LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN TRIWULAN I

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN TRIWULAN I"

Transkripsi

1 LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERDAGANGAN TAHUN 2013

2 KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan Triwulanan Kementerian Perdagangan merupakan bentuk kegiatan pemantauan perkembangan kinerja secara periodik yang bermanfaat dalam memberikan kepastian dan pengendalian keserasian pelaksanaan program yang sesuai dengan perencanaan tujuan dan sasaran yang tertuang dalam rencana strategis Kementerian Perdagangan. Laporan Triwulanan sekaligus juga merupakan bagian dari amanat Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang diatur dalam Keputusan Menteri Perdagangan No. 1011/2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen SAKIP di lingkungan Kementerian Perdagangan. Pada dasarnya, Laporan Triwulananmemuat hasil dan capaian kontrak kinerja pada tahun anggaran berjalan yang terbagi kedalam 3 (tiga) periode yakni Triwulan I, II, dan III yang selanjutnya akan disusun menjadi LAKIP pada Triwulan terakhir. Sebagai penutup, segala hal yang termuat dalam laporan ini kiranya dapat memberi manfaat dalam pertimbangan dan keberlanjutan kebijakan pembangunan perdagangan nasional, bagi generasi kini dan generasi ke depan, menuju bangsa yang semakin berdaya saing dan sejahtera. Selain itu juga, kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan laporan ini. Jakarta, April 2013 KEPALA BIRO PERENCANAAN ARIEF FADILLAH i

3 RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Triwulanan Kementerian Perdagangan merupakan sarana pemantauan kinerja secara periodik berdasarkan dari realisasi indikator-indikator kontrak kinerja selama 3 (tiga) bulan tahun berjalan. Pada tahun 2013, secara keseluruhan terdapat 23Indikator Kinerja dari 12Sasaran Strategis Kementerian yang diukur (lihat Tabel 1). Dari keseluruhan 23 Indikator Kinerja tersebut, sebanyak 15 Indikator Kinerja dapat mencapai atau melampaui target yang ditetapkan dalam Kontrak Kinerja, sedangkan 8 Indikator Kinerja lainnya belum mencapai target. Dari 8 Indikator Kinerja yang belum mencapai target tersebut 3 Indikator Kinerja realisasi targetnya diatas 25 %, 1 Indikator Kinerja realisasi targetnya masih 0 %, dan 2 Indikator Kinerja tidak menargetkan realisasi pada Triwulan I ini. Sedangkan untuk Indikator Kinerja Pertumbungan Ekspor Non Migas masih terjadi defisit sehingga perlu ditingkatkan pada trimester selanjutnya. Untuk mencapai target indikator tersebut, kendala dan permasalahan perlu diselesaikan dan diatur sedemikian rupa sehingga dapat mengoptimalkan kinerja bersangkutan agar diakhir tahun anggaran dapat sesuai target. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Kementerian Perdagangan Tahun 2013 No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 1 Peningkatan Pertumbuhan Ekspor 2 Diversifikasi Pasar Tujuan Ekspor dan diversifikasi produk ekspor 3 Perbaikan citra produk ekspor Indonesia 4 Peningkatan peran dan kemampuan diplomasi perdagangan internasional 5 Penyederhanaan Perizinan Perdagangan Dalam dan Luar Negeri 6 Peningkatan output sektor perdagangan Realisasi Kinerja Triwulan I 2013 Target 2013 Capaian % Pertumbuhan ekspor non mingas 2,7 % -3,3-45 Total Ekspor 194,7 US$ M 45,4 US$ M 23,3 Rasio konsentrasi 5 negara tujuan ekspor terbesar (CR5) 47 % 51,52% 109,62 Pertumbuhan ekspor ke negara nontradisional 15 % 9,26% 61,73 Kontribusi ekspor di luar 10 produk utama 53 % 53,35% 100,66 Skor dimensi ekspor dalam Simon Anholt Nation Brand Index (NBI) Jumlah hasil perundingan perdagangan internasional Persentase Peningkatan nilai perdagangan Indonesia dengan negara mitra FTA Pelayanan perizinan sub sektor PDN yang dapat dilayani secara online (Jenis) Skor 47 45,73 97, Hasil Perundingan 50 Hasil Perundingan 20,16 10 % Jenis 12 Jenis 109 Rata-rata waktu penyelesaian perizinan (Hari) 4 Hari 3,5 hari 113 Perijinan ekspor dan impor yang dapat dilayani secara onlie 75 Perijinan 76 perijinan 101,33 Rata-rata waktu penyelesaian perijinan ekspor dan impor 2 Hari 5,65 35,40 Pertumbuhan PDB sektor perdagangan (besar dan eceran) Rasio penggunaan produk dalam negeri terhadap pengeluaran konsumsi rumah tangga 6,5 % 6,5% % 96,8% 102 Jumlah transaksi multilateral di bidang PBK Lot ,43 ii

4 No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 7 Peningkatan Perlindungan Konsumen 8 Pengembangan sarana distribusi perdagangan dalam mendukung kinerja logistik nasional 9 Stabilisasi Harga Bahan Pokok 10 Penurunan Disparitas Harga Bahan Pokok Antar Propinsi 11 Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan dan Akuntabilitas Kementerian 12 Peningkatan Kinerja Organisasi Realisasi Kinerja Triwulan I 2013 Target 2013 Capaian % Nilai resi gudang yang diterbitkan Rp. 100 M Rp. 6,9 M 6,9 Akumulasi jumlah BPSK yang terbentuk setiap tahun (Unit) Persentase realisasi revitalisasi pasar tradisional Rata-rata koefisien variasi harga bahan pokok utama 65 Unit 84 Unit % 0 0 6,5 % 1,7% 382% Rata-rata rasio variasi harga provinsi dibandingkan variasi harga nasional Rasio 2,2 2,8 72 Opini BPK atas Laporan Keuangan Kementerian Ranking PIAK (Program Inisiatif Anti Korupsi) Penilaian terhadap akuntabilitas kinerja Opini WTP - - Ranking Top Kategori B B 100 Dari capaian Indikator Kinerja tersebut, dapat disimpulkan bahwa kinerja Kementerian Perdagangan pada kuartal pertama ini menunjukkan progres yang berkelanjutan sebagaimana yang tercantum dalam Kontrak Kinerja Kementerian Perdagangan. iii

5 DAFTAR ISI Contents KATA PENGANTAR... i RINGKASAN EKSEKUTIF... ii DAFTAR ISI...iv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 2 BAB II AKUNTABILITAS KINERJA... 3 A. Capaian Kinerja... 3 Sasaran Strategis 1: "Peningkatan Pertumbuhan Ekspor Non-Migas"... 3 Sasaran Strategis 2: "Diversifikasi Pasar Tujuan Ekspor dan Diversifikasi Produk Ekspor"... 4 Sasaran Strategis 3: "Perbaikan Citra Produk Ekspor Indonesia"... 8 Sasaran Strategis 4: "Peningkatan Peran dan Kemampuan Diplomasi Perdagangan Internasional"... 8 Sasaran Strategis 5: "Penyederhanaan Perizinan Perdagangan Dalam dan Luar Negeri. 10 Sasaran Strategis 6: "Peningkatan Output Sektor Perdagangan" Sasaran Strategis 7: "Peningkatan Perlindungan Konsumen" Sasaran Strategis 8: "Pengembangan Sarana Distribusi Perdagangan dalam Mendukung Kinerja Logistik Nasional" Sasaran Strategis 9: Stabilisasi Harga Bahan Pokok Sasaran Strategis 10: "Penurunan Disparitas Harga Bahan Pokok Antar Propinsi" Sasaran Strategis 11: "Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan dan Akuntabilitas Kementerian" Sasaran Strategis 12: "Peningkatan Kinerja Organisasi Kementerian" B. Akuntabilitas Keuangan BAB III PENUTUP LAMPIRAN a. Kontrak Kinerja b. Lembar Pengukuran Pencapaian Kinerja c. Lembar Pengukuran Kegiatan Menurut Rencana Aksi Pelaksanaan Kontrak Kinerja Kementerian Perdagangan Tahun iv

6 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mewujudkan Kemendag sebagai penggerak utama daya saing dan kesejahteraan bangsa Persiapan Menjelang WTO, APEC, dan AEC 2015 Dalam mengemban visi misi pembangunan perdagangan nasional, Kementerian Perdagangan secara umum menetapkan dan mengeluarkan kebijakan di bidang perdagangan yang mencakup dalam dan luar negeri. Sesuai dengan fungsinya, banyak kebijakan dan program Kementerian Perdagangan yang akan dilaksanakan selama tahun anggaran RPJMN yang meliputi: (1) menjaga perkembangan harga komoditas pokok dan penting di dalam negeri; (2) menjaga dan meningkatkan pertumbuhan ekspor dan neraca perdagangan; (3) upaya untuk menciptakan daya saing perdagangan nasional serta upaya perlindungan konsumen, dan (4) kebijakan lainnya yang menyangkut peningkatan kinerja organisasi Kementerian Perdagangan. Khususnya di tahun 2013, Indonesia mendapatkan suatu kesempatan terhormat untuk menjadi tuan rumah dalam rangka penyelenggaraan Konferensi APEC pada bulan Oktober dan Konferensi Tingkat Menteri ke 9 WTO pada bulan Desember di Bali. Sedemikian besar acara tersebut, pemerintah c.q. Kementerian Perdagangan turut berperan penting, khususnya bidang perdagangan, dalam mensukseskan acaraacara tersebut, sehingga bermanfaat untuk memperkenalkan eksistensi Indonesia di kancah perekonomian internasional, yang harapannya dapat membuka akses pasar internasional bagi produk lokal Indonesia ataupun kerjasama strategis antar Indonesia dengan negara lain. Selanjutnya, sampai dengan tahun 2013 ini, persiapan Indonesia menjelang ASEAN Economic Community 2015 tersisa kurang lebih 2 (dua) tahun lagi dan ini juga telah menjadi agenda utama Kementerian Perdagangan untuk mendukung pelaku usaha dan konsumen lokal dapat memanfaatkan secara optimal tren global dalam pembentukan regionalisme masyarakat ekonomi. Oleh karena itu, agar tetap sesuai dengan Rencana Strategis dan mensukseskannya, keseluruhan kinerja Kementerian Perdagangan dengan demikian perlu dipantau secara terpadu dan reguler. 1

7 B. Maksud dan Tujuan Pemantauan merupakan keserasian pelaksanaan program/kegiatan dengan perencanaan Proses pemantauan merupakan kegiatan pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atau progress atas program dan kegiatan. Proses pemantauan pelaksanaan kinerja dari setiap unit kerja dilingkungan Kementerian Perdagangan bertujuan untuk memastikan dan mengendalikan keserasian pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan perencanaan tujuan dan sasaran yang tertuang dalam Visi dan Misi Kementerian Perdagangan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pemantauan atas kinerja dan program dilaksanakan secara berkelanjutan dan berkala secara periodik, misalnya triwulanan. Dengan demikian, proses pelaksanaan program dan kegiatan tetap dapat berjalan baik sesuai rencana ataupun dapat diambil suatu tindakan perbaikan untuk mengatasi adanya penyimpangan yang terjadi terhadap capaian kinerja. Kegiatan pemantauan kinerja di lingkungan Kementerian Perdagangan diterapkan pada seluruh tingkatan unit kerja Eselon II, Eselon I, dan termasuk Kementerian dengan menyampaikan Laporan Triwulanan dan melampirkan formulir pengukuran kinerja yang terdiri dari Kontrak Kinerja, dan Formulir Pengukuran Pencapaian Kinerja. 2

8 BAB II AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Pengukuran tingkat capaian kinerja Kementerian Perdagangan pada Triwulan I Tahun 2013 dilakukan dengan membandingkan antara target dengan realisasi dari masing-masing Indikator Kinerja selama periode tersebut. Hasil dari perbandingan tersebut akan diperoleh persentase pencapaian terget. Sasaran Strategis 1: "Peningkatan Pertumbuhan Ekspor Non-Migas" Indikator Kinerja Target Tahun 2013 Realisasi Tw I Tw II Tw III Tw IV Capaian (%) s.d. Tw I Pertumbuhan ekspor non mingas 2,7% -3,3% ,0 Total Ekspor US$ 194,7 M US$ 45,4M ,3 IK-1: Pertumbuhan Ekspor Non-Migas Perkembangan nilai dan volume ekspor non migas Triwulan I Penyebab kenaikan ataupun penurunan nilai ekspor non-migas Triwulan I Dari tabel di bawah dapat dilihat bahwa total ekspor Indonesia selama Triwulan I 2013 adalah sebesar USD 45,4 miliar, turun 6,4% yoy. Nilai ekspor non migas Indonesia pada Triwulan I 2013 mencapai USD 37,3 miliar sementara volumenya mencapai 158,5 juta ton. Volume ekspor nonmigas masih mengalami peningkatan sebesar 16,1% sementara nilainya mengalami penurunan sebesar 3,3%. Beberapa produk Indonesia yang mengalami fenomena serupa antara lain sawit, karet dan produknya, mesin, batubara, produk kimia, dan kertas. Penurunan pertumbuhan ekspor non migas pada Triwulan I disebabkan penurunan ekspor pada komoditi elektronik, karet dan produk karet, udang, kakao dan produk hasili hutan. Selain itu, penurunan ekspor non migas juga disebabkan oleh penurunan harga beberapa komoditi seperti komoditi karet dan produk karet, komoditi sawit, udang dan kakao. Meskipun demikian, nilai ekspor beberapa komoditi mengalami kenaikan yaitu komoditi TPT, Sawit, Alas Kaki, Otomotif dan Kopi. 3

9 Pertumbuhan Ekspor Non Migas Trimester I Uraian Nilai (USD Juta) Growth Maret 2013 MoM (%) Growth Jan-Mar 2013 YoY (%) Maret 2013 Jan-Mar 2013 Ekspor Impor Selisih Ekspor Impor Selisih Ekspor Impor Ekspor Impor Total 15, , , , Migas 2, , , , , Minyk entah Hasil Minyak , , , , , , , , Gas 1, , , , Nonmigas 12, , , , ,148,7 3, IK-2: Total Ekpor Nasional Perkembangan nilai dan volume ekspor Triwulan I Total ekspor Indonesia pada Triwulan I 2013 adalah sebesar USD 45,4 Milyar, terdiri dari USD 8,12 Milyar ekspor migas dan USD 37,27 Milyar ekspor non migas. Total ekspor ini mengalami penurunan sebesar 6,4% dibandingkan total ekspor Triwulan I Penurunan ekspor ini disebabkan penurunan ekspor migas dan non migas dimana ekspor migas mengalami penurunan sebesar -18,7% dan ekspor non migas mengalami penurunan sebesar 3,3%. Sasaran Strategis 2: "Diversifikasi Pasar Tujuan Ekspor dan Diversifikasi Produk Ekspor" Indikator Kinerja Target Tahun 2013 Realisasi Tw I Tw II Tw III Tw IV Capaian (%) s.d. Tw I Rasio konsentrasi 5 negara tujuan ekspor terbesar (CR5) 47% 51.52% * ,62 Pertumbuhan ekspor ke negara nontradisional 15% 9.26% * ,73 Kontribusi ekspor di luar 10 produk utama 53% 53.35% * ,66 Keterangan: ( *1 ) Data bulan Januari Februari 2013 dari BPS ( *2 ) Data bulan Januari 2013 dari Pusdatin ( *3 ) Data bulan Januari 2013 dari Pusdatin 4

10 IK-3: Rasio konsentrasi 5 negara tujuan ekspor terbesar (CR5) Kegiatan Promosi di LN (DJPEN, Atdag dan ITPC) Kegiatan promosi dalam negeri (TEI) Tingkat diversifikasi pasar tujuan ekspor non migas Indonesia dapat dilihat dari besarnya konsentrasi ekspor di 5 negara tujuan ekspor utama. Semakin kecil nilai CR5, menunjukkan bahwa pasar ekspor mengalami diversifikasi, tidak hanya terpusat pada kelompok negara tertentu saja. Dalam upaya memenuhi target nilai CR5. Pada Triwulan I, kegiatan promosi yang dilaksanakan oleh Kementerian Perdagangan telah mengumpulkan nilai transaksi dagang sebesar US$ yang dihasilkan dari 7 (tujuh) kegiatan promosi yang dilakukan di negara-negara yang merupakan pasar non tradisional indonesia. Kegiatan promosi tersebut antara lain Partisipasi pada pameran MUBA, CIFF, Pasar Malam Indonesia, Misi Dagang Jerman, Nigeria, Saudi Arabia, dan Hungaria. Penyelenggaraan Trade Expo Indonesia pada tahun ini akan diselenggarakan pada tanggal Oktober Dari segi persiapannya, pada Triwulan I tahun 2013 telah dilaksanakan beberapa kegiatan antara lain: Perekrutan Peserta sedang dilakukan melalui blast kepada perusahaan calon peserta Trade Expo Indonesia 2013; Penjajakan kerjasama dengan BRI mengenai Penanganan Business Matching pada TEI IK-4: Pertumbuhan ekspor ke negara non-tradisional Pada Triwulan I tahun 2013, nilai ekspor ke beberapa negara non-tradisional mengalami kenaikan yang signifikan. Nilai ekspor ke Brunei mengalami kenaikan terbesar, mencapai USD 55,8 juta atau tumbuh 222,3%. Disusul urutan berikutnya yaitu Myanmar, Ghana, Aljazair, Pakistan, Kamboja, Meksiko, Mesir, Nigeria, dan Selandia Baru yang mengalami kenaikan lebih dari 10%. IK-5: Kontribusi ekspor di luar 10 produk utama Market Brief (DJPEN, Atdag dan ITPC) Sebagai upaya pengembangan dan promosi ekspor, Kementerian Perdagangan terus mengupayakan penajaman strategi penetrasi pasar. Hal tersebut bertujuan untuk terus mengembangkan dan menjaga kesinambungan ekspor 5

11 dengan memasuki negara tujuan ekspor baru, dalam hal ini, yaitu pasar non tradisional, dengan tentunya tidak meninggalkan dan tetap mengembangkan ekspor di pasar tradisional. Dalam rangka meningkatkan peran Kementerian Perdagangan sebagai penyedia informasi perdagangan bagi para pelaku usaha terutama para eksportir maupun calon eksportir Indonesia, pada Triwulan I tahun 2013, Kementerian Perdagangan dan perwakilan perdagangan di luar negeri telah membuat 52 (lima puluh dua) buah informasi pasar berupa Market Briefnegara tujuan ekspor Indonesia. Diklat Ekspor Kerjasama pengembangan ekspor Penyusunan profil produk Dalam upaya menciptakan serta meningkatkan kemampuan SDM yang bergerak di bidang perdagangan internasional, maka Kementerian Perdagangan melalui Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (BBPPEI) menyelenggarakan pelatihan-pelatihan tentang seluk beluk perdagangan internasional. Pada Triwulan I tahun 2013, BBPPEI telah menyelenggarakan pelatihan sebanyak 16 pelatihan yang diselenggarakan di Jakarta maupun di daerah. Dalam mencapai tujuan peningkatan dan pengembangan ekspor yang menjadi prioritas Kementerian Perdagangan, diperlukan keterlibatan peran dari pihak-pihak lain baik dalam maupun luar negeri dalam bentuk kerjasama dengan instansi pemerintah maupun swasta. Pada Triwulan I tahun 2013 Kementerian Perdagangan telah melaksanakan penandatanganan 1 (satu) naskah kesepakatan kerjasama dalam bidang pengembangan ekspor. Dalam upaya memberikan informasi ekspor kepada dunia melalui penyediaan landasan konseptual dan praktis bagi pengambilan keputusan strategis terkait pengembangan daya saing produk unggulan sekaligus sebagai media mempromosikan produk-produk unggulan ekspor Indonesia, Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, menyediakan layanan informasi produk ekspor. Selama Triwulan I tahun 2013, kegiatan penyusunan profil produk masih berada dalam tahap pengumpulan data. 6

12 Penyusunan katalog produk Adaptasi Produk Penerimaan misi pembelian Diseminasi hasil produk intelligence 2012 Pengembangan produk kerajinan Program peningkatan daya saing produk ekspor Program pengembangan merek Seperti halnya pada kegiatan penyusunan profil produk, pada Triwulan I tahun 2013, kegiatan penyusunan katalog produk masih berada dalam tahap pengumpulan data. Dalam upaya meningkatkan daya saing produk ekspor Indonesia, Kementerian Perdagangan memberikan fasilitasi adaptasi produk kepada pelaku usaha. Hal ini dimaksudkan agar produk-produk ekspor Indonesia dapat menyesuaikan dengan pasar tujuan ekspor. Pada triwulan I tahun 2013 Kementerian Perdagangan telah memfasilitasi pelaku usaha yang mendapatkan informasi mengenai adaptasi produk sebanyak 90 orang pelaku usaha. Pada Triwulan I tahun 2013, Kementerian Perdagangan telah melaksanakan kegiatan adaptasi produk sebanyak 4 kegiatan. Pada Triwulan I, Kementerian Perdagangan belum memfasilitasi pengusaha Indonesia untuk bertemu dengan buyer melalui kegiatan misi pembelian. Hal ini terjadi karena selama triwulan I tidak ada delegasi dagang dari luar negeri yang datang ke Indonesia. Upaya lain yang dilakukan oleh Kementerian Perdagangan untuk meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global adalah melalui diseminasi informasi, terutama yang berkaitan dengan produk ekspor. Pada Triwulan I tahun 2013, Kementerian Perdagangan telah melaksanakan diseminasi hasil product intelligent 2012 sebanyak 7 kegiatan. Hal ini melampaui dari target yang ditentukan yaitu sebanyak 3 kegiatan. Sampai pada akhir Triwulan I tahun 2013, kegiatan pengembangan produk kerajinan masih dalam tahap persiapan. Selama Triwulan I tahun 2013, Kementerian Perdagangan telah melaksanakan 2 (dua) kegiatan pendukung program peningkatan daya saing produk ekspor, yakni partisipasi pada Java Jazz Festival 2013 dan Indonesian Fashion Week Selama Triwulan I tahun 2013, terkait program pengembangan merek, Kementerian Perdagangan telah melaksanakan 1 (satu) kegiatan penjaringan peserta di Kota Semarang. 7

13 Sasaran Strategis 3: "Perbaikan Citra Produk Ekspor Indonesia" Indikator Kinerja Target Tahun 2013 Realisasi Tw I Tw II Tw III Tw IV Capaian (%) s.d. Tw I Skor dimensi ekspor dalam Simon Anholt Nation Brand Index (NBI) Skor * Keterangan: ( *1 ) Data Januari 2012 IK-6: Skor dimensi ekspor dalam Simon Anholt Nation Brand Index (NBI) Selama Triwulan I tahun 2013, terkait pembuatan TVC Nation Branding, Implementasi Nation Branding Indonesian Night di Davos-Swiss, Pembuatan Video Klip APEC, WTO, dan TEI, serta Forum Bisnis APEC, hal-hal yang telah dilaksanakan oleh Kementerian Perdagangan adalah sebagai berikut: Melaksanakan proses pembuatan script untuk video APEC & WTO; Melakukan proses pembuatan video TEI Sasaran Strategis 4: "Peningkatan Peran dan Kemampuan Diplomasi Perdagangan Internasional" Indikator Kinerja Target Tahun 2013 Realisasi Tw I Tw II Tw III Tw IV Capaian (%) s.d. Tw I Jumlah hasil perundingan perdagangan internasional 248 Hasil Perundingan 50 hasil ,16% Persentase Peningkatan nilai perdagangan Indonesia dengan negara mitra FTA 10% IK-7: Jumlah hasil perundingan perdagangan internasional Untuk mencapai sebuah kesepakatan perdagangan internasional, Pemerintah Indonesia khususnya Kementerian Perdagangan menjalankan proses-proses negosiasi di forum Multilateral, Regional, maupun Bilateral. Dalam perjalanan proses negosiasi tersebut Kementerian Perdagangan telah menetapkan target sebesar 248 hasil perundingan pada tahun Pada Triwulan I (Januari- Maret) Kementerian Perdagangan telah mencapai 50 hasil perundingan atau sebesar 20,16 % yang terdiri dari: Report 8

14 of Meeting, Summary of discussion, MoU, Agreed Minutes Protocol, dan Joint Report. Berikut adalah beberapa hasil perundingan yang telah berhasil ditandatangani pada triwulan pertama tahun 2013: MoU Promosi Perdagangan RI-Liberia Protocol to Amend Certain ASEAN Economic Agreements Related to Trade in Goods MoU ini ditandatangi pada tanggal 25 Maret 2013, bersamaan dengan kunjungan balasan Presiden Liberia ke Indonesia. MoU ini diharapkan dapat mengembangkan dan memfasilitasi peningkatan hubungan perdagangan kedua negara. Dengan semangat kerja sama Selatan-Selatan diharapkan kedua negara dapat mengidentifikasi potensi kerja sama perdagangan dan mengeksplorasi bidang promosi perdagangan bilateral dengan berbagai kegiatan berupa pertukaran informasi secara berkelanjutan, seminar, simposium, pameran dagang, misi dagang, kunjungan lapangan, dan studi pemasaran. Sehubungan dengan telah ditandatanganinya Persetujuan Protocol to Amend Certain ASEAN Economic Agreements Related to Trade in Goods (Protokol untuk Mengubah Perjanjian Ekonomi ASEAN Tertentu terkait Perdagangan Barang) di Hanoi pada tanggal 8 Maret 2013, maka seluruh Negara ASEAN meyepakati agar Protokol ini dapat diberlakukan tiga bulan setelah penandatangan. Selanjutnya Kementerian Perdagangan akan mengajukan ratifikasi Protocol to Amend Certain ASEAN Economic Agreements Related to Trade in Goods tersebut di bulan berikutnya. IK-8: Persentase Peningkatan nilai perdagangan Indonesia dengan negara mitra FTA Indikator ini ditetapkan untuk melihat peningkatan nilai perdagangan Indonesia dengan Negara Mitra FTA di forum ASEAN pada tahun berjalan dan tahun sebelumnya, oleh sebab itu perhitungan tahun ini akan dilakukan pada awal tahun

15 Sasaran Strategis 5: "Penyederhanaan Perizinan Perdagangan Dalam dan Luar Negeri Indikator Kinerja Target Tahun 2013 Realisasi Tw I Tw II Tw III Tw IV Capaian (%) s.d. Tw I Pelayanan perizinan sub sektor PDN yang dapat dilayani secara online (Jenis) 11 Jenis Rata-rata waktu penyelesaian perizinan (Hari) 4 Hari 3, Perijinan ekspor dan impor yang dapat dilayani secara online 75 Perijinan ,3 Rata-rata waktu penyelesaian perijinan ekspor dan impor 2 Hari 5, ,4 IK-9: Pelayanan perizinan sub sektor PDN yang dapat dilayani secara online (Jenis) Saat ini, Unit Pelayanan Perdagangan (UPP) Perdagangan Dalam Negeri telah memberikan layanan perizinan dengan prinsip Single Entry and Single Exit Point sehingga proses perizinan khususnya perdagangan dalam negeri tidak lagi dilakukan secara tatap muka antara pemohon dengan pejabat pemroses. Saat ini terdapat 12 jenis perizinan perdagangan dalam negeri yang dilayani oleh Ditjen Perdagangan Dalam Negeri, dengan semua jenis perizinan itu sudah dapat dilayani secara online. Jumlah perizinan ini lebih sedikit dibanding target yang tercantum dalam Kontrak Kinerja sebanyak 11 perizinan. Apabila mengacu kepada target Kontrak Kinerja maka pada Triwulan 1 tahun 2013 realisasi capaian yang diperoleh adalah sebesar 109 %. Alasan mengapa capaian yang diperoleh adalah sebesar angka tersebut di atas dikarenakan beberapa hal: 1. Tahun lalu, Kementerian Perdagangan mendelegasikan 3 (tiga) perizinan ke Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dalam rangka efisiensi kegiatan perijinan. Ketiga perizinan yang didelegasikan kepada BKPM yaitu: Surat Ijin Usaha Jasa Survei (SIUJS), Surat Permohonan Surat Izin Usaha Perusahaan Perantara Perdagangan Properti (SIUP4) dan Surat Izin Usaha Perwakilan Perusahaan Perdagangan Asing (SIUP3A). 10

16 2. Kemudian sehubungan dengan adanya perubahan struktur organisasi di lingkungan Kementerian Perdagangan maka 3 (tiga) perizinan dilimpahkan dari Ditjen Perdagangan Dalam Negeri ke Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Ketiga perizinan yang dilimpahkan ke Ditjen Standardisasi yaitu: Pendaftaran Label untuk Produsen, Pendaftaran Label untuk Importir dan Pendaftaran Pembebasan Label. 3. Tidak adanya penambahan jenis izin baru yang dikeluarkan oleh Ditjen Perdagangan Dalam Negeri selama Triwulan 1 tahun IK-10: Rata-rata waktu penyelesaian perizinan (Hari) Dalam hal penyelesaian pengurusan perizinan perdagangan dalam negeri, target Triwulan 1 tahun 2013 dapat dilampaui melebihi ekspektasi. Unit Pelayanan Perdagangan (UPP) Perdagangan Dalam Negeri mampu meyelesaikan pelayanan perizinan dengan waktu 3,5 (tiga setengah) hari, lebih cepat dari target yang ditetapkan sebesar 4 (lima) hari. Sehingga capaian kinerja penyelesaian pelayanan perizinan perdagangan dalam negeri adalah sebesar 113%. IK-11: Perijinan ekspor dan impor yang dapat dilayani secara online Perijinan ekspor dan impor secara online Sampai dengan Triwulan I 2013, jumlah perijinan ekspor dan impor yang dapat dilayani secara online adalah sejumlah 76 perijinan. Dari 76 perijinan tersebut, 57 adalah perijinan impor sementara 19 adalah perijinan ekspor. Terkait dengan perijinan ekspor dan impor yang dapat dilayani secara online, Kementerian Perdagangan juga akan mendorong/mewajibkan pelaku usaha untuk mengajukan beberapa perijinan secara online. Hal ini merupakan suatu terobosan untuk memotong jalur birokrasi pada proses perijinan dengan menghindari tatap muka antara pemohon dan pejabat pemroses perijinan. IK-12: Rata-rata waktu penyelesaian perijinan ekspor dan impor Waktu Penyelesaian Perijinan Ekspor dan Impor Selama Triwulan I 2013, rata-rata waktu penyelesaian perijinan ekspor dan impor adalah 5,65 hari. Kementerian Perdagangan terus berupaya untuk meningkatkan pelayanan perijinan ekspor dan impor. Salah satu upaya yang sedang dijajaki adalah 11

