HAK KEPERDATAAN CALON JEMAAH HAJI DALAM PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI KHUSUS PADA PT. AN-NUR MAARIF CABANG BONE. Oleh. Alfiana 1 Mustafa 2

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HAK KEPERDATAAN CALON JEMAAH HAJI DALAM PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI KHUSUS PADA PT. AN-NUR MAARIF CABANG BONE. Oleh. Alfiana 1 Mustafa 2"

Transkripsi

1 HAK KEPERDATAAN CALON JEMAAH HAJI DALAM PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI KHUSUS PADA PT. AN-NUR MAARIF CABANG BONE Oleh. Alfiana 1 Mustafa 2 1 IAIN Bone. 2 IAIN Bone alfianahr2@gmail.com, mustafassymh90@gmail.com Abstract This study discusses the civil rights of prospective pilgrims in organizing the special Hajj pilgrimage at PT. An-Nur Maarif Cab. Bone. The thing to be achieved in this research is how the forms of legal protection for the civil rights of prospective pilgrims are given by the organizers of the special pilgrimage in accordance with the conceptualization of the laws and regulations. The method of this study is an Empirical Juridical approach. The data in this study were obtained from interviewing the Director of PT. An-Nur Maarif Cab. Bone and the pilgrims who were directly involved in the implementation of the special pilgrimage to find out their prospective. The results showed that the implementation of special Hajj conducted by PT. An-Nur Maarif Cab. Bone related to legal protection had been implemented appropriately and had been based on the laws and regulations so that it had beneficial effects for prospective of the pilgrims because their rights can be protected. As a special hajj travel agency, PT. An-Nur Maarif Cab. Bone had carried out its obligations in accordance with standard operational procedures of the Indonesian Ministry of Religion and did not conflict with the applicable laws and regulations. Keywords: Civil Rights; Special Hajj; Travel Bureau. Abstrak Penelitian ini membahas hak keperdataan calon jemaah haji dalam penyelenggaraan ibadah haji khusus pada biro perjalanan PT. An-Nur Maarif Cab. Bone. Hal yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk perlindungan hukum terhadap hak keperdataan calon jemaah haji khusus yang diberikan dari pihak penyelenggara ibadah haji khusus yang sesuai dengan konseptualisasi peraturan perundang-undangan. Penelitian ini menggunakan metode dengan pendekatan Yuridis Empiris. Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara dengan Direktur PT. An-Nur Maarif Cab. Bone dan para calon jemaah haji yang terlibat langsung dalam pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji khusus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan ibadah haji khusus yang dilaksanakan oleh PT. An-Nur Maarif Cab. Bone terkait perlindungan hukumnya telah diimplementasikan dan berdasar pada peraturan perundang-undangan sehingga memiliki manfaat yang berpengaruh bagi calon jemaah haji khusus karena hak-haknya dapat terlindungi. Sebagai biro perjalanan ibadah haji khusus, PT. An-Nur Maarif Cab. Bone telah melaksanakan kewajibannya yang sesuai dengan standar operasional prosedur dari Kementerian Agama RI dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kata Kunci: Biro Perjalanan; Hak Keperdataan; Haji Khusus. 143

2 Hak Keperdataan Calon Jamaah Haji... Alfiana A. Pendahuluan Agama Islam adalah agama rahmatan lil alamin yang meyakini bahwa Allah Swt. adalah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan selain-nya dan Nabi Muhammad Saw. adalah utusannya yang menjadi nabi akhir zaman serta sebagai penutup nabi-nabi sebelumnya. Islam ditegakkan di atas lima pilar. Kelima pilar tersebut adalah syahadatain, salat, puasa, zakat dan haji. 1 Umat muslim wajib hukumnya menunaikan ibadah haji bagi yang mampu memenuhi syarat-syarat tertentu, salah satunya adalah biaya yang tidak murah. Indonesia adalah negara dengan penduduk mayoritas pemeluk agama Islam. Meski biaya haji dinilai mahal tapi semangat dari umat muslim di Indonesia sangat tinggi untuk memenuhi panggilan berhaji, dan telah terbukti dari data Kementerian Agama RI dari tahun ke tahun menunjukkan antusiasme umat muslim di Indonesia. Menteri Agama RI( ) Lukman Hakim Saifuddin mengungkapkan bahwa kuota haji yang diberikan pemerintah Kerajaan Arab Saudi untuk tahun 2018 yakni mencapai jemaah. Jumlah ini mengalami penambahan sebanyak 10 ribu dari kuota haji pada tahun 2017 yaitu sebesar jemaah. Menurut Lukman, pihaknya berhasil meyakinkan Pemerintah Arab Saudi untuk menambah kuota mengingat minat yang besar warga negara Indonesia untuk menunaikan ibadah haji. 2 Data terbaru terkait kuota haji Indonesia keberangkatan 2019 tahun ini ditambah sebanyak jemaah menjadi jemaah. Penambahan kuota ini diberikan Pemerintah Arab Saudi per April Berdasarkan dari data tersebut, bahwa antusias umat muslim di Indonesia sangat tinggi sehingga jemaah haji dibagi menjadi dua macam yakni haji reguler dan haji khusus. Haji reguler yaitu haji yang diselenggarakan oleh pihak Departemen Agama sedangkan haji khusus diselenggarakan oleh perusahaan 1 Moh. Nafi CH, Haji dan Umrah, ([t.c]; Erlangga: Surabaya, 2015), h. XV. 2 [t. p.], Menteri Agama: Kuota Haji Tahun 2018 Mencapai Jemaah, dalam mencapai jemaah. 4 Agustus Kompas, Arab Saudi tambah Kuota Haji di Indonesia Menjadi , dalam 25 Juni

3 swasta biro perjalanan haji dan umrah. Biro perjalanan ibadah haji khusus yang dilaksanakan oleh pihak swasta banyak menuai kontroversi berupa kerugian dan permasalahan yang dialami para jemaah haji, seperti keterlambatan keberangkatan, hotel yang disediakan tidak sesuai dengan perjanjian dan masih banyak lagi polemik terkait kelemahan biro perjalanan ibadah haji. Tidak transparansinya kepada calon jemaah haji seolah memanfaatkan bagi mereka yang tidak ingin menunggu lebih lama harus membayar sejumlah uang yang lebih besar dari yang lainnya alasannya agar segala keperluan bisa langsung diproses, karena keputusan biro perjalanan haji yang menginginkan keuntungan yang sebesar-besarnya mereka lupa bahwa segala keperluan butuh waktu seperti halnya pembuatan visa. Akibatnya jemaah haji yang sudah membayarkan uang harus menunggu selesainya pembuatan visa padahal jadwal keberangkatan telah dijanjikan. Penyelenggaraan ibadah haji khusus dalam pelaksanaannya terdapat banyak kasus yang muncul salah satunya terkait orang yang sudah mendaftar untuk naik haji tetapi baru berangkat setelah bertahun-tahun, ini karena adanya kuota haji maka tidak semua orang bisa langsung berangkat haji pada tahun berjalan. Hal ini terjadi karena panjangnya daftar antrean di Indonesia atau sering disebut dengan daftar tunggu (waiting list). Waiting list merupakan polemik yang sangat menjadi kendala bagi para calon jemaah haji. Tidak sedikit calon jemaah haji yang berada pada daftar tunggu gagal melaksanakan ibadah haji, padahal dalam masa penungguan yang begitu lama, calon jemaah haji tersebut sehat, berkecukupan, dan sudah sangat siap untuk berangkat haji. 4 Segala peraturan Kementerian Agama RI terkait pelaksanaan ibadah haji telah tertulis dalam perundang-undangan mengingat Negara Indonesia adalah negara hukum. Pertama yang harus diketahui oleh para biro perjalanan haji adalah besarnya kuota jemaah haji yang ditetapkan oleh Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia sehingga tidak ada lagi yang namanya janji-janji manis karena batalnya keberangkatan akibat jumlah kuota sudah tidak tersedia. Kedua yang harus 4 Kementerian Agama RI Direktorat Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah, Waiting List, dalam 8 Januari

4 Hak Keperdataan Calon Jamaah Haji... Alfiana diperhatikan oleh biro perjalanan haji khusus yakni mengurus segala surat izin dari Kementerian Agama RI sebagaimana telah dituliskan dalam perundangundangan RI, jika telah memenuhi semua syarat dalam undang-undang maka biro perjalanan haji dapat dikategorikan resmi atau legal. Seyogianya jika penyelenggara atau biro perjalanan haji dikatakan telah resmi atau legal maka segala hak yang terkait keperdataan calon jemaah haji tidak lagi dipertanyakan karena telah jelas tercantum dalam perundang-undangan Negara Republik Indonesia akan hak dan kewajiban penyelenggara maupun para calon jemaah. Biro perjalanan haji apabila tidak sesuai dengan perundangundangan RI maka dikatakanlah ilegal dan dapat memunculkan sejumlah permasalahan serta sengketa antara pihak penyelenggara dan calon jemaah haji, karena hak keperdataannya tidak dipenuhi dan memang sebelumnya mereka pihak penyelenggara atau biro perjalanan haji tidak memenuhi kewajibannya. Seperti kasus PT. First Travel sebagai pihak penyelenggara haji dan umrah di Indonesia yang hanya mengatasnamakan Kementerian Agama Republik Indonesia, namun tidak melaksanakan kewajibannya. PT. First Travel adalah perusahaan yang tengah menjadi polemik di Indonesia, karena gagal memberangkatkan ribuan jemaah haji dan umrah dari seluruh Indonesia. Direktur utama First Travel Andhika Surachman dan istrinya Anniesa Desvitasari Hasibuan ditetapkan sebagai terpidana atas dugaan penipuan serta izin operasional First Travel telah dicabut oleh Kementerian Agama pada Agustus Pemilik First Travel Andhika Surachman dan Anniesa Desvitasari Hasibuan dijerat pasal 378 dan 372 KUHP tentang penipuan dan penggelapan. 5 Hal yang menjadi penting dan krusial adalah ketika terjadinya permasalahan perusahaan dengan masyarakat atau konsumen, dalam kasus tersebut yang disebut bisnis jual rugi tentu ada yang bertanggungjawab untuk menalangi atau membantu kerugian calon jemaah korban First Travel, sementara aset yang dia miliki tidak 5 Universitas Gadjah Mada, Introduction, dalam url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&cad=rja&uact=8&ved=2ahukewio5szdm9_fa hwmq48khqnncguqfjaeegqiarac&url=http%3a%2f%2fetd.repository.ugm.ac.id%2fdo wnloadfile%2f153983%2fpotongan%2fs introduction. pdf&usg= AOvVaw 3Pb Hxlwf3DiRi8FuwfBy4G. 9 Januari

