SIFAT HIGRASI COBALT-60 PADA TANAH HURIA KONDISI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SIFAT HIGRASI COBALT-60 PADA TANAH HURIA KONDISI"

Transkripsi

1 A 426 Buku II Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah P3TM-BATAN Yogyakarta Ju/i 1999 SIFAT HIGRASI COBALT-60 PADA TANAH HURIA KONDISI ph TINGGI S!:Y Ngasifudin, Suratman Pusat Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Maju. Jl Babarsari Kotak Pas 1008 Yogyakarta ABSTRAK SIFAT MIGRAS! COBALT-60 PADA TANAH MURIA KONDISI ph TINGGI. Telah dilakukan penelitian tentang karakterisitik migrasi Co-60 pada tanah Muria pada kondisi ph tinggi. Percobaan dilal<.ukan secara kolom dan batch. Penggabungan Co-60 dengan tanah dan komponennya d(pelajari dengan serangkaian teknik ekstraksi. Gambaran konsentrasi Co-60 di dalam kolom ta/ilah tersusun oleh dub kuna logaritma. Hal ini menunjukkan Co-60 terdiri alas fraksi gerak dan 6dak-gerak. Fraksi Co-60 tidak-gerak diserap oleh tanah dan didistribusikan di dekat bagian alas kolom. Meskipun Co-60 fraksi gerak hanya sedikit terserap oleh tanah dan dimigrasikan melaj'ui kolom tanah, konsentrasi maksimum Co-60 di dalam efluen sedikit menuron dengan kenaikan panjang kolom tanah. Ekstraksi Co-60 dati tanah dan komponennya menunjukkan bahwa Co-60 diserap oleh mangan dioksida dan komponen lempung. Mangan oksida meropakan salah satu komponen tanah yang dapat menuronkan konsentrasi maksimum Co-60 di dalam efluen. Bahkan kandungan mangan oksida 0,24-0,29% dalamtanah menjadi komponen pen6t:ig untuk mencegah proses migrasi Co-60 pada larotan ph tinggi. ABSTRACT THE MIGRA TION BEHA VIOUR OF CaBAL T -60 OF MURIA SOIL IN THE HIGH ph CONDITION. The migration behaviour of Co-60 of Muria Soil in the high ph condition has been investigated using column and batch methods. The association of Co-60 with Muria soil and its components were studied by extraction methods. The concentration profile of Co-60 in the Muria soil column was composed of two logarithmic curves. It showed that Co-60 would be consist of mobile and immobile fraction. The immobile fraction of Co-60 was adsorbed by f.1uria soil and afistributed clise to the top of column. Although the mobile Co-60 was only little that sorbed by soil and migrated through the soil column, the maximum concentration of Co- 60 in the efflue/1lts decreased slightly with increasing length of the soil column. Extraction of Co-60 from the Muria soil and from its components showed that Co-60 was sorbed by manganese oxide and clay minerals. Manganese oxide is one of the soil components that could be decrease the maximum concentration of Co-60 in the effluents. The content of manganese oxid'e in the Muria soil was %, And manganese oxide was the important component to p,revent the migration of Co-60 in the high ph condition. PENDAHULUA.N M igrasi radionuklida melalui lapisan tanah adalah satu dari banyak hal penting untuk meng-evaluasi dampak penanganan limbah radioaktif di lingkungan. Barga koefisien distribusi untuk Co-60 pada berbagai jenis tanah telah banyak ditentukan karena Co-60 merupakan salah satu radionuklida terpenting yang terkandung dalam limbah radioaktif (I).Penyebaran radionuklida dati lokasi instalasi nuklir ke lingkungan hams selalu dipantau agar tingkat pencemaran lingkungan bisa diketahui sedini mungkin. Pemantauan clan pengelolaan limbah radioaktif latar rendah biasanya dilakukan dengan jalan memantau air laut dan tanah serre permukaannya. Pada proses pengelolaan limbah radioaktif latar rendah, sifat-sifat migrasi atau perpindahan radionuklida pada lapisan tanah sangat penting diketahui. Pada umumnya proses sementasi telah banyak digunakan untuk pengolahan dan pemadatan limbah radioaktif latar rendah. Kemungkinan yang terjadi pada penyimpanan limbah dibawah tanah adalah perpindahan zat cair ke lapisan tanah sekitar, dan diperkirakan ph rase cairnya menjadi alkalis. Kondisi ph akan mempengaruhi groses perpindahan radionuklida pada lapisan tanah(.proses interaksi antara larutan dengan padatan suatu radionuklida berhubungan dengan prinsip serapan atau sorpsi. Sedangkan kecepatan dan mekanisme sorpsi sangat dipengaruhi oleh media adsorbed dan adsorbatnya(3) Dilaporkan juga bahwa persentasi sorpsi Cobalt oleh oksida logam seperti SiO2, TiO2 dan mineral kaolin (4) akan naik dengan kenaikan ph larutan. Pengolahan l_imbah Radioaktif & Lingkungan

