KAJIAN POTENSI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN POTENSI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL"

Transkripsi

1 KAJIAN POTENSI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL 1. Pendahuluan. Otonomi daerah telah diluncurkan sejak berlakuknaya Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan undang undang Nomor 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan. Berlakunya kedua undang-undang tersebut dan penggantinya membawa konsekwensi tertentu bagi daerah. Pada satu sisi terdapat keleluasaan daerah untuk mengatur dan mengelola rumah tangganya sendiri sesuai dengan situasi dan kondisi daerah masing-masing. Segala perencanaan terkait dengan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat dapat secara fleksibel direncanakan di daerah sesuai dengan kondisi dan kemampuan daerah setempat. Namun demikian, pada sisi yang lain hal tersebut membawa konsekwensi logis pada tanggung jawab dan sumber pembiayaan. Daerah dituntut untuk semakin mandiri dalam perencanaan maupun pembiayaan. Bertitik dari kondisi tersebut, penting sekali bagi setiap daerah untuk menggali segenap potensi yang dimilikinya dalam upaya meningkatkan pembangunan di daerah yang berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakatnya. Penentuan prioritas wilayah dan sektor pengembangan seringkali menjadi salah satu permasalahan bagi pemerintah daerah dalam merencanakan pembangunannya. Misalnya, apakah memprioritaskan wilayah pengembangan atau memprioritaskan sektoral sebagai prioritas utama pembangunan. Namun, seringkali penggalian dan pemberdayaan potensi dalam konteks pembangunan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi menimbulkan masalah baru, terkait dengan dampak pengembangan tersebut,. Beberapa permasalahan yang sering kurang mendapat perhatian antara lain masalah sosial (terutama pendidikan dan kesehatan) serta masalah kelestarian lingkungan. Pembangunan yang bertujuan meningkatkan kesjahteraan hendaknya merupakan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Dengan demikian, kesinambungan pembangunan dapat dipertahankan dalam jangka panjang. Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal 1

2 Pada sisi lain di era globalisasi dan persaingan ekonomi global, peningkatan daya saing daerah menjadi krusial, mengingat keberhasilan (kelangsungan hidup) komunitas ditentukan oleh kemampuannya beradaptasi terhadap perubahan yang cepat dan meningkatnya kompetisi pasar. Oleh karena itu, setiap daerah perlu mengidentifikasi dan menganalisis potensi wilayah terutama berbasis keunggulan lokal. Dengan demikian daerah diharapkan benar-benar mampu menjadi basis pertumbuhan ekonomi nasional. Suatu daerah melakukan penggalian atas sumbersumber daya yang dimilikinya, sehingga daerah tersebut memiliki kemampuan untuk menjadi unggul. Dengan menggunakan beberapa metode pendekatan berikut: a. Melakukan analisis dengan metode Location Quotient (LQ). b. Melakukan analisis pergeseran (Shift-Share) c. Melakukan analisis sumberdaya dan IPTEK. d. Melakukan analisis sinergitas kebijakan. e. Capital Output Ratio (COR) f. Analisis Skalogram g. Melakukan analisis homogenitas aktivitas. h. Melakukan analisis kesesuaian lahan. i. Melakukan analisis daya dukung lingkungan dan manajemen resiko. j. Melakukan analisis sistem transportasi (Origin Destination). k. Melakukan analisis pariwisata. l. Melakukan analisis SWOT. m. Menyusun sistem informasi geografis (SIG) hasil kajian potensi. Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi secara ilmiah rincian semua kekayaan/sumberdaya baik fisik dan non fisik pada area (wilayah kecamatan tertentu) sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi kekuatan dan potensi untuk dapat mensejahterakan masyarakat. Hasil identifikasi selanjutnya akan digunakan sebagai acuan penyusunan kebijakan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal 2

3 2. Gambaran Umum Kecamatan Limbangan merupakan salah satu 16 Kecamatan yang berada dalam wilayah administrasi Kabupaten Kendal dengan ketinggian tanah kurang lebih 426 meter dari permukaan laut. Kecamatan Limbangan yang memiliki luas wilayah 71.71km2 atau sebesar 7.16% wilayah Kabupaten Kendal. Secara administratif, Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal terdiri dari 16 desa. Penggunaan terbesar tanah adalah berupa hutan dan tanah tegalan, masing-masing 38.98% dan 34.93%. Kecamatan Limbangan juga masih memiliki tanah sawah yang cukup luas, 17.04% wilayah Kecamatan. Tidak ada tanah yang digunakan untuk pengembangan tambak dan kolam. Jumlah penduduk Kecamatan Limbangan pada tahun 2009 sebanyak 34,339 jiwa, meningkat menjadi 34,546 jiwa dan mengalami peningkatan lagi pada tahun 2011 menjadi 34,468 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki dengan perempuan cukup berimbang dengan penduduk perempuan cenderung lebih banyak. Desa Limbangan merupakan Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak dan terpadat dengan jumlah penduduk 5,196 jiwa atau 15.07% dari total penduduk. Kecamatan Kedungboto menempati urutan kedua dengan jumlah 3,585 jiwa atau 10.40% dan Desa Peron disusul desa Meteseh dengan jumlah 3,447 jiwa atau 10.00% total penduduk Kecamatan Limbangan. Distribusi kenetagakerjaan menurut sektor menunjukkan bahwa tiga sektor terbesar di Kabupaten Kendal, yakni sektor Pertanian, sektor Industri Pengolahan dan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran juga merupakan sektor penyerap tenaga kerja tertinggi di Kecamatan Limbangan. Mayoritas penduduk berumur 10 tahun ke atas bekerja disektor Pertanian. 3. Potensi Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Analisis Deskriptif. Tanaman Pangan, Perkebunan, Peternakan serta Perikanan merupakan beberapa jenis sumberdaya Kecamatan Limbangan. Sebagai gambaran sumber daya hayati Kecamatan Limbangan adalah sebagai berikut : Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal 3

4 1) Tanaman Pangan Berbagai jenis tanaman pangan yang dikembangkan di wilayah Kecamatan Limbangan antara lain padi yang meliputi padi sawah dan padi gogo, jagung, ubi kayu, ubi jalar dan kacang tanah. Dengan luas lahan 1,370 Ha, total produksi padi di Kecamatan Limbangan mencapai 7,447 ton pada tahun Luas lahan padi sebesar 10.89% luas lahan di Kecamatan Limbangan. Adapun total produksi mencapai 59.17% produksi tanaman pangan. Seiring dengan penciutan lahan pertanian sawah, total produksi padi menurun menjadi 5,003 Ton pada tahun 2011 dengan luas lahan 1,037 Ha. Di Kecamatan Limbangan tidak dikembangkan padi jenis Gogo. Hasil produksi padi merata di semua desa, namun secara berturut-turut desa-desa penghasil padi terbanyak antara lain Tamanrejo, Pakis, Pagerwojo, Limbangan dan Tabet. Selain padi, berdasarkan informasi narasumber dari Kecamatan Limbangan diperoleh informasi bahwa sayuran wortel, kol/kobis dan cabe merah merupakan hasil pertanian yang potensial di Kecamatan Limbangan. Sayur-sayuran ini banyak dihasilkan di desa Gondang dan Pakis. 2) Tanaman Perkebunan/perdagangan Bedasarkan data statistik Kecamatan Limbangan Dalam Angka 2011 hanya terpaparkan dua jenis tanaman perkebunan yang ada di Kecamatan Limbangan, yakni Kelapa dan Kapok. Penelusuran lebih lanjut mengenai potensi tanaman perkebunan terungkap bahwa kelapa tersebar pada semua desa di Kecamatan Limbangan, namun dalam kelompok kecil-kecil sehingga secara keseluruhan produksi kelapa di Kecamatan ini cukup banyak. Selain itu, melalui survei lapangan juga terungkap bahwa sumberdaya hayati teh, kopi, alpukat, karet dan gula aren merupakan tanaman perkebunan yang dinilai potensial di Kecamatan Limbangan. Teh dan kopi banyak dihasilkan di desa Peron, sementara itu desa Ngesrepbalong dan Gonoharjo merupakan sentra gula Aren. Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal 4

