BAB 1 PERAMALAN PENJUALAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PERAMALAN PENJUALAN"

Transkripsi

1 BAB 1 PERAMALAN PENJUALAN A. MAKSUD DAN TUJUAN Setelah melakukan kegiatan praktikum bab ini, mahasiswa diharapkan mampu membuat peramalan penjualan secara benar. B. TEORI SINGKAT Dalam melaksanakan kegiatannya manajemen sebuah organisasi biasanya akan menghadapi situasi yang tidak pasti. Sebelum manajemen membuat anggaran, maka manajer perlu membuat suatu peramalan mengenai keadaan yang akan dihadapinya. Peramalan merupakan suatu pernyataan dan atau taksiran secara kuantitatif keadaan dimasa datang tentang suatu obyek tertentu. Dalam bisnis, pembuatan peramalan merupakan dasar untuk membuat anggaran penjualan, anggaran produksi, anggaran biaya dan anggaran-anggaran yang lain. Untuk manajemen puncak, peramalan diperlukan untuk merencanakan dan melaksanakan tujuan strategis jangka panjang. Beberapa metode yang dapat dipergunakan dalam pembuatan peramalan adalah metode trend setengah rata-rata, metode moment, metode least square dan metode regresi. Khusus dalam metode regresi, biasanya akan dipakai untuk membuat suatu ramalan yang berkaitan dengan dua buah obyek yang saling berhubungan. Apapun metode peramalan yang digunakan oleh manajemen, tetap tidak dapat menjamin ketepatan bahwa peramalan akan sama dengan realisasinya. Sekali lagi tujuan peramalan yang dibuat adalah untuk mengurangi kemungkinan ketidakpastian yang tinggi di dunia nyata. C. PRAKTIK Misalnya PT. DaMar memiliki data penjualan dari tahun 1996 sampai dengan tahun 2003 adalah sebagai berikut (lihat tabel). Pihak manajemen perusahaan akan berusaha meramalkan penjualan yang terjadi dalam tahun Apabila perusahaan menggunakan metode peramalan trend setengah rata-rata, maka pembuatan trend tersebut adalah: Komputerisasi Akuntansi STMIK AKAKOM 1

2 TREND SETENGAH RATA-RATA TAHUN SALES X SETENGAH RATA-RATA VOLUME X 1 = [ 9000 / 4] = X 2 = [ / 4 ] = X 1 = rata-rata k.1 X 2 = rata-rata k.2 Rumus forecasting (peramalan): Y = a + b X a = X 1 = b = (X 2 - X 1 ) / n n = jarak x 1 dengan x 2 Jadi nilai b = [ ] / 4 = 150 Rumus Forecasting Y = X Jadi dengan data diatas apabila kita akan membuat peramalan penjualan tahun 2004 Y = X Y = (6.5) Y = Komputerisasi Akuntansi STMIK AKAKOM 2

3 D. TUGAS 1. Perusahaan Edelweis memiliki data penjualan selama beberapa tahun sebagai berikut: Tahun Penjualan Berapakah besarnya forecast penjualan perusahaan tersebut tahun 2004 apabila perusahaan itu menggunakan metode forecast a. Trend setengah rata-rata. b. Least square. 2. PT. Kamboja memiliki data penjualan sebagai berikut: Tahun Penjualan Berapakah besarnya forecast penjualan perusahaan tersebut tahun 2004 apabila perusahaan itu menggunakan metode forecast a. Trend setengah rata-rata. b. Least square. 3. PT. ANU Komputama bergerak dibidang jual beli perangkat keras komputer. Di PT.ANU diperkirakan penjualan Mother Board dipengaruhi oleh permintaan terhadap Processor. Data selama beberapa tahun adalah: Komputerisasi Akuntansi STMIK AKAKOM 3

4 Tahun Penjualan Penjualan Motherboard Processor a. Apabila penjualan motherboard diforecast dengan metode least square, berapakah forecast penjualan motherboard tahun 2004? b. Dengan mengacu pada hasil forecast diatas, berapakah forecast penjualan processor tahun 2004? c. Berapakah nilai korelasi antara penjualan motherboard dengan penjualan processor? Apa artinya? 4. PT. Sampurna memiliki data sebagai berikut: Tahun Penjualan Berapakah forecast penjualan tahun 2004, jika penjualan diforecast dengan metode setengah rata-rata? Apabila penjualan sesungguhnya tahun 2004 adalah Rp9.000,00, berapakah nilai standar kesalahan forecastingnya? Komputerisasi Akuntansi STMIK AKAKOM 4

5 BAB 2 ANGGARAN PENJUALAN A. MAKSUD DAN TUJUAN Setelah melakukan kegiatan praktikum bab ini, mahasiswa diharapkan mampu membuat anggaran penjualan secara benar. B. TEORI SINGKAT Penjualan merupakan ujung tombak perusahaan. Berhasil tidaknya suatu perusahaan tergantung pada keberhasilan bagian pemasaran dalam menjual produk perusahaan. Oleh karena itu, secara teknis penyusunan anggaran penjualan dalam perusahaan merupakan langkah awal yang perlu dilakukan oleh perusahaan yang menghasilkan barang non pesanan. Hal ini karena, volume penjualan yang diestimasi akan berpengaruh terhadap hampir semua item yang ada di anggaran induk. Saat perusahaan sudah dapat memperkirakan jumlah penjualannya, maka perusahaan akan lebih mudah dalam menyusun anggaran produksi, anggaran biaya, dan lain-lain. Penyusunan anggaran penjualan dilakukan perusahaan setelah perusahaan dapat menentukan forecast (ramalan) penjualannya. Sehingga, langkah awal pembuatan anggaran penjualan adalah penyusunan forecast (peramalan) penjualan. Metode yang bisa digunakan dalam penyusunan forecast penjualan dapat kita lihat dalam modul 1. Perbedaan utama antara forecast penjualan dengan anggaran penjualan adalah sedikit banyaknya judgment dari pihak manajemen. Dalam anggaran penjualan, judment manajemen berpengaruh banyak. Sedangkan forecast penjualan tidak banyak dipengaruhi oleh judgment manajemen. Secara teknis forecast penjualan lebih banyak dipengaruhi oleh statistik yang dipakai oleh perusahaan. C. PRAKTIK Manajemen PT. DaMar (dalam contoh pembuatan forecast diatas) menentukan daerah penjualan adalah Surakarta dan Yogyakarta. Perbandingan penjualan dalam dua daerah adalah 3:1. Adapun harga jual produk di Surakarta Rp 5.000,00 sedangkan harga Komputerisasi Akuntansi STMIK AKAKOM 5

6 jual produk di Yogyakarta adalah Rp 3.000,00. Dengan data tersebut maka anggaran penjualan PT. DaMar adalah: Unit yang dijual di: Surakarta 3225 X [3/4] = Yogyakarta 3225 X [1/4] = PT. DaMar Anggaran Penjualan Tahun 2004 Daerah Harga Unit Penjualan Per Unit Total Surakarta Rp 5, Rp 12,093, Yogyakarta Rp 3, Rp 2,418, Total 3225 Rp 14,512, D. TUGAS 1. PT. Lia memiliki data penjualan sebagai berikut: Penjualan Tahun (Kwintal) Daerah penjualan PT. Lia adalah Semarang, Kudus dan Pati. Perbandingan untuk jumlah barang yang dijual di masing-masing daerah tersebut adalah 5:3:2. Harga jual di Semarang Rp ,00 per kg, di Kudus Rp 7.500,00 per kg dan di Pati Rp 5.000,00 per kg. Penjualan di tahun 2004 direncanakan dibagi dalam empat triwulan. Alokasi penjualan triwulan I 40%, triwulan II 30%, triwulan III 20%, triwulan IV 10%. Dari data diatas buatlah: a. Forecast penjualan tahun 2004 dengan metode Moment. b. Anggaran Penjualan tahun 2004 untuk setiap triwulan di masing-masing daerah penjualan PT. Lia. Komputerisasi Akuntansi STMIK AKAKOM 6

