KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA"

Transkripsi

1 LAPORAN KINERJA 2015 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2 Kata Pengantar Sebagai bahan pertanggungjawaban kinerja dan anggaran yang telah dilaksanakan selama satu tahun, sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, telah disusun Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Luar Negeri Tahun Penyusunan laporan kinerja ini merupakan bagian dari implementasi transparansi dan akuntabilitas kinerja dalam kerangka good governance di lingkungan sekretariat jenderal Kementerian Luar negeri. Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Luar Negeri Tahun 2015 disusun sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Laporan Kinerja ini menggambarkan sejumlah capaian kinerja berdasarkan target kinerja yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun Kami berharap melalui pelaporan kinerja, dapat terlihat sasaran yang telah tercapai maupun yang belum dapat diraih, sehingga Laporan Kinerja ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi dan solusi yang dapat diimplementasikan. Oleh karena itu, dengan tersusunnya Laporan Kinerja ini, Sekretariat Jenderal diharapkan dapat meningkatkan kinerjanya di masa mendatang. Jakarta, Februari 2016 Y. Kristiarto S. Legowo

3 RINGKASAN EKSEKUTIF Tahun 2015 adalah tahun pertama implementasi Rencana Strategis (renstra) jangka menengah Sekretariat Jenderal Pada tahap awal pelaksanaan renstra ini, Sekretariat Jenderal (Setjen) melakukan beberapa perubahan termasuk perubahan Indikator Kinerja Utama (IKU) dari periode sebelumnya, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: No IKU Tahun 2014 No IKU Tahun Nilai Kemajuan Reformasi Birokrasi 1 Indeks Kepuasan Pegawai Kementerian Luar Negeri 2 Nilai Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Luar Negeri 2 Nilai Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Luar Negeri 3 Opini BPK 3 Opini BPK 4 Persentase pegawai yang ditempatkan sesuai dengan kompetensi 4 Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan 5 Persentase kelancaran ketersediaan infrastruktur jaringan teknologi dan komunikasi di Kementerian Luar Negeri 6 Persentase pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana 5 Persentase penerapan cetak biru teknologi informasi dan komunikasi Kementerian Luar Negeri IKU yang dipilih pada Tahun 2015 merupakan IKU yang berorientasi pada hasil (outcome), bukan merupakan IKU yang hanya berorientasi pada kegiatan atau proses. Dengan IKU baru pada Tahun 2015 tersebut, pencapaian kinerja Setjen menjadi lebih menantang, namun tetap realistis. Dari hasil pengukuran, monitoring dan evaluasi yang dilakukan secara berkala, selama tahun 2015, Setjen berhasil meraih pencapaian kinerja sebagai berikut: SASARAN Meningkatnya dukungan manajemen dan teknis pelaksanaan diplomasi Indonesia NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2015 REALISASI 2015 CAPAIAN Indeks Kepuasan Pegawai 55% 45% 81,45% 2 Nilai Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kemenlu dari KemenPAN dan RB 3 B (70) BB (72,22) Opini BPK WTP WTP 4 Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan 5 Persentase penerapan cetak biru teknologi informasi dan komunikasi Kementerian Luar Negeri 50% 5,56% 103,17% 120% (konversi) 11,11% 55% 9,30% 16,91% Capaian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun ,53%

4 Capaian signifikan dari Sekretaris Jenderal pada tahun 2015 datang dari capaian kinerja indikator kinerja utama yang kedua dan ketiga yaitu capaian Indikator Nilai Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) dari Kementerian PAN-RB dan Opini BPK atas audit Laporan Keuangan Kementerian Luar Negeri Tahun Pada Tahun 2015 Kemenlu mendapatkan nilai BB dengan nilai 72,22 atas Laporan Kinerja Kemenlu Tahun Nilai ini menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan dibandingkan tahun lalu yang hanya mendapat Nilai Evaluasi AKIP 62,27. Selain itu, pada tahun 2015, Kemenlu mendapat Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK atas Laporan Keuangan Kementerian Luar Negeri Tahun Raihan capaian yang rendah pada IKU Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan dikarenakan Kementerian Luar Negeri pada tahun 2015 melakukan restrukturisasi organisasi untuk mencapai visi misi dan sasaran strategis sesuai Renstra Kemlu Restrukturisasi ini pada prosesnya akan memunculkan jabatanjabatan baru secara nomenklatur maupun substansif yang mensyaratkan penyusunan pembaharuan peta dan analisa jabatan. Oleh karena itu penyempurnaan model dan standar kompetensi jabatan serta pelaksanaan asesmen tidak dapat dilaksanakan pada tahun 2015 dan baru dapat dilaksanakan secara bertahap mulai tahun 2016 setelah struktur baru disahkan. Selain itu, pencapaian kinerja Persentase penerapan cetak biru teknologi informasi dan komunikasi Kementerian Luar Negeri tidak dapat mencapai target karena jumlah anggaran untuk pelaksanaan Penerapan Cetak Biru Teknologi Informasi dan Komunikasi Kementerian Luar Negeri Tahun tahap kedua (tahun 2015) hanya tersedia sebesar 50%. Di samping itu, belum adanya kebijakan tata kelola teknologi informasi dan komunikasi Kementerian Luar Negeri menyebabkan prioritas pelaksanaan tahapan penerapan Cetak Biru Teknologi Informasi dan Komunikasi terganggu oleh adanya permintaan layanan infrastruktur dan aplikasi yang tidak tercantum dalam dokumen Rencana Induk Strategis Teknologi Informasi dan Komunikasi yang harus didahulukan penyelesaiannya. Sementara itu, dari sisi Anggaran, pada tahun 2015 Sekretaris Jenderal mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,00. Anggaran tersebut mengalami revisi beberapa kali. Sehingga pada akhirnya anggaran tersebut menjadi sebesar Rp ,00. Total realisasi anggaran Sekretariat Jenderal sebesar Rp ,00 dengan rata-rata realisasi persentase untuk total anggaran adalah sebesar 90,72% pada tahun Realisasi tersebut sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan realisasi anggaran tahun 2014 yaitu 91,43%. Hal tersebut dikarenakan pada TA 2015, sebagian anggaran belanja non-operasional Setjen dianggarkan dari PNBP, demikian juga dengan anggaran belanja modal, sehingga realisasi anggarannya diwajibkan memenuhi terlebih dahulu target penerimaannya, yang kemudian pencairannya diperlukan proses yang cukup panjang dan memerlukan waktu.

5 Bab I Pendahuluan I.1 LATAR BELAKANG Laporan Kinerja Instansi Pemerintah disusun berdasar amanat Peraturan Pemerintah nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; Peraturan Presiden nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 53 Tahun 2015 tentang Petunjuk Perjanjian Kinerja, PeLaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja wajib disusun dan disampaikan untuk melaporkan kinerja sebagaimana tercermin dalam Rencana Strategis (Renstra) dan dokumen Perjanjian Kinerja (PK). Sekretariat Jenderal terus berupaya untuk meningkatkan akuntabilitas kinerja dari Kementerian Luar Negeri, termasuk dalam proses penyempurnaan dokumen Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemeritah (SAKIP) dari Kementerian Luar Negeri. Dalam rangka peningkatan akuntabilitas, Sekretariat Jenderal terus berupaya untuk mengimplementasikan sistem AKIP dengan baik mulai dari perencanaan, pelaporan serta evaluasi yang berorientasi pada hasil/manfaat bagi negara sesuai dengan bidang tugas Kementerian Luar Negeri. Hal ini dapat terlihat pada pengelolaan keuangan maupun kinerja Kementerian Luar Negeri yang dijalankan melalui pemantauan dan evaluasi sistem pengendalian internal oleh Sekretariat Jenderal melalui kegiatan Monitoring dan Evaluasi yang dilakukan secara rutin setiap triwulan. Sebagai bagian dari Kementerian Luar Negeri, Sekretariat Jenderal memiliki tugas dan fungsi dalam memfasilitasi dan mendukung pemenuhan kebutuhankebutuhan pimpinan Kementerian Luar Negeri. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Sekretariat Jenderal berupaya untuk mewujudkan sistem manajemen kinerja yang bertumpu pada perencanaan, pengukuran kinerja, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi internal sesuai dengan SAKIP dalam rangka mewujudkan institusi yang profesional, bersih dan berwibawa serta menerapkan prinsip-prinsip good governance.

6 I.2 TUGAS DAN FUNGSI Berdasarkan Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 07 Tahun 2011 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Luar Negeri, tugas dan fungsi Sekretariat Jenderal adalah: 1. Tugas: Sekretariat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Luar Negeri. 2. Fungsi: Dalam melaksanakan tugas tersebut Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi: a. Koordinasi kegiatan Kementerian Luar Negeri; b. Koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian Luar Negeri; c. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip dan dokumentasi Kementerian Luar negeri; d. Pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerja sama, dan hubungan masyarakat; e. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan; f. Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan Negara; dan Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Luar Negeri.

