UJI KORELASI ANTARA NILAI AKTIVITAS SUPEROXIDE DISMUTASE DALAM ERITROSIT DENGAN DERAJAT KEPARAHAN AKNE VULGARIS PADA WANITA
|
|
- Ridwan Setiawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Artikel Asli UJI KORELASI ANTARA NILAI AKTIVITAS SUPEROXIDE DISMUTASE DALAM ERITROSIT DENGAN DERAJAT KEPARAHAN AKNE VULGARIS PADA WANITA Sasa Khairunisa, Prasetyowati Subchan, Meilien Himbawani Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK Universitas Diponegoro/RSUP dr. Kariadi Semarang ABSTRAK Akne vulgaris atau jerawat merupakan penyakit kulit yang paling sering dijumpai di dunia. Hampir seluruh orang pernah menderita jerawat. Stres oksidatif diduga merupakan salah satu faktor dalam patogenesis akne vulgaris. Sistem perlindungan tubuh terhadap stres oksidatif berupa antioksidan endogen yang meliputi komponen enzimatik antara lain Superoxide Dismutase (SOD). Penelitian ini menganalisis korelasi antara nilai aktivitas SOD dalam eritrosit dengan derajat keparahan akne vulgaris pada wanita dewasa. Desain penelitian ini bersifat observasional dengan rancangan potong lintang. Berdasarkan perhitungan besar sampel, masing-masing kelompok berjumlah 21. Nilai aktivitas SOD pada eritrosit diukur dengan spektrofotometri (Randox Laboratories Ltd, Crumlin, U.K.; cat. no. SD125). Terdapat perbedaan bermakna antara nilai aktivitas SOD pada kelompok akne dan tanpa akne (p<0,001). Uji korelasi nilai aktivitas SOD eritrosit antara kelompok akne vulgaris derajat ringan dengan tanpa akne vulgaris tidak berbeda bermakna (p=0,08), sedangkan perbedaan kelompok akne vulgaris derajat sedang dibanding tanpa akne vulgaris berbeda bermakna (p<0,001). Terdapat perbedaan nilai aktivitas SOD eritrosit yang bermakna (p<0,001) pada kelompok akne vulgaris derajat berat dibandingkan dengan kelompok tanpa akne vulgaris. Stres oksidatif ikut berperan dalam patogenesis akne vulgaris. Penambahan obat antioksidan berguna untuk kombinasi pengobatan akne vulgaris. (MDVI 2011: 38/1; 2-5) Kata kunci : Akne vulgaris, stres oksidatif, SOD Korespondensi : Jl. Dr. Soetomo No.16 Semarang Telp sasahanisa@yahoo.com ABSTRACT Acne vulgaris is a skin disease most often found in the world, almost everyone suffers from acne. Oxidative stress is thought to be one pathogenesis of acne. Body protection system against oxidative stress in form of endogenous antioxidants including enzymatic components such as Superoxide Dismutase (SOD). This study analyzed the correlation between the activity SOD in erythrocytes with the presence of acne and the degree of severity of acne vulgaris in adult women. This study was observational with cross sectional design. Based on sample calculations, each group consisted of 21 samples. Value of SOD activity in erythrocytes was measured by spectrophotometry (Randox Laboratories Ltd, Crumlin, U.K.; cat. no. SD125). There were significant differences between the SOD activity in the group without acne vulgaris and acne vulgaris (p<0,001). No significant correlation (p = 0,08) between groups of mild acne vulgaris and without acne vulgaris. Erythrocytes SOD activity in the group of moderate acne vulgaris showed significant differences (p<0,001) from group without acne vulgaris. There were significant differences (p<0,001) between the group of severe degree acne vulgaris and the group without acne vulgaris. Oxidative stress is involved in the pathogenesis of acne vulgaris. The addition of a drug with antioxidant effects may be useful for combination treatment of acne vulgaris. (MDVI 2011: 38/1; 2-5) Keyword : Acne vulgaris, oxidative stress, SOD 2
2 PENDAHULUAN Akne atau jerawat merupakan penyakit kulit yang paling sering dijumpai di dunia, dan hampir seluruh orang pernah menderita jerawat. 1,2 Pasien akne menunjukkan tingkat kecemasan yang tinggi dan hambatan bersosialisasi dibandingkan individu tanpa akne. Akne dapat menyerang laki-laki maupun perempuan, namun remaja pria tampak sering menderita akne yang lebih berat. 1 Penelitian terbaru menemukan adanya faktor genetik dan peran radikal bebas dalam patogenesis akne. Stres oksidatif diduga merupakan salah satu patogenesis akne. 3,4 Pada akne, kandungan sebum yang diproduksi oleh kelenjar sebasea berubah. Kandungan sebum yang berubah tersebut dan reactive oxygen species (ROS) dilepaskan dari dinding folikel yang mengalami kerusakan. Hal tersebut diduga menjadi alasan berkembangnya proses inflamasi pada patogenesis akne. Telah diketahui bahwa beberapa obat yang sering digunakan untuk terapi akne bekerja dengan menurunkan ROS. 4 Reactive oxygen species merupakan bentuk reaktif yang dihasilkan oleh oksigen. Dalam keadaan normal produksi radikal bebas tersebut berjalan lambat dan akan dihilangkan oleh enzim antioksidan yang terdapat dalam sel. 4 Terganggunya keseimbangan prooksidan dan antioksidan dapat mengakibatkan terjadinya stres oksidatif. Sistem perlindungan tubuh terhadap stres oksidatif berupa antioksidan endogen yang meliputi komponen enzimatik, antara lain superoxide dismutase (SOD), catalase (CAT), dan glucose-6-phosphate dehydrogenase (G6PD), serta komponen non-enzimatik yaitu glutation. 4,5 Di antara komponen enzimatik, SOD berperan penting dalam kapasitas antioksidatif intraselular sel hidup yang dapat mencegah stres oksidatif dan menjaga homeostasis kulit. 6 Superoxide dismutase/sod dapat dinilai berdasarkan kemampuannya menghambat radikal superoksid. 