Key words: Fresh water domestic system, Reverse Osmosis system, conventional system

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Key words: Fresh water domestic system, Reverse Osmosis system, conventional system"

Transkripsi

1 Analisa Teknis Ekonomis Perencanaan Sistem Reverse Osmosis Untuk Kebutuhan Air Tawar (Domestic Fresh Water System) Pada Kapal Niaga (MT.Avila) hhhh Oleh : Suryadi Pembimbing : Ir.Alam Baheramsyah M.Sc Department of Marine Engineering - Faculty of Marine Technology Sepuluh Nopember Institute of Technology Surabaya suryo@ne.its.ac.id ABSTRACT In general, the fresh water supply on merchant ships is made in a conventional system by filling clean water to the fresh water tank from the harbour. In this final project will be analyse in the technical and economical on the design of fresh water system by using a Reverse Osmosis system and compare it with conventional system on the vessel MT Avila.This case is included installation design, the size of the fresh water tank, the amount of payload, the cost of investment and operational costs. The conclution that get in this final project is Reverse Osmosis (RO) system is very efficient when applied to merchant ships such as vessel MT. Avila because with this system the ship is capable to producing its own fresh water,size of fresh water tank is more smaller,for a new building payload of ship can be improved. For the percentage of total costs for needs of fresh water is more cheap about 61,2 persen than conventional system. Key words: Fresh water domestic system, Reverse Osmosis system, conventional system LATAR BELAKANG Suatu kemajuan teknologi di dalam dunia maritim terutama di bidang perkapalan di Indonesia harus dapat mengembangkan teknologi yang serba cepat, mudah dan efisien dalam merancang suatu kapal ataupun di dalam pemakaian suatu kapal. Di dalam suatu kapal terdapat berbagai sistem misalnya sistem air tawar (Domestic fresh water system) dimana sistem ini mengatur tentang supply air tawar untuk semua kebutuhan air tawar (fresh water) di kapal. Sistem air tawar di kapal ini merupakan sistem yang sangat vital,ini dikarenakan air tawar digunakan untuk makan,minum,mandi, cuci para ABK, pendinginan mesin dan kebutuhan lainnya di kapal.pada umumnya persediaan air bersih pada kapal niaga dilakukan dengan cara konvensional yaitu dengan melakukan pengisian air bersih pada tangki air tawar dari pelabuhan seperti yang terdapat pada kapal MT.Avila. Tetapi ada beberapa kapal yang sudah dilengkapi dengan distilator yang digunakan pada kondisi tertentu.untuk rute pelayaran dengan waktu yang lama (jauh) memerlukan air bersih yang banyak. Hal ini berarti bahwa ukuran tangki air bersih menjadi sangat besar sehingga penggunaan ruangan di kapal menjadi kurang efesien. Demikian juga biaya penyediaan air bersih juga menjadi lebih besar. Untuk menghemat ruang dalam kapal dengan ukuran tangki air bersih, maka air bersih sebaiknya tidak hanya disediakan di pelabuhan, tetapi air bersih juga disediakan melalui teknologi desalinasi air laut menjadi air tawar.selain distilasi teknologi desalinasi yang lain adalah teknologi Reverse Osmosis (RO). Sistem ini banyak digunakan pada industri pembangkit seperti PLTU dan masih jarang digunakan di kapal.dengan adanya perubahan perancangan instalasi sistem air tawar dengan menggunakan sistem konvesional ke perancangan sistem air tawar dengan penambahan sistem Reverse Osmosis (RO), maka akan berakibat pula pada perubahan sistem perpipaannya. Perubahanperubahan yang dilakukan tersebut nantinya dikaji lanjut, baik secara teknis maupun ekonomis. Dari uraian dalam pendahuluan diatas maka permasalahan yang akan dibahas adalah : Bagaimana kekurangan dan kelebihan dari segi teknis tentang perencanaan penggunaan sistem Reverse Osmosis (RO) pada sistem air tawar untuk kapal niaga. Bagaimana kekurangan dan kelebihan dari segi ekonomis tentang perencanaan penggunaan sistem Reverse Osmosis (RO) pada sistem air tawar untuk kapal niaga. Adapun batasan masalah dari Tugas Akhir ini adalah : Dalam Tugas Akhir ini hanya terbatas pada analisa aspek teknis dan ekonomis sistem air 1

2 tawar (Domestic fresh water system) dengan penambahan sistem Reverse Osmosis,lalu membandingkan dengan sistem konvensional. Dalam Tugas Akhir ini objek yang dianalisa hanya kapal niaga (MT. Avila). Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk : Mendapatkan desain sistem air tawar (Domestic fresh water system) kapal MT. Avila dengan sistem Reverse Osmosis (RO). Mengetahui aspek teknis dan ekonomis pada perancangan sistem air tawar dengan penambahan sistem Reverse Osmosis (RO) jika diaplikasikan pada kapal niaga dan membandingkannya dengan sistem konvensional. Manfaat yang dapat diperoleh dari tugas akhir ini sebagai berikut: Memberikan masukan untuk pihak yang berkaitan dalam mendesain perancangan sistem air tawar di kapal dengan sistem Reverse Osmosis (RO). Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari segi teknis dan ekonomis dalam perancangan sistem air tawar dengan menggunakan sistem Reverse Osmosis (RO) pada kapal niaga. Kebutuhan air tawar kapal Penyediaan kebutuhan air bersih di Indonesia saat ini masih minim.di kota-kota besar pelayanan penyediaan air bersih baru mencapai 45 persen,sedangkan di pedesaan juga baru sebesar 10 persen.ini membuktikan terjadinya krisis air bersih di Indonesia. Kekurangan air telah berdampak negatif terhadap semua sektor,termasuk kesehatan.tanpa akses air minum yang higienis mengakibatkan anak meninggal tiap hari oleh penyakit.begitu peliknya masalah ini sehingga para ahli berpendapat bahwa suatu saat nanti,akan terjadi pertarungan untuk memperebutkan air bersih ini.sama halnya dengan pertarungan untuk memperebutkan sumber energi minyak dan gas bumi.di indonesia sendiri,dengan jumlah penduduk mencapai 200 juta,kebutuhan air bersih menjadi semakin mendesak.kecenderungan konsumsi air diperkirakan terus naik hingga persen per kapita per tahun.sedangkan ketersediaan air bersih cenderung melambat (berkurang) akibat kerusakan alam dan pencemaran.sekitar 119 juta rakyat indonesia belum memiliki akses terhadap air besih. Penduduk indonesia yang bisa mengakses air bersih untuk kebutuhan sehari-hari,baru mencapai 20 persen dari total penduduk indonesia.(suara Pembaruan-23 Maret 2007). Berdasarkan fakta di atas secara tidak langsung kondisi air bersih di indonesia juga berdampak terhadap bidang perkapalan khususnya mengenai kebutuhan air bersih di kapal,yang mana air bersih di kapal digunakan untuk makan,minum,mandi, cuci para ABK,pendinginan mesin dan kebutuhan lainnya di kapal.maka dari itu sangat diperlukan teknologi pengolahan air bersih sehingga akan membantu dalam persediaan air bersih di kapal.desalinasi merupakan merupakan cara lama untuk mendatangkan air dalam skala besar namun untuk memperbaiki cara desalinasi konvensional diperlukan cara khusus dan modern,tidak hanya itu juga cara tersebut harus murah dan tahan lama. Sistem instalasi air tawar Sistem air tawar (Domestic fresh water system) merupakan salah satu sistem di kapal yang berfungsi untuk memenuhi semua kebutuhan air tawar di kapal yang mana air tawar dikapal digunakan untuk makan,minum, mandi,cuci para ABK, pendinginan mesin dan kebutuhan lainnya di kapal.air yang digunakan adalah air yang baik, bersih dan menyehatkan sehingga peningkatan kualitas air sangat penting di kapal. Gambar 1. Diagram sistem air tawar Keterangan : 1. Tangki persediaan 9. Pipa pembagi 2. Pipa pengisian 10. Tempat penggunaan 3. Pipa udara 11. Heating coil 4. Sounding pipa 12. Pipa udara 5. Pompa tangan 13. Oven flow pipa 6. Pompa centrifugal 14. Katup test 7. Tangki dinas 15. Selang (Hose) 8. Pipa pengisap 16. Pipa Utama Tangki persediaan (1) dilengkapi dengan sounding pipe (4) dan vent pipe (3) dan diisi melalui pipe pengisian (2) yang menembus geladak.melalui lubang pemasukan (8), pompa tangan (5) atau pompa centrifugal (6), air minum 2

3 dialirkan ke tangki dinas (7) yang melengkapi dengan pipa udara (12) dan heating coil (11). Dari tangki dinas (7) air dialirkan melalui pipa utama (16) ke tempat-tempat penggunaan (10). Tangki dinas (7) mempunyai overflow pipe (13) dengan sebuah katup test (14 valve) untuk mengembalikan kelebihan air kembali ke tangki persediaan (1).Hubungan dengan overflow pipa pada cabang pipa dengan test valve (14) yang menuju ke ruangan di mana pompa-pompa dipasang. Sistem ini dapat diisi di pelabuhan melalui selang (house) (15). Sistem instalasi air laut Cara kerja otomatis dari sistem air laut dapat dicapai dengan mempergunakan tangki-tangki pneumatik (hydrophore tank). Sebuah diagram dari sistem itu dapat dilihat pada Gambar 2.berikut. Gambar 2. Diagram kerja otomatis sistem air laut Keterangan: 1. Pompa tangan 9. Tempat penggunaan 2. Pompa centrifugal 10. Pipa pemasukan udara 3. Tangan pneumatic 11. Stop valve 4. Udara 12. Katup 5. Pressure relay 13. Non return valve 6. Aliran listrik 14. Katup pengeringan 7. Mesin listrik 15. Disconnecting valve 8. Pipa pembagi 16. Disconnecting valve Air dimasukkan dengan pompa (1) yang digerakkan oleh motor (7) melalui katup (12) dan non return valve (13) masuk ke dalam tangki pneumatic (3). Pada waktu permukaan air di dalam tangki naik, tekanan udara di dalamnya juga akan naik, dan sebuah bantalan udara akan terbentuk. Pada suatu tekanan yang tertentu yang diberikan oleh bantalan udara, pressure relay (5) akan mematikan mesin listrik (7) sehingga menghentikan pemasukan air ke dalam tangki. gggkemudian oleh aksi dari tekanan di dalam bantalan udara, air dialirkan melalui pipa (8) ke tempat-tempat penggunaannya (9). Bilamana air dipergunakan didalam tangki turun, dan bilamana tekanan mencapai suatu harga yang tertentu, pressure relay (5) menjalankan motor listrik (7) lagi, melalui aliran listrik (6) dan pompa (2) mulai memasukkan air lagi ke dalam pneumatic tank. kkkpompa centrifugal dapat dipisahkan dari sistem ini dengan ketentuan disconnecting valve (katupkatup yang dapat memisahkan bagian-bagian) (15).Tangki diperlengkapi dengan disconnecting valve (16) dan katup pengeringan (14), dan diganti dengan udara melalui pipa (10) dan katup penutup (stop valve) (11). (Teknik Konstruksi Kapal Baja Jilid 2.hal ) II.3. Desalinasi Beberapa metode desalinasi air laut diteliti dan dikembangkan untuk memperoleh air tawar dari air laut yang asin karena mengandung garam. Membuang garam-garam yang terlarut dari dalam air disebut desalinasi.dewasa ini desalinasi merupakan salah satu masalah yang mendesak untuk mendapat perhatian. sumber lain. Pertambahan penduduk,industri dan irigasi harus diimbangi tersedianya air tawar yang cukup.desalinasi dapat dilakukan dengan penyulingan,pembekuan,osmosis balik (Reverse Osmosis),elektrodialisis,dan pertukaran ion. Prinsip Dasar Reverse Osmosis Apabila duah buah larutan dengan konsentrasi encer dan konsentrasi pekat dipisahkan oleh membran semi permeable,maka larutan dengan konsentrasi yang encer akan terdifusi melalui membran semi permeable tersebut masuk ke dalam larutan yang pekat sampai terjadi kesetimbangan konsentrasi.phenomena tersebut dikenal sebagai proses osmosis. Gambar 4. Prinsip dasar proses osmosis balik (Reverse Osmosis) 3

