PERHITUNGAN GAJI PNS
|
|
- Sukarno Lie
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERHITUNGAN GAJI PNS
2 STRUKTUR PENGGAJIAN
3 GAJI POKOK Besaran gaji pokok diberikan kepada pegawai sesuai dengan yang tercantum dalam SK pengangkatan, SK kenaikan pangkat, surat pemberitahuan kenaikan gaji berkala, atau surat penetapan lainnya. Besaran gaji pokok terakhir diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2011 Kepada CPNS diberikan gaji pokok sebesar 80% dari gaji pokok untuk golongan/ruang gaji menurut pangkat yang didudukinya.
4 TUNJANGAN ISTRI/SUAMI diberikan untuk 1 istri/suami PNS yang sah (harus dibuktikan dengan surat nikah/akta nikah dari KUA atau Kantor Catatan Sipil) besarnya tunjangan isteri/suami adalah 10 % dari gaji pokok; tunjangan isteri/suami diberhentikan pada bulan berikutnya setelah terjadi perceraian atau meninggal dunia;
5 TUNJANGAN ANAK (1) Yang dimaksud dengan tunjangan anak adalah tunjangan yang diberikan kepada pegawai negeri yang mempunyai anak (anak kandung, anak tiri dan anak angkat) dg ketentuan : belum melampaui batas usia 21 tahun; tidak /belum pernah menikah; tidak mempunyai penghasilan sendiri; nyata menjadi tanggungan pegawai negeri yang bersangkutan. Besarnya: 2 % per anak dari gaji pokok;
6 TUNJANGAN ANAK (2) diberikan maksimal untuk 2 orang anak; sebanyak-banyaknya untuk 3 (tiga) orang anak, termasuk anak angkat (PP 13 tahun 1980) tunjangan diberhentikan pada bulan berikutnya setelah tidak memenuhi ketentuan pemberian tunjangan anak atau meninggal dunia (Pegawai wajib melaporkan setiap perubahan)
7 TUNJANGAN ANAK (3) batas usia anak seperti tsb diatas dapat diperpanjang s.d 25 th, bila anak tsb masih bersekolah dengan ketentuan sebagai berikut: ada surat pernyataan dari kepala sekolah/kursus/ perguruan tinggi masa pelajaran pada sekolah/kursus/perguruan tinggi tersebut sekurang-kurangnya satu tahun; tidak menerima beasiswa.
8 TUNJANGAN ANAK (4) Untuk memperoleh tunjangan anak harus dibuktikan dengan: Surat Keterangan Kelahiran Anak dari Kantor Catatan Sipil/lurah/camat setempat; Surat Keputusan Pengadilan yang mensahkan perceraian dimana anak menjadi tanggungan penuh janda/duda Surat Keterangan dari lurah/camat bahwa anak-anak tersebut adalah perlu tanggungan si janda/duda untuk tunjangan anak tiri bagi janda/duda yang suami/isterinya meninggal dunia Surat Keputusan Pengadilan Negeri tentang pengangkatan anak (hukum adopsi) untuk tunjangan anak bagi anak angkat
9 TUNJANGAN ANAK ANGKAT tunjangan anak untuk anak angkat maks. 1 anak Tunjangan anak angkat dibayarkan mulai bulan diterimanya surat kelahiran (tidak boleh berlaku surut): ayah kandung anak tsb telah meninggal dunia (surat keterangan kematian) ayah kandung tsb bukan PNS anak tersebut tidak lagi menjadi tanggungan ayahnya (ada surat keputusan dari pengadilan negeri bahwa anak tersebut telah diserahkan sepenuhnya kepada ibu)
10 TUNJANGAN STRUKTURAL (1) diberikan kepada PNS yang menduduki jabatan struktural sesuai dengan peraturan perundangan dan ada SK dari pejabat yang berwenang besaran dibedakan menurut tingkat eselon (PP No. 26 Tahun 2007) sekaligus menentukan perpanjangan batas usia pensiun bagi pegawai yang bersangkutan (eselon I dan II s.d usia 60 tahun, khusus jabatan eselon I tertentu dapat diperpanjang s.d 62 tahun); tunjangan jabatan struktural dibayarkan pada bulan berikutnya setelah tanggal pelantikan.
11 TUNJANGAN STRUKTURAL(2) pembayaran tunjangan jabatan struktural dihentikan terhitung mulai bulan berikutnya sejak PNS: tidak lagi menduduki jabatan struktural; diberhentikan sementara; dijatuhi hukuman disiplin berupa pembebasan dari jabatan berdasarkan PP 30 Tahun 1980; Sedang cuti diluar tanggungan negara (kecuali cuti diluar tanggungan negara karena persalinan); dijatuhi hukuman penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; dibebaskan dari tugas jabatannya selama lebih dari 6 bulan; contoh : misal Seorang Pegawai ditugaskan untuk mengikuti pendidikan program Magister selama 2 tahun tmt 1 September Maka mulai Bulan Oktober 2007 pembayaran tunjangan jabatan struktural diberhentikan. sedang menjalani cuti besar.
12 TUNJANGAN STRUKTURAL(3) tunjangan jabatan struktural bagi pegawai negeri yang dipekerjakan di luar satuan unit penggajiannya, maka yang berkewajiban mengajukan permintaan tunjangan jabatan struktural adalah satuan kerja unit tujuan. Contoh : Seorang PNS BKN dipekerjakan pada Departemen Dalam Negeri diangkat dan dilantik dalam jabatan kepala Biro Kepegawaian (eselon IIa).maka tunjangan jabatan strukturalnya dibayarkan oleh Departemen Dalam Negeri.
13 TUNJANGAN FUNGSIONAL(1) Adalah tunjangan jabatan yang diberikan kepada pegawai negeri yang menduduki jabatan fungsional sesuai dengan peraturan perundangan dan ditetapkan dengan SK pejabat yang berwenang. besaran tunjangan dibedakan berdasarkan Peraturan Presiden; bagi PNS yang merangkap jabatan fungsional dan struktural, hanya diberikan satu tunjangan jabatan yang menguntungkan baginya; tunjangan jabatan fungsional sekaligus menentukan perpanjangan batas usia pensiun bagi pegawai ybs s.d usia 58 tahun, 60 tahun, dan 65 tahun); dibayarkan pada bulan berikutnya setelah tgl melaksanakan tugas.
14 TUNJANGAN FUNGSIONAL(2) pembayaran tunjangan jabatan fungsional dihentikan terhitung mulai bulan berikutnya sejak pegawai negeri yang bersangkutan: tidak lagi menduduki jabatan fungsional diberhentikan sementara dijatuhi hukuman disiplin berupa pembebasan dari jabatan berdasarkan PP Nomor 30 Tahun 1980 sedang menjalani cuti diluar tanggungan negara (kecuali cuti di luar tanggungan negara karena persalinan anak ke-3)
15 TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL(3) dijatuhi hukuman penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dibebaskan dari tugas jabatannya selama lebih dari 6 bulan (dihentikan terhitung mulai bulan ketujuh). sedang menjalani cuti besar.
16 TUNJANGAN FUNGSIONAL(4) Seorang pejabat fungsional untuk mengikuti tugas belajar mulai tanggal 1 Nopember April Pejabat fungsional tersebut dinyatakan bekerja kembali tmt 10 Juli 2010, maka : tunjangan bulan Nopember April 2009 tetap dibayarkan; tunjangan diberhentikan tmt bulan Mei 2009-Juli 2010; Tunjangan dibayarkan kembali mulai bulan Agustus 2010 dst, apabila keputusan pengangkatan kembali dalam jabatan fungsional dan SPMT kembali telah diterima oleh KPPN Khusus untuk tunjangan jabatan fungsional dosen biasa yang mengikuti tugas belajar dalam negeri pada perguruan tinggi yang ditetapkan dalam Keputusan Presiden, tunjangan jabatan fungsionalnya (pd bulan ke 7) diganti dengan tunjangan tugas belajar yang besarnya sama dengan tunjangan dosen.
17 TUNJANGAN FUNGSIONAL(5) tunjangan jabatan fungsional dibuktikan dengan surat pernyataan melaksakan tugas; untuk kepastian pembayaran tunjangan jabatan fungsional, setiap awal tahun anggaran pejabat yang berwenang diharuskan membuat surat pernyataan masih menduduki jabatan; tunjangan jabatan fungsional PNS diperbantukan, dibayarkan oleh TUJUAN; tunjangan jabatan fungsional PNS dipekerjakan tetap dibayarkan oleh instansi induknya.
18 TUNJANGAN YANG DIPERSAMAKAN DENGAN TUNJANGAN JABATAN meliputi Tunjangan Tenaga Kependidikan, Tunjangan Jabatan Anggota dan Sekretaris Pengganti Mahkamah Pelayaran, Tunjangan Jabatan Bagi Pejabat tertentu yang ditugaskan pada Badan Pemeriksa Keuangan, Tunjangan Hakim, Tunjangan Panitera, Tunjangan Juru Sita dan Juru Sita Pengganti, Tunjangan Pengamat Gunungapi bagi Pegawai Negeri Sipil Golongan I dan II, Tunjangan Petugas Pemasyarakatan Ketentuan tentang tunjangan yang dipersamakan dengan tunjangan jabatan pada dasarnya sama dengan tunjangan jabatan fungsional
19 TUNJANGAN KOMPENSASI KERJA (RISIKO BAHAYA ATAS PEKERJAAN) tidak dapat digolongkan ke dalam Tunjangan Struktural maupun Fungsional. diberikan kepada PNS yang dalam melaksanakan tugasnya dituntut tanggungjawab yang tinggi dan senantiasa dihadapkan dengan dampak resiko bahaya kesehatan atas dirinya
20 TUNJANGAN KOMPENSASI KERJA(2) Tunjangan Pengelola Arsip Statis bagi PNS di lingkungan Arsip Nasional RI, Tunjangan Bahaya Radiasi bagi PNS di lingkungan BPTN, Tunjangan Bahaya Radiasi bagi Pekerja Radiasi, Tunjangan Resiko Bahaya Keselamatan dan Kesehatan dalam Penyelenggaraan Permasyarakatan, Tunjangan Pengamanan Persandian, Tunjangan Resiko Bahaya Keselamatan dan Kesehatan dalam Penyelenggaraan Pencarian dan Pertolongan bagi Pegawai Negeri di Lingkungan Badan SAR Nasional
21 TUNJANGAN BERAS adalah tunjangan yang diberikan kepada pegawai negeri dan anggota keluarganya dalam bentuk natura (beras) atau dalam bentuk inatura (uang) dengan besaran sesuai ketentuan yang berlaku. tunjangan beras diberikan kepada pegawai negeri dalam bentuk natura (beras) dan inatura (uang) besaran tunjangan beras kepada PNS dan anggota keluarga diberikan sebanyak 10 kg/orang/bulan, atau setara itu yang diberikan dalam bentuk uang dengan besaran harga ditetapkan oleh Menteri Keuangan (Rp 5.656) banyaknya jumlah orang yang dapat diberikan tunjangan beras adalah pegawai yang bersangkutan ditambah jumlah anggota keluarga yang tercantum dalam daftar gaji
22 TUNJANGAN KHUSUS PAPUA (1) tunjangan khusus yang diberikan kepada PNS/CPNS yang bekerja di Provinsi Papua besarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku (PP 68 tahun 2002) Tunjangan Khusus Irian Papua diberikan dengan latar belakang bahwa pegawai yang berkedudukan di suatu daerah yang angka indeks kemahalan lebih besar daripada angka indeks kemahalan daerah tertentu yang ditunjuk sebagai dasar (standar).
23 TUNJANGAN KHUSUS PAPUA(2) diberikan kepada pegawai yang secara nyata berada dan bekerja di Provinsi Papua ; Mulai diberikan pada bulan berkenaan berada dan bekerja di Propinsi Papua (SPMT); dihentikan pada bulan berikutnya sejak pegawai yang bersangkutan secara nyata tidak berada dan bekerja di Propinsi Papua; tidak diberikan kepada pegawai negeri yang diberhentikan dengan hak uang tunggu.
24 TUNJANGAN PENGABDIAN WILAYAH TERPENCIL (1) diberikan kepada PNS yang secara nyata bekerja dan bertempat tinggal di wilayah terpencil sesuai ketentuan Latar belakang: karena pegawai negeri yang ditempatkan di wilayah terpencil cenderung mengalami permasalahan berat jika dibandingkan dengan mereka yang ditugaskan di wilayah lainnya. Wilayah terpencil adalah wilayah yang sulit dalam berbagai aspek, seperti tidak/belum tersedia pelayanan umum, harga kebutuhan pokok yang sangat mahal, tidak/belum tersedia sarana komunikasi yang memadai. Kondisi wilayah terpencil tentu membutuhkan tingkat pengabdian yang tulus dari seorang pegawai negeri untuk ditempatkan/ditugaskan di daerah tersebut.
25 TUNJANGAN PENGABDIAN WILAYAH TERPENCIL (2) diberikan setelah suatu daerah ditetapkan sebagai wilayah terpencil oleh Mendagri setelah mendapat pertimbangan tertulis dari Menpan, Menkeu, dan Menteri Pertahanan dan Keamanan; Ada SK penempatan tugas di wilayah terpencil dan surat penyataan bekerja dan bertempat tinggal di wilayah terpencil yang diterbitkan oleh pejabat yang berwenang; tunjangan pengabdian di wilayah terpencil diberikan pada bulan berkenaan tunjangan ini diberhentikan pada bulan berikutnya apabila pegawai yang bersangkutan : pindah tugas keluar dari wilayah terpencil tidak bertempat tinggal lagi di wilayah terpencil berhenti, meninggal dunia atau pensiun, dijatuhi hukuman penjara atau kurungan berdasarkan keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap menjalani cuti di luar tanggungan negara dijatuhi hukuman disiplin berat
26 TUNJANGAN UMUM tunjangan yang diberikan dalam rangka meningkatkan mutu, prestasi, pengabdian dan semangat kerja bagi CPNS dan PNS yang tidak menerima tunjangan jabatan struktural atau tunjangan jabatan fungsional atau tunjangan yang dipersamakan dengan tunjangan jabatan
27 besaran diatur dalam PP No.12 Tahun 2006; tambahan tunjangan umum diberikan jika CPNS dan PNS menerima penghasilan (gaji pokok, tunjangan keluarga, tunjangan beras dan tunjangan umum) kurang dari Rp ; Bagi PNS yang memiliki Tunjangan Kompensasi Kerja kepadanya tetap diberikan Tunjangan Umum, sepanjang penghasilan PNS yang bersangkutan belum mencapai jumlah Rp ,- (satu juta rupiah)
28 pembayaran tunjangan umum dihentikan mulai bulan berikutnya sejak pegawai negeri yang bersangkutan: menerima tunjangan jabatan struktural/fungsional/dipersamakan itu diberhentikan sementara dari jabatan negeri; dijatuhi hukuman disiplin (pembebasan dari jabatan) berdasarkan PP 30/ 1980; sedang menjalani cuti besar atau cuti diluar tanggungan negara; diberhentikan dari jabatan organik; menjalani masa bebas tugas/mpp; menjalani masa uang tunggu; menjalani tugas belajar lebih dari 6 bulan. tunjangan umum bagi pegawai negeri yang diperbantukan, dibayarkan oleh instansi tempat pegawai negeri yang bersangkutan bekerja; tunjangan umum bagi pegawai negeri yang dipekerjakan tetap dibayarkan oleh instansi induknya.
29 PEMBULATAN Untuk memudahkan penyelesaian administrasi pembayaran gaji pegawai, maka dalam perhitungan pembayaran gaji diadakan pembulatan. Angka pembulatan tsb harus dicantumkan pada lajur yang telah tersedia dalam daftar gaji. Angka pembulatan dicantumkan agar gaji yang diterima pegawai jumlah bersihnya menjadi bulat dengan ketentuan sebagai berikut: Unsur penghasilan dibulatkan ke atas mjd satuan rupiah (Rp 1,00); Unsur potongan dibulatkan ke bawah menjadi nol rupiah (Rp 0,00); Jumlah akhir dibulatkan ke atas menjadi ratusan rupiah (Rp100,00).
30 POTONGAN Potongan Beras Bulog adalah potongan yang dikenakan bagi pegawai negeri yang menerima tunjangan beras dalam bentuk natura yang jumlah potongannya sebesar tunjangan beras tersebut; Iuran Wajib Pegawai Negeri (IWP) sebesar 10 % (untuk gaji terusan sebesar 2%) dari penghasilan yaitu Gaji Pokok ditambah tunjangan keluarga; Askes tambahan sebesar 2% dari penghasilan yaitu gaji pokok ditambah tunjangan keluarga PPh pasal 21 adalah potongan pajak yang dikenakan terhadap penghasilan pegawai negeri yang melampaui batas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP); Tabungan Perumahan adalah potongan yang dikenakan kepada PNS untuk membiayai usaha-usaha peningkatan kesejahteraan PNS dalam bidang perumahan sesuai perundang-undangan yang berlaku; Potongan lainnya (sewa rumah dinas, angsuran utang pada negara, kelebihan pembayaran gaji dan tunjangan).
31 POTONGAN PIHAK KETIGA IWP 10 % PPH 21 TAPERUM IURAN PENSIUN 4,75% THT 3,25% ASKES 2% ASKES tambahan 2% JUMLAHNYA SAMA DENGAN TUNJANGAN PAJAK *) SESUAI GOLONGAN Keppres 8 tahun 1977, IWP dikenakan kepada PNS dan Pejabat Negara
32 GAJI 13 Besarnya gaji bulan 13 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 adalah sebesar penghasilan sebulan yang diterima pada bulan Juni Penghasilan sebagaimana dimaksud di atas bagi PNS dan Pejabat Negara meliputi gaji pokok, tunjangan keluarga, tunjangan jabatan/tunjangan umum, dan tunjangan khusus/ tunjangan khusus kinerja/tunjangan kinerja/insentif khusus; Pemberian gaji 13 dibayarkan pada bulan Juni
33 PENGECUALIAN PERHITUNGAN GAJI 13 Besarnya penghasilan gaji 13 tidak termasuk jenis-jenis : Tunjangan beras Tunjangan kompensasi kerja (tunjangan bahaya, tunjangan risiko, tunjangan pengamanan) Tunjangan Khusus Provinsi Papua; dan Tunjangan Pengabdian bagi Pegawai Negeri yang bekerja dan bertempat tinggal di daerah terpencil. Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebelum dikenakan potongan iuran berdasarkan peraturan perundang-undangan.
34 GAJI 13-TERUSAN Penerima gaji terusan dari Pegawai Negeri/Pejabat Negara yang meninggal dunia atau tewas diberikan gaji bulan ketiga belas sebesar penghasilan gaji terusan yang diterima pada bulan Juni 2010.
35 GAJI SUSULAN adalah gaji seseorang pegawai negeri yang belum dibayarkan untuk satu bulan atau lebih karena pembayaran gajinya tidak dilakukan tepat pada waktu pegawai yang bersangkutan melaksanakan tugas pada suatu tempat. Gaji Susulan dapat berupa gaji pertama bagi CPNS/PNS dan gaji pegawai yang dipindahkan karena dinas, atau pegawai yang karena kasus tertentu dihentikan pembayaran gajinya kemudian harus dibayarkan lagi gaji yang sempat dihentikan tersebut
36 KEKURANGAN GAJI (RAPEL) adalah kekurangan pembayaran gaji PNS karena adanya kenaikan besaran komponen gaji, sedangkan pembayaran gajinya atas dasar kenaikan besaran komponen gaji tersebut tidak dilaksanakan tepat waktunya sesuai dengan berlakunya perubahan besaran komponen penghasilan tersebut. Kenaikan besaran komponen gaji ditetapkan dengan SK seperti kenaikan pangkat, gaji berkala, penyesuaian harga beras, dan lainlain.
37 DIPERBANTUKAN DAN DIPEKERJAKAN Aturan PP 9 tahun 2003 PNS Diperbantukan adalah PNS yg melaksanakan tugas di luar instansi induknya yg gajinya dan dibebankan pada instansi yg menerima perbantuan, tetapi pembinaan kenaikan pangkat tetap di instansi induknya PNS Dipekerjakan adalah PNS yg melaksanakan tugas di luar instansi induknya yg gajinya masih menjadi beban instansi induknya, demikian juga dg pembinaan kenaikan pangkatnya
38 UANG DUKA Dasar hukum PP 12 tahun 1981 Kepada isteri atau suami PNS yang tewas diberikan uang duka tewas sebesar 6 kali penghasilan sebulan dengan ketentuan serendah-rendahnya Rp Sedangkan kepada isteri atau suami PNS yang wafat diberikan uang duka wafat sebesar 3 kali penghasilan sebulan dengan ketentuan serendah-rendahnya Rp Tidak ada potongan IWP 10% Uang duka tewas diberikan dengan surat keputusan pejabat yang berwenang, setelah ada persetujuan atau dengan memperhatikan pertimbangan teknis Kepala Badan Kepegawaian Negara.
