Kata Kunci : Metode Jigsaw, Finishing Bangunan, mahasiswa Arsitektur I. PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata Kunci : Metode Jigsaw, Finishing Bangunan, mahasiswa Arsitektur I. PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 PENGGUNAAN METODE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN FINISHING BANGUNAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG Wienty Triyuly Tenaga Pengajar Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Jalan Raya Palembang Prabumulih Km. 32 Inderalaya, OI, bunda_wienty@yahoo.com ABSTRAK Teknologi Bangunan adalah salah satu mata kuliah pada Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Sriwijaya yang membahas mengenai teknologi dan bahan bangunan yang dapat menunjang bangunan berfungsi secara maksimal. Proses belajar mengajar mengalami permasalahan karena media pembelajaran yang kurang memadai dan bahan kuliah yang belum sempurna sehingga pesan yang disampaikan oleh dosen tidak sampai kepada mahasiswa secara maksimal. Permasalahan ini kemudian dicoba untuk diatasi dengan melakukan perubahan cara penyampaian materi dengan menggunakan metode Jigsaw yang merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat mengaktifkan mahasiswa secara individu maupun kelompok dengan sistem pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning). Metode Jigsaw berorientasi terhadap mahasiswa dengan memperhatikan dan mengaktifkan skemata atau latar belakang pengalaman mahasiswa sehingga mahasiswa dapat bekerja sama untuk mengolah informasi dan meningkatkan ketrampilan berkomunikasi. Tahapan pelaksanaan Metode Jigsaw yang dilakukan terhadap mahasiswa Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Sriwijaya semester genap adalah (1) Pembagian bahan kuliah menjadi 4 topik utama (teknologi finishing dinding, lantai, plafon dan atap), (2) Penjelasan dan kegiatan brainstorming mengenai topik utama untuk mengaktifkan skemata mahasiswa, (3) Pembagian mahasiswa dalam 4 kelompok dan memberikan tugas satu topik utama kepada setiap kelompok mahasiswa, (4) Mahasiswa dalam setiap kelompok mengerjakan topik utama secara bersama dalam satu kelompok, (5) Pembagian topik utama menjadi sub-sub topik untuk masing-masing mahasiswa dalam satu kelompok dengan sub topik yang berbeda antara mahasiswa yang satu dengan mahasiswa yang lain, (6) Setiap mahasiswa melakukan presentasi dalam kelompoknya, kemudian mahasiswa dalam setiap kelompok melakukan pembahasan dan menarik kesimpulan mengenai topik bahasannya, (7) Pembentukan kelompok baru dengan menggabungkan satu kelompok kecil dengan kelompok kecil lainnya sehingga terbentuk kelompok baru. Mahasiswa kemudian melakukan presentasi mengenai hasil pembahasan kelompoknya selama 10 menit sehingga mahasiswa bisa saling melengkapi dan

2 berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, (8) Mahasiswa melakukan pembahasan 4 topik dalam kelompok barunya dan membuat suatu kesimpulan mengenai topik secara keseluruhan, (9) Kemudian setiap kelompok mahasiswa melakukan presentasi hasil pembahasannya di depan kelas dan dilanjutkan dengan tanya jawab. (10) Pada saat proses berlangsung, dosen dan tim mengamati dengan menggunakan lembar observasi dan dibantu dengan media dan alat lainnya, (11) Pada bagian akhir, dosen memberikan pemantapan dan evaluasi berupa kuis dan tugas sesuai dengan topik materi yang dibahas. Metode Jigsaw ini membutuhkan waktu yang cukup lama terutama untuk persiapan, pencarian data dan presentasi mahasiswa, sehingga kegiatan ini membutuhkan kerjasama antara dosen dan mahasiswa. Penerapan metode Jigsaw pada pemberian pokok bahasan teknologi finishing dinding, lantai, plafon dan atap dapat meningkatkan ketertarikan dan keingintahuan mahasiswa terhadap finishing dinding, lantai, plafon dan atap sehingga terjadi peningkatan penilaian dan kemampuan teknologi finishing bangunan bagi mahasiswa Teknik Arsitektur Universitas Sriwijaya. Kata Kunci : Metode Jigsaw, Finishing Bangunan, mahasiswa Arsitektur I. PENDAHULUAN Teknologi Bangunan merupakan salah satu dasar mata kuliah yang diajarkan pada Program Studi Teknik Arsitektur dan termasuk dalam mata kuliah keahlian berkarya (MKKB) pada semester 2 dengan bobot 3 SKS. Teknologi Bangunan membahas mengenai teknologi dan bahan bangunan yang dapat menunjang bangunan berfungsi secara maksimal. Pelaksanaan perkuliahan dilakukan dengan metode ceramah dan tanya jawab kemudian dilanjutkan dengan penugasan dalam bentuk tugas kecil dan tugas besar dalam satu semester. Pada setiap akhir semester, mahasiswa Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Sriwijaya mengalami kesulitan memahami dan menerapkan teknologi pada rancangan bangunannya sehingga bangunan yang direncanakan oleh mahasiswa menggunakan bahan bangunan konvensional dan kurang memperhatikan kemajuan teknologi. Untuk mengatasi kesulitan ini maka dilakukan refleksi dengan mengidentifikasi permasalahan yang ada pada mahasiswa sehingga ditemukan suatu permasalahan yang berasal dari proses belajar mengajar antara dosen dan mahasiswa. Pesan yang disampaikan oleh dosen tidak sampai kepada mahasiswa karena media pembelajaran yang kurang memadai dan bahan kuliah yang belum sempurna. Mahasiswa mengalami kesulitan melakukan penerapan teknologi bangunan dalam suatu perencanaan dan perancangan

3 bangunan secara menyeluruh, terutama mengenai teknologi finishing bangunan yang mencakup finishing dinding, lantai, plafon dan atap. Permasalahan ini kemudian dicoba untuk diatasi dengan melakukan perubahan cara penyampaian materi dengan menggunakan metode Jigsaw yang merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat mengaktifkan mahasiswa secara individu maupun kelompok dengan sistem pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning). Metode Jigsaw menekankan pembelajaran dalam kelompok kecil sehingga mahasiswa dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan kelompok secara optimal. Strategi pembelajaran Metode Jigsaw menuntut mahasiswa melakukan tanggungjawab individu sekaligus kelompok sehingga pada diri mahasiswa tumbuh dan berkembang sikap dan perilaku saling ketergantungan secara positif. Metode Jigsaw memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memaksimalkan kemampuan mahasiswa dan belajar bersama satu sama lain. Berdasarkan kondisi diatas, maka dibutuhkan suatu kajian yang menganalisa pelaksanaan tindakan kelas dengan penerapan Model Jigsaw pada proses belajar mengajar teknologi finishing bangunan mata kuliah Teknologi Bangunan terhadap mahasiswa Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Sriwijaya. II. TINJAUAN PUSTAKA Proses pembelajaran mengalami perkembangan dari yang bersifat behavioristik menjadi konstruktivisme, dari yang bersifat teacher centered ke student centered. Dalam proses yang berpusat pada dosen (teacher centered), dosen memberikan perkuliahan yang sifatnya text book kepada mahasiswa sehingga mahasiswa hanya menerima apa yang disampaikan oleh dosen sehingga dalam proses ini, dosen yang bersifat aktif sedangkan mahasiswa bersifat pasif. Sedangkan dalam proses pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student centered), dosen tidak hanya memberikan perkuliahan yang sifatnya textbook kepada mahasiswa, melainkan mahasiswa harus mampu membangun pengetahuan dalam alam pikiran mahasiswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat mengaktifkan mahasiswa secara individu maupun kelompok adalah model pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning). Pembelajaran Koopertif merupakan model pembelajaran yang bertolak dari sifat dasar manusia dan diarahkan pada pengembangan kemampuan mahasiswa dalam realisasi sifat dasar tersebut (Syaodih, 2004; 238). Metode pembelajaran Kooperatif berbeda dengan metode diskusi yang biasanya dilaksanakan di kelas, karena didalam pembelajaran Kooperatif menekankan pembelajaran dalam kelompok kecil sehingga mahasiswa dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan kelompok secara optimal. Strategi pembelajaran Kooperatif melakukan tanggungjawab individu sekaligus kelompok sehingga pada diri mahasiswa tumbuh dan berkembang sikap dan perilaku

4 saling ketergantungan secara positif. Pembelajaran Kooperatif memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memaksimalkan kemampuan mahasiswa dan belajar bersama satu sama lain. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) yang dirancang dengan baik menekankan bahwa mahasiswa yang terlibat secara aktif akan mengkonstruksi pengetahuannya dan pada waktu yang bersamaan akan memberikan semangat pada temannya untuk mencapai tujuan. Pembelajaran Kooperatif memiliki 5 unsur yang harus diterapkan (Lie, 2003; 30) yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota dan evaluasi proses kelompok. Unsur dalam pembelajaran kooperatif akan membentuk 14 macam teknik pembelajaran yang termasuk dalam Cooperative Learning (Lie, 2003; 53-72), yaitu : Mencari Pasangan (Make a Match), Bertukar Pasangan, Berpikir-Berpasangan Berempat (Think-Pair-Share), Berkirim Salam dan Soal, Kepala Bernomor (Numbered Head), Kepala Bernomor Terstruktur, Dua Tinggal Dua (Two-Stay-Two-Stray), Keliling Kelompok, Kancing Gemerincing, Keliling Kelas, Lingkaran Kecil Lingkaran Besar (Inside Outside Circle), Tari Bambu, Jigsaw, Bercerita Berpasangan (Paired Storytelling) Teknik yang menggabungkan antara kegiatan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara adalah teknik Jigsaw yang dikembangkan oleh Aronson et al. Teknik Jigsaw memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman mahasiswa kemudian membantu mahasiswa mengaktifkan skemata tersebut sehingga mata kuliah menjadi lebih bermakna, mahasiswa bekerja dengan sesama mahasiswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan ketrampilan berkomunikasi. Prosedur pelaksanaan teknik Jigsaw adalah : a. Dosen membagi bahan kuliah menjadi beberapa topik b. Dosen memberikan pengenalan beberapa topik yang akan dibahas. Dosen menulis topik di papan tulis dan menanyakan apa yang mahasiswa ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan brainstorming bertujuan mengaktifkan skemata mahasiswa agar lebih siap menghadapi topik baru. c. Dosen membagi mahasiswa dalam kelompok dan memberikan tugas satu topik kepada semua kelompok d. Bagian pertama bahan topik diberikan kepada mahasiswa kelompok pertama, sedangkan mahasiswa kelompok kedua mendapat bagian kedua bahan topik e. Mahasiswa disuruh membaca atau mengerjakan bagian mereka masing-masing f. Setelah selesai, satu mahasiswa dari kelompok satu bergabung dengan satu mahasiswa dari kelompok lain sehingga terbentuk kelompok baru. g. Mahasiswa saling berbagi mengenai bagian yang dibaca/dikerjakan masing-masing sehingga mahasiswa saling melengkapi dan berinteraksi antara satu dengan lainnya.

5 h. Pada saat proses berlangsung, dosen dan tim mengamati dengan menggunakan lembar observasi dan dibantu dengan media dan alat lainnya i. Dosen memberikan kuis dan tugas sesuai dengan topik materi yang dibahas j. Pada bagian akhir, dosen memberikan pemantapan dan evaluasi. III. METODOLOGI Kegiatan ini merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan pemahaman penerapan teknologi finishing bangunan pada perencanaan dan perancangan bangunan bagi mahasiswa Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Sriwijaya. Kegiatan ini merupakan bagian dari penelitian tindakan kelas (action research) sehingga penelitian ini menggunakan prinsip-prinsip dasar penelitian tindakan kelas. Kegiatan tindakan kelas ini dimulai dengan perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi (perenungan, pemikiran dan evaluasi) dan dilakukan secara berulang-ulang sampai dengan tujuan kegiatan tercapai. Prosedur pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui tahapan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi, tahap analisis dan refleksi. 1) Tahap Perencanaan Tindakan a) Mengidentifikasi dan merumuskan permasalahan yang terjadi b) Melakukan kajian pustaka untuk pemberian materi kegiatan c) Melakukan penetapan tujuan dan indikator keberhasilan tindakan d) Menetapkan rumusan hipotesis tindakan e) Mempersiapkan pelaksanaan tindakan 2) Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi a) Evaluasi awal kepada mahasiswa b) Kegiatan brainstorming mengenai topik utama c) Pembagian kelompok mahasiswa d) Pengerjaan dan presentasi tugas mahasiswa dalam kelompok e) Pembentukkan kelompok baru dan presentasi hasil pembahasan sebelumnya f) Pembahasan topik dalam kelompok dan membuat kesimpulan keseluruhan. g) Presentasi kelompok dan tanya jawab. h) Penerapan hasil kesimpulan mengenai teknologi finishing bangunan dengan studii kasus yang sama dengan evaluasi awal. Pada saat proses berlangsung, dosen dan tim mengamati dengan menggunakan lembar observasi dan dibantu dengan media dan alat lain. 3) Tahap Analisis dan Refleksi Tahap ini dilakukan untuk mengamati proses tindakan kelas secara menyeluruh sehingga akan menghasilkan suatu analisis pelaksanaan tindakan.

6 Analisa data menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif sehingga data yang didapat pada saat pelaksanaan akan menghasilkan suatu gambaran perkembangan atau proses pemberian materi mengenai teknologi finishing bangunan yang diperoleh oleh mahasiswa. Identifikasi dan Perumusan Masalah Tujuan/ Indikator Keberhasilan Hipotesis Tindakan Kajian Teori Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Persiapan Tindakan Analsisi Data Tidak Berhasil Stop pemantapan Gambar 1. Kerangka Berpikir KEGIATAN DOSEN LANGKAH KEGIATAN MAHASISWA Siapkan Bahan mengenai Teknologi Finishing Bangunan Bentuk Kelompok Bimbing Kelompok Kelompok Mahasiswa berdasarkan Tugas Kajian Bahan Bimbing Diskusi Kelompok Mahasiswa KAJIAN BAHAN DISKUSI KELOMPOK Duduk dalam Kelompok Menerima Pembagian Kelompok Memikirkan Tugas Mengerjakan Tugas Sendiri Keluar dari Kelompok Bergabung dengan Kelompok Lain Berdiskusi dalam Kelompok Baru Siapkan dan Beri Tugas Siapkan dan Beri Kuis TUGAS DAN KUIS Mengerjakan Tugas Mengerjakan Kuis Berikan Pemantapan PEMANTAPAN Mendengar, Menanggapi, Bertanya Gambar 2. Model Jigsaw yang Digunakan

7 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Mata kuliah Teknologi Bangunan diberikan kepada mahasiswa semester genap tahun akademik berjumlah 47 orang di lokasi ruang kuliah Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya selama 16 kali pertemuan. Mata kuliah Teknologi Bangunan mencakup materi mengenai teknologi kayu, teknologi beton, teknologi baja dan teknologi finishing bangunan. Materi teknologi finishing bangunan diberikan selama 6 kali pertemuan dengan tahapan pelaksana terbagi menjadi : a. Persiapan : Identifikasi dan perumusan masalah, kajian pustaka, menetapkan tujuan dan indikator keberhasilan tindakan, menetapkan rumusan hipotesis tindakan b. Pertemuan 1 : Evaluasi awal mengenai penggunaan teknologi finishing bangunan kepada mahasiswa c. Pertemuan 2 : Kegiatan brainstorming mengenai topik utama, dilanjutkan dengan pembagian kelompok untuk mengerjakan tugas kelompok dan individu d. Pertemuan 3 : Presentasi tugas mahasiswa dalam kelompok, dilanjutkan dengan pembentukan kelompok baru e. Pertemuan 4 : Presentasi pembahasan sebelumnya dalam kelompok baru, dilanjutkan pembahasan topik dalam kelompok dan membuat kesimpulan secara keseluruhan f. Pertemuan 5 : Presentasi kelompok dan tanya jawab di depan kelas secara keseluruhan. g. Pertemuan 6 : Evaluasi akhir berupa penerapan hasil kesimpulan mengenai teknologi finishing bangunan dengan studi kasus yang sama dengan evaluasi awal dan dilanjutkan dengan pemberian kuis mengenai pembahasan teknologi finishing bangunan. 4.2 Tahapan Pelaksanaan Tindakan 1. Tahap Perencanaan Tindakan a) Identifikasi dan perumusan masalah Permasalahan proses belajar mengajar terjadi disebabkan karena mahasiswa hanya menerima apa yang disampaikan oleh dosen dan berpusat pada dosen (teacher centered) sehingga dibutuhkan suatu proses pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student centered). Pada proses pembelajaran student centered, mahasiswa harus mampu membangun pengetahuan dalam alam pikiran mahasiswa secara individu dan kelompok sehingga berdasarkan kondisi diatas maka dapat rumusan masalah kegiatan ini adalah: 1) Bagaimana keaktifan mahasiswa bekerja dalam kelompok dan berdiskusi 2) Bagaimana keaktifan mahasiswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan

8 3) Bagaimana kemampuan mahasiswa untuk menjelaskan materi, mengerjakan tugas dan memecahkan masalah perencanaan dengan baik dan sistematis b) Melakukan kajian pustaka untuk pemberian materi kegiatan Kegiatan ini bertujuan untuk memperbaharui materi ajar dan disesuaikan dengan teknologi finishing bangunan yang sedang berkembang pada saat ini. Kajian pustaka dilakukan melalui buku literatur dan brosur teknologi finishing bangunan (survey dan internet). Kajian pustaka dibagi menjadi 4 topik utama teknologi finishing bangunan yaitu finishing dinding, lantai, plafon dan atap. c) Melakukan penetapan tujuan dan indikator keberhasilan tindakan Tujuan kegiatan ini adalah adanya peningkatan prosentase keaktifan mahasiswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan, keaktifan mahasiswa bekerja dalam kelompok dan berdiskusi serta peningkatan kemampuan mahasiswa untuk menjelaskan materi, mengerjakan tugas dan memecahkan masalah perencanaan dengan baik dan sistematis. Indikator keberhasilan kegiatan ini adalah 70%. d) Menetapkan rumusan hipotesis tindakan Hipotesis tindakan didasarkan pada identifikasi dan perumusan masalah serta tujuan dan indikator keberhasilan. Rumusan hipotesis tindakan adalah: 1) Jika dosen membagi mahasiswa dalam kelompok dan memberi tugas kepada semua kelompok, maka mahasiswa akan bekerja dalam kelompok dan mahasiswa akan memikirkan tugas tersebut dengan baik 2) Jika dosen memberi tugas mahasiswa untuk menjelaskan hasil pemikiran dengan kelompok lain maka mahasiswa dapat menjelaskan mengenai teknologi finishing bangunan dengan baik dan sistematis 3) Jika dosen memberikan pertanyaan yang jelas dalam kelompok tersebut maka makin banyak respon mahasiswa masing-masing anggota kelompok 4) Jika dosen memberikan waktu yang banyak maka respon mahasiswa akan semakin banyak dan mahasiswa akan lebih aktif 5) Jika mahasiswa lebih aktif maka mahasiswa dapat menjawab pertanyaanpertanyaan mengenai teknologi finishing bangunan dengan benar 6) Jika mahasiswa dapat menjawab pertanyaan dengan benar maka mahasiswa memahami teknologi finishing bangunan 7) Jika mahasiswa memahami kemajuan teknologi finishing bangunan maka mahasiswa dapat menggunakan teknologi finishing bangunan.

9 e) Mempersiapkan pelaksanaan tindakan Kegiatan tahap ini adalah membuat persiapan sarana pembelajaran dan instrument lembar observasi dan desain lembar evaluasi. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi a) Evaluasi awal kepada mahasiswa Dosen memberikan evaluasi awal mengenai penggunaan teknologi finishing bangunan dengan memberikan satu desain bangunan kepada masing-masing mahasiswa (desain bangunan hotel, mal, apartemen dan kantor). Mahasiswa merencanakan penggunaan teknologi finishing bangunan untuk desain bangunannya berdasarkan latar belakang pengalaman mahasiswa. b) Kegiatan brainstorming mengenai topik utama Dosen melakukan kegiatan brainstorming untuk mengaktifkan skemata mahasiswa dengan memberikan penjelasan mengenai topik utama (teknologi finishing dinding, lantai, plafon dan atap. c) Pembagian kelompok mahasiswa Dosen membagi mahasiswa dalam 4 kelompok dan memberikan tugas satu topik utama kepada setiap kelompok mahasiswa Mahasiswa yang mengikuti mata kuliah ini sejumlah 47 orang sehingga jumlah mahasiswa dalam setiap kelompok hampir sama, hanya ada 1 kelompok yang hanya terdiri 11 orang yaitu kelompok 2 yang membahas mengenai Teknologi Finishing Plafon dengan mempertimbangkan tingkat cakupan materi topik. d) Pengerjaan dan presentasi tugas mahasiswa dalam kelompok Tahapan pengerjaan tugas mahasiswa dalam kelompok terbagi menjadi 2 tahapan pengerjaan yaitu : 1) Tahapan pengerjaan tugas bersama Mahasiswa dalam setiap kelompok mengerjakan topik utama secara bersama dalam satu kelompok 2) Tahapan pengerjaan tugas individu Mahasiswa dengan persetujuan dosen melakukan pembagian topik utama menjadi sub topik untuk masing-masing mahasiswa dalam satu kelompok. Setiap mahasiswa melakukan presentasi dalam kelompoknya selama 5 menit mengenai sub topik bahasan masing-masing mahasiswa, kemudian

10 mahasiswa dalam setiap kelompok melakukan pembahasan dan menarik kesimpulan mengenai topik bahasannya Tabel 1. Pembagian Sub Topik dalam Kelompok Mahasiswa Kelompok Topik Utama Sub Topik Kelompok Topik Utama Sub Topik Kelompok 1 Teknologi Finishing Dinding Kelompok 2 Teknologi Finishing Lantai Mahasiswa 1 TSKD 1 Kelompok 3 Teknologi TSKP 1 Mahasiswa 1 Teknologi Teknologi Struktur Mahasiswa 2 Struktur TSKD 2 Finishing Mahasiswa 2 Konstruksi TSKP 2 Mahasiswa 3 Konstruksi TSKD 3 Dinding Mahasiswa 3 Plafon TSKP 3 Mahasiswa 4 Dinding TSKD 4 Mahasiswa 4 (TSKP) TSKP 4 Mahasiswa 5 (TSKD) TSKD 5 Mahasiswa 5 TSKP 5 Mahasiswa 6 TSKD 6 Mahasiswa 6 TSKP 6 Mahasiswa 7 TBD 1 Mahasiswa 7 Teknologi TBP 1 Mahasiswa 8 Teknologi TBD 2 Mahasiswa 8 Bahan TBP 2 Mahasiswa 9 Bahan TBD 3 Mahasiswa 9 Plafon TBP 3 Mahasiswa 10 Dinding TBD 4 Mahasiswa 10 (TBP) TBP 4 Mahasiswa 11 (TBD) TBD 5 Mahasiswa 11 TBP 5 Mahasiswa 12 TBD 6 Kelompok 4 Mahasiswa 1 Teknologi TKSA 1 Mahasiswa 1 TSKL 1 Teknologi Mahasiswa 2 Struktur TKSA 2 Mahasiswa 2 Teknologi TSKL 2 Finishing Mahasiswa 3 Konstruksi TKSA 3 Struktur Mahasiswa 3 TSKL 3 Atap Mahasiswa 4 Atap TKSA 4 Konstruksi Mahasiswa 4 TSKL 4 Mahasiswa 5 (TSKA) TKSA 5 Lantai Mahasiswa 5 (TSKL) TSKL 5 Mahasiswa 6 TKSA 6 Mahasiswa 6 TSKL 6 Mahasiswa 7 Teknologi TBA 1 Mahasiswa 7 TBL 1 Mahasiswa 8 Bahan TBA 2 Mahasiswa 8 Teknologi TBL 2 Mahasiswa 9 Atap TBA 3 Mahasiswa 9 Bahan TBL 3 Mahasiswa 10 (TBA) TBA 4 Mahasiswa 10 Lantai TBL 4 Mahasiswa 11 TBA 5 Mahasiswa 11 (TBL) TBL 5 Mahasiswa 12 TBA 6 Mahasiswa 12 TBL 6 e) Pembentukkan kelompok baru dan presentasi hasil pembahasan sebelumnya Dosen membuat kelompok baru yang terdiri atas satu kelompok kecil mahasiswa yang bergabung dengan kelompok kecil mahasiswa yang lain Tabel 2. Pembagian Kelompok Baru Kelompok Anggota Kelompok Anggota Kelompok Anggota TSKD 1 TSKD 3 TSKD 5 TSKD 2 TSKD 4 TSKD 6 TBD 1 TBD 3 TBD 5 TBD 2 TBD 4 TBD 6 TSKL 1 TSKL 3 TSKL 5 TSKL 2 TSKL 4 TSKL 6 Kelompok A TBL 1 TBL 3 TBL 5 TBL 2 Kelompok B TBL 4 Kelompok C TBL 6 TSKP 1 TSKP 3 TSKP 5 TSKP 2 TSKP 4 TSKP 6 TBP 1 TBP 3 TBP 5 TBP 2 TBP 4 TKSA 5 TKSA 1 TKSA 3 TKSA 6 TKSA 2 TKSA 4 TBA 5 TBA 1 TBA 3 TBA 6 f) Pembahasan topik dalam kelompok dan membuat kesimpulan keseluruhan. Mahasiswa melakukan presentasi mengenai hasil pembahasan kelompoknya selama 10 menit sehingga mahasiswa bisa saling berinteraksi. Mahasiswa kemudian melakukan pembahasan 4 topik dalam kelompok barunya dan membuat suatu kesimpulan mengenai topik secara keseluruhan

11 g) Presentasi kelompok dan tanya jawab Setiap kelompok mahasiswa melakukan presentasi hasil pembahasannya di depan kelas dan dilanjutkan dengan tanya jawab h) Penerapan hasil kesimpulan mengenai teknologi finishing bangunan dengan studi kasus yang sama dengan evaluasi awal. Mahasiswa menerapkan hasil kesimpulan teknologi finishing bangunan yang didapatkan dalam studi kasus perencanaan dan perancangan bangunan yang telah diberikan pada evaluasi awal. Pada saat kegiatan, dosen dan tim mengamati menggunakan lembar observasi dan dibantu dengan media dan alat lain. Kegiatan observasi bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian tindakan (kesuaian tindakan dengan rencana dan dampak tambahan atau lanjutan setelah tindakan dilaksanakan). 3. Tahap Analisis dan Refleksi Tahap ini merupakan tahapan pengamatan terhadap proses tindakan kelas secara menyeluruh sehingga akan menghasilkan suatu analisis terhadap pelaksanaan tindakan. Analisis mencakup tingkatan pencapaian tujuan dan indikator keberhasilan dengan menggunakan penilaian terhadap hipotesis tindakan. 4.3 Tahapan Penilaian Tindakan Penilaian tindakan dilakukan melalui 3 tahapan penilaian, yaitu : a. Tahap Pertama Penilaian tahap pertama berupa evaluasi terhadap penggunaan teknologi finishing bangunan pada desain bangunan (hotel, mal, apartemen atau kantor). Penilaian dilakukan dengan menggunakan dua media yaitu media gambar-tulisan dan media presentasi- diskusi. Penilaian tahap pertama ini merupakan dasar acuan penilaian pencapaian tujuan kegiatan dan indikator keberhasilan kegiatan (baseline). Tabel 3. Hasil Pengamatan Tahap Pertama Indikator Keberhasilan Prosentase Keaktifan mahasiswa bekerja dalam kelompok 25,5 Keaktifan mahasiswa dalam berdiskusi 12,8 Keaktifan mahasiswa untuk bertanya 10,6 Mahasiswa dapat menjawab pertanyaan 12,8 Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai materi dengan baik dan sistematis 12,8 Mahasiswa dapat mengerjakan tugas dengan baik dan sistematis 21,3 Mahasiswa dapat memecahkan masalah perencanaan 14,9 Persentase nilai mahasiswa >70 24,5

12 Tabel 4. Hasil Penilaian Tahap Pertama Variabel Nilai Nilai Variabel Jml % Jml % Dinding < ,89 Plafon < , , , , , , ,40 Lantai < ,77 Atap < , , , , , , ,28 b. Tahap Kedua Penilaian tahap kedua berupa evaluasi terhadap kegiatan brainstorming untuk mengaktifkan skemata mahasiswa dengan memberikan penjelasan mengenai topik utama (teknologi finishing dinding, lantai, plafon dan atap). Kegiatan penilaian dilakukan dengan variabel penilaian tahap pertama. pemberian kuis soal dengan variabel penilaian sama dengan Tabel 5. Hasil Pengamatan Tahap Kedua Indikator Keberhasilan Prosentase Keaktifan mahasiswa bekerja dalam kelompok 31,9 Keaktifan mahasiswa dalam berdiskusi 31,9 Keaktifan mahasiswa untuk bertanya 38,3 Mahasiswa dapat menjawab pertanyaan 31,9 Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai materi dengan baik dan sistematis 42,6 Mahasiswa dapat mengerjakan tugas dengan baik dan sistematis 34,0 Mahasiswa dapat memecahkan masalah perencanaan 25,5 Persentase nilai mahasiswa >70 51,6 Tabel 6. Hasil Penilaian Tahap Kedua Variabel Nilai Nilai Variabel Jml % Jml % < 46 3,00 6,38 < 46 5,00 10, ,00 21, ,00 14,89 Dinding ,00 23, ,00 17,02 Plafon ,00 40, ,00 34, ,00 8, ,00 21, ,00 2,13 < 46 4,00 8,51 < 46 2,00 4, ,00 23, ,00 12,77 Lantai ,00 21, ,00 29,79 Atap ,00 31, ,00 38, ,00 12, ,00 8, ,00 2, ,00 6,38 c. Tahap Ketiga Penilaian tahap ketiga berupa evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan kegiatan kelompok. Kegiatan penilaian dilakukan dengan pemberiaan tugas perencanaan penggunaan teknologi finishing bangunan pada satu desain bangunan dengan desain bangunan yang sama dengan evaluasi tahap pertama, kemudian dilanjutkan dengan pemberian kuis soal dengan variabel penilaian sama dengan variabel penilaian tahap pertama dan tahap kedua.

13 Tabel 7. Hasil Pengamatan Tahap Ketiga Indikator Keberhasilan Prosentase Keaktifan mahasiswa bekerja dalam kelompok 85,1 Keaktifan mahasiswa dalam berdiskusi 80,9 Keaktifan mahasiswa untuk bertanya 59,6 Mahasiswa dapat menjawab pertanyaan 78,7 Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai materi dengan baik dan sistematis 76,6 Mahasiswa dapat mengerjakan tugas dengan baik dan sistematis 68,1 Mahasiswa dapat memecahkan masalah perencanaan 72,3 Persentase nilai mahasiswa >70 73,9 Tabel 8. Hasil Penilaian Tahap Ketiga Variabel Nilai Nilai Variabel Jml % Jml % ,00 10, ,00 10, ,00 19, ,00 14,89 Dinding ,00 34,04 Plafon ,00 27, ,00 25, ,00 38, ,00 10, ,00 8, ,00 6, ,00 8, ,00 14, ,00 19,15 Lantai ,00 29,79 Atap ,00 31, ,00 31, ,00 23, ,00 17, ,00 17,02 V. KESIMPULAN Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar mahasiswa pada mata kuliah Teknologi Bangunan merupakan kegiatan yang berdasarkan pada teori dan praktek penerapan penggunaan teknologi finishing bangunan pada desain bangunan. Penggunaan metode Jigsaw pada kegiatan belajar mengajar dilaksanakan 3 tahap dan menghasilkan suatu peningkatan penilaian dan pemahaman mahasiswa Program Studi Teknik Arsitektur yang ditunjukkan dengan peningkatan nilai prosentase indikator keberhasilan. Tabel 9. Peningkatan Nilai Indikator Keberhasilan Indikator Keberhasilan Penilaian Tahap Keaktifan mahasiswa bekerja dalam kelompok 25,5 31,9 85,1 Keaktifan mahasiswa dalam berdiskusi 12,8 31,9 80,9 Keaktifan mahasiswa untuk bertanya 10,6 38,3 59,6 Mahasiswa dapat menjawab pertanyaan 12,8 31,9 78,7 Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai materi dengan baik dan sistematis 12,8 42,6 76,6 Mahasiswa dapat mengerjakan tugas dengan baik dan sistematis 21,3 34,0 68,1 Mahasiswa dapat memecahkan masalah perencanaan 14,9 25,5 72,3 Persentase nilai mahasiswa >70 24,5 51,6 73,9 Materi yang diberikan oleh dosen dapat lebih dimengerti dan dipahami oleh mahasiswa karena mahasiswa dituntut untuk dapat mengembangkan kemampuannya secara individu dan kelompok sehingga mahasiswa memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan keaktifan dan kemampuannya. Proses pembelajaran dengan

14 menggunakan metode Jigsaw ini memiliki pengaruh terhadap peningkatan prosentase keaktifan mahasiswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan, keaktifan mahasiswa bekerja dalam kelompok dan berdiskusi serta peningkatan kemampuan mahasiswa untuk menjelaskan materi, mengerjakan tugas dan memecahkan masalah perencanaan dengan Indikator keberhasilan kegiatan ini lebih dari 70%. DAFTAR PUSTAKA Lie, Anita. (2003). Cooperative Learning (Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang- Ruang Kelas). Jakarta. Grasindo, Penerbit Gramedia Syaodih, Nana (2004). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung. Kusuma Karya Bandung

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan, sebab siswa melakukan kegiatan belajar karena guru

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan, sebab siswa melakukan kegiatan belajar karena guru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), memang merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan, sebab siswa melakukan kegiatan belajar karena guru mengajar, atau guru

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia selalu mendapat prioritas utama dalam

Lebih terperinci

MEIDITA CAHYANINGTYAS K

MEIDITA CAHYANINGTYAS K PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 MEIDITA CAHYANINGTYAS

Lebih terperinci

ISU ISU PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PEMEBELAJARAN KOOPERATIF. Rohana STKIP PGRI Bandar Lampung ABSTRACT

ISU ISU PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PEMEBELAJARAN KOOPERATIF. Rohana STKIP PGRI Bandar Lampung ABSTRACT Rohana STKIP PGRI Bandar Lampung ABSTRACT In reality, especially in the subjects of Indonesian, learning activities are still carried out in the classical style. Learning is more emphasis on models that

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

Lebih terperinci

Jln. Kalimantan 37, Jember

Jln. Kalimantan 37, Jember Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Teknik Make a match (Mencari Pasangan) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Bangun Ruang Siswa Kelas V SDN Tegal Rejo 1 Mayang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam ilmu pengetahuan sebagai penggerak utama perubahan menuntut pendidikan untuk terus maju melakukan adaptasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

Dwi Oktaviani Wulandari, 2014

Dwi Oktaviani Wulandari, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan alat komunikasi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa, seorang dapat menyampaikan

Lebih terperinci

di susun dari berbagai sumber oleh

di susun dari berbagai sumber oleh di susun dari berbagai sumber oleh Model pembelajaran kerangka konseptual dan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu. serta berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan penelitian pendahuluan melalui wawancara dengan salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan penelitian pendahuluan melalui wawancara dengan salah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan penelitian pendahuluan melalui wawancara dengan salah seorang guru mata pelajaran PKn kelas VIII dan hasil observasi, ditemukan bahwa : 1. Pada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Makna Belajar Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang hayat, artinya belajar adalah proses yang terus-menerus, yang tidak pernah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Dasar Negeri 08 Salatiga. Subyek yang menjadi fokus penelitian adalah siswa kelas 2

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MASRI MANSYUR Guru SMP Negeri YASFII Dumai masrimansyur449@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan penentu kemajuan bangsa. Kemajuan kehidupan suatu bangsa sangat tergantung pada keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada masa Golden Age (keemasan), sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada masa Golden Age (keemasan), sesuai dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini berada pada masa Golden Age (keemasan), sesuai dengan pendapat Froebel (M. Solehuddin, 2000:33) bahwa Masa anak-anak merupakan fase yang sangat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Siklus 1 Dalam Siklus 1 terdapat 3 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut: a. Perencanaan (Planning) Pada siklus

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS)

PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) Tadjuddin * Abstrak: Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN. Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 2016 ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kajian Teori. 1. Sejarah. Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, sejarah dapat diartikan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kajian Teori. 1. Sejarah. Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, sejarah dapat diartikan BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Sejarah Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, sejarah dapat diartikan sebagai silsilah, asal-usul (keturunan), atau kejadian yang terjadi pada masa lampau. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dengan adanya pendidikan akan membentuk sikap, watak, karakter, kepribadian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai kebersamaan ( commonnees). 1

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai kebersamaan ( commonnees). 1 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Kemampuan Komunikasi Matematika a. Pengertian Menurut Eduard Depari, komunikasi merupakan proses penyampaian gagasan, harapan, pesan yang disampaikan melalui

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang mempengaruhi siswa dalam mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Pacitan khususnya pada

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Pacitan khususnya pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Pacitan khususnya pada kelas VIII-A cenderung text book oriented dan teacher oriented. Hal ini terlihat dari hasil

Lebih terperinci

Pusvyta Sari 1 Institut Pesantren Sunan Drajat Lamongan

Pusvyta Sari 1 Institut Pesantren Sunan Drajat Lamongan Jurnal Ummul Qura Vol IX, No. 1, Maret 2017 13 PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Pusvyta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi telah membuat perubahan disegala aspek kehidupan manusia di seluruh penjuru dunia. Mereka saling bersaing satu sama lain untuk

Lebih terperinci

Fembriani Universitas Widya Dharma Klaten ABSTRAK

Fembriani Universitas Widya Dharma Klaten ABSTRAK MODEL PEMBELAJARAN AIR (AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION) BERBANTUAN MAKE A MATCH SEBAGAI INOVASI PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR Fembriani Universitas Widya Dharma

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MI Darus Salam Kalipang yang berada di Jalan masjid dusun Krikilan desa Kalipang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang dialami langsung oleh siswa. Nana Sudjana. (2008:22) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang dialami langsung oleh siswa. Nana Sudjana. (2008:22) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia pendidikan salah satu masalah yang menarik untuk dikaji yaitu mengenai hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dan perkembangan kemampuan siswa dapat dipengaruhi

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI ANTARA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL JIGSAW DENGAN MODEL THINK PAIR SHARE KELAS XI DI SMA N 2 OKU

PERBEDAAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI ANTARA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL JIGSAW DENGAN MODEL THINK PAIR SHARE KELAS XI DI SMA N 2 OKU PERBEDAAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI ANTARA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL JIGSAW DENGAN MODEL THINK PAIR SHARE KELAS XI DI SMA N 2 OKU Budi Utomo budiutomo@mail.ugm.ac.id Pendidikan Geografi FKIP Universitas

Lebih terperinci

2. Hasil Penelitian Siklus I Penelitian yang dilaksanakan di MI Sendangkulon Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal pada siswa kelas IV ini merupakan

2. Hasil Penelitian Siklus I Penelitian yang dilaksanakan di MI Sendangkulon Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal pada siswa kelas IV ini merupakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN TENTANG PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK MATERI POKOK MEMBIASAKAN AKHLAK TERPUJI DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW A. Analisis Data Per

Lebih terperinci

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A SMP Brawijaya Smart School Malang

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A SMP Brawijaya Smart School Malang Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A SMP Brawijaya Smart School Malang Agustin Eka Ariestari Universitas Negeri Malang Abstrak Hasil observasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nur Wulan Puji Permari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nur Wulan Puji Permari, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Model pembelajaran kooperatif atau cooperative learning merupakan model yang efektif digunakan dalam pembelajaran. Pembelajaran kooperatif menggunakan pendekatan student

Lebih terperinci

NURUL HUDA LOSARI BREBES SKRIPSI

NURUL HUDA LOSARI BREBES SKRIPSI PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN BILANGAN BULAT DAN PECAHANDALAM BIDANG STUDI MATEMATIKA DI MTs PLUS NURUL HUDA LOSARI BREBES SKRIPSI

Lebih terperinci

PENERAPAN DISKUSI KELOMPOK

PENERAPAN DISKUSI KELOMPOK PENERAPAN DISKUSI KELOMPOK DISERTAI TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS ORAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-J SMA NEGERI 1 KARTASURA SKRIPSI Oleh : ANI SUGIHARTI NIM. K 4305002 FAKULTAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, perubahan-perubahan yang cepat di luar pendidikan menjadi tantangantantangan yang harus dijawab

Lebih terperinci

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI MELALUI ACTION LEARNING PADA SISWA KELAS X.6 SMAN 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI MELALUI ACTION LEARNING PADA SISWA KELAS X.6 SMAN 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010. PENINGKATAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI MELALUI ACTION LEARNING PADA SISWA KELAS X.6 SMAN 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Skripsi OLEH: ASTRI ASTUTI K 4305006 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

Matematika Jurusan PMIPA FKIP UHO.

Matematika Jurusan PMIPA FKIP UHO. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN PADA SISWA DI KELAS VII-3 SMPN 10 KENDARI Syamsir Bin Laeto 1),Lambertus 2), Kadir Tiya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian SD N Ngrandah 1 yang terletak di desa Ngrandah, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Tenaga pengajar yang ada di SD Negeri

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Joice & Weil dalam Rusman (2012: 133), model pembelajaran adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Joice & Weil dalam Rusman (2012: 133), model pembelajaran adalah 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kooperatif Menurut Joice & Weil dalam Rusman (2012: 133), model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, baik secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, baik secara lisan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan aspek yang sangat penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa. Belajar bahasa pada hakikatnya merupakan belajar berkomunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran tersusun atas sejumlah komponen atau unsur yang saling berkaitan dan saling berinteraksi satu dengan yang lain. Interaksi antara guru dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konteks penyelenggaraan ini, guru dengan sadar merencanakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konteks penyelenggaraan ini, guru dengan sadar merencanakan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan

Lebih terperinci

Akhlakul Karimah dan Irni Cahyani STKIP PGRI Banjarmasin

Akhlakul Karimah dan Irni Cahyani STKIP PGRI Banjarmasin Stilistika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya ISSN 2527-4104 Vol.2 No.2, 1 Oktober 2017 193 MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA PADA KONSEP MEMECAHKAN PERMASALAHAN DAMPAK TEKNOLOGI LEWAT DISKUSI MELALUI

Lebih terperinci

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

*Keperluan Korespondensi, telp: , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 4 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN JIGSAW BERBANTUAN HANDOUT

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pra Siklus Sesuai dengan proses pembelajaran fiqih, pra siklus yang dilakukan pada tanggal 28 Februari 2013, siklus ini dilakukan beberapa tahapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan manusia. Sebaliknya, berbicara tentang kehidupan manusia berarti harus mempersoalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini yang masih terus dibicarakan dalam masalah mutu pendidikan adalah prestasi belajar siswa dalam suatu bidang ilmu tertentu. Menyadari hal tersebut,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya sendiri.

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya sendiri. BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme Teori konstruktivisme dalam belajar adalah peserta didik agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses belajar mengajar antara guru dengan siswa untuk pengembangan potensi diri yang dilakukan secara sadar dan terencana agar dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bumi Aksara, 2007), hlm Ahmad Binadja, Pengembangan Ilmu Media Interaktif Pembelajaran Kecakapan Hidup

BAB I PENDAHULUAN. Bumi Aksara, 2007), hlm Ahmad Binadja, Pengembangan Ilmu Media Interaktif Pembelajaran Kecakapan Hidup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini berorientasi

Lebih terperinci

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung PENERAPAN MODEL KOOPERATIF THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN KENDALREJO 01 KECAMATAN TALUN KABUPATEN BLITAR Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kerjasama siswa merupakan salah satu bagian dari proses pembelajaran sebagaimana diungkapkan oleh Warsono dan Hariyanto (2012: 163) bahwa kerjasama tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memerlukan inovasi-inovasi yang sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan kebutuhan ilmu peserta didik tanpa mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan.

Lebih terperinci

PENGARUH JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA XI IPA MENGENAI FAKULTAS TEKNIK DI SMA 36 JAKARTA

PENGARUH JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA XI IPA MENGENAI FAKULTAS TEKNIK DI SMA 36 JAKARTA 19 PENGARUH JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA XI IPA MENGENAI FAKULTAS TEKNIK DI SMA 36 JAKARTA Oleh : Agustin Rachmawati Purlina 1 Gantina Komalasari 2 Aip Badrujaman 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha untuk mewujudkan suasana belajar dan proses I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan yang dimaksud adalah untuk mencerdaskan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu

Lebih terperinci

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Tentang Jurnal Khusus Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Kelas XII IPS 2 SMA Negeri I Jogorogo

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Tentang Jurnal Khusus Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Kelas XII IPS 2 SMA Negeri I Jogorogo Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Tentang Jurnal Khusus Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Kelas XII IPS 2 SMA Negeri I Jogorogo Oleh : Siti Mutomimah Guru SMAN Negeri I Jogorogo mutomimah_siti@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ini pihak-pihak yang terlibat adalah guru dan para siswa. Guru. siswa bertugas mengikuti pembelajaran dari guru.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ini pihak-pihak yang terlibat adalah guru dan para siswa. Guru. siswa bertugas mengikuti pembelajaran dari guru. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang merupakan perpaduan dari dua aktivitas yang berbeda, yaitu aktivitas mengajar dan belajar. Dalam kegiatan ini pihak-pihak

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PPKn MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PPKn MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PPKn MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER Oleh : Bambang Sumantri Dosen Tetap Yayasan STKIP PGRI Ngawi Abstrak : Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Keberhasilan proses pembelajaran biologi dapat diukur dari

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Keberhasilan proses pembelajaran biologi dapat diukur dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan biologi menjadi bagian dari pendidikan sains dan sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah yang diharapkan dapat mencapai tujuan pendidikan nasional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis berkaitan erat dengan keterampilan mendengarkan, gagasan secara runtut. Menulis memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis berkaitan erat dengan keterampilan mendengarkan, gagasan secara runtut. Menulis memiliki peranan yang sangat penting dalam BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa. Menulis berkaitan erat dengan keterampilan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dari segi pelaksanaan secara operasional adalah terwujud dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, orang tua, maupun masyarakat, karena pembelajaran matematika di

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, orang tua, maupun masyarakat, karena pembelajaran matematika di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di semua jenjang pendidikan yang memliki peran yang sangat penting dalam penguasaan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif BAB I A. Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan aktivitas peserta didik bukan aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif apabila mereka telah mendominasi aktivitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan perkembangan yang dialami oleh seseorang menuju kearah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan perkembangan yang dialami oleh seseorang menuju kearah 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Kooperatif 1. Teori Belajar Belajar merupakan perkembangan yang dialami oleh seseorang menuju kearah yang lebih baik. Menurut Sardiman (1986: 22), secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar (pengajaran) maupun penilaian pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. belajar (pengajaran) maupun penilaian pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan aktivitas (proses) yang sistematis dan dalam sistematik itu terdapat suatu interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa. Sekolah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, sejak lahir manusia telah memulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan akan menunjang kehidupan yang lebih baik di masa depan. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan akan menunjang kehidupan yang lebih baik di masa depan. Oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting dan wajib bagi setiap orang. Pendidikan akan menunjang kehidupan yang lebih baik di masa depan. Oleh karena itu pemerintah

Lebih terperinci

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 2, Oktober 2014 ISSN 2087-3557 PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA MATERI AJAR POWER POINT (PPt) SMP Teuku Umar Semarang Abstrak

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJARMATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI KEPATIHAN PURWOREJO DENGAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJARMATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI KEPATIHAN PURWOREJO DENGAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJARMATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI KEPATIHAN PURWOREJO DENGAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TAHUN AJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam pembentukan kualitas sumber daya manusia yang mampu menghadapi berbagai perubahan serta kemajuan di sekitarnya.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maka pada bab ini peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maka pada bab ini peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitian yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Setelah peneliti melakukan semua prosedur Penelitian Tindakan Kelas, maka pada bab ini peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas salah satunya dapat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas salah satunya dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam pembangunan suatu bangsa. Pendidikan yang baik dan bermutu dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEKNIK JIGSAW INTEGRASI JURNAL AKADEMIK DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA DALAM MATA KULIAH KONSELING KARIR

IMPLEMENTASI TEKNIK JIGSAW INTEGRASI JURNAL AKADEMIK DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA DALAM MATA KULIAH KONSELING KARIR IMPLEMENTASI TEKNIK JIGSAW INTEGRASI JURNAL AKADEMIK DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA DALAM MATA KULIAH KONSELING KARIR MARYAM RAHIM Universitas Negeri Gorontalo Jurusan Bimbingan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA MATERI POKOK SEGITIGA DAN SEGI EMPAT KELAS VII H SMP NEGERI 21 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 1 oleh: HM. Suyadi 2 email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan suatu perubahan yang positif. Proses belajar bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan suatu perubahan yang positif. Proses belajar bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan di sekolah melibatkan guru dan siswa dalam bentuk interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran. Belajar merupakan segala proses yang

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI JURNAL Oleh: MIRA LESTINA NIM. F01211008 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN SOSIAL EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Luwis Subi Widyaningsih, S.Pd, MM* ABSTRAKSI

Luwis Subi Widyaningsih, S.Pd, MM* ABSTRAKSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MATERI ANNOUNCEMENT DI KELAS IX A SMP NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017 DENGAN PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROUND TABLE Luwis Subi Widyaningsih, S.Pd,

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII 1 MTs NEGERI ENOK Habibullah a, Hj. Zetriuslita b, Abdurrahman c a Alumni Program

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005: 585) dituliskan bahwa

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005: 585) dituliskan bahwa II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Komunikasi Matematis Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005: 585) dituliskan bahwa komunikasi merupakan pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran matematika. Padahal, dalam kehidupan sehari-hari matematika

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran matematika. Padahal, dalam kehidupan sehari-hari matematika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketergantungan manusia terhadap teknologi modern dewasa ini dalam menjalani segala aktivitas setiap hari sangat tinggi. Matematika merupakan ilmu yang menjadi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Prasiklus Kondisi prasiklus merupakan titik awal munculnya penelitian tindakan kelas ini. Kegiatan pra tindakan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengawali

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber daya yang lebih berkualitas.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkualitas dan satu satunya wadah yang berfungsi sebagai alat untuk. membangun SDM yang bermutu tinggi adalah pendidikan.

I. PENDAHULUAN. berkualitas dan satu satunya wadah yang berfungsi sebagai alat untuk. membangun SDM yang bermutu tinggi adalah pendidikan. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya yang tepat untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan satu satunya wadah yang berfungsi sebagai alat untuk membangun SDM yang bermutu tinggi

Lebih terperinci

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENEMUKAN POKOK PIKIRAN SEBUAH PARAGRAF MELALUI METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SDN KEBONHARJO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang maksimal dalam dunia pendidikan, diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang maksimal dalam dunia pendidikan, diperlukan 1 11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan merupakan peranan yang sangat penting bagi perkembangan dan peningkatan sumber daya manusia Indonesia. Pendidikan merupakan wadah atau kegiatan sebagai

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD PADA MATA KULIAH GEOGRAFI SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2006A DI JURUSAN GEOGRAFI-FIS-UNESA Sri Murtini *) Abstrak : Model pembelajaran

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 Achmad Hasbi Ash Shiddiq. Program studi pendidikan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP... Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : VII / 1 Materi Pokok : Perbandingan dan Skala Alokasi Waktu : 1 JP x 30 Menit ( 1 kali pertemuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2007:17) menjelaskan bahwa belajar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2007:17) menjelaskan bahwa belajar 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar dan Pembelajaran Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2007:17) menjelaskan bahwa belajar berasal dari kata ajar yang berarti petunjuk yang diberikan

Lebih terperinci

Upaya meningkatkan hasil belajar PKn dengan metode Think Pair Share (Nani Mediatati dan Sayudi Riawan)

Upaya meningkatkan hasil belajar PKn dengan metode Think Pair Share (Nani Mediatati dan Sayudi Riawan) Upaya meningkatkan hasil belajar PKn dengan metode Think Pair Share (Nani Mediatati dan Sayudi Riawan) UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN METODE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS 7 D SMP

Lebih terperinci

616 Seminar Nasional dan Launching ADOBSI

616 Seminar Nasional dan Launching ADOBSI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TIPE TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) PADA MATA KULIAH DASAR UMUM PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA (Upaya Pelestarian Bahasa Indonesia bagi Generasi Muda) Welsi Damayanti Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 02 Getas, Kecamatan Kaloran, kabupaten Temanggung dengan Subyek Penelitian Siswa Kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MIN Anjir Muara KM20. Subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 20 orang.

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA SEKOLAH DASAR

2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA SEKOLAH DASAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, melalui pendidikan suatu bangsa dapat menciptakan generasi yang berkualitas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga siswa dapat berhasil dengan baik dalam belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga siswa dapat berhasil dengan baik dalam belajarnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran di sekolah, siswa didorong untuk lebih aktif agar dapat menghubungkan konsep materi yang telah didapatkan dengan konsep yang baru sehingga

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, April 2016 ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW SD Negeri 01 Kebonsari

Lebih terperinci