5 3) Kehutanan Untuk kelompok tanaman kehutanan, diketahui bahwa karet dan sengon merupakan hasil hutan yang cukup besar dihasilkan. Untuk karet rakyat berada di desa Kedungboto. 4) Peternakan Kambing, dan sapi biasa merupakan jenis ternak yang dinilai potensial oleh beberapa narasumber. Populasi kambing pada tahun 2011 mencapai lebih dari 56% populasi ternak besar. Angka ini meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sementara itu sapi biasa memiliki proporsi sekitar 22% populasi ternak besar. Jika proporsi kambing semakin meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya, sebaliknya populasi sapi biasa menurun dibanding tahun sebelumnya. Populasi kambing merata di semua desa, namun beberapa yang terbesar antara lain Margosari, Ngesrepbalong, Pagerwojo dan Pakis Analisis Location Quotient (LQ) 1) Tanaman Pangan: Kecamatan Limbangan merupakan basis untuk produksi tanaman pangan padi, ubi kayu, dan ubi jalar. Penelusuran desa-desa penghasil padi, produksi padi merupakan produksi basis di desa Pakis, Sumberrahayu, Tambahsari, Pagertoya, Sriwulan, Tabet, Ngesrepbalong, Pagerwojo dan Tamanrejo. Untuk ubi jalar banyak dihasilkan di Gondang, Pakis, Limbangan, Gonoharjo, Jawisari dan Pagerwojo. 2) Peternakan: Berdasarkan hasil perhitungan LQ, semua desa di Kecamatan Limbangan dapat menjadi basis pengembangan ternak kambing kecuali Gondang, Sumberahayu dan Limbangan. Desa Limbangan, Gonoharjo dan Margosari dapat dijadikan basis pengembangan produksi telor ayam ras. Hasil perhitungan LQ untuk menentukan desa basis ini sejalan dengan penilaian narasumber dalam penyusunan potensi Kecamatan Limbangan Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal 5

6 Kecamatan Limbangan memiliki beberapa potensi obyek wisata, yaitu : 1. Sumber Air Panas di desa Gonoharjo 2. Sekatul/Margosari (telah berkembang dengan area outbond dan menjadi salah satu daerah wisata edukasi) 3. Air Terjun Panglebur Gongso di desa Gondang 4. Goa Jepang di Desa Ngesrepbalong. Selain itu, di Tingkat Kabupaten telah diwacanakan untuk pengembangan taman safari di desa Pakis- Gondang. Bahkan telah masuk dalam Perda Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Kendal Analisis Kesesuaian Lahan Dengan mempertimbangkan berbagai jenis dan permasalahan sebagaimana dipaparkan maupun gambaran situasi kondisi yang terkait gambaran umum wilayah penelitian dapat dilihat bahwa: 1. Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal pada dasarnya memiliki faktor anugerah alam yang besar untuk pengembangan sumberdaya hayati yaitu: a. Pertanian tanaman pangan. Analisis LQ menunjukkan bahwa Kecamatan Limbangan merupakan basis komoditas pangan padi sawah dan ubi kayu. Terkait ubi kayu telah berkembangan makanan olahan ubi kayu dalam bentuk criping/kripik yang mulai dikenal masyarakat di luar Kecamatan Limbangan. b. Selain tanaman pangan, Kecamatan Limbangan memiliki potensi tanaman perkebunan yang sudah cukup terkenal yaitu teh dan kopi yang sesuai lokasinya dataran tinggi. c. Ternak Kambing merupakan ternak dengan populasi yang besar dan tersebar di seluruh pelosok desa d. Komoditas yang bersumber dari ternak unggas dan merupakan komoditas basis terhadap Kabupaten Kendal adalah telor ayam buras dan ternak ayam kampung Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal 6

7 e. Terdapat tiga obyek pariwisata yang ada di Kecamatan Limbangan yaitu wisata dan outbond Kampung Jowo Sekatul di Margosari, Sumber air panas di Gonoharjo dan Goa Jepang. 2. Dukungan IPTEK. Potensi-potensi yang ada di Kecamatan Limbangan pada dasarnya masih dikelola secara subsisten. Dalam survei lapangan yang dilakukan terungkap bahwa dalam mengelola potensi masyarakat belum berpikir bisnis atau komersial, tetapi lebih menekankan pada kecukupan pemenuhan kebutuhan keluarga. Teknologi yang digunakan adalah teknologi sederhana. Konsisi demikian dapat dikaitkan dengan tingkat pendidikan msyarakat yang relatif rendah serta kecenderungan sifat penduduk desa yang menerima kondisi apa adanya. Dengan melihat potensi pertanian tanaman pangan dan populasi ternak besar yang berada diwilayah kecamatan Limbangan dapat dilihat bahwa pertanian tanaman pangan padi sawah dapat dikembangkan menjadi tanaman padi sawah organik. Criping ubi kayu dapat dikembangkan sebagai produk pendukung pariwisata sebagai oleh-oleh kas Limbangan Analisis Sinergitas Kebijakan. Sinergitas kebijakan merupakan hal yang sangat penting dalam pembangunan. Adanya sinergitas kebijakan akan menjadikan daya dorong pengembangan suatu wilayah menjadi lebih besar dan efisien. Berdasarkan survei dan informasi darai beberapa pemangku kepentingan, dalam pengembangan wilayah kecamatan tidak terdapat benturan kepentingan, namun demikian tetap diperlukan koordinasi yang baik antar SKPD karena terdapat beberapa SKPD yang dapat mengambil peran dalam pengembangan suatu wilayah, misalnya dinas pertanian, dinas pariwisata, dinas perindustrian dan perdagangan, Bappeda dan lain lain. Sinergitas kebijakan dalam pengembangan wilayah kecamatan Limbangan juga terjadi karena perencanaan di Tingkat kecamatan yang sesuai dengan potensi Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal 7

8 kecamatan mengacu pada kebijakan di Tingkat Kabupaten Kendal dimana kebijakan ditingkat Kabupaten Kendal mengacu pada kebijakan tingkat propinsi Jawa Tengah Analisis Skalogram Guna mengidentifikasi peranan suatu Kecamatan berdasarkan pada kemampuan tiap Kecamatan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, dalam kajian ini digunakan teknik analisis Skalogram. Hal tersebut didasarkan pada asumsi semakin lengkap fasilitas ekonomi maupun sosial pada suatu Kecamatan, maka Kecamatan tersebut potensial sebagai pusat pertumbuhan. Menurut Blakely (1994: 94-99), dalam identifikasi potensi Kecamatan ini, fasilitas yang teridentifikasi antara lain sekolah, tempat ibadah, pelayanan kesehatan dan lain-lain. Dari hasil analisis Skalogram dapat diketahui bahwa dilihat dari jumlah fasilitas yang ada, desa Ngesrepbalong merupakan desa yang paling banyak memiliki fasilitas sosial. Namun demikian, dilihat dari jenis prasarana yang dimiliki, Desa Limbangan sebagai kota Kecamatan memiliki fasilitas terlengkap Analisis Homogenitas Aktivitas Terkait dengan homogenitas aktivitas di wilayah kecamatan Limbangan, dapat dikatakan bahwa aktivitas masyarakat kecamatan Kecamatan Limbangan relatif homogeny. Hal demikian disebabkan karena adanya persamaan karakter individu yang sebagian besar adalah petani, dengan tingkat pendidikan rendah dan berada diwilayah pedesan dengan kultur yang sama. Homogenitas aktivitas juga tercermin pada adanya kesadaran pada tingkat pemerintahan kabupaten akan hal-hal terkait dengan pengembangan potensi wilayah sebagaimana disebutkan dalam RPJP. Beberapa hal tersebut yaitu: Beberapa wilayah yang memiliki produk unggulan dan lokasi strategis di Kabupaten Kendal yang belum dikembangkan secara optimal. Hal itu disebabkan, antara lain : a) adanya keterbatasan informasi pasar dan teknologi untuk pengembangan produk unggulan; Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal 8

9 b) belum adanya sikap profesionalisme dan kewirausahaan dari pelaku pengembangan kawasan di daerah; c) belum optimalnya dukungan kebijakan daerah yang berpihak pada petani dan pelaku usaha swasta; d) belum berkembangnya infrastruktur kelembagaan yang berorientasi pada pengelolaan pengembangan usaha yang berkelanjutan dalam erekonomian daerah; e) masih terbatasnya akses petani dan pelaku usaha skala kecil terhadap modal pengembangan usaha, input produksi, dukungan teknologi, dan jaringan f) pemasaran, dalam upaya mengembangkan peluang usaha dan kerja sama investasi; g) keterbatasan jaringan prasarana dan sarana fisik dan ekonomi dalam mendukung pengembangan kawasan dan produk unggulan daerah; dan h) belum optimalnya pemanfaatan kerangka kerja sama antarwilayah untuk mendukung peningkatan daya saing kawasan dan produk unggulan. Adanya kesadaran atas peberapa permasalahan akan dapat menjadi dasar persamaan arah dan gerak pembangunan. Mengacu pada homogenistas karakter lahan, maka dapat dikembangkan kawasan padi, kawasan ubi jalar, kawasan pengembangan ternak besar dan unggas dan kawasan wisata Analisis daya dukung lingkungan dan manajemen resiko Keragaman hayati tananaman pangan, potensi perkebuna dan peternakak merupakan bagian dari daya dukung lingkungan Kecamatan Limbangan. Sebagai sarana mobilitas, kecamatan Limbangan didukung dengan kondisi jalan darat yang cukup baik. Daya dukung lingkungan non fisik adalah keterbukaan masyarakat dan keramahtamahan masyarakat. Namun demikian, sebagaimana juga telah disebutkan dalam RPJP Kabupaten Kendal , beberapa permasalahan yang dihadapi terkait dengan daya dukung lingkungan antara lain keinginan untuk memperoleh keuntungan ekonomi Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal 9