39 GAJI TERUSAN PP 49 tahun 1980 Kepada janda/duda dari PNS yang meninggal dunia diberikan penghasilan sebesar penghasilan terakhir almarhum suami/almarhumah isteri selama 4 bulan mulai bulan berikutnya Pegawai Negeri Sipil meninggal dunia. Tidak dikenakan potongan IWP 10% tetapi kena iuran wajib asuransi kesehatan sebesar 2%
40 DASAR HUKUM PPH 21- PNS Aturan lama : Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1994 Peraturan Menteri Keuangan no 636/KMK.04/1994 Aturan Baru : UU no 36 tahun 2008 PP 80 tahun 2010 Peraturan Menteri Keuangan no 262/PMK/2010
41 PERBEDAAN PPH LAMA DAN BARU PPH LAMA 5 Lapisan penghasilan (5,10,15,25,35) Maks biaya jabatan Rp PTKP lama lebih kecil Tidak wajib NPWP PPH BARU 4 Lapisan Penghasilan (5,15,25,30) Maks biaya jabatan Rp PTKP baru lebih besar Wajib NPWP
42 WP yang tidak memiliki NPWP per 1 Januari 2009 (UU 36 Th 2008) Penerapan tarif pemotongan/pemungutan PPh yang lebih tinggi bagi WP yang tidak memiliki NPWP. Bagi WP penerima penghasilan yang dikenai pemotongan PPh Pasal 21 yang tidak mempunyai NPWP dikenai pemotongan 20% lebih tinggi dari tarif normal. Aplikasi sudah disesuaikan dg ketentuan ini, sehingga harus diisikan data NPWP setiap pegawai untuk menghindari tambahan 20% tersebut.
43 WP yang tidak memiliki NPWP (PP 80 tahun 2010, 20 Des 2010) 1. Dalam hal Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, Anggota POLRI, dan Pensiunannya tidak memiliki NPWP, atas penghasilan tetap dan teratur setiap bulan yang dibebankan pada APBN atau APBD dikenai tarif PPH Ps 21 lebih tinggi sebesar 20% daripada tarif yang diterapkan 2. Tambahan Pajak Penghasilan Pasal 21 sebesar 20% tsb dipotong dari penghasilan yang diterima Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, Anggota POLRI, dan Pensiunannya. 3. Aplikasi disesuaikan dengan ketentuan ini
44 JENIS-JENIS PERHITUNGAN PPH Penghitungan PPh Pasal 21 pada Januari-November (Selain Masa Pajak Desember dan Masa Pajak Terakhir) Penghitungan PPh Pasal 21, Gaji 13 /rapel gaji Penghitungan PPh Pasal 21 bagi yang menerima tambahan penghasilan yang bersifat tetap dan teratur setiap bulan yang pembayarannya terpisah dari pembayaran gaji. Penghitungan PPh Pasal 21 pada bulan Desember
45 PERHITUNGAN PAJAK JANUARI-NOVEMBER (PP 80/2010 dan PMK 262/PMK.03/2010) Gaji pokok Tunjangan istri/suami Tunjangan anak Tunjangan struktural Tunjangan fungsional Tunjangan Umum Tunjangan Beras Pembulatan 84 Tunjangan daerah Terpencil Tunjangan Papua Penghasilan bruto Pengurang penghasilan bruto Iuran pensiun biaya jabatan Penghasilan netto sebulan Penghasilan netto setahun Tarif baru- WP punya NPWP PTKP PKP PKP dibulatkan %x %x( ) - Jumlah PPH 21 setahun PPH pasal 21 sebulan
46 PERHITUNGAN PAJAK GAJI -13/RAPEL GAJI (PP 80/2010 dan PMK 262/PMK.03/2010) Gaji + tunj setahun + gaji 13/rapel Hitung PPH (A) PPH Gaji 13/Rapel (A-B) Gaji + tunj setahun Hitung PPH (B) Gaji 13= Gaji bulan terakhir-tunjangan beras
47 PERHITUNGAN PAJAK TAMBAHAN PENGHASILAN YG TERPISAH (PP 80/2010 dan PMK 262/PMK.03/2010) PPH GAJI POKOK PENDAPATAN= GAJI POKOK+TUNJ KEL +TUNJ BERAS PPH GAJI POKOK + TUNJANGAN PENDAPATAN= GAJI POKOK+TUNJ KEL+ TUNJ BERAS + T. STRUKTURAL PPH (A) PPH (B) PPH TAMBAHAN PENGHSL B-A
48 PERHITUNGAN PAJAK DESEMBER (PP 80/2010 dan PMK 262/PMK.03/2010) Seluruh penghasilan tahun ybs: Gaji Jan-Des, Gaji 13, Rapel Hitung PPH (A) PPH Desember (A-B) Pemotongan PPh Jan- Nov (B) Tidak termasuk tambahan pembayaran pajak 20% krn tidak punya NPWP
49 PERHITUNGAN PTKP PADA WANITA KAWIN a. bagi wanita kawin, PTKP = dirinya sendiri (WK 0-1) b. Dalam hal wanita kawin dapat menunjukan keterangan tertulis dari pemerintah daerah setempat (kecamatan) yang menyatakan suaminya tidak menerima atau memperoleh penghasilan, PTKP = untuk dirinya sendiri ditambah PTKP untuk status kawin + keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya paling banyak 3 (tiga) orang.
