BAB V MODEL STRATEGI PENINGKATAN MANAJEMEN MUTU DIKLAT. Sistem manajemen pada organisasi yang unggul harus mampu melakukan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V MODEL STRATEGI PENINGKATAN MANAJEMEN MUTU DIKLAT. Sistem manajemen pada organisasi yang unggul harus mampu melakukan"

Transkripsi

1 233 BAB V MODEL STRATEGI PENINGKATAN MANAJEMEN MUTU DIKLAT A. Premis yang Digunakan Sistem manajemen pada organisasi yang unggul harus mampu melakukan perubahan, karena pengaruh lingkungan strategis yaitu faktor lingkungan internal organisasi maupun faktor lingkungan eksternal organisasi. Sweeny (2002: 397) pada bukunya yang berjudul Organization Behavior, Solution for Management, untuk melakukan perubahan yang berhasil harus mampu menerapkan: Creating Readiness for Change. Proses perubahan pada organisasi harus mampu mengadopsi konsep organisasi belajar (Learning Organizations) dengan pendekatan TQM. Sweeny untuk melakukan perubahan dengan berhasil pemimpin organisasi, harus mampu mengkomunikasikan 5 (lima) dasar pemikiran sebagai berikut: 1. Menetapkan fokus pada pelanggan dan berusaha memberikan kepuasan pelanggan 2. Pemberdayaan karyawan untuk membangun produktifitas dan mencegah penyimpangan 3. Berkembangnya organisasi karena perubahan 4. Adanya keterbukaan komunikasi 5. Fokus pada pembentukan kerjasama yang kuat dengan organisasi lain.

2 234 Menurut asumsi yang penulis tetapkan untuk keberhasilan penerapan model stategi peningkatan manajemen mutu diklat di Pusdiklat dengan penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO. Peneliti mengajukan asumsi yang melandasi pengajuan konsep model sebagai strategi konseptual dapat dijelaskan sebagai berikut : Pertama, Pusdiklat Kemdiknas sebagai lembaga diklat aparatur pemerintah di bawah Kementerian Pendidikan Nasional, memiliki potensi yang kuat untuk mengembangkan dirinya. Hal ini terkait dengan tugas dan fungsinya berdasarkan perundang-undangan yang berlaku, Peraturan Pemerintah No 101 tahun 2000, tentang pendidikan dan pelatihan jabatan Pegawai Negeri Sipil dan Keputusan Menteri Nomor 23/O/2005 tentang organisasi dan tata kerja pusat-pusat di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional, Pusdiklat berkedudukan di bawah dan bertangggungjawab kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal. Sebagai lembaga diklat yang strategis, maka perlu mengembangkan dirinya untuk menjadi lembaga diklat yang unggul Kedua, setiap usaha pengembangan peningkatan mutu manajemen diklat memerlukan dukungan baik dari lingkungan internal maupun eksternal. Kemampuan kepemimpinan merupakan faktor pendorong untuk mempercepat perubahan yang ada di Pusdiklat, untuk memantapkan perubahan secara konstruktif maka diperlukan upaya penciptaan iklim kerja yang kondusif. Komponen dari konsep dan instrumen kebijakan pengembangan yang disusun dengan mengacu kepada renstra dan kebijakan Kemdiknas, renstra Pusdiklat dan pemikiran kepala pusat dengan memberdayakan seluruh pejabat struktural dan fungsional dengan dukungan seluruh staf.

3 235 Ketiga, dari sisi kebutuhan organisasi, Pusdiklat Kemdiknas harus mampu melakukan perubahan yang mampu memberikan nilai tambah dalam peningkatan kompetensi PNS di lingkungan Kemdiknas pada unit utama, Perguruan tinggi seluruh Indonesia dan pusatpusat. Untuk itu menuntut dikembangkannya pemberdayaan potensi Pusdiklat dengan mengadopsi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 sebagai sistem manajemen yang berstandar internasional untuk kepentingan jangka pendek maupun jangka panjang organisasi. Keempat, dalam kerangka reformasi birokrasi di Kemdiknas, maka perbaikan dan peningkatan mutu diklat yang diselenggarakan di Pusdiklat Kemdiknas perlu mendapatkan dukungan secara penuh baik dari pengembangan sumberdaya yang meliputi: kompetensi penyelengara dan widyaiswara, pengembangan program diklat dengan memanfaatkan teknologi informasi komunikasi (TIK) dan pengembangan faslitas kampus yang mendukung peningkatan mutu pelayanan dalam pengembangan program dan fasilitas yang lebih moderen dan mampu memberikan sentuhan global. Hasil penelitian yang dilakukan di Pusdiklat Pegawai Kementerian Pendidikan Nasional, dengan penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, bahwa untuk membangun sistem penyelenggaraan diklat harus konsisten terhadap pedoman mutu yang telah ditetapkan, prosedur mutu, kebijakan mutu dan sasaran mutu. Delapan prinsip manajemen mutu merupakan indikator yang dilakukan untuk menilai apakah sistem manajemen mutu yang telah diterapkan adalah efektif dengan dilakukan audit internal maupun ekternal secara berkala setiap 6 (enam) bulan sekali.

4 236 Asumsi untuk mengembangkan model manajemen diklat Pusdiklat Kementerian Pendidikan Nasional dengan Indikator C-I-P-O-Oc sebagai indikator mutu ( modifikasi dari Abin Syamsudin, 2009) pada Bab II pada halaman 4. Dari hasil penelitian maka dapat di kemukakan asumsi-asumsi tersebut diatas. B. Elemen-Elemen Konseptual Strategi Manajemen 1. Contexts dan Input Kapasitas Kepemimpinan, Manajemen diklat dengan mengimplementasikan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dibutuhkan kepemimpinan visioner. Pemimpin yang visioner, dituntut harus mampu menunjukkan komitmennya terhadap pencapaian tujuan organisasi yaitu pencapaian visi dan misi.penerapan SMM ISO 9001:2008, sesuai standar internasional mengharuskan bahwa pimpinan harus menetapkan kebijakan mutu dan sasaran mutu. Pada klausul 5.1, bahwa untuk memberikan arah yang jelas terhadap organisasi yang dipimpinnya, pemimpin harus mampu menunjukkan komitmen secara sungguhsungguh dan harus diikrarkan secara internal dan eksternal yaitu harus mampu mengkomunikasikan dengan baik melalui proses secara lisan dan tertulis. Klausul 5.1 yang dipersyaratkan oleh standar Internasional, dijelaskan: manajemen puncak harus memberikan bukti dari komitmennya untuk pengembangan dan penerapan sistem manajemen mutu dan terus-menerus meningkatkan keefektifannya dengan :

5 237 1) berkomunikasi pada organisasi tentang pentingnya memenuhi persyaratan pelanggan dan memenuhi peraturan dan hokum yang berlaku. 2) menetapkan kebijakan mutu dan sasaran mutu 3) memastikan sasaran mutu yang di buat efektif 4) melaksanakan tinjauan manajemen 5) memastikan tersedianya sumberdaya yang cukup. Kapasitas kepemimpinan dengan penerapan standar Internasional SMM ISO 9001:2008 harus memiliki kriteria sebagai berikut : a) Visioner, yang dicirikan dengan context: 1) memahami tentang masa depan kebijakan pendidikan nasional, tentang visi, misi, strategi dan standar ambang 2) mampu menghadapi tantangan global di bidang kemajuan peningkatan mutu pendidikan. 3) melaksanakan misi Pendidikan Nasional 4) berupaya mencapai tujuan pendidikan nasional sesuai yang diamanatkan dalam renstra Pendidikan Nasional b) Kecepatan dan ketepatan pengambilan keputusan, dicirikan sebagai 1) memahami masalah yang muncul di organisasinya maupun di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional. 2) mampu mengambil keputusan secara tepat dan akurat. 3) mampu menjabarkan renstra Kemdiknas Pusdiklat menjadi program yang operasional.

6 238 4) mengembangkan strategi pengembangan dan penyelenggaraan diklat yang inovatif dan memiliki keunggulan tertentu. 5) mampu mengimplementasikan kebijakan secara tepat. c) Kepemimpinannya adaptable dan transformasional yang bercirikan sebagai: 1) memiliki keterampilan menjalin hubungan komunikasi (human relation) dengan pelanggan dan stakeholders yang memuaskan dan berhasil. 2) mampu menerapkan komunikasi yang efektif. 3) sigap menghadapi perubahan local, nasional dan global 4) proaktif dan Inovatif terhadap saran dan kritik yang disampaikan oleh pelanggan dan stakeholders. 5) kemampuan adaptable yang tinggi, yaitu kemampuan untuk menyesuaikan perubahan kebijakan yang bersifat nasional dengan menyesuaikan dengan kondisi organisasinya, serta mampu memenuhi tuntutan pelanggan dan stakeholders atas tugas dan tanggungjawabnya dalam pengembangan dan penyelenggaraan diklat di Pusdiklat Kemdiknas. 2. Proces a. Mengembangkan proses produk jasa diklat yang unggul. Untuk menghasilkan produk jasa diklat yang unggul dibutuhkan kriteria sebagai berikut :

7 239 1). Program diklat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pelanggan, untuk menghasilkan program diklat yang sesuai dengan kebutuhan maka harus dilakukan penyusunan program antara lain : a) melaksanakan Training Needs Analisys (TNA) yang efektif. b) melakukan evaluasi penyelenggaraan diklat apakah program yang telah dilakukan dapat memenuhi harapan dan kepuasan pelanggan. c) Program diklat yang diselenggarakan merupakan proses yang relevansi untuk peningkatan kinerja institusi/institusi peserta diklat d) mampu memberikan penyebaran atau distribusi pelayanan yang merata kepada unit institusi yang harus dilayani oleh Pusdiklat. e) hasil evaluasi dampak diklat memberikan konstribusi yang positip terhadap peningkatan kinerja institusi/organisasi karena meningkatnya kompetensi alumni peserta diklat. 2). Layanan kediklatan yang memenuhi standar Pemberian layanan diklat yang memuaskan, maka lembaga diklat harus memiliki 3 komponen utama yaitu : a) kurikulum (program diklat) yang mengacu kepada perundangundangan dan peraturan yang berlaku. b) kompetensi dan kualifikasi SDM dan Widyaiswara yang memenuhi standar dalam penyelenggaraan diklat instansi pemerintah. c) sarana dan prasarana yang memadai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh Lembaga Adminstrasi Negara sesuai dengan

8 240 persyaratan akreditasi lembaga diklat sesuai dengan peraturan kepala LAN no2 tahun 2008 tentang pedoman akreditasi lembaga pendidikan dan pelatihan pemerintah. Pusdiklat Kemdiknas dalam penyelenggaraan diklat merupakan lembaga diklat di bawah Kementerian Pendidikan Nasional untuk mendapatkan penilaian kelayakan baik secara nasional maupun internasional, maka telah dilakukan penilaian akreditasi oleh Lembaga Administrasi Negara dan Badan Sertitifikasi SMM ISO 9001:2008. Penilaian kelayakan sebagai lembaga diklat dilakukan oleh LAN sesuai dengan peraturan kepala LAN No 2 tahun 2008 tentang Pedoman Akreditasi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Pemerintah. Sedangkan penilaian secara internasional dengan dilakukan sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 oleh PT TUV Rheinland Internasional yang berpusat di negara Jerman. 3. Output Kriteria output yang dihasilkan Pusdiklat Kemdiknas adalah : a. Kompetensi alumni diklat Penilaian kompetensi peserta diklat dilakukan sesuai dengan persyaratan program dan kurikulum diklat yang ditetapkan oleh Instansi pembina yaitu Lembaga Administrasi Negara berdasarkan keputusan Kepala LAN.

