DENGAN PHOTOACOUSTIC TECHNOLOGY PULSE (PTP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DENGAN PHOTOACOUSTIC TECHNOLOGY PULSE (PTP"

Transkripsi

1 Artikel Asli PHOTOREJUVENATION DENGAN PHOTOACOUSTIC TECHNOLOGY PULSE (PTP )LASER Q-SWITCH NEODYMIUM:YTTRIUM AMUMINIUM GARNET: STUDI HASIL KLINIS DAN KEPUASAN SUBYEK Marsia Rusfianti, Dian Pratiwi, Theresia Movita, Tia Febrianti, Stanley Setiawan, Linda Julianti, Anthony Handoko Erha Clinic Jakarta ABSTRAK Laser Nd:YAG 1064 nm bermanfaat untuk photorejuvenation. Teknologi PhotoAcoustic Technology Pulse (PTP) laser QS Nd:YAG menginduksi kolagen baru tanpa merusak epidermis. Sampai sekarang masih sedikit data efektivitas dan keamanan laser QS Nd:YAG 1064 nm pada kulit Asia yang berrisiko hiperpigmentasi. Tujuan preliminary study ini untuk mengetahui efektivitas dan keamanan laser QS Nd:YAG 1064 nm dengan PTP pada orang Indonesia. Lima orang Indonesia tipe kulit III-V menjalani photorejuvenation setiap 2 minggu sebanyak 4 kali menggunakan laser QS Nd:YAG 1064 nm, dengan energi 6 J/cm 2, spot size 6 mm, 10 Hz, 4 pass, PTP on, pada sisi kiri wajah. wajah tidak dilaser. Kondisi kulit diukur dengan mexameter. Persepsi subyek tentang kondisi kulit dan saat tindakan dinilai dengan skala 1-5. Pada sisi wajah yang dilaser, Indeks Melanin (IM) menurun dari ±70.17 ke ± 60.63, Indeks Eritema (IE) meningkat dari ±0.0 menjadi ± Semua subyek merasakan kulit yang dilaser semakin cerah, 3 subyek merasakan perbaikan pigmentasi, 4 subyek merasakan kulit semakin kencang. Semua subyek merasakan atau tidak. ditemukan hiperpigmentasi pasca inflamasi. Laser QS Nd:YAG 1064 nm dengan PTP pada orang Indonesia meningkatkan kecerahan dan kekencangan kulit, mengurangi pigmentasi kulit, minimal, dan tidak ditemukan hiperpigmentasi pasca inflamasi. (MDVI 2013; 40/s: 27s 31s) Kata kunci: photorejuvenation, PhotoAcoustic Therapy pulse, laser Q-switch Nd:YAG, hiperpigmentasi pasca inflamasi. Korespondensi: Erha Clinic Kemanggisan Jl.Kemanggisan Utama Raya no.50 Jakarta Barat Telp th_movita@yahoo.com ABSTRACT Nd:YAG laser has gained popularity for photorejuvenation. PhotoAcoustic Technology Pulse (PTP) of QS Nd:YAG laser enables induction of neocollagenesis without epidermal damage. To date, less is known about its safety and efficacy on Asian skin, where hyperpigmentation is the risk. The aim of this preliminary study is to assess the efficacy and safety of QS Nd:YAG laser 1064 nm with PTP for Indonesian skin. Five Indonesian subjects underwent four times photorejuvenation with 2-week interval using QS Nd:YAG 1064 nm laser. The energy was 6 J/cm2, 6 mm spot size, 10 Hz, 4 passes, PTP on. Skin conditions were measured by mexameter. Subjects perception about skin conditions and pain were graded on scale of 1 to 5. On the treated site, Melanin Index (MI) decreased from ±70.17 to ± 60.63, and Eryhtema Index (EI) increased from ±0.0 to ± On the treated area, all subjects experienced improvement in skin clarity, 3 subjects experienced improvement of pigmentation, 4 subjects experienced improvement of skin firmness. All subjects experienced a very mild pain or no pain during the treatment. No post- inflammatory hyperpigmentation. QS Nd:YAG laser with PTP on Indonesian skin enhance skin clarity and firmness, reduced pigmentation, with very minimal pain, and no post-inflammatory hyperpigmentation. (MDVI 2013; 40/s: 27s 31s) Key words: photorejuvenation, PhotoAcoustic Therapy pulse (PTP), Q-switch Nd:YAG laser, postinflammatory hyperpigmentation 27 S

2 MDVI Vol. 40 No. Suplemen Tahun 2013: 27s 31s PENDAHULUAN Penuaan kulit menjadi masalah bagi sebagian besar orang. Penuaan kulit akibat sinar matahari (photo-aged skin) ditandai oleh kerut, telangiektasia, dispigmentasi, dan kulit yang kendur. Tindakan laser untuk mengurangi pigmentasi yang tidak merata, telangiektasia, dan kerut, disebut photorejuvenation. 1 Kemajuan teknologi peremajaan kulit non-ablatif sangat pesat, sehingga saat ini banyak pilihan tindakan untuk mengatasi masalah kulit akibat pajanan kronis terhadap sinar matahari. 2 Salah satunya adalah generasi terbaru laser Q- switched Neodymium:Yttrium Aluminium Garnet (QS Nd:YAG) dengan teknologi photoacoustic technology pulse (PTP) yang menjadi populer di Amerika, Asia, dan Amerika Selatan karena keamanan dan hasil yang memuaskan pada tipe kulit gelap. 3 Teknologi PTP adalah teknologi yang menggunakan pulsa nanosecond untuk menghasilkan energi yang tetap efektif tetapi dengan panas yang lebih rendah, bahkan pada spot size yang lebih besar, sehingga meningkatkan keamanan untuk pasien. Dengan teknologi ini, laser QS Nd:YAG pada fluence tinggi memberikan hasil serupa dengan laser ablatif. Selain terjadi perbaikan klinis, secara histologis juga ditemukan deposit kolagen baru. 4 Sebagian besar orang Indonesia dengan latar belakang etnik Mongoloid memiliki warna kulit coklat, sedangkan sisanya dengan latar belakang Asia Timur cenderung berwarna kulit lebih terang. 2 Hiperpigmentasi pasca inflamasi dapat terjadi pada setiap tindakan laser, tetapi sebagian besar kasus bersifat sementara. Risiko hiperpigmentasi paling sering pada pasien berkulit gelap. 5 Saat ini laser QS Nd:YAG banyak digunakan untuk photorejuvenation, tetapi hanya sedikit laporan yang didapat pada kulit Asia, 6 terutama pada orang Indonesia. BAHAN DAN CARA preliminary study ini adalah lima orang Indonesia, berusia lebih dari 21 tahun, dengan tipe kulit Fitzpatrick III-V. Selama enam bulan terakhir semua subyek tidak menjalani prosedur kosmetik di wajah, yaitu injeksi botulinum toxin, kolagen, dermabrasi, peeling kimiawi, facial laser resurfacing atau facial lifting. Pada semua subyek tidak didapatkan riwayat fotosensitif, riwayat alergi terhadap tabir surya dan krim persiapan, tidak hamil, dan atau tidak menyusui. Informasi mengenai keuntungan dan komplikasi yang dapat terjadi diberikan kepada subyek secara lisan dan tertulis. juga menandatangani informed consent. Sejak dua minggu sebelum tindakan laser, semua subyek dipersiapkan (priming) menggunakan krim yang mengandung hidrokuinon 4%, tretinoin 0.05%, dan fluocinolone acetonide 0.01% (Lumiquin, Pharmacore Indonesia) pada malam hari dan tabir surya spektrum luas dengan SPF 30 (Perfectshield, Pharmacore Indonesia) pada pagi hari. Tiga puluh menit sebelum tindakan, sisi kiri wajah subyek diberi anestesi topikal yang mengandung 2,5% prilokain dan 2,5% lidokain (Estesia, Pharmacore Indonesia). Kemudian pada sisi kiri wajah setiap subyek dilakukan photorejuvenation menggunakan laser QS Nd:YAG 1064 nm (Revlite, Conbio United States) dengan spot size 6 mm, energi 6 J/cm 2, 10 Hz, 4 pass, PTP on. Sedangkan sisi kanan wajah subyek tidak dilaser. Semua subyek menjalani 4 kali laser photorejuvenation dengan interval 2 minggu. Kondisi kulit subyek secara obyektif diukur sebelum tindakan laser yang pertama dan setelah tindakan laser yang terakhir menggunakan mexameter sehingga didapatkan nilai indeks melanin (IM) dan indeks eritema (IE). Sebelum pengukuran dengan mexameter, subyek diaklimatisasi selama 30 menit di dalam ruangan yang sudah distandarisasi dengan suhu dan kelembaban tertentu. Persepsi subyek terhadap saat tindakan dinilai dengan skala 1 sampai 5, yaitu 1 jika tidak, 2 jika sangat, 3 jika, 4 jika sedang, 5 jika berat. Kepuasan subyek terhadap kondisi kulit dinilai melalui persepsi subyek terhadap kecerahan kulit, kemerahan kulit, dispigmentasi, dan kekencangan kulit, dinilai dengan menggunakan skala 1 sampai 5. Semua efek samping yang terjadi dicatat oleh peneliti, khususnya hiperpigmentasi pasca inflamasi. HASIL DAN DISKUSI Tabel 1 memperlihatkan data demografis subyek penelitian serta IM dan IE awal. terdiri atas 4 perempuan dan 1 laki-laki. Usia rata-rata subyek tahun (simpang baku 8.90 tahun). Sebanyak 3 subyek memiliki tipe kulit Fitzpatrick III, 1 subyek tipe kulit Fitzpatrik IV, dan 1 subyek tipe kulit Fitzpatrick V. Rerata IM awal pada sisi kanan wajah (simpang baku 67.39) dan pada sisi kiri wajah (simpang baku 70.17). Rerata IE awal pada sisi kanan wajah (simpang baku 97.74) dan sisi kiri wajah (simpang baku ). 28 S