7 I.3 STRUKTUR ORGANISASI Secara umum, gambaran mengenai struktur organisasi Sekretariat Jenderal di tingkat Eselon II sesuai dengan Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 07 Tahun 2011 dapat digambarkan sebagai berikut:

8 I.4 ASPEK STRATEGIS ORGANISASI Sekretariat Jenderal memiliki tugas utama dalam melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan administrasi Kementerian Luar Negeri. Melalui perencanaan organisasi, sumber daya manusia, dukungan anggaran, sarana dan prasarana, administrasi serta dukungan teknis lainnya, Sekretariat Jenderal turut andil dan memliki tanggung jawab dalam mendukung keberhasilan diplomasi total bagi pencapaian kepentingan nasional sesuai visi dan misi Kementerian Luar Negeri. Dalam rangka mewujudkan cita-cita pencapaian kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Luar Negeri, Sekretariat Jenderal terus berupaya memantapkan koordinasi kegiatan serta meningkatkan kualitas penyelenggaraan pengelolaan administrasi umum.

9 Bab II Perencanaan Kinerja A. RENCANA STRATEGIS

10 PERJANJIAN KINERJA (PK) TAHUN 2015 Program : Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Luar Negeri Total Anggaran Pusat : Rp ,- Perwakilan : Rp ,- PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN LUAR NEGERI SASARAN PROGRAM No INDIKATOR SASARAN TARGET Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Teknis Pelaksanaan Diplomasi Indonesia 1 Indeks Kepuasan Pegawai 55% 2 Nilai Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Luar Negeri B (70) 3 Opini BPK WTP 4 Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan 50% 5 Persentase penerapan cetak biru teknologi informasi dan komunikasi Kementerian Luar Negeri 55%

11 Bab III Akuntabilitas Kinerja A. Gambaran Umum Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015 Sekretariat Jenderal Kementerian Luar Negeri memiliki sasaran Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Teknis Pelaksanaan Diplomasi Indonesia dengan capaian sebesar 66,53% pada tahun Capaian untuk sasaran pertama Sekretariat Jenderal turun dari tahun sebelumnya, di mana capaian tahun 2014 sebesar 89,43%. Sasaran strategis Setjen Kemenlu diukur dengan beberapa IKU yang baru dimana IKU baru yang disusun lebih berorientasi kepada hasil (outcome) dan tidak pada kegiatan. IKU tersebut dilengkapi dengan manual IKU yang mencakup juga definisi beserta formulasi perhitungan, sehingga perhitungan capaian lebih terukur. Walaupun capaian terlihat lebih kecil dari yang sebelumnya, tetapi capaian tersebut sesuai dengan formulasi perhitungan dalam manual IKU. Seperti misalnya untuk capaian IKU Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan diukur dengan standar kompetensi jabatan sehingga IKU ini berorientasi pada outcome tidak lagi hanya mengukur kegiatan. Selain itu misalnya IKU Persentase penerapan cetak biru teknologi informasi dan komunikasi Kementerian Luar Negeri merupakan pengukuran capaian rencana strategis jangka panjang yang diukur melalui perhitungan sistem informasi dan infrastruktur teknologi informasi yang diselesaikan. Kedua IKU tersebut merupakan IKU Setjen yang baru sehingga tidak dapat dibandingkan dengan capaian tahun-tahun sebelumnya. B. Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2015 Sekretariat Jenderal memiliki sasaran strategis yaitu Meningkatnya dukungan manajemen dan teknis pelaksanaan diplomasi Indonesia. Pengukuran pencapaian dua sasaran tersebut dicapai dengan meggunakan 5 (lima) Indikator Kinerja Utama. Sesuai dengan Manual IKU yang telah ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal, maka Indikator Kinerja Utama Sekretariat Jenderal adalah sebagai berikut: SASARAN ESELON I Meningkatnya dukungan manajemen dan teknis pelaksanaan diplomasi Indonesia IKU ESELON I IKU 1 Indeks Kepuasan Pegawai IKU 2 Nilai Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah TARGET INFORMASI KINERJA REALISASI 55% B (70) Hasil Survey Kepuasan Pegawai Laporan Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kemenlu dari KemenPAN dan RB 2,24 dari skala 5 BB (72,22) CAPAIAN (%) 45% 81,45% 103,17% 103,17% DATA DUKUNG Hasil Survey Kepuasan Pegawai Laporan Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

12 Kementerian Luar Negeri IKU 3 Opini BPK IKU 4 Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan IKU 5 Persentase penerapan cetak biru teknologi informasi dan komunikasi Kementerian Luar Negeri WTP 50% 55% Opini BPK atas Laporan Keuangan Kemenlu Tahun 2013 Jumlah Pejabat (Eselon I s.d. II) di lingkungan Kemenlu yang telah memenuhi kompetensi jabatan Jumlah Pejabat (Eselon I s.d. II) di lingkungan Kemenlu Sistem Informasi yang diselesaikan Sistem Informasi sesuai Cetak Biru TIK Infrastruktur Teknologi Informasi Yang Diselesaikan Infrastruktur Teknologi Informasi sesuai Cetak Biru TIK WTP (100%) % 120% 5,56% 11,11% 9,30% 16,91% Capaian Kinerja Setjen Tahun ,53% Kemenlu dari KemenPAN dan RB Laporan Hasil Audit BPK Database Kepegawaian Laporan dari Pusat Komunikasi C. Analisis Pencapaian Sasaran Tahun 2015 Secara keseluruhan capaian sasaran Sekretariat Jenderal pada tahun 2015 untuk sasaran pertama yakni Meningkatnya dukungan manajemen dan teknis pelaksanaan diplomasi Indonesia adalah sebesar 66,53 %. Capaian ini menurun dari tahun-tahun sebelumnya. Untuk tahun 2014 sasaran pertama mencapai sebesar 89,43%, tahun ,56%, tahun 2012 sebesar 91,36% dan tahun 2011 sebesar 84,66%. Sejalan dengan Manual IKU Setjen Kemenlu yang telah ditetapkan, maka pengukuran IKU telah lebih berorientasi kinerja dan bukan kepada kegiatan. Perhitungan capaian sasaran telah bororientasi kepada hasil dan sesuai dengan kriteria IKU yakni SMART (Specific, Measurable, Attainable, Relevan, Time Bound). Grafik perbandingan capaian kinerja Sekretariat Jenderal dari tahun 2011 hingga 2015 bisa terlihat seperti dalam gambar di bawah ini:

13 Trend Capaian Sasaran Strategis Sasaran I Sasaran II 100,00% 84,66% 91,36% 94,56% 89,40% 80,00% 85,87% 91,72% 66,53% 60,00% 75,78% 74,49% 40,00% 20,00% 0,00% 0% Sasaran I 84,66% 91,36% 94,56% 89,40% 66,53% Sasaran II 85,87% 75,78% 91,72% 74,49% 0,00% Capaian sasaran Sekretariat Jenderal diukur dengan 5 Indikator Kinerja Utama (IKU). Pengukuran terhadap masing-masing IKU tersebut adalah sebagai berikut:.indeks Kepuasan Pegawai. Pengukuran untuk IKU tersebut menggunakan pengukuran dari 1. Indeks Kepuasan Pegawai. Pengukuran untuk IKU tersebut menggunakan pengukuran dari Hasil Survei Kepuasan Pegawai yang dilakukan oleh Biro Perencanaan & Organisasi (Kelompok Kerja Reformasi Birokrasi). Penjelasan: Indeks Kepuasan Pegawai dilakukan melalui survei yang ditujukan untuk mengetahui dan menganalisis tingkat kepuasan pegawai Kementerian Luar Negeri terhadap kapasitas organisasi Kementerian Luar Negeri yang meliputi 6 (enam) aspek yaitu: (i) kelembagaan; (ii) kepegawaian/sumber daya manusia; (iii) imbalan; (iv) sarana dan prasarana; (v) pengendalian dan pengawasan; serta (vi) mekanisme dan tata kerja. Ukuran tingkat kepuasan skala Likert (skala terendah 1 yaitu tidak puas dan skala tertinggi 5 yaitu sangat puas) 2. Nilai hasil evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kemenlu dari KemenPAN dan RB. Pengukuran untuk IKU tersebut menggunakan pengukuran dari Laporan Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kemenlu dari KemenPAN dan RB. Aspek pengukuran Laporan Kinerja oleh KemenPAN dan RB menggunakan 5 komponen penilaian yakni Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja, Evaluasi Kinerja, serta Capaian Kinerja. Pada tahun 2015 Kementerian Luar Negeri mendapatkan penilaian untuk LAPORAN KINERJA tahun 2014 dengan poin 72,22 yaitu BB

