE - REVIEW

Chapter 4 SOFTWARE QUALITY ASSURANCE - REVIEW Chapter 4 SOFTWARE QUALITY ASSURANCE - REVIEW Komponen Software quality assurance 1. Pre Project Component 2. Software Project life cycle Component 3. Infrastructure component for error prevention and

Lebih terperinci

Hanif Fakhrurroja, MT

Hanif Fakhrurroja, MT Pertemuan 3 Sistem Informasi Manajemen Komputer: Pengertian Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2013 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Latar Belakang Latar

Lebih terperinci

BAB 4 PELAKSANAAN PENGUJIAN

BAB 4 PELAKSANAAN PENGUJIAN BAB 4 PELAKSANAAN PENGUJIAN Strategi pengujian dilakukan untuk mengintegrasikan metode perancangan kasus pengujian software ke dalam langkah-langkah terencana yang tersusun rapi sehingga menghasilkan konstruksi

Lebih terperinci

Tugas Softskill. Universitas Gundarma. : Sistem Informasi Manajemen. : Waldhi Supriono NPM : Kelas : 2 DB 12

Tugas Softskill. Universitas Gundarma. : Sistem Informasi Manajemen. : Waldhi Supriono NPM : Kelas : 2 DB 12 Tugas Softskill Mata Kuliah Nama : Sistem Informasi Manajemen : Waldhi Supriono NPM : 37111352 Kelas : 2 DB 12 Universitas Gundarma 2011 Siklus Hidup Sistem Siklus Hidup Sistem DASAR PERENCANAAN SISTIM

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi

Lebih terperinci

10/21/2016. Titan Parama Yoga, S.Kom, M.Kom

10/21/2016. Titan Parama Yoga, S.Kom, M.Kom Titan Parama Yoga, S.Kom, M.Kom titanparamayoga@unibi.ac.id 1 Plan (Menyiapkan Rencana) Mendefinisikan tujuan serta menentukan strategi dan metode yang mendukung pencapaiian tujuan Do (Melaksanakan Rencana)

Lebih terperinci

Metrik Proses dan Proyek Perangkat Lunak KARMILASARI

Metrik Proses dan Proyek Perangkat Lunak KARMILASARI Metrik Proses dan Proyek Perangkat Lunak KARMILASARI Outline 2 - Pendahuluan - Metrik dalam domain PROSES - Metrik dalam domain PROYEK - Pengukuran Perangkat Lunak - Menintegrasikan Metrik dalam Proses

Lebih terperinci

TEKNIK PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK. Ign.F.Bayu Andoro.S, M.Kom

TEKNIK PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK. Ign.F.Bayu Andoro.S, M.Kom TEKNIK PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK Ign.F.Bayu Andoro.S, M.Kom Latar Belakang Pengujian Perangkat Lunak adalah elemen kritis dari jaminan kualitas P/L dan merupakan review puncak terhadap spesifikasi, desain

Lebih terperinci

TESTING & IMPLEMENTASI SISTEM 4KA PENDAHULUAN. helen.staff.gunadarma.ac.id

TESTING & IMPLEMENTASI SISTEM 4KA PENDAHULUAN. helen.staff.gunadarma.ac.id TESTING & IMPLEMENTASI SISTEM 4KA PENDAHULUAN Overview Pengembangan Perangkat Lunak Pengujian Perangkat Lunak Implementasi Pemeliharaan Siklus Pengembangan Perangkat Lunak Pelaksanaan kegiatan pada tahap

Lebih terperinci

PROSES PERANGKAT LUNAK & METRIK PROYEK

PROSES PERANGKAT LUNAK & METRIK PROYEK PROSES PERANGKAT LUNAK & METRIK PROYEK Lord Kelvin berkata : Bila Anda dapat mengukur apa yg sedang Anda bicarakan dan mengekspresikannya dalam angka, berarti Anda memahaminya. Tujuan pengukuran perangkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan menguji

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sehingga komputer dapat memproses input menjadi output.

BAB II LANDASAN TEORI. sehingga komputer dapat memproses input menjadi output. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Aplikasi Menurut Jogiyanto (1999) adalah penggunaan dalam suatu komputer, instruksi (instruction) atau pernyataan (statement) yang disusun sedemikian rupa sehingga komputer dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan menyebarkan data dan informasi (Murhada dkk, 2011). Menurut Al-Bahra Bin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan menyebarkan data dan informasi (Murhada dkk, 2011). Menurut Al-Bahra Bin 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Informasi Sistem informasi merupakan sistem yang mengumpulkan, menyimpan, mengolah, dan menyebarkan data dan informasi (Murhada dkk, 2011). Menurut Al-Bahra Bin Lajamudin

Lebih terperinci

Testing dan Implementasi

Testing dan Implementasi Modul ke: 02Fakultas Dosen Fakultas Imlu Komputer Testing dan Implementasi Sistem Informasi berisi tentang Pengembangan Perangkat Lunak. : Agung Priambodo, S.Kom, M.Kom Program Studi Sistem Informasi KONTRAK

Lebih terperinci

MODEL PENGEMBANGAN SISTEM

MODEL PENGEMBANGAN SISTEM 1 MODEL PENGEMBANGAN SISTEM CHAPTER 3 2 Pada pengembangan sistem terdapat beberapa model yaitu: 1. Waterfall 2. Prototype 3. Spiral 3 WATERFALL Model yang mengusulkan pendekatan perkembangan perangkat

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Ada beberapa masalah dalam pengenalan tulisan tangan matematika yang dapat

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Ada beberapa masalah dalam pengenalan tulisan tangan matematika yang dapat BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Permasalahan Ada beberapa masalah dalam pengenalan tulisan tangan matematika yang dapat didefinisikan sejauh ini, antara lain: Pengenalan karakter matematika

Lebih terperinci

Pertemuan 3 Metodologi Pengembangan Sistem Informasi

Pertemuan 3 Metodologi Pengembangan Sistem Informasi Pertemuan 3 Metodologi Pengembangan Sistem Informasi Tujuan : 1. Memahami metodologi pengembangan sistem (System Development) yang sesuai untuk sebuah proyek. 2. Memahami tugas-tugas yang perlu dilaksanakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan software sekarang ini sudah semakin maju. Banyak softwaresoftware

I. PENDAHULUAN. Perkembangan software sekarang ini sudah semakin maju. Banyak softwaresoftware I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan software sekarang ini sudah semakin maju. Banyak softwaresoftware yang berkualitas telah diciptakan. Permintaan terhadap software dalam negeri pun meningkat.

Lebih terperinci