EVALUASI PENANGGULANGAN BENCANA 2015 DAN PREDIKSI BENCANA 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EVALUASI PENANGGULANGAN BENCANA 2015 DAN PREDIKSI BENCANA 2016"

Transkripsi

1 BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA EVALUASI PENANGGULANGAN BENCANA 2015 DAN PREDIKSI BENCANA 2016 Dr. Sutopo Purwo Nugroho, M.Si., APU Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Jakarta, 27 Januari

2 Trend Bencana Indonesia Data sementara per , ada kejadian bencana di Indonesia selama Banjir, longsor dan puting beliung masih tetap mendominasi bencana.

3 Bencana dan Dampaknya Tahun 2015 Jenis Bencana Jumlah Kejadian Meninggal & Hilang Menderita & Mengungsi Rusak Berat Update : 4 Januari 2016 Dari kejadian bencana menyebabkan 259 orang tewas, 1,23 juta mengungsi, unit rumah rusak (5.180 rusak berat, rusak sedang, rusak ringan), 498 unit fasum rusak. Lebih dari 95% merupakan bencana hidrometeorologi. Puting beliung, longsor dan banjir paling dominan, Rumah Rusak Rusak Ringan Sedang Kerusakan Terendam Fasillitas Pendidikan Fasilitas Peribadatan Jiwa Unit Banjir Banjir Dan Tanah Longsor Gelombang Pasang/Abrasi Gempa Bumi Kebakaran Hutan Dan Lahan Puting Beliung Tanah Longsor Kekeringan Letusan Gunungapi Total Longsor adalah jenis bencana paling mematikan 157 orang tewas. Fasilitas Kesehatan

4 Perbandingan 2014 dan 2015 Tahun 2015 kejadian bencana mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014 sebesar 20%. Secara total dampak korban dan kerusakan yang ditimbulkan tahun 2015 mengalami penurunan dibandingkan Penurunan ini disebabkan curah hujan lebih kecil (intensitas, durasi, dan sebaran) dibandingkan 2014.

5 61% korban meninggal & hilang disebabkan oleh tanah longsor 57% rumah rusak diakibatkan oleh bencana puting beliung 59% fasilitas rusak akibat dari bencana banjir

6 Sebaran Kejadian Bencana Per Provinsi 2015 Lima provinsi terbanyak kejadian bencana adalah: 1. Jawa Tengah (389) 2. Jawa Timur (307) 3. Jawa Barat (220) 4. Sumatera Barat (96) 5. Pemerintah Aceh (90) Kejadian gempabumi di Indonesia Bagian Timur lebih banyak dibandingkan dengan Indonesia bagian Barat. Dengan tingkat kerentanan dan infrastruktur yang masih terbatas dampak gempa akan lebih besar. Perlu mendapat perhatian lebih serius. 3 gempa yang paling banyak merugikan terjadi di Sorong, Alor dan Halmahera Barat yaitu rumah rusak berat, rusak sedang, dan rusak ringan.

7 Sebaran Kejadian Bencana Per Kabupaten/Kota 2015 Lima kabupaten/kota terbanyak adalah: 1. Bojonegoro (73) 2. Cilacap (57) 3. Sukabumi (43) 4. Kota Sawahlunto (42) 5. Temanggung (41)

8 Peta Jumlah Kejadian Bencana 2015 Bencana paling sering terjadi di wilayah Pulau Jawa Peta Sebaran Korban Meninggal & Hilang Akibat Bencana 2015 Korban meninggal & hilang terbanyak ada di Provinsi Jawa Barat

9 Dampak Bencana Besar 2015 Jan Feb 28 Maret 2015: Longsor Sukabumi: 12 tewas 11 rumah RB Berat Januari-Desember 2015; Erupsi Gunung Sinabung: 370 KK relokasi KK menunggu direlokasi (masih di huntara) jiwa mengungsi Juni-Oktober: Karhutla: 24 org meninggal 2,61 juta ha hutan & lahan terbakar terbakar jiwa menderita ISPA. Kerugian Rp 221 Trilyun Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des 24 September 2015: Gempabumi Sorong: 19 luka berat dan 13 luka ringan RB, RS dan RR 27 fasum rusak 27 Oktober 2015: Tanah longsor Bogor: 12 Org meninggal 4 November 2015: Gempabumi Alor (NTT): 3 org Luka-luka org mengungsi 579 rumah RB, 382 RS, RR, 47 fasum rusak 16 November 2015: Gempabumi Halmahera Barat: org mengungsi 145 rumah RB, 273 RS, RR 2 Desember 2015: Longsor Bengkulu: 3 tewas & 15 org hilang 1 org luka-luka 20 Rumah RB

10 Dampak Karhutla orang meninggal dunia. Lebih dari jiwa menderita ISPA. 2,61 juta hektar hutan dan lahan terbakar (Karhutla tahun 1997 = 9,2 juta hektar). Lebih dari 60 juta jiwa terpapar asap. Kerugian ekonomi Rp 221 trilyun. Ini di luar sektor kesehatan dan pendidikan (Karhutla tahun 1997 kerugian Rp 60 trilyun). Kerugian Rp 221 Trilyun ini setara dengan 1,9% Produk Domestik Bruto Nasional. Artinya karhutla menghambat laju pembangunan. Kerugian plasma nutfah, emisi karbon dan lainnya. BNPB mengeluarkan Rp 720 milyar untuk pemadaman karhutla. Biaya ini di luar dari dana yang dikeluarkan oleh Kemen LHK, Kemen PU Pera, Kemenkes dll.

11 2,61 Juta Hektar Hutan & Lahan Terbakar 2015 Karhutla melanda semua provinsi (kecuali DKI Jakarta dan Kepri). Daerah yang paling luas terbakar: Sumsel, Kalteng, Papua, Kalsel, Riau, Jambi dan Kalbar.

12

13 Upaya dan Capaian 2015

14 Penanggulangan Bencana 1. Banyak upaya penanggulangan bencana yang telah dilakukan selama tahun 2015, baik pada tahap pra bencana, tanggap darurat dan pasca bencana. 2. Pengurangan risiko bencana menjadi mainstream dalam penanggulangan bencana. Artinya pencegahan, kesiapsiaagaan, peningkatan kapasitas, sosialisasi dan lainnya dalam kegiatan pra bencana menjadi lebih prioritas. 3. Selama tahun 2015, jumlah korban jiwa berkurang dibandingkan dengan periode sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa penanggulangan bencana sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya. 4. Upaya penanggulangan bencana sesuai dengan RPJMN , Rencana Nasional Penanggulangan Bencana , dan lainnya. 5. Peningkatan kapasitas BPBD, Pemda, relawan, masyarakat dalam penanggulangan bencana. 6. Menyusun SNI tentang penanggulangan bencana 7. Melaksanakan Peringatan Bulan PRB Nasional di Solo yang diikuti orang pelaku PRB di Indonesia.