11,12 Saat ini masih sedikit penelitian mengenai sistem antioksidan pada patogenesis akne. 4 METODE PENELITIAN Desain penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan potong lintang. Subyek penelitian. Subyek penelitian terdiri dari 42 orang yang dibagi menjadi dua, yaitu 21 orang sebagai kelompok kontrol dan 21 orang kelompok pasien akne vulgaris. Jenis kelamin subyek penelitian seluruhnya adalah wanita. Dua puluh satu orang pasien akne vulgaris yang memenuhi kriteria penelitian dibagi menjadi 3 kelompok sesuai derajat keparahannya menurut Lehmann yaitu 7 pasien akne vulgaris derajat ringan, 7 pasien akne vulgaris derajat sedang dan 7 pasien akne vulgaris derajat berat. Kriteria inklusi meliputi: perempuan dengan akne vulgaris, usia tahun, bersedia menjadi subyek penelitian (bersedia diwawancara, dilakukan pemeriksaan fisis dan diambil darah) dengan menandatangani surat persetujuan penelitian setelah diberi penjelasan (informed consent). Kriteria eksklusi meliputi: menggunakan obat-obatan baik topikal maupun sistemik untuk akne, misalnya vitamin dan antiinflamasi dalam 3 bulan terakhir, menderita penyakit sistemik kronik, infeksi akut, penyakit kulit inflamasi dan luka bakar, riwayat merokok dan konsumsi alkohol, sedang dalam perawatan akne, penggunaan kontrasepsi hormonal, hamil, sedang menstruasi, hasil pemeriksaan Hb dan jumlah lekosit tidak normal. Kriteria kelompok kontrol meliputi: perempuan, secara klinis tidak menderita akne vulgaris, berusia tahun, tidak menderita penyakit sistemik kronis, infeksi akut, penyakit kulit inflamasi dan luka bakar yang ditunjukkan dengan hasil pemeriksaan Hb dan jumlah lekosit yang normal, bersedia menjadi subyek penelitian (bersedia diwawancara, dilakukan pemeriksaan MDVI fisik dan diambil darah) dengan menandatangani surat persetujuan penelitian setelah diberi penjelasan (informed consent). CARA PENELITIAN Subyek penelitian yang memenuhi kriteria dilakukan pemeriksaan Hb, jumlah leukosit dan nilai aktivitas SOD dari sampel darah vena yang diambil pada saat pasien akne vulgaris telah terdiagnosis. Darah vena sebanyak 6 ml diambil dari vena mediana kubiti, lalu dimasukkan ke dalam tabung vacutrainer. Sampel darah disentrifugasi 3500 rpm selama 10 menit, dilakukan pencucian dengan penambahan 3 ml NaCl 0,9%, kemudian disentrifugasi kembali 3500 rpm selama 10 menit dan larutan NaCl 0,9% dibuang. Langkah tersebut dilakukan sebanyak 4 kali. Setelah pencucian terakhir ditambahkan aquadestilata dingin hingga 2 ml, dicampur perlahan-lahan kemudian simpan pada suhu 4 o C selama 15 menit. Vortex sebentar, kemudian ditambahkan aliquot lisat dan dibekukan dalam deep MDVI freezer (-70 0 C). Pemeriksaan nilai aktivitas SOD dilakukan sesuai dengan metode yang tercantum dalam kit SOD Randox ANALISIS STATISTIK Normalitas distribusi data dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Bila hasil uji Kolmogorov-Smirnov mendapatkan nilai p >0,05 maka data dianggap berdistribusi normal. Uji statistik yang digunakan untuk uji hipotesis perbedaan nilai aktivitas SOD antara pasien akne vulgaris dengan yang tidak menderita akne vulgaris menggunakan uji t-tidak berpasangan. Perbedaan nilai aktivitas SOD berdasarkan derajat berat ringannya akne vulgaris dianalisis dengan uji one way ANOVA yang dilanjutkan uji post hoc Bonferoni. Uji pos Hoc Bonferoni digunakan 3
3 MDVI S Khairunisa dkk. Aktivitas superoxide Vol.38 dismutasi No.1. pada Tahun akne 2011: vulgaris 2-5 untuk menganalisis perbedaan nilai aktivitas SOD antara 2 kelompok derajat akne sebagai pengganti uji t-tidak berpasangan. Hubungan antara nilai aktifitas SOD eritrosit dengan derajat akne vulgaris akan dianalisis dengan uji korelasi Spearman oleh karena data berskala rasio dan ordinal. Derajat hubungan dinyatakan sebagai koefisien korelasi. Nilai p dianggap bermakna apabila p < 0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN Perbandingan aktivitas SOD eritrosit (U/g Hb) antara kedua kelompok penelitian ditampilkan pada gambar 1. Tanpa akne Aktivitas SOD eritrosit berdasarkan derajat akne vulgaris ditampilkan pada tabel 1. Tabel 1. Nilai aktivitas SOD (U/g Hb) eritrosit berdasarkan derajat akne vulgaris Kelompok Rerata + SB Minimum Maksimum Akne ringan 1610, , , ,14 Akne sedang 1710, , , ,40 Akne berat 1890, , , ,04 Pada tabel 1 tampak ada kecenderungan peningkatan nilai aktivitas SOD eritrosit seiring dengan peningkatan derajat akne vulgaris. Nilai aktivitas SOD yang paling rendah adalah pada akne vulgaris derajat ringan dan paling tinggi adalah pada akne vulgaris derajat berat. Hasil uji statistik menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara derajat akne derajat ringan, sedang, dan berat (p<0,001). Penelitian sebelumnya menunjukkan adanya peran stres oksidatif dalam patofisiologi akne vulgaris. Hasil penelitian ini menunujukkan adanya korelasi positif antara derajat berat akne vulgaris dengan nilai aktivitas SOD eritrosit. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang inkosisten. Penelitian Arican dkk. menyatakan nilai aktivitas SOD eritrosit tidak berkorelasi dengan derajat akne vulgaris, sedangkan penelitian Abdel-Fattah dkk menunjukkan nilai aktivitas SOD eritrosit berkorelasi negatif dengan derajat berat akne. 4,6 Nilai aktivitas SOD eritrosit pada kelompok tanpa akne vulgaris, akne vulgaris derajat ringan, sedang dan berat ditampilkan pada gambar 2. Gambar 1. Aktivitas SOD eritrosit (U/g Hb) pada kelompok tanpa akne (n=21) dan kelompok akne vulgaris (n=21). Rerata nilai aktivitas SOD eritrosit subyek penelitian pada kelompok tanpa akne vulgaris adalah 1504,51 ± 103,903 U/g. Hb dengan nilai terendah adalah 1333,33 dan tertinggi adalah 1689,08 U/g Hb. Pada kelompok dengan akne vulgaris nilai aktivitas SOD eritrosit lebih tinggi yaitu 1737,03 ± 141,307 U/g Hb dengan nilai terendah adalah 1524,82 dan tertinggi adalah 2066,04 U/g Hb. Hasil uji statistik menunjukkan perbedaan tersebut adalah bermakna (p<0,001). Hasil penelitian ini adalah sama dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Arican dkk. yang juga mendapatkan nilai aktivitas SOD eritrosit pasien akne vulgaris adalah lebih tinggi secara bermakna dibanding subyek tanpa akne vulgaris. 4 Hal yang sama juga dilaporkan oleh Abdel-Fattah dkk. yang juga melaporkan nilai aktivitas SOD eritrosit pasien dengan akne vulgaris adalah lebih tinggi dibanding subyek tanpa akne vulgaris. 6 Penelitian Akamatsu dkk. melaporkan adanya peningkatan nilai aktivitas H 2 O 2 eritrosit pasien akne. Hal tersebut diduga akibat adanya peningkatan stres oksidatif yang kemudian direspons dengan peningkatan SOD eritrosit. 9 Gambar 2. Nilai aktivitas SOD eritrosit (U/g Hb) pada kelompok tanpa akne (n=21) dan kelompok akne vulgaris derajat ringan (n=7), derajat sedang (n=7) dan derajat berat (n=7) Gambar 2 memperlihatkan nilai aktivitas SOD eritrosit kelompok akne vulgaris derajat ringan lebih tinggi dibandingkan subyek tanpa akne vulgaris, namun hasil uji statistik perbedaan tersebut adalah tidak bermakna 4
4 (p=0,08). Aktivitas SOD eritrosit kelompok akne vulgaris derajat sedang juga lebih tinggi dibanding kelompok tanpa akne vulgaris dan hasil uji statistik menunjukkan perbedaan tersebut bermakna (p<0,001). Hal yang sama juga tampak pada kelompok akne vulgaris derajat berat; nilai aktivitas SOD eritrosit kelompok akne derajat berat juga lebih tinggi secara bermakna dibanding kelompok tanpa akne vulgaris (p<0,001). Hasil uji statistik juga menunjukkan nilai aktivitas SOD eritrosit kelompok akne vulgaris derajat sedang lebih tinggi dibanding kelompok akne vulgaris derajat ringan, namun hasil uji statistik menunjukkan perbedaan tersebut tidak bermakna (p=0,3). Nilai aktivitas SOD eritrosit kelompok akne vulgaris derajat berat lebih tinggi secara bermakna dibanding aktivitas SOD eritrosit kelompok akne vulgaris derajat ringan (p<0,001) dan derajat sedang (p=0,006). Hubungan antara derajat akne dengan nilai aktivitas SOD ditampilkan pada gambar 3. SOD eritrosit Tanpa akne Akne ringan Akne sedang Akne berat Kelompok Gambar 3. Hubungan antara derajat berat akne vulgaris dengan nilai aktivitas SOD eritrosit (n=42). Gambar 3 menunjukkan adanya hubungan antara derajat akne vulgaris dengan nilai aktivitas SOD eritrosit. Hasil uji korelasi Spearman mendapatkan koefisien korelasi (r) = 0,83 (p<0,001). Hal tersebut menunjukkan adanya korelasi derajat amat baik yang bermakna antara derajat berat akne vulgaris dengan nilai aktivitas SOD eritrosit. Superoxide dismutase merupakan enzim yang secara luas digunakan sebagai indikator patologis yang berhubungan dengan stres oksidatif. 10 Peningkatan aktivitas SOD tersebut merupakan reaksi terhadap stres oksidatif yang terjadi sebagai akibat ketidakseimbangan oksidan dan antioksidan dalam sel, terutama sering ditemukan pada keadaan kronik. 4,10 Hasil penelitian ini menunjukkan adanya stres oksidatif pada akne yang juga berperan dalam patogenesisnya. Secara fisiologis nilai aktivitas SOD dalam eritrosit merupakan respons perifer terhadap adanya stres oksidatif, namun setiap aktivitas enzim antioksidan yang diperiksa pada eritrosit tidak memungkinkan untuk menentukan asal enzim tersebut. Saat ini, masih dipertanyakan apakah abnormalitas enzim antioksidan merupakan penyebab atau sebagai akibat pada akne. Sepertinya perubahan tersebut bukan merupakan penyebab, namun sebagai akibat inflamasi kulit seperti pada akne. Hal tersebut dipertimbangkan karena hasil klinis yang memuaskan pada terapi NADH (turunan beta-nicotinamide adenine dinucleotide) topikal pada rosasea yang mempunyai kemiripan klinis dengan akne. 11 KESIMPULAN DAN SARAN Nilai aktivitas SOD eritrosit kelompok akne vulgaris adalah lebih tinggi secara bermakna dibandingkan dengan kelompok tanpa akne vulgaris. Nilai aktivitas SOD eritrosit kelompok meningkat seiring dengan peningkatan derajat akne vulgaris. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan mengukur nilai aktivitas SOD pada netrofil dan jaringan. Selain itu, perlu juga dilakukan pengukuran kadar oksidan misalnya kadar malondialdehyde (MDA) serta kadar antioksidan yang lain misalnya glutathione peroksidase (GPx), katalase, vitamin C, dan vitamin E untuk memastikan peran stres oksidatif pada akne vulgaris. DAFTAR PUSTAKA 1. Dealing with acne. Dalam: Goodheart HP, penyunting. Acne for dummies. Indianapolis: Wiley Publishing; h What is acne. Dalam: Mitchell T, Dudley A, penyunting. Acne at your fingertip. London: Class Publishing; h Kurutas EB, Arican O, Sasmaz S. Superoxide dismutase and myeloperoxidase activities in polymorphonuclear leukocytes in acne vulgaris. Acta Dermatoven APA. 2005; 14: Arican O, Kurutas EB, Sasmaz S. Oxidative stress in patients with acne vulgaris. Mediators of Inflammation: 2005: Halliwel B, Gutteridge JMC. Biomarkers of lipid peroxidation. Dalam: Halliwel B, Gutteridge JMC, penyunting. Free radicals in biology and medicine. Edisi ke-4. Oxford: Clarendon Press; h Abdel-Fattah NSA, Shaheen MA, Ebrahim AA, Okda EI. Tissue and blood superoxide dismutase. Br J Dermatol 2008; 159: Perrin-Nadif R, Porcher JM, Dusch M, Mur JM, Auburtin G. Erythrocyte antioxidants enzyme activities in coal miners from three French regions. Int Arch Occup Environ Health 1998; 71: Halliwel B, Gutteridge JMC. Antioxidants defences. Dalam: Halliwel B, Gutteridge JMC, penyunting. Free radicals in biology and medicine. Edisi ke-3. Oxford: Clarendon Press; h Akamatsu H, Horio T, Hattori K. Increased hydrogen peroxide generation by neutrophils from patients with acne inflammation. Int J Dermatol. 2003; 42(5): Sohal RS, Weindruch R. Oxidative stress, caloric restriction and aging. Science 1996: 273: Wozniacka A, Sysa-Jedrzejowska A, Adamus J, Gebicki J. Topical application of NADH for the treatment of rosacea and contact dermatitis. Clin Exp Dermatol. 2003; 28(1):