9 241 b. Pembinaan alumni. Pembinaan alumni diklat Pusdiklat Kemdiknas, dilakukan dengan mengembangkan jaringan komunikasi dengan Institusi unit utama dan pusat dilakukan dengan pengiriman program diklat secara berkala setiap awal tahun. c. Mengembangkan jaringan alumni. Untuk peningkatan mutu diklat di Pusdiklat, maka pengembangan jaringan alumni akan sangat membantu untuk menggali kebutuhan diklat yang diperlukan oleh stakeholders. Dengan adanya ikatan alumni yang kuat akan memberikan sumbangan pemikiran untuk penjaringan kebutuhan diklat dengan TNA yang efektif. Jalinan komunikasi dengan alumni dilakukan dengan pembangunan website Pusdiklat sebagai sarana komunikasi untuk menginformasikan program diklat yang ditawarkan dan memberikan informasi terkini program peningkatan mutu yang di kembangkan di Pusdiklat. 4. Outcome Mengukur outcome atau hasil pasca diklat, maka Pusdiklat setiap tahun harus melakukan evaluasi dampak diklat kepada sampel alumni diklat yang dipilih secara acak, berdasarkan jenis diklat yang di ikuti berdasarkan, dan mewakili setiap propinsi di Indonesia. Selain berdasarkan evaluasi pasca diklat untuk mengukur dampak ini setiap awal tahun di Pusdiklat dilakukan workshop analisis kebutuhan diklat prajabatan dengan lingkungan Perguruan Tinggi dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) di seluruh Indonesia untuk mengevaluasi hasil

10 242 penyelenggaraan diklat pada tahun yang lalu dan menginventarisasi permasalahan yang muncul selama pelaksanaan diklat parajabatan di daerah, sekaligus untuk mencari solusi secara bersama terhadap permasalahan yang muncul, sehingga apabila muncul permasalahan yang sama pada saat diselenggarakan kepala LPMP dapat mengatasi permasalahan dengan baik bersama mitra kerjanya Perguruan tinggi yang bersangkutan. C. Kerangka Konseptual Model Strategi Peningkatan Manajemen Mutu Pusdiklat Berdasarkan asumsi-asumsi dan elemen-elemen, maka gambaran strategi peningkatan mutu manajemen diklat dengan implementasi SMM ISO 9001:2008 di gambarkan sebagai berikut seperti pada gambar 5.1. Pada bagan tersebut menjelaskan bahwa untuk meningkatkan manajemen mutu diklat perlu ada kemampuan kepemimpinan yang visioner yang mampu memberikan dorongan untuk melihat kekuatan dan tantangan Pusdiklat ke depan sebagai lembaga diklat yang strategis. Peningkatkan kompetensi SDM di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional dengan implementasi manajemen mutu diklat dengan indikator mutu C-I-P-O-Oc (Modifikasi dari Abin Syamsudin, 2009). Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, merupakan indikator proses implementasi manajemen mutu di organisasi dengan pendekatan TQM dan PDCA yang telah banyak diterapkan oleh organisasi dan institusi pendidikan di seluruh dunia. Kerangka model strategi peningkatan manajemen mutu Pusdiklat seperti tertuang pada gambar 5.1

11 LEADERSHIP CAPACITY Gambar 5.1. KONSEP MODEL STRATEGI PENINGKATAN MANAJEMEN MUTU PUSDIKLAT KELAYAKAN PUSDIKLAT Contex, INPUT LINGKUNGAN STRATEGIS Visi dan Misi Kemdiknas Kebijakan Kemdiknas Renstra Pusdiklat Stakeholders Peserta Diklat 243 VISIONER 1. VIsi dan Misi 2. Tujuan dan Sasaran 3. Perencanaan Sumberdaya 4. Kualifikasi dan Kompetensi SDM dan Widyaiswara Pusdiklat 5. Analisis Kebutuhan Diklat 6. Evaluasi Pasca Diklat PROSES DIKLAT O U KECEPATAN & KETEPATAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN Manajemen Mutu Diklat 1. Perencanaan Diklat 2. Pelaksanaan Diklat 3. Metode Pembelajaran 4. Fasilitas ICT 5. Akomodasi Peserta 6. Pelayanan Prima 7. Evaluasi Diklat STANDAR SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 OUTPUT (PRODUK JASA DIKLAT PUSDIKLAT) STRATEGY POLICY T C O M E ADAPTABILITY & TRANSFORMASIONAL Alumni Diklat 1. Kompetensi Alumni 2. Pembinaan Alumni 3. Jaringan Alumni 4. Relevansi dengan bidang kerja Alumni KEPUASAN PELANGGAN KELAIKAN PUSDIKLAT PROGRAM DIKLAT UNGGULAN FORMULASI STRATEGI IMPLEMENTASI STRATEGI EVALUASI STRATEGI

12 244 D. Strategi dan Instrumen Pengembangan Sistem Manajemen Sesuai hasil analisis SWOT terhadap Pusdiklat dengan kekuatan strategis di bidang pengembangan SDM Kemdiknas serta tantangan ke depan yang harus di hadapi, maka manajemen Pusdiklat mengimplikasikan pilihan strategi penerapan system manajemen mutu sebagai proses untuk melakukan strategi ready change dalam upaya penyelenggaraan diklat yang mampu menyusun program unggulan dan mampu memberikan pelayanan secara prima, sehingga peserta diklat yang datang ke Pusdiklat Kemdiknas memperolah peningkatan kompentensi yang dibutuhkan dan memberikan evaluasi yang memuaskan, sesuai dengan sasaran mutu yang direncanakan oleh Pusdiklat. Proses ini secara teoritik menggambarkan perubahan organisasi untuk menuju excellence organization di butuhkan transformasi sumberdaya secara menyeluruh, dengan membangun visi, misi, arah dan kebijakan organisasi. Adapun dalam merumuskan strategi dengan mengunakan konsep dan teori manajemen strategi, maka ada tiga tahapan proses dalam merumuskan suatu strategi dalam organisasi yaitu: formulasi/perumusan strategi, implementasi/ penerapan strategi dan evaluasi strategi dengan pendekatan manajemen strategi yang berbasis SMM ISO 9001:2008. Formulasi strategi meliputi pengembangan visi dan misi, pengembangan kebijakan mutu, identifikasi faktor internal (kekuatan dan kelemahan), identifikasi faktor eksternal (peluang dan ancaman). Pada tahap implementasi strategi dilakukan dengan menetapkan sasaran mutu, pemberian sosialisasi dan memotivasi karyawan, mengalokasikan sumberdaya, sehingga formulasi strategi dapat dijalankan. Tahap evaluasi strategi merupakan tahap untuk menilai apakah penerapan strategi yang telah dilaksanakan efektif, pada tahap ini adalah melakukan peninjauan ulang apakah faktor

13 245 internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) telah berubah atau tidak. Sedang dikaitkan dengan penerapan SMM ISO 9001:2008 apakah sasaran mutu tercapai, apakah kepuasan pelanggan meningkat. Ketiga Indikator ini dalam manajemen strategi sebagai bagian dari pengukuran kinerja suatu organisasi. Hasil pengukuran kinerja tersebut apabila tidak tercapai sesuai dengan sasaran mutu maka harus dilakukan tindakan koreksiatau perbaikan dan dipantau apakah proses perbaikan tersebut telah direncanakan dengan baik dan dilakukan pengukuran apakah efektif, apabila telah tercapai maka dilakukan upaya peningkatan kembali sehingga standar mutu pencapaianya lebih meningkat lagi. Proses menghasilkan model manajemen strategi peningkatan manajemen mutu diklat Pusdiklat Kemdiknas, sebagai kebijakan strategik (strategic policy) untuk membangun lembaga diklat yang unggul. Untuk percepatan perubahan maka seluruh bagian dan unit kerja Pusdiklat, harus menstransformasikan strategi transformasi organisasi dengan mengimplementasikan SMM ISO 2001:2008 melalui proses mengintegrasikan 8 (delapan) prinsip manajemen mutu ISO 9001: 2008 ke dalam proses kegiatan diklat yang di laksanakan Pusdiklat. Model ini merupakan upaya Pusdiklat untuk mengembangkan sumberdaya yang ada agar sebagai lembaga diklat dapat memberikan kontribusi secara nyata dalam rangka meningkatan kompetensi aparatur di lingkungan Kemdiknas melalui program diklat yang ditawarkan.

14 246 Model konseptual strategi peningkatan manajemen mutu Pusdiklat, menggambarkan bahwa proses peningkatan mutu, merupakan proses jangka pendek, jangka menengah dan jangka ISO panjang sesuai dengan tahapan seperti yang direncanakan pada Renstra Pusdiklat Pencapai tujuan renstra akan efektif kalau dikendalikan oleh Sistem Manajemen Mutu 9001:2008 sebagai alat penjaminan mutu (quality assurance) E. Validitas Strategi Pengembangan Manajemen Diklat Untuk menguji apakah model strategi pengembangan manajemen diklat Pusdiklat dengan penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan mutu yang dirasakan, maka peneliti melakukan proses penjaringan data dengan pemaparan konsep dengan metode Fokus Group Discussion(FGD), dan melakukan Triangulasi pendapat dari masukan Kepala Pusat Bapak Agus Dharma, PhD, lalu di dibandingkan dengan pendapat dari pejabat struktural, Widyaiswara dan staf Pusdiklat diperoleh hasil sebagai berikut. Pengembangan visi dan misi yang jelas, serta penerapan SMM ISO 9001:2000 dan telah di up-grade ke versi ISO 9001:2008, telah memberikan pengalaman yang berharga bagi Pusdiklat dalam melakukan perubahan sistem manajemen dalam upaya peningkatan mutu layanan kediklatan. Rumusan visi dan misi pusdiklat di kembangkan dalam kemasan pedonan mutu dan menjadi komitmen seluruh manajemen Pusdiklat dan staf untuk mengimplementasikan secara konsisten. Untuk membuktikan hal tersebut maka Kepala Pusat melakukan

15 247 proses soasialisasi dengan menerbitkan buku saku standar sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, Pusdiklat Pegawai Kementerian Pendidikan Nasional. F. Implementasi Model Strategi Peningkatan Manajemen Mutu Diklat. Hasil pengembangan model strategi peningkatan manajemen mutu Pusdiklat, merupakan kerangka dasar untuk membangun Pusdiklat yang unggul apabila ke empat premis yang diusulkan peneliti dapat dilaksanakan dengan baik. Salah satu faktor pendukung yang sangat kuat adalah adanya sistem komunikasi internal yang efektif, komunikasi internal merupakan faktor yang sangat menentukan. Sistem manajemen mutu, menuntut organisasi untuk mengembangkan sistem komunikasi internal yang mudah diakses dan mudah untuk dilakukan mampu telusur apabila terjadi masalah dengan keputusan yang telah ditetapkan. Konsep pengembangan sistem komunikasi internal dan ekternal akan sangat efektif apabila dalam prosesnya dibantu dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi berbasis web dan data base.

DAFTAR ISI. MOTTO LEMBAR PERNYATAAN KATA PENGANTAR. ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI. MOTTO LEMBAR PERNYATAAN KATA PENGANTAR. ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI MOTTO LEMBAR PERNYATAAN KATA PENGANTAR. ABSTRAK DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN Halaman i ii iii v vi ix xi xiii BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah 1 B. Fokus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Irma Riswanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Irma Riswanti, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan dan pelatihan merupakan bagian yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya bahkan saling mengisi satu sama lainnya. Menurut Kenneth R. Robinson

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, 5)

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, 5) BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, akan dibahas beberapa hal pokok yang mencakup 1) latar belakang penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, 5) ruang lingkup penelitian,

Lebih terperinci

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA Keberadaan BKN secara yuridis formal termuat di dalam Undang- Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 103/Permentan/OT.140/10/2013 tanggal 9 Oktober Tahun 2013 sebagai penyempurnaan Permentan Nomor : 17/Permentan/OT.140/02/2007

Lebih terperinci

V. IMPLIKASI MANAJERIAL

V. IMPLIKASI MANAJERIAL V. IMPLIKASI MANAJERIAL Berdasarkan hasil penelitian hubungan penilaian kinerja dengan motivasi kerja widyaiswara pada Pusat Diklat Kehutanan, kementerian Kehutanan Bogor memiliki hubungan yang positif

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bab ini disajikan kesimpulan penelitian yang merupakan muara hasil penelitian dan jawaban atas pertanyaan penelitian, serta rekomendasi - rekomendasi bagi PPPPTK

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN A. VISI DAN MISI 1. VISI Badan Kepegawaian Daerah (BKD) sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah mengemban tugas dalam menjamin kelancaran penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kesuksesan sebuah penyelenggaraan tugas pemerintahan, terutama pada penyelenggaraan pelayanan public kepada masyarakat sangat tergantung pada kualitas SDM Aparatur.

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN AKREDITASI PROGRAM DIKLATPIM DAN DIKLAT PRAJABATAN

PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN AKREDITASI PROGRAM DIKLATPIM DAN DIKLAT PRAJABATAN PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN AKREDITASI PROGRAM DIKLATPIM DAN DIKLAT PRAJABATAN A. Latar Belakang Reformasi Birokrasi selain menuntut adanya perubahan kelembagaan dan ketatalaksanaan, juga mengharuskan terwujudnya

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN AKREDITASI PROGRAM DIKLAT TEKNIS DAN DIKLAT FUNGSIONAL

PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN AKREDITASI PROGRAM DIKLAT TEKNIS DAN DIKLAT FUNGSIONAL PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN AKREDITASI PROGRAM DIKLAT TEKNIS DAN DIKLAT FUNGSIONAL A. Latar Belakang Reformasi Birokrasi selain menuntut adanya perubahan kelembagaan dan ketatalaksanaan, juga mengharuskan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN KERJA

PANDUAN PELAKSANAAN KERJA PANDUAN PELAKSANAAN KERJA ii LEMBAR PENGESAHAN PANDUAN PELAKSANAAN KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA AL-WASHLIYAH Kode Dokumen : PPK/UMNAw/LPM/05/01-01 Revisi : 01 Tanggal : 10

Lebih terperinci

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 1 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum.wr.wb Alhamdulillah, kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Paparan hasil penelitian sebagaimana terdapat dalam bab IV telah memberikan gambaran yang utuh terkait implementasi SMM ISO di UIN Maliki Malang. Berikut disajikan beberapa

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Kp. Dadapan RT.06/RW.07, Desa Jatikuwung, Kec. Gondangrejo Kab. Karanganyar, Prov. Jawa Tengah Indonesia Telp. +62 0271 8502888; +62 0271 8502999;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM 1.1.1. Kedudukan Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.1/2011 tanggal 22 Maret 2011 tentang

Lebih terperinci

dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dimana pimpinan

dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dimana pimpinan RINGKASAN EKSEKUTIF Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Industri merupakan salah satu prioritas pembangunan dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035, dimana yang menjadi fokusnya

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta Tahun 2015

Rencana Kinerja Tahunan Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta Tahun 2015 Rencana Kinerja Tahunan Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta Tahun 2015 BADAN PENGEMBANGAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang , 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bebas dan ketat di dunia industri hingga pendidikan, perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT), peningkatan pengetahuan konsumen, dan karyawan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.20/Menhut-II/2004 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN MENTERI KEHUTANAN,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.20/Menhut-II/2004 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN MENTERI KEHUTANAN, MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.20/Menhut-II/2004 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN MENTERI KEHUTANAN, Menimbang: a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. belum optimal, karena dari 4 fase yang harus dilakukan hanya fase mendiagnosa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. belum optimal, karena dari 4 fase yang harus dilakukan hanya fase mendiagnosa BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kesimpulan Umum Proses pengembangan SDM Aparatur di dinas Provinsi Jawa Barat belum optimal, karena dari 4 fase yang harus dilakukan hanya fase mendiagnosa kebutuhan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

> MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

> MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA > MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.20/Menhut-II/2004 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN MENTERI KEHUTANAN, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. komponen bangsa sepakat mencantumkan angka 20% sebagai angka keramat bagi

B A B I PENDAHULUAN. komponen bangsa sepakat mencantumkan angka 20% sebagai angka keramat bagi 1 B A B I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pentingnya peran pendidikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kian lama kian disadari. Merujuk kepada UUD 1945 hasil amandemen, seluruh komponen bangsa

Lebih terperinci

PROSES PENERAPAN PENJAMINAN MUTU PADA UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA BADAN PENJAMINAN MUTU

PROSES PENERAPAN PENJAMINAN MUTU PADA UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA BADAN PENJAMINAN MUTU PROSES PENERAPAN PENJAMINAN MUTU PADA UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA BADAN PENJAMINAN MUTU JALUR KOMUNIKASI - TI Umum Mahasiswa Dosen Alumni BPM : www.narotama.ac.id : www.mhs.narotama.ac.id : www.dosen.narotama.ac.id

Lebih terperinci

DESKRIPSI SWOT SETIAP KOMPONEN

DESKRIPSI SWOT SETIAP KOMPONEN 1 DESKRIPSI SWOT SETIAP KOMPONEN STANDAR 1 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN Visi misi prodi S1 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) sebagaimana tercantum pada Keputusan Dekan Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN OBJEK PENELITIAN. Penelitian ini merupakan metode penelitian yang menggunakan metode

BAB III METODOLOGI DAN OBJEK PENELITIAN. Penelitian ini merupakan metode penelitian yang menggunakan metode BAB III METODOLOGI DAN OBJEK PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian 3.1.1 Metode dan Alur Penelitian Penelitian ini merupakan metode penelitian yang menggunakan metode tindakan dikarenakan penelitian berbentuk

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa administrasi negara mempunyai peran penting dalam mewujudkan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1919, 2015 KEMENAG. Diklat. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa administrasi negara mempunyai peran penting dalam mewujudkan

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (PSDMP dan

BAB I PENDAHULUAN. Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (PSDMP dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang berlangsung sangat cepat dan massif pada abad ke-21 menuntut kemampuan sumberdaya pendidikan (manusia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan dan sasaran mutu ditetapkan untuk mengarahkan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan dan sasaran mutu ditetapkan untuk mengarahkan organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan merupakan komitmen pemerintah yang diimplementasikan melalui berbagai kebijakan. Terlaksananya sistem pendidikan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era reformasi yang sedang berjalan atau bahkan sudah memasuki pasca reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan, politik, moneter, pertahanan

Lebih terperinci

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN 2016 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN BALAI DIKLAT INDUSTRI MAKASSAR Laporan PP. 39 Balai Diklat Industri Makassar Triwulan I Tahun 2016 1 KATA PENGANTAR Dengan telah diberlakukannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI ASN untuk meningkatkan daya saing bangsa

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI ASN untuk meningkatkan daya saing bangsa KEBIJAKAN PENGEMBANGAN ASN untuk meningkatkan daya saing bangsa Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Oktober 2016 ASN ADALAH PROFESI PNS Berstatus pegawai tetap dan Memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu SDM harus dibina dengan baik agar terjadi peningkatan efesiensi,

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu SDM harus dibina dengan baik agar terjadi peningkatan efesiensi, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, dengan adanya perubahan yang begitu cepat, suatu organisasi atau lembaga institusi dituntut untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KATA PENGANTAR Sebagai

Lebih terperinci

Dalam bab penutup ini akan menyajikan tiga masalah pokok, yaitu

Dalam bab penutup ini akan menyajikan tiga masalah pokok, yaitu BAB VII KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Dalam bab penutup ini akan menyajikan tiga masalah pokok, yaitu kesimpulan, implikasi dan rekomendasi hasil penelitian. A. Kesimpulan Hasil Penelitian. Sesuai

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN Kementerian Negara/Lembaga : KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Unit Eselon I : BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI Program : Program Penelitian dan Pengembangan Industri Hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara sehingga muncul slogan Quality is everybody business, dimana

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara sehingga muncul slogan Quality is everybody business, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mutu merupakan kebutuhan utama setiap orang, setiap institusi bahkan setiap negara sehingga muncul slogan Quality is everybody business, dimana usaha untuk

Lebih terperinci

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008 Checklist Audit Mutu ISO 9001:2000 Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008 :2008 4. 4.1 4.1 4.1 Sistem Manajemen Mutu Persyaratan Umum Apakah organisasi menetapkan dan mendokumentasikan sistem manajemen mutu

Lebih terperinci

Oleh: Suradi Widyaiswara Madya Balai Diklat Kepemimpinan Magelang. Abstrak

Oleh: Suradi Widyaiswara Madya Balai Diklat Kepemimpinan Magelang. Abstrak PERAN BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN UNTUK MENYIAPKAN SUMBER DAYA MANUSIA KEMENTERIAN KEUANGAN UNTUK MENJADI PENGGERAK UTAMA PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA YANG INKLUSIF DI ABAD KE-21 Oleh: Suradi

Lebih terperinci

Diklat Aparat Desa Melalui Mobile Training

Diklat Aparat Desa Melalui Mobile Training Diklat Aparat Desa Melalui Mobile Training Nama Inovasi Diklat Aparat Desa Melalui Mobile Training Produk Inovasi Percepatan Pencapaian Cakupan Peserta Diklat Melalui Penyelenggaraan Diklat Model Mobile

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali)

ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali) ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali) TESIS Diajukan Kepada Program Pasca Sarjana Universitas

Lebih terperinci

Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. BAB II DESKRIPSI PUSDIKLAT KEMENTERIAN AGAMA 2.1. Sejarah Pusdiklat Kementerian Agama Sesuai dengan tuntutan pembangunan nasional dan tantangan global untuk mewujudkan kepemeritahan yang baik diperlukan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH A. KONDISI UMUM SEKARANG DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHAN Perubahan peraturan di bidang pemerintahan daerah yang berdampak pada bidang kepegawaian membutuhkan antisipasi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

OLEH: KEPALA PUSDIKLAT APARATUR

OLEH: KEPALA PUSDIKLAT APARATUR OLEH: KEPALA PUSDIKLAT APARATUR Disampaikan dalam rangka Pertemuan Koordinasi Pengelola Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan Yogyakarta, Oktober 2014 Arah Pembangunan Kesehatan Kebijakan PPSDM Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, termasuk satuan pendidikan menengah kejuruan yang bertujuan

Lebih terperinci

KRITERIA PENILAIAN SNI AWARD 2018

KRITERIA PENILAIAN SNI AWARD 2018 KRITERIA PENILAIAN SNI AWARD 2018 KATEGORI ORGANISASI PENDIDIKAN Pusat Pendidikan dan Pemasyarakatan Standardisasi Badan Standardisasi Nasional Gedung BPPT I Lantai 11 Jl. MH Thamrin No. 8 Jakarta 10340

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan aparatur yang profesional seiring. dengan reformasi birokrasi diperlukan langkah-langkah konkrit dalam

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan aparatur yang profesional seiring. dengan reformasi birokrasi diperlukan langkah-langkah konkrit dalam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan aparatur yang profesional seiring dengan reformasi birokrasi diperlukan langkah-langkah konkrit dalam meningkatkan kinerja aparatur. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Deskripsi variabel a. Kepemimpinan kepala sekolah dengan dimensi orientasi

Lebih terperinci

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN Kementerian Negara/Lembaga : KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Unit Eselon I : BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI Program : Program Pengkajian Kebijakan, Iklim dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia menuju ke kehidupan yang lebih baik. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Deta Adina Mangawing, 2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Deta Adina Mangawing, 2016 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada prinsipnya, kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dengan dunia pendidikaan karena pendidikan sangat berpengaruh dan berperan penting dalam kehidupan

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS PENDIDIKAN. As ari Djohar

AKUNTABILITAS PENDIDIKAN. As ari Djohar AKUNTABILITAS PENDIDIKAN As ari Djohar I. Akuntabilitas Pendidikan LPTK PGSMK a. Akuntabilitas pendidikan adalah suatu perwujudan kewajiban dari Lembaga Pendidikan untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan

Lebih terperinci

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2011 MODUL IX SISTEM MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hambatan. Keterbukaan ditandai dengan kemajuan teknologi informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. hambatan. Keterbukaan ditandai dengan kemajuan teknologi informasi yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi memiliki tiga ciri utama, yaitu: kebebasan, keterbukaan, dan integrasi global (Budiono, 2008:1). Kebebasan merupakan ciri di mana suatu

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUN 2013 RENCANA KINERJA TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SMK SPP NEGERI SEMBAWA PALEMBANG 2012 KATA PENGANTAR Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya

Lebih terperinci

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA BADAN PENJAMINAN MUTU

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA BADAN PENJAMINAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU PERGURUAN TINGGI POKOK BAHASAN 1. Perlunya PT Melaksanakan Manajemen Kualitas 2. Pemahaman dan Landasan PMPT 3. Bentuk Dasar PMPT 4. Perkembangan Penerapan Konsep PMPT 5. Tuntutan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI

BAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI BAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI 3.1. Kekuatan 1. STMIK AMIKOM YOGYAKARTA saat ini telah meraih 6 penghargaan dalam bidang penelitian bertaraf internasional, yang dapat meningkatkan reputasi STMIK

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : Pemerintah Penyelenggara Pendidikan Dan Pelatihan Teknis masih terdapat kekurangan dan belum dapat menampung perkembangan

2015, No Mengingat : Pemerintah Penyelenggara Pendidikan Dan Pelatihan Teknis masih terdapat kekurangan dan belum dapat menampung perkembangan No.1114, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAN. Akreditasi. Lembaga Diklat Pemerintah. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN AKREDITASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maju dapat dilihat dari mutu pendidikannya. Menurut data Organisasi Pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. maju dapat dilihat dari mutu pendidikannya. Menurut data Organisasi Pendidikan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu yang penting bagi suatu bangsa. Bangsa yang maju dapat dilihat dari mutu pendidikannya. Menurut data Organisasi Pendidikan, Ilmu

Lebih terperinci

Manajemen Strategik dalam Pendidikan

Manajemen Strategik dalam Pendidikan Manajemen Strategik dalam Pendidikan Oleh : Winarto* A. Pendahuluan Manajemen pendidikan yang diterapkan di lingkungan internal sistem persekolahan hanyalah sebagian dari tanggung jawab kepala sekolah

Lebih terperinci

Kondisi saat ini. Kondisi Yang diinginkan. Pembaharuan Sistem. Perencanaan. Pengembangan. Kompetensi MENGAPA PERLU KEGIATAN INI?

Kondisi saat ini. Kondisi Yang diinginkan. Pembaharuan Sistem. Perencanaan. Pengembangan. Kompetensi MENGAPA PERLU KEGIATAN INI? PUSAT PENGEMBANGAN PROGRAM DAN PEMBINAAN DIKLAT LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA MENGAPA PERLU KEGIATAN INI? Kompetensi ASN perlu dikembangkan masih identik dengan diklat Perencanaan belum sesuai tuntutan UU

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Era globalisasi ditandai dengan persaingan sangat berat dalam. teknologi, manajemen, dan sumberdaya manusia (SDM). Untuk memenuhi hal

PENDAHULUAN. Era globalisasi ditandai dengan persaingan sangat berat dalam. teknologi, manajemen, dan sumberdaya manusia (SDM). Untuk memenuhi hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi ditandai dengan persaingan sangat berat dalam teknologi, manajemen, dan sumberdaya manusia (SDM). Untuk memenuhi hal tersebut diperlukan penguasaan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mutu terpadu (TQM) termasuk dalam kategori tinggi, dengan pencapaian tertinggi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mutu terpadu (TQM) termasuk dalam kategori tinggi, dengan pencapaian tertinggi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah melakukan proses analisis data sesuai dengan rumusan masalah, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut. 5.1 Kesimpulan 1. Secara keseluruhan, kinerja SMA di Provinsi

Lebih terperinci

KONTRIBUSI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DALAM PENGEMBANGAN MUTU PERGURUAN TINGGI

KONTRIBUSI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DALAM PENGEMBANGAN MUTU PERGURUAN TINGGI PRAKTIK BAIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI Manfaat yang diperolah Setelah Penerapan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi KONTRIBUSI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Pembangunan Nasional dan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 menetapkan

Bab I Pendahuluan. Pembangunan Nasional dan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 menetapkan Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 menetapkan bahwa setiap lembaga pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era global dan perkembangan iptek yang sangat cepat, intensitas tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Era global dan perkembangan iptek yang sangat cepat, intensitas tantangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era global dan perkembangan iptek yang sangat cepat, intensitas tantangan pembangunan pendidikan nasional cenderung akan semakin meningkat dan komplek. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang keuangan Negara memuat berbagai perubahan mendasar dalam pendekatan penganggaran. Perubahan-perubahan ini didorong oleh beberapa

Lebih terperinci

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU -1- LAMPIRAN VII PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU 1. Lingkup Sistem Manajemen

Lebih terperinci

PROSEDUR SISTEM MUTU Tanggal Revisi : SISTEM MUTU Tanggal Berlaku : 01 Oktober 2009 Kode Dokumen : PM-UII-02

PROSEDUR SISTEM MUTU Tanggal Revisi : SISTEM MUTU Tanggal Berlaku : 01 Oktober 2009 Kode Dokumen : PM-UII-02 1. TUJUAN : 1. Untuk memastikan perangkat sistem dan struktur dokumentasi serta mekanisme yang digunakan dalam implementasi Sistem Manajemen Mutu. 2. Untuk memastikan pengaturan dan cara pemberian kode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan global memberikan pengaruh besar terhadap sekolah kejuruan dalam mempersiapkan persaingan tenaga kerja. Persaingan tenaga kerja yang sangat ketat,

Lebih terperinci

Pengelolaan Keluhan Pelanggan/E-Complaint Dalam Perspektif Manajemen Mutu

Pengelolaan Keluhan Pelanggan/E-Complaint Dalam Perspektif Manajemen Mutu Pengelolaan Keluhan Pelanggan/E-Complaint Dalam Perspektif Manajemen Mutu Milestone Pencapaian Visi-Misi UB VISI UB Menjadi universitas unggul yang berstandar internasional dan mampu berperan aktif dalam

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

PRESS RELEASE. (Hari Kamis tanggal 08 Desember 2014)

PRESS RELEASE. (Hari Kamis tanggal 08 Desember 2014) PRESS RELEASE ACARA PENYERAHAN SERTIFIKAT SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008, PERESMIAN DATA CENTER DAN LAUNCHING SISTEM RKPD ONLINE, SIPPE (SISTEM INFORMASI PEMANTAUAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI), SIMANJA

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia selalu berperan aktif dalam setiap kegiatan. suatu organisasi. Keberadaan sumber daya manusia dalam suatu

B A B I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia selalu berperan aktif dalam setiap kegiatan. suatu organisasi. Keberadaan sumber daya manusia dalam suatu 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia selalu berperan aktif dalam setiap kegiatan suatu organisasi. Keberadaan sumber daya manusia dalam suatu organisasi sangat penting karena

Lebih terperinci

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 INDIKATOR

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 INDIKATOR MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 KEMENTERIAN/LEMBAGA : LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA I PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA LAN SASARAN Meningkatnya

Lebih terperinci

1. Jatidiri prodi 2. Makna tatapamong 3. Tatapamong dalam konteks SNP 4. Tatapamong dalam perspektif kegiatan akreditasi BAN PT

1. Jatidiri prodi 2. Makna tatapamong 3. Tatapamong dalam konteks SNP 4. Tatapamong dalam perspektif kegiatan akreditasi BAN PT 1. Jatidiri prodi 2. Makna tatapamong 3. Tatapamong dalam konteks SNP 4. Tatapamong dalam perspektif kegiatan akreditasi BAN PT 5. Tatapamong prodi yang efektif 6. Pengembangan tatapamong prodi S1 PGSD

Lebih terperinci

Program Kerja Program Studi Ekonomi, Keuangan dan Perbankan (PS EKP) Periode Tahun

Program Kerja Program Studi Ekonomi, Keuangan dan Perbankan (PS EKP) Periode Tahun Program Kerja Program Studi Ekonomi, Keuangan dan Perbankan (PS EKP) Periode Tahun 2014-2017 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Visi Adapun visi-misi Program

Lebih terperinci

KA/LPM-UNSRAT/01 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI. Tahun

KA/LPM-UNSRAT/01 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI. Tahun KA/LPM-UNSRAT/01 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI Tahun 2016-2020 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI TAHUN 2016-2020 KA/LPM-UNSRAT/01 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi sekarang ini, teknologi dan ilmu pengetahuan sangat berpengaruh pada pola kehidupan manusia untuk secara terus menerus mengembangkan diri.

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Birokrasi pemerintahan baik di pusat maupun di daerah, memegang peranan penting dalam pembangunan bangsa Indonesia. Oleh karena itu birokrat pemerintah daerah dituntut untuk

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. menengah.

KATA PENGANTAR. menengah. KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

MANAJEMEN MUTU TERPADU

MANAJEMEN MUTU TERPADU MANAJEMEN MUTU TERPADU DIKLAT TEKNIS PELAYANAN PRIMA TURWELIS Widyaiswara Madya Badikltda Jabar www.themegallery.com Nama : Dra. Turwelis, S.Pd Tempat/tgl Lahir : Bandung, 26 Pebruari 1964 Jabatan : Widyaiswara

Lebih terperinci

TESIS. Diajukan untuk memenuhi sebagian Persyaratan Guna Mendapatkan. Gelar Magister Manajemen Pendidikan

TESIS. Diajukan untuk memenuhi sebagian Persyaratan Guna Mendapatkan. Gelar Magister Manajemen Pendidikan IMPLEMENTASI NILAI-NILAI TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN(SMK) NEGERI 6 SURAKARTA (Studi Kasus di SMK Negeri 6 Surakarta Yang Telah Bersertifikat ISO 9001-2000) TESIS Diajukan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA (RENJA) RENCANA KERJA (RENJA) BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2015 BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2014 Rencana Kerja (RENJA) Tahun

Lebih terperinci

Kuesioner SNI Award 2013 Kategori Perusahaan/Organisasi Besar Jasa. Nomor/Kode Pertanyaan Panduan Pengisian

Kuesioner SNI Award 2013 Kategori Perusahaan/Organisasi Besar Jasa. Nomor/Kode Pertanyaan Panduan Pengisian A A.1 KINERJA PERUSAHAAN/ORGANISASI Kepemimpinan dan Manajemen Klausul ini dimaksudkan untuk menilai bagaimana pimpinan mengelola dan mengarahkan perusahaan/organisasi dalam mengupayakan pencapaian sasaran.

Lebih terperinci

PENGANTAR. Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai. Dr. Bambang Winarji, M.Pd NIP

PENGANTAR. Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai. Dr. Bambang Winarji, M.Pd NIP PENGANTAR Rencana Strategis (Renstra) Pusdiklat Pegawai Kemendikbud 2015-2019 disusun sebagai upaya mengonsolidasikan kekuatan dan mengatasi kelemahan organisasi untuk mendayagunakan peluang yang tersedia

Lebih terperinci