14 3. Opini BPK Pengukuran untuk IKU ini menggunakan parameter dari Laporan Hasil Audit BPK. Untuk tahun 2015 Kementerian Luar Negeri mendapatkan Opini Wajar tanpa Pengecualian (WTP) 4. Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan. Pengukuran untuk IKU tersebut adalah sebagai berikut: Jumlah pejabat (Eselon I & II) di lingkungan Kemenlu yang telah memenuhi kompetensi jabatan x 100 % Jumlah pejabat (Eselon I & II) di lingkungan Kemenlu 5. Persentase penerapan cetak biru teknologi informasi dan komunikasi Kementerian Luar Negeri. Pengukuran terhadap IKU tersebut menggunakan rumusan sebagai berikut: Penjelasan: Persentase Penerapan Cetak Biru Teknologi Informasi dan Komunikasi (PPR) adalah informasi tentang realisasi penerapan strategi teknologi informasi dan komunikasi di Kementerian Luar Negeri. Keterangan: - % PPR = Persentase Penerapan Cetak Biru TIK - X1 = sistem informasi yang diselesaikan - X2 = sistem informasi sesuai cetak biru TIK - Y1 = Infrastruktur teknologi informasi yang diselesaikan - Y2 = Infrastruktur teknologi informasi sesuai cetak biru TIK Secara keseluruhan perhitungan untuk capaian sasaran Sekretariat Jenderal Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Teknis Pelaksanaan Diplomasi Indonesia pada tahun 2015 diperlihatkan pada tabel di bawah ini: No Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian 1 Indeks Kepuasan Pegawai 55% 45% 81,45% 2 Nilai Hasil evaluasi akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah Kemenlu dari KemenPAN dan RB B (70) B (72,22) 3 Opini BPK WTP WTP 4 Persentase pejabat yang ditempatkan sesuai dengan kompetensinya 103,17% 120% (konversi) 50% 5,56% 11,11%

15 5 Persentase penerapan cetak biru teknologi informasi dan komunikasi Kementerian Luar Negeri 55% 9,30% 16,91% Capaian Sasaran I 66,53% C.1. Analisis IKU 1 IKU 1 Indeks Kepuasan Pegawai Target 55% Capaian 81,45% Realisasi 45% Survei tingkat kepuasan pegawai dilakukan oleh Sekretariat Jenderal c.q. Biro Perencanaan dan Organisasi pada tanggal 27 Maret s.d 6 April Survei tersebut diikuti oleh 822 responden pegawai Kemenlu yang berada di Pusat dan Perwakilan RI atau merepresentasikan 23% dari total pegawai Kemenlu. Jumlah total pegawai Kemenlu saat ini sesuai catatan dari Biro Kepegawaian adalah 3587 orang. Survei ditujukan untuk mengetahui dan menganalisis tingkat kepuasan pegawai Kementerian Luar Negeri terhadap kapasitas organisasi Kementerian Luar Negeri yang meliputi 6 (enam) aspek yaitu: (i) kelembagaan; (ii) kepegawaian/sumber daya manusia; (iii) imbalan; (iv) sarana dan prasarana; (v) pengendalian dan pengawasan; serta (vi) mekanisme dan tata kerja. Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan oleh tim bekerja sama dengan pihak konsultan dengan menggunakan ukuran tingkat kepuasan skala Likert (skala terendah 1 yaitu tidak puas dan skala tertinggi 5 yaitu sangat puas), angka kumulatif tingkat kepuasan pegawai Kementerian Luar Negeri terhadap kapasitas organisasi Kementerian Luar Negeri adalah 2,24 atau kurang puas. Rincian tingkat kepuasan pegawai per aspek kapasitas organisasi adalah sebagai berikut: a. Tingkat kepuasan terhadap aspek kelembagaan adalah 2,13 (kurang puas); b. Tingkat kepuasan terhadap aspek kepegawaian/sumber daya manusia adalah 2,13 (kurang puas); c. Tingkat kepuasan pegawai terhadap aspek imbalan adalah 1,95 (tidak puas); d. Tingkat kepuasan terhadap aspek penyediaan sarana dan prasarana adalah 2,73 (kurang puas); e. Tingkat kepuasan terhadap aspek pengendalian dan pengawasan adalah 2,26 (kurang puas); dan f. Tingkat kepuasan terhadap aspek mekanisme dan tata kerja adalah 2,45 (kurang puas) Jika dikonversi ke dalam persentase maka realisasi tingkat kepuasan pegawai Kemenlu yang tercermin dari hasil survei tersebut adalah sebesar 44,8% (2,24 dari skala 5). Realisasi sampai Triwulan III: 44,8%. Target tahunan: 55%. Capaian kinerja 81,45% (44,8% dibagi dengan 55%).

16 Tingkat kepuasan pegawai yang didapat dari hasil survei tersebut tidak mencapai target 55% seperti yang telah direncanakan pada renaksi dan PK Setjen Realisasinya hanya 44,8% atau capaiannya berarti 81,45% dari target. Rendahnya tingkat kepuasan pegawai tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Isu dominan yang menjadi perhatian responden untuk dibenahi dapat diuraikan sebagai berikut: a. Menilik tingkat kepuasan aspek kelembagaan dan kepegawaian/sumber daya manusia yang memiliki skor yang sama (2,13), menunjukkan bahwa kedua aspek ini saling berkaitan dan dalam pembenahannya tidak dapat dilakukan secara terpisah. Concern utama yang menjadi perhatian responden terhadap kedua aspek tersebut juga sama yaitu masalah pembenahan pola karir BPKRT, Pejabat Komunikasi dan Jabatan Fungsional Diplomat; b. Imbalan merupakan satu-satunya aspek kapasitas organisasi yang memperoleh skor tingkat kepuasan di bawah 2 yaitu 1,95 atau tidak puas. Rasa ketidakpuasan responden terhadap aspek imbalan berkaitan erat dengan tunjangan kinerja yang diterima. Sebagian besar responden berpandangan bahwa penentuan kelas jabatan seharusnya didasarkan secara obyektif pada beban kerja, jenis dan tingkat kesulitan pekerjaan yang mereka lakukan sehingga tunjangan kinerja yang diterima sesuai dengan yang semestinya diterima. c. Salah satu aspek kapasitas organisasi adalah sarana dan prasarana, yang menjadi sorotan utama adalah masalah perbaikan dan kebersihan kantin; d. Pada aspek pengendalian dan pengawasan, tingkat kepuasan terendah pegawai adalah mengenai masalah sistem pengendalian internal pemerintah (SPIP) di Kemenlu dimana mayoritas pegawai menyatakan tidak puas (1,91). Sebagian besar responden menyatakan agar penerapan SPIP dapat disosialisasikan secara lebih intensif karena belum banyak diketahui dan dipahami oleh pegawai; e. Menyangkut aspek mekanisme dan tata kerja, tingkat kepuasan terendah pegawai adalah terhadap peraturan di Kemenlu yang mengatur mengenai penataan tatalaksana dan Standard Operating Procedures (SOP) (2,16). Hal ini dapat dipahami karena Kementerian Luar Negeri belum memiliki pedoman business process dan SOP sebagai panduan dalam penyusunan business process dan SOP di setiap unit kerja/satuan kerja. Tingkat kepuasan pegawai terhadap aspek imbalan adalah sebesar 1,95 (tidak puas). Aspek ini merupakan yang menyumbang tingkat kepuasan yang paling rendah. Masalah utama yang disampaikan responden dari aspek imbalan ini adalah perlunya perbaikan kelas jabatan sehingga tunjangan kinerja yang diterima sesuai dengan kinerja dan beban kerja yang bersangkutan. Sebagian besar responden berpandangan bahwa penentuan kelas jabatan seharusnya didasarkan secara obyektif pada beban kerja, jenis dan tingkat kesulitan pekerjaan yang mereka lakukan sehingga tunjangan kinerja yang diterima sesuai dengan yang semestinya diterima. Selain itu, meskipun berada dalam skala kurang puas, namun dari 6 (enam) variabel kapasitas organisasi yang diajukan kepada responden, aspek sarana dan prasarana merupakan variabel yang menunjukkan tingkat kepuasan tertinggi dari pegawai yaitu 2,73. Masalah sarana dan prasarana yang menjadi perhatian utama responden untuk dibenahi adalah:

17 a. perbaikan dan kebersihan kantin; b. kebersihan, perbaikan, dan kelengkapan sarana di toilet; dan pest control secara berkala c. penambahan dan peremajaan armada bus jemputan; d. penambahan ruang rapat, perlunya penamaan gedung, dan penyediaan ruang tamu yang memadai. Berpijak dari hasil survei tersebut, direkomendasikan beberapa hal yang menjadi perhatian responden yang kiranya dapat dipertimbangkan untuk tindak lanjutnya oleh unit/satuan kerja terkait, yaitu: a. Penyelesaian pembentukan jabatan fungsional bagi BPKRT dan Petugas Komunikasi; serta Revisi terhadap Peraturan Menteri PANRB Tahun 2005 tentang Jabatan Fungsional Diplomat dan Angka Kreditnya; b. Peninjauan terhadap evaluasi jabatan (peta jabatan dan kelas jabatan) Kemenlu; c. Perbaikan kantin; d. Sosialisasi tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) secara lebih intensif; e. Penyusunan penataan tatalaksana (business process) dan pedoman penyusunan Standard Operating Procedure (SOP) Kemenlu. Langkah percepatan dan proyeksi ke depan: a. Penyediaan alat pengukur kepuasaan elektronik di loket-loket pelayanan Biro Kepegawaian, seperti Unit Layanan Terpadu dan Poliklinik agar dapat mengukur kepuasaan pegawai secara real time. b. Pembuatan SOP untuk seluruh jenis pelayanan Sekretariat Jenderal c.q Biro Kepegawaian yang harus dipaparkan kepada seluruh pegawai Kemenlu. IKU Indeks Kepuasan Pegawai ini merupakan IKU yang baru digunakan dan diukur pada Tahun 2015, sehingga pencapaian IKU ini tidak dapat dibandingkan dengan capaian tahuntahun sebelumnya. INDIKATOR KINERJA UTAMA Indeks Kepuasan Pegawai N/A N/A N/A N/A 81,45% C.2. Analisis IKU 2 IKU 2 Nilai hasil evaluasi Akuntabilitas Kierja Instansi Pemerintah Kemenlu dari KemenPAN dan RB Target B (70) Capaian 100% Realisasi B (72,22) Setelah kurang lebih 5 tahun berada pada predikat Cukup Baik atau CC, nilai Akuntabilitas Kinerja Kementerian Luar Negeri meningkat dengan raihan predikat B (Baik) dengan nilai 65,27 pada tahun 2014, kemudian, nilai AKIP Kemenlu naik menjadi BB dengan nilai 72,22 pada tahun Dengan predikat tersebut, Kementerian Luar Negeri menyejajarkan diri dengan sejumlah K/L lain yang terlebih dulu mencapai predikat

18 tersebut. Pada tanggal 15 Desember 2015, di Istana Wakil Presiden, Menteri Luar Negeri telah menerima penghargaan dari Wakil Presiden RI atas hasil evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Tahun Kemenlu berhasil meraih prestasi AKIP dengan predikat BB (poin 72,22), atau meningkat dari predikat B (poin 65,27) pada tahun sebelumnya. Penghargaan tersebut diberikan sebagai penilaian atas implementasi dan pengembangan akuntabilitas kinerja seluruh K/L dalam rangka mendorong terwujudnya pemerintahan yang berorientasi kepada hasil (result oriented government). Prestasi tersebut dicapai atas upaya bersama oleh seluruh Satker di lingkungan Kementerian Luar Negeri yang terus melakukan langkah progresif dan kongkrit menggerakkan dan mendorong seluruh komponen di lingkungan Kementerian Luar Negeri untuk menjalankan rencana aksi perbaikan akuntabilitas kinerja. Prestasi BB dengan range nilai >70-80 dengan arti Sangat Baik, menandakan bahwa Kemenlu telah akuntabel, berkinerja baik, dan memiliki sistem manajemen kinerja yang andal. Komponen yang menjadi penilaian diantaranya meliputi Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja, Evaluasi Internal, dan Capaian Kinerja. GRAFIK PRESTASI AKIP KEMENTERIAN LUAR NEGERI Rentang Nilai AKIP PREDIKAT CC PRESTASI HASIL AKIP KEMLU PREDIKAT CC PREDIKAT CC PREDIKAT CC PREDIKAT CC PREDIKAT B PREDIKAT BB PRESTASI 52,58 57,27 59,84 59,95 62,93 65,27 72,22 Pada penilaian evaluasi AKIP Kemenlu Tahun 2015, berdasarkan Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor B/3931/M.PANRB/12/2015 tanggal 11 Desember tentang Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah didapat rincian komponen penilaian sebagai berikut: Komponen Yang Dinilai Bobot Nilai Bobot Nilai a. Perencanaan Kinerja 35 22, ,42 b. Pengukuran Kinerja 20 12, ,09 c. Pelaporan Kinerja 15 10, ,11

19 d. Evaluasi Internal 10 6, ,88 e. Capaian Kinerja 20 14, ,72 Nilai Hasil Evaluasi , ,22 Tingkat Akuntabilitas Kinerja B BB a. Kemenlu telah menindaklanjuti sebagian besar rekomendasi yang disampaikan Kementerian PAN dan RB pada tahun sebelumnya. Hal ini terlihat dari semakin baiknya kualitas Rencana Strategis (Renstra) Kemenlu Tahun Hal-hal yang ingin diwujudkan Kemenlu selama periode telah secara baik dituangkan dalam Renstra dalam bentuk tujuan dan sasaran yang telah berorientasi hasil (result oriented); b. Kondisi yang ingin diwujudkan oleh Kemenlu selama lima tahun mendatang maupun setiap tahunnya telah diterjemahkan dan diturunkan (cascade-down) kepada unit-unit organisasinya serta dituangkan di dalam Renstra Unit Kerja. Dengan adanya Renstra unit kerja, maka diharapkan pembangunan result-oriented government dapat dirasakan bahkan sampai unit terkecil dalam Kemenlu; c. Perjanjian Kinerja (PK) dilakukan tidak hanya oleh Menteri dan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya, tetapi juga dilakukan oleh Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Pejabat Administrator, dan sebagian Pejabat Pengawas. Dengan ditetapkannya PK sampai dengan pejabat pengawas, maka diharapkan mekanisme penetapan kinerja pada tingkat individu di lingkungan Kemenlu akan menjadi lebih mudah dan tepat; d. Kemenlu juga telah menyusun rencana aksi atas pencapaian perjanjian kinerja. Meskipun secara kualitas belum sepenuhnya memadai, namun rencana aksi yang telah disusun dapat memudahkan pimpinan untuk melakukan pemantauan dan pengendalian capaian kinerja pada tahun berjalan; e. Kemenlu telah menetapkan ukuran keberhasilan atas hal-hal yang harus diwujudkan pada lima tahun mendatang dan setiap tahunnya. Kualitas ukuran tersebut juga telah memenuhi kriteria ukuran kinerja yang baik dan dapat menggambarkan kondisi yang ingin diwujudkan; f. Ukuran keberhasilan yang ditetapkan juga telah dimanfaatkan pada berbagai dokumen perencanaan dan penganggaran, baik pada tingkat instansional maupun unit organisasi; g. Kendala yang ditemukan adalah mekanisme pengumpulan data kinerja masih dilakukan secara manual dan belum berbasis teknologi informasi sehingga cukup menyulitkan para penanggung jawab program untuk memastikan keandalan data kinerja yang dilaporkan. Ketiadaan sistem informasi pemantauan kinerja ini juga menyulitkan pemantauan dan pengendalian kinerja; h. Meskipun terkendala dengan keandalan data kinerja, namun kualitas pelaporan kinerja Kemenlu semakin membaik dengan semakin mendalam. Hal ini terlihat dari kualitas analisis atas capaian kinerja yang diperjanjikan serta analisis efisiensi penggunaan anggaran;