5 akan bisa menutupi kerugian calon jemaah, di sisi lain calon jemaah juga menuntut untuk mendapatkan hak mereka sebagai pelaku konsumen. Tidak menutup kemungkinan travel lain tidak memiliki masalah dalam menjalankan usahanya, adakala masalah dari travel tersebut tidak muncul di permukaan karena masalah yang dihadapi tidak seperti masalah pada PT. First Travel. Misalnya, salah satu biro perjalanan haji yang ada di Kabupaten Bone khususnya di Kecamatan Tanete Riattang Barat yaitu PT. An-Nur Maarif Cab. Bone dalam bisnisnya juga pernah terjadi masalah dalam manajemen pelayanan jemaah yaitu pembuatan Visa, sebab identitas diri tidak sesuai pada KTP, KK, dan akta lahir calon jemaah, sehingga mengharuskan jemaah untuk memperbaikinya terlebih dahulu. Tidak ada pencabutan izin usaha, karena masalah tersebut bisa segera ditangani dengan baik oleh pihak PT. An-Nur Maarif Cab. Bone. 6 Berdasarkan pernyataan di atas bahwa penyelenggaraan ibadah haji khusus di Indonesia masih mengalami banyak masalah dan kurang mendapatkan perhatian terhadap korbannya, sehingga pokok masalah dalam penelitian ini, tentang bagaimana hak dan kewajiban PT. An-Nur Maarif Cab. Bone kepada calon jemaah haji khusus. Serta, bagaimana bentuk perlindungan hukum terhadap hak keperdataan calon jemaah haji khusus menurut peraturan perundangundangan di Indonesia pada PT. An-Nur Maarif Cab. Bone. B. Metode Penelitian Adapun lokasi penelitian adalah PT. An-Nur Maarif Cab. Bone, beralamat di Jalan Ahmad Yani Kecamatan Tanete Riattang Barat kabupaten Bone provinsi Sulawesi Selatan. Jenis penelitian adalah field research, data diperoleh dari hasil pengamatan, wawancara, dokumentasi di lapangan. Dengan pendekatan yuridisempiris serta pengolahan data kualitatif, secara gamblang penelitian ini bermuara pada penggambaran hak dan kewajiban PT. An-Nur Maarif Cab. Bone kepada calon jemaah haji khusus. Serta, bentuk perlindungan hukum terhadap hak keperdataan calon jemaah haji khusus. 6 Muhaemin Ali, Direktur PT. An-Nur Maarif Cab. Bone Kec. Tanete Riattang Barat, Kab. Bone, Sulsel, wawancara oleh penulis di Jalan Ahmad Yani, 28 Juni

6 Hak Keperdataan Calon Jamaah Haji... Alfiana C. Pembahasan 1. Tinjauan umum tentang perlindungan hukum terhadap hak keperdataan calon jamaah haji khusus. Sebagai tinjauan umum, pada bagian ini penulis terlebih dahulu mengurai beberapa istilah agar tercipta kesamaan persepsi tentang perlindungan hukum; hak keperdataan; dan penyelenggara ibadah haji khusus. Uraiannya sebagai berikut: a. Perlindungan Hukum Perlindungan hukum berasal dari bahasa Belanda yang berbunyi rechbercherming de bergers tegen de overhead (perlindungan orang/ manusia dari penguasa). Perlindungan hukum adalah perlindungan yang diberikan oleh hukum, artinya bahwa perlindungan yang diberikan oleh aparat penegak hukum terhadap suatu kejadian tertentu. Konsep perlindungan hukum atas kepentingan tertentu, merupakan manifestasi dari prasyarat untuk masuk dalam fase walfare state (Negara Kesejahteraan). Menurut Mochtar Kusumaatmadja yang dikutip oleh Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, pengertian perlindungan hukum adalah perlindungan yang diberikan terhadap subyek hukum dalam bentuk perangkat hukum baik yang bersifat preventif maupun yang bersifat represif, baik yang tertulis maupun tidak tertulis. 7 Sedang, perlindungan konsumen merupakan salah satu bentuk perlindungan hukum terhadap pengguna barang dan jasa. Perlindungan konsumen bermakna sama dengan pelaksanaan tanggung jawab. Menurut hukum tanggung jawab adalah suatu akibat atas konsekuensi kebebasan seorang tentang perbuatannya yang berkaitan dengan etika atau moral dalam melakukan sesuatu perbuatan. 8 Selanjutnya menurut Titik Triwulan pertanggungjawaban harus mempunyai dasar, yakni hal yang menyebabkan timbulnya hak hukum bagi seorang untuk menuntut orang lain untuk memberikan pertanggungjawabannya. 9 7 Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2007), h Soekidjo Notoatmojo, Etika dan Hukum Kesalahan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h Titik Triwulan dan Shinta Febrian, Perlindungan Hukum Bagi Pasien, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), h

7 Menurut hukum perdata dasar pertanggungjawaban dibagi menjadi dua macam, yaitu kesalahan dan risiko. Dengan demikian dikenal pertanggungjawaban atas dasar kesalahan (lilability without based on fault) dan pertanggungjawaban tanpa kesalahan yang dikenal dengan (lilability without fault) sedangkan tanggung jawab risiko atau tanggung jawab mutlak dikenal dengan (strick liabillity). 10 Prinsip dasar pertanggungjawaban atas dasar kesalahan mengandung arti bahwa seorang harus bertanggungjawab karena ia melakukan kesalahan karena merugikan orang lain. Sebaliknya prinsip tanggung jawab risiko adalah bahwa konsumen penggugat tidak diwajibkan lagi melainkan produsen tergugat langsung bertanggungjawab sebagai risiko usahanya. Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat diketahui bahwa perlindungan hukum adalah segala bentuk upaya pengayoman terhadap hak asasi manusia di bidang hukum. Prinsip perlindungan hukum bagi rakyat Indonesia bersumber pada Pancasila dan konsep negara hukum yang mengutamakan pengakuan serta penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia. Maka secara hukum, jemaah haji berhak mendapatkan perlindungan hukum, sebaliknya negara serta pihak penyelenggara biro perjalanan wajib memenuhi hak tersebut. b. Hak Keperdataan Hak dalam istilah Belanda disebut beschikken yang meliputi hak/ kewenangan untuk menjual, memberi, menukar, mewariskan secara legal. Beschikken meliputi segala kewenangan untuk memindah tangankan dari tangan yang satu ke tangan yang lain. 11 Sedangkan terminologi fikih mengartikan hak berarti suatu kekhususan yang ditetapkan oleh syara dalam bentuk kekuasaan atau tanggung jawab. Dengan demikian, menurut bahasa asalnya kata hak tidak hanya bermakna sesuatu yang bisa diambil tetapi juga mengandung arti sesuatu yang harus diberikan. 12 Sedang hubungan hukum (rechtsrelatie) yaitu hubungan 10 Titik Triwulan dan Shinta Febrian, Perlindungan Hukum Bagi Pasien, h Setiono, Rule of Law (Supremasi Hukum), (Surakarta: Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 2004), h Ikhwan, Pengadilan HAM di Indonesia dalam Perspektif Hukum Islam, (Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama RI, 2008), h