2 TATA Bahan KERJ}l Dan Alat Sarnpel tanah, larutan Co-60, larutan CoClz, aquades, glass wool, pecahan kaca, larutan 1M CH3COO~, larutan CH3COOH ph 5, Larutan 1M NHzOH.HCI yang mengandung CH3COOH 25%. Larutan CH3COONa, Larutan hidroksilarnin. Pemanas (oven), peralatan penggerus, peralatan pengayak, neraca analitis, peralatan gelas, pipet tetes, penggaris, buret, statip, stop watch, Alat cacah LBC, tabung kolom gelas, pengaduk listrik, larnpu pengering. METODA 1. Preparasi Ta,nah a. Pengeringan sampel tanah Sampel tanah diambil dati kedalaman 0-30 cm. Masing-masing sampel tanah dimasukkan ke dalam mangkok yang telah diberi tanda tempat pengambilan tanah clan ditimbang. Sampel tanah dimasukkan ke dalam oven selama 7 jam pada suhu 105 C. Setelah dioven sampel tanah ditimbang dan kemudian sampel tanah dalam mangkok dipanasi lagi. Proses di atas diulangi lagi sampai diperoleh berat sampel yang tanah konstan. b. Penggerusan clan pengayakan sampel tanah Sampel tanah yang sudah kering digerus sampai diperoleh ukuran kerikil kasar. Sampel tanah digerus lagi setelah kerikil kasarnya dipisahkan memakai ayakan kasar. Saringan yang akan dipakai dibersihkan terlebih dahulu. Saringan yang sudah bersih disusun dengan urutan susunan sebagai berikut : paling bawah ayakan dengan diameter 75 11m, kemudian di atasnya dengan diameter m, m, dan m. Sampel tanah yang sudah digerus dimasukkan ke dalam mesin pengayak yang telah tersusun seperti di atas. Mesin pengayak dihidupkan selama 30 menit. Hasil pengayakan diambil dati masing-masing bagian pengayak sehingga diperoleh ukuran butiran < 75 11m, m, m dan > m. c. Penyiapan kolom tanah Kolom gelas diisi pecahan kaca clan glass wool secukupnya. Masukkan sampel tanah yang telah diayak seberat 25 gr ke dalam kolom gelas. Tanah yang masuk kolom gelas dipadatkan dengan cara mengetok-ngetok pelan-pelan bagian luar dinding kolom gelas. Kolom gelas dipasang pacta statip clan di atasnya dipasang buret. d. Penjenuhan kolom tanah Buret diisi aquades sarnpai penuh. Kran buret dibuka dan setelah aquades mengalir kedalam kolom tanah sebanyak 25 ml kran buret ditutup. Langkah-langkah di atas diulangi sarnpai kolom tanah jenuh, artinya tercapai suatu kondisi dimana jumlah aquades yang masuk ke dalarn kolom tanah sarna denganjumlah aquades yang keluar. e. Pembuatan larutan Kobalt-60 Digunakan 6OCoC12. Larutan influen ph 12 dari 6OCoCl2.dibuat dengan cara melarutkannya ke dalarn akuades dan konsentrasi radionuklida diatur menjadi 3,7x103 Bq/ml (100 nci/ml). Larutan influen pertama-tama dibuat ph 3 dengan HCI untuk membebaskan karbonat, kemudian menjadi 12 dengan NaOH. Konsentrasi kobalt dalarn larutan influen adalah lx10-8 M. 2. Parameter Percobaan a. Penentuan Koefisien Distribusi dan Faktor Retardasi Kobalt pada kolom tanah. Buret yang berisi aquades diarnbil dan diganti dengan buret lain yang diisi larutan Kobalt. Kran buret dibuka sehingga larutan Kobalt mengalir ke dalam kolom tanah. Debit aliran larutan Kobalt diatur dengan mengatur kran buret sehingga ketinggian larutan Kobalt senantiasa konstan. Larutan yang keluar dari kolom di tampung dengan vial yang telah diberi nomor urut dan diarnbil tiap 2,5 mi. Koefisien distribusi (Ko)dihitung dengan persarnaan KD=~~ Ak "m V dengan Ao = basil pencacahan sebelum kesetimbangan Cpm/ml) Ak = basil pencacahan sesudah kesetimbangan V m (Cpm/ml) = volume larutan (ml) = berat sampel kering (g). (1) b. Pencacahan larutan efluen dati kolom tanah Dipersiapkan planset dan diberi nomor sesuai dengan nomor urut keluaran larutan dati kolom tanah. Dari masing-masing sampel larutan keluaran kolom tanah diambil sebanyak I 00 ~l dan dimasukkan ke dalam planset, kemudian dikeringkan memakai lampu pengering. Setelah kering masing-masing planset di cacah untuk diketahui aktivitasnya. c. Percobaan Migrasi Sistim percobaan menggunakan kolom gelas diameter 5 cm dan tinggi 35 cm. Tanah di pak ke dalam kolom setinggi 15 cm. Di bagian bawah kolom tanah diberi pecahan gelas untuk menjaga

3 428 Buku II Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah P3TM-BATAN Yogyakarta Juli 1999 aliran ekstra. Berat volume (Bulk densitas) tanah dalam kolom adalah 1,66 g/cm-3. Kecepatan alir dalam kolom diatur dan dibuat konstan 6,6x10-2 mlldetik dengan menggunakan pompa tabung mikro. Setelah di dalam kolom tanah diperoleh aliran akuades konstan, larutan radioaktif kobalt-60 (larutan influen) sebanyak 1000 ml dimasukkan ke dalam kolom melalui bagian atas. Larutan yang keluar dari kolom (larutan efluen) setiap 50 ml ditampung dengan vial untuk dicacah aktivitasnya. Setelah semua larutan influen melewati kolom tanah, lalu kolom tanah dibilas lagi dengan 1000 ml akuades. Kemudian radioaktivitas Co-60 ditentukan dengan alat spektrometri gamma Untuk menguji pengaruh panjang kolom dan profil konsentrasi dari jumlah totalnya, percobaan migrasi diulangi lagi dengan variasi panjang kolom dan jumlah larutan influen. Panjang kolom diganti dari 15 cm menjadi 30 cm danjumlah larutan influen dirubah dari 1000 menjadi 500 mi. Konsentrasi Co-60 dinyatakan dalam konsentrasi relatif dengan cara konsentrasi Co-60 dalam efluen clan dalam sampel tanah dinormalkan terhadap larutan influen. Konsentrasi relatif Co-60 dalam tanah (Cnorm) dirumuskan sebagai berikut = P ( ~ Cnorm (2). Cinf ) Dengan p = bulk densitas tanah dalam kolom (glcm3). Ctanah = konsentrasi Co-60 dalam tanah (Bq/g). Cinf = konsentrasi Co-60 dalam larutan influen (Bq/ml). d. Percobaan Adsorpsi Batch Percobaan adsorpsi Co-60 dalam tanah dan komponen-komponennya dalam larutan ph12 dilakukan dengan cara melarutkan 2g tanah atau 0,5 g masing-masing komponennya dengan larutan Co- 60 sebanyak 50 ml selama satu hari agar terjadi kesetimbangan. Selanjutnya dibiarkan selama satu minggu untuk membuat kekuatan ion dan ph ekivalen dalam larutan influen.e. Penggabungan Co-60 dengan komponen pada tanah berpasir Dilakukan serangkaian percobaan ekstraksi untuk menentukan penggabungan Co-60 dengan tanah yang berpasir dan komponen-komponennya pada larutan-larutan dengan ph 12. Satu gram tanah dan komponen dihubungkan tiga I;:ali dengan masing-masing alat pengekstraksi pada 50 ml selama 4 jam. Percobaan rangkaian ekstraksi adalah sebagai berikut : Tanah berpasir dad komponenkomponennya sebanyak satu gram dikontakkan/dilarutkan : Pertama sekali dengan akuades, yang kedua dengan suatu larutan 1M CH3COONH4 pada ph 7, yang ketiga dengan larutan CH3COOH pada ph 5. Dan akhimya dengan 1M NH2OH'HCI yang mengandung CH3COOH 25%, Kemudian berturut-turut larutan CH3COONH4, larutan CH3COONa dan larutan hidroksilamin digabungkan dengan karbonat dan mangan dioksida karena dipertimbangkan akan menyerap Co-60 yang terserap secara berlawanan ( desorpsi). Selanjutnya ekstraksi sampel tanah dilakukan pada 3 posisi kedalaman yang berbeda antara 0-2, 6-8 dan cm dati kolom tanah pembanding. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kimia Tanah Hasil analisis kimia tanah disajikan dalam tabel 1. Tanah dan komponen-komponen pacta Co- 60 yang sudah diserap dalam sejumlah percobaan merupakan hal pokok dalam pengujian pengambilan ekstraksi untuk membandingkan ciri-ciri penyerapan bagi tanah berpasir dengan komponenkomponennya tersebut. Oksida dati logam mangan sangat berguna untuk mencegah terjadinya migrasi kobalt-60 dalam tanah. Terlihat kandungan Mangan oksida hanya 0,24-0,29%. Sifat Migrasi Kobalt-60 Sifat migrasi Co-60 dapat digambarkan dengan graflk hubungan antara konsentrasi relatif Co-60 terhadap volume larutan influen seperti terlihat pacta gambar I, yang menunjukkan bahwa konsentrasi mltksimum Co-60 pacta efluen lebih rendah sekitar 10% daripada konsentrasinya pacta larutan influen. Setelah berada dalam kondisi akuades, yaitu kondisi dimana semua larutan influen telah melewati kolom tanah, mltka konsentrasi Co- 60 menurun sesuai dengan waktu alir dan konsentrasinya naik 5% dalam influen. Kondisi ph pacta larutan efluen bertambah tinggi sampai ph 12 dengan naiknya konsentrasi Co-60 dalam larutan Ngasifudin. dkk

4 -- ~.L-"",,,~~~~~ influen, sedangkan setelah berada dalam kondisi akuades ph efluen turun secara periahan-lahan sampai ph 6. Konsentrasi maksimum yangterukur dalam efluen melalui kolom tanah 30 cm adalah 0,83 lebih rendah daripada yang melalui kolom tanah 15 cm. Ini menunjukkan bahwa konsentrasi Co-60 dalam efluen turun dengan kenaikan jarak migrasi. Gambaran konsentrasi Co-60 pacta kolom tanah Muria yang dipilih setelah jenuh membersihkan Co-60 dalam air tanah menunjukkan suatu penurunan awal yang cepat dengan bertambahnya kedalaman, melewati lebih dati penurunan gradual dengan kedalaman lebih dati 5-6 cm seperti yang ditunjukkan pacta gambar 2. ~ i,q 1 A /~~~~~_~'Ba,\ \ ---" ~ ; ~ = Volume eftuen (I) c Gambar 1: Gambaran konsentrasi Co-60 nonnal terhadap Volume larutan influen ;15 : jumlah larutan influen = 1000 ml dan panjang kolom = 15 cm,.500;15 : jumlah larutan influen = 500 ml dan lanjang kolom = 15 cm. AIOOO;30 : jumlah larutan influen = 1000 ml dad panjang kolom = 30 cm. Kedalaman rcml Gambar 2..Garnbaran Konsentrasi Co-60 terhadap Kedalarnan lapisan kolom tanah..1000;15 : jumiah larutan influen = 1000 ml clan panjang kolom = 15 cm..500;15 : jumlah larutan influen = 500 ml clan lanjang kolom = 15 cm ;30 : jumlah larutan influen = 1000 ml clan panjang kolom = 30 cm. Hubungan antara konsentrasi relatif Co-60 dengan volume efluen clan distribusi konsentrasinya terhadap Kedalarnan Tanah Muria disajikan pada garnbar 3 clan Kedalaman tareh(cm) Gambar 4 Kurva Distribusi Konsentrasi Relatif Co- 60 untuk Kedalaman Tanah pilda ph 3 dan 12. Dari garnbar 3 terlihat bahwa konsentrasi Co-60 pada ph 12 menurun drastis setelah volume 250 ml, kemudian berkurang sedikit demi sedikit. Pada garnbar 4, distribusi konsentrasi Co-60 pada lapisan kolom tanah untuk ph 12 secara keseluruhan dapat dikatakan tidak jauh berbeda pada setiap kedalarnan lapisan tanah. Sebaliknya dari garnbar 3, pada ph 3 konsentrasi Co-60 sejak aliran pertarna berharga pada level 0,0001 dan selanjutnya konsentrasi Co-60 dalarn efluen harnpir sarna. Dari garnbar 4, distribusi konsentrasi Co-60 dalam lapisan tanah pada ph 3 diperoleh setelah kedalarnan 7 cm. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Co-60 melakukan migrasi dengan kecepatan alir tinggi pada ph 12, dan sebaliknya pada ph 3 Co-60 hanya bergerak larnbat dalarn lapisan tanah. Perlakuan Penyerapan dan Penggabungan Co-60 dengan tanah berpasir dan komponenkomponennya Harga Koefisien distribusi (KD) Co-60 bagi komponen tanah[5] adalah 6,6x 103 ml/g untuk kaolin clan 4,9xl03 untuk klorit clan 3,2xl03 untuk todorolit, 160 untuk Cerisit, 810 untuk FeOOR clan 160 untuk rutile. Kobalt-60 lebih mudah diserap oleh kaolin, klorit clan todorolit daripada oleh Cerisit, FeOOH clan rutile karena KD untuk kaolin, Ngasifudin. dkk

5 ~ 430 Buku /I Prosiding Pertemuan dan Presentasi ttmiah P3TM-BATAN Yogyakarta Juti 1999 klorit dan todorolit lebih tinggi beberapa kali daripada KD Cerisit, FeOOH dan rutile. Bagian fraksi Co-60 yang diserap kembali dati tanah berpasir melalui rangkaian ekstraksi yang sudah disampel pada posisi yang berbeda pada 0-2, 6-8 dan cm masing-masing ditunjukkan pada gambar 5A-C. Gambar 5D memperlihatkan bagian fraksi Co-60 yang diserap kembali dati tanah yang mana Co-60 sudah diserap dalam sistim batch. Kurang dati 1 % Co-60 sudah diserap oleh tanah dengan akuades baik dalam kolom maupun batch. Hal ini menyatakan bahwa penggabungan Co-60 dengan tanah dalam sistim kolom tidak mempengaruhi kecepatan akuades. tanah berpasir. Lebih dari 50% Co-60 diserap oleh kaolinit, khlorit, sericite clan rutile sudah diserap kembali dengan larutan CH3COONH4 clan larutan CH3COONa pada ph 5. Sebagian kecil Co-60 diserap oleh todorolite, diserap kembali dengan CH3COO~ clan larutan CH3COONa pada ph 5, clan sebagian besar diserap kembali dengan Iarutan hidroksilamin. Rutil 1,fuO,,~ FOOH (A) (C) (P) Pei;ientaseT elserap:.,. =c~qoo}{.lm =CH,COONR;O.ol.. M1!odo 1!H5j =llli,qh)m ~CH,COOH25r. =SiS.. Gambar 5. Bagian dari Co-60 yang diserap kembali pada proses ekstraksi. Tanah disampel pada posisi yang berbeda pada kolom tanah (A): pada 0-2 em; (B) pada 6-8 em; (C) pada cm dan (D) Co-60 yang diserap kembali oleh tanah berpasir pada beberapa sistim. Kira-kira 30% fraksi tak-gerak Co-60 yang diserap oleh larutan CH)COONH4 menjadi lebih tinggi dari pacta fraksi gerak Co-60. Bagian fraksi yang lebih rendah pacta fraksi tak-gerak Co-60 dilarutkan dengan hidroksilamin, larutan secara relatif menuju ke pacta fraksi gerak Co-60. Penggabungan fraksi gerak Co-60 dengan tanah berpasir yang demikian mungkin berbeda dengan fraksi gerak Co-60. Pacta sisi lain, pola penyerapan kembali (desorpsi) bagi sampel tanah pacta kedalaman 6-8 cm menyerupai pacta kedalaman cm. Yang lebih menarik, kurang dari 5% baik pacta Co-60 fraksi tak-gerak maupun fraksi gerak sudah diserap oleh larutan CH)COONa pacta ph 5. JiKa Co-60 diendapkan sebagai Co-60 karbonat, Co- 60 karbonat seharusnya diserap kembali dengan larutan ph 5[6].. Dengan begitu Co-60 fraksi takgerak dan fraksi geraknya tidak akan diendapkan sebagai Co-60 karbonat.. Gambar 6 menunjukkan bagian fraksi Co- 60 diserap kembali oleh tiap-tiap komponen pacta PersentaseT erserap.- =CH,COONNM =CH,COONHjO»1 Mp~pH5;S =ml,oh lmdm=ch,cooh~5!'. =c"'~ Gambar 6. Bagian fraksi Co,.60 diserap kembali oleh tiap-tiap komponen pada tanah berpasir Tujuh puluh lima persen Co-60 yang diserap oleh FeOOH tidak diserap kembali oleh/dengan beberapa agent. Hasil ini menyatakan bahwa dalam larutan ph 12 akan diserap kembali lebih kuat oleh mangan oksida dan besi oksida daripada oleh mineralliat dan rutile. KESIMPULAN 1. Sifat migrasi Co-60 di dalam kolom tanah tersusun oleh dua kurva eksponensial yang menunjukkan bahwa pada larutan ph 12 akan terdiri atas dua fraksi migrasi yang berbeda, yaitu fraksi gerak Co-60 dan fraksi-tidak gerak Co-60. Konsentrasi maksimum Co-60 di dalam efluen berkurang dengan naiknya panjang kolom tanah. 2. Diantara komponen-komponen tanah, Co-60 lebih terserap oleh kaolin, khlorit clan mangan oksida. Co-60 akan lebih terserap oleh mangan dioksida daripada lempung. 3. Pacta proses adsorbsi menunjukkan bahwa Co-60 diserap oleh MnO dan mineral lempung selama proses migrasi dalam kolom tanah. Dan MnO mengkontribusi penurunan konsentrasi maksimum Co-60 di dalam efluen dengan kenaikan panjang kolom tanah.

6 Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah P3TM-BATAN Yogyakarta Juli 1999 Buku II Migrasi gerak Co-60 mempunyai retardasi kecil dan fraksi geraknya tertentu terhadap tanah, yang berarti bahwa pada penggabungan Co-60 dengan tanah harga koefisien distribusi sangat penting untuk memperkirakan sifat migrasi Co- 60 dalam tanah. UCAP AN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Sdri. Agnes Murwanti clan Sdr. Tri Suyatno yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA I. YAMAMOTO,T., et al., J. Jpn. Health Phys. Soc., (in Japanese), 17,3 (1982). 2. TYLLER, K.G., et al., Soil Sci., 95, 392 (1963). 3. HIGASHI, K., et al., Analytical Models for Migration of Radionuclides in Geologic Sorbing Media, J. Nuc. Sci. Technol., 17,9, (1980). 4. JAMES, R.O., et al., J. Colloid Interface Sci., 40,42 (1972). 5. DOUGLAS KILLEY, R.W., et.al., Subsurface Cobalt-60 Migration from a Low Level Waste Disposal Site, Environ. Sci. Technol., 18, , (1984). 6. CHESTER, R, et.al., Techniques for Identifying Transuranic Speciation in Aquatic Environments, IAEA, 173, (1981). TANYA JAWAB Herry Purnomo : >- Apa alasan melakukan penelitian migrasi Co-60 pada tanah Muria kondisi ph tinggi? >- Mengapa MnO2 dalam tanah berperan penting untuk menghambat proses migrasi Co-60 pada larutan ph tinggi, bagaimana mekanisme sorpsinya? >- Tanah Muria bagian mana yang ada kandungan MnO2?.t;.. Pemantauan dan pengelolaan limbah radioaktif biasanya dilakukan dengan jalan pemantauan air laut dan tanah permukaannya. Garam-garam air laut dalam bentuk parlikel akan bersifat alkalis sehingga secara umum ph-nya tinggi. ~ Dalam analisis kimia tanahnya kandungan MnO] sekitar 0,24-0,29 %. Dan dari label periodik Mn terletak di sebelah kiri Co, sehingga Mn akan lebih mudah membentuk senyawa komplek. ~ Tanah Muria di bagian Grenggengan don LemahAbang. Muzakky :» Mengapa Mangan dioksid dapat menurunkan konsentrasi Co-6O dalam tanah? (mekanisme reaksi kalau ada).» Bagaimana pendapat anda dengan senyawa organik tanah (asam humat) dengan sifat migrasi Co-6O? ~ Dalam analisis kimia tanahnya kandungan MnO] sekitar 0,24-0,29 %. Dan dari label periodik Mn terletak di sebelah kiri Co, sehingga Mn akan lebih mudah membentuk senyawa komplek. Mekanisme reaksinya tidak dibahas. ~ Tergantung kandungan mineral yang ado dalam asam humatnya don perlu pengkondisian variabel terutama ph Aisyah :» Apa yang dipakai sebagai alasan/skenario sehingga dalam penelitian digunakan kondisi ph tinggi? ~ Pemantauan don pengelolaan limbah radioaktif biasanya dilakukan dengan jalan pemantauan air laut don tanah permukaannya. Garam-garam air lout dalam bentuk partikel akan bersifat alkalis sehingga secara umum ph-nya tinggi. Ign. Djoko Sardjono :» MnO2 sebagai komponen tanah di sekitar Muria mempunyai ph tertentu (berapa ph-nya?), bagairnana kaitan pengondisian ph tinggi dengan keadaan ph di lingkungan (secara alamiah)?» Barangkali bisa dijelaskan lebih lanjut mekanismenya, penghambatan migrasi, Co-6O oleh adanya MnO2 sebagai salah satu komponennya. (Mana yang lebih dominan antara MnO2 clan lempung sebagai penghambat migrasi?) ~ Harga ph bervariasi tergantung letak antara air lout dengan larutan yang diambil sam pel. Nilai ph tidak diukur di lokasi saat itu...t;.. Mekanisme lanjut komi pertimbangkan.

FENOMENA TRANSPORT KOBALT-60 PADA LAPISAN TANAH

FENOMENA TRANSPORT KOBALT-60 PADA LAPISAN TANAH FENOMENA TRANSPORT KOBALT-60 PADA LAPISAN TANAH NGASIFUDIN Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Jl.Babarsari Kotak Pos 1008, Yogyakarta 55010 Telp. 0274 488435 Faxs 487824 Abstrak FENOMENA TRANSPORT

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI ) 41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO

Lebih terperinci

KARAKTERISTIKA (K, a, Kd, K tot ) TANAH CALON PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF DI SEMENANJUNG MURIA

KARAKTERISTIKA (K, a, Kd, K tot ) TANAH CALON PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF DI SEMENANJUNG MURIA Herry Poernomo, dkk. ISSN 26-328 KARAKTERISTIKA (K, a, Kd, K tot ) TANAH CALON PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF DI SEMENANJUNG MURIA Herry Poernomo, Ngasifudin, Djoko Sardjono Puslitbang Teknologi Maju Batan

Lebih terperinci

PENGARUH SENYAWA PENGOTOR Ca DAN Mg PADA EFISIENSI PENURUNAN KADAR U DALAM AIR LIMBAH

PENGARUH SENYAWA PENGOTOR Ca DAN Mg PADA EFISIENSI PENURUNAN KADAR U DALAM AIR LIMBAH PENGARUH SENYAWA PENGOTOR Ca DAN Mg PADA EFISIENSI PENURUNAN KADAR U DALAM AIR LIMBAH Ign. Djoko Sardjono, Herry Poernomo Puslitbang Teknologi Maju BATAN, Yogyakarta ABSTRAK PENGARUH SENYAWA PENGOTOR Ca

Lebih terperinci

PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI

PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI Endro Kismolo, Tri Suyatno, Nurimaniwathy -BATAN, Yogyakarta Email : ptapb@batan.go.id ABSTRAK PREPARASI LIMBAH

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Alat dan Bahan 4.1.1 Alat-Alat yang digunakan : 1. Seperangkat alat kaca 2. Neraca analitik, 3. Kolom kaca, 4. Furnace, 5. Kertas saring, 6. Piknometer 5 ml, 7. Refraktometer,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung untuk pengambilan biomassa alga porphyridium

Lebih terperinci

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat Bab III Metodologi Penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu isolasi selulosa dari serbuk gergaji kayu dan asetilasi selulosa hasil isolasi dengan variasi waktu. Kemudian selulosa hasil isolasi dan

Lebih terperinci

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ). 3 Percobaan 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Bahan yang digunakan untuk menyerap ion logam adalah zeolit alam yang diperoleh dari daerah Tasikmalaya, sedangkan ion logam yang diserap oleh zeolit adalah berasal

Lebih terperinci

Lampiran 2. Dosis pupuk NPKMg-TE untuk pemupukan bibit kelapa sawit Dura x Pisifera standar kebun

Lampiran 2. Dosis pupuk NPKMg-TE untuk pemupukan bibit kelapa sawit Dura x Pisifera standar kebun LAMPIRAN 111 Lampiran 2. Dosis pupuk NPKMg-TE untuk pemupukan bibit kelapa sawit Dura x Pisifera standar kebun Minggu Setelah Tanam Cara Aplikasi Dosis (g) Jenis pupuk 5 Siram 0.5 NPK 15.15.6.4.TE *) (150

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1 berikut ini; Latar Belakang: Sebelum air limbah domestik maupun non domestik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Preparasi dan Laboratorim

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Preparasi dan Laboratorim 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Preparasi dan Laboratorim Flotasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara

Lebih terperinci

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT Aditiya Yolanda Wibowo, Ardian Putra Laboratorium Fisika Bumi, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand,

Lebih terperinci

PERMANGANOMETRI. A. HARI, TANGGAL PRAKTIKUM Hari, tanggal : Maret 2011 Tempat : Laboratorium Kimia Analitik

PERMANGANOMETRI. A. HARI, TANGGAL PRAKTIKUM Hari, tanggal : Maret 2011 Tempat : Laboratorium Kimia Analitik PERMANGANOMETRI A. HARI, TANGGAL PRAKTIKUM Hari, tanggal : Maret 2011 Tempat : Laboratorium Kimia Analitik B. TUJUAN Menentukan normalitas KMnO 4 sesungguhnya. C. DASAR TEORI Permanganometri merupakan

Lebih terperinci

THE MIGRATION BEHA VIOUR OF CAESIUM-I37 ON THE SOILS OF MURIA PENINSULA AS

THE MIGRATION BEHA VIOUR OF CAESIUM-I37 ON THE SOILS OF MURIA PENINSULA AS Ngasifudin, dkk ISSN 0216-3128 99 Ngasifudin, Herry Purnomo dad Endro Kismolo Puslitbang Teknologi Maju BATAN, Yogyakarta ABSTRAK SIFAT MIGRASI CESIUM-137 PADA TANAH DI DAERAH MURIA SEBAGAI KA WASAN CALON

Lebih terperinci

UKURAN BUTIRAN TANAH DENGAN HIDROMETER (ASTM D )

UKURAN BUTIRAN TANAH DENGAN HIDROMETER (ASTM D ) VI. UKURAN BUTIRAN TANAH DENGAN HIDROMETER (ASTM D 1140-00) I. MAKSUD : Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan pembagian ukuran butir (gradasi) dari tanah yang lewat saringan no. 10. II. ALAT : 1.

Lebih terperinci

3 Percobaan. Peralatan yang digunakan untuk sintesis, karakterisasi, dan uji aktivitas katalis beserta spesifikasinya ditampilkan pada Tabel 3.1.

3 Percobaan. Peralatan yang digunakan untuk sintesis, karakterisasi, dan uji aktivitas katalis beserta spesifikasinya ditampilkan pada Tabel 3.1. 3 Percobaan 3.1 Peralatan Peralatan yang digunakan untuk sintesis, karakterisasi, dan uji aktivitas katalis beserta spesifikasinya ditampilkan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Daftar peralatan untuk sintesis,

Lebih terperinci

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan Januari hingga April 2008 di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Institut Teknologi Bandung. Sedangkan pengukuran

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3. 12 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1 berikut ini : Latar belakang penelitian Rumusan masalah penelitian Tujuan penelitian

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk modifikasi elektroda pasta karbon menggunakan zeolit, serbuk kayu, serta mediator tertentu. Modifikasi tersebut diharapkan mampu menunjukkan sifat

Lebih terperinci

Catatan : Jika ph H 2 O 2 yang digunakan < 4,5, maka ph tersebut harus dinaikkan menjadi 4,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N.

Catatan : Jika ph H 2 O 2 yang digunakan < 4,5, maka ph tersebut harus dinaikkan menjadi 4,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N. Lampiran 1 Prosedur uji asam basa dan Net Acid Generation (Badan Standardisasi Nasional, 2001) A. Prinsip kerja : Analisis perhitungan asam-basa meliputi penentuan potensi kemasaman maksimum (MPA) yakni

Lebih terperinci

Metodologi penelitian disusun berdasarkan diagram alir penelitian seperti terlihat

Metodologi penelitian disusun berdasarkan diagram alir penelitian seperti terlihat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Metodologi penelitian disusun berdasarkan diagram alir penelitian seperti terlihat dibawah ini : Ide Studi Penurunan Fe total dan Mn dengan Saringan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 22 23 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3. Preparasi Sampel Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3 siti_marwati@uny.ac.id Penarikan Sampel (Sampling) Tujuan sampling : mengambil sampel yang representatif untuk penyelidikan

Lebih terperinci

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer Standar Nasional Indonesia Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...

Lebih terperinci

Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM

Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM TUJUAN Mengetahui cara membersihkan, mengeringkan dan menggunakan berbagai alat gelas yang digunakan di laboratorium kimia. Mengatur nyala pembakar Bunsen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Proses Industri Kimia dan Laboratorium Operasi Teknik Kimia, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik,,

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Tahapan penelitian secara umum tentang pemanfaatan daun matoa sebagai adsorben untuk menyerap logam Pb dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1. Preparasi

Lebih terperinci

KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI

KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI Endro Kismolo, Nurimaniwathy, Tri Suyatno BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail :ptapb@batan.go.id ABSTRAK KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian konversi lignoselulosa tandan pisang menjadi 5-hidroksimetil-2- furfural (HMF) untuk optimasi ZnCl 2 dan CrCl 3 serta eksplorasi

Lebih terperinci

3. Metodologi Penelitian

3. Metodologi Penelitian 3. Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan gelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas kimia, gelas ukur, labu Erlenmeyer, cawan petri, corong dan labu Buchner, corong

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa, III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa, Laboratorium Kimia Instrumentasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium 23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik FMIPA Universitas Lampung. Penyiapan alga Tetraselmis sp

Lebih terperinci

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A PETUNJUK PRAKTIKUM PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A Cemaran Logam Berat dalam Makanan Cemaran Kimia non logam dalam Makanan Dosen CHOIRUL AMRI JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA 2016

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat-alat yang digunakan Ayakan ukuran 120 mesh, automatic sieve shaker D406, muffle furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat titrasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini didahului dengan perlakuan awal bahan baku untuk mengurangi pengotor yang terkandung dalam abu batubara. Penentuan pengaruh parameter proses dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SORPSI SIRKULER BERTAHAP UNTUK MEREDUKSI AKTIVITAS RADIOSTRONSIUM

PENERAPAN METODE SORPSI SIRKULER BERTAHAP UNTUK MEREDUKSI AKTIVITAS RADIOSTRONSIUM ARTIKEL PENERAPAN METODE SORPSI SIRKULER BERTAHAP UNTUK MEREDUKSI AKTIVITAS RADIOSTRONSIUM Sugeng Purnomo, Suryantoro Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK PENERAPAN METODE SORPSI SIRKULER BERTAHAP

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III.1 Tahapan Penelitian Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap pelaksanaan yang secara umum digambarkan oleh bagan alir di bawah ini: MULAI Pengambilan sample Lumpur Sidoardjo

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit pisang dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan

Lebih terperinci

KAJIAN SIFAT SERAP MINERAL MAGNETIT TERHADAP LIMBAH RADIOAKTIF URANIUM CAIR FASE AIR YANG DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN URUG

KAJIAN SIFAT SERAP MINERAL MAGNETIT TERHADAP LIMBAH RADIOAKTIF URANIUM CAIR FASE AIR YANG DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN URUG KAJIAN SIFAT SERAP MINERAL MAGNETIT TERHADAP LIMBAH RADIOAKTIF URANIUM CAIR FASE AIR YANG DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN URUG M.E. Budiyono, Sukosrono P3TM BATAN ABSTRAK KAJIAN SIFAT SERAP MINERAL MAGNETIT TERHADAP

Lebih terperinci

OPTIMASI TAWAS DAN KAPUR UNTUK KOAGULASI AIR KERUH DENGAN PENANDA I-131

OPTIMASI TAWAS DAN KAPUR UNTUK KOAGULASI AIR KERUH DENGAN PENANDA I-131 OPTIMASI TAWAS DAN KAPUR UNTUK KOAGULASI AIR KERUH DENGAN PENANDA I-131 SUGILI PUTRA, SURYO RANTJONO, TRISNADI ARIFIANSYAH Abstrak OPTIMASI JUMLAH TAWAS DAN KAPUR UNTUK KOAGULASI AIR KERUH DENGAN PENANDA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelituan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian experimental murni atau eksperimental sungguhan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Metode penelitian secara umum tentang pemanfaatan cangkang kerang darah (AnadaraGranosa) sebagai adsorben penyerap logam Tembaga (Cu) dijelaskan melalui

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu: BAB V METODOLOGI Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu: Tahap : Tahap Perlakuan Awal ( Pretreatment ) Pada tahap ini, biji pepaya dibersihkan dan dioven pada suhu dan waktu sesuai variabel.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia 27 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri ICS 13.040.40 Badan Standardisasi Nasional

Lebih terperinci

4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat

4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat NP 4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat NaEt C 10 H 18 4 Na C 2 H 6 C 8 H 12 3 (202.2) (23.0) (46.1) (156.2) Klasifikasi Tipe reaksi and penggolongan bahan Reaksi pada gugus

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Standarisasi Larutan NaOH dan HCl 1. Standarisasi Larutan NaOH dengan Asam Oksalat (H 2 C 2 O 4 ) 0,1 M. a. Ditimbang 1,26 g H 2 C 2 O 4. 2 H 2 O di dalam gelas beker 100 ml, b. Ditambahkan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan

Lebih terperinci

EVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL PEKERJA RADIASI PT-BATAN TEKNOLOGI DENGAN METODE IN-VITRO

EVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL PEKERJA RADIASI PT-BATAN TEKNOLOGI DENGAN METODE IN-VITRO EVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL PEKERJA RADIASI PT-BATAN TEKNOLOGI DENGAN METODE IN-VITRO Ruminta Ginting, Ratih Kusuma Putri Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN ABSTRAK EVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH I. Tujuan Praktikan dapat memahami dan menstandarisasi larutan baku sekunder NaOH dengan larutan baku primer H 2 C 2 O 4 2H 2 O II. Dasar Teori Reaksi asam basa

Lebih terperinci

DISTRIBUSI Sr-90 PADA ADSORPSI KESETIMBANGAN DALAM TANAH SEMENANJUNG MURIA

DISTRIBUSI Sr-90 PADA ADSORPSI KESETIMBANGAN DALAM TANAH SEMENANJUNG MURIA 100 DISTRIBUSI Sr-90 PADA ADSORPSI KESETIMBANGAN DALAM TANAH SEMENANJUNG MURIA Herry Poernomo, Rahardjo dan Tri Suyatno P3TM BATAN ABSTRAK DISTRIBUSI SR-90 PADA ADSORPSI KESETIMBANGAN DALAM TANAH SEMENANJUNG

Lebih terperinci

PENGARUH KUAT ARUS PADA ANALISIS LIMBAH CAIR URANIUM MENGGUNAKAN METODA ELEKTRODEPOSISI

PENGARUH KUAT ARUS PADA ANALISIS LIMBAH CAIR URANIUM MENGGUNAKAN METODA ELEKTRODEPOSISI ISSN 1979-2409 PENGARUH KUAT ARUS PADA ANALISIS LIMBAH CAIR URANIUM MENGGUNAKAN METODA ELEKTRODEPOSISI Noviarty, Darma Adiantoro, Endang Sukesi, Sudaryati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK

Lebih terperinci

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.40 Badan Standardisasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Adapun alat alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

BAB 3 METODE PENELITIAN. Adapun alat alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 30 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat Adapun alat alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Beaker glass 250 ml Blender Cawan platina Gelas ukur 200 ml Gunting Kertas saring

Lebih terperinci

EKSTRAKSI CAIR-CAIR. Bahan yang digunkan NaOH Asam Asetat Indikator PP Air Etil Asetat

EKSTRAKSI CAIR-CAIR. Bahan yang digunkan NaOH Asam Asetat Indikator PP Air Etil Asetat EKSTRAKSI CAIR-CAIR I. TUJUAN PERCOBAAN Mahasiswa mampu mengoperasikan alat Liqiud Extraction dengan baik Mahasiswa mapu mengetahui cara kerja alat ekstraksi cair-cair dengan aliran counter current Mahasiswa

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODA. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2013 di Laboratorium Teknologi

BAHAN DAN METODA. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2013 di Laboratorium Teknologi BAHAN DAN METODA Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2013 di Laboratorium Teknologi Pangan, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan,, Medan. Bahan dan Alat Penelitian Bahan

Lebih terperinci

PEMISAHAN 54 Mn DARI HASIL IRADIASI Fe 2 O 3 ALAM MENGGUNAKAN RESIN PENUKAR ANION

PEMISAHAN 54 Mn DARI HASIL IRADIASI Fe 2 O 3 ALAM MENGGUNAKAN RESIN PENUKAR ANION PEMISAHAN 54 Mn DARI HASIL IRADIASI Fe 2 O 3 ALAM MENGGUNAKAN RESIN PENUKAR ANION Anung Pujiyanto, Hambali, Dede K, Endang dan Mujinah Pusat Pengembamgan Radioisotop dan Radiofarmaka (P2RR), BATAN ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. elektrokoagulasi sistem batch dan sistem flow (alir) dengan aluminium sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. elektrokoagulasi sistem batch dan sistem flow (alir) dengan aluminium sebagai 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengolah limbah industri penyamakan kulit, yang dilakukan di laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA, Universitas

Lebih terperinci

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990). LAMPIRAN 74 Lampiran 1. Klasifikasi fraksi tanah menurut standar Internasional dan USDA. Tabel kalsifikasi internasional fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990). Fraksi Tanah Diameter (mm) Pasir 2.00-0.02

Lebih terperinci

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g) LAMPIRAN 42 Lampiran 1. Prosedur Analisis mutu kompos A. Kadar Air Bahan (AOAC, 1984) Cawan porselen kosong dan tutupnya dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit pada suhu 100 o C.Cawan porselen kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan secara eksperimental laboratorium. B. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental. B. Tempat dan Waktu Pengerjaan sampel dilakukan di laboratorium Teknik Kimia

Lebih terperinci

ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Telah dilakukan analisis limbah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengujian dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Pengujian dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai September 2012 di Laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan Indonesia.

Lebih terperinci

EKSTRAKSI CAIR-CAIR. BAHAN YANG DIGUNAKAN Aquades Indikator PP NaOH 0,1 N Asam asetat pekat Trikloroetan (TCE)

EKSTRAKSI CAIR-CAIR. BAHAN YANG DIGUNAKAN Aquades Indikator PP NaOH 0,1 N Asam asetat pekat Trikloroetan (TCE) EKSTRAKSI CAIR-CAIR I. TUJUAN Dapat menerapkan prinsip perpindahan massa pada operasi pemisahan secara ekstraksi dan memahami konsep perpindahan massa pada operasi stage dalam kolom berpacking. II. III.

Lebih terperinci

Pengukuran TPH padat (EPA 1998) Analisis Kekeruhan (29 Palm Laboratory 2003) Pengukuran TPH cair (EPA 1999) HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Keasaman

Pengukuran TPH padat (EPA 1998) Analisis Kekeruhan (29 Palm Laboratory 2003) Pengukuran TPH cair (EPA 1999) HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Keasaman Pengukuran TPH padat (EPA 1998) Nilai TPH diukur menggunakan metode gravimetri. Sebanyak 5 gram limbah minyak hasil pengadukan dibungkus dengan kertas saring. Timbel yang telah dibuat tersebut dimasukan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian. Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April hingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium penelitian jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel kulit

Lebih terperinci

Jurnal MIPA 37 (1): (2014) Jurnal MIPA.

Jurnal MIPA 37 (1): (2014) Jurnal MIPA. Jurnal MIPA 37 (1): 53-61 (2014) Jurnal MIPA http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jm ADSORPSI ION CU(II) MENGGUNAKAN PASIR LAUT TERAKTIVASI H 2 SO 4 DAN TERSALUT Fe 2 O 3 DS Pambudi AT Prasetya, W

Lebih terperinci

AKTIVASI ABU LAYANG BATUBARA DAN APLIKASINYA SEBAGAI ADSORBEN TIMBAL DALAM PENGOLAHAN LIMBAH ELEKTROPLATING

AKTIVASI ABU LAYANG BATUBARA DAN APLIKASINYA SEBAGAI ADSORBEN TIMBAL DALAM PENGOLAHAN LIMBAH ELEKTROPLATING AKTIVASI ABU LAYANG BATUBARA DAN APLIKASINYA SEBAGAI ADSORBEN TIMBAL DALAM PENGOLAHAN LIMBAH ELEKTROPLATING Widi Astuti 1, F. Widhi Mahatmanti 2 1 Fakultas Teknik, 2 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Laporan Hasil Pengujian Residu Pestisida

Lampiran 1. Laporan Hasil Pengujian Residu Pestisida LAMPIRAN Lampiran 1. Laporan Hasil Pengujian Residu Pestisida 53 Lampiran 2. Aplikasi Dosis Herbisida Selama 1 Musim Tanam No Blok Kebun Petak Luas (Ha) Aplikasi 1 (Liter) Aplikasi 2 (Liter) Ametryn 2,4-D

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah. 1. Digester - 1 Buah. 2. Pengaduk - 1 Buah. 3. Kertas PH - Secukupnya. 4.