10 jangka pendek seringkali menimbulkan keinginan untuk mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan sehingga menurunkan kualitas dan kuantitas sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta memperbesar risiko timbulnya korban akibat bencana alam. Selain itu, sering terjadi konflik pemanfaatan ruang antarsektor, contohnya konflik antara kehutanan dan pertambangan, perindustrian dan pertanian. Beberapa penyebab utama terjadinya permasalahan tersebut adalah : a) belum tepatnya kompetensi sumber daya manusia dalam bidang pengelolaan b) penataan ruang; c) rendahnya kualitas dari rencana tata ruang; d) belum diacunya peraturan perundang perundangan penataan ruang sebagai payung kebijakan pemanfaatan ruang bagi semua sektor; dan e) lemahnya penerapan hukum berkenaan dengan pemanfaatan ruang dan penegakan hukum terhadap pelanggaran berkenaan dengan pemanfaatan ruang. Namun demikian, terdapat kemungkinan risiko yang dihadapi dalam pengembangan wilayah yakni resistensi masyarakat untuk tetap berpikir subsisten. Hal demikian disebabkan karena adanya tekanan kebutuhan hidup sehari-hari. Risiko sosial yang akan terjadi ketika suatu wilayah dikembangkan adalah adanya perubahan pola perilaku masyarakat, khususnya pada masyarakat yang berada disekitar pengembangan obyek pariwisata Analisis Sistem Tranportasi Terkait dengan fasilitas ekonomi, terutama mobilisasi sumberdaya, Kecamatan Limbangan didukung dengan ketersediaan jalan darat dengan beberapa jembatan (jembatan besi dan jembatan beton) yang memadai. Sekitar 70 % ( 50km) jalan merupakan jalan beraspal. Sementatara itu, 30% (23 Km) lainnya merupakan jalan kerikil. Namun demikian, jika dilihat dari kondisi jalan, data tahun 2011 menunjukkan bahwa hampir 35% jalan di Kecamatan Limbangan dalam kondisi rusak dan rusak berat. Selain itu, kelas jalan di Kecamatan Limbangan adalah jalan Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal 10

11 kelas V dan lainnya. Kondisi demikian perlu mendapat perhatian dari pemerintah. Sebab, untuk mengembangkan suatu wilayah sebagai pusat pertumbuhan perlu didukung sarana mobilitas yang baik. Demikian juga Kecamatan Limbangan yang memiliki beberapa potensi ekonomi yang siap untuk dikembangkan seperti tanaman pangan dan holtikultura, hasil hutan maupun pariwisata. Dilihat dari ketersediaan sarana angkutnya yakni mobil angkutan umum hanya tersedia pada beberapa desa, artinya tidak semua desa dapat diakses dengan angkutan umum. Salah satu desa yang tidak dapat diakses dengan angkutan umum adalah desa Ngesrepbalong. Padahal, selain memiliki potensi dalam bentuk sumberdaya hayati seperti ubikayu, ubi jalar dan ternak besar kambing, di desa Ngesrepbalong terdapat obyek wisata yang dapat dikembangkan yakni Goa Kiskendo. Seperti halnya Ngesrepbalong, Gonoharjo juga merupakan desa yang memiliki potensi namun belum didukung dengan ketersediaan mobil penumpang umum. Sarana angkutan darat yang banyak tersedia adalah kendaraan pribadi, sepeda motor dan sepeda. Dengan mengacu pada beberapa metode pendekatan tersebut ditemukan beberapa potensi dan sebaran wilayah potensi kecamatan Limbangan sebagai berikut: Tanaman Pangan, Perkebunan, Peternakan serta Perikanan dan Kelautan merupakan beberapa jenis sumberdaya di Kecamatan Limbangan. Sebagai gambaran sumber daya hayati Kecamatan Limbangan adalah sebagai berikut: 3) Tanaman Pangan; berbagai jenis tanaman pangan yang dikembangkan di wilayah Kecamatan Limbangan antara lain padi yang meliputi padi sawah dan padi gogo, jagung, ubi kayu, ubi jalar dan kacang tanah. Selain padi, berdasarkan informasi dari narasumber dari Kecamatan Limbangan diperoleh informasi bahwa sayuran wortel, kol/kobis dan cabe merah merupakan hasil pertanian yang potensial di Kecamatan Limbangan. Sayur-sayuran ini banyak dihasilkan di desa Gondang dan Pakis. Kecamatan Limbangan merupakan basis untuk produksi tanaman pangan padi, ubi kayu, dan ubi jalar. Lokasi prioritas pengembangan padi yaitu Pakis, Limbangan dan Tamanrejo. Pengembangan ubi kayu di desa Kedungboto, Gondang dan Ngesrepbalong. Ubi jalar di desa Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal 11

12 Ngesrepbalong, Tamanrejo, dan Margosari. Wortel, kol dan cabe merah di Gondang dan Pakis. 4) Tanaman Perkebunan/perdagangan; Berdasarkan data statistik Kecamatan Limbangan Dalam Angka 2011 hanya terpaparkan dua jenis tanaman perkebunan yang ada di Kecamatan Limbangan, yakni Kelapa dan Kapok. Penelusuran lebih lanjut mengenai potensi tanaman perkebuban terungkap bahwa sumberdaya hayati teh dan kopi merupakan tanaman perkebunan yang dinilai potensial di Kecamatan Limbangan. Teh dan kopi banyak dihasilkan di desa Peron. 5) Kehutanan; Untuk kelompok tanaman kehutanan, diketahui bahwa karet dan sengon merupakan hasil hutan yang cukup besar dihasilkan. 6) Peternakan; Kambing dan sapi biasa merupakan jenis ternak yang dinilai potensial oleh beberapa narasumber. Proporsi kambing semakin meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya, namun populasi sapi biasa menurun dibanding tahun sebelumnya. Hasil peternakaan berupa telor yang banyak terdapat di Kecamatan Limbangan adalah telor ayam ras. Hasil produksi telor itik cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Telor ayam Buras Kecamatan Limbangan merupakan basis untuk Kabupaten Kendal. Sementara itu, untuk ternak ayam, ayam ras merupakan basis. Wilayah pengembangan telor berada di desa Limbangan. Untuk pengembangan ayam kampung di Gondang, Ngesrepbalong dan Limbangan. 7) Pengembangan pariwisata sesuai denngan keberadaan obyek yaitu Kampung Jowo Sekatul di Margosari, Sumber air panas di Gonoharjo dan Goa Jepang di Ngesrepbalong Analisis Pariwisata. Kecamatan Limbangan memiliki beberapa potensi obyek wisata, yaitu: 1. Sumber Air Panas di desa Gonoharjo 2. Sekatul/Margosari (telah berkembang dengan area outbond dan menjadi salah satu daerah wisata edukasi) Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal 12

13 3. Air Terjun Panglebur Gongso di desa Gondang 4. Goa Jepang di Desa Ngesrepbalong.Analisis pariwisata dalam identifikasi potensi ini dilakukan terhadap beberapa unsur destinasi sebagai berikut: a. Daya Tarik (Attractions) Obyek wisata Kampoeng Jawo Sekatul menawarkan keunggulan alam dan dan area outbond maupun wisata edukasi. Kampoeng Jawa Sekatul menempati area sekitar $ Hadi perbukitan Medini yang terdiri atas hamparan perbukitan yang berhawa sejuk dengan pesina keindahan persawahan. Perkebunan strawberi, perkebunan panili, tanaman obatobatan, buah-buahan, hewan peliharaan, kolam pemancingan maupun kolan renang menjadi daya tarik tersendiri di Kampoeng Jawa. Bangunan kas Jawa tercermin pada rumah-rumah persinggahan dengan bangunan bentuk Joglo. b. Akomodasi: Secara keseluruhan pada ketiga obyek wisata yang diamati belum memiliki dukungan fasilitas yang memadai sebagai obyek wisata. Terkait dengan fasilitas akomodasi saat ini nampaknya dapat dimasukkan dalam prioritas pengembangan c. Makanan/minuman dan cinderamata: Sejauh pengamatan di lapangan serta informasi melalui wawancara dengan stakeholder, sampai dengan saat ini belum teridentifikasi kekhasan dalam bentuk makanan maupun cendera mata. d. Pemandu: Untuk obyek wisata Kapung Kowo Sekatul di margosari tersedia pemandu yakni pengelola wisata. Sementara itu, untuk Obyek wisata Sumber air Panas Gonoharjo dan Goa Kiskenda yang memang belum berkembang dan didukung pemandu yang memadai. e. Infrastruktur : Jalan Darat; kondisi jalan menuju lokasi adalah jalan beraspal yang cukup baik. Listrik; Dukungan infrastruktur listrik nampaknya cukup memadai pada ketiga obyek wisata. Hal tersebut tercermin dengan tersedianya jaringan listrik yang telah terpasang pada kawasan lokasi obyekobyek wisata. Namun demikian, dalam penelitian ini tidak teridentifikasi bagaimana kualitas sambungan listrik yang ada. Komunikasi; Dalam Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal 13