20 i. Evaluasi atas pelaksanaan program yang dilakukan oleh setiap penanggungjawab program maupun kegiatan belum memberikan hasil yang optimal. Masih dijumpai ketidakselarasan antara kegiatan, hasil program serta peran yang diemban oleh setiap unit organisasi; j. Pada tingkatan Perwakilan RI, tujuan, sasaran, dan ukuran keberhasilan yang ditetapkan secara seragam pada seluruh Perwakilan RI membuat isu kewilayahan yang seharusnya unik dan berbeda-beda pada setiap Negara tidak dimunculkan. Berdasarkan uraian di atas, Kementerian PAN dan RB merekomendasikan beberapa hal sebagai berikut: a. Memerintahkan Biro Perencanaan dan Organisasi untuk menjabarkan lebih lanjut sasaran strategis dan indikator kinerja pada Rencana Strategis hingga tingkatan indikator kinerja level individu sesuai dengan tugas, fungsi dan peran yang diharapkan; b. Membangun aplikasi pemantauan kinerja sehingga akan memudahkan mekanisme pemantauan kinerja dan mekanisme pengumpulan data kinerja. KemenPAN RB juga menyarankan untuk menyempurnakan aplikasi tersebut melalui pengintegrasian dengan aplikasi keuangan sehingga informasi keuangan dan kinerja dapat digambarkan secara lebih komprehensif; c. Menyederhanakan rumusan program dan kegiatan agar lebih result oriented; d. Lebih mendorong dan memperkuat penerapan budaya kinerja di lingkungan Kemenlu melalui pemanfaatan berbagai dokumen yang telah disusun, seperti penilaian kinerja secara periodik, mekanisme reward and punishment kinerja, dan sebagainya; e. Mendorong peningkatan kualitas kinerja Perwakilan RI dengan menetapkan kinerja atas isu-isu kewilayahan yang diperlukan. Berdasarkan rekomendasi KemenPAN dan RB tersebut, pada tahun 2016 Kemenlu melalui Sekretariat Jenderal akan melakukan langkah strategis untuk menjaga dan meningkatkan prestasi akuntabilitas kinerja, sebagai berikut: a. Penuangan indikator kinerja utama yang tersaji dalam Sasaran Kerja Pegawai (SKP) sebagai bentuk penjabaran lebih lanjut sasaran strategis dan indikator kinerja dari level di atasnya sesuai tugas, fungsi dan peran pegawai masing-masing. Selain itu, Kemenlu harus melakukan penerapan reward and punishment atas kinerja individu di lingkungan Kemenlu. b. Penerapan sistem manajemen kinerja berbasis Balanced Scorecard sampai dengan level individu pegawai Kemenlu, sebagaimana best practices Kementerian Keuangan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kementerian Kelautan dan Perikanan, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang telah berhasil meraih Predikat A atas AKIP. c. Melakukan pengembangan sistem manajemen kinerja sebagai alat pengawalan terhadap Perjanjian Kinerja (PK) Menteri Luar Negeri sampai dengan tingkat individu melalui

21 sistem aplikasi e-performance Kemenlu. Sistem aplikasi e-performance merupakan sistem terintegrasi antara informasi kinerja dengan informasi keuangan. d. Peningkatan keterlibatan Menteri Luar Negeri, Pimpinan masing-masing Unit Organisasi Eselon I dan Eselon II dalam melakukan monitoring dan evaluasi atas PK, yang dilakukan per triwulanan. e. Melakukan capacity building dalam bidang akuntabilitas dan manajemen kinerja dengan melakukan diseminasi, sharing of knowledge, sertifikasi ataupun pelatihan-pelatihan menunjang, yang diselenggarakan dari mulai tingkat Menteri, Eselon I, Eselon II, serta bagi pegawai yang memiliki fungsi dalam mengelola kinerja dan APIP. f. Melakukan penelaahan serta evaluasi atas program dan kegiatan Kemenlu dengan berkoordinasi dengan Bappenas, Kementerian Keuangan, dan KemenPAN RB. g. Melakukan penyempurnaan pada tolak ukur kinerja Perwakilan RI serta perbaikan signifikan pada SAKIP Perwakilan RI. C.3. Analisis IKU 3 IKU 3 Opini BPK Target WTP Capaian 100% (dikonversi menjadi 120%) Realisasi WTP Laporan Keuangan Kementerian Luar Negeri tahun 2015 telah mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Sejalan dengan peningkatan capaian opini dari tahun ke tahun di mana atas Laporan Keuangan tahun 2009 Kementerian Luar Negeri mendapatkan opini Tidak Menyatakan Pendapat (disclaimer), kemudian atas Laporan Keuangan tahun 2010 mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP), serta pada tahun 2011 opini BPK atas Laporan Keuangan Kementerian Luar Negeri adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dengan paragraf penjelas dan di tahun 2014 tercapai opini BPK atas Laporan Keuangan Kementerian Luar Negeri tahun 2013 adalah WTP. Pada tanggal 1 Juni 2015, telah diserahkan Opini BPK atas Laporan Keuangan Kementerian Luar Negeri Tahun Anggaran 2014 (LK Kemenlu TA 2014) dari Anggota I BPK, Bapak Agung Firman Sampurna kepada Menteri Luar Negeri, Ibu Retno L.P. Marsudi. Adapun capaian opini BPK untuk Kemenlu adalah opini terbaik yaitu Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Penghargaan ini merupakan usaha keras semua pihak di lingkungan Satuan Kerja Kementerian Luar Negeri baik di Pusat maupun di Perwakilan RI.

22 Capaian untuk IKU Opini BPK ini selama 5 tahun ( ) dapat dibandingkan sebagai berikut: Indikator Kinerja Opini BPK (untuk LK Tahun sebelumnya) TMP (Tidak Menyatakan Pendapat)/ Disclaimer WDP (Wajar Dengan Pengecual ian) WTP-DPP (Wajar Tanpa Pengecualian - Dengan Paragraf Penjelasan) WTP (Wajar Tanpa Pengecual ian) WTP (Wajar Tanpa Pengecual ian) WTP (Wajar Tanpa Pengecuali an) Dalam upaya untuk mempertahankan capaian kinerja terbaik Kemenlu terkait Opini BPK, sebagai suatu syarat mutlak bagi K/L dalam mewujudkan pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel, maka sampai triwulan II tahun 2015 Sekretariat Jenderal telah melaksanakan berbagai upaya strategis, diantaranya: 1. Peningkatan Kualitas SDM Kemenlu, terutama para Pengelola Keuangan (Bendaharawan dan Penata Kerumahtanggan) baik di Satker Pusat maupun Satker Perwakilan RI, dalam bentuk Sosialisasi dan Pelatihan, sebagai berikut: a. Bimbingan Teknis Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) Basis Akrual bagi Tim Penyusun LK Biro Keuangan, tanggal 7 Januari 2015 di Pusdiklat Kemenlu; b. Sosialisasi SAP Basis Akrual bagi Satker Pusat, pada tanggal 16 Januari 2015 di Ruang Nusantara Kemenlu. c. Sosialisasi SAP Basis Akrual bagi Satker Perwakilan RI melalui Video Conference, pada tanggal 27 Januari 2015 di Ruang Nusantara Kemenlu. 2. Penyusunan dan peningkatan kualitas pelaporan Keuangan Kemenlu yang telah disesuaikan dengan SAP Basis Akrual, yaitu: a. Pembahasan jurnal transaksi akrual di Lingkungan Kementerian Luar Negeri, pada tanggal Mei 2015 di Pusdiklat, Kemenlu. b. Penyusunan jurnal manual transaksi akrual Satker Perwakilan RI di luar negeri, pada tanggal Minggu ke 4 Juni 2015 di Biro Keuangan, Kemenlu. 3. Pelaksanaan koordinasi dan kompilasi data-data keuangan dari Satker Pusat dan Satker Perwakilan RI, guna mendapatkan data LK yang akurat dan akuntabel, yakni: a. Rekonsiliasi data internal Biro Keuangan, tanggal 7-10 Januari 2015 di Pusdiklat Kemenlu; b. Rekonsiliasi Sistem Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (SAKPA) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN) bagi Satker Pusat, pada tanggal Januari 2015 di Ruang Nusantara Kemenlu. c. Rekonsiliasi SAKPA dan SIMAK BMN Satker Perwakilan RI melalui Video Conference, pada tanggal 27 Januari 3 Februari 2015 di Ruang Nusantara Kemenlu. d. Pelaksanaan monitoring Tindak Lanjut BPK untuk Semester I di tahun 2015 telah dilaksanakan Sekretariat Jenderal, Satker-Satker Pusat dengan Tim Monitoring BPK bersama pendampingan dari Inspektorat Jenderal. Pada Minggu ke IV Juni Minggu ke II Juli 2015 di Ruang Rapat Itjen Kemenlu.