7 2. Data yang diperoleh dari PT. Saras dalam beberapa tahun terakhir adalah: Tahun Penjualan (dalam Unit) Barang yang dihasilkan 25% dijual di Malang dan 75% dijual di Surabaya. Barang tersebut terdiri atas jenis A, B, C. Distribusi menurut produk adalah 50% untuk jenis A, 30% untuk jenis B, dan 20% untuk jenis C. Tabel harga jual per daerah adalah Harga Jual per Unit di Jenis Malang Surabaya A Rp 5, Rp 7, B Rp 4, Rp 6, C Rp 2, Rp 3, Pembagian menurut periode penjualan sebagai berikut Triwulan Penjualan (dalam %) I 10 II 20 III 30 IV 40 Dari data tesebut buatlah: a. Forecast penjualan tahun 2004 dengan menggunakan metode moment. b. Anggaran penjualan tahun 2004 dalam tiap triwulan. Komputerisasi Akuntansi STMIK AKAKOM 7

8 A. MAKSUD DAN TUJUAN BAB 3 ANGGARAN PRODUKSI Setelah melakukan kegiatan praktikum bab ini, mahasiswa diharapkan mampu membuat anggaran Produksi secara benar. B. TEORI SINGKAT Anggaran produksi merupakan pernyataan output berdasarkan produk dan biasanya dinyatakan dalam unit. Anggaran produksi ini harus mempertimbangkan anggaran penjualan, kapasitas pabrik, apakah persediaan harus ditingkatkan atau diturunkan, dan pembelian dari pihak luar. Jumlah unit yang diperkirakan akan diproduksi untuk memenuhi anggaran penjualan dan persyaratan persediaan ditetapkan dalam anggaran tersebut. Volume produksi yang diharapkan ditentukan dengan mengurangi estimasi persediaan pada awal periode dari jumlah unit yang diperkirakan dapat dijual dan persediaan yang diinginkan pada akhir periode. Penyusunan anggaran produksi dapat dilakukan dengan tiga cara. Penyusunan anggaran produksi dapat dilakukan dengan mengutamakan stabilitas produksi, stabilitas persediaan atau gabungan dari keduanya. Apabila perusahaan mengutamakan stabilitas produksi, maka tingkat persediaan akan dibiarkan berfluktuasi dengan syarat persediaan awal dan persediaan akhir sama dengan syarat yang sudah ditentukan. Sedangkan apabila perusahaan mengutamakan stabilitas persediaan maka persediaan awal sama dengan persediaan akhir tetapi tingkat produksinya akan berfluktuasi. Pada metode gabungan, maka perusahaan akan menghadapi saat dimana jumlah produksinya stabil dan disisi lain persediaan stabil. Perubahan tingkat produksi dan tingkat persediaan biasanya diberi batasan minimal dan maksimal. C. PRAKTIK Misalkan anggaran penjualan sebesar unit milik PT. DaMar diatas terbagi dalam empat triwulan sebagai berikut. Triwulan I 675 unit, triwulan II 725 Unit, triwulan Komputerisasi Akuntansi STMIK AKAKOM 8

9 III 870 unit, dan triwulan IV 955 unit. Rencana persediaan akhir barang jadi 500 unit. Persediaan awal barang jadi PT. DaMar 725 Unit. Penghitungan anggaran produksi PT. DaMar adalah: Kebutuhan untuk penjualan (dari budget penjualan) 3225 Rencana Tingkat persediaan akhir Total 3725 Persediaan awal barang jadi 725 Anggaran Produksi 3000 A. Apabila manajer memutuskan untuk menggunakan kebijakan stabilitas produksi maka perhitungannya: Rencana produksi 1 tahun = unit. Rata-rata produksi per triwulan = [ / 4 ] = 750 unit. Skedul produksinya: Total triwulan 1 tahun I II III IV Rencana Penjualan Persediaan Akhir Total Persediaan Awal Anggaran Produksi B. Apabila manajer memutuskan untuk menggunakan kebijakan stabilitas Persediaan maka perhitungannya: Persediaan awal = 725 Persediaan akhir = Selisih = 225 Apabila dialokasikan kedalam tiap triwulan besarnya adalah = 225 / 3 = 75 Selisih persediaan ini dialokasikan kedalam persediaan akhir. Sehingga tw 1 sampai tw 3 persediaan akhir dikurangi 75. Persediaan awal dan akhir tahun tidak boleh diubah karena sudah ditentukan sebelumnya. Komputerisasi Akuntansi STMIK AKAKOM 9

10 Skedul produksinya: Total triwulan 1 tahun I II III IV Rencana Penjualan Persediaan Akhir Total Persediaan Awal Anggaran Produksi C. Apabila manajer memutuskan untuk menggunakan kebijakan kombinasi dengan kebijakan bahwa: 1. Selisih persediaan awal dengan persediaan akhir hanya dialokasikan di TW.1 dan TW Jumlah persediaan akhir TW. 3 = TW Jumlah produksi TW. 3 = T.W Jumlah Produksi TW.4 = Rencana penjualan TW. 4 Skedul produksinya: Total triwulan 1 tahun I II III IV Rencana Penjualan Persediaan Akhir Total Persediaan Awal Anggaran Produksi D. TUGAS 1. Anggaran penjualan PT. Ajeng pada tahun 2004 untuk setiap tiap bulan adalah unit produk, kecuali penjualan pada bulan Januari sampai dengan Bulan April tingkat penjualan lebih tinggi 20% dibandingkan dengan bulan-bulan yang lain. Persediaan awal tahun adalah unit. Persediaan akhir tahun sebesar unit. Buatlah anggaran produksi PT. Ajeng pada tahun 2004 dengan menggunakan asumsi stabilitas produksi. Komputerisasi Akuntansi STMIK AKAKOM 10

11 2. PT. SAN memiliki data penjualan sebagai berikut: Tahun Penjualan (dalam Unit) Dari data diatas: a. Berapakah besarnya forecast penjualan perusahaan tersebut tahun 2004 apabila perusahaan itu menggunakan metode moment. b. Apabila: anggaran unit yang dijual ditahun 2004 sama dengan forecast penjualannya, dan penjualan setiap bulan di tahun 2004 adalah sama besar, sedangkan persediaan awal sebesar 100 unit dan persediaan akhir 111 unit buatlah anggaran produksi PT. SAN apabila PT. SAN memakai metode stabilitas persediaan. Komputerisasi Akuntansi STMIK AKAKOM 11

12 A. MAKSUD DAN TUJUAN BAB 4 ANGGARAN BAHAN BAKU Setelah melakukan kegiatan praktikum bab ini, mahasiswa diharapkan mampu membuat anggaran bahan baku secara benar. B. TEORI SINGKAT Bahan baku merupakan bahan yang menjadi unsur utama dari suatu produk. Bahan baku ini biasanya merupakan bahan utama yang bisa langsung terlihat pada produk jadi. Sebagai contoh, bahan baku sebuah CPU adalah Motherboard, Processor, RAM, dll. Bahan lain yang menunjang terbentuknya produk jadi tetapi tidak merupakan bagian utama suatu produk digolongkan sebagai bahan penolong. Bahan penolong ini digolongkan sebagai biaya overhead pabrik. Penyusunan anggaran bahan baku bersumber pada anggaran produksi, rencana bahan baku dan standar pemakaian bahan baku. Penghitungan bahan baku yang dipakai dapat dihitung dari: A. Pendekatan Pembelian Bahan Baku Pembelian bahan baku xxx Persediaan awal bahan baku xxx + Bahan baku tersedia xxx Persediaan akhir bahan baku xxx - Bahan Baku Dipakai xxx B. Pendekatan Unit Produksi Bahan Baku Dipakai = Unit Yang diproduksi X Standar pemakaian bahan baku Besar kecilnya jumlah persediaan bahan baku yang dimiliki oleh perusahaan ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain harga beli bahan baku, biaya penyimpanan bahan baku, ketepatan pembuatan standar pemakaian bahan baku, ketepatan supplier dalam menyediakan bahan baku yang dipesan oleh perusahaan dan jumlah bahan baku setiap kali pemesanan. Untuk menentukan jumlahbarang yang dapat diperoleh dengan biaya minimal dipakai perhitungan EOQ. Komputerisasi Akuntansi STMIK AKAKOM 12

13 C. PRAKTIK Misalkan kasus pada PT. DaMar diatas untuk memproduksi setiap unit produk diperlukan bahan baku berupa Gula 2 gram dan Terigu 6 gram. Harga tiap gram Gula Rp400,00 dan harga tiap gram terigu Rp 600,00. Standar Pemakaian Bahan Baku per unit produk adalah: PT. DaMar Standar Pemakaian Bahan Baku Tahun 2004 Jenis Gula Terigu Biaya Bahan Baku Produk Unit Harga Total Unit Harga Total per unit A 2 gram Rp Rp gram Rp Rp 3, Rp 4, Apabila manajer memutuskan untuk menggunakan kebijakan stabilitas Persediaan, seperti kasus diatas, maka anggaran pemakaian bahan bakunya adalah PT. DaMar Anggaran Pemakaian Bahan Baku Dalam Unit Tahun 2004 Jenis Produksi Gula Terigu Triwulan Produk (unit) Standar (gram) Jumlah (gram) Standar (gram) Jumlah (gram) I II A III IV Dengan demikian, Anggaran Biaya bahan baku PT. DaMar adaalah: PT. DaMar Anggaran Biaya Bahan Baku Tahun 2004 Gula Terigu Biaya Triwulan Gram BBB / Gram Total Gram BBB / gram Total Bahan Baku I 750 Rp Rp300, Rp Rp2,700, Rp3,000, II 1450 Rp Rp580, Rp Rp5,220, Rp5,800, III 1740 Rp Rp696, Rp Rp6,264, Rp6,960, IV 2060 Rp Rp824, Rp Rp7,416, Rp8,240, Setahun 6000 Rp Rp2,400, Rp Rp21,600, Rp24,000, Komputerisasi Akuntansi STMIK AKAKOM 13

14 D. TUGAS 1. PT. Prisca memproduksi Bakmi. Data penjualan bakmi selama beberapa Hari : Penjualan Hari (dalam Kg) Untuk membuat setiap Kilogram bakmi tersebut diperlukan Telur sebanyak 2 Butir dan Terigu sebanyak 800 gram. Harga Telur per butir Rp 300,00 dan harga terigu per kilogram Rp 6.000,00. Dengan data tersebut saudara diminta: a. Membuat forecast penjualan Hari ke-5 dengan metode least square. b. Membuat anggaran produksi, apabila manejemen menentukan metode stabilitas persediaan. Jumlah penjualan di hari ke-5 sama dengan jumlah forecast penjualan hari tersebut. Penjualan hari ke-5 dilakukan dalam empat sesi. Dalam masing-masing sesi, perusahaan menjual bakmi dalam jumlah yang sama besar. Rencana persediaan pada akhir hari ke-5 adalah 10 kg. Persediaan pada awal hari ke-5 PT.Prisca 19 Kg. c. Membuat Standar pemakaian bahan baku tahun d. Membuat Anggaran pemakaian bahan baku tahun e. Membuat Anggaran Biaya bahan baku tahun Komputerisasi Akuntansi STMIK AKAKOM 14

15 BAB 5 ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN BAKU A. MAKSUD DAN TUJUAN Setelah melakukan kegiatan praktikum bab ini, mahasiswa diharapkan mampu membuat anggaran pembelian bahan baku secara benar. B. TEORI SINGKAT Untuk membuat anggaran pembelian bahan baku diperlukan data anggaran biaya bahan baku dan anggaran persediaan bahan baku dengan format sebagai berikut: Persediaan akhir bahan baku xxx Bahan baku dipakai xxx + Bahan baku tersedia xxx Persediaan awal bahan baku xxx - Pembelian bahan baku xxx Untuk menentukan bahan baku pada akhir periode dapat dihitung tersendiri apabila jumlah persediaan akhir tersebut tidak diketahui. Untuk menghitung persediaan bahan baku akhir (PBB k ), dipakai rumus: PBB k = [ ( Biaya Bahan Baku : Tingkat perputaran persediaan bahan baku ) X 2 ] Persediaan Bahan baku awal C. PRAKTIK Misalnya pada contoh praktik di modul 4 diatas, PT. DaMar memiliki persediaan awal berupa Gula 4 gram dan Terigu 12 gram. Pihak Manajemen PT. DaMar menetapkan perputaran persediaan 8 kali. Dalam kasus ini kita perlu menghitung nilai persediaan awal: Gula = 4 gram X Rp 400,00 = Rp 1.600,00 Terigu = 12 gram X Rp 600,00 = Rp 7.200,00 Dari data-data yang ada dibuat anggaran persediaan akhir bahan baku sebagai berikut: Komputerisasi Akuntansi STMIK AKAKOM 15

16 PT. DaMar Anggaran Persediaan Akhir Bahan Baku Tahun 2004 Jenis Bahan Baku Jumlah TW Gula Terigu (dalam Rp) Perhitungan Dalam Rp Harga / Gram Dalam Gram Perhitungan Dalam Rp Harga / Gram Dalam Gram I ((300000/8) *2) ,400 Rp (( /8) *2) ,800 Rp ,200 II ((580000/8) *2) ,600 Rp (( /8) *2) ,200 Rp ,800 III ((696000/8) *2) ,400 Rp (( /8) *2) ,800 Rp ,031,200 IV ((824000/8) *2) ,600 Rp (( /8) *2) ,200 Rp ,028,800 Komputerisasi Akuntansi STMIK AKAKOM 16

17 PT. DaMar Anggaran Pembelian Bahan Baku Tahun 2004 Keterangan Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Setahun Gram Rp Gram Rp Gram Rp Gram Rp Gram Rp Persediaan akhir bahan baku Gula , , , , ,000 Terigu 1, ,200 1, ,800 1, ,031,200 1, ,028,800 5, ,510,000 Jumlah 1, ,600 1, ,400 1, ,133,600 1, ,132,400 6, ,861,000 Bahan baku dipakai - - Gula ,000 1, ,000 1, ,000 2, ,000 6, ,400,000 Terigu 4, ,700,000 8, ,220,000 10, ,264,000 12, ,416,000 36, ,600,000 Jumlah 5, ,000,000 10, ,800,000 12, ,960,000 14, ,240,000 42, ,000,000 Bahan baku tersedia - - Gula ,400 1, ,600 1, ,400 2, ,600 6, ,751,000 Terigu 5, ,441,200 9, ,928,800 11, ,295,200 13, ,444,800 41, ,110,000 Jumlah 6, ,814,600 11, ,580,400 13, ,093,600 16, ,372,400 48, ,861,000 Persediaan awal bahan baku - - Gula , , , , ,000 Terigu ,200 1, ,800 1, ,200 1, ,800 3, ,241,000 Jumlah ,800 1, ,200 1, ,800 1, ,031,200 4, ,490,000 Pembelian bahan baku - - Gula ,800 1, ,200 1, ,800 2, ,200 6, ,502,000 Terigu 5, ,434,000 8, ,261,000 10, ,658,000 12, ,516,000 37, ,869,000 Jumlah 6, ,805,800 10, ,839,200 12, ,384,800 14, ,341,200 43, ,371,000 Komputerisasi Akuntansi STMIK AKAKOM 17

18

19 D. TUGAS 1. PT. Co Jour menghasilkan satu jenis produk yaitu Obat Daftar G. Produksi dianggarkan selama tiga triwulan pertama ditahun 2004 adalah sebagai berikut: Triwulan Penjualan (dalam Unit) I 1000 II 1100 III 1200 Bahan baku standar per unit produk 2 Rp 1.000,00. Persediaan awal bahan baku Triwulan I sebanyak 50 Kg. PT. Co Jour menetapkan perputaran persediaan bahan baku 6 kali. Perjanjian pembelian bahan baku antara PT. Co Jour dengan pihak supplier menetapkan bahwa setiap kali pembelian terjadi PT. Co Jour harus membayar 30% dari harga beli total dan sisanya harus dilunasi pada triwulan berikutnya. Dari data tersebut buatlah: a. Anggaran pemakaian bahan baku. b. Anggaran persediaan akhir bahan baku. c. Anggaran Pembelian bahan baku d. Anggaran pengeluaran kas untuk pembelian bahan baku. Komputerisasi Akuntansi STMIK AKAKOM 19