8 Hak Keperdataan Calon Jamaah Haji... Alfiana antara subjek hukum yang akibatnya diatur oleh hukum dapat menimbulkan hak atau melenyapkan hak. Hak keperdataan yang dimaksud adalah hak asasi pribadi yaitu hak atas dirinya yang oleh hukum diberikan kepada manusia. Hak ini adalah onvervreemdbaar aan een ander rechtsobyect, artinya tidak dapat diberikan kepada subyek hukum lainnya. 13 Hak juga dapat berarti kebebasan, misalnya kebebasan untuk menjalankan kepercayaan dalam beragama serta kebebasan dalam bepergian, berkunjung, dan berpindah-pindah tempat. Adapun hak keperdataan calon jemaah haji khusus berupa asuransi yaitu asuransi jiwa, kecelakaan, kesehatan, dan perjalanan; identitas diri yaitu memberikan gelang identitas jemaah haji, menyediakan kartu tanda pengenal yang memuat nama jemaah, nama PIHK dan nomor kontak di Arab Saudi, nama dan alamat hotel, dan identitas lain yang dianggap perlu; petugas yaitu wajib menyediakan petugas dari unsur pengurus PIHK yang bertanggung jawab terhadap pelayanan jemaah haji sebanyak 1 (satu) orang untuk 45 sampai 135 jemaah; dan e-hajj yaitu PIHK juga wajib memberikan perlindungan terkait pengurusan e-hajj di Arab Saudi untuk kepastian penyediaan layanan kepada setiap jemaah yang diberangkatkan, penyelesaian persyaratan penerbitan visa haji, pengurusan paspor dan dokumen jemaah di Maktab. c. Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (Biro Perjalanan) Pengertian jemaah haji menurut ketentuan umum Pasal 1 angka 3 Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 tentang Peraturan Pelaksana Undang-undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji adalah warga negara Indonesia yang beragama Islam yang telah mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah haji sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. 14 Sedang, calon jemaah haji adalah rombongan kaum muslimin yang menunaikan ibadah haji (ke tanah suci Makkah) pada waktu tertentu dan dengan cara tertentu pula, dalam rangka memenuhi perintah Allah Swt. dan mengharapkan ridha-nya. 13 R. Soeroso, Pengantar Ilmu Hukum, (Cet. 14; Jakarta: Sinar Grafika, 2014), h Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 Tentang Peraturan Pelaksanan Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Pasal

9 Adapun yang dimaksud penyelenggaraan ibadah haji atau biro perjalanan adalah usaha penyedia jasa perencanaan ibadah haji, merupakan suatu badan usaha yang dapat memberikan pelayanan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan perjalanan haji. Banyaknya biro perjalanan yang melaksanakan pemberangkatan ibadah haji membuat ummat muslim harus memilah memilih biro perjalanan yang terpercaya minimal memiliki izin dari pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama. Berdasarkan ketentuan umum Pasal 1 angka 8 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2012 Tentang Peraturan Pelaksana Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji menjelaskan bahwa Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus, yang selanjutnya disebut PIHK, adalah biro perjalanan yang telah mendapat izin Menteri untuk menyelenggarakan Ibadah Haji Khusus. 15 Berdasarkan Pasal 344 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2012 tentang Peraturan Pelaksana Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji menjelaskan bahwa: 1) Selain penyelenggaraan ibadah haji reguler, penyelenggaraan ibadah haji dapat dilakukan melalui penyelenggaraan ibadah haji khusus yang pelayanan, pengelolaan, dan pembiayaannya bersifat khusus. 2) Pelayanan dan pengelolaan yang bersifat khusus sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) meliputi waktu pelaksanaan, akomodasi, konsumsi, transportasi, kesehatan, dan bimbingan ibadah haji. 16 Menurut Yoeti, agen travel/ biro perjalanan adalah suatu perusahaan yang memperoleh pendapatan dan keuntugan dengan menawarkan dan menjual produk serta jasa-jasa pelayanan yang diberikannya kepada pelanggannya. 17 Selain itu, 15 Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 Tentang Peraturan Pelaksanan Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Pasal Suyanto, Perlindungan Hukum bagi Calon Jamaah Haji terhadap Penyelenggara Ibadah Haji Khusus Ilegal, h Ahmad Humaidy. BJ, Analisis Kinerja Travel Pelaksana Haji dan Umrah di Kota Makassar (Studi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2008 tentang 151

10 Hak Keperdataan Calon Jamaah Haji... Alfiana menurut Yoeti munculnya biro perjalanan (agen travel) memiliki beberapa peran, yaitu: 1) Pengurusan dokumen perjalanan; 2) Ticketing (penjualan tiket pesawat domestik dan internasional); 3) Hotel reservation (dalam dan luar negeri); 4) Agen perjalanan kapal pesiar, charter flight, kapal laut dan kereta api; 5) Paket wisata untuk wisata untuk dalam dan luar negeri; 6) Escort service (jasa mengiringi); 7) Jemput dan antar tamu dari dan ke bandara; 8) Pelayanan umrah, ibadah haji dan perjalanan rohani lainnya. 18 Adapun dasar hukum travel sebagai penyelenggaraan haji dan umrah menurut syariat Islam secara tekstual tidak terdapat dalam al-qur an dan hadis dikarenakan perkara atau kegiatan pelaksanaan ibadah haji dengan menggunakan jasa travel termasuk kontemporer, jadi tidak diketemukan dasar hukumnya. Travel dapat kita umpamakan sebagai sarana penunjang atau yang menjadi perantara dalam mencapai tujuan untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Jika fungsi travel demikian, travel dapat diqiyaskan dengan kegiatan amil zakat yang menjadi perantara orang yang ingin mendekatkan diri kepada Allah Swt. dengan mengeluarkan sebagian hartanya sebagai bentuk ibadah yang wajib ditunaikan, begitupun dengan ibadah haji. Persyaratan yang harus dipenuhi dalam pendirian badan usaha jasa di bidang transportasi seperti penyelenggaraan ibadah haji khusus yang sah/ resmi diatur dalam ketentuan Pasal 35 ayat (4) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2012 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji untuk penyelenggaraan ibadah haji Khusus (PIHK) harus memenuhi persyaratan yaitu: 1) Telah memperoleh izin sebagai PPIU dari Menteri; Penyelenggaraan Ibadah Haji) (Skripsi Sarjana, Fakultas Syariah dan Hukum, Makassar, 2017), h Suyanto, Perlindungan Hukum bagi Calon Jamaah Haji terhadap Penyelenggara Ibadah Haji Khusus Ilegal (Skripsi Sarjana, Fakultas Hukum, Jember, 2017), h

11 2) Telah menyelenggarakan ibadah umrah paling singkat selama 3 (tiga) tahun dan memberangkatkan jemaah umrah paling sedikit 300 (tiga ratus) orang; 3) Memiliki kemampuan teknis untuk menyelenggarakan ibadah haji khusus yang meliputi kemampuan sumber daya manusia, sarana dan prasarana, dan manajemen; 4) Memiliki kemampuan finansial untuk menyelenggarakan ibadah haji khusus yang dibuktikan dengan jaminan bank; dan 5) Memiliki komitmen untuk menyelenggarakan ibadah haji khusus sesuai dengan peraturan perundang-undangan, standar pelayanan yang ditetapkan oleh Menteri, dan ketentuan Pemeritah Kerajaan Arab Saudi. 19 PT. An-Nur Maarif sebagai perusahaan swasta yang menawarkan biro perjalanan haji dan umrah didirikan pada tahun 2003 dan mendapatkan izin resmi sebagai penyelanggara umrah dan haji khusus, izin umrah No. 284/2017 dan izin haji khusus No. 522/2017. Saat ini PT. An-Nur Maarif berpusat di Jl. Ganggawa No.7B Pangkajene Kab. Sidrap dan memiliki 4 kantor cabang di beberapa kota yang ada di Sulawesi Selatan, yaitu kantor cabang Makassar yang teletak di Jl. Perintis Kemerdekaan KM.17 Ruko Sudiang Indah No.1 Kota Makassar; Kantor cabang Pare-Pare Jl. Jend. Sudirman Ruko Andalusia No.1 Kota Pare-pare; Kantor Cabang Pinrang Mall Sejahtera Kab. Pinrang; dan Kantor Cabang Bone Jl. Jend. Ahmad Yani No.5 Kab. Bone yang mulai beroperasi sejak tahun PT. An-Nur Maarif telah mendapatkan beberapa penghargaan dari maskapai yaitu sebagai perusahaan terbaik dalam perjalanan travel dan perjalanan wisata pada tahun Penghargaan sebagai perusahaan terbaik dalam pelayanan travel yang diraihnya yaitu The Most Trusted Recognized dan Indonesia Most Recommended Business Word 2017 serta beberapa penghargaan dari maskapai penerbangan di antaranya The Best Agen Garuda 2016, The Best Tour & Travel Company In Servis Excellent Of The Year 2017, The Best Tour Servis Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 Tentang Peraturan Pelaksanan Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Pasal

12 Hak Keperdataan Calon Jamaah Haji... Alfiana 2. Hak dan kewajiban PT. An-Nur Maarif Cab. Bone kepada calon jemaah haji Pendaftaran haji khusus yang dilakukan oleh pihak biro perjalanan selaku penyedia jasa terlebih dahulu melakukan perjanjian dengan calon jemaah haji selaku konsumen pemakai jasa. Secara umum dan mendasar, hubungan antara produsen (perusahaan penghasil barang dan/atau jasa) dengan konsumen (pemakai akhir dari barang dan/atau jasa untuk diri sendiri atau keluarganya) merupakan hubungan yang terus menerus dan berkesinambungan. Hubungan tersebut terjadi karena keduanya memang saling menghendaki dan mempunyai tingkat ketergantungan yang cukup tinggi antara yang satu dengan yang lain. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Muhaemin Ali selaku direktur PT. An-Nur Maarif Cab. Bone, mekanisme perjanjian yang dilakukan berdasarkan kesepakatan calon jemaah yaitu sebelum dimulainya perjanjian diantara kedua belah pihak, maka calon jemaah haji harus memenuhi prosedur pendaftaran haji yang telah ditentukan PT. An-Nur Maarif Cab. Bone, hak serta kewajiban yang dimuat dalam perjanjian harus berdasarkan peraturan perundangundangan yang masih berlaku dan tidak boleh bertentangan. 20 Hak dan kewajiban biro perjalanan PT. An-Nur Maarif dalam hal pemberangkatan haji khusus telah sesuai berdasarkan syarat sahnya perjanjian pada Pasal 40 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan juga berdasarkan pedoman lainnya yang telah dilaksanakan oleh pihak biro perjalanan haji khusus agar meningkatnya pelayanan dan mutu dalam pelaksanaanya. Pencantuman hak serta kewajiban dalam perjanjian tertulis yang dilakukan oleh biro perjalanan haji khusus dengan calon jemaah haji bertujuan untuk mengikat bagi pihak biro perjalanan haji khusus dengan calon jemaah haji dalam pelaksanaannya, hal itu didasarkan karena perjanjian yang paling banyak dilakukan para pihak dengan bahasa sempurna secara lisan dan tertulis untuk memberikan kepastian hukum dan sebagai alat bukti autentik jika timbulnya sengketa. 20 Muhaemin Ali, Direktur PT. An-Nur Maarif Cab. Bone..., 28 Juni

13 Kewajiban yang terdapat dalam perjanjian perusahaan antara PT. An-Nur Maarif Cab. Bone yang mengutamakan kepentingan bagi karyawan adalah sebagai berikut: a. Memberikan fasilitas bagi karyawan dan tenaga marketing; b. Menyiapkan beberapa program yang berhubungan dengan haji dan umrah; c. Menyiapkan tim khusus untuk pelatihan manasik haji, manasik umrah, tim pengantar dan penjemput jemaah di Bandara; d. Menyiapkan instruktur khusus untuk memberikan pelatihan sesuai job kepada tenaga pemasar/agen; e. Mempromosikan produk-produk yang ada di travel umrah dan haji; f. Membayar gaji karyawan setiap bulan. Adapun kewajiban PT. An-Nur Maarif Cab. Bone yang mengutamakan kepentingan calon jemaah haji sebagai berikut: a. Menjamin bahwa penyerahan jasa yang berupa fasilitas maupun berupa santunan kepada pihak konsumen sesuai dengan kebijakan pemerintah; b. Memberikan saran sewaktu-waktu jika diperlukan kepada pihak konsumen; c. Memberikan perlindungan baik berupa jasmani dan rohani; d. Melakukan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan dengan menyediakan layanan administrasi, bimbingan ibadah haji, akomodasi, transportasi, pelayanan kesehatan, keamanan, dan hal-hal lain yang diperlukan oleh jemaah haji. Kewajiban jemaah haji di Tanah Air dan di Tanah Suci juga terdapat di dalam perjanjian perusahaan PT. An-Nur Maarif Cab. Bone yaitu: a. Mematuhi tata tertib dan aturan-aturan mengenai penyelenggaraan ibadah haji; b. Menjaga nama baik bangsa dan negara; c. Membayar seluruh biaya fasilitas yang diberikan PT. An-Nur Maarif Cab. Bone. Dalam perjanjian perusahaan biro travel umrah dan haji juga terdapat hak yang diterima oleh pihak PT. An-Nur Maarif Cab. Bone yaitu: 155

14 Hak Keperdataan Calon Jamaah Haji... Alfiana a. Mendapatkan keuntungan/ profit dari jemaah haji dan umrah yang telah mendaftarkan dirinya di PT. An-Nur Maarif Cab. Bone; b. Mendapatkan pelatihan atau bimbingan tata cara pemasaran produk umrah dan haji oleh ketua pimpinan biro haji kepada ketua pimpinan cabang berdasarkan peraturan Kementrian Agama dan peraturan lainnya yang berkaitan; c. Mendapatkan reward tertentu dari prestasi ataupun target yang berhasil dicapai oleh agen/ mitra tersebut; dan d. Mendapatkan fasilitas pendukung untuk melakukan promosi kepada masyarakat. Adapun hak calon jemaah haji di dalam perjanjian perusahaan PT. An-Nur Maarif Cab. Bone yaitu sebelum mendapatkan hak di Arab Saudi, jemaah haji memiliki hak di tanah air seperti: a. Bimbingan ibadah dan manasik haji beberapa bulan sebelum berangkat haji; b. Pengelompokan dalam kelompok terbang (kloter); c. Akomodasi selama maksimal 24 jam di asrama haji, termasuk mendapatkan konsumsi, paspor haji yang telah divisa, gelang identitas jemaah haji, Living Cost, bimbingan ibadah dan manasik haji; d. Transportasi Indonesia - Arab Saudi pergi pulang; e. Pelayanan kesehatan dan perawatan jemaah haji yang sakit. Hak calon jemaah haji saat berada di Arab Saudi ketika di Jeddah dalam perjanjian perusahaan Perjanjian PT. An-Nur Maarif yaitu: a. Konsumsi pada saat kedatangan para jemaah haji di bandara KAIA Jeddah; b. Transportasi menuju Madinah atau Makkah; c. Pemondokan/ hotel, dalam hal penelitian di PT. An-Nur Maarif Cab. Bone fasilitas yang diberikan sebagai penyelenggaraan ibadah haji khusus yaitu hotel bintang 5; d. Serta konsumsi selama maksimal 24 jam menjelang pemulangan ke tanah air. 156

15 Hak jemaah saat di Madinah dalam perjanjian perusahaan PT. An-Nur Maarif Cab. Bone yaitu: a. Pemondokan/ hotel, dalam hal penelitian di PT. An-Nur Maarif Cab. Bone fasilitas yang diberikan sebagai penyelenggaraan ibadah haji khusus yaitu hotel bintang 5; b. Konsumsi selama 8 ½ hari; c. Konsumsi pada saat kedatangan di terminal Hijrah dan di KM 9 dalam perjalanan ke Makkah/Jeddah; d. Transportasi ke Makkah/ Jeddah menjelang pemulangan ke tanah air. Hak jemaah saat di Makkah dalam perjanjian PT. An-Nur Maarif Cab. Bone yaitu: a. Pemondokan/ hotel, dalam hal penelitian di PT. An-Nur Maarif Cab. Bone fasilitas yang diberikan sebagai penyelenggaraan ibadah haji khusus yaitu hotel bintang 5; b. Transportasi ke Masjidil Haram bagi jemaah yang menempati pemondokan/ hotel; c. Transportasi ke Madinah/Jeddah menjelang pemulangan ke tanah air; d. Transportasi Makkah Arafah Muzdalifah Mina Makkah; e. Pelayanan Kesehatan, dilakukan oleh petugas kesehatan kloter, Sektor dan Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Daerah Kerja; f. Jemaah haji sakit yang sampai berakhirnya operasional haji di Arab Saudi masih dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi (Jeddah, Makkah dan Madinah) menjadi tanggungan pemerintah Arab Saudi dan pemulangannya ke Indonesia setelah dinyatakan sembuh ditanggung oleh maskapai penerbangan yang memberangkatkan sampai embarkasi. Pemberian hak tersebut berdasarkan perjanjian yang telah dilakukan ketika calon jemaah haji sudah mendaftarkan diri sebagai pendaftar di PT. An-Nur Maarif Cab. Bone. Selain hak dan kewajiban yang sesuai dengan Pasal 40 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan disepakati kedua belah pihak yang terdapat dalam perjanjian perusahaan antara PT. An-Nur Maarif Cab. Bone dengan calon jemaah haji, ada pula hak 157

16 Hak Keperdataan Calon Jamaah Haji... Alfiana yang telah diatur oleh Undang-undang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Pasal 7 ayat (1) yaitu jemaah haji berhak memperoleh pembinaan, pelayanan, dan perlindungan dalam menjalankan ibadah haji yang meliputi: a. Pembimbingan manasik haji dan/atau materi lainnya, baik di tanah air, di perjalanan, maupun di Arab Saudi; b. Pelayanan Akomodasi, Konsumsi, Transportasi, dan Pelayanan Kesehatan yang memadai, baik di tanah air, selama di perjalanan, maupun di Arab Saudi; c. Perlindungan sebagai Warga Negara Indonesia; d. Penggunaan paspor haji dan dokumen lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan ibadah haji; dan e. Pemberian kenyamanan transportasi dan pemondokan/ hotel, dalam hal penelitian di PT. An-Nur Maarif Cab. Bone fasilitas yang diberikan sebagai penyelenggaraan ibadah haji khusus yaitu hotel bintang 5 selama di tanah air, di Arab Saudi, dan saat kepulangan ke tanah air Perlindungan hukum terhadap hak keperdataan calon jemaah haji khusus pada PT. An-Nur Maarif Cab. Bone PT. An-Nur Maarif Cab. Bone adalah biro perjalanan ibadah haji khusus yang memiliki hak dan kewajiban sesuai dengan peraturan perundang-undangan sebagaimna telah disebutkan. Adanya regulasi yang jelas merupakan suatu langkah preventif dalam mendukung peningkatan mutu pelayanan dan pengelolaan di bidang jasa pada PT. An-Nur Maarif Cab. Bone sebagai biro perjalanan ibadah haji khusus. Perlindungan terhadap calon jemaah haji melalui jaminan berupa legalitas yang telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Pasal 38 Ayat (2) lebih lanjut dijelaskan di dalam Pasal 35 Ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggraaan 21 Muhaemin Ali, Direktur PT. An-Nur Maarif Cab. Bone..., 28 Juni

17 Ibadah Haji bahwa penyelenggara haji bisa memberangkatkan calon jemaah haji dan umrah jika memiliki izin dari Kementerian Agama RI. Seluruh biro travel haji dan umrah yang berizin tercantum namanya di database Kementerian Agama RI, sehingga biro travel yang tidak terdaftar merupakan ilegal dan melanggar hukum. Perlindungan calon jemaah haji selaku konsumen pemakai jasa juga dijelaskan dalam Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Regulasi penyelenggaraan ibadah haji khusus yang dilaksanakan oleh pihak swasta/pihk bertujuan untuk memberikan perlindungan hukum terhadap hak-hak keperdataan calon jemaah haji dan sebagai tolak ukur dalam pelaksanaannya juga merupakan solusi apabila dikemudian hari terdapat calon jemaah yang tidak dipenuhi haknya. Memberikan perlindungan hukum merupakan amanah dari Undang-Undang No 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Pasal 1 ayat (2) yaitu Penyelenggaraan Ibadah Haji adalah rangkaian kegiatan pengelolaan pelaksanaan Ibadah Haji yang meliputi pembinaan, pelayanan, dan perlindungan Jemaah Haji. Dijelaskan juga dalam Pasal 43 Ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus yaitu Perlindungan jemaah haji khusus dan petugas haji khusus oleh PIHK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) huruf f dilakukan dengan mengasuransikan jemaah haji khusus dan petugas haji khusus. Menurut peraturan tersebut hak perdata calon jemaah haji yang harus mendapatkan perlindungan yaitu berupa asuransi, identitas diri, petugas, dan pengurusan e-hajj. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Muhaemin Ali selaku direktur PT. An-Nur Maarif Cab. Bone yang beroperasi sejak tahun 2017 hingga saat ini mengaku telah menjalankan amanah dari Undang-Undang No 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji terkait perlindungan hukum hak keperdataan calon jemaah haji, berikut pendapatnya yaitu: 159

18 Hak Keperdataan Calon Jamaah Haji... Alfiana a. Perlindungan akan hak asuransi calon jemaah haji berupa asuransi jiwa, kecelakaan, dan kesehatan serta asuransi perjalanan menurut Muhaemin Ali telah berhasil direalisasikan. 22 Hal ini dibuktikan dari pengakuan salah satu jemaah haji yang jatuh sakit sewaktu berada di Arab Saudi bernama Muwafia Syarifuddin Awis. Pada saat itu jemaah tersebut baru saja sampai di Tanah Suci Makkah, namun kesehatannya terganggu sehingga tidak dapat melakukan aktivitas apapun. Pihak penyelenggara PT. An-Nur Maarif membawa jemaah tersebut ke Rumah Sakit terdekat dari hotel, dengan perlindungan yang diberikan pada tepat waktu maka seluruh rangkaian pelaksanaan ibadah haji dapat di ikuti dengan baik oleh jemaah haji tersebut. 23 Lebih lanjut Muhaemin Ali mengatakan, asuransi berlaku sejak jemaah haji berangkat dari rumah untuk ke embarkasi, sampai berada di rumah kembali. Jika jemaah sakit, biro perjalanan harus menyediakan petugas kesehatan serta obat-obatan. Pihak biro perjalanan wajib mengurusi jemaah yang sakit selama di perjalanan dan di Arab Saudi. Namun, biro perjalanan tidak diwajibkan memfasilitasi calon jemaah untuk memberikan vaksinasi meningitis. Calon jemaah dapat melakukan hal tersebut di luar biro perjalanan. 24 b. Perlindungan identitas diri seperti memberikan gelang identitas jemaah haji, menyediakan kartu tanda pengenal yang memuat nama jemaah, nama PIHK, dan nomor kontak di Arab Saudi, nama dan alamat hotel serta identitas lain yang dianggap perlu, misalnya identitas pada koper jemaah haji. Menurut Muhaemin Ali selaku direktur, belum ada jemaah yang melapor terkait identitas diri yang bermasalah. Seperti kehilangan atau hal lain yang mungkin akan terjadi. Namun, di sisi lain terkadang koper jemaah tertukar dengan koper jemaah yang lain karena bentuk dan warna koper yang diberikan oleh pemerintah untuk jemaah haji memang 22 Muhaemin Ali, Direktur PT. An-Nur Maarif Cab. Bone..., 28 Juni Muwafia Syarifuddin Awis, Jemaah Haji PT. An-Nur Maarif Cab. Bone Kec. Tanete Riattang Barat, Kab. Bone, Sulsel, wawancara oleh penulis di Jalan Sukawati, 28 Juni Muhaemin Ali, Direktur PT. An-Nur Maarif Cab. Bone..., 28 Juni

19 seragam. Ada yang warna hijau adapula yang berwarna orange, tergantung embarkasi asal jemaah. Agar tidak tertukar dengan yang lain, koper-koper ditandai oleh jemaah. Ada yang ditempeli foto, ditulis dengan spidol, atau ditandai dengan barang lain. 25 Seperti yang dilakukan Rohani, jemaah haji asal embarkasi Makassar. Dia menandai kopernya dengan gelas berwarna ungu. Menurutnya, dia sengaja memasang tanda koper dengan gelas agar mudah dikenali. Lagi pula, dia yakin jarang yang menandai kopernya dengan gelas. 26 c. Perlindungan petugas yang wajib disediakan oleh pengurus PIHK karena bertanggung jawab terhadap pelayanan jemaah haji, satu orang petugas untuk 45 sampai 135 jemaah. Biro perjalanan PT. An-Nur Maarif menyediakan petugas atau team work yang memang sudah memiliki tugas dan fungsi masing-masing. Petugas ini tentunya memiliki sertifikat dari Kementerian Agama RI. Menurut Muhaemin Ali, selama ini belum ada petugas yang lalai dari tanggung jawab dalam mengurus jemaah haji. Salah satu hal yang dilakukan petugas jemaah haji PT. An-Nur Maarif Cab. Bone yaitu memastikan bahwa makanan jemaah haji aman. Inspeksi dilakukan mulai dari tahapan penerimaan bahan baku, penyimpanan bahan makanan di ruangan pendingin, pembersihan atau pencucian bahan makanan, proses pemasakan, penyajian, hingga pengepakan makanan yang akan dikirim ke jamaah haji berdasarkan kelompok terbang (kloter). Selain mengecek penyiapan hingga pengepakan makanan, petugas juga memeriksa tingkat kehigienisan air, kecukupan cahaya di ruang masak, batas waktu kedaluwarsa bahan baku, serta kebersihan pegawai dan lingkungan sekitar perusahaan jasa boga tersebut. 27 Lebih lanjut Ahmad Suparman mengatakan bahwa pelayanan petugas jemaah haji yang diberikan untuk dirinya secara keseluruhan sudah baik, namun kendati 25 Muhaemin Ali, Direktur PT. An-Nur Maarif Cab. Bone...28 Juni Rohani, Jemaah Haji PT. An-Nur Maarif Cab. Bone Kec. Tanete Riattang Barat, Kab. Bone, Sulsel, wawancara oleh penulis di Jalan Wajo, 4 Agustus Muhaemin Ali, Direktur PT. An-Nur Maarif Cab. Bone..., 28 Juni

20 Hak Keperdataan Calon Jamaah Haji... Alfiana demikian juga terdapat pelayanan petugas yang lambat dalam hal pembagian makanan sewaktu dia tiba di Jeddah. 28 d. Sebagai bentuk perlindungan PIHK juga wajib memberikan pengurusan e- hajj di Arab Saudi untuk kepastian penyediaan layanan kepada setiap jemaah yang diberangkatkan. Sebagai sistem penyelenggaraan haji yang berbasis elektronik, e-hajj digunakan dalam penyelesaian persyaratan, penerbitan visa haji, pengurusan paspor dan dokumen jemaah di Maktab. Semua transaksi pelayanan haji khusus akan ada di sistem e-hajj yang ada di Kementerian Haji Arab Saudi. Semacam virtual account, maka tidak ada lagi pembayaran yang dilakukan di luar sistem. Dengan termaktubnya hak-hak jemaah haji khusus dalam e-hajj, maka jika terjadi wanprestasi, di Jeddah akan bisa membantu Penyelenggara Ibadah Haji Khusus/PIHK melalui Permusyawaratan Antar Syarikat Travel Umrah dan Haji Indonesia/PATUHI untuk menyampaikan tuntutannya kepada Kementerian Haji Arab Saudi sebagai institusi penanggung jawab umum penyelenggara haji di Arab Saudi. Di PT. An-Nur Maarif Cab. Bone pernah terjadi suatu kesalahan terkait identitas jemaah tidak sesuai dengan yang terdapat pada KTP, KK dan Akta Kelahiran, terdapat penambahan nama pada KTP sedang pada KK tidak ada, hal ini kemudian menjadi hambatan pada saat penerbitan visa. Kejadian tersebut bukan kesalahan dari pihak penyelenggara melainkan kesalahan dari calon jemaah haji sendiri, maka yang harus menyelesaikan ialah jemaah hajinya. Namun, pihaknya tetap membantu memberikan arahan dalam proses penyelesaian dokumen yang bermasalah tersebut. 29 Salah satu jemaah haji khusus PT. An-Nur Maarif Cab. Bone bernama Hasnawati menjelaskan bahwa transaksi menggunakan e-hajj merupakan keharusan. Sistem itu 28 Ahmad Suparman, Jemaah Haji PT. An-Nur Maarif Cab. Bone Kec. Tanete Riattang Barat, Kab. Bone, Sulsel, wawancara oleh penulis di Jalan Husain Jeddawi, 4 Agustus Muhaemin Ali, Direktur PT. An-Nur Maarif Cab. Bone..., 28 Juni

21 memudahkannya dalam pelaporan transaksi, manajemen keuangan dan pelayanan menjadi lebih terdata. 30 Muhaemin Ali mengemukakan bahwa dalam membangun bisnis tour and travel yang saat ini dia pimpin selaku direktur, harus memperhatikan calon jemaah dari segi perlindungan hukumnya. Meskipun PT. An-Nur Maarif Cab. Bone telah melaksanakan prosedur pelayanan jemaah haji sesuai dengan peraturan perundang-undangan, tetapi ada hal yang menjadi kendala dalam pelaksanaan perlindungannya seperti misalnya, calon jemaah kurang teliti dalam penginputan identitas dirinya padahal hal ini sangat penting dan dapat berakibat batalnya keberangkatan karena persoalan pengurusan visa. Namun baginya ini bukan kendala melainkan sebuah tantangan yang harus diselesaikan, dan salah satu bentuk tindakannya yaitu dengan memanfaatkan media sosial yang tidak terbatas oleh seluruh masyarakat untuk membagikan informasi terkait prosedur dan pelaksanaanya khususnya dalam hal penginputan identitas diri, dan memberikan informasi terkait sistem haji elektronik (e-hajj) yang memang menuntut akurasi data yang tinggi. 31 D. Penutup Adapun sebagai kesimpulan dari penelitian ini yaitu: 1. Hak dan kewajiban para pihak telah disepakati di awal perjanjian ketika calon jemaah haji sepakat untuk melakukan ibadah haji dengan fasilitas yang akan diberikan oleh PT. An-Nur Maarif Cab. Bone. Kewajiban utama biro haji ialah memberikan pelayanan di tanah air dan di Arab Saudi kepada jemaah meliputi kesehatan, transportasi, akomodasi, perlindungan, konsumsi, dan sebagainya, dan hak biro perjalanan haji ialah mendapatkan upah dari jemaah haji. Sedangkan kewajiban utama jemaah haji ialah membayar seluruh biaya terkait jasa yang diberikan biro perjalanan haji, serta hak jemaah haji ialah mendapat fasilitas di tanah air maupun di Arab Saudi terutama dalam hal perlindungan 30 Hasnawati, Jemaah Haji PT. An-Nur Maarif Cab. Bone Kec. Tanete Riattang Barat, Kab. Bone, Sulsel, wawancara oleh penulis di Jalan Lapawawoi, 4 Agustus Muhaemin Ali, Direktur PT. An-Nur Maarif Cab. Bone..., 28 Juni

22 Hak Keperdataan Calon Jamaah Haji... Alfiana hukum. Hak dan kewajiban ini harus sesuai dengan peraturan perundangundangan karena sebagai jaminan apabila dikemudian hari terjadi sengketa. 2. Kewajiban pokok yang diberikan PT. An-Nur Maarif Cab. Bone salah satunya adalah memberikan perlindungan, perlindungan yang diberikan antara lain, perlindungan asuransi, identitas diri, petugas, dan e-hajj. Selama melaksanakan perlindungan tersebut, tidak ada kendala dalam pelaksanaannya karena telah sesuai prosedur peraturan perundang-undangan yang berlaku, hal ini dibuktikan berdasarkan pengakuan Muhaemin Ali selaku direktur dan pengakuan dari salah satu jemaah PT. An-Nur Maarif Cab. Bone. Sumber Buku/ Kitab/ Jurnal: DAFTAR PUSTAKA CH, Moh.Nafi. Haji dan Umrah. Surabaya: Erlangga, Dewi, Eli Wuria. Hukum Perlindungan Konsumen. Yogyakarta: Graha Ilmu, Ikhwan, Pengadilan HAM di Indonesia dalam Perspektif Hukum Islam, Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama RI, Kristiyanti, Celina Tri Siwi. Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta: Sinar Grafika, 2015 Miru, Ahmadi dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta: PT. Raja Grafindo, Notoatmojo, Soekidjo, Etika dan Hukum Kesalahan, Jakarta: Rineka Cipta, R. Soeroso, Pengantar Ilmu Hukum, Cet. 14; Jakarta: Sinar Grafika, Rachmadi, Anugrah. Studi Tentang Rekrutmen Calon Jamaah Haji dalam Keberangkatan ke Saudi Arabia di Kantor Kementerian Agama Kota Samarindah. Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 2; No. 02; Tahun Setiono, Rule of Law (Supremasi Hukum), Surakarta: Tesis Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Suyanto. Perlindungan Hukum bagi Calon Jamaah Haji terhadap Penyelenggara Ibadah Haji Khusus Ilegal. Skripsi Sarjana, Fakultas Hukum, Jember,

23 Titik Triwulan dan Shinta Febrian, Perlindungan Hukum Bagi Pasien, Jakarta: Prestasi Pustaka, Peraturan Perundang-undangan: Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 Tentang Peraturan Pelaksanan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Pasal 35. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 Tentang Peraturan Pelaksanan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Pasal 1. Media Daring: [t. p.], Menteri Agama: Kuota Haji Tahun 2018 Mencapai Jemaah, dalam 4 Agustus Kompas, Arab Saudi tambah Kuota Haji di Indonesia Menjadi , dalam 25 Juni Kementerian Agama RI Direktorat Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah, Waiting List, dalam 8 Januari Universitas Gadjah Mada, Introduction, dalam t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&cad=rja&uact=8&ved=2ahuke wio5szdm9_fahwmq48khqnncguqfjaeegqiarac&url=http%3a% 2F%2Fetd.repository.ugm.ac.id. 165

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.366, 2015 KEMENAG. Ibadah Umrah. Perjalanan. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERJALANAN IBADAH

Lebih terperinci

DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016 Website :

DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016 Website : PERLINDUNGAN HUKUM CALON JAMAAH HAJI TERKAIT SANTUNAN DAN MANFAAT PT TISAGA MULTAZAM UTAMA DALAM PELAKSANAAN HAJI DI ARAFAH DAN MINA Shella Novirizdya*, Suradi, R. Suharto Program Studi S1 Ilmu Hukum,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERJALANAN IBADAH UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERJALANAN IBADAH UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERJALANAN IBADAH UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.760, 2015 KEMENAG. Ibadah Haji Khusus. Penyelenggaraan.Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

Lebih terperinci

2016, No tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 141, Tambahan Lembaran

2016, No tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 141, Tambahan Lembaran No.383, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG.Biaya. Penyelenggaraan Ibadah Haji. Pembiayaan dan Penggunaan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBIAYAAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5061);

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5061); PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia berdasarkan catatan The Pew Forum on Religion & Public Life pada

BAB I PENDAHULUAN. dunia berdasarkan catatan The Pew Forum on Religion & Public Life pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang memiliki populasi Muslim terbesar di seluruh dunia berdasarkan catatan The Pew Forum on Religion & Public Life pada 2010. 3 Menurut

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara Republik Indonesia menjamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh setiap orang Islam yang memenuhi syarat 1 yaitu baik secara finansial, fisik, maupun mental,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara Republik Indonesia menjamin

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia menjamin

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN IBADAH HAJI DAN PENYELENGGARAAN UMRAH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN IBADAH HAJI DAN PENYELENGGARAAN UMRAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN IBADAH HAJI DAN PENYELENGGARAAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.898, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Haji. Penyelenggaraan. Reguler. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI REGULER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan jamaah ibadah umrah dan haji dalam beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan jamaah ibadah umrah dan haji dalam beberapa tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan jamaah ibadah umrah dan haji dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi sesuatu yang istimewa bagi setiap muslim di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh merupakan tugas nasional karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh merupakan tugas nasional karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh merupakan tugas nasional karena jumlah jemaah haji dan umroh Indonesia yang sangat besar, melibatkan berbagai instansi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Biaya. Ibadah Haji Khusus. Pembayaran.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Biaya. Ibadah Haji Khusus. Pembayaran. No.373, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Biaya. Ibadah Haji Khusus. Pembayaran. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kuota jemaah haji dan umrah terbanyak yang diberikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dengan kuota jemaah haji dan umrah terbanyak yang diberikan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hingga tahun 2016, tercatat bahwa Indonesia merupakan negara dengan kuota jemaah haji dan umrah terbanyak yang diberikan oleh Pemerintah Arab Saudi. Setiap tahunnya,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara Republik Indonesia menjamin

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun

2016, No Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun No.534, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Ibadah Haji Reguler. Penyelenggaraan. Perubahan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara Republik

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH

MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 371 TAHUN 2002 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dengan pemberlakuan Keputusan Menteri Agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud dari Bhineka Tunggal Ika, kekayaan yang harus dipelihara sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud dari Bhineka Tunggal Ika, kekayaan yang harus dipelihara sebagai alat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai suku dan etnis yang masingmasing nya memiliki agama ataupun aliran kepercayaan yang diyakini. Kemajemukan ini

Lebih terperinci

SYARAT KETENTUAN UMRAH PROMO (SKUP) 2018 FIRST TRAVEL

SYARAT KETENTUAN UMRAH PROMO (SKUP) 2018 FIRST TRAVEL SYARAT KETENTUAN UMRAH PROMO (SKUP) 2018 FIRST TRAVEL 1. Umrah Promo yang ini diperuntukan bagi umat yang berpenghasilan minim atau dibawah rata-rata dan sangat berniat ingin menunaikan Ibadah Umrah dengan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGELOLAAN IBADAH HAJI DAN PENYELENGGARAAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGELOLAAN IBADAH HAJI DAN PENYELENGGARAAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENGELOLAAN IBADAH HAJI DAN PENYELENGGARAAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:a. bahwa negara

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace dicabut: UU 13-2008 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 53, 1999 AGAMA. IBADAH HAJI. Umroh. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik

Lebih terperinci

Outreach Umrah. Sosialisasi Prduk Hukum Tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah. By: Direktur Pembinaan Haji dan Umrah, Muhajirin Yanis

Outreach Umrah. Sosialisasi Prduk Hukum Tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah. By: Direktur Pembinaan Haji dan Umrah, Muhajirin Yanis Outreach Umrah Sosialisasi Prduk Hukum Tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah By: Direktur Pembinaan Haji dan Umrah, Muhajirin Yanis FUNDAMEN PENYELENGGARAAN HAJI/UMRAH Lima Budaya Kerja Lima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi sangat mempengaruhi perkembangan alat transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi waktu dan kecepatan. Semakin canggihnya

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENGANGKATAN DAN PELAKSANAAN TUGAS TIM PEMANDU HAJI DAERAH DAN TIM KESEHATAN HAJI DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia menjamin kemerdekaan warga negaranya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil Perusahaan TX Travel Sriwijaya merupakan salah satu dari cabang TX Travel dan merupakan cabang yang ke-183 dari 230 cabang yang ada saat ini. TX Travel Sriwijaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keharusan untuk melangsungkan kehidupan bersama merupakan permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Keharusan untuk melangsungkan kehidupan bersama merupakan permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah S.W.T menciptakan manusia sebagai makhluk sosial, sehingga dapat dipastikan manusia tidak dapat hidup seorang diri tanpa kehadiran manusia lain. Keharusan

Lebih terperinci

2017, No tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 13 T

2017, No tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 13 T No.445, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Ibadah Haji Khusus. Perubahan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI AGAMA NOMOR

Lebih terperinci

BAB IV PELAYANAN JAMA AH HAJI PT. FATIMAH ZAHRA SEMARANG

BAB IV PELAYANAN JAMA AH HAJI PT. FATIMAH ZAHRA SEMARANG BAB IV PELAYANAN JAMA AH HAJI PT. FATIMAH ZAHRA SEMARANG A. Pendaftaran Pendaftaran jama ah haji bisa dilakukan kapan saja baik melalui on line ataupun datang langsung ke kantor PT. Fatimah Zahra Semarang

Lebih terperinci

SYARAT KETENTUAN UMRAH PROMO (SKUP) FIRST TRAVEL

SYARAT KETENTUAN UMRAH PROMO (SKUP) FIRST TRAVEL SYARAT KETENTUAN UMRAH PROMO (SKUP) FIRST TRAVEL 1.Paket Umrah Promo ini diperuntukan bagi umat yang berpenghasilan minim atau dibawah ratarata dan sangat berniat ingin menunaikan Ibadah Umrah dengan harga

Lebih terperinci

MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 396 TAHUN 2003. TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 371 TAHUN 2002 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH MENTERI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN PELAKU USAHA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN PELAKU USAHA BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN PELAKU USAHA 2.1 Perlindungan Hukum Perlindungan hukum adalah segala bentuk upaya pengayoman terhadap harkat dan martabat manusia serta pengakuan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia menjamin

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN IBADAH UMRAH: AKAR MASALAH DAN PENANGANANNYA 13

PENYELENGGARAAN IBADAH UMRAH: AKAR MASALAH DAN PENANGANANNYA 13 Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Gd. Nusantara I Lt. 2 Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta Pusat - 10270 c 5715409 d 5715245 m infosingkat@gmail.com BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL KAJIAN SINGKAT TERHADAP

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara menjamin

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2009 PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2009 PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2008 TERHADAP PELAYANAN JAMA AH HAJI DI KENMENAG KOTA SEMARANG

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2008 TERHADAP PELAYANAN JAMA AH HAJI DI KENMENAG KOTA SEMARANG BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2008 TERHADAP PELAYANAN JAMA AH HAJI DI KENMENAG KOTA SEMARANG A. Muatan UU. No. 13 Tahun 2008 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG NOMOR TAHUN TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 371 TAHUN 2002 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 371 TAHUN 2002 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 371 TAHUN 2002 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA Menimbang bahwa dengan pemberlakuan Keputusan Menteri Agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk negara dengan penduduk yang mayoritas beragama

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk negara dengan penduduk yang mayoritas beragama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia termasuk negara dengan penduduk yang mayoritas beragama Islam. Hasil sensus penduduk Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah pemeluk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap muslim yang mampu, dan apabila ia melaksanakan haji kembali itu sifatnya

BAB I PENDAHULUAN. setiap muslim yang mampu, dan apabila ia melaksanakan haji kembali itu sifatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam agama Islam, setiap muslim diwajibkan melaksanakan Rukun Islam. Salah satu dari rukun tersebut yaitu melaksanakan ibadah haji bagi setiap muslim yang mampu. Ibadah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu sektor ekonomi yang mampu untuk terus berekspansi juga melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu sektor ekonomi yang mampu untuk terus berekspansi juga melakukan 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN Selama enam dekade terakhir, pariwisata telah membuktikan diri sebagai salah satu sektor ekonomi yang mampu untuk terus berekspansi juga melakukan diversivikasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. A. Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Ojek Online (GO-JEK)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. A. Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Ojek Online (GO-JEK) 55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Ojek Online (GO-JEK) Pada perkembangannya GOJEK telah resmi beroperasi di 10 kota besar di Indonesia, termasuk Jakarta,

Lebih terperinci

AKIBAT HUKUM TERHADAP PELAKU USAHA YANG MENJUAL MAKANAN KADALUWARSA

AKIBAT HUKUM TERHADAP PELAKU USAHA YANG MENJUAL MAKANAN KADALUWARSA AKIBAT HUKUM TERHADAP PELAKU USAHA YANG MENJUAL MAKANAN KADALUWARSA Oleh Gek Ega Prabandini I Made Udiana Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT This study, entitled "Effects Against

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 17 TAHUN 1999 (17/1999) TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 17 TAHUN 1999 (17/1999) TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 17 TAHUN 1999 (17/1999) TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia menjamin kemerdekaan

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN BARANG ELEKTRONIK YANG TIDAK MENDAPATKAN KARTU JAMINAN ATAU GARANSI

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN BARANG ELEKTRONIK YANG TIDAK MENDAPATKAN KARTU JAMINAN ATAU GARANSI PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN BARANG ELEKTRONIK YANG TIDAK MENDAPATKAN KARTU JAMINAN ATAU GARANSI Oleh Luh Gede Wendy Wahyundari I Gede Putra Ariana Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

2 menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 142); 2. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2014 tentang Keuangan Haji (Lembara

2 menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 142); 2. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2014 tentang Keuangan Haji (Lembara No.1041, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Ibadah Haji. Petugas Pengawasan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PETUGAS PENGAWASAN PENYELENGGARAAN IBADAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barang menurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya pada. ditangguhkan sampai waktu yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. barang menurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya pada. ditangguhkan sampai waktu yang akan datang. BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Istishna merupakan kontrak penjualan antara pembeli dan pembuat barang. Dalam kontrak ini, pembuat barang menerima pesanan dari pembeli. Pembuat barang lalu berusaha

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.4845 KESRA. IBADAH HAJI. Penyelenggaraan. Pengelolaan. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 60) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

2016, No atas Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji menjadi Undang-Undang 2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tah

2016, No atas Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji menjadi Undang-Undang 2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tah BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 233, 2016 KEMENAG. Barang/Jasa. Ibadah Haji. Penyediaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENYEDIAAN BARANG/JASA DALAM

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SOP PENDAFTARAN IBADAH HAJI REGULER DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG DAN IBADAH HAJI PLUS DI PT. KAISA ROSSIE SEMARANG

BAB IV ANALISIS SOP PENDAFTARAN IBADAH HAJI REGULER DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG DAN IBADAH HAJI PLUS DI PT. KAISA ROSSIE SEMARANG 72 BAB IV ANALISIS SOP PENDAFTARAN IBADAH HAJI REGULER DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG DAN IBADAH HAJI PLUS DI PT. KAISA ROSSIE SEMARANG 4.1. Aplikasi SOP Pendaftaran Ibadah Haji Reguler Di Kementerian

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Nur Ramadhan Wisata adalah penyelenggara Umroh dan Haji Khusus dengan izin operasional resmi dari Kementrian Agama dengan No Izin Haji PHU / HK.208

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih besar dibandingkan dengan negara-negara muslim lainnya. Haji

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih besar dibandingkan dengan negara-negara muslim lainnya. Haji 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menunaikan ibadah haji merupakan kewajiban bagi kaum muslimin di seluruh dunia dan Indonesia, dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, maka Indonesia mendapatkan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DIREKTORAT JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DIREKTORAT JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA Republik Indonesia Kementerian Agama KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DIREKTORAT JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA 1 DASAR HUKUM UU NOMOR 13 TAHUN 2008 A.

