DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK"

Transkripsi

1 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK Jl. Gatot Subroto. Telp. (0358) , Fax PENDAPAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK TERHADAP RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD KABUPATEN NGANJUK TAHUN ANGGARAN 2014 I. PENDAHULUAN Sebagaimana diatur dalam Undang Undang 9 tahun 2015 tentang perubahan kedua atas Undang Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, maka setelah Fraksi Fraksi, Komisi Komisi dan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Nganjuk menerima Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Kabupaten Nganjuk Tahun Anggaran 2014 selanjutnya melaksanakan penelitian dan pembahasan sesuai dengan fungsi dan kewenangannya masing masing. Pendapat DPRD ini merupakan satu kesatuan dari pembahasan sebelumnya, yaitu penyampaian Rancangan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun Anggaran 2014, Pemandangan umum fraksi-fraksi, Rapat Komisikomisi, Jawaban Bupati atas pandangan umum fraksi fraksi, dan Pembahasan Badan Anggaran bersama Tim Anggaran Eksekutif, sehingga pada hari ini DPRD akan menyampaikan Pendapat dari hasil pembahasan terakhir dengan eksekutif. Pada kesempatan ini, DPRD Kabupaten Nganjuk menyampaikan ucapan terima kasih kepada saudara Bupati Nganjuk, Tim Anggaran Eksekutif, Komisi komisi, Fraksi-fraksi, dan Badan Anggaran DPRD Nganjuk yang telah menyampaikan masukan-masukan dan saran dalam rangka pembahasan Raperda tersebut. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan

2 2 kepada semua elemen masyarakat yang telah memberikan sumbangsih pemikiran, saran maupun kritikan, sebagai masukan demi sempurnanya pembahasan Raperda, yang tujuannya agar Raperda tersebut akuntable dan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan. Walaupun Pendapat DPRD yang kami sampaikan pada hari ini tidak memerlukan jawaban dari eksekutif, namun pendapat ini menjadi pertimbangan dan pendapat prinsip DPRD Nganjuk terhadap Raperda yang akan ditetapkan. Sehubungan dengan hal tersebut, kepada Saudara Bupati untuk benar -benar melaksanakan pendapat ini. II. PROSEDUR PEMBAHASAN Dalam proses penelitian dan pembahasan terhadap Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten Nganjuk Tahun Anggaran 2014, agar didapatkan hasil pembahasan yang relatif sempurna untuk mendukung terciptanya kelancaran penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan masyarakat, khususnya dalam wilayah Kabupaten Nganjuk, DPRD Kabupaten nganjuk telah menempuh prosedur dan tahapan pembahasan sebagai berikut : 1. Tanggal 3 Juni 2015 Rapat Paripurna Penyampaian Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Kabupaten Nganjuk Tahun Anggaran 2014; 2. Tanggal 6 Juni 2015 Rapat Paripurna Pemandangan Umum Fraksi-fraksi DPRD Kab. Nganjuk terhadap Raperda tentang pertanggung jawaban pelaksanaan APBD Kabupaten Nganjuk Tahun Anggaran 2014; 3. Tanggal 16 Juni 2015 Rapat Paripurna Jawaban Bupati Nganjuk terhadap Pemandangan Umum Fraksi-fraksi DPRD Kabupaten Nganjuk mengenai Raperda tentang pertanggung jawaban pelaksanaan APBD Kabupaten Nganjuk Tahun Anggaran 2014; 4. Tanggal 16 Juni 2015 Rapat Internal Komisi-komisi DPRD Kabupaten Nganjuk membahas Raperda tentang pertanggung jawaban pelaksanaan APBD Kabupaten Nganjuk Tahun Anggaran 2014;

3 3 5. Tanggal 16 Juni 2015 Rapat Pimpinan DPRD, Pimpinan Komisi dan Badan Anggaran menyerahkan hasil pembahasan komisi-komisi DPRD Kabupaten Nganjuk terhadap Raperda tentang pertanggung jawaban pelaksanaan APBD Kabupaten Nganjuk Tahun Anggaran 2014 kepada Pimpinan DPRD dan diserahkan ke Banggar; 6. Tanggal 16 Juni 2015 Rapat internal Badan Anggaran merumuskan hasil komisi-komisi menjadi daftar pertanyaan Banggar DPRD Kabupaten Nganjuk. 7. Tanggal 2 Juli 2015 Rapat Internal Badan Anggaran DPRD Kabupaten Nganjuk membahas Raperda tentang pertanggung jawaban pelaksanaan APBD Kabupaten Nganjuk Tahun Anggaran 2014; 5. Tanggal 4 Juli 2015 Rapat Gabungan Badan Anggaran dan Tim Anggaran Eksekutif membahas Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Kabupaten Nganjuk Tahun Anggaran 2014; 6. Tanggal 4 Juli 2015 Rapat Badan Anggaran Menyusun Pendapat Badan Anggaran terhadap Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Kabupaten Nganjuk Tahun Anggaran 2014; 7. Tanggal 4 Juni 2013 Rapat Gabungan Komisi A & B dengan Kabag Hukum dan Kepala DP2KAD Membahas Raperda tentang Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Kabupaten Nganjuk TA. 2013; 8. Tanggal 6 Juli 2014 Rapat Paripurna: a. Pendapat Akhir Fraksi Fraksi DPRD Kabupaten Nganjuk terhadap Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Kabupaten Nganjuk Tahun Anggaran 2014; b. Pendapat DPRD terhadap Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Kabupaten Nganjuk Tahun Anggaran 2014; c. Pengesahan Penetapan Rancangan Keputusan Bersama DPRD dan Bupati Nganjuk tentang Persetujuan bersama terhadap Raperda tentang Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Kabupaten Nganjuk Tahun Anggaran 2014.

4 4 III. HASIL PEMBAHASAN Salah satu aspek dari Pemerintah Daerah yang harus di atur dan dilaksanakan secara hati-hati adalah masalah pengelolaan keuangan daerah dan anggaran daerah. Seperti sudah diketahui, anggaran daerah adalah rencana kerja Pemerintah Daerah dalam bentuk uang (rupiah) dalam satu periode tertentu (satu tahun). Ang garan daerah atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan instrumen kebijakan yang utama bagi Pemerintah Daerah. Sebagai instrumen kebijakan, Anggaran daerah menduduki posisi sentral dalam dalam upaya pengembangan kapabilitas dan efektifitas Pemerintah Daerah. Anggaran daerah dipergunakan sebagai alat untuk menentukan besar pendapatan dan pengeluaran, membantu pengambilan keputusan dan perencanaan pembangunan, otoritasi pengeluaran di masa masa yang akan datang, sumber pengembangan ukuran standart untuk evaluasi kinerja, alat untuk memotivasi pegawai dan alat koordinasi bagi semua aktifitas dari berbagai unit kerja. Dalam kaitan ini, proses penyusunan dan pelaksanaan anggaran hendaknya difokuskan pada upaya untuk mendukung aktifitas atau program yang menjadi prioritas dan preferensi daerah yang bersangkutan ; Dalam upaya pemberdayaan Pemerintah Daerah ini, maka perpektif perubahan yang diinginkan dalam pengelolaan keuangan daerah dan anggaran daerah adalah sebagai berikut : 1. Pengelolaan keuangan daerah harus bertumpu pada kepentingan publik (publik oriented). Hal ini tidak saja terlihat pada besarnya porsi pengalokasian anggaran untuk kepentingan publik, tetapi juga terlihat pada besarnya partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan keuangan daerah; 2. Kejelasan tentang misi pengelolaan keuangan daerah pada umumnya dan anggaran pada khususnya; 3. Desentralisasi pengelolaan keuangan dan kejelasan peran para partisipan yang terkait dalam pengelolaan anggaran, seperti DPRD, Bupati, Sekda dan perangkat daerah lainnya; 4. Kerangka hukum dan administrasi bagi pembiayaan, investasi, dan pengelolaan keuangan daerah berdasarkan kaidah mekanisme pasar, value for money, tranparan dan akuntabilitas; 5. Kejelasan tentang kedudukan keuangan DPRD, Bupati, Aparatur Sipil Negara baik rasio maupun dasar pertimbangannya; 6. Ketentuan tentang bentuk dan struktur anggaran, anggaran kinerja dan anggaran multi tahunan;

5 5 7. Prinsip pengadaan dan pengelolaan barang milik daerah yang lebih professional; 8. Prinsip akuntansi Pemerintah Daerah, laporan keuangan, peran DPRD dan akuntan publik dalam pengawasan, pemberian opini dan rating kerja anggaran dan transparansi informasi anggaran kepada publik; 9. Aspek pembinaan dan pengawasan yang meliputi batasan pembinaan, peran asosiasi dan peran anggota masyarakat guna pengembangan profesionalisme aparat pemerintah daerah; 10. Pengembangan sistem informasi keuangan daerah untuk menyediakan informasi anggaran yang akurat dan pengembangan komitmen pemerintah daerah terhadap penyebarluasan informasi sehingga memudahkan pelaporan dan pengendalian, serta mempermudah mendapatkan informasi. Berdasarkan gambaran di atas, jelaslah bahwa desentralisasi merupakan salah satu strategi untuk menghadapi era baru di millinium ketiga nanti. Dengan desentralisasi diharapkan akan mampu menghasilkan pemerintah daerah otonom yang efisien, efektif, akuntable tranparan dan responsip secara berkesinambungan. IV. REKOMENDASI DPRD KABUPATEN NGANJUK TERHADAP PERTANGGUNGJAWABAN APBD TAHUN 2014 Setelah DPRD Kabupaten Nganjuk melakukan pembahasan dan kajian atas Raperda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2014, maka DPRD Kabupaten Nganjuk menyampaikan koreksi, saran dan masukan sebagai berikut: 1. Hasil Audit Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK Kita semua patut bersyukur dan bangga dimana selama 3 kali berturut turut Pemerintah Kabupaten Nganjuk mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian (WTP) dari BPK-RI. Opini BPK tersebut merupakan bukti kerja keras kita bersama dalam pengelolaan keuangan daerah. Atas kondisi tersebut, maka DPRD perlu memberikan rekomendasi sebagai berikut : a. Opini WTP merupakan opini auditor tertinggi yang diberikan kepada lembaga publik yang dianggap baik dalam menyajikan data dan bukti pengelolaan keuangan daerah sesuai standart perencanaan, pelaksanaan pelaporan, pengelolaan keuangan daerah. Oleh karena itu DPRD meminta kepada saudara Bupati untuk lebih

6 6 mengoptimalkan para aparatur pengelolan keuangan daerah untuk lebih meningkatkan kinerjanya; b. Opini WTP bukan berarti tidak ada kesalahan dalam pengelolaan keuangan baik berupa pelanggaran terhadap peraturan perundangan maupun kerugian negara. Oleh sebab itu catatan atas laporan keuangan yang dinyatakan melanggar peraturan atau pemborosan kedepan untuk tidak terjadi lagi; c. Audit laporan keuangan yang dilakukan oleh BPK merupakan sampel uji petik terhadap beberapa kegiatan yang kebetulan mendapat jatah untuk diteliti. Oleh karena itu kepada semua SKPD untuk selalu mengoptimalkan kinerja pengelolaan keuangan agar kedepan tidak menjadi temuan yang berarti. 2. Kecerobohan Pelaksanaan Anggaran Dalam hasil Audit BPK tentang Kepatuhan Terhadap peraturan perundang-undangan DPRD mencatat ada beberapa temuan BPK yang merupakan bentuk kecerobohan PA, PPK dan PPTK dalam melaksanakan anggaran sehingga melanggar peraturan perundang-undangan dan negara dirugikan antara lain sebagai berikut : a. PU Ciptakarya Kekurangan volume pekerjaan urug taman P2KH di jalan Brantas kelurahan werungotok sehingga terjadi kerugian Rp ,30,- b. Dikpora Kekurangan volume pekerjaan pada bangunan gedung pada Dinas Pendidikan berupa pekerjaan lantai, pekerjaan plesteran, pekerjaan kolom di SDN Balungpacul sehingga terjadi kerugian Rp ,18,- c. PU Ciptatakarya kekurangan volume pekerjaan pasangan dan kusen pembangunan Pasar Wage sehingga terjadi kerugian sebesar ,23,- d. PU Bina Marga 1) Kekurangan pekerjaan peningkatan dan rehabilitasi jalan sebesar Rp ,25,- sehingga terjadi kerugian; 2) kekurangan volume pekerjaan peningkatan jalan joho sumbermuneng Kecamatan Pace sehingga terjadi kerugian sebesar Rp ,- 3) kekurangan volume pekerjaan rehabilitasi jalan Desa Bulu Kecamatan Pace sehingga terjadi kerugian sebesar, Rp ,-

7 7 e. Penyertaan Modal 1) Belum membuat Raperda tentang penyertaan modal pada BUMD guna mengakomodasi penambahan modal yang telah dilakukan; 2) Belum Memproses aseet Pemerintah Daerah yang dikelola oleh PDAU sebagai penyertaan modal Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. f. Kantor Ketahanan Pangan 1) Belanja Hibah Barang yang akan diserahkan masyarakat tidak sesuai kontrak dan belum di dukung penetapan penerima oleh Bupati serta naskah-naskah Perjanjian Hibah pada dinas Pertanian Nganjuk sebesar Rp ,- disamping itu belum adanya berita acara serah terima dan naskah perjanjian hibah daerah; 2) Kerugian negara sebesar ,72,- karena pemanfaatan persediaan berupa lumbung pangan dan lantai jemur yang belum memiliki dasar hukum yang jelas. Atas kondisi tersebut di atas, maka kepada saudara Bupati untuk memberikan perhatian serius kepada seluruh pejabat pengelola keuangan daerah agar tidak melanggar peraturan perundang undangan dan negara tidak dirugikan. 3. Komitmen Aparatur Tanggungjawab aparatur sipil negara dalam menjalankan roda organisasi pemerintah merupakan amanah yang diberikan oleh masyarakat dan negara. Kewajiban yang diemban oleh ASN dalam bentuk kegiatan yang ada di masing masing dinas, DPRD melihat masing kurang didukung oleh keseriusan dan komitmen yang tinggi dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasannya, sehingga banyak kegiatan yang tidak urgen bagi masyarakat dan nilai ekonomisnya pendek. Atas kondisi tersebut, kepada saudara Bupati untuk memacu kinerja aparatur dalam melaksanakan tugas dan fungsinya agar kegiatan yang telah direncanakan tidak sia-sia. 4. Pengelolaan Pajak dan PBB P2 Pengelolaan PBB P2 merupakan sumber utama PAD dalam APBD, setelah dilimpahkan pengelolaan pajak dari pusat ke pemerintah daerah. Oleh karena pentingnya keberadaan PBB P2, maka DPRD perlu memberikan rekomendasi untuk perbaikan pengelolaan pajak sebagai berikut: a. Aparat pengelola pajak yang jelas-jelas telah melakukan pungli untuk dilakukan mutasi dan penyegaran agar tidak menghambat pelayanan

8 8 b. Menghilangkan seluruh praktek yang menyimpang dari aturan dalam pengelolaan PBB P2 dan BPHTB agar pelayanan prima bisa dirasakan oleh masyarakat, sehingga wajib pajak tidak merasa malas untuk membayar pajak karena besarnya pungli dan sulitnya proses administrasi. Hal ini sangat jauh berbeda saat PBB dikelola oleh Kantor Pajak Pratama di Kediri; c. Seluruh beban pelayanan yang mengharuskan menggunakan uang untuk dianggarkan agar tidak ada lagi pungutan liar; d. Perlunya verifikasi dan singkronisasi data dan piutang pajak, agar tidak menjadi temuan BPK lagi. Karena realita dilapangan masih ada piutang pajak di masyarakat yang ternyata di data base piutang tidak ada, sehingga saat masyarakat melakukan pembayaran akhirnya salah pengadministrasiannya; e. Menyediakan sarana mobilitas untuk meningkatkan pelayanan pajak agar kinerja aparatur dan pendapatan bisa meningkat; f. Piutang pajak yang jumlahnya mencapai Rp ,- merupakan sebuah kegagalan serius dalam pengelolaan pajak. Kondisi ini harus segera dilakukan penanganan yang intensif oleh lembaga terkait. Atas kondisi tersebut, maka DPRD meminta kepada saudara Bupati untuk membentuk tim khusus dalam menyelesaikan piutang pajak dengan melibatkan aparat penegak hukum. Kepada Inspektorat Daerah untuk melakukan pemeriksaan dan memberikan sanksi kepada aparat yang jelas-jelas menyelewengkan pajak; g. Untuk mengoptimalkan pendapatan dari sektor pajak sudah saatnya dilakukan pendataan pajak secara serentak dengan sisitem sesmiop agar seluruh potensi pajak terjaring dan terhitung secara akurat; h. Seluruh kepala desa dan camat yang menunggak pajak perlu dilakukan pembinaan khusus oleh saudara Bupati; i. Penghitungan pajak sendiri oleh wajib pajak perlu dilakukan lagi, dan didampingi oleh petugas dalam menghitung potensi agar penghitungan kewajiban pajak sebuah wajib pajak bisa akurat tidak hanya sesuai keinginan wajib pajak. 5. Peningkatan PAD dari Pajak dan Retribusi Bersama berjalannya waktu Perda Pajak dan Retribusi yang ada di Kabupaten Nganjuk semakin tidak sesuai dengan perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat. Atas kondisi tersebut DPRD perlu memberikan rekomendasi dalam meningkatkan pendapatan dari pajak dan retribusi dalam tahun anggaran yang akan datang sebagai berikut:

9 9 a. Kepada seluruh SKPD untuk segera melakukan perubahan terhadap beberapa jenis pajak dan retribusi yang sudah tidak sejalan dengan perkembangan; b. Kepada saudara Bupati untuk segera membuat peraturan Bupati yang mengatur tentang jenis pungutan pajak dan retribusi sebagaimana amanat peraturan Kepala BKPM RI Nomer 5 Tahun 2013 tentang pedoman dan tata cara perizinan dan non perizinan penanaman modal; c. Kepada BPPT untuk segera membuat SOP pelayanan perizinan yang baru dan segera melakukan sosialisasi kepada stakeholder. 6. Pembangunan RSUD Kertosono II Pembangunan rumah sakit Kertosono II telah memasuki babak pelaksanaan, tahap penghitungan rencana anggaran proyek telah dilakukan oleh konsultan manajemen konstruksi. Atas kondisi tersebut, maka DPRD meminta kepada saudara Bupati untuk memberikan pemaparan ulang RAB pembangunan rumah sakit Kertosono II kepada DPRD Nganjuk untuk menghindari terjadi markup anggaran yang bisa berdampak hukum. 7. Pengelolaan BLUD Rumah Sakit Nganjuk dan Kertosono Bertambahnya jenis pelayanan secara otomatis akan membutuhkan tambahan tenaga medis yang melayani. Di 2 (dua) Rumah Sakit ini DPRD mendapatkan laporan bahwa tenaga medis dan tenaga lainnya masih banyak kekurangan. Atas kondisi tersebut kepada saudara Bupati untuk segera melakukan rekruitmen tenaga BLUD agar kinerja pelayanan dan pendapatan Rumah Sakit bisa meningkat. 8. Pengelolaan Dana Desa Dengan telah diluncurkannya anggaran desa pada Pemerintah Desa, gerak nadi pembangunan di desa sudah mulai bisa di rasakan. Kondisi ini sejalan dengan harapan pemerintah, dengan diberikannya anggaran desa langsung kepada Pemerintah Desa diharapkan percepatan pembangunan di desa bisa segera terwujud. Atas kondisi tersebut maka DPRD perlu memberikan catatan terhadap pelaksanaan anggaran desa sebagai berikut: a. Saudara Bupati perlu memberikan perhatian serius terhadap Peraturan Bupati tentang pelaksanaan anggaran desa tersebut, agar kedepan tidak terjadi masalah hokum; b. Desain pembangunan fisik yang ada di desa perlu dipandu secara serius agar kebutuhan pokok masyarakat terhadap infra struktur yang ada di desa benar-benar tercapai;

10 10 c. Perlunya inventarisasi data terhadap rencana pembangunan infrastruktur desa agar desa bisa memilah mana yang akan di danai APBD dan mana yang di danai oleh anggaran desa; d. Pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran desa perlu dilakukan sedini mungkin agar penyalahgunaan anggaran tidak terjadi. 9. Analisisi Kinerja Keuangan SKPD Secara kwantitatif rencana kerja SKPD dapat dilaksanakan dengan baik karena capaian prosentasenya hampir 100 persen. Dalam capaian kinerja tersebut DPRD memberikan rekomendasi sebagai berikut : a. SKPD Unit penghasil yang mestinya terus memacu peningkatan pendapatan pajak atau retribusi masih bersifat stagnan dan monoton. Sehubungan dengan hal tersebut kepada SKPD penghasil untuk melakukan pendapataan dan penghitungan ulang yang nanti proyeksi tahun anggaran 2016 bisa dinaikan; b. Penganggaran dan jenis nomenklatur masih banyak SKPD yang salah sehingga anggaran tidak bisa dieksekusi dan menunggu perubahan jenis kegiatan, nomenklatur dalam perubahan anggaran. Kondisi ini mengganggu kinerja pelayanan pada SKPD yang bersangkutan. Atas kondisi tersebut kepada saudara Bupati dan DP2KAD untuk lebih ketat dalam melakukan verifikasi kegiatan dalam tahapan akan masuk ke KUA dan PPAS; c. Pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan diakhir tahun anggaran menjadikan lambannya penyerapan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Disamping itu menumpuknya proses pencairan dibulan desember; d. Lemahnya pengawasan pelaksanaan kegiatan mengakibatkan kwalitas pekerjaan amburadul khususnya pada dinas PU Binamarga, PU Ciptakarya dan PU Pengairan. Atas kondisi tersebut, maka saudara Bupati untuk lebih meningkatkan pengawasan kegiatan agar nilai ekonomis proyek semakin lama; e. Program yang dilaksanakan secara konkrit harus mampu meningkatkan produktifitas sosial ekonomi masyarakat dan pengurangan pengangguran; f. Meningkatnya pendapatan perkapita masyarakat, oleh sebab itu program dan kegiatan yang tidak mampu meningkat beberapa aspek tersebut untuk ditinjau kembali di tahun anggaran 2016; g. Anggaran dipergunakan untuk mengendalikan efisiensi pengeluaran, mencegah terjadinya overlapping, understanding dan salah sasaran dalam pengalokasian anggaran. Namun kenyataannya masih ada

11 11 kegiatan yang double penganggaran. Kondisi ini kedepan untuk tidak terjadi lagi; h. Pemeriksaan pekerjaan khususnya proyek pembangunan fisik yang dilakukan oleh inspektorat hanya asal-asalan dan formalitas, sehingga banyak proyek yang amburadul bahkan hancur dalam beberapa minggu. Sehubungan dengan hal tersebut kinerja pengawasan Inspektorat untuk ditingkatkan. 10. Pungutan Liar Pada Siswa Baru Bulan juli ini merupakan dimulainya pendaftaran siswa baru bagi semua sekolah yang ada di Nganjuk. Sehubungan dengan hal tersebut maka DPRD perlu memberikan rekomendasi sebagai berikut : a. Kepada saudara Bupati untuk menghentikan sejumlah pungutan yang membebani masyarakat agar pendidikan gratis benar-benar bisa dirasakan oleh masyarakat; b. Seragam sekolah yang biasanya dikoordinir oleh sekolah dengan biaya mahal untuk dihentikan agar masyarakat tidak terbebani; c. Kepada kepala Dikpora untuk membuat data pendapatan wali murid agar terpantau mana keluarga miskin mana yang bukan, agar pemberian bantuan kepada siswa bisa tepat sasaran; d. Sekolah untuk memberikan kemudahan dan bebas iuran apapun dengan hanya menyerahkan surat keterangan tidak mampu dari Kepala Desa. 11. Pembentukan Tim Perumus Hasil Reses Dan Singkronisasi Hasil Reses Reses yang dilakukan oleh DPRD memiliki arti penting dalam proses perencanaan pembangunan. Selama ini hasil reses yang merupakan pokok pokok pikiran DPRD berupa usulan pembangunan dari masyarakat belum bisa disinergikan dengan hasil musrenbang secara maksimal. Atas kondisi tersebut DPRD akan membentuk tim perumus hasil reses yang akan mensinergikan hasil reses kepada instansi terkait agar usulan masyarakat dan pokok pokok pikiran DPRD bisa diakomodasi secara maksimal. 12. Pengelolaan Anggaran Desa Kebijakan pemerintah dalam memberikan anggaran langsung kepada desa merupakan langkah yang strategis. Karena dengan anggaran tersebut, percepatan pembangunan di desa agar segera terwujud. Oleh karena besar dan pentingnya anggaran tersebut, maka DPRD perlu memberikan catatan sebagai berikut :

12 12 a. Regulasi yang menyangkut tentang pengelolaan keuangan desa perlu dibuat secara benar agar saat dieksekusi tidak menimbulkan masalah hokum; b. Pemerintah Daerah perlu melakukan pemetaan penggunaan anggaran desa yang dipergunakan untuk pembangunan infrastruktur agar tidak terjadi overlapping dengan program yang di danai oleh pemerintah daerah; c. Inspektorat Daerah untuk memaksimalkan pengawasan dan pembinaan agar tidak terjadi kebocoran penggunaan anggaran desa. 13. SKTM dan Rumah Sakit Swasta Pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin yang ada di Dinas Kesehatan selama ini hanya bisa lakukan di Rumah Sakit Pemerintah. Oleh karena realita dilapangan banyak masyarakat miskin yang berobat di rumah sakit swasta dan tidak mampu membayar, maka DPRD meminta kepada Dinas Kesehatan untuk melakukan kerja sama dengan rumah sakit swasta yang berizin agar bisa memberikan pelayanan rawat inap bagi masyarakat miskin. 14. Penataan Asset Daerah Yang Ada Di PDAM Dan PDAU Memenuhi perintah BPK dalam audit laporan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk tahun 2014 tentang penghitungan asset daerah berupa barang yang ada di PDAU dan PDAM, maka DPRD memberikan rekomendasi sebagai berikut : a. Saudara Bupati untuk membentuk tim penghitungan asset Pemerintah Daerah di PDAU dan PDAM yang berupa barang untuk dimasukkan menjadi penyertaan modal Pemerintah Daerah kepada PDAU dan PDAM; b. Tim yang dibentuk juga untuk mendata semua bantuan dari pusat tentang pengelolaan air minum yang diberikan Kementerian melalui PU Ciptakarya, dimana pengelolaannya dilakukan oleh PDAM untuk dimasukkan juga kepada dalam penyertaan modal PDAM; c. Pemerintah sudah saatnya melakukan kajian terhadap kedua perusahaan tersebut untuk mengetahui seberapa besar perkembangannya. Sehingga keberadaan kedua perusahaan tersebut mampu menopang pendapatan Pemerintah Daerah dan jika memang tidak mungkin dikembangkan juga harus dieksekusi. 15. Disiplin Aparatur Sipil Negara (ASN) Dalam beberapa tahun terakhir ini disiplin aparatur Sipil Negara (ASN) sepertinya sudah benar-benar luntur. Hal ini terbukti dengan banyak kita jumpai ASN yang tidak disiplin sehingga menggangu kinerja pelayanan

13 13 birokrasi yang berdampak langsung pada pelayanan publik. Setelah diamati dengan seksama ternyata ada kejenuhan pada ASN Kabupaten Nganjuk, karena merasa kinerjanya tidak pernah diberi penghargaan (prestise), hal itu dibuktikan dengan kedisiplinan dan kerja keras yang dilakukan tidak berbanding lurus dengan pengahargaan kepada mereka, baik berupa penempatan pada jabatan yang sesuai dengan kompetensinya maupun reward yang lainnya. Aparatur yang disiplin, kerja keras dan punya etos kerja tinggi, saat mengurus kenaikan pangkat dan mutasi tetap saja dikenakan biaya. Atas kondisi tersebut DPRD meminta kepada saudara Bupati untuk menghargai kinerja ASN dengan menempatkannya sesuai dengan profesi dan kompetensi. Pada akhirnya DPRD Kabupaten Nganjuk menyepakati atas penyempurnaan terhadap Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Kabupaten Nganjuk Tahun Anggaran 2014 sehingga : 1. Realisasi APBD Tahun Anggaran 2014 sebagai berikut : a. Pendapatan Daerah Rp ,74 b. Belanja Daerah Rp ,56 Surplus Rp ,18 c. Pembiayaan - Penerimaan Rp ,17 - Pengeluaran Rp ,00 Surplus Rp ,17 Dengan uraian laporan realisasi APBD Tahun Anggaran 2014 yaitu: a. Selisih anggaran dengan realisasi pendapatan sejumlah Rp ,49 dengan rincian sebagai berikut : 1). Anggaran pend. setelah perubahan Rp ,25 2). Realisasi Rp ,74 Selisih lebih / (kurang) Rp ,49 b. Selisih anggaran dengan realisasi belanja sejumlah (Rp ,37) dengan rincian sebagai berikut : 1). Anggaran belanja setelah perubahan Rp ,93 2). Realisasi Rp ,56 Selisih lebih / (kurang) (Rp ,37) c. Selisih anggaran dengan realisasi surplus / defisit sejumlah Rp ,86 dengan rincian sebagai berikut : 1). Defisit setelah perubahan (Rp ,68) 2). Realisasi Rp ,18 Selisih lebih / (kurang) Rp ,86

14 14 d. Selisih anggaran dengan realisasi penerimaan pembiayaan sejumlah Rp ,49 dengan rincian sebagai berikut : 1) Anggaran penerimaan Rp ,68 Setelah Perubahan 2) Realisasi Rp ,17 Selisih lebih / (kurang) Rp ,49 e. Selisih anggaran dengan realisasi pengeluaran pembiayaan sejumlah Rp ,00 dengan rincian sebagai berikut : 1). Setelah Perubahan Rp ,00 2). Realisasi Rp ,00 Selisih lebih / (kurang) Rp ,00 f. Selisih anggaran dengan realisasi pembiayaan neto sejumlah Rp ,49 dengan rincian sebagai berikut : 1). Anggaran pembiayaan neto Rp ,68 setelah perubahan 2). Realisasi Rp ,17 Selisih lebih / (kurang) Rp ,49 2. Berdasarkan perhitungan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, posisi keuangan pada tanggal 31 Desember Tahun 2014 yang dituangkan dalam Neraca sebagaimana berikut : a. Jumlah Aset Rp ,45 b. Jumlah Kewajiban Rp ,00 c. Jumlah Ekuitas Dana Rp ,45 3. Berdasarkan perhitungan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana yang ada direkening Kas Daerah pada tanggal 31 Desember Tahun 2014 yang dituangkan dalam Laporan Aliran Kas sebagai berikut : a. Saldo Kas 1 Januari tahun 2015 Rp ,65 b. Arus kas dari aktivitas operasi Rp ,39 c. Arus kas dari aktivitas investasi (Rp ,00) aset non keuangan d. Arus kas dari aktivitas Pembiayaan (Rp ,19) e. Arus kas dari aktivitas non Anggaran (Rp ,32) g. Saldo Kas 31 Desember 2014 Rp ,53

15 15 VI. KESIMPULAN Setelah dilaksanakan prosedur dan tahapan penelitian serta pembahasan Pengkajian terhadap Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun 2014, sebagaimana mestinya, maka kini sampailah pada kesimpulan yang sekaligus merupakan penegasan pendapat dan sikap DPRD Kabupaten Nganjuk, bahwa : Dengan mengucapkan Bismillahirrohmaanirrohiim, DPRD Kabupaten Nganjuk menyetujui Rancangan Peraturan Daerah tersebut menjadi Peraturan Daerah yang Definitif, dengan catatan Rekomendasi DPRD Nganjuk menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Peraturan Daerah tersebut dan Kepada Eksekutif untuk melaksanakan proses selanjutnya sesuai dengan Peraturan Perundang -Undangan yang berlaku. V. PENUTUP Demikian pendapat DPRD Kabupaten Nganjuk terhadap Rancangan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2014, semoga ada guna dan manfaatnya bagi Pemerintah Daerah dalam upaya lebih meningkatkan pelaksanaan Pemerintahan, Pembangunan dan Pembinaan Masyarakat di daerah Kabupaten Nganjuk. Nganjuk, 06 Juli 2015 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK KETUA dto Drs. PUJI SANTOSO

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK Jl. Gatot Subroto. Telp. (0358) 323495, Fax. 327183 PENDAPAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH Jl. Gatot Subroto. Telp. (0358) 323495, Fax. 327183 PENDAPAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH TERHADAP RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK Jl. Gatot Subroto No. - Nganjuk Telp. (0358) 323495 PENDAPAT AKHIR BADAN ANGGARAN DPRD KABUPATEN NGANJUK TERHADAP RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG APBD

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK Jl. Gatot Subroto. Telp. (0358) 323495, Fax. 327183 PENDAPAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK TERHADAP RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 5 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 5 TAHUN 2008 91 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG POKOK - POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH UMUM Dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana telah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, salah satunya pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, salah satunya pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan Undang- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bidang dalam akuntansi sektor publik di Indonesia yang mendapatkan perhatian besar adalah Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah. Ini dikarenakan pemerintah

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK Jl. Gatot Subroto No. Telp Fax N G A N J U K

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK Jl. Gatot Subroto No. Telp Fax N G A N J U K DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK Jl. Gatot Subroto No. Telp. 323495 Fax. 327183 N G A N J U K - 64414 NO RENCANA KERJA DPRD KABUPATEN NGANJUK BULAN JULI 2017 1 Senin 3-7-2017 Rapat Fraksi

Lebih terperinci

WALIKOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BAUBAU SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK Jl. Gatot Subroto No. Telp Fax N G A N J U K

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK Jl. Gatot Subroto No. Telp Fax N G A N J U K DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK Jl. Gatot Subroto No. Telp. 323495 Fax. 327183 N G A N J U K - 64414 RENCANA KERJA DPRD KABUPATEN NGANJUK BULAN MARET 2015 1 Senin 2-2-2015 a. Rapat Fraksi

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN SERTA MONITORING DAN EVALUASI HIBAH DI KABUPATEN

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK Jl. Gatot Subroto No. Telp Fax N G A N J U K

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK Jl. Gatot Subroto No. Telp Fax N G A N J U K DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK Jl. Gatot Subroto No. Telp. 323495 Fax. 327183 N G A N J U K - 64414 RENCANA KERJA DPRD KABUPATEN NGANJUK BULAN NOPEMBER 2016 TANGGAL KEGIATAN ACARA POKOK

Lebih terperinci

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan 3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu Kabupaten Jembrana dalam hal pengelolaan keuangan daerah telah menerapkan pola pengelolaan keuangan berbasis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD), adalah dokumen perencanaan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi Bali disusun dengan pendekatan kinerja

Lebih terperinci

Assalamualaikum Wr, Wb Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

Assalamualaikum Wr, Wb Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua, SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN PROVINSI RIAU BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA PEKANBARU TAHUN ANGGARAN 2008 KEPADA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, peran akuntansi semakin dibutukan, tidak saja untuk kebutuhan pihak

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, peran akuntansi semakin dibutukan, tidak saja untuk kebutuhan pihak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi, reformasi, dan tuntutan tranparansi yang semakin meningkat, peran akuntansi semakin dibutukan, tidak saja untuk kebutuhan pihak manajemen suatu

Lebih terperinci

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL (065) LAPORAN KEUANGAN (AUDITED) UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 Jalan Jenderal Gatot Subroto Nomor 44 Jakarta Selatan 12190 RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG TANGGAL 25 JUNI 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG

BUPATI SEMARANG TANGGAL 25 JUNI 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA RAPAT PARIPURNA DPRD ATAS PERSETUJUAN BERSAMA ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 TANGGAL 25 JUNI 2015 HUMAS

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Bab ini berisi uraian tentang gambaran umum pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten Purworejo. Adapun yang menjadi fokus adalah kinerja

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK Jl. Gatot Subroto No. Telp Fax N G A N J U K

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK Jl. Gatot Subroto No. Telp Fax N G A N J U K DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK Jl. Gatot Subroto No. Telp. 323495 Fax. 327183 N G A N J U K - 64414 Nganjuk, 5 Juli 2017 Nomor : 172/ /411.100/2017 Kepada Sifat : Penting Yth. 1. Sdr.

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Mataram, 25 Mei 2012 Nomor Lampiran Perihal 138/S/XIX.MTR/05/2012 1 (satu) berkas Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Sumbawa Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance di Indonesia semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance di Indonesia semakin meningkat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya Good Government Governance di Indonesia semakin meningkat. Terselenggaranya tata kelola pemerintah

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK Jl. Gatot Subroto No. Telp Fax N G A N J U K

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK Jl. Gatot Subroto No. Telp Fax N G A N J U K DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK Jl. Gatot Subroto No. Telp. 323495 Fax. 327183 N G A N J U K - 64414 Nganjuk, 4 Juli 2017 Nomor : 172/ /411.100/2017 Kepada Sifat : Penting Yth. 1. Sdr.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB III PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DALAM PRAKTEK

BAB III PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DALAM PRAKTEK 63 BAB III PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DALAM PRAKTEK A. Konsep Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Menurut Freedman dalam anggaran

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 (AUDITED)

LAPORAN KEUANGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 (AUDITED) BAGIAN ANGGARAN 065 LAPORAN KEUANGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 (AUDITED) Jl. Jenderal Gatot Subroto No.44 Jakarta Selatan 12190 KATA PENGANTAR Sebagaimana

Lebih terperinci

c. Pembiayaan Anggaran dan realisasi pembiayaan daerah tahun anggaran dan proyeksi Tahun 2013 dapat dijabarkan dalam tabel sebagai berikut:

c. Pembiayaan Anggaran dan realisasi pembiayaan daerah tahun anggaran dan proyeksi Tahun 2013 dapat dijabarkan dalam tabel sebagai berikut: 92.6 97.15 81.92 ANGGARAN 1,1,392,65,856 667,87,927,784 343,34,678,72 212 213 REALISASI 956,324,159,986 639,977,39,628 316,346,769,358 LEBIH (KURANG) (54,68,445,87) (27,11,537,156) (26,957,98,714) 94.65

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dapat dinilai dengan uang,

Lebih terperinci

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M No.73, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Penyelenggaraan. Pembinaan. Pengawasan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041) PERATURAN

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK Jl. Gatot Subroto No. Telp Fax N G A N J U K

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK Jl. Gatot Subroto No. Telp Fax N G A N J U K DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK Jl. Gatot Subroto No. Telp. 323495 Fax. 327183 N G A N J U K - 64414, 2 Maret 2016 Nomor : 172/ 125.a /411.100.02/2016 Kepada Sifat : Penting Yth. 1. Sdr.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencatat desentralisasi di Indonesia mengalami pasang naik dan surut seiring

BAB I PENDAHULUAN. mencatat desentralisasi di Indonesia mengalami pasang naik dan surut seiring BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Desentralisasi adalah salah satu sistem administrasi pemerintahan, dalam banyak hal tidak dapat dilepaskan dari proses pertumbuhan suatu negara. Sejarah mencatat desentralisasi

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Pemerintah Kota Bengkulu 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Otonomi daerah yang merupakan bagian dari reformasi kehidupan bangsa oleh Pemerintah

Lebih terperinci

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Ben

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Ben - 2-3. 4. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968

Lebih terperinci

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL (065) LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Audited) Jalan Jenderal Gatot Subroto Nomor 44 Jakarta Selatan 12190 RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini bukan hanya orang-orang dari bidang akuntansi yang dapat memahami laporan

BAB I PENDAHULUAN. ini bukan hanya orang-orang dari bidang akuntansi yang dapat memahami laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menyusun laporan keuangan merupakan sebuah kewajiban bagi setiap kepala daerah, hal ini bertujuan untuk mempertanggungjawabkan penggunaan uang negara sesuai

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN SERTA MONITORING DAN EVALUASI HIBAH DI KABUPATEN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 12 SERI A

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 12 SERI A LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 12 SERI A PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara terus-menerus berpartisipasi dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik (good

BAB I PENDAHULUAN. secara terus-menerus berpartisipasi dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik (good BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Bangsa Indonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia memiliki kewajiban untuk secara terus-menerus berpartisipasi dalam mewujudkan kepemerintahan yang

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa Lalu Sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah,

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8B TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8B TAHUN 2012 TENTANG BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8B TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN SERTA MONITORING DAN EVALUASI BANTUAN SOSIAL DI KABUPATEN

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK Jl. Gatot Subroto No. Telp Fax N G A N J U K

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK Jl. Gatot Subroto No. Telp Fax N G A N J U K DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK Jl. Gatot Subroto No. Telp. 323495 Fax. 327183 N G A N J U K - 64414 Nganjuk, 15 Oktober 2015 Nomor : 172/ 523 /411.100.02/2015 Kepada Sifat : Penting Yth.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENYUSUNAN, PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNJAWABAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA NEGARA SERTA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN ANGGARAN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN ANGGARAN 2013 B U P A T I P U R W O R E J O PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Lampiran I BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keuangan Daerah 2.1.1. Pengertian Keuangan Daerah Keuangan Daerah atau anggaran daerah merupakan rencana kerja pemerintah daerah dalam bentuk uang (rupiah) dalam satu periode

Lebih terperinci

BUPATI BANGGAI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANGGAI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BANGGAI PROVINSI SULAWESI TENGAH Menimbang: a. PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH KEPADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN BANGGAI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DOMPU NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DOMPU,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DOMPU NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DOMPU, PERATURAN DAERAH KABUPATEN DOMPU NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DOMPU, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan visi misi pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong pemerintah pusat dan pemerintah

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN NOMOR 38/DPD RI/II/2013 2014 TENTANG PERTIMBANGAN TERHADAP TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN SEMESTER I TAHUN 2013 JAKARTA 2013 KEPUTUSAN NOMOR 38/DPD RI/II/2013 2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah diharapkan mampu menciptakan kemandirian daerah dalam mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. daerah diharapkan mampu menciptakan kemandirian daerah dalam mengatur dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah merupakan suatu proses yang memerlukan transformasi paradigma dalam penyelenggaraan pemerintah di daerah. Pelaksanaan otonomi daerah diharapkan mampu

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT PADA DINAS KESEHATAN YANG MENERAPKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah merupakan upaya pemberdayaan daerah dalam pengambilan keputusan daerah secara lebih leluasa dan bertanggung jawab untuk mengelola sumber daya yang dimiliki

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG SALINAN NOMOR : 15 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAANN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 12 2005 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN MENGHARAP BERKAT DAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHU

Lebih terperinci

2017, No Pengelolaan Perbatasan Negara Lingkup Badan Nasional Pengelola Perbatasan Tahun Anggaran 2017; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 T

2017, No Pengelolaan Perbatasan Negara Lingkup Badan Nasional Pengelola Perbatasan Tahun Anggaran 2017; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 T BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.764, 2017 BNPP. Pelimpahan sebagian Urusan dan Penugasan. TA 2017. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 18

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 18 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 18 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangka memperbaiki kesejahteraan rakyat. Pengembangan suatu daerah dapat

BAB I PENDAHULUAN. rangka memperbaiki kesejahteraan rakyat. Pengembangan suatu daerah dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pelaksanaan otonomi daerah merupakan titik fokus yang penting dalam rangka memperbaiki kesejahteraan rakyat. Pengembangan suatu daerah dapat disesuaikan

Lebih terperinci

B A B V I PEMANTAUAN DAN EVALUASI

B A B V I PEMANTAUAN DAN EVALUASI B A B V I PEMANTAUAN DAN EVALUASI Paparan bab ini tidak menjelaskan tentang kegiatan pemantauan dan evaluasi sanitasi tetapi hanya memuat tentang strategi untuk melakukan pemantauan dan evaluasi dengan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat:

Lebih terperinci

SIKLUS ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH

SIKLUS ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH MAKALAH SIKLUS ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH Untuk memenuhi tugas kelompok presentasi mata kuliah Sistem Informas Akuntnasi Sektor Publik KELAS CA Fanditama Akbar Nugraha 115020307111029 Rendy Fadlan Putra

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK Jl. Gatot Subroto No. Telp Fax N G A N J U K

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK Jl. Gatot Subroto No. Telp Fax N G A N J U K DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK Jl. Gatot Subroto No. Telp. 323495 Fax. 327183 N G A N J U K - 64414 RENCANA KERJA DPRD KABUPATEN NGANJUK BULAN MEI 2017 TANGGAL KEGIATAN ACARA POKOK KET

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi Bali disusun dengan pendekatan kinerja

Lebih terperinci

PIDATO MENTERI KEUANGAN PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI POKOK-POKOK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG

PIDATO MENTERI KEUANGAN PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI POKOK-POKOK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PIDATO MENTERI KEUANGAN PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI POKOK-POKOK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016 REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III. GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Pengelolaan keuangan daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan di Provinsi Sulawesi Tenggara dilaksanakan dalam kerangka pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah merupakan penyelenggara seluruh urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut azas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG DRAFT BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN SERTA MONITORING DAN EVALUASI

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG BH INNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA Menimbang : a. PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2010

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Belanja Daerah (APBD). Wujud dari akuntabilitas, transparansi dan

BAB I PENDAHULUAN. dan Belanja Daerah (APBD). Wujud dari akuntabilitas, transparansi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi sektor publik adalah sistem akuntansi yang dipakai oleh lembagalembaga publik sebagai salah satu pertanggungjawaban kepada publik. Sekarang terdapat perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu 3.1.1 Kondisi Pendapatan Daerah Pendapatan daerah terdiri dari tiga kelompok, yaitu Pendapatan Asli

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK Jl. Gatot Subroto No. Telp Fax N G A N J U K

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK Jl. Gatot Subroto No. Telp Fax N G A N J U K DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK Jl. Gatot Subroto No. Telp. 323495 Fax. 327183 N G A N J U K - 64414 RENCANA KERJA DPRD KABUPATEN NGANJUK BULAN MARET 2016 1 Selasa 1-3-2016 Rapat Fraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi pemerintahan yang telah diterima secara umum. Kualitas informasi dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi pemerintahan yang telah diterima secara umum. Kualitas informasi dalam laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 55 TAHUN 2003 SERI E.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 55 TAHUN 2003 SERI E.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG, LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 55 TAHUN 2003 SERI E.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG POKOK POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, bahwa untuk memberikan pedoman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prinsip- prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) melalui

BAB I PENDAHULUAN. prinsip- prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) melalui 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak reformasi keuangan negara bergulir, yang ditandai dengan terbitnya Undang-Undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, pemerintah Republik Indonesia

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 599 TAHUN : 2002 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 16 TAHUN 2002 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas managerial dalam lingkungan organisasi yang bertujuan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pada tiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance Government) telah mendorong pemerintah pusat dan pemerintah daerah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. internal, intuisi, pemahaman terhadap SAP dan pengetahuan tentang pengelolaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. internal, intuisi, pemahaman terhadap SAP dan pengetahuan tentang pengelolaan 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Bab ini akan menguraikan pengertian pengetahuan tentang proses audit internal, intuisi, pemahaman terhadap SAP dan pengetahuan tentang pengelolaan keuangan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD 34 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN 20122 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH WALIKOTA MALANG, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ILIR NOMOR : 39 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ILIR NOMOR : 39 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ILIR NOMOR : 39 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR 1 PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ILIR NOMOR : 39 TAHUN 2011

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan pemerintah yang baik (good governance). Good Governance. Menurut UU No. 32/2004 (2004 : 4). Otonomi daerah ada lah hak

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan pemerintah yang baik (good governance). Good Governance. Menurut UU No. 32/2004 (2004 : 4). Otonomi daerah ada lah hak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan sistem politik, sosial, dan kemasyarakatan serta ekonomi yang dibawa oleh arus reformasi telah menimbulkan tuntutan yang beragam terhadap pengelolaan

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua, Para Hadirin yang berbahagia.

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua, Para Hadirin yang berbahagia. SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN DALAM RANGKA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KEPADA DPRD KOTA MATARAM DAN WALIKOTA MATARAM TANGGAL 27 MEI 2011 Assalamu alaikum Warahmatullahi

Lebih terperinci

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI 6.1 Gambaran Umum Struktur Monev Sanitasi Tujuan utama strategi Monev ini adalah menetapkan kerangka kerja untuk mengukur dan memperbaharui kondisi dasar sanitasi,

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN A. PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Berkaitan dengan manajemen keuangan pemerintah daerah, sesuai dengan amanat UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN, PENDAPATAN DAN ASSET DAERAH

BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN, PENDAPATAN DAN ASSET DAERAH LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L A K I P) TAHUN 2016 DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH D I S U S U N O L E H : BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN, PENDAPATAN DAN ASSET DAERAH

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berlangsung secara terus menerus. Untuk bisa memenuhi ketentuan Pasal 3. Undang-Undang No.17 tahun 2003 tentang keuangan, negara

BAB 1 PENDAHULUAN. berlangsung secara terus menerus. Untuk bisa memenuhi ketentuan Pasal 3. Undang-Undang No.17 tahun 2003 tentang keuangan, negara BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbaikan dalam pengelolaan keuangan negara masih terus berlangsung secara terus menerus. Untuk bisa memenuhi ketentuan Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang No.17

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD 3.1.1.1. Sumber Pendapatan Daerah Sumber pendapatan daerah terdiri

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1344, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pemerintahan. Pelimpahan. Penugasan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELIMPAHAN DAN

Lebih terperinci