17 kerjasama dengan Kementerian Pertanian untuk mempercepat proses perijinan impor hortikultura. Hal ini sangat penting terkait dengan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian untuk pengurusan perijinan impor hortikultura. Dengan kerjasama ini, RIPH yang disetujui oleh Kementerian Pertanian akan langsung dikirimkan secara online ke Kementerian Perdagangan sehingga memudahkan pengajuan PI atau IP Hortikultura secara online ke Kementerian Perdagangan. Jika hal ini berhasil dilaksanakan maka dapat mempercepat perijinan impor untuk produk hortikultura sehingga suplai di dalam negeri akan tetap stabil. Sasaran Strategis 6: "Peningkatan Output Sektor Perdagangan" Indikator Kinerja Target Tahun 2013 Realisasi Tw I Tw II Tw III Tw IV Capaian (%) s.d. Tw I Pertumbuhan PDB sektor perdagangan (besar dan eceran) 6,5% 6,5% Rasio penggunaan produk dalam negeri terhadap pengeluaran konsumsi rumah tangga 95% 96,8% Jumlah transaksi multilateral di bidang PBK lot lot ,43 Nilai resi gudang yang diterbitkan 100 miliar Rp. 6,9 M ,9 IK-13: Pertumbuhan PDB sektor perdagangan (besar dan eceran) Pertumbuhan Triwulan 1 PDB sektor perdagangan (besar dan eceran) berada diangka 6,5%yoy. PDB sektor perdagangan pada Triwulan 1 tahun 2012 bernilai Rp miliar sedangkan di Triwulan 1 tahun 2013 bernilai Rp miliar. Capaian pertumbuhan PDB sektor tersebut pada Triwulan 1 tahun 2013 sesuai Indikator Kinerja pada Kontrak Kinerja Kementerian Perdagangan Sehingga pada tahun 2013, Kementerian Perdagangan berhasil membukukan capaian 100% untuk Indikator Kinerja yang terkait PDB sektor perdagangan. 12

18 Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Dalam Miliar Rupiah) Lapangan Usaha Perdagangan besar dan eceran Q1 Q2 Q3 Q4 Q (Sumber: BPS, diunduh dari situs Bank Indonesia) IK-14: Rasio penggunaan produk dalam negeri terhadap pengeluaran konsumsi rumah tangga Rasio penggunaan produk dalam negeri terhadap pengeluaran konsumsi rumah tangga di Triwulan 1 tahun 2013 adalah sebesar 96,8 % lebih tinggi dari target yang telah ditetapkan pada Rencana Strategis sebesar 95%. Berkaitan dengan besarnya rasio tersebut, maka capaian yang diperoleh adalah sebesar 102% dari target. Faktor utama penyebab capaian melebihi target disebabkan karena pada triwulan 1 tahun 2013 pengeluaran konsumsi rumah tangga adalah sebesar milyar rupiah dan nilai impor barang konsumsi adalah sebesar milyar rupiah. IK-15: Jumlah transaksi multilateral di bidang PBK Keberhasilan transaksi di Bursa Berjangka itu dapat diukur dengan beberapa cara, salah satunya adalah dengan mengetahui likuiditas transaksi yang terjadi di Bursa Berjangka. Pada periode Triwulan 1 tahun 2013 jumlah transaksi multilateral di bidang PBK tercatat mencapai lot atau sebesar 78,98% dari target yang telah ditetapkan yaitu sebesar lot. Belum tercapainya target jumlah transaksi multilateral di bidang PBK pada periode ini dikarenakan masyarakat masih lebih tertarik dengan transaksi bilateral (Sistem Perdagangan Alternatif/SPA) dimana saat ini PT BKDI juga sudah dapat memperdagangkan transaksi SPA. 13

19 IK-16: Nilai Resi Gudang yang diterbitkan Salah satu tolok ukur keberhasilan implementasi dari Sistem Resi Gudang adalah jumlah nilai Resi Gudang yang diterbitkan, dimana hal ini berarti bahwa SRG sudah dapat dilaksanakan oleh masyarakat (kelompok tani, koperasi) dalam hal sarana pembiayaan. Untuk periode Triuwlan 1 tahun 2013, Bappebti menetapkan jumlah nilai Resi Gudang sebesar Rp 25 Miliar, namun dalam pelaksanaannya hanya mencapai Rp 6,9 Miliar atau tingkat capaiannya hanya sebesar 27,60%. Belum tercapainya target tersebut dikarenakan dari 81 (delapan puluh satu) gudang SRG yang telah selesai dibangun baru 30 (tiga puluh) gudang SRG yang telah melaksanakan implementasi SRG. Oleh karena itu Bappebti akan terus melakukan bimbingan teknis dan sosialisasi secara berkesinambungan ke pelaku dan masyarakat. Sasaran Strategis 7: "Peningkatan Perlindungan Konsumen" Indikator Kinerja Target Tahun 2013 Realisasi Tw I Tw II Tw III Tw IV Capaian (%) s.d. Tw I Akumulasi jumlah BPSK yang terbentuk setiap tahun (Unit) 65 Unit 84 Unit % IK-17: Akumulasi jumlah BPSK yang terbentuk setiap tahun (Unit) Dalam rangka melaksanakan Misi Kementerian Perdagangan yaitu Menguatkan Pasar Dalam Negeri untuk mencapai tujuan Kementerian Perdagangan melalui Peningkatan pengawasan dan perlindungan konsumen, maka dalam rangka menunjang Sasaran Strategis Perlindungnan Konsumen dengan Indikator Kinerja Akumulasi jumlah BPSK yang terbentuk setiap tahun (Unit), hal ini dirumuskan melalui Kebijakan Umum Perlindungan Konsumen, yaitu: 1. Menyusun regulasi pro konsumen dan menciptakan kepastian hukum, diantaranya regulasi berbasis standar, persyaratan teknis; 2. Mengintensifkan pengawasan barang beredar dan jasa berdasarkan 6 parameter (standar, label, iklan, cara 14

20 menjual, pelayanan purna jual, klausula baku), serta pengawasan terhadap barang yang diawasi tata niaga dan distribusinya termasuk pelaksanaan Tertib Ukur; 3. Meningkatkan edukasi konsumen agar cerdas, mandiri, berperan aktif dalam kegiatan perlindungan konsumen, serta untuk memupuk kesadaran akan hak dan kewajibannya; 4. Memperkuat dan meningkatkan kerjasama kelembagaan standardisasi perlindungan konsumen, seperti pembentukan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK); mendorong pengembangan LPKSM dan LPK; Aktif dalam pertemuan Asean terkait Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Melalui kebijakan umum tersebut, capaian Indikator Kinerja Akumulasi jumlah BPSK yang terbentuk setiap tahun (Unit) Triwulan I target 65 telah tercapai 84 Unit BPSK atau mencapai 129%. Hal ini dalam menujang perkuatan dan peningkatan kerjasama kelembagaan standardisasi dan perlindungan konsumen, diantaranya pembentukan BPSK pada tahun Sasaran Strategis 8: "Pengembangan Sarana Distribusi Perdagangan dalam Mendukung Kinerja Logistik Nasional" Indikator Kinerja Target Tahun 2013 Realisasi Tw I Tw II Tw III Tw IV Capaian (%) s.d. Tw I Persentase realisasi revitalisasi pasar tradisional 100% IK-18: Persentase realisasi revitalisasi pasar tradisional Pada tahun 2013, Kementerian Perdagangan melalui Tugas Pembantuan, melakukan revitalisasi Pasar di 111 pasar. Namun demikian, karena Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) untuk revitalisasi pasar tersebut baru saja disahkan pada tanggal 18 April 2013, oleh karena itu pelaksanaan realisasi revitalisasi pasar tradisional untuk Triwulan masih nihil. 15

21 Sasaran Strategis 9: Stabilisasi Harga Bahan Pokok Tahun 2013 Indikator Kinerja Realisasi Target Tw I Tw II Tw III Tw IV Capaian (%) s.d. Tw I Rata-rata koefisiensi variasi harga bahan pokok utama 6,5% 1, IK-19: Rata-rata koefisien variasi harga bahan pokok utama Rata-rata koefisien variasi harga bahan pokok utama pada Triwulan 1 tahun 2013 mencapai angka 1,7. Capaian ini melebihi target yang ditentukan pada kontrak kinerja yang sebesar 5-9, sehingga capaian untuk Indikator Kinerja ini adalah 166%. Pencapaian Secara umum, beberapa harga komoditi di pasar domestik relatif stabil. Namun, ada beberapa komoditi yang fluktuasinya cukup tinggi yaitu telur dan daging ayam. Sedangkan harga daging sapi sudah mulai stabil. Stabilisasi Harga Komoditi di Pasar Dometik (Jan Mar 2013) Komoditi Koef. Variasi * Beras 6,6 6,2 1,0 0,4 Gula Pasir 3,7 1,7 6,6 0,4 Jagung 4,6 3,3 2,8 1,7 Kedelai 0,5 1,6 3,3 0,2 Tepung Terigu 0,8 0,3 0,2 0,0 Minyak Goreng 7,1 5,6 5,1 0,2 Susu kental Manis 1,1 0,9 1,2 0,0 Daging Ayam 11,4 6,9 5,6 3,4 Daging Sapi 4,4 3,4 8,4 0,9 Telur 7,6 5,5 5,4 8,3 Rata-Rata 4,8 3,5 3,9 1,7 Target Koefisien Variasi Harga Domestik Sumber: BPS dan Ditjen PDN, diolah; * data bulanan dari Januari Maret 2013 Sasaran Strategis 10: "Penurunan Disparitas Harga Bahan Pokok Antar Propinsi" Indikator Kinerja Target Tahun 2013 Realisasi Tw I Tw II Tw III Tw IV Capaian (%) s.d. Tw I Rata-rata rasio variasi harga provinsi dibandingkan variasi harga nasional 2,2% 2,

22 IK-20: Rata-rata rasio variasi harga provinsi dibandingkan variasi harga nasional Nilai rata-rata rasio variasi harga provinsi dibandingkan variasi harga nasional pada Triwulan 1 tahun 2013 adalah 2,8%. Nilai ini lebih besar dibandingkan target yang ditetapkan yang sebesar. Artinya capaian Kemendag untuk indikator ini hanya 72%. Tingginya nilai rasio yang melebihi target (seperti beras, minyak goreng dan jagung) menunjukkan bahwa pergerakan harga antar daerah tidak simetris. Rata-rata rasio variasi harga provinsi dibandingkan variasi harga nasional (Jan-Mar 2013) No. Komoditi Rasio Variasi Harga Provinsi/Nasional * 1 Beras 1,5 1,4 1,8 6,3 2 Gula Pasir 1,2 1,3 1,1 1,4 3 Jagung 1,8 2,0 1,9 4,1 4 Kedelai 2,9 2,3 1,8 2,4 5 Tepung Terigu 2,4 4,4 2,6 2,0 6 Minyak Goreng 1,3 1,7 1,3 4,1 7 Susu Bubuk 2,1 1,8 2,3 2,5 8 Daging Ayam 1,3 1,8 1,7 1,7 9 Daging Sapi 1,6 1,4 1,1 1,8 10 Telur 1,3 1,2 1,7 2,1 Rata-Rata 1,7 1,9 1,7 2,8 Target Disparitas Antarprovinsi ,5-2,5 Sumber: BPS dan Ditjen PDN, diolah; * data bulanan dari Januari Maret 2013 Sasaran Strategis 11: "Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan dan Akuntabilitas Kementerian" Indikator Kinerja Target Tahun 2013 Realisasi Tw I Tw II Tw III Tw IV Capaian (%) s.d. Tw I Opini BPK atas Laporan Keuangan Kementerian WTP Ranking PIAK (Program Inisiatif Anti Korupsi Top

23 IK-21: Opini BPK atas Laporan Keuangan Kementerian Kemendag telah memperoleh WTP pada Tahun 2012 dan penilaian tahun 2013 akan diterbitkan pada bulan Juni 2013 Dalam rangka mendapatkan opini WTP atas Laporan Keuangan Kementerian Perdagangan Tahun 2012, telah dilakukan berbagai upaya baik melalui pengawasan, reviu atas Reviu Laporan Keuangan TA 2012 maupun Penilaian Wilayah Tertib Administrasi (WTA) Tahun Pada tahun 2012, Laporan Keuangan Kementerian Perdagangan Tahun 2011 mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK.Sementara itu, opini BPK atas Laporan Keuangan Kementerian Perdagangan tahun 2012, baru akan diketahui pada bulan Juni IK-22: Ranking PIAK (Program Inisiatif Anti Korupsi) KPK sebagai Institusi Pemerintah yang melakukan penilaian PIAK (Program Inisiatif Anti Korupsi) pada tahun 2013 sedang melakukan penelitian lebih lanjut tentang metode penilaian PIAK tersebut. Inkubasi metode ini baru bisa dilaksanakan pada tahun Dalam hal ini, Kementerian Perdagangan pada tahun 2013 belum mendapatkan penilaian PIAK tersebut. Sasaran Strategis 12: "Peningkatan Kinerja Organisasi Kementerian" Indikator Kinerja Target Tahun 2013 Realisasi Tw I Tw II Tw III Tw IV Capaian (%) s.d. Tw II Penilaian terhadap akuntabilitas kinerja B B % IK-23: Penilaian terhadap akuntabilitas kinerja Penilaian oleh Kementerian PAN dan RB atas penyelenggaraan SAKIP di Kementerian Perdagangan semakin mendapatkan predikat lebih baik dari tahun ke tahun. Pada penilaian yang dilakukan tahun 2009, Kementerian Perdagangan memperoleh peringkat 14 yang setara dengan C atas penyelenggaraan sistem AKIP Tahun 2008, selanjutnya pada tahun 2010, hasil penilaian atas penyelenggaraan sistem AKIP tahun 2009 meningkat menjadi CC. Pada tahun 2011 penilaian atas penyelenggaraan sistem AKIP tahun 2010 berhasil ditingkatkan, yaitu dari predikat CC menjadi B, sedangkan pada tahun 2012 Kementerian Perdagangan berhasil mempertahankan 18

24 19 predikat B dengan nilai 69,26. Berdasarkan hal tersebut, tingkat capaian indikator penilaian LAKIP Kementerian Perdagangan tahun 2013 adalah sama dengan tahun sebelumnya yaitu 100%. Dengan demikian perkembangan penilaian evaluasi AKIP Kementerian Perdagangan sejak tahun selalu mengalami peningkatan perolehan nilai.

25 B. Akuntabilitas Keuangan Pada tahun 2013, Kementerian Perdagangan menerima pagu anggaran sebesar Rp ,-. Selama triwulan I, anggaran yang telah direalisasikan sebesar kurang lebih atau sekitar 4,52%. Persentase tersebut hampir mendekati target realisasi anggaran Kementerian Perdagangan yang telah ditetapkan untuk triwulan I yaitu sebesar 5,22%. Selanjutnya, penggunaan anggaran berdasarkan unit organisasi eselon I dan program kementerian akan dijelaskan berikut ini. Berdasarkan Eselon I Berdasarkan Program Kementerian Pada triwulan I, persentase realisasi anggaran Kementerian Perdagangan adalah sebesar 4,52% atau hampir mendekati target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 5,22%. Dari 9 Unit Eselon I Kementerian Perdagangan, 8 Unit Eselon I telah melampaui target yang telah ditetapkan. Beberapa Unit Eselon I menggunakan anggaran lebih besar dari yang telah ditargetkan dan masih ada Unit Eselon I yang realisasi anggarannya kurang dari target yang diharapkan. Realisasi anggaran berdasarkan urutan terbesar adalah Inspektorat Jenderal yaitu sebesar 11,17%; Bappebti 8,23%; Sekretariat Jenderal 8,08%; Ditjen Daglu 7,10%; Ditjen SPK 7,08%; BPPKP 6,74%; Ditjen KPI 5,82%; dan Ditjen PEN sebesar 5,12%. Sedangkan, Unit Eselon I yang masih kurang pencapaian target realisasinya adalah Ditjen PDN yaitu hanya sebesar 0,66%. Dari 10 program yang ada pada Kementerian Perdagangan, sebanyak 7 program telah melebihi target realisasi anggaran yang telah ditetapkan. Realisasi anggaran berdasarkan program Kementerian Perdagangan yang penyerapannya di atas target yang telah ditetapkan adalah: 1. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Perdagangan, sebesar 11,17% 2. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Perdagangan, sebesar 8,75% 3. Program Peningkatan Efisiensi Pasar Komoditi, sebesar 8,23% 4. Program Peningkatan Perdagangan Luar Negeri, sebesar 7,10% 5. Program Peningkatan Perlindungan Konsumen, sebesar 7,08% 20

26 6. Program Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan, sebesar 6,74% 7. Program Peningkatan Kerjasama Perdagangan Internasional, sebesar 5,82% Sedangkan, program Kementerian Perdagangan yang realisasi penyerapan anggarannya perlu ditingkatkan lagi pada triwulan selanjutnya adalah: 1. Program Pengembangan Ekspor Nasional, sebesar 5,12% 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Perdagangan, sebesar 3,96% 3. Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri, sebesar 0,66% 21

27 BAB III PENUTUP Secara umum, pencapaian target Rencana Aksi Kementerian Perdagangan pada Triwulan I Tahun 2013 telah sesuai dengan yang ditetapkan. Namun demikian, terdapat beberapa target yang belum tercapai secara optimal baik dalam persiapan maupun pelaksanaannya. Selain itu juga terdapat beberapa kegiatan rencana aksi belum dapat terlaksana pada Triwulan ini danakan dilaksanakan pada periode selanjutnya ataupun akan direvisi sesuai dengan perkembangan prioritas kinerja unit organisasi. Terdapat beberapa kegiatan relatif menggunakan anggaran lebih besar dari yang telah ditargetkan dan sebagian lainnya kurang dari yang ditargetkan. Sementara itu, secara total anggaran Kementerian Perdagangan pada Triwulan I yang sebesar Rp. 162,13 miliar dan telah terealisasi sebesar kurang lebih Rp. 140,405,887,127 atau 86,6%. Adapun beberapa kendala teknis yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan rencana aksi selama Triwulan adalah sebagai berikut: (1) Prosedur administrasi pencairan anggaran yang terkendala oleh penetapan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Kasus seperti ini banyak dijumpai pada realisasi anggaran dana dekonsentrasi; (2) adanya kendala eksternal khususnya kerjasama atau hubungan dengan institusi pemerintah terkait lainnya dalam mendukung penyelesaian rencana aksi Kemendag. Contohnya lembaga KPK yang menyelenggarakan penilaian PIAK pada tahun ini sedang melakukan pembaharuan metode penilaian sehingga kegiatan penilaian ini belum dapat terlaksana pada tahun ini, dan (3) kendala Sumber Daya Manusia dan pembagian tugas yang sedang mengalami proses evaluasi terutama masa reformasi birokrasi dan percobaan masa remunerasi Kementerian Perdagangan. Hal ini berdampak pada masa resistensi tugas dan fungsi pekerjaan yang baru. Kerjasama antar unit organisasi dilingkungan internal Kementerian Perdagangan dan antar instansi pemerintah lainnya adalah salah satu kunci keberhasilan dalam menyelenggarakan kinerja yang optimal. Oleh karena itu, hal ini perlu menjadi nilainilai organisasi yang bertumbuh dan berkembang. Demikian Laporan Triwulanan I ini disusun sebagai instrumen monitoring kinerja dan harapannya dapat dipergunakan dengan baik untuk evaluasi dan perbaikan kinerja pada periode-periode mendatang. 22

28 23 LAMPIRAN

29 a. Kontrak Kinerja 24

30 25

31 26

32 b. Lembar Pengukuran Pencapaian Kinerja SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Satuan Target Realisasi Kinerja Triwulan I Capaian % Peningkatan Pertumbuhan Ekspor Diversifikasi Pasar Tujuan Ekspor dan diversifikasi produk ekspor Pertumbuhan ekspor non mingas % 2,7-3,3-45,0 Total Ekspor US$ M 194,7 45,5 23,3 Rasio konsentrasi 5 negara tujuan ekspor terbesar (CR5) % 47 51,52 109,62 Pertumbuhan ekspor ke negara non-tradisional % 15 9,26 61,73 Kontribusi ekspor di luar 10 produk utama % 53 53,35 100,66 Perbaikan citra produk ekspor Indonesia Peningkatan peran dan kemampuan diplomasi perdagangan internasional Penyederhanaan Perizinan Perdagangan Dalam dan Luar Negeri Peningkatan output sektor perdagangan Peningkatan Perlindungan Konsumen Pengembangan sarana distribusi perdagangan dalam mendukung kinerja logistik nasional Skor dimensi ekspor dalam Simon Anholt Nation Brand Index (NBI) Jumlah hasil perundingan perdagangan internasional Persentase peningkatan nilai perdagangan Indonesia dengan negara mitra FTA Pelayanan perizinan sub sektor PDN yang dapat dilayani secara online (Jenis) Skor 47 45,73 97,30 Hasil Perundingan ,16 % Jenis Rata-rata waktu penyelesaian perizinan (Hari) Hari 4 3,5 113 Perijinan ekspor dan impor yang dapat dilayani secara onlie Rata-rata waktu penyelesaian perijinan ekspor dan impor Pertumbuhan PDB sektor perdagangan (besar dan eceran) Rasio penggunaan produk dalam negeri terhadap pengeluaran konsumsi rumah tangga Perijinan ,33 Hari 2 5,65 35,4 % 6,5 6,5 100 % 95 96,8 102 Jumlah transaksi multilateral di bidang PBK Lot ,43 Nilai resi gudang yang diterbitkan Rupiah 100 Miliar 6,9 6,9 Akumulasi jumlah BPSK yang terbentuk setiap tahun (Unit) Unit Persentase realisasi revitalisasi pasar tradisional %

33 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Satuan Target Realisasi Kinerja Triwulan I Capaian % Stabilisasi Harga Bahan Pokok Rata-rata koefisien variasi harga bahan pokok utama % 6,5 1,7 382% Penurunan Disparitas Harga Bahan Pokok Antar Propinsi Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan dan Akuntabilitas Kementerian Rata-rata rasio variasi harga provinsi dibandingkan variasi harga nasional Rasio 2,2 2,8 127 Opini BPK atas Laporan Keuangan Kementerian Opini WTP - 0 Ranking PIAK (Program Inisiatif Anti Korupsi Ranking Top 3-0 Peningkatan Kinerja Organisasi Penilaian terhadap akuntabilitas kinerja Kategori B B 100 c. Lembar Pengukuran Kegiatan Menurut Rencana Aksi Pelaksanaan Kontrak Kinerja Kementerian Perdagangan Tahun 2013 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA KEGIATAN PENDUKUNG Target Triwulan I Realisasi Triwulan I Output Anggaran Output Anggaran Peningkatan pertumbuhan ekspor Pertumbuhan ekspor nonmigas Penyusunan dan penerbitan kebijakan penetapan harga patokan ekspor produk 3 peraturan Survey HPE CPO ke 4 daerah dan 3 peraturan HPE Produk Pertambangan (Feb. s/d Apr) Total ekspor Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan ekspor 1 kegiatan kegiatan monitoring Verifikasi penerbitan dokumen produk ekspor Verifikasi dalam rangka penerbitan LS ekspor produk industri kehutanan Identifikasi peningkatan ekspor produk pertanian dan kehutanan serta industri dan pertambangan laporan

34 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA KEGIATAN PENDUKUNG Target Triwulan I Realisasi Triwulan I Output Anggaran Output Anggaran Focus group discussion dengan stakeholder mengenai produk ekspor Partisipasi pada forum kerjasama komoditas ekspor Bantuan peralatan penunjang ekspor produk pertanian dan kehutanan Penyediaan dan pemutakhiran data dan informasi produk ekspor dan eksportir Sosialisasi dan bimbingan teknis ekspor produk industri dan pertambangan Koordinasi dengan stakeholder untuk mendorong penetapan KEK Penyusunan kebijakan Permendag pendelegasian penerbitan perijinan kepada administrator di KEK kegiatan kegiatan 1 laporan kali cetak buku statistik & 1 laporan Kegiatan kegiatan koordinasi untuk mendorong KEK 10% % Penerbitan SKA dengan sistem otomasi % Verifikasi keasalan barang ekspor Indonesia Penyusunan submisi tuduhan dumping, subsidi dan safeguards Dengan pendapat / konsultasi informal/teknis di negara mitra dagang Monitoring dan evaluasi hambatan perdagangan Pembuatan dan pengelolaan database hambatan perdagangan Penyusunan/penyempurnaan kebijakan impor barang modal, bahan baku dan penolong submisi Submisi kegiatan Kegiatan laporan Laporan penyiapan dokumen dan pengumpulan bahan-bahan

35 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA KEGIATAN PENDUKUNG Target Triwulan I Realisasi Triwulan I Output Anggaran Output Anggaran Diversifikasi pasar tujuan ekspor dan diversifikasi produk ekspor Rasio konsentrasi penguasaan pangsa pasar di 5 negara tujuan ekspor terbesar (CR5) Pertumbuhan ekspor non migas ke negara non tradisional Kontribusi ekspor di luar 10 produk utama Koordinasi penanganan permasalahan impor barang modal, bahan baku dan penolong Monitoring dan evaluasi importasi barang modal, bahan baku dan penolong Penyusunan/penyempurnaan kebijakan impor barang konsumsi Koordinasi penanganan permasalahan impor barang konsumsi Monitoring dan evaluasi impor barang konsumsi Kegiatan promosi di LN (DJPEN, Atdag dan ITPC) - - penyiapan dokumen dan pengumpulan bahan-bahan - - penyiapan dokumen dan pengumpulan bahan-bahan - - penyiapan dokumen dan pengumpulan bahan-bahan - - penyiapan dokumen dan pengumpulan bahan-bahan - - penyiapan dokumen dan pengumpulan bahan-bahan 16 kegiatan kegiatan - Kegiatan promosi dalam negeri (TEI) - - Tahap persiapan Market intelligence (DJPEN, Atdag dan ITPC) Market brief (DJPEN, Atdag dan ITPC) Diklat ekspor PPEI (angkatan) 20 angkatan Kerjasama pengembangan ekspor 1 naskah naskah Penyusunan profil produk Pengumpulan data Penyusunan katalog produk Pengumpulan data

36 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA KEGIATAN PENDUKUNG Target Triwulan I Realisasi Triwulan I Output Anggaran Output Anggaran Adaptasi produk Penerimaan misi pembelian Diseminasi hasil produk intelligent Pengembangan produk kerajinan Persiapan Persiapan - Program peningkatan daya saing produk ekspor kegiatan - Program pengembangan merek Penjaringan peserta Penjaringan peserta di Semarang - Perbaikan citra produk ekspor Indonesia Skor dimensi ekspor dalam Simon Anholt Nation Brang Index (NBI) Pembuatan TVC NB, implementasi ND ndonesian Night di Davos, Pembuatan Video Klip APEC, WTO dan TEI, forum bisnis APEC Indonesian Night Proses pembuatan script video APEC & WTO - Proses pembuatan video TEI Peningkatan peran dan kemampuan Kementerian Perdagangan dalam diplomasi perdagangan internasional Jumlah hasil perundingan perdagangan internasional Persentase peningkatan nilai perdagangan Indonesia dengan negara mitra FTA Program peningkatan kerjasama perdagangan internasional Peningkatan peran dan kemampuan diplomasi perdagangan internasional Partisipasi aktif pada perundingan perdagangan/konferensi/workshop internasional 56 hasil perundingan 9 hasil perundingan hasil perundingan hasil perundingan Peningkatan peran Indonesia melalui penyelenggaraan sidang internasional di dalam negeri Penguatan persiapan perundingan dan posisi runding Penyelenggaraan sosialisasi hasil dan proses diplomasi perdagangan internasional didaerah 31

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN TRIWULAN II

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN TRIWULAN II LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN TRIWULAN II KEMENTERIAN PERDAGANGAN TAHUN 2013 KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan Triwulanan Kementerian Perdagangan merupakan bentuk kegiatan pemantauan perkembangan

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA (PK) KEMENTERIAN PERDAGANGAN TAHUN dalam ribu rupiah INDIKATOR KINERJA INDIKATOR KINERJA OUTPUT NO PROGRAM SASARAN

PENETAPAN KINERJA (PK) KEMENTERIAN PERDAGANGAN TAHUN dalam ribu rupiah INDIKATOR KINERJA INDIKATOR KINERJA OUTPUT NO PROGRAM SASARAN PENETAPAN KINERJA (PK) KEMENTERIAN PERDAGANGAN TAHUN 2010 dalam ribu rupiah NO PROGRAM SASARAN 1 Peningkatan Meningkatnya pertumbuhan - Jumlah rekomendasi 1 % pertumbuhan 7% 816.285 Perdagangan Luar Negeri