23 Dalam mencapai Opini BPK WTP atas laporan keuangan Kemenlu tahun 2014 tentunya tidak terlepas dari kendala-kendala, di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Adanya urgensi untuk secara progresif meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM Pengelola Keuangan Kemenlu, terutama terkait dengan diberlakukannya SAP Basis Akrual, yang menuntut pemahaman dan akurasi data-data keuangan yang tinggi. Keberadaan pengelolaan keuangan (Bendahara dan Penata Kerumahtangaan/BPKRT) yang terbatas, terutama di Satker Perwakilan yang hanya memiliki 1 (satu) BPKRT, akan cukup mempersulit pelaksanaan SAP Basis Akrual ke depannya. Perubahan SAP yang cukup dalam waktu singkat menyebabkan pemahaman para pengelola keuangan di satker-satker masih sangat terbatas. 2. Panduan umum dan panduan teknis dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) selaku Pembina para pengelola keuangan negara belum seluruhnya tersusun, sehingga masih banyak proses pencatatan, pelaksanaan dan pelaporan keuangan yang belum akurat. 3. Perubahan SAP juga berdampak langsung kepada perubahan infrastruktur teknologi informasi (TI) yang digunakan sehingga membutuhkan penyesuaian, pelatihan dan pemahaman yang relatif banyak bagi setiap K/L, termasuk Kemenlu. 4. Adanya urgensi pemahaman yang sama antara K/L dan BPK sebagai Auditee dan Auditor terhadap pelaksakaan SAP Basis Akrual di setiap tahapan pengeloaan keuangan negara Kemenlu c.q. Sekretariat Jenderal dan Kemkeu c.q. Direktorat Jenderal Perbendaharaan telah melakukan piloting project penyusunan LK Kemenlu TA 2014 dan TA 2015 untuk mengidentifikasi dan merekomendasikan berbagai perbaikan yang diperlukan guna pengembangan aplikasi SAP Basis Akrual, yaitu Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA). Kemenlu c.q. Sekretariat Jenderal serta Inspektorat Jenderal dan BPK telah memiliki forum reguler guna memonitoring berbagai tindak lanjut yang diperlukan dalam penyelesaian berbagai temuan BPK di tahun anggaran sebelumnya. Proyeksi ke depan/hal-hal yang perlu dilakukan untuk mempertahankan Opini BPK tertinggi yaitu Wajar Tanpa Pengecualian, yaitu: 1. Kemenlu c.q. Sekretariat Jenderal akan segera melaksanakan pelatihan dan bimbingan teknis yang diperlukan guna mempercepat peningkatan kualitas pemahaman para pengelola keuangan di satker-satker atas SAP Basis Akrual. 2. Kemenlu c.q. Sekretariat Jenderal dan Kemkeu c.q. Direktorat Jenderal Perbendaharaan akan segera menyusun panduan teknis terkait di tingkat kementerian yang diperlukan guna memperbaiki proses pencatatan, pelaksanaan dan pelaporan keuangan di satkersatker yang sesuai dengan SAP Basis Akrual. 3. Kemenlu c.q. Sekretariat Jenderal dan Inspektorat Jenderal akan melakukan rekonsiliasi dan monitoring internal Kemenlu, guna memastikan dan menindaklanjuti berbagai temuan BPK yang ada. 4. Kemenlu akan segera menyesuaikan, mengembangkan dan mengoptimalkan pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) yang diperlukan guna pelaksanaan SAP Basis Akrual, baik aplikasi internal (SIMKEU, E-Data LK dan aplikasi Puskom lain) maupun eksternal (SILABI, SAS, SAIBA, OM SPAN dan aplikasi Kemkeu lain)

24 C.4. Analisis IKU 4 Selama tahun 2015, realisasi Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan sebesar 5,56% dari target 50% sebagaimana tabel berikut: IKU 4 Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan Target 50% Jumlah Pejabat (Eselon I s.d. II) di lingkungan Kemenlu yang telah memenuhi kompetensi jabatan Realisasi 5,56% Jumlah Pejabat (Eselon I s.d. II) di lingkungan Kemenlu 72 Capaian 11,11% 4 Pada tahun 2015, terdapat 3 jabatan Eselon I dan 4 jabatan Eselon II Kementerian Luar Negeri yang tidak terisi. Terhadap 7 jabatan kosong tersebut, Kemenlu melakukan Seleksi Terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama dan Madya untuk 4 jabatan tersebut dari 7 yang tersedia, 3 lainnya akan dilaksanakan tahun Proses seleksi tersebut telah dilakukan dengan menggunakan penilaian kompetensi manajerial, teknis dan sosio kultural sesuai dengan Standar Kompetensi yang dibutuhkan pada jabatan tersebut. Empat jabatan yang telah diisi dengan Seleksi Terbuka tersebut diantaranya adalah: 1) Inspektur Jenderal; 2) Staf Ahli Menteri bidang Sosial Budaya; 3) Sekretaris BPPK; dan 4) Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan. IKU Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan ini merupakan IKU yang baru digunakan dan diukur pada Tahun 2015, sehingga pencapaian IKU ini tidak dapat dibandingkan dengan capaian tahun-tahun sebelumnya. INDIKATOR KINERJA UTAMA Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan N/A N/A N/A N/A 11,11% Jumlah Pejabat yang telah dinilai dan sesuai dengan Standar Kompetensi dibandingkan dengan jumlah jabatan yang tersedia (Eselon I maupun Eselon II) pada Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: No Unit Jumlah Pejabat telah dinilai dan sesuai Standar Kompetensi Jumlah Jabatan Yang Tersedia (Eselon I dan Eselon II) 1 STAF AHLI MENTERI LUAR NEGERI SEKRETARIAT JENDERAL DIREKTORAT JENDERAL ASIA PASIFIK DAN AFRIKA DIREKTORAT JENDERAL AMERIKA DAN EROPA DIREKTORAT JENDERAL KERJA SAMA ASEAN DIREKTORAT JENDERAL MULTILATERAL DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI DAN DIPLOMASI PUBLIK DIREKTORAT JENDERAL HUKUM DAN PERJANJIAN INTERNASIONAL 0 5

25 9 DIREKTORAT JENDERAL PROTOKOL DAN KONSULER INSPEKTORAT JENDERAL BADAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN 1 5 JUMLAH 4 72 Dalam pencapaian IKU-1 SS , Kementerian Luar Negeri menghadapi kendala diantaranya seperti: 1. Penyempurnaan model kompetensi dan standar kompetensi jabatan pada setiap jenjang jabatan di Kementerian Luar Negeri tidak dapat dilaksanakan pada tahun 2015 mengingat kendala teknis lelang jasa konsultan. 2. Kementerian Luar Negeri pada tahun 2015 melakukan restrukturisasi organisasi untuk mencapai visi misi dan sasaran strategis sesuai Renstra Kemlu Restrukturisasi ini pada prosesnya akan memunculkan jabatan-jabatan baru secara nomenklatur maupun substansif yang mensyaratkan penyusunan pembaharuan peta dan analisa jabatan. Oleh karena itu penyempurnaan model dan standar kompetensi jabatan serta pelaksanaan asesmen baru dapat dilaksanakan secara bertahap mulai tahun 2016 setelah struktur baru disahkan. Dalam upaya mengatasi kendala yang dihadapi, Kementerian Luar Negeri telah melakukan beberapa langkah solutif dan proyeksi ke depan sebagai berikut: 1. Penyegeraan penyusunan model dan standar kompetensi jabatan di Kementerian Luar Negeri pada triwulan pertama tahun Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama di Kementerian Luar Negeri pada tahun 2016 melalui Seleksi Terbuka dengan menggunakan asesmen kompetensi manajerial, teknis dan sosio kultural untuk menghasilkan pejabat-pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan. Jumlah jabatan yang akan diisi pada tahun 2016 berjumlah 30% dari keseluruhan jumlah jabatan pimpinan tinggi. 3. Pelaksanaan asesmen kompetensi pada pejabat Kementerian Luar Negeri secara bertahap. 4. Dengan disempurnakannya peta jabatan dan standar kompetensi jabatan maka proses pengangkatan, mutasi dan promosi pegawai dapat dilaksanakan dengan perencanaan yang matang, yang pada gilirannya akan menjadikan pencapaian kinerja organisasi lebih optimal. C.5. Analisis IKU 5 IKU 5 Persentase penerapan cetak biru teknologi informasi dan komunikasi Kementerian Luar Negeri Target 55% Laporan dari Pusat Komunikasi 9,30% Realisasi 9,30% Capaian 16,91% Cetak biru TIK Kementerian Luar Negeri adalah dokumen perencanaan yang berisi identifikasi sistem dan teknologi informasi yang menyediakan kerangka kerja pengembangan sistem dimaksud secara efisien untuk mendukung dan meningkatkan strategi organisasi.

26 Persentase Penerapan Cetak Biru Teknologi Informasi dan Komunikasi (PPR) adalah informasi tentang realisasi penerapan strategi teknologi informasi dan komunikasi di Kementerian Luar Negeri. Formulasi yang dipergunakan untuk mengukur capaian Indikator Kinerja Utama ini adalah sebagai berikut: Elemen yang terlibat dalam perhitungan adalah: 1) Penerapan Cetak Biru Teknologi Informasi dan Komunikasi ( ) dalam bentuk persentase. 2) Sistem Informasi. a) Sistem Informasi Yang Diselesaikan ( ). b) Sistem Informasi Sesuai Cetak Biru Teknologi Informasi dan Komunikasi ( ). 3) Infrastruktur Teknologi Informasi. a) Infrastruktur Teknologi Informasi Yang Diselesaikan ( ). b) Infrastruktur Teknologi Informasi sesuai Cetak Biru Teknologi Informasi dan Komunikasi ( ). Tujuan dipergunakannya Indikator Kinerja Utama ini adalah untuk mendorong realisasi penerapan strategi teknologi informasi dan komunikasi di Kementerian Luar Negeri. Pencapaian Indikator Kinerja Utama Persentase Penerapan Cetak Biru Teknologi Informasi dan Komunikasi pada tahun 2015 adalah sebesar 9,30% dari target 55% (persentase realisasi 16.9 %), sebagaimana tabel berikut: SASARAN ANTARA INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET INFORMASI KINERJA JUMLAH REALISA SI DATA DUKUNG Teknologi Informasi Yang Terintegrasi Persentase Penerapan Cetak Biru Teknologi Informasi dan Komunikasi 55% Sistem Informasi Yang Diselesaikan Sistem Informasi Sesuai RISTIK Infrastruktur Teknologi Informasi Yang Diselesaikan Infrastruktur TI Sesuai RISTIK Capaian IKU: 16.9 % 1 Laporan Pembangunan Sistem Informasi 25 RISTIK Kemenlu 9,30% Laporan 3 Pengembangan Infrastruktur TI 18 RISTIK Kemenlu Upaya peningkatan kapasitas teknologi baik secara infrastruktur, jaringan, dan aplikasi sesuai panduan Cetak Biru Teknologi Informasi dan Komunikasi Kementerian Luar Negeri Tahun agar dapat memberikan layanan yang optimal kepada pengguna dilakukan oleh Pusat Komunikasi dengan melaksanakan tiga kegiatan, yaitu: a. Penguatan Infrastruktur dan Keamanan Teknologi Informasi dan Komunikasi Kementerian Luar Negeri. b. Pengadaan Perangkat Dalam Rangka Peningkatan Pengamanan Data dan Informasi.

27 c. Peningkatan Sarana Pendukung Operasional Keamanan Sistem Informasi. Capaian kinerja ketiga kegiatan di atas secara terinci adalah tersedianya infrastruktur sistem komunikasi terpadu, layanan private cloud termasuk perangkat pengamanan data dan informasinya, perangkat pengacak sinyal, perangkat sistem komunikasi informasi ekstranet, Fortigate 100D dan Fortimail 3000D, AP FSCA, Webinspect, dan ARC-Sight, serta Metasploit. Kendala yang dihadapi dalam upaya penerapan Cetak Biru Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah: a. Karena ketersediaan anggaran, Penerapan Cetak Biru Teknologi Informasi dan Komunikasi Kementerian Luar Negeri Tahun baru dapat dieksekusi pada tahun 2014, sehingga pada saat masa berlaku dokumen tersebut habis, baru dapat diterapkan dua dari lima tahapan yang telah ditentukan. b. Belum adanya kebijakan tata kelola teknologi informasi dan komunikasi Kementerian Luar Negeri menyebabkan prioritas pelaksanaan tahapan penerapan Cetak Biru Teknologi Informasi dan Komunikasi terganggu oleh adanya permintaan layanan infrastruktur dan aplikasi yang tidak tercantum dalam dokumen Rencana Induk Strategis Teknologi Informasi dan Komunikasi yang harus didahulukan penyelesaiannya karena arahan pimpinan. c. Sumber daya manusia yang menangani penerapan Cetak Biru Teknologi Informasi dan Komunikasi belum seluruhnya mendapat pelatihan dan sertifikasi. d. Kode sumber yang dibangun sebelumnya oleh pihak ketiga yang ditunjuk oleh satker pengguna/pemesan aplikasi tidak dibuat di atas platform yang standar digunakan di Kementerian Luar Negeri. e. Jumlah anggaran untuk pelaksanaan tahap kedua (tahun 2015) hanya tersedia sebesar 50%. Langkah perbaikan dalam rangka percepatan pencapaian target kinerja, Pusat Komunikasi melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Menyelaraskan permintaan satker pengguna terhadap layanan infrastruktur dan aplikasi baru dengan Cetak Biru Teknologi Informasi dan Komunikasi Kementerian Luar Negeri Tahun b. Melakukan prioritasi kegiatan dan optimalisasi anggaran untuk melaksanakan penerapan Cetak Biru Teknologi Informasi dan Komunikasi. c. Pemutakhiran peta kebutuhan sistem informasi dan infrastruktur teknologi informasi yang dibutuhkan oleh Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI. d. Melakukan penyusunan draft Cetak Biru Teknologi Informasi dan Komunikasi Kementerian Luar Negeri Tahun Dalam upaya meningkatkan capaian Indikator Kinerja Utama Persentase Penerapan Cetak Biru Teknologi Informasi dan Komunikasi di masa depan, kegiatan tahun mendatang akan diproyeksikan pada: a. Pengesahan draft Cetak Biru Teknologi Informasi dan Komunikasi Kementerian Luar Negeri Tahun dalam bentuk Keputusan Menteri Luar Negeri. b. Peningkatan kualitas pengembang sistem informasi untuk lebih mengefektifkan proses pengembangan aplikasi.

LAPORAN KINERJA 2016 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA. Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal

LAPORAN KINERJA 2016 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA. Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal LAPORAN KINERJA 2016 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA 1 2 RINGKASAN EKSEKUTIF Tahun 2016, Sekretariat Jenderal Kementerian Luar Negeri memiliki 2 (dua) sasaran dan 6 (enam)

Lebih terperinci

MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN LUAR NEGERI

MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN LUAR NEGERI implementasi rencana, dan pengendalian penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran dengan cepat dan tepat. Indikator Kinerja IKU1 kepuasan pegawai Kepuasan Pegawai dilakukan melalui survei

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pengawasan Intern pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan BAB IV A. Simpulan Laporan kinerja Sekretariat Kabinet tahun 2015 ini merupakan laporan pertanggungjawaban atas pencapaian visi dan misi Sekretariat Kabinet dalam rangka menuju organisasi yang efektif,

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA,

SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TAHUN 2015 2019 SEKRETARIS JENDERAL

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA (LKj) TAHUN 2014 DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET 2015 A. Rencana

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif sasaran strategis

Ringkasan eksekutif sasaran strategis Ringkasan eksekutif Inspektorat Jenderal sebagai Aparat Pengawas Internal Pemerintah bertanggung jawab untuk terus mengawal perjalanan Reformasi Birokrasi di Kementerian Kesehatan serta mendorong tercapainya

Lebih terperinci

Scanned by CamScanner

Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner BAB

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LKIP ) TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LKIP ) TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI ( LKIP ) 2016 INSPEKTORAT KOTA MOJOKERTO KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan Rahmat dan Hidayah-Nya semata akhirnya Laporan Kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Saat Ini telah melaksanakan program reformasi birokrasi pada periode 2005-2009. Sampai saat ini program reformasi birokrasi masih terus berlanjut, dan telah memberikan manfaat

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Kasih sayang-nya sehingga Laporan Inspektorat Kota Bandung Tahun 2015 ini dapat tersusun Laporan ini merupakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF disusun untuk menyajikan informasi tentang capaian komitmen kinerja yang telah diperjanjikan Sekretariat Kabinet kepada kepada pimpinan dan stakeholders selama tahun 2015. Laporan Kinerja

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA 2015 IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan kinerja ini disusun sebagai wujud dan tekad Sekretariat Jenderal

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Arah kebijakan Inspektorat Kabupaten Bandung adalah Pembangunan Budaya Organisasi Pemerintah yang bersih, akuntabel, efektif dan Profesional dan Peningkatan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel.

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel. RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR : SP DIPA-33.1-/218 A. DASAR HUKUM : 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Menteri PAN dan RB, pelaksanaan proses pembangunan zona integritas harus dilaksanakan dengan perencanaan yang baik, karena di sini akan menentukan

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam No.1809, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. SAKIP. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN

Lebih terperinci

LAPORAN TRIWULAN I CAPAIAN PENETAPAN KINERJA ( P K ) SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014

LAPORAN TRIWULAN I CAPAIAN PENETAPAN KINERJA ( P K ) SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014 LAPORAN TRIWULAN I CAPAIAN PENETAPAN KINERJA ( P K ) SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014 I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kesulitan dalam mengukur keberhasilan atau kegagalan kinerja

Lebih terperinci

2 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Ev

2 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Ev BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1040, 2014 KEMENPOLHUKAM. Kinerja Instansi Pemerintah. Akuntabilitas. Sistem. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET DAN UNIT KERJA DI LINGKUNGAN DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI

INDIKATOR KINERJA UTAMA DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET DAN UNIT KERJA DI LINGKUNGAN DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI LAMPIRAN VII PERATURAN SEKRETARIS KABINET NOMOR : 1 TAHUN 2016 TANGGAL : 29 JANUARI 2016 INDIKATOR KINERJA UTAMA DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET DAN UNIT KERJA DI LINGKUNGAN DEPUTI BIDANG

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi 4.1.1. Visi Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, yang mencerminkan harapan

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas managerial dalam lingkungan organisasi yang bertujuan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pada tiap

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Rencana Strategis Biro Perencanaan dan Keuangan

BAB I. PENDAHULUAN. Rencana Strategis Biro Perencanaan dan Keuangan DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i KATA PENGANTAR... ii BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Kondisi Umum... 2 1.1.1 Profil Biro Perencanaan dan Keuangan/Biro Perencanaan dan Organisasi... 2 1.1.2 Capaian Biro Perencanaan

Lebih terperinci

PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI

PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI Manajemen Perubahan Seluruh proses reformasi birokrasi di instansi akan mengarah pada rekonseptualisasi organisasi dan mekanisme kerja instansi secara menyeluruh. Proses

Lebih terperinci

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian SS Indikator Target 2015 Realisasi s/d Juni 2015 (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c/2) (f) Terwujudnya sinkronisasi dan koordinasi kebijakan perekonomian Presentase

Lebih terperinci

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Memasuki awal tahun 2016 sesuai dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat IV melakukan kegiatan yang

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

DRAFT RENCANA STRATEGIS

DRAFT RENCANA STRATEGIS DRAFT RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2015-2019 1 Daftar Isi KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaman i ii I. PENDAHULUAN A. Kondisi Umum 2 1. Struktur Organisasi 2 2. Tugas dan Fungsi 3 B. Capaian

Lebih terperinci

2.1 Rencana Strategis

2.1 Rencana Strategis 2.1 Rencana Strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan () telah menyusun suatu Rencana Strategis (Renstra) dengan berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2018 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Tahun

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); - 2-3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4746); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 15/PRT/M/2015 TANGGAL 21 APRIL 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG INSPEKTORAT KOTA BANDUNG RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja Inspektorat Kota Bandung

Lebih terperinci

13. Untuk pencapaian kinerja program yang terbagi dalam 2 (dua) program, terlihat nilai pencapaian kinerjanya sebagai berikut :

13. Untuk pencapaian kinerja program yang terbagi dalam 2 (dua) program, terlihat nilai pencapaian kinerjanya sebagai berikut : RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Jenderal Tahun 2011 adalah perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar REFORMASI BIROKRASI Pengantar Keterpihakan serta dukungan terhadap pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Lembaga Administrasi Negara merupakan suatu amanah yang harus diikuti dengan akuntabilitas

Lebih terperinci

Plt. Sekretaris Jenderal Haris Munandar N

Plt. Sekretaris Jenderal Haris Munandar N KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme merupakan tanggung jawab semua instansi pemerintah dalam rangka mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016 LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintah. Melalui

Lebih terperinci

1. Meningkatnya Kualitas 1 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

1. Meningkatnya Kualitas 1 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, dan kegiatan, dilengkapi dengan indikator kinerja dan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

K A T A P E N G A N T A R

K A T A P E N G A N T A R K A T A P E N G A N T A R Puji Syukur ke hadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga Bagian Keuangan dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Bagian

Lebih terperinci

STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN

STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN A. Latar Belakang B. Norma dan Dasar Hukum C. Definisi Global dan Detail Standar D. Maksud dan Tujuan E. Kebutuhan Sumber Daya Manusia F. Kebutuhan Sarana dan Prasarana G.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 27 Maret 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Sekretaris Utama, Eri Hastoto

KATA PENGANTAR. Jakarta, 27 Maret 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Sekretaris Utama, Eri Hastoto KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Sekretariat Utama BPS 2014 merupakan wujud pertanggung jawaban dan akuntabilitas kinerja Sekretariat Utama sebagai unit kerja instansi pemerintah. Laporan ini disusun sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS JENDERAL, Menimbang : a. Mengingat : 1. bahwa dalam rangka mendukung

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2015-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS JENDERAL,

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI - 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF Persentase Satuan Kerja yang memiliki temuan kerugian Negara 1% sebesar 100%.

RINGKASAN EKSEKUTIF Persentase Satuan Kerja yang memiliki temuan kerugian Negara 1% sebesar 100%. RINGKASAN EKSEKUTIF Sebagai salah satu unsur penyelenggara negara, Inspektorat Jenderal mempunyai kewajiban untuk membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang mengacu pada Instruksi

Lebih terperinci

EVALUASI KELEMBAGAAN SETJEN DAN BKD

EVALUASI KELEMBAGAAN SETJEN DAN BKD 9 AGUSTUS 201 1 EVALUASI KELEMBAGAAN SETJEN DAN BKD Dalam rangka pelaksanaan evaluasi kelembagaan pemerintah pada Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI, sesuai permenpan dan RB Nomor 7 Tahun 2011

Lebih terperinci

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015-2019 KATA PENGANTAR Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-nya, penyusunan Rencana Kinerja (Renja) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun

Lebih terperinci

- 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS

- 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS - 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS A. KEMAJUAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI Reformasi birokrasi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Sebagai langkah strategis,

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT LAKIP 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO UMUM

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT LAKIP 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO UMUM PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT LAKIP 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO UMUM i KATA PENGANTAR LAKIP Biro Umum Tahun 2016 ini disusun

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud pertanggung jawaban dalam mencapai visi dan misi serta tujuan instansi pemerintah dalam rangka perwujudan penyelenggaraan

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) SAKIP adalah rangkaitan sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BPPSDMP TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BPPSDMP TAHUN 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BPPSDMP TAHUN 2013 BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN JAKARTA - 2012 KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Sekretariat Badan Pengembangan Sumber

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/PRT/M/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

Lampiran 4. RENSTRA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2010 s/d 2015

Lampiran 4. RENSTRA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2010 s/d 2015 Lampiran 4. RENSTRA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2010 s/d 2015 TUGAS POKOK INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN KARANGASEM : Melaksanakan pembinaan dan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah

Lebih terperinci

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA BIRO AKUNTABILITAS KINERJA DAN REFORMASI BIROKRASI 2016 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA (LKj) TAHUN 2015 BIRO AKUNTABILITAS KINERJA DAN REFORMASI

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-33.1-/216 DS2286-196-725-318 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA. Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA. Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian TAHUN 2015 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang istem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Inspektorat Daerah Kabupaten Kulon Progo

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Inspektorat Daerah Kabupaten Kulon Progo Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Inspektorat Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015 i Kata Pengantar P uji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, pada akhirnya Laporan Kinerja

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BAB I P E N D A H U L U A N

PETUNJUK TEKNIS EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BAB I P E N D A H U L U A N LAMPIRAN KEPUTUSAN INSPEKTUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 700/2129/1.1/2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PETUNJUK TEKNIS EVALUASI

Lebih terperinci

Penguatan Akuntabilitas Kinerja. Jakarta, 8 September 2017

Penguatan Akuntabilitas Kinerja. Jakarta, 8 September 2017 Penguatan Akuntabilitas Kinerja Jakarta, 8 September 2017 I. KOMPONEN PENGUNGKIT Komponen Penilaian/Area Perubahan Bobot Nilai 2015 Nilai 2016 (Exit Meeting) Nilai 2016 Manajemen Perubahan 5,00 3,66 4,23

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2015 INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2016. KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat Jenderal

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPKP TAHUN 2013

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPKP TAHUN 2013 RINGKASAN EKSEKUTIF B adan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, dan kegiatan, dilengkapi dengan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.925, 2013 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Pengawasan Intern. Perwakilan Republik Indonesia. Pedoman. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

RINGKASAN ROAD MAP RB KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Agenda Prioritas Program dan Kegiatan Reformasi Birokrasi Kemlu

RINGKASAN ROAD MAP RB KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Agenda Prioritas Program dan Kegiatan Reformasi Birokrasi Kemlu RINGKASAN ROAD MAP RB KEMENTERIAN LUAR NEGERI Agenda Prioritas mempunyai agenda prioritas yang dibagi 3 (tiga) fase yang masing-masing berlangsung selama 12 (dua belas) bulan. Untuk menjamin tercapainya

Lebih terperinci

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN No. 91, 2016 TENTANG

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN No. 91, 2016 TENTANG - 1 - S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN 2016 NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 852 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI

PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI INSPEKTORAT UTAMA 7 AGUSTUS 2017 OUTLINE 1 2 3 Tujuan, Sasaran, Arah dan Kerangka Kebijakan RB Ukuran Keberhasilan RB Peran Inspektorat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan akuntabilitas pada organisasi sektor publik baik pemerintah di

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan akuntabilitas pada organisasi sektor publik baik pemerintah di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tekanan akuntabilitas pada organisasi sektor publik baik pemerintah di tingkat pusat maupun daerah mendorong dilakukannya perbaikan kinerja. Pemerintah sebagai

Lebih terperinci

Persiapan Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual di Indonesia. Abstrak

Persiapan Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual di Indonesia. Abstrak Persiapan Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual di Indonesia Abstrak Sesuai dengan amanat PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang SAP bahwa Pemerintah wajib menerapkan akuntansi berbasis akrual dalam pelaporan keuangannya

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI

LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB I. SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Berdasarkan Surat Tugas

Lebih terperinci

Rencana Strategis

Rencana Strategis BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum Sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional pada bab XIV salah satu agenda pembangunan nasional

Lebih terperinci