20 BAB 6 ANGGARAN BIAYA KONVERSI DAN BEBAN USAHA A. MAKSUD DAN TUJUAN Setelah melakukan kegiatan praktikum bab ini, mahasiswa diharapkan mampu membuat anggaran biaya konversi dan beban usaha secara benar. B. TEORI SINGKAT Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang bekerja langsung mengolah produk. Untuk perusahaan yang memproduksi kursi rotan yang disebut tenaga kerja langsung adalah tukang potong rotan, tukang rakit kursi rotan, tukang melamine, dan karyawan-karyawan yang terlibat secara langsung dalam pembuatan kursi tersebut. Upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja langsung disebut biaya tenaga kerja langsung. Biaya tenaga kerja untuk karyawan yang tidak terlibat langsung dalam pembuatan produk akan dicatat dalam biaya tenaga kerja tidak langsung dan digolongkan sebagai biaya overhead pabrik. Anggaran biaya tenaga kerja langsung meliputi taksiran-taksiran keperluan tenaga kerja yang diperlukan untuk memproduksi barang yang direncanakan dalam anggaran produksi. Untuk menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung terlebih dahulu ditetapkan standar tenaga kerja langsung. Standar tenaga kerja langsung meliputi standar jam tenaga kerja langsung dan standar tarif upah tenaga kerja langsung. Setelah standar tenaga kerja langsung ditetapkan, kemudian disusun anggaran pemakaian jam tenaga kerja langsung. Pada waktu menyusun anggaran pemakaian jam tenaga kerja lagsung, informasi dari anggaran produksi sangat menentukan. Setelah anggaran pemakaian jam tenaga kerja langsung dibuat barulah anggaran biaya tenaga kerja lagsung disusun. Formula untuk menetapkan pemakaian jam tenaga kerja langsung didapatkan dari Jumlah yang diproduksi dikalikan dengan standar jam tenaga kerja langsung. Sedangkan formula yang digunakan untuk menghitung biaya tenaga kerja langsung diperoleh dari pemakaian jam tenaga kerja langsung dikalikan dengan standar tarif upah tenaga kerja langsung. Komputerisasi Akuntansi STMIK AKAKOM 20

21 C. PRAKTIK PT. DaMar dalam kasus diatas menunjukkan bahwa jumlah barang yang harus diproduksi selama 4 triwulan apabila perusahaan menggunakan stabilitas persediaan adalah sejumlah 375 pada TW. I, 725 pada TW II, 870 pada TW III dan 1030 pada TW IV. Apabila standar jam tenaga kerja langsung untuk membuat satu produk adalah 0,5 jam maka anggaran pemakaian jam tenaga kerja langsung adalah: PT. DaMar Anggaran Pemakaian Jam Tenaga Kerja Langsung Tahun 2004 Triwulan Jumlah Produksi Standar Jam TKL Total Jam Produksi I II III IV Setahun Apabila standar tarif upah tenaga kerja langsung ditetapkan Rp 1000,00 per jam maka anggaran biaya tenaga kerja langsung PT. DaMar adalah: PT. DaMar Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Tahun 2004 Triwulan Jumlah Produksi Standar Jam TKL Total Jam Produksi Upah per jam Total I Rp1, Rp187, II Rp1, , III Rp1, , IV Rp1, , Setahun Rp 1,500, Komputerisasi Akuntansi STMIK AKAKOM 21

22 D. TUGAS 1. PT. KwaCiAn memproduksi satu jenis produk dengan harga poko standar per kg sebagai berikut: Biaya bahan baku 3 Rp 1.000,00 Biaya Tenaga kerja langsung 3 Rp 500,00 Biaya Overhead pabrik variabel 3 Rp 200,00 Biaya Overhead pabrik tetap 3 Rp 100,00 Kapasitas normal perusahaan setahun adalah jam kerja langsung. Biaya depresiasi pabrik tiap triwulan Rp ,00. Selama tahun 2004 perusahaan merencanakan produksi sebagai berikut: Triwulan I kg II kg III kg IV kg Dengan data tersebut diatas, susunlah anggaran untuk tiap triwulan untuk: a. Anggaran pemakaian bahan baku dalam unit dan anggaran biaya bahan baku. b. Anggaran pemakaian jam tenaga kerja langsung dan anggaran biaya tenaga kerja langsung. c. Anggaran biaya overhead pabrik. 2. Anggaran penjualan selama tahun 2003 milik PT. Zoom Me menunjukkan pada Triwulan pertama berjumlah 5000 unit, Triwulan kedua berjumlah unit, triwulan ketiga berjumlah unit dan triwulan keempat unit. Taksiran beban usaha tiap triwulan adalah: Komisi penjualan 10% dari penjualan triwulan tersebut, biaya angkut penjualan 5% dari penjualan triwulan tersebut, administrasi penjualan Rp ,00, administrasi umum Rp ,00, depresiasi alat Rp ,00. Dari data tersebut buatlah anggaran beban usaha dan pembayaran beban usaha tiap triwulan. Komputerisasi Akuntansi STMIK AKAKOM 22

23 BAB 7 ANGGARAN PERUSAHAAN DAGANG A. MAKSUD DAN TUJUAN Setelah melakukan kegiatan praktikum bab ini, mahasiswa diharapkan mampu membuat anggaran perusahaan dagang secara benar. B. TEORI SINGKAT Perbedaan antara perusahaan dagang dengan perusahaan manufaktur terletak pada kegiatan operasionalnya. Pada perusahaan manufaktur, kegiatan utamanya adalah mengubah bahan baku menjadi produk jadi kemudian menjualnya. Sedangkan perusahaan dagang, aktivitasnya adalah memperjualbelikan barang tanpa melakukan perubahan yang signifikan terhadap produk yang diperjualbelikan tersebut. Hal ini menjadikan perusahaan dagang tidak pernah berhubungan dengan pembuatan anggaran produksi. Ada dua jenis anggaran induk dalam perusahaan dagang. Jenis yang pertama adalah anggaran operasional yang berupa anggaran penjualan, anggaran pembelian, anggaran biaya administrasi dan penjualan, dan anggaran laporan rugi laba. Jenis kedua adalah anggaran keuangan yang meliputi anggaran kas dan anggaran neraca. C. PRAKTIK Perusahaan dagang Ketupat akan menyusun anggaran induk untuk triwulan ke-2 tahun 1999 yang disusun tiap bulan. Data yang dihimpun sebagai berikut: a. Penjualan sesungguhnya tahun 1998 pada bulan April kg Mei kg Juni kg Juli kg Penjualan tahun 1999 dari bulan April sampai Juli ditaksir naik 5% dari masingmasing bulan penjualan tahun 1998 dengan harga jual per kg Rp 25,00. b. Data Neraca per 31 Maret 1999 sebagai berikut: Komputerisasi Akuntansi STMIK AKAKOM 23

24 Kas Rp , piutang dagang Rp , Persediaan barang dagangan Rp , aktiva tetap kotor Rp , cadangan depresiasi aktiva tetap Rp , utang dagang Rp , Utang segera lainnya Rp , utang jangka panjang Rp , modal saham Rp , laba ditahan Rp c. Pembelian dibayar lunas bulan berikutnya dan utang dagang 31 Maret 1999 dibayar bulan april Persediaan barang dagangan akhir ditaksir 80% dari penjualan bulan yang akan datang. Harga pokok barang dagangan per kg Rp 15. d. Komisi penjualan sebesar 12,5% dari penjualan. Gaji penjualan untuk bulan April Rp3.500, bulan Mei dan Juni masing-masing Rp e. Gaji administrasi tiap bula Rp 8.000,00 dan depresiasi kantor tiap bulan Rp 5.000,00. f. Syarat pembayaran penjualan 30% tunai dan 70% bulan berikutnya. Piutang per 31 Maret 1999 sebesar Rp diterima seluruhnya pada bulan april. g. Bunga pinjaman jangka panjang per bulan Rp dan bunga utang segera lainnya 1% dibayar lunas pada akhir bulan april 1999, tetapi pada akhir bulan mei pinjam lagi Rp 6.099, yang akn dibayar pada bulan Juni 1999 sebesar Rp sisanya dibayar pada akhir bulan Juli Bulan Mei 1999 akan dibayar dividen sebesar Rp Akhir bulan Juni 1999 akan dibeli aktiva tetap secara tunai senilai Rp ,00. h. Pajak penghasilan 35% akan dibayar lunas pada bulan Juli Dari data-data diatas apabila kita akan membuat anggaran operasional perusahaan dagang Ketupat, maka kita dapat membuat beberapa anggaran, yaitu: 1. Anggaran Penjualan Perusahaan Dagang Ketupat Anggaran Penjualan Triwulan II 1999 Keterangan April Mei Juni Juli Penjualan kg kg kg kg Tambahan 5% kg 525 kg 551 kg 579 kg Penjualan kg kg kg kg Harga jual / kg X Rp 25,00 Rp 25,00 Rp 25,00 Rp 25,00 Penjualan Rp262, Rp275, Rp289, Rp303, Anggaran Pembelian dan Hutang dagang Komputerisasi Akuntansi STMIK AKAKOM 24

25 Perusahaan Dagang Ketupat Anggaran Pembelian dan Hutang dagang Triwulan II 1999 Keterangan April Mei Juni Penjualan bulan yang akan datang (dalam Kg) Persentase persediaan akhir X 80% 80% 80% Persediaan Barang dagangan akhir Penjualan bulan ini (dalam Kg) Barang siap dijual Persediaan barang dagangan awal Pembelian (dalam unit) Harga pokok per Kg x Rp15.00 Rp15.00 Rp15.00 Pembelian Rp163, Rp171, Rp180, Utang dagang Rp163, Rp171, Rp180, Pembayaran Utang dagang Rp156, Rp163, Rp171, HPP Rp157, Rp165, Rp173, Persediaan akhir barang dagangan Rp132, Rp138, Rp145, Anggaran biaya penjualan Penjualan Perusahaan Dagang Ketupat Anggaran Biaya Penjualan Triwulan II 1999 Keterangan April Mei Juni Setriwulan Rp262, Rp275, Rp289, Rp827, Persentase Komisi X 12.50% 12.50% 12.50% 12.50% Komisi Penjualan Rp32, Rp34, Rp36, Rp103, Gaji Penjualan + Rp3, Rp4, Rp4, Rp11, Biaya Penjualan Rp36, Rp38, Rp40, Rp114, Anggaran biaya administrasi Perusahaan Dagang Ketupat Anggaran Biaya Penjualan Triwulan II 1999 Keterangan April Mei Juni Striwulan Gaji Administrasi Rp8, Rp8, Rp8, Rp24, Depresiasi Kantor + Rp5, Rp5, Rp5, Rp15, Biaya Administarsi Rp13, Rp13, Rp13, Rp39, Anggaran Laporan rugi Laba. Komputerisasi Akuntansi STMIK AKAKOM 25

26 Perusahaan Dagang Ketupat Anggaran Laporan rugi Laba Triwulan II 1999 Keterangan April Mei Juni Jumlah Penjualan 262, , , , Harga Pokok Penjualan - 157, , , , Laba kotor 105, , , , Biaya Penjualan 36, , , , Biaya Administrasi + 13, , , , Biaya Usaha 49, , , , Laba Usaha 55, , , , Biaya Bunga Jangka Pendek Biaya Bunga Utang jangka Panjang + 1, , , , Jumlah bunga 1, , , , Laba Sebelum Pajak 53, , , , Pajak Penghasilan 35% - 18, , , , Laba Bersih Setelah pajak 34, , , , D. TUGAS 1. Rencana Penjualan semester kedua tahun 1999 dari perusahaan dagang Ka You adalah Juli Rp ,00 Oktober Rp ,00 Agustus Rp ,00 November Rp ,00 September Rp ,00 Desember Rp ,00 Syarat pembayaranatas penjualan 50% tunai, dan sisanya penjualan kredit. Penjualan kredit tersebut 40% dibayar pada bulan terjadinya penjualan, 40% dibayar sesudah bulan penjualan, 10% dibayar dua bulan sesudah bulan penjualan dan 10% ditaksir tidak ditagih. Diminta: a. Susunlah anggaran penerimaan kas dengan mencantumkan rincian penerimaan penjualan tunai dan penerimaan piutang. b. Buatlah Perhitungan taksiran piutang tidak tertagih tiap bulan. Komputerisasi Akuntansi STMIK AKAKOM 26

27 2. PT. Imma adalah perusahaan dagang. Pada akhir Agustus 1998 perusahaan ingin menyususn anggaran untuk bulan September, Oktober, November dan Desember data yang ada adalah: a. Data dari neraca 31 Agustus 1998 Kas Rp , Piutang Rp 68,000, Persediaan Rp , Aktiva tetap bersih Rp , utang dagang Rp , modal sendiri Rp b. Realisasi penjualan Juli Rp ,00 Agustus Rp ,00 Taksiran penjualan September Rp ,00 Oktober Rp ,00 November Rp ,00 Desember Rp ,00 Penjualan diterima kas 40% saat penjualan, 40% dibayar 1 bulan kemudian, 20% dibayar 2 bulan kemudian c. Pembelian barang dagangan dilakukan 75% dari taksiran penjualan masingmasing bulan. Persediaan akhir Rp ,00 tiap bulan. Pembelian barang dagangan tersebut dilakukan secara kredit, dan dibayar 1 bulan kemudian. d. Gaji yang dibayar tiap bulan Rp ,00. Pada bulan November dilakukan pembelian aktiva tetap secara tunai Rp ,00 dan pinjam uang di bank awal november sebesar Rp ,00 dan bunganya dibayar tiap akhir bulan 2% dari sisa pinjaman. e. Penyusutan perbulan Rp 7.500,00. Pajak penghasilan dibayar bulan Desember Rp10.000,00. Saldo awal kas bulan September Rp10.000,00 yang merupakan saldo kas minimal yang harus dipertahankan. f. Awal bulan Desember mengangsur pinjaman bank Rp ,00. Dari data diatas buatlah anggaran kas, anggaran laporan rugi laba dan anggaran neraca tiap bulan. Komputerisasi Akuntansi STMIK AKAKOM 27

MODUL I AKUNTANSI BIAYA BAHAN BAKU

MODUL I AKUNTANSI BIAYA BAHAN BAKU MODUL I AKUNTANSI BIAYA BAHAN BAKU A. TUJUAN Setelah melakukan kegiatan praktikum Akuntansi Biaya Bahan Baku, maka mahasiswa di harapkan dapat mengetahui dan memahami akuntansi kos untuk bahan baku B.

Lebih terperinci

Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya

Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya Beberapa istilah anggaran kas Anggaran Kas disebut juga sebagai: o Anggaran Perubahan Kas o Anggaran Penggunaaan

Lebih terperinci

ANGGARAN KOMPREHENSIF

ANGGARAN KOMPREHENSIF ANGGARAN KOMPREHENSIF Muniya Alteza Konsep Komprehensif Pengertian: yang disusun secara lengkap sebagai alat bantu manajemen dalam mengembangkan perencanaan terpadu di seluruh kegiatan perusahaan. Persyaratan

Lebih terperinci

ANGGARAN. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra

ANGGARAN. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra ANGGARAN Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra Anggaran Anggaran merupakan rencana keuangan suatu entitas untuk suatu periode tertentu Memiliki fungsi perencanaan dan pengendalian Dalam hal perencanaan,

Lebih terperinci

Modul ke: AKUNTANSI BIAYA SISTEM BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA. Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM. Program Studi AKUNTANSI.

Modul ke: AKUNTANSI BIAYA SISTEM BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA. Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM. Program Studi AKUNTANSI. Modul ke: AKUNTANSI BIAYA SISTEM BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Modul Modul menjelaskan arus biaya dalam perusahaan manufaktur,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun

BAB II BAHAN RUJUKAN. Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

Siklus Akuntansi. Transaksi Bukti. Pencatatan dalam Buku Harian (Jurnal) Pencatatan ke Buku Besar. Neraca Lajur & Jurnal Penyesuaian.

Siklus Akuntansi. Transaksi Bukti. Pencatatan dalam Buku Harian (Jurnal) Pencatatan ke Buku Besar. Neraca Lajur & Jurnal Penyesuaian. PENYESUAIAN Siklus Akuntansi Transaksi Bukti Pencatatan dalam Buku Harian (Jurnal) Pencatatan ke Buku Besar Neraca Lajur & Jurnal Penyesuaian Jurnal Penutup Neraca Saldo setelah penutupan Laporan Keuangan

Lebih terperinci

BAB VI METODE HARGA POKOK PROSES

BAB VI METODE HARGA POKOK PROSES BAB VI METODE HARGA POKOK PROSES Pengumpulan biaya produksi tergantung karakteristik perusahaan dalam melakukan proses produksi : Perusahaan yang berproduksi atas dasar pesanan : pengumpulan biaya produksi

Lebih terperinci

Materi: AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Materi: AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR Materi: 14-16 AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR JENIS PERUSAHAAN Perusahaan Jasa Perusahaan Dagang Perusahaan Manufaktur PERUSAHAAN MANUFAKTUR PRODUSEN BAHAN BAKU PERUSAHAAN MANUFAKTUR KONSUMEN JENIS PERSEDIAAN

Lebih terperinci

Penganggaran Perusahaan

Penganggaran Perusahaan Modul ke: Penganggaran Perusahaan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Dr. Aries Susanty, ST. MT Program Studi Penyusunan Anggaran Bahan Baku Abstract Memberikan pemahaman tentang lingkup kegiatan dalam menyusun

Lebih terperinci

Penganggaran Perusahaan 113 BAB 7 ANGGARAN KAS

Penganggaran Perusahaan 113 BAB 7 ANGGARAN KAS Penganggaran Perusahaan 113 BAB 7 ANGGARAN KAS A. Anggaran Kas Kas merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga kelancaran aktivitas perusahaan. Jumlah kas yang ada kurang atau lebih dapat berakibat

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB Pembebanan Biaya ke Produk 2 Obyek Biaya Biaya Langsung Biaya Bahan Biaya Tenaga Kerja PRODUK Biaya tdk Langsung Biaya

Lebih terperinci

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas MATERI K.D 1.5 Kompetensi Dasar : 1.5 Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Dagang Kegiatan akhir dari proses akuntansi perusahaan dagang di antaranya adalah membuat laporan keuangan. Secara umum komponen

Lebih terperinci

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

Penyesuaian Perusahaan Jasa

Penyesuaian Perusahaan Jasa Penyesuaian Perusahaan Jasa Daftar saldo atau neraca saldo perlu disesuaikan agar mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Jurnal penyesuaian dibuat untuk memisahkan antara biaya yang sudah menjadi beban

Lebih terperinci

SOAL PRAKTEK KOMPUTER AKUNTANSI dengan MYOB ACCOUNTING V.18 STUDI KASUS PERUSAHAAN MANUFAKTUR

SOAL PRAKTEK KOMPUTER AKUNTANSI dengan MYOB ACCOUNTING V.18 STUDI KASUS PERUSAHAAN MANUFAKTUR SOAL PRAKTEK KOMPUTER AKUNTANSI dengan MYOB ACCOUNTING V.18 STUDI KASUS PERUSAHAAN MANUFAKTUR TAHUN 2015 Myob Accounting Perusahaan Manufaktur 2 SOAL A. IDENTITAS PERUSAHAAN Nama Perusahaan : Pabrik Tempe

Lebih terperinci

AKUNTANSI BIAYA. Lukita Tri Permata, SE., M.SI, Ak, CA

AKUNTANSI BIAYA. Lukita Tri Permata, SE., M.SI, Ak, CA AKUNTANSI BIAYA BAGIAN III SISTEM ADMINISTRASI PABRIK DAN AKUMULASI BIAYA Lukita Tri Permata, SE., M.SI, Ak, CA ARUS BIAYA PERUSAHAAN PABRIKASI a. Tahap pencatatan dan klasifikasi biaya b. Tahap pengelompokkan

Lebih terperinci

Kas merupakan arus kas yang terjadi karena kegiatan operasi perusahaan.

Kas merupakan arus kas yang terjadi karena kegiatan operasi perusahaan. Prakiraan dan Perencanaan Keuangan Arus Kas Dalam Perusahaan Analisis Sumber dan Penggunaan Dana Perencanaan Keuangan Perencanaan Keuangan dan Perencanaan Strategis Arus Kas Dalam Perusahaan Kas merupakan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget), merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA - Jurusan Teknik Industri TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA Teknik Industri Lesson 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah : Kode : TID 4019 Semester : 3 Beban Studi : 3 SKS Capaian Pembelajaran (CPL): 1. Menguasai

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR DAN PENGGAJIAN

AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR DAN PENGGAJIAN AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR DAN PENGGAJIAN Kewajiban adalah salah satu elemen dalam persamaan akuntansi Beberapa jenis kewajiban telah kita kenal pada industri jasa maupun industri dagang yang telah kita

Lebih terperinci

Penganggaran Perusahaan

Penganggaran Perusahaan Modul ke: Penganggaran Perusahaan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Dr. Aries Susanty, ST. MT Program Studi Penyusunan Anggaran Biaya Overhead Pabrik Abstract Memberikan pemahaman tentang lingkup kegiatan dalam

Lebih terperinci

Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA

Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 2 PENGERTIAN DAN PENTINGNYA MODAL KERJA Terdapat dua konsep tentang modal kerja yang

Lebih terperinci

TUGAS ANALISIS DAN ESTIMASI BIAYA

TUGAS ANALISIS DAN ESTIMASI BIAYA TUGAS ANALISIS DAN ESTIMASI BIAYA (Anggaran) Disusun Oleh : Nama : Musafak NPM : 35412164 Kelas Dosen : 3ID08 : Sudaryanto, MSC, DR.IR. FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

Lebih terperinci

A. PILIHALAH JAWABAN YANG PALING BENAR

A. PILIHALAH JAWABAN YANG PALING BENAR YAYASAN PERGURUAN ISLAM REPUBLIK INDONESIA SMK PIRI 3 YOGYAKARTA KELOMPOK BISNIS DAN MANAJEMEN Proram Keahlian : Akuntansi, Administrasi Perkantoran dan Multimedia Alamat : Jl. MT Haryono 23, Pugeran,

Lebih terperinci

Modul ke: MANAJEMEN KEUANGAN. Perencanaan keuangan. 4Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

Modul ke: MANAJEMEN KEUANGAN. Perencanaan keuangan. 4Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI Modul ke: 4Fakultas VENY, EKONOMI MANAJEMEN KEUANGAN Perencanaan keuangan SE.MM Program Studi AKUNTANSI Bagian Isi Modul 1. Perencanaan Keuangan 2. Model-model Perencanaan Keuangan 3. Pendekatan Persentase

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BENGKULU

UNIVERSITAS BENGKULU Makalah Penganggaran Penyusunan Anggaran Perusahaan Dagang Di Susun Oleh : Chyntia Aprilia Fevti Farina Firman Setiawan Ginanjar L. Fajar Sulaiman Dosen Pembimbing : Ibu Halimatusyadiah, SE.M.Si.Ak. PROGRAM

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi BAB 1 KONSEP DASAR PENGANGGARAN 1

DAFTAR ISI. Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi BAB 1 KONSEP DASAR PENGANGGARAN 1 iii iv DAFTAR ISI Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi i ii iii BAGIAN 1 BUDGET OPERASIONAL BAB 1 KONSEP DASAR PENGANGGARAN 1 A. Pengertian Budget & Budgeting 2 B. Proses Kegiatan yang Tercakup dalam

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian dan Karakteristik Anggaran Anggaran atau yang lebih sering disebut budget didefinisikan oleh para ahli dengan definisi yang beraneka ragam. Hal ini dikarenakan adanya

Lebih terperinci

Materi ke-2 ENTITAS BISNIS DAN LAPORAN KEUANGAN

Materi ke-2 ENTITAS BISNIS DAN LAPORAN KEUANGAN Materi ke-2 ENTITAS BISNIS DAN LAPORAN KEUANGAN I. FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN & ANALYSIS KEUANGAN I. PENGERTIAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN DALAM PERUSAHAAN Manajemen keuangan dalam banyak hal berkaitan

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN - 2 Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak

KEWIRAUSAHAAN - 2 Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak KEWIRAUSAHAAN - 2 Modul ke: LAPORAN KEUANGAN Fakultas Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak Program Studi www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN Laporan keuangan merupakan hasil pencatatan transaksi yang terjadi pada

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan anggaran (budget), merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara

PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara Pendahuluan Perencanaan merupakan satu diantara fungsi-fungsi manajemen, begitu juga dengan

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING MATERI-12 SISTEM BIAYA TAKSIRAN

COST ACCOUNTING MATERI-12 SISTEM BIAYA TAKSIRAN Novera KM COST ACCOUNTING MATERI-12 SISTEM BIAYA TAKSIRAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA SISTEM BIAYA TAKSIRAN Adalah sistem akuntansi biaya produksi yang menggunakan suatu bentuk biaya-biaya yang ditentukan

Lebih terperinci

Penganggaran Perusahaan

Penganggaran Perusahaan Modul ke: Penganggaran Perusahaan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Dr. Aries Susanty, ST. MT Program Studi Penyusunan Anggaran Tenaga Kerja Langsung Abstract Memberikan pemahaman tentang lingkup kegiatan dalam

Lebih terperinci

Subject: Manajemen Keuangan Bisnis I Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Jurusan Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya CASH BUDGET

Subject: Manajemen Keuangan Bisnis I Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Jurusan Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya CASH BUDGET Subject: Manajemen Keuangan Bisnis I Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Jurusan Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya CASH BUDGET Berikut ini adalah beberapa kebijakan PT Jaya terkait penyusunan budget

Lebih terperinci

Penganggaran Perusahaan

Penganggaran Perusahaan Modul ke: Penganggaran Perusahaan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Dr. Aries Susanty, ST. MT Program Studi Penyusunan Anggaran Produksi Abstract Memberikan pemahaman tentang lingkup kegiatan dalam menyusun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Denta Umar Aminudin (2007) dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada Perusahaan Shuttlecock

Lebih terperinci

Penganggaran Perusahaan

Penganggaran Perusahaan Modul ke: Penganggaran Perusahaan Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Dr. Aries Susanty, ST.

Lebih terperinci

MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN. Jurnal Buku Besar Neraca Laporan Saldo Keuangan

MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN. Jurnal Buku Besar Neraca Laporan Saldo Keuangan 1 MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Jurnal Buku Besar Neraca Laporan Saldo Keuangan Jurnal Neraca Penyesuaian Lajur PRINSIP DAN KONSEP YANG BERKAITAN DENGAN PENENTUAN

Lebih terperinci

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI Per (Tidak Diaudit) ASET 31 Desember 2010 ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak Ketiga Piutang Lainlain Pihak Ketiga Persediaan Bersih Biaya Dibayar di

Lebih terperinci

Pertemuan Ketiga PIUTANG

Pertemuan Ketiga PIUTANG Pertemuan Ketiga PIUTANG PENGERTIAN TAGIHAN Penjualan barangbarang dan jasajasa dari perusahaan pada saat ini banyak dilakukan dengan kredit sehingga ada tenggang waktu sejak penyerahan barang atau jasa

Lebih terperinci

MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN. JURNAL BUKU BESAR NERACA LAPORAN SALDO KEUANGAN

MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN. JURNAL BUKU BESAR NERACA LAPORAN SALDO KEUANGAN MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN. JURNAL BUKU BESAR NERACA LAPORAN SALDO KEUANGAN 1 MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi keuangan suatu perusahaan mengenai posisi keuangan apakah keuangan

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING. AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING. AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si SIKLUS AKUNTANSI Siklus akuntansi biaya dalam perusahaan dipengaruhi oleh siklus kegiatan usaha perusahaan tsb. Perusahaan

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN

METODE HARGA POKOK PESANAN METODE HARGA POKOK PESANAN A. TUJUAN 1. Mengetahui karakteristik perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan 2. Melakukan akumulasi biaya berdasarkan pesanan 3. Membuat ayat jurnal akuntansi biaya

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati

METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Method) Perusahaan yang berproduksi berdasar pesanan mengumpulkan harga

Lebih terperinci

Pertemuan 5 MANAJEMEN KAS

Pertemuan 5 MANAJEMEN KAS Pertemuan 5 MANAJEMEN KAS Objektif: 4. Mahasiswa dapat mengidentifikasi tujuan pokok dari masalah. 5. Mahasiswa dapat mendefinisikan memprediksi penggunaan dalam kas. 6. Mahasiswa dapat menentukan rencana

Lebih terperinci

BAB I HARGA POKOK PRODUKSI

BAB I HARGA POKOK PRODUKSI BAB I HARGA POKOK PRODUKSI A. Definisi Harga Pokok Produksi Harga Pokok Produksi adalah penjumlahan seluruh pengorbanan sumber ekonomi yang digunakan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk. Suatu perusahaan

Lebih terperinci

IV. PENYESUAIAN. Universitas Gadjah Mada

IV. PENYESUAIAN. Universitas Gadjah Mada IV. PENYESUAIAN mencatat (menjurnal dan mengakunkan) data-data transaksi akhir tahun sehingga jumlah yang terdapat dalam tiap rekening sesuai dengan kenyataannya. Manfaat penyesuaian: 1. Kepraktisan Jika

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Berikut ini beberapa pengertian tentang anggaran atau Budget yang

BAB II BAHAN RUJUKAN. Berikut ini beberapa pengertian tentang anggaran atau Budget yang BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Anggaran Berikut ini beberapa pengertian tentang anggaran atau Budget yang dikemukakan oleh beberapa ahli ekonomi menurut M. Munandar (2001 : 1) mengemukakan pengertian

Lebih terperinci

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2007 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN 2006) (MATA UANG INDONESIA) 1 MUSTIKA

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH

BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH 31 BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH 3.1 Landasan Teori 3.1.1 Anggaran Kas 3.1.1.1 Pengertian

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PERANGGARAN PERUSAHAAN

MODUL PRAKTIKUM PERANGGARAN PERUSAHAAN MODUL PRAKTIKUM PERANGGARAN PERUSAHAAN Versi 3.0 Tahun Penyusunan 2011 Tim Penyusun 1. 2. 3. Laboratorium Manajemen Lanjut Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS GUNADARMA Daftar Isi Daftar Isi...

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA

MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA LABORATORIUM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016 Universitas Sriwijaya Fakultas Ilmu Komputer Laboratorium LEMBAR PENGESAHAN MODUL PRAKTIKUM SISTEM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang terdiri atas neraca,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap neraca dan laporan laba-rugi PT Astra Otoparts Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian pendapatan Pendapatan secara sederhana merupakan arus masuk aktiva ke dalam perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Untuk

Lebih terperinci

HARGA POKOK TAKSIRAN

HARGA POKOK TAKSIRAN HARGA POKOK TAKSIRAN Adalah Harga pokok yang ditentukan di muka sebelum proses produksi berjalan berdasarkan taksiran. Harga pokok taksiran mempunyai beberapa sifat yaitu : 1. Ditentukan sebelum proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI SOAL KASUS METODE HARGA POKOK PESANAN PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI SOAL KASUS METODE HARGA POKOK PESANAN PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI SOAL KASUS METODE HARGA POKOK PESANAN PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA ALOKASI ANGGARAN BOP DAN PERHITUNGAN TARIF BOP PERUSAHAAN MEBEL MEKAR JAYA ALOKASI ANGGARAN BOP

Lebih terperinci

BAB 8 AKUNTANSI untuk KANTOR PUSAT dan KANTOR CABANG

BAB 8 AKUNTANSI untuk KANTOR PUSAT dan KANTOR CABANG BAB 8 AKUNTANSI untuk KANTOR PUSAT dan KANTOR CABANG Akuntansi Kantor Agen Akuntansi Kantor Cabang Metode Pencatatan Persediaan Laporan Keuangan Konsolidasi Contoh Transaksi 379 AKUNTANSI untuk KANTOR

Lebih terperinci

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI BAB II HARGA POKOK PRODUKSI Bab ini berisi teori yang akan digunakan sebagai dasar melakukan analisis data. Mencakup pengertian dan penggolongan biaya serta teori yang berkaitan dengan penentuan harga

Lebih terperinci

Anggaran Produksi Dan Anggaran Biaya Produksi

Anggaran Produksi Dan Anggaran Biaya Produksi Anggaran Produksi Dan Anggaran Biaya Produksi METODE PENYUSUNAN ANGGARAN PRODUKSI Anggaran produksi adalah rencana perusahaan untuk menghasilkan produk perusahaan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat diperlukan dalam menjalankan kegiatan usaha. Setiap perusahaan tentunya membutuhkan modal kerja dalam melakukan kegiatan operasional

Lebih terperinci

PELATIHAN PENCATATAN KEUANGAN UNTUK USAHA KECIL

PELATIHAN PENCATATAN KEUANGAN UNTUK USAHA KECIL PELATIHAN PENCATATAN KEUANGAN UNTUK USAHA KECIL Oleh: Amanita Novi Yushita, SE. amanitanovi@uny.ac.id * Makalah ini disampaikan pada Program Pengabdian pada Masyarakat Optimalisasi Pengelolaan Usaha Kerajinan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian Bab 1 Pasal 1 ayat 1, koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB II ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN

BAB II ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAB II ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN 2.1. Anggaran 2.1.1.Definisi Anggaran Pemahaman mengenai konsep anggaran dimulai dari memahami pengertian anggaran. Berikut ini adalah

Lebih terperinci

Oleh. Erfin Winda Sari

Oleh. Erfin Winda Sari MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN MANAJEMEN KAS Oleh Erfin Winda Sari 130803104022 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER 2015-2016 KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah, karena atas Rahmat dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan tingkat. untuk proyeksi laporan keuangan proforma.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan tingkat. untuk proyeksi laporan keuangan proforma. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tinjauan peneliti terdahulu yang dijadikan pertimbangan oleh peneliti yaitu pertama,, penelitian yang dilakukan oleh Wendi Febrian Anjasmara (2011)

Lebih terperinci

Motif Penahanan Kas John Maynard Keynes

Motif Penahanan Kas John Maynard Keynes MANAJEMEN KAS Pengertian Kas dapat diartikan sebagai nilai uang kontan yang ada dalam perusahaan beserta pos-pos lain yang dalam waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat pembayaran kebutuhan finansial,

Lebih terperinci

ekonomi Sesi JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG A. PENGERTIAN DAN FUNGSI JURNAL PENYESUAIAN B. AKUN YANG PERLU DISESUAIKAN a.

ekonomi Sesi JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG A. PENGERTIAN DAN FUNGSI JURNAL PENYESUAIAN B. AKUN YANG PERLU DISESUAIKAN a. ekonomi 18 Sesi KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN N JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG A. PENGERTIAN DAN FUNGSI JURNAL PENYESUAIAN Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo-saldo

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Modal Kerja dan Pengelolaan Kas. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Modal Kerja dan Pengelolaan Kas. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Modal Kerja dan Pengelolaan Kas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Modal Kerja dan Pengelolaan Kas Materi Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan diperlukan keputusan yang tepat dan akurat terhadap konsep biaya yang ada. Ada beberapa

Lebih terperinci

HARGA POKOK PRODUKSI

HARGA POKOK PRODUKSI HARGA POKOK PRODUKSI Suatu perusahaan perlu menetukan harga pokok bagi produksi yang dihasilkan, karena harga pokok itu merupakan salah satu faktor yang ikut mempengaruhi penentuan harga jual dasar penentuan

Lebih terperinci

A. Pengertian Anggaran Neraca

A. Pengertian Anggaran Neraca A. Pengertian Anggaran Neraca Anggaran neraca adalah anggaran yang merencanakan keadaan keuangan sebuah perusahaan pada suatu periode. Dalam anggaran neraca tersebut tercantum jumlah kekayaan,jumlah utang,dan

Lebih terperinci

BAB 7 AKUNTANSI untuk PENJUALAN ANGSURAN

BAB 7 AKUNTANSI untuk PENJUALAN ANGSURAN BAB 7 AKUNTANSI untuk PENJUALAN ANGSURAN Pengertian Penjualan Angsuran Perhitungan dan Pencatatannya Perlakuan Akuntansi Lainnya Pembatalan Penjualan Angsuran Penjualan Angsuran untuk Barang Bergerak dan

Lebih terperinci

PENGOLAHAN MODAL KERJA

PENGOLAHAN MODAL KERJA PENGOLAHAN MODAL KERJA MODAL KERJA Yaitu dana yang diperlukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasianal perusahaan sehari-hari, seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah guru, membayar hutang,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. mereka sendiri, dan disebut sistem lingkaran tertutup (closed-loop system). Sistem

BAB III LANDASAN TEORI. mereka sendiri, dan disebut sistem lingkaran tertutup (closed-loop system). Sistem BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan Laporan Kerja Praktek. Landasan teori yang akan dibahas ini meliputi permasalahan- permasalahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900 NERACA KONSOLIDASI` PER 30 SEPTEMBER 2009 DAN 2008 3 CATATAN ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c, 2l, 4, 24 Rp 3,111,393,145 Rp 1,677,351,069 Investasi jangka pendek 2d, 5 5,348,940,000 6,606,593,125

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi-transaksi tersebut dapat mengakibatkan perubahan terhadap aktiva, hutang,

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Sistem Biaya & Akumulasi Biaya (Cost System & Cost Accumulation) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Akuntansi Biaya. Sistem Biaya & Akumulasi Biaya (Cost System & Cost Accumulation) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akuntansi Biaya Modul ke: Sistem Biaya & Akumulasi Biaya (Cost System & Cost Accumulation) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Sistem Biaya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Munawir (2010; 96) menjelaskan bahwa salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi- transaksi tersebut dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN MEMBACA LAPORAN KEUANGAN Denny S. Halim Jakarta, 31 Juli 2008 1 Outline Pengertian Akuntansi Proses Akuntansi Laporan Keuangan Neraca Laporan Rugi Laba Laporan Arus Kas Pentingnya Laporan Keuangan Keterbatasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa BAB IV ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk IV.1 Analisis Laporan Arus Kas Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya.

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING 1 Pengertian Metode Harga Pokok Pesanan Metode ini digunakan oleh perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan. Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan

Lebih terperinci

langsung Biaya Tenaga kerja

langsung Biaya Tenaga kerja SIKLUS PEMBUATAN PRODUK SIKLUS AKUNTANSI BIAYA Pembelian dan Penyimpanan Penentuan harga Pokok bahan baku Yang dibeli Pengolahan Menjadi Produk jadi langsung Biaya Tenaga kerja Penentuan Harga pokok Yang

Lebih terperinci

1. Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan 2. Manfaat, Tujuan dan Skema ALK

1. Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan 2. Manfaat, Tujuan dan Skema ALK 1 1. General Overview 2. Dasar dasar Analisis laporan Keuangan 1. Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan 2. Manfaat, Tujuan dan Skema ALK 3. Analisis Komparatif Laporan Keuangan 4. Analisis Common Size

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang membahas mengenai penentuan harga pokok produk. Akuntansi biaya secara khusus berkaitan dengan

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

DR. Dudi Rudianto, SE, MSi. Jl. Raya Ekonomi B/16 Komp. YPKP Bandung (022) / Fax (022)

DR. Dudi Rudianto, SE, MSi. Jl. Raya Ekonomi B/16 Komp. YPKP Bandung (022) / Fax (022) CURRENT LIABILITIES By : DR. Dudi Rudianto, SE, MSi. Jl. Raya Ekonomi B/16 Komp. YPKP Bandung (022) 7232288/ 08122488071 Fax (022) 7201756 Email : duddyrudianto@telkom.netdd di t Financing Decisions :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Wicaksono (2013) yaitu studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang

Lebih terperinci