4 Daya penggerak (driving force) yang menyebabkan terjadinya aliran /difusi air tawar ke dalam air asin melalui membran semi permeable tersebut dinamakan tekanan osmosis.besarnya tekanan osmosis tersebut tergantung dari karakteristik membran, temperatur air, dan konsentrasi garam yang terlarut dalam air.tekanan osmotik normal air laut yang mengandung TDS ppm dan suhu 25ºC adalah kira-kira 26,7 kg/cm², dan untuk air laut di daerah timur tengah atau laut merah yang mengandung TDS ppm,dan suhu 30ºC,tekanan osmotik adalah 32,7 kg/cm².apabila tekanan kerja lebih besar dari tekanan osmotiknya,maka aliran air tawar akan berbalik yakni dari air asin ke air tawar melalui membran semi permeable (Reverse Osmosis). Qp = debit air olahan (liter/jam) Qf = debit air baku (liter/jam ) angdidalam prakteknya,proses pengolahan air laut dengan Sistem RO terdiri dari 4 proses utama, yaitu (1) pretreatment, (2) pressurization, (3) membrane separation, (4) post treatment stabilization. Pada gambar 5. akan dijelaskan mengenai proses utama yang terdapat pada sistem Reverse Osmosis (RO). Tekanan osmosis dari suatu larutan dapat dinyatakan dalam persamaan : Π π = 1,12 (t + 273)Σ mi Dimana, π = tekanan osmosis (Psi) d t = suhu (ºC) Σmi = jumlah molalitas kandungan t ionik/nonionik Proses desalinasi dengan Reverse Osmosis Di dalam proses desalinasi air laut dengan sistem Reverse Osmosis (RO),tidak memungkinkan untuk memisahkan seluruh garam dari air lautnya, karena akan membutuhkan tekanan yang sangat tinggi sekali.oleh karena itu pada kenyataannya, untuk menghasilkan air tawar maka air asin atau air laut di pompa dengan tekanan tinggi ke dalam suatu modul membrane osmosis balik yang mempunyai dua buah outlet yakni outlet untuk air tawar yang dihasilkan dan outlet untuk air garam yang telah dipekatkan (reject water). Laju pemisahan garam dapat dilihat pada persamaan : S = {(Cf Cp)}x 100 Dimana, Cp = konsentrasi garam air olahan (mg/liter) Cf = konsentrasi garam air baku (mg/liter ) Laju produksi dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan : Qp R = Qf Dimana, Gambar 5. Proses utama osmosis balik (Reverse Osmosis) Proses desalinasi dengan Reverse Osmosis: Pretreatment : Air umpan (air laut ) pada tahap pretreatment disesuaikan dengan membran dengan cara memisahkan padatan tersuspensi, menyesuaikan ph, dan menambahkan inhibitor untuk mengontrol scaling yang dapat disebabkan oleh senyawa tetentu, seperti kalsium sulfat. Pressurization: Pompa akan meningkatkan tekanan dari umpan yang sudah melalui proses pretreatment hingga tekanan operasi yang sesuai dengan membran dan salinitas air umpan. Separation: Membran permeable akan menghalangi aliran garam terlarut, sementara membran akan memperbolehkan air produk terdesalinasi melewatinya. Efek permeabilitas membran ini akan menyebabkan terdapatnya dua aliran, yaitu aliran produk air bersih, dan aliran brine terkonsentrasi. Karena tidak ada membran yang sempurna pada proses pemisahan ini, sedikit garam dapat mengalir melewati membran dan tersisa pada air produk. Membran RO memiliki berbaga jenis konfigurasi, antara lain spiral wound dan hollow fine fiber membranes. Stabilization: Air produk hasil pemisahan dengan membran biasanya membutuhkan 4

5 penyesuaian ph sebelum dialirkan ke sistem distribusi untuk dapat digunakan sebagai air minum. Produk mengalir melalui kolom aerasi dimana ph akan ditingkatkan dari sekitar 5 hingga mendekati 7. (Danial/fadjar.P, Majalah Tren Konstruksi edisi Agustus 2010). Kualitas air olahan sistem Reverse Osmosis Keunggulan lain yang menarik pada proses Osmosis Balik antara lain yakni pengoperasiannya dilakukan pada suhu kamar tanpa instalasi penambah uap,mudah untuk memperbesar kapasitas,serta pengoperasian alat mudah. Pengertian LWT dan DWT kapal. Parameter yang mengindikasikan ukuran kapal terdiri dari displacement,dwt dan LWT. Displacement dapat diartikan sebagai berat fluida yang dipindahkan oleh badan kapal yang tercelup di bawah permukaan fluida (air) atau dengan kata lain displacement sama dengan berat kapal secara keseluruhan, yang relevan dengan air laut dengan massa jenis 1,025 ton/m 3. Displacement kapal terdiri atas bobot mati (Dead Weight Tonnage/DWT) dan berat kapal kosong (Light Weight Tonnage/LWT),di mana DWT sama dengan kapasitas pembebanan kapal termasuk bunkering dan supply penting lain yang berhubungan dengan konfigurasi penggerak kapal.sedangkan LWT merupakan berat kapal tanpa muatan,bahan bakar,minyak pelumas,awak kapal,air tawar dan air ballast.sehingga bobot mati kapal (DWT) direpresentasikan sebagai perbedaan antara displacement dengan berat kapal kosong (LWT),yang diekspresikan sebagai DWT = Displacement LWT Keterangan : Perhatikan PH Air pada hasil penyaringan Reverse Osmosis yang terkadang hasilnya justru turun dibawah standar air mineral setelah proses penyaringan. Namun, hal tersebut tidak menjadi masalah sesuai standar persyaratan mutu air minum dalam kemasan untuk air demineral yang standar Ph nya antara 5,0 7,5.Yang termasuk air Demineral adalah proses Destilasi, Deionisasi, Reverse Osmosis dan proses sejenis lainnya. ( Keunggulan proses osmosis balik (RO) : Keunggulan utama yang menjadikan Proses Osmosis Balik sebagai metode pengolahan air asin yang menarik ialah konsumsi energi yang sangat rendah.untuk instalasi dengan kapasitas kecil,konsumsi energi yang khusus ialah kira-kira 8-9 kwh/t untuk air laut yang mempunyai ppm TDS dan kira-kira 9-11 kwh/t untuk air laut yang mempunyai ppm TDS.Konsumsi energi sedikit lebih kecil untuk kapasitas besar atau untuk persen recovery yang lebih kecil. Berat kapal kosong (LWT) tidak digunakan sebagai patokan utama untuk menentukan ukuran kapal,melainkan dead weight (DWT) yang berhubungan langsung dengan perubahan sarat kapal seperti kapasitas pembebanan termasuk bahan bakar,minyak pelumas, fluida pendingin, air ballast,persediaan air tawar, awak kapal dan muatan utama. Kadang-kadang DWT juga digunakan sebagai dasar untuk menentukan Desain Draft dari kapal yang akan direncanakan.maka perhitungan DWT dimulai dari komponen yang mana terdiri dari berat bahan bakar dari main engine atau mesin induk dimana dapat dirumuskan: W FO S = BHP x SFOC x Vdinas K Dimana : WFO = Berat bahan bakar yang dibawa (ton) P = Power main engine (Kw) SFOC = Spesifik Fuel Oil Consumption (g/kw.h) S = Radius pelayaran (mil laut) Vdinas = Kecepatan kapal (knot) 5

6 K = Konstanta penambahan bahan bakar (1,3x 10-6 ) Ekonomi teknik Ekonomi Teknik merupakan disiplin ilmu yang berkaitan dengan aspek-aspek ekonomi dalam teknik,yang terdiri atas evaluasi sistematis dari biaya-biaya dan manfaat-manfaat usulan proyek teknik. Pada pelaksanaan pembangunan, mulai dari ide, studi kelayakan,perencanaan,pelaksanaan sampai pada operasi pemeliharaan membutuhkan bermacam macam biaya antara lain: Biaya investasi ( Capital Cost ) Biaya modal adalah jumlah semua pengeluaran yang dibutuhkan mulai dari pra studi sampai proyek selesai dibangun. Semua pengeluaran yang termasuk biaya modal ini dibagi menjadi dua bagian : a. Biaya Langsung ( Direct Cost ) Biaya ini merupakan biaya yang diperlukan untuk pembangunan sebua proyek. b. Biaya Tak Langsung ( Indirect Cost ) Biaya ini ada tiga komponen yaitu : i. Biaya tak terduga dari biaya langsung. Kemungkinan hal yang tak terduga ini dikelompokan menjadi tiga, yaitu : Pengeluaran yang timbul tapi tidak pasti Biaya yang mungkin timbul tapi tidak terlihat Biaya yang mungkin timbul karena kenaikan harga ii. Biaya teknik ( Engineering Cost ) Biaya teknik adalah biaya pembuatan desain mulai dari studi awal ( preliminary study ), pra studi kelayakan, studi kelayakan, biaya perencanaan dan pengawasan selama waktu konstruksi. iii. Bunga ( Interest ) Dari periode waktu dari ide sampai pelaksanaan fisik, bunga berpengaruh terhadap biaya langsung, biaya tak terduga, dan biaya teknik sehingga harus diperhitungkan. Biaya tahunan ( Annual Cost ) Biaya yang diperlukan sampai umur proyek selesai. Biaya ini merupakan beban yang masih harus dipikul oleh pihak pemilik / investor. Pada prinsipnya biaya yang masih diperlukan sepanjang umur proyek ini merupakan biaya tahunan ( A ) terdiri dari : Bunga Biaya ini menyebabkan terjadinya perubahan biaya modal karena adanya tingkat suku bunga selama umur proyek. Depresiaasi / amortisasi Depresiasi adalah turunnya nilai / harga dari sebuah benda karena pemakaian dan kerusakan benda itu, sedangkan amortisasi adalah pembayaran dalam suatu periode tertentu. Biaya operasi pemeliharaan Agar dapat memenuhi umur proyek sesuai dengan yang direncanakan pada detail desain maka diperlukan biaya untuk operasi dan pemeliharaan proyek. METODE PENELITIAN Didalam melaksanakan penelitian untuk Tugas Akhir ini digunakan tahapan-tahapan metode penelitian sebagai berikut : Pengumpulan data Pengambilan data dilakukan dengan cara studi lapangan yang meliputi: a. Gambar dari general arrangement kapal MT. Avila. b. Gambar dari fresh water & sea water system MT. Avila Mendesain system air tawar MT. Avila dengan system reverse osmosis (RO) Mendesain system air tawar MT. Avila dengan penambahan sistem reverse osmosis, sehingga tampak perubahan-perubahan yang terjadi dari desain secara konvensional dengan desain yang menggunakan reverse osmosis. Analisa teknis dan ekonomis Menganalisa dari segi teknis dan ekonomis dari system kebutuhan air tawar yang telah didesain dengan sistem reverse osmosis (RO). Kajian teknis tentang perubahan yang dilakukan dalam sistemnya untuk perancangan system air tawar menggunakan sistem reverse osmosis.dalam kajian ekonomis yang dibahas adalah perbandingan investasi dan biaya operasional yang dibutuhkan selama umur proyek kapal. Membandingkan dengan sistem konvensional Dari hasil analisa teknis dan ekonomis yang menggunakan sistem reverse osmosis kemudian dibandingkan dengan sistem yang konvensional. Di sini akan timbul perbedaan sehingga dapat dilakukan analisa pada tahap selanjutnya. Analisa dan pembahasan Jika hasil perbandingan sesuai maka selanjutnya dilakukan analisa dan pembahasan. Dari sini akan didapatkan hasil berupa kelebihan dan kekurangan antara sistem konvensional dengan sistem reverse osmosis. Kesimpulan dan saran Kesimpulan berdasarkan dari hasil analisa data dan pembahasan yang telah dilakukan. Selanjutnya adalah memberikan saran-saran yang diberikan 6

7 sebagai masukan dan bahan pertimbangan pihak yang berkaitan untuk melakukan analisa lebih lanjut. Dalam penyelesaian tugas akhir ini penulis mengikuti diagram alir seperti pada gambar berikut assignment) Complement : 8 x 1 = 8 men 6 x 2 = 12 men Total = 20 men Genset : AC 450 V / 3 φ / 60 Hz 320 KW 2 buah Main Engines : 2 x YANMAR 1471 x 750 rpm Cargo oil Tank : 7050 m 3 F.W Tank : 120 m 3 H.F.O Tank : 300 m 3 M.D.O Tank : 60 m 3 SLOP Tank : 250 m 3 (Sumber : PT. DOK dan Perkapalan Surabaya (Persero) Perhitungan kebutuhan air bersih kapal MT.Avila Main engine yang digunakan pada kapal MT. Avila berjumlah 2 set dengan spesifikasi yang sama.adapun spesifikasi mesinnya adalah sebagai berikut : Jenis : YANMAR Type : 6EY26 in-line Daya Max : 1471 kw (1972,6 hp) Jml.Sylinder : 6 Bore : 260 mm Stroke : 385 mm Rpm : 750 r/min Cycle : 4 strokes engine SFOC : 197 g/kwh (144,68 gr/bhp.h) ANALISA DAN PEMBAHASAN Data Kapal Adapun principle dimention kapal MT. Avila adalah sebagai berikut : Name of ship : MT.Avila Owner : Prestige Marine Service PTE LTD Type of ship : 6300 DWT Oil Tanker Shipyard : PT. DOK dan Perkapalan Surabaya Length O.A : m Length B.P : m Beam Mld : m Depth Mld : 9.00 m Draft Designed : 6.70 m Vs : 12 knot Scantling Draft : 7.20 m (subject to freeboard Dari data-data main engine di atas akan dihasilkan perhitungan jarak pelayaran kapal MT. Avila dengan perhitungan sebagai berikut : WFO V FO = FO WFO 300 m³ = 3 0,991 ton/ m W FO = 297,3 ton W FO = BHP x SFOC x 297,3 = 3945,2 x 289,36 x S Waktu pelayaran: S = V x T = 2403,94 mil laut. S Vdinas S 12 1,3 1,

8 2403,94mil T = 12knot/ mil T = 200,33 jam = 8,34 hari532vb88888 Maka kapal MT.Avila tersebut beroperasi selama kurang lebih 8 hari. Diketahui kapasitas tangki fresh water dari data kapal MT.Avila adalah 120 m 3 maka sebanding dengan liter.pengoperasian kapal MT.Avila kurang lebih 8 hari,maka dalam satu hari pengoperasian membutuhkan air tawar liter perhari. Desain sistem air tawar pada kapal MT.Avila Pada umumnya persediaan air bersih tersebut dilakukan di pelabuhan yaitu dengan cara melakukan pengisian air bersih pada tangki air tawar.dari tangki air tawar (FW tank) air bersih didistribusikan ke masing geladak dengan menggunakan tangki bertekanan (hydrophore) yang dilengkapi dengan pompa air tawar (FW pump). teknologi Reverse Osmosis (RO). Cara kerja sistem ini adalah memindahkan air melalui satu tahap ke tahap berikutnya yakni bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Sistem ini mampu menyaring 99% bakteri dan partikel dengan diameter µm,sehingga menghasilkan air tawar yang berkualitas. Untuk mendesain system RO diperlukan tiga tahapan antara lain: - Analisa kualitas air baku. - Pemilihan spesifikasi komponen yang digunakan. Pemilihan spesifikasi peralatan didasarkan pada kualitas air baku dan kapasitas yang dibutuhkan. - Desain dan rencana sistem Reverse Osmosis. Desain atau rancangan unit pengolahan air dituangkan kedalam gambar desain untuk memudahkan dalam pengerjaan. Analisa kualitas air baku Kandungan air laut : - TDS ppm pada suhu 25 ºC TDS ppm pada suhu 30 ºC - NaCl sebesar 20 gr/l - Densitas garam 1,5 gr/ml (Sumber : Laboratorium teknik penyehatan) Perhitungan tekanan osmosis : Volume NaCl = 20 gr 1,5 gr / ml 13,3ml Volume pelarut = 1000 ml 13,3 ml = 9986,67 ml= l Suhu (t) = 25 ºC Tekanan osmosis (π) = 1,12 (t + 273)Σmi = 1,12 (25+273){ 20 gr : [(Mr Na+Mr Cl)/Vol pearut]} = 1,12 x 298 K {20 gr :[(23+35,5)/0,9987]} = 113,95 Psi (7,97 bar) Gambar 8. Sistem air tawar secar konvensional pada kapal Desain sistem air tawar dengan system Reverse Osmosis (RO). Sistem air tawar (fresh water system) dengan system Reverse Osmosis merupakan system air tawar yang sudah dilengkapi dengan system desalinasi untuk mengubah air laut menjadi air tawar.pada kapal MT. Avila system desalinasi yang direncanakan adalah dengan menggunakan Perhitungan di atas memperlihatkan besarnya tekanan osmosis untuk air asin (air baku) yang mengandung 20 gr NaCl adalah sebesar 113,95 Psi,sehingga diperlukan tekanan yang lebih besar dari 113,95 Psi untuk dapat menyaring molekul garam oleh membrane. Pemilihan spesifikasi komponen RO Komponen-komponen system Reverse Osmosis yang akan digunakan di kapal MT.Avila terdiri dari 3 macam komponen utama antara lain: 8

9 - Unit pengolahan tingkat awal - Unit Reverse Osmosis (RO) - Unit pembangkit listrik (sumber tenaga) Unit pengolahan awal Unit ini digunakan untuk mengolah air laut sebelum diproses di dalam unit RO.Air laut yang dekat dengan pantai masih mengandung partikel padatan tersuspensi, mineral, plankton dan lainnya,maka air baku tersebut perlu dilakukan pengolahan pendahuluan.unit pengolahan pendahuluan yang akan digunakan pada system RO kapal MT.Avila terdiri dari beberapa peralatan utama antara lain: 1. Pompa clarifier Pompa clarifier digunakan untuk memompa air laut menuju tangki air baku.pompa ini direncanakan menggunakan pompa air laut (sea water pump) yang sudah ada di kapal MT. Avila. Spesifikasi dari pompa clarifier tersebut adalah: Jenis pompa Kapasitas : 1,0 m 3 /h Tekanan : 0,45 MPa : Sentrifugal pump 2 set (sea water pump) 2. Tangki air baku Tangki penampungan air baku berfungsi untuk menampung air laut yang akan diolah dengan system RO.Tangki yang akan digunakan adalah tangki air laut bertekanan (SW pressure tank/hydrophore) yang telah terpasang di kapal MT.Avila. Spesifikasi tangki air baku: Jenis : Sea water pressure tank Kapasitas : 0,5 m 3 Tekanan : 0,4 MPa 3. Pompa dosing KMnO 4 Berfungsi untuk menginjeksikan larutan Kalium Permanganat (KMnO 4 ) untuk mengoksidasi zat besi atau mangan yang ada di dalam air baku. Spesifikasi pompa dosing KMnO 4 : Type : Chemtech 100/030 Pressure : 7 Bar Capacity : 4.7 lt/hour Pump head : SAN Diaphragm : Hypalon Number : 1 unit 4. Tangki KMnO 4 Berfungsi untuk menampung larutan kalium permanganate (KMnO 4 ).Larutan ini berfungsi sebagai zat oksidator untuk menurunkan kandungan bahan organik dan soda ash yang digunakan untuk menaikkan ph kearah netral.penggunaan kalium permanganate dimaksudkan untuk membunuh bakteri-bakteri pathogen,sehingga tidak menimbulkan masalah penyumbatan di system penyaringan berikutnya karena terjadinya proses biologi (terbentuknya lumut dll.). Spesifikasi tangki KMnO 4 : Model : BT 5040 Volume : 50 liter Dimension : Ø 50 cm x 40 cm Material of Contraction : FRP (Fiberglass Reinforced Plastic) Number : 1 unit 5. Tangki reaktor Berfungsi untuk mengakomodasikan terjadinya proses pencampuran antara air baku dan bahanbahan kimia tertentu.biasanya dipakai Kalium permanganate atau klorin yang berfungsi sebagai zat oksidator untuk menurunkan kandungan bahan organic dan soda ash yang digunakan untuk menaikan ph kearah netral. Spesifikasi Tangki reaktor: Kapasitas : 0,5-1m 3 /jam Ukuran : 63 cm x 120 cm,dilengkapi dengan penyangga Material : Fiber Reinforced Plastic (FRP) Inlet/Outlet : 1 Tekanan Operasi : 4 bar Jumlah : 1 unit 6. Saringan pasir cepat (Pressure Sand Filter) Berfungsi menyaring partikel kasar yang berasal dari air baku dan hasil oksidasi kalium permanganate atau klorin,termasuk besi dan mangan.unit filter berbentuk silinder dan terbuat dari bahan fiberglas. Spesifikasi saringan pasir cepat: Satu paket dengan unit Reverse Osmosis (RO) 7. Filter mangan zeolit (Manganese Greensand Filter) Berfungsi untuk menyerap zat besi atau mangan di dalam air yang belum sempat teroksidasi di dalam tangki reactor dan saringan pasir cepat. Spesifikasi filter mangan zeolit : Satu paket dengan unit Reverse Osmosis (RO) 8. Filter karbon aktif (Activated Carbon Filter) 9

10 Berfungsi untuk penghilang bau,warna, logam berat dan pengotor -pengotor organik lainnya. Ukuran dan bentuk unit ini sama dengan unit penyaring lainnya.media penyaring yang digunakan adalah karbon aktif granular atau butiran dengan ukuran 1-2,5mm atau resin sintetis, Spesifikasi filter karbon aktif : Satu paket dengan unit Reverse Osmosis (RO) 9. Filter cartridge untuk RO Filter ini berfungsi sebagai penyaring untuk menjamin bahwa air yang akan masuk ke proses penyaringan osmosis balik benar-benar memenuhi syarat air baku bagi system osmosis balik (RO). Spesifikasi filter cartridge untuk RO: Kapasitas : 20 liter/menit Tekanan max : 125 Psi Inlet/Outlet : 3/4 Diameter pore : 0,5 mikron & 0,35 mikron Jumlah : 2 unit 10. Dosing pump bahan kimia RO Dalam system pengolahan air laut dengan system reverse osmosis,sebelum masuk ke unit RO dibutuhkan 3 (tiga) buah pompa dosing,masingmasing untuk menginjeksikan larutan anti scalant,larutan anti fouling dan larutan control ph. Spesifikasi dosing pump untuk bahan kimia RO: Type : Chemtech 100/030 Pressure : 7 Bar Capacity : 4.7 lt/hour Pump head : SAN Diaphragm : Hypalon Number : 3 unit kg) 11. Tangki bahan kimia untuk RO Untuk menampung larutan anti scalant (anti kerak),larutan anti biofouling (penyumbatan oleh mikroba). Spesifikasi tangki bahan kimia RO: Model : BT 5040 Volume : 50 liter Dimension : Ø 50 cm x 40 cm Material of Contraction : FRP (Fiberglass Reinforced Plastic) Number : 2 unit 12. Pompa air baku Pompa ini berfungsi untuk memompa air baku dari tangki air baku menuju unit Reverse Osmosis (RO).Pompa ini merupakan pompa tekanan tinggi sehingga mampu mendorong air baku menembus membrane RO yang mempunyai porositas yang sangat kecil.dari perhitungan analisa kualitas air baku didapatkan tekanan osmosis untuk air asin (air baku) yang mengandung 20 gr NaCl adalah sebesar 113,95 Psi (7,97 bar),sehingga diperlukan tekanan yang lebih besar dari 113,95 Psi(7,97 bar) untuk dapat menyaring molekul garam oleh membrane. Spesifikasi pompa air baku yang dipilih: Type : Satu paket dengan unit Reverse Osmosis (RO) Daya : 1,5 KW Tekanan : 200 Psi ( 13,98 bar ) Unit Reverse Osmosis (RO) 1. Reverse Osmosis (RO) Unit Unit Osmosis balik (RO) merupakan jantung dari system pengolahan air secara keseluruhan. Unit ini terdiri dari selaput membrane yang digulung secara spiral dengan pelindung kerangka luar (vessel) yang tahan terhadap tekanan tinggi. Spesifikasi unit Reverse Osmosis (RO): Merk : CHIWATEC Model number : Pengolahan air (S2T- 5000GPD Dengan pra-perawatan) Kapasitas : 800 liter/jam ( liter/hari) Air baku (TDS) : 3000 ppm Fitur : - TFCRO membran dengan rata-rata 99% Penolakan garam; - Saringan pasir kuarsa (Quartz sand filter ) - Karbon aktif filter (Activated carbon filter ) - Pelunak ( Softener ) - SS Pompa Sentrifugal - FRP pressure Vessel - 5 Micron Sediment filter Data teknis : - Produksi: 800 LPH - Jumlah Elemen: 2 pcs - Dirancang recovery rate: 30% - Power supply: 380V/220V, 50Hz/60Hz, 1 phase/tri-phase - Driving motor: 1.5KW - Tekanan operasi: 200 psi - Demensions: 760mm*760mm*1700mm - Berat: 100kg - 10

11 2. Tangki penampung air produk Untuk menampung air olahan sebelum didistribusikan melalui kran pengisian. Tangki produk yang akan digunakan adalah tangki air tawar yang terletak di sisi kanan (starboard) dan kiri (portside) main deck kapal. Kedua tangki ini merupakan tangki tawar pada system konvensional yang ukuranya sudah diperkecil.untuk menjaga stabilitas kapal maka kedua tangki ini didesain dengan ukuran dan volume yang sama. Perhitungan ukuran tangki air produk: Dari perhitungan kebutuhan air tawar didapatkan data: - Kebutuhan air tawar selama berlayar = liter - Waktu beroperasi kapal = 8 hari V(tangki air produk) = Volume air yang dibutuhkan dalam satu hari pelayaran Vair selama berlayar = waktu operasi kapal liter = 8 hari = liter = 15 m 3 Volume tangki air produk = 15 m 3. Dimensi : Panjang = 2,3 m Lebar I = 2,569 m Lebar II = 1,83 m Tinggi = 3 m Volume = 15,27 m3 Jenis pompa : Sentrifugal pump 2 set (fresh water pump) Kapasitas : 1,0 m 3 /h Tekanan : 0,45 MPa III. Unit pembangkit listrik (sumber tenaga) Merupakan sumber tenaga yang dibutuhkan untuk menjalankan seluruh unit osmosis balik (RO).Tenaga yang dibutuhkan sangat bervariasi tergantung dari kapasitas alat yang diinginkan. Sumber tenaga desain Reverse Osmosis pada kapal MT.Avila direncanakan menggunakan generator utama yang sudah ada di kapal. Spesifikasi geneator utama kapal MT.Avila: Genset : Yanmar 6AYL-ST Output : 320 KW Voltage : AC 450 V Phase : 3 φ (tiga phase) Rpm : 180 rpm Frekuensi : 60 Hz Number : 2 unit Desain rencana system RO kapal MT.Avila Gambar 9.Ukuran tangki air produk 3. Pompa produk Berfungsi untuk memompa air olahan untuk proses pengisian ke tempat-tempat yang membutuhkan. Pompa ini direncanakan menggunakan pompa air tawar (fresh water pump) yang sudah ada di kapal MT. Avila. Spesifikasi dari pompa produk tersebut adalah: Gambar 10.Skema perencanaan system reverse osmosis (RO) pada kapal MT.Avila 11

12 the DEPT of MARINE ENGINEERING-ITS FINAL PROJECT - ME EVEN SEMESTER 2011/2012 MV. AVILA 6300 DWT 0IL TANKER SIGNED : - Desain system Reverse Osmosis (RO) pada kapal MT.Avila SIGNED : REV : DRAWING BY : Suryadi APPROVE BY : Ir. Alam Baheramsyah M.Sc DRAWING NO : RO Gambar 11. Sistem air tawar dengan sistem RO pada kapal MT.Avila (PID) Cara kerja system RO: Air baku yang berasal dari air laut dipompa dengan menggunakan pompa clarifier/sea water pump menuju tangki penampung air baku/s.w pressure tank (R2).Dari tangki penampung air baku,air baku dipompa ke tangki reaktor (T2) sambil diinjeksi dengan larutan kalium permanganat (KMn04) yang disediakan pada KMn04 tank (T1) dengan menggunakan pompa dosing,agar zat besi atau mangan yang larut dalam air baku dapat dioksidasi menjadi bentuk senyawa oksida Besi atau Mangan yang tak larut dalam air.selain itu,pembubuhan Kalium permanganate bersifat oksidator yang juga dapat berfungsi untuk membunuh mikroorganisme yang dapat menyebabkan biofouling (penyumbatan oleh bakteri) di dalam membrane Osmosis Balik. Dari tangki reaktor,air yang telah teroksidasi dan juga padatan tersuspensi (SS) yang berupa partikel halus,plankton dan hasil oksidasi lainnya termasuk besi dan mangan disaring dengan saringan pasir (F1).Air yang keluar dari saringan REVERSE OSMOSIS SYSTEM FOR DOMESTIC FRESH WATER SYSTEM SCALE : DATE : This drawing and the information contained herein are supplied on the undestanding that those are for educational purpose only and shall not be used for industrial purpose pasir selanjutnya dialirkan ke filter Mangan Zeolit (manganese greensand filter)(f2).dengan adanya filter Mangan Zeolit ini,zat besi atau mangan yang belum teroksidasi di dalam tangki reaktor dapat dihilangkan sampai konsentrasi < 0,1 mg/l. Zat Besi dan mangan ini harus dihilangkan terlebih dahulu karena zat-zat tersebut dapat menimbulkan kerak (scale) di dalam membrane RO. Dari filter Mangan Zeolit,air dialirkan ke filter karbon aktif (activated carbon filter)(f3) untuk menghilangkan bau atau warna serta polutan mikro.filter ini mempunyai fungsi untuk menghilangkan senyawa warna dalam air baku yang dapat mempercepat penyumbatan membrane Osmosis Balik secara adsorbsi.setelah melalui filter penghilang warna,air dialirkan ke filter cartridge (F4) yang dapat menyaring partikel kotoran sampai ukuran 0,5 mikron.dari filter cartridge,selanjutnya air dialirkan ke unit membrane RO (R3) dengan menggunakan pompa tekanan tinggi sambil diinjeksi dengan zat anti kerak (anti skalant) (T4) dan zat anti biofouling (T5).Pada unit membrane RO ini terjadi proses penyaringan mikroorganisme,logam berat, bakteri, virus,bahan anorganik dan bahan berbahaya lainnya yang terlarut dalam air.dengan demikian hanya molekul air saja yang dapat menembus membrane sehingga dapat menghasilkan air yang sangat murni.air yang keluar dari modul membrane Osmosis Balik yakni air tawar dan air buangan garam yang telah dipekatkan. Selanjutnya produk air tawar dialirkan ke tangki penampung air produk (Aft. Fresh water tank) yang terletak di sisi kanan (starboard) dan sisi kiri (portside) main deck kapal.sedangkan air buangan atau reject brine dibuang mealui sistem bilga.dari tangki penampung air produk air tawar dialirkan menuju FW pressure tank/hydrophore dengan menggunakan FW pump.dari FW pressure tank air tawar kemudian didistribusikan ke masingmasing geladak untuk memenuhi semua kebutuhan air tawar pada kapal. Analisa teknis system Reverse Osmosis (RO) kapal MT.Avila. 1. Sistem instalasi semakin kompleks Di dalam prakteknya,proses pengolahan air tawar dengan sistem reverse osmosis terdiri dari dua bagian yakni unit pengolahan pendahuluan dan unit RO.Untuk menunjang pengoperasiannya sistem ini juga memerlukan banyak komponenkomponen tambahan seperti tangki-tangki cairan bahan kimia,saringan-saringan (filter) sehingga sistem instalasi perpipaannya menjadi lebih 12

13 kompleks dan panjang.unit pengolahan pendahuluan tersebut terdiri dari beberapa peralatan utama yakni pompa air baku,tangki reaktor,saringan pasir,filter mangan zeolit,dan filter penghilang warna (color removal),dan filter cartridge ukuran 0,5 µm,serta pompa dosing untuk anti scalant,dan anti biofouling.sedangkan unit RO terdiri dari pompa tekanan tinggi dan membrane RO. 2. Memperkecil ukuran tangki air tawar Ukuran tangki air tawar system konvensional Dari data yang didapat volume tangki air tawar kapal MT.avila adalah 120 m³.tangki ini dibagi menjadi dua bagian yang terletak di sisi kanan (starboard) dan sisi kiri (portside) main deck kapal yang masing-masing mempunyai volume 60 m³.ukuran dimensi masing-masing tangki adalah: Panjang : 7,5 m Lebar I : 3,948 m Lebar II : 1,83 m Panjang sisi lengkung : 7,798 m Tinggi : 3 m FW tank (Starboard) FW tank (Portside) Gambar 12. Ukuran FW tank system air tawar secara konvensional Ukuran tangki air tawar dengan system Reverse Osmosis Dari perhitungan kebutuhan air tawar didapatkan data: - Kebutuhan air tawar selama berlayar = liter - Waktu beroperasi kapal = 8 hari V (tangki air produk) = Volume air yang dibutuhkan dalam satu hari pelayaran Vair selama berlayar = waktu operasi kapal liter = 8 hari = liter = 15 m 3 Ukuran dimensi masing-masing tangki adalah: Dimensi : Panjang = 2,3 m Lebar I = 2,569 m Lebar II = 1,83 m Tinggi = 3 m Volume = 15,27 m 3 FW tank (Starboard) Gambar 13. Ukuran FW tank system air tawar dengan system Reverse Osmosis Dari perhitungan di atas dapat dibandingkan bahwa ukuran tangki air tawar (FW tank) dari system dengan penambahan system Reverse Osmosis mempunyai ukuran tangki empat kali lebih kecil dari ukuran tangki sistem konvensional.pada sistem air tawar dengan penambahan sistem RO volume total tangki air tawar (FW tank) adalah ± 30 m³.sedangkan volume total tangki air tawar (FW tank) system air tawar secara konvensional adalah ± 120 m³. 3. Untuk pembangunan kapal baru mampu memperbesar payload Sebelum menghitung besarnya payload besarnya nilai DWT,LWT,dan Displacement harus diketahui.hubungan antara DWT, LWT, dan Displacement adalah dapat dilihat pada perumusan seperti di bawah ini : DWT = Δ LWT atau Δ = DWT + LWT Dimana : DWT = Berat mati muatan kapal Δ = Displacement kapal LWT = Berat komponen kapal yang bersifat tetap Komponen LWT meliputi: - Berat baja kapal (wst) - Berat outfit dan akomodasi (woa) - Berat Instalasi Permesinan (wm) - Berat Cadangan (wres) FW tank (Portside) 13

14 Payload = Volume cargo oil tank ρ solar Diketahui : V cargo tank = 7050 m³ ρ solar = 0,82-0,87 ton/m³ Payload = 7050 m³ 0,85 m³ = 5992,5 ton Payload kapal jika pada sistem air tawar dengan sistem RO Diketahui : - Payload kapal jika sistem air tawar konvensional = 5992,5 ton - Berat air tawar pada system air tawar konvensional Wfw = Volume fw tank ρ air tawar = 120 m³ 1 = 120 ton - Berat air tawar pada system air tawar dengan system RO Wfw = Volume fw tank ρ air tawar = 30 m³ 1 = 30 ton Dari perhitungan di atas dapat dibandingkan bahwa berat air tawar pada system air tawar dengan penambahan system RO empat kali lebih ringan dari pada system air tawar konvensional. Berat komponen sistem Reverse Osmosis : Perhitungan payload system air tawar dengan system RO: Misal : Displacement kapal pada system air tawar konvensional = 1 Displacement kapal pada system air tawar dengan RO = 2 1 = 2 DWT 1 + LWT 1 = DWT 2 + LWT 2 (Payload 1 + Wt 1 ) + LWT 1 = (Payload 2 + Wt 2 ) + LWT 2 (5992,5 + Wt 1 ) + LWT 1 = (Payload 2 + (Wt 1-90)) + (LWT 1 + 0,4652) 5992,5 + Wt 1 + LWT 1 = Payload 2 + Wt LWT 1 + 0,4652 Payload 2 = 5992, ,4652 Payload 2 = 6082 ton Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa pada pembangunan kapal baru nilai payload dari kapal jika pada system air tawar diberi penambahan system RO lebih besar dibandingkan dengan nilai payload pada system air tawar konvensional.selisih dari nilai payload tersebut adalah ± 89,5 ton. 4. Menghemat ruangan di kapal s Gambar 14. Main deck kapal MT.Avila pada system air tawar konvensional Berat komponen-komponen RO di atas termasuk berat instalasi permesinan (Wm) sehingga merupakan berat komponen yang bersifat tetap (LWT). Dengan demikian berat LWT dari sistem air tawar dengan penambahan sistem RO bertambah ± 465,2 kg (0,4652 ton) dari sistem konvensional. 14 Gambar 15.Main deck kapal MT.Avila pada system air tawar dengan penambahan system RO

15 .Dari kedua gambar tersebut dapat dilihat bahwa penambahan system Reverse Osmosis (RO) pada system air tawar kapal MT.Avila mampu menghemat ruangan di main deck kapal kurang lebih setengah dari volume tangki air tawar pada system air tawar konvensional. 5. Konsumsi daya rendah Untuk mengetahui kebutuhan daya listrik untuk mengoperasikan system RO di kapal yaitu dengan cara menghitung semua kebutuhan daya maksimum dari tiap-tiap komponen RO. P total = P kapal (Fw.system konv) + P sytem RO = 481,9 kw + 1,59 kw = 483,49 kw Dengan penambahan sistem RO pada sistem air tawar (FW system) kapal MT.Avila kebutuhan total daya listrik maksimum meningkat menjadi 483,49 kw.peningkatan kebutuhan daya total dari kapal tidak terlalu besar yaitu ± 1,6 kw. Untuk memenuhi kebutuhan kapasitas tersebut masih bisa dicukupi dengan genset Yanmar 6AYL-ST dengan kapasitas 320 kw berjumlah 2 genset. Sehingga tidak berpengaruh terhadap kapasitas genset yang sudah tersedia di kapal. 6. Kualitas air olahan sangat baik dan laik minum Membran Reverse Osmosis mampu untuk menyaring keluar sampai 99% mineral anorganik yang masih terlarut dalam air yang sudah terlihat jernih. Meskipun membrane RO mempunyai kemampuan untuk menyaring zatzat organik yang terkandung dalam air baku tetapi tidak semua zat organik tersebut tersaring oleh membran dan kualitas dari air olahannya masih memenuhi standar air besih sehingga mempunyai kualitas yang sangat baik dan dapat langsung di minum tanpa di masak. Kualitas dari hasil olahan air asin/payau dengan menggunakan sistem RO akan ditunjukan pada table di bawah ini. Analisa ekonomis sistem air tawar (Fresh water domestic system) kapal MT.Avila. Perhitungan ekonomis dari system system ini lebih banyak berdasarkan pada harga dari masing masing komponen dan juga lamanya waktu beroperasi dari masing masing komponen ( lifetime ). Untuk memudahkan analisis kelayakan ekonomi. Biaya biaya tersebut nantinya akan dikelompokan menjadi beberapa komponen. Dimana semua biaya tersebut akan dikelompokan menjadi dua, yaitu biaya modal ( capital cost ) dan biaya jumlah lama operasi ( annual cost ). Analisa ekonomis sistem air tawar konvensional - Biaya modal Umur proyek : 20 tahun Biaya kemungkinan tak terduga : 10% Biaya teknik : 8 % Bunga : 10 % Biaya modal dari sistem air tawar konvensional di anggap nol karena pada sistem ini belum diberi penambahan komponen-komponen RO untuk proses desalinasi air laut menjadi air tawar. - Biaya operasional Kebutuhan air tawar selama berlayar = liter Waktu pelayaran = 8 hari 1 tahun = 365 hari Docking (annual survey) = interval 1 tahun Waktu rata-rata satu kali docking = 2 minggu (14 hari) (sumber : BKI:class survey) Diasumsikan kapal berhenti kerja (idle)= 3 bulan/tahun Waktu kapal beroperasi = 365 waktu docking - idle = = 261 hari Jadi jumlah pelayaran kapal (Trip) dalam setahun: = 261/8 = 32,6 kali harga air tawar : Rp per meter kubik. (sumber : Umur proyek : 20 tahun 15

16 Diasumsikan harga air tawar naik 5% setiap tahunnya Misal : Periode = n Biaya operasional = P Harga air tawar = Q Kebutuhan air tawar = x Biaya operasional untuk sistem air tawar konvensional: = Kebutuhan air tawar selama berlayar harga air tawar Pn = Qn.x Besarnya biaya total untuk mencukupi kebutuhan air tawar selama umur proyek (20 tahun) adalah sama dengan biaya operasional kapal karena pada sistem konvensional besarnya biaya modal adalah nol.jadi,besarnya biaya total dari sistem air tawar konvensional selama umur proyek adalah Rp Analisa ekonomis sistem air tawar dengan penambahan sistem Reverse Osmosis Dimana x = 120 m³ Untuk n = 1 Q1= n = 2 Q2= 5%Q1 + Q1 n = 3 Q3= 5%Q2 + Q2 n = 20 Q20= 5%Q19 + Q19 Berikut hasil perhitungan biaya operasional untuk sistem air tawar konvensional - Biaya modal Umur proyek : 20 tahun Biaya kemungkinan tak terduga : 10% Biaya teknik : 8 % Bunga : 10 % Biaya modal = [A]+[B]+[C] Dimana : [A] = Biaya langsung = Rp Biaya operasional untuk sistem air tawar konvensional selalu naik setiap tahunnya.hal ini disebabkan karena harga air tawar juga naik.kenaikan harga air tawar ini diasumsikan sebesar 5% per tahun.dari data di atas dapat diketahui besarnya biaya operasional dari sistem air tawar konvensional selama 20 tahun adalah Rp Biaya total kebutuhan air tawar selama 20 tahun : = Biaya modal + biaya operasional selama 20 tahun [B] = Biaya tak terduga = 10% biaya langsung = Rp [C] = biaya teknik = 8% biaya langsung = Rp Jadi besarnya biaya modal adalah sebesar : Biaya modal = = Rp

17 - Biaya operasional Pada sistem air tawar dengan penambahan sistem RO tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli air tawar dari pelabuhan karena dengan penambahan sistem RO,sistem air tawar di kapal mampu untuk memproduksi air tawar sendiri dengan proses desalinasi.sehingga biaya untuk kebutuhan air tawar dianggap nol. Biaya operasional dalam penggunaan sistem RO antara lain pergantian spare part yang meliputi filter cartridge,media filter dan juga pergantian element membrane osmosis pada unit RO.Untuk mengoperasikan unit ini juga memerlukan bahan bakar dan pelumas untuk generator serta penambahan bahan-bahan kimia RO (larutan KMnO4,anti scalant dan anti fouling). Selain itu daya yang dibutuhkan untuk mengoperasikan sistem RO ini sangat kecil yaitu ± 1,6 kw.sehingga tidak berpengaruh terhadap konsumsi bahan bakar generator utama yang ada di kapal.dengan demikian biaya operasional untuk mengoperasikan sistem RO di kapal MT.Avila hanya meliputi pergantian spare part dan penambahan bahan kimia RO. n = 20 Y20 = 5%Y19 + Y19 ; Z20 = 5%Z19 + Z19 Biaya operasional sistem air tawar dengan sistem RO selalu naik setiap tahunnya.hal ini disebabkan karena harga spare part dan bahan kimia juga naik.kenaikan harga tersebut diasumsikan sebesar 5% per tahun.dari data di atas dapat diketahui besarnya biaya operasional dari sistem air tawar dengan sistem RO selama 20 tahun adalah Rp Biaya total kebutuhan air tawar selama 20 tahun : = Biaya modal + biaya operasional selama 20 tahun (sumber: Teknologi Osmosis Balik kapaitas 20m³/hari: Suara Bahari No. 1 Tahun I - Mei 2000, Rubrik IPTEK) Umur proyek : 20 tahun Diasumsikan biaya spare part dan bahan kimia naik 5% setiap tahunnya Misal : Periode = n Biaya operasional = P Biaya spare part/thn = Y Biaya bahan kimia/thn = Z Biaya operasional untuk mengoperasikan unit RO pertahun = biaya Spare part/thn biaya bahan kimia /thn Pn = Yn + Zn Untuk n = 1 Y1= ; Z1= n = 2 Y2 = 5%Y1 + Y1 ; Z2 = 5%Z1 + Z1 n = 3 Y3 = 5%Y2 + Y2 ; Z3 = 5%Z2 + Z2 17

18 Besarnya biaya total untuk mencukupi kebutuhan air tawar selama umur proyek (20 tahun) adalah biaya operasional selama umur proyek ditambah biaya modal yang dikeluarkan.biaya modal pada sistem air tawar dengan RO adalah Rp dan biaya operasionalnya adalah Rp Jadi,besarnya biaya total dari sistem air tawar dengan penambahan sistem RO selama umur proyek adalah Rp Grafik perbandingan antara biaya total dari sistem air tawar konvensional dengan sistem air tawar RO. Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa pada periode ke-1 biaya total dari sistem air tawar dengan sistem RO lebih besar daripada sistem konvensional.hal ini disebabkan karena pada sistem air tawar dengan sistem RO membutuhkan biaya modal yang relatif besar untuk pengadaan Unit RO dan komponen-komponen pendukungnya. Sedangkan pada sistem konvensional tidak mengeluarkan biaya modal karena persediaan air tawar dilakukan dengan cara mengisi tangki air tawar dari darat. Sehingga biaya yang dikeluarkan hanya biaya operasional saja.tetapi selama periode ke-2 sampai periode ke-20 biaya total yang dikeluarkan pada sistem air tawar dengan RO jauh lebih kecil dari pada sistem air tawar konvensional.selisih dari biaya tersebut lebih dari 100% per tahunnya.hal ini disebabkan karena pada sistem air tawar dengan sistem RO tidak mengeluarkan biaya untuk membeli air tawar dari darat karena sistem ini mampu memproduksi air tawar sendiri. sistem air tawar yang diberi penambahan sistem RO.Besarnya nilai payload akan dihitung dalam satu kali pelayaran. Selanjutnya akan dicari selisih nilai payload dari kedua sistem tersebut. - Nilai payload yang dibawa kapal pada sistem air tawar secara konvensional. Dari data yang didapat volume dari ruang muat (Cargo oil tank )kapal MT.Avila adalah 7050 m 3.Jenis muatan yang dibawa adalah minyak jenis CPP (Clean Petrolium Product) dan yang biasa di muat adalah solar. Payload = Volume cargo oil tank ρ solar Diketahui : V cargo tank = 7050 m³ ρ solar = 0,82-0,87 ton/m³ Payload = 7050 m³ 0,85 m³ = 5992,5 ton Harga solar = Rp per liter (Ship to Ship) (Sumber : Pertamina :Harga solar non subsidi per januari 2011) Nilai muatan = Volume cargo oil tank Harga solar = 7050 m³ Rp per liter = liter = Rp Nilai payload yang dibawa kapal pada sistem air tawar dengan penambahan sistem RO. Dari perhitungan payload kapal pada analisa teknis didapat besarnya payload kapal pada system air tawar dengan sistem RO yaitu 6082 ton. Payload = Volume cargo oil tank ρ solar Diketahui : Payload = 6082 ton ρ solar = 0,82-0,87 ton/m³ V cargo tank = Payload / ρ solar = 6082 / 0,85 = 7155,3 m³ Harga solar = Rp per liter (Ship to Ship) (Sumber : Pertamina :Harga solar non subsidi per januari 2011) Nilai muatan = Volume cargo oil tank Harga solar = 7155,3 m³ Rp per liter = liter = Rp Nilai muatan (Payload) yang dibawa kapal Pada perhitungan nilai muatan (payload) ini akan dibandingkan besarnya nilai payload kapal jika pada saat pembangunan kapal baru sistem air tawar menggunakan sistem konvensional dengan 18

ANALISA TEKNIS EKONOMIS PERENCANAAN SISTEM REVERSE OSMOSIS UNTUK KEBUTUHAN AIR TAWAR ( FRESH WATER DOMESTIC SYSTEM ) PADA KAPAL NIAGA (M.

ANALISA TEKNIS EKONOMIS PERENCANAAN SISTEM REVERSE OSMOSIS UNTUK KEBUTUHAN AIR TAWAR ( FRESH WATER DOMESTIC SYSTEM ) PADA KAPAL NIAGA (M. P3- Skripsi ANALISA TEKNIS EKONOMIS PERENCANAAN SISTEM REVERSE OSMOSIS UNTUK KEBUTUHAN AIR TAWAR ( FRESH WATER DOMESTIC SYSTEM ) PADA KAPAL NIAGA (M.T AVILA ) ( TECHNIC AND ECONOMY ANALYSIS DESIGN OF REVERSE

Lebih terperinci

BAB VIII UNIT DAUR ULANG DAN SPESIFIKASI TEKNIS Sistem Daur Ulang

BAB VIII UNIT DAUR ULANG DAN SPESIFIKASI TEKNIS Sistem Daur Ulang BAB VIII UNIT DAUR ULANG DAN SPESIFIKASI TEKNIS 8.1. Sistem Daur Ulang Di BTIK Magetan mempunyai dua unit IPAL yang masingmasing berkapasitas 300 m 3 /hari, jadi kapasitas total dua IPAL 600 m 3 /hari.