50 PTKP UTK KARYAWATI VS STATUS SIPIL STATUS KAWIN STATUS KAWIN SUAMI TDK MENERIMA/ MEMPEROLEH PENGHASILAN STATUS TDK KAWIN HANYA UTK DIRI SENDIRI WK U/ DIRI SENDIRI SBG WP - STATUS KAWIN -TANGGUNGAN MAKS 3 ORG WK 0-2, 1-3, 2-4,3-5 - U/ DIRI SENDIRISBG WP - TANGGUNGAN MAKS 3 ORG WJ 1-2, 2-3,3-4 SYARAT: MENUNJUKKAN KET. TERTULIS DARI PEMDA SETEMPAT SERENDAH-RENDAHNYA KECAMATAN BAHWA SUAMI TIDAK MENERIMA/MEMPEROLEH PENGHASILAN Pasal 11 ayat (3) dan (4)
51 TERIMA KASIH
52 Uraian Perhitungan bulanan gaji 13 dan perhitungan tahunan Gaji pokok Tunjangan istri/suami Tunjangan anak Tunjangan struktural Tunjangan Beras Penghasilan bruto B Penghasilan bruto setahun A ===> C Pengurang penghasilan bruto Iuran pensiun biaya jabatan Penghasilan netto sebulan Penghasilan netto setahun PTKP Tarif baru- WP punya NPWP PKP PKP dibulatkan %x %x( ) Jumlah PPH 21 setahun E F PPH pasal 21 sebulan PPh gaji 13 F-E
53 Perhitungan PPH terutang bendaharawan gaji pokok Perhitungan PPH bendaharawan tunjangan struktural Gaji pokok Tunjangan istri/suami Tunjangan anak Tunjangan struktural Tunjangan fungsional - - Tunjangan Umum Tunjangan Beras Pembulatan Penghasilan bruto Pengurang penghasilan bruto Iuran pensiun biaya jabatan Penghasilan netto sebulan Penghasilan netto setahun PTKP Tarif baru- WP punya NPWP PKP PKP dibulatkan %x(< ) A Pajak setahun kantor B B Selisih pajak terutang setahun dg kantor asal C= B-A Pajak terutang kantor A sebulan A/ Pajak terutang kantor B sebulan C/
54 Uraian PPh Gaji Desember Gaji pokok Tunjangan istri/suami Tunjangan anak Tunjangan struktural Tunjangan fungsional Tunjangan Umum Tunjangan Beras Pembulatan 672 Tunjangan daerah Terpencil Iuran PMD Tunjangan Papua Penghasilan bruto Gaji Penghasilan setahun Iuran pensiun biaya jabatan Penghasilan netto setahun PTKP Tarif baru- WP punya NPWP PKP PKP dibulatkan %x %x( ) Jumlah PPH 21 setahun PPh Jan-November PPh Gaji PPh sdh dibayar PPh Desember
PERHITUNGAN GAJI PNS
PERHITUNGAN GAJI PNS PERHITUNGAN GAJI PNS STRUKTUR PENGGAJIAN GAJI POKOK Besaran gaji pokok diberikan kepada pegawai sesuai dengan yang tercantum dalam SK pengangkatan, SK kenaikan pangkat, surat pemberitahuan
Lebih terperinciModul Bimbingan Teknis Administrator Simda Substansi Pengelolaan Gaji PNS Daerah
KATA PENGANTAR Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah berbasis komputer yang selama ini dikembangkan oleh BPKP adalah suatu tools yang dibuat dengan tujuan untuk membantu pemerintah daerah dalam
Lebih terperinciMODUL PENGELOLAAN ADMINISTRASI BELANJA PEGAWAI PADA SATUAN KERJA KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Kami ucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas limpahan Rahmat dan Hidayah Nya sehingga kami dapat menyusun modul panduan dalam pengelolaan dan penatausahaan keuangan
Lebih terperinciPeraturan pelaksanaan Pasal 21 ayat (5) Penghasilan yang Dibebankan Kepada Keuangan Negara atau Keuangan Daerah Peraturan Pemerintah
Peraturan pelaksanaan Pasal 21 ayat (5) Penghasilan yang Dibebankan Kepada Keuangan Negara atau Keuangan Daerah Peraturan Pemerintah Nomor, tanggal 80 Tahun 2010 20 Desember 2010 Mulai berlaku : 1 Januari
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92/PMK.05/2013 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92/PMK.05/2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PEMBERIAN GAJI/PENSIUN/TUNJANGAN BULAN KETIGA BELAS DALAM
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERIAN GAJI/PENSIUN/TUNJANGAN BULAN KETIGA BELAS DALAM TAHUN ANGGARAN 2011 KEPADA PEGAWAI NEGERI, PEJABAT NEGARA, DAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 262/PMK.03/2010 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 262/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 BAGI PEJABAT NEGARA, PNS, ANGGOTA TNI, ANGGOTA POLRI,
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KEUANGAN> Gaji. Pensiun. Tunjangan. Bulan Ketiga Belas. TA 2014. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 152) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 262/PMK.03/2010 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 262/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 BAGI PEJABAT NEGARA, PNS, ANGGOTA TNI, ANGGOTA POLRI,
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 262/PMK.03/2010 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 262/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 BAGI PEJABAT NEGARA, PNS, ANGGOTA TNI, ANGGOTA POLRI,
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144/PMK.05/2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144/PMK.05/2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PEMBERIAN GAJI/PENSIUN/TUNJANGAN BULAN KETIGA BELAS DALAM
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 262/PMK.03/2010 TENTANG
Menimbang : PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 262/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 BAGI PEJABAT NEGARA, PNS, ANGGOTA TNI, ANGGOTA POLRI, DAN PENSIUNANNYA
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.75, 2010 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA APBN. Keuangan. PNS. Pejabat Negara. Gaji Ketiga Belas. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5136) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I KEUANGAN. Gaji. Pensiun. Tunjangan. Bulan Ketiga Belas. Tahun Anggaran 2016. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 115) PENJELASAN ATAS PERATURAN
Lebih terperinciBADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA TATA CARA PERMINTAAN, PEMBERIAN, DAN PENGHENTIAN TUNJANGAN UMUM BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 18 TAHUN 2006 TANGGAL : 30 JUNI 2006
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERIAN GAJI/PENSIUN/TUNJANGAN BULAN KETIGA BELAS DALAM TAHUN ANGGARAN 2011 KEPADA PEGAWAI NEGERI, PEJABAT NEGARA, DAN PENERIMA PENSIUN/TUNJANGAN
Lebih terperinci2016, No Mengingat: Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pemberian Gaji, Pensiun, atau Tunjangan Ketiga Belas kepada Pegawai Negeri
No. 899, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. PNS. Prajurit TNI. Anggota POLRI. Pejabat Negara. Penerima Pensiun/Tunjangan. Gaji/Pensiun/Tunjangan ke-13. Pemberian. Juknis. PERATURAN MENTERI
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2009 TENTANG PEMBERIAN GAJI/PENSIUN/TUNJANGAN BULAN KETIGA BELAS DALAM TAHUN ANGGARAN 2009 KEPADA PEGAWAI NEGERI, PEJABAT NEGARA, DAN PENERIMA PENSIUN/TUNJANGAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pemotongan PPH Pasal 21. Tata Cara Pemotongan.
No.691, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pemotongan PPH Pasal 21. Tata Cara Pemotongan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 262/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA
Lebih terperinciMENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96/PMK.05/2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PEMBERIAN GAJI, PENSIUN, ATAU TUNJANGAN KETIGA BELAS KEPADA
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN GAJI/PENSIUN/TUNJANGAN BULAN KETIGA BELAS DALAM TAHUN ANGGARAN 2013 KEPADA PEGAWAI NEGERI, PEJABAT NEGARA, DAN PENERIMA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN GAJI, PENSIUN, ATAU TUNJANGAN KETIGA BELAS KEPADA PEGAWAI NEGERI SIPIL, PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA, ANGGOTA KEPOLISIAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2009 TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2009 TENTANG PEMBERIAN GAJI/PENSIUN/TUNJANGAN BULAN KETIGA BELAS DALAM TAHUN ANGGARAN 2009 KEPADA PEGAWAI NEGERI, PEJABAT NEGARA, DAN PENERIMA PENSIUN/TUNJANGAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN GAJI/PENSIUN/TUNJANGAN BULAN KETIGA BELAS DALAM TAHUN ANGGARAN 2015 KEPADA PEGAWAI NEGERI SIPIL, ANGGOTA TENTARA NASIONAL
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN GAJI/PENSIUN/TUNJANGAN BULAN KETIGA BELAS DALAM TAHUN ANGGARAN 2013 KEPADA PEGAWAI NEGERI, PEJABAT NEGARA, DAN PENERIMA PENSIUN/TUNJANGAN
Lebih terperinci1 of 5 21/12/ :03
1 of 5 21/12/2015 10:03 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 89/PMK.05/2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN GAJI/PENSIUN/TUNJANGAN BULAN KETIGA
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Anastasia Diana dan Lilis Setiawati Perpajakan Indonesia, Andi, Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA Anastasia Diana dan Lilis Setiawati. 2011. Perpajakan Indonesia, Andi, Yogyakarta. Direktorat Jenderal Pajak. 2009. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 57/PJ/2009 tentang Pedoman
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ/2012
Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak Tahun 2013 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ/2012 PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN GAJI/PENSIUN/TUNJANGAN BULAN KETIGA BELAS DALAM TAHUN ANGGARAN 2014 KEPADA PEGAWAI NEGERI SIPIL, ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA,
Lebih terperinciMENTER"! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN.
MENTER"! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN. PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54/PMK. 05/2018 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN HARI RAYA DALAM TAHUN ANGGARAN
Lebih terperinciSPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26
SPT Masa Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26 Formulir ini digunakan untuk melaporkan kewajiban Pemotongan Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26 SPT rmal SPT Pembetulan Ke- - Tahun Kalender Formulir
Lebih terperinciPerhitungan pajak PP 80-KMK 262 Rapel Beras Warning gpensiun 6 bulan sebelumnya Koneksi Simda keuangan ditambah. Tambahan Status Pegawai Pindah SKPD
SYSTEM REQUIREMENT SIMDA GAJI-R11 SIMDA GAJI -RILIS 11(1) Perhitungan pajak PP 80-KMK 262 Rapel Beras Warning gpensiun 6 bulan sebelumnya Koneksi Simda keuangan ditambah untuk rapel, uang duka/terusan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.592, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Gaji. Pensiun. Tunjangan Ketiga Belas. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 89/PMK.05/2012 TENTANG PETUNJUK
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN GAJI/PENSIUN/TUNJANGAN BULAN KETIGA BELAS DALAM TAHUN ANGGARAN 2012 KEPADA PEGAWAI NEGERI, PEJABAT NEGARA, DAN PENERIMA PENSIUN/TUNJANGAN
Lebih terperinciPEMBERHENTIAN DAN PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL
PEMBERHENTIAN DAN PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL BAB II PEMBERHENTIAN DAN PENSIUN PEGAWAI A. PEMBERHENTIAN PEGAWAI 1. Pengertian Pemberhentian Pegawai Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil adalah pemberhentian
Lebih terperinciContoh perhitungan PPh Pasal 21 bagi Pejabat Negara, PNS dan Para Pensiunan.
Lampiran I Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran Nomor : SE-38/A/521/0395 Tanggal : 15 Maret 1995 Contoh perhitungan PPh Pasal 21 bagi Pejabat Negara, PNS dan Para Pensiunan. 1. Penghitungan PPh Pasal
Lebih terperinciATURAN UMUM PENENTUAN PAJAK TERUTANG
ATURAN UMUM PENENTUAN PAJAK TERUTANG PTKP (DIGUNAKAN KONDISI PADA AWAL TAHUN) PENENTUAN PTKP TAHUN 29 KETENTUAN PAJAK PROGRAM INI URAIAN STATUS PTKP PER BLN TANGGUNGAN PTKP PER BLN TIDAK KAWIN TK 1,32,
Lebih terperinciTELAAHAN PEMBAYARAN GAJI DAN TUNJANGAN TERKAIT DENGAN STATUS KEPEGAWAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL
TELAAHAN PEMBAYARAN GAJI DAN TUNJANGAN TERKAIT DENGAN STATUS KEPEGAWAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DIREKTORAT GAJI DAN KESEJAHTERAAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA 2008 1 A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang
Lebih terperinciFransisca Hanita Rusgowanto S,Kom. M,Ak
Modul ke: Perpajakan I PPh 21 Fransisca Hanita Rusgowanto S,Kom. M,Ak Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi S1. Akuntansi Pemotong PPh Pasal 21/26 pemberi kerja yang terdiri dari: a.orang pribadi dan
Lebih terperinciMENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 117 /PMK.05/2015 TENTANG
MENTERIKEUANGAN SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN NO MOR 117 /PMK.05/2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PEMBERIAN GAJI/PENSIUN /TUNJANGAN BULAN KETIGA BELAS DALAM TAHUN ANGGARAN 2015 KEPADA PEGAWAI
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN. 1. Bagian-bagian dalam proses perhitungan pajak penghasilan PPh
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Hasil dan Pembahasan 1. Bagian-bagian dalam proses perhitungan pajak penghasilan PPh pasal 21. Perhitungan pajak PPh 21 tidak akan terlepas dari bagian-bagian
Lebih terperinciI. PETUNJUK UMUM PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 UNTUK PENGHASILAN TETAP DAN TERATUR SETIAP BULAN
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 262/PMK.03/2010 TENTANG : TATA CARA PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 BAGI PEJABAT NEGARA, PNS, ANGGOTA TNI, ANGGOTA POLRI DAN PENSIUNANNYA ATAS PENGHASILAN
Lebih terperinciPRES/DEN REPUBLIK INDONES/i\
SALINAN PRES/DEN REPUBLIK INDONES/i\ PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN GAJI, PENSIUN, ATAU TUNJANGAN KETIGA BELAS KEPADA PEGAWAI NEGERI SIPIL, PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA,
Lebih terperinciANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 UNTUK PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA KANTOR DIREKTORAT JENDERAL KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL
ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 UNTUK PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA KANTOR DIREKTORAT JENDERAL KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL Nama/NPM Pembimbing : Kanip/24213760 : Widada, SE., MM.
Lebih terperinci3 Tipe Perhitungan Pajak Penghasilan
3 Tipe Perhitungan Mengelola Tim dan Isu Terkait Legal Mengelola Tim HASIL KOLABORASI OLEH TIM: DITULIS & DIADAPTASI OLEH: Vania Utami Gunawan TERINSPIRASI DARI: Online Pajak,(2015), PPh Pasal 21: Perhitungan
Lebih terperinciTABUNGAN HARI TUA (THT)
TABUNGAN HARI TUA (THT) 1. Pengertian : Tabungan Hari Tua adalah Program Asuransi Dwiguna yang dikaitkan dengan usia pensiun ditambah dengan Asuransi Kematian. 2. Peserta : Peserta Program THT yaitu Pegawai
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 478/KMK. 06/2002 TENTANG PERSYARATAN DAN BESAR MANFAAT TABUNGAN HARI TUA BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 478/KMK. 06/2002 TENTANG PERSYARATAN DAN BESAR MANFAAT TABUNGAN HARI TUA BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL MENTERI KEUANGAN
Lebih terperinciKULIAH PERPAJAKAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) Oleh : Mustofa, S.Pd., M.Sc. Dosen Pendidikan Ekonomi FE UNY. PPh UMUM 1
KULIAH PERPAJAKAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) Oleh : Mustofa, S.Pd., M.Sc. Dosen Pendidikan Ekonomi FE UNY PPh UMUM 1 STANDAR KOMPETENSI: Mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan konsep dan prosedur dalam
Lebih terperinciPengujian Dokumen Persyaratan Administrasi Belanja Pegawai
Pengujian Dokumen Persyaratan Administrasi Belanja Pegawai DIKLAT BENDAHARA PENGELUARAN APBN Pengertian dan Dasar Hukum Pembayaran Belanja Pegawai D efinisi Belanja Pegawai adalah Kompensasi, baik dalam
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 478/KMK.06/2002 TENTANG PERSYARATAN DAN BESAR MANFAAT TABUNGAN HARI TUA BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 478/KMK.06/2002 TENTANG PERSYARATAN DAN BESAR MANFAAT TABUNGAN HARI TUA BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN PENANGANAN ADMINISTRASI PEMBERHENTIAN DENGAN HAK PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAB I
PETUNJUK PELAKSANAAN PENANGANAN ADMINISTRASI PEMBERHENTIAN DENGAN HAK PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang
Lebih terperinciBAB III TEORI DAN PRAKTIK
BAB III TEORI DAN PRAKTIK 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Menurut Mulyadi (2008:3),sistem informasi akuntansi adalah organisasi, formulir, catatan, dan laporan
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-32/PJ/2009 TENTANG
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-32/PJ/2009 TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DAN/ATAU
Lebih terperinciBAGIAN PERTAMA: PETUNJUK UMUM PENGHITUNGAN PPh PASAL 21. I. PETUNJUK UMUM PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 UNTUK PENGHASILAN TETAP DAN TERATUR SETIAP BULAN
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 262/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 BAGI PEJABAT NEGARA, PNS, ANGGOTA TNI, ANGGOTA POLRI DAN PENSIUNANNYA ATAS PENGHASILAN
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PETUNJUK UMUM
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PETUNJUK UMUM Berdasarkan ketentuan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Lebih terperinciINDEKSPERATURANPERUNDANG-UNDANGAN BIDANGKEPEGAWAIAN
INDEKSPERATURANPERUNDANG-UNDANGAN BIDANGKEPEGAWAIAN MAHKAMAH AGUNGRI November2015 INDEKS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG KEPEGAWAIAN POKOK BAHASAN URAIAN DASAR HUKUM KETERANGAN 1 2 3 4 FORMASI 1.
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1996 TENTANG HAK KEUANGAN/ADMINISTRATIF DUTA BESAR LUAR BIASA DAN BERKUASA PENUH DAN MANTAN DUTA BESAR LUAR BIASA DAN BERKUASA PENUH SERTA JANDA/DUDANYA
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 28 /PB/2006 TENTANG PEMBERIAN GAJI/PENSIUN/TUNJANGAN BULAN KETIGA BELAS DALAM
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1979 TENTANG PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN :
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1979 TENTANG PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa ketentuan-ketentuan mengenai pemberhentian Pegawai
Lebih terperinciAGENDA. PPh Pasal 26
1 AGENDA 1. PPh Pasal 21 2. PPh Pasal 26 2 Landasan Hukum: UU No 36 Th 2008, Psl 21 UU PPh Peraturan Dirjen Pajak No. PER-31/ PJ/ 2012 3 DEFINISI Pajak yang dikenakan terhadap WP Orang Pribadi Dalam Negeri
Lebih terperinciUpdate. Pajak Penghasilan Sehubungan dengan. Pekerjaan atau Jabatan, Jasa dan kegiatan, Yang dilakukan Wajib Pajak Orang Pribadi
Pasal 21 UU No. 7 Th 1983 std UU No. 17 Th 2000 Update UU No. 36 Th 2008 Juklak PMK No. 252/PMK.03/2008 ttg PER. 14/PJ/2013 tgl 18 April 2013 PER. 31/PJ/2012 tgl 27 Des 2012 PMK No. 162/PMK.11/2012 PER.
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANA KERJA PRAKTEK. keuangan yang ada di Dinas Kesehatan Kota Bandung. Dalam pelaksanaan kerja
BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANA KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksana Kerja Praktek Dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek penulis ditempatkan pada bagian keuangan yang ada di Dinas Kesehatan Kota Bandung.
Lebih terperinciMENTEHI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN.. PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52/PMK.05/2018
I MENTEHI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN.. PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52/PMK.05/2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 96/PMK.05/2016 TENTANG PETUNJUK
Lebih terperinciPPh Pasal 21. Lingkungan Kewajiban Pajak 12/21/2017
PPh Pasal 21 Lingkungan Kewajiban Pajak sehubungan dengan: 1. Pekerjaan 2. Jabatan PPh Pasal 21 (dikenakan PPh 26 oleh Orang Pribadi 3. Jasa jika diterima oleh 4. Kegiatan Orang Pribadi SPLN) sehubungan
Lebih terperinciPENSIUN PEGAWAI DAN PENSIUN JANDA / DUDA PEGAWAI
SELAMAT BERJUMPA DALAM MATERI REGISTER PENSIUN PENSIUN PEGAWAI DAN PENSIUN JANDA / DUDA PEGAWAI PENSIUN DAN PENSIUN PEGAWAI JANDA /DUDA Dasar : UU No. 11 Th. 1969 PP No. 7 Th. 1977 jo. PPP No. 66 Th. 2005
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 26/PB/26 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN TUNJANGAN UMUM BAGI PEGAWAI NEGERI
Lebih terperinciPresiden Republik Indonesia,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1982 TENTANG PEMBERIAN PENSIUN ATAU TUNJANGAN PENGHARGAAN BAGI BEKAS KEPALA KELURAHAN DAN PERANGKAT KELURAHAN Presiden Republik Indonesia, Menimbang
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan Setelah mengevaluasi perhitungan Pajak Penghasilan pasal 21 dan pasal 26, simpulan yang diambil adalah sebagai berikut: 1 Pegawai Tetap Setelah dilakukan evaluasi,
Lebih terperinciPenghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 TARIF DAN PENERAPANNYA
Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 04 seri PPh PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 TARIF DAN PENERAPANNYA 1. Pegawai tetap, penerima pensiun bulanan, bukan pegawai yang memiliki NPWP dan menerima
Lebih terperinciMagdalena Judika Siringoringo. Oloan Simanjuntak
ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 MENURUT UU NO. 36 TAHUN 2008 SEBUAH KAJIAN INTERPRETIVE PADA KANTOR DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR Magdalena Judika Siringoringo Oloan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.32, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Bidang Kepegawaian. Pemberian Kuasa. Pendelegasian Wewenang. Wewenang. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 2 TAHUN
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.116, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. Hari Raya. Tunjangan. Tahun Anggaran 2017. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6064). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinciPENGUJIAN DOKUMEN PERSYARATAN ADMINISTRASI PEMBAYARAN BELANJA PEGAWAI
PENGUJIAN DOKUMEN PERSYARATAN ADMINISTRASI PEMBAYARAN BELANJA PEGAWAI 6 Menjelaskan Pengertian dan Dasar Hukum Pembayaran Belanja Pegawai Pengujian Pembayaran Belanja Pegawai Kelompok Gaji Pengujian Pembayaran
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ/20
Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak Tahun 2013 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ/20 /PJ/2012 PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2009 TENTANG PEMBERIAN GAJI/PENSIUN/TUNJANGAN BULAN KETIGA BELAS DALAM TAHUN ANGGARAN 2009 KEPADA PEGAWAI NEGERI, PEJABAT NEGARA, DAN PENERIMA PENSIUN/TUNJANGAN
Lebih terperinciOLEH: Yulazri M.Ak. CPA
OLEH: Yulazri M.Ak. CPA Pajak Penghasilan (PPh) Dasar Hukum : No. Tahun Undang-Undang 7 1983 Perubahan 7 1991 10 1994 17 2000 36 2008 SUBJEK PAJAK DAN WAJIB PAJAK PENGHASILAN 1. a. Orang Pribadi b. Warisan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG ASURANSI SOSIAL PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA, ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, DAN PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA
Lebih terperinciAnalisis Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Untuk Pegawai Negeri Sipil Pada Kantor Imigrasi Kelas II Depok
Analisis Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Untuk Pegawai Negeri Sipil Pada Kantor Imigrasi Kelas II Depok Nama : Bakti Ramanda NPM : 21212354 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Rina Nofiyanti.
Lebih terperinciPROGRAM PENSIUN. 2.2 TNI / POLRI dan PNS dari Kementerian Pertahanan yang diberhentikan sebelum 1 April 1989
PROGRAM PENSIUN 1. Pengertian : Pensiun adalah jaminan hari tua dan sebagai penghargaan atas jasa-jasa pegawai negeri selama bertahun-tahun bekerja dalam dinas pemerintahan. 2. Peserta : 2.1 Peserta Program
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 536 TAHUN 2013 TENTANG
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR TAHUN 0 TENTANG TENAGA KEPENDIDIKAN TETAP NON PNS UNIVERSITAS BRAWIJAYA REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PER. 02 Tahun 2009 TENTANG
PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PER. 02 Tahun 2009 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG DAN PEMBERIAN KUASA BIDANG KEPEGAWAIAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.2074, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Tunjangan Kinerja. Pembayaran. Pelaksanaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 273 /PMK.01/2014 TENTANG PELAKSANAAN
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PETUNJUK PENGISIAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 (SPT TAHUNAN PPh PASAL 21) (SPT 1721 beserta lampiran-lampirannya)
Lebih terperinciPerhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terhadap Dosen Tetap Pada Universitas Krisnadwipayana. Meitri Megawati DA03
Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terhadap Dosen Tetap Pada Universitas Krisnadwipayana Meitri Megawati 41209141 3DA03 PENDAHULUAN Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan)
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BEKASI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH BUKU SAKU PENGELOLAAN ADMINISTRASI PENSIUN 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.140, 2010 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA EKONOMI. Pajak Penghasilan. Pasal 21. APBN. APBD. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5174) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinciBAB III PENGENDALIAN INTERNAL PENGGAJIAN PEGAWAI PADA KANTORWILAYAH DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARASUMATERA UTARA
BAB III PENGENDALIAN INTERNAL PENGGAJIAN PEGAWAI PADA KANTORWILAYAH DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARASUMATERA UTARA Setiap perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya sudah pasti membutuhkan karyawan untuk
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1979 TENTANG PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1979 TENTANG PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa ketentuan-ketentuan mengenai pemberhentian Pegawai Negeri
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 06/E/2011 TENTANG
SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 06/E/2011 TENTANG PEDOMAN JADWAL RETENSI ARSIP KEPEGAWAIAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA,
Lebih terperinciPT. Munirah adalah PKP yang bergerak di bidang penjualan elektronik di Makassar. Selama bulan Juli 2014 melakukan transaksi sebagai berikut :
Contoh Soal PPN dan Pembahasan PT. Munirah adalah PKP yang bergerak di bidang penjualan elektronik di Makassar. Selama bulan Juli 2014 melakukan transaksi sebagai berikut : Penjualan langsung ke konsumen
Lebih terperinciSPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26
Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-32/PJ/2009 Tanggal : 25 Mei 2009 Departemen Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Masa Pajak SPT Masa Pajak Pasal 21 dan/atau Pasal 26 Formulir
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI PAJAK PENGHASILAN. II.1.1. Pengertian dan Pelaksanaan Pajak Penghasilan
BAB II LANDASAN TEORI PAJAK PENGHASILAN II.1. Rerangka Teori dan Literatur II.1.1. Pengertian dan Pelaksanaan Pajak Penghasilan Pajak Penghasilan (PPh) menurut Liberti Pandiangan (2010:v) adalah salah
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN HARI RAYA DALAM TAHUN ANGGARAN 2017 KEPADA PEGAWAI NEGERI SIPIL, PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA, ANGGOTA KEPOLISIAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Tunjangan Kinerja. Pemberian. Tata Cara.
No.1831, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Tunjangan Kinerja. Pemberian. Tata Cara. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN TUNJANGAN
Lebih terperinciANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 TERHADAP PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM DIRJEN PAS EDI WAHYUDI /
ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 TERHADAP PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM DIRJEN PAS EDI WAHYUDI /42211314 Pembimbing: Dr. Misdiyono SE.,MM. Latar Belakang Masalah Pajak
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 41 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
Lebih terperinciPresiden Republik Indonesia,
Copyright 2000 BPHN PP 32/1979, PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL *28126 Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 32 TAHUN 1979 (32/1979) Tanggal: 29 SEPTEMBER 1979 (JAKARTA)
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 21 SERI E
BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 21 SERI E KEPUTUSAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 153 TAHUN 2002 TENTANG KETENTUAN DAN PROSEDUR PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL BUPATI BANJARNEGARA, Menimbang
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1979 TENTANG PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa ketentuan-ketentuan mengenai pemberhentian Pegawai
Lebih terperinciBUPATI B A T A N G PROVINSI J A W A T E N G A H. N O M O R f 9 T A H U N D E N G A N R A H M A T T U H A N Y A N G M A H A E S A
BUPATI B A T A N G PROVINSI J A W A T E N G A H P E R A T U R A N B U P A T I B A T A N G N O M O R f 9 T A H U N 2 0 1 6 T E N T A N G P E R U B A H A N A T A S P E R A T U R A N B U P A T I B A T A N
Lebih terperinci