5 6
BAB 1 PENDAHULUAN. kista. Tempat predileksinya antara lain pada daerah wajah, dada bagian atas, dan punggung.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akne vulgaris merupakan suatu penyakit kulit akibat peradangan menahun dari unit pilosebasea yang ditandai dengan gambaran lesi yang bervariasi, seperti komedo, papul,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. praktek dermatologi (Simonart, 2012). Akne vulgaris adalah penyakit inflamasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akne vulgaris termasuk salah satu penyakit yang paling umum ditemui di praktek dermatologi (Simonart, 2012). Akne vulgaris adalah penyakit inflamasi kronik unit pilosebaseus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. vulgaris disertai dengan suatu variasi pleomorfik dari lesi, yang terdiri dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akne vulgaris merupakan suatu penyakit dari unit pilosebasea yang dapat sembuh sendiri, terutama dijumpai pada anak remaja. Kebanyakan kasus akne vulgaris disertai
Lebih terperinciTERAPI TOPIKAL AZELAIC ACID DIBANDINGKAN DENGAN NIACINAMIDE+ZINC PADA AKNE VULGARIS LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH
TERAPI TOPIKAL AZELAIC ACID DIBANDINGKAN DENGAN NIACINAMIDE+ZINC PADA AKNE VULGARIS LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti seminar hasil Karya Tulis Ilmiah
Lebih terperinciABSTRAK PERBANDINGAN STATUS ANTIOKSIDAN TOTAL ANTARA ABORTUS SPONTAN DAN KEHAMILAN NORMAL. Alfonsus Zeus Suryawan, 2016.
ABSTRAK PERBANDINGAN STATUS ANTIOKSIDAN TOTAL ANTARA ABORTUS SPONTAN DAN KEHAMILAN NORMAL Alfonsus Zeus Suryawan, 2016. Pembimbing 1 : Dr. Aloysius Suryawan, dr.,sp.og-k Pembimbing 2 : Dr. Teresa Liliana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Akne vulgaris adalah salah satu penyakit kulit. yang selalu menjadi masalah bagi remaja dan dewasa muda
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Akne vulgaris adalah salah satu penyakit kulit yang selalu menjadi masalah bagi remaja dan dewasa muda (Purdy dan DeBerker, 2007). Prevalensi yang mencapai 90 %
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengandung kelenjar sebasea seperti: muka, dada dan punggung ( kelenjar/cm). 1,2 Acne
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu penyakit kulit yang merisaukan remaja dan dewasa adalah jerawat, karena dapat mengurangi kepercayaan diri seseorang 1. Acne vulgaris atau lebih sering
Lebih terperinciTERAPI TOPIKAL CLINDAMYCIN DIBANDINGKAN DENGAN NIACINAMIDE + ZINC PADA ACNE VULGARIS LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH
TERAPI TOPIKAL CLINDAMYCIN DIBANDINGKAN DENGAN NIACINAMIDE + ZINC PADA ACNE VULGARIS LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti seminar hasil Karya Tulis Ilmiah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. punggung bagian atas. Jerawat terjadi karena pori-pori kulit. terbuka dan tersumbat dengan minyak, sel-sel kulit mati, infeksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jerawat (Akne Vulgaris) merupakan penyakit kulit peradangan kronik folikel pilosebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dengan gambaran klinis berupa komedo, papul,
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah ruang lingkup disiplin ilmu kesehatan kulit. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian - Tempat penelitian : Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciGAMBARAN KADAR MALONDIALDEHID (MDA)SERUM PADA LANSIA LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH
GAMBARAN KADAR MALONDIALDEHID (MDA)SERUM PADA LANSIA Studi Kasus di Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading Semarang LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, yang mengakibatkan kelainan signifikan dan gangguan pada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Autisme adalah gangguan perkembangan yang biasanya didiagnosis awal pada masa kanak-kanak, yang mengakibatkan kelainan signifikan dan gangguan pada interaksi sosial,
Lebih terperinciHUBUNGAN RASIO NITRIT OKSIDA/ SUPEROKSIDA DISMUTASE SERUM DENGAN DERAJAT KEPARAHAN PSORIASIS VULGARIS DI RSUP DR M DJAMIL PADANG
HUBUNGAN RASIO NITRIT OKSIDA/ SUPEROKSIDA DISMUTASE SERUM DENGAN DERAJAT KEPARAHAN PSORIASIS VULGARIS DI RSUP DR M DJAMIL PADANG Dewi Lestary Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP Dr M Djamil/
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum usia 20 minggu kehamilan atau berat janin kurang dari 500 gram (Cunningham et al., 2005). Abortus adalah komplikasi umum
Lebih terperinciStabilitas Sampel SOD-Eritrosit dan GPx-Blood dalam Masa Penyimpanan Tujuh Hari
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 1, Nomor 4, Desember 12 Stabilitas Sampel SODEritrosit dan GPxBlood dalam Masa Penyimpanan Tujuh Hari Miswar Fattah 1, Sra R. Anggraeni 2, Sofa D. Alfian 2, Jutti
Lebih terperinciINTISARI. Kata kunci: kebiasaan minum jamu; antioksidan; imunomodulator; MDA ; hematologi cross sectional
ANALISIS KADAR MALONDIALDEHID DAN PROFIL DARAH TEPI BERDASARKAN BODY MASS INDEX (BMI), KEBIASAAN MINUM JAMU DAN TINGKAT PAPARAN ASAP ROKOK RELAWAN SEHAT Adnan 1, Haafizah Dania 1 1 Fakultas Farmasi Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang paling mendasar manusia memerlukan oksigen, air serta sumber bahan makanan yang disediakan alam.
Lebih terperinciGAMBARAN KADAR MALONDIALDEHID (MDA) SERUM PADA LANSIA JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA
GAMBARAN KADAR MALONDIALDEHID (MDA) SERUM PADA LANSIA Studi Kasus di Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading Semarang JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar
Lebih terperinciPerbandingan Konsumsi Lemak Berdasarkan Tingkat Keparahan Akne Vulgaris pada Siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi
751 Artikel Penelitian Perbandingan Konsumsi Lemak Berdasarkan Keparahan Akne Vulgaris pada Siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi Nisa Sulistia 1, Nur Indrawaty Lipoeto 2, Sri Lestari 3 Abstrak Salah satu faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok dapat menyebabkan timbulnya berbagai macam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebiasaan merokok dapat menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit seperti kanker paru dan tumor ganas lainnya, penyakit paru obstruksi kronis (PPOK), dan kardiovaskular.
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH
PERBEDAAN KADAR MALONALDEHIDA SERUM PADA PEROKOK SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN AIR ALKALI LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana
Lebih terperinciABSTRAK PERBANDINGAN KADAR FIBRINOGEN PLASMA PADA PEROKOK AKTIF RINGAN DAN BERAT DENGAN NON PEROKOK
ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR FIBRINOGEN PLASMA PADA PEROKOK AKTIF RINGAN DAN BERAT DENGAN NON PEROKOK Pranata Priyo Prakoso, 2014; Pembimbing I: Adrian Suhendra, dr., Sp.PK., M.Kes Pembimbing II: Christine
Lebih terperinciThe Correlation between Cosmetics Usage to Acne Vulgaris in Female Student in FKIK Muhammadiyah University of Yogyakarta
The Correlation between Cosmetics Usage to Acne Vulgaris in Female Student in FKIK Muhammadiyah University of Yogyakarta Hubungan Lamanya Paparan Kosmetik dengan Timbulnya Acne Vulgaris pada Mahasiswi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Olahraga sepatu roda (inline skating) merupakan olahraga yang. membutuhkan keseimbangan antara kelincahan, kekuatan, kecepatan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga sepatu roda (inline skating) merupakan olahraga yang membutuhkan keseimbangan antara kelincahan, kekuatan, kecepatan, ketahanan dan koordinasi (de
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Umumnya prevalensi abortus sekitar % dari semua. prevalensi masih bervariasi dari yang terendah 2-3% sampai yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Abortus merupakan kejadian yang paling sering dijumpai pada kehamilan. Umumnya prevalensi abortus sekitar 10-15 % dari semua tanda klinis kehamilan yang dikenali,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre Test dan Post Test yang Diinduksi Asap Rokok dan Diberi Ekstrak Kulit Jeruk (Citrus Sinensis) Penelitian
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KADAR HBA1C DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN ANTARA KADAR HBA1C DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat
Lebih terperinciPERBEDAAN KADAR MALONDIALDEHIDA PADA SUBYEK BUKAN PEROKOK, PEROKOK RINGAN DAN SEDANG-BERAT. (Studi pada mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang)
HALAMAN JUDUL PERBEDAAN KADAR MALONDIALDEHIDA PADA SUBYEK BUKAN PEROKOK, PEROKOK RINGAN DAN SEDANG-BERAT (Studi pada mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang) LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH
Lebih terperinciPengaruh Kebiasaan Merokok dengan Timbulnya Radikal Bebas
Pengaruh Kebiasaan Merokok dengan Timbulnya Radikal Bebas Oleh: MUCHTAR LEONARDI 100100044 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 Abstrak Latar belakang Rokok menyebabkan kematian pada
Lebih terperinciDAFTAR ISI x. HALAMAN JUDUL i. HALAMAN PERSETUJUAN. ii. HALAMAN PERNYATAAN... iii. RIWAYAT HIDUP... iv. KATA PENGANTAR... v. ABSTRAK...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i HALAMAN PERSETUJUAN. ii HALAMAN PERNYATAAN... iii RIWAYAT HIDUP... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK...viii DAFTAR ISI x DAFTAR TABEL xiv DAFTAR GAMBAR xv DAFTAR LAMPIRAN xvi DAFTAR
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya Ilmu Fisiologi dan Farmakologi-Toksikologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ngablak Kabupaten Magelang dari bulan Maret 2013.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Fisiologi Kedokteran dan Ilmu Farmakologi-Toksikologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Sumatera Utara
HUBUNGAN STRESS OKSIDATIF MARKER MALONILDIALDEHYDE DAN REDOX ENZYME GLUTHATHION PEROXIDASE DENGAN PROGRESIFITAS SYARAF OPTIK PASKA PEMBERIAN GINKGO BILOBA PADA PENDERITA GLAUKOMA SUDUT TERBUKA PRIMER ABSTRAK
Lebih terperinciPERBEDAAN TITER TROMBOSIT DAN LEUKOSIT TERHADAP DERAJAT KLINIS PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) ANAK DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI
PERBEDAAN TITER TROMBOSIT DAN LEUKOSIT TERHADAP DERAJAT KLINIS PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) ANAK DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
Lebih terperinciABSTRAK HUBUNGAN KADAR SULFUR DIOKSIDA UDARA RUANG PARKIR TERHADAP KADAR ANTIOKSIDAN PETUGAS PARKIR
ABSTRAK HUBUNGAN KADAR SULFUR DIOKSIDA UDARA RUANG PARKIR TERHADAP KADAR ANTIOKSIDAN PETUGAS PARKIR Yeremia Rerung Karamang, 2010. Pembimbing I : Hana Ratnawati, dr., M.Kes. Pembimbing II : Wahyu Widowati,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingginya penyakit infeksi seperti thypus abdominalis, TBC dan diare, di sisi lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia saat ini terjadi transisi epidemiologi yakni di satu sisi masih tingginya penyakit infeksi seperti thypus abdominalis, TBC dan diare, di sisi lain mulai meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akne vulgaris adalah suatu penyakit yang. dialami oleh hampir semua remaja dan orang dewasa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akne vulgaris adalah suatu penyakit yang dialami oleh hampir semua remaja dan orang dewasa dalam kehidupan mereka. Meskipun penyakit ini tidak mengganggu kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan pola hidup serta terjadinya penurunan kualitas lingkungan hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan pada persoalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aktifitas fisik merupakan kegiatan hidup yang dikembangkan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktifitas fisik merupakan kegiatan hidup yang dikembangkan dengan harapan dapat memberikan nilai tambah berupa peningkatan kualitas, kesejahteraan dan martabat manusia.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
22 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini observasional analitik dengan pendekatan crosssectional. Penelitian analitik yaitu penelitian yang hasilnya tidak hanya berhenti pada taraf
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan belah lintang ( cross sectional ). 3.2. Ruang lingkup
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. membunuh serangga (Heller, 2010). Sebanyak dua juta ton pestisida telah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Insektisida adalah bahan-bahan kimia bersifat racun yang dipakai untuk membunuh serangga (Heller, 2010). Sebanyak dua juta ton pestisida telah digunakan per tahun dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik, yang bertujuan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik, yang bertujuan menentukan hubungan stres terhadap kejadian akne vulgaris pada mahasiswa Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Akne vulgaris (jerawat) merupakan penyakit. peradangan kronis pada unit pilosebaseus yang sering
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akne vulgaris (jerawat) merupakan penyakit peradangan kronis pada unit pilosebaseus yang sering dikeluhkan oleh banyak orang terutama remaja. Timbulnya akne vulgaris
Lebih terperinciLAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti seminar hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa program strata-1 kedokteran umum
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK JINTAN HITAM (NIGELLA SATIVA) TERHADAP KADAR SUPEROXIDE DISMUTASE (SOD) PLASMA PADA TIKUS SPRAGUE DAWLEY YANG TERPAPAR ASAP ROKOK LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebasea yang dapat dialami oleh semua usia dengan gambaran klinis yang bervariasi antara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Akne vulgaris merupakan kelainan yang sering dijumpai pada struktur kelenjar sebasea yang dapat dialami oleh semua usia dengan gambaran klinis yang bervariasi antara
Lebih terperinciPENGARUH EKSTRAK TAPE UBI UNGU (Ipomoea batatas L.) TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TOTAL DARAH TIKUS SETELAH AKTIVITAS FISIK MAKSIMAL
PENGARUH EKSTRAK TAPE UBI UNGU (Ipomoea batatas L.) TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TOTAL DARAH TIKUS SETELAH AKTIVITAS FISIK MAKSIMAL LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. serum terhadap kejadian acute coronary syndrome (ACS) telah dilakukan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Hasil Penelitian Pelaksanaan penelitian tentang hubungan antara kadar asam urat serum terhadap kejadian acute coronary syndrome (ACS) telah dilakukan
Lebih terperinciPENGARUH BB CREAM ( BLEMISH BALM CREAM ) TERHADAP KEJADIAN AKNE VULGARIS PADA MAHASISWI
PENGARUH BB CREAM ( BLEMISH BALM CREAM ) TERHADAP KEJADIAN AKNE VULGARIS PADA MAHASISWI Studi pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertahanan terhadap superoxide yang diubah menjadi hydrogen peroxide. Superoxide
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Superoxide Dismutase (SOD) adalah enzim pertama dalam mekanisme pertahanan terhadap superoxide yang diubah menjadi hydrogen peroxide. Superoxide Dismutase tubuh manusia
Lebih terperinciKORELASI ANTARA RESPONS PIGMENTASI AKIBAT PAJANAN MATAHARI DENGAN DERAJAT PARUT AKNE VULGARIS
Artikel Asli KORELASI ANTARA RESPONS PIGMENTASI AKIBAT PAJANAN MATAHARI DENGAN DERAJAT PARUT AKNE VULGARIS Istiana Fiatiningsih, Kristiana Etnawati, Agnes Sri Siswati Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah World health organization ( WHO ) telah mengumumkan bahwa prevalensi diabetes mellitus ( DM) akan meningkat di seluruh dunia pada millenium ketiga ini, termasuk
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Kelamin. Ruang lingkup keilmuan penelitian adalah Ilmu Kesehatan Kulit dan Lokasi pengambilan sampel adalah FakultasKedokteran Universitas Diponegoro
Lebih terperinciBAB I. A. Latar Belakang Penelitian. atas. Akne biasanya timbul pada awal usia remaja.
1 BAB I A. Latar Belakang Penelitian Akne merupakan penyakit kulit yang terjadi akibat peradangan menahun folikel pilosebasea yang ditandai dengan komedo, papul, pustul, nodul dan kista pada wajah, leher,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Antipsikotik merupakan obat yang digunakan untuk menangani. mencegah kekambuhan, tetapi memerlukan waktu terapi yang lama.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Antipsikotik merupakan obat yang digunakan untuk menangani berbagai macam gangguan psikosis, seperti bipolar, mania, gangguan waham, dan yang paling sering adalah skizofrenia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Akne vulgaris atau lebih dikenal dengan jerawat, adalah penyakit self-limited yang menyerang unit
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Akne vulgaris atau lebih dikenal dengan jerawat, adalah penyakit self-limited yang menyerang unit pilosebaseus dan sering dijumpai pada usia remaja (Zaenglein dkk,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu Patologi Klinik 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 1) Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diprediksi akan terus meningkat di masa yang akan datang terutama di negara-negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya, populasi lanjut usia terus mengalami peningkatan, dan diprediksi akan terus meningkat di masa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang. Pertambahan
Lebih terperinciABSTRAK. Yuvina Ria Octriane, 2014, Pembimbing I : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M.Kes. Pembimbing II : Sylvia Soeng, dr., M.Kes.,PA(K).
ABSTRAK AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL KEDELAI VARIETAS DETAM 1 (Glycine max L. Merr) DAN DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia) SERTA KOMBINASINYA TERHADAP KADAR MALONDIALDEHYDE (MDA) PLASMA TIKUS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Roundup adalah herbisida yang menggunakan bahan aktif glifosat yang banyak
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Roundup adalah herbisida yang menggunakan bahan aktif glifosat yang banyak digunakan di dunia. Glifosat (N-phosphonomethyl-glycine) digunakan untuk mengontrol gulma
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berlebihnya asupan nutrisi dibandingkan dengan kebutuhan tubuh sehingga
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas adalah kondisi berlebihnya berat badan akibat banyaknya lemak pada tubuh, yang umumnya ditimbun dalam jaringan subkutan (bawah kulit), di sekitar organ tubuh,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi paru dan penurunan kualitas hidup manusia. 2 Penyakit paru
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Paru merupakan suatu organ respiratorik yang memiliki area permukaan alveolus seluas 40 m 2 untuk pertukaran udara antara O 2 dengan CO 2. 1 Kelainan yang terjadi pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang obstetri, karena merupakan penyulit 2% sampai 20% dari semua
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketuban Pecah Dini (KPD) masih merupakan masalah penting dalam bidang obstetri, karena merupakan penyulit 2% sampai 20% dari semua kelahiran dan mengakibatkan peningkatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam air, tidak berbau dan sangat manis. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 550
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sakarin adalah zat pemanis buatan yang dibuat dari garam natrium, natrium sakarin dengan rumus kimia (C 7 H 5 NO 3 S) dari asam sakarin berbentuk bubuk kristal putih,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan yang sangat signifikan, banyak sekali aktivitas lingkungan yang menghasilkan radikal bebas sehingga
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ginjal-Hipertensi, dan sub bagian Tropik Infeksi. RSUP Dr.Kariadi, Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam, sub bagian Ginjal-Hipertensi, dan sub bagian Tropik Infeksi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya dari segi medis namun juga psikososial, sedangkan bagi masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit infeksi kronis yang hingga saat ini masih menimbulkan permasalahan yang bersifat kompleks baik bagi penderita maupun masyarakat.
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di Fakultas
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN SUPLEMENTASI SUPEROXIDE DISMUTASE (SOD) TERHADAP KADAR ALBUMIN SERUM PADA LANSIA LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
PENGARUH PEMBERIAN SUPLEMENTASI SUPEROXIDE DISMUTASE (SOD) TERHADAP KADAR ALBUMIN SERUM PADA LANSIA LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jerawat, atau dalam bahasa medisnya disebut akne, merupakan salah satu penyakit kulit yang banyak dijumpai secara global pada remaja dan dewasa muda (Yuindartanto,
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Desain penelitian Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post test design sehingga dapat diketahui perubahan yang terjadi akibat perlakuan. Perubahan
Lebih terperinciRINGKASAN. commit to user
digilib.uns.ac.id 47 RINGKASAN Talasemia beta adalah penyakit genetik kelainan darah, dan talasemia beta mayor menyebabkan anemia yang berat. (Rejeki et al., 2012; Rodak et al., 2012). Transfusi yang dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu yang terkait pada penelitian ini adalah ilmu kedokteran
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Disiplin ilmu yang terkait pada penelitian ini adalah ilmu kedokteran penyakit dalam, jantung, dan kesehatan masyarakat. 3.2 Tempat dan Waktu
Lebih terperinciABSTRAK PERBANDINGAN KADAR RET HE, FE, DAN TIBC PADA PENDERITA ANEMIA DEFISIENSI FE DENGAN ANEMIA KARENA PENYAKIT KRONIS
ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR RET HE, FE, DAN TIBC PADA PENDERITA ANEMIA DEFISIENSI FE DENGAN ANEMIA KARENA PENYAKIT KRONIS Renaldi, 2013 Pembimbing I : dr. Fenny, Sp.PK., M.Kes Pembimbing II : dr. Indahwaty,
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan belah lintang (crosssectional)
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan belah lintang (crosssectional) dimana peneliti melakukan pengukuran variabel pada saat tertentu. Setiap
Lebih terperinciBAB 6 PEMBAHASAN. tahun, usia termuda 18 tahun dan tertua 68 tahun. Hasil ini sesuai dengan
BAB 6 PEMBAHASAN 6.1. Karakteristik subyek penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata usia sampel penelitian 47,2 tahun, usia termuda 18 tahun dan tertua 68 tahun. Hasil ini sesuai dengan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. imunitas, gangguan sensasi kornea, riwayat operasi kornea, abnormalitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata Kering (MK) merupakan suatu kondisi medis yang ditandai dengan ketidakmampuan mata untuk mempertahankan jumlah air mata yang cukup pada permukaan bola mata. MK
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan uji klinis dengan metode Quasi Experimental dan
BAB III. METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan uji klinis dengan metode Quasi Experimental dan menggunakan Pretest and posttest design pada kelompok intervensi dan kontrol.
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian N R2 K2. N : Penderita pasca stroke iskemik dengan hipertensi
51 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rancang Bangun Penelitian Jenis Penelitian Desain Penelitian : Observational : Cross sectional (belah lintang) Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian R0 K1 R0 K2 R1 K1 R1 K2
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
21 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian intervensi atau uji klinis dengan randomized controlled trial pre- & posttest design. Studi ini mempelajari
Lebih terperinciEFEK PEMBERIAN VITAMIN E TERHADAP PENURUNAN KADAR MALONDIALDEHID (MDA) HATI MENCIT STRAIN JEPANG AKIBAT PAPARAN MINYAK GORENG BERULANG
J. Ris. Kim. Vol. 4, 1, September 2010 EFEK PEMBERIAN VITAMIN E TERHADAP PENURUNAN KADAR MALONDIALDEHID (MDA) HATI MENCIT STRAIN JEPANG AKIBAT PAPARAN MINYAK GORENG BERULANG Elmatris Sy, Yustini Alioes,
Lebih terperinciABSTRAK UJI VALIDITAS HASIL PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN METODE TALLQVIST TERHADAP METODE FLOW CYTOMETRY
ABSTRAK UJI VALIDITAS HASIL PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN METODE TALLQVIST TERHADAP METODE FLOW CYTOMETRY Rd. Nessya N. K., 2011 Pembimbing I : Adrian S., dr., Sp.PK., M.Kes Pembimbing II : Hartini T.,
Lebih terperinciPENGARUH EKSTRAK KULIT MANGGIS TERHADAP KATALASE ORGAN HEPAR TIKUS TERPAPAR FLUFENAZIN DEKANOAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
PENGARUH EKSTRAK KULIT MANGGIS TERHADAP KATALASE ORGAN HEPAR TIKUS TERPAPAR FLUFENAZIN DEKANOAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya Sub Bagian Neurologi dan Sub Bagian Infeksi dan Penyakit Tropik. 3.2. Tempat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tetap terjadi perubahan dalam morfologi, biokimia, dan metabolik yang disebut
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Packed red cell (PRC) adalah produk darah paling penting yang dapat disimpan sekitar 35-42 hari di bank darah dan merupakan terapi terbanyak yang diberikan di dunia.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Patologi Klinik.
27 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Patologi Klinik. 1.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium basah Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai media massa (Rochmayani, 2008). Menurut World Health
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok saat ini menjadi masalah yang terus - menerus dibicarakan di berbagai media massa (Rochmayani, 2008). Menurut World Health Organization (2012), Indonesia menduduki
Lebih terperinciPENGARUH EKSTRAK TAPE UBI UNGU (Ipomoea batatas L.) TERHADAP KADAR AST DAN ALT DARAH TIKUS SETELAH AKTIVITAS FISIK MAKSIMAL
PENGARUH EKSTRAK TAPE UBI UNGU (Ipomoea batatas L.) TERHADAP KADAR AST DAN ALT DARAH TIKUS SETELAH AKTIVITAS FISIK MAKSIMAL LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai sayarat untuk mencapai gelar
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR TRIGLISERIDA PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES
ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR TRIGLISERIDA PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES Viola Stephanie, 2010. Pembimbing I : dr. Lisawati Sadeli, M.Kes. Pembimbing II : dr. Ellya Rosa Delima, M.Kes. Obesitas
Lebih terperinciVISI (2015) 23 (3)
GAMBARAN TINGKAT STRES PENDERITA LIKEN SIMPLEKS KRONIK DI BEBERAPA KLINIK DOKTER SPESIALIS KULIT DAN KELAMIN DI KOTA MEDAN PADA BULAN FEBRUARI-MARET TAHUN 2015 Rudyn Reymond Panjaitan ABSTRACT This study
Lebih terperinciHUBUNGAN STRES DENGAN KEJADIAN AKNE VULGARIS DI KALANGAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN
HUBUNGAN STRES DENGAN KEJADIAN AKNE VULGARIS DI KALANGAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2007-2009 Oleh: NITYA PERUMAL NIM: 070100473 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam masyarakat latihan fisik dipahami sebagai olahraga. Olahraga dapat mempertahankan dan meningkatkan kesehatan tubuh, serta berdampak pada kinerja fisik. Olahraga
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN KADAR ASAM URAT SERUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2
ABSTRAK GAMBARAN KADAR ASAM URAT SERUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 Renny Anggraeni, 2011 Pembimbing I : Adrian Suhendra, dr., Sp.PK., M.Kes Pembimbing II : Budi Widyarto,dr.,M.H. Asam urat telah
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN
BAB 4 HASIL PENELITIAN Pengukuran aktivitas spesifik katalase jaringan ginjal tikus percobaan pada keadaan hipoksia hipobarik akut berulang ini dilakukan berdasarkan metode Mates et al. (1999) yang dimodifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah penyakit yang dapat dicegah dan diobati berupa hambatan aliran udara yang progresif, ditandai dengan inflamasi
Lebih terperinciPENGARUH PROPOLIS SECARA TOPIKAL TERHADAP FIBROBLAS PASCA LUKA BAKAR PADA MENCIT (MUS MUSCULUS) Oleh : RAUZATUL FITRI
PENGARUH PROPOLIS SECARA TOPIKAL TERHADAP FIBROBLAS PASCA LUKA BAKAR PADA MENCIT (MUS MUSCULUS) Oleh : RAUZATUL FITRI 120100185 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 i LEMBAR PENGESAHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditemukan di hati dan ginjal, sedangkan di otak aktivitasnya rendah. 2 Enzim
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Enzim katalase bersifat antioksidan ditemukan pada hampir sebagian besar sel. 1 Enzim ini terutama terletak di dalam organel peroksisom. Katalase ditemukan di semua
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Satu dekade terakhir, pola komunikasi di Indonesia mengalami banyak
1 I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Satu dekade terakhir, pola komunikasi di Indonesia mengalami banyak perubahan. Hal ini terlihat dengan meningkatnya penggunaan handphone (Hp). Banyak keuntungan yang
Lebih terperinciPERBEDAAN KADAR GLUKOSA SERUM DAN PLASMA NATRIUM FLUORIDA DENGAN PENUNDAAN PEMERIKSAAN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
PERBEDAAN KADAR GLUKOSA SERUM DAN PLASMA NATRIUM FLUORIDA DENGAN PENUNDAAN PEMERIKSAAN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sebaran usia mahasiswi yang menggunakan kosmetik
Jumlah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Sebaran usia mahasiswi yang menggunakan kosmetik Penelitian ini melibatkan 85 responden mahasiswi yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Responden tersebut
Lebih terperinci