Lebih terperinci

REVERSE OSMOSIS (OSMOSIS BALIK)

REVERSE OSMOSIS (OSMOSIS BALIK) REVERSE OSMOSIS (OSMOSIS BALIK) Asti Sawitri (208 700 573) Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2011 A. Membran Reverse Osmosis (RO) Membran RO dibuat dari berbagai

Lebih terperinci

Oleh Fretty Harauli Sitohang JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN ITS

Oleh Fretty Harauli Sitohang JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN ITS Tinjauan Teknis Ekonomis Perbandingan Penggunaan Diesel Engine dan Motor Listrik sebagai Penggerak Cargo Pump pada Kapal Tanker KM Avila. Oleh Fretty Harauli Sitohang JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bagi manusia air adalah salah satu kebutuhan utama. Hal ini dikarenakan manusia tidak hanya membutuhkan air untuk kebutuhan tubuh (minum) tetapi juga membutuhkan air

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 17 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Dalam bab ini akan di bahas alur proses pencucian membran mesin pengolahan air minum osmosis terbalik (Reverse Osmosis, R.O). Bahan yang gunakan dalam pencucian

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Oleh Denni Alfiansyah 1031210146-3A JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI MALANG MALANG 2012 PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Air yang digunakan pada proses pengolahan

Lebih terperinci

PENGOLAHAN PAYAU MENJADI AIR MINUM DENGAN TEKNOLOGI REVERSE OSMOSIS

PENGOLAHAN PAYAU MENJADI AIR MINUM DENGAN TEKNOLOGI REVERSE OSMOSIS BAB 10 PENGOLAHAN PAYAU MENJADI AIR MINUM DENGAN TEKNOLOGI REVERSE OSMOSIS Oleh : Nusa Idaman Said 10.1 PENDAHULUAN Air minum adalah kebutuhan dasar manusia yang paling penting. Untuk menjamin kelangsungan

Lebih terperinci

ANALISA PERFORMANSI HEAT EXCHANGER PADA SISTEM PENDINGIN MAIN ENGINE FIREBOAT WISNU I (Studi Kasus untuk Putaran Main Engine rpm)

ANALISA PERFORMANSI HEAT EXCHANGER PADA SISTEM PENDINGIN MAIN ENGINE FIREBOAT WISNU I (Studi Kasus untuk Putaran Main Engine rpm) ANALISA PERFORMANSI HEAT EXCHANGER PADA SISTEM PENDINGIN MAIN ENGINE FIREBOAT WISNU I (Studi Kasus untuk Putaran Main Engine 600-1200 rpm) Oleh: NURHADI GINANJAR KUSUMA NRP. 6308030042 PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

REGISTER TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN TERVERIFIKASI

REGISTER TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN TERVERIFIKASI Nomor register : 044/TRL/Reg-1/KLHK Instalasi Pengolahan Air Limbah Merk REDOX Advanced Oxydation Process () System FUNGSI ALAT REDOX adalah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang menggunakan metode

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012 Oleh : Rr. Adistya Chrisafitri 3308100038 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Nieke Karnaningroem, M.Sc. JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi setiap tahun serta percepatan perkembangan pembangunan yang terjadi di propinsi DKI Jakarta menyebabkan peningkatan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL

BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL 5.1 Masalah Air Limbah Layanan Kesehatan Air limbah yang berasal dari unit layanan kesehatan misalnya air limbah rumah sakit,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sekarang ini dunia dihadapkan pada krisis air bersih. Sumber daya air yang tersedia tidak mampu mencukupi kebutuhan air bersih di beberapa negara. Selama lebih dari

Lebih terperinci

II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA

II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA 2. 1 Pengumpulan Air Limbah Air limbah gedung PT. Sophie Paris Indonesia adalah air limbah domestik karyawan yang berasal dari toilet,

Lebih terperinci

Kata kunci : Diesel engine, motor listrik, genset, penggerak, cargo pump

Kata kunci : Diesel engine, motor listrik, genset, penggerak, cargo pump TINJAUAN TEKNIS EKONOMIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN DIESEL ENGINE DAN MOTOR LISTRIK SEBAGAI PENGGERAK CARGO PUMP PADA KAPAL TANKER KM. AVILA Fretty Harauli Sitohang* Taufik Fajar Nugroho, ST. M.Sc** Ir. Hari

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERPIPAAN PADA PROSES PRODUKSI CARBONATED SOFT DRINK

PERANCANGAN PERPIPAAN PADA PROSES PRODUKSI CARBONATED SOFT DRINK TUGAS 1 MATA KULIAH PERANCANGAN PABRIK PERANCANGAN PERPIPAAN PADA PROSES PRODUKSI CARBONATED SOFT DRINK 1. Feriska Yuanita (105100200111012) 2. Alifian Juantono Sahwal (105100213111003) 3. Nadia Sabila

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

BAB III RANCANGAN PENELITIAN BAB III RANCANGAN PENELITIAN 3.1. Metodologi Hasil yang diharapkan dari sistem yang dibentuk adalah kondisi optimal untuk dapat menghasilkan fluks air yang tinggi, kualitas garam super-saturated sebagai

Lebih terperinci

JAWABAN 1. REVERSE OSMOSIS (RO)

JAWABAN 1. REVERSE OSMOSIS (RO) PERTANYAAN 1. Suatu industri bermaksud memanfaatkan efluen pengolahan air limbah yang telah memenuhi baku mutu sebagai air baku untuk kebutuhan domestik (karyawan), proses produksi dan boiler. Industri

Lebih terperinci

Gambar 4.21 Grafik nomor pengujian vs volume penguapan prototipe alternatif rancangan 1

Gambar 4.21 Grafik nomor pengujian vs volume penguapan prototipe alternatif rancangan 1 efisiensi sistem menurun seiring dengan kenaikan debit penguapan. Maka, dari grafik tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem akan bekerja lebih baik pada debit operasi yang rendah. Gambar 4.20 Grafik

Lebih terperinci

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS ANDITYA YUDISTIRA 2107100124 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. H D Sungkono K, M.Eng.Sc Kemajuan

Lebih terperinci

SISTEM PROCES PENGOLAHAN AIR MINUM DENGAN PROSES PEMURNIAN AIR REVERSE OSMOSIS SYSTEM

SISTEM PROCES PENGOLAHAN AIR MINUM DENGAN PROSES PEMURNIAN AIR REVERSE OSMOSIS SYSTEM SISTEM PROCES PENGOLAHAN AIR MINUM DENGAN PROSES PEMURNIAN AIR REVERSE OSMOSIS SYSTEM Sistem pengbolahan air minum kemasan dengan sumber air bersih dengan skala atau standar air minum, memerlukan beberapa

Lebih terperinci

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai Air yang digunakan meliputi : 1. Air pendingin, digunakan untuk mendinginkan alat penukar panas. 2. Air Proses,

Lebih terperinci

ANALISA TEKNO EKONOMI PENERAPAN SISTEM BUSBAR TRUNKING (CANALIS) PADA SISTEM KELISTRIKAN KAPAL NIAGA (MT. AVILA)

ANALISA TEKNO EKONOMI PENERAPAN SISTEM BUSBAR TRUNKING (CANALIS) PADA SISTEM KELISTRIKAN KAPAL NIAGA (MT. AVILA) TUGAS AKHIR LS 1336 ANALISA TEKNO EKONOMI PENERAPAN SISTEM BUSBAR TRUNKING (CANALIS) PADA SISTEM KELISTRIKAN KAPAL NIAGA (MT. AVILA) DIAN ARIF WICAKSONO NRP 4207 100 522 Dosen Pembimbing Ir. Sardono Sarwito,

Lebih terperinci

STUDI AWAL REVERSE OSMOSIS TEKANAN RENDAH UNTUK AIR PAYAU DENGAN KADAR SALINITAS DAN SUSPENDED SOLID RENDAH

STUDI AWAL REVERSE OSMOSIS TEKANAN RENDAH UNTUK AIR PAYAU DENGAN KADAR SALINITAS DAN SUSPENDED SOLID RENDAH STUDI AWAL REVERSE OSMOSIS TEKANAN RENDAH UNTUK AIR PAYAU DENGAN KADAR SALINITAS DAN SUSPENDED SOLID RENDAH RENNY AIDATUL AZFAH Dosen Pembimbing: Ir. EDDY S. SOEDJONO, Dipl.SE, M,Sc, Ph.D 1 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS AIR MINUM MENGGUNAKAN MEMBRAN REVERSE OSMOSIS (RO)

PENINGKATAN KUALITAS AIR MINUM MENGGUNAKAN MEMBRAN REVERSE OSMOSIS (RO) PENINGKATAN KUALITAS AIR MINUM MENGGUNAKAN MEMBRAN REVERSE OSMOSIS (RO) Naniek Ratni Juliardi A.R Staf Pengajar Teknik Lingkungan FTSP-UPN Veteran Jatim ABSTRACT Intention of this research is to improve;repair

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 22 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Proses pengolahan air umpan boiler pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Maluku Utara 2x7 MW yang diproses dalam unit Water Treatment Plant (WTP)

Lebih terperinci

BAB II STUDI LITERATUR

BAB II STUDI LITERATUR BAB II STUDI LITERATUR 2.1 Kebutuhan Air Tawar Siklus PLTU membutuhkan air tawar sebagai bahan baku. Hal ini dikarenakan peralatan PLTU sangat rentan terhadap karat. Akan tetapi, semakin besar kapasitas

Lebih terperinci

Pengaruh Temperatur Air Pendingin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Motor Diesel Stasioner di Sebuah Huller

Pengaruh Temperatur Air Pendingin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Motor Diesel Stasioner di Sebuah Huller JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 1, No. 1, April 1999 : 8-13 Pengaruh Temperatur Air Pendingin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Motor Diesel Stasioner di Sebuah Huller Ekadewi Anggraini Handoyo Dosen Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA 3.1 Metode Pengujian 3.1.1 Pengujian Dual Fuel Proses pembakaran di dalam ruang silinder pada motor diesel menggunakan sistem injeksi langsung.

Lebih terperinci

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian Penelitian biofiltrasi ini targetnya adalah dapat meningkatkan kualitas air baku IPA Taman Kota Sehingga masuk baku mutu Pergub 582 tahun 1995 golongan B yakni

Lebih terperinci

CV. HIDAYAH TEKNIK WATER FILTER & WATER TREATMENT

CV. HIDAYAH TEKNIK WATER FILTER & WATER TREATMENT Bebekan Masjid Gg.III/33 Sepanjang, Sidoarjo, Jawa Timur Counter : Bebekan Masjid No. 61 Sepanjang - Sidoarjo Telepon : (031) 72424324 HP : 0812 3377 6464 Email: info@pabrik-amdk.com www.pabrik-amdk.com

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN 4.1 Data Utama Kapal Tabel 4.1 Prinsiple Dimension No Principle Dimension 1 Nama Proyek Kapal KAL 28 M 3 Owner TNI AL 4 Class BKI 5 Designer PT. TESCO INDOMARITIM 6 Produksi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PEMURNI AIR PAYAU SEDERHANA DENGAN MEMBRAN REVERSE OSMOSIS UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN AIR MINUM MASYARAKAT MISKIN DAERAH PESISIR

RANCANG BANGUN ALAT PEMURNI AIR PAYAU SEDERHANA DENGAN MEMBRAN REVERSE OSMOSIS UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN AIR MINUM MASYARAKAT MISKIN DAERAH PESISIR RANCANG BANGUN ALAT PEMURNI AIR PAYAU SEDERHANA DENGAN MEMBRAN REVERSE OSMOSIS UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN AIR MINUM MASYARAKAT MISKIN DAERAH PESISIR Dewi L.K., Azfah R.A., Soedjono E.S. Jurusan Teknik Lingkungan,

Lebih terperinci

Kinerja Membran Reverse Osmosis Terhadap Rejeksi Kandungan Garam Air Payau Sintetis: Pengaruh Variasi Tekanan Umpan

Kinerja Membran Reverse Osmosis Terhadap Rejeksi Kandungan Garam Air Payau Sintetis: Pengaruh Variasi Tekanan Umpan Kinerja Membran Reverse Osmosis Terhadap Rejeksi Kandungan Garam Air Payau Sintetis: Pengaruh Variasi Tekanan Umpan Jhon Armedi Pinem, Marina Hayati Adha Laboratorium Pemisahan dan Pemurnian Jurusan Teknik

Lebih terperinci

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

SKRIPSI / TUGAS AKHIR SKRIPSI / TUGAS AKHIR ANALISIS PEMANFAATAN GAS BUANG DARI TURBIN UAP PLTGU 143 MW UNTUK PROSES DESALINASI ALBERT BATISTA TARIGAN (20406065) JURUSAN TEKNIK MESIN PENDAHULUAN Desalinasi adalah proses pemisahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan untuk mengetahui fenomena yang terjadi pada mesin Otto dengan penggunaan bahan bakar yang ditambahkan aditif dengan variasi komposisi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DATA

BAB III ANALISA DATA BAB III ANALISA DATA 3.1 Permasalahan 3.1.1 Penurunan Produksi Untuk memenuhi kebutuhan operasi PLTGU Blok 1 dan diperoleh suplai demin water (air demineralisasi) dari water treatment plant (WTP) PLTGU.

Lebih terperinci

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK 29 4.1 Prosedur Start-Up IPAL Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC Start-up IPAL dilakukan pada saat IPAL baru selesai dibangun atau pada saat

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Adapun kegiatan yang dilakukan pada proses perawatan dan pemeliharaan cooling tower pada kerja praktik ini dapat diuraikan pada diagram alir berikut. Gambar

Lebih terperinci

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS Pratama Akbar 4206 100 001 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS PT. Indonesia Power sebagai salah satu pembangkit listrik di Indonesia Rencana untuk membangun PLTD Tenaga Power Plant: MAN 3 x 18.900

Lebih terperinci

IRWNS Kinerja Alat Pengolahan Air Minum Portable

IRWNS Kinerja Alat Pengolahan Air Minum Portable Kinerja Alat Pengolahan Air Minum Portable oleh: Bintang Iwhan Moehady a, Emma Hermawati Muhari b a,b Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung, Bandung 40012 E-mail : bintang@polban.ac.id E-mail

Lebih terperinci

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM 52 BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM Unit pendukung proses (utilitas) merupakan bagian penting penunjang proses produksi. Utilitas yang tersedia di pabrik PEA adalah unit pengadaan air, unit

Lebih terperinci

The water softening proses

The water softening proses Difusi adalah pergerakan molekul dari daerah konsentrasi tinggi ke daerah konsentrasi rendah. Osmosis adalah kasus khusus difusi di mana molekul air dan gradien konsentrasi terjadi melintasi membran semipermeabel.

Lebih terperinci

CV. HIDAYAH TEKNIK WATER FILTER & WATER TREATMENT

CV. HIDAYAH TEKNIK WATER FILTER & WATER TREATMENT Bebekan Masjid Gg.III/33 Sepanjang, Sidoarjo Counter : Bebekan Masjid No. 61 Sepanjang Sidoarjo, Jawa Timur Telepon: (031) 72424324 HP: 0812 3377 6464 Email: info@pabrik-amdk.com www.pabrik-amdk.com PENAWARAN

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Hasil Uji Lab BBTKLPP Yogyakrta. Hasil

BAB V ANALISIS PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Hasil Uji Lab BBTKLPP Yogyakrta. Hasil BAB V ANALISIS PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Hasil pengujian sampel air yang berasal dari air di Masjid K.H.A. Dahlan UMY yang dilakukan oleh BBTKLPP Yogyakarta didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel

Lebih terperinci

EVALUASI PERBANDINGAN DRAFT KAPAL IKAN FIBERGLASS DAN KAYU BERDASARKAN SKENARIO LOADCASE, STUDI KASUS KAPAL IKAN 3GT

EVALUASI PERBANDINGAN DRAFT KAPAL IKAN FIBERGLASS DAN KAYU BERDASARKAN SKENARIO LOADCASE, STUDI KASUS KAPAL IKAN 3GT EVALUASI PERBANDINGAN DRAFT KAPAL IKAN FIBERGLASS DAN KAYU BERDASARKAN SKENARIO LOADCASE, STUDI KASUS KAPAL IKAN 3GT Nurhasanah Teknik Perkapalan, Politeknik Negeri Bengkalis, Indonesia Email: nurhasanah@polbeng.ac.id

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data 26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Instalasi Pengujian Pengujian dengan memanfaatkan penurunan temperatur sisa gas buang pada knalpot di motor bakar dengan pendinginan luar menggunakan beberapa alat dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL YANG DI CAPAI DAN POTENSI KHUSUS

BAB IV HASIL YANG DI CAPAI DAN POTENSI KHUSUS 35 BAB IV HASIL YANG DI CAPAI DAN POTENSI KHUSUS 4.1 PENDAHULUAN Secara umum, bab ini akan membahas pengaruh metode scaling terhadap fluks permeat yang dilihat dengan membandingkan fluks permeat yang dihasilkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN KM. NUSANTARA ( PIPING SYSTEM )

PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN KM. NUSANTARA ( PIPING SYSTEM ) PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN KM. NUSANTARA ( PIPING SYSTEM ) Aulia Windyandari 1, Jati Iffa Janah 2 Program D3 Teknik Perkapalan Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro indrie_ane@yahoo.co.id Abstrak Sistem

Lebih terperinci

Apa itu REVERSE OSMOSIS?

Apa itu REVERSE OSMOSIS? Apa itu REVERSE OSMOSIS? Reverse Reverse osmosis (RO) is a separation process that uses pressure to force a solution through a membrane that retains the solute on one side and allows the pure solvent to

Lebih terperinci

BAB 3 METODA PENELITIAN

BAB 3 METODA PENELITIAN BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1 Peralatan Yang Digunakan Penelitian dilakukan dengan menggunakan suatu reaktor berskala pilot plant. Reaktor ini mempunyai ukuran panjang 3,4 m, lebar 1,5 m, dan kedalaman air

Lebih terperinci

Penggunaan Filter Tembikar Untuk Meningkatkan Kualitas Air Tanah Dangkal Dekat Sungai (Studi Kasus Air Sumur Dekat Sungai Kalimas, Surabaya)

Penggunaan Filter Tembikar Untuk Meningkatkan Kualitas Air Tanah Dangkal Dekat Sungai (Studi Kasus Air Sumur Dekat Sungai Kalimas, Surabaya) SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR Penggunaan Filter Tembikar Untuk Meningkatkan Kualitas Air Tanah Dangkal Dekat Sungai (Studi Kasus Air Sumur Dekat Sungai Kalimas, Surabaya) Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas

Lebih terperinci

C. Spesifikasi Alat Utilitas 1. Filter 2. Bak Pengendap Awal 3. Bak Penggumpal

C. Spesifikasi Alat Utilitas 1. Filter 2. Bak Pengendap Awal 3. Bak Penggumpal 83 C. Spesifikasi Alat Utilitas 1. Filter Kode : F-01 Fungsi : Menyaring kotoran-kotoran yang berukuran kecil maupun besar Lebar : 15 ft Panjang : 10 ft Diameter : 0,01 m 2. Bak Pengendap Awal Kode : B-01

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGAMATAN & ANALISA

BAB IV HASIL PENGAMATAN & ANALISA BAB IV HASIL PENGAMATAN & ANALISA 4.1. Spesifikasi Main Engine KRI Rencong memiliki dua buah main engine merk Caterpillar di bagian port dan starboard, masing-masing memiliki daya sebesar 1450 HP. Main

Lebih terperinci

LOGO. Studi Penggunaan Ferrolite sebagai Campuran Media Filter untuk Penurunan Fe dan Mn Pada Air Sumur. I Made Indra Maha Putra

LOGO. Studi Penggunaan Ferrolite sebagai Campuran Media Filter untuk Penurunan Fe dan Mn Pada Air Sumur. I Made Indra Maha Putra LOGO I Made Indra Maha Putra 3308100041 Pembimbing : Alfan Purnomo, S.T.,M.T. Studi Penggunaan Ferrolite sebagai Campuran Media Filter untuk Penurunan Fe dan Mn Pada Air Sumur Sidang Lisan Tugas Akhir

Lebih terperinci

LOGO POMPA CENTRIF TR UGAL

LOGO POMPA CENTRIF TR UGAL LOGO POMPA CENTRIFUGAL Dr. Sukamta, S.T., M.T. Pengertian Pompa Pompa merupakan salah satu jenis mesin yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Klasifikasi

Lebih terperinci

DIAGRAM ALIR 4. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

DIAGRAM ALIR 4. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3 DIAGRAM ALIR 4 Program Studi Nama Mata Kuliah Teknik Lingkungan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Jumlah SKS 3 Pengajar Sasaran Belajar Mata Kuliah Prasyarat Deskripsi Mata Kuliah 1. Prof. Dr.

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK 4.1 Perhitungan Beban Operasi System Gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat movable bridge kapasitas 100 ton yang akan diangkat oleh dua buah silinder hidraulik kanan

Lebih terperinci

TUGAS PERANCANGAN PABRIK METHANOL DARI GAS ALAM DENGAN PROSES LURGI KAPASITAS TON PER TAHUN

TUGAS PERANCANGAN PABRIK METHANOL DARI GAS ALAM DENGAN PROSES LURGI KAPASITAS TON PER TAHUN EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PERANCANGAN PABRIK METHANOL DARI GAS ALAM DENGAN PROSES LURGI KAPASITAS 230000 TON PER TAHUN Oleh: ISNANI SA DIYAH L2C 008 064 MUHAMAD ZAINUDIN L2C

Lebih terperinci

BAB IV PENGEMBANGAN DAN PENGUJIAN PROTOTIPE SISTEM VAPOR RECOVERY

BAB IV PENGEMBANGAN DAN PENGUJIAN PROTOTIPE SISTEM VAPOR RECOVERY BAB IV PENGEMBANGAN DAN PENGUJIAN PROTOTIPE SISTEM VAPOR RECOVERY 4.1 Sistem Peralatan SPBU Konvensional Berikut merupakan skema peralatan peralatan yang terdapat di SPBU pada umumnya: Gambar 4.1 Skema

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN: E-ISSN:

PROSIDING ISSN: E-ISSN: PENGOLAHAN AIR TANAH ARTESIS MENJADI AIR LAYAK MINUM DI DESA BURUK BAKUL Hikmatul Amri* 1, Syaiful Amri 2 1,2 Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Bengkalis, Bengkalis e-mail: hikmatul_amri@polbeng.ac.id

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Fenomena Dasar Mesin (FDM) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 3.2.Alat penelitian

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS TON PER TAHUN

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS TON PER TAHUN EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS 30000 TON PER TAHUN Disusun Oleh : Gita Lokapuspita NIM L2C 008 049 Mirza Hayati

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perancangan Instalasi Penjernihan Air (IPA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perancangan Instalasi Penjernihan Air (IPA) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perancangan Instalasi Penjernihan Air (IPA) Dalam perencanaan dan perancangan istalasi penjernihan air (IPA) harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang berlaku guna mendapatkan

Lebih terperinci

BAB VI PENATAAN PIPA BAHAN BAKAR MFO UNTUK MAIN DIESEL

BAB VI PENATAAN PIPA BAHAN BAKAR MFO UNTUK MAIN DIESEL BAB VI PENATAAN PIPA BAHAN BAKAR MFO UNTUK MAIN DIESEL 1. Pendahuluan Untuk bahan bakar diesel perkapalan kita mengenal a. Marine Gas Oil (MGO) b. Marine Diesel Oil (MDO) c. Marine Fuel Oil (MFO) d. Marine

Lebih terperinci

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK Dalam ilmu hidraulik berlaku hukum-hukum dalam hidrostatik dan hidrodinamik, termasuk untuk sistem hidraulik. Dimana untuk kendaraan forklift ini hidraulik berperan

Lebih terperinci

Judul Tugas Akhir Pengolahan Limbah Laundry menggunakan Membran Nanofiltrasi Zeolit Aliran Cross Flow untuk Filtrasi Kekeruhan dan Fosfat

Judul Tugas Akhir Pengolahan Limbah Laundry menggunakan Membran Nanofiltrasi Zeolit Aliran Cross Flow untuk Filtrasi Kekeruhan dan Fosfat Judul Tugas Akhir Pengolahan Limbah Laundry menggunakan Membran Nanofiltrasi Zeolit Aliran Cross Flow untuk Filtrasi Kekeruhan dan Fosfat Diajukan oleh Tika Kumala Sari (3310100072) Dosen Pembimbing Alia

Lebih terperinci

Praktikum Mesin-Mesin Fluida 2013 PENUNTUN PRAKTIKUM MESIN MESIN FLUIDA DISUSUN OLEH: MUHAMMAD HASBI, ST., MT

Praktikum Mesin-Mesin Fluida 2013 PENUNTUN PRAKTIKUM MESIN MESIN FLUIDA DISUSUN OLEH: MUHAMMAD HASBI, ST., MT PENUNTUN PRAKTIKUM MESIN MESIN FLUIDA DISUSUN OLEH: MUHAMMAD HASBI, ST., MT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN - FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALUOLEO

Lebih terperinci

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM Unit pendukung proses (utilitas) merupakan bagian penting penunjang proses produksi. Utilitas yang tersedia di pabrik metil tersier butil eter adalah unit

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian pirolisis dilakukan pada bulan Juli 2017. 3.1.2 Tempat Penelitian Pengujian pirolisis, viskositas, densitas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk bisa terus bertahan hidup tentu saja sangat tergantung pada ada atau

BAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk bisa terus bertahan hidup tentu saja sangat tergantung pada ada atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu materi penting yang ada di bumi dan terdapat dalam fasa cair, uap air maupun es. Kebutuhan manusia dan makhluk hidup lainnya untuk bisa terus

Lebih terperinci

MODIFIKASI MESIN PEMBANGKIT UAP UNTUK SUMBER ENERGI PENGUKUSAN DAN PENGERINGAN PRODUK PANGAN

MODIFIKASI MESIN PEMBANGKIT UAP UNTUK SUMBER ENERGI PENGUKUSAN DAN PENGERINGAN PRODUK PANGAN MODIFIKASI MESIN PEMBANGKIT UAP UNTUK SUMBER ENERGI PENGUKUSAN DAN PENGERINGAN PRODUK PANGAN Ekoyanto Pudjiono, Gunowo Djojowasito, Ismail Jurusan Keteknikan Pertanian FTP, Universitas Brawijaya Jl. Veteran

Lebih terperinci

PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS TON/TAHUN

PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS TON/TAHUN 1 PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS 25000 TON/TAHUN O l e h : Anita Hadi Saputri NIM. L2C 007 009 Ima Winaningsih NIM. L2C 007 050 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN GENERATOR HHO TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL OTOMOTIF KAPASITAS BESAR. Tugas Akhir Konversi Energi TEKNIK MESIN FTI-ITS

PENGARUH PENAMBAHAN GENERATOR HHO TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL OTOMOTIF KAPASITAS BESAR. Tugas Akhir Konversi Energi TEKNIK MESIN FTI-ITS PENGARUH PENAMBAHAN GENERATOR HHO TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL OTOMOTIF Dosen pembimbing : Prof.Dr.Ir.H.D.SUNGKONO, M.Eng.Sc. KAPASITAS BESAR Tugas Akhir Konversi Energi TEKNIK MESIN FTI-ITS Theo

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Air merupakan kebutuhan dasar bagi sebuah unit pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Ketersediaan dan kualitas air sangat menentukan terhadap pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Penaksiran Laju Aliran Air Ada beberapa metoda yang digunakan untuk menaksir besarnya laju aliran air, di antaranya yang akan dibahas di sini, yaitu : a. Berdasarkan jumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bahan baku produk ataupun air konsumsi. Tujuan utama dari pengolahan air ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bahan baku produk ataupun air konsumsi. Tujuan utama dari pengolahan air ini BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyiapan Bahan Baku (Air) Pengolahan Air (Water Treatment) adalah Suatu proses pengolahan air dari sumur untuk di proses sedemikian rupa sehingga dapat di gunakan sebagai

Lebih terperinci

Fahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc

Fahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc Fahmi Wirawan NRP 2108100012 Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc Latar Belakang Menipisnya bahan bakar Kebutuhan bahan bakar yang banyak Salah satu solusi meningkatkan effisiensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian, Rancangan Penelitian atau Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah quasi experiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian non randomized pretest-postest

Lebih terperinci

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai STEAM TURBINE POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai PENDAHULUAN Asal kata turbin: turbinis (bahasa Latin) : vortex, whirling Claude Burdin, 1828, dalam kompetisi teknik tentang sumber daya air

Lebih terperinci

Analisa Penerapan Mesin Hybrid Pada Kapal KPC-28 dengan Kombinasi Diesel Engine dan Motor Induksi Yang Disuplai Dengan Batterai

Analisa Penerapan Mesin Hybrid Pada Kapal KPC-28 dengan Kombinasi Diesel Engine dan Motor Induksi Yang Disuplai Dengan Batterai Analisa Penerapan Mesin Hybrid Pada Kapal KPC-28 dengan Kombinasi Diesel Engine dan Motor Induksi Yang Disuplai Dengan Batterai Dosen pembimbing : 1. Dr. I Made Ariana, ST., MT 2. Ir. Indrajaya Gerianto,

Lebih terperinci

PEMANFAATAN BOIL-OFF GAS (BOG) PADA COMBINED CYCLE PROPULSION PLANT UNTUK LNG CRRIER

PEMANFAATAN BOIL-OFF GAS (BOG) PADA COMBINED CYCLE PROPULSION PLANT UNTUK LNG CRRIER PEMANFAATAN BOIL-OFF GAS (BOG) PADA COMBINED CYCLE PROPULSION PLANT UNTUK LNG CRRIER Tugas Akhir Ini Didedikasikan Untuk Pengembangan Teknologi LNG di Indonesia TRANSPORT Disusun oleh : PRATAMA NOTARIZA

Lebih terperinci

No 1 Nama Komponen & Spesifikasi Teknis Mesin RO GPD (setara a dengan 200 galon per hari, 1 Galon = 19 Liter)

No 1 Nama Komponen & Spesifikasi Teknis Mesin RO GPD (setara a dengan 200 galon per hari, 1 Galon = 19 Liter) INVIRO Office : Jl. Parangtritis Km. 4,5 Yogyakarta Website : www.inviro.co.id Email: inviro.co.id@gmail.com Phone : 0274-385322 [Hotline], 085293 666668 [AS], 085709 666668 [M3], 085959 666668 [XL] Detail

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun hasil-hasil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator. BAB III METODOLOGI 3.1 Desain Peralatan Desain genset bermula dari genset awal yaitu berbahan bakar bensin dimana diubah atau dimodifikasi dengan cara fungsi karburator yang mencampur bensin dan udara

Lebih terperinci

PERENCANAAN ULANG SISTEM PLAMBING DI KM. MUSTHIKA KENCANA II

PERENCANAAN ULANG SISTEM PLAMBING DI KM. MUSTHIKA KENCANA II PERENCANAAN ULANG SISTEM PLAMBING DI KM. MUSTHIKA KENCANA II RE-DESIGN OF PLUMBING SYSTEM IN MV. MUSTHIKA KENCANA II Oleh: Ardhana Wiranata (3306100017) Dosen Pembimbing: Ir. Didik Bambang S, MT. JURUSAN

Lebih terperinci

Metodologi penelitian disusun berdasarkan diagram alir penelitian seperti terlihat

Metodologi penelitian disusun berdasarkan diagram alir penelitian seperti terlihat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Metodologi penelitian disusun berdasarkan diagram alir penelitian seperti terlihat dibawah ini : Ide Studi Penurunan Fe total dan Mn dengan Saringan

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR PAYAU MENGGUNAKAN TEKNOLOGI MEMBRAN SISTEM OSMOSA BALIK SEBAGAI ALTERNATIF PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR MINUM MASYARAKAT KEPULAUAN SERIBU

PENGOLAHAN AIR PAYAU MENGGUNAKAN TEKNOLOGI MEMBRAN SISTEM OSMOSA BALIK SEBAGAI ALTERNATIF PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR MINUM MASYARAKAT KEPULAUAN SERIBU PENGOLAHAN AIR PAYAU MENGGUNAKAN TEKNOLOGI MEMBRAN SISTEM OSMOSA BALIK SEBAGAI ALTERNATIF PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR MINUM MASYARAKAT KEPULAUAN SERIBU Oleh : Wahyu Widayat Kelompok Teknologi Pengelolaan Air

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Motor Bakar. Motor bakar torak merupakan internal combustion engine, yaitu mesin yang fluida kerjanya dipanaskan dengan pembakaran bahan bakar di ruang mesin tersebut. Fluida

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Pengolahan Air Laut Menjadi Air Bersih di Kawasan Wisata dan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pantai Prigi, Trenggalek

Studi Kelayakan Pengolahan Air Laut Menjadi Air Bersih di Kawasan Wisata dan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pantai Prigi, Trenggalek 1 Studi Kelayakan Pengolahan Air Laut Menjadi Air Bersih di Kawasan Wisata dan Pelabuhan Perikanan usantara (PP) Pantai Prigi, Trenggalek Agista Ayuningtyas Puspita Dwijayani dan Prof. Ir. Wahyono Hadi,

Lebih terperinci

Teknologi Desalinasi Menggunakan Multi Stage Flash Distillation (MSF)

Teknologi Desalinasi Menggunakan Multi Stage Flash Distillation (MSF) Teknologi Desalinasi Menggunakan Multi Stage Flash Distillation (MSF) IFFATUL IZZA SIFTIANIDA (37895) Program Studi Teknik Nuklir FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA ABSTRAK Teknologi Desalinasi Menggunakan

Lebih terperinci

STUDI TEKNIS EKONOMIS ANTARA MAIN RING SISTEM DENGAN INDEPENDENT SISTEM BALLAST PADA MOTOR TANKER YAN GT. Oleh

STUDI TEKNIS EKONOMIS ANTARA MAIN RING SISTEM DENGAN INDEPENDENT SISTEM BALLAST PADA MOTOR TANKER YAN GT. Oleh STUDI TEKNIS EKONOMIS ANTARA MAIN RING SISTEM DENGAN INDEPENDENT SISTEM BALLAST PADA MOTOR TANKER YAN 1 1000GT Oleh Ir. Hari Prastowo, M.Sc 2), Risky Hari Prasetyo 1) 2) 1) Mahasiswa: Jurusan Teknik Sistem

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, 6 November 2014 Hormat Kami, Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, 6 November 2014 Hormat Kami, Tim Penyusun KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Proses Desalinasi Dengan Metode MSF. Makalah

Lebih terperinci

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH 5 2.1 Proses Pengolahan Air Limbah Domestik Air limbah domestik yang akan diolah di IPAL adalah berasal dari kamar mandi, wastavel, toilet karyawan, limpasan septik tank

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Water Treatment Air sungai dan Sumur Bor menjadi Air Bersih Proses pengolahan air (water treatment system)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Water Treatment Air sungai dan Sumur Bor menjadi Air Bersih Proses pengolahan air (water treatment system) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Water Treatment Air sungai dan Sumur Bor menjadi Air Bersih Proses pengolahan air (water treatment system) yang merupakan pengolahan air yang tidak layak pakai (air kotor)

Lebih terperinci

No 1 Nama Komponen & Spesifikasi Teknis Mesin RO GPD (setara a dg 200 galon per hari, 1 Galon = 19 Liter)

No 1 Nama Komponen & Spesifikasi Teknis Mesin RO GPD (setara a dg 200 galon per hari, 1 Galon = 19 Liter) INVIRO Office : Jl. Parangtritis Km. 4,5 Yogyakarta Website : www.inviro.co.id Email: inviro.co.id@gmail.com Phone : 0274-385322 [Hotline], 085293 666668 [AS], 085709 666668 [M3], 085959 666668 [XL] Detail

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JenisPenelitian, Rancangan Penelitian atau Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah quasi experiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian non randomized pretest-postest

Lebih terperinci

PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 2012

PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 2012 Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 202 ISSN 0852-2979 PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 202 Heri Witono, Ahmad Nurjana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian terhadap aliran campuran air crude oil yang mengalir pada pipa pengecilan mendadak ini dilakukan di Laboratorium Thermofluid Jurusan Teknik Mesin. 3.1 Diagram Alir

Lebih terperinci