3 Tabel 1. Tabel indeks melanin (IM) dan indeks eritema (IE) awal IM awal IE awal Nomor Usia Jenis kelamin Tipe kulit 1 23 Laki-laki ,00 474,33 472, Perempuan ,67 212,33 199, Perempuan ,00 391,00 411, Perempuan ,33 360,33 357, Perempuan ,00 305,00 246,00 Tabel 2. IM dan IE akhir IM akhir IE akhir Nomor Usia Jenis kelamin Tipe kulit 1 23 Laki-laki ,33 480,33 441, Perempuan ,33 215,00 184, Perempuan ,33 338,33 349, Perempuan ,33 378,67 415, Perempuan ,33 341,67 328,00 Tabel 3. Perubahan IM dan IE Awal Akhir IM sisi kanan wajah (simpang baku 67.39) (simpang baku 59.62) Menurun IM sisi kiri wajah (simpang baku 70.17) (simpang baku 60.63) Menurun IE sisi kanan wajah (simpang baku 97.74) (simpang baku 95.18) Meningkat IE sisi kiri wajah (simpang baku ) (simpang baku ) Meningkat Tabel 2 memperlihatkan data IM dan IE akhir sisi kanan dan kiri wajah, yaitu setelah subyek menjalani empat kali laser pada sisi kiri wajahnya. Tabel 3 menunjukkan perubahan IM dan IE pada awal dan akhir tindakan. Pada sisi kanan wajah, yaitu yang tidak dilaser, IM menurun dari (Simpang baku 67.39) ke (Simpang baku 59.62). Pada sisi kiri wajah yang dilaser, IM juga menurun dari (Simpang baku 70.17) ke (Simpang baku 60.63) (tabel 2). Hal ini menunjukkan bahwa photorejuvenation dengan laser QS Nd:YAG 1064 nm PTP tidak menimbulkan hiperpigmentasi pasca inflamasi pada semua subyek. Indeks Eritema pada sisi kanan wajah yang tidak dilaser meningkat dari (Simpang baku 97.74) ke (Simpang baku 95.18), sedangkan pada sisi kiri wajah yang dilaser juga meningkat dari (Simpang baku 0.0) ke (Simpang baku ) (tabel 2). Hasil ini menunjukkan bahwa laser QS Nd:YAG 1064 nm PTP tidak meningkatkan risiko eritema pada semua subyek. Tabel 4. Persepsi subyek tentang kecerahan kulit Nomor Perbaikan ada perubahan ada perubahan ada perubahan ada perubahan Perbaikan Perbaikan Perbaikan Perbaikan Perbaikan Nilai 1 = sangat kusam, 2 = kusam, 3 = sedang. 4 = cerah, 5 = sangat cerah 29 S

4 MDVI Vol. 40 No. Suplemen Tahun 2013: 27s 31s Setelah menjalani empat kali laser, semua subyek merasakan kulit wajah semakin cerah pada sisi yang dilaser (tabel 4). Hanya satu subyek yang juga merasakan perbaikan kecerahan kulit pada sisi wajah yang tidak dilaser, yaitu subyek yang memiliki tipe kulit V. Hal ini dapat terjadi karena krim malam yang digunakan untuk persiapan tindakan laser mengandung hidrokuinon dan tretinoin serta dioleskan pada seluruh wajah, tidak hanya pada sisi wajah yang akan dilaser. Krim malam tersebut kemungkinan memberikan efek pencerahan kulit yang sangat baik pada subyek tersebut. Tabel 5. Persepsi subyek tentang pigmentasi kulit ada perubahan Perbaikan ada perubahan ada perubahan ada perubahan Perbaikan (treated side) Perbaikan ada perubahan Perbaikan ada perubahan Nilai 1 = sangat berat, 2 = berat, 3 = sedang, 4 =, 5 = tidak ada Untuk pigmentasi kulit wajah, 3 subyek merasakan perbaikan pada sisi wajah yang dilaser, sedangkan 2 subyek tidak merasakan perbaikan. Sedangkan pada sisi yang tidak dilaser, hanya satu subyek yang merasakan perbaikan, sisanya merasakan tidak ada perbaikan pigmentasi kulit wajahnya (tabel 5). Studi yang dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa beberapa sesi tindakan laser QS Nd:YAG memperbaiki lesi kulit secara bermakna. 6 Tetapi pada studi ini selain jenis pigmentasi kulit yang berbeda antara subyek, respons kulit setiap individu terhadap tindakan photorejuvenation juga berbeda. Dari kepustakaan disebutkan bahwa perbaikan klinis masih dapat terjadi beberapa waktu setelah prosedur laser selesai. 6 Tabel 6. Persepsi subyek tentang kemerahan kulit wajah berubah berubah berubah ada perubahan ada perubahan ada perubahan ada perubahan ada perubahan ada perubahan ada perubahan Nilai 1=sangat merah, 2=merah, 3=sedang, 4= merah, 5=tidak merah sama sekali Untuk kemerahan pada kulit wajah, semua subyek tidak merasakan adanya perubahan. Hal ini menunjukkan bahwa photorejuvenation dengan laser QS Nd:YAG 1064 nm PTP tidak menambah kemerahan pada kulit. Demikian pula pada setiap sesi laser, kemerahan pada wajah hanya berlangsung selama beberapa jam saja pada semua subyek. Studi di Korea menggunakan laser Nd:YAG juga menyebutkan bahwa laser ini menunjukkan masa pemulihan minimal. 6 Tabel 7. Persepsi subyek tentang kekenyalan kulit ada perubahan Memburuk ada perubahan ada perubahan ada perubahan Perbaikan Perbaikan Perbaikan Perbaikan ada perubahan Nilai 1 = sangat kendur, 2 = kendur, 3 = sedang, 4 = sedikit kenyal, 5 = sangat kenyal Sebanyak 4 subyek merasakan perbaikan kekenyalan kulit pada sisi wajah yang dilaser, dan hanya 1 subyek yang tidak merasakan perubahan, yaitu subyek yang berusia 48 tahun. Pada sisi wajah yang tidak dilaser, 1 subyek merasakan kulit semakin kendur dan 4 subyek tidak merasakan ada perubahan, sehingga tidak satupun subyek merasakan perbaikan kekencangan kulit pada sisi wajah yang tidak dilaser. Pada studi ini, laser QS Nd:YAG 1064 nm PTP menunjukkan efek yang baik untuk kekenyalan kulit. Hal ini sejalan dengan studi sebelumnya yang juga membuktikan bahwa laser QS Nd:YAG memiliki efek yang baik untuk kerut dan kekenyalan kulit. 8 Tindakan photorejuvenation digolongkan menjadi tipe I dan II berdasarkan efeknya pada kerusakan kulit. Photorejuvenation tipe I digunakan untuk mengatasi pigmentasi dan telangiektasi. Sedangkan photorejuvenation tipe II digunakan untuk mengatasi kerut dan kekenduran kulit. 8 Laser QS Nd:YAG diketahui memiliki efek untuk kedua tipe photorejuvenation 8 sehingga semua subyek dalam studi ini juga merasakan kulit wajahnya semakin cerah dan kenyal setelah dilaser. 30 S

5 Table 8. Persepsi subyek tentang selama tindakan Nomor Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3 Sesi Beberapa studi menunjukkan bahwa beberapa kali tindakan laser QS Nd:YAG 1064 nm dengan interval satu minggu menggunakan sub-threshold photothermolytic fluence menghasilkan efek yang sangat baik dengan efek samping minimal misalnya hipopigmentasi atau hiperpigmentasi. 9,10 Demikian pula pada studi ini, tidak ada efek samping yang ditemukan selama tindakan photorejuvenation, khususnya hipopigmentasi atau hiperpigmentasi pasca inflamasi. Semua subyek hanya merasakan yang sangat atau tidak sama sekali di setiap sesi laser yang dijalani. KESIMPULAN Photorejuvenation menggunakan laser QS Nd:YAG 1064 nm dengan PTP aman dan dapat meningkatkan kecerahan dan kekencangan kulit pada lima orang Indonesia tanpa efek samping sejauh ini. Prosedur laser ini sangat nyaman dengan yang sangat bahkan tidak sama sekali, tanpa melalui masa pemulihan, studi lebih lanjut dan lebih luas diperlukan untuk menentukan efektivitas dan efek samping pada populasi Asia, khususnya Indonesia. DAFTAR PUSTAKA 1. Sadick NS. Update on non-ablative light therapy for rejuvenation: a review. Lasers Surg Med. 2003; 32: Elsaie MH, Lloyd HW. Latest laser and light-based advances for ethnic skin rejuvenation. Indian J Dermatol. 2008; 53: Kronemyer B. Physicians prefer RevLite and MedLite C6 lasers to treat darker skin tones. The Aesthetic Guide. 2010; March-April edition. 4. Berlin AL, Dudelzak J, Hussain M, Phelps R, Goldberg DJ. Evaluation of clinical, microscopic, and ultrastructural changes after treatment with a novel Q-switched Nd:YAG laser. J Cosmet Laser Ther. 2008; 10: Hirsch R. Iatrogenic laser complications. Clin Dermatol. 2011; 29: Lee YB, Shin JY, Cheon MS, Oh ST, Cho BK, Park HJ. Photorejuvenation using long-pulsed alexandrite and long-pulsed neodymium: yttrium aluminum garnet lasers: A pilot study of clinical outcome and patients satisfaction in Koreans. J Dermatol. 2012; 39: Cencic B, Lukac M, Marincek M, Vizintin Z. High fluence, high beam quality Q-Switched Nd:YAG laser with optoflex delivery system for treating benign pigmented lesions and tattoos. J Laser Health Acad. 2010; 1: Ganceviciene R, Liakou AI, Theodoridis A, Makrantonaki E, Zouboulis CC. Skin anti-aging strategies. Dermato-Endocrinol. 2012; 4: Wattanakrai P, Mornchan R, Eimpunth S. Low-fluence Q-switched neodymium-doped yttrium aluminum garnet (1,064 nm) laser for the treatment of facial melasma in Asians. Dermatol Surg. 2010; 36: Jeong SY, Shin JB, Yeo UC, Kim WS, Kim IH. Low-fluence Q- switched neodymium-doped yttrium aluminum Garnet laser for melasma with pre- or post-treatment triple combination cream. Dermatol Surg. 2010; 36: S

BAB I PENDAHULUAN. Yunani, melas yang berarti hitam. Melasma merupakan kelainan hiperpigmentasi didapat, berupa

BAB I PENDAHULUAN. Yunani, melas yang berarti hitam. Melasma merupakan kelainan hiperpigmentasi didapat, berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Melasma (juga dikenal sebagai chloasma atau topeng kehamilan) berasal dari bahasa Yunani, melas yang berarti hitam. Melasma merupakan kelainan hiperpigmentasi didapat,

Lebih terperinci

(Retrospective Study: Glycolic Acid Peel in Photoaging Patient)

(Retrospective Study: Glycolic Acid Peel in Photoaging Patient) Peeling Asam Glikolat pada Pasien Photoaging (Retrospective Study: Glycolic Acid Peel in Photoaging Patient) Brama Rachmantyo, Diah Mira Indramaya Departemen/Staf Medik Fungsional Kesehatan Kulit dan Kelamin

Lebih terperinci

Evita Halim, Wieke Triestianawati, Hanny Nilasari, Lili Legiawati, Endi Novianto, Wresti Indriatmi

Evita Halim, Wieke Triestianawati, Hanny Nilasari, Lili Legiawati, Endi Novianto, Wresti Indriatmi Artikel Asli PERBANDINGAN EFEKTIVITAS DAN KEAMANAN TERAPI KRIM KOMBINASI ASAM RETINOAT 0,05%, HIDROKUINON 4% DAN FLUSINOLON ASETONID 0,01% DENGAN KRIM KOMBINASI ASAM RETINOAT 0,05% DAN HIDROKUINON 4% UNTUK

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA RESPONS PIGMENTASI AKIBAT PAJANAN MATAHARI DENGAN DERAJAT PARUT AKNE VULGARIS

KORELASI ANTARA RESPONS PIGMENTASI AKIBAT PAJANAN MATAHARI DENGAN DERAJAT PARUT AKNE VULGARIS Artikel Asli KORELASI ANTARA RESPONS PIGMENTASI AKIBAT PAJANAN MATAHARI DENGAN DERAJAT PARUT AKNE VULGARIS Istiana Fiatiningsih, Kristiana Etnawati, Agnes Sri Siswati Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muda sampai coklat tua mengenai area yang terpajan sinar. pipi, dahi, daerah atas bibir, hidung, dan dagu. 2

BAB I PENDAHULUAN. muda sampai coklat tua mengenai area yang terpajan sinar. pipi, dahi, daerah atas bibir, hidung, dan dagu. 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Melasma adalah hipermelanosis yang didapat yang umumnya simetris berupa makula yang tidak merata berwarna coklat muda sampai coklat tua mengenai area yang terpajan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan tingkat ekonomi di Indonesia menyebabkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan tingkat ekonomi di Indonesia menyebabkan banyak 12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan tingkat ekonomi di Indonesia menyebabkan banyak masyarakat yang mempunyai kemampuan ekonomi menengah ke atas. Hingga nilai beli terhadap sesuatu yang sekunder

Lebih terperinci

Peeling Asam Glikolat pada Pasien Photoaging. (Glicolic Acid Peels in Photoaged Patient)

Peeling Asam Glikolat pada Pasien Photoaging. (Glicolic Acid Peels in Photoaged Patient) Peeling Asam Glikolat pada Pasien Photoaging (Glicolic Acid Peels in Photoaged Patient) Pedia Primadiarti, Rahmadewi Departemen/ Staf Medik Fungsional Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Melasma merupakan kelainan kulit yang perkembangannya dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Melasma merupakan kelainan kulit yang perkembangannya dipengaruhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melasma merupakan kelainan kulit yang perkembangannya dipengaruhi oleh interaksi lingkungan dan hormonal pada individu yang memiliki suseptibilitas secara genetik (Handel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. contohnya wajah dan leher (Wolff et al., 2008). Lesi melasma ditandai oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. contohnya wajah dan leher (Wolff et al., 2008). Lesi melasma ditandai oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melasma adalah kelainan pigmentasi didapat dengan gambaran klinis berupa makula cokelat muda hingga cokelat tua pada daerah terpajan matahari, contohnya wajah dan leher

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah ruang lingkup disiplin ilmu kesehatan kulit. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian - Tempat penelitian : Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

PERANAN LASER PADA PENATALAKSANAAN SIKATRIKS ATROFIK PASCA AKNE: TEKNIK ABLATIF, NONABLATIF DAN FRAKSIONAL

PERANAN LASER PADA PENATALAKSANAAN SIKATRIKS ATROFIK PASCA AKNE: TEKNIK ABLATIF, NONABLATIF DAN FRAKSIONAL Tinjauan Pustaka PERANAN LASER PADA PENATALAKSANAAN SIKATRIKS ATROFIK PASCA AKNE: TEKNIK ABLATIF, NONABLATIF DAN FRAKSIONAL ABSTRAK Fitria Agustina, R. Inge Ade Krisanti, Aryani Sudharmono Departemen Ilmu

Lebih terperinci

), 1 bulan setelah pengobatan (O 2. pada kedua kelompok (p < 0,05). Perbedaan penurunan skor MASI pada O 2

), 1 bulan setelah pengobatan (O 2. pada kedua kelompok (p < 0,05). Perbedaan penurunan skor MASI pada O 2 Perbandingan Modifikasi Kligman dan Pengelupasan Kimiawi Larutan Jessner terhadap Modifikasi Kligman dan Asam Glikolat 20%: Evaluasi Penurunan Skor MASI (Melasma Area Severity Index) pada Penderita Melasma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wanita dan kosmetik adalah dua hal yang saling berkaitan. Kosmetik

BAB I PENDAHULUAN. Wanita dan kosmetik adalah dua hal yang saling berkaitan. Kosmetik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita dan kosmetik adalah dua hal yang saling berkaitan. Kosmetik diproduksi agar wanita bisa tampil cantik dan percaya diri. Seiring dengan perkembangan jaman, modernisasi,

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. atas. Akne biasanya timbul pada awal usia remaja.

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. atas. Akne biasanya timbul pada awal usia remaja. 1 BAB I A. Latar Belakang Penelitian Akne merupakan penyakit kulit yang terjadi akibat peradangan menahun folikel pilosebasea yang ditandai dengan komedo, papul, pustul, nodul dan kista pada wajah, leher,

Lebih terperinci

TERAPI TOPIKAL AZELAIC ACID DIBANDINGKAN DENGAN NIACINAMIDE+ZINC PADA AKNE VULGARIS LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

TERAPI TOPIKAL AZELAIC ACID DIBANDINGKAN DENGAN NIACINAMIDE+ZINC PADA AKNE VULGARIS LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH TERAPI TOPIKAL AZELAIC ACID DIBANDINGKAN DENGAN NIACINAMIDE+ZINC PADA AKNE VULGARIS LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti seminar hasil Karya Tulis Ilmiah

Lebih terperinci

MDVI Vol 42 No. 4 Tahun 2015;

MDVI Vol 42 No. 4 Tahun 2015; MDVI Vol 42 No. 4 Tahun 2015; 157-162 Artikel Asli PENAMBAHAN FOTOTERAPI LIGHT EMITTING DIODE SINAR BIRU-MERAH PADA TERAPI LINI PERTAMA PASIEN AKNE VULGARIS DERAJAT SEDANG (Analisis efektivitas, keamanan,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : kecemasan dental, tanaman bunga berwarna biru muda, pencabutan gigi

ABSTRAK. Kata kunci : kecemasan dental, tanaman bunga berwarna biru muda, pencabutan gigi ABSTRAK Kecemasan dental terdapat pada 1 dari 7 populasi dan membutuhkan perawatan yang hati-hati serta penanganan yang lebih oleh dokter gigi. Pencabutan gigi merupakan pencetus utama kecemasan dental.

Lebih terperinci

KULIT. Kulit adalah lapisan paling luar tubuh yang terdiri dari selsel hidup dan merupakan lapisan tipis yang penting bagi tubuh.

KULIT. Kulit adalah lapisan paling luar tubuh yang terdiri dari selsel hidup dan merupakan lapisan tipis yang penting bagi tubuh. KULIT KULIT Kulit adalah lapisan paling luar tubuh yang terdiri dari selsel hidup dan merupakan lapisan tipis yang penting bagi tubuh. Kulit terdiri dari tiga lapisan : 1. Lapisan Epidermis 2. Lapisan

Lebih terperinci

THERAPEUTIC OF SKIN AGING WITH CARBON DIOXIDE LASER SKIN RESURFACING AND COMBINATION WITH AIR COOLING

THERAPEUTIC OF SKIN AGING WITH CARBON DIOXIDE LASER SKIN RESURFACING AND COMBINATION WITH AIR COOLING TERAPI SKIN AGING DENGAN LASER SKIN RESURFACING CO2 DAN KOMBINASI AIR COOLING NKA Maya Damayanti, IGA Dewi Ratnayanti Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unud Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Unud ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian yang hanya dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian yang hanya dilakukan digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian yang hanya dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu radiasi UV-A ( nm), radiasi UV-B ( nm), dan radiasi UV-C

BAB I PENDAHULUAN. yaitu radiasi UV-A ( nm), radiasi UV-B ( nm), dan radiasi UV-C BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sinar matahari adalah sumber utama radiasi sinar ultraviolet (UV) untuk semua sistem kehidupan manusia. Radiasi sinar UV dibagi menjadi tiga kategori, yaitu radiasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan produk kosmetik saat ini sudah merupakan bagian dari kebutuhan sehari-hari yang tidak terpisahkan dari gaya hidup modern. Menurut BPOM Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada kasus-kasus pembedahan seperti tindakan operasi segera atau elektif

BAB I PENDAHULUAN. Pada kasus-kasus pembedahan seperti tindakan operasi segera atau elektif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kasus-kasus pembedahan seperti tindakan operasi segera atau elektif memiliki komplikasi dan risiko pasca operasi yang dapat dinilai secara objektif. Nyeri post

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah paparannya berlebihan. Kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari

BAB I PENDAHULUAN. jumlah paparannya berlebihan. Kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matahari sebagai sumber cahaya alami memiliki peranan yang sangat penting bagi keberlangsungan kehidupan, tetapi selain mempunyai manfaat sinar matahari juga dapat

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di Fakultas

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA. Nomor HK

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA. Nomor HK KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor HK. 00.06.42.0255 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN ALPHA HYDROXY ACID (AHA) DALAM KOSMETIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin maju mengakibatkan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin maju mengakibatkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin maju mengakibatkan kebutuhan masyarakat saat ini semakin meningkat. Masyarakat tidak hanya memikirkan kebutuhan akan sandang,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA. Nomor HK

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA. Nomor HK KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor HK. 00.06.42.0255 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN ALPHA HYDROXY ACID (AHA) DALAM KOSMETIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laki-laki. Keagungan dan kekuasaan laki-laki dapat jatuh dan bertekuk lutut di

BAB I PENDAHULUAN. laki-laki. Keagungan dan kekuasaan laki-laki dapat jatuh dan bertekuk lutut di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecantikan adalah anugerah terindah bagi wanita. Kecantikan memiliki kemampuan magnetik luar biasa yang mampu meruntuhkan dunia laki-laki. Keagungan dan kekuasaan laki-laki

Lebih terperinci

Hidrokinon dalam Kosmetik

Hidrokinon dalam Kosmetik Hidrokinon dalam Kosmetik Kita ketahui bahwa kosmetik sangat beragam jenisnya, mulai dari kosmetik untuk wajah, kulit, rambut, hingga kuku. Namun diantara ragam jenis kosmetik tersebut, yang sering menjadi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN LASER PADA LESI HIPERPIGMENTASI

PENGGUNAAN LASER PADA LESI HIPERPIGMENTASI MDVI Vol. 8. No.2 Tahun 2011: 96-10 Tinjauan Pustaka PENGGUNAAN LASER PADA LESI HIPERPIGMENTASI Rita Agustine, Satya Wydya Yenny Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK Universitas Andalas / RS dr.

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGGUNAAN ARBUTIN DAN AZELAIC ACID UNTUK PENGOBATAN MELASMA

PERBANDINGAN PENGGUNAAN ARBUTIN DAN AZELAIC ACID UNTUK PENGOBATAN MELASMA MDVI Vol. 40 No.4 Tahun 13: 154 158 Artikel Asli PERBANDINGAN PENGGUNAAN ARBUTIN DAN AZELAIC ACID UNTUK PENGOBATAN MELASMA Satya Wydya Yenny, Wahyu Lestari Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan scrub,facial,serta menggunakan lotion wajah hingga tubuh. Ada

BAB I PENDAHULUAN. dengan scrub,facial,serta menggunakan lotion wajah hingga tubuh. Ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis skin care saat ini telah berkembang sangat pesat, khususnya pada bisnis skin care di Semarang. Perawatan kulit wajah telah menjadi kebutuhan yang

Lebih terperinci

Nama : Fitria Intan Beladina NIM: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2012

Nama : Fitria Intan Beladina NIM: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2012 Nama : Fitria Intan Beladina NIM: 092010101034 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2012 Ingin tampil cantik tanpa operasi? Tidak menyebabkan perubahan sel atau jaringan sekitar yang tidak bermasalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maju dan berkembang pun mengikuti perkembangan bisnis industri kecantikan yang

BAB I PENDAHULUAN. maju dan berkembang pun mengikuti perkembangan bisnis industri kecantikan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan industri kecantikan sekarang ini sangat pesat. Negara negara maju dan berkembang pun mengikuti perkembangan bisnis industri kecantikan yang sangat menjanjikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu kesehatan kulit dan kelamin.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu kesehatan kulit dan kelamin. BAB III METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah ilmu kesehatan kulit dan kelamin. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Tempat pengambilan sampel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ultra Violet/UV (λ nm), sinar tampak (λ nm) dan sinar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ultra Violet/UV (λ nm), sinar tampak (λ nm) dan sinar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Radiasi sinar matahari yang mengenai permukaan bumi merupakan energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Radiasi sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat terutama pada bidang kedokteran gigi. Cara pengobatan dengan. untuk memungkinkan aplikasi yang lebih aman dan efektif.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat terutama pada bidang kedokteran gigi. Cara pengobatan dengan. untuk memungkinkan aplikasi yang lebih aman dan efektif. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi yang berbasis laser telah berkembang dengan pesat terutama pada bidang kedokteran gigi. Cara pengobatan dengan menggunakan laser menjadi

Lebih terperinci

Merawat Kulit Kering dan Menua

Merawat Kulit Kering dan Menua Keterangan Gambar 1. Waskom, berfungsi untuk menyimpan air panas dan dingin. Waskom yang digunakan sebanyak 2 buah. 2. Com masker, berfungsi untuk mencampur masker. 3. Piring kecil, berfungsi untuk menyimpan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang Penelitian. Akne vulgaris adalah suatu kelainan pada unit. pilosebaseus yang banyak dijumpai pada remaja.

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang Penelitian. Akne vulgaris adalah suatu kelainan pada unit. pilosebaseus yang banyak dijumpai pada remaja. BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Akne adalah suatu kelainan pada unit pilosebaseus yang banyak dijumpai pada remaja. Penyakit ini bermanifestasi sebagai lesi pleiomorfik yang terdiri atas komedo, papul,

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN SOLAR LENTIGENES

PENATALAKSANAAN SOLAR LENTIGENES PENATALAKSANAAN SOLAR LENTIGENES Penyaji: dr.ramona Dumasari Lubis,SpKK NIP.132 308 599 DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2008 1 Pendahuluan Hiperpigmentasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengaruh yang besar bagi perkembangan industri kecantikan di

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengaruh yang besar bagi perkembangan industri kecantikan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang pada dasarnya mempunyai keinginan untuk memiliki kulit yang sehat, cantik, dan bersinar, terutama wanita yang ingin terlihat sempurna di mana pun dan kapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan wrinkle/kerutan kulit, kulit yang kasar, kulit kering,

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan wrinkle/kerutan kulit, kulit yang kasar, kulit kering, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penuaan dini (PD) adalah proses degeneratif yang melibatkan kulit dan sistem penyokong kulit, 1 berupa perubahan stuktural dan elastilitas kulit yang ditandai dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. World Health Organization Quality of Life (WHOQOL) mendefinisikan

I. PENDAHULUAN. World Health Organization Quality of Life (WHOQOL) mendefinisikan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Health Organization Quality of Life (WHOQOL) mendefinisikan kesehatan sebagai suatu keadaan fisik, mental, dan kesejahteraan sosial yang baik, bukan sekedar tidak

Lebih terperinci

Kulit Menua. Nelva K. Jusuf. Departemen SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK-USU RS H. Adam Malik Medan

Kulit Menua. Nelva K. Jusuf. Departemen SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK-USU RS H. Adam Malik Medan Kulit Menua Nelva K. Jusuf Departemen SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK-USU RS H. Adam Malik Medan Abstrak: Proses menua merupakan proses fisiologis yang akan terjadi pada semua makhluk hidup, meliputi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Sebagai pelindung utama tubuh dari kerusakan fisika, kimia dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Sebagai pelindung utama tubuh dari kerusakan fisika, kimia dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin

Lebih terperinci

Iklim tropis di Indonesia menjadikan negara kita ini memperoleh sinar. matahari sepanjang tahun. Pengaruh menguntungkan dari sinar matahari adalah

Iklim tropis di Indonesia menjadikan negara kita ini memperoleh sinar. matahari sepanjang tahun. Pengaruh menguntungkan dari sinar matahari adalah BABI PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Iklim tropis di Indonesia menjadikan negara kita ini memperoleh sinar matahari sepanjang tahun. Pengaruh menguntungkan dari sinar matahari adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Akne vulgaris atau lebih dikenal dengan jerawat, adalah penyakit self-limited yang menyerang unit

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Akne vulgaris atau lebih dikenal dengan jerawat, adalah penyakit self-limited yang menyerang unit BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Akne vulgaris atau lebih dikenal dengan jerawat, adalah penyakit self-limited yang menyerang unit pilosebaseus dan sering dijumpai pada usia remaja (Zaenglein dkk,

Lebih terperinci

Hubungi Kami: LINE : brtcofficial. SMS Pin BB : : 2AF92EE7

Hubungi Kami:   LINE : brtcofficial. SMS Pin BB : : 2AF92EE7 Hubungi Kami: Email : order@brtc.co.id LINE : brtcofficial SMS Pin BB : 0858 5273 5934 : 2AF92EE7 AQUA RUSH PEEL GEL AQUA RUSH SERUM AQUA RUSH LINE Gel peeling yang hipoalergenik untuk mengangkat sel kulit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. salah-prosedur, salah-pasien operasi, adalah kejadian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. salah-prosedur, salah-pasien operasi, adalah kejadian yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Definisi Safety Surgery Safety surgery dapat diartikan dengan upaya memastikan tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi di kamar operasi. Salahlokasi,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Gigi dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Gigi dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian adalah di Rumah Sakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari

BAB I PENDAHULUAN. Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Mulut. Lingkup disiplin ilmu penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Gigi dan 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KLOROFIL TERHADAP PENINGKATAN SATURASI OKSIGEN DAN PENURUNAN FREKUENSI DENYUT JANTUNG PASCA OLAHRAGA

ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KLOROFIL TERHADAP PENINGKATAN SATURASI OKSIGEN DAN PENURUNAN FREKUENSI DENYUT JANTUNG PASCA OLAHRAGA ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KLOROFIL TERHADAP PENINGKATAN SATURASI OKSIGEN DAN PENURUNAN FREKUENSI DENYUT JANTUNG PASCA OLAHRAGA Penyusun : Grady Kharisma Pribadi, 2016 Pembimbing I : Sylvia Soeng,

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK SEDUHAN TEH ROSELLA MERAH (Hibiscus sabdariffa L.) TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL LAKI-LAKI DEWASA

ABSTRAK. EFEK SEDUHAN TEH ROSELLA MERAH (Hibiscus sabdariffa L.) TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL LAKI-LAKI DEWASA ABSTRAK EFEK SEDUHAN TEH ROSELLA MERAH (Hibiscus sabdariffa L.) TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL LAKI-LAKI DEWASA Eka Christina Setiawan, 2010. Pembimbing I : Rosnaeni, dra., Apt. Pembimbing II : Pinandojo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Radiasi sinar UV yang terlalu lama pada kulit dapat menyebabkan timbulnya penyakit kulit seperti kanker kulit dan reaksi alergi pada cahaya/fotoalergi (Ebrahimzadeh

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP BERAT BADAN MENCIT Swiss Webster JANTAN

ABSTRAK. EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP BERAT BADAN MENCIT Swiss Webster JANTAN ABSTRAK EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP BERAT BADAN MENCIT Swiss Webster JANTAN Sylvia Sari Dewi, 2012. Pembimbing I : Rosnaeni, Dra., Apt. Pembimbing II: Sylvia Soeng, dr.,

Lebih terperinci

TABIR SURYA VS IKLIM TROPIS

TABIR SURYA VS IKLIM TROPIS TABIR SURYA VS IKLIM TROPIS Ria Andriani Mukti Dosen Prodi PKK Tata Rias - FKIP Universitas PGRI Adi Buana Surabaya Tahun X, No. 18, April 2014 Abstract The presence of ultraviolet (UV) filter in skincare

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan dengan desain penelitian pretest posttest with control group

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan dengan desain penelitian pretest posttest with control group BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian quasi experiment menggunakan dengan desain penelitian pretest posttest with control group design. Penelitian

Lebih terperinci

RINGKASAN. SINTESIS, KARAKTERISASI, MEKANISME DAN UJI PREKLINIK NANOGOLD SEBAGAI MATERIAL ESENSIAL DALAM KOSMETIK ANTI AGING Titik Taufikurohmah

RINGKASAN. SINTESIS, KARAKTERISASI, MEKANISME DAN UJI PREKLINIK NANOGOLD SEBAGAI MATERIAL ESENSIAL DALAM KOSMETIK ANTI AGING Titik Taufikurohmah RINGKASAN SINTESIS, KARAKTERISASI, MEKANISME DAN UJI PREKLINIK NANOGOLD SEBAGAI MATERIAL ESENSIAL DALAM KOSMETIK ANTI AGING Titik Taufikurohmah Kebutuhan kosmetik saat ini tidak terbatas pada kosmetik

Lebih terperinci

UJI FUNGSI RANCANGAN ELEKTROTERAPI KOSMETIK ARUS MIKRO ( MICROCURRENT ) DI LABORATORIUM TEKNIK ELEKTROMEDIK

UJI FUNGSI RANCANGAN ELEKTROTERAPI KOSMETIK ARUS MIKRO ( MICROCURRENT ) DI LABORATORIUM TEKNIK ELEKTROMEDIK UJI FUNGSI RANCANGAN ELEKTROTERAPI KOSMETIK ARUS MIKRO ( MICROCURRENT ) DI LABORATORIUM TEKNIK ELEKTROMEDIK Disusun oleh : 1. Dra.Hj.Ma murotun, ST. Msi 2. Suharyati, ST. MSi 3. Indah Nursyamsi ST. DAFTAR

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK LABU SIAM (Sechium edule Swartz) TERHADAP TEKANAN DARAH PEREMPUAN DEWASA

ABSTRAK. EFEK LABU SIAM (Sechium edule Swartz) TERHADAP TEKANAN DARAH PEREMPUAN DEWASA ABSTRAK EFEK LABU SIAM (Sechium edule Swartz) TERHADAP TEKANAN DARAH PEREMPUAN DEWASA Erwin Yudhistira Y. I, 2014. Pembimbing I : Sylvia Soeng, dr., M. Kes., PA(K) Pembimbing II : Julia Windi, dr., M.

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH HIGH INTENSITY CIRCUIT TRAINING (HICT) TERHADAP INDEKS MASA TUBUH (IMT) DAN TEBAL LIPAT KULIT (TLK) PADA LAKI-LAKI DEWASA MUDA

ABSTRAK PENGARUH HIGH INTENSITY CIRCUIT TRAINING (HICT) TERHADAP INDEKS MASA TUBUH (IMT) DAN TEBAL LIPAT KULIT (TLK) PADA LAKI-LAKI DEWASA MUDA ABSTRAK PENGARUH HIGH INTENSITY CIRCUIT TRAINING (HICT) TERHADAP INDEKS MASA TUBUH (IMT) DAN TEBAL LIPAT KULIT (TLK) PADA LAKI-LAKI DEWASA MUDA Patricia Helena Christiani S, 2016, Pembimbing I : Stella

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis dengan paparan sinar matahari sepanjang musim. Sinar matahari merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup, namun ternyata

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu Anestesiologi, dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukaninstalasi Bedah Sentral

Lebih terperinci

Tips Menghilangkan Flek Hitam di Wajah

Tips Menghilangkan Flek Hitam di Wajah Tips Menghilangkan Flek Hitam di Wajah Semua wanita mendambakan kulit wajah yang bersih, bebas dari jerawat maupun flek hitam. Namun salah satu masalah yang paling sering terjadi pada sebagian besar wanita

