KUALITAS UDARA DALAM RUANG KELAS BER-AC DAN KELUHAN KESEHATAN SISWA
|
|
- Yenny Budiaman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KUALITAS UDARA DALAM RUANG KELAS BER-AC DAN KELUHAN KESEHATAN SISWA Indoor Air Quality and Health Complaints among Elementary School Students Corie I. Prasasti, Sudarmaji, dan Retno Adriyani Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Abstract: Sick Building Syndrome hasn t got serious attention yet. Children have high risk to get bad effect from poor indoor air quality caused by less-cleaning household equipments, office tools, and air conditioner. It will decrease indoor air quality then caused sick building syndrome. Objectives of this study were to identify physical and chemical air quality in classroom and identify the students health impairment. This was an observational study with cross-sectional approach. Interview, measurements of air temperature, relative humidity, dust concentration, gas of CO and NO in the classroom of 6th grader were used in this study. Number of samples in two locations was 65 students, collected using inclusion criteria. Data collected were analyzed descriptively. Result of this study showed that dust concentration, CO and NO level were within the standards, while temperature and humidity had exceeded the standards. Complaints received from students were nasal, eye and skin irritation, sore throat, and nausea respectively. It is suggested that the air conditioner should be maintained at regular intervals, teachers and student should participate in keeping the classroom clean and checking indoor air quality periodically (Including: physical, chemical and microbiology parameter) so, health impairment can be minimized. Keywords: physical and chemical air quality, classroom, air conditioner, health impairment Abstrak: Pencemaran udara di perkotaan disebabkan oleh industri dan asap kendaraan bermotor yang jumlahnya semakin hari semakin bertambah. Udara luar ruangan yang tercemar akan menyebabkan udara dalam ruangan juga tercemar. Keberadaan perabot rumah tangga dan peralatan kantor akan memberikan sumbangan pencemaran udara di dalam ruangan. Air Conditioner (AC) adalah suatu alat yang dimaksudkan untuk menciptakan dan menjaga kenyamanan dalam ruang kelas. Penggunaan AC sebagai alternatif untuk mengganti ventilasi alami dapat meningkatkan kenyamanan dan produktivitas kerja, namun AC yang jarang dibersihkan akan mengakibatkan kualitas udara dalam ruangan menurun dan dapat menimbulkan keluhan kesehatan yang disebut Sick Building Syndrome. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi kualitas kimia dan fisik udara dalam ruang kelas ber-ac dan keluhan kesehatan siswa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional dan rancang bangun cross-sectional. Populasi penelitian yaitu semua siswa SMA Wachid Hasyim Taman yang menempati ruang kelas ber-ac dan jumlah sampel yang diambil dengan purposive sampling sebanyak 7 orang. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan, kadar debu, CO dan NO yang diukur masih berada pada standar baku mutu, kadar debu dan kelembapan udara melebihi baku mutu dan suhu ruang kelas XI IPS yang diukur melebihi baku mutu. Keluhan kesehatan siswa yang teridentifikasi adalah iritasi hidung, mata dan kulit, tenggorokan kering dan mual. Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian adalah melakukan perawatan AC baik teknis maupun non-teknis secara rutin, menjaga kebersihan kelas, terutama dari debu yang berasal dari perabotan kelas dan pemeriksaan kualitas udara dalam ruang secara berkala agar tercipta lingkungan belajar yang sehat. Kata kunci: kualitas fisik dan kimia udara, ruang kelas, air conditioner PENDAHULUAN Manusia menghabiskan kurang lebih 90% waktunya di dalam ruangan sehingga memiliki risiko gangguan kesehatan lebih besar daripada di luar ruangan yang hanya sesaat karena adanya peningkatan jumlah kontaminasi polutan. Hal ini mendapat cukup perhatian dari pemerintah Amerika karena bahan kimia seperti radon, asbestos, dan formaldehyde diketahui telah terdapat di beberapa rumah warga, tempat kerja dan belajar atau sekolah (Cross, 990). Kondisi fisik lingkungan bangunan sekolah juga dapat memengaruhi kesehatan siswa. Kondisi bangunan yang tidak baik dapat menyebabkan Sick Building Syndrome (SBS) yang merupakan kumpulan gejala akibat adanya gangguan sirkulasi udara di dalam gedung. Gejala ini dapat berupa batuk-batuk kering, sakit kepala, iritasi di mata, hidung dan tenggorokan, kulit kering dan gatal, badan lemah, dan lain-lain. Kualitas udara ruangan yang buruk menyebabkan gangguan kesehatan yang serius bahkan dapat mematikan. 4
2 C I Prasasti, Sudarmadji, dan R Adriyani, Kualitas Udara dalam Ruang Kelas ber-ac 5 Alergi dan asma adalah salah satu akibatnya dan keduanya telah menyebabkan lebih dari 30 juta siswa kehilangan hari belajarnya dan 3,5 juta tenaga kerja kehilangan hari kerja tiap tahunnya (Bas, 004). Berdasarkan uraian pada latar belakang, tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik ruang kelas, meliputi: luas kelas, jendela, plafon, dinding, lantai, perabotan kelas, AC, dan ventilasi, mengukur kualitas fisik udara, meliputi: suhu dan kelembapan dan kualitas kimia udara, meliputi: debu, CO, dan NO di dalam ruang kelas serta mengidentifikasi keluhan kesehatan yang dialami siswa. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dan observasional menggunakan pendekatan waktu cross-sectional yang dianalisis secara deskriptif. Penelitian dilakukan di SD Ta miriyah dan SD Muhammadiyah 4 di Surabaya. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Mei Oktober 009. Populasi penelitian adalah semua siswa yang tercatat sebagai siswa SD Ta miriyah dan SD Muhammadiyah 4 di Surabaya. Sampel penelitian diambil berdasarkan kriteria inklusi sebagai berikut: Dapat ditemui dan diwawancarai saat dilaksanakannya penelitian; Siswa kelas 6 (enam) SD; dan tidak menderita asma. Variabel penelitian adalah keluhan kesehatan yang dialami siswa SD, karakteristik siswa, karakteristik ruang kelas, kualitas fisik dan kimia udara dalam ruang kelas. Pengumpulan data terbagi dalam dua () tahap, yaitu: Pengumpulan data sekunder, meliputi: profil sekolah dan catatan kesehatan siswa responden. Pengumpulan data primer, meliputi: pengamatan kondisi lingkungan fisik kelas dengan bantuan lembar observasi, pengukuran suhu, kelembapan, dan kualitas udara kimia (CO, debu, NO) dilakukan oleh Laboratorium BBTKL dan PPM Surabaya. Sedangkan wawancara kepada seluruh responden dengan bantuan kuesioner. Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan tabulasi silang kemudian dianalisis secara deskriptif. Karakteristik Siswa HASIL DAN PEMBAHASAN Siswa yang menjadi responden penelitian berjumlah 65 orang terdiri dari 38 siswa SD Ta miriyah dan 7 siswa SD Muhammadiyah 4. Mayoritas siswa berjenis kelamin laki-laki dengan Tabel. Distribusi Siswa Menurut Umur dan Jenis Kelamin di SD Ta miriyah () dan Muhammadiyah 4 () Surabaya Tahun 009 SD Jenis Kelamin Umur (Tahun) L % P % 0 % % % () 57,89 6 4, 8,94 55,6 6 5,8 () 5 55,56 44,44 7,4 7 6,9 8 9,7 Total Tabel. Distribusi Siswa Menurut Lama Belajar dan Frekuensi Keluar Masuk Kelas di SD Ta miriyah dan Muhammadiyah 4 Surabaya Tahun 009 Karakteristik Siswa SD Ta miriyah SD Muhammadiyah 4 Lama belajar di ruang ber-ac (tahun) 5 % < 5 % 5 % < 5 % 7 7, 8, Frekuensi keluar masuk kelas (kali) < 5 % 5 0 % < 5 % 5 0 % 9 76,3 9 3,7 6 59,5 40,75
3 6 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 7, No. Juli 03: 4 0 kelompok umur terbanyak tahun. Siswa di dua sekolah mayoritas memiliki lama belajar di ruang kelas ber-ac 5 tahun. Lama belajar di ruang kelas ber-ac merupakan waktu yang digunakan oleh siswa untuk belajar di ruang kelas ber-ac sampai saat penelitian dilakukan. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel dan. Seseorang yang terpapar polutan udara dalam ruang dengan jangka waktu yang lama akan mengalami keluhan kesehatan lebih besar jika dibandingkan dengan seseorang yang terpapar kurang dari jam per hari (Balukh, 003). Menurut Cross (990), manusia yang berada di ruangan dalam jangka waktu lama memiliki risiko gangguan kesehatan lebih besar daripada yang hanya sesaat karena adanya peningkatan jumlah kontaminasi polutan. Pemakaian AC sebagai pengatur suhu mengakibatkan udara dalam ruangan tidak mengalami pertukaran udara segar sehingga berpotensi meningkatkan jumlah kontaminasi polutan. Hal ini memengaruhi kesehatan siswa karena semakin sering terpapar AC, risiko mengalami gangguan kesehatan akibat buruknya kualitas udara dalam ruangan akan semakin besar. Sebagian besar siswa mempunyai kebiasaan keluar masuk kelas dengan frekuensi < 5 kali dalam sehari. Frekuensi keluar masuk siswa yang tertinggi yaitu < 5 kali sehari, untuk SD Ta miriyah sebanyak 76,3% sedangkan SD Muhammadiyah 4 sebanyak 59,5%. Frekuensi keluar masuk ruang kelas yang terlalu sering dapat memengaruhi kualitas udara dalam ruangan. Menurut Aditama (00), pencemaran dari luar gedung merupakan salah satu penyebab SBS dengan persentase %. Berdasarkan suatu penelitian pada tahun 990-an di Indonesia pernah menyebutkan bahwa pencemaran udara dalam ruang yang berasal dari luar gedung sebesar % (Hendrawati, 005). Besarnya frekuensi keluar masuk siswa memungkinkan pencemar udara (debu dan gas) masuk ke dalam ruang kelas. Hal ini yang menyebabkan adanya kandungan debu, CO dan NO pada udara dalam ruang kelas. Karakteristik Ruang Kelas Tabel 3 merupakan hasil observasi mengenai kondisi fisik kelas SD Muhammadiyah 4 dan SD Ta miriah Surabaya. Menurut Hardin (003), banyak faktor yang memengaruhi polusi udara ruangan termasuk aktivitas pemeliharaan gedung, tipe material bangunan, perabotan dan peralatan, kontaminasi dari luar ruangan, iklim, kelembapan, temperatur dan jumlah ventilasi. SD Ta miriyah Surabaya berada dekat dengan jalan raya, hal ini dapat meningkatkan risiko penurunan kualitas udara di lingkungan sekolah, terutama ruang kelas. Polutan yang berasal dari jalan raya, yang dapat berupa asap ataupun gas buangan kendaraan, dapat ikut masuk ke dalam ruang kelas dan memengaruhi kualitas Tabel 3. Karakteristik Ruang Kelas SD Ta miriyah Surabaya dan SD Muhammadiyah 4 Surabaya Tahun 009 Karakteristik Ruang Kelas SD Muhammadiyah 4 SD Ta miriyah Luas Kelas 5 5 meter 5 8 meter Jendela ada Tidak ada Plafon Beton Beton Dinding Dari pasangan bata dengan cat tembok dan Dari pasangan bata dengan cat tembok dan keramik yang masih baik. keramik yang masih baik. Lantai Keramik berwarna putih Keramik berwarna putih Perabotan kelas AC : a. Tipe b. Daya c. Jumlah d. Merk Meja dan bangku siswa terbuat dari kayu dan dilapisi dengan pelitur, whiteboard, meja guru, dan almari. a. Split b. pk c. buah d. Panasonic Meja dan bangku siswa terbuat dari kayu dan dilapisi dengan pelitur, whiteboard, pengeras suara, meja guru, almari. a. Split b. pk c. buah d. Panasonic Sistem ventilasi Sistem ventilasi buatan dan alami Sistem ventilasi buatan Jumlah Siswa 39 Siswa 40 Siswa
4 C I Prasasti, Sudarmadji, dan R Adriyani, Kualitas Udara dalam Ruang Kelas ber-ac 7 udara ruang kelas. Sesuai dengan pendapat Aditama (00), bahwa pencemaran dari luar gedung dapat juga masuk ke dalam ruangan (%). Perencanaan yang baik mengenai kualitas udara ruang kelas dapat meminimalkan terpaparnya siswa dengan polutan yang terdapat dalam kelas. Karena dengan mengetahui sumber polutan dan faktor yang memengaruhi kualitas udara dalam ruang kelas dapat dihindari pemakaian barang yang dapat menjadi sumber pencernaan maupun meminimalkan faktor pengaruh buruknya kualitas udara. Usaha untuk meminimalkan pencemaran udara di lingkungan SD Ta miriyah salah satunya dengan mengeluarkan aturan kawasan bebas rokok, melaksanakan pemeliharaan AC yang dilakukan rutin tiap 3 bulan. Sedangkan usaha untuk meminimalkan pencemaran udara di lingkungan sekolah SD Muhammadiyah 4 dengan adanya jadwal rutin untuk membersihkan lingkungan sekolah terutama ruang kelas. Jadwal membersihkan ruang kelas adalah setelah kegiatan belajar mengajar selesai, saat sore hari dengan menggunakan jasa pihak ketiga (outsourcing). Karakteristik ruang kelas yang diamati meliputi luas kelas, jendela, plafon, dinding, lantai, perabotan kelas, AC, dan ventilasi. Karakteristik dua ruangan kelas yang diambil sebagai lokasi penelitian banyak memiliki kemiripan, yang membedakan hanyalah tentang ada tidaknya jendela dan sistem ventilasi yang digunakan. Ruangan kelas pada SD Ta miriyah tidak memiliki jendela dan menggunakan sistem ventilasi buatan, sedangkan SD Muhammadiyah 4 menggunakan sistem ventilasi buatan dan alami karena masih terdapat jendela yang kadang-kadang digunakan sebagai ventilasi. Dinding pada dua kelas tersebut hampir sama kondisinya. Dinding terlihat kotor karena banyak sekali hiasan, hasil karya, ataupun poster yang ditempel hampir memenuhi permukaan dinding kelas tetapi tidak diperhatikan penataan dan kebersihannya. Namun syarat dinding harus dari tembok dilapisi semen dan kedap air telah terpenuhi. Selain itu berbagai macam bahan yang digunakan sebagai hasil karya siswa, poster dan gambar yang ditempel di dinding kelas dapat berpotensi menjadi sumber polutan karena dapat mengeluarkan uap bahan kimianya karena menurut Aditama (00), pencemaran bahan bangunan (3%) meliputi pencemaran formaldehyde, lem, asbes, fiberglass, dan bahan lain yang merupakan komponen pembentuk gedung tersebut. Kualitas Udara Kualitas Fisik Udara Pengukuran kualitas fisik udara dalam kelas dilakukan titik pengambilan sampel dan dilakukan pengulangan kali di masing-masing kelas. Kualitas fisik udara kedua sekolah yaitu kelembapan dan suhu dalam ruang kelas tidak memenuhi syarat baku mutu Keputusan Menteri Kesehatan No. 405 Tahun 00, hal ini terlihat pada Tabel 4. Pengukuran parameter kualitas fisik udara dalam kelas dilakukan pada titik sampling dengan kali pengukuran pada setiap ruang kelas untuk diambil nilai rata-rata tiap parameter yang kemudian dibandingkan dengan baku mutu Keputusan Menteri Kesehatan No. 405 Tahun 00. Parameter suhu dan kelembapan udara dalam ruang kelas melebihi baku mutu sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya keluhan kesehatan pada siswa. Menurut Cicilia, 009 penyebab SB S (Sick Building Syndrome) adalah udara yang terkontaminasi oleh temperatur dan kelembapan udara yang buruk. Suhu yang relatif rendah dapat menyebabkan beberapa keluhan seperti pembuluh darah menyempit, leher atau tengkuk terasa kaku, kesemutan, hidung tersumbat, kembung dan pegal linu, serta sering buang air kecil yang Tabel 4. Kualitas Fisik Udara Ruang Kelas di SD Ta miriyah dan SD Muhammadiyah 4 Surabaya Tahun 009 SD Ta miriyah SD Muhammadiyah 4 Baku Mutu Variabel Kepmenkes rerata rerata No. 405 ( ) ( ) ( ) (.30.00) Tahun 00 Suhu 9 C 30 C 9 C 9 C 3 C 30 C 8 8 C Kelembapan 67% 65% 66% 67% 59% 63% 40 60%
5 8 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 7, No. Juli 03: 4 0 mengakibatkan metabolisme terganggu (Anonim, 009). Sedangkan suhu udara yang tinggi atau panas dapat mengakibatkan kram pada tungkai kaki dan lengan. Selain itu suhu udara yang tinggi juga dapat mengakibatkan kelelahan, pingsan, mual dan pusing (Anonim, 008). Kualitas fisik udara untuk parameter kelembapan tidak memenuhi syarat baku mutu sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme sesuai dengan pendapat Pudjiastuti dkk (998), bahwa kelembapan udara yang lebih rendah dari 70% dapat menyebabkan kekeringan selaput lendir membran sedangkan kelembapan yang tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme. Menurut Mukono (000), kelembapan udara ruang merupakan salah satu faktor yang memengaruhi suhu ruangan sehingga jika kelembapan tinggi suhu udara akan turun, sebaliknya jika kelembapan rendah, suhu udara naik. Hal ini dapat memengaruhi kesehatan penghuni ruangan sehingga perlu diperhatikan. Kelembapan udara yang kurang dari 65 95%, udara terasa lebih kering, timbul rasa seret di tenggorokan, kulit menjadi kering, dan hidung tersumbat (Anonim, 009). Kenyamanan manusia terkait dengan temperatur dan kelembapan udara dalam ruang dipengaruhi oleh beberapa variabel seperti pakaian, tingkat aktivitas, usia, dan psikologis yang sangat beragam. The American Society of Heating, Refrigerating and Air-Conditioning Engineers, Inc (ASHRAE) standard 55 berusaha menentukan temperatur dan kelembapan yang nyaman untuk sebagian besar pekerja agar tidak memicu stres (Hardin, 003). Kualitas Kimia Udara Pemeriksaan kualitas kimia udara dalam kelas dilakukan kali di masing-masing kelas dan tiap kelas titik pengambilan sampel. Hasil pengambilan sampel udara kemudian diberikan kepada Laboratorium Udara BBTKL dan PPM Surabaya untuk dianalisis lebih lanjut. Kualitas kimia udara kedua sekolah untuk parameter debu, NO dan CO dalam ruang kelas memenuhi syarat baku mutu Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 405 tahun 00 dan Peraturan Gubernur Jatim No. 0 Tahun 009. Hasil pengukuran debu di SD Ta miriyah lebih tinggi daripada SD Muhammadiyah 4. Parameter kualitas kimia udara dalam kelas yang diukur adalah debu CO dan NO yang diukur pada titik sampling dengan kali pengukuran pada setiap ruang kelas untuk diambil nilai rata-rata. Berdasarkan hasil pengukuran kualitas kimia udara yang telah dilakukan di BBTKL & PM Surabaya, untuk parameter debu, CO dan NO masih berada di bawah baku mutu Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 0 Tahun 009 maupun Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 405 Tahun 00. Berdasarkan data primer diperoleh bahwa siswa berpendapat sumber debu berasal dari perabotan kelas (meja, almari, dan bangku) dan dari luar ruangan. Menurut Haryanto (009), sumber debu berasal dari debu yang menempel pada perabotan, barang atau kertas yang tidak tersentuh banyak beredar karena saluran udara atau AC yang jarang dibersihkan. Debu ini juga membawa partikel yang bisa mengganggu kesehatan. Pengaruh debu terhadap kesehatan sangat tergantung kepada ukurannya. Partikulat debu yang membahayakan kesehatan umumnya Parameter NO (satuan) Debu (satuan) CO (satuan) Tabel 5. Kualitas Kimia Udara Ruang Kelas di SD Ta miriyah dan SD Muhammadiyah 4 Surabaya Tahun 009 ( ) SD Ta miriyah SD Muhammadiyah 4 Baku Mutu (ppm) ( ) rerata ( ) (.30.00) rerata Per Gub Jatim No. 0/ 009 Kepmenkes No. 405/ ppm 5,6 mg/m mg/m 3 0,5 mg/m ppm 5,0 ppm
