DHARMOTTAMA SATYA PRAJA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DHARMOTTAMA SATYA PRAJA"

Transkripsi

1 LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 DHARMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG 2015

2 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-nya, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Semarang Akhir Tahun 2014 ini dapat disusun dan disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Semarang dalam rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Semarang Akhir Tahun 2014 ini kami susun sebagai amanat dari Undang-undang Nomor 23 Tahun 2104 tentang Pemerintahan Daerah pasal 69 ayat 1 dan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 Tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat, yang menyebutkan bahwa Kepala Daerah wajib menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) paling lambat 3 bulan sejak berakhirnya tahun anggaran. Selanjutnya paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung setelah LKPJ diterima maka DPRD menetapkan Keputusan DPRD sebagai rekomendasi kepada Bupati untuk perbaikan penyelenggaraan pemerintahan daerah kedepan. Penyusunan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) juga dalam rangka terwujudnya pelaksanaan otonomi daerah agar sejalan dengan upaya menciptakan pemerintahan yang bersih, bertanggung jawab serta mampu menjawab tuntutan perubahan secara efektif dan efisien sesuai dengan prinsip tata pemerintahan yang baik. LKPJ Tahun 2014 ini memiliki makna strategis, karena merupakan LKPJ Tahun ke- 4 bagi penyelenggaraan pembangunan yang didasarkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun yang selanjutnya dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun Oleh karena itu dalam Laporan Keterangan Pertanggungjawwaban (LKPJ) Bupati Akhir Tahun 2014 ini, kami sajikan juga data capaian pelaksanaan pembangunan sesuai target indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam RPJMD dan RKPD tahun Penyajian LKPJ mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 yang menggambarkan kondisi umum daerah, kebijakan daerah, hasil capaian pelaksanaan [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] i

3 program dan kegiatan disertai permasalahan dan solusi yang ditempuh secara obyektif sesuai sebab akibat rumusan permasalahan yang ada, hal ini dimaksudkan agar nantinya bermanfaat sebagai umpan balik perbaikan penyelenggaraan pemerintahan daerah dimasa akan datang. Selain itu dilaporkan pula pelaksanaan tugas pembantuan yang diterima Kabupaten Semarang tahun 2014 dan penyelenggaraan tugas umum pemerintahan. Segala bentuk kemajuan dan keberhasilan yang dapat dicapai pada tahun ini dan tahun tahun sebelumnya, pada dasarnya merupakan upaya bersama dari seluruh pemangku kebijakan dan pemangku kepentingan Kabupaten Semarang, yang terdiri dari Pemerintah Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan masyarakat Kabupaten Semarang secara luas. Kami menyadari, disamping keberhasilan yang telah dicapai, masih terdapat halhal yang memerlukan upaya peningkatan pada masa mendatang. Oleh karena itu catatancatatan strategis, saran, dan atau koreksi dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Semarang, merupakan masukan penting bagi penyempurnaan dalam rangka perbaikan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Semarang pada masa yang akan datang. Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran Pemerintah Daerah dan semua pihak yang telah membantu penyusunan LKPJ ini. Semoga dapat bermanfaat dalam rangka peningkatan kinerja penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Semarang dimasa yang akan datang dan Semoga Allah SWT, Tuhan YME, senantiasa meridhoi kita semua. Ungaran, Maret 2015 BUPATI SEMARANG MUNDJIRIN [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] ii

4 DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... vii Daftar Grafik... xiv Daftar Gambar... xvi BAB I PENDAHULUAN... 1 I. Dasar Hukum... 1 A. Dasar Hukum Pembentukan Kabupaten Semarang... 1 B. Dasar Hukum Penyusunan LKPJ... 2 C. Sistematika Penyusunan LKPJ... 7 II. Gambaran Umum Daerah... 8 A. Kondisi Geografis... 8 B. Kondisi Demografis C. Kondisi Ekonomi BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH I. Visi dan Misi A. Visi B. Misi II. Strategi dan Arah Kebijakan Daerah A. Strategi B. Kebijakan III. Prioritas Daerah BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH I. PENDAPATAN DAERAH II. BELANJA DAERAH [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] iii

5 III. PEMBIAYAAN DAERAH IV. PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH A. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah B. Target dan Realisasi Pendapatan C. Permasalahan dan Solusi V. PENGELOLAAN BELANJA DAERAH A. Kebijakan Umum Belanja Daerah B. Target dan Realisasi Belanja C. Permasalahan dan Solusi VI. PEMBIAYAAN A. Kebijakan Umum Pembiayaan B. Target dan Realisasi Pembiayaan BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH I. URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN A. Urusan Pendidikan B. Urusan Kesehatan C. Urusan Pekerjaan Umum D. Urusan Perumahan E. Urusan Penataan Ruang F. Urusan Perencanaan Pembangunan G. Urusan Perhubungan H. Urusan Lingkungan Hidup I. Urusan Pertanahan J. Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil K. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak L. Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera M. Urusan Sosial N. Urusan Ketenagakerjaan O. Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah P. Urusan Penanaman Modal Q. Urusan Kebudayaan R. Urusan Pemuda dan Olahraga S. Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] iv

6 T. Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian U. Urusan Ketahanan Pangan V. Urusan Pemberdayaan Masyarakat Desa W. Urusan Statistik X. Urusan Kearsipan Y. Urusan Komunikasi dan Informatika Z. Urusan Perpustakaan II. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN A. Urusan Pertanian B. Urusan Kehutanan C. Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral D. Urusan Pariwisata E. Urusan Perikanan dan Kelautan F. Urusan Perdagangan G. Urusan Perindustrian H. Urusan Transmigrasi BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN I. Tugas Pembantuan Yang Diterima A. Dasar Hukum B. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan C. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang Melaksanakan D. Program dan Kegiatan yang Diterima E. Sumber, Jumlah Anggaran dan Pelaksanaannya II. Realisasi Pelaksanaan Tugas Pembantuan dan Urusan Bersama Tahun III. Permasalahan dan Solusi BAB VI PENYELENGGARARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN I. Kerjasama Antar Daerah A. Kebijakan dan Kegiatan [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] v

7 B. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan C. Permasalahan dan Solusi II. Kerjasama Daerah Dengan Pihak Ketiga A. Kebijakan dan Kegiatan B. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan C. Permasalahan dan Solusi III. Koordinasi Dengan Instansi Vertikal Di Daerah IV. Pembinaan Batas Wilayah A. Kebijakan dan Kegiatan B. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan C. Permasalahan dan Solusi V. Pencegahan Dan Penanggulangan Bencana A. Bencana yang Terjadi dan Penanggulangannya B. Status Bencana C. Sumber dan Jumlah Anggaran D. Antisipasi Daerah dalam Menghadapi Kemungkinan Bencana E. Potensi Bencana yang Diperkirakan Terjadi VI. Penyelenggaraan Ketenteraman Dan Ketertiban Umum A. Gangguan yang Terjadi B. Sumber dan Jumlah Anggaran C. Permasalahan dan Solusi D. Keikutsertaan Aparat Keamanan dalam Penanggulangan BAB VII PENUTUP LAMPIRAN [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] vi

8 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Pembagian Wilayah Administratif... 9 Tabel 1.2 Luas Penggunaan Lahan Kabupaten Semarang Tahun Tabel 1.3 Penduduk Tahun 2013 dan Tabel 1.4 Data Penduduk Tahun Tabel 1.5 Sebaran Penduduk dan Kepadatannya per Kecamatan Tahun Tabel 1.6 Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin di Kabupaten Semarang Tahun Tabel 1.7 Distribusi PDRB Sektoral Tahun Tabel 1.8 Perkembangan PDRB Sektoral Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Tabel 1.9 Perkembangan PDRB Sektoral Atas Dasar Harga Konstan Tahun Tabel 2.1 Prioritas Pembangunan dan Indikator Kinerja Kabupaten Semarang Tahun Tabel 3.1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran Tabel 3.2 Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun Anggaran Tabel 3.3 Realisasi Pendapatan Tahun Anggaran 2013 dan Tabel 3.4 Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun Anggaran Tabel 3.5 Perbandingan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun Anggaran 2013 dan Tabel 3.6 Target Dan Realisasi Pajak Daerah Tahun Anggaran Tabel 3.7 Realisasi Pajak Daerah Tahun Anggaran 2013 dan Tabel 3.8 Target Dan Realisasi Retribusi Daerah Tahun Anggaran Tabel 3.9 Perbandingan Realisasi Retribusi Daerah Tahun Anggaran 2013 dan Tabel 3.10 Target dan Realisasi Lain-lain PAD yang Sah Tahun Anggaran [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] vii

9 Tabel 3.11 Perbandingan Realisasi Lain-lain PAD yang Sah Tahun Anggaran 2013 dan Tabel 3.12 Target dan Realisasi Dana Perimbangan Tahun Anggaran Tabel 3.13 Realisasi Dana Perimbangan Tahun Anggaran 2013 dan Tabel 3.14 Target dan Realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah Tahun Anggaran Tabel 3.15 Realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah Tahun Anggaran 2013 dan Tabel 3.16 Target dan Realisasi Belanja Daerah Berdasarkan Kelompok Belanja Tahun Anggaran Tabel 3.17 Perbandingan Realisasi Belanja Daerah Berdasarkan Kelompok Belanja Tahun Anggaran 2013 dan Tabel 3.18 Target dan Realisasi Belanja Tidak Langsung Tahun Anggaran Tabel 3.19 Realisasi Belanja Tidak Langsung Tahun Anggaran 2013 dan Tabel 3.20 Target dan Realisasi Belanja Langsung Tahun Anggaran Tabel 3.21 Perbandingan Realisasi Belanja Langsung Tahun Anggaran 2013 dan Tabel 3.22 Target dan Realisasi Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran Tabel 3.23 Perbandingan Realisasi Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran 2013 dan Tabel 3.24 Uraian Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) Tahun Anggaran Tabel 4.1 Anggaran Belanja Langsung Urusan Tahun Tabel 4.2 Capaian Urusan Pendidikan Tahun 2013 dan Tahun Tabel 4.3 Capaian APK dan APM Tahun Tabel 4.4 Angka Putus Sekolah Tahun Tabel 4.5 Angka Melanjutkan (AM) Tahun Tabel 4.6 Rasio Ketersediaan Sekolah Tahun 2013 dan Tabel 4.7 Angka Melek Huruf Tahun 2013 dan Tabel 4.8 Tingkat Kelulusan Tahun 2012/2013 dan 2013/ Tabel 4.9 Prosentase Guru Berpendidikan D4/S Tabel 4.10 Prosentase Guru Bersertifikat Pendidik Tabel 4.11 Capaian Urusan Kesehatan Tahun 2013 dan Tabel 4.12 Capaian Indikator Angka Mortalitas Tahun 2013 dan [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] viii

10 Tabel 4.13 Data Kematian Bayi Tahun Tabel 4.14 Capaian Indikator Angka Morbiditas Tahun 2013 dan Tabel 4.15 Kejadian Luar Biasa (KLB) Tahun Tabel 4.16 Kondisi Sanitasi Lingkungan Tahun 2013 dan Tabel 4.17 Capaian Indikator Pelayanan Kesehatan Tahun 2013 dan Tabel 4.18 Kinerja UPTD Labkesda Tahun Tabel 4.19 Capaian Urusan Kesehatan Tahun 2013 dan Tabel 4.20 Indikator Pelayanan di RSUD Ungaran Tahun Tabel 4.21 Capaian Urusan Kesehatan Tahun 2013 dan Tabel 4.22 Indikator Pelayanan di RSUD Ambarawa Tahun Tabel 4.23 Capaian Indikator Urusan Pekerjaan Umum Tahun 2013 dan Tabel 4.24 Status dan Panjang Jalan Tabel 4.25 Realisasi Kondisi Jalan Tahun 2013 dan Tabel 4.26 Jenis, Jumlah, dan Panjang Tabel 4.27 Jenis, Jumlah Jaringan Irigasi, Panjang Saluran dan Areal Sawah Irigasi Tabel 4.28 Capaian dan Realisasi Kondisi Irigasi Tahun 2013 dan Tabel 4.29 Capaian Indikator Kinerja Tahun Tabel 4.30 Capaian Indikator Kinerja Penataan Ruang Tahun Tabel 4.31 Capaian Indikator Kinerja Survey dan Pemetaan Tahun Tabel 4.32 Capaian Indikator Kinerja Urusan Perencanaan Pembangunan Tahun Tabel 4.33 Capaian Indikator Kinerja Fasilitasi Kerjasama Antar Daerah, Pihak Ketiga maupun Perguruan Tinggi Tahun Tabel 4.34 Capaian Indikator Kinerja Urusan Perhubungan Tahun Tabel 4.35 Capaian Target Pendapatan Bidang Perhubungan Tahun Tabel 4.36 Capaian Indikator Kinerja Urusan Lingkungan Hidup Tahun Tabel 4.37 Cakupan Pantauan Pencemaran Air Tahun Tabel 4.38 Pengawasan Pelaksanaan Dokumen Lingkungan Tahun Tabel 4.39 Fasilitasi Penyelesaian Kasus Lingkungan Tahun Tabel 4.40 Capaian Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2013 dan Tahun Tabel 4.41 Penerbitan Dokumen Administrasi Kependudukan Tahun [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] ix

11 Tabel 4.42 Jumlah Kepemilikan Akte Tahun Tabel 4.43 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Migrasi (Masuk Keluar) Tahun Tabel 4.44 Jumlah Kepemilikan KTP dan KK Tahun Tabel 4.45 Penerimaan Retribusi Pelayanan Administrasi Kependudukan Tahun Tabel 4.46 Capaian Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 2013 dan Tahun Tabel 4.47 Data Capaian Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Tahun 2013 dan Tahun Tabel 4.48 Tahapan Keluarga Sejahtera Tahun Tabel 4.49 Jumlah Peserta Aktif Keluarga Berencana Tahun 2013 dan Tabel 4.50 Capaian Urusan Sosial Tahun 2013 dan Tahun Tabel 4.51 Jumlah Panti dan Kelayan yang Ditangani Tahun Tabel 4.52 Penanganan PMKS Tahun 2013 dan Tahun Tabel 4.53 Pemberdayaan Sosial Kesejahteraan Masyarakat Tahun 2013 dan Tabel 4.54 Capaian Urusan Ketenagakerjaan Tahun 2013 dan Tahun Tabel 4.55 Jumlah Pelatihan yang Dilaksanakan Dinas Tabel 4.56 Capaian Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Tahun 2013 dan Tahun Tabel 4.57 Jumlah UMKM Binaan Tahun Tabel 4.58 Capaian Urusan Penanaman Modal Tahun 2013 dan Tahun Tabel 4.59 Capaian Indikator Kinerja Urusan Kebudayaan Kabupaten Semarang Tahun Tabel 4.60 Jumlah Group Kesenian Tahun Tabel 4.61 Jumlah Organisasi / Kegiatan Nilai Budaya Tahun Tabel 4.62 Jumlah Cagar Budaya Bergerak di Kabupaten Semarang Tahun Tabel 4.63 Jumlah Bagunan Cagar Budaya di Kabupaten Semarang Tahun Tabel 4.64 Jumlah Naskah Kesejarahan di Kabupaten Semarang Tahun [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] x

12 Tabel 4.65 Capaian Urusan Pemuda dan Olah Raga Tahun 2013 dan Tahun Tabel 4.66 Jumlah Organisasi Kepemudaan Tahun Tabel 4.67 Daftar Kelompok Usaha Pemuda Produktif (KUPP) di Kabupaten Semarang Tahun Tabel 4.68 Jumlah Kegiatan Kepemudaan di Kabupaten Semarang Tahun Tabel 4.69 Perkembangan Organisasi Olah Raga Tahun Tabel 4.70 Tingkat Prestasi Olah Raga (Pelajar) Tahun Tabel 4.71 Capaian Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Tahun 2013 dan Tahun Tabel 4.72 Capaian Kinerja Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Tahun 2013 dan Tabel 4.73 Capaian Bidang Kelembagaan Daerah, Ketatalaksanaan dan Pendayagunaan Aparatur Daerah Tahun 2013 dan Tabel 4.74 Jumlah PNS/CPNS Kabupaten Semarang Berdasarkan Jenjang Jabatan (per 31 Desember Tabel 4.75 Pejabat Struktural yang Sudah Diklat PIM (per 31 Desember 2014) Tabel 4.76 Jumlah PNS yang Mengikuti Diklat (Tahun 2013 & 2014) Tabel 4.77 Jumlah Kasus Kepegawaian (Tahun 2013 dan 2014) Tabel 4.78 Jumlah PNS yang Mendapatkan Penghargaan (Tahun 2013 dan 2014). 258 Tabel 4.79 Realisasi Kerjasama Daerah Tahun 2013 dan Tabel 4.80 Realisasi Bidang Pembangunan Hukum Tahun 2013 dan Tabel 4.81 Temuan Hasil Kinerja Audit APIP Tahun Tabel 4.82 Temuan Hasil Kinerja Audit APIP Tahun Tabel 4.83 Fasilitasi Kegiatan DPRD Tahun 2013 dan Tabel 4.84 Capaian Indikator Urusan Ketahanan Pangan Tahun 2013 dan Tabel 4.85 Data Perkembangan Desa Mandiri Pangan Tabel 4.86 Neraca Bahan Makanan (NBM) tahun 2013 dan Tabel 4.87 Ketersediaan dan Kebutuhan Beras Tahun 2013 dan Tabel 4.88 Estimasi Stok Cadangan Pangan Masyarakat Desember Tabel 4.89 Belanja Material dalam Kegiatan Pemanfaatan Pekarang Untuk Pengembangan Pangan untuk 3 KWT di Kec. Tengaran, Tuntang, dan Bawen [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] xi

13 Tabel 4.90 Bantuan Pembuatan Demplot Pekarangan ke Kelompok Wanita Tani Dewi Sri Tabel 4.91 Bantuan Primatani Kepada KWT Sumber Makmur Tabel 4.92 Capaian Indikator Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Tahun 2013 dan Tahun Tabel 4.93 Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Tahun 2013 dan Tahun Tabel 4.94 Capaian Urusan Statistik Tahun 2013 dan Tahun Tabel 4.95 Capaian Kinerja Urusan Kearsipan Tahun 2013 dan Tabel 4.96 Peningkatan Kualitas SDM Pengelola Kearsipan Pada Tahun Tabel 4.97 Kegiatan Pemeliharaan dan Duplikasi Arsip Tabel 4.98 Kegiatan Pendataan dan Penataan Kearsipan (38 Desa) Tahun Tabel 4.99 Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Kearsipan dan Perpustakaan Desa Tahun Tabel Capaian Kinerja Urusan Komunikasi dan Informatika Tahun Tabel Capaian Urusan Perpustakaan Tahun 2013 dan Tahun Tabel Jumlah Perpustakaan Tahun Tabel Jumlah Koleksi Buku Kantor Perpustakaan Daerah Tahun Tabel Jumlah Pengunjung Perpustakaan Tahun Tabel Alokasi Subsidi Pupuk Pada Tahun 2013 dan Tabel Capaian Indikator Urusan Pertanian Tahun 2013 dan Tabel Tabel Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan Tahun Tabel Luas Panen Tanaman Sayuran Tahun Tabel Tabel Luas dan Produksi Tanaman Hias Tabel Luas dan Produksi Tanaman Hortikultura/Buah-buahan Tabel Tabel Luas Areal dan Produksi Tanaman Obat Tabel Tabel Luas Areal dan Produksi Tanaman Perkebunan Tabel Kondisi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) Tahun Tabel Perkembangan Kelas Kelompok Tani Tabel Perkembangan Kelas Kelompok Ternak di Kabupaten Semarang Tabel Perkembangan Pelayanan Kesehatan Hewan di Kabupaten Semarang Tabel Capaian Perkembangan Populasi dan Produksi Ternak [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] xii

14 Tabel Capaian Perkembangan Keterlibatan Masyarakat Dalam Kegiatan Peternakan di Kabupaten Semarang Tabel Perkembangan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Veteriner di Kabupaten Semarang Tabel Capaian Indikator Urusan Kehutanan Tahun 2013 dan Tabel Penanganan Lahan Kritis Tahun 2013 dan Tabel Aneka Usaha Kehutanan Tahun 2013 dan Tabel Capaian Indikator Kinerja Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun Tabel Capaian Indikator Kinerja Urusan Pariwisata Tahun Tabel Perkembangan Retribusi Tempat Wisata Tahun Tabel Data Desa Wisata Tahun 2014 Kabupaten Semarang Tabel Banyaknya Kamar Hotel dan Tamu yang Menginap di Kabupaten Semarang Tahun Tabel Capaian Indikator Kinerja Kunci Urusan Perikanan Tabel Perkembangan Produksi Perikanan Tabel Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap Tabel Perkembangan Kenaikan Kelas Kelompok Perikanan Tabel Capaian Indikator Kinerja Urusan Perdagangan Tahun Tabel Sebaran Bina Kelompok Pedagang / Usaha Informal Tahun Tabel Capaian Indikator Kinerja Urusan Perindustrian Tahun Tabel Capaian Urusan Transmigrasi Tahun 2013 dan Tahun Tabel 5.1 Alokasi Dana Tugas Pembantuan dan Urusan Bersama Yang Diterima Tahun 2012 s/d Tabel 5.2 Realisasi Pelaksanaan Tugas Pembantuan dan Urusan Bersama Tahun Tabel 5.3 Realisasi Fisik Dan Keuangan Tugas Pembantuan Dan Urusan Bersama Tahun Tabel 6.1 Data Kerjasama Antar Daerah Tahun Tabel 6.2 Data Kerjasama dengan Pihak Ketiga Tahun Tabel 6.3 Data Penyelesaian Permendagri Batas Daerah Kabupaten Semarang Tabel 6.4 Frekuensi Bencana Tahun [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] xiii

15 DAFTAR GRAFIK Halaman Grafik 1.1 Prosentase Penggunaan Lahan Grafik 1.2 Komposisi Tingkat Pendidikan Penduduk Kabupaten Semarang Tahun Grafik 1.3 Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahun Grafik 1.4 PDRB Perkapita Tahun Grafik 1.5 Pendapatan Perkapita Tahun Grafik 3.1 Realisasi Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2013 dan Grafik 3.2 Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun 2013 dan Grafik 3.3 Realisasi Penerimaan Dana Perimbangan Tahun 2013 dan Grafik 3.4 Penerimaan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Tahun Anggaran 2013 dan Grafik 3.5 Perbandingan Realisasi Belanja Langsung Tahun Anggaran 2013 dan Grafik 3.6 Perbandingan Komposisi Belanja Langsung Tahun Anggaran 2013 dan Grafik 4.1 Angka Partisipasi Kasar Tahun Grafik 4.2 Angka Partisipasi Murni Tahun Grafik 4.3 Angka Melek Huruf Tahun Grafik 4.4 Prosentase Ruang Kelas sesuai Standar Grafik 4.5 Tingkat Kelulusan Tahun 2012/2013 dan 2013/ Grafik 4.6 Prosentase Guru Bersertifikat Pendidik Grafik 4.7 Jumlah Koperasi di Kabupaten Semarang Tahun Grafik 4.8 Jumlah Koperasi Aktif di Kabupaten Semarang Tahun Grafik 4.9 Organisasi Pemuda dan Olahraga Tahun 2013 dan Grafik 4.10 Tingkatan Prestasi Olahraga (Pelajar) Kabupaten Semarang Tahun Grafik 4.11 Jumlah PNS/CPNS Kabupaten Semarang Berdasarkan Golongan Ruang dan Tingkat Pendidikan (Tahun 2013 dan 2014) Grafik 4.12 Jumlah PNS/CPNS Kabupaten Semarang Berdasarkan Jenjang [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] xiv

16 Jabatan (per 31 Desember 2014) Grafik 4.13 Estimasi Stok Cadangan Pangan Masyarakat di Kabupaten Semarang Grafik 4.14 Grafik Realisasi Retribusi Tempat Wisata Tahun Grafik 4.15 Jumlah Animo dan Pendaftar Calon Transmigrasi [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] xv

17 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Semarang... 9 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] xvi

18 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I. DASAR HUKUM A. Dasar Hukum Pembentukan Kabupaten Semarang Terbentuknya Kabupaten Semarang berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah. Pada saat itu Kota Semarang ditetapkan sebagai ibukota Kabupaten Semarang, namun karena Kota Semarang adalah kotamadya yang memiliki pemerintahan sendiri, maka hal ini dianggap kurang efektif bagi jalannya pemerintahan sehingga muncul gagasan untuk memindahkan ibukota Kabupaten Semarang ke Kota Ungaran yang pada saat itu masih dalam status kawedanan. Pada masa pemerintahan Bupati Iswarto ( ) ibukota Kabupaten Semarang secara de facto dipindahkan ke Ungaran. Pada tanggal 30 Juli 1979 Bupati Kepala Daerah Tingkat II Semarang yakni Ir. Soesmono Martosiswojo, mengusulkan kepada Pemerintah Pusat melalui Gubernur Jawa Tengah, agar Kota Ungaran secara definitif ditetapkan sebagai ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Semarang, sehingga terbit Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1983 tentang Penetapan Status Kota Ungaran sebagai Ibukota Pemerintah Kabupaten Dati II Semarang. Sejak saat itu tanggal 20 Desember diperingati sebagai Hari Jadi Kota Ungaran sebagai Ibukota Kabupaten Semarang. Bupati Semarang Dr. H. Mundjirin ES, Sp.OG telah menetapkan hari jadi Kabupaten Semarang yang didasarkan pada hari dan tanggal pengangkatan Ki Pandan Aran I sebagai Bupati Semarang sekaligus bertepatan dengan penobatan Pangeran Trenggono sebagai Sultan/Raja Kerajaan Demak ke III menggantikan Raden Pati Unus yaitu pada hari Selasa Kliwon tanggal 15 Maret 1521 atau 12 Rabiulawal 927H. Selanjutnya hari jadi Kabupaten Semarang ditetapkan dengan Keputusan Bupati Semarang Nomor 003.3/0168/2001 tentang Penetapan Hari Jadi Kabupaten Semarang dan selanjutnya dikeluarkan Perda Nomor 1 Tahun 2013 tentang Penetapan Hari Jadi Kabupaten Semarang yakni tanggal 15 Maret [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 1

19 BAB I PENDAHULUAN B. Dasar Hukum Penyusunan LKPJ. Dasar hukum penyusunan Dokumen LKPJ Bupati Semarang Tahun 2014 adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah; 2. Undang Undang Nomor 67 Tahun 1958 tentang Perubahan Batas-Batas Wilayah Kotapraja Salatiga Dan Daerah Swatantra Tingkat II Semarang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1652 ); 3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 4. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 4150); 5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia, Nomor 4287); 6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 7. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 2

20 BAB I PENDAHULUAN Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438 ); 10. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2006 tentang Pengesahan United Nations Convention Against Corruption, 2003 (Konvensi Perserikatan Bangsa-bangsa Anti Korupsi, 2003) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4620); 11. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 12. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang Susunan dan Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5043); 13. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246); 14. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang Perluasan Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3079); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1992 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Dan Kabupaten Daerah Tingkat II Semarang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3500); [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 3

21 BAB I PENDAHULUAN 17. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan Dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4539); 19. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 20. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 21. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 22. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 23. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 24. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 25. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 4

22 BAB I PENDAHULUAN (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 26. Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun dan Jangka Menengah Tahun ; 27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 28. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 25 Tahun 2005 tentang Pembentukan Struktur Organisasi Dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2005 Nomor 20 Seri D Nomor 25, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 25) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 25 Tahun 2005 tentang Pembentukan Struktur Organisasi Dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2011 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 5); 29. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Pokokpokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2008 Nomor 14, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 13); 30. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 16 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Semarang (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 14); 31. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Semarang (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 17, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 15) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 17 Tahun 2008 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 5

23 BAB I PENDAHULUAN tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Semarang (Lembaran Daerah Tahun 2011 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 1); 32. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Semarang (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2008 Nomor 18, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 16); sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 10 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Semarang (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2013 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 10); 33. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Inspektorat, Lembaga Teknis Daerah Dan Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Semarang (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 17); sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 11 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Inspektorat, Lembaga Teknis Daerah Dan Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Semarang (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2013 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 11); 34. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan Dan Kelurahan di Kabupaten Semarang (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 18) sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan Dan Kelurahan di Kabupaten Semarang (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2013 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 11); 35. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Rencana [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 6

24 BAB I PENDAHULUAN Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Semarang Tahun (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2009 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 2); 36. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Semarang Tahun (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 7); 37. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 14 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2015 (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2014 Nomor 14); 38. Peraturan Bupati Semarang Nomor 34 Tahun 2014 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Semarang Tahun 2015 (Berita Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2014 Nomor 34); 39. Peraturan Bupati Semarang Nomor 90 Tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2015 (Berita Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2014 Nomor 90); 40. Peraturan Bupati Semarang Nomor 60 Tahun 2014 tentang Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Semarang Tahun 2014 (Berita Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2014 Nomor 60); C. Sistematika Penyusunan LKPJ Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Akhir Tahun Anggaran 2014 disusun berdasarkan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2014 yang merupakan penjabaran Tahunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), dengan sistematika sebagai berikut: BAB I BAB II PENDAHULUAN A. Dasar Hukum B. Gambaran Umum Daerah KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. Visi dan Misi B. Strategi dan Arah Kebijakan Daerah (sesuai RPJMD) [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 7

25 BAB I PENDAHULUAN BAB III BAB IV BAB V BAB VI BAB VII C. Prioritas Daerah KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH A. Pengelolaan Pendapatan Daerah B. Pengelolaan Belanja Daerah PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH A. Urusan Wajib Yang Dilaksanakan B. Urusan Pilihan Yang Dilaksanakan PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN A. Tugas Pembantuan Yang Diterima B. Tugas Pembantuan Yang Diberikan PENYELENGGARARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN A. Kerjasama Antar Daerah B. Kerjasama Daerah Dengan Pihak Ketiga C. Koordinasi Dengan Instansi Vertikal Di Daerah D. Pembinaan Batas Wilayah E. Pencegahan Dan Penanggulangan Bencana F. Penyelenggaraan Ketenteraman Dan Ketertiban Umum PENUTUP II. GAMBARAN UMUM DAERAH A. Kondisi Geografis 1. Batas Administrasi dan Luas Wilayah Kabupaten Semarang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, terletak pada posisi 110 o 14 54, o 39 3 Bujur Timur dan 7 o o 30 0 Lintang Selatan. Yang berbatasan dengan Kota Semarang dan Kabupaten Demak di sebelah Utara, dengan Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Grobogan di sebelah Timur, dengan Kabupaten Kendal dan Kabupaten Temanggung di sebalah Barat dan dengan Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Magelang di sebelah Selatan, serta dengan Kota salatiga yang terletak di tengahtengah Kabupaten Semarang. Untuk lebih jelasnya letak Kabupaten Semarang dapat kita lihat pada gambar sebagai berikut: [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 8

26 BAB I PENDAHULUAN Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Semarang Sumber: Profil Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2014 Luas wilayah Kabupaten Semarang adalah ,67 Hektar (950,21 km 2 ) atau sekitar 2,92% dari luas Provinsi Jawa Tengah, yang secara administratif terdiri dari 19 wilayah Kecamatan, 208 Desa, dan 27 Kelurahan. Adapun pembagian luas wilayah, Jumlah Desa, Kelurahan, RT dan RW dapat dilihat pada tabel di halaman berikut: Tabel 1.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Pembagian Wilayah Administratif NO KECAMATAN LUAS (Ha) % DESA KEL RW RT 1 Getasan 6.579,55 6, Tengaran 4.729,55 4, Susukan 4.886,60 5, Kaliwungu 2.995,00 3, Suruh 6.401,52 6, Pabelan 4.797,60 5, Tuntang 5.624,20 5, Banyubiru 5.441,45 5, [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 9

27 BAB I PENDAHULUAN NO KECAMATAN LUAS (Ha) % DESA KEL RW RT 9 Jambu 5.163,00 5, Sumowono 5.563,20 5, Ambarawa 2.822,10 2, Bandungan 4.823,30 5, Bawen 4.657,00 4, Bringin 6.189,10 6, Bancak 4.384,55 4, Pringapus 7.834,70 8, Bergas 4.733,10 4, Ungaran Barat 3.596,05 3, Ungaran Timur 3.799,10 4, Jumlah , Sumber: Data Strategis Kabupaten Semarang Tahun 2014 Kondisi topografi wilayah Kabupaten Semarang berkisar antara meter di atas permukaan laut (dpl), dengan wilayah terendah di Desa Candirejo Kecamatan Pringapus dan wilayah tertinggi di Desa Batur Kecamatan Getasan. Berdasarkan tingkat kelandaiannya wilayah Kabupaten Semarang dapat diklasifikasikan kedalam empat kelompok, yaitu meliputi wilayah datar (kemiringan 0-2%) sebesar Hektar; wilayah bergelombang (kemiringan 2-15%) sebesar Hektar; wilayah curam (kemiringan 15-40%) sebesar Hektar; dan wilayah sangat curam (kemiringan >40%) sebesar 9.467,67 Hektar. 2. Penggunaan lahan dan Iklim Penggunaan lahan di Kabupaten Semarang, dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu lahan pertanian sawah sekitar 25,17%, lahan pertanian bukan sawah (tegal/kebun, ladang/huma, perkebunan, hutan rakyat, tambak, kolam/empang dan sebagainya) sekitar 38,27% dan lahan bukan pertanian (rumah/bangunan, hutan Negara, rawa, jalan, sungai, kuburan dan sebagainya) sekitar 36,56%. Dari tahun ke tahun penggunaan lahan untuk sawah berkurang, hal ini terjadi karena adanya alih fungsi lahan dari sawah menjadi lahan permukiman, pekarangan, bangunan dan lahan industri serta sebagian lagi dialihkan menjadi [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 10

28 BAB I PENDAHULUAN jalan (jalan tol dan jalan lingkar). Luas penggunaan lahan selengkapnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 1.2 Luas Penggunaan Lahan Kabupaten Semarang Tahun 2013*) Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) 1. Pertanian ,82 a. Sawah ,51 b. Bukan Sawah ,07 Tegal ,55 Perkebunan 6.988,11 Hutan Rakyat 4.997,72 Kolam/empang 25,25 Padang 0 Lainnya 159,44 2. Bukan Pertanian ,09 Rumah ,22 Hutan Negara 8.693,06 Rawa 2.467,09 Lainnya (jalan, sungai, kuburan, dll) 2.905,72 Sumber: Data Strategis Kabupaten Semarang, Tahun 2014 (diolah) *) data 2014 belum tersedia Prosentase penggunaan lahan secara lebih jelas dapat kita lihat dalam Grafik 1.1 yang kami sajikan pada halaman berikut ini: [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 11

29 BAB I PENDAHULUAN Grafik1.1 Prosentase Penggunaan Lahan lahan pertanian bkn sawah (lainnya) 0,17% lahan bkn pertanian (rumah) 21,76% lahan bkn pertanian (hutan negara) 9,15% lahan bkn pertanian (rawa) 2,60% lahan bkn pertanian (lainnya) 3,06% lahan pertanian sawah 25,17% lahan pertanian bkn sawah (kolam/empang) 0,03% lahan pertanian bkn sawah (hutan rakyat) 5,26% lahan pertanian bkn sawah (perkebunan) 7,35% lahan pertanian bkn sawah (tegal) 25,46% lahan pertanian bkn sawah 38,27% Sumber: Kabupaten Semarang Dalam Angka 2014 (diolah) Wilayah Kabupaten Semarang memiliki iklim tropis, dengan suhu udara berkisar antara 17,2 0 C 31,6 0 C. Rata-rata hari hujan per tahun 116 hari dengan curah hujan rata-rata Mm. Kecamatan Getasan merupakan daerah tertinggi dengan suhu udara terendah dan curah hujan yang tinggi (3.193 Mm). Sedangkan Kecamatan Bancak merupakan daerah dengan curah hujan dan hari hujan rata-rata terendah yakni 742 Mm dan 28 hari. B. Kondisi Demografis Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Semarang jumlah penduduk tahun 2014 sebanyak jiwa yang terdiri dari Laki-laki dan perempuan. Jumlah penduduk ini bandingkan dengan kondisi akhir Tahun 2013 yakni sebesar jiwa terdapat kenaikan sebanyak jiwa atau mengalami pertumbuhan sebesar 0,60%. Adapun Jumlah jumlah Kepala Keluarga dari KK pada tahun 2013 bertambah menjadi KK, atau mengalami kenaikan sebanyak KK. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 12

30 BAB I PENDAHULUAN Tabel 1.3 Penduduk Tahun 2013 dan 2014 NO URAIAN TAHUN Jumlah penduduk Kepala Keluarga Penduduk berdasarkan jenis kelamin: - Laki-laki Perempuan Mutasi Penduduk - Kelahiran Kematian Pindah Datang Kepadatan penduduk (jiwa/km 2 ) ,5 6 Laju pertumbuhan penduduk (%) 0,58 0,60 Sumber: BPS Kab. Semarang Tahun 2014 Sedangkan jumlah pendudk berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Semarang, penduduk Kabupaten Semarang pada akhir Tahun 2014 berjumlah jiwa yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Sedangkan menurut Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil jumlah KK pada Tahun 2014 adalah KK. Perkembangan penduduk Kabupaten Semarang selama 2014 terlihat pada tabel berikut: Tabel 1.4 Data Penduduk Tahun 2014 NO URAIAN TAHUN Jumlah penduduk Kepala Keluarga Penduduk berdasarkan jenis kelamin: - Laki-laki Perempuan Penerbitan Akta Kematian Kepemilikan Akta Kelahiran Migrasi Keluar [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 13

31 BAB I PENDAHULUAN NO URAIAN TAHUN Migrasi Masuk Kepadatan penduduk (jiwa/km 2 ) Laju pertumbuhan penduduk (%) 0,60 Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun 2014 Komposisi jumlah penduduk per kecamatan dan kepadatan penduduknya dapat dilihat pada Tabel 1.5 sebagai berikut: Tabel 1.5 Sebaran Penduduk dan Kepadatannya per Kecamatan Tahun 2014 NO KECAMATAN Pria Wanita Jumlah % Luas Wilayah (KM²) Kepadatan Penduduk 1 Getasan ,04% 65,8 757,6 2 Tengaran ,63% 47, ,5 3 Susukan ,90% 48,87 992,2 4 Suruh ,76% 64, ,9 5 Pabelan ,22% 47,97 869,5 6 Tuntang ,69% 56, Banyubiru ,44% 54,41 808,2 8 Jambu ,06% 51,63 777,5 9 Sumowono ,30% 55,63 586,82 10 Ambarawa ,28% 28, ,7 11 Bawen ,46% 46, ,4 12 Bringin ,59% 61,89 733,1 13 Bergas ,60% 47, Pringapus ,11% 78,35 645,1 15 Bancak ,41% 43,85 544,8 16 Kaliwungu ,14% 29, ,3 17 Ungaran Barat ,76% 35, ,6 18 Ungaran Timur ,00% 37, ,9 19 Bandungan ,61% 48, ,8 Jumlah % 950, ,4 Sumber: Data Dispendukcapil Kabupaten Semarang 2014 Jika dilihat dari jumlah penduduk per kecamatan di Kabupaten Semarang, maka Kecamatan Ungaran Barat merupakan Kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar yakni sebanyak jiwa sedangkan yang terendah adalah di Kecamatan Bancak yakni sebesar jiwa. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 14

32 BAB I PENDAHULUAN Untuk kepadatan penduduk Kabupaten Semarang pada Tahun 2013 ratarata sebesar jiwa/km 2, maka pada Tahun 2013 meningkat menjadi sebesar jiwa/km 2 dengan kepadatan tertinggi di Kecamatan Ambarawa yakni sebesar jiwa/km 2, kemudian Kecamatan Ungaran Barat sebesar jiwa/km 2 sedangkan kepadatan penduduk yang terendah ada di Kecamatan Bancak sebesar 544,8 jiwa/km 2. Berdasarkan data dari Dinas BPS Kabupaten Semarang dapat diketahui bahwa pada Tahun 2014 penduduk Kabupaten Semarang yang belum/tidak bekerja sebesar 46,54%, sedangkan yang bekerja sekitar 53,46% sebagian besar bekerja pada sektor pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan (35,89%), berikutnya pada sektor industri pengolahan (22,25%) serta pada sektor perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi (16,03%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.6 di bawah ini: NO Tabel 1.6 Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin di Kabupaten Semarang Tahun 2014 LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA JENIS KELAMIN LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL (%) A Penduduk Belum/TidakBekerja ,54 B Penduduk Bekerja ,46 1 Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan ,89 2 Pertambangan dan Penggalian ,28 3 Industri ,25 4 Listrik, Gas dan Air Minum ,29 5 Konstruksi , Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi Lembaga Keuangan, Real Estate, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Peorangan , , , ,52 10 lainnya ,82 Jumlah ,00 Sumber: Data BPS Kabupaten Semarang 2014 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 15

33 BAB I PENDAHULUAN Untuk tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Semarang pada Tahun 2014 adalah sebagai berikut: 6,77% penduduk tidak/belum pernah sekolah, belum tamat SD/sederajat 2,39%, Tamat SD/sederajat sebesar 44,04% dan yang memiliki ijazah Sekolah Sekolah Menengah Pertama/sederajat 19,82%, Sekolah Menengah Atas/sederajat 20,88%, Akademi/Diploma III sebesar 1,77%, Diploma IV/S1 sebanyak 4,06% dan hanya 0,28% yang mempunyai ijazah S2 ke atas. Persentase penduduk Kabupaten Semarang menurut Ijasah atau STTB yang dimiliki seperti dalam gambar pada halaman berikut: Grafik 1.2 Komposisi Tingkat Pendidikan Penduduk Kabupaten Semarang Tahun 2014 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan Akademi/Diploma III/Sarjana Muda; 1,54 Diploma I/II; 0,23 SLTA/Sederajat; 20,88 Diploma IV/Strata Strata II & Strata I; 4,06 III; 0,28 Tidak/Belum Sekolah; 6,77 Belum Tamat SD/Sederajat; 2,39 SLPT/Sederajat; 19,82 Tamat SD/Sederajat; 44,04 Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Semarang, 2014 C. Kondisi Ekonomi 1. Potensi Unggulan Daerah Kabupaten Semarang yang terletak di jalur lintas nasional Jogja-Solo- Semarang (JOGLOSEMAR) memiliki potensi unggulan terutama di bidang industri, pertanian, dan pariwisata. Hal ini antara lain karena sumberdaya alam yang [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 16

34 BAB I PENDAHULUAN melimpah dan secara geografis posisi Kabupaten Semarang adalah sebagai Penyangga ibukota Provinsi Jawa Tengah, dan juga merupakan bagian kawasan strategis nasional KEDUNGSEPUR. Potensi unggulan tersebut juga tergambar dari kontribusi yang telah disumbangkan terhadap PDRB Kabupaten dari tahun ke tahun yaitu berturutturut sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor pertanian. a. Potensi Industri Sektor industri diklasifikasikan menjadi industri besar, Industri kecil, menengah dan Industri rumah tangga(home industry). Banyaknya Industri rumah tangga berjumlah unit usaha dengan menyerap tenaga kerja sebanyak pekerja atau rata-rata setiap perusahaan/usaha mempekerjakan ± 2 pekerja. Jumlah perusaahaan industri kecil menengah sebanyak buah dengan tenaga kerja orang atau rata-rata ± 8 pekerja per perusahaan. Paling banyak untuk golongan industri ini adalah industri makanan, furniture/meubel dan konveksi. Sedangkan untuk Industri Besar sebanyak 185 perusahaan dengan menyerap tenaga kerja sebanyak buah pekerja dengan rata rata pekerja ± 390 orang. Sebaran industri besar mengelompok di Kecamatan Ungaran Barat, Ungaran Timur, Bawen, Pringapus dan Bergas. Sedangkan untuk komidatas utamanya adalah garment, minuman, dan furniture. Sektor perdagangan di Kabupaten Semarang didukung keberadaan pasar sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli, meliputi 33 pasar tradisional/umum, 89 toko modern, 5 supermarket, 121 Mini Market, 6 pasar hewan dan 1 pasar sayur. Sedangkan untuk toko/warung kelontong tercatat sejumlah buah. b. Potensi Pertanian Kabupaten Semarang mempunyai potensi sumber daya alam yang melimpah didukung kondisi lahan dan iklim yang sesuai bagi pengembangan pertanian khususnya pertanian tanaman pangan, hortikultura, tanaman perkebunan dan peternakan. Produksi padi sawah pada sebesar ,79 ton mengalami penurunan produksi sebesar 4.841,33 ton namun untuk produksi padi ladang mengalami peningkatan dari 3.583,27 ton menjadi [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 17

35 BAB I PENDAHULUAN 5.758,25 ton atau naik sebesar 2.174,98 ton dibandingkan tahun lalu. Sedangkan pertanian palawija pada tahun 2013 secara umum mengalami penurunan hampir disemua komoditas palawija, adapun yang mengalami kenaikan adalah komoditas jagung yang meningkat 2,19% dengan jumlah produksi ,42 ton. Keadaan toprografi daerah yang berbukit dan bergunung membuat Kabupaten Semarang memiliki produksi sayur yang cukup besar dan tersebar hampir di semua kecamatan. Komoditas yang utama adalah Kobis, Lombok, Wortel, Tomat, Sawi dan Bawang daun. Kecamatan yang sangat potensi untuk tanaman sayuran adalah kecamatan Getasan, Jambu, dan Ambarawa. Produksi buah-buahan juga cukup besar terutama untuk buah buah alpokat yang banyak ditanam di Kecamatan Getasan, Jambu dan Ambarawa, buah mangga di Kecamatan Bawen dan Bringin, Rambutan di Ungaran Timur, buah Kelengkeng di Ambarawa, buah Durian di Kecamatan Ungaran Barat dan Banyubiru. Komoditas lain yang cukup potensial adalah adalah tanaman hias yang banyak ditanam di Kecamatan Bandungan, Sumowono, Bawen, dan Ambarawa sebagai sentra budidaya tanaman hias. Adapun komoditasnya adalah bunga Gladiol yang banyak terdapat di kecamatan Bandungan, bunga Krisan dan bunga Mawar di Kecamatan Sumowono, Ambarawa, dan Bandungan. Produksi bunga Anggrek paling banyak di Kecamatan Ungaran Timur dan Bandungan, bunga Sedap Malam paling banyak di Kecamatan Bawen, Ambarawa dan Bandungan, sedangkan daun leather leaf paling banyak dibudidayakan di Kecamatan Getasan. c. Potensi Pariwisata Posisi strategis Kabupaten Semarang sebagai daerah penyangga ibukota Provinsi Jawa Tengah dan kondisi alamnya memberikan peluang dan kesempatan untuk lebih mengembangkan potensi dibidang pariwisata. Dengan potensi wisata yang sangat variatif yang terdiri dari Wisata Alam, Wisata Budaya, Wisata buatan, maupun wisata industri dan wisata minat khususnya, menjadikan Kabupaten Semarang sebagai tempat tujuan wisata yang sangat diminati oleh para wisatawan mengingat letak yang sangat dekat dengan ibukota Provinsi Jawa Tengah. Pada Tahun 2014 jumlah kunjungan wisata sebanyak wisatawan. Bila dibandingkan Tahun 2013 sejumlah wisatawan, [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 18

36 BAB I PENDAHULUAN meningkat sebanyak wisatawan atau 11,7%. Jumlah kunjungan wisata tersebut terdiri dari wisatawan domestik dan wisatawan asing. Meningkatnya jumlah kunjungan wisata selain dikarenakan adanya perbaikan sarana prasarana di lingkungan obyek wisata juga adanya kegiatan promosi bersama dengan pelaku pariwisata antara lain biro perjalanan dan pengelola obyek wisata swasta serta informasi pariwisata melalui media cetak dan media elektronik. Peningkatan jumlah kunjungan wisata ini berdampak langsung pada peningkatan jumlah PAD dari retribusi tempat wisata Tahun 2014 sebesar Rp ,00, naik dari realisasi Tahun 2013 sebesar Rp ,00 atau mengalami kenaikan sebesar 9,1%. 2. Pertumbuhan Ekonomi /PDRB Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Semarang pada Tahun 2014 diprediksi sebesar 5,31%, terjadi penurunan sebesar 0,31% bila dibandingkan Tahun 2013 sebesar 5,62%. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Semarang sampai dengan Tahun 2014 masih dibawah Provinsi Jawa Tengah yaitu sebesar 5,40%, namun kalau dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya dengan pertumbuhan Jawa Tengah mapun nasional sama-sama mengalami perlambatan. Grafik 1.3 Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahun * 14,00 12,00 5,84 6,01 6,34 5,81 5,40 10,00 8,00 6,00 4,90 5,56 6,02 5,62 5,31 Provinsi Jawa Tengah Kabupaten Semarang 4,00 2,00 0, Sumber: Data 2014 *) diprediksi oleh Bappeda kerjasama dengan BPS [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 19

37 BAB I PENDAHULUAN Sektor industri pengolahan merupakan penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi Kabupaten Semarang, yaitu sebesar 45,84%. Disusul berturut-turut dari sektor perdagangan, hotel dan restoran (22,01%), sektor pertanian (11,51%), sektor jasa-jasa (9,13%) dan sektor lainnya (11,51%). NO Tabel 1.7 Distribusi PDRB Sektoral Tahun *) SEKTOR Distribusi ADHB (%) Distribusi ADHK (%) *) *) 1 Pertanian 14,00 13,90 12,03 11,51 2 Pertambangan dan Penggalian 0,10 0,10 0,10 0,10 3 Industri Pengolahan 41,81 41,60 45,75 45,84 4 Listrik, Gas dan Air Minum 1,34 1,41 0,94 0,96 5 Konstruksi/Bangunan 4,30 4,69 4,13 4,62 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 22,37 22,02 22,16 22,01 7 Pengangkutan dan Komunikasi 2,69 2,84 2,18 2,20 8 Lemb.Keu, Persewaan dan Jasa Perusahaan 4,25 4,36 3,62 3,63 9 Jasa jasa 9,12 9,09 9,09 9,13 TOTAL PDRB Sumber: Data 2014 *) diprediksi oleh Bappeda kerjasama dengan BPS Perkembangan PDRB Kabupaten Semarang dari tahun ke tahun mengalami kenaikan yang positif. Namun pada Tahun 2014, bila dibandingkan Tahun 2013 PDRB atas dasar harga berlaku mengalami kenaikan 1,11% dan PDRB atas dasar harga konstan sebesar 1,05%. Tabel 1.8 Perkembangan PDRB Sektoral Atas Dasar Harga Berlaku Tahun *) Pertumbuhan (%) No Sektor *) 1 Pertanian , ,48 9,98 2 Pertambangan dan Penggalian , ,60 4,48 3 Industri Pengolahan , ,09 10,27 4 Listrik, Gas dan Air Minum , ,20 16,63 5 Konstruksi/Bangunan , ,17 20,94 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 20

38 BAB I PENDAHULUAN No Sektor *) Pertumbuhan (%) 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran , ,36 9,10 7 Pengangkutan dan Komunikasi , ,42 16,67 8 Lembaga Keuangan, Persewaan dan Jasa , ,09 13,60 Perusahaan 9 Jasa jasa , ,46 10,35 TOTAL PDRB , ,87 10,83 Sumber: Data 2014 *) diprediksi oleh Bappeda kerjasama dengan BPS Tabel 1.9 Perkembangan PDRB Sektoral Atas Dasar Harga Konstan Tahun *) No Sektor *) Pertumbuhan (%) 1 Pertanian , ,79 0,78 2 Pertambangan dan Penggalian 6.437, ,40 2,84 3 Industri Pengolahan , ,68 5,52 4 Listrik, Gas dan Air Minum , ,75 7,43 5 Konstruksi/Bangunan , ,49 17,76 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran , ,10 4,57 7 Pengangkutan dan Komunikasi , ,42 6,23 8 Lembaga Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan , ,17 5,74 9 Jasa jasa , ,30 5,72 TOTAL PDRB , ,11 5,31 Sumber: Data 2014 *) diprediksi oleh Bappeda kerjasama dengan BPS Dari sisi produksi (sektoral) atas dasar harga konstan, semua sektor mengalami pertumbuhan positif, dimana pertumbuhan tertinggi adalah sektor industri pengolahan (45,84%), sektor perdagangan, hotel dan restoran (22,01%) serta sektor pertanian (11,51%), sedangkan sektor pertambangan dan penggalian mengalami pertumbuhan terendah yaitu 0,10%. Pada tahun 2013 PDRB perkapita atas dasar harga berlaku sebesar Rp ,00, maka pada tahun 2014 naik menjadi Rp ,95,00. Sedangkan berdasarkan harga konstan tahun 2013 Rp ,10 menjadi Rp ,70 pada tahun Perkembangan PDRB perkapita dari tahun dapat terlihat dalam gambar berikut: [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 21

39 BAB I PENDAHULUAN Grafik 1.4 PDRB Perkapita Tahun *) , , , , , , , , , , ,0 ADHK , , ,0 ADHB , , Sumber: Data 2014 *) diprediksi oleh Bappeda kerjasama dengan BPS Pendapatan perkapita dapat dijadikan salah satu indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu wilayah. Pendapatan perkapita Kabupaten Semarang tahun 2013 atas dasar harga berlaku sebesar Rp ,90 naik menjadi Rp ,40 pada tahun Sedangkan berdasarkan harga konstan pada tahun 2013 Rp ,10 diprediksi menjadi Rp ,70 pada tahun ,00 Grafik 1.5 Pendapatan Perkapita Tahun *) , , , , , , , , , , , , , , , , ,70 ADHB ADHK , Sumber: Data 2014 *) diprediksi oleh Bappeda kerjasama dengan BPS [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 22

40 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Semarang Tahun 2014 adalah laporan penyelenggaraan Program Pembangunan Pemerintah Daerah Tahun 2014 berdasarkan Peraturan Bupati Semarang nomor 46 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Semarang Tahun 2014 dan Peraturan Bupati Semarang nomor 55 Tahun 2013 tentang Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Semarang Tahun Tahun ini merupakan tahun keempat pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang nomor 7 Tahun 2011 tentang RPJMD Kabupaten Semarang Tahun dengan Visi Misi, Strategi dan Arah Kebijakan Daerah serta Prioritas Pembangunan sebagai berikut: I. VISI DAN MISI A. Visi Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Semarang Tahun dengan mempertimbangkan kondisi dan permasalahan serta kebutuhan yang dihadapi oleh masyarakat serta dengan memperhitungkan faktor strategis dan potensi yang dimiliki oleh masyarakat dan pemerintah daerah maka ditetapkan Visi Pembangunan Jangka Menengah Tahun yaitu: Terwujudnya Kabupaten Semarang yang Mandiri, Tertib dan Sejahtera (MATRA). Mandiri artinya mampu mewujudkan kehidupan yang sejajar, sederajat serta saling berinteraksi dengan daerah lain dengan mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri. Tertib artinya mampu mewujudkan perilaku aparatur pemerintah dan masyarakat yang selalu berpegang pada aturan dan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sejahtera mampu mewujudkan kondisi masyarakat yang terpenuhi hak-hak dasarnya baik dari aspek kesehatan, pendidikan dan ekonomi yang ditandai dengan meningkatnya angka Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan penurunan angka kemiskinan serta jumlah keluarga Pra Sejahtera. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 23

41 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH B. Misi Guna mewujudkan Visi tersebut, Misi yang akan ditempuh oleh Pemerintah Kabupaten Semarang adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berbudaya serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Meningkatkan kualitas SDM dimaksudkan untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, cerdas, kreatif, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berbudaya dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja dan memiliki kemampuan untuk bersaing dalam memperoleh pekerjaan. 2. Mengembangkan produk unggulan berbasis potensi lokal (INTANPARI) yang sinergi dan berdaya saing serta berwawasan lingkungan untuk menciptakan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan. Pengembangan produk unggulan daerah meliputi produk industri, pertanian dan pariwisata dimaksudkan untuk mendorong masyarakat meningkatkan kegiatan usaha ekonomi dengan memanfaatkan sumberdaya lokal, sehingga dapat membuka lapangan kerja bagi dirinya dan orang lain dalam rangka meningkatkan pendapatan. 3. Menciptakan pemerintahan yang katalistik dan dinamis dengan mengedepankan prinsip good governance didukung kelembagaan yang efektif dan kinerja aparatur yang kompeten, serta pemanfaatan teknologi informasi. Pemerintahan yang katalis dan dinamis merupakan pemerintahan yang dapat menjadi fasilitator pembangunan bagi masyarakat, agar masyarakat mampu berperan sebagai pelaku sekaligus sebagai sasaran pembangunan, sehingga proses pencapaian tujuan pembangunan dapat berjalan efektif dan efisien. 4. Menyediakan infrastruktur daerah yang merata guna mendukung peningkatan kualitas pelayanan dasar dan percepatan pembangunan. Infrastruktur yang memadai, layak dan merata di seluruh wilayah dibutuhkan dalam rangka mendukung peningkatan kualitas pelayanan publik dan memperkuat pembangunan daerah. Terpenuhinya kebutuhan infrastruktur dapat meningkatkan kemandirian perekonomian daerah dan investasi. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 24

42 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH 5. Mendorong terciptanya partisipasi dan kemandirian masyarakat, kesetaraan dan keadilan gender serta perlindungan anak di semua bidang pembangunan. Pada dasarnya keberhasilan pencapaian tujuan pembangunan akan sangat tergantung pada adanya kerja sama yang sinergi antar semua pelaku pembangunan, yaitu pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat. Oleh karena itu perlu didorong terciptanya peran serta dan kemandirian masyarakat disemua lapisan tanpa membedakan gender dengan memperhatikan hak-hak tumbuhkembangnya anak. 6. Mendorong terciptanya pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan tetap menjaga kelestariannya. Potensi sumber daya alam yang besar dan beraneka ragam harus dapat dikelola secara benar dengan tetap mengedepankan asas keseimbangan lingkungan, efisiensi dan terjaga kelestariannya. II. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH A. Strategi Strategi pembangunan Kabupaten Semarang Tahun , mengacu pada upaya pencapaian sasaran pokok kebijakan pembangunan tahapan ke-2 RPJPD Kabupaten Semarang Tahun , dan dirumuskan sebagai berikut: 1. Strategi untuk Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Peningkatan kualitas sumber daya manusia tercermin dari meningkatnya derajat kesehatan dan kecerdasan masyarakat serta tersedianya tenaga terdidik, sehingga mampu mengembangkan jiwa kewirausahaan dan dapat menciptakan lapangan kerja serta menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja. Strategi peningkatan sumberdaya manusia diwujudkan dalam programprogram yang berkaitan dengan peningkatan pelayanan kesehatan dan pelayanan pendidikan baik formal maupun non formal. 2. Strategi untuk Penguatan Daya Saing Perekonomian Daerah Penguatan daya saing perekonomian daerah tercermin dari meningkatnya investasi daerah baik oleh swasta maupun masyarakat yang dapat [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 25

43 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH mendorong berkembangnya potensi daerah dan percepatan pertumbuhan ekonomi. Strategi ini diwujudkan pada program-program yang berkaitan dengan upaya peningkatan pelayanan perijinan dan penyediaan infrastruktur daerah baik berupa sarana dan prasarana umum, penataan ruang maupun pengelolaan lingkungan hidup. Penguatan daya saing daerah juga tidak terlepas dari upaya pengembangan ekonomi kerakyatan dan pemberdayaan masyarakat dalam mengembangkan potensi daerah. 3. Strategi Perwujudan Kondisi Aman dan Damai Perwujudan kondisi aman dan damai tercermin dari menurunnya pelanggaran hukum baik oleh masyarakat maupun aparatur daerah. Strategi ini diwujudkan dalam program-program yang berkaitan dengan upaya menciptakan pemerintahan yang baik (good governance and clean government), peningkatan pelayanan publik, penegakan hukum dan penegakan hak asasi manusia. B. Kebijakan Kebijakan pembangunan daerah dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan sesuai visi-misi Bupati Semarang periode adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Kebijakan diarahkan dalam rangka mencapai tujuan meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, melalui: a. Peningkatan upaya promosi kesehatan dan monitoring terhadap gizi ibu hamil, balita dan perbaikan gizi masyarakat termasuk penanaman tanaman obat keluarga. b. Peningkatan budaya hidup bersih dan sehat, serta upaya penyehatan lingkungan melalui penyediaan kebutuhan permukiman dan lingkungan sehat termasuk penyediaan air bersih. c. Penyediaan sarana pelayanan kesehatan yang merata antara desa dan kota, [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 26

44 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH melalui peningkatan kualitas pelayanan Puskesmas, RSU dan revitalisasi Pos Kesehatan Desa dan Posyandu. d. Penyediaan jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin dan penyandang cacat, lanjut usia dan masalah sosial lainnya. e. Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM Kesehatan yang memadai dan merata. 2. Meningkatkan Pelayanan Pendidikan Baik Formal Maupun Non Formal Kebijakan ini diarahkan dalam rangka mencapai tujuan mewujudkan masyarakat cerdas, kreatif, berbudaya, berkarakter dan menguasai ilmu pengetahuan teknologi dan ketaqwaan melalui: a. Penyediaan infrastruktur pendidikan yang merata dan berkualitas guna wujudkan pendidikan murah dan terjangkau untuk pendidikan yang setingkat SD, SMP, SMA maupun SMK. b. Peningkatan jumlah, kualifikasi dan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan sesuai kebutuhan. c. Penyediaan sarana peningkatan mutu pendidikan berupa laboratorium dan perpustakaan. d. Perbaikan sistem pendidikan, termasuk metode penyampaian materi dalam proses kegiatan belajar mengajar. e. Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dalam rangka pembentukan karakter anak-anak/anak usia dini. f. Pengembangan pendidikan formal maupun non formal dalam rangka pembentukan karakter bangsa (muatan lokal). g. Pengembangan pendidikan non formal dalam upaya mengatasi anak putus sekolah dan penyediaaan tenaga terampil berupa pelatihan ketrampilan, magang dan pendampingan, dengan melibatkan instansi terkait. 3. Menyediakan Infrastruktur Daerah Sebagai Pendorong Investasi dan Perekonomian. Kebijakan ini diarahkan dalam rangka mencapai tujuan terwujudnya infrastruktur pembangunan yang berkualitas dan merata di seluruh wilayah, melalui: a. Fasilitasi pembangunan kawasan industri yang dapat menyerap tenaga kerja [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 27

45 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH lokal yang didukung dengan penyediaan air bersih dan listrik. b. Penyediaan infrastruktur jalan dan pengembangan moda transportasi yang berkualitas dan merata di seluruh wilayah. c. Penyediaan fasilitas umum perdesaan yang memadai berupa jalan, jembatan, irigasi, embung, sarana air bersih, perumahan dan permukiman, sanitasi lingkungan, sarana dan prasarana kesehatan, pendidikan, penerangan, pemerintahan dan pasar tradisional serta lainnya. d. Penataan infrastruktur perkotaan berupa trotoar, drainase, manajemen trafik, ruang terbuka hijau, lampu penerangan jalan dan lain-lain. e. Penyediaan prasarana dan ruang publik perkotaan seperti gedung olah raga, taman, gedung olah raga serta ruang publik lainnya. f. Peningkatan pengelolaan persampahan dan limbah. 4. Mengoptimalkan Pengelolaan Potensi Daerah yang Berwawasan Lingkungan. Kebijakan ini diarahkan dalam rangka mencapai tujuan meningkatnya kegiatan usaha ekonomi daerah dan termanfaatkannya sumberdaya alam secara secara optimal dan berkelanjutan, melalui: a. Pembentukan sentra/klaster usaha skala UMKM dengan produk khas daerah yang memiliki daya saing. b. Peningkatan akses petani terhadap sarana produksi, modal dan pemasaran serta teknologi pertanian. c. Diversifikasi usaha pertanian menuju agrobisnis, agroindustri dan agrowisata rangka meningkatkan nilai tambah produk dan daya tarik usaha sektor pertanian. d. Fasilitasi pengembangan obyek-obyek wisata yang berbasis masyarakat dan budaya lokal, dengan memanfaatkan sumberdaya alam (agrowisata). e. Penerapan teknologi tepat guna berwawasan lingkungan dalam rangka pengembangan jenis dan kualitas produk industri lokal serta pelestarian sumberdaya alam. f. Pembentukan jejaring kerjasama dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan berkelanjutan. g. Pengendalian pemanfaatan sumberdaya alam dan kerusakan lingkungan, serta pelestarian sumber-sumber air. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 28

46 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH 5. Mengembangkan Partisipasi dan Pemberdayaan Masyarakat Kebijakan ini diarahkan dalam rangka mewujudkan peran serta dan kemandirian masyarakat dalam pembangunan tanpa membedakan gender dengan memperhatikan hak-hak anak, melalui: a. Peningkatan kapasitas kelembagaan desa/kelurahan dan peran serta masyarakat serta organisasi kemasyarakatan dalam proses pembangunan daerah. b. Pemberdayaan penyandang masalah sosial guna peningkatan kualitas hidup. c. Pemberdayaan perempuan dalam proses pembangunan, serta pemenuhan kebutuhan dan perlindungan terhadap hak-hak anak dan perempuan melalui sinergitas pemerintah, masyarakat dan swasta. d. Peningkatan peran serta masyarakat dalam menumbuhkan minat baca masyarakat melalui penyediaan bahan bacaan. 6. Mewujudkan Kepemerintahan yang Baik (Good Governance) dan Kepastian Hukum. Kebijakan ini diarahkan dalam rangka terlaksanakannya pemerintahan, pelayanan masyarakat dan pembangunan yang efektif, efisien dan akuntabel, serta terciptanya iklim yang kondusif bagi pelaksanaan pembangunan dan investasi, melalui: a. Penerapan jaringan Information Comunication and Technology (ICT) melalui E-Gov dalam rangka peningkatan kualitas dan pemerataan pelayanan publik. b. Peningkatan akses masyarakat terhadap informasi publik. c. Peningkatan disiplin, kompetensi, profesionalisme dan pemerataan penempatan aparatur pemerintah yang responsif terhadap perubahan paradigma pemerintahan. d. Peningkatan kesejahteraan aparatur pemerintah. e. Peningkatan kemampuan manajemen pembangunan melalui perencanaan dan penganggaran yang responsif gender dan berbasis data dan arah kebijakan prioritas yang didukung pengendalian dan pengawasan secara optimal. f. Penerapan pelayanan perizinan yang tertib, tepat waktu, transparan dan akuntabel yang mengacu pada dokumen tata ruang yang telah ditetapkan. g. Pengembangan budaya tertib, penegakan keadilan dan supremasi hukum. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 29

47 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH Adapun fokus kebijakan pembangunan tahun 2014 adalah sebagai berikut: 1. Memantapkan pemanfaatan sumberdaya daerah secara berkelanjutan serta pengembangan jaringan bisnis ekonomi lokal melalui UMKM yang diarahkan pada pengelolaan usaha oleh pelaku bisnis secara mandiri. 2. Mewujudkan masyarakat yang berkemampuan (empowered) dan berdaya saing (competitive) yang mengarah pada kemandirian, melalui peran aktif pemerintah, swasta dan masyarakat. 3. Mewujudkan perilaku aparatur pemerintah dan masyarakat yang selalu berpegang pada aturan dan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. III. PRIORITAS DAERAH Dengan mengacu pada Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2014, prioritas pembangunan Kabupaten Semarang adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dan Keluarga Berencana serta pemberdayaan masyarakat dalam berperilaku hidup bersih dan sehat. 2. Peningkatan akses dan kualitas pendidikan yang dititikberatkan pada aspek keterjangkauan, peningkatan mutu dan relevansi terhadap kebutuhan dunia usaha. 3. Penanggulangan kemiskinan melalui pemberdayaan lembaga desa/kelurahan dan masyarakat serta perluasan kesempatan berusaha bagi masyarakat yang berbasis pada potensi lokal. 4. Peningkatan perekonomian masyarakat melalui penguatan Koperasi, UMKM dan jaringan klaster. 5. Peningkatan ketahanan pangan dan revitalisasi pertanian untuk mewujudkan kemandirian pangan, peningkatan daya saing produk pertanian, peningkatan pendapatan petani, serta kelestarian lingkungan dan sumberdaya alam. 6. Peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan yang meliputi pengembangan SDM Aparatur, kelembagaan dan sistem manajemen pemerintahan. 7. Peningkatan iklim investasi dan iklim usaha yang dititikberatkan pada perbaikan dan penyederhanaan prosedur perijinan, kepastian penyelenggaraan penataan ruang, kepastian hukum dan perbaikan sistem informasi 8. Penyediaan infrastruktur daerah dalam rangka mewujudkan keseimbangan antara [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 30

48 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH pedesaan dan perkotaan, serta wilayah perbatasan yang dititik beratkan pada pembangunan sarana dan prasarana yang mendukung pertumbuhan ekonomi 9. Perlindungan perempuan dan pemenuhan hak anak serta pengarusutamaan gender yang mewujudkan Kabupaten Layak Anak. 10. Pengembangan dan perlindungan budaya, karya seni, ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka memperkuat jati diri. 11. Pengelolaan lingkungan hidup dan risiko bencana yang mendukung kesejahteraan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan Adapun indikator keberhasilan untuk setiap prioritas pembangunan adalah sebagaimana tabel berikut: Tabel 2.1 Prioritas Pembangunan dan Indikator Kinerja Kabupaten SemarangTahun 2014 PRIORITAS PEMBANGUNAN Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dan Keluarga Berencana serta pemberdayaan masyarakat dalam berperilaku hidup bersih dan sehat. INDIKATOR KINERJA 2014 Angka Harapan Hidup: 72,5 tahun Angka Kematian Ibu (AKI): 107/ kh Angka Kematian Bayi (AKB): 8,06/1.000 kh Angka Kematian Balita (AKABA): 5,2/1.000 kh Persentase Balita Gizi Buruk: 0,11% Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan: 100% Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani: 100% Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan: 94,50% Cakupan desa/kelurahan universal child immunization (UCI): 100% Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA: 60,00% Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD: 100% Cakupan kunjungan bayi: 92% Rasio Posyandu per satuan balita: 22/1.000 balita Ratio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk: 0,38/1.000 penduduk Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk: 0,004/1.000 penduduk Rasio dokter per satuan penduduk: 0,23/1.000 penduduk Rasio tenaga medis per satuan penduduk: 0,3/1.000 penduduk Cakupan puskesmas: 136,84% Cakupan puskesmas pembantu: 28,94% Rata-rata jumlah anak per keluarga: 3 orang Rasio akseptor KB: 107% Keluarga Pra KS dan KS1 20% dan 22% Cakupan peserta KB aktif: 82,5% [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 31

49 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH PRIORITAS PEMBANGUNAN Peningkatan akses dan kualitas pendidikan yang dititikberatkan pada aspek keterjangkauan, peningkatan mutu dan relevansi terhadap kebutuhan dunia usaha; Penanggulangan kemiskinan melalui pemberdayaan lembaga desa/kelurahan dan masyarakat serta perluasan kesempatan berusaha bagi masyarakat yg INDIKATOR KINERJA 2014 Persentase penduduk berusia lebih dari 15 th melek huruf: 99,97% Angka Partisipasi Pendidikan Anak Usia Dini: 39,36% Angka partisipasi murni (APM): - SD/MI/Paket A: 95,11% - SMP/MTs/Paket B: 81,78% - SMA/SMK/MA/Paket C: 39,90% Angka Partisipasi Kasar (APK): - SD/MI: 104,95% - SMP/MTs: 96% - SMA/SMK/MA: 51% Angka Putus Sekolah (APS): - SD/MI: 0,11% - SMP/MTs: 0,45% - SMA/SMK/MA: 0,75% Angka kelulusan (AL): - SD/MI: 99,97% - SMP/MTs: 99,60% - SMA/SMK/MA: 99,04% Angka melanjutkan (AM): - dari SD/MI ke SMP/MTs: 91,50% - dari SMP/MTS ke SMA/SMK/MA 68,80% Guru yang berpendidikan S1/D-IV: - TK/RA, SD/MI 52% - SMP/MTs 90% - SMA/MA/SMK 97% Persentase guru bersertifikat pendidik: - SD/MI 72% - SMP/MTs 74% - SMA/SMK 78%. Ruang kelas SD/MI sesuai standard: 82,23% Ruang kelas SMP/MTs sesuai standard: 89,75% Ruang kelas SMA/SMK sesuai standard: 40% Jumlah perpustakaan: unit Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun: orang Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah: judul; eksemplar Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin: - Jamkesmas: 18,91% - Jamkesda: 9,97% Prosentase penduduk diatas garis kemiskinan: 92,85% Prosentase penduduk miskin: 7,16% Rasio Posyandu aktif: 100% Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi: 39 buah. Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial: 2,06% Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 32

50 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH PRIORITAS PEMBANGUNAN berbasis potensi lokal pada Peningkatan perekonomian masyarakat melalui penguatan Koperasi, UMKM dan jaringan klaster Peningkatan ketahanan pangan dan revitalisasi pertanian untuk mewujudkan kemandirian pangan, peningkatan daya saing produk pertanian, peningkatan pendapatan petani, serta kelestarian lingkungan dan sumberdaya alam INDIKATOR KINERJA 2014 masyarakat (LPM): 235 orang Jumlah LSM: 9 orang Swadaya masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat: Rp Pelatihan ketrampilan aplikatif bagi warga miskin: 380 orang Bertambahnya jumlah koperasi: 700 unit Persentase Koperasi aktif: 85,19% Peningkatan koperasi aktif: 596 unit Jumlah UKM non BPR/LKMUKM: orang Terbinanya pelaku UMKM: orang Jumlah BPR/LKM: 954 buah Kontribusi sektor Lembaga Keuangan, Jasa dan persewaan terhadap PDRB Rp juta Usaha Mikro dan Kecil: 27,40% Ekspor bersih perdagangan: US$ Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal: 77,04% Kontribusi sektor industri terhadap PDRB: Rp ,1juta Pertumbuhan industri: 7,90% Cakupan bina kelompok pengrajin: 52,50% Ketersediaan pangan utama: 164,04% Pola pangan harapan: 88 skor Produktivitas bahan pangan utama: - Padi 57,52% - Jagung 48,44% - Kedelai 14,10% Produksi bahan pangan utama: - Padi ton - Jagung ton - Kedelai ton Kontribusi sub sektor tanaman pangan terhadap PDRB: Rp juta Kontribusi sub sektor perkebunan terhadap PDRB: Rp ,5 juta Cakupan bina kelompok tani: 9,24% Produksi perikanan budidaya: ton Produksi perikanan tangkap: 1.258,7 ton Cakupan bina kelompok nelayan: 38 kelompok Kontribusi sub sektor perikanan terhadap PDRB: Rp30.208,4 juta Kontribusi sub sektor kehutanan terhadap PDRB: Rp ,4 Regulasi ketahanan pangan: 1 Regulasi Populasi Ternak: - Sapi potong ekor - Sapi perah ekor - Ayam Ras Petelur (layer) ekor - Ayam Ras Pedaging (Broiler) ekor Produksi Ternak: - Sapi potong kg - Ayam Ras Broiler kg - Telur Ayam Ras Petelur kg - Susu Sapi: Liter [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 33

51 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH PRIORITAS PEMBANGUNAN Peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan yang meliputi pengembangan SDM Aparatur, kelembagaan dan sistem manajemen pemerintahan Peningkatan iklim investasi dan iklim usaha yang dititikberatkan pada perbaikan dan penyederhanaan prosedur perijinan, kepastian penyelenggaraan penataan ruang, kepastian hukum dan perbaikan sistem INDIKATOR KINERJA 2014 Peningkatan kemampuan pejabat struktural melalui Diklat Pimpinan: - Tk II: 4 org - Tk III: 10 org - Tk IV: 30 org - Prajabatan: 476 org Peningkatan kemampuan aparat teknis melalui Bimbingan dan Diklat Teknis: 150 org Peningkatan kemampuan aparat melalui jenjang pendidikan formal (tugas/ijin belajar): 5 org Jumlah jaringan komunikasi: 200 unit Jumlah surat kabar nasional/lokal: 12 buah Jumlah penyiaran radio/tv lokal: 9 buah Rasio penduduk ber-ktp per satuan penduduk: 95% Kepemilikan akta kelahiran per penduduk: 943 orang Rasio pasangan ber-akte Nikah: 58,70% Rasio bayi berakte kelahiran: 100% Kepemilikan KTP: orang Penerapan KTP Nasional berbasis NIK: 100% Angka Pertumbuhan Penduduk: 1,30% Buku Kabupaten Dalam Angka: 6 dokumen Buku PDRB Kabupaten: 3 dokumen Tersedianya dokumen perencanaan RKPD yang telah ditetapkan PERKADA: 1 buku Penjabaran program RPJMD ke dalam RKPD: 1 buku Transmigrasi swakarsa: 38,46% Pertumbuhan ekonomi: 5,61% PDRB ADHB: Rp ,2 juta PDRB ADHK: Rp ,3 juta PDRB ADHB per kapita: Rp PDRB ADHK per kapita: Rp Jumlah pajak daerah: 10 jenis Jumlah retribusi daerah: 19 jenis Penerapan pengelolaan arsip secara baku: 80% Kegiatan peningkatan SDM pengelola kearsipan: 3 kegiatan Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA): 8 buah Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN,PMA) Rp173 Milyar Lama proses perijinan 3 s/d 14 hari Pameran/ekspo: 2 kali Kenaikan/penurunan nilai realisasi PMDN Rp8 M Meningkatnya ketaatan terhadap RTRW Rasio bangunan ber-imb per satuan bangunan: 72,50% Luas wilayah produktif: 44,015 ha Luas wilayah industri: ha Luas wilayah kebanjiran: 0,14 ha (perkotaan) Luas wilayah kekeringan: ha Luas wilayah perkotaan: 8.744,286 ha Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per penduduk: 84% Jumlah linmas per jumlah penduduk: 103,38% Rasio Siskamling per jumlah desa/kelurahan: 13,481% [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 34

52 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH PRIORITAS PEMBANGUNAN informasi; Penyediaan infrastruktur daerah dalam rangka mewujudkan keseimbangan antara pedesaan dan perkotaan, serta wilayah perbatasan yang dititik beratkan pada pembangunan sarana dan prasarana yang mendukung pertumbuhan ekonomi INDIKATOR KINERJA 2014 Angka kriminalitas: 540 kasus Jumlah demo: 22 kegiatan Kegiatan pembinaan politik daerah: 2 kegiatan Cakupan patroli petugas Satpol PP: 501 kegiatan Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman dan keindahan): 88% Penegakan Perda: 182 kasus Website milik Pemerintah Daerah: 35 sub domain Ketersediaan database kependudukan skala provinsi: 100% Sistem informasi manajemen Pemda: 11 buah Sistem informasi pelayanan perijinan dan administrasi pemerintah: 1 paket Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik: 65% Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik: 70% Jalan penghubung dari ibukota kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk (minimal dilalui roda 4): 67% Panjang jalan yg memiliki trotoar dan drainase (lebar>1,5m): 26% Drainase dalam kondisi baik: 65% Luas irigasi dalam kondisi baik: 69,39% Rasio jaringan irigasi dalam kondisi baik: 65,61% Persentase Rumah tangga pengguna air bersih: 90,01% Persentase penduduk berakses air minum: 83,12% Rasio rumah layak huni: 78,80% Rumah tangga bersanitasi: 55,09% Rasio permukiman layak huni: 76,23% Lingkungan permukiman: Ha Lingkungan permukiman kumuh: 972 Ha Persentase luas permukiman yang tertata: 51,46% Jumlah arus penumpang angkutan umum: org Jumlah KIR angkutan umum yang terlayani: unit Pemasangan rambu-rambu: 686 buah Rasio ijin trayek: 1,10% Jumlah pelabuhan laut/udara/terminal bis 1 tipe A dan 4 tipe C Rasio panjang jalan perjumlah kendaraan: 0,0052% Jumlah orang/barang yang terangkut angkutan umum: orang, ton. Jumlah orang/barang melalui dermaga/bandara/ terminal per tahun: orang, ton. Angkutan darat: 0,0185% Kepemilikan KIR angkutan umum: kendaraan Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR): 30 menit Rasio tempat pemakaman umum persatuan penduduk: 91,07% Menurunnya Ruang publik yang berubah peruntukannya Tersedianya Gelanggang/balai remaja untuk kegiatan pemuda Jumlah gedung olahraga: 1 buah Rasio ketersediaan daya listrik: 100% Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik: 99% Kontribusi sektor listrik, gas dan air minum terhadap PDRB: Rp juta Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa yang baik: 98% [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 35

53 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH PRIORITAS PEMBANGUNAN Perlindungan perempuan dan pemenuhan hak anak serta pengarusutama an gender yang mewujudkan Kabupaten Layak Anak INDIKATOR KINERJA 2014 Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah: 5,44% Rasio KDRT: 0,015% Persentase Jumlah Tenaga Kerja dibawah umur: 0,96% Partisipasi angkatan kerja perempuan: 29% Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan: 0,030% Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK: kelompok PKK aktif: 100% Pengembangan dan perlindungan budaya, karya seni, ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka memperkuat jati diri; Pengelolaan lingkungan hidup dan risiko bencana yang mendukung kesejahteraan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan. Kunjungan wisata: ,6 orang Jumlah, kelas dan jenis restoran: 199 unit Jumlah, kelas dan jenis penginapan/hotel: 315 hotel Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB: Rp juta Jumlah grup kesenian: grup Jumlah gedung kesenian: 1 buah Jumlah penyelenggaraan festival seni dan budaya: 10 kali Jumlah sarana penyelenggaraan seni dan budaya: 5 buah Benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan: 34 lokasi Jumlah organisasi pemuda: 17 buah Jumlah kegiatan kepemudaan: 12 kegiatan; 13 lokasi; 300 orang Jumlah organisasi olahraga: 140 buah Jumlah kegiatan olahraga: 32 cabang Jumlah klub olahraga: buah Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB: Rp juta Jumlah grup kesenian: grup Jumlah gedung kesenian: 1 buah Jumlah penyelenggaraan festival seni dan budaya: 10 kali Jumlah sarana penyelenggaraan seni dan budaya: 5 buah Benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan: 34 lokasi Jumlah organisasi pemuda: 17 buah Jumlah kegiatan kepemudaan: 12 kegiatan; 13 lokasi; 300 orang Jumlah organisasi olahraga: 140 buah Jumlah kegiatan olahraga: 32 cabang Jumlah klub olahraga: buah Tingkat partisipasi angkatan kerja: 87,15% Pencari kerja yang ditempatkan: 19,95% Rasio penduduk yang bekerja: 52,10% Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun: 3,70% Keselamatan dan perlindungan: 73% Persentase penanganan sampah: 79,20% Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk: 0,23% Cakupan pantauan pencemaran status mutu air: 9 titik Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air: 14 ha Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal, UKL-UPL, SPPL: 13 pelaku usaha Pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup dan [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 36

54 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH PRIORITAS PEMBANGUNAN INDIKATOR KINERJA 2014 penegakan hukum lingkungan: 10 kasus Tingkat waktu tanggap daerah layanan kebakaran wilayah manajemen kebakaran: 100% Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas): 1,03% Cakupan pelayanan bencana kebakaran: 0,00032% Rehabilitasi hutan dan lahan kritis: 25,20% Pertambangan tanpa ijin: 6 unit Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian terhadap PDRB: Rp18.519,9juta Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM): 1 kegiatan [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 37

55 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Pemerintah Kabupaten Semarang yang merupakan salah satu bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah didanai dari dan atas beban anggaran pendapatan dan belanja daerah, yang selanjutnya diatur secara khusus dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, serta Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah. Mendasari peraturan perundang-undangan tersebut,maka kebijakan pendapatan, belanja serta pembiayaan yang dituangkan dalam Peraturan Daerah nomor 1 tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2014, Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2014, serta Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 (Unaudited), dapat dijelaskan bahwa struktur APBD Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2014 adalah sebagai berikut: I. PENDAPATAN DAERAH A. Pendapatan Asli Daerah meliputi Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah; B. Dana Perimbangan meliputi Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus; C. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah meliputi Pendapatan Hibah, Bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, Bantuan Keuangan dari Provinsi dan Pemerintah daerah lainnya dan Dana Insentif Daerah. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 38

56 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH II. BELANJA DAERAH A. Belanja Tidak Langsung meliputi Belanja Pegawai, Belanja Bunga, Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa, Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa dan Partai Politik, dan Belanja Tidak Terduga; B. Belanja Langsung meliputi Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa serta Belanja Modal. III. PEMBIAYAAN DAERAH A. Penerimaan pembiayaan daerah meliputi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran tahun sebelumnya (SiLPA); B. Pengeluaran pembiayaan daerah meliputi Pembentukan Dana Cadangan, Penyertaan modal (investasi)pemerintah daerah, Pembayaran pokok utang. Secara ringkas anggaran setelah perubahan dan realisasi pendapatan, belanja dan pembiayaan pada Tahun Anggaran 2014 sebagaimana terlihat dalam tabel berikut: Tabel 3.1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran 2014 *) No URAIAN TARGET REALISASI % 1 PENDAPATAN DAERAH , ,00 102,45 2 BELANJA DAERAH , ,25 92,03 SURPLUS/DEFISIT ( ,00) ,75 (16,53) 3 PEMBIAYAAN DAERAH Penerimaan Pembiayaan Pengeluaran Pembiayaan , ,16 100, , ,00 100,00 Pembiayaan Netto , ,16 100,00 Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan (SILPA) Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang ,91 - Catatan: *) tahun 2014, angka realisasi sebelum audit laporan keuangan [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 39

57 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Semarang Tahun 2014 ini merupakan pertanggungjawaban yang mendasarkan pada Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 dan Kebijakan Umum Anggaran Perubahan Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014, serta Peraturan Daerah nomor 1 tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2014 dan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Semarang Tahun IV. PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH. Tentang pengelolaan pendapatan daerah yang mencakup kebijakan perencanaan pendapatan maupun realisasi anggarannya, dapat disajikan sebagai berikut: A. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah. Kebijakan terkait intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah tertuang dalam Kebijakan Umum APBD Tahun anggaran 2014 dan Kebijakan Umum Perubahan APBD tahun anggaran 2014, diupayakan merupakan perkiraan yang terukur, rasional, serta memiliki dasar hukum penerimaannya. 1. Kebijakan Terkait Pendapatan Asli Daerah a. Pendapatan daerah yang bersumber dari PAD direncanakan dengan memperhatikan kondisi perekonomian daerah (potensi riil yang mungkin dapat dicapai), realisasi penerimaan tahun sebelumnya, serta peraturan daerah yang menjadi dasar pemungutannya. b. penganggaran pendapatan diupayakan tidak memberatkan masyarakat dan dunia usaha. c. pendapatan daerah direncanakan berdasarkan peraturan daerah yang berpedoman pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah. d. Penerimaan atas jasa layanan kesehatan masyarakat yang dananya bersumber dari hasil klaim kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang diterima oleh SKPD atau unit kerja SKPD yang belum menerapkan [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 40

58 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PPK-BLUD, dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok pendapatan PAD, jenis penempatan retribusi daerah, obyek pendapatan retribusi jasa umum, rincian obyek pendapatan retribusi pelayanan kesehatan, pada pelaksanaannya mengalami perubahan ke Penerimaan lain lain daerah yang sah berdasarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No 900/2280/SJ tentang Petunjuk Teknis Penganggaran Pelaksanaan dan Penata Usahaan Serta Pertanggungjawaban Dana Kapitasi JKN pada FKTP. e. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan atas penyertaan modal atau investasi daerah lainnya, direncanakan secara rasional dengan memperhitungkan nilai kekayaan daerah yang dipisahkan, sesuai dengan tujuan penyertaan modal yaitu untuk perusahaan daerah yang menjalankan fungsi pemupukan laba (profit oriented) atau perusahaan daerah yang menjalankan fungsi kemanfaatan umum (public service oriented). f. penerimaan hasil pengelolaan dana bergulir sebagai salah satu bentuk investasi jangka panjang non permanen, dianggarkan pada jenis lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, obyek hasil pengelolaan dana bergulir, dan rincian obyek hasil pengelolaan dana bergulir dari kelompok masyarakat penerima. g. penerimaan bunga atau jasa giro dari dana cadangan Pemilu Kepala Daerah dianggarkan pada jenis pendapatan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah, obyek Bunga atau Jasa Giro Dana Cadangan Pemilu Kepala Daerah. h. Kebijakan pendapatan asli daerah pada tahapan Perubahan APBD Tahun 2014, dilakukan penyesuaian rencana target Pendapatan Asli Daerah dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah dengan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai. 2. Kebijakan Terkait Dana Perimbangan. a. Perencanaan target Dana Bagi Hasil Pajak (DBH Pajak) yang terdiri dari DBH Pajak Bumi dan Bangunan (selain PBB Pedesaan dan Perkotaan), DBH Pajak Penghasilan, DBH Cukai Hasil tembakau pada penetapan APBD dialokasikan sesuai Peraturan Menteri Keuangan mengenai Alokasi Sementara DBH-Pajak Tahun Anggaran 2013, karena alokasi Peraturan Menteri Keuangan Tahun [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 41

59 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 2014 belum ditetapkan, dan disesuaikan pada tahapan Perubahan APBD tahun b. Perencanaan target Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (DBH SDA) yang terdiri dari DBH Kehutanan, DBH Pertambangan Umum, DBH Perikanan, DBH Minyak dan Gas Bumi, DBH Panas Bumi pada Penetapan APBD dialokasikan sesuai Peraturan Menteri Keuangan mengenai Alokasi Sementara DBH-Pajak Tahun Anggaran 2013, karena alokasi Peraturan Menteri Keuangan Tahun 2014 belum ditetapkan, dan disesuaikan pada tahapan Perubahan APBD tahun c. Perencanaan target Dana Alokasi Umum (DAU) didasarkan pada alokasi DAU DAU Tahun Anggaran d. Perencanaan target Dana Alokasi Khusus (DAK)didasarkan pada alokasi DAU Tahun Anggaran Kebijakan Terkait Pendapatan Daerah yang Sah. a. Alokasi dana penyesuaian yang berupa tunjangan profesi guru dan tambahan penghasilan untuk guru belum menjadi target pendapatan daerah pada awal penetapan APBD tahun 2014 karena alokasi dana penyesuaian belum diterima, disesuaikan melalui proses mendahului perubahan dan diakomudir dalam perubahan APBD Tahun Anggaran b. Target pendapatan yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Pemerintah Provinsi didasarkan pada alokasi bagi hasil Tahun Anggaran 2013 dan akan dan disesuaikan pada saat diperoleh alokasi definitive tahun 2014 dan diakumodir kembali dalam perubahan APBD c. Target pendapatan yang bersumber dari Bantuan Keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 belum direncanakan pada APBD Penetapan Tahun Anggaran 2014, dan disesuaikan melalui Mendahului Perubahan dan diakomudir kembali pada APBD. d. Penetapan target penerimaan hibah yang bersumber dari APBN, pemerintah daerah lainnya atau sumbangan pihak ketiga, baik dari badan, lembaga, organisasi swasta dalam/luar negeri, kelompok masyarakat maupun perorangan yang tidak mengikat dan tidak mempunyai konsekuensi pengeluaran atau pengurangan kewajiban pihak ketiga atau pemberi [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 42

60 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH sumbangan, dianggarkan pada kelompok pendapatan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, setelah adanya kepastian penerimaan dimaksud. e. Kebijakan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014 terkait penyesuaian perkiraan peningkatan lain-lain pendapatan yang sah sesuai dengan alokasi dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. B. Target dan Realisasi Pendapatan Target pendapatan daerah Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2014 direncanakan sebesar Rp ,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp ,00 atau 102,45%. Target dan realisasi pendapatan daerah Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2014 dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.2 Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2014*) NO. URAIAN TARGET REALISASI % 1. Pendapatan Asli Daerah , ,00 112,92 2. Dana Perimbangan , ,00 100,13 3. Lain-Lain Pendapatan yang Sah , ,00 102,17 T O T A L , ,00 102,45 Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang Catatan: *) tahun 2014, angka realisasi sebelum audit laporan keuangan Perbandingan realisasi pendapatan daerah Tahun Anggaran 2013 dan 2014 sebagaimana terlihat dalam tabel pada halaman berikut: Tabel 3.3 Realisasi Pendapatan Tahun Anggaran 2013 dan 2014 NO. URAIAN Tahun 2013 Tahun 2014*) % 1. Pendapatan Asli Daerah , ,00 15,08 2. Dana Perimbangan , ,00 8,75 3. Lain-lain Pendapatan yang Sah , ,00 16,58 T O T A L , ,00 11,33 Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang Catatan: *) tahun 2014, angka realisasi sebelum audit laporan keuangan [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 43

61 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Grafik 3.1 Realisasi Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2013 dan 2014 (dalam milyar rupiah) 1000, , , , ,000,000 Pendapatan Asli Daerah Dana Perimbangan Lain-lain Pendapatan yang Sah Tahun 2013 Tahun 2014 Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang Dari tabel 3.3 dan grafik 3.1 diatas terlihat adanya kenaikan realisasi dari semua sumber pendapatan daerah Tahun Anggaran 2014 dibandingkan Tahun Anggaran 2013 sebesar Rp ,00 atau 11,33%, Pendapatan Asli Daerah meningkat realisasinya atau naik sebesar 15,08% dari realisasi tahun lalu, untuk pendapatan dari penerimaan dana perimbangan naik sebesar 8,75% sedangkan realisasi pendapatan dari lain lain pendapatan yang sah mengalami peningkatan sebesar 16,58%. Secara rinci target dan realisasi masing-masing pendapatan daerah Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2014, dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Semarang yang terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, pada Tahun Anggaran 2014 direncanakan sebesar Rp ,00 dapat direalisasikan sebesar Rp ,00 atau 112,92%.Target dan realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Semarang tahun 2014 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 44

62 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Tabel 3.4 Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun Anggaran 2014*) NO. URAIAN TARGET REALISASI % 1. Pajak Daerah , ,00 103,85 2. Retribusi Daerah , ,00 102, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah , ,00 100, , ,00 122,56 TOTAL , ,00 112,92 Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang Catatan: *) tahun 2014, angka realisasi sebelum audit laporan keuangan Dari tabel 3.4 di atas dapat diketahui bahwa secara keseluruhan realisasi Pendapatan Asli Daerah melebihi target yang direncanakan pada APBD Tahun Anggaran 2014 yaitu sebesar Rp ,00 atau 112,92%. Hal tersebut menunjukkan peningkatan kinerja pengelolaan Pendapatan Asli Daerah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 15,08% dari target yang ditetapkan dalam APBD tahun 2013 sebagaimana tabel 3.3. Perbandingan realisasi pendapatan asli daerah Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2013 dan 2014 dapat dilihat pada tabel di halaman berikut: Tabel 3.5 Perbandingan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun Anggaran 2013 dan 2014*) NO. URAIAN Tahun 2013 Tahun 2014*) % 1. Pajak Daerah , ,00 3,19 2. Retribusi Daerah , ,00 (21,57) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah , ,00 (27,28) , ,63 TOTAL , ,00 15,08 Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang Catatan: *) tahun 2014, angka realisasi sebelum audit laporan keuangan [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 45

63 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Grafik 3.2 Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun 2013 dan 2014 (dalam milyar rupiah) 140, , ,000 80,000 60,000 40,000 20,000,000 Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah Tahun 2013 Tahun 2014 Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang Dari Grafik 3.2 di atas dapat diketahui realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah Tahun Anggaran 2014, secara keseluruhan menunjukkan kenaikan sebesar 15,08% bila dibandingkan realisasi penerimaan PAD secara keseluruhan pada Tahun Anggaran Namun Pendapatan dari sektor Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan mengalami penurunan yang disebabkan karena pada tahun 2014 tidak ada realisasi dari laba PDAM yang tahun sebelumnya terdapat realisasi sebesar Rp ,00. Dari rencana pendapatan 4 (empat) jenis Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2014 semuanya dapat mencapai target pendapatan yaitu pajak daerah, retribusi daerah danhasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan serta lain-lain PAD yang sah, Lebih lanjut realisasi pendapatan asli daerah diuraikan sebagai berikut: a. Pajak Daerah Pada tahun 2014 target komponen pajak daerah beserta realisasinya seperti terlihat dalam tabel berikut: [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 46

64 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Tabel 3.6 Target Dan Realisasi Pajak Daerah Tahun Anggaran 2014*) NO. URAIAN TARGET REALISASI % 1. Pajak Hotel , ,00 103,77 2. Pajak Restoran , ,00 112,23 3. Pajak Hiburan , ,00 86,77 4. Pajak Reklame , ,00 95,64 5. Pajak Penerangan Jalan , ,00 112,65 6. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan , ,00 89,66 7. Pajak Parkir , ,00 113,41 8. Pajak Air Tanah , ,00 104,98 9. Pajak Sarang Burung Walet , Pajak BPHTB , ,00 85, Pajak PBB , ,00 108, Pendapatan Piutang Pajak Daerah ,00 81,69 TOTAL , ,00 103,85 Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang Catatan: *) tahun 2014, angka realisasi sebelum audit laporan keuangan Perbandingan Realisasi Pajak Daerah Tahun Anggaran 2013 dan 2014*) sebagaimana tabel 3.7 berikut: Tabel 3.7 Realisasi Pajak Daerah Tahun Anggaran 2013 dan 2014*) NO URAIAN REALISASI 2013 REALISASI 2014 % 1. Pajak Hotel , ,00 17,62 2. Pajak Restoran , ,00 19,73 3. Pajak Hiburan , ,00 74,89 4. Pajak Reklame , ,00 6,43 5. Pajak Penerangan Jalan , ,00 18,64 6. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan , ,00 32,25 7. Pajak Parkir , ,00 91,56 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 47

65 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH NO URAIAN REALISASI 2013 REALISASI 2014 % 8. Pajak Air Tanah , ,00 4, Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) Pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pendapatan Piutang Pajak Daerah , ,00 (38,12) , ,00 32, , ,00 (13,50) TOTAL , ,00 3,19 Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang Catatan: *) tahun 2014, angka realisasi sebelum audit laporan keuangan Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa penerimaan pendapatan dari11 (sebelas) jenis pajak daerah tahun 2014 yang direncanakan, terdapat 6 (enam) jenis pajak daerah yang melampaui target yaitu Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan dan ada 6 (enam) jenis pajak daerah yang tidak dapat mencapai target yaitu Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak BPHTB dan Penerimaan dari Pendapatan Piutang Pajak Daerah. Terhadap pajak daerah yang tidak memenuhi target yang telah ditetapkan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Pajak Hiburan - Adanya penurunan tariff pemakaian room karaoke, sebelumnya sebesar Rp50.000,00 perjam menjadi sebesar Rp ,00 untuk tiga jam. - Jarangnya pihak ketiga melaksanakan kontes kecantikan, pameran, permainan billiard, pacuan kuda, pemakaian ketangkasan dan pertandingan olahraga. - Tidak beroperasinya usaha tempat hiburan selama bulan Puasa. - Sistem pemungutan dengan self assessment belum disertai dengan kesadaran dan kejujuran penuh wajib pajak dalam melaporkan pendapatannya. - Tarif pajak karaoke sebesar 35% dari penghasilan bruto dipandang terlalu tinggi untuk suatu usaha. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 48

66 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 2) Pajak Reklame - Diberlakukannya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2010 tentang Pedoman Pemanfaatan dan Penggunaan Bagian-bagian Jalan Pasal 18 ayat (3) yang berbunyi konstruksi bangungan iklan dan media informasi tidak boleh berupa portal dan/atau jenis konstruksi lainnya yang melintang di atas jalan, yang khusus dimaksudkan untuk iklan dan media informasi. - Adanya pelebaran jalan Negara (strategis 1) yaitu Jalan Gatot Subroto, Jalan P. Diponegoro, Jalan Soekarno Hatta, Jalan Slamet Riyadi sampai dengan Jalan Fatmawati sehingga banyak reklame yang tadinya dipasang di sepanjang pinggir jalan-jalan tersebut menjadi berkurang. - Adanya beberapa titik reklame di pinggir jalan raya tidak bisa diperpanjang ijinnya. 3) Pajak Mineral Bukan Logam dan Bantuan - Terdapat penurunan jumlah perusahaan pengolah andesit. - Perusahaan pengolah andesit yang masih menjalankan usahanya, volume hasil pengolahannya adalah relatif tetap untuk setiap bulan. - Penurunan kapasitas produksi yang disebabkan adanya perbaikan jalan protokol sehingga mengganggu distribusi, dan adanya pelarangan menggunakan bahan peledak untuk proses pengambilan dan sebagian penambang tidak aktif karena ijinnya habis. 4) Pajak Sarang Burung Walet - Bangunan sarang burung wallet dihuni oleh burng sriti sehingga tidak memperoleh hasil. - Sulitnya memperoleh informasi dan data tentang usaha burung walet. 5) Pajak BPHTB - Untuk pengalihan hak yang besar terbentur dengan belum adanya peninjauan karena Perda RT/RW belum direvisi. - Menurunnya volume permohonan peralihan hak. - Transaksi jual beli tanah sebagian besar terjadi dengan nilai nominal transaksi relatif rendah. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 49

67 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 6) Pendapatan Piutang Pajak Daerah - Piutang pajak reklame Sebagian besar wajib pajak reklame belum memenuhi kewajiban membayar piutang padahal sudah dilaksanakan peneguran dan penagihan. Tidak adanya barang bukti reklame yang pernah terpasang karena sudah lamanya jangka waktu penagihan dengan massa pemasangan reklame sehingga kesulitan untuk mendapat pengakuan atas piutang dari wajib pajak reklame. - Piutang pajak air tanah Masih ada wajib pajak air tanah yang belum memenuhi kewajiban membayar piutang padahal sudah dilaksanakan teguran dan penagihan. - Piutang PBB Masih ada wajib pajak PBB Perkotaan Pedesaan yang belum memenuhi kewajiban membayar piutang padahal sudah dilaksanakan upaya melalui pendekatan dengan Kepala Desa/Kepala Kelurahan, teguran dan penagihan. b. Retribusi Daerah Target Pendapatan dari retribusi daerah pada APBD Tahun Anggaran 2014 bersumber dari Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha, Retribusi Perizinan Tertentu.Secara total target pendapatan retribusi dapat tercapai bahkan mencapai prosentase realisasi sebesar 102,02%, sebagaimana terlihat dalam tabel berikut: Tabel 3.8 Target Dan Realisasi Retribusi Daerah Tahun Anggaran 2014*) NO. URAIAN TARGET REALISASI % 1. Retribusi Jasa Umum , ,00 99,23 2. Retribusi Jasa Usaha , ,00 101,72 3. Retribusi Perizinan Tertentu , ,00 110,72 TOTAL , ,00 102,02 Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang Catatan: *) tahun 2014, angka realisasi sebelum audit laporan keuangan [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 50

68 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 Retribusi Daerah direncanakan sebesar Rp ,00 dapat terealisasi sebesar Rp ,00 atau 102,02%. Dimana realisasi retribusi jasa umum hanya mencapai 99,23%, sedangkan retribusi jasa usaha dan retribusi perizinan tertentu dapat melebihi dari target yang telah dianggarkan sebagaimana Tabel 3.8 diatas. Sedangkan perbandingan realisasi retribusi daerah tahun anggaran 2013 dan 2014, dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.9 Perbandingan Realisasi Retribusi Daerah Tahun Anggaran 2013 dan 2014 NO URAIAN Tahun 2013 Tahun 2014*) % 1. Retribusi Jasa Umum , ,00 (39,55) 2. Retribusi Jasa Usaha , ,00 9,21 3. Retribusi Perizinan Tertentu , ,00 25,35 TOTAL , ,00 (21,57) Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang Catatan: *) tahun 2014, angka realisasi sebelum audit laporan keuangan Dari Tabel 3.9 Realisasi target pendapatan retribusi daerah tahun 2014 jika dibandingkan dengan realisasi Tahun Anggaran 2013 maka realisasi Tahun Anggaran 2014 mengalami penurunan sebesar Rp ,00 atau (21,57%). Dari Target dan realisasi Pendapatan retribusi daerah pada APBD Tahun Anggaran 2014 dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Retribusi Jasa Umum Realisasi retribusi jasa umum sebesar 99,23% disumbang dari capaian retribusi pelayanan kesehatan 107,48%, retribusi pelayanan persampahan 78,05%, retribusi penggantian biaya cetak KTP dan dan akte catatan sipil 100,00%, dan retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat 133,02%. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 51

69 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Beberapa retribusi yang tidak dapat memenuhi target adalah: - Retribusi pelayanan persampahan Masih ada pedagang yang membayar retribusi dibawah tarif yang berlaku sesuai Perda. Banyak pedagang yang memiliki lebih dari 1 (satu) kios/los tetapi membayar retribusi hanya 1 (satu). Banyaknya los/kios yang tutup. Terbatasnya SDM petugas penarik retribusi. - Retribusi parkir di tepi jalan umum Jumlah titik parkir dan volume parkir di tepi jalan umum menurun sangat signifikan hal ini terkait dengan adanya larangan parkir di tepi jalan Nasional dan di tepi jalan Provinsi sebagaimana di amanatkan oleh Undang-undang Noor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sedangkan di Kabupaten Semarang jalan tersebut sangat dominan yaitu memanjang dari Ungaran ke arah selatan sampai dengan perbatasan Boyolali dan perbatasan Magelang. - Retribusi pelayanan pasar hewan Populasi ternak menurun sehingga mempengaruhi perdagangan ternak di pasar hewan. Banyak peternak yang menjual ternak tidak melalui pasar tetapi ke blantik. Pedagang pasar kayu belum membayar retribusi sesuai Perda, kesiapan pedagang untuk membayar sesuai Perda baru akan dilaksanakan setelah pindah ke lokasi baru. - Retribusi pelayanan pasar Masih ada pedagang yang membayar retribusi dibawah tarif yang berlaku sesuai Perda. Berdirinya pasar/toko modern mempengaruhi jumlah pembeli di pasar tradisonal sehingga dijadikan alasan para pedagang untuk membayar retribusi tidak sesuai Perda berlaku. Hal ini juga mengakibatkan banyaknya los/kios yang tutup. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 52

70 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 2) Retribusi Jasa Usaha. Realisasi retribusi jasa usaha sebesar 101,72% disumbang dari capaian retribusi pemakaian kekayaan daerah 111,73%, retribusi pasar grosir/pertokoan 99,35%, retribusi terminal 100,69%, retribusi tempat khusus parkir 95,02%, retribusi rumah potong hewan 94,76%, retribusi tempat rekreasi dan olah raga 99,70%, retribusi penjualan produk usaha daerah 100,02% dan retribusi tempat rekreasi dan olah raga obyek wisata The Fountain Water Park 100,00%. Penjelasan kurang dari target sebagai berikut: - Retribusi pasar grosir/pertokoan Masih ada pedagang yang membayar retribusi tidak sesuai Perda yang berlaku. Banyak kios/los yang tutup. - Retribusi tempat khusus parkir Banyaknya kelompok pemuda atau masyarakat yang ikut mengelola parkir di wilayahnya. - Retribusi rumah potong hewan Secara nasional pemotongan RPH menurun seiring dengan menurunnya populasi sapi. Konsumen banyak yang beralih ke daging unggas karena harga sapi yang tinggi, namun demikian pemotongan unggas sudah maksimal sehingga banyak yang memotong di rumah. Beberapa jagal RPH ada yang memotong di luar RPH. - Retribusi tempat rekreasi dan olah raga karena: Pembangnan fisik di Bukit Cinta oleh Pemerintah Provinsi sampai tahun 2014 belum selesai, hal ini menyebabkan penerimaan dari obyek tersebut relatif kecil. Perjanjian kerja sama wisata air terjun semirang dan penggaron telah berakhir pada bulan Agustus 2014, tetapi Pihak Perhutani belum mau menandatangani perjanjian karena belum ada kejelasan pembagian penerimaan. Musim hujan yang panjang menyebabkan kunjungan masyarakat ke obyek wisata mengalami penurunan. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 53

71 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 3) Retribusi Perijinan Tertentu Realisasi retribusi perijinan tertentu sebesar 100,72% disumbang dari capaian retribusi ijin mendirikan bangunan 106,24%, retribusi ijin gangguan/keramaian 115,50%, retribusi ijin trayek 101,41%, dan retribusi perpanjangan izin memperkerjakan tenaga kerja asing 227,99%. Realisasi pada seluruh retribusi perijinan tertentu ini melebihi dari target yang telah ditetapkan disebabkan kesadaran masyarakat yang tinggi terhadap retribusi Ijin mendirikan Bangunan, retrbusi Ijin Gangguan dan adanya perluasan usaha. Walaupun demikian usaha penjaringan potensi tetap dilaksanakan. c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Target pendapatan dari hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,00 atau 100,00% berasal dari penerimaan bagian laba/deviden atas penyertaan modal pada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yaituapotik Sidowaras I,III, Laba Usaha/Deviden BPR BKK/BKK, Badan Kredit Produksi Desa dan Laba Usaha/Deviden Bank Jateng. Realisasi hasil pengelolaan kekayaan daerah dengan prosentase mencapai 100,00% dengan perincian target dan realisasi sebagai berikut: a) Apotek Sidowaras I & III direncanakan target sebesar Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,00 atau 100,00% b) Laba Usaha / Deviden BPR-BKK / BKK direncanakan target sebesar Rp ,00 dapat terealisasi sebesar Rp ,00 atau 100,00% c) Laba Usaha/Deviden BKPD (Badan Kredit Produksi Desa) direncanakan target sebesar Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,00 atau 100,00% d) Laba Usaha / Deviden Bank Jateng direncanakan target sebesar Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,00 atau 100,00%. Seluruh pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan pada Tahun 2014 dapat melampaui target pendapatan, sedangkan untuk [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 54

72 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH pendapatan dari PDAM sudah tidak dianggarkan disebabkan cakupan pelayanan PDAM Kabupaten Semarang belum mencapai 80% dari wilayah Kabupaten Semarang, sehingga laba yang dihasilkan PDAM tidak disetorkan ke kas daerah sebagai pendapatan tetapi diinvestasikan kembali untuk peningkatan kualitas dan pengembangan cakupan pelayanan PDAM. Hal ini berdasarkan Permendagri Nomor 27 Tahun 2013 tentang Penyusunan APBD tahun 2014, dan juga untuk menindaklanjuti LHP BPK RI atas pemeriksaan LKPD kabupaten Semarang tahun Sehingga investasi pada PDAM akan meningkat sebesar nilai bagian laba PDAM untuk Pemerintah Kabupaten Semarang dan setoran penyertaan modal dari Pemerintah Kabupaten Semarang. d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Target dan realisasi komponen Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah Tahun 2014 serta perbandingan realisasi dengan tahun 2013 sebagaimana terlihat pada tabel berikut: Tabel 3.10 Target dan Realisasi Lain-lain PAD yang Sah Tahun Anggaran 2014*) NO URAIAN TARGET REALISASI % 1. Hasil Penjualan Aset Daerah Yang Tidak Dipisahkan , ,00 109,44 2. Penerimaan Jasa Giro , ,00 228,15 3. Pendapatan Bunga deposito 4. Tuntutan Ganti Kerugian Daerah 5. Pendapatan Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan 6. Pendapatan Denda Pajak 7. Pendapatan Denda Retribusi 8. Pendapatan Hasil Eksekusi atas Jaminan , ,00 114, , ,00 245, , , , ,00 98, [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 55

73 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH NO URAIAN TARGET REALISASI % 9. Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum , ,00 99, Pendapatan Lain-lain , ,00 131, Pendapatan BLUD , ,00 121, Dana Kapitasi JKN (BPJS) pada Puskesmas , ,00 103,61 TOTAL , ,00 122,56 Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang Catatan: *) tahun 2014, angka realisasi sebelum audit laporan keuangan Tabel 3.11 Perbandingan Realisasi Lain-lain PAD yang Sah Tahun Anggaran 2013 dan 2014 NO URAIAN Tahun 2013 Tahun 2014*) % 1. Hasil Penjualan Aset Daerah Yang Tidak Dipisahkan , ,00 (9,94) 2. Penerimaan Jasa Giro , ,00 20,97 3. Pendapatan Bunga deposito , ,00 (29,00) 4. Tuntutan Ganti Kerugian Daerah , ,00 380,39 5. Pendapatan Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan , ,00 78,10 6. Pendapatan Denda Pajak , ,00 (4,85) 7. Pendapatan Denda Retribusi , ,00 (30,27) 8. Pendapatan Hasil Eksekusi atas Jaminan Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum , ,00 (5,82) 10. Pendapatan Lain-lain , ,00 (65,90) 11. Pendapatan BLUD , ,00 39, Dana Kapitasi JKN (BPJS) pada Puskesmas ,00 - TOTAL , ,00 39,63 Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang Catatan: *) tahun 2014, angka realisasi sebelum audit laporan keuangan [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 56

74 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Realisasi Lain-lain PAD yang sah Tahun 2014 sebesar Rp ,00 melampaui target sebesar Rp ,00 atau terealisasi 122,56% dari yang direncanakan sebesar Rp ,00. Penerimaan pendapatan Lain-lain PAD yang sah sebagian besar disumbang dari penerimaan jasa giro dan bunga deposito, Pendapatan BLUD, Dana Kapitasi JKN (BPJS) pada Puskesmas disamping realisasi dari hasil penjualan aset daerah yang dipisahkan, tuntutan ganti kerugian daerah, pendapatan denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, pendapatan denda pajak dan retribusi, pengunaan sasilitas umum (Kamar Mandi dan WC) serta pendapatan lain-lain. Dibandingkan dengan realisasi Tahun Anggaran 2013 terjadi peningkatan yang cukup besar sebesar Rp ,00 atau 39,63%. 2. Dana Perimbangan Dana Perimbangan Kabupaten Semarang tahun 2014direncanakan berasal dari Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus. Target yang direncanakan sebesar Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,00 atau100,13%. Secara rinci target dan realisasi Dana Perimbangan Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2014, dapat diuraikan pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.12 Target dan Realisasi Dana Perimbangan Tahun Anggaran 2014*) NO. URAIAN TARGET REALISASI % 1. Dana bagi hasil pajak/ bagi hasil bukan pajak , ,00 103,26 2. Dana Alokasi Umum , ,00 100,00 3. Dana Alokasi Khusus , ,00 100,00 TOTAL , ,00 100,13 Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang Catatan: *) tahun 2014, angka realisasi sebelum audit laporan keuangan [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 57

75 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Dari Tabel 3.12 diatas diketahui bahwa realisasi penerimaan pendapatan yang berasal dari dana perimbangan adalah sebesar 100,13%. Pelampauan target penerimaan dana perimbangan khususnya berasal dari realisasi penerimaan dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak yang mencapai 103,26%, terdiri dari penerimaan dana bagi hasil Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak Penghasilan Orang Pribadi (PPh) Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan PPh Pasal 21, Bagi Hasil Pajak cukai hasil tembakau, serta dana bagi hasil bukan pajak/sumber daya alam meliputi bagi hasil dari Provisi Sumber Daya Hutan, bagi hasil dari pungutan hasil perikanan, bagi hasil dari pertambangan minyak bumi dan bagi hasil dari pertambangan gas bumi (gas alam), Bagi Hasil dari Pertambangan Panas Bumi serta bagi hasil dari penerimaan sektor pertambangan umum. Perbandingan realisasi penerimaan dana perimbangan Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2013 dan 2014dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.13 Realisasi Dana Perimbangan Tahun Anggaran 2013 dan 2014 NO. URAIAN Tahun 2013 Tahun 2014*) % 1. Dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak , ,00 (3,72) 2. Dana Alokasi Umum , ,00 9,01 3. Dana Alokasi Khusus , ,00 14,03 TOTAL , ,00 8,75 Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang Catatan: *) tahun 2014, angka realisasi sebelum audit laporan keuangan [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 58

76 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Grafik 3.3 Realisasi Penerimaan Dana Perimbangan Tahun 2013 dan2014* (dalam milyar rupiah) 900, , , , , , , , ,000,000 Dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Tahun 2013 Tahun 2014 Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang Catatan: *) tahun 2014, angka realisasi sebelum audit laporan keuangan Dari tabel 3.13 dan Grafik 3.3 di atas dapat dilihat bahwa realisasi penerimaan dari dana perimbangan mengalami kenaikan pada Dana Alokasi Umum sebesar 9,01% dan Dana Alokasi Khusus sebesar 14,03%, sedangkan dari penerimaan Bagi hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak mengalami penurunan sebesar 3,72% dari realisasi tahun Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Lain-lain pendapatan daerah yang sah tahun anggaran 2014 direncanakan meliputi Pendapatan Hibah dari Pemerintah, Bagi hasil pajak dari provinsi dan dari pemerintah daerah lainnya, Dana penyesuaian dan otonomi khusus, dan Bantuan keuangan dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya, pendapatan sumbangan dari pihak ketiga dan pendapatan dana insenti daerah. Dari target yang direncanakan sebesar Rp ,00 dapat terealisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 102,17%. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 59

77 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Tabel 3.14 Target dan Realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah Tahun Anggaran 2014*) NO URAIAN TARGET REALISASI % 1. Pendapatan Hibah ,00-2. Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 3. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus , ,00 123, , ,00 100,00 4. Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda Lainnya , ,00 74,96 4. Sumbangan dari Pihak ketiga ,00-5. Dana Insentif Daerah , ,00 100,00 TOTAL , ,00 102,17 Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang Catatan: *) tahun 2014, angka realisasi sebelum audit laporan keuangan Dari Tabel 3.14 tersebut diketahui adanya realisasi penerimaan dari Pendapatan Hibah dari Pemerintah untuk kegiatan Water Resources dan Irrigation Sector Management Program 2 (WISMP 2) dan sumbangan dari pihak ketiga yang semula tidak direncanakan targetnya. Sedangkan untuk Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi tercapai realisasi sebesar 123,75%, meliputi bagi hasil dari pajak kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor, pajak bahan bakar kendaraan bermotor, pajak pengambilan dan pemanfaatan air permukaan, bagi hasil tera, sumbangan pihak ketiga dan bagi hasil pajak rokok. Realisasi penerimaan dana penyesuaian dan otonomi khusus dan Dana Insentif Daerah terealisasi 100% sesuai dengan alokasi definitive dari pemerintah pusat sedangkan realisasi penerimaan dana bantuan keuangan dari Provinsi Tahun Anggaran 2014 antara lain meliputi bantuan keuangan bidang pendidikan, Bantuan Sarana dan Prasarana infrastruktur, bantuan pendampingan dunia usaha (FEDEP), penyusunan profil daerah, bantuan TMMD, Bantuan PRIMATANI, Bantuan Pendidikan Untuk Semua (PUS) serta Belanja Bantuan Keuangan bersifat umum dari retribusi daerah Tera dan Tera ulang. Perkembangan realisasi lain-lain pendapatan daerah yang sah Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2013 dan 2014 dapat dilihat pada tabel [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 60

78 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH berikut: Tabel 3.15 Realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah Tahun Anggaran 2013 dan 2014*) NO URAIAN Tahun 2013 Tahun /- (%) 1. Pendapatan Hibah , , , Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya Pendapatan Sumbangan Dari Pihak Ketiga Pendapatan Dana Insentif Daerah , ,00 28, , ,00 (3,79) , ,00 139, , ,00 (62,26) ,00 - TOTAL , ,00 16,58 Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang Catatan: *) tahun 2014, angka realisasi sebelum audit laporan keuangan Grafik 3.4 Penerimaan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Tahun Anggaran 2013 dan 2014 (dalam milyar rupiah) 180,0, ,0, ,0, ,0, ,0,000 80,0,000 60,0,000 40,0,000 20,0,000,0,000 Tahun 2013 Tahun 2014 Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 61

79 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Dari Tabel 3.15 dan Grafik 3.4 dapat diketahui bahwa penerimaan lainlain pendapatan daerah yang sah pada Tahun Anggaran 2014 secara keseluruhan mengalami kenaikan sebesar 16,58% dibandingkan penerimaan Tahun Anggaran Penerimaan yang mengalami kenaikan pendapatan dari Pendapatan Hibah Pemerintah,Bagi Hasil Pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya dan Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya dan Dana insentif Daerah, sedangkan Penerimaan Pendapatan Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus dan penerimaan sumbangan dari pihak ketiga mengalami penurunan. C. Permasalahan dan Solusi Realisasi target pendapatan daerah, baik berupa pencapaian target, pelampauan target, maupun tidak tercapainya target tidak lepas dari permasalahan serta hambatan eksternal maupun internal. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk memperoleh solusi atas permasalahan sesuai dengan kemampuan sumber daya yang tersedia. Beberapa permasalahan yang dihadapi dan solusi dalam rangka upaya pencapaian target pendapatan dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Penerimaan pendapatan dari sektor Pajak dan Retribusi Daerah belum mencerminkan kemampuan optimal keuangan daerah, hal ini disebabkan oleh karena luasan wilayah yang mencerminkan luasan potensi lapangan pajak dan retribusi daerah belum tergarap secara optimal oleh karena Sumber Daya Pemungut pajak/retribusi, dan sarana prasarana pendukung pemungutan pajak/retribusi daerah yang ada tidak sebanding dengan luasnya lapangan pajak/retribusi daerah yang tersebar di 19 Kecamatan se-kabupaten Semarang. Telah diupayakan dengan Perbaikan sistem dan penyederhanaan prosedur pengelolaan pendapatan untuk lebih memudahkan dan lebih memberikan rasa keadilan bagi masyarakat Wajib Pajak/Wajib Retribusi, serta mendekatkan pelayanan kepada masyarakat dengan menjalin kerjasama dengan Bank Jateng. 2. Masih lemahnya data dasar wajib pajak maupun retribusi daerah, telah diupayakan ketersediaan data yang akurat guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah serta merencanakan target sesuai dengan potensi riil, melalui perbaikan data dan kajian potensi pendapatan asli daerah yang rasional dan terukur. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 62

80 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 3. Masih kurangnya koordinasi antara pengelola pajak dan retribusi dengan koordinator pendapatan atau dengan kata lain dukungan dari lintas SKPD belum terbangun secara baik untuk mendorong agar wajib pajak/wajib retribusi mematuhi kewajibannya. Untuk itu sedang diupayakan penyusunan updating SOP untuk pemungutan pajak/retribusi, penegasan fungsi koordinasi, optimalisasi pengelolaan administrasi dan tindakan atas pelanggaran. 4. Sistem pemungutan pajak dengan self assesment dimana wajib pajak menghitung pajaknya sendiri, belum secara baik dipahami oleh semua wajib pajak dalam menghitung dan melaporkan pajaknya sesuai dengan ketentuan, diupayakan penyadaran dan sosialisasi kepada wajib pajak daerah, pemenuhan sarana dan SDM secara bertahap. 5. Penerimaan dari retribusi daerah juga dipengaruhi oleh kondisi perekonomian daerah, kondisi fasilitas yang tersedia, serta kemauan dan kemampuan masyarakat untuk memanfaatkan obyek-obyek maupun fasilitas sumber retribusi, sehingga diperlukan upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi guna meningkatkan daya beli masyarakat, menyediakan fasilitas dan regulasi yang mendukung penyediaan obyek-obyek sumber retribusi. 6. Belum semua sumber pendapatan dikaji secara rasional dan terukur sehingga dalam menetukan target pendapatan masih ada kesenjangan antara potensi dan realisasi, upaya yang diakukan yaitu melakukan kajian secara terukur, rasional berdasarkan kondisi riil untuk diterapkan dalam rangka menyusun perencanaan target pendapatan. 7. Pada kelompok penerimaan dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah, permasalahan yang selalu terjadi adalah kesulitan melakukan prediksi serta terlambatnya informasi atas penerimaan Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana Bagi Hasil baik Pajak maupun Sumber Daya Alam dari Pemerintah, dan penerimaan dana bagi hasil pajak/bukan pajak dari Propinsi. Untuk mengatasi keterlambatan informasi dilakukan komunikasi, koordinasi dan pemutakhiran data secara intensif dengan Pemerintahan Provinsi maupun Pemerintah Pusat. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 63

81 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 8. sarana dan prasarana lokasi obyek wisata yang kurang representatif, di upayakan dengan memperbaiki sarana dan prasarana di tempat wisata seperti akses masuk dan fasilitas pendukung lainnya. V. PENGELOLAAN BELANJA DAERAH A. Kebijakan Umum Belanja Daerah Belanja daerah adalah salah satu komponen pengeluaran pemerintah daerah, yang digunakan untuk mendanai penyelenggaraan urusan pemerintah daerah baik urusan wajib dan urusan pilihan. Belanja daerah diklasifikasikan berdasarkan organisasi, fungsi, program, kegiatan, dan jenis belanja yang penganggarannya didasarkan kepada kemampuan keuangan daerah, dengan mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Pemenuhan kebutuhan belanja wajib dan mengikat serta kegiatan yang diamanatkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan tetap mengupayakan efisiensi, efektifitas, dan kemampuan keuangan daerah. 2. Perencanaan belanja berdasarkan indikator kinerja kegiatan, dan prioritas belanja yang secara substansi sudah ditetapkan dalam RKPD Kabupaten Semarang Tahun 2014, serta disesuaikan dengan kemampuan keuangan berdasarkan prediksi penerimaan yang menjadi target pada Tahun Anggaran Apabila terjadi perbedaan serta perkembangan kebutuhan belanja dan pendanaannya, diupayakan tetap mendukung program yang sudah ditetapkan dalam RKPD. 3. Kebutuhan dana pendamping Dana Alokasi Khusus tahun 2014 memperhatikan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 yang mengamanatkan bahwa dana pendamping fisik DAK sekurang-kurangnya sebesar 10%. 4. Kebijakan kenaikan gaji PNS akan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 5. Menyesuaikan besaran Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang terdiri atas Pegawai Negeri Sipil, Anggota TNI, Anggota Polri, Pejabat Negara, dan Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri sebesar 5% (lima persen) dari Gaji atau Upah per bulan sebagaimana Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 64

82 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Pesiden Nomor 12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan. 6. Penentuan dana alokasi umum desa akan didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. 7. Merencanakan pemberian tambahan penghasilan PNS sebagaimana ketentuan pasal 63 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 dan Pasal 39 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun Tetap melanjutkan pembayaran bunga hutang atas pinjaman ADB Loan Agreemen nomor 1198.INO dan No.SLA.836/DP3/1996 bidang persampahan yang akan selesai pada tahun Kebijakan belanja subsidi direncanakan diberikan untuk lembaga PMI. 10. Kebijakan belanja hibah direncanakan dalam rangkamenumbuhkan partisipasi masyarakat dalam pencapaian MATRA melalui pengalokasian dana yang bersifat stimulan kepada kelompok masyarakat yang berpotensi dapat mengembangkan sumber daya sesuai bidang yang ditanganinya. 11. Kebijakan belanja bantuan sosial direncanakan dengan tujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial yang ditanggung oleh individu, keluarga, masyarakat dan untuk lembaga non pemerintah. Disediakan juga bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan penerimanya yaitu untuk santunan kematian dan bantuan untuk orang kehabisan bekal. 12. Perencanaan dan penganggaran belanja hibah dan bantuan sosial berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Pedoman Belanja Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari APBD, serta telah ditindaklanjuti dengan Peraturan Bupati Semarang Nomor 118 Tahun 2011 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Semarang Nomor 144 Tahun Kebijakan belanja bagi hasil adalah bagi hasil retribusi daerah kepada Balai Pemeliharaan Peninggalan Purbakala. 14. Kebijakan belanja bantuan keuangan dialokasikan direncanakan untuk bantuan keuangan kepada partai politik dan bantuan keuangan kepada desa. 15. Kebijakan Belanja tidak terduga untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa, atau [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 65

83 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya. 16. Merencanakan Alokasi belanja langsung dalam APBD untuk urusan wajib dan urusan pilihan yang dituangkan dalam program dan kegiatan SKPD, dalam pelaksanaan pelayanan umum, pemerintahan dan pembangunan yang manfaat capaian kinerjanya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik dan keberpihakan kepada kepentingan publik. 17. Dalam rangka meningkatkan efisiensi anggaran daerah, penganggaran honorarium bagi PNSD dan non PNSD memperhatikan asas kepatutan, kewajaran, dan rasionalitas. 18. Penyusunan anggaran belanja untuk setiap program dan kegiatan mempedomani Standar Pelayanan Minimal (SPM), Analisis Standar Belanja (ASB), dan standar satuan harga yang ditetapkan dengan keputusan/peraturan kepala daerah. 19. Perencanaan belanja yang sumber dananya berasal dari dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBH-CHT) tahun anggaran 2014, didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. 20. Pembatasan secara selektif atas belanja perjalanan dinas, belanja menghadiri pendidikan, pelatihan, bimbingan teknis yang dilaksanakan di luar daerah, disesuaikan dengan urgensi, kompetensi serta manfaat yang akan diperoleh. 21. Penganggaran belanja barang habis pakai disesuaikan dengan kebutuhan nyata yang didasarkan atas pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD. 22. Penganggaran untuk pengadaan barang yang akan diserahkan atau dijual kepada pihak ketiga/masyarakat pada tahun anggaran berkenaan, dianggarkan pada jenis belanja barang dan jasa. 23. Penyelenggaraan kegiatan rapat, pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis dan sejenisnya diprioritaskan menggunakan fasilitas asset daerah. 24. Penganggaran belanja modal akan menjadi prioritas setelah dipenuhinya belanja pegawai pada kelompok belanja tidak langsung dan belanja wajib lainnya. 25. Pengadaan kebutuhan barang milik daerah, menggunakan dasar perencanaan kebutuhan barang milik daerah. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 66

84 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 26. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2014, maka akan dilaksanakan beberapa penyesuaian kode rekening penganggaran, antara lain alokasi untuk narasumber/ tenaga ahli serta penganggaran uang untuk diberikan kepada pihak ketiga/ masyarakat mengalami perubahan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu dari belanja pegawai menjadi belanja barang dan jasa. 27. Program/kegiatan SKPD diprioritaskan untuk mendukung penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dan pelayanan langsung kepada masyarakat, serta mendukung Prioritas Pembangunan Nasional dan Prioritas Pembangunan Jawa Tengah; 28. Distribusi alokasi anggaran kegiatan untuk SKPD disesuaikan dengan kebutuhan dan sinergi dengan program-program prioritas yang ditetapkan dalam RKPD tahun Belanja daerah yang direncanakan pada Tahun Anggaran 2014 tersebut dikelompokkan menjadi belanja tidak langsung dan belanja langsung. Belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, sedangkan belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. B. Target dan Realisasi Belanja Belanja daerah Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2014 direncanakan sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,25, atau 92,03%, terjadi kenaikan sebesar Rp ,18 atau 12,88% bila dibandingkan dengan realisasi belanja tahun anggaran 2013 sebesar Rp ,07. Berdasarkan kelompok belanja, target dan realisasi belanja daerah Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2014, dirinci pada tabel sebagai berikut: [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 67

85 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Tabel 3.16 Target dan Realisasi Belanja Daerah Berdasarkan Kelompok Belanja Tahun Anggaran 2014*) NO. URAIAN TARGET REALISASI % 1. Belanja Tidak Langsung , ,02 93,86 2. Belanja Langsung , ,23 89,72 Total Belanja , ,25 92,03 Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang Catatan: *) tahun 2014, angka realisasi sebelum audit laporan keuangan Perbandingan realisasi belanja Daerah Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2013 dan 2014 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.17 Perbandingan Realisasi Belanja Daerah Berdasarkan Kelompok Belanja Tahun Anggaran 2013 dan 2014 NO. URAIAN Tahun 2013 Tahun 2014*) % 1. Belanja Tidak Langsung , ,02 6,50 2. Belanja Langsung , ,23 22,57 Total Belanja , ,25 12,88 Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang Catatan: *)tahun 2014, angka realisasi sebelum audit laporan keuangan Selanjutnya anggaran dan realisasi masing-masing belanja, dapat dirinci sebagai berikut: 1. Belanja Tidak Langsung Belanja tidak langsung Tahun Anggaran 2014 direncanakan sebesar Rp ,00 0terealisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 93,86%, terdiri dari: a. Belanja pegawai direncanakan untuk pemenuhan pembayaran gaji dan tunjangan, tambahan penghasilan PNSD, Belanja penerimaan lainnya [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 68

86 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH pimpinan dan anggota DPRD serta KDH/WKDH dan Belanja Insentif Pemungutan Pajak/Retribusi Daerah. b. Belanja tidak langsung non pegawai meliputi: belanja bunga hutang atas pinjaman ADB Loan Agreement bidang persampahan, hibah kepada masyarakat, hibah kepada organisasi kemasyarakatan, hibah kepada satuan pendidikan, hibah kepada KPUD Kabupaten Semarang, belanja bantuan social kepada lembaga non pemerintahan (BPJS), belanja bantuan sosial kepada masyarakat dan individu, belanja bagi hasil retribusi daerah kepada Balai Pemeliharaan Peninggalan Purbakala, belanja bantuan keuangan kepada desa dan kepada partai politik, serta belanja tidak terduga. Target dan realisasi belanja tidak langsung Tahun Anggaran 2014 sebagaimana terinci pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.18 Target dan Realisasi Belanja Tidak Langsung Tahun Anggaran 2014*) NO. URAIAN TARGET REALISASI % 1. Belanja pegawai , ,00 93,76 2. Belanja bunga , ,00 99,96 3. Belanja subsidi Belanja hibah , ,00 97,68 5. Bantuan sosial , ,00 94,63 6. Belanja bagi hasil , ,00 100, Belanja bantuan keuangan Belanja tidak terduga , ,02 97, , ,00 18,75 TOTAL , ,00 93,76 Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang Catatan: *) tahun 2014, angka realisasi sebelum audit laporan keuangan [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 69

87 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Perbandingan realisasi belanja tidak langsung Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2013 dan 2014 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.19 Realisasi Belanja Tidak Langsung Tahun Anggaran 2013 dan 2014 NO. URAIAN Tahun 2013 Tahun 2014*) +/- (%) 1. Belanja pegawai , ,00 10,01 2. Belanja bunga , ,00 (63,91) 3. Belanja subsidi - 4. Belanja hibah , ,00 (59,08) 5. Bantuan sosial , ,00 6,41 6. Belanja bagi hasil , ,00-7. Belanja bantuan keuangan , ,02 5,82 8. Belanja tidakterduga , ,00 (80,03) TOTAL , ,02 6,50 Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang Catatan: *) tahun 2014, angka realisasi sebelum audit laporan keuangan Dari tabel di atas dapat diketahui terjadi kenaikan realisasi total belanja tidak langsung pada tahun 2014 sebesar Rp ,02 atau naik 6,50% dibandingkan Tahun Anggaran 2013, Kenaikan terbesar disebabkan kenaikan belanja pegawai dengan realisasi meningkat sebesar Rp ,00 atau naik 10,01% dibandingkan realisasi Tahun Anggaran Belanja Langsung Belanja langsung Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2014 direncanakan sebesar Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,23 atau sebesar 89,72%. Target dan realisasi belanja langsung dapat dilihat pada tabel di halaman berikut: [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 70

88 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Tabel 3.20 Target dan Realisasi Belanja Langsung Tahun Anggaran 2014*) NO. URAIAN TARGET REALISASI % 1. Belanja pegawai , ,00 88,00 2. Belanja barang dan jasa , ,23 92,62 3. Belanja modal , ,00 86,33 TOTAL , ,23 89,72 Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang Catatan: *) tahun 2014, angka realisasi sebelum audit laporan keuangan Perbandingan realisasi Belanja Langsung APBD Tahun Anggaran 2013 dan 2014 sebagaimana terlihat dalam tabel pada halaman berikut: Tabel 3.21 Perbandingan Realisasi Belanja Langsung Tahun Anggaran 2013 dan2014*) NO. URAIAN Tahun 2013 Tahun 2014 % 1. Belanja pegawai , ,00 (33,86) 2. Belanja barang dan jasa , ,23 32,26 3. Belanja modal , ,00 19,63 TOTAL , ,23 22,57 Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang Catatan: *) tahun 2014, angka realisasi sebelum audit laporan keuangan [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 71

89 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Grafik 3.5 Perbandingan Realisasi Belanja Langsung Tahun Anggaran 2013 dan Tahun 2014* (dalam milyar rupiah) 400, , , , , ,000 Tahun 2013 Tahun ,000 50,000,000 Belanja pegawai Belanja barang dan jasa Belanja modal Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang Grafik 3.6 Perbandingan Komposisi Belanja Langsung Tahun Anggaran 2013 dan 2014 (dalam milyar rupiah) Tahun 2013 Tahun 2014 Belanja pegawai Belanja barang dan jasa Belanja modal Belanja pegawai Belanja barang dan jasa Belanja modal Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 72

90 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Dari gambar Grafik 3.5 dapat terlihat bahwa perbandingan Realisasi belanja langsung APBD tahun 2014 dengan tahun 2013 adalah realisasi belanja langsung pada tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 22,57% jika dibandingkan denga tahun Kenaikan realisasi terjadi pada jenis belanja barang jasa dan belanja modal, sementara belanja pegawai mengalami penurunan sebesar 33,86%. Kenaikan tersebut antara lain disebabkan karena adanya pergeseran anggaran belanja modal yang diserahkan kepada masyarakat yang semula direncanakan di kelompok barang modal digeser pada belanja barang dan jasa. Sedangkan komposisi belanja pada Tahun Anggaran 2014 pada belanja pegawai dan belanja barang jasa mengalami kenaikan, dan belanja modal mengalami penurunan, dimana salah satu penyebabnya adalah belanja modal yang berasal dari bantuan keuangan Pemerintah Provinsi tidak terserap, adanya sisa dari kegiatan pengadaan atau efisiensi dan adanya gagal lelang. C. Permasalahan dan Solusi Permasalahan yang dihadapi dan solusi yang dilakukan terkait dengan perencanaan belanja daerah tahun 2014 antara lain: 1. Penyelesaian program dan kegiatan dilaksanakan secara bertahap dengan memanfaatkan sumber dana yang tersedia secara efektif dan selektif karena pendapatan APBD Kabupaten Semarang masih sangat tergantung pada dana perimbangan, dana pemerintah lainnya, serta bantuan keuangan Pemerintah Provinsi. 2. Beban belanja yang bersifat wajib dan mengikat yang cukup tinggi telah diupayakan bisa terpenuhi secara keseluruhan sehingga tidak menimbulkan beban yang lebih berat pada tahun berikutnya. 3. Tingkat efisiensi alokasi belanja pada kegiatan dari sumber dana yang ada selalu diupayakan meningkat, upaya peningkatan efisiensi atas pemanfaatan dana. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 73

91 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH VI. PEMBIAYAAN A. Kebijakan Umum Pembiayaan Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah baik penerimaaan maupun pengeluaran yang perlu dibayar atau akan diterima kembali yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran. Prinsip pembiayaan keuangan daerah adalah mencapai keseimbangan antara pendapatan dan belanja daerah, sehingga defisit anggaran diupayakan untuk diminimalkan, pembiayaan diperlukan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus pada Tahun Anggaran berjalan, maka arah pengelolaan pembiayaan harus berdasarkan prinsip kemampuan dan kesinambungan fiskal daerah. Dengan memperhatikan hal tersebut, maka kebijakan umum pembiayaan ditetapkan bahwa penerimaan pembiayaan diupayakan berasal dari jenis penerimaan yang tidak membebani daerah antara lain berasal dari SiLPA, serta pengeluaran pembiayaan diupayakan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan daerah, meningkatkan kemampuan keuangan daerah dan memperkuat struktur APBD serta memenuhi kewajiban-kewajiban yang telah jatuh tempo. B. Target dan Realisasi Pembiayaan Berdasarkan kebijakan umum pembiayaan di atas, maka pada Tahun Anggaran 2014 ditargetkan penerimaan pembiayaan sebesar Rp ,00. Dari target yang direncanakan tersebut telah terealisasi sebesar Rp ,16 atau tercapai 100,00%. Sedangkan pengeluaran pembiayaan ditargetkan sebesar Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,00 atau 100,00%. Target dan Realisasi Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran 2014 dapat dilihat pada tabel di halaman berikut: [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 74

92 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Tabel 3.22 Target dan Realisasi Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran 2014*) NO URAIAN TARGET REALISASI % 1. Penerimaan Pembiayaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 2. Pengeluaran Pembiayaan Pembentukan dana cadangan Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Daerah Pembayaran Pokok Utang , ,16 100, , ,16 100, , ,00 100, , ,00 100, , ,00 100, , ,00 99,99 Jumlah Pembiayaan Netto , ,16 100,00 Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang Catatan: *) tahun 2014, angka realisasi sebelum audit laporan keuangan Perbandingan realisasi pembiayaan daerah Tahun Anggaran 2013 dan 2014 sebagaimana terlihat dalam tabel pada halaman berikut: Tabel 3.23 Perbandingan Realisasi Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran 2013 dan 2014*) NO URAIAN % I Penerimaan Pembiayaan 1) Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 2) Penerimaan Kembali Investasi Dana Bergulir II Pengeluaran Pembiayaan 1) Pembentukan dana cadangan , ,16 21, , ,16 21, , , ,00 (30,33) , ,00 - [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 75

93 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH NO URAIAN % 2) Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Daerah 3) Pembayaran Pokok Utang , ,00 (41,20) , ,00 (50,00) Jumlah Pembiayaan Netto , ,16 27,16 Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang Catatan: *) tahun 2014, angka realisasi sebelum audit laporan keuangan Penerimaan pembiayaan dianggarkan sebesar Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,00 atau tercapai 100,00% yang berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (Silpa) tahun sebelumnya. Sedangkan pengeluaran pembiayaan pada Tahun Anggaran 2014, dianggarkan sebesar Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,00 atau 100,00% yang direncanakan untuk pembentukan dana cadangan sebesar Rp ,00, terealisasi sebesar Rp ,00, penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah sebesar Rp ,00, terealisasi sebesar Rp ,00 dan pembayaran pokok utang sebesar Rp ,00, terealisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 99,99%. Pembiayaan netto merupakan selisih antara penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan, pada Tahun Anggaran 2014 direncanakan sebesar Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,16 atau 100,00%. Berdasarkan uraian pendapatan, belanja dan pembiayaan di atas, terdapat Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan (SILPA) sebesar Rp ,91 yang dapat diuraikan dalam tabel berikut: [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 76

94 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Tabel 3.24 Uraian Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) Tahun Anggaran 2014*) Uraian Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) Jumlah (Rp) SILPA Beralamat ,59 a. Silpa terpasang di APBD penetapan ,00 b. Tunjangan profesi guru/sertifikasi ,00 c. Sisa TPP guru ,00 1) Sisa TPP guru ,00 2) Sisa TPP guru ,00 d. Sisa APBD I 2014 (Dinas Perhubungan) ,00 e. DBHCHT ,00 f. DAK murni ,73 1) Sisa DAK murni ,00 2) Sisa DAK murni ,73 3) Sisa DAK murni ,00 4) Sisa DAK murni ,00 g. Sisa dana BOS ,00 h. Sisa DID (Dana Insentif Daerah) ,00 1) Sisa DID ,00 2) Sisa DID ,00 i. Kapitasi BPJS (JKN) ,86 j. Bunga Dana Cadangan ,00 1) Bunga Dana Cadangan ,00 2) Bunga Dana Cadangan ,00 3) Bunga Dana Cadangan ,00 k. Kas di BLUD ,00 SILPA Murni ,32 Jumlah ,91 Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang Catatan: *) tahun 2014, angka realisasi sebelum audit laporan keuangan [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 77

95 BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH Pelaksanaan Urusan Pemerintah Daerah oleh Pemerintah Kabupaten Semarang merupakan bagian integral dari Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tugas Umum Pemerintah Daerah adalah menyelenggarakan urusan pemerintahan dan melaksanakan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah beserta peraturan pelaksanaannya dan kebijakan negara (public policy) yang ada. Lebih lanjut berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, penyelenggaraan urusan pemerintahan sesuai kewenangan Kabupaten/ Kota terbagi menjadi 26 Urusan Wajib dan 8 Urusan Pilihan. Adapun penyelenggaraan urusan pemerintahan berikut realisasi anggaran belanja langsung urusan (tidak termasuk belanja langsung program umum/rutin SKPD) yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Semarang pada tahun 2014 seperti terlihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Realisasi Anggaran Belanja Langsung Urusan Tahun 2014 NO URUSAN ANGGARAN % I. Urusan Wajib ,00 83,58% 1 Urusan Pendidikan ,00 14,63% 2 Urusan Kesehatan ,00 32,94% 3 Urusan Pekerjaan Umum ,00 31,56% 4 Urusan Perumahan ,00 4,73% 5 Urusan Penataan Ruang ,00 0,03% 6 Urusan Perencanaan Pembangunan ,00 0,44% 7 Urusan Perhubungan ,00 1,37% 8 Urusan Lingkungan Hidup ,00 3,50% [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 78

96 NO URUSAN ANGGARAN % 9 Urusan Pertanahan ,00 0,13% 10 Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil ,00 0,39% 11 Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ,00 0,20% 12 Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera ,00 0,51% 13 Urusan Sosial ,00 0,24% 14 Urusan Ketenagakerjaan ,00 0,19% 15 Urusan Koperasi dan UKM ,00 0,15% 16 Urusan Penanaman Modal ,00 0,13% 17 Urusan Kebudayaan ,00 0,09% 18 Urusan Pemuda dan Olah Raga ,00 0,36% 19 Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri ,00 0,46% 20 Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian ,00 6,42% 21 Urusan Ketahanan Pangan ,00 0,23% 22 Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa ,00 0,28% 23 Urusan Statistik ,00 0,05% 24 Urusan Kearsipan ,00 0,03% 25 Urusan Komunikasi dan Informatika ,00 0,72% 26 Urusan Perpustakaan ,00 0,21% II. Urusan Pilihan ,00 16,42% 1 Urusan Pertanian ,00 26,99% 2 Urusan Kehutanan ,00 1,82% 3 Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral ,00 26,85% 4 Urusan Pariwisata ,00 1,82% 5 Urusan Kelautan dan Perikanan ,00 3,39% 6 Urusan Perdagangan ,00 38,34% 7 Urusan Perindustrian ,00 0,61% 8 Urusan Transmigrasi ,00 0,17% Total I + II ,00 Sumber: DPPKAD, [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 79

97 Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa realisasi anggaran urusan wajib sebesar 83,49% dan urusan pilihan sebesar 16,51% dari total belanja langsung urusan. Dari urusan wajib yang terbesar digunakan untuk membiayai urusan pekerjaan umum, kesehatan dan pendidikan yang menjadi 3 (tiga) pondasi menuju visi dan misi (MATRA) dalam RPJMD Kabupaten Semarang. Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan setiap urusan tersebut di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut: [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 80

98 I. URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN A. Urusan Pendidikan Penyelenggaraan pembangunan pendidikan dilakukan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural serta dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan. Pembangunan pendidikan adalah bidang pembangunan yang menempati posisi strategis bagi pengembangan sumber daya manusia berkualitas sebagai modal dasar pembangunan secara menyeluruh yang dapat memberikan konstribusi yang berarti bagi pemecahan permasalahan daerah. Pendidikan pada hakekatnya bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sejalan dengan tujuan tersebut Dinas Pendidikan dan Kabudayaan Kabupaten Semarang bertekad mewujudkan insan Kabupaten Semarang yang bemoral, kompetitif, berbudaya serta berwawasan kebangsaan yang dibangun melalui pendidikan formal (TK/TKLB/RA/BA, SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs, SMA/SMALB/MA/SMK, pendidikan kesetaraan), pendidikan non formal (PAUD, Pendidikan Masyarakat, Kursus dan Kelembagaan) serta organisasi kelembagaan dibidang kebudayaan dan kesenian, yang dilaksanakan secara berkelanjutan dengan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender. Berdasarkan visi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang Terwujudnya Sumber Daya Manusia Yang Cerdas, Berkarakter dan Kompetitif dan memperhatikan rencana strategis pembangunan Pendidikan Nasional menempatkan 3 (tiga) pilar pembangunan pendidikan yaitu: 1. Pemerataan dan akses layanan pendidikan; 2. Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan; 3. Tata kelola dan pencitraan publik serta isu strategis yang sedang berkembang Memperhatikan pula salah satu prioritas pembangunan Kabupaten Semarang tahun 2014 yaitu peningkatan akses dan kualitas pendidikan yang dititik beratkan pada aspek keterjangkauan, peningkatan mutu dan relevansi terhadap kebutuhan dunia usaha dengan arah kebijakan peningkatan layanan pendidikan [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 81

99 formal dan non formal yang berkualitas dan merata terutama bagi anak-anak tanpa terkecuali. 1. Program dan Kegiatan Urusan pendidikan tahun 2014 dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dengan program-program dan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a. Program Pendidikan Anak Usia Dini, dengan kegiatan-kegiatan: 1) Pembangunan Gedung sekolah Baru; 2) Pengadaan alat praktik dan peraga siswa; 3) Pengadaan Mebeleur sekolah; 4) Pengadaan perlengkapan sekolah; 5) Pelatihan kompetensi tenaga pendidik; 6) Pengembangan pendidikan anak usia dini; 7) Publikasi dan sosialisasi pendidikan anak usia dini; 8) Monitoring dan evaluasi. b. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, dengan kegiatan-kegiatan: 1) Penambahan ruang kelas sekolah; 2) Pembangunan taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir; 3) Pembangunan perpustakaan sekolah; 4) Pengadaan buku-buku dan alat tulis siswa; 5) Pengadaan alat praktik dan peraga siswa; 6) Pengadaan mebeleur pengganti SD/SDLB dan SMP/Mts; 7) Pengadaan perlengkapan sekolah; 8) Rehabilitasi sedang berat bangunan sekolah; 9) Rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah; 10) Rehabilitasi sedang/berat perpustakaan sekolah; 11) Rehabilitasi sedang/berat sarana air bersih dan sanitasi; 12) Pelatihan kompetensi siswa berprestasi; 13) Pelatihan penyusunan kurikulum; 14) Penyediaan bantuan operasional sekolah (BOS) jenjang SD/MI/SDLB dan SMP/MTs serta Pesantren Salafiyah dan satuan pendidikan Non-Islam setara SD dan SMP; [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 82

100 15) Penyediaan buku pelajaran untuk SD/MI/SDLB dan SMP/MTs; 16) Penyediaan dana pengembangan sekolah untuk SD/MI dan SMP/MTS; 17) Penyelenggaraan paket B setara SMP; 18) Pembinaan minat, bakat dan kreativitas siswa; 19) Pengembangan materi belajar mengajar dan metode pembelajaran dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi; 20) Penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi pendidikan dasar; 21) Penyediaan beasiswa bagi keluarga tidak mampu; 22) Pembangunan ruang laboraturium SMP; 23) Monitoring, evaluasi dan pelaporan. c. Program Pendidikan Menengah, dengan kegiatan-kegiatan: 1) Pembangunan gedung sekolah; 2) Penambahan ruang kelas sekolah; 3) Pembangunan laboratorium dan ruang praktikum sekolah (laboratorium bahasa, Komputer, IPA, IPS dan lain-lain; 4) Pembangunan perpustakaan sekolah; 5) Pengadaan buku-buku dan alat tulis siswa; 6) Pengadaaan alat praktik dan peraga siswa; 7) Pengadaan perlengkapan sekolah; 8) Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah; 9) Penyediaan beasiswa bagi keluarga tidak mampu; 10) Penyelenggaraan paket C setara SMU; 11) Peningkatan kerja sama dengan dunia usaha dan industri; 12) Penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi pendidikan menengah; 13) Pembinaan minat, bakat, kreatifitas dan kompetensi siswa; 14) Pengembangan pelayanan pendidikan utuk sekolah menengah; 15) Monitoring, evaluasi dan pelaporan. d. Program Pendidikan Non Formal, dengan kegiatan-kegiatan: 1) Pembinaan pendidikan kursus dan kelembagaan; 2) Penyediaan sarana prasarana pendidikan non formal; 3) Publikasi dan sosialisasi pendidikan non formal; 4) Monitoring, evaluasi dan pelaporan. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 83

101 e. Program Pendidikan Luar Biasa, dengan kegiatan Rehab sedang/berat bangunan sekolah f. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dengan kegiatan-kegiatan: 1) Pelaksanaan sertifikasi pendidik; 2) Pengembangan mutu dan kualitas program pendidikan dan pelatihan bagi pendidik dan tenaga kependidikan; 3) Monitoring, evaluasi dan pelaporan. g. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan, dengan kegiatan-kegiatan: 1) Pelaksanaan evaluasi hasil kinerja bidang pendidikan; 2) Penerapan sistem dan informasi manajemen pendidikan; 3) Penyelenggaraan pelatihan, seminar, lokakarya serta diskusi ilmiah tentang berbagai isu pendidikan; 4) Penyediaan jasa pendidik dan tenaga kependidikan Non PNS; 5) Monitoring, evaluasi dan pelaporan. 2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dilaksanakan dengan target menggunakan anggaran belanja langsung urusan Total sebesar Rp ,00 dan terealisasi sebesar Rp ,00 atau 75,06% (Rincian Realisasi Program dan Kegiatan pada Matriks Terlampir). Capaian target indikator sasaran Urusan Pendidikan tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menunjukkan keberhasilan pembangunan melalui pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya dalam tahun Keberhasilan Pembangunan di Urusan Pendidikan dapat dilihat lebih rinci dari indikator kinerja pelayanan yang telah dicapai ditahun 2014 adalah seperti dalam tabel pada halaman berikut: [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 84

102 Tabel 4.2 Capaian Urusan Pendidikan Tahun 2013 dan Tahun 2014 Capaian 2014 MISI, URUSAN DAN INDIKATOR Tahun % 2013 Target Realisasi MISI 1: Meningkatkan kualitas SDM yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berbudaya serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. A. Pendidikan 1 Angka Partisipasi PAUD 44,90 39,36 47,18 119,87 2 Angka Partisipasi Murni (APM) - SD/MI 95,05 95,11 95,15 100,04 - SMP/MTs 81,75 81,78 81,80 100,02 - SMA/SMK/MA 40,05 39,90 40,10 100,50 3 Angka Partisipasi Kasar (APK) - SD/MI 105,02 104,95 105,00 100,05 - SMP/MTs 95,95 96,00 96,00 100,00 - SMA/SMK/MA 57,32 51,00 58,64 114,98 4 Angka Kelulusan - SD/MI 100,00 99,97 100,00 100,03 - SMP/MTs 99,91 99,60 99,99 100,39 - SMA/SMK/MA 99,97 99,04 99,96 100,93 5 Angka Putus Sekolah 6 - SD/MI 0,10 0,11 0,10 110,00 - SMP/MTs 0,51 0,45 0,41 109,76 - SMA/SMK/MA 0,85 0,75 0, Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah - SD/MI 0,74 0,78 0,75 96,15 - SMP/MTs 0,30 0,31 0,28 90,32 - SMA/SMK/MA 0,15 0,15 0,15 100,00 7 Angka Melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs 92,53 91,50 91,66 100,17 8 Angka Melanjutkan dari SMP/MTs ke SMA/MA/SMK 74,88 60,80 75,11 123,54 9 Angka Melek Huruf usia > 15 th 99,88 99,97 99,97 100,00 10 Guru yang berpendidikan S1/D- IV - TK/RA, SD/MI 65,14 52,00 73, SMP/MTs 88,82 90,00 90,37 100,41 - SMA/MA/SMK 97,43 97,00 97,66 100,68 11 Guru bersertifikat pendidik - SD 47,74 72,00 60,83 84,49 - SMP 58,95 74,00 60,49 81,74 - SMA/SMK 38,46 78,00 38,51 49,37 12 Ruang kelas SD/MI sesuai 95,97 82,23 91,18 110,88 standar [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 85

103 MISI, URUSAN DAN INDIKATOR Ruang kelas SMP/Mts sesuai standar Ruang kelas SMA/SMK sesuai standar Capaian 2014 Tahun % 2013 Target Realisasi 86,60 89,75 97,41 108,53 91,14 40,00 97,98 244,96 Sumber: Dinas Pendidikan & Kebudayaan Kabupaten Semarang Tahun 2014 Secara umum capaian indikator kinerja bidang pendidikan di Kabupaten Semarang bisa dikatakan baik, hal ini tampak dari capaian APK dan APM disemua jenjang pendidikan. Dari capaian APK dan APM pada tahun 2014 menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat akan pendidikan sudah tinggi, namun pada jenjang SMA/MA/SMK masih harus terus ditingkatkan. Angka putus sekolah dari tahun ke tahun juga mengalami penurunan, sedangkan angka melanjutkan mengalami peningkatan. a. Pemerataan dan akses layanan pendidikan 1) Meningkatnya Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) jenjang pendidikan SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/MA/SMK sebagaimana tabel berikut: Tabel 4.3 Capaian APK dan APM Tahun JENJANG Capaian 2013 APK (%) APM (%) Capaian Target Realisasi % (-) 2013 Target Realisasi % (-) PAUD 44,90 39,36 47,18 119,87 2, SD/MI SMP/MTS SMA/MA/ SMK 105,02 104,95 105,00 100,05 (0,02) 95,09 95,11 95,15 100,04 95,95 96,00 96,00 100,00 0,05 81,75 81,78 81,80 100,03 57,32 51,00 58,64 114,98 1,32 40,05 39,90 40,10 100,50 Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang Tahun ,0 6 0,0 5 0,0 5 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 86

104 Grafik 4.1 Angka Partisipasi Kasar Tahun Dari Tabel dan grafik APK di atas tampak bahwa target APK pada tahun 2014 rata-rata tercapai lebih dari 100% dari target RPJMD. Pada tahun 2014 tercapai APK pada jenjang PAUD sebesar 47,18 atau 119,87% dari target sebesar 39,36 jenjang SD/MI sebesar 105,00% dari target sebesar 104,95. Sedangkan pada jenjang SMP/MTs APK tercapai sebesar 96,00 atau 100% dari target 96,00. Pada jenjang SMA/MA/SMK APK tercapai sebesar 58,64 dari target 51,00 Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan tinggi. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 87

105 Grafik 4.2 Angka Partisipasi Murni Tahun Demikian juga untuk APM tahun 2014 target APM tercapai. Untuk jenjang SD/MI tercapai sebesar 95,15 atau 100,04% dari target sebesar 95,11, untuk jenjang SMP/MTs sebesar 81,80 atau 100,03% dari target sebesar 81,78 dan jenjang SMA/MA/SMK sebesar 40,10 atau 100,50 dari target sebesar 39,90. 2) Menurunnya angka putus sekolah sebagaimana tabel berikut: Jenjang Tabel 4.4 Angka Putus Sekolah Tahun Capaian Target Realisasi % + (-) SD/MI 0,10 0,11 0,10 110,00 0,01 SMP/MTS 0,51 0,45 0,41 109,76 0,10 SMA/MA/SMK 0,85 0,75 0,75 100,00 0,00 Sumber: Dinas Pendidikan & Kebudayaan Kab Semarang, Tahun 2014 Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa angka putus sekolah tahun 2014 dicapai lebih tinggi dari yang ditargetkan. Pada jenjang SD/MI tercapai sebesar 0,10 atau 110,00% dibandingkan dengan target sebesar 0,11 dan jenjang SMP/MTs sebesar 0,41 atau 109,76% dari target 0,45 karena [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 88

106 adanya program pemberian beasiswa untuk siswa miskin/tidak mampu serta program pemberian BOS dan BOSDA untuk semua siswa. Demikian pula pada jenjang SMA/MA/SMK angka putus sekolah menunjukkan tercapainya target tahun 2014 sebesar 0,75 atau 100% dari target 0,75 karena mulai tahun 2014 pemberian Dana Operasional Sekolah (BOS) sudah dilaksanakan penuh dan adanya program bea siswa kurang mampu baik dari APBD kabupaten, bantuan Provinsi dan APBN. 3) Kenaikan angka melanjutkan pada tahun 2014 dibandingkan dengan target yang menandai tercapainya target RPJMD pada angka melanjutkan menunjukkan adanya peningkatan kesadaran masyarakat Kabupaten Semarang akan pentingnya pendidikan. Kenaikan angka melanjutkan ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.5 Angka Melanjutkan (AM) Tahun Jenjang Capaian 2013 Target 2014 Realisasi % + (-) Dari SD/MI ke SMP/MTs 92,53 91,50 91,66 100,17 (0.87) Dari SMP/MTS ke SMA/SMK/MA 74,88 60,80 75,11 123,54 0,23 Sumber: Dinas Pendidikan & Kebudaan Kabupaten Semarang, Tahun ) Meningkatnya rasio ketersediaan sekolah yang menunjukkan semakin meningkatnya pemerataan akses pendidikan di Kabupaten Semarang. Tabel 4.6 Rasio Ketersediaan Sekolah Tahun 2013 dan 2014 Jenjang 2013 Target 2014 Realisasi % + (-) SD/MI 0,74 0,78 0,72 92,30 (0,02) SMP/MTS 0,30 0,31 0,28 90,32 (0,20) SMA/MA/SMK 0,15 0,15 0, Sumber: Dinas Pendidikan & Kebudayaan Kab Semarang, Tahun 2014 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 89

107 Dari tabel di atas tampak bahwa secara umum rasio ketersediaan sekolah di Kabupaten Semarang untuk jenjang SD/MI tidak memenuhi target RPJMD dan mengalami penurunan dari tahun 2013 karena ada 1 sekolah yang tutup yaitu SDN Wiru 01 Bringin, jenjang SMP/MTs juga tidak memenuhi target RPJMD dan mengalami penurunan dibandingkan tahun kemarin karena penambahan 1 sekolah baru yaitu SMP Darul Quran Ungaran Barat tidak sebanding dengan penambahan jumlah penduduk usia tahun, namun untuk menampung siswa tidak membangun sekolah baru tetapi dengan menambah ruang kelas baru. Sedangkan untuk jenjang SMA/SMK angka ketersediaan sekolah memenuhi target RPJMD dikarenakan bertambahnya jumlah sekolah baru sebanyak 1 sekolah yaitu SMK Nusa Persada Tengaran. Diharapkan jumlah ketersediaan sekolah untuk SMA/SMK meningkat karena belum seimbangnya dengan kenaikan jumlah penduduk usia tahun dan rencana pendirian SMP-SMK Satu Atap di tahun 2015 yang merupakan piloting dari Provinsi Jawa Tengah. 5) Meningkatnya angka melek huruf sebesar 0,09% dari 99,88% pada tahun 2013 menjadi 99,97% pada tahun Sedangkan dari target RPJMD angka melek huruf ini memenuhi target dari target tahun 2014 sebesar 99,97%. Tabel 4.7 Angka Melek Huruf Tahun 2013 dan Uraian 2013 % + (-) Target Realisasi Angka Melek Huruf 99,88 99,97 99,97 100,00 0,09 Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang, Tahun 2014 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 90

108 Grafik 4.3 Angka Melek Huruf Tahun Dalam rangka menunjang keberhasilan pencapaian indikator pemerataan dan akses layanan pendidikan upaya yang telah dilaksanakan pada tahun 2014 adalah: a. Peningkatan kuantitas dan kualitas sekolah melalui pembangunan dan rehabilitasi sedang/berat ruang kelas/bangunan sekolah yang antara lain: Pembangunan perpustakaan sekolah sebanyak 30 SDN dari Dana Alokasi Khusus 2014 dan dilaksanakan secara swakelola; Pembangunan pagar, talud untuk SD Gedong 02, SDN Candi 01, SDN Klepu 01, SDN Ungaran 05 dari APBD Kabupaten secara kontraktual; Pembangunan perpustakaan SDN Klepu 05 dari APBD Provinsi; Rehabilitasi ruang kelas untuk 7 SDN dari silpa Dana Alokasi Khusus 2011 dilaksanakan secara swakelola; Rehabilitasi ruang kelas untuk 33 SDN dari silpa Dana Alokasi Khusus 2013 dilaksanakan secara swakelola; Rehabilitasi ruang kelas untuk 8 SDN dari Dana Alokasi Khusus 2014 dilaksanakan secara swakelola; Rehabilitasi WC siswa sebanyak 106 SDN dari APBD Kabupaten dilaksanakan secara kontraktual; [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 91

109 Pembangunan ruang laborat IPA SDN 01,03,06 Ungaran dari APBD Kabupaten dilaksanakan secara kontraktual; Rehabilitasi Ruang kelas SMP bersumber dari dana bantuan provinsi di SMP 3 Tuntang, SMP 5 Ungaran, SMP 1 Suruh dan SMP 1 Jambu yang dilaksanakan secara kontraktual dan SMP PGRI Bergas dengan cara hibah; Pembangunan WC siswa untuk 51 SMP Negeri yang dilaksanakan secara kontraktual dan 41 SMP swasta dengan cara hibah dari APBD kabupaten; Pembangunan WC siswa untuk 13 SDN dari APBD Kabupaten; Pembangunan pagar dan talud SMP di SMPN 3 Banyubiru, SMPN 2 Bawen dan SMPN 3 Bringin dilaksanakan secara kontraktual dari APBD Provinsi Jawa Tengah; Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) dari Dana Alokasi Khusus 2014 untuk SMPN 3 Getasan, SMPN 1 Tengaran, SMPN 2 Tuntang dan SMPN 1 Bandungan dilaksanakan secara swakelola; Pembangunan ruang perpustakaan dari Dana Alokasi Khusus 2014 di SMP IT Nuris Tengaran dengan cara swakelola; Rehabilitasi sedang/berat ruang kelas di SMPN1 Ambarawa, SMPN 1 Bawen, SMPN 1 Bringin, SMPN1 Kaliwungu dengan cara swakelola dari Dana Alokasi Khusus 2014; Pembangunan ruang laboraturium bahasa SMP di SMPN 3 Tengaran, SMPN2 Jambu, SMPN1 Bawen, SMPN 2 Pringapus, SMPN 2 Kaliwungu dengan cara swakelola dari Dana Alokasi Khusus 2014; Rehabilitasi ruang sekolah di SMPN 2 Getasan dari silpa DAK 2012 dengan swakelola; Rehab ruang kelas di SMPN 1 Jambu, SMPN 1 Sumowono dan SMPN 1 Bancak dari silpa DAK 2011 dengan cara swakelola; Pembangunan ruang kelas SMKN 1 Pabelan dari dana APBD Kabupaten dilaksanakan secara kontraktual; Pembangunan Ruang kelas baru untuk 4 SMK Negeri dan 6 swasta dari APBD Provinsi dilaksanakan secara kontraktual; Pembangunan ruang kelas baru untuk 4 SMAN dan 3 SMA swasta dari Dana Alokasi Khusus SMA 2014 dilaksanakan secara swakelola; [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 92

110 Pembangunan ruang kelas baru untuk 1 SMAN dan 6 SMA swasta dari Dana Alokasi Khusus SMK 2014 dilaksanakan secara swakelola; Pembangunan ruang kelas baru di SMKN Tengaran dan SMA Islam Sudirman Ambarawa dari bantuan keuangan Provinsi Jawa Tengah dilaksanakan secara kontraktual; Pembangunan ruang praktikum sekolah di 5 SMKN dan 1 SMK swasta dengan cara swakelola dari Dana Alokasi Khusus SMK 2014; Pembangunan lab IPA sekolah di SMAN 1 Suruh dari bantuan Provinsi Jawa Tengah dilaksanakan secara kontraktual. Pembangunan laborat IPA di SMKN 1 Bawen dan SMA Kartika III Banyubiru dengan cara swakelola dari Dana Alokasi Khusus SMA 2014; Pembangunan perpustakaan sekolah di SMK Dr Djipto Ambarawa dari bantuan Provinsi Jawa Tengah dengan cara hibah; Pembangunan perpustakaan sekolah di SMA Issud Bringin, SMA Muhamadiyah Sumowono dan SMA Virgo Fedelis Bawen dari Dana alokasi khusus SMA 2014 dengan cara swakelola; Rehabilitasi bangunan sekolah dari bantuan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 yang dilaksanakan tahun 2014 di SMAN 1 Bringin dengan cara kontraktual dan SMA Muhamadiyah Susukan, SMK SPP Ambarawa, SMK Muhamadiyah Ungaran dengan cara hibah; Rehabilitasi bangunan sekolah dari Dana Alokasi Khusus SMA 2014 untuk 10 SMA negeri dan 6 SMA swasta dengan cara swakelola; Rehabilitasi bangunan sekolah untuk 5 SMK dari Dana Alokasi Khusus SMK 2015 dengan cara swakelola. Dari pembangunan dan rehabilitasi pada gedung-gedung sekolah tersebut di atas, mendukung tercapainya ruang kelas yang sesuai standar, sebagaimana terlihat pada tabel berikut: [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 93

111 Grafik 4.4 Prosentase Ruang Kelas sesuai Standar b. Pemenuhan sarana pendukung proses pembelajaran antara lain: Pengadaan alat praktik dan peraga siswa untuk 19 kelompok PAUD dari APBD Kabupaten Semarang; Pengadaan mebelair sekolah PAUD untuk 10 Lembaga PAUD formal dari APBD Kabupaten Semarang; Pengadaan raport untuk siswa TK dan SMP dari dana APBD Kabupaten Semarang; Pengadaan buku perpustakaan SDN Bandarjo 02 Ungaran Barat dari APBD Provinsi Jawa Tengah; Pengadaan alat praktek peraga siswa SDN Klepu 03 Pringapus dari APBD Provinsi Jawa Tengah; Pengadaan alat praktek dan peraga siswa dari silpa Dana Alokasi Khusus 2011 untuk SDN Siwal 02 dan SDN Rogomulyo 02; Pengadaan alat praktek dan peraga siswa dari silpa Dana Alokasi Khusus 2012 untuk SDN Reksosari 01, SDN Tukang 02, SDN Batur 04 Pengadaan alat praktek dan peraga siswa dari silpa Dana Alokasi Khusus 2013 untuk 15 SD negeri; Pengadaan alat praktek dan peraga siswa dari Dana Alokasi Khusus 2014 untuk 91 SD negeri; [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 94

112 Pengadaan TIK untuk 6 SDN dari silpa Dana Alokasi Khusus 2011; Pengadan alat laborat IPA SMP di SMP 3 Banyubiru dari bantuan Provinsi Jawa Tengah; Pengadaan mebelair pengganti SMP untuk SMPN 1 Tengaran dari bantuan Provinsi Jawa Tengah dan SMPN 1 Ungaran dari APBD Kabupaten; Pengadaan alat praktek dan peraga siswa IPS dan Matematika untuk 16 SMP Negeri dan 23 SMP swasta dari Dana Alokasi Khusus 2014; Pengadaan alat laborat bahasa 13 SMPN dari Dana Alokasi Khusus 2014; Pengadaan buku mata pelajaran semester II dari Dana Alokasi Khusus 2014; Pengadaan alat olah raga SMP di SMPN 1 Ambarawa, SMPN 1 Tuntang, SMPN 1 Ungaran, SMPN 1 Bawen dari Silpa Dana Alokasi Khusus 2013; Pengadaan alat olah raga SMP di SMPN 1 Tengaran dan SMPN 4 Ungaran dari silpa Dana Alokasi Khusus 2011; Pengadaan bahan percontohan praktek untuk 7 SMKN dari APBD Kabupaten Semarang; Pengadaan alat lab IPA bantuan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 yang dilaksanakan di tahun 2014 di SMA 1 Ungaran dan SMA 1 Pabelan, SMA Virgo Fedelis dan SMA ISSUD Ambarawa; Pengadaan komputer di SMA ISSUD Ambarawa dari bantuan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 yang dilaksanakan tahun 2014; Pengadaan alat multimedia SMA dari bantuan Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 di SMA ISSUD Ambarawa, SMAN 1 Bergas, SMAN 1 Tuntang; Bantuan alat multimedia SMK dari bantuan Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 di SMK Masehi Ambarawa, SMKN 1 Pabelan dan SMKN 1 Pringapus; Pengadaan alat orkes dari Dana Alokasi Khusus SMA 2014 untuk 9 SMA Negeri dan 6 SMA swasta. c. Tersalurkannya Bantuan operasional sekolah kepada siswa SD dan SMP dari Pemerintah Provinsi untuk SD/MI Rp30.000,- dan [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 95

113 SMP/MTs Rp50.000,-. Sedangkan BOS dari Pemerintah Pusat yang langsung masuk ke rekening untuk SD sebanyak siswa dengan unit cost Rp ,- dan SMP sebanyak siswa dengan unit cost Rp ,-. Sedangkan untuk SMA/SMK sebanyak siswa sebesar Rp ,- untuk tahun d. Tersalurkannya bantuan beasiswa miskin untuk SD sebanyak siswa, untuk siswa SMP sebanyak siswa dan untuk siswa SMA/SMK sebanyak siswa dari Pemerintah Pusat, Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten Semarang. b. Peningkatan Mutu Dan Daya Saing Pendidikan 1) Meningkatnya angka kelulusan dari tahun 2014 dan nilai ujian nasional yang secara umum menunjukkan hasil cukup memuaskan, seperti terlihat pada tabel berikut: No. Tabel 4.8 Tingkat Kelulusan Tahun 2012/2013 dan 2013/2014 I. SD/MI/SDLB II. III. Jenjang /Indikator Kinerja 2012/ / /(-) 1 Tingkat Kelulusan ,00 2 Nilai US 7,64 7,48 (0,16) SMP/MTs/SMPLB 1 Tingkat Kelulusan , Nilai UN ,69 (0,66) SMA/MA/SMK/SMALB 1 Tingkat Kelulusan 99,97 99, Nilai UN ,51 (1,14) Sumber: Dinas Pendidikan & Kebudayaan Kab Semarang, Tahun 2014 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 96

114 Grafik 4.5 Tingkat Kelulusan Tahun 2012/2013 dan 2013/2014 Dari data tersebut di atas, nilai ujian nasional menunjukkan adanya penurunan pada semua jenjang pendidikan. Untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA mengalami penurunan karena adanya kebijakan nasional bahwa prosentase soal yang dikategorikan sulit naik 10% dan pernurunan paling besar pada satuan pendidikan SMP Terbuka dan MA sehingga nilai ujian nasional mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa perlu adanya koordinasi lebih intensif dalam peningkatan mutu dengan Kementrian Agama, peran serta antara siswa, guru, orang tua, sekolah serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. 2) Sampai dengan tahun 2014 jumlah guru yang telah memenuhi kualifikasi D4/S1 sebanyak guru SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA/SMK (84,98%) dan yang telah sertifikasi sebanyak guru SD, SMP, SMA dan SMK (49,70%). Hal ini menunjukkan belum terpenuhinya kualifikasi S1/DIV sesuai dengan ketentuan UU 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jenjang Tabel 4.9 Prosentase Guru Berpendidikan D4/S1 Capaian target realisasi % +/- SD/MI 65,14 52, SMP/MTs 88,82 90,00 90,37 100,41 1,55 SMA/SMK 97,43 97,00 97,66 100,68 0,23 Sumber: Dinas Pendidikan & Kebudayaan Kab. Semarang, Tahun 2014 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 97

115 Jenjang Tabel 4.10 Prosentase Guru Bersertifikat Pendidik Capaian 2013 target 2014 Realisasi % +/- SD/MI 47,47 72,00 60,83 84, SMP/MTs 58,95 74,00 60,49 81, SMA/SMK 38,46 78,00 38,51 49, Grafik 4.6 Prosentase Guru Bersertifikat Pendidik Dari dua tabel di atas secara umum baik guru berkualifikasi S1/D4 maupun guru bersertifikat pendidik mengalami peningkatan. Sedangkan jumlah guru bersertifikat pendidik juga menunjukkan adanya peningkatan, namun belum sesuai dengan target RPJMD. Hal ini dikarenakan proses sertifikasi tenaga pendidik yang sebelumnya dengan metode portofolio, apabila tidak lulus baru mengikuti PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru) namun saat ini semua harus melalui metode PLPG dan didahului dengan uji kompetensi awal (UKA) secara online, sehingga jumlah guru yang lulus sertifikasi tidak bisa sesuai dengan target. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 98

116 3. Prestasi yang Diperoleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Perolehan prestasi ditingkat Karisidenan, Provinsi, maupun Nasional melalui berbagai ajang lomba pada tahun 2014, antara lain: a. Pendidikan Formal 1) Perolehan prestasi tingkat karesidenan dan provinsi: a) Lomba OSN (Olimpiade Sains Nasional) dan POPDA (Pekan Olahraga Pelajar Daerah) SD Gelawan Pabelan juara I tingkat Provinsi. b) Lomba SKJ (Senam Kesegaran Jasmani) 2012 SD Padaan 02 Pabelan juara I tingkat Provinsi. c) Lomba Pengelola BOS (Bantuan Operasional Sekolah) SD, SD Ungaran 05 Ungaran Barat juara II tingkat Provinsi. d) Lomba MAPSI (Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Seni) Cipta cerita Islami Putri, SDN Genuk 02 Ungaran Barat juara I tingkat Provinsi. e) Lomba MAPSI BTQ (Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Seni Baca Tulis Alqur an) Putri, SDIT IZZATUL ISLAM Getasan juara II tingkat Provinsi f) Lomba MAPSI Seni Bercerita Islami Putri, SDN Genuk 02 Ungaran Barat juara II tingkat Provinsi. g) Lomba MAPSI Tilawah Putra, SDIT IZZATUL ISLAM Getasan juara III tingkat Provinsi. h) Lomba MAPSI seni mocopat islam, SDN Tukang 02 Pabelan juara III tingkat Provinsi. i) Lomba OOSN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional) lempar lembing, SMPN 1 Tuntang juara III tingkat Provinsi. j) Lomba FLS2N (Festival Lomba Seni Siswa Nasional) menyanyi tunggal, SMPN 1 Ungaran juara II tingkat Provinsi. k) Lomba LKS (Lomba Kompetensi Siswa) cooking, SMKN Bawen juara II tingkat Provinsi. l) Lomba LKS lifestock animal husbandry SMKN 1 Bawen juara II tingkat Provinsi. m) Lomba LKS Agronomi SMKN 1 Bawen juara II Tingkat Provinsi. n) Lomba LKS Ladies Dressmaking SMKN 1 Kaliwungu jura III tingkat Provinsi. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 99

117 o) Lomba FLS2N Baca puisi, SMAN 2 Ungaran juara harapan 2 tingkat Provinsi. p) Lomba FLS2N poster putra, SMAN 1 Ungaran juara harapan 1 tingkat Provinsi q) Lomba FLS2N poster putri, SMAN 1 Ambarawa juara 2 tingkat Provinsi r) Lomba FLS2N vokal putra, SMAN 1 Getasan juara 3 tingkat provinsi s) Lomba OOSN Kumite-53Kg SMAN 1 Ungaran, juara 3 tingkat Provinsi t) Lomba OOSN Silat kelas F putri SMAN 1 Ungaran juara 3 tingkat provinsi. u) Lomba O2SN Lompat tinggi putri, SMAN 2 Ungaran juara 2 tingkat provinsi. 2) Perolehan prestasi tingkat Nasional sebagai berikut: a) Lomba Budaya Mutu Pengelolaan perpustakaan, SDN Sudirman Ambarawa Juara II tingkat Nasional. b) Lomba Budaya Mutu Intrakurikuler, SDN Sidomulyo 03 Ungaran Timur juara II tingkat Nasional. c) Lomba Pengelolaan Dana BOS SD, SD Ungaran 05 Ungaran Barat juara III tingkat Nasional. d) Lomba Wawasan Adiwiyata juara Nasional, SDN Bandungan 01 dan SD Islam Ar Rahma Suruh e) Lomba Budaya Mutu Intrakurikuler SDIT Izzatul Islam Getasan Juara Harapan III tingkat Nasional f) Lomba Guru SMK berprestasi, SMKN 1 Jambu, Juara 1 tingkat Nasional g) Lomba Guru Anugerah Konstitusi, SMKN 1 Tengaran juara 2 tingkat Nasional. h) Lomba OSTN (Olimpiade Sains Terapan Nasional) SMK matematika non tehnik, SMK PSAK Ambarawa juara 1 tingkat Nasional. i) Lomba OSTN biologi terapan, SMKN 1 Bawen, juara 2 tingkat nasional. b. Pendidikan Non Formal 1) Perolehan Prestasi tingkat Karisidenan dan Provinsi: a) Lomba Gugus PAUD juara II tingkat karesidenan b) Lomba Lembaga Berprestasi juara III tingkat karesidenan. c) Lomba Apresiasi PTK PAUDNI pamong belajar juara I tingkat Provinsi. d) Lomba Apresiasi PTK PAUDNI Tata Boga juara I tingkat provinsi. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 100

118 e) Lomba Apresiasi PTK PAUDNI Pendidik PAUD juara I tingkat Provinsi. f) Lomba Apresiasi PTK PAUDNI Instruktur Elektronika juara II tingkat Provinsi. g) Lomba Apresiasi PTK PAUDNI Instruktur Tata busana juara II tingkat Provinsi. h) Lomba Seni Merangkai Bunga dan Desain Floral (Floristy) Juara II tingkat Provinsi. i) Lomba Merancang Busana (Fashion Technology) Juara III tingkat Provinsi. 2) Perolehan Prestasi di Tingkat Nasional: a) Lomba Apresiasi PTK PAUDNI (Pendidik dan Tenaga kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal) Pamong belajar juara III Tingkat Nasonal. b) Lomba Apresiasi PTK PAUDNI Instruktur Tata Boga juara II tingkat Nasional c) Lomba Apresiasi PTK PAUDNI Pendidik PAUD juara Harapan I tingkat Nasional. 4. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan Dalam melaksanakan program kegiatan untuk mewujudkan tujuan pembangunan pendidikan dan pencapaian target RPJMD Kabupaten Semarang tahun 2014 masih belum optimal dikarenakan adanya beberapa permasalahan yaitu: 1) Petunjuk teknis tentang pelaksanaan DAK (Dana Alokasi Khusus) maupun bantuan keuangan bidang pendidikan terbit setelah proses penetapan APBD sehingga dilaksanakan dengan proses mendahului perubahan anggaran maupun perubahan anggaran sedangkan penetapan perubahan APBD Tahun Anggaran 2014 baru pada awal bulan Nopember 2014 sehingga waktu efektif untuk melaksanakan kegiatan sangat singkat. 2) Dengan diberlakukannya Undang - Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 76 ayat (5) disebutkan bahwa Kekayaan milik Desa yang telah diambil alih oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dikembalikan kepada [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 101

119 Desa, kecuali yang sudah digunakan untuk fasilitas umum, maka penggantian tanah untuk lahan SMKN 1 Bancak dan SMKN 1 Pringapus yang menggunakan tanah desa tidak bisa dilaksanakan. 3) Proses pengadaan tanah membutuhkan waktu yang lama mulai dari proses penyusunan dokumen perencanaan, penentuan lokasi, penaksiran harga serta harga tanah tidak sesuai dengan dana yang dialokasikan untuk pengadaan tanah UPTD Pendidikan Suruh, UPTD Pendidikan Sumowono dan UPTD Pendidikan Tengaran. 4) Adanya Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 160 Tahun 2014 Tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan kurikulum 2013 dimana Satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang telah melaksanakan Kurikulum 2013 selama 3 (tiga) semester tetap melaksanakan kurikulum 2013, maka untuk pengadaan buku kurikulum 2013 semester II dari Dana Alokasi Khusus untuk SD terealisasi hanya untuk SD yang menjadi piloting kurikulum 2013, SMA/SMK tidak direalisasikan sedangkan yang SMP direalisasikan karena sudah melakukan perjanjian kontrak. 5) Adanya tambahan bantuan provinsi pada perubahan anggaran sehingga tidak memungkinkan waktunya untuk melaksanakan lelang dan pelaksanaan rehabilitasi bangunan sekolah. 6) Masih banyak sekolah yang membutuhkan rehabilitasi ruang belajar ruang guru, ruang kepala sekolah dan ruang lainnya karena kemampuan keuangan daerah belum mampu, sementara regulasi DAK, BOS, Bantuan Keuangan APBD 1 dan APBN sudah jelas pengaturan peruntukannya sehingga tidak bisa dipergunakan selain yang telah ditentukan dalam Petunjuk Teknis. 7) Masih belum meratanya dan terpenuhinya kebutuhan tenaga pendidik di semua jejang pendidikan sehingga proses pembelajaran belum optimal. 8) Adanya larangan bagi sekolah SD dan SMP memungut biaya dalam rangka pemenuhan kebutuhan sekolah dan belum ada bantuan keuangan kabupaten sehingga masih banyak sekolah yang belum memenuhi standar pelayanan minimal. 9) Perolehan nilai ujian sekolah dan ujian nasional menurun dikarenakan adanya kebijakan Nasional tentang prosentase soal berkategori sulit naik 10% (sepuluh persen) [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 102

120 10) Masih banyak tenaga pendidik yang belum bersertifikat pendidik terutama guru di sekolah swasta, karena masih berstatus sebagai guru tidak tetap. Salah satu syarat guru bisa bersertifikat pendidik apabila sudah berstatus guru tetap di yayasan atau guru PNS di sekolah negeri. b. Solusi Berdasarkan urgensi faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal dan berdasarkan urgensi alternatif strategi maka prioritas strategi solusi untuk mengatasi permasalahan di atas adalah: 1) Kegiatan yang masuk ke perubahan anggaran yang sifatnya non fisik dan dan fisik tanpa melalui proses lelang tetap dilaksanakan. 2) Koordinasi dengan instansi terkait sesuai dengan Undang Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum pada Pasal 4 dan Pasal 10 yang pada prinsipnya menyebutkan bahwa Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menjamin tersedianya tanah/pendanaan untuk kepentingan umum, dimana yang dimaksud dengan Tanah untuk kepentingan umum salah satunya adalah prasarana pendidikan atau sekolah Pemerintah/Pemerintah Daerah. 3) Melakukan perubahan anggaran dengan mengalihkan anggaran pengadaan tanah UPTD Pendidikan Tengaran untuk menambah anggaran pengadaan tanah UPTD pendidikan Suruh dan UPTD Pendidikan Sumowono pada perubahan anggaran Sedangkan untuk kebutuhan tanah UPTD pendidikan Tengaran menggunakan tanah dan bangunan eks kawedanan Tengaran. 4) Pengadaan buku kurikulum 2013 semester 2 (dua) SD tetap diadakan hanya terbatas untuk kebutuhan SD Rintisan Penerapan Kurikulum 2013 (sekolah piloting). Untuk pengadaan buku kurikulum semester 2 (dua) SMP tetap dilaksanakan karena sudah terikat perjanjian kontrak pada saat diterbitkannya Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun Sedangkan pengadaan buku kurikulum 2013 semester 2 (dua) untuk SMA/SMK Rintisan Penerapan Kurikulum 2013 (sekolah piloting) dipenuhi oleh sekolah sendiri. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 103

121 5) Bantuan provinsi pada perubahan anggaran sebesar Rp ,00 untuk bidang Dikmen, bidang PAUD dan PNF untuk pekerjaan yang non fisik dan fisik yang tidak melalui proses lelang tetap dilaksanakan 6) Mengusulkan ke Pemerintah Pusat untuk mendapatkan Alokasi Dana Blockgrand dan Bantuan Keuangan ke Pemerintah Provinsi karena Satuan Pendidikan SD dan Satuan Pendidikan SMP tahun 2015 tidak mendapat alokasi DAK. 7) Melakukan pendampingan dengan Tim USAID Prioritas untuk melakukan Proses Penataan Guru (PPG) serta melakukan moving guru dan pemberdayaan Guru Tidak tetap. 8) Mengoptimalkan penggunaan dana BOS pada Satuan Pendidikan SD dan SMP serta untuk SMA/SMK mengoptimalkan dana SPP dan BOS. 9) Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan Kementrian Agama Kabupaten Semarang guna mengupayakan penguasaan materi Ujian Nasional kepada peserta didik serta mengoptimalkan kegiatan bedah SKL (Standar Kompetensi Lulusan). 10) Melakukan koordinasi ke sekolah swasta agar mengusahakan mengangkat guru tidak tetap menjadi guru tetap yayasan sesuai dengan regulasi. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 104

122 B. Urusan Kesehatan Penyelenggaraan urusan Pemerintah Daerah bidang Kesehatan ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal. Pembangunan bidang kesehatan pada hakikatnya adalah amanah untuk merumuskan dan mengembangkan sistem pelayanan kesehatan yang sesuai dengan aspirasi, kebutuhan, kemampuan dan permasalahan spesifik daerah sebagai bagian dari Sistem Kesehatan Nasional. Upaya pencapaian tujuan tersebut ditempuh melalui berbagai kebijakan diantaranya dengan peningkatan upaya promosi kesehatan, peningkatan budaya hidup bersih dan sehat, penyehatan lingkungan, penyediaan sarana layanan kesehatan yang merata dan terjangkau, penyediaan jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin dan penyandang masalah sosial lainnya. 1. Program dan Kegiatan Urusan Kesehatan dilaksanakan oleh 4 SKPD yaitu Dinas Kesehatan, RSUD Ungaran, RSUD Ambarawa dan Sekretariat Daerah. Program dan kegiatan yang dilaksanakan berkenaan dengan penyelenggaraan urusan Kesehatan Tahun 2014 sebagai berikut: a. Dinas Kesehatan 1) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan yang dijabarkan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a) Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan; b) Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan rumah sakit; c) Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan; d) Monitoring, evaluasi dan pelaporan. 2) Program Upaya Kesehatan Masyarakat yang dijabarkan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a) Pengadaan, Peningkatan, dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas dan Jaringannya; b) Peningkatan kesehatan masyarakat; c) Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan; d) Penyelenggaraan penyehatan lingkungan; e) Upaya pemenuhan jasa obat Askes; f) Upaya pemenuhan jasa pelayanan kesehatan. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 105

123 3) Program Pengawasan Obat dan Makanan yang dijabarkan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a) Peningkatan pemberdayaan konsumen/masyarakat dibidang obat dan makanan; b) Peningkatan pengawasan keamanan pangan dan bahan berbahaya. 4) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat yang dijabarkan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a) Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat; b) Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat. 5) Program Perbaikan Gizi Masyarakat, dengan kegiatan Pemberian tambahan makanan dan vitamin; 6) Program Pengembangan Lingkungan Sehat yang dijabarkan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a) Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat; b) Sosialisasi Kebijakan Lingkungan Sehat. 7) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular yang dijabarkan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a) Penyemprotan/fogging sarang nyamuk; b) Pengadaan alat fogging dan bahan-bahan fogging; c) Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular; d) Peningkatan Imunisasi; e) Peningkatan surveilance epidemiologi dan penanggulangan wabah; f) Peningkatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit. 8) Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan dengan kegiatan pengembangan SDM bidang kesehatan; 9) Program peningkatan pelayanan anak balita dengan kegiatan Penyuluhan kesehatan anak balita; 10) Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia dengan kegiatan Pelayanan Pemeliharaan Kesehatan; 11) Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan dengan kegiatan Pengawasan dan Pengendalian Keamanan dan Kesehatan Produksi RT; [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 106

124 12) Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak dengan kegiatan perawatan berkala bagi ibu hamil dan keluarga kurang mampu; 13) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan dengan kegiatan peningkatan pelayanan kesehatan pada 27 UPTD (Puskesmas dan Labkesda). b. RSUD Ambarawa 1) Program Upaya Kesehatan Masyarakat dengan kegiatan Penyediaan Fasilitas Perawatan Kesehatan bagi Penderita akibat dampak asap rokok. 2) Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-paru/Rumah Sakit Mata yang dijabarkan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a) Penambahan Ruang Rawat Inap Rumah Sakit (VVIP, VIP, Kelas I,II,III) b) Rehabilitasi bangunan rumah sakit; c) Pengadaan alat-alat rumah sakit. 3) Program Peningkatan Pelayanan Rumah Sakit BLUD dengan kegiatan Peningkatan pelayanan Rumah Sakit BLUD. c. RSUD Ungaran 1) Program Pengadaan Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata dengan kegiatan Pengadaan Alat-Alat Rumah Sakit (DAK, DBHCHT, Bantuan Keuangan Provinsi Jateng); 2) Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/ Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata dengan kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Instansi Pengolahan Limbah Rumah Sakit; 3) Program Peningkatan Pelayanan Rumah Sakit BLUD dengan kegiatan Peningkatan Pelayanan Rumah Sakit BLUD. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 107

125 d. Sekretariat Daerah - Bagian Kesejahteraan Rakyat 1) Program Upaya Kesehatan Masyarakat yang dijabarkan dengan kegiatan-kegiatan: a) Pemeliharaan dan Pemulihan Kesehatan; b) Peningkatan kesehatan masyarakat. 2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan No Program dan kegiatan Urusan Kesehatan dilaksanakan menggunakan anggaran belanja langsung urusan Total sebesar Rp ,00 dan dapat terealisasi sebesar Rp ,00 atau 92,14%. (Rincian realisasi program dan kegiatan terlampir). Capaian target indikator sasaran Urusan Kesehatan tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menujukkan keberhasilan pembangunan melalui pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya dalam tahun Keberhasilan Pembangunan di Urusan Kesehatan dapat dilihat lebih rinci dari indikator kinerja pelayanan yang telah dicapai ditahun 2014 seperti terlihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.11 Capaian Urusan Kesehatan Tahun 2013 dan 2014 Urusan, Indikator Kinerja Satuan Capaian 2013 Tahun 2014 Target Realisasi % Urusan Kesehatan 1 Angka Harapan Hidup*) Tahun 72,90 72,50 72,92*) 100,58 2 Angka Kematian Bayi Per 1000 KH 11,95 8,06 10,25 78,63 3 Angka Kematian Ibu Per ,22 107,00 144,31 74,15 KH 4 Angka Kematian Balita Per 1000 KH 13,44 5,20 10,90 47,71 5 Persentase balita gizi % 0, ,22 buruk 6 Rasio posyandu per satuan balita Per 1000 balita 29,09 22,00 22,93 104,23 7 Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk 8 Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk 9 Rasio dokter per satuan penduduk 10 Rasio tenaga medis per satuan penduduk Per 1000 penduduk Per 1000 penduduk Per 1000 penduduk Per 1000 penduduk 0,37 0,38 0,30 78,95 0,004 0,004 0, ,00 0,26 0,23 0,34 147,83 0,31 0,30 0,39 130,00 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 108

126 No Urusan, Indikator Kinerja Satuan Capaian 2013 Tahun 2014 Target Realisasi % 11 Cakupan komplikasi % 100,00 100,00 100, kebidanan yang ditangani 12 Cakupan pertolongan % 95,46 94,50 93,72 99,17 persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 13 Cakupan desa/kelurahan % 100,00 100,00 100, Universal Child Immunization (UCI) 14 Cakupan Balita Gizi Buruk % 100,00 100,00 100, mendapat perawatan 15 Cakupan penemuan dan % 15,11 60,00 17,87 29,78 penanganan penderita penyakit TBC BTA 16 Cakupan penemuan dan % 100,00 100,00 100, penanganan penderita penyakit DBD 17 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin - Jamkesmas (gabung % 45,72 18,91 39,22 207,40 menjadi BPJS PBI) - Jamkesda % 18,72 9,97 30,75 308,43 18 Cakupan kunjungan bayi % 84,14 92,20 93,78 101,93 19 Cakupan puskesmas % 136, Cakupan Puskesmas Pembantu % 28, Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, 2014 *) Angka Sementara a. Kondisi mortalitas berikut: No Angka mortalitas tahun 2014 dapat dilihat pada tabel dan grafik sebagai Tabel 4.12 Capaian Indikator Angka Mortalitas Tahun 2013 dan 2014 Indikator Realisasi 2013 Target 2014 Realisasi 1 Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kh 11,95 8,06 10, Angka Kematian Ibu melahirkan (AKI) per kh Angka Kematian Balita (AKABA) per 1000 kh 120,22 107,00 144,31 13,37 5,20 10,90 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, 2014 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 109

127 1) Angka Kematian Bayi (AKB) di tahun 2014 sebesar 10,25 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini menurun dibandingkan kondisi di tahun 2013 dimana AKB sebesar 11,95 per 1000 kelahiran hidup. Jumlah kasus kematian bayi usia 0-1 tahun di tahun 2014 sebanyak 142 kasus. Jumlah ini menurun dibandingkan jumlah kematian bayi di tahun sebelumnya, dimana di tahun 2013 jumlah bayi meninggal sebanyak 169 kasus. Dari 142 kasus kematian bayi di tahun 2014, penyebab terbesar adalah BBLR 40,14% dan asfiksia 21,83%, sedangkan sisanya disebabkan penyakit infeksi, aspirasi (tersedak), kelainan kongenital (kelainan bawaan), illeus, diare, pneumonia, dan lain-lain. Bila dilihat dari umur kematian bayi, terbanyak pada usia 0-7 hari yaitu sebesar 73,94% (105 bayi), usia 29 hari-1 tahun sebesar 20,42% (29 bayi) dan usia 8-28 hari sebesar 5,63% (8 bayi). No Penyebab Kematian Bayi Tabel 4.13 Data Kematian Bayi Tahun 2014 Jumlah bayi meninggal berdasarkan usia kematian 0-7 hari 8-28 hari 29 hari- 1 tahun Jumlah % Penyebab 1 BBLR ,14 2 Asfiksia ,38 3 Infeksi ,82 4 Aspirasi ,75 5 Kelainan congenital ,93 6 Illeus ,11 7 Diare ,52 8 DBD Pneumonia ,70 10 Lain-lain ,20 Jumlah % Jumlah kematian bayi berdasar usia 73,94 5,63 20, Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, ) Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2014 sebesar 144,31 per kelahiran hidup. Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2013 dimana AKI di tahun 2013 sebesar 120,22 per kelahiran hidup. Jumlah kematian ibu hamil/bersalin/nifas pada tahun 2014 sebanyak 20 orang [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 110

128 dan di tahun 2013 sebanyak 17 orang. Dari 20 kematian ibu, penyebab kematian terbesar adalah kasus perdarahan sebanyak 8 kasus, hipertensi dalam kehamilan 5 kasus, emboli air ketuban 2 kasus, encepalitis 1 kasus, cardiomyopati post partum 1 kasus, Sepsis 1 kasus, penyakit jantung 1 kasus dan infeksi an aerob 1 kasus. Dalam rangka peningkatan kesehatan ibu, beberapa upaya telah dilakukan di tahun 2014, antara lain: a) Peningkatan kualitas SDM dengan mengikutsertakan bidan pada Pelatihan Penanganan Gawat Darurat Obstetri dan Neonatal, Pelatihan Asuhan Persalinan Normal, dan Pelatihan Clinical Instructur. Serta peningkatan kompetensi bidan dengan kasus kematian ibu melalui magang di Rumah Sakit Umum Daerah. b) Peningkatan Manajemen dengan melaksanakan jejaring ibu bayi selamat dan Maternal Mortality Meeting (M3) di tingkat kecamatan dan tingkat desa. Jejaring ibu bayi selamat adalah suatu kegiatan pelayanan kesehatan yang melibatkan semua elemen terkait untuk menyelamatkan ibu hamil, bersalin, dan nifas, beserta bayinya dengan membentuk kemitraan. Strategi yang diterapkan dalam kegiatan jejaring ibu bayi selamat antara lain mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada secara komprehensif, efektif, dan efisien, mengoptimalkan peran seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung program, dan membangun kemitraan dengan membentuk jejaring komunikasi dan informasi yang efektif-efisien. Dalam jejaring ibu bayi selamat kegiatan yang dilaksanakan antara lain deteksi dini ibu hamil resiko tinggi, perencanaan persalinan utamanya yang beresiko, penanganan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal, menyusun dan memberlakukan protap rujukan, menentukan jejaring rujukan dengan rumah sakit, dan memanfaatkan teknologi informasi untuk pelaksanaan program. 3) Angka Kematian Balita (AKABA) umur 0-5 tahun di tahun 2014 sebesar 10,99 per kelahiran hidup. Angka ini menurun jika dibandingkan tahun 2013 dimana AKABA di tahun 2013 sebesar 13,44 per kelahiran hidup. Jumlah balita 0-5 tahun yang meninggal di tahun 2014 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 111

129 sebanyak 151 balita, menurun dibandingkan tahun 2013 dimana jumlah balita meninggal sebanyak 190 balita. Sedangkan kematian balita berumur 1-5 tahun yang meninggal pada tahun 2014 sebanyak 9 balita, menurun dibandingkan tahun 2013 sebanyak 20 balita. Penyebab kematian 9 balita usia 1-5 tahun antara lain: diare 1 balita, gizi buruk 1 balita, gizi buruk dengan down syndrome 1 balita, leukemia 1 balita, kejang demam 1 balita, kecelakaan 1 balita, kelainan jantung bawaan 2 kasus dan kanker lidah 1 balita. b. Kondisi morbiditas Angka morbiditas tahun 2014 dibanding tahun 2013, sebagaimana ditunjukkan pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.14 Capaian Indikator Angka Morbiditas Tahun 2013 dan 2014 No Indikator Realisasi Target Realisasi Incident Rate DBD per penduduk 3,12 < 2,5 3,41 2 CFR DBD 1,01% 0 0,59% 3 Cakupan penemuan dan penanganan 100% 100% 100% penderita DBD 296 kasus 100% 337 kasus 4 Cakupan penemuan penderita TBC BTA (+) 15,11% 60% 13,78% 5 Cakupan penanganan HIV/AIDS 100% 100% 100% (22 HIV / 17 AIDS) (63 HIV / 19 AIDS) 6 AFP Rate per penduduk < 15 thn 6 kasus > 2 6 kasus 7 Desa/kelurahan mengalami KLB yang 100% 100% 100% ditangani < 24 jam 8 Cakupan desa/kelurahan Universal Child 100% 100% 100% Immunization (UCI) 9 Balita Gizi Kurang 2,70% 4% 3,11% 10 Balita Gizi Buruk 0,08% 0.11% 0.09% Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, Tahun ) Jumlah kasus DBD pada tahun 2014 sebanyak 337 kasus, meningkat dibandingkan tahun 2013 yang berjumlah 296 kasus. Peningkatan kasus DBD dipengaruhi faktor cuaca. Peningkatan kasus ini menyebabkan Incidence Rate (IR) meningkat dibanding tahun 2013 dan melampaui target <2,5 per penduduk. IR DBD tahun 2014 sebesar 3,41 per penduduk, meningkat dari tahun 2013 dimana tahun 2013 IR DBD sebesar 3,12 per penduduk. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 112

130 2) Jumlah kematian akibat penyakit DBD di tahun 2014 sebanyak 2 orang, menurun dibandingkan tahun sebelumnya karena di tahun 2013 jumlah kematian akibat DBD sebanyak 3 orang. Angka Case Fatality Rate (CFR)/ angka kematian DBD tahun 2014 sebesar 0,59%, menurun dibandingkan tahun 2013 sebesar 1,01%. 3) Jumlah penderita baru TBC BTA (+) yang ditemukan dan diobati sebanyak 188 kasus, dengan cakupan CDR (case detection rate) sebesar 17,87% (188 orang jumlah BTA positif / orang jumlah penduduk perkiraan BTA positif). Cakupan penemuan penderita TBC BTA (+) meningkat dibanding tahun 2013 sebesar 15,11%. Persentase kesembuhan penderita TBC BTA (+) tahun 2014 sebesar 97,38% (jumlah pasien TB yang sembuh 186, dibagi jumlah pasien yang diobati 191 pasien), angka ini meningkat dibandingkan tahun 2013 dimana angka kesembuhan sebesar 87,6%. Peningkatan persentase kesembuhan penderita TBC BTA (+) bisa tercapai berkat kesadaran masyarakat yang secara konsisten menjalani proses pengobatan sesuai standar pengobatan penyakit TBC dengan pendampingan dari pengawas minum obat (PMO). 4) Jumlah kasus HIV di tahun 2014 sebanyak 63 kasus, meningkat dibanding tahun 2013 sebanyak 22 kasus. Jumlah kasus AIDS di tahun 2014 sebanyak 19 kasus, meningkat dibanding tahun 2013 sebanyak 17 kasus. Seluruh kasus HIV/AIDS yang terdeteksi mendapatkan pelayanan kesehatan. Meningkatnya penemuan kasus HIV/AIDS dikarenakan adanya peningkatan kesadaran masyarakat untuk periksa ke klinik VCT (Voluntary Counseling and Testing). Klinik VCT merupakan sarana pelayanan HIV yang berkelanjutan, dimana layanan dilakukan berdasarkan kebutuhan klien dan dilakukan tanpa ada paksaan. Saat ini di Kabupaten Semarang terdapat 10 klinik VCT yang siap memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien HIV/AIDS yaitu di RSUD Ambarawa, RSUD Ungaran, BKPM Ambarawa, Puskesmas Bergas, Puskesmas Bawen, Puskesmas Getasan, Puskesmas Tengaran, Puskesmas Suruh, Puskesmas Bringin, dan Puskesmas Duren. 5) Jumlah kasus AFP (Acute Flacid Paralysis) yang ditemukan pada tahun 2014 sebanyak 6 kasus, keadaan ini sama dengan tahun [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 113

131 Berdasarkan hasil laboratorium, seluruh kasus AFP yang ditemukan pada tahun 2014 negatif (bukan polio). 6) Jumlah desa/kelurahan yang mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) mengalami penurunan dari tahun 2013 sebanyak 15 desa/kelurahan menurun menjadi 13 desa/kelurahan. Seluruh KLB yang terjadi dapat tertangani < 24 jam. No. Tabel 4.15 Kejadian Luar Biasa (KLB) Tahun 2014 Jenis KLB Desa/Kelurahan mengalami KLB Jumlah Kasus Jumlah Penderita Meninggal 1 Keracunan Desa Butuh Kec. Tengaran AFP Desa Nyemoh Kec. Bringin 60 0 Desa Samban Kec. Bawen 18 0 Desa Ujung-ujung Kec. Pabelan 14 0 Kel. Pringapus Kec. Pringapus 1 0 Desa Jombor Kec. Tuntang 1 0 Desa Banyubiru Kec. Banyubiru 2 0 Desa Candirejo Kec. Pringapus 1 0 Kel. Lodoyong Kec. Ambarawa KIPI Kel. Klepu Kec. Pringapus Tetanus Neonatorum Desa Rembes Kec. Bringin Difteri Desa Candirejo Kec. Pringapus Diare Desa Kemawi Kec. Sumowono Chikungunya Desa Polobogo Kec. Getasan Jumlah Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, Tahun ) Pada tahun 2014 seluruh desa/kelurahan di Kabupaten Semarang yang berjumlah 235 desa/kelurahan berhasil mencapai UCI (Universal Child Immunization), yaitu tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada bayi (0-11 bulan), ibu hamil, Wanita Usia Subur (WUS) dan anak sekolah [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 114

132 tingkat dasar. Keadaan ini sama dengan tahun 2013 dimana 235 desa/kelurahan di Kabupaten Semarang berhasil mencapai UCI. 8) Dari hasil kegiatan penimbangan serentak (BB/U) yang dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan September 2014 sejumlah balita ditimbang diperoleh hasil persentase balita gizi kurang sebesar 3,11% (2.072 balita), balita gizi baik sebesar 92,88% ( balita), balita gizi lebih sebesar 3,95% (2.633 balita). Dari balita yang ada persentase balita dengan gizi buruk sebesar 0,09% (64 balita). Angka ini lebih kecil dari target yang ditetapkan yaitu 0,11%. Seluruh balita dengan kasus gizi buruk mendapatkan perawatan. 9) Jumlah Posyandu di Kabupaten Semarang tahun 2014 sebanyak Posyandu. Bila dibandingkan dengan rata-rata jumlah balita dalam 1 tahun sebanyak balita diperoleh angka rasio Posyandu sebesar 22,93 per balita. Rasio tersebut sudah memenuhi standar nasional Kementerian Kesehatan dimana standarnya adalah 12 sampai dengan 50 posyandu per balita. c. Kondisi Sanitasi Lingkungan Kondisi sanitasi lingkungan tahun 2014 dibandingkan tahun 2013 digambarkan pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.16 Kondisi Sanitasi Lingkungan Tahun 2013 dan 2014 No Indikator Realisasi 2013 Target 2014 Realisasi Cakupan jamban 82,7% 88,00% 82,84% 2 Cakupan rumah sehat 76,88% 78,00% 77,70% 3 Cakupan sarana air bersih 88,58% 92,00% 81,79% 4 Cakupan pengawasan sanitasi TTU, industri, TPM, TP3 80,45% 88,00% 88,30% Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, Tahun 2014 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 115

133 1) Cakupan jamban di Kabupaten Semarang mengalami peningkatan dari tahun 2013 sebesar 82,7% menjadi 82,84% di tahun Pencapaian status ODF tahun 2014 berhasil dideklarasikan pada 2 wilayah Kecamatan yaitu Kecamatan Getasan (13 desa/kelurahan) dan Kecamatan Tengaran (15 desa/kelurahan). ODF (Open Defecation Free)merupakan sebuah gerakan masyarakat yang bertujuan mencapai lingkungan yang terbebas dari buang air besar sembarangan. Cakupan rumah sehat mengalami peningkatan dari tahun 2013 sebesar 76,88% menjadi 77,70% di tahun Cakupan jamban dan rumah sehat yang meningkat menunjukkan tingkat kesadaran masyarakat untuk hidup sehat yang semakin meningkat. 2) Cakupan sarana air bersih mengalami penurunan dari tahun 2013 sebesar 88,58%, menjadi 81,79% di tahun Angka ini belum memenuhi target 92% dan menurun capaiannya apabila dibandingkan cakupan tahun Hal ini disebabkan karena: a) Sebaran sarana air bersih di Kabupaten Semarang belum merata; b) Masih banyak daerah-daerah karena letak geografis yang sulit meningkatkan cakupan air bersihnya (Kecamatan Suruh, Bancak, Bringin dan Susukan); c) Banyak bangunan sarana air bersih yang sudah tua dan berlumut sehingga menyebabkan kualitas air menurun (air menjadi berbau). 3) Cakupan pengawasan sanitasi Tempat Tempat Umum (TTU), industri, Tempat Pengelolaan Makanan (TPM), Tempat Penyimpanan dan Pengelolaan Pestisida (TP3) mengalami peningkatan dari tahun 2013 sebesar 80,45%, menjadi 88,30% di tahun Angka tersebut sudah memenuhi target yang diharapkan. d. Kondisi Pelayanan Kesehatan Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di Kabupaten Semarang pemerintah daerah selalu berupaya untuk mengembangkan sarana pelayanan kesehatan, baik dari segi kuantitas maupun pengembangan kualitas pelayanan agar tercipta pelayanan prima di setiap institusi pelayanan kesehatan. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 116

134 Tabel 4.17 Capaian Indikator Pelayanan Kesehatan Tahun 2013 dan 2014 No Uraian Satuan Realisasi 2013 Tahun 2014 Target Realisasi % 1 Rasio Rumah Sakit per Per ,004 0,004 0, ,00 satuan penduduk penduduk 2 Rasio puskesmas, Per ,37 0,38 0,30 78,95 poliklinik, pustu per satuan penduduk penduduk 3 Rasio dokter per satuan Per ,26 0,23 0,34 147,83 penduduk (dokter spesialis dan dokter umum) penduduk 4 Rasio tenaga medis per Per ,31 0,30 0,39 130,00 satuan penduduk (dokter spesialis, dokter umum dan dokter gigi) penduduk 5 Cakupan puskesmas % 136,84 136,84 136,84 100,00 6 Cakupan Puskesmas Pembantu % 28,94 28,94 28,94 100,00 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, Tahun ) Pada tahun 2014 di Kabupaten Semarang terdapat 4 unit Rumah sakit, yang terdiri dari 2 rumah sakit pemerintah yaitu RSUD Ungaran dan RSUD Ambarawa, dan 2 rumah sakit swasta yaitu RS Bina kasih dan RS Ken Saras. Rasio rumah sakit di Kabupaten Semarang sebesar 0,004 per 1000 penduduk. Jumlah puskesmas tahun 2014 di Kabupaten Semarang sebanyak 26 puskesmas yang tersebar di 19 kecamatan, dengan jumlah puskesmas perawatan sebanyak 12 puskesmas dan non perawatan sebanyak 14 puskesmas. Puskesmas pembantu sebanyak 68 unit, Pos Kesehatan Desa (PKD) sebanyak 157 unit, polindes sebanyak 27 unit. Jumlah klinik sebanyak 23 unit menurun dibandingkan dengan tahun 2013 sebanyak 59 unit (termasuk Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin). Hal ini disebabkan karena pada Tahun 2014 Kementrian Kesehatan RI mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 56 Tahun 2014 tentang Klinik dimana semua fasilitas kesehatan yang masih berstatus Balai Pengobatan/Rumah Bersalin harus berubah menjadi klinik. 2) Total jumlah puskesmas, pustu, PKD, polindes, dan klinik sebanyak 295 unit, bila dibandingkan dengan jumlah penduduk 2014 sebanyak jiwa diperoleh angka rasio sebesar 0,30 per 1000 penduduk atau 3 per [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 117

135 penduduk. Rasio tersebut sudah memenuhi standar yang ditetapkan Kementerian Kesehatan dimana rasio puskesmas, poliklinik dan pustu persatuan penduduk adalah 1 fasilitas kesehatan per penduduk. Cakupan puskesmas sebesar 136,84% dan cakupan pustu sebesar 28,94%. 3) Cakupan rawat jalan di Puskesmas Kabupaten Semarang menunjukkan trend kenaikan dari tahun 2013 sebesar 34,29% menjadi 102,58% di tahun 2014, dan persentase cakupan rawat jalan di Kabupaten Semarang di tahun 2014 sudah di atas target nasional sebesar 15%. Pelayanan kesehatan di puskesmas dan jejaringnya yang bebas biaya dan mudah diakses sehingga tingkat kunjungan di puskesmas cenderung mengalami peningkatan. 4) Cakupan rawat inap di Puskesmas rawat inap Kabupaten Semarang menunjukkan trend kenaikan dari tahun 2013 sebesar 0,56% menjadi 0,70% di tahun Namun demikian cakupan yang dicapai belum bisa memenuhi target sebesar 1,5%. Hal ini disebabkan karena sebagian besar masyarakat yang sakit dan harus dirawat inap lebih memilih dirawat inap di rumah sakit khususnya rumah sakit milik pemerintah dengan alasan antara lain pelayanan yang diberikan lebih lengkap, disamping itu adanya kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang dimana masyarakat Kabupaten Semarang yang dirawat di kelas tiga tidak dikenakan biaya. 5) Jumlah kunjungan peserta Jamkesmas di Puskesmas (pelayanan kesehatan strata 1) dimana pada tahun 2014 ini telah bergabung menjadi peserta BPJS PBI (Penerima Bantuan Iuran) mengalami penurunan dari tahun 2013 sebanyak menjadi kunjungan di tahun Penurunan kunjungan ini dikarenakan adanya peningkatan status kesehatan masyarakat Kabupaten Semarang. 6) Pelayanan kesehatan pasien miskin melalui kegiatan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) tahun 2014 telah melayani sebanyak pasien, meningkat dibandingkan dengan tahun 2013, dimana pada tahun 2013 melayani sebanyak pasien. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 118

136 No 7) Selain UPTD Puskesmas, Dinas Kesehatan memiliki UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan sampel bakteriologi lingkungan, parasitologi lingkungan, kimia lingkungan dan sampel klinis. Kinerja UPTD Labkesda pada tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut: Jenis Pemeriksaan 1 Pemeriksaan Bakteriologi Lingkungan 2 Pemeriksaan Parasitologi Lingkungan 3 Pemeriksaan Kimia Lingkungan 4 Pemeriksaan klinis Tabel 4.18 Kinerja UPTD Labkesda Tahun 2014 Indikator Kinerja A Jumlah sampel MPN coliform dan atau E Coli air yang diperiksa B Jumlah sampel MPN coliform dan atau E Coli makanan yang diperiksa Jumlah sampel tanah yang diperiksa Satuan Realisasi 2013 Target 2014 Realisasi 2014 Sampel Sampel Sampel A Jumlah sampel air yang Sampel diperiksa B Jumlah parameter yang diperiksa Parameter A Jumlah pasien per tahun Orang B Jumlah sampel klinis Sampel yang diperiksa C Jumlah parameter yang Parameter diperiksa Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, Tahun 2014 Dari 8 indikator kinerja Labkesda, target yang tidak tercapai adalah jumlah pemeriksaan sampel tanah, pemeriksaan sampel makanan dan pemeriksaan sampel klinis. Tidak adanya pemeriksaan sampel tanah dikarenakan UPTD Labkesda tidak mempunyai program khusus yang secara aktif melakukan pengambilan dan pemeriksaan sampel tanah. Pemeriksaan sampel tanah memang jarang dilakukan kecuali ada kejadian luar biasa misalnya wabah kecacingan atau ada kegiatan penelitian. Pemeriksaan sampel makanan yang ditargetkan 220 sampel hanya tercapai 75 sampel, hal ini dikarenakan ijin laik sehat yang merupakan penyumbang utama pemeriksaan sudah tidak lagi ditargetkan pendapatannya, sehingga mempengaruhi jumlah pemeriksaan sampel makanan. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 119

137 e. Kinerja Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Kinerja pelayanan kesehatan di Rumah Sakit baik di RSUD Ungaran dan RSUD Ambarawa pada tahun 2014 dapat dilihat berikut ini: 1) RSUD UNGARAN Tabel 4.19 Capaian Urusan Kesehatan Tahun 2013 dan 2014 No Urusan, Indikator Kinerja Satuan Capaian 2013 Tahun 2014 Target Realisasi % 1 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin - Jamkesmas Pasien BPJS Pasien ,04 - Jamkesda Pasien ,75 Sumber: RSUD Ungaran Tahun 2014 Pada Tahun 2014 pasien Jamkesda 944 pasien menurun dibandingkan tahun 2013 sebanyak pasien, hal ini dikarenakan: a) Dengan adanya program BPJS pada tahun 2014 maka banyak masyarakat yang beralih ke BPJS baik yang mandiri maupun masuk dalam jaminan pemerintah dengan demikian masyarakat di Kabupaten Semarang yang berobat di RSUD Ungaran yang menggunakan Jamkesda menjadi sedikit. b) Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mendaftarkan diri sebagai peserta jaminan kesehatan. c) Secara bertahap peserta jamkesda sudah didaftarkan oleh pemerintah daerah menjadi peserta jaminan pelayanan kesehatan yang preminya dibebankan pada pemerintah daerah. d) Peserta Jamkesda hampir ¼% kepesertaan dilimpahkan ke BPJS dan dibayar dengan anggaran pemerintah daerah. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 120

138 Untuk indikator pelayanan selama tahun 2014 sebagai berikut: Tabel 4.20 Indikator Pelayanan di RSUD Ungaran Tahun 2014 NO INDIKATOR SATU- TAHUN TAHUN 2014 PELAYANAN AN 2013 TARGET REALISASI KETERANGAN Menurut Barber Johnson 1 BOR (Bed Occupation Rate) % 78,4 76,8 75,9 BOR: 75%- 80% 2 LOS (Length of hari 4,5 4,0 4,3 LOS: 3-12 hari Stay) 3 TOI (Turn Over hari 1,0 1,2 1,1 TOI: 1-3 hari Interval) 4 BTO (Bed Turn kali 79,2 73,0 69,2 BTO: kali Over) 5 GDR (Gross Death GDR: 45 Rate) 6 NDR (Net Death Rate) NDR: 25 Sumber: RSUD Ungaran Tahun 2014 Dalam pencapaian indikator pelayanan di RSUD Ungaran menggunakan standar dari Barber Johnson karena bisa diketahui apakah mutu pelayanan di rumah sakit itu sudah baik atau belum sudah efisien atau belum, jika indikator pelayanan (BOR, LOS, BTO, TOI) masuk dalam daerah efisien berarti mutu pelayanan di RSUD Ungaran sudah baik (dengan cara melihat dari grafik Barber Johnsonnya) sebagai berikut: a) BOR (Bed Occupancy Rate) adalah jumlah hari perawatan di bandingkan jumlah tempat tidur dalam satu tahun. Angka BOR di RSUD Ungaran bila di bandingkan dengan tahun 2013 mengalami penurunan dari 78,4% menjadi 75,9% pada tahun 2014 dikarenakan pada Bulan September s.d. Bulan November 2014 ada banyak ruangan pelayanan yang tidak bisa dipakai karena ada renovasi ruangan pelayanan. b) LOS (Length Of Stay) adalah rata-rata lamanya dirawat, dihitung dari perbandingan jumlah lamanya di rawat dengan jumlah pasien yang keluar hidup dan mati. Angka LOS di RSUD Ungaran menurun dari 4,5 hari pada tahun 2013 menjadi 4,3 hari pada tahun 2014, hal ini disebabkan karena karena [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 121

139 pasien yang dirawat dengan khusus memerlukan perawatan lebih lama. c) TOI (Turn Over Interval) adalah jumlah interval pemakaian tempat tidur, dihitung dari selisih hari perawatan maksimum dan hari perawatan riil bila di bandingkan dengan jumlah pasien keluar hidup dan mati. Angka TOI di RSUD Ungaran bila di bandingkan dengan tahun 2013 mengalami kenaikan, dari 1,0 hari pada tahun 2013 menjadi 1,1 hari pada tahun 2014, hal ini interval pemakaian tempat tidur di RSUD Ungaran bertambah lama, namun demikian angka tersebut masih dalam kisaran angka standar. d) BTO (Bed Turn Over) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur, di hitung dari perbandingan jumlah pasien keluar hidup dan mati dengan jumlah tempat tidur (dalam satu tahun). Angka BTO di RSUD Ungaran bila di bandingkan dengan tahun 2013 mengalami penurunan, dari 79,2 kali menjadi 69,2 kali pada tahun 2014 dikarenakan karena pemakaian tempat tidur turun karena ada perbaikan ruang pasien. e) GDR (Gross Death Rate) adalah angka kematian umum di rumah sakit pada periode waktu tertentu. Angka GDR di RSUD Ungaran bila dibandingkan dengan Tahun 2013 mengalami kenaikan, dari 20,3 menjadi 21,2 pada Tahun f) NDR (Net Death Rate) adalah jumlah pasien yang meninggal setelah 48 jam dibanding jumlah pasien keluar hidup dan mati. Angka NDR di RSUD Ungaran bila dibandingkan dengan Tahun 2013 mengalami penurunan, dari 11,3 menjadi 11,1 pada tahun Sedangkan capaian pelayanan yang lainnya di RSUD Ungaran selama tahun 2014 adalah: a) Instalasi Gawat Darurat (IGD) Pada tahun 2014 pelayanan IGD mengalami penurunan menjadi pasien dibandingkan tahun 2013 sebanyak pasien. Hal ini dikarenakan banyak pesaing rumah sakit yang lain, dan dilakukan [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 122

140 adanya pemilahan pasien mana yang harus masuk IGD dan yang mana harus masuk di poli pelayanan. b) Instalasi Rawat Inap (RI) Pada tahun 2014 rawat inap mengalami penurunan menjadi pasien dibandingkan tahun pasien, hal ini dikarenakan Bulan September sampai November 2014 banyak ruangan pelayanan yang tidak bisa dipergunakan/dipakai karena adanya renovasi ruangan di pelayanan, sehingga pasien mengalami penurunan. c) Instalasi Radiologi Pada tahun 2014 radiologi mengalami penurunan pemeriksaan dibandingkan dengan tahun 2013 sebanyak pemeriksaan, hal ini dikarenakan karena pemeriksaan KIR (kesehatan, haji, sekolah, dll) berkurang. d) Instalasi Farmasi Pada tahun 2014 instalasi farmasi mengalami penurunan resep dibandingkan tahun 2013 yang mencapai Hal ini dikarenakan adanya kunjungan pasien di rawat inap, rawat jalan dan IGD menurun, karena adanya renovasi ruang pelayanan. 2) RSUD AMBARAWA Tabel 4.21 Capaian Urusan Kesehatan Tahun 2013 dan 2014 No 1 Urusan, Indikator Kinerja Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Satuan Capaian Jamkesmas Pasien Tahun 2014 Target Realisasi % - BPJS Pasien ,82 - Jamkesda Pasien ,78 Sumber: RSUD Ambarawa Tahun 2014 Untuk indikator pelayanan RS Ambarawa pada tahun 2014 sebagai berikut: [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 123

141 No 1 Tabel 4.22 Indikator Pelayanan di RSUD Ambarawa Tahun 2014 Satuan si si 2014 Angka Standar Realisa Target Realisa Keterangan Indikator Kinerja Menurut Permenkes No / menkes / per / VI / 2011 Tgl 1 Juli 2011 BOR (Bed Occupation Rate) % 72,6 72,6 75,1 1. BOR: 60%- 85% 2 LOS (Length of Stay) hari 5,1 5,1 4,8 2. LOS: 6-9 hari 3 TOI (Turn Over Interval) hari 1,7 1,7 1,6 3. TOI: 1-3 hari 4 BTO (Bed Turn Over) kali 58,1 58,1 56,8 5 6 GDR (Gross Death Rate) 36,15 36,15 35,21 NDR (Net Death Rate) 21,78 21,78 19,31 Sumber: RSUD Ambarawa Tahun BTO: kali 5. GDR: 25 per NDR: 45 per 1000 Tabel di atas menunjukkan kinerja RSUD Ambarawa Tahun 2013 dan 2014 pada angka standar. Hal ini dilihat pada PERMENKES RI NO.1171/MENKES/PER/VI/2011 tanggal 15 Juni 2011 tentang Juknis SIRS (Sistem Informasi Rumah Sakit) sebagai berikut: a) Bed Ocupancy Rate (BOR) yaitu prosentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR sesuai angka standar dalah 60%-80%. Tabel di atas menunjukkan pada tahun 2014 BOR RSUD Ambarawa sebesar 75,1% mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2013 sebesar 72,6%. Angka tersebut masih dalam angka standar. b) Average length of Stay (LOS) yaitu rata-rata lama rawat seorang pasien, indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan. Secara umum nilai AVLOS sesuai angka standar antara 6-9 hari. Tabel di atas menunjukkan pada tahun 2014 LOS RSUD Ambarawa sebesar 4,8 hari masih dalam angka standar. c) Turn Over Interval (TOI) yaitu rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat teriisi berikutnya. Angka [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 124

142 standar TOI sebesar 1-3 hari. Tabel diatas menunjukkan pada tahun 2014 RSUD Ambarawa sebesar 1,6 hari masih dalam angka standar. d) Bed Turn Over (BTO) yaitu frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu (biasanya dalam perode 1 tahun). Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi pada pemakaian tempat tidur. Idealnya dalam setahun 1 tempat tidur dipakai kali. Pada tabel di atas menunjukkan pada tahun 2014 RSUD Ambarawa sebesar 56,8 kali. Angka BTO tahun 2014 dibandingkan tahun 2013 melebihi angka standar. Hal ini terjadi karena kunjungan pasien melebihi dari tempat tidur yang disediakan terutama untuk kelas III. RSUD Ambarawa pada tahun 2015 telah merencanakan penambahan tempat tidur untuk mengantisipasi tingginya kunjungan pasien dengan membangun gedung rawat inap 3 lantai. e) Gross Death Rate (GDR) yaitu angka kematian umum untuk setiap penderita keluar rumah sakit. Nilai GDR sebaiknya tidak melebihi 45 pada 1000 penderita keluar. Tabel diatas menunjukkan pada tahun 2014 GDR RSUD Ambarawa sebesar 35,21 turun 0,94 dari tahun 2013 yang mencapai 36,15 masih pada angka standar. f) Net Death Rate (NDR) yaitu angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan dirumah sakit. Nilai NDR yang dianggap masih dapat ditolelir adalah kurang dari 25 per Tabel diatas menunjukkan pada tahun 2014 NDR RSUD Ambarawa sebesar 19,31 masih pada angka standar. 3. Prestasi urusan kesehatan DINAS KESEHATAN Prestasi urusan kesehatan 2014 diperoleh melalui berbagai ajang lomba, antara lain: [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 125

143 a. Mendapatkan sertifikat dari Gubernur Jawa Tengah atas keberhasilan Kabupaten Semarang dimana semua desa/kelurahan (235) telah mencapai Universal Child Immunization (UCI) Tahun b. Mendapatkan piagam penghargaan Mitra Bakti Husada dari Gubernur Jawa Tengah tentang Pelayanan Kesehatan Reproduksi dan Penyediaan Ruang ASI Tingkat Provinsi Jawa Tengah di PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk Kecamatan Bergas. c. Mendapatkan sertifikat dari Menteri Kesehatan RI atas keberhasilan Kabupaten Semarang yang telah Tereliminasi Malaria Tahun d. Mendapatkan piagam penghargaan Mitra Bakti Husada dari Kementerian Kesehatan RI tentang Pelayanan Kesehatan Reproduksi dan Penyediaan Ruang ASI di PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk Kecamatan Bergas. e. Mendapatkan piagam penghargaan dari Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia tentang Program Pencegahan Penanggulangan HIV & AIDS di Tempat Kerja di PT. APAC INTI CORPORA Kecamatan Bawen. RSUD AMBARAWA Prestasi yang telah dicapai RSUD Ambarawa pada tahun 2014: a. Mendapatkan Sertifikasi ISO 9001:2008 tanggal 10 November 2014 yang meliputi: 1) Instalasi Rawat Inap; 2) Unit Hemodialisa; 3) Unit Loundry. b. Telah melaksanakan Surveilance ISO 9001:2008 untuk pelayanan yang telah diaudit pada tahun 2012 dan Permasalahan dan Solusi DINAS KESEHATAN a. Permasalahan Secara umum indikator kesehatan tahun 2014 telah mencapai target walaupun ada indikator yang belum tercapai. Hal ini dipengaruhi antara lain: [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 126

144 1) Kurangnya kesadaran masyarakat untuk melaksanakan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS); 2) Kondisi alam (fluktuasi cuaca/iklim) kurang mendukung bagi kesehatan; 3) Kurangnya pemahaman masyarakat/ibu hamil masalah kesehatan masa kehamilan dan pasca melahirkan. b. Solusi Berdasarkan urgensi faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal dan berdasarkan urgensi alternatif strategi maka langkah selanjutnya adalah menentukan prioritas strategi untuk mengatasi permasalahan di atas. Dari permasalahan tersebut, maka dapat dirumuskan suatu prioritas strategis untuk pemecahan masalah: 1) Melakukan sosialisasi peningkatkan kesadaran masyarakat untuk melaksanakan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS); 2) Melakukan sosialiasi peningkatkan kesadaran masyarakat untuk lebih waspada dalam mengahadapi dampak perubahan iklim/cuaca; 3) Melakukan beberapa program dan kegiatan sebagai upaya untuk memahamkan kepada masyarakat khususnya kepada Ibu Hamil agar memperhatikan kesehatan baik pada saat melahirkan maupun pasca melahirkan, antara lain: a) Kelas ibu yang sudah dilaksanakan tetap dilanjutkan. Di dalam kelas ibu diberikan penyuluhan antara lain tentang perawatan kehamilan, perawatan persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, penyakit IMS, mitos yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan nifas, serta akte kelahiran; b) Melaksanakan kegiatan Audit Maternal Perinatal dan kegiatan Maternal Mortality Meeting (M3) untuk petugas kabupaten dan kecamatan dengan tujuan untuk mengevaluasi setiap kasus kematian yang terjadi; c) Melaksanakan kegiatan kunjungan rumah oleh petugas kesehatan untuk memantau kesehatan ibu hamil yang memiliki resiko tinggi; d) Memberikan PMT kepada ibu hamil KEK (Kurang Energi Kronis) agar tidak terlahir bayi dengan kondisi BBLR (Berat Badannya dibawah [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 127

145 2.500 gram), pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri siswa SMA/SMK. Selain itu perlu ditingkatkan sosialisasi tentang cara perawatan bayi dan pemberian ASI eksklusif dan sosialisasi PHBS; e) Pertemuan koordinasi lintas sektoral untuk membahas kematian ibu dan anak dan masalah kesehatan lainnya. RSUD UNGARAN a. Permasalahan: 1. Aspek Sumber daya Manusia a) Terbatasnya tenaga di rumah sakit baik medis maupun non medis; b) belum semua perawat terlatih BLS (Basic Life Support); c) belum adanya pelatihan tentang pengelolaan barang dan manajemen perencanaan dan keuangan. 2. Aspek Sarana dan Prasarana a) Terbatasnya lahan untuk pengembangan bangunan fisik RS dan lahan parkir; b) Belum terpenuhinya alat medis dan non medis. 3. Aspek Keuangan dan Perencanaan Regulasi / aturan yang selalu berubah-ubah terkait pengelolaan pelayanan Rumah Sakit yang baru. 4. Aspek Pelayanan a) Klaim terhadap penanganan pelayanan kesehatan terhadap pasien Pengemis, gelandangan, orang terlantar (PGOT) dan penghuni LAPAS di Kabupaten Semarang yang tidak ber KTP Kabupaten Semarang/tidak beridentitas belum ada dasar hukumnya; b) Belum tersedianya tempat pemakaman khusus (jenazah tak dikenal) yang disediakan pemerintah daerah. b. Solusi 1) Aspek Sumber Daya Manusia a) Mengusulkan penambahan tenaga medis maupun non medis melalui pengadaan pegawai, b) mengusulkan pelatihan BLS (Basic Life Support) bagi perawat, [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 128

146 c) untuk dikirim diklat / pelatihan terkait dengan pengelolaan barang bagi karyawan. 2) Aspek Sarana dan Prasarana a) mengusulkan untuk pengadaan tanah 2015, b) mengusulkan penambahan alat medis dan non medis kepada pemerintah daerah, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. 3) Aspek Keuangan dan Perencanaan Perlunya sosialisasi yang inten berkaitan dengan pengelolaan pelayanan rumah sakit. 4) Aspek Pelayanan a) Mengusulkan kepada Pemerintah Daerah untuk menyusun regulasi yang dapat dijadikan dasar dalam penanganan pelayanan kesehatan terhadap pasien Pengemis, gelandangan, orang terlantar (PGOT) dan penghuni LAPAS di Kabupaten Semarang yang tidak ber-ktp Kabupaten Semarang/tidak beridentitas; b) mengajukan permohonan kepada pemerintah daerah untuk menyediakan lahan pemakaman khusus (jenazah tak dikenal) atau bekerja sama dengan tempat pemakaman umum. RSUD AMBARAWA a. Permasalahan 1) Aspek Sumber Daya Manusia Terbatasnya tenaga di rumah sakit baik medis maupun non medis. 2) Aspek Sarana dan Prasarana Belum terpenuhinya alat medis dan non medis. 3) Aspek Keuangan dan Perencanaan Masih belum diterapkannya Sistem Informasi Akuntansi (SIA) BLUD Rumah Sakit. 4) Aspek Pelayanan Klaim terhadap penanganan pelayanan kesehatan terhadap pasien Pengemis, gelandangan, orang terlantar (PGOT) dan penghuni LAPAS di Kabupaten Semarang yang tidak ber KTP Kabupaten Semarang/tidak beridentitas belum ada dasar hukumnya. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 129

147 b. Solusi 1) Aspek Sumber daya Manusia Mengusulkan penambahan tenaga medis maupun non medis melalui formasi pengadaan CPNS 2) Aspek Sarana dan Prasarana mengusulkan penambahan alat medis dan non medis kepada pemerintah daerah, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. 3) Aspek Keuangan dan Perencanaan Bekerjasama pengadaan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) BLUD Rumah Sakit dengan BPKP. 4) Aspek Pelayanan Mengusulkan kepada Pemerintah Daerah untuk menyusun regulasi yang dapat dijadikan dasar dalam penanganan pelayanan kesehatan terhadap pasien Pengemis, gelandangan, orang terlantar (PGOT) dan penghuni LAPAS di Kabupaten Semarang yang tidak ber KTP Kabupaten Semarang/tidak beridentitas [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 130

148 C. Urusan Pekerjaan Umum Urusan Pekerjaan Umum dengan kegiatan pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur berupa prasarana jalan dan jembatan beserta bangunan pelengkapnya, serta jaringan irigasi turut berperan dalam keberhasilan pembangunan bidang ekonomi di suatu daerah. Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur jalan, jembatan, prasarana dan sarana dasar permukiman merupakan modal penting masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sosial ekonominya. Sedangkan pengembangan prasarana irigasi ditujukan untuk mendukung ketahanan pangan dan penyediaan air untuk kepentingan lahan pertanian. 1. Program dan Kegiatan Urusan Pekerjaan Umum dilaksanakan oleh SKPD Dinas Pekerjaan Umum dan BAPPEDA. Program dan kegiatan yang dilaksanakan berkenaan dengan penyelenggaraan Urusan Pekerjaan Umum Tahun 2014 adalah sebagai berikut: a. Dinas Pekerjaan Umum, dengan Program dan Kegiatan: 1) Program pembangunan jalan dan jembatan, dengan kegiatan-kegiatan: a) Pembangunan jalan; b) Pembangunan jembatan; c) Peningkatan Jalan Kabupaten; d) Peningkatan Jalan Perkotaan; e) Peningkatan Jalan Poros Desa; f) Peningkatan Jalan Non Status; g) Monitoring, evaluasi dan pelaporan. 2) Program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong, dengan kegiatan Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong; 3) Program pembangunan turap/talud/bronjong, dengan kegiatan pembangunan turap/talud/bronjong ; 4) Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan, dengan kegiatankegiatan: a) Rehabilitasi/pemeliharaan jalan; b) Rehabilitasi/pemeliharaan jembatan; c) Pengadaan Aspal untuk pemeliharaan rutin jalan. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 131

149 5) Program rehabilitasi/pemeliharaan talud/bronjong, dengan kegiatan rehabilitasi/pemeliharaan talud/bronjong; 6) Program pembangunan sistem informasi/data base jalan dan jembatan, dengan kegiatan-kegiatan: a) Penyusunan sistem informasi/data base jalan; b) Monitoring, evaluasi dan pelaporan. 7) Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan, dengan kegiatan-kegiatan: a) Pengadaan alat berat; b) Rehabilitasi/Pemeliharaan alat-alat berat; c) Rehabilitasi/pemeliharaan alat-alat ukur dan bahan laboratorium kebinamargaan. 8) Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya, dengan kegiatan-kegiatan: a) Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi; b) Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi yang telah dibangun; c) Pemberdayaan petani pemakai air (APBD dan WISMP). 9) Program pengendalian banjir, dengan kegiatan Rehabilitasi/pemeliharaan bantaran dan tanggul sungai; 10) Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh, dengan kegiatan Pembangunan/peningkatan infrastruktur; 11) Program pembangunan infrastruktur perdesaan, dengan kegiatan Pembangunan jalan dan jembatan perdesaan. b. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, dengan Program dan Kegiatan: 1) Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya, dengan kegiatan Pemberdayaan Petani Pemakai Air; 2) Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh, dengan kegiatan Perencanaan Pengembangan Infrastruktur; 2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan Pekerjaan Umum tahun 2014 dilaksanakan dengan anggaran belanja langsung urusan Total sebesar Rp ,00 dapat terealisasi [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 132

150 sebesar Rp ,00 atau 89,04% (Rincian realisasi program dan kegiatan terlampir). Capaian target indikator sasaran Urusan Pekerjaan Umum tercermin dari terealisasinya indikator kinerja yang menunjukkan keberhasilan pembangunan melalui pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya dalam tahun Kinerja Urusan Pekerjaan Umum yang dicapai pada tahun 2014 adalah sebagai berikut: Tabel 4.23 Capaian Indikator Urusan Pekerjaan Umum Tahun 2013 dan 2014 No Uraian Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik Rasio jaringan irigasi dalam kondisi baik Jalan penghubung dari ibukota kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk (minimal dilalui roda 4) Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (kecepatan kend> 40 km/jam) Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/ saluran pembuangan air (lebar>1,5m) Drainase dalam kondisi baik/pembuangan aliran air tidak tersumbat Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik Satu an Capaian Target Realisasi % % 52,96 65,00 66,00 101,54 % 26,71 65,61 37,83 57,66 % 70,00 67,00 70,12 104,66 % 52,96 70,00 66,00 94,29 % 23,10 26,00 29,56 113,69 % 65,00 65,00 68,77 105,80 % 42,00 69,39 37,83 54,52 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum, 2014 a. Proporsi panjang jalan dalam kondisi baik mencapai 66,00% atau 101,54% dari target 65,00% dan mengalami kenaikan jika dibandingkan capaian tahun 2013 sebesar 52,96%. Berdasarkan status pengelolaannya di Kabupaten Semarang terdapat panjang jalan 54,75 km jalan nasional setelah ada penambahan pembangunan jalan lingkar ambarawa sepanjang 7,20 km, sepanjang 82,51 km jalan provinsi, dan sepanjang 735,82 km jalan kabupaten (560,12 km jalan kabupaten non perkotaan dan 172,50 km jalan perkotaan serta jalan lingkar Ungaran [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 133

151 sepanjang 2,205 km) serta sepanjang 715,00 km jalan perdesaan (poros desa), sebagaimana Tabel berikut: Tabel 4.24 Status dan Panjang Jalan Status Jalan Panjang (Km) Jalan Nasional 54,75 Jalan Provinsi 82,51 Jalan Kabupaten: 735,825 - Jalan Perkotaan (Ungaran, Bergas, Ambarawa) 144 Ruas - Jalan Non Perkotaan Ruas - Jalan Lingkar Ungaran 172,50 561,12 2,20 Jalan Poros Desa 715 Jumlah Total 1.588,08 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum, 2014 Tabel 4.25 Realisasi Kondisi Jalan Tahun 2013 dan 2014 Kondisi Realisasi 2013 Realisasi 2014 (%) (km) (%) (km) Baik 52,96 388,51 66,00 485,64 Sedang 34,30 251,65 20,00 147,16 Rusak 12,74 93,46 14,00 103,02 Jumlah 100,00 733,62 100,00 735,82 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum, 2014 Pada tahun 2014, prasarana jembatan yang menjadi kewenangan Kabupaten Semarang sejumlah 345 jembatan dengan panjang total m. Untuk panjang dan jenis jembatan dengan rincian sebagaimana tabel berikut: Tabel 4.26 Jenis, Jumlah, dan Panjang Jenis Jembatan Jumlah (bh) Tahun 2013 Tahun 2014 Panjang (m) Jumlah (bh) Panjang (m) Jembatan Beton Jembatan Besi Jembatan Kayu 3 13, Jumlah Total , Sumber: Dinas Pekerjaan Umum, 2014 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 134

152 b. Rasio jaringan irigasi dalam kondisi baik mencapai 37,83% di bawah target sebesar 65,61% namun meningkat jika dibandingkan tahun lalu capaiannya 26,71%, hal tersebut dikarenakan masih banyak jaringan irigasi yang belum tertangani dengan baik khususnya perawatan/ pemeliharaan. Prasarana irigasi berupa bendung, embung, bangunan air dan saluran. Saluran irigasi terbagi dalam saluran irigasi teknis sepanjang meter, saluran irigasi semi teknis sepanjang meter dan saluran irigasi sederhana sepanjang meter. Areal sawah irigasi di Kabupaten Semarang adalah Ha yang tersebar pada 666 Daerah Irigasi (DI), sebagaimana disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.27 Jenis, Jumlah Jaringan Irigasi, Panjang Saluran dan Areal Sawah Irigasi Daerah Irigasi (DI) Jumlah DI Tahun 2013 Tahun 2014 Panjang Saluran (m) Areal Luas Sawah Irigasi (Ha) Jumlah DI Panjang Saluran (m) Areal Luas Sawah Irigasi (Ha) Teknis Semi Teknis Sederhana Jumlah Sumber: Dinas Pekerjaan Umum, 2014 Tabel 4.28 Capaian dan Realisasi Kondisi Irigasi Tahun 2013 dan 2014 Kondisi Capaian 2013 Realisasi 2014 (%) (m) (m) % Baik 26, ,83 Sedang 58, ,56 Rusak 15, ,61 Jumlah 100, ,00 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum, 2014 c. Jalan Penghubung dari ibukota kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk (minimal dilalui roda 4) mencapai 70,12% melebihi dari target sebesar [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 135

153 67,00% dan mengalami kenaikan sebesar 0,12% jika dibandingkan dengan tahun lalu yang pencapaiannya sebesar 70%; d. Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (kecepatan kendaraan>40) mencapai 66,00% atau di bawah target sebesar 70,00% namun meningkat jika dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 52,96%; e. Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan air (lebar>1,5m) mencapai 29,56% di atas target sebesar 26,00% dan meningkat jika dibandingkan dengan tahun lalu dari capaian sebesar 23,10%; f. Drainase dalam kondisi baik/pembuangan aliran air tidak tersumbat mencapai 68,77% melebihi dari target sebesar 65,00% dan meningkat dari capaian tahun lalu sebesar 65,00%; g. Luas irigasi kabupaten dalam kondisi baik sebesar 37,83% atau di bawah target sebesar 69,39%, menurun jika dibandingkan dengan capaian tahun lalu sebesar 42,00%. Berdasarkan uraian diatas, terdapat capaian indikator Kinerja tahun 2014 yang tidak mencapai target RPJMD. Hal-hal yang menyebabkan tidak tercapainya target tersebut antara lain: a. Kondisi ekstrim berupa curah musim hujan tinggi selama tahun 2014 menyebabkan badan jalan terutama pada tanah lempung dan labil mudah amblas dan terjadi pergeseran akibat lalu lintas maupun pergerakan tanah; b. Adanya kegiatan pembangunan oleh masyarakat yang meningkat dengan menggunakan angkutan kendaraan truck pembawa material dan barang yang melebihi beban serta tidak sesuai dengan kelas jalan di kabupaten maksimal muatan sumbu terberat (MST) 10 ton; c. Penggunaan lahan produktif pertanian/irigasi untuk pembangunan infrastruktur seperti jalan lingkar, perumahan dan alih fungsi lahan untuk kawasan terbangun sehingga mengurangi luas sawah irigasi; d. Berkurangnya sumber air untuk irigasi sehingga debit air yang ada tidak mencukupi untuk mengaliri sawah, serta beberapa saluran belum dilakukan pemeliharaan dan perbaikan sehingga terjadi kebocoran aliran air. Sedangkan capaian kinerja urusan Pekerjaan Umum yang dilakukan oleh BAPPEDA pada tahun 2014 berkaitan dengan kegiatan-kegiatan: [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 136

154 a. Pemberdayaan Petani Pemakai Air berupa terselenggaranya pemberdayaan Komisi Pengairan dan Koordinator Program Management Unit (KPMU); b. Perencanaan Pengembangan Infrastruktur dengan output berupa dokumen kajian akademis penataan jaringan drainase untuk wilayah Ambarawa dan Ungaran Barat. 3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan Permasalahan yang dijumpai dalam pelaksanaan urusan pekerjaan umum adalah sebagai berikut: 1) Adanya keterlambatan dimulainya pekerjaan karena adanya pemberlakuan peraturan Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor: IK.0201-KK/978 Tanggal 30 Desember 2013; 2) Tidak dilaksanakannya pekerjaan perubahan dikarenakan tidak cukup waktu untuk paket pekerjaan bantuan keuangan provinsi yaitu: a) Peningkatan jalan Kalirejo-Leyangan Kecamatan Ungaran Timur; b) Peningkatan jalan Leyangan-Beji Kecamatan Ungaran Timur; c) Perkuatan tebing sungai TPA Blondo Kecamatan Bawen; d) Peningkatan jalan Lengkongsari-Kalikayen Kecamatan Ungaran Timur; e) Peningkatan Jalan Wonorejo-Buyutan Kecamatan Pringapus. b. Solusi Untuk mengatasi permasalahan tersebut dalam upaya peningkatan kinerja telah diupayakan: 1) Dilakukan percepatan proses pengadaan barang dan jasa dengan menggunakan waktu yang paling singkat; 2) Untuk pekerjaan yang sudah disusun DED diajukan untuk dianggarkan pada tahun 2015, sedangkan yang lain menjadi anggaran Silpa Bantuan Keuangan Provinsi. Mengusulkan kembali pekerjaan-pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakan pada APBD Penetapan tahun 2014, serta dokumen Perubahan Pelaksanaan Anggaran agar persetujuan dan pengesahan dimulai lebih awal sekitar bulan September sehingga ada kurun waktu cukup dalam mengerjakan paket-paket yang dikontrakkan. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 137

155 D. Urusan Perumahan Menurut Pasal 28 H amandemen UUD 1945 dan UU No 4 tahun 1992 bahwa rumah adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yang dikembangkan untuk meningkatkan pemerataan kesejahteraan rakyat. Pembangunan perumahan tidak hanya bersifat pembangunan perumahan dalam arti sempit, tapi juga meliputi infrastruktur dasar perumahan permukiman, misal pembangunan sarana air bersih, perbaikan fasilitas umum seperti pasar, dan juga perbaikan lingkungan sehingga dapat tercipta perumahan permukiman yang sehat. 1. Program dan Kegiatan Urusan perumahan pada tahun 2014 dilaksanakan oleh 3 (tiga) SKPD yaitu Dinas Pekerjaan Umum, BAPPEDA dan BPBD dengan program dan kegiatan sebagai berikut: a. Dinas Pekerjaan Umum, dengan program dan kegiatan: 1) Program pengembangan perumahan, dengan kegiatan fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan masyarakat kurang mampu. 2) Program Lingkungan Sehat Perumahan, dengan kegiatan-kegiatan: a) Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat miskin; b) Perencanaan sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat miskin; c) Penyediaan sarana dan prasarana lingkungan sehat permukiman. 3) Program Pemberdayaan komunitas Perumahan, dengan kegiatan Fasilitasi pembangunan prasarana dan sarana dasar pemukiman berbasis masyarakat. b. Badan Perencaan Pembangunan Daerah, dengan Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan dengan kegiatan Fasilitasi Pembangunan Prasarana dan Sarana dasar pemukiman berbasis masyarakat c. Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dengan Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran dengan kegiatan-kegiatan: 1) Penyusunan Norma, Standar, Pedoman dan manual pencegahan bahaya kebakaran [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 138

156 2) Kegiatan Pendidikan dan pelatihan pertolongan dan pencegahan kebakaran 3) Pengadaan sarana dan prasarana pencegahan bahaya kebakaran 4) Pemeliharaan sarana dan prasarana bahaya kebakaran 2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan Perumahan tahun 2014 dilaksanakan dengan anggaran belanja langsung urusan Total sebesar Rp ,00 dapat terealisasi sebesar Rp ,00 atau 96,90% (Rincian realisasi program dan kegiatan terlampir). Capaian indikator kinerja Urusan Perumahan tahun 2014 dibandingkan dengan targetnya dalam RPJMD seperti dalam tabel berikut ini: Tabel 4.29 Capaian Indikator Kinerja Tahun 2014 No Uraian Persentase Rumah Tangga yang menggunakan air bersih Persentase rumah tinggal bersanitasi Rasio tempat pemakaman umum per satuan penduduk Satu an Capaian 2013 Tahun 2014 Target Realisasi % % 89,75 90,01 89,75 99,71 % 47,60 55,09 76,90 139,59 % 90,00 91,07 98,00 107,61 4 Rasio rumah layak huni % 73,50 78,80 75,58 95,91 5 Rasio permukiman layak huni % 73,50 76,23 75,58 99,15 6 Lingkungan permukiman ha , ,00 99,88 7 Lingkungan permukiman kumuh ha 960,00 972,00 940,00 96,71 8 Rumah tangga pengguna listrik % 99,00 99,00 99,00 100,00 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum, 2014 Indikator kinerja urusan perumahan ditunjukkan dengan tercukupinya kebutuhan air bersih dan sanitasi lingkungan. Di tahun 2014 capaiannya masih sama tahun 2013 yaitu 89,75%. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 139

157 Persentase Rumah tinggal bersanitasi tahun 2014 sebesar 76,90% atau meningkat 29,30% dibanding tahun 2013 sebesar 47,60%. Program Lingkungan Sehat Permukiman untuk Tahun 2014 terkait dengan pembangunan dan peningkatan infrastruktur sarana dan prasarana pelayanan dasar masyarakat, dalam terpenuhinya kebutuhan air bersih dan sarana sanitasi bagi masyarakat miskin dianggarkan 45 lokasi untuk sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat miskin serta terbangunnya sarana dan prasarana lingkungan sehat permukiman di 93 ruas jalan, 30 paket talud, 15 paket saluran, 38 lokasi swakelola. Sedangkan untuk kegiatan fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan masyarakat kurang mampu output yang dihasilkan berupa terlaksananya operasional RUSUNAWA bagi masyarakat kurang mampu. Untuk kegiatan fasilitasi pembangunan prasarana dan sarana dasar pemukiman berbasis masyarakat pada tahun 2014 pada 30 BKM PNPM Perkotaan, 5 Desa PAMSIMAS reguler, 10 desa HIK dan 4 desa HID, Pembangunan perumahan tidak layak huni dilaksanakan melalui program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dari Kementrian Perumahan Rakyat dan Program Bantuan Sosial Rumah Tidak Layak Huni (Bansos RTLH) dari Kementrian Sosial dari dana APBN. BSPS Tahun Anggaran 2014 dilaksanakan dalam satu tahap meliputi 5 desa di 3 kecamatan sebanyak 849 unit. Untuk program Bansos RTLH dari Kementrian Sosial sebanyak 10 unit di Kecamatan Getasan. 3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan Permasalahan yang terjadi terkait dengan urusan perumahan adalah sebagai berikut: 1) Perencanaan urusan perumahan dan permukiman masih lemah belum adanya dokumen kebijakan strategi tentang penataan ruang perumahan dan permukiman sebagai pengendali pembangunan perumahan dan permukiman; 2) Regulasi tentang perumahan masih lemah belum didukung dengan peraturan perundang-undangan dengan jelas; [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 140

158 3) Indikator capaian perumahan dan permukiman perlu ditetapkan bersama antar SKPD terkait; 4) Belum optimalnya kualitas pelayanan publik perumahan permukiman; 5) Belum lengkapnya infrastruktur dasar permukiman sehingga belum tercipta lingkungan yang sehat; 6) Belum tersedianya sistem data dan informasi akurat yang meliputi datadata bencana. b. Solusi Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Penyusunan dokumen kebijakan strategi Perumahan Permukiman; 2) Penetapan Kebijakan, Strategi, dan Program Perumahan; 3) Perumusan Standar Indikator Perumahan dan Permukiman; 4) Pembangunan sarana dan prasarana rumah sederhana sehat; 5) Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat miskin; 6) Perencanaan sarana dan prasarana lingkungan sehat permukiman,serta perlunya koordinasi yang lebih intensif dengan instansi terkait dan tersedianya data informasi bencana. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 141

159 E. Urusan Penataan Ruang Urusan penataan ruang meliputi proses perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten Semarang. Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Semarang adalah untuk mewujudkan Kabupaten Semarang sebagai penyangga Ibukota Provinsi Jawa Tengah dan kawasan pertumbuhan berbasis industri, pertanian dan pariwisata yang aman, nyaman, produktif, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Penataan ruang Kabupaten Semarang disusun sesuai potensi dan permasalahan baik internal maupun eksternal serta memperhatikan perencanaan tata ruang pada tingkat yang lebih tinggi seperti RTRWN dan RTRW Provinsi Jawa Tengah. Salah satu permasalahan dalam penataan ruang adalah adanya alih fungsi lahan terutama lahan pertanian yang terjadi pada setiap tahun. Perubahan fungsi lahan pertanian tersebut antara lain berubah fungsi menjadi lahan terbangun terutama untuk perumahan, perdagangan dan industri. 1. Program dan Kegiatan Program dan kegiatan untuk mendukung urusan penataan ruang dilaksanakan oleh 3 (tiga) SKPD yaitu Dinas Pekerjaan Umum, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Sekretariat Daerah pada tahun 2014, sebagai berikut: a. Dinas Pekerjaan Umum Program Pengendalian dan Pemanfaatan Ruang, dengan kegiatan-kegiatan: 1) Pengawasan Pemanfaatan Ruang; 2) Sosialisasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang. b. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Program Perencanaan Tata Ruang, dengan kegiatan-kegiatan: 1) Sosialisasi peraturan perundang-undangan tentang rencana tata ruang; 2) Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang RTRW. c. Sekretariat Daerah Bagian Tata Pemerintahan Program Perencanaan Tata Ruang, dengan kegiatan survey dan pemetaan. 2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan Penataan Ruang dilaksanakan oleh 3 (tiga) SKPD dengan anggaran belanja langsung urusan Total sebesar Rp ,00 dapat [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 142

160 terealisasi sebesar Rp ,00 atau 83,61%. (Rincian realisasi program dan kegiatan terlampir). Capaian program dan kegiatan Urusan Penataan Ruang Tahun 2014, dapat dilihat pada tabel berikut: No 1 Tabel 4.30 Capaian Indikator Kinerja Penataan Ruang Tahun Uraian Rasio bangunan ber-imb per satuan bangunan Satu an Capaian 2013 Tahun 2014 Target Realisasi % % 57,00 72,50 59,00 81,38 2 Luas wilayah produktif Ha ,00 3 Luas Wilayah industri Ha ,10 92,78 4 Luas wilayah kebanjiran (Perkotaan) Ha 0,60 0,14 0,55 25,45 5 Luas wilayah kekeringan Ha , ,15 6 Luas wilayah perkotaan Ha , ,00 99,12 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan, 2014 a. Rasio bangunan ber-imb persatuan bangunan Capaian rasio bangunan ber-imb tahun 2014 naik sekitar 2,00%, terhadap tahun 2013, tetapi lebih rendah dari target 72,50% yang sudah ditetapkan. Hal ini menunjukkan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat dalam perijinan pendirian bangunan dan semakin membaiknya pelayanan IMB yang diberikan pemerintah daerah, baik pada tingkat Kabupaten maupun Kecamatan. b. Luas Wilayah Produktif Capaian Luas wilayah produktif tahun 2014 sebesar 40,49 ha (92%) atau lebih rendah dari target karena adanya alih fungsi lahan produktif menjadi pemukiman, jalan tol dan industri. c. Luas Wilayah Industri Luas wilayah industri tahun 2014 mencapai 1.721,10 ha, atau 92,78%, lebih rendah dari target tahun 2014 seluas ha, dan mengalami peningkatan sekitar 16,5 ha jika dibanding dengan realisasi tahun 2013 seluas Ha. Kenaikan ini terjadi karena naiknya kebutuhan lahan untuk industri. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 143

161 d. Luas Wilayah Kebanjiran Luas wilayah kebanjiran di wilayah perkotaan tahun 2014 mengalami penurunan menjadi seluas 0,55 ha dibandingkan tahun 2013 yang mencapai 0,60 ha. Kondisi ini bisa terjadi karena sudah ada perbaikan bantaran sungai Kaligung di wilayah Kota Ungaran, sehingga aliran sungai menjadi lebih lancar. e. Luas Wilayah Kekeringan Luas wilayah kekeringan selama tahun 2014 sebesar ha lebih rendah dari target tahun 2014 sebesar ha, hal ini disebabkan adanya program reboisasi dan penanganan lahan kritis di Kabupaten Semarang. f. Luas Wilayah Perkotaan Luas wilayah perkotaan tahun 2014 seluas ha atau meningkat 47 ha dibandingkan tahun 2013 seluas ha. Hal ini disebabkan semakin bertambahnya kebutuhan lahan untuk perumahan, perdagangan dan pariwisata (perhotelan dan fasilitas rekreasi) pada seluruh wilayah perkotaan di Kabupaten Semarang. Capaian indikator kinerja survey dan pemetaan pada tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.31 Capaian Indikator Kinerja Survey dan Pemetaan Tahun No Uraian Satuan 1 Validasi Data Rupabumi Unsur Alam, Fasilitasi Pengesahan dan Pengesahan Nama Jalan / sarana umum, penyelesaian permasalahan batas Validasi Data Penamaan Rupa Bumi Unsur Alam dan Batas Daerah Terfasilitasinya pengesahan nama jalan Pembuatan & pemasangan papan nama jalan Capaian buah buku laporan Rupa Bumi Unsur Alam 6 buah nama jalan/saran a umum 10 buah papan nama jalan Tahun 2014 Target Realisasi % 1 buah buku laporan Rupa Bumi Unsur Alam dan 1 buku laporan batas daerah 5 buah nama jalan/sarana umum 22 buah papan nama jalan Sumber: Setda Bagian Tata Pemerintahan, buah buku laporan Rupa Bumi Unsur Alam dan 1 buku laporan batas daerah 10 buah nama jalan/sarana umum 22 buah papan nama jalan 133,00 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 144

162 Akumulasi capaian rata-rata kegiatan survey dan pemetaan sebesar 133,00%. Realisasi pengesahan nama jalan/sarana umum dapat tercapai 10 SK dari target 5 SK adalah untuk optimalisasi capaian kegiatan dengan dukungan dana yang telah tersedia. 3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan urusan penataan ruang adalah: 1) Masih kurangnya koordinasi dalam penataan ruang daerah, terutama dalam hal perijinan pemanfaatan ruang; 2) Belum lengkapnya peraturan daerah tentang rencana detail tata ruang perkotaan sebagai penjabaran RTRW Kabupaten Semarang; 3) Diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang ketelitian Peta Rencana Tata Ruang sehingga semua dokumen harus menyesuaikan ketentuan tersebut. 4) Masih adanya kegiatan pembangunan yang tidak sesuai dengan tata ruang; 5) Masih kurangnya personil yang menangani penataan ruang daerah; 6) Terbatasnya Ruang Terbuka Hijau sebagai fasilitas/ruang Publik. b. Solusi Untuk mengatasi permasalahan tersebut, beberapa upaya perbaikan yang perlu dilakukan adalah: 1) Meningkatkan koordinasi dalam perencanaan dan pengendalian pemanfaatan ruang daerah melalui Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD); 2) Selama regulasi peraturan daerah tentang rencana detail tata ruang perkotaan belum tersusun, acuan yang digunakan berpegang pada Perda No. 6 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Semarang; 3) Pada tahun 2015 akan dilakukan pengadaan citra satelit resolusi tinggi dan digitasi peta dengan ketelitian sesuai ketentuan, dan tahun berikutnya akan menyusun kajian RTRW. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 145

163 4) Meningkatkan sosialisasi rencana tata ruang daerah dengan membuat instrument sosialisasi yang efektif; 5) Peningkatan kemampuan personil yang menangani penataan ruang daerah; 6) Pembangunan dan perawatan taman kota, diusahakan bisa menambah ruang terbuka hijau disetiap tahunnya. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 146

164 F. Urusan Perencanaan Pembangunan Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Sistem dan mekanisme perencanaan pembangunan daerah mengikuti sistem dan mekanisme yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Konstruksi sistem perencanaan pembangunan daerah ini disusun dalam era desentralisasi. Sejalan dengan perubahan paradigma perencanaan pembangunan, Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah telah mengakomodasi redesign sistem dan mekanisme perencanaan pembangunan di daerah. Perencanaan pembangunan daerah yang dilaksanakan di Kabupaten Semarang meliputi perencanaan umum (RPJPD, RPJMD, dan RKPD) dan perencanaan yang bersifat khusus misalnya perencanaan pembangunan bidang ekonomi, bidang sosial budaya, dan bidang kewilayahan. 1. Program dan Kegiatan Program dan kegiatan untuk mendukung urusan Perencanaan Pembangunan yang dilaksanakan oleh 2 (dua) SKPD yaitu Bappeda dan Sekretariat Daerah Bagian Tata Pemerintahan pada tahun 2014 sebagai berikut: a. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 1) Program perencanaan, dengan kegiatan penyusunan dokumen perencanaan SKPD 2) Program pengembangan data/informasi, dengan kegiatan-kegiatan: a) Pengumpulan, updating dan analisis data informasi capaian target kinerja program dan kegiatan; b) Penyusunan profil daerah. 3) Program kerjasama pembangunan, dengan kegiatan-kegiatan: a) Fasilitasi kerjasama dengan dunia usaha/lembaga; b) Koordinasi dalam pemecahan masalah-masalah daerah. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 147

165 4) Program peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah, dengan kegiatan bimbingan teknis tentang perencanaan pembangunan daerah; 5) Program perencanaan pembangunan daerah, dengan kegiatan-kegiatan: a) Penyusunan rancangan dan penetapan RPJMD; b) Penyusunan RKPD; c) Koordinasi penyusunan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban; d) Penyusunan sistem perencanaan pembangunan daerah; e) Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana pembangunan daerah; f) Evaluasi dokumen perencanaan. 6) Program perencanaan pembangunan ekonomi, dengan kegiatan-kegiatan: a) Koordinasi perencanaan pembangunan bidang ekonomi; b) Penyusunan tabel input output daerah; c) Koordinasi penanggulangan kemiskinan; d) Penyusunan kajian dan perencanaan pengembangan perusahaan daerah; e) Penyusunan kajian dan pengembangan teknologi tepat guna. 7) Program perencanaan pembangunan sosial budaya, dengan kegiatankegiatan: a) Kordinasi perancanaan pembangunan sosial budaya; b) Fasilitasi pengembangan desa inovatif; c) Koordinasi Pendidikan Untuk Semua Umur (PUS); d) Monitoring, evaluasi dan pelaporan. 8) Program perencanaan prasarana wilayah, dengan kegiatan perencanaan program percepatan sanitasi pemukiman (PPSP) b. Sekretariat Daerah 1) Program kerjasama pembangunan, dengan kegiatan-kegiatan: a) Fasilitasi kerjasama dengan dunia usaha/lembaga; b) Monitoring, evaluasi dan pelaporan. 2) Program perencanaan pembangunan daerah, dengan kegiatan koordinasi penyusunan laporan kinerja (LPPD) [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 148

166 2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan Perencanaan Pembangunan dilaksanakan oleh 2 (dua) SKPD yaitu BAPPEDA dan Sekretariat Bagian Tata Pemerintahan dengan anggaran belanja langsung urusan Total sebesar Rp ,00 dan terealisasi sebesar Rp ,00 atau 68,20%. (Rincian realisasi program dan kegiatan terlampir). Cakupan realisasi program dan kegiatan Urusan Perencanaan Pembangunan tahun 2014 seperti yang diuraikan di atas selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 4.32 Capaian Indikator Kinerja Urusan Perencanaan Pembangunan Tahun 2014 No Uraian Satuan 1 Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yang telah ditetapkan dengan PERDA 2 Tersedianya dokumen perencanaan RPJMD yang telah ditetapkan dengan PERDA/PERKADA 3 Tersedianya dokumen perencanaan RKPD yang telah ditetapkan PERKADA 4 Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD Capaian 2013 Tahun 2014 Target Realisasi % Buku Buku Buku Buku Sumber: Bappeda, 2014 Secara umum capaian urusan perencanaan pembangunan pada tahun 2014 adalah sebagai berikut: a. Tersedianya dokumen RKPD 2014 yang telah ditetapkan dengan Peraturan Bupati sebagai pedoman dan arah kebijakan tahunan daerah; b. Tersediannya program penjabaran RPJMD ke dalam RKPD Tahun Anggaran 2014; c. Tersedianya buku profil daerah tahun 2014; d. Tersusunnya LKPJ Bupati SemarangTahun 2014; e. Tersusunnya dokumen evaluasi paruh waktu RPJMD; [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 149

167 f. Tersusunnya dokumen Memorandum Program Sanitasi (MPS); g. Tersusunnya LPPD dan ILPPD Kabupaten Semarang Tahun 2014; h. Terfasilitasinya kerjasama, baik dengan daerah lain, pihak ketiga maupun perguruan tinggi. Berikut ini dapat kita lihat capaian indikator kinerja fasilitasi kerjasama antar daerah dan pihak ketiga maupun perguruan tinggi. Tabel 4.33 Capaian Indikator Kinerja Fasilitasi Kerjasama Antar Daerah, Pihak Ketiga maupun Perguruan Tinggi Tahun 2014 No Uraian Satuan 1 Kerjasama Daerah MOU dan Perjanjian dengan Daerah lain, dunia usaha/pihak ketiga dan Perguruan Tinggi. Kerjasama/ MOU dan Perjanjian Kerjasama Capaian Kerjasama Tahun 2014 Target Realisasi % 15 Kerjasama (MOU dan Perjanjian Kerjasama) Sumber: Setda Bagian Tata Pemerintahan, Kerjasama (MOU dan Perjanjian Kerjasama 140,00 3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan Permasalahan yang terkait dengan Urusan Perencanaan Pembangunan Daerah pada tahun 2014 adalah sebagai berikut: 1) Belum optimalnya sistem pengelolaan data perencanaan yang akurat dan komprehensif; 2) Lemahnya koordinasi antar satuan kerja terkait dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah; 3) Kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mendukung pelaksanaan kegiatan; 4) Adanya 4 kegiatan yang gagal lelang; 5) Lemahnya pemahaman Pihak yang diajak kerjasama dalam hal mekanisme kerjasama daerah, sehingga terkadang terjadi kekurang sinkronan implementasi kerjasama; [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 150

168 6) Lemahnya fungsi pengawasan dan pengendalian dari instansi teknis pasca implementasi kerjasama; 7) Masih kurang dipahaminya peran penting penyusunan pelaporan sebagai bahan evaluasi serta landasan dalam perencanaan pembangunan; 8) Penyelesaian permasalahan-permasalahan bidang pemerintahan tidak optimal sehingga muncul permasalahan baru lagi yang membuat semakin sulitnya SKPD terkait untuk berkoordinasi memberikan upaya penyelesaian. b. Solusi Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi, upaya tindak lanjut yang telah dilakukan adalah: 1) Melaksanakan peningkatkan optimalisasi sistem melalui updating sistem perencanaan pembangunan daerah; 2) Meningkatkan koordinasi, konsistensi dan komitmen dengan SKPD dalam penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah; 3) Mengoptimalkan SDM yang ada dan mengusulkan penambahan SDM 4) Mengajukan kembali dan dilaksanakan pada awal tahun anggaran ) Pengefektifan Rapat Koordinasi lintas dinas/instansi guna mengoptimalkan output kerjasama; 6) Pemantapan peran dan fungsi pengawasan serta pengendalian kegiatan kerjasama melalui rapat koordinasi lintas sektoral; 7) Perlunya keterpaduan dalam penyusunan pelaporan ditingkat SKPD, sehingga tidak terjadi tumpang tindih antar Instansi yang membutuhkan informasi/laporan. Hal ini dapat diawali dengan langkah koordinasi tiap SKPD yang mengampu laporan untuk menjadi 1 (satu) sajian data yang bisa digunakan sebagai laporan; 8) Koordinasi lintas sektor secara intens diantara SKPD dengan instansi terkait dan Kecamatan serta perlu peningkatan untuk membangun kerjasama yang kuat dengan BPS sehingga akan mendapat hasil updating data yang akurat dan valid. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 151

169 G. Urusan Perhubungan Kabupaten Semarang menempati posisi strategis sebagai daerah penyangga Kota Semarang, ibukota Provinsi Jawa Tengah, yang berfungsi sebagai pusat pertumbuhan. Pembangunan dan pengembangan yang terjadi di Kabupaten Semarang dipengaruhi beberapa hal antara lain karakteristik penduduk dan karakteristik wilayah yang terinteraksi dengan wilayah lainnya, sehingga menimbulkan bangkitan dan tarikan perjalanan yang terwujud dalam pergerakan orang dan barang dalam wujud lalu lintas pada jaringan jalan. Terlebih lagi Kabupaten Semarang terletak dalam wilayah segitiga emas Semarang-Solo- Yogyakarta yang memberikan pengaruh signifikan terhadap pergerakan lalu lintas orang dan barang. Dalam memfasilitasi kebutuhan mobilitas masyarakat untuk melakukan kegiatannya, kebutuhan akan transportasi menjadi sangat diperlukan. Transportasi yang ada di wilayah Kabupaten Semarang sangat tergantung pada transportasi jalan, sehingga dapat dikatakan transportasi jalan merupakan urat nadi transportasi di Kabupaten Semarang, sehingga penanganan transportasi jalan tidak boleh sepotong-potong dan harus terintegrasi dengan baik. Jaringan jalan Kabupaten Semarang saat ini memiliki panjang mencapai 1.585,88 km. Jaringan jalan ini terbagi atas 54,75 km merupakan jalan nasional, 82,51 km merupakan jalan provinsi, 735,82 km merupakan jalan kabupaten dan 715,00 km merupakan jalan poros desa. Selain itu pada jaringan jalan tersebut juga terdapat jembatan yang memiliki bentang panjang keseluruhan mencapai meter. Kedudukan dan fungsi sarana dan prasarana jalan yang sedemikian pentingnya menjadikan infrastruktur jalan ini harus dikelola secara baik secara manajerial maupun konstruksi. Pengelolaan akan dapat berjalan dengan baik apabila didukung dengan manajemen lalu lintas yang baik. Permasalahan Lalu Lintas yang dialami Kabupaten Semarang dari tahun ke tahun cenderung sama yaitu kemacetan lalu lintas terutama pada ruas jalan Ungaran-Bawen dengan titik-titik kemacetan pada lokasi industri, di pasar Babadan dan pasar Karangjati, Ruas jalan Bawen-Jambu dengan titik kemacetan di Pasar Projo Ambarawa, Ruas jalan Bawen-Salatiga dengan titik kemacetan pada area [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 152

170 Tuntang dan Rawa Pening, daerah Tengaran dan Pringapus. Pada tahun 2014 akibat masih adanya kegiatan/proyek peningkatan jalan nasional (galian pelebaran jalan, pengecoran beton, pengaspalan dan pemasangan median jalan) di sepanjang jalan arteri dimulai dari perbatasan kota Ungaran-Semarang sampai dengan pertigaan Bawen juga menambah tingkat kemacetan yang ada di Kabupaten Semarang. Dampak pembukaan ruas jalan tol Ungaran-Bawen juga berpengaruh terhadap kemacetan di wilayah Kota Ungaran terutama pada akses keluar masuk pintu tol di depan kantor DPRD Kabupaten Semarang (sepanjang Jalan Letjen Soeprapto). Kebanyakan kendaraan yang melintasi jalan-jalan utama Kabupaten Semarang bersifat melintas atau tidak ada keterkaitan langsung dengan Kabupaten Semarang. Pada sisi lain, pergerakan lokal juga cukup tinggi terutama pada simpulsimpul kegiatan industri dan perdagangan. Kapasitas jalan yang ada sudah tidak mampu untuk menampung volume lalu lintas. Selain kemacetan lalu lintas, permasalahan yang dialami adalah moda transportasi jalan raya yang saat ini sudah tidak menarik lagi bagi masyarakat dengan alasan tidak nyaman, lambat, tidak efektif, mahal serta berbagai alasan lain. Pemerintah Kabupaten Semarang dalam menangani urusan perhubungan dan komunikasi informatika berencana untuk menambah Sub Terminal sebagai peningkatan pelayanan akan tempat menaikan dan menurunkan orang/barang, sehingga diharapkan dapat mengurangi kemacetan lalu lintas. Selain itu guna mendukung pelayanan Bus Rapid Transit (BRT) maka dibangun shelter pada titiktitik potensial untuk masyarakat naik/turun, sehingga diharapkan dengan adanya BRT dapat merangsang masyarakat kembali mau menggunakan angkutan umum. Sampai tahun 2014 sudah ada 4 shelter BRT yang sudah dibangun di Alun-alun Lama Ungaran, Taman Serasi (Batas Kota), PT. Mas (Jl. Gatot Subroto) dan di dekat Kantor PLN Ungaran. Diharapkan dengan berkurangnya volume kendaraan pribadi di jalan, maka akan berdampak pada berkurangnya kemacetan lalu lintas. Selain itu penambahan rambu-rambu lalu lintas diharapkan juga dapat meminimalkan resiko terjadinya kecelakaan dan kemacetan lalu lintas. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 153

171 1. Program dan Kegiatan Program dan kegiatan untuk mendukung urusan Perhubungan yang dilaksanakan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika pada tahun 2014 sebagai berikut: a. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan, dengan kegiatan-kegiatan berupa: 1) Sosialisasi kebijakan dibidang perhubungan; 2) Peningkatan pengelolaan terminal angkutan darat; 3) Kegiatan Evaluasi kinerja jaringan Jalan; 4) Kegiatan Penyusunan Inventarisasi kebutuhan dan ketersediaan Fasilitas lalu-lintas. b. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ), dengan kegiatan-kegiatan berupa: 1) Rehabilitasi/pemeliharaan sarana alat pengujian kendaraan bermotor; 2) Rehabilitasi/pemeliharaan terminal/pelabuhan; 3) Rehabilitasi/Pemeliharaan Alat Pengatur Isyarat Lalu Lintas (APILL), Rambu, Halte dan Rambu Pendahulu Petunjuk Jurusan (RPPJ). c. Program peningkatan pelayanan angkutan, dengan kegiatan-kegiatan berupa: 1) Uji kelayakan sarana transportasi guna keselamatan penumpang; 2) Pengendalian disiplin pengoperasian angkutan umum di jalan raya; 3) Pengumpulan dan analisis data base pelayanan jasa angkutan; 4) Koordinasi dalam Peningkatan Pelayanan Angkutan Orang; 5) Koordinasi dalam Peningkatan Pelayanan Angkutan Barang; 6) Pelayanan Perijinan Angkutan Orang; 7) Pelayanan Perijinan Angkutan Barang; 8) Pelayanan pengelolaan perparkiran; 9) Posko Angkutan Lebaran. d. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan, dengan kegiatan-kegiatan berupa: 1) Pembangunan Gedung Terminal; 2) Pembangunan halte bus, taxi gedung terminal. e. Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu Lintas, dengan kegiatan-kegiatan berupa: [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 154

172 1) Pengadaan rambu-rambu lalu lintas; 2) Pengadaan marka jalan; 3) Pengadaan pagar pengaman jalan. 2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan Perhubungan dilaksanakan dengan anggaran belanja langsung urusan Total sebesar Rp ,00, dan terealisasi sebesar Rp ,00 atau 92,51%. (Rincian realisasi program dan kegiatan terlampir). Capaian program dan kegiatan Urusan Perhubungan tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 4.34 Capaian Indikator Kinerja Urusan Perhubungan Tahun No Uraian Satuan Capaian Jumlah arus penumpang angkutan umum Tahun 2014 Target Realisasi % Orang ,07 2 Rasio ijin trayek % 0,97 1,10 1,17 106, Jumlah uji kir angkutan umum Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/ Terminal Bis Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan Jumlah orang/barang terangkut angkutan umum Jml org/brg melalui dermaga/ terminal per tahun Kendara an Terminal A Terminal B Terminal C , , ,00 % 1,54 0,0052 1, ,38 Orang Ton Org Ton Angkutan darat % 1,46 0,0185 0, , Kepemilikan KIR angkutan umum Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR) Kendara an ,44 Menit ,00 11 Pemasangan Rambu-rambu Buah ,71 Sumber: Dishubkominfo, 2014 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 155

173 Dari tabel Capaian Indikator Kinerja Urusan Perhubungan Tahun 2014, beberapa indikator masih belum memenuhi target. Capaian kinerja masing-masing indikator diuraikan berikut ini: a. Jumlah arus penumpang angkutan umum tahun 2014 sebanyak orang, meningkat dibanding tahun 2013 namun masih dibawah target tahun 2014 sebanyak orang. Meningkatnya jumlah penumpang angkutan umum ini disebabkan karena dengan adanya pembangunan Terminal Bawen pada Tahun 2014, sebagian angkutan Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) tidak masuk ke Terminal tapi langsung masuk Tol. Akibat AKAP tidak masuk menyebabkan penumpang yang tadinya langsung naik AKAP beralih naik angkutan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) lebih dulu, sehingga pada Tahun 2014 AKDP lebih banyak daripada Tahun 2013 dan otomatis berbanding lurus dengan jumlah penumpang; b. Ijin Trayek yang dikeluarkan Dishubkominfo Kabupaten Semarang tahun 2014 sebanyak 236 ijin atau lebih banyak 35 ijin dibandingkan target sebesar 201 ijin. Jumlah ini juga lebih tinggi jika dibandingkan tahun 2013 dengan ijin dikeluarkan sebanyak 195 ijin. Hal ini dikarenakan meningkatnya kesadaran pengusaha untuk melakukan tertib administrasi ijin trayek sebagai dokumen kelengkapan persyaratan pengoperasian angkutan umum di jalan, disamping itu juga didukung oleh pengendalian dan pengawasan oleh Seksi Bina Keselamatan Lalu Lintas Dishubkominfo; c. Jumlah uji kendaraan bermotor (KIR) jenis Angkutan Umum tahun 2014 sebanyak kendaraan, lebih tinggi dibandingkan realisasi 2013 dan target Pada tahun 2014 dari jumlah Kendaraan Bermotor Wajib Uji (KBWU) seharusnya melakukan uji 2 kali dalam satu tahun (8.974 x 2 = KBWU), adapun realisasi yang melakukan uji kendaraan. Hal ini dikarenakan terdapat kendaraan baru, mutasi masuk dan numpang uji masuk di Kabupaten Semarang; d. Target Terminal A belum dapat tercapai pada Tahun 2014 karena rencana pembangunan Terminal Bawen masih berjalan sampai dengan tahun 2015, dengan alokasi anggaran bantuan dari pusat (APBN). Untuk Terminal C terdapat di subterminal Sisemut Ungaran, Ambarawa, Sumowono, Suruh, Getasan, Bringin dan Jambu. Ada penambahan 1 terminal C yaitu Sub [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 156

174 Terminal Bedono, Kec. Jambu pada tahun 2014, sehingga jumlah keseluruhan sudah memenuhi target tahun e. Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan tahun 2014 adalah 1,54% sama dengan capaian tahun 2013 dan lebih tinggi dari target RPJMD sebesar 0,0053%. Tidak adanya perubahan capaian disebabkan pertambahan panjang jalan relatif kecil hampir sama dengan penambahan jumlah kendaraan angkutan umum; f. Jumlah orang yang terangkut angkutan umum tahun 2014 adalah orang. Tidak tercapainya target dikarenakan peralihan moda transportasi dari kendaraan angkutan umum ke kendaraan pribadi. Untuk barang tidak dapat terdata karena sejak tahun 2001 Jembatan Timbang yang ada di Kabupaten Semarang sudah menjadi kewenangan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Tengah; g. Realisasi Angkutan Darat tahun 2014 telah dikeluarkan sebanyak Ijin (terdiri dari Ijin usaha sebanyak 225 dan Penning sebanyak 850) lebih rendah dibandingkan tahun 2013 (1.167 ijin). karena dikeluarkannya Perda No. 20/2002 Tentang Ijin Pengusahaan Angkutan Kendaraan Umum, sehingga realisasi ijin usaha angkutan tergantung pada permohonan Pengusaha Angkutan. Selama tidak ada permohonan pengajuan ijin tersebut, maka realisasi perijinan menurun. Capaian persentase angkutan darat untuk tahun 2014 jadi menurun dibanding tahun sebelumnya namun telah memenuhi target 2014; h. Kepemilikan KIR Angkutan Umum tahun 2014 lebih rendah dibandingkan capaian tahun 2013, tetapi telah memenuhi target tahun Penurunan yang terjadi karena adanya mutasi keluar; i. Pada tahun 2014 telah dilakukan pemasangan rambu-rambu lalu lintas baru sebanyak 250 buah. Jumlah keseluruhan rambu-rambu lalu lintas yang telah terpasang di tahun 2014 sebanyak 979 buah sudah mencapai target yang ditetapkan. j. Untuk pencapaian target pendapatan bidang perhubungan secara keseluruhan tercapai sebesar 104,52%, kecuali untuk retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum dan retribusi fasilitas umum yang masih di bawah target. Capaian [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 157

175 No pendapatan dari retribusi dapat dijelaskan pada tabel dan grafik sebagai berikut: Jenis Retribusi Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi Tabel 4.35 Capaian Target Pendapatan Bidang Perhubungan Tahun Capaian 2013 (Rp) Tahun 2014 Target (Rp) Realisasi (Rp) % , , ,15 4 Retribusi Mobil derek ,09 5 Retribusi Terminal ,69 6 Retribusi Ijin Trayek ,41 7 Fasilitas Umum ,39 Jumlah ,52 Sumber: Dishubkominfo, 2014 k. Secara keseluruhan retribusi bidang perhubungan dapat memenuhi target pendapatan. Tetapi jika dilihat per retribusi terdapat 2 retribusi yang tidak memenuhi target, yaitu Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum dan Retribusi Fasilitas Umum (MCK). Alasan tidak tercapainya target pendapatan adalah sebagai berikut: 1) Pendapatan parkir tepi jalan umum tidak memenuhi target dikarenakan pada pertengahan tahun anggaran 2014 terdapat kajian ulang mengenai titik lokasi parkir. Berdasarkan UU Lalu Lintas No. 22 Tahun 2009 (Psl 43:3) dan Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2013 (Psl 105:1) menyatakan bahwa fasilitas parkir di dalam ruang milik jalan hanya dapat diselenggarakan di tempat tertentu pada jalan kabupaten, jalan desa, atau jalan kota yang harus dinyatakan dengan Rambu Lalu Lintas dan/atau marka jalan. Sesuai dengan UU Lalu Lintas No. 22 Tahun 2009 & PP No. 79 Tahun 2013 tersebut maka titik-titik parkir yang berada di tepi jalan nasional tidak dapat diperhitungkan sebagai Retribusi Parkir Tepi Jalan [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 158

176 Umum. Titik-titik parkir yang berada di tepi jalan umum tersebut kemudian ditarik ke dalam Pajak Parkir sehingga titik parkir yang semula berjumlah 84 titik parkir berubah menjadi 14 titik parkir. Kondisi tersebut yang menyebabkan target pendapatan retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum tidak dapat tercapai; 2) Pendapatan fasilitas umum (MCK) tidak dapat memenuhi target dikarenakan pada tahun 2014 Terminal Bawen sedang melaksanakan pembangunan/rehabilitasi gedung terminal secara keseluruhan sehingga fasilitas umum (MCK) juga ikut mengalami pembongkaran, semula berjumlah 16 unit, pada saat pembongkaran hanya tersisa 6 unit. Kondisi tersebut yang menyebabkan target pendapatan fasilitas umum tidak dapat terpenuhi. 3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan Permasalahan yang timbul pada pelaksanaan program dan kegiatan pada tahun 2014 adalah sebagai berikut: 1) Anggaran Pagu anggaran yang ada sangat terbatas, di mana kebutuhan akan sarana prasarana baru (rambu, RPPJ, marka, guard rail, dsb) maupun kebutuhan pemeliharaan (traffic light, terminal, halte, dsb) sangat tinggi sehingga menjadi kendala dalam penanganan karena kebutuhan pengadaan dan pemeliharaan lebih tinggi daripada ketersediaan anggaran daerah untuk menangani. 2) Personil/SDM a) Personil yang mendukung tupoksi sangat kurang bila dibandingkan dengan kebutuhan penanganan dan pelaksanaan kegiatan; b) SDM teknis yang ada sangat minim hanya 2 (dua) orang dan personil yang ada sebagian besar berpendidikan SD s.d. SMU berjumlah 73 (tujuh puluh tiga) orang dari jumlah total 98 (sembilan puluh delapan) orang PNS; c) Keterbatasan tenaga penguji yang bersertifikat. Saat ini hanya terdapat 2 (dua) orang tenaga penguji, menurun dari 4 (empat) orang pada tahun 2013 dikarenakan 1 (satu) orang telah pensiun dan 1 (satu) orang [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 159

177 meninggal dunia. Hal ini berakibat tidak bisa dilakukan pergantian/shift sehingga terjadi kerepotan ketika salah satu personil ada yang tidak hadir/tidak masuk; d) Keterbatasan pegawai yang memiliki keahlian sertifikasi barang/jasa yaitu hanya 3 (tiga) orang, dan ada beberapa pegawai yang masa berlaku sertifikasinya sudah habis dan belum diperpanjang. Hal ini mengakibatkan beban berlebih dan terbagi konsentrasi pekerjaan di mana 1 (satu) orang pegawai bisa merangkap menjadi panitia pengadaan barang/jasa lebih dari satu kegiatan. Sedangkan di sisi lain beban pekerjaan rutin kedinasan tetap harus dilaksanakan. 3) Sarana dan prasarana a) Sarana mobilitas sebagian kurang layak karena sudah melampaui umur ekonomis yang berakibat pada tingginya biaya perawatan (70% kendaraan yang ada sudah berumur lebih dari 10 tahun); b) Terbatasnya ruangan kerja sesuai dengan kebutuhan; c) Masih kurangnya penyajian database dalam rangka menunjang perencanaan teknis dan program pembangunan sarana dan prasarana d) Terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana perhubungan, komunikasi dan informatika: (1) Belum terpenuhinya fasilitas jalan berupa rambu-rambu, marka dan pagar pengaman di wilayah Kabupaten; (2) Masih banyak jalan yang belum dilengkapi pagar pengaman (guard rail); (3) Traffic Light/APILL banyak yang sudah usang/sering mengalami gangguan (trouble); (4) Fasilitas pejalan kaki banyak yang tidak memenuhi syarat; (5) Masih dibutuhkan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO). e) Terbatasnya ruang milik jalan menyebabkan rendahnya kapasitas pengembangan jaringan jalan, sehingga tidak dapat mengejar laju pertumbuhan kendaraan yang mengakibatkan meningkatnya tingkat kemacetan; f) Masih tingginya titik kemacetan dan rawan laka lantas meliputi: (1) Pasar di tepi jalan raya (Semarang-Bawen) (2) Perusahaan/pabrik dengan karyawan yang cukup besar. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 160

178 g) Permasalahan lalu lintas terkait sarana dan prasarana jalan: (1) Banyak simpang yang belum memenuhi standar geometrik jalan; (2) Akses jalan keluar masuk jalan tol di kota Ungaran masih kurang lebar; (3) Gangguan samping jalan (parkir truk di tepi jalan, angkutan berhenti sembarangan, dll); (4) Belum tertatanya kawasan Bandungan. h) Masih lemahnya koordinasi antar instansi terkait (ORGANDA, Polres, dsb). 4) Keterbatasan waktu pelaksanaan kegiatan terutama adalah pelaksanaan dalam masa anggaran perubahan karena DPPA baru disahkan pada tanggal 11 November b. Solusi Untuk mengatasi permasalahan tersebut, upaya yang telah dan akan dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Anggaran a) Mengusulkan penganggaran sesuai kebutuhan; b) Mengusulkan anggaran ke Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi dengan mengajukan proposal pembangunan. 2) Personil/SDM a) Mengusulkan penambahan personil ke Bupati Cq. BKD; b) Mengirimkan pegawai untuk mengikuti diklat/kursus/ujian pengadaan barang dan jasa dalam rangka menambah jumlah pegawai yang bersertifikat. Hal ini sudah dilaksanakan tahun 2014, namun personil yang dikirim belum lulus ujian; c) Mengoptimalkan SDM yang ada dan mempersiapkan SDM untuk mengikuti sertifikasi Pengujian guna regenerasi dan penambahan personil yang bersertifikat; d) Mengikutsertakan pegawai Dishubkominfo pada setiap pelatihan ataupun Bimbingan Teknik untuk peningkatan SDM yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Semarang untuk mensiasati anggaran bimtek yang terbatas. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 161

179 3) Sarana dan Prasarana a) Mengusulkan tambahan sarana mobilitas; b) Pembangunan/perluasan gedung untuk menambah ruang kerja; c) Penyusunan data base dalam bentuk Sistem Informasi Manajeman (SIM) guna kemudahan akses dan penyajian; d) Memenuhi kebutuhan fasilitas lalu lintas secara bertahap sesuai prioritas; e) Berkoordinasi dengan instansi terkait (DPU) Peningkatan kapasitas jalan melalui pelebaran jalan serta membangun jaringan jalan baru dengan memprioritaskan pada wilayah perkotaan yang padat lalu lintas; f) Koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka mengurangi kemacetan di berbagai titik jalan di Kabupaten Semarang. 4) Mengoptimalkan waktu yang tersedia. Hal ini dilaksanakan dengan melaksanakan kegiatan dengan hitungan hari kalender, sehingga pada beberapa hari libur tetap dimanfaatkan untuk pelaksanaan kegiatan. Seperti misalnya survei arus penumpang pada musim puncak (peak season) selain dilakukan pada hari kerja juga dilakukan pada hari libur untuk mengetahui perbandingan keduanya. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 162

180 H. Urusan Lingkungan Hidup Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi dan hak konstitusional bagi setiap warga negara Indonesia, oleh karena itu negara, pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan berkewajiban untuk melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan agar lingkungan hidup dapat tetap menjadi sumber dan penunjang hidup bagi masyarakat dan makhluk hidup lainnya. Penggunaan sumber daya alam harus serasi dan seimbang dengan fungsi lingkungan hidup, sebagai konsekuensinya kebijakan rencana dan atau program pembangunan harus dijiwai akan kewajiban melakukan pelestarian lingkungan hidup dan mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan. Penyelenggaraan urusan Lingkungan Hidup ditujukan untuk pemanfaatan sumber daya alam secara optimal dan berkelanjutan. Hal ini karena permasalahan lingkungan hidup timbul seiring dengan kemajuan segala bidang, termasuk kemajuan dunia usaha baik usaha rumah tangga, industri, pertambangan, pertanian dan perumahan, sehingga mutlak memerlukan kesadaran dan partisipasi dari segala pihak. Saat ini dirasakan masih kurangnya pemahaman masyarakat dan dunia usaha dalam implementasi pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. 1. Program dan Kegiatan Penyelenggaraan Urusan Lingkungan Hidup tahun 2014 dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Badan Lingkungan Hidup melalui program/kegiatan, antara lain sebagai berikut: a. Dinas Pekerjaan Umum 1) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan, dengan kegiatan sebagai berikut: a) Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan; b) Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan; [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 163

181 2) Program pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH), dengan kegiatan sebagai berikut: a) Penataan RTH; b) Pemeliharaan RTH. b. Badan Lingkungan Hidup 1) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan, dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a) Bimbingan teknis persampahan; b) Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan. 2) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup, dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a) Koordinasi Penilaian Kota Sehat/Adipura; b) Koordinasi penilaian langit biru; c) Pemantauan kualitas lingkungan; d) Pengawasan pelaksanaan kebijakan bidang lingkungan hidup; e) Koordinasi pengelolaan Prokasih/Superkasih; f) Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian lingkungan hidup. 3) Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam, dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a) Pengendalian dampak perubahan iklim; b) Pengendalian kerusakan hutan dan lahan; c) Peningkatan peran serta masyarakat dalam perlindungan dan konservasi SDA. 4) Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, dengan kegiatan Pengembangan data dan informasi lingkungan; 5) Program Peningkatan Pengendalian Polusi, dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a) Pengujian emisi udara akibat aktivitas industri; b) Penyuluhan dan pengendalian polusi dan pencemaran. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 164

182 2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan Lingkungan Hidup dilaksanakan oleh 2 (dua) SKPD yaitu Dinas Pekerjaan Umum dan Badan Lingkungan Hidup dengan anggaran belanja langsung urusan Total sebesar Rp ,00 dan terealisasi sebesar Rp ,00 atau 94,31%. (Rincian realisasi program dan kegiatan terlampir). Capaian indikator program dan kegiatan Urusan Lingkungan Hidup seperti yang diuraikan di atas selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.36 Capaian Indikator Kinerja Urusan Lingkungan Hidup Tahun No Uraian Satu Capaian Tahun 2014 an 2013 Target Realisasi % 1 Persentase penanganan sampah % 79,55 79,20 80,96 102,22 2 Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk % 0,64 0,23 0,66 286,96 3 Persentase penduduk berakses air minum % 79,29 83,12 82,91 99,75 4 Persentase luas permukiman yang tertata % 55,64 51,46 58,74 114,15 5 Cakupan Pantauan Pencemaran status mutu air Titik ,78 6 Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air Ha 48,50 14,00 27, Cakupan pengawasan terhadap Pelaku pelaksanaan amdal, UKL-UPL, SPPL ush ,31 8 Pelayanan Tindak Lanjut Pengaduan Masyarakat akibat Kasus adanya dugaan Pencemaran dan/atau Kerusakan LH Penegakan hukum lingkungan Sumber: Badan Lingkungan Hidup dan DPU, 2014 a. Persentase penanganan sampah tahun 2014 sebesar 80,96% lebih tinggi dibanding capaian tahun 2013 yang sebesar 79,55%. Capaian tahun 2014 di atas target yang ditetapkan sebesar 79,20%. Dalam mendorong terciptanya pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup dengan tetap menjaga kelestariannya sesuai dengan Misi ke 6 RPJMD Kabupaten Semarang Tahun serta untuk mencapai sasaran tersedianya sarana dan prasarana pengelolaan sampah pada kegiatan [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 165

183 Penyediaan Prasarana dan Sarana Pengelolaan Persampahan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Semarang tahun 2014 melaksanakan pengadaan kontainer sebanyak 8 unit, revitalisasi TPS sebanyak 6 unit dan terlaksananya peningkatan operasional pengangkutan sampah permukiman di 15 Kecamatan dan 112 TPS. Volume sampah yang masuk ke TPA Blondo rata-rata ±121,940 m³/hari sehingga volume sampah yang diproses di TPA Blondo mencapai ± m³. Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk pada tahun 2014 sebesar 0,66% meningkat dibanding tahun 2013 yaitu sebesar 0,64%, dan di atas target tahun 2013 yang sebesar 0,23%. b. Melalui kegiatan penyediaan sarana air bersih dan optimalisasi sarana air bersih, telah meningkatkan persentase penduduk berakses air minum pada tahun 2014 sebesar 82,91% naik dibanding tahun 2013 sebesar 79,29%, angka ini lebih rendah dari target 2014 yaitu 83,12%. c. Persentase luas pemukiman tertata sebesar 58,74% meningkat 3,10% dibanding tahun 2013 sebesar 55,64%. d. Cakupan pantauan pencemaran status mutu air pada 52 titik di tahun 2014 lebih tinggi apabila dibanding dengan tahun 2013 sebesar 21 titik. Dan diatas target yang telah ditetapkan sebesar 9 titik. Tabel 4.37 Cakupan Pantauan Pencemaran Air Tahun No Lokasi (Titik Pantau) Tahun 2013 Tahun Sungai (Air Sungai) 8 Titik 20 Titik 2 Perusahaan/Pabrik (Air Limbah) 7 Titik 23 Titik 3 Rumah Warga(Air Bersih/Sumur) 6 Titik 9 Titik Jumlah 21 Titik 52 Titik Sumber: BLH, 2014 e. Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air Tahun 2014 sebesar 27,16 Ha lebih rendah apabila dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 48,50 Ha. Hal ini disebabkan karena anggaran dana DAK yang diterima oleh Pemerintah Kabupaten Semarang pada tahun 2014 lebih rendah dibandingkan tahun [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 166

184 f. Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL, UKL-UPL, SPPL tahun 2014 sebanyak 25 perusahaan meningkat dari tahun 2013 yang 16 perusahaan dan melebihi target yang telah ditetapkan sebesar 13 perusahaan. Hal tersebut dikarenakan pengawasan terhadap pelaksanaan Amdal, UKL-UPL dan SPPL berbanding lurus terhadap tumbuhnya usaha di Kabupaten Semarang. Data Pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL, UKL-UPL, SPPL Tahun 2014 dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.38 Pengawasan Pelaksanaan Dokumen Lingkungan Tahun 2014 NO NAMA USAHA ALAMAT USAHA JENIS USAHA DOKUMEN LINGKUNGAN (1) (2) (3) (4) PT. Industri Jamu dan Industri Jamu dan 1 Kec. Bergas UKL-UPL Farmasi Sido Muncul Farmasi Industri Pakaian 2 PT. Vision Land Kec. Bergas UKL-UPL Jadi 3 CV. Laksana Kec. Bergas Industri Karoseri UKL-UPL 4 RM. Timlo Solo 5 PT. Choise Plus Makmur Kec. Ungaran Barat 6 PT. Bangkit Organik Kec. Getasan PT. Sinar Londoh Terang PT. Java Makmindo Jaya PT. Coca Cola Bottling Indonesia PT. Taruna Kusuma Purinusa CV. Hasta mandiri Utama PT. Gracia Husada Farma CV. Sendang Putri Nusantara PT. Casa Java Furniture Rumah Makan dan Penginapan UKL-UPL Kec. Pringapus Industri Biscuit UKL-UPL Kec. Jambu Kec. Ungaran Barat Kec. Bawen Kec. Bawen Kec. Tuntang Industri Pupuk Organik Industri Kerajinan Kuningan Industri Pengolahan dan Pengawetan Produk Daging dan Unggas Industri Minuman Ringan Industri Kapas Kecantikan Pertambangan Tanah Urug UKL-UPL UKL-UPL UKL-UPL UKL-UPL UKL-UPL UKL-UPL Kec. Pringapus Industri Farmasi UKL-UPL Kec. Ungaran Barat 15 PT. Insanpaq Kec. Bergas Industri AMDK UKL-UPL Kec. Pringapus Industri furniture UKL-UPL Pencucian Pakaian Garment UKL-UPL [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 167

185 NO NAMA USAHA ALAMAT USAHA JENIS USAHA DOKUMEN LINGKUNGAN (1) (2) (3) (4) 16 PT.Inko Java Kec. Bergas Sarung Tangan UKL-UPL 17 PT. Korin Jaya Kec. Pringapus Sablon Kertas PT. Central Organik Nusantara PT. Glory Industrial Semarang Kec. Getasan Kec. Bergas Pupuk Organik Garment 20. PT. Starlight Garment Kec. Bergas Garment PT. Atlas Indonusa Lestari PT. Charoen Phokphan 23. PT. Ungaran Printing 24. PT. Pinako Rotary Permai Kec. Bergas Kec. Tengaran Kec. Ungaran Timur Kec. Pringapus 25. PT. Dong Bang Indo Kec. Tengaran Sumber: BLH, 2014 Loundry Garment Penetasan Ayam Printing Pengelolaan Kayu Perhiasaan dari Perak UKL-UPL UKL-UPL UKL-UPL UKL-UPL UKL-UPL UKL-UPL UKL-UPL UKL-UPL UKL-UPL g. Pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau kerusakan LH penegakan hukum lingkungan tahun 2014 sebanyak 10 kasus sesuai dengan target yang telah ditetapkan pada tahun 2014 tetapi lebih rendah dibanding tahun 2013 sebesar 11 kasus. Hal itu disebabkan karena pengaduan masyarakat berkaitan dengan hal tersebut berkurang. Asumsi bahwa semakin rendah pengaduan masyarakat dapat dikatakan bahwa tingkat pembinaan dan pengawasan lingkungan hidup intensif. Data Penanganan Fasilitasi Penyelesaian kasus lingkungan Tahun 2014 dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.39 Fasilitasi Penyelesaian Kasus Lingkungan Tahun 2014 NO. MASALAH YANG DIADUKAN JUMLAH PENGADUAN STATUS (1) (2) (3) (4) 1 Tower seluler di Desa Karangtengah, Kec. Tuntang 1 Selesai 2 Sampah di Perumahan Graha Candi Soba di Desa Candirejo, Kec. Tuntang 1 Selesai [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 168

186 NO. MASALAH YANG DIADUKAN JUMLAH PENGADUAN STATUS (1) (2) (3) (4) 3 Asap dari Reaktivasi Jalur PT. KAI di Tuntang 1 Selesai 4 Usaha pengasapan ikan kakap di Kelurahan Langensari, Kec. Ungaran 1 Selesai Barat 5 Usaha pertambangan tanpa ijin di Desa Leyangan, Kec. Ungaran Timur 1 Selesai 6 Dampak asap dari boiler hotmix PT. Armada Hada Graha di Bawen 1 Selesai 7 Pencemaran air sumur warga sekitar PT. Jati Karya di Kelurahan Karangjati, Kec. 1 Selesai Bergas 8 Dampak asap PT. Global Garment Indonesia di Kecamatan Bawen 1 Selesai 9 Kasus lingkungan pemerataan tanah PT. Indesso di Kelurahan Ngempon, Kec. 1 Selesai Bergas 10 Pencemaran Udara usaha Taniku Maju Jaya di Desa Kesongo, Kec. Tuntang 1 Selesai Sumber: BLH, Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan Permasalahan yang masih dihadapi dalam urusan lingkungan hidup adalah sebagai berikut: 1) Kerusakan lahan dan lingkungan akibat penambangan liar dan perubahan penggunaan lahan; 2) Pencemaran air yang disebabkan oleh pembuangan sampah dan limbah rumah tangga maupun industri; 3) Menurunnya kualitas udara dampak dari kegiatan industri; 4) Penurunan kualitas air sungai akibat kegiatan industri; 5) Berkurangnya keanekaragaman hayati akibat eksploitasi SDA yang kurang memperhatikan aspek kelestariannya; 6) Belum optimalnya upaya pengendalian gulma dan upaya konservasi di danau Rawapening; 7) Masih minimnya ruang terbuka hijau (RTH). [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 169

187 b. Solusi 1) Sosialisasi pengawasan dan penegakan hukum bagi Pertambangan Tanpa Ijin (PETI) serta reboisasi/penghijauan kembali pada lahan kritis; 2) Meningkatkan sosialisasi peraturan perundang-undangan tentang pengelolaan sampah dan limbah kepada seluruh lapisan masyarakat, meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah, pengawasan intensif terhadap kegiatan usaha yang berpotensi menghasilkan limbah cair dengan pengujian air limbah secara rutin dan memfasilitasi pembangunan instalasi pengelolaan limbah bagi industri kecil yang menghasilkan limbah cair; 3) Meningkatkan intensitas pengawasan terhadap sumber pencemaran udara, khususnya yang tidak bergerak/cerobong asap serta melakukan uji emisi udara tidak bergerak; 4) Melakukan sosialisasi dan himbauan kepada masyarakat yang tinggal di sepanjang sungai untuk tidak membuang sampah/limbah ke sungai dan melakukan uji laboratorium aliran sungai tempat pembuangan limbah industri sebagai langkah pengendalian pencemarang air sungai akibat kegiatan industri; 5) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam konservasi SDA dan pelestarian keanekaragaman hayati dengan memberi bantuan bibit tanaman khususnya tanaman yang mulai langka dan menghimbau masyarakat untuk senantiasa memperhatikan kelangsungan hidup dan kelestariannya dalam memanfaatkan SDA dan keanekaragaman hayati secara baik dan benar; 6) Meningkatkan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah karena kewenangannya ada di pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian LH, sedangkan provinsi ada di bawah kendali Dinas PSDA untuk melaksanakan upaya cepat dan tanggap terhadap kelangsungan danau Rawapening yang semakin kritis akibat sedimentasi dan enceng gondok; 7) Meningkatkan pengadaan/pembangunan ruang terbuka hijau. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 170

188 I. Urusan Pertanahan Penyelenggaraan urusan Pertanahan ditujukan untuk peningkatan tertib administrasi pertanahan di Kabupaten Semarang, baik menyangkut fasilitasi alih fungsi lahan, penetapan lokasi, tukar menukar tanah Pemerintah Daerah, penyelesaian permasalahan tanah lainnya serta fasilitasi pengadaan tanah untuk kepentingan umum dan kepentingan instansi pemerintah. 1. Program dan Kegiatan Program dan kegiatan Urusan Pertanahan pada Tahun 2014 dilaksanakan oleh 2 SKPD yaitu Sekretariat Daerah Bagian Tata Pemerintahan serta DPPKAD, dengan program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing SKPD sebagai berikut: a. Sekretariat Daerah - Bagian Tata Pemerintahan Program Urusan Perumahan pada Sekretariat Daerah Bagian Tata Pemerintahan adalah Program Penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah dengan kegiatan berupa Penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan penyuluhan hukum pertanahan serta pemanfaatan tanah. b. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Program Urusan Perumahan pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah adalah Program Penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah dengan kegiatan berupa Penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah. 2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan Pertanahan dilaksanakan dengan anggaran belanja langsung urusan Total sebesar Rp ,00 dan terealisasi sebesar Rp ,00 atau 95,00%. (Rincian realisasi program dan kegiatan terlampir). Capaian realisasi program dan kegiatan Urusan Pertanahan pada tahun 2014 adalah sebagai berikut: [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 171

189 a. Terfasilitasinya penanganan permohonan alih fungsi, pemindahtanganan atas tanah Pemerintah Kabupaten Semarang sebanyak 17 permohonan; b. Termonitornya pelaksanaan dan pelunasan setoran hasil lelang eks bengkok di 27 Kelurahan sebanyak 81 laporan; c. Terpenuhinya pendapatan lelang bengkok pada tahun 2014 sebesar Rp ,00 dari target sebesar Rp ,00 atau 100,4%. Apabila dibandingkan dengan pendapatan pada tahun 2013 sebesar Rp ,00 terdapat penurunan pendapatan sebesar Rp ,00 atau sebesar 9,02%. Hal ini dikarenakan tidak lakunya beberapa bidang tanah di beberapa kelurahan (penawaran peserta lelang berada dibawah indeks harga menurut Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Usaha), menurunnya minat peserta lelang sehingga target diturunkan, adanya serangan hama, berkurangnya bidang lelang karena digunakan untuk kepentingan umum serta alih obyek lelang menjadi obyek sewa. d. Terlaksananya penyuluhan dibidang pertanahan kepada aparat desa/ kelurahan dan kecamatan di 13 Kecamatan (150 desa/kelurahan). 3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan Permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan program dan kegiatan dalam urusan Pertanahan ada beberapa hal yang dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Kurang lengkapnya data mengenai status kepemilikan tanah Pemda (hasil tukar guling beberapa tahun yang lalu) sehingga hal itu mempersulit dalam penanganan alih fungsi dan tukar menukar tanah; 2) Pembebasan lahan untuk kepentingan umum terkadang terkendala dalam penentuan kesepakatan harga dengan masyarakat; 3) Proses birokrasi dalam pelepasan lahan yang menyangkut kepemilikan lahan instansi vertikal terkadang cukup panjang, sehingga implementasi kegiatan terkadang menjadi terhambat; 4) Masih kurang/minimnya alat pengukuran tanah yang dimiliki oleh BPN sehingga pengukuran harus menunggu antrian; [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 172

190 5) Sulitnya identifikasi awal baik data fisik tanah, letak maupun alas haknya terhadap tanak eks bengkok milik Pemda. b. Solusi Solusi yang telah diupayakan untuk menyelesaikan permasalahan adalah: 1) Inventarisasi atau pendataan ulang aset Pemerintah Daerah secara periodik guna mengetahui perkembangan aset yang dimiliki pemerintah daerah oleh DPPKAD Kabupaten Semarang; 2) Perlunya keterlibatan lembaga/konsultan penaksir harga independen, sehingga dapat menjembatani kepentingan Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam pengadaan tanah untuk kepentingan umum; 3) Pengintensifan koordinasi dengan instansi vertikal guna mempercepat proses pelepasan lahan; 4) Pembelian alat ukur sendiri dan untuk pengukuran tetap dilaksanakan oleh petugas dari BPN; 5) Melakukan koordinasi dengan perangkat desa yang lama. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 173

191 J. Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil 1. Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil a. Kedudukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Semarang berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang No. 2 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Semarang merupakan unsur pelaksana pemerintahan daerah, dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati Semarang melalui Sekretaris Daerah. b. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Semarang mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kependudukan dan catatan sipil, kemudian untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Semarang mempunyai fungsi: 1) Perumusan kebijakan teknis dibidang administrasi kependudukan; 2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang administrasi kependudukan; 3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang administrasi kependudukan; dan 4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati. c. Kewenangan 1) Mengoordinasikan penyelenggaraan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil; 2) Melakukan pengaturan teknis penyelenggaraan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; 3) Melakukan pembinaan dan sosialisasi penyelenggaraan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil; 4) Melaksanakan kegiatan pelayanan kepada masyarakat dibidang administrasi kependudukan dan pencatatan sipil; 5) Mengelola dan menyajikan data kependudukan dan pencatatan sipil berskala kabupaten. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 174

192 2. Program dan Kegiatan Jumlah penduduk Kabupaten Semarang sampai dengan 31 Desember 2014 tercatat jiwa terdiri dari laki-laki dan perempuan. Dari jumlah penduduk Kabupaten Semarang berdasarkan hasil registrasi/pendaftaran penduduk yang telah melaksanakan program perekaman data individu e-ktp sampai dengan 31 Desember 2014 adalah sebanyak orang dari wajib KTP sebanyak orang. Ini berarti 92,85% wajib KTP telah melaksanakan perekaman data e-ktp. Mulai Bulan Februari Retribusi Jasa Umum bidang Administrasi Kependudukan di Kabupaten Semarang dihapuskan sesuai amanat pasal 79A Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan. Bahwa Pengurusan dan Penerbitan Dokumen Kependudukan tidak dipungut biaya. Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil tahun 2014 dilaksanakan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Untuk mewujudkan target yang direncanakan, maka program dan kegiatan (Belanja Langsung tidak termasuk Belanja Program Umum/Rutin SKPD) adalah Program Penataan Administrasi Kependudukan, yang dijabarkan melalui kegiatan-kegiatan: a. Pembangunan dan Pengoperasian SIAK Secara Terpadu; b. Implementasi Sistem Administrasi Kependudukan; c. Pengolahan Dalam Penyusunan Laporan Informasi Kependudukan; d. Penyediaan Informasi Yang Dapat Diakses Masyarakat; e. Pengembangan Data Base Kependudukan; f. Peningkatan Kapasitas Aparat Kependudukan dan Catatan Sipil; g. Sosialisasi Kebijakan Kependudukan; h. Pengelolaan Dan Pemeliharaan Dokumen Pencatatan Sipil; i. Peningkatan Pelayanan Publik Pendaftaran Penduduk; j. Peningkatan Pelayanan Publik Pencatatan Kelahiran dan Kematian; k. Peningkatan Pelayanan publik dalam bidang Kependudukan (Akte Perkawinan, Perceraian, Pengesahan dan Pengakuan Anak); l. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 175

193 3. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil dilaksanakan dengan anggaran belanja langsung urusan Total sebesar Rp ,00 dan terealisasi sebesar Rp ,00 atau 78,08%. (Rincian realisasi program dan kegiatan terlampir). Capaian realisasi program dan kegiatan Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil disajikan dalam tabel, berikut: Tabel 4.40 Capaian Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2013 dan Tahun 2014 No. Uraian Satuan 1 Rasio penduduk ber KTP persatuan penduduk 2 Kepemilikan akte kelahiran per 1000 penduduk Capaian 2013 Tahun 2014 Target Realisasi % % orang Rasio pasangan berakte nikah % ,58 4 Rasio bayi berakte kelahiran % 100,00 100,00 100,00 100,00 5 Kepemilikan KTP orang ,30 6 Ketersediaan database kependudukan skala provinsi 7 Penerapan KTP Nasional berbasis NIK % 100,00 100,00 100,00 100,00 % 100,00 100,00 100,00 100,00 8 Angka Pertumbuhan Penduduk % 0,58 1,3 0,6 216,67 Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Capaian kinerja Rasio penduduk ber KTP persatuan penduduk untuk tahun 2014 terealisasi 98% dari target tahun Dibandingkan dengan capaian tahun 2013 meningkat 10% namun demikian masih 2% dibawah target yang ditetapkan tahun Pencapaian ini dipengaruhi penduduk yang belum melaksanakan perekaman KTP-el sudah mulai merekam datanya di tahun Sedangkan 2% penduduk yang belum merekam KTP-el kebanyakan adalah para pemilih pemula (usia 17 th). 2. Capaian kinerja Kepemilikan Akta Kelahiran per 1000 penduduk untuk tahun 2014 terealisasi 617 per 1000 penduduk atau 65% dari target yang ditetapkan. Dibandingkan dengan capaian tahun 2013 meningkat 8% atau 46 per 1000 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 176

194 penduduk. Peningkatan ini dipengaruhi semakin meningkatnya kemauan masyarakat untuk mencatatkan Akta Kelahiran putra putrinya segera setelah kelahirannya. Meskipun meningkat dari tahun sebelumnya namun masih belum dapat memenuhi target tahun 2014, hal ini disebabkan karena penduduk Kabupaten Semarang usia dewasa ( lebih 18 th ) masih banyak yang belum memiliki Akta Kelahiran. Mereka enggan untuk mengurus Akta Kelahiran karena merasa tidak ada manfaatnya untuk mereka. 3. Capaian kinerja Rasio pasangan berakte Nikah tahun 2014 mencapai 133% dari target yang ditetapkan. Rasio ini merupakan data kepemilikan Akta Perkawinan Non muslim yang dicatatatkan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dibandingkan dengan jumlah penduduk non muslim berstatus kawin. Dibandingkan dengan Capaian tahun 2013 naik 53%. Capaian ini sangat dipengaruhi dengan adanya peran serta para Petugas Pembantu Pencatat Perkawinan (P4) di masing-masing kecamatan. Meskipun capaian sudah melebihi target namun masih ditemui kendala dilapangan, yaitu terbatasnya petugas pencatat perkawinan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang hanya ada 1 (satu) orang saja, hal ini tidak memadai untuk melayani 19 kecamatan. 4. Capaian kinerja Rasio bayi Berakte kelahiran (0-1 Thn) tercapai 100%. Bahwa semua bayi yang lahir langsung dibuatkan Akta kelahirannya, baik secara individu maupun melalui bidan desa. 5. Capaian kinerja Kepemilikan KTP tahun 2014 mencapai atau 97% dari target yang ditetapkan. Dibandingkan dengan Capaian tahun 2013 meningkat wajib KTP-el, namun masih berada dibawah target Hal ini disebabkan karena masih ada wajib KTP-el yang belum melaksanakan perekaman KTP-el. Dari data yang ada 3% tersebut merupakan para pemilih baru dan lansia yang jauh dari tempan pelayanan perekaman KTP-el. 6. Capaian kinerja Ketersediaan database kependudukan skala Provinsi tercapai 100%. Dengan sinkronisasi database oleh Kemendagri yang dilaksanakan secara berkala menjamin ketersediaan database kependudukan yang dapan dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan. 7. Capaian kinerja Penerapan KTP Nasional berbasis NIK mencapai 100%. Dengan berlakunya Undang-undang 24 tahun 2013, KTP yang berlaku di Indonesia adalah KTP-el dengan NIK tunggal untuk masing-masing individu. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 177

195 Pelaksanaan Kebijakan fungsi perlindungan sosial dalam urusan kependudukan dan catatan sipil dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, adalah sebagai berikut: Tabel 4.41 Penerbitan Dokumen Administrasi Kependudukan Tahun No Uraian Satuan KTP lembar KK lembar Akta Kelahiran lembar Akta Kematian lembar Akta Perkawinan lembar Akta Perceraian lembar Akta Pengakuan anak lembar Akta Pengesahan anak lembar Akta Pengangkatan anak lembar Akta Perubahan nama lembar Kutipan II Akta Kelahiran WNI lembar Kutipan II Akta Kelahiran WNA lembar Kutipan II Akta Kematian WNI lembar Kutipan II Akta Kematian WNA lembar Kutipan II Akta Perkawinan WNI lembar Kutipan II Akta Perkawinan WNA lembar Kutipan II Akta Perceraian WNI lembar Kutipan II Akta Perceraian WNA lembar - - Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, kuartal tahun 2014 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 178

196 Tabel 4.42 Jumlah Kepemilikan Akte Tahun No Uraian Satuan Tahun Kepemilikan akte kelahiran orang Kepemilikan akte perkawinan orang Kepemilikan akte perceraian orang Kepemilikan akte pengangkatan anak orang Kepemilikan akte ganti nama orang Kepemilikan akte kematian orang Kepemilikan akte pengakuan dan pengesahan anak orang Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Semarang, 2014 Dari jumlah penduduk jiwa menurut catatan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebanyak orang telah memiliki akte kelahiran, atau tiap 1000 penduduk terdapat 610 orang yang memiliki akte kelahiran. Meskipun angka tersebut belum mencapai target, namun dibanding tahun 2013 secara umum kesadaran masyarakat Kabupaten Semarang atas kepemilikan akte kependudukan mengalami peningkatan. Faktor yang mempengaruhi kurang berhasilnya capaian ini adalah: a. Masih kurangnya kemauan masyarakat yang berusia lebih dari 18 tahun (belum memiliki Akta Kelahiran) untuk mengurus Akta Kelahiran; b. Masih adanya kebiasaan masyarakat untuk mengurus Akta Kelahiran saat mereka benar-benar membutuhkan; c. Topologi Kabupaten Semarang yang berbukit-bukit menjadi kendala untuk mencapai tempat pelayanan Aminduk, terutama daerah perbatasan. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 179

197 Tabel 4.43 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Migrasi (Masuk Keluar) Tahun NO URAIAN SATUAN TAHUN Jumlah Migrasi Masuk jiwa Jumlah migrasi keluar jiwa Jumlah Akta Kelahiran jiwa Jumlah Akta Kematian jiwa JUMLAH jiwa Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Desember 2014 Dari data tersebut penambahan penduduk di Kabupaten Semarang untuk tahun 2014 banyak yang keluar dibandingkan kedatangan ke Kabupaten Semarang. Dan peningkatan jumlah penduduk yang mengurus Akta Kematian cukup signifikan dari pemohon meningkat hampir 50% sejumlah orang. Tabel 4.44 Jumlah Kepemilikan KTP dan KK Tahun 2014 NO URAIAN SATUAN TAHUN Kepemilikan KTP keluarga Kepemilikan KK keluarga Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Desember 2014 Dari data tersebut terlihat bahwa sebagian besar masyarakat Kabupaten Semarang telah memiliki KTP, dimana jumlah penduduk yang berumur tujuh belas tahun keatas berjumlah (wajib KTP) sedangkan yang telah memiliki KTP sebesar orang atau 93% dari wajib KTP. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 180

198 Tabel 4.45 Penerimaan Retribusi Pelayanan Administrasi Kependudukan Tahun No Dokumen Kartu Tanda Penduduk (KTP) Gratis Gratis 2 Kartu Keluarga (KK) Gratis Gratis 3 Retribusi SKPLN (Rp) Retribusi SKDLN (Rp) Retribusi SKTT (Rp) Retribusi SKTS (Rp) Jasa Pelayanan Capil Akta Kelahiran Gratis Gratis - Akta Perkawinan Akta Pengangkatan Anak Akta Perubahan Nama Akta Kematian Akta Pengakuan dan Pengesahan Anak Lain-Lain Jasa Layanan Capil Penerbitan Pengumuman Perkawinan Surat Keterangan bagi WNI Surat Keterangan bagi WNA Kutipan II Akta Kelahiran Kutipan II Akta Perkawinan Kutipan II Akta Perceraian Kutipan II Akta Kematian - - Jumlah Retribusi Denda Keterlambatan Pendapatan Lain-lain TOTAL Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Semarang, 2014 Retribusi sejumlah Rp ,- merupakan pungutan retribusi untuk bulan Januari. Mulai bulan Februari Retribusi Penggantian biaya cetak [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 181

199 dokumen kependudukan dan Pencatatan Sipil dihapuskan sesuai Undang-undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan. 4. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan 1) Adanya Perubahan Kebijakan dalam Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 24 tahun 2013 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2006 tentang Administrasi kependudukan, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 tahun 2013 tentang Perubahan Peraturan Presiden Nomor 26 tahun 2009 tentang penerapan Kartu Tanda Penduduk berbasis NIK secara Nasional dan Regulasi terkini: SE Mendagri No.470/327/SJ tentang Perubahan Kebijakan dalam Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan, SE Mendagri 470/328/SJ tentang Pemanfaatan Data Kependudukan dan SE Mendagri 900/326/SJ tentang Larangan Pungutan Uang dalam Pelayanan Administrasi Kependudukan, sehingga memerlukan adanya beberapa penyesuaian, seperti: pelayanan administrasi kependudukan ditingkat kecamatan dan Perda yang mengatur Administrasi Kependudukan dan Retribusi. 2) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mempunyai kewajiban menegakkan 3 (tiga) Pilar Administrasi Penduduk, yaitu: (1) Pendaftaran Penduduk; (2) Pencatatan Sipil; (3) Pengelolaan Informasi Kependudukan. Berkaitan dengan hal tersebut, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Semarang belum memiliki bidang Pengelolaan Informasi Kependudukan. 3) SDM Pelaksana kegiatan secara kualitas dan kuantitas belum optimal, karena belum semua operator di Kecamatan terlatih dan petugas operator kecamatan bukan pegawai Dinas. 4) Dalam mengelola SIAK (Sistem Informasi Administrasi Kependudukan) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil telah secara Online terhubung dengan 19 Kecamatan yang menggunakan server Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, yang terbantu melalui jaringan frekuensi (Telomoyo dan [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 182

200 PDAM) yang dikelola Kantor PDE. Sedangkan untuk Pelayanan KTP Elektronik, menggunakan Jaringan Indosat yang terkomunikasi langsung dengan pusat (Ditjen Adminduk). Namun ada kendala yang dihadapi dengan 2 sistem jaringan tersebut, yaitu: apabila repeater di Telomoyo dan PDAM terkena gangguan petir/angin ribut atau lainnya, maka pelayanan Adminduk akan terganggu. Selain itu, Jaringan Indosat tidak stabil dan kurang lancar. 5) Sampai dengan saat ini belum terkoneksi secara Online dengan Desa/Kelurahan dalam mengelola Register Kependudukan. b. Solusi Guna mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut dilakukan dengan strategi pemecahan masalah sebagai berikut: 1) Menggalakkan kegiatan Jemput bola dengan Pelayanan Mobil keliling, Sosialisasi (melalui media tatap muka, cetak dan elektronik) kepada masyarakat tentang UU 24 tahun 2013, mengangkat Petugas Registrasi di Desa/Kelurahan dan penyajian Data Kependudukan berskala Kabupaten/Kota berasal dari Data Kependudukan yang telah dikonsolidasikan dan dibersihkan oleh Kemendagri. 2) Mengusulkan pembentukan Bidang Pengelolaan Informasi Kependudukan untuk meningkatkan kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. 3) Mengirim staf dan pejabat untuk mengikuti pelatihan, mengangkat tenaga registrasi yang bertugas di desa/kelurahan dan mengajukan kepada BKD status operator kecamatan menjadi pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. 4) Jaringan INDOSAT perlu diperbesar BAND WIT-nya guna memperlancar proses pengiriman data ke Pusat; Hal tersebut akan sangat berguna untuk antisipasi apabila frekuensi Jaringan Telomoyo / PDAM terganggu. 5) Online merupakan kebutuhan mendesak Desa/Kelurahan untuk mewujudkan Tertib Adminduk. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 183

201 K. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Penyelenggaraan urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ditujukan untuk mendorong terciptanya partisipasi dan kemandirian masyarakat, kesetaraan dan keadilan gender serta perlindungan anak disemua bidang pembangunan dalam mewujudkan peran serta dan kemandirian masyarakat di semua lapisan tanpa membedakan gender dan memperhatikan hak-hak anak dengan sasaran meningkatnya pemberdayaan perempuan. Secara umum peningkatan kualitas hidup perempuan diberbagai bidang telah memperoleh hasil positif, namun demikian masih diperlukan peningkatan posisi dan peran perempuan terutama pada bidang strategi. 1. Program dan Kegiatan Program dan kegiatan dalam penyelenggaraan Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 2014 dilaksanakan oleh 2 SKPD yaitu Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan dan Sekretariat Daerah Bagian Kesejahteraan Rakyat sebagai berikut: a. Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan 1) Program Penyediaan Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak, dengan kegiatan-kegiatan: a) Advokasi dan fasilitasi PUG bagi perempuan; b) Fasilitasi pengembangan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan (P2TP2); c) Peningkatan kapasitas dan jaringan kelembagaan pemberdayaan perempuan dan anak; d) Pengembangan system informasi dan gender. 2) Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan, dengan kegiatan Fasilitasi upaya perlindungan perempuan terhadap tindak kekerasan. b. Sekretariat Daerah - Bagian Kesejahteraan Rakyat 1) Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan dengan kegiatan Perumusan Kebijakan Peningkatan Peran dan Posisi Perempuan di Bidang Politik dan Jabatan Politik. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 184

202 2) Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak, dengan kegiatan-kegiatan: a) Advokasi dan fasilitasi PUG bagi perempuan; 3) Program Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak, dengan Kegiatan Pengembangan Sistem Informasi Gender dan Anak 4) Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan, dengan kegiatan Pelaksanaan kebijakan perlindungan perempuan di daerah. 2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dilaksanakan dengan anggaran belanja langsung Total sebesar Rp ,00 dan terealisasi sebesar Rp ,00 atau 98,68%. (Rincian Realisasi Program dan Kegiatan terlampir). Capaian realisasi program dan kegiatan Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak terlihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.46 Capaian Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 2013 dan Tahun 2014 No. Uraian Satuan Capaian Target Realisasi % 1. Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah (%) % 7,46 5,44 7,58 139,34 2. Rasio KDRT (%) % 0,039 0,015 0,037 40,54 3. Persentase tenaga kerja di bawah umur (%) 4. Partisipasi angkatan kerja perempuan (%) 5. Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindak kekerasan (%) % 0 0,960 0, ,71 % 82,18 29,00 36,88 127,17 % 0,008 0,030 0,021 70,00 Sumber: Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan, 2014 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 185

203 Secara umum bahwa capaian urusan pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada tahun 2014 sebagai berikut: a. Pada tahun 2013 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak mencapai 112 kasus sedangkan pada tahun 2014 terjadi sebanyak 106 kasus atau terjadi penurunan 6 kasus atau 5,35%, dari keseluruhan kasus tersebut terdiri dari kasus terhadap anak 41 kasus dan Kasus terhadap perempuan mencapai 65 kasus. b. Program penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender antara lain dengan kegiatan advokasi dan fasilitasi PUG bagi perempuan dengan 75 kader masyarakat di 19 kecamatan, peningkatan jejaring dengan dinas instansi terkait, lembaga swasta lainnya antara lain LSM dan lembaga swasta lainnya. c. Penanganan perlindungan anak telah dibentuk farum anak di tingkat Kabupaten Semarang dilanjutkan masing masing di 5 kecamatan yang meliputi: Kecamatan Bergas, Pringapus, Bawen, Ambarawa dan Getasan. Selain itu di tingkat desa juga telah terbentuk forum anak di 2 desa yaitu Desa Gondoriyo dan Desa Wonorejo. d. Dalam rangka memenuhi hak anak di Kabupaten Semarang pelatihan kepemimpinan tingkat dasar telah dilakukan bagi 36 orang anak FAKAS. Selain itu pelatihan KHA (Konvensi Hak Anak) juga dilakukan pada 200 orang Kepala Sekolah SD, SMP dan SMA se-kabupaten Semarang. Guna menunjang terwujudnya Kabupaten/kota Layak Anak maka dibentuk Gugus Tugas Desa Layak Anak yang berada di 11 desa yaitu Desa Butuh Kecamatan Tengaran, Desa Gunung Tumpeng Kecamatan Suruh, Desa Kradenan Kecamatan Kaliwungu, Desa Tlompakan Kecamatan Tuntang, Desa Sumberrejo Kecamatan Pabelan, Desa Kemetul Kecamatan, Susukan, Desa Kebumen Kecamatan Banyubiru, Desa Sumowono Kecamatan Sumowono, Desa Lebak Kecamatan Bringin, Desa kopeng Kecamatan Getasan dan Desa Boto Kecamatan Bancak. e. Kegiatan Fasilitasi upaya perlindungan perempuan terhadap tindak kekerasan dengan memberikan sosialisasi KDRT di 3 kecamatan yaitu Kecamatan Pabelan, Kecamatan Kaliwungu,dan Kecamatan Susukan sebagai peserta tokoh masyarakat, tokoh agama, tim penggerak PKK untuk masing masing kecamatan 50 peserta. Selain itu dilakukan pelatihan petugas penerima [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 186

204 pengaduan bagi 38 orang di 19 kecamatan dan SKPD terkait. pemberian bantuan operasional terhadap tindak kekerasan dari 106 kasus yang mendapat bantuan dana sebanyak 25 kasus. 3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan Dalam melaksanakan program dan kegiatan dalam Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ada beberapa permasalahan, antara lain: 1) Kurangnya SDM yang menangani pendampingan korban; 2) Belum tersedianya shelter/rumah singgah; 3) Masih terbatasnya data dan informasi yang terpilah yang menyangkut kondisi kesetaraan dan keadilan gender, sehingga sulit untuk melakukan analisis gender; 4) Belum tersedianya data dan informasi tentang PUG secara jelas bagi organisasi wanita dan organisasi masyarakat; 5) Belum optimalnya pelaksanaan Perencanaan Pengganggaran Responsif Gender (PPRG) di tingkat SKPD. b. Solusi Untuk mengatasi permasalahan tersebut, upaya yang telah dilakukan adalah: 1. Merekrut 3 tenaga full timer; 2. Untuk sementara menggunakan shelter Provinsi Jawa Tengah; 3. Melakukan pendataan (khususnya data pilah gender dan anak) serta menganalisis gender secara keseluruhan bekerja sama dengan pihak ketiga; 4. Melakukan advokasi kepada organisasi wanita dan organisasi masyarakat Tentang PUG dan melakukan pendataan guna memperoleh informasi tentang PUG secara jelas dan lengkap; 5. Menyusun Instruksi Bupati mengenai Penyusunan Anggaran yang responsif di masing-masing SKPD. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 187

205 L. Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Penyelenggaraan urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan tujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan sasaran terwujudnya Norma Keluarga Kecil yang Berkualitas dan Sejahtera. 1. Program dan Kegiatan Program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam penyelenggaraan Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Tahun 2014 oleh Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan adalah sebagai berikut: a. Program Keluarga Berencana, dengan kegiatan-kegiatan: 1) Penyediaan Pelayanan KB dan Alat Kontrasepsi bagi Keluarga Miskin; 2) Pelayanan KIE; 3) Promosi Pelayanan KHIBA; 4) Pembinaan Keluarga Berencana; 5) Pengadaan Sarana mobilitas tim KB Keliling. b. Program Kesehatan Reproduksi Remaja, dengan kegiatan-kegiatan: 1) Advokasi dan KIE tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR); 2) Memperkuat dukungan dan partisipasi masyarakat. c. Program Pelayanan Kontrasepsi, dengan kegiatan Pelayanan konseling KB; d. Program Pembinaan Peran Serta Masyarakat Dalam Pelayanan KB/KR Yang Mandiri, dengan kegiatan fasilitasi pembentukan kelompok masyarakat peduli KB; e. Program Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR, dengan kegiatan-kegiatan: 1) Pendirian pusat pelayanan informasi dan konseling KRR; 2) Fasilitasi forum pelayanan KKR bagi kelompok remaja dan kelompok sebaya diluar sekolah. f. Program pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak, dengan kegiatan pengumpulan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 188

206 2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dilaksanakan dengan anggaran belanja langsung urusan Total sebesar Rp ,00, dan terealisasi sebesar Rp ,00 atau 96,89%. (Rincian realisasi program dan kegiatan terlampir). Capaian realisasi program dan kegiatan Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera sebagai berikut: No Tabel 4.47 Data Capaian Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Tahun 2013 dan Tahun 2014 Uraian Capaian 2013 Tahun 2014 Target Realisasi % 1. Rata-rata jumlah anak per keluarga ,10 3,37 91,99 2. Rasio Akseptor KB (%) 83,42 107,00 80,09 74,85 3. Keluarga Pra KS (%) 22,76 20,00 25,63 78,03 4. Keluarga KS1 (%) 24,88 22,00 18,63 84,68 5. Cakupan peserta KB aktif (%) 80,87 82,50 83,17 100,81 Sumber: Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan, 2014 Secara umum capaian Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera sebagai berikut: 1) Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) tahun 2014 sejumlah Peserta KB aktif sejumlah peserta, sedangkan jumlah peserta KB baru mengalami penurunan yang sebelumnya tahun 2013 berjumlah pada tahun 2014 menjadi akseptor. Total Fertility Rate (TFR) tahun 2013 sebanyak 1,95 pada tahun 2014 menjadi 1,95. 2) Pada tahun 2014 telah ditetapkan sasaran peserta KB baru sebesar akseptor, sedangkan realisasinya jauh dari target yaitu hanya mencapai akseptor atau 80,09%. Sedangkan capaian akseptor KB baru tahun 2013 tercapai akseptor atau 83,42% dari perkiraan permintaan masyarakat (PPM) yang telah ditetapkan sebesar akseptor. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab rendahnya capaian akseptor baru diantaranya: [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 189

207 a. Terbatasnya frekuensi pelayanan KB di KKB, dalam hal ini Puskesmas sebagai pemberi pelayanan KB membatasi jumlah pelayanan MKJP dalam 1 minggu hanya memberi pelayanan KB sebanyak 1 hari saja. Selain itu puskesmas juga membatasi untuk pelayanan MKJP maksimal 5 orang dalam 1 hari. b. Diterapkannya SOP standard pelayanan KB yang bermutu, sehingga pelayanan KB berorientasi kepada kualitas pelayanan dan bukan pada kuantitas pelayanan. c. Tidak dianjurkannya pelayanan KB yang bersifat massal (safari KB). 3) Kondisi kependudukan saat ini, jumlah keluarga di Kabupaten Semarang tahun 2014 sebanyak KK terdiri dari pra KS berjumlah KK sedangkan di tahun 2013 keluarga pra sejahtera sebesar atau terjadi peningkatan sebesar KK atau sebesar 14,42%. Keluarga Sejahtera I berjumlah KK,Keluarga Sejahtera II KK. Keluarga Sejahtera III KK, Keluarga Sejahtera III plus KK. 4) Berdasarkan hasil pendataan tersebut terlihat bahwa 25,63% dari jumlah KK yang ada masih memerlukan penanganan tersendiri,sesuai dengan kewenangan menangani masalah kemiskinan. Terjadinya peningkatan jumlah keluarga Pra sejahtera pada tahun 2014 dimungkinkan disebabkan oleh beberapa hal antara lain variabel pada sebagaian luas lantai rumah masih tanah, pasangan usia subur yang mempunyai 2 (dua) anak lebih tidak menggunakan alat kontrasepsi dan luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk setiap penghuni rumah. Sesuai dengan konsep pendataan keluarga (21 variabel penentu tahapan keluarga) apabila salah satu saja variabel dalam pentahapan keluarga sejahtera tidak terpenuhi maka akan jatuh pada tahapan yang lebih rendah. No Tabel 4.48 Tahapan Keluarga Sejahtera Tahun Uraian KK % KK % 1 Keluarga Pra Sejahtera , ,69 2 Keluarga Sejahtera I , ,57 3 Keluarga Sejahtera II , ,30 4 Keluarga Sejahtera III , ,27 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 190

208 5 Keluarga Sejahtera III plus , ,17 Jumlah , ,00 Sumber:Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan, ) Walaupun Peserta KB Baru menurun tetapi, Peserta KB Aktif tetap harus dipertahankan. Peningkatan peserta KB baru dilakukan dengan mengoptimalkan peran Pembantu Petugas KB Desa (PPKBD) di masing masing desa serta menggunakan momen tertentu seperti kesatuan gerak PKK, TNI Manunggal KB Kesehatan, Bhayangkara KB Kesehatan, Bhakti Sosial Muslimat NU, Bakti Sosial IDI dengan peran BABINSA. Tabel 4.49 Jumlah Peserta Aktif Keluarga Berencana Tahun 2013 dan 2014 No Peserta KB Aktif Realisasi Target Realisasi % +(-) 1 IUD , MOW , MOP , KONDOM , IMPLAN , SUNTIK , PIL , Jumlah PA ,54 Jumlah PUS ,90 % PA/PUS 83,38 84,42 83,17 98,51 Sumber: Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan, ) Dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan KB telah diadakan pelatihan pemasangan IUD dan implant bagi bidan sebanyak 20 orang yang terbagi dalam 1 angkatan dan bagi dokter sebanyak 30 orang yang terbagi dalam 2 angkatan dengan sumber dana dari pemerintah pusat. Melalui dana DAK kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan ditingkatkan dengan pengadaan kembali konstruksi bangunan yang meliputi pengadaan 3 gedung penyuluhan di 3 kecamatan yaitu Kecamatan Pabelan, Kecamatan Bringin, dan Kecamatan [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 191

209 Banyubiru. Sehingga pada tahun 2014 Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan memiliki 11 gedung balai penyuluhan di kecamatan. Selain pembangunan gedung penyuluhan, pengadaan yang lainnya meliputi pengadaan 1 unit mobil angkut peserta KB (micro bus), 1 unit sepeda motor, 50 buah KIE KIT, 80 buah PLKB KIT, dan 50 buah BKB Kit. Secara keseluruhan pengadaaan barang tersebut telah disalurkan ke KKB se- Kabupaten Semarang. 7) Pembinaan remaja atau PIK KRR yang diharapkan ada di 19 kecamatan saat ini telah terbentuk 44 PIK KRR di luar sekolah. Pelatihan bagi beberapa guru dan siswa khususnya guru BP dan ketua OSIS baik tingkat SLTP/SLTA diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang kesehatan reproduksi remaja. 8) Selain itu juga dalam rangka meningkatkan peran aktif pria dalam ber-kb, maka dibentuk paguyuban prio utomo. Paguyuban prio utomo saat ini mencapai 18 kelompok yang tersebar di 11 kecamatan. diantaranya yaitu Kecamatan Getasan, Kecamatan Suruh, Kecamatan Somowono, Kecamatan Bringin, Kecamatan Bancak., Kecamatan Kaliwungu, Kecamatan Ungaran Barat dan Kecamatan Banyubiru, Ungaran Timur, Kecamatan Tengaran dan Kecamatan Bandungan. 9) Dalam pelaksanaan program KB, peserta KB juga didorong untuk mampu meningkatkan kualitas hidup dan derajat kesehatan keluarga melalui kelompok Tri bina dan kelompok UPPKS yang telah terbentuk seperti Tri bina (BKB, BKL, BKR). Pada tahun 2014 jumlah kelompok BKB telah mencapai 932 kelompok dengan jumlah anggota orang, kelompok BKR 282 kelompok dengan jumlah anggota orang, kelompok BKL 309 kelompok dengan jumlah anggota orang. Kelompok tri bina yang telah terbentuk tersebut secara rutin mendapat pembinaan dari tingkat kabupaten melalui sumber dana APBD. Selain itu dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga akseptor telah dibentuk kelompok UPPKS di 19 kecamatan sejumlah kelompok dengan jumlah anggota orang dari keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I, sumber dana kelompok UPPKS berasal dari APBD dan dana dari BKKBN Propinsi Jawa Tengah maupun dari sumber lain. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 192

210 3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan Permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan program dan kegiatan dalam urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera ada beberapa hal yang dapat diuraikan sebagai berikut: 1) SDM pengelola program KB semakin berkurang, daya cakupan 1 petugas lapangan KB bertugas di 4 sampai 5 desa/kelurahan. 2) Kurang optimalnya koordinasi pengelolaan program KB. 3) Makin menurunnya tenaga lini lapangan (PLKB) akibat purna tugas sehingga pelaksanaan kegiatan di lapangan kurang optimal. 4) Masih kurangnya komitmen dan dukungan dalam pelaksanaan program Keluarga Berencana. b. Solusi Untuk mengatasi permasalahan tersebut, upaya yang telah dilakukan adalah: 1) Mengusulkan Penambahan SDM pengelola program KB melalui Formasi CPNS Daerah. 2) Mengoptimalkan Koordinasi Lintas Sektoral dalam Pengelolaan Program KB agar bisa bersinergi. 3) Mengusulkan Penambahan SDM Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) melalui Formasi CPNS Daerah. 4) Mengoptimalkan koordinasi dan konsultasi guna meningkatkan komitmen dan dukungan dalam pelaksanaan program Keluarga Berencana. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 193

211 M. Urusan Sosial Dalam Penyelenggaraan Urusan Sosial ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan keadilan sosial bagi masyarakat. Permasalahan kesejahteraan sosial dapat dilihat dari Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Dalam menanggulangi masalah sosial, pada Tahun 2014 sasaran pembangunan sosial dititikberatkan pada peningkatan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat dalam penanganan PMKS, dan meningkatnya pelayanan sosial bagi PMKS yaitu melalui Pelaksanaan Komunikasi, Informasi Edukasi, Konseling dan Kampanye Sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). 1. Program dan Kegiatan Program dan kegiatan Urusan Sosial pada Tahun 2014 yang dilaksanakan oleh 2 SKPD yaitu Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Sekretariat Daerah Bagian Kesejahteraan Rakyat, adalah: a. Dinas, Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi 1) Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya, dengan kegiatan-kegiatan: a) Pelatihan Ketrampilan Berusaha bagi Keluarga Miskin; b) fasilitas manajemen usaha bagi keluarga miskin; 2) Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial, dengan kegiatan-kegiatan: a) Pelaksanaan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE), Konseling dan Kampanye Sosial Bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS); b) Peningkatan kualitas pelayanan, sarana dan prasarana rehabiltasi kesejahteraan sosial bagi PMKS; c) Penyusunan Kebijakan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial; d) Pelayanan KIE bagi para kelompok resiko tinggi (Resti) HIV/AIDS; e) Bimbingan teknis kesiapsiagaan bencana berbasis masyarakat. 3) Program Pembinaan para Penyandang Cacat dan Trauma, dengan kegiatan Pendidikan dan pelatihan bagi penyandang cacat dan eks trauma; [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 194

212 4) Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial, dengan kegiatan-kegiatan: a) Peningkatan jejaring kerja sama pelaku-pelaku usaha kesejahteraan sosial masyarakat; b) Peningkatan kualitas SDM kesejahteraan sosial masyarakat. b. Sekretariat Daerah Bagian Kesejahteraan Rakyat 1) Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial, dengan kegiatan Koordinasi perumusan kebijakan dan sikronisasi pelaksanaan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan dan penurunan kesenjangan; 2) Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial, dengan kegiatan Penanganan masalah-masalah strategis yang menyangkut tanggap cepat darurat dan kejadian luar biasa; 3) Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial, dengan kegiatan Penyaluran santunan kematian; 4) Program Pengembangan Lembaga Sosial Keagamaan, dengan kegiatankegiatan: a) Fasilitasi Lembaga Sosial Keagamaan. b) Fasilitasi Jamaah Haji. 2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan Sosial dilaksanakan dengan anggaran belanja langsung urusan Total sebesar Rp ,00 dan realisasi sebesar Rp ,00 atau 92,86%. (Rincian realisasi program dan kegiatan terlampir). Capaian realisasi program dan kegiatan Urusan Sosial sebagai berikut: Tabel 4.50 Capaian Urusan Sosial Tahun 2013 dan Tahun 2014 Capaian Tahun 2014 No Uraian Satuan 2013 Target Realisasi % 1 Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo, dan panti rehabilitasi 2 Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial buah ,95 % 62,70 2,06 80, ,74 Sumber: Dinas Sosial Nakertrans Kab. Semarang, 2014 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 195

213 a. Sarana sosial di Kabupaten Semarang pada tahun 2014 sebanyak 46 panti, bertambah 4 panti atau 8,69% dibanding Tahun 2013 yang berjumlah 42 panti dan telah melampaui target Tahun 2014 sebanyak 39 panti atau 117,95%, sebagaimana tabel berikut: Tabel 4.51 Jumlah Panti dan Kelayan yang Ditangani Tahun No Nama Panti Alamat 1 P.A Santho Thomas Jl. Diponegoro 741 Ungaran Barat Jumlah Kelayan Yayasan Sosial Harapan Jl Semboja No 12 Bawen Yaysan Mohammadiyah Jl Fatmawati 96 Tuntang Panti Asuhan Al Mustofa Galangan Gentan Kec. Susukan Yayasan Aisiyah Jl Fatmawati 71 Tuntang Panti Asuhan Darul Hadlonah 7 Panti Asuhan Sahal Suhail 8 Panti Asuhan Al Masithoh 9 Panti Asuhan Yapen Yatu 10 Panti Asuhan Dar Alyatama Ds Reksosari Kec. Suruh Jl Melati Raya Gg II No 10 Ungaran 11 Panti Asuhan Eklesia Jl Kartini 12 Ngrengas Ambarawa 12 Panti Asuhan Darul Chadlonah Ds Dadap Ayam Kec. Suruh 50 0 Ds Lebak Kec. Bringin Ds Tengaran Kec. Tengaran Kuncen Kec Ungaran Barat Panti Asuhan Yadayanu Ds Wonorejo Kec. Pringapus Panti Asuhan Arriayah Ds Kauman Lor Kec. Pabelan Panti Asuhan Al Ittihad Desa Semowo Kec. Pabelan Panti Asuhan Permata Hati Ds Kebumen Kec. Banyubiru Panti Asuhan Amanah Kupang Jetis Kec. Ambarawa Panti Asuhan Baitul Falah Desa Reksosari Kec. Suruh Panti Asuhan Abul Yatama 20 Panti Asuhan Sumber Kasih 21 Panti Asuhan Keluarga Sakinah Jl Gatot Subroto No 13 Bawen Kel Panjang Ambarawa Kp Rapet Rt 4/3 Ds Banyubiru [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 196

214 No Nama Panti Alamat 22 Panti Asuhan Muhammadiyah 23 Panti Asuhan Darul Yatama 24 Panti Asuhan Hisyam Nur Musthofa Jumlah Kelayan Ds Susukan Kel Susukan Desa Gebugan Kec. Bergas Desa Sumowono Kec. Sumowono Panti Asuhan Servatius Ds Kalongan Ungaran Timur Panti Asuhan Darul Hasan Setro Ds Gondoriyo Kec. Bergas Panti Asuhan Atohariah Ds Branjang Kec Ungaran Timur Panti Cacat Darma Bakti Kel Ngempon Kec, Bergas Panti Cacat Bina Putra Kel Tambakboyo Ambarawa Panti Wreda Rindang Asih 31 Yayasan Cacat Cinta Kasih Bangsa Dliwang Ungaran Barat Jl. Kol Soegiyono 65 Ungaran Timur 32 Panti Cacat Putra Mandiri Jl Ki. Sono 2 Kel Genuk Ungaran Barat 33 Panti Cacat Pemulihan Kasih Bapa Jl Soegiyono 44 Ungaran Barat 34 Panti Cacat Wahid Hasyin Dsn Klopo Ds Bringin Kec, Bringin 35 Panti Cacat Rumah Pemulihan Evata 36 Panti Wreda Wening Werdaya 37 Panti Wreda Langen Werdasih I 38 Panti Asuhan Amal Sholeh Ds Sumogawe Kec. Getasan Kuncen Ungaran Barat Ds Lerep Kec. Ungaran Barat 1 1 Ds Sumogawe Kec. Getasan Panti Cacat Bina Kasih Kel Ungaran Kec Ungaran Barat 40 Panti Asuhan Kasih Harapan 41 Panti Asuhan Rehab Gelandangan,Orang Terlantar dan Psikotik 42 Panti Asuhan Wira Adi Karya 43 Yayasan Parakletor Eklesia Perdana 44 Yayasan Santa Mnica Patrisius Jl Pemuda no 77 Ambarawa Jl Sewakul Kel Bandarjo Ungaran Barat Jl Ki Sarino Mangun Pranoto Ungaran Barat Jl. Kemuning IV no. 25 Ambarawa Dsn. Jampelan Ds Getasan Kec. Getasan [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 197

215 No Nama Panti Alamat 45 Lembaga Rehabilitasi Sosial ERHA Jumlah Kelayan Ds. Sumberjo Kec. Pabelan Yayasan Al Zam Zam Ds Pringurung Kec. Ungaran Timur 0 20 Jumlah Sumber: Dinas Sosial Nakertrans Kab. Semarang, 2014 b. Pada tahun 2014 Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) mencapai 79,82% dari populasi potensi PMKS. No Tabel 4.52 Penanganan PMKS Tahun 2013 dan Tahun 2014 PMKS Satu an Dilayani 2013 Tahun 2014 Populasi Dilayani 1 Anak Balita Terlantar Jiwa ,70 2 Anak Terlantar Jiwa ,16 3 Anak yang Menjadi Korban Tindak Kekerasan % Jiwa ,57 4 Anak Nakal Jiwa Anak Jalanan Jiwa ,76 6 Anak Cacat Jiwa ,73 7 Wanita Rawan Sosial Ekonomi Jiwa Lanjut Usia Terlantar Jiwa ,70 9 Penyandang Cacat Jiwa ,78 10 Penyandang Cacat Bekas Penderita Penyakit Kronis (eks BK) Jiwa Penyandang HIV/AIDS Jiwa Tuna Susila Jiwa ,12 13 Pengemis Jiwa ,09 14 Gelandangan dan Orang Terlantar 15 Pekerja Migran Bermasalah 16 Korban Penyalahgunaan Nafsa Jiwa ,11 Jiwa ,21 Jiwa Keluarga Fakir Miskin KK ,67 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 198

216 No PMKS 18 Keluarga Berumah Tak Layak Huni 19 Keluarga Bermasalah Psikologis Satu an Dilayani 2013 Tahun 2014 Populasi Dilayani % KK KK ,99 20 Komunitas Adat Terpencil KK ,37 21 Korban Bencana Alam KK ,73 Jumlah ,52 Sumber: Dinas Sosial Nakertrans Kab. Semarang, 2014 c. Pemberdayaan Sosial Kesejahteraan Masyarakat (PSKM) yang dibina selama Tahun 2014 mencapai 58,10% dari populasi potensi PSKM, dengan rincian seperti terlihat pada tabel berikut: Tabel 4.53 Pemberdayaan Sosial Kesejahteraan Masyarakat Tahun 2013 dan 2014 No PMKS Satuan Dibina 2013 Tahun 2014 Populasi Dibina % 1 Karang Taruna KLP ,49 2 Pekerja Sosial Masyarakat Jiwa ,40 3 Organisasi Sosial Panti Asuhan 4 Wanita Pemimpin Kesejahteraan Sosial KLP ,00 Jiwa ,09 5 Dunia Usaha Prsh ,59 6 Veteran dan Janda Perintis Kemerdekaan Jiwa ,89 7 Makam Pahlawan Buah ,00 8 Makam Pahlawan Nasional 9 Makam Pejuang Kemerdekaan dan Tugu Kejuangan Buah ,00 buah ,00 JUMLAH ,10 Sumber: Dinas Sosial Nakertrans Kab. Semarang, 2014 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 199

217 3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan Permasalahan Urusan Sosial yang terjadi adalah sebagai berikut: 1) Kurang optimalnya peran Tim Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan atau CSR (Community Forum For Comunicasi Development) di Kabupaten Semarang dalam penanganan PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial); 2) Masih kurangnya kesadaran Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) untuk hidup mandiri, masih menggantungkan bantuan dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah; 3) Kurangnyajumlah Balai Rehabilitasi Sosial yang dapat menampung PGOT (Pengemis, Gelandangan dan Orang Terlantar); 4) Kurangnya Sumber Daya Manusia yang menangani masalah Sosial. b. Solusi Untuk mengatasi permasalahan tersebut, upaya yang telah dilakukan adalah: 1) Melakukan koordinasi dengantim tanggung jawab sosial dan lingkungan atau CSR (Community Forum For Comunicasi Development) agar ikut membantu menganggarkan/memberi bantuan yang dialokasikan untuk penanganan PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial); 2) Meningkatkan kesadaran Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) agar tidak menggantungkan hidupnya kepada orang lain atau menggantungkan kepada bantuan Pemerintah dengan mengadakan berbagai Pelatihan yang dapat meningkatkan ketrampilan dan keahliannya sehingga diharapkan dapat berkarya sendiri menghidupi diri dan pembinaan/penyuluhan agar mau merubah mindset/pola pikir yang sebelumnya menggantungkan hidupnya pada bantuan pihak lain menjadi mandiri; 3) Mengoptimalkan daya tampung Balai Rehabilitasi Sosial yang ada; 4) Mengusulkan tambahan Sumber Daya Manusia yang menangani masalah sosial melalui usulan formasi CPNS Daerah. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 200

218 N. Urusan Ketenagakerjaan Selama beberapa periode kondisi ketenagakerjaan di Kabupaten Semarang masuk dalam kondisi untuk diperhatikan secara serius, pengentasan pengangguran dan kemiskinan diperkirakan masih memerlukan waktu yang panjang selain itu masalah kesempatan kerja yang terbatas juga menjadi masalah yang perlu pemecahan karena merupakan kunci dalam penyerapan tenaga kerja sehingga akan berpengaruh langsung terhadap tingkat pengangguran dan kemiskinan. 1. Program dan Kegiatan Penyelenggaraan Urusan Ketenagakerjaan Tahun 2014 dilaksanakan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, melalui program dan kegiatan, sebagai berikut: a. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja, dengan kegiatan-kegiatan: 1) Pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi pencari kerja; 2) Pendidikan dan keterampilan bagi pencari kerja berbasis masyarakat. b. Program Peningkatan Kesempatan Kerja, dengan kegiatan berupa penyebarluasan informasi bursa tenaga kerja; c. Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan, dengan kegiatan-kegiatan: 1) Pengendalian dan pembinaan lembaga penyalur tenaga kerja; 2) Fasilitasi penyelesaian prosedur penyelesaian perselisihan hubungan industrial; 3) Fasilitasi penyelesaian prosedur pemberian perlindungan hukum dan jaminan sosial ketenagakerjaan; 4) Sosialisasi berbagai peraturan pelaksanaan tentang ketenagakerjaan; 5) Peningkatan pengawasan, perlindungan dan penegakkan hukum tehadap keselamatan dan kesehatan kerja; 6) Fasilitasi penentuan dan pelaksanaan upah minimum; 7) Peningkatan pengawasan, perlindungan dan penegakan hukum terhadap norma ketenagakerjaan. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 201

219 2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan Ketenagakerjaan dilaksanakan dengan anggaran belanja langsung urusan Total sebesar Rp ,00 dan realisasi sebesar Rp ,00 atau 98,35%. (Rincian realisasi program dan kegiatan terlampir). Capaian realisasi program dan kegiatan Urusan Ketenagakerjaan disajikan dalam tabel, berikut: Tabel 4.54 Capaian Urusan Ketenagakerjaan Tahun 2013 dan Tahun 2014 No Uraian Satuan Capaian 2013 Tahun 2014 Target Realisasi % 1 Rasio penduduk yg bekerja % 65,30 52,10 57,27 109,92 2 Tingkat partisipasi angkatan kerja 3 Perkiraan angka sengketa pengusaha pekerja per Tahun % 95,43 87,15 75,34 86,45 % 5,96 3,70 3,51 105,41 4 Pencari kerja yg ditempatkan % 70,69 19,95 69,10 346,37 5 Keselamatan dan perlindungan % 62,65 73,00 70,22 96,19 Sumber: Dinas Sosial dan Nakertrans Kab. Semarang, 2014 Secara umum capaian urusan ketenagakerjaan sesuai target pada Tahun 2014 adalah sebagai berikut: a. Jumlah Perusahaan Tahun 2014 tercatat 883 Perusahaan dan yang telah menerapkan K3 sebanyak 620 Perusahaan atau 70,22%. Untuk meningkatkan penerapan K3 pada Perusahaan, pada Tahun 2014 telah dilaksanakan penyuluhan K3 terhadap 360 orang tenaga kerja di Perusahaan. Pemeriksaan, pembinaan dan pengujian K3 (Keselamatan, dan Kesehatan Kerja) sebanyak 233 kali kunjungan Perusahaan dan Pengawasan terhadap norma ketenagakerjaan sebanyak 150 kali kunjungan perusahaan, Selama Tahun 2014 angka kecelakaan kerja masih cukup tinggi yaitu kasus. Hal ini disebabkan masih kurangnya kesadaran tenaga kerja terhadap K3 di Perusahaan, dan masih banyaknya kecelakaan lalu lintas saat berangkat atau pulang kerja. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 202

220 b. Angka perselisihan antara pengusaha dengan pekerja pada tahun 2014 sebanyak 48 kasus dari 31 Perusahaan, menurun sebanyak 1 kasus dibandingkan tahun 2013 yang sebanyak 49 kasus, dengan rincian: 1) Pemutusan Hubungan Kerja sebanyak 43 kasus dan mogok kerja sebanyak 5 kasus. Pemutusan Hubungan Kerja disebabkan antara lain gaji gantungan tidak dibayar, mengundurkan diri (minta surat pengalaman kerja, uang pisah), indisipliner, PHK sepihak dan pencurian. THR tidak proporsional, sakit berkepanjangan tetapi tidak di PHK sehingga menyebabkan terjadinya pemutusan hubungan kerja dan perselisihan hubungan industrial. 2) Pada Tahun 2014 kasus PHI/PHK yang telah diselesaikan sebanyak 44 kasus (5 kasus mogok, 39 kasus PHK) sedangkan 4 kasus PHK masih dalam proses. 3) Unjuk rasa sebanyak 4 kali di 5 Perusahaan yang melibatkan tenaga kerja, sehingga mengakibatkan jumlah jam kerja yang hilang jam dengan jumlah kerugian kurang lebih Rp ,00 yang disebabkan karena tidak dilaksanakanya beberapa hak normatif pekerja, akibat kebijakan perusahaan serta kurangnya komunikasi. c. Telah dilaksanakannya Upah Minimum Kabupaten (UMK) Kabupaten Semarang sesuai dengan SK Gubernur Jawa Tengah sebesar Rp ,00 terjadi peningkatan sebesar 14,96% dibanding Tahun 2013 sebesar Rp ,00. UMK Tahun 2015 sebesar Rp ,00 telah dibahas dalam sidang Dewan Pengupahan Kabupaten dan ditetapkan oleh Gubernur Jawa Tengah dengan Keputusan Gubernur Nomor 560/85 Tahun 2014 Tanggal 20 Nopember d. Jumlah Pencari Kerja yang mendaftar Di Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2014 sebanyak orang dan Pencari kerja yang telah ditempatkan sebanyak orang. e. Capaian Indikator Kinerja untuk: Rasio Penduduk yang bekerja dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja setelah dievaluasi mengalami penurunan disebabkan karena bertambahnya angkatan kerja tidak seimbang dengan bertambahnya jumlah penduduk usia kerja hal ini karena meningkatnya kesempatan belajar/sekolah bagi penduduk bukan angkatan kerja contohnya dengan meningkatnya taraf hidup penduduk maka kesadaran untuk [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 203

221 mengenyam pendidikan yang lebih tinggi juga meningkat, hal ini berakibat pada kenaikan angkatan kerja menjadi terhambat. f. Selama Tahun 2014 telah dilaksanakan pelatihan-pelatihan dalam rangka menyediakan tenaga kerja yang kompeten dan produktif sesuai dengan pasar kerja nasional dan luar negeri sebagaimana tabel berikut: Tabel 4.55 Jumlah Pelatihan yang Dilaksanakan Dinas No Indikator Satuan Pelatihan Ketrampilan Menjahit high speed Orang Mekanik sepeda motor Orang Mekanik mobil Orang 0 0 Las listrik/karbit Orang 40 0 Bordir Orang Sablon Orang 40 0 Potong rambut Orang 0 0 Pembuatan rambut palsu/wig Orang Aneka kerajinan (pembuatan boneka) Orang 0 0 Tata rias pengantin Orang 0 0 Pembuatan jamur Orang 0 20 Aneka makanan Kecil Orang 0 0 Service HP Orang 0 20 Sumber: Dinas Sosial dan Nakertrans Kab. Semarang, 2014 Dengan melihat tabel di atas bahwa jumlah pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan pada Tahun 2014 ada beberapa pelatihan yang mengalami peningkatan dibanding tahun 2013 contohnya pelatihan ketrampilan menjahit high speed, pelatihan pembuatan rambut palsu/wig, pelatihan pembuatan jamur dan Service HP. Hal ini yang banyak diminati oleh masyarakat Kabupaten Semarang g. Pada Tahun 2014 juga telah disusun peta kerawanan perusahaan yang digunakan untuk mengetahui perusahaan yang ada di Kabupaten Semarang dalam melaksanakan ketentuan Hubungan Industrial yang selanjutnya dilakukan penilaian untuk menentukan rencana tindak lanjut berikutnya (apakah perlu pembinaan ataupun sanksi yang lain). [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 204

222 3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan Permasalahan yang terkait dengan Urusan Ketenagakerjaan Tahun 2014 adalah sebagai berikut: 1) Masih rendahnya kualitas dan kompetensi angkatan Kerja muda yang memasuki dunia kerja; 2) Masih rendahnya pemahaman tenaga kerja dan pelaku-pelaku usaha terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku; 3) Kurang optimalnya pembinaan dan pengawasan hubungan industrial, norma ketenagakerjaan dan norma keselamatan dan kesehatan kerja (K3) karena keterbatasan Sumber Daya Manusia (Pengawas). b. Solusi Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, maka solusi yang telah dilakukan adalah: 1) Meningkatkan jumlah dan jenis kegiatan pelatihan ketrampilan dan keahlian bagi angkatan kerja muda baik di perkotaan maupun di pedesaan; 2) Melaksanakan sosialisasi / penyuluhan berbagai peraturan perundangundangan ketenagakerjaan bagi tenaga kerja dan pelaku-pelaku usaha; 3) Menambah dan meningkatkan Sumber Daya Manusia (pengawas) melalui bimbingan teknis hubungan industrial dan norma ketenagakerjaan serta norma K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 205

223 O. Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Daerah Bidang Koperasi dan Usaha Kecil Menengah bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas koperasi dan UMKM, serta meningkatkan kemandirian UMKM. Sasaran yang hendak dicapai yaitu: 1. Meningkatkan sumber daya manusia pengelola koperasi dan UMKM yang kompeten dan berdaya saing 2. Meningkatnya akuntabilitas dan pemberdayaan Koperasi dan UMKM 3. Meningkatkan sarana dan prasarana koperasi dan UMKM 4. Meningkatkan akses pasar dan jaringan usaha. 1. Program dan Kegiatan Untuk mencapai sasaran tersebut diatas maka dilaksanakan program dan kegiatan sebagai berikut: a. Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif, dengan kegiatan-kegiatan: 1) Penyusunan Kebijakan tentang UKM; 2) Perencanaan, Koordinasi, dan Pengembangan UKM. b. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah, dengan kegiatan-kegiatan: 1) Fasilitasi Peningkatan kemitraan usaha bagi usaha mikro kecil menengah; 2) Fasilitasi Pengembangan Saran Promosi Hasil Produksi; 3) Penyelenggaraan Pelatihan Kewirausahaan. c. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro KecilMenengah dengan kegiatan-kegiatan: 1) Pengembangan Klaster Bisnis; 2) Koordinasi Penggunaan Dana Pemerintah bagi UMKM; 3) Peningkatan Jaringan Kerjasama antar Lembaga; 4) Penyelenggaraan Promosi Produk UMKM. d. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi, dengan kegiatankegiatan: 1) Sosialisasi Prinsip-prinsip Pemahaman Perkoperasian; 2) Pembinaan usaha koperasi dan prakoperasi; [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 206

224 3) Peningkatan sistem pelaporan KSP/USP; 4) Penilaian kesehatan koperasi; 5) Pembinaan, pemeriksaan dan pengawasan KUMKM; 6) Pengendalian KSP/USP dan KJKS/UJKS. 2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dilaksanakan dengan anggaran belanja langsung urusan total sebesar Rp ,00 dan realisasi sebesar Rp ,00 atau 99,12%. (Rincian realisasi program dan kegiatan terlampir). Adapun capaian realisasi anggaran program dan kegiatan Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah pada tahun 2014 adalah sebagai berikut: Tabel 4.56 Capaian Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Tahun 2013 dan Tahun 2014 No Indikator Kinerja Satuan CapaianT ahun 2013 Target Tahun 2014 Realisasi 1 Jumlah Koperasi unit Komposisi Koperasi Aktif % 69,04 85,19 63,21 74,20 3 Jumlah Koperasi Aktif Unit ,60 4 UMKM non BPR/LKMUKM Org ,74 5 UMKM Binaan Org ,07 6 BPR/LKM Unit ,65 7 Kontribusi sektor Lemb. Keuangan Jasa dan Persewaan terhadap PDRB *) Rp. (Juta) % , , ,08 95,31 8 Usaha mikro dan kecil % 28,98 27,4 13,15 47,99 Sumber: Dinas Koperasi UMKM, Perindag Kab. Semarang, 2014 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 207

225 a. Perkoperasian Pada awal tahun 2014, jumlah koperasi di Kabupaten Semarang mengalami kenaikan dari 662 koperasi menjadi 668 koperasi. Namun di bulan Desember 2014, berdasar Keputusan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 518/246.4/XII/2014, Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Semarang telah membubarkan 50 koperasi karena tidak dapat memenuhi ketentuan UU No 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian dan 1 koperasi dibubarkan oleh rapat anggota karena keberatan membayar pajak. Selain itu, terdapat 1 koperasi yang berpindah ke Kota Semarang dan 7 koperasi yang naik tingkat Provinsi. Karena pada tahun 2014 terdapat pendirian koperasi baru sebanyak 6, maka pada akhir tahun 2014 jumlah koperasi yang ada di Kabupaten Semarang adalah sebanyak 609 koperasi, terdiri atas koperasi aktif 385, dan tidak aktif 224. Grafik 4.7 Jumlah Koperasi di Kabupaten Semarang Tahun 2014 Jumlah Koperasi di Kab. Semarang Sumber: Dinas Koperasi UMKM, Perindag Kab. Semarang, 2014 Jumlah koperasi yang aktif pun pada tahun 2014 mengalami penurunan dari 458 koperasi di tahun 2013 menjadi 385 koperasi. Banyaknya jumlah koperasi yang tidak aktif karena: [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 208

226 1) Banyaknya koperasi yang dari luar Kabupaten Semarang yang membuka cabang di Kabupaten Semarang membawa andil atas tidak aktifnya koperasi lokal. 2) Kurang profesionalnya pengelolaan koperasi sehingga terjadi penurunan intensitas usaha koperasi, bahkan ada yang sudah tidak beroperasi sama sekali terutama koperasi kelompok tani. 3) Keterbatasan modal usaha koperasi sehingga banyak koperasi yang tidak bisa melanjutkan usahanya. Grafik 4.8 Jumlah Koperasi Aktif di Kabupaten Semarang Tahun 2014 Jumlah Koperasi Aktif di Kab. Semarang Sumber: Dinas Koperasi UMKM, Perindag Kab. Semarang, 2014 b. Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jumlah UKM non BPR/LKMUKM di Kabupaten Semarang pada tahun 2013 adalah orang dan di tahun 2014 naik 237,74% menjadi orang. Data ini merupakan hasil sensus ekonomi Badan Pusat Statistik. Dari jumlah tersebut yang berhasil dibina selama tahun 2014 sebesar unit, naik sebesar 7,03% dibanding tahun sebelumnya sebanyak Secara rinci perkembangan dan jenis UMKM binaan diuraikan dalam tabel di bawah ini: [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 209

227 Tabel 4.57 Jumlah UMKM Binaan Tahun No 1 Jenis UMKM Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan UMKM Binaan Pertambangan & penggalian Industri pengolahan Listrik, gas dan air bersih Bangunan Perdagangan, hotel & restoran Pengangkutan dan komunikasi Keuangan, persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa jasa swasta Total Sumber: Dinas Koperasi UMKM, Perindag Kab. Semarang, 2014 c. BPR / Lembaga Keuangan Mikro Lembaga Keuangan Mikro mengacu pada UU No.1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang khusus didirikan untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha yang tidak sematamata mencari keuntungan. Pendirian Lembaga Keuangan Mikro paling sedikit harus memenuhi persyaratan mempunyai bentuk badan hukum sebagai koperasi atau perseroan terbatas, memenuhi ketentuan permodalan dan perijinan sesuai undang undang. Pada tahun 2013, jumlah lembaga keuangan mikro diidentifikasi sebagai koperasi yang berada di Kabupaten Semarang, yaitu sebanyak 662 unit; Sedangkan pada tahun 2014 apabila koperasi aktif yang ada di Kabupaten Semarang dikategorikan sebagai Lembaga keuangan mikro, maka jumlah BPR/Lembaga Keuangan Mikro dikabupaten Semarang adalah [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 210

228 sebanyak 611 unit terdiri dari 385 Koperasi Aktif, 13 unit BPR, 208 unit LKD (Lembaga Kredit Desa), 17 unit LKK (Lembaga Kredit Kelurahan) dan 15 BKD (Badan Kredit Desa). Dibanding jumlah BPR/LKM tahun 2013 sebanyak 662 unit, berarti tahun 2014 mengalami penurunan, hal ini sebagai implikasi dari berkurangnya jumlah koperasi aktif di Kabupaten Semarang sebagai akibat dari banyaknya competitorbaru, yaitu masuknya koperasi dari luar yang membuka cabang di Kabupaten Semarang. Disamping itu juga disebabkan oleh kurang profesionalnya pengelolaan koperasi sehingga terjadi penurunan intensitas usaha dan keterbatasan modal usaha sehingga banyak koperasi yang tidak bisa melanjutkan usahanya. 3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan 1) Dalam pelaksanaan program kegiatan bidang koperasi terjadi permasalahan-permasalahan sebagai berikut: a) Kurangnya pemahaman dan kerjasama antara perbankan dengan koperasi; b) Kurangnya pengetahuan SDM koperasi tentang perbankan; c) Adanya perubahan kebijakan pemerintah, yaitu pembatalan UU No.17 Tahun 2012 berakibat koperasi yang telah merubah AD/ART nya menurut UU No. 17 Tahun 2012 harus menyesuaikan kembali dengan UU No. 25 Tahun 1992; d) Kurangnya kesadaran berkoperasi di masyarakat; e) Di masyarakat banyak terjadi adanya praktek bank gelap yang berkedok koperasi dengan syarat mudah dan berbunga tinggi. Selain itu banyak koperasi dari luar daerah yang membuka kantor cabang tanpa ijin di Kabupaten Semarang; f) Keterbatasan jumlah sumber daya manusia aparatur menyebabkan kurang optimalnya upayapembinaan koperasi; g) Keterbatasan sarana dan prasarana pendukung kegiatan. 2) Sedangkan permasalahan di sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah sebagai berikut: [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 211

229 a) Keterbatasan ketrampilan, kreatifitas dan kemampuan berinovasi padasumber daya manusia KUMKM; b) Belum optimalnya pemanfaatan teknologi tepat guna; c) Kurangnya jaringan kemitraan sehingga akses pemasaran pun terbatas; d) Terbatasnya permodalan yang dimiliki KUMKM yang disebabkan diantaranya karena jaminan aset dan administrasi yangkurang memenuhi persyaratan; e) Kurangnya sarana prasarana pemasaran, informasi pasar, promosi dan kontak dagang. b. Solusi 1) Solusi untuk sektor Perkoperasian: a) Melakukan fasilitasi kerjasama koperasi dengan perbankan; b) Melakukan pelatihan dan fasilitasi kemitraan dengan dunia perbankan; c) Melakukan sosialisasi pembatalan UU No. 17 Tahun 2012 dan pembinaan pengelolaan koperasi sesuai UU No. 25 Tahun 1992; d) Meningkatkan penyuluhan Perkoperasian di Kab. Semarang; e) Meningkatkan pemantauan dan pembinaan koperasi dan prakoperasi agar dapat meningkatkan kinerja koperasi; f) Mengoptimalkan sumber daya manusia dalam upaya pembinaan perkoperasian; g) Optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada. 2) Solusi di sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah sebagai berikut: a) Meningkatkan daya saing dengan upaya untuk mengembangkan produk sehingga lebih kreatif, inovatif dan berkualitas; b) Meningkatkan ketrampilan pemanfaatan teknologi tepat guna yang mempunyai nilai tambah; c) Memfasilitasi kemitraan bagi UMKM agar dapat mengembangkan jaringan usaha dan perluasan pangsa pasar; d) Meningkatkan akses pembiayaan pada Koperasi UMKM melalui fasilitasi akses permodalan dengan lembaga keuangan /perbankan; e) Meningkatkan jaringan pemasaran melalui promosi produkunggulan dan pengembangan klaster/sentra UMKM. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 212

230 P. Urusan Penanaman Modal Urusan penanaman modal dilaksanakan dalam rangka memperhatikan tuntutan masyarakat akan perlunya pelayanan prima serta mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance). Melalui kebijakan daerah dibidang pelayanan perijinan terpadu yang memberikan kemudahan dalam mengurus perijinan didukung kondisi keamanan yang kondusif, infrastruktur, dan promosi investasi maka akan berdampak pada meningkatnya investor yang menanamkan modalnya di Kabupaten Semarang dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan daya serap tenaga kerja. 1. Program dan Kegiatan Program dan kegiatan urusan Penanaman Modal pada Tahun 2014 yang dilaksanakan oleh Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu adalah: a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, dengan kegiatan-kegiatan: 1) Pengelolaan Surat Menyurat; 2) Penyediaan Jasa dan Komponen Instalasi Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik; 3) Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja serta Perlengkapan Kantor 4) Penyediaan Logistik Kantor; 5) Penatausahaan Administrasi Keuangan SKPD; 6) Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor; 7) Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah; 8) Penyediaan Jasa Tenaga Pendukung/Teknis Perkantoran. b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur dengan kegiatankegiatan: 1) Pengadaan Perlengkapan dan Peralatan Kantor dan Gedung Kantor; 2) Pengadaan Peralatan dan Perlengkapan Keamanan; 3) Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor; 4) Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaran Dinas/Operasional; 5) Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan dan Perlengkapan dan Peralatan Gedung Kantor. c. Program Peningkatan Kapasitas Prasarana Aparatur dengan kegiatan Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya; [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 213

231 d. Program Peningkatan Kapasitas Aparatur dengan kegiatan-kegiatan: 1) Pendidikan dan Pelatihan formal; 2) Sosialisasi/Bintek Peraturan Perundang-undangan. e. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan dengan kegiatan Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan SKPD; f. Program Perencanaan, dengan kegiatan Penyusunan Dokumen Perencanaan SKPD; g. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi dengan kegiatankegiatan: 1) Peningkatan Fasilitasi Terwujudnya Kerjasama Strategis Antar Usaha Besar dan Usaha Kecil Menengah; 2) Koordinasi antar lembaga dalam pengendalian pelaksanaan investasi PMA/PMDN; 3) Koordinasi perencanaan dan pengembangan penanaman modal; 4) Peningkatan kegiatan pemantauan, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penanaman modal; 5) Peningkatan Kualitas SDM guna Peningkatan Pelayan Investasi; 6) Penyelenggaraan pameran investasi; 7) Monitoring, evaluasi dan pelaporan. h. Program Peningkatan iklim Investasi dan Realisasi Investasi, dengan kegiatan Penyederhanaan prosedur perijinan dan peningkatan pelayanan penanaman modal. i. Program Penyiapan Potensi Sumber Daya, Sarana dan Prasarana Daerah, dengan kegiatan Kajian Potensi Sumber Daya yang terkait dengan Investasi. 2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan Penanaman Modal dilaksanakan dengan anggaran belanja langsung urusan total sebesar Rp ,00 dan realisasi sebesar Rp ,00 atau 83,03%. (Rincian realisasi program dan kegiatan terlampir). Capaian target indikator sasaran Urusan Penanaman Modal tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menunjukkan keberhasilan [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 214

232 pembangunan melalui pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya dalam tahun Kinerja Urusan Penanaman Modal yang dicapai di tahun 2014 adalah sebagai berikut: No Uraian Satuan 1 2 Jumlah Investor berskala nasional (PMDN/PMA) Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA) Tabel 4.58 Capaian Urusan Penanaman Modal Tahun 2013 dan Tahun 2014 Capaian 2013 Tahun2014 Target Realisasi % buah Rp milyar 371,05 173,00 418,63 241,98 3 Lama proses perijinan hari 3 s/d 14 3 s/d 14 3 s/d Pameran/ekspo kali Kenaikan/penurunan nilai realisasi PMDN Rp milyar 111,15 8,00 303, ,50 Sumber: BPMPPTSP, 2014 a. Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) yang menanamkan modalnya di Kabupaten Semarang sebanyak 44 investor dengan nilai investasi mencapai Rp418,63 milyar. b. Dalam rangka mendukung investasi yang semakin kondusif, pada tahun 2014 lama proses perijinan antara 3 s.d 14 hari, c. Untuk lebih mengenalkan potensi di Kabupaten Semarang kepada calon investor yang telah dilakukan antara lain mengikuti pameran/ekspo sebanyak 4 kali, yaitu Kabupaten Semarang Expo, Batam Expo, Bandung Expo dan CJIBF Jakarta d. Untuk target pendapatan sebesar Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,00 atau 108,23%. 3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan Permasalahan-permasalahan yang dijumpai dalam pelaksanaan Urusan Penanaman Modal adalah sebagai berikut: [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 215

233 1) Beberapa Perda perizinan sudah kadaluwarsa maka perlu deregulasi Peraturan; 2) Pusat pelayanan perizinan berada diujung daerah perbatasan, yaitu di kota Ungaran; 3) Masih adanya peraturan-peraturan yang belum pro investasi; 4) Masih adanya Penanganan adminitrasi pelayanan perijinan yang diproses dan atau ditandatangani oleh instansi teknis terkait, sehingga proses penyelesaian permohonan perijinan/non perijinan menimbulkan inefisiensi; 5) Terbatasnya sarana dan prasarana pelayanan perizinan; 6) Terbatasnya sumber daya aparatur manusia yang ada. b. Solusi Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi, sebagai Kebijakan BPMPPTSP Kabupaten Semarang, difokuskan pada Perwujudan Kabupaten Semarang Mandiri, Tertib dan Sejahtera didukung Optimalisasi Sumberdaya Daerah yang Berkelanjutan dan Berdaya Saing Tinggi. Untuk mewujudkan kebijakan tersebut perlu langkah-langkah sebagai berikut: 1) Memantapkan pemanfaatan sumber daya daerah secara berkelanjutan serta pengembangan jaringan bisnis ekonomi lokal melalui UMKM yang diarahkan pada pengelolaan usaha oleh pelaku bisnis secara mandiri; 2) Mewujudkan masyarakat yang berkemampuan (empowered) dan berdaya saing (competitive) yang mengarah pada kemandirian, melalui peran aktif pemerintah, swasta dan masyarakat; 3) Mewujudkan perilaku aparatur pemerintah dan masyarakat yang selalu berpegang pada aturan dan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara; 4) Meningkatkan dan memaksimalkan kualitas pegawai BPMPPTSP Kabupaten Semarang yang ada untuk menjadi pegawai yang profesional dengan cara mengikutsertakan dalam diklat dan bintek; 5) Menerapkan sistem online (SPIPISE) untuk pelayanan perijinan penanaman modal ke BKPMRI dan pelayanan perijinan daerah (IMB, HO, SIUP, TDP, dll) dengan program SIMPATU (Sistem Pelayanan Terpadu); 6) Mengadakan pelayanan keliling/jemput bola ke 19 Kecamatan. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 216

234 Q. Urusan Kebudayaan Kabupaten Semarang mempunyai potensi yang cukup besar dibidang kebudayaan. Hal ini ditunjukkan dengan beragamnya seni dan budaya yang berkembang di Kabupaten Semarang seperti upacara adat/merti deso, benda cagar budaya dan kesenian tradisional. Keragaman seni dan budaya tersebut merupakan kekayaan daerah yag perlu dikembangkan dan dilestarikan. 1. Program dan Kegiatan Sesuai dengan Perda Kabupaten Semarang Nomor 10 Tahun 2013 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Daerah Kabupaten Semarang nomor 18 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Semarang maka mulai tahun 2014 urusan kebudayaan menjadi tupoksi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang. Dalam pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan dibidang kebudayaan, maka program dan kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2014 adalah sebagai berikut: a. Pengembangan Nilai Budaya, dengan kegiatan Pelestarian dan aktualisasi budaya daerah; b. Program Pengembangan Nilai Budaya, dengan kegiatan-kegiatan: 1) Pengelolaan dan pengembangan pelestarian peninggalan; 2) Pendukungan pengelolaan museum dan taman budaya daerah. c. Program Fasilitasi perkembangan keragaman budaya daerah, dengan kegiatan-kegiatan: 1) Fasilitasi perkembangan keragaman budaya daerah; 2) Fasilitasi penyelenggaraan festival budaya daerah; 3) Seminar dalam rangka revitalisasi dan reaktualisasi budaya lokal. 2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan Kebudayaan dilaksanakan dengan anggaran belanja langsung urusan total sebesar Rp ,00, dan terealisasi sebesar Rp ,00 atau 99,54%. (Rincian realisasi program dan kegiatan terlampir). Target dan capaian indikator kinerja urusan kebudayaan tahun 2014 adalah sebagai berikut: [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 217

235 Tabel 4.59 Capaian Indikator Kinerja Urusan Kebudayaan Kabupaten Semarang Tahun No Uraian Satuan Capaian 2013 Tahun 2014 Target Realisasi % 1 Jumlah Grup Kesenian Group 1.693, ,84 2 Jumlah Gedung Kesenian unit Jumlah penyelenggaraan festival seni dan budaya 4 Jumlah sarana penyelenggaraan seni dan budaya Kali 39,00 10,00 34,00 340,00 Buah 5,00 5,00 5,00 100,00 5 Benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan berikut: Lokasi 85,00 34,00 85,00 100,00 Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Semarang Tahun 2014 Pencapaian indikator kinerja urusan kebudayaan dapat diuraikan sebagai a. Jumlah Group Kesenian Meningkatnya jumlah group kesenian dari target yang ditargetkan grup terealisasi sebesar group. Jumlah group kesenian ini bertambah sejumlah 717 group dibandingkan dengan tahun lalu yang berjumlah group kesenian. Peningkatan jumlah yang cukup signifikan ini disebabkan beberapa hal antara lain: 1) Semakin berkembangnya teknologi komunikasi dan peran serta pamong budaya yang memberikan pembinaan pada grup kesenian untuk mendaftarkan organisasinya di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang; 2) Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk membentuk grup kesenian baru bagi pengembangan kreativitas kesenian daerah; 3) Meningkatnya peran serta masyarakat bagi peningkatan apresiasi bidang kesenian. Adapun jenis dan jumlah Group Kesenian Tahun seperti diperlihatkan pada Tabel berikut: [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 218

236 Tabel 4.60 Jumlah Group Kesenian Tahun No Jenis Seni Satuan Tahun Tari Tradisional Group Tari Modern Group Pertunjukan Rakyat Group Musik Religius Group Musik Modern Group Teater Group Pedalangan Group Seni Rupa Group Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Semarang Tahun 2014 b. Jumlah Gedung Kesenian Realisasi untuk gedung kesenian adalah 1 (satu) buah dengan alasan meskipun belum terbangun gedung kesenian baru namun sudah tersedia gedung kesenian di Kabupaten Semarang yakni dengan melakukan rehab eks rumah dinas Camat Ambarawa untuk difungsikan/dimanfaatkan sebagai gedung kesenian dengan maksud dan tujuan agar ada wadah berupa tempat/gedung sebagai sarana mengespresikan diri para seniman/seniwati di Kabupaten Semarang, namun agar gedung tersebut dapat difungsikan secara lengkap dan optimal maka masih perlu adanya tambahan kelengkapan pendukung diantaranya adanya panggung, kamar mandi dan WC serta kelengkapan lainnya. c. Jumlah Penyelenggaraan Festival, Seni dan Budaya Pada Tahun 2014 telah diselenggarakan kegiatan Festival, pentas -pentas kesenian dan upacara tradisional sebanyak 34 Kali. Selain didanai oleh anggaran APBD II juga partisipasi masyarakat yang ikut berperan aktif untuk menampilkan kegiatan olah seninya, kegiatan tersebut meliputi: 1) Kegiatan Pentas Wayang Kulit dilaksanakan 6 Kali (Kec. Ungaran Barat, Kec. Kaliwungu, Kec. Tengaran, Kes. Suruh, Kec. Bandungan, Kec. Ambarawa) dengan bantuan anggaran APBD II Kab. Semarang tahun 2014; 2) Melaksanakan Pentas dalam daerah sebanyak 24 Kali (Wilayah Kabupaten Semarang); [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 219

237 3) Pengiriman Parade Seni di Kota Semarang untuk Tingkat Jawa Tengah (Group Baruklinting dari SMA 2 Ungaran); 4) Mengirim Group Kesenian untuk tampil pada HUT Kabupaten Kendal, HUT Kabupaten Temanggung (Group Kesenian dari Kec. Ungaran Barat dan Kecamatan Jambu); Dana Hibah (Bantuan Keuangan) untuk tahun 2014 diberikan pada: a) Pepadi (dengan kegiatan pentas Wayang kulit); b) PLKS dengan kegiatan pentas dan lomba lawak; c) Dewan Kesenian (dengan kegiatan Lomba Tari Kuda Lumping dan Festival Band). d. Jumlah Sarana Penyelenggaraan seni dan budaya Sarana yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan Kesenian untuk Tahun 2014 tidak mengalami peningkatan disebabkan belum adanya tempat yang lebih memadai untuk pelaksanaan kegiatan seni dan budaya di Kabupaten Semarang, sehingga diperlukan kearifan untuk menyikapi permasalahan sarana penyelenggaraan pentas seni dan budaya dilakukan dengan menggunakan lapangan, gedung-gedung serba guna dan tamantaman yang ada di Kabupaten Semarang. e. Jumlah Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan. Cagar Budaya merupakan warisan budaya yang bersifat benda (Tangible) di Kabupaten terdapat 85 Cagar Budaya tidak bergerak, yang dimaksud disini adalah Cagar Budaya yang tidak dapat dipindahkan seperti Benteng, Candi, Gereja, Masjid, petirtaan, Klenteng, bangunan rumah tinggal dan lain sebagainya. Cagar Budaya yang bergerak merupakan Cagar Budaya yang dapat dipindahkan seperti Pusaka, Truk, Al quran, artefac, patung, piring, Lingga, Yoni, dll. Di Kabupaten Semarang untuk tahun 2014 mengalami peningkatan dari jumlah 864 pada tahun 2013 menjadi 891 untuk tahun Peningkatan ini didukung beberapa hal, antara lain: 1) Ekskavasi yang dilakukan Oleh BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya) Propinsi Jawa Tengah (Candi Paren di Kel Sidomulyo, Candi Gedong III [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 220

238 Kawasan candi Gedongsongo, Situs Ngempon dengan ditemukannya 2 pasang Arca Ganesya di petirtaan, Arca Wisnu); 2) Pendataan yang dilaksanakan bekerjasama dengan BPCB Jawa Tengah dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Tengah serta Balai Arkeologi Jogjakarta); 3) Ekskavasi yang dilakukan bersama dengan Tim dari Pusat Arkeologi Jakarta di Kecamatan Tuntang (Dsn. Rotomulyo, Ds. Kesongo, Kec. Tuntang); 4) Temuan dari masyarakat (Yoni di Kecamatan Tengaran, nandi di Kecamatan Banyubiru, Kaki Arca Wisnu dari Bergas, mata uang dari Kecamatan Tuntang dll); Demikian banyaknya Cagar Budaya lepas di Kabupaten Semarang pada saat ini sangat perlu adanya sebuah bangunan yang berupa Museum bagi menyimpan, merawat dan memamerkan warisan budaya Kabupaten Semarang agar tidak hilang karena merupakan benang merah yang menghubungkan antar generasi sehingga generasi kemudian tidak kehilangan jatidirinya. Tabel 4.61 Jumlah Organisasi / Kegiatan Nilai Budaya Tahun No Uraian Satuan Tahun Organisasi Penghayat Kepercayaan Kelompok Terhadap Tuhan Yang Maha Esa 2 Jumlah Penganut Kepercayaan Terhadap Orang Tuhan YME 3 Jumlah Kegiatan Upacara Tradisional Kali Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Semarang Tahun 2014 Tabel 4.62 Jumlah Cagar Budaya Bergerak di Kabupaten Semarang Tahun No JENIS Satuan Tahun Artefac Buah Pusaka Buah Arca/ Patung Buah Peninggalan Lain Buah Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Semarang Tahun 2014 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 221

239 Tabel 4.63 Jumlah Bangunan Cagar Budaya di Kabupaten Semarang Tahun No JENIS Satuan Tahun Museum Buah Benteng Buah Bangunan Kolonial Buah Gereja / masjid Buah Makam dan Monumen Buah Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Semarang Tahun 2014 Tabel 4.64 Jumlah Naskah Kesejarahan di Kabupaten Semarang Tahun No KECAMATAN Satuan Tahun Mithos Buah Cerita Rakyat Buah Legenda Buah Epos Buah Naskah Kuno Buah Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Semarang Tahun Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan Permasalahan yang dihadapi pada Urusan Kebudayaan, adalah: 1) Lunturnya nilai-nilai tradisi/kearifan lokal (Local Wisdom) dikarenakan menipisnya filter terhadap masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa; 2) Rendahnya pemberdayaan kelompok kesenian dan pemangku budaya di daerah serta kurangnya kesempatan seniman Kabupaten Semarang untuk berpentas; 3) Belum adanya gedung Kesenian dan gedung/bangunan museum untuk menyimpan merawat dan memamerkan candi budaya di wilayah Kabupaten Semarang dikarenakan keterbatasan anggaran; 4) Kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya Warisan Budaya yang berupa Nilai Tradisi dan Cagar Budaya dan kurangnya kesadaran masyarakat dalam ikut serta melestarikan warisan budaya daerah yang berupa cagar budaya. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 222

240 b. Solusi: Solusi yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan Urusan Kebudayaan, antara lain: 1) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam mengembangkan dan melestarikan warisan budaya daerah yang berupa Cagar Budaya, Naskah Kesejarahan, Kesenian daerah, Permainan rakyat dan Upacara Adat dengan mengadakan pembinaan-pembinaan seperti sarasehan, seminar dan workshop; 2) Meningkatkan pemberdayaan organisasi kesenian dan pemangku budaya di daerah dan memberikan kesempatan yang luas seniman Kabupaten Semarang untuk berpentas/mengekpresikan diri; 3) Mengusulkan pengadaan bangunan gedung Kesenian dan Museum ke APBD Kabupaten serta mengusulkan bantuan keuangan ke Pemerintah Propinsi Jawa Tengah dalam pemenuhan sarana kegiatan kesenian di masyarakat; 4) Melaksanakan kegiatan perbaikan dan perawatan cagar budaya serta melaksanakan dan mengikuti parade seni di dalam dan luar daerah; 5) Mengadakan pembinaan-pembinaan, sarasehan, seminar dan workshop tentang pentingnya Warisan Budaya yang berupa Nilai Tradisi dan Cagar Budaya agar dapat ikut berpartisipasi dalam melestarikan warisan budaya daerah yang berupa cagar budaya. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 223

241 R. Urusan Pemuda dan Olah Raga Penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah di bidang Pemuda dan Olah Raga diharapkan dapat menjadi salah satu ikon penting dalam mengangkat nama daerah, melalui prestasi kepemudaan dan atlet. Capaian indikator kinerja urusan Pemuda dan Olah Raga terdiri dari indikator dengan rata-rata capaian untuk tahun 2014 sebesar 90,48%. 1. Program dan Kegiatan Program dan kegiatan program yang dilaksanakan berkenaan dengan penyelenggaraan urusan Pemuda dan Olah Raga Tahun 2014 adalah sebagai berikut: a. Dinas Pekerjaan Umum, dengan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olah Raga, dengan kegiatan Peningkatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Olah Raga b. Dinas Pemuda, Olah Raga dan Pariwisata, dengan Program dan Kegiatan: 1) Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan Program ini bertujuan meningkatkan kapasitas pemuda dalam membangun dan pelayanan kepemudaan di Kabupaten Semarang yang meliputi: a) Pembinaan Organisasi Kepemudaan; b) Pendidikan dan Pelatihan Dasar Kepemimpinan; c) Pembinaan Pemuda Pelopor Keamanan Lingkungan. 2) Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga Program ini bertujuan meningkatkan kemampuan atlet-atlet dari berbagai cabang olahraga yang berprestasi, baik dalam daerah maupun nasional serta memasyarakatkan olah raga di Kabupaten Semarang yang meliputi: a) Pembibitan dan Pembinaan Olahragawan Berbakat; b) Pembinaan Cabang Olah Raga Prestasi di Tingkat Daerah; c) Penyelenggaran Kompetisi Olah Raga; d) Pemberian Penghargaan bagi Insan Olah Raga yang Berdedikasi dan Berprestasi; e) Pembinaan Cabang Olah Raga Yang Berkembang di Masyarakat. 3) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olah Raga [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 224

242 Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemeliharaan sarana dan prasarana olah raga yang menjadi aset Kabupaten Semarang yaitu Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Olah Raga; c. Sekretariat Daerah, dengan Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan, dengan kegiatan Fasilitasi Aksi Bakti Sosial Kepemudaan. 2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan Pemuda dan Olah Raga dilaksanakan dengan anggaran belanja langsung urusan total sebesar Rp ,00, dan terealisasi sebesar Rp ,00 atau 93,49%. (Rincian realisasi program dan kegiatan terlampir). Program dan kegiatan urusan Pemuda dan Olah Raga dilaksanakan oleh 3 (tiga) SKPD, yaitu: a. Dinas Pemuda, Olah Raga, dan Pariwisata; b. Dinas Pekerjaan Umum; c. Sekretariat Daerah. Capaian target indikator sasaran Urusan Pemuda dan Olah Raga tercermin dari terealisasi dalam indikator kinerja berupa outcome yang menunjukkan keberhasilan pembangunan melalui pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya dalam tahun Tabel 4.65 Capaian Urusan Pemuda dan Olah Raga Tahun 2013 dan Tahun 2014 No Uraian Satuan Capaian 2013 Tahun 2014 Target Realisasi % 1 Organisasi Pemuda Orgn ,53 2 Organisasi Olah Raga Orgn ,00 3 Kegiatan Kepemudaan Keg ,00 Lokasi ,00 Orang ,00 4 Jumlah Kegiatan Olah Raga Cabang ,25 5 Jumlah Klub Olah Raga Klub ,84 6 Jumlah Gedung Olah Raga Buah ,00 Sumber: Dinas Pemuda, OR, dan Pariwisata, ) Organisasi Pemuda Jumlah Organisasi Pemuda tahun 2013 menurut data berjumlah 46 organisasi terdiri dari 27 Organisasi Kelompok Kepemudaan (OKP) dan 19 Kelompok Wirausaha Pemuda (KWP). [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 225

243 Jumlah Organisasi tahun 2014 sebanyak 21 organisasi mengalami penurunan sebanyak 6 organisasi, jika dibandingkan tahun 2013, hal tersebut disebabkan karena OKP belum menyesuaikan dengan Undangundang nomor 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan, kurang aktif pindah diluar Kabupaten Semarang sehingga organisasi kelompok Kepemudaan (OKP) kurang berkembang. Grafik 4.9 Organisasi Pemuda dan Olahraga Tahun 2013 dan 2014 Target kinerja yang dicapai adalah target peran serta OKP/KWP yang mengikuti kegiatan event Nasional, Provinsi dan Kabupaten. Capaian tahun 2014 terjadi peningkatan dari target 17 tercapai 21, hal tersebut karena adanya event di tingkat Provinsi yang banyak melibatkan OKP/KWP, jika dibandingkan tahun 2013 terjadi penurunan karena kapasitas kegiatan tahun 2013 lebih banyak dari tahun Keberhasilan pembangunan di urusan Pemuda dan Olah Raga dapat dilihat terinci dari outcome yang telah dicapai di tahun 2014, adalah sebagai berikut: Tabel 4.66 Jumlah Organisasi Kepemudaan Tahun No Nama Organisasi Satuan GP Ansor organisasi DPD Pemuda Muhammadiyah organisasi DPD Nasyiatul Aisyiah organisasi PC IPNU organisasi 1 1 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 226

244 No Nama Organisasi Satuan PC IPPNU organisasi Pemuda Panca Marga organisasi Pemuda Pancasila organisasi DPD AMPI organisasi DPC GM FKPPI organisasi DPC Pemuda Ka bah organisasi Gerakan Muda Pembangunan Indonesia organisasi AMPG organisasi BM PKPI organisasi BM Penegak Keadilan organisasi BM PAN organisasi Satuan Pelajar dan Mahasiswa Pemuda organisasi 1 - Pancasila 17 Fatayat organisasi Pemuda Persatuan organisasi 1-19 Pemuda Katholik organisasi Taruna Merah Putih organisasi 1-21 Banteng Muda Indonesia organisasi Badan Koordinasi Remaja Mesjid organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah organisasi Garda Bangsa organisasi Gema MKGR organisasi GM Kosgoro organisasi MAPANCAS organisasi 1 - Jumlah Sumber: Dinas Pemuda, OR, dan Pariwisata s.d. Desember 2014 Dengan diadakannya pembinaan dan pelatihan di kalangan kelompok usaha pemuda terbentuk kelompok usaha pemuda produktif. Jumlah Kelompok Usaha Pemuda Produktif tahun 2014 sebanyak 13 kelompok sebagaimana tabel berikut: Tabel 4.67 Daftar Kelompok Usaha Pemuda Produktif (KUPP) di Kabupaten Semarang Tahun 2014 No Nama KUPP Jenis Usaha Alamat 1 Syarina Production Kerajinan enceng gondok 2 Bangkit Budidaya Jamur Kuping Ds. Kebondowo Kec. Banyubiru Dsn. Sedono Genting Jambu 3 Melati Muda Tani Budidaya Ikan Kel. Kupang Ambarawa 4 Tri Karya Pembibitan lele Dsn samban Kec. Bawen 5 Taruna Karya Mandiri Jasa Komputer Jl. M. Yamin RT 4 RW 1 Kec. Ungaran Barat 6 Kt "Mekar Jaya" Otomatif Perbengkelan Karang Taruna Kec. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 227

245 No Nama KUPP Jenis Usaha Alamat Ungaran Barat 7 KT " Ungaran Barat" Konfeksi/Garmen Pendem RT 4 Rw 3 Kec. Bandungan 8 Arisda Tanaman hias bunga potong 9 Nyi Ageng Pandanaran Batik Kel Bandungan Kec. Bandungan Ds. Gemawang Kec. Jambu 10 Alam Cipta Karya Kerajinan Ds. Kuwarasan Kec. Jambu 11 Wirausaha Cinta Karya Pengolahan Sabun Susu Herbal Ds. Wates Kec. Getasan 12 Mina Sejahtera Perikanan air tawar Mlilir Bandungan 13 Khanza Bengkel AC-Power Stering Jl.Diponegoro No 52 Ungaran Sumber: Dinas Pemuda,OR, dan Pariwisata, s.d. Desember 2014 Dengan semakin meningkatnya Kelompok Usaha Pemuda Produktif ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan wirausaha mandiri di kalangan generasi muda dalam meningkatkan kegiatan perekonomian masyarakat, dan generasi dalam pengembangan produk-produk olahan dan karya pemuda. 2) Kegiatan Kepemudaan Kegiatan Kepemudaan tahun 2014 terdapat 3 jenis kegiatan yang dilakukan sebanyak 12 kali di 22 lokasi dengan 271 peserta. Tabel 4.68 Jumlah Kegiatan Kepemudaan di Kabupaten Semarang Tahun NO NAMA KEGIATAN KEPEMUDAAN SATUAN Pembinaan Organisasi Kepemudaan Keg Pendidikan dan Pelatihan Dasar Kepemimpinan 3 Pembinaan Pemuda Pelopor Keamanan Lingkungan Orang Lokasi 4 2 Keg. 1 1 Orang Lokasi 1 1 Keg. 8 8 Orang [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 228

246 NO NAMA KEGIATAN KEPEMUDAAN SATUAN Lokasi Monev Keg Orang 40 - Lokasi 19 - Jumlah Giat Orang Lokasi Sumber: Dinas Pemuda,Olah Raga, dan Pariwisata s.d. Desember 2014 Pada tahun 2014 telah diberikan bantuan hibah yang diberikan kepada organisasi kepemudaan antara lain: Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kabupaten Semarang. 3) Organisasi Olahraga Jumlah organisasi olah raga di Kabupaten Semarang tahun 2014 sebanyak 154 organisasi mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2013, target untuk tahun 2014 adalah 140 organisasi. Hal ini karena Dinas Pemuda, Olah Raga, dan Pariwisata Kabupaten Semarang bersama KONI Kabupaten Semarang memaksimalkan sosialisasi tentang pentingnya olah raga dan peningkatan pembinaan olah raga menuju peningkatan prestasi olah raga Kabupaten Semarang. Pada tahun 2014 telah diberikan stimulan bantuan hibah pada masyarakat dibidang keolahragaan melalui KONI Kabupaten Semarang. Tabel 4.69 Perkembangan Organisasi Olah Raga Tahun No Uraian Satuan Tahun Anggar organisasi Angkat Besi organisasi Atletik organisasi Gerak Jalan organisasi Balap Sepeda organisasi Base Ball / Soft Ball organisasi Bola Basket organisasi Bola Sodok/Billiard organisasi 6 1 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 229

247 No Uraian Satuan Tahun Bola Volley organisasi Bridge organisasi Bulu Tangkis organisasi Catur organisasi Golf organisasi Gulat organisasi Hokey organisasi Tenis Lapangan organisasi Menembak organisasi Dayung organisasi Layar organisasi Sepak Bola organisasi Tenis Meja organisasi Karate organisasi Taekwondo organisasi Judo organisasi Balap motor organisasi Tinju organisasi Drumband organisasi 1 28 Pencak silat organisasi Sepak Takraw organisasi Renang organisasi Sepatu Roda organisasi Dansa organisasi Wushu organisasi Senam organisasi - 1 Jumlah Sumber: Dinas Pemuda,OR, dan Pariwisata, s.d. Desember ) Jumlah Kegiatan Olahraga Jumlah kegiatan olah raga di Kabupaten Semarang pada Tahun 2014 sebanyak 34 kegiatan atau 106,25%, target untuk Tahun 2014 sebanyak 32 kegiatan, terdapat kenaikan sebesar 0,94%. Peningkatan tersebut karena bertambahnya event-event/kompetisi di tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi maupun tingkat Nasional. Disamping itu diikuti juga dengan peningkatan prestasi olah raga di Kabupaten Semarang dapat dilihat dari peningkatan perolehan medali pada kegiatan-kegiatan olah raga, antara lain Pekan Olah Raga Pelajar Daerah (POPDA), Pekan Olah Raga Pelajar Nasional (POPNAS), Kejuaraan Daerah (Kejurda) maupun Kejuaran Nasional (Kejurnas) dan kejuaraan [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 230

248 Internasional. Jumlah total medali yang diperoleh Kabupaten Semarang untuk Tahun 2013 berjumlah 175 medali, terdiri dari 48 medali emas, 55 medali perak dan 72 medali perunggu. Dibandingkan tahun 2012 yang memperoleh 163 medali, sedangkan Tahun 2014 perolehan medali sebanyak 204 mengalami kenaikan sebesar 116%, rincian perolehan medali sebagaimana pada tabel berikut: NO KEGIATAN Tabel 4.70 Tingkat Prestasi Olah Raga (Pelajar) Tahun CAPAIAN TAHUN 2013 JML Perunggu Emas Perak CAPAIAN TAHUN 2014 JML Perunggu Emas Perak 1 pekan olahrag pelajar daerah (POPDA) SD 2 pekan olahrag pelajar daerah (POPDA) SMP 3 pekan olahrag pelajar daerah (POPDA) SMA 4 Kejurnas karate kejurnas catur kejurda / kejurnas bola voli BAPOPSI catur kejurda invitasi pelajar SMA kejurda piala bupati semarang kejurnas taekwondo Kejurda taekwondo kejurda judo pelajar kejurda voli kejurnas voli invitasi pelajar karate POPNAS (pekan olahraga pelajar nasional) POSPEDA (pekan olahraga pondok pesantren) kejurda senam (SKJ) kejurda karate invitasi pelajar judo [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 231

249 NO KEGIATAN PORPROV (pekan olahraga provinsi) Kejuaraan Korea OPEN 2012 (Taekwondo) Kejuaraan Internasional Karete 3rd Silent Knight Open di Singapore Kejuaraan KOI OPEN di Malaysia Total perolehan medali CAPAIAN TAHUN 2013 JML Perunggu Emas Perak CAPAIAN TAHUN 2014 JML Perunggu Emas Perak Grafik 4.10 Tingkatan Prestasi Olahraga (Pelajar) Kabupaten Semarang Tahun Sumber: Dinas Pemuda, OR, dan Pariwisata, s/d Desember 2014 Sarana Penyelenggaraan Olahraga yang difasilitasi oleh Pemerintah daerah berupa bantuan hibah kepada organisasi dan kelompok masyarakat yang mempunyai kegiatan keolahragaan antara lain: KONI Kabupaten Semarang. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 232

250 5) Jumlah Klub Olahraga Jumlah klub olahraga pada Tahun 2014 mengalami peningkatan sebanyak 850 klub olahraga dibandingkan Tahun 2013, yakni dari 323 meskipun untuk sementara target tahun 2014 belum terpenuhi karena masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan olah raga terutama olah raga berprestasi, sehingga memperlambat terbentuknya klub-klub berbagai cabang olah raga yang berpengaruh pada kurang terpenuhinya target, akan tetapi peningkatan jumlah club sudah sangat pesat karena terstruktur dimasing-masing cabang olah raga mencoba untuk bersosialisasi sampai ke level bawah. 6) Jumlah Gedung Olahraga Jumlah Gedung Olah Raga yang ada di Kabupaten Semarang Tahun 2014 sejumlah 1 (satu) buah yang dimaksud dengan gedung olah raga disini adalah Gelanggang Olah Raga atau Sport Centre Wujil terdiri dari 1 (satu) gedung olah raga indoor dan 1 (satu) gedung olah raga outdoor, tidak bertambahnya Pembangunan Gedung Olahraga di Kabupaten Semarang disebabkan karena keterbatasan anggaran APBD tahun 2014 dan area untuk pembangunan gedung. 3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan Permasalahan yang dihadapi pada Urusan Pemuda dan Olah Raga adalah: 1) Kualitas SDM Aparatur dan pengelola pemuda olah raga dilihat dari sisi kuantitas masih kurang; 2) Peran serta masyarakat dalam pengembangan Kepemudaan dan Olah Raga belum maksimal; 3) Sarana dan prasarana organisasi kepemudaan dan olahraga masih kurang; 4) Kurangnya pemberian penghargaan dan atlet berprestasi, sehingga banyaknya atlet yang berprestasi pindah keluar daerah; 5) Fasilitas anggaran belum maksimal. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 233

251 b. Solusi: Solusi yang diperlukan untuk mengatasi permasalahan Urusan Pemuda dan Olah Raga antara lain: 1) Peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia untuk menunjang penyelenggaraan Kepemudaan dan olahraga yang profesional dan unggul dalam persaingan; 2) Memberikan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pengembangan Kepemudaaan dan memajukan cabang cabang olahraga yang ada; 3) Pembinaan, pengembangan dan memajukan Kepemudaaan dan olahraga sebagai upaya meningkatkan prestasi dan profesionalisme; 4) Pemberdayaan dan peningkatan peranserta masyarakat dalam memajukan kegiatan Kepemudaan dan olahraga; 5) Pengembangan Kepemudaan dan olahraga unggul dan berpreatasi baik ditingkat nasional maupun internasional; 6) Peningkatan kualitas dan kuantitas insan Kepemudaan dan olahraga yang profesional agar mampu berkiprah di arena internasional.; 7) Pemberian penghargaan yang lebih maksimal dari Pemerintah Daerah Kepada atlet/olahrawan yang berprestasi; 8) Peningkatan anggaran yang berfokus pada Bidang Pemuda dan Olah Raga. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 234

252 S. Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Penyelenggaraan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri merupakan urusan yang komprehesif meliputi berbagai elemen strategis yang memiliki dampak luas terhadap stabilitas politik daerah untuk menunjang penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan serta iklim investasi daerah. Konsekuensinya beragam permasalahan yang berkaitan dengan disintegrasi, ideologi dan politik, ekonomi, sosial, budaya, kerukunan hidup beragama, serta gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat menjadi bagian dan tantangan yang harus diselesaikan secara bijaksana sehingga tidak pihak-pihak yang merasa kalah atau dirugikan. 1. Program dan Kegiatan Program dan kegiatan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri pada Tahun 2014 dilaksanakan oleh 3 SKPD yaitu Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik, Satuan Polisi Pamong Praja dan Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah adalah: a. Kantor Kesatuan Bangsa, dan Politik 1) Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal, dengan kegiatan Monitoring, evaluasi dan pelaporan. 2) Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan, dengan kegiatan-kegiatan: a) Peningkatan toleransi dan kerukunan dalam kehidupan beragama; b) Peningkatan kesadaran masyarakat akan nilai-nilai luhur budaya bangsa; c) Pembentukan Forum Pembauran Bangsa Indonesia (FPBI). 3) Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan, dengan kegiatan-kegiatan: a) Seminar, talk show/diskusi wawasan kebangsaan; b) Pentas seni dan budaya, festifal, lomba cipta dalam uapaya peningkatan wawasan kebangsaan. 4) Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (Pekat), dengan kegiatan Penyuluhan pencegahan peredaran/penggunaan minuman keras dan narkoba. 5) Program Pendidikan Politik Masyarakat, dengan kegiatan-kegiatan: a) Penyuluhan kepada masyarakat; b) Koordinasi forum-forum diskusi politik; [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 235

253 c) Penyusunan data base Parpol. b. Satuan Polisi Pamong Praja 1) Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan, dengan kegiatan-kegiatan: a) Pengendalian keamanan lingkungan; b) Pembinaan dan penyuluhan tentang keamanan dan kenyamanan lingkungan. 2) Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal, dengan kegiatan-kegiatan: a) Pengawasan pengendalian dan evaluasi kegiatan polisi pamong praja; b) Pengawasan umum pelaksanaan Perda dan Peraturan Bupati serta pearaturan lain di daerah; c) Operasi yustisi terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan. c. Sekretariat Daerah- Bagian Humas dan Protokol Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan, dengan kegiatan Peningkatan kesadaran masyarakat akan nilai-nilai luhur budaya bangsa. 2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Tahun 2014 dilaksanakan dengan anggaran belanja langsung urusan total sebesar Rp ,00 dan realisasi sebesar Rp ,00 atau 97,26%. (Rincian realisasi program dan kegiatan terlampir). Keberhasilan Pembangunan di Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri dapat dilihat lebih rinci dari outcome yang telah dicapai ditahun 2014 adalah sebagai berikut: Tabel 4.71 Capaian Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Tahun 2013 dan Tahun 2014 No Uraian Satuan Capaian 2013 Tahun 2014 Target Realisasi % 1 Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per penduduk % ,57 2 Jumlah linmas per jumlah penduduk % 81,41 103,38 77,67 75,13 3 Rasio Siskamling per jumlah desa/kelurahan % 14,56 13,481 14,56 108,00 4 Angka kriminalitas kasus ,40 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 236

254 No Uraian Satuan Capaian Tahun Target Realisasi % 5 Jumlah demo kegiatan ,00 6 Kegiatan pembinaan politik daerah Kegiatan ,00 7 Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas, dan OKP Kegiatan ,00 8 Cakupan patroli petugas Satpol PP Kegiatan ,85 9 Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, % 99,00 88,00 95,38 108,39 ketentraman dan keindahan) 10 Tingkat waktu tanggap daerah layanan kebakaran wilayah % 80,00 100,00 86,20 86,20 manajemen kebakaran 11 Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) % 0,814 1,03 0,78 75,73 12 Cakupan pelayanan bencana kebakaran % 0, , , ,50 13 Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Kegiatan Forum Persaudaraan Bangsa Indonesia (FPBI) Kegiatan ,00 Sumber: Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Satuan Polisi Pamong Praja, dan BPBD 2014 Capaian kinerja Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri pada tahun 2014 yaitu: a. telah dilaksanakan pemantauan keamanan bidang Ipoleksosbud sebanyak 30 kegiatan, pantauan radikal kanan sebanyak 4 kegiatan, pantauan radikal kiri sebanyak 6 kegiatan dan pantauan radikal lainnya sebanyak 5 kegiatan; b. Terlaksananya penyuluhan kepada masyarakat (toma, tokoh pemuda, toga, tokoh wanita/pkk dan pelajar sebanyak 750 orang; c. Terlaksananya forum-forum diskusi politik kepada toma, tokoh pemuda, agama, ormas perempuan, PKK dan tokoh parpol sebanyak 290 orang; d. Terlaksananya tertib administrasi dana bantuan parpol sebanyak 10 dokumen. Secara umum semua indikator keberhasilan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri dapat tercapai, beberapa hal yang menyebabkan adanya target yang tidak tercapai antara lain: a. Rasio jumlah Polisi Pamong Praja tidak memenuhi target, disebabkan selama tahun 2014 tidak ada penambahan personil dan adanya personil Polisi Pamong Praja yang purna tugas; b. Jumlah Linmas menurun karena meninggal dunia dan kurang minatnya kaum muda menjadi anggota satlinmas. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 237

255 3. Permasalahan dan Solusi Permasalahan dan solusi yang terkait dengan Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri pada tahun 2014 adalah sebagai berikut: a. Permasalahan 1) Belum terakomodirnya satu Seksi sesuai dengan SE Menteri Dalam Negeri No.061/4941/SJ tentang Pedoman Teknis Pemberdayaan Kapasitas Kelembagaan Perangkat Daerah, yaitu Seksi Ketahanan Seni, Budaya, Agama, Kemasyarakatan dan Ekonomi; 2) Kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) pada Kantor Kesbang, Pol menyebabkan kegiatan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri yang melaksanakan tugas di lapangan/pemantauan terhadap kondisi wilayah Kabupaten Semarang sampai ke Desa-desa di 19 Kecamatan harus dilakukan dan berjalan setiap hari tidak dapat dilaksanakan secara optimal; 3) Kondisi Pegawai yang ada sampai dengan 31 Desember 2014 sebanyak 17 orang, 2 orang diperbantukan di KPU; 4) Kurangnya sarana dan prasarana untuk untuk melakukan tugas di lapangan terutamanya kendaraan roda empat dan roda dua koondisi saat ini tidak laik jalan; 5) Volume kegiatan yang cukup tinggi baik di Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi namun kurang didukung anggaran yang memadai; 6) Terbatasnya tenaga/pegawai yang memiliki keahlian untuk penyidikan/yang mempunyai sertifikat PPNS sehingga penanganan di saat terjadi pelanggaran peraturan daerah yang bersifat pro yustisia kurang optimal; 7) Kurangnya sosialisasi peraturan daerah dan peraturan perundangundangan lainnya; 8) Pembinaan dan pengawasan oleh pelaksana peraturan daerah yang belum maksimal; 9) Kurangnya pengetahuan dan informasi tentang peraturan daerah dan peraturan perundang-undangan; 10) Terjadinya pelanggaran ijin bangunan yang tidak sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam Izin Mendirikan Bangunan (IMB). [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 238

256 b. Solusi 1) Evaluasi kelembagaan dengan berpedoman pada SE Menteri Dalam Negeri No.061/4941/SJ tentang Pedoman Teknis Pemberdayaan Kapasitas Kelembagaan Perangkat Daerah melalui Bagian Organisasi Sekretariat daerah Kabupaten Semarang; 2) Peningkatan Sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan kualifikasi di bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam negeri, hal ini berhubungan dengan kebijakan Kepegawaian Kabupaten Semarang; 3) Peningkatan Sumber Daya Manusia melalui pendidikan-pendidikan dan pelatihan; 4) Peningkatan sarana dan prasarana kerja penunjang kegiatan di lapangan terutama kendaraan roda 4 dan kendaraan roda 2; 5) Mengajukan penambahan anggaran untuk menunjang kegiatan yang diselenggarakan baik oleh Pemerintah Pusat maupun Provinsi; 6) melaksanakan koordinasi dengan dinas/instansi terkait dalam hal ini Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Semarang dan Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah untuk mengusulkan/pengiriman peserta diklat PPNS serta mengoptimalkan kinerja PPNS yang sudah ada; 7) mengintensifkan sosialisasi peraturan daerah dan peraturan perundangundangan lainnya; 8) melaksanakan kegiatan pengawasan umum dengan memberikan penjelasan peraturan daerah dan tegoran lisan/tertulis bila terjadi pelanggaran; 9) penyiapan dan pembekalan personil dengan pengetahuan tentang peraturan daerah dan peraturan perundang-undangan serta pemahaman dan ketrampilan tentang penyidikan; 10) perlunya pengawasan melekat baik dari SKPD Pengampu Perda, Camat/Kasi Trantib setempat, masyarakat serta peran aktif pengusaha dalam penyelesaian pengurusan perijinan sebelum aktivitas pembangunan dilaksanakan. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 239

257 T. Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Komitmen dari reformasi birokrasi telah menjadi kewajiban pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance) dan kepemerintahan yang bersih (clean governance). Reformasi birokrasi sebagai tuntutan dinamika masyarakat dengan menitikberatkan pada area perubahan yang antara lain adalah: 1. Organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing); 2. Sistem, proses, dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur dan sesuai dengan prinsip-prinsip good governance; 3. Regulasi yang tertib, tidak tumpang tindih, dan kondusif; 4. SDM aparatur yang berintegritas, netral, kompeten, kapabel, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera; 5. Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN; 6. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi; 7. Pelayanan prima yang sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat; 8. Birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi. Penataan perangkat daerah masih diperlukan komitmen, miskin struktur kaya fungsi yang menyesuaikan kebutuhan, kemampuan dan kondisi daerah sehingga peningkatan kapasitas kelembagaan, sumber daya aparatur, sarana dan prasarana dapat mengoptimalkan potensi daerah untuk kesejahteraan masyarakat serta memberikan pelayanan masyarakat berdasarkan prinsip mandiri, tertib, dan sejahtera. Pembangunan hukum di Kabupaten Semarang secara umum telah dilaksanakan dalam upaya mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih, pembangunan hukum yang dilaksanakan pada Tahun 2012 dititikberatkan untuk melaksanakan pembentukan beberapa produk hukum daerah dalam rangka penjabaran lebih lanjut peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi sebagaimana telah dituangkan dalam Program Legislasi Daerah (Prolegda), disamping itu masih rendahnya pemahaman sumber daya manusia di masingmasing Satuan Kerja Perangkat Daerah, khususnya terhadap teknik penyusunan peraturan perundang-undangan, rendahnya anggaran untuk peningkatan sumber daya manusia guna mengikuti pendidikan dan pelatihan penyusunan produk hukum [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 240

258 dan masalah sosialisasi Peraturan Perundang-undangan yang belum maksimal serta sistem jaringan dokumentasi dan informasi hukum yang belum berjalan secara optimal dikarenakan masih terbatasnya jumlah sumber daya manusia yang menangani kegiatan tersebut sehingga pembangunan hukum masih menjadi perhatian yang serius di Kabupaten Semarang. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka pembangunan hukum Tahun 2013, menitikberatkan pada pembentukan peraturan daerah sesuai dengan amanat ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi yang mengamanatkan untuk dibentuk suatu produk hukum daerah, yang telah disesuaikan dengan hasil pengelompokan dan evaluasi/klarifikasi terhadap peraturan daerah dimaksud, juga menghimbau kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk segera menyusun draf Rancangan Peraturan Daerah, Rancangan Peraturan Bupati dan Keputusan Bupati sesuai dengan amanat ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan terkait dengan produk hukum tersebut, upaya peningkatan kesadaran hukum masyarakat melalui pembinaan Kelompok Keluarga Sadar Hukum (Kadarkum), pelaksanaan lomba Kadarkum dan penetapan desa/kelurahan binaan untuk dibentuk menjadi Desa/Kelurahan Sadar Hukum, serta peningkatan sistem jaringan dokumentasidan informasi hukum. Untuk mewujudkan pelaksanaan pemerintahan yang bersih, pengawasan menjadi agenda penting seperti sinergi pengawasan internal, efektivitas pengawasan eksternal, pengawasan masyarakat/sosial, pengawasan legislatif dan juga pengawasan melekat. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, disebutkan bahwa fungsi pengawasan yang dilakukan DPRD terhadap Pemerintah Daerah bersifat pengawasan kebijakan dan bukan pengawasan teknis. Disamping pengawasan tersebut pengawasan oleh masyarakat (WASMAS/kontrol sosial) diperlukan dalam mewujudkan peran serta masyarakat guna menciptakan penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien, bersih, dan bebas dari korupsi, kolusi serta nepotisme. Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah oleh Bupati adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar penyelenggaraan Pemerintah [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 241

259 Daerah Kabupaten Semarang dan Pemerintahan Desa di Kabupaten Semarang berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan Peraturan Perundangundangan.Pengawasan dilakukan oleh aparat pengawasan intern pemerintah sesuai dengan bidang kewenangannya masing-masing, yang dalam hal ini oleh Aparat Pengawas Intern Pemerintah yaitu Inspektorat Kabupaten Semarang. Pelaksanaan Bidang Pemerintahan umum Pemerintah Kabupaten Semarang didukung oleh 19 kecamatan untuk melaksanakan pelimpahan sebagian wewenang Bupati dalam menangani sebagian urusan otonomi daerah dan tugas umum pemerintah daerah. Pendelegasian sebagian kewenangan Bupati kepada Camat Berdasarkan Peraturan Bupati Semarang Nomor 117 Tahun 2012 tentang Pelimpahan Sebagian kewenangan Bupati Kepada Camat di Kabupaten Semarang yang terdiri dari 6 (enam) bidang, antara lain Bidang Pemerintahan, Ekonomi dan Pembangunan, Pendidikan dan Kesehatan, Sosial dan Kesra, Pertanahan, dan Pelayanan Umum. Dari keenam bidang tersebut terdiri dari 45 (empat puluh lima) jenis kewenangan, kondisi tersebut saat ini masih perlu ada perhatian agar dapat berjalan optimal, karena belum di dukung dengan ketersediaan anggaran, sarana dan prasarana serta kualitas dan kuantitas SDM yang cukup memadai. Disamping kecamatan dalam melaksanakan urusan pemerintahan umum juga didukung oleh Kelurahan yang sebanyak 27 Satker Kelurahan. Sebagai SKPD ujung tombak pelayanan pemerintah daerah yang terdekat dengan masyarakat, keberadaan kelurahan memegang peranan yang sangat strategis dalam rangka pelayanan prima pada masyarakat. Disamping peran pokok di atas, kelurahan juga mengemban tugas melaksanakan delegasi wewenang dari Bupati berdasarkan Peraturan Bupati Semarang Nomor 18 Tahun 2007 tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangan Bupati Semarang Kepada Lurah di Kabupaten Semarang. Kondisi kelurahan sampai saat juga masih ada beberapa kelemahan sumber daya manusia baik dilihat dari sisi kuantitas maupun kualitas, sarana dan prasarana serta pendanaan. 1. Program dan Kegiatan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian dilaksanakan oleh Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dinas [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 242

260 Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Badan Kepegawaian Daerah, Inspektorat, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, 19 Kecamatan dan 27 Kelurahan. Program dan kegiatan program yang dilaksanakan berkenaan dengan penyelenggaraan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Tahun 2012 adalah sebagai berikut: a. Sekretariat Daerah 1) Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah yang dijabarkan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a) Dialog/audiensi dengan tokoh-tokoh masyarakat, pimpinan/ anggota organisasi sosial dan masyarakat; b) Penerimaan kunjungan kerja pejabat negara/departemen/lembaga pemerintah non departemen/luar negeri; c) Rapat koordinasi pejabat pemerintah daerah; d) Kunjungan kerja/inspeksi kepala daerah/wakil kepala daerah; e) Koordinasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah lainnya; f) Penyediaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah; g) Penyelenggaraan rapat-rapat koordinasi dan konsultasi dalam daerah bagi Sekda dan Asisten; h) Dialog audiensi dengan tenaga kebersihan se-kabupaten Semarang; i) Rapat Koordinasi Pengendalian Operasi Kegiatan (POK); j) Rapat Koordinasi Forum Komunikasi Pendayagunaan Aparatur Daerah (Forkompanda); k) Fasilitasi penyelenggaraan pelayanan publik terpadu; l) Koordinasi dan Fasilitasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. 2) Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah yang dijabarkan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a) Peningkatan manajemen investasi daerah; b) Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah; c) Monitoring dan evaluasi BUMD; d) Monitoring, evaluasi dan pelaporan. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 243

261 3) Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi yang dijabarkan melalui kegiatan Penyusunan sistem informasi terhadap layanan publik; 4) Program Penataan Peraturan Perundang-undangan yang dijabarkan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a) Koordinasi kerja sama permasalahan peraturan perundang-undangan; b) Legislasi rancangan peraturan perundang-undangan; c) Fasilitasi sosialisasi peraturan perundang-undangan; d) Publikasi peraturan perundang-undangan; e) Kajian peraturan perundang-undangan daerah terhadap peraturan perundang-undangan yang baru, lebih tinggi dari keserasian antar peraturan perundang-undangan daerah; f) asilitasi pembentukan Kelompok KADARKUM Tingkat Kabupaten Semarang; g) Koordinasi, konsultasi dan advokasi hukum. 5) Program Penataan Kelembagaan, Ketatalaksanaan dan Pendayagunaan Aparatur Daerah yang dijabarkan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a) Penyusunan Pedoman Ketatalaksanaan; b) Penyusunan Pedoman Pendayagunaan Aparatur Daerah; c) Penyediaan informasi kelembagaan; d) Fasilitasi ketatalaksanaan pelayanan publik; e) Koordinasi, monitoring dan evaluasi ketatalaksanaan. 6) Program Fasilitasi Penyelesaian Perkara Peradilan yang dijabarkan dengan kegiatan Penanganan Kasus Peradilan. 7) Program Kerjasama Informasi dan Media Masa dengan kegiatan Penyebarluasan Informasi Pembangunan Daerah Melalui Peresmian Proyek Se-Kabupaten Semarang. 8) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Umum dengan kegiatan Penyelenggaraan Unit Pelayanan Pengadaan. b. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 1) Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah yang dijabarkan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a) Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah; [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 244

262 b) Hearing/dialog dan koordinasi dengan pejabat pemerintah daerah dan tokoh masyarakat/tokoh agama; c) Rapat-rapat alat kelengkapan dewan; d) Rapat-rapat paripurna; e) Kegiatan reses; f) Kunjungan Kerja Pimpinan dan Anggota DPRD dalam daerah; g) Peningkatan kapasitas pimpinan dan anggota DPRD; h) Penyediaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pimpinan dan Anggota DPRD; i) Kunjungan kerja pimpinan dan anggota DPRD ke luar daerah. c. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah 1) Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah yang dijabarkan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a) Penyusunan Analisa Standar Belanja; b) Penyusunan Standar Satuan Harga; c) Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentangapbd; d) Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD; e) Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD; f) Penyusunan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah; g) Peningkatan manajemen aset/barang daerah; h) Revaluasi/appraisal aset/barang daerah; i) Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah; j) Pelaksanaan dan penatausahaan APBD; k) Penyelesaian administrasi kerugian daerah (TPTGR); l) Pembinaan dan pengendalian pelaksanaan APBD; m) Pengelolaan Kas Daerah; n) Penyusunan Pedoman Pelaksanaan APBD; o) Penyusunan Rancangan KUA dan PPAS; p) Penanganan PBB dan BPHTB di Wilayah I; q) Penanganan PBB dan BPHTB di Wilayah II; r) Pengananan PBB dan BPHTB di Wilayah III; s) Penanganan PBB dan BPHTB di Wilayah IV; [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 245

263 2) Program Pengembangan Peningkatan Pendapatan Daerah yang dijabarkan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a) Pendaftaran, Pendataandan pemeriksaan Wajib Pajak dan Obyek Pajak; b) Penghitungan dan penetapan Pajak Daerah dan pendistribusian SKPD; c) Penagihan Pajak Daerah dan keberatan; d) Penanganan pelanggaran Pajak Daerah; e) Penyusunan perencanaan pendapatan daerah, koordinasi pendapatan Pajak dan Reribusi Daerah; f) Evaluasi Pendapatan Daerah. d. Badan Kepegawaian Daerah 1) Program Fasilitas Pindah/Purna Tugas PNS yang dijabarkan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a) Pemulangan Pegawai yang pensiun; b) Pemulangan pegawai yang tewas dalam melaksanakan tugas. 2) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, dengan kegiatan Sosialisasi/Bintek Peraturan perundang-undangan. 3) Program Pendidikan Kedinasan (Kepegawaian) yang dijabarkan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a) Pendidikan penjenjangan struktural; b) Peningkatan ketrampilan dan profesionalisme. 4) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur (Kepegawaian) yang dijabarkan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a) Pendidikan pelatihan prajabatan bagi calon PNS daerah; b) Pendidikan dan pelatihan teknis tugas dan fungsi bagi PNS daerah; c) Pendidikan dan Pelatihan fungsional bagi PNS Daerah; d) Penyelenggaraan Bintek Penilaian Angka Kredit jabatan Fungsional. 5) Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur (Kepegawaian) yang dijabarkan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a) Pembinaan karir PNS; b) Seleksi penerimaan calon PNS; c) Penempatan PNS; d) Penataan sistem administrasi kenaikan pangkat otomatis PNS; e) Pemberian penghargaan bagi PNS yang berprestasi; [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 246

264 f) Proses penangganan kasus-kasus pelanggaran disiplin PNS; g) Pemberian bantuan tugas belajar dan ikatan dinas; h) Penyelenggaraan sumpah janji PNS; i) Pembinaan Kedisiplinan PNS; j) Penyusunan formasi PNS Daerah; k) Manajemen Pengelolaan data Pegawai; l) Pembekalan bagi PNS yang akan purna tugas; m) Monitoring, evaluasi dan pelaporan. e. Inspektorat 1) Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah yang dijabarkan dengan kegiatan sebagai berikut: a) Pelaksanaan pengawasan internal secara berkala; b) Penanganan kasus pengaduan di lingkungan pemerintah daerah; c) Pengendalian managemen pelaksanaan kebijakan kepala daerah; d) Penanganan kasus pada wilayah pemerintahan dibawahnya; e) Inventarisasi temuan pengawasan; f) Tindak lanjut hasil temuan pengawasan; g) Koordinasi pengawasan yang lebih komprehensif; h) Evaluasi berkala temuan hasil pengawasan (LARWASDA); i) Penilaian Akuntabilitas Kinerja; j) Reviu Laporan Keuangan. 2) Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan yang dijabarkan dengan kegiatan Pelatihan Pengembangan Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan; 3) Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan yang dijabarkan dengan kegiatan Penyusunan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan; 4) Program Mengintensifkan Penanganan Pengaduan Masyarakat yang dijabarkan melalui kegiatan Penatausahaan penanganan pengaduan masyarakat. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 247

265 f. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 1) Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Desa yang dijabarkan dengan kegiatan sebagai berikut: a) Penyusunan pedoman pengelolaan keuangan desa; b) Fasilitasi pengelolaan Tanah Kas Desa; c) Monitoring, evaluasi dan pelaporan. 2) Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa dengan kegiatan Penataan lembaga dan aparatur pemerintahan desa. g. Badan Penanggulangan Bencana Daerah 1) Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a) Pemantauan dan penyebarluasan informasi potensi bencana alam; b) Pengadaan sarana dan prasarana evakuasi penduduk dari ancaman/korban bencana alam; c) Pengadaan logistik dan obat-obatan bagi penduduk di tempat penampungan sementara; d) Bimtek dan Pelatihan SAR. 2) Program Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana dan Pasca Bencana yang dijabarkan dengan kegiatan sebagai berikut: a) Pelatihan Teknis Penilaian Damage and Losses Assesment (DALA); b) Pelatihan TeknisPost Disaster Need Assesment (PDNA); c) Fasilitasi dan koordinasi penangganan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana; d) Fasilitasi dan koordinasi penanggulangan kerusakan insfrastruktur pasca bencana; e) Posko Siaga dan Penanganan Darurat Bencana; f) Fasilitasi dan Koordinasi Oprasional Tim Reaksi Cepat Penanganan Bencana; g) Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan. h. Kecamatan 1) Program Pelayanan Masyarakat Tingkat Kecamatan yang dijabarkan melalui: [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 248

266 a) Kegiatan pemerintahan; b) Kegiatan pembangunan; c) Kegiatan kesejahteraan Sosial/kemasyarakatan; d) Kegiatan keamanan, ketentraman dan ketertiban umum; e) Kegiatan pemberdayaan masyarakat dan desa. 2) Program Pelimpahan Kewenangan kepada Kecamatan (Peraturan Bupati Nomor 11 Tahun 2012) yang dijabarkan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a) Kegiatan pelimpahan kewenangan Bidang Pemerintahan; b) Kegiatan pelimpahan kewenangan Bidang Ekonomi dan Pembangunan; c) Kegiatan pelimpahan kewenangan Bidang Pendidikan dan Kesehatan; d) Kegiatan pelimpahan kewenangan Bidang Sosial dan Kesejahteraan Rakyat; e) Kegiatan pelimpahan kewenangan Bidang Pertanahan; f) Kegiatan pelimpahan kewenangan Bidang Kepegawaian; g) Kegiatan pelimpahan kewenangan Bidang Pelayanan Umum. i. Kelurahan 1) Program Pelayanan Masyarakat Tingkat Kelurahan yang dijabarkan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a) Kegiatan tata pemerintahan, ketentraman dan ketertiban masyarakat; b) Kegiatan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. 2) Program Pelimpahan Kewenangan Kepada Lurah (Peraturan Bupati Nomor 18 Tahun 2007) yang dijabarkan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a) Kegiatan pelimpahan kewenangan Bidang Pemerintahan; b) Kegiatan pelimpahan kewenangan Bidang Ekonomi dan Pembangunan; c) Kegiatan pelimpahan kewenangan Bidang Pendidikan dan Kesehatan; d) Kegiatan pelimpahan kewenangan Bidang Sosial dan Kesejahteraan Rakyat; e) Kegiatan pelimpahan kewenangan Bidang Pertanahan; f) Kegiatan pelimpahan kewenangan Bidang Pelayanan Umum. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 249

267 2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Program dan kegiatan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian total seperti diuraikan di atas menggunakan anggaran sebesar Rp ,00 dan dapat terealisasi sebesar Rp ,00 atau 87,34%. (Rincian Realisasi Program dan Kegiatan terlampir). Capaian target indikator sasaran Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menujukkan keberhasilan pembangunan melalui pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya dalam tahun Tabel 4.72 Capaian Kinerja Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Tahun 2013 dan 2014 No Uraian Satuan 1 Sistem Informasi Manajemen Pemda Capaian 2013 Tahun 2014 Target Realisasi % Buah Jumlah pajak daerah Jenis Jumlah Retribusi Daerah Jenis ,79 4 Penegakan Perda Kasus ,5 5 Sistem Informasi Pelayanan Perijinan dan Administrasi pemerintah paket Sumber: Setda Bagian PDE, DPPKAD, BPMPPTSP, dan Satpol PP Tahun 2014 Keberhasilan Pembangunan di Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian dapat dilihat dari realisasi tahun 2014 sebagai berikut: a. Penyelenggaraan Pemerintahan Umum 1) Untuk mencapai penyelenggaraan pemerintahan yang baik, salah satu diantaranya adalah reformasi kelembagaan daerah, Ketatalaksanan dan Pendayagunaan Aparatur Daerah, dengan hasil tersusunnya Peraturan Daerah kegiatan tahun 2013 dan 2014 sebagaimana terlihat pada tabel berikut: [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 250

268 Tabel 4.73 Capaian Bidang Kelembagaan Daerah, Ketatalaksanaan dan Pendayagunaan Aparatur Daerah Tahun 2013 dan 2014 No. Uraian Satuan Capaian Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan A. Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan SKPD 2 Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil KDH A. Rapat Koordinasi Forum komunikasi Pendayagunaan Aparatur Daerah (FORKOMPANDA) 3 Program Penataan Kelembagaan, ketatalaksanaan dan Pendayagunaan Aparatur Daerah A. Penyusunan Pedoman Ketatalaksanaan B. Penyusunan Pedoman Pendayagunaan Aparatur Daerah C. Penyediaan Informasi Pendayagunaan Aparatur Daerah D. Fasilitasi Ketatalaksanaan Pelayanan Publik E. Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Bagian Organisasi Tahun 2014 Target Realisasi % Dokumen Kegiatan/ laporan Dokumen Dokumen Aplikasi Dokumen Laporan Sumber: Bagian Organisasi, Tahun 2014 Capaian bidang kelembagaan Daerah, Ketatalaksanaan dan Pendayaagunaan Aparatur Daerah pada tahun 2013 dan tahun 2014 adalah sebagai berikut: a) Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan Tercapainya Penyusunan LAKIP SETDA, LAKIPDA, Rencana Kinerja Tahunan, Penetapan Kinerja Bupati, Penetapan Kinerja SETDA, Indikator Kinerja Utama (IKU) (6 dokumen) dan disebarluaskan dalam bentuk buku kepada masing-masing SKPD. b) Program peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah/wakil kepala daerah [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 251

269 Terselenggaranya rapat koordinasi forum komunikasi pendayagunaan aparatur daerah yang menghadirkan seluruh SKPD sebanyak 1 kali kegiatan dan disampaikan 1 dokumen laporan pelaksanaan kegiatan tersebut. c) Program penataan kelembagaan, ketatalaksanaan dan pendayagunaan aparatur daerah (1) Penyusunan pedoman ketatalaksanaan Tahun 2013 telah disusun Peraturan Bupati dan disosialisasikan dalam bentuk buku dan disampaikan kepada seluruh SKPD terkait yang berupa: (a) Pedoman Tata Naskah Dinas Bagi Pemerintah Desa di Kabupaten Semarang. (b) Pedoman Tata Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Semarang. (c) Pedoman Penggunaan Pakaian Dinas Bupati, Wakil Bupati, Pegawai Negeri Sipil dan Kepala Desa Serta Perangkat Desa di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Semarang. (d) Pedoman Pelayanan Publik di Kabupaten Semarang. Tahun 2014 telah disusun Peraturan Bupati dan disosialisasikan dalam bentuk buku dan disampaikan kepada seluruh SKPD terkait yang berupa: (1)) Pedoman Hubungan Kerja Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Semarang; (2)) Pedoman Standar Operasional Prosedur (SOP) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Semarang. (2) Penyusunan pedoman pendayagunaan aparatur daerah Tahun 2014 telah disusun Peraturan Bupati Pengembangan Budaya Kerja Aparatur Daerah dan disampaikan serta disosialisasikan kepada seluruh SKPD. (3) Penyediaan informasi pendayagunaan aparatur daerah Tahun 2014 telah disusun 1 paket aplikasi SIM Anjab/ABK sebagai database pengembangan sistem kepegawaian bagi PNS. Aplikasi ini diperuntukan terkhusus bagi BKD selaku SKPD pengelola Kepegawaian dan secara umum bagi SKPD se-kabupaten Semarang [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 252

270 agar bisa mengakses melalui aplikasi data kepegawaian yang sebagai dasar perhitungan kebutuhan pegawai melalui berupa analisa jabatan dan analisa beban kerja. (4) Fasilitasi ketatalaksanaan pelayanan publik (a) Fasilitasi SKPD untuk memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 telah dilaksanakan dari tahun 2013 dengan perincian sebagai berikut: (1)) Tahun 2013 telah difasilitasi 2 SKPD yaitu: (a)) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika; (b)) UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah. (2)) Tahun 2014 telah difasilitasi 2 SKPD yaitu: (a)) Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (BPMPPTSP); (b)) Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah. Dan dilaksanakan surveillance ISO 9001:2008 pada 2 SKPD yang telah menerima sertifikat ISO 9001:2008 Tahun (b) Fasilitasi Penilaian Kinerja Pelayanan Publik: (1)) Tahun 2013 diusulkan ke Pemerintah Provinsi Jawa Tengah 3 SKPD/Unit Pelayanan Publik, yaitu SMK Negeri 1 Tengaran, Kantor Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu (KPMPT) dan RSUD Ambarawa. (2)) Tahun 2014 diusulkan ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 1 SKPD/Unit Pelayanan Publik untuk mengikuti Inovasi Pelayanan Publik: Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah. (c) Evaluasi Pengukuran dan Pelaporan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) yang hasilnya disampaikan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. (5) Koordinasi, monitoring dan evaluasi bagian organisasi Dilaksanakan Monitoring Dan Evaluasi bidang kelembagaan, ketatalaksanaan dan pendayagunaan aparatur daerah tahun 2014 sebagai bahan kajian untuk penentuan kebijakan pimpinan berupa dokumen laporan. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 253

271 SD SLTP SLTA D1 D2 D3 D4 S1 S BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH Hal yang tak kalah pentingnya dalam reformasi birokrasi adalah sumber daya manusia yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS). Dengan manajemen kepegawaian yang baik diharapkan diperoleh aparatur pemerintah daerah yang profesional, sehingga efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dari masing-masing SKPD dapat dicapai. Jumlah pegawai per 31 Desember 2014 sebanyak orang PNS/CPNS. Bila dilihat berdasarkan jenjang kepangkatan PNS/CPNS Tahun 2014 sebagian besar terdapat pada golongan IV (3.742 orang), golongan III (4.056 orang), golongan II (2.132 orang) dan golongan I (322 orang). Sedangkan bila dilihat berdasarkan tingkat pendidikan PNS/CPNS terbanyak dengan urutan pendidikan S1 (5.287 orang), SLTA (1.915 orang), D1/D2 (1.136 orang), D3/D4 (801 orang), SLTP/SD (577 orang) dan S2 (536 orang). GRAFIK 4.11 Jumlah PNS/CPNS Kabupaten Semarang Berdasarkan Golongan Ruang dan Tingkat Pendidikan (Tahun 2013 & 2014) Bila dilihat jenjang jabatannya PNS/CPNS Kabupaten Semarang per 31 Desember 2014 terdiri dari jabatan eselon dan non eselon. Pejabat yang menduduki jabatan eselon terdiri dari eselon II (25 orang) eselon III (143 orang), eselon IV (549 orang), eselon V (55 orang). Untuk jabatan non eselon yaitu fungsional tertentu sejumlah dan fungsional umum sejumlah 2717 orang. Jumlah PNS/CPNS berdasarkan jabatan dapat dilihat dalam tabel 2 & grafik 2. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 254

272 Tabel 4.74 Jumlah PNS/CPNS Kabupaten Semarang Berdasarkan Jenjang Jabatan (per 31 Desember 2014) Gol Eselon Non Eselon II III IV V Fungsional Tertentu Fungsional Umum Total IV/e IV/d IV/c IV/b IV/a Jumlah III/d III/c III/b III/a Jumlah II/d II/c II/b II/a Jumlah I/d I/c I/b I/a Jumlah TOTAL GRAFIK 4.12 Jumlah PNS/CPNS Kabupaten Semarang Berdasarkan Jenjang Jabatan (per 31 Desember 2014) Eselon II Eselon III Eselon IV Eselon V Funsional Tertentu Fungsional Umum Dari 714. orang pejabat struktural eselon II, III dan IV di lingkungan Pemerintah Kabupaten Semarang yang sudah mengikuti diklat [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 255

273 kepemimpinan sebanyak 611. orang dan yang belum mengikuti diklat kepemimpinan 103 orang (keadaan per 31 desember 2014). Jumlah pejabat struktural eselon II, III dan IV yang sudah mengikuti diklat PIM dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 4.75 Pejabat Strutural yang Sudah Diklat PIM (per 31 Desember 2014) No Uraian Sudah Diklat Belum Diklat Jumlah 1 Diklat PIM II Diklat PIM III Diklat PIM IV Jumlah Untuk mewujudkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan pegawai dalam rangka meningkatkan profesionalisme telah diberikan pendidikan dan latihan pegawai baik melalui penyelenggaraan sendiri maupun pengiriman, seperti terlihat dalam tabel jumlah PNS yang mengikuti diklat pada tahun 2014 sebanyak 765, bila dibandingkan tahun 2013 terdapat kenaikan sebesar 279%, hal ini disebabkan karena formasi honorer K2 dapat diselesaikan pada tahun 2014 dan ketersediaan anggaran untuk diklat prajabatan bagi tenaga honorer K2 yang telah diangkat menjadi CPNS sehingga diklat prajabatan bertambah (melebihi target RPJMD), untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.76 Jumlah PNS yang Mengikuti Diklat (Tahun 2013 & 2014) No Nama Diklat Diklatpim Tingkat II Diklatpim Tingkat III Diklatpim Tingkat IV Diklat Teknis Diklat Fungsional Prajabatan: a. Golongan I 4 57 b. Golongan II c. Golongan III Tugas Belajar 6 1 Jumlah [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 256

274 Dalam rangka meningkatkan disiplin Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Semarang pembinaannya dilakukan oleh masing-masing pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), khusus untuk pelanggaran disiplin tingkat berat pembinaannya dilakukan oleh Tim Penyelesaian Kasus Pelanggaran Disiplin PNS, jumlah kasus kepegawaian dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 4.77 Jumlah Kasus Kepegawaian (Tahun 2013 dan 2014) NO Tahun PP 10/ PP 53/ PP 32/ Keterangan: PP 10/1983 tentang Perkawinan dan Perceraian PNS PP 53/2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil PP 32/1979 Tentang Pemberhentian PNS Penghargaan diberikan terhadap PNS karena prestasi kerja dan pengabdiannya kepada negara serta telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu diberikan penghargaan pengabdian Satya Lencana Karya Satya bagi PNS dengan masa pengabdian 30 tahun, 20 tahun dan 10 tahun. Jumlah penghargaan yang terbesar adalah penghargaan yang bersifat rutin yaitu berupa penghargaan kenaikan gaji berkala/sptkg, kenaikan pangkat, Pengangkatan dan kenaikan jabatan fungsional, dan pensiun. Jumlah PNS yang mendapatkan penghargaan dapat dilihat dalam tabel berikut: [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 257

275 Tabel 4.78 Jumlah PNS yang Mendapatkan Penghargaan (Tahun 2013 dan 2014) No Jenis Penghargaan Kenaikan Pangkat Pilihan dan Reguler Pensiun dan pensiun BUP Kenaikan Gaji Berkala/SPTKG Gol. IV Satya Lencana Karya Satya Tali Asih PNS Pensiun BUP Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural Pengangkatan Dan Kenaikan Jabatan Fungsional Guna lebih memantapkan hubungan dan keterikatan daerah satu dengan daerah yang lain dalam kerangka NKRI, serta dalam rangka menyerasikan pembangunan daerah dan mensinergikan potensi daerah dengan pihak ketiga serta meningkatkan pertukaran pengetahuan, teknologi dan kapasitas fiskal, telah dilaksanakan kerja sama yang saling menguntungkan baik antar daerah maupun dengan pihak ketiga seperti tabel berikut: Tabel 4.79 Realisasi Kerjasama Daerah Tahun 2013 dan 2014 No. Uraian Satuan Capaian Tahun 2013 Tahun 2014 Target Realisasi I Kerjasama antar Daerah II 1. Kesepakatan Bersama (MoU) Buah Perjanjian Kerjasama Buah Kerjasama dengan Pihak Ketiga 1. Kesepakatan Bersama (MoU) Buah Perjanjian Kerja Sama Buah Nota Kesepakatan Buah Kerangka Acuan Kerjasama Buah Sumber: Setda-Bagian Tata Pemerintahan Kab. Semarang 2014 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 258

276 2) Pembangunan Hukum di Kabupaten Semarang secara umum telah dilaksanakan dalam upaya mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih, pembangunan hukum yang dilaksanakan pada tahun 2014 dititikberatkan untuk melaksanakan pembentukan beberapa produk hukum daerah dalam rangka penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundangundangan yang lebih tinggi sebagaimana telah dituangkan dalam Program Legislasi Daerah (Prolegda).Capaian penyelenggaraan pemerintahan dalam bidang pembangunan hukum tahun 2013 dan 2014 seperti terlihat pada tabel berikut: Tabel 4.80 Realisasi Bidang Pembangunan Hukum Tahun 2013 dan 2014 No Uraian Satuan Capaian 2013 Tahun 2014 Target Realisasi % 1 Penyusunan Raperda Raperda ,00 2 Penyusunan Peraturan Bupati 3 Penyusunan Keputusan Bupati Perbup Keputusan Evaluasi Raperda Raperda ,00 5 Evaluasi Peraturan Desa Kegiatan ,00 6 Evaluasi perda Produk hukum ,00 7 Peraturan Perundangundangan 8 Himpunan Lembaran Daerah 9 Himpunan Keputusan Bupati Buku ,00 Buku ,00 Buku ,00 10 Lembaran Daerah Lepas Eksemplar ,00 11 Fasilitasi Pembinaan Kelompok Kegiatan/ klpk 19/1 19/1 19/1 100,00 Sumber: Setda-Bagian Hukum,Kab. Semarang, ) Dalam rangka pelayanan kepada masyarakat, melalui Program Pelayanan Masyarakat Tingkat Kecamatan dan Program Pelimpahan Kewenangan kepada Kecamatan, seluruh kecamatan (19 kecamatan) telah melaksanakan fasilitasi dan koordinasi Bidang Tata Pemerintahan, [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 259

277 Pembangunan, Kesejahteraan Sosial/Kemasyarakatan, Keamanan, Ketentraman, Ketertiban Umum, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan serta Pelayanan Umum Lainnya. 4) Kelurahan sebagai salah satu unsur Satuan Kerja Perangkat Daerah yang membantu Bupati dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Bupati Nomor 18 Tahun 2007 tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangan Bupati Semarang Kepada Lurah di Kabupaten Semarang, dengan anggaran yang terbatas melalui Program Pelayanan Masyarakat Tingkat Kelurahan telah melaksanakan pelayanan Bidang Tata Pemerintahan, Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat, Pembangunan dan Kesejahteraan Masyarakat. b. Pengawasan Daerah Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan efisien, efektif, transparan dan akuntabel, maka dilakukan pengawasan yang obyektif dan profesional sesuai Norma dan Standar Audit Pemerintah, dengan realisasi indikator seperti terlihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.81 Temuan Hasil Kinerja Audit Tahun 2013 No Sub Kelompok Temuan Juml. Selesai Kejadian % Nilai (Rp) Temuan Ketidakpatuhan Terhadap Peraturan Kerugian negara/daerah atau 1 kerugian negara/daerah yang terjadi pada perusahaan , negara/daerah. 2 Potensi kerugian negara/daerah atau kerugian negara/daerah yang terjadi pada perusahaan milik negara/daerah 3 Kekurangan penerimaan negara/daerah atau perusahaan milik negara/daerah , Administrasi ,31-5 Indikasi tindak pidana 0 0 0,00 SubTotal Kejadian [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 260

278 No Sub Kelompok Temuan Juml. Selesai Kejadian % Nilai (Rp) Temuan Kelemahan Sistem Pengendalian Intern Kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan Kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggran pendapatan dan belanja Kelemahan struktur pengendalian intern , Subtotal Kejadian Temuan 3 E Ketidakhematan/pemborosan/ke tidakekonomisan 0 0 0,00 2 Ketidakefisienan 0 0 0,00 3 Ketidakefektifan Subtotal Kejadian , NO Tabel 4.82 Temuan Hasil Kinerja Audit APIP Tahun 2014 SUB KELOMPOK TEMUAN Jml Kejadian Sele sai % NILAI (Rp) Temuan Ketidakpatuhan Terhadap Peraturan 1 Kerugian negara/daerah atau kerugian negara/daerah yang terjadi pada perusahaan , negara/daerah. 2 Potensi kerugian negara/daerah atau kerugian negara/daerah yang terjadi pada perusahaan ,00 - milik negara/daerah. 3 Kekurangan penerimaan negara/daerah atau perusahaan , milik negara/daerah. 4 Administrasi ,82-5 Indikasi tindak pidana 0 0 0, SubTotal Kejadian Temuan Kelemahan Sistem Pengendalian Intern Kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan Kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggran pendapatan , ,00 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 261

279 Jml Sele NO SUB KELOMPOK TEMUAN % NILAI (Rp) Kejadian sai dan belanja 3 Kelemahan struktur pengendalian intern ,31 Subtotal Kejadian 3 Temuan 3 E 1 Ketidakhematan/pemborosan/keti dakekonomisan 0 0 0,00 2 Ketidakefisienan 0 0 0,00 3 Ketidakefektifan ,00 Subtotal Kejadian Jumlah Kejadian , Sumber: Inspektorat Kab. Semarang, Tahun 2014 Berdasarkan pada Temuan dan Tindak Lanjut Pengawasan tahun 2014, ditemukan 482 temuan dan telah ditindaklanjuti sejumlah 454 temuan. Jumlah temuan tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun Pada Tahun 2013 jumlah temuan ketidakpatuhan terhadap peraturan dan kelemahan Sistem Pengendalian Intern sejumlah 153 temuan dan telah terselesaikan semua sejumlah 141 temuan. c. Fasilitasi Kegiatan Legislatif Capaian kinerja dalam rangka Fasilitasi Kegiatan DPRD tahun 2013 dibandingkan tahun 2012 digambarkan secara jelas pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.83 Fasilitasi Kegiatan DPRD Tahun 2013 dan 2014 No Kegiatan Satuan Capaian Tahun Target Realisasi % 1 Pembahasan rancangan Peraturan Daerah Raperda Hearing/ dialog dan koordinasi dengan pejabat pemerintah daerah dan tokoh Kali masyarakat/tokoh agama 3 Rapat-rapat alat kelengkapan DPRD a. Rapat Pimpinan Kali b. Rapat Badan Musyawarah Kali c. Rapat Konsultasi d. Rapat Komisi Internal Kali e. Rapat Komisi Eksternal Kali [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 262

280 No Kegiatan Satuan Capaian Tahun Target Realisasi % f.rapat Badan Anggaran Internal Kali g. Rapat Badan Anggaran Eksternal Kali h. Rapat Pansus Raperda Kali ,33 i.rapat Pansus Non Raperda Kali j.rapat Badan Kehormatan Kali k. Rapat Kerja/Dengar Pendapat Kali l.rapat Badan Legislasi Kali Rapat-rapat Paripurna Rapat Paripurna Kali Rapat Paripurna istimewa Kali RapatParipurna internal Kali Penjaringan aspirasi masyarakat pada masa Reses 0K ,1 6 Kunjungan kerja pimpinan dan anggota DPRD dalam daerah Pimpinan DPRD OH AnggotaDPRD OH Komisi-komisi OH ,57 Badan Kehormatan OH Peningkatan kapasitas pimpinan dan anggota DPRD Kali Ketua Ok Wakil Ketua 3 orang Ok Anggota41orang Ok Penyediaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan ,2 pimpinan dan anggota DPRD 9 Kunjungan kerja pimpinan dan anggota DPRD luar daerah ,5 Kunker ke Luar Jawa Pimpinan Ok Anggota Ok Komisi-komisi Ok Badan Musyawarah Ok Badan Anggaran Ok Badan Legislasi Ok Badan Kehormatan Ok Kunjungan ke DKI/Jabar/Jatim Pimpinan Ok Anggota Ok Komisi-komisi Ok Badan Musyawarah Ok Badan Anggaran Ok Badan Legislasi Ok Pansusnon Raperda Ok Badan Kehormatan Ok Kunjungan kerja ke [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 263

281 No Kegiatan Satuan Capaian Tahun Target Realisasi % Jateng/DIY Pimpinan Ok Anggota Ok Komisi-komisi Ok Badan Musyawarah Ok Badan Anggaran Ok Badan Legislasi Ok Badan Kehormatan Ok KotaSemarang/Kota salatiga Pimpinan Ok Anggota Ok Badan Kehormatan Ok Sumber: Sekretariat DPRD Kab. Semarang, Tahun 2014 d. Pengelolaan Keuangan Daerah Capaian kinerja dalam bidang pengelolaan keuangan tahun 2014 adalah sebagai berikut: 1) Saat ini sudah terpasang software agen konsolidator pada komputer yang terhubung dengan server SIPKD dan terhubung pula pada Master Agen Konsolidator di Badan Pemeriksa Keuangan, sebagai tindak lanjut Nota Kesepahaman antara BPK-RI dan Pemkab Semarang Nomor 174/NK/X- XIII.2/5/ /06/KJS/2011 tanggal 6 Mei 2011 tentang Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Informasi untuk Akses Data pada Pemerintah Kabupaten Semarang Dalam Rangka Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, yang selanjutnya ditindaklanjuti dengan Keputusan Bersama antara Kepala Perwakilan BPK RI Jateng dan Bupati Semarang Nomor 02/Kb/XVIII/Smg/09/ /15/Kjs/2012 tanggal 25 September 2012 Tentang Petunjuk Teknis Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Informasi Untuk Akses Data Pada Pemerintah Kabupaten Semarang Dalam Rangka Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; 2) Pada pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) tahun anggaran 2013 oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang penilaiannya dilakukan pada tahun 2014, Pemerintah Kabupaten Semarang telah mampu menyajikan LKPD secara baik sesuai ketentuan peraturan [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 264

282 perundang-undangan yang berlaku, sehingga mendapatkan opini tertinggi yaitu Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) ; 3) Disusun ASB (Analisis Standart Belanja) yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam penyusunan RAPBD, melalui Peraturan Bupati Semarang Nomor 90 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Bupati Semarang Nomor 162 Tahun Permasalahan dan Solusi Walaupun Program dan Kegiatan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian secara umum telah mencapai sasaran, tetapi dalam beberapa hal masih terdapat permasalahan, antara lain: Program dan Kegiatan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian secara umum sebagian besar telah mencapai sasaran, tetapi dalam beberapa hal masih terdapat permasalahan, antara lain: a. Penyelenggaraan Pemerintahan Umum 1) Permasalahan a) Masih rendahnya sinergitas dan konsistensi penyusunan dokumen perencanaan SKPD sehingga menyulitkan evaluasi capaian kinerja dalam setiap tahapan pembangunan; b) Masih lemahnya komitmen pelaksana pemerintahan dalam penyusunan perencanaan kinerja dengan implementasi manajemen kinerja untuk mencapai visi dan misi pembangunan daerah; c) Belum adanya konsistensi antara IKU (Indikator Kinerja Utama), RPJMD dan LAKIP; d) Masih kurangnya respon masing-masing SKPD, dikarenakan tahun 2014 merupakan awal penerapan Budaya Kerja Aparatur di lingkup Kab. Semarang, diawali dengan penyusunan regulasi di masingmasing SKPD dan penerapan nilai-nilai Budaya Kerja terkait implementasi masih terkendala pada Displin Aparatur, Motivasi, [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 265

283 Inovatif dan responsive terhadap perubahan, Pelayanan public, Penguasaan dan pemanfaatan IPTEK, Pola kebersamaan; e) Belum dapat dilaksanakan. Pedoman penataan organisasi sebagai pengganti PP Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah belum ditetapkan; f) Kurangnya data identifikasi permasalahan budaya kerja sehingga menyulitkan penyusunan variabel dalam penyusunan pedoman serta pola pengembangan budaya kerja aparatur yang baik; g) Masih rendahnya tingkat kepedulian aparatur pada SKPD terhadap pentingnya pengembangan sistem informasi kepegawaian terkait penerapan sistem informasi manajemen analisa jabatan dan analisa beban kerja sehingga berakibat pada proses pengumpulan data; h) Regulasi terkait pola hubungan kerja kurang kurang mampu mengakomodir tatanan pemerintahan saat ini dan kurang mengatur secara rinci sehingga terjadi perbedaan sudut pandang terkait pola hubungan kerja; i) Masih rendahnya pemahaman aparatur daerah terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sehingga menyulitkan untuk memberikan klasifikasi jabatan fungsional umum secara tepat dan efektif; j) Biaya pendampingan sistem manajemen mutu hingga memperoleh sertifikat ISO 9001: 2008 cukup mahal; k) Kurang antusiasnya SKPD untuk mengikuti kompetisi penilaian pelayanan publik; l) Adanya perubahan regulasi terkait survei kepuasan masyarakat sehingga diperlukan waktu untuk memahami peraturan tersebut dan pengumpulan responden agar survei berjalan dengan optimal memerlukan waktu yang cukup lama; m) Rendahnya kesadaran akan pentingnya proses evaluasi sebuah kebijakan, sehingga pengumpulan data kurang optimal; n) Minimnya fasilitas sarana dan prasarana untuk menunjang pelaksanaan monitoring dan evaluasi dan terbatasnya waktu dan wilayah yang luas membuat monitoring evaluasi ketatalaksanaan kurang optimal; [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 266

284 o) Kurang maksimalnya identifikasi permasalahan pendayagunaan aparatur pada SKPD dikarenakan keterbatasan waktu pelaksanaan monitoring; p) Masih terdapat Pejabat Struktural yang belum mengikuti diklat kepemimpinansesuai dengan kompetensi yang ditetapkan untuk jabatan struktural karena alokasi anggaran belum mencukupi dan pemberian kuota bagi kabupaten/kota oleh penyelenggara diklat dibatasi; q) Diklat Kepemimpinan Pola baru mengharuskan peserta diklat untuk membuat proyek perubahan, penyusunan pembiayaan dalam membuat proyek perubahan belum teranggarkan; r) Informasi penyelenggaraan Ujian Kenaikan Pangkat Penyesuaian Ijazah (UKPPI) dan ujian dinas belum bisa menjangkau tepat waktu sampai ke SKPD UPTD Pendidikan; s) Masih ada PNS yang belum mengetahui persyaratan ujian sebagaimana ditentukan dalam Keputusan Kepala BKN Nomor 12 Tahun 2002 tentang ketentuan pelaksanaan peraturan Pemerintah No.99 tahun 2000 tentang kenaikan pangkat PNS sebagaimana telah diubah dengan PP No.12 tahun 2002 dan Peraturan Bupati Semarang Nomor 13 Tahun 2004; t) Masih ada PNS yang terlambat mengikuti ujian dinas; u) Pada UKPPI terdapat Ijazah yang dimiliki tidak liniear dan tidak sesuai dengan tugas pokok dan fungsi; v) Badan Diklat Propinsi Jawa Tengah tidak dapat menyelenggarakan Diklat prajabatan bagi CPNS golongan I, II dan III yang diangkat dari tenaga honorer karena terbatasnya daya tampung peserta serta sarana dan prasarana; w) Belum semua tenaga honorer yang dinyatakan lulus tes penerimaan CPNS dapat melengkapi berkas sehingga belum semua dapat diterbitkan SK CPNS,oleh karena itu tidak dapat diikutsertakan diklat prajabatan; x) Adanya perubahan pedoman penyelenggaran diklat prajabatan yang menyebabkan juga perubahan biaya diklat yang disetor (kontribusi); [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 267

285 y) Belum semua jenis diklat yang dibutuhkan dan diusulkan oleh SKPD dapat dipenuhi pelaksanaannya; z) Berdasarkan informasi dari dinas kesehatan dan ketua IBI kabupaten Semarang bahwa nasih diperlukan lebih banyak penyelenggaraan PPGDON atau jenis diklat lain bagi tenaga kesehatan; aa) Belum semua alumni PNS tugas belajar diberikan tugas sesuai dengan program studi yang ditempuh; bb) Belum semua PNS tugas belajar dapat menyelesaikan tugas belajar tepat waktu karena perbedaan ketentuan waktu diuniversitas dan Pusbindiklaten Bappenas; cc) Belum adanya sistem aplikasi pengelola data kepegawaian yang dapat dimanfaatkan secara maksimal, karena belum adanya SDM yang memadai; dd) Belum maksimalnya pengelolaan arsip file kepegawaian karena belum tersedia ruang/gedung khusus untuk menyimpan arsip file kepegawaian; ee) Regulasi pengadaan CPNS ditentukan dari pusat; ff) Karena adanya pemberlakuan Permenpan dan RB No 16 tahun 2009 tentang jabatan fungsional guru dan angka kredit,maka banyak guru yang tertunda kenaikan pangkatnya; gg) dalam pelaksanaannya terkadang ada penambahan dalam produk hukum yang harus dibuat; hh) masih kurangnya sarana dan prasarana yang meliputi: rak buku termasuk di Kecamatan, komputer untuk jaringan dokumentasi, serta penguasaan teknologi dan informasi berkaitan dengan penyebarluasan peraturan perundang-undangan yang masih terbatas; ii) terbitnya Undang-Undang baru yang belum disertai dengan Peraturan Pemerintah, banyaknya Undang-Undang yang tidak sesuai dengan Undang-Undang yang lain atau ketidaksinkronan Undang-Undang dengan Peraturan dibawahnya, dan SKPD terkait belum maksimal dalam hal penyusunan revisi Perda maupun Peraturan Bupati yang sudah dievaluasi sehingga revisi Perda maupun Peraturan Bupati menjadi terlambat; [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 268

286 jj) pelaksanaan lomba kadarkum tingkat Kabupaten Semarang belum optimal dalam mempersiapkan kelompok kadarkum tingkat Kabupaten Semarang maju ke lomba Kadarkum Ormas tingkat Bakorwil I Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Tengah; kk) dalam Tahun Anggaran 2014 terdapat 2 (dua) kasus gugatan peradilan (Perdata) mengenai HGU PTPN IX Kebun Getas dan penerbitan Akta Jual Beli Tanah oleh Camat Suruh selaku PPAT Sementara di Kecamatan Suruh, serta 1 (satu) Perkara Sengketa Informasi Publik; ll) Kurang lengkapnya data mengenai status kepemilikan tanah Pemda (hasil tukar guling beberapa tahun yang lalu) sehingga agak mempersulit dalam penanganan alih fungsi dan tukar menukar tanah; mm) Pembebasan lahan untuk kepentingan umum terkadang terkendala dalam penentuan kesepakatan harga dengan masyarakat; nn) Proses birokrasi dalam pelepasan lahan yang menyangkut kepemilikan lahan instansi vertikal terkadang cukup panjang, sehingga implementasi kegiatan terkadang menjadi terhambat; oo) Lemahnya pemahaman oleh SKPD maupun Pihak yang diajak kerjasama dalam hal mekanisme kerjasama daerah, sehingga terkadang terjadi kekurang sinkronan implementasi kerjasama; pp) Lemahnya fungsi pengawasan dan pengendalian dari Dinas/Instansi teknis pasca implementasi kerjasama; qq) Pengoptimalisasian peran dan fungsi Camat dan Lurah melalui penguatan pelimpahan sebagian kewenangan Bupati kepada Camat dan Lurah masih belum didiimbangi dengan penyediaan sarana prasarana, SDM berkualitas serta pembiayaan opeasional yang memadai; rr) Masih kurang dipahaminya peran penting penyusunan pelaporan sebagai bahan evaluasi serta landasan dalam perencanaan pembangunan. 2) Solusi a) Penyusunan indikator kinerja utama sebagai pedomanpengukuran kinerja; [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 269

287 b) Sosialiasasi penyusunan dokumen AKIP secara rutin untuk meningkatkan kualitas dokumen dan pemahaman SKPD terhadap implementasi SAKIP pemerintah daerah; c) Mereviu Indikator Kinerja Utama (IKU) dicermati sesuaikan dengan penjabaran visi misi KDH melalui tujuan dan sasaran, sehingga pada saat BPKP mengevaluasi LAKIP maka alur perencanaan (RPJMD), pelaksanaan dan pelaporan akuntabilitas kinerja dapat selaras; d) Penyusunan pedoman pengembangan Budaya Kerja aparatur dan melaksanakan inventarisasi permasalahan pengembangan Budaya kerja Aparatur melalui pelaksananaan monitoring pada SKPD sebagai upaya evaluasi kebijakan pengembangan Budaya kerja; e) Peraturan pengganti PP Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah segera ditetapkan; f) Pelaksanaan Monitoring Pengembangan Budaya Kerja Aparatur sebagai upaya inventarisasi permasalahan dan penyusunan kajian terkait efektifitas tindaklanjut pengembangan Budaya Kerja Aparatur Pada Pemerintah Kabupaten Semarang; g) Pelaksanaan sosialisasi dan asistensi data pada seluruh SKPD sebagai upaya pengumpulan data lebih valid; h) Melakukan koordinasi dengan daerah lain/kementerian terkait dengan penyusunan pedoman pola hubungan kerja dan mengkaji dan menganalisa peraturan terkait dengan pola hubungan kerja serta berkoordinasi dengan daerah lain; i) Menginventarisasi kebutuhan Jabatan fungsional umum dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi SKPD; j) Mencari referensi dan melakukan lelang sederhana untuk mencari perusahaan pelaksana ISO 9001: 2008; k) Melaksanakan kompetisi pelayanan publik dan bekerjasama dengan SKPD yang dinilai memiliki inovasi di bidang pelayanan publik; l) Mempelajari dan berkoordinasi dengan kementrian dan daerah lain terkait dengan survei kepuasan masyarakat; m) Setiap unit kerja organisasi sebagai obyek monitoring dan evaluasi harus sadar bahwa dirinya memiliki kontribusi besar dalam [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 270

288 penyusunan kenijakan terkait dengan penataan perangkat daerah. Sehingga secara professional mereka akan memberikan informasi secara ikhlas, obyektif, dan dapat dipertanggungjawabkan dan Asistensi data pada seluruh SKPD obyek monev sebagai upaya pengumpulan data lebih valid; n) Melaksanakan monitoring dan evaluasi dengan cara sampling / mendatangi beberapa lokasi yang tingkat pelayanannya dinilai kurang baik; o) Menyusun formulasi dan variable kebutuhan data yang dibutuhkan sehingga pelaksanaan monitoring berjalan lebih efektif dan efesien; p) Secara bertahap merencanakan pelaksanaan diklat kepemimpinan. Diklat kepemimpinan II,III dan IV dilaksanakan melalui pengiriman peserta ke Badan Diklat Propinsi Jawa Tengah; q) Untuk sementara pembiayaan penyusunan proyek perubahan dibiayai dari biaya transportasi dan akomodasi yang diberikan kepada peserta diklat; r) Memberikan informasi kepada pengelola kepegawaian SKPD mengenai jadwal tentative rencana pelaksanaan UKPPI dan Ujian Dinas; s) Memberikan penjelasan kepada pengelola kepegawaian mengenai persyaratan ujian dan izin belajar; t) Membuat surat edaran mengenai pemberian izin belajar, tugas belajar dan penggunaan gelar akademik bagi PNS Daerah Kabupaten Semarang; u) Pengiriman diklat prajabatan ke pusdiklat kemendagri regional Yogjakarta; v) Diklat dilaksanakan setelah diadakan perubahan anggaran; w) Inventarisasi jenis diklat yang dibutuhkan oleh satuan kerja perangkat daerah; x) Koordinasi dengan lembaga penyelenggara diklat mengenai program diklat tahun yang akan datang; y) Dalam menentukan jenis diklat diprioritaskan pada diklat teknis dan fungsional yang memang pada saat ini mendesak dibutuhkan; [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 271

289 z) Merencanakan dan mengusulkan anggaran untuk pelaksanaan diklat bagi tenaga kesehatan; aa) Perencanaan penempatan alumni PNS tugas belajar; bb) Pemberian rekomendasi terhadap program studi yang diambil PNS calon peserta tugas belajar lebih selektif; cc) Penerbitan perpanjangan masa tugas belajar; dd) Mengusulkan penambahan SDM yang bisa diandalkan melalui rekrutmen CPNSD; ee) Sementara memanfaatkan tempat yang bisa digunakan; ff) Konsultasi dan koordinasi dengan pusat secara periodik dan perencanaan yang tepat; gg) dengan bertambahnya produk hukum daerah yang harus dibuat dalam kegiatan Legislasi Rancangan Peraturan Perundang-undangan, yaitu melalui kegiatan penyusunan Raperda, maka mengusulkan penambahannya dalam perubahan anggaran mengenai penambahan dimaksud, dari yang telah direncanakan semula; hh) mengajukan usulan untuk dipenuhinya sarana dan prasarana tersebut, serta meningkatkan kemampuan petugas Sistem Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum (SJDIH) pada Bagian Hukum Setda Kabupaten Semarang dengan mengikuti bintek terkait yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat (Sistem Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional / SJDIHN) sebagai induk jaringan dari SJDI Hukum; ii) melakukan konsultasi kepada kementerian yang membidangi, dan melakukan koordinasi dengan SKPD terkait; jj) diharapkan pelaksanaan lomba kadarkum tingkat Kabupaten Semarang lebih optimal, dalam rangka mempersiapkan kelompok kadarkum tingkat Kabupaten Semarang maju lomba Kadarkum Ormas tingkat Bakorwil I Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Tengah yang diselenggarakan oleh Biro Hukum Setda Provinsi Jawa Tengah; kk) dalam setiap sengketa hukum segera dilaksanakan mediasi antar pihak sehingga tidak sampai muncul menjadi sengketa hukum di pengadilan; [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 272

290 ll) Penginvetarisasian/pendataan aset Pemerintah Daerah secara periodik guna mengetahui perkembangan aset yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah oleh DPPKAD Kab. Semarang; mm) Perlunya keterlibatan lembaga/konsultan penaksir harga indenpen, sehingga dapat menjembatani kepentingan Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam pengadaan tanah untuk kepentingan umum; nn) Pengintensifan koordinasi dengan instansi vertikal guna mempercepat proses pelepasan lahan; oo) Pengefektifan Rapat Koordinasi lintas dinas/instansi guna memberikan pemahaman mengenai arti penting serta mekanisme kerjasama daerah; pp) Pemantapan peran dan fungsi pengawasan serta pengendalian kegiatan kerjasama melalui Rapat Koordinasi lintas sektoral; qq) Pengkoordinasian dengan Dinas/Instansi Teknis guna mendukung optimalisasi implementasi pelimpahan sebagian kewenanangan Bupati kepada Camat dan Lurah; rr) Perlunya keterpaduan dalam penyusunan pelaporan ditingkat SKPD, sehingga tidak terjadi tumpang tindih antar Instansi yang membutuhkan informasi / laporan. b. Pengawasan Daerah 1) Permasalahan a) Kurangnya tingkat kompetensi setiap auditor, keterbatasan dalam ilmu tentang pengawasan, keterbatasan dalam mengikuti dinamika peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pemeriksaan; b) Hasil pemeriksaan yang sifatnya fisik belum bisa dilaksanakan secara maksimal; c) Belum terlaksananya pemeriksaan reguler setiap tahunnya untuk setiap OBRIK; d) Penyusunan dan penyampaian laporan hasil pemeriksaan sering terlambat/tidak tepat waktu; e) Masih adanya kesalahan/ temuan berulang dalam pemeriksaan; [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 273

291 f) Belum memiliki pejabat fungsional Auditor sesuai ketentuan; g) Terbatasnya kualitas pejabat pemeriksa; h) Belum adanya perbaruan SOP pengawasan yang disesuaikan dengan perkembangan peraturan per-undang-undangan; i) Kurangnya sarana (komputer dan mobil) dan prasarana berupa gedung kantor yang baru belum ada isinya; j) Masih lambannya penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan oleh SKPD; k) Kurang responsifnya sebagian satuan kerja perangkat daerah dalam menanggapi Naskah Hasil Pemeriksaan (NHP) sehingga menyebabkan penyusunan dan penyampaian laporan hasil pemeriksaan menjadi terlambat/tidak tepat waktu; l) Belum optimalnya pelaksanaan pengawasan melekat atau pengendalian internal di lingkungan satuan kerja perangkat daerah dan BUMD; m) Koordinasi dan komunikasi dengan obyek pengawasan menemui hambatan yang diakibatkan karena kesibukan pelaksanaan realisasi anggaran perubahan APBD pada SKPD/unit dibawahnya; 2) Solusi a) Pengusulan diklat untuk pejabat fungsional Auditor baik lewat program khusus maupun regular; b) Pengadaan alat yang mendukung pelaksanaan pemeriksaan fisik; c) Mengadakan pemeriksaan setiap tahun, akan tetapi dengan system bergantia; d) SKPD harus segera menganggapi setiap NHP yang sampaikan oleh inspektorat; e) Diadakan tim verifikasi di tingkat SKPD; f) Pengusulan pejabat fungsional Auditor baik lewat program khusus maupun jalur pembentukan jabatan fungsional reguler; g) Lebih banyak lagi pengiriman diklat/bintek dan pelaksanaan PKS dibidang pengawasan; h) Lebih intens mengakses peraturan-peraturan beru terkait pemeriksaan; [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 274

292 i) Diterbitkannya SOP khusus pengawasan untuk pedoman dalam melaksanaan pemeriksaan; j) Penambahan mobil dan perangkat kantor untuk memenuhi kebutuhan gedung baru; k) Melakukan cara jemput bola, datang ke SKPD yang belum menyelesaikan tindak lanjut hasil pemeriksaan; l) Memberikan batasan waktu lebih tegas terhadap SKPD dalam menanggapi NHP yang akan disusun menjadi LHP. Senantiasa mengingatkan kepada obyek pemeriksaan untuk segera menanggapi naskah hasil pemeriksaan; m) Sosialisasi dan Penerapan SPIP di masing-masing SKPD; n) Menyesuaikan metode pemeriksaan sesuai dengan kondisi yang ditemui dilapangan; c. Fasilitasi Kegiatan Legislatif 1) Permasalahan a) Sumber Daya Manusia aparatur kurang memadai baik segi kualitas maupun kuantitas; b) Perencanaan kegiatan Setwan sangat tergantung pada jadwal kegiatan DPRD, sehingga jadwal yang sudah ditetapkan sering berubah, akibatnya adalah: (1) Pembiayaan kegiatan sering berubah-ubah tidak sesuai dengan Rencana Kerja, padahal harus dilaksanakan segera; (2) Target kinerja kurang maksimal karena sulit terukur. 2) Solusi a) Menambah jumlah CPNS/ PNS untuk membantu pelaksanaan kegiatan Sekretariat dan anggota DPRD beserta alat kelengkapannya; b) Melaporkan realisasi anggaran secara rutin kepada Pimpinan DPRD dan Badan Anggaran agar dapat diketahui secara dini kondisi keuangan Setwan, melakukan koordinasi, komunikasi dan konsultasi dengan Pimpinan DPRD serta menyusun Time Schedule kegiatan selama 1 tahun anggaran yang disesuaikan dengan agenda daerah sehingga [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 275

293 mempermudah administrasi keuangan dan didasarkan pada Rencana Kerja Setwan dan DPRD; c) Melaporkan realisasi anggaran secara rutin kepada Pimpinan DPRD dan Badan Anggaran agar dapat diketahui secara dini kondisi keuangan Setwan; d) Melakukan koordinasi, komunikasi dan konsultasi dengan Pimpinan DPRD; e) Menyusun Time Schedule kegiatan selama 1 tahun anggaran yang disesuaikan dengan agenda daerah sehingga mempermudah administrasi keuangan dan didasarkan pada Rencana Kerja Setwan dan DPRD. d. Pengelolaan Keuangan Daerah 1) Permasalahan a) Penyerapan anggaran harus menyesuaikan agenda daerah yang penjadwalanya melibatkan piuhak eksekutif dan legeslatif (Badan Musyawarah DPRD); b) Penyerapan anggaran harus menyesuaikan agenda daerah yang penjadwalannya melibatkan pihak eksekutif dan legeslative (Badan Musyarawah DPRD); c) Adanya kecenderungan pelaksanaan yang tidak sesuai dengan pedoman penjadwalan dari Permendagri tentang Pedoman Penyusunan APBD; d) Masih kurang paham/kurang pengetahuan para pengelola keuangan baik di tingkat SKPD maupun SKPKD/DPPKAD dalam hal akuntansi dan penyusunan laporan keuangan terutama ketika penyusunan Neraca Daerah; e) Masih sangat kurang pahamnya operator di SKPD dan DPPKAD dalam penggunaan aplikasi SIPKD tersebut, beberapa hal-hal yang terutama menjadi penyebab adalah: [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 276

294 (1) SDM pengelola keuangan di Kabupaten Semarang banyak yang tidak paham soal IT, kesisteman/software, computer dan akuntansi; (2) Seringnya berganti-ganti personil dalam pengelolaan keuangan. f) Waktu untuk realisasi proses pengadaan penyedia dan pekerjaan lapangan appraisal tidak mencukupi (waktu pengesahan anggaran perubahan yang mepet); g) Kesadaran wajib pajak dalam membayar PBB-P2 masih kurang dan pembayaran secara global tidak dilampiri rincian per objek pada saat PBB-P2 di kelola Pratama berdampak adanya piutang pajak yang tidak akurat h) Penumpukan pencairan di akhir Tahun; i) Kurangnya kesadaran pelaksanaan kegiatan dalam pelunasan Anggaran; j) Adanya Peraturan Perundang-undangan yang baru; k) Pelaksanaan kegiatan sangat dipengeruhi penjadwalan hasil Badan Muyawarah DPRD; l) Adanya double SPPT yang belum dibetulkan dan SPPT salah nama dan alamat; m) Adanya wajib pajak luar daerah yang alamatnya dicari tidak ketemu. n) Adanya Fasilitas umum yang masih muncul SPPT; o) Kurangnya kesadaran wajib pajak untuk membayarkan pajak sesungguhnya; p) Luasnya Wilayah Kabupaten Semarang dan jumlah Petugas Lapangan tidak seimbang sehingga objek pajak belum bisa terdata; q) Data omzet objek pajak oleh wajib pajak belum terlaporkan dengan baik; r) Data alamat wajib pajak yang kurang akurat sehingga distribusi SKPD, SPPT ada yang kurang tepat; s) SKPD pengelola Pendapatan Pajak dan Retribusi Daerah kurang terkoordinasi; [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 277

295 t) Rekomendasi pembayaran Bagi Hasil Pajak Daerah masuknya ke kas Daerah tidak sesuai dengan waktu yang direkomendasikan; u) Pendaftaran ukur sertifikasi tanah milik Pemerintah Kabupaten Semarang (eks bengkok), kesusahan dalam identifikasi awal baik data fisik tanah letak, perolehannya maupun alas haknya; v) Dalam pengukuran terkendala peralatan BPN yang minim sehingga harus antri ukur. 2) Solusi a) Penjadwalan agenda daerah dalam penyusunan APBD harus menyesuaikan jadwal yang ada dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006; b) Berusaha untuk menyesuaikan time schedule sesuai Permendagri tentang Pedoman Penyusunan APBD; c) Diperlukan konsultasi dari nara sumber yang kompeten (BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Tengah). LRA dan LAK dihasilkan dari aplikasi SIPKD, neraca disusun oleh Tim dihasilkan dari system manual, CALK disusun oleh tim dihasil kan dari system manual. LKPD tersebut akan diserahkan ke BPKP untuk dapat dilakukan pengkajian terlebih dahulu sebelum diserahkan ke BPK; d) Pendampingan khusus oleh Field Support; (1) Rakor dengan SKPD untuk mengetahui kendala-kendala yang ada di SKPD dan masukan-masukan yang ada dari SKPD dalam pelaksanaan SIPKD baik masalah teknis, jaringan atau kebijakan; (2) Rakor dengan Tim untuk penyelesaian masalah; (3) Pelatihan entry modul-modul yang ada di SIPKD kepada operator di SKPD dan DPPKAD; (4) Monitoring langsung ke lapangan/skpd ketika terjadi kendala secara teknis baik untuk masalah aplikasi atau jaringan. e) Dianggarkan kembali di DPA tahun 2015; f) Melakukan sosialisasi kepada pengelola PBB-P2 dan memberikan hadiah kepada pengelola PBB-P2 yang berprestasi; g) Rapat koordinasi dengan SKPD serta melaksanakan kerja lembur; [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 278

296 h) Dilaksanakan rapat koordinasi dengan menghadirkan yang bersangkutan; i) Menyiapkan Peraturan Perundang-undangan yang baru (PERDA, PERBUP, PERMEN); j) Dilaksanakan koordinasi oleh Pimpinan dengan Badan Musyawarah DPRD; k) Double SPPT, salah nama dan salah alamat kami minta untuk dibetulkan Tahun 2015; l) Desa/kelurahan di minta untuk mencari data alamat yang benar; m) SPPT PBB-P2 untuk fasilitas umum diminta untuk diajukan penghapusan; n) Pendekatan dengan wajib pajak; o) Penambahan jumlah petugas lapangan; p) Melakukan sosialisasi kepada wajib pajak untuk melaporkan data objek pajak sesuai kondisi riil yang ada; q) Adanya kegiatan pemutakhiran data wajib pajak sebelum dilakukan penetapan pajak; r) Dilaksanakan koordinasi dan pencocokan realisasi pendapatan tidak hanya dengan SIPKD tetapi juga dilaksanakan secara manual; s) Dilaksanakan koordinasi dan rekonsiliasi secara rutin setiap bulannya dengan Propinsi dalam rangka pencocokan penerimaan Bagi Hasil; t) Koordinasi dengan perangkat desa yang lama; u) Beli alat sendiri, yang menukur tetap petugas dari BPN. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 279

297 U. Urusan Ketahanan Pangan Secara umum tujuan pembangunan ketahanan pangan yaitu mewujudkan dan mengembangkan sistem ketahanan pangan yang kuat, dinamis dan sinergis melalui pengembangan sub sistem ketersedian pangan, sub sistem konsumsi pangan, sub sistem distribusi pangan, mutu dan keamanan pangan denan memperhatikan potensi, keragaman sumberdaya pangan dan budaya serta kultur setempat. Peningkatan ketahanan pangan sebagaimana tertuang dalam Undangundang Nomor 18 Tahun 2012 sebagai penganti dari Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan, dimana Pengertian Ketahanan Pangan yaitu kondisi telah terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan tercermin dari tersedianya pangan yang cukup jumlah, mutu, aman, beragam, bergizi, merata dan terjangkau dan tidak bertentangan dengan agama, keyakinan agar dapat hidup sehat dan produktif berkelanjutan. Pembangunan ketahanan pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi penduduk merupakan salah satu urusan wajib pemerintah, pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten/kota karena terkait dengan pelayanan dasar (PP Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota). Hal ini memberikan landasan dan peluang kepada daerah untuk mengembangkan sistem ketahanan pangan semaksimal mungkin, antara lain melalui jaminan penyediaan pangan. Dalam konteks ini, pemerintah Kabupaten Semarang bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan ketahanan pangan dan jaminan ketersediaan pangan di wilayahnya dengan memperhatikan pedoman, standar dan kriteria pemerintah. Hal ini untuk menjaga agar kegiatan pembangunan di daerah tetap konsisten dalam kerangka pencapaian tujuan pembangunan nasional (PP Nomor 68 Tahun 2002 Tentang Ketahanan Pangan). Tekad membangun ketahanan pangan merupakan kesepakatan semua komponen bangsa yang dilandasi prinsip bahwa pangan merupakan kebutuhan dasar manusia (HAM). Oleh karena itu pemerintah berkewajiban menyediakan pangan yang layak bagi masyarakat. Setiap orang wajib dipenuhi haknya untuk [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 280

298 menikmati standar kehidupan yang layak bagi dirinya dan keluarga atas pangan. Setiap orang harus bebas dari kelaparan. Perwujudan Ketahanan Pangan yang mantap dan berkesinambungan dibangun berdasarkan tiga pilar ketahanan pangan, yaitu: (1) ketersediaan pangan yang cukup dan merata; (2) distribusi pangan yang efektif dan efisien; (3) konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman. Untuk itu Kabupaten Semarang dalam melaksanakan koordinasi telah membentuk Dewan Ketahanan Pangan, baik di Tingkat Kabupaten maupun Tingkat Kecamatan. Strategi dan prioritas ditetapkan demi mewujudkan ketahanan pangan nasional. Oleh karena itu Program Ketahanan Pangan harus dilaksanakan secara komprehensif, dengan bentuk yang aplikatif dan menyeluruh dalam sistem ketahanan pangan yang sinergis. 1. Program dan Kegiatan Urusan Ketahanan Pangan Tahun Anggaran 2014 dilaksanakan oleh 2 (dua) SKPD yaitu Sekretariat Daerah Bagian Perekonomian dan Kantor Ketahanan Pangan, dengan program dan kegiatan sebagai berikut: a. Sekretariat Daerah Bagian Perekonomian Program Peningkatan Ketahanan Pangan dengan kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan kebijakan perberasan. b. Kantor Ketahanan Pangan Program Peningkatan Ketahanan Pangan dengan kegiatan-kegiatan: 1) Analisis dan Penyusunan Pola Konsumsi dan Suplai Pangan; 2) Pemanfaatan dan Analisis Akses Harga Pangan Pokok; 3) Pengembangan Cadangan Pangan Daerah; 4) Pengembangan Desa Mandiri Pangan; 5) Pengembangan Lumbung Pangan Desa; 6) Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan; 7) Koordinasi Kebijakan Perberasan; 8) Koordinasi Perumusan Kebijakan Ketahanan Pangan; 9) Pengembangan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi; 10) Pengembangan dan Percepatan Diversifikasi Pangan; 11) Pemanfaatan Pekarangan Untuk Pengembangan Pangan. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 281

299 2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan Ketahanan Pangan dilaksanakan oleh 2 (dua) SKPD dengan anggaran belanja langsung urusan total sebesar Rp ,00 dengan realisasi kegiatan sebesar Rp ,00 atau 97,26% (Rincian realisasi program dan kegiatan terlampir). Pangan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia yang berperan penting dalam meningkatkan kualitas manusia dan masyarakat. Terpenuhinya kebutuhan pangan tersebut dapat dilihat dari ketersediaan pangannya. Namun, ketersediaan pangan yang cukup untuk seluruh penduduk di suatu wilayah belum menjamin terhindarnya penduduk dari masalah pangan dan gizi, selain ketersediaannya juga perlu diperhatikan dari aspek pola konsumsi rumah tangga atau keseimbangan kontribusi diantara jenis pangan yang dikonsumsi, sehingga dapat memenuhi standar gizi yang dianjurkan. Capaian target indikator sasaran Urusan Ketahanan Pangan tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menunjukkan keberhasilan pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya dalam tahun Keberhasilan pelaksanaan Ketahanan Pangan tahun 2014 terlihat dari capaian sebagai berikut: Tabel 4.84 Capaian Indikator Urusan Ketahanan Pangan Tahun 2013 dan 2014 No Uraian Satuan Tahun 2013 Tahun 2014 Target Realisasi % 1. Ketersediaan pangan utama Kg/kpt/th 171,36 164,04 176,37 107,51 2. Pola Pangan Harapan Skor ,1 102,38 3. Regulasi Ketahanan Pangan Buah ,00 Sumber: Kantor Ketahanan Pangan, 2014 Ketersediaan pangan merupakan salah satu indikator ketahanan pangan suatu wilayah. Kabupaten Semarang merupakan salah satu kabupaten [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 282

300 yang berperan sangat vital dalam menjaga ketersediaan pangan Jawa Tengah. Ketersediaan pangan merupakan salah satu sub sistem utama dalam sistem ketahanan pangan, yang menjelaskan tentang jumlah bahan pangan yang tersedia di suatu wilayah. Capaian ketersediaan pangan utama di Kabupaten Semarang tahun 2014 sebesar 176,37 kg/kpt/th telah melampaui target yang ditentukan. Target 164,04 kg/kpt/th dapat terealisasi 176,37 kg/kpt/th, prosentase kenaikan sebesar 107,51%. Capaian ini menggambarkan kebutuhan pangan di Kabupaten Semarang sampai akhir tahun 2014 dapat tercukupi dan aman. Realisasi capaian ketersediaan pangan utama di Kabupaten Semarang Tahun 2014 dibandingkan tahun 2013 mengalami peningkatan. Tahun 2013 ketersediaan pangan utama tercapai sebesar 171,36 kg/kpt/th, sedangkan di tahun 2014 tercapai 176,37 kg/kpt/th, meningkat sebesar 2%. Pola Pangan Harapan (PPH) merupakan suatu metode yang digunakan untuk menilai jumlah dan komposisi atau ketersediaan pangan. Pola pangan harapan biasanya digunakan untuk perencanaan konsumsi, kebutuhan dan penyediaan pangan wilayah. Berdasarkan tabel capaian indikator kinerja diatas, terjadi peningkatan mutu gizi konsumsi pangan penduduk Kabupaten Semarang yang diindikasikan dengan meningkatnya skor mutu gizi pangan Pola Pangan Harapan (PPH) pada tahun 2014, yaitu 90,1 dibanding tahun 2013 sebesar 88,2 maupun target tahun 2014 sebesar 88 atau 102,38%. Sesuai dengan Renstra tahun , target regulasi Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Semarang sebanyak 3 (tiga) regulasi ketahanan pangan. Untuk menyikapi Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 46 Tahun 2013 tentang Pedoman dan Pembinaan Lahan Pertanaman Pangan Berkelanjutan Provinsi Jawa Tengah, sampai dengan tahun 2013, Kantor Ketahanan Pangan telah menyusun 3 (tiga) regulasi. Capaian tiga regulasi ketahanan pangan tersebut adalah: 1) Peraturan Bupati Semarang Nomor 173 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Hibah Kepada Gabungan Kelompok Tani atau Kelompok Tani di Kabupaten Semarang dalam Kegiatan Pengembangan Cadangan Pangan Daerah dan Pengembangan Lumbung Pangan Desa; 2) Peraturan Bupati Semarang Nomor 36 Tahun 2013 tentang Pemanfaatan Cadangan Pangan Pemerintah Kabupaten Semarang; [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 283

301 3) Peraturan Bupati Semarang Nomor 76 Tahun 2013 tanggal 23 Oktober 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Hibah Kepada Kelompok Wanita Tani di Kabupaten Semarang Dalam Kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Pekarangan untuk Pengembangan Pangan. Sedangkan Tahun 2014, Kantor Ketahanan Pangan menyusun 1 regulasi ketahanan pangan, yaitu berupa Instruksi Bupati Semarang Nomor 1/X/2014 tentang Penggunaan Pangan Lokal Daerah dalam jamuan rapat dan pertemuan. 3. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan a. Kegiatan Analisis dan Penyusunan Pola Konsumsi dan Suplai Pangan Kegiatan Analisis dan Penyusunan Pola Konsumsi dan Suplai Pangan dilaksanakan dalam rangka mendukung terlaksananya survey PPH dan analisa konsumsi pangan masyarakat di Kabupaten Semarang. Pola Pangan Harapan (PPH) merupakan suatu metode yang digunakan untuk menilai jumlah dan komposisi atau ketersediaan pangan. Pola pangan harapan biasanya digunakan untuk perencanaan konsumsi, kebutuhan dan penyediaan pangan wilayah. Dalam menentukan PPH, ada beberapa komponen yang harus diketahui yaitu konsumai energi dan zat gizi total, prosentase energi dan gizi aktual, dan skor kecukupan energi dan zat gizi. Beberapa kegunaan analisis ini adalah: 1) Menilai jumlah dan komposisi konsumsi atau ketersediaan pangan; 2) Indikator mutu gizi dan keragaman konsumsi atau ketersediaan pangan; 3) Sebagai baseline data untuk mengestimasi kebutuhan pangan ideal di suatu wilayah; 4) Sebagai baseline data untuk menghitung proyeksi penyediaan pangan ideal untuk suatu wilayah; 5) Perencanaan konsumsi, kebutuhan dan peyediaan pangan wilayah. Kantor Ketahanan Pangan pada tahun 2014 telah melakukan sosialisasi dan pelatihan PPH untuk pendamping di 19 kecamatan untuk melaksanakan survey PPH. Total survey PPH Tahun 2014 dilaksanakan di 780 titik lokasi di [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 284

302 19 kecamatan dimana hasilnya skor PPH Tahun 2014 mencapai 90,10 dari target skor 88. Jumlah anggaran untuk kegiatan Analisis dan Penyusunan Pola Konsumsi dan Suplai Pangan sebesar Rp ,00, dengan realisasi Rp ,00 (99,62%). b. Pemanfaatan dan Analisis Akses Harga Pangan Pokok Keluaran (output) dari kegiatan Pemanfaatan dan Analisis Akses Harga Pangan Pokok adalah terhimpunnya data stok dan harga pangan strategis di tingkat distributor serta terlaksananya rapat koordinasi dan evaluasi kegiatan. Harga analisis harga pangan yang dilakukan secara periodik dan kontinyu merupakan bahan masukan penting bagi penentu kebijakanharga dan distribusi pangan. Terjadinya fluktuasi harga pangan yang tajam dapat menunjukkan adanya permasalahan pada pasokan atau permintaan terhadap bahan pangan tersebut, umumnya berkaitan dengan kelancaran arus distribusi pangan. Perkembangan harga pangan juga dapat digunakan untuk menganalisa tentang kemampuan daya beli masyarakat, aksesibilitas pangan oleh masyarakat, dan kemungkinan terjadinya kerawanan pangan di suatu wilayah. Jumlah anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp ,00 dengan realisasi Rp ,00 (100%). c. Pengembangan Cadangan Pangan Daerah Menurut Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, khususnya pasal 23 dan pasal 24 menyebutkan bahwa untuk memenuhi terwujudnya kedaulatan pangan, kemandirian pangan dan ketahanan pangan, pemerintah menetapkan cadangan pangan nasional. Cadangan pangan nasional terdiri atas cadangan pangan pemerintah, cadangan pangan pemerintah daerah dan cadangan pangan masyarakat (pasal 23). Sedangkan pada pasal 24 dijelaskan bahwa pengembangan cadangan pangan nasional dimaksudkan untuk mengantisipasi kekurangan ketersediaan pangan, kelebihan ketersediaan pangan, gejolak harga pangan dan/atau keadaan darurat. Pengembangan cadangan pangan nasional merupakan suatu upaya strategis serta sejalan dengan salah satu implementasi program [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 285

303 pembangunan ketahanan pangan yang dilaksanakan dengan memperhatikan sub sistem ketahanan pangan melalui upaya peningkatan pemantapan ketersediaan dan keterjangkauan pangan. Dalam rangka mengoptimalkan fungsi gudang cadangan pangan, pada tahun 2012 telah dibangun gudang cadangan pangan di Kelurahan Tambakboyo Kecamatan Ambarawa, kemudian guna mengoptimalisasi fungsi gudang cadangan pangan, pada tahun 2014 dibangun lantai jemur dan pagar pengaman di gudang cadangan pangan di lokasi tersebut. Jumlah anggaran untuk kegiatan Pengembangan Cadangan Pangan Daerah sebesar Rp ,00, terealisasi Rp (97,56%). d. Kegiatan Pengembangan Desa Mandiri Pangan Desa Mandiri Pangan adalah desa yang masyarakatnya mempunyai kemampuan untuk mewujudkan ketahanan pangan dan gizi melalui pengembangan sub sistem ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan dengan memanfaatkan sumber daya setempat secara berkelanjutan. Beberapa tahapan menuju Desa Mandiri Pangan: 1) Desa Persiapan adalah tahap awal perkembangan yang diawali dengan perubahan dinamika kelompok dalam perencanaan penanggulangan kerawanan pangan serta penumbuhan awal lembaga swadaya setempat; 2) Desa Penumbuhan adalah tahap lanjut dengan berfungsinya LKD, Kader Gizi dan aspek ketersediaan, distribusi dan keamanan pangan; 3) Desa Pengembangan adalah tahap ketiga ditandai dengan kemajuan sumber pendapatan, peningkatan daya beli dan peningkatan ketahanan pangan rumah tangga; 4) Desa Kemandirian adalah tahap akhir ditandai dengan optimasi kelompok swadaya masyarakat (afinitas, LKD, dsb), peningkatan pola pikir masyarakat dan peningkatan ketrampilan; 5) Desa Replikasi adalah desa pengembangan Desa Mandiri Pangan paska Kemandirian yang berlokasi di Kecamatan yang sama, sehingga diharapkan dapat menjadi aglomerasi kemandirian pangan di Kecamatan setempat. Data perkembangan desa mandiri pangan di Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel berikut: [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 286

304 Tabel 4.85 Data Perkembangan Desa Mandiri Pangan Tahun Persiapan Penumbuhan Pengembangan Kemandirian Replikasi 2011 Tawang, Susukan 2012 Kebowan, Suruh Duren, Sumowono - Tawang, Susukan Candirejo, Pringapus Wiru, Bringin Rejosari, Bancak Candirejo, Pringapus Wonoyoso, Pringapus Derekan, Pringapus Jatirunggo, Pringapus Gogodalem Nyemoh Tempuran Bringin Wonoyoso, Pringapus Derekan, Pringapus Jatirunggo, Pringapus 2013 Kebowan, Suruh Jetis, Kaliwungu Duren, Sumowono Tawang, Susukan Wiru, Bringin Rejosari, Bancak Candirejo, Pringapus Duren, Sumowono Sumber: Kantor Ketahanan Pangan, 2014 Gogodalem Nyemoh Tempuran, Bringin Wonoyoso, Pringapus Derekan, Pringapus Jatirunggo, Pringapus Gogodalem Nyemoh Tempuran Bringin Capaian yang diharapkan dari kegiatan pengembangan desa mandiri pangan adalah dapat berkurangnya desa rawan pangan dan dapat terbinanya desa mandiri pangan di Kabupaten Semarang. Hasil yang dicapai dari kegiatan Pengembangan Desa Mandiri Pangan adalah Juara III Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara Tingkat Provinsi Jawa Tengah kategori Pelaku Ketahanan Pangan Kelompok Desa Mandiri Pangan, diberikan kepada kelompok binaan, yaitu Kelompok Afinitas SINAR REJEKI, Desa Tempuran Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 287

305 Jumlah anggaran untuk kegiatan Pengembangan Desa Mandiri Pangan tahun 2014 sebesar Rp ,00, dan terealisasi Rp ,00 (100%). e. Kegiatan Pengembangan Lumbung Pangan Desa Capaian dalam kegiatan pengembangan lumbung pangan desa adalah adanya peningkatan jumlah bangunan fisik lumbung untuk menyimpan gabah/beras sebagai cadangan pangan di masyarakat. Pada tahun 2012 telah dibangun gudang lumbung di Desa Tawang, Kecamatan Susukan dari dana APBD Kabupaten Semarang sebesar Rp ,00 (Seratus tiga puluh tiga juta enam ratus ribu rupiah). Dengan dana hibah dari APBD Kabupaten Semarang pula, pada tahun 2013 dilakukan pembangunan 2 unit gudang lumbung dengan nilai total kontruksi sebesar Rp ,00, yaitu: 1) Gapoktan Putri Kencana, Desa Timpik, Kecamatan Susukan; 2) Gapoktan Rejo Mulyo II, Desa Asinan, Kecamatan Bawen. Pada tahun 2014, Kantor Ketahanan Pangan membangun dua lumbung pangan dengan dana DAK sebesar Rp ,00, yaitu untuk: 1) Gapoktan Padi Serasi, Desa Rowoboni Kecamatan Banyubiru; 2) Gapoktan Mitra Tani, Desa Kadirejo Kecamatan Pabelan. Jumlah anggaran untuk kegiatan Pengembangan Lumbung Pangan Desa pada tahun 2014 sebesar Rp ,00, dengan realisasi Rp ,00 (96,45%). f. Kegiatan Pengembangan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi Pelaksanaan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) melibatkan berbagai lintas sektoral, maka diperlukan penyamaan persepsi bagi instansi terkait baik dalam penguatan kelembagaan, penanganan, pengaplikasian instrumen dan indikator serta mekanisme pengumpulan, pengolahan dan analisa data, sampai penyusunan rencana tindak lanjut atau itervensi. Tujuan kegiatan ini adalah: 1) Mengoptimalkan penyelenggaraan pemantauan dini, situasi pangan dan gizi melalui langkah-langkah pengumpulan data dan informasi kondisi pangan dan gizi pada kurun waktu tertentu; [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 288

306 2) Membangun koordinasi dan kerjasama lintas institusi, stakeholder dan masyarakat dalam penanganan program-program penanggulangan kerawanan pangan dan gizi; 3) Memperoleh data dan informasi tentang situasi pangan serta faktor yang mempengaruhi kondisi rawan pangan secara periodik dan berkesinambungan. Produksi komoditas pangan di Kabupaten Semarang pada tahun 2014 secara umum mengalami pertumbuhan positif. Ketersediaan pangan dan gizi dapat dilihat dalam tabel Neraca Bahan Makanan (NBM). No Tabel 4.86 Neraca Bahan Makanan (NBM) tahun 2013 dan 2014 Kelompok Bahan Pangan Tahun 2013 Tahun 2014 Ketersediaan K. Protein K. Lemak Ketersediaan K. Protein K. Lemak Energi Energi (Kkal/kap/hr) (g/kap/hr) (g/kap/hr) (Kkal/kap/hr) (g/kap/hr) (g/kap/hr) 1 Padi-padian , ,97 2 Makanan berpati Gula , ,053 0,17 4 Buah/biji berminyak , ,07 5 Buah-buahan , ,26 6 Sayuran 108 8,84 2, ,42 2,63 7 Daging , ,54 8 Telur , ,81 9 Susu 42 2,2 2, ,42 2,64 10 Ikan 5,5 0,99 0,13 5,2 0,93 0,12 11 Minyak & Lemak 20,1 0,02 2,26 19,8 0,02 2,22 Total 2.452,6 71,19 33, ,15 35,95 Sumber: Kantor Ketahanan Pangan, 2014 Adapun gambaran ketersediaan pangan yang dikonsumsi masyarakat Kabupaten Semarang ditunjukkan dari hasil Neraca Bahan Makanan (NBM). Neraca Bahan Makanan (NBM) merupakan data yang dapat menggambarkan situasi dan kondisi ketersediaan pangan, dihitung berdasarkan penjumlahan produksi domestik, impor netto, perubahan stok, dikurang kebutuhan non konsumsi untuk benih, industri non pangan, dan penggunaan lainnya. Berdasarkan analisis NBM, Kabupaten Semarang pada tahun 2014 sudah melebihi angka rekomendasi hasil Widya Karya Pangan dan Gizi (WKNPG) VIII tahun 2004 untuk ketersediaan energi sebesar kkal dan 57 gram protein. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 289

307 Ketersediaan pangan sumber energi/karbohidrat tahun 2013 di Kabupaten Semarang sebesar Kkal/kpt/hari dan tahun 2014 sebesar Kkal/kpt/hari. Melihat hasil analisis NBM tahun 2013 dan 2014 terdapat kenaikan ketersediaan pangan sumber energi sebesar 103%. Kenaikan tersebut disebabkan peningkatan produksi dan produktivitas pada komoditi pangan, walaupun ada beberapa komoditi yang mengalami penurunan produksi akibat dari perubahan iklim yang ekstrim dan berkurangnya lahan pertanian seperti pada kelompok bahan pangan berpati, gula, biji berminyak, dan buah-buahan. Adanya kenaikan jumlah penduduk juga mempengaruhi ketersediaan pangan. Bila dilihat dari ketersediaan pangan sumber protein dari tahun 2013 (71,19 g/kpt/hr) terdapat kenaikan pada tahun 2014 (74,15 g/kpt/hr) yaitu sebesar 104%. Sedangkan angka standar nasional (berdasarkan WNPG 2008) yaitu 57 g/kap/hr. Dengan demikian ketersediaan pangan sumber protein yang dikonsumsi masyarakat telah tercukupi dengan baik. Hal tersebut terutama pada kualitas protein nabati yang berkembang lebih baik dibanding protein hewani. Kondisi ini disebabkan agroekosistem wilayah yang sebagian merupakan dataran tinggi. Berdasarkan data Neraca bahan Makanan diatas, jumlah ketersediaan pangan makin mengalami peningkatan dari tahun , yang menunjukkan ketahanan pangan di tingkat wilayah semakin terjamin. Jumlah anggaran untuk kegiatan Pengembangan Kewaspadaan Pangan dan Gizi sebesar Rp ,00, dan terealisasi sebesar Rp ,00 (100%). g. Kegiatan Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan Secara umum tujuan yang akan dicapai dari kegiatan Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan adalah: 1) Mensosialisasikan peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan dengan mutu dan keamanan pangan, produk hasil pertanian kepada masyarakat produsen pangan dan konsumen; [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 290

308 2) Terjalinnya koordinasi dengan instansi/stakeholder, terkait dalam pembinaan dan pengawasan mutu dan keamanan pangan produk hasil pertanian; 3) Penyediaan pangan yang bermutu dan aman dikonsumsi oleh masyarakat Kegiatan pokok Pengembangan Mutu dan Keamanan Pangan tahun 2014 terdiri dari beberapa kegiatan antara lain terlaksananya sosialisasi mutu dan keamanan pangan bagi anak sekolah, dan masyarakat. Diharapkan dengan terlaksananya sosialisasi tersebut dapat meningkatkan penngetahuan, ketrampilan, dan kesadaran dalam penanganan pangan segar yang dikonsumsi, serta mewujudkan hasil pangan yang aman dan bermutu. Jumlah anggaran kegiatan Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan sebesar Rp ,00, terealisasi sebesar Rp ,00 (90,65%). h. Kegiatan Koordinasi Kebijakan Perberasan Capaian indikator untk kegiatan Koordinasi Kebijakan Perberasan antara lain guna mendukung upaya stabilitas masyarakat saat paceklik dan panen raya, terpantaunya perkembangan HPP (Harga Pangan Pokok) gabah/beras di Kabupaten Semarang. Hasil dari kegiatan ini adalah: 1) Terwujudnya kestabilan harga dan stok beras saat paceklik dan panen raya; 2) Terjalinnya kerjasama dan kesepemahaman antara para pelaku perberasan (produsen)/petani) dengan distributor (pedagang/pengusaha ricemill); 3) Termonitoringnya perkembangan HPP gabah/beras, baik ditingkat petani/produsen maupun distributor. Pangan sering diidentikkan dengan beras, karena jenis pangan ini merupakan makanan pokok/utama. Gangguan pada ketahanan pangan seperti tingginya harga beras pada waktu krisis ekonomi tahun 1997/1998, terjadi krisis multidimensi, telah memicu kerawanan sosial yang membahayakan stabilitas ekonomi dan nasional. Data ketersediaan dan kebutuhan beras di Kabupaten Semarang pada Tahun 2013 dan Tahun 2014, sebagai berikut: [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 291

309 Komoditi Tabel 4.87 Ketersediaan dan Kebutuhan Beras Tahun 2013 dan 2014 Desember 2013 Desember 2014 Ketersediaan Kebutuhan Ketersediaan Kebutuhan (+ / -) (ton) (ton) (ton) (ton) Beras Sumber: Kantor Ketahanan Pangan, 2014 (+ / -) Ketersediaan beras di akhir Tahun 2014 masih ton, masih dapat mencukupi kebutuhan masyarakat Kabupaten Semarang sebesar ton dan masih ada surplus ton, aman untuk 2,5 bulan ke depan. Bila dibandingkan dengan ketersediaan beras di bulan yang sama tahun 2013, ketersediaan beras di tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 3%. Surplus stok beras sebanyak ton tersebar di 4 titik, yaitu di rumah tangga petani, rumah tangga konsumen, penggilingan, dan pedagang. Estimasi stock cadangan pangan masyarakat Kabupaten Semarang sampai akhir Desember 2014, adalah sebagai berikut: Tabel 4.88 Estimasi Stok Cadangan Pangan Masyarakat Desember 2014 No Keterangan Estimasi stok (ton) (%) 1. Rumah tangga petani ,20 2. Rumah tangga konsumen ,94 3. Penggilingan ,99 4. Pedagang 172 0,88 Total Sumber: Kantor Ketahanan Pangan, 2014 Tingkat kesejahteraan rumah tangga dapat digunakan sebagai salah satu indikator aksesabilitas rumah tangga terhadap pangan. Hal ini juga berkorelasi dengan kemampuan dan daya beli rumah tangga itu sendiri. Oleh karena itu, penciptaan lapangan pekerjaan perlu dikembangkan agar masyarakat mampu meningkatkan pendapatannya. Selain itu, walaupun daya beli rumah tangga mencukupi, apabila terdapat kelangkaan pangan akibat [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 292

310 distribusi yang tidak lancar maka akses rumah tangga secara fisik akan terganggu bahkan menjadi lebih buruk. Estimasi stock cadangan pangan masyarakat di Kabupaten Semarang dapat digambarkan sebagai berikut: Grafik 4.13 Estimasi Stok Cadangan Pangan Masyarakat di Kabupaten Semarang Estimasi stock (ton); Penggilingan; ; 22% Estimasi stock (ton); Pedangang; 172 ; 1% Estimasi stock (ton); Rumah tangga konsumen; ; 8% Estimasi stock (ton); Rumah tangga petani; ; 69% Jumlah anggaran untuk kegiatan Koordinasi Kebijakan Perberasan tahun 2014 sebesar Rp ,00 dengan realisasi Rp ,00 (84,94%). i. Kegiatan Koordinasi Perumusan Kebijakan Ketahanan Pangan Kegiatan Koordinasi Perumusan Kebijakan Ketahanan Pangan dilaksanakan denga rapat koordinasi Dewan Ketahanan Pangan Tingkat Kecamatan dan Tingkat Kabupaten. peringatan Hari Pangan Sedunia Tingkat Kabupaten Semarang, rapat koordinasi perumusan kebijakan ketahanan pangan serta pemantauan ketersediaan dan kerawanan pangan di 19 kecamatan. Capaian yang dicapai adalah optimalisasi peningkatan ketahanan pangan di Kabupaten Semarang. Jumlah anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp ,00, terealisasi Rp ,00 (100%). j. Kegiatan Pengembangan Percepatan Diversifikasi Pangan/ Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) Penganekaragaman pangan adalah salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan mutu gizi makanan [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 293

311 dengan pola konsumsi yang lebih beragam atau usaha untuk lebih menganekaragamkan jenis konsumsi dan meningkatkan mutu gizi makanan rakyat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. Penganekaragaman pangan merupakan upaya untuk menganekaragamkan konsumsi dengan memperbanyak macam komoditas pangan dan upaya meningkatkan produksi dari masing-masing komoditas tersebut. Mutu gizi makanan penduduk ditentukan oleh jumlah dan macam zatzat gizi yang dimakan. Makin beragam sumber zat-zat gizi (dari beragam bahan pangan) yang dikonsumsi seseorang makin besar kemungkinan terpenuhi kebutuhan gizinya. Kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) ini dilaksanakan dalam rangka untuk mendukung percepatan Diversifikasi Pangan pada Masyarakat, sehingga diharapkan pada akhirnya masyarakat dapat meningkatkan skor Pola Pangan Harapan (PPH). Kegiatan Pengembangan Percepatan Diversifikasi Pangan dilaksanakan melalui: 1) Lomba cipta menu B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman) tingkat Kabupaten Semarang; 2) Lomba cipta menu B2SA tingkat Provinsi Jawa Tengah; 3) Lomba kreasi penganekaragaman pangan lokal tingkat Provinsi Jawa Tengah; 4) Pameran pangan lokal tingkat Kabupaten dan Provinsi. Diharapkan kegiatan tersebut mendukung tersosialisasinya pola konsumsi pangan masyarakat sesuai kaidah B2SA dan berbahan baku lokal sesuai potensi wilayah, selain itu hasil yang diharapkan adalah berkurangnya ketergantungan masyarakat terhadap pangan dari bahan beras maupun terigu sehingga dapat meningkatkan keanekaragaman pola konsumsi pangan di masyarakat. Penghargaan yang berhasil diraih dala rangka mengikuti lomba-lomba ketahanan pangan adalah: 1) Juara umum lomba makanan khas, pameran produk unggulan dan potensi daerah kabupaten/kota se-jawa Tengah tingkat Provinsi Jawa Tengah; [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 294

312 2) Juara I lomba makanan khas Jawa Tengah tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2014; 3) Juara II lomba makanan khas Jawa Tengah tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 kategori kudapan; 4) Juara harapan I pameran produk unggulan dan potensi Jawa Tengah tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 kategori stand terbaik. Jumlah anggaran untuk kegiatan Pengembangan Percepatan Diversifikasi Pangan/Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp (98,49%) k. Kegiatan Pemanfaatan Pekarangan untuk Pengembangan Pangan Capaian program dari kegiatan pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan adalah meningkatnya kualitas gizi masyarakat di Kabupaten Semarang. Untuk mendukung capaian program tersebut dilaksanakan sosialisasi pemanfaatan pekarangan, pembuatan demplot optimalisasi pekarangan untuk 3 KWT (Kelompok Wanita Tani), yaitu: 1) KWT Bakti Pertiwi, Desa Tegalrejo Kecamatan Tengaran; 2) KWT Bina Lestari, Desa Lopait Kecamatan Tuntang; 3) KWT Maju Makmur, Kelurahan Bawen Kecamatan Bawen. Hasil yang dicapai adalah meningkatnya pemanfaatan pekarangan oleh masyarakat dan meningkatnya pola konsumsi pangan sesuai prinsip B2SA khususnya masyarakat di Kecamatan Tengaran, Tuntang, dan Bawen. Dalam pembuatan demplot belanja bahan material senilai Rp ,00 untuk tiga KWT, seperti pada tabel berikut: Tabel 4.89 Belanja Material Dalam Kegiatan Pemanfaatan Pekarang Untuk Pengembangan Pangan untuk 3 KWT di Kec. Tengaran, Tuntang, dan Bawen NO BAHAN MATERIAL JUMLAH 1 Pembelian bibit sayuran: Bibit sirsat Bibit ubi jalar Bibit cabe Bibit terong Bibit tomat 228 batang batang batang batang batang [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 295

313 NO BAHAN MATERIAL JUMLAH Bibit pisang Bibit onclang Benih kacang panjang Benih sawi Benih bayam 2 Pembelian bibit ternak: Bibit kambing jawa jantan Bibit kambing jawa betina Bibit ayam betina kampung siap bertelur Bibit itik betina Bibit itik jantan Bibit lele lokal (5-7 cm) 3 Pembelian peralatan: Pupuk kandang Polybag Plastik Sumber: Kantor Ketahanan Pangan, batang 57 ikat onclang 6 pack 6 pack 6 pack 4 ekor 4 ekor 100 ekor 30 ekor 30 ekor ekor 120 kg 3 kg 30 m Untuk Perubahan Anggaran Tahun 2014 Kantor Ketahanan Pangan mengajukan tambahan anggaran kegiatan Pemanfaatan Pekarangan sebanyak Rp ,00 dimana anggaran tersebut digunakan untuk pembuatan demplot pekarangan di KWT Dewi Sri, Desa Sugihan Kec. Tengaran, yaitu berupa: Tabel 4.90 Bantuan Pembuatan Demplot Pekarangan ke Kelompok Wanita Tani Dewi Sri NO BAHAN MATERIAL JUMLAH 1 Pembelian bibit sayuran: Benih kacang panjang Benih bayam Bibit terong ungu Bibit tomat buah Bibit pare Bibit cabe keriting Bibit cabe rawit Bibit papaya California 2 Pembelian bibit ternak: Ayam kampong siap bertelur 50 pack 50 pack 600 batang 300 batang 50 pack 300 batang 300 batang 200 batang 80 ekor [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 296

314 NO BAHAN MATERIAL JUMLAH Lele Bibit itik betina Bibit itik jantan 3 Pembelian peralatan: Terpal (4 x 2 m) Pupuk organic cair Pestisida nabati ekor 95 ekor 90 eko 1 buah 5 btl 5 btl Pada tahun 2014 Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Semarang memperoleh bantuan Gubernur untuk kegiatan Primatani sejumlah Rp ,- untuk mendukung upaya optimalisasi pekarangan. Bantuan Primatani tersebut diberikan kepada KWT Sumber Makmur, Desa Duren, Kec. Tengaran, berupa: Tabel 4.91 Bantuan Primatani Kepada KWT Sumber Makmur NO BAHAN MATERIAL JUMLAH 1 Pembelian bibit sayuran: Bibit jambu merah Bibit durian okulasi Bibit sirsat sambung Bibit tomat buah Bibit cabe keriting Bibit cabe rawit Benih terong ungu Benih kacang panjang Benih sawi Benih bayam Benih Pare 2 Pembelian bibit ternak/ikan: Kelinci local jantan persilangan Kelinci local betina persilangan Bibit itik kendal pengging betina Bibit itik kendal pengging jantan Bibit lele dombo (5-7 cm) 3 Pembelian peralatan: Pupuk kandang 2000 batang 100 batang 800 batang batang batang 990 batang batang 50 pack 50 pack 25 pack 50 pack 100 ekor 100 ekor 350 ekor 50 ekor ekor kg [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 297

315 NO BAHAN MATERIAL JUMLAH Polybag (18 x 20 cm) Plastik gelar LDPE Pupuk daun hiponek Pupuk gandasil 0.5 kg Pupuk NPK Mulsa Plastik Terpal (4 x 2 m) Pakan Lele 20 kg 20 kg 20 bks 20 bks 500 kg 2 roll 5 buah 500 kg Jumlah anggaran untuk kegiatan Pemanfaatan Pekarangan Untuk Pengembangan Pangan sebesar Rp ,- dengan realisasi Rp ,- (97.62%). l. Bantuan-bantuan yang Diterima dari APBD Provinsi Kantor Ketahanan Pangan pada tahun 2014 menerima bantuan yang berasal dari dana APBD Provinsi Jawa Tengah (data terlampir). m. Prestasi 1) Juara III Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara Tingkat Provinsi Jawa Tengah Kategori Pelaku Ketahanan Pangan Kelompok Desa Mandiri Pangan, yang diperoleh binaan Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Semarang yaitu Kelompok Afinitas Sinar Rejeki, Desa Tempuran, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang; 2) Juara Umum Lomba Makanan Khas, Pameran Produk Unggulan dan Potensi Daerah Kab/kota se-jawa Tengah Tingkat Provinsi Jawa Tengah; 3) Juara I Lomba Makanan Khas Jawa Tengah Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014; 4) Juara II Lomba Makanan Khas Jawa Tengah Tingkat Provinsi Jawa TengahTahun 2014 Kategori Kudapan; 5) Juara Harapan I Pameran Produk Unggulan dan Potensi Jawa Tengah Tingkat Provinsi Jawa TengahTahun 2014 Kategori Stand Terbaik.; [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 298

316 6) Juara I Lomba Cipta Menu Pangan Olahan Berbahan Baku Lokal Tahun 2014 Tingkat Provinsi Jawa Tengah, yang diperoleh TP PKK Kabupaten Semarang sebagai binaan Kantor Ketahanan Pangan Kab. Semarang; 7) Juara Harapan III Lomba Cipta Menu Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman Berbasis Sumber Daya Lokal Tingkat Nasional Tahun Permasalahan dan Upaya Pemecahan Masalah a. Permasalahan 1) Belum sinerginya antar pemeran pembangunan dilapangan guna mencapai kemandirian pangan; 2) Terbatasnya akselerasi tindakan di lapangan karena rentang kendali atas keterbatasan kewenangan; 3) Terbatasnya SDM di Kantor Ketahanan Pangan untuk mendata SKPG dan program lain; 4) Masih rendahnya kesadaran masyarakat tentang keamanan pangan; 5) Masih tingginya ketergantungan masyarakat pada makanan pokok beras dan terigu, sedangkan konsumsi pangan lokal relatif rendah. b. Solusi 1) Meningkatkan koordinasi dan sinergitas dengan SKPD terkait guna mendorong kemandirian pangan di wilayah Desa Mandiri Pangan; 2) Pelaksanaan koordinasi dan pengambilan kebijakan langsung oleh Bupati selaku Ketua Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Semarang; 3) Melaksanakan koordinasi dengan SKPD guna membantu pelaksanaan SKPG dan program lain dan memaksimalkan personil yang ada; 4) Meningkatkan penyuluhan tentang pentingnya keamanan pangan kepada masyarakat seperti PKK, KWT, Pengelola Kantin Sekolah dan lainnya; 5) Mensosialisasi dan penyuluhan tentang pentingnya pangan B2SA kepada masyarakat dan untuk mengurangi konsumsi beras dan terigu dan meningkatkan konsumsi pangan berbahan baku lokal. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 299

317 V. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pemberdayaan Masyarakat dan Desa sebagai salah satu komponen dalam pelaksanaan pembangunan daerah dan merupakan urusan wajib yang harus dilakukan. Pemberdayaan merupakan upaya memampukan dan memandirikan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat harus berawal dari pemberdayaan setiap individu sampai ke komunitas, maka pemberdayaan masyarakat setidaknya dilakukan melalui tiga aspek yaitu: 1. Menciptakan suasana atau iklim yang yang memungkinkan berkembangnya potensi atau daya yang dimiliki masyarakat; 2. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat. Upaya yang dilakukan dengan pemberian input, berupa bantuan dana, pembangunan sarana dan prasarana pendukung, pengembangan lembaga pendanaan, serta pemberian kemudahan akses dan berbagai peluang yang akan membuat masyarakat menjadi semakin berdaya; 3. Melindungi masyarakat melalui pemihakan masyarakat yang lemah. Dengan demikian pemberdayaan masyarakat merupakan suatu alternatif strategi pengolahan pembangunan yang mempersyaratkan adanya keterlibatan langsung masyarakat baik secara perseorangan maupun secara melembaga dalam seluruh proses pengelolaan pembangunan baik tahap perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi hasil-hasil pembangunan. 1. Program dan Kegiatan Urusan pemberdayaan masyarakat dan desa tahun 2014 dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. Program dan kegiatan yang dilaksanakan pada Tahun 2014 adalah sebagai berikut: a. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan, dengan kegiatankegiatan: 1) Pemberdayaan lembaga dan organisasi masyarakat perdesaan; 2) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan tenaga teknis dan masyarakat; 3) Pendampingan/pengembangan program pengembangan Kecamatan (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat/PNPM). [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 300

318 b. Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan, dengan kegiatan Pelatihan ketrampilan manajemen Badan Usaha Milik Desa (BUMDes); c. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa, dengan kegiatan-kegiatan: 1) Pembinaan kelompok masyarakat pembangunan desa; 2) Pelaksanaan musyawarah pembangunan desa; 3) Pemberian stimulan pembangunan desa; 4) Monitoring, evaluasi dan pelaporan. d. Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa, dengan kegiatan Penataan lembaga dan aparatur pemerintah desa; e. Program Peran Serta dan kesetaraan gender, dengan kegiatan Pemberdayaan PKK. 2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dilaksanakan dengan anggaran belanja langsung urusan total sebesar Rp ,00 dan realisasi sebesar Rp ,00 atau 98,80%. (Rincian realisasi program dan kegiatan terlampir). Capaian target indikator sasaran Urusan Pembedayaan Masyarakat dan Desa tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menunjukkan keberhasilan pembangunan melalui pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya dalam tahun 2014, seperti dijelaskan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.92 Capaian Indikator Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Tahun 2013 dan Tahun 2014 No Uraian Satuan 1 Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberda-yaan masyarakat (LPM) 2 Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK Capaian 2013 Tahun 2014 Target Realisasi % Org Klpk 8,001 8,001 8, ,27 3 Jumlah LSM org ,11 4 Swadaya masyarakat Rp , ,95 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 301

319 No Uraian Satuan terhadap program pemberdayaan masyarakat Capaian 2013 Tahun 2014 Target Realisasi % 5 PKK aktif % Posyandu aktif % Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa yang baik % ,4 Sumber: Bapermasdes dan Kesbangpol, 2014 Dari data dan tabel di atas terlihat bahwa hampir semua target tercapai seratus persen, swadaya masyarakat terhadap program pemberdayaan tahun 2014 melebihi target sebesar Rp ,00. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan Program Pembedayaan Masyarakat dan Desa telah mampu meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan daerah. Disamping capaian kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dari belanja langsung, juga ditunjang dengan adanya bantuan baik berupa hibah, bantuan sosial maupun bantuan keuangan kepada desa, yang terdiri dari: a. Bantuan dana alokasi umum desa sebesar Rp ,00 pada 208 desa yang diperuntukkan bagi peningkatan pemantapan penyelenggaraan pemerintahan desa dan pemberdayaan masyarakat serta peningkatan kesejahteraan masyarakat; b. Bantuan peningkatan kesejahteraan aparatur pemerintahan desa sebesar Rp ,00 terealisasi Rp ,00 atau 95,51%; c. Bantuan TMMD sengkuyung I di desa Genting, kecamatan Jambu dan TMMD sengkuyung II di desa Candi Kecamatan Bandungan total sebesar Rp ,00 yang bertujuan meningkatkan sarana dan prasarana desa dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di lokasi TMMD; d. Bagi hasil pengelolaan PAD kepada desa sebesar Rp ,00 terealisasi Rp ,00. Bantuan ini disalurkan kepada 25 desa dengan tujuan untuk memberikan hak keuangan Desa secara adil atas sumber daya/aset desa yang dimanfaatkan oleh Kabupaten Semarang sebagai sumber Pendapatan Asli Daaerah (PAD) dan penguatan keuangan desa. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 302

320 e. Realisasi jumlah LSM mengalami kenaikan yang cukup signifikan di tahun 2014, hal tersebut dilatar belakangi karena semakin meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan dengan saling bersinergi dalam pelaksanaan pembangunan dan pengawasan atau mengontrol kebijakan pembangunan di daerah melalui organisasi kemasyarakatan/ Lembaga Swadaya Masyarakat. Realisasi kegiatan urusan pemberdayaan masyarakat dan desa pada tahun 2013 dan 2014 terangkum dalam tabel berikut: Tabel 4.93 Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Tahun 2013 dan Tahun 2014 No Uraian Tahun 2014 Satuan 2013 % Capaian Targesasi Reali- 1. Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan % 100,00 100,00 100,00 100,00 2. Peningkatan Pengembangan Lembaga Ekonomi Perdesaan - Manajemen BUMDes % 93, ,30 99,30 3. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam % 100,00 100, ,9 membangun desa 4. Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa % 100,00 100,00 93,59 93,59 5. Peningkatan Pemberdayaan Kec ,00 Lembaga Ekonomi Perdesaan LKD ,00 BUMDes Peningkatan pemberdayaan lembaga organisasi kec ,00 masyarakat perdesaan 7. Peningkatan Kapasitas dan pemantapan penyelenggraan Desa ,00 Pemerintahan Desa 8. Peningkatan sarana dasar permukiman berbasis masyarakat RTM ,60 9. Peningkatan Pemanfaatan SDA dan TTG kec , Peningkatan sarana dan prasarana desa untuk peningkatan perekonomian masy melalui TMMD dan Desa Berkembang Desa TMMD/ desa berkembang 2 / 15 2 / 15 2 / ,00 Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, 2014 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 303

321 3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan Permasalahan yang terkait dengan Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa pada Tahun 2014 adalah sebagai berikut: 1) Belum semua kepala desa dan perangkat desa memahami tentang pengelolaan keuangan melalui Dana Alokasi Umum Desa; 2) Kurangnya kreativitas dan inovasi masyarakat dalam pemanfaatan teknologi tepat guna; 3) Kurangnya kapasitas dan kapabilitas kepala desa dan perangkat desa dalam penyelenggaraan pemerintah desa; 4) Kurangnya peran dan fungsi lembaga yang ada di desa (LKMD) dalam proses pembangunan desa; 5) Petugas Kecamatan kurang menguasai pengelolaan keuangan desa serta panitia pelaksanaan dan panitia monitoring belum berfungsi efektif. b. Solusi Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi, upaya tindak lanjut yang dilaksanakan adalah: 1) Telah diadakan pembinaan dan pelatihan pengelolaan keuangan desa; 2) Perlu diadakan orientasi kepemimpinan dan ketrampilan dan pengetahuan pemerintah desa bagi para kepala desa agar penyelenggaraan pemerintahan desa dapat berjalan dengan baik; 3) Perlu diadakan lomba kreatifitas dan pameran teknologi tepat guna; 4) Telah diadakan fasilitasi penguatan pemberdayaan lembaga oragnisasi masyarakat perdesaan di 208 desa; 5) Mengadakan pelatihan secara berkala dalam bidang pengelolaan keuangan desa dan bintek yang berkelanjutan. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 304

322 W. Urusan Statistik Data statistik mempunyai peranan penting dalam perencanaan, pengambilan keputusan dan evaluasi hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai. Dengan pembangunan di segala bidang yang makin pesat dan meluas di daerahdaerah, data statistik regional terasa semakin diperlukan. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik, sebagai data atau informasi dan sebagai sistem yang memadukan penyelenggaraan statistik serta sebagai ilmu yang mempelajari cara pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisa data. Saat ini kebutuhan akan ketersediaan data yang relevan, akurat dan tepat waktu semakin meningkat dan ketersediaan statistik yang bermutu menjadi sangat penting. Hal ini dikarenakan dalam perumusan kebijakan pembangunan dan penyusunan perencanaan pembangunan daerah yang transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, terukur, berkeadilan dan berkelanjutan perlu didasarkan pada fakta, data dan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Tidak hanya pada proses perencanaan dan perumusan kebijakan, ketersediaan data statistik yang berkualitas sangat berperan pada proses monitoring dan evaluasi kinerja pemerintah. 1. Program dan Kegiatan Program dan kegiatan Urusan Statistik pada Tahun 2014 yang dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah adalah Program pengembangan data/informasi/statistik daerah, dengan kegiatan-kegiatan: a. Penyusunan dan pengumpulan data dan statistik daerah; b. Pengolahan, updating dan analisis data PDRB. 2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan Statistik dilaksanakan dengan anggaran belanja langsung urusan total sebesar Rp ,00 dan realisasi sebesar Rp ,00 atau 98,23%. (Rincian realisasi program dan kegiatan terlampir). [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 305

323 Capaian indikator keberhasilan urusan statistik tahun 2013 dan 2014 seperti terlihat pada tabel berikut: Tabel 4.94 Capaian Urusan Statistik Tahun 2013 dan Tahun 2014 No URAIAN Satuan Capaian Target Realisasi % 1 Buku Statistik Daerah Dok ,00 2 Buku PDRB Dok ,67 Sumber: Bappeda, 2014 Capaian indikator urusan statistik melalui kerjasama antara Bappeda dan BPS Kabupaten Semarang telah menghasilkan dokumen berupa buku statistik daerah yang terdiri dari: a. Buku Data Strategis Kabupaten, b. Buku Data Strategis Kecamatan, c. Buku Tinjauan Perekonomian Kabupaten Semarang, d. Buku Potret Kesejahteraan Rakyat, e. Buku Perkembangan Harga Konsumen, f. Buku Profil Kesejahteraan Petani, g. Buku Tinjauan PDRB Kabupaten, h. Buku Tinjauan PDRB Menurut Kecamatan. Capaian indikator urusan statistik yang tidak sesuai target hanya 66,67% yaitu penyusunan Buku PDRB, pada tahun 2014 hanya menyusun 2 (dua) buku yaitu Tinjauan PDRB Kabupaten dan PDRB Kabupaten menurut kecamatan. Hal ini karena pada awal proses pengalokasian rencana kegiatan masih mengacu proses kerjasama swakelola antara Bappeda Kabupaten Semarang dengan BPS Kabupaten Semarang. Dokumen-dokumen tersebut telah digunakan secara luas oleh pengguna data, baik kalangan pemerintah daerah sebagai bahan perumusan dan analisis kebijakan dalam perencanaan keuangan daerah serta penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Semarang, maupun kalangan akademisi sebagai bahan referensi. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 306

324 3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan Permasalahan yang terkait dengan Urusan Statistik pada tahun 2014 antara lain: 1) Untuk validasi data sulit untuk didapat dan pengumpulannya sering tidak tepat waktu; 2) Masih sulitnya untuk memperoleh data sampai tingkat desa; 3) Kurangnya SDM di tingkat kecamatan karena beban pekerjaan yang banyak khususnya dalam pengumpulan data yang dikehendaki; 4) Data dari masing-masing sumber (SKPD) sulit didapat disebabkan bervariasinya jenis/form data yang diminta; 5) Pengolah data sering berganti-ganti akibat mutasi pegawai maupun disposisi kepala; 6) Belum optimalnya dalam pemutkahiran data. b. Solusi Untuk mengatasi permasalahan tersebut, upaya perbaikan atau solusi yang telah dilakukan adalah: 1) Koordinasi lintas sektor secara intens diantara SKPD dengan instansi terkait dan pembantu dinas di Kecamatan sehingga diperoleh data yang valid; 2) Monografi desa perlu digerakkan lagi dan ada koordinasi dengan SKPD terkait yang membidangi masalah pemberdayaan pedesaan; 3) Mengusulkan kepada BKD untuk penambahan SDM melalui pengadaan formasi CPNS; 4) Perlu adanya kesinergian program sehingga format data lebih simple dan tidak beragam; 5) Perlu adanya legalitas petugas data yang ditunjang dengan kebijakan; 6) Meningkatkan dan mengoptimalkan dalam pemutakhiran data. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 307

325 X. Urusan Kearsipan Arsip merupakan bagian siklus kehidupan administrasi dari bukti kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang menjadi salah satu bahan informasi penting bagi pertanggung jawaban generasi masa lalu dan yang akan datang. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan dan memberdayakan urusan kearsipan dengan merumuskan teknis pembinaan dan pengembangan ke semua SKPD, perorangan dan swasta, melaksanakan akuisisi dan pengolahan terhadap semua arsip yang diserahkan maupun melakukan kegiatan penyimpanan dan pemeliharaan arsip. Masih banyaknya tantangan dan kendala yang dihadapi dalam mengelola arsip dan dokumentasi di Kabupaten Semarang menjadi salah satu penyebab tidak terbangunnya pemahaman tentang peran pentingnya arsip bagi penunjang administrasi sehari-hari di pemerintahan dan pembangunan. 1. Program dan Kegiatan Program dan kegiatan Urusan Kearsipan pada Tahun 2014 yang dilaksanakan oleh 2 SKPD yaitu Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah: a. Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah 1) Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah, dengan kegiatan-kegiatan: a) Pengadaan sarana pengolahan dan penyimpanan arsip; b) Pendataan dan penataan dokumen/arsip daerah; c) Penduplikatan dokumen/arsip daerah dalam bentuk informatika. 2) Program Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Kearsipan, dengan kegiatan-kegiatan: a) Pemeliharaan rutin/berkala sarana pengolahan dan penyimpanan arsip; b) Pemeliharaan rutin/berkala arsip daerah. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 308

326 3) Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi, dengan kegiatankegiatan: a) Penyusunan dan Penerbitan naskah sumber arsip; b) Bimbingan Teknis Kearsipan. b. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi, dengan kegiatankegiatan: 1) Penyusunan dan Penerbitan naskah sumber arsip; 2) Penyediaan sarana layanan informasi arsip. 2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan Kearsipan dilaksanakan dengan Anggaran Belanja Langsung urusan Total sebesar Rp ,00 dan realisasi sebesar Rp ,00 atau 92,52%. (Rincian Realisasi Program dan Kegiatan terlampir). Pencapaian kinerja dalam mendukung keberhasilan urusan kearsipantahun 2014 ditunjukkan dengan: a. Capaian indikator keberhasilan Urusan Kearsipan Tahun 2013 dan 2014 seperti terlihat pada tabel berikut: No. 1 2 Tabel 4.95 Capaian Kinerja Urusan Kearsipan Tahun 2013 dan 2014 Urusan Indikator kinerja Penerapan pengelolaan arsip secara baku Kegiatan peningkatan SDM pengelola kearsipan Satuan Tahun 2013 Target Tahun 2014 Realisa si % % 56,00 80,00 60,00 75,00 Kegiatan 0 3,00 2,00 66,67 Sumber: Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kab. Semarang, 2014 Dengan melihat tabel di atas bahwa capaian urusan kearsipan adalah Dalam penerapan pengelolaan arsip secara baku pada Tahun 2014 sebesar 60 % atau 75 % belum memenuhi target Tahun 2014 yang sebesar 80% hal ini karena belum semua SKPD dan Pemerintah Desa menerapkan dan mengelola [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 309

327 arsip secara baku. Sedangkan kegiatan peningkatan SDM pengelola kearsipan selama Tahun 2014 hanya dilakukan selama 2 (dua) kali: 1) 1 (satu) kali kegiatan bimtek pengelola kearsipan SKPD; 2) 1 (satu) kali kegiatan bimtek langsung praktek pengelolaan kearsipan pada Bagian Umum Setda, Kecamatan Bandungan dan Kecamatan Sumowono). Belum memenuhi target RPJMD yang dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali karena terbatasnya anggaran, dan akan dilanjutkan pada tahun 2015 dengan Kegiatan Bimtek Kearsipan dan Sosialisasi Kearsipan. b. Untuk meningkatkan pemahaman kearsipan baik intern dilingkungan Pemerintah Daerah maupun masyarakat,guna mendorong terciptanya penataan arsip yang baik maka dilakukan pembinaan melalui penyuluhan maupun bimtek kearsipan sebanyak 66 orang Tabel 4.96 Peningkatan Kualitas SDM Pengelola Kearsipan Pada Tahun 2014 No Jenis Satuan Tahun Bintek Teknis Kearsipan orang Pembinaan dan Praktek Pengelolaan Arsip Satker/desa Sumber: Kantor Perpustakan dan Arsip Daerah Kab. Semarang, 2014 c. Pelaksanaan pemeliharaan dan duplikasi arsip selama kurun waktu sebagai berikut: Tabel 4.97 Kegiatan Pemeliharaan dan Duplikasi Arsip No. Jenis Satuan Tahun Termit Kontrol M² Fumigasi M³ House Spraying M³ Kapur Barus Kg Penduplikatan Foto Kaset Sumber: Kantor Perpustakan dan Arsip Daerah Kab. Semarang, 2014 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 310

328 d. Untuk kegiatan pemeliharaan dan duplikasi arsip berkaitan dengan House spraying pada tahun 2014 sama dengan tahun 2013 yang dilaksanakan khusus di ruangan depo arsip saja. e. Dalam rangka meningkatkan penataan arsip pada Tahun 2014 telah dilakukan kegiatan pendataan dan penataan arsip serta monitoring dan evaluasi kearsipan dan Perpustakaan Desa ke beberapa desa sbb: Tabel 4.98 Kegiatan Pendataan dan Penataan Kearsipan (38 Desa) Tahun 2014 No Kecamatan Desa/Kel. Kondisi Keterangan 1 Ungaran Barat Keji Tertib Sudah mempunyai ruang khusus penyimpanan arsip 2 Branjang Arsip statisnya masih banyak, belum disusutkan/ hilang 3 Ambarawa Pojoksari Keadaan arsip aktif, inaktif dan statis sudah tertata baik 4 Ngampin Arsip-arsipnya sudah teridentifikasi 5 Bawen Samban Sarana dan prasarana arsip yang ada sudah digunakan 6 Lemahireng 7 Bergas Gebukan 8 Randugunting 9 Pringapus Jatirunggo 10 Derekan 11 Kaliwungu Kener Sedang Keadaan arsip sudah tertata tetapi belum sesuai dengan peraturan 12 Pager Arsipnya masih banyak yang belum teridentifikasi 13 Bringin Lebak Sarana dan prasarana arsip yang ada belum digunakan dengan maksimal 14 Sendang 15 Jambu Rejosari 16 Kelurahan 17 Banyubiru Sepakung 18 Kemambang 19 Getasan Samirono Belum Pengurusan surat masuk/ keluar masih kacau 20 Kopeng Pemberkasan tidak dilaksanakan 21 Tengaran Klero Sarana dan prasarana yang ada tidak difungsikan/ dimanfaatkan dengan baik 22 Bener Penataan arsip belum dilaksanakan, bahkan arsip aktif maupun inaktif banyak yang tidak ada/hilang [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 311

329 No Kecamatan Desa/Kel. Kondisi Keterangan 23 Susukan Ketapang Arsip statis sudah banyak yang hilang 24 Sidoharjo 25 Suruh Bejilor 26 Keboan 27 Pabelan Segiri 28 Terban 29 Tuntang Jombor 30 Rowosari 31 Sumowono Trayu 32 Jubelan 33 Bancak Branjang 34 Bantal 35 Ungaran timur Kalikayem 36 Mluweh 37 Bandungan Pakopen 38 Mlilir Sumber: Kantor Perpustakan dan Arsip Daerah Kab. Semarang, 2014 Tabel 4.99 Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Kearsipan dan Perpustakaan desa Tahun 2014 No Kecamatan Desa/Kel. Kondisi Keterangan 1 Ungaran Barat 2 Ungaran Timur 1.Keji,2. Gogik Baik Arsip aktif, tertib dan sudah mulai ada pembenahan 3.Kawengen, 4.Kalongan,5.Mluweh Arsip inaktif tertib dan sudah tertata 3 Pringapus 6.Jatirunggo Arsip statis sudah tertata dan teridentifikasi 4 Bergas 7.Diwak,8.Bergas kidul,9.pagersari 10.Randugunting,11.Wringi nputih 12.Gondoriyo 5 Bandungan 13. Jetis, 14. Pakopen, 15.Jimbaran, 16.Candi,17.Banyukuning, 18.Kenteng.19.Duren, 20. Sidomukti 6 Sumowono 21.Jubelan,22.Trayu, 23.Keseneng, 24.Sumowono, 25.Piyanggang, 26.Losari,27.Candigaron, 28.Bumen [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 312

330 No Kecamatan Desa/Kel. Kondisi Keterangan 7 Ambarawa Bejalen 8 Jambu 30.Jambu, 31. Gemawang, 32.Rejosari,33.Genting 9 Banyubiru 34.Rowoboni, 35.Kemamban, 36.Sepakung, 37.Wirogomo, 38.Ngrapah, 39.Kebondowo 10 Tuntang 40.Tlogo,41Gedangan, 42. Candirejo, 43.Tlompakan, 44.Tuntang,45.Lopait, 46,Watuagung, 47.Kesongo,48.Karanganya r, 49. Jombor 11 Suruh 50.Kebowan,51.Bejilor, 52. Reksosasri,53.Plumbon, 54.Gunung tumpeng, 55.Medayu,56,Suruh 12 Pabelan 57.Bejaten,58.Semowo, 59.Terban, 60.Segiri,61.Tukang, 62.Glawan., 63. Ujung-Ujung 13 Bringin 64.Popongan,65.Banding, 66.Rembes.67.Sendang, 68.Lebak.69.Nyemoh, 70.Pakis 14 Bancak 71.Boto,72.Pucung,73.Bant a, 74.Rejosari,75.Lembu, 76,Jlumpang 15 Tengaran 77.KLero,78,Sruwen, 79.Duren, 80.Bener.81. Tengaran, 82. Karangduren,83.Butuh, 84. Patemon,85. Tegalwaton 16 Getasan 86.Sumogawe,87.Tolokan, 88. Batur, 89.Wates.90.Getasan, 91.Tajuk, 92.Samirono,93. Ngrawan 17 Susukan 94.Sidoharjo,95.Ketapang, 96.Ketapang,97.Gentan, 98.Muncar. 99.Badran,100.Kemetul, 101.Timpik. 18 Kaliwungu 102.Pager.103.Mukiran, 104.Rogomulyo,105.Siwal Sedang Arsip aktif sudah ditata tapi belum sesuai peraturan Arsip inaktif sudah ditata tapi belum sesuai peraturan Arsip statis diisimpan diruangan kades dan belum teridentifikasi [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 313

331 No Kecamatan Desa/Kel. Kondisi Keterangan 19 Bawen 106.Lemahireng,107. Asinan. 108.Polosiri,109.samban, 110.Poncoruso, 111. Kandangan Sumber: Kantor Perpustakan dan Arsip Daerah Kab. Semarang, 2014 f. Dalam menangani urusan kearsipan selain Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah juga dilakukan oleh Sekretariat DPRD melalui kegiatan penyusunan dan penertiban naskah sumber arsip dan penyediaan sarana layanan informasi arsip. Capaian Tahun 2014 yang telah dilakukan oleh Sekretariat DPRD adalah menyediakan naskah sumber arsip berupa buku kode etik DPRD, Peraturan DPRD, Keputusan DPRD, Keputusan Pimpinan DPRD, leaflet Profil Anggota DPRD serta terdokumentasikannya kegiatan dan produk hukum DPRD berupa foto dokumen kegiatan DPRD, kaset rekaman, DVD rekaman dan buku kumpulan produk hukum DPRD. 3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan Permasalahan yang terkait dengan Urusan Kearsipan pada Tahun 2014 antara lain: 1) Faktor Internal: a) Tidak memiliki arsiparis; b) SDM yang ada pada Seksi Pengelolaan Kearsipan hanya 2 (dua) orang; c) Belum adanya Peraturan Daerah yang mengatur tentang Penyelenggaraan kearsipan Di Kabupaten Semarang; d) belum optimalnya layanan informasi arsip. 2) Faktor Eksternal: a) Belum adanya peran SKPD dalam mengelola arsip; b) Belum optimalnya peran SKPD dan Pemerintah Desa dalam mengelola arsip; c) Kurang adanya koordinasi dan sosialisasi dalam pengelolaan arsip dengan SKPD dan Pemerintah Desa; d) Belum adanya arsiparis di setiap SKPD dan di Pemerintah Desa. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 314

332 b. Solusi Terhadap permasalahan tersebut, solusi yang dilakukan dalam rangka perbaikan kinerja urusan kearsipan adalah sebagai berikut: 1) Faktor Internal: a) Mengusulkan ke BKD formasi Arsiparis pada Pengadaan CPNS; b) Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur dan memberdayakan SDM yang ada melalui Bimtek /Diklat. Bekerjasama dengan UNDIP dalam hal pengelolaan arsip statis dan in-aktif yang ada dengan cara magang bagi mahasiswa jurusan peminatan arsip; c) Menyusun Rancangan Peraturan Daerah yang mengatur Tentang Penyelenggaraan Arsip Daerah Di Kabupaten Semarang; d) Meningkatkan dan mengoptimalkan layanan informasi arsip. 2) Faktor Eksternal: a) Meningkatkan peran SKPD dan Pemerintah Desa dalam pengelolaan arsip; b) Menyelenggarakan Bimtek dan Sosialisai Bidang Kearsipan untuk setiap SKPD dan di Pemerintah Desa secara berkala; c) Menunjuk 1 orang staf dengan Surat Keputusan Bupati Semarang pada setiap SKPD dan di Pemerintah Desa untuk bertugas mengelola arsip. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 315

333 Y. Urusan Komunikasi dan Informatika Di era berkembangnya teknologi informasi yang demikian pesat, urusan Komunikasi dan Informatika dituntut untuk lebih cepat dalam peranannya untuk menjelaskan seluruh kebijakan, program, kegiatan dan agenda yang dilakukan oleh pemerintah daerah kepada seluruh masyarakat. Hal ini perlu dilakukan karena masyarakat mempunyai hak untuk mengetahui dan memperoleh informasi secara utuh mengenai berbagai hal yang menyangkut kepentingannya. Dampak positif pada era kebebasan dan keterbukaan komunikasi dan informasi, masyarakat dapat berkomunikasi dan mendapatkan informasi secara cepat sesuai kepentingannya, namun derasnya arus komunikasi dan informasi mancanegara dapat berdampak negatif semakin menipisnya rasa kebangsaan semakin terdesaknya budaya bangsa Indonesia, menurunnya kebanggaan jiwa nasionalisme dan budaya sendiri. Permasalahan lain dibidang komunikasi dan informatika yaitu pembangunan menara yang berfungsi sebagai pemancar sinyal-sinyal gelombang informasi dan komunikasi yang pembangunannya mulai tidak terkendali. Hal ini disebabkan karena penggunaan layanan telekomunikasi yang bertambah namun disisi lain ruang dan lahan yang ada sifatnya terbatas. Demikian pula dampak yang mungkin timbul dari tidak terkendalinya pembangunan menara ini antara lain semakin berkurangnya lahan hijau, yang dapat mempengaruhi estetika kota dan potensi ketidaksesuaian tata kota. Dua sisi yang berbeda harus dijalankan yaitu di satu sisi harus memenuhi kebutuhan informasi dan komunikasi bagi seluruh penduduk, disisi lain harus mampu mengendalikan pertumbuhan pembangunan menara telekomunikasi. Terkait dengan program pemerintahan yang baru yang banyak menggunakan teknologi informasi menuntut kemampuan SDM yang memadai di bidang Teknologi Informasi pada masing-masing SKPD dan juga infrastruktur yang layak juga khususnya agar layanan internet yang digunakan SKPD lebih maksimal dalam hal komunikasi dan informasi secara global menuju e-government. Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM di bidang ini perlu senantiasa ditingkatkan. Demikian juga perlu dilakukan peningkatan kualitas infrastruktur yang sudah terbangun dan pengembangan jaringan baru. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 316

334 1. Program dan Kegiatan Program dan kegiatan urusan Komunikasi dan Informatika pada Tahun 2014 yang dilaksanakan oleh 2 (dua) SKPD yaitu Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, Sekretariat Daerah Bagian Pengelolaan Data Elektronik (PDE) dan Bagian Humas dan Protokol adalah: a. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika 1) Program pengembangan komunikasi, informasi dan media massa, dengan kegiatan-kegiatan: a) Pembinaan dan pengembangan jaringan komunikasi dan informasi; b) Pembinaan dan pengembangan Sumber Daya Komunikasi dan Informasi; c) Pengadaan Alat Studio dan Komunikasi. 2) Program kerjasama informasi dan media massa, dengan kegiatan Penyebarluasan informasi yang bersifat penyuluhan bagi masyarakat. b. Sekretariat Daerah Bagian PDE 1) Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa, dengan kegiatan-kegiatan: a) Pembinaan dan pengembangan jaringan komunikasi dan informasi; b) Pengkajian dan pengembangan sistem informasi. 2) Program fasilitasi Peningkatan SDM bidang komunikasi dan informasi, dengan kegiatan Pelatihan SDM bidang komunikasi dan informasi; 3) Program kerjasama informasi dan media massa, dengan kegiatan Penyebarluasan informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah. c. Sekretariat Daerah Bagian Humas dan Protokol Program kerjasama informasi dan media massa, dengan kegiatan-kegiatan: 1) Penyebarluasan informasi pembangunan daerah melalui operasional Radio Suara Serasi; 2) Penyebarluasan informasi pembangunan melalui dokumentasi dan advertorial; 3) Penyebarluasan informasi pembangunan daerah melalui penerbitan majalah Gema Serasi. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 317

335 2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan Komunikasi dan Informatika dilaksanakan dengan anggaran belanja langsung urusan Total sebesar Rp ,00 dan realisasi sebesar Rp ,00 atau 94,76%. (Rincian realisasi program dan kegiatan terlampir). Capaian indikator kinerja Urusan Komunikasi dan Informasi berikut: Tabel Capaian Kinerja Urusan Komunikasi dan Informatika Tahun No INDIKATOR KINERJA SATUAN Capaian 2013 Tahun 2014 Target Realisasi % 1 Jumlah jaringan komunikasi unit , Jumlah surat kabar nasional/ lokal Jumlah penyiaran radio/tv lokal Website milik pemerintah daerah buah ,67 buah ,11 Sub domain Sumber: Sekretariat Daerah Kab. Semarang, ,14 a. Jumlah jaringan komunikasi tahun 2014 berjumlah 131 unit, meningkat dibanding tahun 2013 yang berjumlah 116 unit. Jaringan komunikasi ini dibutuhkan untuk memudahkan komunikasi antara SKPD di seluruh wilayah Kabupaten Semarang. Pada tahun 2014 ini dilakukan Pembangunan dan pengembangan jaringan Fiber Optik (FO) di 13 SKPD meliputi: NOC/Setda, Perpustakaan Daerah, Kantor Catatan Sipil, Disnakertrans, BKD, Kesbangpollinmas, Badan KBPP, DPU, BPBD, BPMP2TSP, Bappeda, Dinas Pendidikan, PDAM serta di Rumah Dinas Bupati dan Wakil Bupati. Selain itu juga dilaksanakan monitoring koneksi jaringan untuk menjaga stabilitas jaringan komunikasi data. b. Jumlah surat kabar nasional/lokal yang beredar di Kabupaten Semarang dan tergabung dalam Forum Komunikasi Wartawan Kabupaten Semarang (FKWKS) pada tahun 2014 sebanyak 11 buah, menurun dibandingkan tahun 2013 yang berjumlah 20 buah dan tidak memenuhi target Penurunan ini terjadi karena beberapa surat kabar sudah tidak tergabung lagi dengan FKWKS. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 318

336 Surat kabar nasional/lokal ini diharapkan dapat memperlancar alur informasi kepada masyarakat, terutama yang berkaitan dengan pembangunan di Kabupaten Semarang; c. Jumlah penyiaran radio/tv lokal tahun 2014 yang beroperasi atau bisa diterima di wilayah Kabupaten Semarang mencapai 10 buah, terdiri dari 5 penyiaran radio lokal dan 5 penyiaran TV lokal. Jumlah ini meningkat dibandingkan realisasi tahun 2013 sebanyak 9 buah dan memenuhi target Dengan penyiaran radio/tv lokal ini diharapkan dapat memperlancar alur informasi kepada masyarakat, terutama yang terjadi di Kabupaten Semarang. d. Website milik pemerintah daerah tahun 2014 mencapai 27 sub domain, dibawah target tahun 2014 sebanyak 35 sub domain, ada penambahan 1 sub domain dibandingkan realisasi tahun Selain itu telah tersedia media informasi potensi pembangunan melalui website desa online pada 41 desa di kabupaten Semarang. Dengan meningkatnya desa online ini diharapkan dapat memperlancar komunikasi dalam masyarakat sehingga dapat terhindar dari keterisolasian informasi. 3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan Permasalahan yang terkait dengan Urusan Kominfo pada tahun 2014 antara lain: 1) Kurangnya jumlah SDM bidang Teknologi Informasi dan keterbatasan jumlah personil sehingga belum bisa cepat dalam penanganan gangguan. Di samping itu juga tidak seragamnya kemampuan di bidang TI masingmasing personil yang dikirim untuk pelatihan, sehingga kesulitan dalam penyampaian materi; 2) Banyaknya SKPD yang kesulitan dalam mendapatkan data dari masingmasing bagian di SKPD yang bersangkutan sehingga datanya statis (informasi kurang update).; 3) Topografi wilayah di kabupaten semarang yang bergunung dan berbukit memiliki kesulitan yang tinggi dalam koneksi jaringan dari NOC (Bagian PDE) ke SKPD di luar kota Ungaran; [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 319

337 4) Kondisi cuaca yang ekstrim pada tahun 2014, mempengaruhi dan menghambat kinerja peralatan jaringan; 5) Masih sama kondisi dengan tahun 2013, ketergantungan pada Repeater di Gunung Telomoyo sangat tinggi sehingga bila terjadi kerusakan alat di repeater tersebut mengakibatkan terputusnya koneksi di luar kota ungaran dan tidak ada alternatif koneksi yang lainnya; 6) Tidak adanya informasi dari Dinas terkait berkaitan dengan rencana pembangunan gedung kantor sehingga penempatan peralatan jaringan dan jalur kabel sangat rentan terjadi pemindahan lokasi yang berakibat tidak berfungsinya jaringan untuk sementara waktu; 7) Relay beberapa kegiatan Bupati/Wabup dan Pemerintah Daerah sampai saat ini masih mengandalkan pinjam alat, karena Radio Suara Serasi hanya memiliki alat pemancar relay-nya saja sedangkan alat untuk penerimanya belum memiliki; 8) Belum optimalnya kegiatan peliputan untuk penerbitan majalah Gema Serasi mengingat kurangnya SDM. b. Solusi Atas dasar permasalahan tersebut, maka solusi yang telah dilakukan adalah: 1) Mengadakan pelatihan SDM bidang TI dan memberikan serta memanfaatkan kesempatan kepada mahasiswa Jurusan Teknologi Informasi dan siswa Jurusan Teknologi Jaringan Komputer untuk PKL (Praktek Kerja Lapangan); 2) Masing-masing SKPD diharapkan menyediakan personil khusus yang bertugas untuk melakukan updating informasi yang dibutuhkan; 3) Melakukan monitoring jaringan secara rutin dan melakukan perbaikan infrastruktur secara berkala sehingga koneksi tetap terjaga; 4) Sosialisasi ke SKPD agar mematikan peralatan jaringan pada waktu hari libur atau cuaca kurang baik; 5) Koordinasi dan komunikasi dilakukan melalui media tidak langsung (Fax atau ); [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 320

338 6) Adanya informasi perencanaan pembangunan gedung kantor dari Dinas terkait sehingga perencanaan penempatan jaringan kabel lebih sesuai dengan kebutuhan; 7) Mengajukan anggaran pengadaan Studio Transmitter Link (STL) berupa satu set alat pemancar dan penerima untuk melaksanakan relay kegiatan Pemerintah Daerah; 8) Mengoptimalkan pendayagunaan SDM yang ada dan membuka kesempatan bagi kalangan masyarakat untuk ikut mengirimkan artikel pada majalah Gema Serasi. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 321

339 Z. Urusan Perpustakaan Keberadaan perpustakaan tidak dapat dipisahkan dari peradaban dan budaya umat manusia. Tinggi rendahnya peradaban dan budaya suatu bangsa dapat dilihat dari kondisi perpustakaan yang dimiliki. Penemuan mesin cetak, pengembangan teknik rekam, dan pengembangan teknologi digital yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi mempercepat tumbuh kembangnya perpustakaan. Pengelolaan perpustakaan menjadi semakin kompleks. Dari sini awal mulai berkembang ilmu dan teknik mengelola perpustakaan. Disisi lain perpustakaan berfungsi untuk mendukung Sistem Pendidikan Nasional sebagaimana diatur dengan Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Perpustakaan merupakan pusat sumber informasi, ilmu Pengetahuan, Teknologi, kesenian, dan kebudayaan, selain itu perpustakaan sebagai bagian dari masyarakat dunia ikut serta membangun masyarakat informasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Untuk meningkatkan kemampuan dalam memanfaatkan IPTEK, masyarakat harus berorentasi sebagai pembaca (reading society) dan pembelajaran (learning society). Pengembangan budaya baca memiliki arti strategis dan peningkatan daya saing bangsa yang saat ini sangat mengkhawatirkan, sehingga dalam rangka meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa, perlu ditumbuhkan budaya gemar membaca melalui pengembangan dan pendayagunaan perpustakaan sebagai sumber informasi yang berupa karya tulis, karya cetak, dan atau karya rekam. Untuk menjadikan perpustakaan dan kearsipan sebagai sarana pendidikan seumur hidup bagi seluruh masyarakat dan khususnya bagi para anggota perpustakaan dan kearsipan, maka perlu dilakukan pengembangan layanan perpustakaan dan kearsipan, yaitu dengan menambah koleksi, dan berbagai jenis produk layanan kepada pengguna jasa perpustakaan dan arsip. 1. Program dan Kegiatan Program dan kegiatan urusan Perpustakaan pada Tahun 2014yang dilaksanakan oleh Kantor Perpustakaan Daerah dan Arsip Daerah adalah Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan, dengan kegiatan-kegiatan: [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 322

340 a. Pemasyarakatan minat dan kebiasaan membaca untuk mendorong terwujudnya masyarakatpembelajar; b. Pengembangan minat dan budaya baca; c. Supervisi, pembinaan, dan stimulasi pada perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan sekolah, dan perpustakaan masyarakat; d. Penyediaan bantuan pengembangan dan minat baca di daerah; e. Publikasi dan sosialisasi minat dan budaya baca; f. Penyediaan bahan pustaka perpustakaan umum daerah; g. Monitoring, evaluasi dan pelaporan. 2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan Perpustakaan dilaksanakan dengan anggaran belanja langsung Total sebesar Rp ,00 dan realisasi sebesar Rp ,00 atau 95,73%. (Rincian realisasi program dan kegiatan terlampir). Capaian indikator keberhasilan urusan perpustakaan Tahun 2013 dan 2014 seperti terlihat pada tabel berikut: Tabel Capaian Urusan Perpustakaan Tahun 2013 dan Tahun 2014 No Uraian Satuan Capaian 2013 Tahun 2014 Target Realisasi % 1 Jumlah Perpustakaan unit ,65 2 Jumlah Pengunjung perpustakaan per Tahun 3 Koleksi Buku yang tersedia di perpustakaan daerah orang ,59 judul ,67 eksemplar ,78 Sumber: Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah,Tahun 2014 a. Jumlah perpustakaan Tahun 2014 sebanyak unit, terjadi peningkatan sejumlah 11 unit bila dibandingkan dengan Tahun 2013, meskipun belum mencapai target sebanyak unit. b. Sebaran dan komposisi perpustakan pada Tahun 2013 dan Tahun 2014 seperti terlihat pada tabel berikut: [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 323

341 Tabel Jumlah PerpustakaanTahun No. Uraian Satuan Tahun 2013 Tahun SD Sekolah MI Sekolah SMP Sekolah MTs Sekolah SMA Sekolah MA Sekolah SMK Sekolah Perpustakaan Keliling Pos Instansi Pemerintah Unit Perguruan Tinggi PT Umum Desa Jumlah Sumber: Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah, Tahun 2014 Jumlah perpustakaan desa pada Tahun 2014 ada pada 141 desa/kelurahan dari total 235 desa/kelurahan atau 60%, sehingga masih ada 94 desa/ kelurahan atau 40% yang belum memiliki perpustakaan desa, sedangkan di tempat-tempat umum dilakukan pelayanan membaca antara lain ada di alunalun Kalirejo Ungaran setiap hari Minggu pagi, Pos Baca Medika di RSU Ungaran, Pos Baca di Kecamatan Bandungan dan Pos Baca di Puskesmas Banyubiru setiap hari Senin - Kamis sampai pagi sampai jam WIB c. Tahun 2013 jumlah pengunjung orang, data peminjam buku tahun 2013 sejumlah orang dan data buku yang di pinjam Tahun 2013 jumlah eksemplar, Sedangkan pada tahun 2014 jumlah pengunjung ada orang, data peminjam buku ada orang serta buku yang dipinjam selama tahun 2014 ada buku d. Untuk pelayanan perpustakaan yang telah dilakukan adalah: 1) Layanan perpustakaan keliling pada 130 pos. Adapun layanan perpustakaan menetap di Ungaran Hari Senin s.d. Jum at jam WIB, Hari Sabtu Jam WIB. Sedang layanan perpustakaan di [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 324

342 UPT Ambarawa Senin s.d. Jumat jam WIB, Sabtu jam WIB. 2) Ada 2 (dua) oarang Staf pada layanan perpustakaan yang merangkap tugas sebagai bendahara dan pembuat dokumen. e. Jumlah koleksi buku yang ada di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah pada Tahun 2014 meningkat dibandingkan dengan Tahun 2013 baik buku non fisik, buku referensi dan buku fiksi. Tahun Tabel Jumlah Koleksi Buku Kantor Perpustakaan Daerah Tahun Satuan Jumlah Buku Buku Non Fiksi Buku Referensi Buku Fiksi 2013 Judul Eksp Judul Eksp Sumber: Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah,Tahun 2014 f. Untuk data pengunjung perpustakaan dari berbagai kalangan masyarakat pembaca dari tahun ke tahun selalu meningkat. Tabel Jumlah Pengunjung Perpustakaan Tahun No. Uraian Satuan Tahun 2013 Tahun SD Orang SMP Orang SMA Orang Mahasiswa Orang Pegawai Orang Umum orang Jumlah Sumber: Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah, Tahun 2014 g. Untuk pengembangan layanan yang telah dilaksanakan oleh Perpustakaan Dan Arsip Daerah selama Tahun 2014 adalah layanan bimbingan belajar/ English Corner bagi siswa SD, story telling, pemutaran film, layanan [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 325

343 membaca, layanan sirkulasi, layanan referensi, layanan internet dengan fasilitas Hotspot area, E-book, layanan perpustakaan keliling dan penerbitan buletin perpustakaan, layanan APE (Alat Peraga Edukatif), otomasi layanan perpustakaan program senayan. h. Untuk pengembangan dan peningkatan Budaya Baca telah dilaksanakan oleh Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah selama Tahun 2014 adalah: 1) Sosialisasi perpustakaan terhadap siswa TK,SD,dan MI; 2) Pelayanan perpustakaan di Ungaran, Ambarawa dan Pos Baca RSU Ungaran, Kecamatan Bandungan dan Puskesmas Banyubiru; 3) Pelayanan Perpustakaan keliling; 4) Terlaksananya lomba perpustakaan Desa di 14 Lokasi (19 desa masingmasing Kecamatan diwakili 1 desa); 5) Terselenggaranya Bimtek 40 pengelola perpustakaan desa dan 34 pengelola perpustakaan rumah ibadah/sekolah; 6) Pemberian bantuan buku dan rak buku guna pengembangan perpustakaan dan minat baca di 25 perpustakaan desa; 7) Terselenggaranya pameran buku dan lomba serta penerbitan buletin pustaka setiap triwulan; 8) Terlaksananya monitoring dan evaluasi guna peningkatan pelayanan perpustakaan di 111 perpustakaan desa dan kearsipan desa. 3. Pretasi yang dicapai oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah pada tahun 2014: a. Tahun 2014 telah mendapatkan Sertifikat ISO 19001: 2008; b. Tahun 2014 Juara II Perpustakaan Desa Tingkat Provinsi Jawa Tengah yaitu Perpustakaan Cemerlang Desa Tlompakan Kecamatan Tuntang. 4. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan Permasalahan yang terkait dengan Urusan Perpustakaan pada Tahun 2014 adalah: 1) Hanya memiliki 1 (satu) orang pustakawan; 2) Belum ada Perda Penyelenggaraan Perpustakaan Di Kabupaten Semarang; 3) Belum optimalnya layanan perpustakaan di Desa; [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 326

344 4) Pengelola perpustakaan desa belum maksimal; 5) Kurang adanya pemerataan lokasi perpustakaan keliling. b. Solusi Untuk mengatasi permasalahan tersebut, upaya perbaikan atau solusi yang telah dilakukan adalah: 1) Berupaya memberdayakan SDM yang ada dan menerima mahasiswa magang jurusan perpustakaan untuk membantu mengolah buku buku koleksi perpustakaan dan layanan perpustakaan; 2) Membuat rancangan Perda Penyelenggaraan Perpustakaan Di kab. Semarang sebagai tindak lanjut adanya Perda No. 1 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Perpustakaan Di Jawa Tengah; 3) Mengoptimalkan layanan perpusdes dengan membuat perpusdes unggulan pada tiap-tiap Kecamatan; 4) Meningkatkan kualitas dan kuantitas Bimtek pengelola perpusdes secara berkala/rutin; 5) Meningkatkan jangkauan layanan dan pemerataan perpustakaan keliling pada 19 Kecamatan. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 327

345 II. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN A. Urusan Pertanian Penyelenggaraan Urusan Pertanian ditujukan untuk mewujudkan ketersediaan pangan dan pengembangan usaha pertanian dan perkebunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat serta terwujudnya kelestarian lingkungan atau ekosistem. Hal ini didukung oleh potensi sumber daya alam di Kabupaten Semarang yang didukung oleh kondisi lahan dan iklim yang sesuai bagi pengembangan berbagai komoditas pertanian dan perkebunan serta peternakan. Potensi sumber daya alam dan kondisi alam yang mendukung tersebut tersebut menjadikan dasar bagi Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Semarang untuk membentuk sentra-sentra potensi komoditas pertanian dan perkebunan. Sentra komoditas tersebut antara lain padi, hortikultura, biofarmaka, tanaman hias, dan tanaman perkebunan. Dalam rangka mendukung pelaksanaan peningkatan produksi, produktivitas pertanian dan peningkatan kesejahteraan petani diperlukan dukungan baik sarana, prasarana maupun dana yang memadai. Adapun pembangunan atau penyediaan sarana dan prasarana pertanian dalam rangka meningkatkan produksi pertanian meliputi: pembangunan/rehab Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT), Pembangunan Jalan Usaha Tani (JALUT), pembuatan Sumur Resapan, pengembangan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) Pompa Air, pengembangan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) Traktor, pembangunan Kantor BPP, pembuatan Sumur dangkal dan pembangunan embung, sedangkan penyediaan benih unggul pertanian dan sarana prasarana alat mesin pertanian terpenuhi melalui UPTD Kesongo, penyediaan benih unggul tanaman perkebunan melalui UPTD Mulyorejo, penyediaan bibit unggul hortikultura melalui UPTD Pakopen, fasilitasi pemasaran hasil produksi pertanian dan perkebunan melalui UPTD Pasar Jetis Bandungan dan penyediaan bibit tanaman kehutanan melalui UPTD Kalongan. Urusan Pertanian juga didukung oleh bidang peternakan. Kesadaran masyarakat akan pentingnya protein hewani terus meningkat, sehingga permintaan pasar juga meningkat. Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan protein hewani tersebut, Pemerintah mencanangkan Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi/Kerbau (PSDS/K) Untuk mendukung keberhasilan program ini, maka ketersediaan bibit ternak, baik sapi potong, sapi perah, kambing, domba, kerbau, [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 328

346 maupun unggas perlu ditingkatkan. Bibit ternak merupakan salah satu faktor penting untuk peningkatan populasi dan produktivitas ternak saat ini dan untuk masa yang akan datang. Sistem pencatatan, seleksi hasil IB, pemantauan produksi (kualitas dan kuantitas), serta efisiensi produksi merupakan parameter yang sangat dibutuhkan untuk menjaga kualitas bibit secara terus-menerus. Dalam rangka mendukung program pemerintah meningkatkan penyediaan pangan hewani yang aman dan kesejahteraan peternak melalui kebijakan dan program pembangunan peternakan yang berdaya saing dan berkelanjutan, maka perlu mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal, seperti Sapi PO yang merupakan sapi lokal yang mudah beradaptasi dengan kondisi iklim yang ekstrim serta kondisi pakan seadanya serta kemampuan reproduksi yang baik. Selain ditentukan oleh kualitas bibit, keberhasilan pengembangan peternakan juga dipengaruhi oleh faktor pakan dan manajemen pemeliharaan (budi daya ternak). Faktor yang tidak kalah penting untuk pengembangan usaha peternakan adalah permodalan, pengelolaan, dan pemasaran hasil produksi peternakan serta faktor penanganan kesehatan hewan. Selain itu juga tidak kalah pentingnya faktor peran serta penyuluh dalam memberikan pembinaan, pengarahan kepada peternak dalam melakukan usahanya. 1. Program dan Kegiatan Urusan Pertanian Tahun 2014 dilaksanakan oleh Sekretariat Daerah Bagian Perekonomian, Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan dan Dinas Peternakan dan Perikanan. Untuk mewujudkan target yang direncanakan, maka program dan kegiatan (Belanja Langsung tidak termasuk Belanja Program Umum/Rutin SKPD) adalah sebagai berikut: a. Sekretariat Daerah Bagian Perekonomian Dalam rangka mendukung pelaksanaan peningkatan produksi, dan peningkatan kesejahteraan petani diperlukan dukungan baik sarana, prasarana maupun dana yang memadai. Adapun penyediaan sarana dan prasarana pertanian guna peningkatan produksi pertanian antara lain dengan penyediaan pupuk bersubsidi dengan harga yang terjangkau bagi petani. Program dan kegiatan urusan pertanian yang dilaksanakan Sekretariat Daerah Bagian Perekonomian adalah Program Peningkatan Produksi Pertanian, [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 329

347 dengan kegiatan Monitoring, evaluasi dan pelaporan kebijakan subsidi pertanian. b. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan 1) Program Peningkatan Produksi Pangan, dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a) Penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian; b) Pengembangan intensifikasi tanaman padi, palawija; c) Pengembangan pertanian pada lahan kering; d) Kegiatan pengembangan perbenihan/perbibitan; e) Kegiatan peningkatan produksi, produksivitas dan mutu produksi perkebunan/pertanian; f) Kegiatan pengembangan intensifikasi tanaman hortikultura. 2) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan, dengan kegiatan-kegiatan: a) pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana pasar kecamatan/ pedesaan produksi hasil pertanian/perkebunan; b) Promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan unggul daerah; c) Pembangunan pusat-pusat penampungan produksi hasil pertanian/ perkebunan masyarakat yang akan dipasarkan. 3) Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan, dengan kegiatan Pengadaan sarana dan prasaranan teknologi pertanian/ perkebunan tepat guna; 4) Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan, dengan kegiatankegiatan: a) Penyediaan sarana produksi pertanian/perkebunan; b) Pengembangan bibit unggul pertanian/perkebunan; c) Monitoring evaluasi dan pelaporan. 5) Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan, dengan kegiatan-kegiatan: a) Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh pertanian/perkebunan; b) Penyuluhan dan pendampingan bagi pertanian/perkebunan. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 330

348 c. Dinas Peternakan dan Perikanan 1) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani dengan kegiatan-kegiatan meliputi: a) Kegiatan Penyuluhan dan pendampingan petani dan pelaku agribisnis; b) Kegiatan Peningkatan kemampuan lembaga petani. 2) Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan, dengan kegiatan Peningkatan kapasitas penyuluh pertanian/perkebunan; 3) Program pencegahan dan penanggulangan penyakit pada ternak, dengan kegiatan-kegiatan meliputi: a) Kegiatan Pendataan masalah peternakan; b) Kegiatan Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak; c) Kegiatan Pengendalian/Pemusnahan ternak yang terjangkit penyakit endemik; d) Kegiatan Pengawasan perdagangan ternak antar daerah; e) Kegiatan Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan ternak; f) Kegiatan Operasionalisasi UPTD Labkeswan dan Puskeswan. 4) Program peningkatan produksi hasil peternakan, dengan kegiatan-kegiatan meliputi: a) Kegiatan Pembangunan sarana dan prasarana pembibitan ternak; b) Kegiatan pembibitan dan perawatan ternak; c) Kegiatan penelitian dan pengolahan gizi dan pakan ternak; d) Kegiatan pengembangan agribisnis peternakan; e) Kegiatan operasionalisasi UPTD Perbibitan Ternak Unggul; f) Kegiatan Pembinaan dan pengamanan perbibitan ternak; g) Kegiatan Monitoring, evaluasi dan pelaporan. 5) Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan, dengan kegiatan-kegiatan meliputi: a) Kegiatan pembangunan sarana dan prasarana pasar produksi hasil peternakan; b) Kegiatan pemeliharaan rutin berkala sarana dan prasarana pasar produksi hasil peternakan; c) Kegiatan promosi atas hasil produks peternakan unggulan daerah; [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 331

349 d) Kegiatan penyuluhan kualitas dan teknis kemasan hasil produksi peternakan yang akan dipasarkan; e) Kegiatan pengembangan usaha agribisnis peternakan. 6) Program peningkatan penerapan teknologi peternakan dengan kegiatan Penelitian dan pengembangan teknologi peternakan tepat guna. 7) Program peningkatan kesehatan masyarakat veteriner, dengan kegiatankegiatan: a) Kegiatan pengamanan produk hewan dan ikutannya; b) Kegiatan pengendalian, penanggulangan penyakit zoonosa dan peningkatan kesejahteraan hewan; c) Kegiatan operasionalisasi UPTD RPH/RPU. 2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan Pertanian dilaksanakan dengan menggunakan anggaran Total sebesar Rp ,00 dan terealisasi sebesar Rp ,00 atau 96,04%. (Rincian realisasi Program dan Kegiatan terlampir). Capaian target indikator sasaran Urusan Pertanian tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menunjukkan keberhasilan pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya dalam Tahun a. Sekretariat Daerah Bagian Perekonomian Dalam rangka mendukung produktivitas pertanian, pada Tahun 2014 dialokasikan anggaran sebesar Rp ,00, dan terealisasi Rp ,00 atau sebesar 100%. Tabel Alokasi Subsidi Pupuk Pada Tahun 2013 dan 2014 No Jenis Pupuk Jumlah (ton) (%) Urea ,15 2 SP ,55 3 NPK ,81 4 ZA (1,01) 5 Organik ,80 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 332

350 Alokasi subsidi pupuk mengalami peningkatan pada Tahun 2014 dibanding Tahun 2013 antara 4-7%, kecuali pupuk ZA yang mengalami penurunan (1,01%). Hal ini untuk menerapkan subsidi pupuk yang berimbang yang harus dilakukan petani agar produksi pangan meningkat dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. b. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Tabel Capaian Indikator Urusan Pertanian Tahun 2013 dan 2014 No Urusan, Indikator Kinerja I. Urusan Pertanian Satuan Capaian Tahun 2013 Tahun 2014 Target Realisasi % 1 Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar 2 Kontribusi sub sektor tanaman pangan terhadap PDRB 3 Kontribusi sub sektor perkebunan terhadap PDRB 4 Cakupan bina kelompok tani Ku/ha 54,92 55,23 56,82 102,88 Rp. (Juta) Rp. (Juta) , , ,69*) 103,75*) , , ,98*) 100,31*) % 16,59 9,24 17,85 193,19 Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan, Tahun 2014 *) Angka Prediksi Bappeda dan BPS Produktivitas padi meningkat pada Tahun 2013 sebesar 54,92 kwintal per hektar sedangkan pada Tahun 2014 mencapai 56,82 kwintal per hektar dikarenakan berbagai upaya antara lain Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) Padi yang menerapkan sistem teknis yang tepat disesuaikan dengan kondisi setempat, penggunaan benih bermutu, penerapan pemupukan berimbang, pengendalian OPT, penanganan pasca panen dan perbaikan infrastruktur. Kontribusi sub sektor pertanian pada Tahun 2013 mengalami pertumbuhan negatif sebesar -0,18 persen. Hal ini dikarenakan terjadi penurunan pada sub sektor yang menjadi andalan Kabupaten Semarang, yaitu sub sektor tanaman pangan dan sub sektor peternakan. Penurunan nilai tambah terutama terjadi di sub sektor peternakan sebesar 5%, sub [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 333

351 sektor kehutanan 0,95% dan sub sektor tanaman pangan 0,10%. Sedangkan untuk sub sektor perkebunan dan perikanan pertumbuhannya masih positif, masing-masing sebesar 9,08% dan 6,00%. Tabel Tabel Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan Tahun No Luas Panen Produktivitas Jenis Produksi (Ton) (Ha) (Ku/Ha) Komoditi Padi ,18 56,82 2 Jagung , ,44 52,61 3 Kedelai ,54 13,72 4 Kacang tanah ,54 13,59 5 Ubi kayu , ,25 253,03 6 Ubi jalar 855 1, ,06 252,90 Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2014 Pada Tahun Anggaran 2014 sumber pangan utama di Kabupaten Semarang yang mengalami peningkatan dibanding Tahun 2013, hanya pada komoditas kacang tanah, ubi kayu dan kedelai mengalami penurunan produksi. Hal ini dikarenakan berkurangnya penanaman komoditas tersebut dan gagal panen. Petani mengalihkan lahannya untuk komoditas yang lain. Produksi padi pada Tahun 2013 mencapai ton, pada Tahun 2014 tercapai ton. Jagung pada Tahun 2013 tercapai ton, pada Tahun 2014 terealisasi ton. Kedelai pada Tahun 2013 sebesar 134 ton, pada Tahun 2014 hanya tercapai 199 ton. Kacang tanah pada Tahun 2013 sebesar ton, pada Tahun 2014 sebesar ton. Ubi kayu tahun 2013 sebesar ton, pada Tahun 2014 telah tercapai ton. Ubi jalar tahun 2013 sebesar ton, sedangkan 2014 telah tercapai ton. Tabel Luas Panen Tanaman Sayuran Tahun Produktivitas Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) No Jenis Komoditi (Ton/Ha) BAWANG DAUN 1.187, ,00 10, , ,50 108,00 2 KENTANG 171, ,00 24,60 157, ,40 243,00 3 KUBIS 687, ,00 26,40 635, ,70 263,00 4 PETSAI/SAWI 1.049, ,00 17, , ,60 177,00 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 334

352 No No Jenis Komoditi Produktivitas Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) (Ton/Ha) WORTEL 450, ,00 23,33 445, ,50 222,00 6 CABE BESAR 1.141, ,00 8, , ,90 111,00 7 CABE RAWIT 513, ,00 5,92 664, ,80 59,00 8 TOMAT 530, ,00 23,59 493, ,60 237,00 9 BUNCIS 361, ,00 12,99 390, ,40 149,00 Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2014 Realisasi produksi hortikultura sayur-sayuran rata-rata mengalami peningkatan produksi. Pada tahun 2013 kobis ton, pada Tahun 2014 mencapai ,7 ton. Kentang pada Tahun 2013 sebesar ton, pada Tahun 2014 mencapai 3.823,4 ton. Tahun 2013 wortel sebesar ton, pada 2014 menurun sebesar 9.898,5 ton. Pada Tahun 2013 cabe besar sebesar ton, pada Tahun 2014 tercapai ,9 ton. Tahun 2013 cabe rawit ton, pada Tahun 2014 mencapai 3.932,8 ton. Komoditas Petsai/Sawi Tahun 2013 sebesar ton, pada Tahun 2014 naik menjadi ,6 ton. Bawang daun Tahun 2013 sebesar ton, pada Tahun 2014 turun menjadi ,5 ton, Tomat pada Tahun 2013 tercapai ton, pada Tahun 2014 mencapai ,6 ton dan Buncis pada Tahun 2013 mencapai ton, naik pada Tahun 2014 sebesar 5.831,4 ton. Secara umum penurunan produksi hortikultura tidak terlalu tinggi. Penurunan juga disebabkan oleh alih fungsi lahan ke komoditas lain. Jenis Komoditi Tabel Tabel Luas dan Produksi Tanaman Hias Produksi Produktivitas Luas Panen (m2) (Tangkai) (Tangkai/m2) GLADIOL , , ,08 2 KRISANT , ,90 3 MAWAR , ,00 4 ANGGREK , SEDAP MALAM , ,48 6 LEATHER LEAF , ,56 Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2014 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 335

353 Produksi tanaman hias mengalami kenaikan yang juga diimbangi dengan meningkatnya permintaan pasar. Pada Tahun 2013 anggrek dengan produksi tangkai, gladiol tangkai, krisant tangkai, mawar tangkai, sedap malam tangkai. Pada tahun 2014 produksi Gladiol mengalami peningkatan menjadi tangkai, krisant menurun menjadi tangkai, mawar meningkat mencapai tangkai, Leather leaf tangkai, sedangkan untuk anggrek tahun 2014 tidak ada produksi karena di kecamatan Bandungan arealnya diganti dengan komoditi philodendron dengan alasan nilai ekonominya lebih menguntungkan dan memiliki pangsa pasar yang lebih baik, sedangkan di anggrek di Kecamatan Ungaran Timur hanya untuk konsumsi pribadi tidak dipasarkan. Adapun perkembangan produktivitas tanaman hortikultura/buahbuahan dapat dilihat di tabel berikut ini: No Tabel Luas dan Produksi Tanaman Hortikultura/Buah-buahan Luas Panen Produktivitas Jenis Produksi (Ku) (Pohon) (Ku/Phn) komoditi ALPUKAT , ,64 2 MANGGA , ,37 3 RAMBUTAN , ,54 4 DURIAN , ,91 5 PISANG , ,79 6 SALAK , ,14 7 KELENGKENG , ,50 8 MANGGIS , ,59 9 NANGKA , ,63 Sumber Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2014 Penurunan produksi dialami pada komoditas Kelengkeng dan manggis. Pada tahun 2013 produksi kelengkeng mencapai kwintal pada tahun 2014 hanya mencapai kwintal, sedangkan manggis pada tahun 2013 produksinya mencapai 1128 kwintal pada tahun 2014 sebesar [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 336

354 No 767 kwintal. Hal ini disebabkan curah hujan yang tinggi pada tahun 2014 menyebabkan kegagalan proses pembungaan. Produksi durian tahun kwintal,mangga kwintal, tahun 2013 pisang , pada komoditi salak tahun kwintal, produksi nangka pada tahun 2013 sebanyak kwintal. Sementara buah-buahan utama sampai dengan Bulan Desember 2014 realisasi produksi untuk komoditi durian mencapai kwintal, mangga kwintal, kelengkeng kwintal, pisang kwintal, salak kwintal, rambutan kwintal, manggis 767 kwintal, nangka kwintal dan alpukat kwintal. Untuk perkembangan produktivitas tanaman obat dapat dilihat di tabel berikut ini: Jenis Komoditi Tabel Tabel Luas Areal dan Produksi Tanaman Obat Produktivitas Luas Panen (M2) Produksi (Kg) (Kg/M2) JAHE , ,63 2 TEMULAWAK , ,18 3 KENCUR , ,95 4 KUNYIT , ,76 5 LAOS , ,95 6 KAPULAGA , ,67 Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan. Tahun 2014 Pada komoditas tanaman biofarmaka pada Tahun 2013, tanaman Jahe kg, Temulawak kg, Kencur kg, Kunyit kg, Laos dan Kapulogo kg. Sedangkan pada 2014 tanaman Jahe meningkat menjadi kg, Temulawak menurun menjadi kg, Kencur meningkat menjadi kg, Kunyit meningkat menjadi kg, Laos meningkat kg dan Kapulogo menurun kg. Penurunan komoditas dibidang pertanian antara lain diakibatkan adanya hujan hampir sepanjang musim, konversi lahan pertanian ke non pertanian, alih komoditas pertanian yang lebih menguntungkan dan berbagai serangan hama penyakit. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 337

355 Untuk perkembangan produktivitas tanaman perkebunan dapat dilihat di tabel berikut ini: No Tabel Tabel Luas Areal dan Produksi Tanaman Perkebunan Jenis Komoditi Produktivitas Luas Panen (ha) Produksi (ton) (Kg/ha) KELAPA 4.567, ,23 955, , , KELAPA DERES 890, , ,00 888, , KOPI 2.794, ,61 525, , , CENGKEH 2.142,20 215,30 101, ,18 220, AREN 313,65 871, ,00 323,54 900, KAPOK 432,34 83,73 194,00 286,38 55, PANILI 179, ,50 0, TEBU 7,70 1,14 148,00 9,10 1, KAKAO 295, , ,00 391, , TEMBAKAU 57,06 9,08 159,00 65,59 10, Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan. Tahun 2014 Dibidang perkebunan pada tahun 2013 produksi, seperti tanaman Kelapa tercapai 4.363,23 ton, Kelapa Deres 5.390,87 ton, Kopi 1.446,61 ton, cengkeh 215,3 ton, tebu 1.383,4 ton, Aren 83,73 ton, kakao 9,08 ton, kapok 83,73 ton, Panili 1,14ton, dan tembakau 560,92 ton. Sedangkan pada Tahun 2014 beberapa komoditas mengalami fluktuatif produksi. Tanaman Kelapa tercapai 4.248,86 ton, Kelapa Deres 5.378,52 ton, Kopi neik menjadi 1.478,66 ton, cengkeh naik 220,35 ton, tebu meningkat 1.506,1 ton, Aren 900,52 ton, kakao naik menjadi 10,52 ton, kapok menurun 55,71 ton, Panili naik menjadi 1,35 ton, dan tembakau meningkat 842,34 ton. Beberapa komoditas relative tidak mengalami perbedaan produksi yang berarti. Saat ini upaya peremajaan tanaman untuk tanaman yang kurang produktif terus dilakukan dan butuh waktu untuk bisa berproduksi. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 338

356 berikut: Adapun kondisi JITUT Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel Tabel Kondisi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) Tahun Kondisi JITUT Satuan Kondisi Baik Unit Kondisi Rusak Unit Telah Di Rehab/Dibangun Unit Jumlah Unit Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan. Tahun 2014 Dengan adanya perbaikan JITUT ini telah menaikan luas tanam dan panen. Untuk luas panen tanaman padi meningkat dari hektar pada tahun 2013 meningkat menjadi hektar pada Tahun Terjadi peningkatan produksi padi ton pada Tahun 2013 menjadi ton. Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan dan Kehutanan Lapangan, dengan Kegiatan kapasitas Penyuluh Pertanian/ Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2014 mendukung penyusunan program penyuluh di di 19 Kecamatan, penilaian angka kredit penyuluh untuk 23 orang dan temu usaha/teknologi pada pelaku utama dan pelaku usaha pertanian/peternakan sebanyak 2 kali. Melalui kegiatan pelayanan terhadap masyarakat yang berkaitan dengan penyuluhan dapat terlaksana di pertanian/ternak. Berikut ini adalah jumlah kelas kelompok tani pertanian dan ternak yang dilayani oleh penyuluh pertanian dan peternakan. Tabel Perkembangan Kelas Kelompok Tani Capaian thn No Kelas/Kelompok Satuan 2013 Capaian Tahun Pemula Klp Lanjut Klp Madya Klp Utama Klp Jumlah Klp Sumber Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2014 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 339

357 Jumlah kelas kelompok pertanian pada Tahun 2014 jika dibandingkan dengan jumlah kelompok tani di Tahun 2013 mengalami penambahan yaitu jumlahnya sebanyak kelompok tani. Ada penambahan klas kelompok pemula yang sangat signifikan sebanyak 53 kelompok tani, sedangkan kelas lanjut, madya dan utama mengalami peningkatan 1-4 kelompok. Hal ini menunjukan adanya keberhasilan dalam pembinaan kelompok tani yang sudah ada, disamping tumbuhnya kelompok-kelompok tani baru. c. Dinas Peternakan dan Perikanan Anggaran Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang Tahun 2014 setelah perubahan anggaran sebesar Rp ,00 terdiri dari Belanja Tidak Langsung (Belanja Pegawai) Rp ,00 dan Belanja Langsung sebesar Rp ,00. Realisasi anggaran belanja Tahun 2014 adalah sebesar Rp ,00 (96,02%) terdiri dari belanja tidak langsung (Belanja Pegawai) Rp ,00 (95,91%), dan belanja langsung sebesar Rp ,00 (96,07%) Sedangkan target pendapatan Tahun 2014 adalah sebesar Rp ,00 dengan realisasi pendapatan sebesar Rp ,00 (100,45%). Anggaran belanja langsung urusan pertanian Rp ,- Realisasi anggaran belanja langsung urusan pertanian Tahun 2014 adalah sebesar Rp ,- (96,66%). Rincian realisasi program kegiatan dapat dilihat pada lampiran laporan LKPJ ini, yang antara lain adalah sebagai berikut: 1) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani, dengan kegiatan Peningkatan kemampuan lembaga petani. Program ini bertujuan meningkatkan kelembagaan kelompok tani ternak. Melalui program ini kelompok-kelompok tani ternak di Kabupaten Semarang diberikan kesempatan untuk mengembangkan potensi kelompok melalui kegiatan baik bersifat lokal maupun regional, dalam hal ini adalah kegiatan Pekan Daerah (PEDA) dan Pekan Nasional (PENAS) yang diselenggarakan secara berkala. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 340

358 PEDA Jawa Tengah dilaksanakan pada tanggal 12 s/d 15 Maret 2014 di Desa Sukorejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen yang diawali kegiatan rembug KTNA. Sedangkan Pekan Nasional (PENAS) dilaksanakan pada tanggal 3 sd 12 Juni 2014 di Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang Propinsi Jawa Timur. Pada tahun 2014 ini dilaksanakan Pekan Nasional (PENAS) ke XIV yang diawali dengan dilaksanakannya Pekan Daerah (PEDA) pada tingkat propinsi yang merupakan acara pertemuan Kontak Tani Nelayan (KTNA). Kegiatan PEDA dan PENAS sebagai wahana bagi para petani nelayan untuk melakukan konsolidasi, pengembangan diri, tukar menukar informasi, apresiasi, kemitraan dan promosi hasil pertanian, perikanan dan kehutanan secara teratur dan berkelanjutan. PEDA dan PENAS KTNA sebagai ajang pertukaran informasi dan silaturahmi diharapkan dapat meningkatkan semangat dan kemandirian pelaku utama dan usaha serta stakeholder yang terlibat dalam pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan selain sebagai media promosi, pemasaran dan mengembangkan jejaring usaha yang pada akhirnya mampu untuk memanfaatkan sumber daya alam untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan secara bertanggujawab dan profesional. 2) Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan, dengan Kegiatan Peningkatan Kapasitas Penyuluh Pertanian/Perkebunan Tahun 2014 mendukung penyusunan programa penyuluh di 19 kecamatan dan 1 tingkat kabupaten, penilaian angka kredit penyuluh untuk 16 orang dan fasilitasi pertemuan kelompok sebanyak 266 kali. Melalui kegiatan ini pelayanan terhadap masyarakat yang berkaitan dengan penyuluhan dapat terlaksana di kelompok ternak. Selain itu untuk menunjang kinerja penyuluh melalui Dana DAK Bidang Pertanian di Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang Tahun 2014 sesuai petunjuk teknis dialokasikan penyediaan seperangkat alat bantu penyuluhan peternakan untuk memenuhi pelayanan penyuluhan pada peternak berupa perlengkapan kantor yang terdiri dari white borad, elektronik kantor yaitu soundsystem, [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 341

359 tripod dan PC headset, notebook bagi petugas penyuluh, mebeler serta alat studio seperti kamera SLR, Handycam dan proyektor. Peralatan tersebut di atas ditujukan untuk memperkuat kapasitas kelembagaan penyuluhan pertanian khusunya peternakan dan ketahanan pangan masyarakat. Berikut ini adalah jumlah kelas kelompok tani ternak yang terlayani oleh penyuluh peternakan pada Tahun Tabel Perkembangan Kelas Kelompok Ternak di Kabupaten Semarang Urusan, No Indikator, Kinerja 1 Kelas Kelompok Satuan Capaian thn 2013 Tahun 2014 Target Realisasi % Pemula klp ,67 Lanjut klp ,23 Madya klp Utama klp Jumlah klp Perkembanngan kelas kelompok pemula dan lanjut, meskipun angka pencapaian melebihi dari target yang ditentukan tetapi mengalami penurunan dari Tahun 2013, hal ini karena pada Tahun 2013 banyak bermunculan kelompok-kelompok baru, seiring dengan banyaknya bantuan ternak kambing/domba ke masyarakat dalam rangka pengembangan budidaya ternak dan parameter penilaian kelompok masih menggunakan parameter yang lama. Sedangkan untuk Tahun 2014 ini penilaian kelas kelompok sudah menggunakan parameter penilaian yang baru sesuai pedoman pembinaan kelompok tani yaitu Permentan No. 82/Permentan/OT.140/8/2014 tentang Pedoman Pembinaan Kelompok Tani dan Gapoktan. Selain itu karena adanya perubahan indikator penilaian kelas kelompok di bidang pertanian sesuai Peraturan Kepala Badan Penyuluhan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Nomor 168/Per/SM.170/J/11/11 Tahun 2011 Tentang Petunjuk Pelaksanaan [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 342

360 Penilaian Kemampuan Kelompok Tani sehingga penerapan penilaian kelas kelompok perlu penyesuaian baik secara administratif maupun kemampuan kelompok. Sedangkan Kelas kelompok madya sudah mencapai target yang ditentukan. Kelas kelompok utama, tidak tercapai target karena tidak ada kelompok yang memenuhi persyaratan parameter yang ditentukan untuk penilaian kelas kelompok ini. Berdasarkan pedoman pembinaan kelompok tani tersebut maka mulai Tahun 2014 perkembangan Kelas Kelompok Ternak di Kabupaten Semarang sudah mengacu pada peraturan yang baru dimana parameter yang dipergunakan lebih banyak dan mengikuti perkembangan teknologi yang ada. Sehingga memungkinkan kelompok yang sudah berkembang lama namun tidak menggunakan teknologi akan mendapat nilai yang rendah, begitu seterusnya. Menyikapi hal tersebut maka pembinaan penyuluh kepada kelompok akan terus dilakukan guna meningkatkan perkembangan kelompok. 3) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit pada Ternak, dengan kegiatan: Pendataan Masalah Peternakan, Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak, Pengendalian/Pemusnahan Ternak yang terjangkit penyakit endemis, Pengawasan Perdagangan Ternak antar Daerah, dan Operasionalisasi UPTD Labkeswan dan Puskeswan. Pada program ini Dinas Peternakan dan Perikanan melakukan pelayanan kesehatan hewan kepada masyarakat di Kabupaten Semarang untuk mencapai peningkatan mutu kesehatn ternak dan ikan. Adapun kegiatan pelayanan kesehatan hewan yang dilaksanakan melalui program ini adalah sebagai berikut: a) Melakukan pemetaan penyakit hewan yang dapat dipergunakan sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan penanganan dan pengendalian penyakit hewan di Kabupaten Semarang, karena mengingat Kabupaten Semarang merupakan suatu wilayah yang mempunyai sebaran dan kepadatan ternak dari berbagai [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 343

361 spesies/jenis sehingga diperlukan adanya pendataan masalah peternakan untuk mengetahui jumlah populasi ternak dan ikan, identifikasi situasi penyakit, faktor resiko yang bersifat Zoonosa maupun non Zoonosa. Kegiatan dilakukan dengan pengambilan sampel material hewan (sampel darah, feces atau material lainnya) yang kemudian akan dilakukan pemeriksaan secara laboratorium. Untuk bisa melaksanakan tugas tersebut dengan baik para petugas medis dan paramedis veteriner kecamatan telah diberikan pelatihan pengambilan specimen. b) Melakukan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak untuk mewujudkan kesehatan hewan dan tercegahnya penyakit hewan menular sehingga ternak terhindar dari penyakit hewan dan mempunyai nilai jual dengan harapan meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani ternak dalam rangka menyongsong Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau. Kegiatan dilakukan dengan melaksanakan vaksinasi ternak baik ternak besar, ternak kecil maupun unggas, pengobatan penyakit hewan melalui pelayanan pengobatan hewan secara aktif (posyanduwan) dan pelayanan Puskeswan (Pusat Kesehatan Hewan). c) Melakukan tindakan deteksi dini danrespon cepat terhadap penyakit hewan menular khusunya penyakit Avian Influenza (AI) yang bersifat zoonosis yang akhir-akhir ini berkembang di masyarakat. Hal tersebut perlu disikapi dengan melakukan pemusnahan ternak yang terkena penyakit endemis yang merupakan rangkaian dari sub kegiatan surveilans penyakit hewan. d) Melakukan pengawasan terhadap lalu lintas perdagangan ternak antar daerah di pasar hewan yang ada di Kabupaten Semarang. Kegiatan dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kesehatan hewan hewan di pasar hewan dan memberikan surat rekomendasi apabila ternak dari Kabupaten Semarang akan dikirim ke luar daerah. Surat Rekomendasi tersebut memastikan bahwa hewan/ternak dari Kabupaten Semarang sudah melalui [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 344

362 pemeriksaan kesehatan hewan oleh dokter hewan yang berwenang dan dinyatakan sehat untuk dikikrim ke luar daerah. e) Melakukan pemeriksaan secara laboratorium terhadap material ternak guna mendeteksi dini adanya penyakit hewan. Pemeriksaan laboratorium ini dilakukan dalam rangka peneguhan diagnosa yang bertujuan untuk kewaspadaan terhadap penyakit hewan menular pada lalu lintas perdagangan ternak. Tabel Perkembangan Pelayanan Kesehatan Hewan di Kabupaten Semarang NO URAIAN Capaian 2014 SATUAN Tahun 2013 Target Realisasi % 1 Vaksinasi ternak ekor ,64 2 Pengobatan ternak ekor ,43 3 Pemeriksaan penyakit ternak ekor ,51 Pelayanan kesehatan hewan berupa vaksinasi ternak melampaui target yang ditetapkan, hal ini disebabkan karena banyaknya permintaan masyarakat untuk pelayanan tersebut, dan pelayanan tersebut didukung tidak hanya dari dana APBD Kabupaten Semarang, namun juga berasal dari Dana APBN, APBD Propinsi Jawa Tengah dan Swadaya dari petugas pelayanan kesehatan hewan. Hal ini menunjukkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan hewan sudah meningkat. Kegiatan pengobatan ternak juga melebihi target yang ditetapkan hal ini disebabkan, kondisi iklim yang tidak menentu sehingga mempengaruhi kesehatan ternak, selain itu merebaknya penyakit hewan menular juga mempengaruhi pola pemeliharaan ternak di Kabupaten Semarang, sehingga peternak sangat mewaspadai terjangkitnya penyakit pada ternaknya. Pemeriksaan penyakit ternak melampaui target, karena selain terjadi kasus penyakit ternak di masyarakat yang memerlukan penanganan juga karena banyaknya permintaan pemeriksaan penyakit ternak sebagai syarat pengiriman ternak ke luar daerah. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 345

363 4) Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, dengan kegiatan: Pembangunan sarana dan prasarana perbibitan ternak, Pembibitan dan Perawatan Ternak, Penelitian dan pengolahan gizi dan pakan ternak, Pengembangan agribisnis peternakan, Peningkatan sarana dan prasarana peternakan, Operasionalisasi UPTD Perbibitan Ternak Unggul, Pembinaan dan pengamanan perbibitan ternak, Montoring, evaluasi dan pelaporan. Program ini dilaksanakan dengan kegiatan antara lain: a) Penyediaan sarana dan prasarana perbibitan ternak seperti sarana recording bagi kelompok perbibitan dan pengawasan pelaksanaan inseminasi buatan. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan ketersediaan bibit ternak dengan kualitas yang baik, karena bibit ternak merupakan salah satu faktor penting untuk peningkatkan populasi dan produktivitas ternak saat ini dan untuk masa yang akan datang. b) Peningkatan kualitas bibit ternak diupayakan mengoptimalkan pemanfaatkan sumber daya lokal. Dalam hal ini pada Tahun 2014 ini melalui program ini telah diupayakan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal yaitu Sapi PO, dimana sapi PO merupakan sapi lokal yang mudah beradaptasi dengan iklim yang ekstrim serta kondisi pakan yang seadanya. Pola yang dilakukan yaitu mengaplikasikan Model SP-IB Sapi PO atau PO nisasi, yaitu program pemeliharaan sapi PO. Pola ini didukung dengan kegiatan uji petik/uji kualitas semen beku dan pemeriksaan kebuntingan (PKB) serta pemberdayaan inseminator melalui pertemuan dan koordinasi yang intensif. c) Pakan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dalam peningatan produktivitas ternak. Oleh karena itu dilakukan penelitian pakan ternak untuk mendapatkan gambaran pakan ternak yang ada di masyarakat Kabupaten Semarang. d) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peternak dalam melakukan usaha budidaya ternak melalui pelatihan budidaya ternak. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 346

364 e) Mengembangan wawasan melalui percontohan perbibitan dan budidaya ternak, dimana Dinas Peternakan dan Perikanan mempunyai UPTD teknis yang mengelola perbibitan ternak. f) Melakukan pemantauan perkembangan ternak-ternak yang ada di masyarakat, pembinaan dan monitoring penyebaran ternak. NO Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan ini dilaksanakan untuk mendukung pencapaian indikator kinerja bidang peternakan, rincian indikator capaian kinerja bidang peternakan dapat dilihat pada tabel di bawah ini: MISI, URUSAN DAN INDIKATOR POPULASI Tabel Capaian Perkembangan Populasi dan Produksi Ternak SAT UAN Capaian Tahun Target Realisasi % 1 Sapi potong Ekor ,43 2 Sapi perah Ekor ,39 3 Kerbau Ekor ,53 4 Kuda Ekor ,44 5 Kambing Ekor ,35 6 Domba Ekor ,89 7 Babi Ekor ,15 8 Kelinci Ekor ,06 9 Ayam petelur Ekor ,18 10 Ayam broiler Ekor ,88 11 Ayam buras Ekor ,29 12 Itik Ekor ,28 13 Puyuh Ekor ,78 PRODUKSI 1 Daging sapi Kg ,71 2 Daging kambing Kg ,71 3 Daging domba Kg ,28 4 Daging Ayam petelur Kg ,49 5 Daging Ayam broiler Kg ,07 6 Daging ayam buras Kg ,24 7 Telur ayam ras Butir ,11 8 Telur ayam buras Butir ,29 9 Telur Itik Butir ,71 10 Telur puyuh Butir ,39 11 Produksi susu Liter ,89 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 347

365 Dibandingkan dengan capaian Tahun 2013, populasi ternak besar (sapi potong, sapi perah dan kerbau) mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan minat petani untuk memeliharan ternak mulai tumbuh kembali meskipun secara umum belum menunjukkan peningkatan yang significan karena di pasaran harga ternak khususnya ternak besar masih tinggi, yang selama ini menyebabkan penurunan populasi ternak dimana peternak banyak menjual ternaknya tetapi tidak dibelikan ternak lagi (untuk usaha lainnya). Untuk capaian indikator kinerja populasi, dari Hasil Sensus Pertanian 2013 secara umum populasi ternak di Kabupaten Semarang mengalami penurunan. Ternak sapi (sapi potong dan sapi perah) dan kerbau berdasarkan hasil sensus pertanian tahun 2013 secara nasional mengalami penurunan, sedangkan untuk Kabupaten Semarang mengalami penurunan sebesar 20,74%. Hal ini disebabkan karena harga ternak tinggi sehingga petani menjual ternak yang dipelihara, namun hasil penjualan ternak tidak dibelikan ternak kembali, karena harga ternak di pasaran tidak stabil dan cenderung fluktuatif serta adanya berita tentang isu import sehingga petani khawatir harga akan turun dan merugi. Selain permasalahan harga, peternak juga banyak yang menjual ternaknya untuk membayar kredit perbankan (KKPE dan KUPS), hal ini dikarenakan manajemen yang kurang baik, sehingga petani terpaksa menjual ternaknya untuk pembayaran pinjaman yang telah jatuh tempo untuk pelunasan. Populasi kambing dan domba mengalami penurunan disebabkan karena petani banyak yang menjual ternaknya pada saat harga tinggi dan tidak dibelikan ternak lagi atau beralih ke usaha lainnya. Populasi kuda tidak mencapai target pada Tahun 2014 dikarenakan kuda merupakan jenis ternak yang sulit untuk dilakukan rekayasa reproduksi dan bila dilakukan perekayasaan reproduksi membutuhkan biaya yang mahal, sehingga masyarakat melakukan pembiakan kuda secara alami dan tradisional. Hal ini menyebabkan [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 348

366 pertumbuhan populasinya belum bisa dikendalikan secara baik, dan tidak mencapai target yang ditetapkan pada Tahun Populasi babi penurunannya disebabkan karena beberapa perusahaan banyak yang tidak operasional (menutup usahanya) karena terkendala biaya perijinan yang dirasakan berat bagi peternak, sedangkan untuk perusahaan yang masih beroperasional, jumlah populasi dalam kandang juga berkurang, karena biaya operasional yang cukup tinggi. Ternak ayam ras petelur menurun dari Tahun 2013 dan tidak mencapai target di 2014 dikarenakan biaya produksi untuk beternak unggas tersebut yang tidak sebanding dengan harga jual telur sehingga para peternak tidak menambah populasinya dan ada beberapa peternak burung puyuh dan perusahaan ayam petelur yang menutup usahanya. Penurunan jumlah populasi unggas (ayam petelur dan burung puyuh) juga mempengaruhi produksi telur (ayam petelur dan puyuh) yang tidak mencapai target pada Tahun Ternak ayam buras dan itik mengalami penurunan karena terjadi penyakit AI dan ND sehingga banyak terjadi kematian pada unggas tersebut. Populasi ternak ayam broiler menurun karena banyak peternakan ayam broiler yang menutup usahanya, karena tingginya biaya produksi. Produksi daging, terutama daging sapi mengalami peningkatan, karena terdapat pemotongan ternak yang tidak tercatat, serta pemotongan di luar RPH. Sedangkan produksi daging kambing dan ayam mengalami penurunan dan tidak mencapai target seiring dengan menurunnya populasi kambing dan ayam. Produksi telur ayam, itik dan puyuh mengalami penurunan, seiring menurunnya populasi. Produksi susu juga mengalami penurunan karena populasi sapi perah menurun, dan menurunnya produktifitas ternak karena manajemen yang kurang baik. Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan peternakan di Kabupaten Semarang dapat di lihat dalam tabel berikut ini: [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 349

367 Tabel Capaian Perkembangan Keterlibatan Masyarakat Dalam Kegiatan Peternakan di Kabupaten Semarang Capaian NO URAIAN SATUAN Tahun Target Realisasi % 1 PETERNAK RAKYAT orang ,14 2 PERUSAHAAN PETERNAKAN; AYAM PETELUR RTP ,13 AYAM PEDAGING RTP ,00 SAPI (SAPI POTONG, PERAH) RTP ,00 BREEDER RTP ,00 BABI RTP ,00 Untuk capaian indikator kinerja keterlibatan masyarakat dalam kegiatan peternakan pada Tahun 2014, pada peternak rakyat tidak mencapai Target 2014 dan menurun dari Tahun Hal ini ditunjukkan dengan hasil sensus pertanian Tahun 2013 dimana populasi ternak (sapi dan kerbau) turun yang disebabkan peternak banyak yang menjual ternaknya karena harga ternak tinggi, sementara tidak dibelikan ternak lagi karena kondisi harga ternak kurang stabil, dan kemungkinan banyak yang beralih usaha di sektor lain. Peternakan unggas baik unggas petelur maupun pedaging melebihi target begitu juga dengan peternakan sapi (sapi potong dan sapi perah). Hal ini menunjukkan kondisi peternakan di Kabupaten Semarang sudah mulai tumbuh kembali dengan munculnya peternakpeternak yang tergabung dalam inti plasma. 5) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan, dengan kegiatan: Pembangunan sarana dan prasarana pasar produksi hasil peternakan, Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana pasar hasil produksi peternakan, Promosi atas hasil produksi peternakan unggulan daerah, Penyuluhan kualitas dan teknis kemasan hasil produksi peternakan yang dipasarkan, Pengembangan Usaha Agribisnis Peternakan. Pada program ini Dinas Peternakan dan Perikanan melakukan rehab Pasar Hewan Bringin, pembangunan Pasar [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 350

368 Hewan Ambarawa yang dilaksanakan dalam 4 (empat) paket yaitu pembangunan pasar hewan (urugan lahan), pembangunan sekat los burung, pembangunan pasar kayu dan pembangunan los pakaian, operasionalisasi pasar hewan selama 1 tahun, promosi produk olahan peternakan sebanyak 2 kali berupa pameran produk olahan hasil peternakan dan kegiatan Gerimis Semarak (Gerakan Minum Susu Segar Anak Sekolah, Masyarakat dan Karyawan) yang dilaksanakan sebanyak 9 kali dengan sasaran anak-anak sekolah dan PKK, pembinaan pengemasan olahan ternak untuk 90 orang pelaku usaha olahan ternak, pembinaan kelompok tani dalam rangka peningkatan SDM kelompok di Kabupaten Semarang sebanyak 100 kelompok, pelatihan agribisnis sapi, kambing/domba sebanyak 15 kelompok, pembinaan kelompok yang mengakses permodalan sebanyak 70 kelompok dan pelaksanaan bimbingan teknis penguatan kelembagaan kelompok tani ternak sebanyak 25 kelompok. Dengan program ini Dinas Peternakan dan Perikanan memfasilitasi dan melayani kegiatan masyarakat dalam memasarkan ternaknya di Pasar Hewan Ambarawa maupun memasarkan produk olahan hasil ternak. 6) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan, dengan kegiatan Pengadaan sarana dan prasarana teknologi peternakan tepat guna (Prima Tani). Program ini mewujudkan peningkatan inovasi dan teknologi terapan di bidang peternakan. Kegiatan yang dilakukan berupa pemanfaatan eceng gondok sebagai bahan baku biogas. Uji coba penerapan teknologi ini diharapkan dapat membuka pemahaman baru mengenai manfaat eceng gondok yang selanjutnya dapat mengawali inisiatif penanganan dana pengendalian eceng gondok di Rawapening secara swadaya serta penggunaan energi terbarukan yang ramah lingkungan. 7) Program Peningkatan Kesehatan Masyarakat Veteriner, dengan kegiatan: Pengamanan Produk Hewan dan Ikutannya, Pengendalian Penanggulangan Penyakit Zoonosa dan Peningkatan Kesejahteraan Hewan, Operasionalisasi UPTD RPH/RPU dan Peningkatan sarana dan prasarana kesmavet. Program ini dilaksanakan dalam rangka [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 351

369 mendukung pelayanan kemasyarakat yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan masyarakat veteriner, peningkatan kualitas produk asal hewan (PAH) dan peningkatan penanggulangan penyakit zoonosa serta penyediaan produk PAH yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal). Kegiatan yang dilakukan antara lain: a) Melakukan pembinaan, pemantauan dan pengawasan peredaran pangan asal hewan seperti daging, susu dan telur di masyarakat, dengan mengambil contoh sampel bahan tersebut untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui kualitas produk pangan asal hewan dan ada tidaknya kandungan residu dan mikroba yang berbahaya. Selain itu juga meningkatkan penerapan higiene sanitasi sarana dan prasarana produksi pangan asal hewan seperti rumah potong hewan/unggas dan tempat penampungan susu. b) Melakukan pencegahan dan pengendalian terhadap penyakit zoonosa di tempat usaha peternakan dan tempat pemotongan hewan dengan melakukan pembinaan dan bimbingan teknis pencegahan penyakit hewan menular (zoonosa) dan pemantauan/ pebinaan kesejahteraan hewan. Adapun rincian indikator pelayanan kesehatan hewan pada Tahun 2014 dapat dilihat pada table di bawah ini: Tabel Perkembangan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Veteriner di Kabupaten Semarang Capaian NO URAIAN SATUAN Tahun Target Realisasi % 1 Pemeriksaan kualitas sampel ,71 susu 2 Pemeriksaan kualitas sampel ,58 daging 3 Uji cemaran mikroba dan residu antbiotik sampel ,52 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 352

370 Kegiatan pemeriksaan sampel baik susu, pada Tahun 2014 sudah melebihi target yang ditetapkan, hal ini menunjukkan tingkat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kualitas bahan pangan asal hewan (susu) yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal) serta layak dikonsumsi. Selain itu juga menunjukkan pembinaan dari dinas yang selama ini dilakukan ke masyarakat terkait pengawasan dan pemantauan pangan asal hewan mendapat respon yang positif dari masyarakat. Kondisi ini sangat menguntungkan karena akan menjamin ketersediaan pangan asal hewan yang ASUH secara berkelanjutan. Sementara untuk pemeriksaan sampel daging tidakmencapai target yang ditetapkan. Kondisi ini disebabkan karena jumlah populasi ternak dan jumlah pemotongan ternak di Kabupaten Semarang mengalami penurunan, yang mempengaruhi juga penurunan jumlah pengusaha daging yang melakukan usaha. Pemeriksaan mikroba dan residu antibiotik belum sesuai dengan target yang ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa produk pangan asal hewan yang beredar di masyarakat sudah mulai memenuhi standar higiene sanitasi yang ditetapkan. Namun pengawasan dan pemantauan tetap dilaksanakan secara berkelanjutan untuk menjamin ketersediaan pangan asal ternak yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal). Secara umum hasil pemeriksaan kualitas pangan asal hewan (daging dan susu) dan uji residu dan mikroba sudah baik, dan hanya sedikit yang ditemukan adanya indikasi penambahan bahan lain ke dalam produk asal hewan tersebut. Kondisi tersebut disikapi pemerintah dalam hal ini Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang terus melakukan pembinaan, pengawasan dan pemantauan peredaran pangan asal hewan di masyarakat. 3. Prestasi Sebagai upaya untuk memberikan motivasi dan apresiasi sebagai upaya peningkatan kemampuan petani, masyarakat desa dan petugas lapangan; kepada kelompok tani/kelompok usaha dan Petugas Lapangan pertanian, [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 353

371 perkebunan dan kehutanan telah diikutkan dalam berbagai kegiatan dan lomba pada Tahun 2014, dengan keberhasilan yang telah dicapai sebagai berikut: a. Gapoktan KEBON SEWU Desa Kebon Agung Kecamatan Sumowono mendapat penghargaan dari Menteri Pertanian sebagai Gapoktan Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2014 b. Kelompok Tani Tranggulasi Desa Batur Kecamatan Getasan mendapatkan penghargaan dari Menteri Pertanian sebagai Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Berprestasi Tingkat Nasional Tahun c. Kelompok Tani Ngudi Makmur VII Desa Genting Kecamatan Jambu mendapat Penghargaan dari Gubernur Jawa Tengah sebagai Juara III kategori kelompok tani tanaman kopi. Kelompok tani Ngudi Rahayu Desa Batur Kecamatan Getasan mendapat Penghargaan dari Gubernur Jawa Tengah sebagai juara III Kategori kelompok tani tanaman tembakau. Selain melaksanakan program dan kegiatan, pada Tahun 2014 Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang mengikuti lomba-lomba yang diadakan di tingkat Provinsi Jawa tengah dan tingkat Nasional dan mampu berprestasi, adapun prestasi yang telah berhasil dicapai pada Tahun 2014 adalah sebagai berikut: 1. Juara Harapan I Lomba dan Kontes Ternak Sapi Potong se Jawa Tengah Kategori Induk PO atas nama pemilik ternak Sujiyo Kecamatan Bancak. 2. Juara Harapan II Lomba Medik Veteriner Puskeswan Tingkat Nasional atas nama drh. Yatini. 3. Juara II Lomba Paramedik Veteriner Puskeswan Tingkat Provinsi Jawa Tengah atas nama Resnawati, SKH. 4. Prestasi Kontingen Jawa Tengah pada Pekan Nasional (PENAS ke XIV) di Malang, antara lain: a. Juara Favorit Temu Karya b. Juara I Unjuk Ketangkasan c. Juara II Asah Terampil d. Juara I Lomba Volliball Putra e. Juara I Lomba Vollyball Putri 5. Juara II Lomba Desa Ternak Sehat Tingkat Provinsi Jawa Tengah dan Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 354

372 4. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan Permasalahan yang terjadi terkait dengan urusan Pertanian adalah sebagai berikut: 1) Produksi pangan. a. Penggunaan benih berlabel baru mencapai 70%. b. Banyak jaringan irigasi tingkat usaha tani (JITUT) yang rusak, c. Serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) tikus dan wereng d. Alih fungsi lahan e. Di daerah tertentu kekurangan tenaga kerja. 2) Pengembangan Agribisnis. a. Pengembangan komoditas potensial belum berjalan maksimal. b. Banyak tanaman perkebunan yang sudah tidak produktif. c. Kualitas produk secara umum belum baik. d. Fluktuasi harga hasil pertanian yang tinggi. e. Fungsi jejaring kemitraan belum berjalan dengan baik. 3) Pemberdayaan Sumber Daya Manusia a. Kemampuan petani/kelompok tani belum merata/masih kecil. b. Kinerja penyuluhan belum maksimal. 4) Lemahnya koordinasi/keterpaduan antar sektor dan program pada masingmasing pemangku kewenangan Contoh: a) Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan dengan program Peningkatan Produksi Pangan (seperti beras dan padi) kewenangannya sebatas sampai pada pengelolaan jaringan irigasi tersier, sementara pasokan air yang sampai pada jaringan tersier berasal dari jaringan irigasi sekunder dan primer yang di luar kewenangannya. b) Peningkatan kesejahteraan petani sangat ditentukan oleh kemampuan penguasaan petani terhadap beberapa faktor yang berpengaruh: - Kemampuan teknologi terkait proses produksi [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 355

373 - Penguasaan distribusi yang mencapai pasar - Perilaku pasar (seperti fluktuasi harga) sementara Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan hanya memiliki kewenangan pengaturan/pembinaan pada segmen penguasaaan teknologi pertanian, sedangkan segmen distribusi dan perilaku pasar menjadi kewenangan institusi yang berbeda 5) Lemahnya penguasaan pasar produk-produk yang disebabkan oleh rendahnya pengenalan pasar terhadap produk daerah yang berakibat rendahnya serapan pasar terhadap produk-produk strategis daerah. 6) Sarana recording (pencatatan) pada usaha pembibitan ternak yang tersedia masih terbatas. 7) Pemahaman peternak terhadap arti pentingnya recording masih kurang sehingga menyebabkan pelaksanaan pencatatan di tingkat anggota kelompok belum maksimal. 8) Terbatasnya petugas Pengawas Bibit Ternak di Kabupaten Semarang sehingga SKLB (Surat Keterangan Layak Bibit) belum dapat menjangkau keseluruhan ternak yang memenuhi syarat. 9) Optimalisasi pemanfaatan sumber daya lokal dalam peningkatan perbibitan ternak sapi PO belum optimal. 10) Berdasarkan hasil Pemeriksaan Kebuntingan, masih banyak sapi yang tidak bunting dan adanya gangguan reproduksi pada sapi sehingga mengganggu perkembangan usaha peternakan 11) Produktivitas hijauan pakan ternak (HPT) di UPTD Balai Perbibitan Ternak Unggul Mulyorejo tidak stabil sepanjang tahun sehingga pada musim kemarau tidak mencukupi untuk kebutuhan pakan ternak. Hal ini disebabkan karena kondisi tanah/lahan rumput yang tidak mendapatkan irigasi (tadah hujan) sehingga hanya berasal dari aliran limbah dan air dari kandang. 12) Keterbatasan sumber daya manusia dan sarana prasarana terkait pelayanan kesehatan hewan. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 356

374 b. Solusi Adapun sebagai upaya penyelesaian masalah adalah sebagai berikut: 1) Peningkatan Produksi Pangan. a) Pendampingan petani untuk menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP), serta penyediaan sarana produksi pertanian dengan tepat (benih berlabel); b) Perbaikan jaringan irigasi yang rusak; c) Penyediaan sarana produksi untuk pengendalian OPT tikus, meningkatkan pelaksanaan Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT), baik dari segi kuantitas maupun kualitas; d) Meningkatkan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan tata ruang di lapangan, peningkatan indeks per tanaman, dan pemanfaatan lahan tidur; e) Pemanfaatan kemajuan teknologi dalam usaha pertanian. 2) Pengembangan Agribisnis a) Peningkatan pengembangan tanaman potensial dengan nilai ekonomi tinggi; b) Penggantian tanaman perkebunan yang sudah tidak produktif; c) Perbaikan kualitas produk pertanian melalui perbaikan kegiatan on farm maupun kegiatan off farm; d) Perbaikan dan pengembangan jejaring pemasaran dan sistem promosi; e) Pembenahan kelembangaan usaha tani. 3) Pemberdayaan Sumber Daya Manusia a) Peningkatan pengetahuan, sikap dan ketrampilan petani melalui pelatihan dan magang, serta pengembangan gapoktan dan asosiasiasosiasi pertanian; b) Peningkatan kinerja penyuluh pertanian melalui pelatihan-pelatihan, magang, dan bimbingan teknis. 4) Mengusulkan sarana recording dalam tahun selanjutnya untuk kelompok kelompok perbibitan yang lain, sehingga recording di Kabupaten Semarang dapat berjalan dengan baik. Selain itu juga terus memotivasi kelompok mengenai manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dari recording, serta [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 357

375 meminta laporan hasil recording kepada kelompok penerima bantuan, sehingga kelompok rutin melaksanakan recording. 5) Memotivasi kelompok mengenai manfaat yang dapat diperolah dari recording serta meminta laporan hasil recording kepada kelompok penerima bantuan secara berkala. 6) Mengoptimalkan SDM Pengawas Bibit Ternak yang ada serta melakukan pelatihan recording kepada kelompok agar dapat melakukan pencatatan ternak sesuai SNI. 7) Mengusulkan Model Satuan Pelayanan Inseminasi Buatan (SP-IB) Sapi Peranakan Ongole (PO) pada tahun berikutnya untuk mendorong peternak sapi potong untuk kembali menggunakan semen beku sapi PO dalam mengawinkan ternaknya sehingga kelestarian plasma nutfah sapi PO dapat terjaga dan populasi sapi PO meningkat. 8) Pemeriksaan kebuntingan dan pemeriksaan kesehatan reproduksi (ATR) secara berkala, penyuluhan tentang reproduksi ternak, serta pembinaan terhadap inseminator dan petugas lapangan. 9) Mengusulkan peremajaan Lahan Hijauan Pakan Ternak pada tahun berikutnya agar HPT yang dihasilkan tetap berkualitas baik. Pada Tahun 2014 telah dilaksanakan pekerjaan pengolahan lahan dan pemupukan dengan pupuk kandang serta penanaman rumput. Hal ini bertujuan untuk peremajaan lahan rumput supaya lahan lebih produktif dalam menghasilkan rumput untuk kebutuhan pakan ternak. 10) Mengoptimalkan sumber daya manusia dan sarana prasarana yang ada, serta meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peternak dalam penanganan masalah kesehatan hewan untuk melatih kemandirian peternak. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 358

376 B. Urusan Kehutanan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Semarang merupakan unsur pelaksana teknis dibidang Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan sesuai Peraturan Bupati Semarang No. 49 Tahun 2008 tentang Tugas, Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Daerah Kabupaten Semarang yang mempunyai Visi yaitu Terwujudnya pertanian yang tangguh dan mandiri dengan didukung potensi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia serta terwujudnya kelestarian ekosistem untuk kesejahteraan masyarakat Kabupaten Semarang. 1. Program dan Kegiatan Urusan kehutanan dilaksanakan oleh Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan. Untuk mewujudkan target yang direncanakan, maka program dan kegiatan yang menjadi urusan kehutanan adalah sebagai berikut: a. Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan: 1) Pengembangan hasil hutan non kayu; 2) Perencanaan dan pengembanagan hutan kemasyarakatan; 3) Pengembangan hutan tanaman; 4) Pengembangan pengujian dan pengendalian peredaran hasil hutan. b. Program rehabilitasi hutan dan lahan: 1) Pembuatan bibit/benih tanaman kehutanan; 2) Penanaman pohon pada kawasan hutan industri dan hutan wisata; 3) Pembinaan, pengndalian dan pengawasan gerakan rehabilitasi hutan dan lahan; 4) Montoring evaluasi dan pelaporan; 5) Peningkatan peranserta masyarakat dalam rehabilitasi hutan dan lahan. c. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan, dengan kegiatan Penyuluhan kesadaran masayarakat mengenai dampak kerusakan hutan 2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan kehutanan Tahun 2014 dilaksanakan dengan Anggaran Belanja Langsung urusan Total sebesar Rp ,00 dan terealisasi sebesar Rp ,00 atau 85,32% (Rincian realisasi program dan kegiatan terlampir). [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 359

377 Capaian target indikator sasaran urusan Kehutanan tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menunjukan keberhasilan pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya dalam Tahun Keberhasilan pelaksanaan urusan kehutanan Tahun 2014 terlihat dari capaian sebagai berikut: Tabel Capaian Indikator Urusan Kehutanan Tahun 2013 dan 2014 No Uraian Satuan 1 2 Rehabilitasi Hutan dan lahan kritis Kontribusi sub sektor kehutanan terhadap PDRB Capaian Tahun 2013 Tahun 2014 Target Realisasi % % 70,78 25,20 37,45 148,61 Rp. (Juta) , , ,84*) 187,61*) Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan, 2014 *) angka prediksi Bappeda dan BPS Kabupaten Semarang mempunyai luas wilayah kurang lebih ,674 ha dimana ha atau 32% merupakan lahan hutan yang terdiri atas ,96 ha hutan negara dan ,50 ha adalah hutan rakyat yang tersebar di 19 kecamatan. Dari lahan hutan rakyat tersebut ha diantaranya kritis dan harus segera ditangani. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Semarang melalui berbagai kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan. Pada tahun 2014 Kabupaten Semarang memiliki lahan kritis seluas ha, pada tahun ini telah dilakukan penanaman secara vegetatif yaitu penanaman pohon untuk mengatasi lahan kritis seluas ha sehingga realisasi rehabilitasi hutan dan lahan kritis sebesar 37,45%, dan sudah melampaui target yang ditetapkan. Kegiatan penanaman secara vegetatif untuk mengatasi lahan kritis pada tahun 2014 adalah: a. Pengkayaan tanaman hutan rakyat yang bersumber dari dana DAK dan APBD Kabupaten Semarang seluas 380 Ha. b. Kegiatan Pembuatan Kebun Bibit Rakyat yang bersumber dari dana APBN dengan luas penanaman Ha. c. Kegiatan penanaman swadaya yang dilakukan oleh masyarakat seluas Ha. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 360

378 d. Dengan kegiatan tersebut, lahan kritis berhasil diturunkan menjadi Ha pada akhir Tahun Akan tetapi laju penebangan yang dilakukan oleh masyarakat pada lahan hutan rakyat semakin meningkat khususnya tanaman jenis sengon, efek dari penebangan tersebut mengakibatkan potensi lahan kritis bertambah sekitar Ha. Dengan demikian kondisi lahan kritis pada akhir Tahun 2014 seluas Ha. Produksi kayu mengalami kenaikan dari m3 pada Tahun 2013 naik menjadi ,900 m3 pada Tahun 2014 (14,64%). Kenaikan tersebut disebabkan berhasilnya penghijauan kembali yang dilaksanakan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Semarang dan masyarakat baik yang berasal dari Dana APBD, serta swadaya masyarakat. Dalam upaya menyediakan bibit kayu-kayuan (tanaman keras) untuk gerakan penghijauan di Kabupaten Semarang pada Tahun Anggaran 2014 telah dilakukan penyediaan bibit unggul melalui Kebun Bibit Rakyat dengan kapasitas bibit siap salur sebanyak batang dari 25 unit dan melalui UPTD Perbibitan Tanaman Perkebunan dan Kehutanan dengan produksi Tahun 2014 sebanyak batang. Tabel Penanganan Lahan Kritis Tahun 2013 dan 2014 No Uraian Satuan Tahun 2013 Tahun Lahan Kritis Awal Tahun Ha Lahan Kritis Yang Ditangani Ha Laju Penebangan Hutan Ha/Th Lahan Kritis Akhir Tahun (yang harus ditangani) Ha Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan, 2014 Untuk mengembangkan nilai tambah kehutanan dan menertibkan peredaran hasil hutan serta meminimalkan illegal logging telah dilaksanakan berbagai kegiatan Aneka Usaha Kehutanan (AUK) seperti pada tabel berikut: [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 361

379 Tabel 4.12 Aneka Usaha Kehutanan Tahun 2013 dan 2014 No Uraian Satuan Tahun 2013 Tahun Bantuan Stup Madu Unit Bantuan Ekstraktor Madu Unit Bantuan Alat Pencetak Sarang Pondasi Surat Keterangan Asal Usul (SKAU) Kayu yang dikeluarkan Unit - 1 dok Produksi Kayu Bulat Rakyat M ,90 Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan, 2014 a. Pelaksanaan kegiatan hasil hutan non kayu di kabupaten Semarang merupakan unggulan daerah adalah ternak lebah madu. Pada Tahun 2014 bantuan yang diberikan untuk peternak adalah stup lebah madu sebanyak 30 stup dan alat pencetak sarang pondasi 1 (satu) unit. Alat pencetak sarang pondasi merupakan prioritas karena dapat menentukan kuantitas dan kualitas produk madu yang dihasilkan. b. Berdasarkan Permenhut No. P.30/Menhut-II/2012 (17 Juli 2012), dokumen pengangkutan kayu rakyat menggunakan Surat Keterangan Asal Usul (SKAU), Surat Keterangan Sahnya Kayu Bulat (SKSKB) tidak berlaku lagi untuk pengangkutan kayu rakyat. 3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan Permasalahan yang terkait dengan urusan kehutanan adalah sebagai berikut: 1) Diversifikasi usaha komoditas kehutanan belum berjalan baik; 2) Permintaan kayu oleh industri sangat tinggi sehingga mempengaruhi laju penebangan; 3) Kaidah-kaidah konservasi belum diperhatikan dalam usaha tani. b. Solusi 1) Pengembangan dan peningkatan aneka usaha kehutanan; 2) Pengembangan pembibitan dan penanaman bibit di lokasi lahan kritis; 3) Sosialisasi undang-undang lingkungan dan penerapan kaidah konservasi dalam berusaha tani. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 362

380 C. Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral Wilayah Kabupaten Semarang memiliki potensi cukup besar dalam usaha pertambangan mineral yaitu pertambangan batuan (batu andesit dan sirtu) dan pertambangan mineral bukan logam (lempung dan bentonit). Pada beberapa lokasi pertambangan terdapat masalah kerusakan lingkungan akibat penambangan liar (tidak berijin). Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman masyarakat dan dunia usaha dalam implementasi pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Terkendalinya pengelolaan sumberdaya alam dan kerusakan lingkungan, pada program pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan dan air tanah telah ditargetkan pengawasan pemanfaatan air tanah di 283 titik sumur. Terpenuhinya kebutuhan energi listrik dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan LPJU pada kegiatan pemeliharaan, pengembangan dan efisiensi sarana dan prasarana LPJU Tahun 2014 telah direncanakan pada penataan dan perluasan jaringan serta perluasan jaringan listrik masuk desa di 4 lokasi. 1. Program dan Kegiatan Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2014 dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum. Untuk mewujudkan target yang direncanakan, maka program dan kegiatan adalah sebagai berikut: a. Program pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan dan air tanah, dengan kegiatan-kegiatan: 1) Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan mineral bukan logam dan batuan; 2) Pembinaan dan pengawasan kegiatan pemanfaatan air tanah. b. Program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan, energi dan migas, dengan kegiatan-kegiatan: 1) Koordinasi pengembangan ketenagalistrikan; 2) Pemeliharaan, pengembangan dan efisiensi sarana dan prasarana LPJU; 3) Perluasan jaringan listrik masuk desa. 2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Program dan kegiatan Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral, dilaksanakan dengan Anggaran Belanja Langsung urusan Total sebesar [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 363

381 Rp ,00 dan terealisasi sebesar Rp ,00 atau 99,20%. (Rincian realisasi Program dan Kegiatan terlampir). Capaian target indikator sasaran Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menunjukkan keberhasilan pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya dalam Tahun Keberhasilan pelaksanaan Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2014 terlihat dari capaian sebagai berikut: Tabel Capaian Indikator Kinerja Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2014 No 1 2 Indikator Rasio Ketersediaan Daya Listrik Persentase Rumah Tangga Yang Menggunakan Listrik Satuan Capaian 2013 Tahun 2014 Target Reali-sasi % % 100,00 100,00 100,00 100,00 % 99,00 99,00 99,00 100,00 3 Pertambangan Tanpa Ijin Unit 9,00 6,00 7,00 116, Kontribusi Sektor Pertambangan dan Penggalian Terhadap PDRB Kontribusi Sekror Listrik, Gas Dan Air Minum Terhadap PDRB Rp. (Juta) Rp. (Juta) , , ,60*) 91,99*) , , ,20*) 124,27*) Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan BPS, 2014 *) angka prediksi Bappeda dan BPS a. Rasio ketersediaan daya listrik mencapai 100%, sama dengan target dan capaian tahun lalu. b. Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik mencapai 99%, sama dengan tahun lalu. c. Pertambangan tanpa ijin dapat direalisasikan 7 unit, lebih tinggi dari target sebesar 6 unit dan jika dibandingkan dengan tahun lalu mengalami penurunan 2 unit dari sebanyak 9 unit. Penutupan kegiatan penambangan tanpa ijin di lokasi yang dapat menimbulkan dampak lingkungan secara luas dilakukan untuk mencegah dan mengantisipasi terjadinya kerusakan lingkungan yang lebih parah. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 364

382 3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan Permasalahan yang dijumpai dalam pelaksanaan urusan Energi Sumber Daya Mineral adalah sebagai berikut: 1) Kegiatan usaha pertambangan tanpa ijin berpotensi besar terhadap kerusakan lingkungan hidup; 2) Kegiatan pemanfaatan air tanah yang berlebihan untuk industri berpotensi mengurangi cadangan air tanah; 3) Masih terjadi pemasangan lampu penerangan jalan di perkampungan yang belum berijin maupun yang tidak berijin; 4) Belum optimalnya efisiensi pembayaran pajak Listrik Penerangan Jalan (LPJU); 5) Belum optimalnya perolehan data detail pembayar pajak listrik dari pihak PLN; 6) Belum terlaksananya pemanfaatan sumber energi terbarukan seperti potensi mikrohidro. b. Solusi Atas permasalahan tersebut, solusi yang seharusnya dilakukan adalah: 1) Menutup dan menertibkan kegiatan usaha pertambangan di luar kawasan pertambangan serta melakukan pembinaan dan memfasilitasi pelaku usaha pertambangan di kawasan pertambangan untuk melaksanakan penambangan yang berwawasan lingkungan; 2) Melaksanakan kegiatan pengawasan terhadap pemanfaatan air tanah di perusahaan/industri; 3) Pengendalian perijinan pemasangan tiang listrik penerangan jalan; 4) Pemasangan meterisasi untuk penerangan jalan umum (LPJU); 5) Diperlukan kerjasama yang transparan antara PLN dan Pemerintah Kabupaten untuk pendataan pembayar pajak listrik penerangan jalan; 6) Pemanfaatan energy mikrohidro untuk sumber energy local perdesaan bagi daerah yang belum terlayani listrik dari PLN. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 365

383 D. Urusan Pariwisata Kabupaten Semarang memiliki potensi obyek dan daya tarik wisata yang cukup besar, dan secara ekonomis, memiliki nilai yang tinggi yaitu potensi alam, budaya dan wisata buatan. Di samping itu Kabupaten Semarang terletak pada lokasi strategis yaitu berada pada jalan utara poros Joglosemar (Jogja-Solo-Semarang), sehingga memberi peluang yang cukup besar Kabupaten Semarang dijadikan destinasi wisata terutama dalam Visit Jateng Keberhasilan pelaksanaan urusan pariwisata tercermin dari capaian target indikator kinerja urusan Pariwisata Tahun 2014 berdasarkan RPJMD. Capaian target indikator kinerja urusan pariwisata dari indikator dengan rata-rata capaian Tahun 2014 sebesar 92,286%. 1. Program dan Kegiatan Program dan kegiatan urusan Pariwisata dilaksanakan oleh Dinas Pemuda, Olah Raga, dan Pariwisata. Program dan kegiatan yang dilaksanakan berkaitan dengan penyelenggaraan urusan Pariwisata Tahun 2014 adalah sebagai berikut: a. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata Program ini bertujuan agar terciptanya sistem informasi kepariwisataan Kabupaten Semarang yang dapat diakses masyarakat luas secara efektif dan terpadu, melalui kegiatan: 1) Pengembangan jaringan kerjasama promosi pariwisata; 2) Pelaksanaan Promosi Pariwisata Nusantara di dalam dan luar negeri; 3) Pengembangan statistic obyek dan daya tarik wisata; 4) Pengembangan statistic usaha jasa pariwisata; 5) Pelatihan pemandu wisata terpadu. b. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata Program ini bertujuan untuk terwujudnya pariwisata Kabupaten Semarang sebagai tujuan utama wisatawan yang bertumpu kepada kebudayaan daerah, peninggalan budaya dan pesona alam yang dapat bersaing secara global serta pelayanan obyek dan daya tarik wisata yang optimal, meliputi kegiatan: 1) Pengembangan daerah Tujuan Wisata; 2) Pengembangan, sosialisasi, dan penerapan serta pengawasan standarisasi. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2013 ] 366

384 c. Program Pengembangan Kemitraan Program ini bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dan profesionalisme bidang kepariwisataan serta meningkatnya peran serta masyarakat dibidang pariwisata melalui kegiatan-kegiatan: 1) Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Profesionalisme bidang Pariwisata; 2) Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan kemitraan pariwisata. 2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Program dan kegiatan Urusan Pariwisata dilaksanakan dengan Anggaran Belanja Langsung urusan Total sebesar Rp ,00, dan terealisasi sebesar Rp ,00 atau 96,38% (Rincian realisasi Program dan Kegiatan terlampir). berikut: Capaian indikator kinerja Urusan Pariwisata Tahun 2014 adalah sebagai Tabel Capaian Indikator Kinerja Urusan Pariwisata Tahun 2014 No Uraian Satu an Realisasi 2013 Tahun 2014 Target Realisasi % 1 Kunjungan Wisata Orang , ,92 2 Restoran/Rumah Makan Unit ,92 3 Hotel/Penginapan Hotel Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDRB (Perdagangan, RM dan Akomodasi) Rp (juta) , , ,35*) 133,35 Sumber: Dinas Porapar, 2014 *) Angka Prediksi Bappeda dan BPS Capaian indikator kinerja Urusan Pariwisata Tahun 2014 dapat diuraikan sebagai berikut: a. Jumlah kunjungan wisata Jumlah kunjungan wisata tahun 2014 sebanyak wisatawan, melebihi RPJMD sebanyak ,60 orang atau 118,92%, serta meningkat dari tahun 2013 sebanyak wisatawan. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2013 ] 367

385 Peningkatan sebanyak wisatawan atau 10,51% jumlah kunjungan wisata tersebut terdiri dari wisatawan domestik dan wisatawan asing. Jumlah kunjungan wisata meningkat dikarenakan adanya kegiatan promosi bersama dengan pelaku pariwisata antara lain biro perjalanan dan pengelola obyek wisata swasta serta informasi pariwisata melalui media cetak dan media elektronik. Jumlah kunjungan wisata ini berdampak langsung pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD),target PAD retribusi tempat wisata Tahun 2014 sebesar Rp ,00 naik dari realisasi Tahun 2013 sebesar Rp ,00 atau mengalami kenaikan sebesar 8,84%. Penerimaan retribusi dari tempat wisata terinci sebagai berikut: Tabel Perkembangan Retribusi Tempat Wisata Tahun NO OBYEK WISATA TAHUN Candi Gedongsongo Sewa Kios O.W Candi Gedongsongo Kolam Rendam Air Panas Retribus Kendaraan masuk OW Gedongsongo 2 Pemandian Muncul Sewa Kios Obyek Wisata Pemandian Muncul Retribusi Kendaran masuk OW Pemandian Muncul 3 Bukit Cinta Brawijaya Sewa Kios Bukit Cinta Retribusi kendaraan masuk OW Bukit Cinta 4 Museum Palagan Retribusi kendaraan masuk OW Palagan Ambarawa 5 Retribusi tempat khusus parkir Wana Wisata Penggaron Wana Wisata Air Terjun Semirang Wana Wisata Umbul Songo Langentirto muncul The Fountain Water Park & Resto Sewa lahan Depo Ikan Muncul Sewa lapangan Olahraga Penerimaann lainnya Jumlah Sumber: Dinas Pemuda, OR, dan Pariwisata s/d Desember 2014 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2013 ] 368

386 Grafik 4.14 Grafik Realisasi Retribusi Tempat Wisata Tahun Pada Tahun 2014, di Kabupaten Semarang terdapat 30 desa wisata, bila dibandingkan dengan Tahun 2013 yang berjumlah 23 desa wisata, bertambah 7 desa wisata, hal ini akan menambah daya tarik wisata serta meningkatkan ekonomi kerakyatan di pedesaan, berikut data desa wisata Tahun 2014: Tabel Data Desa Wisata Tahun 2014 Kabupaten Semarang NO DESA KECAMATAN POTENSI 1 Wirogomo Banyubiru - Air Terjun - Budaya lokal - Kuliner gula aren - Agrowisata - Kerajinan 2 Kebondowo Desa Wisata Rintisan Banyubiru - Rawa Pening - Bukit Cinta - Kuliner olahan ikan dan sayur - Budaya (larungan) - Kerajinan enceng gondok, kayu dll - Home stay [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2013 ] 369

387 NO DESA KECAMATAN POTENSI 3 Rowoboni Desa Wisata Rintisan 4 Gemawang Desa Wisata Layak Jual 5 Genting Desa Wisata Layak Jual 6 Keji Desa Wisata Rintisan 7 Gogik Desa Wisata Rintisan 8 Lerep Desa Wisata Rintisan 9 Sidomukti Desa Wisata Rintisan 10 Candi Desa Wisata Rintisan Banyubiru Jambu Jambu Ungaran Barat Ungaran Barat Ungaran Barat Bandungan Bandungan - Kolam Renang - Pancingan - Kuliner Apung - Olah Raga Air - Budaya - Kesenian - Kampoeng Batik - Madu - Kampung Belajar, Desa Vokasi Pendidikan - kerajinan - Home stay 35 buah - Klinik Desa - Budaya/religi - Agrowisata Jamur - Air Terjun - Jambu Biji - Kerajinan - Durian - Home stay - Budaya (Yoss Tradisional) - Kesenian - Kuliner - Home stay - Air Terjun - Budaya - Agrowosata Durian, Manggis - Desa Labsite - Air Terjun Indro Kilo - Kampung Seni - Resort - Agrowisata Cengkeh - Kerajinan - Kolam Renang Alam - Budaya - Kesenian - Agrowisata - Situs Sejarah Candi Gedongsongo - Sentra tanaman hias - Kesenian 11 Nogosaren Getasan - Air Terjun Kali Pancur - Wana Wisata Umbul Songo - Agrowisata Buah Sayur - Bunga Potong - Tanaman hias 2 Keseneng Desa Wisata Layak Jual Sumowono - Curug Tujuh Bidadari - Budaya - Kuliner - Kesenian - Home stay [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2013 ] 370

388 NO DESA KECAMATAN POTENSI 13 Kemawi Sumowono - Air Terjun Kleting Kuning - Budaya - Kuliner - Kerajinan - Agropolitan 14 Bejalen Desa Wisata Rintisan Ambarawa - Kampung Rawa - Salak - Kuliner Ikan rawa olahan, bebek - Kesenian 15 Kel.Bandungan Bandungan - Kawasan Wisata - Kuliner - Budaya - Kesenian 16 Kemetul Susukan - Situs Sejarah - Budaya/religi - Kerajinan - Kuliner 17 Nyemoh Bringin - Situs Sejarah - Kuliner - Kerajinan - Budaya 18 Tegal Waton Tengaran - Arena Pacuan Kuda - Sumber mata air Senjoyo - Kuliner - Kerajinan - Camping Ground 19 Ngempon Bergas - Candi Ngempon - Sumber mata air hangat - Kuliner - Kerajinan 20 Asinan Bawen - Wisata Industri - Agrowisata Kopi - Arena Outbound - Kuliner - Kerajinan 21 Kebon Agung Sumowono - Situs Sejarah - Budaya - Kuliner - Kerajinan 22 Candigaron Sumowono - Air terjun - Budaya - Kuliner 23 Plumutan Bancak - Situs Sejarah - Budaya Debus - Kerajinan Lidi Rogo Rigi 24 Samban Bawen - Sendang air hangat - Grebeg Kendalisodo - Kesenian - Kuliner 25 Gogodalem Bringin - Religi [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2013 ] 371

389 NO DESA KECAMATAN POTENSI - Budaya - Kuliner - Kerajinan 26 Bener Tengaran - Religi - Budaya - Kuliner 27 Sepakung Banyubiru - Budaya - Kesenian - Kuliner 28 Brongkol Jambu - Budaya - Kesenian - Kuliner - Perkebunan durian dan kopi 29 Diwak Bergas - Pemandian air panas - Air terjun - Terasering persawahan - Kesenian - Olahan tempe daun - Kuliner krupuk tengiri 30 Nyatnyono Ungaran Barat - Makam Hasan Munadi - Makam Hasan Dipuro - Air sendang - Budaya Sadranan dan Metbanyu - Kuliner kripik gadung, ketela, ampyang, krupuk b. Jumlah restoran dan rumah makan Pada Tahun 2014 target restoran dan rumah makan sebanyak 199 unit sedangkan realisasinya sejumlah 169 unit atau 84,92% dengan demikian capaian target Tahun 2014 belum terpenuhi, tetapi apabila dibandingkan dengan capaian target tahun 2013 sebanyak 160 unit, meningkat 3,84%. Belum tercapainya target jumlah restoran dan rumah makan disebabkan karena perkembangan jumlah rumah makan (Usaha Jasa Pariwisata) tergantung pada jumlah kunjungan wisata di Kabupaten Semarang. c. Jumlah hotel/penginapan Jumlah hotel/penginapan Tahun 2014 sebanyak 230 buah capaian sama dibandingkan Tahun 2013, target untuk Tahun 2014 adalah 315 unit. Tidak tercapainya target disebabkan karena adanya kebijakan diterbitkannya Peraturan Bupati Semarang Nomor 53 Tahun 2011 tentang pengendalian atau pembatasan pendirian hotel non bintang (melati), karaoke dan panti mandi uap di kawasan Kecamatan Bandungan dan sekitarnya. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2013 ] 372

390 No Kecamatan Tabel Banyaknya Kamar Hotel dan Tamu yang Menginap di Kabupaten Semarang Tahun Satu an Banyak -nya Kamar Hotel TAHUN Banyak Banyaknya Tamu -nya Banyaknya Tamu Kamar L P Hotel L P 1 Getasan orang Tengaran orang Susukan orang Suruh orang Pabelan orang Tuntang orang Banyubiru orang Jambu orang Sumowono orang Bandungan orang Bawen orang Bringin orang Bancak orang Klepu/Bergas orang Ungaran Barat orang Ungaran Timur orang Ambarawa orang J U M L A H orang Sumber: Dinas Pemuda, OR, dan Pariwisata s/d Bulan Desember Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan 1) KUNJUNGAN WISATA a) Rendahnya daya saing obyek wisata; b) Rendahnya kualitas produk wisata; c) Rendahnya kualitas dan kuantitas pemasaran; d) Lemahnya pemberdayaan masyarakat sekitar obyek wisata; e) Lemahnya koordinasi guna sinkronisasi program atau kegiatan agar tercapai sinergi yang baik. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2013 ] 373

391 b. Solusi: 1) KUNJUNGAN WISATA a) Pengembangan dan peningkatan produk pariwisata yang berwawasan lingkungan yang bertujuan pada kebudayaan, peninggalan budaya dan pesona alam yang bernilai tinggi dan berdaya saing global; b) Penyebaran informasi kepariwisataan secara efektif dan efisien; c) Meningkatan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan kepariwisataan; d) Meningkatkan koordinasi dengan stakeholder bidang kepariwisataan; e) Meningkatkan ketrampilan, keahlian dan kecakapan SDM bidang Pariwisata. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2013 ] 374

392 E. URUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN Seiring dengan Grand Strategy Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang akan menngkatkan produktivitas dan daya saing berbasis pengetahuan serta memperluas akses pasar domestik dan internasional maka perlu adanya pengoptimalan pemanfaatan potensi sumber daya perikanan. Kabupaten Semarang merupakan wilayah yang memiliki pegunungan dengan banyak mata air, sungai-sungai, beberapa cek-dam dan Rawapening yang multi guna. Kondisi alam tersebut sangat potensial untuk kegiatan perikanan pada umumnya. Kegiatan perikanan budidaya berkembang pesat di seluruh wilayah Kabupaten Semarang, sedangkan perikanan tangkap terkonsentrasi di perairan Rawapening dan sekitarnya yang meliputi 4 wilayah Kecamatan yaitu, Kecamatan Tuntang, Bawen, Ambarawa dan Banyubiru. Meskipun di luar itu terdapat juga kegiatan perikanan tangkap di perairan umum lainnya, seperti sungai, cek-dam maupun embung. Perairan Umum Daratan (PUD) yang ada di Kabupaten Semarang meliputi 1 Rawapening seluas Ha, 88 sungai dengan luas ± Ha, 45 buah Embung dengan luas ± Ha dan lahan-lahan marginal seluas ± 20 Ha tersebar di sekitar Rawapening. Untuk bisa meningkatkan produktivitas sektor perikanan, maka tidak bisa lepas dari faktor pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, dimana pengoptimalan pengolahan hasil perikanan dapat memberikan nilai tambah pada produk perikanan sehingga dapat memiliki daya saing dan memperluas akses pasar baik lokal maupun regional bahkan internasional.berikut ini rincian kondisi umum urusan kelautan dan perikanan: 1. Kebijakan Program dan Kegiatan Pada Tahun 2014 Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang mendapat alokasi Anggaran Belanja Langsung urusan perikanan dan kelautan adalah sebesar Rp ,00, yang tercakup dalam program dan kegiatan sebagai berikut: a. Program Pengembangan Budidaya Perikanan dengan kegiatankegiatan: 1) Pengembangan bibit ikan unggul; 2) Pembinaan dan Pengembangan Perikanan; [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 375

393 3) Operasionalisasi Balai Benih Ikan (BBI); 4) Pembangunan Sarana Prasarana Perikanan Budidaya; 5) Monitoring, evaluasi dan pelaporan. b. Program Pengembangan Perikanan Tangkap dengan kegiatan-kegiatan: 1) Pendampingan pada Kelompok Nelayan Perikanan Tangkap; 2) Pengembangan Sarana dan Prasarana Perikanan Tangkap; 3) Pemberdayaan nelayan dan peningkatan pelestarian sumber daya ikan. c. Program Pengembangan Sistem Penyuluhan perikanan dengan kegiatan-kegiatan: 1) Pengembangan Kapasitas Tenaga Penyuluh Perikanan; 2) Pengembangan sarana dan prasarana penyuluhan perikanan. d. Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan, dengan kegiatan-kegiatan: 1) Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan; 2) Promosi atas hasil produksi perikanan; 3) Peningkatan Sarana dan Prasarana Hasil Perikanan. 2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Anggaran belanja langsung urusan kelautan dan perikanan Total sebesar Rp ,00. Realisasi anggaran belanja langsung urusan kelautan dan perikanan tahun 2014 adalah sebesar Rp ,00 atau 94,20% (Rincian realisasi Program dan Kegiatan terlampir). Capaian Indikator kinerja Urusan Perikanan dan Kelautan Tahun 2014 adalah sebagai berikut: Tabel Capaian Indikator Kinerja Kunci Urusan Perikanan No Uraian Satuan Capain Target Realisasi % 1 Produksi perikanan budidaya Ton ,27 96,22 2 Produksi perikanan tangkap Ton 1.244, , ,29 105,53 3 Konsumsi ikan Kg/kapita 16,37 18,33 18,95 103, Cakupan binaan kelompok nelayan Kelompok ,95 Kontribusi sub sektor Perikanan terhadap PDRB Rp. (Juta) , ,40*) ,35*) 106,44*) Sumber: Dinas Perikanan dan Peternakan, 2014 *) angka prediksi Bapeda dan BPS [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 376

394 Capaian indikator kinerja kunci Bidang Kelautan dan Perikanan, untuk produksi perikanan budidaya tercapai sebesar 96,22%, lebih rendah disbanding target, hal ini disebabkan karena permasalahan umum yang terjadi pada kelompok perikanan pada umumnya adalah keterbatasan sarana prasarana produksi, belum memiliki manajemen usaha yang baik, kualitas produk masih rendah, serta pengetahuan SDM masih rendah sehingga daya saing produk kurang. Selain itu persoalan utama pada perikanan budidaya adalah tingginya harga pakan ikan sehingga menurunkan keuntungan pembudidaya. Capaian produksi perikanan tangkap tercapai sebesar 105,53%. Hal ini sudah melebihi target karena pada tahun 2014 gencar dilaksanakan peningkatan daya dukung sumber daya ikan di Rawapening melalui penebaran benih di perairan umum termasuk di kawasan Rawapening. Konsumsi ikan tercapai sebesar 103,38%. Kondisi ini menunjukkan Kabupaten Semarang pada tahun 2014 sudah dapat memenuhi kebutuhan konsumsi ikan dari lokal. Cakupan binaan kelompok nelayan mencapai 78,95%. Hal ini belum memenuhi target dari yang ditetapkan, kondisi ini disebabkan beberapa kelompok nelayan tidak aktif melaksanakan kegiatan, meskipun pembinaan kepada kelompok nelayan dilaksanakan secara berkelanjutan. Dalam rangka mendukung pencapaian indikator kinerja kunci di atas, dilakukan program dan kegiatan pada urusan kelautan dan perikanan sebagai berikut: a. Program Pengembangan Budidaya Perikanan dengan kegiatan Pengembangan bibit ikan unggul, Pembinaan dan Pengembangan Perikanan, Operasionalisasi Balai Benih Ikan (BBI), Pembangunan Sarana Prasarana Perikanan Budidaya, Monitoring evaluasi dan pelaporan. Program Pengembangan Budidaya Perikanan yang dilaksanakan pada Tahun 2014 ini dalam rangka peningkatan kualitas benih ikan unggul, peningkatkan produksi benih ikan baik di UPR maupun BBI dan peningkatan produksi budidaya ikan. Kegiatan yang dilaksanakan pada program ini antara lain: 1) Peningkatan sarana dan prasaran pembenihan di Unit Pembenihan Rakyat (UPR) dengan memberikan bantuan peralatan pembenihan kepada 30 kelompok UPR. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 377

395 NO 2) Memberikan pembinaan dan pelatihan teknologi pembenihan di masyarakat dengan harapan dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas benih ikan masyarakat 3) Melakukan pembinaan dan pelatihan kepada pembudidaya ikan dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produk perikanan budidaya. 4) Peningkatan sarana dan prasaran pembenihan di Balai Benih Ikan untuk mendukung ketersediaan benih ikan di Kabupaten Semarang. MISI, URUSAN DAN INDIKATOR Tabel Perkembangan Produksi Perikanan SATUAN Capaian Tahun Target Realisasi % 1 Jumlah Produksi Benih UPR Ekor ,48 2 Jumlah Produksi Benih Ikan Hias (Ekor) ,84 3 Jumlah BBI (unit) ,00 4 Jumlah Produksi Benih BBI (Ekor) ,07 5 Produksi Ikan di Kolam Ton 2.378, ,43 99, Produksi Ikan di Karamba Apung Ton 216, ,41 135,88 Produksi Ikan di Karamba Tancap (ton) Ton 594, ,43 70,75 Sumber: Dinas Perikanan dan Peternakan, 2014 Produksi benih ikan baik di UPR maupun BBI terjadi peningkatan dan mencapai target yang ditentukan bahkan melebihi target yang ditentukan, karena untuk tahun 2014, banyak UPR (Unit Pembenihan Rakyat) yang bermunculan di masyarakat, seiring dengan banyaknya bantuan benih ke masyarakat. Jumlah BBI (Balai Benih Ikan) yang dikelola Dinas Peternakan dan Perikanan sampai dengan tahun 2014 berjumlah 2 unit yaitu BBI Siwarak dan BBI Kebowan. Produksi perikanan budidaya yang terdiri dari produksi ikan di kolam, karamba dan karamba tancap, tidak mencapai terget karena dalam operasional budidaya perikanan, banyak menemui kendala antara lain harga pakan ikan yang tinggi sehingga produksi perikanan tidak bisa optimal serta [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 378

396 karena terbatasnya SDM perikanan sehingga manajemen perikanan kurang baik dan banyak benih ikan yang mati. b. Program Pengembangan Perikanan Tangkap dengan kegiatan: Pendampingan pada Kelompok Nelayan, Pengembangan Sarana dan Prasarana Perikanan Tangkap, Pemberdayaan nelayan dan peningkatan pelestarian sumber daya ikan. Program Pengembangan Perikanan Tangkap dilaksanakan dalam rangka mendukung peningkatan produksi perikanan tangkap di Kabupaten Semarang. Pada program ini Dinas Peternakan dan Perikanan melakukan pembinaan pada nelayan di perairan umum Rawapening untuk melakukan penangkapan yang ramah lingkungan, selain pembinaan juga diberikan bantuan alat penangkapan yang ramah lingkungan. Selain itu juga dilakukan pengawasan perairan umum Rawapening oleh Pokmaswas dengan pemberian bantuan berupa 2 unit perahu Pokmaswas. Pada program ini juga dilakukan penebaran benih ikan nila di peraiaran umum dengan tujuan untuk menjaga dan meningkatkan kelestarian sumber daya ikan. Adapun rincian capaian kinerja penangkapan ikan di Rawa Pening dapat dilhat pada tabel di bawah ini: Tabel Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap NO 1 2 MISI, URUSAN DAN INDIKATOR Kelautan dan Perikanan SATUAN Capaian Tahun Target Realisasi % Produksi perikanan tangkap ton 1.244, , ,29 105,53 Cakupan binaan kelompok nelayan kelp ,95 Sumber: Dinas Perikanan dan Peternakan, 2014 Capaian produksi perikanan tangkap tercapai sebesar 105,53%. Hal ini sudah melebihi target karena pada tahun 2014 gencar dilaksanakan peningkatan daya dukung sumber daya ikan di Rawapening melalui penebaran benih di perairan umum termasuk di kawasan Rawapening. Cakupan binaan kelompok nelayan mencapai 78,95%. Hal ini belum memenuhi target dari yang ditetapkan, kondisi ini disebabkan beberapa [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 379

397 kelompok nelayan tidak aktif melaksanakan kegiatan, meskipun pembinaan kepada kelompok nelayan dilaksanakan secara berkelanjutan. c. Program Pengembangan Sistem Penyuluhan perikanan dengan kegiatan: Pengembangan Kapasitas Tenaga Penyuluh Perikanan dan Pengembangan sarana dan prasarana penyuluhan perikanan. Pada kegiatan ini dilaksanakan penyusunan programa penyuluh perikanan di 18 kecamatan dan 1 tingkat kabupaten, penilaian angka kredit penyuluh untuk 14 orang dan fasilitasi pertemuan kelompok sebanyak 216 kelompok. Melalui kegiatan ini pelayanan terhadap masyarakat yang berkaitan dengan penyuluhan dapat terlaksana di kelompok pembudidaya ikan dan nelayan penagkapan ikan. Kegiatan lain yang dilakukan pada program ini adalah pengembangan sarana dan prasarana penyuluhan perikanan dengan pengadaan laptop 18 unit, dan mebeler 15 unit. Selain itu direncanakan akan dilaksanakan rehab pos penyuluh perikanan di Desa Bejalen Kecamatan Ambarawa, namun belum bisa dilaksanakan karena status kepemilikan tanah masih milik masyarakat. Untuk selanjutnya akan dilakukan koordinasi guna kejelasan status tanah pos penyuluh perikanan. Dengan sarana dan prasarana penyuluhan perikanan tersebut diharapkan kegiatan pelayanan terhadap masyarakat bisa lebih baik. Berikut ini adalah jumlah kelas kelompok tani ikan yang di layani oleh penyuluh perikanan pada tahun No Tabel Perkembangan Kenaikan Kelas Kelompok Perikanan Urusan, Indikator, Kinerja 1 Kelas Kelompok Satuan Capaian thn 2013 Tahun 2014 Target Realisasi % Pemula klp ,16 Lanjut klp Madya klp ,22 Utama klp Jumlah klp Sumber: Dinas Perikanan dan Peternakan, 2014 Tahun 2014 ini penilaian kelas kelompok sudah menggunakan parameter penilaian yang baru sesuai pedoman pembinaan kelompok tani yaitu Permentan No. 82/Permentan/OT.140/8/2014 tentang Pedoman [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 380

398 Pembinaan Kelompok Tani dan Gapoktan. Selain itu karena adanya perubahan indikator penilaian kelas kelompok di bidang pertanian sesuai Peraturan Kepala Badan Penyuluhan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Nomor 168/Per/SM.170/J/11/11 Tahun 2011 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok Tani sehingga penerapan penilaian kelas kelompok perlu penyesuaian baik secara administratif maupun kemampuan kelompok. Pada penilaian kelas kelompok dengan parameter baru ini untuk kelompok perikanan terdapat perubahan kelas, yang semula terdapat 4 (empat) kelas kelompok yaitu pemula, lanjut, madya dan utama, dengan parameter baru hanya terdapat 3 (tiga) kelas kelompok yaitu pemula, madya dan utama. Perkembanngan kelas kelompok pemula, mencapai 197,16% karena pada tahun 2014 banyak bermunculan kelompok-kelompok baru, seiring dengan banyaknya bantuan benih ikan ke masyarakat dalam rangka pengembangan UPR (Unit Pembenihan Rakyat). Kelas kelompok madya melebihi target yaitu 172,22%, karena berdasarkan penilaian kelas kelompok dengan parameter baru, dimana terdapat perubahan kelas kelompok, kelas kelompok lanjut cenderung berubah menjadi kelas kelompok madya. Kelas kelompok utama, tidak tercapai target karena tidak ada kelompok yang memenuhi persyaratan parameter yang ditentukan untuk penilaian kelas kelompok ini. d. Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan, dengan kegiatan: Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan, Promosi atas hasil produksi perikanan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Hasil Perikanan. Pada Program ini tahun 2014 melakukan kegiatan pembinaan pada 23 kelompok pengolah dan pemasaran hasil perikanan, melaksanakan lomba masak ikan 2 kali yaitu di Pasar Ikan Higienis (PIH) Langensari dan Soropadan Temanggung. Selain itu Dinas Peternakan dan Perikanan juga mengikuti kegiatan promosi melalui beberapa pameran antara lain mengikuti Pekan Kreasi Nusantara 2014, pameran yang diadakan oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 381

399 Provinsi Jawa Tengah dan pameran di Pasar Ikan Higienis di PIH Langensari untuk memperkenalkan produk-produk perikanan baik ikan hias maupun hasil olahan perikanan. Selain itu untuk menunjang peningkatan konsumsi protein hewani ikan, telah dilakukan Gerakan Makan Ikan (Gemarikan) yang sasarannya adalah anak-anak sekolah, dimana anak-anak sekolah sangat membutuhkan asupan protein hewani ikan untuk perkembangan otaknya. Di samping usaha pengolahan hasil perikanan, pemasaran produk juga mendapat perhatian dengan memfasilitasi kelompok berupa peralatan pemasaran dan sarana prasrana lainnya di samping pembinaan secara berkelanjutan. Jangkauan pemasaran perikanan antara lain di Boyolali, Semarang, dan Magelang. Untuk menunjang kegiatan pemasaran hasil perikanan telah dilakukan beberapa kegiatan antara lain rehab tempat pemasaran ikan olahan 1 paket yang berlokasi di Pasar Ikan Higienis (PIH) Langensari, pembangunan tempat penampungan ikan hidup 1 paket yang berlokasi di Pasar Ikan Higienis (PIH) Langensari, penyediaan peralatan pemasaran sederhana 1 paket yang ditempatkan di kios pemasaran ikan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang, penyediaan peralatan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan sebanyak masing-masing 15 paket yang dialokasikan kepada 15 kelompok pengolah hasil perikanan dan 15 kelompok pemasaran hasil perikanan. Dengan kegiatan dan pengadaan sarana prasarana tersebut diharapkan produk olahan perikanan dapat meningkat baik kualitas maupun kuantitasnya serta dapat memiliki daya saing dan memperluas akses pasar. Prestasi bidang perikanan yang sudah diperoleh selama tahun 2014 adalah: Juara III Lomba Masak Ikan Tingkat Provinsi Jawa Tengah di Soropadan, yang diwakili oleh Poklahsar Sido Makmur Kecamatan Banyubiru. 3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan: 1) Permasalahan yang terjadi pada kelompok perikanan pada umumnya adalah keterbatasan sarana prasarana produksi, belum memiliki [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 382

400 manajemen usaha yang baik, kualitas produk masih rendah, serta pengetahun SDM masih rendah sehingga daya saing produk kurang. 2) Persoalan utama pada perikanan budidaya adalah tingginya harga pakan ikan sehingga menurunkan keuntungan pembudidaya. 3) Perubahan suhu ekstrem antara siang-malam hari sering menimbulkan kematian pada benih ikan. 4) Penurunan sumberdaya ikan di Rawapening. 5) Kurangnya fasilitasi permodalan dari perbankan untuk sektor usaha perikanan. 6) Pasar yang masih mengandalkan konsumen lokal, belum mampu bersaing ditingkat antar wilayah. b. Solusi 1) Untuk mengatasi hal ini, setiap tahunnya dilaksanakan peningkatan sarana dan prasarana usaha perikanan baik budidaya, tangkap dan pengolahan agar dapat memacu peningkatan produksi dan usaha perikanan. Selain itu juga dilaksanakan pembinaan kelompok secara terpadu dan berkelanjutan untuk meningkatkan pengetahuan SDM kelompok untuk meningkatkan kualitas produk. 2) Harga pakan ikan selalu mengikuti harga bahan baku yaitu yang utama tepung ikan yang setiap tahun harganya selalu meningkat. Untuk mengurangi ketergantungan pakan ikan pabrikan, dilaksanakan pembinaan dan pelatihan pembuatan pakan, serta penggunaan pakan pengganti untuk meminimalisir biaya pakan. 3) Perubahan suhu ekstrem siang-malam hari tidak dapat dihindari, namun kita dapat mengantisipasi dengan pengendalian suhu kolam melalui penutupan kolam, pemberian lampu sebagai penghangat dan lainnya. 4) Rawapening memiliki peranan utama pada perikanan tangkap Kabupaten Semarang karena produksi penangkapan ikan sebagian besar adalah hasil tangkapan dari Rawapening. Setiap tahun dilaksanakan penangkapan ikan oleh sekitar an orang nelayan sehingga jumlah populasi ikan setiap tahunnya terus menurun. Usaha yang telah dilaksanakan adalah kegiatan restocking ikan yaitu penebaran benih ikan di perairan umum serta [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 383

401 pembinaan kepada kelompok nelayan agar membuat kesepakatan pada bulan tertentu tidak melaksanakan aktivitas penangkapan. Namun hal itu sulit tercapai karena belum ada kesadaran dari seluruh nelayan Rawapening tentang pentingnya menjaga kelestarian sumberdaya ikan di Rawapening. 5) Sektor usaha perikanan saat ini masih dipandang pihak perbankan sebagai usaha dengan resiko tinggi namun potensi keuntungannya sedikit, sehingga banyak perbankan melihat usaha perikanan tidak layak untuk diberikan kredit usaha. Dilakukan pendekatan kepada pihak perbankan khususnya bank daerah dan BUMN (Bank Jateng dan BRI) agar memfasilitasi kredit usaha perikanan melalui program KUR dan KKPE. 6) Untuk dapat menembus pasar yang lebih besar dan supaya dapat bersaing dengan produk dari wilayah lain, telah diupayakan peningkatan kualitas dan produktivitas ikan dengan peremajaan induk berupa pemberian bantuan calon induk ikan bersertifikat kepada masyarakat untuk menjaga kualitas benih yang dihasilkan dan melaksanakan intensifikasi budidaya perikanan yang berkelanjutan dengan menerapkan Cara Pembenihan Ikan Yang Baik (CPIB). Selain itu dilaksanakan kegiatan promosi produk-produk perikanan Kabupaten Semarang kepada masyarakat luas. Diharapkan melalui promosi tersebut produk perikanan Kabupaten Semarang semakin dikenal luas dan terbuka peluang pasar yang lebih luas. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 384

402 F. Urusan Perdagangan Perdagangan sebagai salah satu kekuatan pendorong pembangunan ekonomi daerah diharapkan dapat berperan dalam pengembangan iklim usaha yang kompetitif. Tujuannya adalah untuk membangun perilaku bisnis yang sehat, meningkatkan kemampuan dan profesionalisme pelaku usaha. Iklim usaha yang sehat akan meningkatkan efisiensi alokasi dan penggunaan sumberdaya ekonomi di dalam negeri, sehingga dunia usaha akan mempunyai daya saing yang tinggi terutama dalam menghadapi pasar global. Capaian target indikator sasaran Urusan Perdagangan tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menunjukkan keberhasilan pembangunan melalui pelaksanaan program-program dan kegiatan. 1. Program dan Kegiatan Dilaksanakan oleh 2 (dua) SKPD yaitu Dinas Koperasi UMKM, Perindustrian dan Perdagangan dan Sekretariat Daerah Bagian Perekonomian, Adapun Program dan Kegiatan sebagai berikut: a. Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Arah tujuan pembangunan sektor perdagangan adalah sebagai berikut: 1) Meningkatkan kesadaran masyarakat dan pelaku usaha dalam rangka perlindungan konsumen; Sasaran yang hendak dicapai dari tujuan ini yaitu: a) Menurunkan pelanggaran perlindungan konsumen; b) Meningkatkan tertib ukur, takar dan timbang; c) Menjaga ketersediaan stock barang. Untuk mencapai sasaran diatas, dilaksanakan Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan dengan kegiatankegiatan: a) Peningkatan Pengawasan Peredaran Barang dan Jasa; b) Operasionalisasi dan Pengembangan UPT Kemetrologian Daerah. 2) Terwujudnya kelembagaan yang mampu menekan hambatan berusaha dan persaingan usaha yang tidak sehat Sasaran yang hendak dicapai dari tujuan ini adalah: a) Meningkatnya penguasaan informasi dan akses pasar. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 385

403 Program yang akan dilaksanakan dalam rangka mencapai sasaran tersebut adalah: (1) Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor melalui Kegiatan Pengembangan Database Informasi Potensi Unggulan Daerah. (2) Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri melalui kegiatan Peningkatan Sistem Informasi Jaringan Perdagangan. b) Meningkatnya kepastian hukum usaha. Program yang akan dilaksanakan dalam rangka mencapai sasaran tersebut adalah Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Negeri melalui kegiatan-kegiatan: (1) Penyempurnaan Perangkat Peraturan Kebijakan dan Pelaksanaan Operasional; (2) Fasilitasi Kemudahan Perijinan Pengembangan Usaha. 3) Meningkatkan daya saing pasar tradisional; Sasaran yang hendak dicapai dari tujuan di atas adalah: a) Pembangunan dan rehab sarana dan prasarana pasar; b) Meningkatkan kebersihan, ketertiban dan retribusi pasar. Program yang akan dilaksanakan dalam rangka mencapai sasaran tersebut adalah: a) Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan, melalui kegiatan-kegiatan: (1) Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Pasar; (2) Pengelolaan dan Penyediaan Sarana Prasarana Pasar. b) Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri, melalui kegiatan-kegiatan: (1) Pengembangan Sumber Daya Pasar Tradisional; (2) Pengembangan Sarana dan Prasarana Distribusi. 4) Meningkatkan daya saing pedagang kaki lima; Sasaran yang hendak dicapai dari tujuan tersebut adalah: a) Meningkatnya sumberdaya manusia pedagang kaki lima; [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 386

404 b) Meningkatnya sarana dan prasarana pedagang kaki lima; c) Meningkatnya ketertiban dan kebersihan pedagang kaki lima. Dalam rangka pencapaian sasaran diatas, dilaksanakan Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan dengan kegiatan sebagai berikut: a) Kegiatan Pembinaan Organisasi Pedagang Kaki Lima dan Asongan; b) Kegiatan Penataan Tempat Berusaha bagi Pedagang Kaki Lima dan Asongan; c) Kegiatan Fasilitasi Modal Usaha Bagi Pedagang Kaki Lima dan Asongan. 5) Mendorong kesadaran penggunaan produk lokal; Sasaran yang hendak dicapai dari tujuan ini yaitu: a) Meningkatkan promosi produk lokal; b) Meningkatkan pemasaran hasil produk sentra UKM. Dalam rangka pencapaian sasaran diatas, dilaksanakan Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a) Pengembangan Pasar Lelang Daerah; b) Sosialisasi Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri. b. Sekretariat Daerah Bagian Perekonomian dengan Program Perlindungan Konsumen dan Pengaman Perdagangan, dengan kegiatankegiatan: 1) Peningkatan Pengawasan Peredaran Barang Dan Jasa; 2) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan. 2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Program dan kegiatan Urusan Perdagangan dilaksanakan dengan Anggaran Belanja Langsung urusan Total sebesar Rp ,00 dan terealisasi sebesar Rp ,00 atau 98,69%. (Rincian realisasi Program dan Kegiatan terlampir). [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 387

405 Urusan Pilihan Perdagangan pada Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan dikelola 2 Bidang, yaitu Bidang Perdagangan dan Bidang Pasar & PKL. Pada urusan ini terdapat 4 Program yang memuat 15 kegiatan dengan jumlah anggaran sebesar Rp ,00 pada akhir tahun anggaran dana tersebut terealisasi Rp ,00 atau 98,69% terdapat sisa anggaran Rp ,00 atau 1,31%, dengan perincian sebagai berikut: Capaian Indikator kinerja Urusan Perdagangan Tahun 2014 adalah sebagai berikut: Tabel Capaian Indikator Kinerja Urusan Perdagangan Tahun 2014 No 1 2 Uraian Ekspor bersih perdagangan Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal Satu an US $ 000 Capaian 2013 Tahun 2014 Target Realisasi % , , ,94 101,31 % ,00 207,68 Sumber: Dinas Koperasi, UMKMdan Perindustrian dan Perdagangan, ) Ekspor Impor Kegiatan ekspor-impor di Kabupaten Semarang didominasi tekstil dan produk turunannya; yaitu konveksi dan garmen. Pada tahun 2014, ekspor bersih di Kabupaten Semarang menunjukkan adanya kenaikan sebesar 132,76% dari USD ,72 di Tahun 2013 menjadi USD ,94. Beberapa faktor pendukung kenaikan ekspor bersih tahun 2014 antara lain: a) Bertambahnya kuantitas permintaan produk ekspor (khususnya garmen); b) Adanya iklim usaha yang kondusif; c) Meningkatnya jaringan usaha; d) Fluktuasi nilai tukar USD terhadap Rupiah dan; e) Regulasi yang dinamis. Beberapa negara tujuan ekspor diantaranya adalah Amerika Serikat, Uni Eropa, Afrika selatan, Korea Selatan, Jerman, Uni Emirat Arab, Thailand, Vietnam, Philippina, Jepang, Italia dan Tiongkok. Negara-negara asal impor [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 388

406 diantaranya adalah India, Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, Amerika Serikat, Jerman dan Australia. Impor pada Tahun 2014 sebesar USD ,90 mengalami penurunan sebesar 47,47% dibanding impor Tahun 2013 sebesar USD ,20. Penurunan ini disebabkan antara lain karena rupiah yang mengalami depresiasi, dan kebutuhan akan barang impor khususnya mesin dan peralatan produksi cenderung stagnan dengan alasan mesin dan peralatan produksi yang sudah ada masih layak dan laik operasional. Ekspor pada Tahun 2014 sebesar USD ,85 turun sebesar 99,69% dibanding ekspor Tahun 2013 sebesar USD ,62. Penurunan nilai ekspor ini dipengaruhi oleh terjadinya pelemahan kondisi perekonomian di 3 (tiga) negara tujuan ekspor terbesar yaitu Amerika, Tiongkok dan Jepang. 2) Cakupan Bina Kelompok Pedagang/Usaha Informal Dalam Rencana Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun , Pembinaan Kelompok Pedagang/Usaha Informal difokuskan pada pembinaan kelompok Pedagang Kaki Lima. Hal ini mengingat besarnya kontribusi sektor informal PKL dalam mendukung penyediaan lapangan pekerjaan secara mandiri. Pembinaan PKL diharapkan akan dapat mendukung program pengentasan kemiskinan di Kabupaten Semarang. Pembinaan kelompok PKL dilaksanakan melalui Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan dengan kegiatan: a) Pembinaan Organisasi Pedagang Kaki lima dan Asongan; b) Fasilitasi modal Usaha bagi PKL. No Tabel Sebaran Bina Kelompok Pedagang/Usaha Informal Tahun Kecamatan s/d Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 s/d Tahun Ungaran Barat Ungaran Timur Pringapus [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 389

407 4 Bergas Bawen Ambarawa Jambu Bandungan Sumowono Tuntang Pabelan Banyubiru Suruh Tengaran Getasan Susukan Bringin Kaliwungu Bancak TOTAL Sumber: Dinas Koperasi, UMKM, Perindag tahun 2014 Pada Tahun 2014 capaian cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal ini ditargetkan mencapai 77,04 % secara akumulatif dari Tahun 2011 atau sebanyak 386 orang.ternyata realisasi pembinaan mencapai 171% atau sebesar 855 orang (secara akumulatif mulai Tahun 2011) dari target sebanyak 500 orang yang dicanangkan dalam RPJMD. Mengingat berbagai permasalahan yang dihadapi PKL dalam melakukan kegiatan usahanya, maka materi utama pembinaan lebih banyak diarahkan pada keteraturan tempat berusaha, K3, dan fasilitasi akses dalam memperoleh permodalan. 3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan Permasalahan yang masih terjadi terkait urusan Perdagangan yaitu: 1) Adanya keterbatasan sumber daya manusia dan sarana prasarana; 2) Kurangnya pedagang memahami dan mentaati peraturan daerah maupun peraturan bupati tentang Pedoman Penataan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern dan Peraturan Bupati tentang Usaha Pedagang Kaki Lima; 3) Kurangnya kesadaran masyarakat terutama pelaku usahaakan pentingnya perlindungan terhadap konsumen; [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 390

408 4) Kurangnya pengetahuan masyarakat akan standar produk yang memenuhi ketentuan perlindungan konsumen dan masih banyaknya peredaran barang yang belum memenuhi standar yang telah ditentukan; 5) Kurangnya kesadaran akan pentingnya legalitas usaha; 6) Kurangnya jaringan pemasaran produk local dan kecintaan terhadap produk dalam negeri; 7) Tidak terjaganya kebersihan, ketertiban dan keamanan di kawasan usaha PKL; 8) Kurangnya kemampuan permodalan pedagang kaki limasehingga sulit mengembangkan usaha. b. Solusi Solusi atas permasalahan dalam pelaksanaan program dan kegiatan yang terjadi pada sektor perdagangan: 1) Optimalisasi SDM dan pemanfaatan sarana prasarana yang ada; 2) Mengadakan sosialisasi dan pemahaman tentang pelaksanaan peraturan daerah maupun peraturan bupati secara periodic dan terus menerus, supaya pedagang mentaati peraturan bupati tentang Pedoman Penataan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern dan Peraturan Bupati tentang Tempat Usaha Pedagang Kaki Lima; 3) Melaksanakan monitoring dan pengawasan terhadap peredaran barangsecara berkelanjutan; 4) Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya legalitas usaha melalui pembinaan dan sosialisasi peraturan perijinan usaha; 5) Meningkatkan promosi penggunaan produk local melalui pameran; 6) Pembinaan K3 bagi PKL secara berkelanjutan; 7) Memfasilitasi akses permodalan bagi PKL dengan lembaga keuangan. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 391

409 G. Urusan Perindustrian Pelaksanaan urusan Perindustrian diarahkan untuk meningkatkan peran Industri Kecil dan Menengah (IKM) dalam struktur industri. Adapun sasaran kebijakan adalah meningkatkan jumlah klaster-klaster industri. Pembangunan industri di Kabupaten Semarang memacu pembangunan sektor sektor lainnya seperti sektor pertanian dan sektor jasa. Pertumbuhan industri yang pesat merangsang sektor pertanian untuk menyediakan bahan baku bagi industri. Di sisi lain, sektor jasa yang turut berkembang antara lain adalah lembaga keuangan, lembaga pemasaran/periklanan, lembaga pelatihan ketrampilan dan rumah makan. Hal tersebut juga berdampak pada meluasnya kesempatan kerja yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan dan permintaan masyarakat (daya beli) sebagai ukuran tumbuhnya perekonomian. 1. Program dan Kegiatan Urusan Perindustrian Tahun 2014 dilaksanakan oleh 2 (Dua) SKPD yaitu Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan dan Sekretariat Daerah Bagian Perekonomian. Untuk mewujudkan target yang direncanakan, maka program dan kegiatan adalah sebagai berikut: a. Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Arah tujuan pembangunan sektor perindustrian yang hendak dicapai pada tahun 2014 adalah: 1) Membangun industri kreatif yang berbasis pada sumber daya lokal dan berdaya saing tinggi Sasaran yang hendak dicapai dari tujuan tersebut adalah: a) Meningkatkan pertumbuhan jenis industri; b) Meningkatkan pemasaranhasil produk sentra UKM. Untuk mencapai sasaran di atas dilaksanakan melalui program dan kegiatan sebagai berikut: a) Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (1) Kegiatan Fasilitasi bagi IKM terhadap Pemanfaatan Sumberdaya; (2) Kegiatan Pembinaan IKM dalam Memperkuat Jaringan Klaster Industri. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 392

410 b) Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri, dengan kegiatan Perluasan Penerapan Standar Produk Industri Manufaktur. 2) Meningkatkan peran IKM dalam struktur industri. Sasaran dari tujuan di atas yaitu meningkatkan jumlah klaster-klaster industri, yang hendak dicapai melalui program dan kegiatan sebagai berikut: a) Program Penataan Struktur Industri, dengankegiatan Penyediaan sarana maupun prasarana klaster industri; b) Program Pengembangan Sentra Sentra Industri Potensial, dengan Kegiatan Penyediaan Sarana Informasi Yang Dapat Diakses Masyarakat. b. Sekretariat Daerah Bagian Perekonomian, Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah dengan kegiatan-kegiatan: 1) Fasilitasi Kerjasama Kemitraan Mikro, Kecil dan Menengah dengan Swasta 2) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan 2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Program dan kegiatan Urusan Perindustrian dilaksanakan dengan Anggaran Belanja Langsung urusan Total sebesar Rp ,00 dan terealisasi sebesar Rp ,00 atau 88,75%. (Rincian realisasi Program dan Kegiatan terlampir). Urusan terakhir yang ditangani Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan adalah Urusan Pilihan Perindustrian. Pada urusan ini terdapat 4 Program yang memuat 7 kegiatan dengan jumlah alokasi anggaran sebesar Rp ,00. Dalam realisasinya anggaran tersebut terserap sebesar Rp ,00 atau 97,54% sehingga terdapat sisa anggaran sebesar Rp ,00 atau 2,46%. Urusan Perindustrian yang dilaksanakan oleh Sekretariat Daerah Bagian Perekonomian pada tahun 2014 hanya pada 1 program dan 2 kegiatan. Dari target anggaran sebesar Rp ,00 dapat terealisasikan sebesar Rp ,00 atau 95,20%. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 393

411 Capaian Indikator kinerja Urusan Perindustrian Tahun 2014 adalah sebagai berikut: No Uraian Tabel Capaian Indikator Kinerja Urusan Perindustrian Tahun Satuan Capaian 2013 Tahun 2014 Target Realisasi % 1 Kontribusi sektor industri terhadap PDRB *) Rp (juta) , , ,09*) 114,21 2 Pertumbuhan industri % 2,30 7,90 1,74 21,65 3 Cakupan bina kelompok pengrajin % 78,60 52,50 64,08 122,06 Sumber: Dinas Koperasi UMKM dan Perindag 2014 *) Angka Prediksi Bappeda dan BPS a. Kontribusi Sektor Industri Terhadap PDRB Kontribusi sektor industri terhadap PDRB tahun 2014 berdasarkan angka sementara dari BPS sebesar Rp ,81 melebihi target tahun 2013 sebesar Rp ,00. Kontribusi sektor industri terhadap PDRB tahun 2013 Kenaikan PDRB ini, menunjukan adanya pertumbuhan ekonomi dari sektor industri, yang diharapkan dapat berdampak kepada peningkatan perekonomian dan daya beli masyarakat. b. Pertumbuhan Industri Pertumbuhan industri diukur dari penerbitan Tanda Daftar Industri (TDI) dan Ijin Usaha Industri melalui Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu dan pada tahun 2014 hanya diterbitkan sebanyak 27 buah TDI baru dan 3 buah IUI baru, sehingga pertumbuhan industri di Kabupaten Semarang Tahun 2014 hanya mencapai 21,65%dari target yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 7,9%. Kurangnya pencapaian target pertumbuhan industritahun 2014 ini disebabkan adanya salah satu persyaratan TDI yang harus melampirkan IMB, HO, SPPL, dan UKL/UPL, sehingga banyak pengusaha Industri Kecil merasa keberatan mengurus TDI. Padahal sesuai dengan Perda No. 4 Tahun 2004 dan Peraturan Menteri Perindustrian No.41/M-IND/PER/6/2008 Tahun 2008, hal ini tidak dipersyaratkan. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 394

412 c. Cakupan Bina Kelompok Pengrajin Pada tahun 2014 ditargetkan pembinaan pengrajin sebanyak 52,5% atau 7 kelompok komoditas industri kecil menengah dari 14 kelompok yang ada. Realisasi jumlah kelompok pengrajin yang terbina adalah sebesar 9 kelompok komoditas pengrajinatau 64,08% dari target yang ditetapkan. Pencapaian ini dikarenakan adanya masukan yang cukup memadai yaitu sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan cukup handaldalam menjalankan tugas pokok fungsi urusan perindustrian. 3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan Permasalahan yang masih terjadi terkait urusan Perindustrian yaitu: 1) Keterbatasan peralatan dan sarana penunjang praktek pelatihan; 2) Keterbatasan kemampuan dan pengetahuan pelaku usaha dalam pengembangan dan diversifikasi produk; 3) Masih banyak pelaku usaha yang belum dapat berpola pikir sebagai wirausaha yang baik; 4) Banyaknya persyaratan yang harus dipenuhi (IMB, HO,SPPL,dan UKL/UPL) untuk mendapatkan Tanda Daftar Industri/Ijin Usaha Industri sehingga menghambat pertumbuhan industri formal. b. Solusi Solusi atas permasalahan yang telah dilakukan antara lain: 1) Optimalisasi peralatan yang ada serta diversifikasi peralatan tepat guna; 2) Menyusun skala prioritas dalam pembinaan dan pelatihan sesuai dengan potensi yang ada; 3) Mengadakan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan pengembangan diversifikasi produk dan pengembangan kewirausahaan; 4) Peningkatan sosialisasi, pelayanan dan penyederhanaan proses penerbitan IUI/TDI kepada masyarakat /pelaku usaha industri. [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 395

413 H. Urusan Transmigrasi Kebijakan program pembangunan ketransmigrasian merupakan bagian dari pada kebijakan program pembangunan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Semarang yang secara umum diarahkan pada pembangunan kuantitas dan kualitas penempatan tenaga kerja dan transmigrasi serta dalam rangka mempercepat pengentasan masalah kemiskinan dan pengangguran serta upaya untuk mempercepat pembangunan ekonomi daerah. Salah satu upaya pengentasan kemiskinan di Kabupaten Semarang dilakukan melalui Program Transmigrasi. Peminat mengikuti transmigrasi di Kabupaten Semarang masih besar, hal ini dikarenakan semakin sempitnya kesempatan kerja dan menurunnya lahan garapan produktif di pedesaan karena terjadinya alih fungsi. Dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat tentang program transmigrasi dilaksanakan penyuluhan dan pembinaan ke desa-desa di wilayah Kabupaten Semarang. dengan harapkan animo masyarakat untuk mengikuti program transmigrasi yang cukup besar dilandasi oleh pemahaman yang benar dan kesiapan skill yang memadai. 1. Program dan Kegiatan Penyelenggaraan urusan transmigrasi tahun 2014 dilaksanakan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi melalui: a. Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi, dengan kegiatankegiatan berupa: 1) Peningkatan kerjasama antar wilayah, antar pelaku dan antar urusan dalam rangka pengembangan kawasan transmigrasi; 2) Pengerahan dan fasilitasi perpindahan serta penempatan transmigrasi untuk memenuhi kebutuhan SDM. b. Program Transmigrasi Lokal, dengan kegiatan-kegiatan berupa: 1) Penyuluhan Transmigrasi Lokal; 2) Pelatihan Transmigrasi Lokal. 2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Program dan kegiatan Urusan Transmigrasi Tahun 2014 dilaksanakan dengan anggaran belanja langsung Total sebesar Rp ,00 dan dalam [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 396

414 pelaksanaannya terserap Rp ,00 atau 96,53%. (Rincian realisasi program dan kegiatan terlampir). Capaian realisasi program dan kegiatan Urusan Ketenagakerjaan disajikan dalam tabel, berikut: Tabel Capaian Urusan Transmigrasi Tahun 2013 dan Tahun 2014 No. Uraian Satuan 1 2 Capaian 2013 Tahun 2014 Target Realisasi % Transmigrasi Swakarsa % - 38, Transmigrasi Umum KK 35,00 30,00 6,00 20,00 Sumber: Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi,Tahun 2014 Pada Tahun 2014 transmigrasi umum ditargetkan 30 KK namun yang diberangkatkan hanya 6 KK untuk 2 provinsi 3 Kabupaten dibanding tahun 2013 ada penurunan secara signifikan hal ini disebabkan karena kewenangan penetapan kuota ada di Pemerintah Pusat. Perbandingan animo dan jumlah pendaftar transmigrasi Kabupaten Semarang disajikan dalam gambar grafik berikut ini. Grafik 4.15 Jumlah Animo dan Pendaftar Calon Transmigrasi animo pendaftar Sumber: Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi,Tahun 2014 [ LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 ] 397

DHARMOTTAMA SATYA PRAJA LAPORAN KETERANGAN AKHIR MASA JABATAN BUPATI SEMARANG TAHUN

DHARMOTTAMA SATYA PRAJA LAPORAN KETERANGAN AKHIR MASA JABATAN BUPATI SEMARANG TAHUN DHARMOTTAMA SATYA PRAJA LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN AKHIR MASA JABATAN BUPATI SEMARANG TAHUN 2010-2015 PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... (i) (ii) (vii) PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... (i) (ii) (viii) PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... (i) (ii) (viii) PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG. KEPUTUSAN BUPATI SEMARANG Nomor : 050 / 0330 / 2011 TENTANG

BUPATI SEMARANG. KEPUTUSAN BUPATI SEMARANG Nomor : 050 / 0330 / 2011 TENTANG BUPATI SEMARANG KEPUTUSAN BUPATI SEMARANG Nomor : 050 / 0330 / 2011 TENTANG PENGESAHAN RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010 2015 BUPATI SEMARANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR : 34 TAHUN 2014

PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR : 34 TAHUN 2014 PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR : 34 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Kabupaten Semarang Kabupaten Semarang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I. DASAR HUKUM. A. Dasar Hukum Pembentukan Kabupaten Semarang

BAB I PENDAHULUAN I. DASAR HUKUM. A. Dasar Hukum Pembentukan Kabupaten Semarang BAB I PENDAHULUAN I. DASAR HUKUM A. Dasar Hukum Pembentukan Kabupaten Semarang Kabupaten Semarang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Lombok Utara tentang

Lebih terperinci

4. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Re

4. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Re DHARMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii x xi BAB I PENDAHULUAN... I - 1 A. Dasar Hukum... I - 1 B. Gambaran Umum Daerah... I - 4 1. Kondisi Geografis Daerah...

Lebih terperinci

LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN BUPATI SEMARANG TAHUN 2011

LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN BUPATI SEMARANG TAHUN 2011 LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN BUPATI SEMARANG TAHUN 2011 PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG 2012 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 Diperbanyak oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

BUPATI LAMANDAU, Ir. MARUKAN

BUPATI LAMANDAU, Ir. MARUKAN KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Lamandau tentang Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2013 dapat

Lebih terperinci

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman Akhir Masa Jabatan Tahun DAFTAR TABEL

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman Akhir Masa Jabatan Tahun DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Sleman... 2 Tabel 1.2. Ketinggian Wilayah Kabupaten Sleman... 3 Tabel 1.3. Jumlah Penduduk Kabupaten Sleman Menurut Jenis Kelamin, Kepadatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR HAL i iv vi vii BAB I PENDAHULUAN I - 1 1.1 DASAR HUKUM I - 4 1.2 GAMBARAN UMUM DAERAH I - 3 1. Kondisi Geografis Daerah I - 5 2. Batas Administrasi

Lebih terperinci

D A F T A R I S I Halaman

D A F T A R I S I Halaman D A F T A R I S I Halaman B A B I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-2 1.3 Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya I-3 1.4 Sistematika Penulisan I-7 1.5 Maksud

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1

DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1 DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. LATAR BELAKANG... I-1 1.2. DASAR HUKUM... I-1 1.3. GAMBARAN UMUM JAWA BARAT... I-4 1.3.1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN...I.

BAB I PENDAHULUAN...I. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GRAFIK... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... I. 1 1.1 Latar Belakang... I. 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I. 9 1.3 Hubungan RKPD dan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN 2010 2015 PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN D A F T A R I S I DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL.... ix DAFTAR GAMBAR.... xi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG... I 1 B. DASAR HUKUM... I 1 C. GAMBARAN UMUM DAERAH...

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 DAFTAR TABEL Taks Halaman Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 Tabel 2.2 Posisi dan Tinggi Wilayah Diatas Permukaan Laut (DPL) Menurut Kecamatan di Kabupaten Mamasa... 26 Tabel

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KEPADA PEMERINTAH, LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DAERAH KEPADA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR Urusan Pemerintahan 1 - URUSAN WAJIB 1.20 - Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, 1.20.05 - BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR 15.090.246.60 5.844.854.40

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KEPADA PEMERINTAH, LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DAERAH KEPADA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KEPADA PEMERINTAH, LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DAERAH KEPADA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 PEMERINTAH KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Pagar Alam Tahun 2018 disusun dengan mengacu

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

BUPATI GROBOGAN PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA BUPATI GROBOGAN PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG DHARMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KEPADA PEMERINTAH, LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DAERAH KEPADA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan Pasal

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA PRIORITAS PLAFON ANGGARAN SEMENTARA PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA PRIORITAS PLAFON ANGGARAN SEMENTARA PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA PRIORITAS PLAFON ANGGARAN SEMENTARA PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA TAHUN 2015 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN... TENTANG

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN... TENTANG RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN... TENTANG LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KEPADA PEMERINTAH, LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DAERAH KEPADA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Kabupaten Rembang Tahun II-1. Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun II-12. Kelamin Kabupaten Rembang Tahun

DAFTAR TABEL. Kabupaten Rembang Tahun II-1. Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun II-12. Kelamin Kabupaten Rembang Tahun DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Wilayah Administratif Menurut Kecamatan/Desa di Kabupaten Rembang Tahun 2015... II-1 Tabel 2.2. Jumlah dan Rasio Jenis Kelamin Penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I. Bogor. Kota. Laporan. Pemerintah. daerah mengerahkann. Karena. tata kelola. banyak kelebihbaikan. pemerintahan. masyarakat. yang.

BAB I. Bogor. Kota. Laporan. Pemerintah. daerah mengerahkann. Karena. tata kelola. banyak kelebihbaikan. pemerintahan. masyarakat. yang. BAB I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme telah secara tegas mengamanatkan tata kelola

Lebih terperinci

BUPATI PANGANDARAN PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI KECAMATAN

BUPATI PANGANDARAN PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI KECAMATAN BUPATI PANGANDARAN PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANGANDARAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 821 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN SERANG DITERBITKAN OLEH BAGIAN ORGANISASI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010-2015 DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.... DAFTAR GAMBAR....

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT SALINAN GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA

Lebih terperinci

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN Lampiran IIa Peraturan Daerah Nomor : 8 TAHUN 2016 Tanggal : 30 December 2016 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN TAHUN ANGGARAN 2017 KODE TIDAK

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016 BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan amanat Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor: XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan

Lebih terperinci

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-nya kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI LANDAK, : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA 1 1 PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN LINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LINGGA

Lebih terperinci

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH, SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAN STAF AHLI BUPATI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG 1 BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2009 DAFTAR TABEL

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2009 DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Sleman... 2 Tabel 1.2. Ketinggian Wilayah Kabupaten Sleman... 3 Tabel 1.3. Jumlah Penduduk Kabupaten Sleman Menurut Jenis Kelamin, Kpadatan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

A. Gambaran Umum Daerah

A. Gambaran Umum Daerah Pemerintah Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Daerah K ota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat, terletak di antara 107º Bujur Timur dan 6,55 º

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Dasar Hukum 1.3. Gambaran Umum 1.3.1. Kondisi Geografis Daerah 1.3.2. Gambaran Umum Demografis 1.3.3.

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1 BAB I PENDAHULUAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang erselenggaranya Tata Pemerintahan yang baik good governance merupakan prasyarat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 24 2004 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS DAERAH DENGAN MENGHARAP BERKAT DAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHU WATA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kabupaten Toba Samosir Kabupaten Toba Samosir dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi DAFTAR ISI Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan RPJMD dengan

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT, Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA BADAN KOORDINASI PEMERINTAHAN DAN PEMBANGUNAN WILAYAH II PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 TANJUNGPANDAN, MARET 2014 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat

Lebih terperinci

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen Perencanaan... 5 1.4 Sistematika

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA 1 1 PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR : 08 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Hal. i. v x LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011 iv

Hal. i. v x LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011 iv D A F T A R I S I KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... BAB. I PENDAHULUAN... A. Dasar Hukum... B. Gambaran Umum Daerah... 1. Kondisi Geografis Daerah... 2. Gambaran Umum Demografis... 3. Kondisi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011 KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR 050.07/2033 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BLORA TAHUN 2010-2015 Bappeda

Lebih terperinci

BAB IV BENTUK LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DESA

BAB IV BENTUK LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DESA BAB IV BENTUK LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DESA Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan : Bentuk Laporan Pertanggungjawaban Kepala Desa Waktu : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan (selama 100 menit)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Dasar Hukum... 7 B. Gambaran Umum Daerah

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Dasar Hukum... 7 B. Gambaran Umum Daerah DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Dasar Hukum... 7 B. Gambaran Umum Daerah... 9 1. Kondisi Geografis Daerah... 10 2. Gambaran Umum Demografis... 13 3. Kondisi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... Halaman PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2016-2021... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama

Lebih terperinci

Lampiran I Peraturan Daerah Nomor : TAHUN 08 Tanggal : Januari 08 PEMERINTAH PROVINSI PAPUA RINGKASAN APBD Tahun Anggaran 08 NOMOR URUT URAIAN JUMLAH. PENDAPATAN.8..0.8,00 PENDAPATAN ASLI DAERAH.008.78..8,00..

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan Komering

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN BLORA TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 5 TAHUN 2008

ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN BLORA TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 5 TAHUN 2008 ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 5 organisasi perangkat daerah sebagai unsur staf. b. Dasar hukum perda ini adalah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 No. 10, 2008 LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

TaH, Jum RancangaN PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

TaH, Jum RancangaN PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG TaH, Jum 8-2-08 RancangaN PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DI WILAYAH KABUPATEN BANDUNG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KEPADA PEMERINTAH, LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DAERAH KEPADA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang II. Dasar Hukum III. Gambaran Umum 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Gambaran Umum Demografis 3. Kondisi Ekonomi BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN

Lebih terperinci

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI Lampiran II Peraturan Daerah Nomor : 08 Tahun 2012 Tanggal : 27 Desember 2012 PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO TAHUN ANGGARAN 2013 KODE TIDAK LANGSUNG LANGSUNG JUMLAH 1 1.01 Urusan Wajib 1.034.879.399.416,08

Lebih terperinci

Daftar Isi. KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii

Daftar Isi. KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii Daftar Isi KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii BAB. I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Dasar Hukum... I-1 1.2. Gambaran Umum Wilayah... I-2 1.2.1. Kondisi Geografis Daerah... I-2 1.2.2. Topografi...

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 3 2008 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB DAN PILIHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 2 TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 2 TAHUN BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH, SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAN STAF AHLI KABUPATEN BONDOWOSO

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 33 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 33 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 33 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang : a.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Dasar Hukum... 1 B. Gambaran Umum Daerah... 6

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Dasar Hukum... 1 B. Gambaran Umum Daerah... 6 DAFTAR ISI Halaman BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Dasar Hukum... 1 B. Gambaran Umum Daerah... 6 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH... 10 A. Visi dan Misi... 10 B. Strategi dan Kebijakan Daerah... 11 1. Isu

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA BAB IX PENETAPAN INDIKATOR Pada akhir tahun kedua pelaksanaan Tahun 2011-2015, terjadi dinamika dalam pencapaian target kinerja daerah, antara lain beberapa indikator telah tercapai jauh melampaui target

Lebih terperinci