ELASTISITAS HARGA TELUR AYAM RAS DI JAWA BARAT THE ELASTICITY OF CHICKEN EGG S PRICE IN WEST JAVA ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ELASTISITAS HARGA TELUR AYAM RAS DI JAWA BARAT THE ELASTICITY OF CHICKEN EGG S PRICE IN WEST JAVA ABSTRAK"

Transkripsi

1 ELASTISITAS HARGA TELUR AYAM RAS DI JAWA BARAT THE ELASTICITY OF CHICKEN EGG S PRICE IN WEST JAVA Hani Febrian Agustin*, Dadi Suryadi, Achmad Firman Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jalan Raya Bandung Sumedang KM 21 Sumedang *Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Febrianhani@gmail.com ABSTRAK Penelitian elastisitas harga telur ayam ras di Jawa Barat telah dilaksanakan pada bulan Nopember Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar faktor-faktor permintaan mempengaruhi jumlah permintaan telur ayam ras dan berapa besar tingkat elastisitas harga telur ayam ras di Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan menggunakan analisis regresi berganda. Terdapat 6 variabel dengan data observasi secara series selama 21 tahun. Berdasarkan hasil analisis statistik menunjukan bahwa model terbaik untuk permintaan telur ayam ras di Jawa Barat yaitu dipengaruhi 3 variabel yakni harga telur ayam ras, harga tahu, dan jumlah penduduk. Harga riil telur ayam ras dan jumlah penduduk berpengaruh positif, dan harga riil tahu berpengaruh negatif. Hasil analisis elastisitas harga permintaan telur ayam ras menunjukan bahwa telur ayam ras bersifat inelastis karena koefisien Eh < 1 yaitu sebesar 0,664. Hal ini berarti bahwa perubahan harga telur ayam ras tidak peka terhadap perubahan jumlah permintaannya. Kata Kunci : elastisitas, permintaan telur ayam ras ABSTRACT The elasticity of chicken egg s price in West Java was done research in November This research was aim to know how big the demand factors affect the amount of chicken egg s demand and how big the elasticity of chicken egg s price in West Java. This research used case study method with double regression analysis. There are 6 variables with observation data series during 21th years. Based on the result of statistical analysis showed that the best model of regression for chicken egg s demand only 3 variables such as the price of chicken egg, the price of toufu, and the amount of population. The price of chicken egg and the amount of population showed positive affect, and the price of toufu showed negative affect. The result of elasticity chicken egg s price showed that the character of chicken egg s was inelastic because coefficients of elasticity (Ep < 1) that It meant that the changed in chicken egg s price was not sensitive to change the number of demands. Keywords : elasticity, chicken egg s demand

2 I. Pendahuluan Peningkatan pendapatan masyarakat dan pertambahan jumlah penduduk menyebabkan terjadinya peningkatan konsumsi hewani asal ternak. Upaya peningkatan sumber daya manusia tidak mungkin tercapai tanpa gizi yang cukup. Salah satu produk peternakan yang memiliki nilai nutrisi yang cukup baik adalah telur. Telur ayam merupakan salah satu produk hasil peternakan yang harganya relatif murah. Telur paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat, terutama telur ayam ras. Produksi telur ayam ras di Jawa Barat mengalami peningkatan tahun 2013, yaitu kg/tahun, padahal tahun sebelumnya sebesar kg/tahun (Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, ). Harga telur ayam yang relatif murah terutama dibandingkan dengan daging sapi, dan daging ayam membuat masyarakat cenderung lebih memilih telur ayam sebagai pemenuh kebutuhan konsumsi protein. Harga telur ayam pada tahun 2013 sebesar rupiah/ kg, harga daging sapi rupiah/kg, dan harga daging ayam rupaih/kg. Berdasarkan hal tersebut masyarakat akan lebih memilih telur ayam karena harganya lebih murah. Hal ini menjadikan permintaan akan telur setiap tahunnya meningkat (Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat, 2013). Setiap pertambahan jumlah penduduk dalam suatu wilayah memiliki arti bahwa kebutuhan akan suatu barang di wilayah tersebut mengalami peningkatan. Peningkatan kebutuhan ini cenderung akan mendorong meningkatnya permintaan terhadap suatu barang. Penduduk Jawa Barat mengalami peningkatan dari tahun 2009 sampai dengan 2012, yaitu dari jiwa menjadi jiwa (Badan Pusat Statistik Jawa Barat, ). penting untuk dikaji agar dapat diketahui sejauhmana faktor tersebut dalam mempengaruhi jumlah permintaan. Selain pertambahan penduduk, peningkatan pendapatan masyarakat juga akan meningkatkan daya belinya, jika pendapatan rata-rata masyarakat meningkat, maka permintaan akan suatu barang akan meningkat pula, atau sebaliknya. Tinggi rendahnya jumlah permintaan suatu barang akan dipengaruhi pula oleh harga barang lain yang berhubungan dengannya, yaitu barang pengganti atau subtitusi atau pelengkap. Secara normatif, permintaan telur ditentukan oleh harga telur tersebut, pendapatan masyarakat, jumlah penduduk, dan harga barang lain. Masyarakat luas cenderung akan memilih barang dengan harga yang lebih murah untuk mengkonsumsi suatu barang, termasuk telur, karena telur relatif lebih murah dibandingkan dengan produk ternak lainnya. Umumnya, apabila suatu harga barang naik maka permintaan akan barang tersebut akan menurun atau sebaliknya. Kejadian inilah yang disebut dengan elastisitas. Perubahan harga berperan penting dalam menentukan jumlah permintaan akan suatu barang. Analisis elastisitas ini dapat digunakan untuk menaksir perubahan yang akan terjadi pada permintaan telur ayam ras di pasar. Penelitian tentang elatisitas harga telur ayam ras di Jawa Barat diharapkan dapat menjadi salah satu dasar untuk menentukan kebijakan di sub sektor peternakan. Pendekatan dari sisi permintaan telur ayam ras sebagai pangan sumber protein menjadi sangat penting karena mempunyai implikasi kebijakan yang mengarah pada penyediaan pangan yang memadai, merata dan sesuai dengan kebutuhan gizi penduduk serta terjangkau oleh daya beli masyarakat. Faktor- faktor yang mempengaruhi permintaan telur ayam ras sangat Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian mengenai elastisitas harga telur ayam ras di Jawa Barat perlu dilakukan.

3 II. Objek dan Metode Penelitian Objek penelitian adalah data runtut waktu (time series) yaitu berupa data harga selama 21 tahun (kurun waktu tahun ). Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Metode ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan sesuatu kejadian (kasus) tertentu saja, studi kasus merupakan metode penelitian yang mempertahankan keutuhan unit analisis yang diteliti (Paturochman, 2012). Berdasarkan permasalahan yang telah diungkap, penelitian ini mengukur elastisitas harga dengan menggunakan variabel penelitian sebagai berikut: 1. Permintaan telur ayam ras (Y) Jumlah permintaan telur ayam ras dihitung berdasarkan satuan kg/tahun. 2. Harga riil telur ayam ras (X 1 ) Harga riil telur ayam ras dilihat menurut harga konstan tahun dalam satuan Rp/kg. 3. Harga riil tahu (X 2 ) Harga tahu diketahui berdasarkan harga konstan tahun dalam satuan Rp/kg. 4. Harga riil tempe (X 3 ) Harga tempe diketahui berdasarkan harga konstan tahun dalam satuan Rp/kg. 5. Harga riil beras (X 4 ) Harga beras diketahui berdasarkan harga konstan tahun dalam satuan Rp/kg. 6. Jumlah penduduk (X 5 ) Jumlah penduduk Jawa Barat pada periode yang sama, diperoleh dari sensus penduduk, susenas, supas, proyeksi penduduk dengan satuan jiwa. 7. Pendapatan Perkapita (X 6 ) Pada perhitungan pendapatan perkapita melalui PDB (Produk Domestik Bruto) yaitu dalam satuan Rp/tahun. PDB atas dasar harga konstan tahun (PDB Riil) merupakan pencerminan ada tidaknya kenaikan daya beli masyarakat secara umum. Model Analisis Analisis Regresi Linier Berganda Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dengan menggunakan metode statistik. Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variable independen (variabel penjelas/bebas). Untuk mengestimasi permintaan dalam menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas digunakan metode kuadrat terkecil biasa, OLS (Ordinary Least Square) (Gujarati, 2006). Model umum dari fungsi permintaan telur ayam ras adalah sebagai berikut: Y = f (X 1, X 2, X 3, X 4, X 5, X 5 ) Model regresinya menjadi: Y = X b1 1 X b2 2 X b3 3 X b4 4 X b5 5 е Ui Fungsi permintaan yang digunakan dalam estimasi adalah fungsi permintaan dengan elastisitas konstan yang dispesifikasikan adalah bentuk logaritma. Variabel tidak bebas mempunyai hubungan linier dalam logaritma dengan variabelvariabel bebasnya diketahui berdasarkan persamaan fungsi logaritma sebagai berikut (Ghozali, 2013) : Y= b 0 -b 1 X 1 -b 2 X 2 -b 3 X 3 +b 4 X 4 +b 5 X 5 +b 6 X 6 Keterangan: Y = ( ) Permintaan telur ayam ras b 0 = intersep (konstanta) b = koefisien regresi linier berganda X 1 = Harga telur ayam ras X 2 = Harga tahu X 3 = Harga tempe X 4 = Harga beras X 5 = Jumlah penduduk = Pendapatan perkapita X 6 Uji Validasi Model Regresi Untuk menguji kekuatan (hubungan) model regresi linier berganda diantaranya melalui Uji Klasik, Uji F, dan Uji R 2. Uji Klasik

4 Multikolinieritas Autokorelasi Heteroskedastisitas Analisis Elastisitas Harga Analisis ini dilakukan untuk mengetahui persentase perubahan kenaikan atau penurunan jumlah permintaan telur ayam terhadap adanya perubahan harga. Berdasarkan jenis data yang diteliti yaitu data sekunder berarti bahwa harganya sudah diketahui maka, elastisitas harga dihitung dengan menggunakan rumus (Mubyarto, 1985) : Eh = Dimana: = urunan pertama fungsi permintaan terhadap harga telur ayam X 1 = Rata-rata harga telur ayam (Rp/kg) Y = Rata-rata jumlah permintaan telur ayam (kg/tahun) Mengukur elatisitas dalam model regresi dilakukan menggunakan loglinear models, bentuk persamaannya yaitu: Y= b 0 -b 1 X 1 -b 2 X 2 -b 3 X 3 +b 4 X 4 +b 5 X 5 +b 6 X 6 Model ini adalah bahwa koefisien (b) mengukur elastisitas Y terhadap X, yaitu presentase perubahan dalam Y yang disebabkan oleh perubahan presentase X. Model ini mengasumsikan bahwa koefisien elastisitas antara Y dan X tetap konstan. (constant elasticity model) (Ghozali, 2013). Tabel. Hasil Iterasi No Model Auto Multi Hetero Uji F Nilai R 2 1 X 1,X 2,X 3,X 4,X 5,X 6 60,00% 2 X 1,X 3,X 4,X 5,X 6 55,70% 3 X 1,X 2,X 4,X 5,X 6 58,20% 4 X 1,X 2,X 3,X 5,X 6 53,70% 5 X 1,X 2,X 3,X 4,X 6 57,60% 6 X 1,X 2,X 3,X 4,X 5 50,90% 7 X 1,X 4,X 5,X 6 44,60% 8 X 1,X 3,X 5,X 6 71,40% 9 X 1,X 3,X 4,X 6 54,70% 10 X 1,X 3,X 4,X 5 43,80% 11 X 1,X 2,X 5,X 6 53,70% 12 X 1,X 2,X 4,X 6 56,00% 13 X 1,X 2,X 3,X 6 53,70% 14 X 1,X 2,X 3,X 5 44,20% 15 X 1,X 2,X 3,X 4 50,40% 16 X 1,X 4,X 6 44,60% 17 X 1,X 4,X 5 37,90% 18 X 1,X 2,X 6 53,70% 19 X 1,X 2,X 5 43,00% Keterangan: = Tidak terdapat pelanggaran asumsi. = Terdapat pelanggaran asumsi. Berdasarkan proses iterasi pemilihan model terbaik didapatkan bahwa model yang memenuhi asumsi klasik regresi yaitu model dengan variabel X 1,X 2,X 5. Sehingga model terbaik yang terbentuk adalah model regrei sebagai berikut : Log Y = log b +log b 1 X 1 -log b 2 X 2 +log b 5 X 5 III. Hasil dan Pembahasan Populasi dan Produksi Telur Ayam Ras di Jawa Barat Jawa Barat merupakan penghasil telur ayam ras terbesar ketiga di Indonesia setelah Jawa Timur dan Jawa Tengah (Kementerian Pertanian Republik Indonesia). Berdasarkan hal tersebut secara umum, populasi ayam ras petelur di Jawa Barat tidak sebanyak Jawa Timur dan Jawa Tengah. Tabel. Populasi Ayam Ras Petelur Provinsi Juta Ekor/Tahun Pertumbuhan (%) Jawa Timur 33,05 21,96 37,04 40,27 41,28 2,50 Jawa Tengah 16,52 17,71 18,40 19,88 20,39 2,58 Jawa Barat 10,40 11,25 11,93 12,27 13,07 6,53 (Sumber: Kementerian Pertanian Republik Indonesia, ). Sesuai dengan data pada Tabel diatas jumlah populasi ayam ras petelur di Jawa Barat setiap tahun terus mengalami peningkatan. Kurun waktu 5 tahun terakhir populasi ayam ras petelur di Jawa

5 kg/kapita/tahun Elastisitas Harga Telur Ayam Ras di Jawa Barat...Hani Febrian Agustin Barat tahun 2009 sebesar 10,40 juta ekor/tahun meningkat menjadi 13,07 juta ekor/tahun di tahun Begitupula dengan angka pertumbuhannya yaitu sebesar 6,53 persen. Angka laju pertumbuhan populasi ini lebih besar dari angka laju pertumbuhan kedua provinsi terbesar penghasil telur ayam ras yaitu Jawa Timur sebesar 2,50 persen dan Jawa Tengah sebesar 2,58 persen, sehingga dapat diartikan bahwa Jawa Barat memiliki potensi yang baik untuk pengembangan jumlah populasi kedepannya. Jumlah Permintaan Telur Ayam Ras di Jawa Barat Berdasarkan yang telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya bahwa Jawa Barat bukan merupakan penghasil telur ayam ras terbesar di Indonesia. Namun begitu bukan berarti jumlah permintaan akan telur selalu konstan saja. Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS Jawa Barat bahwa permintaan telur ayam ras di Jawa Barat dari tahun ke tahun terus mengalami perubahan. lebih murah dibandingkan sumber protein asal ternak lainnya, terutama daging sapi dan daging ayam sehingga konsumen lebih memilih mengkonsumsi telur ayam ras disaat harga-harga pangan lainnya melambung tinggi. Kenaikan jumlah permintaan yang signifikan juga terjadi pada tahun 2005 dari 5,15 kg/kapita/tahun meningkat menjadi 11,42 kg/kapita/tahun. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2005 pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat meningkat sehingga meningkatkan pendapatan (Badan Pusat Statistik, 2006). Seiiring dengan meningkatnya pendapatan, daya beli akan suatu barang akan meningkat, sehingga hal tersebut dapat meningkatkan permintaan telur ayam ras di Jawa Barat. Tabel. Ketersediaan Telur Ayam Ras di Jawa Barat Supply Ton/Tahun Demand Produksi Telur , , , , , Permintaan Telur Ayam Ras 2. Konsumsi , , , , ,77 Defisit , , , , ,77 (Sumber: Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat & Kementerian Pertanian Republik Indonesia ) Tahun Grafik Permintaan Telur Ayam Ras di Jawa Barat Perubahan yang signifikan terjadi pada tahun 1998 menuju tahun 1999 dan tahun 2005 menuju tahun Perubahan pada tahun 1998 dari 1.40 kg/kapita/tahun meningkat menjadi 7.88 kg/kapita/tahun di tahun Hal ini dapat disebabkan oleh keadaan pada masa itu yaitu pada saat krisis moneter, dimana harga-harga barang dan bahan pangan meningkat. Kenaikan jumlah permintaan beralih pada telur ayam ras dikarena telur ayam ras merupakan alternatif bahan pangan sumber protein yang relatif Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel. bahwa jumlah produksi telur ayam ras di Jawa Barat belum mencukupi kebutuhan telur ayam ras. Diketahui dari hasil penelitian oleh Hidayat Kholis (2012), kekurangan kebutuhan telur di Jawa Barat dipasok oleh Jawa Timur, karena Jawa Timur merupakan provinsi dengan jumlah populasi dan produksi telur ayam ras terbesar di Indonesia. Selanjutnya dijelaskan bahwa dari berbagai provinsi di Indonesia, hanya Jawa Timur yang jumlah produksi telur ayamnya sudah mencukupi kebutuhan, sehingga perlu adanya upaya peningkatan populasi ayam ras petelur di Jawa Barat untuk meningkatkan produksi telur ayam ras di Jawa Barat.

6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Telur Ayam Ras di Jawa Barat Model awal permintaan telur ayam ras dipengaruhi oleh faktor harga riil telur ayam ras, harga riil tahu, harga riil tempe, harga riil beras, jumlah penduduk dan pendapatan. Namun, hasil analisis regresi dari model menunjukan model ini tidak memenuhi kriteria regresi berganda. Hasil dari iterasi model regresi terbaik yang mempengaruhi permintaan telur ayam ras adalah harga riil telur ayam ras, harga riil tahu, dan jumlah penduduk. Tabel.Hasil Analisis Regresi Model Terbaik Peubah Notasi Hipotesis Awal Koefisien Koefisien Parameter Pr>t Konstanta -29,457 0,258 Harga Telur Ayam Ras X1 (-) 0,664 0,055 Harga Tahu X2 (-) -0,317 0,227 Jumlah Penduduk X5 (+) 1,591 0,292 Durbin-Watson 1,786 VIF X1 9,034 X2 9,714 X5 1,605 F 4,273 Sig 0,020 R 2 0,430 Secara regresi model ini telah memenuhi kriteria regresi berganda, dengan nilai Durbin-Watson 1,786 nilai tersebut berada diantara dl dan du yang berarti tidak terjadi autokorelasi, nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIf 10 yang berarti tidak terjadi multikolinearitas, dan nilai F hitung adalah sebesar 4,273 dengan nilai signifikansi F sebesar 0,020. Jika dibandingkan dengan taraf signifikan α=5 persen maka p-value 0,020 bernilai lebih kecil dari α, sehingga model ini signifikan, akan tetapi memiliki nilai R 2 yang kecil yaitu 0,430. Artinya sebesar 43,00 persen faktor-faktor permintaan dalam model ini dapat menjelaskan permintaan telur ayam ras dan 67,00 persen dijelaskan oleh faktorfaktor lain yang tidak diteliti dalam model ini. Ada tiga faktor yang berpengaruh nyata pada permintaan telur ayam ras dengan uraian ketiga faktor tersebut adalah sebagai berikut: 1. Harga Riil Telur Ayam Ras Faktor harga merupakan hal utama bagi konsumen dalam mengambil keputuan untuk membeli suatu barang. Harga telur ayam ras berpengaruh terhadap jumlah permintaan telur ayam ras, hal ini sejalan dengan teori permintaan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap permintaan adalah harga, terutama harga dari barang itu sendiri (Partadiredja 1996). Berdasarkan hasil analisis, secara statistik harga telur ayam ras berpengaruh signifikan terhadap permintaan telur ayam ras dengan nilai signifikansi sebesar 0,055, dan nilai koefisien regresi dari harga telur ayam ras sebesar 0,664. Hal ini berarti setiap kenaikan harga telur ayam ras sebesar 1 persen akan meningkatkan jumlah permintaan telur ayam ras sebesar 0,664 persen. Hasil dari analisis ini tidak sesuai dengan hipotesis awal bahwa berdasarkan teori permintaan, apabila harga naik maka permintaan turun, namun hal ini dapat menjelaskan, bahwa telur ayam ras adalah sebagai bahan pangan sumber protein asal ternak yang menjadi pilihan terakhir karena harganya relatif lebih murah dibandingkan daging ayam dan daging sapi. Berdasarkan hasil tersebut juga dapat dikatakan bahwa telur ayam ras termasuk barang normal, yang permintaannya akan bertambah atau benilai positif. Jadi meskipun harganya naik permintaannya tetap akan terus meningkat karena harganya relatif masih terjangkau. Sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ananingsih (2011) mengenai permintaan telur ayam ras di

7 Sukoharjo bahwa permintaan telur ayam ras di Sukoharjo akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya harga telur ayam ras itu sendiri. 2. Harga Tahu Berdasarkan hasil analisis, secara statistik harga tahu tidak signifikan berpengaruh terhadap permintaan telur ayam ras karena memiliki nilai signifikansi lebih besar dari taraf signifikan α=5 persen, yaitu sebesar 0,227 dan nilai koefisien regresi dari harga tahu adalah sebesar 0,317 bertanda negatif. Hal ini berarti permintaan telur ayam ras berbanding terbalik dengan harga tahu, hasil tersebut sesuai dengan hipotesis awal bahwa kenaikan harga tahu akan menurunkan permintaan telur ayam ras. Artinya, setiap kenaikan harga tahu sebesar 1 persen akan menurunkan jumlah permintaan telur ayam ras sebesar 0,317 persen. Hal ini menjelaskan bahwa tahu merupakan barang substitusi atau barang pengganti telur ayam ras sebagai bahan pangan sumber protein. Tahu adalah bahan pangan sumber protein nabati yang harganya relatif lebih murah dari telur ayam ras, sehingga konsumen akan lebih mengkonsumsi tahu sebagai bahan pangan sumber protein jika harga telur ayam ras naik. Kenaikan harga tahu akan menurunkan jumlah permintaan telur ayam ras, dikarenakan harga tahu yang meningkat tetap lebih terjangkau dari harga telur ayam ras. Sehingga konsumen tetap lebih memilih tahu untuk dikonsumsi, hal ini yang menyebabkan jumlah permintaan telur ayam ras menurun. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningsih, dkk (2008) bahwa kenaikan harga barang substitusi akan menurunkan jumlah permintaan barang yang disubstitusinya. 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan hasil analisis, secara statistik jumlah penduduk tidak signifikan berpengaruh terhadap permintaan telur ayam ras karena memiliki nilai signifikansi lebih besar dari taraf signifikan α=5 persen, yaitu sebesar 0,292 dan nilai koefisien regresi dari jumlah penduduk adalah sebesar 1,591. Artinya, setiap peningkatan jumlah penduduk sebesar 1 persen akan meningkatkan jumlah permintaan sebesar 1,591 persen. Hasil ini sesuai dengan hipotesis awal bahwa jumlah penduduk akan berpengaruh positif terhadap jumlah permintaan telur ayam ras. Faktor jumlah penduduk berpengaruh terhadap permintaan telur ayam ras karena telah disebutkan pada bab sebelumnya bahwa pertambahan penduduk di Jawa Barat setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal itu berarti setiap pertambahan jumlah penduduk akan menambah jumlah kebutuhan akan telur ayam ras, sehingga peningkatan kebutuhan ini cenderung akan mendorong meningkatnya permintaan terhadap telur ayam ras. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Debby (2011) bahwa laju pertumbuhan penduduk akan meningkatkan jumlah permintaan telur ayam ras. Elastisitas Harga Permintaan Telur Ayam Ras di Jawa Barat Analisis elastisitas dilakukan untuk mengetahui persentase perubahan kenaikan atau penurunan jumlah permintaan telur ayam terhadap adanya perubahan harganya. Berikut adalah hasil dari analisis elastisitas: Tabel. Hasil Analisis Elastisitas Variabel Eh Kriteria Harga Telur 0,664 Inelastis Ayam Ras Koefisien elastisitas permintaan telur ayam ras terhadap harga telur ayam ras

8 adalah 0,664. Nilai tersebut sesuai dengan hipotesis yang telah diajukan, bahwa harga riil telur ayam ras berpengaruh nyata, pada kondisi cateris paribus terhadap permintaan telur ayam ras. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan 1 persen harga riil telur ayam ras akan menaikkan jumlah permintaan telur ayam ras sebesar 0,664 persen. Selain itu, telah dijelaskan sebelumnya bahwa teur ayam ras ini termasuk barang normal yang berarti mempunyai nilai elastisitas yang positif. Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ananingsih (2011), tentang analisis permintaan telur ayam ras di Sukoharjo, dengan hasil bahwa setiap harga telur ayam ras di Sukoharjo mengalami kenaikan sebesar 1 persen akan meningkatkan jumlah permintaan telur ayam ras di Surkoharjo sebesar persen dan bersifat inelastis, namun berbeda jika dibandingkan dengan hasil penelitian oleh Wahyuningsih (2008) mengenai permintaan telur ayam ras di Jawa Timur, bahwa hasil dari penelitian tersebut menunjukan elastisitas harga permintaan telur ayam ras bersifat elastis dengan nilai koefisien elastisnya sebesar -2,21. Hal tersebut bisa saja terjadi, karena adanya perbedaan corak konsumsi di setiap daerah. Besarnya angka koefisien elatisitas harga permintaan telur ayam ras tersebut menunjukkan bahwa elatisitas harga permintaan telur ayam ras bersifat inelastis (Eh<1) berarti harga riil telur ayam ras tidak peka (sensitiv) terhadap perubahan harga telur ayam ras. Jumlah permintaan telur ayam ras akan berubah jika harga telur ayam ras berubah, tetapi besarnya proporsi perubahan jumlah permintaan lebih kecil dari besarnya proporsi perubahan harganya. Hal ini diduga bahwa telur ayam ras disukai konsumen, sehingga perubahan harga riil telur ayam ras relatif tidak responsif terhadap jumlah permintaannya. Jumlah permintaan telur ayam ras cukup banyak karena harga riil telur ayam ras lebih murah dibandingkan dengan harga bahan pangan sumber protein hewani lainnya terutama daging sapi dan daging ayam, akan tetapi jumlah proporsi pengeluaran untuk konsumsi telur ayam ras cenderung lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah permintaan telur ayam ras. Berdasarkan hal tersebut, perubahan harga riil telur ayam ras dapat dikatakan relatif tidak peka (sensitiv) terhadap jumlah permintaan telur ayam ras (inelastis). IV. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan 1. Permintaan telur ayam ras di Jawa Barat dipengaruhi secara positif oleh harga riil telur ayam ras dan jumlah penduduk dengan nilai koefisien masing-masing sebesar 0,664 dan 1,591, sedangkan yang berpengaruh secara negatif terhadap permintaan telur ayam ras adalah harga riil tahu dengan nilai koefisien sebesar - 0, Nilai elastisitas harga permintaan telur ayam ras di Jawa Barat sebesar 0,664 (inelastis). Saran 1. Pengaruh kenaikan jumlah penduduk di Jawa Barat akan mempengaruhi jumlah permintaan telur ayam ras, sehingga perlu adanya pengembangan jumlah populasi ternak ayam ras petelur di Jawa Barat agar dapat mencukupi kebutuhan telur ayam ras di Jawa Barat. 2. Kekurangan kebutuhan telur ayam ras di Jawa Barat berarti bahwa kesempatan usaha di bidang ternak ayam ras petelur masih luas. Diharapkan usaha dalam bidang ternak ayam ras petelur ini dapat lebih meningkat di Jawa Barat. 3. Secara umum, telur ayam ras merupakan salah satu bahan pangan sumber protein yang banyak dikonsumsi karena harganya terjangkau. Diharapkan adanya standar dalam kualitas telur ayam ras dapat menigkatkan kuantitas permintaan telur ayam ras, sehingga jumlah konsumsinya dapat ditingkatkan lagi.

9 DAFTAR PUSTAKA Ananingsih, I Analisis Permintaan Telur Ayam Ras di Kabupaten Sukoharjo. UNS. Surakarta. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota di Jawa Barat (diakses pada Jumat, 19 September 2014 Pukul WIB) Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Statistik Harga Konsumen Jawa Barat Bandung Statistik Harga Konsumen Jawa Barat Bandung Harga Konsumen Barang dan Jasa Provinsi Jawa Barat Bandung. Debby, V Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran Telur Ayam Ras di Kota Binjai Provinsi Sumatera Utara. USU. Sumatera Utara Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat Produksi Telur Ayam Ras di Jawa Barat Tahun (diakses pada Minggu, 14 September 2014 Pukul WIB) Ghozali, I Aplikasi Analisis Multifariant dengan Proses SPSS. Badan Penerbit Undip. Semarang , Gujarati, D Ekonometrika Dasar. Erlangga. Jakarta Hadiansyah, S Survey Konsumsi Pangan. IPB. Bogor. Kementerian Pertanian Republik Indonesia Populasi Ayam Ras Petelur (diakses pada Senin 12 Januari 2015 Pukul WIB) Statistik Pertanian Jakarta Statistik Pertanian Jakarta Statistik Pertanian Jakarta. Kholis, H Analisis Kebijakan Peternakan Ayam Ras Provinsi Jawa Timur dalam Mengantisipasi Dinamika Harga Pasar (Sebuah Pendekatan Sistem

10 Dinamik). Undergraduate Thesis of Industrial Engineering, RSI ITS. Surabaya. Mubyarto Pengantar Ekonomi Pertanian. Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES). Jakarta Kuncoro, M Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Erlangga. Jakarta Paturochman, M Penentuan Jumlah dan Teknik Pengambilan Sampel. Unpad press. Bandung. 39 Soekartawi Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persada. Jakarta Wahyuningsih, dkk Analisis Permintaan Telur Ayam di Jawa Timur. Jurnal Agritek Vol. 16 No. 11.

PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA

PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA Tria Rosana Dewi dan Irma Wardani Staf Pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Islam Batik Surakarta Email : triardewi@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TELUR AYAM RAS DI SUMATERA UTARA

ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TELUR AYAM RAS DI SUMATERA UTARA ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TELUR AYAM RAS DI SUMATERA UTARA Nurhidayati Ma rifah Sitompul *), Satia Negara Lubis **), dan A.T. Hutajulu **) *) Alumini Program Studi Agribisnis Departemen Agribisnis

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA ABSTRAK ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA Annisa Adawiyah*), Rulianda P. Wibowo**), Siti Khadijah H. N **) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING SAPI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING SAPI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING SAPI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Factors which affecting the demand of beef in Special Region of Yogyakarta Anisa Haryati / 20130220035 Ir. Lestari Rahayu,

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA MEDAN. Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

ANALISIS PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA MEDAN. Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK ANALISIS PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA MEDAN Rizki Andini *), Satia Negara Lubis **), dan Sri Fajar Ayu **) *) Alumni Program Studi Agribisnis Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KOTA SURAKARTA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KOTA SURAKARTA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KOTA SURAKARTA Tria Rosana Dewi, Libria Widiastuti (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Islam Batik Surakarta) Email: triardewi@yahoo.co.id

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN DAGING AYAM RAS PEDAGING (BROILER) DI SUMATERA UTARA. Luthfi Ansyari*), Mozart B. Darus**), Lily Fauzia**) ABSTRAK

ANALISIS PERMINTAAN DAGING AYAM RAS PEDAGING (BROILER) DI SUMATERA UTARA. Luthfi Ansyari*), Mozart B. Darus**), Lily Fauzia**) ABSTRAK ANALISIS PERMINTAAN DAGING AYAM RAS PEDAGING (BROILER) DI SUMATERA UTARA Luthfi Ansyari*), Mozart B. Darus**), Lily Fauzia**) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER DI KOTA MEDAN Helmi Mawaddah *), Satia Negara Lubis **) dan Emalisa ***) *)

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER DI KOTA MEDAN Helmi Mawaddah *), Satia Negara Lubis **) dan Emalisa ***) *) FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER DI KOTA MEDAN Helmi Mawaddah *), Satia Negara Lubis **) dan Emalisa ***) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

ELASTISITAS PERMINTAAN BERAS ORGANIK DI KOTA MEDAN

ELASTISITAS PERMINTAAN BERAS ORGANIK DI KOTA MEDAN ELASTISITAS PERMINTAAN BERAS ORGANIK DI KOTA MEDAN Cut Risty T.B 1), Iskandarini 2), dan Rahmanta Ginting 3) 1) Alumni Fakultas Pertanian USU 2) dan 3) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN PRODUK PETERNAKAN DI DESA TAWAANG KECAMATAN TENGA KABUPATEN MINAHASA SELATAN

ANALISIS PERMINTAAN PRODUK PETERNAKAN DI DESA TAWAANG KECAMATAN TENGA KABUPATEN MINAHASA SELATAN ANALISIS PERMINTAAN PRODUK PETERNAKAN DI DESA TAWAANG KECAMATAN TENGA KABUPATEN MINAHASA SELATAN Reynol Loho*, B. Rorimpandey**, M. T. Massie**, N. Santa** Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi,

Lebih terperinci

PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SAMARINDA

PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SAMARINDA EPP. Vol.5.No.2.2008:28-33 28 PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SAMARINDA (Soybean Demand at Samarinda City) Elvina Rohana dan Nella Naomi Duakaju Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman,

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA MEDAN

ANALISIS PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA MEDAN ANALISIS PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA MEDAN Dionica Putri 1), H M Mozart B Darus M.Sc 2), Dr.Ir.Tavi Supriana, MS 3) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Jl. Prof. A.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA SURAKARTA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA SURAKARTA AGRISTA : Vol. 4 No. 3 September 2016 : Hal. 94-103 ISSN 2302-1713 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA SURAKARTA Dian Dharmastuti,Suprapti Supardi, Wiwit Rahayu Program

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN DOMESTIK DAGING SAPI INDONESIA SKRIPSI ADITYA HADIWIJOYO

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN DOMESTIK DAGING SAPI INDONESIA SKRIPSI ADITYA HADIWIJOYO ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN DOMESTIK DAGING SAPI INDONESIA SKRIPSI ADITYA HADIWIJOYO PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN ADITYA HADIWIJOYO.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. disusun, ditabulasi, dianalisis, kemudian diterangkan hubungan dan dilakukan uji

METODE PENELITIAN. disusun, ditabulasi, dianalisis, kemudian diterangkan hubungan dan dilakukan uji III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif analisis, yaitu penelitian yang didasarkan pemecahan masalah-masalah aktual yang

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA Winda Ayu Wulandari *), Tavi Supriana **), dan M. Jufri **) *) Alumini Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. belum mampu memenuhi kebutuhan hidup sebagian besar petani di Indonesia. Hal

BAB III METODE PENELITIAN. belum mampu memenuhi kebutuhan hidup sebagian besar petani di Indonesia. Hal 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Indonesia merupakan negara agraris yang mana sebagian besar dari penduduknya bekerja disektor pertanian. Namun, sektor pertanian ini dinilai belum mampu

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan) Muhammad Febri Anggian Siregar, Iskandarini, Hasman Hasyim Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN 1995-2014 ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KABUPATEN KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KABUPATEN KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH KODE : Sosial Humaniora ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KABUPATEN KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH Zaenul Laily 1*, Wahyu Dyah Prastiwi 2 dan Hery Setiyawan 3 1 2 3 Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Daging Sapi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Daging Sapi V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Daging Sapi Permintaan daging sapi di D.I Yogyakarta dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pendapatan, jumlah penduduk, harga daging

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kabupaten Kota Medan. Lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kabupaten Kota Medan. Lokasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Pemilihan Daerah Sampel dan Waktu Penelitian Daerah penelitian tentang permintaan daging sapi yaitu di Kelurahan Sei Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kabupaten

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI A.

II. LANDASAN TEORI A. 7 II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Penelitian Michael (1985) yang berjudul Estimating Cross Elasticities of Demand for Beef, menggunakan variabel harga daging sapi, harga ikan, harga daging unggas,

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN JERUK PAMELO (Citrus grandis) DI KABUPATEN PATI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN JERUK PAMELO (Citrus grandis) DI KABUPATEN PATI Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (JEPA) Volume 2, Nomor 3 (2018): 179-186 ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN JERUK PAMELO (Citrus grandis)

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 ANALISIS PENAWARAN CABAI BESAR DI KABUPATEN PURWOREJO

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 ANALISIS PENAWARAN CABAI BESAR DI KABUPATEN PURWOREJO ANALISIS PENAWARAN CABAI BESAR DI KABUPATEN PURWOREJO Vica Tri Ariyani, Uswatun Hasanah, Dyah Panuntun Utami Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KABUPATEN WONOGIRI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KABUPATEN WONOGIRI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KABUPATEN WONOGIRI Eftah Putri Hapsari, Joko Sutrisno, Susi Wuri Ani Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Proyeksi adalah ilmu dan seni meramalkan kondisi di masa yang akan. ternak ayam ras petelur dalam satuan ribu ton/tahun.

III. METODE PENELITIAN. Proyeksi adalah ilmu dan seni meramalkan kondisi di masa yang akan. ternak ayam ras petelur dalam satuan ribu ton/tahun. 20 III. METODE PENELITIAN A. Batasan Operasional dan Jenis data 1. Batasan Operasional Proyeksi adalah ilmu dan seni meramalkan kondisi di masa yang akan datang berdasarkan data yang ada dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Permintaan Beras di Kabupaten Kudus. Faktor-Faktor Permintaan Beras. Analisis Permintaan Beras

BAB III METODE PENELITIAN. Permintaan Beras di Kabupaten Kudus. Faktor-Faktor Permintaan Beras. Analisis Permintaan Beras 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Permintaan Beras di Kabupaten Kudus Faktor-Faktor Permintaan Beras Harga barang itu sendiri Harga barang lain Jumlah penduduk Pendapatan penduduk Selera

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI SUMATERA UTARA ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI SUMATERA UTARA Siti Hardiyanti*), Satia Negara Lubis**), Sinar Indra Kesuma **) *) AlumniProgram Studi

Lebih terperinci

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), objek (noun) adalah hal

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), objek (noun) adalah hal III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), objek (noun) adalah hal atau perkara yang menjadi pokok pembicaraan dan dijadikan sasaran untuk diteliti.

Lebih terperinci

ANALISIS HARGA DAN ELASTISITAS PEMASARAN TELUR AYAM RAS DI KABUPATEN LANGKAT

ANALISIS HARGA DAN ELASTISITAS PEMASARAN TELUR AYAM RAS DI KABUPATEN LANGKAT ANALISIS HARGA DAN ELASTISITAS PEMASARAN TELUR AYAM RAS DI KABUPATEN LANGKAT Analysis of Price and Elasticity Marketing of Eggs in Langkat District Suci Asdiana Rezeki 1, Usman Budi 2 dan Iskandar Sembiring

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di Indonesia. Sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sumber Data Metode penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder yang berbentuk time series selama periode waktu 2005-2015 di Sumatera Barat yang diperoleh dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder 47 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2003-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Dalam Angka, Badan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN A. III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Penelitian ini menggunakan metode descriptive analitis. Metode ini berkaitan dengan pengumpulan data yang berguna untuk memberikan gambaran atau penegasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output per kapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. lapangan kerja, memeratakan pembagian pendapatan masyarakat, meningkatkan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. lapangan kerja, memeratakan pembagian pendapatan masyarakat, meningkatkan BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, memeratakan pembagian

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kontribusi Sektor Pertanian bagi PDRB di Kabupaten Simeulue Kabupaten Simeulue mempunyai sembilan sektor yang memiliki peranan besar dalam kontribusi terhadap PDRB. Indikator

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian 28 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif kuantitatif. Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk melihat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras merupakan salah satu komoditas penting dalam kehidupan sosial

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras merupakan salah satu komoditas penting dalam kehidupan sosial 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Beras sebagai komoditas pokok Beras merupakan salah satu komoditas penting dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Posisi komoditas beras bagi sebagian besar penduduk Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dibutuhkan peran pemerintah, tingkat

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dibutuhkan peran pemerintah, tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Termasuk dalam tujuan pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

DAMPAK IMPOR GULA TERHADAP HARGA GULA DOMESTIK SUMATERA UTARA

DAMPAK IMPOR GULA TERHADAP HARGA GULA DOMESTIK SUMATERA UTARA DAMPAK IMPOR GULA TERHADAP HARGA GULA DOMESTIK SUMATERA UTARA ANNISA CHAIRINA, ISKANDARINI, EMALISA Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara e-mail : annisa_ca@ymail.com Abstrak

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA Ovistevi Munthe *), Satia Negara Lubis **), Lily Fauzia **) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu (time-series data) bulanan dari periode 2004:01 2011:12 yang diperoleh dari PT.

Lebih terperinci

6 ESTIMASI SUPPLY DAN DEMAND IKAN DI KOTA AMBON

6 ESTIMASI SUPPLY DAN DEMAND IKAN DI KOTA AMBON 103 6 ESTIMASI SUPPLY DAN DEMAND IKAN DI KOTA AMBON 6.1 Pendahuluan Penyediaan pangan masih merupakan masalah penting di Indonesia. Sumber daya manusia Indonesia perlu dibangun agar tangguh dan kuat, dari

Lebih terperinci

VI. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN RUMAH TANGGA TERHADAP CABAI MERAH KERITING

VI. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN RUMAH TANGGA TERHADAP CABAI MERAH KERITING VI. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN RUMAH TANGGA TERHADAP CABAI MERAH KERITING 6.1. Model Permintaan Rumah Tangga Terhadap Cabai Merah Keriting Model permintaan rumah tangga di DKI Jakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi, BAB III 3.1. Jenis dan Sumber Data METODE PENELITIAN 3.1.1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan adalah data yang dicatat secara

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN KEDELAI DI KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH

ANALISIS PERMINTAAN KEDELAI DI KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH ANALISIS PERMINTAAN KEDELAI DI KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH DEWI SAHARA 1) DAN ENDANG S. GUNAWATI 2) 1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tenggara 2) Fakultas Ekonomi Universitas Jend.

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN KONSUMSI KEDELAI (Glycine max L.) DI INDONESIA TAHUN

ANALISIS PERAMALAN KONSUMSI KEDELAI (Glycine max L.) DI INDONESIA TAHUN AGRISE Volume XI No. Bulan Januari ISSN: - ANALISIS PERAMALAN KONSUMSI KEDELAI (Glycine max L.) DI INDONESIA TAHUN - SOYBEAN CONSUMPTION FORCASTING ANALYSIS (Glycine max L.) FOR - PERIOD Fitria Dina Riana,

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN DAN KONSUMSI PANGAN STRATEGIS DI SUMATERA UTARA ABSTRACT

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN DAN KONSUMSI PANGAN STRATEGIS DI SUMATERA UTARA ABSTRACT FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN DAN KONSUMSI PANGAN STRATEGIS DI SUMATERA UTARA Lisa Lestari 1), Dr.Ir.Satia Negara Lubis,MEc 2) dan Ir.M. Jufri MSi 3) 1) Mahasiswa Program Studi Agribisnis,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, yang bertempat di Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Dan waktu penelitian

Lebih terperinci

Proyeksi elastisitas permintaan telur ayam ras di Malang Raya

Proyeksi elastisitas permintaan telur ayam ras di Malang Raya Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (3): 81-87 ISSN : 0852-3681 E-ISSN : 2443-0765 Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/ Proyeksi elastisitas permintaan telur ayam ras di Malang Raya Nanang Febrianto

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif. Definisi dari penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang disertai oleh perbaikann sistem kelembagaan (Arsyad, 2010:11)

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang disertai oleh perbaikann sistem kelembagaan (Arsyad, 2010:11) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi pada hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat maka diperlukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data time series tahunan 2002-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung. Adapun data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memiliki arti dan kedudukan penting dalam pembangunan nasional.sektor pertanian

BAB III METODE PENELITIAN. memiliki arti dan kedudukan penting dalam pembangunan nasional.sektor pertanian 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Sektor pertanian merupakan salah satu sektor di bidang ekonomi yang memiliki arti dan kedudukan penting dalam pembangunan nasional.sektor pertanian

Lebih terperinci

B. Suryanto, B. Mulyatno, dan F. D. Indriatie Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang

B. Suryanto, B. Mulyatno, dan F. D. Indriatie Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BROILER PADA KONSUMEN RUMAH TANGGA DI KECAMATAN PAMULANG KABUPATEN TANGERANG [Some Influencing Factors of Broiler Demand on Household Consumers in Pamulang

Lebih terperinci

PERMINTAAN DAGING SAPI DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DEMAND FOR BEEF IN THE PROVINCE OF YOGYAKARTA

PERMINTAAN DAGING SAPI DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DEMAND FOR BEEF IN THE PROVINCE OF YOGYAKARTA Agros Vol.16 No., Juli 014: 44-450 ISSN 1411-017 ABSTRACT PERMINTAAN DAGING SAPI DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DEMAND FOR BEEF IN THE PROVINCE OF YOGYAKARTA Sulistiya 1 Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN TELUR AYAM RAS (Suatu Kasus di Kecamatan Seruyan Hilir Kabupaten Kuala Pembuang Kalimantan Tengah)

ANALISIS PERMINTAAN TELUR AYAM RAS (Suatu Kasus di Kecamatan Seruyan Hilir Kabupaten Kuala Pembuang Kalimantan Tengah) ANALISIS PERMINTAAN TELUR AYAM RAS (Suatu Kasus di Kecamatan Seruyan Hilir Kabupaten Kuala Pembuang Kalimantan Tengah) Oleh: TIRSA NEYATRI BANDRANG Program Studi Ekonomi Pertanian Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Volume Perdagangan Saham. Dengan populasi Indeks Harga Saham

BAB III METODE PENELITIAN. Volume Perdagangan Saham. Dengan populasi Indeks Harga Saham 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian ini difokuskan pada faktor-faktor yang diduga dapat mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan, dan faktorfaktor tersebut adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Semangka merah tanpa biji adalah salah satu buah tropik yang diproduksi dan

III. METODE PENELITIAN. Semangka merah tanpa biji adalah salah satu buah tropik yang diproduksi dan 49 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional mencakup seluruh pengertian yang digunakan untuk keperluan analisis dan menjawab tujuan yang telah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. tertinggi, standar deviasi, varian, modus, dan sebagainya.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. tertinggi, standar deviasi, varian, modus, dan sebagainya. BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif berhubungan dengan pengumpulan data yang dapat disimpulkan untuk mendapatkan gambaran mengenai data tersebut agar lebih

Lebih terperinci

Pengaruh Harga Jual dan Volume Penjualan Terhadap Pendapatan Pedagang Pengumpul Ayam Potong

Pengaruh Harga Jual dan Volume Penjualan Terhadap Pendapatan Pedagang Pengumpul Ayam Potong Pengaruh Harga Jual dan Volume Penjualan Terhadap Pendapatan Pedagang Pengumpul Ayam Potong Tanrigiling Rasyid 1, Sofyan Nurdin Kasim 1, Muh. Erik Kurniawan 2 1 Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin

Lebih terperinci

semua data, baik variabel dependen maupun variable independen tersebut dihitung

semua data, baik variabel dependen maupun variable independen tersebut dihitung BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas mengenai pengaruh pertumbuhan variabel PMTDB, pertumbuhan variabel angkatan kerja terdidik, pertumbuhan variabel pengeluaran pemerintah daerah

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN CABAI MERAH KERITING (Capsicum annum L) DI KOTA SEMARANG

ANALISIS PERMINTAAN CABAI MERAH KERITING (Capsicum annum L) DI KOTA SEMARANG Diterima : November 2016 Disetujui : Januari 2017 Dipublikasikan : April 2017 ANALISIS PERMINTAAN CABAI MERAH KERITING (Capsicum annum L) DI KOTA SEMARANG Shofiatun, Dewi Hastuti, Rossi Prabowo Fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENILITIAN. Konsumen rumahtangga adalah responden yang diwakili oleh ibu

III. METODE PENILITIAN. Konsumen rumahtangga adalah responden yang diwakili oleh ibu 41 III. METODE PENILITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsumen rumahtangga adalah responden yang diwakili oleh ibu rumahtangga sebagai pengambil keputusan untuk membeli daging sapi segar guna

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN TELUR AYAM RAS

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN TELUR AYAM RAS ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN TELUR AYAM RAS (Studi Kasus : Pasar Petisah, Kecamatan Medan Petisah) Surya A Sitorus*), Hasman Hasyim**), M. Jufri**) *) Alumni Program

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari 34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari tahun 2005-2012, yang diperoleh dari data yang dipublikasikan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN SEKTOR PERDAGANGAN DI JAWA TENGAH TAHUN SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN SEKTOR PERDAGANGAN DI JAWA TENGAH TAHUN SKRIPSI ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN SEKTOR PERDAGANGAN DI JAWA TENGAH TAHUN 1985 2005 SKRIPSI Diajukan Guna Melengkapi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Kesarjanaan Jenjang Strata

Lebih terperinci

PRAKIRAAN PRODUKSI DAN KEBUTUHAN PRODUK PANGAN TERNAK DI INDONESIA

PRAKIRAAN PRODUKSI DAN KEBUTUHAN PRODUK PANGAN TERNAK DI INDONESIA PRAKIRAAN PRODUKSI DAN KEBUTUHAN PRODUK PANGAN TERNAK DI INDONESIA Oleh : I Wayan Rusast Abstrak Pertumbuhan ekonomi telah menggeser pola konsumsi dengan penyediaan produk pangan ternak yang lebih besar.

Lebih terperinci

VII. PERMINTAAN LPG (LIQUEFIED PETROLEUM GAS) PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR

VII. PERMINTAAN LPG (LIQUEFIED PETROLEUM GAS) PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR VII. PERMINTAAN LPG (LIQUEFIED PETROLEUM GAS) PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR 7.1 Permintaan LPG Pedagang Martabak Kaki Lima di Kota Bogor Permintaan LPG pedagang

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN WONOGIRI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN WONOGIRI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Ekonomi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran bibit

III. METODE PENELITIAN. probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran bibit 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Usaha ternak ayam adalah usaha yang membudidayakan ayam ras pedaging probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. daerah yang prosfektif untuk mengetahui ketersediaan dan konsumsi pangan strategis

METODE PENELITIAN. daerah yang prosfektif untuk mengetahui ketersediaan dan konsumsi pangan strategis Metode Penentuan Daerah Penelitian METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara. Daerah penelitian ini dipilih secara sengaja dengan mempertimbangkan bahwa daerah ini merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam tulisan Anonimous (2012) dikatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia diperlukan asupan gizi yang baik.

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian Penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Utara. Penentuan daerah ini dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 3 No. 3, JUNI 2015 PROYEKSI PRODUKSI DAN KONSUMSI TELUR AYAM RAS DI PROVINSI LAMPUNG

JIIA, VOLUME 3 No. 3, JUNI 2015 PROYEKSI PRODUKSI DAN KONSUMSI TELUR AYAM RAS DI PROVINSI LAMPUNG PROYEKSI PRODUKSI DAN KONSUMSI TELUR AYAM RAS DI PROVINSI LAMPUNG (Projection of Production and Consumption of Poultry Egg in Lampung Province) Asih Mityas Lestari, Agus Hudoyo, Eka Kasymir Jurusan Agribisnis,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3. 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif deskriptif. Pendekatan kuantitatif menitikberatkan pada pembuktian hipotesis.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanasi, karena dalam penelitian ini menggunakan dua variabel. Metode eksplanasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini, maka perlu dirumuskan

Lebih terperinci

ANALISIS ELASTISITAS PENDAPATAN KONSUMEN TERHADAP PERMINTAAN TERHADAP DAGING SAPI DI KOTA MEDAN

ANALISIS ELASTISITAS PENDAPATAN KONSUMEN TERHADAP PERMINTAAN TERHADAP DAGING SAPI DI KOTA MEDAN ANALISIS ELASTISITAS PENDAPATAN KONSUMEN TERHADAP PERMINTAAN TERHADAP DAGING SAPI DI KOTA MEDAN (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Mulia, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan) JURNAL OLEH : NAZLY A. LUBIS 120304130

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar lokal dari yang terpengaruh oleh volatilitas harga di pasar dunia, dan

BAB I PENDAHULUAN. pasar lokal dari yang terpengaruh oleh volatilitas harga di pasar dunia, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pangan merupakan komoditas strategis yang sering dikaitkan dengan aspek ekonomi dan politik di Indonesia. Hal ini disebabkan karena pangan merupakan kebutuhan

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN TELUR DI KABUPATEN SLEMAN (Analysis of Egg Demand in Sleman District) ABSTRACT

ANALISIS PERMINTAAN TELUR DI KABUPATEN SLEMAN (Analysis of Egg Demand in Sleman District) ABSTRACT ANALISIS PERMINTAAN TELUR DI KABUPATEN SLEMAN (Analysis of Egg Demand in Sleman District) Ani Suryani Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung ABSTRACT The objectives of

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemotongan Sapi Impor...Disan Narundhana

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemotongan Sapi Impor...Disan Narundhana FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMOTONGAN SAPI IMPOR DI RUMAH POTONG HEWAN (RPH) PEMERINTAH KOTA BANDUNG FACTORS THAT AFFECTED SLAUGHTER CATTLE IMPORT IN SLAUGHTER HOUSE BANDUNG CITY GOVERMENT Disan Narundhana*,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Koperasi Jasa Keuangan Syariah Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data Tingkat Bagi Hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan terhadap ekonomi Indonesia dalam waktu 1996-2013, oleh karena

Lebih terperinci

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER PADA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN IDI RAYEUK KABUPATEN ACEH TIMUR

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER PADA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN IDI RAYEUK KABUPATEN ACEH TIMUR BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER PADA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN IDI RAYEUK KABUPATEN ACEH TIMUR Ahmad Ridha Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Samudra Email : achmad.ridha@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN TELUR AYAM RAS (Studi Kasus : PT. Maluo Jaya)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN TELUR AYAM RAS (Studi Kasus : PT. Maluo Jaya) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN TELUR AYAM RAS (Studi Kasus : PT. Maluo Jaya) Analysis of The Factors Affecting on Chicken Ras Demand (Case Study: PT. Maluo Jaya) Ita Kasuma Dewi, Zainal

Lebih terperinci

DAMPAK PRILAKU HARGA TERHADAP KETERSEDIAAN KEDELAI DI SAMARINDA

DAMPAK PRILAKU HARGA TERHADAP KETERSEDIAAN KEDELAI DI SAMARINDA EPP.Vol..No..005:46-50 46 DAMPAK PRILAKU HARGA TERHADAP KETERSEDIAAN KEDELAI DI SAMARINDA (The Impact of Price Behaviour to Soy Bean Commodity Stock in Samarinda) Achmad Zaini Program Studi Ekonomi Pertanian,

Lebih terperinci

Kata Kunci : Konsumsi Pangan Hewani, Almost Ideal Demand System (AIDS), Elastisitas, Konsumen Rumatangga.

Kata Kunci : Konsumsi Pangan Hewani, Almost Ideal Demand System (AIDS), Elastisitas, Konsumen Rumatangga. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI PANGAN HEWANI PADA KONSUMEN RUMAHTANGGA DI KOTA PADANG Noni Novarista, Rahmat Syahni, Jafrinur Abstract: The objectives of this research were to determine: (1)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan rentang waktu dari tahun 2001 2012. Tipe data yang digunakan adalah data runtut

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI MERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI MERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI MERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA Chairia*), Dr. Ir Salmiah, MS**), Ir. Luhut Sihombing, MP**) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakutas Pertanian Universitas Sumatera

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dalam lingkup wilayah Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menganalisis data, penulis menggunakan alat bantu komputer seperti paket

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menganalisis data, penulis menggunakan alat bantu komputer seperti paket 49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode regresi linier berganda sebagai alat analisis data. Dalam

Lebih terperinci

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Rezky Fatma Dewi Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat BAB IV HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil analisis data yang akan disajikan di bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat dan akurat dibantu dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subyek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah petani bawang merah di Desa Tirtohargo Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Petani

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SRAGEN TAHUN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SRAGEN TAHUN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SRAGEN TAHUN 1999-2013 NASKAH PUBLIKASI DiajukanuntukMemenuhiTugasdanSyarat- SyaratGunaMemperolehGelarSarjanaEkonomiJurusanIlmuEkonomiStudi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung yang terdiri dari 14 kabupaten/kota

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung yang terdiri dari 14 kabupaten/kota 41 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung yang terdiri dari 14 kabupaten/kota meliputi rumah tangga miskin yang dijadikan sampel Susenas di Provinsi Lampung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Oleh sebab itu produksi telur ayam ras diartikan sebagai proses untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Oleh sebab itu produksi telur ayam ras diartikan sebagai proses untuk 6 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Tinjauan Pustaka 1. Teori Produksi Produksi merupakan sebuah proses menghasilkan suatu barang atau jasa. Oleh sebab itu produksi telur ayam ras diartikan

Lebih terperinci