6 C I Prasasti, Sudarmadji, dan R Adriyani, Kualitas Udara dalam Ruang Kelas ber-ac 9 berkisar antara 0, 0 mikron karena partikulat tersebut dapat langsung masuk ke dalam paru-paru dan mengendap di alveoli. Selain itu partikulat debu juga dapat mengganggu saluran pernapasan bagian atas, iritasi saluran pernapasan dan iritasi pada mata (Anonim, 007). Menurut Aditama (00), pencemaran dari dalam gedung dapat berasal dari bahan kimia seperti asap rokok, pestisida, alat atau bahan pembersih ruangan dan lain-lain. Bahan polutan udara yang mungkin ada dalam ruangan dapat berupa formaldehyde, gas NO, O 3, NH 3 dan beberapa gas lain. Keluhan Kesehatan Berdasarkan hasil wawancara melalui kuesioner, keluhan kesehatan siswa saat berada di dalam kelas yang berhubungan dengan kualitas udara dalam ruang kelas dapat dilihat pada Tabel 6. Mayoritas (63,%) keluhan kesehatan yang dialami siswa SD Ta miriyah adalah bersinbersin sama dengan siswa SD Muhammadiyah 4 (74,%). Siswa yang menjadi responden penelitian sebagian besar mengalami keluhan kesehatan. Keluhan kesehatan yang paling sedikit dialami siswa yaitu sesak nafas. Jika 4 macam keluhan kesehatan yang dialami siswa dikelompokkan berdasarkan organ tubuh maka diperoleh 6 macam keluhan kesehatan yang dialami oleh siswa. Sehingga keluhan kesehatan yang paling sedikit dialami oleh siswa yaitu keluhan yang berupa mual. Keluhan kesehatan paling banyak dialami oleh siswa pada SD Ta miriyah. Hal tersebut dikarenakan posisi sekolah yang berada di pinggir jalan raya dan kurangnya ventilasi alami yang menghambat sirkulasi udara bersih dalam ruangan. Debu dapat mengakibatkan keluhan kesehatan yang berupa gangguan saluran pernapasan bagian atas, iritasi saluran pernapasan dan iritasi pada mata (Anonim, 007). Sedangkan menurut Haryanto (009), paparan debu dalam waktu yang singkat dapat mengakibatkan gangguan pernapasan dan efek yang buruk pada sistem cardiovascular. Gas CO di dalam udara ruang kelas menurut Anonim (007), dapat mengakibatkan badan mudah lelah, pusing dan gangguan sistem saraf pusat. Meskipun kadar CO dalam ruang kelas masih di bawah baku mutu, namun banyak siswa yang mengeluhkan keluhan kesehatan tersebut. Meskipun kadar debu, NO dan CO pada dua ruang kelas tersebut masih di bawah baku mutu Peraturan Gubernur Jatim No. 0 Tahun 009 dan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 405 Tahun 00, siswa penghuni kelas tersebut masih memiliki risiko untuk mengalami gangguan kesehatan tersebut, terlihat dari sakit kepala dan lelah/cepat capek termasuk keluhan kesehatan tertinggi yang dialami oleh siswa. Tabel 6. Keluhan Kesehatan Siswa di SD Ta miriyah dan SD Muhammadiyah 4 Surabaya Tahun 009 SD Jenis Keluhan Ta miriyah Muhammadiyah 4 Ya % Tidak % Ya % Tidak % Bersin-bersin 4 63, 4 36,8 0 74, 7 5,9 Sakit kepala 8 47,4 0 5,6 8 66,7 9 33,3 Kulit gatal 3,6 6 68,4 3, 4 88,9 Kulit kering 6 5,8 3 84, 6, 77,8 Tenggorokan kering & gatal 55,3 7 44,7 9 33,3 8 66,7 Lelah/cepat capek 3 60,5 5 39,5 4 88,9 3, Mata pedih 7 44,7 55,3 7 5,9 74, Hidung berair 3,6 6 68,4 7 5,9 74, Sesak napas 5, ,7 4 4,8 3 85, Hidung gatal 8,9 7 7, 7 5,9 74, Hidung buntu 5 39,5 3 60,5 40,7 6 59,3 Mual 6 4, 57,9 9 33,3 8 66,7 Mata merah 8, 30 78,9 4 4,8 3 85, Mata gatal 0 5,6 8 47,4 44,4 7 55,6
7 0 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 7, No. Juli 03: 4 0 KESIMPULAN DAN SARAN Disimpulkan bahwa kualitas fisik udara dalam ruang kelas SD Ta miriyah dan Muhammadiyah 4 Surabaya untuk parameter kelembapan dan suhu tidak memenuhi baku mutu Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 405/Menkes/SK/ XI/00. Sedangkan kualitas kimia udara dalam ruang kelas untuk parameter debu, NO, dan CO masih memenuhi baku mutu Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 405/Menkes/SK/ XI/00 maupun Peraturan Gubernur Jatim No. 0 Tahun 009. Serta berdasarkan organ tubuh, keluhan kesehatan yang dialami oleh responden terbanyak adalah iritasi hidung sedangkan keluhan paling sedikit adalah mual. Disarankan bahwa untuk pencemaran udara dalam ruangan dapat diatasi dengan menjaga kebersihan kelas terutama dari debu yang berasal dari perabotan kelas, pemeriksaan kualitas udara dalam ruang secara berkala agar tercipta lingkungan belajar yang sehat. DAFTAR PUSTAKA Adhitama, Chandra. 00. Pencemaran Udara dan Kesehatan. Jakarta: Arcan. Anonim Parameter Pencemar Udara dan Dampaknya terhadap Kesehatan. Diakses dari: (sitasi 4 Juli 009). Anonim Tips Mengatasi Efek Udara Panas. Diakses dari: jagakarsa.ac.id/008/tipsmengatasi-efek-udara-panas.mac. (sitasi 7 Juli 009). Anonim Ternyata Kamar Ber-Ac Tetap Butuh Ventilasi Udara. Diakses dari: iklan/ac-mesin-cuci-kulkas-freezer-dll.html. (sitasi 6 Juli 009). Bas, Ed Indoor Air Quality: A Guide for Facility Managers. Lilburn, Georgia: The Fairmont Press, Inc. Balukh, Benyamin Hubungan Kualitas Udara di Ruangan Ber-AC dengan Gangguan dan Keluhan Karyawan di Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya. Skripsi. Universitas Airlangga, Surabaya: Cicilia, Sanny Awas, Udara Kantor Bikin Tumbang! Diakses dari xml/009/03/9/095/awas.udara.kantor.bikin. tumbang (sitasi 6 Juli 009). Cross, Frank B Legal Responses to Indoor Air Pollution. New York: Qurom Book. Hardin, Tim School Indoor Air Quality Best Management Practices Manual. Safety Washington State Department of Health. Olympia, Washington. Diakses dari (sitasi 0 November 008). Haryanto, Budi Mana Lebih Berbahaya: Terpapar Asap atau AC?. Diakses dari com/article_detail.php?nid=97. (sitasi 6 juli 009). Hendrawati Lebih Berbahaya Polusi di dalam Rumah. Diakses dari (sitasi 6 Juli 009). Mukono Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press. Pudjiastuti, Lily, Septa, R., Happy, R.S Kualitas Udara Dalam Ruangan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 405/Menkes/SK/ XI/00 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri. Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 0 Tahun 009 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Emisi Sumber tidak Bergerak di Jawa Timur.