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah. 1. Digester - 1 Buah. 2. Pengaduk - 1 Buah. 3. Kertas PH - Secukupnya. 4. 1 BAB V METODOLOGI 5.1 Bahan-bahan dan Alat yang Digunakan 5.1.1 Alat yang digunakan : No. Alat Ukuran Jumlah 1. Digester - 1 Buah 2. Pengaduk - 1 Buah 3. Kertas PH - Secukupnya 4. Gunting - 1 Buah 5.

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu : BAB V METODOLOGI Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu : Tahap I : Tahap perlakuan awal (pretreatment step) Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji nyamplung dari cangkangnya

Lebih terperinci

PERGESERAN KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS MATERIAL LOKAL

PERGESERAN KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS MATERIAL LOKAL 144 LEMBAR KERJA SISWA PRAKTIKUM PERGESERAN KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS MATERIAL LOKAL KELAS/KELOMPOK : KETUA KELOMPOK : ANGGOTA : UPI #PENDIDIKAN KIMIA AULIA WAHYUNINGTYAS #0706475 TUJUAN PERCOBAAN 1.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan.

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan. III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari daerah Karang Anyar, Lampung Selatan. Gambar 5. Denah Lokasi Pengambilan Sampel Tanah Lempung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way

BAB III METODE PENELITIAN. Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Pengambilan data penelitian diperoleh dari perhitungan kelimpahan sel Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way Anova

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah, BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan 5.1.1 Alat yang Digunakan Alat utama yang digunakan dalam penelitian pembuatan pulp ini adalah digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ). 0.45 µm, ph meter HM-20S, spektrofotometer serapan atom (AAS) Analytic Jena Nova 300, spektrofotometer DR 2000 Hach, SEM-EDS EVO 50, oven, neraca analitik, corong, pompa vakum, dan peralatan kaca yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari bonggol nanas dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Tahapan dalam penelitian ini di mulai dari studi literatur hingga penyusunan Laporan Tugas Akhir, dapat dilihat pada Gambar 3.1. Kerangka Penelitian :

Lebih terperinci

SNI METODE PENGUJIAN KINERJA PENGOLAH LUMPUR AKTIF

SNI METODE PENGUJIAN KINERJA PENGOLAH LUMPUR AKTIF SNI 19-6447-2000 METODE PENGUJIAN KINERJA PENGOLAH LUMPUR AKTIF DAFTAR ISI Daftar isi 1. Ruang Lingkup 2. Acuan 3. Pengertian 4. Hal-Hal Yang Diuji Pada Instalasi Pengolahan Lumpur Aktif 5. Ketentuan Umum

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. Tabel 3. Alat yang digunakan dalam praktikum No Nama Alat Jumlah

BAB V METODOLOGI. Tabel 3. Alat yang digunakan dalam praktikum No Nama Alat Jumlah BAB V METODOLOGI 5.. Alat dan Bahan yang Digunakan 5... Alat yang Digunakan Tabel 3. Alat yang digunakan dalam praktikum No Nama Alat Jumlah. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 0. 2. 3. 4. Alat Ion Exchanger Beaker

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari limbah cair tapioka dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak. Nata yang dihasilkan kemudian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan 6 didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 3.3.3 Sintesis Kalsium Fosfat Sintesis kalsium fosfat dalam penelitian ini menggunakan metode sol gel. Senyawa kalsium fosfat diperoleh dengan mencampurkan serbuk

Lebih terperinci

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN 3.1 Pengambilan Data Operasi di Lapangan Penelitian ini dilakukan berdasarkan kondisi operasi yang sesungguhnya. Oleh karena itu diperlukan pengamatan dan pengambilan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan zeolit dari abu terbang batu bara (Musyoka et a l 2009).

BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan zeolit dari abu terbang batu bara (Musyoka et a l 2009). BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Pada penelitian ini alat yang digunakan adalah timbangan analitik dengan ketelitian 0,1 mg, shaker, termometer, spektrofotometer serapan atom (FAAS GBC), Oven Memmert, X-Ray

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab Bandung Barat. Sampel yang diambil berupa tanaman KPD. Penelitian berlangsung sekitar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat di Jl. Dr. Setiabudhi No.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat di Jl. Jaya Perkasa No.9 Bandung. Waktu

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan bahan yang digunakan 5.1.1 Alat Tabel 4. Alat yang digunakan No. Alat Ukuran Jumlah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 5.1.2 Bahan Sendok Pipet

Lebih terperinci

KAJIAN SIFAT SERAP MINERAL MAGNETIT TERHADAP LIMBAH RADIOAKTIF URANIUM CAIR FASA AIR YANG DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN URUG

KAJIAN SIFAT SERAP MINERAL MAGNETIT TERHADAP LIMBAH RADIOAKTIF URANIUM CAIR FASA AIR YANG DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN URUG 89 KAJIAN SIFAT SERAP MINERAL MAGNETIT TERHADAP LIMBAH RADIOAKTIF URANIUM CAIR FASA AIR YANG DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN URUG M.E. Budiyono dan Sukosrono P3TM BATAN ABSTRAK KAJIAN SIFAT SERAP MINERAL MAGNETIT

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III.1 Alat Penelitian Alat yang digunakan untuk membuat asap cair disebut juga alat pirolisator yang terdiri dari pembakar bunsen, 2 buah kaleng berukuran besar dan yang lebih

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERCOBAAN

BAB 3 METODE PERCOBAAN BAB 3 METODE PERCOBAAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan Analisis dilaksanakan di Laboratorium PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan dan Pengendalian Pembangkitan Ombilin yang dilakukan mulai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 RANCANGAN PERCOBAAN 1. Variabel Penyerapan CO 2 memerlukan suatu kondisi optimal. Dalam penelitian ini akan dilakukan beberapa variasi untuk mencari kondisi ideal dan menghasilkan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Bentonit diperoleh dari bentonit alam komersiil. Aktivasi bentonit kimia. Aktivasi secara kimia dilakukan dengan merendam bentonit dengan menggunakan larutan HCl 0,5 M yang bertujuan

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN KADAR BERASPAL DENGAN CARA EKSTRAKSI MENGGUNAKAN ALAT SOKLET

METODE PENGUJIAN KADAR BERASPAL DENGAN CARA EKSTRAKSI MENGGUNAKAN ALAT SOKLET METODE PENGUJIAN KADAR BERASPAL DENGAN CARA EKSTRAKSI MENGGUNAKAN ALAT SOKLET BAB I DESKRIPSI 1.1 Maksud dan Tujuan 1.1.1 Maksud Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam melakukan pengujian

Lebih terperinci