Lebih terperinci

TERAPI RADIOFREQUENCY

TERAPI RADIOFREQUENCY TERAPI RADIOFREQUENCY MENGURANGI SKOR KERIPUT DAN MENINGKATKAN ELASTISITAS KULIT WAJAH PADA WANITA PARUH BAYA LEBIH BANYAK DIBANDINGKAN TERAPI ULTRASOUND ABSTRAK Penuaan merupakan rangkaian proses alami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik berasal dari kata Yunani kosmein artinya berhias. Kosmetik digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik berasal dari kata Yunani kosmein artinya berhias. Kosmetik digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kosmetik telah menjadi bagian kehidupan manusia sejak zaman dahulu. Kosmetik berasal dari kata Yunani kosmein artinya berhias. Kosmetik digunakan secara luas baik untuk

Lebih terperinci

Radiotherapy Reduced Salivary Flow Rate and Might Induced C. albicans Infection

Radiotherapy Reduced Salivary Flow Rate and Might Induced C. albicans Infection ORIGINAL ARTICLE Radiotherapy Reduced Salivary Flow Rate and Might Induced C. albicans Infection Nadia Surjadi 1, Rahmi Amtha 2 1 Undergraduate Program, Faculty of Dentistry Trisakti University, Jakarta

Lebih terperinci

MEKANISME KERJA WHITENING AGENT MAKALAH

MEKANISME KERJA WHITENING AGENT MAKALAH MEKANISME KERJA WHITENING AGENT MAKALAH Disusun Oleh : Apriana Rohman S 07023232 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA 2011 A. LATAR BELAKANG Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa setiap wanita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. depigmentasi kulit berupa makula hipopigmentasi disebabkan karena hilangnya

BAB I PENDAHULUAN. depigmentasi kulit berupa makula hipopigmentasi disebabkan karena hilangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Vitiligo merupakan suatu gangguan pigmentasi, ditandai dengan adanya depigmentasi kulit berupa makula hipopigmentasi disebabkan karena hilangnya fungsi melanosit epidermis

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS ANTIBIOTIK TOPIKAL DAN VASELIN ALBUM UNTUK MENCEGAH INFEKSI PADA LUKA SUPERFISIAL PASCA TINDAKAN BEDAH LISTRIK

EFEKTIVITAS ANTIBIOTIK TOPIKAL DAN VASELIN ALBUM UNTUK MENCEGAH INFEKSI PADA LUKA SUPERFISIAL PASCA TINDAKAN BEDAH LISTRIK MDVI Vol 42 No. 4 Tahun 2015; 157-162 Artikel Asli EFEKTIVITAS ANTIBIOTIK TOPIKAL DAN VASELIN ALBUM UNTUK MENCEGAH INFEKSI PADA LUKA SUPERFISIAL PASCA TINDAKAN BEDAH LISTRIK Ni Luh Putu Pitawati, Irma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papula, vesikel, skuama) dan

BAB I PENDAHULUAN. klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papula, vesikel, skuama) dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dermatitis adalah peradangan kulit pada epidermis dan dermis sebagai respons terhadap pengaruh faktor eksogen atau endogen yang menimbulkan gejala klinis berupa efloresensi

Lebih terperinci

Chemical Peeling pada Melasma

Chemical Peeling pada Melasma Chemical Peeling pada Melasma (Chemical Peeling on Melasma) Dwi Nurwulan Pravitasari, Trisniartami Setyaningrum Departement/Staf Medik Fungsional Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

Journal of Beauty and Beauty Health Education

Journal of Beauty and Beauty Health Education BBHE 1 (1) (2012) Journal of Beauty and Beauty Health Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/bbhe PENGARUH KOSMETIKA ANTI AGING WAJAH TERHADAP HASIL PERAWATAN KULIT WAJAH Nila Surya Atmaja,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merubah warna kulit sehingga menjadikan kulit putih bersih dan bersinar

BAB 1 PENDAHULUAN. merubah warna kulit sehingga menjadikan kulit putih bersih dan bersinar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Kosmetik pemutih merupakan suatu sediaan atau paduan bahan yang digunakan pada bagian luar badan yang berfungsi untuk mencerahkan atau merubah warna kulit sehingga

Lebih terperinci

Apa sih manfaat facial untuk kulit kita??

Apa sih manfaat facial untuk kulit kita?? Apa sih manfaat facial untuk kulit kita?? "Manfaat Facial Wajah Bagi Kecantikan Kulit Facial wajah (facial treatment) mempunyai manfaat yang luar biasa dalam mengatasi problem kulit, diantaranya mengatasi

Lebih terperinci

ABSTRAK EFEK SEDUHAN TEH OOLONG (Camellia sinensis) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA LAKI-LAKI DEWASA NORMAL

ABSTRAK EFEK SEDUHAN TEH OOLONG (Camellia sinensis) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA LAKI-LAKI DEWASA NORMAL ABSTRAK EFEK SEDUHAN TEH OOLONG (Camellia sinensis) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA LAKI-LAKI DEWASA NORMAL Laksmi I. Trishanti, 2016; Pembimbing I:Edwin Setiabudi,dr.,Sp.PD.,KKV.FINASIM

Lebih terperinci

INSIDEN DERMATOSIS SAAT KEHAMILAN PADA IBU HAMIL DI RUMAH SAKIT GOTONG ROYONG SURABAYA

INSIDEN DERMATOSIS SAAT KEHAMILAN PADA IBU HAMIL DI RUMAH SAKIT GOTONG ROYONG SURABAYA INSIDEN DERMATOSIS SAAT KEHAMILAN PADA IBU HAMIL DI RUMAH SAKIT GOTONG ROYONG SURABAYA SKRIPSI Oleh: Nama : Valiria Wirontono Susenio NRP : 1523012031 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS KATOLIK

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMBERIAN LIDOCAIN 1,5mg/kg/jam INTRAVENATERHADAP NYERI PASCA LAPAROTOMI DINILAI DENGAN VISUAL ANALOG SCALE

HUBUNGAN PEMBERIAN LIDOCAIN 1,5mg/kg/jam INTRAVENATERHADAP NYERI PASCA LAPAROTOMI DINILAI DENGAN VISUAL ANALOG SCALE HUBUNGAN PEMBERIAN LIDOCAIN 1,5mg/kg/jam INTRAVENATERHADAP NYERI PASCA LAPAROTOMI DINILAI DENGAN VISUAL ANALOG SCALE JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

1 Siti Fitrah I H 2 Poppy M. Lintong 2 Lily L. Loho.

1 Siti Fitrah I H 2 Poppy M. Lintong 2 Lily L. Loho. PENGARUH PEMBERIAN UMBI BENGKUANG (Pachyrrhizus erosus l urban) TERHADAP JUMLAH PIGMEN MELANIN KULIT MENCIT (Mus musculus) YANG DIPAPARKAN SINAR MATAHARI 1 Siti Fitrah I H 2 Poppy M. Lintong 2 Lily L.

