PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR : 34 TAHUN 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR : 34 TAHUN 2014"

Transkripsi

1 PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR : 34 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014

2 D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... (i) (ii) (viii) PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN BAB I PENDAHULUAN... I - 1 A. Latar Belakang... I - 1 B. Dasar Hukum Penyusunan... I - 2 C. Hubungan Antar Dokumen... I - 6 D. Sistematika Dokumen RKPD... I - 7 E. Maksud dan Tujuan... I - 7 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH, EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH... II - 1 A. Gambaran Umum Daerah... II - 1 B. Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu Dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah... II - 5 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH... III - 1 A. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah... III - 1 B. Arah Kebijakan Keuangan Daerah... III - 10 BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN IV - 1 A. Visi dan Misi.... IV - 1 B. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah... IV - 3 C. Prioritas dan Arah Kebijakan Pembangunan... IV - 5 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH... V - 1 BAB VI P E N U T U P... VI - 1 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (i)

3 D A F T A R T A B E L Halaman Tabel 2.1 Luas Wilayah Kabupaten Semarang Menurut Kecamatan... II - 1 Tabel 2.2 Penduduk Kabupaten Semarang Tahun II - 3 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 2.5 Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Semarang Tahun II - 4 Kontribusi PDRB Kabupaten Semarang Menurut Sektoral Atas Dasar Harga Berlaku Tahun II - 5 Kontribusi PDRB Kabupaten Semarang Menurut Sektoral Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun II - 5 Tabel 2.6 Pertumbuhan PDRB Kabupaten Semarang Kurun Waktu II - 6 Tabel 2.7 Tabel 2.8 Tabel 2.9 Perkembangan PDRB Kabupaten Semarang Menurut Sektoral Atas Dasar Harga Berlaku Tahun II - 6 Perkembangan PDRB Kabupaten Semarang Menurut Sektoral Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun II - 7 Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Kabupaten Semarang Tahun II - 7 Tabel 2.10 PDRB Perkapita Kabupaten Semarang Tahun II - 7 Tabel 2.11 Capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Semarang Tahun II - 8 Tabel 2.12 Persentase Penduduk Miskin Tahun II - 8 Tabel 2.13 Tabel 2.14 Tabel 2.15 Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Semarang Tahun II - 9 Capaian Urusan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Semarang Tahun II - 10 Jumlah Kegiatan Kepemudaan Kabupaten Semarang Tahun II - 11 Tabel 2.16 Capaian Urusan Pendidikan Kabupaten Semarang Tahun II - 11 Tabel 2.17 Tabel 2.18 Tabel 2.19 Tabel 2.20 Tingkat Kelulusan Kabupaten Semarang Tahun 2011/2012 dan 2012/ II - 16 Peringkat Hasil Ujian Nasional Tingkat Provinsi - Kabupaten Semarang Tahun 2011/2012 dan 2012/ II - 17 Persentase Guru Berpendidikan S1/D-IV Kabupaten Semarang Tahun II - 17 Persentase Guru Bersertifikat Pendidik Kabupaten Semarang Tahun II - 17 Tabel 2.21 Capaian Urusan Kesehatan Kabupaten Semarang Tahun II - 18 Tabel 2.22 Data Kematian Bayi Kabupaten Semarang Tahun II - 19 Tabel 2.23 Capaian Indikator Angka Morbiditas Kabupaten Semarang Tahun II - 21 Tabel 2.24 Kejadian Luar Biasa (KLB) Kabupaten Semarang Tahun II - 22 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (ii)

4 Tabel 2.25 Kondisi Sanitasi Lingkungan Kabupaten Semarang Tahun II - 23 Tabel 2.26 Capaian Indikator Pelayanan Kesehatan Kabupaten Semarang Tahun II - 25 Tabel 2.27 Capaian Kinerja Labkesda Kabupaten Semarang Tahun II - 26 Tabel 2.28 Tabel 2.29 Capaian Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Miskin RSUD Ungaran Kabupaten Semarang Tahun II - 27 Capaian Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Miskin RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun II - 27 Tabel 2.30 Capaian Kinerja RSUD Kabupaten Semarang Tahun II - 28 Tabel 2.31 Capaian Urusan Pekerjaan Umum Kabupaten Semarang Tahun II - 29 Tabel 2.32 Status dan Panjang Jalan... II - 30 Tabel 2.33 Realisasi Kondisi Jalan Kabupaten Semarang Tahun II - 30 Tabel 2.34 Tabel 2.35 Jenis, Jumlah dan Panjang Jembatan Kabupaten Semarang Tahun II - 31 Jenis, Jaringan Irigasi, Panjang Saluran dan Areal Sawah Irigasi Kabupaten Semarang Tahun II - 31 Tabel 2.36 Realisasi Kondisi Irigasi Kabupaten Semarang Tahun II - 31 Tabel 2.37 Capaian Urusan Perumahan Kabupaten Semarang Tahun II - 32 Tabel 2.38 Capaian Urusan Penataan Ruang Kabupaten Semarang Tahun II - 34 Tabel 2.39 Capaian Urusan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Semarang Tahun II - 35 Tabel 2.40 Tabel 2.41 Tabel 2.42 Tabel 2.43 Tabel 2.44 Tabel 2.45 Tabel 2.46 Tabel 2.47 Tabel 2.48 Capaian Urusan Perhubungan Kabupaten Semarang Tahun II - 36 Capaian Target Pendapatan Bidang Perhubungan Kabupaten Semarang Tahun II - 38 Capaian Urusan Lingkungan Hidup Kabupaten Semarang Tahun II - 39 Cakupan Pantauan Pencemaran Air Kabupaten Semarang Tahun II - 40 Pengawasan Pelaksanaan Dokumen Lingkungan Kabupaten Semarang Tahun II - 40 Fasilitasi Penyelesaian Kasus Lingkungan Kabupaten Semarang Tahun II - 41 Capaian Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Semarang Tahun II - 42 Jumlah Kepemilikan KTP dan KK Kabupaten Semarang Tahun II - 43 Penerbitan Dokumen Administrasi Kependudukan Kabupaten Semarang Tahun II 43 Tabel 2.49 Jumlah Kepemilikan Akte Kabupaten Semarang Tahun II 44 Tabel 2.50 Jumlah Perekaman e-ktp Kabupaten Semarang Tahun II - 44 Tabel 2.51 Penerimaan Retribusi Pelayanan Administrasi Kependudukan Kabupaten Semarang Tahun II - 44 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (iii)

5 Tabel 2.52 Tabel 2.53 Capaian Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Semarang Tahun II - 45 Capaian Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Kabupaten Semarang Tahun II - 46 Tabel 2.54 Tahapan Keluarga Sejahtera Kabupaten Semarang Tahun II - 47 Tabel 2.55 Jumlah Peserta Aktif Keluarga Berencana Kabupaten Semarang sampai dengan Tahun II - 47 Tabel 2.56 Capaian Urusan Sosial Kabupaten Semarang Tahun II - 47 Tabel 2.57 Penanganan PMKS Kabupaten Semarang Tahun II - 48 Tabel 2.58 Pemberdayaan Sosial Kesejahteraan Masyarakat (PSKM) Kabupaten Semarang Tahun II - 49 Tabel 2.59 Capaian Urusan Ketenagakerjaan Kabupaten Semarang Tahun II 49 Tabel 2.60 Jumlah Pelatihan yang Dilaksanakan Dinas Kabupaten Semarang Tahun II - 51 Tabel 2.61 Capaian Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Semarang Tahun II - 51 Tabel 2.62 Jumlah BPR di Kabupaten Semarang Tahun II - 53 Tabel 2.63 Tabel 2.64 Tabel 2.65 Tabel 2.66 Tabel 2.67 Capaian Urusan Penanaman Modal Kabupaten Semarang Tahun II - 54 Capaian Urusan Kebudayaan Kabupaten Semarang Tahun II - 54 Capaian Urusan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Semarang Tahun II - 55 Jumlah Kegiatan Kepemudaan Kabupaten Semarang Tahun II - 56 Capaian Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Kabupaten Semarang Tahun II - 57 Tabel 2.68 Capaian Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Kabupaten Semarang Tahun II - 58 Tabel 2.69 Tabel 2.70 Capaian Bidang Kelembagaan Daerah Kabupaten Semarang Tahun II - 59 Capaian Indikator Kepegawaian Kabupaten Semarang Tahun II - 61 Tabel 2.71 Realisasi Kerjasama Daerah Kabupaten Semarang Tahun II - 61 Tabel 2.72 Tabel 2.73 Capaian Bidang Pembangunan Hukum Kabupaten Semarang Tahun II - 62 Temuan Hasil Kinerja Audit APIP Kabupaten Semarang Tahun II - 63 Tabel 2.74 Temuan Hasil Kinerja Audit Kabupaten Semarang Tahun II - 63 Tabel 2.75 Fasilitasi Kegiatan DPRD Kabupaten Semarang Tahun II - 64 Tabel 2.76 Capaian Indikator Urusan Ketahanan Pangan Kabupaten Semarang Tahun II 67 Tabel 2.77 Capaian Indikator Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Semarang Tahun II - 69 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (iv)

6 Tabel 2.78 Tabel 2.79 Tabel 2.80 Tabel 2.81 Tabel 2.82 Tabel 2.83 Capaian Indikator Urusan Statistik Kabupaten Semarang Tahun II - 70 Capaian Indikator Urusan Kearsipan Kabupaten Semarang Tahun II - 71 Peningkatan Kualitas SDM Pengelola Kearsipan Kabupaten Semarang Tahun II - 71 Pemeliharaan dan Duplikasi Arsip Kabupaten Semarang Tahun II - 72 Capaian Indikator Urusan Komunikasi dan Informasi Kabupaten Semarang Tahun II - 72 Capaian Indikator Urusan Perpustakaan Kabupaten Semarang Tahun II - 73 Tabel 2.84 Jumlah Perpustakaan Kabupaten Semarang Tahun II - 74 Tabel 2.85 Tabel 2.86 Tabel 2.87 Jumlah Koleksi Buku Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang Tahun II - 74 Jumlah Pengunjung Perpustakaan Kabupaten Semarang Tahun II - 75 Capaian Indikator Urusan Pertanian Kabupaten Semarang Tahun II - 75 Tabel 2.88 Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan Kabupaten Semarang Tahun II - 76 Tabel 2.89 Tabel 2.90 Tabel 2.91 Tabel 2.92 Tabel 2.93 Luas Panen Tanaman Sayuran Kabupaten Semarang Tahun II - 76 Luas Panen dan Produksi Tanaman Hias Kabupaten Semarang Tahun II - 77 Luas Panen dan Produksi Tanaman Hortikultura/Buah-buahan Kabupaten Semarang Tahun II - 77 Luas Panen dan Produksi Tanaman Biofarmaka Kabupaten Semarang Tahun II - 78 Luas Panen dan Produksi Tanaman Perkebunan Kabupaten Semarang Tahun II - 79 Tabel 2.94 Kondisi JITUT Kabupaten Semarang Tahun II - 80 Tabel 2.95 Tabel 2.96 Perkembangan Kelas Kelompok Tani Kabupaten Semarang Tahun II - 80 Perkembangan Kelas Kelompok Ternak Kabupaten Semarang Tahun II - 81 Tabel 2.97 Perkembangan Pelayanan Kesehatan Hewan Kabupaten Semarang Tahun II - 82 Tabel 2.98 Perkembangan Populasi dan Produksi Ternak Kabupaten Semarang Tahun II - 83 Tabel 2.99 Perkembangan Keterlibatan Masyarakat dalam Kegiatan Peternakan Kabupaten Semarang Tahun II 85 Tabel Perkembangan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Veteriner Kabupaten Semarang Tahun II - 86 Tabel Tabel Capaian Indikator Urusan Kehutanan Kabupaten Semarang Tahun II - 87 Capaian Indikator Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Semarang Tahun II - 87 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (v)

7 Tabel Capaian Indikator Kinerja Urusan Pariwisata Kabupaten Semarang Tahun II - 88 Tabel Perkembangan Retribusi Tempat Wisata Kabupaten Semarang Tahun II - 89 Tabel Data Desa Wisata Tahun 2013 Kabupaten Semarang... II - 90 Tabel Tabel Tabel Perkembangan Tingkat Hunian Hotel Kabupaten Semarang Tahun II - 91 Banyaknya Kamar Hotel dan Tamu yang Menginap di Kabupaten Semarang Tahun II - 91 Capaian Indikator Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Semarang Tahun II - 92 Tabel Perkembangan Produksi Perikanan Budidaya Kabupaten Semarang Tahun II - 93 Tabel Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap Kabupaten Semarang Tahun II - 94 Tabel Tabel Perkembangan Kelas Kelompok Perikanan Kabupaten Semarang Tahun II - 95 Capaian Indikator Urusan Perdagangan Kabupaten Semarang Tahun II - 96 Tabel Capaian Ekspor Impor Kabupaten Semarang Tahun II - 97 Tabel Penerbitan Ijin Usaha Perdagangan Kabupaten Semarang Tahun II - 99 Tabel Revitalisasi Pasar Tradisional Kabupaten Semarang Tahun II - 99 Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Perbandingan Transaksi Pasar Lelang Kabupaten Semarang Tahun II Capaian Indikator Urusan Perindustrian Kabupaten Semarang Tahun II Capaian Indikator Urusan Transmigrasi Kabupaten Semarang Tahun II Indikator Daya Tarik Investasi Kabupaten Semarang Tahun II Capaian Indikator Kinerja Ketersediaan Sarana Jalan Kabupaten Semarang Tahun II Tabel Status dan Panjang Jalan... II Tabel Realisasi Kondisi Jalan Kabupaten Semarang Tahun II Tabel Kinerja Penataan Ruang Kabupaten Semarang Tahun II Tabel Tabel Tabel Tabel Jumlah BUMD, Perbankan Daerah dan Lembaga Keuangan Daerah di Kabupaten Semarang Tahun II Perkembangan Tingkat Hunian Hotel Kabupaten Semarang Tahun II Capaian Indikator Urusan Kearsipan Kabupaten Semarang Tahun II Angka Kriminalitas dan Jumlah Demo di Kabupaten Semarang Tahun II Rencana Kerja Pembangunan Daerah (vi)

8 Tabel 3.1 Kontribusi Sektor PDRB Kabupaten Semarang Tahun III - 5 Tabel 3.2 Pertumbuhan PDRB Per Sektor Kabupaten Semarang Tahun III - 6 Tabel 3.3 Pertumbuhan PDRB Kabupaten Semarang Tahun III - 6 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Capaian Urusan Penanaman Modal Kabupaten Semarang Tahun III - 7 Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Kabupaten Semarang Tahun III - 9 Tabel 3.6 Realisasi, Prediksi dan Proyeksi Pendapatan Tahun Kabupaten Semarang... III - 11 Tabel 3.7 Realisasi, Prediksi dan Proyeksi Belanja Tahun Kabupaten Semarang... III - 15 Tabel 3.8 Tabel 4.1 Realisasi, Prediksi dan Proyeksi Pembiayaan Daerah Tahun Kabupaten Semarang... III - 17 Prioritas, Arah Kebijakan Pembangunan dan Indikator Kinerja Tahun 2015 Kabupaten Semarang... IV - 9 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (vii)

9 D A F T A R G A M B A R Halaman Gambar 2.1 Komposisi Tingkat Pendidikan Penduduk Kabupaten Semarang Tahun II - 4 Gambar 2.2 Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Semarang Tahun II - 8 Gambar 2.3 Gambar 2.4 Gambar 2.5 Gambar 2.6 Perkembangan Jumlah Koperasi Kabupaten Semarang Tahun II - 52 Jumlah PNS/CPNS Berdasarkan Tingkat Pendidikan Kabupaten Semarang Tahun II - 60 Jumlah PNS/CPNS Berdasarkan Jenjang Jabatan Kabupaten Semarang Tahun II - 60 Jumlah Animo dan Pendaftar Calon Transmigrasi Kabupaten Semarang Tahun II Rencana Kerja Pembangunan Daerah (viii)

10 BUPATI SEMARANG BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : a. bahwa agar pelaksanaan kegiatan pembangunan daerah dapat berjalan efektif, efisien, tepat sasaran dan dapat dipertanggungjawabkan maka perlu disusun Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Semarang Tahun 2015; b. bahwa sesuai ketentuan Pasal 26 ayat (2) Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, maka perlu menetapkan Peraturan Bupati Semarang tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) ; Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah; 2. Undang Undang Nomor 67 Tahun 1958 tentang Perubahan Batas-batas Wilayah Kotapraja Salatiga dan Daerah Swatantra Tingkat II Semarang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1652);

11 3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 4. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 5. Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 10. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 11. Undang Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

12 12. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang Perluasan Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3079); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1992 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga dan Kabupaten Daerah Tingkat II Semarang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3500); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4416) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 Tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4712); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nonor 4593); 19. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

13 20. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663); 21. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); 22. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4963); 23. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 24. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 25. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 26. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816); 27. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

14 28. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165); 29. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan; 30. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun ; 31. Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2014 tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2015; 32. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 33. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal; 34. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 35. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 3 Seri E Nomor 3); 36. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 28); 37. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah Tahun (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 65);

15 38. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 29 Tahun 2014 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015; 39. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Semarang (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2008 Nomor 17, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 15) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 17 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Semarang (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2011 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 1); 40. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Semarang (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2008 Nomor 18, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 16) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 10 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Semarang (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2013 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 10); 41. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Inspektorat, Lembaga Teknis Daerah dan Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Semarang (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 17) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 11 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Inspektorat, Lembaga Teknis Daerah dan Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Semarang (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2013 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 11).

16 42. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan di Kabupaten Semarang (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 18) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan di Kabupaten Semarang (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2011 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 4); 43. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Semarang Tahun (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2009 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 2); 44. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Semarang Tahun (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2011 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 6); 45. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Semarang Tahun (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 7); M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Semarang.

17 2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 4. Bupati Semarang yang selanjutnya disebut Bupati adalah Kepala Daerah Kabupaten Semarang. 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Semarang yang selanjutnya disingkat DPRD Kabupaten Semarang adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 6. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah adalah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Semarang. 7. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Semarang. 8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan Daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. 9. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Perangkat Daerah pada Pemerintah Daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang. 10. Rencana Kerja dan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat RKA- SKPD adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana pendapatan, rencana belanja, program dan kegiatan SKPD serta rencana pembiayaan sebagai dasar penyusunan APBD. 11. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya disingkat RPJPD adalah dokumen perencanaan pembangunan untuk periode 25 (dua puluh lima) tahun, merupakan penjabaran dari Visi, Misi dan Program Daerah Kabupaten Semarang untuk periode Tahun

18 12. Rencana Kerja Pembangunan Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 1 (satu) tahun. 13. Kebijakan Umum APBD yang selanjutnya disingkat KUA adalah dokumen yang memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya untuk periode 1 (satu) tahun. 14. Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara yang selanjutnya disingkat PPAS merupakan program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD sebelum disepakati dengan DPRD. 15. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan serta untuk memperoleh alokasi anggaran atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 16. Indikator Kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau kualitatif yang terdiri dari unsur masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat, dan/atau dampak yang menggambarkan tingkat capaian kinerja suatu kegiatan. 17. Produk Domestik Regional Bruto yang selanjutnya disingkat PDRB adalah produk domestik bruto dari bagian wilayah yang merupakan agregasi dari Nilai Tambah Bruto (NTB) dari semua unit produsen residen di suatu region. Pasal 2 RKPD sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Bupati ini dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati.

19 BAB II PELAKSANAAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) Pasal 3 (1) RKPD, memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, program prioritas pembangunan daerah, rencana kerja yang terukur beserta pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah Daerah maupun ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. (2) Rencana kerja yang terukur beserta pendanaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat bersumber dari: a. APBD; b. APBD Provinsi; c. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; dan d. Masyarakat Pasal 4 RKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) menjadi pedoman bagi: a. Pemerintah Daerah dalam menyusun KUA/PPAS dan Rancangan APBD Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2015; b. SKPD dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) SKPD Tahun Pasal 5 (1) SKPD membuat laporan kinerja triwulanan dan tahunan atas pelaksanaan rencana kerja dan anggaran yang berisi uraian tentang keluaran kegiatan dan indikator kinerja masing-masing program/kegiatan. (2) Laporan Kinerja menjadi masukan dan bahan pertimbangan bagi analisis dan evaluasi usulan anggaran tahun berikutnya yang diajukan oleh SKPD yang bersangkutan. (3) Laporan Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan kepada Bupati melalui Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Semarang paling lambat 14 (empat belas) hari setelah berakhirnya triwulan yang bersangkutan.

20 BAB III KETENTUAN PENUTUP Pasal 6 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Semarang. Ditetapkan di Ungaran pada tanggal BUPATI SEMARANG, CAP TTD MUNDJIRIN Diundangkan di Ungaran pada tanggal Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SEMARANG, Asisten Administrasi Umum, CAP TTD BUDI KRISTIONO BERITA DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 NOMOR 34 Diperbanyak Sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SEMARANG, SUKATON PURTOMO PRIYATMO

21 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan pembangunan tahunan daerah yang disusun melalui 4 pendekatan, yaitu: Pendekatan Teknokratis merupakan penyusunan dokumen perencanaan yang dilakukan dengan menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan daerah; Pendekatan Partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) terhadap pembangunan untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki; Pendekatan Politis merupakan proses penyusunan dokumen perencanaan berdasarkan Visi, Misi, dan Program yang ditawarkan calon Kepala Daerah terpilih selama kampanye; Top Down dan Bottom Up adalah perencanaan yang hasilnya diselaraskan melalui musyawarah yang dilaksanakan mulai dari Desa, Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Nasional, sehingga tercipta sinkronisasi dan sinergi pencapaian sasaran rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah yang mengarah pada penanggulangan kemiskinan (pro poor), menciptakan dan memperluas lapangan kerja (pro job), memacu pertumbuhan ekonomi (pro growth), mendukung kelestarian lingkungan (pro environment), mendukung pelayanan prima (pro public service). Penyusunan RKPD dimulai dari tahap pelaksanaan Musrenbang Desa dan Kelurahan, Musrenbang Kecamatan, Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), penyusunan Rancangan RKPD (Rancangan RKPD menjadi pedoman SKPD untuk menyusun Rancangan Rencana Kerja SKPD), pelaksanaan musrenbang RKPD, perumusan rancangan akhir RKPD dan penetapan RKPD. RKPD menjadi pedoman SKPD untuk menyusun Rencana Kerja SKPD dan memberikan arah dan pedoman dalam penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran (KUA-PPA) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun Penyusunan RKPD mengacu pada agenda pembangunan tahunan tahun , yang merupakan tahun perwujudan masyarakat Kabupaten Semarang yang semakin mandiri, tertib, sejahtera dan berdaya saing tinggi, melalui pemanfaatan sumber daya alam daerah secara berkelanjutan, peningkatan SDM dan pelayanan publik, pengembangan jaringan bisnis ekonomi lokal, perwujudan masyarakat yang berkemampuan yang mengarah pada kemandirian dan perilaku aparatur pemerintah yang berpegangan pada aturan dan norma yang berlaku, Rencana Kerja Pembangunan Daerah I - 1

22 sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Semarang Tahun , disamping itu juga memperhatikan hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan tahun sebelumnya dan rekomendasi DPRD terhadap Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati. B. Dasar Hukum Penyusunan Landasan hukum penyusunan RKPD adalah sebagai berikut: 1. Undang Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah; 2. Undang Undang Nomor 67 Tahun 1958 tentang Perubahan Batas-batas Wilayah Kotapraja Salatiga dan Daerah Swatantra Tingkat II Semarang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1652); 3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 4. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 5. Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); Rencana Kerja Pembangunan Daerah I - 2

23 10. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 11. Undang Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 12. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang Perluasan Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3079); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1992 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga dan Kabupaten Daerah Tingkat II Semarang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3500); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4416) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 Tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4712); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nonor 4593); 19. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 20. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663); Rencana Kerja Pembangunan Daerah I - 3

24 21. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); 22. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4963); 23. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 24. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 25. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 26. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816); 27. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 28. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165); 29. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan; 30. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun ; 31. Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2014 tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2015; 32. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; Rencana Kerja Pembangunan Daerah I - 4

25 33. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal; 34. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 35. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 3 Seri E Nomor 3); 36. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 28); 37. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah Tahun (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 65); 38. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 29 Tahun 2014 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015; 39. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Semarang (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2008 Nomor 17, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 15) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 17 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Semarang (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2011 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 1); 40. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Semarang (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2008 Nomor 18, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 16) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 10 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Semarang (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2013 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 10); Rencana Kerja Pembangunan Daerah I - 5

26 41. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Inspektorat, Lembaga Teknis Daerah dan Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Semarang (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 17) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 11 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Inspektorat, Lembaga Teknis Daerah dan Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Semarang (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2013 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 11). 42. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan di Kabupaten Semarang (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 18) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan di Kabupaten Semarang (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2011 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 4); 43. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Semarang Tahun (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2009 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 2); 44. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Semarang Tahun (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2011 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 6); 45. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Semarang Tahun (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 7); C. Hubungan Antar Dokumen. RKPD merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen-dokumen perencanaan yang lain dan saling behubungan dengan pola hubungan adalah sebagai berikut: 1. RKPD memuat tujuan, sasaran dan prioritas pembangunan tahun 2015 yang merupakan langkah operasional dari agenda pembangunan tahunan tahun dan merupakan pelaksanaan tahun kelima dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kepala Daerah sebagaimana tertuang di dalam RPJMD Kabupaten Semarang Tahun ; Rencana Kerja Pembangunan Daerah I - 6

27 2. RKPD, memperhatikan Strategi Penanggulangan Kemiskinan dan Rencana Aksi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Semarang Tahun ; 3. RKPD, memperhatikan Arah Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional dan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015; 4. RKPD mempertimbangkan arah pembangunan kewilayahan yang telah ditetapkan sebelumnya, sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun dan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Semarang Tahun D. Sistematika Dokumen RKPD. Sistematika penyusunan RKPD, adalah sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang B. Dasar Hukum Penyusunan C. Hubungan Antar Dokumen D. Sistematika Dokumen RKPD E. Maksud dan Tujuan BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH, EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH. A. Gambaran Umum Daerah B. Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu Dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB III. RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. A. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah B. Arah Kebijakan Keuangan Daerah. BAB IV. PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN A. Tujuan dan Sasaran. B. Prioritas Pembangunan. BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB VI. P E N U T U P. E. Maksud dan Tujuan. 1. Maksud Penyusunan RKPD Tahun 2015, adalah untuk: - Memberikan arah dan pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan dalam melaksanakan pembangunan dalam rangka mewujudkan visi dan misi pembangunan daerah. - Memberikan arah dan pedoman penyusunan Renja SKPD. Rencana Kerja Pembangunan Daerah I - 7

28 - Memberikan arah dan pedoman bagi SKPD dalam menentukan dan menetapkan program prioritas yang akan dilaksanakan ditahun Memberikan arah dan pedoman bagi penyusunan KUA-PPA dan APBD tahun Tujuan Penyusunan RKPD Tahun 2015 adalah terwujudnya pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan sebagai penjabaran visi dan misi pembangunan sebagimana tertuang dalam RPJMD Tahun Rencana Kerja Pembangunan Daerah I - 8

29 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH, EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH A. Gambaran Umum Daerah 1. Aspek Geografis Batas Administrasi Kabupaten Semarang sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, terletak pada posisi 110 o 14 54, o 39 3 Bujur Timur dan 7 o o 30 0 Lintang Selatan, dengan batas administratif: Sebelah utara berbatasan dengan Kota Semarang dan Kabupaten Demak. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Grobogan. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Magelang. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kendal dan Kabupaten Temanggung. Di tengah wilayah Kabupaten Semarang terdapat Kota Salatiga. a. Luas Wilayah Luas wilayah Kabupaten Semarang adalah ,67 Hektar (Ha) atau sekitar 2,92% dari luas Provinsi Jawa Tengah, secara administratif terdiri dari 19 wilayah Kecamatan, 208 Desa dan 27 Kelurahan. Tabel 2.1 Luas Wilayah Kabupaten Semarang Menurut Kecamatan NO KECAMATAN LUAS (Ha) % 1 Getasan 6.579,55 6,92 2 Tengaran 4.729,55 4,98 3 Susukan 4.886,60 5,14 4 Kaliwungu 2.995,00 3,15 5 Suruh 6.401,52 6,74 6 Pabelan 4.797,60 5,05 7 Tuntang 5.624,20 5,92 8 Banyubiru 5.441,45 5,73 9 Jambu 5.163,00 5,43 10 Sumowono 5.563,20 5,85 11 Ambarawa 2.822,10 2,97 12 Bandungan 4.823,30 5,08 13 Bawen 4.657,00 4,90 14 Bringin 6.189,10 6,51 15 Bancak 4.384,55 4,61 16 Pringapus 7.834,70 8,25 17 Bergas 4.733,10 4,98 18 Ungaran Barat 3.596,05 3,78 19 Ungaran Timur 3.779,10 4,00 Jumlah ,67 100,00 Sumber : Kabupaten Semarang Dalam Angka, 2013 b. Topografis Ketinggian wilayah Kabupaten Semarang berada pada kisaran antara meter di atas permukaan laut (dpl), dengan ketinggian terendah berada di Desa Candirejo Kecamatan Pringapus dan tertinggi di Desa Batur Kecamatan Getasan. Berdasarkan tingkat kelandaiannya, wilayah Kabupaten Semarang dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelompok, yaitu meliputi wilayah datar (kemiringan 0-2%) sebesar Ha; wilayah bergelombang Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 1

30 (kemiringan 2-15%) sebesar Ha; wilayah curam (kemiringan 15-40%) sebesar Ha; dan wilayah sangat curam (kemiringan >40%) sebesar 9.467,67 Ha. c. Daerah Rawan Bencana Alam Di Wilayah Kabupaten Semarang terdapat beberapa wilayah yang masuk dalam daerah rawan bencana (daerah yang berpotensi/sering mengalami bencana). Sedangkan berdasarkan data kejadian bencana yang terjadi selama tahun 2013 lalu, maka diperkirakan bencana yang masih akan terjadi kedepan antara lain banjir, tanah longsor, angin puting beliung/angin ribut dan kebakaran. 1. Rawan tanah longsor Daerah rawan bencana gerakan tanah atau longsor merupakan wilayah dengan kondisi permukaan tanah mudah longsor/bergerak karena pada daerah tersebut terdapat zona tanah bergerak atau wilayah yang kondisi permukaan tanahnya mudah longsor/bergerak akibat patahan atau pergeseran batuan induk pembentuk tanah. Di wilayah Kabupaten Semarang penyebaran kawasan ini tersebar di seluruh Kecamatan dengan konsentrasi terutama pada wilayah Kecamatan Sumowono, Kecamatan Ungaran Barat, Kecamatan Ungaran Timur, Kecamatan Bergas, Kecamatan Bandungan, Kecamatan Bawen, Kecamatan Jambu, Kecamatan Banyubiru, Kecamatan Tuntang, Kecamatan Ambarawa, Kecamatan Getasan, Kecamatan Bringin, Kecamatan Suruh dan Kecamatan Susukan. 2. Rawan banjir Daerah rawan banjir merupakan kawasan yang berpotensi tinggi/sering mengalami bencana alam berupa banjir atau tempat-tempat yang secara rutin setiap musim hujan mengalami genangan air lebih dari 6 jam pada saat hujan turun dalam keadaan musim hujan normal. Pada wilayah Kabupaten Semarang kawasan perlindungan bahaya banjir terdapat pada sekitar daerah Perumahan Cemara Kecamatan Ungaran Timur, kawasan bantaran sungai disekitar Kecamatan Banyubiru (Desa Bejalen). 3. Rawan kebakaran dan angin puting beliung/angin topan Bencana kebakaran dapat terjadi di seluruh kecamatan karena penyebabnya sebagian besar diakibatkan karena adanya hubungan arus pendek, namun dilihat dari segi kepadatan populasi penduduk daerah rawan bencana di Kabupaten Semarang terdapat di wilayah Kecamatan Ambarawa, Kawasan perindustrian Pringapus, Bergas dan Bawen. Sedangkan kejadian bencana angin puting beliung/angin topan berdasarkan data Tahun 2013 banyak terjadi di wilayah Kecamatan Tuntang, Kecamatan Pringapus, Kecamatan Ambarawa, Kecamatan Banyubiru, Kecamatan Bergas, Kecamatan Sumowono, Kecamatan Suruh, Kecamatan Banyubiru, Kecamatan Jambu dan Kecamatan Bawen. d. Penggunaan Lahan dan Iklim Dari luas wilayah Kabupaten Semarang sebesar ,67 Ha sampai dengan tahun 2012 tercatat areal lahan pertanian sawah sebesar 25,17% atau Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 2

31 23.921,27 Ha, lahan pertanian bukan sawah sebesar 38,27% atau ,55 Ha sedangkan luas lahan bukan pertanian sebesar 36,56% atau ,84 Ha. Luas lahan sawah sangat tidak merata keterbandingan antar kecamatan. Kecamatan Suruh, Kecamatan Pabelan, Kecamatan Bringin dan Kecamatan Susukan merupakan kecamatan dengan sawah terluas rata-rata diatas Ha. Kondisi kontradiksi dengan luas lahan sawah di Kecamatan Getasan yang hanya 26 Ha. Hal ini tentunya berdampak pada produksi padi yang tidak merata antar kecamatan. Rata-rata curah hujan di Wilayah Kabupaten Semarang selama tahun 2012 cenderung tinggi. Tercatat rata-rata curah hujannya hanya mm dengan Kecamatan Bergas sebagai kecamatan bercurah hujan tinggi (3.123 mm) dan Kecamatan Bancak bercurah hujan terendah (742 mm). 2. Aspek Demografi Penduduk Kabupaten Semarang pada akhir tahun 2013 berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Semarang berjumlah jiwa dengan KK. Dibandingkan dengan kondisi akhir tahun 2012 yang tercatat sebesar jiwa terdapat penambahan neto sebanyak jiwa atau mengalami pertumbuhan sebesar 0,58%. Apabila dibandingkan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah Kabupaten Semarang, dapat diketahui bahwa rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Semarang tahun 2013 sebesar jiwa/km 2, naik dari tahun 2012 yang sebesar 994 jiwa/km 2. Perkembangan penduduk Kabupaten Semarang selama kurun waktu tahun 2012 dan 2013 terlihat pada Tabel berikut: NO Tabel 2.2 Penduduk URAIAN TAHUN Jumlah penduduk Kepala Keluarga Penduduk berdasarkan jenis kelamin: - Laki-laki Perempuan Mutasi Penduduk - Kelahiran Kematian Pindah Datang Kepadatan penduduk (jiwa/km 2 ) Laju Pertumbuhan Penduduk (%) 0,58 0,58 Sumber: BPS Kabupaten Semarang, 2013 Berdasarkan data BPS Kabupaten Semarang dapat diketahui bahwa pada tahun 2013 penduduk Kabupaten Semarang yang belum/tidak bekerja sebesar 46,54%, sedangkan yang bekerja sekitar 53,46%. Sebagian besar bekerja pada sektor pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan (36,14%), berikutnya pada sektor Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 3

32 industri pengolahan (23,03%) serta pada sektor perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi (20,28%). Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.3 dibawah ini: NO A Tabel 2.3 Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Semarang Tahun 2013*) LAPANGAN USAHA Penduduk Belum/Tidak Bekerja JENIS KELAMIN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH (%) ,54 B Penduduk Bekerja ,46 1 Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan ,14 2 Pertambangan dan Penggalian ,08 3 Industri Pengolahan ,03 4 Listrik, Gas dan Air Minum ,07 5 Konstruksi/Bangunan ,11 6 Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi 7 Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi 8 Lembaga Keuangan, Real Estate, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9 Jasa Kemasyarakatn, Sosial dan Peorangan , , , ,38 Jumlah ,00 Sumber : Kabupaten Semarang Dalam Angka, 2013 *) angka sementara (diolah) Untuk tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Semarang pada tahun 2012 masih tergolong rendah, karena 15,16% penduduk tidak/belum pernah sekolah, tidak memiliki ijazah Sekolah Dasar sebesar 17,18% dan yang memiliki ijazah setingkat Sekolah Dasar sebesar 29,63%, setingkat Sekolah Menengah Pertama 17,18%, setingkat Sekolah Menengah Atas 16,25%, setingkat Akademi/Diploma sebesar 3,81% dan hanya 0,15% yang mempunyai ijazah Sarjana ke atas. Persentase penduduk Kabupaten Semarang menurut Ijasah atau Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) yang dimiliki seperti dalam Gambar berikut: Gambar 2.1 Komposisi Tingkat Pendidikan Penduduk Kabupaten Semarang Tahun 2012 Sumber : Kabupaten Semarang Dalam Angka, 2013 (diolah) Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 4

33 B. Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 1. Aspek Kesejahteraan Masyarakat a. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Dalam memacu perkembangan wilayah dengan berbekal potensi yang ada di wilayah kabupaten, Pemerintah Kabupaten Semarang tetap berpegang pada aspek integritas, sinergitas dan kontinuitas di dalam melakukan pembangunan daerah. Untuk itu pembangunan daerah yang dilaksanakan saat ini merupakan kelanjutan dari pembangunan yang telah dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya dengan upaya terus menggali, mengembangkan dan melestarikan potensi unggulan daerah yang dimiliki. Potensi unggulan daerah dapat dilihat dari kontribusi sektoral terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Perkembangan kontribusi masingmasing sektor PDRB Kabupaten Semarang Tahun ditunjukkan oleh Tabel berikut: NO Tabel 2.4 Kontribusi PDRB Kabupaten Semarang Menurut Sektoral Atas Dasar Harga Berlaku Tahun SEKTOR KONTRIBUSI ADHB (%) *) 1 Pertanian 15,13 14,00 2 Pertambangan dan Penggalian 0,12 0,10 3 Industri Pengolahan 42,31 41,81 4 Listrik, Gas dan Air Minum 1,31 1,34 5 Konstruksi/Bangunan 4,03 4,30 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 20,63 22,37 7 Pengangkutan dan Komunikasi 2,69 2,69 8 Lemb.Keu, Persewaan dan Jasa Perusahaan 4,19 4,25 9 Jasa jasa 9,60 9,12 TOTAL PDRB Sumber : BPS Kabupaten Semarang, 2014; *) Angka sangat sementara NO Tabel 2.5 Kontribusi PDRB Kabupaten Semarang Menurut Sektoral Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun SEKTOR KONTRIBUSI ADHK 2000 (%) *) 1 Pertanian 12,86 12,03 2 Pertambangan dan Penggalian 0,10 0,10 3 Industri Pengolahan 45,70 45,75 4 Listrik, Gas dan Air Minum 0,93 0,94 5 Konstruksi/Bangunan 3,88 4,13 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 21,78 22,17 7 Pengangkutan dan Komunikasi 2,14 2,18 8 Lemb.Keu, Persewaan dan Jasa Perusahaan 3,52 3,61 9 Jasa jasa 9,09 9,09 TOTAL PDRB Sumber : BPS Kabupaten Semarang, 2014; *) Angka sangat sementara Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 5

34 Tabel di atas menunjukkan bahwa sumbangan terbesar masih didominasi oleh sektor industri pengolahan disusul sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor pertanian. Kondisi perekonomian Kabupaten Semarang berdasarkan data PDRB Kabupaten Semarang mengalami fluktuasi. Nilai PDRB Kabupaten Semarang Atas Dasar Harga Berlaku maupun Atas Dasar Harga Konstan 2000 walaupun belum sesuai dengan yang diharapkan, namun selalu mengalami pertumbuhan yang positif. PDRB Kabupaten Semarang pada tahun 2013 menurut data sementara dari BPS Atas Dasar Harga Berlaku sebesar Rp ,00 mengalami kenaikan sebesar 13,74% dibandingkan Tahun 2012 sebesar Rp ,00. Sedangkan berdasarkan harga konstan 2000, terjadi kenaikan sebesar 5,62% dari Rp ,00 menjadi Rp ,00. Secara rinci Pertumbuhan PDRB Kabupaten Semarang Tahun dapat dilihat pada Tabel berikut: TAHUN Tabel 2.6 Pertumbuhan PDRB Kabupaten Semarang Kurun Waktu NILAI (Jutaan) ADHB PERTUMBUHAN (%) NILAI (Jutaan) ADHK PERTUMBUHAN (%) ,20 12, ,30 6, *) ,00 13, ,20 5,62 Sumber : BPS Kabupaten Semarang, 2014; *) Angka sangat sementara NO Tabel 2.7 Perkembangan PDRB Kabupaten Semarang Menurut Sektoral Atas Dasar Harga Berlaku Tahun SEKTOR PDRB ADHB *) 1 Pertanian , ,50 2 Pertambangan dan Penggalian , ,10 3 Industri Pengolahan , ,10 4 Listrik, Gas dan Air Minum , ,90 5 Konstruksi/Bangunan , ,70 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran , ,70 7 Pengangkutan dan Komunikasi , ,30 8 Lembaga Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan , ,20 9 Jasa jasa , ,50 TOTAL PDRB , ,00 Sumber : BPS Kabupaten Semarang, Tahun 2014*) Angka sangat sementara Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 6

35 NO Tabel 2.8 Perkembangan PDRB Kabupaten Semarang Menurut Sektoral Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun SEKTOR PDRB ADHK *) 1 Pertanian , ,60 2 Pertambangan dan Penggalian 6.473, ,30 3 Industri Pengolahan , ,20 4 Listrik, Gas dan Air Minum , ,00 5 Konstruksi/Bangunan , ,60 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran , ,60 7 Pengangkutan dan Komunikasi , ,00 8 Lembaga Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan , ,10 9 Jasa jasa , ,80 TOTAL PDRB , ,20 Sumber : BPS Kabupaten Semarang, Tahun 2014; *) Angka sangat sementara Angka pertumbuhan ekonomi dan inflasi Kabupaten Semarang dalam kurun waktu ditunjukkan dalam Tabel berikut: Tabel 2.9 Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi TAHUN PERTUMBUHAN EKONOMI(%) INFLASI (%) ,02 4, ,62*) 8,11 Sumber : BPS Kabupaten Semarang, 2014; *) Angka sangat sementara Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan perekonomian Kabupaten Semarang, maka pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Semarang juga mengalami kenaikan. PDRB perkapita Kabupaten Semarang berdasarkan harga berlaku dari Rp ,90 pada tahun 2012 menjadi Rp ,30 pada tahun Sedangkan berdasarkan harga konstan 2000 PDRB perkapita sebesar Rp ,10 pada tahun 2012 menjadi Rp ,80 pada tahun PDRB perkapita Kabupaten Semarang Tahun disajikan dalam Tabel berikut: Tabel 2.10 PDRB Perkapita TAHUN ADHB PDRB PERKAPITA (RP) ADHK , , *) , ,80 Sumber : BPS Kabupaten Semarang, 2014; *) Angka sangat sementara b. Fokus Kesejahteraan Sosial 1) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan parameter yang secara internasional digunakan untuk mengukur tingkat kualitas manusia. IPM dihitung berdasarkan 4 (empat) komponen yaitu: angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan pengeluaran perkapita Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 7

36 disesuaikan. Capaian IPM Kabupaten Semarang selama kurun waktu tahun seperti terlihat dalam Tabel berikut: NO Tabel 2.11 Capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Semarang Tahun KOMPONEN TAHUN Angka harapan hidup (tahun) 72,54 72,60 2 Angka melek huruf (persen) 93,67 94,20 3 Rata-rata lama sekolah (tahun) 7,87 8,07 4 Pengeluaran perkapita disesuaikan 637,76 640,67 IPM Kab. Semarang 74,45 74,98 IPM Prov. Jawa Tengah 72,94 73,36 Sumber : BPS Kabupaten Semarang, 2013 Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa capaian IPM Kabupaten Semarang dari tahun selalu naik dan di atas rata-rata IPM Provinsi Jawa Tengah. 2) Penduduk Miskin dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk Miskin Kabupaten Semarang ditunjukkan pada Tabel 2.12 dan Gambar 2.2 berikut ini. Tabel 2.12 Persentase Penduduk Miskin Tahun NO TINGKAT Nasional 12,89 11,66 2 Provinsi Jawa Tengah 16,21 14,98 3 Kabupaten Semarang 10,30 9,40 Sumber : BPS Kabupaten Semarang Gambar 2.2 Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Semarang Tahun , , ,89 11,66 10,30 9, Nasional Provinsi Jawa Tengah Kabupaten Semarang Sumber : BPS Kabupaten Semarang Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kabupaten Semarang pada tahun 2012 sebesar 4,88% sedangkan tahun 2013 sebesar 3,89%. Dibandingkan dengan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012, TPT sebesar 5,63% dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 8

37 tahun 2013 sebesar 5,92%. Sedangkan ditingkat Nasional, TPT tahun 2012 sebesar 6,14% dan pada tahun 2013 sebesar 5,57%. Hal ini menunjukkan bahwa secara persentase, TPT di Kabupaten Semarang mengalami penurunan sebesar 0,99%. Tabel 2.13 Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Semarang Tahun NO TINGKAT Nasional 6,14 5,92 2 Provinsi Jawa Tengah 5,63 5,57 3 Kabupaten Semarang 4,88 3,89 Sumber : BPS Kabupaten Semarang c. Fokus Seni, Budaya dan Olahraga Pencapaian indikator kinerja Urusan Kebudayaan dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Meningkatnya jumlah grup kesenian tahun 2013 sebanyak grup kesenian, jika dibandingkan dengan tahun 2012 sebanyak grup terjadi peningkatan sebesar 106,95%. Hal ini disebabkan adanya kesadaran masyarakat seni dan budaya untuk mendaftarkan grup/kelompok kesenian di Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Semarang berkat adanya pembinaan dan arahan dari Pamong Budaya di 19 Kecamatan. 2) Pada tahun 2013 ditargetkan pembangunan gedung kesenian 1 buah, tapi belum dapat direalisasikan pada tahun ) Pada tahun 2013 telah diselenggarakan festival seni budaya antara lain kirab budaya dan kegiatan yang bersifat bantuan pengiriman kepada kelompok seni untuk mengikuti festival seni budaya yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah antara lain: Mengikuti parade seni di Jateng Simpang Lima (Sanggar Puspita Rinonce, Jurit Manggolo Retno); Parade Seni di Borobudur International Festival (Kridho Manggolo Yudho, Kasiran, Desa Kopeng, Kecamatan Getasan); Pentas Seni di Kota Semarang (Topeng Ayu Tanon, Kecamatan Getasan). 4) Sarana Penyelenggaraan Seni dan Budaya yang difasilitasi oleh pemerintah daerah berupa bantuan hibah peralatan dan pentas kepada 598 kelompok masyarakat di bidang kebudayaan dan 2 (dua) organisasi kemasyarakatan (Dewan Kesenian dan PEPADI). 5) Meningkatnya jumlah Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan. Jumlah Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan tahun 2013 sebanyak 85 lokasi dibanding tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 107,59%. Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 9

38 Capaian indikator kinerja Urusan Pemuda dan Olahraga tahun 2013 tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menunjukkan keberhasilan pembangunan melalui pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya seperti yang terlihat dalam Tabel berikut ini: Tabel 2.14 Capaian Urusan Pemuda dan Olahraga NO. URAIAN SATUAN CAPAIAN 2012 TAHUN 2013 TARGET REALISASI % 1 Organisasi Pemuda Buah ,82 2 Organisasi Olahraga Buah ,17 3 Kegiatan Kepemudaan Keg ,73 Lokasi ,00 Orang ,64 4 Jumlah Kegiatan Olahraga Cabang ,67 5 Jumlah Klub Olahraga Buah ,38 6 Jumlah Gedung Olahraga Buah ,00 Sumber : Dinas Pemuda,OR, Kebudayaan dan Pariwisata, ) Organisasi Pemuda Jumlah organisasi pemuda pada tahun 2013 mencapai target 158,82%, dari 17 yang ditargetkan dapat terealisir sebanyak 27 organisasi pemuda. Perkembangan sampai dengan tahun 2013, jumlah organisasi kelompok kepemudaan (OKP) tidak ada pertambahan, pembinaan OKP diarahkan pada peningkatan mutu kegiatan, kemandirian dan kualitas produksi. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan kepemudaan bertambah karena ada beberapa kegiatan yang didanai oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sehingga Pemerintah Kabupaten Semarang dapat mengikuti even regional seperti penyuluhan pencegahan penggunaan narkoba dan kewirausahaan pemuda. Jumlah Kelompok Usaha Pemuda Produktif tahun 2013 sebanyak 19 kelompok. Dengan semakin meningkatnya Kelompok Usaha Pemuda Produktif ini diharapkan dapat meningkatkan jiwa kewirausahaan di kalangan generasi muda untuk dapat bersaing dalam perekonomian secara global, selain itu juga dapat mengurangi tingkat pengangguran. 2) Organisasi Olahraga Jumlah organisasi olahraga di Kabupaten Semarang tahun 2013 sebanyak 198 organisasi, mengalami peningkatan yang cukup signifikan yakni sebesar 104%, jika dibandingkan dengan tahun 2012 sebanyak 174 organisasi. Hal ini dikarenakan adanya pembinaan terhadap masyarakat akan arti pentingnya olahraga dan di samping itu adanya stimulan bantuan hibah bidang keolahragaan pada masyarakat. 3) Jumlah Kegiatan Kepemudaan Meningkatnya kegiatan kepemudaan, juga didukung adanya bantuan hibah dari pemerintah daerah kepada organisasi kepemudaan, yaitu: KNPI dan Kwarcab Pramuka. Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 10

39 NO Tabel 2.15 Jumlah Kegiatan Kepemudaan NAMA KEGIATAN KEPEMUDAAN 1 Pembinaan Organisasi Kepemudaan 2 Pendidikan dan Pelatihan Dasar Kepemimpinan 3 Pembinaan Pemuda Pelopor Keamanan Lingkungan SATUAN Kegiatan 8 5 Orang Lokasi 4 4 Kegiatan 1 1 Orang Lokasi 1 1 Kegiatan 11 8 Orang Lokasi Monev Kegiatan Orang Lokasi Jumlah Kegiatan Orang Lokasi Sumber : Dinas Pemuda,OR, Kebudayaan dan Pariwisata, 2013 Pada tahun 2013 telah diberikan bantuan hibah yang diberikan kepada organisasi kepemudaan antara lain: KNPI, Kwarcab Pramuka, 172 kelompok masyarakat bidang kepemudaan. 2. Aspek Pelayanan Umum a. Fokus Layanan Urusan Wajib 1) Urusan Pendidikan Keberhasilan pembangunan pada Urusan Pendidikan dapat dilihat lebih rinci dari indikator kinerja pelayanan yang telah dicapai tahun 2013, sebagai berikut: INDIKATOR KINERJA Tabel 2.16 Capaian Urusan Pendidikan CAPAIAN TAHUN TARGET REALISASI 1 Angka Partisipasi PAUD 37,13 37,86 44,90 118,59 2 Angka Partisipasi Murni (APM): - SD/MI 95,05 95,08 95,09 100,01 - SMP/MTs 81,70 81,73 81,75 100,02 - SMA/SMK/MA 40,03 39,70 40,05 100,88 3 Angka Partisipasi Kasar (APK): - SD/MI 105,01 104,93 105,02 100,09 - SMP/MTs 95,88 95,95 95,95 100,00 - SMA/SMK/MA 51,02 50,00 57,32 114,64 4 Angka Kelulusan: - SD/MI 100,00 99,97 100,00 100,03 - SMP/MTs 99,09 99,50 99,91 100,41 - SMA/SMK/MA 99,83 99,03 99,97 100,95 5 Angka Putus Sekolah: - SD/MI 0,10 0,11 0,10 110,00 - SMP/MTs 0,51 0,52 0,51 101,96 - SMA/SMK/MA 0,91 0,80 0,85 94,12 % Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 11

40 INDIKATOR KINERJA CAPAIAN 2013 TAHUN 2012 TARGET REALISASI % 6 Rasio ketersediaan sekolah/ penduduk usia sekolah: - SD/MI 0,74 0,77 0,74 96,10 - SMP/MTs 0,30 0,31 0,30 96,77 - SMA/SMK/MA 0,13 0,14 0,15 107,14 7 Angka Melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs 93,30 91,20 92,53 101,46 8 Angka Melanjutkan dari SMP/MTs ke SMA/MA/SMK 76,26 60,60 74,88 123,56 9 Angka Melek Huruf usia > 15 th 99,86 99,94 99,88 99,94 10 Guru yang berpendidikan S1/ D-IV: - TK/RA, SD/MI 52,67 48,00 65,14 135,71 - SMP/MTs 87,04 88,00 88,82 100,93 - SMA/MA/SMK 93,51 95,00 97,43 102,56 11 Guru bersertifikat pendidik: - SD/MI 43,06 68,00 47,74 70,21 - SMP/MTs 58,84 66,00 58,95 89,32 - SMA/SMK 38,35 66,00 38,46 58, Ruang kelas SD/MI sesuai standar 95,24 71,01 95,57 134, Ruang kelas SMP/MTs sesuai standar 83,53 89,34 86,60 96, Ruang kelas SMA/SMK sesuai standar 42,75 39,00 91,14 233,69 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang, 2013 Secara umum capaian indikator kinerja bidang pendidikan Kabupaten Semarang bisa dikatakan baik. Hal ini tampak dari capaian Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) disemua jenjang pendidikan. Dari capaian APK dan APM pada tahun 2013 menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat akan pendidikan sudah tinggi, namun pada jenjang SMA/MA/SMK masih harus terus ditingkatkan. Angka putus sekolah dari tahun ke tahun juga mengalami perkembangan ke arah yang lebih baik, demikian pula pada angka melanjutkan. 1.1) Pemerataan dan akses layanan pendidikan a) Meningkatnya APK dan APM Jenjang pendidikan SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/MA/SMK sebagaimana Tabel di atas menunjukkan bahwa APM tahun 2013 mengalami kenaikan untuk jenjang SD/MI sebesar 95,09% atau 101,06% dari target sebesar 95,08%, SMP/MTs sebesar 81,73% atau 100,04% dari target sebesar 81,67% dan jenjang SMA/MA/SMK sebesar 40,05% atau 100,88% dari target sebesar 39,70%. Hal ini menunjukkan bahwa tingginya tingkat kesadaran masyarakat terhadap pendidikan. Kenaikan APK tahun 2013 pada jenjang PAUD sebesar 44,90% atau 118,59% dari target sebesar 37,86%, jenjang SD/MI sebesar 105,02% dari target sebesar 104,93%, jenjang SMP/MTs sebesar 95,95% sama dengan target dan jenjang SMA/MA/SMK sebesar 57,32% dari target 50%. Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 12

41 b) Menurunnya angka putus sekolah Angka putus sekolah SD/MI melampaui target RPJMD tahun 2013 sebesar 0,10 atau 110,00% dari target sebesar 0,11. Untuk jenjang SMP/MTs tercapai sebesar 0,51 atau 101,96% dari target 0,52. Tercapainya target RPJMD ini didukung dengan adanya peningkatan pemberian beasiswa untuk siswa miskin/tidak mampu serta meningkatnya pemberian BOS dan BOSDA untuk semua siswa. Pada jenjang SMA/MA/SMK angka putus sekolah belum mencapai target RPJMD dari target sebesar 0,80 tercapai sebesar 0,85 atau 94,12% dari target. Hal ini dikarenakan banyaknya tawaran pekerjaan dari Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) pada tamatan SMP serta masih relatif tingginya biaya pendidikan pada jenjang SMA/SMK. c) Kenaikan Angka Melanjutkan (AM) Angka melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs dan dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA menunjukkan tercapainya target RPJMD namun mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan peningkatan jumlah penerimaan peserta didik baru tidak diimbangi dengan peningkatan jumlah siswa lulus ujian. d) Rasio Ketersediaan Sekolah Rasio ketersediaan sekolah di Kabupaten Semarang untuk jenjang SD/MI tidak memenuhi target RPJMD dan tidak mengalami peningkatan dari tahun 2012 dikarenakan jumlah SD/MI berkurang sebanyak 1 sekolah yakni SDN Badran 1 Susukan. Untuk jenjang SMP/MTs juga tidak memenuhi target RPJMD dan jika dibandingkan tahun 2012 juga tidak mengalami peningkatan karena bertambahnya jumlah anak usia sekolah SMP tidak diimbangi dengan penambahan jumlah SMP. Pada tahun 2013 hanya ada penambahan 1 sekolah baru yaitu SMP Kanaan Ungaran Barat. Pada jenjang pendidikan SMA/SMK angka ketersediaan sekolah mengalami peningkatan dan diatas target RPJMD dikarenakan bertambahnya jumlah sekolah baru sebanyak 3 sekolah yaitu MA Nurul Amal Bandungan, SMK Kesehatan Darusalam Bergas dan SMK Tunas Bangsa Bringin pada tahun e) Angka melek huruf Terdapat peningkatan angka melek huruf sebesar 0,02% dari 99,86% pada tahun 2012 menjadi 99,88% pada tahun Sedangkan dari target RPJMD angka melek huruf ini masih dibawah target sebesar 0,06% dari target tahun 2013 sebesar Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 13

42 99,94%. Tidak tercapainya target ini dikarenakan minimnya dana penyelenggaraan kelompok belajar Keaksaraan Fungsional (KF) Dasar pada tahun 2013 sehingga proses pemberantasan buta aksara kurang optimal. Dalam rangka menunjang keberhasilan pencapaian indikator pemerataan dan akses layanan pendidikan, upaya yang telah dilaksanakan pada tahun 2013 adalah: a) Peningkatan kuantitas dan kualitas sekolah melalui pembangunan dan rehabilitasi sedang/berat ruang kelas/bangunan sekolah yang antara lain: Penambahan ruang kelas sekolah yang bersumber dari DAK 2012 sebanyak 10 SD dilaksanakan secara swakelola; Pembangunan perpustakaan sekolah dari APBD Provinsi Jawa Tengah sebanyak 3 SD secara kontraktual; Pembangunan perpustakaan sekolah dari DAK Tahun 2013 sebanyak 61 SD dilaksanakan secara swakelola; Pemeliharaan rutin/berkala bangunan sekolah sebanyak 16 SD dilaksanakan secara kontraktual; Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah dari dana DID Tahun 2012 yang gagal lelang sebanyak 4 SD dilaksanakan secara kontraktual; Rehabilitasi sedang/berat dari DAK Tahun 2011 yang gagal lelang sebanyak 15 SD dilaksanakan secara kontraktual; Pembangunan perpustakaan dari DAK Tahun 2011 dilaksanakan secara kontraktual sebanyak 41 SD; Pembangunan perpustakaan dari DAK Tahun 2012 sebanyak 27 SD dilaksanakan secara swakelola; Rehab sedang/berat sebanyak 119 sekolah dilaksanakan secara swakelola; Rehabilitasi sedang ruang kelas sekolah dari dana bantuan keuangan Provinsi sebanyak 4 SD dilaksanakan secara kontraktual; Rehab sedang ruang kelas SMP di 4 SMP yang dilaksanakan secara kontraktual bersumber dari dana bantuan keuangan Provinsi Jawa Tengah; Pembangunaan ruang kelas baru SMP bersumber dari DAK Tahun 2011 di 3 SMP dilaksanakan secara kontraktual; Rehab Sedang/Berat SMP bersumber dari DAK tahun 2011 di 7 SMP dilaksanakans secara kontraktual; Rehab berat ruang belajar SMP dari DAK Tahun 2012 sebanyak 18 SMP dilaksanakan secara swakelola oleh Panitia Pembangunan sekolah; Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 14

43 Rehab sedang dan berat ruang belajar SMP dari DAK Tahun 2013 sebanyak 21 SMP dilaksanakan secara swakelola oleh Panitia Pembangunan Sekolah; Pembangunan ruang kelas baru bersumber dari DAK tahun 2013 sebanyak 21 sekolah dilaksanakan secara swakelola; Pembangunan ruang perpustakaan SMP bersumber dari DAK 2013 untuk 4 sekolah dilaksanakan secara swakelola; Pembangunan ruang laboratorium sebanyak 1 sekolah dari DAK 2013 yang dilaksanakan secara swakelola; Rehab ruang kelas SMA/SMK yang bersumber dari bantuan keuangan Provinsi Jawa Tengah sebanyak 2 SMA dilaksanakan secara kontraktual; Rehab ruang kelas SMA/SMK yang bersumber dari DAK Tahun 2013 dilaksanakan secara swakelola di 20 sekolah; Pembangunan Ruang Lab IPA SMA/SMK di 10 SMA/SMK dilaksanakan secara swakelola dari DAK Tahun 2013; Pembangunaan Ruang Perpustakaan SMA/SMK di 19 SMA/SMK; Pembangunan ruang kelas baru yang bersumber dari APBD Provinsi Jawa Tengah di 2 SMKN dilaksanakan secara kontraktual. b) Pengadaan buku perpustakaan di 14 SD dari bantuan keuangan Provinsi Jawa Tengah dilaksanakan secara kontraktual. c) Pengadaan TIK pembelajaran di 6 SD bersumber dari bantuan keuangan Provinsi yang dilaksanakan secara kontraktual. d) Pengadaan alat peraga dari DAK 2011 sebanyak 6 SD dilaksanakan secara kontraktual dan DAK tahun 2012 sebanyak 11 SD dan DAK Tahun 2013 sebanyak 74 SD. e) Pengadaan TIK dari DAK tahun 2011 sebanyak 28 sekolah dilaksanakan secara kontraktual. f) Pengadaan mebelair pengganti dari bantuan keuangan Provinsi Jawa Tengah sebanyak 4 SD dilaksanakan secara kontraktual. g) Pengadaan rapor untuk siswa TK/RA/SD/SDLB/SMPPLB. h) Pengadaan buku muatan lokal Bahasa Jawa dari bantuan keuangan Provinsi Jawa Tengah. i) Pengadaan TIK bersumber dari DAK tahun 2011 sebanyak 28 SD dilaksanakan secara kontraktual. j) Pengadaan buku perpustakaan SMP yang bersumber dari bantuan keuangan Provinsi Jawa Tengah di 8 SMP dilaksanakan secara kontraktual. k) Pengadaan alat laboratorium IPA yang bersumber dari bantuan keuangan Provinsi Jawa Tengah di 11 SMP dilaksanakan secara kontraktual. Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 15

44 l) Pengadaan mebelair SMP dari bantuan Provinsi Jawa Tengah di 4 SMP. m) Pengadaan buku mulok Bahasa Jawa bantuan Provinsi Jawa Tengah di 2 SMP. n) Pengadaan alat TIK SMP dari dana DAK tahun 2011 di 7 SMP. o) Pengadaan alat laboratorium Bahasa dari dana DAK 2013 di 10 SMP. p) Pengadaan alat peraga SMP dari dana DAK 2013 untuk alat peraga ke 9 sekolah terdiri dari alat laboratorium IPA, alat peraga Matematika, alat peraga IPS dan alat peraga olahraga. q) Pengadaan alat laboratorium IPA SMA di 1 sekolah dari DAK Tahun r) Pengadaan alat laboratorium IPA dari DAK Tahun 2013 ke 8 SMK dilaksanakan secara kontraktual. s) Tersalurkannya Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tahun 2013 kepada siswa SD dan SMP dari Pemerintah Provinsi untuk SD/MI dan SMP/MTs Sedangkan BOS dari Pemerintah Pusat yang langsung masuk ke rekening untuk SD sebanyak dan SMP sebanyak Sedangkan untuk SMK sebanyak dan SMA sebanyak siswa. t) Tersalurkannya bantuan beasiswa miskin untuk SD sebanyak siswa, untuk siswa SMP sebanyak siswa dan untuk siswa SMA/SMK sebanyak siswa dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten Semarang. 1.2) Peningkatan mutu dan daya saing pendidikan a) Meningkatnya angka kelulusan dan nilai Ujian Nasional yang secara umum menunjukkan hasil cukup memuaskan, seperti terlihat pada Tabel berikut: Tabel 2.17 Tingkat Kelulusan Kabupaten Semarang Tahun 2011/2012 dan 2012/2013 NO. INDIKATOR KINERJA 2011/ /2013 +/(-) I. SD/MI/SDLB 1 Tingkat Kelulusan (%) ,00 2 Nilai UN 7,43 7,64 0,21 II. SMP/MTs/SMPLB 1 Tingkat Kelulusan (%) 99,09 99,91 0,82 2 Nilai UN 7,35 7,35 0,00 III. SMA/MA/SMK/SMALB 1 Tingkat Kelulusan (%) 99,83 99,97 0,14 2 Nilai UN 7,60 7,65 0,05 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang, 2013 Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 16

45 Dari data tersebut di atas, tingkat kelulusan menunjukkan adanya peningkatan pada semua jenjang pendidikan. Sedangkan untuk nilai UN pada jenjang SMP/MTs dan SMA/MA/SMK mengalami peningkatan, hal ini menunjukkan bahwa adanya koordinasi dan peran serta antara siswa, guru, orang tua, sekolah dan Dinas Pendidikan. b) Secara umum peringkat hasil Ujian Nasional tingkat Provinsi untuk tiap jenjang pendidikan mengalami kenaikan kecuali untuk SD/MI, sehingga masih perlu ditingkatkan. Tabel 2.18 Peringkat Hasil Ujian Nasional Tingkat Provinsi Kabupaten Semarang Tahun 2011/2012 dan 2012/2013 JENJANG 2011/ /2013 NAIK/(TURUN) SD/MI 7 8 (1) SMP/MTS SMA/MA - Jurusan IPA Jurusan IPS Jurusan Bahasa SMK Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang, 2013 c) Sampai dengan tahun 2013 jumlah guru yang telah memenuhi kualifikasi S1/D-IV sebanyak guru TK/RA, SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA/SMK (74,14%) dan yang telah sertifikasi sebanyak guru SD, SMP, SMA dan SMK (48,54%). Hal ini menunjukkan terpenuhinya kualifikasi S1/D-IV sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Sertifikasi Guru. JENJANG Tabel 2.19 Persentase Guru Berpendidikan S1/D-IV Kabupaten Semarang Tahun CAPAIAN 2012 TARGET 2013 REALISASI % +/- SD/MI 52, ,14 135,71 12,47 SMP/MTs 87, ,82 100,93 1,78 SMA/SMK 93, ,43 102,55 3,92 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang, 2013 JENJANG Tabel 2.20 Persentase Guru Bersertifikat Pendidik Kabupaten Semarang Tahun CAPAIAN 2012 TARGET 2013 REALISASI % +/- SD/MI 43, ,74 70,21 4,68 SMP/MTs 58, ,95 89,32 0,11 SMA/SMK 38, ,46 58,27 0,11 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang, 2013 Dari dua Tabel di atas, secara umum baik guru berkualifikasi S1/D-IV maupun guru bersertifikat pendidik mengalami peningkatan. Sedangkan jumlah guru bersertifikat pendidik juga menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan Tahun 2012, Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 17

46 2) Urusan Kesehatan namun belum sesuai dengan target RPJMD. Hal ini dikarenakan proses sertifikasi tenaga pendidik yang sebelumnya dengan metode portofolio, apabila tidak lulus baru mengikuti PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru) namun saat ini semua harus melalui metode PLPG dan didahului dengan Uji Kompetensi Awal (UKA) secara online, sehingga jumlah guru yang lulus sertifikasi tidak bisa sesuai dengan target. Capaian target indikator sasaran Urusan Kesehatan tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menujukkan keberhasilan pembangunan melalui pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya dalam Tahun Keberhasilan Pembangunan di Urusan Kesehatan dapat dilihat lebih rinci dari indikator kinerja pelayanan yang telah dicapai Tahun 2013 seperti terlihat dalam Tabel berikut: Tabel 2.21 Capaian Urusan Kesehatan NO INDIKATOR KINERJA SAT CAPAIAN 2012 TAHUN 2013 TARGET REALISASI % 1 Angka Harapan Tahun 72,61 72,50 72,61 *) 100,00 Hidup*) 2 Angka Kematian Bayi Per ,19 8,09 11,95 67,70 KH 3 Angka Kematian Ibu Per 78, ,2 93, KH 4 Angka Kematian Balita Per ,47 5,30 13,44 93,43 KH 5 Persentase balita gizi buruk % 0,06 0,12 0,08 66,55 6 Rasio posyandu per satuan balita 7 Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk 8 Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk 9 Rasio dokter per satuan penduduk 10 Rasio tenaga medis per satuan penduduk 11 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 12 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 13 Cakupan desa/ kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 14 Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan Per 1000 balita Per 1000 penduduk Per 1000 penduduk Per 1000 penduduk Per 1000 penduduk 22, ,09 132,23 0,37 0,38 0,37 97,37 0,004 0,004 0, ,24 0,21 0,26 123,81 0,37 0,3 0,31 103,33 % 100,00 100,00 100,00 100,00 % 94,33 94,00 95,46 101,55 % 99,15 100,00 100,00 100,00 % 100,00 100,00 100,00 100,00 Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 18

47 NO INDIKATOR KINERJA SAT 15 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA CAPAIAN 2012 TAHUN 2013 TARGET REALISASI % % 26,32 52,00 15,11 29,06 16 Cakupan penemuan % 100,00 100,00 100,00 100,00 dan penanganan penderita penyakit DBD 17 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin - Jamkesmas % 17,39 17,41 45,72 262,61 - Jamkesda % 0,16 9,44 18,72 198,31 18 Cakupan kunjungan % 91,86 98,10 84,14 92,46 bayi 19 Cakupan puskesmas % 136,84 136,84 136,84 100,00 20 Cakupan Puskesmas Pembantu % 28,94 28,94 28,94 100,00 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, ) Kondisi Mortalitas Angka mortalitas Kabupaten Semarang tahun 2013 adalah sebagai berikut: a) Angka Kematian Bayi (AKB) di tahun 2013 sebesar 11,95 per NO kelahiran hidup (KH). Angka ini menurun dibandingkan kondisi Tahun 2012 dimana AKB sebesar 13,19 per KH. Jumlah kasus kematian bayi usia 0-1 tahun di tahun 2013 sebanyak 169 kasus. Jumlah ini menurun dibandingkan jumlah kematian bayi di tahun sebelumnya, dimana di tahun 2012 jumlah bayi meninggal sebanyak 186 kasus. Dari 169 kasus kematian bayi di tahun 2013, penyebab terbesar adalah BBLR 36,69% dan asfiksia 14,79%, sedangkan sisanya disebabkan penyakit infeksi, aspirasi (tersedak), kelainan kongenital (kelainan bawaan) dan lain-lain. Bila dilihat dari umur kematian bayi, terbanyak pada usia 0-7 hari yaitu sebesar 71,01% (120 bayi), usia 29 hari-1 tahun sebesar 20,12% (34 bayi) dan usia 8-28 hari sebesar 8,88% (15 bayi). PENYEBAB KEMATIAN BAYI Tabel 2.22 Data Kematian Bayi Kabupaten Semarang Tahun 2013 JUMLAH BAYI MENINGGAL BERDASARKAN USIA KEMATIAN 0-7 HARI 8-28 HARI 29 HARI-1 TAHUN JMLH % PENYEBAB 1 BBLR ,69 2 Asfiksia ,79 3 Infeksi ,73 4 Aspirasi ,88 5 Kelainan congenital ,06 6 Ileus ,78 7 Diare ,55 8 DBD ,59 9 Pneumonia ,37 Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 19

48 NO PENYEBAB KEMATIAN BAYI JUMLAH BAYI MENINGGAL BERDASARKAN USIA KEMATIAN 0-7 HARI 8-28 HARI 29 HARI-1 TAHUN JMLH % PENYEBAB 10 Lain-lain ,57 Jumlah % Jumlah kematian 71,01 8,88 20, bayi berdasar usia Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, 2013 b) Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2013 sebesar 120,2 per KH. Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2012 dimana AKI di tahun 2012 sebesar 78,01 per KH. Jumlah kematian ibu hamil/bersalin/nifas pada tahun 2013 sebanyak 17 orang dan di tahun 2012 sebanyak 11 orang. Dari 17 kematian ibu, penyebab kematian terbesar adalah kasus pre-eklamsi dan eklamsi sebanyak 9 kasus, perdarahan 3 kasus, emboli air ketuban 3 kasus, gagal ginjal 1 kasus dan penyakit jantung 1 kasus. Dalam rangka peningkatan kesehatan ibu, beberapa upaya telah dilakukan di tahun 2013, antara lain: Peningkatan kualitas SDM dengan mengikutsertakan bidan pada Pelatihan Penanganan Gawat Darurat Obstetri dan Neonatal, Pelatihan Asuhan Persalinan Normal, dan Pelatihan Clinical Instructur. Peningkatan sarana prasarana antara lain dengan melaksanakan kegiatan rehab PKD di 7 lokasi dan pengadaan alat kesehatan PONED (Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar) untuk 6 puskesmas. Peningkatan Manajemen dengan melaksanakan jejaring ibu bayi selamat dan Maternal Mortality Meeting (M3) di tingkat kecamatan dan tingkat desa. Jejaring ibu bayi selamat adalah suatu kegiatan pelayanan kesehatan yang melibatkan semua elemen terkait untuk menyelamatkan ibu hamil, bersalin,dan nifas, beserta bayinya dengan membentuk kemitraan. Strategi yang diterapkan dalam kegiatan jejaring ibu bayi selamat antara lain mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada secara komprehensif, efektif dan efisien, mengoptimalkan peran seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung program, dan membangun kemitraan dengan membentuk jejaring komunikasi dan informasi yang efektif efisien. Dalam jejaring ibu bayi selamat, kegiatan yang dilaksanakan antara lain deteksi dini ibu hamil resiko tinggi, perencanaan persalinan utamanya yang beresiko, penanganan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal, menyusun dan memberlakukan protap rujukan, menentukan jejaring rujukan Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 20

49 dengan rumah sakit, dan memanfaatkan teknologi informasi untuk pelaksanaan program. c) Angka Kematian Balita (AKABA) umur 0-5 tahun di tahun 2013 sebesar 13,44 per KH. Angka ini menurun jika dibandingkan tahun 2012 dimana AKABA di tahun 2012 sebesar 14,47 per KH. Jumlah balita 0-5 tahun yang meninggal di tahun 2013 sebanyak 190 balita, menurun dibandingkan tahun 2012 dimana jumlah balita meninggal sebanyak 204 balita. Sedangkan kematian balita berumur 1-5 tahun yang meninggal pada tahun 2013 sebanyak 20 balita, meningkat dibandingkan tahun 2012 sebanyak 18 balita. Penyebab kematian 20 balita usia 1-5 tahun antara lain: ispa pneumoni 1 balita, diare 1 balita, talasemia 1 balita, HIV/AIDS 1 balita, penyakit jantung bawaan 1 balita, muntah kejang 1 balita, gizi buruk dengan down syndrome 1 balita, leukemia 1 balita, kejang demam 1 balita, tenggelam 2 balita, kanker mata 1 balita, gizi buruk dengan pneumoni 1 balita, meningitis 3 balita, kanker testis 1 balita, aspirasi 1 balita, lactose intoleransi 1 balita dan penyebab lain-lain 2 balita. 2.2) Kondisi Morbiditas Angka morbiditas Kabupaten Semarang tahun 2013 dibanding tahun 2012, sebagaimana ditunjukkan pada Tabel berikut: NO Tabel 2.23 Capaian Indikator Angka Morbiditas INDIKATOR CAPAIAN 2012 TARGET TAHUN 2013 REALISASI 1 Incident Rate DBD per ,16 < 3 3,12 penduduk 2 CFR DBD 1,82 0 1,01% 3 Cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD 4 Cakupan penemuan penderita TBC BTA (+) 5 Cakupan penanganan HIV/AIDS 100% 100% 100% (101 kasus) 100% 296 kasus 26,32% 52% 15,11% 100% 100% 100% (15 HIV/ 16 AIDS) (22 HIV/ 17 AIDS) 6 AFP Rate per ,00 > 2 6 kasus penduduk < 15 thn 7 Desa/kelurahan mengalami 100% 100% 100% KLB yang ditangani < 24 jam 8 Cakupan desa/kelurahan 99,15% 100% 100% Universal Child Immunization (UCI) 9 Balita Gizi Kurang 3,06% 5% 2,70% 10 Balita Gizi Buruk 0,06% 0,12% 0,08% Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, 2013 a) Jumlah kasus DBD pada tahun 2013 sebanyak 296 kasus, meningkat dibandingkan tahun 2012 yang berjumlah 110 kasus. Peningkatan kasus DBD dipengaruhi faktor cuaca. Peningkatan kasus ini menyebabkan Incidence Rate (IR) meningkat dibanding tahun 2012 dan melampaui target <3 per penduduk. IR Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 21

50 DBD tahun 2013 sebesar 3,12 per penduduk, meningkat dari tahun 2012 dimana tahun 2012 IR DBD sebesar 1,16 per penduduk. b) Jumlah kematian akibat penyakit DBD di tahun 2013 sebanyak 3 orang, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya karena di tahun 2012 jumlah kematian akibat DBD sebanyak 2 orang. Angka Case Fatality Rate (CFR)/angka kematian DBD tahun 2013 sebesar 1,01%, menurun dibandingkan tahun 2012 sebesar 1,82%. c) Jumlah penderita baru TBC BTA (+) yang ditemukan dan diobati sebanyak 152 kasus, dengan cakupan Case Detection Rate (CDR) sebesar 15,11% (152 orang jumlah BTA positif/1.006 orang jumlah penduduk perkiraan BTA positif). Cakupan penemuan penderita TBC BTA (+) menurun dibanding tahun 2012 sebesar 26,32%. Persentase kesembuhan penderita TBC BTA (+) tahun 2013 sebesar 87,6% (jumlah pasien TB yang sembuh 133, dibagi jumlah pasien yang diobati 152 pasien), angka ini meningkat dibandingkan tahun 2012 dimana angka kesembuhan sebesar 83,33%. d) Jumlah kasus HIV di tahun 2013 sebanyak 22 kasus, meningkat dibanding di tahun 2012 sebanyak 15 kasus. Jumlah kasus AIDS di tahun 2013 sebanyak 17 kasus, bertambah 1 kasus dari tahun 2012 (tahun 2012 sebanyak 16 kasus). Seluruh kasus HIV/AIDS yang terdeteksi mendapatkan pelayanan kesehatan. e) Jumlah kasus Acute Flacid Paralysis (AFP) yang ditemukan pada tahun 2013 sebanyak 6 kasus, meningkat dibanding tahun 2012 sebanyak 4 kasus. Berdasarkan hasil laboratorium, seluruh kasus AFP yang ditemukan pada tahun 2013 negatif (bukan polio). f) Jumlah desa/kelurahan yang mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) mengalami peningkatan dari tahun 2012 sebanyak 12 desa/kelurahan meningkat menjadi 15 desa/kelurahan. Seluruh KLB yang terjadi dapat tertangani <24 jam. NO. JENIS KLB Tabel 2.24 Kejadian Luar Biasa (KLB) Kabupaten Semarang Tahun 2013 DESA/KELURAHAN MENGALAMI KLB JUMLAH KASUS JUMLAH PENDERITA MENINGGAL 1 Hepatitis A Desa Payungan Kec Kaliwungu Desa Kalikayen Kec Ungaran Timur 2 Campak Klinis Desa Sraten Kec Tuntang 3 AFP Desa Keji Kec. 1 0 Ungaran Barat Desa Karang Tengah 1 0 Kec. Tuntang Desa Kebondowo 1 0 Kec. Banyubiru Desa Kupang Kec. 1 0 Ambarawa Kec. Tuntang 1 0 Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 22

51 NO. JENIS KLB DESA/KELURAHAN MENGALAMI KLB JUMLAH KASUS JUMLAH PENDERITA MENINGGAL Desa Kalongan Kec. 1 0 Ungaran Timur 4 Keracunan Desa Bandungan 49 0 Kec. Bandungan 5 Difteri Desa Sidomulyo Kec. 1 0 Ungaran Timur Desa Gondoriyo Kec. 1 0 Jambu 6 Chikungunya Desa Kalirejo Kec Ungaran Timur Desa Kalongan Kec Ungaran Timur 7 Rubella Desa Regunung Kec Tengaran Jumlah Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, 2013 g) Pada tahun 2013 seluruh desa/kelurahan di Kabupaten Semarang yang berjumlah 235 desa/kelurahan berhasil mencapai Universal Child Immunization (UCI), yaitu tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada bayi (0-11 bulan), ibu hamil, Wanita Usia Subur (WUS) dan anak sekolah tingkat dasar. Hal ini meningkat dibandingkan tahun 2012, karena di tahun 2012 desa/kelurahan UCI hanya tercapai 99,15%. h) Dari hasil kegiatan penimbangan serentak (BB/U) yang dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan September 2013 sejumlah balita diperoleh hasil persentase balita gizi buruk sebesar 0,08% (53 balita). Angka ini lebih kecil dari target yang ditetapkan yaitu 0,12%. Seluruh balita dengan kasus gizi buruk mendapatkan perawatan. Balita dengan gizi kurang sebesar 2,70% (1.790 balita), gizi lebih sebesar 3,15% (2.095 balita) dan gizi baik sebesar 94,07% ( balita). i) Jumlah Posyandu di Kabupaten Semarang tahun 2013 sebanyak Posyandu. Bila dibandingkan dengan rata-rata jumlah balita dalam 1 tahun sebanyak balita diperoleh angka rasio Posyandu sebesar 29,09 per balita. 2.3) Kondisi Sanitasi Lingkungan Kondisi sanitasi lingkungan tahun 2013 dibandingkan tahun 2012 digambarkan pada Tabel berikut: NO Tabel 2.25 Kondisi Sanitasi Lingkungan INDIKATOR CAPAIAN 2012 TARGET TAHUN 2013 REALISASI 1 Cakupan jamban 85,72% 87,00% 82,70% 2 Cakupan rumah sehat 77,36% 77,00% 76,88% 3 Cakupan sarana air bersih 88,60% 91,00% 88,58% 4 Cakupan pengawasan sanitasi TTU, industri, TPM, TP3 84,41% 86,00% 80,45% Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, 2013 Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 23

52 a) Cakupan jamban di Kabupaten Semarang mengalami penurunan dari tahun 2012 sebesar 85,72% menjadi 82,70% di tahun Cakupan rumah sehat mengalami penurunan dari tahun 2012 sebesar 77,36% menjadi 76,88% di tahun Menurunnya cakupan jamban disebabkan karena meningkatnya pembangunan rumah di desa yang belum diikuti dengan pembuatan jamban. Sedangkan menurunnya cakupan rumah sehat disebabkan karena: Akselerasi pertumbuhan penduduk dengan proporsi pertumbuhan rumah tidak sejalan. Wilayah kerja yang luas tidak sebanding dengan jumlah tenaga pelaksana pemeriksa yang ada sehingga cakupan pemeriksaan tidak seperti yang diharapkan. b) Cakupan sarana air bersih mengalami penurunan dari tahun 2012 sebesar 88,60%, menjadi 88,58% di tahun Angka ini belum memenuhi target 91% dan menurun capaiannya apabila dibandingkan cakupan tahun Hal ini disebabkan karena: Sebaran sarana air bersih di Kabupaten Semarang belum merata. Masih banyak daerah-daerah karena letak geografis sehingga sulit meningkatkan cakupan air bersih (Kecamatan Suruh, Kecamatan Bancak, Kecamatan Bringin dan Kecamatan Susukan) Banyak bangunan sarana air bersih yang sudah tua dan berlumut sehingga menyebabkan kualitas air menurun (air menjadi berbau). Dalam upaya meningkatkan cakupan sarana air bersih, di tahun 2013 melalui dana Tugas Pembantuan dari Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, telah dilaksanakan pembuatan teknologi tepat guna di 3 lokasi, yaitu Desa Bonomerto Kecamatan Suruh, Desa Semowo Kecamatan Pabelan dan Desa Regunung Kecamatan Tengaran. Selain itu, juga telah dilaksanakan rehab sumur sebanyak 100 unit di 10 desa, yaitu: Desa Bejaten, Desa Jembrak, Desa Kadirejo (Kecamatan Pabelan); Desa Jatirejo, Desa Medayu, Desa Plumbon, Desa Suruh (Kecamatan Suruh); Desa Sruwen, Desa Bener, Desa Butuh (Kecamatan Tengaran). c) Cakupan pengawasan sanitasi Tempat Tempat Umum (TTU), industri, Tempat Pengelolaan Makanan (TPM), Tempat Penyimpanan dan Pengelolaan Pestisida (TP3) mengalami penurunan dari tahun 2012 sebesar 84,41% menjadi 80,45% di tahun Angka tersebut juga belum memenuhi target yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena belum semua puskesmas mempunyai tenaga sanitarian. Dari 26 puskesmas di Kabupaten Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 24

53 Semarang, masih ada 9 puskesmas yang belum mempunyai tenaga sanitarian. 2.4) Kondisi Pelayanan Kesehatan Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di Kabupaten Semarang, Pemerintah Daerah selalu berupaya untuk mengembangkan sarana pelayanan kesehatan baik dari segi kuantitas maupun pengembangan kualitas pelayanan agar tercipta pelayanan prima di setiap institusi pelayanan kesehatan. Capaian indikator pelayanan kesehatan sebagaimana Tabel berikut: NO INDIKATOR KINERJA SAT 1 Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk 2 Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk 3 Rasio dokter per satuan penduduk (dokter spesialis dan dokter umum) 4 Rasio tenaga medis per satuan penduduk (dokter spesialis, dokter umum dan dokter gigi) Tabel 2.26 Capaian Indikator Pelayanan Kesehatan Per 1000 penduduk Per 1000 penduduk Per 1000 penduduk Per 1000 penduduk CAPAIAN 2012 TAHUN 2013 TARGET REALISASI % 0,004 0,004 0, ,00 0,37 0,38 0,37 97,37 0,24 0,21 0,26 123,81 0,37 0,30 0,31 103,33 5 Cakupan puskesmas % 136,84 136,84 136,84 100,00 6 Cakupan Puskesmas Pembantu % 28,94 28,94 28,94 100,00 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, 2013 a) Pada tahun 2013, di Kabupaten Semarang terdapat 4 unit rumah sakit yang terdiri dari 2 rumah sakit pemerintah yaitu RSUD Ungaran dan RSUD Ambarawa, dan 2 rumah sakit swasta yaitu RS Bina Kasih dan RS Ken Saras. Rasio rumah sakit di Kabupaten Semarang sebesar 0,004 per penduduk. b) Jumlah puskesmas tahun 2013 di Kabupaten Semarang sebanyak 26 puskesmas yang tersebar di 19 kecamatan, dengan jumlah puskesmas perawatan sebanyak 12 puskesmas dan non perawatan sebanyak 14 puskesmas. Puskesmas pembantu sebanyak 68 unit, Pos Kesehatan Desa (PKD) sebanyak 155 unit, Polindes sebanyak 27 unit, Balai Pengobatan (BP) sebanyak 40 unit, Rumah Bersalin (RB) sebanyak 7 unit, klinik sebanyak 12 unit, klinik perusahaan sebanyak 19 unit. Total jumlah Puskesmas, Pustu, PKD, Polindes, BP, RB, klinik dan klinik perusahaan sebanyak 354 unit. Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk 2013 sebanyak jiwa diperoleh angka rasio sebesar 0,37 per penduduk atau 3,7 per penduduk. Cakupan puskesmas sebesar 136,84% dan cakupan pustu sebesar 28,94%. Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 25

54 c) Cakupan rawat jalan di Puskesmas Kabupaten Semarang menunjukkan trend kenaikan dari tahun 2012 sebesar 26,58% menjadi 34,29% di tahun 2013, dan persentase cakupan rawat jalan di Kabupaten Semarang di tahun 2013 sudah di atas target nasional sebesar 15%. Pelayanan kesehatan di puskesmas dan jejaringnya yang bebas biaya dan mudah diakses sehingga tingkat kunjungan di puskesmas cenderung mengalami peningkatan. d) Cakupan rawat inap di Puskesmas Rawat Inap Kabupaten Semarang menunjukkan trend penurunan dari tahun 2012 sebesar 0,62% menjadi 0,56% di tahun Namun demikian cakupan yang dicapai belum bisa memenuhi target sebesar 1,5%. Hal ini disebabkan karena sebagian besar masyarakat yang sakit dan harus dirawat inap lebih memilih dirawat inap di rumah sakit khususnya rumah sakit milik pemerintah dengan alasan antara lain pelayanan yang diberikan lebih lengkap, disamping itu adanya kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang dimana masyarakat Kabupaten Semarang yang dirawat di kelas tiga tidak dikenakan biaya. e) Jumlah kunjungan peserta Jamkesmas di Puskesmas (pelayanan kesehatan strata 1) mengalami kenaikan dari tahun 2012 sebanyak menjadi kunjungan di tahun f) Pelayanan kesehatan pasien miskin melalui kegiatan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) tahun 2013 telah melayani sebanyak pasien, meningkat dibandingkan dengan tahun 2012, dimana pada tahun 2012 melayani sebanyak pasien. g) Selain UPTD Puskesmas, Dinas Kesehatan memiliki UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan sampel bakteriologi lingkungan, parasitologi lingkungan, kimia lingkungan dan sampel klinis. Kinerja UPTD Labkesda pada tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 2.27 Capaian Kinerja Labkesda NO JENIS PEMERIKSAAN 1 Pemeriksaan Bakteriologi Lingkungan 2 Pemeriksaan Parasitologi Lingkungan INDIKATOR KINERJA Jumlah sampel MPN coliform dan atau E Coli air yang diperiksa Jumlah sampel MPN coliform dan atau E Coli makanan yang diperiksa Jumlah sampel tanah yang diperiksa SAT CAPAIAN 2012 TARGET TAHUN 2013 REALISASI sampel sampel sampel Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 26

55 NO JENIS PEMERIKSAAN 3 Pemeriksaan Kimia Lingkungan 4 Pemeriksaan klinis INDIKATOR KINERJA Jumlah sampel air yang diperiksa Jumlah parameter yang diperiksa Jumlah pasien per tahun Jumlah sampel klinis yang diperiksa Jumlah parameter yang diperiksa Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, 2013 Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 27 SAT CAPAIAN 2012 TARGET TAHUN 2013 REALISASI sampel orang sampel Parameter Parameter Dari indikator kinerja Labkesda di atas, target yang tidak tercapai adalah jumlah pemeriksaan sampel tanah, pemeriksaan sampel makanan dan pemeriksaan sampel klinis. Tidak adanya pemeriksaan sampel tanah dikarenakan UPTD Labkesda tidak mempunyai program khusus yang secara aktif melakukan pengambilan dan pemeriksaan sampel tanah. Pemeriksaan sampel tanah memang jarang dilakukan kecuali ada kejadian luar biasa misalnya wabah kecacingan atau ada kegiatan penelitian. Pemeriksaan sampel makanan yang ditargetkan 200 sampel hanya tercapai 66 sampel, hal ini dikarenakan ijin laik sehat yang merupakan penyumbang utama pemeriksaan sudah tidak lagi ditargetkan pendapatannya, sehingga mempengaruhi jumlah pemeriksaan sampel makanan. 2.5) Kinerja Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin di Rumah Sakit pada tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 2.28 Capaian Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Miskin RSUD Ungaran NO INDIKATOR KINERJA SAT CAPAIAN 2012 TAHUN 2013 TARGET REALISASI % 1 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin - Jamkesmas Pasien ,36 - Jamkesda Pasien ,67 Sumber : RSUD Ungaran Kabupaten Semarang, 2013 Tabel 2.29 Capaian Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Miskin RSUD Ambarawa NO INDIKATOR KINERJA SAT CAPAIAN 2012 TAHUN 2013 TARGET REALISASI % 1 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin - Jamkesmas Pasien ,88 - Jamkesda Pasien ,21 Sumber : RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang, 2013

56 Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Semarang yang diselenggarakan oleh RSUD Ungaran dan RSUD Ambarawa pada standar yang ideal sesuai dengan PERMENKES RI NO.1171/MENKES/PER/VI/2011 tanggal 15 Juni 2011 tentang Juknis SIRS (Sistem Informasi Rumah Sakit) dapat dilihat pada Tabel capaian indikator pelayanan RS sebagai berikut: Tabel 2.30 Capaian Kinerja RSUD Kabupaten Semarang Tahun NO INDIKATOR KINERJA SAT CAPAIAN 2012 REALISASI 2013 RSUD UNG RSUD AMB RSUD UNG RSUD AMB 1 BOR (Bed Occupation Rate) % 72,90 72,30 78,40 72,60 2 LOS (Lenght of Stay) hari 4,60 5 4,50 5,10 3 TOI (Turn Over Interval) hari 1,40 1,80 1 1,70 4 BTO (Bed Turn Over) kali 72,50 56,20 79,20 58,10 5 GDR (Gross Death Rate) 23,40 43,01 20,30 35,50 6 NDR (Net Death Rate) 15,00 20,56 11,30 21,50 Sumber: RSUD Ungaran dan RSUD Ambarawa, 2013 a) Bed Occupancy Rate (BOR) yaitu persentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah 60-80%. Tahun 2013 BOR RSUD Ungaran sebesar 78,40% meningkat dibandingkan tahun 2012 sebesar 72,90%. BOR RSUD Ambarawa sebesar tahun 2013 sebesar 72,60% meningkat dibandingkan tahun 2012 sebesar 72,30%. BOR RSUD Ungaran dan RSUD Ambarawa masih dalam angka yang ideal. b) Average Length Of Stay (LOS) yaitu rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan. Secara umum nilai rata-rata LOS yang ideal antara 6-9 hari. Tahun 2013 LOS RSUD Ungaran selama 4,5 hari, sedangkan tahun 2012 selama 4,6 hari. LOS RSUD Ambarawa selama 5,1 hari, sedangkan tahun 2012 selama 5,0 hari. Hal ini menunjukkan bahwa pelayanan RS terhadap pasien masih dalam angka yang ideal. c) Turn Over Interval (TOI) yaitu rata-rata tempat tidur dalam kondisi tidak terisi ke kondisi terisi berikutnya. Nilai ideal TOI selama 1-3 hari. Tahun 2013 TOI RSUD Ungaran selama 1,0 hari, sedangkan pada tahun 2012 selama 1,4 hari. TOR RSUD Ambarawa selama 1,7 hari, sedangkan tahun 2012 selama 1,8 hari. Hal ini memperlihatkan kondisi pelayanan RS terhadap pasien cukup ideal. Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 28

57 d) Bed Turn Over (BTO) yaitu frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu (biasanya dalam perode 1 tahun). Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi pada pemakaian tempat tidur. Idealnya dalam setahun 1 tempat tidur dipakai kali. Tahun 2013 BTO RSUD Ungaran sebesar 79,20 kali, sedangkan pada tahun 2012 sebesar 72,50 kali. RSUD Ambarawa sebesar 58,10 kali, sedangkan pada tahun 2012 sebesar 56,20 kali. Nilai BTO kedua rumah sakit melebihi angka yang ideal, hal ini terjadi karena kunjungan pasien melebihi dari tempat tidur yang disediakan terutama untuk kelas III. e) Gross Death Rate (GDR) yaitu angka kematian umum untuk setiap penderita keluar rumah sakit. Nilai GDR seyogyanya tidak melebihi 45 pada penderita keluar. Tahun 2013 RSUD Ungaran sebesar 20,3 meningkat menjadi 23,4 pada tahun GDR RSUD Ambarawa sebesar 35,5 menurun dibanding tahun 2012 sebesar 43,01. Dari kedua rumah sakit angka GDR tahun 2012 mengalami penurunan dibandingkan tahun Angka tersebut masih dalam angka yang ideal; f) Net Death Rate (NDR) yaitu angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan dirumah sakit. Nilai NDR yang dianggap masih dapat ditolelir adalah kurang dari 25 per Tahun 2013 NDR RSUD Ungaran sebesar 11,3, tahun 2012 sebesar 15,0. NDR RSUD Ambarawa sebesar 21,50 tahun 2013, sedangkan tahun 2012 sebesar 20,56. Angka tersebut masih dalam angka yang ideal. 3) Urusan Pekerjaan Umum Capaian target indikator Urusan Pekerjaan Umum tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menunjukkan keberhasilan pembangunan melalui pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya dalam tahun Kinerja Urusan Pekerjaan Umum yang dicapai ditahun 2013 adalah sebagai berikut: Tabel 2.31 Capaian Urusan Pekerjaan Umum NO URAIAN SAT CAPAIAN TARGET REALISASI % 1 Proporsi panjang jaringan % 49,38 55,00 52,96 96,29 jalan dalam kondisi baik 2 Rasio jaringan irigasi % 26,71 60,83 26,71 43,91 dalam kondisi baik 3 Jalan penghubung dari ibukota kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk (minimal dilalui roda 4) % 100,00 63,00 70,00 111,11 Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 29

58 NO URAIAN SAT CAPAIAN TARGET REALISASI % 4 Panjang jalan kabupaten % 49,38 65,00 52,96 81,48 dalam kondisi baik (kecepatan kend > 40 km/jam) 5 Panjang jalan yang % 23,00 23,00 23,10 100,43 memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan air (lebar > 1,5 m) 6 Drainase dalam kondisi % 61,00 63,00 65,00 103,17 baik/pembuangan aliran air tidak tersumbat 7 Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik % 39,94 58,90 42,00 71,31 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Semarang, 2013 a) Proporsi panjang jalan dalam kondisi baik mencapai 52,96% atau 96,29% dari target 55,00% dan mengalami kenaikan jika dibandingkan capaian tahun 2012 sebesar 49,38%. Berdasarkan status pengelolaannya di Kabupaten Semarang terdapat jalan nasional sepanjang 54,75 km, jalan provinsi sepanjang 82,51 km, dan jalan kabupaten sepanjang 733,62 km (560,12 km jalan kabupaten non perkotaan dan 173,50 km jalan perkotaan) serta jalan perdesaan (poros desa) sepanjang 715,00 km, sebagaimana Tabel berikut: Tabel 2.32 Status dan Panjang Jalan STATUS JALAN PANJANG (KM) Jalan Nasional 54,75 Jalan Provinsi 82,51 Jalan Kabupaten: 733,62 - Jalan Perkotaan (Ungaran, Bergas, Ambarawa) Ruas - Jalan Non Perkotaan Ruas 172,50 560,12 Jalan Poros Desa 715,00 Jumlah Total 1.585,88 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Semarang, 2013 KONDISI Tabel 2.33 Realisasi Kondisi Jalan REALISASI 2012 REALISASI 2013 KM % KM % Baik 362,23 49,38 388,51 52,96 Sedang 262,85 35,83 251,65 34,30 Rusak 108,54 14,39 93,46 12,74 Jumlah 733,62 100,00 733,62 100,00 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Semarang, 2013 Pada tahun 2013, prasarana jembatan yang menjadi kewenangan Kabupaten Semarang sejumlah 342 buah dengan panjang total 2.721,5 m. Terdapat peningkatan jembatan dari jembatan kayu menjadi jembatan beton sebanyak 3 buah dengan panjang 13,5 m. Panjang jembatan tersebut dengan rincian sebagaimana Tabel berikut: Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 30

59 JENIS JEMBATAN Tabel 2.34 Jenis, Jumlah dan Panjang Jembatan JUMLAH (Bh) TAHUN 2012 TAHUN 2013 PANJANG (m) JUMLAH (Bh) PANJANG (m) Jembatan Beton , Jembatan Besi Jembatan Kayu ,5 Jumlah Total , ,5 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Semarang, 2013 b) Rasio jaringan irigasi dalam kondisi baik mencapai 26,71% di bawah target sebesar 60,83% dan jika dibandingkan tahun lalu capaiannya sama dengan tahun Prasarana irigasi berupa bendung, bangunan air dan saluran. Saluran irigasi terbagi dalam saluran irigasi teknis sepanjang meter, saluran irigasi semi teknis sepanjang meter dan saluran irigasi sederhana sepanjang mencapai meter. Sementara prasarana bendung seluruhnya berjumlah 439 buah. Areal sawah irigasi di Kabupaten Semarang adalah Ha yang tersebar pada 675 Daerah Irigasi (DI), sebagaimana disajikan pada Tabel berikut: Tabel 2.35 Jenis, Jaringan Irigasi, Panjang Saluran dan Areal Sawah Irigasi DAERAH IRIGASI (DI) JUMLAH DI TAHUN 2012 TAHUN 2013 PANJANG SALURAN (M) AREAL LUAS SAWAH IRIGASI (HA) JUMLAH DI PANJANG SALURAN (M) AREAL LUAS SAWAH IRIGASI (HA) Teknis Semi Teknis Sederhana Jumlah Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Semarang, 2013 KONDISI Tabel 2.36 Realisasi Kondisi Irigasi REALISASI 2012 REALISASI 2013 M % M % Baik 352,884 39, ,10 Sedang , ,90 Rusak 439,205 49, ,00 Jumlah , ,00 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Semarang, 2013 c) Jalan Penghubung dari ibukota kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk (minimal dilalui roda 4) mencapai 70,00% melebihi dari target sebesar 63,00%, tapi menurun jika dibandingkan dengan tahun lalu pencapaiannya sebesar 100%. Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 31

60 d) Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (kecepatan kendaraan >40km/jam) mencapai 52,96% atau di bawah target sebesar 65,00% namun meningkat jika dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 49,38%. e) Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan air (lebar >1,5m) mencapai 23,10% di atas target sebesar 23,00% dan meningkat jika dibandingkan dengan tahun lalu dari capaian sebesar 23,00%. f) Drainase dalam kondisi baik/pembuangan aliran air tidak tersumbat mencapai 65,00% melebihi dari target sebesar 63,00% dan meningkat dari capaian tahun lalu sebesar 61,00%. g) Luas irigasi kabupaten dalam kondisi baik mencapai 42,00% atau di bawah target sebesar 58,90%, meskipun meningkat jika dibandingkan dengan capaian tahun lalu sebesar 39,94%. Berdasarkan uraian di atas, terdapat capaian indikator kinerja Urusan Pekerjaan Umum tahun 2013 yang tidak mencapai target RPJMD. Hal-hal yang menyebabkan tidak tercapainya target tersebut antara lain: Kondisi ekstrim berupa curah hujan tinggi selama tahun 2013 menyebabkan badan jalan terutama pada tanah lempung (geologi labil) mudah amblas akibat lalu lintas. Penggunaan lahan irigasi untuk pembangunan infrastruktur seperti jalan tol dan alih fungsi lahan untuk kawasan terbangun sehingga mengurangi luas sawah irigasi. Berkurangnya sumber air untuk irigasi sehingga debit saluran tidak optimal sehingga beberapa saluran tidak dilakukan pemeliharaan secara optimal karena tidak teraliri optimal. Aktivitas pembangunan di masyarakat yang meningkat dengan menggunakan mobilitas (truck pembawa material) yang melebihi beban atau banyaknya kendaraan khususnya angkutan barang yang melintas melebihi batas muatan kelas jalan. Anggaran sangat terbatas tidak mampu mengejar laju kerusakan yang terjadi, sehingga tiap tahun jumlah kerusakan semakin meningkat. 4) Urusan Perumahan Capaian indikator kinerja Urusan Perumahan tahun 2013 dibandingkan dengan targetnya dalam RPJMD seperti Tabel berikut ini: Tabel 2.37 Capaian Urusan Perumahan NO URAIAN SAT 1 Persentase Rumah Tangga yang menggunakan air bersih 2 Persentase rumah tinggal bersanitasi CAPAIAN TARGET REALISASI % % 83,85 89,43 89,75 100,36 % 47,27 47,32 47,60 100,59 Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 32

61 NO URAIAN SAT 3 Rasio tempat pemakaman umum per satuan penduduk CAPAIAN TARGET REALISASI % % 89,08 90,19 90,00 99,79 4 Rasio rumah layak huni % 66,94 73,45 73,50 100,07 5 Rasio permukiman layak huni % 69,34 73,25 73,50 100,34 6 Lingkungan permukiman ha ,60 7 Lingkungan permukiman ha ,96 kumuh 8 Rumah tangga pengguna listrik % 99,00 99,00 99,00 100,00 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Semarang, 2013 a) Indikator kinerja Urusan Perumahan ditunjukkan dengan tercukupinya kebutuhan air bersih dan sanitasi lingkungan. Di tahun 2013 persentase rumah tangga yang menggunakan air bersih sebanyak 89,75% sedangkan tahun 2012 sebanyak 83,85%, atau meningkat sebesar 5,90%. b) Persentase rumah tinggal bersanitasi tahun 2013 sebesar 47,60% atau meningkat 0,33% dibanding tahun 2012 sebesar 47,27%. c) Program Lingkungan Sehat Permukiman untuk Tahun 2013 terkait dengan pembangunan dan peningkatan infrastruktur sarana dan prasarana pelayanan dasar masyarakat dalam terpenuhinya kebutuhan air bersih dan sarana sanitasi bagi masyarakat miskin dianggarkan 42 lokasi untuk sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat miskin serta terbangunnya sarana dan prasarana lingkungan sehat permukiman direncanakan 185 ruas jalan, 38 paket talud, 28 paket drainase dan 1 paket saluran (APBD II), 43 ruas jalan, 4 penataan lingkungan, 16 paket talud, 1 paket drainase. Sedangkan untuk kegiatan fasilitasi pembangunan prasarana dan sarana dasar permukiman berbasis masyarakat pada tahun 2013 merencanakan 31 BKM PNPM Perkotaan, 10 Desa PAMSIMAS reguler, 6 desa HIK dan 3 desa APBD, dan PPIP 15 desa terdiri reguler I sebanyak 3 desa dan reguler II sebanyak 12 desa serta APBN Perubahan sebanyak 47 desa. d) Pembangunan perumahan tidak layak huni dilaksanakan melalui program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dari Kementerian Perumahan Rakyat dengan dana APBN dan Program Bantuan Sosial Rumah Tidak Layak Huni (Bansos RTLH) dari APBD Kabupaten Semarang. BSPS Tahun Anggaran 2013 dilaksanakan dalam satu tahap meliputi 5 desa di 2 kecamatan sebanyak 666 unit. Adapun program Bansos RTLH sebanyak 500 unit yang tersebar di 19 kecamatan. Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 33

62 5) Urusan Penataan Ruang Capaian program dan kegiatan Urusan Penataan Ruang Tahun 2013, dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 2.38 Capaian Urusan Penataan Ruang NO URAIAN SAT 1 Rasio bangunan ber- IMB per satuan bangunan CAPAIAN TARGET REALISASI % % 55,00 65,00 57,00 87,70 2 Luas wilayah produktif Ha ,50 3 Luas Wilayah industri Ha ,30 4 Luas wilayah kebanjiran (Perkotaan) 5 Luas wilayah kekeringan Ha 0,60 0,16 0,60 375,00 Ha ,63 6 Luas wilayah perkotaan Ha , ,30 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Semarang, 2013 a) Rasio bangunan ber-imb persatuan bangunan Capaian rasio bangunan ber-imb tahun 2013 naik sekitar 2,00%, terhadap tahun 2012, tetapi lebih rendah dari target 65% yang sudah ditetapkan. Hal ini menunjukkan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat dalam perijinan pendirian bangunan dan semakin membaiknya pelayanan IMB yang diberikan pemerintah daerah, baik pada kabupaten maupun kecamatan. b) Luas Wilayah Produktif Capaian luas wilayah produktif tahun 2013 sebesar Ha atau tercapai 99,50% dari target dan menurun jika dibanding tahun 2012 sebesar Ha. Menurunnya jumlah lahan produktif ini terjadi karena kebutuhan lahan masyarakat terutama untuk perumahan dan industri. c) Luas Wilayah Industri Luas wilayah industri tahun 2013 mencapai Ha atau tercapai 95,30% dari target seluas Ha, dan mengalami peningkatan sekitar 38 Ha jika dibanding dengan realisasi tahun 2012 seluas Ha. Penambahan luasan industri disebabkan adanya penambahan lokasi industri baru di Kecamatan Pringapus dan Kecamatan Tengaran. d) Luas Wilayah Kebanjiran Luas wilayah kebanjiran di wilayah perkotaan tahun 2013 mengalami kondisi yang relatif stagnan seluas 0,6 Ha dibandingkan tahun Kondisi ini karena banyak terjadi bencana banjir yang disebabkan fenomena curah hujan tinggi yang terjadi secara makro. Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 34

63 e) Luas Wilayah Kekeringan Luas wilayah kekeringan selama tahun 2013 sebesar Ha atau tercapai 98,63% dari target dan mengalami penurunan dibandingkan tahun Hal ini disebabkan adanya program reboisasi dan penanganan lahan kritis di Kabupaten Semarang. f) Luas Wilayah Perkotaan Luas wilayah perkotaan tahun 2013 seluas Ha atau mencapai 99,30%, lebih sedikt dari target seluas 8.684,29 Ha dan mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2012 luas wilayah perkotaan 8.560,29 Ha. Hal ini diakibatkan semakin bertambahnya kebutuhan lahan untuk perumahan, perdagangan dan pariwisata (perhotelan dan fasilitas rekreasi) pada seluruh wilayah perkotaan di Kabupaten Semarang. 6) Urusan Perencanaan Pembangunan Cakupan realisasi program dan kegiatan Urusan Perencanaan Pembangunan tahun 2013 ditunjukkan Tabel berikut: Tabel 2.39 Capaian Urusan Perencanaan Pembangunan NO URAIAN SAT 1 Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yang telah ditetapkan dengan PERDA 2 Tersedianya dokumen perencanaan RPJMD yang telah ditetapkan dengan PERDA/PERKADA 3 Tersedianya dokumen perencanaan RKPD yang telah ditetapkan PERKADA CAPAIAN TARGET REALISASI % buku buku buku Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD buku Sumber: Bappeda Kabupaten Semarang, 2013 Secara umum capaian Urusan Perencanaan Pembangunan pada tahun 2013 adalah sebagai berikut: a) Tersedianya dokumen RKPD 2013 yang telah ditetapkan dengan Peraturan Bupati sebagai pedoman dan arah kebijakan tahunan daerah; b) Tersedianya program penjabaran RPJMD ke dalam RKPD Tahun Anggaran 2013; c) Tersedianya data, profil daerah, statistik daerah, PDRB dan indikator ekonomi daerah Kabupaten Semarang; d) Tersusunnya LKPJ Bupati Semarang dan LPPD Tahun 2013; e) Terfasilitasinya kerjasama, baik dengan daerah lain, pihak ketiga maupun perguruan tinggi. Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 35

64 7) Urusan Perhubungan Capaian program dan kegiatan Urusan Perhubungan tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel berikut: NO URAIAN SAT 1 Jumlah arus penumpang angkutan umum Tabel 2.40 Capaian Urusan Perhubungan CAPAIAN TARGET REALISASI % Orang ,55 2 Rasio ijin trayek % 0, ,97 80,83 3 Jumlah uji kir angkutan umum 4 Jum lah P e labuhan Laut/Udara/ Terminal Bis 5 Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan 6 Jumlah orang/ barang terangkut angkutan umum 7 Jml org/brg melalui dermaga/ terminal per tahun Kend ,12 Terminal A Terminal C 1 (Terminal B) ,00 % 0,0048 0,0053 1,54 29,06 Orang ,70 Ton Orang ,70 Ton Angkutan darat % 0, ,0185 1, Kepemilikan KIR angkutan umum 10 Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR) Kend ,16 Menit ,00 11 Pemasangan Ramburambu Buah ,15 Sumber: Dishubkominfo Kabupaten Semarang, 2013 Dari Tabel Capaian Indikator Kinerja Urusan Perhubungan Tahun 2013, rata-rata kurang dari target. Hal ini disebabkan karena faktor-faktor berikut ini: a) Jumlah arus penumpang angkutan umum tahun 2013 sebanyak orang menurun dibanding tahun 2012 dan di bawah target tahun 2013 sebanyak orang. Menurunnya jumlah penumpang angkutan umum ini disebabkan jumlah angkutan umum berkurang, karena beralihnya moda transportasi dari kendaraan umum ke kendaraan pribadi. b) Ijin Trayek yang dikeluarkan Dishubkominfo Kabupaten Semarang tahun 2013 sebanyak 195 ijin dengan target sebesar 201 ijin. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan tahun 2012 dikeluarkan sebanyak 241 ijin. Hal ini dikarenakan banyak kendaraan umum yang diplathitamkan karena antara pemasukan dan biaya operasional tidak seimbang. Pengusaha angkutan merugi karena jumlah penumpang semakin turun sehingga mempengaruhi jumlah pemasukan yang diterima. Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 36

65 c) Jumlah uji KIR Angkutan Umum tahun 2013 sebanyak kendaraan lebih tinggi dibandingkan realisasi 2012 dan target Pada tahun 2013 dari jumlah KBWU seharusnya melakukan uji 2 kali dalam satu tahun ( x 2 = KBWU ), adapun realisasi yang melakukan uji kendaraan. Hal ini dikarenakan terdapat kendaraan yang melakukan numpang uji ke daerah lain, mutasi keluar dan keterlambatan uji. d) Terminal Bawen pada tahun 2013 belum berubah kelas menjadi Tipe A karena masih dalam proses pembangunan yang direncanakan akan selesai pada tahun e) Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan tahun 2013 adalah 1,54% lebih tinggi dari target RPJMD sebesar 0,0053%. Hal ini disebabkan pertambahan panjang jalan yang jauh lebih banyak dibanding jumlah kendaraan yang ada. f) Jumlah orang yang terangkut angkutan umum tahun 2013 adalah orang. Tidak tercapainya target dikarenakan peralihan moda transportasi dari kendaraan angkutan umum ke kendaraan pribadi. Untuk barang tidak dapat terdata karena sejak tahun 2001 Jembatan Timbang yang ada di Kabupaten Semarang sudah menjadi kewenangan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Tengah. g) Realisasi Angkutan Darat tahun 2013 sebesar Ijin (terdiri dari Ijin usaha sebanyak 217 dan Penning sebanyak 952) lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 dan target 2013 (800 Ijin) karena adanya perpanjangan ijin usaha yang berlaku selama 5 (lima) tahun, misalnya pengajuan ijin usaha pada Tahun 2008 harus diperbaharui pada tahun h) Kepemilikan KIR Angkutan Umum tahun 2013 lebih tinggi dibandingkan target tahun 2013 dan lebih tinggi dari tahun Hal ini disebabkan karena adanya pertambahan kendaraan baru, mutasi masuk dari daerah lain serta numpang uji dari daerah lain i) Pemasangan rambu-rambu lalu lintas di tahun 2013 belum mencapai target dikarenakan anggaran yang terbatas dan direncanakan kekurangan rambu akan dipenuhi di tahun Capaian target pendapatan bidang Perhubungan secara keseluruhan tercapai sebesar 105,45%, kecuali untuk retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum dan retribusi terminal yang masih di bawah target. Capaian pendapatan dari retribusi dapat dijelaskan pada Tabel berikut: Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 37

66 Tabel 2.41 Capaian Target Pendapatan Bidang Perhubungan NO URAIAN CAPAIAN Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum 2 Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor 3 Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi 2013 TARGET REALISASI % , , ,36 4 Retribusi Mobil derek ,00 5 Retribusi Terminal ,40 6 Retribusi Tempat khusus Parkir Retribusi Ijin Trayek ,12 8 FasilitasUmum ,00 Jumlah ,45 Sumber: Dishubkominfo Kabupaten Semarang, 2013 Secara keseluruhan retribusi bidang perhubungan dapat memenuhi target pendapatan. Tetapi jika dilihat per retribusi terdapat 2 (dua) retribusi yang tidak memenuhi target yaitu Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum dan Retribusi Terminal. Tidak tercapainya target pendapatan tersebut dikarenakan: a) Pendapatan parkir tepi jalan umum tidak memenuhi target dikarenakan perhitungan target pendapatan pada perubahan anggaran tahun 2013 sangat tidak realistis/tidak melihat pada kondisi riil di lapangan. Pada saat penetapan target perubahan anggaran pendapatn retribusi parkir di tepi jalan umum, biaya operasional upah/gaji juru parkir belum dikeluarkan dari potensi pendapatan parkir. Tapi justru potensi tersebut yang kemudian dijadikan target pendapatn sehingga hanya dalam sisa waktu 2 (dua) bulan (Nopember s.d Desember 2013) Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika harus bisa memenuhi target pendapatan yang naik sebesar 455,38%. Kondisi tersebut yang menyebabkan target pendapatan retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum tidak dapat tercapai. b) Pendapatan terminal tidak dapat memenuhi target dikarenakan pendapatan terminal sangat tergantung pada jumlah angkutan umum (AKDP, Angdes, Angkot) yang masuk ke terminal. Jumlah angkutan yang masuk ke terminal mengalami penurunan yang sangat drastis dibandingkan tahun 2012, yaitu dari kendaraan pada tahun 2012 menjadi kendaraan pada tahun ) Urusan Lingkungan Hidup Capaian indikator program dan kegiatan Urusan Lingkungan Hidup seperti yang diuraikan di atas selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut: Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 38

67 Tabel 2.42 Capaian Urusan Lingkungan Hidup NO URAIAN SAT 1 Persentase penanganan sampah 2 Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk 3 Persentase penduduk berakses air minum 4 Persentase luas permukiman yang tertata 5 Cakupan Pantauan Pencemaran status mutu air 6 Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air 7 Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal, UKL-UPL, SPPL 8 Pelayanan Tindak Lanjut Pengaduan Masyarakat akibat adanya dugaan Pencemaran dan/atau Kerusakan LH Penegakan hukum lingkungan CAPAIAN TARGET REALISASI % % 79,26 79,05 79,55 100,63 % 0,215 0,21 0,64 304,76 % 71,18 77,24 79,29 102,65 % 53,87 48,64 55,64 114,39 Titik ,33 Ha 14 14,00 48,50 346,43 Pelaku ush Sumber: BLH dan DPU Kabupaten Semarang, ,08 Kasus ,00 a) Persentase penanganan sampah tahun 2013 sebesar 79,55% lebih tinggi dibanding capaian tahun 2012 yang sebesar 79,26%. Capaian tahun 2013 di atas target yang ditetapkan sebesar 79,05%. Dalam mencapai sasaran tersedianya sarana dan prasarana pengelolaan sampah pada kegiatan Penyediaan Prasarana dan Sarana Pengelolaan Persampahan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Semarang tahun 2013 telah mempunyai rencana melaksanakan pembangunan dermaga dan Jalan TPA Blondo, Pengadaan Kontainer 3 unit, Revitalisasi TPS 12 lokasi TPS dan Perluasan TPA Blondo Zona II 1450 m², serta terlaksananya pengangkutan sampah permukiman operasional di 15 kecamatan dan 105 TPS. Volume sampah yang masuk ke TPA Blondo rata-rata ±309 m³/hari sehingga volume sampah yang diproses di TPA Blondo mencapai ± m³. Rasio Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per satuan penduduk pada tahun 2013 sebesar 0,64% meningkat dibanding tahun 2012 yaitu sebesar 0,215% dan di atas target 2013 yang sebesar 0,21%. Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 39

68 b) Melalui kegiatan penyediaan sarana air bersih dan optimalisasi sarana air bersih, telah meningkatkan persentase penduduk berakses air minum pada tahun 2013 sebesar 79,29% naik dibanding tahun 2012 sebesar 71,18%, angka ini melebihi target 2013 yaitu 77,24%. c) Persentase luas permukiman tertata sebesar 55,64% meningkat 1,77% dibanding tahun 2012 sebesar 53,87% dan di atas target 2013 sebesar 48,64%. d) Cakupan pantauan pencemaran status mutu air pada 21 titik di tahun 2013 lebih tinggi apabila dibanding dengan tahun 2012 sebesar 19 titik dan diatas target yang telah ditetapkan sebesar 9 titik. Tabel 2.43 Cakupan Pantauan Pencemaran Air NO LOKASI (TITIK PANTAU) TAHUN 2012 TAHUN Sungai (Air Sungai) Perusahaan/Pabrik (Air Limbah) Rumah Warga (Air Bersih/Sumur) 2 Titik 13 Titik 4 Titik 8 Titik 7 Titik 6 Titik Jumlah 19 Titik 21 Titik Sumber: BLH Kabupaten Semarang, 2013 e) Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air tahun 2013 sebesar 48,50 Ha lebih tinggi apabila dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 14 Ha. f) Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL, UKL-UPL, SPPL tahun 2013 sebanyak 16 perusahaan, lebih rendah dari tahun 2012 yang 21 perusahaan. Tapi masih di atas target yang telah ditetapkan sebesar 13 pelaku usaha. Data pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL, UKL-UPL, SPPL Tahun 2013 dapat dilihat sebagai berikut : NO Tabel 2.44 Pengawasan Pelaksanaan Dokumen Lingkungan Kabupaten Semarang Tahun 2013 NAMA USAHA ALAMAT USAHA JENIS USAHA 1 PT.Pepsi Cola Kec.Ungaran Minuman Ringan DOKUMEN LINGKUNGAN UKL-UPL 2 PT. Nada Surya KEC.Pringapus Tekstil UKL-UPL Tunggal 3 Karaoke Monalisa Kec.Bandungan Tempat UKL-UPL Karaoke 4 PT. Coca-Cola Kec. Bawen Minuman UKL-UPL Ringan 5 PT. Nesia Pan Kec. Tengaran Garment UKL-UPL Pasifik 6 PT. Sinar Sosro Kec. Bergas Minuman Teh UKL-UPL 7 PT. Bawen Mediatama 8 PT. Matrik Indo Global Kec. Bawen Percetakan Koran UKL-UPL Kec. Bawen Garment UKL-UPL 9 Bengkel Udin Kec.Jambu Bengkel SPPL Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 40

69 NO NAMA USAHA 10 PT. Taruna Kusuma Purinusa 11 PT. Makmur Alam Sentosa 12 CV. Vina Arya Furniture ALAMAT USAHA JENIS USAHA DOKUMEN LINGKUNGAN Kec. Bawen Kapas Kecantikan UKL-UPL Kec.Tengaran Pengolahan UKL-UPL Kayu Kec. Bergas Furniture UKL-UPL 13 PT. Diatron Kec.Bergas Jual Beli Bahan Kimia Tekstil 14 PT. Basiliea Kec.Bergas Bordir, Printing Pakaian Garment 15 PT. Atlas Laundry Kec.Bergas Pencucian Pakaian Garment 16 Hotel & Restoran Kec. Bandungan Hotel & Citra Dewi Resto Sumber: BLH Kabupaten Semarang, 2013 UKL-UPL UKL-UPL UKL-UPL UKL-UPL g) Pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup penegakan hukum lingkungan tahun 2013 sebanyak 11 kasus lebih rendah dibanding tahun 2012 sebesar 12 kasus. Data Penanganan Fasilitasi Penyelesaian Kasus Lingkungan Tahun 2013 dapat dilihat sebagai berikut : NO Tabel 2.45 Fasilitasi Penyelesaian Kasus Lingkungan Kabupaten Semarang Tahun 2013 MASALAH YANG DIADUKAN JUMLAH PENGADUAN STATUS 1 Bau dari WC SPBU Selesai 2 Peternakan Ayam Petelur Sdr.Pranata, Dsn.Gebug, Desa Kalisidi,Ungaran Barat 1 Selesai 3 Kasus Java Inn Bandungan 1 Selesai 4 Dampak Pencemaran Udara PT. Pinako 1 Selesai Rotary Permai 5 Dampak Bau PT. Satria Perkasa Kec. 1 Selesai Bergas oleh PT. Kurios Utama 6 Aduan Kelompok Pemelihara Sungai (OPSI) 1 Selesai kepada Sido Muncul 7 Asap hitam PT. Semarang Multicons 1 Selesai 8 Bau dari PT. Berselingk Cipta Persada 1 Selesai 9 Dugaan Pencemaran limbah Rumah Sakit 1 Selesai Ken Saras 10 Penambangan Liar Galian C Desa 1 Selesai Nyatnyono 11 Penimbunan Tanah Jalan Semarang-Bawen 1 Selesai Sumber: BLH Kabupaten Semarang, 2013 h) Melalui berbagai upaya perbaikan lingkungan hidup yang terus menerus, maka pada tahun 2013 telah berhasil meningkatkan peringkat Kabupaten Semarang dalam penilaian Adipura tingkat Provinsi Jawa Tengah yaitu peringkat 11 dibandingkan peringkat 19 pada tahun Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 41

70 9) Urusan Pertanahan Capaian realisasi program dan kegiatan Urusan Pertanahan adalah sebagai berikut: a) Terfasilitasinya penanganan permohonan alih fungsi, pemindahtanganan atas tanah Pemerintah Kabupaten Semarang di 27 kelurahan dan penyelesaian permasalahan pertanahan lainnya sebanyak 36 laporan. b) Termonitornya pelaksanaan dan pelunasan setoran hasil lelang eks bengkok di 27 kelurahan, 6 kecamatan dan 86 desa/kelurahan. c) Terlaksananya penyuluhan di bidang pertanahan kepada aparat kecamatan se-kabupaten Semarang serta terpenuhinya pendapatan lelang bengkok pada tahun ) Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil Capaian realisasi program dan kegiatan Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil disajikan dalam Tabel berikut: Tabel 2.46 Capaian Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil NO URAIAN SAT 1 Rasio penduduk ber KTP persatuan penduduk 2 Kepemilikan akte kelahiran per 1000 penduduk 3 Rasio pasangan berakte nikah 4 Rasio bayi berakte kelahiran CAPAIAN TARGET REALISASI % % 88,84 90,00 88,00 97,00 orang ,00 % 71,47 57,00 80,00 131,00 % 100,00 100,00 100,00 100,00 5 Kepemilikan KTP orang ,75 6 Ketersediaan database % 100,00 100,00 100,00 100,00 kependudukan skala Provinsi 7 Penerapan KTP Nasional berbasis NIK % ,00 100,00 100,00 Sumber: Dispendukcapil Kabupaten Semarang, 2013 a) Dari data tersebut terlihat bahwa sebagian besar masyarakat Kabupaten Semarang telah memiliki KTP dimana tercatat jumlah penduduk yang berumur tujuh belas tahun keatas (wajib memiliki KTP) berjumlah orang, sedangkan penduduk yang telah memiliki KTP sebesar orang, sehingga penduduk yang telah memenuhi ketentuan wajib KTP sebesar 99,75%. b) Capaian kepemilikan administrasi kependudukan yang merupakan pelaksanaan kebijakan fungsi perlindungan sosial Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil tahun 2012 dan 2013 terlihat dalam Tabel berikut: Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 42

71 Tabel 2.47 Jumlah Kepemilikan KTP dan KK NO URAIAN SATUAN TAHUN Kepemilikan KTP Org/penduduk Kepemilikan KK Org/penduduk Sumber: Dispendukcapil Kabupaten Semarang, 2013 Tabel 2.48 Penerbitan Dokumen Administrasi Kependudukan NO URAIAN SATUAN KTP lembar KK lembar Akta Kelahiran lembar Akta Kematian lembar Akta Perkawinan lembar Akta Perceraian lembar Akta Pengakuan anak lembar Akta Pengesahan anak lembar Akta Pengangkatan anak lembar Akta Perubahan nama lembar Kutipan II Akta Kelahiran WNI lembar Kutipan II Akta Kelahiran WNA lembar Kutipan II Akta Kematian WNI lembar Kutipan II Akta Kematian WNA lembar Kutipan II Akta Perkawinan WNI lembar Kutipan II Akta Perkawinan WNA lembar Kutipan II Akta Perceraian WNI lembar Kutipan II Akta Perceraian WNA lembar - - Sumber: Dispendukcapil Kabupaten Semarang, 2013 Dari tabel tersebut terlihat penerbitan KTP mengalami penurunan dibanding tahun 2012 disebabkan karena telah diterimanya KTP Elektronik oleh masyarakat. Sedangkan penerbitan Kartu Keluarga (KK) dan Akte Kelahiran mengalami peningkatan dibanding tahun 2012, disebabkan karena beberapa faktor yaitu: Peningkatan kesadaran masyarakat akan arti pentingnya KTP dan akta-akta catatan sipil khususnya akta kelahiran. Pemberlakuan sanksi keterlambatan dalam pengurusan akte kelahiran apabila melampaui batas waktu 1 (satu) tahun telah dihapus berdasarkan keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 18/PUU-XI/2013 tanggal 30 April 2013 khususnya pasal 32 ayat (2) Undang-undang 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan tidak mempunyai kekuatan hukum. Belum semua instansi terkait mewajibkan syarat adanya akte kelahiran dalam berbagai kepentingan. c) Realisasi jumlah kepemilikan akte tahun 2012 dan 2013 terlihat dalam Tabel berikut: Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 43

72 Tabel 2.49 Jumlah Kepemilikan Akte NO URAIAN SATUAN Kepemilikan akte kelahiran orang Kepemilikan akte perkawinan orang Kepemilikan akte perceraian orang Kepemilikan akte pengangkatan anak orang Kepemilikan akte ganti nama orang Kepemilikan akte kematian orang Kepemilikan akte pengakuan dan pengesahan anak orang Sumber: Dispendukcapil Kabupaten Semarang, 2013 Dari jumlah penduduk jiwa menurut catatan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sebanyak orang telah memiliki akte kelahiran, atau tiap penduduk terdapat 599 orang yang memiliki akte kelahiran. Meskipun angka tersebut belum mencapai target, namun dibanding tahun 2012 secara umum kesadaran masyarakat Kabupaten Semarang atas kepemilikan akte kependudukan mengalami peningkatan. d) Pemerintah Kabupaten Semarang telah melaksanakan Program Nasional Penerapan e-ktp yang dilaksanakan sejak Bulan Maret 2012 ditandai dengan pelaksanakan perekaman awal e-ktp bertempat di Kecamatan Ambarawa yang diawali oleh Bupati Semarang beserta Tokoh Agama/Tokoh Masyarakat dan anggota DPRD Kabupaten Semarang yang berdomisili di Ambarawa. Tabel 2.50 Jumlah Perekaman e-ktp Kabupaten Semarang Tahun 2013 NO URAIAN SAT TARGET 2013 CAPAIAN REALISASI 1 WAJIB REKAM e-ktp orang ,60 Sumber: Dispendukcapil Kabupaten Semarang, 2013 NO Target pelaksanaan perekaman e-ktp di Kabupaten Semarang sampai dengan 31 Desember 2013 sebanyak orang wajib e-ktp, dan terealisasi rekam wajib e-ktp yang telah dilaksanakan melalui proses perekaman (sidik jari dan retina mata) adalah sebanyak orang atau 103,60%. Adapun realisasi penerimaan pendapatan dari pelayanan administrasi kependudukan catatan sipil tahun 2012 dan 2013 terlihat dalam Tabel: Tabel 2.51 Penerimaan Retribusi Pelayanan Administrasi Kependudukan DOKUMEN 1 Kartu Tanda Penduduk (KTP) REALISASI 2012 TARGET 2013 REALISASI 2013 Gratis Gratis Gratis - 2 Kartu Keluarga (KK) Gratis Gratis Gratis - 3 Retribusi SKPLN (Rp) ,96 Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 44 %

73 NO DOKUMEN REALISASI 2012 TARGET 2013 REALISASI Retribusi SKDLN (Rp) ,33 5 Retribusi SKTT (Rp) ,67 6 Retribusi SKTS (Rp) ,67 7 Jasa Pelayanan Capil ,90 8 Pendapatan Denda Retribusi Jasa Umum ,24 9 Pendapatan lain-lain TOTAL ,49 Sumber: Dispendukcapil Kabupaten Semarang, 2013 % Dari tabel tersebut terlihat bahwa realisasi Pendapatan tahun 2013 (Retribusi + Denda + Penerimaan lainnya) dalam rangka pelayanan administrasi kependudukan dari target sebesar Rp ,00 yang ditetapkan DPPA Tahun Anggaran 2013 terealisasi sebesar Rp ,00 (over target sebesar Rp ,00). Sedangkan pada Tahun 2012 target pendapatan sebesar Rp ,00 dapat terealisasi sebesar Rp ,00 (over target sebesar Rp ,00). 11) Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Capaian realisasi Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak terlihat dalam Tabel berikut: Tabel 2.52 Capaian Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak NO URAIAN SAT 1 Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah CAPAIAN TARGET REALISASI % % 7,86 5,42 7,46 137,64 2 Rasio KDRT % 0,047 0,015 0,039 38,46 3 Persentase tenaga kerja di bawah umur 4 Partisipasi angkatan kerja perempuan % 0,712 0, % 78,80 27,75 82,18 296,14 5 Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindak kekerasan % 19,080 0,025 0,008 32,00 Sumber: Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Semarang, 2013 a) Sosialisasi pengarusutamaan gender dan perlindungan anak bagi 19 orang kader PUG di kecamatan, 19 orang TP PKK, 32 orwan/ormas dan 5 orang toma dilaksanakan untuk meningkatkan pemahaman tentang kesetaraan gender pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. b) Kegiatan Advokasi dan fasilitasi PUG bagi perempuan dilakukan dengan mengadakan pelatihan Anggaran Responsif Gender (ARG) bagi 29 SKPD, 19 kecamatan dan 22 orwan. Dari kegiatan ini diharapkan ada 5 SKPD percontohan yang melaksanakan Anggaran Responsif Gender (ARG) yaitu Badan KB dan PP, Bappeda, Dinsosnakertrans, Dispendukcapil dan Kecamatan Ungaran Barat. Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 45

74 c) Kegiatan fasilitasi Pengembangan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuandan Anak (P2TP2A) melalui sosialisasi penanganan kekerasan (KDRT) di 4 kecamatan yaitu Kecamatan Jambu, Kecamatan Banyubiru, Kecamatan Pringapus dan Kecamatan Pabelan dengan peserta tokoh masyarakat, tokoh agama dan tim penggerak PKK. Penanganan permasalahan terkait dengan pemberdayaan perempuan antara lain kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), trafficking dan korban pemerkosaan. Permasalahan yang timbul di tahun 2013 sebanyak 112 kasus terdiri atas kekerasan terhadap anak sebanyak 41 kasus (kekerasan fisik 24 kasus, kekerasan seksual 15 kasus, penelantaran 2 kasus, dan trafficking 0 kasus) dan kekerasan terhadap perempuan sebanyak 71 kasus (kekerasan fisik 50 kasus, kekerasan seksual 6 kasus, dan kekerasan psikis 15 kasus). d) Untuk mendukung Kabupaten Semarang menuju Kabupaten Layak Anak selain telah dibentuk pengurus Forum Anak Tingkat Kecamatan juga telah dilakukan sosialisasi Kecamatan Layak Anak di 4 kecamatan yaitu Kecamatan Tengaran, Kecamatan Suruh, Kecamatan Getasan dan Kecamatan Bancak. Untuk mendukung Kecamatan Layak Anak dibentuklah 10 Desa Layak Anak yang meliputi Desa Gogik, Desa Kalongan, Desa Bergas Kidul, Desa Gondoriyo, Desa Wonorejo, Desa Asinan, Desa Bejalen, Desa Jetis, Desa Gemawang dan Desa Wonoyoso. e) Kegiatan fasilitasi upaya perlindungan perempuan terhadap tindak kekerasan dengan memberikan bantuan, pendampingan dan pemulihan terhadap tindak kekerasan dari 112 kasus yang mendapat bantuan dana operasional sebanyak 25 kasus. Dari 25 korban tersebut ada 10 orang yang mendapat bantuan pasca korban kekerasan. 12) Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Capaian realisasi Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera sebagai berikut: NO Tabel 2.53 Capaian Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera URAIAN CAPAIAN TARGET REALISASI % 1 Rata-rata jumlah anak 3,38 3,25 3,34 102,77 per keluarga 2 Rasio Akseptor KB 86,63 106,00 83,42 78,70 3 Keluarga Pra KS 24,95 25,00 22,76 91,04 4 Keluarga KS1 18,64 20,00 24,88 124,14 5 Cakupan peserta KB aktif 81,41 82,00 80,87 98,62 Sumber: Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Semarang, 2013 a) Melalui program Keluarga Berencana telah berhasil menurunkan ratarata jumlah per keluarga pada tahun 2013 sebanyak 3,34 orang dari tahun 2012 sebanyak 3,38 orang, meskipun belum mencapai target yang ditetapkan sebesar 3,25 orang. Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 46

75 b) Jumlah akseptor KB menurun karena jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) yang tidak ikut KB dengan alasan ingin anak segera, mengalami kenaikan sehingga pencapaian untuk akseptor KB baru terhadap target menurun. c) Jumlah Keluarga Pra Sejahtera Kabupaten Semarang tahun 2013 mengalami penurunan menjadi KK atau 22,76% dari total KK yaitu KK, dibandingkan tahun 2012 sebesar KK atau 24,95% dari total KK. NO Tabel 2.54 Tahapan Keluarga Sejahtera URAIAN KK % KK % 1 Keluarga Pra Sejahtera , ,76 2 Keluarga Sejahtera I , ,89 3 Keluarga Sejahtera II , ,34 4 Keluarga Sejahtera III , ,30 5 Keluarga Sejahtera III plus , ,71 Jumlah , ,00 Sumber: Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Semarang, 2013 d) Berdasarkan hasil pendataan tahun 2013 jumlah peserta aktif KB adalah sebanyak peserta atau 83,38% dari Pasangan Usia Subur (PUS) sejumlah jiwa. Apabila dibandingkan tahun 2012 sebesar 86,63% terjadi penurunan 3,25%. Hal ini disebabkan oleh tingginya angka droup out peserta KB Aktif sebesar 10,02%. NO Tabel 2.55 Jumlah Peserta Aktif Keluarga Berencana Kabupaten Semarang sampai dengan Tahun 2013 PESERTA KB AKTIF CAPAIAN TARGET REALISASI % 1 IUD ,32 (2.840) 2 MOW ,71 (1.625) 3 MOP ,77 (344) 4 KONDOM , IMPLAN ,83 (1.963) 6 SUNTIK ,58 (4.764) 7 PIL ,83 (2.933) Jumlah PA ,81 Jumlah PUS ,31 % PA/PUS 86, ,38 99,46 Sumber: Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Semarang, /(-) 13) Urusan Sosial Capaian realisasi Urusan Sosial sebagai berikut: Tabel 2.56 Capaian Urusan Sosial NO URAIAN SAT 1 Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo, dan panti rehabilitasi CAPAIAN TARGET REALISASI % buah ,53 Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 47

76 NO URAIAN SAT CAPAIAN TARGET REALISASI % 2 Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial % 11,48 1,80 62, ,33 Sumber: Dinsosnakertrans Kabupaten Semarang, 2013 a) Pada Tahun 2013 sarana sosial di Kabupaten Semarang sebanyak 42 panti, bertambah 3 panti atau 8,33% dibanding Tahun 2012 dan telah melampaui target Tahun 2013 sebanyak 38 panti atau 110,53%. b) Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) pada Tahun 2013 mencapai 62,70% dari populasi potensi PMKS dan Pemberdayaan Sosial Kesejahteraan Masyarakat (PSKM) yang dibina selama Tahun 2013 mencapai 16,26% dari populasi potensi PSKM, dengan rincian seperti terlihat pada Tabel berikut: Tabel 2.57 Penanganan PMKS NO PMKS SAT DILAYANI 2012 TAHUN 2013 POPULASI DILAYANI % 1 Anak Balita Terlantar Jiwa ,82 2 Anak Terlantar Jiwa ,38 3 Anak yang Menjadi Jiwa Korban Tindak Kekerasan 4 Anak Nakal Jiwa ,53 5 Anak Jalanan Jiwa ,00 6 Anak Cacat Jiwa ,78 7 Wanita Rawan Sosial Jiwa ,85 Ekonomi 8 Lanjut Usia Terlantar Jiwa ,95 9 Penyandang Cacat Jiwa ,64 10 Penyandang Cacat Bekas Penderita Penyakit Kronis (eks BK) Jiwa Penyandang HIV/AIDS Jiwa ,26 12 Tuna Susila Jiwa ,02 13 Pengemis Jiwa ,33 14 Gelandangan dan Orang Jiwa ,67 Terlantar 15 Pekerja Migran Jiwa Bermasalah 16 Korban Penyalahgunaan Jiwa ,32 Nafsa 17 Keluarga Fakir Miskin KK ,19 18 Keluarga Berumah Tak Layak Huni 19 Keluarga Bermasalah Psikologis KK KK Komunitas Adat Terpencil KK Korban Bencana Alam KK ,23 Jumlah ,70 Sumber: Dinsosnakertrans Kabupaten Semarang, 2013 Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 48

77 Tabel 2.58 Pemberdayaan Sosial Kesejahteraan Masyarakat (PSKM) NO PSKM SAT DIBINA 2012 TAHUN 2013 POPULASI DIBINA % 1 Karang Taruna Jiwa ,36 2 Pekerja Sosial Jiwa ,70 Masyarakat 3 Organisasi Sosial Panti Asuhan Jiwa ,00 4 Wanita Pemimpin Kesejahteraan Sosial Jiwa ,96 5 Dunia Usaha Jiwa ,71 6 Veteran dan Janda Jiwa Perintis Kemerdekaan 7 Makam Pahlawan Buah ,00 8 Makam Pahlawan Nasional 9 Makam Pejuang Kemerdekaan dan Tugu Kejuangan Buah ,00 buah ,00 JUMLAH ,10 Sumber: Dinsosnakertrans Kabupaten Semarang, ) Urusan Ketenagakerjaan Capaian realisasi Urusan Ketenagakerjaan disajikan dalam Tabel berikut: Tabel 2.59 Capaian Urusan Ketenagakerjaan NO URAIAN SAT 1 Rasio penduduk yg bekerja 2 Tingkat partisipasi angkatan kerja 3 Perkiraan angka sengketa pengusaha pekerja per Tahun 4 Pencari kerja yg ditempatkan CAPAIAN TARGET REALISASI % % 53,46 51,91 65,30 125,79 % 96,83 87,05 95,43 109,63 % 7,10 4,10 5,96 68,79 % 83,74 18,01 70,69 392,50 5 Keselamatan dan perlindungan % 60,00 70,00 62,65 89,50 Sumber: Dinsosnakertrans Kabupaten Semarang, 2013 Secara umum capaian Urusan Ketenagakerjaan sesuai target pada Tahun 2013 adalah sebagai berikut: a) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja pada Tahun 2013 cukup tinggi dan sudah memenuhi target yang telah ditetapkan. Hal ini karena jumlah perusahaan yang ada di Kabupaten Semarang sebanyak 822 perusahaan cukup untuk menampung para pencari kerja. b) Angka perselisihan antara pengusaha dengan pekerja pada Tahun 2013 sebanyak 49 kasus menurun sebanyak 6 kasus dibandingkan Tahun 2012 yang sebanyak 55 kasus, dengan rincian: Pemutusan hubungan kerja sebanyak 42 kasus dan perselisihan hubungan industrial sebanyak 13 kasus. Pemutusan hubungan kerja disebabkan antara lain gaji gantungan tidak dibayar, upah Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 49

78 dibawah UMK, Pembuatan PKB (Pembuatan Kerja Bersama) yang merugikan salah satu pihak, pembayaran THR tidak proporsional, sakit berkepanjangan tetapi tidak di PHK dan pensiun tetapi tidak mendapatkan pesangon, sehingga menyebabkan terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja dan Perselisihan Hubungan Industrial. Sedangkan pada Tahun 2013 kasus PHI/PHK yang telah diselesaikan sebanyak 46 kasus dan 3 kasus masih dalam proses penyelesaian. Unjuk rasa di 1 (satu) perusahaan yang melibatkan sekitar tenaga kerja, sehingga mengakibatkan jumlah jam kerja yang hilang jam dengan kerugian kurang lebih Rp yang disebabkan karena tidak dilaksanakannya beberapa hak normatif pekerja oleh pengusaha. c) Sebanyak orang pencari kerja telah ditempatkan di sektor lapangan usaha yang ada di Kabupaten Semarang pada Tahun 2013 atau 70,69% dari jumlah pencari kerja yang telah mendaftar di Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebanyak orang. Meskipun belum seluruh pencari kerja ditempatkan karena ketidaksesuaian antara lowongan kerja/ketersediaan kesempatan kerja dengan pencari kerja, namun telah melampaui dari target 2013 dan meningkat sebesar 0,74% dibanding Tahun 2012 sebanyak orang. d) Telah dilaksanakan Sosialisasi Undang undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial dan Undangundang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, serta Kepmennakertrans Nomor Kep. 31/Men/2008 Tentang Pedoman Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial melalui Perundingan Bipartit. e) Jumlah perusahaan tahun 2013 tercatat 822 perusahaan dan yang telah menerapkan K3 sebanyak 515 perusahaan atau 62,65%. Untuk meningkatkan penerapan K3 pada perusahaan. Pada tahun 2013 telah dilaksanakan penyuluhan K3 terhadap 80 tenaga kerja di perusahaan, pemeriksaan, pembinaan dan pengujian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebanyak 170 kali kunjungan Perusahaan dan pengawasan terhadap norma ketenagakerjaan sebanyak 86 kali kunjungan perusahaan. Selama Tahun 2013 angka kecelakaan kerja masih cukup tinggi yaitu 840 kasus. Hal ini disebabkan masih kurangnya kesadaran tenaga kerja terhadap K3 di Perusahaan dan masih banyaknya kecelakaan lalu lintas saat berangkat atau pulang kerja. f) Pada Tahun 2013 telah dilaksanakan pelatihan-pelatihan dalam rangka menyediakan tenaga kerja yang kompeten dan produktif sesuai dengan pasar kerja nasional dan luar negeri sebagaimana Tabel berikut: Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 50

79 Tabel 2.60 Jumlah Pelatihan yang Dilaksanakan Dinas NO INDIKATOR SAT Pelatihan Ketrampilan Menjahit high speed Orang Mekanik sepeda motor Orang Mekanik mobil Orang 20 0 Las listrik/karbit Orang 0 40 Bordir Orang Sablon Orang Potong rambut Orang 20 0 Pembuatan rambut palsu/wig Orang 0 20 Aneka kerajinan (pembuatan boneka) Orang 0 0 Tata rias pengantin Orang 20 0 Pembuatan jamur Orang 0 0 Aneka makanan Kecil Orang Pemagangan Luar negeri ( Jepang) Orang Pelatihan Produktivitas Tenaga Kerja di Perusahaan Achievement Motivation Training (AMT) 4 Pelatihan Produktivitas Tenaga Kerja di Perusahaan Managemen Mutu Terpadu (MMT) Sumber: Dinsosnakertrans Kabupaten Semarang, 2013 Orang 0 0 Orang 0 0 Dengan melihat Tabel di atas bahwa jumlah pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan pada Tahun 2013 mengalami peningkatan dibanding Tahun g) Selama Tahun 2013 telah disusun peta kerawanan perusahaan yang digunakan untuk mengetahui tingkat kerawanan yang ada di perusahaan-perusahan. h) Telah dilaksanakannya Upah Minimum Kabupaten (UMK) Kabupaten Semarang Tahun 2013 sesuai dengan SK Gubernur Jawa Tengah sebesar Rp ,00 sehingga terjadi peningkatan sebesar 11,61% dibanding Tahun 2012 sebesar Rp ,00. UMK Tahun 2014 sebesar Rp ,00 telah dibahas dalam sidang Dewan Pengupahan Kabupaten dan ditetapkan oleh Gubernur Jawa Tengah dengan Surat Keputusan Gubernur No. 560/60 Tahun 2013 Tanggal 18 Nopember ) Urusan Koperasi dan UKM Capaian realisasi Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah sebagai berikut: Tabel 2.61 Capaian Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah NO URAIAN SAT CAPAIAN 2012 Rencana Kerja Pembangunan Daerah II TARGET REALISASI % 1 Jumlah Koperasi unit ,35 2 Komposisi Koperasi Aktif % 86 86,03 69,04 80,25 3 Jumlah Koperasi Aktif Unit ,29 4 UMKM non BPR/LKMUKM Org ,55 5 UMKM Binaan Org ,83

80 NO URAIAN SAT CAPAIAN TARGET REALISASI % 6 BPR/LKM Unit ,87 7 Kontribusi sektor Lemb. Keuangan Jasa dan Persewaan terhadap PDRB *) Rp (Juta) , , ,62 94,22 8 Usaha mikro dan kecil % 26,00 26,60 28,98 108,95 Sumber: Dinas Koperasi, UMKM dan Perindag Kabupaten Semarang, 2013 a) Perkoperasian Pada tahun 2013, terjadi peningkatan jumlah koperasi di Kabupaten Semarang dari 657 buah di tahun 2012 menjadi 662 koperasi. Meskipun demikan angka tersebut masih di bawah target tahun 2013 yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 680 buah. Jadi capaian peningkatan jumlah koperasi hanya mencapai 97,35%. Dari jumlah 662 koperasi tersebut, ternyata hanya 69,04% atau 458 koperasi yang aktif. Banyaknya jumlah koperasi yang tidak aktif karena: Banyaknya koperasi dari luar Kabupaten Semarang yang membuka cabang di Kabupaten Semarang membawa andil atas matinya koperasi lokal; Kurang profesionalnya pengelolaan koperasi; Keterbatasan modal usaha koperasi sehingga banyak koperasi yang tidak bisa melanjutkan usahanya; Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang perkoperasian maka koperasi yang tidak melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) digolongkan koperasi tidak aktif, sehingga pada tahun 2013 jumlah koperasi tidak aktif ini menjadi 204 koperasi. Bahkan jumlah ini diprediksikan akan meningkat di tahun 2014 dan 2015 seiring dengan pemberlakuan UU Nomor 17 Tahun Perkembangan jumlah koperasi menunjukan tren yang meningkat yang terlihat sebagaimana Gambar berikut: Gambar 2.3 Perkembangan Jumlah Koperasi Sumber: Dinas Koperasi, UMKM dan Perindag Kabupaten Semarang, 2013 Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 52

81 b) Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jumlah UKM non BPR/LKMUKM di Kabupaten Semarang pada tahun 2012 adalah sebesar orang dan mengalami kenaikan sebesar 409 UKM atau 1,5% di tahun Sedangkan untuk UKM binaan jumlahnya meningkat 758 UKM atau 10,83% dibanding tahun 2012, menjadi sebesar orang. Hal ini dikarenakan banyaknya wirausaha baru yang tumbuh di Kabupaten Semarang pada tahun 2012 belum bisa terbina dan terpantau oleh dinas tetapi pada tahun 2013 wirausaha/ukm baru tersebut sudah menjadi binaan. Jumlah UMKM yang terbina sebanyak itu adalah UMKM binaan baik untuk sektor industri kecil menengah, sektor perdagangan baik pelaku usaha perdagangan dan pedagang kaki lima serta sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan. Sementara itu, dari target usaha mikro kecil sebesar 26,60% ternyata mampu terealisasi sebesar 28,98%. Klasifikasi usaha mikro ini nantinya diharapkan akan naik menjadi usaha kecil dengan adanya pembinaan dari dinas. c) BPR/Lembaga Keuangan Mikro Jumlah lembaga keuangan mikro di Kabupaten Semarang mengalami penurunan dari 953 unit pada tahun 2012 menjadi 662 unit pada tahun Hal ini karena sesuai Undang-undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro disebutkan bahwa Lembaga Keuangan Mikro adalah lembaga keuangan yang khusus didirikan untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun pemberian jasa konsultansi pengembangan usaha yang tidak semata-mata mencari keuntungan. Pendirian Lembaga Keuangan Mikro paling sedikit harus memenuhi persyaratan mempunyai bentuk badan hukum sebagai koperasi atau perseroan terbatas, memenuhi ketentuan permodalan dan perijinan sesuai undang-undang. Oleh karena itu jumlah lembaga keuangan mikro yang berada di Kabupaten Semarang adalah sejumlah 662 unit atau sebanyak jumlah koperasi yang ada di Kabupaten Semarang. Sedangkan untuk jumlah BPR di Kabupaten Semarang dari tahun adalah sebagai berikut: Tabel 2.62 Jumlah BPR di Kabupaten Semarang Tahun TAHUN BPR KONVENSIONAL KANTOR PUSAT KANTOR CABANG BPR SYARIAH KANTOR PUSAT KANTOR CABANG Sumber: Dinas Koperasi, UMKM dan Perindag Kabupaten Semarang, 2013 Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 53

82 16) Urusan Penanaman Modal Capaian target indikator sasaran Urusan Penanaman Modal tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menunjukkan keberhasilan pembangunan melalui pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya dalam tahun Kinerja Urusan Penanaman Modal yang dicapai di tahun 2013 adalah sebagai berikut: Tabel 2.63 Capaian Urusan Penanaman Modal NO URAIAN SAT 1 Jumlah Investor berskala nasional (PMDN/PMA) 2 Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA) CAPAIAN 2012 Rencana Kerja Pembangunan Daerah II TARGET REALISASI % buah ,14 Rp milyar 259,90 165,00 371, ,88 3 Lama proses perijinan hari 3 s/d 14 3 s/d 14 3 s/d Pameran/ekspo kali Kenaikan/penurunan nilai realisasi PMDN Rp milyar Sumber: KPMPT Kabupaten Semarang, ,40 8,00 111,148 1,38 a) Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) yang menanamkan modalnya di Kabupaten Semarang sebanyak 18 investor dengan nilai investasi mencapai Rp milyar. b) Dalam rangka mendukung investasi yang semakin kondusif, pada tahun 2013 lama proses perijinan antara 3 s.d 14 hari. c) Upaya yang telah dilakukan untuk lebih mengenalkan potensi di Kabupaen Semarang kepada calon investor antara lain mengikuti pameran/ekspose sebanyak 3 kali, yaitu di Medan, Surakarta dan Semarang. 17) Urusan Kebudayaan Target dan capaian indikator kinerja Urusan Kebudayaan tahun 2013 adalah sebagai berikut: Tabel 2.64 Capaian Urusan Kebudayaan NO URAIAN SAT CAPAIAN TARGET REALISASI % 1 Jumlah Grup Group ,56 Kesenian 2 Jumlah Gedung unit - 1-0,00 Kesenian 3 Jumlah Kali ,00 penyelenggaraan festival seni dan budaya 4 Jumlah sarana Buah ,00 penyelenggaraan seni dan budaya 5 Benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan Lokasi ,00 Sumber: Disporabudpar Kabupaten Semarang, 2013

83 Pencapaian indikator kinerja Urusan Kebudayaan dapat diuraikan sebagai berikut: a) Meningkatnya jumlah grup kesenian tahun 2013 sebanyak grup kesenian, jika dibandingkan dengan tahun 2012 sebanyak grup terjadi peningkatan sebesar 106,95%. Hal ini disebabkan adanya kesadaran masyarakat seni dan budaya untuk mendaftarkan grup/kelompok kesenian di Dinas Pemuda, Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Semarang berkat adanya pembinaan dan arahan dari Pamong Budaya di 19 Kecamatan. b) Pada tahun 2013 ditargetkan pembangunan gedung kesenian 1 buah, tapi belum dapat direalisasikan. c) Pada tahun 2013 telah diselenggarakan festival seni budaya antara lain kirab budaya dan juga kegiatan yang bersifat bantuan pengiriman kepada kelompok seni untuk mengikuti festival seni budaya yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah antara lain: Mengikuti parade seni di Jateng Simpang Lima (Sanggar Puspita Rinonce, Jurit Manggolo Retno) Parade Seni di Borobudur International Festival (Kridho Manggolo Yudho, Kasiran, Desa Kopeng, Kecamatan Getasan) Pentas Seni di Kota Semarang (Topeng Ayu Tanon, Kecamatan Getasan). d) Sarana Penyelenggaraan Seni dan Budaya yang difasilitasi oleh Pemerintah Daerah berupa bantuan hibah peralatan dan pentas kepada 598 kelompok masyarakat di bidang kebudayaan dan 2 (dua) organisasi kemasyarakatan (Dewan Kesenian dan PEPADI). e) Meningkatnya jumlah Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan. Jumlah Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan tahun 2013 sebanyak 85 lokasi dibanding tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 107,59%. 18) Urusan Pemuda dan Olahraga Capaian indikator kinerja Urusan Pemuda dan Olahraga tahun 2013 seperti yang terlihat dalam Tabel berikut ini: Tabel 2.65 Capaian Urusan Pemuda dan Olahraga NO URAIAN SAT CAPAIAN 2012 Rencana Kerja Pembangunan Daerah II TARGET REALISASI % 1 Organisasi Pemuda Buah ,82 2 Organisasi Olahraga Bauh ,17 3 Kegiatan Kepemudaan Keg ,73 4 Jumlah Kegiatan Olahraga Lokasi ,00 Orang ,64 Cabang ,67 5 Jumlah Klub Olahraga Buah ,38 6 Jumlah Gedung Olahraga Sumber: Disporabudpar Kabupaten Semarang, 2013 Buah ,00

84 a) Organisasi Pemuda Jumlah organisasi pemuda pada tahun 2013 mencapai target 158,82%, dari 17 yang ditargetkan dapat terealisir sebanyak 27 organisasi pemuda. Perkembangan sampai dengan tahun 2013, jumlah organisasi kelompok kepemudaan (OKP) tidak ada pertambahan. Pembinaan OKP diarahkan pada peningkatan mutu kegiatan, kemandirian dan kualitas produksi. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan kepemudaan bertambah karena ada beberapa kegiatan yang didanai oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sehingga Pemerintah Kabupaten Semarang dapat mengikuti even regional seperti penyuluhan pencegahan penggunaan narkoba dan kewirausahaan pemuda. Jumlah Kelompok Usaha Pemuda Produktif tahun 2013 sebanyak 19 kelompok. Dengan semakin meningkatnya Kelompok Usaha Pemuda Produktif ini diharapkan dapat meningkatkan jiwa kewirausahaan di kalangan generasi muda untuk dapat bersaing dalam perekonomian secara global, selain itu juga dapat mengurangi tingkat pengangguran. b) Organisasi Olahraga Jumlah Organisasi Olahraga di Kabupaten Semarang tahun 2013 sebanyak 198 organisasi, mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yakni sebesar 104%, jika dibandingkan dengan tahun 2012 sebanyak 174 organisasi. Hal ini dikarenakan adanya pembinaan terhadap masyarakat akan arti pentingnya olahraga dan adanya stimulan bantuan hibah pada masyarakat bidang keolahragaan. c) Jumlah Kegiatan Kepemudaan Meningkatnya kegiatan kepemudaan, juga didukung adanya bantuan hibah dari Pemerintah Daerah kepada organisasi kepemudaan, yaitu: KNPI, Kwarcab Pramuka dan 172 kelompok masyarakat bidang kepemudaan. Tabel 2.66 Jumlah Kegiatan Kepemudaan NO NAMA KEGIATAN KEPEMUDAAN 1 Pembinaan Organisasi Kepemudaan 2 Pendidikan dan Pelatihan Dasar Kepemimpinan 3 Pembinaan Pemuda Pelopor Keamanan Lingkungan SAT Kegiatan 8 5 Orang Lokasi 4 4 Kegiatan 1 1 Orang Lokasi 1 1 Kegiatan 11 8 Orang Lokasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 56

85 NO NAMA KEGIATAN KEPEMUDAAN SAT Monev Kegiatan Orang Jumlah Lokasi Kegiatan Orang Lokasi Sumber: Disporabudpar Kabupaten Semarang, ) Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Keberhasilan pembangunan Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri dapat dilihat lebih rinci dari outcome yang telah dicapai tahun 2013 adalah sebagai berikut: Tabel 2.67 Capaian Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri NO URAIAN SAT 1 Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per penduduk 2 Jumlah linmas per jumlah penduduk 3 Rasio Siskamling per jumlah desa/kelurahan CAPAIAN TARGET REALISASI % % ,00 63,16 % 101,61 103,38 81,41 78,75 % 13,60 13,48 14,60 108,30 4 Angka kriminalitas kasus ,77 5 Jumlah demo kegiatan ,00 6 Kegiatan pembinaan Kegiatan ,00 politik daerah 7 Kegiatan pembinaan Kegiatan terhadap LSM, Ormas dan OKP 8 Cakupan patroli petugas Satpol PP Kegiatan ,73 9 Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman dan keindahan) 10 Tingkat waktu tanggap daerah layanan kebakaran wilayah manajemen kebakaran 11 Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) 12 Cakupan pelayanan bencana kebakaran 13 Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) % 100,00 79,00 99,00 125,32 % 100,00 100,00 80,00 80,00 % 1,00 1,03 0,814 79,03 % 0, , , ,88 Kegiatan ,00 14 Forum Persaudaraan Bangsa Indonesia (FPBI) Kegiatan Sumber: Kantor Kesbangpol, Satpol-PP, Polres dan BPBD Kabupaten Semarang, 2013 Capaian kinerja Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri pada tahun 2013 yaitu: Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 57

86 a) Telah dilaksanakan pemantauan keamanan bidang Ipoleksosbud sebanyak 30 kegiatan, pantauan radikal kanan sebanyak 4 kegiatan, pantauan radikal kiri sebanyak 6 kegiatan dan pantauan radikal lainnya sebanyak 5 kegiatan. b) Terlaksananya penyuluhan kepada masyarakat (tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh agama, tokoh wanita/pkk) dan pelajar sebanyak 800 orang. c) Terlaksananya forum-forum diskusi politik kepada tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh agama, ormas perempuan, PKK dan tokoh parpol sebanyak 500 orang. d) Terlaksananya tertib administrasi dana bantuan parpol sebanyak 10 dokumen. Secara umum semua indikator keberhasilan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri dapat tercapai, beberapa hal yang menyebabkan adanya target yang tidak tercapai antara lain: a) Rasio jumlah Polisi Pamong Praja tidak memenuhi target, disebabkan selama tahun 2013 tidak ada penambahan personil dan adanya personil Polisi Pamong Praja yang purna tugas. b) Jumlah Linmas menurun karena sudah memasuki usia purna tugas, meninggal dunia dan mendapatkan pekerjaan di tempat lain. 20) Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Capaian target indikator sasaran Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menujukkan keberhasilan pembangunan melalui pelaksanaan programprogram dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya dalam tahun Tabel 2.68 Capaian Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian NO URAIAN SAT CAPAIAN TARGET REALISASI % 1 Sistem Informasi Buah ,00 Manajemen Pemda 2 Jumlah pajak daerah Jenis ,22 3 Jumlah Retribusi Jenis ,05 Daerah 4 Penegakan Perda Kasus ,00 5 Sistem Informasi Pelayanan Perijinan dan Administrasi pemerintah paket ,00 Sumber : Bagian PDE Setda, DPPKAD, KPMPT, dan Satpol PP, 2013 Keberhasilan pembangunan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian dapat dilihat dari realisasi tahun 2013 sebagai berikut: 20.1) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 58

87 a) Untuk mencapai penyelenggaraan pemerintahan yang baik, salah satu diantaranya adalah reformasi kelembagaan daerah, dengan hasil tersusunnya Peraturan Daerah kegiatan tahun 2012 dan 2013 sebagaimana terlihat pada Tabel berikut: NO URAIAN SAT I II Pendayagunaan Aparatur Daerah 1. Penyusunan LAKIPDA 2. Penyusunan LAKIP SETDA Tabel 2.69 Capaian Bidang Kelembagaan Daerah CAPAIAN 2012 Rencana Kerja Pembangunan Daerah II TARGET REALISASI % Buku Buku Penetapan Kinerja Buku Rencana Kerja Dokumen Tahunan (RKT) 5. Forkompanda Kegiatan/ bidang Pelayanan Publik dokumen 6. Pedoman Jabatan Buku Fungsional Umum PNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten Semarang 7. Roadmap Reformasi Birokrasi Kabupaten Semarang Buku Kelembagaan 1. Pedoman Dokumen Pelaksanaan Tugas Jabatan Fungsional Umum 2. Dokumen Analisa Kelembagaan Perangkat Daerah Dokumen III Ketatalaksanaan 1. Pedoman Tata Buku Naskah Dinas 2. Pedoman buku Penggunaan Pakaian Dinas 3. Fasilitasi SKPD Penilaian CBAN Fasilitasi Penilaian Kinerja Pelayanan SKPD (CPP) Even Sumber : Bagian Organisasi Setda Kabupaten Semarang, 2013 b) Hal yang tidak kalah pentingnya dalam reformasi birokrasi adalah Sumber Daya Manusia yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS). Dengan manajemen kepegawaian yang baik diharapkan diperoleh aparatur pemerintah daerah yang profesional, sehingga efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dari masing-masing

88 SKPD dapat dicapai. Jumlah pegawai per 31 Desember 2013 sebanyak orang PNS/CPNS. Bila dilihat berdasarkan jenjang kepangkatan PNS/CPNS Tahun 2013 yaitu (1) Golongan IV orang, (2) Golongan III orang, (3) Golongan II orang dan (4) Golongan I 280 orang. Sedangkan bila dilihat berdasarkan tingkat pendidikan PNS/CPNS terbanyak dengan urutan pendidikan S1 (4.840 orang), SLTA (1919 orang), D1/D2 (1.388 orang), D3/D4 (813 orang), SLTP/SD (566 orang) dan S2 (478 orang). Gambar 2.4 Jumlah PNS/CPNS Berdasarkan Tingkat Pendidikan Sumber : BKD Kabupaten Semarang, 2013 Dari gambar terlihat bahwa terjadi kenaikan jumlah pegawai pada tingkat pendidikan S1 dan S2, dan pegawai dengan tingkat pendidikan D3/D4 ke bawah menjadi berkurang. Hal tersebut menunjukkan bahwa SDM PNS semakin bertambah dari segi pendidikan, sehingga diharapkan kinerjanya juga semakin meningkat. Gambar 2.5 Jumlah PNS/CPNS Berdasarkan Jenjang Jabatan Kabupaten Semarang Tahun 2013 Sumber : BKD Kabupaten Semarang, 2013 Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 60

89 Untuk mewujudkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan pegawai dalam rangka meningkatkan profesionalisme telah diberikan pendidikan dan latihan pegawai baik melalui penyelenggaraan sendiri maupun pengiriman, seperti terlihat dalam Tabel berikut: Tabel 2.70 Capaian Indikator Kepegawaian NO NAMA DIKLAT Diklatpim Tingkat II Diklatpim Tingkat III Diklatpim Tingkat IV Diklat Teknis Diklat Fungsional Prajabatan: a. Golongan I 0 4 b. Golongan II c. Golongan III Tugas Belajar 6 6 Jumlah Sumber : BKD Kabupaten Semarang, 2013 Jumlah PNS yang mengikuti diklat pada tahun 2013 hanya 59,18% dibandingkan tahun Hal ini disebabkan oleh keterbatasan anggaran dan adanya moratorium CPNS, sehingga diklat prajabatan berkurang. c) Guna lebih memantapkan hubungan dan keterikatan daerah satu dengan daerah yang lain dalam kerangka NKRI, serta dalam rangka menyerasikan pembangunan daerah dan mensinergikan potensi daerah dengan pihak ketiga serta meningkatkan pertukaran pengetahuan, teknologi dan kapasitas fiskal, telah dilaksanakan kerja sama yang saling menguntungkan baik antar daerah maupun dengan pihak ketiga seperti Tabel berikut: Tabel 2.71 Realisasi Kerjasama Daerah NO URAIAN SAT CAPAIAN 2012 TARGET TAHUN 2013 REALISASI I Kerjasama antar Daerah II 1. Kesepakatan Bersama (MoU) Buah Perjanjian Kerjasama Buah Kerjasama dengan Pihak Ketiga 1. Kesepakatan Bersama (MoU) Buah Perjanjian Kerja Sama Buah Nota Kesepakatan Buah Kerangka Acuan Kerjasama Sumber : Bagian Tapem Setda Kabupaten Semarang, 2013 Buah d) Pembangunan Hukum di Kabupaten Semarang secara umum telah dilaksanakan dalam upaya mewujudkan pemerintahan yang baik Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 61

90 dan bersih. Pembangunan hukum yang dilaksanakan pada tahun 2013 dititikberatkan untuk melaksanakan pembentukan beberapa produk hukum daerah dalam rangka penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi sebagaimana telah dituangkan dalam Program Legislasi Daerah (Prolegda). Capaian penyelenggaraan pemerintahan dalam bidang pembangunan hukum tahun 2012 dan 2013 seperti terlihat pada Tabel berikut: NO URAIAN SAT Tabel 2.72 Capaian Bidang Pembangunan Hukum CAPAIAN 2012 Rencana Kerja Pembangunan Daerah II TARGET REALISASI % 1 Penyusunan Raperda Raperda ,00 2 Penyusunan Peraturan Bupati Perbup ,00 3 Penyusunan Keputusan ,00 Keputusan Bupati 4 Evaluasi Raperda Raperda ,00 5 Evaluasi Peraturan Kegiatan ,00 Desa 6 Evaluasi perda Produk ,00 hukum 7 Peraturan Buku ,00 Perundangundangan 8 Himpunan Lembaran Daerah Buku ,00 9 Himpunan Keputusan Bupati Buku ,00 10 Lembaran Daerah Eksplr ,00 Lepas 11 Fasilitasi Pembinaan Kelompok Kegiatan /klpk 19 19/1 19/1 100,00 Sumber : Bagian Hukum Setda Kabupaten Semarang, 2013 e) Dalam rangka pelayanan kepada masyarakat, melalui Program Pelayanan Masyarakat Tingkat Kecamatan dan Program Pelimpahan Kewenangan kepada Kecamatan, seluruh kecamatan (19 kecamatan) telah melaksanakan fasilitasi dan koordinasi Bidang Tata Pemerintahan, Pembangunan, Kesejahteraan Sosial/Kemasyarakatan, Keamanan, Ketentraman, Ketertiban Umum, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan serta Pelayanan Umum Lainnya. f) Kelurahan sebagai salah satu unsur SKPD yang membantu Bupati dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Bupati Nomor 18 Tahun 2007 tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangan Bupati Semarang Kepada Lurah di Kabupaten Semarang, dengan anggaran yang terbatas melalui Program Pelayanan Masyarakat Tingkat Kelurahan telah melaksanakan pelayanan Bidang Tata Pemerintahan, Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat, Pembangunan dan Kesejahteraan Masyarakat.

91 20.2) Pengawasan Daerah Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel, maka dilakukan pengawasan yang obyektif dan profesional sesuai Norma dan Standar Audit Pemerintah, dengan realisasi indikator seperti terlihat pada Tabel berikut: I NO II III Tabel 2.73 Temuan Hasil Kinerja Audit APIP Kabupaten Semarang Tahun 2012 SUB KELOMPOK TEMUAN Temuan Ketidakpatuhan Terhadap Peraturan 1 Kerugian negara/daerah atau kerugian negara/daerah yang terjadi pada perusahaan negara/daerah. 2 Potensi kerugian negara/daerah atau kerugian negara/daerah yang terjadi pada perusahaan milik negara/daerah. 3 Kekurangan penerimaan negara/daerah atau perusahaan milik negara/daerah. JML KEJADIAN SELESAI % NILAI (RP) , , , Administrasi , Indikasi tindak pidana 0 0 0,00 SubTotal Kejadian Temuan Kelemahan Sistem Pengendalian Intern 1 Kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan 2 Kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggran pendapatan dan belanja 3 Kelemahan struktur pengendalian intern , , ,00 - Subtotal Kejadian - Temuan 3 E 1 Ketidakhematan/pemborosan /ketidakekonomisan ,00-2 Ketidakefisienan 0 0 0,00-3 Ketidakefektifan ,00 - Subtotal Kejadian - Jumlah Kejadian Sumber : Inspektorat Kabupaten Semarang, 2013 Tabel 2.74 Temuan Hasil Kinerja Audit Kabupaten Semarang Tahun 2013 I NO SUB KELOMPOK TEMUAN Temuan Ketidakpatuhan Terhadap Peraturan 1 Kerugian negara/daerah atau kerugian negara/daerah yang terjadi pada perusahaan negara/daerah. 2 Potensi kerugian negara/daerah atau kerugian negara/daerah yang terjadi pada perusahaan milik negara/daerah. 3 Kekurangan penerimaan negara/daerah atau perusahaan milik negara/daerah. JML KEJADIAN SELESAI % NILAI (RP) , , Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 63

92 NO II III SUB KELOMPOK TEMUAN JML KEJADIAN SELESAI % NILAI (RP) 4 Administrasi ,31-5 Indikasi tindak pidana 0 0 0,00 SubTotal Kejadian Temuan Kelemahan Sistem Pengendalian Intern 1 Kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan 2 Kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggran pendapatan dan belanja 3 Kelemahan struktur pengendalian intern , Subtotal Kejadian - Temuan 3 E 1 Ketidakhematan/pemborosan 0 0 0,00 - /ketidakekonomisan 2 Ketidakefisienan 0 0 0,00-3 Ketidakefektifan Subtotal Kejadian , Sumber : Inspektorat Kabupaten Semarang, 2013 Berdasarkan pada Temuan dan Tindak Lanjut Pengawasan tahun 2013, ditemukan 156 temuan dan telah ditindaklanjuti sejumlah 144 temuan. Jumlah temuan tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun Pada Tahun 2012 jumlah temuan ketidakpatuhan terhadap peraturan dan kelemahan Sistem Pengendalian Intern sejumlah 208 temuan dan telah terselesaikan semua sejumlah 208 temuan. 20.3) Fasilitasi Kegiatan Legislatif Capaian kinerja dalam rangka Fasilitasi Kegiatan DPRD tahun 2013 dibandingkan tahun 2012 digambarkan secara jelas pada Tabel berikut: NO URAIAN SAT 1 Pembahasan rancangan Peraturan Daerah 2 Hearing/dialog dan koordinasi dengan pejabat pemerintah daerah dan tokoh masyarakat/tokoh agama Tabel 2.75 Fasilitasi Kegiatan DPRD Kabupaten Semarang Tahun 2013 CAPAIAN 2012 Rencana Kerja Pembangunan Daerah II TARGET REALISASI % Raperda ,44 Kali Rapat-rapat alat kelengkapan DPRD a. Rapat Pimpinan Kali b. Rapat Badan Kali ,5 Musyawarah c. Rapat Konsultasi d. Rapat Komisi Internal e. Rapat Komisi Eksternal Kali Kali

93 NO URAIAN SAT CAPAIAN 2012 Rencana Kerja Pembangunan Daerah II TARGET REALISASI % f. Rapat Badan Kali Anggaran Internal g. Rapat Badan Kali Anggaran Eksternal h. Rapat Pansus Kali ,33 Raperda i. Rapat Pansus Kali Non Raperda j. Rapat Badan Kali Kehormatan k. Rapat Kali Kerja/Dengar Pendapat l. Rapat Badan Kali ,33 Legislasi m. Rapat Gabungan Kali Rapat-rapat Paripurna a. Rapat Paripurna Kali b. Rapat Paripurna Kali istimewa c. Rapat Paripurna Kali internal 5 Penjaringan aspirasi masyarakat pada masa Reses 0K ,33 6 Kunjungan kerja pimpinan dan anggota DPRD dalam daerah a. Pimpinan DPRD OH b. Anggota DPRD OH ,33 c. Komisi-komisi OH ,07 d. Badan Kehormatan OH Peningkatan kapasitas pimpinan dan anggota DPRD Kali a. Ketua Ok b. Wakil Ketua 3 orang Ok c. Anggota 41 orang 8 Penyediaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan pimpinan dan anggota DPRD 9 Kunjungan kerja pimpinan dan anggota DPRD luar daerah Kunker ke Luar Jawa Ok Pimpinan Ok Anggota Ok Komisi-komisi Ok Badan Musyawarah Ok Badan Anggaran Ok Badan Legislasi Ok Badan Kehormatan Ok

94 NO URAIAN SAT CAPAIAN TARGET REALISASI % Kunjungan ke DKI/Jabar/Jatim Pimpinan Ok Anggota Ok Komisi-komisi Ok Badan Musyawarah Ok Badan Anggaran Ok Badan Legislasi Ok Pansus non Raperda Ok ,3 Badan Kehormatan Ok Kunjungan kerja ke Jateng/DIY Pimpinan Ok ,25 Anggota Ok ,45 Komisi-komisi Ok Badan Musyawarah Ok Badan Anggaran Ok Badan Legislasi Ok Badan Kehormatan Ok Kota Semarang/ Kota salatiga Pimpinan Ok ,11 Anggota Ok ,78 Badan Kehormatan Ok Sumber: Sekretariat DPRD Kab. Semarang, Tahun ) Pengelolaan Keuangan Daerah Capaian kinerja dalam bidang pengelolaan keuangan tahun 2013 adalah sebagai berikut: a) Saat ini sudah terpasang software agen konsolidator pada komputer yang terhubung dengan server SIPKD dan terhubung pula pada Master Agen Konsolidator di Badan Pemeriksa Keuangan, sebagai tindak lanjut Nota Kesepahaman antara BPK-RI dan Pemerintah Kabupaten Semarang Nomor 174/NK/X- XIII.2/5/ /06/KJS/2011 tanggal 6 Mei 2011 tentang Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Informasi untuk Akses Data pada Pemerintah Kabupaten Semarang Dalam Rangka Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, yang selanjutnya ditindaklanjuti dengan Keputusan Bersama antara Kepala Perwakilan BPK RI Jateng dan Bupati Semarang Nomor 02/Kb/XVIII /Smg/09/ /15/Kjs/2012 tanggal 25 September 2012 Tentang Petunjuk Teknis Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Informasi Untuk Akses Data Pada Pemerintah Kabupaten Semarang Dalam Rangka Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 66

95 b) Pada pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) tahun anggaran 2011 oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang penilaiannya dilakukan pada tahun 2012, Pemerintah Kabupaten Semarang telah mampu menyajikan LKPD secara baik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga mendapatkan opini tertinggi yaitu Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). c) Penyusunan Peraturan Bupati Semarang Nomor 162 Tahun 2012 sebagai penganti dari Peraturan Bupati Semarang Nomor 78 Tahun 2011 tentang Analisis Standar Biaya (ASB), dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan dan pengendalian anggaran yang selanjutnya digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan RAPBD, dimana pada tahun 2011 baru 3 kegiatan yang dihitung dengan ASB pada tahun 2012 menjadi 10 kegiatan. 21) Urusan Ketahanan Pangan Capaian target indikator sasaran Urusan Ketahanan Pangan tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menunjukkan keberhasilan pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya dalam tahun Keberhasilan pelaksanaan Urusan Ketahanan Pangan tahun 2013 terlihat pada Tabel berikut: Tabel 2.76 Capaian Indikator Urusan Ketahanan Pangan NO URAIAN SAT CAPAIAN TARGET REALISASI % 1 Ketersediaan pangan % 178,93 161,85 171,36 105,87 utama 2 Pola Pangan Harapan Skor 88,10 87,00 88,20 101,37 3 Regulasi Ketahanan Pangan Buah ,00 Sumber: Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Semarang, 2013 a) Ketersediaan Pangan Utama Ketersediaan pangan merupakan salah satu indikator ketahanan pangan suatu wilayah. Kabupaten Semarang merupakan salah satu kabupaten yang berperan sangat vital dalam menjaga ketersediaan pangan Jawa Tengah. Ketersediaan pangan merupakan salah satu sub sistem utama dalam sistem ketahanan pangan, yang menjelaskan tentang jumlah bahan pangan yang tersedia di suatu wilayah. Capaian ketersediaan pangan utama di Kabupaten Semarang tahun 2013 sebesar 171,36% telah melampaui target yang ditentukan sebesar 161,85% dengan persentase kenaikan 105,87%. Capaian ini menggambarkan kebutuhan pangan di Kabupaten Semarang sampai akhir tahun 2013 dapat tercukupi dan aman, paling tidak sampai bulan Februari Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 67

96 Namun apabila dibandingkan tahun 2012, ketersediaan pangan utama menurun sebesar 4,23%. Menurunnya ketersediaan pangan di Kabupaten Semarang disebabkan oleh perubahan iklim yang ekstrim, jumlah penduduk yang semakin besar namun berbanding terbalik jika dibandingkan dengan luas area pertanian yang semakin sempit dan belum berkembangnya teknologi pangan yang tepat guna. b) Pola Pangan Harapan Pola Pangan Harapan (PPH) merupakan suatu metode yang digunakan untuk menilai jumlah dan komposisi atau ketersediaan pangan. PPH biasanya digunakan untuk perencanaan konsumsi, kebutuhan dan penyediaan pangan wilayah. Berdasarkan tabel capaian indikator kinerja di atas, terjadi peningkatan mutu gizi konsumsi pangan penduduk Kabupaten Semarang yang diindikasikan dengan meningkatnya skor mutu gizi pangan PPH pada tahun 2013, yaitu 88,20% dibanding tahun 2012 sebesar 88,10% maupun target tahun 2013 sebesar 87,00% atau 101,37%. c) Regulasi Ketahanan Pangan Sesuai dengan Renstra Kantor Ketahanan Pangan, target regulasi sebanyak 3 (tiga) regulasi ketahanan pangan. Sampai dengan tahun 2013 dapat tersusun 3 (tiga) regulasi ketahanan pangan yaitu 1 regulasi di tahun 2012 dan 2 regulasi di tahun Untuk menyikapi Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pedoman dan Pembinaan Lahan Pertanaman Pangan Berkelanjutan Provinsi Jawa Tengah, Kantor Ketahanan Pangan di tahun 2013 menyusun 2 regulasi ketahanan pangan. Capaian 3 regulasi ketahanan pangan tersebut adalah : Peraturan Bupati Semarang Nomor 173 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Hibah Kepada Gabungan Kelompok Tani atau Kelompok Tani di Kabupaten Semarang dalam Kegiatan Pengembangan Cadangan Pangan Daerah dan Pengembangan Lumbung Pangan Desa. Peraturan Bupati Semarang Nomor 36 Tahun 2013 tentang Pemanfaatan Cadangan Pangan Pemerintah Kabupaten Semarang. Peraturan Bupati Semarang Nomor 76 Tahun 2013 tanggal 23 Oktober 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Hibah Kepada Kelompok Wanita Tani di Kabupaten Semarang Dalam Kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Pekarangan untuk Pengembangan Pangan. 22) Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Capaian target indikator sasaran Urusan Pembedayaan Masyarakat dan Desa tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menunjukkan keberhasilan pembangunan melalui pelaksanaan programprogram dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya dalam tahun 2013, seperti dijelaskan dalam Tabel berikut: Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 68

97 Tabel 2.77 Capaian Indikator Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa NO URAIAN SAT 1 Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM) 2 Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK CAPAIAN TARGET REALISASI % Org ,00 Klmpk ,00 3 Jumlah LSM Org ,00 4 Swadaya masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat Rp ,96 5 PKK aktif % 100,00 100,00 100,00 100,00 6 Posyandu aktif % 100,00 100,00 100,00 100,00 7 Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa yang baik Sumber: Bapermasdes Kabupaten Semarang, 2013 % 95,00 97,00 192,00 197,94 Secara umum hampir semua target tercapai 100%, swadaya masyarakat terhadap program pemberdayaan tahun 2013 melebihi target sebesar Rp ,00. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat dan Desa telah mampu meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan daerah. Disamping capaian kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dari belanja langsung, juga ditunjang dengan adanya bantuan baik berupa hibah, bantuan sosial maupun bantuan keuangan kepada desa, yang terdiri dari: a) Bantuan Operasional RT/RW di Kelurahan sebanyak RT/RW terdapat kenaikan dari tahun 2012 sebanyak RT/RW; b) Bantuan penataan lingkungan permukiman/bantuan pedesaan pada 491 kelompok. Untuk peningkatan kualitas sarana dan prasarana desa dan meningkatnya peran serta partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan daerah; c) Batuan Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) PNPM mandiri kepada 204 desa dengan tujuan penanggulangan kemiskinan melalui PNPM mandiri perdesaan, peningkatan perekonomian masyarakat dan infrastruktur perdesaan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat; d) Bantuan pemugaran rumah untuk RTM sebanyak 413 KK. Sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dasar perumahan yang layak huni bagi rumah tangga miskin; e) Bantuan Dana Alokasi Umum Desa (DAUD) sebesar Rp ,00 pada 208 desa yang diperuntukkan bagi peningkatan pemantapan penyelenggaraan pemerintahan desa dan pemberdayaan masyarakat serta peningkatan kesejahteraan masyarakat; Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 69

98 f) Bantuan peningkatan kesejahteraan aparatur pemerintahan desa sebesar Rp ,00 terealisasi Rp ,00 atau 100%. g) Bantuan pelaksanaan pilkades Rp ,00 terealisasi Rp ,00 atau 100%. h) Bantuan TMMD Sengkuyung I di Desa Nyemoh, Kecamatan Bringin dan TMMD Sengkuyung II di Desa Keseneng, Kecamatan Sumowono total sebesar Rp ,00 yang bertujuan meningkatkan sarana dan prasarana desa dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di lokasi TMMD. i) Bantuan operasional RT/RW di desa sebesar Rp ,00 terealisasi Rp ,00 atau 100%. Bantuan ini disalurkan untuk RT dan RW dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja lembaga RT/RW dan kelancaran proses pembangunan di desa/kelurahan. j) Bantuan operasional Posyandu sebesar Rp ,00 terealisasi Rp ,00 atau 100% dengan tujuan untuk meningkatkan motivasi dan kinerja posyandu. k) Bantuan operasional Hansip sebesar Rp ,00 terealisasi Rp ,00 atau 100%. Bantuan ini disalurkan kepada 208 desa, dengan tujuan untuk meningkatkan motivasi dan kinerja Hansip. l) Bagi hasil pengelolaan PAD kepada desa sebesar Rp ,00 terealisasi Rp ,00. Bantuan ini disalurkan kepada 25 desa dengan tujuan untuk memberikan hak keuangan desa secara adil atas sumber daya/aset desa yang dimanfaatkan oleh Kabupaten Semarang sebagai sumber Pendapatan Asli Daaerah (PAD) dan penguatan keuangan desa. 23) Urusan Statistik Capaian indikator keberhasilan urusan statistik tahun 2012 dan 2013 seperti terlihat pada Tabel berikut: Tabel 2.78 Capaian Indikator Urusan Statistik CAPAIAN 2013 NO URAIAN SAT 2012 TARGET REALISASI % 1 Buku Statistik Daerah Dok ,00 2 Buku PDRB Dok ,67 Sumber: Bappeda Kabupaten Semarang, 2013 Melalui kerjasama antara Bappeda dan BPS Kabupaten Semarang telah menghasilkan dokumen berupa buku statistik daerah yang terdiri dari: Buku Kabupaten Dalam Angka, Buku Kecamatan Dalam Angka, Buku Indikator Ekonomi Buku Indikator Kesejahteraan Rakyat, Buku Indeks Harga Konsumen dan Inflasi, Buku Nilai Tukar Petani (NTP). Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 70

99 Dokumen lain hasil capaian dari Urusan Statistik adalah Buku Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang terbagi menjadi PDRB Sektoral dan PDRB Kecamatan. Melihat capaian indikator Urusan Statistik yang tidak sesuai target hanya 66,67% adalah penyusunan Buku PDRB pada tahun 2013 menyusun 2 (dua) buku yaitu PDRB Sektoral dan PDRB Kecamatan. Hal ini karena pada awal proses pengalokasian capaian kegiatan masih mengacu pada kegiatan tahun Dokumen-dokumen tersebut telah digunakan secara luas oleh pengguna data, baik kalangan pemerintah daerah sebagai bahan perumusan dan analisis kebijakan dalam perencanaan keuangan daerah serta penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Semarang, maupun kalangan akademisi sebagai bahan referensi. 24) Urusan Kearsipan Pencapaian kinerja dalam mendukung keberhasilan Urusan Kearsipan Tahun 2013 ditunjukkan dengan: a) Capaian indikator keberhasilan Urusan Kearsipan Tahun 2012 dan 2013 seperti terlihat pada Tabel berikut: Tabel 2.79 Capaian Indikator Urusan Kearsipan NO INDIKATOR KINERJA SAT CAPAIAN TARGET REALISASI % 1 Penerapan pengelolaan % ,00 arsip secara baku 2 Kegiatan peningkatan SDM pengelola kearsipan Keg Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang, 2013 Capaian realisasi dalam penerapan pengelolaan arsip secara baku pada Tahun 2013 sebesar 56% atau 112,00% melebihi target Tahun 2013 sebesar 50%. Sedangkan kegiatan peningkatan SDM pengelola kearsipan selama Tahun 2013 tidak mengalokasikan anggaran untuk pengadaan kegiatan peningkatan SDM Pengelola Kearsipan karena sudah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. b) Meningkatnya pemahaman kearsipan baik internal dilingkungan Pemerintah Daerah maupun masyarakat, sehingga mendorong terciptanya penataan arsip yang baik. Pembinaan dilakukan melalui penyuluhan maupun bintek kearsipan. Tabel 2.80 Peningkatan Kualitas SDM Pengelola Kearsipan NO JENIS SAT TAHUN Bintek Kearsipan Sekdes/Seklur Pembinaan dan Praktek Pengelolaan Satker Arsip 3 Sosialisasi/penyuluhan kearsipan di lingkungan instansi pemerintahan Kasi Umum 0 0 Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang, 2013 Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 71

100 c) Pelaksanaan pemeliharaan dan duplikasi arsip selama kurun waktu sebagai berikut: Tabel 2.81 Pemeliharaan dan Duplikasi Arsip NO JENIS SAT TAHUN Termit Kontrol m² Fumigasi m³ House Spraying m³ Kapur Barus kg Penduplikatan Foto Kaset Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang, 2013 d) Untuk kegiatan pemeliharaan dan duplikasi arsip berkaitan dengan house spraying pada tahun 2013 mengalami penurunan dibanding tahun 2012 karena house spraying tahun 2012 dilaksanakan pada seluruh ruangan yang ada di Kantor dan untuk tahun 2013 ini house spraying dilaksanakan khusus di ruangan depo arsip saja. e) Dalam rangka meningkatkan penataan arsip pada Tahun 2013 telah dilakukan kegiatan monitoring dan evaluasi ke seluruh kecamatan dengan sampel beberapa desa/kelurahan yang hasilnya rata-rata dalam kategori sedang. f) Dalam menangani urusan kearsipan selain Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah juga dilakukan oleh Sekretariat DPRD melalui kegiatan penyusunan dan penertiban naskah sumber arsip dan penyediaan sarana layanan informasi arsip. Capaian Tahun 2013 yang telah dilakukan adalah menyediakan buku kumpulan keputusan DPRD dan mendokumentasikan kegiatan alat-alat kelengkapan DPRD melalui media foto, kaset rekaman, DVD, CD card, flashdisk dan buku kumpulan produk hukum. 25) Urusan Komunikasi dan Informatika Capaian indikator kinerja Urusan Komunikasi dan Informatika sebagaimana Tabel berikut: Tabel 2.82 Capaian Indikator Urusan Komunikasi dan Informatika NO INDIKATOR KINERJA SAT 1 Jumlah jaringan komunikasi CAPAIAN TARGET REALISASI % unit ,33 2 Jumlah surat kabar buah ,67 nasional/lokal 3 Jumlah penyiaran buah ,00 radio/tv lokal 4 Website milik pemerintah daerah Sub domain ,67 Sumber : Setda Kabupaten Semarang, 2013 Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 72

101 a) Jumlah jaringan komunikasi tahun 2013 berjumlah 116 unit meningkat dibanding tahun 2012 yang berjumlah 97 unit. Jaringan komunikasi ini dibutuhkan untuk memudahkan komunikasi antara SKPD di seluruh wilayah Kabupaten Semarang; b) Jumlah surat kabar nasional/lokal yang beredar di Kabupaten Semarang pada tahun 2013 sebanyak 20 buah meningkat sebanyak 5 buah dibandingkan tahun 2012 yang berjumlah 15 buah, surat kabar nasional/lokal ini diharapkan dapat memperlancar alur informasi kepada masyarakat, terutama yang berkaitan dengan pembangunan di Kabupaten Semarang; c) Jumlah penyiaran radio/tv lokal tahun 2013 yang berhasil ditangkap di wilayah Kabupaten Semarang mencapai 9 buah, terdiri dari 5 penyiaran radio lokal dan 4 penyiaran TV lokal. Jumlah ini menurun dibandingkan realisasi tahun 2012 sebanyak 14 buah karena sebagian besar penyiaran radio/tv lokal sudah tidak masuk dalam lingkup Pemerintahan Daerah. Dengan penyiaran radio/tv lokal ini diharapkan dapat memperlancar alur informasi kepada masyarakat, terutama yang terjadi di Kabupaten Semarang; d) Website milik pemerintah daerah tahun 2013 mencapai 26 sub domain, dibawah target tahun 2013 sebanyak 30 sub domain, dan naik dibandingkan realisasi tahun 2012 sebanyak 25 sub domain. Selain itu telah tersedia media informasi potensi pembangunan melalui website desa online pada 12 desa di Kabupaten Semarang. Dengan meningkatnya jumlah website dan desa online ini diharapkan dapat memperlancar komunikasi dalam masyarakat sehingga dapat terhindar dari keterisolasian informasi. 26) Urusan Perpustakaan Capaian indikator keberhasilan Urusan Perpustakaan Tahun 2012 dan 2013 seperti terlihat pada Tabel berikut: Tabel 2.83 Capaian Indikator Urusan Perpustakaan NO INDIKATOR KINERJA SAT 1 Jumlah Perpustakaan 2 Jumlah Pengunjung perpustakaan per Tahun 3 Koleksi Buku yang tersedia di perpustakaan daerah CAPAIAN TARGET REALISASI % unit ,65 orang ,46 judul ,01 eksmplr ,47 Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang, 2013 Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 73

102 a) Jumlah perpustakaan Tahun 2013 sebanyak unit, terjadi peningkatan sejumlah 42 unit bila dibandingkan dengan Tahun Sebaran dan komposisi perpustakan pada Tahun 2012 dan 2013 seperti terlihat pada Tabel berikut: Tabel 2.84 Jumlah Perpustakaan NO URAIAN SAT TAHUN 2012 TAHUN SD Sekolah MI Sekolah SMP Sekolah MTs Sekolah SMA Sekolah MA Sekolah SMK Sekolah Perpustakaan Keliling Pos Instansi Pemerintah Unit Perguruan Tinggi PT Umum Desa Jumlah Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang, 2013 Jumlah perpustakaan desa pada Tahun 2013 ada pada 130 desa/kelurahan dari total 235 desa/kelurahan atau 55,32%, sehingga masih ada 105 desa/kelurahan atau 44,68% yang belum memiliki perpustakaan desa, sedangkan di tempat-tempat umum pelayanan membaca antara lain ada di alun-alun Sidomulyo Ungaran, Pos Baca Medika di RSU Ungaran, Pos Baca di Kecamatan Bandungan dan Pos Baca di Puskesmas Banyubiru. b) Tahun 2012 jumlah pengunjung orang, Tahun 2013 jumlah pengunjung orang. Data untuk peminjam buku tahun 2012 sejumlah orang, tahun 2013 peminjam buku sejumlah orang. Data buku yang dipinjam tahun 2012 sejumlah eksemplar dan tahun 2013 sejumlah eksemplar, sedangkan pos pelayanan keliling ada 130 pos keliling dan 3 pos baca. c) Jumlah koleksi buku yang ada di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah pada Tahun 2013 meningkat dibandingkan dengan Tahun 2012 baik buku non fisik, buku referensi dan buku fiksi. Jumlah koleksi buku tahun sebagaimana Tabel berikut: Tabel 2.85 Jumlah Koleksi Buku Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah TAHUN 2012 SATUAN JUMLAH BUKU BUKU NON FIKSI BUKU REFERENSI BUKU FIKSI Judul Eksp Judul Eksp Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang, 2013 Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 74

103 d) Data pengunjung perpustakaan dari berbagai kalangan masyarakat pembaca dari tahun ke tahun selalu meningkat, sebagaimana ditunjukkan Tabel berikut: Tabel 2.86 Jumlah Pengunjung Perpustakaan NO URAIAN SATUAN TAHUN 2012 TAHUN SD Orang SMP Orang SMA Orang Mahasiswa Orang Pegawai Orang Umum Orang Jumlah Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang, 2013 e) Untuk pengembangan layanan yang telah dilaksanakan oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah selama Tahun 2013 adalah layanan bimbingan belajar, layanan pembelajaran bagi anak pra sekolah, story telling, pemutaran film, layanan membaca, layanan sirkulasi, layanan referensi, layanan internet dengan fasilitas Hotspot area, E-book, layanan perpustakaan keliling dan penerbitan buletin perpustakaan, layanan APE (Alat Peraga Edukatif), otomasi layanan arsip sehingga pemustaka dan pencari arsip dapat memanfaatkan perpustakaan dan depo arsip dengan sebaik-baiknya. b. Fokus Layanan Urusan Pilihan. 1) Urusan Pertanian NO Capaian target indikator sasaran Urusan Pertanian tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menunjukkan keberhasilan pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya dalam tahun Keberhasilan pelaksanaan Urusan Pertanian tahun 2013 terlihat pada Tabel berikut: INDIKATOR KINERJA 1 Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar 2 Kontribusi sub sektor tanaman pangan terhadap PDRB *) 3 Kontribusi sub sektor perkebunan terhadap PDRB *) Tabel 2.87 Capaian Indikator Urusan Pertanian SAT CAPAIAN TARGET REALISASI % % 56,61 54,81 54,92 100,20 Rp (Juta) Rp (Juta) , , ,72*) 99, , , ,92*) 91,41 4 Cakupan bina kelompok tani % 12,00 9,09 16,59 182,51 Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Semarang, 2013 *) Angka sementara BPS Tahun 2013 Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 75

104 Peningkatan produktivitas padi terlihat pada tahun 2013 dikarenakan berbagai upaya antara lain Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) Padi yang menerapkan sistem teknis yang tepat disesuaikan dengan kondisi setempat, penggunaan benih bermutu, penerapan pemupukan berimbang, pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), penanganan pasca panen dan perbaikan infrastruktur. NO JENIS KOMODITI Tabel 2.88 Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan LUAS PANEN (Ha) PRODUKSI (Ton) PRODUKTIVITAS (Kw/Ha) Padi ,61 53,18 2 Jagung ,07 43,44 3 Kedelai ,36 13,54 4 Kacang tanah ,39 13,45 5 Ubi kayu ,97 253,25 6 Ubi jalar ,70 253,06 Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Semarang, 2013 Pada Tahun Anggaran 2013 sumber pangan utama di Kabupaten Semarang mengalami penurunan dibanding tahun 2012, hanya pada komoditas jagung dan kacang tanah yang mengalami peningkatan produksi. Hal ini dikarenakan luas tanam yang berkurang, serangan OPT dan perubahan iklim yang sangat ekstrem. Petani mengalihkan lahannya untuk komoditas yang lain. Produksi padi pada tahun 2012 mencapai ton, pada tahun 2013 turun menjadi ton. Jagung pada tahun 2012 tercapai ton, pada tahun 2013 meningkat menjadi ton. Kedelai pada tahun 2012 sebesar 157 ton, pada tahun 2013 hanya tercapai 127 ton. Kacang tanah pada tahun 2012 sebesar ton, pada tahun 2013 meningkat menjadi ton. Ubi kayu tahun 2012 sebesar ton, pada tahun 2013 turun menjadi ton. Ubi jalar tahun 2012 sebesar ton, sedangkan 2013 turun menjadi ton. NO JENIS KOMODITI 1 Bawang Daun Tabel 2.89 Luas Panen dan Produksi Tanaman Sayuran LUAS PANEN (Ha) PRODUKSI (Ton) PRODUKTIVITAS (Ton/Ha) ,47 10,62 2 Kentang , ,15 24,60 3 Kubis , ,59 26,40 4 Petsai/Sawi , ,54 17,38 5 Wortel ,29 23,33 6 Cabe Besar , ,95 8,97 7 Cabe Rawit ,65 5,92 8 Tomat ,18 23,59 9 Buncis ,54 12,99 Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Semarang, 2013 Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 76

105 NO Realisasi produksi hortikultura sayur-sayuran sebagian mengalami peningkatan produksi. Pada tahun 2012 produksi kubis sebesar ,4 ton, pada tahun 2013 mencapai ton. Produksi kentang pada tahun 2012 sebesar 4.375,4 ton, pada tahun 2013 mencapai ton. Tahun 2012 produksi wortel sebesar ton, pada 2013 meningkat sebesar ton. Pada tahun 2012 produksi cabe besar sebesar 9.885,6 ton, meningkat pada tahun 2013 tercapai ton. Tahun 2012 produksi cabe rawit ton, meningkat pada tahun 2013 mencapai ton. Komoditas Petsai/Sawi tahun 2012 sebesar ,6 ton, pada tahun 2013 menurun menjadi ton. Bawang daun tahun 2012 sebesar ton, pada tahun 2013 menurun menjadi ton, Tomat pada tahun 2012 tercapai ton, pada tahun 2013 meningkat menjadi ton dan Buncis pada tahun 2012 mencapai ton, pada tahun 2013 meningkat sebesar ton. Secara umum penurunan produksi hortikultura tidak terlalu tinggi. Penurunan juga disebabkan oleh alih fungsi lahan ke komoditas lain. JENIS KOMODITI Tabel 2.90 Luas Panen dan Produksi Tanaman Hias LUAS PANEN (m²) PRODUKSI (Tangkai) PRODUKTIVITAS (Tangkai/m²) Gladiol ,46 2,50 2 Krisant ,45 80,34 3 Mawar ,08 421,63 4 Anggrek ,88 10,42 5 Sedap Malam ,05 25,31 6 Leather Leaf ,53 5,31 Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Semarang, 2013 Secara umum produksi tanaman hias mengalami penurunan karena permintaan pasar belum kembali normal. Pada tahun 2012 anggrek dengan produksi tangkai, gladiol tangkai, krisant tangkai, mawar tangkai, sedap malam tangkai dan Leather Leaf tangkai. Sedangkan pada tahun 2013 anggrek mengalami penurunan dengan tangkai, gladiol menurun menjadi tangkai, krisant meningkat mencapai tangkai, mawar meningkat menjadi tangkai, sedap malam meningkat menjadi tangkai dan Leather Leaf menurun menjadi tangkai. Adapun perkembangan produktivitas tanaman hortikultura/buah-buahan dapat dilihat di Tabel berikut ini: NO Tabel 2.91 Luas Panen dan Produksi Tanaman Hortikultura/Buah-buahan JENIS KOMODITI LUAS PANEN (Pohon) PRODUKSI (Kw) PRODUKTIVITAS (Kw/pohon) Alpukat ,46 1,83 2 Mangga ,38 0,31 3 Rambutan ,38 0,37 Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 77

106 NO JENIS KOMODITI LUAS PANEN (Pohon) PRODUKSI (Kw) PRODUKTIVITAS (Kw/pohon) Durian ,65 0,82 5 Pisang ,55 0,63 6 Salak ,07 0,09 7 Kelengkeng ,30 2,61 8 Manggis ,85 0,51 9 Nangka ,03 0,75 Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Semarang, 2013 NO Peningkatan produksi juga dialami komoditas buah-buahan utama. Hal ini disebabkan cuaca yang mendukung pada tahun 2013 untuk keberhasilan proses pembungaan. Tahun 2012 produksi untuk komoditi durian mencapai Kw, mangga Kw, kelengkeng Kw, pisang Kw, salak Kw, rambutan Kw, manggis Kw, nangka Kw dan alpukat Kw. Sementara buah-buahan utama sampai dengan bulan Desember 2013 realisasi produksi rata-rata mengalami peningkatan yang sangat fluktuatif kecuali untuk nangka mengalami penurunan, sedangkan komoditi durian mencapai Kw, mangga Kw, kelengkeng Kw, pisang Kw, salak Kw, rambutan Kw, manggis Kw, nangka Kw dan alpukat Kw. Untuk perkembangan produktivitas tanaman obat dapat dilihat pada Tabel berikut: JENIS KOMODITI Tabel 2.92 Luas Panen dan Produksi Tanaman Biofarmaka LUAS PANEN (m²) PRODUKSI (Kg) PRODUKTIVITAS (Kg/m²) Jahe ,60 1,82 2 Temulawak ,30 2,27 3 Kencur ,65 0,56 4 Kunyit ,92 1,38 5 Laos ,62 2,89 6 Kapulaga ,66 0,97 Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Semarang, 2013 Pada komoditas tanaman biofarmaka pada 2012, produksi tanaman Jahe kg, Temulawak kg, Kencur kg, Kunyit kg, Laos kg dan Kapulogo kg. Sedangkan produksi pada 2013 tanaman Jahe menurun kg, Temu lawak meningkat kg, Kencur menurun kg, Kunyit menurun kg, Laos meningkat kg dan Kapulogo meningkat kg. Penurunan komoditas di bidang pertanian antara lain diakibatkan adanya hujan hampir sepanjang musim, konversi lahan pertanian ke non pertanian, alih komoditas pertanian yang lebih menguntungkan dan berbagai serangan hama penyakit. Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 78

107 Sayuran Semusim Realisasi produksi hortikultura sayuran sebagian mengalami penurunan. Penurunan produksi terjadi pada bawang daun, kentang, kobis dan petsai/sawi. Hal ini karena luas panen mengalami penurunan, dimana beberapa daerah beralih ke komoditas lain. Tanaman hias Beberapa komoditas tanaman hias mengalami penurunan produksi karena adanya peralihan ke komoditas tanaman hias lain yaitu krisan, khususnya untuk gladiol. Penurunan produksi disebabkan penurunan kualitas benih. Tanaman buah Secara umum produksi buah-buahan mengalami peningkatan. Tanaman biofarmaka Secara umum mengalami kenaikan kecuali kencur karena luas tanam mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Untuk perkembangan produktivitas tanaman perkebunan dapat dilihat di Tabel berikut: NO JENIS KOMODITI Tabel 2.93 Luas Panen dan Produksi Tanaman Perkebunan LUAS PANEN (Ha) PRODUKSI (Ton) PRODUKTIVITAS (Kg/Ha) Kelapa 4.495, , , , Kelapa 892,60 890, , , deres 3 Kopi 2.784, , , , Cengkeh 2.189, ,20 224,20 215, Aren 313,98 313,65 872,53 871, Kapuk 471,48 432,34 91,22 83, Panili 10,30 7,70 1,58 1, Tebu , , Kakao 46,42 57,06 7,40 9, Tembakau ,93 560, Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Semarang, 2013 Di bidang perkebunan pada tahun 2012 produksi tanaman kelapa tercapai 4.295,28 ton, kelapa deres 5.401,61 ton, kopi 1.459,49 ton, cengkeh 224,2 ton, tebu 1.219,84 ton, aren 872,53 ton, kakao 7,4 ton, kapuk 91,22 ton, panili 1,58 ton, dan tembakau 909,93 ton. Sedangkan pada tahun 2013 beberapa komoditas mengalami fluktuasi peningkatan dan penurunan produksi. Tanaman kelapa naik menjadi 4.363,23 ton, kelapa deres turun menjadi 5.390,87 ton, kopi naik menjadi 1.466,61 ton, cengkeh turun 215,3 ton, tebu meningkat 1.383,4 ton, aren turun menjadi 871,71 ton, kakao naik menjadi 9,08 ton, kapuk turun menjadi 83,73 ton, panili turun menjadi 1,14 ton, dan tembakau turun menjadi 560,92 ton. Beberapa komoditas relatif tidak mengalami perbedaan produksi yang berarti. Saat ini upaya peremajaan tanaman untuk tanaman yang kurang produktif terus dilakukan dan butuh waktu untuk bisa berproduksi. Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 79

108 Adapun kondisi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) Kabupaten Semarang dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 2.94 Kondisi JITUT KONDISI JITUT SATUAN Kondisi Baik Unit Kondisi Rusak Unit Telah Di Rehab / Dibangun Unit Jumlah Unit Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Semarang, 2013 Dengan adanya perbaikan JITUT telah menaikan luas tanam dan panen. Untuk luas panen tanaman padi meningkat dari Ha pada tahun 2012 meningkat menjadi Ha pada tahun Tetapi terjadi penurunan produksi padi ton pada tahun 2012 menjadi ton karena serangan OPT Tikus, Wereng dan perubahan cuaca yang tidak menentu/ekstrem. Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan dan Kehutanan Lapangan, dengan kegiatan kapasitas Penyuluh Pertanian/Perkebunan dan Kehutanan tahun 2013 mendukung penyusunan programa penyuluh di 19 Kecamatan, penilaian angka kredit penyuluh untuk 23 orang dan temu usaha/teknologi pada pelaku utama dan pelaku usaha pertanian/peternakan sebanyak 2 kali. Melalui kegiatan pelayanan terhadap masyarakat yang berkaitan dengan penyuluhan dapat terlaksana di pertanian/peternakan. Berikut ini adalah jumlah kelas kelompok tani pertanian dan ternak yang dilayani oleh penyuluh pertanian dan peternakan. Tabel 2.95 Perkembangan Kelas Kelompok Tani NO KELAS/KELOMPOK SAT Pemula Klp Lanjut Klp Madya Klp Utama Klp Jumlah Klp Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Semarang, 2013 Jumlah kelas kelompok pertanian pada tahun 2013 jika dibandingkan dengan jumlah kelompok tani di tahun 2012 mengalami penambahan yaitu kelompok menjadi kelompok. Kelas pemula mengalami penurunan, sedangkan jumlah kelompok tani lanjut, madya dan utama mengalami peningkatan. Hal ini menunjukan adanya keberhasilan dalam pembinaan kelompok tani yang sudah ada. Sehingga dari kelompok tani yang ada cenderung ada peningkatan kelas kelompok tani. Capaian realisasi program kegiatan untuk mendukung Urusan Pertanian pada tahun 2013 adalah sebagai berikut: Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 80

109 a) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Program tersebut dilaksanakan melalui kegiatan Penyuluhan dan pendampingan petani dan pelaku agrobisnis; dan Peningkatan kemampuan lembaga petani. Program ini bertujuan meningkatkan kelembagaan kelompok tani ternak. Melalui program ini kelompokkelompok tani ternak di Kabupaten Semarang diberikan pembinaan untuk menjadi kelompok mandiri, diantaranya dengan pemberian bantuan melalui dana DBHCHT berupa bantuan ternak kambing, bantuan Alat Pengolah Pupuk Organik (APPO) dan pembinaan kelompok untuk meningkatkan kemandirian kelompok dalam usaha peternakan serta mengikutsertakan kelompok tani ternak dalam lomba kelompok ternak tingkat nasional. b) Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan Dengan Kegiatan Peningkatan Kapasitas Penyuluh Pertanian/Perkebunan tahun 2013 mendukung penyusunan programa penyuluh di 19 kecamatan, penilaian angka kredit penyuluh untuk 18 orang dan fasilitasi pertemuan kelompok sebanyak 171 kelompok. Melalui kegiatan ini pelayanan terhadap masyarakat yang berkaitan dengan penyuluhan dapat terlaksana di kelompok ternak. Berikut ini adalah jumlah kelas kelompok tani ternak yang dilayani oleh penyuluh peternakan. KELAS KELOMPOK Tabel 2.96 Perkembangan Kelas Kelompok Ternak SAT CAPAIAN TARGET REALISASI % Pemula klp ,24 Lanjut klp ,92 Madya klp ,66 Utama klp Jumlah klp ,44 Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang, 2013 Perkembangan kelas kelompok pemula mencapai 163,24% karena pada tahun 2013 banyak bermunculan kelompok-kelompok baru, seiring dengan banyaknya bantuan ternak kambing/domba ke masyarakat dalam rangka pengembangan budidaya ternak. Perkembangan kelas kelompok lanjut mengalami peningkatan dan mencapai 376,92%. Hal ini disebabkan adanya beberapa kelompok yang mengalami peningkatan mutu kerjanya pada saat penilaian. Kelas kelompok madya tidak mencapai target yang ditentukan karena ada 1 (satu) kelompok yang pada saat penilaian mengalami penurunan mutu kerja. Kelas kelompok utama, tidak tercapai target karena tidak ada kelompok yang memenuhi persyaratan parameter yang ditentukan untuk penilaian kelas kelompok ini. Perkembangan Kelas Kelompok Ternak di Kabupaten Semarang tahun 2013 belum bisa dijadikan ukuran pencapaian indikator kinerja penyuluhan, meskipun jika dilihat dari angka target dan realisasi tahun 2013, terdapat peningkatan di Kelas Kelompok Pemula dan Lanjut, dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 81

110 penurunan di Kelas Kelompok Madya dan Utama, hal ini disebabkan untuk tahun 2013 terdapat peraturan baru tentang pedoman pembinaan kelompok tani yaitu Permentan Nomor 82/Permentan/OT.140/8/2013 tentang Pedoman Pembinaan Kelompok Tani dan Gapoktan. Selain itu karena adanya perubahan indikator penilaian kelas kelompok di bidang pertanian sesuai Peraturan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Nomor 168/Per/SM.170/J/11/11 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok Tani sehingga penerapan penilaian kelas kelompok perlu penyesuaian baik secara administratif maupun kemampuan kelompok. Sementara 2 (dua) peraturan tersebut baru diterima oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang pada Triwulan III Tahun Peraturan tersebut masih bersifat uji coba. Dalam mengaplikasikan peraturan tersebut perlu sosialisasi dan proses, sehingga pada tahun 2013 belum bisa menampilkan kelas kelompok sesuai dengan peraturan yang baru. c) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit pada Ternak Dengan kegiatan Pendataan masalah peternakan; Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak; Pengendalian/ pemusnahan ternak yang terjangkit penyakit endemis; Pengawasan perdagangan ternak antar daerah; Peningkatan sarana prasarana pelayanan kesehatan ternak; Operasionalisasi UPTD Labkeswan dan Puskeswan. Pada program ini Dinas Peternakan dan Perikanan melakukan pelayanan kesehatan hewan kepada masyarakat di Kabupaten Semarang untuk mencapai peningkatan mutu kesehatan ternak dan ikan. Rincian capaian indikator pelayanan kesehatan hewan dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 2.97 Perkembangan Pelayanan Kesehatan Hewan NO URAIAN SAT CAPAIAN TARGET REALISASI % 1 Vaksinasi Ternak Ekor ,99 2 Pengobatan Ternak Ekor ,00 3 Pemeriksaan Penyakit Ternak Ekor ,07 Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang, 2013 Pelayanan kesehatan hewan berupa vaksinasi ternak mengalami peningkatan dan melampaui target yang ditetapkan. Hal ini disebabkan karena banyaknya permintaan masyarakat untuk pelayanan tersebut, dan pelayanan tersebut didukung tidak hanya dari dana APBD Kabupaten Semarang namun juga berasal dari Dana APBN, APBD Provinsi Jawa Tengah dan Swadaya dari petugas pelayanan kesehatan hewan. Hal ini menunjukkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan hewan sudah meningkat. Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 82

111 Kegiatan pengobatan ternak mencapai target 100%, hal ini sudah sesuai dengan perencanaan kegiatan pengobatan ternak terhadap penyakit ternak yang umum terjadi di masyarakat. Pemeriksaan penyakit ternak mengalami peningkatan dan melampaui target, karena selain terjadi kasus penyakit ternak di masyarakat yang memerlukan penanganan juga karena banyaknya permintaan pemeriksaan penyakit ternak sebagai syarat pengiriman ternak ke luar daerah. d) Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Dengan kegiatan Pembangunan sarana dan prasarana perbibitan ternak; Pembibitan dan perawatan ternak; Penelitian dan pengolahan gizi dan pakan ternak; Pengembangan agribisnis peternakan; Operasionalisasi UPTD Perbibitan Ternak Unggul; Pembinaan dan pengamanan perbibitan ternak; Monitoring, evaluasi dan pelaporan. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan ini dilaksanakan untuk mendukung pencapaian indikator kinerja bidang peternakan, rincian indikator capaian kinerja bidang peternakan dapat dilihat pada Tabel berikut: NO URAIAN SAT Tabel 2.98 Perkembangan Populasi dan Produksi Ternak CAPAIAN TARGET REALISASI % POPULASI 1 Sapi potong Ekor ,11 2 Sapi perah Ekor ,01 3 Kerbau Ekor ,03 4 Kuda Ekor ,13 5 Kambing Ekor ,39 6 Domba Ekor ,23 7 Babi Ekor ,38 8 Kelinci Ekor ,13 9 Ayam petelur Ekor ,18 10 Ayam broiler Ekor ,58 11 Ayam buras Ekor ,82 12 Itik Ekor ,19 13 Puyuh Ekor ,53 PRODUKSI 1 Daging sapi Kg ,39 2 Daging kambing Kg ,29 3 Daging domba Kg ,47 4 Daging Ayam petelur Kg ,48 5 Daging Ayam broiler 6 Daging ayam buras Kg ,68 Kg ,19 7 Telur ayam ras Butir ,43 8 Telur ayam Butir ,99 buras 9 Telur Itik Butir ,47 10 Telur puyuh Butir ,98 11 Produksi susu Liter ,80 Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang, 2013 Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 83

112 Dari Hasil Sensus Pertanian 2013 secara umum populasi ternak di Kabupaten Semarang mengalami penurunan, sebagai berikut: Ternak sapi (sapi potong dan sapi perah) dan kerbau secara nasional mengalami penurunan, sedangkan untuk Kabupaten Semarang mengalami penurunan sebesar 20,74%. Hal ini disebabkan karena harga ternak tinggi sehingga petani menjual ternak yang dipelihara, namun hasil penjualan ternak tidak dibelikan ternak kembali, karena harga ternak di pasaran tidak stabil dan cenderung fluktuatif serta adanya berita tentang isu impor sehingga petani khawatir harga akan turun dan merugi. Selain permasalahan harga, peternak juga banyak yang menjual ternaknya untuk membayar kredit perbankan (KKPE dan KUPS). Hal ini dikarenakan manajemen yang kurang baik, sehingga petani terpaksa menjual ternaknya untuk pembayaran pinjaman yang telah jatuh tempo untuk pelunasan. Populasi kambing dan domba mengalami penurunan disebabkan karena manajemen yang kurang baik sehingga petani banyak yang menjual ternaknya atau beralih ke usaha lainnya. Populasi kuda tidak mencapai target pada tahun 2013 dikarenakan kuda merupakan jenis ternak yang sulit untuk dilakukan rekayasa reproduksi dan bila dilakukan perekayasaan reproduksi membutuhkan biaya yang mahal, sehingga masyarakat melakukan pembiakan kuda secara alami dan tradisional. Hal ini menyebabkan pertumbuhan populasinya belum bisa dikendalikan secara baik, dan tidak mencapai target yang ditetapkan pada tahun Populasi babi mengalami penurunan disebabkan karena beberapa perusahaan banyak yang tidak operasional (menutup usahanya) karena terkendala perijinan yang susah dan mahal. Sedangkan untuk perusahaan yang masih beroperasi, jumlah populasi dalam kandang juga berkurang karena biaya operasional yang cukup tinggi. Ternak ayam ras petelur dan burung puyuh menurun dari tahun 2012 dan tidak mencapai target di 2013 dikarenakan biaya produksi untuk beternak unggas tersebut yang tidak sebanding dengan harga jual telur sehingga para peternak tidak menambah populasinya dan ada beberapa peternak burung puyuh dan perusahaan ayam petelur yang menutup usahanya. Penurunan jumlah populasi unggas (ayam petelur dan burung puyuh) juga mempengaruhi produksi telur (ayam petelur dan puyuh) yang tidak mencapai target pada tahun Ternak ayam buras dan itik mengalami penurunan karena terjadi penyakit Avian Influenza (AI) dan Newcastle Disease (ND) sehingga banyak terjadi kematian pada unggas tersebut. Populasi ternak ayam broiler menurun karena banyak peternakan ayam broiler yang menutup usahanya, karena tingginya biaya produksi. Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 84

113 Produksi daging, baik daging sapi, kambing/domba dan ayam mengalami peningkatan, karena terdapat pemotongan ternak yang tidak tercatat, serta pemotongan di luar RPH. Produksi telur ayam, itik dan puyuh mengalami penurunan, seiring menurunnya populasi. Produksi susu juga mengalami penurunan karena populasi sapi perah menurun, dan menurunnya produktifitas ternak karena manajemen yang kurang baik. Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan peternakan di Kabupaten Semarang dapat dilihat dalam Tabel berikut: Tabel 2.99 Perkembangan Keterlibatan Masyarakat dalam Kegiatan Peternakan NO URAIAN SAT CAPAIAN 2012 Rencana Kerja Pembangunan Daerah II TARGET REALISASI % 1 Peternak Rakyat orang ,19 2 Perusahaan Peternakan: Ayam Petelur RTP ,79 Ayam Pedaging RTP Sapi (Sapi Potong, Perah) RTP Breeder RTP ,67 Babi RTP Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang, 2013 Peternak rakyat mengalami penurunan dari target 2013 dan capaian tahun Hal ini sesuai dengan hasil sensus pertanian tahun 2013 dimana populasi ternak (sapi dan kerbau) turun yang disebabkan peternak banyak yang menjual ternaknya karena harga ternak tinggi, sementara tidak dibelikan ternak lagi karena kondisi harga ternak kurang stabil, dan kemungkinan banyak yang beralih usaha di sektor lain. Peternakan unggas petelur mengalami penurunan, karena banyak yang menutup usahanya dengan beberapa sebab diantaranya : biaya produksi untuk beternak unggas tersebut yang tidak sebanding dengan harga jual telur sehingga ada beberapa perusahaan peternak ayam petelur menutup usahanya. e) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan Dengan kegiatan Pembangunan sarana dan prasarana pasar produksi hasil peternakan; Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana pasar hasil produksi peternakan; Promosi atas hasil produksi peternakan unggulan daerah; Penyuluhan kualitas dan teknis kemasan hasil produksi peternakan yang dipasarkan; dan Pengembangan Usaha Agribisnis Peternakan. Pada program ini Dinas Peternakan dan Perikanan melakukan rehab Pasar Hewan Sumowono yaitu dengan memperbaiki atap 2 unit, kantor pengelola 1 unit, pagar pasar hewan 1 paket dan pengadaan timbangan untuk pasar hewan 2 unit, operasionalisasi pasar hewan selama 1 tahun, promosi produk olahan peternakan sebanyak 3 kali, pembinaan pengemasan olahan ternak untuk 60 orang pelaku usaha

114 olahan ternak pembinaan kelompok tani di Kabupaten Semarang sebanyak 257 kelompok, pemberian bantuan ternak domba kepada 177 kelompok, bantuan timbangan ternak kepada 3 kelompok, bantuan milcan kepada 10 kelompok, melaksanakan Apresiasi Petugas Peternakan sebanyak 40 orang serta pembinaan kelompok tani ternak penerima bantuan berpola agribisnis (KKPE dan KUPS) sebanyak 172 kelompok. Dengan program ini Dinas Peternakan dan Perikanan memfasilitasi dan melayani kegiatan masyarakat dalam memasarkan ternaknya di Pasar Hewan Ambarawa maupun memasarkan produk olahan hasil ternak. f) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan Dengan kegiatan Penelitian dan pengembangan teknologi peternakan tepat guna. Program ini mewujudkan peningkatan inovasi dan teknologi terapan di bidang peternakan. Kegiatan yang dilakukan berupa kajian pemanfaatan pakan ternak alternatif berupa kajian tanaman Azolla sebagai pakan ternak alternatif. g) Program Peningkatan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dengan kegiatan Pengamanan produk hewan dan ikutannya; Pengendalian penanggulangan penyakit zoonosa dan peningkatan kesejahteraan hewan, Operasionalisasi UPTD RPH/RPU. Program ini dilaksanakan dalam rangka mendukung pelayanan kemasyarakat yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan masyarakat veteriner, peningkatan kualitas Produk Asal Hewan (PAH) dan peningkatan penanggulangan penyakit zoonosa serta penyediaan produk PAH yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal). Adapun rincian indikator pelayanan kesehatan hewan pada tahun 2013 dapat dilihat pada Table berikut: Tabel Perkembangan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Veteriner NO URAIAN SAT CAPAIAN TARGET REALISASI % 1 Pemeriksaan sampel ,75 Kualitas Susu 2 Pemeriksaan sampel ,40 Kualitas Daging 3 Uji Cemaran Mikroba Dan Risidu Antbiotik sampel ,33 Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang, 2013 Kegiatan pemeriksaan sampel baik susu maupun daging tidak bisa mencapai target di tahun Hal ini karena kegiatan tersebut merupakan kegiatan pelayanan rutin untuk memantau peredaran bahan asal hewan di masyarakat untuk menjamin ketersediaan pangan asal hewan yang ASUH. Apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2012 terdapat peningkatan pada pemeriksaan kualitas susu dan daging. Sedangkan untuk pemeriksaan mikroba dan residu antibiotik terjadi penurunan yang diharapkan bahan asal hewan yang beredar di masyarakat sudah bebas dari mikroba dan residu antibiotik. Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 86

115 2) Urusan Kehutanan Capaian target indikator sasaran Urusan Kehutanan tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menunjukan keberhasilan pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya dalam tahun Keberhasilan pelaksanaan Urusan Kehutanan tahun 2013 terlihat pada Tabel berikut: NO INDIKATOR KINERJA 1 Rehabilitasi hutan dan lahan kritis 2 Kontribusi sub sektor kehutanan terhadap PDRB Tabel Capaian Indikator Urusan Kehutanan SAT CAPAIAN TARGET REALISASI % % 70,78 22,80 70,78 310,44 Rp (Juta) , , ,25 158,44 Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Semarang Kabupaten Semarang mempunyai luas wilayah kurang lebih ,674 Ha dimana Ha atau 32% merupakan lahan hutan yang terdiri atas ,96 Ha hutan negara dan ,24 Ha hutan rakyat yang tersebar di 19 kecamatan. Dari lahan hutan rakyat tersebut 8.206,8 Ha diantaranya kritis dan harus segera ditangani melalui berbagai kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan. Produksi kayu jati mengalami kenaikan dari ,231 m³ pada tahun 2012 naik menjadi ,560 m³ pada tahun 2013 atau meningkat sebesar 1,04%. Kenaikan tersebut disebabkan berhasilnya penghijauan kembali yang dilaksanakan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Semarang dan masyarakat baik yang berasal dari Dana APBD maupun swadaya masyarakat. Dalam upaya menyediakan bibit kayu-kayuan (tanaman keras) untuk gerakan penghijauan di Kabupaten Semarang pada Tahun Anggaran 2012 telah dilakukan penyediaan bibit unggul melalui Kebun Bibit Rakyat (KBR) dengan kapasitas bibit siap salur sebanyak batang (50 unit KBR se-kabupaten) dan melalui UPTD KBU Kalongan dan Mulyorejo dengan produksi tahun ini lebih kurang batang. 3) Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral Capaian Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menunjukkan keberhasilan pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya dalam tahun Keberhasilan pelaksanaan Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral tahun 2013 terlihat pada Tabel berikut: Tabel Capaian Indikator Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral NO INDIKATOR KINERJA 1 Rasio Ketersediaan Daya Listrik SAT CAPAIAN TARGET REALISASI % % 100,00 100,00 100,00 100,00 Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 87

116 NO INDIKATOR KINERJA 2 Persentase Rumah Tangga Yang Menggunakan Listrik 3 Pertambangan Tanpa Ijin 4 Kontribusi Sektor Pertambangan dan Penggalian Terhadap PDRB 5 Kontribusi Sekror Listrik, Gas Dan Air Minum Terhadap PDRB SAT CAPAIAN TARGET REALISASI % % 99,00 98,00 99,00 101,00 Unit ,33 Rp (Juta) Rp (Juta) Sumber: DPU dan BPS Kabupaten Semarang, 2013 *) Angka sementara , , ,08*) 94, , , ,10*) 129,99 1) Rasio ketersediaan daya listrik mencapai 100%, sama dengan target dan capaian tahun lalu. 2) Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik mencapai sama dengan tahun lalu yaitu sebesar 99% atau melebihi target sebesar 98%. 3) Pertambangan tanpa ijin dapat diturunkan mencapai 9 unit, lebih rendah dari target sebesar 12 unit dan jika dibandingkan dengan tahun lalu mengalami penurunan 6 unit dari 15 unit. Penutupan kegiatan penambangan tanpa ijin di lokasi yang dapat menimbulkan dampak lingkungan secara luas dilakukan untuk mencegah dan mengantisipasi terjadinya kerusakan lingkungan yang lebih parah. 4) Dari data sementara BPS diprediksikan baik Kontribusi Sektor Pertambangan dan Penggalian maupun Sektor Listrik, Gas dan Air Minum terhadap PDRB meningkat dari capaian tahun lalu. 4) Urusan Pariwisata Capaian indikator kinerja Urusan Pariwisata tahun 2013 sebagai berikut: NO INDIKATOR KINERJA Tabel Capaian Indikator Urusan Pariwisata SAT CAPAIAN TARGET REALISASI % 1 Kunjungan Wisata Orang , ,05 2 Restoran/Rumah Makan Unit ,91 3 Hotel/Penginapan Hotel Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDRB (Perdagangan, RM dan Akomodasi) Rp (juta) Sumber : Dinas Pemuda,OR, Kebudayaan dan Pariwisata, , , ,58 134,46 a) Jumlah kunjungan wisata tahun 2013 sebanyak wisatawan, melebihi target RPJMD sebanyak orang atau meningkat sebesar 117,05%. Bila dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisata tahun 2012 yang berjumlah wisatawan, meningkat sebanyak wisatawan atau 6,84%. Jumlah kunjungan wisata tersebut Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 88

117 terdiri dari wisatawan domestik dan wisatawan asing. Meningkatnya jumlah kunjungan wisata dikarenakan adanya kegiatan promosi bersama dengan pelaku pariwisata antara lain biro perjalanan dan pengelola obyek wisata swasta serta informasi pariwisata melalui media cetak dan media elektronik. Jumlah kunjungan wisata ini berdampak langsung pada peningkatan jumlah PAD dari retribusi tempat wisata tahun 2013 sebesar Rp ,00, naik dari realisasi tahun 2012 sebesar Rp ,00 atau mengalami kenaikan sebesar 123,70%. Penerimaan retribusi dari tempat wisata terinci sebagai berikut: NO Tabel Perkembangan Retribusi Tempat Wisata OBYEK WISATA TAHUN Gedongsongo Sewa Kios O.W. Candi Gedongsongo Kolam Rendam Air Panas Retribusi Kendaran masuk OW Gedongsongo 2 Pemandian muncul Sewa Kios Obyek Wisata Pemandian Muncul Retribusi Kendaran masuk OW. Pemandian Muncul Bukit Cinta Brawijaya Sewa Kios Bukit Cinta Museum Palagan Museum Kereta Api Wana Wisata Penggaron Wana Wisata Air Terjun Semirang 8 Wana Wisata Umbul Songo Langentirto muncul Kios Benteng Willem The Fountain Water Park & Resto Sewa lahan Depo Ikan Muncul Sewa lapangan Olahraga Penerimaan Lainnya (Sewa Speedboat) Jumlah Sumber : Dinas Pemuda,OR, Kebudayaan dan Pariwisata, 2013 b) Pada tahun 2013 di Kabupaten Semarang terdapat 30 desa wisata, bila dibandingkan dengan tahun 2012 yang berjumlah 23 desa wisata, bertambah 7 desa wisata. Hal ini akan menambah daya tarik wisata serta meningkatkan ekonomi kerakyatan di pedesaan. Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 89

118 Tabel Data Desa Wisata Tahun 2013 Kabupaten Semarang NO DESA KECAMATAN POTENSI 1 Wirogomo Banyubiru Air Terjun; Budaya Lokal; Kuliner Gula Aren; Agrowisata; Kerajinan 2 Kebondowo Banyubiru Rawa Pening; Bukit Cinta; Kuliner olahan ikan dan sayur; Budaya (larungan); Kerajinan enceng gondok, kayu dll 3 Rowoboni Banyubiru Kolam Renang; Pancingan; Kuliner Apung; Olah Raga Air; Budaya; Kesenian 4 Gemawang Jambu Kampoeng Batik; Madu; Kampung Belajar, Desa Vokasi Pendidikan; kerajinan 5 Genting Jambu Budaya/religi; Agrowisata Jamur; Air Terjun; Jambu Biji; Kerajinan; Durian 6 Keji Ungaran Barat Budaya (Yoss Tradisional); Kesenian; Kuliner 7 Gogik Ungaran Barat Air Terjun; Budaya; Agrowosata Durian dan Manggis; Desa Labsite 8 Lerep Ungaran Barat Air Terjun Indro Kilo; Kampung Seni; Resort; Agrowisata Cengkeh 9 Sidomukti Bandungan Kolam Renang Alam; Budaya; Kesenian; Agrowisata 10 Candi Bandungan Situs Sejarah Candi Gedongsongo; Sentra tanaman hias; Budaya 11 Nogosaren Getasan Air Terjun Kali Pancur; Wana Wisata Umbul Songo; Agrowisata Buah Sayur; Bunga Potong; Tanaman hias 12 Keseneng Sumowono Curug Tujuh Bidadari; Budaya; Kuliner; Kesenian 13 Kemawi Sumowono Air Terjun Kleting Kuning; Budaya; Kuliner; Kerajinan; Agropolitan 14 Bejalen Ambarawa Kampung Rawa; Salak; Ikan rawa olahan, bebek 15 Kel.Bandungan Bandungan Kawasan Wisata; Kuliner; Budaya; Kesenian 16 Kemetul Susukan Situs Sejarah; Budaya/religi; Kerajinan; Kuliner 17 Nyemoh Bringin Situs Sejarah; Kuliner; Kerajinan; Budaya 18 Tegal Waton Tengaran Arena Pacuan Kuda; Sumber mata air Senjoyo; Kuliner; Kerajinan; Camping Ground 19 Ngempon Bergas Candi Ngempon; Sumber mata air hangat; Kuliner; Kerajinan 20 Asinan Bawen Wisata Inndustri; Agrowisata Kopi; Arena Outbound; Kuliner; Kerajinan 21 Kebon Agung Sumowono Situs Sejarah; Budaya; Kuliner; Kerajinan 22 Candigaron Sumowono Air terjun; Budaya; Kuliner 23 Plumutan Bancak Situs Sejarah; Budaya Debus; Kerajinan Lidi Rogo Rigi 24 Samban Bawen Sendang air hangat; Grebeg Kendalisodo; Kesenian; Kuliner 25 Gogodalem Bringin Religi; Budaya; Kuliner; Kerajinan 26 Bener Tengaran Religi; Budaya; Kuliner 27 Sepakung Banyubiru Budaya; Kesenian; Kuliner 28 Brongkol Jambu Budaya; Kesenian; Kuliner; Perkebunan durian dan kopi 29 Diwak Bergas Pemandian air panas; Air terjun; Terasering persawahan; Kesenian; Olahan tempe daun; Kuliner krupuk tengiri 30 Nyatnyono Ungaran Barat Makam Hasan Munadi; Makam Hasan Dipuro; Air sendang; Budaya Sadranan dan Metbanyu; Kuliner kripik gadung, ketela, ampyang, krupuk Sumber : Dinas Pemuda,OR, Kebudayaan dan Pariwisata, 2013 Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 90

119 c) Jumlah restoran dan rumah makan tahun 2013 sebanyak 160 unit meningkat daripada jumlah restoran tahun 2012 sebanyak 156 unit. Banyaknya jumlah restoran dan rumah makan ini, selain berdampak pada penyerapan tenaga kerja, juga berpotensi dalam peningkatan PAD dari sektor Pajak Daerah. Peningkatan usaha rumah makan ini dikarenakan adanya pembinaan dan pelatihan dari Disporabudpar Kabupaten Semarang untuk dapat mengembangkan usaha di bidang akomodasi rumah makan serta banyaknya kunjungan wisata ke Kabupaten Semarang. Maka secara teknis berdampak juga terhadap ekonomi kerakyatan. d) Jumlah hotel/penginapan tahun 2013 sebanyak 230 buah, tidak NO mencapai target sebanyak 289 buah atau hanya mencapai 79,58%. Tidak tercapainya target ini karena adanya kebijakan Peraturan Bupati Semarang Nomor 53 Tahun 2011 pada Bab III pasal 3 sampai dengan pasal 5 tentang pengendalian atau pembatasan pendirian hotel melati, karaoke dan panti mandi uap di Kawasan Bandungan. Tabel Perkembangan Tingkat Hunian Hotel KECAMATAN TAHUN 2012 TAHUN 2013 JUMLAH JUMLAH HOTEL KAMAR TAMU HOTEL KAMAR TAMU 1 Getasan Tengaran Tuntang Ambarawa Bandungan Bawen Bergas Ungaran Barat Jumlah Sumber : Dinas Pemuda,OR, Kebudayaan dan Pariwisata, 2013 s/d BulanDesember 2013 NO KECAMATAN SAT Tabel Banyaknya Kamar Hotel dan Tamu yang Menginap JUMLAH KAMAR HOTEL TAHUN BANYAKNYA TAMU JUMLAH KAMAR HOTEL BANYAKNYA TAMU L P L P 1 Getasan orang Tengaran orang Susukan orang Suruh orang Pabelan orang Tuntang orang Banyubiru orang Jambu orang Sumowono orang Bandungan orang Bawen orang Bringin orang Bancak orang Klepu/Bergas orang Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 91

120 NO KECAMATAN SAT JUMLAH KAMAR HOTEL TAHUN BANYAKNYA TAMU JUMLAH BANYAKNYA TAMU KAMAR HOTEL L P L P 15 Ungaran Barat orang Ungaran Timur orang Ambarawa orang J U M L A H orang Sumber : Dinas Pemuda,OR, Kebudayaan dan Pariwisata, 2013 s/d BulanDesember ) Urusan Kelautan dan Perikanan Capaian Indikator kinerja Urusan Perikanan dan Kelautan Tahun 2013 adalah sebagai berikut: NO Tabel Capaian Indikator Urusan Kelautan dan Perikanan INDIKATOR KINERJA SAT CAPAIAN TARGET REALISASI % 1 Produksi perikanan Ton Budidaya ,30 2 Produksi perikanan Ton tangkap 1.236, , ,00 99,73 3 Konsumsi ikan Kg/ kapita 18,26 18,30 16,37 89,45 4 Cakupan binaan Klpk kelompok nelayan Kontribusi sub Rp sektor Perikanan terhadap PDRB (Juta) , , ,98 131,01 Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang, 2013 a) Produksi perikanan budidaya tercapai sebesar 88,30%, lebih rendah dibanding target. Hal ini disebabkan karena keterbatasan sarana prasarana produksi, belum memiliki manajemen usaha yang baik, kualitas produk masih rendah, serta pengetahuan SDM masih rendah sehingga daya saing produk kurang. Selain itu persoalan utama pada perikanan budidaya adalah tingginya harga pakan ikan sehingga menurunkan keuntungan pembudidaya. b) Produksi perikanan tangkap tercapai sebesar 99,73%. Tidak tercapainya target produksi perikanan tangkap disebabkan karena penurunan daya dukung sumber daya ikan di Rawapening sehingga nelayan semakin sulit untuk mendapatkan ikan hasil tangkapan. c) Konsumsi ikan tercapai sebesar 89,45% dikarenakan menurunnya ketersediaan ikan konsumsi, seiring menurunnya produksi perikanan budidaya dan perikanan tangkap sehingga masih dibutuhkan pasokan ikan dari luar wilayah. d) Cakupan binaan kelompok nelayan mencapai target 100%. Pada tahun 2013, telah banyak dilaksanakan kegiatan pembinaan kelompok nelayan dengan harapan masyarakat di sekitar Rawapening dapat menjaga kelestarian sumber daya air dan ikan guna meningkatkan daya dukung perairan umum Rawapening. Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 92

121 Dalam rangka mendukung pencapaian indikator kinerja kunci di atas, dilakukan program dan kegiatan pada urusan kelautan dan perikanan sebagai berikut: a) Program Pengembangan Budidaya Perikanan Dengan kegiatan Pengembangan bibit ikan unggul, Pembinaan dan pengembangan perikanan, Operasionalisasi Balai Benih Ikan (BBI), Pembangunan sarana prasarana perikanan budidaya, Monitoring evaluasi dan pelaporan. Program Pengembangan Budidaya Perikanan yang dilaksanakan pada Tahun 2013 ini dalam rangka peningkatan kualitas benih ikan unggul, peningkatkan produksi benih ikan baik di Unit Pembenihan Rakyat (UPR) maupun BBI dan peningkatan produksi budidaya ikan. NO URAIAN SAT 1 Jumlah Produksi Benih UPR 2 Jumlah Produksi Benih Ikan Hias Tabel Perkembangan Produksi Perikanan Budidaya CAPAIAN TARGET REALISASI % Ekor ,48 (Ekor) ,35 3 Jumlah BBI (unit) Jumlah Produksi (Ekor) ,23 Benih BBI 5 Produksi Ikan di Ton ,37 91,44 Kolam 6 Produksi Ikan di Ton 206, ,47 81,38 Karamba Apung 7 Produksi Ikan di Karamba Tancap (ton) Ton 581, ,41 79,78 Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang, 2013 Produksi benih ikan baik di UPR maupun BBI terjadi peningkatan dan mencapai target yang ditentukan, karena untuk tahun 2013 banyak UPR yang bermunculan di masyarakat seiring dengan banyaknya bantuan benih ke masyarakat. Jumlah BBI yang dikelola Dinas Peternakan dan Perikanan sampai dengan tahun 2013 berjumlah 2 unit yaitu BBI Siwarak dan BBI Kebowan. Produksi perikanan budidaya yang terdiri dari produksi ikan di kolam, karamba dan karamba tancap, tidak mencapai terget karena dalam operasional budidaya perikanan, banyak menemui kendala antara lain harga pakan ikan yang tinggi sehingga produksi perikanan tidak bisa optimal serta karena terbatasnya SDM perikanan sehingga manajemen perikanan kurang baik dan banyak benih ikan yang mati. b) Program Pengembangan Perikanan Tangkap Dengan kegiatan Pendampingan pada kelompok nelayan, Pengembangan sarana dan prasarana perikanan tangkap, Pemberdayaan nelayan dan peningkatan pelestarian sumber daya ikan. Program Pengembangan Perikanan Tangkap dilaksanakan dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 93

122 rangka mendukung peningkatan produksi perikanan tangkap di Kabupaten Semarang. Pada program ini Dinas Peternakan dan Perikanan melakukan pembinaan pada nelayan di perairan umum Rawapening untuk melakukan penangkapan yang ramah lingkungan, selain pembinaan juga diberikan bantuan alat penangkapan yang ramah lingkungan. Selain itu juga dilakukan pengawasan perairan umum Rawapening oleh Pokmaswas dengan pemberian bantuan berupa 2 unit perahu Pokmaswas. Pada program ini juga dilakukan penebaran benih ikan nila di perairan umum dengan tujuan untuk menjaga dan meningkatkan kelestarian sumber daya ikan. Adapun rincian capaian kinerja penangkapan ikan di Rawapening dapat dilihat pada Tabel berikut: NO URAIAN SAT 1 Produksi perikanan tangkap Tabel Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap CAPAIAN TARGET REALISASI % ton 1.236, , ,00 99,73 2 Cakupan binaan kelompok nelayan kelp Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang, 2013 Capaian produksi perikanan tangkap tercapai sebesar 99,73%. Tidak tercapainya target produksi perikanan tangkap disebabkan karena penurunan daya dukung sumber daya ikan di Rawapening sehingga nelayan semakin sulit untuk mendapatkan ikan hasil tangkapan. Cakupan binaan kelompok nelayan mencapai target 100%. Pada tahun 2013 telah banyak dilaksanakan kegiatan pembinaan kelompok nelayan dengan harapan masyarakat di sekitar Rawapening dapat menjaga kelestarian sumber daya air dan ikan. c) Program Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan Dengan kegiatan Pengembangan kapasitas tenaga penyuluh perikanan dan Pengembangan sarana dan prasarana penyuluhan perikanan. Pada kegiatan ini dilaksanakan penyusunan programa penyuluh perikanan di 19 kecamatan, penilaian angka kredit penyuluh untuk 16 orang dan fasilitasi pertemuan kelompok sebanyak 144 kelompok. Melalui kegiatan ini pelayanan terhadap masyarakat yang berkaitan dengan penyuluhan dapat terlaksana di kelompok pembudidaya ikan dan nelayan penangkap ikan. Kegiatan lain yang dilakukan pada program ini adalah pengembangan sarana dan prasarana penyuluhan perikanan dengan pengadaan notebook 3 unit, meubelair 1 paket, alat bantu penyuluhan 2 paket. Dengan sarana dan prasarana penyuluhan perikanan tersebut diharapkan kegiatan pelayanan terhadap masyarakat bisa lebih baik. Berikut ini adalah jumlah kelas kelompok tani perikanan yang dilayani oleh penyuluh perikanan pada tahun Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 94

123 KELAS KELOMPOK Tabel Perkembangan Kelas Kelompok Perikanan SAT CAPAIAN TARGET REALISASI % Pemula klp ,00 Lanjut klp ,87 Madya klp Utama klp Jumlah klp ,04 Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang, 2013 Perkembangan kelas kelompok pemula mencapai 153,00% karena pada tahun 2013 banyak bermunculan kelompok-kelompok baru, seiring dengan banyaknya bantuan benih ikan ke masyarakat dalam rangka pengembangan UPR. Kelas kelompok lanjut tidak mencapai target disebabkan adanya beberapa kelompok yang mengalami penurunan mutu kerja pada saat penilaian kelompok yang disebabkan beberapa hal, antara lain terjadi penurunan aktivitas kegiatan kelompok. Kelas kelompok madya mencapai target, karena belum ada kelompok yang bisa memenuhi persyaratan kelas kelompok tersebut dari parameter penilaian. Perkembangan Kelas Kelompok Tani Ikan di Kabupaten Semarang tahun 2013 belum bisa dijadikan ukuran pencapaian indikator kinerja penyuluhan, meskipun jika dilihat dari angka target dan realisasi tahun 2013, terdapat peningkatan di Kelas Kelompok Pemula dan penurunan di Kelas Kelompok Lanjut. Hal ini disebabkan untuk tahun 2013 terdapat peraturan baru tentang pedoman pembinaan kelompok tani ikan yaitu Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 14 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Penumbuhan dan Pengembangan Kelembagaan Pelaku Utama Perikanan. Selain itu karena adanya perubahan indikator penilaian kelas kelompok di bidang pertanian sesuai Peraturan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Nomor 168/Per/SM.170/J/11/11 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok Tani sehingga penerapan penilaian kelas kelompok perlu penyesuaian baik secara administratif maupun kemampuan kelompok. sementara 2 (dua) peraturan tersebut baru diterima oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang pada Triwulan III Tahun Peraturan tersebut masih bersifat uji coba. Dalam mengaplikasikan peraturan tersebut perlu sosialisasi dan proses, sehingga pada tahun 2013, belum bisa menampilkan kelas kelompok sesuai dengan peraturan yang baru. d) Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan Dengan kegiatan Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan, Promosi atas hasil produksi perikanan dan Peningkatan Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 95

124 sarana dan prasarana hasil perikanan. Pada program ini tahun 2013 melakukan kegiatan pembinaan pada 8 kelompok pengolah dan pemasaran hasil perikanan. Selain itu Dinas Peternakan dan Perikanan juga mengikuti kegiatan promosi pada acara pameran pembangunan di Kabupaten Semarang dan mengadakan acara Ungaran Arowana Kontes dan Expo Perikanan untuk memperkenalkan produk-produk perikanan baik ikan hias maupun hasil olahan perikanan. Selain itu juga mengadakan alat promosi perikanan untuk menunjang kegiatan promosi perikanan di Pasar Ikan Higienis (PIH). Jangkauan pemasaran perikanan antara lain di Boyolali, Semarang dan Magelang. Untuk menunjang kegiatan pemasaran hasil perikanan telah dilakukan beberapa kegiatan antara lain rehab bangsal pengolahan ikan 5 paket di Kecamatan Tuntang, pembangunan dan rehab kolam pemasaran ikan 1 paket, pembangunan pagar keliling tempat pemasaran ikan 1 paket, penyediaan kios pemasaran olahan ikan 1 paket, pengadaan peralatan pemasaran ikan 1 paket, pembangunan bangsal pengolahan ikan di PIH Langensari dan pengadaan peralatan statistik P2HP perikanan 2 paket. Dengan kegiatan dan pengadaan sarana prasarana tersebut diharapkan produk olahan perikanan dapat meningkat baik kualitas maupun kuantitasnya. 6) Urusan Perdagangan Capaian Indikator kinerja Urusan Perdagangan Tahun 2013 adalah sebagai berikut: NO INDIKATOR KINERJA 1 Ekspor bersih perdagangan 2 Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal Tabel Capaian Indikator Urusan Perdagangan SAT CAPAIAN 2012 Sumber : Dinkop, UMKM, Perindag Kabupaten Semarang, TARGET REALISASI % US $ , , ,72 77,05 % 85,88 65, ,29 a) Ekspor Impor Nilai ekspor Kabupaten Semarang tahun 2013 adalah sebesar US$ , apabila dibandingkan realisasi ekspor tahun 2012 sebesar US$ maka terjadi penurunan ekspor sebesar US$ atau sebesar 1,23%. Namun bila diukur dalam rupiah, tetap terjadi kenaikan ekspor yaitu Rp ,00. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan nilai kurs rupiah terhadap dolar. Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 96

125 NO 1 Ekspor URAIAN Tabel Capaian Ekspor Impor TAHUN KENAIKAN /PENURUNAN -Rupiah (Rp) ,65 -USD ($) ( ) (1,23) 2 Import - Rupiah (Rp) ,62 -USD ($) ,04 3 Eksporbersih (ekspor-impor) - Rupiah (Rp) ( ) (21,61) - USD ($) ( ) (36,35) Catatan : - Asumsi kurs rupiah terhadap US$ th 2012 sebesar Rp9.500/US$ - Asumsi kurs rupiah terhadap US$ th 2013 sebesar Rp11.500/US$ Sumber : Dinkop, UMKM, Perindag Kabupaten Semarang, 2013 % Komoditi ekspor utama Kabupaten Semarang terdiri dari olahan kayu/mebel, plastik, tekstil, garmen/produk tekstil, pupuk dan aksesoris wanita serta kerajinan dengan negara tujuan diantaranya Belgia, USA, UK, Italia, Australia, India, Jerman, Turki dan Irlandia. Kenaikan nilai ekspor ini dikarenakan: Meningkatnya permintaan pasar di negara tujuan ekspor; Pertambahan negara tujuan ekspor yaitu Belgia, Irlandia dan Turki; Bertambahnya pengusaha baru di Kabupaten Semarang yang melakukan kegiatan ekspor; Peningkatan kesadaran dan kesediaan pelaku ekspor untuk melaksanakan pelaporan kegiatan ekspor. Nilai impor Kabupaten Semarang tahun 2013 adalah sebesar US$ , apabila dibandingkan realisasi impor tahun 2012 yang hanya US$ maka terjadi kenaikan impor sebesar US$ atau sebesar 127,04%. Komoditas impor tersebut meliputi mesin-mesin industri, bahan baku dan bahan penolong industri. Ekspor bersih merupakan selisih antara ekspor dan impor, apabila dinilai dalam rupiah maka ekspor bersih tahun 2013 adalah Rp ,00 menurun sebesar 21,61% dari nilai ekspor bersih tahun 2012 yang mencapai Rp ,00. Sedangkan apabila dinilai dalam US$, ekspor bersih Kabupaten Semarang Tahun 2013 adalah US$ dan nilai ekspor bersih Tahun 2012 adalah US$ sehingga terjadi penurunan sebesar US$ Penurunan ekspor bersih baik dalam rupiah maupun US$ disebabkan karena adanya peningkatan jumlah impor baik berupa mesin-mesin industri, bahan baku dan bahan penolong industri. Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 97

126 b) Cakupan Bina Kelompok Pedagang/Usaha Informal Pembinaan Kelompok Pedagang/Usaha Informal difokuskan pada pembinaan kelompok Pedagang Kaki Lima (PKL). Hal ini mengingat besarnya kontribusi sektor informal PKL dalam mendukung penyediaan lapangan pekerjaan secara mandiri, sehingga dengan pembinaan PKL diharapkan akan dapat mendukung program pengentasan kemiskinan di Kabupaten Semarang. Pembinaan kelompok PKL dilaksanakan melalui Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan dengan kegiatan Pembinaan Organisasi Pedagang Kaki lima dan Asongan, Fasilitasi Modal Usaha Bagi PKL. Target kinerja dalam RPJMD Kabupaten Semarang yang ingin dicapai dalam Pembinaan PKL di Kabupaten Semarang sampai akhir Tahun Anggaran 2015 adalah sebanyak 500 PKL. Sampai dengan akhir tahun 2012 telah dilakukan pembinaan terhadap 857 PKL, sedangkan pada Tahun Anggaran 2013 telah dilakukan pembinaan terhadap 226 PKL, sehingga sampai dengan akhir tahun 2013 telah dilakukan pembinaan terhadap PKL atau mencapai 216% dari target yang dicanangkan dalam RPJMD. Materi utama pembinaan PKL lebih banyak diarahkan pada keteraturan tempat berusaha, K3, dan fasilitasi akses dalam memperoleh permodalan. c) Perkuatan Pasar Domestik Dalam rangka memperkuat pasar domestik, Pemerintah Pusat mengambil langkah-langkah dengan menyeimbangkan antara pembangunan perdagangan dalam negeri dan pembangunan perdagangan luar negeri. Pemerintah Kabupaten Semarang berusaha untuk mendorong pertumbuhan ekspor non-migas juga melaksanakan penguatan perdagangan lokal dengan menjaga kestabilan harga dan ketersediaan barang di pasar lokal serta menciptakan iklim usaha yang sehat. Strategi yang ditetapkan adalah: Meningkatkan sistem jaringan informasi perdagangan untuk mendorong kelancaran arus barang sehingga ketersediaan barang dan kestabilan harga dapat dijaga; Meningkatkan iklim usaha perdagangan melalui persaingan usaha yang sehat dan pengamanan perdagangan, untuk mendorong pengembangan usaha kecil menengah, peningkatan usaha ritel tradisional dan modern, bisnis waralaba, termasuk pengembangan pola kerja sama yang saling menguntungkan antar pelaku usaha. d) Perkembangan Penerbitan Ijin Usaha Perdagangan Untuk mendukung terciptanya iklim usaha yang kompetitif dan membangun perilaku bisnis yang sehat di Kabupaten Semarang, Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan melaksanakan penyusunan rancangan peraturan daerah: Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 98

127 Rancangan Peraturan Daerah tentang Minuman Beralkohol; Rancangan Peraturan Daerah tentang Pedagang Kaki Lima; Rancangan Peraturan Daerah tentang Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah. Selain itu juga dilakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan di bidang perdagangan diantaranya peraturan penerbitan ijin usaha perdagangan. Jumlah penerbitan SIUP di Kabupaten Semarang dari Tahun adalah sebagai berikut: GOLONGAN SIUP Tabel Penerbitan Ijin Usaha Perdagangan Kabupaten Semarang Tahun SAT TAHUN Mikro buah Kecil buah Menengah buah Besar buah Jumlah * Sumber: KPMPT Kabupaten Semarang, 2013 Dari data di atas dapat dilihat bahwa penerbitan Ijin Usaha Perdagangan di Kabupaten Semarang dari tahun ke tahun cenderung menurun. Tahun 2010 sebanyak 633 SIUP, Tahun 2011 turun menjadi 472 SIUP, Tahun 2012 naik menjadi 514 SIUP dan Tahun 2013 turun lagi menjadi 469 SIUP. Kecenderungan menurunnya jumlah SIUP yang diterbitkan secara umum disebabkan oleh masih rendahnya kesadaran pelaku usaha akan pentingnya legalitas usaha. e) Revitalisasi Pasar Tradisional Jumlah pasar tradisional yang dikelola Pemerintah Kabupaten Semarang sejumlah 33 pasar tradisional yang tersebar di 19 kecamatan. Sedangkan jumlah toko modern dan minimarket, sampai dengan Tahun 2013 tercatat sejumlah 89 unit naik sebanyak 14 unit dari tahun 2012 atau sebesar 18,7%. Untuk meningkatkan daya saing pasar tradisional terhadap pasar modern telah dilaksanakan revitalisasi pasar oleh Pemerintah Kabupaten Semarang sebagaimana Tabel berikut: Tabel Revitalisasi Pasar Tradisional Kabupaten Semarang Tahun NO PASAR LOKASI TAHUN REVITALISASI 1 Pasar Kebondowo Kec. Banyubiru Pasar Bringin Kec. Bringin Pasar Sendangwaru Kec. Pringapus Pasar Susukan Kec. Susukan Pasar Warunglanang Kec. Ambarawa Pasar Getasan Kec. Getasan Pasar Bedono Kec. Jambu Pasar Gilang Tahap I Kec. Tuntang Ex-Pasar Suroboyo Tahap I Kec. Ambarawa 2013 Sumber : Dinkop, UMKM, Perindag Kabupaten Semarang, 2013 Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 99

128 f) Pengembangan Promosi Produk Dalam Negeri Dalam rangka meningkatkan penggunaan produk dalam negeri dengan memaksimalkan potensi pasar lokal maupun nasional melalui fasilitasi keikutsertaan pelaku usaha dalam event pameran dan pasar lelang. Pada tahun 2013 telah dilaksanakan fasilitasi keikutsertaan UMKM dalam berbagai even pameran antara lain INACRAFT, APKASI International Trade and Summit 2013 dan Pekan Raya Jakarta dengan jumlah transaksi saat pameran sebesar Rp ,00 dan transaksi lanjutan setelah pameran Rp ,00. Selain melalui pameran, pelaku usaha juga dilibatkan dalam kegiatan pasar lelang baik yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur maupun Jawa Barat. Transaksi pasar lelang pada Tahun 2013 dibandingkan Tahun 2012 adalah sebagai berikut: Tabel Perbandingan Transaksi Pasar Lelang URAIAN TAHUN 2012 TAHUN 2013 Jumlah kegiatan lelang yang diikuti Jenis Komoditas 8 kali 8 kali Beras merah organic, beras hitam organic, Jagung pipilan, kopi robusta, jagung hibrida, beras IR 64 Super, Minyak Goreng Super Beras danjagung Jumlah Transaksi 8 transaksi 6transaksi Nilai transaksi Rp ,00 Rp ,00 Sumber : Dinkop, UMKM, Perindag Kabupaten Semarang, 2013 g) Perkuatan Kelembagaan Perdagangan Dalam Negeri Memperkuat kelembagaan perdagangan dalam negeri yang mendorong terwujudnya persaingan usaha yang sehat, dan meningkatkan efektivitas perlindungan konsumen. Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, untuk meningkatkan perlindungan terhadap konsumen maka dilaksanakan pengawasan peredaran barang di pasar tradisional, pasar dan toko modern, kios maupun warung-warung. Obyek pengawasan diantaranya barang yang belum berstandar nasional (SNI) dan labelisasi, serta kebutuhan pokok masyarakat yang tidak memenuhi standar kesehatan, keamanan dan ketentuan yang berlaku. Selain itu pengawasan juga dilakukan terhadap penyaluran pupuk bersubsidi, BBM bersubsidi dan LPG 3 kg. Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 100

129 7) Urusan Perindustrian NO Capaian indikator kinerja Urusan Perindustrian Tahun 2013 adalah sebagai berikut: INDIKATOR KINERJA 1 Kontribusi sektor industri terhadap PDRB 2 Pertumbuhan industri 3 Cakupan bina kelompok pengrajin Tabel Capaian Indikator Urusan Perindustrian SAT Rp (juta) CAPAIAN 2012 Sumber : Dinkop, UMKM, Perindag Kabupaten Semarang, TARGET REALISASI % , , ,81 110,92 % 2,60 6,77 2,30 33,97 % 39,30 49,20 78,60 159,76 a) Kontribusi Sektor Industri Terhadap PDRB Kontribusi sektor industri terhadap PDRB tahun 2013 berdasarkan angka sementara dari BPS sebesar Rp ,81 melebihi target tahun 2012 sebesar Rp ,00. Kenaikan PDRB ini, menunjukan adanya pertumbuhan ekonomi dari sektor industri, yang diharapkan dapat berdampak kepada peningkatan perekonomian dan daya beli masyarakat. b) Pertumbuhan Industri Pertumbuhan industri diukur dari penerbitan Tanda Daftar Industri (TDI) Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu dan pada tahun 2013 hanya diterbitkan sebanyak 38 buah TDI baru. Pertumbuhan industri di Kabupaten Semarang hanya mencapai 2,30% dari target 6,77% yang telah ditetapkan. Sedangkan bila dibandingkan dengan capaian tahun 2012 yang mencapai 2,60%, pertumbuhan industri tahun 2013 menurun sebesar 11,56%. Kurangnya pencapaian target pertumbuhan industri tahun 2013 ini disebabkan adanya salah satu persyaratan TDI yang harus melampirkan IMB, HO dan UKL/UPL sehingga banyak pengusaha Industri Kecil yang tidak mampu mengurus TDI. Padahal sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2004 dan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 41/M- IND/PER/6/2008 Tahun 2008, hal ini tidak dipersyaratkan. c) Cakupan Bina Kelompok Pengrajin Pada tahun 2013 ditargetkan pembinaan pengrajin sebanyak 49,20% atau 7 kelompok komoditas industri kecil menengah dari target sebesar 14 kelompok (sampai dengan tahun 2015). Realisasi jumlah kelompok pengrajin yang terbina adalah sebesar 11 kelompok komoditas pengrajin atau 157% dari target sebanyak 7 kelompok tersebut diatas. Sedangkan bila dibandingkan dengan capaian tahun 2012 sebanyak 39,30%, meningkat sebesar 100%. Pencapaian ini dikarenakan adanya masukan yang cukup memadai yaitu sumber daya manusia yang Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 101

130 memiliki kompetensi dan cukup handal dalam menjalankan tugas pokok fungsi urusan perindustrian. 8) Urusan Transmigrasi Capaian realisasi program dan kegiatan Urusan Ketenagakerjaan disajikan dalam Tabel berikut: Tabel Capaian Indikator Urusan Transmigrasi NO INDIKATOR KINERJA SAT CAPAIAN TARGET REALISASI % 1 Transmigrasi Swakarsa % - 38, Transmigrasi Umum KK ,78 Sumber : Dinsosnakertrans Kabupaten Semarang, 2013 Kinerja Urusan Transmigrasi diukur dari indikator persentase transmigrasi swakarsa dan transmigrasi umum. Pada tahun 2013 tidak ada pemberangkatan transmigrasi swakarsa disebabkan karena tidak adanya kesiapan dari daerah penerima (menjadi kewenangan Pemerintah Pusat) sehingga alokasi anggaran yang ada dialihkan untuk transmigrasi umum. Pada tahun 2013 transmigrasi umum ditargetkan 45% dengan memberangkatkan transmigran sebanyak 45 KK, sedangkan realisasinya sebesar 35 KK untuk 3 provinsi. Dibanding tahun 2012 ada peningkatan jumlah transmigrasi yang diberangkatkan. Perbandingan animo dan jumlah pendaftar transmigrasi Kabupaten Semarang disajikan dalam Gambar berikut: Gambar 2.6 Jumlah Animo dan Pendaftar Calon Transmigrasi Kabupaten Semarang Tahun animo pendaftar Sumber : Dinsosnakertrans Kabupaten Semarang, 2013 Dengan melihat tabel dan gambar di atas bahwa jumlah animo calon transmigrasi pada tahun 2013 mengalami penurunan dibanding tahun 2012, karena kuota dari Pemerintah sangat terbatas sehingga animo calon transmigrasi untuk mendaftarkan di Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi cenderung sedikit. Sedangkan bila dilihat dari jumlah pendaftar mengalami peningkatan dibanding tahun 2012, hal ini dibuktikan bahwa Rencana Kerja Pembangunan Daerah II - 102

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... (i) (ii) (viii) PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015

BUPATI SEMARANG BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 BUPATI SEMARANG BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... (i) (ii) (vii) PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016...

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N Lampiran : Peraturan Bupati Semarang Nomor : 46 Tahun 2013 Tanggal : 30 Mei 2013 BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N LAMPIRAN PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016 BAB I P E N D A H U L U A N A. LATAR BELAKANG Rencana Kerja Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... (i) (ii) (viii) PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012

BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012 BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan pembangunan tahunan daerah, yang disusun melalui 4 pendekatan, yaitu: Pendekatan Teknokratis

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011 BUPATI SEMARANG,

PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011 BUPATI SEMARANG, BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011 BUPATI SEMARANG, Menimbang : a. bahwa agar pelaksanaan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang RKPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun atau disebut dengan rencana pembangunan tahunan daerah, yang disusun melalui 4 pendekatan,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR,

BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR, BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR PERATURAN BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR NOMOR 096 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR TAHUN 2015 DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DESA LEREP NOMOR : 4 TAHUN 2015

PERATURAN DESA LEREP NOMOR : 4 TAHUN 2015 PERATURAN DESA LEREP NOMOR : 4 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA TAHUN 2016 DESA LEREP KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DESA LEREP KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA MATARAM 2016 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016 idoel Tim Penyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah private (RKPD) 1/1/2016 Kota Mataram WALIKOTA MATARAM PROVINSI

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2008 No. 9, 2008-1 - LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

BUPATI PEKALONGAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014

BUPATI PEKALONGAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014 BUPATI PEKALONGAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEKALONGAN, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015 WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015 TIM PENYUSUN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2014

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 Diperbanyak oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

S A L I N A N PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

S A L I N A N PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 S A L I N A N PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEKALONGAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 9 TAHUN 2008 SERI : D NOMOR : 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016

PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016 PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO,

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 7 TAHUN 2008 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 7 TAHUN TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 7 TAHUN 2008 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 7 TAHUN TAHUN 2004 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 7 TAHUN 2008 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 7 TAHUN 20088 TAHUN 2004 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 7 2009 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN GARUT TAHUN 2009-2014 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012 1 LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI CIAMIS,

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT 1 BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2008 NOMOR 06 SERI D 01

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2008 NOMOR 06 SERI D 01 LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2008 NOMOR 06 SERI D 01 PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017

WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017 WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA DAN PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015 i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemerintahan yang

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN TATA CARA KOORDINASI PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH ANTAR KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO Salinan PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOJONEGORO,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA TENGAH NOMOR: 3 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN KABUPATEN SUMBA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA TENGAH NOMOR: 3 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN KABUPATEN SUMBA TENGAH PERATURAN DAERAH NOMOR: 3 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBA TENGAH, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memantapkan implementasi

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 1 TAHUN 2014 T E N T A N G

BUPATI LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 1 TAHUN 2014 T E N T A N G BUPATI LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 1 TAHUN 2014 T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015 2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN KABUPATEN KETAPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN KABUPATEN KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN KABUPATEN KETAPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG, Menimbang : a. bahwa sehubungan

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 385 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2015

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 385 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2015 BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 385 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI GARUT, : a. bahwa

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR : 39 TANGGAL : 14 Mei 2013 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Daerah Provinsi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2009-2013

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA MAKASSAR,

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA MAKASSAR, WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MAKASSAR TAHUN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAKASSAR,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Bintan Tahun I-1

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Bintan Tahun I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 PEMERINTAH KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Pagar Alam Tahun 2018 disusun dengan mengacu

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN ANGGARAN 2016

PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN ANGGARAN 2016 BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DHARMOTTAMA SATYA PRAJA

DHARMOTTAMA SATYA PRAJA DHARMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2010

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 15 2005 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT DENGAN MENGHARAP

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN 2010 2015 PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 11 TAHUN 2008 SERI : E NOMOR : 6

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 11 TAHUN 2008 SERI : E NOMOR : 6 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 11 TAHUN 2008 SERI : E NOMOR : 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2016

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2016 AN BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang:a.

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH, RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH, RENCANA STRATEGIS

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 90 TAHUN 2014 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN ANGGARAN 2015

PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 90 TAHUN 2014 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN ANGGARAN 2015 BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 90 TAHUN 2014 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 04 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN, PENGANGGARAN, DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI MALUKU TENGGARA

BUPATI MALUKU TENGGARA SALINAN N BUPATI MALUKU TENGGARA PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 3.a TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PERENCANAAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALUKU

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 56 TAHUN 2015

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 56 TAHUN 2015 PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2016 2021 DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 27 ayat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEDIRI NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN KABUPATEN KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEDIRI, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN TAHUN 2012 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI BANYUASIN,

Lebih terperinci

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN - 1 - LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013-2017 ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BREBES

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BREBES PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BREBES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES, Menimbang :

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 01 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN KABUPATEN LUWU TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 01 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH NOMOR 01 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 12

Lebih terperinci

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 6 2009 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 6 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BREBES

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BREBES PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BREBES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES, Menimbang :

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 20 TAHUN : 2007

BERITA DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 20 TAHUN : 2007 BERITA DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 20 TAHUN : 2007 PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 32 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PACITAN TAHUN ANGGARAN 2008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN...I.

BAB I PENDAHULUAN...I. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GRAFIK... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... I. 1 1.1 Latar Belakang... I. 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I. 9 1.3 Hubungan RKPD dan

Lebih terperinci

S A L I N A N PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016

S A L I N A N PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 S A L I N A N PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEKALONGAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2013

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2013 Lampiran I : Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 33 Tahun 2012 Tanggal : 28 Juni 2012 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sesuai dengan

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 8 TAHUN : 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PENETAPAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2009 LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2008 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 1 PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PAGU INDIKATIF KECAMATAN KABUPATEN SUMEDANG TAHUN ANGGARAN 2013

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PAGU INDIKATIF KECAMATAN KABUPATEN SUMEDANG TAHUN ANGGARAN 2013 SALINAN PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PAGU INDIKATIF KECAMATAN KABUPATEN SUMEDANG TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH (LAMPIRAN Ia : PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI,

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG. KEPUTUSAN BUPATI SEMARANG Nomor : 050 / 0330 / 2011 TENTANG

BUPATI SEMARANG. KEPUTUSAN BUPATI SEMARANG Nomor : 050 / 0330 / 2011 TENTANG BUPATI SEMARANG KEPUTUSAN BUPATI SEMARANG Nomor : 050 / 0330 / 2011 TENTANG PENGESAHAN RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010 2015 BUPATI SEMARANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG TATA HUBUNGAN KERJA ANTAR PENYELENGGARA PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

Lebih terperinci

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH, SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAN STAF AHLI BUPATI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAKPAK BHARAT, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 12 ayat (1) dan (2)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAKPAK BHARAT, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 12 ayat (1) dan (2) PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB DAN PILIHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 07 TH PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 07 TH PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 07 TH. 2008 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB DAN PILIHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH KOTA DEPOK Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KUDUS TAHUN 2017 BUPATI KUDUS,

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KUDUS TAHUN 2017 BUPATI KUDUS, SALINAN BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KUDUS TAHUN 2017 BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan visi Kabupaten Kudus

Lebih terperinci