15 Penanggulangan Bencana 7. Melakukan kajian-kajian kejadian bencana di Indonesia sebagai masukkan pengambilan kebijakan di masa mendatang. 8. Mengembangkan Desa Tangguh Bencana. 9. Sertifikasi relawan penanggulangan bencana. 10. Pembangunan pusat pengendali operasi penanggulangan bencana di BPBD provinsi dan kabupaten/kota. 11. Membangun sistem peringatan dini banjir dan longsor. 12. Penanganan darurat secara cepat dan tepat. 13. Pembangunan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana di banyak daerah-daerah. 14. Penguatan Manajemen Logistik dan Peralatan di daerah rawan Bencana. 15. Pengadaan Logistik dan Peralatan dalam rangka penguatan Kelembagaan BPBD Prov/Kab/Kota serta dukungan tanggap darurat Bencana. 16. Distribusi Logistik ke 33 BPBD Provinsi dan Distribusi Peralatan ke 274 Kab/kota. 17. Monitoring dan Evaluasi Logistik dan Peralatan di 33 Provinsi dan 66 Kab/kota. 18. Dan lain-lain.

16 BNPB-BPBD MILIK RAKYAT INDONESIA Ekspetasi masyarakat Indonesia terhadap BNPB & BPBD sangat besar. Saat ini setiap ada bencana masyarakat langsung menghubungi kita. Artinya kehadiran kita dirindukan oleh rakyat. SAAT INI SUDAH TERBENTUK 470 BPBD YAITU 34 BPBD PROVINSI 364 BPBD KABUPATEN, DAN 72 BPBD KOTA. SELALU HADIR DI TENGAH RAKYAT Kehadiran BNPB & BPBD tak lepas dari iptek dan profesional 16

17 Masyarakat selalu minta bantuan BNPB & BPBD. Saat banjir, longsor, erupsi gunung, kecelakaan transportasi, bunuh diri, kebakaran, orang hilang, pohon roboh, orang kejebur sumur, digigit ular, kekurangan air, kucing tidak bisa turun dari pohon, dll. Saat ini kita hampir mirip seperti 911 di Amerika. 17

18 Anggaran Penanggulangan Bencana di Indonesia Tahun 2015 Pada tahun 2015 ada Rp 19 trilyun untuk penanggulangan bencana di Indonesia yaitu : 1. Rp 15 trilyun yang tersebar di 28 Kementerian/Lembaga dimana Rp 1,68 Trilyun ada di DIPA BNPB sedangkan Rp 13,32 Trilyun ada di DIPA 27 K/L. 2. Rp 4 trilyun Dana Cadangan Penanggulangan Bencana di Kemenkeu, dimana Rp 2,5 trilyun untuk penanganan darurat dan Rp 1,5 trilyun untuk pasca bencana. Tantangan terbesar adalah masih minimnya alokasi anggaran untuk penanggulangan bencana di daerah. Rata-rata hanya 0,02-0,07% dari total APBD setiap tahunnya yang dialokasikan untuk penanggulangan bencana di daerah. Perlu komitmen dari Kepala Daerah dan DPRD agar meningkatkan anggaran penanggulangan bencana di daerah. Alokasi anggaran Rp 15 trilyun untuk penanggulangan bencana di 28 K/L, dimana 77% untuk pra bencana 18

19 Proses sosialisasi, penyusunan protap, pembentukan Tim Siaga Bencana, dan geladi evakuasi mandiri kepada masyarakat. Social mapping dan pendekatan kultural sangat penting. Libatkan masyarakat setempat.

20 BNPB bekerjasama dengan UMG dan PVMBG memasang 50 sistem peringatan dini longsor selama Bener Meriah (2015) Agam (2015) Aceh besar (2015) Pesisir Selatan (2015) Karo (2015) Tomohon (2015) Donggala (2015) Pariaman (2015) Seluma (2015) Semarang (2015) Palu (2015) Pekalongan (2014) Banyumas (2015) Magelang (2015) Trenggalek (2015) Kuniangan (2015) Gowa (2015) Lebak (2015) Pasuruhan (2015) Bone (2015) Bandung Barat (2014) Sukabumi (2014) Cianjur (2014) Tasikmalaya (2014) Kulon Progo(2015) Bangli (2015) Karangasem (2015) Banjarnegara (2014) Pacitan (2015) Karanganyar (2008, 2015)

21 Webbing Jute: Perlindungan tebing rawan longsor

22 Penanganan Pengungsi Sinabung Wajib Relokasi Segera 3 Desa : - Bekerah -Simacem -Sukameriah 370 KK (1.212 jw) Siosar Sudah Selesai Pengungsi Menyusul Relokasi yang akan datang KK (4.967 jw) Soal lahan jadi penghambat Relokasi terpencar /Mandiri 4 Desa: - Guru Kinayan - Kota Tunggal - Beras Tepu - Gamber Disewakan rumah dan lahan s/d Sewa rumah Rp 3,6 jt/kk/thn Sewa lahan Rp 2 jt/kk/thn Insitu/Living Harmoni Masyarakat yang saat ini masih mengungsi karena status awas jiwa (3.150 KK) - Asal : 11 Desa (Guru Kinayan,Tiga Pancur, Pintu Besi, Sukanalu, Beras Tepu, Sigarang Garang Jeraya, Kuta Rakyat, Kuta Gugung, Mardinding, Kuta Tengah) - 10 lokasi pengungsi Rencana Pembangunan Tempat Evakuasi Lahan Desa Ndokum Siraha 900 m2 Gereja Ndokum Siraha m2 Lahan PU m2

23 Kondisi Hunian Tetap Siosar, Sumatera Utara Desa Bekerah 112 unit, Desa Simacem 130 unit, dan Desa Sukameriah 128 unit

24 Relokasi Erupsi Gunungapi Sinabung Relokasi 370 KK untuk warga Desa Bekerah, Simacem dan Sukameriah di kawasan hutan Siosar. Rumah tipe 36 senilai Rp 59,4 juta/unit. Sumber dana dari BNPB. Pembangunan melalui Karya Bhakti Skala Besar TNI AD. Fasum dan fasos terus dibangun.

25 Sosialisasi, FGD dengan perwakilan Tokoh Masyarakat (Simantek Kuta) dan Pelatihan Fasilitator TPN-BNPB Menggelar FGD dengan para perwakilan Tokoh Masyarakat (Simantek Kuta) guna mengidentifikasi potensi dan masalah yang dihadapi masyarakat dalam rangka persiapan percepatan relokasi ke Siosar (September 2015) Dalam FGD ini sekaligus disosialisasikan keberadaan TPN-BNPB, tugas pokok dan fungsinya, serta skema kegiatan pemulihan yang akan dilaksanakan TPN-BNPB bersama Pemerintah Daerah, stakeholders dan masyarakat.

26 LISTRIK DAN AIR BERSIH Jaringan Listrik Jaringan Air Bersih Jaringan Listrik : Desa Bekerah : sudah terpasang 112 unit (50 unit berkapasitas 900 watt dan 62 unit 450 watt). Desa Suka Meriah : sudah terpasang 128 unit (450 watt) Desa Simacem : Sudah terpasang (450 watt) dalam proses menaikkan menjadi 900 watt Jaringan air bersih Desa Bekerah : 112 unit sudah dialiri air bersih. Desa Suka Meriah dan Desa Simacem (258 unit). Reservoir : 1 unit sudah dipasang dan berfungsi. Reservoir : 1 unit sedang dalam proses penyelesaian.

27 370 unit rumah telah selesai dibangun. Warga sudah siap menempati. Pelaksanaan relokasi diawali dengan menyelenggarakan upacara adat pindah rumah secara massal pada di Siosar yang dihadiri Ka BNPB. PERMUKIMAN RELOKASI

28 PERSIAPAN LAHAN PERTANIAN 185 Ha (Siosar) 66 Ha (Puncak 2000) Lahan yang diijinkan ditebang oleh Menteri LHK = 416 Ha. Dari 416 ha, yang dapat ditebang seluas 350 ha. Sisanya berada pada kawasan lindung sehingga tidak dapat ditebang. Dari luas 350 ha tersebut, yang digunakan seluas 250 ha untuk lahan pertanian bagi 370 KK dan untuk 87 KK yang hanya mendapat lahan 0,5 ha/kk tetapi tidak mendapatkan rumah. Sedang dilakukan pekerjaan penebangan kayu pinus. Ditargetkan selesai bulan Desember Tunggul/akar diputuskan tidak akan dicabut dan pekerjaan pembersihan/pengolahan lahan pasca penebangan akan dilakukan secara swakelola oleh kelompok masyarakat penerima manfaat. Lahan pertanian (sewa) 66 Ha di Puncak 2000 dalam proses siap olah.

29 Jalan Poros menuju lokasi permukiman relokasi 17 km. 1,3 km (dari simpang singa ke desa singa) Dana APBD, sudah selesai. 2,5 km (dari Desa Singa ke Desa Kutambelin) Dana DAK sudah selesai. Sisanya 13,2 km : 9,2 dari Desa Kutambelin ke Kacinambun (Puncak 2000) sedang dikerjakan oleh Kementerian PU dana APBN km dari Kacinambun (Puncak 2000) ke lokasi relokasi (Siosar) sedang dikerjakan oleh Kementerian PU. dana APBN 2015 (Progress 1,8 Km) Jalan lingkungan di lokasi Desa Berkerah sudah selesai dibangun dengan jalan sirtu. Jalan lingkungan di lokasi Desa Simacem dan Sukameriah belum dibangun; masih jalan tanah. tanggal 24 Desember 2015 selesai. INFRASTRUKTUR JALAN Jalan Poros Jalan Lingkungan

30 Relokasi Longsor di Kab. Banjarnegara Diperuntukkan bagi 27 KK korban longsor dari Desa Jemblung, Kec. Karangkobar, Kab. Banjarnegara. Pembangunan hunian tetap 27 unit di Desa Ambal, Kec. Karangkobar, Kab. Banjarnegara 90% sudah selesai. Harga rumah senilai Rp 87 juta/unit. Sumber dana dari BNPB, Pemda dan bantuan masyarakat.

31 PREDIKSI BENCANA 2016

32 Prediksi Bencana Bencana hidrometerologi (banjir, longsor dan puting beliung) masih akan mendominasi bencana selama Puncak bencana hidrometeorologi pada Januari-Februari Berdasarkan prediksi BMKG, kemungkinan fenomena La Nina menguat di pertengahan Namun dampaknya terasa di musim penghujan 2017 sehingga potensi banjir, longsor dan puting beliung akan makin meningkat. 3. Potensi kebakaran hutan dan lahan masih masih tetap tinggi di beberapa wilayah, khususnya di Sumatera dan Kalimantan dengan intensitas dan skala yang lebih kecil dibandingkan Sulit menihilkan hotspot di Indonesia karena terkait dengan kompleksnya masalah karhutla. Namun jumlah hotspot akan jauh berkurang. Artinya masih ada hotspot hasil pembakaran selama Juni-Oktober dengan puncak hotspot September-Oktober. Jumlah hotspot akan jauh lebih kecil pada 2016 dibandingkan Bencana asap 2015 kecil peluang terjadinya kembali. Apalagi tahun 2016 ada indikasi La Nina sehingga kemarau tidak akan ekstrem kering. Selain itu juga upaya intensif Pemerintah akan mengurangi karhutla secara signifikan. 5. Kekeringan selama 2016 tidak akan separah musim kemarau Puncak kekeringan berlangsung September-Oktober 2016.

33 Prediksi Bencana Gempabumi tidak dapat diprediksikan secara pasti dimana, berapa besar dan kapan. Namun diprediksikan gempa terjadi di daerah di Indonesia khususnya di jalur subduksi di laut dan jalur sesar di darat. Perlu diwaspadai gempagempa di Indonesia bagian timur yang kondisi sesimisitas dan geologinya lebih rumit dan kerentanannya lebih tinggi. 7. Potensi tsunami sangat tergantung dari besaran gempabumi dan lokasinya. Jika gempa lebih dari 7 SR, kedalaman kurang dari 20 km dan berada di jalur subduksi maka potensi tsunami. Sistem peringatan dini tsunami sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya. 8. Erupsi gunungapi tidak dapat diprediksi untuk jangka panjang. Tiap gunung memiliki karakteristik sendiri. Dari 127 gunungapi di Indonesia, saat terdapat 1 gunung berstatus Awas, 4 berstatus Siaga dan 15 berstatus Waspada. 1) Status Awas (level IV) = Gunung Sinabung. 2) Status Siaga (level III) = G. Bromo, Karangetang, Lokon, Soputan. 3) Status Waspada (Level II) = G. Awu, Rinjani, Raung, Gamalama, Sangeangapi, Rokatenda, Ibu, Gamkonora, Papandayan, Semeru, Anak Krakatau, Marapi, Dukono, Kerinci, Egon. 9. Aktivitas vukanik G. Sinabung diperkirakan masih tinggi sehingga diperkirakan masih berpotensi tinggi terjadi erupsi.

34 Prakiraan Curah Hujan Bulanan 2015/2016 PRAKIRAAN 2015 DES 15 JAN 16 FEB 16 Potensi tinggi terjadi banjir, longsor dan puting beliung Perlu diwaspadai karhutla di Riau selama Februari 2016 DES 15 JAN 16 FEB 16 NORMAL

35 ANCAMAN BENCANA BANJIR BAHAYA TINGGI BAHAYA SEDANG BAHAYA RENDAH Sumber: Kementerian PU Pera 315 kabupaten/kota berada di daerah bahaya sedang-tinggi dari banjir di Indonesia Jumlah penduduk terpapar dari bahaya sedang-tinggi banjir 63,7 Juta jiwa. 35

36 ANCAMAN BENCANA LONGSOR BAHAYA TINGGI BAHAYA SEDANG BAHAYA RENDAH Sumber: Badan Geologi 274 kabupaten/kota berada di daerah bahaya sedang-tinggi dari longsor di Indonesia Jumlah penduduk terpapar dari bahaya sedang-tinggi longsor 40,9 Juta jiwa. 36

37 Pola Hotspot di Sumatera dan Kalimantan Tahun bulan Sumatera Kalimantan 5 bulan 4 bulan Berdasarkan data hotspot tahun , pola hotspot di Sumatera dominan terjadi pada pertengahan Juni Oktober (5 bulan), sedangkan di Kalimantan pada Juli- Oktober (4 bulan). Untuk Riau, sesuai polanya pada bulan Februari April adalah kering sehingga berpotensi karhutla seperti pada tahun Data hujan 30 tahun terakhir di Riau menunjukkan ada perubahan pola hujan, dimana pada Februari-April kering (BMKG, 2014). Curah hujan terbatas sehingga mudah terbakar.

38 Peta Seismo-Tektonik Indonesia Sumber gempa : daerah subduksi dan sesar di daratan. Potensi gempa di Indonesia bagian timur lebih tinggi. Terdapat 386 kabupaten/kota dengan jumlah penduduk 157 juta jiwa yang tinggal di daerah Earthquake rawan data: Engdahl tinggi dari bahaya 2005 gempabumi di Indonesia

39 Status Gunungapi di Indonesia Dari 127 gunungapi aktif di Indonesia saat ini terdapat 1 gunung berstatus Awas, 5 berstatus Siaga dan 14 berstatus Waspada. No. Status Gunungapi Lokasi Mulai Tanggal Pengungsi (Jiwa) 1 AWAS G. Sinabung Sumatera Utara 02/06/ Siaga G. Bromo Jawa Timur 04/12/ Siaga G. Karangetang Sulawesi Utara 03/09/ Siaga G. Soputan Sulawesi Utara 04/01/ Siaga G. Lokon Sulawesi Utara 24/07/ Waspada G.Egon NTT 13/01/ Waspada G. Awu Sulawesi Utara 24/11/ Waspada G. Rinjani NTT 25/10/ Waspada G. Raung Jawa Timur 24/08/ Waspada G. Gamalama Maluku Utara 10/03/ Waspada G. Sangeangapi NTB 17/06/ Waspada G. Rokatenda NTT 07/04/ Waspada G. Ibu Maluku Utara 10/12/ Waspada G. Gamkonora Maluku Utara 01/07/ Waspada G. Papandayan Jawa Barat 06/06/ Waspada G. Semeru Jawa Tengah 02/05/ Waspada G. Anak Krakatau Banten 26/01/ Waspada G. Marapi Sumatera Barat 03/08/ Waspada G. Dukono Maluku Utara 15/06/ Waspada G. Kerinci Jambi 09/09/2007 -

40 Periode Kesiapsiagaan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des Banjir, Tanah Longsor, Puting Beliung Banjir, Tanah Longsor, Puting Beliung Karhutla Karhutla Kekeringan Gempabumi, Tsunami, Erupsi Gunungapi

41 BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA Graha BNPB - Jl. Pramuka Kav. 38 Jakarta Timur contact@bnpb.go.id Infobencana BNPB Indonesia BNPB_Indonesia

LAPORAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM

LAPORAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM LAPORAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM IDUL FITRI 1438 H / TAHUN 2017 11 Juni 2017 / Shift II ( H-14) RESUME PELAKSANAAN POSKO ESDM 1. BBM & LPG Secara Umum/Nasional proses penyaluran BBM dan LPG

Lebih terperinci

Manajemen Bencana di Indonesia

Manajemen Bencana di Indonesia BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA Manajemen Bencana di Indonesia DR. Sutopo Purwo Nugroho, M.Si., APU Kapusdatin Humas BNPB Jakarta, 6 Oktober 2016 1 Tren Bencana Global 5000 4500 4000 3500 3000 2500

Lebih terperinci

SUSUNAN PERTANYAAN WAWANCARA PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA INFORMAN KUNCI. Mitigasi Bencana Erupsi Gunung Sinabung?

SUSUNAN PERTANYAAN WAWANCARA PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA INFORMAN KUNCI. Mitigasi Bencana Erupsi Gunung Sinabung? SUSUNAN PERTANYAAN WAWANCARA PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA INFORMAN KUNCI 1. Bagaimana proses pembentukan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Karo? 2. Apa saja program BPBD Kabupaten Karo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor alam dan non alam yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,

BAB I PENDAHULUAN. faktor alam dan non alam yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan non alam

Lebih terperinci

PENURUNAN INDEKS RISIKO BENCANA DI INDONESIA

PENURUNAN INDEKS RISIKO BENCANA DI INDONESIA PENURUNAN INDEKS RISIKO BENCANA DI INDONESIA 14 DESEMBER 2016 DISIAPKAN OLEH : DIREKTORAT PRB, BNPB INDONESIA DAN BENCANA Secara geografis Indonesia terletak pada rangkaian cincin api yang membentang sepanjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia baik secara materi atau secara spiritual. Bencana sering terjadi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia baik secara materi atau secara spiritual. Bencana sering terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bencana alam merupakan peristiwa alam yang disebabkan oleh proses dan aktivitas alam, baik yang terjadi secara alami maupun karena sebelumnya ada tindakan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jenis Bencana Jumlah Kejadian Jumlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jenis Bencana Jumlah Kejadian Jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bencana banjir berdasarkan data perbandingan jumlah kejadian bencana di Indonesia sejak tahun 1815 2013 yang dipublikasikan oleh Badan Nasional Penanggulangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan terjadinya kerusakan dan kehancuran lingkungan yang pada akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan terjadinya kerusakan dan kehancuran lingkungan yang pada akhirnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan wilayah yang rawan terhadap berbagai jenis bencana, termasuk bencana alam. Bencana alam merupakan fenomena alam yang dapat mengakibatkan terjadinya

Lebih terperinci

Buletin Pemantauan Ketahanan Pangan INDONESIA. Volume 7, Agustus 2017

Buletin Pemantauan Ketahanan Pangan INDONESIA. Volume 7, Agustus 2017 Buletin Pemantauan Ketahanan Pangan INDONESIA Volume 7, Agustus 2017 IKLIM DAN KETAHANAN PANGAN April - Juni 2017 Rendahnya kejadian kebakaran hutan Musim panen utama padi dan jagung lebih tinggi dari

Lebih terperinci

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DI INDONESIA CEPAT, TEPAT, MENYENTUH RAKYAT. DR. Syamsul Maarif, Msi Kepala BNPB

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DI INDONESIA CEPAT, TEPAT, MENYENTUH RAKYAT. DR. Syamsul Maarif, Msi Kepala BNPB BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DI INDONESIA CEPAT, TEPAT, MENYENTUH RAKYAT DR. Syamsul Maarif, Msi Kepala BNPB Arahan dalam Rakornas BNPB-BPBD Jakarta, 10 Maret 2014 TERIMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidrologis dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana,

BAB I PENDAHULUAN. hidrologis dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan dan dilihat secara geografis, geologis, hidrologis dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana, bahkan termasuk

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA OKTOBER 2014

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA OKTOBER 2014 PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA OKTOBER ACEH Angin Puting Beliung Banjir Banjir Bandang KALBAR Tanah Longsor KALSEL Kebakaran Hutan KALTENG Kebakaran Hutan SULUT Konflik Sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategis secara geografis dimana letaknya berada diantara Australia dan benua Asia

BAB I PENDAHULUAN. strategis secara geografis dimana letaknya berada diantara Australia dan benua Asia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telah lama diakui bahwa Negara Indonesia memiliki posisi yang sangat strategis secara geografis dimana letaknya berada diantara Australia dan benua Asia serta diantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imbas dari kesalahan teknologi yang memicu respon dari masyarakat, komunitas,

BAB I PENDAHULUAN. imbas dari kesalahan teknologi yang memicu respon dari masyarakat, komunitas, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Parker (1992), bencana ialah sebuah kejadian yang tidak biasa terjadi disebabkan oleh alam maupun ulah manusia, termasuk pula di dalamnya merupakan imbas dari

Lebih terperinci

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkaran gunung api (ring of fire). Posisi tersebut menyebabkan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkaran gunung api (ring of fire). Posisi tersebut menyebabkan Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan alamnya, tetapi merupakan salah satu Negara yang rawan bencana karena berada dipertemuan tiga lempeng yaitu lempeng Indo Australia,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Pada daerah pertemuan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gempa bumi sebagai suatu kekuatan alam terbukti telah menimbulkan bencana yang sangat besar dan merugikan. Gempa bumi pada skala kekuatan yang sangat kuat dapat menyebabkan

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM

LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM IDUL FITRI 1438 H / TAHUN 2017 RESUME PELAKSANAAN POSKO ESDM 1. Status BBM dan LPG a. Permasalahan Penyediaan BBM dan LPG: Secara Nasional, tidak terdapat

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM

LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM IDUL FITRI 1438 H / TAHUN 2017 RESUME PELAKSANAAN POSKO ESDM 1. Status BBM dan LPG a. Permasalahan Penyediaan BBM dan LPG: Secara Nasional, tidak terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini Indonesia banyak ditimpa musibah

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini Indonesia banyak ditimpa musibah BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Beberapa tahun belakangan ini Indonesia banyak ditimpa musibah bencana alam. Data dari Badan PBB untuk Strategi Internasional Pengurangan Risiko Bencana (UN-ISDR)

Lebih terperinci

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VIII DPR RI KE PROVINSI ACEH TANGGAL 12 S.D. 14 JULI 2013

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VIII DPR RI KE PROVINSI ACEH TANGGAL 12 S.D. 14 JULI 2013 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VIII DPR RI KE PROVINSI ACEH TANGGAL 12 S.D. 14 JULI 2013 SEKRETARIAT KOMISI VIII DPR RI JAKARTA 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. DASAR KUNJUNGAN KERJA 1. Undang-Undang

Lebih terperinci

BUKU TINJAUAN PUSAT KRISIS KESEHATAN TAHUN 2015

BUKU TINJAUAN PUSAT KRISIS KESEHATAN TAHUN 2015 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Pusat Krisis Kesehatan Jl. Rasuna Said Blok X-5 Kav. No. 4-9 Gedung A Lantai VI, Jakarta Selatan Telp. : 021 526 5043, 521 0411 Fax. : 021 527 1111 Call Center

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bencana alam. Gambar 1.1 menggambarkan kondisi geologi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. bencana alam. Gambar 1.1 menggambarkan kondisi geologi Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana dapat terjadi di belahan bumi manapun, termasuk di Indonesia sendiri yang notabennya kondisi geologi Indonesia yang merupakan pertemuan tiga lempeng dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan

BAB I PENDAHULUAN. lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keunikan geologi kepulauan Indonesia berada di pertemuan tiga lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik. Ketiga lempeng

Lebih terperinci

Buletin Kemanusiaan Indonesia

Buletin Kemanusiaan Indonesia Buletin Kemanusiaan Indonesia Januari Maret 2014 SOROTAN Dampak bencana alam meningkat Ribuan telah diungsikan berbulanbulan karena letusan vulkanik Gunung Sinabung Harmonisasi klaster berlanjut Penutupan

Lebih terperinci

Buletin Pemantauan Ketahanan Pangan INDONESIA. Fokus utama: musim hujan. Volume 5, Desember 2016

Buletin Pemantauan Ketahanan Pangan INDONESIA. Fokus utama: musim hujan. Volume 5, Desember 2016 Buletin Pemantauan Ketahanan Pangan INDONESIA Fokus utama: musim hujan Volume 5, Desember 2016 Ringkasan 2 Pesan kunci Ringkasan Curah hujan di atas normal terus terjadi di Indonesia pada bulan November

Lebih terperinci

PERAN KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA

PERAN KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA PERAN KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG PENANGGULANGAN B. Wisnu Widjaja Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan TUJUAN PB 1. memberikan perlindungan kepada masyarakat

Lebih terperinci

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR : 360 / 009205 TENTANG PENANGANAN DARURAT BENCANA DI PROVINSI JAWA TENGAH Diperbanyak Oleh : BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH JALAN IMAM BONJOL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Australia dan Lempeng Pasifik (gambar 1.1). Pertemuan dan pergerakan 3

BAB I PENDAHULUAN. Australia dan Lempeng Pasifik (gambar 1.1). Pertemuan dan pergerakan 3 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dipaparkan : (a) latar belakang, (b) perumusan masalah, (c) tujuan penelitian, (d) manfaat penelitian, (e) ruang lingkup penelitian dan (f) sistematika penulisan. 1.1. Latar

Lebih terperinci

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Press Release BMKG Jakarta, 12 Oktober 2010 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA 2 BMKG A F R I C A A S I A 3 Proses EL NINO, DIPOLE MODE 2 1 1963 1972 1982 1997 1 2 3 EL NINO / LA NINA SUHU PERAIRAN

Lebih terperinci

Ditambahkan permasalahan yang menonjol dalam upaya PKK.