UNIVERSITAS AIRLANGGA DIREKTORAT PENDIDIKAN Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya
page 1 / 5 EDITORIAL BOARD Dewan Redaksi Susunan Dewan Redaksi Ketua : Sudarmaji Wakil ketua : Retno Adriyani Penyunting Pelaksana : R. Azizah Ririh Yudhastuti Lilis Sulistyorini Corie Indria P Pelaksana
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat, terutama pada kondisi lingkungan yang di bawah standar. (1)
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit akibat lingkungan semakin hari semakin menimbulkan problema kesehatan masyarakat, terutama pada kondisi lingkungan yang di bawah standar. (1) Umumnya di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan daya dukungan bagi mahluk hidup untuk hidup secara optimal.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI
SKRIPSI HUBUNGAN KUALITAS FISIK UDARA INDOOR (PM2,5) DAN KARAKTERISTIK KARYAWAN DENGAN KEJADIAN SICK BUILDING SYNDROME (SBS) DI PERPUSTAKAAN KAMPUS B UNIVERSITAS AIRLANGGA Oleh: NOLA FITRIA UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahunnya di dunia (Sugiato, 2006). Menurut Badan Kependudukan Nasional,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara merupakan masalah yang sedang dihadapi oleh berbagai negara. Pencemaran udara terjadi karena meningkatnya industri, perubahan perilaku dalam masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hubungan parameter..., Duniantri Wenang Sari, FKM 2 UI, Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Jakarta sebagai kota metropolitan di Indonesia memiliki berbagai masalah, salah satu isu yang sedang hangat diperbincangkan adalah masalah pencemaran udara. Menurut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan pemasaran (Manuaba, 1983). Aspek yang kurang diperhatikan bahkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi terjadi peningkatan persaingan usaha yang menyebabkan kebanyakan pengusaha lebih memperhatikan masalah permodalan, manajemen, dan pemasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja yang buruk dapat mengakibatkan masalah bagi. kesehatan karyawan. Jenis bangunan, alat dan bahan, proses pekerjaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan kerja yang buruk dapat mengakibatkan masalah bagi kesehatan karyawan. Jenis bangunan, alat dan bahan, proses pekerjaan serta ventilasi yang kurang baik di
Lebih terperinciHUBUNGAN KUALITAS UDARA DALAM RUANG DENGAN KELUHAN PENGHUNI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA KABUPATEN SIDOARJO
HUBUNGAN KUALITAS UDARA DALAM RUANG DENGAN KELUHAN PENGHUNI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA KABUPATEN SIDOARJO Correlation of Indoor Air Quality with Prisoners Health Complaints in the Country Jail Sidoarjo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. polusi udara atau sekitar 5% dari 55 juta orang yang meninggal setiap tahun di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut data WHO, setiap tahun sekitar tiga juta orang meninggal karena polusi udara atau sekitar 5% dari 55 juta orang yang meninggal setiap tahun di dunia. Seribu
Lebih terperinciArgon 0,93% Ne, He, CH4, H2 1,04% Karbon Dioksida 0,03% Oksigen 20% Nitrogen 78% Udara
Karbon Dioksida 0,03% Argon 0,93% Ne, He, CH4, H2 1,04% Oksigen 20% Nitrogen 78% Udara Apa Itu Pencemaran Udara? Pencemaran udara bebas (Out door air pollution), Sumber Pencemaran udara bebas : Alamiah,
Lebih terperinciNurdin Zakaria, R. Azizah Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
ANALISIS PENCEMARAN UDARA (SO 2 ), KELUHAN IRITASI TENGGOROKAN DAN KELUHAN KESEHATAN IRITASI MATA PADA PEDAGANG MAKANAN DI SEKITAR TERMINAL JOYOBOYO SURABAYA Nurdin Zakaria, R. Azizah Departemen Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun di dunia. Angka morbiditas sebagai dampak dari polusi udara jauh lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data WHO menyatakan bahwa terdapat sekitar tiga juta orang meninggal karena polusi udara atau sekitar 5% dari 55 juta orang yang meninggal setiap tahun di dunia. Angka
Lebih terperinciGAMBARAN KUALITAS MIKROBIOLOGI UDARA KAMAR OPERASI DAN KELUHAN KESEHATAN
GAMBARAN KUALITAS MIKROBIOLOGI UDARA KAMAR OPERASI DAN KELUHAN KESEHATAN Description of Microbiological Air Quality in Operating Room and Health Complaint Wawan Supra Wismana Departemen Kesehatan Lingkungan
Lebih terperinciNo. kuesioner. I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Pendidikan : 4. Lama Bekerja : 5. Sumber Informasi :
No. kuesioner KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN KARYAWAN PABRIK KARET TENTANG POLUSI UDARA DI DALAM RUANGAN PABRIK DAN KELUHAN KESEHATAN DI PABRIK KARET KEBUN LIMAU MUNGKUR PTPN II TANJUNG
Lebih terperinciBAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ruangan merupakan suatu tempat aktivitas manusia di mana hampir 90 % dari waktu yang ada, waktu dihabiskan manusia di dalam ruangan, jauh lebih lama dibandingkan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga memberikan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan, udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A World Health Organization Expert Committee (WHO) menyatakan bahwa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang A World Health Organization Expert Committee (WHO) menyatakan bahwa kesehatan lingkungan merupakan suatu keseimbangan yang harus ada antara manusia dengan lingkungannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (occupational disease), penyakit akibat hubungan kerja (work related disease)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pembangunan menuju industrialisasi dapat membawa berbagai resiko positif maupun negatif yang mempengaruhi para pekerja dan keluarganya. Resiko positifnya
Lebih terperinciANALISIS KADAR CO dan NO 2 SERTA KELUHAN KESEHATAN PEDAGANG ASONGAN DI TERMINAL AMPLAS TAHUN 2014 SKRIPSI. Oleh : IRMAYANTI NIM.
ANALISIS KADAR CO dan NO 2 SERTA KELUHAN KESEHATAN PEDAGANG ASONGAN DI TERMINAL AMPLAS TAHUN 2014 SKRIPSI Oleh : IRMAYANTI NIM. 081000069 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja atau dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat kerja.
Lebih terperinciStudi Analisis Pengaruh Kondisi Lingkungan Kerja Terhadap Sick Building Syndrome (SBS) Pada Karyawan di Gedung Perkantoran Perusahaan Fabrikasi Pipa
Studi Analisis Pengaruh Kondisi Lingkungan Kerja Terhadap Sick Building Syndrome (SBS) Pada Karyawan di Gedung Perkantoran Perusahaan Fabrikasi Pipa Angga Satria Tritama 1, Farizi Rachman 2, Denny Dermawan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Udara tersebut berbentuk gas dan terdapat dimana-mana, sehingga akibatnya
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia setiap detik selama hidupnya akan membutuhkan udara. Secara ratarata manusia tidak dapat mempertahankan hidup tanpa udara lebih dari tiga menit. Udara tersebut
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. lingkungan yang utama di dunia, khususnya di negara berkembang. Pencemaran udara dapat
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini pencemaran udara telah menjadi masalah kesehatan lingkungan yang utama di dunia, khususnya di negara berkembang. Pencemaran udara dapat terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Udara mempunyai fungsi yang sangat penting bagi makhluk hidup terutama manusia. Di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. akibat penggunaan sumber daya alam (Wardhani, 2001).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di bidang industri merupakan perwujudan dari komitmen politik dan pilihan pembangunan yang tepat oleh pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan bagi segenap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2004 tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat adalah bagian pokok dibidang kesehatan khususnya adalah rumah sakit. Rumah sakit merupakan suatu bagian menyeluruh, integrasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel bebas Variabel terikat Suhu Udara Kelembaban Udara Keluhan Sick Building Syndrome Angka Total Mikrobiologi Udara Gambar 3.1 Kerangka konsep B. Hipotesis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berkembangnya sektor industri dan pemanfaatan teknologinya tercipta produk-produk untuk dapat mencapai sasaran peningkatan kualitas lingkungan hidup. Dengan peralatan
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI
HUBUNGAN KARAKTERISTIK KARYAWAN DAN KUALITAS MIKROBIOLOGI UDARA DENGAN GANGGUAN KESEHATAN (Studi Di Kamar Operasi RS. Mata Undaan Surabaya) Oleh : WAWAN SUPRA WISMANA UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyak aspek kesejahteraan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keadaan lingkungan dapat memengaruhi kondisi kesehatan masyarakat. Banyak aspek kesejahteraan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak penyakit dapat dimulai,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar. Salah satu industri yang banyak berkembang yakni industri informal. di bidang kayu atau mebel (Depkes RI, 2003).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri mempunyai peranan penting yang sangat besar dalam menunjang pembangunan di Indonesia. Banyak industri kecil dan menengah baik formal maupun informal mampu menyerap
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Wilayah Semarang Timur memiliki tiga pasar yaitu Pasar Gayamsari, Pasar Pedurungan,dan Pasar Parangkusuma. Pada masing masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komplek dan heterogen yang disebabkan oleh berbagai etiologi dan dapat. berlangsung tidak lebih dari 14 hari (Depkes, 2008).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyebab utama penyakit pada bayi usia 1-6 tahun. ISPA merupakan kelompok penyakit yang komplek dan heterogen yang disebabkan
Lebih terperinciKUALITAS UDARA BEBERAPA RUANG PERPUSTAKAAN DI UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO BERDASARKAN UJI KUALITAS FISIKA. Fransiska Lintong
KUALITAS UDARA BEBERAPA RUANG PERPUSTAKAAN DI UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO BERDASARKAN UJI KUALITAS FISIKA 1 Josefine D Sahilatua 2 Vennetia R Danes 3 Fransiska Lintong Bagian Fisika Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciVol. 10 Nomor 1 Januari 2015 Jurnal Medika Respati ISSN :
Vol. Nomor Januari Jurnal Medika Respati ISSN : 97-7 HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN PAPARAN ASAP ROKOK DENGAN FREKUENSI KEKAMBUHAN ASMA PADA ANAK USIA 6 TAHUN DI PUSKESMAS RAWAT INAP WAIRASA SUMBA TENGAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kualitas udara merupakan komponen lingkungan yang sangat penting, karena akan berpengaruh langsung terhadap kesehatan masyarakat terutama pada pernafasan. Polutan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pencemaran udara telah menjadi masalah kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini pencemaran udara telah menjadi masalah kesehatan lingkungan utama di dunia, khususnya di negara berkembang, baik pencemaran udara dalam ruangan maupun udara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penyakit paru kronik (Kurniawidjaja,2010).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Paru-paru merupakan alat ventilasi dalam sistem respirasi bagi tubuh, fungsi kerja paru dapat menurun akibat adanya gangguan pada proses mekanisme faal yang salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerjanya. Potensi bahaya menunjukkan sesuatu yang potensial untuk mengakibatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia memegang peranan utama dalam proses pembangunan industri. Sehingga peranan sumber daya manusia perlu mendapatkan perhatian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbahaya bagi kesehatan pekerja (Damanik, 2015). cacat permanen. Jumlah kasus penyakit akibat kerja tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki banyak tenaga kerja yang bekerja di sektor industri informal dan formal. Banyak industri kecil dan menengah harus bersaing dengan industri besar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang maupun negara maju (WHO, 2008). Infeksi saluran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang paling umum diderita pada setiap individu. Frekuensi ISPA secara umum terjadi dua kali lebih sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun mahluk hidup lainnya. Tanpa makan manusia bisa hidup untuk beberapa. udara kita hanya dapat hidup untuk beberapa menit saja.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara merupakan komponen hidup yang sangat penting untuk manusia maupun mahluk hidup lainnya. Tanpa makan manusia bisa hidup untuk beberapa hari, tanpa minum manusia
Lebih terperinciKARAKTERISTIK KARYAWAN YANG BEKERJA PADA RUANGAN YANG MENGGUNAKAN AC DAN KELUHAN SICK BUILDING SYNDROME DI GEDUNG TVRI KOTA MEDAN TAHUN 2012
KARAKTERISTIK KARYAWAN YANG BEKERJA PADA RUANGAN YANG MENGGUNAKAN AC DAN KELUHAN SICK BUILDING SYNDROME DI GEDUNG TVRI KOTA MEDAN TAHUN 212 Pramayana A.P Sinaga 1, Evi Naria 2, Surya Dharma 3 1 Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya volume dan kapasitas paru-paru manusia hanya dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin. Tetapi selain itu, faktor penyakit dan aktifitas seseorang
Lebih terperinciDAMPAK PEMANFAATAN BATUBARA TERHADAP KESEHATAN. Dit. Penyehatan Lingkungan Ditjen PP & PL DEPKES
DAMPAK PEMANFAATAN BATUBARA TERHADAP KESEHATAN Dit. Penyehatan Lingkungan Ditjen PP & PL DEPKES Jenis batubara BATUBARA? C (%) H (%) O (%) N (%) C/O Wood 50,0 6,0 43,0 1,0 1,2 Peat 59,0 6,0 33,0 2,0 1,8
Lebih terperinciGunung api yang meletus akan mengeluarkan berbagai jenis debu serta gas dari dalam perut. Debu Vulkanik Dan Gangguan Kesehatan
Umumnya gejala yang timbul seolah-olah ada benda asing di mata, mata terasa nyeri, gatal atau merah, mata terasa lengket, kornea mata lecet atau terdapat goresan, mata terasa seperti terbakar dan sensitif
Lebih terperinciPathologi Bangunan dan Gas Radon Salah satu faktor paling populer penyebab terganggunya kesehatan manusia yang berdiam
PATHOLOGI BANGUNAN DAN KENYAMANAN TERMAL Tri Harso Karyono Majalah Konstruksi, April 1997 Dalam ilmu bahasa, pathologi berarti ilmu tentang penyakit, dengan pengertian ini, ilmu tersebut dianggap tidak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sebagai daerah penghasilan furniture dari bahan baku kayu. Loebis dan
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan menjadi masalah utama baik di pedesaan maupun di perkotaan. Khususnya di negara berkembang pencemaran udara yang disebabkan adanya aktivitas dari
Lebih terperinciBAB 6 HASIL PENELITIAN. Gambar 6.1 Sumber Pencahayaan di ruang Radar Controller
BAB 6 HASIL PENELITIAN 6.1 Pengukuran Lingkungan Kerja 6.1.1 Pengukuran Pencahayaan Ruang Kerja Radar Controller Pada ruang Radar Controller adalah ruangan bekerja para petugas pengatur lalu lintas udara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. juga merupakan status lambang sosial (Keman, 2005). Perumahan merupakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia dimanapun berada membutuhkan tempat untuk tinggal yang disebut rumah. Rumah berfungsi sebagai tempat untuk melepaskan lelah, tempat bergaul dan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan pembangunan di berbagai bidang yang semakin meningkat apabila tidak disertai oleh upaya pengelolaan lingkungan yang baik, maka dapat mengakibatkan terjadinya
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semburan lumpur panas yang terletak di Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Propinsi Jawa Timur adalah salah satu dari akibat ekplorasi di bidang perminyakan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara merupakan unsur yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan semuanya membutuhkan udara untuk mempertahankan hidupnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia telah mendorong lahirnya era industrialisasi. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin meningkat dengan pesat di seluruh dunia telah mendorong lahirnya era industrialisasi. Dalam perkembangan industrialisasi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini. Udara berfungsi juga sebagai pendingin benda-benda yang panas, penghantar bunyi-bunyian,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udara merupakan salah satu unsur atau zat yang sangat penting setelah air. Seluruh makhluk hidup membutuhkan udara sebagai oksigen demi kelangsungan hidupnya di muka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ATP (Adenosin Tri Phospat) dan karbon dioksida (CO 2 ) sebagai zat sisa hasil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paru merupakan salah satu organ vital yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen (O 2 ) yang digunakan sebagai bahan dasar metabolisme dalam tubuh.
Lebih terperinciPAPARAN PM10 DAN KELUHAN KESEHATAN MATA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI PT. VARIA USAHA BETON, SIDOARJO
PAPARAN PM10 DAN KELUHAN KESEHATAN MATA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI PT. VARIA USAHA BETON, SIDOARJO The Exposure of PM10 Dust and The Complaint of Eye s Health from Employee of Production Department PT. Varia
Lebih terperinci1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udara merupakan unsur yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan semuanya membutuhkan udara untuk mempertahankan hidupnya. Udara
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Konsep VARIABEL BEBAS KUALITAS UDARA : Suhu Kelembaban Kecepatan Gerak Udara Kadar debu Jumlah Kuman VARIABEL TERIKAT Sick Building Syndrome VARIABEL PENGGANGGU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermotor, pembangkit tenaga listrik, dan industri. Upaya pemerintah Indonesia untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udara yang bersih adalah kebutuhan dasar bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia. Namun, polusi udara masih menjadi ancaman nyata bagi kesehatan di seluruh dunia.
Lebih terperinciJUMLAH BAKTERI DAN JAMUR DALAM RUANGAN DI JURUSAN ANALIS KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PONTIANAK
JUMLAH BAKTERI DAN JAMUR DALAM RUANGAN DI JURUSAN ANALIS KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PONTIANAK Slamet Poltekkes Kemenkes Pontianak, Jl. 28 Oktober Siantan Hulu, Pontianak Abstrak:
Lebih terperinciKARAKTERISTIK RISIKO KESEHATAN AKIBAT PAPARAN POLUTAN UDARA PADA PEKERJA SOL SEPATU (DI SEKITAR JALAN RAYA BUBUTAN KOTA SURABAYA)
KARAKTERISTIK RISIKO KESEHATAN AKIBAT PAPARAN POLUTAN UDARA PADA PEKERJA SOL SEPATU (DI SEKITAR JALAN RAYA BUBUTAN KOTA SURABAYA) Health Risk Characteristic Due to Air Pollution Exposure in Shoe Soles
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara..., Dian Eka Sutra, FKM UI, Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Polusi udara merupakan masalah lingkungan global yang terjadi di seluruh dunia. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), polusi udara menyebabkan kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udara adalah campuran beberapa macam gas yang perbandingannya tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan udara dan lingkungan sekitarnya. Udarajuga merupakan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A.