Lebih terperinci

Kata Kunci: kalsium, dismenore primer, gejala menstruasi

Kata Kunci: kalsium, dismenore primer, gejala menstruasi ABSTRAK EFEK KONSUMSI KALSIUM TERHADAP SKALA NYERI DISMENORE PRIMER PADA PEREMPUAN USIA 19-24 TAHUN Alfred Tri Susanto, 2016; Pembimbing I : Fen Tih, dr., M.Kes Pembimbing II : Cherry Azaria, dr., M.Kes

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK PISANG RAJA (Musa paradisiaca L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

ABSTRAK. EFEK PISANG RAJA (Musa paradisiaca L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA ABSTRAK EFEK PISANG RAJA (Musa paradisiaca L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA Yahdiel Alexander Nantara Tunggal, 2015 Pembimbing I : Edwin Setiabudi H., dr., Sp.PD-KKV,FINASIM Pembimbing

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 35 III. METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin 3.2 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian

Lebih terperinci

Penelitian Retrospektif: Penggunaan Pengelupasan Kimiawi Jessner Modifikasi pada Melasma

Penelitian Retrospektif: Penggunaan Pengelupasan Kimiawi Jessner Modifikasi pada Melasma Penelitian Retrospektif: Penggunaan Pengelupasan Kimiawi Jessner Modifikasi pada Melasma (Retrospective Study: The Use of Chemical Peeling with A Modified Jessner's in Melasma Patients) Zada Febrial Effendy,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Pengaruh dan Hubungan Merokok Terhadap Kapasitas Vital Paru pada Pria Dewasa

ABSTRAK. Pengaruh dan Hubungan Merokok Terhadap Kapasitas Vital Paru pada Pria Dewasa ABSTRAK Pengaruh dan Hubungan Merokok Terhadap Kapasitas Vital Paru pada Pria Dewasa Arief Nur Putra, 2006. Pembimbing utama : Pinandojo Djojosoewarno, dr. DRS. AIF Merokok faktor utama yang dapat mempercepat

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Farmakologi. Ruang lingkup penelitian mencakup bidang Anestesiologi dan 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di instalasi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Kedokteran khususnya Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin 3.2 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analisis

Lebih terperinci

ABSTRAK. Aviandra Nurdea Putri, 2012 Pembimbing I : Dr. Savitri Restu Wardhani, dr.,sp.kk Pembimbing II : Dr. Felix Kasim, dr.,m.kes.

ABSTRAK. Aviandra Nurdea Putri, 2012 Pembimbing I : Dr. Savitri Restu Wardhani, dr.,sp.kk Pembimbing II : Dr. Felix Kasim, dr.,m.kes. ABSTRAK PERBANDINGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU ANTARA PRIA DAN WANITA SMA SWASTA X KOTA BANDUNG TERHADAP PENGGUNAAN TABIR SURYA TAHUN 2012 Aviandra Nurdea Putri, 2012 Pembimbing I : Dr.

Lebih terperinci

ABSTRAK Gambaran Karakteristik Penderita Akne Vulgaris di Klinik Spesialis Kulit dan Kelamin Sakura Derma Bandung

ABSTRAK Gambaran Karakteristik Penderita Akne Vulgaris di Klinik Spesialis Kulit dan Kelamin Sakura Derma Bandung ABSTRAK Gambaran Karakteristik Penderita Akne Vulgaris di Klinik Spesialis Kulit dan Kelamin Sakura Derma Bandung Regina Emmanuela Gusti Pratiwi, 2016 Pembimbing I : dr. Dani M.kes Pembimbing II : dr.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 27 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Erhaclinic adalah kelompok usaha yang bergerak dalam bidang Personal Care (Skin, Hair & Body). Nama Erha diambil dari kependekan nama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organ tubuh (termasuk kulit) secara perlahan untuk memperbaiki atau mengganti

BAB I PENDAHULUAN. organ tubuh (termasuk kulit) secara perlahan untuk memperbaiki atau mengganti 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penuaan atau aging adalah suatu proses menghilangnya kemampuan seluruh organ tubuh (termasuk kulit) secara perlahan untuk memperbaiki atau mengganti diri dan mempertahankan

Lebih terperinci

SKRIPSI GAMBARAN DERMATITIS ATOPIK PADA ANAK USIA 0-12 TAHUN YANG TERPAPAR ASAP ROKOK DI RUMAH SAKITGOTONG ROYONG SURABAYA

SKRIPSI GAMBARAN DERMATITIS ATOPIK PADA ANAK USIA 0-12 TAHUN YANG TERPAPAR ASAP ROKOK DI RUMAH SAKITGOTONG ROYONG SURABAYA SKRIPSI GAMBARAN DERMATITIS ATOPIK PADA ANAK USIA 0-12 TAHUN YANG TERPAPAR ASAP ROKOK DI RUMAH SAKITGOTONG ROYONG SURABAYA Oleh : Venerabilis Estin Namin 1523013024 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di tempat tinggal masing-masing subjek penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di tempat tinggal masing-masing subjek penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian kelamin. Penelitian ini berada dalam lingkup bidang ilmu kesehatan kulit dan 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di tempat tinggal

Lebih terperinci

ABSTRAK. Gambaran Ankle-Brachial Index (ABI) Penderita Diabetes mellitus (DM) Tipe 2 Di Komunitas Senam Rumah Sakit Immanuel Bandung

ABSTRAK. Gambaran Ankle-Brachial Index (ABI) Penderita Diabetes mellitus (DM) Tipe 2 Di Komunitas Senam Rumah Sakit Immanuel Bandung ABSTRAK Gambaran Ankle-Brachial Index (ABI) Penderita Diabetes mellitus (DM) Tipe 2 Di Komunitas Senam Rumah Sakit Immanuel Bandung Ananda D. Putri, 2010 ; Pembimbing I : H. Edwin S., dr, Sp.PD-KKV FINASIM

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan ini merupakan suatu penelitian deskriptif analitik

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan ini merupakan suatu penelitian deskriptif analitik III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan ini merupakan suatu penelitian deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross-sectional untuk mengetahui faktor-faktor yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK JUS BUAH ALPUKAT (Persea americana Mill.) TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA MUDA

ABSTRAK. EFEK JUS BUAH ALPUKAT (Persea americana Mill.) TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA MUDA ABSTRAK EFEK JUS BUAH ALPUKAT (Persea americana Mill.) TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA MUDA Marcellia W.H., 2012, Pembimbing 1 : dr. Budi Widyarto Lana, MH. Pembimbing 2 : Dr.dr. Diana K. Jasaputra,

Lebih terperinci

TERAPI TOPIKAL TRETINOIN 0,025% + ZINC ORAL DIBANDINGKAN TOPIKAL NICOTINAMIDE 4% + ZINC ORAL PADA AKNE VULGARIS

TERAPI TOPIKAL TRETINOIN 0,025% + ZINC ORAL DIBANDINGKAN TOPIKAL NICOTINAMIDE 4% + ZINC ORAL PADA AKNE VULGARIS TERAPI TOPIKAL TRETINOIN 0,025% + ZINC ORAL DIBANDINGKAN TOPIKAL NICOTINAMIDE 4% + ZINC ORAL PADA AKNE VULGARIS Gloria Permata Usodo 1, Dhega Anindita Wibowo 2, Ariosta 3 1 Mahasiswa Program Pendidika

Lebih terperinci

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta * ABSTRAK

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta *  ABSTRAK Hubungan Senam Lansia Terhadap Kualitas Tidur Pada Lansia Berdasarkan Skor Pittsburgh Sleep Quality Index di Panti Sosial Tresna Werdha Budhi Luhur Bantul Yogyakarta RELATIONSHIP BETWEEN ELDERLY GYMNASTIC

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK AIR KELAPA (Cocos nucifera L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

ABSTRAK. EFEK AIR KELAPA (Cocos nucifera L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH ABSTRAK EFEK AIR KELAPA (Cocos nucifera L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH Paramitha Setiadi, 2013 Pembimbing : Dr. Iwan Budiman, dr., MS., MM., M.Kes.,AIF Hipertensi merupakan penyakit yang berbahaya

Lebih terperinci