Lebih terperinci

Apa itu migrasi? Apakah Migrasi Tenaga Kerja? Migrasi adalah tindakan berpindah ke tempat lain baik di dalam satu negara maupun ke negara lain.

Apa itu migrasi? Apakah Migrasi Tenaga Kerja? Migrasi adalah tindakan berpindah ke tempat lain baik di dalam satu negara maupun ke negara lain. Apa itu migrasi? Migrasi adalah tindakan berpindah ke tempat lain baik di dalam satu negara maupun ke negara lain. Apakah Migrasi Tenaga Kerja? 1 Manfaat Bekerja ke Luar Negeri Membantu ekonomi keluarga.

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP PENJUALAN KOSMETIK YANG TIDAK DISERTAI DENGAN KEJELASAN LABEL PRODUK DI DENPASAR

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP PENJUALAN KOSMETIK YANG TIDAK DISERTAI DENGAN KEJELASAN LABEL PRODUK DI DENPASAR TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP PENJUALAN KOSMETIK YANG TIDAK DISERTAI DENGAN KEJELASAN LABEL PRODUK DI DENPASAR Oleh: Luh Putu Budiarti I Gede Putra Ariana Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa negara Republik Indonesia menjamin kemerdekaan warga negaranya

Lebih terperinci

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARA HAJI KHUSUS DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut jurnal Lefeuvre (1980) Wisata religius adalah salah satu jenis

BAB I PENDAHULUAN. Menurut jurnal Lefeuvre (1980) Wisata religius adalah salah satu jenis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut jurnal Lefeuvre (1980) Wisata religius adalah salah satu jenis kegiatan pariwisata yang mencakup berbagai tempat suci (holy place) dan situs ziarah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Umroh merupakan salah satu kegiatan ibadah dalam agama islam. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Umroh merupakan salah satu kegiatan ibadah dalam agama islam. Dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Umroh merupakan salah satu kegiatan ibadah dalam agama islam. Dalam pelaksanaan teknisnya umroh hampir mirip dengan ibadah haji, namun yang membedakan adalah

Lebih terperinci

Buku Panduan Asuransi Jiwa Jemaah dan Petugas Haji Indonesia Tahun 1436 H / 2015 M

Buku Panduan Asuransi Jiwa Jemaah dan Petugas Haji Indonesia Tahun 1436 H / 2015 M Buku Panduan Asuransi Jiwa Jemaah dan Petugas Haji Indonesia Tahun 1436 H / 2015 M Assalamu alaikum wr.wb. Alhamdulillah wa syukru lillah, Kami telah menyelesaikan Buku Panduan Asuransi Jemaah dan Petugas

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2008 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman yang serba modern ini, perkembangan teknologi digital semakin maju dengan begitu pesat. Hampir meliputi sebagian besar bidang kehidupan seperti pemerintahan,

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN DAN PELAYANAN HAJI DI DAERAH

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN DAN PELAYANAN HAJI DI DAERAH SALINAN PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN DAN PELAYANAN HAJI DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR MALUKU, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DHARMASRAYA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERJANJIAN BAKU DALAM HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

PERJANJIAN BAKU DALAM HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN PERJANJIAN BAKU DALAM HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN Oleh : I Gusti Ayu Ratih Pradnyani I Gusti Ayu Puspawati Ida Bagus Putu Sutama Program Kekhususan Hukum Bisnis, Fakultas Hukum, Universitas Udayana ABSTRACT

Lebih terperinci

Seminar Perencanaan Ibadah

Seminar Perencanaan Ibadah Seminar Perencanaan Ibadah P e r h a t i a n : Rasullah SAW Bersabda : Dari satu umrah ke umrah lainnya adalah penghapusan dosa-dosa di antara keduanya dan haji yang mabrur tidak mempunyai balasan kecuali

Lebih terperinci

Buku Panduan Asuransi Jiwa Jemaah Haji Khusus Indonesia Tahun 1437 H / 2016 M

Buku Panduan Asuransi Jiwa Jemaah Haji Khusus Indonesia Tahun 1437 H / 2016 M Buku Panduan Asuransi Jiwa Jemaah Haji Khusus Indonesia Tahun 1437 H / 2016 M Assalamu alaikum wr.wb. Alhamdulillah wa syukru lillah, kami telah menyelesaikan Buku Panduan Asuransi Jemaah Haji Khusus Indonesia

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2

2016, No Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2 No.1052, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Visa Tinggal Terbatas. Permohonan dan Pemberian. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.118, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Penyelenggaraan. Pengusahaan. Angkutan Multimoda. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 8 TAHUN 2012 TENTANG

Lebih terperinci

PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU USAHA TERHADAP MIRAS TIDAK BERLABEL DI LIHAT DARI UNDANG UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU USAHA TERHADAP MIRAS TIDAK BERLABEL DI LIHAT DARI UNDANG UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU USAHA TERHADAP MIRAS TIDAK BERLABEL DI LIHAT DARI UNDANG UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN Oleh Anak Agung Gede Adinanta Anak Agung Istri Ari Atu Dewi Bagian Hukum Bisnis Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hayati yang tinggi yaitu berupa sumber daya alam yang berlimpah, baik di

BAB I PENDAHULUAN. hayati yang tinggi yaitu berupa sumber daya alam yang berlimpah, baik di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Studi Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi yaitu berupa sumber daya alam yang berlimpah, baik di daratan, udara, maupun

Lebih terperinci

BUPATI MAMUJU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBIAYAAN TRANSPORTASI JAMAAH HAJI DAERAH

BUPATI MAMUJU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBIAYAAN TRANSPORTASI JAMAAH HAJI DAERAH BUPATI MAMUJU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBIAYAAN TRANSPORTASI JAMAAH HAJI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAMUJU UTARA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2014

PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2014 PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2014 http://www.tribunnews.com I. PENDAHULUAN Negara kesatuan Republik Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar

Lebih terperinci

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2010 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1431 H/2010 M

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2010 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1431 H/2010 M PERATURAN PRESIDEN NOMOR 51 TAHUN 2010 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1431 H/2010 M DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa untuk kelancaran dan ketertiban penyelenggaraan

Lebih terperinci

Pusat Layanan Asuransi Jiwa Jemaah Haji AMANAH (Bebas Pulsa)

Pusat Layanan Asuransi Jiwa Jemaah Haji AMANAH (Bebas Pulsa) Buku Panduan Asuransi Jiwa Haji Indonesia Tahun 1438 H / 2017 M Pusat Layanan Asuransi Jiwa Jemaah Haji 0800-1-262624 0800-1-AMANAH (Bebas Pulsa) Buku Panduan Asuransi Jiwa Haji Indonesia Tahun 1438 H

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PENCANTUMAN KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI DIHUBUNGKAN DENGAN BUKU III BURGERLIJK

BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PENCANTUMAN KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI DIHUBUNGKAN DENGAN BUKU III BURGERLIJK 43 BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PENCANTUMAN KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI DIHUBUNGKAN DENGAN BUKU III BURGERLIJK WETBOEK JUNCTO UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar penduduk Indonesia beragama Islam, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Ibadah haji dan umroh adalah ibadah

Lebih terperinci

UPAYA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DITINJAU DARI UNDANG UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

UPAYA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DITINJAU DARI UNDANG UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN UPAYA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DITINJAU DARI UNDANG UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN Oleh: Wahyu Simon Tampubolon, SH, MH Dosen Tetap STIH Labuhanbatu e-mail : Wahyu.tampubolon@yahoo.com ABSTRAK Konsumen

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG PENYEDIAAN TRANSPORTASI UDARA BAGI JEMAAH HAJI REGULER

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG PENYEDIAAN TRANSPORTASI UDARA BAGI JEMAAH HAJI REGULER PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG PENYEDIAAN TRANSPORTASI UDARA BAGI JEMAAH HAJI REGULER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

2 4. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 60, Tambahan Lembaran

2 4. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 60, Tambahan Lembaran BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.804, 2015 KEMENAG. Ibadah Haji. Reguler. Penyelenggaraan. Perubahan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN PENGAWASAN TERHADAP PENYELENGGARAAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDON

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN PENGAWASAN TERHADAP PENYELENGGARAAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDON LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.30, 2015 TENAGA KERJA. Pengawasan. Penempatan. Perlindungan. Luar Negeri. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5660) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang P

2017, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang P No.1700, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Dana Haji. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN DANA HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1962 tentang Karantina Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 3, Tambahan Lembaran

2016, No Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1962 tentang Karantina Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 3, Tambahan Lembaran BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.578 2016 KEMKES. Vaksinasi Internasional. Sertifikat. Pemberian. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN SERTIFIKAT

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PENGAWASAN TERHADAP PENYELENGGARAAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Menetapkan 5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fung

Menetapkan 5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fung PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2005 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2005 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2005 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk memberikan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.338, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Transportasi. Darat. Jamaah Haji. Penyediaan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYEDIAAN TRANSPORTASI DARAT

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PUSAT KESEHATAN HAJI TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN KINERJA PUSAT KESEHATAN HAJI TAHUN ANGGARAN 2016 LAPORAN KINERJA PUSAT KESEHATAN HAJI TAHUN ANGGARAN 2016 SISTEMATIKA 1.Evaluasi Pelayanan Kesehatan Haji Tahun 2016: a.penyelenggaraan Kesehatan Haji b.tantangan c.capaian d.upaya Peningkatan 2.Kesiapan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 38 2015 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN BIAYA TRANSPORTASI HAJI DI KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI,

Lebih terperinci