1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asma merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di hampir semua negara di dunia, diderita oleh anak-anak sampai dewasa derajat penyakit
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan berwawasan lingkungan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat dengan sesedikit mungkin memberikan dampak negatif pada lingkungan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Pediculosis humanus capitis (kutu) adalah salah satu ektoparasit penghisap
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pediculosis humanus capitis (kutu) adalah salah satu ektoparasit penghisap darah yang berinfestasi di kulit kepala manusia, bersifat menetap dan dapat menimbulkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Selama ribuan tahun telah disadari bahwa aktivitas manusia dan urbanisasi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama ribuan tahun telah disadari bahwa aktivitas manusia dan urbanisasi dapat menyebabkan polusi udara. Banyak kota di seluruh dunia sekarang menghadapi masalah pencemaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan hidup merupakan masalah yang penting karena memberikan pengaruh bagi kesehatan individu dan masyarakat. Faktor yang menyebabkan penurunan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam usaha di bidang kesehatan seperti di jelaskan dalam Undang-Undang Nomor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan nasional di bidang kesehatan yang tercantum dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yaitu terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua potensi
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini diuraikan mengenai analisis dan interpretasi hasil perhitungan dan pengolahan data yang telah dilakukan pada bab IV. Analisis dan interpretasi hasil akan
Lebih terperinciGAMBARAN KUALITAS UDARA AMBIEN TERMINAL KAITANNYA DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PEDAGANG TETAP WANITA DI TERMINAL JOYOBOYO SURABAYA
GAMBARAN KUALITAS UDARA AMBIEN TERMINAL KAITANNYA DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PEDAGANG TETAP WANITA DI TERMINAL JOYOBOYO SURABAYA Erly Nindia Sari Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
PEMERIKSAAN ANGKA KUMAN UDARA PADA RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TINGKAT III MANADO Cristallica Mogolaingo Safrudin*, Woodford Baren Solaiman Joseph*, Finny Warouw* *Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciB A P E D A L Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR : KEP- 107/KABAPEDAL/11/1997 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PERHITUNGAN DAN PELAPORAN SERTA INFORMASI INDEKS STANDAR PENCEMAR UDARA B A P E D A L Badan
Lebih terperinciPEMANTAUAN KUALITAS UDARA DI DALAM RUANGAN HR-05 INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL
PEMANTAUAN KUALITAS UDARA DI DALAM RUANGAN HR-05 INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL Suliyanto, Endang Sukesi I Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang ABSTRAK PEMANTAUAN
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. lainnya baik dalam bidang ekonomi, politik dan sosial. (1)
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan industri saat ini menjadi sektor yang tidak dapat dipisahkan dalam pembangunan ekonomi suatu negara atau bahkan roda perekonomian dunia. Sektor industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak pabrik yang mengolah bahan mentah. menjadi bahan yang siap digunakan oleh konsumen. Banyaknya pabrik ini
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia memiliki banyak pabrik yang mengolah bahan mentah menjadi bahan yang siap digunakan oleh konsumen. Banyaknya pabrik ini tentunya berdampak langsung pula pada
Lebih terperinciTanggal : Nomor Responden : Lokasi :
LEMBAR KUESIONER PENELITIAN ANALISA KUALITAS FISIK DAN MIKROBIOLOGI UDARA RUANGAN BER-AC DAN KELUHAN SICK BUILDING SYNDROME PADA PEGAWAI BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH KOTA MEDAN DI GEDUNG WALIKOTA MEDAN
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara, Medan, 20155, Indonesia ABSTRACT
ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO 2 ) DAN PARTICULATE MATTER 10 (PM 10 ) UDARA AMBIEN DAN KELUHAN KESEHATAN PADA PEDAGANG KAKI LIMA DI SEPANJANG JALAN RAYA KELURAHAN LALANG KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN
Lebih terperinciTL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3
TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3 Rizka Firdausi Pertiwi, S.T., M.T. Rumah Bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Perumahan Kelompok rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan pekerja dan akhirnya menurunkan produktivitas. tempat kerja harus dikendalikan sehingga memenuhi batas standard aman,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tempat kerja merupakan tempat dimana setiap orang mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri maupun keluarga yang sebagian besar waktu pekerja dihabiskan
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN
BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Analisis Univariat 5.1.1 Konsentrasi Partikulat yang Diukur Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan di lokasi pertambangan Kapur Gunung Masigit, didapatkan bahwa total
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indian di Amerika untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebiasaan merokok merupakan masalah penting dewasa ini. Rokok oleh sebagian orang sudah menjadi kebutuhan hidup yang tidak bisa ditinggalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih terperinciKUALITAS UDARA DALAM RUANG DENGAN KEJADIAN SICK BUILDING SYNDROME DI GEDUNG 4 KANTOR PUSAT BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA PUSAT, TAHUN 2012
KUALITAS UDARA DALAM RUANG DENGAN KEJADIAN SICK BUILDING SYNDROME DI GEDUNG 4 KANTOR PUSAT BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA PUSAT, TAHUN 2012 Christabel Caroline Franswijaya 1, Haryoto Kusnoputranto 2 1.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara sudah lama menjadi masalah kesehatan pada masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan kendaraan bermotor (Chandra,
Lebih terperinciKEDARURATAN LINGKUNGAN
Materi 14 KEDARURATAN LINGKUNGAN Oleh : Agus Triyono, M.Kes a. Paparan Panas Panas dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh. Umumnya ada 3 macam gangguan yang terjadi td&penc. kebakaran/agust.doc 2 a. 1.
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas udara perkotaan di Indonesia menunjukkan kecenderungan menurun dalam beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia perlu mendapat perhatian khusus baik kemampuan, keselamatan, berbagai faktor yaitu tenaga kerja dan lingkungan kerja.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia memegang peranan utama dalam proses pembangunan industri. Oleh karena itu peranan sumber daya manusia perlu mendapat perhatian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN th > 49 th 2 9. Tidak Tamat SD - - Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat Akademi/PT - -
28 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Karakteristik Responden Tabel 4.1 Tabel Karakteristik Responden Petugas Kebersihan Jalan Kabupaten Madiun Tahun 2017 Variabel Frekuensi Persentase Umur 17 48
Lebih terperinciKAPASITAS FAAL PARU PADA PEDAGANG KAKI LIMA. Olvina Lusianty Dagong, Sunarto Kadir, Ekawaty Prasetya 1
KAPASITAS FAAL PARU PADA PEDAGANG KAKI LIMA Olvina Lusianty Dagong, Sunarto Kadir, Ekawaty Prasetya 1 Olvina Lusianty Dagong. 811410088. Kapasitas Faal Paru Pada Pedagang Kaki Lima. Jurusan Kesehatan Masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas sehingga jumlah tenaga kerja yang berkiprah disektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, Seluruh Negara dituntut untuk memasuki perdagangan bebas sehingga jumlah tenaga kerja yang berkiprah disektor industri akan bertambah sejalan
Lebih terperinciARTIKEL RISET URL artikel:
ARTIKEL RISET URL artikel: http://jurnal.fkmumi.ac.id/index.php/woh/article/view/woh1202 Analisis Mikroorganisme Udara terhadap Gangguan Kesehatan dalam Ruangan Administrasi Gedung Menara UMI Makassar
Lebih terperinciGAMBARAN PENGELOLAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI INSTALASI GIZI RSUD Dr. SOEDARSO PONTIANAK
GAMBARAN PENGELOLAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI INSTALASI GIZI RSUD Dr. SOEDARSO PONTIANAK Eka Septiarini, Nurul Amaliyah dan Yulia Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak E-mail: septiarinieka@yahoo.co.id
Lebih terperinciHubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung
The Relation Of Socially With Friends Againts Act Of Smoking Elementary School Students In District Panjang Bandar Lampung Firdaus, E.D., Larasati, TA., Zuraida, R., Sukohar, A. Medical Faculty of Lampung
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Setelah dilakukan analisis terhadap fasilitas fisik dan lingkungan fisik yang terdapat pada Laboratorium 1 IT, Laboratorium 2 IT, dan Laboratorium 3 IT, ternyata
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat, penyakit ini sering menyerang anak balita, namun juga dapat ditemukan pada orang dewasa,
Lebih terperinci