ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENAMBAHAN MESIN VACUUM FRYING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENAMBAHAN MESIN VACUUM FRYING"

Transkripsi

1 ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENAMBAHAN MESIN VACUUM FRYING UNTUK USAHA KECIL PENGOLAHAN KACANG ( STUDI KASUS DI PD. BAROKAH CIKIJING MAJALENGKA JAWA BARAT) Oleh: FARIDA WIDIYANTHI A PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

2 RINGKASAN FARIDA WIDIYANTHI. Analisis Kelayakan Finansial Penambahan Mesin Vacuum Frying Pada Usaha Pengolahan Kacang (Kasus di PD. Barokah Cikijing, Majalengka Jawa Barat).Dibawah Bimbingan Amzul Rifin. Sektor Industri Kecil pada agribisnis pada kenyataannya mampu menunjukkan kinerja yang lebih tangguh dan mampu memberikan kontribusi yang cukup signifikan pada perekonomian nasional. Kecenderungan peningkatan tenaga kerja menandakan bahwa industri kecil di bidang agribisnis akan semakin berkembang pada tahun yang akan datang. Artinya industri tersebut menguntungkan untuk tetap dilaksanakan dan berpotensi untuk berkembang dimasa yang akan datang namun penuh dengan tantangan. Desa Rawa yang berada di Cikijing Majalengka merupakan salah satu industri kecil pengolahan makanan ringan berupa kue-kue kering, keripik dan kacang. Pada tahun 2006 jumlah usaha kecil makanan ringan yang terdaftar di Desa Rawa sebanyak 50 pengusaha dengan total kapasitas produksi usaha ton /tahun. Banyaknya industri kecil yang bergerak didalam usaha yang sama dan dalam lokasi usaha yang sama maka terjadi persaingan yang cukup ketat. Tujuan penelitian ini adalah (1) Menganalisis kelayakan investasi pengembangan teknologi secara teknis, pasar dan finansial, (2) Menganalisis nilai pengganti (switcing value) kondisi kelayakan investasi yang akan dilakukan, (3) Menyusun saran keputusan investasi bagi pengusaha. Penelitian ini diarahkan untuk mengetahui kelayakan finansial usaha pengolahan kacang PD Barokah apabila terjadi penambahan mesin Vacuum frying dilihat dari aspek teknis, pasar dan finansial. Aspek kelayakan finansial yang dilakukan adalah aspek finansial kelayakan usaha dan aspek finansial kelayakan investasi penambahan mesin vacuum frying Selain itu penelitian ini juga akan melihat keragaan usaha PD Barokah apabila dilihat dari aspek non-finansial yaitu aspek manajemen, aspek sosial ekonomi dan aspek pasar dari perusahaan tersebut. Analisis kelayakan finansial dilakukan melalui beberapa kriteria kelayakan investasi yang bertujuan untuk menganalisa sejauh mana tingkat kelayakan usaha pengolahan kacang PD Barokah. Dalam menganalisa suatu proyek, biasanya menghadapi ketidakpastian, untuk menghadapi faktor ketidakpastian atau perubahan-perubahan yang dapat terjadi pada keadaan yang telah diperkirakan. Untuk mengatasi kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan, baik dari arus biaya maupun dari arus manfaat, maka perlu dilakukan analisis switching value untuk mengetahui seberapa besar perubahan pada tingkat manfaat dan biaya yang dapat terjadi, sehingga masih memenuhi kriteria minimum kelayakan investasi. Penelitian dilaksanakan di PD Barokah yang berlokasi di desa Rawa Kecamatan Cingambul, Majalengka Jawa Barat. Penelitian lapang ini dilaksanakan pada minggu pertama bulan Juni 2007 hingga minggu kedua bulan Juli Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan pemilik usaha dan pihak-pihak yang terkait. Data sekunder diperoleh dari pemilik usaha, Badan Pusat Statistik, studi literatur, dan data-data terkait.

3 Secara teknis penambahan mesin vacuum frying dalam pengolahan kacang akan memudahkan proses pengerjaannya dan mendapatkan kualitas kacang yang lebih baik dibandingkan dengan kualitas kacang yang diproduksi pada saat ini, serta tidak mengganggu proses produksi yang sedang berjalan. Dilihat dari aspek pemasaran dapat memenuhi permintaan kacang. Selain itu kualitas kacang menjadi dua, sehingga dapat mengisi pasar potensial. Secara finansial proyek penambahan mesin vacuum frying pada usaha pengolahan kacang layak untuk diusahakan hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan analisis kelayakan finansial usaha pengolahan kacang pada tingkat diskonto 12 persen diperoleh nilai NPV sebesar Rp1,405,678,570; Net B/C sebesar 1.98; IRR sebesar 32.22% dan Payback period selama tiga tahun 10 bulan. Selain itu aspek finansial kelayakan investasi penambahan mesin vacuum frying menunjukan bahwa usaha lebih layak lagi jika dibandingkan analisa kelayakan usaha. Hal ini dapat dilihat dari nilai NPV sebesar Rp 553,843,037; Net B/C sebesar 2.76; IRR sebesar persen dan Payback period selama dua tahun enam bulan Hasil analisis switching value diketahui perusahaan ini sensitif terhadap perubahan harga jual untuk kacang yang diproduksi secara manual karena volume produksinya yang besar. Berbeda dengan perubahan kenaikan bahan baku masingmasing kacang cukup sensitif mempengaruhi kelayakan usaha hal ini dapat dilihat kenaikan pada harga bahan baku kacang koro dan kacang polong. Sementara itu untuk perubahan kenaikan bahan baku kacang mersi kenaikan maksimal harga adalah sampai 113 persen, usaha cukup stabil meski dengan kenaikan harga yang ekstrim sekalipun. Sedangkan untuk volume produksi tidak terlalu berpengaruh untuk masing-masing jenis kacang, namun untuk penurunan produksi untuk total produksi kualitas A dan Kualitass B penurunan maksimum adalah sebesar 43 persen. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan cukup stabil. Dengan demikian proyek layak untuk dilaksanakan namun terdapat resiko dalam menjalankan usahanya. Selain itu dari hasil analisis switching value aspek finansial kelayakan investasi penambahan mesin vacuum frying menunjukan bahwa usaha sensitif terhadap perubahan harga jual Berbeda dengan perubahan kenaikan bahan baku masing-masing kacang tidak terlalu berpengaruh terhadap kelayakan usaha hal ini dapat untuk perubahan kenaikan bahan baku kacang polong dan kacang mersi kenaikan maksimal harga adalah sampai persen dan persen, usaha cukup stabil meski dengan kenaikan harga yang ekstrim sekalipun. Sedangkan pada volume produksi diatas penurunan volume produksi untuk masing-masing jenis kacang tidak berpengaruh pada kelayakan. Namun jika dilihat dari total semua jenis kacang dari kualitas A, diketahui bahwa maksimal penurunan volume produksi adalah sebesar persen. Dengan demikian proyek layak untuk dilaksanakan namun terdapat resiko dalam menjalankan usahanya. PD. Barokah juga cukup sensitif terhadap perubahan harga jual disebabkan adanya persaingan usaha yang semakin ketat. Oleh karena itu, pengusaha dapat menetapkan harga jual yang bersaing dengan pengusaha kacang yang lain dengan perhitungan yang tepat dan menguntungkan.

4 ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENAMBAHAN MESIN VACUUM FRYING UNTUK USAHA KECIL PENGOLAHAN KACANG ( STUDI KASUS DI PD. BAROKAH CIKIJING MAJALENGKA JAWA BARAT) SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar SARJANA PERTANIAN Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian Intitut Pertanian Bogor Oleh: FARIDA WIDIYANTHI A PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

5 Judul : Analisis Kelayakan Investasi Penambahan Mesin Vacuum Frying untuk Usaha Kecil Pengolahan Kacang ( Studi Kasus di PD. Barokah Cikijing Majalengka Jawa Barat) Nama NRP : Farida Widiyanthi : A dapat diterima sebagai skripsi pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Menyetujui: Dosen Pembimbing Amzul Rifin S.P.,M.A. NIP Mengetahui: Dekan Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP Tanggal Kelulusan:

6 LEMBAR PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENAMBAHAN MESIN VACUUM FRYING UNTUK USAHA KECIL PENGOLAHAN KACANG ( STUDI KASUS DI PD. BAROKAH CIKIJING MAJALENGKA JAWA BARAT) ADALAH HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG DIBUAT SEBENAR-BENARNYA DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN. Bogor, Agustus 2007 Farida Widiyanthi A

7 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bandung, Jawa Barat pada tanggal 15 November 1983, putri pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Wawan Heriawan, SE dan Ibu Metty Sophia. Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1989 di SDN Sukarela 3, Kotamadya Bandung dan dilanjutkan ke SMPN 34 Bandung Kotamadya Bandung pada tahun Setelah lulus SLTP pada tahun 1998 penulis kemudian melanjutkan pendidikannya di SMUN 12 Bandung Kotamadya Bandung. Pada tahun 2001, penulis diterima pada Program Studi Diploma III Manajemen Usaha Boga, Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pada Tahun 2004 penulis melanjutkan pendidikan di Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Selama melanjutkan pendidikan di Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis ini menikah pada awal tahun 2006 dan dikaruniai seorang putri yang yang cantik Salma Az Zahra.

8 KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam yang telah memberikan berkat, rahmat dan hidayah-nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa adanya halangan yang berarti. Skripsi dengan judul Analisis Kelayakan Investasi Penambahan Mesin Vacuum Frying untuk Usaha Kecil Pengolahan Kacang ( Studi Kasus di PD. Barokah Cikijing Majalengka Jawa Barat) ini adalah prasyarat dalam meraih gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna dan berawal dari sini penulis berharap semoga tulisan kecil ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya. Oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif sangat saya harapkan demi keberhasilan bersama. Bogor, Agustus 2007 Farida Widiyanthi A

9 UCAPAN TERIMA KASIH Alhamdulillah atas berkat, rahmat dan hidayah-nya skripsi ini dapat selesai dan saya dapat sampai di penghujung masa studi ini. Saya menyadari bahwa karya kecil ini tidak akan terwujud dan menyelesaikan studi ini tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak dan untuk itu, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Amzul Rifin S.P.,M.A, selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu sabar dalam membimbing agar saya dapat berpikir logis dan analitik serta memberi keluasan dalam mengerjakan skripsi yang baik, hal ini adalah kebanggaan terendiri bagi saya. 2. Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS, selaku dosen evaluator kolokium dengan segala masukan yang berharga. 3. Muhammad Firdaus, Ph D, selaku dosen penguji atas segala masukannya. 4. Dra. Yusalina, MS, selaku dosen penguji dari komisi pendidikan atas saran-saran yang telah diberikan. 5. Bapak H. Jejen beserta istri yang bersedia membimbing saya dalam penelitian ini di PD Barokah, Cikijing, Majalengka, Jawa Barat. Terimakasih atas kesabaran dan pengetahuan baru yang telah diberikan kepada saya selama penelitian ini. 6. Kedua orang tua saya tercinta yang telah memberikan curahan kasih sayang, bimbingan, didikan dan teguran mulai dari lahir hingga beranjak dewasa. 7. Adik saya Fauzi yang telah memberikan dukungan semangat. 8. Agus Salim, ST. suami tercinta yang selalu setia menemani dan membantu pengerjaan skripsi saya. 9. Salma Az Zahra, buah cinta dan sumber inspirasiku 10. Bapak Drs. H. Barkil Chotif dan Tati Nurhayati, S.Ag atas segala bantuan dan doanya. Bogor, Agustus 2007 Farida Widiyanthi A

10 i DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vi I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian... 6 II. TINJAUAN PUSTAKA Industri Kecil Menengah (IKM) Analisis Proyek Studi Kelayakan Investasi Aspek Teknis dan Produksi Aspek Pasar Aspek Sosial dan Ekonomi Aspek Finansial Umur Proyek Penelitian Terdahulu III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Analisis Biaya Manfaat Analisis Kelayakan Finansial Analisis Sensitivitas Kerangka Pemikiran Operasional IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Analisis Data Analisis Finansial Analisis Sensitivitas.. 36

11 ii Halaman V. GAMBARAN UMUM USAHA KECIL PENGOLAHAN KACANG Sejarah Keadaan Lokasi Permodalan Bahan Baku. 40 VI. ASPEK TEKNIS Informasi Produk Proses Produksi Identifikasi Kebutuhan Mesin Kebutuhan Mesin Spesifikasi Mesin Rencana Ruang dan Lay Out Proses Produksi VII. ASPEK PEMASARAN VIII. ASPEK FINANSIAL Aspek Finansial Kelayakan Usaha Arus Tunai Analisis Kriteria Kelayakan Finansial Analisis Switching Value Aspek Finansial Kelayakan Investasi Penambahan Mesin Vacuum Frying Arus Tunai Analisis Kriteria Kelayakan Finansial Analisis Switching Value IX. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA... 87

12 iii DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Jumlah Produksi Perminggu Berdasarkan Jenis Produk Jumlah Potensi Permintaan Perminggu untuk Kacang Kualitas Lebih Baik Berdasarkan Daerah Pemasaran Penggolongan Industri Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja Keuntungan dan Kerugian dari Dua Alternatif Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Rata-rata Bank Umum Periode Januari 2006-Desember Total Produksi Usaha Pengolahan Kacang Selama Setahun Kelayakan Usaha Nilai Sisa Usaha Pengolahan Kacang Kelayakan Usaha Rincian Biaya Investasi Kelayakan Usaha Biaya Operasional Usaha Pengolahan Kacang Per Tahun Kelayakan Usaha Tarif Pajak Untuk Wajib Pajak Badan Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap Hasil Kelayakan Finansial Kelayakan Usaha Pengolahan Kacang Analisis Switching Value Terhadap Kelayakan Usaha Pengolahan Kacang Total Produksi Usaha Pengolahan Kacang Selama Setahun Kelayakan Investasi Nilai Sisa Usaha Pengolahan Kacang Kelayakan Investasi Rincian Biaya Investasi Kelayakan Investasi

13 iv 16. Biaya Operasional Usaha Pengolahan Kacang Per Tahun Kelayakan Investasi Hasil Kelayakan Finansial Usaha Pengolahan Kacang Kelayakan Investasi Analisis Switching Value Terhadap Usaha Pengolahan Kacang Kelayakan Investasi... 64

14 v DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Grafik Populasi Tenaga Kerja Bidang Agribisnis Usia 15 tahun Keatas pada Tahun 2001 sampai Grafik Hubungan Antara NPV dan Tingkat Suku Bunga Diagram Alir Pemikiran Operasional Diagram Proses Pengolahan Kacang Mesin Vacuum Frying Mesin Spinner Floor plant Lay out Saluran Pemasaran Kacang Persentase Jumlah Permintaan Kacang Potensi Perbedaan Kacang berdasarkan Daerah Pemasaran Grafik Hubungan Antara NPV dan Tingkat Suku Bunga Kelayakan Usaha Pengolahan Kacang Grafik Hubungan Antara NPV dan Tingkat Suku Bunga Kelayakan Investasi Usaha Pengolahan Kacang... 45

15 vi DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Cash Flow Usaha Pengolahan Kacang PD. Barokah (r = 12 Persen) Cash Flow Usaha Pengolahan Kacang PD. Barokah (r = 12 Persen) Batas Nilai Penurunan Penjualan Untuk Kacang Koro Kualitas A Cash Flow Usaha Pengolahan Kacang PD. Barokah (r = 12 Persen) Batas Nilai Penurunan Penjualan Untuk Kacang Polong Kualitas A Cash Flow Usaha Pengolahan Kacang PD. Barokah (r = 12 Persen) Batas Nilai Penurunan Penjualan Untuk Kacang Mersi Kualitas A Cash Flow Usaha Pengolahan Kacang PD. Barokah (r = 12 Persen) Batas Nilai Penurunan Penjualan Untuk Kacang Koro Kualitas B Cash Flow Usaha Pengolahan Kacang PD. Barokah (r = 12 Persen) Batas Nilai Penurunan Penjualan Untuk Kacang Koro Kualitas B Cash Flow Usaha Pengolahan Kacang PD. Barokah (r = 12 Persen) Batas Nilai Penurunan Penjualan Untuk Kacang Polong Kualitas B Cash Flow Usaha Pengolahan Kacang PD. Barokah (r = 12 Persen) Batas Nilai Penurunan Penjualan Untuk Kacang Mersi Kualitas B Cash Flow Usaha Pengolahan Kacang PD. Barokah (r = 12 Persen) Batas Nilai Kenaikan Harga Bahan Baku Kacang Koro Cash Flow Usaha Pengolahan Kacang PD. Barokah (r = 12 Persen) Batas Nilai Kenaikan Harga Bahan Baku Kacang Polong Cash Flow Usaha Pengolahan Kacang PD. Barokah (r = 12 Persen) Batas Nilai Kenaikan Harga Bahan Baku Kacang Mersi... 82

16 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada triwulan I tahun 2007 diukur dari kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) meningkat sebesar 2,0 persen dibandingkan triwulan IV tahun Pulau Jawa merupakan penyumbang terbesar dalam pembentukan PDB Indonesia sebesar 60,2 persen. Dominasi pertumbuhan terbesar pada sektor agribisnis sebesar 4,2 persen 1. Sektor Industri Kecil pada agribisnis mampu menunjukkan kinerja yang lebih tangguh dan mampu memberikan kontribusi yang cukup signifikan pada perekonomian nasional. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya jumlah tenaga kerja di bidang agribisnis pada tahun 2007 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kecenderungan peningkatan tenaga kerja menandakan bahwa industri kecil di bidang agribisnis akan semakin berkembang pada tahun yang akan datang. Artinya industri tersebut menguntungkan untuk tetap dilaksanakan dan berpotensi untuk berkembang dimasa yang akan datang namun penuh dengan tantangan. Peningkatan tenaga kerja dapat dilihat pada Gambar ,000,000 43,000,000 Jumlah Pekerja 42,000,000 41,000,000 40,000,000 39,000,000 38,000, Tahun Gambar 1. Grafik Populasi Tenaga Kerja Bidang Agribisnis Usia 15 Tahun keatas pada Tahun 2001 sampai BPS, Pertumbuhan Ekonomi www. bps.go.id. 15 Agustus 2 BPS, Tenaga Kerja www. bps.go.id. 6 Juni

17 2 Desa Rawa yang berada di Cikijing Majalengka merupakan salah satu industri kecil pengolahan makanan ringan berupa kue-kue kering, keripik dan kacang. Pada tahun 2006 jumlah usaha kecil makanan ringan yang terdaftar di Desa Rawa sebanyak 50 pengusaha dengan total kapasitas produksi usaha ton /tahun. Banyaknya industri kecil yang bergerak didalam usaha yang sama dan dalam lokasi usaha yang sama maka terjadi persaingan yang cukup ketat. PD Barokah sebagai salah satu usaha kecil di desa Rawa dapat bertahan dan berkembang, salah satunya karena karakternya yang fleksibel yaitu produksi akan ditambah dan dikurangi sesuai dengan permintaan dari konsumen. Saat ini PD Barokah masih menggunakan indigenous technology, yaitu teknologi yang telah dikembangkan secara turun temurun. Akan tetapi, dengan tidak adanya standardisasi formula dan proses seringkali membuat kualitas produknya tidak konsisten Perumusan Masalah Saat ini PD Barokah masih menggunakan teknologi yang telah dikembangkan secara turun temurun. Hal ini menyebabkan tidak adanya standardisasi formula dan proses seringkali membuat kualitas produknya tidak konsisten. Produk yang dihasilkan terdiri dari tiga jenis kacang, yaitu kacang polong, kacang koro dan kacang mersi. Perbandingan produksi permi nggu dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Produksi Perminggu Berdasarkan Jenis Produk No Jenis Produk Jumlah Produksi Per Minggu 1. Kacang Koro kg 2. Kacang Polong kg 3. Kacang Mersi kg Total kg

18 3 Usaha kecil pengolahan kacang dapat berkembang pada kondisi pemintaan pasar lebih besar daripada output yang dihasilkan. Potensi pasar tersebut ada untuk kualitas yang lebih baik dari kualitas kacang yang saat ini diproduksi. Kualitas kacang yang lebih baik itu memiliki kadar minyak yang rendah dan keseragaman dalam kematangan. Potensi permintaan kacang dengan kualitas yang lebih baik ini berasal dari daerah Jakarta, Bandung dan Malang, sedangkan untuk pasar yang berada di daerah Cirebon dan Bogor permintaan masih sedikit. Jumlah permintaan kacang dengan kualitas yang lebih baik dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah Potensi Permintaan Perminggu untuk Kacang Kualitas Lebih Baik Berdasarkan Daerah Pemasaran No Daerah Pemasaran Jumlah Permintaan Per Minggu 1. Cirebon 300 kg 2. Jakarta 700 kg 3. Malang 300 kg 4. Bogor 200 kg 5. Bandung 500 kg Total 2.000kg Agar dapat melayani permintaan pasar, maka PD Barokah harus meningkatkan kemampuan proses produksi. Peningkatan kemampuan proses produksi dilakukan dengan menambah kapasitas mesin produksi dan juga peningkatan kualitas output produksinya. Peningkatan kapasitas dan kualitas produksi dilakukan dengan penambahan mesin tanpa harus mengurangi dan mengganggu proses produksi yang sedang dilakukan pada saat ini. Penambahan kapasitas seringkali tidak dapat dilakukan sepenuhnya karena adanya hambatan-hambatan yang berasal dari karakteristik bahan, proses produksi produk, dan pasar yang dilayani. Keputusan untuk mengatasi hambatan

19 4 penambahan kapasitas proses dilakukan dengan pertimbangan ekonomis. Jika hambatan tersebut dapat diatasi sepenuhnya, maka usaha kecil dapat berkembang menjadi usaha besar. Jika atas dasar pertimbangan ekonomis kesempatan tersebut lebih menguntungkan dikerjakan di lokasi usaha kecil yang telah ada, maka akan muncul beberapa usaha kecil di lokasi yang sama. Munculnya beberapa usaha kecil yang bergerak di bidang dan lokasi yang sama akan menyebabkan persaingan semakin ketat. Persaingan yang semakin ketat menyebabkan pengembangan teknologi pada usaha kecil mau tidak mau harus dilakukan. Dengan adanya penambahan mesin Vacuum Frying diharapkan PD Barokah dapat melakukan inovasi secara cepat, meningkatkan daya tahan produk untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang konsisten melalui standardisasi formula dan proses, dapat mengikuti trend yang berkembang di pasar, dapat mengembangkan proses yang lebih efisien sehingga dapat menekan biaya produksi, mengurangi limbah dengan memanfaatkannya menjadi produk lain, memperpanjang masa umur simpan produk, sehingga dapat meningkatkan jangkauan pemasaran. Untuk pengambangan teknologi pada usaha kecil, dalam hal ini berupa penambahan mesin Vacuum Frying, bertujuan untuk mengatasi kekurangan kapasitas produksi dan peningkatkan kualitas produk. Dengan demikian, produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik dibanding produk yang telah ada saat ini. Hal ini akan berdampak pada peningkatan daya saing dan peningkatan keuntungan bagi pengusaha. Akan tetapi untuk penerapan teknologi tersebut tentunya membutuhkan dana investasi.

20 5 Dengan demikian, studi kelayakan investasi sangat diperlukan agar dapat memperkirakan apakah penambahan mesin tersebut layak direalisasikan dilihat dari aspek yang mempengaruhi. Diantara aspek-aspek tersebut, yang terutama akan dibahas adalah aspek teknis, pasar dan aspek finansial. Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang akan diteliti adalah: 1. Bagaimana kelayakan investasi penambahan mesin Vacuum Frying, apakah sesuai dengan kebutuhan berdasarkan data teknis, pasar dan finansial? 2. Bagaimana kepekaan kondisi kelayakan investasi usaha tersebut terhadap perubahan harga input dan output? 3. Bagaimana menyusun saran keputusan investasi bagi pengusaha? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah: 1. Menganalisis kelayakan investasi pengembangan teknologi secara teknis, pasar dan finansial 2. Menganalisis sensitivitas kondisi kelayakan investasi yang akan dilakukan 3. Menyusun saran keputusan investasi bagi pengusaha

21 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak yang berkepentingan antara lain: 1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat digunakan untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan selama kuliah. 2. Bagi pengusaha, diharapkan dapat memberikan informasi dan bahan masukan dalam mengambil langkah yang tepat dalam berusaha. 3. Bagi calon investor, memberikan gambaran dan informasi jika ingin menanamkan modalnya. 4. Bagi pembaca, sebagai bahan informasi dan referensi untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut

22 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Industri Kecil Menengah(IKM) Dalam struktur perindustrian dikenal adanya empat sub sektor, yaitu: (1) Industri Rumah Tangga, (2) Industri Kecil, (3) Industri Sedang atau Menengah, dan (4) Industri Besar. Perbedaan keempat subsektor industri tersebut didasarkan atas besar kecilnya modal yang digunakan, jumlah tenaga kerja yang digunakan, teknologi dan jenis produk yang dihasilkan. Menurut BPS (2003), Industri kecil adalah industri yang menggunakan tenaga kerja lima sampai dengan 19 orang. Penggolongan sektor industri tersebut didasarkan padajumlah tenaga kerja yang digunakan, tanpa memperhatikan penggunaan mesin dan besarnya modal. Penggolongan industri dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini. Tabel 3. Penggolongan Industri Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja Golongan Industri Jumlah Tenaga Kerja Besar 100 orang atau lebih Sedang 20 s/d 99 orang Kecil 5 s/d 19 orang Rumah Tangga 1 s/d 4 orang Sumber: BPS, 2003 Deperindag (2004), menyatakan terdapat perbedaan antara industri kecil dan industri menengah. Industri kecil sesuai dengan Undang-Undang No 9 Tahun 1995 tentang usaha kecil. Definisi usaha kecil termasuk industri dan dagang kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memenuhi kriteria memiliki kekayaan paling banyak RP (dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau; memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp ,- (satu miliar rupiah). Untuk industri menengah sesuai dengan

23 8 inpres No. 10 Tahun 1999 tentang pemberdayaan usaha menengah adalah yang memiliki kekayaan lebih besar dari Rp ,- (dua ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp ,- (sepuluh miliar rupiah). Baswir dalam Tara (2001), mengidentifikasi usaha kecil dengan ciri-ciri antara lain: (a) kegiatannya cenderung tidak formal dan jarang memiliki rencana usaha; (b) struktur organisasi sederhana; (c)jumlah tenaga kerja terbatas dengan pembagian kerja yang longgar; (d) kebanyakan tidak memiliki pemisahan antara kekayaan pribadi dengan kekayaan perusahaan; (e) sistem manajemen dan akuntansi kurang baik; (f) skala ekonomi terlalu kecil sehingga sukar menekan biaya; (g) pemasaran yang terbatas; (h) marjin keuntungan sangat tipis. Sedangkan karakteristik industri kecil menurut Sajogyo dan Tambunan (1992) antara lain: 1. Pembiayaan usaha kecil biasanya dibayar dengan modal atau uang sendiri. 2. Dalam proses produksi pada umunya pada umumnya masih menggunakan peralatan yang sederhana dan bersifat manual. 3. Dalam pelaksanaannnya industri kecil terkonsentrasi pada pembuatan satu jenis hasil produksi. Selanjutnya mereka, mengatakan bahwa mayoritas industri kecil dan rumah tangga merupakan usaha milik keluarga, kontrol kualitas produksi masih rendah dan prangkat usaha yang layak seperti kepekaan bisnis juga belum tumbuh dikalangan pemiliknya. Derajat ketahanan dan perkembangan industri kecil ini sangat tergantung pada pengolahan internal dan eksternal, karena itu perlu diciptakan jalur kelembagaan yang berfungsi membina usaha-usaha kecil tersebut.

24 Analisis Proyek Proyek adalah keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan manfaat (benefit), atau aktivitas dimana dikeluarkan uang dengan harapan untuk mendapatkan hasil (returns) di waktu mendatang, dapat direncanakan, dibiayai, dan dilaksanakan sebagai satu unit (Kadariah et al, 1999). Rangkaian dasar dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek adalah siklus proyek yang terdiri dari tahap-tahap identifikasi, persiapan dan analisis penilaian, pelaksanaan dan evaluasi (Gittinger, 1986). Evaluasi adalah alat yang paling penting dalam suatu proyek yang sedang berjalan dan dapat dilakukan dalam beberapakali selama pelaksaan proyek tersebut. Penilaian terhadap suatu proyek pada dasarnya untuk mengetahui apakah suatu proyek tersebut layak untuk dilaksanakan atau dipertahankan. Tujuan dari analisis proyek adalah untuk memperbaiki pemilihan investasi karena sumber-sumber yang tersedia terbatas, sehingga dapat dipilih alternatif proyek yang paling menguntungkan dan menentukan prioritas investasi. Kesalahan dalam pemilihan tersebut mengakibatkan kerugian. Oleh karena itu, sebelum proyek dilaksanakan perlu diperhitungkan biaya dan manfaat (benefit) yang diharapkan dari proyek tersebut (Khusnul et al, 2002). Menurut Gittinger (1986) untuk mendapatkan dan menganalisis proyek yang efektif, maka harus mempertimbangkan banyak aspek yang secara bersama-sama menentukan bagaimana keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman investasi tertentu. Aspek-aspek tersebut adalah aspek teknis, aspek organisasi, aspek manajerialinstitusional, aspek sosial, aspek komersial, aspek finansial dan aspek ekonomi.

25 Studi Kelayakan Investasi Menurut Kadariah et al (1999), proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan manfaat atau suatu aktivitas dimana dikeluarkan uang dengan harapan untuk mendapatkan hasil di waktu yang akan datang, dapat direncanakan, dibiayai dan dilaksanakan sebagai unit. Proyek investasi merupakan gabungan suatu aktivitas yang memerlukan penggunaan sumberdaya dan modal dengan harapan memperoleh manfaat yang dapat berarti produk. Suatu proyek investasi pada umumnya memerlukan dana dan modal yang cukup besar dan mempunyai jangka waktu umur ekonomis yang panjang. Studi kelayakan investasi menurut Husnan dan Suwarsono (1997) adalah penelitian tentang dapat tidaknya proyek investasi dapat dilaksanakan dengan berhasil. Sebuah studi kelayakan dilaksanakan untuk menjawab pertanyaan mengenai peluang usaha cukup ekonomis dan menjanjikan keuntungan yang layak apabila dilaksanakan. Semakin sederhana proyek yang akan dilaksanakan, maka semakin sederhana pula lingkup penelitian yang akan dilakukan. Dalam studi kelayakan perlu diperhatikan ruang lingkup kegiatan proyek, cara kegiatan proyek dilakukan, evaluasi terhadap aspek-aspek yang menentukan berhasilnya seluruh proyek, sarana yang diperlukan oleh proyek, hasil kegiatan proyek tersebut. Jika dipandang dari sudut perusahaan saja, minimal ada tiga penyebab mengapa kegiatan studi kelayakan investasi yang dilaksanakan menjadi faktor pertimbangan yang cukup penting dalam pengambilan keputusan (Anggoro, 2004), yaitu:

26 11 1. Investasi umumnya menyangkut pengeluaran modal yang besar. 2. Pengeluaran modal mempunyai konsekuensi jangka panjang. Salah satu contoh yang mudah dilihat adalah apabila sebagian besar modal investasi didapatkan dari pinjaman bank konvensional, maka pihak pengusaha harus tetap mengembalikan modal yang dipinjam berikut bunganya baik itu investasi sukses maupun tidak. 3. Komitmen pengeluaran modal adalah keputusan yang sulit untuk diubah, karena jika dipertengahan dirasa usaha tidak akan berjalan lancar maka modal yang telah ditanamkan sulit ditarik kembali. Studi kelayakan investasi tujuannya adalah agar modal yang ditanamkan dapat dimanfaatkan dan menghindari penanaman modal yang terlalu besar untuk bagian yang ternyata tidak menguntungkan. Studi kelayakan proyek memerlukan biaya, tetapi biaya yang dibutuhkan relatif lebih kecil apabila dibandingkan dengan resiko kegagalan suatu proyek yang menyangkut investasi dalam jumlah yang besar (Anggoro, 2004). Umumnya tahap-tahap untuk melakukan proyek investasi adalah identifikasi untuk memperkirakan kesempatan dan ancaman dari usaha tersebut, perumusan untuk menerjemahkan kesempatan investasi kedalam suatu rencana proyek yang konkret, penilaian untuk menganalisis dan menilai aspek pasar, teknik, keuangan dan perekonomian, pemilihan untuk mengingat segala keterbatasan dan tujuan yang akan dicapai serta tahap implementasi yaitu menyelesaikan proyek tersebut dengan tetap berpegang pada anggaran. Untuk melakukan studi kelayakan, terlebih dahulu harus ditentukan aspek-aspek yang akan dipelajari yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek hukum, aspek manajerial,

27 12 aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan, serta aspek finansial. Menurut Kadariah et al (1999), analisa proyek dapat dilakukan dengan dua pendekatan umum yaitu analisis finansial dan ekonomi. Suatu investasi bisnis membawa implikasi terhadap banyak pihak. Dengan demikian, dalam studi kelayakan yang dilaksanakan harus mempertimbangkan berbagai aspek yang berkaitan dengan pihak-pihak yang membutuhkan, diantaranya investor, kreditor/bank, dan pemerintah. Investor sebagai pihak yang akan menanamkan dananya dalam suatu investasi, tentulah akan memberikan perhatian penuh terhadap hasil studi kelayakan investasi yang bersangkutan. Karena dari studi ini, mereka dapat melihat prospek modal yang mereka tanamkan dalam menghasilkan keuntungan serta seberapa besar resiko yang akan dihadapinya. Hasil studi kelayakan ini akan menjadi salah satu faktor pertimbangan utama dalam memutuskan untuk tetap menanamkan modalnya atau tidak. Mengingat jumlah modal investasi yang dibutuhkan biasanya cukup besar, pihak investor biasanya membutuhkan pinjaman dari pihak kreditor seperti bank. Pihak kreditor akan mempertimbangkan hasil dari studi kelayakan investasi untuk memutuskan apakah mereka akan memberikan pinjaman modal atau tidak. Karena dalam laporan studi kelayakan ini akan terlihat perkiraan pola aliran kas selama periode pinjaman. Dari sinilah kreditor memperkirakan kesanggupan usaha tersebut dalam mengembalikan angsuran pokok berikut interest dari pinjaman tersebut (Anggoro, 2004).

28 13 Pemerintah berkepentingan terhadap suatu investasi terutama dalam kaitannya dengan seberapa besar prospek investasi itu bagi perkembangan perekonomian nasional. Misalnya, berapa besar prospek itu dalam menghemat atau menambah devisa negara, juga kemungkinan terbukanya peluang kerja bagi masyarakat di sekitarnya Aspek Teknis dan Produksi Analisis secara teknis berhubungan dengan input proyek (penyediaan) dan output (produksi) berupa barang dan jasa. Analisis ini menguji hubungan teknis dalam suatu proyek pertanian yang meliputi keadaan tanah, di daerah proyek dan potensinya bagi pembangunan pertanian, ketersediaan air, varietas benih tanaman dan bibit ternak yang cocok dengan areal proyek, pengadaan produksi, potensi dan keinginan penggunaan mekanisasi, pemupukan areal dan alat-alat kontrol yang diperlukan (Gittinger, 1986). Menurut Blank dalam Anggoro (2004) beberapa faktor utama yang akan ditinjau dalam aspek teknis ini adalah: 1. Pemilihan strategi dan perencanaan produk Dari analisa terhadap aspek pasar, didapatkan jenis produk yang diharapkan akan dapat diterima oleh calon konsumen. Pertimbangan akan produk yang hendak dibuat, selain berdasarkan pada keinginan dan kemampuan pasar, juga disesuaikan dengan kemampuan dan sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam memilih strategi dan perencanaan terhadap produk ini, tahapannya adalah sebagai berikut:

29 14 Penentuan ide dan seleksi ide Pembuatan desain awal produk Pembuatan prototif dan pengujian Implementasi 2. Rencana Kualitas Dimensi kualitas suatu produk terdiri dari: Performance : Menyangkut aspek fungsional suatu produk yang merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli produk yang bersangkutan. Feature : Adalah aspek yang berguna untuk menambah fungsi dasar, yang berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangan. Realibility : Kemampuan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan janji yang ditawarkan. Conformance : Berkaitan dengan tingkat spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan konsumen. Aspek ini merefleksikan ketepatan antara produk dan standar yang telah ditetapkan. Durability : Refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan dan masa pakai barang. Serviceability : karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan komponen, kemudahan dan akurasi dalam pelayanan. Aesthetics : adalah karakteristik yang bersifat subjektif mengenai nilainilai estetika yang disajikan dalam produk. Fit and Finish : sifat subjektif berkaitan dengan perasaan pelanggan terhadap kualitas produk yang bersangkutan.

30 15 3. Rencana Proses Produksi Proses produksi yang dipilih, disesuaikan dengan produk yang akan dibuat. Selain itu, proses yang dipilih juga harus mempertimbangkan faktor-faktor kualitas. Misalnya, untuk produk makanan atau obat-obatan, maka proses produksi harus sangat memperhatikan faktor kebersihan dan higienitas, sebagai contoh dalam industri farmasi ada peraturan yang disebut dengan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik). Selain itu proses produksi juga harus memperhatikan faktor efektivitas dan efisiensi. sehingga akan dapat menyampaikan produk sesuai dengan keinginan konsumen, yaitu secara cepat dan tepat juga mempertimbangkan efisiensi sumberdaya perusahaan. 4. Pemilihan Mesin dan Peralatan Dalam merencanakan pemilihan terhadap mesin dan peralatan, harus disesuaikan dengan produk yang akan dibuat, kapasitas produksi, proses produksi, bahan yang akan digunakan, kemampuan tenaga kerja, sistem antrian, kemungkinan pengembangan proses juga terhadap perkembangan teknologi lanjutan. 5. Rencana Kapasitas Kapasitas produksi direncanakan berdasarkan perkiraan permintaan terhadap produk juga analisa terhadap kemampuan sumberdaya yang dimiliki perusahaan. Perencanaan kapasitas akan berpengaruh langsung terhadap level pemesanan bahan baku dan inventori yang berhubungan dengan biaya-biaya seperti pemesanan maupun biaya inventori serta menghadapi resiko rusak atau kadaluarsa, khususnya untuk produk-produk yang berumur pendek seperti makanan.

31 16 6. Rencana Ruang dan Lay Out Dalam merencanakan sebuah usaha, juga harus dipertimbangkan apakah luas lahan akan mencukupi luas ruangan-ruangan yang dibutuhkan. Juga pengaturan lay out yang diharapkan apakah akan mungkin dilaksanakan, dan dengan mempertimbangkan rencana-rencana pengembangan yang mungkin terjadi dikemudian hari. Luas dan lay out ruangan akan tergantung pada proses produksi yang diinginkan. Ada dua tipe lay out yang selama ini umum digunakan di Industri, yaitu: 1. Lay out proses, pada lay out tipe ini, mesin dan peralatan ditempatkan berdasarakan proses yang memiliki fungsi yang sama. 2. Lay out Produk, dalamm lay out ini, mesin dan peralatan disususn berurutan sesuai dengan proses produksi Aspek Pasar Analisis aspek-aspek komersial (pasar) ini terdiri dari rencana pemasaran output yang dihasilkan oleh proyek dan rencana penyediaan input yang dibutuhkan untuk kelangsungan dan pelaksanaan proyek (Gittinger, 1986). Dari sisi output, analisis pasar hasil proyek penting untuk meyakinkan bahwa terdapat suatu permintaan yang efektif pada harga yang menguntungkan. Dari sisi input, rencana-rencana harus dibuat diantaranya untuk meyakinkan adanya input, saluran distribusi, kapasitas, kontinuitas, dan tingkat harga. Inti dan tujuan dari aspek pemasaran adalah dapat memperkirakan jumlah permintaan konsumen terhadap produk yang ditawarkan oleh usaha yang akan dibangun ini. Karena dari perkiraan ini akan didapatkan perkiraan pendapatan yang akan menjadi tolok ukur dari aspek keuangan.

32 Aspek Sosial dan Ekonomi Analisis aspek sosial dilakukan untuk menentukan apakah suatu proyek yang diusulkan tanggap terhadap keadaan sosial (Gittinger, 1986). Analisis sosial berkaitan dengan pengaruh proyek terhadap kondisi sosial diantaranya seperti kesempatan kerja, peningkatan kesejahteraan petani, dan dampaknya terhadap lingkungan. Analisis aspek ekonomi akan sangat bermanfaat dalam menilai kontribusi usaha terhadap pembangunan perekonomian secara keseluruhan dan dalam penggunaan sumber-sumber daya yang dibutuhkan. Pada dasarnya analisis kelayakan usaha dilakukan melalui dua pendekatan yaitu analisis finansial dan analisis ekonomi. Analisis finansial meninjau dari sudut peserta proyek secara individu sedangkan analisis ekonomi dari sudut masyarakat. Menurut Gittinger (1986) terdapat tiga perbedaan penting yang harus diingat antara kedua analisis tersebut, yaitu: 1. Dalam analisis ekonomi, pajak, dan subsidi dipelukan sebagai pembayaran transfer, sedang dalam analisis finansial pajak dianggap sebagai biaya dan subsidi sebagai hasil. 2. Dalam analisis finansial harga yang biasanya digunakan adalah harga pasar dengan memperhatikan pajak dan subsidi, akan tetapi dalam analisis ekonomi harga yang digunakan disesuaikan sehingga lebih mencerminkan secara tetap nilai-nilai sosial dan ekonomi yang disebut sebagai harga bayangan (shadow price).

33 18 Pada analisis ekonomi, bunga modal tidak dikurangkan dari hasil bruto karena merupakan bagian dari hasil terhadap modal yang tersedia untuk masyarakat. Dalam analisis finansial, bunga yang dibayar kepada pihak penyedia dana dari luar dikurangkan dari hasil bruto sehingga diperoleh gambaran arus manfaat yang tersedia bagi pemilik modal Aspek Finansial Menurut Gittinger (1986) aspek-aspek finansial dari persiapan dan analisis proyek menerangkan pengaruh-pengaruh finansial dari suatu proyek diusulkan terhadap peserta. Dalam proyek-proyek pertanian, para peserta terdiri dari petani, perusahaan swasta, koperasi, dan lembaga-lembaga lainnya. Tujuan utama dari analisis finansial adalah menentukan insentif bagi orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan proyek Umur Proyek Pedoman untuk menentukan panjangnya umur proyek, antara lain: 1. Sebagai ukuran umum dapat diambil satu periode (jangka waktu) yang kira-kira sama dengan umur ekonomis dari proyek. Yang dimaksudkan dengan umur ekonomis suatu aset adalah jumlah tahun selama pemakaian aset tersebut dapat meminimumkan biaya tahunannya. 2. Untuk proyek-proyek yang mempunyai investasi modal yang besar sekali, lebih mudah untuk menggunakan umur teknis daripada umur-umur pokok investasi. Untuk proyek-proyek tertentu umur teknis dari unsur-unsur pokok investasi adalah lama, tetapi umur ekonomisnya dapat jauh lebih pendek karena ketinggalan jaman akibat penemuan teknologi baru yang lebih efisien.

34 19 3. Untuk proyek-proyek yang umurnya lebih lama dari 25 tahun dapat diambil 25 tahun, karena nilai-nilai sesudah itu jika di discount dengan discount rate sebesar 10 persen keatas, maka persent value-nya sudah kecil sekali (Kadariah et al, 1999) Penelitian Terdahulu Kurniawan (2004) dalam penelitiannya tentang Kajian Manajemen Teknologi dalam industri gula sebagai upaya menciptakan efisiensi dan daya saing di pabrik gula Redjosarie Magetan, Jawa Timur menunjukkan bahwa penerapan teknologi belum mengalami perubahan yang berarti sejak dahulu sampai sekarang. Mesin yang digunakan sudah berumur lebih dari 30 tahun dan struktur organisasi tidak mengalami penyesuaian dengan kondisi saat ini. Kemampuan teknologi yang dimiliki oleh perusahaan berada pada posisi dibawah rata-rata perusahaan di Indonesia dan indikator transformasi yang dimiliki oleh perusahaan tidak berpengaruh terhadap indikator kemampuan teknologi Pabrik Gula Redjosarie. Hasil penilaian indikator-indikator dalam manajemen teknologi dapat dikatakan bahwa tingkat efisiensi pabrik relatif rendah. Hal yang sama juga dapat dikatakan pada daya saingnya. Romadona (2003), mengenai analisis biaya manfaat industri rumah tangga pengolahan ayam pedaging di desa Kertawinangun kecamatan Cirebon Barat menjelaskan bahwa biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan oleh supplier dan IRT hampir sama. Biaya tetapnya yaitu: sewa kandang/tempat, peralatan dan penyusutan peralatan. Biaya variabel supplier meliputi pembelian ayam, bumbu, bahan bakar, minyak goreng, pembungkus, tusuk sate dan tenaga kerja. Manfaat pada supplier diperoleh dari penjualan ayam hidup siap potong ke IRT, sedangkan

35 20 IRT diperoleh dari penjualan ayam olahan siap konsumsi yang telah dipotong secara komersial. Berdasarkan analisis finansial dan analisis sensitivitas dengan tingkat suku bunga sebesar 12 persen, usaha supplier dan IRT pengolahan ayam pedaging baik skala kecil, sedang maupun besar layak untuk dikembangkan. Penelitian Sidauruk (2005) tentang perbandingan efektivitas biaya dan kelayakan finansial industri kecil tahu di kota bogor. Berdasarkan hasil perhitungan analisis finansial industri kecil tahu Bandung Selaeman dan tahu Sumedang Kelana Jaya untuk skenario satu dan skenario dua dengan menggunakan dua tingkat diskonto yaitu 14,67 persen dan 17,48 persen layak untuk diusahakan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai NPV, Net B/C dan IRR yang diperoleh memenuhi syarat kelayakan usaha. Hasil analisis sensitivitas pada industri kecil tahu Bandung :Sulaeman dan tahu Sumedang Kelana Jaya menunjukkan bahwa kedua usaha tersebut tidak peka terhadap adanya perubahan pada peningkatan harga input kedelai 10,5 persen maupun penurunan jumlah produksi sebesar 20 persen. Artinya apabila terjadi penurunan harga input sebesar 10,5 persen dan terjadi penurunan produksi sebesar 20 persen kedua usaha tahu tersebut tetap layak untuk dilakukan dengan tingkat diskonto 14,67 persen dan 17,48 persen. Penelitan Sidauruk memberikan gambaran mengenai perincian biaya yang digunakan dalam analisa finansial pada penelitian penulis yang membandingkan antara perincian biaya dengan penggunaan teknologi yang digunakan saat ini dengan perincian biaya bila dilakukan penambahan teknologi berupa penambahan mesin Vacuum Frying.

36 21 Perkasa (2007), dalam penelitiannya mengenai pengaruh ketersediaan dan fluktuasi harga bahan baku terhadap alokasi sumberdaya dan produksi kacang garing PT. Garudafood, Cimahi Bandung menunjukkan bahwa fluktuasi dan perubahan harga bahan baku dalam penelitiannya terlihat berpengaruh terhadap biaya produksi dan menyebabkan keuntungan akan berubah tetapi belum dapat mempengaruhi alokasi sumberdaya produksi lainnya. Kondisi optimal perubahan harga bahan baku hanya berpengaruh terhadap pendapatan keuntungan perusahaan akan tetapi belum dapat mempengaruhi alokasi sumberdaya produksi dan pilihan produksinya. Akan tetapi alokasi sumberdaya produksi dan pilihan produksi tersebut sangat dipengaruhi oleh ketersediaan bahan baku kacang tanah yang didapatkan perusahaan dan akan berpengaruh juga pada pendapatan keuntungan yang akan diterima oleh perusahaan. Penelitian yang penulis lakukan pada usaha kecil pengolahan kacang adalah melihat segi kelayakan secara teknis, pasar dan finansial. Penelitian mengenai kelayakan ini dilakukan karena adanya penambahan mesin Vacuum Frying untuk menambah kekurangan kapasitas produksi yang dilakukan oleh PD. Barokah tanpa mengganggu proses pengolahan yang sedang berlangsung pada saat ini.

37 22 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Analisis Biaya Manfaat Tujuan dari analisis biaya manfaat adalah untuk memilih proyek yang memberikan nilai tambah terhadap kebutuhan masyarakat luas, dengan meningkatkan kemampuan untuk mengkonsumsi dan memberikan pandangan yang lebih baik dari sebelumnya dalam menilai kegunaan suatu barang. Analisa biaya manfaat memilih yang terbaik (lebih efisien) suatu proyek dari beberapa alternatif yang ada (Hanley, 1993). Tujuan analisis dalam analisis proyek harus disertai dengan definisidefinisi mengenai biaya dan manfaat. Secara sederhana biaya adalah sesuatu yang membantu tujuan (Gittinger, 1986). Biaya yang umumnya dimasukkan dalam analisis usaha pertanian adalah biaya-biaya yang langsung berpengaruh langsung terhadap suatu investasi, antara lain seperti biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi berupa untuk pengeluaran untuk pembangunan, kendaraan operasional, pembelian mesin, peralatan dan biaya untuk menggantikannya. Biaya operasinal merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan perusahaan meliputi baiay bahan baku, upah tenaga kerja langsung, pemeliharaan, serta pajak. Dasar persetujuan atau penolakan suatu proyek yang dilaksanakan digunakan kriteria investasi. Dasar penilain investasi adalah perbandingan antara jumlah nilai yang akan diterima sebagai manfaat dari investasi tersebut dengan manfaat-manfaat dalam situasi tanpa proyek. Nilai perbedaannya adalah berupa tambahan manfaat bersih yang akan muncul dari investasi dengan adanya proyek (Gittinger, 1986).

38 23 Menurut Gittinger (1986), analisis biaya manfaat merupakan suatu analisis yang ditujukan untuk melihat besarnya biaya yang dikeluarkan dan manfaat yang akan diterima pada suatu kegiatan ekonomi dalam proyek atau program. Analisis ini dapat membantu dalam pengambilan keputusan mengenai pengalokasian sumberdaya yang langka. Manfaat suatu program adalah nilai tambah hasil dari barang-barang ataupun jasa dan biaya proyek adalah nilai tambah sumberdaya riil yang dimanfaatkan proyek. Secara sederhana suatu biaya diartikan sebagai segala sesuatu yang mengurangi suatu tujuan sedangkan manfaat adalah segala sesuatu membantu tujuan. Biaya (Cost) Biaya proyek adalah apa saja yang mengurangi persediaan barang-barang atau jasa-jasa konsumsi baik secara langsung maupun tidak langsung sehubungan dengan proyek. Biaya yang dimasukkan dalam perhitungan umumnya biaya-biaya yang dapat dikuantifikasi. Biaya proyek terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi adalah biaya yang umumnya dikeluarkan pada awal kegiatan proyek dalam jumlah yang cukup besar. Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan secara rutin dalam setiap tahun selama umur proyek. Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Menurut Boediono (2003), biaya mencakup suatu pengukuran nilai sumberdaya yang harus dikorbankan sebagai akibat dari aktivitas yang bertujuan mencari keuntungan. Berdasarkan volume kegiatan biaya dibedakan atas biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap (Fixed cost) adalah banyaknya biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan produksi yang jumlah totalnya tetap pada volume kegaiatan tertentu.

39 24 Komponen biaya tetap meliputi sewa, peyusutan, pajak dan sebagainya. Biaya jenis ini selamanya sama atau tidak berubah dalam hubungannya dengan jumlah satuan yang diproduksi. Komponen biaya variabel meliputi biaya-biaya sepeti bahan baku, tenaga kerja langsung dan sebagainya. Jenis biaya ini jumlahnya bertambah sesuai dengan bertambahnya volume produksi sehingga biaya-biaya persatuannya cenderung berubah pula. Manfaat atau Penerimaan (Benefit) Secara ekonomis, manfaat atau benefit diartikan sebagai hasil kali total kualitas output dari suatu proses produksi dengan harga yang dibentuk di pasar yang dinyatakan dalam satuan mata uang tertentu (Sukirno,2003). Menurut Boediono (2003), penerimaan (revenue) adalah penerimaan produsen dari hasil penjualan outputnya. Adapun konsep revenue yang paling penting adalah sebagai berikut: (1) Total Revenue yaitu penerimaan total produsen dari hasil penjualan outputnya, (2) Average Revenue yaitu penerimaan produsen per unit output yang dijual dan (3) Marginal Revenue yaitu kenaikan dari total revenue yang disebabkan oleh tambahan penjualan satu unit output. Menurut Gittinger dalam Maryanto (2006) manfaat proyek dapat dibagi ke dalam tiga bagian yaitu: 1. Direct benefit, dapat berupa kenaikan dalam output fisik atau kenaikan nilai output yang disebabkan diantaranya oleh adanya perbaikan kualitas, perubahan lokasi, perubahan dalam waktu penjualan, dan penurunan kerugian, selain itu juga berupa penurunan biaya. 2. Indirect benefits atau secondary benefits suatu proyek adalah benefit yang timbul atau dirasakan di luar proyek karena adanya realisasi suatu proyek.

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENAMBAHAN MESIN VACUUM FRYING

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENAMBAHAN MESIN VACUUM FRYING ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENAMBAHAN MESIN VACUUM FRYING UNTUK USAHA KECIL PENGOLAHAN KACANG ( STUDI KASUS DI PD. BAROKAH CIKIJING MAJALENGKA JAWA BARAT) Oleh: FARIDA WIDIYANTHI A14104549 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

II. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN II. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan erat dengan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Oleh : Nandana Duta Widagdho A14104132 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis Penelitian tentang analisis kelayakan yang akan dilakukan bertujuan melihat dapat tidaknya suatu usaha (biasanya merupakan proyek atau usaha investasi)

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini dijelaskan tentang konsep yang berhubungan dengan penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang di

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PEMBIBITAN (BREEDING)SAPI POTONG PADA PT LEMBU JANTAN PERKAS (LJP), SERANG, PROPINSI BANTEN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PEMBIBITAN (BREEDING)SAPI POTONG PADA PT LEMBU JANTAN PERKAS (LJP), SERANG, PROPINSI BANTEN ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PEMBIBITAN (BREEDING)SAPI POTONG PADA PT LEMBU JANTAN PERKAS (LJP), SERANG, PROPINSI BANTEN Oleh: RONA PUTRIA A 14104687 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Proyek Menurut Kadariah et al. (1999) proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi)

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN BUNGA POTONG KRISAN LOKA FARM KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR. Afnita Widya Sari A

ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN BUNGA POTONG KRISAN LOKA FARM KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR. Afnita Widya Sari A ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN BUNGA POTONG KRISAN LOKA FARM KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR Afnita Widya Sari A14105504 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biayabiaya dengan harapan akan memperoleh hasil dan secara logika merupakan wadah untuk melakukan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah : III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Analisis Kelayakan Investasi Pengertian Proyek pertanian menurut Gittinger (1986) adalah kegiatan usaha yang rumit karena penggunaan sumberdaya

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan dengan permasalahan yang ada dalam

Lebih terperinci

KELAYAKAN PENGUSAHAAN JARAK PAGAR PADA KEBUN INDUK JARAK PAGAR PAKUWON, SUKABUMI JAWA BARAT. Oleh : DIAH KUSUMAYANTI A

KELAYAKAN PENGUSAHAAN JARAK PAGAR PADA KEBUN INDUK JARAK PAGAR PAKUWON, SUKABUMI JAWA BARAT. Oleh : DIAH KUSUMAYANTI A KELAYAKAN PENGUSAHAAN JARAK PAGAR PADA KEBUN INDUK JARAK PAGAR PAKUWON, SUKABUMI JAWA BARAT Oleh : DIAH KUSUMAYANTI A14104010 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan untuk membangun sistem yang belum ada. Sistem dibangun dahulu oleh proyek, kemudian dioperasionalkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan dan Investasi Studi kelayakan diadakan untuk menentukan apakah suatu usaha akan dilaksanakan atau tidak. Dengan kata lain

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu dan sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai (create

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Studi kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mekar Unggul Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 17 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Proyek adalah suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil yang secara logika merupakan wadah

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, bertempat di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Pengertian Usaha

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Pengertian Usaha III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Usaha Menurut Gittinger (1986) bisnis atau usaha adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel yang terletak di Jalan Binamarga I/1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Internet

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Internet II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Internet Secara harfiah, internet (kependekan dari interconnectednetworking) ialah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Internet juga berarti

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengambil tempat di kantor administratif Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat yang berlokasi di Kompleks Pasar Baru Lembang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. dengan membangun suatu tempat pengelolaan sampah, tetapi yang dapat

KERANGKA PEMIKIRAN. dengan membangun suatu tempat pengelolaan sampah, tetapi yang dapat III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula (Tandjung, 1982 dalam Suprihatin et al,1999). Dibutuhkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya dengan harapan untuk memperoleh hasil dan

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. dengan penelitian kelayakan pengembangan usaha akarwangi (Andropogon

III. KERANGKA PEMIKIRAN. dengan penelitian kelayakan pengembangan usaha akarwangi (Andropogon III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis Pada bagian ini dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian kelayakan pengembangan usaha akarwangi (Andropogon zizanoid) pada kondisi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Gittinger (1986) menyebutkan bahwa proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Domba Tawakkal, yang terletak di Jalan Raya Sukabumi, Desa Cimande Hilir No.32, Kecamatan Caringin, Kabupaten

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Laboratorium Percontohan Pabrik Mini Pusat Kajian Buah Tropika (LPPM PKBT) yang berlokasi di Tajur sebagai sumber informasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Elsari Brownies and Bakery yang terletak di Jl. Pondok Rumput Raya No. 18 Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR SKRIPSI OOM ROHMAWATI H34076115 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Proyek Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Manfaat dan Biaya Dalam menganalisa suatu usaha, tujuan analisa harus disertai dengan definisi-definisi mengenai biaya-biaya dan manfaat-manfaat.

Lebih terperinci

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *)

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) A. Dasar Dasar Proyek 1. Batasan Proyek Clive Gray mendifinisikan proyek sebagai kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBUATAN BANDENG ISI Pada BANISI di Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBUATAN BANDENG ISI Pada BANISI di Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBUATAN BANDENG ISI Pada BANISI di Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat Oleh: MOCHAMAD EVAN SETYA MAULANA A14104128 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PUPUK ORGANIK KELOMPOK TANI BHINEKA I, DESA BLENDUNG, KABUPATEN SUBANG

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PUPUK ORGANIK KELOMPOK TANI BHINEKA I, DESA BLENDUNG, KABUPATEN SUBANG ANALISIS KELAYAKAN USAHA PUPUK ORGANIK KELOMPOK TANI BHINEKA I, DESA BLENDUNG, KABUPATEN SUBANG SKRIPSI SYAHRA ZULFAH H34050039 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN TOMAT BANDUNG DI SUPERMARKET SUPER INDO MUARA KARANG JAKARTA UTARA SKRIPSI

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN TOMAT BANDUNG DI SUPERMARKET SUPER INDO MUARA KARANG JAKARTA UTARA SKRIPSI ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN TOMAT BANDUNG DI SUPERMARKET SUPER INDO MUARA KARANG JAKARTA UTARA SKRIPSI Oleh: ARIEF FERRY YANTO A14105515 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN LOBSTER AIR TAWAR (Kasus K BLAT S Farm, Kec. Gunung Guruh, Kab. Sukabumi, Jawa Barat) Oleh: KAMMALA AFNI A

ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN LOBSTER AIR TAWAR (Kasus K BLAT S Farm, Kec. Gunung Guruh, Kab. Sukabumi, Jawa Barat) Oleh: KAMMALA AFNI A 1 ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN LOBSTER AIR TAWAR (Kasus K BLAT S Farm, Kec. Gunung Guruh, Kab. Sukabumi, Jawa Barat) Oleh: KAMMALA AFNI A14104104 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang digunakan dalam analisa dan pembahasan penelitian ini satu persatu secara singkat dan kerangka berfikir

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PERUSAHAAN KECAP SEGITIGA MAJALENGKA. Oleh : WAWAN KURNIAWAN A

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PERUSAHAAN KECAP SEGITIGA MAJALENGKA. Oleh : WAWAN KURNIAWAN A ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PERUSAHAAN KECAP SEGITIGA MAJALENGKA Oleh : WAWAN KURNIAWAN A14105620 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN LARVA IKAN BAWAL AIR TAWAR BEN S FISH FARM CIBUNGBULANG, KABUPATEN BOGOR

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN LARVA IKAN BAWAL AIR TAWAR BEN S FISH FARM CIBUNGBULANG, KABUPATEN BOGOR ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN LARVA IKAN BAWAL AIR TAWAR BEN S FISH FARM CIBUNGBULANG, KABUPATEN BOGOR SKRIPSI SURAHMAT H34066119 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA PRODUKSI ALAT DAN MESIN PERTANIAN

STUDI KELAYAKAN USAHA PRODUKSI ALAT DAN MESIN PERTANIAN STUDI KELAYAKAN USAHA PRODUKSI ALAT DAN MESIN PERTANIAN (Studi Kasus : Produksi Ditcher Lengan Ayun Untuk Saluran Drainase Pada Budidaya Tanaman Tebu Lahan Kering) Oleh: KETSIA APRILIANNY LAYA F14102099

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN EKONOMI AGRIBISNIS NANAS

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN EKONOMI AGRIBISNIS NANAS ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN EKONOMI AGRIBISNIS NANAS (Kasus : Kecamatan Sipahutar, Kababupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara) Oleh : IRWAN PURMONO A14303081 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Suatu investasi baik dalam bidang industri atau bidang lainnya bertujuan untuk memperoleh standar yang cukup layak di kemudian hari. Manfaat ini bisa berupa keuangan, non keuangan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN ULAT SUTERA

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN ULAT SUTERA ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN ULAT SUTERA (Studi Kasus pada Peternakan Ulat Sutera Bapak Baidin, Desa Karyasari, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor) SKRIPSI MADA PRADANA H34051579 DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perubahan lingkungan internal dan eksternal menuntut perusahaan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif agar dapat bertahan dan berkembang. Disaat perusahaan

Lebih terperinci

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dilakukan untuk mengetahui kelayakan pembesaran ikan lele sangkuriang kolam terpal. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam aspek finansial

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PAJAK EKSPOR TERHADAP KINERJA INDUSTRI KELAPA SAWIT OLEH: MARIA IRENE HUTABARAT A

ANALISIS PENGARUH PAJAK EKSPOR TERHADAP KINERJA INDUSTRI KELAPA SAWIT OLEH: MARIA IRENE HUTABARAT A ANALISIS PENGARUH PAJAK EKSPOR TERHADAP KINERJA INDUSTRI KELAPA SAWIT OLEH: MARIA IRENE HUTABARAT A14105570 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMENAGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK (Kasus : Rumah Makan di Kota Bogor) EKO SUPRIYANA A.14101630 PROGRAM STUDI EKSTENSI

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang dilakukan di Perusahaan Parakbada, Katulampa, Kota Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pulau Panggang, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, DKI

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A

STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A.14105704 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN SARI

Lebih terperinci

VII. ANALISIS FINANSIAL

VII. ANALISIS FINANSIAL VII. ANALISIS FINANSIAL Usaha peternakan Agus Suhendar adalah usaha dalam bidang agribisnis ayam broiler yang menggunakan modal sendiri dalam menjalankan usahanya. Skala usaha peternakan Agus Suhendar

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Pemilihan lokasi secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Sistem Agribisnis Agribisnis sering diartikan secara sempit, yaitu perdagangan atau pemasaran hasil pertanian.sistem agribisnis sebenarnya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Kampung Budaya Sindangbarang, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Menganalisis kelayakan suatu proyek atau usaha dari segi keuangan dapat mengunakan. Analisis finansial. Adapun kriteria kriteria penilaian investasi yang dapat digunakan yaitu

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Investasi Kasmir dan Jakfar (2009) menyatakan bahwa investasi adalah penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini bersifat studi kasus dimana objek yang diteliti adalah peluang usaha produksi alat pemerah susu sapi SOTE di Jawa Barat. Waktu penelitian

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAGING SAPI POTONG DOMESTIK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAGING SAPI POTONG DOMESTIK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAGING SAPI POTONG DOMESTIK SKRIPSI MARUDUT HUTABALIAN A14105571 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI USAHATANI ASPARAGUS (Asparagus officionalis) RAMAH LINGKUNGAN, PT AGRO LESTARI, BOGOR HERLIANA RIDHAWATI A

KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI USAHATANI ASPARAGUS (Asparagus officionalis) RAMAH LINGKUNGAN, PT AGRO LESTARI, BOGOR HERLIANA RIDHAWATI A KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI USAHATANI ASPARAGUS (Asparagus officionalis) RAMAH LINGKUNGAN, PT AGRO LESTARI, BOGOR HERLIANA RIDHAWATI A14105555 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA INSTALASI BIOGAS DALAM MENGELOLA LIMBAH TERNAK SAPI POTONG (PT. WIDODO MAKMUR PERKASA, CIANJUR) Oleh Muzayin A

ANALISIS KELAYAKAN USAHA INSTALASI BIOGAS DALAM MENGELOLA LIMBAH TERNAK SAPI POTONG (PT. WIDODO MAKMUR PERKASA, CIANJUR) Oleh Muzayin A 1 ANALISIS KELAYAKAN USAHA INSTALASI BIOGAS DALAM MENGELOLA LIMBAH TERNAK SAPI POTONG (PT. WIDODO MAKMUR PERKASA, CIANJUR) Oleh Muzayin A 14105576 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis 23 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Usahatani Bachtiar Rifai dalam Hernanto (1989) mendefinisikan usahatani sebagai organisasi dari alam, kerja dan modal yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Proyek Dalam menilai suatu proyek, perlu diadakannya studi kelayakan untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak untuk dijalankan atau tidak. Dan penilaian tersebut

Lebih terperinci

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA MAKALAH ARTI PENTING DAN ANALISIS DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS OLEH ALI SUDIRMAN KELAS REGULER 3 SEMESTER 5 KATA

Lebih terperinci

DESAIN STUDI KELAYAKAN. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

DESAIN STUDI KELAYAKAN. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM DESAIN STUDI KELAYAKAN Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Tujuan: Setelah mempelajari Bab ini mahasiswa diharapkan dapat memahami: Aspek-aspek apa saja yang perlu diperhatikan dalam menyusun laporan studi kelayakan?

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN Upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan produksi minyak bumi, salah satunya dengan menerapkan teknologi Enhanched Oil Recovery (EOR) pada lapangan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN DOMBA Pada Agrifarm, Desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN DOMBA Pada Agrifarm, Desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN DOMBA Pada Agrifarm, Desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat SURANTO WAHYU WIDODO A14104051 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER (Kasus Kemitraan Peternak Plasma Rudi Jaya PS Sawangan, Depok) Oleh : MAROJIE FIRWIYANTO A 14105683 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci