PEDOMAN ORIENTASI CPNS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEDOMAN ORIENTASI CPNS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI"

Transkripsi

1 PEDOMAN ORIENTASI CPNS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI PUSDIKLAT APARATUR BADAN PPSDM KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN R.I TAHUN 2013

2 SAMBUTAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI Menyongsong reformasi birokrasi, diperlukan pembenahanpembenahan dari berbagai sektor termasuk aparatur kesehatan yang mempunyai peran sebagai perencana, penggerak, dan pelaksana dalam pembangunan kesehatan. Untuk mendukung hal tersebut diperlukan aparatur kesehatan yang berkualitas dan mampu melaksanakan tugasnya, sehingga perlu dipersiapkan mulai dari rekruitmen, penempatan sampai dengan pengembangan dan jenjang karirnya. Oleh karena itu penyaringan pertama untuk mendapatkan aparatur kesehatan yang berkualitas dan tersebar di seluruh Indonesia telah dilakukan melalui rekruitmen yang ketat dan menghasilkan CPNS terpilih di Lingkungan Kementerian Kesehatan. Selanjutnya menjadi tanggung jawab instansi untuk membekali dan menciptakan CPNS terpilih ini agar mengetahui Kementerian Kesehatan secara utuh dan masingmasing siap untuk melaksanakan tugas yang akan diembannya. Sehubungan dengan hal tersebut program orientasi menjadi hal yang sangat penting dan dalam i

3 penyelenggaraannya harus terstruktur serta ada kesamaan dalam pencapaian tujuan. Dengan demikian Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan ini disusun untuk dijadikan acuan dalam penyelenggaraan Orientasi CPNS agar dalam pelaksanaannya sesuai dengan yang diharapkan. Terimakasih. Jakarta, November 2013 Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan Kementerian Kesehatan RI TTD dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes NIP ii

4 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, maka Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Pedoman Orientasi CPNS ini menjelaskan tata laksana orientasi CPNS dengan formasi umum yang dalam pelaksanaannya ada 2 (dua) jenis kegiatan yaitu pembekalan pengetahuan yang disebut dengan Orientasi Organisasi dan Praktik Kerja. Agar ada kesamaan dalam pelaksanaannya, maka Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan ini dilengkapi dengan modul: 1. Kedudukan dan struktur organisasi 2. Visi, misi, tugas dan fungsi organisasi 3. Tujuan, nilai-nilai/prinsip-prinsip organisasi 4. Strategi dan kebijakan bidang tugas instansi 5. Indikator kinerja organisasi 6. Standar Operating Procedures (SOP) 7. Penulisan Kertas Kerja Dalam penyusunan pedoman dan modul Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan ini melibatkan Lembaga Administrasi Negara (LAN) dan seluruh jajaran eselon I dan II di Lingkungan Kementerian Kesehatan. Sehubungan dengan iii

5 hal tersebut kami mengucapkan penghargaan yang setinggitingginya atas jerih payah dan kesungguhannya dalam menyelesaikan Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan ini. Terimakasih. Jakarta, November 2013 Kepala Pusdiklat Aparatur Badan PPSDM Kesehatan TTD Suhardjono, SE, MM NIP iv

6 DAFTAR ISI Halaman Sambutan...i Kata pengantar...iii Daftar Isi...v Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 3 C. Sasaran... 4 D. Manfaat... 4 E. Ruang Lingkup... 5 Bab II. Orientasi CPNS A. Penyelenggara dan Peserta... 7 B. Waktu dan Tempat Penyelenggaraan... 9 C. Prosedur Bab III. Orientasi Organisasi A. Tujuan B. Filosofi C. Struktur Program dan Garis-Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) D. Metode v

7 E. Media F. Diagram Proses Pembelajaran G. Model Pembelajaran H. Tempat I. Peserta J. Narasumber K. Penyelenggaraan Orientasi Organisasi L. Evaluasi Orientasi Organisasi Bab IV. Praktik Kerja A. Tujuan Praktik Kerja B. Hasil dan Indikator Hasil Belajar C. Materi Pokok D. Metode E. Media F. Sarana dan Prasarana G. Pembimbing Praktik Kerja H. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja I. Penyelenggaraan Praktik Kerja J. Evaluasi Praktik Kerja Bab V. Evaluasi, Surat Keterangan dan Pelaporan A. Evaluasi B. Surat Keterangan vi

8 C. Pelaporan Bab VI. Penutup Penutup Lampiran-lampiran vii

9 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan (business prosess) dan sumber daya manusia aparatur. Oleh karena itu agar aparatur dapat melaksanakan upaya tersebut tentunya perlu dipersiapkan sedini mungkin mulai dari rekruitmen, penempatan sampai dengan jenjang kariernya. Lolos dari proses rekruitmen para pelamar ditetapkan menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang diperkuat dengan diterbitkannya Surat Keputusan (SK) Penempatan. Berdasarkan PP Nomor 101 tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil, menyatakan bahwa ada kewajiban bagi CPNS untuk mengikuti diklat prajabatan sebelum yang bersangkutan menjadi PNS. Diklat prajabatan ini sifatnya umum, belum mengerucut pada pelaksanaan tugas secara substansi. 1

10 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. Hal ini sangat mendukung sekali karena ketika CPNS memulai melaksanakan tugas sesuai dengan SK penempatan, banyak yang merasa belum siap, termasuk penerapan etika dalam melaksanakan tugas. Disamping itu organisasi yang menerima CPNS juga tidak mengetahui apa yang harus dilakukan. Ketidak jelasan ini sangat mempengaruhi ketidakpuasan CPNS, karena saat pertama tugas, biasanya yang bersangkutan melaksanakan pekerjaan yang tidak sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Atau sebaliknya, instansi yang menerima CPNS menduga para CPNS sudah langsung mampu melaksanakan tugasnya dengan benar, sehingga banyak tuntutan kompetensi yang harus dimiliki oleh CPNS tersebut. Sementara instansi tidak melakukan bimbingan atas tugas yang diberikannya. Kejadian ini tidak menutup kemungkinan membuat para CPNS diawal pelaksanaan tugas merasa kurang nyaman. Untuk membantu agar para CPNS siap dan produktif dalam melaksanakan tugas yang diembannya, serta agar upaya reformasi birokrasi berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan maka pada tahun 2013 Kementerian Kesehatan mengatur kebijakan tentang orientasi CPNS melalui Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 56 tahun 2

11 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI tentang Orientasi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. Orientasi CPNS merupakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh seluruh CPNS di lingkungan Kementerian Kesehatan. Orientasi CPNS dilakukan dalam dua (2) tahap yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara berurutan. Pertama pembekalan pengetahuan yang kegiatannya disebut dengan kegiatan orientasi organisasi, dan yang ke dua merupakan implementasi dari kegiatan orientasi organisasi disebut dengan kegiatan praktik kerja. Apabila CPNS mendapat panggilan Diklat Prajabatan sebelum menyelesaikan orientasi maka CPNS wajib melanjutkan orientasi setelah Diklat Prajabatan selesai sampai dengan dinyatakan lulus orientasi. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Adanya acuan tatacara pelaksanaan orientasi CPNS dengan formasi pelamar umum. 2. Tujuan Khusus a. Adanya kejelasan tatacara pelaksanaan pembekalan orientasi organisasi, b. Adanya kejelasan tatacara pelaksanaan praktik kerja yang merupakan implementasi dari pembekalan orientasi organisasi. 3

12 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. C. Sasaran Sasaran pedoman ini adalah instansi penyelenggara orientasi CPNS. D. Manfaat Manfaat pedoman orientasi CPNS di lingkungan Kementerian Kesehatan bagi: 1. Unit Penyelenggara a. Adanya kesamaan proses dan target dalam pelaksanaan orientasi CPNS yang terdiri dari orientasi organisasi maupun praktik kerja CPNS b. Adanya kejelasan mekanisme dan evaluasi pelaksanaan orientasi CPNS. 2. Pusdiklat Aparatur Sebagai acuan dalam melaksanakan pengendalian kegiatan orientasi CPNS. 3. Biro Kepegawaian Sebagai acuan untuk melakukan monitoring dan evaluasi CPNS yang mengikuti orientasi CPNS sebagai penilaian untuk persiapan Diklat Prajabatan. 4

13 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. E. Ruang Lingkup Pedoman Orientasi CPNS ini menjelaskan tentang tata cara pelaksanaan orientasi organisasi dan praktik kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan, dengan rincian sebagai berikut: 1. Bab I Bab I menjelaskan tentang latar belakang perlunya disusun Pedoman Orientasi CPNS, tujuan, sasaran pedoman, manfaat pedoman dan ruang lingkup pedoman. 2. Bab II Bab II menjelaskan tentang Orientasi CPNS yang terdiri dari penyelenggara dan peserta orientasi CPNS, waktu dan tempat penyelenggaraan, prosedur pelaksanaan orientasi CPNS. 3. Bab III Bab III menjelaskan tentang Orientasi Organisasi yang didalamnya menerangkan tujuan dari orientasi organisasi, filosofi, struktur program dan Garis-Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP), metode, media, diagram proses pembelajaran, model pembelajaran, tempat, peserta, narasumber, penyelenggaraan Orientasi Organisasi, dan evaluasi orientasi organisasi. 5

14 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. 4. Bab IV Bab IV menjelaskan paktik kerja yang diadalamnya menerangkan tujuan praktik kerja, hasil dan indikator hasil belajar, materi pokok yang harus disampaikan dan dilakukan, metode, media, sarana dan prasarana, pembimbing praktik kerja, waktu dan tempat penyelenggaraan praktik kerja, penyelenggaraan praktik kerja dan evaluasi praktik kerja. 5. Bab V Bab V menjelaskan tentang evaluasi yang meliputi sikap dan perilaku serta evaluasi orientasi organisasi dan praktik kerja. Bab ini juga menjelaskan tentang surat keterangan baik untuk CPNS yang telah lulus maupun yang tidak lulus. 6. Bab VI Bab VI ini menjelaskan tentang penutupan. 6

15 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. BAB II ORIENTASI CPNS Orientasi CPNS dilakukan melalui orientasi organisasi yang dilanjutkan dengan praktik kerja. Ketentuan orientasi CPNS secara umum adalah sebagai berikut: A. Penyelenggara dan Peserta. 1. Penyelenggara. Penyelenggara Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan adalah Pusdiklat Aparatur bekerjasama dengan Biro Kepegawaian, yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh instansi dimana CPNS ditempatkan. Agar orientasi CPNS dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan, maka Unit Utama/ Unit Kerja yang mendapatkan CPNS, perlu menetapkan Tim Pengelola Orientasi CPNS. Anggota Tim berasal dari bagian/ sub bagian yang menangani kepegawaian, dan yang berasal dari bagian/ sub bagian dimana CPNS akan ditempatkan, juga dapat melibatkan instansi terkait. Tim Pengelola Orientasi CPNS ini mengelola pelaksanaan orientasi organisasi maupun praktik kerja. Saat orientasi organisasi, tim dapat berperan sebagai narasumber yang memberikan pengetahuan- 7

16 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. pengetahuan terkait dengan tugas dan fungsi Kementerian Kesehatan mulai dari eselon I sampai dengan instansi CPNS bertugas, terutama dalam lingkup kerja CPNS tersebut. Apabila dimungkinkan tim dapat mengundang narasumber yang betul-betul kompeten untuk menyampaikan materi yang tercantum dalam Bab III Orientasi Organisasi. Saat praktik kerja, tim pengelola orientasi dapat menjadi pembimbing/ instruktur. Apabila tim tidak mempunyai kompetensi dalam melakukan pembimbingan praktik kerja, maka dapat menunjuk pegawai/ SDM yang ada unit utama atau unit kerja tersebut/ institusi lain untuk dijadikan pembimbing. Hal ini dilakukan agar proses praktik kerja dapat membekali CPNS dalam memiliki kompetensi sesuai dengan tugas yang akan diembannya. 2. Peserta Berhubung orientasi CPNS dilaksanakan melalui orientasi organisasi dan praktik kerja maka kriterianya adalah sebagai berikut: a. Peserta orientasi organisasi adalah CPNS Kementerian Kesehatan yang berasal dari pelamar umum, 8

17 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. b. Peserta praktik kerja adalah peserta yang telah melaksanakan orientasi organisasi sesuai dengan ketentuan. Selama melaksanaan Orientasi (Orientasi Organisasi dan Praktek Kerja), CPNS berpakaian dengan ketentuan: a. Pada Hari Senin, Rabu, dan Kamis: 1) Bagi pria wajib mengenakan kemeja putih polos lengan panjang/pendek, celana hitam panjang (bukan bahan jeans). 2) Bagi wanita wajib mengenakan kemeja putih polos lengan panjang/pendek, celana/rok panjang (min. dibawah lutut) warna hitam polos (bukan bahan jeans). b. Pada Hari Selasa dan Jumat, bagi pria dan wanita wajib mengenakan pakaian batik. Rincian peserta orientasi organisasi tercantum dalam Bab III dan praktik kerja pada Bab IV. B. Waktu dan Tempat Penyelenggaraan 1. Waktu Orientasi CPNS dilakukan 2 tahap, dengan rincian waktu sebagai berikut: 9

18 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. a. Orientasi organisasi dilakukan terstruktur dengan jumlah 33 jam pelajaran 45 menit. Dalam 1 hari proses pembelajaran dilakukan selama 6 7 jpl, sehingga jumlah hari pembekalan secara keseluruhan selama 5 hari kerja. b. Praktik kerja dilakukan antara 3 7 minggu disesuaikan dengan kompetensi yang telah dimiliki CPNS dalam melaksanakan tugas yang akan diembannya. Apabila dalam waktu yang telah ditentukan ternyata yang bersangkutan belum memenuhi ketentuan orientasi organisasi atau praktik kerja maka kegiatan dapat diperpanjang khusus untuk kompetensi yang masih belum dimiliki oleh CPNS tersebut. 2. Tempat Penyelenggaraan Orientasi CPNS Penyelenggaraan Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan bertempat di Unit Utama/ Unit Kerja dimana CPNS ditempatkan. Penjelasan lebih rinci untuk tempat orientasi organisasi dijelaskan pada Bab III dan untuk tempat praktik dijelaskan pada Bab IV. C. Prosedur: Prosedur pelaksanaan orientasi CPNS adalah sebagai berikut: 10

19 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. 1. Biro Kepegawaian menyerahkan SK CPNS kepada masing-masing unit utama (sekretariat) di lingkungan Kementerian Kesehatan. 2. Biro Kepagawaian menetapkan tempat pelaksanaan Orientasi CPNS. 3. Sekretaris dari masing-masing unit utama mengundang satuan kerja yang mendapatkan CPNS untuk mendistribusikan SK CPNS dan menyepakati pelaksanaan orientasi CPNS. 4. Pusdiklat Aparatur telah menyusun pedoman tentang Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan. Pedoman tersebut sebagai panduan bagi pembimbing dan narasumber dalam menyelenggarakan orientasi CPNS. Bagi eselon I yang mempunyai UPT Vertikal di daerah, penyampaian pedoman menjadi tanggungjawab eselon II masing-masing. 5. Unit Utama/ Unit Kerja baik di kantor pusat maupun unit pelaksana teknis vertikal di daerah, membuat SK Tim Pengelola Orientasi CPNS yang terdiri dari unsurunsur kepegawaian dan bagian/sub bagian/seksi yang mendapatkan CPNS sesuai dengan penempatan dan tim pengelola dapat melibatkan instansi terkait. 6. Tim Pengelola Orientasi CPNS membuat/ menyusun dan menyepakati: 11

20 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. a. Jadwal orientasi organisasi dan praktik kerja. b. Narasumber yang akan memberikan materi saat orientasi organisasi c. Pembimbing praktik kerja yang akan memfasilitasi CPNS dalam melaksanakan praktik. d. Sarana dan prasarana yang akan digunakan untuk orientasi organisasi maupun untuk praktik kerja e. Pembagian kelompok CPNS untuk praktik kerja. Karena kegiatan praktik kerja bertujuan agar CPNS kompeten dalam melaksanakan tugasnya, maka perbandingan antara CPNS dengan pembimbing idealnya 1 orang Narasumber : 5 orang CPNS. Untuk mempermudah pelaksanaan praktik kerja, maka anggota kelompok hendaknya disesuaikan dengan formasi jabatan yang tercantum didalam SK penempatan masing-masing CPNS. 7. Kepala Unit Utama/ Unit Kerja baik di kantor pusat maupun unit pelaksana teknis vertikal di daerah, menunjuk narasumber/ pembimbing/ instruktur yang bertugas untuk membekali CPNS mengenai materi organisasi berdasarkan masukkan dari Tim Pengelola Orientasi CPNS. 8. Tim Pengelola Orientasi CPNS dapat membuat surat tugas untuk narasumber dan pembimbing, yang ditandatangani oleh pimpinan yang berwenang. Hal ini 12

21 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. dilakukan apabila kompetensi tim pengelola tidak sesuai dengan materi yang akan disampaikan. 9. Tim Pengelola Orientasi CPNS melaksanakan Orientasi Organisasi mulai dari persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Tata cara pelaksanaan orientasi organisasi dijelaskan pada Bab III Orientasi Organisasi 10. Tim Pengelola Orientasi CPNS melaksanakan Praktik Kerja bagi CPNS yang telah memenuhi syarat saat mengikuti orientasi organisasi. Tata cara pelaksanaan praktik kerja dijelaskan pada Bab IV Praktik Kerja. 11. Pusdiklat Aparatur melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan orientasi CPNS. 12. Biro Kepegawaian melakukan monitoring dan evaluasi terhadap CPNS yang mengikuti orientasi. 13. Tim Pengelola Orientasi CPNS memberikan hasil penilaian dan rekomendasi atas pelaksanaan praktik kerja yang dilakukan oleh masing-masing CPNS sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kelulusan. 14. Kepala Unit Kerja atau Unit Utama melakukan verifikasi terhadap hasil Penilaian dan rekomendasi dari Tim Pengelola Orientasi CPNS. 13

22 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. 15. Kepala Unit Kerja atau Unit Utama menerbitkan Surat Keterangan Orientasi CPNS seperti yang tercantum dalam Bab V Evaluasi, Surat Keterangan Dan Pelaporan yang dilengkapi dengan formulir 8 dengan tembusan kepada Kepala Pusdiklat Aparatur, Kepala Biro Kepegawaian dan Unit Utama. 16. Kepala Unit Kerja yang menyatakan tidak lulus terhadap CPNS yang telah melakukan Praktik Kerja diwajibkan memperpanjang pelaksanaan praktik kerja yang difokuskan pada kompetensi yang belum dimiliki oleh CPNS. Kegiatan ini dilakukan sampai CPNS yang bersangkutan dinyatakan lulus. 17. Kepala Pusdiklat Aparatur mengesahkan rekapitulasi hasil kelulusan dan ketidaklulusan, kemudian disampaikan kepada Biro Kepegawaian. 18. Biro Kepegawaian membuat laporan hasil pelaksanaan Orientasi CPNS yang merupakan gabungan hasil pelaksanaan Orientasi Organisasi dengan hasil pelaksanaan praktik kerja. 19. Unit Kerja menyampaikan laporan hasil pelaksanaan orientasi kepada Unit Utama ditembuskan kepada Biro Kepegawaian dan Pusdiklat Aparatur. 14

23 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. BAB III ORIENTASI ORGANISASI Berhubung dalam pelaksanaan orientasi organisasi kegiatan penyampaian materinya terstruktur, maka untuk mempermudah pelaksanaannya, dijelaskan sebagai berikut: A. Tujuan Tujuan orientasi organisasi bagi CPNS di lingkungan Kementerian Kesehatan adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Umum Setelah mengikuti orientasi organisasi, peserta mampu mempresentasikan lingkup organisasi Kementerian Kesehatan. 2. Tujuan Khusus Setelah mengikuti orientasi organisasi, peserta mampu: a. Menjelaskan kedudukan dan struktur organisasi Kementerian Kesehatan; b. Menjelaskan visi, misi, tugas, dan fungsi organisasi Kementerian Kesehatan; c. Menjelaskan tujuan dan nilai-nilai/prinsip-prinsip organisasi Kementerian Kesehatan; 15

24 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. d. Menjelaskan strategi dan kebijakan bidang tugas instansi; e. Menjelaskan indikator kinerja organisasi; f. Menjelaskan Standar Operating Procedures (SOP) untuk pelaksanaan tugas; g. Menjelaskan sarana dan prasarana organisasi; h. Membuat kertas kerja. B. Filosofi Filosofi orientasi organisasi bagi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan adalah sebagai berikut: 1. Orientasi ini diarahkan untuk membentuk CPNS agar mampu melaksanakan tugas yang akan diembannya. 2. Proses pembelajaran pada orientasi organisasi ini dilaksanakan dengan prinsip pembelajaran orang dewasa (andragogi) yang merupakan kegiatan interaktif dan diikuti oleh setiap peserta yang difasilitasi oleh pelatih/pembimbing. 3. Orientasi organisasi ini dilaksanakan berdasarkan azas manfaat artinya setelah menyelesaikan diklat, peserta dituntut untuk mengetahui peran, tugas dan fungsinya dalam organisasi tempat kerja. 4. Peserta yang telah mengikuti proses orientasi organisasi secara lengkap dan sesuai dengan ketentuan, maka 16

25 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. yang bersangkutan dapat melanjutkan kegiatan pada kegiatan praktik kerja. C. Struktur Program dan Garis-Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP). Untuk mempermudah proses pembekalan pengetahuan tentang Kementerian Kesehatan terhadap CPNS maka materi-materi yang perlu disampaikan dan lamanya penyampaian materi, tertulis dalam struktur program. Sedangkan untuk panduan Narasumber dalam menyampaikan materi dijelaskan dalam Garis-garis program pembelajaran (GBPP) masing-masing materi dan agar tim pengelola orientasi CPNS mengetahui alur proses kegiatan yang perlu dilakukan, maka dijelaskan dalam diagram proses pembelajaran. 17

26 NO 1. Struktur Program. Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. MATERI A MATERI DASAR: Kebijakan publik dan kebijakan pembangunan kesehatan WAKTU T P PL JML B. MATERI INTI: 1. Kedudukan dan struktur organisasi Visi, misi, tugas dan fungsi organisasi Tujuan, nilai-nilai/prinsip-prinsip organisasi 4. Strategi dan kebijakan bidang tugas instansi 5. Indikator kinerja organisasi Standar Operating Procedures (SOP) Sarana dan prasarana organisasi Penulisan Kertas Kerja C. MATERI PENUNJANG: Membangun komitmen belajar/building Learning Commitmen (BLC) JUMLAH Keterangan: T: Teori; P: Penugasan; PL: Praktek Lapangan menit. 18

27 2. GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. Nomor : MD. 01 Materi : Kebijakan Publik dan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Waktu : 2 jpl (T= 2) Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami tentang (TPU) kebijakan publik dan kebijakan pembangunan kesehatan. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: 1. Menjelaskan tentang kebijakan publik. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan 1. Kebijakan publik a. Pengertian kebijakan. b. Jenis-jenis kebijakan. c. Kriteria kebijakan yang baik. Metode Ceramah tanya jawab Media dan Alat Bantu Slide Komputer LCD Referensi Permenpan Perka BKN Permenkes. 2. Menjelaskan tentang kebijakan pembangunan kesehatan. 2. Kebijakan pembangunan kesehatan. a. RPJPN b. RPJP Bidang Kesehatan RPJPN, RPJP Kesehatan 19

28 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Metode Media dan Alat Bantu Referensi c. RPJMN d. Renstra Kementerian Kesehatan e. Sistem Kesehatan Nasional f. Rencana Aksi Eselon I terkait 20

29 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. Nomor : Materi Inti. 1 Materi : Kedudukan dan struktur organisasi Waktu : 3 jpl (T= 3) Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami tentang (TPU) kedudukan dan struktur organisasi. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Metode Media dan Alat Bantu Referensi Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: 1. Menjelaskan tentang kedudukan organisasi 2. Menjelaskan struktur organisasi Kementerian Kesehatan 3. Menjelaskan kedudukan organisasi dan struktur organisasi dimana CPNS ditugaskan 1.Kedudukan Kementerian Kesehatan: - Peran Kementerian Kesehatan 2.Struktur organisasi Kementerian Kesehatan 3.Kedudukan organisasi dan struktur organisasi dimana CPNS ditugaskan Ceramah tanya jawab Tugas baca Slide Komputer LCD Permenkes No.1144 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan 21

30 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. Nomor : MI. 2 Materi : Visi, Misi, Tugas, dan fungsi organisasi. Waktu : 3 jpl (T= 3) Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami tentang (TPU) visi, misi, tugas dan fungsi organisasi. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Metode Media dan Alat Bantu Referensi 1. Menjelaskan tentang visi dan misi Kementerian Kesehatan 2. Menjelaskan tentang visi dan misi di masing-masing eselon I dan II di Kementerian Kesehatan 1. Visi dan misi Kementerian Kesehatan 2. Misi di masing-masing eselon I dan II di: a. Sekretariat Jenderal b. Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan c. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Ceramah tanya jawab Tugas baca Slide Komputer LCD Permenkes No.1144 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan 22

31 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan d. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak e. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan f. Inspektorat Jenderal g. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan h. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Metode Media dan Alat Bantu Referensi 3. Menjelaskan tentang tugas dan fungsi di masing-masing eselon I, II, III dan IV di lingkungan Kementerian Kesehatan 3. Tugas dan fungsi eselon I, II, III dan IV di: a. Sekretariat Jenderal b. Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan c. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 23

32 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan d. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak e. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan f. Inspektorat Jenderal g. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan h. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Metode Media dan Alat Bantu Referensi 24

33 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. Nomor : Materi Inti. 3 Materi : Tujuan dan nilai-nilai/prinsip-prinsip oganisasi Waktu : 3 jpl (T= 3) Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami tujuan dan nilai- (TPU) nilai/prinsip-prinsip oganisasi Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Metode Media dan Alat Bantu Referensi 1. Menjelaskan tentang tujuan dan nilainilai/prinsip-prinsip Kementerian Kesehatan 2. Menjelaskan tentang tujuan dan nilainilai/prinsip-prinsip eselon I dan II di Kementerian Kesehatan 1.Tujuan dan nilainilai/prinsip-prinsip Kementerian Kesehatan 2.Tujuan dan nilainilai/prinsip-prinsip eselon I dan II di: a. Sekretariat Jenderal b. Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan c. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Curah pendapat Ceramah tanya jawab Tugas baca Slide Komputer LCD Permenkes No.1144 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan Renstra Reaksi Renprog 25

34 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Metode Media dan Alat Bantu Referensi Lingkungan d. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak e. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan f. Inspektorat Jenderal g. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan h. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan 26

35 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. Nomor : Materi Inti. 4 Materi : Strategi dan Kebijakan bidang tugas instansi Waktu : 3 jpl (T= 3) Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami strategi dan (TPU) kebijakan tugas instansi Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Metode Media dan Alat Bantu Referensi Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: 1. Menjelaskan tentang Strategi dan Kebijakan Kementerian Kesehatan 2. Menjelaskan tentang Strategi dan Kebijakan eselon I dan II di Kementerian Kesehatan 1. Strategi dan Kebijakan Kementerian Kesehatan 2. Strategi dan Kebijakan eselon I dan II di: a. Sekretariat Jenderal b. Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan c. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Curah pendapat Ceramah tanya jawab Tugas baca Slide Komputer LCD Permenkes No.1144 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan Renstra Reaksi Renprog 27

36 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Metode Media dan Alat Bantu Referensi d. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak e. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan f. Inspektorat Jenderal g. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan h. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan 28

37 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. Nomor : Materi Inti. 5 Materi : Indikator kinerja organisasi Waktu : 3 jpl (T= 3) Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami Indikator Kinerja (TPU) organisasi. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Metode Media dan Alat Bantu Referensi 1. Menjelaskan indikator kinerja Kementerian Kesehatan 2. Menjelaskan indikator kinerja: 1. Indikator kinerja organisasi 2. Indikator kinerja di: a. Sekretariat Jenderal b. Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan c. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Ceramah tanya jawab Tugas baca Slide Komputer LCD - UU pokokpokok kepegawaian - PP 53 tahun 2010 tentang disiplin pegawai - PP 46 tahun 2011 tentang penilain prestasi kerja 29

38 d. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak e. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan f. Inspektorat Jenderal g. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan h. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. 30

39 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. Nomor : Materi Inti. 6 Materi : Standar Operasional Prosedur (SOP) Waktu : 3 jpl (T= 3) Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami Standar Operasional Prosedur (SOP) Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Metode Media dan Alat Bantu Referensi Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: 1. Menjelaskan SOP 1. SOP: a. Pengertian SOP b. Tujuan dan Manfaat SOP c. Tahapan membuat SOP d. Jenis dan ruang lingkup SOP 2. Menjelaskan Standar Operating Procedures yang digunakan di eselon I dan II di Kementerian Kesehatan. 2.Standar Operating Procedures yang digunakan di: a. Sekretariat Jenderal b. Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan c. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Ceramah tanya jawab Tugas baca Slide Komputer LCD 31

40 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Metode Media dan Alat Bantu Referensi d. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak e. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan f. Inspektorat Jenderal g. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan h. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan 32

41 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. Nomor : Materi Inti. 7 Materi : Sarana dan Prasarana Organisasi Waktu : 3 jpl (T= 3) Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan sarana dan (TPU) prasarana dimana CPNS ditempatkan. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Metode Media dan Alat Bantu Referensi 1. Menjelaskan sarana dan prasarana pendukung yang digunakan oleh eselon Menjelaskan sarana dan prasarana pendukung yang digunakan di tempat CPNS ditugaskan 1. Sarana dan prasarana pendukung yang digunakan oleh eselon 1 2. Sarana dan prasarana pendukung yang digunakan di tempat CPNS ditugaskan Ceramah tanya jawab Tugas baca Slide Komputer LCD Permenkes No.1144 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan 33

42 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. Nomor : Materi Inti. 8 Materi : Penulisan Kertas Kerja Waktu : 7 jpl (T= 2, P = 5) Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menulis kertas kerja Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Metode Media dan Alat Bantu Referensi Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: 1. Menjelaskan macam-macam penulisan kertas kerja 1. Macam-macam penulisan kertas kerja Ceramah tanya jawab Penugasan Slide Komputer LCD 2. Membuat kertas kerja 2. Teknik penulisan kertas kerja 34

43 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. Nomor : Materi Penunjang. 1 (Khusus untuk pembekalan dengan klasikal) Materi : Membangun Komitmen Belajar/Building Learning Commitment (BLC) Waktu : 3 jpl (P= 3) Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu membangun komitmen (TPU) belajar dalam menciptakan situasi kondusif dalam proses pembelajaran. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Metode Media dan Alat Bantu Referensi 1. Mengenal peserta, panitia dan fasilitator 2. Merumuskan harapan pembelajaran. 1. Perkenalan peserta, panitia dan fasilitator 2. Harapan pembelajaran. Permainan Diskusi kelompok Slide Komputer LCD Alat permainan 3. Merumuskan norma, nilai dan kontrol kolektif untuk disepakati bersama. 3. Norma, nilai dan kontrol kolektif untuk disepakati bersama. 4. Merumuskan komitmen belajar untuk disepakati bersama. 4. Komitmen belajar untuk disepakati bersama. 35

44 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan. RI D. Metode Metode yang digunakan dalam orientasi organisasi adalah: 1. Ceramah tanya jawab 2. Tugas baca 3. Curah pendapat 4. Penulisan kertas kerja 5. Presentasi E. Media Media yang digunakan dalam orientasi organisasi adalah: 1. Slide 2. Komputer/ laptop 3. LCD 4. Panduan penugasan. F. Diagram Proses Pembelajaran Proses pembelajaran pembekalan dimasing-masing instansi digambarkan pada diagram sebagai berikut: 36

45 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan. RI Diagram Proses Pembelajaran Pembukaan n Membangun komitmen belajar WAWASAN: Kebijakan publik dan kebijakan pembangunan kesehatan Metode : Ceramah Tanya Jawab PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN: 1. Tugas, fungsi, visi, misi dan kewenangan organisasi 2. Kedudukan dan struktur organisasi 3. Kebijakan bidang tugas instansi 4. Sarana dan prasarana organisasi 5. Standar kinerja/ standar pelayanan umum 6. SOP 7. Budaya kerja/nilai-nilai/prinsip-prinsip organisasi 8. Penulisan kertas kerja Metode : Ceramah Tanya Jawab, Tugas Baca, Resume setiap akhir materi Penulisan Kertas Kerja Tidak Hasil Orientasi Organisasi Memenuhi persyaratan/belum Ya Praktek Kerja 37

46 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan. RI Proses pembelajaran yang digambarkan dalam diagram proses pembelajaran diatas adalah sebagai berikut: a. Pembukaan Proses pembukaan orientasi organisasi kegiatannya adalah: 1) Pengarahan dari pejabat yang berwenang tentang perlunya orientasi organisasi 2) Pengarahan dari ketua tim tentang proses yang akan dijalani CPNS selama mengikuti kegiatan orientasi organisasi. b. Membangun Komitmen Belajar Kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan mempersiapkan peserta dalam mengikuti proses orientasi organisasi. Kegiatannya antara lain: 1) Penjelasan oleh Narasumber tentang tujuan dan kegiatan yang akan dilakukan dalam membangun komitmen belajar. 2) Perkenalan antara peserta dan para Narasumber serta tim orientasi organisasi, juga perkenalan antara sesama peserta. Kegiatan perkenalan dilakukan dengan permainan, dimana seluruh peserta terlibat secara aktif. 38

47 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan. RI 3) Mengemukakan kebutuhan/harapan, kekhawatiran dan komitmen norma, harapan masing- masing peserta selama pelatihan. 4) Kesepakatan antara para Narasumber, penyelenggara orientasi organisasi dan peserta dalam berinteraksi selama pelatihan berlangsung, meliputi: pengorganisasian kelas, kenyamanan kelas, keamanan kelas dan lain sebagainya. c. Pengisian pengetahuan/wawasan Setelah materi Membangun Komitmen Belajar selesai, kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi dasar yaitu: Kebijakan Publik dan Kebijakan Pembangunan Kesehatan. d. Pengetahuan dan Keterampilan Penyampaian pengetahuan dan keterampilan ini bermaksud agar CPNS memiliki kemampuan dalam mempresentasikan kedudukan dan struktur organisasi, tugas, fungsi, visi dan misi organisasi, strategi dan kebijakan organisasi, sarana dan prasarana, Standar Prosedur Operasional (SOP) dan tujuan dan nilai-nilai/prinsip-prinsip instansinya melalui pembelajaran mengenai organisasi melalui orientasi. Pembelajaran disajikan secara komunikatif yang meliputi ceramah tanya jawab, diskusi dan demonstrasi. 39

48 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan. RI e. Penulisan Kertas Kerja Setelah CPNS mengetahui tentang Kementerian Kesehatan dan tugas serta fungsi yang bersangkutan dalam melaksanakan tugas, kemudian yang bersangkutan membuat kertas kerja. Kertas kerja ini sebagai acuan dalam pelaksanaan praktik kerja. f. Hasil orientasi organisasi Akhir kegiatan orientasi organisasi diharapkan semua peserta mampu menghasilkan lembar kerja tentang organisasinya dan mampu mempresentasikan kedudukan dan struktur organisasi, tugas, fungsi, visi dan misi organisasi, strategi dan kebijakan organisasi, sarana dan prasarana, Standar Prosedur Operasional (SOP) dan tujuan dan nilai-nilai/prinsip-prinsip dimana yang bersangkutan ditempat tugaskan. g. Praktik Kerja Hasil penulisan kertas kerja, akan diimplementasikan saat pelaksanaan praktik kerja. Panduan praktik kerja dijelaskan pada Bab IV. G. Model Pembelajaran Dalam proses pembelajaran dilakukan 2 model yaitu: 1. Apabila jumlah CPNS yang ditempatkan kurang dari 5 orang, maka model pembelajaran yang digunakan non klasikal maksudnya proses pembelajaran dapat 40

49 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan. RI dilakukan melalui pembimbingan/fasilitasi di tempat tugas masing-masing CPNS. 2. Apabila jumlah CPNS yang ditempatkan paling sedikit 5 orang, maka model pembelajaran yang digunakan klasikal maksudnya proses pembelajaran dapat dilakukan bersamaan di ruangan tertentu. H. Tempat Tempat orientasi organisasi adalah di Unit Utama/ Unit Kerja CPNS bertugas dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Apabila CPNS yang ditempatkan kurang dari 5 orang, maka orientasi organisasi dilakukan di tempat CPNS ditugaskan. 2. Apabila jumlah CPNS yang ditempatkan 5 30 orang, maka orientasi organisasi dapat dilakukan disuatu tempat khusus, misalkan aula/ruang pertemuan atau tempat lain yang sesuai untuk proses penyampaian materi. Tempat yang telah ditentukan hendaknya dilengkapi dengan peralatan untuk mendukung penyampaian materi. I. Peserta 1. Jumlah peserta dalam 1 angkatan antara 5 30 orang CPNS. 41

50 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan. RI 2. Peserta yang telah memenuhi syarat dalam melaksanakan orientasi organisasi, dapat mengikuti praktik kerja. J. Narasumber Ada beberapa persyaratan yang perlu dimiliki oleh Narasumber dalam pelaksanaan orientasi organisasi: 1. Kriteria Narasumber dalam orientasi organisasi ini adalah: a. Narasumber dapat berasal dari internal atau eksternal unit kerja yang ditunjuk oleh Kepala Unit kerja b. Berbadan sehat (jasmani dan rohani); c. Berkelakuan baik dan tidak diskriminatif; d. Pangkat/golongan minimal sama dengan peserta; dan e. Masa kerja minimal 3 (tiga) tahun. 2. Kompetensi Narasumber a. Menguasai tugas dan fungsi instansi Kementerian Kesehatan termasuk instansi dimana CPNS ditempatkan; b. Memahami Pedoman Orientasi CPNS di lingkungan Kementerian Kesehatan yang telah disusun oleh Pusdiklat Aparatur. c. Kompeten dalam pelaksanaan tugasnya; 42

51 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan. RI d. Apabila dimungkinkan disarankan agar Narasumber/ pembimbing materi tertentu berasal dari instansi yang sesuai dengan tugas dan fungsinya. K. Penyelenggaraan Orientasi Organisasi. Penyelenggaraan orientasi organisasi dilakukan mulai dari persiapan dan pelaksanaan sedangkan evaluasi digabung dengan hasil evaluasi praktik kerja yang dijelaskan pada Bab V. 1. Persiapan Orientasi Organisasi Persiapan pembekalan pengetahuan dalam orientasi organisasi dilakukan dalam 2 kegiatan yaitu persiapan administrasi dan persiapan teknis, dengan rincian sebagai berikut: a. Persiapan Administrasi 1) Membuat draft surat tugas untuk Narasumber yang berasal dari instansi, tetapi apabila mengundang Narasumber dari luar maka membuat draft surat permohonan mengajar. 2) Apabila pelaksanaan orientasi organisasi dilakukan dalam satu tempat khusus maka administrasi membuat draft surat permohonan untuk membuka acara orientasi untuk pimpinan 43

52 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan. RI organisasi masing-masing dengan mencantumkan waktu dan tempat pembukaan. 3) Membuat surat tugas untuk peserta orientasi. 4) Mengirimkan dan memonitor surat undangan Narasumber 5) Membuat daftar absen 6) Merekapitulasi biodata peserta 7) Menggandakan makalah 8) Menyiapkan tempat untuk orientasi organisasi apabila proses orientasi dialokasikan ditempat tertentu. 9) Menyiapkan alat tulis yang diperlukan selama pelatihan. b. Persiapan Teknis 1) Mengadakan rapat persiapan diantaranya menyepakati pembagian tugas tim orientasi CPNS. 2) Membuat jadwal kegiatan orientasi organisasi. 3) Mempelajari struktur program dan Garis-Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) per materi. 4) Menentukan Narasumber 5) Meninjau tempat yang akan dijadikan lokasi untuk proses kegiatan. Apabila dilaksanakan di lokasi tertentu. 44

53 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan. RI 6) Menyiapkan bahan pembekalan pengetahuan dalam rangka orientasi organisasi. 7) Mempersiapkan instrumen untuk evaluasi peserta seperti formulir terlampir. 2. Proses Pembekalan Materi a. Melakukan registrasi peserta b. Menyiapkan absensi untuk peserta yang dilakukan setiap hari c. Menyiapkan absensi untuk Narasumber d. Menyiapkan tanda peserta (name tag) e. Membagikan bahan untuk proses pembelajaran f. Mengecek fungsi AVA serta alat bantu pelatihan yang akan digunakan agar sesuai dengan metode pembelajaran. g. Melaksanakan pembukaan, apabila kegiatan dilaksanakan di tempat tertentu. h. Menyampaikan materi-materi yang sudah ditentukan. i. Memonitoring dan melakukan evaluasi terhadap aktivitas peserta selama mengikuti orientasi organisasi. L. Evaluasi Orientasi Organisasi. Evaluasi orientasi organisasi dilakukan terhadap peserta, nara sumber dan penyelenggara pelatihan, sedangkan 45

54 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan. RI bobot hasil evaluasi CPNS, merupakan gabungan antara evaluasi orientasi organisasi dan praktik kerja yang dijelaskan pada Bab V 1. Evaluasi Peserta Evaluasi yang dijelaskan pada Bab V merupakan gabungan antara evaluasi orientasi organisasi dengan praktik kerja. Khusus untuk orientasi organisasi difokuskan pada kemampuan peserta dalam membuat dan mempresentasikan kertas kerja dihadapan pejabatpejabat atau staf seniornya. Sistematika kertas kerja sepeti tercantum dalam lampiran 1. Saat membuat kertas kerja orientasi organisasi cukup membuat Bab II point A, Bab III point A, dan Bab IV point A. 2. Evaluasi Terhadap Narasumber/pembimbing Evaluasi terhadap Narasumber/pembimbing dilakukan oleh peserta pada setiap akhir penyampaian materi. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kepuasan peserta terhadap kemampuan Narasumber/pembimbing dalam menyampaikan pengetahuan dan atau ketrampilan saat menyampaikan materi. Form evaluasi terlampir. 46

55 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan. RI 3. Evaluasi Penyelenggaraan Evaluasi penyelenggaraan dilakukan oleh peserta terhadap pelaksanaan administrasi dan akademis yang dilakukan oleh Tim Orientasi CPNS selama proses orientasi organisasi. Form evaluasi terlampir. 47

56 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan. RI BAB IV PRAKTIK KERJA Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan praktik kerja adalah: A. Tujuan Praktik Kerja Untuk meningkatkan kompetensi CPNS agar memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugas jabatan yang diembannya. B. Hasil dan indikator hasil belajar 1. Hasil Belajar Setelah mengikuti kegiatan praktik kerja peserta mampu melaksanakan tugasnya sesuai dengan jabatan yang diembannya, mengevaluasi hasil pelaksanaan tugasnya dan memberikan saran perbaikan untuk pelaksanaan tugas jabatan di instansinya. 2. Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti praktik kerja CPNS dapat: a. Menjelaskan konsep dan tahapan praktik kerja yang telah dilaksanakan; 48

57 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan. RI b. Menjelaskan uraian tugas/standar kompetensi sesuai dengan jabatan yang diembannya; c. Menjelaskan peraturan perundangan yang terkait tugas jabatannya; d. Mengelola pelaksanaan tugas jabatan pada unit organisasinya; e. Mengevaluasi hasil pelaksanaan tugasnya; f. Memberikan saran perbaikan untuk pelaksanaan tugas kepada atasan; g. Mempresentasikan praktik kerja sesuai tugas jabatannya. C. Materi Pokok Materi pokok dalam praktik kerja adalah sebagai berikut: 1. Konsep dan tahapan praktik kerja; 2. Uraian tugas/standar kompetensi jabatan; 3. Peraturan perundang-undangan yang terkait tugas jabatannya; 4. Praktek Kerja sesuai tugas jabatan; 5. Evaluasi hasil pelaksanaan tugasnya; 6. Saran perbaikan untuk pelaksanaan tugas; 7. Penulisan Kertas Kerja. 8. Materi lain yang khusus sesuai dengan kompetensi jabatan yang dibutuhkan. 49

58 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan. RI Khusus untuk materi 1-4 yaitu materi: 1. Konsep dan tahapan praktik kerja; 2. Uraian tugas/standar kompetensi jabatan; 3. Peraturan perundangan yang terkait tugas jabatannya; 4. Praktek Kerja sesuai tugas jabatan; disesuaikan dengan unit kerja dimana CPNS ditempatkan. Materi-materi yang disampaikan dalam praktik kerja merupakan pendalaman dari hasil diklat orientasi organisasi. Oleh karena itu materi-materi dalam praktik kerja, fokus pada tugas masing-masing CPNS di masingmasing instansi. Materi-materi tersebut, mungkin dalam bentuk buku pedoman, aturan-aturan, Standar Prosedur Operasional-Standar Prosedur Operasional (SOP-SOP)/ SOP atau acuan-acuan lain yang digunakan oleh masingmasing instansi dalam melaksanakan tugasnya. Dengan demikian peserta praktik kerja akan memahami dan langsung melaksanakan tugas pokok dan fungsi dari organisasi, tugas pokok dan fungsi unit kerja serta melaksanakan tugas sesuai dengan yang seharusnya. Siap atau tidaknya CPNS dalam melaksanakan tugas, tergantung dari pembimbing saat melaksanakan praktik kerja. 50

59 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan. RI D. Metode Metode pembelajaran yang dipergunakan minimal adalah: 1. Ceramah; 2. Tanya jawab; 3. Diskusi; 4. Praktek; 5. Laporan praktik; 6. Presentasi Metode dapat dikembangkan disesuaikan dengan tugas dimana masing-masing CPNS ditempatkan. E. Media Media pembelajaran yang dipergunakan minimal adalah: 1. Modul; 2. Naskah; 3. Slide. Selebihnya media yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan. F. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana disesuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan tugas masing-masing CPNS dalam melaksanakan pekerjaannya. 51

60 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan. RI G. Pembimbing praktik kerja. Persyaratan sebagai pembimbing praktik kerja adalah: 1. Pembimbing yang bertugas untuk memfasilitasi dan membekali CPNS ditetapkan dengan surat tugas/ tercantum dalam SK Orientasi CPNS yang ditetapkan oleh kepala unit kerja, 2. Agar CPNS kompeten dalam melaksanakan tugasnya maka penunjukan pembimbing disesuaikan dengan formasi jabatan yang dibuka oleh Biro Kepegawaian 3. Perbandingan antara pembimbing dengan peserta adalah 1 : 5 artinya 1 orang pembimbing memfasilitasi 5 (lima) orang CPNS. 4. Pembimbing mempunyai kewajiban mempersiapkan materi yang akan disampaikan kepada peserta, yang terdiri dari: a. Konsep dan tahapan praktik kerja; b. Uraian tugas/standar kompetensi jabatan; c. Peraturan perundangan yang terkait tugas jabatannya; d. Praktek Kerja sesuai tugas jabatan; e. Evaluasi hasil pelaksanaan tugasnya; f. Saran perbaikan untuk pelaksanaan tugas; g. Penulisan Kertas Kerja. 52

61 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan. RI 5. Kriteria pembimbing praktik kerja adalah sebagai berikut: a. Berbadan sehat, baik jasmani maupun rohani; b. Berkelakuan baik dan tidak diskriminatif; c. Telah memahami pedoman orientasi CPNS di lingkungan Kementerian Kesehatan terutama tentang praktik kerja; d. Menguasai tugas dan fungsi masing-masing unit kerja di instansi Kementerian Kesehatan; e. Kompeten dalam pelaksanaan tugasnya; f. Pangkat dan golongan, minimal sama dengan CPNS; dan memiliki masa kerja minimal 3 (tiga) tahun. H. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja 1. Waktu a. Praktik kerja dilaksanakan langsung setelah CPNS selesai melaksanakan orientasi organisasi. b. Lama pelaksanaan praktik kerja minimal 3 (tiga) minggu dan maksimal disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing unit kerja. 2. Tempat praktik kerja Tempat praktik kerja harus sesuai dengan kompetensi yang perlu dimiliki CPNS untuk melaksanakan tugas. Tempat praktik kerja ditetapkan oleh Unit Utama/ Unit Kerja dimana CPNS ditempatkan, dengan ketentuan bahwa praktik kerja dapat dilakukan di: 53

62 Pedoman Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan. RI a. Unit kerja dimana CPNS ditempatkan, atau b. Unit kerja yang ditunjuk, yang merupakan pembina dalam bidang pekerjaan tersebut. Contoh: 1) Apabila CPNS didalam Surat Keputusan (SK) CPNS mengisi formasi jabatan sebagai pustakawan, dan yang bersangkutan ditempatkan di instansi yang tidak memiliki pustakawan, maka yang bersangkutan melaksanakan praktik kerja di unit kerja yang ditunjuk dan merupakan pembina dalam bidang pekerjaan tersebut atau di instansi yang memiliki pustakawan yang kompeten sebagai pembimbing 2) Apabila CPNS didalam Surat Keputusan (SK) CPNS mengisi formasi jabatan dokter umum dan ditempatkan di unit kerja yang menangani manajerial, maka tempat praktik kerja dilakukan di unit kerja tersebut. I. Penyelenggaraan Praktik Kerja Penyelenggaraan praktik kerja dilakukan mulai dari persiapan, dan pelaksanaan sedangkan evaluasi digabung dengan hasil evaluasi orientasi organisasi yang dijelaskan pada Bab V. 54

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 56 TAHUN 2013 TENTANG ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2013 TENTANG ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2013 TENTANG ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2013 TENTANG ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL BAB I PENDAHULUAN

PENYELENGGARAAN ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL BAB I PENDAHULUAN 2013, No.1274 14 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 56 TAHUN 2013 TENTANG ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN PENYELENGGARAAN ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI

Lebih terperinci

KURIKULUM PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN PENGANGKATAN PERTAMA JENJANG AHLI DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN CILOTO TAHUN 2015

KURIKULUM PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN PENGANGKATAN PERTAMA JENJANG AHLI DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN CILOTO TAHUN 2015 KURIKULUM PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN PENGANGKATAN PERTAMA JENJANG AHLI DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN CILOTO TAHUN 015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan tata pemerintahan

Lebih terperinci

KURIKULUM PELATIHAN KOMUNIKASI MOTIVASI DALAM PROGRAM PENGENDALIAN TB BAGI PETUGAS KESEHATAN DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

KURIKULUM PELATIHAN KOMUNIKASI MOTIVASI DALAM PROGRAM PENGENDALIAN TB BAGI PETUGAS KESEHATAN DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN KURIKULUM PELATIHAN KOMUNIKASI MOTIVASI DALAM PROGRAM PENGENDALIAN TB BAGI PETUGAS KESEHATAN DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN R.I DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT

Lebih terperinci

KURIKULUM PELATIHAN PENGEMBANGAN KAPASITAS PIMPINAN BBPK/BAPELKES/INSTITUSI DIKLAT KESEHATAN I. PENDAHULUAN. A. LatarBelakang

KURIKULUM PELATIHAN PENGEMBANGAN KAPASITAS PIMPINAN BBPK/BAPELKES/INSTITUSI DIKLAT KESEHATAN I. PENDAHULUAN. A. LatarBelakang Kementerian Kesehatan KURIKULUM PELATIHAN PENGEMBANGAN KAPASITAS PIMPINAN BBPK/BAPELKES/INSTITUSI DIKLAT KESEHATAN I. PENDAHULUAN A. LatarBelakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1919, 2015 KEMENAG. Diklat. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI

Lebih terperinci

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia PEDOMAN PEMILIHAN PUSTAKAWAN BERPRESTASI TERBAIK TINGKAT NASIONAL TAHUN 2012

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia PEDOMAN PEMILIHAN PUSTAKAWAN BERPRESTASI TERBAIK TINGKAT NASIONAL TAHUN 2012 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia PEDOMAN PEMILIHAN PUSTAKAWAN BERPRESTASI TERBAIK TINGKAT NASIONAL TAHUN 2012 Perpustakaan Nasional RI PEDOMAN PEMILIHAN PUSTAKAWAN BERPRESTASI TERBAIK TINGKAT NASIONAL

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PERTEMUAN PENYUSUNAN BEZETTING, KEBUTUHAN CPNS DAN PERENCANAAN REDISTRIBUSI PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2012

KERANGKA ACUAN PERTEMUAN PENYUSUNAN BEZETTING, KEBUTUHAN CPNS DAN PERENCANAAN REDISTRIBUSI PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2012 KERANGKA ACUAN PERTEMUAN PENYUSUNAN BEZETTING, KEBUTUHAN CPNS DAN PERENCANAAN REDISTRIBUSI PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2012 A. Latar Belakang Reformasi Birokrasi pada hakikatnya merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III A. Latar Belakang BAB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 5 2013, No.414 PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIS ANALISIS KEBUTUHAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

2016, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemer

2016, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemer BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.473, 2016 KEMENHUB. Ujian Dinas. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN UJIAN DINAS

Lebih terperinci

PANDUAN PELATIHAN AUDITOR MUTU INTERNAL

PANDUAN PELATIHAN AUDITOR MUTU INTERNAL PANDUAN PELATIHAN AUDITOR MUTU INTERNAL BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan sistem penjaminan mutu internal merupakan langkah strategis untuk meningkatkan mutu perguruan tinggi. Dengan diundangkannya

Lebih terperinci

MODUL PENULISAN KERTAS KERJA

MODUL PENULISAN KERTAS KERJA MODUL PENULISAN KERTAS KERJA PUSDIKLAT APARATUR BADAN PPSDM KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN 2013 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i A. Deskripsi Singkat... 1 B. Tujuan Pembelajaran... 1 C. Pokok Bahasan dan Sub

Lebih terperinci

KURIKULUM PELATIHAN PENDAMPING AKREDITASI PUSKESMAS DAN FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

KURIKULUM PELATIHAN PENDAMPING AKREDITASI PUSKESMAS DAN FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA KURIKULUM PELATIHAN PENDAMPING AKREDITASI PUSKESMAS DAN FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk meningkatkan pelayanan sarana kesehatan dasar khususnya Puskesmas kepada

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KEGIATAN WAJIB MAGANG DI PERUSAHAAN INDUSTRI BAGI PEGAWAI BARU DEPARTEMEN PERINDUSRIAN

BAB III GAMBARAN UMUM KEGIATAN WAJIB MAGANG DI PERUSAHAAN INDUSTRI BAGI PEGAWAI BARU DEPARTEMEN PERINDUSRIAN BAB III GAMBARAN UMUM KEGIATAN WAJIB MAGANG DI PERUSAHAAN INDUSTRI BAGI PEGAWAI BARU DEPARTEMEN PERINDUSRIAN A. Profil Biro Kepegawaian Departemen Perindustrian Biro Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KONSEP/DRAFT (I) RAPAT TGL 22 DES 2016 MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN KARIER LULUSAN INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.20/Menhut-II/2004 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN MENTERI KEHUTANAN,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.20/Menhut-II/2004 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN MENTERI KEHUTANAN, MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.20/Menhut-II/2004 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN MENTERI KEHUTANAN, Menimbang: a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA - 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR : 11 TAHUN 2011

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR : 11 TAHUN 2011 PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR : 11 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN DIKLAT PRAJABATAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2011 PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1977

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1977 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.574, 2016 KEMENHUB. Penyesuaian Ijazah. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 42 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYESUAIAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2017 Direktorat Karier dan Kompetensi SDM Kemenristekdikti. Bunyamin Maftuh NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2017 Direktorat Karier dan Kompetensi SDM Kemenristekdikti. Bunyamin Maftuh NIP KATA PENGANTAR Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dibentuk pada tahun 2014 berdasarkan Keppres No. 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan

Lebih terperinci

PENGUMUMAN NOMOR: 950/KP.290/A/03/2018 SELEKSI TERBUKA DAN KOMPETITIF JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2018

PENGUMUMAN NOMOR: 950/KP.290/A/03/2018 SELEKSI TERBUKA DAN KOMPETITIF JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2018 PENGUMUMAN NOMOR: 950/KP.290/A/03/2018 SELEKSI TERBUKA DAN KOMPETITIF JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2018 Dalam rangka pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR : 12 TAHUN 2011

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR : 12 TAHUN 2011 PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR : 12 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN DIKLAT PRAJABATAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN I DAN II LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2011 PERATURAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENYELENGGARAAN DIKLAT PRAJABATAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENYELENGGARAAN DIKLAT PRAJABATAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI 1 Pendataan CPNS yang belum mengikuti 2 Membuat konsep dan memaraf surat verifikasi data CPNS. 3 Memeriksa dan memaraf surat verifikasi data CPNS. 4 Memeriksa dan memaraf surat verifikasi data CPNS. 5

Lebih terperinci

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 3 PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CALON TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL GURU KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN I DAN II DENGAN

Lebih terperinci

PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI BIRO KEPEGAWAIAN

PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI BIRO KEPEGAWAIAN PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI BIRO KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN OKTOBER 2012 1. Krisis ekonomi Tahun 1997 berkembang menjadi krisis multidimensi.

Lebih terperinci

PENGUMUMAN NOMOR: 770/KP.230/A/02/2018 SELEKSI TERBUKA DAN KOMPETITIF JABATAN PIMPINAN TINGGI MADYA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2018

PENGUMUMAN NOMOR: 770/KP.230/A/02/2018 SELEKSI TERBUKA DAN KOMPETITIF JABATAN PIMPINAN TINGGI MADYA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2018 PENGUMUMAN NOMOR: 770/KP.230/A/02/2018 SELEKSI TERBUKA DAN KOMPETITIF JABATAN PIMPINAN TINGGI MADYA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2018 Dalam rangka pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di lingkungan Kementerian

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BELAJAR MENGAJAR PENGENDALIAN MUTU DOSEN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BELAJAR MENGAJAR PENGENDALIAN MUTU DOSEN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BELAJAR MENGAJAR 1. TUJUAN : Untuk menjamin bahwa proses pengadaan, penugasan, peningkatan mutu dan evaluasi kinerja dosen di Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta 2. RUANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.950, 2011 SEKRETARIS NEGARA. Diklat Fungsional. Penerjemah. PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SELEKSI TERBUKA JABATAN PIMPINAN TINGGI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SELEKSI TERBUKA JABATAN PIMPINAN TINGGI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 124/SK/MENKES/V/2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SELEKSI TERBUKA JABATAN PIMPINAN TINGGI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.10/MEN/2011 TENTANG IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA SALINAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, email: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEWIDYAISWARAAN SUBSTANSI DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

Lebih terperinci

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA SALINANsssSALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG KETENTUAN TEKNIS PELAKSANAAN PEMBERIAN

Lebih terperinci

> MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

> MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA > MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.20/Menhut-II/2004 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN MENTERI KEHUTANAN, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMILIHAN ARSIPARIS TELADAN DAN UNIT PENGOLAH TERBAIK DI LINGKUNGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

mohon usulan Saudara dapat kami terima paling lambat Jumat, 9 Februari 2018

mohon usulan Saudara dapat kami terima paling lambat Jumat, 9 Februari 2018 Nomor : KP.03.02/3/000197/2018 12 Januari 2018 Lampiran : 1 (satu) set Hal : Edaran Penyesuaian/Inpassing Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian di lingkungan Kementerian Kesehatan Yth. 1. Sekretaris Inspektorat

Lebih terperinci

KURIKULUM PELATIHAN TENAGA PROMOSI KESEHATAN DI PUSKESMAS

KURIKULUM PELATIHAN TENAGA PROMOSI KESEHATAN DI PUSKESMAS KURIKULUM PELATIHAN TENAGA PROMOSI KESEHATAN DI PUSKESMAS Departemen Kesehatan, 2008 Kurikulum Pelatihan Tenaga Promosi Kesehatan Bagi Puskesmas 0 Kata Pengantar Kurikulum Pelatihan Tenaga Promosi Kesehatan

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR*3 TAHUN 2011 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR*3 TAHUN 2011 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI (BPPT) PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR*3 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) JABATAN FUNGSIONAL

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG SENTRALISASI PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DI KABUPATEN SERANG

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG SENTRALISASI PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DI KABUPATEN SERANG BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 20 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG SENTRALISASI PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DI KABUPATEN SERANG DENGAN

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

- 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN - 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. BAB II DESKRIPSI PUSDIKLAT KEMENTERIAN AGAMA 2.1. Sejarah Pusdiklat Kementerian Agama Sesuai dengan tuntutan pembangunan nasional dan tantangan global untuk mewujudkan kepemeritahan yang baik diperlukan

Lebih terperinci

RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI. Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI. Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian (Permentan No.30 Tahun 2011) A. BAGIAN ORGANISASI 1. Subbagian Evaluasi Organisasi Subbagian Evaluasi

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 60); 4.

2016, No Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 60); 4. No.1, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Pegawai. Pola Karir. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KONSEP/DRAFT (II) RAPAT TGL 22 DES 2016 MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN KARIER LULUSAN INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

, No Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomo

, No Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomo BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1717, 2015 KEMENKES. Tunjangan Kinerja. Pemberian. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 193/XIII/10/6/2001 TENTANG PEDOMAN UMUM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 193/XIII/10/6/2001 TENTANG PEDOMAN UMUM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 193/XIII/10/6/2001 TENTANG PEDOMAN UMUM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA

Lebih terperinci

K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 40/Dik-2/2011. T e n t a n g

K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 40/Dik-2/2011. T e n t a n g KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 40/Dik-2/2011

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAN

Lebih terperinci

PENGUMUMAN NOMOR: 4781/KP.230/A/11/2017 SELEKSI TERBUKA DAN KOMPETITIF JABATAN PIMPINAN TINGGI MADYA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2017

PENGUMUMAN NOMOR: 4781/KP.230/A/11/2017 SELEKSI TERBUKA DAN KOMPETITIF JABATAN PIMPINAN TINGGI MADYA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2017 PENGUMUMAN NOMOR: 4781/KP.230/A/11/2017 SELEKSI TERBUKA DAN KOMPETITIF JABATAN PIMPINAN TINGGI MADYA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2017 Dalam rangka pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di lingkungan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.675, 2016 KEMENDIKBUD. Tunjangan Kinerja. Juklak. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. No.675, 2016 KEMENDIKBUD. Tunjangan Kinerja. Juklak. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.675, 2016 KEMENDIKBUD. Tunjangan Kinerja. Juklak. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG KETENTUAN TEKNIS

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 267, Tamba

2017, No Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 267, Tamba No.169, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BASARNAS. Diklat Jabatan Fungsional. RESCUER. PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 1 TAHUN 2017 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur pendukung tugas Pemerintah

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN A. VISI DAN MISI 1. VISI Badan Kepegawaian Daerah (BKD) sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah mengemban tugas dalam menjamin kelancaran penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR

Lebih terperinci

PENGUMUMAN NOMOR: 4358/KP.290/A/10/2017 SELEKSI TERBUKA DAN KOMPETITIF JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2017

PENGUMUMAN NOMOR: 4358/KP.290/A/10/2017 SELEKSI TERBUKA DAN KOMPETITIF JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2017 PENGUMUMAN NOMOR: 4358/KP.290/A/10/2017 SELEKSI TERBUKA DAN KOMPETITIF JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2017 Dalam rangka pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungan

Lebih terperinci

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SEKERETARIAT NEGARA

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA. P E N G U M U M A N Nomor : UM Mn/644

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA. P E N G U M U M A N Nomor : UM Mn/644 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA P E N G U M U M A N Nomor : UM.01.01-Mn/644 PENGUMUMAN LULUS SELEKSI PENGADAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM FORMASI TAHUN 2007 1. Berdasarkan

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1504, 2014 BPKP. Pendidikan dan Pelatihan. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN

Lebih terperinci

PENGUMUMAN NOMOR: 785/KP.290/A/02/2018 SELEKSI TERBUKA DAN KOMPETITIF JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2018

PENGUMUMAN NOMOR: 785/KP.290/A/02/2018 SELEKSI TERBUKA DAN KOMPETITIF JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2018 PENGUMUMAN NOMOR: 785/KP.290/A/02/2018 SELEKSI TERBUKA DAN KOMPETITIF JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2018 Dalam rangka pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungan

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

2015, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2031,2015 KEMENKES. Diklat. Jabatan Fungsional. Kesehatan. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN GOLONGAN III

MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN GOLONGAN III MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN GOLONGAN III Drs. M. Jani Ladi Drs. Emma Rahmawiati, M.Si Drs. Wahyu Hadi KSH, MM Lembaga Administrasi Negara - Republik Indonesia 2006 Hak Cipta Pada : Lembaga

Lebih terperinci

SOSIALISASI PERATURAN LIPI NOMOR 3 TAHUN 2018 Cibinong, 10 April 2018

SOSIALISASI PERATURAN LIPI NOMOR 3 TAHUN 2018 Cibinong, 10 April 2018 SOSIALISASI PERATURAN LIPI NOMOR 3 TAHUN 2018 Cibinong, 10 April 2018 PROGRAM OUTLINE PAPARAN LATAR BELAKANG PERATURAN LIPI NO 03 TAHUN 2018 IMPLEMENTASI 2018 I. LATAR BELAKANG DASAR HUKUM PP 11 Tahun

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN 5 2013, No.640 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45/PERMENTAN/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS SEKRETARIAT DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS SEKRETARIAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS SEKRETARIAT DAERAH P E N G U M U M A N Nomor : 01 / Pansel-JPT / V / 2016 TENTANG SELEKSI TERBUKA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Prof. dr Ali Ghufron Mukti., MSc., PhD NIP

Prof. dr Ali Ghufron Mukti., MSc., PhD NIP KATA SAMBUTAN Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan ditetapkan dalam rangka pengembangan karier dan peningkatan profesionalisme Pegawai Negeri Sipil yang melaksanakan pengelolaan laboratorium

Lebih terperinci

KEPALA BADAN SAR NASIONAL

KEPALA BADAN SAR NASIONAL KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 11 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SELEKSI PENYESUAIAN IJAZAH BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

2016, No Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 te

2016, No Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 te BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.579, 2016 KEMEN-LHK. Jabatan Fungsional. Penyuluh Kehutanan. Uji Kompetensi. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.37/Menlhk/Setjen/Kum.1/4/2016

Lebih terperinci

BUPATI MANDAILING NATAL ANGAN PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 35 TAHUN 2011

BUPATI MANDAILING NATAL ANGAN PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 35 TAHUN 2011 - 1 - BUPATI MANDAILING NATAL ANGAN PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN MANDAILING NATAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEWIDYAISWARAAN SUBSTANSI DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

Lebih terperinci

2013, No BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2013, No BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 2013, No.415 4 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIS PENYELENGGARA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH

GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH 1 GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah dan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah,

Lebih terperinci

M E M U T U S K A N :

M E M U T U S K A N : KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Jalan Prof. Dr. HR. Boenjamin 708 Kotak Pos 115 Purwokerto Telp. (0281) 635292 (hunting), 638795 Facs. (0281) 631802 Kode Pos. 53122 Website : www.unsoed.ac.id K E

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1646, 2013 KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Pendidikan dan Pelatihan. Pengujian Mutu Barang. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76/M-DAG/PER/12/2013

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 132/Permentan/OT.140/12/2014 TENTANG PEDOMAN UJI KOMPETENSI PEJABAT FUNGSIONAL MEDIK VETERINER

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 132/Permentan/OT.140/12/2014 TENTANG PEDOMAN UJI KOMPETENSI PEJABAT FUNGSIONAL MEDIK VETERINER PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 132/Permentan/OT.140/12/2014 TENTANG PEDOMAN UJI KOMPETENSI PEJABAT FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG PENDELEGASIAN KEWENANGAN PENANDATANGANAN NASKAH DINAS KEPEGAWAIAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN BAGI CPNS GOLONGAN I DAN II KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2017

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN BAGI CPNS GOLONGAN I DAN II KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2017 PETUNJUK PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN BAGI CPNS GOLONGAN I DAN II KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2017 I. PENDAHULUAN A. NAMA DIKLAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN BAGI CALON PEGAWAI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 133/Permentan/OT.140/12/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 133/Permentan/OT.140/12/2014 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 133/Permentan/OT.140/12/2014 TENTANG PEDOMAN UJI KOMPETENSI PEJABAT FUNGSIONAL PARAMEDIK VETERINER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

PANDUAN PENYELENGGARAAN DIKLAT TEKNIS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL ANGKATAN I DAN II DI PUSDIKLAT KEMENDAGRI REGIONAL BUKITTINGGI TAHUN 2016

PANDUAN PENYELENGGARAAN DIKLAT TEKNIS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL ANGKATAN I DAN II DI PUSDIKLAT KEMENDAGRI REGIONAL BUKITTINGGI TAHUN 2016 PANDUAN PENYELENGGARAAN DIKLAT TEKNIS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL ANGKATAN I DAN II DI PUSDIKLAT KEMENDAGRI REGIONAL BUKITTINGGI TAHUN 2016 A. LATAR BELAKANG Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.10/MEN/2011 TENTANG IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN 1 WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN TINGGI PRATAMA APARATUR SIPIL NEGARA SECARA TERBUKA DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/Permentan/OT.140/3/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/Permentan/OT.140/3/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/Permentan/OT.140/3/2015 TENTANG PEDOMAN TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

2017, No di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tenta

2017, No di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tenta No.43, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. PPNPN. Tata Cara. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGANGKATAN DALAM

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014 MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR PEGAWAI NEGERI SIPIL

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

[1] PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG

[1] PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG [1] DRAFT PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

5) Diangkat dalam jabatan/diberi tugas yang memerlukan pengetahuan/keahlian yang sesuai dengan ijazah yang diperoleh;

5) Diangkat dalam jabatan/diberi tugas yang memerlukan pengetahuan/keahlian yang sesuai dengan ijazah yang diperoleh; Nomor : KP.03.03/2/0892/2017 31 Maret 2017 Hal : Pengumuman Ujian Dinas dan Ujian Kenaikan Pangkat Penyesuaian Ijazah bagi PNS di lingkungan Kementerian Kesehatan Tahun 2017 Yang terhormat, 1. Sekretaris

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Widyantoro, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia

1. PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Widyantoro, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Organisasi sebagai wadah kegiatan manusia yang memiliki tujuan tertentu, secara absolut sangatlah tergantung dari kualitas pengelolaan sumber daya manusia di dalamnya.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri; GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci