MODEL PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN DENGAN TEKNIK TRANSFORMASI PUISI PADA S1SWA KELAS X SMA NEGERI 1 SINGAJAYA KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2010

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODEL PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN DENGAN TEKNIK TRANSFORMASI PUISI PADA S1SWA KELAS X SMA NEGERI 1 SINGAJAYA KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2010"

Transkripsi

1 MODEL PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN DENGAN TEKNIK TRANSFORMASI PUISI PADA S1SWA KELAS X SMA NEGERI 1 SINGAJAYA KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2010 M A K A L A H Oleh: YATI ROHAYATI NIM PROGRAM STUDI PBS INDONESIA DAN DAERAH SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012

2 MODEL PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN DENGAN TEKNIK TRANSFORMASI PUISI PADA S1SWA KELAS X SMA NEGERI 1 SINGAJAYA KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2010 Yati Rohayati NIM Program Studi PBS Indonesia Dan Daerah Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012 ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah: mengetahui kemampuan siswa dalam menulis cerpen dengan teknik transformasi puisi, mengetahui kemampuan siswa dalam menulis cerpen tanpa teknik transformasi puisi. Sedangkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah "terdapat perbedaan yang signifikan antara teknik transformasi puisi dan tanpa teknik transformasi dalam pembelajaran menulis cerpen". Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk meneliti hubungan sebab akibat. Teknik penelitian yang digunakan adalah: studi pustaka, teknik observasi, teknik tes, teknik uji coba, dan wawancara. Sedangkan pengolahan data peneliti menggunakan pretes dan postes perhitungan skor serta perhitungan statistik dengan uji t. Berdasarkan hasil analisis terhadap data yang terkumpul, dapat kita lihat bahwa rata-rata nilai yang dihasilkan pada kelompok eksperimen yang menggunakan teknik transformasi sebesar 65,5, sedangkan rata-rata yang dihasilkan pada kelompok kontrol tanpa menggunakan teknik transformasi sebesar, 55,5. Oleh karena itu, dapat kita simpulkan bahwa penggunaan teknik transformasi lebih baik jika dibandingkan dengan yang tidak menggunakan teknik transformasi pada pembelajaran menulis cerpen. PENDAHULUAN Kita menyadari bahwa kebutuhan dan tantangan bangsa Indonesia dalam memasuki milenium ketiga adalah ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Ketiga hal itu untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya dalam abad 21. Manakala pengamatan itu dapat dibenarkan, jelaslah peranan dan fungsi bahasa Indonesia sangat menonjol, Indonesia memerlukan ratusan ribu bahkan jutaan ilmuwan, budayawan dan teknolog. Pengadaan ke arah pengadaan tenaga yang berkualifikasi ilmuwan, budayawan, dan teknolog itu mutlak digalakkan dan dikembangkan. Oleh karena itu, tradisi keilmuwan dan budaya akademik harus diciptakan dan dikembangkan. Sebagaimana salah satu fungsi pengajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah sebagai sarana pengembangan penalaran, dan dalam hal ini menulis memegang peranan penting dalam pengembangan penalaran. Penalaran itu berada dalam otak manusia dan tidak dapat diketahui siapapun. Penalaran baru dapat diketahui oleh sesama manusia jika sudah dinyatakan dan diaktualisasi dalam salah satu bahasa, baik lisan maupun tulisan (Santoso, 1987 :10-11). Menulis sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa melalui lambang-lambang berupa tulisan, merupakan keterampilan alih kode yang tepat dan seksama dari bentuk ujaran, bertekanan dan berintonasi ke bentuk tulisan yang dilengkapi tanda-tanda baca, hingga keseluruhan bentuk yang ditulis itu mampu menampung perasaan dan pikiran sebagaimana dimaksud penulisnya. Dengan menulis kita dapat menyampaikan berbagai tujuan seperti a. Mengungkapkan ekspresi diri b. Menyampaikan informasi imajinatif maupun objektif c. Menjelaskan suatu kebenaran d. Mendesak dan mempengaruhi e. Menyajikan suatu kebenaran f. Memuji dan menghibur Menulis harus mempunyai tujuan yang baik sehingga siswa tidak asal menulis tetapi mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang berlaku, sehingga menghasilkan bahasa yang a. Efektif, benar-benar mencerminkan maksud b. Efisien, meskipun secara kuantitatif relatif kecil babasa tersebut memiliki kemampuan mengungkapkan maksud yang luas dan benar, hemaf kata, tetapi padat isinya c. Popular, bahasa yang digunakan akrab dengan pembaca d. Langsung, tidak berbelit-belit atau berputar-putar (Natasasmita, ) Adapun kaidah-kaidah itu adalah

3 a. Kaidah sintaksis, meliputi pola-pola klausa, frase, pembentukan morfem menjadi kata (bentuk komplek), penggunaan kata-kata lugas, penggunaan huruf kapital, tanda-tanda baca, hingga keseluruhan pemakainya membentuk kesatuan yang utuh. b. Kaidah makna, meliputi makna konotatif atau makna konseptual, dan makna asosiatif atau makna yang dipengaruhi oleh makna sampingan disamping makna denotatifnya. c. Kaidah sosial, berhubungan dengan norma-norma berbagai tingkatan sosial, maupun ragam pemakainya. Penulis memilih pembelajaran menulis dengan apresiasi puisi, keterampilan menulis cerpen dipilih karena cerpen bersifat fiksi, berupa cerita, bersifat didaktis, relatif tidak panjang, dan pada umumnya mempunyai kesan yang tersembunyi. Sedangkan puisi merupakan karya sastra yang memiliki kekhasan yang tidak dimiliki oleh karya sastra lain. Puisi adalah karya sastra yang dapat dikaji dari bermacam-macam aspek, puisi bersifat multiinterpretabel, subyektif, tergantung perasaan dan selera penikmatnya. Berdasarkan hal di atas penulis terdorong untuk memadukan pembelajaran yang tepat dan dianggap cocok, dan penulis tuangkan dalam judul penelitian "Model Pembelajaran Menulis Cerpen Dengan Teknik Transformasi Puisi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Singajaya Kabupaten Garut Tahun Pelajaran 2011/2012 KAJIAN TEORI DAN METODE Pengertian Menulis Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambanglambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. (Tarigan, 1986:21) Pengertian Cerita Pendek Berikut ini pengertian cerita pendek menurut para ahli: 1. Edgar Allan Poe (dalam Nurgiantoro, 1995:10) "Cerita pendek adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira kira berkisar antara setengah sampai dua jam" 2. Cerita pendek adalah cerita fiksi berbentuk prosa yang singkat, padat, yang unsur ceritanya terpusat pada satu cerita pokok, sehingga jumlah dan pengembangan pelaku terbatas dan keseluruhan cerita memberikan kesan tunggal (Jabrohim, 1994:165) 3. Notosusanto (dalam Tarigan, 1993:176) "cerpen adalah cerita yang panjangnya sekitar 5000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto spasi rangkap yang terpusat dan lengkap pada dirinya sendiri. Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan cerita pendek adalah cerita narasi fiktif yang singkat, berkonsentrasi pada satu peristiwa, memuat realita kehidupan dengan hanya ada satu peristiwa untuk memberikan efek khusus bagi pembacanya. Pengertan Puisi Berikut ini beberapa pengertian puisi menurut para ahli: Puisi adalah karangan ikatan yang terikat oleh ketentuan bait atau kuplet, ketentuan larik atau baris dalam bait, dan ketentuan jumlah suku kata dalam larik (Natasasmita, 1995:257) Istilah puisi berasal dari bahasa Yunani yaitu poiesis ysng berarti penciptaan. Tetapi arti yang semula itu lama kelamaan semakin sempit ruang lingkupnya menjadi " hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat-syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan kadang-kadang kata kiasan" (Tarigan, 1984:4) Pengertian Teknik Transformasi Puisi Salah satu teknik yang digunakan dalam pembelajaran menulis cerita pendek adalah teknik transformasi puisi. Transformasi adalah perubahan bentuk, rupa (sifat clan sebagainya) (Imron, 1992 : 201). Teknik transformasi puisi adalah suatu teknik memindahkan atau mengalih bentukan suatu karya sastra ke dalam bentuk yang sama atau bentuk lain. Dalam penelitian ini teks yang digunakan adalah puisi yang memberikan kapada pembelajar sarana-sarana linguistik, struktur, butir-butir leksikal, yang dapat membantu siswa menyusun ke bentuk lain yaitu cerita pendek. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu metode penelitian yang bertujuan meneliti saling hubungan sebab akibat cara menggunakan suatu perlakuan kepada suatu kelompok dan membandingkan hasilnya dengan kelas kontrol. Eksperimen yang digunakan adalah quasi eksperimen. Dalam ini terdapat dua kelompok subyek, yaitu kelompok eksperimen dan pembanding (kontrol). Kelompok eksperimen yaitu kelompok yang dikenal perlakuan. Dalam kelompok eksperimen sebelum diberi dilakukan pengukuran tes terlebih dahulu (pra tes) dan setelah dilakukan pengukuran kembali (pasca tes), untuk mengetahui perlakuan yang diberikan. Desain prates dan pascates sebagai berikut: Tabel 1 Rancangan eksperimen Kelompok Prates Perlakuan Pascates E Y 1 X Y 2 C Y 1 Z Y 2

4 Keterangan: E = Kelompok Eksperimen C = Kelompok Kontrol Y 1 = Hasil Konservasi sebelum perlakuan Y 2 = Hasil Observasi setelah perlakuan X = Perlakuan dikelompok eksperimen, yaitu pembelajaran menulis cerpen dengan teknik transformasi puisi Z = Perlakuan dikelompok kontrol, yaitu pembelajaran menulis cerpen tanpa teknik transformasi (dengan teknik pengembangan paragraf) Teknik Penelitian Teknik yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data sebagai berikut: a. Studi kepustakaan Teknik ini merupakan langkah awal sebelum penulis melakukan penelitian, untuk mendapatkan informasi yang berkenaan dengan teori yang menunjang penelitian. Informasi ini didapat dari buku-buku dan sumber lain. b. Observasi Teknik ini digunakan untuk persiapan pembelajaran menulis dengan teknik transformasi. Penulis melakukan tinjauan ke sekolah, untuk mengetahui keadaan sekolah dan kelas mana yang akan digunakan. Selain itu penulis berhubungan langsung dengan guru kelas untuk mengetahui segala hal yang berhubungan dengan materi pelajaran dan kesiapan untuk dilakukan tes. c. Tes Penulis melakukan dua kali tes. Prates dilakukan sebelum proses belajar mengajar untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum perlakuan dan pascates dilakukan setelah proses belajar. d. Uji coba Uji coba merupakan proses pelaksanaan dilapangan berupa uji coba menulis pada siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Karangan Siswa Kelas Eksperimen Pretes Nama : Dede Aisyaturrodiah skor : 59 Periode tes : Prates dari P1 :60 Kategori : Tinggi Judul dalam karangan ini sudah cukup menggambarkan isi karangan. Hanya saja penyajiannya kurang menarik. Dari segi alur, rangkaian cerita tersusun kurang logis, kurang jelas, dan kurang menarik. Rangkaian cerita terasa datar, pengarang kurang memaparkan peristiwa sehingga pembaca kurang terbawa ke dalam cerita yang dikisahkan pengarang. Cerita terlalu singkat tanpa ada klimaks dan penyelesaian. Dari segi latar, pengarang kurang menggambarkannya sehingga tulisan ini kurang menarik. Dalam cerita ini sudut pandang yang digunakan pengarang tidak jelas, misalnya pada paragraf pertama pengarang berperan sebagai pencerita, pada paragraf berikutnya pengarang menjadi "aku" sebagai tokoh. Pengarang kurang menggambarkan tokoh dalam cerita dan kurang memiliki karakter. Demikian juga amanat, pengarang kurang jelas menyampaikan amanat karena cerita yang disusun terlalu singkat. Bahasa yang digunakan dalam karangan ini cukup baik. Hanya saja masih terdapat kesalahan yang sifatnya tetap, misalnya penempatan titik dan koma yang kurang tepat dan penggunaan huruf kapital yang sembarangan, namun hal itu tidak terlalu mengganggu. Kemudian dari segi diksi, pilihan kata kurang tepat dan kurang menarik. Misalnya, pada kalimat "Perahu pun berjalan menuju gadis manis" lebih tepat jika digunakan kata melaju menggantikan kata berjalan. Jumlah kata dalam dalam karangan ini sekitar 142 kata, sehingga kurang memenuhi kriteria. Untuk kuantitas skoryang diperoleh adalah satu. Nama : Iis Solihat skor :49 Periode tes : prates dari PI :48 Kategori : sedang Karangan ini bedudul "Menunggu Sang pujaan Hati", judul tersebut sudah cukup menggambarkan isi cerita. dan sesuai dengan isi puisi.namu dari segi penyajian judul maupun isi kurang menarik dan kurang memenuhi kriteria sebuah cerpen. Dalam cerita ini pengarang sama sekali tidak menggambarkan latar sehingga sehingga cerita ini tidak menarik. Alur dalam dalarn cerita ini disusun kurang logis, kurang jelas, dan kurang menarik Pengarang tidak menggambarkan kejadian dengan rinci hanya berupa ringkasan-ringkasan saja, sehingga pembaca kurang dapat menikmati cerita. Sebuah cerita dibawa oleh tokoh, sedangkan dalam cerita ini tokoh tidak digambarkan dengan jelas dan kurang memiliki karakter, sehingga isi cerita tidak menarik Sudut pandang yang digunakan pengarang cukup jelas dan konsisten pengarang hanya berperan sebagai pencerita. Dalam cerita ini amanat kurang digambarkan dengan jelas. Pada karangan ini terdapat kesalahan yang sifatnya tetap. Namun kesalahan ini tidak terlalu

5 mengganggu, misalnya penggunaan huruf kapital yang kurang tepat, selalu diletakkan ditengah kalimat, contoh pada kalimat "dia mencoba Sabar dan Tabah menunggu" Cerita ini dipaparkan dengan menggunakan bahasa yang sederhana bahkan tidak menggunakan gaya bahasa sehingga kurang mernenuhi kriteria pemaparan sebuah cerpen. Penempatan kata dan makna kata dalam cerita ini sudah tepat namun kurang menarik. Jumlah kata pada karangan ini kurang memenuhi kriteria, bahkan kurang dari 100 kata, sehingga nilai yang didapat untuk kuantitas hanya satu. Nama : Ryan Budhi Prasetya Skor : 43 Periode tes : prates dari P1 : 42 Kategori : rendah Karangan ini bedudul "Kasih Tak Sampai", judul ini cukup menggambarkan isi cerpen, hanya saja dari segi penyajiannya kurang menarik, judul yang dibuat kurang berbobot dan dan isi cerita terlalu singkat, sehingga kurang menggambarkan suatu kejadian. Alur dalam cerita ini dipaparkan kurang jelas, kurang logis, dan kurang menarik. Pengarang kurang memaparkan cerita sehingga karangan pun menjadi datar dan tanpa ada klimaks. Pengarang kurang jelas menggambarkan latar, sehingga pembaca tidak larut dalam suasana yang ingin diciptakan pengarang. Sudut pandang yang digunakan pengarang cukup jelas, yaitu sebagai pencerita. Namun dalam karangan ini tokoh kurang digambarkan baik nama maupun karakter. Ada ketidak jelasan mengenai tokoh dalam cerita. Pada paragraf pertama disebutkan tokoh sebagai "seorang gadis" namun gadis itu disebutkan dalam paragraf berikutnya hingga akhir cerita. Amanat dalam cerpen ini kurang digambarkan dengan jelas. Dalam karangan ini banyak terdapat kesalahan ejaan yang sifatnya tetap, misalnya penggunaan huruf kapital yang kurang tepat dan penggunaan titik dan koma yang tidak tepat. Selain itu banyak penulisan kata yang ditulis yg,hal tersebut menyalahi aturan ejaan yang disempurnakan. Cerita ini dipaparkan dengan gaya bahasa yang sederhana, dalam karangan ini tidak terdapat makna kata yang menyimpang, banyak terdapat susunan. kata yang rancu. Dalam karangan ini gaya bahasa kurang menggambarkan isi sebuah cerpen sehingga pembaca kurang merasa tertarik. Jumlah kata dalam karangan ini adalah 80 kata, kurang dari kriteria sehingga skor yang diperoleh untuk kuantitas hanya satu. Pascates Nama : Dede Aisyaturrodiah Skor : 89 Periode tes : pascates dari P1 : 86 Kategori : Tinggi Tema yang diungkapkan pengarang sesuai dengan tema yang ada dalam puisi, demikian juga dengan judul "Gadis Tepi Pantai" cukup meluiskan isi puisi dan isi cerpen. Namun, judul tersebut masih kurang menarik untuk menjadi judul sebuah cerpen. Dari segi pemaparan isi sudah cukup menarik dan memenuhi kriteria sebuah cerpen. Rangkaian cerita terjalin dengan logis dan teratur. Setiap kejadian dipaparkan dengan menarik namun akhir cerita dapat ditebak. Dalam menggambarkan tokoh, pengarang menggambarkan dengan cukup jelas dan berkarakter. Tokoh utama digambarkan memiliki kesetiaan pada kekasihnya hingga akhir hayat masih menantikan kedatangan kekasihnya yang tidak diketahui apakah hidup atau mati, sementara didekatnya ada pria lain yang bersedia membahagiakannya. Dalam karangan ini penulis menggambarkan suasana atau situasi tempat terjadinya cerita dengan jelas namun kurang menarik. Dilihat. dari judul peristiwa ini terjadi disebuah pantai contohnya pada kalimat "Saat sang surya tenggelam. Disebuah pulau didekat pantai terlihat seorang gadis yang memakai kebaya berwarna merah muda dengan angin yang semilir sehingga membuat rambut yang panjang dan terurai dimainkan oleh angin". Dalam cerita ini sudut pandang yang digunakan pengarang cukup jelas yaitu sebagai pencerita atau orang ketiga. Dalam cerita ini amanat yang disampaikan pengarang cukup jelas yaitu tentang kesetiaan yang harus dimiliki oleh setiap orang. Dari segi isi, cerita ini cukup menarik, karena dipaparkan dengan menggunakan gaya bahasa yang sederhana. Namun ada kerancuan pada kalimat yang dibuat misalnya "Seorang gadis yng memakai kebaya berwama merah muda dengan angin yang semilir sehingga membuat rambut yang panjang dan terurai dimainkan oleh angin", agar lebih efektif sebaiknya diubah menjadi "Seorang gadis yang memakai kebaya merah muda duduk ditemani semilir angin yang mempermainkan rambutnya". Pengarang terlalu banyak menggunakan kata itu yang kadang-kadang mengganggu proses membaca. Dari segi ejaan, ada kesalahan yang sifatnya tetap dan tidak tetap contohnya pada kata angel yang seharusnya pada awal kata menggunakan huruf kapital menjadi Angel. Selain itu masih terdapat kesalahan penempatan tanda titik dan koma yang kurang tepat.

6 Karangan ini terdiri dari 400 kata lebih sehingga memenuhi kriteria dan memperoleh nilai 5. Nama : lis Solihat skor : 73 Periode tes : pascates dari P1 : 70 Kategori : sedang Secara keseluruhan cerita yang dibuat pengarang sesuai dengan tema yang diungkapkan, cukup menarik dan membuat penasaran pembaca. Judul yang dipilih pengarang yaitu "Kerinduan Astuti" cukup menggambarkan isi dan penyajiannya menarik Tokoh digambarkan jelas namun kurang berkarakter. Dari segi alur cerita tersusun kurang logis namun menarik dengan akhir cerita yang mengejutkan. Latar ternpat, waktu, dan keadaan digambarkan cukup jelas dan menarik oleh pengarang misalnya "Angin tajam sekali. Kelam menyelubungi gubuk doyong itu. Dingin menerpa". Ada sedikit kerancuan pada sudut pandang yang digunakan pengarang, pada awalnya pengarang berperan sebagai orang ketiga atau pencerita, namun pada paragraf berikutnya berperan sebagai tokoh. Hal ini cukup mengganggu pemahaman pembaca. Amanat yang ingin disampaikan oleh pengarang adalah manusia hanya bisa berniat namun Tuhanlah yang kuasa mengabulkan. Diksi yang digunakan dalam karangan ini sudah cukup menarik dan tidak ada kesalahan pilihan kata yang membuat makna yang berbeda. Hanya saja pengarang terlalu banyak menggunakan kata maka hampir pada setiap kalimat. Misalnya "maka dilihatnya sang merpati, maka Astuti pun tertegun". Dari segi ejaan masih banyak terdapat kesalahan yang sifatnya tetap misalnya penggunaan huruf kapital di tengah kalimat, penulisan nama orang yang seharusnya menggunakan huruf kapital dan pada awal kata, penggunaan tanda titik dan koma yang kurang tepat selain itu Penulisan kata yang tidak benar misalnya "bathin" seharusnya "batin", Karangan ini terdiri dari 365 kata, masih kurang memenuhi kriteria yang ditentukan. Nama : Ryan Budhi Prasetya skor : 50 Periode tes : pascates dari P1 : 48 Kategori : rendah Pengarang tidak melukiskan tema dari tulisan yang dibuatnya, narnun dari judul yang ditulisnya yaitu "Kerinduan Kekasih cukup menggambarkan isi. Cerita ini berkisah tentang seorang gadis yang merindukan kekasihnya. Namun gaya pemaparannya kurang menarik. Latar digambarkan namun kurang jelas sehingga pembaca kurang mendapat bayangan suasana yang terdapat dalam cerita. Alur tersusun kurang logis dan kurang menarik, cerita berlangsung terlalu cepat dan pengarang kurang bisa menciptakan suasana yang bisa mengajak pembaca menikmati cerita. Contoh ketidak logisan cerita, pada paragraf terakhir pengarang berperan sebagai tokoh dan pencerita tiba-tiba si tokoh meninggal tapi masih bisa bercerita. Dalam cerita ini tokoh digambarkan namun kurang berkarakter. Pengarang berperan sebagai tokoh sekaligus pencerita. Amanat yang ingin disainpaikan pengarang adalah bahwa 103 manusia hanya bisa berkehendak namun Tuhan jualah yang berkuasa mengabulkan. Dalam karangan ini banyak penggunaan kata yang tidak tepat dan menimbulkan makna lain contohnya "Aku bilas rambutnya yang begitu anggun sambil dia menatapku dengan tersenyum manis". Kata Mas kurang tepat digunakan sebaiknya digunakan kata belai. Dalam karangan ini banyak terdapat kesalahan ejaan yang sifatnya tetap misalnya awal kalimat yang tidak menggunakan huruf kapital. Kata dalam karangan ini hanya berjumlah seratus kata, sehingga tidak memenuhi kategori yang ditentukan. Uji Signifikan Perbedaaan Pertambahan Rata-rata Tes Awal dan Tes Akhir Kedua Kelompok. Statistik, L hitung harus lebih kecil dari L tabel pada uji normalitasteknik transformasi diperoleh L hitung awal = 0,0692 < L tabel = 0,1418, dan L hitung akhir = 0,0623 < L tabel = 0,1418. Pada uji nonnalitas teknik pengembangan paragraf didapatkan L hitung awal = 0, 1078 < L tabel = 0, 16 1, dan L hitung akhir = 0,1456 < L tabel = 0,161. Dari hasil penghitungan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa data berdistribusi normal. Setelah uji normalitas penulis melakukan uji homogenitas untuk mengetahui kehomogenan data. Dari hasil penghitungan uji homogenitas diperoleh datadata tersebut homogen. Hal ini terbukti pada hasil tes awal teknik transformasi dan teknik pengembangan paragraf dengan perolehan F hitung = 1,29 dan hasil tes akhir kedua metode tersebut dengan perolehan F hitung = 1,45 dengan F tabel, =1,85. Sehingga F hitung < F tabel, dan hipotesis diterima. Penghitungan terakhir adalah uji signifikansi perbedaan pertambahan rata-rata untuk mengetahui peranan tiap teknik terhadap pembelajaran menulis cerpen. Setelah data tersebut diolah maka diperoleh rata-rata teknik transformasi = 17,15 dan teknik pengembangan paragraf = 10,26 dan t tabel = 2,00. Dari perhitungan diperoleh t hitung = 3,31 sehingga t hitung > t tabel. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi "Ada perbedaan yang signifikan antara teknik transformasi

7 dengan teknik pengembangan paragraf dalam pembelajaran cerpen diterima dengan perbedaan ratarata kelas eksperimen dan kelas pembanding adalah 3,31 pada taraf signifikan 0,05. SIMPULAN Penelitian yang telah dilakukan merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang hasilnya berupa angka, kemudian dikategorikan dalam kata-kata, tidak dalam bentuk angka. Adapun kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran menulis cerita pendek dengan menggunakan teknik transformasi puisi yang telah dilaksanakan memperoleh hasil yang cukup memuaskan, hal ini dapat dilihat dari perubahan nilai rata-rata prates yang diperoleh kelas eksperimen 48,22. sedangkan nilai pascates sebesar 65,5, artinya kelas eksperimen mampu menulis cerita pendek dengan baik. 2. Pembelajaran menulis cerita pendek tanpa menggunakan teknik transformasi yaitu dengan menggunakan teknik pengembangan paragraf yang dilaksanakan memperoleh hasil yang cukup memuaskan pula, hal ini dapat dilihat dari perubahan nilai rata-rata prates yang diperoleh kelas kontrol sebesar 45,5, sedangkan nilai rata-rata pascates sebesar 55,5, artinya kelas pembanding mampu menulis cerita pendek dengan baik. 3. Dari hasil prates dan pascates 100% siswa baik dari kelas eksperimen atau kelas pembanding mengalami peningkatan skor. Selain hal di atas penulis juga memperoleh kesimpulan sebagai jawaban atas hipotesis yang telah dinyatakan pada bagian pendahuluan. Pembuktian hipotesis tersebut adalah: Dari perbedaan rata-rata kelas eksperimen dengan kelas kontrol diperoleh t tabel < t hitung. Hal ini dibuktikan dari hasil penghitungan signifikan dengan menggunakan rumus t tes, diperoleh t hitung = 3,31 sedangkan t tabel, pada db (dk) 67 dan taraf kepercayaan 0,05 maka hipotesis yang berbunyi "Ada perbedaan yang signifikan antara teknik transformasi dengan teknik pengembangan paragraf dalam pembelajaran cerpen diterima. DAFTAR PUSTAKA Aminuddin (2004).Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung : Sinar Bam Algensindo Arikunto, S (1996). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Atmadilaga, D (1997). Panduan Skripsi, Tesis, Disertasi. Bandung : Pionir Jaya Depdiknas (2003). Kurikulum 2004 SMA Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta Hidayat, K (1991). Perencanaan Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung : Bina Cipta Ibrahim, R dan Syaodih, SN (1991). Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta Imron (1992). Kamus Bahasa Indonesia. Surabaya : Karya llmu Irkham, AM (2005) Ajari Aku Mencintai Kala. Semarang : Fastabiq Media Kumiawan, K (2006). Bahasa Indonesia Sebagai Sarana Pengembangan Penalaran. Bandung : Suara Daerah Muchlisoh (1993). Pendidikan Bahasa Indonesia 3. Jakarta: Universitas Terbuka Natasasmita, H (1995). Panduan Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung Humaniora Press Nurgiantoro, B (1995). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press Nurgiantoro, B (1995). Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: BPFE Pradopo, RJ (2002). Pengkajian Puisi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press Poerwadailninta, W.J.S (1985) Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PN. Balai Pustaka Sudjana (2001). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito Surakhmad, W (1982). Dasar-Dasar Metode Teknik Research. Bandung : Tarsito Sumardjo, J dan Saini KM (1986). Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia Tarigan, HG (1993). Prinsip-Prinsip DasarSastra. Bandung: Angkasa Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI (2003). Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa dalam kegiatan pembelajaran. Bagi peserta didik yang sedang menuntut ilmu

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MEMBACA AKROSTIX

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MEMBACA AKROSTIX MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MEMBACA AKROSTIX PADA SISWA KELAS IX SMPN 2 SINGAJAYA KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh : TIKA ROHMATIKA NIM.1021.0253 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

RANI HANDAYANI NIM

RANI HANDAYANI NIM MODEL PEMBELAJARAN MENULIS SINOPSIS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK RUMPANG DI KELAS V SDN JATISARI 3 KARANGPAWITAN KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 011/01 RANI HANDAYANI NIM. 101.0517 PROGRAM STUDI PBSS INDONESIA

Lebih terperinci

ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA oleh INEU NURAENI Inneu.nuraeni@yahoo.com Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Oleh Sri Lestari Siregar Prof. Dr. Tiur Asi Siburian, M. Pd.

Oleh Sri Lestari Siregar Prof. Dr. Tiur Asi Siburian, M. Pd. 0 PENGARUH MODEL THINK TALK WRITE (TTW)TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR-UNSUR INTRINSIK CERPEN OLEH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 TANJUNG PURA TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Sri Lestari Siregar Prof.

Lebih terperinci

TEKNIK BERMAIN PERAN DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas X SMA)

TEKNIK BERMAIN PERAN DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas X SMA) TEKNIK BERMAIN PERAN DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas X SMA) Oleh R. Mekar Ismayani STKIP Siliwangi Bandung mekarismayani@rocketmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

M A K A L A H. Disusun oleh : IRNA IRAWATI NIM

M A K A L A H. Disusun oleh : IRNA IRAWATI NIM 1 MODEL PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMETAAN PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX MTs. AT-TAQWA SINGAJAYA KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 M A K A L A H Disusun oleh : IRNA IRAWATI

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK TEMATIK DIKELAS V SDN BAKTI KENCANA

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK TEMATIK DIKELAS V SDN BAKTI KENCANA PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK TEMATIK DIKELAS V SDN BAKTI KENCANA MAKALAH SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti ujian sidang sarjana Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

Buku Teks Bahasa Indoneia Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Kota Jambi. Oleh Susi Fitria A1B1O0076

Buku Teks Bahasa Indoneia Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Kota Jambi. Oleh Susi Fitria A1B1O0076 Kemampuan Siswa menentuan Tokoh, Karekter Tokoh, dan Latar Cerpen Pada Buku Teks Bahasa Indoneia Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Kota Jambi Oleh Susi Fitria A1B1O0076 Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

Ida Hamidah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan

Ida Hamidah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan PERBEDAAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI PUISI MELALUI KEGIATAN MEMBACA DAN MENDENGARKAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 LEBAKWANGI KABUPATEN KUNINGAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Ida Hamidah Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK INKUIRI PADA SISWA KELAS IX

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK INKUIRI PADA SISWA KELAS IX MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK INKUIRI PADA SISWA KELAS IX MTs. AL-MU`AWANAH SINGAJAYA KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011-2012 M A K A L A H Disusun oleh :

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SINEKTIK PADA SISWA KELAS VI SDN JAYARAGA 2 TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SINEKTIK PADA SISWA KELAS VI SDN JAYARAGA 2 TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SINEKTIK PADA SISWA KELAS VI SDN JAYARAGA 2 TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh Yani Kusmayani 1021.0473 DAN SEKOLAH

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN BAHASA (LANGUAGE GAMES) Tutin Mulyati NIM : 08210086 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK OLEH SISWA KELAS IXB SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK OLEH SISWA KELAS IXB SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK OLEH SISWA KELAS IXB SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Putri Rahayu, Albertus Sinaga. Pembimbing 1, Andiopenta Purba. Pembimbing 2 ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

DANI KURNIA NIM

DANI KURNIA NIM PENERAPAN MODEL TANDUR BERBASIS INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH KARANGPAWITAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 011/01 M A K A L A H Disusun oleh : DANI

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENGARANG EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS X SMAN 1 KRANGPAWITAN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

MODEL PEMBELAJARAN MENGARANG EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS X SMAN 1 KRANGPAWITAN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MODEL PEMBELAJARAN MENGARANG EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS X SMAN 1 KRANGPAWITAN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 RIA OCKTAVIANI NIM. 1021.0515 PROGRAM STUDI PBS INDONESIA

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA WIDYA KUTOARJO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA WIDYA KUTOARJO PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA WIDYA KUTOARJO Oleh: Eni Kustanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

MAKALAH. Oleh IWAN HERAWAN

MAKALAH. Oleh IWAN HERAWAN MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TARI BAMBU PADA SISWA KELAS VIII SMPN 1 SUKAWENING KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh IWAN HERAWAN 10.21.1023 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN 2011-2012 Septiana Dwi Lestari 0821.0176 alka_dira@yahoo.co.id STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN TEKNIK QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS V SDN WANASARI 12 KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN BEKASI

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN TEKNIK QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS V SDN WANASARI 12 KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN BEKASI 2 MODEL PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN TEKNIK QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS V SDN WANASARI 12 KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN BEKASI Oleh : RATIA RATNASARI NIM : 09210385 STKIP SILIWANGI BANDUNG

Lebih terperinci

Oleh Dian Surya Ningsih

Oleh Dian Surya Ningsih Pengaruh Teknik Pembelajaran Round Robin (merespon bergiliran) terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kisaran Tahun Pembelajaran 2013/2014 Oleh Dian Surya Ningsih ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA CERITA PENDEK DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING and LEARNING DI KELAS VII SMPN II TAROGONG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA CERITA PENDEK DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING and LEARNING DI KELAS VII SMPN II TAROGONG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA CERITA PENDEK DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING and LEARNING DI KELAS VII SMPN II TAROGONG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh Saotih 1021.049 DAN SEKOLAH T INGG I KEGURUAN

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (KERJASAMA) DALAM MENULIS KREATIF NASKAH DRAMA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SINGAJAYA KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (KERJASAMA) DALAM MENULIS KREATIF NASKAH DRAMA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SINGAJAYA KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (KERJASAMA) DALAM MENULIS KREATIF NASKAH DRAMA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SINGAJAYA KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012) Oleh : Lina Lisnawati NIM.1021.0254 PROGRAM

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS X SMA KARTIKA SILIWANGI 4 CIMAHI

PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS X SMA KARTIKA SILIWANGI 4 CIMAHI 1 PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS X SMA KARTIKA SILIWANGI 4 CIMAHI Heru Pramana Agustiansyah 0821.210 Heru_Zoe@Den.com STKIP SILIWANGI

Lebih terperinci

Oleh Anggrianne Anastasia Panjaitan ABSTRAK

Oleh Anggrianne Anastasia Panjaitan ABSTRAK PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Anggrianne Anastasia Panjaitan

Lebih terperinci

MAKALAH. Oleh NURDIANTI

MAKALAH. Oleh NURDIANTI MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK CERITA PERMULAAN DISKUSI (DISCUSSION STARTER STORY) DI KELAS VII SMPN 1 SUKAWENING TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh NURDIANTI 10.21.0892

Lebih terperinci

DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN

DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN 1 DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

M A S I D A H NPM PROGRAM STUDI PBS INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012

M A S I D A H NPM PROGRAM STUDI PBS INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012 MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA DALAM HATI (EKSTENSIF) DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK LATIHAN (Studi Eksperimentasi di Kelas V SDN Mekarsari Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut Tahun Pelajaran 011-01) M A S

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI) MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI) Icah 08210351 Icah1964@gmail.com Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan

Lebih terperinci

Oleh Try Annisa Lestari ABSTRAK

Oleh Try Annisa Lestari ABSTRAK PENGARUH METODE THINK-TALK-WRITE TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSURE-UNSUR INTRINSIK CERPEN OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 17 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Try Annisa Lestari 2103111075 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (kuasi). Penelitian eksperimen merupakan salah satu jenis penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENYIMAK CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING. Oleh : Cece Gosul NIM

PEMBELAJARAN MENYIMAK CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING. Oleh : Cece Gosul NIM PEMBELAJARAN MENYIMAK CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING Oleh : Cece Gosul NIM.08.21.0838 Email :meinstein43@gmail.com PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH JURUSAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA APRESIATIF DENGAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA PEMBANGUNAN LABOLATORIUM UNP

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA APRESIATIF DENGAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA PEMBANGUNAN LABOLATORIUM UNP HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA APRESIATIF DENGAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA PEMBANGUNAN LABOLATORIUM UNP Oleh: Ella 1, Harris Effendi Thahar 2, Afnita 3 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

MAKALAH PENELITIAN. diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Ujian Sarjana Pendidikan pada program studi PBS Indonesia dan Daerah

MAKALAH PENELITIAN. diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Ujian Sarjana Pendidikan pada program studi PBS Indonesia dan Daerah PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Hosana Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2011/2012) MAKALAH PENELITIAN diajukan untuk

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V Isdianti Isdianti15@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME

KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME Agung Gede Suputra Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo Anggota

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN WHOLE LANGUANGE PADA SISWA KELAS VIII SMPN 1 TAROGONG TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH

MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN WHOLE LANGUANGE PADA SISWA KELAS VIII SMPN 1 TAROGONG TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN WHOLE LANGUANGE PADA SISWA KELAS VIII SMPN 1 TAROGONG TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh Herlin Nur Rofiqoh 1021.0938 DAN SEKOLAH T INGG

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA SISWA KELAS X SMK SETIA BAKTI GARUT TAHUN PELAJARAN

MODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA SISWA KELAS X SMK SETIA BAKTI GARUT TAHUN PELAJARAN MODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA SISWA KELAS X SMK SETIA BAKTI GARUT TAHUN PELAJARAN 2011-2012 NENI TRISNANINGSIH 1021.0995 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Azmayunira Muharramah Sabran Dr. Wisman Hadi, M.Hum. Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHOW NOT TELL DI MTs CAHAYA HARAPAN

PEMBELAJARAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHOW NOT TELL DI MTs CAHAYA HARAPAN PEMBELAJARAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHOW NOT TELL DI MTs CAHAYA HARAPAN Sri Winarti 08 21 0161 S.Wina39@yahoo.com STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK Penggunaan metode dalam proses

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI KEPADA ADIK-ADIKKU KARYA ARIFIN C. NOOR SISWA SMA. Oleh

KEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI KEPADA ADIK-ADIKKU KARYA ARIFIN C. NOOR SISWA SMA. Oleh KEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI KEPADA ADIK-ADIKKU KARYA ARIFIN C. NOOR SISWA SMA Oleh Icha Meyrinda Ni Nyoman Wetty S. Mulyanto Widodo Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail : ichameyrinda@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang mengandung konsep atau gagasan tertentu. Dalam kegiatan komunikasi, katakata dijalin satukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pada bab ini akan diuraikan empat hal pokok yaitu: (1) kajian pustaka, (2) landasan teori, (3) kerangka berpikir, dan

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS, KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MELANJUTKAN CERITA DI KELAS V SDN SUKASENANG 1 BANYURESMI GARUT MAKALAH.

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS, KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MELANJUTKAN CERITA DI KELAS V SDN SUKASENANG 1 BANYURESMI GARUT MAKALAH. MODEL PEMELAJARAN MENULIS, KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MELANJUTKAN CERITA DI KELAS V SDN SUKASENANG 1 ANYURESMI GARUT MAKALAH Oleh: ERWIN SEPTIANI NIM.10.21.0935 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAHIRAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

ANALISIS KEMAHIRAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 ANALISIS KEMAHIRAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 ARTIKEL E JOURNAL Oleh MARLINDA NIM 090388201189 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

Lebih terperinci

MAKAKALAH Oleh : Sari Napitapulu

MAKAKALAH Oleh : Sari Napitapulu PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF NARASI DI KELAS X SMA MUHAMMADIYAH KADUNGORA KABUPATEN GARUT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK LATIHAN BERDASARKAN KTSP TAHUN AJARAN 2011-2012 MAKAKALAH Oleh : Sari Napitapulu 1021.0447

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 AMBAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 AMBAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 AMBAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Turyati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

M A K A L A H. Disusun oleh : NURHAYATI NIM

M A K A L A H. Disusun oleh : NURHAYATI NIM 1 MODEL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBLEM SOLVING (SHOW CASE) PADA SISWA KELAS X SMAN 20 GARUT KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 M A K A L A H Disusun oleh : NURHAYATI

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DUA TINGGAL DUA TAMU DI KELAS VIII SMPN 2 KADUNGORA KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN

MODEL PEMBELAJARAN CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DUA TINGGAL DUA TAMU DI KELAS VIII SMPN 2 KADUNGORA KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN MODEL PEMBELAJARAN CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DUA TINGGAL DUA TAMU DI KELAS VIII SMPN 2 KADUNGORA KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011-2012 MAKALAH Oleh Dedeh Widaningsih 1021.0869 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh 5 BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh Media Pembelajaran Film Dokumenter terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

Aas Asiah   Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SD ISLAM AL-IKHLAS CIANJUR TAHUN AJARAN 2011/2012 Aas Asiah Email : aasasiah84@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan masalah yang dirumuskan sebelumnya yaitu menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen yang bertujuan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA LAGU DAERAH SUMBAWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMAN 1 SEKONGKANG

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA LAGU DAERAH SUMBAWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMAN 1 SEKONGKANG MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA LAGU DAERAH SUMBAWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMAN 1 SEKONGKANG Farida Fitriani dan Wiwien Kurniawati (Dosen Teknologi

Lebih terperinci

L I S N I A W A T I NPM

L I S N I A W A T I NPM MODEL PEMBELAJARAN MENERAPKAN KALIMAT DALAM MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI MELALUI METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS V SDN KARANGPAWITAN 2 KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBLEM SOLVING

MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBLEM SOLVING MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS VII MTs. NURUL HIDAYAH SINGAJAYA KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 011/01 M A K A L A H Oleh: OOH SURYAMAH NPM.101.058

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK FAST WRITING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK FAST WRITING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK FAST WRITING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh: NAMA : BETI SUPARTINI NPM : 10.21.0985 PROGRAM

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS DRAMA MENJADI TEKS CERPEN OLEH SISWA KELAS XI SMK MULTI KARYA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS DRAMA MENJADI TEKS CERPEN OLEH SISWA KELAS XI SMK MULTI KARYA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 0 KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS DRAMA MENJADI TEKS CERPEN OLEH SISWA KELAS XI SMK MULTI KARYA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Oleh Romauli Sinurat (romaulisinurat94@gmail.com) Atika Wasilah, S.Pd., M.Pd. Penelitian

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEKNIK WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CISURUPAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN

PENGGUNAAN TEKNIK WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CISURUPAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN PENGGUNAAN TEKNIK WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CISURUPAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 Oleh NEULIS ATIN 10210562 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medianya (Semi,

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DEKLAMASI DI KELAS X MA. MUHAMMADIYAH KARANGPAWITAN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

MODEL PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DEKLAMASI DI KELAS X MA. MUHAMMADIYAH KARANGPAWITAN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MODEL PEMBELAJARA APRESIASI PUISI DEGA MEGGUAKA TEKIK DEKLAMASI DI KELAS X MA. MUHAMMADIYAH KARAGPAWITA GARUT TAHU PELAJARA 011/01 Desi Purnamasari PM. 101.0498 Program Studi PBS Indonesia Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONSTRUKTIVISME DI KELAS V

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONSTRUKTIVISME DI KELAS V PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONSTRUKTIVISME DI KELAS V DINI NURSARI nursaridini@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia yang berupa karya bahasa. Dari zaman ke zaman sudah banyak orang

Lebih terperinci

MAKALAH OLEH: DEDE SUPRIATNA NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

MAKALAH OLEH: DEDE SUPRIATNA NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) MODEL PEMBELAJARAN MENDENGARKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING MELALUI TEKNIK PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 BANYURESMI KABUPATEN GARUT MAKALAH OLEH: DEDE SUPRIATNA NIM.10.21.1055

Lebih terperinci

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah.

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Pengertian dan Unsur-unsurnya Karya sastra secara umum bisa dibedakan menjadi tiga: puisi, prosa, dan drama. Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poesis, yang berarti membangun,

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK QUANTUM LEARNING SISWA DI KELAS VII SMP YPI SUKAWENING GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH

PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK QUANTUM LEARNING SISWA DI KELAS VII SMP YPI SUKAWENING GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK QUANTUM LEARNING SISWA DI KELAS VII SMP YPI SUKAWENING GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh: SURYATI 10.21.1025 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

MAKALAH. Oleh DINI NURHAYATI NPM

MAKALAH. Oleh DINI NURHAYATI NPM MODEL PEMBELAJARAN CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK CAMPURAN DISKUSI DAN LATIHAN DI KELAS IX SMPN 2 CISURUPAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh DINI NURHAYATI NPM. 1021.0551 PROGRAM

Lebih terperinci

MENULIS FIKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI. Nurmina 1*) ABSTRAK

MENULIS FIKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI. Nurmina 1*) ABSTRAK MENULIS FIKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI Nurmina 1*) 1 Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Almuslim, Bireuen *) Email: minabahasa1885@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

Kemampuan Mengubah Wacana Narasi Menjadi Puisi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Girsang

Kemampuan Mengubah Wacana Narasi Menjadi Puisi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Girsang Kemampuan Mengubah Wacana Narasi Menjadi Puisi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Girsang Rosmeri Saragih Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan USI Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemanpuan

Lebih terperinci

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom RAGAM TULISAN KREATIF C Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom HAKIKAT MENULIS Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan

BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Minat membaca karya sastra sama halnya dengan minat membaca, namun minat membaca karya sastra lebih diarahkan dan difokuskan dalam bidang sastra baik itu puisi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI METODE PENUGASAN. Cicih Wiarsih 1, Tri Yuliansyah Bintaro 2

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI METODE PENUGASAN. Cicih Wiarsih 1, Tri Yuliansyah Bintaro 2 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI METODE PENUGASAN Cicih Wiarsih 1, Tri Yuliansyah Bintaro 2 cie_sh4quille@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini berdasarkan pada permasalahan yang dialami

Lebih terperinci

Rama Wadi. NIM

Rama Wadi. NIM Hubungan Kemampuan Menyimak Lagu, Kemampuan Menulis Cerpen, hubungan antara kemampuan menyimak lagu dengan kemampuan menulis cerpen oleh siswa kelas X MAS As-Syarif Desa Kuala Beringin Tahun Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS MELALUI PENGGUNAAN METODE ESTAFET WRITING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS MELALUI PENGGUNAAN METODE ESTAFET WRITING Oleh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Galuh ABSTRAK Salah satu hal penting dalam pembelajaran menulis puisi bebas adalah kemampuan mengemukakan perasaan menulis dalam

Lebih terperinci

Oleh : ATENG SUDRAJAT NIM

Oleh : ATENG SUDRAJAT NIM MODEL PEMBELAJARAN APRESIASI CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SINGAJAYA KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh : ATENG SUDRAJAT NIM.1021.0252

Lebih terperinci

Nikke Permata Indah Pendidikan Bahasa Indonesia Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Nikke Permata Indah Pendidikan Bahasa Indonesia Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia PENERAPAN MODEL INDUKTIF DENGAN MEDIA GAMBAR SILLUET DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK (Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2014/2015) Nikke Permata

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Puisi Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir dari perasaan penyair dan diungkapkan secara berbeda-beda oleh masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bahasa digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Bahasa mempunyai fungsi intelektual,

Lebih terperinci

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS SKRIPSI

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS  SKRIPSI RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS WWW.SRITI.COM SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

GURU BAHASA INDONESIA, GURU SASTRA ATAU SASTRAWAN

GURU BAHASA INDONESIA, GURU SASTRA ATAU SASTRAWAN GURU BAHASA INDONESIA, GURU SASTRA ATAU SASTRAWAN MENGAJARKAN SASTRA Tiurnalis Siregar Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Karya Sastra merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERITA BERBAHASA JAWA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 CANDI SIDOARJO. Ayuningtiastutik 1 Roekhan 2 Heri Suwignyo 3

KEMAMPUAN MENULIS CERITA BERBAHASA JAWA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 CANDI SIDOARJO. Ayuningtiastutik 1 Roekhan 2 Heri Suwignyo 3 KEMAMPUAN MENULIS CERITA BERBAHASA JAWA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 CANDI SIDOARJO Ayuningtiastutik 1 Roekhan 2 Heri Suwignyo 3 Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang E-mail: Ayukuning11@gmail.com

Lebih terperinci

MALAKAH. Oleh : WIWIN WIDANINGSIH

MALAKAH. Oleh : WIWIN WIDANINGSIH MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMETAAN PIKIRAN DI KELAS VII SMPN 1 SUKAWENING KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MALAKAH Oleh : WIWIN WIDANINGSIH 10.21.0444 PROGRAM

Lebih terperinci

MAKALAH. Oleh MIA KUSMIATI NPM :

MAKALAH. Oleh MIA KUSMIATI NPM : MODEL PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN TEKNIK CAMPURAN DISKUSI DAN PELATIHAN DI KELAS XI MADRASAH ALIYAH AL-IKHLAS CISURUPAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh MIA KUSMIATI NPM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun menjadi satu kesatuan dengan suatu kesesuaian yang kemudian membentuk paragraf-paragraf, sehingga

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PANGALIRAN IMAJI (IMAGE STREAMING) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN

PENERAPAN METODE PANGALIRAN IMAJI (IMAGE STREAMING) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN PENERAPAN METODE PANGALIRAN IMAJI (IMAGE STREAMING) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWAKELAS X SMA NEGERI 7 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh: MARYAM SIREGAR NIM 209411015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wida Kartika Ayu, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Wida Kartika Ayu, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Puisi sebagai suatu karya sastra pada dasarnya merupakan sarana ekspresi seseorang. Perwujudan ekspresi pengarang lewat puisi selanjutnya difasilitasi melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan berbahasa berhubungan erat dan saling melengkapi dengan pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di sekolah berkaitan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah banyak dilakukan salah satunya, penelitian pengajaran sastra dapat peneliti

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOLABORASI PADA SISWA KELAS X SEMESTER II SMA N 9 PURWOREJO

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOLABORASI PADA SISWA KELAS X SEMESTER II SMA N 9 PURWOREJO 1 UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOLABORASI PADA SISWA KELAS X SEMESTER II SMA N 9 PURWOREJO Oleh: Siti Nurhidayah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan yang telah diuraikan pada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan yang telah diuraikan pada 95 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. a. Terdapat perbedaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ungkapan atau pikiran seseorang yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ungkapan atau pikiran seseorang yang dituangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan sebuah ungkapan atau pikiran seseorang yang dituangkan menggunakan bahasa yang indah sebagai sarana pengucapannya dan dapat berguna bagi manusia, yakni

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS TEKNIK DRAMATIK DALAM PEMBELAJARAN MENGANALISIS TOKOH CERPEN PADA PRODI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FKIP UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

EFEKTIVITAS TEKNIK DRAMATIK DALAM PEMBELAJARAN MENGANALISIS TOKOH CERPEN PADA PRODI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FKIP UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN Pontas Jamaluddin Sitorus Jurnal Suluh Pendidikan FKIP-UHN ISSN: 2356-2595 Volume-1, Edisi-1, september 2014 Halaman 58-66 EFEKTIVITAS TEKNIK DRAMATIK DALAM PEMBELAJARAN MENGANALISIS TOKOH CERPEN PADA

Lebih terperinci

(Sugiyono,2013hlm.76) Keterangan : E = kelas eksperimen yang dipilih secara acak K = kelas kontrol yang dipilih secara acak

(Sugiyono,2013hlm.76) Keterangan : E = kelas eksperimen yang dipilih secara acak K = kelas kontrol yang dipilih secara acak BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian yaitu quasi eksperimental (eksperimen semu) dengan desain pretest-postest control group design. Desain ini

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA ALAM DAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 DARMA

PERBEDAAN HASIL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA ALAM DAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 DARMA PERBEDAAN HASIL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA ALAM DAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI DARMA Ifah Hanifah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan ABSTRAK

Lebih terperinci

MAKALAH. Oleh RINA HERLINA NPM :

MAKALAH. Oleh RINA HERLINA NPM : MODEL PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI MODERN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS VIII SMPN 1 CIKAJANG KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh RINA HERLINA NPM : 1021.1031 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Eksperimen adalah observasi dibawah kondisi buatan dimana kondisi

BAB 3 METODE PENELITIAN. Eksperimen adalah observasi dibawah kondisi buatan dimana kondisi 9 BAB METODE PENELITIAN. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu. Eksperimen adalah observasi dibawah kondisi buatan dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur

Lebih terperinci