14 penelitian ini belum teridentifikasi ketersediaan sambungan telepon. Namun demikian, pemanfaatan telepon seluler pada lokasi untuk beberapa operator dapat dilakukan dengan lancar. f. Transportasi: Pada ketiga obyek wisata belum dapat dijangkau dengan moda transportasi umum, namun mudah dijangkau dengan kendaraan pribadi g. Keramahtamahan (hospitality) dan Keamanan: Pada unsur keramahtamahan dan keamanan, dalam kajian ini belum tergali banyak informasi yang terkait. Namun demikian, atas dasar pengamatan dilapangan serta interaksi dengan penduduk/aparat setempat pada ketiga obyek wisata menunjukkan adanya sikap keterbukaan masyarakat dalam menerima pendatang. 4. Analisis SWOT 4.1. Tanaman Pangan dan holtikultura Evaluasi Faktor Strength (Kekuatan) Weakness (Kelemahan) Faktor Internal Faktor Eksternal a. Keberagaman jenis tanaman pangan b. Ketersediaan lahan tanaman pangan memadai. c. Ketersediaan sumberdaya manusia d. Dukungan pemerintah a. Potensi alam dan geografi mendukung b. Sumber ketahanan pangan a. Teknologi sederhana b. Pengelolaan bersifat subsisten c. Pengelolan pasca panen untuk meningkatkan nilai tambah masih lemah d. Faktor kelembagaan petani termasuk sistem informasi manajemen e. Kesulitan mengantisipasi iklim f. Pengetahuan budidaya pertanian cenderung rendah Opportunity (Peluang) Strategi S O Strategi W O a. Kebutuhan Permintaan tanaman pangan tinggi a. Mengembangkan kegiatan agribisnis yang memberikan nilai tambah tinggi hasil-hasil tanaman a. Pelatihan penguasaan/ado psi teknologi tepat guna Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal 14

15 b. Pertumbuhan penduduk yang menyebabkan kebutuhan pangan meningkat c. Perkembangan Tekonologi d. Kebijakan Pemerintah pangan b. Mengoptimalkan pemanfaatan lahan c. Melakukan promosi untuk mendatangkan pananam modal di bidang pertanian yang berbasis pada potensi sumberdaya lokal b. Membentuk kelompok usaha bersama petani/ membentuk kelompok tani c. Pemetaan sistem informasi manajemen maupun sistem informasi geografis d. Meningkatkan akses petani pada sumber-sumber pembiayaan Threat (Ancaman) Strategi S T Strategi W T a. Persaingan yang semakin tinggi b. Globalisasi dan Perdagangan bebas c. Alih fungsi lahan pada masa yang akan datang. d. Faktor perubahan iklim a. Pengaturan/regulasi alih fungsi lahan pertanian b. Pelatihan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya pertanian c. Pengembangan pertanian organik a. Meningkatkan kualitas Sumberdaya petani dan semua pemangku kepentingan b. Mengembangkan produk olahan pertanian untuk meningkatkan nilai tambah c. Pengembangan teknologi tepat guna untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing d. Memberikan bantuan teknis kepada petani Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal 15

16 4.2. Perkebunan Evaluasi Faktor Strength (Kekuatan) Weakness (Kelemahan) Faktor Internal Faktor Eksternal a. Keberagaman hasil perkebunan b. Ketersediaan lahan pengembangan c. Berpotensi karena keterkaitannya dengan industri makanan dan minuman a. Hasil dipengaruhi faktor iklim b. Kapasitas produksi relatif kecil c. Tingkat pertumbuhannya cenderung menurun d. Keterbatasan teknologi pengolah hasil pertanian e. Akses informasi pasar relatif rendah f. Pengelolaan produksi masih cenderung masih subsisten/orientasi bisnisnya rendah Opportunity (Peluang) Strategi S O Strategi W O a. Dukungan Pemerintah. b. Permintaan terhadap Gula kelapa untuk pasar lokal dan pasar ekspor tinggi c. Peluang informasi pasar semakin besar dengan pemanfaatan ICT (Information Communication Technology) d. Peluang pemanfaatan bisnis online e. Dukungan kebijakan pengembangan Industri nasional berbasis gula kelapa oleh pemerintah dalam pengembangan a. Meningkatkan keahlian petani pekebun b. Menodorong terbentuknya IKM berbasis sumberdaya lokal c. Pendampingan secara langsung baik pendampingan teknis maupun tenaga ahli. d. Pembentukan kelompok usaha bersama/penguatan kelompok e. Peningkatan penguasaan teknologi informasi dan fasilitasi infrastruktur. a. Pengayaan terhadap para petani pekebun dengan pengetahuan tentang standardisasi produk. b. Fasilitasi pembentukan jejaring untuk meningkatkan akses pasar c. Pendampingan manajemen dan capacity building pelaku usaha untuk dapat meningkatkan nilai tambah serta pengetahuan bisnis d. Peningkatan akses informasi pasar Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal 16

17 sentra IKM f. Peluang Ekspor besar Threat (Ancaman) Strategi S T Strategi W T a. Perekonomian global yang fluktuatif b. Adanya kemungkinan produk yang sama (berbasis gula kelapa) dari negara lain yang juga berkembang. a. Modernisasi proses/peralatan produksi berbasis kelapa b. Meningkatkan efisiensi sehingga daya saing meningkat c. Memperkuat struktur permodalan, jalur distribusi serta aspek manajemen yang lainnya d. Peningkatan kegiatan promosi a. Fasilitasi standardisasi kualitas bahan baku b. Peningkatan mutu produk c. Pengembangan klaster untuk meningkatkan dan kerjasama dalam IKM untuk meningkatkan pemanfaatan economies of scale Pariwisata Evaluasi Faktor Strength (Kekuatan) Weakness (Kelemahan) Faktor Internal Faktor Eksternal a. Potensi obyek wisata berdekatan b. Aksesibilitas memadai c. Keberagaman obyek wisata e. Dukungan pemerintah f. Kultur sesuai dengan jenis wisata yang dikembangkan (wisata religi) a. Belum di kelola dengan baik b. Belum terkenal c. Akses ke obyek wisata sulit, belum dapat dijangkau oleh angkutan umum d. Belum tersinerginya antar obyek wisata Opportunity (Peluang) a. Kebutuhan masyarakat akan rekreasi semakin tinggi seiring dengan meningkatnya daya beli Strategi S O Strategi W O a. Pengembangan kawasan wisata b. Melakukan promosi untuk mendatangkan pananam modal untuk mengembangkan a. Promosi b. Pengembangan moda transportasi umum ke obyek wisata untuk meningkatkan akses c. Pengembangan kawasan wisata Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal 17

18 b. Memiliki beberapa obyek wisata yang dapat dikembangkan c. Kebutuhan pariwisata meningkat seiring pertumbuhan penduduk obyek wisata d. Pemetaan sistem informasi manajemen maupun sistem informasi geografis Threat (Ancaman) Strategi S T Strategi W T a. Perubahan perilaku masyarakat yang lebih suka berekreasi dengan cara shoping b. Persaingan dengan daerah lain untuk jenis obyek wisata yang sama a. Positioning obyek wisata b. Mengembangkan keunikan yang menjadi pembeda dengan obyek wisata yang sama di daerah lain Bekerjasama dengan travel agent and tour untuk menyusun paket wisata 4.4. Industri Evaluasi Faktor Strength (Kekuatan) Weakness (Kelemahan) Faktor Internal Faktor Eksternal g. Dukungan sumberdaya h. Berbasis sumberdaya lokal e. Belum terkenal f. Skala industri rumah tangga g. Manajemen perusahaan lemah h. Akses modal dan pasar rendah i. Mutu produk belum terstandardisasi Opportunity (Peluang) Strategi S O Strategi W O a. Pertumbuhan penduduk b. Daya beli masyarakat semakin tinggi c. Permintaan makanan olahan yang cenderung meningkat d. Terbukanya pasar a. Fasilitasi informasi pasar b. Fasilitasi modal c. Mengembangkan industri makanan olahan yang berorientasi ekspor a. Promosi b. Penguatan kelembagaan pelaku usaha dngan membentuk usaha bersama c. Pelatihan Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal 18

19 ekspor e. Ketersediaan SDM angkatan kerja yang belum terdayagunakan secara optimal pengembangan produk Threat (Ancaman) Strategi S T Strategi W T c. Persaingan industri d. Standarisasi yang semakin ketat e. Isu lingkungan f. Kepercayaan terhadap produk IKM dalam negeri cenderung masih rendah c. Bimbingan Teknis/pendampingan d. Peningkatan pengetahuan pelaku usaha tentang pasar a. Bimbingan teknis b. Pelatihan ketrampilan pelaku pasar untuk mengembangkan produk 5. Prioritas Wilayah Pengembangan Potensi Kecamatan Berbagai ragam sumberdaya hayati dan sumberdaya alam lainnya serta pariwisata menunjukkan bahwa Kecamatan Limbangan memiliki beberapa potensi yang dapat dikembangkan. Agar upaya pengembangan dapat dilakukan secara terfokus, maka pemerintah perlu menentukan titik-titik lokasi sebagai prioritas wilayah pengembangan. Pada Tabel 1 berikut disajikan beberapa titik lokasi sebagai pengembangan. Penentuan titik lokasi pengembangan dalam identifikasi potensi ini tidak hanya mendasarkan pada satu dasar atau satu alat analisis tertentu, tetapi dengan mempertimbangkan beberapa hasil analisis yang digunakan dalam analisis ini. Tebel 1 Titik-titik Lokasi Prioritas Pengembangan Limbangan Sektor/Subsektor Tanaman pangan Jenis Potensi Titik Lokasi Pengembangan Keterangan Padi Sawah Pakis. Limbangan, Tamanrejo Merupakan produk basis Kecamatan, pemilihan lokasi prioritas didasarkan pada LQ, merupakan 3 desa dengan luas lahan hasil padi terbesar dan tren pertumbuhan tinggi. Ubi Kayu Kedungboto, Merupakan produk basis Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal 19

20 Sektor/Subsektor Perkebunan Perikanan Ternak Besar Unggas Jenis Potensi Ubi Jalar (menurut keterangan naram sumber tidak potensial) Titik Lokasi Pengembangan Gondang, Ngesrepbalong, Ngesrepbalong, Tamanrejo, Margosari Keterangan Kecamatan, pemilihan lokasi didasarkan pada LQ, merupakan Produk Basis Desa, merupakan 3 desa dengan luas lahan hasil padi terbesar dan tren pertumbuhan tinggi. Merupakan produk basis Kecamatan, pemilihan lokasi didasarkan pada LQ, merupakan Produk Basis Desa, merupakan 3 desa dengan luas lahan hasil padi terbesar dan tren pertumbuhan tinggi. Jumlah Populasi Wortel, Kol, Cabe Gondang, Pakis Merah Teh Ngesrepbalong Jumlah Populasi, dukungan infrastruktur Kopi Peron, Pakis Jumlah Populasi, dukungan infrastruktur Alpukat Gondang, Pakis, Ngesrepbalong, Peron Sudah di data oleh kabupaten, dan akan dikembangkan Karet Kedungboto, Peron Rp 100rb/hari, perkebunan rakyat dan besar Gula Aren Perikanan air tawar (lele, nila, karper)--> pancingan Kambing Sapi Telor Pakis, Tambahsari, Jawisari, sumberahayu Ngesrepbalong, Gonoharjo, Tamanrejo, Kedungboto, Margosari Limbangan dan Margosari (terbesar di Asia Tenggara, kandang ada ada diperbatasan singorojo dan Limbangan) Merupakan produk basis Kecamatan, pemilihan lokasi didasarkan pada LQ, jumlah populasi, dukungan infrastruktur Merupakan produk basis Kecamatan, pemilihan lokasi didasarkan pada LQ, jumlah populasi mencapai kurang lebih 50% populasi ayam petelor, dukungan infrastruktur Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal 20

21 Sektor/Subsektor Jenis Potensi Ayam Kampung Ayam Potong Titik Lokasi Pengembangan Gondang, Ngesrepbalong, Limbangan Gondang, Pakis, Tabet, Pagertoya, Gonoharjo Kehutanan Sengon Limbangan merata di semua desa Pariwisata Industri Tambang Sekatul/kampung jowo Sumber air panas, Pusat perhotelan, resort Goa Jepang, Peninggalan candi. Resmi masuk situs purbakala) Air Terjun Air Terjun Panglebur Gongso dan Gua, situs candi kuno, kuburan manuk (burung) Konservasi dan Religi (Makam Kiageng Mataram) Konservasi Alam (obyek wisatanya Hutan dengan spesies hewan terlengkap) Ada burung Mliwis migrasi dari asia australia istirahat Gula Aren Criping basis singkong, pisang, beras ketan Air Mineral Margosari Gonoharjo Ngesrepbalong Ngesrepbalong, Pakis Gondang Desa Limbangan Limbangan Limbangan, Ngesrepbalong, Peron Gonoharjo, Margosari Keterangan Merupakan produk basis Kecamatan, pemilihan lokasi didasarkan pada LQ, jumlah populasi, dukungan infrastruktur Sudah dikekola dengan baik Sesuai RTRW Sesuai RTRW Sesuai RTRW Sesuai RTRW Sesuai RTRW Home Industri Home Industri Hotel di Semarang banyak mengambil dari Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal 21

22 Sektor/Subsektor Jenis Potensi Titik Lokasi Pengembangan Keterangan Gas Panas bumi Gonoharjo, Ngesrepbalong Limbangan 6. Permasalahan, Arah Kebijakan dan Sasaran. Masih terdapat eberapa permasalahan yang dihadapi dalam upaya pengembangan potensi tersebut, baik terkait dengan sumberdaya manusia, teknologi maupun infrastruktur. Oleh karenanya, perlu disusun arah kebijakan yang sesuai dengan permasalahan agar perencanaan pembangunandapat berhasil secara optimal. Tabel 2 Permasalahan, arah kebijakan dan sasaran. 1) Tanaman Pangan Permasalahan Arah Kebijakan Sasaran g. Teknologi sederhana h. Pengelolaan bersifat subsisten i. Pengelolan pasca panen untuk meningkatkan nilai tambah masih lemah j. Faktor kelembagaan petani termasuk sistem informasi manajemen k. Keterbatasan anggaran l. Persaingan yang semakin tinggi m. Globalisasi dan Perdagangan bebas n. Alih fungsi lahan Kebijakan pengembangan pertanian diarahkan guna pemingkatan produktivitas dan peningkatan nilai tambah hasil pertanian dengan pengembangan produk olahan hasil pertanian e. Meningkatkan kualitas Sumberdaya petani dan semua pemangku kepentingan f. Mengembangkan produk olahan pertanian untuk meningkatkan nilai tambah g. Pengembangan teknologi tepat guna untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing h. Memberikan bantuan teknis kepada petani i. Memperkuat kelembagaan petani dengan membentuk kelompok tani j. Meningkatkan akses permodalan k. Capasity building untuk petani dan pengarahan untuk keluar dari pola pengelolaan pertanian subsisten Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal 22

23 pada masa yang akan datang. o. Faktor perubahan iklim l. Regulasi alih fungsi lahan Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal 23

24 2) Perkebunan Permasalahan Arah kebijakan Sasaran g. Kualitas produk relatif rendah dan tidak standar h. Hasil dipengaruhi faktor iklim i. Kapasitas produksi relatif kecil j. Sulit memanfaatkan economies of scale karena skala produksi kecil k. Akses informasi pasar relatif rendah l. Pengelolaan produksi masih cenderung subsisten/orientasi bisnisnya rendah m. Perekonomian global yang fluktuatif n. Adanya kemungkinan produk yang sama (berbasis gula kelapa) dari negara lain yang juga berkembang. Kebijakan pengembangan potensi perkebinan diarahkan pada peningkatan efisiensi, upaya menjaga kesinambungan hasil, diversifikasi produk dan peningkatan daya saing d. Meningkatnya kualitas dan standarisasi produk e. Menurunnya dampak negatif perubahan iklim. f. Meningkatnya kapasitas produksi g. Meningkatnya akses pasar h. Meningkatnya kesadaran dan kemampuan bisnis i. Meningkatnya daya saing produk 3) Pariwisata Permasalahan Arah kebijakan Sasaran a. Belum begitu dikenal b. Persaingan dengan daerah lain untuk jenis obyek wisata yang sama c. Belum di kelola dengan baik d. Obyek wisata belum terkenal Pengembangan kawasan wisata Terbentuknya kawasan wisata Limbangan Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal 24

25 4) Industri Permasalahan Arah kebijakan Sasaran a. Belum terkenal b. Skala industri rumah tangga c. Manajemen perusahaan lemah d. Akses modal dan pasar rendah e. Mutu produk belum terstandardisasi f. Persaingan industri g. Standarisasi yang semakin ketat 1. Isu lingkungan Peningkatun mutu produk, penguatan kelembagaan dan pembentukan jejaring a. Meningkatnya mutu produksi b. Meningkatnya kapasitas Produksi c. Meningkatnya kemampuan permodalan d. Meningkatnya/semakin luasnya jejaring yang mendukung perluasan pasar maupun akses modal e. Sistem menajemen yang semakin baik Tabel 3. Program dan Kegiatan Program dan Kegiatan Bidang Pembanganunan Pertanian Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Pelatihan petani dan pelaku agribisnis Penyuluhan dan pendampingan petani dan pelaku agrobisnis Peningkatan kemampuan lembaga petani Peningkatan sistem insentif dan disnisentif bagi petani/kelompok tani Penyuluhan dan bimbingan pemanfaatan dan produktivitas lahan tidur Program Peningkatan Ketahanan Pangan pertanian/perkebunan Penyusunan data base potensi produk pangan Analisis dan penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan Pemanfaatan perkarangan untuk pengembangan pangan Pemantauan dan analisis akses pangan masyarakat Pemantauan dan analisis akses harga pangan pokok Penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian SKPD Terkait Dinas Pertanian (leading untuk pertanian), Disperindag, Bappeda, Disnakertrans Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal 25

26 Program dan Kegiatan Bidang Pembanganunan Pengembangan intensifikasi tanaman padi, palawija Pengembangan diverisifikasi tanaman Pengembangan lumbung pangan desa Pengembangan model distribusi pangan yang efisien Pengembangan perbinihan/perbibitan Pengembangan sistem informasi pasar Koordinasi perumusan kebijakan pertanahan dan infrastruktur pertanian dan perdesaan Penelitian dan pengembangan sumber daya pertanian Penelitian dan pengembangan teknologi biotekhnologi Penelitian dan pengembangan teknologi budi daya Penelitian dan pengembangan teknologi pasca panen Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk perkebunan, produk pertanian Penyuluhan sumber pangan alternative Monitoring, evaluasi dan pelaporan Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan Penelitian dan pengembangan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan Fasilitasi kerjasama regioanal/nasioanal/internasional penyediaan hasil produksi pertanian/perkebunan komplementer Pembangunan sarana dan prasarana pasar kecamatan/perdesaan produksi hasil pertanian/perkebunan Pembangunan pusat-pusat etalase/eksibi/promosi atas hasil produksi pertanian/perkebuanan Pemeliharan rutin/berkala sarana dan prasarana pasar kecamatan/pedesaan produksi hasil pertanian/perkebunan Promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan unggul daerah Penyuluhan pemasaran produksi pertanian/perkebunan guna menghindari tengkulak dan sistem ijon SKPD Terkait Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal 26

27 Program dan Kegiatan Bidang Pembanganunan Pembangunan pusat-pusat penampungan produksi hasil pertanian/perkabunan masyarakat yang akan dipasarakan pengolahan informasi permintaan pasar atas hasil produksi pertanian/perkebunan masyarakat Penyuluhan distribusi pemasaran atas hasil produksi pertanian/perkebunan masyarakat Penyuluhan kualitas dan teknis kemasan hasil produksi pertanian/perkebunan yang akan dipasarkan Monitoring, evaluasi dan pelaporan Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan Penelitian dan pengembangan teknologi pertanian/perkebunan tepat guna Pengadaan sarana dan prasaranan teknologi pertanian/perkebunan tepat guna Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna Kegiatan penyuluhan penerapan teknologi pertanian/perkebunan tepat guna Pelatihan dan bimbingan pengoperasian teknologi pertanian/perkebunan tepat guna Pelatihan penerapan teknologipertanian/perkebunan modern bercocok tanam Monitoring, evaluasi dan pelaporan SKPD Terkait Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan Penyuluhan peningkatan produksi pertanian/perkebunan Penyediaan sarana produksi pertanian/perkebunan Pengembangan bibit unggul pertanian/perkebunan Sertifikasi bibit unggul pertanian/perkebunan Penyusunan kebijakan pencegahan alih fungsi lahan pertanian Monitoring, evaluasi dan pelaporan Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal 27

28 Program dan Kegiatan Bidang Pembanganunan pertanian/perkebunan Peningkatan kesejahteraan tenaga penyuluh pertanian/perkebunan Penyuluhan dan pendampingan bagi pertanian/perkebunan Pariwisata Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata Analisa pasar untuk promosi dan pemasaran objek pariwisata Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dalam pemasaran pariwisata Pengembangan jaringan kerja sama promosi pariwisata Koordinasi dengan sektor pendukung pariwisata Pelaksanaan promosi pariwisata nusantara di dalam dan di luar negeri Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program pengembangan pemasaran pariwisata Pengembangan Statistik Kepariwisataan Pelatihan pemandu wisata terpadu Program Pengembangan Destinasi Pariwisata Pengembangan objek pariwisata unggulan Peningkatan pembangunan sarana dan perasarana pariwisata Pengembangan jenis dan paket wisata unggulan Pelaksanaan koordinasi pembangunan objek pariwisata dengan lembaga/dunia usaha Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program pengembangan destinasi pemasaran pariwisata Pengembangan daerah tujuan wisata Pengembangan, sosialisasi, dan penerapan serta pengawasan standardisasi Program Pengembangan Kemitraan Pengembangan dan penguatan,informasi dan database Pengembangan dan penguatan litbang, kebudayaan dan pariwisata Pengembangan SDM di bidang kebudayaan dan pariwisata bekerjasama dengan lembaga lainnya Fasilitasi pembentukan forum komunikasi antar pelaku industri pariwisata dan budaya Pelaksanaan koordinasi pembangunan kemitraan pariwisata SKPD Terkait Dinas pariwisata (leading), Bappeda, dinas tenaga kerja (untuk penyediaan tenaga kerja terampil), dinas perhubungan. Bapermas Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal 28

29 Program dan Kegiatan Bidang Pembanganunan Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program peningkatan kemitraan Pengembangan sumber daya manusia dan profesionalisme bidang pariwisata Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan kemitraan pariwisata Monitoring, evaluasi dan pelaporan Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Industri Program penciptaan iklim Usaha Kecil Menengah yang kondusif Penyusunan kebijakan tentang Usaha Kecil Menengah Sosialisasi kebijakan tentang Usaha Kecil Menengah Fasilitasi kemudahan formalisasi badan Usaha Kecil Menengah Pendirian unit penanganan pengaduan Pengkajian dampak regulasi/ kebijakan nasional Perencanaan, koordinasi dan pengembangan Usaha Kecil Menengah Pengembangan jaringan infrastruktur Usaha Kecil Menengah Fasilitasi pengembangan Usaha Kecil Menengah Fasilitasi Permasalahan proses produksi Usaha Kecil Menengah Pemberian Fasilitasi Pengamanan kawasan Usaha Kecil Menengah Monitoring, evaluasi dan pelaporan Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah Fasilitasi pengembangan inkubator teknologi dan bisnis Memfasilitasi peningkatan kemitraan investasi Usaha Kecil Menengah dengan perusahaan asing Memfasilitasi peningkatan kemitraan usaha bagi Usaha Mikro Kecil Menengah Peningkatan kerjasama di bidang HAKI Fasilitasi Pengembangan sarana promosi hasil produksi Penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan Pelatihan manajemen pengelolaan koperasi/ KUD Sosialisasi HAKI kepada Usaha Mikro Kecil SKPD Terkait Disyankop dan UKM (leading SKPD). Disperindag, Disnakertrans, Bappeda Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal 29

30 Program dan Kegiatan Bidang Pembanganunan Menengah Sosialisasi dan pelatihan pola pengelolaan limbah industri dalam menjaga kelestarian kawasan Usaha Mikro Kecil Menengah Monitoring, evaluasi dan pelaporan Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah Sosialisasi dukungan informasi penyediaan permodalan Pengembangan klaster bisnis Koordinasi pemanfaatan fasilitas pemerintah untuk Usaha Kecil Menengah dan Koperasi Koordinasi penggunaan dana pemerintahan bagi Usaha Mikro Kecil Menengah Pemantauan pengelolaan penggunaan dana pemerintah bagi Usaha Mikro Kecil Menengah Pengembangan sarana pemasaran produk Usaha Mikro Kecil Menengah Peningkatan jaringan kerjasama antar lembaga Penyelenggaraan pembinaan industri rumah tangg, industri kecil dan industri menengah Penyelenggaraan promosi produk Usaha Mikro Kecil Menengah Pengembangan Kebijakan dan program peningkatan ekonomi local Monitoring, evaluasi dan pelaporan Dst Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi Koordinasi pelaksanaan kebijakan dan program pembangunan koperasi Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan perkoperasian Pembangunan sistem informasi perencanaan pengembangan Perkoperasian Sosialisasi prinsip-prinsip pemahaman perkoperasian Permbinaan, pengawasan dan penghargaan koperasi berprestasi Peningkatan dan pengembangan jaringan kerjasama usaha koperasi Penyebaran model-model pola pengembangan koperasi Rintisan penerapan teknologi sederhana/ SKPD Terkait Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal 30

31 Program dan Kegiatan Bidang Pembanganunan manajemen modern pada jenis-jenis usaha koperasi Monitoring, evaluasi dan pelaporan Perindustrian Program peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi Koordinasi modal ventura bagi industri berbasis teknologi Pelayanan pengambangan modal ventura dan inkubator Pengembangan Infrastruktur kelembagaan standarisasi Pengembangan kapasitas pranata pengukuran, standarisasi, pengujian dan kualitas Pengembangan sistem inovasi teknologi industry Penguatan kemampuan industri berbasis teknologi Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Fasilitasi bagi industri kecil dan menengah terhadap pemanfaatan sumber daya Pembinaan industri kecil dan menengah dalam memperkuat jaringan klaster industri Penyusunan kebijakan industri terkait dan industri penunjang industri kecil dan menengah Pemberian kemudahan izin usaha industri kecil dan menengah Pemberian fasilitas kemudahan akses perbankan bagi industri kecil dan menengah Fasilitasi kerjasama kemitraan industri mikro, kecil dan menengah dengan swasta Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri Pembinaan kemampuan teknologi industry Pengembangan dan pelayanan teknologi industry Perluasan penerapan SNI untuk mendorong daya saing industri manufaktur Perluasan penerapan standar produk industri manufaktur Program Penataan Struktur Industri Kebijakan keterkaitan industri hulu-hilir Penyediaan sarana maupun prasarana klaster industri Pembinaan keterkaitan produksi industri hulu hingga ke hilir Program Pengembangan sentra-sentra industri potensial SKPD Terkait Disperindag (leading SKPD). Disnakertrans, Bappeda, Disyankop dan UKM Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal 31

32 Program dan Kegiatan Bidang Pembanganunan Pembangunan akses transportasi sentra-sentra indrustri potensial penyediaan sarana informasi yang dapat diakses masyarakat SKPD Terkait 7. Penutup. Otonomi daerah telah diluncurkan sejak berlakuknya Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan undang undang Nomor 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan. Berlakunya kedua undang-undang tersebut dan penggantinya membawa konsekwensi tertentu bagi daerah. Pada satu sisi terdapat keleluasaan daerah untuk mengatur dan mengelola rumah tangganya sendiri sesuai dengan situasi dan kondisi daerah masing-masing. Segala perencanaan terkait dengan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat dapat secara fleksibel direncanakan di daerah sesuai dengan kondisi dan kemampuan daerah setempat. Namun demikian, pada sisi yang lain hal tersebut membawa konsekwensi logis pada tanggung jawab dan sumber pembiayaan. Daerah dituntut untuk semakin mandiri dalam perencanaan maupun pembiayaan. Dengan diketahui potensi maupun sebarannya tersebut diharapkan tujuan penyelenggaraan otonomi daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai. Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal 32

Kajian Potensi Kecamatan Boja Kabupaten Kendal 1

Kajian Potensi Kecamatan Boja Kabupaten Kendal 1 Kajian Potensi Kecamatan Boja Kabupaten Kendal 1. Pendahuluan. Otonomi daerah mengharuskan setiap daerah untuk menggali segenap potensi yang dimilikinya dalam upaya meningkatkan pembangunan di daerah yang

Lebih terperinci

KAJIAN POTENSI KECAMATAN BRANGSONG KABUPATEN KENDAL 2013

KAJIAN POTENSI KECAMATAN BRANGSONG KABUPATEN KENDAL 2013 KAJIAN POTENSI KECAMATAN BRANGSONG KABUPATEN KENDAL 2013 Pembangunan adalah proses atau upaya terus menerus guna meningkatkan taraf hidup masyarakat. Oleh karena itu, pembangunan harus dilakukan secara

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Jumlah petani di Indonesia menurut data BPS mencapai 45% dari total angkatan kerja di Indonesia, atau sekitar 42,47 juta jiwa. Sebagai negara dengan sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap

Lebih terperinci

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah 4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah Mencermati isu-isu strategis diatas maka strategi dan kebijakan pembangunan Tahun 2014 per masing-masing isu strategis adalah sebagaimana tersebut pada Tabel

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Matriks Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun MISI 4 : Mengembangkan Interkoneksitas Wilayah

Matriks Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun MISI 4 : Mengembangkan Interkoneksitas Wilayah Matriks Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2010-2015 MISI 4 : Mengembangkan Interkoneksitas Wilayah No Tujuan Indikator Kinerja Tujuan Kebijakan Umum Sasaran Indikator Sasaran Program Kegiatan

Lebih terperinci

3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis

3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis 3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis 3.1.1 Kelembagaan Agro Ekonomi Kelembagaan agro ekonomi yang dimaksud adalah lembaga-lembaga yang berfungsi sebagai penunjang berlangsungnya kegiatan

Lebih terperinci

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Iklim Usaha Kondusif 1. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Mendukung terciptanya kesempatan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF HENNY NURLIANI SETIADI DJOHAR IDQAN FAHMI

RINGKASAN EKSEKUTIF HENNY NURLIANI SETIADI DJOHAR IDQAN FAHMI RINGKASAN EKSEKUTIF HENNY NURLIANI, 2005. Strategi Pengembangan Agribisnis dalam Pembangunan Daerah Kota Bogor. Di bawah bimbingan SETIADI DJOHAR dan IDQAN FAHMI. Sektor pertanian bukan merupakan sektor

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional Rencana program dan kegiatan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang mendasarkan pada pencapaian Prioritas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang,

I. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang, I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sub sektor pertanian tanaman pangan, merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan telah terbukti memberikan peranan penting bagi pembangunan nasional,

Lebih terperinci

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan, BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 10.1. Program Transisii P roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan, berlangsung secara terus menerus. RPJMD Kabupaten Kotabaru

Lebih terperinci

Pengarahan KISI-KISI PROGRAM PEMBANGUNAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014

Pengarahan KISI-KISI PROGRAM PEMBANGUNAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014 Pengarahan KISI-KISI PROGRAM PEMBANGUNAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2013 ISU STRATEGIS, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2014 A. Isu Strategis

Lebih terperinci

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON No. Potensi Data Tahun 2009 Data Tahun 2010*) 1. Luas lahan pertanian (Ha) 327 327

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategi, merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi karena

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : DR.

Lebih terperinci

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih menuju maju dan sejahtera Misi I : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya A. Visi Perumusan visi dan misi jangka menengah Dinas Pertanian,

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Pada Tahun 2014, rencana program dan kegiatan prioritas daerah adalah: Program indikatif prioritas daerah 1 : Agama dan syariat islam. 1. Program Peningkatan

Lebih terperinci

BAGIAN PEREKONOMIAN DINAS PERTANIAN ,95 JUMLAH

BAGIAN PEREKONOMIAN DINAS PERTANIAN ,95 JUMLAH II. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 01. A. KEBIJAKAN PROGRAM Pada Urusan pilihan Pertanian diarahkan pada Peningkatan produksi pertanian dan pemberdayaan petani lokal serta peningkatan akses modal dan

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS Pembangunan yang diprioritaskan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang mendesak yang memberikan dampak luas bagi masyarakat, sebagai berikut : 8.1. Indikasi Program

Lebih terperinci

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 PRIORITAS PEMBANGUNAN 2017 Meningkatkan kualitas infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah

Lebih terperinci

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN Pada tahun 2009, Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian melakukan kegiatan analisis dan kajian secara spesifik tentang

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah kebijakan pembangunan jangka menengah

Lebih terperinci

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16 KOMODITAS DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN MALUKU TENGAH Pembangunan ketahanan pangan dan pertanian di Indonesia merupakan focus dari arus utama pembangunan nasional. Secara perlahan diarahkan secara umum

Lebih terperinci

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan 5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) 5.1.1 Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan Produk Unggulan Daerah (PUD) Lamandau ditentukan melalui

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang

Lebih terperinci

RENSTRA BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF D I N A S P E R T A N I A N

RENSTRA BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA 2016-2021 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF D I N A S P E R T A N I A N BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN A. Visi Mengacu kepada Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Semarang Tahun

Lebih terperinci

FUNGSI : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan dan perikanan darat b.

FUNGSI : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan dan perikanan darat b. 30 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS PERTANIAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan dan perikanan darat berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tinggi secara langsung dalam pemasaran barang dan jasa, baik di pasar domestik

I. PENDAHULUAN. tinggi secara langsung dalam pemasaran barang dan jasa, baik di pasar domestik I. PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan daerah dalam era globalisasi saat ini memiliki konsekuensi seluruh daerah di wilayah nasional menghadapi tingkat persaingan yang semakin tinggi secara langsung

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Rencana program dan kegiatan Prioritas Dearah Tahun 2013 yang dituangkan dalam Bab V, adalah merupakan formulasi dari rangkaian pembahasan substansi

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam perekonomian dan sektor basis baik tingkat Provinsi Sulawsi Selatan maupun Kabupaten Bulukumba. Kontribusi sektor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan upaya perubahan secara terencana seluruh dimensi kehidupan menuju tatanan kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Sebagai perubahan yang terencana,

Lebih terperinci

Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi. Jambi, 31 Mei 2016

Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi. Jambi, 31 Mei 2016 Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi Jambi, 31 Mei 2016 SUMBER PERTUMBUHAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA 1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Jambi pada Februari 2015 sebesar 4,66

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1 Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Untuk Masing masing Misi Arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Lamongan tahun

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH DI KABUPATEN REJANG LEBONG BUPATI REJANG LEBONG,

PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH DI KABUPATEN REJANG LEBONG BUPATI REJANG LEBONG, PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH DI KABUPATEN REJANG LEBONG BUPATI REJANG LEBONG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendorong percepatan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis 1 Pendahuluan (1) Permintaan terhadap berbagai komoditas pangan akan terus meningkat: Inovasi teknologi dan penerapan

Lebih terperinci

JURIDIKTI, Vol. 6 No. 1, April ISSN LIPI :

JURIDIKTI, Vol. 6 No. 1, April ISSN LIPI : Identifikasi Dan Pengembangan Komoditi Pangan Unggulan di Humbang Hasundutan Dalam Mendukung Ketersediaan Pangan Berkelanjutan Hotden Leonardo Nainggolan Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah)

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah) 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Letak geografis dan astronomis Indonesia sangat strategis. Secara georafis, Indonesia terletak diantara dua Benua dan dua samudera. Benua yang mengapit Indonesia adalah

Lebih terperinci

6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kebijakan di dalam pengembangan UKM

6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kebijakan di dalam pengembangan UKM 48 6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 6.1. Kebijakan di dalam pengembangan UKM Hasil analisis SWOT dan AHP di dalam penelitian ini menunjukan bahwa Pemerintah Daerah mempunyai peranan yang paling utama

Lebih terperinci

Tabel 7.3 CAPAIAN KINERJA PROGRAM INDIKATOR

Tabel 7.3 CAPAIAN KINERJA PROGRAM INDIKATOR Tabel 7.3 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Misi 3 RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021 Misi 3 : Meningkakan penguatan sistem ekonomi kerakyatan, aksesibilitas dan kemampuan ekonomi rakyat, penanggulangan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN H. ISKANDAR ANDI NUHUNG Direktorat Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Departemen Pertanian ABSTRAK Sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya dibentuk berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya nomor 8 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

Lebih terperinci

METODOLOGI. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37

METODOLOGI. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37 Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37 Penyusunan Master Plan Kawasan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Timur meliputi beberapa tahapan kegiatan utama, yaitu : 1) Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INTENSIFIKASI PERTANIAN KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2015

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INTENSIFIKASI PERTANIAN KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2015 BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INTENSIFIKASI PERTANIAN KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp)

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp) BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN 2009 3.1. Program dan Kegiatan Dinas Pertanian Tahun 2008 Program yang akan dilaksanakan Dinas Pertanian Tahun 2008 berdasarkan Prioritas Pembangunan Kabupaten Majalengka

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan

Lebih terperinci

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. - 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA KELOLA PRODUK-PRODUK UNGGULAN PERTANIAN DAN PERIKANAN DI JAWA TIMUR I. UMUM Wilayah Provinsi Jawa Timur yang luasnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim global, krisis pangan dan energi dunia, harga pangan dan energi meningkat, sehingga negara-negara

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.44, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Industrialisasi. Kelautan. Perikanan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.27/MEN/2012

Lebih terperinci

Renstra BKP5K Tahun

Renstra BKP5K Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN Revitalisasi Bidang Ketahanan Pangan, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan merupakan bagian dari pembangunan ekonomi yang diarahkan untuk meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, taraf

Lebih terperinci

BAB I PENDUHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDUHULUAN Latar Belakang BAB I PENDUHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era otonomi daerah saat sekarang, daerah diberi kewenangan dan peluang yang luas untuk mengembangkan potensi ekonomi, sosial, politik dan budaya. Sebagian besar

Lebih terperinci

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR A. KONDISI UMUM Sebagai motor penggerak (prime mover) pertumbuhan ekonomi, sektor industri khususnya industri pengolahan nonmigas (manufaktur) menempati

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu kebijakan pembangunan yang dipandang tepat dan strategis dalam rangka pembangunan wilayah di Indonesia sekaligus mengantisipasi dimulainya era perdagangan

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

Pemerintah Daerah Provinsi Bali BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

Pemerintah Daerah Provinsi Bali BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan serta pencapaian target-target pembangunan pada tahun 2016, maka disusun berbagai program prioritas yang

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pekalongan Tahun 2015 merupakan tahun keempat pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pekalongan tahun 2011-2016.

Lebih terperinci

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM 111 VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM Rancangan strategi pengembangan pariwisata bahari di Kabupaten Natuna merupakan langkah terakhir setelah dilakukan beberapa langkah analisis, seperti analisis internal

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011

BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011 BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011 4.1. Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Berdasarkan kondisi dan fenomena yang terjadi di Kabupaten Lebak serta isu strategis, maka ditetapkan prioritas

Lebih terperinci

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara BOX 1

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara BOX 1 BOX 1 LAPORAN HASIL PENELITIAN DASAR POTENSI EKONOMI DAERAH DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KOMODITI UNGGULAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI PROVINSI MALUKU UTARA TAHUN 2007 (BASELINE ECONOMIC SURVEY

Lebih terperinci

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan berdasarkan tugas dan Fungsi

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan berdasarkan tugas dan Fungsi BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan berdasarkan tugas dan Fungsi Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan Fungsi pelayanan SKPD Badan Pelaksana

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS. PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG

BUPATI KUDUS. PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

dan antar pemangku kepentingan pembangunan. Keseimbangan diartikan sebagai keseimbangan antara kepentingan ekonomi, sosial,

dan antar pemangku kepentingan pembangunan. Keseimbangan diartikan sebagai keseimbangan antara kepentingan ekonomi, sosial, dan antar pemangku kepentingan pembangunan. Keseimbangan diartikan sebagai keseimbangan antara kepentingan ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan. Keadilan diartikan sebagai keadilan antar kelompok masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai SKPD melalui penyelenggaraan tugas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

POHON KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

POHON KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN POHON KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN SASARAN 1 : Meningkatkan ketersediaan pangan utama (food availability) SASARAN : INDIKATOR KINERJA : KINERJA PROGRAM : INDIKATOR KINERJA :

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN A. Strategi Pembangunan Daerah Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Strategi pembangunan Kabupaten Semarang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus tantangan baru yang harus dihadapi dalam pembangunan pertanian ke depan. Globalisasi dan liberasi

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH - 125 - BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Tujuan dan sasaran yang telah dirumuskan untuk mencapai Visi dan Misi selanjutnya dipertegas melalui strategi pembangunan daerah yang akan

Lebih terperinci

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN 2.1 Tujuan Penataan Ruang Dengan mengacu kepada Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, khususnya Pasal 3,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 99/M-IND/PER/8/2010 TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

REKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005

REKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005 BOKS REKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005 I. PENDAHULUAN Dinamika daerah yang semakin kompleks tercermin dari adanya perubahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mencerminkan wujud nyata sebagian besar kehidupan sosial dan ekonomi dari rakyat Indonesia. Peran usaha

Lebih terperinci

MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN

MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 TAHAPAN I (2005-2009) TAHAPAN I (2010-2014) TAHAPAN II (2015-2019) TAHAPAN IV (2020-2024) 1. Meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR A. KONDISI UMUM Sebagai motor penggerak (prime mover) pertumbuhan ekonomi, sektor industri khususnya

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. 1. Latar Belakang

BAB I P E N D A H U L U A N. 1. Latar Belakang BAB I P E N D A H U L U A N 1. Latar Belakang Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Nasional, dan undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, setiap

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Berdasarkaan uraian sebelumnya, maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Topografinya, Kabupaten Subang dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) zona/klasifikasi

Lebih terperinci

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN 2014-2029 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG 1 PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH KABUPATEN SINTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINTANG,

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini Bab I Pendahuluan Di setiap negara manapun masalah ketahanan pangan merupakan suatu hal yang sangat penting. Begitu juga di Indonesia, terutama dengan hal yang menyangkut padi sebagai makanan pokok mayoritas

Lebih terperinci

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan Dalam memahami karakter sebuah wilayah, pemahaman akan potensi dan masalah yang ada merupakan hal yang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010-2025

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010-2025 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BOKS 2. A. Latar Belakang

BOKS 2. A. Latar Belakang BOKS 2 PENELITIAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA (KPJU) UNGGULAN DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2011 A. Latar Belakang Mengingat besarnya kontribusi UMKM terhadap perekonomian baik nasional maupun daerah di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah Indonesia dalam perannya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas fungsi-fungsi pelayanannya kepada seluruh lapisan masyarakat diwujudkan dalam bentuk kebijakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Pada bab sebelumnya telah diuraikan gambaran umum Kabupaten Kebumen sebagai hasil pembangunan jangka menengah 5 (lima) tahun periode yang lalu. Dari kondisi yang telah

Lebih terperinci

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO 1 VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO V I S I Riau Yang Lebih Maju, Berdaya Saing, Berbudaya Melayu, Berintegritas dan Berwawasan Lingkungan Untuk Masyarakat yang Sejahtera serta Berkeadilan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Kesiapan Kebijakan dalam Mendukung Terwujudnya Konsep Kawasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT)

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Kesiapan Kebijakan dalam Mendukung Terwujudnya Konsep Kawasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT) BAB V PEMBAHASAN Pembahasan ini berisi penjelasan mengenai hasil analisis yang dilihat posisinya berdasarkan teori dan perencanaan yang ada. Penelitian ini dibahas berdasarkan perkembangan wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan.

PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan. PENDAHULUAN Latar Belakang Sejarah menunjukkan bahwa sektor pertanian di Indonesia telah memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Beberapa peran penting sektor pertanian antara

Lebih terperinci