Ditambahkan permasalahan yang menonjol dalam upaya PKK. BAB I PENDAHULUAN Berbagai kejadian krisis kesehatan akibat bencana terjadi di Indonesia sepanjang tahun 204. Berdasarkan data Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan tercatat sebanyak 456 kali kejadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua daerah tidak pernah terhindar dari terjadinya suatu bencana. Bencana bisa terjadi kapan dan dimana saja pada waktu yang tidak diprediksi. Hal ini membuat

Lebih terperinci

UPDATE HASIL MONITORING EL NINO DAN PRAKIRAAN CURAH HUJAN AGUSTUS DESEMBER 2015

UPDATE HASIL MONITORING EL NINO DAN PRAKIRAAN CURAH HUJAN AGUSTUS DESEMBER 2015 BMKG UPDATE HASIL MONITORING EL NINO DAN PRAKIRAAN CURAH HUJAN AGUSTUS DESEMBER 15 Status Perkembangan 18 Agustus 15 RINGKASAN, VERSI 18 AGUSTUS 15 Monitoring kolam hangat di Laut Pasifik menunjukkan konsistensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Erupsi Gunung Merapi merupakan fenomena alam yang terjadi secara

BAB I PENDAHULUAN. Erupsi Gunung Merapi merupakan fenomena alam yang terjadi secara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Erupsi Gunung Merapi merupakan fenomena alam yang terjadi secara periodik setiap tiga tahun, empat tahun atau lima tahun. Krisis Merapi yang berlangsung lebih dari

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DUKUNGAN ANGGARAN DALAM RANGKA PENANGGULANGAN RISIKO BENCANA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DUKUNGAN ANGGARAN DALAM RANGKA PENANGGULANGAN RISIKO BENCANA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DUKUNGAN ANGGARAN DALAM RANGKA PENANGGULANGAN RISIKO BENCANA Indonesia Rentan terhadap Bencana Alam q Dikelilingi oleh +ga lempeng bumi yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terdiri dari gugusan kepulauan mempunyai potensi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terdiri dari gugusan kepulauan mempunyai potensi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia yang terdiri dari gugusan kepulauan mempunyai potensi bencana yang sangat tinggi dan sangat bervariasi dari jenis bencana. Kondisi alam serta keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng. menjadi negara yang rawan terhadap bencana alam.

BAB I PENDAHULUAN. lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng. menjadi negara yang rawan terhadap bencana alam. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia terletak di garis khatulistiwa dan berada diantara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudera Hindia. Karena letaknya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, Hal ini berarti

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, Hal ini berarti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, Hal ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. geografis Indonesia yang demikian menempatkan Indonesia di posisi silang,

BAB I PENDAHULUAN. geografis Indonesia yang demikian menempatkan Indonesia di posisi silang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan posisi geografisnya, Indonesia terletak di antara Benua Asia dan Benua Australia serta diantara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Letak geografis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beberapa pulau utama dan ribuan pulau kecil disekelilingnya. Dengan 17.508 pulau, Indonesia menjadi negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia baik secara materi atau secara spiritual. Bencana sering terjadi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia baik secara materi atau secara spiritual. Bencana sering terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bencana alam merupakan peristiwa alam yang disebabkan oleh proses dan aktivitas alam, baik yang terjadi secara alami maupun karena sebelumnya ada tindakan atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan bencana, baik yang disebabkan kejadian alam seperi gempa bumi, tsunami, tanah longsor, letusan

Lebih terperinci

RENCANA AKSI REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI PASCABENCANA BANJIR DI KOTA BIMA DAN KABUPATEN BIMA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN

RENCANA AKSI REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI PASCABENCANA BANJIR DI KOTA BIMA DAN KABUPATEN BIMA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA RENCANA AKSI REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI PASCABENCANA BANJIR DI KOTA BIMA DAN KABUPATEN BIMA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016-2018 Deputi Bidang Rehabilitasi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2009 Kepala Pusat Penanggulangan Krisis, Dr. Rustam S. Pakaya, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2009 Kepala Pusat Penanggulangan Krisis, Dr. Rustam S. Pakaya, MPH NIP KATA PENGANTAR Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, buku Buku Profil Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Tahun 2008 ini dapat diselesaikan sebagaimana yang telah direncanakan. Buku ini menggambarkan

Lebih terperinci

Siaran Pers BNPB: BNPB Menginisiasi Pencanangan Hari Kesiapsiagaan Bencana Selasa, 25 April 2017

Siaran Pers BNPB: BNPB Menginisiasi Pencanangan Hari Kesiapsiagaan Bencana Selasa, 25 April 2017 Siaran Pers BNPB: BNPB Menginisiasi Pencanangan Hari Kesiapsiagaan Bencana Selasa, 25 April 2017 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menginisiasi Hari Kesiapsiagaan Bencana dengan mengajak semua

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM

LAPORAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM LAPORAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM IDUL FITRI 438 H / TAHUN 207 2 Juni 207 / Shift II ( H-3) RESUME PELAKSANAAN POSKO ESDM. Status BBM dan LPG a. Secara Umum/Nasional proses penyaluran BBM

Lebih terperinci

Buletin Kemanusiaan Bulanan Indonesia. Banjir, tanah longsor dan angin puting beliung meningkat selama April dan Mei. Isi HIGHLIGHTS ANGKA-ANGKA

Buletin Kemanusiaan Bulanan Indonesia. Banjir, tanah longsor dan angin puting beliung meningkat selama April dan Mei. Isi HIGHLIGHTS ANGKA-ANGKA Buletin Kemanusiaan Bulanan Indonesia Edisi 03 April Mei 2013 HIGHLIGHTS 220.000 orang terdampak/ mengungsi akibat 198 bencana alam selama April dan Mei terjadi kenaikan dari periode sebelumnya. Banjir

Lebih terperinci

PERTEMUAN TIGA PIHAK PENYUSUNAN RKP 2018 BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA

PERTEMUAN TIGA PIHAK PENYUSUNAN RKP 2018 BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PERTEMUAN TIGA PIHAK PENYUSUNAN RKP 2018 BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA Drs. Sumedi Andono Mulyo, MA, Ph.D Direktur Daerah

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 14 Juni 2009

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 14 Juni 2009 . BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) JI. Ir. H. Juanda 36, Jakarta 10120 Indonesia Telepon : (021) 345 8400 Fax : (021) 345 8500 Email : posko@bnpb.go.id Website : http://www.bnpb.go.id

Lebih terperinci

REVIEW UPAYA REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI TAHUN dan INA DRI

REVIEW UPAYA REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI TAHUN dan INA DRI REVIEW UPAYA REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI TAHUN 2013-2014 dan INA DRI DEPUTI BIDANG REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA VISI: KETANGGUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada 6`LU- 11` LS dan antara 95` BT - 141` BT1. Sementara secara geografis

BAB I PENDAHULUAN. pada 6`LU- 11` LS dan antara 95` BT - 141` BT1. Sementara secara geografis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang secara astronomi berada pada 6`LU- 11` LS dan antara 95` BT - 141` BT1. Sementara secara geografis Indonesia terletak di antara

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. SABANA (Desa Mandiri Bencana) Gunungapi Indonesia Berdasar Tata Wilayah Morfologi Erupsi Vulkanik dan Awan Panas

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. SABANA (Desa Mandiri Bencana) Gunungapi Indonesia Berdasar Tata Wilayah Morfologi Erupsi Vulkanik dan Awan Panas USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SABANA (Desa Mandiri Bencana) Gunungapi Indonesia Berdasar Tata Wilayah Morfologi Erupsi Vulkanik dan Awan Panas Bidang Kegiatan : PKM GAGASAN TERTULIS Diusulkan oleh

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. negara yang paling rawan bencana alam di dunia (United Nations International Stategy

BAB I LATAR BELAKANG. negara yang paling rawan bencana alam di dunia (United Nations International Stategy BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia yang berada di salah satu belahan Asia ini ternyata merupakan negara yang paling rawan bencana alam di dunia (United Nations International Stategy

Lebih terperinci

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PEMBANGUNAN DESA YANG BERBASIS PENGURANGAN RISIKO BENCANA

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PEMBANGUNAN DESA YANG BERBASIS PENGURANGAN RISIKO BENCANA KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PEMBANGUNAN DESA YANG BERBASIS PENGURANGAN RISIKO BENCANA DISAMPAIKAN OLEH : EKO PUTRO SANDJOJO MENTERI DESA, PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

PEDOMAN BANTUAN PERALATAN

PEDOMAN BANTUAN PERALATAN PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN BANTUAN PERALATAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB) DAFTAR ISI 1. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bencana banjir termasuk bencana terbesar di dunia. Data Guidelines for Reducing Flood

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bencana banjir termasuk bencana terbesar di dunia. Data Guidelines for Reducing Flood 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana banjir termasuk bencana terbesar di dunia. Data Guidelines for Reducing Flood Losses, United Nations International Strategy for Disaster Reduction (UN-ISDR)

Lebih terperinci

PENERAPAN KERANGKA KERJA BERSAMA SEKOLAH AMAN ASEAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA

PENERAPAN KERANGKA KERJA BERSAMA SEKOLAH AMAN ASEAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA PENERAPAN KERANGKA KERJA BERSAMA SEKOLAH AMAN ASEAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA Ida Ngurah Plan International Indonesia Ida.Ngurah@plan-international.org Konteks Bencana dan Dampak Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat pembangunan nasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Republik Indonesia memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis, dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam,

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA (APRIL 2009) RIAU Banjir, Angin Siklon Tropis JABAR Banjir, Tanah Longsor, Banjir disertai Tanah Longsor KALTENG Banjir, Banjir Bandang SULTENG

Lebih terperinci

Pembimbing : PRIHANDOKO, S.Kom., MIT, Ph.D.

Pembimbing : PRIHANDOKO, S.Kom., MIT, Ph.D. ANALISIS BENCANA DI INDONESIA BERDASARKAN DATA BNPB MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING DATA MINING MAHESA KURNIAWAN 54412387 Pembimbing : PRIHANDOKO, S.Kom., MIT, Ph.D. Bencana merupakan peristiwa yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan iklim merupakan salah satu isu yang paling hangat dibicarakan secara global belakangan ini. Meningkatnya gas rumah kaca di atmosfer adalah pertanda iklim

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis,

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis, hidrologis, dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana. Badan Nasional Penanggulangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Indeks Rawan Bencana Indonesia Tahun Sumber: bnpb.go.id,

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Indeks Rawan Bencana Indonesia Tahun Sumber: bnpb.go.id, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara geologis, Indonesia merupakan negara kepulauan yang berada di lingkungan geodinamik yang sangat aktif, yaitu pada batas-batas pertemuan berbagai lempeng tektonik

Lebih terperinci

Buletin Bulanan Kemanusiaan Indonesia

Buletin Bulanan Kemanusiaan Indonesia Buletin Bulanan Kemanusiaan Indonesia Edisi 08 01 31 Agustus 2012 Ikhtisar kejadian bencana P.1 Kesiapsiagaan & respon bencana P.3 Jumlah orang yang terkena dampak bencana alam yang terjadi pada bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan mereka, termasuk pengetahuan bencana longsor lahan.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan mereka, termasuk pengetahuan bencana longsor lahan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakekatnya setiap manusia itu memiliki akal pikiran untuk mempertahankan kehidupannya. Manusia belajar mengenali lingkungan agar dapat memenuhi kebutuhan serta dapat

Lebih terperinci

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) JI. Ir. H. Juanda 36. Jakarta 10120 Indonesia Telepon : (021) 345 8400 Fax : (021) 345 8500 Email : posko@bnpb.go.id Website : http://www.bnpb.go.id LAPORAN

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG BARAT

BUPATI BANDUNG BARAT BUPATI BANDUNG BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN KEPADA MASYARAKAT KORBAN BENCANA ALAM DAN MUSIBAH KEBAKARAN DI KABUPATEN BANDUNG BARAT.

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PROGRAM Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan

PELAKSANAAN PROGRAM Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan PELAKSANAAN PROGRAM Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BNPB Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Bidakara Hotel Jakarta, 9 Maret 2014 PROGRAM DALAM RENAS

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamba

2015, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.696, 2015 KEMENHAN. TNI. Penanggulangan Bencana. Pelibatan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELIBATAN TNI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Lempeng Euro-Asia dibagian Utara, Lempeng Indo-Australia. dibagian Selatan dan Lempeng Samudera Pasifik dibagian Timur.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Lempeng Euro-Asia dibagian Utara, Lempeng Indo-Australia. dibagian Selatan dan Lempeng Samudera Pasifik dibagian Timur. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Kepulauan Indonesia secara astronomis terletak pada titik koordinat 6 LU - 11 LS 95 BT - 141 BT dan merupakan Negara kepulauan yang terletak pada

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Kamis, 18 Juni 2009

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Kamis, 18 Juni 2009 . BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) JI. Ir. H. Juanda 36, Jakarta 10120 Indonesia Telepon : (021) 345 8400 Fax : (021) 345 8500 Email : posko@bnpb.go.id Website : http://www.bnpb.go.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk wilayah pacific ring of fire (deretan Gunung berapi Pasifik), juga

BAB I PENDAHULUAN. termasuk wilayah pacific ring of fire (deretan Gunung berapi Pasifik), juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak pada zona rawan bencana. Posisi geografis kepulauan Indonesia yang sangat unik menyebabkan Indonesia termasuk

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1046, 2014 KEMENPERA. Bencana Alam. Mitigasi. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Ringkasan Temuan Penahapan penanggulangan bencana erupsi Gunung Kelud terdapat lima tahap, yaitu tahap perencanaan penanggulangan bencana erupsi Gunung Kelud 2014, tahap

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA MEI 2014

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA MEI 2014 PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA MEI 2014 ACEH Tanah Longsor SUMUT Angin Puting Beliung SUMBAR Kebakaran Angin Puting Beliung KEPRI Angin Puting Beliung JAMBI Tanah Longsor KALTIM

Lebih terperinci

25/02/2015. Manajemen bencana Perencanaan,kedaruratan dan pemulihan. Jenis Bencana (UU 24/2007) Terjadinya Bencana. Potensi Tsunami di Indonesia

25/02/2015. Manajemen bencana Perencanaan,kedaruratan dan pemulihan. Jenis Bencana (UU 24/2007) Terjadinya Bencana. Potensi Tsunami di Indonesia Keperawatan Medikal Bedah Fikes UMMagelang Universitas Muhammadiyah Magelang Manajemen bencana Perencanaan,kedaruratan dan pemulihan Disaster Nursing I Program studi Ilmu sarjana keperawatan Rabu, 25 Februari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang masih ada hingga sampai saat ini. Kerugian material yang ditimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang masih ada hingga sampai saat ini. Kerugian material yang ditimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Erupsi Merapi yang terjadi pada bulan Oktober 2010 telah memberikan banyak pelajaran dan meninggalkan berbagai bentuk permasalahan baik sosial maupun ekonomi yang masih

Lebih terperinci

MITIGASI BENCANA ALAM I. Tujuan Pembelajaran

MITIGASI BENCANA ALAM I. Tujuan Pembelajaran K-13 Kelas X Geografi MITIGASI BENCANA ALAM I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami pengertian mitigasi. 2. Memahami adaptasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Bencana Bencana merupakan suatu peristiwa yang menyebabkan timbulnya kerugian dan korban jiwa. Indonesia juga mengalami beberapa bencana alam maupun bencana akibat

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Kamis, 28 Mei 2009

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Kamis, 28 Mei 2009 P BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA B N P B ) JI. Ir. H. Juanda 36, Jakarta 10120 Indonesia Telepon : (021) 345 8400 Fax : (021) 345 8500 Email : posko@bnpb.go.id Website : http://www.bnpb.go.id LAPORAN

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 21 Juni 2009

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 21 Juni 2009 . BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) JI. Ir. H. Juanda 36, Jakarta 10120 Indonesia Telepon : (021) 345 8400 Fax : (021) 345 8500 Email : posko@bnpb.go.id Website : http://www.bnpb.go.id

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI BIDANG SOSIAL EKONOMI DI WILAYAH PASCABENCANA

LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI BIDANG SOSIAL EKONOMI DI WILAYAH PASCABENCANA LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI BIDANG SOSIAL EKONOMI DI WILAYAH PASCABENCANA LOKASI: KABUPATEN KARO, PROVINSI SUMATERA UTARA Nomor : Lap. /D-III/RR.03/01/2016

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. peristiwa atau serangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu

BAB 1 PENDAHULUAN. peristiwa atau serangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Indonesia menjadi negara yang paling rawan terhadap bencana di duniakarena posisi geografis Indonesia terletak di ujung pergerakan tiga lempeng dunia yaitu Eurasia,

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Alamat : Jl. Arah Bandara SMB II Palembang Telp. 0711-385108, Fax. 0711-385107 Email: bpbdprovsumsel@gmail.com / bpbd.sumsel@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana alam adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar bagi populasi manusia. Peristiwa alam dapat berupa banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Helmiati, SH, M.SI

KATA PENGANTAR. Helmiati, SH, M.SI KATA PENGANTAR Buku Data dan Informasi Perkembangan Daerah Tertentu (Daerah Rawan Bencana) ini disusun dengan mengacu pada Undangundang Tentang Penanggulangan Bencana Nomor 24 Tahun 2007, Peraturan Menteri,

Lebih terperinci

BAB1 PENDAHULUAN. Krakatau diperkirakan memiliki kekuatan setara 200 megaton TNT, kira-kira

BAB1 PENDAHULUAN. Krakatau diperkirakan memiliki kekuatan setara 200 megaton TNT, kira-kira BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negeri yang rawan bencana. Sejarah mencatat bahwa Indonesia pernah menjadi tempat terjadinya dua letusan gunung api terbesar di dunia. Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisi latar belakang dilakukannya penelitian tugas akhir, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika dalam penulisan proposal tugas akhir ini.

Lebih terperinci

BENCANA ALAM GEMPA DAN TSUNAMI KEPULAUAN MENTAWAI PROVINSI SUMATERA BARAT 25 OKTOBER 2010

BENCANA ALAM GEMPA DAN TSUNAMI KEPULAUAN MENTAWAI PROVINSI SUMATERA BARAT 25 OKTOBER 2010 BENCANA ALAM GEMPA DAN TSUNAMI KEPULAUAN MENTAWAI PROVINSI SUMATERA BARAT 25 OKTOBER 2010 GAMBARAN UMUM Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan kabupaten kepulauan yang terletak memanjang dibagian paling

Lebih terperinci

KONDISI TEKTONIK INDONESIA

KONDISI TEKTONIK INDONESIA KONDISI TEKTONIK INDONESIA 2 Bencana Tsunami Aceh dan Sumatra Utara Desember 2004 Bencana Gempabumi Yogyakarta dan Jawa Tengah Mei 2006 Bencana Tsunami Pangandaran Juli 2006 UU No. 24 Tahun 2007 : Penanggulangan

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 31 Mei 2009

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 31 Mei 2009 P BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA B N P B ) JI. Ir. H. Juanda 36, Jakarta 10120 Indonesia Telepon : (021) 345 8400 Fax : (021) 345 8500 Email : posko@bnpb.go.id Website : http://www.bnpb.go.id LAPORAN

Lebih terperinci

INTEGRASI RPB dalam PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

INTEGRASI RPB dalam PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional INTEGRASI RPB dalam PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Disampaikan oleh: Direktorat Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Modul tinjauan umum manajemen bencana, UNDRO

BAB I PENDAHULUAN. Modul tinjauan umum manajemen bencana, UNDRO BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bumi sebenarnya merupakan sebuah sistem yang sangat kompleks dan besar. Sistem ini bekerja diluar kehendak manusia. Suatu sistem yang memungkinkan bumi berubah uaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Bencana

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Bencana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bencana merupakan suatu peristiwa yang tidak dapat diprediksi kapan terjadinya dan dapat menimbulkan korban luka maupun jiwa, serta mengakibatkan kerusakan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana, baik yang disebabkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DAN

Lebih terperinci

BMKG PRESS RELEASE BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BMKG PRESS RELEASE BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG PRESS RELEASE BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG OUTLINE I. GEMPABUMI TSUNAMI KEPULAUAN MENTAWAI (25 - oktober 2010); Komponen Tsunami Warning System (TWS) : Komponen Structure : oleh

Lebih terperinci

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) JI. Ir. H. Juanda 36. Jakarta 10120 Indonesia Telepon : (021) 345 8400 Fax : (021) 345 8500 LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Rabu, 04 Februari 2009 Pada hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. morfologi ini banyak dipengaruhi oleh faktor geologi. Peristiwa tanah

BAB I PENDAHULUAN. morfologi ini banyak dipengaruhi oleh faktor geologi. Peristiwa tanah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia secara geografis terletak di daerah khatulistiwa dengan morfologi yang beragam dari daratan sampai pegunungan tinggi. Keragaman morfologi ini banyak

Lebih terperinci