Lebih terperinci

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2016 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2016 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1 LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A216 Halaman : 1 9 9.1 9.1.1 372 373 374 375 376 377 378 379 371 3711 3712 3713 3714 3725 3973 5112 9.1.2 3718 9.2 9.2.9 KEMENTERIAN PERDAGANGAN 474.268.93 28.188.643 1.549.93.158

Lebih terperinci

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2014 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2014 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1 LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A214 Halaman : 1 9 9.1 9.1.1 372 373 374 375 376 377 378 379 371 3711 3712 3713 3714 3973 5112 9.1.2 3718 9.2 9.2.9 3716 KEMENTERIAN PERDAGANGAN 383.245.165 216.729.74 1.191.665.246

Lebih terperinci

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2013 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2013 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1 Halaman : 1 090 090.01 090.01.01 3702 3703 3704 3705 3706 3707 3708 3709 3710 3711 3712 3713 3714 3973 090.01.02 3718 090.02 090.02.09 3716 3719 KEMENTERIAN PERDAGANGAN 251.685.124 226.258.680 1.725.984.194

Lebih terperinci

Laporan Triwulan I Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional

Laporan Triwulan I Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Laporan Triwulan I Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional 2017 KATA PENGANTAR Sebagai upaya mendukung kegiatan Reformasi Birokrasi di Lingkungan Kementerian Perdagangan dan guna mewujudkan akuntabilitas

Lebih terperinci

Kata Pengantar LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN ACCOUNTABILITY. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia

Kata Pengantar LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN ACCOUNTABILITY. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia LAPORAN Kata Pengantar AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN 2013 ACCOUNTABILITY PENCAPAIAN PEMBANGUNAN PERDAGANGAN TAHUN 2013 Kementerian Perdagangan Republik Indonesia Kata Pengantar Kata Pengantar

Lebih terperinci

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2015 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2015 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1 LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A215 Halaman : 1 9 9.1 9.1.1 372 373 374 375 376 377 378 379 371 3711 3712 3713 3714 3725 3973 5112 9.1.2 3718 9.2 9.2.9 KEMENTERIAN PERDAGANGAN 439.728.89 276.43.977 1.127.398.698

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. governance), maka seluruh kinerja yang telah dilakukan Ditjen PEN per tiga bulan akan. Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional

KATA PENGANTAR. governance), maka seluruh kinerja yang telah dilakukan Ditjen PEN per tiga bulan akan. Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional KATA PENGANTAR Sebagai upaya mendukung kegiatan Reformasi Birokrasi di Lingkungan Kementerian Perdagangan dan guna mewujudkan akuntabilitas kinerja Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN RI KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA (C) 2015

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN RI KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA (C) 2015 2014 LAPORAN KINERJA. KEMENTERIAN PERDAGANGAN RI KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA (C) 2015 Tahun 2014 merupakan tahun penting bagi seluruh instansi pemerintah di Indonesia, tak terkecuali Kementerian

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN EKSPOR NASIONAL

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN EKSPOR NASIONAL 2016 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN EKSPOR NASIONAL KATA PENGANTAR Sebagai upaya mendukung kegiatan Reformasi Birokrasi di Lingkungan Kementerian Perdagangan dan guna mewujudkan akuntabilitas

Lebih terperinci

RANCANGAN AWAL RKP 2017 PRIORITAS NASIONAL PENINGKATAN EKSPOR NONMIGAS

RANCANGAN AWAL RKP 2017 PRIORITAS NASIONAL PENINGKATAN EKSPOR NONMIGAS KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL RANCANGAN AWAL RKP 2017 PRIORITAS NASIONAL PENINGKATAN EKSPOR NONMIGAS Disampaikan oleh: Direktur Perdagangan, Investasi,

Lebih terperinci

Ikhtisar Eksekutif. vii

Ikhtisar Eksekutif. vii Kata Pengantar Laporan Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi kepada masyarakat (stakeholders) dalam menjalankan visi dan misi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. governance), maka seluruh kinerja yang telah dilakukan Ditjen PEN per tiga bulan akan. Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional

KATA PENGANTAR. governance), maka seluruh kinerja yang telah dilakukan Ditjen PEN per tiga bulan akan. Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional KATA PENGANTAR Sebagai upaya mendukung kegiatan Reformasi Birokrasi di Lingkungan Kementerian Perdagangan dan guna mewujudkan akuntabilitas kinerja Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax: SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 Kinerja Ekspor Nonmigas Triwulan I Mencapai Tingkat Tertinggi Memperkuat

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional

Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional 2014 Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional KATA PENGANTAR Sebagai upaya mendukung kegiatan Reformasi Birokrasi di Lingkungan Kementerian Perdagangan dan guna mewujudkan akuntabilitas kinerja

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

AIPEG helping Ministry of Trade to review its Standard Operating Procedures (SOPs), August 2011

AIPEG helping Ministry of Trade to review its Standard Operating Procedures (SOPs), August 2011 AIPEG helping Ministry of Trade to review its Standard Operating Procedures (SOPs), August 2011 Under the direction of the Secretariat General, AIPEG continued its support to MOT s program of Standard

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

Surplus Neraca Perdagangan September 2010 Melonjak 68 Persen Mencapai US$ 2,5 Miliar

Surplus Neraca Perdagangan September 2010 Melonjak 68 Persen Mencapai US$ 2,5 Miliar SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Surplus Neraca Perdagangan September 2010 Melonjak

Lebih terperinci

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 216 A. KEMENTRIAN : (19) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional. Nus Nuzulia Ishak. Laporan Akuntabilitas Kinerja Ditjen PEN 2013

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional. Nus Nuzulia Ishak. Laporan Akuntabilitas Kinerja Ditjen PEN 2013 KATA PENGANTAR Sebagai upaya mendukung kegiatan Reformasi Birokrasi di Lingkungan Kementerian Perdagangan dan guna mewujudkan akuntabilitas kinerja Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen

Lebih terperinci

MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Tel: /Fax:

MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Tel: /Fax: KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Tel: 021-23528446/Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id Prospek Ekspor

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERDAGANGAN

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERDAGANGAN LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA 2016 ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR BAGAN... iv DAFTAR TABEL... v RINGKASAN EKSEKUTIF...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Perdagangan Dalam Negeri PEMERINTAH

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Perdagangan Dalam Negeri PEMERINTAH - 824 - DD. PEMBAGIAN URUSAN AN PERDAGANGAN SUB 1. Perdagangan Dalam Negeri 1. Penetapan pedoman serta pembinaan dan pengawasan pemberian izin usaha perdagangan (SIUP). 1. Pembinaan dan pengawasan dalam

Lebih terperinci

-2- Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

-2- Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

RAPAT KOORDINASI MONITORING PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN Ruang Rapat Menko Jumat, 29 Juli 2016

RAPAT KOORDINASI MONITORING PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN Ruang Rapat Menko Jumat, 29 Juli 2016 RAPAT MONITORING PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN 2016 Ruang Rapat Menko Jumat, 29 Juli 2016 Agenda Pagu dan Realisasi s.d. 29 Juli 2016 Upaya pengoptimalan Capaian Realisasi Anggaran dan Kinerja Tahun 2016

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BOYOLALI NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN ESELON PADA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DD. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERDAGANGAN SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA SUB BIDANG

DD. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERDAGANGAN SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA SUB BIDANG - 624 - DD. PEMBAGIAN URUSAN AN PERDAGANGAN 1. Perdagangan Dalam Negeri 1. Penetapan pedoman serta pembinaan dan pengawasan pemberian izin usaha perdagangan (SIUP). 1. Pembinaan dan pengawasan dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

Ekspor Nonmigas 2010 Mencapai Rekor Tertinggi

Ekspor Nonmigas 2010 Mencapai Rekor Tertinggi SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 111 Telp: 21-386371/Fax: 21-358711 www.kemendag.go.id Ekspor Nonmigas 21 Mencapai Rekor Tertinggi Jakarta,

Lebih terperinci

Kinerja Ekspor Nonmigas November 2010 Memperkuat Optimisme Pencapaian Target Ekspor 2010

Kinerja Ekspor Nonmigas November 2010 Memperkuat Optimisme Pencapaian Target Ekspor 2010 SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 111 Telp: 21-386371/Fax: 21-358711 www.kemendag.go.id Kinerja Ekspor Nonmigas November 21 Memperkuat Optimisme

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan Departemen perdagangan adalah departemen dalam pemerintahan indonesia yang membidangi urusan perdagangan. Departemen perdagangan dipimpin oleh

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator Kinerja Utama. Penetapan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator Kinerja Utama. Penetapan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.90, 2010 BKPM. Indikator Kinerja Utama. Penetapan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENETAPAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax: KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-23528446/Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id Ekspor Nonmigas

Lebih terperinci

prasarana yang terdiri dari 1 unit perangkat backup... dikarenakan... BIRO PERENCANAAN, KEUANGAN DAN TATA USAHA BADAN STANDARDISASI NASIONAL

prasarana yang terdiri dari 1 unit perangkat backup... dikarenakan... BIRO PERENCANAAN, KEUANGAN DAN TATA USAHA BADAN STANDARDISASI NASIONAL prasarana yang terdiri dari 1 unit perangkat backup... dikarenakan LAPORAN... KINERJA BIRO PERENCANAAN, KEUANGAN DAN TATA USAHA BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2015 LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 BIRO PERENCANAAN,

Lebih terperinci

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Iklim Usaha Kondusif 1. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Mendukung terciptanya kesempatan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 NOMOR SP DIPA-18.1-/215 DS791-3632-6284-16 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan BAB IV A. Simpulan Laporan kinerja Sekretariat Kabinet tahun 2015 ini merupakan laporan pertanggungjawaban atas pencapaian visi dan misi Sekretariat Kabinet dalam rangka menuju organisasi yang efektif,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

Indonesia Investment Coordinating Board KATA PENGANTAR

Indonesia Investment Coordinating Board KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), disusun berdasarkan Instruksi Presiden R.I. Nomor 7 Tahun 1999, disajikan dengan menggunakan standar penyusunan laporan

Lebih terperinci

2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 14 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547) sebagaimana telah diubah dengan P

2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 14 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547) sebagaimana telah diubah dengan P No.783, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Nama Jabatan dan Kelas Jabatan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33/M-DAG/PER/5/2017 TENTANG NAMA JABATAN DAN KELAS

Lebih terperinci

Written by Danang Prihastomo Thursday, 05 February :00 - Last Updated Monday, 09 February :13

Written by Danang Prihastomo Thursday, 05 February :00 - Last Updated Monday, 09 February :13 RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2014 Jakarta, 5-7 Februari 2014 Rapat Kerja dengan tema Undang-Undang Perindustrian Sebagai Landasan Pembangunan Industri Untuk Menjadi Negara

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Arlinda. Laporan Triwulan II Ditjen PEN 2016

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Arlinda. Laporan Triwulan II Ditjen PEN 2016 Laporan Triwulan II 2016 Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional KATA PENGANTAR Sebagai upaya mendukung kegiatan Reformasi Birokrasi di Lingkungan Kementerian Perdagangan dan guna mewujudkan akuntabilitas

Lebih terperinci

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015 Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional Kementerian Perindustrian 2015 I. LATAR BELAKANG 2 INDUSTRI AGRO Industri Agro dikelompokkan dalam 4 kelompok, yaitu

Lebih terperinci

!"!"!#$%"! & ' ((( ( ( )

!!!#$%! & ' ((( ( ( ) !"!"!#$%"! & ' ((( ( ( ) *(+(, ( -./ *0$" I. Pendahuluan A. Ciri Umum ILMTA B. Lingkup Industri Binaan Ditjen ILMTA C. Gambaran Umum Perkembangan Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Tahun 2005 s/d 2009

Lebih terperinci

Ekspor Bulan Juni 2011 Mencapai Rekor Baru Mendukung Tercapainya US$ 200 Miliar Tahun 2011

Ekspor Bulan Juni 2011 Mencapai Rekor Baru Mendukung Tercapainya US$ 200 Miliar Tahun 2011 SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 0213860371/Fax: 0213508711 www.kemendag.go.id Ekspor Bulan Juni 2011 Mencapai Rekor Baru Mendukung

Lebih terperinci

Kinerja Ekspor Non-migas Awal 2011: Memberikan Sinyal Positif yang Berlanjut untuk Mencapai Target 2011

Kinerja Ekspor Non-migas Awal 2011: Memberikan Sinyal Positif yang Berlanjut untuk Mencapai Target 2011 SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Kinerja Ekspor Non-migas Awal 2011: Memberikan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2016 SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tangguh dalam perekonomian dan memiliki peran sebagai penyangga pembangunan nasional. Hal ini terbukti pada saat Indonesia

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri APRIL 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi April 2017 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I 2017 Pada triwulan 1 2017 perekonomian Indonesia, tumbuh sebesar 5,01% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax: KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-23528446/Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id Kinerja Ekspor

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax: SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 1 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Ekspor Bulan Februari 2012 Naik 8,5% Jakarta, 2 April 2012

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

Didorong oleh ekspor non-migas yang kuat, ekspor Indonesia bulan Oktober 2010 mencetak rekor tertinggi sebesar US$14,2 miliar

Didorong oleh ekspor non-migas yang kuat, ekspor Indonesia bulan Oktober 2010 mencetak rekor tertinggi sebesar US$14,2 miliar SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 111 Telp: 21-386371/Fax: 21-358711 www.kemendag.go.id Didorong oleh ekspor non-migas yang kuat, ekspor Indonesia

Lebih terperinci

PEMANTAUAN PERKEMBANGAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN

PEMANTAUAN PERKEMBANGAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN PEMANTAUAN PERKEMBANGAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014 SASARAN STRATEGIS Tercapainya swasembada dan swasembada berkelanjutan Diversifikasi Pangan INDIKATOR TARGET REALISASI

Lebih terperinci

PEMANTAUAN PERKEMBANGAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014

PEMANTAUAN PERKEMBANGAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014 PEMANTAUAN PERKEMBANGAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014 SASARAN STRATEGIS Tercapainya swasembada dan swasembada berkelanjutan Diversifikasi Pangan Nilai Tambah, Daya Saing dan

Lebih terperinci

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax: SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-23528446/Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id Implementasi Reformasi Birokrasi di Lingkungan Kemendag: Mendag

Lebih terperinci

Kinerja Ekspor Nonmigas Januari-April Lampui Target *Sinyal bahwa FTA/EPA Semakin Efektif dan Pentingnya Diversifikasi Pasar

Kinerja Ekspor Nonmigas Januari-April Lampui Target *Sinyal bahwa FTA/EPA Semakin Efektif dan Pentingnya Diversifikasi Pasar SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Kinerja Ekspor Nonmigas Januari-April Lampui

Lebih terperinci

No. 15/35/DPAU Jakarta, 29 Agustus SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 15/35/DPAU Jakarta, 29 Agustus SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No. 15/35/DPAU Jakarta, 29 Agustus 2013 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal: Pemberian Kredit atau Pembiayaan oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis dalam rangka Pengembangan Usaha Mikro,

Lebih terperinci

DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI

DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI I. KINERJA AGRO TAHUN 2012 II. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN AGRO III. ISU-ISU STRATEGIS

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.239, 2014 KEMENDAG. Dekonsentrasi. Perdagangan. Gubernur. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74/M-DAG/PER/12/2013 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 79 TAHUN 2016

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 79 TAHUN 2016 PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) TRIWULAN III TAHUN 2016 DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii

Lebih terperinci

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, SALINAN GAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN PROVINSI

Lebih terperinci

6. Sekretariat Ditjen PPHP C. Revisi Penetapan Kinerja Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian Direktorat Pengembangan

6. Sekretariat Ditjen PPHP C. Revisi Penetapan Kinerja Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian Direktorat Pengembangan DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Kedudukan, Tugas dan Fungsi... 2 C. Struktur Organisasi... 2 1. Sekretariat Direktorat Jenderal... 3 2. Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian...

Lebih terperinci

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan 1 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2015 Evaluasi Capaian Kinerja Pembangunan Tanaman

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB. I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-18.1-/216 DS933-1269-654-625 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Ditjen P2HP), melalui Keputusan Direktur Jenderal P2HP Nomor KEP.70/DJ-P2HP/2010 tanggal 17

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2016

BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah dan rahmatnya, Badan Pengawas

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Lampiran : I 1. Nama Organisasi : Badan Koordinasi Penanaman Modal 2. Tugas : Melaksanakan koordinasi kebijakan dan pelayanan di bidang penanaman berdasarkan peraturan

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

TANTANGAN EKSTERNAL : Persiapan Negara Lain LAOS. Garment Factory. Automotive Parts

TANTANGAN EKSTERNAL : Persiapan Negara Lain LAOS. Garment Factory. Automotive Parts TANTANGAN EKSTERNAL : Persiapan Negara Lain LAOS Garment Factory Automotive Parts 1 Tantangan eksternal : persiapan Negara Lain VIETNAM 2 Pengelolaaan ekspor dan impor Peningkatan pengawasan produk ekspor

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 35 NOMOR 35 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 35 NOMOR 35 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 35 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Neraca Perdagangan Januari-Oktober 2015 Surplus USD 8,2 M, Lebih Baik dari Tahun Lalu yang Defisit USD 1,7 M. Kementerian Perdagangan

Neraca Perdagangan Januari-Oktober 2015 Surplus USD 8,2 M, Lebih Baik dari Tahun Lalu yang Defisit USD 1,7 M. Kementerian Perdagangan Neraca Perdagangan Januari-Oktober 2015 Surplus USD 8,2 M, Lebih Baik dari Tahun Lalu yang Defisit USD 1,7 M Kementerian Perdagangan 17 Oktober 2015 1 Neraca perdagangan Oktober 2015 kembali surplus Neraca

Lebih terperinci

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat B A B I I I A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat pencapaian kinerja, berdasarkan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis, yang kemudian dijabarkan

Lebih terperinci

sektor investasi dalam negeri, namun peningkatan dari sisi penanaman modal asing mampu menutupi angka negatif tersebut dan menghasilkan akumulasi

sektor investasi dalam negeri, namun peningkatan dari sisi penanaman modal asing mampu menutupi angka negatif tersebut dan menghasilkan akumulasi BAB V KESIMPULAN Provinsi NTB merupakan daerah yang menjanjikan bagi investasi termasuk investasi asing karena kekayaan alam dan sumber daya daerahnya yang melimpah. Provinsi NTB dikenal umum sebagai provinsi

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-018.01-0/AG/2014 DS 6100-9979-1830-7597 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri MARET 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Maret 2017 Pertumbuhan Ekonomi Nasional Pertumbuhan ekonomi nasional, yang diukur berdasarkan PDB harga konstan 2010, pada triwulan IV

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL PENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL 1 tahun ~ pemberian izin masuk kembali bagi pemegang izin tinggal terbatas pemberian izin masuk kembali untuk beberapa kali perjalanan bagi pemegang izin tinggal

Lebih terperinci

DAFTAR INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Penanggung jawab Pembuatan dan penerbitan informasi

DAFTAR INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Penanggung jawab Pembuatan dan penerbitan informasi LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG DAFTAR INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN DAFTAR INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN Unit

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 10/M-DAG/PER/3/2010 TENTANG

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 10/M-DAG/PER/3/2010 TENTANG MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 10/M-DAG/PER/3/2010 TENTANG URAIAN TUGAS PUSAT PROMOSI PERDAGANGAN INDONESIA (INDONESIAN TRADE PROMOTION

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan

Lebih terperinci

LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN TRIWULAN I TAHUN 2016

LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN TRIWULAN I TAHUN 2016 LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN TRIWULAN I TAHUN 2016 BIRO PERENCANAAN 2016 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

2 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

2 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1989, 2014 KEMENDAG. Pemerintahan. Dekonsentrasi. Gubernur. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92/M-DAG/PER/12/2014 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci